TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tak usah memuji muluk-muluk. sekarang kita mengadu
tangan caranya bagaimana ? Apa satu demi satu maju atau
kalian maju sekaligus melawan aku si bocah ?" tanya Lo In .
Kembali dua kakek itu mesti mengalami ejekan Lo In .
Dalam hati masing-masing gemas dan berjanji akan
melampiaskan kegemasannya dengan membunuh si anak
kecil.
"Anak bau " bentak sim Leng yang jadi sangat gusar
mendengar perkataan Lo In yang sombong.
"Asal kau dapat menyambuti tiga kali seranganku tanpa kau
menghilang mengandalkan kegesitanmu, aku sim Leng akan
berlutut didepanmu mengaku takluk "
"Bagus " sahut Lo In seraya ketawa haha hihi.
"Dan kau, bagaimana ?" ia menanya pada sim Liang yang
tercengang mendengar perkataan adiknya itu kalau ia berhasil
merobohkan si anak kecil, kalau tidak dalam tiga serangannya
itu, bagaimana nanti adiknya berlutut menyatakan takluk
didepannya satu anak kecil yang pantas menjadi cucunya ?
Tempat ia gelagapanjuga ditanya oleh Lo In . Akhirnya ia
menyahut,
"Aku tidak berjanji demikian, kalau kau tahan dengan tiga
kali seranganku."
"Baiklah." sahut Lo In .
"Mari kita mulai "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sim Leng tampak sudah berhadapan dengan Lo In yang
tenang-tenang saja tidak memasang kuda-kuda segala yang
umumnya biasa digunakan dalam menghadapi pertempuran.
"Kau sudah siap ?" tanya sim Leng, suaranya sangat
gemas.
"Kau boleh mulai, kakek manis " Lo In menggodai hingga si
kakek melotot matanya.
sim Leng mengerahkan lwekangnya yang maha dahsyat,
dengan teleng as ia menyerang ke arah dada lawan. Lo In
geser kaki kirinya berkelit, berbareng tangan kanannys
menepuk perlahan lengan sim Leng yang nyelonong
kehilangan sasaran, meskipun tepukan perlahan, cukup
membuat sim Leng kehilangan imbangan dan badannya
terjerumus ke depan hingga hidungnya mencium sampai
besot.
Cepat sim Leng bangun lagi.
"Anak kau, kau mengingkari janji " bentaknya.
"Aku mengingkari janji bagaimana ?" tanya Lo In heran.
"Kau janji tidak akan menghilang dari depanku, kenapa kau
barusan berkelit ?" tegur sim Leng dengan tidak tahu malu.
"Aku berkelit, bukannya menghilang Apa kau mau aku diam
saja diserang olehmu ?"
"Aku sudah tahu, kenapa kau mengingkari janji ?"
Lo In benar-benar heran atas jawaban si kakek. Mereka
sudah janji Lo In tidak boleh menghilang bukannya tidak boleh
berkelit. Tapi kelitan Lo In barusan dimasukkan dalam istilah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghilang, terang si kakek sangat licik dan mau menang
sendiri.
Tapi Lo In tidak takut. Ia tertawa berkakakan, kemudian
berkata,
"Baiklah, kalau kau mau aku diam saja diserang olehmu,
cuma kau menyerang jangan kencang2, nanti isi dadaku bisa
ambrul oleh seranganmu yang dahsyat "
Lo In hanya berkelakar, akan tetapi dianggap serius oleh
sim Leng. Ia anggap Lo In ketakuan dengan serangannya
yang hebat. oleh sebab itu dengan tenaga maksimum ia
hantam dada Lo In dengan kepalan tangannya yang
mengandung lwekang tinggi.
"Dukk " terdengar suara beradunya kepalan mengenai
dada, berbareng tubuhnya sim Leng terpental dan poksay
(jungkir balik) ke belakang kemudian jatuh duduk sambil
memegangi kepalannya yang kesakitan. Dadanya dirasakan
sakit sekali, darahnya seperti bergolak. Peluhnya yang
berbutir-butir seperti kacang kedelai membasahi bajunya,
matanya terbelalak mengawasi dada jago cilik kita yang
tinggal tenang-tenang saja berdiri sambil bersenyum ke
arahnya.
sim Leng lihat senyumannya Lo In itu seperti menagih janji.
Ia menyesal barusan menuruti napsu hatinya, telah berjanji
akan berlutut mengaku takluk pada si bocah manakala dalam
tiga gerakan saja, ia tidak dapat menjatuhkan Lo In . Kini ia
sudah dijatuhkan, tak dapat ia memungkiri janjinya kalau tidak
mau mendapat salah dari si bocah. Maka setelah merasakan
bergolaknya darh dalam dadanya mereda, dengan perlahanTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
lahan ia merangkak menghampiri Lo In , didepannya ia
berlutut dan manggut-manggut.
Lo In jadi repot melihat si kakek berlutut dan manggutmanggut
di depannya.
"Jangan, jangan kau berbuat begini." kata Lo In seraya
lompat ke samping menghindari kehormatan yang sangat
tinggi itu
"sim Lopek, kau mau bikin aku jadi lekas tua karena
perbuatanmu ini ? Lekas bangun "
sim Leng tidak cepat- cepat bangun hingga dengan
menggunakan kepandaiannya yang tinggi Lo In telah angkat
sim Leng bangun walaupun masih dalam keadaan berlutut.
"sungguh hebat........" berkata sim Liang yang menyaksikan
adegan itu, memuji kepada Lo In sedang hatinya diam-diamjeri
untuk sebentar gilirannya mengadu tenaga dengan si bocah
yang ia sangsikan kepandaiannya sukar diukur.
"Toako, aku menyesal telah membuat pamor kita suram
karena ketidakbecusan adikmu " berkata sim Leng ketika ia
menghampiri kakaknya.
"Kekalahanmu adalah wajar, apanya yang harus disesalkan
?" sahut sang kakak.
"Bagaimana ? sekarang sim Lopek yang tua juga hendak
maju ?" tanya Lo In ketawa.
(Bersambung)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jilid 16
Sim Liang senang hatinya mendengar Lo In menukar
sikapnya demikian ramah. Si bocah sekarang memanggil
padanya Lopek (paman). Meskipun hatinya jeri, ia ingin cobacoba
juga kepandaiannya Lo In. Ia tahu bahwa si bocah tidak
akan mencelakakan dirinya. Maka itu, ia lantas menyahut,
"Adik kecil, kepandaianmu hebat. Tapi Lohu kepingin juga
menjajalnya.Harap adik kecil jangan sampai mencelakakan
Lohu." Lo In ketawa melihat Sim Liang menyeringai
kepadanya. Anak kecil dan kakek dilain detik sudah
berhadapan.
"Lopek boleh mulai." mengundang Lo In.
"Adik kecil, aku tidak ingin berlaku licik seperti yang
barusan diperbuat oleh adikku. Kau tak usah diam saja
sebagai patung untuk menerima serangan, tapi kau boleh
menangkis sesukanya asal jangan menghilang saja. Kalau
dalam gebrakan pertama Lohu jatuh, dalam gebrakan kedua
Lohu masih mau menjajal dengan lain cara. Kalau dalam dua
gebrakan itu Lohu masih tidak bisa berbuat apa-apa pada adik
kecil, dengan suka rela Lohu akan menjura mengaku kalah
pada adik kecil."
"Baiklah, kau ada lebih jujur Lopek " sahut Lo In seraya
melirik pada Sim Leng sehingga ia menjadi malu dilirik si
bocah atas kelakuannya yang curang barusan.
"Awas adik kecil, Lohu mulai " kata Sim Liang berbareng
badannya berputar, tahu-tahu sudah ada disamping Lo In
dengan tangan kanannya ia menggempur lambung si bocah.
Lo In yang tenang-tenang saja melihat badannya si kakek
berputar, sudah lantas gerakkan tangan kirinya untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menekan tangan kanan si kakek yang menggempur
lambungnya. Jari tangan kanannya berbareng dipakai
menyentil jalan darah di pergelangan tangan kiri si kakek yang
dua jarinya hendak menyodok ke arah mata.
Bukan main terkejutnya sim Liang yang dengan sekaligus
serangan kombinasinya dapat dipatahkan oleh si bocah. Ia
rasakan pergelangan tangannya kesemutan dan seperti patah
kena disentil oleh Lo In, hawa panas menyelusup ke ulu
hatinya sedang tangan kanannya yang ditekan berat ribuan
kati oleh tangan Lo In membuat si kakek tidak berdaya. Ia
coba melepaskan diri dari tekanan Lo In dengan enjot
tubuhnya lompat men jauhi si bocah.
sim Liang juga tidak melupakan kelicikannya untuk
menang. setelah mereka merenggang, sim Liang melihat
kesempatan Lo In sedang lengah memandang ke tempatnya
Tonghong Kauwcu, ia kerahkan tenaganya dan menghajar
pundak orang dengan setaker tenaga. Ia kira tulang
pundaknya Lo In berantakan tidak tahan serangan ampuhnya,
tapi matanya jadi terbelalak dan ketakutan tatkala merasakan
tangannya tak dapat ditarik pulang dari pundaknya Lo In yang
barusan ia hajar.
Lo In belagak pilon ketika sim Liang berkutat hendak
menarik pulang tangannya yang melekat pada pundaknya.
sebaliknya sim Liang menjadi ketakutan dan mukanya pucat
ketika merasakan tenaga dalamnya telah molos disedot oleh
Lo In. Makin keras ia mengerahkan lwekangnya, makin keras
nerobos keluar tenaga dalamnya mengalir masuk dalam
dirinya si bocah yang tinggal tenang-tenang saja berdiri
dengan mata memandang ke arahnya Tonghong
Kauwcu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"siaohiap." meratap sim Liang dengan air mata bercucuran.
"Lohu mengaku salah telah membokong siaohiap. Mohon
siaohiap punya belas kasihan membebaskan Lohu. siaohiap.
Lohu minta kemurahan hatimu......."
sim Leng nampak kakaknya meratap dengan bercucuran
air mata, tahu bahwa kakaknya tengah menderita kerugian
sebagai akibat tangannya yang menempel pada bahunya Lo
In.
Ia ingin sekali menerjunkan diri membantu kakaknya, akan
tetapi tidak berani. Ia sudah berlutut mengaku takluk.
bagaimana ia berani menyerang pula pada Lo In ? Maka
dengan hati yang sangat cemas, ia menyaksikan sang kakak
menderita.
Lo In seorang yang paling lembek hatinya kalau
menghadapi kelunakan, sebaliknya paling nakal dan
berandalan kapan menghadapi kelakuan kasar. Maka
sekarang ia melihat sim Liang meratap dengan bercucuran air
mata, hatinya menjadi lemas.
Ia hentikan tenaga menyedotnya, dengan sendirinya tangan
sim Liang yang menempel tadi telah terlepas dari lekatannya
dan sim Liang sempoyongan jatuh duduk. separuh dari
lwekangnya yang ia pupuk puluhan tahun sudah masuk dalam
tubuhnya Lo In.
Masih untung si bocah tidak berbuat kejam. Kalau ia sedot
habis lwekang sim Liang, si kakek akan menjadi orang biasa
lagi dan harus mulai dari mula untuk meyakinkan lwekangnya.
Ia sudah lanjut umurnya, untuk memupuk tenaga dalam yang
dahsyat sampai meminta tempo puluhan tahun, terang ia
sudah keburu mati.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika sim Liang merasa bahwa badannya sudah mulai
kuat bergerak. maka ia sudah lantas bangkit berdiri
menghampiri Lo In. Di depannya ia penuhkan janjinya,
menjura dan manggut-manggut tanda takluk pada si bocah
sakti.
Lo In hanya tertawa tawar.
"sudahlah, jangan pakai banyak peradatan." katanya
seraya meninggalkan si kakek yang masih menjura dan
manggut-manggut kepalanya. Lo In mendongkol juga pada si
kakek. karena diluar dugaan si kakek sama liciknya dengan
adiknya. Barusan, kalau ia tidak punya kepandaian sangat
tinggi, bukan saja ia roboh ditangannya si kakek. malah tulang
pundaknya bakal remuk dan ia bisa-bisa menjadi cacat
sebagai akibat serangan bokongan sim Liang yang maha
dahsyat
Lo In menghampiri Tonghong Kauwcu yang sedang diuruturutjalan
darahnya untuk membebaskan totokan si kakek.
Ternyata Tonghong Kauwcu kena ditotok oleh sim Liang
sedang Teng Hui beruntung dapat membebaskan dirinya dari
ikatan tali tambang yang mengikat ia jadi satu dengan pohon
karena menjilatnya api pada tambang sebelum dikebas padam
oleh jago cilik kita. Teng Hui tidak sempat menyaksikan
jalannya pertandingan antara si bocah dan dua kakek jahat itu,
sebaliknya ia memburu pada Kauwcunya yang tidak berkutik
ditotok oleh sim Liang. Ia coba membebaskan sang Kauwcu
dengan jalan mengurut-urut akan tetapi sudah sekian lama ia
tidak berhasil sehingga Teng Hui jadi sangat gelisah. Ketika ia
memutar badannya hendak melihat Lo In, jago cilik kita sudah
berdiri didekatnya. Entah sejak kapan Lo In sudah ada disitu
menonton Teng Hui sedang menolongi Kauwcunya tanpa
hasil.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bukan main girangnya Teng Hui, ia lantas berkata,
"Siaohiap... eh, adik kecil. Bagaimana ini ? Tolong adik
kecil membebaskan Kauwcu."
Lo In ketawa. Ia lalu mendekati sang Kauwcu yang sedang
duduk. la jongkok. tangannya berbareng diulur menepuk bahu
Tonghong Kauwcu perlahan sambil berkata,
" Kauwcu, selamat bertemu " Eh, sungguh ajaib. sebab
seketika itu juga Tonghong Kauwcu bisa membuka mulutnya
bicara dan dengan sendirinya totokan sim Liang bebas.
Kauwcu sekarang dapat bergerak sebagaimana biasa, hanya
ia tak dapat menggerakkan tangan kirinya, salah satu
tulangnya patah rupanya.
Tonghong Kauwcu menatap pada Lo In lalu bertanya pada
Teng Hui,
"Teng Tiang lo, siapa engko kecil ini ? Hebat sekali
kepandaiannya ?"
"Jangan heran, Kauwcu." sahut Teng Hui ketawa. "Dia
adalah Hek-bin Sin-tong..."
Tonghong Kauwcu unjuk paras kaget, kemudian tenang
lagi, lalu berkata,
"sungguh menyesal pertemuan kita pada kejadian begini.
Coba kalau di markas, pasti aku akan menyediakan satu
perjamuan untuk tamu kecil yang tersohor ini. Engko kecil,
terima kasih atas pertolonganmu. Kalau tidak ada kau, pasti
orang-orang Ngo-tok-kauw yang setia akan menjadi bulanbulan
hinaan dari dua kakek jahat itu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ah, urusan kecil." sahut Lo In merendah.
"Asal Kauwcu telah selamat, aku juga sudah merasa
senang. Bagaimana keadaan Kauwcu sekarang ? Aku dengar
Kauwcu dicelakai orang, sungguh beruntung Kauwcu tidak
sampai binasa ditangannya."
"Engko kecil." memotong Tonghong Kauwcu dengan mata
terbelalak heran.
"Kau kata aku dicelakai orang, dari mana kau dapat tahu ini
?"
"Aku sudah tahu, malah orang yang mencelakai Kauwcu
sekarang sudah tidak ada pula diantara kita orang. Hahaha...."
Lo In tertawa berkakakan.
sebenarnya ada pantangan bagi Ngo-tok-kauw, orang
berkakakan ketawa didepannya Kauwcu hingga Teng Hui
pucat wajahnya. Dikuatirkan Kauwcu akan marah dan
bertengkar dengan si bocah wajah hitam yang telah menolong
mereka.
Ternyata Tonghong Kauwcu juga bisa membawa diri,
nampak Lo In ketawa berkakakan, ia juga terbahak-bahak.
lalu menanya,
"syukur si jahat itu sekarang sudah mampus. siapa yang
sudah mengirim rohnya dia ke akherat, engko kecil ?"
"Kauwcu boleh tanya saja pada Teng Tianglo." sahut Lo In.
Teng Hui melengak. Ia lalu menanya, "Adik kecil,
bagaimana aku bisa menerangkan pada Kauwcu, sedang aku
tidak tahu orang yang mencelakakan Kauwcu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Paman Teng, kau masih belum berapa tua. Kenapa
sampai lupa kepada Coa Keng ?" mengingatkan Lo In kepada
Teng Hui.
Baru sekarang Teng Hui ingat bahwa si bocah pernah cerita
sepintas lalu bahwa orang yang mencelakai Kauwcu adalah
Coa Keng.
Lalu Teng Hui menceritakan bagaimana ia dengan kawankawannya
dihasut untuk menghadapi Lo In yang dikatakan
telah menghina nama Ngo-tok-kauw.
Demikian pandainya Coa Keng menjual omongannya
hingga mereka menjadi panas dan akhirnya telah mengeroyok
Lo In. Namun si jago cilik terlalu kuat dan mereka telah
dirobohkan dengan mudah. Lalu Coa Keng hendak
mengganggu isteri orang telah dipersen tendangan oleh Lo In
hingga menemui ajalnya. satu persatu diceritakan tegas oleh
Teng Hui kepada ketuanya, Tonghong Kauwcu yang
termangu-mangu mendengarnya. Terdengar ia menghela
napas tatkala Teng Hui sudah habis menutur.
" Engko kecil, terima kasih atas pertolonganmu sudah
mengirim rohnya si jahat menghadap Giam-lo-ong. Namun
bagaimana ya....?" Tonghong Kauwcu terputus bicaranya.
Teng Hui kaget mendengar ketuanya tidak melanjutkan
bicaranya.
Ia ingin menanyakan apa-apa kepada sang ketua, akan
tetapi tidak berani. Maka ia hanya menatap saja pada
wajahnya Tonghoang Kim yang saat itu kelihatan agak
gelisah. Lo In juga tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh
sang Kauwcu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Tonghong Kauwcu memandang wajahnya Lo In
dan berkata, " Engko kecil, apakah mayatnya Coa Keng telah
dikuburkan ?"
"Aku sendiri tidak mengubur mayatnya. Waktu kami
berangkat meninggalkannya, aku lihat mayatnya masih
terkapar." menerangkan Lo In.
Teng Hui juga menyatakan bahwa mereka tidak menaruh
perhatian atas mayatnya bekas kawan itu karena mereka
gemas akan kelakuannya Coa Keng yang licik dan jahat.
" Celaka " tiba-tiba sang Kauwcu berkata.
"Bagaimana ini, pasti ada orang lain yang mengambilnya.
Teng Tiang lo, bagaimana baiknya ini ?"
Tonghong Kin kelihatan sangat gelisah setelah mendengar
mayatnya Coa Keng tidak dikebumikan.
"Kauwcu maksudkan apa ?" tanya Teng Hui memberanikan
hati menanya.
"say-cu-leng, say-cu-leng tentu diambil orang lain. Barang
itu ada pada badannya Coa Keng. Kalau dia tidak dikubur,
pasti ada orang yang menggeledah badannya dan dapatkan
barang itu. Celaka. Pasti perkumpulan kita akan mengalami
bencana kalau say-cu-leng jatuh kepada orang yang jahat "
Teng Hui kebingungan. Ia merasa menyesal bahwa ia tidak
menggeledah mayatnya Coa Keng. Kalau tidak. tentu ia sudah
dapatkan barang yang paling dipuja itu dalam
perkumpulannya. sekarang untuk mencari mayatnya Coa
Keng ke sana sudah tidak mungkin. Tentu orang sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendahului mengambil say-cu-leng dari badannya. Dua orang
Ngo-tok-kauw itu sangat gelisah kelihatannya.
Lo In seketika ingat akan barang-barang yang ia dapatkan
dalam lubang dari kuburan tua. Lalu ia berkata,
"Aku ada barang-barang ini yang kuketemukan dalam
kuburan tua ialah dalam sebuah tempat Coa Keng menyimpan
harta. Apakah Kauwcu bida ketemukan say-cu-leng
diantaranya, kau tidak tahu."
Lo In sambil berkata telah merogoh keluar semua permata
yang ia dapat keluarkan dari lubang di kuburan tua. Ia
perlihatkan kepada Tonghong Kauwcu. Tampak sang ketua
kegirangan karnea ia melihat ada tusuk konde, kalung dan
anting-anting yang ia kenali adalah miliknya, pengasih dari
teman-temannya dalam hari ulang tahun Ngo-tok-kauw. Tapi
kemudian ia kerutkan alisnya ketika ia tidak dapatkan Say-culeng
diantara begitu banyak perhiasan.
Terdengar ia menghela napas.
"Barang itu tidak ada disini." kata Tonghong Kauwcu seraya
menyerahkan kembali pada Lo In seakan-akan tidak
membutuhkan barang-barang perhiasan yang tidak ternilai
harganya itu.
" Kauwcu, inilah semua milikmu. Kenapa kau dorong lagi
padaku ?"
"Engko kecil, kau ambil semua. Aku tidak memerlukan yang
begituan." sahut Tonghong Kauwcu seraya kembali terdengar
ia menghela napas.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In kebingungan, barang-barang itu diberikan kepadanya.
Ketika ia mau membuka mulut pula ia melihat Teng Hui
mengedipi matanya sambil berkata,
"Adik kecil, hadiah Kauwcu merupakan barang yang sudah
hilang, tak dapat kita kembalikan. Kalau kita mengembalikan
berarti kita memandang rendah kepada Kauwcu dan dapat
membuat tidak senang hatinya."
Lo Injadi melengak mendengar perkataannya Teng Hui.
Ia tidak menduga kalau aturan dalam Ngo-tok-kauw
demikian kerasnya. Barang yang sudah dihadiahkan oleh
Kauwcu dianggap sudah hilang, kalau dikembalikan akan
melukai hati sang Kauwcu. Maka apa boleh buat Lo In
masukkan pula ke dalam kantongnya. Tetapi ketika ia
keluarkan tangannya, ia merasa meraba.....
Ia kaget, cepat ia rogoh keluar dan diangsurkan kepada
sang Kauwcu sambil berkata,
"Kauwcu, masih ada bungkusan ini. Entah didalamnya ada
isi apa, sebab aku sendiri belum pernah membukanya. Coba
Kauwcu buka. siapa tahu ada barang yang lagi dicari oleh
Kauwcu."
Dengan ogah-ogahan Tonghong Kauwcu menyambuti
bungkusan kecil itu.
Waktu ia membukanya, selapis demi selapis kain yang
membungkusnya, hatinya tiba-tiba berdebaran dan menaruh
harapan besar. Benar saja, ketika lapisan penghabisan
dibukanya, ia dapatkan satu singa-singaan kecil, berbentuk
gandulan kalung leher. Kecil bentuknya tapi cahayanya
mengkeredep terang oleh sorotnya matahari.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Engko kecil, inilah barangnya " seru Tonghong Kauwcu
kegirangan. Ia bangkit berdiri dan merangkul Lo In dengan
penuh kegirangan.
"Aduh " dengan tiba-tiba Kauwcu mengaduh. Ia merasakan
sakit pada bagian sikut dari tangan kirinya.
" Kauwcu, mari aku periksa tanganmu." kata Lo In ketika
mendengar orang mengaduh.
Tonghong Kauwcu lantas angsurkan tangannya yang sakit
untuk diperiksa Lo In. Si bocah lihat tidak parah lukanya sang
Kauwcu, maka ia berkata,
" Kauwcu, asal kau berani tahan sedikit, aku tanggung
sekarang juga tanganmu akan sembuh."
"Begitu sakti kepandaianmU engko kecil ?" kata Tonghong
Kauwcu heran.
"Aku bukannya sakti, hanya dari pengalaman aku dapat
mengobati lukamu dengan mudah."
Tonghong Kauwcu belum mau percaya, tapi ia toh
mengangsurkan lengannya dan berkata,
" Engko kecil, berbuatlah kebaikan untuk Kauwcu dari Ngotok-
kauw. Aku tidak akan mengeluh kesakitan sepanjang kau
mengobati lukaku "
Lo In tidak main seeji-seeji lagi. Ia sudah lantas
menyambut, lengannya Kauwcu.
Perlahan-lahan ia geserkan tulang yang menyilang pada
tempatnya hingga bukan main sakitnya. Tapi Tonghong
Kauwcu telah buktikan perkataannya, ia tidak mengeluh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kesakitan sekalipun tubuhnya mandi keringat lantaran
menahan rasa sakit itu.
"Kau makan obatku, besok pada waktu seperti sekarang,
tanganmu dapat digeraki lagi sebagaimana biasa. Cuma saja,
paling baik tanganmu itu dikasih mengasoh sedikitnya tujuh
hari supaya duduknya tulang yang nyengsol itu melekat
kembali. setelah itu, Kauwcu dapat gerakkan kembali sesuka
hatimu. Tanggung lenganmu itu kokoh kuat seperti sebelum
terluka."
Lo In kata sambil membuka tutupnya peles kecil dan
keluarkan dua butir pil bikinannya dari resep Liok sinshe, lalu
menyerahkan kepada Tonghong Kauwcu yang seketika itu
juga lantas dimasukkan ke mulutnya untuk ditelan dengan
ludah sebagai pengantarnya sebab disitu tidak kedapatan air.
Tonghong Kauwcu sangat percaya kepada bocah cilik ini,
yang kepandaiannya luar biasa. Pada waktu itu Teng Hui baru
ingat akan kawan-kawannya yang kena ditotok. Maka ia lalu
minta pertolongannya Lo In untuk membebaskannya.
Lo In tidak keberatan meluluskan permintaan tolong Teng
Hui. sebentar saja dengan kebasan lengan bajunya, Lo In
sudah dapat membebaskan sembilan orang Ngo-tok-kauw
yang pada rebah malang melintang.
Kembali adegan itu telah membikin Tonghong Kauwcu
makin kagum atas kesaktiannya si bocah. Di lain detik tiba-tiba
ia menghela napas hingga Teng Hui dan Lo In menjadi kaget.
Lo In menanya,
" Kauwcu, barusan kau ketawa- ketawa gembira. Kenapa
sekarang kau menghela napas ? Apakah ada sesuatu hal
yang kau sukar atasi ? Aku bersedia menolongnya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Terima kasih, engko kecil." sahut Tonghong Kauwcu.
"Aku maksudkan dua kakek itu, sayang merat. Kalau tidak
mereka harus menerima hukuman menurut undang-undang
dari perkumpulan kami."
Teng Hui juga baru ingat akan dua kakek she sim itu karena
selama itu perhatiannya selalu ditumplek untuk menolong
pada Kauwcunya saja. Malah ia baru ingat akan temantemannya
yang dalam keadaan tertotok ketika sudah melihat
Kauwcunya tertolong.
sementara orang-orang yang tertotok itu pada datang
mengunjuk hormat pada Kauwcunya, Lo In sedang ngomongngomong
dengan Teng Hui.
Menurut cerita Teng Hui, dua kakek she sim itu datang dari
Hek-liong-tong (gua naga hitam). Penghuni dalam gua itu
semuanya ada tiga orang, dua ialah dua saudara she sim,
sedang yang satunya lagi adalah seorang wanita she siang
yang bernama Niang Niang. Tiga orang itu yang merupakan
dua kakek dan satu nenek. terkenal dengan sebutan Hekliong-
tong sam-lo aatu Tiga orang tua dari gua naga hitam-
Mereka bertiga satu perguruan, yang paling lihai adalah yang
perempuan yang bernama siang Niang Niang dengan julukan
Tui Hun Lolo (si Nenek Pengejar roh). Ia adalah sumoay dari
dua kakek tersebut dan sangat disayang oleh mereka.
Menurut kabar diantara dua kakek dan si nenek itu telah terjadi
kisah asmara pada waktu mudanya.
sim Liang dan sim Leng masuk Ngo-tok-kauw kira-kira dua
minggu sejak Tonghong Kauwcu diangkat menjadi Kauwcu.
Berkat kepandaiannya, maka kedua kakek itu telah dikasih
jabatan penting dalam Ngo-tok-kauw. Tonghong Kin begitu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
baik kepada mereka, tidak tahunya dua kakek itu masuk Ngotok-
kauw dengan maksud kurang baik. Mereka bermaksud
merampas kedudukan Kauwcu dan mau mengepalai Ngo-tokkauw
dengan sepak terjangnya yang menghebohkan dunia
persilatan.
setelah Teng Hui bercerita, lalu Tonghong Kauwcu
menceritakan kisahnya.
Waktu ia dilemparkan ke dalam jurang oleh Coa Keng, ia
menduga bahwa jiwanya tidak dapat ditolong lagi. Ia sudah
pejamkan mata. Meskipun demikian, tangannya masih coba
dipentang, kalau- kalau ada pohon yang dapat menahan
tubuhnya yang meluncur dari atas ke bawah sungguh
beruntung baginya sebab ada beberapa dahan pohon yang
me-rem meluncurnya tubuhnya hingga dari satu dahan ke lain
dahan ia jatuh dan selamatlah ia mendarat pada tebing
gunung yang tingginya kira-kira tiga empat tombak dari bawah.
Ia hanya luka pada sikutnya itu, tulangnya keseleo, lainnya
kecuali baret-baret pada muka dan badannya yang kesangkut
cabang pohon, lainnya tidak ada apa-apanya pada tubuhnya.
Tonghong Kim sangat lelah ketika ia sudah mendarat.
Boleh dibilang ia separuh pingsan pada saat itu. sang angin
yang meniup dengan kencang, telah menyadarkan ia dan baru
tahu bahwa dirinya tidakjadi mati.
Demikian, selama beberapa hari ia hanya mengisi perutnya
dengan buah- buahan yang terdapat disekitar itu Pada suatu
hari ia mendengar banyak langkah orang mendatanginya.
Ketika ia memperhatikan, kiranya yang datang itu adalah
anak buah dari Ngo-tok-kauw dipimpin oleh Teng Tiang lo.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bukan main girangnya sang Kauwcu. Ia lantas meneriaki
mereka dan segera juga mereka sudah datang dekat.
Teng Hui yang datang lebih dulu, saling rangkul dengan
Kauwcunya. saking girangnya Teng Tiang lo berbuat
demikian. sebab semestinya ia harus berlutut di depan
Kauwcu dan menanyakan keselamatannya. setelah ia sadar
akan perbuatannya yang tidak benar, Teng Hui buru-buru
melepaskan rangkulannya dan hendak berlutut di depan
Kauwcunya. Akan tetapi Tonghong Kin telah mencegah,
dengan ramah ia berkata,
"Teng Tiang lo, kita berada di luar dari garis Ngo-tok-kauw.
Tidak perlu kau menjalankan peradatan seperti ini. Mari kita
bicara sebagai teman saja."
Teng Hui terharu mendengar perkataan sang Kauwcu yang
sangat baik hatinya.
Ia lantas menanyakan halnya sang Kauwcu, lalu ia
menyuruh kawan-kawannya untuk memberi hormat kepada
ketuanya. Mereka telah mentaati perintah Teng Tiang lo.
senang Tonghong Kin dapat berjumpa pula dengan orangorangnya.
Ia menyatakan pada Teng Hui bahwa ia tidak ingin kembali
ke markas, jabatan Kauwcu itu lebih baik diambil oleh Teng
Hui saja. Akan tetapi Teng Hui telah menolak keras dan
membujuk supaya sang Kauwcu suka kembali dan memimpin
Ngo-tok-kauw.
"Aku kembali tidak ada gunanya." kata Tonghong Kin. "
Karena aku toh tidak mempunyai lagi barang yang digunakan
sebagai lambang kekuasaannya Kauwcu. say-cu-leng sudah
tidak berada ditanganku. cara bagaimana aku dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengendalikan orang-orang Ngo-tok-kauw ?" Teng Hui
terpekur mendengar kata-katanya sang Kauwcu. Pada waktu
itulah terdengar suara mengakak dari seorang tua.
Mereka kaget. Hanya sejenak saja sebab yang datang itu
adalah dua kakek yang menjadi orang Ngo-tok-kauw, ialah sim
Liang dan sim Leng.
Tonghong Kin tidak menyangka kedatangannya dua kakek
itu adalah hendak merampas say-cu-leng, bukannya hendak
menolong dirinya.
Tentu saja Tonghong Kin menjadi marah. Mereka jadi
bertengkar, disusul dengan perkelahian. Tonghong Kin dalam
terluka lengannya yang kiri, ia hanya menggunakan tangan
kanannya saja untuk melayani dua kakek orang she sim itu.
Terang perlahan-lahan si orang she Tonghong menjadi
kewalahan.
Melihat Kauwcunya dalam bahaya, Teng Hui beri komando
orang-orangnya untuk menyerbu menangkap dua kakek jahat
itu tapi sudah terlambat karena Tonghong Kin sudah kena
ditotok sim Liang dan roboh ditanah.
Dalam kegusarannya itu Teng Hui telah menyerang dua
kakek itu dengan tanpa banyak omong, sekalipun beberapa
kali sim Liang membujuk supaya orang she Teng itu hentikan
pengeroyokannya dan selanjutnya mereka bekerja sama
mengepalai Ngo-tok-kauw.
Tapi Teng Hui yang mencintai Kauwcunya, mana mau
diajak berserikat oleh dua kakek yang ia saksikan sampai
dimana kejahatannya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Maka pertempuran ramai tak dapat dihindarkan sampai
kemudian datanglah Lo In kesitu menonton pertempuran yang
ramai.
Lo In melihat Teng Hui dalam bahaya, maka tidak tempo
lagi ia enjot tubuhnya melesat mendekati Teng Hui. Dengan
kebasan lengan bajunya ia dapat memadamkan api yang
berkobar-kobar hendak membakar dirinya Teng Hui yang
sudah setengah pingsan. selanjutnya, seperti yang telah kita
tuturkan disebelah atas.
Tonghong Kin dan Teng Hui mengundang Lo In untuk
mengunjungi markas Ngo-tok-kauw, akan tetapi ia menolak
dengan halus.
"Kita sudah beruntung dapat mengikat persahabatan.
semoga pada lain kesempatan kita dapat bertemu kembali.
Tapi pada waktu sekarang aku benar-benar tak dapat
mengikuti Kauwcu dan paman Teng pulang ke markas sebab
aku mempunyai urusan yang meminta segera diselesaikan."
" Engko kecil, tadinya aku mengira kau akan mengantar
pulang aku ke markas. Di sana aku akan sediakan satu
perjamuan makan untuk menghormat engkau, engko kecil dan
sebagai tanda terima kasih dari kami orang-orang Ngo-tokkauw
atas pertolonganmu. sungguh menyesal sekali
urusanmu tak bisa ditunda. Maka dengan ini kami mendoakan
saja perjalananmu selamat dan tidak kurang suatua apapun
sehingga urusan yang penting dapat diselesaikan."
"Terima kasih Kauwcu. Nah, disini kita berpisahan. Kauwcu,
paman Teng dan sekalian saudara-saudara," berkata Lo In
memohon diri kepada sekalian orang-orang Ngo-tok-kauw.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan sekali enjot tubuhnya sudah meluncur beberapa
tombak jauhnya, kapan kakinya menutul tanah, lekas juga
tubuhnya mumbul lagi dan dengan demikian dilain detik Lo In
sudah tidak kelihatan bayangannya sekalipun.
"Sungguh hebat anak itu, entah siapa ayahnya dia...."
Tonghong Kauwcu menghela napas tatkala Lo In sudah pergi
jauh.
"Memang, sayang sekali kita tidak bisa berkumpul lamalamaan
dengannya. Kalau tidak, pasti kita dapat tahu siapa
ayah ibunya Hek-bin sin-tong yang termasyur itu....."
menyahuti Teng Hui yang merasa menyesal tak dapat
berkumpul lebih lama dengan Lo In.
sementara mereka bercakap-cakap dan bersiap-siap untuk
pulang ke markas Ngo-tok-kauw, jago cilik kita sudah berada
puluhan lie dari mereka. sampai disini, mari kita lihat Eng Lian
yang sudah lama kita tinggalkan.
si dara cilik setelah mendapat kembali kudanya dari In
Hiang, hatinya girang. Pikirnya dengan kuda itu ia dapat
menjelajah pula pegunungan untuk mencari adik In-nya yang
hilang tanpa bekas.
Hari-hari ia menjelajah pegunungan, tapi belum juga ia
dapatkan jejak adik In-nya. Hatinya si dara mulai jengkel dan
kesepian.
Ketika cuaca menjelang sore, Eng Lian duduk di bawah
sebuah pohon yang rindang untuk melepaskan lelahnya. Ia
duduk melamun, memikirkan adik In-nya.
"sampai sekarang belum juga adik In diketemukan. Dimana
bocah itu sekarang adanya ?" ia berkata-kata sendirian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tangannya tiba-tiba meraba gadang pedangnya. Hatinya
tergetar tatkala tangannya menyentuh pedang Lo In. Ia lalu
mencabutnya, kemudian dipandanginya.
Huruf-huruf kecil atas gagang pedang 'Kwee Cu Gie Toan
Kiam' dipandangnya dengan tidak berkedip. Dalam hatinya
melamun berkata,
"Adik In menghadiahkan pedang ini sebagai tanda mata,
sungguh lucu dia. Pedang orang dipakai tanda mata. Tapi
pedang ini katanya adalah pedang ayahnya. Apakah benar
Kwee Cu Gie adalah ayahnya ? Aku tidak perduli apa Kwee
Cu Gie ayah adik In atau bukan, yang terang adik In sudah
menghadiahkan pedang ini sebagai tanda mata untukku. Adik
In sudah mengikat aku bakal kawan hidupnya dengan
menghadiahkan pedang ini. Apakah ini disadari olehnya ?"
sampai disini Eng Lian melamun. Tampak selebar mukanya
kemerah-merahan dan panas.
"Ah, hanya aku sendiri saja yang memikirkan ini." ia
ngelamun lebih jauh.
"Adik In sendiri tidak memikirkan apa-apa dengan katakatanya
yang mengandung arti itu. Ia kelihatannya tidak
memikirkan bahwa dengan menghadiahkan pedang itu
sebagai tanda mata berarti ia mengikat janji untuk sehidup
semati denganku. Buktinya tidak ada reaksi apa-apa dari
pihaknya bahwa pergaulan kita selanjutnya akan mengalami
perubahan. Ah, dasar dia masih anak-anak. Pikirannya belum
sampai ke situ. Biarkan saja sampai dia sadar sendiri bahwa
enci Liannya mengharapkan kesadarannya......."
"Nona kecil, kau masih melamun apa ?" dirinya ada yang
menegur. cepat ia berpaling, kiranya tidak jauh disampingnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berdiri seorang Hweshio berkuping satu yang sebelah kanan,
tengah bersenyum berseri-seri ke arahnya.
Eng Lian sebenarnya tidak demikian mudah didekati orang.
Biasanya dari ke jauhan kupingnya yang tajam sudah dapat
mengetahui ada tidaknya orang mendatangi. Tapi kenapa saat
itu mendadak kupingnya jadi puntul ? Itu tidak heran sebab
Eng Lian pada saat itu sedang kelelap dalam lamunannya
yang muluk.
"Taysu, kau dari mana ?" tanya Eng Lian ketika si Hweshio
tampak mendekatinya.
"Kuilku tidak jauh dari sini. Aku barusan saja habis mencari
daun-daun obat kebetulan lewat disini dan melihat kau sedang
melamun asyik sekali. Maka aku menegurmu. Harap kau tidak
menjadi kecil hati karena gangguanku."
"Ah, tidak apa. Kalau Taysu tidak menegur, mungkin aku
akan melamun sampai malam disini belum habis-habisnya.
Hihihi...."
Hweshio itu ketawa pada Eng Lian yang ketawa ngikik.
"Nona kecil, sebenarnya kau sedang melamun apa ?" tanya si
Hweshio ramah.
"Aku sedang melamun tentang temanku yang hilang
jejaknya." sahut Eng Lian, alisnya yang kecil meng kerut.
"Entahlah, dimana temanku itu sekarang adanya."
"oo, kau kehilangan teman. Mudah dicari, kalau mau
menanyakan keterangan."
"Menanyakan keterangan kepada siapa, Taysu ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Menanyakan keterangan kepada Tepekong yang dipuja
dalam kuilku."
"Ah, apa bisa begitu mudah ?" Eng Lian menegasi kepingin
tahu.
"Kita manusia biasa, nona kecil." kata si Hweshio yang
tidak lain adalah Tian ci Hweshio atau si Hweshio Jari Besi
yang kita kenal dalam permulaan cerita ini.
"sedang tepekong adalah orang halus. Kita dengan orang
halus mana dapat disamakan. orang halus lebih tahu dari kita
manusia."
"Caranya bagaimana aku dapat menanyakan keterangan
pada Tepekong itu ?"
"Nona ikut aku ke kuil. Di sana kau boleh mencabut ciamsi.
Dari ciamsi ini kau bakal ketahui temanmu itu kini ada dalam
selamat atau tidak dan kapan kau nanti akan bisa jumpa pula
dengannya."
"Bagus, bagus. Mari kita pergi ke kuil Taysu." sahut Eng
Lian cepat seraya pegang tangan si Hweshio diajak berlalu
dari situ.
Tiat ci Hweshio ketawa geli tampak si dara cilik demikian
lucu gerak geriknya.
"Lantas bagaimana dengan kudamu itu ?" tanya si
Hweshio.
"oh, ya. Hampir aku lupa." katanya. Berbareng ia lepaslan
cekalannya pada tangan si pendeta dan menghampiri
kudanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan menuntun kuda, ia menghampiri pula si Hweshio
dan berkata, "Taysu, apa kuil Taysu itu masih jauh dari sini ?
Kalau masih jauh, apa tidak lebih baik kita naik kuda saja
bersama-sama ?"
"Jalan boleh, kalau mau naik kuda tentu lebih baik lagi."
sahut Tiat Ci Hweshio.
"mari, mari kita naik kuda. Tapi, eh, apa Taysu naik kuda ?"
tanya Eng Lian.
"Dulu, sebelumnya aku jadi Hweshio, pernah aku belajar
sedikit. Rasanya kalau sekarang menunggang kuda, masih
dapat aku lakukan." jawab Tiat Ci Hweshio.
"Bagus, Taysu naik dulu. Aku nanti naik dibelakangmu."
kata Eng Lian.
Tiat Ci Hwes hio tidak pakai tawar menawar. Ia lantas naik
kudanya Eng Lian yang disusul oleh si gadis yang duduk
dibelakangnya. Mereka lanjutkan perjalanan dengan
menunggang kuda.
Eng Lian yang memegang les kuda dari belakang si
Hweshio, rada janggal juga.
saban-saban si dara cilik terpaksa jatuh merangkul
tubuhnya si Hweshio untuk mengendalikan kudanya yang
larinya agak mogok juga. Rupanya keberatan ditunggangi oleh
dua orang.
sering-sering kena dirangkul tanpa sengaja oleh eng Lian
dan harumnya air wangi yang dipakai si dara cilik, membuat
Tiat Ci Hweshio berdebar-debar hatinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Eng Lian tidak perhatikan kalau rangkulannya yang tak
disengaja itu membuat si Hweshio berdebaran hatinya. Malah
ia ketawa cekikikan saban kali ia kena rangkul si paderi
tampak Tiat ci Hweshio seperti kaget dan takut jatuh dari
kuda.
"Taysu, kau takut jatuh dari kuda ?" tanyanya pada si
paderi.
"Memangnya aku takut jatuh. Kau jangan larikan kudamu
kencang-kencang, nona kecil." menyahut si Hweshio belagak
ketakutan.
Eng Lian ketawa cekikikan dan mengira benar-benar si
Hweshio ketakutan.
Untuk bikin si paderi hatinya tetap, maka rangkulan sidara
agak kencang. Dengan begitu si Hweshio lebih berdebaran
lagi hatinya dipeluk dara cilik yang cantik jelita itu
Ia jadi melamun, kalau bisa dapatkan ini dara manis, oh,
bagaimana beruntungnya ia menjadi manusia dalam dunia
yang lebar ini.
"Nona kecil, temanmu itu perempuan atau laki-laki?" ia
menanya Eng Lian.
"Ah, Taysu jangan banyak tanya. Perempuan atau laki-laki
temanku itu tidak ada sangkutannya dengan Taysu." jawab si
dara sambil bersenyum manis hingga Tiat Ci Hweshio rasakan
jantungnya seperti dipelintir oleh senyuman memikat itu.
"Nona kecil, aku orang sudah mencucikan diri Tidak
halangannya kalau aku menanyakan halnya temanmu itu,
bukan ?" berkata pula Tiat Ci Hweshio.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"sudahlah, buat apa banyak tanya " sahut Eng Lian seraya
ketawa cekikikan.
"Tapi nona kecil, oh, aduh.. jangan kencang-kencang...."
Tiat Ci Hweshio beraksi seperti hendak terpelanting dari kuda
hingga Eng Lian kaget dan cepat memeluknya supaya si
pendeta jangan sampai jatuh.
Bukan main senangnya si pendeta, tubuhnya dirangkul
erat-erat oleh si dara cilik tanpa disadari oleh Eng Lian bahwa
sipendeta hanya menjual aksi saja. Malah Eng Lian menanya
ketika si Hweshio sudah duduk tegak lagi diatas kuda,
"Taysu, kau kaget tentu, ya ? Apa masih jauh kuilmu itu ?"
"sudah dekat." sahut Tiat Ci Hweshio. "Kau boleh kencangi
sedikit kudamu asal jangan bikin aku jatuh terpelanting...."
sipendeta berkelakar hingga Eng Lian ketawa cekikikan
nampak wajahnya si Hweshio yang lucu.
Benar saja seperti katanya sipendeta, kuilnya tidak lama
lagi sudah kelihatan dari jauh.
"Nah, itu kuilku." kata Tiat ci Hweshio sambil menunjuk ke
depan.
Eng Lian kejuti les kudanya supaya jalan lebih kencang.
Kembali si Hweshioa menjual aksi hingga terpaksa Eng Lian
merangkulnya pula untuk mencegah si pendeta jatuh dari
kudanya. Bergelora napsunya sipendeta, dirangkul sedemikian
hangatnya oleh si dara jelita. Hampir-hampir saja ia tak dapat
mengendalikan dirinya dan balas merangkul Eng Lian untuk
melampiaskan napsunya yang bergelora ketika itu, kalau ia
tidak mengingat bahwa perbuatan demikian sangat gegabah
dan membahayakan dirinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan demikian, terpaksa si pendeta menahan napsu
hatinya yang jahat. Ketika sampai depan kuil, Eng Lian lihat
merk kuil "Thian-ong-bio".
Mereka turun dari kuda dan masuk kuil disambut oleh
murid-muridnya Tiat Ci Hweshio dengan sangat hormat.
Thian-ong-bio sangat angker kelihatannya.
Eng Lian yang baru pertama kali memasuki sebuah kuil,
tidak heran hatinya merasa senang melihat ini dna itu yang
menarik perhatiannya. Wataknya yang kekanak-kanakan
dengan seketika telah timbul. Ia menanyakan ini dan itu
kepada Tiat Ci Hweshio yang melayani dengan sabar dan
memberikan keterangan-keterangan yang jelas hingga si dara
cilik sangat senang dan memandang si pendeta adalah
seorang pendeta suci yang pengetahuannya dalam. Ia dibawa
masuk ke beberapa ruangan yang luas dalam kuil itu untuk
melihat-lihat pemandangan disana. sementara itu cuaca sudah
mulai gelap.
"Taysu, dimana aku harus mencabut ciamsi untuk minta
keterangannya hal temanku ?" tanya Eng Lian tiba-tiba, ketika
ia memasuki ruangan tengah.
"Mari, mari aku unjuki." sahut Tiat Ci cepat.
Eng Lian dibawa menghadap ke hadapan Tepekong Thianong
yang bermuka bengis.
Patung itu besar sekali, lebih besar dari manusia biasa. Eng
Lian yang melihat roman bengis dari patung itu bukannya
takut, malah ketawa cekikikan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau ketawa kenapa, nona kecil ?" tanya Tiat Ci Hweshio
heran.
"Aku ketawakan wajahnya patung itu." sahut Eng Lian
seraya tangannya menunjuk pada patung besar itu.
"Romannya bengis seperti romannya Taysu. Hihihi....." Tiat
Ci Hweshio mendongkol mendengar perkataan si dara cilik.
Tapi ia tidak mau, burung yang sudah masuk perangkap
terbang lagi. Maka dengan halus ia berkata,
"Nona kecil, kau bisa saja menyamakan wajahku dengan
wajahya Thian-ong. semoga kata-katamu tadi akan menjadi
kenyataan, kalau aku mati akan menjadi Tepekong Thian-ong.
Hahaha...."
Keadaan dalam ruangan itu sepi. Hweshio-hweshio lain
yang biasanya jalan hilir mudik tidak tampak pada saat itu.
Rupanya mereka sudah dapat pesan dari Tiat ci Hweshio
supaya tidak mengganggu kegembiraannya dalam melayani si
dara cilik. oleh karenanya mereka dalam ruangan itu hanya
berduaan saja.
Eng Lian telah mencabut ciamsi. Menurut keterangan si
Hweshio Jari besi, katanya bunyi ciamsi mengatakan bahwa
teman Eng Lian baik-baik saja keadaannya dan tidak lama lagi
si dara cilik bakal berjumpa lagi satu sama lain. Keterangan
mana membikin Eng Lian sangat kegirangan.
Dalam girangnya, Eng Lian keluarkan dari sakunya perak
hancuran. secara royal diberikan kepada Tiat Ci Hweshio
katanya sebagai bantuan membeli hio. Tiat Ci Hweshio tidak
menolak. malah ia mengucapkan terima kasih atas pemberian
si dara cilik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika Eng Lian mohon diri, si Hweshio Jari Besi kata,
"Nona kecil, hari sudah malam. sebaiknya kau menginap disini
saja. Besok pagi kau barulah meneruskan perjalananmu,
masih ada tempo. Dalam gelap malam seperti sekarang ini,
aku kuatir kau mendapat kesulitan di perjalanan."
Eng Lian kerutkan alisnya yang kecil bagus hingga
menambah kecantikannya dipandangan si Hweshio berkuping
satu. seperti pembaca tahu, tempo hari kupingnya yang satu
copot kena disentak oleh ujung pedangnya Liok sinshe.
"Aku sudah sedia kamar untuk kau menginap, nona kecil.
Harap kau tidak menolak kebaikan dari satu pendeta sebab itu
akan merupakan berkah selamat akan perjalananmu
selanjutnya. Di dalam malam yang gelap sangat sukar untuk
meneruskan perjalanan."
Eng Lian tidak menjawab. Ia seperti berpikir, "Baiklah." tibatiba
ia berkata.
"Tapi aku ingin cuci badan. Apa Taysu dapat menolong
mengirimkan air hangat ke kamarku ?"
"Tentu, tentu sekali nona kecil." kata Tiat Ci Hweshio
kegirangan.
segera ia menepuk tangan dua kali, lantas saja muncul
seorang Hweshio muda. Kepada mereka ia suruh
menyediakan air hangat dan dibawa ke kamar Eng Lian untuk
si nona mencuci badannya.
senang Eng Lian melihat Tiat Ci Hweshio demikian ramah
dan hormat sekali kepadanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia berkata, "Taysu kau sangat baik sekali. Kalau belakang
kali aku sudah bertemu kembali dengan temanku, tentu aku
tidak lupa membawanya kemari untuk menghaturkan terima
kasih kepada Taysu."
"oo, itu perkara kecil. senang sekali kalau nona kecil nanti
datang pula kesini dengan temanmu, aku akan sediakan
kamar lebih besar untuk kalian berdua menginap." Eng Lian
bersenyum manis mendengar perkataan Tiat Ci Hweshio.
Memang dalam hatinya Eng Lian berjanji manakala nanti ia
sudah ketemu Lo In akan mengajak si bocah untuk datang
pula ke kuil Thian-ong-bio supaya Lo In dapat menghaturkan
terima kasih kepada kepala kuil yang baik hati itu dalam
anggapannya si dara.
Tiat Ci mengantarkan Eng Lian ke ruangan belakang,
dimana ada kamar kosong untuk si dara melewatkan sang
malam, setelah itu Tiat Ci Hweshio lalu meninggalkan Eng
Lian.
Belum lama Eng Lian berada dalam kamarnya, pintu
diketuk dari luar. Ketika ia membuka, kiranya Hweshio muda
tadi membawakan air hangat untuknya.
Ketika Hweshio muda itu hendak meninggalkan kamar, Eng
Lian berkata, "Siaosuhu, banyak terima kasih atas
pertolonganmu."
Hweshio muda itu tidak menyahut, hanya anggukkan
kepala bersenyum dan lekas pergi meninggalkan Eng Lian.
Girang Eng Lian mendapat perlakuan demikian baik dari Tiat
Ci Hweshio. Begitu pintu kamar ia rapatkan pula, lantas ia
buka pakaian untuk membersihkan badannya. Ia merasa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
segar sekali setelah badannya ia seka seluruhnya dengan
handuk yang dicelup dalam air hangat.
Selesai itu ia bersolek, girang ia karena disitu ia dapatkan
cermin untuk ia pandang wajahnya yang cantik. Ia ketawa
sendirian kapan ia ingat bahwa Lo In akan terpesona melihat
ia dalam keadaan bersolek demikian cantiknya.
Tengah ia mengagumi kecantikannya dalam pakaian tidur,
tiba-tiba ia dengar pintu diketuk. Cepat ia membukanya tanpa
pakai tanya-tanya lagi. Kiranya yang mengetuk itu ada
hweshio muda tadi yang datang hendak mengambil tempat air
hangat tadi, sekalian mengundang si nona untuk makan samasama
dengan Tiat Ci Hweshio di ruangan makan.
"Siosuhu, tolong kau sampaikan pada Taysu terima kasihku
atas undangannya. Katakan, aku tak dapat menemani Taysu
makan karena mataku sudah ngantuk " Hweshio muda itu
anggukkan kepalanya dan berjalan pergi.
"Baik betul Taysu itu........." menggumam Eng Lian seraya
merapatkan pintu kamarnya.
sebenarnya ia sudah lapar. Ingin ia mengisi perutnya
tatkala menerima undangan Tiat Ci Hweshio. Namun
mengingat bahwa dalam kuil itu makanannya tentu tidak lebih
dari makanan 'cia-cay' (makanan sayuran), maka ia tidak
selera untuk makan bersama-sama dengan Tiat Ci Hweshio
yang baik budi itu. Pikirnya, lebih baik ia makan makanan
keringnya saja dalam buntelannya untuk menahan lapar.
Justru ia lagi repot hendak membuka buntelan yang terisi
makanan kering, ia mendengar pula suara pintu kamar
diketuk. Ia urungkan membuka buntelannya lalujalan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghampiri pintu dan membukanya. Kembali ia berhadapan
dengan si Hweshio muda tadi.
Kali ini Hweshio itu membawa nampan. Diatasnya terdapat
sebotol arak. sepoci air teh dan makanan daging ayam dan
daging babi yang lezat sekali tampaknya. Masih panas,
asapnya menyiarkan bau wangi menusuk hidungnya Eng Lian.
"suhu suruh aku membawakan ini untuk nona dahar. Harap
nona tidak menolak kebaikan suhu. suhu mengerti nona tentu
kurang leluasa makan sama-sama dengan suhu. Maka ia
suruh aku membawakan makanan ini. Harap nona tidak
menampik." berkata si hweshio muda, seraya menerobos
masuk ke dalam kamar dan nampan yang penuh makanan itu
diletakkan diatas meja.
Eng Lian jadi tercengang nampak kebaikan orang itu. Ia
tidak bisa menampik, apa lagi ia sudah baui makanan yang
menarik seleranya.
"Siaosuhu, suhumu sangat baik. Sungguh aku sangat
berterima kasih. Tolong sampaikan terima kasihku kepada
suhumu " Eng Lian berkata dengan girang.
si Hweshio muda hanya tersenyum dan anggukkan kepala
seperti tadi, lantas ia berjalan keluar meninggalkan si dara
cilik. Ia telah menutup rapat pula pintu hingga Eng Lian tak
usah menutupnya lagi.
si dara cilik dengan kegirangan telah hadapi hidangan yang
lezat itu.
sama sekali dalam benaknya tidak ada pertanyaan, kenapa
dalam kuil itu ada masakan daging yang demikian lezat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tampaknya. Bukankah dalam kuil seperti itu pendetapendetanya
pantang makan hidangan berdarah ?
Dara cilik kita benaknya hanya dipenuhi oleh rasa terima
kasih saja kepada Tiat Ci Hweshio.
setelah menghadapi hidangan yang demikian menarik
seleranya, Eng Lian tidak banyak pikir lagi, ia main hantam
makan sekenyangnya. sebagai pengantarnya, beberapa
cawan teh hangat telah diteguk kering isinya. Ia tidak ganggu
botol arak sebab ia tidak suka minum arak. sebentaran ia
sudah merasakan perutnya kenyang.
"Hihihi.." ia ketawa sendirian. "Sayang adik In tidak
bersama disini, kalau tidak, kita sikat makanan ini bersamasama.
Hihi..."
Ia duduk menantikan si hweshio muda datang pula untuk
membenahi dan bawa pergi sisa makanan yang barusan ia
makan. Tapi lama ditunggu tidak didengar si hweshio muda
mengetuk pintu. Ia saban-saban unjuk senyuman girang,
perutnya kini sudah tidak minta diisi pula. Pada saat itulah,
tiba-tiba ia rasakan matanya berat seperti ngantuk dan ia
beberapa kali menguap. seluruh badangnya lemas tak
bertenaga, kakinya terasa lumpuh, tak kuat untuk dipakai
berdiri dari duduknya di kursi.
Eng Lian heran kenapa badannya dengan mendadak
sontak tidak berguna demikian.
Menyusul hatinya berdebaran keras hingga dadanya
bergerak naik turun. Tarikan napasnya memburu, seakanakan
menekan rangsangan napsu birahi. Matanya menyala
penuh keinginan, bibirnya yang kecil mungil bergerak-gerak
seperti menantang musuh.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Eng Lian coba berdiri, pantatnya berat seperti melekat pada
kursi. Ia jadi kebingungan apa yang ia harus diperbuatnya,
tampak dirinya tak berdaya. Dadanya dirasakan panas, napsu
birahinya bergolak tak dapat dikendalikan.
Kasihan Eng Lian telah menjadi korban obat bius dan
perangsang birahi yang dicampurkan dalam air teh dan kuah
sayuran yang dimakannya. Itu salahnya sendiri terlalu rakus
dan percaya atas kebaikannya si Taysu dari kuil Thian-ongbio.
Dalam keadaan tidak berdaya, Eng Lian hanya dapat
gerakkan dadanya naik turun seperti hendak menyalurkan
rangsangan napsu birahinya yang bergolak dalam dadanya.
Matanya menyala dan celingukan seakan-akan mencari
musuh- Tapi cemas hatinya karean dalam kamar itu sepi
sunyi, tidak terdengar seorang pun yang menarik napas.
Tiba-tiba ia mendengar suara pintu diketuk. mulutnya Eng
Lian bergerak cepat,
"Masuk " katanya, suaranya agak parau dikuasai oleh
napsu setan.
"Nona kecil, selamat malam " terdengar Tiat Ci Hweshio
berkata setelah ia masuk dan merapatkan pula pintu kamar.
Eng Lian tidak menjawab hanya bersenyum dan matanya
menyala mengawasi Tiat Ci Taysu yang mendekatinya.
Tiat Ci Taysu bersenyum girang. Melihat sikap Eng Lian
demikian, ia sudah tahu bahwa obatnya telah bekerja dengan
berhasil.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia duduk didekatnya Eng Lian. Tangannya tiba-tiba diulur
untuk mencolek pipinya si dara cilik. Eng Lian diam saja sebab
tangannya berat untuk diangkat menangkis tangan si kepala
gundul yang nakal. selain itu, ia tidak berkuasa atas pengaruh
obat si kepala gundul yang maha hebat. Malah ketika pipinya
dicolek. Eng Lian kepingin tubuhnya dipeluk oleh si Hweshio.
Keinginan bersatu tubuh yang tidak pernah ia pikirkan dan
impikan sebelumnya, pada saat itu telah mengaduk dalam
hatinya yang suci murni. Adik In-nya sudah tidak ada dalam
benaknya, hanya si kepala gundul yang didekatnya yang ia
harapkan akan memberi kepuasan kepada napsunya yang
meluap-luap. Demikian hebat pengaruh obat bius
danperangsang si Hweshio Jari Besi.
"Nona kecil, malam ini Taysu akan bikin kau jadi oranghahaha...."
si kepala gundul kegirangan seraya tangannya
kembali menyolek pipi Eng Lian.
"Taysu....." Eng Lian kata dengan suara lemah seperti
memohon. Matanya menatap pada Tiat Ci Hweshio dengan
penuh keinginan.
si Hweshio balas menatap wajah Eng Lian yang cantik,
malah dalam pakaian tidurnya Eng Lian tampak lebih
mempesonakan pandangan si Hweshio Jari Besi.
Napsunya Eng Lian melonjak ketika merasa dirinya
dirangkul dan diciumi si kepala gundul dan diam saja ketika ia
dipondong, direbahkan diatas pembaringan.
"Taysu, kau mau apakan aku...?" kata Eng LIan lemah
ketika ia rasakan pakaiannya dibukai oleh Tiat Ci Hweshio
yang sudah kerasukan iblis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dikala Tiat Ci Hweshio hendak meloloskan pakaiannya
sendiri, pada saat itulah terdengar suara Brakk^ keras. Pintu
ditendang terbuka, sesosok tubuh lompat masuk dan
menyerang langsung pada si kepala gundul yang tengah repot
membetulkan kembali pakaiannya yang barusan hendak
diloloskan.
Dasar Hweshio kawakan dalam Kangouw, Tiat ci Hweshio
tidak gugup mengelakkan diri dari bacokan pedang tadi. Ia
lantas lompat dari pembaringan dan menyembat palang pintu
untuk dipakai melawan orang yang menyerang dengan
pedang tadi. Kiranya yang masuk tadi adalah seorang muda
yang sangat cakap wajahnya.
Dalam keadaan lemas lesu tak berdaya, Eng Lian menatap
wajahnya si anak muda. Ia kenali orang muda itu adalah si
pemuda yang tempo hari bertempur dengannya yang
mengaku 'paman' dalam kelakarnya.
Eng Lian tidak senang pada pemuda yang datang
mengacau itu hingga urusannya jadi urung. Ia mengawasi
dengan sorot mata membenci. Sayang ia tidak bisa bergerak,
kalau tidak, ia ingin membantu Tiat ci Hweshio yang kepepet
diserang si anak muda.
"Kepala gundul cabul " bentak In Hiang, 'pemuda' kita yang
gagah. Jangan harap jiwamu lolos dari pedangku." In Hiang
berkata sambil mendesak keras hingga si kepala gundul cabul
menjadi kepepet dan mandi keringat ketakutan.
Untung tatkala itu datang lima muridnya masuk ke dalam
membantunya, mengeroyok In Hiang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalian jangan kasih lolos bangsat kecil ini " kata Tiat ci
Hweshio sambil berkelit dari bacokan pedang In Hiang,
kemudian enjot kakinya lompat keluar kamar untuk mabur.
"Kau mau lari, hm Lihat aku akan ambil kepalamu " teriak In
Hiang seraya enjot tubuhnya menyusul. Tapi diluar kamar ia
dirintangi oleh enam orang muridnya Tiat Ci Hweshio sehingga
Tiat ci dapat keburu melenyapkan diri.
Kegusaran In Hiang sekarang ditumplek pada murid-murid
Tiat Ci Hweshio.
"Bagus " serunya. "Tidak apa si Hweshio cabul bernpas
untuk sementara, biarlah aku habiskan dulu kalian disini "
Berbareng terdengar suara 'sret sret' beberapa kali, saling
susul ber jatuhan kepala orang dari lehernya hingga dua tiga
orang murid Tiat Ci Hweshio melihat pemuda itu menjadi
sangat kosen sehingga jadi pecah nyalinya dan lari ngiprit
melenyapkan diri
Melihat sudah tak ada musuh lagi, In Hiang putar tubuhnya
dan masuk kembali ke dalam kamar dimana ia melihat Eng
Lian masih dalam keadaan tak berdaya. Matanya menyala
menatap In Hiang dengan penuh kebencian.
"Adik kecil." kata In Hiang seraya menarik selimut dan
menutupi tubuh Eng Lian yang sudah seperti anak bayi.
"Untung aku keburu datang. Kalau tidak, kau akan menjadi
korban Hweshio cabul itu."
In Hiang berkata sambil merogoh sakunya dan
mengeluarkan dua biji pil.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau makan ini, adik kecil." kata In Hiang seraya dua biji pil
itu ia hendak masukkan ke dalam mulutnya Eng Lian.
si dara cilik melotot matanya seperti sangat gusar dan
melengoskan mukanya ketika dua biji pil itu hendak dijejalkan
ke mulutnya.
"Memang kau rela dijadikan barang mainan si kepala
gundul ?" bentak In Hiang seraya tangan kirinya menampar
pipi Eng Lian hingga mulutnya jadi terbuka. Kesempatan itu
tak disia-siakan oleh In Hiang untuk ceploskan dua biji pil
ditangannya dan tentu saja masuk dalam tenggorokan Eng
Lian tanpa pakai pengantar air lagi.
"Pemuda bagor, kau mau bikin encimu mati kejengkelan ?"
kata Eng Lian, masih ingat ia berkelakar terhadap In Hiang.
"Lekas kau berpakaian kalau tenagamu sudah pulih " kata
In Hiang.
"Untuk menggempur kau sekarang juga tenagaku masih
sanggup," sahut Eng Lian seraya bersenyum manis pada In
Hiang. Matanya menyala, bibirnya bergerak-gerak menantang.
In Hiang melengak mendapat jawaban Eng Lian. Ia
menatap wajahnya Eng Lian dan memperhatikan selimut yang
menutupi dadanya si dara cilik yang bergerak-gerak. Ia
mengerti bahwa bekerjanya obat jahat si kepala gundul masih
belum punah. Ternyata Eng Lian pindahkan napsu birahinya
kepada In Hiang yang berada didekatnya.
Apalagi In Hiang wajahnya sangat cakap. maka 'keinginan'
Eng Lian makin bergolak tak terkendalikan. Kalau saja ia tidak
rasakan badannya lemas tak berkutik, tentu seketika itu ia
sudah menubruk In Hiang diajak bergulat diatas pembaringan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Hiang yang sudah dewasa paham akanjawaban Eng
Lian yang melantur bahwa tenaga masih sanggup menempur
ia (In Hiang) pada saat itu, bukannya menempur berkelahi
dalam artian yang benar tapi dalam artian yang setiap orang
dewasa mengetahuinya.
In Hiang diam-diam menghela napas mengingat jahatnya
obat si kepala gundul. Ia merasa bersyukur kepada Lo In, guru
ciliknya yang telah membekali ia obat pemusnah obat bius
sehingga ia tidak mendapatkan kesulitan dalam
perjalanannya.
Dimana sekarang adik kecilnya itu ? Tiba-tiba saja In Hiang
matanya berkaca-kaca sewaktu memandang Eng Lian yang
dalam keadaan tak berdaya.
"Hei, kenapa kau menangis ?" Eng Lian menanya.
Pikirannya rupanya sudah mulai tuli.
"Aku menangis ingat kepada seseorang yang terlalu baik
padaku." sahut In Hiang.
"siapa orang itu? Apa kau dapat memberitahukan pada
ku?" kata Eng Lian.
"Untuk sementara, biarlah aku rahasiakan." sahut In Hiang.
seiring dengan kata-katanya, In Hiang melesat badannya
keluar kamar. Kiranya disana sudah menanti 10 orang
hweshio yang bersenjata lengkap.
satu diantaranya yang mukanya bengis berkata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Anak haram. Kau membuat kacau dalam kuil suci ini, apa
maksudmu ? Hm Kalau kepalamu tidak ditinggalkan sekarang,
badanmu akan kami hancurkan seperti bakpo "
In Hiang ketawa dingin. "Kau mau hancurkan badanku,
tanya dulu pada kawanku " sahutnya. Tenang-tenang saja dia
berkata.
Terkejut hweshio yang berwajah bengis itu, ia menanya,
"Kau panggil kawanmu, akan kami hancur leburkan sekalian."
"Inilah kawanku yang setia " sahut In Hiang seraya
mengacungkan pedangnya.
Bukan main marahnya hweshio tadi.
"Maju semua, habiskan jiwanya " ia serukan kawankawannya
sementara ia sendiri sudah menerjang dengan
golok besarnya.
In Hiang tidak takut. Ia sudah biasa dikeroyok orang
banyak. Dalam pertempuran itu ia tidak mau mengulur waktu,
karena ia memikirkan dirinya Eng Lian. Maka secepat kilat ia
keluarkan jurus ilmu pedangnya 'Bwee hiang boan wan', atau
'Harumnya bunga memenuhkan taman' yang sudah diperbaiki
oleh Lo In danjadi sangat lihai bukan main.
Kembali terdengar suara 'sret sret' berulang kali, dari
sepuluh orang hweshio itu hanya tertinggal seorang yang
keburu ngiprit lari ketakutan melihat sembilan kawannya sudah
tertabas kutung lehernya.
Di depan kamar itu telah terjadi banjir darah sampai masuk
ke dalam kamar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Hiang tidak perduli, ia hanya lompat masuk pula ke
dalam kamar dan mendekati Eng Lian yang masih belum
dapat berkutik.
Pikirannya Eng Lian sudah mulai pulih, ternyata obatnya Lo
In sangat manjur.
Ketika melihat In Hiang mendekati pembaringan, Eng Lian
merasa sangat kikuk dan selebar mukanya merah. Ia tahu
bahwa ia dalam keadaan tidak genah dilihat pemuda sopan.
"Kau jangan masuk ke sini." kata Eng Lian. "Keluarlah
kesana "
In Hiang girang hatinya karena perkataan Eng Lian
menandakan bahwa pikiran sehatnya sudah kembali. Ia lupa
bahwa dirinya tengah menyamar sebagai pemuda, ia
bukannya menyingkir disuruh Eng lian malah ia mendekati dan
berkata,
"Adik kecil, kau masih belum dapat bergerak. Mari aku uruti
jalan darahmu "
Terkejut Eng Lian mendengar perkataan In Hiang. Makin
kaget ia ketika ia rasakan tangannya In Hiang meraba pada
pundaknya dan menguruti.
"Hei, jangan, jangan. Ah, dasar pemuda bangor encimu
nanti marah besar, kau berbuat kurang ajar seperti ini " Eng
Lian ketakutan tangannya In Hiang akan menjelajahi tubuhnya
yang hanya tertutup selimut.
Meskipun pikirannya sudah tenang, badannya si dara cilik
masih belum kuat bergerak. Ketika benar-benar saja Eng Lian
rasakan tubuhnya dipale oleh si pemuda cakap. ia jadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menggigil dan pejamkan mata. Ia sangat cemat, hatinya
menyesal bahwa dirinya akan menjadi mangsanya sipemuda
cakap. sebaliknya bila kepada Lo In tentu ia akan
menyerahkan diri dengan suka rela.
Air matanya tampak merembes keluar dari sela-sela
matanya yang terpejam.
"Hei, kenapa kau menangis ?" sekarang In Hiang yang balik
menanya.
"Aku menangis ingat kepada seorang yang terlalu baik
kepadaku." sahut Eng Lian meniru kata-katanya In Hiang tadi
ketika ia menanyakan kenapa In Hiang menangis.
"siapa orang itu ? Apa kau dapat memberitahukan padaku
?" tanya In Hiang.
" Untuk sementara, biarlah aku rahasiakan." Eng Lian
kembali meniru jawaban In Hiang.
"Adik kecil, kau mau mengolok-olok aku ?" kata In Hiang
seraya tangannya meremas buah dadanya Eng Lian hingga si
gadis cilik gemetar badannya. Matanya mencilak penuh
kebencian.
"Pemuda bangor, kau sangat menghinaku. Awas Ada satu
waktu akan kubalas meremas jantungmu sehingga hancur
berantakan " kata Eng Lian sengit.
"Aku tidak takut Paling-paling juga kau membalas begini "
kata In Hiang, kembali ia meremas-remas buah dadanya si
dara cilik hingga Eng Lian mengeluh dan air matanya
bercucuran. Ia sedih kenapa dirinya sampai dapat penghinaan
yang bukan-bukan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yang membikin ia heran, pemuda cakap itu tidak berbuat
lebih daripada meremas buah dadanya. Tangannya tidak
menggerayang ke lain arah, yang sebenarnya ia dapat berbuat
sesukanya sebab ia (Eng Lian) dalam keadaan tidak berdaya.
"Pemuda bangor " kata Eng Lian. "Aku tak dapat membalas
sakit hatiku. Nanti ada satu orang yang akan membalaskan.
Kau lihat saja, kalau dia sudah datang "
In Hiang menatap Eng Lian yang bercucuran air mata.
Dengan serangannya In Hiang menyeka air mata yang
berlinang-linang itu.
"Adik kecil, kau sungguh cantik." kata In Hiang. "siapa
sebenarnya kau ?"
Eng Lian cemberut, tapi diam-diam ia merasa berterima
kasih si pemuda cakap menyeka air mata yang berkaca-kaca
karena tangannya sendiri tak dapat digerakkan untuk berbuat
demikian. Ia mengawasi wajahnya In Hiang yang cakap sekali.
Dalam hatinya berpikir, "Sayang hatiku sudah dimiliki adik
In. Kalau tidak. pemuda begini cakap. pantas sekali menjadi
pasanganku "
"Kau kata barusan, ada orang yang akan membalaskan
sakit hatimu. siapa dia ?" tanya In Hiang ketawa manis hingga
kecakapannya tambah mempesonakan.
"Kepandaianmu masih belum ada apa-apanya kalau
dibandingkan dengan dia." sahut Eng Lian.
"oo, begitu jagoan dia ? Aku mau lihat Kalau dia berani
membela kau, adik kecil, kau nanti coreng mukanya dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
arang biar dia hitam legam mukanya " kata In Hiang, wajahnya
berubah seperti gemas.
Eng Lian tiba-tiba cekikik ketawa hingga In Hiang heran.
"Kau ketawakan apa ? Apa aku tidak mampu mencoreng
mukanya jadi hitam ?"
Kembali Eng Lian ketawa ngikik, kali ini malah terpingkalpingkal.
In Hiang dari heran menjadi curiga, kembali ia menegur,
"Kau ketawakan apa ?"
"Aku ketawakan kau, pemuda bangor Kau mau mencoreng
hitam muka kawanku, mana bisa mukanya dihitami sedang
wajahnya sudah hitam legam kayak pantat kuali. Hihihi...." Eng
Lian kembali ketawa dengan enaknya.
In Hiang sebaliknya berdebaran hatinya. seketika ia ingat
kepada Lo In, yang wajahnya hitam seperti pantat kuali,
"Adik kecil, kau sebenarnya siapa ?" desak In Hiang.
"Aku adalah aku, orang yang dihina oleh pemuda bangor "
sahut Eng Lian menggoda.
"Aku tahu sekarang, tak usah kau sebutkan namamu, aku
sudah tahu " kata In Hiang.
"Bagaimana kau tahu namaku ?" tanya Eng Lian heran.
"Kau tentu si Eng Lian, yang membikin si bocah wajah
hitam mencarinya setengah mampus. Hahaha... kau
sangkallah tebakanku ini " In Hiang ketawa berkakakan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Matanya Eng Lian terbelalak. Ia sangat heran kenapa
pemuda bangor ini dapat menebak siapa dirinya dengan jitu,
malah menyebut halnya Lo In juga demikian jelas.
Melihat Eng Lian terheran-heran, In Hiang bersenyum
manis,
"Adik kecil," katanya. "Untuk apa kaupikirkan si bocah
hitam. Apa hatimu memang sudah kepincuk olehnya ?^
Eng Lian tidak menjawab, hanya ia menatap In Hiang.
Kemudian tundukkan kepala, seperti merasa jengah hatinya
dapat diraba oleh In Hiang.
"Aku tahu, kau memikirkan ia bukannya memikirkan begitu
saja. Tentu kau mencintai si bocah hitam itu, betul atau tidak
?" In Hiang menanya kepingin tahu.
"Untuk apa kau berkata demikian ?" Eng Lian cemberut
mukanya.
"Untukku sendiri" sahut In Hiang tenang-tenang saja sambil
mesem.
"Apa maksudmu dengan perkataan 'untukku' ?"
"Untuk kebahagiaan aku sendiri sebab kalau kau tidak
mencintai si bocah hitam tentu kau akan mencintai aku yang
jauh lebih cakap daripadanya. Hahaha "
"Pemuda bangor Kau jangan menghina kawanku, ya "
"Aku tidak menghina, asal kau mau mengaku kau cinta
padanya, aku juga tidak akan gerembengi kau lagi, adik kecil
yang manis "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Hiang kata berbareng tangannya mencolek pipi Eng Lian
yang sedang cemberut marah. Masih baik kalau Eng Lian
diam saja dicolek pipinya, justru ia melengos, In Hiang makin
sengaja tangannya meraba seluruh mukanya Eng Lian.
Eng Lian menjadi sengit.
Ia membentak. "Pemuda bangor, kau terlalu menghina.
Tunggu sebentar, kalau badanku sudah bebas, akan kuadu
jiwa denganmu "
"Kau mengakulah bahwa kau mencintai si bocah hitam,
akan kubebaskan kau dari godaanku lebih jauh. Nah,
katakanlah Jadi tak usah aku mengharap-harap dirimu lagi
untuk menjadi istriku."
"Baik." kata Eng Lian nekad.
"Aku memang mencintai adik In, kau mau apa ?"
"Hahaha.... Adik kecil, benar-benar kau jujur. sekarang...?"
Tiba-tiba saja In Hiang merangkul Eng Lian yang dalam
keadaan tidak berkutik, Kaget bukan main si dara cilik sebab
In Hiang dengan bertubi-tubi telah mencium mulut dan pipinya
sehingga ia gemetaran saking menahan amarahnya. Eng Lian
menangis mendapat perlakuan demikian kasar dari si pemuda
cakap.
"Pemuda bangor." katanya dengan sesenggukan.
"Benar-benar kau buktikan kebangoranmu. Asal aku Eng
Lian masih bernapas, hinaan yang kau lakukan ini atas diriku,
tidak akan aku lupakan. Lihat saja, apa si Eng Lian orang yang
mudah dihina "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik kecil, kau adalah adikku......" kembali bibir si dara cilik
dikecup,
sekonyong-konyong Eng Lian rasakan ada tenaga mengalir
dalam tubuhnya, ia coba gerakkan tangannya. Bukan main ia
kegirangan. Tanpa menanti tenaganya pulih semua, Eng Lian
sudah meremas dadanya In Hiang yang tengah memeluki
dirinya.
"Eh, kenapa ?" tiba -tiba Eng Lian berkata heran sambil
lepaskan tangannya yang meremas dada In Hiang. Ada apa ?
Eng Lian rasakan tangannya meremas benda lunak seperti
yang ada pada dirinya sendiri
Tiba-tiba pikirannya yang cerdik lantas menebak siapa
pemuda bangor yang sedang permainkan dirinya dan yang
sudah lantas melepaskan pelukannya dan lompat mundur
ketika dadanya diremas oleh Eng Lian tadi.
Eng Lian lantas mau turun dan menerjang In Hiang kalau
saja ia tidak ingat bahwa dirinya dalam keadaan tidak
berpakaian. Ia hanya bisa ketawa cekikikan sambil
memandang pada In Hiang yang berdiri terpaku kaget tidak
jauh dari ranjangnya.
"Adik kecil, apa yang kau tertawakan ?" tegur In Hiang
ketika sudah hilang kagetnya.
"Enci yang baik, kau jangan bikin adikmu mati penasaran."
sahut Eng Lian kontan.
In Hiang mengerti bahwa penyamarannya sudah ketahuan
oleh Eng Lian karena ia kurang cermat hingga tangannya Eng
LIan dapat meremas buah dadanya barusan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Hiang sekarang ketawa. Tapi ia masih sempat belaga
pilon, katanya,
"Adik kecil, kau kata apa barusan ? Enci, apa memangnya
aku wanita ?"
"Hihi... aku tidak sangka kalau pemuda bangor adalah enci
Bwee Hiang yang sedang dicari setengah mampus oleh si
bocah wajah hitam."
In Hiang melengak. Pikirnya, ini budak benar-benar lihai.
Kata-katanya selalu ia dapat baliki dengan kontan. Ia tidak
perlu merahasiakan dirinya lebih jauh, sebab Eng Lian tentu
tidak mau mengerti.
In Hiang lalu mendekati Eng Lian yang sementara itu sudah
mulai pulih kekuatannya dan dapat bergerak bangun. Belum
sempat ia bicara sudah didahului oleh Eng Lian,
"Pemuda bangor, apa kau bermaksud membikin repot lagi
adikmu ? Hihihi..."
In Hiang kewalahan dengan kenakalannya Eng Lian.
pikirnya, pantas adik kecilnya sangat memikiri enci Liannya
yang sangat Jenaka ini.
"Adik Lian, sekarang bukan tempatnya kita berkelakar."
kata In Hiang serius.
"Lekas kau berpakaian Hweshio yang hendak merusak
kehormatanmu masih belum sempat aku membunuhnya, dia
sudah keburu lari "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar disebutnya Hweshio cabul yang hendak
menodai dirinya, terbangun kegusarannya yang sampai
sebegitu ia 'adem-adem' saja karena digoda oleh In Hiang.
" Cepat kau ambilkan bajuku dalam buntelanku diatas
kursi."
Bwee Hiang buka buntelan si nona dan menjumput pakaian
Eng Lian lalu dilemparkan pada si dara cilik, Cepat Eng Lian
berpakaian, dilain detik ia sudah lompat turun dari
pembaringan. Ia menyambar pedangnya.
"Enci Hiang mari kita basmi kawanan hweshio busuk dalam
kuil kotor ini "
Eng Lian berkata seraya menarik tangannya Bwee Hiang.
si dara cilik nampak depan kamar sudah malang melintang
mayat hweshio dengan kepala putus, ia ketawa senang.
Katanya kepada Bwee Hiang,
"Enci Hiang, kau benar hebat. Malam ini kalau aku tidak
ketemukan si kepala gundul cabul itu, benar-benar aku
penasaran. Mari kita carinya "
Bwee Hiang geli melihat gerak geriknya Eng Lian.
Kepandaian si dara cilik sangat tinggi, cuma sayang kurang
cermat. Kalau saja ia dapat menggunakan pikirannya yang
jernih, pasti ia tidak sampai terjatuh ditangannya Tiat Ci
Hweshio.
"Adik Lian tenang dulu,Jangan terburu napsu." berkata In
Hiang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kita harus bertindak dengan memakai perhitungan. Kalau
tidak. nanti kita jatuh dalam perangkap musuh. Lebih celaka
lagi kalau kita jatuh kedua kalinya ditangan si hweshio cabul "
"Enci Hiang, memang aku hanya menuruti napsu hati saja
sehingga melupakan bahaya di depan mata. sekarang ada
enci disampingku, aku tidak takut bakal kena terperangkap.
Hatiku sudah sangat panas dan ingin menebas lehernya si
hweshio jahat itu."
In Hiang mesem mendengar perkataan Eng Lian.
Mereka lalu mengaduk dalam kuil yang luas itu, mencari
berbagai tempat persembunyian dari kawanan hweshio.
Ternyata kawanan kepala gundul itu tidak ada satu pun
yang kelihatan. Eng Lian merasa lesu, ia tak dapat
melampiaskan penasarannya.
Ia jalan mendekati sebuah patung yang ditaruh dekat
dinding. Itulah patung Budha dalam sikap bersila. Kepalanya
gundul, bajunya terbuka hingga kelihatan tegas perutnya yang
gendut. Wajahnya seperti berseri-seri ketika Eng Lian
memandangnya. seketika Eng Lian menjadi gemas melihat
patung seperti berseri-seri ke arahnya. Ia ingat akan Tiat ci
Hweshio yang berseri-seri ramah tapi hatinya sangat busuk.
Hampir-hampir ia menjadi korban napsu binatangnya.
Mengingat akan dirinya Tiat Ci Hweshio, dalam gemasnya
ia sudah ayun pedangnya memukul kepala patung tersebut.
Berbareng Eng Lian menjadi kaget sebab tiba-tiba terdengar
suara berkerekekan. Kiranya dinding dibelakang patung tadi
telah terbuka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Eng Lian terbelalak matanya. Hanya sebentaran ia merasa
heran, lantas ia lari ke lain ruangan mencari In Hiang, ternyata
sedang asyik pasang mata untuk mengusut sesuatu yang
mencurigakan.
"Adik Lian, apa yang kau dapatkan ?" tanya In Hiang.
"Husstt " Eng Lian bersuara pelan, seraya tempelkan jari di
mulutnya. Lalu ia mendekati In Hiang dan berbisik ditelinganya
nona Liu.
"Oo, ada kejadian begitu ?" kata In Hiang perlahan. Lalu
ajak Eng Lian melihat dinding yang terbuka tadi, namun
mereka jadi kecewa karena dinding yang dikatakan Eng Lian
terbuka tadi telah menutup lagi dan tidak ada bekas-bekasnya.
"Jangan kuatir, enci Hiang." kata Eng Lian. "Aku akan bikin
dia terbuka lagi "
Berbareng Eng Lian telah mengetuk pula kepala patung
tadi. Tapi diketuk beberapa kali ternyata tidak mau terbuka
hingga Eng Lian menjadi sengit. Ketika ia mau menyabet
dengan pedangnya, In Hiang sudah keburu mencegah.
Ia berkata, "Adik Lian, jangan bikin rusak patung yang
sebagus ini. Di sini sudah tidak ada apa-apa lagi. Mari kita
keluar saja " In Hiang berkata sambil matanya mengedipi Eng
Lian.
"Marilah, aku juga sudah bosan tinggal dalam kuil kotor ini."
sahut Eng Lian.
jalan belum berapa langkah, tiba-tiba In Hiang enjot
tubuhnya lalu disusul oleh teriakannya sesosok tubuh yang
jatuh dari sana.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ternyata jago betina kita pendengarannya lebih lihai dari
Eng Lian. Ketika ia melihat Eng Lian sedang memukuli patung,
tiba-tiba ia merasa seperti ada orang diatas atap rumah. Ia
belaga pilon dan mengajak Eng Lian berlalu. Kapan ia sampai
dibawah atap. dimana ada mengumpet orang yang
dicurigakan, In Hiang sudah enjot tubuhnya dengan tiba-tiba.
Gerakan ini diluar dugaan orang yang sedang mengumpat
disitu, sebab ternya ia sangat gugup sekali ketika In Hiang
menginjakkan kakinya diatas atap dan menerjang dengan
pedangnya. Dalam gugupnya, orang itu jatuh ke bawah.
Ia coba melarikan diri tapi Eng Lian sudah menghadang,
"Hweshio celaka " bentak si dara kecil. "Kau mau lari dari
nonamu, ke langit sekalipun aku akan tetap mengejarmu "
Eng Lian mengancam dengan pedangnya hingga orang itu
ternyata adalah adalah hweshio setengah umur telah
menggigil ketakutan.
"Adik Lian, jangan bunuh dia " seru In Hiang berbareng ia
sudah lompat turun dari atas atap rumah dan menghadapi si
hweshio yang barusan jatuh.
" Kepala gundul, lekas kau katakan dimana
bersembunyinya Tiat Ci Hweshio " kata In Hiang.
Hweshio itu tak menyahut, hanya hidungnya mendengus.
"Bagus " kata In Hiang. "Apa kau kira aku tak ada jalan
untuk bikin kau mengaku ?"
Berbareng In Hiang gunakan ujung gedangnya menotok
urat ketawa si hweshio. seketika itu juga ia jadi ketawa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkakakan tanpa henti-hentinya hingga mengeluarkan air
mata.
Tidak lama In Hiang menotok pula dengan ujung
pedangnya untuk menghentikan hweshio itu ketawa terusterusan.
Tampak si kepala gundul jatuh duduk. sangat lelah
kelihatannya.
"Lekas bicara " bentak In Hiang. "Dimana adanya Tiat Ci
Hweshio " Hweshio itu diam saja didesak In Hiang.
"Baiklah, kau rasakan lagi hukumanku " kata In Hiang
seraya gerakan pedangnya seperti hendak menotok urat
ketawa si hweshio hingga ia jadi ketakutan.
"Mohon Liehiap tak meng gerakan pedang lebih jauh. Aku
akan bicara. suhu kini ada dalam kamar rahasia. sedang
berunding dengan susiok." si hweshio mengaku.
"Siapa itu susiokmu ?" tanya In Hiang kepingin tahu.
"Dia adalah Hong Lui susiok yang diundang datang oleh
Suhu untuk mengatasi keributan dalam kuil ini. Dia juga
tinggal dalam Thian-ing-bio disebelah selatan dari sini, kirakira
lima puluh lie jauhnya. Hong Lui susiok juga mempunyai
banyak anak murid."
In Hiang melirik Eng Lian seperti mau mengatakan bahwa
mereka menghadapi musuh berat, jangan sembarangan
memandang enteng. Tapi Eng Lian yang wataknya anginanginan
tak memikirkan panjang. Ia membentak si hwshio :
"Apa paman gurumu itu perbuatannya lebih baik dari suhumu
?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tidak tahu." sahut si hweshio singkat, tak mau ia
membeber perbuatan susioknya.
"Kau mau bicara apa tidak?" mengancam Eng Lian dengan
pedangnya.
Dara cilik kita lebih bengis memperlakukan si hweshio, tidak
heran kalau si kepala gundul menggigil ketakutan ketika
mendengar Eng Lian berkata,
"Aku mau kutungi kepalamu kalau kau tidak mau bicara
terus terang "
si hweshio kepaksa membeber perbuatannya Hong Lui
Hweshio yang ternyata perbuatannya lebih jahat dari Tiat Ci
Hweshio hingga membuat dua gadis itu menjadi sangat gemas
dan bertekad tidak mengampuni kedua kepala gundul itu.
"Kau antar kami ke kamar rahasia yang kau maksudkan "
kata In Hiang keren.
"Aku tidak berani." sahut si hweshio ketakutan.
"Tidak mau ? Aku nanti totok urat ketawa mu lagi " In Hiang
mengancam dengan pedangnya.
"Hahaha.... sute, dasar rejekimu besar. Kiranya si anak
muda yang kosen itu adalah sejenis dengan si nona kecil
Jangan kasih lolos untuk kaupuaskan kesenanganmu pada
malam ini. Hahaha....."
Demikian suara yang berkumandang dalam kamar itu yang
membikin In Hiang dan Eng Lian terkejut. Eng Lian kertak gigi
mendengar suara itu sebab suara itu adalah suara Tiat Ci
Hweshio yang sangat ia benci. sedang In Hiang kertak gigi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gemas karena mendengar perkataan cabul dari si Hweshio
Jari Besi.
Dua gadis itu pasang mata ke sekelilingnya. Tapi tidak
kelihatan ada orang disitu.
In Hiang dekati Eng Lian dan berbisik ditelinganya seraya
menyelipkan apa-apa dalam tangannya si dara cilik. Tampak
Eng Lian bersenyum lalu benda yang diselipkan oleh In Hiang
tadi dimasukkan dalam mulutnya terus ditelan.
In Hiang sendiri sudah lebih dahulu menelan barang yang
diberikan pada Eng Lian.
setelah itu In Hiang hadapi lagi si hweshio tawanannya dan
berkata, "Kepala gundul, lekas kau bawa kami menemukan
suhu dan susiokmu "
si hweshio tidak menyahut, rupanya ia mau berkepala batu
sekarang setelah mendengar suara suhunya tadi.
Eng Lian yang tidak sabaran lantas gerakkan pedangnya.
sekali sabet saja kepala si hweshio yang bandel itu sudah
terlepas dari lehernya. Darah segar menyembur dari leher si
kepala gundul yang bernasib malang. Berbareng dengan itu,
In Hiang dan Eng Lian mengendus bau harum dari asapnya
hio.
Makin lama bau harum itu makin menusuk hidung. In Hiang
dan Eng Lian saling susul tubuhnya terkulai roboh dengan
tidak ingat orang.
"Hahaha... " kembali terdengar suaranya Tiat Ci Hweshio
setelah beberapa lama kelihatan In Hiang dan Eng Lian rebah
dengan tidak berkutik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sute, mereka sudah roboh oleh obat bius kita. Mari kita
pondong seorang satu. Aku mengalah, kau boleh pilih yang
mana kau setuju, sute Hahaha "
"Ah, suheng. Kenapa kau begitu merendah ? Bukankah kau
sudah setuju yang kecil ? Buat apa pakai rubah pikiran ? Biar
yang gede kasih aku malam ini " terdengar jawaban Hong Lui
Hweshio seraya tertawa seram.
sebentar lagi tampak dinding kamar berkerekekan terbuka.
segera juga lompat dua hweshio tinggi besar masuk ruangan
dimana Eng Lian dna In Hiang rebah tidak berkutik. Kemudian
menyusul sepuluh orang murid dua hweshio jahat itu masuk.
tapi mereka disuruh mundur lagi ketika dua hweshio itu dapat
kenyataan bahwa dua gadis bakal korbannya itu benar-benar
sudah tertidur pulas.
"Kalian mundur, jangan ikut-ikut urusan orang tua " kata
Tiat Ci Hweshio hingga kesepuluh muridnya itu semua mundur
dan menantikan di balik
dinding sebab dinding yang terbuka itu sudah tertutup
kembali.
Dengan napsu yang bergelora Tiat Ci Hweshio
menghampiri masing-masing korbannya.
Keadaan sudah larut malam pada saat itu. sepi sunyi dalam
ruangan, hanya dua manusia terkutuk saja waktu itu saling
ketawa nyengir kegirangan masing-masing akan menerkam
korbannya yang sudah tidak berdaya.
Dengan perasaan sayang, Tiat Ci Hweshio pegang-pegang
lengannya Eng Lian. sambil angkat lengan si gadis untuk
diusap-usap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ia berkata, "Nona kecil. Dasar kita sudah jodoh. Bagaimana
juga su...... ah, apa itu ?"
Tiat Ci Hweshio lompat berdiri sambil mengebaskan lengan
bajunya ke mukanya dari mana jatuh di lantai sepasang
benda kecil yang kekuning-kuningan. Tampak benda itu bisa
bergerak-gerak, melelot-lelot dengan gesit sekali.
Itu adalah Kim-coa (ular emas) kesayangan Eng Lian, telah
melesat dari lengan bajunya si gadis dan menyambar ke
mukanya Tiat Ci Hweshio.
si kepala gundul ketawa ketika melihat ada yang usilan
hingga ia mengebaskan lengan bajunya dengan gugup dan
terlihat tidak lebih hanya dua ekor ular kecil saja.
Ia melangkah hendak menginjak mati dua ekor ular itu,
ternyata tidak berhasil. Ular itu bukan saja dapat bergerak di
lantai tapi bisa melejit terbang ketika melihat sepatunya si
hweshio mengancam dirinya.
Pada saat itulah si kepala gundul tiba-tiba rasakan
kepalanya pusing, ruangan kamarnya ia lihat seperti berputar,
badannya kontan lemas seketika dan terkulai jatuh setelah ia
berseru : "sute, awas Kim-coa "
Seruan Tiat Ci Hweshio itu sudah terlambat sebab dua ekor
ular itu seperti dapat mengenali orang jahat, setelah melejit
dari injakan sepatu Tiat Ci Hweshio yang sedang asyik
membukai baju In Hiagn yang sudah separuh terpentang.
Hong Lui Hweshio kaget mendengar teriakan sang suheng.
Tapi sudah terlambat, tangannya yang nakal sudah digigit ular
emas kesayangannya Eng Lian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bukan main gusarnya Hong Lui Hweshio, tapi ia hanya
dapat berdiri sebentar dengan maksud mau membunuh
sepasang ular emas itu yang ngeledek didepannya, kemudian
sudah terkulai roboh empas- empis seperti kehabisan tenaga.
Eng Lian yang siuman lebih dahulu dari pengaruhnya obat
pulas. Ia kaget bukan main nampak di dekatnya menggeletak
Tiat Ci Hweshio dengan napas empas- empis tinggal
menunggu waktu berangkat menghadap Giam-lo-ong.
Cepat ia bangun berdiri Ia lantas tahu siapa yang telah
membikin hweshio jahat itu tidak berkutik. Ia melihat tidak jauh
sepasang ular emasnya sedang legat-legot bermain. Melihat
majikannya sudah siuman, sepasang ular dengan jinak sudah
menghampiri Eng Lian yang seketika itu sudah keluarkan
kotak kecil (tempat ular) dari lengan bajunya. Ia sodorkan ke
dekat sepasang ular itu. segera mereka sudah melompat
masuk kedalam kotaknya.
sambil menyimpan kembali dalam lengan bajunya,
terdengar Eng Lian menghela napas lega. Ia bersyukur
kepada sepasang ular emasnya itu sebab kalau tidak. pasti ia
telah menjadi korbannya Tiat Ci Hweshio, si hweshio cabul.
Tiba-tiba ia kaget, ingat kepada enci Bwee Hiangnya.
Matanya memandang kepada In Hiang yang sedang rebah
terlentang dengan baju separuh terbukan dan kelihatan buah
dadanya yang montok putih mulus hingga timbul ingatannya
yang nakal untuk menggoda encinya yang masih dalam
keadaan pulas.
Ia mendekati In Hiang, justru si gadis sudah mulai siuman
dan menggerakkan badannya. Kuatir In Hiang keburu siuman
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
betul hingga tidak sempat ia menggodai, maka Eng Lian
jatuhkan dirinya dan merangkul orang yang baru tersadar.
Dalam kaget, In Hiang rasakan dadanya diraba orang dan
meremas buah dadanya hingga ia gelagapan dan berontakrontak.
Berbareng ia dengar orang berkata, "Enci Hiang,
terimalah pembalasan dari adikmu Eng Lian.... Hihihi...."
menyusul In Hiang rasakan kembali buah dadanya diremasremas
hingga hatinya jadi berdebaran kaget.
Kapan ia buka matanya, kiranya Eng Lian yang nakal
sedang merangkul dirinya dan tangannya menggerayang jail.
"Adik Lian, kau bikin encimu kaget penasaran karena
kenakalanmu " seru In Hiang yang telah pulih tenaganya dan
sekali meronta ia sudah bangun berdiri, lepas dari
rangkulannya si dara cilik yang jail. Keduanya jadi ketawa
cekikikan.
sambil membereskan bajunya yang dibuka dengan paksa
oleh Hong Lui Hweshio, In Hiang berkata, "Adik Lian, kau
sudah membalas. Berarti sudah impas hutang diantara kita.
Lain kali kau tidak boleh berlaku nakal lagi."
Eng Lian ketawa manis. Ia menjawab Jenaka, "Enci Hiang,
hutangmu padaku sudah lunas. Entahlah dengan si bocah
hitam nanti akan menagih padamu. Hihi..."
In Hiang melengak. selebar mukanya jadi memerah. "Adik
Lian, kau masih belum puas dan masih menggodai encimu ?"
kata In Hiang menyusul tangannya diulur hendak mencubit si
dara cilik yang nakal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mana bisa pemuda bangor kurang ajar pada si Eng Lian."
kata si dara cilik seraya berkelit dari tangan In Hiang yang
hendak mencubit pipinya.
In Hiang melongo. Ia tidak mengira Eng Lian demikian
nakal dan Jenaka, hampir mengalahkan Lo In kenakalannya.
Hatinya senang mendapat teman dara cilik yang Jenaka ini
dan mereka bersama-sama akan mencari jejaknya Lo In.
"Adik Lian, bukan waktunya kita berguyon. Mari kita
selesaikan tugas kita membasmi hweshio- hweshio dalam kuil
kotor ini " berkata In Hiang seraya menghampiri Hong Lui
Hweshio yang sudah tidak bernapas dan mulai membusuk
dagingnya.
"Adik Lian, hweshio ini yang hendak berlaku kurang ajar
padaku tentu " kata In Hiang seraya mencabut pedangnya dan
hendak ditabaskan ke lehernya Hong Lui Hweshio.
Eng Lian lompat mencegah. "Enci Hiang, untuk apa kau
mengotori pedangmu. Lihat saja sebentar lagi juga badannya
akan hancur lumer menjadi air."
In Hiang heran mendengar perkataan Eng Lian, lalu
menanya,
"Adik Lian, apa kau hanya berkelakar saja berkata demikian
? Bagaimana kau tahu badannya akan lumer menjadi air ? Ah,
adik Lian, jangan kau berlebihan menggodai encimu."
"Enci Hiang, dia sudah digigit oleh Kim-coa kesayanganku."
sahut Eng Lian bangga. In Hiang tercengang. Matanya
menatap pada kawannya dengan penuh pertanyaan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Enci Hiang, Kim-coa ku sangat lihai. Kalau sudah
menggigit orang, dalam tempo setengah jam saja sang korban
akan lumer badannya menjadi air. Untung kita ditolong oleh
mereka. Kalau tidak. hm Apa kita masih bisa melindungi
kehormatan kita seperti sekarang ? obat pemusnah yang enci
dan aku telan ternyata tidak ada gunanya, sebab buktinya kita
kena dibius juga dan tidak sadarkan diri"
"oh.. sungguh aku harus berterima kasih pada Kim-coamu,
adik Lian. Dimana sekarang ular emasmu itu ? Aku ingin
melihatnya " berkata In Hiang dengan hati lega.
"Mereka sudah ada dalam rumahnya lagi, disimpan dalam
lengan baju ini." sahut Eng Lian seraya menepuk-nepuk
perlahan lengan bajunya.
"Bagaimana Kim-coamu bisa keluar dari tempatnya ?"
tanya In Hiang heran.
"Mungkin Tiat Ci Hweshio mengangkat lenganku dan tidak
sengaja menekan perkakas rahasia kotak ular hingga mereka
lompat melejit dan menyerang si hweshio cabul "
"oh, begitu hebat Kim-coamu itu, adik Lian. Kau kata
'mereka', memangnya ada berapa banyak ular emasmu itu ?"
"Hanya sepasang, tapi lihainya luar biasa. Aku sayang
sekali kepada mereka."
In Hiang manggut-manggut. Kemudian berkata, " obat
pemusnah yang kita telan sebenarnya sangat ampuh. obat itu
bikinan adik Lo In. selama aku merantau, belum pernah
menemukan kesulitan berkat lindungan obat itu. Tapi kalau
sampai sekarang tidak mengunjuk keampuhannya, mungkin
karena obat bius yang digunakan oleh kawanan hweshio jahat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu istimewa atau mereka menggunakan berlebihan. Buktinya
kita rasakan asap yang kita cium menusuk hidung demikian
tajam dan menimbulkan rasa sesak di dada."
Eng Lian tidak menjawab, ia hanya mengangguk- anggukan
kepala. Dalam hati ia setuju dengan pendapat In Hiang sebab
ia juga percaya penuh akan keampuhan obat bikinan adik Innya.
Benar saja, tidak lama In Hiang nampak badannya Hong
Hui Hweshio sudah mulai berair, begitu juga dengan Tiat Ci
Hweshio. "Adik Lian, mari kita bekerja " mengajak In Hiang.
"Mari." sahut Eng Lian yang juga sudah menghunus
pedangnya seperti In Hiang.
Dua dara itu baru saja mau bertindak, tiba-tiba terdengar
suara berkerekekan dan dinding kamar kembali telah terbuka.
Dari mana telah melompat belasan kepala gundul dengan
membekal senjata dan mereka telah mengurung dua gadis
kita.
Eng Lian ketawa cekikikan dirinya dikurung, bukannya
gemetar ketakutan.
Dara cilik kita memang paling gemar dikerubuti musuh
daripada bertempur satu lawan satu, tidak menggembirakan.
sebaliknya In Hiang yang tegang menghadapi banyak musuh
kuat, tiba-tiba mendengar Eng Lian cekikikan ketawa, menjadi
heran dan melirik pada kawannya seperti menanya.
"Enci Hiang." kata si nona kecil. "Biar enci nonton saja. Aku
yang membereskan kawanan tak berguna ini. Pedangmu
sudah banyak makan korban, biar suruh dia mengaso "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Budak temberang " bentak seorang hweshio yang
hidungnya seperti hidung burung kakaktua. "Kau berani buka
mulut besar di depan Cap-sha Thiw-tauw- hweshio ? sungguh
rejekimu besar kalau kau dapat lolos dari kepungan Cap-sha
Thie-tauw- hweshio "
In Hiang terkejut mendengar hal tersebut. Matanya
memandang, benar saja semuanya terdiri dari tiga belas orang
kepala gundul. Cap-sha Thie-tauw- hweshio berarti Tiga belas
hweshio kepala besi. Barisan pendeta yang kepandaiannya
tertinggi diantara murid-muridnya Tiat Ci Hweshio dan jarang
maju menghadapi musuh kalau musuh tidak sangat tangguh.
Tiga belas hweshio kepala besi adalah pasukan Thian-ong-bio
yang sangat kejam dan ganas.
Melihat rombongan kepala gundul itu semua ada gagah
dan kuat, In Hiang kuatir kalau hanya Eng Lian saja yang maju
sendirian. Tapi ia tidak mau mengecewakan adik Liannya yang
sudah memberi kesanggupan akan melayani kawanan
hweshio itu. Maka ia diam saja dan hanya bersenyum ke arah
Eng Lian ketika si dara cilik mengeluarkan Hui-to (pisau
terbang) dari kayu buatannya jago cilik kita.
"Hahaha " terdengar si hidung kakaktua bekakakan nampak
Eng Lian mengeluarkan senjata rahasianya yang berupa pisau
kayu. "Kepala gundul, kau ketawakan apa ?" tanya Eng Lian
heran.
"Aku ketawakan kau, nona kecil." ngeledek si hidung
belang. "Masa pisau kayu lapuk kau bawa-bawa. sebenarnya
buat apa ?"
"Buat menghajar kalian, kepala gundul yang tidak tahu diri "
jawab Eng Lian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si hidung kakaktua kembali berkakakan ketawa. "Hui-to
orang menggunakan logam murni. Ini pakai kayu lapuk mau
main-main dengan cap-sha Thie-tauw- hweshio Kau benarbenar
terlalu menghina pada pasukan maut dari Thian-ong-bio
"
Eng Lian ketawa nyekikik mendengar perkataan si hidung
kakaktua.
"Memangnya juga nonamu memandang enteng pada
kalian. Kalau kalian dipandang sebagai lawan-lawan berat,
sudah tentu nonamu akan menggunakan pedang " kata Eng
Lian.
Merasa dihina, maka si hidung kakaktua yang menjadi
kepala dari barisan maut Thian-ong-bio itu lantas kasih kode
kepada kawan-kawannya untuk turun tangan.
Mereka dengan serentak menyerbu. Ruangan disitu cukup
lebar untuk pertempuran ramai, maka Eng Lian jadi gembira
melayani mereka. sejak tadi pedang Eng Lian telah
dimasukkan pula ke dalam sarungnya, hui-tonya juga sudah
dikantongi hingga si dara nakal melayani mereka dengan
tangan kosong.
Untuk jangan menjatuhkan nama Cap-sha Thie-tauwhweshio,
kawanan hweshio itu juga tidak menggunakan
senjatanya untuk mengeroyok si nona. Mereka yakin dengan
tangan kosong. sudah lebih dari cukup membekuk batang
lehernya Eng Lian, termasuk In Hiang juga, kalau seandainya
si nona turun tangan.
Nyata perhitungan mereka meleset, nona kecil yang
dihadapinya bukan nona sembarangan yang gampang dihina.
Dengan kelincahannya mengelak serangan, membuat tiga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
belas hweshio itu kabur pemandangannya, akan tetapi mereka
tetap menggempurnya, mengandalkanjumlahnya yang
banyak.
Melihat Eng Lian demikian gesitu luar biasa, diam-diam In
Hiang memuji sambil menyungging senyuman manis.
Disamping serangan-serangannya yang hebat sekali, ternyata
kawanan hweshio itu mengandalkan juga kepalanya yang
dianggap keras bagai besi. Beberapa kali Eng Lian diseruduk
perutnya oleh kepala kawanan hweshio itu.
Pada suatu saat In Hiang terbelalak matanya, nampak Eng
LIan dalam posisi terjepit telah diseruduk oleh dua hweshio.
Tapi si nona kecil sangat gesit, begitu dua buah kepala hampir
membentur perut, ia sudah mencelat ke atas dan perutnya
terluput dari kehancuran dibentur dua hweshio yang nyeruduk
tadi, yang kehilangan sasarannya hingga dinding kamar jadi
ambrol berlubang dengan memperdengarkan suara keras.
Dua hweshio itu roboh ketiban puing dinding yang ambrol.
Kawan-kawannya menjadi beringas nampak dua kawannya
roboh. Mereka merangsek. satu kena ditendang nyungsep ke
kolong meja, satunya lagi berteriak mengaduh dadanya kena
dihajar kepalan kecil dari si dara cilik.
Musuh berkurang dua lagi. Eng Lian ketawa ha-ha hi-hi,
berputaran dikeroyok oleh kawanan kepala gundul yang
sangat beringas kelihatannya.
"Awas " tiba-tiba Eng Lian berseru. Kembali dua musuh
roboh kena ditotok jalan darah pada bagian iganya (thian-kihiat).
Total sudah enam musuh jatuh hingga kurangan
kerepotannya si dara cilik melayani musuh-musuhnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka mulai keder melihat kekosenan si nona. Dua orang
diantaranya hendak angkat kaki, tapi sudah terlambat.
"Kau mau lari ?" bentak Eng Lian, menyusul hui-to kayunya
meluncur dan dua orang itu roboh kena tertotok jalan darahnya
pada bagian pundak.
Tinggal lima orang lain tak ungkulan menghadapi si nona
yang kosen. Mereka coba mendesak Eng Lian tapi
sebenarnya mencari kesempatan untuk lari. Waktu mereka
saling susul hendak meninggalkan ruangan itu, berbareng
saling susul datangnya lima pisau kayu yang menotok jitu
pada jalan darah masing-masing hingga mereka semua dapat
dirobohkan.
Eng Lian ketawa cekikikan sambil merapikan rambutnya
yang agak kusut karena bertempur barusan, kemudian
memungut pisau kayu terbangnya kembali.
"Adik Lian, hebat benar kepandaianmu " In Hiang memuji
sambil mencekal tangan si gadis yang barusan saja selesai
memungut kembali hui-tonya.
"Enci Hiang, mari kita masuk ke dalam pintu dinding yang
masih terbuka itu." mengajak si dara cilik sambil menarik
tangannya In Hiang.
"Nanti dulu." kata In Hiang.
"sekarang kita apakah dua hweshio-hweshio ini ?"
"Biarkan saja, mereka toh tidak bisa lari." sahut Eng Lian.
"Mana bisa. Kita mesti bunuh habis mereka " berkata In
Hiang serius.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Dibunuh ?" Eng Lian heran. Ia ingat akan pesan Lo In
supaya jangan melukai orang.
"Ya, habiskan jiwanya semua " sahut In Hiang dengan
sungguh-sungguh.
Eng Lian belum menyahut, In Hiang sudah mulai bekerja.
Pedangnya beberapa kali berkelebat, tiga belas kepala gundul
itu sudah terpisah dari. badannya.
Eng Lian berdiri melongo melihat In Hiang demikian bengis
membasmi kawanan hweshio-hweshio. Badannya tergetar dan
hatinya berdebaran karena tidak biasa ia menyaksikan
pembunuhan besar-besaran demikian.
"Enci Hiang....." ia mengeluh perlahan sambil menatap
wajahnya In Hiang yang sama sekali tidak mengunjuk tandatanda
menyesal telah melakukan pembunuhan itu. In Hiang
heran melihat Eng Lian menjadi ngeri karena perbuatannya.
"Adik Lian, apa kau baru pertama kali melihat pembunuhan
seperti ini?" tanya In Hiang.
"Enci Hiang, benar-benar kau bikin adikmu gemetaran."
sahutnya sambil mengangguk.
In Hiang tertawa terkekeh-kekeh.
"Adik Lian." katanya. "Ini masih belum apa-apa. Asal kau
melihat pembunuhan besar-besaran tempo hari oleh sucoan
sam-sat di markas cabang ceng Gee Pang dan dalam
rumahku, mungkin kau akan jatuh pingsan."
"Ah, enci Hiang, masa begitu hebat ?" tanya si dara cilik,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Hiang lalu menutur dengan ringkas pembunuhan besarbesaran
yang dilakukan oleh sucoan sam-sat hingga bulu
tengkuk Eng Lian pada berdiri
"Aku benci pada orang-orang jahat. Maka selamanya aku
tidak mau mengampuni mereka." kata In Hiang sehabis
menutur pada Eng Lian.
Eng Lian anggukkan kepalanya sambil memikirkan nasihat
Lo In untuk jangan membunuh orang kalau tidak kelewat perlu.
"Adik Lian, kemana semangat betinamu ? Apakah kau rela
dihina oleh si hweshio cabul ? Tidakkah kau memikirkan untuk
menumpas habis-habisan kawanan hweshio yang menjadi
anak buahnya untuk melampiaskan sakit hatimu ? Ah, adik
Lian. Kita jadi wanita harus bisa menghargai diri Untuk apa
kita kasih hweshio-hweshio jahat itu hidup lebih lama "
Mendengar kata-katanya sang enci, Eng Lian terbangun
semangatnya.
"Aku setuju." katanya. "Mari kita basmi kawanan hweshio
cabul itu "
In Hiang bersenyum nampak Eng Lian bersemangat
dengan tiba-tiba. Mereka kemudian memasuki pintu dinding
yang masih terbuka.
setelah melewati beberapa lorong dan tikungan, mereka
telah sampai pada sebuah kamar dimana terdengar beberapa
perempuan sedang omong-omong.
In Hiang menendang pintu kamar hingga terbuka. Kiranya
disitu masih ada dua hweshio yang sedang memeluk dan
menciumi dua orang wanita.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Melihat adegan itu, Eng Lian ingat dirinya yang kena dibius
oleh Tiat Ci Hweshio.
Dibawah pengaruhnya obat perangsang, ia kasihkan dirinya
dipeluk dan diciumi si hweshio cabul. Pipinya dengan
mendadak saja menjadi merah saking jengah, dari merasa
jengah hatinya jadi sanat gusar. Maka seketika itu juga ia
menyerang dengan pedangnya kepada dua kepala gundul
yang sedang permainkan wanita itu Dengan hanya terdengar
dua kali suara 'sret sret' kepala dua hweshio itu sudah
menggelinding di lantai, hingga dalam kamar itu menjadi banjir
darah.
Ada lima orang perempuan yang berada dalam kamar itu.
Nampak Eng Lian membunuh dua hweshio tadi dengan hanya
dua kali tabas saja, mereka jadi ketakutan dan pada jatuhkan
diri berlutut minta ampuni jiwanya.
Melihat kelakuan mereka demikian genit dikala In Hiang
dan Eng Lian memasuki kamar itu, In Hiang tidak senang
kepada mereka. Tapi mengingat bahwa mereka telah berbuat
demikian saking ketakutan dibunuh oleh kawanan hweshio,
maka In Hiang masih dapat mempertimbangkan dan
mengampuni mereka.
Kiranya bukan disitu saja terdapat orang perempuan.
Karena di beberapa kamar lainnya pun masih diketemukan.
Ketika semuanya dikumpulkan terdapat dua belas orang
wanita yang sudah rusak moralnya menjadi permainan
kawanan hweshio cabul dalam kuil itu.
In Hiang kemudian mengusir mereka pergi, untuk pulang ke
masing-masing rumahnya setelah membekali uang yang
terdapat dalam kuil itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ternyata tidak ada hweshio lainnya, setelah In Hiang dan
Eng Lian menjelajahi semua ruangan dalam kuil tersebut.
"sekarang bagaimana ?" tanay Eng Lian pada kawannya.
"Sebaiknya kita bakar saja kuil ini." sahut In Hiang. "Aku
rasa tidak membahayakan kalau kita bakar karena jauh dari
umum. Duduknya bangunan boleh dikata mencil sendirian.
Kalau kita tinggalkan begitu saja, aku kuatir akan dibuat
sarang lagi oleh orang-orang jahat."
Eng Lian setuju. Maka setelah membenahi barang-barang
perhiasan yang berharga dan uang sebagai kekayaan dari kuil
itu, dua gadis itu lalu membakar bangunan dengan memakai
bahan-bahan yang gampang menyala. Dalam sedikit tempo
saja, bangunan yang besar itu telah menjadi makanan si jago
merah. Dekat pagi, barulah berkobarnya api mulai reda.
orang-orang disekitar tempat itu menjadi kaget Thian-ongbio
kebakaran. Mereka coba ada datang menolong sementara
itu In Hiang dan Eng Lian sudah meninggalkan kuil yang
sedang berkobar-kobar dimakan sijago merah.
Kita kembali kepada sijago cilik yang berusaha mencari dua
encinya, Eng Lian dan Bwee Hiang. Beberapa hari sudah
berlalu ia melakukan penyelidikan dalam daerah pegunungan
dimana si bocah dan si dara berpisahan. Lo In masih belum
juga dapat menemui enci Liannya. Hatinya menjadi lesu.
Dengan tidak adanya Eng Lian atau Bwee Hiang
disampingnya, Lo In merasa seperti kehilangan pegangan.
Ia wataknya sangat gembira, sering melucu untuk
kemudian ketawa bersama dengan orang yang diajaknya
melucu. Sekarang Eng Lian dan Bwee Hiang tidak ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
disampingnya. Dengan siapa ia hari-hari dapat melampiaskan
tawa dan kegembiraannya.
Pada suatu lohor ketika Lo In sedang jalan dijalanan yang
tidak begitu lebar dan pada kedua tepinya dipagari oleh
rumput alang-alang yang tumbuh tinggi, si bocah wajah hitam
tiba-tiba mendengar suara kaki kuda mendatangi.
Matanya Lo In yang tajam dari ke jauhan sudah dapat
melihat yang mendatangi itu adalah dua pemuda. Lama ia
tidak suka bergurau, maka seketika timbul seleranya untuk
menggodai dua pemuda yang datang itu Cepat ia umpatkan
diri dalam gerombolan alang-alang.
Dua penunggang kuda itu, ketika mendekati tempat
mengumpatnya telah jalankan kudanya dengan perlahan
sambil bercakap-cakap diseling dengan ketawa ny a yang
tergelak-gelak hingga diam-diam Lo In mengiri melihat orang
dapat bergembira demikian rupa.
"seandainya dia ketemu kita, mana dia dapat mengenali ?"
Lo In dengar, satu diantaranya yang tuaan dari sepasang
pemuda itu berkata.
"Dia matanya lihai, jangan kasih kesempatan padanya. Kita
keroyok saja. Masa kita berdua tidak bisa menang ? Asal kita
bertempur dengan cermat, bagaimana juga dia lihai akan
terjungkal ditangan kita " demikian kawannya menyatakan
pikirannya.
(Bersambung)
Jilid 17
Lo In perhatikan orang yang bicara. Diam-diam ia kepingin
tahu siapa yang diarah oleh dua pemuda cakap itu. Ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menggunakan kepandaiannya terabas terobos dalam
gerombolan alang-alang mengikuti dua pemuda itu untuk
mendengarkan lebih jauh apa yang dipercakapkan oleh
mereka. Ia mendengar pula yang tuaan berkata,
"Andai kata, ini masih andai kata, kalau kita dapat cekuk
batang lehernya, kau mau apakan dia ?"
"Oo, nanti aku yang kompes dia suruh dia mengaku
kemana saja dia sudah pergi."
"Kau mengompesnya dengan apa ?"
"Dengan ini "sahut kawannya seraya perlihatkan tangannya
yang dibeber.
"Tapi kau jangan keras-keras menamparnya, nanti dia
marah....."
Kawannya yang barusan membeber tangannya, yang
mudaan tampak menekap mulutnya menahan ketawa .Justru
ia hendak membuka mulut berkata, tiba-tiba kudanya
berjingkrak seperti kesakitan hingga penunggangnya kaget
dan cepat-cepat menahan lesnya jangan sampai sang kuda
mabur secara liar.
Pemuda yang tuaan melihat kawannya repot dengan
kudanya, hingga tidak sempat membuka mulutnya bicara telah
menertawakan nya dengan enaknya.
Pada saat itulah, kudanya sendirijadi binal. Berjingkrakan,
mengangkat kaki depannya sambil perdengarkan suara
ringkikan keras. Ia jadi gugup dan cepat-cepat pertahankan
lesnya, jangan sampai kudanya merat tanpa dapat
dikendalikan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setelah kduang masing-masing sudah jinak kembali, kedua
pemuda itu saling pandang.
Tiba-tiba yang mudaan telah keluarkan suara bentakan
nyaring,
"Manusia usilan, dari mana telah mengganggu kesenangan
tuan mudamu ? Lekas unjukkan diri "
Mengetahui bahwa kudanya bukan sewajarnya berjingkrak
dengan tiba-tiba, kedua pemuda itu curiga bahwa orang sudah
berlaku jail. Maka setelah saling melihat sejenak, yang
mudaan tadi telah mengeluarkan bentakannya dengan
sombong.
Memang itu adalah kerjaannya Lo In yang memotes rumput
alang-alang ditaruh diatas telapak tangannya kemudian ia
meniup dengan menggunakan lwekannya hingga rumput kecil
itu melesat dan menyambar pantat kuda sehingga
berjingkrakan lantaran kesakitan.
Ditunggu lama, tak kelihatan ada orang muncul, maka si
pemuda tadi sudah ulangi pula bentakannya. "Manusia hina,
kalau kau demikian pengecut, kenapa mau main-main dengan
tuan mudamu ? Hm Asal tahu saja. Kalau nanti kudapatkan
kau diantara gerombolan alang-alang, akan kuhajar kau
setengah mampus "
Berbareng dengan perkataannya, anak muda itu turun dari
kudanya.
Ia menghunus pedangnya. Dengan pedang itu ia
membabat gerombolan alang-alang yang dilihat agak
bergoyang dan menyangka orang jail itu sedang mengumpat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
disitu. Tapi lama ia membabat sana sini, kenyataannya tak ada
orang yang dimaksudkan.
"sudahlah,jangan buang tempo. Mari kita lanjutkan
perjalanan " berkata temannya yang tenang-tenang saja
bercokol diatas kudanya.
Mendengar perkataan kawannya, anak muda itu hentikan
usahanya lalu menghampiri kudanya lantas naik ke atasnya
dan jalankan pula kudanya dengan berendeng.
Belum berapa lama mereka larikan kudanya, tiba-tiba
melihat ada sesosok tubuh yang tidur melintang ditengah jalan
hingga sukar dilalui oleh kuda mereka kecuali tubuhnya orang
yang tidur melintang itu dilompati.
orang itu tidur miring dengan muka kejurusan yang dituju
oleh dua pemuda itu, maka tak kelihatan mukanya.
"Toako, kembali ada orang usilan. Mungkin orang tadi yang
mencari gara-gara kepada kita. Biarlah aku suruh kudaku
menginjak tubuhnya biar berantakan isi perutnya " terdengar
pemuda yang mudaan berkata kepada kawannya.
"Jangan, kasihan." sahut kawannya. "Kita belum tahu dia
orang jahat atau baik. sebaiknya kita jangan sekejam yang kau
hendak lakukan itu."
"Habis, bagaimana pikiran Toako ?"
"Lebih baik kita lompati saja tubuhnya, tak sudah kita cari
urusan." Kawannya tak menyahuti. Mereka terus jalankan
kudanya dengan berendeng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika sampai di dekat orang tadi yang enak-enak saja tidur
miring, mereka kedut lesnya supaya kuda melompati tubuh
orang itu. Kuda mereka berbareng melompati tubuh yang lagi
tidur itu dengan gesit sekali.
Kedua pemuda itu ketawa berkakakan, sambil jalankan
kudanya perlahan.
"Toako, orang itu tak punya guna. Kalau dia ada punya
kepandaian, tentu sudah bangun barusan dan mencegat
jalanan kita. Hahaha...... eh, eh...." tiba-tiba ketawanya
berhenti dan terkejut sekali nampak kedua kaki depan
kudanya menekuk dan berlutut.
"Hei, kau kenapa Hiante ? Eh, oh, kenapa lagi...?" berkata
sang toako gugup sebab kudanya sendirijuga ambruk. kedua
kaki belakangnya lemas tak dapat berdiri Penunggangnya
segera lompat turun dan memeriksa kudanya yang tak dapat
bangun lagi.
sang hiante dilain pihak pun sedang memeriksa kudanya,
sementara mulutnya memaki-maki. Entah siapa yang ia maki.
Yang kedengaran dia menantang supaya si manusia usilan
unjukan diri, tampak ia gergetan sekali. Ia tidak menyangka
bahwa orang yang tidur tadi yang telah membikin kudanya
lumpuh kakinya. sebaliknya sang toako sambil berdiri telah
mengawasi orang yang tidur tadi, yang ternyata sudah
berubah tidurnya dan sekarang miring membelakangi mereka
hingga tidak kelihatan tampangnya bagaimana.
"Hiante, aku kira dia yang main gila." si toako menyatakan
kecurigaannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ah, masa ? Coba mari kita tanya " sahut kawannya seraya
ia jalan menghampiri orang yang lagi tidur tadi, diikuti oleh
kawannya.
"Hei, manusia malas " bentaknya, ketika sudah datang
dekat.
"Kau yang barusan main gila ? Hm Bagus ya, perbuatanmu
"
orang itu seperti tidak mendengar bentakan orang. Ia diam
saja, malah badannya melingkar seperti kedinginan.
" Hiante, kau harus hati-hati." ia menasehati sang toako
ketika melihat hiantenya datang lebih dekat dan mengangkat
kakinya hendak menendang pantatnya orang yang sedang
tidur.
"Aku tidak perduli " sahutnya. Kakinya juga sudah lantas
bekerja hingga orang itu tubuhnya terpental ngapung dan jatuh
kira-kira jaraknya lima meter dari tempat barusan tidur.
Anak muda itu cekikikan ketawa hingga tak dapat
mempertahankan penyamarannya. Ketika sudah ketawa ngikik
baru ia sadar, bahwa dirinya dalam penyamaran.
Dua pemuda itu memang In Hiang dan Eng Lian yang
menyamar. Dengan usulnya In Hiang, si dara cilik setuju untuk
menyamar menjadi lelaki dalam usaha mencari Lo In, Mereka
bermaksud akan menggodai Lo In, manakala mereka nanti
bertemu muka.
Eng Lian belajar juga pada In Hiang untuk membuat
suaranya seperti laki-laki. Mereka gunakan panggilan toako
dan hiante (kakak dan adik).
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Hiang yang melihat orang itu ditendang sampai ngapung
dan jatuh beberapa meter jauhnya, juga tak tahan untuk tidak
ketawa. Ia masih bisa kendalikan dirinya, ketawanya tidak
cekikikan seperti Eng Lian.
"Toako" kata Eng Lian. "Dia hanya satu bocah saja, pantas
barusan aku tendang sampai terbang melayang-layang.
Hahaha..... "
Eng Lian perdengarkan suara ketawa laki-laki.
"Hei, kau mau apakah lagi dia ?" tanya In Hiang ketika
melihat Eng Lian menghampiri lagi orang yang tadi
ditendangnya.
"Tidak, aku hanya iseng-iseng saja." sahutnya, sementara
itu kakinya kembali bekerja.
"Hei, kau gila.... " teriak Eng Lian ketika rasakan badannya
enteng dan peksay (jungkir balik) ke belakang, ketika kakinya
menyentuh badannya orang tadi.
Entah bagaimana orang itu bergerak sebab tahu-tahu Eng
Lian rasakan kakinya enteng dan ia peksay ke belakang
sampai beberapa meter jauhnya. Persis jaraknya lima meter,
seperti tadi Eng Lian menendang melayang orang yang lagi
tidur itu.
Eng Lian cepat bangun lagi dan matanya mengawaskan
dengan gusar kepada orang itu yang masih tenang-tenang
saja tidur.
Ia menghampiri lagi, akan tetapi tidak berani datang dekat
dan menendang seperti tadi sebab sudah merasakan akibat
runyam.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sementara itu In Hiang sudah datang kesitu. Ia melarang
Eng Lian umbar napsunya, kemudian berkata kepada orang
yang sedang tidur :
"Kau orang gagah dari mana berani mempermainkan kami
bersaudara ? Kalau kau benar satu ksatria, lekas bangun dan
hadapi kami berdua .Jangan seperti pengecut pura-pura
tiduran "
orang itu mendehem sekali lalu menggeliatkan badannya.
Kali ini berbalik menghadapi Eng Lian dan in Hiang hingga dua
gadis itu menjadi sangat kaget melihat wajahnya orang itu
yang hitam legam kayak pantat kuali.
Hanya sejenak mereka kaget sebab dilain detik mereka
main mata untuk menggodai orang yang lagi tiduran itu, yang
bukan lain adalah jago cilik kita yang jail.
"Toako" kata Eng Liang. "Wajahnya dia hitam, lebih hitam
dari pantat kuali di rumahku. Hahaha.... Mau banyak lagak
lagi, berani permainkan orang yang sedang jalan."
" orang hitam biasanya suka jail. Tadijuga tentu dia yang
jaili kita. Mari, kita lanjutkan perjalanan jangan ladeni orang
hitam " jawab In Hiang.
Dua gadis itu meninggalkan Lo In tapi ketika melihat dua
kudanya mendeprok tidak bisa jalan, mereka mendongkol dan
balik menghampiri Lo In lagi.
"saudara-saudara." tiba-tiba Lo In yang belagak tidur tadi
berkata, sebelumnya Eng Lian memaki kudanya dijaili oleh si
bocah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bukankah barusan kalian kata orang hitam tak boleh
didekati, kenapa kalian kembali ?"
"Huh " Eng Lian mendengus seraya monyongkan mulutnya,
kelakuan mana kembali membikin ia membuka rahasia dirinya
dalam penyamaran.
"Memangnya aku datang untuk mendekati kau? Lekas kau
sembuhkan kembali kuda kami "
"Aku tidak berbuat apa-apa. Untuk apa aku menyembuhkan
kuda kalian ?"
"Bocah hitam " menyela In Hiang.
"Kau berani permainkan kuda kami, benar-benar nyalimu
sangat besar. Lekas kau sembuhkan. Kami tidak akan tarik
panjang urusan "
"Enak saja kalian berkata." sahut Lo In jenaka.
"Kalian berbuat kurang aja terhadap yaya. Apa dengan
begitu boleh saja ? Hahaha..."
In Hiang dan Eng Lian tercengang Lo In membahasakan
dirinya yaya (kakek atau engkong) dan mereka dikatakan
berbuat kurang ajar.
"Kau kata kami berbuat kurang ajar, apa buktinya ?" tanya
Eng Lian.
"Buktinya kuda kalian melompati tubuh yaya yang sedang
enak tidur " sahut Lo In.
"Huh " mendengus Eng Lian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau bocah hitam, kalau tidak dikasih hajaran, tentu tidak
akan kenal kelihaian tuan mudamu "
"Hiante, kau hajar saja " menganjurkan In Hiang ketawa.
Mendengar anjuran kakaknya, Eng Lian tidak banyak
membuang tempo. Ia gerakkan tangannya menghajar Lo In
tapi dengan mudah dapat dikelit. Kembali Eng Lian menyerang
dengan pukulan hebat, Lo In hanya sedikit mengelak. kembali
Eng Lian memukul angin.
Eng Lian keluarkan semua kepandaiannya yang ia dapat
pelaj ari dari Ang Hoa Lobo dan Lamhay Mo Lie tapi semua itu
hanya dilawan ketawa haha hihi oleh Lo In. sebentar-sebentar
tubuhnya lenyap dari pandangan Eng LIan.
si dara cilik menjadi jengkel, hampir dia mewek. kalau tidak
In Hiang cepat turun tangan dan mengeroyok Lo In dengan
pukulan-pukulan berbahaya.
" Waduh, kalian boleh juga kepandaiannya." memuji Lo In
ketika ia meluputkan diri dari pukulan in Hiang yang
menyilang.
"Bocah hitam, kalau tidak menyerah, tahu sendiri Kepalamu
bakal remuk dimakan pukulan kami " seru Eng Lian gembira
karena ia merasa dikeroyok dua orang kelihatannya Lo In
seperti keripuhan.
"Ya, bocah hitam. sebaiknya kau menyerah saja Jangan
sampai tuan mudamujadi gusar dan tidak ada jalan untuk
mengampuni kau lagi." In Hiang menimpali kawannya.
"Masih terlalu pagi untuk membikin roboh yaya kalian." Lo
In berkata takabur.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Yaya, yaya, ini yaya " bentak Eng Lian, tangannya
menyambar ke lambung Lo in sementara tangan lainnya
hendak mencolok mata orang.
sambil berkelit dengan bagusnya, Lo In mengodai : "Anak
bagus, kau mau bikin yayamu buta muda ? Hm, kalau tidak
dirotan pantatnya anak bagus ini belum tahu lihainya yaya.
Dua-dua anak bagus ini memang nakal, lihat yaya nanti kasih
hajaran "
In Hiang dan Eng Lian tidak tahan dengan mengitiknya urat
tawa mendengar si bocah melucu. Hampir-hampir saja
ketahuan penyamarannya dengan ketawa ngikik kalau tidak
keburu mereka sadar bahwa dirinya dalam penyamaran.
Mereka perhebat serangannya hingga Lo In menjadi keripuhan
juga.
"Sudah, sudah, jangan godai yaya. Lekas kalian pergi "
berkata Lo In setelah ia lompat mundur menghindarai
serangan yang menggunting dari In Hiang dan Eng Lian.
Kedua gadis itu melongo meliha serangannya yang sudah
dihitung matang, lolos.
"Bocah hitam, kaujangan banyak cakap " seru Eng Lian.
"Akan kami tangkap kau dan suruh mandi supaya wajahnya
tidak hitam "
"Yaya tidak mau mandi, nanti kedua enci yaya tidak mau
dekati yaya."
"Masa sudah kakek-kakek punya enci? Hahaha.... " tertawa
in Hiang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mau membahasakan diri yaya, lantas maupunya enci lagi
siapa yang sudijadi encinya si bocah yang belum pernah kenal
air " Eng Lian menimpali.
"Kalian belum kenal sama enci yaya, kalau sudah lihat
wajahnya ? Hm Tanggung kalian tidak bisa tidur dan tidak bisa
makan."
"sampai begitu bagus encimu ? siapa sih ?" tanya In Hiang
kepingin tahu.
"Aha, anak muda. Kau jangan mau main asmara. Baiknya
kalian ngomong sama yaya, kalau sama yang lain kan jadi
malu."
"Huh Anak masih belum hilang bau pupuknya mau
mengaku jadi kakek "jengek Eng Lian sambil menahan ketawa
melihat lagaknya Lo In yang sangat Jenaka.
"Bocah, kau jangan main yaya-yayaan. Lekas kasih tahu
siapa encimu " in Hiang mendesak seraya tangannya tidak
berhenti menyerang.
"Kalian anak-anak muda ini belum tahu kedua enci yang
sayang pada Yaya. Kalau kedua enci Yaya lihat kalian
mengeroyok Yaya, pasti kalian akan dirotani oleh mereka."
Tak tahan Eng Lian menekan rasa kepingin ketawanya,
maka seraya menyerang ia ketawa cekikikan hingga
penyamarannya menajadi phoatang.
"Hai, engko ini punya dua suara ?" Lo In berkata.
"Tadi suaranya laki-laki, kenapa sekarang ketawanya ngikik
seperti cewek tukang nangis......?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ini cewek. anak kurang ajar " Eng Lian dengan cemberut
menghajar kepala Lo In dengan hebat hingga Lo In agak kaget
juga menghindarinya.
"Hei, kenapa kau jadi marah-marah ?" Lo In menggodai.
"Enci ini, eh, engko ini tidak apa-apa." Lo In berkata pada In
Hiang.
"Hei, engko kecil, kaujuga boleh marah seperti ini engko
tukang cemberut " Lo In ngeledek Eng Lian hingga si nona
makin gemas saja pada adik In-nya yang nakal.
sampai sebegitu jauh, ia belum mau membuka
penyamarannya. Masih terus Eng Lian mencecari Lo In
dengan rupa-rupa tipu pukulan yang berbahaya, akan tetapi Lo
In dengan seenaknya saja meluputkan diri hingga si nona jadi
kewalahan.
In Hiang yang kepandaiannya memang ajaran Lo In, sudah
tentu tiap serangannya sudah dapat diduga oleh sang guru
cilik. Ia merasa Lo In sudah tahu keadaan mereka, tapi In
Hiang masih mau ngotot.
"Anak sambel, kau masih belum mau menyerah ?" bentak
In Hiang, kakinya menendang dengan tiba-tiba. Tangan Lo In
lebih cepat, menyambuti tendangannya hingga kakinya In
Hiang kena dipegang dan ia berdiri hanya dengan satu kaki.
Mukanya In Hiang merah jengah, ia coba menarik kakinya
tapi tak terlepas dari pegangan Lo In. Lucu kelihatannya
adegan itu.
" Hiante, kau lekas tampar mukanya untuk tolong toakomu "
seru In Hiang pada Eng Lian yang sebentaran ia berhenti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyerang melihat In Hiang berkutatan melepaskan kakinya
yang terpegang Lo In.
Eng Lian menurut. Ia dekat Lo In dan menampar pipinya. Lo
In tidak berkelit, ia pasang pipinya yang hitam.
"Plak " suara keras terdengar. Tamparannya itu benar kasih
bunyi plak mengenai sasarannya. Tapi ia kaget bukan main
ketika ia hendak tarik pulang tangannya telah melekat pada
pipinya Lo In.
Bingung Eng Lian sampai banting-banting kaki karena
tangannya tak dapat ditarik pulang.
Tangan kirinya dikasih kerja hendak menggempur bahu Lo
In. si bocah wajah hitam majukan dirinya sedikit hingga
gempuran si nona bukannya menggempur tapi merangkul si
bocah hinga ia berada dalam pelukan tangan kiri Lo In.
Tangan kanannya tetap memegangi kaki In Hiang yang sudah
jadi madi keringat ketakutan.
"Anak putih mesti ketemu anak hitam " terdengar Lo In
berkata berbareng Eng Lian rasakan pipinya dicium Lo In.
Bukan main kagetnya Eng Lian hingga ia rasakan panas
selebar mukanya. Tak dapat ia berontak sebab badannya
seperti menempel dengan badan Lo In, maka ia diamkan saja
perbuatan Lo In. Bagi Eng Lian saat demikian bukannya
kejadian yang tidak enak. sebab saat demikianlah yang ia
nanti-nantikan dalam impiannya. Malah ia mengharap lamalamaan
dalam kecupan si bocah nakal.
In Hiang yang menonton adegan itu berdebaran hatinya. Ia
sangat gelisah, dalam hati berubah liar kelakuannya. Aiiii,
bagaimana ini ? sebentar apa aku tidak mendapat gilirannya ?
Aiii, kenapa adik kecil jadi berubah begitu ? ah, aku ta...."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Hiang sebenarnya mau membilang 'ta..... kut.' Tapi takutnya
belum keluar, tiba-tiba ia rasakan kakinya disentak
perlahan, menyusul badannya seperti enteng melayang dan
tahu-tahu dia sudah berada dalampelukan di tangan kanan Lo
In.
"Adik ke..." katanya terputus, wajahnya dirasakan panas
dan hatinya berdebaran yang tidak pernah ada sebelumnya
ketika ia merasakan pipinya menjadi satu dengan bibirnya Lo
In. si nona meronta hanya membikin Lo In lebih keras
menekan pipinya yang gemetar. Dan.... In Hiang alias Bwee
Hiang juga tidak meronta dengan sungguh-sungguh sebab
apa yang diperbuat oleh Lo In adalah satu kejadian yang
sering ia impikan.
"Adik kecil, kau masih belum mau lepaskan encimu?" bisik
Bwee Hiang ketika Lo In sudah puas menciumnya.
(selanjutnya kita kembali kepada namanya yang lama, tidak
lagi In Hiang).
Lo In bersenyum dan menatap wajah Bwee Hiang dengan
penuh rasa kasih sayang. Perlahan-lahan Lo In melepaskan
Bwee Hiang, tampak si nona seperti merasa berat menjauh diri
dari badan Lo In.
sementara itu, di tangan kiri, Eng Lian masih terus
melayang-layang pikirannya sambil menyandarkan kepalanya
pada dadanya Lo In yang kekar. oh, bagaimana sedap
rasanya barusan ia dikecup Lo In. Masih hangat rasanya
dalam ingatannya kecupan jago cilik kita, pemuda impiannya.
Ia tidak mengiri atau cemberut ketika nampak Bwee Hiang
juga tiba-tiba telah berada dalam pelukan Lo In. ia tidak
sempat memikir itu, ia hanya merenungkan nasib dirinya yang
bakal datang menjadi kawan hidup Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang diam-diam merasa heran, Lo In dalam
beberapa bulan saja berubah kelakuannya. Dalam bersenda
gura atau berlatih silat, Bwee Hiang memang sering
menemukan kelakuan ganjil Lo In yang suka memegang dan
memeluk dirinya. Tadi ketika ia selidiki apa yang anak itu
perbuat adalah kelakuan yang wajar, bukannya disebabkan
oleh dorongan perasaan kedewasaan.
Bwee Hiang memang merasa hutan budi besar pada Lo In.
Maka kalau toh apa yang diperbuat Lo In atas dirinya itu
dilakukan oleh karena dorongan asmara, ia juga tidak
menyesal. Malah ia berjanji akan menyambutnya. Ia merasa
dirinya lebih tua lima- enam tahun dari Lo In. Namun Bwee
Hiang tidak menghiraukan perbedaan usia itu. Dan tekadnya
sudah menjadi teguh bahwa hanya si bocah wajah hitam yang
akan memiliki dirinya. ia tidak ingin dirinya dimiliki oleh lain
orang. sering Bwee Hiang mengimpikan kebahagiaan yang
akan ditempuh oleh mereka.
sekarang Bwee Hiang menjadi heran, nampak perubahan
adik kecilnya yang mendadak. sekaligus Eng Lian dan ia
berada dalam pelukan si bocah, itu menandakan bahwa Lo In
memilih mereka berdua akan menjadi kawan hidupnya. Ia
merasa puas dengan keputusan Lo In yang tidak memilih
kasih. Tadinya ia menduga Lo In akan memilih Eng Lian dan
melupakan dirinya karena perbedaan usia. sungguh, tidak
pernah ia mengharap sebelumnya bahwa Lo In akan
perlakukan dirinya seperti Eng Lian teman akrabnya.
Perasaan terima kasih Bwee Hiang dapat dilihat dari sorot
matanya ketika membalas tatapan Lo in dikala si bocah
dengan perlahan-lahan telah melepaskan pelukannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Enci Lian, kau lagi ngelamun apa ? Apa tanda mata dari
adikmu tak hilang ?" tegur Lo In ketawa ketika Eng Lian masih
enak-enakan saja menyandarkan kepala di dadanya.
Eng Lian seperti baru tersadar, ia melompat sambil meraba
pinggangnya dimana ada tergantung pedang Kwee Cu Gie
Toan kiam, tanda mata dari Lo In.
Ia bersenyum rada kikuk. Menuruti adanya ia ingin
mencubit si hitam. Kalau saja tidak melihat Bwee Hiang ada
hadir disitu tengah bersenyum-senyum ke arahnya.
"Adik In, bagaimana kau bisa menduga bahwa kami ada
Bwee Hiang dan Eng Lian ?" tanya Eng Lian ketawa manis.
"Dari pembicaraan kalian berdua, aku sudah menduga
bahwa yang dimaksudkan dalam pembicaraan adalah si
bocah muka hitam. Kecurigaanku bahwa enci dan enci Hiang
yang telah menyaru menjadi lelaki ketika mendengar suara
enci Lian nyekiki, lalu kita bertempur dan aku kenali jurus-jurus
yang dimainkan oleh enci Hiang adalah ajaranku dan tipu-tipu
yang enci Lian mainkan adalah tipu gerakan dari Lamhay Mo
Lie. Hahaha.... Mau godai si bocah wajah hitam, sebaliknya
kena digodai dan si bocah wajah hitam menikmati rentenya
(bunganya) oh..." Lo In pejamkan matanya seperti
mengenangkan kejadian barusan.
Eng Lian dan Bwee Hiang saling pandang sambil
bersenyum kikuk dan paras mukanya kemerah-merahan
jengah .
Kenapa Lo In cepat matang dalam urusan asmara ?
Itu disebabkan 'ajaran' sian Tin. selama Lo In tinggal dalam
rumahnya si cantik, Lo In telah dikasih kuliah soal cinta.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Maksudnya adalah untuk membuat Lo In masuk perangkap.
Tapi kesudahannya Lo In benar matang dalam soal asmara
namun ia tidak sampai masuk dalam jebakan yang dipasang
oleh si cantik sian Tin.
Apa yang diperbuat Lo In terhadap Eng Lian dan Bwee
Hiang, bukan kejadian yang direncanakan semua oleh Lo In.
itu hanya kejadian yang kebetulan. Ketika Eng Lian jatuh
dalam pelukannya, ia mencium baunya harum dari seorang
wanita dan nampak wajahnya Eng Lian yang cantik
menantang meski dalam penyamaran sebagai pria. Tak dapat
ia menguasai geloranya sang hati yang memang mencintai
pada enci Lian-nya ini. seketika juga ia mencium pipinya si
cantik dengan penuh kesayangan.
Di lain pihak ia melihat Bwee Hiang. Enci gede ini meskipun
usianya beberapa tahun lebih tua dari dirinya, kecantikannya
tak jauh dari enci Liannya dan sangat baik pribadinya dan
menyayanginya. Pikirnya, kenapa ia tak mau ambil juga Bwee
Hiang sebagai kawan hidupnya ? Maka begitu ia dapat pikiran,
lantas ia gunakan kepandaiannya menggentak kakinya Bwee
Hiang, yang kontan telah jatuh dalam pelukannya. Bagaiaman
bahagianya Lo In tatkala ia memeluk 2 bidadari di kirikanannya,
dua gadis yang mencintai dan menyayangi dirinya
dengan hati yang murni.
Demikianlah kisah cinta dari bocah sakti kita, telah meledak
pada waktu yang tidak diduga-duga sama sekali.
Tiga insan yang barusan menikmati kebahagiaan itu, dilain
detik tampak sedang duduk mengaso dibawah sebuah pohon
besar dan rindang. Adem mereka disitu beristirahat, saling
menuturkan kisah mereka selama berpisahan. Lo In minta
Bwee Hiang terlebih dahulu menuturkan perjalanannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang selama berpisah dengan Lo In memang paling
banyak menemukan pengalaman. Ia menuturkan dengan
napsu kepada adik kecilnya dan Eng Lian, diseling oleh
gerakan-gerakannya yang saban-saban membuat Lo In dan
Eng Lian ketawa ngakak.
setelah si gadis habis menutur, tampak Eng Lian masih
ketawa- ketawa, sebaliknya Lo In telah menghela napas
beberapa kali.
Bwee Hiang menjadi heran.
ia lalu menanya, "Adik In, apa kau pikir ada yang tidak betul
perbuatan yang aku telah lakukan?"
Lo In ketawa dan menatap wajah Bwee Hiang yang cantik
jelita tengah memandang ke arahnya dengan sorot mata
menanya. ditatap demikian mesra oleh adik kecilnya, yang
sekarang ia rubah panggilannya menjadi 'adik In' setelah
dikecup pipinya oleh si bocah nakal, tampak Bwee Hiang likat
dan menundukkan kepalanya.
"Enci Hiang, yang kau lakukan semua betul." sahut Lo In.
"Hanya itu saja........"
Bwee Hiang senang perbuatannya 'dibetulkan' oleh sang
adik kecil, tapi ia melengak pujian Lo In itu ada buntutnya.
Maka ia angkat kepalanya menatap Lo In, seperti hendak
menanya, bibirnya bergerak-gerak tapi tidak mengeluarkan
suara.
Lo In bersenyum, kemudian berkata : "Enci Hiang, hanya
enci terlalu banyak membunuh orang. sebaiknya selanjutnya
enci batasi napsu membunuh itu...."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang tergetar hatinya mendengar kata-kata Lo In. ia
telah melakukan pembunuhan menuruti napsu hatinya sebagai
reaksi atas pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh
sucoan sam-sat, harus membunuh setiap ketemu orang jahat.
Meskipun Lo In tidak terang-terangan mencela perbuatannya,
tapi ia mengerti bahwa Lo In tidak membenarkan
perbuatannya yang kejam. Ia tidak mengira si bocah nakal itu
mempunyai pribadi yang demikian luhur, maka seketika
hatinya Bwee Hiang menjadi bimbang.
Ia menundukkan kepala, seakan-akan terima salah atas
teguran halus Lo In.
si bocah wajah hitam tidak mau encinya berduka, maka ia
lalu menghibur : "Enci Hiang, aku tidak menyalahkan semua
perbuatanmu itu sebab kau lakukan dengan terpaksa. Hanya
selanjutnya aku harap kau suka membatasi napsu
membunuhmu itu, jangan kau salah paham atas perkataan
adikmu."
Bwee Hiang diam saja, seraya menundukkan kepala.
Lo In mendekati enci Hiangnya. Perlahan-lahan ia ulur
tangannya memegang dagu si nona dan diangkat hingga
wajah si nona mendongak. tampak matanya berkaca-kaca
menangis hingga Lo In menjadi tak enak hatinya.
"Enci Hiang, adikmu telah membuat kau sedih." kata Lo In
gugup, berbareng ia merangkul si nona dan menciumi pipinya
hingga air mata Bwee Hiang yang mengalir telah membasahi
pipinya Lo In yang hitam.
Bwee Hiang diam saja pipinya yang putih mulus dan
bibirnya yang kecil menantang dikacau oleh mulutnya Lo In
yang nakal, malah kesedihannya seketika telah menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lenyap tanpa bekas. Tiba-tiba ia ingat bahwa disitu ada Eng
Lian, maka dengan perlahan ia mendorong tubuhnya Lo In
sambil berkata,
"Adik In, kau sudah angot ?" Lo In lepaskan rangkulannya
sambil ketawa nyengir,
"Enci Hiang, adikmu sekarang senang melihat kau ketawa
lagi..... aduh " si bocah tiba-tiba mengaduh karena tangan
Bwee Hiang secepat kilat telah mencubit lengannya sampai
matang biru. sementara itu Bwee Hiang telah ketawa ngikik.
Eng Lian yang menyaksikan adegan berciuman antara
Bwee Hiang dan adik in-nya, sedikitpun tak merasa ngiri atau
cemburu. Malah la ketawa ngikik ketika melihat Bwee Hiang
mencubit Lo In hingga teraduh-aduh.
"Makanya jadi adik jangan suka membikin enci jengkel.
Enak ya, kalau sudah dicu... eh, adik In kau edan-edanan...."
lenyap kata-kata Eng Lian karena pada detik itu tubuhnya tak
berkutik dalam pelukan Lo In dan menikmati kebahagiaan
yang dialami Bwee Hiang barusan, hingga napasnya
dirasakan macet, hidungnya yang halus bangir ditekan oleh
kecupan mesra dari adik in-nya yang nakal.
"Adik In, apa kau tidak malu sama enci Hiang yang
menonton perbuatanmu?" kata Eng Lian setelah dapat
bernapas lega seraya mendorong tubuhnya Lo In hingga
perlahan-lahan si bocah nakal telah melepaskan pelukannya.
"orang sendiri, untuk apa merasa malu ?" sahut Lo In
seraya matanya mengerling pada Bwee Hiang yang saat itu
berdiri bengong menyaksikan kenakalan adik kecilnya. Bwee
Hiang hanya bersenyum mendengar perkataan Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Enci Hiang, sekarang kita sudah tahu adik kita ini sudah
berubah liar adatnya. sebaiknya kita harus hati-hati, jangan
kena dipermainkan lagi....." kata Eng Lian sambil monyongkan
mulutnya yang mungil ke arah si hitam nakal. Bwee Hiang
ketawa ngikik mendengar perkataan dan melihat lagaknya Eng
Lian.
Kenapa Lo In jadi liar, apa benar liar dan berubah adatnya
menjadi bocah hidung belang ?Baik diterangkan sedikit
supaya pembaca jangan punya anggapan bahwa Lo In
sekarang adalah bocah bergajul.
Lo In adalah satu bocah yang wataknya angin-anginan. ia
disatu saat bisa menangis berbareng ketawa, bisa berduka
berbareng girang. ia sebenarnya belum tahu apa-apa. Tapi
setelah mendapat kuliah asmara dari sian Tin, mendadak ia
jadi matang pikirannya. ia membayangkan sikap dan gerak
gerik enci Lian dan Hiangnya terhadap dirinya. Ia dapat
keyakinan dua gadis itu tentu mencintai dirinya. Untuk
meneguhkan keyakinannya, ia ingin mencoba dengan
kelakuannya yang melanggar garis kesopanan, coba
bagaimana reaksi dari dua gadis yang ia memang setuju untuk
dijadikan kawan hidupnya.
Ia tidak menyangka bahwa ia telah menemukan dua gadis
sekaligus, yang tadinya ia ingin mencobanya satu demi satu.
Lo In merasa girang menemui dua gadis itu dengan
berbareng, pikirnya ia mau mencoba sekalian apakah diantara
mereka ada timbul perasaan mengiri dan cemburu disebabkan
ingin memonopoli dirinya (Lo In).
Lo In sangat cerdik, ia dapat menyelami perasaan seorang
wanita. Maka setelah ia mengecup Eng Lian, tidak lupa ia
mencium Bwee Hiang. Begitu sebaliknya, hinga gadis itu tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjadi iri-irian. Lo In senang bahwa dua gadis cantik itu
kelihatan bisa akur untuk dijadikan dua kawan hidupnya nanti.
Demikian ketika mendengar kata-kata Eng Lian yang lucu,
bahwa dua gadis itu harus waspada terhadap dirinya (Lo In)
yang sekarang berubah liar. Lo In hanya ketawa nyengir
sambil matanya melirik pada Bwee Hiang yang menyambut ia
dengan jebikan bibirnya bersenyum.
oh, alangkah bahagianya Lo In mengecap suasana pada
saat itu.
Meskipun demikian, ia tidak melupakan pada tugasnya
untuk menolong Leng siong yang kini berada di Coa-kok
(Lembah Ular). Maka ia lalu berunding dengan Bwee Hiang
dan Eng Lian. Pertolongan pada Leng siong harus lekas
dilakukan, maka bertiga telah melakukan perjalanan ke
suyangtin.
Pada waktu itu kira-kira sudah setengahh bulan lamanya
sejak Lo In dan Kim wan Thauto berjanji, maka masih ada
setengah bulan lagi tempo untuk pertemuan mereka.
Tapi dengan tidak disangka-sangka, tiga hari setelah Lo In
dan dua kawannya berada di suyangtin, Kim Wan Thauto pun
sudah datang kesitu.
Bukan main girangnya mereka bertemu satu dengan lain.
Segera pada malamnya telah diadakan pesta perjamuan,
untuk memberi selamat kepada Lo In dan kawan-kawannya
yang hendak pergi ke Coa-kok. Dalam perjamuan itu, Kie Giok
Tong dan saudaranya telah dibikin gembira dan kagum
mendengar Lo In, Bwee Hiang dan Eng Lian masing-masing
menuturkan sedikit perjalanannya ketika mereka berpisahan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Besoknya mereka berangkat langsung menuju ke Coa-kok.
Dalam perjalanan mereka sangat gembira.
Dengan adanya Bwee Hiang, Kim wan Thauto tidak merasa
kikuk lagi menghadapi Eng Lian yang agak liar lagaknya,
malah ia banyak ketawa dan timbullah kelakuannya yang
Jenaka dan suka bergurau hingga keempat orang itu menjadi
sangat girang.
Di perjalanan mereka tidak menemukan halangan apa-apa
hingga dapat langsung menuju ke pulau ular, yang dikatakan
sangat seram oleh rimba persilatan karena setiap jago dari
dunia kangouw yang datang kesitu selalu lenyap tanpa ada
beritanya.
"Adik In." kata Kim Wan Thauto. "Tugas kita berat juga. Di
Coa-kok selain ada Lamhay Mo Lie dan Ang Hoa Lobo,
kabarnya ada banyak sekali jago-jago yang membantunya.
Mereka membantu bukan dengan suka rela tapi dipaksa oleh
obat 'Cian-cit-su-su-hun' (obat bubuk mematikan ingatan 1000
hari), kita harus waspada."
"Mungkin masih ada yang dinamai Kim Coa siancu."
nyeletuk Eng Lian ketawa.
"Tentu adik Leng siong yang jadi Kim Coa siancu." kata
Bwee Hiang.
"siapa lagi kalau bukannya adik siong." sahut Eng Lian.
Lo In hanya ketawa nyengir saja mereka
memperbincangkan soal kekuatan coa-kok. Tidak berapa
lama, mereka sudah memasuki daerah Coa- kok yang
berbahaya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebenarnya sangat sukar orang menemukan coa-kok.
sebab sesampainya di daerah pulau ular itu sudah tidak ada
orang yang berani mengatakan coa-kok letaknya disebelah
mana. semua orang takut sebab siapa yang berani bilang
dimana letaknya Coa-kok. pasti orang itu bakal tidak bernyawa
dengan tiba-tiba.
Tapi Lo In dan kawan-kawannya dengan mudah dapat
menyatroni coa-kok berkat Eng Lian yang menjadi penunjuk
jalan. Tidak heran sebab Eng Lian pernah menjabat Kim Coa
siancu dari Coa-kok. Demikian, ketika mereka memasuki Coakok
telah dihadang oleh barisan ular yang ratusan jumlahnya
hingga Bwee Hiang kaget dan ketakutan sedang Kim Wan
Thauto mundur beberapa tindak dengan mata terbelalak.
sebaliknya Lo In dan Eng Lian tenang-tenang saja sebab
mereka adalah ahli-ahli penjinak ular.
"Enci Hiang, kaujangan takut." kata Eng Lian ketawa.
"Adik Lian, aku bukannya takut. Aku merasa geli melihat
demikian banyaknya ular." sahut Bwee Hiang yang
menabahkan hatinya sebisa-bisanya.
"Enci Hiang, nanti kalau ada kesempatan, aku akan ajari
kau menakluki ular. Pasti selanjutnya bukan saja kau tidak
takut terhadap ular, malah kau merasa senang. Hihihi...."
"Adik nakal, kaujangan ketawakan encimu " kata Bwee
Hiang sambil mencubit perlahan lengannya si dara cilik,
sementara itu Lo In sudah mencabut serulingnya. Di lain
saat telah mengalun suara seruling di lembah ular yang sunyi
itu. Perlahan-lahan tampak ratusan ular itu bergerak mundur
ke samping, seakan-akan memberi jalan untuk Lo In dan
kawan-kawan lewat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka berbaris dipinggiran, seraya kepalanya semua
diangkat dan lidahnya saban-saban dijulurkan keluar,
menakutkan sekali. Ragu-ragu Bwee Hiang mengikuti Lo In
yang mulaijalan melewati barisan ular, tapi Eng Lian dengan
nakal sudah menjambret lengannya sambil berkata :
" Kenapa enci kita menjadi ketakutan begini ? Adik In,
bagaimana kalau aku dorong enci Hiang ke gerombolan ular ?
Kau nangis tidak ?"
"Anak nakal, masih sempat berkelakar?" tegur Bwee Hiang
melotot, tangannya kembali mencubit lengan Eng Lian hingga
si dara cilik ketawa ngikik.
Lo In tidak melayani kelakarnya Eng Lian sebab pikirannya
sedang dipusatkanpada lagu serulingnya yang sedang
mengatur kawanan ular itu berbaris dan tidak mengganggu
perjalanan mereka.
selanjutnya Bwee Hiang berlaku gagah, tidak mau unjuk
kelemahan dia.
Kim Wan Thauto percaya penuh akan kepandaian adik Innya.
Maka ia juga dengan tabah telah melalui barisan ular
yang menakutkan itu.
Kalau si bocah sakti dan Eng Lian saja yang masuk ke
lembah ular itu, maka tentu dengan mudah mereka dapat
masuk keluar diantara ratusan ular itu, tapi karena membawa
Kim Wan Thauto dan Bwee Hiang, maka Lo In terpaksa
menggunakan serulingnya untuk menakluki kawanan ular itu.
Jalan belum berapa lama setelah melewati barisan ular,
mereka dicegah oleh beberapa jago silat yang bertubuh kekar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan bengis. Mereka menegur Lo In dan kawan-kawan yang
lancang memasuki lembah yang angker itu.
"Toako, enci Hiang, enci Lian." tiba-tiba kata Lo In.
"Kita tidak bermusuhan dengan orang-orang Coa-kok.
Harap kalian jaga jangan sampai menumpahkan darah "
Lo In sangat kuatirkanBwee Hiang sebentar ngamuk
meminta banyak korban. Maka dengan peringatannya itu, ia
harap sang enci yang galak itu dapat mengendalikan dirinya.
"Adik In, kau jangan kuatir." Bwee Hiang menjawab kontan.
sebab ia tahu bahwa perkataannya Lo In itu ditujukan
kepadanya. Lo In senang mendengar janjinya sang enci.
"Para paman." kata Lo In ketika mendengar teguran
mereka.
"Kami datang kesini bukan hendak mengacau atau
bermaksud jelek hanya mau minta pulang enci Leng siong
yang telah dibawa Lamhay Mo Lie kesini."
Matanya jago-jago pilihan itu mendelik mendengar Lo In
menyebut 'Lamhay Mo Lie' sebab itu adalah pantangan untuk
orang menyebutkannya.
"Leng siong adalah adikku yang menjadi Kim Coa siancu "
nyeletuk Eng Lian.
Makin beringas orang-orang itu mendengar perkataan Eng
Lian, demikian berani menyebut Kim Coa siancu yang menjadi
pantangan keras orang menyebutnya. siapa menyebut Kim
Coa siancu mesti mati Maka satu diantaranya telah berkata :
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku Hek-houw Ma Liong memimpin barisan kesatu, tidak
mengijinkan kalian masuk lebih jauh. Disinilah tempat kuburan
kalian "
"Semuanya ada berapa barisan ?" Bwee Hiang mendahului
Lo In menanya.
"Untuk apa kau menanyakan, di tempat ini sudah menjadi
kuburan kalian " sahutnya.
Menuruti hatinya, Bwee Hiang sudah kepingin kasih hajaran
saja pada orang yang sombong itu, tapi ia tidak ma lancang
mendahului Lo In.
"Menjadi kuburan kami orang sih belum tentu." sahut Lo In
ketawa nyengir.
"cuma untuk apa kita bentrok. lebih baik kami masuk untuk
kita menghadap Lamhay Mo Lie."
"Kau berani menyebut namanya sucouw ?" Hek-houw Ma
Liong membentak. berbareng tangannya menyerang Lo In
dengan hebat sekali.
Entah berapa barisan pula yang harus dilalui, maka Lo In
tidak mau membuang tempo.
Begitu tangan Hek-houw Ma Liong sampai ke dadanya, ia
mengetuk sedikit. Tangan kanannya menyusul menepuk
pundak si Macan Hitam, seketika itu juga tubuhnya Hek-houw
Ma Liong ambruk dengan mata melotot penasaran.
segera kawan-kawannya menerjang. Tapi Lo In tidak kasih
hati. semuanya sudah kena ditotok rubuh. Kiranya barisan
kesatu itu tidak kurang dari 15 orang semuanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Wan Thauto terbelalak matanya nampak Lo In
demikian tangkas dalam sedikit waktu saja sudah merobohkan
jago-jago kelas wahid demikian banyaknya. Lo In ajak kawankawannya
meneruskan perjalanan.
"Adik In, kenapa tadi kita tidak menanyakan berapa barisan
lagi kita bakal lewatkan kepada salah satu korban totokanmu
?" kata Bwee Hiang.
"Biarlah, disebelah depan nanti kita tanya." sahut Lo In.
"Berani masuk. tandanya kalian bakal mampus " tiba-tiba
Lo In dan kawan-kawannya mendengar bentakan orang,
berbareng muncul di depan mereka kira-kira 15 orang kuat
lagi.
"Adik In, apa aku boleh turun tangan membantu ?" tanya
Kim Wan Thauto.
"Tak usah." sahut Lo In. "Biar adikmu yang bekerja. Toako,
enci Hiang dan enci Lian diam-diam menonton saja."
Bwee Hiang lihat orang-orang yang mencegat mereka
kelihatannya lebih menakutkan romannya. Ia kuatir adik
kecilnya nanti salah tangan dan dirobohkan, maka ia sudah
hendak membuka mulut, tapi Lo In yang tahu maksudnya telah
menggoyangkan tangannya.
"Kami tidak hendak mencari sucouw, hanya datang kemari
untuk minta kembali enci Leng siong." Lo In kata kepada
orang-orang yang mencegat mereka.
"Leng siong, adikku yang sekarang jadi Kim Coa siancu "
nyeletuk Eng Lian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang-orang itu pada mendelik matanya mendengar
disebutnya Kim Coa siancu. segera juga menyerang pada Lo
In yang berdiri paling depan. Tapi jago cilik kita dengan
gesitnya telah menghilang, kemudian tahu-tahu saling susul
terdengar keluhan dan semuanya telah ambruk ditotok oleh Lo
In.
Bwee Hiang mendekati salah satu korban dan menanyakan
masih ada berapa barisan lagi di depan. orang itu tidak mau
meladeni si nona hingga Lo In mendongkol dan ia menotok
jalan darahnya yang membuat orang itu merasa akan sekujur
badannya digigiti ribuan semut gatal. Lantaran itu orang itu
terampun- ampun dan menerangkan bahwa masih ada tiga
barisan sebelumnya mereka sampai di markas besar Ang Hoa
Pay.
Lo In ajak kawan-kawannya maju lebih jauh. Dua barisan
berikutnya juga dengan mudah dapat dilewati oleh mereka
berkat kepandaiannya Lo In yang istimewa. sekarang mereka
tinggal menghadapi barisan kelima.
Tiba-tiba mereka mendengar suara ngikik ketawa, itulah
suaranya orang perempuan.
sebentar lagi muncul satu barisan perempuan dengan
dipimpin satu wanita cantik, siapa ternyata adalah Lengkoan
Giok Lie Kam Liang Eng.
Lo In jadi serba susah harus melayani perempuan. Maka ia
melirik pada Bwee Hiang dan Eng Lian. si enci Hiang
menjebikan bibirnya, si enci Lian monyongkan mulutnya,
semua ditujukan ke arahnya seperti juga mau mengatakan :
"Huh sekarang baru mau minta bantuanku, ya " Lucu lagaknya
mereka hingga Kim Wan Thauto ketawa ngakak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Akan tetapi dua gadis itu tahu pentingnya urusan, maka
mereka lantas menghadapi Lengkoan Giok Lie dan
menyatakan maksud kedatangannya. Lengkoan Giok Lie
unjuk roman gusar mendengar Eng Lian menyebutkan
namanya Kim Coa siancu.
sebera juga Bwee Hiang dan Eng Lian dikeroyok oleh kirakira
lima belas orang barisan perempuan yang dikepalakan
oleh Lengkoan Giok Lie Kam Lian Eng.
Dua jago betina kita tidak mengalami kesulitan karena
dengan kepandaiannya yang tidak sembarangan orang dapat
menandinginya. Dalam tempo pendek semuanya dapat
dirobohkan dengan totokan mereka yang lihai.
Lo In ketawa terkekeh-kekeh melihat dua gadisnya tidak
mengalami kesulitan.
Tiba-tiba ia lihat ada sinar berkeredep saling susul
menyambar pada Eng Lian dan Bwee Hiang. Cepat Lo In
kebaskan lengan bajunya hingga sinar tadi menyamping
arahnya dan sebera terdengar teriakan saling susul.
Kiranya dua orang anak buah dari barisan kelima telah mati
seketika kena disambar sinar tadi. Eng Lian memandang pada
mereka, tiba-tiba ia berseru :"Bu-im-in-coa "
'Bu-im-in-coa' atau 'Cap ular tanpa suara' adalah senjata
ampuh dari Kim Coa siancu. Lo In kaget dan kuatir dua
gadisnya mendapat kesulitan karena senjata berbahaya tadi.
Maka ia lekas teriaki Bwee Hiang dan Eng Lian supaya
mereka berkumpul jadi satu guna memudahkan ia melindungi
mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Eng Lian dan Bwee Hiang lompat saling susul menghampiri
Lo In.
Berbareng terdengar suara ngikik ketawa, disusul oleh
munculnya seorang gadis jelita dengan pakaian tipis
menggiurkan, kepalanya memakai kopiah dengan burungburungan
indah yang kalau mengangguk burung-burung itu
bergerak seperti mematuk-matuk.
Kecantikannya gadis jelita itu mengingatkan kepada Eng
Lian sebab gadis itu bukan lain adalah Leng siong adanya
yang sekarang mejadi Kim Coa siancu.
"Adik siong " berseru Eng Lian dan Bwee Hiang hamcir
berbareng.
Kim Coa siancu tidak melayani seruan mereka, sebaliknya
ia mendengus :
"siapa berani mematahkan serangan siancu barusan ?"
tegurnya dengan suara empuk berwibawa. Kim Wan Th auto
tengah bengong mengawasi pada Leng siong alias Kim Coa
siancu. Lo In maju ke depan.
"Enci Leng siong, aku yang barusan berbuat " katanya.
"Hihihi, anak hitam " kata Leng Siong alias Kim Coa Siancu.
"Kau berani usilan dengan senjata siancu, berarti jiwamu
sudah dekat mati. Hihih.. anak hitam."
Berbareng, entah bagaimana Kim Coa siancu bergerak,
tahu-tahu sinar berkeredep tadi telah menyerang Lo In. Tapi, si
bocah sakti mana dapat dihajar Bu-im-in-coa biar bagaimana
lihainya juga. senjata ampuh dari Kim Coa siancu itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyambar laksana kilat cepatnya, tapi kegesitan Lo In lebih
hebat lagi. seperti asap Lo In menghilang dari depan Kim coa
siancu, tahu-tahu ia sudah ada dibelakangnya.
"Adik In, kau tangkap dia. Adik siong sudah tidak ingat akan
dirinya siapa. Maka lekas tangkap dia " Eng Lian berteriakteriak
sambil berjingkrakan.
Lo In ragu-ragu untuk menangkapnya, maka ia menyahut : "
Lekas kalian bantu menangkapnya "
Bwee Hiang dan Eng Lian mengerti keragu-raguan Lo in,
maka dengan saling susul mereka melompat datang dan
sekarang Kim Coa siancu dikepung oleh tiga orang.
"Bagus, kenapa Thauto itu tidak sekalian turun tangan ?"
jengek Kim Coa siancu tatkala melihat dirinya sudah dikurung.
Kim Wan Thauto yang sedang berdiri bengong menjadi
kaget mendengar perkataan siancu. sambil ketawa ia maju
dan berkata :
"Nona Leng siong, aku mau bawa-bawa juga aku si Thauto
tua untuk main-main? Hahaha.... mari kita main petak "
"Bagus, semua sudah turun " Kim Coa siancu mendengus,
tampaknya ia memandang enteng kepada empat lawannya
yang siap menangkap dirinya.
Eng Lian membisiki Bwee Hiang dan Kim Wan Thauto
supaya waspada jangan sampai kena digigit Kim Coa siancu.
Kalau kena digigit pasti akan berbalik pikirannya dan menjadi
orangnya Kim Coa siancu. Mereka mengiyakan. Ketika Eng
Lian mendekati Lo In hendak membisiki apa yang ia barusan
katakan kepada dua kawannya, mendadak ia merandek dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ingat dirinya tempo hari telah tersadar dari ingatannya karena
menggigit daging si bocah hitam. Ia lalu berkata,
"Adik In, ingat yang tempo hari aku telah menggigit kau
hingga ingatanku kembali normal ? Nah, sekarang juga kau
harus kasihkan dagingmu digigit adik siong supaya pikirannya
yang sehat pulih kembali."
"Ah, aku tidak mau. sakit tempo hari juga enci gigit, dua hari
rasanya masih belum hilang sakitnya." sahut Lo In ketawa
menggoda.
"Adik In, kenapa kau jadi pengecut begini." Eng Lian kata
lagi cemberut.
"Habis, kalau digigit nati dagingku sempowak. siapa bisa
ganti ?" menggoda Lo In.
Eng Lian nyekikik ketawa. "Adik In, kenapa kau pelit amat
sih ? Kenapa sih derma dagingmu sedikit untuk menolong adik
siong " Eng Lian deliki matanya pada si bocah.
"Baiklah." sahut si bocah nakal. "Eh, bagaimana caranya
supaya dia menggigit ?"
"Kau pegang teteknya, tanggung dia menggigit." kata Eng
Lian bersenyum. Lo In melengak.
"Mana boleh begitu, dia bukannya enci Lianku." sahut Lo In.
Eng Lian merah mukanya. "Anak tolol. Dalam keadaan
genting begini masih mau bergurau ? Lekas kerjakan apa yang
encimu kata " kata Eng Lian bengis.
Lo In ketawa nyengir, sementara Kim Coa siancu sudah
ketawa melengking menusuk telinga. Untunglah Lo In dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kawan-kawannya mempunyai lwekang yang cukup untuk
menahan serangan lwekang yang disalurkan pada ketawanya
yang melengking.
"Siancu, kau boleh ketawa sampai malam hari, aku si
bocah hitam tidak takut " menggoda Lo In dengan lucu sekali
hingga Bwee Hiang dan Eng Lian ketawa ngikik.
sebaliknya Kim Coa siancu mendelik ke arahnya Lo In.
"Anak hitam, kau berani kurang ajar di depan siancu "
bentaknya nyaring.
"Kurang ajar sih tidak berani, cuma lihat saja nanti." sahut
Lo In ngeledek.
"Lihat serangan " bentak Kim Coa siancu, berbareng
badannya berputar sebentar lalu berkelebat, menyerang ke
empatjurusan. Kim Wan Thauto yang jadi korban, ia kena
ditotok oleh Kim Coa siancu, sedang Lo In, Bwee Hiang dan
Eng Lian sudah dapat meluputkan diri dari serangan Kim Coa
siancu yang seperti kilat.
"Hihihhi..... masih dapat meloloskan diri ?" Kim coa Siancu
ketawa kepada Lo In dan dua kawannya yang berdiri sambil
bersenyum ke arah si Dewi Ular Emas,
"Hehehe " Lo In ngeledek.
"Siancu kurang keras menyerangnya, makanya kami bisa
lolos. Apa ada lagi serangan Siancu ?"
"Bocah hitam " bentak Kim coa Siancu.
"Kau berani buka mulut besar ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Seiring dengan perkataannya, Kim coa Siancu menyerang
Lo In dengan sangat gemas.
Kembali Lo In bikin Kim coa Siancu kebingungan karena ia
menghilang dari depannya.
"Siancu, aku ada disini " menggoda Lo In ketika Kim coa
Siancu Celingukan.
"Adik In, kau masih sempat menggodai ? Lekas tangkap dia
" kata Eng Lian seraya banting- banting kakijengkel karena
adik In-.nya main-main saja.
"Tangkap ?" jengek Kim coa Siancu.
"Sudah bagus bocah hitam ini masih dapat menyelamatkan
diri dari serangan Siancu. Nah, lihat ini..... eh, eh.... bocah kau
berani... ku..rang...ajar...."
Kim coa Siancu kata-katanya gugup ketika tiba-tiba ia
rasakan angin dingin berkesiur disampingnya dan tahu-tahu ia
sudah kena dirangkul oleh Lo In sambil ketawa haha-hihi.
Rupanya Lo In tidak mau membuat enci Liannya jengkel
lebih lama, maka ketika ia ditegur lantas menggunakan
kepandaiannya yang sakti membuat Kim coa Siancu tak
berdaya dalam pelukannya.
Kim Coa siancu berontak- rontak keras dari rangkulannya
Lo In.
"Adik In, pegang, lekas pegang, ah, kau kenapa ragu-ragu
?" berteriak Eng Lian ketika si bocah kelihatan ragu-ragu
hendak meraba teteknya Kim Coa siancu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang bingung mendengar Eng Lian berteriak
'pegang', apanya yang dipegang ? tanyanya dalam hati
kecilnya. sementara itu, matanya terus mengawasi Lo In yang
sedang menahan Kim Coa siancu yang berontak- rontak dari
rangkulannya.
"siancu, maaf." kata Lo In, menyusul Kim Coa siancu
rasakan buah dadanya diremas si bocah hingga ia gelabakan
kaget dan kontan ia menggigit Lo In hingga kembali lengannya
Lo In mesti jadi korban gigitan Kim coa siancu.
Lo In rasakan sakit bekas gigitan siancu sebab giginya
tembus dan mulutnya siancu berlepotan darah.
"Nah, bocah hitam, rasakan gigitan sian...." Kim coa siancu
ketawa bangga sudah menggigit Lo In justru ia membuka
suara, darah Lo In yang kena ketelan telah membikin
kepalanya pusing dan ia lantas terkulai hendak roboh, kalau
tidak keburu Lo In menyangga.
"Enci Hiang, Lian, lekas kemari " teriak Lo In ketika melihat
Kim Coa siancu sudah pingsan dalam rangkulannya.
sebentar lagi Eng Lian dan Bwee Hiang sudah membantu
Lo In. Mereka angkut siancu ke pinggiran dan direbahkan. Kim
wan Thauto sementara itu sudah ditolong Lo In.
Mereka sedang merubung- rubung Leng siong alias Kim
Coa siancu, tiba-tiba dibikin kaget oleh suara ketawa seram.
Kapan mereka berpaling, kiranya yang ketawa itu adalah
seorang tua, tangannya memegang tongkat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In kenali orang tua itu adalah si Nenek Kembang Merah
atau Ang Hoa Lobo, lekas ia bangun melompat dan berdiri di
depannya si nenek.
" Nenek tua, kau masih mengenal aku tidak? Kau masih
hutang satu gebukan padaku. Hahaha...." berkata Lo In.
"Hehehe " Ang Hoa Lobo umpatkan rasa kagetnya ketemu
dengan Lo In.
"Masa aku tidak kenali kau si budak sinting ? Hm sekarang
ketemu dengan nenekmu, kau tidak bisa lari lagi. sudah kasep
untuk kau menyelamatkan diri "
Lo In menjadi heran mendengar perkataan Ang Hoa Lobo.
Pikirnya, apa mungkin nenek didepannya ini bisa
mengalahkan dirinya yang belum menemukan tandingan ?
Lo In ketawa berkakakan. "Nenek tua, aku tidak akan
menuntut balas. Asal kau mau keluarkan obat pemusnah
untuk wajahku yang kau bikin hitam, aku dapat mengampuni
dirimu. Lekas keluarkan jangan tunggu aku, si bocah marah "
Ang Hoa Lobo ketawa terkekeh-kekeh, "Kau mau obat
pemu.... oh "
Terputus kata-katanya karena dengan tiba-tiba Lo In sudah
bergerak seperti kilat dan menotok 'loaji-hiat' (jalan darah di
bahu kanan) si nenek hingga si nenek ambruk tanpa dapat
menggunakan tongkatnya yang berat lagi.
Totokan Lo In hanya melumpuhkan, tidak sampai mengenai
urat bisunya hingga Ang Hoa Lobo masih dapat membuka
mulutnya memaki Lo In seenaknya saja. Tiba-tiba pada saat
itu melesat sinar emas ke angkasa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Lamhay Kiam-sian " seru Eng Lian ketakutan. Hampir ia
menubruk Lo In untuk minta perlindungan. Dalam seingat
hidupnya hanya sinar kekuningan seperti benang melintang di
angkasa sebentaran ialah Lamhay Kiam-sian (benang emas
dari Lamhay) yang menjadi pertanda dari sucouw-nya, yang
membuat Eng Lian ketakutan.
"Enci Lian, kau jangan takut. Ada aku disini " menghibur Lo
In tatkala melihat si dara cilik ketakutan setengah mati,
mukanya pucat pasi seperti tidak ada darahnya.
"Bagus perbuatanmu, bocah hitam " terdengar bentakan
tiba-tiba, tapi suaranya halus.
Lo In terkejut. Ia kaget bukannya takut, kaget lantaran
heran pendengarannya yang tajam tidak taranya sampai tidak
tahu kedatangannya orang yang tiba-tiba berdiri tidak jauh dari
padanya. orang itu ternyata satu wanita cantik, usianya palingpaling
juga baru 26 tahun. wajahnya welas asih, tapi alisnya
yang lentik menjungkat menandakan ia keras hati. Kedua
telinganya memakai anting-anting emas agak besar, tapi justru
ini menambahkan kecantikannya. sanggulnya yang disusun
rapi ada tertancap sekuntum bunga mawar merah, pada
pipinya yang kanan ada terdapat sujen yang membikin kapan
ia bersenyum menawan hati siapa yang melihatnya.
sungguh cantik Pikir Lon dalam hati kecilnya. Ia barusan
kaget dalam kedatangan wanita cantik dengan tiada
sepengatahuannya, sekarang ia lebih kaget lagi ketika
mendengar Eng Lian berseru tertahan :
"itulah sucouw...."
Dengan badan bergemetaran Eng Lian menghampiri dan
berlutut di depan wanita cantik itu yang bukan lain memang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada Lamhay Mo Lie yang namanya menggetarkan rimba
persilatan pada masa itu.
"sucouw....." hanya satu perkataan sucouw saja Eng Lian
dapat keluarkan dengan suara gemetar, kemudian ia memeluk
kakinya Lamhay Mo Lie disusul oleh suara tangisnya yang
sesenggukan.
Bwee Hiang tampak berdiri seperti terpaku dengan hati
berdebaran, sedang Kim Wan Thauto menundukkan
kepalanya dengan tarikan napas perlahan. sementara Lo In
berdiri, terbengong-bengong menyaksikan kejadian itu.
Ia mengira tadinya Lamhay Mo Lie romannya jelek
menakuti, suaranya parau menyeramkan, matanya melotot
menakutkan dan lidahnya keluar. Tapi kenyataannya Hantu
Wanita dari Laut Kidul itu demikian cantik dan welas asih
wajahnya, suaranya pun halus seperti satu siocia. Apa aku
harus bertempur dengannya ? Ia menanya pada dirinya sendiri
Bagaimana juga, ia tidak rela kalau enci Liannya dihukum oleh
Lamhay Mo Lie.
"Bocah hitam " bentak Lamhay Mo Lie halus.
"Kau datang mengacau disini, berarti kau telah menghinaku
"
"Aku anak kecil, mana berani kurang ajar pada sucouw."
sahut Lo In yang meniru Eng Lian memanggil sucouw kepada
Lamhay Mo Lie hingga Hantu Wanita itu mesem.
"Kau berani menerjang Coa- kok. tandanya kepandaianmu
susah diukur. Lima penjagaan kuat, kau sudah bisa tembusi.
Berarti kau menantang kepada tuan rumahnya "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku anak kecil bisa apa, hanya datang kemari untuk minta
enci Leng siong kembali. setelah itu kami akan pulang lagi."
"Hm Bagus ya jawabanmu Mari maju, aku mau lihat sampai
dimana kepandaianmu yang sudah berani mengacau Coa- kok
"
"Mana berani aku anak kecil melawan sucouw." jawab Lo In
seraya menundukkan kepala. Entah bagaimana ia tidak berani
memandang parasnya Lamhay Mo Lie yang cantik menarik.
Perasaan segan beradu pandangan dengan wanita cantik dari
Lamhay itu membuat Lo In hanya bisa menunduk saja.
"Sucouw... .. oh, jangan.... " seru Eng Lian tatkala melihat
Lamhay Mo Lie tiba-tiba menyerang Lo In yang sedang
menundukkan kepala.
Angin pukulan Lamhay Mo Lie bukan kepalang dahsyatnya.
sebab Lo In sampai terpental empat meter dan terhuyunghuyung
kehilangan imbangan. Lo In jadi mendongkol nampak
kekejaman Lamhay Mo Lie.
Ia perbaiki posisinya, sekarang ia berani memandang si
cantik. setelah tertawa berkakakan,
ia berkata : "Aku masih hargakan kau sebagai sucouw-nya
enci Lian, makanya aku merendah. Tapi kau tidak tahu diri.
Berani kau bentur Hek-bin sin-tong Hahaha... Lamhay Mo
Lie...."
Lo In macet perkataannya karena angin keras dari telapak
tangan Lamhay Mo Lie telah menyerang dirinya hingga ia
terpelanting jungkir balik ke belakang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lamhay Mo Lie terbelalak matanya melihat Lo In masih
bisa berdiri tegak, tidak apa-apa menerima serangannya yang
dilakukan dengan dahsyat sekali.
"Lamhay Mo Lie, cukup aku yang muda mengalah dua kali
atas pukulanmu " kata Lo In berbareng tubuhnya berkelebat
menyambar pinggangnya si cantik yang langsing ceking.
Lo In sudah menduga dengan sambaran kilat demikian,
Lamhay Mo Lie bakal gugup dan tidak berdaya. Ia
merencanakan untuk membuat malu Lamhay Mo Lie.
Tapi si bocah sakti kali ini salah perhitungan sebab Lamhay
Mo Lie bukannya dapat dicekuk olehnya, malah ia telah
menangkap angin sebab Lamhay Mo Lie dengan sedikit
gerakan sambil menjejakkan kakinya sudah dapat menjauhkan
diri dari si bocah. Lo In jadi berdiri terkesima sebab baru
pertama kali ini ia menemukan tandingan alot.
"Hihihi.. bocah hitam, boleh juga kepandaianmu " Lamhay
Mo Lie ngeledek Lo In.
Jago cilik kita tidak melayani perkataan tersebut, sebaliknya
kembali ia menyerang dengan ilmu entengi tubuhnya yang
sangat ia andalkan.
Lo In tidak mau menyerang dengan pukulannya yang
ampuh sebab masih menyayangkan si cantik nanti tidak tahan
menerimanya. Ia hanya mau melayani Lamhay Mo Lie dengan
ginkangnya yang sangat hebat. Ia mau tundukkan lawan
dengan kepandaian ilmu enteng i tubuh dan totokan. Lantaran
itu, maka pertarungan si cantik dari Lamhay danjago cilik kita
menjadi ramai.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lamhay Mo Liejuga melayani si bocah dengan ginkangnya,
tapi sekali-kali diseling dengan angin pukulan telapak
tangannya yang menderu- deru menandakan tingginya lwekan
Lamhay Mo Lie. Tapi Lo In tidak takut, ia merangsek terus, ia
tidak memberi kesempatan untuk lawannya melancarkan
serangannya yang berbahaya.
Demikain seru mereka bertempur, hingga kelihatannya
menjadi satu. orang tidak bisa bedakan mana Lo In dan yang
mana Lmahay Mo Lie.
Kim Wan Thauto geleng-geleng kepala, Bwee Hiang
membisu seribu bahasa, sedang Eng Lian mengikuti
pertandingan itu dengan bercucuran air mata.
Eng Lian sangat mencintai adik in-nya, disamping itu ia juga
menyayangi Lamhay Mo Lie yang menjadi sucouwnya. Ketika
ia masih tinggal di Coa- kok sebagai Kim Coa siancu, sang
sucouw sangat baik terhadap dirinya. Ia dididik sampai
mempunyai kepandaian tinggi, selain itu ia merasakan
cintanya Lamhay Mo Lie sepertijuga terhadap anaknya sendiri
Lo In diam-diam merasa heran, si cantik demikian kosen.
Belum pernah ia menemui tandingan seperti Lamhay Mo Lie
yang ia hadapi sekarang. Kegesitan yang tidak ada taranya
dari Lo In seakan-akan punah dengan begitu saja oleh
ginkangnya Lamhay Mo Lie.
Begitu seru mereka berkelebetan bertempur, hingga
membuat kabur pemandangan yang menonton. Tiba-tiba mata
Bwee Hiang, Eng Lian dan Kim Wan Thauto terbelalak.
Kenapa ? Karena pertarungan yang demikian seru sekonyongkonyong
saja terhenti. Tampak lengan si cantik yang putih
mulus melekat dengan tangan Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si bocah sakti yang merasa kewalahan melayani dengan
ginkangnya yang luar biasa, ingin mencoba-coba mengadu
lwekang. Itulah pada saat Lamhay Mo Lie melancarkan
pukulannya yang mematikan, Lo In dengan berani menangkis
dan bikin lengan si cantik nempelpada lengannya.
"Aha, sudah kalah mengadu ginkang, sekarang berubah
mau mengadu lwekang." Lamhay Mo Lie mengejek. tapi
parasnya bersenyum-senyum manis.
"Mana berani aku anak kecil melawan sucouw." jawab Lo In
ketawa nyengir.
Lamhay Mo Lie merasa lucu melihat lawan yang Jenaka ini.
Entah anak siapa dia, demikian hebat kepandaiannya. selama
ia ingat, ia hanya bertempur seru dengan seorang pria yang
kemudian menjadi kawan hidupnya. Entahlah pria itu sekarang
ada dimana.
Anak hitam ini kepandaiannya lebih tinggi dari pria yang ia
pernah bertempur dulu. Hanya caranya menggunakan
ginkangnya hampir tidak ada bedanya dengan lawannya
dahulu.
Dalam pada itutida sempat untuk memikirkannya karena si
bocah sudah mulai mengerahkan lwekangnya. Lo In tidak
ingin bikin celaka sucouwnya Eng Lian sebab kalau kejadian
demikian, bagaimana ia dapat mempertanggungjawabkan di
hadapan Eng Lian yang kelihatannya mencintai sucouwnya.
Lantaran itu ia hanya mengerahkan lwekang nya tujuh bagian
saja. Ternyata tidak meleset dugaannya si bocah wajah hitam
sebab tenaga dalamnya yang dikerahkan hanya tujuh bagian
sudah lebih dari cukup untuk membuat Lamhay Mo Lie keluar
keringat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lamhay Mo Lie yang memandang enteng pada si anak
hitam, sekarang mulai berubah pandangannya ketika
merasakan tekanan tenaga dalamnya si bocah sangat hebat.
sampai ia rasakan gemetar badannya menahan tekanan
tenaga dalam (lwekang) Lo In.
sebagai jago wanita yang belum penah menemukan
tandingan, Lamhay Mo Lie tidak rela menyerah pada si bocah.
Maka juga, ia telah empos tenaganya untuk melawan tekanan
Lo In, namun apa mau dikata, lwekang nya kalah oleh si bocah
hitam.
Kuatir dirinya bisa-bisa menjadi pecundang si bocah, maka
dengan menggunakan tenaga maksimum ia menjejakkan
kakinya dan lompat mundur hingga ia terbebas dari lengan Lo
In yang menempel dengan lengannya seperti sudah menjadi
satu saja.
Lo In terbelalak matanya. Kenapa ? Memang ia sangat
heran sebab Lamhay Mo Lie dapat membebaskan dirinya dari
tekanan lwekang nya yang maha sakti. Tidak sembarang
orang dapat melakukannya, maka juga Lo In jadi terbelalak
heran.
Kalau jago-jago kelas wahid lainnya, ditempel demikian
oleh Lo In, jangan lagi menggunakan tujuh bagian tenaganya,
cuma dengan lima bagian saja Lo In kerahkan lwekangnya,
pasti sang lawan akan jatuh lemas tanpa ampun.
Lamhay Mo Lie menyeka keringat dengan baju lengannya.
Hatinya ragu-ragu untuk bertempur dengan si bocah. Tadi
saja, kalau si bocah memang mau berlaku kejam, ia sudah
kehabisan tenaga kalau Lo In menambahkan tenaganya
menjadi delapan bagian. Mungkin saja dirinya jatuh lemas, tapi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
juga bisa mendapat luka parah di dalam, kalau tidak sampai
binasa.
Melihat Lo In berdiri bengong memandangnya, tiba-tiba
timbul ingatan bahwa dia mempunyai satu benda yang dapat
mengalahkan si bocah. seketika timbul harapannya, hatinya
menjadi besar lagi. Ia ketawa manis pada si bocah dan
berkata :
"Anak hitam, siapa sebenarnya kau ? siapa ayah ibumu ?"
Melengak Lo In ditanya 'siapa ayah ibunya ?'. Ia
memandang tajam pada Lamhay Mo Lie sebelum ia
menyahut. si cantik dari Lamhay senyum-senyum saja balas
menatap Lo In yang memandang ke arahnya. Tiba-tiba
Lamhay Mo Lie hatinya berdebaran, melihat di balik wajah
yang hitam itu menyorot sinar mata yang bercahaya, sinar
mata yang pernah menembusi jantungnya. sementara itu Lo In
sudah menyahut :
"Aku Lo In. Aku sendiri tidak tahu aku anak siapa sebab
belum pernah aku ketemu ayah dan ibuku. sebaiknya
kaujangan menyebut-nyebut soal ayah ibuku, sebab itu hanya
membikin aku jadi sedih dan tidak bisa bertempur dengan
baik. sudah, marilah kita mulai lagi " Ia menantang. Tergetar
hati Lamhay Mo Lie mendengar perkataan Lo In.
"Anak..... " Lamhay Mo Lie berkata dengan suara halus.
"Jadi, kau sudah yatim piatu ? oh, kasihan kau sudah
kehilangan ibu dan ayah...."
" Lamhay Mo Lie " bentak Lo In kasar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau jangan menggunakan tipu untuk melemahkan
semangatku Hahaha... dengan lagi-lagi menyebut soal ayah
ibuku, kau mau bikin aku jadi pecundang ? Tidak mungkin,
tidak mungkin aku kena tipumu....."
Lo In tutup perkataannya dengan tertawa terbahak-bahak.
Lamhay Mo Lie tercengang. ia omong dengan wajar, tapi
dianggap oleh Lo In ia mau cari keuntungan di waktu si bocah
sedang sedih. Dari kasihan, hatinya si cantik menjadi panas.
Pikirnya, anak bau ini kalau tidak dikasih hajaran, memang
belum tahu tentang tingginya langit.
"Anak kurang ajar " Lamhay Mo Lie balas membentak.
"Berani kau kurang ajar pada orang tua ? Hm Kau kira aku
takut lantaran lwekang mu dapat mengalahkan lwekang ku ?
Masih belum tentu Lihat serangan ini "
"Tunggu dahulu " kata Lo In seraya lompat berkelit ke
samping dari serangan si cantik.
"Apa yang harus ditunggu, bocah boceng " bentak Lamhay
Mo Lie gemas.
Boceng artinya tidak punya terima kasih. Barusan Lamhay
Mo Lie sudah unjuk rasa simpatinya dan mengajak Lo In
bercakap halus lantaran mendengar si bocah sudah yatim
piatu. Namun Lo In menyambut lain. si bocah mengira Lamhay
Mo Lie mau menggunakan kesempatan ia sedang bersedih,
mengalahkan dirinya. Ini sebabnya dikatakan 'boceng' oleh si
cantik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tadi kita berkelahi dengan tangan kosong. sekarang kau
menggunakan kebutan sebagai senjata mengalahkan aku si
bocah. Apa itu pantas ?" kata Lo In ketawa nyengir.
"Anak kurang ajar, berani kau ngeledek orang tua ? Lekas
cabut pedangmu, akujuga tidak takut " Lamhay Mo Lie makin
panas hatinya.
"Aku anak kecil mana bisa main pedang." sahut Lo In
mengodai si cantik.
"Biarlah aku lawan dengan tangan kosong saja. Mari maju "
tantangnya.
sementara Lamhay Mo Lie makin gemas pada si bocah.
Adalah Bwee Hiang mulai bersenyum, dimana wajahnya tadi
sangat tegang, Kim Wan Thauto tidak lagi pucat mukanya
sedagn Eng Lian sudah mulai berhenti menangis.
Rupanya mereka nampak ada sinar terang atau sinar
pengharapan bahwa adik In-nya bakal menang melawan
Lamhay Mo Lie yang sangat kosen itu. Mereka percaya Lo In
tidak akan berlaku kejam terhadap Lamhay Mo Lie dan tidak
akan membuat malu si cantik dari Lamhay itu manakala kartukemenangan
sudah dipegang olenya.
"Adik In, hati-hati...."seruBwee Hiang dan Kim Wan Thauto
hampir berbareng.
"Adik In, kau jangan membuat sucouw dapat kesulitan...."
Eng Lian berseru.
"Hihihi....." tertawa Lamhay Mo Lie, suaranya empuk
memikat, tapi romannya kelihatan sangat keren Justru
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
romannya berubah keren, kecantikannya mempesonakan
yang lihat.
"Apa kalian kira bocah hitam ini sudah tentu dapat
menjatuhkan aku Hantu Wanita dari Lamhay ? Jangan kalian
mimpi dahulu. Hihihi...."
Lamhay Mo Lie berkata sambil matanya menatap pada Kim
Wan Thauto dan lain-lainnya.
Berdiri rasa bulu tengkuknya mereka tatkala mata mereka
kebentrok dengan sorot mata yang berwibawa dari Lamhay
Mo Lle.
" Untuk menjatuhkan wanita cantik dari Lamhay tidak usah
mengimpi dahulu." menyela Lo In. si bocah sudah mulai
dengan watak nakalnya menggodai orang. Lamhay Mo Lie
mendelik pada si bocah, yang tengah ketawa nyengirnya yang
khas.
"Bocah hitam, lihat ibumu nanti akan kasih hajaran " bentak
si cantik gemas.
"Masih perawan kok mau jadi ibu si bocah hitam "
menggodai Lo In.
Lamhay Mo Lie kembali mendeliki Lo In. Tapi diam-diam
hatinya merasa geli akan perkataan si bocah yang mengirik
urat ketawa.
"Bocah, kau berani kurang ajar pada ibumu " bentaknya
sambil menahan ketawa.
"Ya, ibu ya ibu sudah Jangan keras-keras menghajarnya "
ujar Lo In sambil pasang kuda-kuda, sangat lucu gayanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Gerr " meledak suara ketawa Bwee Hiang dan kawankawan,
tak tahan nampak adik In-nya beraksi yang bukanbukan,
seakan-akan memandang enteng sekali lawannya.
Mendengar suara ketawa yang ramai, wajahnya Lamhay Mo
Liejadi berubah serius.
Ia kerutkan alisnya yang lentik bagus, hatinya merasa telah
dihinakan oleh si bocah di depannya ini. pikirnya, kalau tidak ia
bikin si bocah terjungkal, benar-benar namanya akan roboh di
Coa- kok oleh seorang bocah yang belum lepas tetek ibunya.
Tanpa banyak cakap lagi, ia sudah menyerang Lo in
dengan jurus 'Hui-hong-sauw-tah' atau "Angin berputar
menyapu menara' Ini adalah salah satu gerakan dari Lamhayciang-
hoat yang sangat ampuh. Mula-mula tangan berkelebat
laksana kilat cepatnya, tahu-tahu mencengkeram pinggang,
dengan menggunakan lwekang yang tinggi, lawan dibuat
berputar tubuhnya macam gasing yang terlepas dari talinya.
Jurus yang digunakan Lamhay Mo Lie ini Lo In tahu
akibatnya yang hebat, ketika tempo hari ia melihat Thoat Beng
Mo siauw dipermainkan Eng Lian yang masih menjadi Kim
Coa siancu. Bagaimana Thoat Beng Mo siauw telah berputar
badannya seperti gasing dan roboh terkulai tidak bangun lagi
lantaran matanya berkunang-kunang pusing.
Untuk meluputkan diri, Lo In geser kakinya setindak ke
belakang, menyusul badannya berputar cepat dan tahu-tahu
balas menyerang lawan dengan jurus yang sama hingga
Lamhay Mo Lie menjadi kaget. Untung ia tidak gugup. Kalau
tidak. saking cepatnya Lo In menyerang pinggangnya yang
ceking, pasti kecengkeram dan badannya bisa berputar seperti
gasing Jadi ini namanya senjata makan tuan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bocah, kau berani kurang ajar pada ibumu ?" bentak
Lamhay Mo Lie setelah meluputkan diri dari serangan Lo In.
Menyusul ia melancarkan serangan dengan tipu yang dinamai
'Gin-liong-pa-bwe' atau 'Naga perak menyabet ekornya'.
Badannya membalik, menyusul telapak tangannya
menghembuskan angin kencang memukul Lo In. serangan ini
meminta tenaga dalam delapan bagian untuk menjatuhkan
lawan.
Lamhay Mo Lie sudah kegirangan, nampak Lo In dalam
posisi yang tidak bisa menyingkir dari angin pukulannya yang
maha dahsyat. Namun ia kaget, tatkala ia melihat tiba-tiba Lo
In membalik tubuh dan melancarkan serangan yang seperti
dilakukan tadi. Hanya bedanya Lo In cuma menggunakan lima
bagian tenaga dalamnya, akan tetapi tekanan angin
pukulannya tidak dibawah tenaga lwekang Lamhay Mo Lie
yang menggunakan delapan bagian tenaganya. Repot juga si
cantik dari Lamhay diserang oleh ilmu pukulannya sendiri,
sampai ia mandi keringat.
"Tidak bisa, bocah ini harus dibunuh " tiba-tiba pikiran jelek
muncul dalam hatinya. Napsu membunuh itu didorong oleh
wataknya yang selalu mau unggul.
sampai sebegitu jauh ia belum pernah menemui tandingan.
Apa mau sekarang ia ketemu Lo In, seorang bocah yang tidak
terkenal dalam anggapannya. Ia tidak tahu namanya Hek-bin
sin-tong sudah termasyur kemana-mana. Lantaran ia selalu
berdiam diri di Coa-kok, Lamhay Mo Lie tidak dengar kalau
dalam rimba persilatan pada saat itu sudah muncul bocah
sakti muka hitam yang kepandaiannya menggemparkan. Apa
lagi setelah Lo In keluar dari gua maut, namanya makin
melambung saja. Rimba persilatan makin gempar oleh sepak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terjangnya si bocah sakti karena sudah merobohkan banyak
orang kuat dari rimba persilatan dengan mudahnya.
Lamhay Mo Lie timbul pikiran ingin membunuh si bocah
disebabkan ia tidak rela dirinya kena dirobohkan dan akan
menjadi buah bibir rimba persilatan. Tanpa membunuh Lo In,
pikirnya, tak dapat ia mempertahankan namanya yang harum.
Lo In terlalu kuat untuk dilawan dengan berterang.
Demikian, ketika Lo In melancarkan serangan perlahan,
tiba-tiba saja tubuhnya si cantik melayang terbang kena
tersapu angin pukulan Lo In. Bukan main kagetnya si bocah
ketika mendengar teriakannya Lamhay Mo Lie :
"oh, mati aku Bocah, kau kejam......"
sekali lompat saja Lo In sudah ada disampingnya si cantik
yang terkapar di tanah. Lo In cepat jongkok dan membanguni
Lamhay Mo Lie. Maksudnya hendak dikasih duduk dan akan
diuruti jalan darahnya supaya si cantik sadar lagi dari
pingsannya.
Justru ia sedang berkutat, tiba-tiba Lamhay Mo Lie
mengebaskan setangannya yang menghembuskan bau harum
menusuk hidung Lo in yang tidak berjaga-jaga. seketika itu Lo
In terkejut, menahan napasnya sudah tidak keburu sebab ia
sudah menyedot masuk hawa wangi tadi tanpa disadari.
seketika itujuga ia terkulai dan roboh disampingnya Lamhay
Mo Lie yang seketika itu sudah lantas bangun nampak
musuhnya sudah roboh.
"Hahaha " Lamhay Mo Lie tertawa tidak enak.
"Kau rasakan lihainya ibumu " jengek si cantik gemas.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau kira kau dapat mengalahkan Lamhay Mo Lie ? Hm
Jangan mengimpi. Bocah, kau jangan sesalkan ibumu berlaku
kejam....."
Berbareng kebutannya, senjata yang sudah banyak makan
korban jiwa tampak diangkat tinggi dan tinggal dihantamkan
saja pada kepala Lo In, seketika itu juga jiwanya si bocah
muka hitam tak dapat tertolong lagi.
Eng Lian sudah pejamkan matanya dengan air mata
berlinang-linga nampak adik in-nya terancam kematian. Untuk
pergi ke sana menghalangi niatnya sang Sucouw sudah tidak
mungkin, karena jaraknya terlalu jauh dan kakinya pun sangat
lemas. Badannya menggigil seperti yang meriang, entah
bagaimana pikirannya si gadis pada saat itu.
kim Wan Thauto tidak bergerak dari berdirinya, matanya
hanya memandang ke arah Lamhay Mo Lie dan Lo In. Untuk
menolong adik in-nya tak mungkin karena kepandaiannya
kalah jauh dengan si Hantu wanita dari Lamhay. Entah
bagaimana pikirannya saat itu sebab air matanya bercucuran
di sepanjang pipinya.
Bwee Hiang sudah terbang semangatnya nampak adik innya
terancam kematian. ia ingin lompat dan menolong adik
kecilnya, akan tetapi kakinya seperti lumpuh, tak dapat
digeraki. Cemas bukan main hatinya, saking putus asa, ia juga
jadi menangis. Keadaan sunyi senyap. seperti lembah pun
saat itu turut bersedih. Pada saat itulah tiba-tiba.......
"Adik Ing, kau tega melenyapkan darah daging sendiri...?"
terdengar suara melengking menyusup ke dalam telinga tegas
sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pada saat itulah justru kebutan Lamhay Mo Lie tengah
menurun untuk menghajar batok kepalanya Lo In yang tidak
berkutik.
suara tadi benar-benar besar pengaruhnya sebab kebutan
si Hantu wanita dari Lamhay yang tengah menurun mengarah
batok kepala Lo In, tiba-tiba saja terlepas dari tangannya dan
Lamhay Mo Lie jatuh duduk seperti hilang ingatannya.
"Dia...... dia......... dia....." si Hantu wanita dari Lamhay
menggumam.
Apa yang dimaksudkan dengan perkataan 'dia', tidak
seorang pun yang tahu.
Eng Lian, Bwee Hiang dan Kim Wan Thauto dapat dengar
suara tadL Mereka seperti mengenali suara itu, tapi dimana
mereka mendengarnya dan siapa orangnya. Mereka ragu-ragu
tapi wajahnya mereka sekarang berubah tenang seperti timbul
harapan pasti bahwa adik In-nya akan tertolong dengan
datangnya si orang asing.
Meskipun demikian, mereka kebingungan mendengar
Lamhay Mo Lie menggumam 'dia.... dia....' yang tidak
ketahuan ujung pangkalnya.
sementara itu Lo In sudah melejit bangun. obat bius dari
setangan harumnya Lamhay Mo Lie hanya sebentaran saja
mempengaruhi ingatannya. Kini ia sudah melejit bangun,
sambil bertolak pinggang ia tertawa di depan Lamhay Mo Lie.
"Mana bisa setangan harummu bikin tuan kecilmu tidur
lama. Hahaha....." Lo In menggodai Lamhay Mo Lie yang saat
itu masih duduk dengan pikiran melauang, sedang matanya
menatap wajah Lo In dengan tajam sekali. Mulutnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyungging senyuman girang, entah apa yang dipikirkan si
Hantu wanita dari Lamhay itu.
"Lamhay Mo Lie, mari, mari kita bertempur lagi barang
1000jurus. Aku.........."
"Anak In, kau jangan kurang ajar pada ibumu sendiri......"
terdengar suara dibelakangnya hingga suaranya terputus,
sedang orangnya lompat berbalik seperti kena terpagut ular
berbisa.
Lo In sekarang berhadapan dengan seorang yang
berkerudung merah.
Ia memandang heran dan hampir tidak percaya dengan
pendengarannya tadi.
"Anak In, kau tidak lantas berlutut di depan ibumu mau
tunggu kapan lagi ?" kata si kerudung merah dengan suara
yang berwibawa.
Lo In kenali betul suara itu, suara dari orang yang ia pikiri
siang dan malam.
Hatinya bimbang, seketika Lo In menggigil. Perlahan ia
menghampiri Lamhay Mo Lie. Di depannya ia bukan berlutut,
namun.... ia menubruk dan merangkul sambil berseru :
"ibu....."
Lamhay Mo Lie memeluk Lo In dengan mata berkaca-kaca.
"Engko Gie, kau jangan bikin aku kecewa...." Lamhay Mo
Lie berkata pada si kerudung merah dengan suara halus tapi
agak parau.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si kerudung merah mengerti apa yang dimaksudkan oleh
Lamhay Mo Lie. Terdengar ia ketawa berkakakan hingga
memecahkan kesunyian lembah itu.
" Itulah si kerudung merah......." Bwee Hiang membatin.
" Itulah Kwee Cu Gie Tayhiap...." Kim Wan Thauto
menggumam.
"oh, dia Tan sianseng...... " berseru Eng Lian.
Air muka tiga orang itu tampak berseri-seri, sambil mata
memandang ke arah Lo In yang berada dalam pelukan
Lamhay Mo Lie.
Setelah ketawa puas, si kerudung merah berkata pada
Lamhay Mo Lie.
"Adik Ing, kau periksa belakang telinganya yang kiri Tanda
yang akan meyakinkan kau "
Perlahan-lahan Lamhay Mo Lie meraba belakang
kupingnya Lo In yang kiri, ia dapatkan daging lebih menyendil
seperti kacang kedele. Tiba-tiba hatinya Lamhay Mo Lie
tergetar dan kali ini ia tidak sangsi lagi, ia memeluk Lo In yang
masih menyesapkan kepalanya dipangkuannya. ibu dan anak
saling peluk dengan rasa rindu.
"Anak. kau tentu banyak menderita." berkata Lamhay Mo
Lie seraya mengelus-elus kepala Lo In dengan penuh
kesayangan.
sementara itu si kerudung merah sudah meloloskan
kerudungnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kwee Cu Gie " berseru Kim Wan Thauto dengan gembira.
"Tan sianseng " berseru Eng Lian, ia berjingkrak kegirangan.
Bwee Hiang di lain pihak hanya bersenyum-senyum saja
sebab ia hanya kenal si kerudung merah, tidak kenal siapa itu
Kwee Cu Gie dan siapa itu Tan sia ns eng.
sementara Lo In perlahan-lahan melepaskan pelukan
ibunya dan berbalik memandang pada si kerudung merah
yang sekarang sudah membuka kerudungnya.
"Liok sinshe..... " seru Lo In sambil menubruk si kerudung
merah yang bukan lain adalah Liok sinshe alias Kwee Cu Gie
dan Tan sianseng.
Lo In kelihatannya sangat manja di depan Kwee Cu Gie
(Liok sinshe). sambil mengelus-elus kepalanya si bocah, Kwee
Cu Gie berkata :
"Anak In, kau banyak menderita tentu setelah berpisahan
dengan aku, bukan ?"
"Terima kasih sinshe, berkat didikan sinshe, anak tidak
mendapat kesulitan apa-apa." sahut Lo In dengan kegirangan
yang meluap-luap.
"Anak. itu adalah ayahmu. Kenapa kau panggil Liok sinshe
?" tegur Lamhay Mo Lie dengan suara empuk sayang hingga
si bocah heran dan menatap wajahnya Liok sinshe yang
tenang-tenang saja ketawa ke arahnya.
"Apa benar Llok sinshe adalah ayahku ?" tanyanya raguragu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bukan Liok sinshe. Dia adalah Kwee Cu Gie tayhiap.
ayahmu, anak...." ujar Lamhay Mo Lie dengan berlinang-linang
air mata kegirangan.
Lo In memandang ibunya lalu memandang Liok sinshe,
kemudian menjatuhkan diri dan merangkul kakinya Kwee Cu
Gie sambil berkata : "Ayah.... maafkan anakmu tidak
mengenali ayahnya sendiri...."
Kwee Cu Gie alias Liok sinshe membanguni anaknya lalu
memeluknya dengan air mata berkaca-kaca :
"Anak In, sungguh beruntung kita bertiga dapat berkumpul.
Tuhan Maha Adil. Masih memberi kesempatan untuk kita,
ayah dan anak berkumpul lagi. oh, anak In, aku sangat
merindukan kau meskipun hanya beberapa tahun saja kita
berpisah."
Lo In tidak menjawab. Ingin ia bicara banyak. akan tetapi
tak dapat ia keluarkan lantaran ditekan oleh perasaan
girangnya yang meluap-luap bertemu dengan kedua orang
tuanya yang ia harapkan siang dan malam.
"Taysu dan itu anak-anak (kepada Bwee Hiang dan Eng
Lian)", berkata Lamhay Mo Lie sambil ketawa.
"semua datang kemari. Turut bergirang bersama kami
orang, ibu, ayah dan anak dapat berkumpul kembali."
Tanpa diundang untuk kedua kalinya, dengan didahului
oleh Kim Wan Thauto, mereka menghampiri Lo In dengan
kedua orang tuanya yang dalam kegirangan.
Kim Wan Thauto bersalaman dengan Kwee Cu Gie,
sementara Bwee Hiang dan Eng Lian mengunjuk hormat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie. Hari itu adalah hari
gembira yang tak terlupakan untuk mereka.
Lembah juga tampak turut bergembira. Disana-sini ramai
terdengar kicauan burung-burung dan cetcowetannya
kawanan monyet yang berlompatan dari satu cabang ke lain
cabang pohon.
"Engko Gie." tiba-tiba berkata Lamhay Mo Lie.
" Kenapa anak kita wajahnya hitam begini ? Tidak seperti,
tidak seperti...."
Lamhay Mo Lie ragu-ragu mengeluarkan kata-kata
sambungannya, sedang matanya yang halus melirik kepada
Kwee Cu Gie yang bersenyum ke arahnya. "Adik Ing, kau
maksudkan tidak seperti ayahnya ?" Kwee Cu Gie
menegaskan. Lamhay Mo Lie tampak memerah mukanya,
rupanya ia rada-rada jengah.
Ia tidak menjawab perkataan Kwee Cu Gie hanya bibirnya
yang bagus seperti menjebir ke arah Kwee Cu Gie hingga Eng
Lian dan Bwee Hiang yang melihatnya tak dapat menahan urat
ketawa nya seperti dikitik. Mereka mengikik sambil menekap
mulut dengan tangannya dan coba menjauhkan diri dari
mereka.
Lamhay Mo Lie lihat mereka, tapi ia tidak marah. Malah
berkata :
" Nona- nona, jangan pergi jauh-jauh. Nanti adik kecilmu
kesepian "
Bwee Hiang dan Eng Lian melengak mendengar perkataan
Lamhay Mo Lie. Mereka tidak mengira bahwa si Hantu Wanita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari Lamhay juga suka berkelakar. Kembali mereka balik
dengan wajah kemerah-merahan.
Lamhay Mo Lie yang sudah kawakan dalam soal
perubahan wajah demikian, lantas saja tahu bahwa dua nona
ini tentu ada apa-apanya dengan anaknya yang baru
diketemukan itu.
Tapi ia berlagak pilon. Ia menanya pada Eng Lian,
"Anak Lian, kenapa kau menghilang jadi Kim Coa siancu ?
Apakah jabatan itu kurang baik ?"
"sucouw..." hanya ini jawaban si dara cilik, sedang matanya
melirik pada Lo In yang ketawa nyengir padanya.
"oh, lantaran kau sehingga ia lebih berat pada anaknya
daripada ibunya, bukan?" menggoda Lamhay Mo Lie
bersenyum manis. Eng Lian tidak menjawab, hanya ia
menundukkan kepalanya.
"Engko Gie." kata Lamhay Mo Lie melihat Eng Lian kemalumaluan.
"Kau belumjawab kenapa anakku hitam."
"oo, ini. Adik Ing boleh tanya pada enci Goat." sahut Cu
Gie.
Lamhay Mo Lie heran. Tapi ia lantas ingat bahwa Ang Hoa
Lobo alias Teng Goat Go masih dalam keadaan tertotok.
"Anak. kau buka totokannya " perintahnya pada Lo In.
Dengan lantas Lo In penuhkan perintah sang ibu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Terima kasih, suhu." kata Ang Hoa Lobo sambil menjura
pada Lamhay Mo Lie. Ia bukan membilang terima kasih pada
Lo In yang membuka totokannya.
"Hai, Goat Go. Kau apakan anakku sampai hitam mukanya
?" tanya Lamhay Mo Lie pada Ang Hoa Lobo hingga si nenek
kembang merah menjadi kaget.
"Adik Ing." menyela Kwee Cu Gie.
"Enci Goat hanya main-main saja. Dia lantas dapat
memulihkan wajahnya anak kita asal dia mau keluarkan obat
pemusnahnya."
ANg Hoa Lobo mendelik pada Kwee Cu Gie, tapi si orang
she Kwee berlagak pilon.
"Coba kau pulihkan kembali wajah anakku " berkata
Lamhay Mo Lie.
"Tapi ibu." menyela Lo In. "Aku kuatir kalau wajahku pulih
menambahkan kepusingan. Hatiku nanti tidak bisa tentram."
"Kenapa ?" tanya sang ibu kepingin tahu.
"Dua saja sudah cukup, Kalau ditambah lagi, aku minta
ampun." sahut Lo In. Makin heran Lamhay Mo Lie mendengar
perkataan anaknya yang melantur.
"Anak In maksudkan apa dengan perkataanmu itu?" tanya
lagi sang ibu.
"Kalau wajah anak kembali seperti asal, tentu lebih cakap
dari ayah, pasti lebih laris lagi. Makanya anak kata dua sudah
cukup " menerangkan Lo in sambil melirik pada Eng Lian yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
monyongkan mulutnya dan Bwee Hiang yang menjebikan
bibirnya.
Dari tingkah laku ketiga anak muda itu, Lamhay Mo Lie
sudah lantas dapat menangkap maksudnya sang anak.
Matanya melirik pada Kwee Cu Gie, sebaliknya terbahakbahak.
sungguh gembira sekali mereka. sebaliknya Eng Lian
dan Bwee Hiang merasakan panas selebar mukanya. Lo In
tinggal nyengir.
Ang Hoa Lobo deliki matanya pada Kwee Cu Gie dengan
penuh rasa cemburu kepada Lamhay Mo Lie, yang menjadi
Suhunya. Kim Wan Thauto netral. Ia hanya ikut-ikutan ketawa,
tambah iseng.
"Anak In, belum tentu ayahmu kalah cakap dengan kau.
Buktinya ibumu tidak lari jauh-jauh dari ayahmu Hahahaa...
aduh " Kwee Cu Gie terhenti ketawanya karena tangannya
Lamhay Mo Lie dengan tiba-tiba saja mencubit keras
lengannya.
"orang sudah tua, masih berkelakar yang begituan ?" kata
Lamhay Mo Lie, sehabis mencubit dan Kwee Cu Gie
mengaduh sambil pegangi bagian bekas dicubit tadi.
Meskipun menegur begitu, senyumannya Lamhay Mi Lle
yang memikat membuat Kwee Cu Gie puas, sebaliknya Ang
Hoa Lobo hatinya panas membara menyaksikan suami istri itu
bersenda gurau dengan mesra.
Lo In ketawa nyengir nampak kedua orang tuanya
bergurau. sebaliknya Bwee Hiang dan Eng Lian tercengang.
Diam-diam dalam hatinya berkata, pantasan si bocah hitam
saban-saban menjadi korban cubitan. Tak tahunya menurun
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari ayahnya. Mungkin dulunya Kwee Cu Giejuga sering
dicubit oleh Lamhay Mo Lie yang cantik itu.
Kwee Cu Gie walaupun sudah melewati usia empat
puluhan, tampangnya masih cakap. sedang Lamhay Mo Lie
wajahnya ada demikian bercahaya dan cantik, Usianya palingpaling
juga beda dua-tiga tahun dengan Bwee Hiang. Kenapa
dalam umur sedemikian sudah mempunyai anak Lo In yang
umurnya sekarang sudah tujuh belas tahun ? ini tak dapat
dimengerti oleh kedua gadis itu.
Maka mereka ingin sekali mengetahui berapa sebenarnya
umur Lamhay Mi Lle yang cantik itu. Mereka menanti
kesempatan akan mendengar penuturannya si Hantu wanita
dari Lamhay yang tentu akan ditanya oleh Lo In yang raguragu
bahwa ibunya begitu muda dan hampir pantaran dengan
enci Hiangnya.
Tengah bergembira begitu, tiba-tiba Lamhay Mo Lie ingat
sesuatu. Alisnya mengkerut. Lalu berkata pada Lo In :
"Anak In. Kau sudah menotok roboh jago-jago dari Ang Hoa
Pay. sekarang kau harus bebaskan totokan mereka lagi
dan...."
"Tak usah, anak In." memotong Kwee Cu Gie atas
omongan istrinya.
"semua sudah kubebaskan. Mereka sekarang sudah ada di
posnya masing-masing. Hanya pada barisan kelima disini, tak
berani aku turun tangan membebaskannya."
Kwee Cu Gie berkata sambil melirik pada isterinya. Lamhay
Mo Lie mengerti maksudnya sang suami yang tak mau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bersentuhan dengan badannya wanita, maka ia sudah suruh
Eng Lian danBwee Hiang membebaskan barisan wanita itu.
Bwee Hiang dan Eng Lian mengiyakan, lantas mereka
hendak pergi, tapi Lo In berkata :
"Tahan, biar aku yang membebaskan mereka "
"Anak In, mana bisa kau lakukan terhadap orang
perempuan." kata Lamhay Mo Lie ketawa.
"Sucouw, adik In punya cara lain untuk membebaskan
totokan orang." kata Eng Lian.
"Oo, begitu ? Nah, cobalah anak." kata Lamhay Mo Lie
kepingin tahu.
Kwee Cu Gie heran. pikirnya dengan cara bagaimana Lo In
akan membebaskan orang-orang perempuan itu dari totokan
tanpa menyentuh badannya.
Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie melongo, nampak
anaknya dengan hanya mengebaskan lengan bajunya telah
membebaskan orang-orang yang tertotok itu sekaligus.
"Anak, kepandaianmu benar-benar susah diukur " memuji
Lamhay Mo LIe ketika Lo In sudah berkumpul dengan ayah
ibunya. Tampak Lamhay Mo Lie sangat bangga.
sebaliknya Kwee Cu Gie geleng-geleng kepala, kagum
karena waktu berpisahan dengan si bocah, Kwee Cu Gie
belum pernah mengajarkan cara membebaskan totokan
dengan lengan baju, sekalipun dengan sepintas lalu ia pernah
baca juga ilmu mujizat itu dalam Tiam-hiat Pit-koat, pengasih
orang she Keang. ia sendiri tak sempat mempelajarinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Leng siong sementara itu sudah ditolong dan dibawa
masuk ke dalam markas untuk direbahkan diatas
pembaringan. Lamhay Mo Lie heran Kim Coa siancu bisa
pingsan setelah menggigit lengannya Lo In. Eng Lian lalu
menerangkan sedikit riwayatnya dulu ketika menjadi Kim Coa
siancu, telah pulih ingatannya lantaran menelan darah Lo In
yang digigitnya. Hal mana membikin Lamhay Mo Lie sangat
kagum akan sang anak. yang mempunyai keistimewaan dalam
dirinya.
Benar saja, tidak lama Leng siong direbahkan di
pembaringan, ia sudah siuman dan culih kembali ingatannya.
Bagaimana girang Bwee Hiang dan Eng Lian nampak Leng
siong sudah pulih ingatannya dan mengenali mereka. Tiga
jago betina itu saling rangkul, menyatakan kegirangannya
yang meluap-luap. Lo In sementara itu hampir tidak mau
berkisar dari ayah dan ibunya.
Dua orang yang sangat dirindukan, kini sudah ia
ketemukan. Betapa pun ia masih ragu-ragu bahwa Liok sinshe
(Kwee Cu Gie) dan Lamhay Mo Lie itu ada ayah dan ibunya, ia
tetap mengakuinya sebab mereka telah mengakuinya adalah
anak mereka.
Hanya diam-diam ia bermaksud minta penjelasan dari
kedua orang tuanya itu, lantaran apa maka nya mereka jadi
berpisahan dan ia (Lo In) jatauh dalam rombongan jembel.
saking rindunya ia kepada kedua orang tuanya hingga ia
melupakan dua gadisnya yang saat itu tengah kegirangan
dengan puliny a kembali ingatan Leng siong.
Kim Wan Thauto dijamu sebagai tamu terhormat oleh Kwee
Cu Gie dan isterinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Memang Kim Wan Thauto adalah kenalan lama dari Kwee
Cu Gie hingga mereka bisa kongkoue dengan asyik sekali
menanyakan kisah perjalanan mereka sejak berpisahan.
Kim Wan Thauto ini percaya sama ramalan. Maka waktu
berpisahan dengan Lo in iseng-iseng dia meramalkan
nasibnya si bocah, apakah ada harapan bakal ketemu pula
dengan kedua orang tuanya. Dari tukang khoamia, Kim Wan
Thauto mendapat keterangan yang menggirangkan bahwa Lo
In tidak lama lagi juga bakal ketemu dengan dua orag yang
hubungannya paling dekat dengan si bocah. Kim Wan Thauto
menduga dua orang itu tentu adalah ayah dan ibunya Lo In.
Maka ketika ia ketemu Lo In di markasnya Cit-seng-pay, ia
kata pada Lo In ia mempunyai kabar baik untuk si bocah.
Kiranya hal ramalan itu yang disampaikan pada Lo In. Akan
tetapi Kim Wan Thauto tidak menyebutkan bahwa itu ia dengar
dari si tukang khoamia. Namun tukang khoamia itu benarbenar
pandai, sebab sekarang telah menjadi kenyataan. Hal
inijuga telah diberitahukan kepada Kwee Cu Gie dan Lamhay
Mo Lie yang berkakakan ketawa saking girangnya.
Dalam omong-omong diantara empat orang ialah Kwee Cu
Gie, isteri dan anaknya (Lo In) dengan Kim Wan Thauto, yang
tersebut belakangan menyatakan kekuatirannya akan
perjalanan Lo In selanjutnya.
Ia berkata : "Anak In adalah satu jago cilik yang sukar
menemukan tandingan. sudah besar pun ia akan
menggantikan ayahnya menjadi tayhiap (pendekar besar).
Namun dalam hidup selanjutnya, aku kuatir ia bakal
menemukan banyak kepusingan."
Lamhay Mo Lie ketawa. "Auwyang toako" ujarnya pada Kim
Wan Thauto.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Kepusingan bagitu sudah jamaknya. Ayahnya sudah
banyak menemukan kepusingan yang begitu. Asal anak In
dapat petunjuk dari ayahnya, pasti ia dapat mengatasinya."
Lamhay Mo Lie berkata demikian sambil melirik pada
suaminya dengan jebikan bibirnya yang merah semringah.
Kwee Cu Gie menyambut lirikan isterinya dengan senyuman
yang dulu telah merebut hatinya Lamhay Mo Lie hingga si
nyonya cantik segera hatinya tertumbuk dengan senyum yang
lama dikenalnya itu.
Lamhay Mo Lie mengira bahwa Lo In akan menemukan
kepusingan soal asmara maka ia telah berkata demikian
kepada si Thauto.
Kim Wan Thauto ketawa mendengar perkataan Lamhay Mo
Lie. Ia berkata :
"Toaso, kau salah mengira dengan perkataanku tadi.
Bukannya soal asmara yang aku maksudkan."
"Habis, toako mau maksudkan apa ?" tanya Lamhay Mo Lie
kepingin tahu.
"Itulah gara-gara It-sin-keng." sahut Kim Wan Thauto.
"Apa Kwee-heng belum tahu anak In sekarang telah
menjadi muridnya Kong In sianjin dari siauw-lim-si ?" tanya
Kim Wan Thauto. Kwee Cu Gie geleng-geleng kepala seraya
mengawasi anaknya. lo In hanya ketawa nyengir kepada ayah
dan ibunya.
"Belum lama ini, anak In telah memasuki gua maut tempat
istirahatnya Kong In sianjin. Di sana ia ada jodoh menjadi
muridnya dan meyakinkan It-sin-keng hingga kepandaiannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meningkat berlipat ganda dari apa yang ia dapat dari Kweeheng.
Ketika ia keluar gua, orang-orang kuat dari berbagai
aliran telah mencegatnya dan meminta It-sin-keng dari anak
In. Mereka tidak percaya kalau anak In keluar dari gua maut itu
hanya lenggang-lenggang begitu saja. oleh karenanya anak In
telah bertempur dengan orang-orang dari siauw-lim-si, Butong-
pay, Tong-ten Nao-eng dan lain-lain lagi. Kesudahannya
mereka tidak dapat berbuat apa-apa terhadap anak In dan
anak In bisa lolos dari kepungan mereka. oleh karena inilah,
aku maksudkan anak In selanjutnya akan menemukan banyak
kepusingan."
Kwee Cu Gie dan isterinya terkejut mendengar cerita Kim
Wan Thauto.
"Itu berbahaya." kata Kwee Cu Gie.
"Anak In, coba kau ceritakan pengalamanmu memasuki
gua maut dan setelah keluar menghadapi orang-orang kuat
darl berbagai aliran."
Lo In menurut, lalu ia menuturkan mulai ia berpisahan
dengan Eng Lian menemukan tiga orang cit-seng-pay yang
mati terkena hawa racun. Dengan diantar oleh kawanan kera
ia dapat menemukan letaknya gua maut itu dimana sudah
banyak jago-jago silat dari berbagai aliran telah menemui
ajalnya karena hawa beracun dari gua maut. Lalu dengan
menggunakan kepandaiannya meniup seruling ia menaklukan
ular raksasa yang menjadi penjaga dari gua maut. Bagaimana
ia sudah menjadi murid dan mengubur jenasah (kerangka) dari
Kong In sianjin dan bagaimana caranya ia menemukan kitab
mujizat yang ada dalam lubang dari dinding gua. setelah kirakira
tiga bulan meyakinkan It-sin-keng, ia telah kembalikan
kitab itu ke tempatnya semula lalu ia keluar dari gua, ternyata
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ia sudah ditunggu oleh banyak orang diluar gua. Pertempuran
kemudian telah terjadi dan ia sudah bisa selamatkan diri
berkat kepandaiannya.
selama Lo In menutur, sebagai seorang ibu yang
menyayangi anaknya, Lamhay Mo Lie berdebaran hatinya.
Diam-diam ia memuji syukur kepada Yang Berkuasa, anaknya
telah dilindungi dan selamat hingga anak dan ibu sekarang
telah dapat berkumpul.
"Anak In, sungguh berbahaya perjalananmu." berkata
Lamhay Mo Lie seraya menarik tangan anaknya yang barusan
bercerita sambil berdiri dan bergaya lucu.
Lo In merasakan hangat dalam rangkulan ibunya yang
belum lama berselang ia telah berkelahi mati-matian dan
nyaris kepalanya dibikin hancur oleh senjata kebutannya si
Hantu wanita dari Lamhay (Laut Kidul).
"Anakku." berkata Lamhay Mo Lie dengan sayang.
"Pantasan kepandaianmu hebat dan hampir ibumu terjungkal
di tanganmu...."
"Ibu." memotong Lo In cepat. "Anakmu harus mati lantaran
berlaku kurang ajar terhadap ibunya sendiri. Mohon ibu suka
memaafkan anakmu...."
Lo In tampak manja sekali dalam pelukan si wanita cantik
yang menjadi ibunya.
"Anakku." ujar Lamhay Mo Lie seraya mengelus-elus
kepalanya Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"sudah sejak ayahmu mengatakan kau adalah anak
kandungku yang hilang, aku telah memaafkanmu. oh, sungguh
mengerikan kapan ibu ingat pada saat yang berbahaya itu."
Lo In tercengang. "Ibu, apa yang kau katakan pada saat
yang berbahaya itu?^
"Pada saat itu ibu sudah angkat kebutan dan siap
menghajar kepalamu. Pada waktu kebutan menurun pada saat
itulah ayahmu dengan menggunakan lwekang mengirim suara
dari jauh bahwa kau adalah darah dagingku hingga aku lemas
dan jatuh duduk......."
(Bersambung)
Jilid 18
Lo In ingat pada waktu ia melejit bangun dari pingsannya, ia
lihat ibunya duduk mendeprok di tanah dan menatap ke
arahnya dengan tajam. Waktu itu ia tidak tahu kalau ibunya
sedang mengenali dirinya sebagai anaknya. Ia menyesal saat
itu telah berlaku kurang ajar, menantang ibunya untuk
bertempur pula.
"Ibu, untung ayah keburu datang. Kalau telat sedikit saja
kepala anak remuk menjadi makanan kebutan ibu." kaat Lo In
Jenaka.
"Kepala anak remuk tidak apa, cuma ibu tentu akan
menyesal seumur hidup. Hahaha.... " si nakal berkelakar.
"Anak nakal " Lamhay Mo Lie dekap lebih erat tubuhnya Lo
In.
"Ibumu mana bisa hidup kalau mengetahui anaknya mati
karena tangan ibu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ibu dan anak itu tampak demikian asyiknya bercakap-cakap
hingga Kwee cu Gie dan Kim Wan Thauto yang melihatnya
sangat gembira dan memuji syukur kepada Yang Maha Kuasa
atas pertemuan kembali ibu dan anak itu setelah berselang
enam belas tahun lamanya.
Ketika soal kepusingan yang Lo In akan hadapi kemudian
diperbincangkan, telah diambil keputusan untuk memulihkan
wajah Lo In ke wajah aslinya.
Ang Hoa Lobo segera dipanggil untuk memberikan obat
pemunahnya, tapi si nenek tidak muncul. Menurut orang yang
memanggil, si nenek entah pergi ke mana pada setengah jam
berselang telah meninggalkan markas Ang Hoa Pay.
"Biarkan dia pergi." kata Lamhay Mo Lie. " Nenek itu
adatnya angin-anginan, apalagi setelah suaminya siauw cu
Leng telah lenyap tanpa diketahui jejaknya, ia kelihatan saban
hari uring-uringan saja. Dia pasti akan kembali lagi."
Apa sebabnya Ang Hoa Lobo pergi dengan tidak
memberitahu kepada Lamhay Mo Lie yang menjadi suhunya ?
Hanya Kwee Cu Gie yang dapat mengetahui sebab-sebabnya.
Kwee cu Gie menduga Ang Hoa Lobo bakal tidak kembali lagi
lantaran ada dia disitu. seperti pembaca masih ingat, Ang Hoa
Lobo juga merindukan Kwee cu Gie. Makanya dia memoles
hitam wajahnya Lo In, maksudnya dengan tidak langsung dia
mengundang Kwee Cu Gie datang untuk meminta obat
pemusnahnya. Kalau sampai demikian, maksud Ang Hoa
Lobo ia mau suruh Kwee cu Gie tekuk lutut baharu ia mau
kasih obat pemusnahnya. Ia hendak membikin malu pendekar
besar kita untuk membalas sakit hati 'cintanya' tidak dibalas
oleh si orang she Kwee. Bukan saja tidak dibalas, malah ada
beberapa giginya yang ompong karena ditampar oleh Kwee cu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gie ketika dia menggunakan obat pulas hendak menguasai
Kwee Cu Gie pada jaman si Nenek Kembang Merah masih
bernama Teng Goat Go.
Perginya Ang Hoa Lobo tidak menjadi soal bagi Lamhay
Molie sebab ia sendiri dapat menggunakan obat pemusnah
mengembalikan wajah anaknya yang hitam ke wajah aslinya.
Ketika wajah si bocah kembali ke wajah aslinya, yang
pertama-tama terpesona adalah Lamhay Mo Lie, ibunya jago
cilik kita.
"Anak. kau benar-benar cakap. seperti.......... seperti.......... "
kata Lamhay Mo Lie terputus-putus.
"seperti ayahnya........." menjelaskan Kwee Cu Gie
bersenyum ke arah isterinya.
Lamhay Mo Lie deliki matanya yang halus pada Kwee Cu
Gie yang mengedipkan matanya sambil tersenyum hingga
Lamhay Mo Lie memerah wajahnya yang putih halus bagai
sutera ketika ia melirik pada Kim Wan Thauto yang tengah
berseri-seri.
Memang maksudnya Lamhay Mo Lie mau mengataakan
'seperti ayahnya', hanya ia ragu-ragu mengeluarkannya
karena disitu ada hadir Kim Wan Thauto.
Kim Wan Thauto sendiri merasa kagum akan kecakapan
paras Lo In.
Kwee Cu Gie dilain pihak tenang-tenang saja. Pikirnya, ia
sendiri cakap. isterinya cantik, kalau turunannya hitam legam
kayak pantat kuali itu tak mungkin.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan pulihnya kembali wajah aslinya, berarti Lo In
mengurangi kepusingan. Namun berbareng dengan itu,
julukannya yang telah membubung tinggi ialah Hek-bin sintong
atau ^'si bocah sakti muka hitam' dengan sendirinya telah
turut lenyap.
Pada malamnya telah diadakan pesta kegirangan ayah, ibu
dan anak sudah dapat berkumpul kembali. Hadir dalam
perjamuan yang meriah itu orang-orang kuat dari Ang Hoa Pay
yang telah dimatikan ingatannya oleh pengaruh obat
mematikan ingatan seribu hari.
Mereka hanya lupa akan dirinya siapa dan perkara-perkara
yang sudah lampau. Akan tetapi kepandaiannya tetap dimiliki
sebagai orang kuat dari rimba persilatan kelas wahid.
Kim Wan Thauto kenali diantaranya ada Hek-houw Ma
Liong, guru silat terkenal dari kota Lengkoan. Di Coa-kok, ia
pemimpin benteng pertama. Lalu Sian-jin siang- kim LouwBin
cie, si sepasang Pedang Dewa, pemimpin dari benteng kedua.
Pemimpin dari benteng ketiga, Kut-nia Nui-ma sie Toan Leng,
si Kuda Terbang, begal tunggal disekitar Kiansang (gunung)
dan Lie Tiong kiat, pemimpin benteng keempat yang bergelar
Kengciu Kim-kauw-cian atau si Gunting Emas. Tersohor ilmu
meringani tubuhnya yang dinamai 'Kim-cian-coan-in (panah
emas menembusi mega). Kam Lian Eng atau Lengkoan Giok
Lie, si bidadari dari kota Lengkoan memimpin benteng kelima
(barisan perempuan). si cantik Kam Lian Eng adalah isteri dari
Hek-houw Ma Liong, si Harimau Hitam, pemimpin dari benteng
pertama.
selain orang-orang tersebut, diantara orang-orang kuat dari
Coa-kok ada juga dari kalangan agama seperti Hweeshio dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tojin (Imam) dari berbagai partai seperti siauw-lim, Bu-tong,
Kun-lun dan lain-lainnya.
Mereka memasuki Coa-kok dengan maksud menumpas
Ang Hoa Pay yang mulai berkembang, namun maksud mereka
bukan saja gagal malah menjadi korban 'cian-jit-su-su-hun'
hingga mereka menjadi orang-orangnya Coa-kok tanpa
disadari oleh mereka.
Diantara demikian banyak orang, tidak kelihatan
bayangannya Ang Hoa Lobo. juga ada hadir tiga jelita kita
dalam perjamuan itu.
Mereka heran tidak nampak Lo In, sebaliknya hanya
seorang pemuda cakap yang duduk di sebelah kiri dari
Lamhay Mo Lie.
Matanya tiga jelita itu saban-saban celingukan mencari si
bocah nakal wajah hitam, saban kali kena kebentrok dengan
pemuda cakap disamping si cantik dari Lamhay yang senyumsenyum
ke arahnya.
"Enci Hiang, anak muda itu ceriwis benar mengajak kita
tertawa. Memangnya kita orang apa ? Meskipun dia cakap. tak
nanti menembusi hati kita " kata Eng Lian perlahan pada Bwee
Hiang, mengutarakan perasaan dongkolnya.
"Aku lihat juga demikian, enci Hiang." menimpali Leng siong
dengan gemas. Karena saban kali ia melirik ke arah Lamhay
Mo Lie mesti matanya kebentrok dengan ketawanya si
pemuda cakap yang dikatakan oleh encinya.
Bwee Hiang yang usianya lebih tua dan pikirannya juga
lebih matang, tak menjawab pernyataan dongkolnya kedua
jelita itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia sendiri merasakan kejanggalan sikap si pemuda yang
seolah-olah mau mempermainkan mereka. Akan tetapi ia
belum mengambil keputusan untuk menuduh pemuda cakap
itu kelakuannya sangat ceriwis dan gila cewek.
"Biar, kalau dia berani lagi ketawa ke arahku, akan aku
kasih rasa kelihaianku " berkata Eng Lian ketika melihat enci
Hiangnya tinggal adem-adem saja.
Benar-benar saja, ketika Eng Lian mencuri lihat, anak muda
itu tengah ketawa kepadanya. Ia jumput sebuah kacang dan
disentilkan ke arah si pemuda. Kacang melayang dengan
kecepatan kilat karena disentilkan mengandung tenaga
lwekang.
Pemuda itu tampak gelagapan ketika melihat kacang
menyerang ke arahnya. Namun sekali membuka mulut tampak
kacang yang disentilkan Eng Lian tadi telah digigit oleh si
pemuda cakap. Eng Lian melengak tapi hanya sebentaran
saja sebab dalam penasarannya kembali dia menyerang
dengan kacangnya.
Ia menduga pasti si anak muda cakap tak berkutik diserang
kacangnya karena saat itu si pemuda cakap tengah menggigit
kacang.
Namun ketika kacang sampai hendak membentur mulut,
kacang Eng Lian ditahan oleh kacang yang digigit tadi yang
melesat dengan tiba-tiba dari giginya. Dua buah kacang
beradu diatas meja si pemuda dan dua-duanya jatuh dalam
keadaan utuh (tidak pecah).
Eng Lian makin gemas melihat dua kali serangannya gagal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang dan Leng siong memperhatikan si dara nakal,
hatinya tak kuat menahan ketawa dan mereka cekikikan
sambil menekap mulutnya dengan tangan.
"Idiiiih, apa ini?"Bwee Hiang tiba-tiba berkata sambil
tangannya mengusut pada bibirnya seperti digerayangi lalat. Ia
lihat ternyata bukan lalat tapi sebuah kwaci nempel pada
bibirnya yang atas.
"Ah, kenapa ada lalat?" Leng siong berseru sambil
menepak pipinya.
Ia merasa lalat itu kena ditepak. perlahan-lahan tangannya
ditarik dari pipinya dengan sekalian lalatnya, namun........
bukanlah lalat. Hanya sebuah kwaci yang nempel keras pada
pipinya yang botoh.
Tampak selebar mukanya merah karena merasa dirinya
dipermainkan orang. Matanya memandang ke arah si pemuda
cakap yang kelihatan tenang-tenang saja. Ia curiga si pemuda
cakap yang main gila tadi.
Eng Lian melihat Bwee Hiang dan adiknya dipermainkan
telah ketawa ngikik. Tapi ngikiknya tidak terus karena
mulutnya seperti kemasukan apa-apa. Ia cepat lepaskan dan
ternyata sebuah kwaci yang masuk mulutnya tanpa
sepengetahuannya.
Matanya tiba-tiba melotot ke arah si pemuda yang nyengir
ke arahnya.
"Enci Hiang, sudah tentu dia yang jail. Mari kita keroyok
bertiga, masa dia bisa menang ? Kalau perlu kita nanti kasih
tahu pada adik In. Biar dia dihajar mampus " Demikian Eng
Lian berkata pada enci Hiangnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Leng siong mufakat sedang Bwee Hiang yang juga
mendongkol lantas setuju atas usulnya sang adik nakal.
Mereka lantas mulai bekerja, masing-masing menjumput
sebuah kacang. saling susul kacang menyambar pada si
pemuda cakap.
Kesudahannya bikin Eng Lian banting- b anting kaki, Leng
siong terbelalak dan Bwee Hiang ketawa- ketawa urung.
Kenapa ? Tiga buah kacang yang disentilkan dengan
tenaga lwekang, menyambar saling susul ke arah si pemuda
cakap. Entah bagaimana, di tengah jalan kacang Eng Lian
yang disentilkan paling dulu tiba-tiba merandek kemudian
dibentur oleh kacang Bwee Hiang dan Leng siong yang
menyusul belakangan. Dengan demikian, tiga kacang itu
saling bentur sendiri sebelum mengenakan sasarannya.
Eng Lian saking gemasnya sampai bangkit berdiri, matanya
melotot ke arah si pemuda cakap yang tenang-tenang saja
mentertawakan tiga jelita yang gelisah itu.
si dara nakal yang keliwat gemas dipermainkan orang,
sudah hendak pergi menyatroni si pemuda cakap kalau tidak
Bwee Hiang keburu memegangi tanganya mencegah.
"Adik Lian, untuk apa kau bikin ribut ? Apa tidak malu di
depan banyak orang mencari stroy ? Biarkan saja, sebentar
kalau adik In datang, kita adukan. Biar dia tahu rasa
mempermainkan kita " menghibur Bwee Hiang.
Amarahnya Eng Lian menurun mendengar perkataan sang
enci. Meskipun demikian, matanya masih melototi si anak
muda cakap yang belagak pilon dipelototi si dara nakal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Eng Lian dan Leng siong makin lama makin panas, nampak
si pemuda cakap seperti ngeledek mereka. sebaliknya Bwee
Hiang tenang-tenang saja memperhatikan gerak gerik pemuda
cakap itu. Lagaknya makin tengik dan ceriwis.
Bwee Hiang paling kalem diantara tiga dara itu, kurang
senang hatinya melihat si pemuda cakap makin lama makin
berani sikapnya.
Perang kacang dan kwaci tadi, lantaran dilakukan dengan
cara kilat, tak diketahui oleh para hadirin lainnya. Kecuali oleh
Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie yang lihai matanya. Mereka
diam-diam mentertawakan kenakalan anaknya. Geli hatinya
Lamhay Mo Lie melihat sikap tiga dara itu tak mengenali si
bocah yang sekarang sudah berubah mukanya, dari bocah
berajah hitam legam berubah menjadi pemuda yang cakap
ganteng. Tak heran, karena dipulihkannya wajah Lo In tak
disaksikan oleh tiga dara yang kini sedang mendongkol
hatinya digodai Lo In.
Lamhay Mo Lie tiba-tiba berbisik di telinga Lo In. Tampak
Lo In manggut-manggut dan ketawa. Kiranya sang ibu
membisiki anaknya belagak jalan keluar, lihat bagaimana
reaksi dari tiga dara itu. selanjutnya sang ibu serahkan pada
anaknya bagaimana caranya ia mempermainkan ketiga
kawannya itu.
Lo In tak lantas bangkit setelah ibunya membisiki
kupingnya. Ia masih duduk dan saban kali matanya
memandang ke arah tiga jelita yang semuanya pada
cemberut. si bocah geli hatinya nampak ketiga encinya marahmarah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Makin jadi ia menggodai ketiga encinya itu hingga Eng Lian
sudah tak tahan menahan d elu hatinya. Maka tidak heran,
ketika melihat Lo In bangkit berdiri berjalan keluar ruangan, dia
yang paling dahulu menguber dari belakangnya.
Bwee Hiang kuatir Eng Lian bertengkar dengan si pemuda
cakap dan kesudahannya jadi berkelahi, maka ia ajak Leng
siong untuk mengikuti si dara cilik
Benar saja, ketika mereka keluar ruangan, tampak Eng Lian
medang memaki si pemuda cakap habis-habisan, namun
sipemuda hanya lawan ketawa geli saja.
Tiba-tiba Bwee Hiang dan Leng siong kaget, ketika dengan
cara kurang ajar sipemuda cakap telah mengulur tangannya
dan mencolek pipinya Eng Lian yang tak keburu berkelit.
Ternyata selama mereka bertengkar, sipemuda tak bicara.
Hanay ketawa saja dan ngeledek Eng Lian hingga si dara cilik
habis sabarnya. Ketika ia hendak menyerang, sudah didahului
oleh sipemuda cakap mencolek pipinya.
Eng Lian merasa panas selebar pipinya d icolek oleh
pemuda buka n pemuda pujaannya.
oleh sebab itu, tanpa memikiria berada di tempat pesta,
sudah lantas menerjang dengan gemasnya. sipemuda cakap
hanya kelihatan berkelebat badannya, tahu-tahu Eng Lian
sudah kena dirangkul. Bukan main Eng Lian kagetnya.
Pikirnya, bagaimana nanti Lo In mengatainya kalau melihat
dirinya dalam pelukan pemuda ceriwis ini.
"setan kecil " maki Eng Lian seraya berontak. "Kau berani
permainkan enci....."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Putus kata-katanya karena berbareng tangan sipemuda
cakap sudah menekap mulutnya dan mencium pipinya.
"Enci Lian, kau tidak kenali adik In-mu....." bisiknya mesra.
"oh, kau...." hanya ini yang meluncur dari bibirnya Eng Lian,
ketika tangan Lo In yang menekap mulutnya ditarik pulang.
Ketika Eng Lian melihat ke sekitarnya, ia lihat ada Bwee
Hiang dan Leng siong yang bersenyum ke arahnya. Perlahanlahan
ia mendorong tubuhnya Lo In yang memeluk dirinya. Ia
lari menghampiri Bwee Hiang dan Leng siong, sambil katanya
: "Enci Hiang, kau kenali pemuda ceriwis, musuh kita itu?"
"sejak aku melihat kau jinak dalam pelukannya, aku sudah
tahu siapa pemuda cakap itu, adik Lian." sahut Bwee Hiang
ketawa ngikik,
Eng Lian memerah jengah wajahnya mendengar jawaban
Bwee Hiang.
sementara kepada Lo In yang datang menghampiri, Bwee
Hiang kata : "Adik nakal, sejak kapan kau merubah muka
sehingga ketiga encimu tidak kenalimu ?"
Lo In menutur bahwa bukan Ang Hoa Lobo yang
memulihkan wajah aslinya, sebab si nenek itu entah kemana
perginya tapi ibunya sendiri ialah Lamhay Mo Lie kebetulan
menyimpan obat pemusnahnya. Tiga jelita itu hampir
berbareng mengucapkan selamat kepada Lo In.
Masing-masing hatinya dara itu memuji parasnya Lo In
yang cakap tampan. Lebih-lebih Bwee Hiang dan Eng Lian
kegirangan bakal mempunyai suami yang demikian cakapnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Leng siong ingat sesuatu, lalu menjura pada Lo In sambil
berkata : "Adik In, encimu mengucapkan terima kasih kau
sudah menolong sehingga ingatanku normal lagi."
"Enci Leng siong, kau jangan berterima kasih padaku tapi
pada enci Eng Lian yang sudah menyuruh kasih dagingku
dibikin sempowak oleh gigitanmu." sahut Lo In.
Eng Lian ketawa. sedang Leng siong merasa kikuk
kelihatannya sebab gara-gara gigitannya, kata enci Liannya,
Lo In sampai meringis-ringis kesakitan.
"Adik In, kau tentu sakit ketika aku gigit, ya ?" tanya Leng
siong ketawa manis.
"sakit sih memang sakit, tapi tidak menangis. Karena orang
sudah gede menangis jelek kelihatannya, bukan ?" Lo In
dengan jenaka menyahut.
Leng siong mendelik matanya pada si bocah nakal sebab
jawaban Lo In itu mengingatkan Leng siong pada kata-katanya
sendiri tempo hari di Glok Lie Teng.
Leng siong melirik pada Bwee Hiang yang diam saja sebab
Bwee Hiang mendengar ketika Leng siong mengatakan orang
sudah gede kalau menangis jelek (Eng Lian), tampak Eng Lian
sedang menekap mulutnya menahan ketawa hingga Leng
siong merasa kikuk dibuatnya.
Coba tidak ada Bwee Hiang disitu, tentu Leng siong sudah
mencubit si bocah nakal.
Empat anak muda itu ngobrol dengan gembira, sebelum
mereka memasuki lagi ruangan pesta. Atas anjuran ketiga
dara, Lo In berjanji akan menanyakan halnya ayah dan ibunya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sampai kehilangan anaknya dan Liok sinshe yang tidak mati
kena jarum beracunnya Kim Popo yang sangat jahat.
Demikian utnuk meyakinkan Lo In bahwa ia benar-benar
adalah anaknya yang hilang, Kwee Cu Gie telah menuturkan
kisahnya.
satu kisah yang hendak dituturkan Liok sinshe (Kwee cu
Gie) kepada Lo In di Tong-hong-gay. Urung dituturkan karena
waktu itu Liok sinshe kedatangan musuh-musuhnya yang
mengeroyok dirinya (Baca permulaan cerita ini. Red.)
Kisah dimulai ketika Kwee cu Gie meninggalkan Teng Goat
Go (Ang Hoa Lobo) yang hendak memonopoli Kwee cu Gie
dengan meloloh si anak muda dengan arak yang dicampuri
obat bius. Ia tidak jadi menemui ayahnya Goat Go yang
menjadi pamannya,
saudara piau dari ibunya untuk menanyakan keadaannya
dan menyampaikan salam hangat dari ibunya lantaran garagara
Goat Go yang genit.
Kwee cu Gie meneruskan perjalanannya. Ketika ia berada
diluar kota Hoa-lim, sedang enaknya dia berjalan, tiba-tiba ia
merandek dan memasang kupingnya. Kiranya tidak jauh dari
ia berdiri terdengar seperti ada bentrokan senjata, ada orangorang
sedang bertempur seru rupanya. Ia lalu cepatkan
jalannya. Pada Suatu tempat yang merupakan lembah ia lihat
ada beberapa orang sedang bertempur, sudah ada beberapa
orang yang telah roboh dan merangkak-rangkak hendak
bangun berdiri.
"Bangsat, kau berani membunuh ayah dan ibuku " tiba-tiba
Kwee Cu Gie mendengar suara anak kecil memaki pada
seorang brewokan yang barusan saja telah menewaskan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lawannya. Menyusul anak itu keluar dari joli, ternyata ia adalah
satu anak perempuan yang kira-kira umurnya dua belas tahun.
Anak itu telah menubruk ibunya yang sudah mandi darah
dan menangis gererungan.
Kwee Cu Gie merasa kasihan, ia datang menghampiri lebih
dekat.Justru pada saat itu si brewokan lagi mengangkat
goloknya hendak ditabaskan pada lehernya si anak kecil.
Dengan sekali lompat, Kwee Cu Giu sudah sempat menangkis
golok yang nyaris memisahkan kepalanya si anak kecil tadi.
Tangkisan itu keras sebab kenyataannya golok dari si
brewokan telah terbang tinggi dan orangnya berdiri mematung
saking terkejutnya.
"Kau berani usilan ?" bentak si brewokan, ketika melihat
yang menangkis goloknya tadi adalah seorang pemuda.
"Hahaha Benar-benar kau sudah bosan hidup berani
membentur urusannya Hek-nia sam-long "
Mendengar disebutnya Hek-nia sam-long (Tiga serigala dari
bukit hitam), hati Kwee Cu Gie terkejut juga. Karena ia
mendengar sepak terjangnya tiga serigala itu sangat kejam
dan kepandaiannya sangat tinggi.
Tetapi sebagai pemuda yang suka melindungi si lemah,
Kwee cu Gie tidak gentar menghadapinya tiga serigala itu,
apalagi hendak menolongi anak kecil.
Kwee cu Gie tidak melayani perkataan tersebut, sebaliknya,
ia menyambar anak kecil tadi untuk dibawa lari. Apa mau,
sebelum ia pergi jauh, tiba-tiba ada tiga orang yang
mencegatnya. Mereka adalah Hek-nia sam-long yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bernama Thio Kin, Thio Kian dan Thio siang, tiga saudara she
Tio.
"sahabat, kau mau lari kemana ?" menyindir Thio Kin.
"Aku bukannya lari, aku mau bawa keponakanku pulang."
sahut Kwee Cu Gie.
"Hahaha, anak orang diaku keponakan. Lebih benar kau
dipanggil culik anak kecil " berkata Thio Kian dengan suara
mengejek.
Kwee Cu Gie tidak senang. "Kau jangan terlalu menghinaku
" sahutnya.
"Apa ? Kata-kataku itu menghina, sedang kau benar-benar
menculik anak orang ?" kata lagi Thio Kian, sama sekali tidak
memandang mata pada Kwee Cu Gie. Kwee Cu Gie marah, ia
melolos pedangnya.
"Bagus " mendengus Thio siang, si bontot yang juga sudah
mencabut pedangnya. Mereka jadi bertempur. Thio Kian dan
Thio Kin hanya menonton saja adiknya bertempur. Permainan
pedang Kwee Cu Gie sangat cepat, hingga Thio siang
kewalahan. Melihat saudaranya kepepet, Thio Kian lantas
turun tangan.
Dengan membawa beban anak kecil itu, Kwee Cu Gie
masih diatas angin menggempur dua musuhnya hingga Thio
Kin terpaksa turun tangan membantu dua saudaranya.
Ternyata Thio Kinjauh lebih pandai dari dua saudaranya.
Tidak heran kalau Kwee Cu Gie keteter dikeroyok tiga orang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Adik kecil yang menjadi beban itu berteriak-teriak minta
diturunkan. Katanya ia mau lihat ayah dan ibunya. Kwee Cu
Gie jadi goncang hatinya mendengar teriakan itu.
"Adik kecil, kau jangan berteriak-teriak, nanti aku
dikalahkan dan kau celaka jatuh ditangan mereka yang sangat
kejam " kata Kwee Cu Gie, sedang pedangnya tidak berhenti
dimainkan dengan cepat melawan tiga musuh.
Anak itu rupanya mengerti juga akan maksud orang, maka
tidak berteriak-teriak lagi.
Kwee Cu Gie memberi perlawanan kurang leluasa karena
satu tangannya memangku si anak kecil tadi, ia hanya
gunakan tangan kanan melawan tiga orang yang
berkepandaian bukannya rendah.
" Celaka " Pikir Kwee cu Gie ketika melihat gelagat kurang
baik. Perlawanannya makin lemah dikeroyok oleh tiga lawan
berat.
segera juga akibatnya runyam, pundaknya keserempet
pedangnya Thio Kian hingga berlumuran darah.
"Hei, tanganmu berdarah " kata si bocah ketakutan.
Kwee Cu Gie sedang repot, tak sempat ia melayani si
bocah bicara.
Melihat gelagat tidak menguntungkan, Kwee cu Gie pikir
lebih baik ia mengalah dulu. Lain kali ia boleh datang lagi
membuat perhitungan.
Begitu ambil keputusan, ia lantas kelebatkan pedangnya,
menyusul diputar seperti titiran. Tiba-tiba diluar dugaan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
musuh-musuhnya, Kwee Cu Gie enjot tubuhnya melayang
jauh ke belakang. Begitu kakinya menotol tanah, ia sudah
melambung tinggi lagi. Begitu beberapa kali ia lakukan hingga
tiga saudara Thio kewalahan untuk menyandaknya.
"Ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi. Biarlah dia
kabur. Lain kali ketemu lagi, kita jangan kasih ampun " berkata
Thio Kin kepada dua saudaranya.
Mereka memutar tubuh untuk kembali berkumpul dengan
kawan-kawannya. Dalampada itu, Kwee Cu Gie sudah berada
jauh dari mereka.
Kwee Cu Gie berhenti dibawahnya sebuah pohon. Ia
menurunkan si dara cilik dan menanya : "Namamu siapa, adik
kecil ?"
"Namaku Lan Ing she sie." sahut anak kecil itu bersenyum.
Kwee Cu Gie terkejut melihat senyuman si dara cilik demikian
manis meresap.
"Dan kau siapa ?" menyambung si dara cilik ketika melihat
Kwee Cu Gie menatap wajahnya dengan tidak berkedip.
"Aku Kwee Cu Gie." sahut si orang she Kwee.
"oh, engko Gie. Namamu bagus ya ?" kata Lan Ing jenaka.
"Kau jangan panggil engko, harus panggil paman." kata
Kwee Cu Gie.
"Kau masih muda begini, tidak pantas aku panggil paman."
"Usiamu sekarang sudah berapa ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Umurku sekarang, kata ibu sudah dua belas tahun hitung
shio."
"Aku sekarang sudah dua puluh dua tahun hitung shio.
sepuluh tahun lebih tua dari kau. Pantas saja kalau kau
panggil paman padaku."
"Aku tidak mau, lebih enak panggil engko Gie." sahut si
gadis cilik manja.
Kwee Cu Gie tercengang. Gayanya sangat lucu, luwes dan
cekatan.
Pikirnya, gadis cilik ini pasti akan sangat cerdik. Beruntung
sekali kalau ia mendapat adik seperti Lan Ing ini. Tanpa
merasa ia menanya :
"Adik kecil, kau suka menjadi adikku ?"
Lang Ing menatap wajahnya Kwee Cu Gie dengan
bersenyum-senyum. "Aku anak jelek. mana mau kau jadi
kakakku." ujarnya kemudian.
"Kau anak bagus. Aku mau jadi kakakmu." kata Kwee Cu
Gie.
Kembali si gadis cilik menatap wajah Kwee Cu Gie, yang
balas menatap pada si dara cilik.
"sinar mata yang bagus......" si dara cilik menggumam
perlahan.
"Apanya yang bagus?" tanya Kwee Cu Gie ketawa ramah.
"oh, tidak. tidak." sahut si gadis, agak gugup ia
menyahutinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Cu Gie ketawa gelak-gelak. justru ketawa ia rasakan
pundaknya sakit bekas tadi keserempet pedang. Kontan ia
meringis-ringis sambil pegangi pundaknya yang luka.
"Engko Gie, kau sakit? oo, kasihan. Mari kaupijati....." kata
si dara cilik seraya tangannya yang kecil meraba pundaknya
Kwee Cu Gie dan memijatinya.
Ia kira dengan dipijati begitu, lukanya Kwee Cu Gie bisa
sembuh.
Nampak kelakuannya si gadis licik, Kwee Cu Gie merasa
lucu dan geli ketawa.
"Hei, engko Gie. Barusan kau meringis-ringis kesakitan,
kenapa sekarang ketawa ?" tanya Lan Ing heran, matanya
yang bagus mencilak lucu.
"Aku ketawakan kau, adik kecil." sahut Kwee Cu Gie.
"Memangnya aku kenapa ?" Lan Ing menanya kepingin
tahu.
"Adikku, kau sungguh baik sekali. Lantaran pijatanmu,
lukaku kurangan sakitnya."
"Aku senang kau berkata begitu. sebentar, kalau lukamu
sudah sembuh, kau bawa aku untuk melihat ayah dan ibuku,
ya "
Kwee Cu Gie tidak menyahut, sebaliknya ia menatap wajah
Lan Ing yang cantik mungil. si bocah juga balas menatap
dengan tersenyum. Entah bagaimana, Kwee Cu Gie rasakan
hatinya berdebaran beradu pandangan dengan si dara cilik, Ia
merasa kasihan pada anak kecil itu, tapi cara bagaimana ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membawanya ke sana untuk melihat mayat-mayat dari orang
tuanya ? Di sana tentu masih ada Hek-nia sam-long dengan
kawan-kawannya. Ia tidak takut untuk menggempur orang
jahat itu. Namun, kalau ia harus berkelahi dengan membawabawa
beban sidara cilik, tidak mungkin ia peroleh
kemenangan.
"Adik kecil, akan kubawa kau menemukan ayah dan ibumu
sebentar." Kwee Cu Gie menghibur.
"sekarang kau tunggu dahulu disini, jangan kemana-mana."
"Kau mau kemana ? Tidak. aku mau ikut " kata Lan Ing,
seraya bangkit berdiri ketika melihat Kwee Cu Gie berdiri dan
mau ngeloyor pergi.
Kwee Cu Gie sebenarnya ingin mencari kali kecil untuk ia
bersihkan darah pada pundaknya. Ia tidak ingin si dara cilik
melihat itu.
Maka ia mau tinggalkan Lan Ing sebentaran disitu. Ia tidak
kira kalau si nona cilik tidak mau ia tinggalkan.
"Aku mau mandi sebentar." Kwee Cu Gie membohong.
"Anak kecil tidak boleh lihat orang tua mandi. Makanya kau
tunggu saja sebentar disini."
Meskipun masih kecil, Lan Ing cerdik. Ia mengerti maksud
Kwee Cu Gie. Maka ia berdiri saja, tidak jadi mengikuti Kwee
Cu Gie.
"Engko Gie, kau jangan lama-lama pergi. Aku takut
sendirian disini." kata Lan Ing.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sebentar aku kembali, kau jangan kemana-mana adik
kecil." sahut Kwee Cu Gie, seraya terus jalan mencari kali kecil
untuk membersihkan lukanya.
Lama juga ia mencari-cari, akhirnya ia menemukan juga
kali yang dicarinya.
Tidak lama ia membersihkan darah yang berlepotan,
segera ia kembali ke tempat Lan Ing ditinggal. Tapi, alangkah
kagetnya ia sebab si dara cilik sudah tidak ada dibawah pohon
dimana ia ditinggalkan.
Kemana Lan Ing ? Apa sudah diculik oleh orang-orangnya
Hek-nia sam-long ?
Kwee Cu Gie kebingungan. Ia menjadi nekad. Biar
bagaimana juga, Lan In akan ia rebut pulang dari tangannya
Hek-nia sam-long. Demikian ia mengambil keputusan.
Dengan menggunakan lari cepat, tidak lama, Kwee Cu Gie
sudah berada di tempat pertempuran tadi. Ia melihat mayat
bergelimpangan. Diantaranya ada wanita cantik dengan mata
melotot, terlentang sudah tidak bernyawa. Tidak jauh
daripadanya ada seorang setengah umur memelihara jenggot
panjang rebah dengan leher hampir putus. Kwee Cu Gie
menduga, mereka tentu adalah suami isteri dan ayah ibu dari
Lan Ing.
Mayat lainnya ia lihat dua tukang gotong joli dan beberapa
pengawalnya suami isteri yang bernasib malang itu dan ada
dua-tiga orang Hek-nia sam-long yang menggeletak tidak
bernyawa. Kwee Cu Gie geleng-geleng kepala. Hatinya sangat
terharu melihat mayat ayah dan ibunya Lan Ing dalam
keadaan tidak terurus. oleh sebab itu, maka ia gunakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pedangnya menggali tanah, maksudnya mau mengubur
mereka itu.
Belum sampai Kwee Cu Gie beres buat lubang, tiba-tiba ia
mendengar suara ketawa dibelakangnya dan berkata seram :
"Masih berani datang, tandanya menghantarkan jiwa "
Cepat Kwee Cu Gie lompat keluar dari lubang yang belum
rampung digali.
Kiranya yang berkata-kata tadi adalah si berewokan yang
goloknya kena ditangkis terbang olehnya. Pikir Kwee Cu Gie,
kebetulan ada orang ini untuk ia mengompes keterangan
halnya si dara cilik yang lenyap itu.
"Aku memang berani datang, tapi untuk menghantarkan
jiwa tidak betul." kata Kwee Cu Gie dengan suara Jenaka.
"Haha, berani omong besar ya di depan Toaya Tadi kau
dengan cara kebetulan dapat menangkis golokku. sekarang
mari bertempur dengan Toaya sampai tiga ratus jurus untuk
menetapkan siapa unggul. Mari, mari datang dekat "
"Siapa sebenarnya namamu, sahabat ?" kata Kwee Cu ie,
tak melayani tantangan orang.
"Haha, kau belum tahu nama Toayamu ? Aku adalah Thian
lui-ciang Gouw In, tangan kanan dari Hek-nia sam-long. Aku
sebutkan namaku supaya kau jangan mati penasaran."
"Aku sebenarnya tak bermaksud berkelahi, aku hanya mau
menanya pada Gouw-heng, apakah noan cilik yang kubawa
tadi telah ditangkap pula oleh Hek-nia sam-long ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ada sangkut paut apa nona kecil itu denganmu?" balik
menanya Gouw- In.
"Tentu saja ada sangkut pautnya, dia adalah keponakanku "
"Kau pamannya ? Hahaha, kau boleh cari keponakanmu itu
di akherat "
Terkejut Kwee Cu Gie mendengar perkataan Thian- luiciang
Gouw In, si Pukulan Geledek. Apa benar anak manis
yang lincah luwes itu telah dibunuh oleh Hek-nia Sam-long ?
Hampir tak percaya akan pendengarannya tadi, maka Kwee
Cu Gie menanya :
"sahabat, kau jangan main-main. Apa betul nona kecil itu
dibunuh ? Kalau dibunuh, siapa pembunuh kejam itu ? Tolong
Gouw-heng kasih tahu."
si Pukulan Geledek tercengang mendengar kata-kata Kwee
Cu Gie, yang semestinya marah dan menyerangnya
mendengar keponakannya sudah dibunuh mati.
"Anak muda." sahutnya kemudian. "Kau jangan recoki
perkara anak kecil itu. sekarang kau lawan aku tiga ratus jurus,
kalau aku kalah baru kita bicara tentang anak bau itu."
"Apa bicara Gouw-heng dapat dipegang ?" kata Kwee Cu
Gie, yang ada harapan bahwa anak kecil mungil itu jiwanya tak
dihabiskan manakala mendengar perkataan si Pukulan
Geledek tadi.
"Thian- lui-ciang belum pernah tak pegang janji " sahut si
Pukulan Geledek. seraya tepuk-tepuk dadanya.
"Bagus " kata Kwee Cu Gie. "Mari kita mulai "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gouw In lantas saja mulai menyerang dengan golok
besarnya.
Pantasan Gouw In mendapat julukan si Pukulan Geledek.
karena tenaganya besar. Golok yang dimainkannya
menghembuskan angin yang menderu- deru, menandakan
bahwa tenaganya sangat hebat. Tapi, Kwee Cu Gie melayani
ia dengan tenang-tenang saja.
Jurus demi jurus telah dilewati, setelah jurus kelima belas,
tampak Thian- lui-ciang Gouw In sudah mulai kendur
serangannya. Ia sudah mulai capek. terlalu banyak mengobral
tenaganya untuk menjatuhkan lawannya.
Pada jurus ketujuh belas dengan enak saja, pedang Kwee
Cu Gie menyontek pergelangan tangan Gouw In yang
mencekal golok hingga senjata berat itu, jatuh ditanah.
sambil pegangi pergelangan tangannya yang berlumuran
darah, si Pukulan Geledek berdiri bengong mengawasi Kwee
Cu Gie yang bersenyum-senyum ke arahnya.
Thian- lui-ciang Gouw In merasa berterima kasih kepada
lawannya sebab kalau Kwee Cu Gie berlaku telengas, siangsiang
ia sudah dirobohkan dengan mandi darah.
" Gouw-heng, aku harap kau buktikan perkataanmu." kata
Kwee Cu Gie ketawa.
"Ini buktikan " terdengar orang berkata di belakang Kwee
Cu Gie, bacokan golok menyusul dengan dahsyat sekali. Lain
golok menyapu lambungnya.
Untung Kwee Cu Gie lihai. Golok yang membacok
pundaknya, ia kelit dengan mengelakkan diri. Berbareng ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
enjot kakinya melambung ke atas hingga sabetan golok ke
lambungnya dapat dihindarkan. Begitu ia turun menginjak
tanah, penyerang pertama sudah tidak kasih kesempatan
padanya. Goloknya berkelebat mengarah dada, tapi Kwee Cu
Gie tidak gugup. Pedangnya dipakai menangkis dari bawah ke
atas hingga dua senjata beradu mengeluarkan suara keras
sekali. Tangannya orang yang memegang golok tergetar.
Kwee Cu Gie tidak sia-siakan kesempatan ini. Pedangnya
nampak menusuk dan 'cres ' menusuk perut. Darah keluar
sebagai air mancur ketika pedangnya Kwee Cu Gie ditarik
pulang untuk menangkis serangan golok kawannya si korban
yang membabat pinggangnya.
orang itu menarik pulang goloknya. Kwee Cu Gie
merangsek dengan jurus Tok-coa-sim-hiat atau 'Ular berbisa
mencari lubang'.
Pedangnya Kwee Cu Gie bersarang di dada lawannya
hingga arwahnya orang itu juga menyusul arwah kawannya
yang barusan pergi.
Gouw In berdiri bengong saja. Ia tidak membantu dua
kawannya yang mengeroyok Kwee Cu Gie. Kenapa ? Karena
meskipun ia seorang kasar, Gouw In tidak mau melanggar
janjinya kepada Kwee Cu Gie.
sambil membersihkan pedangnya yang meminta dua
korban, Kwee Cu Gie ketawa pada Gouw In dan berkata : "
Gouw-heng, sekarang kau boleh cerita tentang anak kecil itu."
"Anak muda." sahut isi Pukulan Geledek.
"Meskipun aku kasar, aku belum pernah merusak
perjanjian. Kau lihat, barusan kalau aku tidak pegang janji,
tentu aku ikut mengeroyok kau. Terus terang kukatakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
padamu bahwa nona kecil itu tidak jatuh dalam tangan kami.
Percayalah pada omongan Gouw In. Kalau kau tidak mau
percaya juga, itu terserah "
Kwee Cu Gie berdiri bengong. Ia percaya pada keterangan
si Pukulan Geledek. Pikirannya jadi bingung, kemana dia
harus mencari si nona cilik itu siapa yang sudah membawanya
pergi. Kwee Cu Gie menjadi lesu oleh karenanya.
Ketika ia menanyakan halnya suami isteri yang dibunuh itu,
Kwee Cu Gie hanya dapat keterangan bahwa mereka adalah
hartawan dari sie-ke-chung. soal lainnya Gouw In tidak mau
cerita sebab itu adalah urusan Hek-nia sam-long katanya. Ia
orang bawahan hanya menurut perintah atasan saja.
Kwee Cu Gie mengucapkan terima kasih atas keterangan
Gouw In. Kemudian mereka berpisahan. Gouw In berlalu dari
situ, sementara Kwee Cu Gie meneruskan menggali kuburan
untuk mengubur mayat hartawan suami-isteri.
setelah selesai, ia berdiri sejenak di depan kuburan dan
mulutnya kemak-kemik, entah apa yang ia katakan. Rupanya
ia berjanji bahwa bagaimana juga ia akan mencari sampai
dapat Lan Ing yang entah dibawa oleh siapa.
sejak itulah Kwee Cu Gie mencahari Lan Ing. sayang dara
cilik itu terus menghilang tak meninggalkan jejak. Meskipun
demikian, ia percaya satu waktu ia akan berjumpa pula
dengan gadis cilik lindah dan menarik hatinya itu. Karena
setiap saat belum pernah menghilang senyumannya yang
manis menari-nari dalam kelopak matanya. Tempat itu berada
di luar kota Hoa-im.....
Dalam perantauannya, sekali ia ingat akan tempat yang
berkesan baginya itu. Pasti Kwee Cu Gie menyediakan tempo
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk menengoki tempat tersebut. Di s a nan untuk beberapa
hari lamanya ia membuang tempo pergi sana sini, seakanakan
ingin menjumpai pula si dara cilik yang sangat menarik
hatinya itu.
sang tempo berjalan cepat. Lima tahun kemudian tempat itu
masih tak terlupakan oleh Kwee Cu Gie yang namanya
sekarang telah menjulang tinggi dalam rimba persilatan.
Kwee Cu Gie Tayhiap menjadi buah bibir diantara orangorang
kuat yang baik dan jahat, malah diantara orang-orang
miskin, nama itu sangat populer karena perbuatan-perbuatan
Kwee Cu Gie yang banyak menolong orang-orang susah.
Pada suatu hari ketika Kwee Cu Gie untuk kesekian kalinya
mengunjungi tempat yang mengesankan di luar kota Hoa-Im
itu.
setelah ia berjalan sana sini dengan harapan kosong dapat
menemui pula Lan Ing, si mungil, ia duduk mengaso di atas
sebuah batu yang terdapat tidak jauh dari sebuah pohon
besar. Ia memandang jauh, jauh ke depan dengan pikiran
melayang-layang.
Terbayang si mungil pada kelopak matanya, sujennya pada
pipi kanannya yang kalau ketawa memikat siapa yang
melihatnya, membuat Kwee Cu Gie terkenang. sekalipun
pertemuan ia dengan si dara cilik dahulu itu hanya sebentaran
saja.
Entah bagaimana, ia sendiri juga tidak tahu kenapa hatinya
terpikat oleh si dara cilik yang mungil itu, sampai berkali-kali ia
datang ke tempat itu seakan-akan ia tidak percaya bahwa ia
tidak akan menemui pula Lan Ing, si mungil.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lima tahun sudah lewat, entah si dara cilik sekarang
bagaimana keadaannya. Pasti ia akan merupakan 'sweet
seventeen', yang kecantikannya tiada taranya.
Kwee Cu Gie heran atau tidak habis mengerti. Dalam
perantauannya ia menemukan banyak gadis-gadis yang
cantik-cantik, tetapi tidak membikin hatinya tergerak. sejak ia
menemui Lan Ing, seakan-akan hatinya membeku gara-gara si
dara mungil, yang sepantasnya menjadi adiknya.
Matanya berkaca-kaca, entah apa yang membikin hatinya
menjadi sedih dan menangis.
Pada saat itulah tiba-tiba Kwee Cu Gie dibikin kaget
mendengar suara ketawa ngikik di balik pohon. sekali enjot
tubuhnya mencelat ke arah pohon. Di lain detik ia sudah
berhadapan dengan dara kecil langsing yang cantik luar biasa
bersenyum-senyum kearahnya.
"Kau, oh, kau........ " Kwee Cu Gie terbelalak matanya.
"Ya, aku Lan Ing........." sahut suara empuk mengaduk
kalbu.
Kwee Cu Gie kenali Lan Ing, melihat sujen pada pipi kanan
yang bergerak-gerak ketika si cantik bersenyum manis.
Hampir saja ia menubruk dan merangkul Lan Ing seketika,
saking girangnya. Kalau saja ia tidak ingat bahwa Lan Ing
sekarang bukannya Lan Ing yang berusia dua belas tahun
dulu. Ia hanya menatap wajah Lan Ing yang sangat cantik itu.
"Engko Gie, kenapa kau menangis ?" tanya Lan Ing, ketika
melihat matanya Kwee Cu Gie berkaca-kaca.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku menangisi kau, adik Ing." Kwee Cu Gie mengaku blakblakan.
"Kenapa engko Gie tangisi aku, aku toh tidak mati ?" sahut
si cantik lucu.
"Adik Ing, kau bikin pamanmu putus harapan mencarimu."
ujar Kwee Cu Gie halus.
"Engko Gie, asal kau berani bahasakan diri paman lagi,
akan kucubit kau " mengancam si jelita seraya unjukkan jari
jempol dan telunjuknya yang putih halus.
Kwee Cu Gie melengak. tapi sejenak kemudian dengan
bersenyum ia berkata : "Adik Ing, kau jangan main-main
dengan pa...... aduh "
"Memangnya aku tidak berani buktikan ancamanku ?
Hihihi........" si dara cilik ketawa geli seraya tarik pulang
tangannya yang barusan mencubit lengannya Kwee Cu Gie
sampai teraduh-aduh.
"Sekali lagi kau membahasakan diri paman, lihat saja nanti
" Lan Ing menambahkan, sehabisnya ia ketawa ngikik, Kwee
Cu Gie jadi berdiri bagai terpaku, menyaksikan keberanian
Lan Ing dan gayanya yang lucujenaka. sebaliknya si dara cilik
ketawa ngikik lagi melihat Kwee Cu Gie sikapnya pada saat itu
seperti orang yang tolol.
Pada saat itulah tumbuhnya cinta murni dari Kwee Cu Gie
terhadap Lan Ing. Ia sekarang sadar bahwa kenangan dan
perasaan rindunya pada Lan Ing lantaran cinta dalam artian
mengambil Lan Ing sebagai kawan hidupnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sejak itulah Kwee Cu Gie dan Lan Ing perhubungannya
makin akrab. Pada suatu hari Kwee Cu Gie blak-blakan
menyatakan cintanya pada Lan Ing dan minta Lan Ing suka
menjadi isterinya. Tapi Lan Ing mengajukan syarat yang Kwee
Cu Gie menemukan kesulitan. Syarat itu ialah Kwee Cu Gie
harus keluarkan semua kepandaiannya untuk menjatuhkan
Lan Ing. Kalau si dara jelita dapat dikalahkan, baharu Lan Ing
dengan rela di jadikan isterinya Kwee Cu Gie.
Kwee Cu Gie adalah satu Tayhiap (pendekar besar). Untuk
mengalahkan Lan Eng tidak akan menemukan kesukaran,
pikirnya.
Cuma kalau Lan Ing sudah kalah, apa si nona cantik tidak
jadi uring-uringan ? Maklumlah orang perempuan suka
menang sendiri Untuk dapatkan si cantik, terpaksa Kwee Cu
Gie ikutkan kemauannya Lan Ing.
Mereka telah pilih suatu tempat yang baik untuk
pertandingan. Dibawah terangnya sang rembulan, mereka
pada suatu malam telah bertempur hebat. Kwee Cu Gie yang
mengira dengan mudah saja mengalahkan Lan Ing, ternyata
meleset perhitungannya.
Perlawanan Lan Ing sangat gigih, malah hampir-hampir
Kwee Cu Gie jadi pecundang kalau ia tidak sangat lihai
meluputkan diri dari serangan Lan Ing yang berbahaya.
sampai tiga ratus jurus yang ditetapkan, mereka tidak ada
yang kalah dan menang. Mereka bertanding seri. Hal mana
membuat Kwee Cu Gie sangat heran. Dari mana Lan Ing
mempunyai kepandaian demikian ampuhnya. Ketika Kwee Cu
Gie menanyakan hal ini, Lan Ing hanya menjawab dengan
senyuman saja. Ia tidak mau menerangkan siapa gurunya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Untuk menyenangkan hatinya si cantik, Kwee Cu Gie tidak
mendesak dalam hal itu.
Sebenarnya, dengan pertandingan seri itu berarti cita-cita
Kwee Cu Gie untuk memperisterikan Lan Ing menjadi buyar.
Namun, oleh karena si jelita kasihan kepada si pemuda yang
sungguh-sungguh hendak mengambil dirinya sebagai kawan
hidup, akhirnya si jelita rela juga di jadikan isterinya Kwee Cu
Gle. Suami isteri itu hidup akur dan beruntung.
Pada suatau hari ketika suami isteri pendekar itu lewat
diluar dusun Kunhiang, mereka menemukan dua pria yang
sedang bertempur seru. Tidak jauh dari mereka ada satu
wanita cantik yang sedang memegangi anak perempuan kirakira
berusia empat- lima tahun. Tampak romannya sangat
gelisah menyaksikan dua pria itu yang berkelahi mati-matian.
"Engko Gle, mari kita pisahkan mereka " mengajak Lan Ing.
"Tunggu dulu " kata Kwee Cu Gle, menyusul ia
perdengarkan tertawanya yang melengking nyaring
mengandung lwekang hingga dua orang yang sedang
bertempur tadi lompat memisahkan diri seperti ketakutan.
Itulah suara ketawanya Kwee Cu Gie yang sangat terkenal
dikalangan Kang-ouw. orang jahat yang mendengar suara
ketawa itu akan lari terbirit-birit, sedang orang baik-baik akan
berdiri terpaku seperti mentaati perintah.
Tampak dua bayangan melesat saling susul, begitu suara
ketawa berhenti.
Mereka itu adalah Lan Ing dan Kwee Cu Gie. Terlambat
ketika mereka sampai di tempat perkelahian. Karena salah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
satu pria yang berkelahi tadi, dengan kecepatan kilat sudah
menyambar tubuhnya si wanita cantik dibawa kabur.
Anaknya menangis memanggil : "Ibu....... ibu......... "
Pria yang ada disitu menghampiri si bocah sambil
mengelus-elus kepalanya. Ia berkata : "Anak Hiang, biarkan
ibu durjana itu dibawa gendaknya. Ayah nanti cari ibu lain
yang lebih menyayangi anak Hiang............"
"Adik Ing, kau kejar manusia itu " kata Kwee Cu Gie pada
isterinya, yang lantas enjot tubuhnya melesat menyusul pria
yang lari tadi membawa si cantik, sedang Kwee Cu Gie
menghampiri pria yang tengah mengelus-elus kepala anaknya.
Ketika Kwee Cu Gie belajar kenal, ternyata pria itu bernama
Liu In Ciang, penduduk dari dusun Kunhiang. Perempuan yang
dibawa lari itu adalah isterinya dan pria yang menculik
isterinya itu bernama oey Hoan Ciang.
"Liu Heng, kau jangan khawatir. Isterimu akan kembali
dengan pria jahat itu" Kwee Cu Gie menghibur.
"Isteriku pasti dapat menyusul mereka dan membawa
pulang."
"Terima kasih Kwee-heng. Tapi rasanya aku tidak begitu
perlu lagi dengan perempuan begituan yang rela dibawa lari
oleh lelaki laini" sahut Liu In ciang tawar.
Liu In ciang sebenarnya sangat gusar pada saat itu.
Menuruti hatinya, ia kepingin mencaci maki sang isteri dan oey
Hoan ciang, pria yang membawanya lari. Namun, seberapa
bisa ia tekan kegusarannya itu dihadapan Kwee Cu Gie yang
sangat dihormati orang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lama ditunggu tidak kelihatan bayangannya Lan Ing. Kwee
Cu Gie menjadi heran. ia lalu menyusul setelah permisi pada
Liu In Ciang.
Di sana ia lihat Hoan ciang sudah ditotok roboh oleh
isterinya. sedang si wanita cantik, isterinya Liu In ciang tampak
sedang berlutut di depan Lan Ing.
Kwee Cu Gie heran. cepat ia menghampiri isterinya, justru
wanita itu sedang berkata pada Lan ing : "Nona, kaujangan
bunuh dia. Tunggu aku kasih keterangan, baharu nona dapat
mempertimbangkan duduknya perkara."
"Adik In, kasih kesempatan dia bicara." menyela Kwee Cu
Gie.
Wanita itu menerangkan di depan suami isteri pendekar kita
bahwa oey Hoan ciang adalah pemuda pujaannya dan mereka
berjanji akan menjadi suami isteri. Apa mau, pada enam tahun
berselang oey Hoan Ciang pergi merantau tidak terdengar
kabar beritanya hingga putuslah harapan wanita itu, yang
bernama Lie Ceng Hoa bahwa kekasihnya akan kembali
dengan selamat. Maka ketika keluarga Liu datang meminang,
ceng Hoa tidak punya alasan untuk menolak dan lamaran
diterima oleh orang tuanya Ceng Hoa.
Ian ciang dan ceng Hoa menikah kira-kira hampir dua
tahun, lahirlah seorang anak perempuan yang dinamai Bwee
Hiang. Mereka sangat beruntung dengan lahirnya sang puteri.
Apa mau, tiba-tiba oey Hoan ciang muncul kembali dari
perantauannya dan telah menagih janji pada Ceng Hoa untuk
sehidup semati. Ceng Hoa jadi serba salah. Ia memang
mencintai Hoan ciang, tapi sekarang ia sudah punya suami.
Bagaimana ia harus mengambil keputusan ? Ceng Hoa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
didesak Hoan ciang, ragu-ragu ia untuk meninggalkan Liu In
ciang, suaminya. sampailah pada hari itu, ketika Ceng in Hoa
dan suami serta anaknya pulang, habis menghadiri pernikahan
salah satu familinya, telah terjadi perampasan terang-terangan
oleh oey Hoan ciang atas dirinya Ceng Hoa.
"Sekarang bagaimana kau ambil keputusan ?" tanya Lan
Ing, ketika Ceng Hoa habis menutur dan ia menangis
sesenggukan.
"Kejadian sudah jadi begini. Aku akan mengikut Hoan
ciang." sahut Ceng Hoa.
Lan Ing melirik pada Kwee Cu Gie seperti yang minta
advisnya sang suami.
" Kau pikir bagaimana ?" Kwee Cu Gie tak dapat
mengambil keputusan.
"Enci Ceng pulang lagi pada suaminya tentu tak bakal
hidup tentram untuk selanjutnya karena ia pasti akan
mendapat rupa-rupa hinaan. Malah belum tentu suaminya
akan menerima ia kembali, setelah adanya Kejadian begini.
Aku pikir, biarkan saja dia ikut orang she oey. sebab orang she
oey sangat mencintai enci Ceng, sehingga berani menempuh
bahaya untuk merampas kekasihnya. Aku rasa dia tak akan
membuat terlantar dirinya enci Eng. Coba, apa betul
putusanku ini, engko Gie?" demikian pendapat si jelita, yang
ternyata lebih cerdik dari suaminya dalam soal mengambil
keputusan.
Kwee cu Gie ketawa. "Adik Ing." katanya. "Aku setuju
dengan keputusanmu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
oey Hoan Ciang segera dibebaskan dari totokan lalu
menghampiri Ceng Hoa yang masih berlutut dan sama-sama
Ceng Hoa berlutut didepannya Kwee Cu Gie suami isteri untuk
mengucapkan terima kasihnya atas kemurahan hati mereka.
Kwee cu Gie merasa tidak enak, cepat ia suruh mereka
bangun .
Lan Ing senang pada Ceng Hoa yang tidak genit seperti
diduga semula.
"sekarang kalian hendak tinggal dimana ?" tanya Lan Ing.
"Masih belum ada ketetapan." sahut Hoan Ciang yang
mendahului Ceng Hoa. "sebab kalau aku kembali ke
Kunhiang, aku kuatir akan mendapat gangguan dari Liu In
Ciang yang pasti masih panas hatinya."
" Kalau begitu." kata Lan Ing sambil melirik pada Kwee Cu
Gie.
" Untuk sementara sampai kalian dapat tempat yang tetap.
mari ikut kami saja, tinggal sama-sama."
"Terima kasih, nona. Kau sungguh baik sekali." sahut Ceng
Hoa lantas.
Kwee cu Gie ketawa pada isterinya sebab ia tahu maksud
Lan Ing yang pada saat itu sedang mengandung tujuh bulan.
sudah dekat temponya ia melahirkan dan memerlukan
bantuan orang. Ia setuju sang isteri memilih Ceng Hoa
sebagai teman dan yang nanti akan menolong Lan Ing diwaktu
sampai temponya sang isteri melahirkan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Cu Gie tidak kembali pada Liu In Ciang, sebaliknya,
ia ajak isterinya pulang bersama-sama dengan Ceng Hoa dan
oey Hoan Ciang.
Betul tajam penglihatannya Lan Ing. Ceng Hoa adalah
merupakan teman dan pembantu yang memuaskan diwaktu ia
bersaling.
Kwee cu Gie dan Lan Ing bukan main girangnya anak yang
pertama dilahirkan itu lelaki.
oey Hoan ciang dan Ceng Hoa sayang pada anak itu
seperti pada anaknya sendiri hingga suami isteri pendekar kita
merasa sangat berterima kasih.
Makin erat saja perhubungan mereka, sampai kemudian
mereka telah angkat saudara.
Kwee Cu gie dan Lan Ing memberi nama satu huruf 'sin'
(mujizat) pada anaknya . jadi bernama Kwee sin. Pemberian
nama itu berdasarkan perjodohan Kwee Cu Gie dan Lan Ing
yang boleh dikatakan 'mujizat', berpisahan lima tahun,
perbedaan umur jauh dan melalui pertarungan untuk
merangkap jodoh.
Ketika Kwee sin sudah berumur satu tahun lebih, tiba-tiba
pada satu hari oey Hoan Ciang membawa pulang satu anak
perempuan kira-kira berusia dua tahun. Entah anak siapa,
menurut oey Hoan ciang ia dapat merebut dari seorang ok-pa
(jagoan) melalui pertarungan hebat. Ia merebut anak itu
didorong oleh perasaan kasihan karena anak itu menangis
saja dan dibentak-bentak oleh jagoan tersebut, yang
belakangan diketahui bernama Houw Toa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika Hoan ciang menanya anak siapa itu menangis saja,
Gouw Toa menjadi marah hingga mereka jadi bertengkar
disusul oleh perkelahian seru. oey Hoan ciang dikeroyok oleh
Gouw Toa dan kawan-kawan.
Untung ia dapat merobohkan Gouw Toa dan kawankawannya,
kemudian merampas anak itu
"Kalian belum punya anak, baik sekali kalau merawat anak
itu sebagai anak kalian." berkata Lan Ing kepada oey Hoan
ciang dan isterinya.
Ceng Hoa sangat senang pada anak itu yang ternyata
sangat Jenaka dan berani. setelah beberapa saat saja mereka
berkumpul.
Dengan persetujuan Kwee Cu Gie dan isteri, Ceng Hoa
kasih nama anak itu Eng Lian. Dalam usia dua tahun, Eng Lian
sudah mulai melucu hingga menarik simpati Lan Ing.
Pada suatu hari untuk menghadiri pesta pernikahan dan
seorang sahabatnya, Kwee Cu Gie dan Lan Ing telah
membawa Eng Lian ikut serta, sedang ceng Hoa diwajibkan
menjaga Kwee sin.
oey Hoan ciang pada hari itu tidak ada di rumah, sedang
keluar menemui sahabatnya.
Ketika Kwee Cu Gie dan Lan Ing pulang, alangkah
terkejutnya mereka sebab Ceng Hoa kedapatan tangannya
ditelikung sedang mulutnya disumpal kain-kainan atau kain
popek dari Kwee sin hingga ia tidak bisa buka suara berteriak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sementara Kwee Cu Gie melihat Kwee sin, sang isteri telah
membukai ikatan ceng Hoa dan dikeluarkan kain-kainan yang
menyelot mulutnya Ceng Hoa.
Kwee cu Gie disana sudah berteriak "celaka" sebelum
Ceng Hoa dapat menuturkan apa-apa ketika ditanya Lan Ing.
Kaget si cantik mendengar teriakan suaminya. Cepat ia masuk
ke kamar, dimana ia dapatkan Kwee Cu Gie berdiri menjublak,
sedang Kwee sin sudah tidak kelihatan diatas tempat tidurnya.
Lan Ing menubruk tempat tidur kosong sambil menangis
gegerungan.
Menurut Ceng Hoa yang menculik Lo In adalah dua orang
yang tubuhnya pendek dan satu jangkung. wajah mereka tidak
kelihatan karena mereka mengenakan kedok.
Ceng Hoa tidak pandai silat, maka ia tidak dapat
memberikan perlawanan. Ketika ia hendak berteriak sudah
keburu ditekap mulutnya kemudian disumpal kain-kainan dan
tangan serta kakinya diikat kencang.
Kwee Cu Gie lantas keluar mencari keterangan dan minta
bantuan kawan-kawan, tapi luput diketemukan kawanan
penculik itu Ia pulang waktu sore dengan muka lesu.
Lan Ing terus-terusan menangis, meskipun Kwee Cu Gie
dan Ceng Hoa bergiliran menghiburnya .
oey Hoan ciang juga kaget ketika pulang menemukan
Kejadian yang tidak diinginkan itu. Ia pun turut menghibur si
cantik, akan tetapi si cantik tetap menangisi anaknya yang
hilang. oey Hoan ciang juga tidak tinggal diam, ia juga keluar
dan mencari keterangan di sana sini, tapi hasilnya nihil.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sejak hilangnya Kwee sin rumah tangga Kwee Cu Gie
nampak tidak bahagia. Tiap hari kelihatan Lan Ing bersusah
hati.
Kwee Cu Gie menjadi bingung. Ia lalu ambil keputusan
untuk mencari ke lain tempat.
Ketika mau berangkat, ia pesan isterinya supaya menjaga
diri Jangan menangis saja. Ia akan mencari anaknya di lain
tempat dan minta teman-teman tolong mencarikannya.
Lan Ing tidak kata apa-apa. sedang pada Ceng Hoa, Kwee
Cu Gie juga tinggalkan pesan supaya tolong menjagai
isterinya dan seberapa bisa menghiburnya, jangan terlalu
berduka, dikuatir kesehatannya nanti terganggu.
Tapi, ketika semua sudah diatur beres, ternyata Kwee Cu
Gie menghadapi kebingungan lagi. Karena ketika ia pulang
ternyata isterinya sudah pergi. Ia hanya dapat secarik kertas
yang tertulis : "DAPATKAN KEMBALI ANAK KITA. BARU AKU
MAU BERKUMPUL LAGI".
Nyaris gila Kwee Cu Gie ditinggal pergi oleh Lan Ing si
mungil.
Sejak itulah pikiran Kwee Cu Gie seperti orang iinglung. ia
telah meninggalkan rumahnya dengan tidak diketahui oleh oey
Hoan Ciang dan isterinya.
Kwee Cu Gie telah merobah namanya menjadi Liok sinshe
untuk menyerep-nyerepi anaknya.
Ia menjalankan pekerjaan tukan khoamia (tukang ramal
nasib) dan mengobati orang sakit (sinseh). Hatinya kosong
sejak kehilangan anak dan isterinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Cu Gie mengumpatkan namanya menjadi Liok
sinshe, ini sebenarnya hanya bermaksud menghindarkan
banyak musuhnya yang mengarah dirinya. Dalam keadaan
iinglung, ia tidak ungkulan melayani musuh-musuhnya yang
berkepandaian tidak rendah.
Ia tahu adat isterinya sangat keras. Meskipun ia
menemukan isterinya dan diajak berkumpul kembali tak akan
berhasil. Ia toh masih terus mencari. Pikirnya, kalau nanti
sudah ketemu, bagaimana baiknya saja ia mengambil sikap
supaya hati Lan Ing menjadi lemah dan bersedia berkumpul
lagi untuk mencari anaknya bersama-sama.
Akan tetapi bertahun-tahun dicari, jangan lagi anak sedagn
isterinya tidak kelihatan batang hidungnya. Makin kesepian
Kwee Cu Gie sehingga ia menjadi putus asa. Nyaris ia
membunuh diri kalau tidak tiba-tiba kupingnya seperti ada
yang membisiki :
"Percuma kau jadi Tayhiap. untuk mencari anak dan isteri
saja tidak becus "
Entah siapa yang membisiki kupingnya, mungkin salah satu
Loocianpwee yang menaruh perhatian atas dirinya.
semangatnya timbul lagi.
Pada suatu hari, ketika ia iseng-iseng memasuki kuil
Thiang-oug-sie untuk mencabut ciamsi, waktu ia keluar lagi
dengan tiba-tiba perhatiannya tertarik pada seorang bocah
kurus kering yang lincah dan gesit sedang bermain petak
bersama teman-temannya.
Makin diperhatikan, ia makin tertarik pada si bocah dari
kalangan jembel itu. Anak itu ternyata Lo In adanya yang
belakang Kwee Cu Gie yakin betul bahwa anak ini ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
puteranya yang hilang. Karena selain tanda daging menjendil
dibelakang telinganya, yang merupakan tanda khas dari
puteranya yang hilang dan anak itu makin meningkat
usianya makin nyata wajahnya menyerupai dirinya (Kwee Cu
Gie). oleh sebab itu, bukan main girangnya Kwee Cu Gie.
Karena dengan diketemukannya Kwee sin, maka isterinya
akan dengan mudah dipanggil pulang, manakala diketahui Lan
Ing ada dimana.
Kwee Cu Gie belum mau mengaku bahwa ia adalah
ayahnya pada Lo In karena ia belum menemuijalan untuk
meyakinkan Lo In bahwa dirinya adalah ayahnya. Lain
daripada itu, juga Kwee Cu Gie tidak mau pelajaran Lo In
terganggu oleh pertemuan mereka sehingga Lo In nanti tidak
begitu tekun dalam belajarnya lantaran menganggap dirinya
adalah ayahnya sendiri, sebagaimana kebiasaan anak-anak
yang suka manja kepada ayahnya.
Kwee Cu Gie terus menurunkan semua kepandaiannya
dalam ilmu silat dan surat sehingga kepandaian Lo in sudah
berimbang dengan dirinya dan hanya memerlukan
penggemblengan lwekang saja dan setelah itu si bocah akan
menjadi seorang bocah yang luar biasa kepandaian silatnya.
Pada malam itu, Kwee Cu Gie sudah tak tahan menutup
rahasianya. Maka ia hendak menceritakan satu kisah kepada
Lo In. Akan tetapi justru saat itu ia telah disatroni oleh
siauwsan Ngo-ok yang diperkuat oleh siong Leng dan jin Leng
Tojin serta Tiat Ci Hweeshio (si Pendeta Jari Besi) .
Dan pada akhirnya Liok sinshe (Kwee Cu Gie) kena
dibokong oleh KimPopo dan jatuh di jurang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Cu Gie adalah orang yang sangat lihai. Tidak mudah
ia mati jatuh kejurang. Waktu ia terpelanting, dengan
kepandaiannya menggunakan ilmu meringankan tubuh, ia
mendarat pada satu dahan pohon dengan selamat. Ia tahu
bahwa ia terkena racun jarumnya si nenek. Cepat ia menelan
lima biji obat pilnya sekaligus, hingga menjalarnya racun
tertahan.
Kemudian ia mencari tempat untuk bersemedhi, dimana ia
mengerahkan lwekangnya dan berhasil mengeluarkan racun
serta jarum Kim Popo melalui jari jempolnya yang ia kupas
sedikit sebagai jalannya darah.
Tenaganya sudah hampir habis diperas untuk
mengeluarkan racun dan jarum jahat, maka Liok sinshe (Kwee
cu Gie) tidak berani lagi naik ke atas jurang untuk
menggempur musuh-musuhnya lagi. sedang Lo In, ia percaya
tentu sudah menyelamatkan diri.
Ia tahu bahwa Lo In adalah satu bocah cerdik. Ia percaya
dalam perantauan bocah itu tidak bakal menemui kesulitan.
Maka, setelah ia merasakan badannya mulai mempunyai
tenaga lagi, Liok sinshe memutari lembah dan mencari buahbuahan
untuk mengisi perutnya yang lapar.
Dengan tidak diduga-duga dalam lembah itu ketemu oey
Hoan ciang dan nyonya, yang menetap disitu. Bukan main
menggirangkan pertemuan mereka dan melihat Eng Lian
sudah besar dan ia perkenalkan namanya "Tan sianseng".
Ia beristirahat dirumahnya oey Hoan cian dan sangat
dihormati oleh tuan dan nyonya rumah seperti yang Eng Lian
pernah tuturkan pada Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pada suatu hari oey Hoan ciang pulang dari bepergian, ia
sampaikan kabar pada Kwee Cu Gie bahwa ia melihat satu
wanita cantik yang romannya persis seperti Lan Ing dalam
sebuah rumah penginapan. ia tidak berani menegur, karena
adatnya Lan Ing yang istimewa, salah-salah ia bisa kena
semprot.
Kwee Cu Gie tahu bahwa Lan Ing sangat sayang pada
Ceng Hoa, maka ia ajak Ceng Hoa pergi untuk menemui
isterinya karena ia sendiri tentu tidak ungkulan membujuknya.
Itulah Kejadian yang Eng Lian tuturkan pada Lo In, katanya
Tan sianseng menghilang, ibunya juga turut menghilang.
Ternyata kedatangan Kwee Cu Gie dan ceng Hoa ke rumah
penginapan sudah terlambat. Lan Ing sudah pergi entah
kemana.
Kwee Cu Gie coba mencari disekitar rumah penginapan
tersebut, Lan Ing tetap tidak dapat dijumpai. Dengan begitu
Kwee Cu Gie menjadi lesu, ia ajak Ceng Hoa pulang kembali.
Di tengah perjalanan, Kwee Cu Gie ketemu oey Hoan ciang
yang sedang menolong orang yang terluka parah. Kiranya
yang terluka itu adalah Ngo-tok sian-jin dari Ngo-tok-kauw.
Kauwcu dari Ngo-tok-kauw itu dikeroyok oleh musuhmusuhnya.
Untung ia lihai dan dapat memukul mundur lawanlawannya.
Cuma saja ia sendiri mendapat luka di dalam yang sangat
parah, hingga jalan belum berapa tindak ia sudah ambruk.
Untunglah musuh-musuhnya tidak datang kembali, kalau tidak,
celakalah Ngo-tok sian-jin menemukan ajalnya yang terhina.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ngo-tok sian-jin merasa berterima kasih kepada oey Hoan
ciang yang coba menolong dirinya dengan sungguh-sungguh
tapi tidak bisa tertolong karena lukanya sangat parah.
Di waktu mau menarik napasnya yang penghabisan, Ngotok
sian-jin serahkan say-cu-leng pada oey Hoan ciang. Ia
minta dengan sangat supaya orang she oey itu suka
menggantikan ia sebagai Kauwcu dari Ngo-tok-kauw. Ia kuatir
tanpa ada pimpinan dari seorang baik, Ngo-tok-kauw tentu
bisa berantakan karena orang-orangnya Agama Panca Bisa
itu terlalu fanatik.
oey Hoan Ciang hobinya menyelidiki racun ular. Maka
banyak ular berbisa ia dapat takluki. Kint ia diminta untuk
mengepalai Agama Panca Bisa (Ngo-tok-kauw), hatinya
tertarik untuk mengetahui empat macam racun lainnya kecuali
ular. Maka permohonannya Ngo-tok sian-jin ia terima dengan
baik.
Dengan dihantar oleh Kwee Cu Gie, oey Hoan ciang dan
isterinya langsung pergi ke markas Ngo-tok-kauw. Dengan
mudah, setelah menunjukkan lambang Kauwcu yang berupa
say-cu-leng, oey Hoan ciang diterima menjadi Kauwcu.
Kwee Cu Gie tinggal lama juga dalam markas Ngo-tokkauw
untuk melindungi oey Hoan Ciang Kalau- Kalau ada
pengikutnya Ngo-tok-kauw yang tidak senang pada Kauwcu
yang baru dan berontak. Akan tetapi sebegitu jauh, ia lihat
orang-orang Ngo-tok-kauwpada menghormati ketuanya. oleh
sebab itu pada suatu hari, ia mohon berpisah dengan oey
Hoan ciang suami isteri. Katanya ia mau menyerep-nyerepi
isterinya (Lan Ing). ia juga memesan pada oey Hoan ciang
supaya tolong juga menyerep-nyerepi hanya Lan Ing, yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mana disanggupi oleh Kauwcu baru dari agama Panca Bisa
itu.
Berbareng dengan itu, oey Hoan ciang telah mengirim
orang untuk mengambil Eng Lian tapi ternyata si dara cilik
sudah tidak ada lagi dirumahnya, sudah kosong.
oey Hoan ciang dan ceng Hoa menyesal dan berduka
dengan lenyapnya Eng Lian yang mereka pandang seperti
anaknya sendiri.
Atas permintaan Ngo-tok sian-jin, oey Hoan ciang telah
merubah namanya menjadi TOnghong Kin. Maka nama inilah
yang terkenal diantara orang-orangnya Ngo-tok-kauw.
Dalam pada itu rimba persilatan telah digemparkan oleh
munculnya Lamhay Mo Lie yang telah membinasakan Hek-nia
sam-long dan mengubrak-abrik sarangnya.Bukan itu saja,
beberapa perkumpulan jahat juga sudah disikat oleh Lamhay
Mo Lie.
Kwee Cu Gie tertarik hatinya sebab bukan saja sepak
terjangnya membasmi kejahatan, malah menurut cerita orang,
Lamhay Mo Lie orangnya sangat cantik. Ia jadi terkenang akan
isterinya yang sangat cantik.
Ia ragu-ragu kalau Lamhay Mo Lie itu Lan Ing adanya.
Tidak mungkin Lan Ing yang cantik lemah gemulai itu
menggunakan nama seram seperti Lamhay Mo Lie (Wanita
Hantu dari Laut Kidul). Meskipun demikian, ia terus melakukan
penyelidikan.
Ketika ia jalan sampai di dusun Kunhiang, ia mendapat
kabar tentang bentrokan Liu Wangwee dan Tan wangwee,
dimana Tan Wangwee telah mengundang sucoan sam-sat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia ingat bahwa Liu Wangwee adalah suaminya Ceng Hoa.
Ia lantas mempunyai ingatan untuk menolongnya diwaktu
perlu, karena ia tahu benar bahwa Sucoan Sam-sat itu
berkepandaian tinggi, anak murid dari Thie-tauw-eng ie Jie Lo
dari daerah sucoan.
sejak berpisah dengan Tonghong Kin (oey Hoan ciang),
Kwee Cu Gie telah mengenakan kerudung merah waktu
membasmi kejahatan. Maka dalam tempo pendek sepak
terjangnya telah menggemparkan dan orang sangat memuji
kepada kepandaian si kerudung merah.
Kwee Cu Gie bukannya takut dengan pembalasan. ia
hanya kuatir menambah banyak musuh kalau ia muncul
dengan wajah aslinya. Dirinya sudah sangat terkenal dan
sedang dicari-cari oleh banyak musuh-musuhnya, seperti
Kejadian di Tong-hong-gay tempo hari disatroni oleh siauwsan
Nao-ok hingga ia terpaksa bertempur untuk membela diri.
Demikian, ia telah mengikuti perkembangan bentrokan
antara Liu danTan Wangwee.
Di dalam saat yang genting, ialah diwaktu Bwee Hiang
hendak menabaskan pedang pada lehernya sendiri, Kwee Cu
Gie muncul dan menakluki tiga orang jahat dari sucoan.
Ketika berpisahan dengan Liu Wangwee, Kwee Cu Gie
meneruskan perjalanan mencari Lo In dan Lamhay Mo Lie. Ia
mendengar tentang munculnya satu bocah muka hitam yang
berkepandaian luar biasa hingga menduga bocah itu tentu Lo
In adanya. Tapi, kapan ia ingat bahwa Lo In tidak berwajah
hitam, hatinya menjadi ragu-ragu. jadi terhadap Lamhay Mo
Lie dan Hek-bin sin-tong, Kwee Cu Gie ragu-ragu untuk
menetapkan bahwa kedua orang itu adalah isteri dan anaknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setelah banyak waktu dibuang untuk menyelidik dua orang
tadi, Kwee Cu Gie akhirnya mendapat laporan dari Tonghong
Kauwcu yang mendebarkan hatinya ialah Lamhay Mo Lie yang
diduga isterinya itu ada di Coa-kok sedang Hek-bin sin-tong
sedang menuju ke sana. Entah bagaimana saat itu Kwee Cu
Gie sangat gelisah, tidak pernah sebelumnya pada saat itu ia
rasa pasti bahwa Lamhay Mo Lie dan Hek-bin sin-tong adalah
isteri dan anaknya, dua makhluk yang ia sangat rindukan
untuk menemukannya.
Perasan kuatir seketika itu timbul, bahwa ibu dan anak itu
akan bertempur mati-matian. Ia kenal tabiatnya Lo In tidak
kejam, ia tidak begitu kuatirkan. sebaliknya, Lan Ing isterinya
sangat telengas dan suka mau unggul saja. Kalau Lo In nanti
menimbulkan kemarahannya, pasti anak itu akan tewas
jiwanya di tangan ibunya sendiri oleh sebab itu, Kwee Cu Gie
lantas menyusul ke Coa Kok. Ia tidak menemukan kesulitan
karena semua benteng penjagaan sudah kena dirobohkan
oleh Lo In serta barisan ular jahat sebelumnya telah dilewati
dengan ilmu entengi tubuhnya yang lihai. Cepat luar biasa,
Kwee Cu Gie menotok bebas korban- korban totokan Lo In.
Di waktu baru saja ia menembusi benteng kelima, ia lihat
senjata kebutan Lamhay Mo Lie sedang menurun hendak
menghajar kepalanya Lo In. ia kenali Lan Ing, isterinya. Cepat
ia berseru menggunakan lweekangnya untuk mencegah
Lamhay Mo Lie membunuh anaknya sendiri
Demikian penuturan Kwee Cu Gia yang membikin Lo In
sekarang yakin benar bahwa dirinya adalah anaknya Kwee Cu
Gie dan Lamhay Mo Lie.
Meskipun demikian ia masih penasaran kenapa ibunda
masih begitu muda belia, maka ia lalu menanya :
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"ibu, anak menanyakan keheranan saja, tapi harap ibu
jangan marah."
Lamhay Mo Lie bersenyum, lalu menyahut : "Kau tanyalah
nak. ibu tak akan marah."
"ibu begini muda dan sangat cantik. Paling-paling juga
umurnya tidak berjauhan dengan enci Hiang. Bagaimana anak
yang sudah berumur belasan bisa menjadi anak ibu ?" Lo In
blak-blakan menyatakan isi hatinya. Lamhay Mo Lie
melenggak mendengar perkataan anaknya.
Kwee Cu Gie bersenyum-senyum sambil anggukanggukkan
kepala, sedang para hadirin menahan ketawanya.
semua mata disorotkan kepada Lamhay Mo Lie. Ingin mereka
ketahui apa jawaban si cantik dari Lamhay itu.
Lamhay Mo Lie tahu bahwa semua mata ditujukan
kepadanya, menantikan jawabannya.
Dengan bersenyum ia menjawab pertanyaan anaknya :
"Anak. memang mengherankan kalau kau tidak tahu
sebabnya. Usia ibu sekarang sudah tiga puluh enam tahun.
Kalau wajah ibu masih tetap seperti gadis berusia dua puluhan
tidaklah heran karena itu adalah pengaruh obat dari guru ibu di
Lamhay. Nanti, kapan kita ada kesempatan akan ibu ajak
kaujalan-jalan ke Lamhay untuk menemui sucouw, yang tentu
akan merasa tertarik sekali pada dirimu."
"Dan ibu, itu Ang Hoa Lobo kenapa jadi murid ibu ?" tanya
lagi Lo In. Lamhay Mo Lie kembali bersenyum, tetapi setelah
itu ia lalu menutur singkat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lan Ing adalah muridnya Ceng Lian suthay dari kuil Cenglian-
am di Lamhay, yang telah membawa Lan Ing ketika
ditinggalkan oleh Kwee Cu Gie di bawah pohon.
Lan Ing adalah satu anak yang cerdik dan berbakat untuk
menerima pelajaran ilmu silat. Maka ia sudah membawa si
dara cilik di luar tahunya Kwee Cu Gie. Ia bukan sengaja
menculik, tetapi ia segan berurusan dengan Kwee Cu Gie
yang tidak rela Lan Ing dibawa olehnya, sebab Kwee Cu Gie
kelihatannya sangat tertarik oleh si dara cilik.
Lima tahun Lan Ing dalam gemblengan Ceng Lian suthay
dan kemudian atas izinnya sang guru, Lan Ing diperbolehkan
pulang untuk menuntut balas pada Hek-nia Sam-long. Apa
mau Lan Ing terlibat dalam urusan asmara dengan Kwee Cu
Gie hingga niatnya menuntut balas jadi tertunda dan
membentuk keluarga bersama-sama Kwee Cu Gie.
Dalamputus asa untuk mendapatkan kembali anaknya, Lan
Ing sudah pulang ke tempat gurunya di Ceng-lian-am. ceng
Lian suthay pandai juga meramal. Maka ia hiburi muridnya
bahwa ia akan berjumpa pula dengan anaknya setelah sang
anak memasuki usia tujuh belas tahun. Meskipun tempo itu
sangat lama, ialah sampai enam belas tahun, ia menunggu,
Lan Ing toh merasa terhibur juga dan selama menantikan
sampainya tempo itu, Lan Ing belajar lebih giat dibawah
didikannya Ceng Lian suthay hingga bukan saja ilmu silatnya,
juga lweekangnya meningkat banyak. Pada suatu hari Lan Ing
mendapat izin dari gurunya untuk mencari anaknya.
Lan Ing kegirangan dan segera saja ia pamintan pada
gurunya dan melakukan perjalanan. Pertama-tama yang ia
satroni Hek-nia sam-long, yang menjadi musuh besarnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lan Ing tidak menemukan kesulitan menghadapi Tiga
serigala dari bukit hitam- itu. semuanya ia bunuh mati dan
meng ubrak- abrik sarangnya. Di sana ia meninggalkan
namanya Lamhay Mo Lie. Lantaran itu nama Lamhay Mo Lie
menjadi buah bibir karena dengan sekaligus dapat
membinasakan 'tiga orang kuat' dari kalangan Hek-to (jahat)
yaitu Hek-nia sam-long.
Dalam perjalanan sehabis membasmi musuh-musuhnya,
Lan Ing berpapasan dengan Ang Hoa Lobo yang sedang
bertengkar dengan siauw Cu Leng di lereng gunung.
Diam-diam Lan Ing mencuri dengar apa yang
dipertengkarkan si nenek.
"Kau belakangan ini tak punya guna melayani aku. Mana
aku tak marah-marah saja ?" terdengar Ang Hoa Lobo ketus.
"cici, kau terlalu kuat hingga aku jadi kewalahan." sahut
siauw Cu Leng.
"Dulu kau begitu hebat melayani aku hingga aku puas. Tapi
sekarang, sekarang apa ? Baru maju yang kedua kali sudah
bilang lemas segala, mengapa begitu ?"
"Cici, kau terlalu menuruti napsu saja. Mana aku tahan ?"
"Cu Leng, aku bilang terus terang. Kalau kau tak bisa
memberi kepuasan, jangan sesalkan enci Goat- mu akan
mengambil jalan lain "
"Jalan lain bagaimana kau maksudkan ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hm Belagak pilon ? Aku ambil lelaki lain yang dapat
memberi kesenangan " siauw Cu Leng tak menyahut,
kepalanya menunduk seperti berpikir.
sementara itu Lan Ing bingung apa yang dipertengkarkan
oleh mereka itu, tapi tak lama sebab ia lantas cekikikan
ketawa.
Rupanya ia sudah dapat memecahkan rahasia
pembicaraan antara Ang Hoa Lobo dan siauw Cu Leng.
"Siapa disitu?" bentak Ang Hoa Lobo yang menjadi gusar
percakapannya didengar orang.
"Aku disini " sahut Lan Ing, seraya muncul dari balik pohon.
siauw Cu Leng mencilak matanya nampak tiba-tiba muncul
seorang bidadari di depannya.
Melihat itu, Ang Hoa Lobopelototi matanya hingga si iblis
Alis Buntung tak berani memandang wajahnya Lan Ing yang
cantik jelita.
"Bagus " mendengus Ang Hoa Lobo. "Kau berani mencuri
dengar percakapan kami, berarti jiwamu bakal mati "
Ang Hoa Lobo berkata sambil mendekati Lan Ing.
"Budak liar, kau datang dari mana ?" Ang Hoa Lobo
menanya, sebelum Lan Ing menyahuti perkataannya terlebih
dahulu.
"Aku bakalan mati, untuk apa kau menanya aku datang dari
mana ?" jengek Lan Ing.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apa kau kira aku tak bisa bikin kau bicara ?" bentak si
Nenek Kembang Merah, menyusul tangannya berkelebat
mencengkeram dada Lan Ing.
"Nenek jahat, kau mau berkelahi dengan nonamu ?" Lan
Ing balas membentak seraya mengelak dari cengkeraman Ang
Hoa Lobo.
Melihat serangannya gagal, si nenek ketawa nyaring.
"Bagus, kau mempunyai sedikit kepandaian, ya ?" katanya
dengan nada mengejek.
"Berkelahi tidak halangan, asal dengan syarat lebih
dahulu." sahut Lan Ing.
"Aku mau membunuh kau seperti gampangnya
membalikkan tangan, kenapa pakai syarat sebala ? Hehehe....
lucu ini budak liar "
"Membunuh aku tidak semudah yang kaupikir, makanya
aku mau dengan syarat "
"Syarat apa yang kau mau majukan, budak liar ?"
"Kalau aku bertempur kalah, kau boleh punya suka atas
diriku. Mau tangkap boleh tangkap. mau bunuh boleh bunuh,
tanpa aku melawan. sebaliknya, kalau kau kalah bagaimana ?"
Ang Hoa Lobo melengak mendengar perkataan Lan Ing.
"Kalau aku kalah, kau boleh berlalu tanpa aku ganggu."
akhirnya ia menyahut. Tiba-tiba saja Lan Ing ketawa ngikik,
hingga Ang Hoa Lobo heran.
"Apa yang kau ketawakan, budak liar ?" bentak Ang Hoa
Lobo bengis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku ketawakan perkataanmu tadi." sahut Lan Ing. "sudah
tentu kau kalah aku boleh angkat kaki dengan tidak takut apaapa,
tapi bagaimana dengan kau?"
otaknya Ang Hoa Lobo bekerja. "Baiklah, kalau aku kalah
aku akan menjura minta maaf padamu, kau akur ?"
"Tidak akur." sahut Lan Ing ketawa, seperti ngeledek.
"Tidak akurnya bagaimana ?" tanya Ang Hoa Lobo kepingin
tahu.
"Tidak akurnya, aku tidak mau kau menjura. Namun aku
mau kau berlutut dan mengangkat aku sebagai pemenang
menjadi gurumu "
"Mana ada aturan nenek menyembah gadis yang barusan
lepas tetek."
"Aturansudah tentu ada. Yang kalah harus menurut pada
yang menang, mana ada aturan yang menang harus menurut
pada yang kalah ?"
Kembali Ang Hoa Lobo putar otak.
"Kalau begitu, begini saja." sahut Ang Hoa Lobo. "Aku
menang kau harus jadi muridku, kalau aku kalah aku rela
menjadi muridmu dan menyebut suhu seraya berlutut "
"Bagus, bagus. Ini usul baik dan aku setuju." berkata Lan
Ing.
"Mari kita mulai " menantang Ang Hoa Lobo, kali ini ia
goyangkan tongkatnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kita bertempur dengan tangan kosong saja." kata Lan Ing
ketawa.
" Kenapa, kau takut ?" jengek Ang Hoa Lobo bengis.
"Bukannya takut." sahut Lan Ing tenang-tenang saja.
"senjata tidak ada matanya, kalau salah tangan bisa
mencelakai orang. Apa kau senang kalau muridmu cacad ?"
"Ya, ya, kau betul " Ang Hoa Lobo ketawa sekarang. Ang
Hoa Lobo berkata sambil melemparkan tongkatnya.
"Popo boleh mulai sekarang " berkata Lan Ing bersenyum
manis hingga siauw Cu Leng yang melihatnya menjadi
berdebaran hatinya.
Ang Hoa Lobo yang hendak menyingkatkan waktu sudah
tidak main tawar menawar lagi, lantas mulai menyerang lagi.
Tangan kanannya mengarah mata, sedang tangan kirinya
menyambar iga mengarah 'thian-ki-hiat'. Ini adalah serangan
yang dinamai 'Dibalik daun mencuri buah toh'. Satu serangan
yang cepat untuk mengalahkan lawan.
Ang Hoa Lobo sudah memperhitungkan serangannya akan
berhasil. Namun, tirtak tahunya kecepatan tangan si nenek tak
dapat menguasai kecepatan bergerak badannya Lan Ing.
Si nenek terkesip juga nampak Lan Ing demikian gesit. Tapi
karena ia sudah kawakan menghadapi pertempuran, maka ia
tidak jerih. Ia merangsek lagi, segera menyusul beberapa
serangannya yang berbahaya.
Entah bagaimana Lan Ing bergerak sebab kenyataannya
semua serangan dapat dikelit oleh Lan Ing yang gesit luar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
biasa. Ang Hoa Lobo mulai keder. Sebelum ia menenangkan
pikirannya, tahu-tahu ia rasakan di bawah ketiaknya
kesemutan. Itulah 'thian-coan-hiat' jalan darah dibawah ketiak)
kena ditotok oleh Lan Ing yang gesit.
Seketika itu juga si Nenek Kembang Merah berdiri bagaikan
patung, tidak bisa bergerak, hanya matanya saja kedap kedip
menyorotkan kebencian.
Siauw Cu Leng melihat isterinya dirobohkan, tidak tinggal
diam. Ia lantas maju menyerang Lan Ing sambil membentak :
"Budak kurang ajar, kau berani permainkan orang tua ?
Rasakan nih kepalanku "
sambaran kepalan siauw Cu Leng sia-sia saja sebab Lan
Ing keburu berkelit.
"Lelaki tidak punya guna " menyindir si cantik ketawa.
"Kau berani usilan dalam urusan nonamu ? Lihat nonamu
akan kasih hajaran "
siauw Cu Leng melengak sebentar kena disindir Lan Ing.
selanjutnya ia menyerang lagi dengan pukulannya yang
mengeluarkan angin menderu. Herannya, makin siauw Cu
Leng perhebat serangannya, makin tidak kelihatan bayangan
Lan m. sampai kemudian tahu-tahu ia rasakan lututnya lemas
ditendang Lan Ing. ia jatuh berlutut di depan si cantik, Matanya
mencilak bengis penuh kegusaran.
Tapi Lan Ing berlagak pilon, ia menghampiri Ang Hoa Lobo.
"Popo, bagaimana dengan janji kita ?" tanya si cantik,
seraya menotok bebas urat bisunya Ang Hoa Lobo hingga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekarang ia bisa bicara, sekalipun badannya masih belum
bebas dari totokan.
Ang Hoa Lobopikir ia tidak bisa menang lawan si nona,
maka ia mengaku kalah dan rela menjadi muridnya Lan Ing.
Ketika totokannya dibebaskan, Ang Hoa Lobo memenuhi
janjinya berlutut di depan Lan Ing dan berseru : "suhu "
Lan Ing senang hatinya dan suruh si nenek membebaskan
siauw Cu Leng dari totokan. siauw Cu Leng kini tidak berani
banyak lagak karena melihat 'cicinya' sudah takluk dan
menjadi muridnya Lan Ing.
Ang Hoa Lobo menanyai siapa adanya si cantik, Lan Ing
menyahut : "Kau barangkali sudah dengar namanya Lamhay
Mo Lie, itulah aku adanya."
si Nenek Kembang Merah dan siauw Cu Leng kaget
mendengar namanya Lamhay Mo Lie tapi juga tidak luput dari
merasa heran, kenapa namanya begitu seram sedang
orangnya begitu cantik mempersonakan ? sejak itu mereka
takluk betul kepada Lan Ing alias Lamhay Mo Lie, terutama
ketika Lan Ing belakangan mengasih banyak petunjuk dalam
hal ilmu silat dan obat-obatan membuat Ang Hoa Lobo lebih
tunduk pula.
sebaliknya si nenek tidak tahu kalau Lamhay Mo Lie adalah
isterinya Kwee Cu Gie, orang yang menjadi pujaan dari dahulu
sampai sekarang.
Demikianlah penuturan Lamhay Mo Lie. Tapi Lo In masih
penasaran, ia menanya : "lbu, kenapa ibu menggunakan nama
Lamhay Mo Lie ? Bukankah nama Lamhay Mo Lie
menyeramkan ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lamhay Mo Lie ketawa ngikik. "Anakku, aku menggunakan
nama itu untuk menghindarkan diri dari uberan ayahmu " kata
si cantik, sambil bibirnya yang halus menjebirpada Kwee Cu
Gie yang segera tertawa terbahak-bahak.
"Sudah anak. kau jangan bikin pusing ibumu " berkata
Kwee Cu Gie ketika melihat Lo In sudah gerakkan mulutnya
seperti hendak menanya pula pada ibunya.
Lo In ketawa nyengir mendengar perkataan ayahnya.
sementara itu perjamuan sudah dimulai. Eng Lian dan
Bwee Hiang pikirannya tidak tentram, setelah mendengar
penuturan Kwee Cu Gie.
Eng Lian sekarang lebih jelas lagi tentang keadaan dirinya
bahwa oey Hoan ciang dan Ceng Hoa yang mengaku ayah
dan ibunya bukan orang tuanya yang asli, yang asli Gin Hoa
ibunya yang menjadi ibunya Leng siong. Pantasan ia dan Leng
siong wajahnya seperti pinang dibelah dua lantaran mereka
adalah anak kembar. Meskipun demikian ia kepingin ketemu
dengan ayah dan ibu angkatnya itu, tapi belum berani untuk
menanyakan kepada Kwee Cu Gie mereka itu sekarang ada
dimana.
Bwee Hiang ada lebih tidak tenteram pula hatinya sebab
menurut penuturan Kwee Cu Gie ibu kandungnya sekarang
masih ada, ialah Ceng Hoa yang menjadi isterinya oey Hoan
ciang. sekarang dimana mereka ? Bwee Hiang juga tidak
berani memajukan pertanyaan kepada Kwee Cu Gie yang
sekarang terang menjadi ayahnya Lo In.
Tengah perjamuan berjalan tiba-tiba ada pelayan datang
mengabarkan pada Lamhay Mo Lie tentang kedatangannya
Ngo-tok-kauw Kauwcu bersama isteri. Bukan main girangnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lamhay Mo Lie sebab menurut perhitungan suaminya (Kwee
Cu Gie), Ngo-tok-kauw Kauwcu itu adalah oey Hoan Ciang
dan isterinya adalah Ceng Hoa, teman akrabnya.
Dengan segera Lamhay Mo Lie menyuruh orangnya untuk
antar masuk tamu dari Ngo-tok-kauw. Tidak lama, mereka
kelihatan muncul dikawal oleh lima orang kuat dari Agama
Panca Bisa. Begitu masuk ruangan, Ceng Hoa sudah
disambut oleh Lamhay Mo Lie dengan rangkulan mesra dan
keduanya berkaca-kaca matanya lantaran menangis
kegirangan. setelah mereka lepaskan rangkulannya, Ceng
Hoa lihat ada dua gadis di dekatnya. Ia kenali Eng Lian yang
sudah besar, tapi ia tidak kenali Bwee Hiang yang menatapnya
dengan tidak berkedip.
"Kau siapa, nona ?" tanya Ceng Hoa halus suaranya.
"Dia adalah anakmu Bwee Hiang, adik Hoa " menyelak
Kwee Cu Gie ketawa berkakakan.
Ceng Hoa tergetar hatinya. Ia hanya sempat berkata :
"oh....." karena Bwee Hiang sudah merangkul dan berseru :
"ibu......"
ibu dan anak menangis sambil berpelukan.
Lamhay Mo Lie meredakan mereka dan akhirnya dapat
diajak duduk diantara banyak tamu yang hadir. Kiranya
kedatangan Tonghong Kin (oey Hoan Ciang) dengan isteri ke
Coa-kok memang datang dengan maksud khusus untuk
memberi selamat kepada Lamhay Mo Lie dan Kwee Cu Gie
yang sudah menemukan anaknya kembali.
Lo In diperkenalkan kepada Ceng Hoa dan suaminya.
Mereka sangat kagum melihat Lo In yang berparas cakap
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menandingi ayahnya. Ceng Hoa terkenang pada waktu Lo In
diculik masih bayi, sekarang ketemu-ketemu anak itu sudah
menjadi jejaka ganteng.
Banyak soal urusan Lo in, Bwee Hiang dan Eng Lian yang
ceng Hoa ingin bicarakan dengan Lamhay Mo Lie. Akan tetapi
ia tidak punya kesempatan dalam pesat yang meriah itu. Yang
lucu Tong hong Kauwcu dari Ngo-tok-kauw tidak mengenali Lo
In, si engko kecil yang pernah menolongi dirinya tempo karena
Lo In sekarang sudah berubah rupa.
Lo In sendiri belagakpilon, seakan-akan baru saja kenal
dengan Tonghong Kauwcu.
Pesta berjalan terus dengan penuh kegembiraan sampai
banyak orang yang mabuk...........
= = = TA M A T = = =
KITAB MUJIZAT
Apakah Bwee Hiang berhasil menuntut balas pada sucoan
sam-sat ?
Apakah si tiga dara, Bwee Hiang, Eng Lian dan Leng siong
sekaligus oleh si bocah sakti ?
Kemana perginya Ang Hoa Lobo ?
semua pertanyaan ini ada dapat pecahkan dalam KITAB
MUJIZAT, sambungan BOCAH SAKTI. Lebih seru, tegang,
jenaka dan.............?