pacman, rainbows, and roller s
jowo.yn.lt
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Tak usah memuji muluk-muluk. sekarang kita mengadu tangan caranya bagaimana ? Apa satu demi satu maju atau kalian maju sekaligus melawan aku si bocah ?" tanya Lo In . Kembali dua kakek itu mesti mengalami ejekan Lo In . Dalam hati masing-masing gemas dan berjanji akan melampiaskan kegemasannya dengan membunuh si anak kecil. "Anak bau " bentak sim Leng yang jadi sangat gusar mendengar perkataan Lo In yang sombong. "Asal kau dapat menyambuti tiga kali seranganku tanpa kau menghilang mengandalkan kegesitanmu, aku sim Leng akan berlutut didepanmu mengaku takluk " "Bagus " sahut Lo In seraya ketawa haha hihi. "Dan kau, bagaimana ?" ia menanya pada sim Liang yang tercengang mendengar perkataan adiknya itu kalau ia berhasil merobohkan si anak kecil, kalau tidak dalam tiga serangannya itu, bagaimana nanti adiknya berlutut menyatakan takluk didepannya satu anak kecil yang pantas menjadi cucunya ? Tempat ia gelagapanjuga ditanya oleh Lo In . Akhirnya ia menyahut, "Aku tidak berjanji demikian, kalau kau tahan dengan tiga kali seranganku." "Baiklah." sahut Lo In . "Mari kita mulai " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sim Leng tampak sudah berhadapan dengan Lo In yang tenang-tenang saja tidak memasang kuda-kuda segala yang umumnya biasa digunakan dalam menghadapi pertempuran. "Kau sudah siap ?" tanya sim Leng, suaranya sangat gemas. "Kau boleh mulai, kakek manis " Lo In menggodai hingga si kakek melotot matanya. sim Leng mengerahkan lwekangnya yang maha dahsyat, dengan teleng as ia menyerang ke arah dada lawan. Lo In geser kaki kirinya berkelit, berbareng tangan kanannys menepuk perlahan lengan sim Leng yang nyelonong kehilangan sasaran, meskipun tepukan perlahan, cukup membuat sim Leng kehilangan imbangan dan badannya terjerumus ke depan hingga hidungnya mencium sampai besot. Cepat sim Leng bangun lagi. "Anak kau, kau mengingkari janji " bentaknya. "Aku mengingkari janji bagaimana ?" tanya Lo In heran. "Kau janji tidak akan menghilang dari depanku, kenapa kau barusan berkelit ?" tegur sim Leng dengan tidak tahu malu. "Aku berkelit, bukannya menghilang Apa kau mau aku diam saja diserang olehmu ?" "Aku sudah tahu, kenapa kau mengingkari janji ?" Lo In benar-benar heran atas jawaban si kakek. Mereka sudah janji Lo In tidak boleh menghilang bukannya tidak boleh berkelit. Tapi kelitan Lo In barusan dimasukkan dalam istilah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menghilang, terang si kakek sangat licik dan mau menang sendiri. Tapi Lo In tidak takut. Ia tertawa berkakakan, kemudian berkata, "Baiklah, kalau kau mau aku diam saja diserang olehmu, cuma kau menyerang jangan kencang2, nanti isi dadaku bisa ambrul oleh seranganmu yang dahsyat " Lo In hanya berkelakar, akan tetapi dianggap serius oleh sim Leng. Ia anggap Lo In ketakuan dengan serangannya yang hebat. oleh sebab itu dengan tenaga maksimum ia hantam dada Lo In dengan kepalan tangannya yang mengandung lwekang tinggi. "Dukk " terdengar suara beradunya kepalan mengenai dada, berbareng tubuhnya sim Leng terpental dan poksay (jungkir balik) ke belakang kemudian jatuh duduk sambil memegangi kepalannya yang kesakitan. Dadanya dirasakan sakit sekali, darahnya seperti bergolak. Peluhnya yang berbutir-butir seperti kacang kedelai membasahi bajunya, matanya terbelalak mengawasi dada jago cilik kita yang tinggal tenang-tenang saja berdiri sambil bersenyum ke arahnya. sim Leng lihat senyumannya Lo In itu seperti menagih janji. Ia menyesal barusan menuruti napsu hatinya, telah berjanji akan berlutut mengaku takluk pada si bocah manakala dalam tiga gerakan saja, ia tidak dapat menjatuhkan Lo In . Kini ia sudah dijatuhkan, tak dapat ia memungkiri janjinya kalau tidak mau mendapat salah dari si bocah. Maka setelah merasakan bergolaknya darh dalam dadanya mereda, dengan perlahanTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ lahan ia merangkak menghampiri Lo In , didepannya ia berlutut dan manggut-manggut. Lo In jadi repot melihat si kakek berlutut dan manggutmanggut di depannya. "Jangan, jangan kau berbuat begini." kata Lo In seraya lompat ke samping menghindari kehormatan yang sangat tinggi itu "sim Lopek, kau mau bikin aku jadi lekas tua karena perbuatanmu ini ? Lekas bangun " sim Leng tidak cepat- cepat bangun hingga dengan menggunakan kepandaiannya yang tinggi Lo In telah angkat sim Leng bangun walaupun masih dalam keadaan berlutut. "sungguh hebat........" berkata sim Liang yang menyaksikan adegan itu, memuji kepada Lo In sedang hatinya diam-diamjeri untuk sebentar gilirannya mengadu tenaga dengan si bocah yang ia sangsikan kepandaiannya sukar diukur. "Toako, aku menyesal telah membuat pamor kita suram karena ketidakbecusan adikmu " berkata sim Leng ketika ia menghampiri kakaknya. "Kekalahanmu adalah wajar, apanya yang harus disesalkan ?" sahut sang kakak. "Bagaimana ? sekarang sim Lopek yang tua juga hendak maju ?" tanya Lo In ketawa. (Bersambung) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Jilid 16 Sim Liang senang hatinya mendengar Lo In menukar sikapnya demikian ramah. Si bocah sekarang memanggil padanya Lopek (paman). Meskipun hatinya jeri, ia ingin cobacoba juga kepandaiannya Lo In. Ia tahu bahwa si bocah tidak akan mencelakakan dirinya. Maka itu, ia lantas menyahut, "Adik kecil, kepandaianmu hebat. Tapi Lohu kepingin juga menjajalnya.Harap adik kecil jangan sampai mencelakakan Lohu." Lo In ketawa melihat Sim Liang menyeringai kepadanya. Anak kecil dan kakek dilain detik sudah berhadapan. "Lopek boleh mulai." mengundang Lo In. "Adik kecil, aku tidak ingin berlaku licik seperti yang barusan diperbuat oleh adikku. Kau tak usah diam saja sebagai patung untuk menerima serangan, tapi kau boleh menangkis sesukanya asal jangan menghilang saja. Kalau dalam gebrakan pertama Lohu jatuh, dalam gebrakan kedua Lohu masih mau menjajal dengan lain cara. Kalau dalam dua gebrakan itu Lohu masih tidak bisa berbuat apa-apa pada adik kecil, dengan suka rela Lohu akan menjura mengaku kalah pada adik kecil." "Baiklah, kau ada lebih jujur Lopek " sahut Lo In seraya melirik pada Sim Leng sehingga ia menjadi malu dilirik si bocah atas kelakuannya yang curang barusan. "Awas adik kecil, Lohu mulai " kata Sim Liang berbareng badannya berputar, tahu-tahu sudah ada disamping Lo In dengan tangan kanannya ia menggempur lambung si bocah. Lo In yang tenang-tenang saja melihat badannya si kakek berputar, sudah lantas gerakkan tangan kirinya untuk TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menekan tangan kanan si kakek yang menggempur lambungnya. Jari tangan kanannya berbareng dipakai menyentil jalan darah di pergelangan tangan kiri si kakek yang dua jarinya hendak menyodok ke arah mata. Bukan main terkejutnya sim Liang yang dengan sekaligus serangan kombinasinya dapat dipatahkan oleh si bocah. Ia rasakan pergelangan tangannya kesemutan dan seperti patah kena disentil oleh Lo In, hawa panas menyelusup ke ulu hatinya sedang tangan kanannya yang ditekan berat ribuan kati oleh tangan Lo In membuat si kakek tidak berdaya. Ia coba melepaskan diri dari tekanan Lo In dengan enjot tubuhnya lompat men jauhi si bocah. sim Liang juga tidak melupakan kelicikannya untuk menang. setelah mereka merenggang, sim Liang melihat kesempatan Lo In sedang lengah memandang ke tempatnya Tonghong Kauwcu, ia kerahkan tenaganya dan menghajar pundak orang dengan setaker tenaga. Ia kira tulang pundaknya Lo In berantakan tidak tahan serangan ampuhnya, tapi matanya jadi terbelalak dan ketakutan tatkala merasakan tangannya tak dapat ditarik pulang dari pundaknya Lo In yang barusan ia hajar. Lo In belagak pilon ketika sim Liang berkutat hendak menarik pulang tangannya yang melekat pada pundaknya. sebaliknya sim Liang menjadi ketakutan dan mukanya pucat ketika merasakan tenaga dalamnya telah molos disedot oleh Lo In. Makin keras ia mengerahkan lwekangnya, makin keras nerobos keluar tenaga dalamnya mengalir masuk dalam dirinya si bocah yang tinggal tenang-tenang saja berdiri dengan mata memandang ke arahnya Tonghong Kauwcu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "siaohiap." meratap sim Liang dengan air mata bercucuran. "Lohu mengaku salah telah membokong siaohiap. Mohon siaohiap punya belas kasihan membebaskan Lohu. siaohiap. Lohu minta kemurahan hatimu......." sim Leng nampak kakaknya meratap dengan bercucuran air mata, tahu bahwa kakaknya tengah menderita kerugian sebagai akibat tangannya yang menempel pada bahunya Lo In. Ia ingin sekali menerjunkan diri membantu kakaknya, akan tetapi tidak berani. Ia sudah berlutut mengaku takluk. bagaimana ia berani menyerang pula pada Lo In ? Maka dengan hati yang sangat cemas, ia menyaksikan sang kakak menderita. Lo In seorang yang paling lembek hatinya kalau menghadapi kelunakan, sebaliknya paling nakal dan berandalan kapan menghadapi kelakuan kasar. Maka sekarang ia melihat sim Liang meratap dengan bercucuran air mata, hatinya menjadi lemas. Ia hentikan tenaga menyedotnya, dengan sendirinya tangan sim Liang yang menempel tadi telah terlepas dari lekatannya dan sim Liang sempoyongan jatuh duduk. separuh dari lwekangnya yang ia pupuk puluhan tahun sudah masuk dalam tubuhnya Lo In. Masih untung si bocah tidak berbuat kejam. Kalau ia sedot habis lwekang sim Liang, si kakek akan menjadi orang biasa lagi dan harus mulai dari mula untuk meyakinkan lwekangnya. Ia sudah lanjut umurnya, untuk memupuk tenaga dalam yang dahsyat sampai meminta tempo puluhan tahun, terang ia sudah keburu mati. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ketika sim Liang merasa bahwa badannya sudah mulai kuat bergerak. maka ia sudah lantas bangkit berdiri menghampiri Lo In. Di depannya ia penuhkan janjinya, menjura dan manggut-manggut tanda takluk pada si bocah sakti. Lo In hanya tertawa tawar. "sudahlah, jangan pakai banyak peradatan." katanya seraya meninggalkan si kakek yang masih menjura dan manggut-manggut kepalanya. Lo In mendongkol juga pada si kakek. karena diluar dugaan si kakek sama liciknya dengan adiknya. Barusan, kalau ia tidak punya kepandaian sangat tinggi, bukan saja ia roboh ditangannya si kakek. malah tulang pundaknya bakal remuk dan ia bisa-bisa menjadi cacat sebagai akibat serangan bokongan sim Liang yang maha dahsyat Lo In menghampiri Tonghong Kauwcu yang sedang diuruturutjalan darahnya untuk membebaskan totokan si kakek. Ternyata Tonghong Kauwcu kena ditotok oleh sim Liang sedang Teng Hui beruntung dapat membebaskan dirinya dari ikatan tali tambang yang mengikat ia jadi satu dengan pohon karena menjilatnya api pada tambang sebelum dikebas padam oleh jago cilik kita. Teng Hui tidak sempat menyaksikan jalannya pertandingan antara si bocah dan dua kakek jahat itu, sebaliknya ia memburu pada Kauwcunya yang tidak berkutik ditotok oleh sim Liang. Ia coba membebaskan sang Kauwcu dengan jalan mengurut-urut akan tetapi sudah sekian lama ia tidak berhasil sehingga Teng Hui jadi sangat gelisah. Ketika ia memutar badannya hendak melihat Lo In, jago cilik kita sudah berdiri didekatnya. Entah sejak kapan Lo In sudah ada disitu menonton Teng Hui sedang menolongi Kauwcunya tanpa hasil. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bukan main girangnya Teng Hui, ia lantas berkata, "Siaohiap... eh, adik kecil. Bagaimana ini ? Tolong adik kecil membebaskan Kauwcu." Lo In ketawa. Ia lalu mendekati sang Kauwcu yang sedang duduk. la jongkok. tangannya berbareng diulur menepuk bahu Tonghong Kauwcu perlahan sambil berkata, " Kauwcu, selamat bertemu " Eh, sungguh ajaib. sebab seketika itu juga Tonghong Kauwcu bisa membuka mulutnya bicara dan dengan sendirinya totokan sim Liang bebas. Kauwcu sekarang dapat bergerak sebagaimana biasa, hanya ia tak dapat menggerakkan tangan kirinya, salah satu tulangnya patah rupanya. Tonghong Kauwcu menatap pada Lo In lalu bertanya pada Teng Hui, "Teng Tiang lo, siapa engko kecil ini ? Hebat sekali kepandaiannya ?" "Jangan heran, Kauwcu." sahut Teng Hui ketawa. "Dia adalah Hek-bin Sin-tong..." Tonghong Kauwcu unjuk paras kaget, kemudian tenang lagi, lalu berkata, "sungguh menyesal pertemuan kita pada kejadian begini. Coba kalau di markas, pasti aku akan menyediakan satu perjamuan untuk tamu kecil yang tersohor ini. Engko kecil, terima kasih atas pertolonganmu. Kalau tidak ada kau, pasti orang-orang Ngo-tok-kauw yang setia akan menjadi bulanbulan hinaan dari dua kakek jahat itu." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ah, urusan kecil." sahut Lo In merendah. "Asal Kauwcu telah selamat, aku juga sudah merasa senang. Bagaimana keadaan Kauwcu sekarang ? Aku dengar Kauwcu dicelakai orang, sungguh beruntung Kauwcu tidak sampai binasa ditangannya." "Engko kecil." memotong Tonghong Kauwcu dengan mata terbelalak heran. "Kau kata aku dicelakai orang, dari mana kau dapat tahu ini ?" "Aku sudah tahu, malah orang yang mencelakai Kauwcu sekarang sudah tidak ada pula diantara kita orang. Hahaha...." Lo In tertawa berkakakan. sebenarnya ada pantangan bagi Ngo-tok-kauw, orang berkakakan ketawa didepannya Kauwcu hingga Teng Hui pucat wajahnya. Dikuatirkan Kauwcu akan marah dan bertengkar dengan si bocah wajah hitam yang telah menolong mereka. Ternyata Tonghong Kauwcu juga bisa membawa diri, nampak Lo In ketawa berkakakan, ia juga terbahak-bahak. lalu menanya, "syukur si jahat itu sekarang sudah mampus. siapa yang sudah mengirim rohnya dia ke akherat, engko kecil ?" "Kauwcu boleh tanya saja pada Teng Tianglo." sahut Lo In. Teng Hui melengak. Ia lalu menanya, "Adik kecil, bagaimana aku bisa menerangkan pada Kauwcu, sedang aku tidak tahu orang yang mencelakakan Kauwcu." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Paman Teng, kau masih belum berapa tua. Kenapa sampai lupa kepada Coa Keng ?" mengingatkan Lo In kepada Teng Hui. Baru sekarang Teng Hui ingat bahwa si bocah pernah cerita sepintas lalu bahwa orang yang mencelakai Kauwcu adalah Coa Keng. Lalu Teng Hui menceritakan bagaimana ia dengan kawankawannya dihasut untuk menghadapi Lo In yang dikatakan telah menghina nama Ngo-tok-kauw. Demikian pandainya Coa Keng menjual omongannya hingga mereka menjadi panas dan akhirnya telah mengeroyok Lo In. Namun si jago cilik terlalu kuat dan mereka telah dirobohkan dengan mudah. Lalu Coa Keng hendak mengganggu isteri orang telah dipersen tendangan oleh Lo In hingga menemui ajalnya. satu persatu diceritakan tegas oleh Teng Hui kepada ketuanya, Tonghong Kauwcu yang termangu-mangu mendengarnya. Terdengar ia menghela napas tatkala Teng Hui sudah habis menutur. " Engko kecil, terima kasih atas pertolonganmu sudah mengirim rohnya si jahat menghadap Giam-lo-ong. Namun bagaimana ya....?" Tonghong Kauwcu terputus bicaranya. Teng Hui kaget mendengar ketuanya tidak melanjutkan bicaranya. Ia ingin menanyakan apa-apa kepada sang ketua, akan tetapi tidak berani. Maka ia hanya menatap saja pada wajahnya Tonghoang Kim yang saat itu kelihatan agak gelisah. Lo In juga tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh sang Kauwcu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tiba-tiba Tonghong Kauwcu memandang wajahnya Lo In dan berkata, " Engko kecil, apakah mayatnya Coa Keng telah dikuburkan ?" "Aku sendiri tidak mengubur mayatnya. Waktu kami berangkat meninggalkannya, aku lihat mayatnya masih terkapar." menerangkan Lo In. Teng Hui juga menyatakan bahwa mereka tidak menaruh perhatian atas mayatnya bekas kawan itu karena mereka gemas akan kelakuannya Coa Keng yang licik dan jahat. " Celaka " tiba-tiba sang Kauwcu berkata. "Bagaimana ini, pasti ada orang lain yang mengambilnya. Teng Tiang lo, bagaimana baiknya ini ?" Tonghong Kin kelihatan sangat gelisah setelah mendengar mayatnya Coa Keng tidak dikebumikan. "Kauwcu maksudkan apa ?" tanya Teng Hui memberanikan hati menanya. "say-cu-leng, say-cu-leng tentu diambil orang lain. Barang itu ada pada badannya Coa Keng. Kalau dia tidak dikubur, pasti ada orang yang menggeledah badannya dan dapatkan barang itu. Celaka. Pasti perkumpulan kita akan mengalami bencana kalau say-cu-leng jatuh kepada orang yang jahat " Teng Hui kebingungan. Ia merasa menyesal bahwa ia tidak menggeledah mayatnya Coa Keng. Kalau tidak. tentu ia sudah dapatkan barang yang paling dipuja itu dalam perkumpulannya. sekarang untuk mencari mayatnya Coa Keng ke sana sudah tidak mungkin. Tentu orang sudah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mendahului mengambil say-cu-leng dari badannya. Dua orang Ngo-tok-kauw itu sangat gelisah kelihatannya. Lo In seketika ingat akan barang-barang yang ia dapatkan dalam lubang dari kuburan tua. Lalu ia berkata, "Aku ada barang-barang ini yang kuketemukan dalam kuburan tua ialah dalam sebuah tempat Coa Keng menyimpan harta. Apakah Kauwcu bida ketemukan say-cu-leng diantaranya, kau tidak tahu." Lo In sambil berkata telah merogoh keluar semua permata yang ia dapat keluarkan dari lubang di kuburan tua. Ia perlihatkan kepada Tonghong Kauwcu. Tampak sang ketua kegirangan karnea ia melihat ada tusuk konde, kalung dan anting-anting yang ia kenali adalah miliknya, pengasih dari teman-temannya dalam hari ulang tahun Ngo-tok-kauw. Tapi kemudian ia kerutkan alisnya ketika ia tidak dapatkan Say-culeng diantara begitu banyak perhiasan. Terdengar ia menghela napas. "Barang itu tidak ada disini." kata Tonghong Kauwcu seraya menyerahkan kembali pada Lo In seakan-akan tidak membutuhkan barang-barang perhiasan yang tidak ternilai harganya itu. " Kauwcu, inilah semua milikmu. Kenapa kau dorong lagi padaku ?" "Engko kecil, kau ambil semua. Aku tidak memerlukan yang begituan." sahut Tonghong Kauwcu seraya kembali terdengar ia menghela napas. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In kebingungan, barang-barang itu diberikan kepadanya. Ketika ia mau membuka mulut pula ia melihat Teng Hui mengedipi matanya sambil berkata, "Adik kecil, hadiah Kauwcu merupakan barang yang sudah hilang, tak dapat kita kembalikan. Kalau kita mengembalikan berarti kita memandang rendah kepada Kauwcu dan dapat membuat tidak senang hatinya." Lo Injadi melengak mendengar perkataannya Teng Hui. Ia tidak menduga kalau aturan dalam Ngo-tok-kauw demikian kerasnya. Barang yang sudah dihadiahkan oleh Kauwcu dianggap sudah hilang, kalau dikembalikan akan melukai hati sang Kauwcu. Maka apa boleh buat Lo In masukkan pula ke dalam kantongnya. Tetapi ketika ia keluarkan tangannya, ia merasa meraba..... Ia kaget, cepat ia rogoh keluar dan diangsurkan kepada sang Kauwcu sambil berkata, "Kauwcu, masih ada bungkusan ini. Entah didalamnya ada isi apa, sebab aku sendiri belum pernah membukanya. Coba Kauwcu buka. siapa tahu ada barang yang lagi dicari oleh Kauwcu." Dengan ogah-ogahan Tonghong Kauwcu menyambuti bungkusan kecil itu. Waktu ia membukanya, selapis demi selapis kain yang membungkusnya, hatinya tiba-tiba berdebaran dan menaruh harapan besar. Benar saja, ketika lapisan penghabisan dibukanya, ia dapatkan satu singa-singaan kecil, berbentuk gandulan kalung leher. Kecil bentuknya tapi cahayanya mengkeredep terang oleh sorotnya matahari. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Engko kecil, inilah barangnya " seru Tonghong Kauwcu kegirangan. Ia bangkit berdiri dan merangkul Lo In dengan penuh kegirangan. "Aduh " dengan tiba-tiba Kauwcu mengaduh. Ia merasakan sakit pada bagian sikut dari tangan kirinya. " Kauwcu, mari aku periksa tanganmu." kata Lo In ketika mendengar orang mengaduh. Tonghong Kauwcu lantas angsurkan tangannya yang sakit untuk diperiksa Lo In. Si bocah lihat tidak parah lukanya sang Kauwcu, maka ia berkata, " Kauwcu, asal kau berani tahan sedikit, aku tanggung sekarang juga tanganmu akan sembuh." "Begitu sakti kepandaianmU engko kecil ?" kata Tonghong Kauwcu heran. "Aku bukannya sakti, hanya dari pengalaman aku dapat mengobati lukamu dengan mudah." Tonghong Kauwcu belum mau percaya, tapi ia toh mengangsurkan lengannya dan berkata, " Engko kecil, berbuatlah kebaikan untuk Kauwcu dari Ngotok- kauw. Aku tidak akan mengeluh kesakitan sepanjang kau mengobati lukaku " Lo In tidak main seeji-seeji lagi. Ia sudah lantas menyambut, lengannya Kauwcu. Perlahan-lahan ia geserkan tulang yang menyilang pada tempatnya hingga bukan main sakitnya. Tapi Tonghong Kauwcu telah buktikan perkataannya, ia tidak mengeluh TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kesakitan sekalipun tubuhnya mandi keringat lantaran menahan rasa sakit itu. "Kau makan obatku, besok pada waktu seperti sekarang, tanganmu dapat digeraki lagi sebagaimana biasa. Cuma saja, paling baik tanganmu itu dikasih mengasoh sedikitnya tujuh hari supaya duduknya tulang yang nyengsol itu melekat kembali. setelah itu, Kauwcu dapat gerakkan kembali sesuka hatimu. Tanggung lenganmu itu kokoh kuat seperti sebelum terluka." Lo In kata sambil membuka tutupnya peles kecil dan keluarkan dua butir pil bikinannya dari resep Liok sinshe, lalu menyerahkan kepada Tonghong Kauwcu yang seketika itu juga lantas dimasukkan ke mulutnya untuk ditelan dengan ludah sebagai pengantarnya sebab disitu tidak kedapatan air. Tonghong Kauwcu sangat percaya kepada bocah cilik ini, yang kepandaiannya luar biasa. Pada waktu itu Teng Hui baru ingat akan kawan-kawannya yang kena ditotok. Maka ia lalu minta pertolongannya Lo In untuk membebaskannya. Lo In tidak keberatan meluluskan permintaan tolong Teng Hui. sebentar saja dengan kebasan lengan bajunya, Lo In sudah dapat membebaskan sembilan orang Ngo-tok-kauw yang pada rebah malang melintang. Kembali adegan itu telah membikin Tonghong Kauwcu makin kagum atas kesaktiannya si bocah. Di lain detik tiba-tiba ia menghela napas hingga Teng Hui dan Lo In menjadi kaget. Lo In menanya, " Kauwcu, barusan kau ketawa- ketawa gembira. Kenapa sekarang kau menghela napas ? Apakah ada sesuatu hal yang kau sukar atasi ? Aku bersedia menolongnya." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Terima kasih, engko kecil." sahut Tonghong Kauwcu. "Aku maksudkan dua kakek itu, sayang merat. Kalau tidak mereka harus menerima hukuman menurut undang-undang dari perkumpulan kami." Teng Hui juga baru ingat akan dua kakek she sim itu karena selama itu perhatiannya selalu ditumplek untuk menolong pada Kauwcunya saja. Malah ia baru ingat akan temantemannya yang dalam keadaan tertotok ketika sudah melihat Kauwcunya tertolong. sementara orang-orang yang tertotok itu pada datang mengunjuk hormat pada Kauwcunya, Lo In sedang ngomongngomong dengan Teng Hui. Menurut cerita Teng Hui, dua kakek she sim itu datang dari Hek-liong-tong (gua naga hitam). Penghuni dalam gua itu semuanya ada tiga orang, dua ialah dua saudara she sim, sedang yang satunya lagi adalah seorang wanita she siang yang bernama Niang Niang. Tiga orang itu yang merupakan dua kakek dan satu nenek. terkenal dengan sebutan Hekliong- tong sam-lo aatu Tiga orang tua dari gua naga hitam- Mereka bertiga satu perguruan, yang paling lihai adalah yang perempuan yang bernama siang Niang Niang dengan julukan Tui Hun Lolo (si Nenek Pengejar roh). Ia adalah sumoay dari dua kakek tersebut dan sangat disayang oleh mereka. Menurut kabar diantara dua kakek dan si nenek itu telah terjadi kisah asmara pada waktu mudanya. sim Liang dan sim Leng masuk Ngo-tok-kauw kira-kira dua minggu sejak Tonghong Kauwcu diangkat menjadi Kauwcu. Berkat kepandaiannya, maka kedua kakek itu telah dikasih jabatan penting dalam Ngo-tok-kauw. Tonghong Kin begitu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ baik kepada mereka, tidak tahunya dua kakek itu masuk Ngotok- kauw dengan maksud kurang baik. Mereka bermaksud merampas kedudukan Kauwcu dan mau mengepalai Ngo-tokkauw dengan sepak terjangnya yang menghebohkan dunia persilatan. setelah Teng Hui bercerita, lalu Tonghong Kauwcu menceritakan kisahnya. Waktu ia dilemparkan ke dalam jurang oleh Coa Keng, ia menduga bahwa jiwanya tidak dapat ditolong lagi. Ia sudah pejamkan mata. Meskipun demikian, tangannya masih coba dipentang, kalau- kalau ada pohon yang dapat menahan tubuhnya yang meluncur dari atas ke bawah sungguh beruntung baginya sebab ada beberapa dahan pohon yang me-rem meluncurnya tubuhnya hingga dari satu dahan ke lain dahan ia jatuh dan selamatlah ia mendarat pada tebing gunung yang tingginya kira-kira tiga empat tombak dari bawah. Ia hanya luka pada sikutnya itu, tulangnya keseleo, lainnya kecuali baret-baret pada muka dan badannya yang kesangkut cabang pohon, lainnya tidak ada apa-apanya pada tubuhnya. Tonghong Kim sangat lelah ketika ia sudah mendarat. Boleh dibilang ia separuh pingsan pada saat itu. sang angin yang meniup dengan kencang, telah menyadarkan ia dan baru tahu bahwa dirinya tidakjadi mati. Demikian, selama beberapa hari ia hanya mengisi perutnya dengan buah- buahan yang terdapat disekitar itu Pada suatu hari ia mendengar banyak langkah orang mendatanginya. Ketika ia memperhatikan, kiranya yang datang itu adalah anak buah dari Ngo-tok-kauw dipimpin oleh Teng Tiang lo. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bukan main girangnya sang Kauwcu. Ia lantas meneriaki mereka dan segera juga mereka sudah datang dekat. Teng Hui yang datang lebih dulu, saling rangkul dengan Kauwcunya. saking girangnya Teng Tiang lo berbuat demikian. sebab semestinya ia harus berlutut di depan Kauwcu dan menanyakan keselamatannya. setelah ia sadar akan perbuatannya yang tidak benar, Teng Hui buru-buru melepaskan rangkulannya dan hendak berlutut di depan Kauwcunya. Akan tetapi Tonghong Kin telah mencegah, dengan ramah ia berkata, "Teng Tiang lo, kita berada di luar dari garis Ngo-tok-kauw. Tidak perlu kau menjalankan peradatan seperti ini. Mari kita bicara sebagai teman saja." Teng Hui terharu mendengar perkataan sang Kauwcu yang sangat baik hatinya. Ia lantas menanyakan halnya sang Kauwcu, lalu ia menyuruh kawan-kawannya untuk memberi hormat kepada ketuanya. Mereka telah mentaati perintah Teng Tiang lo. senang Tonghong Kin dapat berjumpa pula dengan orangorangnya. Ia menyatakan pada Teng Hui bahwa ia tidak ingin kembali ke markas, jabatan Kauwcu itu lebih baik diambil oleh Teng Hui saja. Akan tetapi Teng Hui telah menolak keras dan membujuk supaya sang Kauwcu suka kembali dan memimpin Ngo-tok-kauw. "Aku kembali tidak ada gunanya." kata Tonghong Kin. " Karena aku toh tidak mempunyai lagi barang yang digunakan sebagai lambang kekuasaannya Kauwcu. say-cu-leng sudah tidak berada ditanganku. cara bagaimana aku dapat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mengendalikan orang-orang Ngo-tok-kauw ?" Teng Hui terpekur mendengar kata-katanya sang Kauwcu. Pada waktu itulah terdengar suara mengakak dari seorang tua. Mereka kaget. Hanya sejenak saja sebab yang datang itu adalah dua kakek yang menjadi orang Ngo-tok-kauw, ialah sim Liang dan sim Leng. Tonghong Kin tidak menyangka kedatangannya dua kakek itu adalah hendak merampas say-cu-leng, bukannya hendak menolong dirinya. Tentu saja Tonghong Kin menjadi marah. Mereka jadi bertengkar, disusul dengan perkelahian. Tonghong Kin dalam terluka lengannya yang kiri, ia hanya menggunakan tangan kanannya saja untuk melayani dua kakek orang she sim itu. Terang perlahan-lahan si orang she Tonghong menjadi kewalahan. Melihat Kauwcunya dalam bahaya, Teng Hui beri komando orang-orangnya untuk menyerbu menangkap dua kakek jahat itu tapi sudah terlambat karena Tonghong Kin sudah kena ditotok sim Liang dan roboh ditanah. Dalam kegusarannya itu Teng Hui telah menyerang dua kakek itu dengan tanpa banyak omong, sekalipun beberapa kali sim Liang membujuk supaya orang she Teng itu hentikan pengeroyokannya dan selanjutnya mereka bekerja sama mengepalai Ngo-tok-kauw. Tapi Teng Hui yang mencintai Kauwcunya, mana mau diajak berserikat oleh dua kakek yang ia saksikan sampai dimana kejahatannya itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Maka pertempuran ramai tak dapat dihindarkan sampai kemudian datanglah Lo In kesitu menonton pertempuran yang ramai. Lo In melihat Teng Hui dalam bahaya, maka tidak tempo lagi ia enjot tubuhnya melesat mendekati Teng Hui. Dengan kebasan lengan bajunya ia dapat memadamkan api yang berkobar-kobar hendak membakar dirinya Teng Hui yang sudah setengah pingsan. selanjutnya, seperti yang telah kita tuturkan disebelah atas. Tonghong Kin dan Teng Hui mengundang Lo In untuk mengunjungi markas Ngo-tok-kauw, akan tetapi ia menolak dengan halus. "Kita sudah beruntung dapat mengikat persahabatan. semoga pada lain kesempatan kita dapat bertemu kembali. Tapi pada waktu sekarang aku benar-benar tak dapat mengikuti Kauwcu dan paman Teng pulang ke markas sebab aku mempunyai urusan yang meminta segera diselesaikan." " Engko kecil, tadinya aku mengira kau akan mengantar pulang aku ke markas. Di sana aku akan sediakan satu perjamuan makan untuk menghormat engkau, engko kecil dan sebagai tanda terima kasih dari kami orang-orang Ngo-tokkauw atas pertolonganmu. sungguh menyesal sekali urusanmu tak bisa ditunda. Maka dengan ini kami mendoakan saja perjalananmu selamat dan tidak kurang suatua apapun sehingga urusan yang penting dapat diselesaikan." "Terima kasih Kauwcu. Nah, disini kita berpisahan. Kauwcu, paman Teng dan sekalian saudara-saudara," berkata Lo In memohon diri kepada sekalian orang-orang Ngo-tok-kauw. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dengan sekali enjot tubuhnya sudah meluncur beberapa tombak jauhnya, kapan kakinya menutul tanah, lekas juga tubuhnya mumbul lagi dan dengan demikian dilain detik Lo In sudah tidak kelihatan bayangannya sekalipun. "Sungguh hebat anak itu, entah siapa ayahnya dia...." Tonghong Kauwcu menghela napas tatkala Lo In sudah pergi jauh. "Memang, sayang sekali kita tidak bisa berkumpul lamalamaan dengannya. Kalau tidak, pasti kita dapat tahu siapa ayah ibunya Hek-bin sin-tong yang termasyur itu....." menyahuti Teng Hui yang merasa menyesal tak dapat berkumpul lebih lama dengan Lo In. sementara mereka bercakap-cakap dan bersiap-siap untuk pulang ke markas Ngo-tok-kauw, jago cilik kita sudah berada puluhan lie dari mereka. sampai disini, mari kita lihat Eng Lian yang sudah lama kita tinggalkan. si dara cilik setelah mendapat kembali kudanya dari In Hiang, hatinya girang. Pikirnya dengan kuda itu ia dapat menjelajah pula pegunungan untuk mencari adik In-nya yang hilang tanpa bekas. Hari-hari ia menjelajah pegunungan, tapi belum juga ia dapatkan jejak adik In-nya. Hatinya si dara mulai jengkel dan kesepian. Ketika cuaca menjelang sore, Eng Lian duduk di bawah sebuah pohon yang rindang untuk melepaskan lelahnya. Ia duduk melamun, memikirkan adik In-nya. "sampai sekarang belum juga adik In diketemukan. Dimana bocah itu sekarang adanya ?" ia berkata-kata sendirian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tangannya tiba-tiba meraba gadang pedangnya. Hatinya tergetar tatkala tangannya menyentuh pedang Lo In. Ia lalu mencabutnya, kemudian dipandanginya. Huruf-huruf kecil atas gagang pedang 'Kwee Cu Gie Toan Kiam' dipandangnya dengan tidak berkedip. Dalam hatinya melamun berkata, "Adik In menghadiahkan pedang ini sebagai tanda mata, sungguh lucu dia. Pedang orang dipakai tanda mata. Tapi pedang ini katanya adalah pedang ayahnya. Apakah benar Kwee Cu Gie adalah ayahnya ? Aku tidak perduli apa Kwee Cu Gie ayah adik In atau bukan, yang terang adik In sudah menghadiahkan pedang ini sebagai tanda mata untukku. Adik In sudah mengikat aku bakal kawan hidupnya dengan menghadiahkan pedang ini. Apakah ini disadari olehnya ?" sampai disini Eng Lian melamun. Tampak selebar mukanya kemerah-merahan dan panas. "Ah, hanya aku sendiri saja yang memikirkan ini." ia ngelamun lebih jauh. "Adik In sendiri tidak memikirkan apa-apa dengan katakatanya yang mengandung arti itu. Ia kelihatannya tidak memikirkan bahwa dengan menghadiahkan pedang itu sebagai tanda mata berarti ia mengikat janji untuk sehidup semati denganku. Buktinya tidak ada reaksi apa-apa dari pihaknya bahwa pergaulan kita selanjutnya akan mengalami perubahan. Ah, dasar dia masih anak-anak. Pikirannya belum sampai ke situ. Biarkan saja sampai dia sadar sendiri bahwa enci Liannya mengharapkan kesadarannya......." "Nona kecil, kau masih melamun apa ?" dirinya ada yang menegur. cepat ia berpaling, kiranya tidak jauh disampingnya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berdiri seorang Hweshio berkuping satu yang sebelah kanan, tengah bersenyum berseri-seri ke arahnya. Eng Lian sebenarnya tidak demikian mudah didekati orang. Biasanya dari ke jauhan kupingnya yang tajam sudah dapat mengetahui ada tidaknya orang mendatangi. Tapi kenapa saat itu mendadak kupingnya jadi puntul ? Itu tidak heran sebab Eng Lian pada saat itu sedang kelelap dalam lamunannya yang muluk. "Taysu, kau dari mana ?" tanya Eng Lian ketika si Hweshio tampak mendekatinya. "Kuilku tidak jauh dari sini. Aku barusan saja habis mencari daun-daun obat kebetulan lewat disini dan melihat kau sedang melamun asyik sekali. Maka aku menegurmu. Harap kau tidak menjadi kecil hati karena gangguanku." "Ah, tidak apa. Kalau Taysu tidak menegur, mungkin aku akan melamun sampai malam disini belum habis-habisnya. Hihihi...." Hweshio itu ketawa pada Eng Lian yang ketawa ngikik. "Nona kecil, sebenarnya kau sedang melamun apa ?" tanya si Hweshio ramah. "Aku sedang melamun tentang temanku yang hilang jejaknya." sahut Eng Lian, alisnya yang kecil meng kerut. "Entahlah, dimana temanku itu sekarang adanya." "oo, kau kehilangan teman. Mudah dicari, kalau mau menanyakan keterangan." "Menanyakan keterangan kepada siapa, Taysu ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Menanyakan keterangan kepada Tepekong yang dipuja dalam kuilku." "Ah, apa bisa begitu mudah ?" Eng Lian menegasi kepingin tahu. "Kita manusia biasa, nona kecil." kata si Hweshio yang tidak lain adalah Tian ci Hweshio atau si Hweshio Jari Besi yang kita kenal dalam permulaan cerita ini. "sedang tepekong adalah orang halus. Kita dengan orang halus mana dapat disamakan. orang halus lebih tahu dari kita manusia." "Caranya bagaimana aku dapat menanyakan keterangan pada Tepekong itu ?" "Nona ikut aku ke kuil. Di sana kau boleh mencabut ciamsi. Dari ciamsi ini kau bakal ketahui temanmu itu kini ada dalam selamat atau tidak dan kapan kau nanti akan bisa jumpa pula dengannya." "Bagus, bagus. Mari kita pergi ke kuil Taysu." sahut Eng Lian cepat seraya pegang tangan si Hweshio diajak berlalu dari situ. Tiat ci Hweshio ketawa geli tampak si dara cilik demikian lucu gerak geriknya. "Lantas bagaimana dengan kudamu itu ?" tanya si Hweshio. "oh, ya. Hampir aku lupa." katanya. Berbareng ia lepaslan cekalannya pada tangan si pendeta dan menghampiri kudanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dengan menuntun kuda, ia menghampiri pula si Hweshio dan berkata, "Taysu, apa kuil Taysu itu masih jauh dari sini ? Kalau masih jauh, apa tidak lebih baik kita naik kuda saja bersama-sama ?" "Jalan boleh, kalau mau naik kuda tentu lebih baik lagi." sahut Tiat Ci Hweshio. "mari, mari kita naik kuda. Tapi, eh, apa Taysu naik kuda ?" tanya Eng Lian. "Dulu, sebelumnya aku jadi Hweshio, pernah aku belajar sedikit. Rasanya kalau sekarang menunggang kuda, masih dapat aku lakukan." jawab Tiat Ci Hweshio. "Bagus, Taysu naik dulu. Aku nanti naik dibelakangmu." kata Eng Lian. Tiat Ci Hwes hio tidak pakai tawar menawar. Ia lantas naik kudanya Eng Lian yang disusul oleh si gadis yang duduk dibelakangnya. Mereka lanjutkan perjalanan dengan menunggang kuda. Eng Lian yang memegang les kuda dari belakang si Hweshio, rada janggal juga. saban-saban si dara cilik terpaksa jatuh merangkul tubuhnya si Hweshio untuk mengendalikan kudanya yang larinya agak mogok juga. Rupanya keberatan ditunggangi oleh dua orang. sering-sering kena dirangkul tanpa sengaja oleh eng Lian dan harumnya air wangi yang dipakai si dara cilik, membuat Tiat Ci Hweshio berdebar-debar hatinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Eng Lian tidak perhatikan kalau rangkulannya yang tak disengaja itu membuat si Hweshio berdebaran hatinya. Malah ia ketawa cekikikan saban kali ia kena rangkul si paderi tampak Tiat ci Hweshio seperti kaget dan takut jatuh dari kuda. "Taysu, kau takut jatuh dari kuda ?" tanyanya pada si paderi. "Memangnya aku takut jatuh. Kau jangan larikan kudamu kencang-kencang, nona kecil." menyahut si Hweshio belagak ketakutan. Eng Lian ketawa cekikikan dan mengira benar-benar si Hweshio ketakutan. Untuk bikin si paderi hatinya tetap, maka rangkulan sidara agak kencang. Dengan begitu si Hweshio lebih berdebaran lagi hatinya dipeluk dara cilik yang cantik jelita itu Ia jadi melamun, kalau bisa dapatkan ini dara manis, oh, bagaimana beruntungnya ia menjadi manusia dalam dunia yang lebar ini. "Nona kecil, temanmu itu perempuan atau laki-laki?" ia menanya Eng Lian. "Ah, Taysu jangan banyak tanya. Perempuan atau laki-laki temanku itu tidak ada sangkutannya dengan Taysu." jawab si dara sambil bersenyum manis hingga Tiat Ci Hweshio rasakan jantungnya seperti dipelintir oleh senyuman memikat itu. "Nona kecil, aku orang sudah mencucikan diri Tidak halangannya kalau aku menanyakan halnya temanmu itu, bukan ?" berkata pula Tiat Ci Hweshio. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "sudahlah, buat apa banyak tanya " sahut Eng Lian seraya ketawa cekikikan. "Tapi nona kecil, oh, aduh.. jangan kencang-kencang...." Tiat Ci Hweshio beraksi seperti hendak terpelanting dari kuda hingga Eng Lian kaget dan cepat memeluknya supaya si pendeta jangan sampai jatuh. Bukan main senangnya si pendeta, tubuhnya dirangkul erat-erat oleh si dara cilik tanpa disadari oleh Eng Lian bahwa sipendeta hanya menjual aksi saja. Malah Eng Lian menanya ketika si Hweshio sudah duduk tegak lagi diatas kuda, "Taysu, kau kaget tentu, ya ? Apa masih jauh kuilmu itu ?" "sudah dekat." sahut Tiat Ci Hweshio. "Kau boleh kencangi sedikit kudamu asal jangan bikin aku jatuh terpelanting...." sipendeta berkelakar hingga Eng Lian ketawa cekikikan nampak wajahnya si Hweshio yang lucu. Benar saja seperti katanya sipendeta, kuilnya tidak lama lagi sudah kelihatan dari jauh. "Nah, itu kuilku." kata Tiat ci Hweshio sambil menunjuk ke depan. Eng Lian kejuti les kudanya supaya jalan lebih kencang. Kembali si Hweshioa menjual aksi hingga terpaksa Eng Lian merangkulnya pula untuk mencegah si pendeta jatuh dari kudanya. Bergelora napsunya sipendeta, dirangkul sedemikian hangatnya oleh si dara jelita. Hampir-hampir saja ia tak dapat mengendalikan dirinya dan balas merangkul Eng Lian untuk melampiaskan napsunya yang bergelora ketika itu, kalau ia tidak mengingat bahwa perbuatan demikian sangat gegabah dan membahayakan dirinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dengan demikian, terpaksa si pendeta menahan napsu hatinya yang jahat. Ketika sampai depan kuil, Eng Lian lihat merk kuil "Thian-ong-bio". Mereka turun dari kuda dan masuk kuil disambut oleh murid-muridnya Tiat Ci Hweshio dengan sangat hormat. Thian-ong-bio sangat angker kelihatannya. Eng Lian yang baru pertama kali memasuki sebuah kuil, tidak heran hatinya merasa senang melihat ini dna itu yang menarik perhatiannya. Wataknya yang kekanak-kanakan dengan seketika telah timbul. Ia menanyakan ini dan itu kepada Tiat Ci Hweshio yang melayani dengan sabar dan memberikan keterangan-keterangan yang jelas hingga si dara cilik sangat senang dan memandang si pendeta adalah seorang pendeta suci yang pengetahuannya dalam. Ia dibawa masuk ke beberapa ruangan yang luas dalam kuil itu untuk melihat-lihat pemandangan disana. sementara itu cuaca sudah mulai gelap. "Taysu, dimana aku harus mencabut ciamsi untuk minta keterangannya hal temanku ?" tanya Eng Lian tiba-tiba, ketika ia memasuki ruangan tengah. "Mari, mari aku unjuki." sahut Tiat Ci cepat. Eng Lian dibawa menghadap ke hadapan Tepekong Thianong yang bermuka bengis. Patung itu besar sekali, lebih besar dari manusia biasa. Eng Lian yang melihat roman bengis dari patung itu bukannya takut, malah ketawa cekikikan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau ketawa kenapa, nona kecil ?" tanya Tiat Ci Hweshio heran. "Aku ketawakan wajahnya patung itu." sahut Eng Lian seraya tangannya menunjuk pada patung besar itu. "Romannya bengis seperti romannya Taysu. Hihihi....." Tiat Ci Hweshio mendongkol mendengar perkataan si dara cilik. Tapi ia tidak mau, burung yang sudah masuk perangkap terbang lagi. Maka dengan halus ia berkata, "Nona kecil, kau bisa saja menyamakan wajahku dengan wajahya Thian-ong. semoga kata-katamu tadi akan menjadi kenyataan, kalau aku mati akan menjadi Tepekong Thian-ong. Hahaha...." Keadaan dalam ruangan itu sepi. Hweshio-hweshio lain yang biasanya jalan hilir mudik tidak tampak pada saat itu. Rupanya mereka sudah dapat pesan dari Tiat ci Hweshio supaya tidak mengganggu kegembiraannya dalam melayani si dara cilik. oleh karenanya mereka dalam ruangan itu hanya berduaan saja. Eng Lian telah mencabut ciamsi. Menurut keterangan si Hweshio Jari besi, katanya bunyi ciamsi mengatakan bahwa teman Eng Lian baik-baik saja keadaannya dan tidak lama lagi si dara cilik bakal berjumpa lagi satu sama lain. Keterangan mana membikin Eng Lian sangat kegirangan. Dalam girangnya, Eng Lian keluarkan dari sakunya perak hancuran. secara royal diberikan kepada Tiat Ci Hweshio katanya sebagai bantuan membeli hio. Tiat Ci Hweshio tidak menolak. malah ia mengucapkan terima kasih atas pemberian si dara cilik. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ketika Eng Lian mohon diri, si Hweshio Jari Besi kata, "Nona kecil, hari sudah malam. sebaiknya kau menginap disini saja. Besok pagi kau barulah meneruskan perjalananmu, masih ada tempo. Dalam gelap malam seperti sekarang ini, aku kuatir kau mendapat kesulitan di perjalanan." Eng Lian kerutkan alisnya yang kecil bagus hingga menambah kecantikannya dipandangan si Hweshio berkuping satu. seperti pembaca tahu, tempo hari kupingnya yang satu copot kena disentak oleh ujung pedangnya Liok sinshe. "Aku sudah sedia kamar untuk kau menginap, nona kecil. Harap kau tidak menolak kebaikan dari satu pendeta sebab itu akan merupakan berkah selamat akan perjalananmu selanjutnya. Di dalam malam yang gelap sangat sukar untuk meneruskan perjalanan." Eng Lian tidak menjawab. Ia seperti berpikir, "Baiklah." tibatiba ia berkata. "Tapi aku ingin cuci badan. Apa Taysu dapat menolong mengirimkan air hangat ke kamarku ?" "Tentu, tentu sekali nona kecil." kata Tiat Ci Hweshio kegirangan. segera ia menepuk tangan dua kali, lantas saja muncul seorang Hweshio muda. Kepada mereka ia suruh menyediakan air hangat dan dibawa ke kamar Eng Lian untuk si nona mencuci badannya. senang Eng Lian melihat Tiat Ci Hweshio demikian ramah dan hormat sekali kepadanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia berkata, "Taysu kau sangat baik sekali. Kalau belakang kali aku sudah bertemu kembali dengan temanku, tentu aku tidak lupa membawanya kemari untuk menghaturkan terima kasih kepada Taysu." "oo, itu perkara kecil. senang sekali kalau nona kecil nanti datang pula kesini dengan temanmu, aku akan sediakan kamar lebih besar untuk kalian berdua menginap." Eng Lian bersenyum manis mendengar perkataan Tiat Ci Hweshio. Memang dalam hatinya Eng Lian berjanji manakala nanti ia sudah ketemu Lo In akan mengajak si bocah untuk datang pula ke kuil Thian-ong-bio supaya Lo In dapat menghaturkan terima kasih kepada kepala kuil yang baik hati itu dalam anggapannya si dara. Tiat Ci mengantarkan Eng Lian ke ruangan belakang, dimana ada kamar kosong untuk si dara melewatkan sang malam, setelah itu Tiat Ci Hweshio lalu meninggalkan Eng Lian. Belum lama Eng Lian berada dalam kamarnya, pintu diketuk dari luar. Ketika ia membuka, kiranya Hweshio muda tadi membawakan air hangat untuknya. Ketika Hweshio muda itu hendak meninggalkan kamar, Eng Lian berkata, "Siaosuhu, banyak terima kasih atas pertolonganmu." Hweshio muda itu tidak menyahut, hanya anggukkan kepala bersenyum dan lekas pergi meninggalkan Eng Lian. Girang Eng Lian mendapat perlakuan demikian baik dari Tiat Ci Hweshio. Begitu pintu kamar ia rapatkan pula, lantas ia buka pakaian untuk membersihkan badannya. Ia merasa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ segar sekali setelah badannya ia seka seluruhnya dengan handuk yang dicelup dalam air hangat. Selesai itu ia bersolek, girang ia karena disitu ia dapatkan cermin untuk ia pandang wajahnya yang cantik. Ia ketawa sendirian kapan ia ingat bahwa Lo In akan terpesona melihat ia dalam keadaan bersolek demikian cantiknya. Tengah ia mengagumi kecantikannya dalam pakaian tidur, tiba-tiba ia dengar pintu diketuk. Cepat ia membukanya tanpa pakai tanya-tanya lagi. Kiranya yang mengetuk itu ada hweshio muda tadi yang datang hendak mengambil tempat air hangat tadi, sekalian mengundang si nona untuk makan samasama dengan Tiat Ci Hweshio di ruangan makan. "Siosuhu, tolong kau sampaikan pada Taysu terima kasihku atas undangannya. Katakan, aku tak dapat menemani Taysu makan karena mataku sudah ngantuk " Hweshio muda itu anggukkan kepalanya dan berjalan pergi. "Baik betul Taysu itu........." menggumam Eng Lian seraya merapatkan pintu kamarnya. sebenarnya ia sudah lapar. Ingin ia mengisi perutnya tatkala menerima undangan Tiat Ci Hweshio. Namun mengingat bahwa dalam kuil itu makanannya tentu tidak lebih dari makanan 'cia-cay' (makanan sayuran), maka ia tidak selera untuk makan bersama-sama dengan Tiat Ci Hweshio yang baik budi itu. Pikirnya, lebih baik ia makan makanan keringnya saja dalam buntelannya untuk menahan lapar. Justru ia lagi repot hendak membuka buntelan yang terisi makanan kering, ia mendengar pula suara pintu kamar diketuk. Ia urungkan membuka buntelannya lalujalan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menghampiri pintu dan membukanya. Kembali ia berhadapan dengan si Hweshio muda tadi. Kali ini Hweshio itu membawa nampan. Diatasnya terdapat sebotol arak. sepoci air teh dan makanan daging ayam dan daging babi yang lezat sekali tampaknya. Masih panas, asapnya menyiarkan bau wangi menusuk hidungnya Eng Lian. "suhu suruh aku membawakan ini untuk nona dahar. Harap nona tidak menolak kebaikan suhu. suhu mengerti nona tentu kurang leluasa makan sama-sama dengan suhu. Maka ia suruh aku membawakan makanan ini. Harap nona tidak menampik." berkata si hweshio muda, seraya menerobos masuk ke dalam kamar dan nampan yang penuh makanan itu diletakkan diatas meja. Eng Lian jadi tercengang nampak kebaikan orang itu. Ia tidak bisa menampik, apa lagi ia sudah baui makanan yang menarik seleranya. "Siaosuhu, suhumu sangat baik. Sungguh aku sangat berterima kasih. Tolong sampaikan terima kasihku kepada suhumu " Eng Lian berkata dengan girang. si Hweshio muda hanya tersenyum dan anggukkan kepala seperti tadi, lantas ia berjalan keluar meninggalkan si dara cilik. Ia telah menutup rapat pula pintu hingga Eng Lian tak usah menutupnya lagi. si dara cilik dengan kegirangan telah hadapi hidangan yang lezat itu. sama sekali dalam benaknya tidak ada pertanyaan, kenapa dalam kuil itu ada masakan daging yang demikian lezat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tampaknya. Bukankah dalam kuil seperti itu pendetapendetanya pantang makan hidangan berdarah ? Dara cilik kita benaknya hanya dipenuhi oleh rasa terima kasih saja kepada Tiat Ci Hweshio. setelah menghadapi hidangan yang demikian menarik seleranya, Eng Lian tidak banyak pikir lagi, ia main hantam makan sekenyangnya. sebagai pengantarnya, beberapa cawan teh hangat telah diteguk kering isinya. Ia tidak ganggu botol arak sebab ia tidak suka minum arak. sebentaran ia sudah merasakan perutnya kenyang. "Hihihi.." ia ketawa sendirian. "Sayang adik In tidak bersama disini, kalau tidak, kita sikat makanan ini bersamasama. Hihi..." Ia duduk menantikan si hweshio muda datang pula untuk membenahi dan bawa pergi sisa makanan yang barusan ia makan. Tapi lama ditunggu tidak didengar si hweshio muda mengetuk pintu. Ia saban-saban unjuk senyuman girang, perutnya kini sudah tidak minta diisi pula. Pada saat itulah, tiba-tiba ia rasakan matanya berat seperti ngantuk dan ia beberapa kali menguap. seluruh badangnya lemas tak bertenaga, kakinya terasa lumpuh, tak kuat untuk dipakai berdiri dari duduknya di kursi. Eng Lian heran kenapa badannya dengan mendadak sontak tidak berguna demikian. Menyusul hatinya berdebaran keras hingga dadanya bergerak naik turun. Tarikan napasnya memburu, seakanakan menekan rangsangan napsu birahi. Matanya menyala penuh keinginan, bibirnya yang kecil mungil bergerak-gerak seperti menantang musuh. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Eng Lian coba berdiri, pantatnya berat seperti melekat pada kursi. Ia jadi kebingungan apa yang ia harus diperbuatnya, tampak dirinya tak berdaya. Dadanya dirasakan panas, napsu birahinya bergolak tak dapat dikendalikan. Kasihan Eng Lian telah menjadi korban obat bius dan perangsang birahi yang dicampurkan dalam air teh dan kuah sayuran yang dimakannya. Itu salahnya sendiri terlalu rakus dan percaya atas kebaikannya si Taysu dari kuil Thian-ongbio. Dalam keadaan tidak berdaya, Eng Lian hanya dapat gerakkan dadanya naik turun seperti hendak menyalurkan rangsangan napsu birahinya yang bergolak dalam dadanya. Matanya menyala dan celingukan seakan-akan mencari musuh- Tapi cemas hatinya karean dalam kamar itu sepi sunyi, tidak terdengar seorang pun yang menarik napas. Tiba-tiba ia mendengar suara pintu diketuk. mulutnya Eng Lian bergerak cepat, "Masuk " katanya, suaranya agak parau dikuasai oleh napsu setan. "Nona kecil, selamat malam " terdengar Tiat Ci Hweshio berkata setelah ia masuk dan merapatkan pula pintu kamar. Eng Lian tidak menjawab hanya bersenyum dan matanya menyala mengawasi Tiat Ci Taysu yang mendekatinya. Tiat Ci Taysu bersenyum girang. Melihat sikap Eng Lian demikian, ia sudah tahu bahwa obatnya telah bekerja dengan berhasil. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia duduk didekatnya Eng Lian. Tangannya tiba-tiba diulur untuk mencolek pipinya si dara cilik. Eng Lian diam saja sebab tangannya berat untuk diangkat menangkis tangan si kepala gundul yang nakal. selain itu, ia tidak berkuasa atas pengaruh obat si kepala gundul yang maha hebat. Malah ketika pipinya dicolek. Eng Lian kepingin tubuhnya dipeluk oleh si Hweshio. Keinginan bersatu tubuh yang tidak pernah ia pikirkan dan impikan sebelumnya, pada saat itu telah mengaduk dalam hatinya yang suci murni. Adik In-nya sudah tidak ada dalam benaknya, hanya si kepala gundul yang didekatnya yang ia harapkan akan memberi kepuasan kepada napsunya yang meluap-luap. Demikian hebat pengaruh obat bius danperangsang si Hweshio Jari Besi. "Nona kecil, malam ini Taysu akan bikin kau jadi oranghahaha...." si kepala gundul kegirangan seraya tangannya kembali menyolek pipi Eng Lian. "Taysu....." Eng Lian kata dengan suara lemah seperti memohon. Matanya menatap pada Tiat Ci Hweshio dengan penuh keinginan. si Hweshio balas menatap wajah Eng Lian yang cantik, malah dalam pakaian tidurnya Eng Lian tampak lebih mempesonakan pandangan si Hweshio Jari Besi. Napsunya Eng Lian melonjak ketika merasa dirinya dirangkul dan diciumi si kepala gundul dan diam saja ketika ia dipondong, direbahkan diatas pembaringan. "Taysu, kau mau apakan aku...?" kata Eng LIan lemah ketika ia rasakan pakaiannya dibukai oleh Tiat Ci Hweshio yang sudah kerasukan iblis. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dikala Tiat Ci Hweshio hendak meloloskan pakaiannya sendiri, pada saat itulah terdengar suara Brakk^ keras. Pintu ditendang terbuka, sesosok tubuh lompat masuk dan menyerang langsung pada si kepala gundul yang tengah repot membetulkan kembali pakaiannya yang barusan hendak diloloskan. Dasar Hweshio kawakan dalam Kangouw, Tiat ci Hweshio tidak gugup mengelakkan diri dari bacokan pedang tadi. Ia lantas lompat dari pembaringan dan menyembat palang pintu untuk dipakai melawan orang yang menyerang dengan pedang tadi. Kiranya yang masuk tadi adalah seorang muda yang sangat cakap wajahnya. Dalam keadaan lemas lesu tak berdaya, Eng Lian menatap wajahnya si anak muda. Ia kenali orang muda itu adalah si pemuda yang tempo hari bertempur dengannya yang mengaku 'paman' dalam kelakarnya. Eng Lian tidak senang pada pemuda yang datang mengacau itu hingga urusannya jadi urung. Ia mengawasi dengan sorot mata membenci. Sayang ia tidak bisa bergerak, kalau tidak, ia ingin membantu Tiat ci Hweshio yang kepepet diserang si anak muda. "Kepala gundul cabul " bentak In Hiang, 'pemuda' kita yang gagah. Jangan harap jiwamu lolos dari pedangku." In Hiang berkata sambil mendesak keras hingga si kepala gundul cabul menjadi kepepet dan mandi keringat ketakutan. Untung tatkala itu datang lima muridnya masuk ke dalam membantunya, mengeroyok In Hiang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kalian jangan kasih lolos bangsat kecil ini " kata Tiat ci Hweshio sambil berkelit dari bacokan pedang In Hiang, kemudian enjot kakinya lompat keluar kamar untuk mabur. "Kau mau lari, hm Lihat aku akan ambil kepalamu " teriak In Hiang seraya enjot tubuhnya menyusul. Tapi diluar kamar ia dirintangi oleh enam orang muridnya Tiat Ci Hweshio sehingga Tiat ci dapat keburu melenyapkan diri. Kegusaran In Hiang sekarang ditumplek pada murid-murid Tiat Ci Hweshio. "Bagus " serunya. "Tidak apa si Hweshio cabul bernpas untuk sementara, biarlah aku habiskan dulu kalian disini " Berbareng terdengar suara 'sret sret' beberapa kali, saling susul ber jatuhan kepala orang dari lehernya hingga dua tiga orang murid Tiat Ci Hweshio melihat pemuda itu menjadi sangat kosen sehingga jadi pecah nyalinya dan lari ngiprit melenyapkan diri Melihat sudah tak ada musuh lagi, In Hiang putar tubuhnya dan masuk kembali ke dalam kamar dimana ia melihat Eng Lian masih dalam keadaan tak berdaya. Matanya menyala menatap In Hiang dengan penuh kebencian. "Adik kecil." kata In Hiang seraya menarik selimut dan menutupi tubuh Eng Lian yang sudah seperti anak bayi. "Untung aku keburu datang. Kalau tidak, kau akan menjadi korban Hweshio cabul itu." In Hiang berkata sambil merogoh sakunya dan mengeluarkan dua biji pil. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau makan ini, adik kecil." kata In Hiang seraya dua biji pil itu ia hendak masukkan ke dalam mulutnya Eng Lian. si dara cilik melotot matanya seperti sangat gusar dan melengoskan mukanya ketika dua biji pil itu hendak dijejalkan ke mulutnya. "Memang kau rela dijadikan barang mainan si kepala gundul ?" bentak In Hiang seraya tangan kirinya menampar pipi Eng Lian hingga mulutnya jadi terbuka. Kesempatan itu tak disia-siakan oleh In Hiang untuk ceploskan dua biji pil ditangannya dan tentu saja masuk dalam tenggorokan Eng Lian tanpa pakai pengantar air lagi. "Pemuda bagor, kau mau bikin encimu mati kejengkelan ?" kata Eng Lian, masih ingat ia berkelakar terhadap In Hiang. "Lekas kau berpakaian kalau tenagamu sudah pulih " kata In Hiang. "Untuk menggempur kau sekarang juga tenagaku masih sanggup," sahut Eng Lian seraya bersenyum manis pada In Hiang. Matanya menyala, bibirnya bergerak-gerak menantang. In Hiang melengak mendapat jawaban Eng Lian. Ia menatap wajahnya Eng Lian dan memperhatikan selimut yang menutupi dadanya si dara cilik yang bergerak-gerak. Ia mengerti bahwa bekerjanya obat jahat si kepala gundul masih belum punah. Ternyata Eng Lian pindahkan napsu birahinya kepada In Hiang yang berada didekatnya. Apalagi In Hiang wajahnya sangat cakap. maka 'keinginan' Eng Lian makin bergolak tak terkendalikan. Kalau saja ia tidak rasakan badannya lemas tak berkutik, tentu seketika itu ia sudah menubruk In Hiang diajak bergulat diatas pembaringan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In Hiang yang sudah dewasa paham akanjawaban Eng Lian yang melantur bahwa tenaga masih sanggup menempur ia (In Hiang) pada saat itu, bukannya menempur berkelahi dalam artian yang benar tapi dalam artian yang setiap orang dewasa mengetahuinya. In Hiang diam-diam menghela napas mengingat jahatnya obat si kepala gundul. Ia merasa bersyukur kepada Lo In, guru ciliknya yang telah membekali ia obat pemusnah obat bius sehingga ia tidak mendapatkan kesulitan dalam perjalanannya. Dimana sekarang adik kecilnya itu ? Tiba-tiba saja In Hiang matanya berkaca-kaca sewaktu memandang Eng Lian yang dalam keadaan tak berdaya. "Hei, kenapa kau menangis ?" Eng Lian menanya. Pikirannya rupanya sudah mulai tuli. "Aku menangis ingat kepada seseorang yang terlalu baik padaku." sahut In Hiang. "siapa orang itu? Apa kau dapat memberitahukan pada ku?" kata Eng Lian. "Untuk sementara, biarlah aku rahasiakan." sahut In Hiang. seiring dengan kata-katanya, In Hiang melesat badannya keluar kamar. Kiranya disana sudah menanti 10 orang hweshio yang bersenjata lengkap. satu diantaranya yang mukanya bengis berkata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Anak haram. Kau membuat kacau dalam kuil suci ini, apa maksudmu ? Hm Kalau kepalamu tidak ditinggalkan sekarang, badanmu akan kami hancurkan seperti bakpo " In Hiang ketawa dingin. "Kau mau hancurkan badanku, tanya dulu pada kawanku " sahutnya. Tenang-tenang saja dia berkata. Terkejut hweshio yang berwajah bengis itu, ia menanya, "Kau panggil kawanmu, akan kami hancur leburkan sekalian." "Inilah kawanku yang setia " sahut In Hiang seraya mengacungkan pedangnya. Bukan main marahnya hweshio tadi. "Maju semua, habiskan jiwanya " ia serukan kawankawannya sementara ia sendiri sudah menerjang dengan golok besarnya. In Hiang tidak takut. Ia sudah biasa dikeroyok orang banyak. Dalam pertempuran itu ia tidak mau mengulur waktu, karena ia memikirkan dirinya Eng Lian. Maka secepat kilat ia keluarkan jurus ilmu pedangnya 'Bwee hiang boan wan', atau 'Harumnya bunga memenuhkan taman' yang sudah diperbaiki oleh Lo In danjadi sangat lihai bukan main. Kembali terdengar suara 'sret sret' berulang kali, dari sepuluh orang hweshio itu hanya tertinggal seorang yang keburu ngiprit lari ketakutan melihat sembilan kawannya sudah tertabas kutung lehernya. Di depan kamar itu telah terjadi banjir darah sampai masuk ke dalam kamar. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In Hiang tidak perduli, ia hanya lompat masuk pula ke dalam kamar dan mendekati Eng Lian yang masih belum dapat berkutik. Pikirannya Eng Lian sudah mulai pulih, ternyata obatnya Lo In sangat manjur. Ketika melihat In Hiang mendekati pembaringan, Eng Lian merasa sangat kikuk dan selebar mukanya merah. Ia tahu bahwa ia dalam keadaan tidak genah dilihat pemuda sopan. "Kau jangan masuk ke sini." kata Eng Lian. "Keluarlah kesana " In Hiang girang hatinya karena perkataan Eng Lian menandakan bahwa pikiran sehatnya sudah kembali. Ia lupa bahwa dirinya tengah menyamar sebagai pemuda, ia bukannya menyingkir disuruh Eng lian malah ia mendekati dan berkata, "Adik kecil, kau masih belum dapat bergerak. Mari aku uruti jalan darahmu " Terkejut Eng Lian mendengar perkataan In Hiang. Makin kaget ia ketika ia rasakan tangannya In Hiang meraba pada pundaknya dan menguruti. "Hei, jangan, jangan. Ah, dasar pemuda bangor encimu nanti marah besar, kau berbuat kurang ajar seperti ini " Eng Lian ketakutan tangannya In Hiang akan menjelajahi tubuhnya yang hanya tertutup selimut. Meskipun pikirannya sudah tenang, badannya si dara cilik masih belum kuat bergerak. Ketika benar-benar saja Eng Lian rasakan tubuhnya dipale oleh si pemuda cakap. ia jadi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menggigil dan pejamkan mata. Ia sangat cemat, hatinya menyesal bahwa dirinya akan menjadi mangsanya sipemuda cakap. sebaliknya bila kepada Lo In tentu ia akan menyerahkan diri dengan suka rela. Air matanya tampak merembes keluar dari sela-sela matanya yang terpejam. "Hei, kenapa kau menangis ?" sekarang In Hiang yang balik menanya. "Aku menangis ingat kepada seorang yang terlalu baik kepadaku." sahut Eng Lian meniru kata-katanya In Hiang tadi ketika ia menanyakan kenapa In Hiang menangis. "siapa orang itu ? Apa kau dapat memberitahukan padaku ?" tanya In Hiang. " Untuk sementara, biarlah aku rahasiakan." Eng Lian kembali meniru jawaban In Hiang. "Adik kecil, kau mau mengolok-olok aku ?" kata In Hiang seraya tangannya meremas buah dadanya Eng Lian hingga si gadis cilik gemetar badannya. Matanya mencilak penuh kebencian. "Pemuda bangor, kau sangat menghinaku. Awas Ada satu waktu akan kubalas meremas jantungmu sehingga hancur berantakan " kata Eng Lian sengit. "Aku tidak takut Paling-paling juga kau membalas begini " kata In Hiang, kembali ia meremas-remas buah dadanya si dara cilik hingga Eng Lian mengeluh dan air matanya bercucuran. Ia sedih kenapa dirinya sampai dapat penghinaan yang bukan-bukan itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Yang membikin ia heran, pemuda cakap itu tidak berbuat lebih daripada meremas buah dadanya. Tangannya tidak menggerayang ke lain arah, yang sebenarnya ia dapat berbuat sesukanya sebab ia (Eng Lian) dalam keadaan tidak berdaya. "Pemuda bangor " kata Eng Lian. "Aku tak dapat membalas sakit hatiku. Nanti ada satu orang yang akan membalaskan. Kau lihat saja, kalau dia sudah datang " In Hiang menatap Eng Lian yang bercucuran air mata. Dengan serangannya In Hiang menyeka air mata yang berlinang-linang itu. "Adik kecil, kau sungguh cantik." kata In Hiang. "siapa sebenarnya kau ?" Eng Lian cemberut, tapi diam-diam ia merasa berterima kasih si pemuda cakap menyeka air mata yang berkaca-kaca karena tangannya sendiri tak dapat digerakkan untuk berbuat demikian. Ia mengawasi wajahnya In Hiang yang cakap sekali. Dalam hatinya berpikir, "Sayang hatiku sudah dimiliki adik In. Kalau tidak. pemuda begini cakap. pantas sekali menjadi pasanganku " "Kau kata barusan, ada orang yang akan membalaskan sakit hatimu. siapa dia ?" tanya In Hiang ketawa manis hingga kecakapannya tambah mempesonakan. "Kepandaianmu masih belum ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan dia." sahut Eng Lian. "oo, begitu jagoan dia ? Aku mau lihat Kalau dia berani membela kau, adik kecil, kau nanti coreng mukanya dengan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ arang biar dia hitam legam mukanya " kata In Hiang, wajahnya berubah seperti gemas. Eng Lian tiba-tiba cekikik ketawa hingga In Hiang heran. "Kau ketawakan apa ? Apa aku tidak mampu mencoreng mukanya jadi hitam ?" Kembali Eng Lian ketawa ngikik, kali ini malah terpingkalpingkal. In Hiang dari heran menjadi curiga, kembali ia menegur, "Kau ketawakan apa ?" "Aku ketawakan kau, pemuda bangor Kau mau mencoreng hitam muka kawanku, mana bisa mukanya dihitami sedang wajahnya sudah hitam legam kayak pantat kuali. Hihihi...." Eng Lian kembali ketawa dengan enaknya. In Hiang sebaliknya berdebaran hatinya. seketika ia ingat kepada Lo In, yang wajahnya hitam seperti pantat kuali, "Adik kecil, kau sebenarnya siapa ?" desak In Hiang. "Aku adalah aku, orang yang dihina oleh pemuda bangor " sahut Eng Lian menggoda. "Aku tahu sekarang, tak usah kau sebutkan namamu, aku sudah tahu " kata In Hiang. "Bagaimana kau tahu namaku ?" tanya Eng Lian heran. "Kau tentu si Eng Lian, yang membikin si bocah wajah hitam mencarinya setengah mampus. Hahaha... kau sangkallah tebakanku ini " In Hiang ketawa berkakakan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Matanya Eng Lian terbelalak. Ia sangat heran kenapa pemuda bangor ini dapat menebak siapa dirinya dengan jitu, malah menyebut halnya Lo In juga demikian jelas. Melihat Eng Lian terheran-heran, In Hiang bersenyum manis, "Adik kecil," katanya. "Untuk apa kaupikirkan si bocah hitam. Apa hatimu memang sudah kepincuk olehnya ?^ Eng Lian tidak menjawab, hanya ia menatap In Hiang. Kemudian tundukkan kepala, seperti merasa jengah hatinya dapat diraba oleh In Hiang. "Aku tahu, kau memikirkan ia bukannya memikirkan begitu saja. Tentu kau mencintai si bocah hitam itu, betul atau tidak ?" In Hiang menanya kepingin tahu. "Untuk apa kau berkata demikian ?" Eng Lian cemberut mukanya. "Untukku sendiri" sahut In Hiang tenang-tenang saja sambil mesem. "Apa maksudmu dengan perkataan 'untukku' ?" "Untuk kebahagiaan aku sendiri sebab kalau kau tidak mencintai si bocah hitam tentu kau akan mencintai aku yang jauh lebih cakap daripadanya. Hahaha " "Pemuda bangor Kau jangan menghina kawanku, ya " "Aku tidak menghina, asal kau mau mengaku kau cinta padanya, aku juga tidak akan gerembengi kau lagi, adik kecil yang manis " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In Hiang kata berbareng tangannya mencolek pipi Eng Lian yang sedang cemberut marah. Masih baik kalau Eng Lian diam saja dicolek pipinya, justru ia melengos, In Hiang makin sengaja tangannya meraba seluruh mukanya Eng Lian. Eng Lian menjadi sengit. Ia membentak. "Pemuda bangor, kau terlalu menghina. Tunggu sebentar, kalau badanku sudah bebas, akan kuadu jiwa denganmu " "Kau mengakulah bahwa kau mencintai si bocah hitam, akan kubebaskan kau dari godaanku lebih jauh. Nah, katakanlah Jadi tak usah aku mengharap-harap dirimu lagi untuk menjadi istriku." "Baik." kata Eng Lian nekad. "Aku memang mencintai adik In, kau mau apa ?" "Hahaha.... Adik kecil, benar-benar kau jujur. sekarang...?" Tiba-tiba saja In Hiang merangkul Eng Lian yang dalam keadaan tidak berkutik, Kaget bukan main si dara cilik sebab In Hiang dengan bertubi-tubi telah mencium mulut dan pipinya sehingga ia gemetaran saking menahan amarahnya. Eng Lian menangis mendapat perlakuan demikian kasar dari si pemuda cakap. "Pemuda bangor." katanya dengan sesenggukan. "Benar-benar kau buktikan kebangoranmu. Asal aku Eng Lian masih bernapas, hinaan yang kau lakukan ini atas diriku, tidak akan aku lupakan. Lihat saja, apa si Eng Lian orang yang mudah dihina " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik kecil, kau adalah adikku......" kembali bibir si dara cilik dikecup, sekonyong-konyong Eng Lian rasakan ada tenaga mengalir dalam tubuhnya, ia coba gerakkan tangannya. Bukan main ia kegirangan. Tanpa menanti tenaganya pulih semua, Eng Lian sudah meremas dadanya In Hiang yang tengah memeluki dirinya. "Eh, kenapa ?" tiba -tiba Eng Lian berkata heran sambil lepaskan tangannya yang meremas dada In Hiang. Ada apa ? Eng Lian rasakan tangannya meremas benda lunak seperti yang ada pada dirinya sendiri Tiba-tiba pikirannya yang cerdik lantas menebak siapa pemuda bangor yang sedang permainkan dirinya dan yang sudah lantas melepaskan pelukannya dan lompat mundur ketika dadanya diremas oleh Eng Lian tadi. Eng Lian lantas mau turun dan menerjang In Hiang kalau saja ia tidak ingat bahwa dirinya dalam keadaan tidak berpakaian. Ia hanya bisa ketawa cekikikan sambil memandang pada In Hiang yang berdiri terpaku kaget tidak jauh dari ranjangnya. "Adik kecil, apa yang kau tertawakan ?" tegur In Hiang ketika sudah hilang kagetnya. "Enci yang baik, kau jangan bikin adikmu mati penasaran." sahut Eng Lian kontan. In Hiang mengerti bahwa penyamarannya sudah ketahuan oleh Eng Lian karena ia kurang cermat hingga tangannya Eng LIan dapat meremas buah dadanya barusan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In Hiang sekarang ketawa. Tapi ia masih sempat belaga pilon, katanya, "Adik kecil, kau kata apa barusan ? Enci, apa memangnya aku wanita ?" "Hihi... aku tidak sangka kalau pemuda bangor adalah enci Bwee Hiang yang sedang dicari setengah mampus oleh si bocah wajah hitam." In Hiang melengak. Pikirnya, ini budak benar-benar lihai. Kata-katanya selalu ia dapat baliki dengan kontan. Ia tidak perlu merahasiakan dirinya lebih jauh, sebab Eng Lian tentu tidak mau mengerti. In Hiang lalu mendekati Eng Lian yang sementara itu sudah mulai pulih kekuatannya dan dapat bergerak bangun. Belum sempat ia bicara sudah didahului oleh Eng Lian, "Pemuda bangor, apa kau bermaksud membikin repot lagi adikmu ? Hihihi..." In Hiang kewalahan dengan kenakalannya Eng Lian. pikirnya, pantas adik kecilnya sangat memikiri enci Liannya yang sangat Jenaka ini. "Adik Lian, sekarang bukan tempatnya kita berkelakar." kata In Hiang serius. "Lekas kau berpakaian Hweshio yang hendak merusak kehormatanmu masih belum sempat aku membunuhnya, dia sudah keburu lari " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mendengar disebutnya Hweshio cabul yang hendak menodai dirinya, terbangun kegusarannya yang sampai sebegitu ia 'adem-adem' saja karena digoda oleh In Hiang. " Cepat kau ambilkan bajuku dalam buntelanku diatas kursi." Bwee Hiang buka buntelan si nona dan menjumput pakaian Eng Lian lalu dilemparkan pada si dara cilik, Cepat Eng Lian berpakaian, dilain detik ia sudah lompat turun dari pembaringan. Ia menyambar pedangnya. "Enci Hiang mari kita basmi kawanan hweshio busuk dalam kuil kotor ini " Eng Lian berkata seraya menarik tangannya Bwee Hiang. si dara cilik nampak depan kamar sudah malang melintang mayat hweshio dengan kepala putus, ia ketawa senang. Katanya kepada Bwee Hiang, "Enci Hiang, kau benar hebat. Malam ini kalau aku tidak ketemukan si kepala gundul cabul itu, benar-benar aku penasaran. Mari kita carinya " Bwee Hiang geli melihat gerak geriknya Eng Lian. Kepandaian si dara cilik sangat tinggi, cuma sayang kurang cermat. Kalau saja ia dapat menggunakan pikirannya yang jernih, pasti ia tidak sampai terjatuh ditangannya Tiat Ci Hweshio. "Adik Lian tenang dulu,Jangan terburu napsu." berkata In Hiang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kita harus bertindak dengan memakai perhitungan. Kalau tidak. nanti kita jatuh dalam perangkap musuh. Lebih celaka lagi kalau kita jatuh kedua kalinya ditangan si hweshio cabul " "Enci Hiang, memang aku hanya menuruti napsu hati saja sehingga melupakan bahaya di depan mata. sekarang ada enci disampingku, aku tidak takut bakal kena terperangkap. Hatiku sudah sangat panas dan ingin menebas lehernya si hweshio jahat itu." In Hiang mesem mendengar perkataan Eng Lian. Mereka lalu mengaduk dalam kuil yang luas itu, mencari berbagai tempat persembunyian dari kawanan hweshio. Ternyata kawanan kepala gundul itu tidak ada satu pun yang kelihatan. Eng Lian merasa lesu, ia tak dapat melampiaskan penasarannya. Ia jalan mendekati sebuah patung yang ditaruh dekat dinding. Itulah patung Budha dalam sikap bersila. Kepalanya gundul, bajunya terbuka hingga kelihatan tegas perutnya yang gendut. Wajahnya seperti berseri-seri ketika Eng Lian memandangnya. seketika Eng Lian menjadi gemas melihat patung seperti berseri-seri ke arahnya. Ia ingat akan Tiat ci Hweshio yang berseri-seri ramah tapi hatinya sangat busuk. Hampir-hampir ia menjadi korban napsu binatangnya. Mengingat akan dirinya Tiat Ci Hweshio, dalam gemasnya ia sudah ayun pedangnya memukul kepala patung tersebut. Berbareng Eng Lian menjadi kaget sebab tiba-tiba terdengar suara berkerekekan. Kiranya dinding dibelakang patung tadi telah terbuka. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Eng Lian terbelalak matanya. Hanya sebentaran ia merasa heran, lantas ia lari ke lain ruangan mencari In Hiang, ternyata sedang asyik pasang mata untuk mengusut sesuatu yang mencurigakan. "Adik Lian, apa yang kau dapatkan ?" tanya In Hiang. "Husstt " Eng Lian bersuara pelan, seraya tempelkan jari di mulutnya. Lalu ia mendekati In Hiang dan berbisik ditelinganya nona Liu. "Oo, ada kejadian begitu ?" kata In Hiang perlahan. Lalu ajak Eng Lian melihat dinding yang terbuka tadi, namun mereka jadi kecewa karena dinding yang dikatakan Eng Lian terbuka tadi telah menutup lagi dan tidak ada bekas-bekasnya. "Jangan kuatir, enci Hiang." kata Eng Lian. "Aku akan bikin dia terbuka lagi " Berbareng Eng Lian telah mengetuk pula kepala patung tadi. Tapi diketuk beberapa kali ternyata tidak mau terbuka hingga Eng Lian menjadi sengit. Ketika ia mau menyabet dengan pedangnya, In Hiang sudah keburu mencegah. Ia berkata, "Adik Lian, jangan bikin rusak patung yang sebagus ini. Di sini sudah tidak ada apa-apa lagi. Mari kita keluar saja " In Hiang berkata sambil matanya mengedipi Eng Lian. "Marilah, aku juga sudah bosan tinggal dalam kuil kotor ini." sahut Eng Lian. jalan belum berapa langkah, tiba-tiba In Hiang enjot tubuhnya lalu disusul oleh teriakannya sesosok tubuh yang jatuh dari sana. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ternyata jago betina kita pendengarannya lebih lihai dari Eng Lian. Ketika ia melihat Eng Lian sedang memukuli patung, tiba-tiba ia merasa seperti ada orang diatas atap rumah. Ia belaga pilon dan mengajak Eng Lian berlalu. Kapan ia sampai dibawah atap. dimana ada mengumpet orang yang dicurigakan, In Hiang sudah enjot tubuhnya dengan tiba-tiba. Gerakan ini diluar dugaan orang yang sedang mengumpat disitu, sebab ternya ia sangat gugup sekali ketika In Hiang menginjakkan kakinya diatas atap dan menerjang dengan pedangnya. Dalam gugupnya, orang itu jatuh ke bawah. Ia coba melarikan diri tapi Eng Lian sudah menghadang, "Hweshio celaka " bentak si dara kecil. "Kau mau lari dari nonamu, ke langit sekalipun aku akan tetap mengejarmu " Eng Lian mengancam dengan pedangnya hingga orang itu ternyata adalah adalah hweshio setengah umur telah menggigil ketakutan. "Adik Lian, jangan bunuh dia " seru In Hiang berbareng ia sudah lompat turun dari atas atap rumah dan menghadapi si hweshio yang barusan jatuh. " Kepala gundul, lekas kau katakan dimana bersembunyinya Tiat Ci Hweshio " kata In Hiang. Hweshio itu tak menyahut, hanya hidungnya mendengus. "Bagus " kata In Hiang. "Apa kau kira aku tak ada jalan untuk bikin kau mengaku ?" Berbareng In Hiang gunakan ujung gedangnya menotok urat ketawa si hweshio. seketika itu juga ia jadi ketawa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berkakakan tanpa henti-hentinya hingga mengeluarkan air mata. Tidak lama In Hiang menotok pula dengan ujung pedangnya untuk menghentikan hweshio itu ketawa terusterusan. Tampak si kepala gundul jatuh duduk. sangat lelah kelihatannya. "Lekas bicara " bentak In Hiang. "Dimana adanya Tiat Ci Hweshio " Hweshio itu diam saja didesak In Hiang. "Baiklah, kau rasakan lagi hukumanku " kata In Hiang seraya gerakan pedangnya seperti hendak menotok urat ketawa si hweshio hingga ia jadi ketakutan. "Mohon Liehiap tak meng gerakan pedang lebih jauh. Aku akan bicara. suhu kini ada dalam kamar rahasia. sedang berunding dengan susiok." si hweshio mengaku. "Siapa itu susiokmu ?" tanya In Hiang kepingin tahu. "Dia adalah Hong Lui susiok yang diundang datang oleh Suhu untuk mengatasi keributan dalam kuil ini. Dia juga tinggal dalam Thian-ing-bio disebelah selatan dari sini, kirakira lima puluh lie jauhnya. Hong Lui susiok juga mempunyai banyak anak murid." In Hiang melirik Eng Lian seperti mau mengatakan bahwa mereka menghadapi musuh berat, jangan sembarangan memandang enteng. Tapi Eng Lian yang wataknya anginanginan tak memikirkan panjang. Ia membentak si hwshio : "Apa paman gurumu itu perbuatannya lebih baik dari suhumu ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku tidak tahu." sahut si hweshio singkat, tak mau ia membeber perbuatan susioknya. "Kau mau bicara apa tidak?" mengancam Eng Lian dengan pedangnya. Dara cilik kita lebih bengis memperlakukan si hweshio, tidak heran kalau si kepala gundul menggigil ketakutan ketika mendengar Eng Lian berkata, "Aku mau kutungi kepalamu kalau kau tidak mau bicara terus terang " si hweshio kepaksa membeber perbuatannya Hong Lui Hweshio yang ternyata perbuatannya lebih jahat dari Tiat Ci Hweshio hingga membuat dua gadis itu menjadi sangat gemas dan bertekad tidak mengampuni kedua kepala gundul itu. "Kau antar kami ke kamar rahasia yang kau maksudkan " kata In Hiang keren. "Aku tidak berani." sahut si hweshio ketakutan. "Tidak mau ? Aku nanti totok urat ketawa mu lagi " In Hiang mengancam dengan pedangnya. "Hahaha.... sute, dasar rejekimu besar. Kiranya si anak muda yang kosen itu adalah sejenis dengan si nona kecil Jangan kasih lolos untuk kaupuaskan kesenanganmu pada malam ini. Hahaha....." Demikian suara yang berkumandang dalam kamar itu yang membikin In Hiang dan Eng Lian terkejut. Eng Lian kertak gigi mendengar suara itu sebab suara itu adalah suara Tiat Ci Hweshio yang sangat ia benci. sedang In Hiang kertak gigi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ gemas karena mendengar perkataan cabul dari si Hweshio Jari Besi. Dua gadis itu pasang mata ke sekelilingnya. Tapi tidak kelihatan ada orang disitu. In Hiang dekati Eng Lian dan berbisik ditelinganya seraya menyelipkan apa-apa dalam tangannya si dara cilik. Tampak Eng Lian bersenyum lalu benda yang diselipkan oleh In Hiang tadi dimasukkan dalam mulutnya terus ditelan. In Hiang sendiri sudah lebih dahulu menelan barang yang diberikan pada Eng Lian. setelah itu In Hiang hadapi lagi si hweshio tawanannya dan berkata, "Kepala gundul, lekas kau bawa kami menemukan suhu dan susiokmu " si hweshio tidak menyahut, rupanya ia mau berkepala batu sekarang setelah mendengar suara suhunya tadi. Eng Lian yang tidak sabaran lantas gerakkan pedangnya. sekali sabet saja kepala si hweshio yang bandel itu sudah terlepas dari lehernya. Darah segar menyembur dari leher si kepala gundul yang bernasib malang. Berbareng dengan itu, In Hiang dan Eng Lian mengendus bau harum dari asapnya hio. Makin lama bau harum itu makin menusuk hidung. In Hiang dan Eng Lian saling susul tubuhnya terkulai roboh dengan tidak ingat orang. "Hahaha... " kembali terdengar suaranya Tiat Ci Hweshio setelah beberapa lama kelihatan In Hiang dan Eng Lian rebah dengan tidak berkutik. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Sute, mereka sudah roboh oleh obat bius kita. Mari kita pondong seorang satu. Aku mengalah, kau boleh pilih yang mana kau setuju, sute Hahaha " "Ah, suheng. Kenapa kau begitu merendah ? Bukankah kau sudah setuju yang kecil ? Buat apa pakai rubah pikiran ? Biar yang gede kasih aku malam ini " terdengar jawaban Hong Lui Hweshio seraya tertawa seram. sebentar lagi tampak dinding kamar berkerekekan terbuka. segera juga lompat dua hweshio tinggi besar masuk ruangan dimana Eng Lian dna In Hiang rebah tidak berkutik. Kemudian menyusul sepuluh orang murid dua hweshio jahat itu masuk. tapi mereka disuruh mundur lagi ketika dua hweshio itu dapat kenyataan bahwa dua gadis bakal korbannya itu benar-benar sudah tertidur pulas. "Kalian mundur, jangan ikut-ikut urusan orang tua " kata Tiat Ci Hweshio hingga kesepuluh muridnya itu semua mundur dan menantikan di balik dinding sebab dinding yang terbuka itu sudah tertutup kembali. Dengan napsu yang bergelora Tiat Ci Hweshio menghampiri masing-masing korbannya. Keadaan sudah larut malam pada saat itu. sepi sunyi dalam ruangan, hanya dua manusia terkutuk saja waktu itu saling ketawa nyengir kegirangan masing-masing akan menerkam korbannya yang sudah tidak berdaya. Dengan perasaan sayang, Tiat Ci Hweshio pegang-pegang lengannya Eng Lian. sambil angkat lengan si gadis untuk diusap-usap. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ia berkata, "Nona kecil. Dasar kita sudah jodoh. Bagaimana juga su...... ah, apa itu ?" Tiat Ci Hweshio lompat berdiri sambil mengebaskan lengan bajunya ke mukanya dari mana jatuh di lantai sepasang benda kecil yang kekuning-kuningan. Tampak benda itu bisa bergerak-gerak, melelot-lelot dengan gesit sekali. Itu adalah Kim-coa (ular emas) kesayangan Eng Lian, telah melesat dari lengan bajunya si gadis dan menyambar ke mukanya Tiat Ci Hweshio. si kepala gundul ketawa ketika melihat ada yang usilan hingga ia mengebaskan lengan bajunya dengan gugup dan terlihat tidak lebih hanya dua ekor ular kecil saja. Ia melangkah hendak menginjak mati dua ekor ular itu, ternyata tidak berhasil. Ular itu bukan saja dapat bergerak di lantai tapi bisa melejit terbang ketika melihat sepatunya si hweshio mengancam dirinya. Pada saat itulah si kepala gundul tiba-tiba rasakan kepalanya pusing, ruangan kamarnya ia lihat seperti berputar, badannya kontan lemas seketika dan terkulai jatuh setelah ia berseru : "sute, awas Kim-coa " Seruan Tiat Ci Hweshio itu sudah terlambat sebab dua ekor ular itu seperti dapat mengenali orang jahat, setelah melejit dari injakan sepatu Tiat Ci Hweshio yang sedang asyik membukai baju In Hiagn yang sudah separuh terpentang. Hong Lui Hweshio kaget mendengar teriakan sang suheng. Tapi sudah terlambat, tangannya yang nakal sudah digigit ular emas kesayangannya Eng Lian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bukan main gusarnya Hong Lui Hweshio, tapi ia hanya dapat berdiri sebentar dengan maksud mau membunuh sepasang ular emas itu yang ngeledek didepannya, kemudian sudah terkulai roboh empas- empis seperti kehabisan tenaga. Eng Lian yang siuman lebih dahulu dari pengaruhnya obat pulas. Ia kaget bukan main nampak di dekatnya menggeletak Tiat Ci Hweshio dengan napas empas- empis tinggal menunggu waktu berangkat menghadap Giam-lo-ong. Cepat ia bangun berdiri Ia lantas tahu siapa yang telah membikin hweshio jahat itu tidak berkutik. Ia melihat tidak jauh sepasang ular emasnya sedang legat-legot bermain. Melihat majikannya sudah siuman, sepasang ular dengan jinak sudah menghampiri Eng Lian yang seketika itu sudah keluarkan kotak kecil (tempat ular) dari lengan bajunya. Ia sodorkan ke dekat sepasang ular itu. segera mereka sudah melompat masuk kedalam kotaknya. sambil menyimpan kembali dalam lengan bajunya, terdengar Eng Lian menghela napas lega. Ia bersyukur kepada sepasang ular emasnya itu sebab kalau tidak. pasti ia telah menjadi korbannya Tiat Ci Hweshio, si hweshio cabul. Tiba-tiba ia kaget, ingat kepada enci Bwee Hiangnya. Matanya memandang kepada In Hiang yang sedang rebah terlentang dengan baju separuh terbukan dan kelihatan buah dadanya yang montok putih mulus hingga timbul ingatannya yang nakal untuk menggoda encinya yang masih dalam keadaan pulas. Ia mendekati In Hiang, justru si gadis sudah mulai siuman dan menggerakkan badannya. Kuatir In Hiang keburu siuman TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ betul hingga tidak sempat ia menggodai, maka Eng Lian jatuhkan dirinya dan merangkul orang yang baru tersadar. Dalam kaget, In Hiang rasakan dadanya diraba orang dan meremas buah dadanya hingga ia gelagapan dan berontakrontak. Berbareng ia dengar orang berkata, "Enci Hiang, terimalah pembalasan dari adikmu Eng Lian.... Hihihi...." menyusul In Hiang rasakan kembali buah dadanya diremasremas hingga hatinya jadi berdebaran kaget. Kapan ia buka matanya, kiranya Eng Lian yang nakal sedang merangkul dirinya dan tangannya menggerayang jail. "Adik Lian, kau bikin encimu kaget penasaran karena kenakalanmu " seru In Hiang yang telah pulih tenaganya dan sekali meronta ia sudah bangun berdiri, lepas dari rangkulannya si dara cilik yang jail. Keduanya jadi ketawa cekikikan. sambil membereskan bajunya yang dibuka dengan paksa oleh Hong Lui Hweshio, In Hiang berkata, "Adik Lian, kau sudah membalas. Berarti sudah impas hutang diantara kita. Lain kali kau tidak boleh berlaku nakal lagi." Eng Lian ketawa manis. Ia menjawab Jenaka, "Enci Hiang, hutangmu padaku sudah lunas. Entahlah dengan si bocah hitam nanti akan menagih padamu. Hihi..." In Hiang melengak. selebar mukanya jadi memerah. "Adik Lian, kau masih belum puas dan masih menggodai encimu ?" kata In Hiang menyusul tangannya diulur hendak mencubit si dara cilik yang nakal. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mana bisa pemuda bangor kurang ajar pada si Eng Lian." kata si dara cilik seraya berkelit dari tangan In Hiang yang hendak mencubit pipinya. In Hiang melongo. Ia tidak mengira Eng Lian demikian nakal dan Jenaka, hampir mengalahkan Lo In kenakalannya. Hatinya senang mendapat teman dara cilik yang Jenaka ini dan mereka bersama-sama akan mencari jejaknya Lo In. "Adik Lian, bukan waktunya kita berguyon. Mari kita selesaikan tugas kita membasmi hweshio- hweshio dalam kuil kotor ini " berkata In Hiang seraya menghampiri Hong Lui Hweshio yang sudah tidak bernapas dan mulai membusuk dagingnya. "Adik Lian, hweshio ini yang hendak berlaku kurang ajar padaku tentu " kata In Hiang seraya mencabut pedangnya dan hendak ditabaskan ke lehernya Hong Lui Hweshio. Eng Lian lompat mencegah. "Enci Hiang, untuk apa kau mengotori pedangmu. Lihat saja sebentar lagi juga badannya akan hancur lumer menjadi air." In Hiang heran mendengar perkataan Eng Lian, lalu menanya, "Adik Lian, apa kau hanya berkelakar saja berkata demikian ? Bagaimana kau tahu badannya akan lumer menjadi air ? Ah, adik Lian, jangan kau berlebihan menggodai encimu." "Enci Hiang, dia sudah digigit oleh Kim-coa kesayanganku." sahut Eng Lian bangga. In Hiang tercengang. Matanya menatap pada kawannya dengan penuh pertanyaan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Enci Hiang, Kim-coa ku sangat lihai. Kalau sudah menggigit orang, dalam tempo setengah jam saja sang korban akan lumer badannya menjadi air. Untung kita ditolong oleh mereka. Kalau tidak. hm Apa kita masih bisa melindungi kehormatan kita seperti sekarang ? obat pemusnah yang enci dan aku telan ternyata tidak ada gunanya, sebab buktinya kita kena dibius juga dan tidak sadarkan diri" "oh.. sungguh aku harus berterima kasih pada Kim-coamu, adik Lian. Dimana sekarang ular emasmu itu ? Aku ingin melihatnya " berkata In Hiang dengan hati lega. "Mereka sudah ada dalam rumahnya lagi, disimpan dalam lengan baju ini." sahut Eng Lian seraya menepuk-nepuk perlahan lengan bajunya. "Bagaimana Kim-coamu bisa keluar dari tempatnya ?" tanya In Hiang heran. "Mungkin Tiat Ci Hweshio mengangkat lenganku dan tidak sengaja menekan perkakas rahasia kotak ular hingga mereka lompat melejit dan menyerang si hweshio cabul " "oh, begitu hebat Kim-coamu itu, adik Lian. Kau kata 'mereka', memangnya ada berapa banyak ular emasmu itu ?" "Hanya sepasang, tapi lihainya luar biasa. Aku sayang sekali kepada mereka." In Hiang manggut-manggut. Kemudian berkata, " obat pemusnah yang kita telan sebenarnya sangat ampuh. obat itu bikinan adik Lo In. selama aku merantau, belum pernah menemukan kesulitan berkat lindungan obat itu. Tapi kalau sampai sekarang tidak mengunjuk keampuhannya, mungkin karena obat bius yang digunakan oleh kawanan hweshio jahat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ itu istimewa atau mereka menggunakan berlebihan. Buktinya kita rasakan asap yang kita cium menusuk hidung demikian tajam dan menimbulkan rasa sesak di dada." Eng Lian tidak menjawab, ia hanya mengangguk- anggukan kepala. Dalam hati ia setuju dengan pendapat In Hiang sebab ia juga percaya penuh akan keampuhan obat bikinan adik Innya. Benar saja, tidak lama In Hiang nampak badannya Hong Hui Hweshio sudah mulai berair, begitu juga dengan Tiat Ci Hweshio. "Adik Lian, mari kita bekerja " mengajak In Hiang. "Mari." sahut Eng Lian yang juga sudah menghunus pedangnya seperti In Hiang. Dua dara itu baru saja mau bertindak, tiba-tiba terdengar suara berkerekekan dan dinding kamar kembali telah terbuka. Dari mana telah melompat belasan kepala gundul dengan membekal senjata dan mereka telah mengurung dua gadis kita. Eng Lian ketawa cekikikan dirinya dikurung, bukannya gemetar ketakutan. Dara cilik kita memang paling gemar dikerubuti musuh daripada bertempur satu lawan satu, tidak menggembirakan. sebaliknya In Hiang yang tegang menghadapi banyak musuh kuat, tiba-tiba mendengar Eng Lian cekikikan ketawa, menjadi heran dan melirik pada kawannya seperti menanya. "Enci Hiang." kata si nona kecil. "Biar enci nonton saja. Aku yang membereskan kawanan tak berguna ini. Pedangmu sudah banyak makan korban, biar suruh dia mengaso " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Budak temberang " bentak seorang hweshio yang hidungnya seperti hidung burung kakaktua. "Kau berani buka mulut besar di depan Cap-sha Thiw-tauw- hweshio ? sungguh rejekimu besar kalau kau dapat lolos dari kepungan Cap-sha Thie-tauw- hweshio " In Hiang terkejut mendengar hal tersebut. Matanya memandang, benar saja semuanya terdiri dari tiga belas orang kepala gundul. Cap-sha Thie-tauw- hweshio berarti Tiga belas hweshio kepala besi. Barisan pendeta yang kepandaiannya tertinggi diantara murid-muridnya Tiat Ci Hweshio dan jarang maju menghadapi musuh kalau musuh tidak sangat tangguh. Tiga belas hweshio kepala besi adalah pasukan Thian-ong-bio yang sangat kejam dan ganas. Melihat rombongan kepala gundul itu semua ada gagah dan kuat, In Hiang kuatir kalau hanya Eng Lian saja yang maju sendirian. Tapi ia tidak mau mengecewakan adik Liannya yang sudah memberi kesanggupan akan melayani kawanan hweshio itu. Maka ia diam saja dan hanya bersenyum ke arah Eng Lian ketika si dara cilik mengeluarkan Hui-to (pisau terbang) dari kayu buatannya jago cilik kita. "Hahaha " terdengar si hidung kakaktua bekakakan nampak Eng Lian mengeluarkan senjata rahasianya yang berupa pisau kayu. "Kepala gundul, kau ketawakan apa ?" tanya Eng Lian heran. "Aku ketawakan kau, nona kecil." ngeledek si hidung belang. "Masa pisau kayu lapuk kau bawa-bawa. sebenarnya buat apa ?" "Buat menghajar kalian, kepala gundul yang tidak tahu diri " jawab Eng Lian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ si hidung kakaktua kembali berkakakan ketawa. "Hui-to orang menggunakan logam murni. Ini pakai kayu lapuk mau main-main dengan cap-sha Thie-tauw- hweshio Kau benarbenar terlalu menghina pada pasukan maut dari Thian-ong-bio " Eng Lian ketawa nyekikik mendengar perkataan si hidung kakaktua. "Memangnya juga nonamu memandang enteng pada kalian. Kalau kalian dipandang sebagai lawan-lawan berat, sudah tentu nonamu akan menggunakan pedang " kata Eng Lian. Merasa dihina, maka si hidung kakaktua yang menjadi kepala dari barisan maut Thian-ong-bio itu lantas kasih kode kepada kawan-kawannya untuk turun tangan. Mereka dengan serentak menyerbu. Ruangan disitu cukup lebar untuk pertempuran ramai, maka Eng Lian jadi gembira melayani mereka. sejak tadi pedang Eng Lian telah dimasukkan pula ke dalam sarungnya, hui-tonya juga sudah dikantongi hingga si dara nakal melayani mereka dengan tangan kosong. Untuk jangan menjatuhkan nama Cap-sha Thie-tauwhweshio, kawanan hweshio itu juga tidak menggunakan senjatanya untuk mengeroyok si nona. Mereka yakin dengan tangan kosong. sudah lebih dari cukup membekuk batang lehernya Eng Lian, termasuk In Hiang juga, kalau seandainya si nona turun tangan. Nyata perhitungan mereka meleset, nona kecil yang dihadapinya bukan nona sembarangan yang gampang dihina. Dengan kelincahannya mengelak serangan, membuat tiga TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ belas hweshio itu kabur pemandangannya, akan tetapi mereka tetap menggempurnya, mengandalkanjumlahnya yang banyak. Melihat Eng Lian demikian gesitu luar biasa, diam-diam In Hiang memuji sambil menyungging senyuman manis. Disamping serangan-serangannya yang hebat sekali, ternyata kawanan hweshio itu mengandalkan juga kepalanya yang dianggap keras bagai besi. Beberapa kali Eng Lian diseruduk perutnya oleh kepala kawanan hweshio itu. Pada suatu saat In Hiang terbelalak matanya, nampak Eng LIan dalam posisi terjepit telah diseruduk oleh dua hweshio. Tapi si nona kecil sangat gesit, begitu dua buah kepala hampir membentur perut, ia sudah mencelat ke atas dan perutnya terluput dari kehancuran dibentur dua hweshio yang nyeruduk tadi, yang kehilangan sasarannya hingga dinding kamar jadi ambrol berlubang dengan memperdengarkan suara keras. Dua hweshio itu roboh ketiban puing dinding yang ambrol. Kawan-kawannya menjadi beringas nampak dua kawannya roboh. Mereka merangsek. satu kena ditendang nyungsep ke kolong meja, satunya lagi berteriak mengaduh dadanya kena dihajar kepalan kecil dari si dara cilik. Musuh berkurang dua lagi. Eng Lian ketawa ha-ha hi-hi, berputaran dikeroyok oleh kawanan kepala gundul yang sangat beringas kelihatannya. "Awas " tiba-tiba Eng Lian berseru. Kembali dua musuh roboh kena ditotok jalan darah pada bagian iganya (thian-kihiat). Total sudah enam musuh jatuh hingga kurangan kerepotannya si dara cilik melayani musuh-musuhnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mereka mulai keder melihat kekosenan si nona. Dua orang diantaranya hendak angkat kaki, tapi sudah terlambat. "Kau mau lari ?" bentak Eng Lian, menyusul hui-to kayunya meluncur dan dua orang itu roboh kena tertotok jalan darahnya pada bagian pundak. Tinggal lima orang lain tak ungkulan menghadapi si nona yang kosen. Mereka coba mendesak Eng Lian tapi sebenarnya mencari kesempatan untuk lari. Waktu mereka saling susul hendak meninggalkan ruangan itu, berbareng saling susul datangnya lima pisau kayu yang menotok jitu pada jalan darah masing-masing hingga mereka semua dapat dirobohkan. Eng Lian ketawa cekikikan sambil merapikan rambutnya yang agak kusut karena bertempur barusan, kemudian memungut pisau kayu terbangnya kembali. "Adik Lian, hebat benar kepandaianmu " In Hiang memuji sambil mencekal tangan si gadis yang barusan saja selesai memungut kembali hui-tonya. "Enci Hiang, mari kita masuk ke dalam pintu dinding yang masih terbuka itu." mengajak si dara cilik sambil menarik tangannya In Hiang. "Nanti dulu." kata In Hiang. "sekarang kita apakah dua hweshio-hweshio ini ?" "Biarkan saja, mereka toh tidak bisa lari." sahut Eng Lian. "Mana bisa. Kita mesti bunuh habis mereka " berkata In Hiang serius. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Dibunuh ?" Eng Lian heran. Ia ingat akan pesan Lo In supaya jangan melukai orang. "Ya, habiskan jiwanya semua " sahut In Hiang dengan sungguh-sungguh. Eng Lian belum menyahut, In Hiang sudah mulai bekerja. Pedangnya beberapa kali berkelebat, tiga belas kepala gundul itu sudah terpisah dari. badannya. Eng Lian berdiri melongo melihat In Hiang demikian bengis membasmi kawanan hweshio-hweshio. Badannya tergetar dan hatinya berdebaran karena tidak biasa ia menyaksikan pembunuhan besar-besaran demikian. "Enci Hiang....." ia mengeluh perlahan sambil menatap wajahnya In Hiang yang sama sekali tidak mengunjuk tandatanda menyesal telah melakukan pembunuhan itu. In Hiang heran melihat Eng Lian menjadi ngeri karena perbuatannya. "Adik Lian, apa kau baru pertama kali melihat pembunuhan seperti ini?" tanya In Hiang. "Enci Hiang, benar-benar kau bikin adikmu gemetaran." sahutnya sambil mengangguk. In Hiang tertawa terkekeh-kekeh. "Adik Lian." katanya. "Ini masih belum apa-apa. Asal kau melihat pembunuhan besar-besaran tempo hari oleh sucoan sam-sat di markas cabang ceng Gee Pang dan dalam rumahku, mungkin kau akan jatuh pingsan." "Ah, enci Hiang, masa begitu hebat ?" tanya si dara cilik, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In Hiang lalu menutur dengan ringkas pembunuhan besarbesaran yang dilakukan oleh sucoan sam-sat hingga bulu tengkuk Eng Lian pada berdiri "Aku benci pada orang-orang jahat. Maka selamanya aku tidak mau mengampuni mereka." kata In Hiang sehabis menutur pada Eng Lian. Eng Lian anggukkan kepalanya sambil memikirkan nasihat Lo In untuk jangan membunuh orang kalau tidak kelewat perlu. "Adik Lian, kemana semangat betinamu ? Apakah kau rela dihina oleh si hweshio cabul ? Tidakkah kau memikirkan untuk menumpas habis-habisan kawanan hweshio yang menjadi anak buahnya untuk melampiaskan sakit hatimu ? Ah, adik Lian. Kita jadi wanita harus bisa menghargai diri Untuk apa kita kasih hweshio-hweshio jahat itu hidup lebih lama " Mendengar kata-katanya sang enci, Eng Lian terbangun semangatnya. "Aku setuju." katanya. "Mari kita basmi kawanan hweshio cabul itu " In Hiang bersenyum nampak Eng Lian bersemangat dengan tiba-tiba. Mereka kemudian memasuki pintu dinding yang masih terbuka. setelah melewati beberapa lorong dan tikungan, mereka telah sampai pada sebuah kamar dimana terdengar beberapa perempuan sedang omong-omong. In Hiang menendang pintu kamar hingga terbuka. Kiranya disitu masih ada dua hweshio yang sedang memeluk dan menciumi dua orang wanita. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Melihat adegan itu, Eng Lian ingat dirinya yang kena dibius oleh Tiat Ci Hweshio. Dibawah pengaruhnya obat perangsang, ia kasihkan dirinya dipeluk dan diciumi si hweshio cabul. Pipinya dengan mendadak saja menjadi merah saking jengah, dari merasa jengah hatinya jadi sanat gusar. Maka seketika itu juga ia menyerang dengan pedangnya kepada dua kepala gundul yang sedang permainkan wanita itu Dengan hanya terdengar dua kali suara 'sret sret' kepala dua hweshio itu sudah menggelinding di lantai, hingga dalam kamar itu menjadi banjir darah. Ada lima orang perempuan yang berada dalam kamar itu. Nampak Eng Lian membunuh dua hweshio tadi dengan hanya dua kali tabas saja, mereka jadi ketakutan dan pada jatuhkan diri berlutut minta ampuni jiwanya. Melihat kelakuan mereka demikian genit dikala In Hiang dan Eng Lian memasuki kamar itu, In Hiang tidak senang kepada mereka. Tapi mengingat bahwa mereka telah berbuat demikian saking ketakutan dibunuh oleh kawanan hweshio, maka In Hiang masih dapat mempertimbangkan dan mengampuni mereka. Kiranya bukan disitu saja terdapat orang perempuan. Karena di beberapa kamar lainnya pun masih diketemukan. Ketika semuanya dikumpulkan terdapat dua belas orang wanita yang sudah rusak moralnya menjadi permainan kawanan hweshio cabul dalam kuil itu. In Hiang kemudian mengusir mereka pergi, untuk pulang ke masing-masing rumahnya setelah membekali uang yang terdapat dalam kuil itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ternyata tidak ada hweshio lainnya, setelah In Hiang dan Eng Lian menjelajahi semua ruangan dalam kuil tersebut. "sekarang bagaimana ?" tanay Eng Lian pada kawannya. "Sebaiknya kita bakar saja kuil ini." sahut In Hiang. "Aku rasa tidak membahayakan kalau kita bakar karena jauh dari umum. Duduknya bangunan boleh dikata mencil sendirian. Kalau kita tinggalkan begitu saja, aku kuatir akan dibuat sarang lagi oleh orang-orang jahat." Eng Lian setuju. Maka setelah membenahi barang-barang perhiasan yang berharga dan uang sebagai kekayaan dari kuil itu, dua gadis itu lalu membakar bangunan dengan memakai bahan-bahan yang gampang menyala. Dalam sedikit tempo saja, bangunan yang besar itu telah menjadi makanan si jago merah. Dekat pagi, barulah berkobarnya api mulai reda. orang-orang disekitar tempat itu menjadi kaget Thian-ongbio kebakaran. Mereka coba ada datang menolong sementara itu In Hiang dan Eng Lian sudah meninggalkan kuil yang sedang berkobar-kobar dimakan sijago merah. Kita kembali kepada sijago cilik yang berusaha mencari dua encinya, Eng Lian dan Bwee Hiang. Beberapa hari sudah berlalu ia melakukan penyelidikan dalam daerah pegunungan dimana si bocah dan si dara berpisahan. Lo In masih belum juga dapat menemui enci Liannya. Hatinya menjadi lesu. Dengan tidak adanya Eng Lian atau Bwee Hiang disampingnya, Lo In merasa seperti kehilangan pegangan. Ia wataknya sangat gembira, sering melucu untuk kemudian ketawa bersama dengan orang yang diajaknya melucu. Sekarang Eng Lian dan Bwee Hiang tidak ada TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ disampingnya. Dengan siapa ia hari-hari dapat melampiaskan tawa dan kegembiraannya. Pada suatu lohor ketika Lo In sedang jalan dijalanan yang tidak begitu lebar dan pada kedua tepinya dipagari oleh rumput alang-alang yang tumbuh tinggi, si bocah wajah hitam tiba-tiba mendengar suara kaki kuda mendatangi. Matanya Lo In yang tajam dari ke jauhan sudah dapat melihat yang mendatangi itu adalah dua pemuda. Lama ia tidak suka bergurau, maka seketika timbul seleranya untuk menggodai dua pemuda yang datang itu Cepat ia umpatkan diri dalam gerombolan alang-alang. Dua penunggang kuda itu, ketika mendekati tempat mengumpatnya telah jalankan kudanya dengan perlahan sambil bercakap-cakap diseling dengan ketawa ny a yang tergelak-gelak hingga diam-diam Lo In mengiri melihat orang dapat bergembira demikian rupa. "seandainya dia ketemu kita, mana dia dapat mengenali ?" Lo In dengar, satu diantaranya yang tuaan dari sepasang pemuda itu berkata. "Dia matanya lihai, jangan kasih kesempatan padanya. Kita keroyok saja. Masa kita berdua tidak bisa menang ? Asal kita bertempur dengan cermat, bagaimana juga dia lihai akan terjungkal ditangan kita " demikian kawannya menyatakan pikirannya. (Bersambung) Jilid 17 Lo In perhatikan orang yang bicara. Diam-diam ia kepingin tahu siapa yang diarah oleh dua pemuda cakap itu. Ia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menggunakan kepandaiannya terabas terobos dalam gerombolan alang-alang mengikuti dua pemuda itu untuk mendengarkan lebih jauh apa yang dipercakapkan oleh mereka. Ia mendengar pula yang tuaan berkata, "Andai kata, ini masih andai kata, kalau kita dapat cekuk batang lehernya, kau mau apakan dia ?" "Oo, nanti aku yang kompes dia suruh dia mengaku kemana saja dia sudah pergi." "Kau mengompesnya dengan apa ?" "Dengan ini "sahut kawannya seraya perlihatkan tangannya yang dibeber. "Tapi kau jangan keras-keras menamparnya, nanti dia marah....." Kawannya yang barusan membeber tangannya, yang mudaan tampak menekap mulutnya menahan ketawa .Justru ia hendak membuka mulut berkata, tiba-tiba kudanya berjingkrak seperti kesakitan hingga penunggangnya kaget dan cepat-cepat menahan lesnya jangan sampai sang kuda mabur secara liar. Pemuda yang tuaan melihat kawannya repot dengan kudanya, hingga tidak sempat membuka mulutnya bicara telah menertawakan nya dengan enaknya. Pada saat itulah, kudanya sendirijadi binal. Berjingkrakan, mengangkat kaki depannya sambil perdengarkan suara ringkikan keras. Ia jadi gugup dan cepat-cepat pertahankan lesnya, jangan sampai kudanya merat tanpa dapat dikendalikan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ setelah kduang masing-masing sudah jinak kembali, kedua pemuda itu saling pandang. Tiba-tiba yang mudaan telah keluarkan suara bentakan nyaring, "Manusia usilan, dari mana telah mengganggu kesenangan tuan mudamu ? Lekas unjukkan diri " Mengetahui bahwa kudanya bukan sewajarnya berjingkrak dengan tiba-tiba, kedua pemuda itu curiga bahwa orang sudah berlaku jail. Maka setelah saling melihat sejenak, yang mudaan tadi telah mengeluarkan bentakannya dengan sombong. Memang itu adalah kerjaannya Lo In yang memotes rumput alang-alang ditaruh diatas telapak tangannya kemudian ia meniup dengan menggunakan lwekannya hingga rumput kecil itu melesat dan menyambar pantat kuda sehingga berjingkrakan lantaran kesakitan. Ditunggu lama, tak kelihatan ada orang muncul, maka si pemuda tadi sudah ulangi pula bentakannya. "Manusia hina, kalau kau demikian pengecut, kenapa mau main-main dengan tuan mudamu ? Hm Asal tahu saja. Kalau nanti kudapatkan kau diantara gerombolan alang-alang, akan kuhajar kau setengah mampus " Berbareng dengan perkataannya, anak muda itu turun dari kudanya. Ia menghunus pedangnya. Dengan pedang itu ia membabat gerombolan alang-alang yang dilihat agak bergoyang dan menyangka orang jail itu sedang mengumpat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ disitu. Tapi lama ia membabat sana sini, kenyataannya tak ada orang yang dimaksudkan. "sudahlah,jangan buang tempo. Mari kita lanjutkan perjalanan " berkata temannya yang tenang-tenang saja bercokol diatas kudanya. Mendengar perkataan kawannya, anak muda itu hentikan usahanya lalu menghampiri kudanya lantas naik ke atasnya dan jalankan pula kudanya dengan berendeng. Belum berapa lama mereka larikan kudanya, tiba-tiba melihat ada sesosok tubuh yang tidur melintang ditengah jalan hingga sukar dilalui oleh kuda mereka kecuali tubuhnya orang yang tidur melintang itu dilompati. orang itu tidur miring dengan muka kejurusan yang dituju oleh dua pemuda itu, maka tak kelihatan mukanya. "Toako, kembali ada orang usilan. Mungkin orang tadi yang mencari gara-gara kepada kita. Biarlah aku suruh kudaku menginjak tubuhnya biar berantakan isi perutnya " terdengar pemuda yang mudaan berkata kepada kawannya. "Jangan, kasihan." sahut kawannya. "Kita belum tahu dia orang jahat atau baik. sebaiknya kita jangan sekejam yang kau hendak lakukan itu." "Habis, bagaimana pikiran Toako ?" "Lebih baik kita lompati saja tubuhnya, tak sudah kita cari urusan." Kawannya tak menyahuti. Mereka terus jalankan kudanya dengan berendeng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ketika sampai di dekat orang tadi yang enak-enak saja tidur miring, mereka kedut lesnya supaya kuda melompati tubuh orang itu. Kuda mereka berbareng melompati tubuh yang lagi tidur itu dengan gesit sekali. Kedua pemuda itu ketawa berkakakan, sambil jalankan kudanya perlahan. "Toako, orang itu tak punya guna. Kalau dia ada punya kepandaian, tentu sudah bangun barusan dan mencegat jalanan kita. Hahaha...... eh, eh...." tiba-tiba ketawanya berhenti dan terkejut sekali nampak kedua kaki depan kudanya menekuk dan berlutut. "Hei, kau kenapa Hiante ? Eh, oh, kenapa lagi...?" berkata sang toako gugup sebab kudanya sendirijuga ambruk. kedua kaki belakangnya lemas tak dapat berdiri Penunggangnya segera lompat turun dan memeriksa kudanya yang tak dapat bangun lagi. sang hiante dilain pihak pun sedang memeriksa kudanya, sementara mulutnya memaki-maki. Entah siapa yang ia maki. Yang kedengaran dia menantang supaya si manusia usilan unjukan diri, tampak ia gergetan sekali. Ia tidak menyangka bahwa orang yang tidur tadi yang telah membikin kudanya lumpuh kakinya. sebaliknya sang toako sambil berdiri telah mengawasi orang yang tidur tadi, yang ternyata sudah berubah tidurnya dan sekarang miring membelakangi mereka hingga tidak kelihatan tampangnya bagaimana. "Hiante, aku kira dia yang main gila." si toako menyatakan kecurigaannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ah, masa ? Coba mari kita tanya " sahut kawannya seraya ia jalan menghampiri orang yang lagi tidur tadi, diikuti oleh kawannya. "Hei, manusia malas " bentaknya, ketika sudah datang dekat. "Kau yang barusan main gila ? Hm Bagus ya, perbuatanmu " orang itu seperti tidak mendengar bentakan orang. Ia diam saja, malah badannya melingkar seperti kedinginan. " Hiante, kau harus hati-hati." ia menasehati sang toako ketika melihat hiantenya datang lebih dekat dan mengangkat kakinya hendak menendang pantatnya orang yang sedang tidur. "Aku tidak perduli " sahutnya. Kakinya juga sudah lantas bekerja hingga orang itu tubuhnya terpental ngapung dan jatuh kira-kira jaraknya lima meter dari tempat barusan tidur. Anak muda itu cekikikan ketawa hingga tak dapat mempertahankan penyamarannya. Ketika sudah ketawa ngikik baru ia sadar, bahwa dirinya dalam penyamaran. Dua pemuda itu memang In Hiang dan Eng Lian yang menyamar. Dengan usulnya In Hiang, si dara cilik setuju untuk menyamar menjadi lelaki dalam usaha mencari Lo In, Mereka bermaksud akan menggodai Lo In, manakala mereka nanti bertemu muka. Eng Lian belajar juga pada In Hiang untuk membuat suaranya seperti laki-laki. Mereka gunakan panggilan toako dan hiante (kakak dan adik). TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In Hiang yang melihat orang itu ditendang sampai ngapung dan jatuh beberapa meter jauhnya, juga tak tahan untuk tidak ketawa. Ia masih bisa kendalikan dirinya, ketawanya tidak cekikikan seperti Eng Lian. "Toako" kata Eng Lian. "Dia hanya satu bocah saja, pantas barusan aku tendang sampai terbang melayang-layang. Hahaha..... " Eng Lian perdengarkan suara ketawa laki-laki. "Hei, kau mau apakah lagi dia ?" tanya In Hiang ketika melihat Eng Lian menghampiri lagi orang yang tadi ditendangnya. "Tidak, aku hanya iseng-iseng saja." sahutnya, sementara itu kakinya kembali bekerja. "Hei, kau gila.... " teriak Eng Lian ketika rasakan badannya enteng dan peksay (jungkir balik) ke belakang, ketika kakinya menyentuh badannya orang tadi. Entah bagaimana orang itu bergerak sebab tahu-tahu Eng Lian rasakan kakinya enteng dan ia peksay ke belakang sampai beberapa meter jauhnya. Persis jaraknya lima meter, seperti tadi Eng Lian menendang melayang orang yang lagi tidur itu. Eng Lian cepat bangun lagi dan matanya mengawaskan dengan gusar kepada orang itu yang masih tenang-tenang saja tidur. Ia menghampiri lagi, akan tetapi tidak berani datang dekat dan menendang seperti tadi sebab sudah merasakan akibat runyam. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sementara itu In Hiang sudah datang kesitu. Ia melarang Eng Lian umbar napsunya, kemudian berkata kepada orang yang sedang tidur : "Kau orang gagah dari mana berani mempermainkan kami bersaudara ? Kalau kau benar satu ksatria, lekas bangun dan hadapi kami berdua .Jangan seperti pengecut pura-pura tiduran " orang itu mendehem sekali lalu menggeliatkan badannya. Kali ini berbalik menghadapi Eng Lian dan in Hiang hingga dua gadis itu menjadi sangat kaget melihat wajahnya orang itu yang hitam legam kayak pantat kuali. Hanya sejenak mereka kaget sebab dilain detik mereka main mata untuk menggodai orang yang lagi tiduran itu, yang bukan lain adalah jago cilik kita yang jail. "Toako" kata Eng Liang. "Wajahnya dia hitam, lebih hitam dari pantat kuali di rumahku. Hahaha.... Mau banyak lagak lagi, berani permainkan orang yang sedang jalan." " orang hitam biasanya suka jail. Tadijuga tentu dia yang jaili kita. Mari, kita lanjutkan perjalanan jangan ladeni orang hitam " jawab In Hiang. Dua gadis itu meninggalkan Lo In tapi ketika melihat dua kudanya mendeprok tidak bisa jalan, mereka mendongkol dan balik menghampiri Lo In lagi. "saudara-saudara." tiba-tiba Lo In yang belagak tidur tadi berkata, sebelumnya Eng Lian memaki kudanya dijaili oleh si bocah. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bukankah barusan kalian kata orang hitam tak boleh didekati, kenapa kalian kembali ?" "Huh " Eng Lian mendengus seraya monyongkan mulutnya, kelakuan mana kembali membikin ia membuka rahasia dirinya dalam penyamaran. "Memangnya aku datang untuk mendekati kau? Lekas kau sembuhkan kembali kuda kami " "Aku tidak berbuat apa-apa. Untuk apa aku menyembuhkan kuda kalian ?" "Bocah hitam " menyela In Hiang. "Kau berani permainkan kuda kami, benar-benar nyalimu sangat besar. Lekas kau sembuhkan. Kami tidak akan tarik panjang urusan " "Enak saja kalian berkata." sahut Lo In jenaka. "Kalian berbuat kurang aja terhadap yaya. Apa dengan begitu boleh saja ? Hahaha..." In Hiang dan Eng Lian tercengang Lo In membahasakan dirinya yaya (kakek atau engkong) dan mereka dikatakan berbuat kurang ajar. "Kau kata kami berbuat kurang ajar, apa buktinya ?" tanya Eng Lian. "Buktinya kuda kalian melompati tubuh yaya yang sedang enak tidur " sahut Lo In. "Huh " mendengus Eng Lian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau bocah hitam, kalau tidak dikasih hajaran, tentu tidak akan kenal kelihaian tuan mudamu " "Hiante, kau hajar saja " menganjurkan In Hiang ketawa. Mendengar anjuran kakaknya, Eng Lian tidak banyak membuang tempo. Ia gerakkan tangannya menghajar Lo In tapi dengan mudah dapat dikelit. Kembali Eng Lian menyerang dengan pukulan hebat, Lo In hanya sedikit mengelak. kembali Eng Lian memukul angin. Eng Lian keluarkan semua kepandaiannya yang ia dapat pelaj ari dari Ang Hoa Lobo dan Lamhay Mo Lie tapi semua itu hanya dilawan ketawa haha hihi oleh Lo In. sebentar-sebentar tubuhnya lenyap dari pandangan Eng LIan. si dara cilik menjadi jengkel, hampir dia mewek. kalau tidak In Hiang cepat turun tangan dan mengeroyok Lo In dengan pukulan-pukulan berbahaya. " Waduh, kalian boleh juga kepandaiannya." memuji Lo In ketika ia meluputkan diri dari pukulan in Hiang yang menyilang. "Bocah hitam, kalau tidak menyerah, tahu sendiri Kepalamu bakal remuk dimakan pukulan kami " seru Eng Lian gembira karena ia merasa dikeroyok dua orang kelihatannya Lo In seperti keripuhan. "Ya, bocah hitam. sebaiknya kau menyerah saja Jangan sampai tuan mudamujadi gusar dan tidak ada jalan untuk mengampuni kau lagi." In Hiang menimpali kawannya. "Masih terlalu pagi untuk membikin roboh yaya kalian." Lo In berkata takabur. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Yaya, yaya, ini yaya " bentak Eng Lian, tangannya menyambar ke lambung Lo in sementara tangan lainnya hendak mencolok mata orang. sambil berkelit dengan bagusnya, Lo In mengodai : "Anak bagus, kau mau bikin yayamu buta muda ? Hm, kalau tidak dirotan pantatnya anak bagus ini belum tahu lihainya yaya. Dua-dua anak bagus ini memang nakal, lihat yaya nanti kasih hajaran " In Hiang dan Eng Lian tidak tahan dengan mengitiknya urat tawa mendengar si bocah melucu. Hampir-hampir saja ketahuan penyamarannya dengan ketawa ngikik kalau tidak keburu mereka sadar bahwa dirinya dalam penyamaran. Mereka perhebat serangannya hingga Lo In menjadi keripuhan juga. "Sudah, sudah, jangan godai yaya. Lekas kalian pergi " berkata Lo In setelah ia lompat mundur menghindarai serangan yang menggunting dari In Hiang dan Eng Lian. Kedua gadis itu melongo meliha serangannya yang sudah dihitung matang, lolos. "Bocah hitam, kaujangan banyak cakap " seru Eng Lian. "Akan kami tangkap kau dan suruh mandi supaya wajahnya tidak hitam " "Yaya tidak mau mandi, nanti kedua enci yaya tidak mau dekati yaya." "Masa sudah kakek-kakek punya enci? Hahaha.... " tertawa in Hiang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mau membahasakan diri yaya, lantas maupunya enci lagi siapa yang sudijadi encinya si bocah yang belum pernah kenal air " Eng Lian menimpali. "Kalian belum kenal sama enci yaya, kalau sudah lihat wajahnya ? Hm Tanggung kalian tidak bisa tidur dan tidak bisa makan." "sampai begitu bagus encimu ? siapa sih ?" tanya In Hiang kepingin tahu. "Aha, anak muda. Kau jangan mau main asmara. Baiknya kalian ngomong sama yaya, kalau sama yang lain kan jadi malu." "Huh Anak masih belum hilang bau pupuknya mau mengaku jadi kakek "jengek Eng Lian sambil menahan ketawa melihat lagaknya Lo In yang sangat Jenaka. "Bocah, kau jangan main yaya-yayaan. Lekas kasih tahu siapa encimu " in Hiang mendesak seraya tangannya tidak berhenti menyerang. "Kalian anak-anak muda ini belum tahu kedua enci yang sayang pada Yaya. Kalau kedua enci Yaya lihat kalian mengeroyok Yaya, pasti kalian akan dirotani oleh mereka." Tak tahan Eng Lian menekan rasa kepingin ketawanya, maka seraya menyerang ia ketawa cekikikan hingga penyamarannya menajadi phoatang. "Hai, engko ini punya dua suara ?" Lo In berkata. "Tadi suaranya laki-laki, kenapa sekarang ketawanya ngikik seperti cewek tukang nangis......?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ini cewek. anak kurang ajar " Eng Lian dengan cemberut menghajar kepala Lo In dengan hebat hingga Lo In agak kaget juga menghindarinya. "Hei, kenapa kau jadi marah-marah ?" Lo In menggodai. "Enci ini, eh, engko ini tidak apa-apa." Lo In berkata pada In Hiang. "Hei, engko kecil, kaujuga boleh marah seperti ini engko tukang cemberut " Lo In ngeledek Eng Lian hingga si nona makin gemas saja pada adik In-nya yang nakal. sampai sebegitu jauh, ia belum mau membuka penyamarannya. Masih terus Eng Lian mencecari Lo In dengan rupa-rupa tipu pukulan yang berbahaya, akan tetapi Lo In dengan seenaknya saja meluputkan diri hingga si nona jadi kewalahan. In Hiang yang kepandaiannya memang ajaran Lo In, sudah tentu tiap serangannya sudah dapat diduga oleh sang guru cilik. Ia merasa Lo In sudah tahu keadaan mereka, tapi In Hiang masih mau ngotot. "Anak sambel, kau masih belum mau menyerah ?" bentak In Hiang, kakinya menendang dengan tiba-tiba. Tangan Lo In lebih cepat, menyambuti tendangannya hingga kakinya In Hiang kena dipegang dan ia berdiri hanya dengan satu kaki. Mukanya In Hiang merah jengah, ia coba menarik kakinya tapi tak terlepas dari pegangan Lo In. Lucu kelihatannya adegan itu. " Hiante, kau lekas tampar mukanya untuk tolong toakomu " seru In Hiang pada Eng Lian yang sebentaran ia berhenti TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menyerang melihat In Hiang berkutatan melepaskan kakinya yang terpegang Lo In. Eng Lian menurut. Ia dekat Lo In dan menampar pipinya. Lo In tidak berkelit, ia pasang pipinya yang hitam. "Plak " suara keras terdengar. Tamparannya itu benar kasih bunyi plak mengenai sasarannya. Tapi ia kaget bukan main ketika ia hendak tarik pulang tangannya telah melekat pada pipinya Lo In. Bingung Eng Lian sampai banting-banting kaki karena tangannya tak dapat ditarik pulang. Tangan kirinya dikasih kerja hendak menggempur bahu Lo In. si bocah wajah hitam majukan dirinya sedikit hingga gempuran si nona bukannya menggempur tapi merangkul si bocah hinga ia berada dalam pelukan tangan kiri Lo In. Tangan kanannya tetap memegangi kaki In Hiang yang sudah jadi madi keringat ketakutan. "Anak putih mesti ketemu anak hitam " terdengar Lo In berkata berbareng Eng Lian rasakan pipinya dicium Lo In. Bukan main kagetnya Eng Lian hingga ia rasakan panas selebar mukanya. Tak dapat ia berontak sebab badannya seperti menempel dengan badan Lo In, maka ia diamkan saja perbuatan Lo In. Bagi Eng Lian saat demikian bukannya kejadian yang tidak enak. sebab saat demikianlah yang ia nanti-nantikan dalam impiannya. Malah ia mengharap lamalamaan dalam kecupan si bocah nakal. In Hiang yang menonton adegan itu berdebaran hatinya. Ia sangat gelisah, dalam hati berubah liar kelakuannya. Aiiii, bagaimana ini ? sebentar apa aku tidak mendapat gilirannya ? Aiii, kenapa adik kecil jadi berubah begitu ? ah, aku ta...." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In Hiang sebenarnya mau membilang 'ta..... kut.' Tapi takutnya belum keluar, tiba-tiba ia rasakan kakinya disentak perlahan, menyusul badannya seperti enteng melayang dan tahu-tahu dia sudah berada dalampelukan di tangan kanan Lo In. "Adik ke..." katanya terputus, wajahnya dirasakan panas dan hatinya berdebaran yang tidak pernah ada sebelumnya ketika ia merasakan pipinya menjadi satu dengan bibirnya Lo In. si nona meronta hanya membikin Lo In lebih keras menekan pipinya yang gemetar. Dan.... In Hiang alias Bwee Hiang juga tidak meronta dengan sungguh-sungguh sebab apa yang diperbuat oleh Lo In adalah satu kejadian yang sering ia impikan. "Adik kecil, kau masih belum mau lepaskan encimu?" bisik Bwee Hiang ketika Lo In sudah puas menciumnya. (selanjutnya kita kembali kepada namanya yang lama, tidak lagi In Hiang). Lo In bersenyum dan menatap wajah Bwee Hiang dengan penuh rasa kasih sayang. Perlahan-lahan Lo In melepaskan Bwee Hiang, tampak si nona seperti merasa berat menjauh diri dari badan Lo In. sementara itu, di tangan kiri, Eng Lian masih terus melayang-layang pikirannya sambil menyandarkan kepalanya pada dadanya Lo In yang kekar. oh, bagaimana sedap rasanya barusan ia dikecup Lo In. Masih hangat rasanya dalam ingatannya kecupan jago cilik kita, pemuda impiannya. Ia tidak mengiri atau cemberut ketika nampak Bwee Hiang juga tiba-tiba telah berada dalam pelukan Lo In. ia tidak sempat memikir itu, ia hanya merenungkan nasib dirinya yang bakal datang menjadi kawan hidup Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bwee Hiang diam-diam merasa heran, Lo In dalam beberapa bulan saja berubah kelakuannya. Dalam bersenda gura atau berlatih silat, Bwee Hiang memang sering menemukan kelakuan ganjil Lo In yang suka memegang dan memeluk dirinya. Tadi ketika ia selidiki apa yang anak itu perbuat adalah kelakuan yang wajar, bukannya disebabkan oleh dorongan perasaan kedewasaan. Bwee Hiang memang merasa hutan budi besar pada Lo In. Maka kalau toh apa yang diperbuat Lo In atas dirinya itu dilakukan oleh karena dorongan asmara, ia juga tidak menyesal. Malah ia berjanji akan menyambutnya. Ia merasa dirinya lebih tua lima- enam tahun dari Lo In. Namun Bwee Hiang tidak menghiraukan perbedaan usia itu. Dan tekadnya sudah menjadi teguh bahwa hanya si bocah wajah hitam yang akan memiliki dirinya. ia tidak ingin dirinya dimiliki oleh lain orang. sering Bwee Hiang mengimpikan kebahagiaan yang akan ditempuh oleh mereka. sekarang Bwee Hiang menjadi heran, nampak perubahan adik kecilnya yang mendadak. sekaligus Eng Lian dan ia berada dalam pelukan si bocah, itu menandakan bahwa Lo In memilih mereka berdua akan menjadi kawan hidupnya. Ia merasa puas dengan keputusan Lo In yang tidak memilih kasih. Tadinya ia menduga Lo In akan memilih Eng Lian dan melupakan dirinya karena perbedaan usia. sungguh, tidak pernah ia mengharap sebelumnya bahwa Lo In akan perlakukan dirinya seperti Eng Lian teman akrabnya. Perasaan terima kasih Bwee Hiang dapat dilihat dari sorot matanya ketika membalas tatapan Lo in dikala si bocah dengan perlahan-lahan telah melepaskan pelukannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Enci Lian, kau lagi ngelamun apa ? Apa tanda mata dari adikmu tak hilang ?" tegur Lo In ketawa ketika Eng Lian masih enak-enakan saja menyandarkan kepala di dadanya. Eng Lian seperti baru tersadar, ia melompat sambil meraba pinggangnya dimana ada tergantung pedang Kwee Cu Gie Toan kiam, tanda mata dari Lo In. Ia bersenyum rada kikuk. Menuruti adanya ia ingin mencubit si hitam. Kalau saja tidak melihat Bwee Hiang ada hadir disitu tengah bersenyum-senyum ke arahnya. "Adik In, bagaimana kau bisa menduga bahwa kami ada Bwee Hiang dan Eng Lian ?" tanya Eng Lian ketawa manis. "Dari pembicaraan kalian berdua, aku sudah menduga bahwa yang dimaksudkan dalam pembicaraan adalah si bocah muka hitam. Kecurigaanku bahwa enci dan enci Hiang yang telah menyaru menjadi lelaki ketika mendengar suara enci Lian nyekiki, lalu kita bertempur dan aku kenali jurus-jurus yang dimainkan oleh enci Hiang adalah ajaranku dan tipu-tipu yang enci Lian mainkan adalah tipu gerakan dari Lamhay Mo Lie. Hahaha.... Mau godai si bocah wajah hitam, sebaliknya kena digodai dan si bocah wajah hitam menikmati rentenya (bunganya) oh..." Lo In pejamkan matanya seperti mengenangkan kejadian barusan. Eng Lian dan Bwee Hiang saling pandang sambil bersenyum kikuk dan paras mukanya kemerah-merahan jengah . Kenapa Lo In cepat matang dalam urusan asmara ? Itu disebabkan 'ajaran' sian Tin. selama Lo In tinggal dalam rumahnya si cantik, Lo In telah dikasih kuliah soal cinta. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Maksudnya adalah untuk membuat Lo In masuk perangkap. Tapi kesudahannya Lo In benar matang dalam soal asmara namun ia tidak sampai masuk dalam jebakan yang dipasang oleh si cantik sian Tin. Apa yang diperbuat Lo In terhadap Eng Lian dan Bwee Hiang, bukan kejadian yang direncanakan semua oleh Lo In. itu hanya kejadian yang kebetulan. Ketika Eng Lian jatuh dalam pelukannya, ia mencium baunya harum dari seorang wanita dan nampak wajahnya Eng Lian yang cantik menantang meski dalam penyamaran sebagai pria. Tak dapat ia menguasai geloranya sang hati yang memang mencintai pada enci Lian-nya ini. seketika juga ia mencium pipinya si cantik dengan penuh kesayangan. Di lain pihak ia melihat Bwee Hiang. Enci gede ini meskipun usianya beberapa tahun lebih tua dari dirinya, kecantikannya tak jauh dari enci Liannya dan sangat baik pribadinya dan menyayanginya. Pikirnya, kenapa ia tak mau ambil juga Bwee Hiang sebagai kawan hidupnya ? Maka begitu ia dapat pikiran, lantas ia gunakan kepandaiannya menggentak kakinya Bwee Hiang, yang kontan telah jatuh dalam pelukannya. Bagaiaman bahagianya Lo In tatkala ia memeluk 2 bidadari di kirikanannya, dua gadis yang mencintai dan menyayangi dirinya dengan hati yang murni. Demikianlah kisah cinta dari bocah sakti kita, telah meledak pada waktu yang tidak diduga-duga sama sekali. Tiga insan yang barusan menikmati kebahagiaan itu, dilain detik tampak sedang duduk mengaso dibawah sebuah pohon besar dan rindang. Adem mereka disitu beristirahat, saling menuturkan kisah mereka selama berpisahan. Lo In minta Bwee Hiang terlebih dahulu menuturkan perjalanannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bwee Hiang selama berpisah dengan Lo In memang paling banyak menemukan pengalaman. Ia menuturkan dengan napsu kepada adik kecilnya dan Eng Lian, diseling oleh gerakan-gerakannya yang saban-saban membuat Lo In dan Eng Lian ketawa ngakak. setelah si gadis habis menutur, tampak Eng Lian masih ketawa- ketawa, sebaliknya Lo In telah menghela napas beberapa kali. Bwee Hiang menjadi heran. ia lalu menanya, "Adik In, apa kau pikir ada yang tidak betul perbuatan yang aku telah lakukan?" Lo In ketawa dan menatap wajah Bwee Hiang yang cantik jelita tengah memandang ke arahnya dengan sorot mata menanya. ditatap demikian mesra oleh adik kecilnya, yang sekarang ia rubah panggilannya menjadi 'adik In' setelah dikecup pipinya oleh si bocah nakal, tampak Bwee Hiang likat dan menundukkan kepalanya. "Enci Hiang, yang kau lakukan semua betul." sahut Lo In. "Hanya itu saja........" Bwee Hiang senang perbuatannya 'dibetulkan' oleh sang adik kecil, tapi ia melengak pujian Lo In itu ada buntutnya. Maka ia angkat kepalanya menatap Lo In, seperti hendak menanya, bibirnya bergerak-gerak tapi tidak mengeluarkan suara. Lo In bersenyum, kemudian berkata : "Enci Hiang, hanya enci terlalu banyak membunuh orang. sebaiknya selanjutnya enci batasi napsu membunuh itu...." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bwee Hiang tergetar hatinya mendengar kata-kata Lo In. ia telah melakukan pembunuhan menuruti napsu hatinya sebagai reaksi atas pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh sucoan sam-sat, harus membunuh setiap ketemu orang jahat. Meskipun Lo In tidak terang-terangan mencela perbuatannya, tapi ia mengerti bahwa Lo In tidak membenarkan perbuatannya yang kejam. Ia tidak mengira si bocah nakal itu mempunyai pribadi yang demikian luhur, maka seketika hatinya Bwee Hiang menjadi bimbang. Ia menundukkan kepala, seakan-akan terima salah atas teguran halus Lo In. si bocah wajah hitam tidak mau encinya berduka, maka ia lalu menghibur : "Enci Hiang, aku tidak menyalahkan semua perbuatanmu itu sebab kau lakukan dengan terpaksa. Hanya selanjutnya aku harap kau suka membatasi napsu membunuhmu itu, jangan kau salah paham atas perkataan adikmu." Bwee Hiang diam saja, seraya menundukkan kepala. Lo In mendekati enci Hiangnya. Perlahan-lahan ia ulur tangannya memegang dagu si nona dan diangkat hingga wajah si nona mendongak. tampak matanya berkaca-kaca menangis hingga Lo In menjadi tak enak hatinya. "Enci Hiang, adikmu telah membuat kau sedih." kata Lo In gugup, berbareng ia merangkul si nona dan menciumi pipinya hingga air mata Bwee Hiang yang mengalir telah membasahi pipinya Lo In yang hitam. Bwee Hiang diam saja pipinya yang putih mulus dan bibirnya yang kecil menantang dikacau oleh mulutnya Lo In yang nakal, malah kesedihannya seketika telah menjadi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ lenyap tanpa bekas. Tiba-tiba ia ingat bahwa disitu ada Eng Lian, maka dengan perlahan ia mendorong tubuhnya Lo In sambil berkata, "Adik In, kau sudah angot ?" Lo In lepaskan rangkulannya sambil ketawa nyengir, "Enci Hiang, adikmu sekarang senang melihat kau ketawa lagi..... aduh " si bocah tiba-tiba mengaduh karena tangan Bwee Hiang secepat kilat telah mencubit lengannya sampai matang biru. sementara itu Bwee Hiang telah ketawa ngikik. Eng Lian yang menyaksikan adegan berciuman antara Bwee Hiang dan adik in-nya, sedikitpun tak merasa ngiri atau cemburu. Malah la ketawa ngikik ketika melihat Bwee Hiang mencubit Lo In hingga teraduh-aduh. "Makanya jadi adik jangan suka membikin enci jengkel. Enak ya, kalau sudah dicu... eh, adik In kau edan-edanan...." lenyap kata-kata Eng Lian karena pada detik itu tubuhnya tak berkutik dalam pelukan Lo In dan menikmati kebahagiaan yang dialami Bwee Hiang barusan, hingga napasnya dirasakan macet, hidungnya yang halus bangir ditekan oleh kecupan mesra dari adik in-nya yang nakal. "Adik In, apa kau tidak malu sama enci Hiang yang menonton perbuatanmu?" kata Eng Lian setelah dapat bernapas lega seraya mendorong tubuhnya Lo In hingga perlahan-lahan si bocah nakal telah melepaskan pelukannya. "orang sendiri, untuk apa merasa malu ?" sahut Lo In seraya matanya mengerling pada Bwee Hiang yang saat itu berdiri bengong menyaksikan kenakalan adik kecilnya. Bwee Hiang hanya bersenyum mendengar perkataan Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Enci Hiang, sekarang kita sudah tahu adik kita ini sudah berubah liar adatnya. sebaiknya kita harus hati-hati, jangan kena dipermainkan lagi....." kata Eng Lian sambil monyongkan mulutnya yang mungil ke arah si hitam nakal. Bwee Hiang ketawa ngikik mendengar perkataan dan melihat lagaknya Eng Lian. Kenapa Lo In jadi liar, apa benar liar dan berubah adatnya menjadi bocah hidung belang ?Baik diterangkan sedikit supaya pembaca jangan punya anggapan bahwa Lo In sekarang adalah bocah bergajul. Lo In adalah satu bocah yang wataknya angin-anginan. ia disatu saat bisa menangis berbareng ketawa, bisa berduka berbareng girang. ia sebenarnya belum tahu apa-apa. Tapi setelah mendapat kuliah asmara dari sian Tin, mendadak ia jadi matang pikirannya. ia membayangkan sikap dan gerak gerik enci Lian dan Hiangnya terhadap dirinya. Ia dapat keyakinan dua gadis itu tentu mencintai dirinya. Untuk meneguhkan keyakinannya, ia ingin mencoba dengan kelakuannya yang melanggar garis kesopanan, coba bagaimana reaksi dari dua gadis yang ia memang setuju untuk dijadikan kawan hidupnya. Ia tidak menyangka bahwa ia telah menemukan dua gadis sekaligus, yang tadinya ia ingin mencobanya satu demi satu. Lo In merasa girang menemui dua gadis itu dengan berbareng, pikirnya ia mau mencoba sekalian apakah diantara mereka ada timbul perasaan mengiri dan cemburu disebabkan ingin memonopoli dirinya (Lo In). Lo In sangat cerdik, ia dapat menyelami perasaan seorang wanita. Maka setelah ia mengecup Eng Lian, tidak lupa ia mencium Bwee Hiang. Begitu sebaliknya, hinga gadis itu tidak TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menjadi iri-irian. Lo In senang bahwa dua gadis cantik itu kelihatan bisa akur untuk dijadikan dua kawan hidupnya nanti. Demikian ketika mendengar kata-kata Eng Lian yang lucu, bahwa dua gadis itu harus waspada terhadap dirinya (Lo In) yang sekarang berubah liar. Lo In hanya ketawa nyengir sambil matanya melirik pada Bwee Hiang yang menyambut ia dengan jebikan bibirnya bersenyum. oh, alangkah bahagianya Lo In mengecap suasana pada saat itu. Meskipun demikian, ia tidak melupakan pada tugasnya untuk menolong Leng siong yang kini berada di Coa-kok (Lembah Ular). Maka ia lalu berunding dengan Bwee Hiang dan Eng Lian. Pertolongan pada Leng siong harus lekas dilakukan, maka bertiga telah melakukan perjalanan ke suyangtin. Pada waktu itu kira-kira sudah setengahh bulan lamanya sejak Lo In dan Kim wan Thauto berjanji, maka masih ada setengah bulan lagi tempo untuk pertemuan mereka. Tapi dengan tidak disangka-sangka, tiga hari setelah Lo In dan dua kawannya berada di suyangtin, Kim Wan Thauto pun sudah datang kesitu. Bukan main girangnya mereka bertemu satu dengan lain. Segera pada malamnya telah diadakan pesta perjamuan, untuk memberi selamat kepada Lo In dan kawan-kawannya yang hendak pergi ke Coa-kok. Dalam perjamuan itu, Kie Giok Tong dan saudaranya telah dibikin gembira dan kagum mendengar Lo In, Bwee Hiang dan Eng Lian masing-masing menuturkan sedikit perjalanannya ketika mereka berpisahan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Besoknya mereka berangkat langsung menuju ke Coa-kok. Dalam perjalanan mereka sangat gembira. Dengan adanya Bwee Hiang, Kim wan Thauto tidak merasa kikuk lagi menghadapi Eng Lian yang agak liar lagaknya, malah ia banyak ketawa dan timbullah kelakuannya yang Jenaka dan suka bergurau hingga keempat orang itu menjadi sangat girang. Di perjalanan mereka tidak menemukan halangan apa-apa hingga dapat langsung menuju ke pulau ular, yang dikatakan sangat seram oleh rimba persilatan karena setiap jago dari dunia kangouw yang datang kesitu selalu lenyap tanpa ada beritanya. "Adik In." kata Kim Wan Thauto. "Tugas kita berat juga. Di Coa-kok selain ada Lamhay Mo Lie dan Ang Hoa Lobo, kabarnya ada banyak sekali jago-jago yang membantunya. Mereka membantu bukan dengan suka rela tapi dipaksa oleh obat 'Cian-cit-su-su-hun' (obat bubuk mematikan ingatan 1000 hari), kita harus waspada." "Mungkin masih ada yang dinamai Kim Coa siancu." nyeletuk Eng Lian ketawa. "Tentu adik Leng siong yang jadi Kim Coa siancu." kata Bwee Hiang. "siapa lagi kalau bukannya adik siong." sahut Eng Lian. Lo In hanya ketawa nyengir saja mereka memperbincangkan soal kekuatan coa-kok. Tidak berapa lama, mereka sudah memasuki daerah Coa- kok yang berbahaya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sebenarnya sangat sukar orang menemukan coa-kok. sebab sesampainya di daerah pulau ular itu sudah tidak ada orang yang berani mengatakan coa-kok letaknya disebelah mana. semua orang takut sebab siapa yang berani bilang dimana letaknya Coa-kok. pasti orang itu bakal tidak bernyawa dengan tiba-tiba. Tapi Lo In dan kawan-kawannya dengan mudah dapat menyatroni coa-kok berkat Eng Lian yang menjadi penunjuk jalan. Tidak heran sebab Eng Lian pernah menjabat Kim Coa siancu dari Coa-kok. Demikian, ketika mereka memasuki Coakok telah dihadang oleh barisan ular yang ratusan jumlahnya hingga Bwee Hiang kaget dan ketakutan sedang Kim Wan Thauto mundur beberapa tindak dengan mata terbelalak. sebaliknya Lo In dan Eng Lian tenang-tenang saja sebab mereka adalah ahli-ahli penjinak ular. "Enci Hiang, kaujangan takut." kata Eng Lian ketawa. "Adik Lian, aku bukannya takut. Aku merasa geli melihat demikian banyaknya ular." sahut Bwee Hiang yang menabahkan hatinya sebisa-bisanya. "Enci Hiang, nanti kalau ada kesempatan, aku akan ajari kau menakluki ular. Pasti selanjutnya bukan saja kau tidak takut terhadap ular, malah kau merasa senang. Hihihi...." "Adik nakal, kaujangan ketawakan encimu " kata Bwee Hiang sambil mencubit perlahan lengannya si dara cilik, sementara itu Lo In sudah mencabut serulingnya. Di lain saat telah mengalun suara seruling di lembah ular yang sunyi itu. Perlahan-lahan tampak ratusan ular itu bergerak mundur ke samping, seakan-akan memberi jalan untuk Lo In dan kawan-kawan lewat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mereka berbaris dipinggiran, seraya kepalanya semua diangkat dan lidahnya saban-saban dijulurkan keluar, menakutkan sekali. Ragu-ragu Bwee Hiang mengikuti Lo In yang mulaijalan melewati barisan ular, tapi Eng Lian dengan nakal sudah menjambret lengannya sambil berkata : " Kenapa enci kita menjadi ketakutan begini ? Adik In, bagaimana kalau aku dorong enci Hiang ke gerombolan ular ? Kau nangis tidak ?" "Anak nakal, masih sempat berkelakar?" tegur Bwee Hiang melotot, tangannya kembali mencubit lengan Eng Lian hingga si dara cilik ketawa ngikik. Lo In tidak melayani kelakarnya Eng Lian sebab pikirannya sedang dipusatkanpada lagu serulingnya yang sedang mengatur kawanan ular itu berbaris dan tidak mengganggu perjalanan mereka. selanjutnya Bwee Hiang berlaku gagah, tidak mau unjuk kelemahan dia. Kim Wan Thauto percaya penuh akan kepandaian adik Innya. Maka ia juga dengan tabah telah melalui barisan ular yang menakutkan itu. Kalau si bocah sakti dan Eng Lian saja yang masuk ke lembah ular itu, maka tentu dengan mudah mereka dapat masuk keluar diantara ratusan ular itu, tapi karena membawa Kim Wan Thauto dan Bwee Hiang, maka Lo In terpaksa menggunakan serulingnya untuk menakluki kawanan ular itu. Jalan belum berapa lama setelah melewati barisan ular, mereka dicegah oleh beberapa jago silat yang bertubuh kekar TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dan bengis. Mereka menegur Lo In dan kawan-kawan yang lancang memasuki lembah yang angker itu. "Toako, enci Hiang, enci Lian." tiba-tiba kata Lo In. "Kita tidak bermusuhan dengan orang-orang Coa-kok. Harap kalian jaga jangan sampai menumpahkan darah " Lo In sangat kuatirkanBwee Hiang sebentar ngamuk meminta banyak korban. Maka dengan peringatannya itu, ia harap sang enci yang galak itu dapat mengendalikan dirinya. "Adik In, kau jangan kuatir." Bwee Hiang menjawab kontan. sebab ia tahu bahwa perkataannya Lo In itu ditujukan kepadanya. Lo In senang mendengar janjinya sang enci. "Para paman." kata Lo In ketika mendengar teguran mereka. "Kami datang kesini bukan hendak mengacau atau bermaksud jelek hanya mau minta pulang enci Leng siong yang telah dibawa Lamhay Mo Lie kesini." Matanya jago-jago pilihan itu mendelik mendengar Lo In menyebut 'Lamhay Mo Lie' sebab itu adalah pantangan untuk orang menyebutkannya. "Leng siong adalah adikku yang menjadi Kim Coa siancu " nyeletuk Eng Lian. Makin beringas orang-orang itu mendengar perkataan Eng Lian, demikian berani menyebut Kim Coa siancu yang menjadi pantangan keras orang menyebutnya. siapa menyebut Kim Coa siancu mesti mati Maka satu diantaranya telah berkata : TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku Hek-houw Ma Liong memimpin barisan kesatu, tidak mengijinkan kalian masuk lebih jauh. Disinilah tempat kuburan kalian " "Semuanya ada berapa barisan ?" Bwee Hiang mendahului Lo In menanya. "Untuk apa kau menanyakan, di tempat ini sudah menjadi kuburan kalian " sahutnya. Menuruti hatinya, Bwee Hiang sudah kepingin kasih hajaran saja pada orang yang sombong itu, tapi ia tidak ma lancang mendahului Lo In. "Menjadi kuburan kami orang sih belum tentu." sahut Lo In ketawa nyengir. "cuma untuk apa kita bentrok. lebih baik kami masuk untuk kita menghadap Lamhay Mo Lie." "Kau berani menyebut namanya sucouw ?" Hek-houw Ma Liong membentak. berbareng tangannya menyerang Lo In dengan hebat sekali. Entah berapa barisan pula yang harus dilalui, maka Lo In tidak mau membuang tempo. Begitu tangan Hek-houw Ma Liong sampai ke dadanya, ia mengetuk sedikit. Tangan kanannya menyusul menepuk pundak si Macan Hitam, seketika itu juga tubuhnya Hek-houw Ma Liong ambruk dengan mata melotot penasaran. segera kawan-kawannya menerjang. Tapi Lo In tidak kasih hati. semuanya sudah kena ditotok rubuh. Kiranya barisan kesatu itu tidak kurang dari 15 orang semuanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kim Wan Thauto terbelalak matanya nampak Lo In demikian tangkas dalam sedikit waktu saja sudah merobohkan jago-jago kelas wahid demikian banyaknya. Lo In ajak kawankawannya meneruskan perjalanan. "Adik In, kenapa tadi kita tidak menanyakan berapa barisan lagi kita bakal lewatkan kepada salah satu korban totokanmu ?" kata Bwee Hiang. "Biarlah, disebelah depan nanti kita tanya." sahut Lo In. "Berani masuk. tandanya kalian bakal mampus " tiba-tiba Lo In dan kawan-kawannya mendengar bentakan orang, berbareng muncul di depan mereka kira-kira 15 orang kuat lagi. "Adik In, apa aku boleh turun tangan membantu ?" tanya Kim Wan Thauto. "Tak usah." sahut Lo In. "Biar adikmu yang bekerja. Toako, enci Hiang dan enci Lian diam-diam menonton saja." Bwee Hiang lihat orang-orang yang mencegat mereka kelihatannya lebih menakutkan romannya. Ia kuatir adik kecilnya nanti salah tangan dan dirobohkan, maka ia sudah hendak membuka mulut, tapi Lo In yang tahu maksudnya telah menggoyangkan tangannya. "Kami tidak hendak mencari sucouw, hanya datang kemari untuk minta kembali enci Leng siong." Lo In kata kepada orang-orang yang mencegat mereka. "Leng siong, adikku yang sekarang jadi Kim Coa siancu " nyeletuk Eng Lian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ orang-orang itu pada mendelik matanya mendengar disebutnya Kim Coa siancu. segera juga menyerang pada Lo In yang berdiri paling depan. Tapi jago cilik kita dengan gesitnya telah menghilang, kemudian tahu-tahu saling susul terdengar keluhan dan semuanya telah ambruk ditotok oleh Lo In. Bwee Hiang mendekati salah satu korban dan menanyakan masih ada berapa barisan lagi di depan. orang itu tidak mau meladeni si nona hingga Lo In mendongkol dan ia menotok jalan darahnya yang membuat orang itu merasa akan sekujur badannya digigiti ribuan semut gatal. Lantaran itu orang itu terampun- ampun dan menerangkan bahwa masih ada tiga barisan sebelumnya mereka sampai di markas besar Ang Hoa Pay. Lo In ajak kawan-kawannya maju lebih jauh. Dua barisan berikutnya juga dengan mudah dapat dilewati oleh mereka berkat kepandaiannya Lo In yang istimewa. sekarang mereka tinggal menghadapi barisan kelima. Tiba-tiba mereka mendengar suara ngikik ketawa, itulah suaranya orang perempuan. sebentar lagi muncul satu barisan perempuan dengan dipimpin satu wanita cantik, siapa ternyata adalah Lengkoan Giok Lie Kam Liang Eng. Lo In jadi serba susah harus melayani perempuan. Maka ia melirik pada Bwee Hiang dan Eng Lian. si enci Hiang menjebikan bibirnya, si enci Lian monyongkan mulutnya, semua ditujukan ke arahnya seperti juga mau mengatakan : "Huh sekarang baru mau minta bantuanku, ya " Lucu lagaknya mereka hingga Kim Wan Thauto ketawa ngakak. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Akan tetapi dua gadis itu tahu pentingnya urusan, maka mereka lantas menghadapi Lengkoan Giok Lie dan menyatakan maksud kedatangannya. Lengkoan Giok Lie unjuk roman gusar mendengar Eng Lian menyebutkan namanya Kim Coa siancu. sebera juga Bwee Hiang dan Eng Lian dikeroyok oleh kirakira lima belas orang barisan perempuan yang dikepalakan oleh Lengkoan Giok Lie Kam Lian Eng. Dua jago betina kita tidak mengalami kesulitan karena dengan kepandaiannya yang tidak sembarangan orang dapat menandinginya. Dalam tempo pendek semuanya dapat dirobohkan dengan totokan mereka yang lihai. Lo In ketawa terkekeh-kekeh melihat dua gadisnya tidak mengalami kesulitan. Tiba-tiba ia lihat ada sinar berkeredep saling susul menyambar pada Eng Lian dan Bwee Hiang. Cepat Lo In kebaskan lengan bajunya hingga sinar tadi menyamping arahnya dan sebera terdengar teriakan saling susul. Kiranya dua orang anak buah dari barisan kelima telah mati seketika kena disambar sinar tadi. Eng Lian memandang pada mereka, tiba-tiba ia berseru :"Bu-im-in-coa " 'Bu-im-in-coa' atau 'Cap ular tanpa suara' adalah senjata ampuh dari Kim Coa siancu. Lo In kaget dan kuatir dua gadisnya mendapat kesulitan karena senjata berbahaya tadi. Maka ia lekas teriaki Bwee Hiang dan Eng Lian supaya mereka berkumpul jadi satu guna memudahkan ia melindungi mereka. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Eng Lian dan Bwee Hiang lompat saling susul menghampiri Lo In. Berbareng terdengar suara ngikik ketawa, disusul oleh munculnya seorang gadis jelita dengan pakaian tipis menggiurkan, kepalanya memakai kopiah dengan burungburungan indah yang kalau mengangguk burung-burung itu bergerak seperti mematuk-matuk. Kecantikannya gadis jelita itu mengingatkan kepada Eng Lian sebab gadis itu bukan lain adalah Leng siong adanya yang sekarang mejadi Kim Coa siancu. "Adik siong " berseru Eng Lian dan Bwee Hiang hamcir berbareng. Kim Coa siancu tidak melayani seruan mereka, sebaliknya ia mendengus : "siapa berani mematahkan serangan siancu barusan ?" tegurnya dengan suara empuk berwibawa. Kim Wan Th auto tengah bengong mengawasi pada Leng siong alias Kim Coa siancu. Lo In maju ke depan. "Enci Leng siong, aku yang barusan berbuat " katanya. "Hihihi, anak hitam " kata Leng Siong alias Kim Coa Siancu. "Kau berani usilan dengan senjata siancu, berarti jiwamu sudah dekat mati. Hihih.. anak hitam." Berbareng, entah bagaimana Kim Coa siancu bergerak, tahu-tahu sinar berkeredep tadi telah menyerang Lo In. Tapi, si bocah sakti mana dapat dihajar Bu-im-in-coa biar bagaimana lihainya juga. senjata ampuh dari Kim Coa siancu itu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menyambar laksana kilat cepatnya, tapi kegesitan Lo In lebih hebat lagi. seperti asap Lo In menghilang dari depan Kim coa siancu, tahu-tahu ia sudah ada dibelakangnya. "Adik In, kau tangkap dia. Adik siong sudah tidak ingat akan dirinya siapa. Maka lekas tangkap dia " Eng Lian berteriakteriak sambil berjingkrakan. Lo In ragu-ragu untuk menangkapnya, maka ia menyahut : " Lekas kalian bantu menangkapnya " Bwee Hiang dan Eng Lian mengerti keragu-raguan Lo in, maka dengan saling susul mereka melompat datang dan sekarang Kim Coa siancu dikepung oleh tiga orang. "Bagus, kenapa Thauto itu tidak sekalian turun tangan ?" jengek Kim Coa siancu tatkala melihat dirinya sudah dikurung. Kim Wan Thauto yang sedang berdiri bengong menjadi kaget mendengar perkataan siancu. sambil ketawa ia maju dan berkata : "Nona Leng siong, aku mau bawa-bawa juga aku si Thauto tua untuk main-main? Hahaha.... mari kita main petak " "Bagus, semua sudah turun " Kim Coa siancu mendengus, tampaknya ia memandang enteng kepada empat lawannya yang siap menangkap dirinya. Eng Lian membisiki Bwee Hiang dan Kim Wan Thauto supaya waspada jangan sampai kena digigit Kim Coa siancu. Kalau kena digigit pasti akan berbalik pikirannya dan menjadi orangnya Kim Coa siancu. Mereka mengiyakan. Ketika Eng Lian mendekati Lo In hendak membisiki apa yang ia barusan katakan kepada dua kawannya, mendadak ia merandek dan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ingat dirinya tempo hari telah tersadar dari ingatannya karena menggigit daging si bocah hitam. Ia lalu berkata, "Adik In, ingat yang tempo hari aku telah menggigit kau hingga ingatanku kembali normal ? Nah, sekarang juga kau harus kasihkan dagingmu digigit adik siong supaya pikirannya yang sehat pulih kembali." "Ah, aku tidak mau. sakit tempo hari juga enci gigit, dua hari rasanya masih belum hilang sakitnya." sahut Lo In ketawa menggoda. "Adik In, kenapa kau jadi pengecut begini." Eng Lian kata lagi cemberut. "Habis, kalau digigit nati dagingku sempowak. siapa bisa ganti ?" menggoda Lo In. Eng Lian nyekikik ketawa. "Adik In, kenapa kau pelit amat sih ? Kenapa sih derma dagingmu sedikit untuk menolong adik siong " Eng Lian deliki matanya pada si bocah. "Baiklah." sahut si bocah nakal. "Eh, bagaimana caranya supaya dia menggigit ?" "Kau pegang teteknya, tanggung dia menggigit." kata Eng Lian bersenyum. Lo In melengak. "Mana boleh begitu, dia bukannya enci Lianku." sahut Lo In. Eng Lian merah mukanya. "Anak tolol. Dalam keadaan genting begini masih mau bergurau ? Lekas kerjakan apa yang encimu kata " kata Eng Lian bengis. Lo In ketawa nyengir, sementara Kim Coa siancu sudah ketawa melengking menusuk telinga. Untunglah Lo In dan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kawan-kawannya mempunyai lwekang yang cukup untuk menahan serangan lwekang yang disalurkan pada ketawanya yang melengking. "Siancu, kau boleh ketawa sampai malam hari, aku si bocah hitam tidak takut " menggoda Lo In dengan lucu sekali hingga Bwee Hiang dan Eng Lian ketawa ngikik. sebaliknya Kim Coa siancu mendelik ke arahnya Lo In. "Anak hitam, kau berani kurang ajar di depan siancu " bentaknya nyaring. "Kurang ajar sih tidak berani, cuma lihat saja nanti." sahut Lo In ngeledek. "Lihat serangan " bentak Kim Coa siancu, berbareng badannya berputar sebentar lalu berkelebat, menyerang ke empatjurusan. Kim Wan Thauto yang jadi korban, ia kena ditotok oleh Kim Coa siancu, sedang Lo In, Bwee Hiang dan Eng Lian sudah dapat meluputkan diri dari serangan Kim Coa siancu yang seperti kilat. "Hihihhi..... masih dapat meloloskan diri ?" Kim coa Siancu ketawa kepada Lo In dan dua kawannya yang berdiri sambil bersenyum ke arah si Dewi Ular Emas, "Hehehe " Lo In ngeledek. "Siancu kurang keras menyerangnya, makanya kami bisa lolos. Apa ada lagi serangan Siancu ?" "Bocah hitam " bentak Kim coa Siancu. "Kau berani buka mulut besar ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Seiring dengan perkataannya, Kim coa Siancu menyerang Lo In dengan sangat gemas. Kembali Lo In bikin Kim coa Siancu kebingungan karena ia menghilang dari depannya. "Siancu, aku ada disini " menggoda Lo In ketika Kim coa Siancu Celingukan. "Adik In, kau masih sempat menggodai ? Lekas tangkap dia " kata Eng Lian seraya banting- banting kakijengkel karena adik In-.nya main-main saja. "Tangkap ?" jengek Kim coa Siancu. "Sudah bagus bocah hitam ini masih dapat menyelamatkan diri dari serangan Siancu. Nah, lihat ini..... eh, eh.... bocah kau berani... ku..rang...ajar...." Kim coa Siancu kata-katanya gugup ketika tiba-tiba ia rasakan angin dingin berkesiur disampingnya dan tahu-tahu ia sudah kena dirangkul oleh Lo In sambil ketawa haha-hihi. Rupanya Lo In tidak mau membuat enci Liannya jengkel lebih lama, maka ketika ia ditegur lantas menggunakan kepandaiannya yang sakti membuat Kim coa Siancu tak berdaya dalam pelukannya. Kim Coa siancu berontak- rontak keras dari rangkulannya Lo In. "Adik In, pegang, lekas pegang, ah, kau kenapa ragu-ragu ?" berteriak Eng Lian ketika si bocah kelihatan ragu-ragu hendak meraba teteknya Kim Coa siancu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bwee Hiang bingung mendengar Eng Lian berteriak 'pegang', apanya yang dipegang ? tanyanya dalam hati kecilnya. sementara itu, matanya terus mengawasi Lo In yang sedang menahan Kim Coa siancu yang berontak- rontak dari rangkulannya. "siancu, maaf." kata Lo In, menyusul Kim Coa siancu rasakan buah dadanya diremas si bocah hingga ia gelabakan kaget dan kontan ia menggigit Lo In hingga kembali lengannya Lo In mesti jadi korban gigitan Kim coa siancu. Lo In rasakan sakit bekas gigitan siancu sebab giginya tembus dan mulutnya siancu berlepotan darah. "Nah, bocah hitam, rasakan gigitan sian...." Kim coa siancu ketawa bangga sudah menggigit Lo In justru ia membuka suara, darah Lo In yang kena ketelan telah membikin kepalanya pusing dan ia lantas terkulai hendak roboh, kalau tidak keburu Lo In menyangga. "Enci Hiang, Lian, lekas kemari " teriak Lo In ketika melihat Kim Coa siancu sudah pingsan dalam rangkulannya. sebentar lagi Eng Lian dan Bwee Hiang sudah membantu Lo In. Mereka angkut siancu ke pinggiran dan direbahkan. Kim wan Thauto sementara itu sudah ditolong Lo In. Mereka sedang merubung- rubung Leng siong alias Kim Coa siancu, tiba-tiba dibikin kaget oleh suara ketawa seram. Kapan mereka berpaling, kiranya yang ketawa itu adalah seorang tua, tangannya memegang tongkat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In kenali orang tua itu adalah si Nenek Kembang Merah atau Ang Hoa Lobo, lekas ia bangun melompat dan berdiri di depannya si nenek. " Nenek tua, kau masih mengenal aku tidak? Kau masih hutang satu gebukan padaku. Hahaha...." berkata Lo In. "Hehehe " Ang Hoa Lobo umpatkan rasa kagetnya ketemu dengan Lo In. "Masa aku tidak kenali kau si budak sinting ? Hm sekarang ketemu dengan nenekmu, kau tidak bisa lari lagi. sudah kasep untuk kau menyelamatkan diri " Lo In menjadi heran mendengar perkataan Ang Hoa Lobo. Pikirnya, apa mungkin nenek didepannya ini bisa mengalahkan dirinya yang belum menemukan tandingan ? Lo In ketawa berkakakan. "Nenek tua, aku tidak akan menuntut balas. Asal kau mau keluarkan obat pemusnah untuk wajahku yang kau bikin hitam, aku dapat mengampuni dirimu. Lekas keluarkan jangan tunggu aku, si bocah marah " Ang Hoa Lobo ketawa terkekeh-kekeh, "Kau mau obat pemu.... oh " Terputus kata-katanya karena dengan tiba-tiba Lo In sudah bergerak seperti kilat dan menotok 'loaji-hiat' (jalan darah di bahu kanan) si nenek hingga si nenek ambruk tanpa dapat menggunakan tongkatnya yang berat lagi. Totokan Lo In hanya melumpuhkan, tidak sampai mengenai urat bisunya hingga Ang Hoa Lobo masih dapat membuka mulutnya memaki Lo In seenaknya saja. Tiba-tiba pada saat itu melesat sinar emas ke angkasa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Lamhay Kiam-sian " seru Eng Lian ketakutan. Hampir ia menubruk Lo In untuk minta perlindungan. Dalam seingat hidupnya hanya sinar kekuningan seperti benang melintang di angkasa sebentaran ialah Lamhay Kiam-sian (benang emas dari Lamhay) yang menjadi pertanda dari sucouw-nya, yang membuat Eng Lian ketakutan. "Enci Lian, kau jangan takut. Ada aku disini " menghibur Lo In tatkala melihat si dara cilik ketakutan setengah mati, mukanya pucat pasi seperti tidak ada darahnya. "Bagus perbuatanmu, bocah hitam " terdengar bentakan tiba-tiba, tapi suaranya halus. Lo In terkejut. Ia kaget bukannya takut, kaget lantaran heran pendengarannya yang tajam tidak taranya sampai tidak tahu kedatangannya orang yang tiba-tiba berdiri tidak jauh dari padanya. orang itu ternyata satu wanita cantik, usianya palingpaling juga baru 26 tahun. wajahnya welas asih, tapi alisnya yang lentik menjungkat menandakan ia keras hati. Kedua telinganya memakai anting-anting emas agak besar, tapi justru ini menambahkan kecantikannya. sanggulnya yang disusun rapi ada tertancap sekuntum bunga mawar merah, pada pipinya yang kanan ada terdapat sujen yang membikin kapan ia bersenyum menawan hati siapa yang melihatnya. sungguh cantik Pikir Lon dalam hati kecilnya. Ia barusan kaget dalam kedatangan wanita cantik dengan tiada sepengatahuannya, sekarang ia lebih kaget lagi ketika mendengar Eng Lian berseru tertahan : "itulah sucouw...." Dengan badan bergemetaran Eng Lian menghampiri dan berlutut di depan wanita cantik itu yang bukan lain memang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ada Lamhay Mo Lie yang namanya menggetarkan rimba persilatan pada masa itu. "sucouw....." hanya satu perkataan sucouw saja Eng Lian dapat keluarkan dengan suara gemetar, kemudian ia memeluk kakinya Lamhay Mo Lie disusul oleh suara tangisnya yang sesenggukan. Bwee Hiang tampak berdiri seperti terpaku dengan hati berdebaran, sedang Kim Wan Thauto menundukkan kepalanya dengan tarikan napas perlahan. sementara Lo In berdiri, terbengong-bengong menyaksikan kejadian itu. Ia mengira tadinya Lamhay Mo Lie romannya jelek menakuti, suaranya parau menyeramkan, matanya melotot menakutkan dan lidahnya keluar. Tapi kenyataannya Hantu Wanita dari Laut Kidul itu demikian cantik dan welas asih wajahnya, suaranya pun halus seperti satu siocia. Apa aku harus bertempur dengannya ? Ia menanya pada dirinya sendiri Bagaimana juga, ia tidak rela kalau enci Liannya dihukum oleh Lamhay Mo Lie. "Bocah hitam " bentak Lamhay Mo Lie halus. "Kau datang mengacau disini, berarti kau telah menghinaku " "Aku anak kecil, mana berani kurang ajar pada sucouw." sahut Lo In yang meniru Eng Lian memanggil sucouw kepada Lamhay Mo Lie hingga Hantu Wanita itu mesem. "Kau berani menerjang Coa- kok. tandanya kepandaianmu susah diukur. Lima penjagaan kuat, kau sudah bisa tembusi. Berarti kau menantang kepada tuan rumahnya " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku anak kecil bisa apa, hanya datang kemari untuk minta enci Leng siong kembali. setelah itu kami akan pulang lagi." "Hm Bagus ya jawabanmu Mari maju, aku mau lihat sampai dimana kepandaianmu yang sudah berani mengacau Coa- kok " "Mana berani aku anak kecil melawan sucouw." jawab Lo In seraya menundukkan kepala. Entah bagaimana ia tidak berani memandang parasnya Lamhay Mo Lie yang cantik menarik. Perasaan segan beradu pandangan dengan wanita cantik dari Lamhay itu membuat Lo In hanya bisa menunduk saja. "Sucouw... .. oh, jangan.... " seru Eng Lian tatkala melihat Lamhay Mo Lie tiba-tiba menyerang Lo In yang sedang menundukkan kepala. Angin pukulan Lamhay Mo Lie bukan kepalang dahsyatnya. sebab Lo In sampai terpental empat meter dan terhuyunghuyung kehilangan imbangan. Lo In jadi mendongkol nampak kekejaman Lamhay Mo Lie. Ia perbaiki posisinya, sekarang ia berani memandang si cantik. setelah tertawa berkakakan, ia berkata : "Aku masih hargakan kau sebagai sucouw-nya enci Lian, makanya aku merendah. Tapi kau tidak tahu diri. Berani kau bentur Hek-bin sin-tong Hahaha... Lamhay Mo Lie...." Lo In macet perkataannya karena angin keras dari telapak tangan Lamhay Mo Lie telah menyerang dirinya hingga ia terpelanting jungkir balik ke belakang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lamhay Mo Lie terbelalak matanya melihat Lo In masih bisa berdiri tegak, tidak apa-apa menerima serangannya yang dilakukan dengan dahsyat sekali. "Lamhay Mo Lie, cukup aku yang muda mengalah dua kali atas pukulanmu " kata Lo In berbareng tubuhnya berkelebat menyambar pinggangnya si cantik yang langsing ceking. Lo In sudah menduga dengan sambaran kilat demikian, Lamhay Mo Lie bakal gugup dan tidak berdaya. Ia merencanakan untuk membuat malu Lamhay Mo Lie. Tapi si bocah sakti kali ini salah perhitungan sebab Lamhay Mo Lie bukannya dapat dicekuk olehnya, malah ia telah menangkap angin sebab Lamhay Mo Lie dengan sedikit gerakan sambil menjejakkan kakinya sudah dapat menjauhkan diri dari si bocah. Lo In jadi berdiri terkesima sebab baru pertama kali ini ia menemukan tandingan alot. "Hihihi.. bocah hitam, boleh juga kepandaianmu " Lamhay Mo Lie ngeledek Lo In. Jago cilik kita tidak melayani perkataan tersebut, sebaliknya kembali ia menyerang dengan ilmu entengi tubuhnya yang sangat ia andalkan. Lo In tidak mau menyerang dengan pukulannya yang ampuh sebab masih menyayangkan si cantik nanti tidak tahan menerimanya. Ia hanya mau melayani Lamhay Mo Lie dengan ginkangnya yang sangat hebat. Ia mau tundukkan lawan dengan kepandaian ilmu enteng i tubuh dan totokan. Lantaran itu, maka pertarungan si cantik dari Lamhay danjago cilik kita menjadi ramai. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lamhay Mo Liejuga melayani si bocah dengan ginkangnya, tapi sekali-kali diseling dengan angin pukulan telapak tangannya yang menderu- deru menandakan tingginya lwekan Lamhay Mo Lie. Tapi Lo In tidak takut, ia merangsek terus, ia tidak memberi kesempatan untuk lawannya melancarkan serangannya yang berbahaya. Demikain seru mereka bertempur, hingga kelihatannya menjadi satu. orang tidak bisa bedakan mana Lo In dan yang mana Lmahay Mo Lie. Kim Wan Thauto geleng-geleng kepala, Bwee Hiang membisu seribu bahasa, sedang Eng Lian mengikuti pertandingan itu dengan bercucuran air mata. Eng Lian sangat mencintai adik in-nya, disamping itu ia juga menyayangi Lamhay Mo Lie yang menjadi sucouwnya. Ketika ia masih tinggal di Coa- kok sebagai Kim Coa siancu, sang sucouw sangat baik terhadap dirinya. Ia dididik sampai mempunyai kepandaian tinggi, selain itu ia merasakan cintanya Lamhay Mo Lie sepertijuga terhadap anaknya sendiri Lo In diam-diam merasa heran, si cantik demikian kosen. Belum pernah ia menemui tandingan seperti Lamhay Mo Lie yang ia hadapi sekarang. Kegesitan yang tidak ada taranya dari Lo In seakan-akan punah dengan begitu saja oleh ginkangnya Lamhay Mo Lie. Begitu seru mereka berkelebetan bertempur, hingga membuat kabur pemandangan yang menonton. Tiba-tiba mata Bwee Hiang, Eng Lian dan Kim Wan Thauto terbelalak. Kenapa ? Karena pertarungan yang demikian seru sekonyongkonyong saja terhenti. Tampak lengan si cantik yang putih mulus melekat dengan tangan Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ si bocah sakti yang merasa kewalahan melayani dengan ginkangnya yang luar biasa, ingin mencoba-coba mengadu lwekang. Itulah pada saat Lamhay Mo Lie melancarkan pukulannya yang mematikan, Lo In dengan berani menangkis dan bikin lengan si cantik nempelpada lengannya. "Aha, sudah kalah mengadu ginkang, sekarang berubah mau mengadu lwekang." Lamhay Mo Lie mengejek. tapi parasnya bersenyum-senyum manis. "Mana berani aku anak kecil melawan sucouw." jawab Lo In ketawa nyengir. Lamhay Mo Lie merasa lucu melihat lawan yang Jenaka ini. Entah anak siapa dia, demikian hebat kepandaiannya. selama ia ingat, ia hanya bertempur seru dengan seorang pria yang kemudian menjadi kawan hidupnya. Entahlah pria itu sekarang ada dimana. Anak hitam ini kepandaiannya lebih tinggi dari pria yang ia pernah bertempur dulu. Hanya caranya menggunakan ginkangnya hampir tidak ada bedanya dengan lawannya dahulu. Dalam pada itutida sempat untuk memikirkannya karena si bocah sudah mulai mengerahkan lwekangnya. Lo In tidak ingin bikin celaka sucouwnya Eng Lian sebab kalau kejadian demikian, bagaimana ia dapat mempertanggungjawabkan di hadapan Eng Lian yang kelihatannya mencintai sucouwnya. Lantaran itu ia hanya mengerahkan lwekang nya tujuh bagian saja. Ternyata tidak meleset dugaannya si bocah wajah hitam sebab tenaga dalamnya yang dikerahkan hanya tujuh bagian sudah lebih dari cukup untuk membuat Lamhay Mo Lie keluar keringat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lamhay Mo Lie yang memandang enteng pada si anak hitam, sekarang mulai berubah pandangannya ketika merasakan tekanan tenaga dalamnya si bocah sangat hebat. sampai ia rasakan gemetar badannya menahan tekanan tenaga dalam (lwekang) Lo In. sebagai jago wanita yang belum penah menemukan tandingan, Lamhay Mo Lie tidak rela menyerah pada si bocah. Maka juga, ia telah empos tenaganya untuk melawan tekanan Lo In, namun apa mau dikata, lwekang nya kalah oleh si bocah hitam. Kuatir dirinya bisa-bisa menjadi pecundang si bocah, maka dengan menggunakan tenaga maksimum ia menjejakkan kakinya dan lompat mundur hingga ia terbebas dari lengan Lo In yang menempel dengan lengannya seperti sudah menjadi satu saja. Lo In terbelalak matanya. Kenapa ? Memang ia sangat heran sebab Lamhay Mo Lie dapat membebaskan dirinya dari tekanan lwekang nya yang maha sakti. Tidak sembarang orang dapat melakukannya, maka juga Lo In jadi terbelalak heran. Kalau jago-jago kelas wahid lainnya, ditempel demikian oleh Lo In, jangan lagi menggunakan tujuh bagian tenaganya, cuma dengan lima bagian saja Lo In kerahkan lwekangnya, pasti sang lawan akan jatuh lemas tanpa ampun. Lamhay Mo Lie menyeka keringat dengan baju lengannya. Hatinya ragu-ragu untuk bertempur dengan si bocah. Tadi saja, kalau si bocah memang mau berlaku kejam, ia sudah kehabisan tenaga kalau Lo In menambahkan tenaganya menjadi delapan bagian. Mungkin saja dirinya jatuh lemas, tapi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ juga bisa mendapat luka parah di dalam, kalau tidak sampai binasa. Melihat Lo In berdiri bengong memandangnya, tiba-tiba timbul ingatan bahwa dia mempunyai satu benda yang dapat mengalahkan si bocah. seketika timbul harapannya, hatinya menjadi besar lagi. Ia ketawa manis pada si bocah dan berkata : "Anak hitam, siapa sebenarnya kau ? siapa ayah ibumu ?" Melengak Lo In ditanya 'siapa ayah ibunya ?'. Ia memandang tajam pada Lamhay Mo Lie sebelum ia menyahut. si cantik dari Lamhay senyum-senyum saja balas menatap Lo In yang memandang ke arahnya. Tiba-tiba Lamhay Mo Lie hatinya berdebaran, melihat di balik wajah yang hitam itu menyorot sinar mata yang bercahaya, sinar mata yang pernah menembusi jantungnya. sementara itu Lo In sudah menyahut : "Aku Lo In. Aku sendiri tidak tahu aku anak siapa sebab belum pernah aku ketemu ayah dan ibuku. sebaiknya kaujangan menyebut-nyebut soal ayah ibuku, sebab itu hanya membikin aku jadi sedih dan tidak bisa bertempur dengan baik. sudah, marilah kita mulai lagi " Ia menantang. Tergetar hati Lamhay Mo Lie mendengar perkataan Lo In. "Anak..... " Lamhay Mo Lie berkata dengan suara halus. "Jadi, kau sudah yatim piatu ? oh, kasihan kau sudah kehilangan ibu dan ayah...." " Lamhay Mo Lie " bentak Lo In kasar. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau jangan menggunakan tipu untuk melemahkan semangatku Hahaha... dengan lagi-lagi menyebut soal ayah ibuku, kau mau bikin aku jadi pecundang ? Tidak mungkin, tidak mungkin aku kena tipumu....." Lo In tutup perkataannya dengan tertawa terbahak-bahak. Lamhay Mo Lie tercengang. ia omong dengan wajar, tapi dianggap oleh Lo In ia mau cari keuntungan di waktu si bocah sedang sedih. Dari kasihan, hatinya si cantik menjadi panas. Pikirnya, anak bau ini kalau tidak dikasih hajaran, memang belum tahu tentang tingginya langit. "Anak kurang ajar " Lamhay Mo Lie balas membentak. "Berani kau kurang ajar pada orang tua ? Hm Kau kira aku takut lantaran lwekang mu dapat mengalahkan lwekang ku ? Masih belum tentu Lihat serangan ini " "Tunggu dahulu " kata Lo In seraya lompat berkelit ke samping dari serangan si cantik. "Apa yang harus ditunggu, bocah boceng " bentak Lamhay Mo Lie gemas. Boceng artinya tidak punya terima kasih. Barusan Lamhay Mo Lie sudah unjuk rasa simpatinya dan mengajak Lo In bercakap halus lantaran mendengar si bocah sudah yatim piatu. Namun Lo In menyambut lain. si bocah mengira Lamhay Mo Lie mau menggunakan kesempatan ia sedang bersedih, mengalahkan dirinya. Ini sebabnya dikatakan 'boceng' oleh si cantik. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Tadi kita berkelahi dengan tangan kosong. sekarang kau menggunakan kebutan sebagai senjata mengalahkan aku si bocah. Apa itu pantas ?" kata Lo In ketawa nyengir. "Anak kurang ajar, berani kau ngeledek orang tua ? Lekas cabut pedangmu, akujuga tidak takut " Lamhay Mo Lie makin panas hatinya. "Aku anak kecil mana bisa main pedang." sahut Lo In mengodai si cantik. "Biarlah aku lawan dengan tangan kosong saja. Mari maju " tantangnya. sementara Lamhay Mo Lie makin gemas pada si bocah. Adalah Bwee Hiang mulai bersenyum, dimana wajahnya tadi sangat tegang, Kim Wan Thauto tidak lagi pucat mukanya sedagn Eng Lian sudah mulai berhenti menangis. Rupanya mereka nampak ada sinar terang atau sinar pengharapan bahwa adik In-nya bakal menang melawan Lamhay Mo Lie yang sangat kosen itu. Mereka percaya Lo In tidak akan berlaku kejam terhadap Lamhay Mo Lie dan tidak akan membuat malu si cantik dari Lamhay itu manakala kartukemenangan sudah dipegang olenya. "Adik In, hati-hati...."seruBwee Hiang dan Kim Wan Thauto hampir berbareng. "Adik In, kau jangan membuat sucouw dapat kesulitan...." Eng Lian berseru. "Hihihi....." tertawa Lamhay Mo Lie, suaranya empuk memikat, tapi romannya kelihatan sangat keren Justru TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ romannya berubah keren, kecantikannya mempesonakan yang lihat. "Apa kalian kira bocah hitam ini sudah tentu dapat menjatuhkan aku Hantu Wanita dari Lamhay ? Jangan kalian mimpi dahulu. Hihihi...." Lamhay Mo Lie berkata sambil matanya menatap pada Kim Wan Thauto dan lain-lainnya. Berdiri rasa bulu tengkuknya mereka tatkala mata mereka kebentrok dengan sorot mata yang berwibawa dari Lamhay Mo Lle. " Untuk menjatuhkan wanita cantik dari Lamhay tidak usah mengimpi dahulu." menyela Lo In. si bocah sudah mulai dengan watak nakalnya menggodai orang. Lamhay Mo Lie mendelik pada si bocah, yang tengah ketawa nyengirnya yang khas. "Bocah hitam, lihat ibumu nanti akan kasih hajaran " bentak si cantik gemas. "Masih perawan kok mau jadi ibu si bocah hitam " menggodai Lo In. Lamhay Mo Lie kembali mendeliki Lo In. Tapi diam-diam hatinya merasa geli akan perkataan si bocah yang mengirik urat ketawa. "Bocah, kau berani kurang ajar pada ibumu " bentaknya sambil menahan ketawa. "Ya, ibu ya ibu sudah Jangan keras-keras menghajarnya " ujar Lo In sambil pasang kuda-kuda, sangat lucu gayanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Gerr " meledak suara ketawa Bwee Hiang dan kawankawan, tak tahan nampak adik In-nya beraksi yang bukanbukan, seakan-akan memandang enteng sekali lawannya. Mendengar suara ketawa yang ramai, wajahnya Lamhay Mo Liejadi berubah serius. Ia kerutkan alisnya yang lentik bagus, hatinya merasa telah dihinakan oleh si bocah di depannya ini. pikirnya, kalau tidak ia bikin si bocah terjungkal, benar-benar namanya akan roboh di Coa- kok oleh seorang bocah yang belum lepas tetek ibunya. Tanpa banyak cakap lagi, ia sudah menyerang Lo in dengan jurus 'Hui-hong-sauw-tah' atau "Angin berputar menyapu menara' Ini adalah salah satu gerakan dari Lamhayciang- hoat yang sangat ampuh. Mula-mula tangan berkelebat laksana kilat cepatnya, tahu-tahu mencengkeram pinggang, dengan menggunakan lwekang yang tinggi, lawan dibuat berputar tubuhnya macam gasing yang terlepas dari talinya. Jurus yang digunakan Lamhay Mo Lie ini Lo In tahu akibatnya yang hebat, ketika tempo hari ia melihat Thoat Beng Mo siauw dipermainkan Eng Lian yang masih menjadi Kim Coa siancu. Bagaimana Thoat Beng Mo siauw telah berputar badannya seperti gasing dan roboh terkulai tidak bangun lagi lantaran matanya berkunang-kunang pusing. Untuk meluputkan diri, Lo In geser kakinya setindak ke belakang, menyusul badannya berputar cepat dan tahu-tahu balas menyerang lawan dengan jurus yang sama hingga Lamhay Mo Lie menjadi kaget. Untung ia tidak gugup. Kalau tidak. saking cepatnya Lo In menyerang pinggangnya yang ceking, pasti kecengkeram dan badannya bisa berputar seperti gasing Jadi ini namanya senjata makan tuan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bocah, kau berani kurang ajar pada ibumu ?" bentak Lamhay Mo Lie setelah meluputkan diri dari serangan Lo In. Menyusul ia melancarkan serangan dengan tipu yang dinamai 'Gin-liong-pa-bwe' atau 'Naga perak menyabet ekornya'. Badannya membalik, menyusul telapak tangannya menghembuskan angin kencang memukul Lo In. serangan ini meminta tenaga dalam delapan bagian untuk menjatuhkan lawan. Lamhay Mo Lie sudah kegirangan, nampak Lo In dalam posisi yang tidak bisa menyingkir dari angin pukulannya yang maha dahsyat. Namun ia kaget, tatkala ia melihat tiba-tiba Lo In membalik tubuh dan melancarkan serangan yang seperti dilakukan tadi. Hanya bedanya Lo In cuma menggunakan lima bagian tenaga dalamnya, akan tetapi tekanan angin pukulannya tidak dibawah tenaga lwekang Lamhay Mo Lie yang menggunakan delapan bagian tenaganya. Repot juga si cantik dari Lamhay diserang oleh ilmu pukulannya sendiri, sampai ia mandi keringat. "Tidak bisa, bocah ini harus dibunuh " tiba-tiba pikiran jelek muncul dalam hatinya. Napsu membunuh itu didorong oleh wataknya yang selalu mau unggul. sampai sebegitu jauh ia belum pernah menemui tandingan. Apa mau sekarang ia ketemu Lo In, seorang bocah yang tidak terkenal dalam anggapannya. Ia tidak tahu namanya Hek-bin sin-tong sudah termasyur kemana-mana. Lantaran ia selalu berdiam diri di Coa-kok, Lamhay Mo Lie tidak dengar kalau dalam rimba persilatan pada saat itu sudah muncul bocah sakti muka hitam yang kepandaiannya menggemparkan. Apa lagi setelah Lo In keluar dari gua maut, namanya makin melambung saja. Rimba persilatan makin gempar oleh sepak TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ terjangnya si bocah sakti karena sudah merobohkan banyak orang kuat dari rimba persilatan dengan mudahnya. Lamhay Mo Lie timbul pikiran ingin membunuh si bocah disebabkan ia tidak rela dirinya kena dirobohkan dan akan menjadi buah bibir rimba persilatan. Tanpa membunuh Lo In, pikirnya, tak dapat ia mempertahankan namanya yang harum. Lo In terlalu kuat untuk dilawan dengan berterang. Demikian, ketika Lo In melancarkan serangan perlahan, tiba-tiba saja tubuhnya si cantik melayang terbang kena tersapu angin pukulan Lo In. Bukan main kagetnya si bocah ketika mendengar teriakannya Lamhay Mo Lie : "oh, mati aku Bocah, kau kejam......" sekali lompat saja Lo In sudah ada disampingnya si cantik yang terkapar di tanah. Lo In cepat jongkok dan membanguni Lamhay Mo Lie. Maksudnya hendak dikasih duduk dan akan diuruti jalan darahnya supaya si cantik sadar lagi dari pingsannya. Justru ia sedang berkutat, tiba-tiba Lamhay Mo Lie mengebaskan setangannya yang menghembuskan bau harum menusuk hidung Lo in yang tidak berjaga-jaga. seketika itu Lo In terkejut, menahan napasnya sudah tidak keburu sebab ia sudah menyedot masuk hawa wangi tadi tanpa disadari. seketika itujuga ia terkulai dan roboh disampingnya Lamhay Mo Lie yang seketika itu sudah lantas bangun nampak musuhnya sudah roboh. "Hahaha " Lamhay Mo Lie tertawa tidak enak. "Kau rasakan lihainya ibumu " jengek si cantik gemas. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau kira kau dapat mengalahkan Lamhay Mo Lie ? Hm Jangan mengimpi. Bocah, kau jangan sesalkan ibumu berlaku kejam....." Berbareng kebutannya, senjata yang sudah banyak makan korban jiwa tampak diangkat tinggi dan tinggal dihantamkan saja pada kepala Lo In, seketika itu juga jiwanya si bocah muka hitam tak dapat tertolong lagi. Eng Lian sudah pejamkan matanya dengan air mata berlinang-linga nampak adik in-nya terancam kematian. Untuk pergi ke sana menghalangi niatnya sang Sucouw sudah tidak mungkin, karena jaraknya terlalu jauh dan kakinya pun sangat lemas. Badannya menggigil seperti yang meriang, entah bagaimana pikirannya si gadis pada saat itu. kim Wan Thauto tidak bergerak dari berdirinya, matanya hanya memandang ke arah Lamhay Mo Lie dan Lo In. Untuk menolong adik in-nya tak mungkin karena kepandaiannya kalah jauh dengan si Hantu wanita dari Lamhay. Entah bagaimana pikirannya saat itu sebab air matanya bercucuran di sepanjang pipinya. Bwee Hiang sudah terbang semangatnya nampak adik innya terancam kematian. ia ingin lompat dan menolong adik kecilnya, akan tetapi kakinya seperti lumpuh, tak dapat digeraki. Cemas bukan main hatinya, saking putus asa, ia juga jadi menangis. Keadaan sunyi senyap. seperti lembah pun saat itu turut bersedih. Pada saat itulah tiba-tiba....... "Adik Ing, kau tega melenyapkan darah daging sendiri...?" terdengar suara melengking menyusup ke dalam telinga tegas sekali. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pada saat itulah justru kebutan Lamhay Mo Lie tengah menurun untuk menghajar batok kepalanya Lo In yang tidak berkutik. suara tadi benar-benar besar pengaruhnya sebab kebutan si Hantu wanita dari Lamhay yang tengah menurun mengarah batok kepala Lo In, tiba-tiba saja terlepas dari tangannya dan Lamhay Mo Lie jatuh duduk seperti hilang ingatannya. "Dia...... dia......... dia....." si Hantu wanita dari Lamhay menggumam. Apa yang dimaksudkan dengan perkataan 'dia', tidak seorang pun yang tahu. Eng Lian, Bwee Hiang dan Kim Wan Thauto dapat dengar suara tadL Mereka seperti mengenali suara itu, tapi dimana mereka mendengarnya dan siapa orangnya. Mereka ragu-ragu tapi wajahnya mereka sekarang berubah tenang seperti timbul harapan pasti bahwa adik In-nya akan tertolong dengan datangnya si orang asing. Meskipun demikian, mereka kebingungan mendengar Lamhay Mo Lie menggumam 'dia.... dia....' yang tidak ketahuan ujung pangkalnya. sementara itu Lo In sudah melejit bangun. obat bius dari setangan harumnya Lamhay Mo Lie hanya sebentaran saja mempengaruhi ingatannya. Kini ia sudah melejit bangun, sambil bertolak pinggang ia tertawa di depan Lamhay Mo Lie. "Mana bisa setangan harummu bikin tuan kecilmu tidur lama. Hahaha....." Lo In menggodai Lamhay Mo Lie yang saat itu masih duduk dengan pikiran melauang, sedang matanya menatap wajah Lo In dengan tajam sekali. Mulutnya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menyungging senyuman girang, entah apa yang dipikirkan si Hantu wanita dari Lamhay itu. "Lamhay Mo Lie, mari, mari kita bertempur lagi barang 1000jurus. Aku.........." "Anak In, kau jangan kurang ajar pada ibumu sendiri......" terdengar suara dibelakangnya hingga suaranya terputus, sedang orangnya lompat berbalik seperti kena terpagut ular berbisa. Lo In sekarang berhadapan dengan seorang yang berkerudung merah. Ia memandang heran dan hampir tidak percaya dengan pendengarannya tadi. "Anak In, kau tidak lantas berlutut di depan ibumu mau tunggu kapan lagi ?" kata si kerudung merah dengan suara yang berwibawa. Lo In kenali betul suara itu, suara dari orang yang ia pikiri siang dan malam. Hatinya bimbang, seketika Lo In menggigil. Perlahan ia menghampiri Lamhay Mo Lie. Di depannya ia bukan berlutut, namun.... ia menubruk dan merangkul sambil berseru : "ibu....." Lamhay Mo Lie memeluk Lo In dengan mata berkaca-kaca. "Engko Gie, kau jangan bikin aku kecewa...." Lamhay Mo Lie berkata pada si kerudung merah dengan suara halus tapi agak parau. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ si kerudung merah mengerti apa yang dimaksudkan oleh Lamhay Mo Lie. Terdengar ia ketawa berkakakan hingga memecahkan kesunyian lembah itu. " Itulah si kerudung merah......." Bwee Hiang membatin. " Itulah Kwee Cu Gie Tayhiap...." Kim Wan Thauto menggumam. "oh, dia Tan sianseng...... " berseru Eng Lian. Air muka tiga orang itu tampak berseri-seri, sambil mata memandang ke arah Lo In yang berada dalam pelukan Lamhay Mo Lie. Setelah ketawa puas, si kerudung merah berkata pada Lamhay Mo Lie. "Adik Ing, kau periksa belakang telinganya yang kiri Tanda yang akan meyakinkan kau " Perlahan-lahan Lamhay Mo Lie meraba belakang kupingnya Lo In yang kiri, ia dapatkan daging lebih menyendil seperti kacang kedele. Tiba-tiba hatinya Lamhay Mo Lie tergetar dan kali ini ia tidak sangsi lagi, ia memeluk Lo In yang masih menyesapkan kepalanya dipangkuannya. ibu dan anak saling peluk dengan rasa rindu. "Anak. kau tentu banyak menderita." berkata Lamhay Mo Lie seraya mengelus-elus kepala Lo In dengan penuh kesayangan. sementara itu si kerudung merah sudah meloloskan kerudungnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kwee Cu Gie " berseru Kim Wan Thauto dengan gembira. "Tan sianseng " berseru Eng Lian, ia berjingkrak kegirangan. Bwee Hiang di lain pihak hanya bersenyum-senyum saja sebab ia hanya kenal si kerudung merah, tidak kenal siapa itu Kwee Cu Gie dan siapa itu Tan sia ns eng. sementara Lo In perlahan-lahan melepaskan pelukan ibunya dan berbalik memandang pada si kerudung merah yang sekarang sudah membuka kerudungnya. "Liok sinshe..... " seru Lo In sambil menubruk si kerudung merah yang bukan lain adalah Liok sinshe alias Kwee Cu Gie dan Tan sianseng. Lo In kelihatannya sangat manja di depan Kwee Cu Gie (Liok sinshe). sambil mengelus-elus kepalanya si bocah, Kwee Cu Gie berkata : "Anak In, kau banyak menderita tentu setelah berpisahan dengan aku, bukan ?" "Terima kasih sinshe, berkat didikan sinshe, anak tidak mendapat kesulitan apa-apa." sahut Lo In dengan kegirangan yang meluap-luap. "Anak. itu adalah ayahmu. Kenapa kau panggil Liok sinshe ?" tegur Lamhay Mo Lie dengan suara empuk sayang hingga si bocah heran dan menatap wajahnya Liok sinshe yang tenang-tenang saja ketawa ke arahnya. "Apa benar Llok sinshe adalah ayahku ?" tanyanya raguragu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bukan Liok sinshe. Dia adalah Kwee Cu Gie tayhiap. ayahmu, anak...." ujar Lamhay Mo Lie dengan berlinang-linang air mata kegirangan. Lo In memandang ibunya lalu memandang Liok sinshe, kemudian menjatuhkan diri dan merangkul kakinya Kwee Cu Gie sambil berkata : "Ayah.... maafkan anakmu tidak mengenali ayahnya sendiri...." Kwee Cu Gie alias Liok sinshe membanguni anaknya lalu memeluknya dengan air mata berkaca-kaca : "Anak In, sungguh beruntung kita bertiga dapat berkumpul. Tuhan Maha Adil. Masih memberi kesempatan untuk kita, ayah dan anak berkumpul lagi. oh, anak In, aku sangat merindukan kau meskipun hanya beberapa tahun saja kita berpisah." Lo In tidak menjawab. Ingin ia bicara banyak. akan tetapi tak dapat ia keluarkan lantaran ditekan oleh perasaan girangnya yang meluap-luap bertemu dengan kedua orang tuanya yang ia harapkan siang dan malam. "Taysu dan itu anak-anak (kepada Bwee Hiang dan Eng Lian)", berkata Lamhay Mo Lie sambil ketawa. "semua datang kemari. Turut bergirang bersama kami orang, ibu, ayah dan anak dapat berkumpul kembali." Tanpa diundang untuk kedua kalinya, dengan didahului oleh Kim Wan Thauto, mereka menghampiri Lo In dengan kedua orang tuanya yang dalam kegirangan. Kim Wan Thauto bersalaman dengan Kwee Cu Gie, sementara Bwee Hiang dan Eng Lian mengunjuk hormat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kepada Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie. Hari itu adalah hari gembira yang tak terlupakan untuk mereka. Lembah juga tampak turut bergembira. Disana-sini ramai terdengar kicauan burung-burung dan cetcowetannya kawanan monyet yang berlompatan dari satu cabang ke lain cabang pohon. "Engko Gie." tiba-tiba berkata Lamhay Mo Lie. " Kenapa anak kita wajahnya hitam begini ? Tidak seperti, tidak seperti...." Lamhay Mo Lie ragu-ragu mengeluarkan kata-kata sambungannya, sedang matanya yang halus melirik kepada Kwee Cu Gie yang bersenyum ke arahnya. "Adik Ing, kau maksudkan tidak seperti ayahnya ?" Kwee Cu Gie menegaskan. Lamhay Mo Lie tampak memerah mukanya, rupanya ia rada-rada jengah. Ia tidak menjawab perkataan Kwee Cu Gie hanya bibirnya yang bagus seperti menjebir ke arah Kwee Cu Gie hingga Eng Lian dan Bwee Hiang yang melihatnya tak dapat menahan urat ketawa nya seperti dikitik. Mereka mengikik sambil menekap mulut dengan tangannya dan coba menjauhkan diri dari mereka. Lamhay Mo Lie lihat mereka, tapi ia tidak marah. Malah berkata : " Nona- nona, jangan pergi jauh-jauh. Nanti adik kecilmu kesepian " Bwee Hiang dan Eng Lian melengak mendengar perkataan Lamhay Mo Lie. Mereka tidak mengira bahwa si Hantu Wanita TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dari Lamhay juga suka berkelakar. Kembali mereka balik dengan wajah kemerah-merahan. Lamhay Mo Lie yang sudah kawakan dalam soal perubahan wajah demikian, lantas saja tahu bahwa dua nona ini tentu ada apa-apanya dengan anaknya yang baru diketemukan itu. Tapi ia berlagak pilon. Ia menanya pada Eng Lian, "Anak Lian, kenapa kau menghilang jadi Kim Coa siancu ? Apakah jabatan itu kurang baik ?" "sucouw..." hanya ini jawaban si dara cilik, sedang matanya melirik pada Lo In yang ketawa nyengir padanya. "oh, lantaran kau sehingga ia lebih berat pada anaknya daripada ibunya, bukan?" menggoda Lamhay Mo Lie bersenyum manis. Eng Lian tidak menjawab, hanya ia menundukkan kepalanya. "Engko Gie." kata Lamhay Mo Lie melihat Eng Lian kemalumaluan. "Kau belumjawab kenapa anakku hitam." "oo, ini. Adik Ing boleh tanya pada enci Goat." sahut Cu Gie. Lamhay Mo Lie heran. Tapi ia lantas ingat bahwa Ang Hoa Lobo alias Teng Goat Go masih dalam keadaan tertotok. "Anak. kau buka totokannya " perintahnya pada Lo In. Dengan lantas Lo In penuhkan perintah sang ibu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Terima kasih, suhu." kata Ang Hoa Lobo sambil menjura pada Lamhay Mo Lie. Ia bukan membilang terima kasih pada Lo In yang membuka totokannya. "Hai, Goat Go. Kau apakan anakku sampai hitam mukanya ?" tanya Lamhay Mo Lie pada Ang Hoa Lobo hingga si nenek kembang merah menjadi kaget. "Adik Ing." menyela Kwee Cu Gie. "Enci Goat hanya main-main saja. Dia lantas dapat memulihkan wajahnya anak kita asal dia mau keluarkan obat pemusnahnya." ANg Hoa Lobo mendelik pada Kwee Cu Gie, tapi si orang she Kwee berlagak pilon. "Coba kau pulihkan kembali wajah anakku " berkata Lamhay Mo Lie. "Tapi ibu." menyela Lo In. "Aku kuatir kalau wajahku pulih menambahkan kepusingan. Hatiku nanti tidak bisa tentram." "Kenapa ?" tanya sang ibu kepingin tahu. "Dua saja sudah cukup, Kalau ditambah lagi, aku minta ampun." sahut Lo In. Makin heran Lamhay Mo Lie mendengar perkataan anaknya yang melantur. "Anak In maksudkan apa dengan perkataanmu itu?" tanya lagi sang ibu. "Kalau wajah anak kembali seperti asal, tentu lebih cakap dari ayah, pasti lebih laris lagi. Makanya anak kata dua sudah cukup " menerangkan Lo in sambil melirik pada Eng Lian yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ monyongkan mulutnya dan Bwee Hiang yang menjebikan bibirnya. Dari tingkah laku ketiga anak muda itu, Lamhay Mo Lie sudah lantas dapat menangkap maksudnya sang anak. Matanya melirik pada Kwee Cu Gie, sebaliknya terbahakbahak. sungguh gembira sekali mereka. sebaliknya Eng Lian dan Bwee Hiang merasakan panas selebar mukanya. Lo In tinggal nyengir. Ang Hoa Lobo deliki matanya pada Kwee Cu Gie dengan penuh rasa cemburu kepada Lamhay Mo Lie, yang menjadi Suhunya. Kim Wan Thauto netral. Ia hanya ikut-ikutan ketawa, tambah iseng. "Anak In, belum tentu ayahmu kalah cakap dengan kau. Buktinya ibumu tidak lari jauh-jauh dari ayahmu Hahahaa... aduh " Kwee Cu Gie terhenti ketawanya karena tangannya Lamhay Mo Lie dengan tiba-tiba saja mencubit keras lengannya. "orang sudah tua, masih berkelakar yang begituan ?" kata Lamhay Mo Lie, sehabis mencubit dan Kwee Cu Gie mengaduh sambil pegangi bagian bekas dicubit tadi. Meskipun menegur begitu, senyumannya Lamhay Mi Lle yang memikat membuat Kwee Cu Gie puas, sebaliknya Ang Hoa Lobo hatinya panas membara menyaksikan suami istri itu bersenda gurau dengan mesra. Lo In ketawa nyengir nampak kedua orang tuanya bergurau. sebaliknya Bwee Hiang dan Eng Lian tercengang. Diam-diam dalam hatinya berkata, pantasan si bocah hitam saban-saban menjadi korban cubitan. Tak tahunya menurun TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dari ayahnya. Mungkin dulunya Kwee Cu Giejuga sering dicubit oleh Lamhay Mo Lie yang cantik itu. Kwee Cu Gie walaupun sudah melewati usia empat puluhan, tampangnya masih cakap. sedang Lamhay Mo Lie wajahnya ada demikian bercahaya dan cantik, Usianya palingpaling juga beda dua-tiga tahun dengan Bwee Hiang. Kenapa dalam umur sedemikian sudah mempunyai anak Lo In yang umurnya sekarang sudah tujuh belas tahun ? ini tak dapat dimengerti oleh kedua gadis itu. Maka mereka ingin sekali mengetahui berapa sebenarnya umur Lamhay Mi Lle yang cantik itu. Mereka menanti kesempatan akan mendengar penuturannya si Hantu wanita dari Lamhay yang tentu akan ditanya oleh Lo In yang raguragu bahwa ibunya begitu muda dan hampir pantaran dengan enci Hiangnya. Tengah bergembira begitu, tiba-tiba Lamhay Mo Lie ingat sesuatu. Alisnya mengkerut. Lalu berkata pada Lo In : "Anak In. Kau sudah menotok roboh jago-jago dari Ang Hoa Pay. sekarang kau harus bebaskan totokan mereka lagi dan...." "Tak usah, anak In." memotong Kwee Cu Gie atas omongan istrinya. "semua sudah kubebaskan. Mereka sekarang sudah ada di posnya masing-masing. Hanya pada barisan kelima disini, tak berani aku turun tangan membebaskannya." Kwee Cu Gie berkata sambil melirik pada isterinya. Lamhay Mo Lie mengerti maksudnya sang suami yang tak mau TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bersentuhan dengan badannya wanita, maka ia sudah suruh Eng Lian danBwee Hiang membebaskan barisan wanita itu. Bwee Hiang dan Eng Lian mengiyakan, lantas mereka hendak pergi, tapi Lo In berkata : "Tahan, biar aku yang membebaskan mereka " "Anak In, mana bisa kau lakukan terhadap orang perempuan." kata Lamhay Mo Lie ketawa. "Sucouw, adik In punya cara lain untuk membebaskan totokan orang." kata Eng Lian. "Oo, begitu ? Nah, cobalah anak." kata Lamhay Mo Lie kepingin tahu. Kwee Cu Gie heran. pikirnya dengan cara bagaimana Lo In akan membebaskan orang-orang perempuan itu dari totokan tanpa menyentuh badannya. Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie melongo, nampak anaknya dengan hanya mengebaskan lengan bajunya telah membebaskan orang-orang yang tertotok itu sekaligus. "Anak, kepandaianmu benar-benar susah diukur " memuji Lamhay Mo LIe ketika Lo In sudah berkumpul dengan ayah ibunya. Tampak Lamhay Mo Lie sangat bangga. sebaliknya Kwee Cu Gie geleng-geleng kepala, kagum karena waktu berpisahan dengan si bocah, Kwee Cu Gie belum pernah mengajarkan cara membebaskan totokan dengan lengan baju, sekalipun dengan sepintas lalu ia pernah baca juga ilmu mujizat itu dalam Tiam-hiat Pit-koat, pengasih orang she Keang. ia sendiri tak sempat mempelajarinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Leng siong sementara itu sudah ditolong dan dibawa masuk ke dalam markas untuk direbahkan diatas pembaringan. Lamhay Mo Lie heran Kim Coa siancu bisa pingsan setelah menggigit lengannya Lo In. Eng Lian lalu menerangkan sedikit riwayatnya dulu ketika menjadi Kim Coa siancu, telah pulih ingatannya lantaran menelan darah Lo In yang digigitnya. Hal mana membikin Lamhay Mo Lie sangat kagum akan sang anak. yang mempunyai keistimewaan dalam dirinya. Benar saja, tidak lama Leng siong direbahkan di pembaringan, ia sudah siuman dan culih kembali ingatannya. Bagaimana girang Bwee Hiang dan Eng Lian nampak Leng siong sudah pulih ingatannya dan mengenali mereka. Tiga jago betina itu saling rangkul, menyatakan kegirangannya yang meluap-luap. Lo In sementara itu hampir tidak mau berkisar dari ayah dan ibunya. Dua orang yang sangat dirindukan, kini sudah ia ketemukan. Betapa pun ia masih ragu-ragu bahwa Liok sinshe (Kwee Cu Gie) dan Lamhay Mo Lie itu ada ayah dan ibunya, ia tetap mengakuinya sebab mereka telah mengakuinya adalah anak mereka. Hanya diam-diam ia bermaksud minta penjelasan dari kedua orang tuanya itu, lantaran apa maka nya mereka jadi berpisahan dan ia (Lo In) jatauh dalam rombongan jembel. saking rindunya ia kepada kedua orang tuanya hingga ia melupakan dua gadisnya yang saat itu tengah kegirangan dengan puliny a kembali ingatan Leng siong. Kim Wan Thauto dijamu sebagai tamu terhormat oleh Kwee Cu Gie dan isterinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Memang Kim Wan Thauto adalah kenalan lama dari Kwee Cu Gie hingga mereka bisa kongkoue dengan asyik sekali menanyakan kisah perjalanan mereka sejak berpisahan. Kim Wan Thauto ini percaya sama ramalan. Maka waktu berpisahan dengan Lo in iseng-iseng dia meramalkan nasibnya si bocah, apakah ada harapan bakal ketemu pula dengan kedua orang tuanya. Dari tukang khoamia, Kim Wan Thauto mendapat keterangan yang menggirangkan bahwa Lo In tidak lama lagi juga bakal ketemu dengan dua orag yang hubungannya paling dekat dengan si bocah. Kim Wan Thauto menduga dua orang itu tentu adalah ayah dan ibunya Lo In. Maka ketika ia ketemu Lo In di markasnya Cit-seng-pay, ia kata pada Lo In ia mempunyai kabar baik untuk si bocah. Kiranya hal ramalan itu yang disampaikan pada Lo In. Akan tetapi Kim Wan Thauto tidak menyebutkan bahwa itu ia dengar dari si tukang khoamia. Namun tukang khoamia itu benarbenar pandai, sebab sekarang telah menjadi kenyataan. Hal inijuga telah diberitahukan kepada Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie yang berkakakan ketawa saking girangnya. Dalam omong-omong diantara empat orang ialah Kwee Cu Gie, isteri dan anaknya (Lo In) dengan Kim Wan Thauto, yang tersebut belakangan menyatakan kekuatirannya akan perjalanan Lo In selanjutnya. Ia berkata : "Anak In adalah satu jago cilik yang sukar menemukan tandingan. sudah besar pun ia akan menggantikan ayahnya menjadi tayhiap (pendekar besar). Namun dalam hidup selanjutnya, aku kuatir ia bakal menemukan banyak kepusingan." Lamhay Mo Lie ketawa. "Auwyang toako" ujarnya pada Kim Wan Thauto. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ " Kepusingan bagitu sudah jamaknya. Ayahnya sudah banyak menemukan kepusingan yang begitu. Asal anak In dapat petunjuk dari ayahnya, pasti ia dapat mengatasinya." Lamhay Mo Lie berkata demikian sambil melirik pada suaminya dengan jebikan bibirnya yang merah semringah. Kwee Cu Gie menyambut lirikan isterinya dengan senyuman yang dulu telah merebut hatinya Lamhay Mo Lie hingga si nyonya cantik segera hatinya tertumbuk dengan senyum yang lama dikenalnya itu. Lamhay Mo Lie mengira bahwa Lo In akan menemukan kepusingan soal asmara maka ia telah berkata demikian kepada si Thauto. Kim Wan Thauto ketawa mendengar perkataan Lamhay Mo Lie. Ia berkata : "Toaso, kau salah mengira dengan perkataanku tadi. Bukannya soal asmara yang aku maksudkan." "Habis, toako mau maksudkan apa ?" tanya Lamhay Mo Lie kepingin tahu. "Itulah gara-gara It-sin-keng." sahut Kim Wan Thauto. "Apa Kwee-heng belum tahu anak In sekarang telah menjadi muridnya Kong In sianjin dari siauw-lim-si ?" tanya Kim Wan Thauto. Kwee Cu Gie geleng-geleng kepala seraya mengawasi anaknya. lo In hanya ketawa nyengir kepada ayah dan ibunya. "Belum lama ini, anak In telah memasuki gua maut tempat istirahatnya Kong In sianjin. Di sana ia ada jodoh menjadi muridnya dan meyakinkan It-sin-keng hingga kepandaiannya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ meningkat berlipat ganda dari apa yang ia dapat dari Kweeheng. Ketika ia keluar gua, orang-orang kuat dari berbagai aliran telah mencegatnya dan meminta It-sin-keng dari anak In. Mereka tidak percaya kalau anak In keluar dari gua maut itu hanya lenggang-lenggang begitu saja. oleh karenanya anak In telah bertempur dengan orang-orang dari siauw-lim-si, Butong- pay, Tong-ten Nao-eng dan lain-lain lagi. Kesudahannya mereka tidak dapat berbuat apa-apa terhadap anak In dan anak In bisa lolos dari kepungan mereka. oleh karena inilah, aku maksudkan anak In selanjutnya akan menemukan banyak kepusingan." Kwee Cu Gie dan isterinya terkejut mendengar cerita Kim Wan Thauto. "Itu berbahaya." kata Kwee Cu Gie. "Anak In, coba kau ceritakan pengalamanmu memasuki gua maut dan setelah keluar menghadapi orang-orang kuat darl berbagai aliran." Lo In menurut, lalu ia menuturkan mulai ia berpisahan dengan Eng Lian menemukan tiga orang cit-seng-pay yang mati terkena hawa racun. Dengan diantar oleh kawanan kera ia dapat menemukan letaknya gua maut itu dimana sudah banyak jago-jago silat dari berbagai aliran telah menemui ajalnya karena hawa beracun dari gua maut. Lalu dengan menggunakan kepandaiannya meniup seruling ia menaklukan ular raksasa yang menjadi penjaga dari gua maut. Bagaimana ia sudah menjadi murid dan mengubur jenasah (kerangka) dari Kong In sianjin dan bagaimana caranya ia menemukan kitab mujizat yang ada dalam lubang dari dinding gua. setelah kirakira tiga bulan meyakinkan It-sin-keng, ia telah kembalikan kitab itu ke tempatnya semula lalu ia keluar dari gua, ternyata TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ia sudah ditunggu oleh banyak orang diluar gua. Pertempuran kemudian telah terjadi dan ia sudah bisa selamatkan diri berkat kepandaiannya. selama Lo In menutur, sebagai seorang ibu yang menyayangi anaknya, Lamhay Mo Lie berdebaran hatinya. Diam-diam ia memuji syukur kepada Yang Berkuasa, anaknya telah dilindungi dan selamat hingga anak dan ibu sekarang telah dapat berkumpul. "Anak In, sungguh berbahaya perjalananmu." berkata Lamhay Mo Lie seraya menarik tangan anaknya yang barusan bercerita sambil berdiri dan bergaya lucu. Lo In merasakan hangat dalam rangkulan ibunya yang belum lama berselang ia telah berkelahi mati-matian dan nyaris kepalanya dibikin hancur oleh senjata kebutannya si Hantu wanita dari Lamhay (Laut Kidul). "Anakku." berkata Lamhay Mo Lie dengan sayang. "Pantasan kepandaianmu hebat dan hampir ibumu terjungkal di tanganmu...." "Ibu." memotong Lo In cepat. "Anakmu harus mati lantaran berlaku kurang ajar terhadap ibunya sendiri. Mohon ibu suka memaafkan anakmu...." Lo In tampak manja sekali dalam pelukan si wanita cantik yang menjadi ibunya. "Anakku." ujar Lamhay Mo Lie seraya mengelus-elus kepalanya Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "sudah sejak ayahmu mengatakan kau adalah anak kandungku yang hilang, aku telah memaafkanmu. oh, sungguh mengerikan kapan ibu ingat pada saat yang berbahaya itu." Lo In tercengang. "Ibu, apa yang kau katakan pada saat yang berbahaya itu?^ "Pada saat itu ibu sudah angkat kebutan dan siap menghajar kepalamu. Pada waktu kebutan menurun pada saat itulah ayahmu dengan menggunakan lwekang mengirim suara dari jauh bahwa kau adalah darah dagingku hingga aku lemas dan jatuh duduk......." (Bersambung) Jilid 18 Lo In ingat pada waktu ia melejit bangun dari pingsannya, ia lihat ibunya duduk mendeprok di tanah dan menatap ke arahnya dengan tajam. Waktu itu ia tidak tahu kalau ibunya sedang mengenali dirinya sebagai anaknya. Ia menyesal saat itu telah berlaku kurang ajar, menantang ibunya untuk bertempur pula. "Ibu, untung ayah keburu datang. Kalau telat sedikit saja kepala anak remuk menjadi makanan kebutan ibu." kaat Lo In Jenaka. "Kepala anak remuk tidak apa, cuma ibu tentu akan menyesal seumur hidup. Hahaha.... " si nakal berkelakar. "Anak nakal " Lamhay Mo Lie dekap lebih erat tubuhnya Lo In. "Ibumu mana bisa hidup kalau mengetahui anaknya mati karena tangan ibu." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ibu dan anak itu tampak demikian asyiknya bercakap-cakap hingga Kwee cu Gie dan Kim Wan Thauto yang melihatnya sangat gembira dan memuji syukur kepada Yang Maha Kuasa atas pertemuan kembali ibu dan anak itu setelah berselang enam belas tahun lamanya. Ketika soal kepusingan yang Lo In akan hadapi kemudian diperbincangkan, telah diambil keputusan untuk memulihkan wajah Lo In ke wajah aslinya. Ang Hoa Lobo segera dipanggil untuk memberikan obat pemunahnya, tapi si nenek tidak muncul. Menurut orang yang memanggil, si nenek entah pergi ke mana pada setengah jam berselang telah meninggalkan markas Ang Hoa Pay. "Biarkan dia pergi." kata Lamhay Mo Lie. " Nenek itu adatnya angin-anginan, apalagi setelah suaminya siauw cu Leng telah lenyap tanpa diketahui jejaknya, ia kelihatan saban hari uring-uringan saja. Dia pasti akan kembali lagi." Apa sebabnya Ang Hoa Lobo pergi dengan tidak memberitahu kepada Lamhay Mo Lie yang menjadi suhunya ? Hanya Kwee Cu Gie yang dapat mengetahui sebab-sebabnya. Kwee cu Gie menduga Ang Hoa Lobo bakal tidak kembali lagi lantaran ada dia disitu. seperti pembaca masih ingat, Ang Hoa Lobo juga merindukan Kwee cu Gie. Makanya dia memoles hitam wajahnya Lo In, maksudnya dengan tidak langsung dia mengundang Kwee Cu Gie datang untuk meminta obat pemusnahnya. Kalau sampai demikian, maksud Ang Hoa Lobo ia mau suruh Kwee cu Gie tekuk lutut baharu ia mau kasih obat pemusnahnya. Ia hendak membikin malu pendekar besar kita untuk membalas sakit hati 'cintanya' tidak dibalas oleh si orang she Kwee. Bukan saja tidak dibalas, malah ada beberapa giginya yang ompong karena ditampar oleh Kwee cu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Gie ketika dia menggunakan obat pulas hendak menguasai Kwee Cu Gie pada jaman si Nenek Kembang Merah masih bernama Teng Goat Go. Perginya Ang Hoa Lobo tidak menjadi soal bagi Lamhay Molie sebab ia sendiri dapat menggunakan obat pemusnah mengembalikan wajah anaknya yang hitam ke wajah aslinya. Ketika wajah si bocah kembali ke wajah aslinya, yang pertama-tama terpesona adalah Lamhay Mo Lie, ibunya jago cilik kita. "Anak. kau benar-benar cakap. seperti.......... seperti.......... " kata Lamhay Mo Lie terputus-putus. "seperti ayahnya........." menjelaskan Kwee Cu Gie bersenyum ke arah isterinya. Lamhay Mo Lie deliki matanya yang halus pada Kwee Cu Gie yang mengedipkan matanya sambil tersenyum hingga Lamhay Mo Lie memerah wajahnya yang putih halus bagai sutera ketika ia melirik pada Kim Wan Thauto yang tengah berseri-seri. Memang maksudnya Lamhay Mo Lie mau mengataakan 'seperti ayahnya', hanya ia ragu-ragu mengeluarkannya karena disitu ada hadir Kim Wan Thauto. Kim Wan Thauto sendiri merasa kagum akan kecakapan paras Lo In. Kwee Cu Gie dilain pihak tenang-tenang saja. Pikirnya, ia sendiri cakap. isterinya cantik, kalau turunannya hitam legam kayak pantat kuali itu tak mungkin. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dengan pulihnya kembali wajah aslinya, berarti Lo In mengurangi kepusingan. Namun berbareng dengan itu, julukannya yang telah membubung tinggi ialah Hek-bin sintong atau ^'si bocah sakti muka hitam' dengan sendirinya telah turut lenyap. Pada malamnya telah diadakan pesta kegirangan ayah, ibu dan anak sudah dapat berkumpul kembali. Hadir dalam perjamuan yang meriah itu orang-orang kuat dari Ang Hoa Pay yang telah dimatikan ingatannya oleh pengaruh obat mematikan ingatan seribu hari. Mereka hanya lupa akan dirinya siapa dan perkara-perkara yang sudah lampau. Akan tetapi kepandaiannya tetap dimiliki sebagai orang kuat dari rimba persilatan kelas wahid. Kim Wan Thauto kenali diantaranya ada Hek-houw Ma Liong, guru silat terkenal dari kota Lengkoan. Di Coa-kok, ia pemimpin benteng pertama. Lalu Sian-jin siang- kim LouwBin cie, si sepasang Pedang Dewa, pemimpin dari benteng kedua. Pemimpin dari benteng ketiga, Kut-nia Nui-ma sie Toan Leng, si Kuda Terbang, begal tunggal disekitar Kiansang (gunung) dan Lie Tiong kiat, pemimpin benteng keempat yang bergelar Kengciu Kim-kauw-cian atau si Gunting Emas. Tersohor ilmu meringani tubuhnya yang dinamai 'Kim-cian-coan-in (panah emas menembusi mega). Kam Lian Eng atau Lengkoan Giok Lie, si bidadari dari kota Lengkoan memimpin benteng kelima (barisan perempuan). si cantik Kam Lian Eng adalah isteri dari Hek-houw Ma Liong, si Harimau Hitam, pemimpin dari benteng pertama. selain orang-orang tersebut, diantara orang-orang kuat dari Coa-kok ada juga dari kalangan agama seperti Hweeshio dan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tojin (Imam) dari berbagai partai seperti siauw-lim, Bu-tong, Kun-lun dan lain-lainnya. Mereka memasuki Coa-kok dengan maksud menumpas Ang Hoa Pay yang mulai berkembang, namun maksud mereka bukan saja gagal malah menjadi korban 'cian-jit-su-su-hun' hingga mereka menjadi orang-orangnya Coa-kok tanpa disadari oleh mereka. Diantara demikian banyak orang, tidak kelihatan bayangannya Ang Hoa Lobo. juga ada hadir tiga jelita kita dalam perjamuan itu. Mereka heran tidak nampak Lo In, sebaliknya hanya seorang pemuda cakap yang duduk di sebelah kiri dari Lamhay Mo Lie. Matanya tiga jelita itu saban-saban celingukan mencari si bocah nakal wajah hitam, saban kali kena kebentrok dengan pemuda cakap disamping si cantik dari Lamhay yang senyumsenyum ke arahnya. "Enci Hiang, anak muda itu ceriwis benar mengajak kita tertawa. Memangnya kita orang apa ? Meskipun dia cakap. tak nanti menembusi hati kita " kata Eng Lian perlahan pada Bwee Hiang, mengutarakan perasaan dongkolnya. "Aku lihat juga demikian, enci Hiang." menimpali Leng siong dengan gemas. Karena saban kali ia melirik ke arah Lamhay Mo Lie mesti matanya kebentrok dengan ketawanya si pemuda cakap yang dikatakan oleh encinya. Bwee Hiang yang usianya lebih tua dan pikirannya juga lebih matang, tak menjawab pernyataan dongkolnya kedua jelita itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia sendiri merasakan kejanggalan sikap si pemuda yang seolah-olah mau mempermainkan mereka. Akan tetapi ia belum mengambil keputusan untuk menuduh pemuda cakap itu kelakuannya sangat ceriwis dan gila cewek. "Biar, kalau dia berani lagi ketawa ke arahku, akan aku kasih rasa kelihaianku " berkata Eng Lian ketika melihat enci Hiangnya tinggal adem-adem saja. Benar-benar saja, ketika Eng Lian mencuri lihat, anak muda itu tengah ketawa kepadanya. Ia jumput sebuah kacang dan disentilkan ke arah si pemuda. Kacang melayang dengan kecepatan kilat karena disentilkan mengandung tenaga lwekang. Pemuda itu tampak gelagapan ketika melihat kacang menyerang ke arahnya. Namun sekali membuka mulut tampak kacang yang disentilkan Eng Lian tadi telah digigit oleh si pemuda cakap. Eng Lian melengak tapi hanya sebentaran saja sebab dalam penasarannya kembali dia menyerang dengan kacangnya. Ia menduga pasti si anak muda cakap tak berkutik diserang kacangnya karena saat itu si pemuda cakap tengah menggigit kacang. Namun ketika kacang sampai hendak membentur mulut, kacang Eng Lian ditahan oleh kacang yang digigit tadi yang melesat dengan tiba-tiba dari giginya. Dua buah kacang beradu diatas meja si pemuda dan dua-duanya jatuh dalam keadaan utuh (tidak pecah). Eng Lian makin gemas melihat dua kali serangannya gagal. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bwee Hiang dan Leng siong memperhatikan si dara nakal, hatinya tak kuat menahan ketawa dan mereka cekikikan sambil menekap mulutnya dengan tangan. "Idiiiih, apa ini?"Bwee Hiang tiba-tiba berkata sambil tangannya mengusut pada bibirnya seperti digerayangi lalat. Ia lihat ternyata bukan lalat tapi sebuah kwaci nempel pada bibirnya yang atas. "Ah, kenapa ada lalat?" Leng siong berseru sambil menepak pipinya. Ia merasa lalat itu kena ditepak. perlahan-lahan tangannya ditarik dari pipinya dengan sekalian lalatnya, namun........ bukanlah lalat. Hanya sebuah kwaci yang nempel keras pada pipinya yang botoh. Tampak selebar mukanya merah karena merasa dirinya dipermainkan orang. Matanya memandang ke arah si pemuda cakap yang kelihatan tenang-tenang saja. Ia curiga si pemuda cakap yang main gila tadi. Eng Lian melihat Bwee Hiang dan adiknya dipermainkan telah ketawa ngikik. Tapi ngikiknya tidak terus karena mulutnya seperti kemasukan apa-apa. Ia cepat lepaskan dan ternyata sebuah kwaci yang masuk mulutnya tanpa sepengetahuannya. Matanya tiba-tiba melotot ke arah si pemuda yang nyengir ke arahnya. "Enci Hiang, sudah tentu dia yang jail. Mari kita keroyok bertiga, masa dia bisa menang ? Kalau perlu kita nanti kasih tahu pada adik In. Biar dia dihajar mampus " Demikian Eng Lian berkata pada enci Hiangnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Leng siong mufakat sedang Bwee Hiang yang juga mendongkol lantas setuju atas usulnya sang adik nakal. Mereka lantas mulai bekerja, masing-masing menjumput sebuah kacang. saling susul kacang menyambar pada si pemuda cakap. Kesudahannya bikin Eng Lian banting- b anting kaki, Leng siong terbelalak dan Bwee Hiang ketawa- ketawa urung. Kenapa ? Tiga buah kacang yang disentilkan dengan tenaga lwekang, menyambar saling susul ke arah si pemuda cakap. Entah bagaimana, di tengah jalan kacang Eng Lian yang disentilkan paling dulu tiba-tiba merandek kemudian dibentur oleh kacang Bwee Hiang dan Leng siong yang menyusul belakangan. Dengan demikian, tiga kacang itu saling bentur sendiri sebelum mengenakan sasarannya. Eng Lian saking gemasnya sampai bangkit berdiri, matanya melotot ke arah si pemuda cakap yang tenang-tenang saja mentertawakan tiga jelita yang gelisah itu. si dara nakal yang keliwat gemas dipermainkan orang, sudah hendak pergi menyatroni si pemuda cakap kalau tidak Bwee Hiang keburu memegangi tanganya mencegah. "Adik Lian, untuk apa kau bikin ribut ? Apa tidak malu di depan banyak orang mencari stroy ? Biarkan saja, sebentar kalau adik In datang, kita adukan. Biar dia tahu rasa mempermainkan kita " menghibur Bwee Hiang. Amarahnya Eng Lian menurun mendengar perkataan sang enci. Meskipun demikian, matanya masih melototi si anak muda cakap yang belagak pilon dipelototi si dara nakal. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Eng Lian dan Leng siong makin lama makin panas, nampak si pemuda cakap seperti ngeledek mereka. sebaliknya Bwee Hiang tenang-tenang saja memperhatikan gerak gerik pemuda cakap itu. Lagaknya makin tengik dan ceriwis. Bwee Hiang paling kalem diantara tiga dara itu, kurang senang hatinya melihat si pemuda cakap makin lama makin berani sikapnya. Perang kacang dan kwaci tadi, lantaran dilakukan dengan cara kilat, tak diketahui oleh para hadirin lainnya. Kecuali oleh Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie yang lihai matanya. Mereka diam-diam mentertawakan kenakalan anaknya. Geli hatinya Lamhay Mo Lie melihat sikap tiga dara itu tak mengenali si bocah yang sekarang sudah berubah mukanya, dari bocah berajah hitam legam berubah menjadi pemuda yang cakap ganteng. Tak heran, karena dipulihkannya wajah Lo In tak disaksikan oleh tiga dara yang kini sedang mendongkol hatinya digodai Lo In. Lamhay Mo Lie tiba-tiba berbisik di telinga Lo In. Tampak Lo In manggut-manggut dan ketawa. Kiranya sang ibu membisiki anaknya belagak jalan keluar, lihat bagaimana reaksi dari tiga dara itu. selanjutnya sang ibu serahkan pada anaknya bagaimana caranya ia mempermainkan ketiga kawannya itu. Lo In tak lantas bangkit setelah ibunya membisiki kupingnya. Ia masih duduk dan saban kali matanya memandang ke arah tiga jelita yang semuanya pada cemberut. si bocah geli hatinya nampak ketiga encinya marahmarah. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Makin jadi ia menggodai ketiga encinya itu hingga Eng Lian sudah tak tahan menahan d elu hatinya. Maka tidak heran, ketika melihat Lo In bangkit berdiri berjalan keluar ruangan, dia yang paling dahulu menguber dari belakangnya. Bwee Hiang kuatir Eng Lian bertengkar dengan si pemuda cakap dan kesudahannya jadi berkelahi, maka ia ajak Leng siong untuk mengikuti si dara cilik Benar saja, ketika mereka keluar ruangan, tampak Eng Lian medang memaki si pemuda cakap habis-habisan, namun sipemuda hanya lawan ketawa geli saja. Tiba-tiba Bwee Hiang dan Leng siong kaget, ketika dengan cara kurang ajar sipemuda cakap telah mengulur tangannya dan mencolek pipinya Eng Lian yang tak keburu berkelit. Ternyata selama mereka bertengkar, sipemuda tak bicara. Hanay ketawa saja dan ngeledek Eng Lian hingga si dara cilik habis sabarnya. Ketika ia hendak menyerang, sudah didahului oleh sipemuda cakap mencolek pipinya. Eng Lian merasa panas selebar pipinya d icolek oleh pemuda buka n pemuda pujaannya. oleh sebab itu, tanpa memikiria berada di tempat pesta, sudah lantas menerjang dengan gemasnya. sipemuda cakap hanya kelihatan berkelebat badannya, tahu-tahu Eng Lian sudah kena dirangkul. Bukan main Eng Lian kagetnya. Pikirnya, bagaimana nanti Lo In mengatainya kalau melihat dirinya dalam pelukan pemuda ceriwis ini. "setan kecil " maki Eng Lian seraya berontak. "Kau berani permainkan enci....." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Putus kata-katanya karena berbareng tangan sipemuda cakap sudah menekap mulutnya dan mencium pipinya. "Enci Lian, kau tidak kenali adik In-mu....." bisiknya mesra. "oh, kau...." hanya ini yang meluncur dari bibirnya Eng Lian, ketika tangan Lo In yang menekap mulutnya ditarik pulang. Ketika Eng Lian melihat ke sekitarnya, ia lihat ada Bwee Hiang dan Leng siong yang bersenyum ke arahnya. Perlahanlahan ia mendorong tubuhnya Lo In yang memeluk dirinya. Ia lari menghampiri Bwee Hiang dan Leng siong, sambil katanya : "Enci Hiang, kau kenali pemuda ceriwis, musuh kita itu?" "sejak aku melihat kau jinak dalam pelukannya, aku sudah tahu siapa pemuda cakap itu, adik Lian." sahut Bwee Hiang ketawa ngikik, Eng Lian memerah jengah wajahnya mendengar jawaban Bwee Hiang. sementara kepada Lo In yang datang menghampiri, Bwee Hiang kata : "Adik nakal, sejak kapan kau merubah muka sehingga ketiga encimu tidak kenalimu ?" Lo In menutur bahwa bukan Ang Hoa Lobo yang memulihkan wajah aslinya, sebab si nenek itu entah kemana perginya tapi ibunya sendiri ialah Lamhay Mo Lie kebetulan menyimpan obat pemusnahnya. Tiga jelita itu hampir berbareng mengucapkan selamat kepada Lo In. Masing-masing hatinya dara itu memuji parasnya Lo In yang cakap tampan. Lebih-lebih Bwee Hiang dan Eng Lian kegirangan bakal mempunyai suami yang demikian cakapnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Leng siong ingat sesuatu, lalu menjura pada Lo In sambil berkata : "Adik In, encimu mengucapkan terima kasih kau sudah menolong sehingga ingatanku normal lagi." "Enci Leng siong, kau jangan berterima kasih padaku tapi pada enci Eng Lian yang sudah menyuruh kasih dagingku dibikin sempowak oleh gigitanmu." sahut Lo In. Eng Lian ketawa. sedang Leng siong merasa kikuk kelihatannya sebab gara-gara gigitannya, kata enci Liannya, Lo In sampai meringis-ringis kesakitan. "Adik In, kau tentu sakit ketika aku gigit, ya ?" tanya Leng siong ketawa manis. "sakit sih memang sakit, tapi tidak menangis. Karena orang sudah gede menangis jelek kelihatannya, bukan ?" Lo In dengan jenaka menyahut. Leng siong mendelik matanya pada si bocah nakal sebab jawaban Lo In itu mengingatkan Leng siong pada kata-katanya sendiri tempo hari di Glok Lie Teng. Leng siong melirik pada Bwee Hiang yang diam saja sebab Bwee Hiang mendengar ketika Leng siong mengatakan orang sudah gede kalau menangis jelek (Eng Lian), tampak Eng Lian sedang menekap mulutnya menahan ketawa hingga Leng siong merasa kikuk dibuatnya. Coba tidak ada Bwee Hiang disitu, tentu Leng siong sudah mencubit si bocah nakal. Empat anak muda itu ngobrol dengan gembira, sebelum mereka memasuki lagi ruangan pesta. Atas anjuran ketiga dara, Lo In berjanji akan menanyakan halnya ayah dan ibunya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sampai kehilangan anaknya dan Liok sinshe yang tidak mati kena jarum beracunnya Kim Popo yang sangat jahat. Demikian utnuk meyakinkan Lo In bahwa ia benar-benar adalah anaknya yang hilang, Kwee Cu Gie telah menuturkan kisahnya. satu kisah yang hendak dituturkan Liok sinshe (Kwee cu Gie) kepada Lo In di Tong-hong-gay. Urung dituturkan karena waktu itu Liok sinshe kedatangan musuh-musuhnya yang mengeroyok dirinya (Baca permulaan cerita ini. Red.) Kisah dimulai ketika Kwee cu Gie meninggalkan Teng Goat Go (Ang Hoa Lobo) yang hendak memonopoli Kwee cu Gie dengan meloloh si anak muda dengan arak yang dicampuri obat bius. Ia tidak jadi menemui ayahnya Goat Go yang menjadi pamannya, saudara piau dari ibunya untuk menanyakan keadaannya dan menyampaikan salam hangat dari ibunya lantaran garagara Goat Go yang genit. Kwee cu Gie meneruskan perjalanannya. Ketika ia berada diluar kota Hoa-lim, sedang enaknya dia berjalan, tiba-tiba ia merandek dan memasang kupingnya. Kiranya tidak jauh dari ia berdiri terdengar seperti ada bentrokan senjata, ada orangorang sedang bertempur seru rupanya. Ia lalu cepatkan jalannya. Pada Suatu tempat yang merupakan lembah ia lihat ada beberapa orang sedang bertempur, sudah ada beberapa orang yang telah roboh dan merangkak-rangkak hendak bangun berdiri. "Bangsat, kau berani membunuh ayah dan ibuku " tiba-tiba Kwee Cu Gie mendengar suara anak kecil memaki pada seorang brewokan yang barusan saja telah menewaskan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ lawannya. Menyusul anak itu keluar dari joli, ternyata ia adalah satu anak perempuan yang kira-kira umurnya dua belas tahun. Anak itu telah menubruk ibunya yang sudah mandi darah dan menangis gererungan. Kwee Cu Gie merasa kasihan, ia datang menghampiri lebih dekat.Justru pada saat itu si brewokan lagi mengangkat goloknya hendak ditabaskan pada lehernya si anak kecil. Dengan sekali lompat, Kwee Cu Giu sudah sempat menangkis golok yang nyaris memisahkan kepalanya si anak kecil tadi. Tangkisan itu keras sebab kenyataannya golok dari si brewokan telah terbang tinggi dan orangnya berdiri mematung saking terkejutnya. "Kau berani usilan ?" bentak si brewokan, ketika melihat yang menangkis goloknya tadi adalah seorang pemuda. "Hahaha Benar-benar kau sudah bosan hidup berani membentur urusannya Hek-nia sam-long " Mendengar disebutnya Hek-nia sam-long (Tiga serigala dari bukit hitam), hati Kwee Cu Gie terkejut juga. Karena ia mendengar sepak terjangnya tiga serigala itu sangat kejam dan kepandaiannya sangat tinggi. Tetapi sebagai pemuda yang suka melindungi si lemah, Kwee cu Gie tidak gentar menghadapinya tiga serigala itu, apalagi hendak menolongi anak kecil. Kwee cu Gie tidak melayani perkataan tersebut, sebaliknya, ia menyambar anak kecil tadi untuk dibawa lari. Apa mau, sebelum ia pergi jauh, tiba-tiba ada tiga orang yang mencegatnya. Mereka adalah Hek-nia sam-long yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bernama Thio Kin, Thio Kian dan Thio siang, tiga saudara she Tio. "sahabat, kau mau lari kemana ?" menyindir Thio Kin. "Aku bukannya lari, aku mau bawa keponakanku pulang." sahut Kwee Cu Gie. "Hahaha, anak orang diaku keponakan. Lebih benar kau dipanggil culik anak kecil " berkata Thio Kian dengan suara mengejek. Kwee Cu Gie tidak senang. "Kau jangan terlalu menghinaku " sahutnya. "Apa ? Kata-kataku itu menghina, sedang kau benar-benar menculik anak orang ?" kata lagi Thio Kian, sama sekali tidak memandang mata pada Kwee Cu Gie. Kwee Cu Gie marah, ia melolos pedangnya. "Bagus " mendengus Thio siang, si bontot yang juga sudah mencabut pedangnya. Mereka jadi bertempur. Thio Kian dan Thio Kin hanya menonton saja adiknya bertempur. Permainan pedang Kwee Cu Gie sangat cepat, hingga Thio siang kewalahan. Melihat saudaranya kepepet, Thio Kian lantas turun tangan. Dengan membawa beban anak kecil itu, Kwee Cu Gie masih diatas angin menggempur dua musuhnya hingga Thio Kin terpaksa turun tangan membantu dua saudaranya. Ternyata Thio Kinjauh lebih pandai dari dua saudaranya. Tidak heran kalau Kwee Cu Gie keteter dikeroyok tiga orang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Adik kecil yang menjadi beban itu berteriak-teriak minta diturunkan. Katanya ia mau lihat ayah dan ibunya. Kwee Cu Gie jadi goncang hatinya mendengar teriakan itu. "Adik kecil, kau jangan berteriak-teriak, nanti aku dikalahkan dan kau celaka jatuh ditangan mereka yang sangat kejam " kata Kwee Cu Gie, sedang pedangnya tidak berhenti dimainkan dengan cepat melawan tiga musuh. Anak itu rupanya mengerti juga akan maksud orang, maka tidak berteriak-teriak lagi. Kwee Cu Gie memberi perlawanan kurang leluasa karena satu tangannya memangku si anak kecil tadi, ia hanya gunakan tangan kanan melawan tiga orang yang berkepandaian bukannya rendah. " Celaka " Pikir Kwee cu Gie ketika melihat gelagat kurang baik. Perlawanannya makin lemah dikeroyok oleh tiga lawan berat. segera juga akibatnya runyam, pundaknya keserempet pedangnya Thio Kian hingga berlumuran darah. "Hei, tanganmu berdarah " kata si bocah ketakutan. Kwee Cu Gie sedang repot, tak sempat ia melayani si bocah bicara. Melihat gelagat tidak menguntungkan, Kwee cu Gie pikir lebih baik ia mengalah dulu. Lain kali ia boleh datang lagi membuat perhitungan. Begitu ambil keputusan, ia lantas kelebatkan pedangnya, menyusul diputar seperti titiran. Tiba-tiba diluar dugaan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ musuh-musuhnya, Kwee Cu Gie enjot tubuhnya melayang jauh ke belakang. Begitu kakinya menotol tanah, ia sudah melambung tinggi lagi. Begitu beberapa kali ia lakukan hingga tiga saudara Thio kewalahan untuk menyandaknya. "Ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi. Biarlah dia kabur. Lain kali ketemu lagi, kita jangan kasih ampun " berkata Thio Kin kepada dua saudaranya. Mereka memutar tubuh untuk kembali berkumpul dengan kawan-kawannya. Dalampada itu, Kwee Cu Gie sudah berada jauh dari mereka. Kwee Cu Gie berhenti dibawahnya sebuah pohon. Ia menurunkan si dara cilik dan menanya : "Namamu siapa, adik kecil ?" "Namaku Lan Ing she sie." sahut anak kecil itu bersenyum. Kwee Cu Gie terkejut melihat senyuman si dara cilik demikian manis meresap. "Dan kau siapa ?" menyambung si dara cilik ketika melihat Kwee Cu Gie menatap wajahnya dengan tidak berkedip. "Aku Kwee Cu Gie." sahut si orang she Kwee. "oh, engko Gie. Namamu bagus ya ?" kata Lan Ing jenaka. "Kau jangan panggil engko, harus panggil paman." kata Kwee Cu Gie. "Kau masih muda begini, tidak pantas aku panggil paman." "Usiamu sekarang sudah berapa ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ " Umurku sekarang, kata ibu sudah dua belas tahun hitung shio." "Aku sekarang sudah dua puluh dua tahun hitung shio. sepuluh tahun lebih tua dari kau. Pantas saja kalau kau panggil paman padaku." "Aku tidak mau, lebih enak panggil engko Gie." sahut si gadis cilik manja. Kwee Cu Gie tercengang. Gayanya sangat lucu, luwes dan cekatan. Pikirnya, gadis cilik ini pasti akan sangat cerdik. Beruntung sekali kalau ia mendapat adik seperti Lan Ing ini. Tanpa merasa ia menanya : "Adik kecil, kau suka menjadi adikku ?" Lang Ing menatap wajahnya Kwee Cu Gie dengan bersenyum-senyum. "Aku anak jelek. mana mau kau jadi kakakku." ujarnya kemudian. "Kau anak bagus. Aku mau jadi kakakmu." kata Kwee Cu Gie. Kembali si gadis cilik menatap wajah Kwee Cu Gie, yang balas menatap pada si dara cilik. "sinar mata yang bagus......" si dara cilik menggumam perlahan. "Apanya yang bagus?" tanya Kwee Cu Gie ketawa ramah. "oh, tidak. tidak." sahut si gadis, agak gugup ia menyahutinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kwee Cu Gie ketawa gelak-gelak. justru ketawa ia rasakan pundaknya sakit bekas tadi keserempet pedang. Kontan ia meringis-ringis sambil pegangi pundaknya yang luka. "Engko Gie, kau sakit? oo, kasihan. Mari kaupijati....." kata si dara cilik seraya tangannya yang kecil meraba pundaknya Kwee Cu Gie dan memijatinya. Ia kira dengan dipijati begitu, lukanya Kwee Cu Gie bisa sembuh. Nampak kelakuannya si gadis licik, Kwee Cu Gie merasa lucu dan geli ketawa. "Hei, engko Gie. Barusan kau meringis-ringis kesakitan, kenapa sekarang ketawa ?" tanya Lan Ing heran, matanya yang bagus mencilak lucu. "Aku ketawakan kau, adik kecil." sahut Kwee Cu Gie. "Memangnya aku kenapa ?" Lan Ing menanya kepingin tahu. "Adikku, kau sungguh baik sekali. Lantaran pijatanmu, lukaku kurangan sakitnya." "Aku senang kau berkata begitu. sebentar, kalau lukamu sudah sembuh, kau bawa aku untuk melihat ayah dan ibuku, ya " Kwee Cu Gie tidak menyahut, sebaliknya ia menatap wajah Lan Ing yang cantik mungil. si bocah juga balas menatap dengan tersenyum. Entah bagaimana, Kwee Cu Gie rasakan hatinya berdebaran beradu pandangan dengan si dara cilik, Ia merasa kasihan pada anak kecil itu, tapi cara bagaimana ia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ membawanya ke sana untuk melihat mayat-mayat dari orang tuanya ? Di sana tentu masih ada Hek-nia sam-long dengan kawan-kawannya. Ia tidak takut untuk menggempur orang jahat itu. Namun, kalau ia harus berkelahi dengan membawabawa beban sidara cilik, tidak mungkin ia peroleh kemenangan. "Adik kecil, akan kubawa kau menemukan ayah dan ibumu sebentar." Kwee Cu Gie menghibur. "sekarang kau tunggu dahulu disini, jangan kemana-mana." "Kau mau kemana ? Tidak. aku mau ikut " kata Lan Ing, seraya bangkit berdiri ketika melihat Kwee Cu Gie berdiri dan mau ngeloyor pergi. Kwee Cu Gie sebenarnya ingin mencari kali kecil untuk ia bersihkan darah pada pundaknya. Ia tidak ingin si dara cilik melihat itu. Maka ia mau tinggalkan Lan Ing sebentaran disitu. Ia tidak kira kalau si nona cilik tidak mau ia tinggalkan. "Aku mau mandi sebentar." Kwee Cu Gie membohong. "Anak kecil tidak boleh lihat orang tua mandi. Makanya kau tunggu saja sebentar disini." Meskipun masih kecil, Lan Ing cerdik. Ia mengerti maksud Kwee Cu Gie. Maka ia berdiri saja, tidak jadi mengikuti Kwee Cu Gie. "Engko Gie, kau jangan lama-lama pergi. Aku takut sendirian disini." kata Lan Ing. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Sebentar aku kembali, kau jangan kemana-mana adik kecil." sahut Kwee Cu Gie, seraya terus jalan mencari kali kecil untuk membersihkan lukanya. Lama juga ia mencari-cari, akhirnya ia menemukan juga kali yang dicarinya. Tidak lama ia membersihkan darah yang berlepotan, segera ia kembali ke tempat Lan Ing ditinggal. Tapi, alangkah kagetnya ia sebab si dara cilik sudah tidak ada dibawah pohon dimana ia ditinggalkan. Kemana Lan Ing ? Apa sudah diculik oleh orang-orangnya Hek-nia sam-long ? Kwee Cu Gie kebingungan. Ia menjadi nekad. Biar bagaimana juga, Lan In akan ia rebut pulang dari tangannya Hek-nia sam-long. Demikian ia mengambil keputusan. Dengan menggunakan lari cepat, tidak lama, Kwee Cu Gie sudah berada di tempat pertempuran tadi. Ia melihat mayat bergelimpangan. Diantaranya ada wanita cantik dengan mata melotot, terlentang sudah tidak bernyawa. Tidak jauh daripadanya ada seorang setengah umur memelihara jenggot panjang rebah dengan leher hampir putus. Kwee Cu Gie menduga, mereka tentu adalah suami isteri dan ayah ibu dari Lan Ing. Mayat lainnya ia lihat dua tukang gotong joli dan beberapa pengawalnya suami isteri yang bernasib malang itu dan ada dua-tiga orang Hek-nia sam-long yang menggeletak tidak bernyawa. Kwee Cu Gie geleng-geleng kepala. Hatinya sangat terharu melihat mayat ayah dan ibunya Lan Ing dalam keadaan tidak terurus. oleh sebab itu, maka ia gunakan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pedangnya menggali tanah, maksudnya mau mengubur mereka itu. Belum sampai Kwee Cu Gie beres buat lubang, tiba-tiba ia mendengar suara ketawa dibelakangnya dan berkata seram : "Masih berani datang, tandanya menghantarkan jiwa " Cepat Kwee Cu Gie lompat keluar dari lubang yang belum rampung digali. Kiranya yang berkata-kata tadi adalah si berewokan yang goloknya kena ditangkis terbang olehnya. Pikir Kwee Cu Gie, kebetulan ada orang ini untuk ia mengompes keterangan halnya si dara cilik yang lenyap itu. "Aku memang berani datang, tapi untuk menghantarkan jiwa tidak betul." kata Kwee Cu Gie dengan suara Jenaka. "Haha, berani omong besar ya di depan Toaya Tadi kau dengan cara kebetulan dapat menangkis golokku. sekarang mari bertempur dengan Toaya sampai tiga ratus jurus untuk menetapkan siapa unggul. Mari, mari datang dekat " "Siapa sebenarnya namamu, sahabat ?" kata Kwee Cu ie, tak melayani tantangan orang. "Haha, kau belum tahu nama Toayamu ? Aku adalah Thian lui-ciang Gouw In, tangan kanan dari Hek-nia sam-long. Aku sebutkan namaku supaya kau jangan mati penasaran." "Aku sebenarnya tak bermaksud berkelahi, aku hanya mau menanya pada Gouw-heng, apakah noan cilik yang kubawa tadi telah ditangkap pula oleh Hek-nia sam-long ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ada sangkut paut apa nona kecil itu denganmu?" balik menanya Gouw- In. "Tentu saja ada sangkut pautnya, dia adalah keponakanku " "Kau pamannya ? Hahaha, kau boleh cari keponakanmu itu di akherat " Terkejut Kwee Cu Gie mendengar perkataan Thian- luiciang Gouw In, si Pukulan Geledek. Apa benar anak manis yang lincah luwes itu telah dibunuh oleh Hek-nia Sam-long ? Hampir tak percaya akan pendengarannya tadi, maka Kwee Cu Gie menanya : "sahabat, kau jangan main-main. Apa betul nona kecil itu dibunuh ? Kalau dibunuh, siapa pembunuh kejam itu ? Tolong Gouw-heng kasih tahu." si Pukulan Geledek tercengang mendengar kata-kata Kwee Cu Gie, yang semestinya marah dan menyerangnya mendengar keponakannya sudah dibunuh mati. "Anak muda." sahutnya kemudian. "Kau jangan recoki perkara anak kecil itu. sekarang kau lawan aku tiga ratus jurus, kalau aku kalah baru kita bicara tentang anak bau itu." "Apa bicara Gouw-heng dapat dipegang ?" kata Kwee Cu Gie, yang ada harapan bahwa anak kecil mungil itu jiwanya tak dihabiskan manakala mendengar perkataan si Pukulan Geledek tadi. "Thian- lui-ciang belum pernah tak pegang janji " sahut si Pukulan Geledek. seraya tepuk-tepuk dadanya. "Bagus " kata Kwee Cu Gie. "Mari kita mulai " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Gouw In lantas saja mulai menyerang dengan golok besarnya. Pantasan Gouw In mendapat julukan si Pukulan Geledek. karena tenaganya besar. Golok yang dimainkannya menghembuskan angin yang menderu- deru, menandakan bahwa tenaganya sangat hebat. Tapi, Kwee Cu Gie melayani ia dengan tenang-tenang saja. Jurus demi jurus telah dilewati, setelah jurus kelima belas, tampak Thian- lui-ciang Gouw In sudah mulai kendur serangannya. Ia sudah mulai capek. terlalu banyak mengobral tenaganya untuk menjatuhkan lawannya. Pada jurus ketujuh belas dengan enak saja, pedang Kwee Cu Gie menyontek pergelangan tangan Gouw In yang mencekal golok hingga senjata berat itu, jatuh ditanah. sambil pegangi pergelangan tangannya yang berlumuran darah, si Pukulan Geledek berdiri bengong mengawasi Kwee Cu Gie yang bersenyum-senyum ke arahnya. Thian- lui-ciang Gouw In merasa berterima kasih kepada lawannya sebab kalau Kwee Cu Gie berlaku telengas, siangsiang ia sudah dirobohkan dengan mandi darah. " Gouw-heng, aku harap kau buktikan perkataanmu." kata Kwee Cu Gie ketawa. "Ini buktikan " terdengar orang berkata di belakang Kwee Cu Gie, bacokan golok menyusul dengan dahsyat sekali. Lain golok menyapu lambungnya. Untung Kwee Cu Gie lihai. Golok yang membacok pundaknya, ia kelit dengan mengelakkan diri. Berbareng ia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ enjot kakinya melambung ke atas hingga sabetan golok ke lambungnya dapat dihindarkan. Begitu ia turun menginjak tanah, penyerang pertama sudah tidak kasih kesempatan padanya. Goloknya berkelebat mengarah dada, tapi Kwee Cu Gie tidak gugup. Pedangnya dipakai menangkis dari bawah ke atas hingga dua senjata beradu mengeluarkan suara keras sekali. Tangannya orang yang memegang golok tergetar. Kwee Cu Gie tidak sia-siakan kesempatan ini. Pedangnya nampak menusuk dan 'cres ' menusuk perut. Darah keluar sebagai air mancur ketika pedangnya Kwee Cu Gie ditarik pulang untuk menangkis serangan golok kawannya si korban yang membabat pinggangnya. orang itu menarik pulang goloknya. Kwee Cu Gie merangsek dengan jurus Tok-coa-sim-hiat atau 'Ular berbisa mencari lubang'. Pedangnya Kwee Cu Gie bersarang di dada lawannya hingga arwahnya orang itu juga menyusul arwah kawannya yang barusan pergi. Gouw In berdiri bengong saja. Ia tidak membantu dua kawannya yang mengeroyok Kwee Cu Gie. Kenapa ? Karena meskipun ia seorang kasar, Gouw In tidak mau melanggar janjinya kepada Kwee Cu Gie. sambil membersihkan pedangnya yang meminta dua korban, Kwee Cu Gie ketawa pada Gouw In dan berkata : " Gouw-heng, sekarang kau boleh cerita tentang anak kecil itu." "Anak muda." sahut isi Pukulan Geledek. "Meskipun aku kasar, aku belum pernah merusak perjanjian. Kau lihat, barusan kalau aku tidak pegang janji, tentu aku ikut mengeroyok kau. Terus terang kukatakan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ padamu bahwa nona kecil itu tidak jatuh dalam tangan kami. Percayalah pada omongan Gouw In. Kalau kau tidak mau percaya juga, itu terserah " Kwee Cu Gie berdiri bengong. Ia percaya pada keterangan si Pukulan Geledek. Pikirannya jadi bingung, kemana dia harus mencari si nona cilik itu siapa yang sudah membawanya pergi. Kwee Cu Gie menjadi lesu oleh karenanya. Ketika ia menanyakan halnya suami isteri yang dibunuh itu, Kwee Cu Gie hanya dapat keterangan bahwa mereka adalah hartawan dari sie-ke-chung. soal lainnya Gouw In tidak mau cerita sebab itu adalah urusan Hek-nia sam-long katanya. Ia orang bawahan hanya menurut perintah atasan saja. Kwee Cu Gie mengucapkan terima kasih atas keterangan Gouw In. Kemudian mereka berpisahan. Gouw In berlalu dari situ, sementara Kwee Cu Gie meneruskan menggali kuburan untuk mengubur mayat hartawan suami-isteri. setelah selesai, ia berdiri sejenak di depan kuburan dan mulutnya kemak-kemik, entah apa yang ia katakan. Rupanya ia berjanji bahwa bagaimana juga ia akan mencari sampai dapat Lan Ing yang entah dibawa oleh siapa. sejak itulah Kwee Cu Gie mencahari Lan Ing. sayang dara cilik itu terus menghilang tak meninggalkan jejak. Meskipun demikian, ia percaya satu waktu ia akan berjumpa pula dengan gadis cilik lindah dan menarik hatinya itu. Karena setiap saat belum pernah menghilang senyumannya yang manis menari-nari dalam kelopak matanya. Tempat itu berada di luar kota Hoa-im..... Dalam perantauannya, sekali ia ingat akan tempat yang berkesan baginya itu. Pasti Kwee Cu Gie menyediakan tempo TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ untuk menengoki tempat tersebut. Di s a nan untuk beberapa hari lamanya ia membuang tempo pergi sana sini, seakanakan ingin menjumpai pula si dara cilik yang sangat menarik hatinya itu. sang tempo berjalan cepat. Lima tahun kemudian tempat itu masih tak terlupakan oleh Kwee Cu Gie yang namanya sekarang telah menjulang tinggi dalam rimba persilatan. Kwee Cu Gie Tayhiap menjadi buah bibir diantara orangorang kuat yang baik dan jahat, malah diantara orang-orang miskin, nama itu sangat populer karena perbuatan-perbuatan Kwee Cu Gie yang banyak menolong orang-orang susah. Pada suatu hari ketika Kwee Cu Gie untuk kesekian kalinya mengunjungi tempat yang mengesankan di luar kota Hoa-Im itu. setelah ia berjalan sana sini dengan harapan kosong dapat menemui pula Lan Ing, si mungil, ia duduk mengaso di atas sebuah batu yang terdapat tidak jauh dari sebuah pohon besar. Ia memandang jauh, jauh ke depan dengan pikiran melayang-layang. Terbayang si mungil pada kelopak matanya, sujennya pada pipi kanannya yang kalau ketawa memikat siapa yang melihatnya, membuat Kwee Cu Gie terkenang. sekalipun pertemuan ia dengan si dara cilik dahulu itu hanya sebentaran saja. Entah bagaimana, ia sendiri juga tidak tahu kenapa hatinya terpikat oleh si dara cilik yang mungil itu, sampai berkali-kali ia datang ke tempat itu seakan-akan ia tidak percaya bahwa ia tidak akan menemui pula Lan Ing, si mungil. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lima tahun sudah lewat, entah si dara cilik sekarang bagaimana keadaannya. Pasti ia akan merupakan 'sweet seventeen', yang kecantikannya tiada taranya. Kwee Cu Gie heran atau tidak habis mengerti. Dalam perantauannya ia menemukan banyak gadis-gadis yang cantik-cantik, tetapi tidak membikin hatinya tergerak. sejak ia menemui Lan Ing, seakan-akan hatinya membeku gara-gara si dara mungil, yang sepantasnya menjadi adiknya. Matanya berkaca-kaca, entah apa yang membikin hatinya menjadi sedih dan menangis. Pada saat itulah tiba-tiba Kwee Cu Gie dibikin kaget mendengar suara ketawa ngikik di balik pohon. sekali enjot tubuhnya mencelat ke arah pohon. Di lain detik ia sudah berhadapan dengan dara kecil langsing yang cantik luar biasa bersenyum-senyum kearahnya. "Kau, oh, kau........ " Kwee Cu Gie terbelalak matanya. "Ya, aku Lan Ing........." sahut suara empuk mengaduk kalbu. Kwee Cu Gie kenali Lan Ing, melihat sujen pada pipi kanan yang bergerak-gerak ketika si cantik bersenyum manis. Hampir saja ia menubruk dan merangkul Lan Ing seketika, saking girangnya. Kalau saja ia tidak ingat bahwa Lan Ing sekarang bukannya Lan Ing yang berusia dua belas tahun dulu. Ia hanya menatap wajah Lan Ing yang sangat cantik itu. "Engko Gie, kenapa kau menangis ?" tanya Lan Ing, ketika melihat matanya Kwee Cu Gie berkaca-kaca. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku menangisi kau, adik Ing." Kwee Cu Gie mengaku blakblakan. "Kenapa engko Gie tangisi aku, aku toh tidak mati ?" sahut si cantik lucu. "Adik Ing, kau bikin pamanmu putus harapan mencarimu." ujar Kwee Cu Gie halus. "Engko Gie, asal kau berani bahasakan diri paman lagi, akan kucubit kau " mengancam si jelita seraya unjukkan jari jempol dan telunjuknya yang putih halus. Kwee Cu Gie melengak. tapi sejenak kemudian dengan bersenyum ia berkata : "Adik Ing, kau jangan main-main dengan pa...... aduh " "Memangnya aku tidak berani buktikan ancamanku ? Hihihi........" si dara cilik ketawa geli seraya tarik pulang tangannya yang barusan mencubit lengannya Kwee Cu Gie sampai teraduh-aduh. "Sekali lagi kau membahasakan diri paman, lihat saja nanti " Lan Ing menambahkan, sehabisnya ia ketawa ngikik, Kwee Cu Gie jadi berdiri bagai terpaku, menyaksikan keberanian Lan Ing dan gayanya yang lucujenaka. sebaliknya si dara cilik ketawa ngikik lagi melihat Kwee Cu Gie sikapnya pada saat itu seperti orang yang tolol. Pada saat itulah tumbuhnya cinta murni dari Kwee Cu Gie terhadap Lan Ing. Ia sekarang sadar bahwa kenangan dan perasaan rindunya pada Lan Ing lantaran cinta dalam artian mengambil Lan Ing sebagai kawan hidupnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sejak itulah Kwee Cu Gie dan Lan Ing perhubungannya makin akrab. Pada suatu hari Kwee Cu Gie blak-blakan menyatakan cintanya pada Lan Ing dan minta Lan Ing suka menjadi isterinya. Tapi Lan Ing mengajukan syarat yang Kwee Cu Gie menemukan kesulitan. Syarat itu ialah Kwee Cu Gie harus keluarkan semua kepandaiannya untuk menjatuhkan Lan Ing. Kalau si dara jelita dapat dikalahkan, baharu Lan Ing dengan rela di jadikan isterinya Kwee Cu Gie. Kwee Cu Gie adalah satu Tayhiap (pendekar besar). Untuk mengalahkan Lan Eng tidak akan menemukan kesukaran, pikirnya. Cuma kalau Lan Ing sudah kalah, apa si nona cantik tidak jadi uring-uringan ? Maklumlah orang perempuan suka menang sendiri Untuk dapatkan si cantik, terpaksa Kwee Cu Gie ikutkan kemauannya Lan Ing. Mereka telah pilih suatu tempat yang baik untuk pertandingan. Dibawah terangnya sang rembulan, mereka pada suatu malam telah bertempur hebat. Kwee Cu Gie yang mengira dengan mudah saja mengalahkan Lan Ing, ternyata meleset perhitungannya. Perlawanan Lan Ing sangat gigih, malah hampir-hampir Kwee Cu Gie jadi pecundang kalau ia tidak sangat lihai meluputkan diri dari serangan Lan Ing yang berbahaya. sampai tiga ratus jurus yang ditetapkan, mereka tidak ada yang kalah dan menang. Mereka bertanding seri. Hal mana membuat Kwee Cu Gie sangat heran. Dari mana Lan Ing mempunyai kepandaian demikian ampuhnya. Ketika Kwee Cu Gie menanyakan hal ini, Lan Ing hanya menjawab dengan senyuman saja. Ia tidak mau menerangkan siapa gurunya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Untuk menyenangkan hatinya si cantik, Kwee Cu Gie tidak mendesak dalam hal itu. Sebenarnya, dengan pertandingan seri itu berarti cita-cita Kwee Cu Gie untuk memperisterikan Lan Ing menjadi buyar. Namun, oleh karena si jelita kasihan kepada si pemuda yang sungguh-sungguh hendak mengambil dirinya sebagai kawan hidup, akhirnya si jelita rela juga di jadikan isterinya Kwee Cu Gle. Suami isteri itu hidup akur dan beruntung. Pada suatau hari ketika suami isteri pendekar itu lewat diluar dusun Kunhiang, mereka menemukan dua pria yang sedang bertempur seru. Tidak jauh dari mereka ada satu wanita cantik yang sedang memegangi anak perempuan kirakira berusia empat- lima tahun. Tampak romannya sangat gelisah menyaksikan dua pria itu yang berkelahi mati-matian. "Engko Gle, mari kita pisahkan mereka " mengajak Lan Ing. "Tunggu dulu " kata Kwee Cu Gle, menyusul ia perdengarkan tertawanya yang melengking nyaring mengandung lwekang hingga dua orang yang sedang bertempur tadi lompat memisahkan diri seperti ketakutan. Itulah suara ketawanya Kwee Cu Gie yang sangat terkenal dikalangan Kang-ouw. orang jahat yang mendengar suara ketawa itu akan lari terbirit-birit, sedang orang baik-baik akan berdiri terpaku seperti mentaati perintah. Tampak dua bayangan melesat saling susul, begitu suara ketawa berhenti. Mereka itu adalah Lan Ing dan Kwee Cu Gie. Terlambat ketika mereka sampai di tempat perkelahian. Karena salah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ satu pria yang berkelahi tadi, dengan kecepatan kilat sudah menyambar tubuhnya si wanita cantik dibawa kabur. Anaknya menangis memanggil : "Ibu....... ibu......... " Pria yang ada disitu menghampiri si bocah sambil mengelus-elus kepalanya. Ia berkata : "Anak Hiang, biarkan ibu durjana itu dibawa gendaknya. Ayah nanti cari ibu lain yang lebih menyayangi anak Hiang............" "Adik Ing, kau kejar manusia itu " kata Kwee Cu Gie pada isterinya, yang lantas enjot tubuhnya melesat menyusul pria yang lari tadi membawa si cantik, sedang Kwee Cu Gie menghampiri pria yang tengah mengelus-elus kepala anaknya. Ketika Kwee Cu Gie belajar kenal, ternyata pria itu bernama Liu In Ciang, penduduk dari dusun Kunhiang. Perempuan yang dibawa lari itu adalah isterinya dan pria yang menculik isterinya itu bernama oey Hoan Ciang. "Liu Heng, kau jangan khawatir. Isterimu akan kembali dengan pria jahat itu" Kwee Cu Gie menghibur. "Isteriku pasti dapat menyusul mereka dan membawa pulang." "Terima kasih Kwee-heng. Tapi rasanya aku tidak begitu perlu lagi dengan perempuan begituan yang rela dibawa lari oleh lelaki laini" sahut Liu In ciang tawar. Liu In ciang sebenarnya sangat gusar pada saat itu. Menuruti hatinya, ia kepingin mencaci maki sang isteri dan oey Hoan ciang, pria yang membawanya lari. Namun, seberapa bisa ia tekan kegusarannya itu dihadapan Kwee Cu Gie yang sangat dihormati orang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lama ditunggu tidak kelihatan bayangannya Lan Ing. Kwee Cu Gie menjadi heran. ia lalu menyusul setelah permisi pada Liu In Ciang. Di sana ia lihat Hoan ciang sudah ditotok roboh oleh isterinya. sedang si wanita cantik, isterinya Liu In ciang tampak sedang berlutut di depan Lan Ing. Kwee Cu Gie heran. cepat ia menghampiri isterinya, justru wanita itu sedang berkata pada Lan ing : "Nona, kaujangan bunuh dia. Tunggu aku kasih keterangan, baharu nona dapat mempertimbangkan duduknya perkara." "Adik In, kasih kesempatan dia bicara." menyela Kwee Cu Gie. Wanita itu menerangkan di depan suami isteri pendekar kita bahwa oey Hoan ciang adalah pemuda pujaannya dan mereka berjanji akan menjadi suami isteri. Apa mau, pada enam tahun berselang oey Hoan Ciang pergi merantau tidak terdengar kabar beritanya hingga putuslah harapan wanita itu, yang bernama Lie Ceng Hoa bahwa kekasihnya akan kembali dengan selamat. Maka ketika keluarga Liu datang meminang, ceng Hoa tidak punya alasan untuk menolak dan lamaran diterima oleh orang tuanya Ceng Hoa. Ian ciang dan ceng Hoa menikah kira-kira hampir dua tahun, lahirlah seorang anak perempuan yang dinamai Bwee Hiang. Mereka sangat beruntung dengan lahirnya sang puteri. Apa mau, tiba-tiba oey Hoan ciang muncul kembali dari perantauannya dan telah menagih janji pada Ceng Hoa untuk sehidup semati. Ceng Hoa jadi serba salah. Ia memang mencintai Hoan ciang, tapi sekarang ia sudah punya suami. Bagaimana ia harus mengambil keputusan ? Ceng Hoa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ didesak Hoan ciang, ragu-ragu ia untuk meninggalkan Liu In ciang, suaminya. sampailah pada hari itu, ketika Ceng in Hoa dan suami serta anaknya pulang, habis menghadiri pernikahan salah satu familinya, telah terjadi perampasan terang-terangan oleh oey Hoan ciang atas dirinya Ceng Hoa. "Sekarang bagaimana kau ambil keputusan ?" tanya Lan Ing, ketika Ceng Hoa habis menutur dan ia menangis sesenggukan. "Kejadian sudah jadi begini. Aku akan mengikut Hoan ciang." sahut Ceng Hoa. Lan Ing melirik pada Kwee Cu Gie seperti yang minta advisnya sang suami. " Kau pikir bagaimana ?" Kwee Cu Gie tak dapat mengambil keputusan. "Enci Ceng pulang lagi pada suaminya tentu tak bakal hidup tentram untuk selanjutnya karena ia pasti akan mendapat rupa-rupa hinaan. Malah belum tentu suaminya akan menerima ia kembali, setelah adanya Kejadian begini. Aku pikir, biarkan saja dia ikut orang she oey. sebab orang she oey sangat mencintai enci Ceng, sehingga berani menempuh bahaya untuk merampas kekasihnya. Aku rasa dia tak akan membuat terlantar dirinya enci Eng. Coba, apa betul putusanku ini, engko Gie?" demikian pendapat si jelita, yang ternyata lebih cerdik dari suaminya dalam soal mengambil keputusan. Kwee cu Gie ketawa. "Adik Ing." katanya. "Aku setuju dengan keputusanmu." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ oey Hoan Ciang segera dibebaskan dari totokan lalu menghampiri Ceng Hoa yang masih berlutut dan sama-sama Ceng Hoa berlutut didepannya Kwee Cu Gie suami isteri untuk mengucapkan terima kasihnya atas kemurahan hati mereka. Kwee cu Gie merasa tidak enak, cepat ia suruh mereka bangun . Lan Ing senang pada Ceng Hoa yang tidak genit seperti diduga semula. "sekarang kalian hendak tinggal dimana ?" tanya Lan Ing. "Masih belum ada ketetapan." sahut Hoan Ciang yang mendahului Ceng Hoa. "sebab kalau aku kembali ke Kunhiang, aku kuatir akan mendapat gangguan dari Liu In Ciang yang pasti masih panas hatinya." " Kalau begitu." kata Lan Ing sambil melirik pada Kwee Cu Gie. " Untuk sementara sampai kalian dapat tempat yang tetap. mari ikut kami saja, tinggal sama-sama." "Terima kasih, nona. Kau sungguh baik sekali." sahut Ceng Hoa lantas. Kwee cu Gie ketawa pada isterinya sebab ia tahu maksud Lan Ing yang pada saat itu sedang mengandung tujuh bulan. sudah dekat temponya ia melahirkan dan memerlukan bantuan orang. Ia setuju sang isteri memilih Ceng Hoa sebagai teman dan yang nanti akan menolong Lan Ing diwaktu sampai temponya sang isteri melahirkan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kwee Cu Gie tidak kembali pada Liu In Ciang, sebaliknya, ia ajak isterinya pulang bersama-sama dengan Ceng Hoa dan oey Hoan Ciang. Betul tajam penglihatannya Lan Ing. Ceng Hoa adalah merupakan teman dan pembantu yang memuaskan diwaktu ia bersaling. Kwee cu Gie dan Lan Ing bukan main girangnya anak yang pertama dilahirkan itu lelaki. oey Hoan ciang dan Ceng Hoa sayang pada anak itu seperti pada anaknya sendiri hingga suami isteri pendekar kita merasa sangat berterima kasih. Makin erat saja perhubungan mereka, sampai kemudian mereka telah angkat saudara. Kwee Cu gie dan Lan Ing memberi nama satu huruf 'sin' (mujizat) pada anaknya . jadi bernama Kwee sin. Pemberian nama itu berdasarkan perjodohan Kwee Cu Gie dan Lan Ing yang boleh dikatakan 'mujizat', berpisahan lima tahun, perbedaan umur jauh dan melalui pertarungan untuk merangkap jodoh. Ketika Kwee sin sudah berumur satu tahun lebih, tiba-tiba pada satu hari oey Hoan Ciang membawa pulang satu anak perempuan kira-kira berusia dua tahun. Entah anak siapa, menurut oey Hoan ciang ia dapat merebut dari seorang ok-pa (jagoan) melalui pertarungan hebat. Ia merebut anak itu didorong oleh perasaan kasihan karena anak itu menangis saja dan dibentak-bentak oleh jagoan tersebut, yang belakangan diketahui bernama Houw Toa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ketika Hoan ciang menanya anak siapa itu menangis saja, Gouw Toa menjadi marah hingga mereka jadi bertengkar disusul oleh perkelahian seru. oey Hoan ciang dikeroyok oleh Gouw Toa dan kawan-kawan. Untung ia dapat merobohkan Gouw Toa dan kawankawannya, kemudian merampas anak itu "Kalian belum punya anak, baik sekali kalau merawat anak itu sebagai anak kalian." berkata Lan Ing kepada oey Hoan ciang dan isterinya. Ceng Hoa sangat senang pada anak itu yang ternyata sangat Jenaka dan berani. setelah beberapa saat saja mereka berkumpul. Dengan persetujuan Kwee Cu Gie dan isteri, Ceng Hoa kasih nama anak itu Eng Lian. Dalam usia dua tahun, Eng Lian sudah mulai melucu hingga menarik simpati Lan Ing. Pada suatu hari untuk menghadiri pesta pernikahan dan seorang sahabatnya, Kwee Cu Gie dan Lan Ing telah membawa Eng Lian ikut serta, sedang ceng Hoa diwajibkan menjaga Kwee sin. oey Hoan ciang pada hari itu tidak ada di rumah, sedang keluar menemui sahabatnya. Ketika Kwee Cu Gie dan Lan Ing pulang, alangkah terkejutnya mereka sebab Ceng Hoa kedapatan tangannya ditelikung sedang mulutnya disumpal kain-kainan atau kain popek dari Kwee sin hingga ia tidak bisa buka suara berteriak. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sementara Kwee Cu Gie melihat Kwee sin, sang isteri telah membukai ikatan ceng Hoa dan dikeluarkan kain-kainan yang menyelot mulutnya Ceng Hoa. Kwee cu Gie disana sudah berteriak "celaka" sebelum Ceng Hoa dapat menuturkan apa-apa ketika ditanya Lan Ing. Kaget si cantik mendengar teriakan suaminya. Cepat ia masuk ke kamar, dimana ia dapatkan Kwee Cu Gie berdiri menjublak, sedang Kwee sin sudah tidak kelihatan diatas tempat tidurnya. Lan Ing menubruk tempat tidur kosong sambil menangis gegerungan. Menurut Ceng Hoa yang menculik Lo In adalah dua orang yang tubuhnya pendek dan satu jangkung. wajah mereka tidak kelihatan karena mereka mengenakan kedok. Ceng Hoa tidak pandai silat, maka ia tidak dapat memberikan perlawanan. Ketika ia hendak berteriak sudah keburu ditekap mulutnya kemudian disumpal kain-kainan dan tangan serta kakinya diikat kencang. Kwee Cu Gie lantas keluar mencari keterangan dan minta bantuan kawan-kawan, tapi luput diketemukan kawanan penculik itu Ia pulang waktu sore dengan muka lesu. Lan Ing terus-terusan menangis, meskipun Kwee Cu Gie dan Ceng Hoa bergiliran menghiburnya . oey Hoan ciang juga kaget ketika pulang menemukan Kejadian yang tidak diinginkan itu. Ia pun turut menghibur si cantik, akan tetapi si cantik tetap menangisi anaknya yang hilang. oey Hoan ciang juga tidak tinggal diam, ia juga keluar dan mencari keterangan di sana sini, tapi hasilnya nihil. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sejak hilangnya Kwee sin rumah tangga Kwee Cu Gie nampak tidak bahagia. Tiap hari kelihatan Lan Ing bersusah hati. Kwee Cu Gie menjadi bingung. Ia lalu ambil keputusan untuk mencari ke lain tempat. Ketika mau berangkat, ia pesan isterinya supaya menjaga diri Jangan menangis saja. Ia akan mencari anaknya di lain tempat dan minta teman-teman tolong mencarikannya. Lan Ing tidak kata apa-apa. sedang pada Ceng Hoa, Kwee Cu Gie juga tinggalkan pesan supaya tolong menjagai isterinya dan seberapa bisa menghiburnya, jangan terlalu berduka, dikuatir kesehatannya nanti terganggu. Tapi, ketika semua sudah diatur beres, ternyata Kwee Cu Gie menghadapi kebingungan lagi. Karena ketika ia pulang ternyata isterinya sudah pergi. Ia hanya dapat secarik kertas yang tertulis : "DAPATKAN KEMBALI ANAK KITA. BARU AKU MAU BERKUMPUL LAGI". Nyaris gila Kwee Cu Gie ditinggal pergi oleh Lan Ing si mungil. Sejak itulah pikiran Kwee Cu Gie seperti orang iinglung. ia telah meninggalkan rumahnya dengan tidak diketahui oleh oey Hoan Ciang dan isterinya. Kwee Cu Gie telah merobah namanya menjadi Liok sinshe untuk menyerep-nyerepi anaknya. Ia menjalankan pekerjaan tukan khoamia (tukang ramal nasib) dan mengobati orang sakit (sinseh). Hatinya kosong sejak kehilangan anak dan isterinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kwee Cu Gie mengumpatkan namanya menjadi Liok sinshe, ini sebenarnya hanya bermaksud menghindarkan banyak musuhnya yang mengarah dirinya. Dalam keadaan iinglung, ia tidak ungkulan melayani musuh-musuhnya yang berkepandaian tidak rendah. Ia tahu adat isterinya sangat keras. Meskipun ia menemukan isterinya dan diajak berkumpul kembali tak akan berhasil. Ia toh masih terus mencari. Pikirnya, kalau nanti sudah ketemu, bagaimana baiknya saja ia mengambil sikap supaya hati Lan Ing menjadi lemah dan bersedia berkumpul lagi untuk mencari anaknya bersama-sama. Akan tetapi bertahun-tahun dicari, jangan lagi anak sedagn isterinya tidak kelihatan batang hidungnya. Makin kesepian Kwee Cu Gie sehingga ia menjadi putus asa. Nyaris ia membunuh diri kalau tidak tiba-tiba kupingnya seperti ada yang membisiki : "Percuma kau jadi Tayhiap. untuk mencari anak dan isteri saja tidak becus " Entah siapa yang membisiki kupingnya, mungkin salah satu Loocianpwee yang menaruh perhatian atas dirinya. semangatnya timbul lagi. Pada suatu hari, ketika ia iseng-iseng memasuki kuil Thiang-oug-sie untuk mencabut ciamsi, waktu ia keluar lagi dengan tiba-tiba perhatiannya tertarik pada seorang bocah kurus kering yang lincah dan gesit sedang bermain petak bersama teman-temannya. Makin diperhatikan, ia makin tertarik pada si bocah dari kalangan jembel itu. Anak itu ternyata Lo In adanya yang belakang Kwee Cu Gie yakin betul bahwa anak ini ada TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ puteranya yang hilang. Karena selain tanda daging menjendil dibelakang telinganya, yang merupakan tanda khas dari puteranya yang hilang dan anak itu makin meningkat usianya makin nyata wajahnya menyerupai dirinya (Kwee Cu Gie). oleh sebab itu, bukan main girangnya Kwee Cu Gie. Karena dengan diketemukannya Kwee sin, maka isterinya akan dengan mudah dipanggil pulang, manakala diketahui Lan Ing ada dimana. Kwee Cu Gie belum mau mengaku bahwa ia adalah ayahnya pada Lo In karena ia belum menemuijalan untuk meyakinkan Lo In bahwa dirinya adalah ayahnya. Lain daripada itu, juga Kwee Cu Gie tidak mau pelajaran Lo In terganggu oleh pertemuan mereka sehingga Lo In nanti tidak begitu tekun dalam belajarnya lantaran menganggap dirinya adalah ayahnya sendiri, sebagaimana kebiasaan anak-anak yang suka manja kepada ayahnya. Kwee Cu Gie terus menurunkan semua kepandaiannya dalam ilmu silat dan surat sehingga kepandaian Lo in sudah berimbang dengan dirinya dan hanya memerlukan penggemblengan lwekang saja dan setelah itu si bocah akan menjadi seorang bocah yang luar biasa kepandaian silatnya. Pada malam itu, Kwee Cu Gie sudah tak tahan menutup rahasianya. Maka ia hendak menceritakan satu kisah kepada Lo In. Akan tetapi justru saat itu ia telah disatroni oleh siauwsan Ngo-ok yang diperkuat oleh siong Leng dan jin Leng Tojin serta Tiat Ci Hweeshio (si Pendeta Jari Besi) . Dan pada akhirnya Liok sinshe (Kwee Cu Gie) kena dibokong oleh KimPopo dan jatuh di jurang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kwee Cu Gie adalah orang yang sangat lihai. Tidak mudah ia mati jatuh kejurang. Waktu ia terpelanting, dengan kepandaiannya menggunakan ilmu meringankan tubuh, ia mendarat pada satu dahan pohon dengan selamat. Ia tahu bahwa ia terkena racun jarumnya si nenek. Cepat ia menelan lima biji obat pilnya sekaligus, hingga menjalarnya racun tertahan. Kemudian ia mencari tempat untuk bersemedhi, dimana ia mengerahkan lwekangnya dan berhasil mengeluarkan racun serta jarum Kim Popo melalui jari jempolnya yang ia kupas sedikit sebagai jalannya darah. Tenaganya sudah hampir habis diperas untuk mengeluarkan racun dan jarum jahat, maka Liok sinshe (Kwee cu Gie) tidak berani lagi naik ke atas jurang untuk menggempur musuh-musuhnya lagi. sedang Lo In, ia percaya tentu sudah menyelamatkan diri. Ia tahu bahwa Lo In adalah satu bocah cerdik. Ia percaya dalam perantauan bocah itu tidak bakal menemui kesulitan. Maka, setelah ia merasakan badannya mulai mempunyai tenaga lagi, Liok sinshe memutari lembah dan mencari buahbuahan untuk mengisi perutnya yang lapar. Dengan tidak diduga-duga dalam lembah itu ketemu oey Hoan ciang dan nyonya, yang menetap disitu. Bukan main menggirangkan pertemuan mereka dan melihat Eng Lian sudah besar dan ia perkenalkan namanya "Tan sianseng". Ia beristirahat dirumahnya oey Hoan cian dan sangat dihormati oleh tuan dan nyonya rumah seperti yang Eng Lian pernah tuturkan pada Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pada suatu hari oey Hoan ciang pulang dari bepergian, ia sampaikan kabar pada Kwee Cu Gie bahwa ia melihat satu wanita cantik yang romannya persis seperti Lan Ing dalam sebuah rumah penginapan. ia tidak berani menegur, karena adatnya Lan Ing yang istimewa, salah-salah ia bisa kena semprot. Kwee Cu Gie tahu bahwa Lan Ing sangat sayang pada Ceng Hoa, maka ia ajak Ceng Hoa pergi untuk menemui isterinya karena ia sendiri tentu tidak ungkulan membujuknya. Itulah Kejadian yang Eng Lian tuturkan pada Lo In, katanya Tan sianseng menghilang, ibunya juga turut menghilang. Ternyata kedatangan Kwee Cu Gie dan ceng Hoa ke rumah penginapan sudah terlambat. Lan Ing sudah pergi entah kemana. Kwee Cu Gie coba mencari disekitar rumah penginapan tersebut, Lan Ing tetap tidak dapat dijumpai. Dengan begitu Kwee Cu Gie menjadi lesu, ia ajak Ceng Hoa pulang kembali. Di tengah perjalanan, Kwee Cu Gie ketemu oey Hoan ciang yang sedang menolong orang yang terluka parah. Kiranya yang terluka itu adalah Ngo-tok sian-jin dari Ngo-tok-kauw. Kauwcu dari Ngo-tok-kauw itu dikeroyok oleh musuhmusuhnya. Untung ia lihai dan dapat memukul mundur lawanlawannya. Cuma saja ia sendiri mendapat luka di dalam yang sangat parah, hingga jalan belum berapa tindak ia sudah ambruk. Untunglah musuh-musuhnya tidak datang kembali, kalau tidak, celakalah Ngo-tok sian-jin menemukan ajalnya yang terhina. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ngo-tok sian-jin merasa berterima kasih kepada oey Hoan ciang yang coba menolong dirinya dengan sungguh-sungguh tapi tidak bisa tertolong karena lukanya sangat parah. Di waktu mau menarik napasnya yang penghabisan, Ngotok sian-jin serahkan say-cu-leng pada oey Hoan ciang. Ia minta dengan sangat supaya orang she oey itu suka menggantikan ia sebagai Kauwcu dari Ngo-tok-kauw. Ia kuatir tanpa ada pimpinan dari seorang baik, Ngo-tok-kauw tentu bisa berantakan karena orang-orangnya Agama Panca Bisa itu terlalu fanatik. oey Hoan Ciang hobinya menyelidiki racun ular. Maka banyak ular berbisa ia dapat takluki. Kint ia diminta untuk mengepalai Agama Panca Bisa (Ngo-tok-kauw), hatinya tertarik untuk mengetahui empat macam racun lainnya kecuali ular. Maka permohonannya Ngo-tok sian-jin ia terima dengan baik. Dengan dihantar oleh Kwee Cu Gie, oey Hoan ciang dan isterinya langsung pergi ke markas Ngo-tok-kauw. Dengan mudah, setelah menunjukkan lambang Kauwcu yang berupa say-cu-leng, oey Hoan ciang diterima menjadi Kauwcu. Kwee Cu Gie tinggal lama juga dalam markas Ngo-tokkauw untuk melindungi oey Hoan Ciang Kalau- Kalau ada pengikutnya Ngo-tok-kauw yang tidak senang pada Kauwcu yang baru dan berontak. Akan tetapi sebegitu jauh, ia lihat orang-orang Ngo-tok-kauwpada menghormati ketuanya. oleh sebab itu pada suatu hari, ia mohon berpisah dengan oey Hoan ciang suami isteri. Katanya ia mau menyerep-nyerepi isterinya (Lan Ing). ia juga memesan pada oey Hoan ciang supaya tolong juga menyerep-nyerepi hanya Lan Ing, yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mana disanggupi oleh Kauwcu baru dari agama Panca Bisa itu. Berbareng dengan itu, oey Hoan ciang telah mengirim orang untuk mengambil Eng Lian tapi ternyata si dara cilik sudah tidak ada lagi dirumahnya, sudah kosong. oey Hoan ciang dan ceng Hoa menyesal dan berduka dengan lenyapnya Eng Lian yang mereka pandang seperti anaknya sendiri. Atas permintaan Ngo-tok sian-jin, oey Hoan ciang telah merubah namanya menjadi TOnghong Kin. Maka nama inilah yang terkenal diantara orang-orangnya Ngo-tok-kauw. Dalam pada itu rimba persilatan telah digemparkan oleh munculnya Lamhay Mo Lie yang telah membinasakan Hek-nia sam-long dan mengubrak-abrik sarangnya.Bukan itu saja, beberapa perkumpulan jahat juga sudah disikat oleh Lamhay Mo Lie. Kwee Cu Gie tertarik hatinya sebab bukan saja sepak terjangnya membasmi kejahatan, malah menurut cerita orang, Lamhay Mo Lie orangnya sangat cantik. Ia jadi terkenang akan isterinya yang sangat cantik. Ia ragu-ragu kalau Lamhay Mo Lie itu Lan Ing adanya. Tidak mungkin Lan Ing yang cantik lemah gemulai itu menggunakan nama seram seperti Lamhay Mo Lie (Wanita Hantu dari Laut Kidul). Meskipun demikian, ia terus melakukan penyelidikan. Ketika ia jalan sampai di dusun Kunhiang, ia mendapat kabar tentang bentrokan Liu Wangwee dan Tan wangwee, dimana Tan Wangwee telah mengundang sucoan sam-sat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia ingat bahwa Liu Wangwee adalah suaminya Ceng Hoa. Ia lantas mempunyai ingatan untuk menolongnya diwaktu perlu, karena ia tahu benar bahwa Sucoan Sam-sat itu berkepandaian tinggi, anak murid dari Thie-tauw-eng ie Jie Lo dari daerah sucoan. sejak berpisah dengan Tonghong Kin (oey Hoan ciang), Kwee Cu Gie telah mengenakan kerudung merah waktu membasmi kejahatan. Maka dalam tempo pendek sepak terjangnya telah menggemparkan dan orang sangat memuji kepada kepandaian si kerudung merah. Kwee Cu Gie bukannya takut dengan pembalasan. ia hanya kuatir menambah banyak musuh kalau ia muncul dengan wajah aslinya. Dirinya sudah sangat terkenal dan sedang dicari-cari oleh banyak musuh-musuhnya, seperti Kejadian di Tong-hong-gay tempo hari disatroni oleh siauwsan Nao-ok hingga ia terpaksa bertempur untuk membela diri. Demikian, ia telah mengikuti perkembangan bentrokan antara Liu danTan Wangwee. Di dalam saat yang genting, ialah diwaktu Bwee Hiang hendak menabaskan pedang pada lehernya sendiri, Kwee Cu Gie muncul dan menakluki tiga orang jahat dari sucoan. Ketika berpisahan dengan Liu Wangwee, Kwee Cu Gie meneruskan perjalanan mencari Lo In dan Lamhay Mo Lie. Ia mendengar tentang munculnya satu bocah muka hitam yang berkepandaian luar biasa hingga menduga bocah itu tentu Lo In adanya. Tapi, kapan ia ingat bahwa Lo In tidak berwajah hitam, hatinya menjadi ragu-ragu. jadi terhadap Lamhay Mo Lie dan Hek-bin sin-tong, Kwee Cu Gie ragu-ragu untuk menetapkan bahwa kedua orang itu adalah isteri dan anaknya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ setelah banyak waktu dibuang untuk menyelidik dua orang tadi, Kwee Cu Gie akhirnya mendapat laporan dari Tonghong Kauwcu yang mendebarkan hatinya ialah Lamhay Mo Lie yang diduga isterinya itu ada di Coa-kok sedang Hek-bin sin-tong sedang menuju ke sana. Entah bagaimana saat itu Kwee Cu Gie sangat gelisah, tidak pernah sebelumnya pada saat itu ia rasa pasti bahwa Lamhay Mo Lie dan Hek-bin sin-tong adalah isteri dan anaknya, dua makhluk yang ia sangat rindukan untuk menemukannya. Perasan kuatir seketika itu timbul, bahwa ibu dan anak itu akan bertempur mati-matian. Ia kenal tabiatnya Lo In tidak kejam, ia tidak begitu kuatirkan. sebaliknya, Lan Ing isterinya sangat telengas dan suka mau unggul saja. Kalau Lo In nanti menimbulkan kemarahannya, pasti anak itu akan tewas jiwanya di tangan ibunya sendiri oleh sebab itu, Kwee Cu Gie lantas menyusul ke Coa Kok. Ia tidak menemukan kesulitan karena semua benteng penjagaan sudah kena dirobohkan oleh Lo In serta barisan ular jahat sebelumnya telah dilewati dengan ilmu entengi tubuhnya yang lihai. Cepat luar biasa, Kwee Cu Gie menotok bebas korban- korban totokan Lo In. Di waktu baru saja ia menembusi benteng kelima, ia lihat senjata kebutan Lamhay Mo Lie sedang menurun hendak menghajar kepalanya Lo In. ia kenali Lan Ing, isterinya. Cepat ia berseru menggunakan lweekangnya untuk mencegah Lamhay Mo Lie membunuh anaknya sendiri Demikian penuturan Kwee Cu Gia yang membikin Lo In sekarang yakin benar bahwa dirinya adalah anaknya Kwee Cu Gie dan Lamhay Mo Lie. Meskipun demikian ia masih penasaran kenapa ibunda masih begitu muda belia, maka ia lalu menanya : TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "ibu, anak menanyakan keheranan saja, tapi harap ibu jangan marah." Lamhay Mo Lie bersenyum, lalu menyahut : "Kau tanyalah nak. ibu tak akan marah." "ibu begini muda dan sangat cantik. Paling-paling juga umurnya tidak berjauhan dengan enci Hiang. Bagaimana anak yang sudah berumur belasan bisa menjadi anak ibu ?" Lo In blak-blakan menyatakan isi hatinya. Lamhay Mo Lie melenggak mendengar perkataan anaknya. Kwee Cu Gie bersenyum-senyum sambil anggukanggukkan kepala, sedang para hadirin menahan ketawanya. semua mata disorotkan kepada Lamhay Mo Lie. Ingin mereka ketahui apa jawaban si cantik dari Lamhay itu. Lamhay Mo Lie tahu bahwa semua mata ditujukan kepadanya, menantikan jawabannya. Dengan bersenyum ia menjawab pertanyaan anaknya : "Anak. memang mengherankan kalau kau tidak tahu sebabnya. Usia ibu sekarang sudah tiga puluh enam tahun. Kalau wajah ibu masih tetap seperti gadis berusia dua puluhan tidaklah heran karena itu adalah pengaruh obat dari guru ibu di Lamhay. Nanti, kapan kita ada kesempatan akan ibu ajak kaujalan-jalan ke Lamhay untuk menemui sucouw, yang tentu akan merasa tertarik sekali pada dirimu." "Dan ibu, itu Ang Hoa Lobo kenapa jadi murid ibu ?" tanya lagi Lo In. Lamhay Mo Lie kembali bersenyum, tetapi setelah itu ia lalu menutur singkat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lan Ing adalah muridnya Ceng Lian suthay dari kuil Cenglian- am di Lamhay, yang telah membawa Lan Ing ketika ditinggalkan oleh Kwee Cu Gie di bawah pohon. Lan Ing adalah satu anak yang cerdik dan berbakat untuk menerima pelajaran ilmu silat. Maka ia sudah membawa si dara cilik di luar tahunya Kwee Cu Gie. Ia bukan sengaja menculik, tetapi ia segan berurusan dengan Kwee Cu Gie yang tidak rela Lan Ing dibawa olehnya, sebab Kwee Cu Gie kelihatannya sangat tertarik oleh si dara cilik. Lima tahun Lan Ing dalam gemblengan Ceng Lian suthay dan kemudian atas izinnya sang guru, Lan Ing diperbolehkan pulang untuk menuntut balas pada Hek-nia Sam-long. Apa mau Lan Ing terlibat dalam urusan asmara dengan Kwee Cu Gie hingga niatnya menuntut balas jadi tertunda dan membentuk keluarga bersama-sama Kwee Cu Gie. Dalamputus asa untuk mendapatkan kembali anaknya, Lan Ing sudah pulang ke tempat gurunya di Ceng-lian-am. ceng Lian suthay pandai juga meramal. Maka ia hiburi muridnya bahwa ia akan berjumpa pula dengan anaknya setelah sang anak memasuki usia tujuh belas tahun. Meskipun tempo itu sangat lama, ialah sampai enam belas tahun, ia menunggu, Lan Ing toh merasa terhibur juga dan selama menantikan sampainya tempo itu, Lan Ing belajar lebih giat dibawah didikannya Ceng Lian suthay hingga bukan saja ilmu silatnya, juga lweekangnya meningkat banyak. Pada suatu hari Lan Ing mendapat izin dari gurunya untuk mencari anaknya. Lan Ing kegirangan dan segera saja ia pamintan pada gurunya dan melakukan perjalanan. Pertama-tama yang ia satroni Hek-nia sam-long, yang menjadi musuh besarnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lan Ing tidak menemukan kesulitan menghadapi Tiga serigala dari bukit hitam- itu. semuanya ia bunuh mati dan meng ubrak- abrik sarangnya. Di sana ia meninggalkan namanya Lamhay Mo Lie. Lantaran itu nama Lamhay Mo Lie menjadi buah bibir karena dengan sekaligus dapat membinasakan 'tiga orang kuat' dari kalangan Hek-to (jahat) yaitu Hek-nia sam-long. Dalam perjalanan sehabis membasmi musuh-musuhnya, Lan Ing berpapasan dengan Ang Hoa Lobo yang sedang bertengkar dengan siauw Cu Leng di lereng gunung. Diam-diam Lan Ing mencuri dengar apa yang dipertengkarkan si nenek. "Kau belakangan ini tak punya guna melayani aku. Mana aku tak marah-marah saja ?" terdengar Ang Hoa Lobo ketus. "cici, kau terlalu kuat hingga aku jadi kewalahan." sahut siauw Cu Leng. "Dulu kau begitu hebat melayani aku hingga aku puas. Tapi sekarang, sekarang apa ? Baru maju yang kedua kali sudah bilang lemas segala, mengapa begitu ?" "Cici, kau terlalu menuruti napsu saja. Mana aku tahan ?" "Cu Leng, aku bilang terus terang. Kalau kau tak bisa memberi kepuasan, jangan sesalkan enci Goat- mu akan mengambil jalan lain " "Jalan lain bagaimana kau maksudkan ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hm Belagak pilon ? Aku ambil lelaki lain yang dapat memberi kesenangan " siauw Cu Leng tak menyahut, kepalanya menunduk seperti berpikir. sementara itu Lan Ing bingung apa yang dipertengkarkan oleh mereka itu, tapi tak lama sebab ia lantas cekikikan ketawa. Rupanya ia sudah dapat memecahkan rahasia pembicaraan antara Ang Hoa Lobo dan siauw Cu Leng. "Siapa disitu?" bentak Ang Hoa Lobo yang menjadi gusar percakapannya didengar orang. "Aku disini " sahut Lan Ing, seraya muncul dari balik pohon. siauw Cu Leng mencilak matanya nampak tiba-tiba muncul seorang bidadari di depannya. Melihat itu, Ang Hoa Lobopelototi matanya hingga si iblis Alis Buntung tak berani memandang wajahnya Lan Ing yang cantik jelita. "Bagus " mendengus Ang Hoa Lobo. "Kau berani mencuri dengar percakapan kami, berarti jiwamu bakal mati " Ang Hoa Lobo berkata sambil mendekati Lan Ing. "Budak liar, kau datang dari mana ?" Ang Hoa Lobo menanya, sebelum Lan Ing menyahuti perkataannya terlebih dahulu. "Aku bakalan mati, untuk apa kau menanya aku datang dari mana ?" jengek Lan Ing. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Apa kau kira aku tak bisa bikin kau bicara ?" bentak si Nenek Kembang Merah, menyusul tangannya berkelebat mencengkeram dada Lan Ing. "Nenek jahat, kau mau berkelahi dengan nonamu ?" Lan Ing balas membentak seraya mengelak dari cengkeraman Ang Hoa Lobo. Melihat serangannya gagal, si nenek ketawa nyaring. "Bagus, kau mempunyai sedikit kepandaian, ya ?" katanya dengan nada mengejek. "Berkelahi tidak halangan, asal dengan syarat lebih dahulu." sahut Lan Ing. "Aku mau membunuh kau seperti gampangnya membalikkan tangan, kenapa pakai syarat sebala ? Hehehe.... lucu ini budak liar " "Membunuh aku tidak semudah yang kaupikir, makanya aku mau dengan syarat " "Syarat apa yang kau mau majukan, budak liar ?" "Kalau aku bertempur kalah, kau boleh punya suka atas diriku. Mau tangkap boleh tangkap. mau bunuh boleh bunuh, tanpa aku melawan. sebaliknya, kalau kau kalah bagaimana ?" Ang Hoa Lobo melengak mendengar perkataan Lan Ing. "Kalau aku kalah, kau boleh berlalu tanpa aku ganggu." akhirnya ia menyahut. Tiba-tiba saja Lan Ing ketawa ngikik, hingga Ang Hoa Lobo heran. "Apa yang kau ketawakan, budak liar ?" bentak Ang Hoa Lobo bengis. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku ketawakan perkataanmu tadi." sahut Lan Ing. "sudah tentu kau kalah aku boleh angkat kaki dengan tidak takut apaapa, tapi bagaimana dengan kau?" otaknya Ang Hoa Lobo bekerja. "Baiklah, kalau aku kalah aku akan menjura minta maaf padamu, kau akur ?" "Tidak akur." sahut Lan Ing ketawa, seperti ngeledek. "Tidak akurnya bagaimana ?" tanya Ang Hoa Lobo kepingin tahu. "Tidak akurnya, aku tidak mau kau menjura. Namun aku mau kau berlutut dan mengangkat aku sebagai pemenang menjadi gurumu " "Mana ada aturan nenek menyembah gadis yang barusan lepas tetek." "Aturansudah tentu ada. Yang kalah harus menurut pada yang menang, mana ada aturan yang menang harus menurut pada yang kalah ?" Kembali Ang Hoa Lobo putar otak. "Kalau begitu, begini saja." sahut Ang Hoa Lobo. "Aku menang kau harus jadi muridku, kalau aku kalah aku rela menjadi muridmu dan menyebut suhu seraya berlutut " "Bagus, bagus. Ini usul baik dan aku setuju." berkata Lan Ing. "Mari kita mulai " menantang Ang Hoa Lobo, kali ini ia goyangkan tongkatnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kita bertempur dengan tangan kosong saja." kata Lan Ing ketawa. " Kenapa, kau takut ?" jengek Ang Hoa Lobo bengis. "Bukannya takut." sahut Lan Ing tenang-tenang saja. "senjata tidak ada matanya, kalau salah tangan bisa mencelakai orang. Apa kau senang kalau muridmu cacad ?" "Ya, ya, kau betul " Ang Hoa Lobo ketawa sekarang. Ang Hoa Lobo berkata sambil melemparkan tongkatnya. "Popo boleh mulai sekarang " berkata Lan Ing bersenyum manis hingga siauw Cu Leng yang melihatnya menjadi berdebaran hatinya. Ang Hoa Lobo yang hendak menyingkatkan waktu sudah tidak main tawar menawar lagi, lantas mulai menyerang lagi. Tangan kanannya mengarah mata, sedang tangan kirinya menyambar iga mengarah 'thian-ki-hiat'. Ini adalah serangan yang dinamai 'Dibalik daun mencuri buah toh'. Satu serangan yang cepat untuk mengalahkan lawan. Ang Hoa Lobo sudah memperhitungkan serangannya akan berhasil. Namun, tirtak tahunya kecepatan tangan si nenek tak dapat menguasai kecepatan bergerak badannya Lan Ing. Si nenek terkesip juga nampak Lan Ing demikian gesit. Tapi karena ia sudah kawakan menghadapi pertempuran, maka ia tidak jerih. Ia merangsek lagi, segera menyusul beberapa serangannya yang berbahaya. Entah bagaimana Lan Ing bergerak sebab kenyataannya semua serangan dapat dikelit oleh Lan Ing yang gesit luar TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ biasa. Ang Hoa Lobo mulai keder. Sebelum ia menenangkan pikirannya, tahu-tahu ia rasakan di bawah ketiaknya kesemutan. Itulah 'thian-coan-hiat' jalan darah dibawah ketiak) kena ditotok oleh Lan Ing yang gesit. Seketika itu juga si Nenek Kembang Merah berdiri bagaikan patung, tidak bisa bergerak, hanya matanya saja kedap kedip menyorotkan kebencian. Siauw Cu Leng melihat isterinya dirobohkan, tidak tinggal diam. Ia lantas maju menyerang Lan Ing sambil membentak : "Budak kurang ajar, kau berani permainkan orang tua ? Rasakan nih kepalanku " sambaran kepalan siauw Cu Leng sia-sia saja sebab Lan Ing keburu berkelit. "Lelaki tidak punya guna " menyindir si cantik ketawa. "Kau berani usilan dalam urusan nonamu ? Lihat nonamu akan kasih hajaran " siauw Cu Leng melengak sebentar kena disindir Lan Ing. selanjutnya ia menyerang lagi dengan pukulannya yang mengeluarkan angin menderu. Herannya, makin siauw Cu Leng perhebat serangannya, makin tidak kelihatan bayangan Lan m. sampai kemudian tahu-tahu ia rasakan lututnya lemas ditendang Lan Ing. ia jatuh berlutut di depan si cantik, Matanya mencilak bengis penuh kegusaran. Tapi Lan Ing berlagak pilon, ia menghampiri Ang Hoa Lobo. "Popo, bagaimana dengan janji kita ?" tanya si cantik, seraya menotok bebas urat bisunya Ang Hoa Lobo hingga TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sekarang ia bisa bicara, sekalipun badannya masih belum bebas dari totokan. Ang Hoa Lobopikir ia tidak bisa menang lawan si nona, maka ia mengaku kalah dan rela menjadi muridnya Lan Ing. Ketika totokannya dibebaskan, Ang Hoa Lobo memenuhi janjinya berlutut di depan Lan Ing dan berseru : "suhu " Lan Ing senang hatinya dan suruh si nenek membebaskan siauw Cu Leng dari totokan. siauw Cu Leng kini tidak berani banyak lagak karena melihat 'cicinya' sudah takluk dan menjadi muridnya Lan Ing. Ang Hoa Lobo menanyai siapa adanya si cantik, Lan Ing menyahut : "Kau barangkali sudah dengar namanya Lamhay Mo Lie, itulah aku adanya." si Nenek Kembang Merah dan siauw Cu Leng kaget mendengar namanya Lamhay Mo Lie tapi juga tidak luput dari merasa heran, kenapa namanya begitu seram sedang orangnya begitu cantik mempersonakan ? sejak itu mereka takluk betul kepada Lan Ing alias Lamhay Mo Lie, terutama ketika Lan Ing belakangan mengasih banyak petunjuk dalam hal ilmu silat dan obat-obatan membuat Ang Hoa Lobo lebih tunduk pula. sebaliknya si nenek tidak tahu kalau Lamhay Mo Lie adalah isterinya Kwee Cu Gie, orang yang menjadi pujaan dari dahulu sampai sekarang. Demikianlah penuturan Lamhay Mo Lie. Tapi Lo In masih penasaran, ia menanya : "lbu, kenapa ibu menggunakan nama Lamhay Mo Lie ? Bukankah nama Lamhay Mo Lie menyeramkan ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lamhay Mo Lie ketawa ngikik. "Anakku, aku menggunakan nama itu untuk menghindarkan diri dari uberan ayahmu " kata si cantik, sambil bibirnya yang halus menjebirpada Kwee Cu Gie yang segera tertawa terbahak-bahak. "Sudah anak. kau jangan bikin pusing ibumu " berkata Kwee Cu Gie ketika melihat Lo In sudah gerakkan mulutnya seperti hendak menanya pula pada ibunya. Lo In ketawa nyengir mendengar perkataan ayahnya. sementara itu perjamuan sudah dimulai. Eng Lian dan Bwee Hiang pikirannya tidak tentram, setelah mendengar penuturan Kwee Cu Gie. Eng Lian sekarang lebih jelas lagi tentang keadaan dirinya bahwa oey Hoan ciang dan Ceng Hoa yang mengaku ayah dan ibunya bukan orang tuanya yang asli, yang asli Gin Hoa ibunya yang menjadi ibunya Leng siong. Pantasan ia dan Leng siong wajahnya seperti pinang dibelah dua lantaran mereka adalah anak kembar. Meskipun demikian ia kepingin ketemu dengan ayah dan ibu angkatnya itu, tapi belum berani untuk menanyakan kepada Kwee Cu Gie mereka itu sekarang ada dimana. Bwee Hiang ada lebih tidak tenteram pula hatinya sebab menurut penuturan Kwee Cu Gie ibu kandungnya sekarang masih ada, ialah Ceng Hoa yang menjadi isterinya oey Hoan ciang. sekarang dimana mereka ? Bwee Hiang juga tidak berani memajukan pertanyaan kepada Kwee Cu Gie yang sekarang terang menjadi ayahnya Lo In. Tengah perjamuan berjalan tiba-tiba ada pelayan datang mengabarkan pada Lamhay Mo Lie tentang kedatangannya Ngo-tok-kauw Kauwcu bersama isteri. Bukan main girangnya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lamhay Mo Lie sebab menurut perhitungan suaminya (Kwee Cu Gie), Ngo-tok-kauw Kauwcu itu adalah oey Hoan Ciang dan isterinya adalah Ceng Hoa, teman akrabnya. Dengan segera Lamhay Mo Lie menyuruh orangnya untuk antar masuk tamu dari Ngo-tok-kauw. Tidak lama, mereka kelihatan muncul dikawal oleh lima orang kuat dari Agama Panca Bisa. Begitu masuk ruangan, Ceng Hoa sudah disambut oleh Lamhay Mo Lie dengan rangkulan mesra dan keduanya berkaca-kaca matanya lantaran menangis kegirangan. setelah mereka lepaskan rangkulannya, Ceng Hoa lihat ada dua gadis di dekatnya. Ia kenali Eng Lian yang sudah besar, tapi ia tidak kenali Bwee Hiang yang menatapnya dengan tidak berkedip. "Kau siapa, nona ?" tanya Ceng Hoa halus suaranya. "Dia adalah anakmu Bwee Hiang, adik Hoa " menyelak Kwee Cu Gie ketawa berkakakan. Ceng Hoa tergetar hatinya. Ia hanya sempat berkata : "oh....." karena Bwee Hiang sudah merangkul dan berseru : "ibu......" ibu dan anak menangis sambil berpelukan. Lamhay Mo Lie meredakan mereka dan akhirnya dapat diajak duduk diantara banyak tamu yang hadir. Kiranya kedatangan Tonghong Kin (oey Hoan Ciang) dengan isteri ke Coa-kok memang datang dengan maksud khusus untuk memberi selamat kepada Lamhay Mo Lie dan Kwee Cu Gie yang sudah menemukan anaknya kembali. Lo In diperkenalkan kepada Ceng Hoa dan suaminya. Mereka sangat kagum melihat Lo In yang berparas cakap TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menandingi ayahnya. Ceng Hoa terkenang pada waktu Lo In diculik masih bayi, sekarang ketemu-ketemu anak itu sudah menjadi jejaka ganteng. Banyak soal urusan Lo in, Bwee Hiang dan Eng Lian yang ceng Hoa ingin bicarakan dengan Lamhay Mo Lie. Akan tetapi ia tidak punya kesempatan dalam pesat yang meriah itu. Yang lucu Tong hong Kauwcu dari Ngo-tok-kauw tidak mengenali Lo In, si engko kecil yang pernah menolongi dirinya tempo karena Lo In sekarang sudah berubah rupa. Lo In sendiri belagakpilon, seakan-akan baru saja kenal dengan Tonghong Kauwcu. Pesta berjalan terus dengan penuh kegembiraan sampai banyak orang yang mabuk........... = = = TA M A T = = = KITAB MUJIZAT Apakah Bwee Hiang berhasil menuntut balas pada sucoan sam-sat ? Apakah si tiga dara, Bwee Hiang, Eng Lian dan Leng siong sekaligus oleh si bocah sakti ? Kemana perginya Ang Hoa Lobo ? semua pertanyaan ini ada dapat pecahkan dalam KITAB MUJIZAT, sambungan BOCAH SAKTI. Lebih seru, tegang, jenaka dan.............?