Polly po-cket
jowo.yn.lt
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lie sun maksudkan budak liar itu adalah Eng Lian. "orang she Lie, tak usah banyak cakap. Kau hendak membalas sakit hati, kau boleh timpakan padaku seorang. Tak usah kau capekan mulut mengatakan budak liar segala kepada enci Lianku. Nah, aku sudah bersedia untuk menerima hukumanmu " Lie sun heranjuga nyali si bocah ada demikian besar, berani pikul sendiri hukuman pembalasan sakit hatinya tempo hari dihinakan Eng Lian. "Hei, kalian lekas bawa anak ini ke ruangan biasa " Lie sun memerintah orang-orangnya. Mereka lantas menjalankan perintah jiyanya. sebentar lagi tampak Lo In di dalam jala telah digantung dalam sebuah ruangan yang agak gelap penerangannya. Mata Lo In yang lihai lantas dapat melihat keadaan dalam ruangan itu yang cukup lebar, dimana banyak disimpan senjata tajam dan alat-alat penyiksaan. ruangan itu dibuat khusus rupanya untuk menyiksa orang yang menentang kepada sepak terjangnya Tiokchung-sam-lie. Melihat itu diam-diam Lo In menduga bahwa Tiokchungsam- lie itu tentu sangat jahat dan melakukan berbuatan sewenang-wenang, orang-orang demikian kalau tidak dikasih hajaran sehingga bertobat, selamanya akan menyusahkan sesamanya saja. sebentar lagi sudah masuk Lie Kiang dan LieBin. Tiga saudara Lie lantas berunding bagaimana akan diambil untuk menyiksa Lo In guna melampiaskan sakit hati mereka yang sudah dihinakan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "sekarang gadis liar itu tidak ada, kalau tidak lebih suka kita menghajar dia dari pada bocah hitam ini." Lie Kiang menyatakan penyesalannya. "Apa salahnya kalau kita suruh si bocah hitam bicara ada dimana si budak liar sekarang dan kita dengan menggunakan akal menangkapnya." sahut Lie Bin yang masih penasaran jenggot kambingnya kena digerembengi beberapa lembar oleh Eng Lian. "Bagus, pikiran baik itu" menyatakan Lie sun. segera juga dengan pecut ditangan, Lie sun menghampiri Lo In dan berkata, "Bocah hitam, lekas katakan kawanmu ada dimana ?" "sudah kukatakan, tak usah banyak cakap. Kalau mau membalas sakit hati boleh ditimpakan pada aku seorang, buat apa pakai tanya-tanya tentang enciku?" "Tar Tar" suara cambuk menenamu di badannya Lo In. "Anak haram, kalau tidak dihajar memang kau tidak akan bicara ?" kata Lie sun dengan gusar. " Kau pukul sampai mati, aku juga tidak takut " Lo In menantang. Kembali bunyinya cambuk mengalun dalam ruangan penyiksa manusia itu. Akan tetapi Lo In tidak jadi menangis karena cambukan, ia malah pejamkan matanya, [a memejamkan matanya bukan kesakitan dicambuk sebab cambuk yang memain dibadannya ia tidak merasakan sakit sama sekali. Hanya ia sedang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mencari akal, cara bagaimana ia dapat membebaskan diri dari jala yang kuat itu. Tadinya ia mau berkeras kepala, ia tak akan teraduh-aduh meskipun dicambuki bagaimana juga. Tapi setelah ia memejamkan matanya sesaat mencari akal, lantas merubah kepala batunya. Kapan sang cambuk kembali memain di badannya, tiba-tiba ia mengaduh seperti yang kesakitan, tapi ia tidak mau bicara sepatah kata juga. yang mencambuk Lo In bukan hanya Lie sun saja sebab mereka bergantian menyiksa Lo In. Lie sun sudah capek mencambuki lantas diganti oleh Lie Kiang lalu Lie Bin mendapat giliran. Benar-benar hebat hukuman itu Kalau bukan Lo In tentu sudah sang korban sudah pingsan beberapa kali. Tampak Lo In tidak berkutik dalam jalanya, ketika Lie Kiang habis menunaikan gilirannya mencambuk- Ia berkata pada dua saudaranya, "Aku lihat bocah yang kepala batu ini sudah tidak sadarkan diri sebaiknya kita keluarkan saja dari dalam jala dan kita hukum dengan jepitan besi panas. Aku mau tahu apa dia mau mengaku tidak dimana ada si bocah liar" Lie Bin dan Lie sun bergiliran memeriksa. Benar saja keadaan si bocah sudah tidak berkutik- Tampaknya sudah pingsan, tidak tahan dihajar terus menerus dengan cambuk yang saban-saban diganti dengan cambuk baru. "ya, aku pikir juga begitu" menyatakan Lie sun, setelah mendapat kepastian si bocah udah tidak bertenaga lagi. setelah berkata, Lie sun lantas menyuruh orang-orangnya untuk membuka jalan dan mengeluarkan Lo In untuk disiksa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dengan jepitan besi panas karena dengan cambukan si bocah wajah hitam kelihatannya masih belum mau membuka mulutnya. Hangtouw (tempat perapian) lantas disiapkan, besi jepitan lantas dibakar. Tampak Lo In terkapar di lantai dengan tidak berkutik, "sebaiknya sebelum kita bergiliran menjepit dia dengan besipanas, kita bikin dia mendusin dahulu. Bagaimana ?" tanya Lie Kiang kepada dua saudaranya. "ya, dengan begitu dia bisa lihat marongnya besi jepitan dan bukan mustahil saking ketakutan dia akan buka mulutnya- " Lie Bin menyetujuinya. " Kalau begitu, untuk menjaga kemungkinan dia menggunakan kesempatan untuk lari, sebaiknya kita ringkus dahulu dia ditiang." sahut Lie sun yang diam-diam memikirkan akal supaya Lo In jangan sampai dapat menggunakan kepandaiannya untuk melarikan diri Dua saudaranya setuju dengan pikiran Lie sun. seketika itu Lo In dikasih bangun. Badannya diikat dengan tambang yang kuat, jadi satu dengan tiang besi. setelah rapi lalu Lie sun menyuruh orangnya mengambil seember air untuk disiramkan ke mukanya si bocah supaya ia mendusin dari pingsannya. sebentar lagi Lo In tubuhnya basah kuyup dan kelihatan bergerak karena hawa dingin dari siraman seember air tadi. Ia sudah sadar kelihatannya, maka Lie sun berkata kepadanya, "Bocahi lekas kau kasih tahu dimana kawanmu. Kalau kau masih membandel, kau lihat itu apa (Lie sun sambil menunjuk pada hanglou yang marong [membara di atas mana ada TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dipanggang jepitan besi), Itulah yang akan membikin kau mengaku. Hahaha " "Aku tidak kira kalian begini jahat." sahut Lo In, ketawa tawar. "Sayang, enciku tempo hari kasih hajaran enteng pada kalian. Kalau aku tahu kalian begini kejam, tentu kalian tak dapat ampun dari kami orang" "Bocahi kau masih sempat bicara yang tidak ada gunanya ? Lekas katakan dimana si bocah liar. Mungkin kami akan memberi kelonggaran untuk tidak menghukum beratpadamu " "Hahaha " tiba-tiba Lo In tertawa. "Aku si bocah tidak takut pada kalian. Nanti juga datang giliranku untuk membikin kalian tahu rasa " " Lekas, lekas bawa jepitan panas kemari " memerintah Lie sun kepada dua orangnya yang sedang nongkrong di dekat hanglou yang marong apinya dan besi jepitannya juga sudah membara. Mendengar teriakannya Lie sun, mereka lantas bawa jepitan besi panas seorang satu karena ada sepasang semuanya. "Mari kasih aku satu." berkata Lie Kiang ketika besi jepitan disodorkan kepada Lie sun, yang lantas diserahkan satu lagi kepada toakonya. Dengan masing-masing memegang jepitan besi panas, dua saudara ini mendekati Lo In. sambil acungkan benda yang membara itu di depan mukanya Lo In, Lie sun berkata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku kasih kesempatan paling akhir, lekas kau bicara " mengancam Lie sun dengan muka kejam. Lo In tidak menjawab, hanya mendengus dan tidak menghiraukan mereka- "Jite, jangan banyak omong lagi- Lekas jepit saja sembarang, biar dia rasakan panasnya besi membara " menganjurkan Lie Kiang. Berbareng Lie Kiang sudah mendahului menjepit tangan Lo In yang sebelah kiri, disusul oleh Lie sun yang menjepit tangan Lo In yang sebelah kanan. "Rasakan enaknya jepitan api membara, anak h i......eh, eh........" kata Lie sun terputus-putus semantara matanya terbelalak ketakutan. Di lain pihak tampak Lie Kiang juga serupa keadaannya dengan Lie sun. Lie Bin yang melihatnya menjadi heran, sambil memegang lengan Lie Kiang ia menanya, "Memangnya kau kenapa, toako ? Ehi eh......." Lie Bin juga dengan serentak tangannya melekat di lengan toakonya, sukar ia menarik pulang meskipun ia keluarkan tenaganya. Tidak bisa terlepas, terus menempel. yang membikin mereka keluarkan "eh, eh.....1 disebabkan hawa panas dari jepitan besi yang menjepit tangan Lo In telah berbalik menyerang dirinya. Bukannya Lo In yang kepanasan, sebaliknya adalah itu tiga orang kejam yang kepanasan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kiranya Lo In sudah mengerahkan siau-thian-sin-kang (Tenaga sakti membakar langit), disalurkan melalui gagang jepitan, menyerang pada yang memegang jepitan besi yang membara itu sudah tentu saja tiga manusia jahat itu jadi berkaok-kaok kepanasan. Mau menarik pulang jepitannya tidak bisa sebab jepitan itu seperti melekat jadi satu dengan tangan Lo In. Butiran-butiran keringat yang sebesar kacang kedele tampak keluar saling susul pada tubuhnya tiga saudara she Lie itu. sebaliknya Lo In tinggal tenang-tenang saja, malah wajahnya yang hitam tampak ketawa. Baru sekarang mereka tahu lihainya si bocah, hampir berbareng mereka meratap minta-minta ampun. Akan tetapi Lo In belaga pilon saja. Ia belum puas mengasi hukuman pada tiga orang kejam itu. Tidak heran kalau mereka sudah mendekati pingsan karena tidak tahan dengan hawa panas yang dirasakan membakar tubuhnya. orang-orangnya Tiokchung-sam-lie yang melihat kejadian itu tidak tega mendengar teriakan minta ampun dari ketiga majikannya. Maka empat lima orang lantas turun tangan untuk menarik tiga majikannya terpisah dari Lo In. sayang usahanya mereka bukannya berhasil, malah mereka juga jadi ikut-ikutan kepanasan seperti dibakar, sedang tangan merka tak dapat terlepas dari pegangan pada tubuh majikannya, saking ketakutan mereka jadi menangis minta-minta ampun pada jago cilik kita. Lo In merasa kasihan pada mereka yang baharu turun tangan sebab Lo In belum tahu kejahatan mereka sampai dimana. Maka tadinya ia mau biarkan Lie Kiang dan dua saudaranya lama-lamaan menderita kepanasan, terpaksa ia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kendorkan tenaga saktinya dan hawa panas juga sudah mulai reda, tapi jepitan besi panas masih terus menjepit tangan Lo In. sebegitu lama jepitan itu melekat, mereka tidak terhindar dari hawa panas yang disalurkan Lo In ke tubuh mereka. Tiba-tiba Lo In gerakkan badannya, tampak semua ikatan pada tubuhnya menjadi putus. sedang jepitan besi juga pada mental, berbareng mereka yang menajdi korban kepanasan telah jatuh pingsan semuanya. Lo In lalu meninggalkan ruangan itu. Tapi belum berapa tindak ia berlalu, lantas merandek dan balik kembali. Rupanya ia kurang puas memberi hajaran kepada Lie Kiang dan saudara-saudaranya, Ia mencabut pedangnya lalu menebas kutung tangan masing-masing yang sebelah kanan sebatas pergelangan tangan, sebetulnya mereka sudah dekat siuman dari pingsannya. Ketika nampak pergelangannya dikuntungi si bocah, mereka telah jatuh pingsan lagi. Ketika mereka siuman, ternyata Lo In sudah tidak ada disitu. Mereka ketakutan kalau-kalau si bocah masih ada dan mereka akan mendapat hukuman yang lebih berat. Akan tetapi setelah diselidiki, memang Lo In sudah meninggalkan tempat itu. Hanya pada dinding tembok ada terdapat tulisan yang ditulis dengan darah, berbunyi : " Lain kali aku datang kembali, manakala kalian tidak merubah perbuatan kalian yang jahat dan berlaku sosial terhadap sesama yang dapat kesusahan HEK BIN SIN TONG" Aksi juga jago cilik kita telah meninggalkan nama julukannya. Tapi ada baiknya memang sebab setelah melihat nama itu, Tiokchung-sam-lie gemetaran badannya seperti TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ melihat momok- setelah sekian lama, barulah si mulut mengok (Lie Kiang) kembali ketabahannya dan berkata, "saudara-saudara, untung Hek-bin-sin-tong tidak mengambil kepala kita. Maka selanjutnya kita harus merubah perjalanan hidup kita supaya tidak menerbitkan kemarahannya dan kita mati konyol " Dua saudaranya mengiayakan. Mereka tampaknya rela pergelangan tangannya ditabas kutung oleh jago cilik kita. Wajar, sebagai peringatan untuk perbuatannya yang bakal datang, sejak itu, perlahan-lahan mereka bubarkan orangorangnya yang digunakan dalam kejahatan dan mulai mereka melakukan perbuatan sosial (amal). sementara itu Lo In yang melanjutkan perjalanannya bingung juga karena ia tidak mengantongi duit untuk bekalnya, uang dan pakaian ada dalam buntelan yang ia tinggalkan dipelana kuda. Entah sekarang ada dimana butelannya itu. Tapi ia percaya bahwa buntelannya itu sudah ada ditangannya Eng Lian. Ia melirik pada pakaiannya yang kumal sebab selama tiga bulan ia mengeram dalam gua ular, pakaiannya itu-itu juga (tidak tukar), sebenarnya Lo In sudah biasa dengan pakaian kumal dan koyak-koyak, tapi belakangan kenal Bwee Hiang, pakaian yang dipakainya bagus-bagus dan mewah- Maklumlah Bwee Hiang adalah gadis hartawan dan serba resik. Tidak mau ia berkawan dengan orang yang tidak menyenangkan seleranya, apalagi Lo In kecil-kecil juga ada gurunya disamping kawan baiknya. Lo In sebenaranya sangat mudah untuk mendapatkan harta apabila punya pikiran kurang baik- Misalnya ia dapat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ gerayangi orang-orang kaya dan memindahkan sedikit hartanya untuk ia bekal dalam perjalanan. Tapi justru ia tidak mau melakukan perbuatan demikian, Ia mendapat didikan Liok sinshe untuk menjadi anak baik dan dilarang membuat susah kepada sesamanya, apabila keadaan tidak sangat memaksa. Dalam perjalanan hidupnya, rupanya Liok sinshe banyak membunuh orang hingga banyak orang memusuhi dirinya dan ingin menuntut balas, oleh karenanya, hidupnya menjadi tidak tentram. Makanya ia sudah mengasingkan diri diTong-honggay. sudah tentu mereka yang menjadi korban pedangnya Liok sinshe adalah orang-orang jahat yang pantas menemukan ajalnya. Tapi kawan dan sanak kerabatnya, mereka tidak mau mengerti dan anggap perbuatannya Liok sinshe adalah perbuatan yang harus dibalas. Demikian, telah kejadian dalam permulaan cerita ini. Meskipun sudah mengumpat di Tonghong- gay, tidak urung ia diketahui juga jejaknya oleh musuhmusuhnya dan mereka menyatroni ke sana untuk menuntut balas. Lantaran pengalamannya itu, maka dalam mendidik Lo In, selalu Liok sinshe menasehatkan Lo In jangan membunuh orang jikalau tidak sangat terpaksa. Nasehat Liok sinshe dipatuhi benar oleh si bocah. Makanya juga sebegitu jauh, ia belum pernah membunuh orang meskipun tempo hari ia menghadapi sucoan sam-sat yang disohorkan sangat buas. Coba Lo In waktu itu berbuat kejam, membunuh habis Tiga Algojo dari su Coan pasti tidak akan terjadi banjir darah di markas cabang Ceng-gee-pang dan pembunuhan seisi rumah Liu Wangwee. Mungkin Lo In tidak menemukan banyak kerepotan dalam sejarah hidupnya kalau ia tidak terlibat dalam urusan It-sinkeng Justru karena soal kitab mujizat itu, Lo In tentu akan menemukan banyak kepusingan. Berbagai partai dalam Bu-lim TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ (rimba persilatan), terutama siau-lim-pay mengincar dirinya yang dianggap memiliki It-sin-keng, kitab maha sakti peninggalannya Kong Insianjin dari siau-lim-si-Mari kita ikuti perjalana si bocah wajah hitam. Pada suatu malam, selagi ia melepaskan lelahnya diatas pohon dengan duduk bersemedhi, tiba-tiba ia dengar ada orang datang dan nampak ada berkelebatnya sesosok bayangan menghilang di balik sebuah kuburan, gerak geriknya bayangan itu menarik perhatiannya si bocah- Maka begitu lekas orang itu muncul lagi dan berlalu, Lo In lantas turun dari pohon dan menghampiri kuburan tadi- Kiranya itu adalah sebuah kuburan tua. Matanya Lo In yang sudah terlatih, dapat melihat dengan terang biarpun dalam cuaca gelap pada malam hari. Ia memeriksa keadaan kuburan itu, tidak ada apa-apanya yang mengherankan. Tapi kenapa bayangan tadi berjongkok agak lama juga dibelakangnya kuburan ? Lo In menanya dalam hatinya sendiri, Ia curiga, lalu berjongkok dan matanya dipasang tajam-tajam memeriksa. Lekas juga ia dapatkan selembar batu marmer yang ketutupan rapi dengan rerumputan yang tumbuh banyak disekitarnya. Batu marmer itu yang ukurannya satu kaki persegi, sepintas lalu tak dapat dilihat, apalagi pada waktu malam demikian. Iseng- iseng Lo In mencabutnya. Kiranya itu ada penutup sebuah lubang, dari mana ada menyorot sinar terang keluar. Si bocah heran lalu masukkan tangannya ke dalam lubang. Ketika tangannya dikeluarkan lagi, ia sudah menggenggam barang-barang permata. Diantaranya terdapat satu kalung leher, sepasang anting-anting dan tusuk konde berbentuk kupu-kupu. semuanya terbikin dari batu giok (kumala) dan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mengeluarkan sinar berkeredep terang. Apalagi itu tusuk konde yang berbentuk kupu-kupu yang ditatah batu-batu mustika, yang paling terang diantaranya. Rupanya tadi dari dalam lubang ialah yang mengeluarkan sinar terang, untuk kedua kalinya Lo In masukkan tangannya. Kali ini yang dikeluarkan barang-barang permata biasa saja dan beberapa keping uang emas dan perakan. Lo In masih terus memeriksa, Ia masukkan lebih dalam tangannya untuk ketiga kalinya. Tidak ada apa-apa lagi kecuali satu bungkusan kecil enteng. Ia melihat bungkusan itu tidak ada apa-apanya yang menarik dan ia lantas mau ceploskan lagi ke dalam lubang tapi ia urung berbuat demikian ketika ia mendengar seperti ada orang datang. Bungkusan kecil itu bersama perhiasan dan uang yang barusan ia keluarkan telah ia masukkan dalam kantongnya, kemudian ia berlalu dan naik lagi ke atas pohon sementara lubang masih terpentang, tidak keburu Lo In menutupnya lagi. Lo In dari atas pohon melihat orang yang datang itu ada tiga orang, satu diantaranya ada bayangan yang tadi Lo In lihat, Ia kenali sebab ia masih mengenakan kerudung hitam kepalanya. Dua kawannya yang lain, usianya dikira baharu empat puluhan, perawakannya kokoh kuat dan masing-masing membawa senjata pedang. Ketika melihat lubang sudah terbuka, si kerudung hitam menjadi terkejut rupanya sebab ia lantas keluarkan teriakan "Celaka " "Apa yang celaka jite ?" tanya kawannya yang bermuka tirus. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Si orang berkerudung tidak menyahut, hanya ia cepat jongkok dan memeriksa lubang dan ternyata isinya sudah terbang, Ia jatuh duduk dan mengeluarkan keringat dingin. Dua kawannya menjadi heran, si muka tirus menanya lagi, "Jite, kau kenapa ?" "Toako, barang-barang yang kusimpan dalam lubang ini semuanya sudah amblas disikat orang. &ntah siapa orangnya yang demikian berani juga tidak mungkin orang dapat menguntit jejakku, yang aku lakukan dengan sangat hati-hati-" Si muka tirus yang dipanggil toako tiba-tiba tertawa dingin. "Jite, kau hendak bermain sandiwara di depan saudara tuamu ?" kata si toako. " Toako, kita bertiga bersaudara sudah bersumpah akan sehidup semati. Buat apa aku mencurangi kalian ?" jawab si kerudung hitam. "Untuk barang-barang lainnya aku tidak perduli, tapi itu "say-cu-leng" kau harus serahkan padaku Dengan tanpa "saycu- leng, cara bagaimana aku dapat menduduki kursi Kaucu ?" say-cu-leng itu adalah lencana berbentuk singa-singaan kecil, terbuat dari batu giok murni, mungil tampaknya sebagai gandulan dari kalung leher. Barang mana biasanya ada dibalik baju dari Kaucu (ketua agama) Ngo-tok-kau (agama lima bisa) yang bernama Tonghong Kin, seorang yang berkepandaian silat paling tinggi dalam perkumpulannya. Untuk mengetahui cara bagaimana Say-cu-leng jatuh ditangannya si kerudung hitam, baik kita tinggalkan sebentar TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In yang sedang menonton tiga saudara yang sedang bertengkar dan melihat kisahnya say-cu-leng seperti berikut. say-cu-leng ada lambang dari Ngo-tokikau. Bukan saja bentuknya mungil dan bisa bercahaya pada waktu malam gelap, juga ada mempunyai khasiat yang anehi dapat menyembuhkan orang yang keracunan dengan cuma meminum air yang direndam lencana tersebut. Dengan sendirinya, peraturan dalam Ngo-tok-kau juga menjadi aneh- Ialah siapa yang memiliki lencana itu dianggap adalah Kaucu mereka walaupun lencana itu telah hilang lantaran Kaucu yang asli dan bahkan Kaucu itu dianggap sebagai anggota biasa saja atau bukan Kuucu mereka Lagi. (Bersambung) Jilid 14 Tong Hong Kin belum lama mengepalai Ngo-tok-kauw. Ialah pada dua tahun yang lalu selagi Ngo-tok-kauw kehilangan Kauwcunya yang bernama Ngo-tok Sianjin (Dewa Lima Bisa), dengan tiba-tiba muncul Tong Hong Kin mempertunjukkan Say-cu-leng. setelah diuji bahwa Say-culeng itu bukannya palsu, maka seketika itu Tong Hong Kin diangkat menjadi Kauwcu dari Ngo-tok-kauw. Jadi barang siapa yang memegang Say-cu-leng, dialah yang menjadi Kauwcu, tidak perduli dia ada berilmu silat tinggi atau rendah. Sudah tentu para anggotanya lebih suka kalau kauwcunya mempunyai kepandaian yang tinggi. Tegasnya mereka menghormati Say-cu-leng, yang terpaksa menghormat pada kewibawaannya yang menjadi Kauwcu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Demikian diantara banyak pemimpin Ngo-tok-kauw, sudah tentu banyak yang ingin memiliki lencana yang istimewa itu. Cuma saja mereka masih mempunyai kepercayaan bahwa merampas lencana di badannya Kauwcu akan merupakan dosa tak berampun. Sepanjang hidupnya akan merasa tidak menemukan ketentraman, seolah-olah dibayangi oleh setannya si Kauwcu yang dianiayanya. Tiga orang dibawahan Kauwcu Tong Hong Kin yang bernama Ang Kek Sui, Coa Keng dan Giam Tee Seng termasuk diantaranya yang mengarah pada lencana istimewa itu. Mereka tidak termasuk pada kepercayaan tersebut dan diam-diam telah bersepakat untuk mencelakakan Tong Hong Kin. Tiga orang itu telah mengangkat saudara, bersumpah sehidup semati apabila mereka berhasil memiliki say-cu-leng dan menguasai Ngo-tok-kauw. Dalam perundingan, Kek sui menyatakan pikirannya kepada dua saudaranya, "Kita sudah jadi saudara. segala apa kita tanggung bersama. Kali ini Jite akan dibawa pergi oleh Kauwcu untuk membuka cabang di kota Teng kwan, jangan lupa sama rencana kita. Dalam perjalanan, begitu Jite dapat kesempatan, habiskan saja jiwanya Kauwcu dan rampas saycu- lengnya. Dengan lencana itu, kita akan menguasai Ngotok- kauw dan dengan begitu kita dapat sesuka hati bergerak. Tidak seperti sekarang, kita rasanya terkekang. Ini tidak boleh, itu tidak boleh. Kauwcu apa seperti Tong Hong Kin itu ? Masih mendingan Kauwcu kita Ngo-tok sianjin duluan yang hilang, kita masih dapat bergerak bebas." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "sudah tentu aku akan perhatikan rencana kita." sahut Coa Keng. " Harap toako dan samte jangan kuatir. Tapi sebaiknya dengan diam-diam toako dan samte juga menguntit perjalanan kami. supaya kalau aku gagal dan menghadapi bahaya, kalian berdua dapat menolong kesulitanku Jadi ini namanya kita bekerja sama." Kek sui dan Tee seng berkakakan ketawa mendengar perkataan saudaranya itu. "Hal itu Jite jangan kuatir. Tentu kami berdua akan mengikuti dari jauh. Legakan hati Jite dan kerjakan rencana kita supaya berhasil " berkata Kek sui yang membesarkan hatinya Coa Keng yang kelihatannya agak jeri juga kalau bekerja sendirian. Dalam perjalanan ke kota Teng kwan itulah Tong Hong Kin telah dikerjai oleh orang kepercayaannya yang berupa Coa Keng. Dalam satu warung arak di pegunungan Tong Hong Kin kena diloloh sampai mabuk oleh Coa Keng, kemudian dalam keadaan mabuk dibawa pergi oleh Coa Keng. "Teman saudara dalam keadaan mabuk, tidak baik kalau dibawa pergi sekarang." kata pemilik warung ketika melihat Coa Keng sudah panggul Tong Hong Kin di pundaknya. "Kami ada urusan yang penting, maka harus segera meneruskan perjalanan." sahut Coa Keng dengan paras seperti cemas tidak sampai pada waktunya ke tempat tujuannya. Pemilik warung menghela napas ketika melihat Coa Keng tidak dapat dicegah. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sebenarnya pemilik warung itu baik juga hatinya. Ia mencegah berlalunya tamu dengan membawa temannya dalam keadaan mabuk sebab pada waktu itu cuaca sudah remang-remang gelap dan sebentar lagi sang malam sudah tiba. Di tengah jalan, Coa Keng telah letakkan tubuhnya Tong Hong Kin. Untuk membikin sang Kauwcu tidak berdaya, ia menotok jalan darahnya. setelah itu ia lantas terindili harta benda yang ada pada pakaiannya Tong Hong Kin, sudah tentu termasuk say-cu-leng yang lantas ia bungkus dengan setangan. Coa Keng kegirangan sebab selain lencana yang sangat diinginkan, juga ia dapatkan beberapa barang perhiasan yang berupa anting-anting, kalung leher dan tusuk konde kemala yang bercahaya terang di waktu malam gelap. Entah dari mana Tong Hong Kin mendapatkan barangbarang perhiasan itu. Ia tidak tahu kalau barang-barang itu belum lama Tong Hong Kin terima dari kawan-kawan akrabnya sebagai tanda mata persahabatan dengan Ngo-tok-kauw yang pada masa itu sangat terkenal namanya. Coa Keng tidak tega untuk membunuh Kauwcunya dengan menggunakan senjata tajam mengingat kebaikannya sang Kauwcu kepadanya sepanjang mereka bergaul dalam perkumpulan. Maka ia lalu lemparkan Tong Hong Kin ke dalam jurang. Pikirnya, biarlah ia mati terbanting di bawah jurang. Berbareng dengan itu, timbul pikiranya untuk memiliki sendiri barang-barang yang sudah ada dalam tangannya, maka ia lalu mencari tempat yang aman untuk mengumpulkan barangbarang rampasannya itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dengan cara kebetulan ia menemukan kuburan tua yang dibelakangnya ada lubangnya. Entah lubang bekas apa itu. setelah ia mencabut selembar batu marmer dari kuburan lain yang dipasang sebagai bongpay, ia masukkan barang-barang berharga itu ke dalam lubang dan ditutup rapi dengan batu marmer atau bongpay orang. Ia tidak tahu kalau kerjaannya ada yang memperhatikan ialah jago cilik kita. Belum lama Coa Keng berlalu, ditengah jalan ia berpapasan dengan Kek sui dan Tee seng. sang toako melihat ia sendirian, lantas menegur, "Jite, mau pergi kemana lagi ? Bukankah kau sudah selesaikan urusan ? Mana itu lencana sakti dari Ngo-tok-kauw ?" Coa Keng agak gugup. Ia tidak mengira bahwa ia akan berpapasan dengan dua saudaranya itu demikian cepat. Dalam perhitungannya, baru pada keesokan harinya mereka akan bertemu satu dengan lain. Tatkala itu ia tidak mempunyai daya untuk mungkir, maka ia lantas menjawab, " Lencana dan barang-barang yang ada pada tubuhnya Kauwcu aku simpan untuk sementara di tempat yang rapi jangan takut " "Takut ?" menggumam Kek sui. " Kenapa kau mengatakan demikian Jite ?" "oo, itu, itu........" gugup Coa Keng menjawab hingga Kek sui menjadi curiga. "Itu lencana hendak kau miliki, bukan ?" Kek sui menyindir. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "ohi bukan. Itu barang aku simpan, tiada seorang yang dapat menemukannya." "Jadi, hanya kau seorang saja yang mengetahuinya." "Ya, betul. Aku sudah simpan pada suatu tempat rahasia." " Kalau begitu, sekarang kau antar kami berdua kesana untuk melihatnya." Coa Keng tidak mempunyai alasan untuk menolak. Maka ia lantas ajak kedua kawannya untuk pergi melihat barang yang belum lama dirampasnya. Demikianlah, ketika Coa Keng nampak lubang tempat menyimpan barang rampasannya itu terpentang, bukan main kagetnya sampai jatuh duduk. Nampak saudara tuanya mendesak say-cu-leng, Coa Keng coba merogoh lubang ke bagian paling dalam sebab ia pisahkan benda berharga itu dari barang lainnya. Ternyata siasia saja ia merogoh sebab say-cu-leng sudah terbang. "Toako, minta maaf atas keteledoranku. say-cu-leng sudah tidak ada ditempatnya lagi." berkata Coa Keng separuh meratap kepada Kek sui. Kek sui ketawa sinis. "Tempat penyimpanan yang rapi sekali sampai dengan mudahnya orang mengetahuinya." menyindir Kek sui. Coa Keng tidak menjawab atas sindiran sang toako, sebab memang ia bersalah. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tapi, mana Kek sui dan Tee seng mau percaya atas perkataannya. Tee seng yang dari tadi diam saja telah berkata, "Jiko, jangan banyak alasan. Paling baik lekas keluarkan say-cu-leng dari saku bajumu. Kalau tidaki hm " si kerudung hitam (Coa Keng) melengak mendengar perkataan Tee seng. "Samte, aku bukannya omong main-main. Memang barang itu sudah disikat orang, mana ada dalam kantongku? Kalau tidak percaya, kau boleh geledah badanku." "Hehe." ketawa Tee seng. "sudah angkat saudara masih mau mengibuli. Kau orang apa ? Dasar orang she Coa ada berhati ular, makanya begini macamnya " Tee seng berkata sambil mendekati Coa Keng. Ia mulai menggeledah badannya, tidak kedapatan apa-apa. Dalam penasarannya ia samber kerudung coa Keng hinga sekarang tampak wajahnya. Umur Coa Keng ditaksir belum 40 tahun, gerakannya gesit tangkas, wajahnya cakap. Kelebihan inilah yang membikin Tong Hong Kin percaya dan sayang pada coa Keng. si Kauwcu ternyata salah hitung karena dibalik wajahnya yang cakap. ada tersembunyi hatinya yang kejam danjahat. sebagaimana sudah terjadi, sudah ia sumpah sehidup semati menjadi saudara, masih timbul ingatan mengkhianati saudara-saudaranya ingin memiliki say-cu-leng. setelah menggeledah kerudung orang tidak ada hasilnya, Tee seng dalam marahnya sudah menampar Coa Keng sehingga terhuyung-huyung dan mataya berkunang-kunang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ gelap. Coa Keng tidak menduga akan tamparan Tee seng, maka juga demikian mudah ia kena ditampar. Coba ia sudah siap sedia, bagaimana pandainya juga Tee seng bergeraki tidak semudah itu menggampar coa Keng yang cerdik dan licin. "Bagus " seru Kek sui dan lantas tertawa terbahak-bahak melihat Coa Keng terhuyung-huyung kena ditampar adiknya yang nomor tiga. Ketika Coa Keng sudah berdiri tegak lagi, ia mendengar Kek sui berkata, "Coa Keng, sekarang kita tidak ada hubungan saudara lagi. Lekas kau keluarkan say- cu-leng sebelum aku turun tangan kejam " Mendengar perkataan sang toako, Coa Keng tahu bahwa persaudaraannya telah diputuskan. Meskipun ia membela diri bagaimana pun juga, tak bakalan ia dapat membuat dua saudaranya itu mempercayai akan omongannya bahwa saycu- leng itu sebenarnya sudah hilang. Memikir demikian, untuk membela diri, ia sudah hunus pedangnya. " Kalian tidak mau percaya akan bicaraku, maka biarlah ini akan menjadi saksinya " Coa Keng sambil acungkan pedangnya. "Haha Pengkhianat " bentak Kek sui gusar melihat Coa Keng menghunus pedangnya dan menantang, "Kau kira dengan pedangmu, kau bisa lolos dari tangan kami ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sementara itu Tee seng yang juga sudah sangat gusar nampak Coa Keng mau melawan, sudah meloloskan pedangnya dan menyerang Coa Keng. si bekas Jiko menangkis serangan Tee seng kemudian balas menyerang dengan tusukan ke pundak tapi dapat dikelit oleh Tee seng. Ia merangseki pedangnya menabas dari kiri ke kanan, coa Keng berkelit dengan lompat mundur satu tindak. Lalu merapat lagi, mereka bertempur seru. Beberapa jurus sudah dilewatkan, ternyata Tee seng tidak bisa menang dari Coa Keng yang ilmu pedangnya kelihatan lebih pandai. Kek sui tidak tinggal diam, ia lantas mencabut pedangnya juga dan mengeroyok Coa Keng. Lo In enak-enakan saja nonton diatas pohon sambil memikirkan barang yang diperebutkan oleh mereka itu. Katanya lencana singa-singaan, yang bagaimana rupanya ia tidak lihat. Pikirnya, boleh jadi diumpatkan oleh Coa Keng. Dengan turunnya Kek Sui kelihatan pertempuran jadi berimbang karena Tee Seng dapat bernapas lega ada pembantu disampingnya. Kalau tidaki barusan ia sudah dibikin terjungkal oleh Coa Keng yang ilmu pedangnya lebih gesit. Dalam penilaian Lo In , sekalipun Kek sui turun tangan tidak ada gunanya karena ilmu pedangnya kalah oleh Coa Keng. Penilaian si bocah yang lihai memang benar. sebab tidak lama kemudian terdengar jeritan Tee seng yang lompat mundur sambil memegangi bahunya yang kanan bercucuran darah kena ketusuk pedangnya Coa Keng. Melihat adiknya dilukai, Kek sui meluap amarahnya. Ia membentak TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bagus, bangsat pengkhianat Kau berani lukai adikku ? Akan aku adu jiwa denganmu " "Haha " Coa Keng mengejek. "Mau adu jiwa itu urusanmu. Tapi yang terang jiwamu sukar lolos dari pedangku Hm Dengan cuma kepandaian sebagini mau menghinaku, Coa Keng ? Kau harus belajar dulu 10 tahun lagi. Mungkin pada waktu itu ilmu pedangmu hanya baru sebanding saja dengan ilmu pedangku " Diejek demikian Kek sui makin bernapsu. Ia keluarkan semua kepandaiannya. Akan tetapi percuma saja, terus ia berada di bawah angin. Dengan jurus 'Yap-te-tou-ko' atau 'Dibalik daun mencuri buah' pedang Coa Keng meluncur secepat kilat ke arah ketiak lengan kanan Kek sui yang coba mengelak tapi terlambat karena ujung pedang mengenai juga pundaknya hingga mengucurkan darah. Kek sui ternyata tidak menjadi jeri dengan luka di pundak kanannya itu. Ia pindahkan pedangnya ke tangan kiri. Ternyata ia bisa mainkan pedang dengan tangan kiri seperti juga ia mainkan dengan tangan kanan. sementara itu Tee seng sudah menyerbu lagi membantu toakonya. Tadinya Coa Keng melukai mereka dengan tusukantusukan enteng mengharap mereka menyerah kalah dan menghabiskan persengketaan untuk selanjutnya mereka takluk dan dibawah pengaruhnya. Tapi perhitungannya meleset sebab dua orang itu setelah terluka telah berkelahi seperti banteng ngamuk. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Coa Keng kedesak untuk sementara. Perlahan-lahan ia ambil oper lagi serangan. Ketika mereka kewalahan dengan pertahanan coa Keng yang teguh bagaikan tembok. sekarang berbalik Kek sui dan Tee seng yang kelabakan dicecer oleh pedangnya Coa Keng yang berkelebatan seperti halilintar. Malah kali ini coa Keng berlaku kejam. Begitu dapat kesempatan ia tidak sia-siakan untuk merobohkan musuhnya. segera juga terdengar jeritan saling susul terdengar. Kek sui mula-mula yang menjerit karena terpapas lengan kirinya, kemudian Tee seng lehernya kesabet pedang dan putus. "Hahaha " Coa Keng tertawa terbahak-bahak sambil memandang dua korbannya. Tee seng sudah tidak bernyawa, sedang Kek sui merintih- rintih. Meskipun demikian Kek sui tidak tunduk kepada Coa Keng. Buktinya ia membentak, "Bangsat pengkhianat Kau membunuh adikku, lekas kau habiskan juga jiwaku Kalau tidaki ada satu waktu aku akan mencari kau untuk membalas penghinaan ini " "Kek sui, sebaiknya kita jadi sahabat saja." kata Coa Keng. "Memang benar aku tidak memiliki say- cu-leng itu. Barang itu sudah disikat orang. Aku tidak tahu siapa yang menyikatnya. Mari kita bersama-sama menari kembali. siapa tahu kalau memang barang itu berjodoh dengan kita, tidak sukar untuk kita menemukannya kembali " Kek Sui masih tidak percaya dengan omongannya Coa Keng. Maka ia berkata, "Manis benar omonganmu. Biar kau 100 kali bersumpah, aku juga tidak mau percaya padamu si pengkhianat jahat jangan kau membujuk aku, aku adalah seorang laki-laki sejati " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau satu laki-laki sejati ? Ini dia laki-laki sejati " bentak Coa Keng. Pedangnya juga lantas berkelebat dan kepalanya Kek sui kontan jatuh menggelinding di tanah. Darah segar meluncur keluar dari lehernya Kek sui seakan-akan air mancur. Lo In yang menyaksikan kekejamannya Coa Keng, diam-diam menghela napas. Ia pikir tidak perlu memunculkan dirinya. semuanya orangorang jahat, kalau mereka saling bunuh, itu kejadian wajar. setelah menyeka pedangnya yang berlumuran darah, Coa Keng lalu jongkok dikuburan dan coba merogoh pula pada lubang tempat menyimpan barangnya. Akan tetapi ia lesu sebab memang barang-barang itu telah lenyap. sambil menggerutu, mencaci maki orang yang mengambil barang tersebut, ia berlalu dari tempat itu. Lo In diam-diam geli dalam hatinya. selanjutnya ia bisa tidur pulas diatas pohon karena hatinya sekarang sudah lega, ada punya bekal dalam perjalanannya. Dengan mempunyai uang dalam kantong, Lo In berani unjukkan diri di tempat umum dan memasuki rumah-rumah makan dimana memesan makanan yang enak-enak. Ia beli beberapa stel pakaian dan pakaiannya yang lama tidak ia buang, untuk peringatan ia simpan dalam buntelannya dengan pakaian yang baru. Dengan dirobohkannya orang-orang dari berbagai partai termasuk Lima Rajawali dari Telaga Tong-teng (Tong-teng Ngo-eng), namanya Hek-bin-sin-tong makin populer saja. Untuk menghindarkan hal-hal yang memusingkan, Lo In ambil jalan pegunungan untuk pergi ke kota Gukwan, tempatnya Cit-seng-pay guna melaporkan halnya Lam Kek TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ciang dengan dua sahabatnya yang telah menemukan ajalnya karena hawa racun dari gua maut. Meskipun demikian, tidak urung jago cilik kita dalam perjalanannya menemukan hal-hal untuk menambahkan pengalamannya . Pada suatu malam, selagi ia bicarakan sewa kamar dalam hotel Kim An, tiba-tiba masuk dua orang wanita dan pria. Mereka itu adalah suami isteri yang kemalaman dalam perjalanan menyambangi famili yang mengadakan pesta nikah. Mereka pun menyewa sebuah kamar dan mendapat kamar diatas loteng kira-kira terpisah empat kamar dari kamar yang Lo In sewa. setelah suami istri itu memesan pada pemilik hotel supaya disediakan makanan dan dibawa ke kamarnya, mereka lalu naik loteng untuk mencari kamar yang disewanya. Lo In lihat yang pria kira-kira umurnya 35 tahun. Badannya kekar kuat, wajahnya lumayan juga tidak termasuk jelek. sebaliknya yang wanita, usianya dikira 25 tahun. Parasnya lesu karena letih dalam perjalanan, tampak menambah kecantikannya. sebelum masuk tidur Lo In duduk tepekur diatas kursi. Ia memikirkan enci Liannya, dimana dia sekarang ? Enci Bwee Hiang juga dimana dia sekarang ? Dan enci Leng siong dalam tangannya Lamhay Mo Lie, apakah dia dalam keadaan selamat ? Tugas untuk mencari enci Bwee Hiangnya belum ia lakukan, sudah kehilangan enci Leng siong. Lalu sekarang ia terpisah dengan enci Liannya yang baru saja ia dapat berkumpul pula setelah lewat dua tahun. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dimana sekarang enci Lian yang Jenaka dan berandalan itu ? Baru saja ia selesai menutup ngelamunnya, hendak naik ke permbaringan tiba-tiba ia mendengar suara minta tolong. Ia pasang kupingnya. suara itu keluar seperti dari kamar suami istri yang membicarakan sewa kamar berbarengan dengan dia. suara minta tolong itu hanya kedengaran satu kali saja lantas tidak kedengaran lagi. suara itu adalah suara perempuan. Mungkinkah wanita yang tadi ia ketemukan itu mendapat kesulitan ? Apa ia bertengkar dengan suaminya ? Kalau bertengkar saja, kenapa ia harus berteriak minta tolong ? Apakah pria itu bukan suaminya ? Tidak sempat Lo In untuk memecahkan soal itu. Maka ia lantas molos dari jendela untuk pergi ke sana, Kalau- Kalau ia dapat memberikan pertolongan kepada si wanita yang berbadan lemah lembut itu. Dengan mudah Lo In sudah sampai pada jendela kamar, ternyata jendela sudah terpentang. Ia mengintip. astaga........ satu pemandangan yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. seorang pria diatas ranjang tengah menciumi wanita cantik yang sudah setengah telanjang keadaannya. Wanita cantik itu tidak berdaya kelihatannya. Hanya dari kedua matanya bercucuran air mata. Rupanya ia kena ditotok. Pria yang menciumi itu, Lo In tegasi bukannya pria yang samasama masuk ke dalam kamar. siapakah dia ? Kemana pria yang menjadi suaminya wanita cantik itu ? TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tiba-tiba Lo In kaget nampak lelaki itu berpaling ke arah jendela dimana Lo In mengintip.Jago cilik kita kaget bukannya ketakutan dipergoki. Ia kaget lantaran ia kenali pria yang menciumi si wanita cantik tiada lain adalah Coa Keng. "Nona cantik," Lo In dengar Coa Keng berkata perlahan. "Suamimu aku sudah simpan di kolong ranjang. Kau tak usah malu-malu kerjaan kita ditonton olehnya. Mari, nona manis kita bersenang-senang.........." Coa Keng tutup perkataannya dengan tangannya berbareng bekerja untuk membuka pakaian selebihnya yang menutup tubuh wanita itu hingga wanita itu makin deras mengucurkan air matanya dan sangat ketakutan kelihatannya. Rupanya wanita itu tadi hanya dapat menjerit minta tolong satu kali karena keburu ditotok oleh Coa Keng. Kini ia dalam keadaan tidak berdaya, dirinya akan segera dinodai oleh orang jahat. Tentu saja ia ketakutan dan dalam keadaan tidak berdaya ia hanya mengeluarkan air mata lebih deras saja (menangis). "Ehm " tiba-tiba terdengar suara berdehem dari jurusan jendela hingga Coa Keng sangat kaget dan sebera melepaskan si cantik lalu menghampiri jendela. Dengan gerakan 'Yan-cu-cut-lim' (Burung walet keluar dari rimba), Coa Keng lompat menoblos jendela hendak menguber orang yang jail tadi. si wanita cantik juga dengar suara mendehem tadi. Dalam hatinya dia merasa sangat bersyujur ada bintang penolong datang dan berdoa supaya si penjahat tidak datang lagi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tapi alangkah kagetnya ketika melihat barusan saja si penjahat lompat keluar dari jendela, sekarang sudah lompat masuk lagi dengan sangat gesit. Hatinya berdebar-debar. Pikirnya, akhirnya ia akan dinodai juga oleh orang jahat tadi. Matanya menatap terus pada orang yang barusan lompat masuk. oh, bukannya si penjahat itu yang datang tetapi adalah anak berwajah hitam yang belum lama ia lihat di kantornya si pemilik hotel. Ia jadi kemalu-maluan lantaran ia dalam keadaan tidak genah dilihat oleh orang sopan. "cici, lekas pakai pakaianmu " tiba-tiba wanita cantik itu dengar si anak wajah hitam berkata berbareng ada angin dari kebasan baju si bocah menyambar pada tubuhnya hingga ia terkejut, kontan seketika itu bebas dari totokan. Bukan main girangnya si cantik, Cepat-cepat ia mengenakan bajunya lagi. setelah mana ia tergopoh-gopoh hendak turun dari pembaringan, maksudnya hendak menghaturkan terima kasih pada Lo In . Tapi ia tidakjadi turun sebab berbareng pada waktu itu ada lompat masuk dari jendela sipenjahat yang ia sangat takuti. Lo In melihat sangat kasihan. "Cici, jangan takut Ada aku disini " Lo In menghibur hingga si nyonya ragu-ragu. Ia ragu-ragu karena Lo In adalah satu anak kecil. Mana bisa melindungi dirinya ? Untuk membela diri sendiri saja masih belum tentu ia lolos dari kemurkaannya sipenjahat yang telengas. Tapi hatinya menjadi besar ketika mengingat barusan dengan hanya kebaskan lengan bajunya, Lo In sudah dapat membuka totokan si penjahat atas dirinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hahaha Kiranya siapa ? Tidak tahunya bocah wajah hitam yang jail " kata Coa Keng dengan ketawa menghina pada Lo In . "Bukannya jail," sahut Lo In . "Aku mencegah perbuatanmu yang tidak bagus terhadap isteri orang " "Bagus, bagus sejak kapan kau makan nyalinya macan makanya berani ganggu kesenanganku? Hm Bocah bau, ini rasakan persen dari tuan besarmu " Coa Keng berbareng menghajar Lo In dengan kepalannya yang gede. Lo In hanya sedikit elakkan badannya, kepalan yang segede apa lewat menghajar sasaran kosong hingga Coa Keng sangat terkejut. Barusan si wanita cantik sudah pejamkan matanya melihat Lo In bakal dihajar kepalan sipenjahat yang sebesar kepala bayi. Tapi di saat ia tidak mendengar jeritan Lo In , ia buka matanya. Tampak si bocah sedang ketawa ke arahnya sipenjahat. "cia Keng, pengkhianat " bentak jagoan cilik kita. Coa Keng terkejut mendengar perkataan Lo In . Matanya terbelalak mengawasi pada si bocah wajah hitam. Tiba-tiba ia berkata, "Kau, kaulah orangnya yang......" Tak dapat Coa Keng meneruskan kata-katanya yang semestinya mengatakan 'kau orangnya yang mencuri TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ barangku ' dari sebab amarahnya telah meluap-luap menemukan orangnya yang telah mengambil barang simpanannya dalam kuburan tua. "Kau sudah mencelakakan dirinya Kauwcu, lalu merampas barangnya. Kemudian membunuh mati dua saudara yang telah kau ikat janji untuk sehidup semati. Apakah itu orang baik ? Hatimu sangat buruk sekarang kau tambah dosamu dengan niatan mengganggu istri orang. Besar sekali dosamu. Kalau kau tidak lekas membunuh diri di depan tuan kecilmu, mau tunggu kapan lagi ?" Mendengar kata-kata Lo In , amarahnya Coa Keng sudah tidak dapat dikendalikan pula. "Binatang Kau berani buka mulut besar di depan coa Toaya ?" bentaknya, berbareng ia sudah menyerang dengan tenaga maksimum. "Blang " terdengar dinding kamar jebol oleh angin pukulan coa Keng. Tapi Lo In tidak kelihatan. Dia ada dimana ? Melekmelek ia lihat barusan Lo In di depannya dan ia mengarahkan pukulan istimewanya kepadanya. Tapi kenyataannya si bocah tidak apa-apa. Ada dimana dia ? selagi ia kebingungan mencari, tiba-tiba dari belakangnya terdengar orang berkata, "Coa Keng, pengkhianat Tidak mau bunuh diri sekarang, mau tunggu kapan lagi ? Apa tuan kecilmu yang harus turun tangan ?" Makin panas hatinya Coa Keng kena digodai Lo In . TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia putar tubuhnya. sekali lagi ia mengirim serangan ganas, kembali dinding kamar yang jebol. Tentu saja penghuni dari kamar-kamar yang jebol dindingnya pada berteriak ketakutan dan lari keluar dari kamar. sebentar saja malam yang sunyi telah dipecahkan oleh suara teriakan ketakutan. Keadaan menjadi panik ketika penghuni-penghuni kamar pada keluar ketakutan. sementara itu, dalam kamar si wanita cantik, Lo In masih menghadapi Coa Keng yang sedang kalap. Nampak serangan dengan tangan kosong tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya Lo In . Maka Coa Keng mencabut pedangnya. Lo In lompat keluar jendela. Coa Keng kira Lo In ketakutan ia mencabut pedang. Dengan tidak banyak pikir lagi ia lompat menyusul. Kiranya Lo In bukannya takut. Ia tidak ingin membikin si wanita cantik jatuh pingsan lantaran ketakutan melihat Coa Keng menghunus pedangnya. Maka Lo In sudah lompat keluar dari jendela. Di sana ia sudah menanti Coa Keng, yang sebentar lagi sudah ada didepannya dengan pedang berkilauan. "Pedang bagus " memuji Lo In ketika melihat pedang mengeluarkan sinar berkeredep pada malam gelap demikian. "Bangsat cilik " bentak Coa Keng. "Lekas serahkan barangbarang yagn kau ambil Baru aku mau ampunku n selembar jiwamu yang hina." Lo In bukannya takut malah ia tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan coa Keng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bangsat cilik, kau tertawakan apa ?" bentaknya dengan sudah siap sama senjatanya. "Aku ketawakun kau, bajingan tengik " sahut Lo In kontan. "Kau maki aku bangsat cilik, kau sendiri bangsat besar yang tidak punya guna " sementara itu, sudah banyak orang yang menonton dari ke jauhan. Melihat Lo In masih anak-anaki mereka ragu-ragu bahwa si bocah bisa menang dari coa Keng yang tinggi besar. sebenarnya dengan mudah Lo In dapat bikin Coa Keng tekuk lutut, tapi dasar anak nakal. Ia mau menggodai orang she Coa itu sampai meledak perutnya saking gusarnya. "Bangsat cilik " teriak Coa Keng dalam kalapnya. "Lekas cabut pedangmu untuk bertahan satu dua jurus dari seranganku, jangan sampai kau mati penasaran " "Untuk melayani orang macam kau, mana ada harganya aku mencabut pedangku " "Kau manusia sombong. Lihat pedangku " bentaknya seraya menyerang dengan jurus 'Am-in-koan-cit' atau 'Awan gelap menutup matahari', pedangnya digetarkan bersuara mengaung, ujung pedang tiba-tiba menusuk ke tenggorokan. "Coa Keng pengkhianat Hampir-hampir jalan nasiku tembus " goda Lo In seraya berkelit dari tusukan pedang coa Keng yang berbahaya. Coa Keng makin gemas diledek si bocah. Ia merangseki pedang diputar sebentar, tahu-tahu menyabet dari kiri ke kanan ke arah leher. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dilihat caranya Coa Keng bersilat dengan pedang, orang she Coa itu bukannya rendah kepandaiannya. sayang, kepandaian silat dan wajahnya yang cakap digunakan ke jalan yang salah sehingga menemukan nasib sial. serangan coa Keng paling belakang adalah serangan mematikan lawan. Pedang diputar sebentar, tahu-tahu menyabet leher. Itu adalah tipu ilmu pedang yang dinamai 'Giam-ong-ki-hwa' atau 'Raja Akherat mengangkat obor'. Lo In tidak berkelit. Tahu-tahu dua jari tangan kanannya menjepit ujung pedang. Coa Keng tahu bahayanya. Ia cepat tarik pulang pedangnya, tapi sudah terlambat. Ujung pedang melekatpada dua jari Lo In . coa Keng kerahkan tenaga dalamnya untuk membebaskan pedangnya dari jepitan dua jari Lo In . Tapi bukannya terlepas, malah ia jadi ketakutan wajahnya. Kenapa ? Coa Keng rasakan lwekangnya tidak berguna dikerahkan. sebab makin dikerahkan makin terasa mengalirnya hawa panas ke seluruh tubuhnya. sebentar lagi tampak ia sudah mandi keringat. Ia kertak gigi untuk menahan hawa panas dalam tubuhnya, tidak mau ia roboh ditangan si bocah yang ia masih pandang enteng. Ia tidak tahu si bocah telah menggunakan ilmu apa sehingga bisa menyalurkan hawa panas ke dalam tubuhnya melalui ujung pedang yang dijepitnya. Kiranya Lo In telah menggunakan 'siau-thian-sin-kang' (Ilmu sakti membakar langit) untuk mengajar adat pada Coa Keng. Melihat orang masih bandel, tidak mau menyerah sekalipun sudah mandi keringat, Lo In kasih naik sedikit tekanan hawa panasnya hingga orang she Coa kelabakan kepanasan dan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kali ini ia kepaksa berkaok-kaok minta ampun pada jago cilik kita. Dengan sekali sentaki pedangnya Coa Keng sudah pindah tangan. sementara itu, si orang she Coa sudah terkulai roboh dengan hawa panas dalam tubuhnya yang masih belum reda, meskipun pedang sudah tidak berada lagi dalam tangannya. Coa Keng diam-diam putar otaknya untuk kabur dari depannya Lo In . setelah merasa hawa panas sudah mulai reda, ia coba bangun tapi gagal. Kakinya tidak kuat berdiri karena lemas, apalagi untuk disuruh lari. oleh karenanya, niatan untuk kabur dari depan Lo In menjadi lenyap dengan sendirinya. Ia sekarang hanya terima nasib apa yang si bocah akan berbuat atas dirinya. "Orang she Coa, aku belum pernah membunuh orang." kata Lo In , ketika melihiat Coa Keng hendak berdiri sudah jatuh duduk lagi. "Paling-paling juga aku kasih peringatan dengan kedua kupingmu kau potong sendiri Cuma saja dalam hal ini kau sendiri tidak dapat memberi keputusan, masih ada orang yang sebentar akan mengasih keputusan atas kelakuanmu yang tidak sopan " setelah berkata, dengan sekali enjot tubuh Lo In meluncur seperti burung yang tengah melayang, tahu-tahu dia sudah lenyap di balik jendela kamarnya si cantik yang menonton sipenjahat digocok oleh si anak kecil muka hitam. Ia sangat memuji kepandaian Lo In TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yagn sangat tinggi. Kaget ia ketika dengan tiba-tiba Lo In sudah berada di depannya. "Adik kecil." kata si wanita cantik. "Kau adalah penolong ku, kalau tidak ada kau bagaimana jadinya dengan aku ? Hutang budi ini entah dengan apa aku dapat membalasnya." si wanita cantik berkata sambil matanya melirik pada Lo In , kemudian menundukkan kepalanya dengan wajah yang kemerah-merahan. Rupanya ia ingat akan keadaan dirinya yang hampir telanjang tadi disaksikan si bocah wajah hitam. Meskipun masih belum tentu tahu apa-apa, Lo In dapat juga menyelami pikiran si cantik, maka ia menghibur. Katanya, "cici, aku datang menolong hanya secara kebetulan saja. Tidak ada hutang budi segala. Nah, dimana suami enci sekarang ?" "Dia... dia, masih ada di kolong ranjang." sahut si cantik gugup, seperti baru ingat akan keadaan suaminya yang disimpan Coa Keng di kolong ranjang. Cepat Lo In menghampiri kolong ranjang, lalu ia menarik keluar suami si cantik dalam keadaan tertotok. Ia lantas membebaskan dari totokan hingga si suami sial itu dapat menggerakkan pula badannya. "Mana itu bangsat, mana itu bangsat ?" suami si cantik berteriak-teriak kalap. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hei, kau jangan ribut dulu. Lekas haturkan terima kasih pada adik kecil sebab tanpa adanya dia, kita akan menjadi korbannya sijahat " kata si cantik. orang itu baru sadar, berkat pertolongan si bocah sehingga mereka jadi selamat dari bahaya yang tak terelakkan. Buruburu ia menjura pada Lo In mengucapkan terima kasih, sambil manggut-manggut beberapa kali. Dari pembicaraan lebih jauh, ternyata pria itu bernama The Koan Beng dan yang wanita memang adalah isterinya. Mereka dalam perjalanan untuk menghadiri pesta nikah dari anak perempuan pamannya Koan Beng . Kira-kira 10 lie jaraknya dari rumah penginapan itu, suami istri itu memang sudah diikuti oleh Coa Keng. si orang she Coa rupanya adalah setan pipi licin juga, di samping hatinya yang serakah akan mengangkat nama dalam perkumpulannya. Dengan cara kebetulan ia beradu pandang dengan si cantik, maka hatinya bergejolak tiba-tiba dan napsu jahatnya hendak memperkosa timbul seketika. Ia coba memancing si cantik dengan wajahnya yang cakap, akan tetapi si cantik rupanya sangat setia kepada suaminya yang parasnya kalah jauh dengan coa Keng. Ia tidak layani si orang she Coa ajak ia main mata. Ketika mengetahui bahwa suami isteri itu memasuki hotel dan menginap di sana, maka pada malamnya Coa Keng gunakan kepandaian menyatroni kamar suami isteri itu. The Koan Beng hanya pandai silat pasaran saja. Maka menghadapi kedatangannya Coa Keng ia tidak bisa apa-apa. Akhirnya ia kena ditotok dan disimpan di kolong ranjang. Waktu itu si cantik telah mengeluarkan jeritan minta tolong, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang dapat ditangkap oleh Lo In . Hanya sekali ia dapat menjerit karena keburu ditotok juga oleh Coa Keng, kemudian dalam keadaan tidak berdaya si nona hendak diperkosa. Untung nasibnya si cantik baik juga, keburu jago cilik kita turun tangan. "siao-enghiong (jago cilik)." kata Koan Beng, dengan perasaan penuh rasa terima kasih. "Bila kau datang terlambat sedikit saja, celakalah isteriku menjadi mainannya si orang jahat. Budi yang besar ini dengan cara bagaimana kami suami isteri dapat membalasnya ? Tolong siao-enghlong kasih tahu nama siao-enghiong supaya kami suami isteri dapat mencatat di kepala dan setiap waktu untuk mendoakan keselamatan siao- enghiong . " "Ah, toako ini ada-ada saja. Pakai panggil siao-enghiong segala." kata Lo In jenaka. " Cukup dengan 'adik kecil' saja memanggilnya seperti cici memanggil aku barusan. Aku malah lebih senang daripada dipanggil jago cilik segala " The Koan Beng ketawa. Kagum akan sikap sahabat dari jago cilik kita. "Toako, bagaimana keputusanmu dengan sipenjahat?" Lo In menanya. "ohi dia masih ada ?" Koan Beng balik menanya. "Dia masih ada diluar menunggu keputusan toako" sahut Lo In . TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ah, dasar manusia itu mesti mati ditanganku. Bolehnya adik kecil tinggalkan jiwanya untuk aku habiskan Hahaha " Koan Beng ketawa seperti orang gila. setelah itu, ia lantas lari keluar melalui pintu kamar sebab ia tidak bisa lompat dari jendela. Maksudnya untuk melihat Coa Keng dan ia akan habiskan jiwanya dengan tangan sendiri untuk melampiaskan sakit hatinya. Lo In dan si cantik mengikuti dari belakang. "Adik kecil, adik kecil." memanggil si cantik pada Lo In . Lo In berpaling sambil mera ndek jalannya, menantikan si nyonya datang dekat. "Adik kecil." kata si cantik pula waktu ia sudah jalan berendeng. "Kau hanya sendirian saja ? Aku senang kalau kau suka menginap di rumahku untuk beberapa hari saja. Ingin aku membalas sedikit budimu." "Ah, nyonya gede, untuk apa bicara budi." sahut Lo In jenaka. si nyonya melengak disebuti nyonya 'gede'. Tapi hanya sebentaran saja, ia lantas dapat tahu kalau si bocah suka berkelakar dan wataknya Jenaka. Ia sudah lantas bisa imbangi, katanya. "Adik kecil, apa kau tidak keberatan kasih tahu namamu pada enci gedemu?" si nyonya tertawa manis menggiurkan. "Aha, cocok benar nama enci gede." sahut Lo In ketawa nyengir. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Barusan aku kesalahan memanggil nyonya gede, selanjutnya aku panggil Ci-de (Enci gede) saja." si cantik senang melihat reaksi Lo In . Ia lalu kata lagi, "Adik kecil, siapa sih namanya ?" " Ci-de dulu kasih tahu." sahut Lo In tahan harga. si cantik tersenyum, "Adik kecil dulu." kata si cantik, juga tahan harga rupanya. "Kalau begitu, baik kita sama-sama tidak tahu namanya saja." "ohi tidaki tidaki Namaku sian Tin, she Lie " "Namaku hanya satu huruf In, aku she Lo." "Bagus namamu, tapi adik kecil kenapa wajahmu hitam benar ?" "Hahaha Panjang untuk diceritakan. Kalau ada tempo aku nanti beritahukanpada Ci-de." sementara mereka sedang asyik beromong-omong, tibatiba Koan Beng yang sudah jalan duluan kembali dengan tergesa-gesa dan mukanya pucat. Ia berkata, "Adik kecil, orang jahat itu sudah tidak ada di tempatnya " "Masih bisa dia lari?" tanya Lo In heran. "Bukan dia lari. Dia ditolong oleh dua orang kawannya. Menurut keterangan orang yang melihat ketika dia dibawa pergi." Koan Beng kasih keterangan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In anggukkan kepala. "Biarlah dia kabur untuk sementara. Lain kali kalau jatuh ditanganku lagi, tanpa ampun aku musnahkan ilmu silatnya " kata Lo In . Koan Beng dan isterinya saling pandang dengan perasaan ketakutan. "Adik kecil." kata sian Tin, si cantik, "Untuk kau tidak apa-apa kaburnya sijahat Coa Keng. Akan tetapi bagaimana dengan kami suami isteri ? Ah, aku takut " "Isteriku kata benar, adik kecil." sang suami menimpali. "Aku tidak punya guna. Kalau dalam perjalanan dicegat oleh Coa Keng dengan kawan-kawannya, kemana lagi nasib kami kalau tidak menjadi korban kebuasannya sijahat " "Biar saja Ci-de yang menghadapi." Lo In berkelakar. Koan Beng bingung atas perkataan Lo In . pikirnya kenapa si bocah pakai menyebut-nyebut 'Ci-de' segala, siapa itu Ci-de ? Ia tidak tahu kalau Lo In sudah berkenalan dengan isterinya dan memanggil Ci-de. si cantik mendengar perkataan Lo In , ia tahu si bocah menggodai dirinya. Matanya melirik tajam sambil tarik muka agak merengut, seolah-olah menyesalkan Lo In . Justru si cantik melirik sambil merengut, hatinya Lo In berdebaran. saat itu ia teringat akan lirikan Bwee Hiang yang disusul dengan air muka ditarik merengut. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Enci Hiang, oh......." tiba-tiba saja perkataan itu meluncur dari mulutnya tanpa terasa hingag sian Tin terkejut. si nona yang cerdik lantas menduga bahwa aksinya tadi mengingatkan si bocah kepada temannya, entah siapa nama lengkapnya sebab yang keluar hanya enci Hiang. "Nah, adik kecil, Ci-de sudah tahu." sian Tin menggodai Lo In . "Tahu apa, Ci-de ?" tanya Lo In . " Ci-de tahu sudah. Diam-diam anak kecil ini sudah ada simpanannya." Lo In melengak. Tapi ia lantas ketawa terbahak-bahak. Koan Beng yang mula-mula bingung akan kata-kata 'Ci-de' sekarang baru tahu kalau Lo In memanggil isterinya dengan sebutan demikian. Keadaan yang dihadapi oleh mereka suami isteri demikian gawat, bagaimana isterinya enak-enakan bersenda gurau dengan si bocah muka hitam ? Ia tidak mengerti apa tujuannya sang isteri. Ia lantas unjuk muka tidak senang. sian Tin lihat perubahan ini, lantas mengedip pada suaminya hingga Koan Beng merubah lagi air mukanya sebagaimana biasa. Ia bersabar untuk menunggu apa yang sang isteri rencanakan menghadapi urusan yang sangat genting ialah bahaya dari pihaknya Coa Keng. "Adik kecil," terdengar sian Tin berkata pula setelah si bocah berhenti tertawa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau panggil aku Ci-de dan aku panggil kau adik kecil. Tandanya kita sudah mengikat saudara. Maka terhadap suamiku juga kau harus memanggil cihu, baru betul " Lo In melengak heran. Lebihan lagi Koan Beng, ia memandang isterinya dengan penuh pertanyaan, akan tetapi sang isteri tenang-tenang saja. sambil tersenyum ia kata lagi, "Adik In, kita sudah jadi saudara. susah senang ditanggung bersama. Maka Ci-de tidak percaya kalau adik kecil tinggal peluk tangan membiarkan enci dan cihunya pulan menempuh bahaya diperjalanan." Lo In makin bingung mengikuti perkataannya si cantik, sebaliknya Koan Beng sekarang sudah dapat meraba-raba akan tujuannya sang isteri, maka ia lantas tersenyum-senyum. "Adik kecil, kau masih belum paham akan perkataan cidemu ?" tegur sian Tin, ketika melihat Lo In kebingungan. "Enci maksudkan apa dengan perkataan itu ?" tanya Lo In . "Artinya kita sudah jadi saudara, kau harus antar enci dan cihumu pulang " "Kenapa aku jadi punya enci dan cihu disini?" Lo In ketawa nyengir. "Itu sudah ditakdirkan oleh Thian, adik kecil " sian Tin bersenyum manis seraya matanya melirik tajam, lagi-lagi senyum dan lirikan tajam sian Tin mengingatkan ia kepada Bwee Hiang yang kini entah dimana enci Hiangnya itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In mengerti sekarang bahwa si cantik minta diantar pulang, hanya dalam perkataan si cantik berbelit-belit dan mengikat ia sebagai saudaranya si cantik. sudah terlanjur menolong orang, pikirnya, tidak apa ia antarkan mereka pulang ke kampungnya. Dengan kaburnya Coa Keng memang berbahaya perjalanan suami isteri itu kalau tidak ada yang melindungi. juga Lo In tidak keberatan ketika kemudian sian Tin mendesak untuk angkat saudara. Pikirnya, ia adalah anak piatu. Benar orang bilang bahwa dirinya belum tentu ada satu anak piatu. Malah ayahnya adalah seorang tayhiap (pendekar besar). siapa yang tidak kenal nama Kwee Cu Gie ? Tapi, apa benar Kwee Cu Gie itu adalah ayahnya ? Kalau Kwee Cu Gie ayahnya, kenapa tidak mencari dia yang terlunta-lunta menjadi anak jembel tempo hari ketika pertama kali ketemu Liok sinshe ? siapa dia Liok sInshe ? sian Tin kegirangan ketika si bocah tidak menolak untuk angkat saudara dengannya. Dengan begitu, maka Lo In selanjutnya memanggil Koan Beng cihu. sebelum sian Tin menikah dengan Koan Beng, memang ia ada satu gadis yang periang (gembira), suka berkelakar, sangat disayang oleh kedua orang tuanya. setelah ia bersuami, wataknya yang riang gembira seolah-olah tertekan karena Koan Beng tidak suka berkelakar. Kini ia menemukan Lo In , bocah yang sangat Jenaka, girang hatinya sian Tin. Apalagi si bocah dengan senang telah menerima menjadi saudara angkatnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sian Tin ajak adik angkatnya dan suaminya berunding, apakah perjalanan mengunjungi pesta nikah baik diteruskan atau dibatalkan saja, karena menghadapi bahaya. Untuk Lo In tidak menjadi soal, mau diterukan perjalanan oke saja. Ia bersedia untuk mengantarnya, tidak diteruskan dan kembali pulang ke kampung halaman ya boleh saja, tidak keberatan ia mengantarkan mereka. Dengan adanya urusan Koan Beng suami isteri, maka perjalanan ke kota Gukwan untuk menghadap toako dari citseng- pay menjadi tertunda. Ia tidak keberatan, sebab itu tidak begitu penting. Hanya yang ia pikirkan, enci Eng Lian danBwee Hiang, dimana mereka harus dicarinya. Leng siong ia tidak begitu pikirkan, sebab ditangannya Lam hay Mo Lie si nona tidak dalam bahaya. Malah mungin ia menjadi Kim Coa siancu sebagai ganti enci Eng Liannya. Koan Beng mengambil keputusan, lebih baik perjalanan tidak diteruskan dan pulang kembali saja ke kampungnya di Hoa- hiang. Demikian, telah ditetapkan pada besok harinya mereka berangkat pulang. Koan Beng dan sian Tin naik joli, sedang Lo In mengikuti dari ke jauhan dengan jalan kaki sebagai pelindung istimewa. Jago cilik kita sekarang membawa dua belah pedang, yang satu adalah miliknya Lim Kek Ciang yang harus ia kembalikan kepada Cit-seng-pay, sedang satunya lagi ia dapat rampas dari Coa Keng. Pedang yang tersebut belakangan Lo In lupa meminta sarungnya dari si orang she Coa, maka terpaksa ia gunakan sarung darurat yang ia dapat dari salah satu penduduk kampung itu. Ia sebenarnya tidak memerlukan pedang kalau saja ia tidak melihat keistimewaannya pedang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ coa Keng. Ia sayang pedang ini karena tajamnya dan dapat memancarkan cahaya di waktu malam hari. satu ia gantung di pinggangnya, satunya lagi pedang (coa Keng punya) ia soreng di punggungnya. Dengan dilengkapi dua belah pedang, tampak si bocah hitam makin aksi. Melihat adik angkatnya demikian aksi, sian Tin berkelakar, katanya, "Adik In, dengan membawa dua belah pedang itu tampaknya kau makin kate, bukannya jangkung " "Tentu saja aku kate sebab aku masih anak-anak." jawab Lo In ketawa. " Kalau orang jangkung akan lebih pantas." sian Tin juga ketawa. "Yang jangkung sudah ada, untuk apa enci cari lagi ?" kata Lo In . "Kau maksudkan ?" sian Tin balik menanya dengan heran. "Tuh, dia sijangkung " sahut Lo In seraya jarinya menunjuk pada KoangBeng yang waktu itu sedang bicara dengan tukang joli. sian Tin melengak. Parasnya semu-semu merah, ia pelototi si bocah nakal dengan roman gemas. Reaksi demikian bagi Lo In sudah biasa, ialah dari Eng Lian danBwee Hiang kalau kedua encinya itu kalah digodai. Cuma saja reaksi sian Tin tidak ada efeknya mencubit lengan atau pipinya. Maklumlah sian Tin masih baru berkenalan dengannya atau memang sian Tin malu sudah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ punya suami. Reaksi sian Tin hanya melotot matanya dan unjuk roman yang gergetan atas godaan Lo In , tapi wajah yang berubah itu hanya sejenak saja, selanjutnya sian Tin biasa lagi, malah senyumnya yang manis memikat kembali memain pada paras mukanya yang cantik menarik. "Adik In, kau nakal betul. Berani godai ci-demu ya " kata si cantik ketawa. sementara itu Koan Beng sudah menggapai isterinya untuk masuk ke dalam joli. Mereka sama-sama naik joli, dikawan oleh Lo In dari kejauhan. Untuk sampai ke Hoa hiang, perjalanan yang ditempuh jauh juga, harus makan waktu sehari semalam kalau naik joli. Lain kalau orang naik kuda umpamanya atau jalan dengan menggunakan ginkang (ilmu entengi tubuh), dalam tempo pendek jarak itu dapat ditempuhnya. Belum sampai setengah perjalanan, dua tukang joli sudah kecapean dan minta mengaso dulu. Terpaksa Koan Beng dan sian Tin menuruti keinginan mereka. Joli dihentikan di bawah sebuah pohon yang rindang. Kong Beng turun dari joli untuk melemaskan pinggangnya yang pegal barusan duduk lama. "Toako, apa kau lihat adik In ada dimana ?" terdengar sian Tin menanya dari dalam joli kepada Koan Beng yang saat itu matanya sedang celingukan mencari Lo In . "Aku sedang melihat-lihat." sahut sang suami. "Entahlah adik In ada dimana sebab aku tidak melihat bayangannya jangan- jangan anak itu diam-diam sudah tinggalkan kita." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Habis bagaimana dengan kita ?" mengeluh sian Tin. "Habis apa mau dikata kalau orang tidak mau antar kita ? Kita barusan saja berkenalan dengannya dan belum tahu hatinya, bagaimana kita bisa menaruh kepercayaan atas dirinya ? Kau terlalu percaya pada bocah wajah hitam itu, adik Tin." "Toako, kau jangan kata begitu." sian Tin bantah pikirannya sang suami. "Adik In meskipun masih kecil, kepandaiannya sangat tinggi. orangnya polos dan jenaka, maka aku percaya penuh pada adik In. Kau jangan sebut-sebut bocah hitam segala, aku tidak suka dengar perkataan yang menghina adik in.........." "Nah, itu siapa yang datang ?" memotong Koan Beng hingga si cantik terhenti bicaranya, lalu menanya pada sang suami, "Siapa yang datang ? Apa adik In ?" sian Tin tidak mendengar Koan Beng menjawab pertanyaannya. Lama ditunggu, belum juga terdengar jawaban Koan Beng. sian Tin lalu menyingkap tirai yang menutupi pintu joli. Ia lihat Koan Beng sedang berdiri dengan tubuh gemetaran. sian Tin heran, kapan ia berpaling kejurusan yang dipandang Koan Beng, hatinya terkesiap. Ia lihat ada sepuluh orang yang berperawakan tinggi besar dikepalakan oleh Coa Keng sedang jalan mendatangi. si cantik menggigil ketakutan. Kedua tangannya dirangkap, seperti memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa. Diamdiam hatinya sangat jengkel karena Lo In tidak kelihatan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ batang hidungnya sedang mereka suami isteri menghadapi bahaya. "Hahaha " terdengar suara Coa Keng berkakakan ketawa. "Dasar kita berjodoh, kenapa kita bisa bersua lagi disini ? Enak-enakan kau diam di kolong ranjang, buat apa kau keluar cari kematian yang konyol ?" Koan Beng sangat gusar. Tapi apa ia bisa bikin? Coa Keng terlalu tangguh untuknya, kalau ia menyerang pun sia-sia saja dan kembali ia akan tertotok roboh. Meskipun begitu, ia tidak rela ketika melihat Coa Keng mendekati joli untuk mengganggu isterinya. "Orang she Coa, kau jangan terlalu menghina " bentaknya, berbareng ia menyerang. Koan Beng hanya belajar silat untuk jaga diri dan sedikit kepandaian menyerang. Mana bisa ia melayani Coa Keng yang tinggi kepandaiannya. sambil berkelit dari serangan, berbareng kakinya Coa Keng bekerja dan Koan Beng di lain detik sudah jatuh meloso di atas tanah. Dua tukang joli yang menyaksikan itu jadi ketakutan. Mereka coba mau melarikan diri, sudah terlambat karena seorang kawannya Coa Keng sudah mencegat mereka dan dirobohkan dengan totokan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Nona cantik, mari keluarkah ketemui kokomu yang merindukanmu " kata Coa Keng seraya menyingkap tirai joli. Tangannya diulur untuk menyolok pipinya Sian Tin. Sian Tin berkelit dengan pelengoskan mukanya, tapi tangan coa Keng yang nakal tak dapat dikelit untuk kedua kalinya. Malah kali ini bukan pipinya yang dicoleki tapi buah dadanya yang diremas dengan napsu oleh Coa Keng. Sian Tin menierit dan meronta-ronta ketika Coa Keng masuk ke dalam joli dan memeluk dirinya menciumi. Sungguh kurang ajar si orang she Coa ini. Tapi apa Sian Tin bisa bikin terhadap Coa keng yang berkepandaian tinggi ? Sian Tin sudah kewalahan ketika tangannya Coa Keng yang nakal menggerayangi tubuhnya dan hendak membuka pakaiannya. Pada saat itulah terdengar suara ketawa yang membikin Coa Keng lompat keluar dari daLam j oli. Dengan serentak ia mencabut pedangnya. Kepalanya mendongak ke atas pohon. Di sana tampak si bocah muka hitam tengah uncang-uncang kaki sambil ketawa berkakakan. "Bocah bau " bentak Coa Keng. "Kembali kau usilan dalam urusan tuan besarmu ? Hm jangan harap kau dapat lolos dari tangan aku orang she Coa " "Coa Keng pengkhianat " sahut si bocah menggodai. "Tuan kecilmu sudah berlaku murah mengasih jalan hidup, Bukannya bertobat, ini malah kembali mau melakukan kejahatan " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bocah bau, kau tu..... " bentak Coa Keng yang terhenti ketika mau mengatakan "turun " Ketika melihat tahu-tahu si bocah sudah ada dihadapannya. sepuluh orang kawankawannya Coa Keng telah mengurung Lo In . "saudara-saudara." kata Coa Keng kepada kawankawannya. " Inilah si bocah muka hitam yang menghina Ngo-tok-kauw, perkumpulan kita yang sangat kita junjung tinggi " Kiranya sepuluh orang itu adalah orang-orang Ngo-tokkauw. Mereka dalam perjalanannya menyusul Kauwcunya, ditengah jalan dengan cara kebetulan telah menolong Coa Keng yang kena dilumpuhkan oleh 'Ilmu sakti Membakar Langit' dari Lo In . Pantasan ketika Koan Beng keluar dari hotel tidak menemukan coa Keng lantara ia ditolong oleh kawankawannya yang kepandaiannya tidak lebih rendah dari si orang she Coa. semuanya jago pilihan dari Ngo-tok-kauw. Lantaran pandainya Coa Keng mainkan lidahnya, jago dari Ngo-tokkauw itu merasa tersinggung dan marah pada Lo In . Coa Keng sudah dapat menyulut kemarahan kawankawannya dengan mengatakan bahwa Lo In telah menantangnya untuk memanggil kawan-kawannya mengeroyok si bocah. Coa Keng kata bahwa bocah hitam itu tinggi kepandaiannya. Maka ia dijatuhkan dan mengalami hinaan dan orang-orang Ngo-tok-kauw ditantang Lo In . Demikian mendengar coa Keng mengatakan bahwa si bocah di depan mereka itu yang menghina Ngo-tok-kauw, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mereka jadi mendelik matanya. semuanya sangat gusar. Yang membuat emreka heran, kecuali si bocah bawa dua pedang, tidak ada apa-apanya yang ditakuti. Tapi kenapa Coa Keng bisa jatuh ditangannya si bocah ? sebaliknya Lo In jadi heran ia difitnah menghina Ngo-tok-kauw. "Hei, orang she Coa " kata Lo In . "Aku hanya berurusan dengan kau satu pengkhianat. Tidak ada sangkut pautnya dengan Ngo-tok-kauw. Kenapa kau bawa-bawa soal Ngo-tok-kauw segala ? Kapan aku menghina Ngo-tok-kauw ?" orang-orang Ngo-tok-kauw heran mendengar perkataan Lo In . Tapi Coa Keng tidak mau teman-temannya keburu sadar bahwa ia menghasut dengan tidak beralasan. Maka ia sudah lantas berkata, "Bocah hitam, kau jangan banyak putar lidah Kalau memangnya tidak berani, kenapa menantang Ngo-tok-kauw ? Hahaha, sekarang setelah ada orang-orangnya Ngo-tok-kauw disini kau pungir tantanganmu pada Ngo-tok-kauw. Bagus, dasar bocah pengecut " Lo In sebenarnya tidak mau cari-cari permusuhan dengan orang-orangnya Ngo-tok-kauw. Tapi melihat Coa Keng demikian licik memutar duduknya perkara, ia jadi tidak senang. Maka timbullah wataknya yang berandalan dan tidak mau kalah terhadap siapa juga. "Jadi." tiba-tiba Lo In berkata, "Kau sudah kumpulkan orang-orang Ngo-tok-kauw untuk mengeroyok aku anak kecil ? Bagus, tidak tahu malu Tua-tua TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bangka bangkotan mengeroyok anak kecil. sebentar saja dunia Kangouw akan gempar dengan gelak tawanya." Coa Keng melengak mendengar sindiran Lo In , sementara yang lainnya pada berpandangan satu dengan lain. "saudara-saudara, tidak perduli dia satu bocah ingusan. Asal berani menghina perkumpulan kita, itu berarti dia sudah kepingin mampus siang-siang. Maka, marilah semuan maju " orang-orang Ngo-tok-kauw memang paling fanatik, sangat menjunjung pada perkumpulannya. siapa yang berani menghina, tidak pandang bulu, apa dia lelaki perempuan atau anak-anak, main bunuh saja, perkara belakangan. Tidak heran apabila mendengar anjurannya Coa Keng, mereka lantas mengurung rapat untuk membekuk si bocah. Koan Beng yang sudah bangun lagi dari jatuh melosonya ditendang coa Keng, tampak berdiri dengan badan gemetaran, ketika melihat Lo In dikurung rapat. sian Tin dibalik tirai menyaksikan denan hati berdebaran, saban-saban ia pejamkan matanya, merasa ngeri kalau sebentar si bocah kena dibekuk dan disiksa. Mereka yang belum merasakan kelihaiannya Lo In tidak takut maju di depan. sebaliknya Coa Keng berubah jadi pengecut. Ia hanya berkaok-kaok supaya teman-temannya menyerbu sedang ia sendiri tidak bergerak. Benar licik si orang she Coa itu. "Hei, Coa Keng." katanya Lo In seraya turunkan pedang yang ada di pinggangnya. Lalu mencabutnya hingga berkilauan cahayanya kena sorotnya matahari. Ia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ melemparkan sarung pedang kepada Coa Keng seraya melanjutkan kata-katanya, "Lekas serahkan sarung aslinya sebagai tukaran dari sarung daruratku " Coa Keng menjadi heran melihat Lo In tenang-tenang saja. Dalam keadaan demikian genting untuk dirinya, si bocah masih sempat mau menukar sarung pedangnya. sementara kawan-kawannya, melihat Lo In mencabut pedang dikiranya si bocah mau menempur mereka dengan menggunakan senjata tajam Maka mereka juga sudah pada mencabut senjatanya, pedang, golok dan lain-lainnya. siap untuk digunakan kalau si bocah nanti mau menyerang dengan senjata tajam. "Bocah bau " jawab Coa Keng. "Tidak tahu malu Pedang orang mau dimiliki. Masih ada muka untuk menukar sarungnya lagi. Apa kau kira kebagusan perbuatanmu itu?" "Hehehe " Lo In ketawa. "Dengan halus kau tidak mau kasihi nanti lihat aku pindahkan sarung dipinggangmu itu tanpa kau merasa " Lo In tutup perkataannya dengan suatu gerakan gesit luar biasa hingga orang jadi melongo sebab tahu-tahu sarung pedang Coa Keng sudah ada di tangan si bocah sementara Coa Keng sendiri repot membetulkan tali celananya yang terputus disontek pedang. Lucu kelihatannya kelakuannya Coa Keng waktu itu hingga sian Tin yang ketakutan menjadi ketawa cekikikan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mendengar si cantik mentertawakan dirinya, bukan main malunya Coa Keng. Dari malu ia menjadi nekad. Cuma bagaimana ia dapat menyerang Lo In sedang celananya sudah putus talinya ? Ia berkaok-kaok kepada kawankawannya yang tertegun nampak kegesitan si bocah yang luar biasa itu. sebetulnya mereka jeri melihat kelihaian si bocah wajah hitam. Tapi memikir bahwa mereka berjumlah lebih banyaki tidak mungkin si bocah bisa membikin mereka susah. Maka mereka dengan serentak telah menyerang Lo In . Koan Beng jatuh duduk melihat Lo In diserang berbareng dengan senjata-senjata tajam yang berkilauan sedang sian Tin dengan wajah ketakutan menonton jalannya pertempuran. Dua tangannya dirangkap di depan dada, ia berdoa akan keselamatan adik angkatnya yang dikeroyok begitu banyak orang. Lo In sebenarnya dalam segebrakan saja, ia dapat merobohkan mereka dengan satu jurus dari It-sin-keng. Tapi ia tidak mau membikin orang hilang muka sebab ia tahu yang mengeroyok dirinya itu adalah orang-orang pilihan Ngo-tokkauw. selagi ia enak-enak permainkan lawannya yang sabansaban terkesiap kehilangan Lo In , tiba-tiba si bocah mendengar teriakan sian Tin, "Adik In, tolong......... " Lo In lihat Ci-denya sedang ditarik keluar oleh Coa Keng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ segera terdengar suara prang prang saling susul, suaranya senjata tajam yang berjatuhan berbareng sepuluh orang yang mengeroyok Lo In sudah pada terkulai roboh. "Aduh " menyusul suara jeritan Coa Keng, tubuhnya melayang sampai tiga meter di angkasa bebas kemudian 'bluk ' saja jatuh terbanting dengan tidak bisa bangun lagi. Coa Keng sangat licik. Melihat Lo In diatas angin, untuk memecah perhatian si bocah ia lantas hampiri joli yang didalamnya ada si cantik. Ia tarik keluar sian Tin dengan maksud akan dipakai sebagai barang tanggungan supaya Lo In menyerah. Tapi ia tidak perhitungkan kesaktiannya si bocah luar biasa itu. sebelum ia dapat menarik keluar si cantik, tahutahu ia rasakan pantatnya ditendang dari bawah ke atas hingga tubuhnya terapung tiga meter tingginya. Benar-benar kejadian itu diluar dugaannya. Ia jatuh dengan tidak bisa bangun lagi. Benar-benar ia tidak bisa bangun lagi, jiwanya telah melayang seketika. Dari mulut, kucing dan hidung mengeluarkan darah segar. Lo In yang menyaksikan jadi bengong. Ia tidak bermaksud membinasakan Coa Keng. Hanya saking gemasnya ia menendang dengan tenda nan Kim-ke-kiak (Kaki ayam emas) dari It-sin-keng. Lo In tidak mengira bahwa tendangan Kim-ke-kiak demikian dahsyatnya. Cukup satu kali tendang, orang binasa dengan mengeluarkan darah segar daripanca indranya. Lo In tidak sadar bahwa tendangan 'Kaki ayam emas' mengandung lwekang murni yang tidak sembarangan dimiliki oleh jago-jago kelas wahid. Koan Beng menghampiri Lo In yang sedang bengong mengawasi korbannya. Ia barusan menyaksikan Lo In TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menendang terbang tubuhnya Coa Keng, tapi tidak mengira bahwa si orang jahat bakal menemui ajalnya yang konyol itu. Melihat dari panca indera Coa Kong mengeluarkan darah dan tidak bernapas lagi, Koan Beng diam-diam geleng kepala dan menghela napas. Hampir ia tidak percaya akan kedahsyatan tendangan Lo In , kalau ia tidak menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri "Adikku, benar-benar kau sangat hebat " memuji Koan Beng sambil memegang pundaknya sang bocah yang masih dalam bingung tampak akibat dari tendangan 'Kaki ayam emas'. sementara itu sian Tin juga sudah keluar dari joli dan menghampiri mereka. Ia menekap mukanya sebentaran lantaran merasa ngeri melihat kematiannya Coa Keng dengan mata melotot mengeluarkan darah. Koan Beng pimpin isterinya naik joli lagi. "sudahlahi mari kita teruskan perjalanan." katanya menghibur sang isteri. sementara kepada Lo In , ia berkata, "Adik In, bagaimana dengan sepuluh orang itu yang pada rebah malang melintang ? Aku kuatir mereka akan mencahari balas pada keluargaku." Lo In tidak menyahut, sebaliknya ia menghampiri orangorang Ngo-tok-kauw. "Para paman." kata Lo In . "Aku tidak bermusuhan dengan Ngo-tok-kauw. Kalau kalian sampai bergebrak dengan aku, itu karena hasutannya Coa Keng. Aku kasih tahu pada kalian, Coa Keng itu sangat jahat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bukan saja ia sudah mencelakakan Kauwcu kalian, tapi juga dia sudah membunuh dua saudara angkatnya yang bernama Ang Kek sui dan Giam Tee seng, juga kelakuannya tidak bagus, suka mengganggu wanita baik-baik. Bentrokan dengan aku juga justru lantaran kelakuannya yang tidak bagus itu, dia hendak ganggu enciku dan aku sudah kasih hajaran padanya. Aku kira dia bisa bertobat, tidak tahunya masih membandel dan mau juga membikin susah enciku. Kematiannya adalah hasil dari perbuatannya yang jahat " sepuluh orang Ngo-tok-kauw itu dalam keadaan tertotoki tidak dapat bicara. Hanya matanya saja kedap kedip dan mulutnya seperti ingin bicara. Lo In dapat memahami keinginan orang. Maka dengan beberapa kali kebutan dengan lengan bajunya, ia sudah bikin sepuluh orang itu bebas dari totokan. satu diantaranya yang menjadi kepala, telah menghampiri Lo In dan berkata, "Siaohiap. kami sangat berterima kasih atas kebaikanmu tidak membunuh kami. selanjutnya kami tidak akan mencari permusuhan dengan siaohiap." "Apa Coa Keng benar sudah binasa ?" tanya satu yang lainnya. "Kalian boleh periksa sendiri keadaannya." sahut Lo In . Mereka memang barusan lihat Lo In menendang Coa Keng sampai terbang, tapi tidak tahu kalau tendangan Lo In bisa membinasakan orang. Maka, dalam keadaan ragu-ragu mereka menghampiri tubuhnya Coa Keng yang tidak berkutik. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ketika mereka nampak keadaannya Coa Keng yang mengerikan, diam-diam mereka mengkirik bulu badannya. Semua mata disorotkan kepada Lo In seolah-olah tidak percaya jago cilik kita mempunyai tenaga dalam yang demikian dahsyatnya. "siaohiap." kata orang yang mula-mula bicara dengan Lo In . "Aku Teng Hui, meskipun tidak punya kepandaian apa-apa tetapi mendapat kemurahan Kauwcu mengangkat aku menjadi Tiang lo (pengetua). Dengan cara kebetulan kita bisa berkenalan disini. Aku mohon siaohiap suka memberitahukan nama siaohiap yang terhormat." "Tidak halangannya untuk mengikat persahabatan." sahut Lo In ketawa. "Aku she Lo nama In, satu bocah yang kerdil " sementara Lo In bicara, Teng Hui mengawasi saja kepada paras si bocah yang hitam legam seperti pantat kuali. "Ahi siaohiap." kata Teng Hui tiba-tiba ketawa. "Kau tentu bukan lain adalah 'Hek bin-sin-tong' Lo In yang menggemparkan dunia Kangouw pada dewasa ini." Mendengar disebutnya 'Hek-bin-sin-tong' atau si Bocah sakti muka hitam, kawan-kawannya Teng Hui membuka matanya lebar-lebar malah ada yang melelet-leletkan lidahnya. Dalam hatinya mereka pikir, pantesan coa Keng dengan hanya sekali tendang saja sudah melayang jiwanya. Kiranya Hek-bin-sin-tong yang melakukannya. semua orang lantas TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pada menggutkan kepala pada Lo In sebagai tanda memberi hormat. "Ah, gelaran itu berkelebihan sebab kenyataannya aku tidak punya kepandaian apa-apa." kata Lo In merendah sambil ketawa nyengir. Teng Hui dan kawan-kawannya senang melihat sikapnya Lo In yang tidak sombong, meskipun mempunyai kepandaian yang sukar diukur. Teng Hui lalu minta keterangan cara bagaimana Lo In bisa tahu kalau Coa Keng sudah menganiaya Kauwcu dan membunuh Kek Sui dan Tee Seng. Atas mana Lo In tidak keberatan untuk memberitahukan apa yang ia tahu. Ialah tentang pertempuran dikuburan tua, gara-gara berebut Saycu- leng. "Apa siaohiap juga tahu dimana Kauwcu sudah dianiaya ?" tanya Teng Hui. "Paman Teng, aku paling sebal kalau orang memanggil siaohiap segala. Selanjutnya kau panggil aku, adik kecil saja sudah cukup " kata Lo In . Teng Hui dan kawan-kawannya melengaki Tapi diam-diam memuji, anak ini tidak sombong. Panggilan Siaohiap (pendekar cilik) ada lebih pantas, tapi Lo In lebih suka dipanggil adik kecil, sungguh diluar dugaan mereka. Dengan tersenyum, Teng Hui menyahut, "Ya, ya, adik kecil. Coba kau terangkan cara bagaimana Kauwcu kami dianiaya oleh Coa Keng ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri cara bagaimana Kauwu kalian telah dianiaya oleh Coa Keng. Yang aku tahu semua milik dalam bajunya Kauwcu kalian telah diambil oleh Coa Keng, menurut penuturannya Coa Keng sendiri kepada dua saudaranya yang telah ia bunuh, ialah Kek Sui dan Tee Seng." Teng Hui angguk-anggukkan kepalanya. Ia menyesal Lo In tidak tahu hal Kauwcu mereka. Jadi untuk ia dan kawankawannya ada sukar untuk mencari jejak Kauwcunya sekarang ada dimana. "Paman-paman sekalian." Lo In berkata, ketika mereka mohon diri berpisahan. "Dalam kejadian hari ini adalah aku Lo In yang bertanggung jawab. Maka aku harap kalian jangan membuat susah kepada enciku dan keluarganya. Dimisalkan untuk menuntut, carilah aku si bocah. Dengan senang hati aku nanti melayaninya." "ohi tidaki tidaki" sahut Teng Hui cepat. "Bukankah barusan aku sudah katakan, kami tidak akan mencari permusuhan dengan siao.. eh, adik kecil. sudah tentu kami tidak berani mengganggu enci adik kecil. Hahaha........" Lo In senang atas jawaban Teng Hui. Ia kata lagi, "Ini baru laki-laki. Aku senang dapat mengikat persahabatan dengan kalian paman yang berjiwa laki-laki " "Adik kecil, nanti pada lain kesempatan, pamanmu akan mengadakan suatu meja perjamuan sebagai tanda persahabatan. sekarang sampai disinilah kita berpisahan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dahulu kaerna kami harus cepat-cepat menjalankan tugas mencari Kauwcu." kata Teng Hui ketawa. "Bagus, sampai lain kali bersua." sahut Lo In seraya tangannya diangkat menggapai mengucap selamat jalan pada Teng Hui dan kawan-kawannya yang telah berlalu. Ketika Lo In baru saja putar tubuhnya, tiba-tiba ia berbalik lagi karena Teng Hui datang lagi dan berkata, "Adik kecil, aku mohon pertolonganmu. Kalau dalam perjalanan kau menemui Kauwcu kami yang bernama Tong Hong Kin, tolong memberikan perlindungan manakala ia memerlukan bantuan." "Baiki baiki jangan kuatir." menyanggupi Lo In . setelah mengucapkan terima kasihi Teng Hui menyusul kawan-kawannya yang sudah jalan terlebih dahulu. sementara Lo In telah balik menghampiri Koan Beng dan isterinya yang tengah menantikan Lo In sedang bercakap-cakap dengan kawanan dari Ngo-tok-kauw. "Bagaimana adik In, sudah beres ?" tanya sian Tin. "sudahi boleh jalan." sahut Lo In . "Kau ini aneh. siapa yang bawa encimu pulang ?" kata sian Tin, matanya melirik kepada dua orang tukang gotong joli yang masih tinggal rebah tertotok. Lo In ketawa. Dengan satu kebasan lengan baju, dua orang tukang gotong itu sudah lantas bisa bangun bergerak. Heran hati mereka, tapi tidak ada tempo untuk memikirkan sebab sian Tin sudah meneriaki pada mereka untuk segera TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menjalankan tugasnya. Di lain detik, tampak sian Tin sudah duduk pula bersama suaminya di daLam joli meneruskan perjalanan pulang . Mereka sampai di Hoahiang dengan selamat. Koan Beng suami isteri sangat hormat kepada Lo In karena meraka merasa hutang budi besar sekali pada si bocah sebab kalau tidak ada Lo In , terang mereka sudah tidak bisa pulang kembali ke kampungnya. Lo In senang kepada enci angkatnya yang Jenaka. Mengingatkan ia kepada Eng Lian dan Bwee Hiang sekalipun sian Tin tidak begitu agresif seperti kedua encinya terhadap dirinya yang nakal menantang dicubit. Koan Beng repot dengan pekerjaannya, tidak sering-sering ia menemani Lo In . Itulah yang paling baik sebab Lo In memang tidak begitu betah duduk ngobrol dengan Koan Beng yang sikapnya seperti orang tua. Pendiam, jauh bedanya wataknya dengan sian Tin istertinya yang selalu riang gembira menghadapi tamu kecilnya. Dalam omong-omong ketika mereka duduk berduaan, sian Tin timbulkan urusan Lo In keterlepasan omong 'enci Hiang ' ketika melihat lirikan mata dan paras sian Tin yang ditarik merenggut. sian Tin menanya, "Adik kecil, siapa itu enci Hiang ?" "Enci Hiang yang enci Hiang, habis siapa lagi ?" sahutnya Jenaka. "Adik In, kau jangan bohongi encimu. sekarang kau sudah umur berapa sih ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kalau tidak salah hitung, sudah masuk tujuh belas tahun." "siapa teman-temanmu yang paling baik dengan kau ?" "Temanku banyaki ada tiga, semuanya baik padaku." "Perempuan atau laki-laki ?" "semuanya perempuan." jawab Lo In seperti bangga sikapnya. "Aduh, banyak amat ? Kecil-kecil sampai tiga pacarnya." menggoda sian Tin ketawa. Lo In melengak. Tapi ia sudah dapat meraba apa yang dikatakan sian Tin pacar, sambil ketawa ia berkata, "Bersama Ci-de akujudi punya empat pacar. Hahaha. ......" "Hussstt Encimu disini tidak termasuki apa kau mau jadi Coa Keng ?" kata sian Tin, tapi diam-diam ia senang bahwa dirinya ada termasuk dalam hitungan pacar si bocah wajah hitam yang sangat tinggi kepandaiannya. sian Tin tidak tahu, entah kenapa hatinya sangat tertarik pada bocah hitam ini sejak Lo In dapat menolongi dirinya. Kalau ketarik dengan wajahnya, tak mungkin. wajahnya Lo In hitam legam, Ia kapan suaminya Koan Beng. Ketarik oleh kegantengannya, tak mungkin sebab Lo In masih anak-anak. Atau lantaran Lo In sangat Jenaka ? Atau apa sian Tin malu hati lantaran tubuh mulusnya laksana bayi telah disaksikan oleh Lo In pada malam menyeramkan itu, dimana ia hampir diperkosa Coa Keng ? Entahlah, si cantik masih belum dapat memastikan lantaran apa ia ketarikpada si bocah. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In melengak ketika mendengar sian Tin kata 'apa kau mau jadi Coa Keng ?' " Ci-de, apa kau pikir pantas aku jadi Coa Keng ?" tanya Lo In . "Pantas kalau parasmu secakap dia dan kalau kelakuanmu semacam dia Hm " si cantik mendengus, wajahnya kemerahmerahan ingat akan pengalamannya. "Ahi aku tak mau jadi Coa Keng." kata Lo In Jenaka. sian Tin ketawa ngikik. " Kalau tidak mau menjadi Coa Keng, kenapa Ci-demu yang sudah punya suami dimasukkan dalam hitungan pacarmu ? katanya. " Ci-de, aku tidak tahu apa sih artinya pacar, bukannya teman main-main ?" "Pacar ya pacar, masa anak sudah mulai dewasa tidak tahu artinya pacar ?" Lo In tundukkan kepala, seperti lagi berpikir. Melihat Lo In seperti yang benar-benar belum tahu artinya pacar maka sian Tin berkata, "Pacar itu artinya teman baik denagn siapa kita ada harapan hidup bersama-sama sampai di hari tua. Kau mengerti ?" Lo In masih bingung. Ia menatap si cantik tajam hingga sian Tin tergetar hatinya. sambil tunduk ia berkata lagi, "Adik In, tegasnya apa yang aku artikan pacar adalah teman karibmu yang bakal kaujadikan isteri. Paham ?" sambil TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ketawa ngikik hingga Lo In yang sekarang baharu terang artinya pacar menjadi tertawa terbahak-bahak. "Aku masih anak-anaki mana aku memikirkan yang begituan ? Enci Bwee Hiang umurnya lebih tua lima tahun dariku, enci Eng Lian dan Leng siong masing-masing lebih tua satu tahun. Aku anggap mereka itu enci-enci temanku saja, bukan apa-apa." berkata Lo In dengan wajar dan polos. sekarang sian Tin baharu tahu nama-nama temannya Lo In , malah usianya juga. "Coba adik In sebutkan, siapa-siapa yang kau rasa dekat denganmu diantaran tiga gadis itu." berkata sian Tin seraya bersenyum manis. " Kesatu enci Lian, kedua enci Hiang dan ketiga enci siong. Tapi dengan enci Siong aku belum lama kenal. Meskipun begitu dia sangat baik kepadaku." si bocah membuka rahasia kepada ci-denya. "semua cantik-cantik wajahnya bukan ?" "Ya, begitulah boleh dikatakan." "Yang sama dengan ci-de cantiknya, siapa diantaranya ?" "Enci Bwee Hiang, dia sangat cantik." "Hihihi... " sian Tin ketawa ngikik. "Adik In, kau bisa saja menyamakan orang." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Habis Ci-de yang menanya, apa aku tinggal membisu ?" sahut Lo In ketawa. "Baiklahi sekarang Ci-de dengan enci Hiang sama cantiknya. "Bagaimana kalau dibandingkan dengan enci Lianmu ?" Lo In tidak lantas menyahut. Rupanya ia bingung dengan serentetan pertanyaan sian Tin soal kecantikan. Apakah sian Tin mau dianggap paling cantik ? Pikirnya, mana bisa begitu. Enci Liannya lebih cantik dan menarik hati tingkah lakunya, mana sian Tin bisa disamakan dengan Eng Lian ? jangan sama Eng Lian, sama Leng siong saja sudah kalah. Tapi untuk membikin supaya hatinya sian Tin tidak kecewa, maka sambil ketawa Lo In berkata, "Hanya sedikit bedanya, enci Lian seketik lebih cantik." "Kalau dengan Leng Siong ?" Sian Tin mendesak dengan penasaran. "Kalau dengan enci Leng Siong, kecantikan Ci-de setengah ketik dibawahnya." Lo In menjawab sambil ketawa haha hihi. Celaka Pikri sian Tin dalam hatinya. Si bocah bilang seketik dan setengah ketik hanya berkata tidak sejujurnya. Kalau yang benar, pasti Eng Lian dan Leng Siong jauh lebih cantik dari dirinya. Sebegitu jauh ia anggap dirinya paling cantik, tidak tahunya kalah jauh dengan tiga kawan karibnya si bocah. Mungkin Bwee Hiang juga, Lo In tidak omong benar dan Bwee Hiang tentu lebih cantik dari pada dirinya. Memikir demikian, tampak Sian Tin menjadi lesu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik In, kau tidak omong dengan sejujurnya, membikin encimu kecewa. Mereka tentu adalah lebih cantik dariku. Kenapa aku mengatakan sama, seketik dan setengah ketik segala ? Adik In, tidak baik kau membohongi encimu." Lo In tidak enak hatinya. Memang benar ia membohongi enci gedenya, tapi ya apa mau dikata. Ia hanya dapat mengatakan demikian untuk membuat Sian Tin tidak kecewa, tapi akhirnya si nyonya muda yang cantik itu kecewa juga. " Ci-de." kata Lo In mengalihkan pembicaraan. "Sebaiknya kita jangan bicarakan urusan paras cantik tidak cantik. Mari aku bicarakan tentang kelakuan mereka yang sangatjenaka dan mengesankan serta pengalamanpengalaman kita bersama. Pasti ini lebih menarik perhatian untuk Ci-de dengar." "Nahi coba kau mendongeng." sahut Sian Tin yang setuju rupanya pembicaraan dialihkan kepada hal-hal yang gembira. Lo In lalu mendongeng perjalanannya dengan Bwee Hiang dan Eng Lian, tentu saja pada saat-saat yang gembira Lo In ceritakan dan tuturkan juga sedikit tentang ia dan Eng Lian tinggal di Tong-hong-gay, saban hari plesiran naik si rajawali emas. Begitu meresap ceritanya Lo In hingga sian Tin duduk termangu- mangu. Mendadak dalam hatinya timbul keinginan menjadi gadis lagi dan ikut merantau dengan si bocah wajah hitam yang sangat dicintai oleh teman-teman wanitanya. Terdengar ia beberapa kali menghela napas. Ia membayangkan gembiranya perjalanan Lo In dengan Bwee Hiang, bagaimana akrabnya pergaulan si bocah wajah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ hitam dengan enci Eng Liannya dan bagaimana besar perhatian Leng siong terhadap Lo In . Dan kesimpulannya tentu tiga gadis itu mencintai Lo In tanpa disadari oleh si bocah yang masih belum tahu apa-apa. Ia membayangkan bagaimana ia menikah dengan Koan Beng, pemuda yang usianya jauh lebih tua dengannya. Lelaki pendiam dan sehari-hari hanya sibuk dengan pekerjaannya, tidak ada saat-saat yang gembira sian Tin rasakan dalam hidupnya sebagai suami isteri sudah empat tahun lamanya. Mengingat ini, diam-diam sian Tin iri kepada tiga gadis temannya Lo In yang telah dapat mengikat hatinya si bocah luar biasa itu. Mendadak timbul dalam hatinya suatu keinginan yang bukan-bukan. Ia ingin menguasai Lo In dan bikin selanjutnya si bocah jatuh dibawah pengaruh kecantikannya. Pikirnya, "Dia masih hijau- dalam soal asmara. Biarlah aku ajari dia bagaimana sedapnya orang bermain cinta. sekarang dia masih ketolol-tololan. Lama-lama tentu pintar, setelah aku kasih les dalam tempo singkat. Aku mau lihat, siapa diantara kita berempat yang dapatkan Hek-bin-sin-tong Lo In ? Tentu saja sian Tin, sedang Bwee Hiang, Eng Lian dan Leng siong boleh gigitjari. Hi hi hi......." Ini adalah lamunan yang gila-gilaan dari sian Tin. Apakah benar-benar dia dapat menundukkan si bocah wajah hitam dengan gaya dan parasnya yang memang cantik? Entahlah. sian Tin sebenarnya adalah seorang isteri yang setia pada suaminya. Buktinya ia tidak kepincuk dengan paras coa Keng yang jauh lebih cakap dari Koan Beng. Tapi mendadak ia jatuh hati pada Lo In , seorang anak yang masih pentil. sungguh tidak habis dimengerti. Mungkin si cantik ketarik oleh caraTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ caranya Lo In yang kocak Jenaka, oleh kepandaiannya yang maha tinggi, atau oleh perasaan ingin membalas budi atas pertolongannya si bocah kepada dirinya. Tapi yang terang, napsu tidak mau mengalah telah berkecamuk dalam dadanya, ia ingin mengalahkan tiga dara saingannya sekaligus. Dengan seringnya Koan Beng tidak ada di rumah lantaran sibuk dengan pekerjaannya, tidak heran kalau sian Tin yang mengandung maksud tertentu telah melayani Lo In sangat istimewa. Malah dalam waktu-waktu ada kesempatan sian Tin mulai membuat guncang hatinya si anak muda masih hijauuntuk bermain cinta. "Adik In." kata sian Tin ketawa manis selagi mereka duduk mengobrol. " Encimu ingin sekali belajar sedikit ilmu silat untuk menjaga diri sukalah adik In mengajarinya." "Itu urusan kecil. Cuma buat apa ? Ci-de toh tidak kemanamana." sahut Lo In . "Apa salahnya kalau bisa sedikit-sedikit untuk menjaga diri, jangan sampai dihina orang seperti Coa Keng malam itu." kata si cantik, sepasang matanya yang halus menatap Lo In sambil tersenyum menggiurkan. Maksud si cantik mengingatkan pada malam itu agar Lo In ingat pada keadaan dirinya (sian Tin) yang tidak berpakaian. Kulitnya yang halus putih dengan sepasang buah dada terbuka setidak-tidaknya telah disaksikan oleh si bocah. Agak genit kelakuan sian Tin, tapi Lo In tidak perhatikan itu. Kelakuan demikian sudah biasa Lo In hadapi dari Eng Lian yang berandalan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ternyata Lo In tidak memikir pada keadaan malam itu. setelah ia ketawa nyengir, ia berkata dengan wajar, "ci-de mau belajar silat tidak aku keberatan. cuma saja perjalanan jadi ketunda. Aku harus mencari enci Hiang dan Lian, yang sekarang mereka entah ketahan dimana." sian Tin tidak senang Lo In berkata demikian. Dari mana ternyata bahwa si bocah memperhatikan betul kepada Bwee Hiang dan Eng Lian. Tapi sian Tin tidak unjuk perasaan tidak senangnya, sebaliknya ia bersenyum manis dan berkata, "Adik In, begitu besar perhatianmu pada Bwee Hiang dan Eng Lian sampai melupakan pada enci barumu yang memohon pertolongan. Kau tinggal beberapa hari disini. setelah encimu dapat belajar inti sarinya ilmu silat yang kau ajarkan padaku, kau boleh meninggalkan encimu dengan perasaan lega, bukan ?" Lo In pikir tidak jahatnya ia tinggal beberapa hari dalam rumah sian Tin, setelah ia ajarkan sedikit garis-garis besarnya pelajaran ilmu silat, ia akan lantas berlalu dari situ untuk mencari enci Lian dan Hiangnya. Pada malamnya sian Tin bicara dengan Koan Beng bahwa ia mau belajar ilmu silat pada Lo In , untuk mana Koan Beng tidak merasa keberatan. Malah senang hatinya sang isteri ada minat demikian. Ia tidak mengira kalau tujuannya sang isteri lain dari apa yang ia kira. Ia tidak ambil peduli saban hari sian Tin berkumpul dengan Lo In . Malah ia senang sian Tin dapat teman bercakap-cakap karena ia sendiri hampir tidak ada tempo menemani isterinya kongkouw-kongkouw disebabkan kesibukannya sehari-hari. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pada suatu pagi ketika Lo In sedang menunggu sian Tin muncul di ruangan latihan, hatinya tiba-tiba berdebar nampak sian Tin dalam pakaian istimewa. Ia mengenakan celana sutera yang tipis, bajunya demikian ketat hingga sepasang buah dadanya seperti tercetak menonjol. Menggairahkan sekali sian Tin dalam pakaiannya yang istimewa itu karena anggota tubuhnya yang putih tercetak membayang. sanggulnya yang rapih tercantum sepasang bunga mawar menambahkan wajahnya lebih cantik lagi dan mengesankan pada Lo In yang baru kali ini nampak Ci-denya ada demikian istimewa di pemandangannya. "Adik In, bagaimana pendapatmu tentang pakaian encimu ini ? Bukankah lebih tepat untuk digunakan dalam latihan ? Aku jadi bisa bergerak dengan leluasa." berkata sian Tin sambil jalan mendekati Lo In yang sedang bengong menatap dirinya si cantik, sian Tin belaga pilon nampak si bocah seperti yang kesengsem menatap dirinya dalam pakaian istimewanya. "Hei, adik In. coba kau katakan, bagaimana pendapatmu ?" ia menegur Lo In seraya mencubit perlahan lengan Lo In . si bocah kaget dicubit. " Ci-de, kenapa kau mencubit ?" tanyanya. "Bwee Hiang, Eng Lian dan Leng siong boleh mencubitmu. Apa encimu tidak boleh ?" sahut sian Tin dengan aksi genit. Lo In jadi melongo mendengar jawaban sian Tin. "Baiklah." kata Lo In . TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kalau nanti aku balas mencubit, Ci-de jangan marah " "Cubitlah, nah, cubitlah sekarang. jangan pakai nanti-nanti." sahut sian Tin seraya menyodorkan lengannya yang putih halus dibungkus oleh kain sutera tipis, parasnya bersenyumsenyum dan matanya melirik tajam. Lo In bingung nampak kelakuannya sian Tin yang hebat. Memang Lo In sudah bingung nampak kelakuan si cantik belakangan ini. Dalam mengobrol kata-katanya sering melantur hingga Lo In yang masih hijau- sial cinta menjadi terbuka pikirannya. Lebihan di waktu latihan, kalau Lo In raguragu untuk memegang tangan si cantik untuk memberi petunjukan caranya bersilat, sian Tin malah agresif seakanakan ia girang kalau sering-sering dapat bersentuhan badan dengan si bocah. Bukannya jarang Lo In kepaksa memeluk sian Tin ketika si cantik belagak kepeleset jatuh. Kejadian yang sangat nakal. Eng Lian dalam pandangan Lo In sudah nakal dan berandalan tapi tidak seliar enci gede ini, entahlah apa maksudnya. Demikianlah, ketika k melihat Lo In diam saja disuruh cubit lengannya, sambil ketawa manis, si cantik berkata lagi, "Adik In, kalau tidak berani mencubit encimu, marilah kita berlatih." "Tapi Ci-de......." sahut Lo In , tampak ia ragu-ragu. "Tapi, apa ?" tanya sian Tin heran sambil menatap wajah si bocah. "Tapi Ci-de pakaiannya begitu, aku takut." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Pakaian begini paling cocok untuk latihan. Kenapa kau jadi takut ?" "Ahi aku takut. sebaiknya Ci-de tukar pakaian biasa saja." "Bilang saja terus terang, kau tidak suka mengajari silat pada encimu " kata sian Tin dengan merengut tapi lekas ia bersenyum lagi. "Aku bukan tidak mau mengajari, aku takut........" sahut Lo In gugup, nampak ci-denya seperti kurang senang. "Takutnya kenapa sih ?" sian Tin kepingin tahu. "Aku takut kesalahan pegang lengan enci yang halus itu." jawabnya polos. sian Tin ketawa ngikik genit. Ia berkata, "Ala, sering-sering kau peluk encimu tidak apa-apa, kenapa sekarang banyak cingcong ? Mari, lekas kita latihan " sian Tin tidak memberi kesempatan Lo In menjawab. Tangannya yang halus sudah pegang tangan Lo In , ditarik ke tengah ruangan untuk berlatih. Lo In tidak dapat menolaki meskipun hatinya sangat ragu-ragu. Dimulailah latihan sebagaimana biasa. Tapi kali ini Lo In sering-sering hatinya dibikin berdebar nampak sian Tin bergaya dalam pakaian istimewanya. Matanya si bocah rasanya kabur nampak keindahan tubuh sian Tin seperti yang tidak ada tutupnya, saking tipisnya kain yang dipakai si cantik dalam latihanpagi itu segera berbayang tubuh si cantik malam itu di dalam hotel, yang Lo In saksikan dengan tidak menimbulkan reaksi apa-apa dalam hatinya yang masih murni. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Waktu itu tubuh sian Tin benar-benar tidak ada penutupnya karena pakaiannya dibukai oleh Coa Keng. saat itu hatinya Lo In tenang-tenang saja. Tapi sekarang, kenapa hatinya jadi berdebaran nampak tubuh yang indah itu dibalik pakaian tipisnya ? Kenapa ? Lo In menanya pada dirinya sendiri Apakah ia sekarang sudah memasuki usia dewasa ? si bocah tidak mengerti. Tapi yang terang, belakangan ini setelah ia mendapat kuliah soal cinta dari sian Tin, pikirannya yang tertutup menjadi terbuka. Mungkin itulah yang membuat si bocah menjadi berdebaran hatinya. Lo In yang sedang menyaksikan sian Tin berlatih sambil sambil termenung, tiba-tiba ia kaget nampak si cantik sekonyong-konyong badannya terkulai hendak roboh. Cepat si bocah datang menyangganya sehingga sian Tin tidak sampai roboh di lantai. "ci-de, kau kenapa ?" tanya Lo In gugup, sian Tin tidak menjawab, hanya matanya menatap Lo In , lesu kelihatannya. " Ci-de, kau kenapa ?" mengulangi Lo In . sian Tin tidak menjawab, sebaliknya ia terkulai seperti kakinya lemas. Dengan begitu, Lo In menjadi repot menahannya. Terpaksa Lo In memeluk erat-erat sian Tin jangan sampai roboh di lantai. Tangannya yang gugup beberapa kali melanggar buah dadanya si cantik tanpa disadari oleh Lo In . " Ci-de, kau kenapa ? Apa sakit ?" Lo In mengulangi lagi pertanyaannya. si nona menatap wajah Lo In . TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Tolong kau bawa encimu diduduki di atas dipan sana. Kakiku rasanya lemas betul." kata si cantik dengan suara lemah. Tanpa ragu-ragu Lo In memondong sian Tin lalu diduduki di atas dipan dan Lo In masih terus memelukinya tubuh si cantik lantaran sian TIn kelihatannya sangat lemah dan mau terkulai saja badannya. " Ci-de, bagaimana kalau kau rebahan saja ?" tanya Lo In . "jangan, biarkan aku duduk begini." sahutnya, sementara itu ia jatuhkan kepalanya di atas dadanya si bocah, seperti merasakan pusing. "Ci-de, sebaiknya aku panggil pelayan datang untuk antar kau ke kamar beristirahat." kata si bocah yang menjadi kebingungan nampak sian Tin yang barusan demikian sehat dan gesit sekarang berubah menjadi lesu dan tidak berdaya dalam pelukannya. "jangan, jangan " mencegah sian Tin seraya tangannya memegang tangan Lo In . "Aku tidak suka ada orang datang mengganggu kita. Adik In, peluklah encimu lebih erat........" Lo In heran mendengar perkataan si cantik, sebelum hilang herannya tiba-tiba ia lihat sian Tin angkat kepalanya dan menatap padanya dengan bersenyum manis, "Adik In, kepalaku yang pusing akan hilang sendirinya kalau encimu dalam pelukanmu." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In tercengang. Ia tidak sempat mananya, nampak matanya sian Tin yang mendadak liar membuat hatinya bimbang hingaa ia diam saja. "Adik In, kenapa kau diam saja ? Lekas kau cium bibir encimu. Kau akan rasakan sedapnya orang bermain cinta. Adik In, ohe......." sian Tin mengeluh dengan bibir menantang sedang tangannya memegang tangan Lo In dan ditaruh pada buah dadanya yang sedang naik turun mengikuti debaran hati yang bergelora sekonyong-konyong. Lo In makin bingung nampak kelakuan enci angkatnya. "Adik In, kaujanga tolol. Lekas cium bibir encimu." kata sian Tin lagi dengan napas agak memburu, seraya tangannya menekan tangan Lo In yang meraba buah dadanya. "Ini adalah ketikanya yang baik kau merasakan sedapnya bermain cinta." Ketika Lo In masih tinggal diam saja, rupanya ia sedang terkesima, si cantik kasih lihat senyumnya yang memikat serta katanya perlahan, "Adik In, jangan tolol. Encimu senang kalau kau berbuat seperti Coa Keng telah perlakukan encimu........." Berbareng sian Tin angkat kemalanya yang berdongak lebih tinggi hendak mencium si hitam yang dalam keadaan bengong. Pada saat itulah tiba-tiba Lo In menggigil badannya seperti kedinginan. Ia bukannya menyambut kecupan bibir sian Tin yang merah sumringahi sebaliknya malah melengoskan mukanya dan melepaskan pelukannya dari si cantik, sian Tin sudah tentu saja menjadi kaget. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik In, kau kenapa ? Kau marah pada encimu ? Apa aku kurang cantik untuk bermain cinta dengan kau ? oh, adik In, encimu mencintaimu.........." Lo In sebenarnya sudah sangat gusar, seketika itu ia sudah kepingin menampar saja pipi perempuan tidak tahu malu itu. Tapi wataknya yang sabar tidak mau melukai perasaan orang, maka ia hanya ketawa tawar saja dan jauhkan diri dari sian Tin. "Adik In, kau tidak mau menyambut cinta encimu ?" sian Tin berkata pula dengan tidak pakai malu-malu lagi dan blakblakan terhadap Lo In . " Ci-de." sahut Lo In serius. "Aku masih kecil. Belum waktunya aku bermain cinta seperti katamu........." "TIdaki tidaki kau sudah cukup dewasa " memotong sian Tin kalap. "Tenang, ci-de." kata lagi Lo In . "Bukan itu saja. Kau adalah nyonya rumah dan aku adalah tamunya. Kalau nyonya rumah main gila dengan tamu, lantas ditaruh dimana muka suamimu kalau sampai kejadian busuk itu diketahui umum ?" "Tidak, tidak. Aku benci pada Koan Beng yang seperti patung " seru Sian Tin perlahan. "Aku inginkan kau, bocah nakal Jenaka dan berkepandaian silat tinggi." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "soal suamimu seperti patung, itu soal lain." kata Lo In kalem. "satu kali orang sudah bersuami isteri, harus rela untuk menempuh hidup sampai di hari tua, baru betul. Tidak boleh kita punya hati nyeleweng. Aku lihat cihu Koan Beng adalah seorang baiki kau mau pilih yang bagaimana lagi? Dia sangat memperhatikanmu. Kalau dia tidak dapat setiapp saat mendampingimu, bukannya dia tidak mau dan tidak cinta, itu disebabkan oleh kesibukan dengan perusahaannya. Dalam hal ini masih dapat diusahakan agar dia membagi temponya untuk mendampingi kau yang kesepian." Lo In hentikan kata-katanya sejenaki melihar reaksinya bagaimana. Ia lihat sian Tin menundukkan kepala seperti berpikir. "Aku lihat pada malam itu kau mengucurkan air mata ketika hendak dinodai oleh Coa Keng. Aku sangat memuji kesetiaanmu pada suami. Kau tidak kepincuk oleh paras Coa Keng yang jauh lebih cakap dari cihu Koan Beng. Makanya aku mau turun tangan melindungi dirimu dari kehinaan, adalah lantaran aku sangat menghargai dirimu yang sangat setia." Perlahan Lo In lihat air mata mulai menetes turun dari selasela matanya sian Tin. "Sebenarnya aku tidak perlu angkat saudara dengan kau, kalau hatiku tidak menghormati kau sebagai isteri yang setia. sudah cukup dengan tiga teman karibku yang memandang aku sebagai saudaranya. Dengan mengikat tali persaudaraan dengan kau, aku pikir tidak ada jahatnya, malah satu waktu dalam keadaan senggang aku akan pujikan dirimu sebagai tauladan dihadapan enci Hiang, Lian dan Leng siong sebagai TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ satu isteri yang setia kepada suaminya. Aku percaya mereka tentu akan turut memuji dan menghargai dirimu " "Adik In, aku merasa bersalah.........." tiba-tiba kata sian Tin seraya angkat mukanya dengan air mata yang berkaca-kaca. "sukakah kau memaafkan atas perbuatanku yang hina tadi ?" "Aku selamanya memaafkan orang yang mengaku bersalah. semoga Ci-de dengan cihu dapat hidup akur dan bahagia sampai dihari tua." Lo In mendoakan. "sekarang bagaimana dengan perbuatan barusan?" tanya sian Tin. "Anggaplah hal itu tidak pernah terjadi. Kita boleh melupakannya." sahut Lo In . "ohi kau baik sekali adik In....." kata sian Tin sambil menyeka air matanya. Lo In tidak menjawab hanya unjuk ketawa nyengirnya yang khas. sian tin juga mulai kelihatan senyumannya yang manis memikat. Diam-diam ia sangat menghargai adik kecilnya itu. Tadinya ia sudah menghitung matang bahwa dengan pakaian istimewanya bakal membikin terjungkal imannya si bocah. Pada waktu sian Tin menantang di cium oleh Lo In , sian Tin sudah gunakan kepandaiannya memikat. Matanya menatap basah seperti memohon kasihan, dadanya yang berombak dan keluhannya menekan rangsangan napsu birahi dalam pelukan si bocah, semestinya Lo In tak dapat mengendalikan imannya yang teguhi mesti ia gugur dan mencium bibirnya sian Tin yang merah semringah denganpenuh gairah. Tapi heran, si bocah sungguh imannya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sangat teguhi meski sebelumnya Lo In sudah dikasih kuliah soal nikmatnya orang main cinta. Lo In seolah-olah tidak ketarik oleh yang demikian, itu menandakan bahwa pribadinya sangat kuat. Coba anak lain, meskipun usianya dibawah Lo In , rasanya tidak kuat menghadapai godaan yang demikian menggairahkan dari sian Tin yang cantik. seperti yang sudah tidak apa-apa lagi yang hendak dibicarakan, tampak Lo In dan sian Tin membisu. Lo In berdiri sedikit jauh dari sian Tin, sedang si cantik masih duduk di atas dipan, dimana barusan telah terjadi sandiwara satu babak. Pada saat itulah tiba-tiba pintu terbuka dan seorang ber jalan masuki Kiranya yang masuk itu bukannya lain adalah Koan Beng. Tentu saja sian Tin an Lo In menjadi terkejut bukan main, mereka mengawasi pada Koan Beng dengan sorot mata menanya. Lo In kaget ketika Koan Beng mementangkan kedua tangannya dan hendak merangkul dirinya. Ia mundur dua langkahi siap menjaga kemungkinan kalau Koan Beng menyerang. sian Tin juga sudah pucat parasnya dan ketakutan. "Adik In, apa kau tidak suka menyambut rasa terima kasih aku?" tiba-tiba Koan Beng berkata, ketika melihat Lo In mundur hendak dipeluk olehnya. Parasnya Koan Beng tampak berseri-seri, bukannya gusar seperti yang diduga semula. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "cihu, urusan apa yang membuat kau merasa terima kasih ?" tanya Lo In heran. Koan Beng datang mendekati, lalu memeluk Lo In . Kali ini si bocah tidak bergerak ketika dipeluk Koan Beng. Kiranya itu ada satu pelukan hangat dari tuan rumahi Koan Beng berbisik di telinga Lo In , "Adik In, sungguh aku sangat berterima kasih kepadamu sudah menyadarkan pikiran isteriku yang salah tindak. Aku sangat mencintai dia. semoga dengan nasehatmua yang sangat berharga itu membuat kita selanjutnya hidup bahagia." Lo In terkejut. Kiranya Koan Beng sudah mendengarkan semua pembicaraan ia dengan sian Tin dalam ruangan latihan itu Tapi, apalah Koan Beng juga menyaksikan adegan ia dengan sian Tin berpelukan ? sungguh tidak enak pemandangan itu dimatanya Koan Beng kalau benar ia melihatnya. selebar mukanya Lo In dirasakan panas, saking jengah. sebelumnya Lo In dapat mengatakan apa-apa atas bisikannya Koan Beng, ia dengan Koan Beng memanggil isterinya, "Adik Tin, mari sini " sian Tin dengan paras pucat bangkit dari duduknya dan menghampiri mereka. si cantik tak tahu apa yang dibisiki suaminya di telinga Lo In , tapi dilihat dari sikapnya Koan Beng tidak apa-apa terhadap si bocah, maka hatinya jadi tabah. Dengan roman manja ia menanya tatkala sudah berada di depan Koan Beng, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Toako, kau panggil aku ada urusan apa yang hendak dibicaarkan?" "Ha ha ha " tiba-tiba saja Koan Beng ketawa. Ketawa mana membuat Lo In dan sian Tin jadi saling pandang. "Adik Tin dan In. Apa yang terjadi dalam kamar ini, aku sudah tahu semuanya dan dengar." kata Koan Beng, setelah hentikan ketawa nya. "Memang apa yang kau katakan aku sebagai patung, tidak salahnya, adik Tin. Tanpa kejadian pada pagi ini, aku tak menyadari akan kesalahanku. Aku mohon maaf padamu bahwa sekian lama aku sudah telantarkan pengharapanmu. Berhubung dengan repitnya urusan, maka aku tak bisa sabansaban mendampingimu yang kesepian........." "Toako, ah........." sian Tin kata dengan gugup mendengar kata-kata suaminya. "Tunggu dulu, jangan kau potong pembicaraanku." kata lagi Koan Beng. " Kata- kata adik In memang benar. Aku bukan tak mencintaimu, adik Tin. Aku sangat repot, tidak bisa sabansaban mendampingimu. Tapi mulai hari ini, aku akan membagi tempoku untuk membuat kau tidak kesepian seperti yang adik In katakan." Lo In membisu. Kini Lo In dapat kepastian bahwa Koan Beng sudah lama mengintip itu. Tapi kenapa ia tidak tahu ? Bukankah kepandaiannya sudah sangat tinggi dan dapat mendengar tindakan orang yang darijarak sangat jauh ? TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia ingat bahwa waktu itu ia sedang terkesima menghadapi kelakuan sian Tin yang hebat menggairahkan hingga perhatiannya tak terpencar. Boleh jadi lantara itu, makanya ia tidak mendengar bahwa diluar kamar latihan itu ada orang yang sedang mengintai. sian Tin tampak tundukkan kepalanya mendengar perkataannya Koan Beng. "Adik Tin, kau sedang pikirkan apa ?" tanya Koan Beng tatkala melihat isterinya tunduk saja seperti kemalu-maluan. "Toako" sahut sian Tin sambil angkat wajahnya yang berkaca-kaca dengan air mata. "Kau sudah melihat dengan mata kepala sendiri, aku ini seorang isteri yang hina dina, telah mencurangi suaminya yang baik hati. Maka ijinkanlah sejak hari ini aku keluar dari rumahmu untuk menebus dosaku dengan mencukur rambutku menjadi paderi. Di sana aku siang malam akan berdoa, memohon keselamatan dan kebahagiaanmu..........." "Hehe, mana boleh." sahut Koan Beng. " Kau tetap akan menjadi isteriku yang tercinta." Air matanya sian Tin mengucur deras sekali. Terharu ia mendengar perkataan sang suami yang sangat besar cintanya terhadap dirinya. "Toako, mana bisa kita hidup bahagia sedang apa yang aku lakukan barusan kau sudah saksikan dan mendengarkannya." kata sian Tin dengan penuh penyesalan. "Adik Tin, anggaplah itu seperti tidak terjadi. Kita boleh melupakannya seperti kata-katanya adik Intadi. Apakah kau sudah lupa ?" menghibur Koan Beng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Toako, aku sungguh baik sekali......." kata sian Tin, menyusul ia lantas jatuhkan dirinya berlutut sambil memeluk kakinya Koan Beng. "Toako, ampunkan dosaku yang sangat besar. selanjutnya aku berjanji akan setia padamu meskipun kau akan perlakukan diriku sebagai budakmu yang hina............" Koan Beng jadi gelabakan melihat isterinya berlutut dan memeluk kakinya sambil meratap. cepat ia angkat bangun dan menghibur, "Adik Tin, kau jangan kata begitu. sudah sejak tadi aku mengampuni dosamu. semua ini ada jasanya adik In kita. Kau seharusnya mengucapkan terima kasih kepada adik In. Aku berjanji untuk selanjutnya aku tidak akan membuat kau kesepian. Aku sangat mencintaimu, adik Tin Bangunlah " Dengan perlahan-lahan sian Tin bangkit dari berlututnya. setelah ia berdiri lalu menghadapi Lo In , ia menjura sambil berkata, "Adik In, kau sudah membikin aku insyaf. Kau telah membuat suamiku sadar akan kelalaiannya memperlakukan isterinya. Budi yang besar ini sungguh bikin encimu berat menanggungnya. Aku doakan saja, semoga kau selamanya dalam selamat dan hidup akur dengan tiga dara yang menjadi teman akrabmu " Lo In membalas hormatnya sian Tin. Tapi diam-diam ia heran sian Tin mendoakan ia supaya hidup akur dengan tiga dara kawannya. Apakah sian Tin maksudkanBwee Hiang, Eng Lian dan Leng siong bakal jadi isterinya nanti ? Memikir ke sini hatinya tertawa geli. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "ci-de, aku tidak membuat jasa apa-apa. Kalau toh apa yang sudah lakukan telah membuat kalian suami isteri bisa hidup akur dan beruntung, itu dengan cara kebetulan saja dan memang menjadi pengharapanku kalian dapat hidup bahagia." Lo In berkata dengan merendah hingga menarik rasa suka dari Koan Beng dan sian Tin. Bagaimana Koan Beng bisa mengintip sandiwara dalam ruangan latihan itu? sebenarnya pagi itu ia sudah keluar dari rumah untuk mengurus pekerjaannya. Apa mau ia ada ketinggalan suratsurat yang perlu ia bawa, maka ia sudah balik lagi. Kebetulan dalam rumah ia kesomplokan dengan pelayannya sian Tin. Kepadanya ia menanyakan apa isterinya sudah pergi berlatih silat dengan Lo In . sang pelayan anggukkan kepala sambil sedikit mesem. Koan Beng curiga lalu menanya kenapa pelayan itu ketawa mesem. si pelayan menjawab, "Ketawa mesemku bukan apa-apa. Cuma nyonya pagi ini masuk ruangan latihan dengan pakaian yang istimewa." " Istimewanya kenapa ?" tanya Koan Beng kepingin tahu. si pelayan lalu kasih tahu majikannya bagaimana sian Tin mengenakan pakaian yang serba tipis dan serba ketat sehingga hatinya Koan Beng tidak enak. Apa-apaan sang isteri mengenakan pakaian yang segila itu? Tanya dalam hatinya sendiri. Karena merasa curiga, maka ia tidak jadi keluar lagi, sebaliknya ia dengan jalan mengendap-endap telah mendekati ruangan latihan dan mengintip dari jendela apa yang terjadi dalam ruangan itu. Hatinya berdebar-debar gusar nampak pakaiannya sang isteri yang serba ketat dan tipis. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Benar-benar dalam pakaian itu sang isteri sangat menggairahkan penglihatannya. Ia tidak mengerti apa maksud sian Tin telah menggunakan pakaian demikian. Ia terus mengikuti perkembangan lebih jauh apa yang akan terjadi. Ketika Lo In tari urat minta sian Tin menukar bajunya, diamdiam Koan Beng puji kejujurannya Lo In , sebaliknya ia jadi benci pada sian Tin ketika ia memaksa Lo In berlatih dengan pakaian yang menggairahkan itu. Tiba-tiba sedang asyiknya memandang tubuh sang isteri dibalik pakaiannya yang ketat dan serba tipis itu, ia kaget melihat isterinya terkulai dan hendak jatuh. Ia lihat Lo In memburu dan menolongnya. saat itu sebetulnya ia sudah mau masuk melihat keadaan isterinya, kalau tidak mendengar sian Tin berkata pada Lo In supaya dirinya dibawa dan diduduki di atas dipan. Ia mau menunggu perkembangan lebih jauh sebab sian Tin kelihatan tidak apa-apa. Kemudian ia menyaksikan adegan-adegan yang membikin darahnya naik ke rambutnya. Dalam hati ia memaki kegenitan sian Tin minta dicium Lo In dan menaruh tangan Lo In di atas buah dadanya yang menonjol menggairahkan. Ia benci pada si bocah yang diam saja seakan-akan tahan harga untuk mencium isterinya yang sudah menantang dengan penuh napsu. Ia menduga Lo In akan lantas memenuhkan tantangan sang isteri, melihat isterinya demikian menggiurkan. Apalagi ketika ia mendengar sian Tin berkata bahwa ia tidak keberatan kalau Lo In perlakukan dirinya (sian Tin) seperti yang diperbuat oleh Coa Keng. sudah tak tahan Koan Beng menyaksikan adegan yang gila itu, ia sudah lantas meninggalkan jendela dan menghampiri pintu, akan tetapi ia hentikan maksudnya ketika ia melihat Lo TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In lepaskan pelukannya dan terjadilah 'tarik urat' diantara sian Tin dan Lo In, dalam mana hati Koan Beng merasa lega bahwa Lo In bukannya oang yang pantas dihina sebagaimana dugaannya semula. Dari kata-kata sian Tin dah Lo In yang masuk ke telinganya Koan Beng, ia dapat menyaringnya secara terang. Ia terharu melihat isterinya tampak bercucuran air mata menangis dan mengaku salah terhadap perbuatannya. Kata-kata ksatria dari Lo In yang menasehatkan sian Tin sehingga si cantik tersadar dari perbuatannya yang keliaru, membuat Koan Beng tidak habisnya memuji. Ia sangat berterima kasih kepada Lo In , sebaliknya ia merasa kasihan kepada isterinya yang menjadi korban kesepian dan perbuatannya itu dilakukan oleh karena ingin mendapat kebahagiaan dalam hidupnya. semua itu salahnya ia (Koan Beng) yang tidak memperhatikan isterinya yang selalu kesepian. Dalam hal mana ia dapat memaafkan akan kelakuan sang isteri yang tidak genah barusan apalagi sekarang isterinya sudah mengaku salah dan insyaf akan perbuatannya yang tidak benar. Maka, dengan tidak ragu-ragu lagi ia sudah mendorong pintu ruangan latihan kemudian ia menghampiri Lo In dan memeluknya untuk menyatakan rasa syukurnya dan terima kasih atas sikap jantan dari si bocah dan perkataannya yang tajam sehingga membuat pikiran sang isteri yang gelap menjadi terang. (Bersambung) TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Jilid 15 Demikianlah, setelah kejadian yang disebutkan di atas, walau sudah dicapai suatu keakuran bahwa kejadian itu dianggap seperti tidak terjadi, bagi Lo In rasanya sudah menjadi janggal untuk berdiam lama-lama dalam rumahnya Koan Beng. Benar tuan dan nyonya rumah perlakukan dirinya sebagaimana biasanya, malah lebih menghormat lagi kelihatannya, akan tetapi Lo In sudah menjadi tidak betah. Ia takut nanti Sian Tin berubah pikiran dan membikin ia sulit menghadapinya. Pada suatu pagi-pagi, ketika Sian Tin datang di tempat latihan, ternyata tidak ada Lo In yang biasanya menantikan ia disitu. Ia menjadi heran sebab hal itu baru sekali itu saja terjadi. cepat ia pergi ke kamarnya Lo In sebab si bocah mendapat kamar spesial untuknya. Ia memanggil-manggil tapi Lo In tidak kelihatan muncul dari kamarnya. Ia lalu dekati pintu dan mendorongnya, ternyata tidak dikunci. Sian Tin masuk sembari memanggil-manggil si bocah tapi Lo In tidak ada dalam kamar. "Kemana perginya dia ?" tanya Sian Tin dalam hatinya. Tidak susah ia mencari Lo In sebab diatas menja ia dapati suratnya Lo In untuk ia suami isteri. Bunyinya surat : "ci-de dan ci-hu. Terima kasih atas pelayanan selama aku menumpang disini. Aku masih ada urusan penting yang harus dibereskan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Maka dengan tergesa-gesa kau berlalu tanpa pamitan dahulu. Harap tidak menjadikan Ci-de dan cih u kecil hati. Untuk Ci-de melanjutkan latihan, aku sudah sediakan tulisan petunjuk-petunjuk yang harus diyakinkan. Harap jangan bosan berlatih. Kalau ada ketikanya aku bersama temanteman akan menyambangi kalian. semoga Ci-de dan cihu selanjutnya hidup akur dan bahagia. Lo In " setelah membaca isinya surat, sian Tin jatuhkan diri di atas kursi dan menghela napas beberapa kali. Ia menggumam, katanya, "Bocah itu sangat teguh imannya. Tak dapat digugurkan oleh kecantikan dan rayuan manis malah dengan tubuh yang menggairahkan. sayang......... Entah kapan aku dapat bersua kembali." sementara sian Tin berkata-kata sendirian, Lo In ternyata sudah berapa jauh puluhan lie dari rumahnya Koan Beng. Ia bermaksud mengunjungi Cit-seng-pay akan menyampaikan pesannya Lim Kek Ciang kepada ketua dari Partai Tujuh Bintang itu. selagi Lo In enak-enak jalan, tiba-tiba ada yang menegur, "Hei, bocah Kau bawa-bawa dua bilah pedang. Apa tidak kebanyakan ? Lekas kasih aku satu " Lo In menoleh. Kiranya yang menegur itu seorang pria yang bermuka jelek. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku kira siapa, tidak tahunya pecundang dari burung rajawaliku. Hahaha...."Lo In ketawa ngakak pada orang itu yang ternyata adalah Toan Bie Lomo siauw Cu Leng. si iblis Alis Buntung menatap wajahnya Lo In . ia tidak mengira bocah yang ditegur itu adalah Lo In yang ia benci tujuh turunan tapi juga yang ia paling takuti seperti melihat momok. Bagaimana siauw Cu Leng bisa ada disitu ? Baik kita mundur sebentar untuk menceritakan perjalanan Toan Bie Lomo. Toan Bie Lomo siauw Cu Leng dalam perjalanan pulang habis menjalankan tugas mengantarkan undangan pada Tui Hun Lolo dari gua Naga Hitam (Hek Liong tong) berhubung dengan Hari Ulang Tahunnya Ang Hoa Pay (Partainya Ang Hoa Lobo) yang ketiga. Dengan tidak terduga-duga dalam perjalanan pulang itu ia berjumpa dengan bekas isterinya ialah Kong Kim Nio alias Kim Popo si nenek bandel kenalan itu. Waktu itu siauw Cu Leng sedang makan dalam sebuah rumah makan. Tiba-tiba ia lihat ada seorang nenek masuk dan ia kenali nenek itu adalah bekas isterinya yang sekarang menamakan dirinya Kim Popo. Cepat-cepat siauw Cu Leng menundukkan kepala supaya jangan dikenali oleh Kim Popo. Ketika Kim Popo habis makan, keluar dari rumah makan telah dikuntit oleh siauw Cu Leng dari kejauhan. Ketika Kim Popo sudah berada di luar dusun, siauw Cu Leng cepatkan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tindakannya guna menyusul Kim Popo yang tidak sadar bahwa dirinya dikuntit orang dari belakangnya. Waktu itu sudah datang dekat, si iblis Alis Buntung teriak, Kim Popo, katanya, "sumoay, sumoay, kau dari mana dan mau kemana ?" Kim Popo kaget ada orang teriak, ia sumoay (panggilan adik seperguruan wanita). Lalu ia menoleh ke belakang. Kiranya yang teriak, itu bukannya lain dari bekas suaminya yang bernama siauw Cu Leng. sejenak ia ingat akan masa lampau, tatkala mana ia " dikerjai" lebih dahulu sebelumnya menikah oleh sang suko (siauw Cu Leng), bagaimana manis dan bahagianya ia rasakan pada saat itu, hatinya tiba-tiba berdebaran. "suko, kau sendiri dari maan dan mau kemana ?" Kim Popo balik menanya ketika siauw cu Leng sudah berada dihadapannya. "sumoay, jawabanmu sama saja dengan pertanyaanku. Apa tidak ada kata-kata lain?" ujar siauw Cu Leng dengan ketawa. sudah tentu sekarang ketawanya menyeramkan, tidak seperti tempo dahulu waktu wajahnya sangat cakap. ketawanya bisa bikin Kim Popo lupa makan dan lupa tidur. "suko, aku lihat kau jelek amat sekarang." kata Kim Popo. "sumoay juga kulihat jelek amat." sahut siauw Cu Leng. Kim Popo gedrukan tongkatnya di tanah, sambil tarik muka asam ia kata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "semua gara-garamu suko Kalau kau tidak berkenalan dengan si sundel itu, mukaku masih utuh dan mukamu juga tidak kurang suatu apa. Kita tentu sekarang tidak terlunta-lunta dalam kalangan Kangouw yang sangat memusingkan kepala." "sumoay, mari kita duduk kongkouw sambil melepas lelah." siauw Cu Leng mengundang sambil jalan ke bawah sebuah pohon, diikuti oleh Kim Popo. setelah mereka duduki Kim Popo lalu berkata, "suko, kau mengikuti si sundel, ada urusan apa kau bisa disini ?" "sumoay, kau rupanya masih marah saja pada enci Goat Go (Ang Hoa Lobo). sekarang kita sudah sama-sama usia lanjut, apa tidak bisa dilenyapkan ?" berkata siauw Cu Leng yang coba meredakan kekesalannya Kim Popo pada Ang Hoa Lobo yang karena gara-gara Ang Hoa Lobo ia rusak mukanya dan kehilangan siauw Cu Leng, suaminya yang sangat ia cintai. "Aku masih penasaran pada sundel itu satu waktu kalau aku jumpa, pasti aku akan hantam kepalanya dengan tongkatku ini " kata Kim Popo sambil acungkan tongkatnya yang berat 60 kati di depan bekas suaminya. "Sudahlah, kita sudah jadi begini. Dia juga mukanya rusak, kita sama-sama rusak, untuk apa urusan dahulu diungkit lagi ?" siauw Cu Leng meredakan kejengkelan Kim Popo. si nenek masih terus jengkel pada Ang Hoa Lobo. Apalagi sekarang ketemu dengan bekas suaminya. Kenangan lama telah berbayang pula di depan mukanya. ibarat pelita yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sudah padam tetapi telah disulut lagi dengan bersuanya ia dengan siauw Cu Leng. Marahnya pada Ang Hoa Lobo telah timbul lagi. Kenapa Kim Popo demikian marah pada Ang Hoa Lobo ? Itu kejadian yang tak dapat dilupakan oleh Kim Popo seumur hidupnya. Pada waktu itu Kim Nio (Kim Popo) baru saja dua tahun melewatkan hidup bahagianya dengan siauw Cu Leng yang sebelum menikah adalah suhangnya. Tiba-tiba saja muncul Goat Go (Ang Hoa Lobo) yang kecantikannya tidak di sebelah bawah dari Kim Nio. Goat Go yang tidak jauh dari rumahnya Kim Nio, seringsering datang ke rumah Kim Nio dengan alasan perkenalannya dengan Kim Nio supaya lebih rapat. Kim Nio tidak keberatan dengan kedatangannya Goat Go sering-sering ke rumahnya. Apalagi Kim Nio pikir bahwa Goat Go adalah puterinya Hoa-im Tok-jin (Jago racun dari Hoa-im), yang namanya menggetarkan dalam dunia kejahatan sebab banyak senjata-senjata rahasia dari kaum penjahat sering menggunakan racun yang dibuat oleh Hoa-im Tok-jin. Tapi Kim Nio tidak tahu maksud sebenarnya Goat Go adalah hendak merampas suaminya (siauw Cu Leng) yang cakap ganteng. Kim Nio pandang Goat Go seperti encinya sendiri Maka bersama siauw Cu Leng, mereka sering berkumpul bertigaan, mengobrol ke barat ke timur, sudah tentu dalam hal ilmu silat tidak dilupakan. Kim Nio tertarik oleh ceritnya Goat Go bahwa ia sudah mewarisi kepandaian sang ayah dalam hal membuat racun. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Nona Kim minta sang enci mengajari ia membuat racun. Katanya untuk jaga-jaga kalau suatu ketika ia membutuhkan. Goat Go tidak berkeberatan. ia ajari Kim Nio bagaimana memasaknya dan apa bahan-bahannya. Kim Nio girang setelah ia pandai membuatnya. Dua nona itu makin akrab perhubungannya. Kim Nio tidak mencurigai Goat Go yang diam-diam telah bermain mata dengan suaminya. Goat Go mendekati Kim Nio memang mempunyai maksud tertentu, sedang siauw Cu Leng juga pemuda bergajul. Maka sering-sering mereka berpadu pandangan, lantas dalam hati masing-masing sama-sama tahu dan tinggal menunggu saatnya saja mereka dapat bertemu berduaan, artinya tanpa ada Kim Nio disamping mereka. Tatkala itu ayahnya Kim Nio, si Tongkat sakti Keng Tok Liang telah setahun berselang meninggal dunia hingga dalam rumah yang besar warisan orang tuanya Kim Nio hanya tinggal berduaan saja dengan suaminya (siauw Cu Leng) bersama tukang kebun suami isteri dan anaknya bernama sinsin umur 16 tahun yang menjadi pelayannya Kim Nio, di samping bantubantu ibunya mengurus rumah tangga. Pada suatu malam, Kim Nio, Goat Go dan siauw Cu Leng mengadakan sedikit makan-makan, katanya untuk memberi selamat pada Kim Nio yang sudah lulus dengan pelajaran membuat racun. Tentu saja dalam perjamuan itu, hidangan arak tidak dilupakan. Mereka tampak sangat gembira menghadapi hidangan lezat. saban-saban satu dengan lain pada menuangi arak dalam cawan dan diminum kering isinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Diantaranya siauw Cu Leng adalah yang paling kuat minum araknya. "Adik Kim, ini adalah pemberian selamat dari suhengmu." kata siauw Cu Leng seraya ulurkan tangannya yang memegang cawan terisi penuh arak kepada isterinya. Kim Nio ketawa senang. "Terima kasih." katanya seraya menyambuti dan lantas meminumnya sampai kering kemudian ia ketawa cekikikan. Di lain saat Goat Go yang menyodorkan secawan arak, sambil berkata, "Adik Kim, ini pemberian selamat dari encimu. Harap kau jangan menolak." Kim Nio ragu-ragu untuk menerimanya sebab ia kelihatan sudah separuh sinting. Tapi tidak enak untuk menolaknya. Maka ia terima sambil menghaturkan terima kasih. Tampak penglihatannya Kim Nio sudah mulai kabur lantaran banyak minum arak. siauw Cu Leng ketawa melihat keadaan isterinya, lalu matanya menatap pada wajahnya Goat Go yang seketika itu sudah merah karena pengaruhnya arak. Tapi ia tidak mabuk seperti Kim Nio. Nampak siauw Cu Leng menatap wajahnya, Goat Go bersenyum lesu dan matanya redup redup seperti ngantuk. Dalam keadaan demikian Goat Go tampak parasnya makin cantik dan menggairahkan, tidak heran kalau hatinya siauw cu Leng seperti tersedot oleh besi berani. "Minum lagi ya adik Goat." kaat siauw Cu Leng sambil angkat botol mau menuangi arak dalam cawan Goat Go. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Terima kasih, sudah cukup, jangan.... " sahut Goat Go seraya dengan roman lesu tangannya menjauhkan cawannya yang hendak diisi oleh siauw Cu Leng. sementara itu, tampak Kim Nio sudah ngelengut dan kepalanya jatuh diatas meja, tidur, kebanyakan minum arak. "Ah, adik Kim sudah mabuk. Bawa dia ke kamar." kata Goat Go dengan suara perlahan. Rupanya ia juga tengah merasakan pengaruhnya arak. siauw Cu Leng bangkit dari duduknya. Ia bukan menghampiri Kim Nio dan pondong sang isteri yang mabuk untuk direbahkan di atas ranjang dalam kamarnya, sebaliknya, ia mendekati Goat Go yang matanya redup-redup seperti mau tidur. si nona kaget tatkala merasakan dirinya dirangkul siauw Cu Leng dan menciumi bertubi-tubi hingga si nona kewalahan kelihatannya. Itu memang saat yang sangat diharapkan oleh Goat Go. Tapi untuk tahan harga jangan sampai ketara sekali menjual begitu murah, Goat Go beraksi berontak dan bangun berdiri Dengan mata mendelik, ia berkata, "Kurang ajar. Kau berani permainkan nonamu? Hm Bagus, bagus ya kelakuanmu. Akan kuberitahukan pada adik,......." Hanya sampai di adik saja kata-kata si jelita sebab Siauw Cu Leng setelah kaget sejenak nampak Goat Go marah, lantas menerkam tubuh Goat Go yang menggairahkan dan kembali si nona jatuh dalam pelukan siauw Cu Leng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam rangkulan si cakap ganteng, terang Goat Go tidak berdaya dan biarkan bibirnya dan pipinya menjadi mangsa kecupan siauw Cu Leng seperti ayam matuki gabah. "sudahlah Leng-kok, nanti adik Kim bangun......" kata si nona kewalahan. "Adik Goat, kesempatan baik malam ini........." bisik si bergajul, setelah kenyang mengganyang bibir dan pipi orang, malah matanya Goat Go yang tadi redup, redup seperti mau tidur tidak dilewatkan oleh siauw Cu Leng dikecup beberapa kali. "Leng-koko, kau mau apakan diriku ?" tanya si nona pada saat mereka bertatapan mata. "Adik Goat, apa kau tak rindukan saat seperti ini ?" balik menanya siauw Cu Leng. "Leng-koko, kau nakal " kata si nona bersenyum manis, seraya mencubit perlahan pipinya siauw Cu Leng sehinga ia membalasnya dengan memberikan kecupan lama yang membikin Goat Go rasakan macet napasnya. "Ehi eh, kau mau bawa kemana..........?" tanya Goat Go ketika merasakan kakinya enteng dipondong siauw Cu Leng mau dibawa masuk ke kamar. "jangan Leng-kok, jangan......... jangan........" si nona purapura berontak sedang dalam hatinya girang bukan main. Dengan napsu yang tak dapat dikekang siauw Cu Leng memondong Goat Go untuk dijadikan mangsanya sebagai pelampiasan rindunya yang sekian lama hanya menjadi impian TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ saja. ia sudah membayangkan bagaimana puasnya nanti dilayani oleh nona cantik seperti Goat Go. Impiannya akan menjadi kenyataan dalam beberapa detik lagi. Pada saat itulah, ketika lima langkah lagi siauw Cu Leng memonding Goat Go masuk ke dalam kamar, tiba-tiba terdengar suara ketawa mengekeh yang membikin siauw Cu Leng dan Goat Go kaget bukan main dan semangatnya seperti terbang seketika. Itu adalah suara Kim Nio yang barusan jatuhkan kepalanya diatas meja, tidur dalam mabuk keras, tidak ingat akan keadaan dirinya. "Hehe Dua manusia cabul " kata Kim Nio dengan suara menghina. "Sudah lama memang aku curiga kalian bermain gila. Benar-benar sekarang telah menjadi kenyataan." sementara itu Goat Go sudah diturunkan dari pondongan siauw Cu Leng yang jadi ketakutan melihat isterinya tidak mabuk dan tadi hanya pura-pura saja. "Perempuan cabul " melanjutkan Kim Nio dengan panas. "Hm Berlagak baik dan berlagak sopan terhadapku. Tidak tahunya diam-diam kau mau merampas suami orang ?" Merah selebar mukanya Goat Go dicaci maki Kim Nio. Ia memang bersalah. Tapi ia adalah seorang gadis yang tinggi hati, sangat dimanja oleh orang tuanya. Ia boleh menghian orang tapi sebaliknya, ia tidak mau terima bila TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dihina orang. Ia selalu mau menang sendiri Kalau terhadap Kim Nio ia belum ribut mulut selama pergaulannya, lantaran ia mempunyai maksud. Kalau tidak, mana ia bisa akur dengan Kim Nio yang adanya angin-anginan. sekarang ia dimaki, ia tidak mau terima salah. Maka ia menjawab dengan lantang, "Kau jangan terlalu menghina Kim Nio. Memang juga kau mau rampas suamimu, kau mau apa ? Hm Macam kau bisa apa terhadap aku, Teng Goat Go " Kim Nio tidak mengira kalau Goat Go melawan. ia kira tadinya Goat Goa akan seperti macan betina yang kehilangan jantannya, telah menantang padanya. Tidak heran kalau Kim Nio mengerodok hatinya dan lantas memaki lagi sambil berdiri tolak pinggang, "Perempuan cabul Kau berani menantang ?" "Tentu saja berani. siapa takuti kau ?" sahut Goat Gojumawa. Kim Nio menggerang, "suheng, kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu yang tidak benar. Kau mau bilang apa sekarang ?" Kim Nio tidak menjawab pada Goat Go, sebaliknya ia menyemprot pada suaminya sendiri siauw Cu Leng tidak menjawab, ia hanya tundukkan kepala seperti terima salah. "Dia sudah berani menyentuh badanku, artinya dia suka padaku." menyela Goat Go. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Coba kau tanya padanya, apa dia masih mau sama kau atau mau ikut aku ?" Kim Nio melengak mendengar perkataan Goat Go yang tidak tahu malu. "Perempuan cabul Aku bicara dengan suamiku, kenapa kau turut campur ?" "Aku harus turut campur, sebab Cu Leng sudah berani meraba badanku. Artinya dia sudah tidak suka lagi padamu Ciss orang sudah tidak suka, masih mau ngotot " Kembali Kim Nio dibikin melengak heran atas perkataan Goat Go. Ternyata Kim Nio kalah galak oleh Goat Go. Ia tidak mau layani saingannya, sebaliknya ia kembali menanya pada Cu Leng, "suheng, apa benar kau mau ikut dia ?" siauw Cu Leng angkat kepalanya, memandang pada Kim Nio lalu memandang pada Goat Go seperti sedang memilih. Tapi sampai lama, tidak ia keluarkan barang sepatah kata pun. ia tinggal membisu seribu bahasa. "Leng-koko, memangnya kau takut pada isterimu yang sudah bosan?" tegur Goat Go. "Perempuan cabul " bentak Kim Popo. "Kelakuanmu dan perkataanmu hanya bikin kotor saja dalam rumahku. Gadis macam kau mana laku buatjadi isterinya orang baik-baik." "Hm Kaujuga tidak laku untuk menjadi isterinya orang baikbaik." sahut Goat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bagaimana kau bisa bilang begitu ?" tanya Kim Nio heran. "Buktinya suamimu apa orang baik-baik ? Kalau orang baikbaik juga tak menggerayangi perempuan lain seperti yang kau lihat sendiri Hm Apa kau pikir kau ada harganya ?" Kim Nio kedesak. Ia kalah bawel dari Goat Go yang katakatanya nyerocos seperti petasan disulut.Juga apa yang ia pikir lantas ia keluarkan, tak pakai malu-malu, apa perkataannya sopan atau tidak sopan. itulah adatnya Goat Go yang blak-blakan. "sumoay, semua ini ada salahku." tiba-tiba siauw Cu Leng berkata. "Harap kaujangan turuti napsu hatimu yang sedang marah. Aku terima salah. selanjutnya aku akan setia padamu. sudahlah, kejadian malam ini kau bikin habis saja." Kim Nio senang hatinya mendengar perkataan siauw Cu Leng, suami yang sangat ia cintai. Kini sang suami mengaku salah dan berjanji selanjutnya akan setia padanya, berarti siauw Cu Leng sayang padanya, tidak akan mengikuti Goat Go. saking terharu ia jatuhkan dirinya di kursi dan menangis sesenggukan. siauw Cu Leng mendekatinya dan menghibur dengan ruparupa perkataan, sehingga pelan-pelan Kim Nio berhentijuga menangisnya. "suheng, apa aku boleh percaya pada perkataanmu ?" tanya Kim Nio sambil tundukkan kepala kepada siauw Cu Leng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau boleh percaya pada janjiku, selanjutnya aku tak akan membikin kau bersedih lagi lantaran perbuatanku yang tidak benar. Baik sumoay bikin habis saja pertengkaran dengan enci Goat." menghibur siauw Cu Leng. Hatinya Kim Nio senang dan ia terima usulnya sang suami untuk akur lagi dengan Goat Go. seketika itu ia angkat kepalanya dan memandang pada Goat go, tapi ternyata saingannya itu sudah tidak ada di tempatnya, entah sejak kapan ia sudah berlalu meninggalkan mereka. Kim Nio menghela napas. Sejak itu, benar saja siauw Cu Leng lebih memperhatikan isterinya, sehingga Kim Nio merasa terhibur dan yakin bahwa ia tidak akan kehilangan siauw Cu Leng, suaminya yang berparas cakap dan ganteng. Di waktu menghadapi Goat Go yang sangat menantang, sebenarnya Kim Nio sudah sangat gusar dan ingin menampar saja saingannya itu untuk mengasih hajaran. Tapi ia tidak berani lantaran ia tahu bahwa Goat Go kepandaian silatnya lebih tinggi dari dirinya. Kalau sampai ia bergebrak, sudah tentu ia akan kalah dan suaminya paling-paling juga memisahkan. Namun sementara itu ia sudah babak belur dihajar perempuan cabul itu. Demikian, merasa dirinya tak ada pegangan kalau belakang kali ketemu Teng Goat Go dan harus bergebrak juga, maka ia sudah membuat racun dengan ramuan atas pilihannya sendiri. Apa mau dikata, ketika ia memasaknya, racun itu telah menghembus ke mukanya dan mukanya yang cantik telah berubah menjadi jelek sekali. Sejak itulah siauw cu Leng yang memang bukan suami baik-baik, sudah berubah pikirannya. Ia tidak ingin terus TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tongkrongi isterinya yang jelek, ia mau mendapat wanita yang cantik untuk melayaninya. Pada suatu hari ia keluar rumah dan tidak kembali lagi. Belakangan Kim Nio mendapat kabar bahwa siauw Cu Leng sudah menjadi teman hidupnya Goat Go tanpa kawin lagi. Ia mengutuk dua manusia itu dan mennyumpahi agar dua manusia itu mukanya juga berubah menjadi jelek seperti wajahnya sekarang. Rupanya sumpahan Kim Nio telah menjadi kenyataan. Goa Go juga kena kehembus asap obat yang dimasak dan berubah wajahnya yang cantik menjadi jelek. Untuk membikin supaya siauw Cu Leng terus setia kepadanya, Goat Go sudah merusah juga wajahnya siauw Cu Leng yang cakap seperti arjuna. Tadinya siauw Cu Leng menolak keras wajahnya mau dirusak, Tapi Goat Go menotok dengan tiba-tiba sehingga ia tidak berdaya dan terima nasib dirusak wajahnya. siauw Cu Leng kepandaiannya dibawah dari Goat Go. Maka selanjutnya ia sebagai suami diluar kawin yang sangat takuti isterinya yang galak dan tidak berani main gila. Belakangan Goat Go merubah namanya menjadi Ang Hoa Lobo, Kim Nio menjadi Kim Popo dan siauw Cu Leng menjadi Toan Bie Lomo. Sejak berpisahan, Toa Bie Lomo siauw Cu Leng belum pernah ketemu lagi dengan Kim Popo alias Kim Nio. sampai pada hari itu ia melihat Kim Popo masuk dalam rumah makan dan ia menguntitnya sampai di luar dusun dan memanggilnya untuk diajak kongkouw dibawah sebuah pohon. Tatkala mana Kim Popo uring-uringan dan timbul kegusarannya kepada Ang Hoa Lobo yang telah merampas suaminya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ setelah omong-omong menanyakan kisah perjalanan satu sama lain sejak berpisahan, tiba-tiba siauw Cu Leng berkata, "sumoay, aku dengar kau mempunyai buku Tiam-hiat. Kau tentu sekarang sudah tinggi kepandaiannya." "Pandai sih belum, tapi kalau untuk mengemplang si sundel rasanya boleh juga " "Lagi-lagi kau ungkat-ungkat perkara yang sudah jadi basi. Kenapa sih kalau dilupakan ?" "Aku sebenarnya memang sudah melupakannya. cuma sekarang ketemu suheng, hatiku menjadi panas lagi terhadapnya." "sudahlahi semua sudah terjadi. Urusan lama diungkatungkat tidak akan kembali menjadi baru. eh, sumoay, apa aku bisa lihat buku yang kau dapatkan itu ?" "Untuk apa kau lihat, kita toh sudah tidak ada sangkutannya lagi." "Lihat saja apa tidak boleh ? Kenapa pakai dibawa sangkutan-sangkutan segala ?" "Hehehi waktu dulu aku hormati kau sebagai suami dan sebagai suheng. Tapi sekarang kita sudah tidak ada sangkut apa-apa lagi." siauw Cu Leng ketawa mendengar perkataan Kim Popo. "Apa kau tidak ingat sama perhubungan mesra kita tempo hari yang begitu mesra ? Aku tidak percaya kau begitu pelit, tidak mau kasih pinjam lihat buku yang kumaksud itu." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Justru lantaran mengenangkan perhubungan kita tempo hari, aku jadi sengit dan ingin mengasih hajaran padamu sebagai suami yang menelantarkan isterinya." "Kau mau menghajar aku Hahaha Tidak demikian gampang, sumoay " siauw Cu Leng pikir kepandaiannya sekarang sudah jauh bedanya dengan dulu. Mana Kim Popo bisa menghajarnya. Makanya ia mentertawakan bekas isterinya. Ternyata Kim Popo bukan berkelakar saja mengatakan hajaran sebab lantas dibuktikan dengan bangkitnya ia dari duduknya kemudian dengan angkat tongkatnya tinggi-tinggi, ia bulang- balingkan di depan siauw Cu Leng sambil berkata, "suheng, paa kau kira aku tidak bisa memberi hajaran pada bekas suami yang nyeleweng ? Mari, rasakan kerasnya tongkatku ini. sebentar, baharulah kau tahu rasa, siapa si Kim Nio sekarang." sambil bangun dari duduknya, siauw cu Leng berkakakan ketawa. Ia berkata, "sumoay, sebaiknya kita jangan bertempur. Mari, kasih lihat bukumu itu " "Cis, tidak tahu malu Mau lihat buku orang, main seenaknya saja. Kalau kau mau memaksa, lihat, kau kalahkan dahulu tongkatku ini " Kim Popo acungkan tongkatnya tinggi-tinggi. siauw Cu Leng sangat memandang rendah kepandaiannya Kim Popo. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pikirnya, dulu kepandaiannya Kim Nio (Kim Popo) dua tingkat dibawahnya. Taruh kata sekarang sudah maju kepandaiannya, paling-paling juga tingginya sama dengan kepandaiannya (siauw Cu Leng) pada jaman dahulu. Mana bisa ia menangkan dirinya sekarang yang kepandaiannya sudah jauh lebih tinggi dari dahulu ? Maka sambil berkakakan ketawa, ia berkata, "sumoay, kalau kau memaksa suhengmu bertempur, baiklah. Tapi dengan perjanjian, kalau kau kalah kau harus serahkan buku ilmu Tiam-hiat itu padaku. Akur ?" "Hehe, siauw cu Leng (tidak panggil suheng lagi), kau mana ada rejeki untuk dapatkan bukuku itu. sebab tongkatku ini akan bikin kau lari terbirit-birit " Kembali siauw cu Leng ketawa terbahak-bahak hingga menyebalkan Kim Popo yang melihatnya. Kalau dulu siauw cu Leng terbahak-bahak demikian, Kim Popo akan terpesona dan mendengarnya seperti musik mengalun, tapi sekarang dimana wajahnya sudah bertukar rupa sangat jelek menyeramkan, tentu saja ketawanya siauw Cu Leng seperti tertawanya iblis yang kesiangan. "Cu Leng, kau majulah " tantang Kim Popo. "sret " terdengar siauw cu Leng menghunus pedangnya. "Marilah " sahut siauw cu Leng berbareng ia bertindak mendekati Kim Popo. selama bertindak, ia menyesal telah mencabut pedangnya. sebab dilawan dengan tangan kosong saja, Kim Popo belum tentu menang. Tapi penyesalan itu hanya sebentar, kapan ia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ memikir lagi bahwa dengan menggunakan gedang berarti ia tidak membuang tempo untuk melayani bekas isterinya ini. Tanpa banyak kata-kata lagi, serangan dimulai dari pihak Kim Popo. Mereka bergebrak seru. Mulai dengan sungkan-sungkan dari pihaknya siauw cu Leng, tapi setelah melihat Kim Popo tidak boleh dipandang remeh, si iblis Alis Buntung telah melayani dengan sungguh-sungguhi malah tidak jarang ia menjadi kaget kapan tongkatnya Kim Popo dengan mengeluarkan angin menderu menyabet kepalanya. Dari memandang rendah, sikap siauw Cu Leng jadi waspada, kemudian merasa jeri dan akhirnya ketakutan nampak serangan Kim Popo benar-benar luar biasa dan berbahaya sekali. Ia hendak membuka mulut mengaku kalah, hatinya tidak mengijinkan lantaran malu. Maka ia paksakan diri bertahan.Justru lantaran membandel itu, ia menderita kekalahan total dari bekas isterinya. Pada jurus yang ke-50, ketika siauw Cu Leng sudah mandi keringat, ia menggunakan tipu 'Ngo-seng-boan-goat' (Lima bintang mengurung rembulan), pedangnya diputar sebentar lalu menusuk ke arah dada Kim Popo. serangan itu ganas juga, sebab kalau mengenai sasaran tentu dadanya Kim Popo akan tersate pedang. siauw cu Leng pada saat itu sudah tidak memikirkan ganasnya serangan yang ia lakukan, malah ia harap Kim Popo tidak dapat berkelit dari serangannya dan si nenek mampus ketusuk pedang. Ternyata Kim Popo bukan makanan empuk, Melihat bahayanya serangan, tanpa raguragu ia menangkis dengan tongkatnya dari bawah ke atas. Benturan dua senjata tak dapat dielakkan lagi hingga terdengar suara keras dan pedangnya siauw Cu Leng TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berbareng meluncur ke angkasa raya sedang orangnya berdiri gemetaran dengan mata terbelalak. "Hehehe Cu Leng, sekarang kau saksikan kelihaian bekas sumoaymu " Kim Popo mentertawakan siauw Cu Leng yang tengah berdiri dengan badan gemetaran. siauw cu Leng adalah iblis licik. Ia tahu bahwa kekalahannya berarti ia akan mendapat hinaan Kim Popo, maka ia menggunakan ketika Kim Popo sedang terkekehkekeh ketawa, cepat-cepat ia angkat kaki tanpa menghiraukan pedangnya lagi. " Lihat dia lari terbirit-birit... Hahaha " siauw Cu Leng dengar ditertawakan oleh bekas jantung hatinya dahulu. siauw Cu Leng tidak mau berpaling ke belakang. ia kencangkan larinya supaya jangan sampai kesusul oleh Kim Popo. Tapi ia tak usah lari cepat-cepat sebenarnya karena Kim Popo tidak bermaksud mengejarnya, hanya ia ketawa terpingkal-pingkal menonton siauw Cu Leng lari terbirit-birit. setelah merasa bahwa ia lari cukup jauh dan aman, si iblis Alis Buntung hentikan larinya lalu mencahari tempat untuk melepaskan lelahnya dibawah sebuah pohon. Di sana ia memikirkan pertarungan barusan. sungguh tidak dinyana ia bisa dikalahkan demikian mudah oleh bekas isterinya yang mula-mula ia pandang enteng. sekarang ia pulang dengan tanpa pedang, apakah nanti tidak ditegur oleh Ang Hoa Lobo. Kalau ia bicara terus terang pada Ang Hoa Lobo bahwa ia dikalahkan mutlak oleh Kim Popo, terang ia akan dicaci maki tidak punya guna oleh si Nenek Kembang Merah. serba susah ia saat itu. Kemana ia harus mencari pedang sebagai gantinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tengah ia berpikir-pikir, tiba-tiba ia lihat ada satu bocah mendatangi dengan membawa dua bilah pedang, satu digantung dipinggangnya dan yang lainnya pada bebokongnya. Hatinya kegirangan sebab ia bakal dapat gantinya gedang yang ia tinggalkan pada Kim Popo. Ia cepat menyelingkar di balik pohon, setelah Lo In lewat baharulah ia meneriaki si bocah minta supaya dibagi pedang. Ia mengira tadinya hanya bocah biasa saja. Tidak menduga bahwa ia bakal ketemu bocah yang paling ia benci danjuga paling ia takuti. Maka setelah mendengar Lo In berkata bahwa ia adalah pecundang di burung rajawali, matanya lantas menatap pada Lo In dengan tidak berkedip. Ia melihat Lo In seperti melihat momok, maka saat itu sebenarnya ia mau lari tapi tidak jadi kapan ia ingat bahwa kepandaiannya sudah banyak lebih tinggi dari dahulu. Palingpaling juga ia sebanding denagn Lo In . Apalagi kalau ia menang, ia akan girang. Bukan saja dua bilah pedang yang dibawa Lo In akanpindah ke tangannya, juga ia dapat membalas sakit hati pada si bocah yang sudah pecundangi ia tempo hari di lembah Tong- hong- gay . setelah hatinya tenang, siauw cu Leng lantas berkata, "Bocah liar, aku kira kau sudah mampus sungguh kebetulan kita bersua disini. Memang sudah waktunya kau pulang menemui Liok sinshemu. Hahaha..... haup oho, oho...." Tiba-tiba saja tertawanya terputus karena mulutnya kemasukan benda yang ia tidak tahu. Tapi yang terang ia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sudah menelan benda yang nyangkut di tenggorokannya. Ia batuk-batuk sambil kotak-kotek mengeluarkan benda yang nyangkut pada jalanan makanan. Lama ia dalam keadaan demikian, sampai bercucuran air mata baharulah benda itu dapat dikeluarkan dari mulutnya. Kiranya itu hanya selembar daun kecil saja yang menyela dalam tenggorokannya . "Budak liar, kau berani main gila terhadap tuan besarmu ?" bentak siauw Cu Leng. Kiranya si iblis Alis Buntung tahu juga bahwa daun itu dilepas oleh Lo In . sebenarnya siauw Cu Leng sudah harus tahu diri mengetahui Lo In kepandaiannya demikian tinggi. Tidak mudah orang meleparkan daun yang demikian entengnya masuk persis dalam tenggorokan kalau bukan oleh orang yang lwekangnya sangat tinggi. Tapi dasar siauw Cu Leng hanya tahu marah dan tidak tahu bakal pecundang, tidak memikir demikian jauh, makanya ia main bentak saja pada jago cilik kita. Demikian temberang ia membentak Lo In hingga jago cilik kita tertawa terbahakbahak. "Anak gila, apa yang kau tertawakan ?" bentaknya lagi dengan gusar. "Aku tertawakan kau, muka jelek. Kalau marah makin jelek mukamu " "Memangnya mukamu cakap ? Berkaca dulu sebelum mengatai orang " "Kau benar juga. sekarang dimana temanmu si Nenek Kembang Merah itu ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mau apa kau tanyakan dia ?" "Aku mau minta obat pemusnah untuk wajahku yang dia bikin hitam Dia nenek jahat dan amsih hutang satu gebukan padaku " "Enak saja kau ngomong Apa memangnya kau mempunyai kepandaian untuk melawan Ang Hoa Lobo dan Ang Hoa Pay ?" "Aku tidak perduli apakah dia tidak kasih obat pemusnah Jangan sesalkan aku si bocah akan bikin badannya jadi dua potong " siauw Cu Leng sekarang yang berkakakan ketawa mendengar Lo In demikian temberang. "Kau boleh ketawa, nanti kau buktikan si bocah akan menghajar nenek-nenek yang menghina kepada satu bocah yang belum lepas tetek. " berkata lagi Lo In . "sudah, sudah. Kau jangan banyak lagak." kata siauw Cu Leng. "Paling baik kau bagi aku satu pedang. Urusan sudah lantas selesai sampai disini." "oo, kau mau pedangku ?" tanya Lo In seperti heran. "Apa kau tidak dengar barusan aku minta padamu ?" sahut siauw Cu Leng. "Bagus Kalau kau punya kepandaian, ambillah Aku juga relah mengasihnya kalau kau bisa dapati pedang ditanganku " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bocah hitam, kau jangan sombong Lihat, aku nanti ambil dari tanganmu tanpa menggunakan senjata apa-apa." "Nah, cobalah kalau bisa." " Lihat " seru siauw Cu Leng berbareng badannya berkelebat hendak merampas padang dipunggungnya si bocah. Mana bisa ia mengibuli Lo In . sebelum serangan sampai, Lo In tampak sudah berada di belakangnya tanpa diketahui bagaimana si bocah telah bergerak. " Celaka." pikir siauw Cu Leng. Lagi-lagi ia menemukan musuh alot. Cepat ia putar tubuhnya. Pukulannya menyusul dengan hebat sekali sampai kedengaran suara menderu keras. Nyata siauw Cu Leng sekarang kepandaiannya sudah maju banyak. Tapi untuk Lo In tentu saja tidak berarti apa-apa. Kalau mau, sekali gebrak saja siauw Cu Leng dapat dirobohkan. Tapi ia tidak mau. Ia bermaksud mau menggodai si iblis Alis Buntung ini. Berkali-kali siauw Cu Leng memutar tubuh dan menggempur Lo In dengan pukulan dahsyat, tetap Lo In masih berada dibelakangnya saja seperti bayangan. Pikir si iblis Alis Buntung, apakah ia akan roboh pula oleh si bocah seperti tempo hari di lembah Tong-hong-gay ? Rasanya tidak mungkin, kalau mengingat kepandaiannya sudah jauh lebih tinggi dibandingkan dengan dahulu. Ia tidak tahu kalau dengan kepandaiannya Lo In yang dahulu saja siauw Cu Leng belum tentu dapat menjatuhkan si bocah, apalagi sekarang Lo In sudah mendapat ilmu sakti dari It-sin-keng. Dari kenyataan, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ si iblis Alis Buntung benar-benar mengharapkan yang tidaktidak. saking jengkel, belumjuga ia dapat menggempur Lo In , maka ia berkaokikaoki katanya, "Budak liar, kalau berani kau jangan menghilang macam setan. Lekas kau sambut serangan tuan besarmu secara lakilaki " Kaokannya tidak dinyana ada pengaruhnya karena tahutahu Lo In sudah ada di hadapannya sehingga ia kaget. "lblis Alis Buntung, apa kau kira siaoyamu takut menghadapi kau ? Nah, seranglah sesuka hatimu Asal kau bisa menyentuh ujung bajuku saja, rejekimu benar-beanr besar dan aku akan tunduk kepada kepandaianmu " Meluap amarahnya siauw Cu Leng. "setan cilik, lihat Toayamu bikin kaujatuh tidak bisa bangun lagi " bentaknya, disusul oleh serangan dahsyat. Benar saja Lo In tidak menghilang lagi dari depannya si iblis Alis Buntung, meskipun demikian siauw Cu Leng tetap tidak bisa apa-apa. semua serangannya kandas di tempat kosong. ia lihat Lo In bergerak dengan lincah sekali mengelit semua serangannya yang dilakukan dengan bertubi-tubi. siauw Cu Leng adalah seorang licik, Tahu Lo In terlalu kuat, bukan tandingannya tapi masih mau mencelakakan si bocah juga. Ia berkata, "Anak setan, kalau kau satu laki-laki, pentangkan dadamu untuk menyambut seranganku Jangan berkelit sedikit juga. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kalau kau tahan dengan pukulanku, baru aku merasa takluk padamu " "oo, itu tidak susah." sahut Lo In sambil berdiri tegak di depan siauw Cu Leng. "Boleh kau menyerang aku sesuka hatimu. Kalau aku berkelit, tandanya aku kalah dan kau boleh injak aku sampai mampus Ha ha ha, siauw Cu Leng, kau kira aku takut menyambuti pUkulanmU yang sangat kau banggakan ?" siauw Cu Leng hampir tidak percaya bahwa si bocah mau saja terima permintaannya, padahal itu sangat membahayakan jiwanya. Pikirnya, dasar bocah sudah dekat mampus, bolehnya begitu mudah meluluskan permintaannya yang bukan-bukan. Ia melihat Lo In sudah pentang dan membusungkan dadanya, untuk menerima pukulannya. sambil berseri-seri kegirangan, siauw cu Leng kerahkan seantero tenaga dalamnya untuk melepaskan pukulan maut pada si bocah. Hanya sejenak saja ia merasa kasihan, tapi lantas ia sudah beringas lagi ingat kebenciannya pada Lo In yang sangat dalam. "Awas pukulan " seru siauw Cu Leng, berbareng pukulannya yang dahsyat meluncur mengarah dada Lo In . segera terdengar suara gemuruh dari beradunya pukulan siauw Cu Leng kearah dada Lo In . suara gemuruh itu bertanda dari hebatnya serangan lwekang yang dikerahkan oleh siauw Cu Leng dalam serangan mautnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Begitu terdengar suara gemuruh, lantas kelihatan mencelat satu tubuh sampai tiga tombak jauhnya. Ternyata tubuh yang mencelat itu bukan tubuhnya Lo In tapi tubuhnya siauw Cu Leng yang melayang seperti layang yang terlepas dari talinya. Lo In sendiri tampak tidak apa-apa. Ia berdiri sambil tertawa-tawa memandang pada siauw Cu Leng yang terkapar dengan tidak berkutik. Lebih baik barangkali siauw Cu Leng tidak mengerahkan lwekangnya habis-habisan. Dengan lwekang sederhana yang ia keluarkan mungkin tidak demikian membahayakan dirinya. Tapi ia telah mengerahkan lwekangnya berkelebihan, maka tenaga membalik dari pukulannya yang mengenakan Lo In makin hebat akibatnya. Kapan Lo In datang mendekati, ia terkejut karena siauw Cu Leng sudah tidak bernyawa lagi. Dari panca inderanya keluar darah segar. Matanya melotot seperti penasaran. Lo In tidak menduga bahwa tenaga membalik dari pukulan siauw Cu Leng demikian hebat akibatnya. Ia sebenarnya tidak ada niatan untuk membinasakan si iblis Alis Buntung. Maka tenaga yang dikerahkan untuk memukul balik tenaga siauw Cu Leng juga ia tidak kerahkan denga sepenuhnya. Ia hanya menggunakan lima bagian saja. Benarbenar ia tidak menduga kalau akibatnya bisa demikian hebat dan meminta korban jiwa. Dengan siauw Cu Leng, menjadi sudah ada dua orang yang tewas di tangan Lo In selama dalam perantauannya. Yang pertama ialah Coa Keng mampus dengan tendangan 'Kaki ayam emas'. Kematian merka itu semuanya diluar keinginannya si jago cilik. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kematian siauw Cu Leng bikin Lo In menyesal juga karena ia tidak berkesempatan menanyakan halnya Leng siong yang ada di Coak-kok sekarang. Lo In adalah bocah berhati lapang. Takpernah ia mendendam sakit hati kepada siapa juga. Maka mayatnya siauw Cu Leng ia kebumikan dengan rapi. setelah selesai mengubur, depan kuburan ia berkemakkemik, memohon maaf bahwa perbuatannya tadi tidak disengaja. setelah itu si bocah lantas meneruskan perjalanannya ke kota Gukwan untuk menemui ketua dari Citseng- pay. Lo In girang dalam perjalanan selanjutnya ia tidak menemukan kepusingan apa-apa lagi. sampai di kota yang dituju, ia lantas tanya-tanya pada orang dimana letaknya pusa perkumpulan Tujuh Bintang. Dengan mudah Lo In dapat menemukannya karena perkumpulan tatkala itu sedang mendapat kemajuan. Ternyata gedung Cit-seng-pay dibangun dengan sangat mewah. Tidak sembarang orang boleh masuk. Harus lapor dulu pada dua penjaga dipintu. semuanya berperawakan tinggi besar dan gagah. Di pinggangnya membawa golok. Seram kalau orang berurusan dengan Cit-seng-pay, lantaran penjaga pintunya galak suka main bentak pada yang datng mau menemuk salah satu orang dari Cit-seng-pay. Apalagi kalau orang yang hendak menemui ketua atau wakilnya, mereka sangat teliti menanyakan maksud orang. Demikian kejadian dengan Lo In . Dua orang jaga itu melihat Lo In adalah satu bocah dengan wajah hitam legam kayak TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pantat kuali. Tiba-tiba telah ketawa berkakakan, bukannya melayani orang hendak ketemu dengan ketua. "Para paman, kalian ketawa kenapa ?" tanya Lo In heran. "Kau bawa-bawa dua pedang itu sampai dua bilah ?" tanya yang ketawa tadi, sebaliknya dari menjawab pertanyaan Lo In . "Justru karena pedang yang kubawa ini aku ingin menemui ketua kalian." jawab Lo In ketawa nyengir, melihat orang masih ketwa sikapnya lucu. Lo In perhatikan yang ketawa tadi hidungnya mancung berlebihan, sementara temannya mulutnya besar dan bibirnya tebal. "Kau mau ketemu ketua bawa-bawa pedang, mana boleh Ada urusan apa, kau katakan saja padaku. Aku nanti sampaikan pada ketua. sebab aturan disini, kalau tidak begitu penting, tidak mudah orang ketemu dengna ketua kami." menerangkan si mulut besar yang ternyat lebih baik dari si hidung mancung. "Tidak bisa. Aku harus menemui ketus sendiri Aku ada satu urusan penting yang akan disampaikan padanya." sahut Lo In . "Harap paman suka beri ijin aku masuk ketemu dengan ketua kalian." "Anak hitam, kau banyak rewel Lekas serahkan dua bilah pedang itu pada kami. "Kau bawa-bawa pedang masuk memangnya mau membunuh ketua " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In jadi bingung dibentak demikian. ia bermaksud baik hendak menyampaikan kabar tentang Lim Kek Ciang dengan saudara-saudaranya yang mati karena hawa racun ular, makanya maksud baiknya disambut dengan cara yang kasar sekali. Maka timbullah wataknya yang jail nakal, ia berkata, "Aku bermaksud menyampaikan kabar tentang tiga pemimpin kalian yang pergi ke gua ular. Kalau kalian tidak ijinkan aku menemui ketua kalian, tak apa, aku juga tak usah menyampaikan kabar. Nah, selamat tinggal " Lo In sambil putar tubuhnya hendak berlalu. Dua pengawal itu kaget mendengar perkataan Lo In . cepat si hidung mancung memanggil, "Hei, anak hitam, kembali Kasih tahu padaku ada urusan apa, nanti aku lapor pada ketua. Kau tunggu saja disini." Lo In hanya mendengus, tak menjawab perkataan si hidung mancung. Tentu saja si hidung mancung menjadi marah dijawab dengan dengusan Lo In . ia lompat menyusul dan mencekuk Lo In . Dengan enteng ia angkat Lo In ke atas seperti hendak membantingnya. Ia mengancam, "Anak hitam, kalau kau tidak mau bicara, aku akan banting kau mampus sekarang juga " "Bantinglah " Lo In menantang. "Aku toh tidak mau berurusan dengan sebala orang rendah seperti kamu orang " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ si hidung mancung memang berangasan adatnya dan sok jagoan lagi. Maka mendengar Lo In menantang, benar-benar ia sudah membanting Lo In dengan tenaga penuh. "Mampus kau " serunya dengan gemas. Tapi Lo In yang dibanting bukannya hancur badannya, tapi ia tetap berdiri sambil ketawa nyengir. Matanya si hidung mancung terbelalak heran. ia sudah mengerahkan tenaga sepenuhnya membanting si bocah, tapi si anak hitam ternyata tidak apa-apa, malah berdiri dengan ketawa nyengir. si mulut besar, temannya, juga merasa heran. sebab barusan ia sudah pejamkan matanya menyaksikan ketelengasan kawannya. Tak tahunya Lo In tak apa-apa dibanting temannya yang ia tahu benar tenaganya sangat kuat dan pernah satu kali ia membanting orang sampai pingsan dan patah tiga biji tulang iganya. Ia lalu menghampiri Lo In . Dengan sabar ia berkata, "Adik kecil, barusan kau bilang mau melaporkan halnya tiga orang pemimpin kami. Harap kau melapar pada kami saja untuk disampaikan kepada ketua. Kau diam-diam tunggu di luar, apa katanya ketua, nanti kami bertahukan padamu. Bagaimana, akur ?" si mulut besar rupanya rada jeri juga pada Lo In nampak kejadian barusan, maka tak biasanya ia berkata demikian halus dan merendah. "Aku dengan baik minta permisi dari kalian, tapi kalian menghalang-halangi. Apa pantas perbuatan itu terhadap orang yang hendak berbuat baik ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Anak hitam, kau mau berbuat baik apa ? Hm Dengan bawa-bawa pedang minta ketemu ketua. Kalau bukan bermaksud jahat, mau apa ?" si hidung mancung menyela dengan penasaran. "Kalian tak ijinkan aku masuk. Kalau aku mau masuk, kalian bisa apa terhadap aku ? Nah, jagalah kalau bisa bila aku memasuki perkumpulan kalian tanpa ijin " Lo In berkata sambil enjot tubuhnya melayang mendekati pintu, kemudian menghilang masuk ke dalam tanpa dua penjaga itu dapat mencegahnya. Bukan main gelisahnya mereka. Lantas menyusul masuk dan membunyikan kentungan tanda ada bahaya. Tentu saja semua anggota Cit-seng-pay yang ada dalam gedung itu semuanya jadi kaget dan masing-masing pada membawa senjata memburu keluar. Mereka kesomplokan dengan satu bocah wajah hitam yang membawa-bawa dua bilah pedang menerobos masuk. Lantas saja mereka mengepung. Lo In memang paling senang menghadapi lawan yang jumlahnya banyak, sambil haha hihi ketawa ia mempermainkan orang banyak yang hendak menangkap dirinya. Perlahan-lahan ia maju terus ke dalam hingga dapat melewati ruangan kedua. Untuk sampai di ruang ketiga, repotjuga ia karena orang-orang yang mengepung jumlahnya tambah banyak. Meskipun demikian, ruangan ketiga sudah dapat ditembusi. Kiranya ruangan ketiga itu adalah ruangan tempat rapat. si bocah tak bermaksud mencelakai orang, makanya juga ia tidak menghunus pedangnya. sebaliknya, banyak anggota Cit-seng-pay yang sudah pada mencabut senjatanya, mengeroyok Lo In . Tapi si TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bocah tidak takut. Ia gunakan ginkang yang dipelajari dari Itsin- keng. Dengan kegesitan entengi tubuh itu, membuat orang-orang cit-seng-pay saban-saban melengak keheran- heranan karena melek-melek Lo In kelihatan di depan matanya, tapi waktu ditubruk atau dibacoki bocah itu sudah menghilang dan tahutahu sudah dikepung di tempat lain, Melihat lihainya si bocah, ada beberapa anggota Cit-sengpay telah melaporkan kejadian itu pada ketuanya. segera ketua dengan diiringi oleh wakil-wakilnya sudah datang ke tempat itu. Mereka melihat bocah berwajah hitam dengan membawa dua bilah pedang sedang ketawa haha hihi mempermainkan orang-orangnya. "Tahan " seru sang ketua, suaranya keras berkumandang dalam ruangan itu hingga orang-orang cit-seng-pay pada hentikan kepungannya, akan tetapi mereka masih terus mengawasi Lo In yang saat itu sedang ketawa- ketawa berdiri di atas sebuah meja. Ketua Cit-seng-pay datang menghampiri Lo In . ia berkata, "Adik kecil, ada urusan apa kau datang ke tempat kami ? Apa sengaja kau mau mengacau dalam perkumpulan kami ?" Lo In memandang pada ketua Cit-seng-pay. Ia heran sebab ketua Cit-seng-pay ini bukannya orang biasa tetapi seorang Tojin (imam). Di sebelahnya juga ada satu imam, rupanya ia adalah wakil ketuanya. Makin Lo In perhatikan makin ia kenali kedua imam itu ada kenalan lama ialah siong Leng dan Jin Leng Tojin, dua pecundangnya Liok sinshe di Tong-hong-gay tempo hari. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tapi Lo In pura-pura tidak mengenali, sedang kedua imam itujuga tidak mengenali Lo In yang wajahnya hitam legam kayak pantat kuali. "Tidak ada tempo aku mengacau perkumpulan kalian." sahut Lo In . "Aku datang hendak menyampaikan kabar tentang paman Lim Kek Ciang dan dua saudaranya yang pergi ke gua ular." Kaget siong Leng Tojin mendengar jawaban Lo In . " Kalau kau hendak menyampaikan kabar penting, kenapa tidak masuk dengan jalan sopan, sebaliknya dengan memaksa masuk cara begini ?" menyela Jin Leng Tojin. "Hehehe" Lo In ketawa. "Meskipun aku masih anak-anaki aku tahu aturan. Tapi orang-orang kalian yang tidak tahu aturan mencegah aku masuk menghadap ketua kalian." Jin Leng Tojin tidak senang mendengar jawaban Lo In . ia berkata lagi, "Apa kau tahu dengan perbuatanmu ini seakan-akan menghina perkumpulan kami ? Hm Kau anak siapa, sebegitu besar nyalimu. Kabar apa yang kau mau sampaikan, lekas kau ceritakan " Siong Leng Tojin sebenarnya juga mau memberikan teguran seperti apa yang saudara mudanya katakan tadi. cuma saja ia sedang memikirkan hal si bocah yang mau menyampaikan kabar Lim Kek ciang dan dua saudara lainnya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang pergi ke gua ular. Entah kabar apa itu. Kabar baik atau kabar jelek. Mendengan Jin Leng Tojin sudah mendahului ia menegur si bocah, hatinya sangat setuju. Diam-diam ia kurang senang, bahwa si bocah masih berdiri terus di atas meja, yang semestinya turun menghadap padanya sambil berlutut atau setidak-tidaknya menjura memberi hormat kepada ketua citseng- pay yang sangat disegani. Lo In mendongkol mendengar perkataan Jin Leng Tojin yang jumawa, apalagi ia kenali imam itu adalah salah satu pengeroyok Liok Sinshe.Hatinya kepingin menggodai sekalian mengasih hajaran pada si imam sombong. "Apa begini caranya menyambut tamu yang hendak melaporkan kabar penting ?" Lo ln jawab perkataan Jin Leng Tojin. "Kalau kalian tidak menghormati aku sebagai tamu penting, aku juga tidak perlu menyampaikan kabar yang paman Lim Kek ciang minta aku sampaikan kepada kalian?" "Bagaimana kau bisa buktikan bahwa kau utusannya Samte ?" menyela Siong Leng Tojin. "Untuk apa kau pakai tanyakan bukti segala ? Memangnya aku membawa kabar bohong ?" "Seharusnya kau memberi bukti. Tanpa bukti dari mana aku bisa percaya kau adalah utusannya samte kami ?" "Mau bukti tidak susah." sahut Lo In . TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Tapi kalau kau tidak percaya aku, untuk apa aku mengasih lihat bukti " "Aku tahu kau memang mau mengacau, bocah. Turun " bentak Jin Leng To.in mendahului siong Leng Tojin yang hendak bicara lagi kepada Lo In . Rupanya Jin Leng Tojin adanya berangasan dan tidak sabaran melihat lagak Lo In . Dibentak turun, Lo In bukannya menurut, sebaliknya ia tertawa berkakakan. "Mau suruh siaoyamu turun boleh saja, asal kau bisa turunkan " kata Lo In ketawa nyengir. Jin Leng Tojin panas hatinya. ia lantas mau suruh anak buahnya menyergap tetapi keburu siong Leng Tojin berkata, "Adik kecil, harap kau tidak bawa adatmu yang nakal. Mari turun, kita bicara secara baik dan bersahabat." Jin Leng Tojin heran mendengar perkataan sang ketua. Ia menatap wajahnya yang telah mengedipi padanya. Lantas ia tahu maksudnya sang pemimpin. sebaliknya Lo In berpikir, imam ini tidak sombong seperti adiknya tadi. Tidak halangan kalau ia turun dari atas meja. Ia mau lihat apa yang siong Leng Tojin bisa bikin terhadapnya. Maka setelah memikir demikian, ia lantas lompat turun dengan melewati beberapa kepala orang. Mereka yang dilewati kepalanya pada mendelik matanya pada si bocah, seakan-akan mereka tidak rela kepalanya dilalui si bocah. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In tidak menghiraukan mereka. Ia berjalan leng gangleng gang saja mengikuti siong Leng Tojin yang jalan menghampiri kursi di atas mimbar. Di sana sang ketua duduk dengan diapit oleh Jin Leng Tojin dan saudara-saudara pemimpin lainnya. Lo In dipersilahkan duduk. si bocah juga tidak main sungkan-sungkan lagi. Ia duduk dengan tenang menghadapi orang-orang Cit-seng-pay yang wajahnya pada menunjukkan permusuhan. Lo In tidak acuhkan mereka. Ia anggap mereka tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya. Dengan mengandalkan kepandaiannya yang maha tinggi, ia bisa masuk dan keluar dalam gedung cit-seng-pay itu sesuka hatinya. "Adik kecil," siong Leng Tojin mulai buka mulut, ketika mereka sudah berkumpul di atas mimbar. "sebenarnya kau membawa kabar apa tentang samte, Ngote dan Lakte kami ? Coba kau tuturkan. sebelumnya aku mohon maaf atas kelakuan orang-orang kami barusan terhadap adik keci." siong Leng Tojin berkata sambil unjuk senyuman. Lo In paling jinak dengan sikap yang ramah tamah dan halus. sebaliknya ia jadi nakal dan liar kalau menghadapi orang yang sombong dan bertingkah. Maka, menghadapi siong Leng Tojin yang ramah, ia jadi lemas hatinya. Tidak tega ia untuk berbuat yang keterlaluan menuruti napsu hatinya. "Juga aku harap Totiang memaafkan atas kelakuanku barusan. Apa yang aku lakukan lantaran menuruti napsu hatiku yang tidak senang melihat orang-orang Totiang yang jumawa dan mau sewenang-wenang terhadap orang yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ lemah. Aku anak kecil mau dibanting segala di depan pintu masuki apa- apaan perbuatan begitu?" "Hahaha " tertawa Leng siong Tojin. "Kalau baru 'mau' saja tidak apa, jangan sampai benarbenar dibanting. Itu celaka " :Barusan aku kesalahan berkata. sebenarnya dia sudah membanting aku. Cuma saja bantingannya rupanya kurang bisa maka aku tidak sampai hancur." Lo In menjelaskan sambil ketawa nyengir kepada siong Leng Tojin yang ketawa terbahak-bahak. Ketawanya siong Leng Tojin berhenti ketika mendengar perkataan Lo In . Pikirnya, kedua penjaganya masing-masing mempunyai kepandaian silat tinggi, apalagi si hidung mancung itu tenaganya seperti raksasa, bagaimana Lo In dibanting tidak kenapa-napa ? sungguh ini sangat mengherankan hatinya siong Leng Tojin. Bocah berwajah hitam ini kalau tidak punya kepandaian yang berarti, tidak bakalan berani mengacau dalam Cit-sengpay. Kapan melihat Lo In dikepung oleh banyak orang, tidak seorang pun yang dapat menowel bajunya saja. Itu membuktikan kepandaiannya Lo In sangat tinggi, sekalipun ia masih bocah. Mengingat kesitu, siong Leng Tojin ada hati-hati dalam bicaranya Jangan sampai menyinggung hatinya si bocah sehingga menerbitkan onar dan memalukan cit-seng-pay. "Adik kecil." kata siong Leng Tojin. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hal itu nanti aku selidiki dan aku akan memberi hukuman pada orangku yang kurang ajar terhadapmu. sekarang coba tolong kau laporkan apa kabar dari samteku Lim Kek Ciang." Lo In lalu menuturkan tentang kematiannya Lim Kek Ciang saling susul dengan saudara-saudaranya lantaran terkena hawa beracun dari gua ular. Lim Kek Ciang pesan supaya ia menyampaikan kabar itu kepada ketuanya, jangan mengharap- harap mereka pulang. siong Leng Tojin dan lain-lain mendengar sangat berduka hatinya mendapat tahu bahwa Lim Kek Ciang telah menemui ajalnya dalam menunaikan tugas perkumpulannya. setelah hening beberapa lama, merenungkan arwahnya Lim Kek Ciang dan dua saudaranya, siong Leng Tojin berkata pada Lo In , "Adik kecil, terima kasih atas laporanmu ini. sebelum samte meninggal, tentu ada peninggalan barang untuk disampaikan padaku sebagai kenang-kenangan. Apa adik kecil ada terima ?" siong Leng sebenarnya mau minta bukti dari Lo In tentang kabar yang disampaikan kepadanya. Tapi kalau ia terangterangan mau bukti, pasti Lo In akan kambuh lagi watak nakalnya, menganggap orang tidak percaya pada dirinya. Maka, sebagai orang yang cerdik, si imam telah mengambil jalan memutar menanyakan pada Lo In apakah Lim Kek Ciang ada meninggalkan barang untuknya sebagai kenangkenangan. sungguh pandai si imam, yang biasanya sangat sombong. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In tidak merasa kesinggung. Maka ketika mendengar perkataan siong Leng Tojin demikian meresap ke dalam hati, lantas ia loloskan pedang yang tergantung di pinggangnya. sambil menyerahkan itu pada siong Leng Tojin, ia berkata, "Totiang, paman Kek Ciang hanya meninggalkan barang ini untuk disampaikan kepada Totiang sebagai kenangkenangan." siong Leng Tojin menyambuti tanpa bilang apa-apa yang seharusnya mengucapkan terima kasih pada si bocah. Ia tampak termenung-menung, entah apa yang direnungkan. Lo In juga jadi heran kenapa si imam tidak mengucapkan terima kasih kepadanya. ia sudah menyerahkan pedangnya Lim Kek Ciang tapi tidak ada reaksi apa-apa kecuali si iamam duduk termenung-menung. "Totiang, apa aku kesalahan menyerahkan pedang itu bukan miliknya paman Kek Ciang ?" tanya Lo In dengan raguragu. siong Leng Tojin tidak menjawab, sebaliknya Pekihauwkiam Jin Leng Tojin dengan gusar sambil gebrak meja ia membentaki "Bocah bernyali besar siapa bilang pedang itu bukan milik samte ? Tapi kematiannya sudah tentu bukannya lantaran hawa racun, tapi dibunuh olehmu " Lo In jadi melengak mendengar tuduhan Jin Leng Tojin yang bukan-bukan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia sudah berbuat baik hati, jauh-jauh ia perlukan datang ke Gukwan, maksudnya menyampaikan pesan Lim Kek Ciang, tidak tahunya disini ia bukan mendapat terima kasih malah merampas pedangnya. "Adik kecil." siong Leng Tojin masih bersabar. Diam-diam ia setuju dengan perkataan Jin Leng Tojin yang menuduh si bocah jadi pembunuh samtenya. "Kau memangnya ada permusuhan apa dengan samte kami ? Terus teranglah bicara agar aku dapat memberi kelonggaran kalau kau mengaku dengan sejujurnya." Katakata ketua Cit-seng-pay sungguh diluar dugaan sama sekali si bocah. Dalam mendongkolnya ia bangkit berdiri, katanya, "sungguh bagus kalian orang-orang Cit-seng-pay. Kebaikanku kalian balas dengan fitnahan ? Hm Tidak kunyana kalian menghina aku si anak kecil. Aku menyesal sudah masuk masuk dalam gedung perkumpulan brengsek ini " "Apa, brengsek " bentak Jin Leng Tojin berbareng kepalannya menyambar pada kepala Lo In tapi dengan manis sudah kena dikelit oleh jago cilik kita. Melihat serangannya gagal Jin Leng TOjin yang hanya menggunakan tangan kiri, karena tangan kanannya cacat oleh Liok sinshe sudah menjadi beringas dan menyerang lagi dengan dahsyat. Angin pukulannya menderu, meskipun dengan tangan kiri juga. Kecuali Siong Leng Tojin yang tenang-tenang saja duduki yang lain-lainnya pada bangkit berdiri membantu mengeroyok TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In . Meskipun semua jago-jago Cit-seng-pay turun, dianggap enteng saja oleh si bocah. "Kau mau menggunakan jumlah banyak untuk mengeroyok aku anak kecil ? Bagus Apa katanya orang dalam dunia Kangouw nanti atas perbuatan kalian yang tidak tahu dituduh sudah membunuh Lim Kek Ciang dan malu Mereka akan katakan kalian bangsa tidak punya guna mendirikan perkumpulan, beraninya hanya terhadap anak kecil saja. Hahaha " si bocah bukannya takut, malah ia ketawa terbahakbahak. sebaliknya siong Leng Tojinn menjadi tidak enak mendengar perkataan Lo In yang terang-terang menyindirnya. Lagian hatinya rada-rada bimbang juga nampak Lo In dikeroyok banyak orang selalu bisa elakkan serangan, malah kelihatan si bocah tidak membalas. "Tahan " tiba-tiba ia serukan kawan-kawannya yang mengeroyok hingga mereka pada lompat mundur mentaati perintah sang ketua. siong Leng Tojin berbareng bangkit berdiri dan menghampiri Lo In , "Apa maksud perkataanmu barusan ? Kau menantang satu lawan satu, bukan ?" "Hehehe " tertawa Lo In . "satu lawan satu kau toh tidak punya orang untuk dihadapkan padaku. Maka lebih baik kau turunkan semua orang Cit-seng-pay, lebih senang aku dapat bermain petak " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sungguh jumawa kata-kata si bocah dalam telinganya siong Leng Tojin. Imam jagoan itu paling pantang kalau mendengar orang berkata lebih jumawa dari dirinya. sekarang ia mendengar kata-kata Lo In yang jumawa, sampai dikatakan Cit-seng-pay tidak punya orang untuk dihadapkan dengan si bocah, terang siong Leng Tojin naik pitam. sambil ketawa dingin ia berkata, "Adik kecil, kau jangan sombong. Mari kita coba dengan tangan kosong " "Kau yang mau maju sendiri ?" tanya Lo In seperti keheranan. "Jangan, jangan, kau bukan tandinganku. Merk Cit-sengpay jatuh lantaran ketuanya tidak becus menjatuhkan satu anak kecil " Itu hinaan yang keterlaluan. Tidak heran kalau siong Leng Tojin lantas menyerang dengan pukulan telengasnya. Lo In berkelit sambil lompat dari atas mimbar ke tempat yang kosong dan lebar. "mari, mari disini kita main-main, siong Leng Tojin " menantang si bocah sambil tolak pinggang menanti. Terkejut si imam mendengar namanya disebut Lo In . Tapi sejenak, sebab ia pikir tentu si bocah dapat tahu namanya dari Lim Kek Ciang yang dikatakan mati oleh si bocah. orang-orang Cit-seng-pay kegirangan melihat ketuanya turun tangan. Mereka sambut dengan tepukan tangan yang riuh sekali tatkala siong Leng Tojin lompat turun dari mimbar dengan gerakan yang manis sekali. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hidup ketua Cit-seng-pay " demikian terdengar beberapa kali seruan mereka. Mereka sedang kebingungan, tadi tidak dapat membekuk si bocah. sekarang ada ketuanya mau turun tangan sendiri, sudah tentu saja mereka kegirangan. Mereka tahu lihainya sang ketua, sudah menghitung pasti bahwa si bocah hanya beberapa detik saja sudah akan dibekuk oleh sang ketua. Mereka pada mundur ke belakang, kasih tempat lebih leluasa untuk mereka bertempur. "Adik kecil, mulailah dengan seranganmu " mengundang Siong Leng Tojin setelah mereka berhadap-hadapan. siong Leng Tojin sangat memandang enteng pada Lo In . "Aku jauh lebih muda, aku silahkan yang lebih tua menyerang lebih dahulu " sahut Lo In dengan suara ngeledek. Tampak Lo In tidak memasang kuda-kuda segala, tidak seperti siong Leng Tojin menghadapi seorang bocah saja seperti ketakutan dan telah memasang kuda-kudanya kuatkuat. Diledek Lo In , siong Leng Tojin tidak banyak omong, ia lantas menyerang dengan tipu pukulan 'Ki-eng-puk-coa' (Elang lapar menyambar ular). Kedua tangannya dipentang, dengan kecepatan kilat ia menyergap Lo In , tapi Lo In sudah menghilang dari depannya. Cepat ia memutar tubuh dan menyerang dengan angin pukulan pada Lo In yang ia duga ada dibelakangnya. "Brak Brak " suara hancurnya meja kursi yang kena angin pukulan sang ketua, tapi si bocah yang diarah tidak kelihatan bayangannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Demikian kejadian itu telah terulang. Hanya kursi meja yang hancur lebur oleh angin pukulan siong Leng Tojin yang dahsyat, sedang Lo In yang diarah masih terus ngeledek bagai bayangan disekitarnya. Dari merasa tinggi hati, bangga dengan kepandaiannya yang tinggi, perlahan-lahan siong Leng Tojin insyaf bahwa ia bukan tandingan si bocah. Kalau Lo In mau, siang-siang ia sudah dipecundangi dengan hanya sekali tepukan saja pada jalan darahnya. Caranya Lo In permainkan dirinya mengingatkan ia kepada seseorang yang dulu pernah menggocek ia demikian rupa. Kapan ia ingat akan dirinya Liok sinshe, tanpa dirasa lagi sekujur badannya telah mandi keringat. "Kau, kau......?" tiba-tiba siong Leng Tojin berkata terputusputus. "Asal masih ingat saja." menggoda Lo In dari samping. Mendengar suara Lo In , si Imam tidak sia-siakan kesempatan itu Ia berbalik cepat dan melancarkan pukulan maut pada si bocah. Cuma sayang Lo In lebih cepat lagi untuk mengelakkan serangan dan kembali ada dibelakangnya. Tampak si imam sombong kewalahan. Melihat ketuanya dipermainkan si bocah, tentu saja orangorang Cit-seng-pay menjadi sangat gusar. Dengan mendapat komando dari Pekihouw-kiam Jin Leng Tojin, mereka menyerbu mengeroyok Lo In yang sedang enak-enak mempermainkan si imam. "Bagus, kalian turun tangan semua " seru Lo In . TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Berbareng tubuhnya berkelebatan diantara mereka. Ia gunakan salah satu jurus dari It-sin-keng yang dinamai 'Ce-yusan- hoa' atau "menyebar bunga ke kiri dan kanan' suatu gerakan ilmu entengi tubuh yang tidak ada taranya. Dimana tubuhnya Lo In berkelebat, disitu mesti roboh tiga- empat orang, tidak perduli mereka sedang tangan kosong atau mencekal senjata, rata-rata dirobohkan dengan totokan pada jalan darah. Dalam tempo sebentaran saja, kecuali siong Leng dan Jin Leng Tojin, semuanya sudah roboh kena ditotok oleh Bocah sakti kita. siong Leng Tojin dan Jin Leng Tojin berdiri seperti terpaku, tidak bergerak seakan-akan yang kena tertotok jalan darahnya. Tapi yang sebenarnya mereka terpaku berdiri karena menyaksikan dengan rasa kagum akan kepandaiannya si bocah. Matanya terbelalak memandang kepada orangorangnya yang dirobohkan saling susul dengan tidak dapat bangun kembali. sungguh hebat Mereka memuji dalam hatinya. Belum pernah dalam benaknya siong Leng Tojin memuji siapa juga selama hidupnya sebab merasa bahwa dirinya adalah yang paling tinggi kepandaiannya. Tapi sekarang tanpa disadari ia telah memuji Lo In benar-benar ada satu bocah yang luar biasa. Dalam pada itu, keadaan yang tadi ramai dengan suara bentakan-bentakan dari orang-orang cit-seng-pay, sekarang berubah menjadi sepi sunyi. "Hek-bin sin-tong.........." tiba-tiba terdengar suara orang berkata seperti memecahkan kesunyian pada waktu itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ siong Leng dan Jin Leng Tojin terkesiap hatinya mendengar disebutnya 'Hek-bin sin-tong' atau si Bocah sakti Muka Hitam- Matanya lantas menatap pada Lo In dengan tidak berkedip. Kemudian, dengan tiba-tiba mereka rasakan badannya menggigil ketakutan dan mukanya sangat pucat. "Hek-bin sintong......" mereka menggumam hampir berbareng, lalu matanya menoleh sana sini mencahari orang yang berkata tadi. Kiranya orang itu adalah satu paderi yang memelihara rambut panjang. ia tiada lain adalah Kim Wan Thauto, yang pada saat itu tengah menghampiri Lo In yang menyambutnya dengan roman berseri-seri. "Toako, kau kemana saja meninggalkan adikmu ?" berkata Lo In sambil menubruk dan merangkul si Thauto. Keduanya tampak sangat kegirangan telah bersua kembali. sementara itu, siong Leng dan Jin Leng nampak Lo In dan si Thauto saling rangkul lantas dapat menebak bahwa mereka ada hubungan rapat satu dengan lain. Siong Leng Tojin tidak kenal Kim Wan Thauto, tapi ia pernah dengar dalam kalangan Kangouw ada bergelandangan satu pendeta memelihara rambut yang sangat lihai, senjata rahasianya berupa sepasang anting-anting. Apakah ini dianya si Thauto yang dimaksudkan ? Tanya dalam hati kecilnya. Kapan ia memperhatikan lebih jauhi ia yakin bahwa memang benar Thauto yang dimaksudkan itu si Thauto yang dilihatnya sekarang ada pakai anting-anting pada kedua belah telinganya. Makin ketakutan siong Leng dan Jin Leng mengenali si Thauto ada kawannya Lo In . TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Melawan Lo In sendiri orang-orang cit-seng-pay tidak mampu, apalagi ditambah si Thauto yang lihai. Memikir ke situ, dengan diam-diam kedua imam itu, menggunakan kesempatan Lo In sedang asyik bicara dengan Kim Wan Thauto mereka telah angkat kaki untuk kabur menjauhkan diri siapa sangka si bocah ada demikian lihai, sebab baru saja mereka bertindak beberapa langkahi tahu-tahu Lo In sudah menghadang di depannya menegur, "Mau lari ? Hm Urusan Liok sinshe kalian harus tanggung jawab " siong Leng dan Jin Leng Tojin gemetaran mendengar disebutnya nama Liok sinshe. sungguh lucu sikapnya dua imam sombong pada saat itu. Mereka berdiri dengan badan menggigil seperti diserang penyakit malaria dengan mendadak. "siaohiap." tiba-tiba siong Leng Tojin memberanikan hati berkata, "Urusan Liok sinshe, aku tidak bertanggung jawab sebab aku hanya ikut-ikutan saja diajak oleh siauw-san Nao-ok Harap siaohiap suka memberi kelonggaran pada kami berdua......." "Hehehe." Lo In mendengus. "Gara-gara kalian, aku dengan Liok sinshe telah bercerai berai. Mana bisa kau terluput dari tanggung jawab atas kematiannya Liok sinshe ?" "Aku tidak membunuh Liok sinshe. Itu adalah tanggung jawabnya Kim Popo." sahut si Imam. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Jin Leng Tojin merasa heran suhengnya bisa berubah demikian pengecut. Biasanya sang suheng paling angkuh dan tidak memandang mata kepada siapa juga. Kenapa sekarang bisa jadi demikian sikapnya ? Apakah sang suheng punya maksud tertentu, sekarang minta dibebaskan dan kemudian menuntut balas untuk hinaan yang sekarang dideritanya dari si bocah wajah hitam ? Jin Leng Tojin berangasan sifatnya, tapi ia berani untuk menghadapi tanggung jawab. Maka melihat suhengnya demikian lemah, ia jadi kurang senang. Katanya, "suheng, kita sudah menjadi orang tawanannya. Untuk apa minta kelonggaran segala ? Itu tandanya kita minta ampun. Meskipun kita berlutut minta ampun, sudah terang tak akan dapat ampun dari dia. Maka jangan merendahkan diri Hei, bocah" Jin Leng teruskan berkata pada Lo In . "Kami sudah tidak berdaya di tanganmu. Mau bunuh boleh bunuh, untuk apa mesti banyak omong ?" "Hahaha " Lo In tertawa. "Kau lebih jantan dari kakak seperguruanmu. Ini aku suka dan aku akan memberi kelonggaran padamu " Jin Leng heran mendengar perkataan Lo In . sungguh diluar dugaannya bahwa Lo In akan berkata demikian. semestinya ia marah dan menghukum ia lebih berat dari suhengnya sebab ia berani pentang mulut besar. Tidak tahunya keputusan Lo In begitu menggoncangkan hatinya. sementara siong Leng Tojin tidak berkata apa-apa, ia hanya tundukkan kepala. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia menyesal telah unjuk sikap pengecut barusan. Kalau dapat bersikap kepala batu seperti saudaranya, tentu ia pun akan mendapat pengampunan dari si bocah. Tapi, sudah terlanjur ia mengunjuk sikap pengecut, mau tarik pulang dan merubah sikapnya sudah tidak perlu, malah akan membuat Lo In lebih tidak memandang mata dan menghukum dirinya lebih berat. Memang benar dugaannya Jin Leng Tojin. sang suheng mengandung maksud tertentu ialah pura-pura merendah dan mohon pengampunan. Kalau sampai ia dapat kebebasan, belakang hari, ia akan mencari Lo In pula untuk membikin pembalasan. Kim Wan Thauto sementara itu sudah ada diantara mereka dan mendengar pembicaraan Lo In dengan kedua imam itu. Tiba-tiba ia berkata, "Adik In, biarlah kasih kelonggaran kepada dua imam itu tapi dengan syarat. ialah mereka harus bersumpah untuk tidak mendendam permusuhan dengan kau dan hidup selanjutnya harus dijalan yang betul. Kalau mereka berbuat jahat lagi dan bersikap bermusuhan dengan kau, pada waktu itu masih belum terlambat kau mengambil kepalanya." "Toako ?" Lo In menatap wajah si Thauto dengan heran. "Urusan ini ada sangat serius, bagaimana Toako dapat memutuskan dengan cara demikian mudah ?" "Adik In, kau lepas mereka, aku ada kabar baik untuk disampaikan padamu." sahut Kim Wan Thauto dengan muka bersenyum. Lo In tampak ragu-ragu. Meskipun demikian, ia tidak membantah perintah toakonya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kabar baik apa yang akan disampaikan oleh toakonya itu ? Sungguh ia kepingin dengar. Ia menduga bahwa Kim Wan Thauto sudah menemui Bwee Hiang. ini memang satu kabar baik, Mungkin sang toako sudah ketemu Eng Lian ? ingin ia mengetahuinya. "Baiklah." kata Lo In . "Dengan memandang pada mukanya toakoku, maka aku dapat mengampuni kalian berdua. Toakoku barusan kata dengan syarat kau orang harus bersumpah tidak akan mendendam permusuhan pada ku dan hidup selanjutnya dijalan yang betul. Tidak usah bagiku banyak syarat, asal kalian hidup dalam jalan yang betul, selanjutnya aku juga sudah merasa senang. Dalam hal kalian selanjutnya masih mendendam permusuhan itu terserah. Aku juga tidak takut untuk menghadapinya. Nah, selamat tinggal " Lo In menutup kata-katanya sambil menggandeng Kim Wan Thauto berjalan keluar dari ruangan itu Belum berapa tindak mereka berlalu, terdengar siong Leng Tojin berseru kepadanya, "siaohiap. tunggu sebentar " Lo In dan Kim Wan Thauto merandeki Ketika siong Leng Tojin sudah datang dekat, ia berkata, "Mohon siaohiap suka capekan hati sedikit untuk menolong orang-orangku, untuk mana aku imam tidak berguna akan sangat berterima kasih sekali." siong Leng Tojin dan Jin Leng Tojin sebenarnya dapat membebaskan totokan, tapi hanya untuk dua tiga orang saja. Kalau mereka mesti bekerja menolong begitu banyak orang, mana dapat mereka lakukan ? Mereka dua orang bekerja, sampai kapan dapat menolong orang-orangnya yang tertotok TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ itu. Kalau umpamanya totokan Lo In seperti biasa yang gampang mereka buka, kalau nanti totokannya tidak mudah orang lain membukanya, apa itu bukan membikin orang jadi kapiran ? Maka, dengan tebalkan muka siong Leng Tojin, minta Lo In tolong membebaskannya. "Totokan biasa. Totiang juga tentu gampang membebaskannya." sahut Lo In merendah. "Tapi biarlah aku tolong " seraya si bocah datang menghampiri orang-orang cit-seng-pay yang rebah malang melintang tak dapat menggerakkan badannya. Tampak Lo In , bocah sakti kita mengebas-ngebaska lengan bajunya ke arah orang-orang yang menggeletak malang melintang itu Suatu angin halus berkesiur dingin menyentuh tiap-tiapjalan darah pembuka totokan. Dalam tempo sebentaran saja semua orang itu sudah pada bergerak dan bangkit berdiri, bebas dari totokan. siong Leng dan Jin Leng Tojin sangat kagum akan kepandaiannya si bocah, suatu kepandaian yang tak dapat dimiliki oleh jago silat yang mana juga, cuma hanya mengebas-ngebaskan lengan bajunya telah dapat membuka totokan orang demikian banyaknya. saking kagum, tanpa merasa lagi siong Leng Tojin berseru, "semua orang kasih hormat, mengucap terima kasih atas pertolongan siaohiap" seruan mana ditaati dengan serentak hingga dalam ruangan itu berkumandang orang mengucapkan terima kasih seraya badanya ada yang membungkuki ada yang hanya manggut-manggut saja, ada yang bersoja beberapa kali ke TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ arah Lo In . Lo In terharu dan ia membalas hormat dari orangorang cit-seng-pay. siong Leng dan Jin Leng Tojin cepat mendekati si bocah dan mengundang supaya Lo In dan Kim Wan Thauto suka tinggal beberapa lama lagi dalam perkumpulan itu. Mereka ingin mengucapkan terima kasih dan menghaturkan selamat jalan dengan mengadakan sedikit perjamuan sederhana. Lo In dengan halus menolak tapi Kim Wan Thauto telah menerima baik dan membujuk adik In-nya supaya buang tempo sedikit untuk mengikat persahabatan dengan kedua Totiang dari Citseng- pay itu. Akhirnya Lo In terpaksa menurut hingga kedua pemimpin dari Cit-seng-pay itu merasa sangat gembira. Lekasjuga Jin Leng Tojin telah memerintahkan pada orang-orangnya untuk menyiapkan satu meja perjamuan di taman bunga. siong Leng Tojin memimpin Lo In dan Kim wan Thauto berjalan ke taman bunga, dimana mereka duduk beristirahat sambil menanti disiapkannya barang hidangan. siong Leng To jin dan Jin Leng Tojin berkenalan dengan Kim wan Thauto. Masing-masing pada mengucapkan pujian dan merendahkan diri hingga suasana menjadi sangat gembira. Dari lawan telah berubah menjadi kawan dalam tempo singkat itu, jarang terjadi. Hal ini Kim Wan Thauto nyatakan pada siong Leng Tojin. sambil bersenyum ramah, ketua dari Cit-seng-pay menjawab, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ " Itulah jodoh, tanpa bertempur, mana kita dapat berkumpul. Ha ha ha...." Melihat gerak gerik siong Leng Tojin demikian baik dan ramah, Lo In sangsi bahwa imam itu jahat. Ia menatap ke wajahnya Kim Wan Thauto seperti minta keterangan, akan tetapi Kim Wan Thauto bersenyum-senyum saja. Melihat toakonya demikian tenang, Lo In tidak takut ia dipersulit oleh si imam. Maka ia pun telah unjuk roman gembira. Halnya Liok sinshe dalam pertemuan itu tidak disinggungsinggung, sebaliknya siong Leng Tojin telah menanyakan lebih jauh soal kematiannya Lim Kek Ciang dan kawan-kawannya dan halnya gua maut. Lo In tidak keberatan mengulang ceritanya dan menceritakan sedikit halnya gua maut yang menyeramkan, banyak telah meminta korban jiwa sampai jauh jaraknya dua tombak dari mulut gua. Tapi halnya bahwa ia yang berhasil masuk ke dalam gua maut itu, tidak diberitahukan kepada si imam, begitu pun tentang pertempuran ia dengan orang-orang dari sia uw-lim-sie, Butong- pay, Tong-teng Nao-eng dan lain-lainnya, sedikitpun Lo In tidak singgung-singgung dalam penuturannya. Meskipun begitu, tampak siong Leng dan Jin Leng Tojin sangat puas dengan ceritanya Lo In . Diam-diam bulu kuduknya mereka beridiri seram mendengar banyak mayat di depan gua maut sebagai korban dari hawa beracun. Ketika barang hidangan sudah diatur di meja, tiba-tiba Siong Leng Tojin menanya, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Siaohiap. kenapa kau sendiri tidak coba-coba memasuki gua maut itu ? Rasanya dengan kepandaian siaohiap yang demikian tinggi dengan mudahnya gua itu dapat ditembusi." Lo In melengak dan agak gugup menjawabnya sebab ia tidak mengira si imam akan menanyakan hal dirinya tidak coba-coba masuk ke dalam gua. "Aku anak-anaki kurang pengalaman. Kalau aku coba-coba masuk sama juga aku mengantarka jiwa, sedang niatku belum kesampaian mencari ayah dan ibuku yang aku sangat rindukan." demikian Lo In memberi alasan yang dapat diterima siong Leng Tojin dan yang lain-lainnya ialah Jin Leng Tojin, dua saudaranya (yang ke-4 dan ke-7) serta beberapa orang kuat dari Cit-seng-pay. Perjamuan makan telah berjalan sangat menggembirakan. Ketika Lo In dan Kim Wan Thauto memohon diri, siong Leng Tojin memesan, "siaohiap dan Taysu jikalau kebetulan lewat di gubuk kami, tolong mampir sebentar untuk kita ngobrol mempererat tali persahabatan kita. sukalah kalian berjanji." "ooo, tentu, tentu." jawab Kim Wan Thauto yang mendahului Lo In . "Kami bersaudara tidak akan melupakan pada To-heng bersaudara dan saudara-saudara disini. Apabila kita kebetulan lewat tentu kita mampir, meskipun tidak lewat juga tentu sewaktu-waktu ada tempo yang senggang kita akan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berkunjung kepada kalian disini. Akur ?" semua orang ketawa mendengar kata-katanya Kim Wan Thauto yang Jenaka. setelah mereka berpisah, sembari jalan Lo In menggandeng lengan Kim Wan Thauto. Tampak si bocah wajah hitam mukanya berseri-seri kegirangan telah berjumpa pula dengan toakonya. Ia menanya, "Toako, selama ini kau dimana saja ? Kau bikin adikmu kebingungan mencarimu. Apa toako sudah berhasil menemui enci Hiang ?" Ditanya halnya Bwee Hiang, Kim Wan Thauto kerutkan alisnya. "Adik Hiang, entah dimana adanya dia sebab aku sudah mencarinya masih juga belum berhasil menemuinya." sahut Kim Wan Thauto. "Eh, dimana Eng Lian ? Aku tidak melihat ada bersamamu ?" balik menanya Kim Wan Thauto. Lo In berduka hatinya ditanya halnya Eng Lian. "Aku justru sedang mencari dia, toako Kami berpisah ketika kami sedang belajar naik kuda dipegunungan." Kim Wan Thauto melengak heran. "Kau belum lama dapat berkumpul dengan enci Lianmu, sekarang sudah kembali berpisahan, sungguh tidak enak sekali. Bagaimana sih kejadiannya ? Masa karena naik kuda saja sampai berpisahan ?" "Aku juga tidak mengira kami akan berpisahan. Toako tahu sendiri watakku yang ugal-ugalan dan suka menggodai kawan. Tatkala itu aku mau menggodai enci Lian dan telah meninggalkan jauh-jauh. Aku kegirangan enci Lian tidak dapat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menyusul aku, tapi belakangan aku menyesal karena perbuatanku menjadi berpisahan dengan dia. Tapi, eh, toako, bukan begitu saja halnya. Masih ada sebab lain." "Sebab lainnya bagaimana ?" tanya Kim Wan Thauto kepingin tahu. Lo In tidak menjawab tapi ia hanya celingukan sebentar seperti kuatir didengar orang apa yang ia akan bicarakan kepada toakonya. Kim Wan Thauto mengerti maksud si bocah. "Adik In, mari kita mampir dalam rumah makan agar kita dapat leluasa bicara." Kim Wan Thauto mengajak si bocah. Dalam usia meningkat 17 tahun, Lo In tampak lebih jangkung dan langsing, masih dapat meninggi lagi perawakannya apabila usianya nanti memasuki 18 tahun. Kalau saja wajahnya tidak hitam legam gara-gara obatnya Ang Hoa Lobo, pasti wajahnya akan sangat cakap sekali. Namun meskipun hitam kayak pantat kuali, Lo In populer diantara wanita teman-temannya seperti Bwee Hiang, Eng Lian dan Leng siong. Malah hampir-hampir si bocah sakti kejeblos dalam perangkap si cantik sian Tin dengan gayanya yang menggairahkan. syukur si bocah tebal imannya, yang semestinya ia kejeblos dalam perangkap asmara yang dipasang sian Tin, ia telah membikin si cantik insyaf dan hidup akur dengan suaminya The Koan Beng. setelah berada dalam sebuah rumah makan, dimana Kim Wan Thauto sengaja pilih tempat yang jauh dari pada tamutamu lainnya, ia minta Lo In menuturkan kisahnya sejak berpisah dengannya. Lo In lantas saja mendongeng, cara bagaimana ia berpisahan dengan Eng Lian dan masuk dalam gua maut untuk mempelajari It-sin-keng dan menjadi muridnya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kong In sianjin dari gua maut tersebut. Bagaimana ia dicegat oleh berbagai-bagai jago dalam rimba persilatan ketika keluar dari gua, bertempur dengan orang-orang dari Ngo-tok-kauw dan menendang mati Coa Keng dan bikin melayang jiwanya siauw Cu Leng tanpa disengaja, kemudian mengunjugi citseng- pay untuk melaporkan kematiannya Lim Ke k Ciang kepada ketua Cit-seng-pay, yang ia tidak duga kalau ketuanya bukan lain daripada siong Leng Tojin musuhnya Liok sinshe. Lo In menutur dengan rapi sekali dan jenaka gayanya sehingga Kim Wan Thauto tidak memotong pembicaraannya. Hanya yang Lo In tidak ceritakan adalah kisah roman sian Tin yang hendak menjebloskan dirinya ke dalam jurang asmara. Ia malu untuk menceritakan kepada toakonya. Pikirnya, pasti ia akan ditertawakan sang kakak. setelah Lo In menutur, tampak Kim Wan Thauto manggutmanggut kemudian menghela napas. Lo In heran toakonya menghela napas. Ia menanya, "Toako, apa ada apa-apa yang tidak baik dalam perjalananku?" "semua baik." sahut Kim Wan Thauto. "Dua orang yang mati ditanganmu juga, ialah Coa Keng dan Toan Bie Lomo siauw Cu Leng bukan dengan sengaja kau membunuhnya. Taruh kata kau sengaja, juga tidak ada orang yang akan menyalahkan kau karena dosa mereka sudah luber dari takaran Pantas mereka menemukan ajalnya sebab dengan lama-lama hidup di dunia juga orang-orang macam mereka itu hanya menambahkan banyak dosa saja, sebaliknya dari berbuat kebaikan untuk sesamanya." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ " Habis, toako barusan menghela napas beberapa kali, apa yang kaupikirkan?" "Aku memikirkan kau, adik In. Gara-gara It-sin-keng selanjutnya kau akan menemukan banyak kepusingan karena jago-jago dari berbagai partai terutama siauw-lim -sie, mana mau mengerti bahwa dalam dirimu tidak tersimpan buku mujizat itu." Lo In ketawa nyengir. ia tidak takut menghadapi pertempuran dengan siapa juga, hanya kata-kata Kim Wan Thauto ia bakal menemukan kepusingan gara-gara It-sin-keng membuat ia ragu-ragu karena ia ingin ketentraman dalam hidupnya. Namun apa mau dikata kalau karena gara-gara Itsin- keng ia harus menemui kepusingan. ia menghibur toakonya, "Toako, kau jangan pikirkan diriku. Kalau memang aku mesti mati muda karena gara-gara It-sin-keng apa boleh buat, kita manusia toh tidak bisa menolak maunya takdir. Hanya sayangnya aku belum dapat menemui ayah dan ibuku yang menurut toako masih ada dalam dunia ini." Kim Wan Thauto terkejut mendengar perkataan Lo In paling belakang. Tampak ia menatap wajahnya Lo In sejenak, kemudian dengan bersenyum ia kata, "Adik In, kau jangan berduka. Aku percaya bahwa tidak lama lagi akan kau akan menemukan kejadian yang menggembirakan." "Apa aku bakal ketemu dengan ayah dan ibuku ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ " Kemungkinan besar demikian. Hanya entahlah kapan." "Toako, kaujangan bikin aku kegirangan tanpa alasan." "Lihatlah nanti. Aku tak dapat memastikan kapan tapi aku yakin kau segera akan berjumpa dengan orang-orang yang paling dekat padamu." "Dari mana toako dapat keyakinan itu ? Ah, toako, kau hanya berkelakar saja." Kim Wan Thauto bersenyum. Ia simpangkan pembicaraan ke lain urusan hingga Lo In tidak menanya lebih jauh hal orang tuanya yang bakal dijumpai tidak lama lagi. Itu memang sifatnya si bocah. Asal pembicaraan sudah berganti arah, lantas ia melupakan apa yang ia bicarakan barusan. Kim Wan Thauto menanya, "Adik In, kau sekarang hendak kemana ?" "Aku hendak mencari enci Lian dan enci Hiang." sahut Lo In . "setelah itu baru aku akan pergi ke Coa- kok untuk mengambil pulang enci Leng siong." "Kalau begitu, tak usah kita jalan sama-sama. Kita berpencar saja untuk masing-masing mencarinya. Bagaimana adik In pikir?" "Bagus, jalan itu memang paling bagus. Hanya dimana kita nanti dapat bertemu lagi ? Dimisalkan toako sudah menemui enci Hiang dan aku menemui enci Eng Lian, lantas dimana kita bisa berjumpa untuk berkumpul ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bagaimana kalau kita tetapkan di suyangtin di rumahnya Teng Hauw atau rumahnya Leng siong sebagai tempat berkumpul kita ?" "Bagus, aku setuju." sahut Lo In . "Tapi berapa lama temponya ?" "satu bulan. Kita menemukan orang yang dicari atau belum, dalam tempo satu bulan kita ketemu disana. Kalau dapat menemui Bwee Hiang dan Eng Lian sekaligus memang itu yang diharap. sebaliknya kalau dalam tempo itu masingmasing belum menemukannya, harus kita berkumpul disana untuk berdamai bagaimana baiknya." Lo In setuju dengan pikirannya sang toako "Adik In." kata Kim Wan Thauto ketika mereka mau berpisahan. "Kepandaianmu sekarang makin hebat saja, susah diukur, tidak sembarang orang dapat menyulitkan kau. Namun, kau jangan terlalu mengandalkan kepandaianmu yang tinggi. Kau harus juga menggunakan otak untuk berpikir menjaga diri. Pribahasa mengatakan, 'Musuh yang kelihatan kita bisa jaga tapi yang sembunyi mana kita dapat menjaganya'. Dalam dunia kangouw bukan sedikit orang licik dan kejam. Maka aku pesan supaya kau dapat menjaga diri, jangan sampai kena dibokong orang. Perjalananmu kesananya, seperti aku sudah katakan, akan menemukan banyak rintangan karena garagara It-sin-keng. orang tidak percaya kau tidak menyimpan kitab mujizat itu. Maka untuk membuat mereka jadi percaya kau harus mencari daya bagaimana baiknya." "Terima kasih atas nasehatmu, toako." sahut Lo In ketawa nyengir. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "sepak terjangku selanjutnya aku akan mentaati pesan toako." Kim Wan Thauto tertawa terbahak-bahak. Lalu kedua saudara itu saling rangkul sebagai tanda selamat berpisahan. Mari kita ikuti perjalanan Lo In . Setelah berpisah dengan Kim Wan Thauto, si bocah wajah hitam juga bingung kemana ia harus ayunkan kakinya untuk mencari dua encinya. Ia harap akan menemui Eng Lian dulu, ia percaya si nona tentu masih berada tidak jauh dari tempat pegunungan mereka berpisahan. Ia tahu wataknya Eng Lian yang tidak gampang-gampang putus asa untuk mencari dirinya. Dari sebab itu, maka Lo In balik lagi dengan maksud mencari si nona disekitar pegunungan tersebut. Sedang enaknya ia mengayun kaki, tiba-tiba ia dengar ada suara bentrokan senjata, seperti ada orang yang bertempur. Dari bunyinya bentrokan itu, Lo In duga bukan sedikit orang yang tengah bertempur itu Ketika ia selidiki ternyata pertempuran itu telah terjadi pada sebuah lapangan di bawah sebuah bukit. Ia melihat ada dua kakek yang tengah dikeroyok oleh 10 orang yang usianya di bawah 50 tahun. semuanya tegap dan kokoh perawakannya. Lo In datang lebih dekat. Ternyata yang mengeroyok itu dikepalai oleh seorang yang pakai ikat kepala warna kuning, sedang teman-temannya mengenakan ikat kepala hitam. Lo In kenali orang yang pakai ikat kepala warna kuning itu ada Teng Hui, salah satu Tianglo dari Ngo-tok-kauw. Ia heran kenapa Teng Hui dan kawan-kawannya mengeroyok dua kakek yang sudah lanjut usianya itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Meskipun dikeroyok banyak orang, dua kakek itu sangat kosen. sedikitpun tidak terdesak kelihatannya. Berkelahinya mereka sangat mantap. malah terdengar angin pukulannya yang menderu- deru hingga debu dan batu kerikil pada beterbangan kena disapu angin pukulannya. Malah ada beberapa pohon yang tumbang, tidak tahan menerima angin pukulan dua kakek kosen itu. siapa sepasang kakek itu ? Demikian gagah mereka itu sehingga 10 orang pengeroyoknya tampak tidak berani dekatdekat. Lincah sekali gerakan mereka untuk melayani 10 orang dari Ngo-tok-kauw yang kepandaiannya tidak rendah. Tiba-tiba Lo In dengar Teng Hui berkata, " Kalian berdua belum lama mendapat kemurahan hati Kauwcu diangkat menjadi Tianglo (sesepuh). Apa masih belum puas sekarang kalian mau menganiaya Kauwcu yang sedang terluka berat dan memeras say-cu-leng, tanda kekuasaannya seorang Kauwcu ? Kalau kalian tidak lekas menyerah untuk menerima hukuman, jangan sesalkan kami orang akan menyulitkan yang sudah lanjut usia " "Ha ha " satu diantara dua kakek itu ketawa. "Aku dua orang she sim, masuk Ngo-tok-kauw memang bermaksud merampas kedudukan Kauwcu. Kalau kalian tidak lekas undurkan diri dan biarkan kami berurusan dengan Tonghong Kim Kauwcu. Jangan sesalkan kami dua orang tua akan berlaku kejam kepada kalian Lekas kalian mundur Masih ada tempat dalam Ngo-tok-kauw apabila kami nanti sudah duduk menjadi pemimpin disana " Teng Hui bukan main marahnya mendengar perkataan kakek she sim itu. "Dua kakek bangkotan " bentak Teng Hui. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kalian jangan bermimpi untuk merampas kedudukan Kauwcu selagi kalian menghadapi kematian konyol diambang pintu Kalau tidak lekas kalian menyerah, hm Tahu sendiri, hukuman apa yang kalian akan dapatkan " "Kalian bukan tandingan kami si orang she sim. Maka aku mau kasih jalan hidup kau tidak mau. Biarlah kami akan berlaku tidak sungkan-sungkan lagi pada kalian " kata pula si kakek she sim yang barusan membuka mulut. "saudara-saudara, maju semua dan tangkap dua kakek tidak tahu diri ini " teriak Teng Hui kepada kawan-kawannya yang sejenak telah menghentikan serangan-serangannya waktu si kakek dan Teng Hui tarik urat. orang-orang Ngo-tokkauw memang sangat telengas. Kalau mengeroyok lawan tak ada ampun. Kalau tidak sampai dekat mati lawannya dihajar, mereka belum puas. Tampak mereka bergerak dengan serentak menyerang sepasang kakek itu dengan telengas. Lo In mula-mula merasa kasihan pada sepasang kakek itu. Tapi sekarang setelah mendengar perkataan Teng Hui, ia urungkan maksudnya hendak melerai pertempuran itu. Diam-diam ia menonton bagaimana kesudahannya nanti. Ia dengar tadi Teng Hui sebut-sebut Kauwcu Tonghong Kin. Dimana adanya dia sekarang ? Matanya yang tajam memandang ke sekitar tempat pertempuran. Ia lihat dibawah sebuah pohon rebah sesosok tubuh. Ia menduga tentu tubuhnya Tonghong Kauwcu. Lo In heran orang itu tidak berkutik, mungkin sudah kena ditotok. Kembali matanya memandang pada pertempuran. Ternyata pertempuran berjalan dengan sangat seru, dua lawan sepuluh. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Meskipun demikian, kelihatannya sepasang kakek itu tidak menunjukkan roman jeri, malah sambi ketawa-ketawa mereka melayani serangan-serangan sepuluh orang Ngo-tok-kauw itu dengan seenaknya saja. Dari gerak geriknya dua kakek itu, Lo In menduga bahwa kekalahan akan diderita oleh 10 orang yang mengeroyoknya. Kepandaian sepasang kakek itu lebih tinggi dari mereka. Dugaan Lo In tidak meleset sebab dilain detik tampak satu demi satu dapat dirobohkan oleh dua kakek itu. Paling belakang dua kakek itu berhadapan dengan Teng Hui yang berdiri dengan mata terbelalak melihat kawan-kawannya yang pada roboh saling susul. "Kau masih belum mau menyerah ?" bentak si kakek yang lebih tua. "sim Liang dan sim Leng, kalian jangan terlalu menghina " sahut Teng Hui gagah. "Aku orang she Teng pantang menyerah kalau belum tubuhku hancur jadi debu " "Kau pandai juga membuka mulut besar ya " bentak sim Liang seraya melancarkan serangan dahsyat hingga Teng Hui terpelanting beberapa langkah jauhnya. Teng Hui roboh dengan memegangi dadanya. Ia rasakan dadanya seperti bergolak dan mau meledak kena pukulan sim Liang barusan. "Hehehe " sim Liang ketawa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Baru rasakan lihainya si orang she sim. Namun, masih terbuka kesempatan untuk kau rubah pikiranmu dan sekarang berpihak pada kami " Teng Hui tak menjawab, ia hanya mendengus. "Toako, mampusi saja sudah " kata sim Leng, adiknya si kakek yang bernama sim Liang. "Jangan. Dia setia pada Kauwcunya. Kalau kita bisa dapatkan dia sebagai bawahan kita, ada sangat baik kalau kita nanti berhasil merampas kedudukan Kauwcu " berkata saudaranya. " Kalian mau membikin aku takluk ? Hm Tunggu kalau matahari sudah silam ke timur, barulah si orang she Teng dapat ditakluki oleh kalian " Mendengar demikian sombongnya perkatan Teng Hui, sim Leng yang sudah hilang sabarnya telah menghunus pedangnya dan menghampiri Teng Hui yang sudah tidak berdaya. "Kau mau membunuh aku ? Bagus, dengan begitu aku tak usah menderita hinaan dari kalian orang-orang yang jahat dan tak tahu terima kasih " berkata Teng Hui. Mendengar perkataan Teng Hui, Sim Liang sadar bahwa perbuatan membunuh Teng Hui tak ada faedahnya. Yang penting menakluki si orang she yang bernyali besar itu, oleh sebab itu ketika pedang sim Leng mau ditebaskan pada batang leher orang, sim Liang berteriak, "Tahan jangan binasakan dia sebab kematiannya terlalu enak tanpa menderita hukuman lagi. Sekarang sute ikat saja kencang-kencang pada satu pohon. setelah itu disekitarnya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ gunduki dengan rumput alang-alang yang kering dan membakarnya. Aku mau lihat dia akan takluk atau tidak kepada kita " "Bagus, ini satu pikiran baik." sahut Sim Leng dan ia pun lantas bekerja menelikung Teng Hui jadi satu dengan sebatang p^hon. setelah itu ia lalu mengumpulkan rumput alang-alang dan ditumpuknya disekitar Teng Hui kemudian membakarnya. Asap rumput telah bergulung-gulung menutupi pemandangan Teng Hui, sementara itu hawa panas juga makin lama dirasakan makin menakutkan. Kedua matanya mulai perih dan Teng Hui tak dapat menggunakan tangannya untuk mengucek-ngucek. Bukan main ia rasakan engap dan pernapasannya seperti macet, sementara api yang berkobarkobar mulai menyambar pakaiannya. Teng Hui berkaok-kaok ketakutan, tapi ia benar-benar bandel. Tak terdengar ia mengeluh minta ampun. sebaliknya ia memaki habis-habisan pada kedua saudara shesim itu. "Toako" kata sim Leng. "Mampusi saja orang she Teng itu. Mulutnya sangat keterlaluan. Aku tak dapat mendengar ia memaki dengan perkataan-perkataan kotor " "Jangan " sim Liang menahan adiknya yang bernapsu hendak membunuh Teng Hui. "Biarkan saja, kalau dia belum mau takluki tak usah kita membunuhnya. Dengan api membakar dirinya sudah cukup akan membikin jiwanya melayang dengan sangat menderita. Hahaha " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hahaha " tiba-tiba terdengar seperti suara membalik dari tertawanya sim Liang. Mereka jadi sangat kaget. Lebih kaget pula ketika nampak api yang berkobar-kobar besar yang mulai membakar pakaiannya Tengh Hui dengan mendadak sudah menjadi padam sendirinya. Teng Hui dalam pada itu sudah separuh pingsan. Ia terkejut tatkala melihat api yang berkobar-kobar dan mulai membakar bajunya telah padam dengan mendadak. Ia buka kedua matanya yang perih. Bukan main girangnya Teng Hui tatkala melihat tidak-jauh darinya berdiri Lo In tengah tertawa ke arahnya. "Hek-bin sin-tong........." ia berkata dengan suara parau tapijelas kegirangan. Ia tahu bahwa api yang berkobar-kobar tadi telah padam mendadak adalah gara-gara kebasan lengan baju si bocah sakti yang menolong dirinya. sementara Teng Hui dalam kegirangan yang meluap- lupa, sebaliknya dua kakek she sim itu dengan mata melotot mengawasi pada jago cilik kita. Mereka tidak mendengar perkataan 'Hek-bin sin-tong' yang meluncur dari mulutnya Teng Hui tadi. sim Leng mendahului kakaknya membentak, "Bocah hitam, sejak kapan kau makan nyalinya harimau. Berani-berani usilan dalam urusan kami Hek-liong-tong sam-lo ?" Lo In ketawa nyengir, ia menyahut, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "saban hari aku makan nyalinya harimau. Malah nyalinya singa juga aku makan setiap tiga hari sekali. Hahaha......" Dua kakek itu mendelu hatinya mendengar Lo In mempermainkan dirinya. Mereka itu belum pernah menemukan orang yang kurang ajar terhadap dirinya, apalagi kata-kata si bocah yang berlebihan, hampir meledak perut mereka saking menahan gusarnya. Tapi mereka masih dapat menahan hawa amarahnya oleh sebab mereka tahu si bocah tentu bukan sembarang bocah melihat dengan satu kebasan lengan baju saja, api yang berkobar-kobar tadi dapat dibikin padam. "Anak kecil." sim Liang seberapa bisa bersabar. "Kita tidak pernah berurusan satu dengan lain. Kenapa kau usilan dalam urusan kami sekarang ? Apa sangkutannya denganmu ?" "Siapa bilang tidak ada sangkutannya ?" sahut Lo In . "Tonghong Kauwcu adalah pamanku. Kalau paman dalam kesusahan, bagaimana sapat sang keponakan tinggal diam saja ?" Dua kakek itu tercengang heran. Belum pernah ia mendengar Kauwcunya ada mengatakan mempunyai keponakan bocah hitam ini, apakah si bocah hanya main-main saja ? "Anak kecil." kata pula sim Liang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ini adalah urusan orang tua dengan orang tua. sebaiknya kau anak keciljangan turut campur sebab kepalan tidak ada matanya, salah-salah bisa nyasar dan celakalah dirimu " Dengan berkata demikian sim Liang pikir nyalinya si bocah ciut tapi ternyata dugaannya keliru sebab si bocah dari pada takut malah ketawa berkakakan. "Kau ketawakan apa, bocah hitam ?" tegur sim Liang yang berangasan adatnya. "Aku tertawakan perkataan si kakek barusan." sahut Lo In kontan. "Aku si bocah sudah biasa berkenalan dengan kepalan, bagaimana dikatakan aku bisa celaka oleh karenanya ? Ini kan perkataan yang sangat menggelikan hati ?" sim Leng sudah sangat gusar. sedang sim Liang yang coba bersabar tak dapat mengendalikan kesabarannya mendengar perkataan Lo In yang berlebihan. Maka ketika sim Leng menatapnya, ia mengedipkan matanya tanda setuju dilakukan penyerangan pada Lo In . Lo In belagak pilon mereka bermain mata. sim Leng menggunakan jurus 'ki-eng-pok-tou' (burung elang lapar menyambar kelinci). serangannya mencengkeram dada, maksudnya dengan sekali cengkeram si bocah akan tidak berdaya. Di lain pihak sim Liang membarengi serangan saudara mudanya dengan gerakan 'Beng-hou-cut-tong' (Macan liar keluar dari gua). serangannya mengarah pada iga Lo In TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sebab ia menyerang dari samping. pikirnya, dengan sekali remas, tulang iga si bocah akan patah beberapa biji dan ia tidak dapat bergerak pula. Maksud dan tujuan serangan mereka memang sudah diperhitungkan dan cukup ganas kalau mangsanya tak dapat meluputkan diri Mereka tidak mengira bahwa mereka berhadapan dengan si bocah sakti yang sekali tubuhnya berputar sudah menghilang dari depannya. Entah bagaimana Lo In bergerak, mereka rasakan matanya seperti kabur. Tahutahu belakang mereka ditepuk perlahan hingga bukan main kagetnya dan dengan cepat memutar tubuhnya dan melancarkan serangan hebat. Tepukan Lo In dari belakang hanya tepukan biasa, tidak menggunakan lwekang. Kalau menggunakan tenaga dalam, terang kedua kakek itu sudah berantakan tulang-tulangnya dan mati seketika itu juga. Lo In hanya kasih peringatan agar si kakek menyerah. Namun peringatan Lo In bukannya diterima baik, malah dengan sangat penasaran mereka melancarkan serangan-serangan dahsyat. Mereka mengira dengan serangan-serangan hebatnya itu dengan disertai lwekang yang tinggi akan membuat si bocah mati konyol. Tapi herannya semua serangannya hanya menemukan sasaran kosong belaka. Dari sangat gusar dan bernapsu membunuhi perlahanlahan kedua kakek itu menjadi jeri. Badannya sudah bermandikan peluh lantaran telah menggunakan tenaga yang berlebihan tanpa menemui sasarannya seakan-akan mereka berlatih tiada ada faedahnya mengerahnya tenaga dalamnya yang maha dahsyat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mereka kewalahan menghadapi kegesitan Lo In . Dalam kewalahan dan bingung, sim Liang tiba-tiba serukan adiknya supaya berhenti bergerak. Mereka berdiri terpaku di tempatnya, lalu Sim Liang berkata, "Anak kecil, kau bisanya hanya menggunakan kegesitan badan. Tidak berani membentur tangan kami untuk berkelahi secara laki-laki. Coba kau berania menyambut pukulan kami, pasti akan hancurlah badanmu tanpa ampun lagi " Lo In sengaja melayai dua kakek itu dengan kegesitannya tanpa ia balas menyerang dan membuat susah mereka. Lo In ingin menakluki mereka dengan tidak usah menimbulkan bentrokan tangan. Tidak tahunya kedua kakek itu tidak tahu diri, malah menantang ia untuk mengadu tangan buat menetapkan siapa unggul. "Baiklah "sahut Lo In yang seketika itu menampilkan dirinya di depan kedua kakek itu yang sedang mencari-cari dirinya ada dimana. Girang hatinya mereka bahwa pancingannya sudah memakan. pikirnya dengan mengadu kekuatan terang mereka akan unggul dimana- mana. Mereka percaya akan lwekangnya yang sangat sempurna .Jago Kangouw yang kawakan, semuanya jatuh kalau mengadu lwekang dengannya. Apalagi satu bocah yang bau pupuknya saja masih belum hilang, mana dapat menahan tenaga dalam mereka yang dahsyat. "Bagus, kau adalah anak yang begini " puji sim Liang seraya acungkan jempolnya.