TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lie sun maksudkan budak liar itu adalah Eng Lian.
"orang she Lie, tak usah banyak cakap. Kau hendak
membalas sakit hati, kau boleh timpakan padaku seorang. Tak
usah kau capekan mulut mengatakan budak liar segala
kepada enci Lianku. Nah, aku sudah bersedia untuk menerima
hukumanmu "
Lie sun heranjuga nyali si bocah ada demikian besar,
berani pikul sendiri hukuman pembalasan sakit hatinya tempo
hari dihinakan Eng Lian.
"Hei, kalian lekas bawa anak ini ke ruangan biasa " Lie sun
memerintah orang-orangnya.
Mereka lantas menjalankan perintah jiyanya.
sebentar lagi tampak Lo In di dalam jala telah digantung
dalam sebuah ruangan yang agak gelap penerangannya. Mata
Lo In yang lihai lantas dapat melihat keadaan dalam ruangan
itu yang cukup lebar, dimana banyak disimpan senjata tajam
dan alat-alat penyiksaan. ruangan itu dibuat khusus rupanya
untuk menyiksa orang yang menentang kepada sepak
terjangnya Tiokchung-sam-lie.
Melihat itu diam-diam Lo In menduga bahwa Tiokchungsam-
lie itu tentu sangat jahat dan melakukan berbuatan
sewenang-wenang, orang-orang demikian kalau tidak dikasih
hajaran sehingga bertobat, selamanya akan menyusahkan
sesamanya saja.
sebentar lagi sudah masuk Lie Kiang dan LieBin. Tiga
saudara Lie lantas berunding bagaimana akan diambil untuk
menyiksa Lo In guna melampiaskan sakit hati mereka yang
sudah dihinakan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"sekarang gadis liar itu tidak ada, kalau tidak lebih suka kita
menghajar dia dari pada bocah hitam ini." Lie Kiang
menyatakan penyesalannya.
"Apa salahnya kalau kita suruh si bocah hitam bicara ada
dimana si budak liar sekarang dan kita dengan menggunakan
akal menangkapnya." sahut Lie Bin yang masih penasaran
jenggot kambingnya kena digerembengi beberapa lembar oleh
Eng Lian.
"Bagus, pikiran baik itu" menyatakan Lie sun.
segera juga dengan pecut ditangan, Lie sun menghampiri
Lo In dan berkata,
"Bocah hitam, lekas katakan kawanmu ada dimana ?"
"sudah kukatakan, tak usah banyak cakap. Kalau mau
membalas sakit hati boleh ditimpakan pada aku seorang, buat
apa pakai tanya-tanya tentang enciku?"
"Tar Tar" suara cambuk menenamu di badannya Lo In.
"Anak haram, kalau tidak dihajar memang kau tidak akan
bicara ?" kata Lie sun dengan gusar.
" Kau pukul sampai mati, aku juga tidak takut " Lo In
menantang. Kembali bunyinya cambuk mengalun dalam
ruangan penyiksa manusia itu.
Akan tetapi Lo In tidak jadi menangis karena cambukan, ia
malah pejamkan matanya, [a memejamkan matanya bukan
kesakitan dicambuk sebab cambuk yang memain dibadannya
ia tidak merasakan sakit sama sekali. Hanya ia sedang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mencari akal, cara bagaimana ia dapat membebaskan diri dari
jala yang kuat itu.
Tadinya ia mau berkeras kepala, ia tak akan teraduh-aduh
meskipun dicambuki bagaimana juga. Tapi setelah ia
memejamkan matanya sesaat mencari akal, lantas merubah
kepala batunya. Kapan sang cambuk kembali memain di
badannya, tiba-tiba ia mengaduh seperti yang kesakitan, tapi
ia tidak mau bicara sepatah kata juga.
yang mencambuk Lo In bukan hanya Lie sun saja sebab
mereka bergantian menyiksa Lo In. Lie sun sudah capek
mencambuki lantas diganti oleh Lie Kiang lalu Lie Bin
mendapat giliran. Benar-benar hebat hukuman itu Kalau bukan
Lo In tentu sudah sang korban sudah pingsan beberapa kali.
Tampak Lo In tidak berkutik dalam jalanya, ketika Lie Kiang
habis menunaikan gilirannya mencambuk- Ia berkata pada
dua saudaranya,
"Aku lihat bocah yang kepala batu ini sudah tidak sadarkan
diri sebaiknya kita keluarkan saja dari dalam jala dan kita
hukum dengan jepitan besi panas. Aku mau tahu apa dia mau
mengaku tidak dimana ada si bocah liar"
Lie Bin dan Lie sun bergiliran memeriksa. Benar saja
keadaan si bocah sudah tidak berkutik- Tampaknya sudah
pingsan, tidak tahan dihajar terus menerus dengan cambuk
yang saban-saban diganti dengan cambuk baru.
"ya, aku pikir juga begitu" menyatakan Lie sun, setelah
mendapat kepastian si bocah udah tidak bertenaga lagi.
setelah berkata, Lie sun lantas menyuruh orang-orangnya
untuk membuka jalan dan mengeluarkan Lo In untuk disiksa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan jepitan besi panas karena dengan cambukan si bocah
wajah hitam kelihatannya masih belum mau membuka
mulutnya. Hangtouw (tempat perapian) lantas disiapkan, besi
jepitan lantas dibakar. Tampak Lo In terkapar di lantai dengan
tidak berkutik,
"sebaiknya sebelum kita bergiliran menjepit dia dengan
besipanas, kita bikin dia mendusin dahulu. Bagaimana ?"
tanya Lie Kiang kepada dua saudaranya.
"ya, dengan begitu dia bisa lihat marongnya besi jepitan
dan bukan mustahil saking ketakutan dia akan buka mulutnya-
" Lie Bin menyetujuinya.
" Kalau begitu, untuk menjaga kemungkinan dia
menggunakan kesempatan untuk lari, sebaiknya kita ringkus
dahulu dia ditiang." sahut Lie sun yang diam-diam memikirkan
akal supaya Lo In jangan sampai dapat menggunakan
kepandaiannya untuk melarikan diri Dua saudaranya setuju
dengan pikiran Lie sun.
seketika itu Lo In dikasih bangun. Badannya diikat dengan
tambang yang kuat, jadi satu dengan tiang besi. setelah rapi
lalu Lie sun menyuruh orangnya mengambil seember air untuk
disiramkan ke mukanya si bocah supaya ia mendusin dari
pingsannya.
sebentar lagi Lo In tubuhnya basah kuyup dan kelihatan
bergerak karena hawa dingin dari siraman seember air tadi. Ia
sudah sadar kelihatannya, maka Lie sun berkata kepadanya,
"Bocahi lekas kau kasih tahu dimana kawanmu. Kalau kau
masih membandel, kau lihat itu apa (Lie sun sambil menunjuk
pada hanglou yang marong [membara di atas mana ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dipanggang jepitan besi), Itulah yang akan membikin kau
mengaku. Hahaha "
"Aku tidak kira kalian begini jahat." sahut Lo In, ketawa
tawar.
"Sayang, enciku tempo hari kasih hajaran enteng pada
kalian. Kalau aku tahu kalian begini kejam, tentu kalian tak
dapat ampun dari kami orang"
"Bocahi kau masih sempat bicara yang tidak ada gunanya ?
Lekas katakan dimana si bocah liar. Mungkin kami akan
memberi kelonggaran untuk tidak menghukum beratpadamu "
"Hahaha " tiba-tiba Lo In tertawa.
"Aku si bocah tidak takut pada kalian. Nanti juga datang
giliranku untuk membikin kalian tahu rasa "
" Lekas, lekas bawa jepitan panas kemari " memerintah Lie
sun kepada dua orangnya yang sedang nongkrong di dekat
hanglou yang marong apinya dan besi jepitannya juga sudah
membara. Mendengar teriakannya Lie sun, mereka lantas
bawa jepitan besi panas seorang satu karena ada sepasang
semuanya.
"Mari kasih aku satu." berkata Lie Kiang ketika besi jepitan
disodorkan kepada Lie sun, yang lantas diserahkan satu lagi
kepada toakonya.
Dengan masing-masing memegang jepitan besi panas, dua
saudara ini mendekati Lo In.
sambil acungkan benda yang membara itu di depan
mukanya Lo In, Lie sun berkata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku kasih kesempatan paling akhir, lekas kau bicara "
mengancam Lie sun dengan muka kejam. Lo In tidak
menjawab, hanya mendengus dan tidak menghiraukan
mereka-
"Jite, jangan banyak omong lagi- Lekas jepit saja
sembarang, biar dia rasakan panasnya besi membara "
menganjurkan Lie Kiang.
Berbareng Lie Kiang sudah mendahului menjepit tangan Lo
In yang sebelah kiri, disusul oleh Lie sun yang menjepit tangan
Lo In yang sebelah kanan.
"Rasakan enaknya jepitan api membara, anak h i......eh,
eh........" kata Lie sun terputus-putus semantara matanya
terbelalak ketakutan.
Di lain pihak tampak Lie Kiang juga serupa keadaannya
dengan Lie sun.
Lie Bin yang melihatnya menjadi heran, sambil memegang
lengan Lie Kiang ia menanya,
"Memangnya kau kenapa, toako ? Ehi eh......."
Lie Bin juga dengan serentak tangannya melekat di lengan
toakonya, sukar ia menarik pulang meskipun ia keluarkan
tenaganya. Tidak bisa terlepas, terus menempel.
yang membikin mereka keluarkan
"eh, eh.....1 disebabkan hawa panas dari jepitan besi yang
menjepit tangan Lo In telah berbalik menyerang dirinya.
Bukannya Lo In yang kepanasan, sebaliknya adalah itu tiga
orang kejam yang kepanasan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kiranya Lo In sudah mengerahkan siau-thian-sin-kang
(Tenaga sakti membakar langit), disalurkan melalui gagang
jepitan, menyerang pada yang memegang jepitan besi yang
membara itu sudah tentu saja tiga manusia jahat itu jadi
berkaok-kaok kepanasan. Mau menarik pulang jepitannya
tidak bisa sebab jepitan itu seperti melekat jadi satu dengan
tangan Lo In. Butiran-butiran keringat yang sebesar kacang
kedele tampak keluar saling susul pada tubuhnya tiga saudara
she Lie itu.
sebaliknya Lo In tinggal tenang-tenang saja, malah
wajahnya yang hitam tampak ketawa.
Baru sekarang mereka tahu lihainya si bocah, hampir
berbareng mereka meratap minta-minta ampun. Akan tetapi Lo
In belaga pilon saja. Ia belum puas mengasi hukuman pada
tiga orang kejam itu. Tidak heran kalau mereka sudah
mendekati pingsan karena tidak tahan dengan hawa panas
yang dirasakan membakar tubuhnya.
orang-orangnya Tiokchung-sam-lie yang melihat kejadian
itu tidak tega mendengar teriakan minta ampun dari ketiga
majikannya. Maka empat lima orang lantas turun tangan untuk
menarik tiga majikannya terpisah dari Lo In. sayang usahanya
mereka bukannya berhasil, malah mereka juga jadi ikut-ikutan
kepanasan seperti dibakar, sedang tangan merka tak dapat
terlepas dari pegangan pada tubuh majikannya, saking
ketakutan mereka jadi menangis minta-minta ampun pada
jago cilik kita.
Lo In merasa kasihan pada mereka yang baharu turun
tangan sebab Lo In belum tahu kejahatan mereka sampai
dimana. Maka tadinya ia mau biarkan Lie Kiang dan dua
saudaranya lama-lamaan menderita kepanasan, terpaksa ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kendorkan tenaga saktinya dan hawa panas juga sudah mulai
reda, tapi jepitan besi panas masih terus menjepit tangan Lo
In. sebegitu lama jepitan itu melekat, mereka tidak terhindar
dari hawa panas yang disalurkan Lo In ke tubuh mereka.
Tiba-tiba Lo In gerakkan badannya, tampak semua ikatan
pada tubuhnya menjadi putus. sedang jepitan besi juga pada
mental, berbareng mereka yang menajdi korban kepanasan
telah jatuh pingsan semuanya.
Lo In lalu meninggalkan ruangan itu. Tapi belum berapa
tindak ia berlalu, lantas merandek dan balik kembali. Rupanya
ia kurang puas memberi hajaran kepada Lie Kiang dan
saudara-saudaranya, Ia mencabut pedangnya lalu menebas
kutung tangan masing-masing yang sebelah kanan sebatas
pergelangan tangan, sebetulnya mereka sudah dekat siuman
dari pingsannya. Ketika nampak pergelangannya dikuntungi si
bocah, mereka telah jatuh pingsan lagi.
Ketika mereka siuman, ternyata Lo In sudah tidak ada
disitu. Mereka ketakutan kalau-kalau si bocah masih ada dan
mereka akan mendapat hukuman yang lebih berat. Akan tetapi
setelah diselidiki, memang Lo In sudah meninggalkan tempat
itu. Hanya pada dinding tembok ada terdapat tulisan yang
ditulis dengan darah, berbunyi :
" Lain kali aku datang kembali, manakala kalian tidak
merubah perbuatan kalian yang jahat dan berlaku sosial
terhadap sesama yang dapat kesusahan HEK BIN SIN TONG"
Aksi juga jago cilik kita telah meninggalkan nama
julukannya. Tapi ada baiknya memang sebab setelah melihat
nama itu, Tiokchung-sam-lie gemetaran badannya seperti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melihat momok- setelah sekian lama, barulah si mulut mengok
(Lie Kiang) kembali ketabahannya dan berkata,
"saudara-saudara, untung Hek-bin-sin-tong tidak
mengambil kepala kita. Maka selanjutnya kita harus merubah
perjalanan hidup kita supaya tidak menerbitkan kemarahannya
dan kita mati konyol "
Dua saudaranya mengiayakan. Mereka tampaknya rela
pergelangan tangannya ditabas kutung oleh jago cilik kita.
Wajar, sebagai peringatan untuk perbuatannya yang bakal
datang, sejak itu, perlahan-lahan mereka bubarkan orangorangnya
yang digunakan dalam kejahatan dan mulai mereka
melakukan perbuatan sosial (amal).
sementara itu Lo In yang melanjutkan perjalanannya
bingung juga karena ia tidak mengantongi duit untuk bekalnya,
uang dan pakaian ada dalam buntelan yang ia tinggalkan
dipelana kuda. Entah sekarang ada dimana butelannya itu.
Tapi ia percaya bahwa buntelannya itu sudah ada ditangannya
Eng Lian.
Ia melirik pada pakaiannya yang kumal sebab selama tiga
bulan ia mengeram dalam gua ular, pakaiannya itu-itu juga
(tidak tukar), sebenarnya Lo In sudah biasa dengan pakaian
kumal dan koyak-koyak, tapi belakangan kenal Bwee Hiang,
pakaian yang dipakainya bagus-bagus dan mewah-
Maklumlah Bwee Hiang adalah gadis hartawan dan serba
resik. Tidak mau ia berkawan dengan orang yang tidak
menyenangkan seleranya, apalagi Lo In kecil-kecil juga ada
gurunya disamping kawan baiknya.
Lo In sebenaranya sangat mudah untuk mendapatkan harta
apabila punya pikiran kurang baik- Misalnya ia dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gerayangi orang-orang kaya dan memindahkan sedikit
hartanya untuk ia bekal dalam perjalanan. Tapi justru ia tidak
mau melakukan perbuatan demikian, Ia mendapat didikan Liok
sinshe untuk menjadi anak baik dan dilarang membuat susah
kepada sesamanya, apabila keadaan tidak sangat memaksa.
Dalam perjalanan hidupnya, rupanya Liok sinshe banyak
membunuh orang hingga banyak orang memusuhi dirinya dan
ingin menuntut balas, oleh karenanya, hidupnya menjadi tidak
tentram. Makanya ia sudah mengasingkan diri diTong-honggay.
sudah tentu mereka yang menjadi korban pedangnya Liok
sinshe adalah orang-orang jahat yang pantas menemukan
ajalnya. Tapi kawan dan sanak kerabatnya, mereka tidak mau
mengerti dan anggap perbuatannya Liok sinshe adalah
perbuatan yang harus dibalas. Demikian, telah kejadian dalam
permulaan cerita ini. Meskipun sudah mengumpat di Tonghong-
gay, tidak urung ia diketahui juga jejaknya oleh musuhmusuhnya
dan mereka menyatroni ke sana untuk menuntut
balas. Lantaran pengalamannya itu, maka dalam mendidik Lo
In, selalu Liok sinshe menasehatkan Lo In jangan membunuh
orang jikalau tidak sangat terpaksa.
Nasehat Liok sinshe dipatuhi benar oleh si bocah. Makanya
juga sebegitu jauh, ia belum pernah membunuh orang
meskipun tempo hari ia menghadapi sucoan sam-sat yang
disohorkan sangat buas. Coba Lo In waktu itu berbuat kejam,
membunuh habis Tiga Algojo dari su Coan pasti tidak akan
terjadi banjir darah di markas cabang Ceng-gee-pang dan
pembunuhan seisi rumah Liu Wangwee.
Mungkin Lo In tidak menemukan banyak kerepotan dalam
sejarah hidupnya kalau ia tidak terlibat dalam urusan It-sinkeng
Justru karena soal kitab mujizat itu, Lo In tentu akan
menemukan banyak kepusingan. Berbagai partai dalam Bu-lim
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
(rimba persilatan), terutama siau-lim-pay mengincar dirinya
yang dianggap memiliki It-sin-keng, kitab maha sakti
peninggalannya Kong Insianjin dari siau-lim-si-Mari kita ikuti
perjalana si bocah wajah hitam.
Pada suatu malam, selagi ia melepaskan lelahnya diatas
pohon dengan duduk bersemedhi, tiba-tiba ia dengar ada
orang datang dan nampak ada berkelebatnya sesosok
bayangan menghilang di balik sebuah kuburan, gerak geriknya
bayangan itu menarik perhatiannya si bocah- Maka begitu
lekas orang itu muncul lagi dan berlalu, Lo In lantas turun dari
pohon dan menghampiri kuburan tadi- Kiranya itu adalah
sebuah kuburan tua.
Matanya Lo In yang sudah terlatih, dapat melihat dengan
terang biarpun dalam cuaca gelap pada malam hari. Ia
memeriksa keadaan kuburan itu, tidak ada apa-apanya yang
mengherankan. Tapi kenapa bayangan tadi berjongkok agak
lama juga dibelakangnya kuburan ? Lo In menanya dalam
hatinya sendiri, Ia curiga, lalu berjongkok dan matanya
dipasang tajam-tajam memeriksa. Lekas juga ia dapatkan
selembar batu marmer yang ketutupan rapi dengan
rerumputan yang tumbuh banyak disekitarnya. Batu marmer
itu yang ukurannya satu kaki persegi, sepintas lalu tak dapat
dilihat, apalagi pada waktu malam demikian.
Iseng- iseng Lo In mencabutnya. Kiranya itu ada penutup
sebuah lubang, dari mana ada menyorot sinar terang keluar.
Si bocah heran lalu masukkan tangannya ke dalam lubang.
Ketika tangannya dikeluarkan lagi, ia sudah menggenggam
barang-barang permata. Diantaranya terdapat satu kalung
leher, sepasang anting-anting dan tusuk konde berbentuk
kupu-kupu. semuanya terbikin dari batu giok (kumala) dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengeluarkan sinar berkeredep terang. Apalagi itu tusuk
konde yang berbentuk kupu-kupu yang ditatah batu-batu
mustika, yang paling terang diantaranya. Rupanya tadi dari
dalam lubang ialah yang mengeluarkan sinar terang, untuk
kedua kalinya Lo In masukkan tangannya. Kali ini yang
dikeluarkan barang-barang permata biasa saja dan beberapa
keping uang emas dan perakan. Lo In masih terus memeriksa,
Ia masukkan lebih dalam tangannya untuk ketiga kalinya.
Tidak ada apa-apa lagi kecuali satu bungkusan kecil enteng.
Ia melihat bungkusan itu tidak ada apa-apanya yang
menarik dan ia lantas mau ceploskan lagi ke dalam lubang tapi
ia urung berbuat demikian ketika ia mendengar seperti ada
orang datang. Bungkusan kecil itu bersama perhiasan dan
uang yang barusan ia keluarkan telah ia masukkan dalam
kantongnya, kemudian ia berlalu dan naik lagi ke atas pohon
sementara lubang masih terpentang, tidak keburu Lo In
menutupnya lagi.
Lo In dari atas pohon melihat orang yang datang itu ada
tiga orang, satu diantaranya ada bayangan yang tadi Lo In
lihat, Ia kenali sebab ia masih mengenakan kerudung hitam
kepalanya. Dua kawannya yang lain, usianya dikira baharu
empat puluhan, perawakannya kokoh kuat dan masing-masing
membawa senjata pedang.
Ketika melihat lubang sudah terbuka, si kerudung hitam
menjadi terkejut rupanya sebab ia lantas keluarkan teriakan
"Celaka "
"Apa yang celaka jite ?" tanya kawannya yang bermuka
tirus.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Si orang berkerudung tidak menyahut, hanya ia cepat
jongkok dan memeriksa lubang dan ternyata isinya sudah
terbang, Ia jatuh duduk dan mengeluarkan keringat dingin.
Dua kawannya menjadi heran, si muka tirus menanya lagi,
"Jite, kau kenapa ?"
"Toako, barang-barang yang kusimpan dalam lubang ini
semuanya sudah amblas disikat orang. &ntah siapa orangnya
yang demikian berani juga tidak mungkin orang dapat
menguntit jejakku, yang aku lakukan dengan sangat hati-hati-"
Si muka tirus yang dipanggil toako tiba-tiba tertawa dingin.
"Jite, kau hendak bermain sandiwara di depan saudara
tuamu ?" kata si toako.
" Toako, kita bertiga bersaudara sudah bersumpah akan
sehidup semati. Buat apa aku mencurangi kalian ?" jawab si
kerudung hitam.
"Untuk barang-barang lainnya aku tidak perduli, tapi itu
"say-cu-leng" kau harus serahkan padaku Dengan tanpa "saycu-
leng, cara bagaimana aku dapat menduduki kursi Kaucu ?"
say-cu-leng itu adalah lencana berbentuk singa-singaan
kecil, terbuat dari batu giok murni, mungil tampaknya sebagai
gandulan dari kalung leher. Barang mana biasanya ada dibalik
baju dari Kaucu (ketua agama) Ngo-tok-kau (agama lima bisa)
yang bernama Tonghong Kin, seorang yang berkepandaian
silat paling tinggi dalam perkumpulannya.
Untuk mengetahui cara bagaimana Say-cu-leng jatuh
ditangannya si kerudung hitam, baik kita tinggalkan sebentar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In yang sedang menonton tiga saudara yang sedang
bertengkar dan melihat kisahnya say-cu-leng seperti berikut.
say-cu-leng ada lambang dari Ngo-tokikau. Bukan saja
bentuknya mungil dan bisa bercahaya pada waktu malam
gelap, juga ada mempunyai khasiat yang anehi dapat
menyembuhkan orang yang keracunan dengan cuma
meminum air yang direndam lencana tersebut.
Dengan sendirinya, peraturan dalam Ngo-tok-kau juga
menjadi aneh- Ialah siapa yang memiliki lencana itu dianggap
adalah Kaucu mereka walaupun lencana itu telah hilang
lantaran Kaucu yang asli dan bahkan Kaucu itu dianggap
sebagai anggota biasa saja atau bukan Kuucu mereka Lagi.
(Bersambung)
Jilid 14
Tong Hong Kin belum lama mengepalai Ngo-tok-kauw.
Ialah pada dua tahun yang lalu selagi Ngo-tok-kauw
kehilangan Kauwcunya yang bernama Ngo-tok Sianjin (Dewa
Lima Bisa), dengan tiba-tiba muncul Tong Hong Kin
mempertunjukkan Say-cu-leng. setelah diuji bahwa Say-culeng
itu bukannya palsu, maka seketika itu Tong Hong Kin
diangkat menjadi Kauwcu dari Ngo-tok-kauw.
Jadi barang siapa yang memegang Say-cu-leng, dialah
yang menjadi Kauwcu, tidak perduli dia ada berilmu silat tinggi
atau rendah. Sudah tentu para anggotanya lebih suka kalau
kauwcunya mempunyai kepandaian yang tinggi.
Tegasnya mereka menghormati Say-cu-leng, yang terpaksa
menghormat pada kewibawaannya yang menjadi Kauwcu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Demikian diantara banyak pemimpin Ngo-tok-kauw, sudah
tentu banyak yang ingin memiliki lencana yang istimewa itu.
Cuma saja mereka masih mempunyai kepercayaan bahwa
merampas lencana di badannya Kauwcu akan merupakan
dosa tak berampun. Sepanjang hidupnya akan merasa tidak
menemukan ketentraman, seolah-olah dibayangi oleh
setannya si Kauwcu yang dianiayanya.
Tiga orang dibawahan Kauwcu Tong Hong Kin yang
bernama Ang Kek Sui, Coa Keng dan Giam Tee Seng
termasuk diantaranya yang mengarah pada lencana istimewa
itu.
Mereka tidak termasuk pada kepercayaan tersebut dan
diam-diam telah bersepakat untuk mencelakakan Tong Hong
Kin.
Tiga orang itu telah mengangkat saudara, bersumpah
sehidup semati apabila mereka berhasil memiliki say-cu-leng
dan menguasai Ngo-tok-kauw.
Dalam perundingan, Kek sui menyatakan pikirannya
kepada dua saudaranya, "Kita sudah jadi saudara. segala apa
kita tanggung bersama. Kali ini Jite akan dibawa pergi oleh
Kauwcu untuk membuka cabang di kota Teng kwan, jangan
lupa sama rencana kita. Dalam perjalanan, begitu Jite dapat
kesempatan, habiskan saja jiwanya Kauwcu dan rampas saycu-
lengnya. Dengan lencana itu, kita akan menguasai Ngotok-
kauw dan dengan begitu kita dapat sesuka hati bergerak.
Tidak seperti sekarang, kita rasanya terkekang. Ini tidak boleh,
itu tidak boleh. Kauwcu apa seperti Tong Hong Kin itu ? Masih
mendingan Kauwcu kita Ngo-tok sianjin duluan yang hilang,
kita masih dapat bergerak bebas."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"sudah tentu aku akan perhatikan rencana kita." sahut Coa
Keng.
" Harap toako dan samte jangan kuatir. Tapi sebaiknya
dengan diam-diam toako dan samte juga menguntit perjalanan
kami. supaya kalau aku gagal dan menghadapi bahaya, kalian
berdua dapat menolong kesulitanku Jadi ini namanya kita
bekerja sama." Kek sui dan Tee seng berkakakan ketawa
mendengar perkataan saudaranya itu.
"Hal itu Jite jangan kuatir. Tentu kami berdua akan
mengikuti dari jauh. Legakan hati Jite dan kerjakan rencana
kita supaya berhasil " berkata Kek sui yang membesarkan
hatinya Coa Keng yang kelihatannya agak jeri juga kalau
bekerja sendirian.
Dalam perjalanan ke kota Teng kwan itulah Tong Hong Kin
telah dikerjai oleh orang kepercayaannya yang berupa Coa
Keng.
Dalam satu warung arak di pegunungan Tong Hong Kin
kena diloloh sampai mabuk oleh Coa Keng, kemudian dalam
keadaan mabuk dibawa pergi oleh Coa Keng.
"Teman saudara dalam keadaan mabuk, tidak baik kalau
dibawa pergi sekarang." kata pemilik warung ketika melihat
Coa Keng sudah panggul Tong Hong Kin di pundaknya.
"Kami ada urusan yang penting, maka harus segera
meneruskan perjalanan." sahut Coa Keng dengan paras
seperti cemas tidak sampai pada waktunya ke tempat
tujuannya. Pemilik warung menghela napas ketika melihat Coa
Keng tidak dapat dicegah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebenarnya pemilik warung itu baik juga hatinya. Ia
mencegah berlalunya tamu dengan membawa temannya
dalam keadaan mabuk sebab pada waktu itu cuaca sudah
remang-remang gelap dan sebentar lagi sang malam sudah
tiba.
Di tengah jalan, Coa Keng telah letakkan tubuhnya Tong
Hong Kin. Untuk membikin sang Kauwcu tidak berdaya, ia
menotok jalan darahnya. setelah itu ia lantas terindili harta
benda yang ada pada pakaiannya Tong Hong Kin, sudah tentu
termasuk say-cu-leng yang lantas ia bungkus dengan
setangan.
Coa Keng kegirangan sebab selain lencana yang sangat
diinginkan, juga ia dapatkan beberapa barang perhiasan yang
berupa anting-anting, kalung leher dan tusuk konde kemala
yang bercahaya terang di waktu malam gelap.
Entah dari mana Tong Hong Kin mendapatkan barangbarang
perhiasan itu. Ia tidak tahu kalau barang-barang itu
belum lama Tong Hong Kin terima dari kawan-kawan akrabnya
sebagai tanda mata persahabatan dengan Ngo-tok-kauw yang
pada masa itu sangat terkenal namanya.
Coa Keng tidak tega untuk membunuh Kauwcunya dengan
menggunakan senjata tajam mengingat kebaikannya sang
Kauwcu kepadanya sepanjang mereka bergaul dalam
perkumpulan. Maka ia lalu lemparkan Tong Hong Kin ke dalam
jurang. Pikirnya, biarlah ia mati terbanting di bawah jurang.
Berbareng dengan itu, timbul pikiranya untuk memiliki sendiri
barang-barang yang sudah ada dalam tangannya, maka ia lalu
mencari tempat yang aman untuk mengumpulkan barangbarang
rampasannya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan cara kebetulan ia menemukan kuburan tua yang
dibelakangnya ada lubangnya. Entah lubang bekas apa itu.
setelah ia mencabut selembar batu marmer dari kuburan lain
yang dipasang sebagai bongpay, ia masukkan barang-barang
berharga itu ke dalam lubang dan ditutup rapi dengan batu
marmer atau bongpay orang. Ia tidak tahu kalau kerjaannya
ada yang memperhatikan ialah jago cilik kita.
Belum lama Coa Keng berlalu, ditengah jalan ia
berpapasan dengan Kek sui dan Tee seng. sang toako melihat
ia sendirian, lantas menegur,
"Jite, mau pergi kemana lagi ? Bukankah kau sudah
selesaikan urusan ? Mana itu lencana sakti dari Ngo-tok-kauw
?"
Coa Keng agak gugup. Ia tidak mengira bahwa ia akan
berpapasan dengan dua saudaranya itu demikian cepat.
Dalam perhitungannya, baru pada keesokan harinya mereka
akan bertemu satu dengan lain. Tatkala itu ia tidak mempunyai
daya untuk mungkir, maka ia lantas menjawab,
" Lencana dan barang-barang yang ada pada tubuhnya
Kauwcu aku simpan untuk sementara di tempat yang rapi
jangan takut "
"Takut ?" menggumam Kek sui.
" Kenapa kau mengatakan demikian Jite ?"
"oo, itu, itu........" gugup Coa Keng menjawab hingga Kek
sui menjadi curiga.
"Itu lencana hendak kau miliki, bukan ?" Kek sui menyindir.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"ohi bukan. Itu barang aku simpan, tiada seorang yang
dapat menemukannya."
"Jadi, hanya kau seorang saja yang mengetahuinya."
"Ya, betul. Aku sudah simpan pada suatu tempat rahasia."
" Kalau begitu, sekarang kau antar kami berdua kesana
untuk melihatnya."
Coa Keng tidak mempunyai alasan untuk menolak. Maka ia
lantas ajak kedua kawannya untuk pergi melihat barang yang
belum lama dirampasnya.
Demikianlah, ketika Coa Keng nampak lubang tempat
menyimpan barang rampasannya itu terpentang, bukan main
kagetnya sampai jatuh duduk.
Nampak saudara tuanya mendesak say-cu-leng, Coa Keng
coba merogoh lubang ke bagian paling dalam sebab ia
pisahkan benda berharga itu dari barang lainnya. Ternyata siasia
saja ia merogoh sebab say-cu-leng sudah terbang.
"Toako, minta maaf atas keteledoranku. say-cu-leng sudah
tidak ada ditempatnya lagi." berkata Coa Keng separuh
meratap kepada Kek sui.
Kek sui ketawa sinis.
"Tempat penyimpanan yang rapi sekali sampai dengan
mudahnya orang mengetahuinya." menyindir Kek sui.
Coa Keng tidak menjawab atas sindiran sang toako, sebab
memang ia bersalah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi, mana Kek sui dan Tee seng mau percaya atas
perkataannya. Tee seng yang dari tadi diam saja telah
berkata,
"Jiko, jangan banyak alasan. Paling baik lekas keluarkan
say-cu-leng dari saku bajumu. Kalau tidaki hm "
si kerudung hitam (Coa Keng) melengak mendengar
perkataan Tee seng.
"Samte, aku bukannya omong main-main. Memang barang
itu sudah disikat orang, mana ada dalam kantongku? Kalau
tidak percaya, kau boleh geledah badanku."
"Hehe." ketawa Tee seng.
"sudah angkat saudara masih mau mengibuli. Kau orang
apa ? Dasar orang she Coa ada berhati ular, makanya begini
macamnya "
Tee seng berkata sambil mendekati Coa Keng. Ia mulai
menggeledah badannya, tidak kedapatan apa-apa. Dalam
penasarannya ia samber kerudung coa Keng hinga sekarang
tampak wajahnya. Umur Coa Keng ditaksir belum 40 tahun,
gerakannya gesit tangkas, wajahnya cakap. Kelebihan inilah
yang membikin Tong Hong Kin percaya dan sayang pada coa
Keng. si Kauwcu ternyata salah hitung karena dibalik
wajahnya yang cakap. ada tersembunyi hatinya yang kejam
danjahat. sebagaimana sudah terjadi, sudah ia sumpah
sehidup semati menjadi saudara, masih timbul ingatan
mengkhianati saudara-saudaranya ingin memiliki say-cu-leng.
setelah menggeledah kerudung orang tidak ada hasilnya,
Tee seng dalam marahnya sudah menampar Coa Keng
sehingga terhuyung-huyung dan mataya berkunang-kunang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gelap. Coa Keng tidak menduga akan tamparan Tee seng,
maka juga demikian mudah ia kena ditampar. Coba ia sudah
siap sedia, bagaimana pandainya juga Tee seng bergeraki
tidak semudah itu menggampar coa Keng yang cerdik dan
licin.
"Bagus " seru Kek sui dan lantas tertawa terbahak-bahak
melihat Coa Keng terhuyung-huyung kena ditampar adiknya
yang nomor tiga.
Ketika Coa Keng sudah berdiri tegak lagi, ia mendengar
Kek sui berkata,
"Coa Keng, sekarang kita tidak ada hubungan saudara lagi.
Lekas kau keluarkan say- cu-leng sebelum aku turun tangan
kejam "
Mendengar perkataan sang toako, Coa Keng tahu bahwa
persaudaraannya telah diputuskan. Meskipun ia membela diri
bagaimana pun juga, tak bakalan ia dapat membuat dua
saudaranya itu mempercayai akan omongannya bahwa saycu-
leng itu sebenarnya sudah hilang.
Memikir demikian, untuk membela diri, ia sudah hunus
pedangnya.
" Kalian tidak mau percaya akan bicaraku, maka biarlah ini
akan menjadi saksinya " Coa Keng sambil acungkan
pedangnya.
"Haha Pengkhianat " bentak Kek sui gusar melihat Coa
Keng menghunus pedangnya dan menantang,
"Kau kira dengan pedangmu, kau bisa lolos dari tangan
kami ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sementara itu Tee seng yang juga sudah sangat gusar
nampak Coa Keng mau melawan, sudah meloloskan
pedangnya dan menyerang Coa Keng.
si bekas Jiko menangkis serangan Tee seng kemudian
balas menyerang dengan tusukan ke pundak tapi dapat dikelit
oleh Tee seng. Ia merangseki pedangnya menabas dari kiri ke
kanan, coa Keng berkelit dengan lompat mundur satu tindak.
Lalu merapat lagi, mereka bertempur seru.
Beberapa jurus sudah dilewatkan, ternyata Tee seng tidak
bisa menang dari Coa Keng yang ilmu pedangnya kelihatan
lebih pandai. Kek sui tidak tinggal diam, ia lantas mencabut
pedangnya juga dan mengeroyok Coa Keng.
Lo In enak-enakan saja nonton diatas pohon sambil
memikirkan barang yang diperebutkan oleh mereka itu.
Katanya lencana singa-singaan, yang bagaimana rupanya ia
tidak lihat. Pikirnya, boleh jadi diumpatkan oleh Coa Keng.
Dengan turunnya Kek Sui kelihatan pertempuran jadi
berimbang karena Tee Seng dapat bernapas lega ada
pembantu disampingnya. Kalau tidaki barusan ia sudah dibikin
terjungkal oleh Coa Keng yang ilmu pedangnya lebih gesit.
Dalam penilaian Lo In , sekalipun Kek sui turun tangan tidak
ada gunanya karena ilmu pedangnya kalah oleh Coa Keng.
Penilaian si bocah yang lihai memang benar. sebab tidak lama
kemudian terdengar jeritan Tee seng yang lompat mundur
sambil memegangi bahunya yang kanan bercucuran darah
kena ketusuk pedangnya Coa Keng.
Melihat adiknya dilukai, Kek sui meluap amarahnya. Ia
membentak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagus, bangsat pengkhianat Kau berani lukai adikku ?
Akan aku adu jiwa denganmu "
"Haha " Coa Keng mengejek.
"Mau adu jiwa itu urusanmu. Tapi yang terang jiwamu sukar
lolos dari pedangku Hm Dengan cuma kepandaian sebagini
mau menghinaku, Coa Keng ? Kau harus belajar dulu 10
tahun lagi. Mungkin pada waktu itu ilmu pedangmu hanya baru
sebanding saja dengan ilmu pedangku "
Diejek demikian Kek sui makin bernapsu. Ia keluarkan
semua kepandaiannya. Akan tetapi percuma saja, terus ia
berada di bawah angin. Dengan jurus 'Yap-te-tou-ko' atau
'Dibalik daun mencuri buah' pedang Coa Keng meluncur
secepat kilat ke arah ketiak lengan kanan Kek sui yang coba
mengelak tapi terlambat karena ujung pedang mengenai juga
pundaknya hingga mengucurkan darah.
Kek sui ternyata tidak menjadi jeri dengan luka di pundak
kanannya itu. Ia pindahkan pedangnya ke tangan kiri. Ternyata
ia bisa mainkan pedang dengan tangan kiri seperti juga ia
mainkan dengan tangan kanan.
sementara itu Tee seng sudah menyerbu lagi membantu
toakonya.
Tadinya Coa Keng melukai mereka dengan tusukantusukan
enteng mengharap mereka menyerah kalah dan
menghabiskan persengketaan untuk selanjutnya mereka
takluk dan dibawah pengaruhnya. Tapi perhitungannya
meleset sebab dua orang itu setelah terluka telah berkelahi
seperti banteng ngamuk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Coa Keng kedesak untuk sementara. Perlahan-lahan ia
ambil oper lagi serangan. Ketika mereka kewalahan dengan
pertahanan coa Keng yang teguh bagaikan tembok.
sekarang berbalik Kek sui dan Tee seng yang kelabakan
dicecer oleh pedangnya Coa Keng yang berkelebatan seperti
halilintar. Malah kali ini coa Keng berlaku kejam. Begitu dapat
kesempatan ia tidak sia-siakan untuk merobohkan musuhnya.
segera juga terdengar jeritan saling susul terdengar. Kek sui
mula-mula yang menjerit karena terpapas lengan kirinya,
kemudian Tee seng lehernya kesabet pedang dan putus.
"Hahaha " Coa Keng tertawa terbahak-bahak sambil
memandang dua korbannya. Tee seng sudah tidak bernyawa,
sedang Kek sui merintih- rintih. Meskipun demikian Kek sui
tidak tunduk kepada Coa Keng. Buktinya ia membentak,
"Bangsat pengkhianat Kau membunuh adikku, lekas kau
habiskan juga jiwaku Kalau tidaki ada satu waktu aku akan
mencari kau untuk membalas penghinaan ini "
"Kek sui, sebaiknya kita jadi sahabat saja." kata Coa Keng.
"Memang benar aku tidak memiliki say- cu-leng itu. Barang
itu sudah disikat orang. Aku tidak tahu siapa yang
menyikatnya. Mari kita bersama-sama menari kembali. siapa
tahu kalau memang barang itu berjodoh dengan kita, tidak
sukar untuk kita menemukannya kembali "
Kek Sui masih tidak percaya dengan omongannya Coa
Keng. Maka ia berkata,
"Manis benar omonganmu. Biar kau 100 kali bersumpah,
aku juga tidak mau percaya padamu si pengkhianat jahat
jangan kau membujuk aku, aku adalah seorang laki-laki sejati "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau satu laki-laki sejati ? Ini dia laki-laki sejati " bentak Coa
Keng. Pedangnya juga lantas berkelebat dan kepalanya Kek
sui kontan jatuh menggelinding di tanah. Darah segar
meluncur keluar dari lehernya Kek sui seakan-akan air
mancur. Lo In yang menyaksikan kekejamannya Coa Keng,
diam-diam menghela napas.
Ia pikir tidak perlu memunculkan dirinya. semuanya orangorang
jahat, kalau mereka saling bunuh, itu kejadian wajar.
setelah menyeka pedangnya yang berlumuran darah, Coa
Keng lalu jongkok dikuburan dan coba merogoh pula pada
lubang tempat menyimpan barangnya. Akan tetapi ia lesu
sebab memang barang-barang itu telah lenyap.
sambil menggerutu, mencaci maki orang yang mengambil
barang tersebut, ia berlalu dari tempat itu. Lo In diam-diam geli
dalam hatinya. selanjutnya ia bisa tidur pulas diatas pohon
karena hatinya sekarang sudah lega, ada punya bekal dalam
perjalanannya.
Dengan mempunyai uang dalam kantong, Lo In berani
unjukkan diri di tempat umum dan memasuki rumah-rumah
makan dimana memesan makanan yang enak-enak. Ia beli
beberapa stel pakaian dan pakaiannya yang lama tidak ia
buang, untuk peringatan ia simpan dalam buntelannya dengan
pakaian yang baru.
Dengan dirobohkannya orang-orang dari berbagai partai
termasuk Lima Rajawali dari Telaga Tong-teng (Tong-teng
Ngo-eng), namanya Hek-bin-sin-tong makin populer saja.
Untuk menghindarkan hal-hal yang memusingkan, Lo In
ambil jalan pegunungan untuk pergi ke kota Gukwan,
tempatnya Cit-seng-pay guna melaporkan halnya Lam Kek
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ciang dengan dua sahabatnya yang telah menemukan ajalnya
karena hawa racun dari gua maut.
Meskipun demikian, tidak urung jago cilik kita dalam
perjalanannya menemukan hal-hal untuk menambahkan
pengalamannya .
Pada suatu malam, selagi ia bicarakan sewa kamar dalam
hotel Kim An, tiba-tiba masuk dua orang wanita dan pria.
Mereka itu adalah suami isteri yang kemalaman dalam
perjalanan menyambangi famili yang mengadakan pesta
nikah. Mereka pun menyewa sebuah kamar dan mendapat
kamar diatas loteng kira-kira terpisah empat kamar dari kamar
yang Lo In sewa. setelah suami istri itu memesan pada pemilik
hotel supaya disediakan makanan dan dibawa ke kamarnya,
mereka lalu naik loteng untuk mencari kamar yang disewanya.
Lo In lihat yang pria kira-kira umurnya 35 tahun. Badannya
kekar kuat, wajahnya lumayan juga tidak termasuk jelek.
sebaliknya yang wanita, usianya dikira 25 tahun. Parasnya
lesu karena letih dalam perjalanan, tampak menambah
kecantikannya.
sebelum masuk tidur Lo In duduk tepekur diatas kursi. Ia
memikirkan enci Liannya, dimana dia sekarang ? Enci Bwee
Hiang juga dimana dia sekarang ? Dan enci Leng siong dalam
tangannya Lamhay Mo Lie, apakah dia dalam keadaan
selamat ?
Tugas untuk mencari enci Bwee Hiangnya belum ia
lakukan, sudah kehilangan enci Leng siong. Lalu sekarang ia
terpisah dengan enci Liannya yang baru saja ia dapat
berkumpul pula setelah lewat dua tahun.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dimana sekarang enci Lian yang Jenaka dan berandalan
itu ?
Baru saja ia selesai menutup ngelamunnya, hendak naik ke
permbaringan tiba-tiba ia mendengar suara minta tolong. Ia
pasang kupingnya. suara itu keluar seperti dari kamar suami
istri yang membicarakan sewa kamar berbarengan dengan
dia.
suara minta tolong itu hanya kedengaran satu kali saja
lantas tidak kedengaran lagi. suara itu adalah suara
perempuan. Mungkinkah wanita yang tadi ia ketemukan itu
mendapat kesulitan ? Apa ia bertengkar dengan suaminya ?
Kalau bertengkar saja, kenapa ia harus berteriak minta tolong
? Apakah pria itu bukan suaminya ?
Tidak sempat Lo In untuk memecahkan soal itu. Maka ia
lantas molos dari jendela untuk pergi ke sana, Kalau- Kalau ia
dapat memberikan pertolongan kepada si wanita yang
berbadan lemah lembut itu.
Dengan mudah Lo In sudah sampai pada jendela kamar,
ternyata jendela sudah terpentang. Ia mengintip. astaga........
satu pemandangan yang tidak pernah ia lihat
sebelumnya. seorang pria diatas ranjang tengah menciumi
wanita cantik yang sudah setengah telanjang keadaannya.
Wanita cantik itu tidak berdaya kelihatannya. Hanya dari
kedua matanya bercucuran air mata. Rupanya ia kena ditotok.
Pria yang menciumi itu, Lo In tegasi bukannya pria yang samasama
masuk ke dalam kamar. siapakah dia ? Kemana pria
yang menjadi suaminya wanita cantik itu ?
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Lo In kaget nampak lelaki itu berpaling ke arah
jendela dimana Lo In mengintip.Jago cilik kita kaget bukannya
ketakutan dipergoki. Ia kaget lantaran ia kenali pria yang
menciumi si wanita cantik tiada lain adalah Coa Keng.
"Nona cantik," Lo In dengar Coa Keng berkata perlahan.
"Suamimu aku sudah simpan di kolong ranjang. Kau tak
usah malu-malu kerjaan kita ditonton olehnya. Mari, nona
manis kita bersenang-senang.........."
Coa Keng tutup perkataannya dengan tangannya
berbareng bekerja untuk membuka pakaian selebihnya yang
menutup tubuh wanita itu hingga wanita itu makin deras
mengucurkan air matanya dan sangat ketakutan kelihatannya.
Rupanya wanita itu tadi hanya dapat menjerit minta tolong
satu kali karena keburu ditotok oleh Coa Keng. Kini ia dalam
keadaan tidak berdaya, dirinya akan segera dinodai oleh
orang jahat. Tentu saja ia ketakutan dan dalam keadaan tidak
berdaya ia hanya mengeluarkan air mata lebih deras saja
(menangis).
"Ehm " tiba-tiba terdengar suara berdehem dari jurusan
jendela hingga Coa Keng sangat kaget dan sebera
melepaskan si cantik lalu menghampiri jendela. Dengan
gerakan 'Yan-cu-cut-lim' (Burung walet keluar dari rimba), Coa
Keng lompat menoblos jendela hendak menguber orang yang
jail tadi.
si wanita cantik juga dengar suara mendehem tadi. Dalam
hatinya dia merasa sangat bersyujur ada bintang penolong
datang dan berdoa supaya si penjahat tidak datang lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi alangkah kagetnya ketika melihat barusan saja si
penjahat lompat keluar dari jendela, sekarang sudah lompat
masuk lagi dengan sangat gesit.
Hatinya berdebar-debar. Pikirnya, akhirnya ia akan dinodai
juga oleh orang jahat tadi. Matanya menatap terus pada orang
yang barusan lompat masuk. oh, bukannya si penjahat itu
yang datang tetapi adalah anak berwajah hitam yang belum
lama ia lihat di
kantornya si pemilik hotel. Ia jadi kemalu-maluan lantaran ia
dalam keadaan tidak genah dilihat oleh orang sopan.
"cici, lekas pakai pakaianmu " tiba-tiba wanita cantik itu
dengar si anak wajah hitam berkata berbareng ada angin dari
kebasan baju si bocah menyambar pada tubuhnya hingga ia
terkejut, kontan seketika itu bebas dari totokan.
Bukan main girangnya si cantik, Cepat-cepat ia
mengenakan bajunya lagi. setelah mana ia tergopoh-gopoh
hendak turun dari pembaringan, maksudnya hendak
menghaturkan terima kasih pada Lo In . Tapi ia tidakjadi turun
sebab berbareng pada waktu itu ada lompat masuk dari
jendela sipenjahat yang ia sangat takuti.
Lo In melihat sangat kasihan.
"Cici, jangan takut Ada aku disini " Lo In menghibur hingga
si nyonya ragu-ragu. Ia ragu-ragu karena Lo In adalah satu
anak kecil. Mana bisa melindungi dirinya ? Untuk membela diri
sendiri saja masih belum tentu ia lolos dari kemurkaannya
sipenjahat yang telengas. Tapi hatinya menjadi besar ketika
mengingat barusan dengan hanya kebaskan lengan bajunya,
Lo In sudah dapat membuka totokan si penjahat atas dirinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hahaha Kiranya siapa ? Tidak tahunya bocah wajah hitam
yang jail " kata Coa Keng dengan ketawa menghina pada Lo In
.
"Bukannya jail," sahut Lo In .
"Aku mencegah perbuatanmu yang tidak bagus terhadap
isteri orang "
"Bagus, bagus sejak kapan kau makan nyalinya macan
makanya berani ganggu kesenanganku? Hm Bocah bau, ini
rasakan persen dari tuan besarmu "
Coa Keng berbareng menghajar Lo In dengan kepalannya
yang gede.
Lo In hanya sedikit elakkan badannya, kepalan yang
segede apa lewat menghajar sasaran kosong hingga Coa
Keng sangat terkejut.
Barusan si wanita cantik sudah pejamkan matanya melihat
Lo In bakal dihajar kepalan sipenjahat yang sebesar kepala
bayi. Tapi di saat ia tidak mendengar jeritan Lo In , ia buka
matanya. Tampak si bocah sedang ketawa ke arahnya
sipenjahat.
"cia Keng, pengkhianat " bentak jagoan cilik kita.
Coa Keng terkejut mendengar perkataan Lo In . Matanya
terbelalak mengawasi pada si bocah wajah hitam. Tiba-tiba ia
berkata,
"Kau, kaulah orangnya yang......"
Tak dapat Coa Keng meneruskan kata-katanya yang
semestinya mengatakan 'kau orangnya yang mencuri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
barangku ' dari sebab amarahnya telah meluap-luap
menemukan orangnya yang telah mengambil barang
simpanannya dalam kuburan tua.
"Kau sudah mencelakakan dirinya Kauwcu, lalu merampas
barangnya. Kemudian membunuh mati dua saudara yang
telah kau ikat janji untuk sehidup semati. Apakah itu orang
baik ? Hatimu sangat buruk sekarang kau tambah dosamu
dengan niatan mengganggu istri orang. Besar sekali dosamu.
Kalau kau tidak lekas membunuh diri di depan tuan kecilmu,
mau tunggu kapan lagi ?"
Mendengar kata-kata Lo In , amarahnya Coa Keng sudah
tidak dapat dikendalikan pula.
"Binatang Kau berani buka mulut besar di depan coa Toaya
?" bentaknya, berbareng ia sudah menyerang dengan tenaga
maksimum.
"Blang " terdengar dinding kamar jebol oleh angin pukulan
coa Keng. Tapi Lo In tidak kelihatan. Dia ada dimana ? Melekmelek
ia lihat barusan Lo In di depannya dan ia mengarahkan
pukulan istimewanya kepadanya. Tapi kenyataannya si bocah
tidak apa-apa.
Ada dimana dia ? selagi ia kebingungan mencari, tiba-tiba
dari belakangnya terdengar orang berkata,
"Coa Keng, pengkhianat Tidak mau bunuh diri sekarang,
mau tunggu kapan lagi ? Apa tuan kecilmu yang harus turun
tangan ?"
Makin panas hatinya Coa Keng kena digodai Lo In .
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia putar tubuhnya. sekali lagi ia mengirim serangan ganas,
kembali dinding kamar yang jebol. Tentu saja penghuni dari
kamar-kamar yang jebol dindingnya pada berteriak ketakutan
dan lari keluar dari kamar. sebentar saja malam yang sunyi
telah dipecahkan oleh suara teriakan ketakutan. Keadaan
menjadi panik ketika penghuni-penghuni kamar pada keluar
ketakutan.
sementara itu, dalam kamar si wanita cantik, Lo In masih
menghadapi Coa Keng yang sedang kalap. Nampak serangan
dengan tangan kosong tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya
Lo In . Maka Coa Keng mencabut pedangnya.
Lo In lompat keluar jendela. Coa Keng kira Lo In ketakutan
ia mencabut pedang. Dengan tidak banyak pikir lagi ia lompat
menyusul.
Kiranya Lo In bukannya takut. Ia tidak ingin membikin si
wanita cantik jatuh pingsan lantaran ketakutan melihat Coa
Keng menghunus pedangnya. Maka Lo In sudah lompat keluar
dari jendela. Di sana ia sudah menanti Coa Keng, yang
sebentar lagi sudah ada didepannya dengan pedang
berkilauan.
"Pedang bagus " memuji Lo In ketika melihat pedang
mengeluarkan sinar berkeredep pada malam gelap demikian.
"Bangsat cilik " bentak Coa Keng. "Lekas serahkan barangbarang
yagn kau ambil Baru aku mau ampunku n selembar
jiwamu yang hina."
Lo In bukannya takut malah ia tertawa terbahak-bahak
mendengar perkataan coa Keng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bangsat cilik, kau tertawakan apa ?" bentaknya dengan
sudah siap sama senjatanya.
"Aku ketawakun kau, bajingan tengik " sahut Lo In kontan.
"Kau maki aku bangsat cilik, kau sendiri bangsat besar
yang tidak punya guna "
sementara itu, sudah banyak orang yang menonton dari ke
jauhan. Melihat Lo In masih anak-anaki mereka ragu-ragu
bahwa si bocah bisa menang dari coa Keng yang tinggi besar.
sebenarnya dengan mudah Lo In dapat bikin Coa Keng
tekuk lutut, tapi dasar anak nakal. Ia mau menggodai orang
she Coa itu sampai meledak perutnya saking gusarnya.
"Bangsat cilik " teriak Coa Keng dalam kalapnya.
"Lekas cabut pedangmu untuk bertahan satu dua jurus dari
seranganku, jangan sampai kau mati penasaran "
"Untuk melayani orang macam kau, mana ada harganya
aku mencabut pedangku "
"Kau manusia sombong. Lihat pedangku " bentaknya
seraya menyerang dengan jurus 'Am-in-koan-cit' atau 'Awan
gelap menutup matahari', pedangnya digetarkan bersuara
mengaung, ujung pedang tiba-tiba menusuk ke tenggorokan.
"Coa Keng pengkhianat Hampir-hampir jalan nasiku tembus
" goda Lo In seraya berkelit dari tusukan pedang coa Keng
yang berbahaya.
Coa Keng makin gemas diledek si bocah. Ia merangseki
pedang diputar sebentar, tahu-tahu menyabet dari kiri ke
kanan ke arah leher.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dilihat caranya Coa Keng bersilat dengan pedang, orang
she Coa itu bukannya rendah kepandaiannya. sayang,
kepandaian silat dan wajahnya yang cakap digunakan ke jalan
yang salah sehingga menemukan nasib sial.
serangan coa Keng paling belakang adalah serangan
mematikan lawan. Pedang diputar sebentar, tahu-tahu
menyabet leher. Itu adalah tipu ilmu pedang yang dinamai
'Giam-ong-ki-hwa' atau 'Raja Akherat mengangkat obor'.
Lo In tidak berkelit. Tahu-tahu dua jari tangan kanannya
menjepit ujung pedang.
Coa Keng tahu bahayanya. Ia cepat tarik pulang
pedangnya, tapi sudah terlambat. Ujung pedang melekatpada
dua jari Lo In . coa Keng kerahkan tenaga dalamnya untuk
membebaskan pedangnya dari jepitan dua jari Lo In . Tapi
bukannya terlepas, malah ia jadi ketakutan wajahnya. Kenapa
? Coa Keng rasakan lwekangnya tidak berguna dikerahkan.
sebab makin dikerahkan makin terasa mengalirnya hawa
panas ke seluruh tubuhnya.
sebentar lagi tampak ia sudah mandi keringat. Ia kertak gigi
untuk menahan hawa panas dalam tubuhnya, tidak mau ia
roboh ditangan si bocah yang ia masih pandang enteng. Ia
tidak tahu si bocah telah menggunakan ilmu apa sehingga
bisa menyalurkan hawa panas ke dalam tubuhnya melalui
ujung pedang yang dijepitnya.
Kiranya Lo In telah menggunakan 'siau-thian-sin-kang' (Ilmu
sakti membakar langit) untuk mengajar adat pada Coa Keng.
Melihat orang masih bandel, tidak mau menyerah sekalipun
sudah mandi keringat, Lo In kasih naik sedikit tekanan hawa
panasnya hingga orang she Coa kelabakan kepanasan dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kali ini ia kepaksa berkaok-kaok minta ampun pada jago cilik
kita.
Dengan sekali sentaki pedangnya Coa Keng sudah pindah
tangan.
sementara itu, si orang she Coa sudah terkulai roboh
dengan hawa panas dalam tubuhnya yang masih belum reda,
meskipun pedang sudah tidak berada lagi dalam tangannya.
Coa Keng diam-diam putar otaknya untuk kabur dari depannya
Lo In .
setelah merasa hawa panas sudah mulai reda, ia coba
bangun tapi gagal. Kakinya tidak kuat berdiri karena lemas,
apalagi untuk disuruh lari. oleh karenanya, niatan untuk kabur
dari depan Lo In menjadi lenyap dengan sendirinya. Ia
sekarang hanya terima nasib apa yang si bocah akan berbuat
atas dirinya.
"Orang she Coa, aku belum pernah membunuh orang." kata
Lo In , ketika melihiat Coa Keng hendak berdiri sudah jatuh
duduk lagi.
"Paling-paling juga aku kasih peringatan dengan kedua
kupingmu kau potong sendiri Cuma saja dalam hal ini kau
sendiri tidak dapat memberi keputusan, masih ada orang yang
sebentar akan mengasih keputusan atas kelakuanmu yang
tidak sopan "
setelah berkata, dengan sekali enjot tubuh Lo In meluncur
seperti burung yang tengah melayang, tahu-tahu dia sudah
lenyap di balik jendela kamarnya si cantik yang menonton
sipenjahat digocok oleh si anak kecil muka hitam. Ia sangat
memuji kepandaian Lo In
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yagn sangat tinggi.
Kaget ia ketika dengan tiba-tiba Lo In sudah berada di
depannya.
"Adik kecil." kata si wanita cantik.
"Kau adalah penolong ku, kalau tidak ada kau bagaimana
jadinya dengan aku ? Hutang budi ini entah dengan apa aku
dapat membalasnya."
si wanita cantik berkata sambil matanya melirik pada Lo In ,
kemudian menundukkan kepalanya dengan wajah yang
kemerah-merahan. Rupanya ia ingat akan keadaan dirinya
yang hampir telanjang tadi disaksikan si bocah wajah hitam.
Meskipun masih belum tentu tahu apa-apa, Lo In dapat juga
menyelami pikiran si cantik, maka ia menghibur. Katanya,
"cici, aku datang menolong hanya secara kebetulan saja.
Tidak ada hutang budi segala. Nah, dimana suami enci
sekarang ?"
"Dia... dia, masih ada di kolong ranjang." sahut si cantik
gugup, seperti baru ingat akan keadaan suaminya yang
disimpan Coa Keng di kolong ranjang.
Cepat Lo In menghampiri kolong ranjang, lalu ia menarik
keluar suami si cantik dalam keadaan tertotok. Ia lantas
membebaskan dari totokan hingga si suami sial itu dapat
menggerakkan pula badannya.
"Mana itu bangsat, mana itu bangsat ?" suami si cantik
berteriak-teriak kalap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hei, kau jangan ribut dulu. Lekas haturkan terima kasih
pada adik kecil sebab tanpa adanya dia, kita akan menjadi
korbannya sijahat " kata si cantik.
orang itu baru sadar, berkat pertolongan si bocah sehingga
mereka jadi selamat dari bahaya yang tak terelakkan. Buruburu
ia menjura pada Lo In mengucapkan terima kasih, sambil
manggut-manggut beberapa kali.
Dari pembicaraan lebih jauh, ternyata pria itu bernama The
Koan Beng dan yang wanita memang adalah isterinya. Mereka
dalam perjalanan untuk menghadiri pesta nikah dari anak
perempuan pamannya Koan Beng .
Kira-kira 10 lie jaraknya dari rumah penginapan itu, suami
istri itu memang sudah diikuti oleh Coa Keng. si orang she Coa
rupanya adalah setan pipi licin juga, di samping hatinya yang
serakah akan mengangkat nama dalam perkumpulannya.
Dengan cara kebetulan ia beradu pandang dengan si cantik,
maka hatinya bergejolak tiba-tiba dan napsu jahatnya hendak
memperkosa timbul seketika.
Ia coba memancing si cantik dengan wajahnya yang cakap,
akan tetapi si cantik rupanya sangat setia kepada suaminya
yang parasnya kalah jauh dengan coa Keng. Ia tidak layani si
orang she Coa ajak ia main mata.
Ketika mengetahui bahwa suami isteri itu memasuki hotel
dan menginap di sana, maka pada malamnya Coa Keng
gunakan kepandaian menyatroni kamar suami isteri itu. The
Koan Beng hanya pandai silat pasaran saja. Maka
menghadapi kedatangannya Coa Keng ia tidak bisa apa-apa.
Akhirnya ia kena ditotok dan disimpan di kolong ranjang.
Waktu itu si cantik telah mengeluarkan jeritan minta tolong,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang dapat ditangkap oleh Lo In . Hanya sekali ia dapat
menjerit karena keburu ditotok juga oleh Coa Keng, kemudian
dalam keadaan tidak berdaya si nona hendak diperkosa.
Untung nasibnya si cantik baik juga, keburu jago cilik kita
turun tangan.
"siao-enghiong (jago cilik)." kata Koan Beng, dengan
perasaan penuh rasa terima kasih.
"Bila kau datang terlambat sedikit saja, celakalah isteriku
menjadi mainannya si orang jahat. Budi yang besar ini dengan
cara bagaimana kami suami isteri dapat membalasnya ?
Tolong siao-enghlong kasih tahu nama siao-enghiong supaya
kami suami isteri dapat mencatat di kepala dan setiap waktu
untuk mendoakan keselamatan siao- enghiong . "
"Ah, toako ini ada-ada saja. Pakai panggil siao-enghiong
segala." kata Lo In jenaka.
" Cukup dengan 'adik kecil' saja memanggilnya seperti cici
memanggil aku barusan. Aku malah lebih senang daripada
dipanggil jago cilik segala "
The Koan Beng ketawa. Kagum akan sikap sahabat dari
jago cilik kita.
"Toako, bagaimana keputusanmu dengan sipenjahat?" Lo
In menanya.
"ohi dia masih ada ?" Koan Beng balik menanya.
"Dia masih ada diluar menunggu keputusan toako" sahut Lo
In .
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ah, dasar manusia itu mesti mati ditanganku. Bolehnya
adik kecil tinggalkan jiwanya untuk aku habiskan Hahaha "
Koan Beng ketawa seperti orang gila.
setelah itu, ia lantas lari keluar melalui pintu kamar sebab ia
tidak bisa lompat dari jendela. Maksudnya untuk melihat Coa
Keng dan ia akan habiskan jiwanya dengan tangan sendiri
untuk melampiaskan sakit hatinya. Lo In dan si cantik
mengikuti dari belakang.
"Adik kecil, adik kecil." memanggil si cantik pada Lo In .
Lo In berpaling sambil mera ndek jalannya, menantikan si
nyonya datang dekat.
"Adik kecil." kata si cantik pula waktu ia sudah jalan
berendeng.
"Kau hanya sendirian saja ? Aku senang kalau kau suka
menginap di rumahku untuk beberapa hari saja. Ingin aku
membalas sedikit budimu."
"Ah, nyonya gede, untuk apa bicara budi." sahut Lo In
jenaka.
si nyonya melengak disebuti nyonya 'gede'. Tapi hanya
sebentaran saja, ia lantas dapat tahu kalau si bocah suka
berkelakar dan wataknya Jenaka.
Ia sudah lantas bisa imbangi, katanya.
"Adik kecil, apa kau tidak keberatan kasih tahu namamu
pada enci gedemu?" si nyonya tertawa manis menggiurkan.
"Aha, cocok benar nama enci gede." sahut Lo In ketawa
nyengir.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Barusan aku kesalahan memanggil nyonya gede,
selanjutnya aku panggil Ci-de (Enci gede) saja."
si cantik senang melihat reaksi Lo In . Ia lalu kata lagi,
"Adik kecil, siapa sih namanya ?"
" Ci-de dulu kasih tahu." sahut Lo In tahan harga.
si cantik tersenyum,
"Adik kecil dulu." kata si cantik, juga tahan harga rupanya.
"Kalau begitu, baik kita sama-sama tidak tahu namanya
saja."
"ohi tidaki tidaki Namaku sian Tin, she Lie "
"Namaku hanya satu huruf In, aku she Lo."
"Bagus namamu, tapi adik kecil kenapa wajahmu hitam
benar ?"
"Hahaha Panjang untuk diceritakan. Kalau ada tempo aku
nanti beritahukanpada Ci-de."
sementara mereka sedang asyik beromong-omong, tibatiba
Koan Beng yang sudah jalan duluan kembali dengan
tergesa-gesa dan mukanya pucat. Ia berkata,
"Adik kecil, orang jahat itu sudah tidak ada di tempatnya "
"Masih bisa dia lari?" tanya Lo In heran.
"Bukan dia lari. Dia ditolong oleh dua orang kawannya.
Menurut keterangan orang yang melihat ketika dia dibawa
pergi." Koan Beng kasih keterangan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In anggukkan kepala.
"Biarlah dia kabur untuk sementara. Lain kali kalau jatuh
ditanganku lagi, tanpa ampun aku musnahkan ilmu silatnya "
kata Lo In .
Koan Beng dan isterinya saling pandang dengan perasaan
ketakutan.
"Adik kecil." kata sian Tin, si cantik,
"Untuk kau tidak apa-apa kaburnya sijahat Coa Keng. Akan
tetapi bagaimana dengan kami suami isteri ? Ah, aku takut "
"Isteriku kata benar, adik kecil." sang suami menimpali.
"Aku tidak punya guna. Kalau dalam perjalanan dicegat
oleh Coa Keng dengan kawan-kawannya, kemana lagi nasib
kami kalau tidak menjadi korban kebuasannya sijahat "
"Biar saja Ci-de yang menghadapi." Lo In berkelakar.
Koan Beng bingung atas perkataan Lo In . pikirnya kenapa
si bocah pakai menyebut-nyebut 'Ci-de' segala, siapa itu Ci-de
? Ia tidak tahu kalau Lo In sudah berkenalan dengan isterinya
dan memanggil Ci-de.
si cantik mendengar perkataan Lo In , ia tahu si bocah
menggodai dirinya. Matanya melirik tajam sambil tarik muka
agak merengut, seolah-olah menyesalkan Lo In .
Justru si cantik melirik sambil merengut, hatinya Lo In
berdebaran. saat itu ia teringat akan lirikan Bwee Hiang yang
disusul dengan air muka ditarik merengut.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Enci Hiang, oh......." tiba-tiba saja perkataan itu meluncur
dari mulutnya tanpa terasa hingag sian Tin terkejut.
si nona yang cerdik lantas menduga bahwa aksinya tadi
mengingatkan si bocah kepada temannya, entah siapa nama
lengkapnya sebab yang keluar hanya enci Hiang.
"Nah, adik kecil, Ci-de sudah tahu." sian Tin menggodai Lo
In .
"Tahu apa, Ci-de ?" tanya Lo In .
" Ci-de tahu sudah. Diam-diam anak kecil ini sudah ada
simpanannya."
Lo In melengak. Tapi ia lantas ketawa terbahak-bahak.
Koan Beng yang mula-mula bingung akan kata-kata 'Ci-de'
sekarang baru tahu kalau Lo In memanggil isterinya dengan
sebutan demikian.
Keadaan yang dihadapi oleh mereka suami isteri demikian
gawat, bagaimana isterinya enak-enakan bersenda gurau
dengan si bocah muka hitam ? Ia tidak mengerti apa tujuannya
sang isteri. Ia lantas unjuk muka tidak senang. sian Tin lihat
perubahan ini, lantas mengedip pada suaminya hingga Koan
Beng merubah lagi air mukanya sebagaimana biasa. Ia
bersabar untuk menunggu apa yang sang isteri rencanakan
menghadapi urusan yang sangat genting ialah bahaya dari
pihaknya Coa Keng.
"Adik kecil," terdengar sian Tin berkata pula setelah si
bocah berhenti tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau panggil aku Ci-de dan aku panggil kau adik kecil.
Tandanya kita sudah mengikat saudara. Maka terhadap
suamiku juga kau harus memanggil cihu, baru betul "
Lo In melengak heran. Lebihan lagi Koan Beng, ia
memandang isterinya dengan penuh pertanyaan, akan tetapi
sang isteri tenang-tenang saja. sambil tersenyum ia kata lagi,
"Adik In, kita sudah jadi saudara. susah senang ditanggung
bersama. Maka Ci-de tidak percaya kalau adik kecil tinggal
peluk tangan membiarkan enci dan cihunya pulan menempuh
bahaya diperjalanan."
Lo In makin bingung mengikuti perkataannya si cantik,
sebaliknya Koan Beng sekarang sudah dapat meraba-raba
akan tujuannya sang isteri, maka ia lantas tersenyum-senyum.
"Adik kecil, kau masih belum paham akan perkataan cidemu
?" tegur sian Tin, ketika melihat Lo In kebingungan.
"Enci maksudkan apa dengan perkataan itu ?" tanya Lo In .
"Artinya kita sudah jadi saudara, kau harus antar enci dan
cihumu pulang "
"Kenapa aku jadi punya enci dan cihu disini?" Lo In ketawa
nyengir.
"Itu sudah ditakdirkan oleh Thian, adik kecil " sian Tin
bersenyum manis seraya matanya melirik tajam, lagi-lagi
senyum dan lirikan tajam sian Tin mengingatkan ia kepada
Bwee Hiang yang kini entah dimana enci Hiangnya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In mengerti sekarang bahwa si cantik minta diantar
pulang, hanya dalam perkataan si cantik berbelit-belit dan
mengikat ia sebagai saudaranya si cantik.
sudah terlanjur menolong orang, pikirnya, tidak apa ia
antarkan mereka pulang ke kampungnya. Dengan kaburnya
Coa Keng memang berbahaya perjalanan suami isteri itu
kalau tidak ada yang melindungi.
juga Lo In tidak keberatan ketika kemudian sian Tin
mendesak untuk angkat saudara. Pikirnya, ia adalah anak
piatu. Benar orang bilang bahwa dirinya belum tentu ada satu
anak piatu. Malah ayahnya adalah seorang tayhiap (pendekar
besar). siapa yang tidak kenal nama Kwee Cu Gie ? Tapi, apa
benar Kwee Cu Gie itu adalah ayahnya ?
Kalau Kwee Cu Gie ayahnya, kenapa tidak mencari dia
yang terlunta-lunta menjadi anak jembel tempo hari ketika
pertama kali ketemu Liok sinshe ? siapa dia Liok sInshe ? sian
Tin kegirangan ketika si bocah tidak menolak untuk angkat
saudara dengannya. Dengan begitu, maka Lo In selanjutnya
memanggil Koan Beng cihu.
sebelum sian Tin menikah dengan Koan Beng, memang ia
ada satu gadis yang periang (gembira), suka berkelakar,
sangat disayang oleh kedua orang tuanya. setelah ia
bersuami, wataknya yang riang gembira seolah-olah tertekan
karena Koan Beng tidak suka berkelakar. Kini ia menemukan
Lo In , bocah yang sangat Jenaka, girang hatinya sian Tin.
Apalagi si bocah dengan senang telah menerima menjadi
saudara angkatnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sian Tin ajak adik angkatnya dan suaminya berunding,
apakah perjalanan mengunjungi pesta nikah baik diteruskan
atau dibatalkan saja, karena menghadapi bahaya.
Untuk Lo In tidak menjadi soal, mau diterukan perjalanan
oke saja. Ia bersedia untuk mengantarnya, tidak diteruskan
dan kembali pulang ke kampung halaman ya boleh saja, tidak
keberatan ia mengantarkan mereka.
Dengan adanya urusan Koan Beng suami isteri, maka
perjalanan ke kota Gukwan untuk menghadap toako dari citseng-
pay menjadi tertunda. Ia tidak keberatan, sebab itu tidak
begitu penting. Hanya yang ia pikirkan, enci Eng Lian
danBwee Hiang, dimana mereka harus dicarinya. Leng siong
ia tidak begitu pikirkan, sebab ditangannya Lam hay Mo Lie si
nona tidak dalam bahaya. Malah mungin ia menjadi Kim Coa
siancu sebagai ganti enci Eng Liannya.
Koan Beng mengambil keputusan, lebih baik perjalanan
tidak diteruskan dan pulang kembali saja ke kampungnya di
Hoa- hiang. Demikian, telah ditetapkan pada besok harinya
mereka berangkat pulang. Koan Beng dan sian Tin naik joli,
sedang Lo In mengikuti dari ke jauhan dengan jalan kaki
sebagai pelindung istimewa.
Jago cilik kita sekarang membawa dua belah pedang, yang
satu adalah miliknya Lim Kek Ciang yang harus ia kembalikan
kepada Cit-seng-pay, sedang satunya lagi ia dapat rampas
dari Coa Keng. Pedang yang tersebut belakangan Lo In lupa
meminta sarungnya dari si orang she Coa, maka terpaksa ia
gunakan sarung darurat yang ia dapat dari salah satu
penduduk kampung itu. Ia sebenarnya tidak memerlukan
pedang kalau saja ia tidak melihat keistimewaannya pedang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
coa Keng. Ia sayang pedang ini karena tajamnya dan dapat
memancarkan cahaya di waktu malam hari.
satu ia gantung di pinggangnya, satunya lagi pedang (coa
Keng punya) ia soreng di punggungnya. Dengan dilengkapi
dua belah pedang, tampak si bocah hitam makin aksi.
Melihat adik angkatnya demikian aksi, sian Tin berkelakar,
katanya,
"Adik In, dengan membawa dua belah pedang itu
tampaknya kau makin kate, bukannya jangkung "
"Tentu saja aku kate sebab aku masih anak-anak." jawab
Lo In ketawa.
" Kalau orang jangkung akan lebih pantas." sian Tin juga
ketawa.
"Yang jangkung sudah ada, untuk apa enci cari lagi ?" kata
Lo In .
"Kau maksudkan ?" sian Tin balik menanya dengan heran.
"Tuh, dia sijangkung " sahut Lo In seraya jarinya menunjuk
pada KoangBeng yang waktu itu sedang bicara dengan tukang
joli.
sian Tin melengak. Parasnya semu-semu merah, ia pelototi
si bocah nakal dengan roman gemas. Reaksi demikian bagi Lo
In sudah biasa, ialah dari Eng Lian danBwee Hiang kalau
kedua encinya itu kalah digodai.
Cuma saja reaksi sian Tin tidak ada efeknya mencubit
lengan atau pipinya. Maklumlah sian Tin masih baru
berkenalan dengannya atau memang sian Tin malu sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
punya suami. Reaksi sian Tin hanya melotot matanya dan
unjuk roman yang gergetan atas godaan Lo In ,
tapi wajah yang berubah itu hanya sejenak saja,
selanjutnya sian Tin biasa lagi, malah senyumnya yang manis
memikat kembali memain pada paras mukanya yang cantik
menarik.
"Adik In, kau nakal betul. Berani godai ci-demu ya " kata si
cantik ketawa. sementara itu Koan Beng sudah menggapai
isterinya untuk masuk ke dalam joli. Mereka sama-sama naik
joli, dikawan oleh Lo In dari kejauhan.
Untuk sampai ke Hoa hiang, perjalanan yang ditempuh jauh
juga, harus makan waktu sehari semalam kalau naik joli. Lain
kalau orang naik kuda umpamanya atau jalan dengan
menggunakan ginkang (ilmu entengi tubuh), dalam tempo
pendek jarak itu dapat ditempuhnya. Belum sampai setengah
perjalanan, dua tukang joli sudah kecapean dan minta
mengaso dulu. Terpaksa Koan Beng dan sian Tin menuruti
keinginan mereka.
Joli dihentikan di bawah sebuah pohon yang rindang. Kong
Beng turun dari joli untuk melemaskan pinggangnya yang
pegal barusan duduk lama.
"Toako, apa kau lihat adik In ada dimana ?" terdengar sian
Tin menanya dari dalam joli kepada Koan Beng yang saat itu
matanya sedang celingukan mencari Lo In .
"Aku sedang melihat-lihat." sahut sang suami.
"Entahlah adik In ada dimana sebab aku tidak melihat
bayangannya jangan- jangan anak itu diam-diam sudah
tinggalkan kita."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Habis bagaimana dengan kita ?" mengeluh sian Tin.
"Habis apa mau dikata kalau orang tidak mau antar kita ?
Kita barusan saja berkenalan dengannya dan belum tahu
hatinya, bagaimana kita bisa menaruh kepercayaan atas
dirinya ? Kau terlalu percaya pada bocah wajah hitam itu, adik
Tin."
"Toako, kau jangan kata begitu." sian Tin bantah pikirannya
sang suami.
"Adik In meskipun masih kecil, kepandaiannya sangat
tinggi. orangnya polos dan jenaka, maka aku percaya penuh
pada adik In. Kau jangan sebut-sebut bocah hitam segala, aku
tidak suka dengar perkataan yang menghina adik in.........."
"Nah, itu siapa yang datang ?" memotong Koan Beng
hingga si cantik terhenti bicaranya, lalu menanya pada sang
suami,
"Siapa yang datang ? Apa adik In ?" sian Tin tidak
mendengar Koan Beng menjawab pertanyaannya.
Lama ditunggu, belum juga terdengar jawaban Koan Beng.
sian Tin lalu menyingkap tirai yang menutupi pintu joli. Ia lihat
Koan Beng sedang berdiri dengan tubuh gemetaran. sian Tin
heran, kapan ia berpaling kejurusan yang dipandang Koan
Beng, hatinya terkesiap. Ia lihat ada sepuluh orang yang
berperawakan tinggi besar dikepalakan oleh Coa Keng sedang
jalan mendatangi.
si cantik menggigil ketakutan. Kedua tangannya dirangkap,
seperti memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa. Diamdiam
hatinya sangat jengkel karena Lo In tidak kelihatan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
batang hidungnya sedang mereka suami isteri menghadapi
bahaya.
"Hahaha " terdengar suara Coa Keng berkakakan ketawa.
"Dasar kita berjodoh, kenapa kita bisa bersua lagi disini ?
Enak-enakan kau diam di kolong ranjang, buat apa kau keluar
cari kematian yang konyol ?"
Koan Beng sangat gusar. Tapi apa ia bisa bikin? Coa Keng
terlalu tangguh untuknya, kalau ia menyerang pun sia-sia saja
dan kembali ia akan tertotok roboh. Meskipun begitu, ia tidak
rela ketika melihat Coa Keng mendekati joli untuk
mengganggu isterinya.
"Orang she Coa, kau jangan terlalu menghina " bentaknya,
berbareng ia menyerang.
Koan Beng hanya belajar silat untuk jaga diri dan sedikit
kepandaian menyerang. Mana bisa ia melayani Coa Keng
yang tinggi kepandaiannya.
sambil berkelit dari serangan, berbareng kakinya Coa Keng
bekerja dan Koan Beng di lain detik sudah jatuh meloso di atas
tanah.
Dua tukang joli yang menyaksikan itu jadi ketakutan.
Mereka coba mau melarikan diri, sudah terlambat karena
seorang kawannya Coa Keng sudah mencegat mereka dan
dirobohkan dengan totokan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nona cantik, mari keluarkah ketemui kokomu yang
merindukanmu " kata Coa Keng seraya menyingkap tirai joli.
Tangannya diulur untuk menyolok pipinya Sian Tin.
Sian Tin berkelit dengan pelengoskan mukanya, tapi tangan
coa Keng yang nakal tak dapat dikelit untuk kedua kalinya.
Malah kali ini bukan pipinya yang dicoleki tapi buah dadanya
yang diremas dengan napsu oleh Coa Keng.
Sian Tin menierit dan meronta-ronta ketika Coa Keng
masuk ke dalam joli dan memeluk dirinya menciumi. Sungguh
kurang ajar si orang she Coa ini. Tapi apa Sian Tin bisa bikin
terhadap Coa keng yang berkepandaian tinggi ?
Sian Tin sudah kewalahan ketika tangannya Coa Keng
yang nakal menggerayangi tubuhnya dan hendak membuka
pakaiannya. Pada saat itulah terdengar suara ketawa yang
membikin Coa Keng lompat keluar dari daLam j oli.
Dengan serentak ia mencabut pedangnya. Kepalanya
mendongak ke atas pohon. Di sana tampak si bocah muka
hitam tengah uncang-uncang kaki sambil ketawa berkakakan.
"Bocah bau " bentak Coa Keng.
"Kembali kau usilan dalam urusan tuan besarmu ? Hm
jangan harap kau dapat lolos dari tangan aku orang she Coa "
"Coa Keng pengkhianat " sahut si bocah menggodai.
"Tuan kecilmu sudah berlaku murah mengasih jalan hidup,
Bukannya bertobat, ini malah kembali mau melakukan
kejahatan "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bocah bau, kau tu..... " bentak Coa Keng yang terhenti
ketika mau mengatakan "turun " Ketika melihat tahu-tahu si
bocah sudah ada dihadapannya. sepuluh orang kawankawannya
Coa Keng telah mengurung Lo In .
"saudara-saudara." kata Coa Keng kepada kawankawannya.
" Inilah si bocah muka hitam yang menghina Ngo-tok-kauw,
perkumpulan kita yang sangat kita junjung tinggi "
Kiranya sepuluh orang itu adalah orang-orang Ngo-tokkauw.
Mereka dalam perjalanannya menyusul Kauwcunya,
ditengah jalan dengan cara kebetulan telah menolong Coa
Keng yang kena dilumpuhkan oleh 'Ilmu sakti Membakar
Langit' dari Lo In .
Pantasan ketika Koan Beng keluar dari hotel tidak
menemukan coa Keng lantara ia ditolong oleh kawankawannya
yang kepandaiannya tidak lebih rendah dari si
orang she Coa.
semuanya jago pilihan dari Ngo-tok-kauw. Lantaran
pandainya Coa Keng mainkan lidahnya, jago dari Ngo-tokkauw
itu merasa tersinggung dan marah pada Lo In .
Coa Keng sudah dapat menyulut kemarahan kawankawannya
dengan mengatakan bahwa Lo In telah
menantangnya untuk memanggil kawan-kawannya
mengeroyok si bocah. Coa Keng kata bahwa bocah hitam itu
tinggi kepandaiannya. Maka ia dijatuhkan dan mengalami
hinaan dan orang-orang Ngo-tok-kauw ditantang Lo In .
Demikian mendengar coa Keng mengatakan bahwa si
bocah di depan mereka itu yang menghina Ngo-tok-kauw,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka jadi mendelik matanya. semuanya sangat gusar. Yang
membuat emreka heran, kecuali si bocah bawa dua pedang,
tidak ada apa-apanya yang ditakuti. Tapi kenapa Coa Keng
bisa jatuh ditangannya si bocah ? sebaliknya Lo In jadi heran
ia difitnah menghina Ngo-tok-kauw.
"Hei, orang she Coa " kata Lo In .
"Aku hanya berurusan dengan kau satu pengkhianat. Tidak
ada sangkut pautnya dengan Ngo-tok-kauw. Kenapa kau
bawa-bawa soal Ngo-tok-kauw segala ? Kapan aku menghina
Ngo-tok-kauw ?"
orang-orang Ngo-tok-kauw heran mendengar perkataan Lo
In . Tapi Coa Keng tidak mau teman-temannya keburu sadar
bahwa ia menghasut dengan tidak beralasan. Maka ia sudah
lantas berkata,
"Bocah hitam, kau jangan banyak putar lidah Kalau
memangnya tidak berani, kenapa menantang Ngo-tok-kauw ?
Hahaha, sekarang setelah ada orang-orangnya Ngo-tok-kauw
disini kau pungir tantanganmu pada Ngo-tok-kauw. Bagus,
dasar bocah pengecut "
Lo In sebenarnya tidak mau cari-cari permusuhan dengan
orang-orangnya Ngo-tok-kauw. Tapi melihat Coa Keng
demikian licik memutar duduknya perkara, ia jadi tidak senang.
Maka timbullah wataknya yang berandalan dan tidak mau
kalah terhadap siapa juga.
"Jadi." tiba-tiba Lo In berkata,
"Kau sudah kumpulkan orang-orang Ngo-tok-kauw untuk
mengeroyok aku anak kecil ? Bagus, tidak tahu malu Tua-tua
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bangka bangkotan mengeroyok anak kecil. sebentar saja
dunia Kangouw akan gempar dengan gelak tawanya."
Coa Keng melengak mendengar sindiran Lo In , sementara
yang lainnya pada berpandangan satu dengan lain.
"saudara-saudara, tidak perduli dia satu bocah ingusan.
Asal berani menghina perkumpulan kita, itu berarti dia sudah
kepingin mampus siang-siang. Maka, marilah semuan maju "
orang-orang Ngo-tok-kauw memang paling fanatik, sangat
menjunjung pada perkumpulannya. siapa yang berani
menghina, tidak pandang bulu, apa dia lelaki perempuan atau
anak-anak, main bunuh saja, perkara belakangan.
Tidak heran apabila mendengar anjurannya Coa Keng,
mereka lantas mengurung rapat untuk membekuk si bocah.
Koan Beng yang sudah bangun lagi dari jatuh melosonya
ditendang coa Keng, tampak berdiri dengan badan gemetaran,
ketika melihat Lo In dikurung rapat. sian Tin dibalik tirai
menyaksikan denan hati berdebaran, saban-saban ia
pejamkan matanya, merasa ngeri kalau sebentar si bocah
kena dibekuk dan disiksa.
Mereka yang belum merasakan kelihaiannya Lo In tidak
takut maju di depan. sebaliknya Coa Keng berubah jadi
pengecut. Ia hanya berkaok-kaok supaya teman-temannya
menyerbu sedang ia sendiri tidak bergerak. Benar licik si
orang she Coa itu.
"Hei, Coa Keng." katanya Lo In seraya turunkan pedang
yang ada di pinggangnya. Lalu mencabutnya hingga
berkilauan cahayanya kena sorotnya matahari. Ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melemparkan sarung pedang kepada Coa Keng seraya
melanjutkan kata-katanya,
"Lekas serahkan sarung aslinya sebagai tukaran dari
sarung daruratku "
Coa Keng menjadi heran melihat Lo In tenang-tenang saja.
Dalam keadaan demikian genting untuk dirinya, si bocah
masih sempat mau menukar sarung pedangnya.
sementara kawan-kawannya, melihat Lo In mencabut
pedang dikiranya si bocah mau menempur mereka dengan
menggunakan senjata tajam Maka mereka juga sudah pada
mencabut senjatanya, pedang, golok dan lain-lainnya. siap
untuk digunakan kalau si bocah nanti mau menyerang dengan
senjata tajam.
"Bocah bau " jawab Coa Keng.
"Tidak tahu malu Pedang orang mau dimiliki. Masih ada
muka untuk menukar sarungnya lagi. Apa kau kira kebagusan
perbuatanmu itu?"
"Hehehe " Lo In ketawa.
"Dengan halus kau tidak mau kasihi nanti lihat aku
pindahkan sarung dipinggangmu itu tanpa kau merasa "
Lo In tutup perkataannya dengan suatu gerakan gesit luar
biasa hingga orang jadi melongo sebab tahu-tahu sarung
pedang Coa Keng sudah ada di tangan si bocah sementara
Coa Keng sendiri repot membetulkan tali celananya yang
terputus disontek pedang. Lucu kelihatannya kelakuannya Coa
Keng waktu itu hingga sian Tin yang ketakutan menjadi ketawa
cekikikan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar si cantik mentertawakan dirinya, bukan main
malunya Coa Keng. Dari malu ia menjadi nekad. Cuma
bagaimana ia dapat menyerang Lo In sedang celananya
sudah putus talinya ? Ia berkaok-kaok kepada kawankawannya
yang tertegun nampak kegesitan si bocah yang luar
biasa itu.
sebetulnya mereka jeri melihat kelihaian si bocah wajah
hitam. Tapi memikir bahwa mereka berjumlah lebih banyaki
tidak mungkin si bocah bisa membikin mereka susah. Maka
mereka dengan serentak telah menyerang Lo In .
Koan Beng jatuh duduk melihat Lo In diserang berbareng
dengan senjata-senjata tajam yang berkilauan sedang sian Tin
dengan wajah ketakutan menonton jalannya pertempuran.
Dua tangannya dirangkap di depan dada, ia berdoa akan
keselamatan adik angkatnya yang
dikeroyok begitu banyak orang.
Lo In sebenarnya dalam segebrakan saja, ia dapat
merobohkan mereka dengan satu jurus dari It-sin-keng. Tapi ia
tidak mau membikin orang hilang muka sebab ia tahu yang
mengeroyok dirinya itu adalah orang-orang pilihan Ngo-tokkauw.
selagi ia enak-enak permainkan lawannya yang sabansaban
terkesiap kehilangan Lo In , tiba-tiba si bocah
mendengar teriakan sian Tin,
"Adik In, tolong......... "
Lo In lihat Ci-denya sedang ditarik keluar oleh Coa Keng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
segera terdengar suara prang prang saling susul, suaranya
senjata tajam yang berjatuhan berbareng sepuluh orang yang
mengeroyok Lo In sudah pada terkulai roboh.
"Aduh " menyusul suara jeritan Coa Keng, tubuhnya
melayang sampai tiga meter di angkasa bebas kemudian 'bluk
' saja jatuh terbanting dengan tidak bisa bangun lagi.
Coa Keng sangat licik. Melihat Lo In diatas angin, untuk
memecah perhatian si bocah ia lantas hampiri joli yang
didalamnya ada si cantik. Ia tarik keluar sian Tin dengan
maksud akan dipakai sebagai barang tanggungan supaya Lo
In menyerah. Tapi ia tidak perhitungkan kesaktiannya si bocah
luar biasa itu. sebelum ia dapat menarik keluar si cantik, tahutahu
ia rasakan pantatnya ditendang dari bawah ke atas
hingga tubuhnya terapung tiga meter tingginya.
Benar-benar kejadian itu diluar dugaannya. Ia jatuh dengan
tidak bisa bangun lagi. Benar-benar ia tidak bisa bangun lagi,
jiwanya telah melayang seketika. Dari mulut, kucing dan
hidung mengeluarkan darah segar. Lo In yang menyaksikan
jadi bengong. Ia tidak bermaksud membinasakan Coa Keng.
Hanya saking gemasnya ia menendang dengan tenda nan
Kim-ke-kiak (Kaki ayam emas) dari It-sin-keng. Lo In tidak
mengira bahwa tendangan Kim-ke-kiak demikian dahsyatnya.
Cukup satu kali tendang, orang binasa dengan mengeluarkan
darah segar daripanca indranya.
Lo In tidak sadar bahwa tendangan 'Kaki ayam emas'
mengandung lwekang murni yang tidak sembarangan dimiliki
oleh jago-jago kelas wahid.
Koan Beng menghampiri Lo In yang sedang bengong
mengawasi korbannya. Ia barusan menyaksikan Lo In
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menendang terbang tubuhnya Coa Keng, tapi tidak mengira
bahwa si orang jahat bakal menemui ajalnya yang konyol itu.
Melihat dari panca indera Coa Kong mengeluarkan darah dan
tidak bernapas lagi, Koan Beng diam-diam geleng kepala dan
menghela napas. Hampir ia tidak percaya akan kedahsyatan
tendangan Lo In , kalau ia tidak menyaksikan dengan mata
kepalanya sendiri
"Adikku, benar-benar kau sangat hebat " memuji Koan
Beng sambil memegang pundaknya sang bocah yang masih
dalam bingung tampak akibat dari tendangan 'Kaki ayam
emas'. sementara itu sian Tin juga sudah keluar dari joli dan
menghampiri mereka.
Ia menekap mukanya sebentaran lantaran merasa ngeri
melihat kematiannya Coa Keng dengan mata melotot
mengeluarkan darah.
Koan Beng pimpin isterinya naik joli lagi.
"sudahlahi mari kita teruskan perjalanan." katanya
menghibur sang isteri. sementara kepada Lo In , ia berkata,
"Adik In, bagaimana dengan sepuluh orang itu yang pada
rebah malang melintang ? Aku kuatir mereka akan mencahari
balas pada keluargaku."
Lo In tidak menyahut, sebaliknya ia menghampiri orangorang
Ngo-tok-kauw.
"Para paman." kata Lo In .
"Aku tidak bermusuhan dengan Ngo-tok-kauw. Kalau kalian
sampai bergebrak dengan aku, itu karena hasutannya Coa
Keng. Aku kasih tahu pada kalian, Coa Keng itu sangat jahat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bukan saja ia sudah mencelakakan Kauwcu kalian, tapi juga
dia sudah membunuh dua saudara angkatnya yang bernama
Ang Kek sui dan Giam Tee seng, juga kelakuannya tidak
bagus, suka mengganggu wanita baik-baik. Bentrokan dengan
aku juga justru lantaran kelakuannya yang tidak bagus itu, dia
hendak ganggu enciku dan aku sudah kasih hajaran padanya.
Aku kira dia bisa bertobat, tidak tahunya masih membandel
dan mau juga membikin susah enciku. Kematiannya adalah
hasil dari perbuatannya yang jahat "
sepuluh orang Ngo-tok-kauw itu dalam keadaan tertotoki
tidak dapat bicara. Hanya matanya saja kedap kedip dan
mulutnya seperti ingin bicara.
Lo In dapat memahami keinginan orang. Maka dengan
beberapa kali kebutan dengan lengan bajunya, ia sudah bikin
sepuluh orang itu bebas dari totokan.
satu diantaranya yang menjadi kepala, telah menghampiri
Lo In dan berkata,
"Siaohiap. kami sangat berterima kasih atas kebaikanmu
tidak membunuh kami. selanjutnya kami tidak akan mencari
permusuhan dengan siaohiap."
"Apa Coa Keng benar sudah binasa ?" tanya satu yang
lainnya.
"Kalian boleh periksa sendiri keadaannya." sahut Lo In .
Mereka memang barusan lihat Lo In menendang Coa Keng
sampai terbang, tapi tidak tahu kalau tendangan Lo In bisa
membinasakan orang. Maka, dalam keadaan ragu-ragu
mereka menghampiri tubuhnya Coa Keng yang tidak berkutik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika mereka nampak keadaannya Coa Keng yang
mengerikan, diam-diam mereka mengkirik bulu badannya.
Semua mata disorotkan kepada Lo In seolah-olah tidak
percaya jago cilik kita mempunyai tenaga dalam yang
demikian dahsyatnya.
"siaohiap." kata orang yang mula-mula bicara dengan Lo In
.
"Aku Teng Hui, meskipun tidak punya kepandaian apa-apa
tetapi mendapat kemurahan Kauwcu mengangkat aku menjadi
Tiang lo (pengetua). Dengan cara kebetulan kita bisa
berkenalan disini. Aku mohon siaohiap suka memberitahukan
nama siaohiap yang terhormat."
"Tidak halangannya untuk mengikat persahabatan." sahut
Lo In ketawa.
"Aku she Lo nama In, satu bocah yang kerdil "
sementara Lo In bicara, Teng Hui mengawasi saja kepada
paras si bocah yang hitam legam seperti pantat kuali.
"Ahi siaohiap." kata Teng Hui tiba-tiba ketawa.
"Kau tentu bukan lain adalah 'Hek bin-sin-tong' Lo In yang
menggemparkan dunia Kangouw pada dewasa ini."
Mendengar disebutnya 'Hek-bin-sin-tong' atau si Bocah
sakti muka hitam, kawan-kawannya Teng Hui membuka
matanya lebar-lebar malah ada yang melelet-leletkan lidahnya.
Dalam hatinya mereka pikir, pantesan coa Keng dengan
hanya sekali tendang saja sudah melayang jiwanya. Kiranya
Hek-bin-sin-tong yang melakukannya. semua orang lantas
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pada menggutkan kepala pada Lo In sebagai tanda memberi
hormat.
"Ah, gelaran itu berkelebihan sebab kenyataannya aku tidak
punya kepandaian apa-apa." kata Lo In merendah sambil
ketawa nyengir.
Teng Hui dan kawan-kawannya senang melihat sikapnya
Lo In yang tidak sombong, meskipun mempunyai kepandaian
yang sukar diukur.
Teng Hui lalu minta keterangan cara bagaimana Lo In bisa
tahu kalau Coa Keng sudah menganiaya Kauwcu dan
membunuh Kek Sui dan Tee Seng. Atas mana Lo In tidak
keberatan untuk memberitahukan apa yang ia tahu. Ialah
tentang pertempuran dikuburan tua, gara-gara berebut Saycu-
leng.
"Apa siaohiap juga tahu dimana Kauwcu sudah dianiaya ?"
tanya Teng Hui.
"Paman Teng, aku paling sebal kalau orang memanggil
siaohiap segala. Selanjutnya kau panggil aku, adik kecil saja
sudah cukup " kata Lo In .
Teng Hui dan kawan-kawannya melengaki Tapi diam-diam
memuji, anak ini tidak sombong. Panggilan Siaohiap
(pendekar cilik) ada lebih pantas, tapi Lo In lebih suka
dipanggil adik kecil, sungguh diluar dugaan mereka.
Dengan tersenyum, Teng Hui menyahut,
"Ya, ya, adik kecil. Coba kau terangkan cara bagaimana
Kauwcu kami dianiaya oleh Coa Keng ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri cara
bagaimana Kauwu kalian telah dianiaya oleh Coa Keng. Yang
aku tahu semua milik dalam bajunya Kauwcu kalian telah
diambil oleh Coa Keng, menurut penuturannya Coa Keng
sendiri kepada dua saudaranya yang telah ia bunuh, ialah Kek
Sui dan Tee Seng."
Teng Hui angguk-anggukkan kepalanya. Ia menyesal Lo In
tidak tahu hal Kauwcu mereka. Jadi untuk ia dan kawankawannya
ada sukar untuk mencari jejak Kauwcunya
sekarang ada dimana.
"Paman-paman sekalian." Lo In berkata, ketika mereka
mohon diri berpisahan.
"Dalam kejadian hari ini adalah aku Lo In yang bertanggung
jawab. Maka aku harap kalian jangan membuat susah kepada
enciku dan keluarganya. Dimisalkan untuk menuntut, carilah
aku si bocah. Dengan senang hati aku nanti melayaninya."
"ohi tidaki tidaki" sahut Teng Hui cepat.
"Bukankah barusan aku sudah katakan, kami tidak akan
mencari permusuhan dengan siao.. eh, adik kecil. sudah tentu
kami tidak berani mengganggu enci adik kecil. Hahaha........"
Lo In senang atas jawaban Teng Hui. Ia kata lagi,
"Ini baru laki-laki. Aku senang dapat mengikat
persahabatan dengan kalian paman yang berjiwa laki-laki "
"Adik kecil, nanti pada lain kesempatan, pamanmu akan
mengadakan suatu meja perjamuan sebagai tanda
persahabatan. sekarang sampai disinilah kita berpisahan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dahulu kaerna kami harus cepat-cepat menjalankan tugas
mencari Kauwcu." kata Teng Hui ketawa.
"Bagus, sampai lain kali bersua." sahut Lo In seraya
tangannya diangkat menggapai mengucap selamat jalan pada
Teng Hui dan kawan-kawannya yang telah berlalu.
Ketika Lo In baru saja putar tubuhnya, tiba-tiba ia berbalik
lagi karena Teng Hui datang lagi dan berkata,
"Adik kecil, aku mohon pertolonganmu. Kalau dalam
perjalanan kau menemui Kauwcu kami yang bernama Tong
Hong Kin, tolong memberikan perlindungan manakala ia
memerlukan bantuan."
"Baiki baiki jangan kuatir." menyanggupi Lo In .
setelah mengucapkan terima kasihi Teng Hui menyusul
kawan-kawannya yang sudah jalan terlebih dahulu. sementara
Lo In telah balik menghampiri Koan Beng dan isterinya yang
tengah menantikan Lo In sedang bercakap-cakap dengan
kawanan dari Ngo-tok-kauw.
"Bagaimana adik In, sudah beres ?" tanya sian Tin.
"sudahi boleh jalan." sahut Lo In .
"Kau ini aneh. siapa yang bawa encimu pulang ?" kata sian
Tin, matanya melirik kepada dua orang tukang gotong joli yang
masih tinggal rebah tertotok.
Lo In ketawa. Dengan satu kebasan lengan baju, dua orang
tukang gotong itu sudah lantas bisa bangun bergerak. Heran
hati mereka, tapi tidak ada tempo untuk memikirkan sebab
sian Tin sudah meneriaki pada mereka untuk segera
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjalankan tugasnya. Di lain detik, tampak sian Tin sudah
duduk pula bersama suaminya di daLam joli meneruskan
perjalanan pulang .
Mereka sampai di Hoahiang dengan selamat.
Koan Beng suami isteri sangat hormat kepada Lo In karena
meraka merasa hutang budi besar sekali pada si bocah sebab
kalau tidak ada Lo In , terang mereka sudah tidak bisa pulang
kembali ke kampungnya.
Lo In senang kepada enci angkatnya yang Jenaka.
Mengingatkan ia kepada Eng Lian dan Bwee Hiang sekalipun
sian Tin tidak begitu agresif seperti kedua encinya terhadap
dirinya yang nakal menantang dicubit.
Koan Beng repot dengan pekerjaannya, tidak sering-sering
ia menemani Lo In . Itulah yang paling baik sebab Lo In
memang tidak begitu betah duduk ngobrol dengan Koan Beng
yang sikapnya seperti orang tua. Pendiam, jauh bedanya
wataknya dengan sian Tin istertinya yang selalu riang gembira
menghadapi tamu kecilnya.
Dalam omong-omong ketika mereka duduk berduaan, sian
Tin timbulkan urusan Lo In keterlepasan omong 'enci Hiang '
ketika melihat lirikan mata dan paras sian Tin yang ditarik
merenggut. sian Tin menanya,
"Adik kecil, siapa itu enci Hiang ?"
"Enci Hiang yang enci Hiang, habis siapa lagi ?" sahutnya
Jenaka.
"Adik In, kau jangan bohongi encimu. sekarang kau sudah
umur berapa sih ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau tidak salah hitung, sudah masuk tujuh belas tahun."
"siapa teman-temanmu yang paling baik dengan kau ?"
"Temanku banyaki ada tiga, semuanya baik padaku."
"Perempuan atau laki-laki ?"
"semuanya perempuan." jawab Lo In seperti bangga
sikapnya.
"Aduh, banyak amat ? Kecil-kecil sampai tiga pacarnya."
menggoda sian Tin ketawa.
Lo In melengak. Tapi ia sudah dapat meraba apa yang
dikatakan sian Tin pacar, sambil ketawa ia berkata,
"Bersama Ci-de akujudi punya empat pacar. Hahaha. ......"
"Hussstt Encimu disini tidak termasuki apa kau mau jadi
Coa Keng ?" kata sian Tin, tapi diam-diam ia senang bahwa
dirinya ada termasuk dalam hitungan pacar si bocah wajah
hitam yang sangat tinggi kepandaiannya.
sian Tin tidak tahu, entah kenapa hatinya sangat tertarik
pada bocah hitam ini sejak Lo In dapat menolongi dirinya.
Kalau ketarik dengan wajahnya, tak mungkin. wajahnya Lo In
hitam legam, Ia kapan suaminya Koan Beng. Ketarik oleh
kegantengannya, tak mungkin sebab Lo In masih anak-anak.
Atau lantaran Lo In sangat Jenaka ? Atau apa sian Tin malu
hati lantaran tubuh mulusnya laksana bayi telah disaksikan
oleh Lo In pada malam menyeramkan itu, dimana ia hampir
diperkosa Coa Keng ? Entahlah, si cantik masih belum dapat
memastikan lantaran apa ia ketarikpada si bocah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In melengak ketika mendengar sian Tin kata 'apa kau
mau jadi Coa Keng ?'
" Ci-de, apa kau pikir pantas aku jadi Coa Keng ?" tanya Lo
In .
"Pantas kalau parasmu secakap dia dan kalau kelakuanmu
semacam dia Hm " si cantik mendengus, wajahnya kemerahmerahan
ingat akan pengalamannya.
"Ahi aku tak mau jadi Coa Keng." kata Lo In Jenaka.
sian Tin ketawa ngikik.
" Kalau tidak mau menjadi Coa Keng, kenapa Ci-demu
yang sudah punya suami dimasukkan dalam hitungan
pacarmu ? katanya.
" Ci-de, aku tidak tahu apa sih artinya pacar, bukannya
teman main-main ?"
"Pacar ya pacar, masa anak sudah mulai dewasa tidak tahu
artinya pacar ?" Lo In tundukkan kepala, seperti lagi berpikir.
Melihat Lo In seperti yang benar-benar belum tahu artinya
pacar maka sian Tin berkata,
"Pacar itu artinya teman baik denagn siapa kita ada
harapan hidup bersama-sama sampai di hari tua. Kau
mengerti ?"
Lo In masih bingung. Ia menatap si cantik tajam hingga sian
Tin tergetar hatinya. sambil tunduk ia berkata lagi,
"Adik In, tegasnya apa yang aku artikan pacar adalah
teman karibmu yang bakal kaujadikan isteri. Paham ?" sambil
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketawa ngikik hingga Lo In yang sekarang baharu terang
artinya pacar menjadi tertawa terbahak-bahak.
"Aku masih anak-anaki mana aku memikirkan yang
begituan ? Enci Bwee Hiang umurnya lebih tua lima tahun
dariku, enci Eng Lian dan Leng siong masing-masing lebih tua
satu tahun. Aku anggap mereka itu enci-enci temanku saja,
bukan apa-apa." berkata Lo In
dengan wajar dan polos.
sekarang sian Tin baharu tahu nama-nama temannya Lo In
, malah usianya juga.
"Coba adik In sebutkan, siapa-siapa yang kau rasa dekat
denganmu diantaran tiga gadis itu." berkata sian Tin seraya
bersenyum manis.
" Kesatu enci Lian, kedua enci Hiang dan ketiga enci siong.
Tapi dengan enci Siong aku belum lama kenal. Meskipun
begitu dia sangat baik kepadaku." si bocah membuka rahasia
kepada ci-denya.
"semua cantik-cantik wajahnya bukan ?"
"Ya, begitulah boleh dikatakan."
"Yang sama dengan ci-de cantiknya, siapa diantaranya ?"
"Enci Bwee Hiang, dia sangat cantik."
"Hihihi... " sian Tin ketawa ngikik.
"Adik In, kau bisa saja menyamakan orang."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Habis Ci-de yang menanya, apa aku tinggal membisu ?"
sahut Lo In ketawa.
"Baiklahi sekarang Ci-de dengan enci Hiang sama
cantiknya.
"Bagaimana kalau dibandingkan dengan enci Lianmu ?"
Lo In tidak lantas menyahut. Rupanya ia bingung dengan
serentetan pertanyaan sian Tin soal kecantikan. Apakah sian
Tin mau dianggap paling cantik ? Pikirnya, mana bisa begitu.
Enci Liannya lebih cantik dan menarik hati tingkah lakunya,
mana sian Tin bisa disamakan dengan Eng Lian ? jangan
sama Eng Lian, sama Leng siong saja sudah kalah. Tapi untuk
membikin supaya hatinya sian Tin tidak kecewa, maka sambil
ketawa Lo In berkata,
"Hanya sedikit bedanya, enci Lian seketik lebih cantik."
"Kalau dengan Leng Siong ?" Sian Tin mendesak dengan
penasaran.
"Kalau dengan enci Leng Siong, kecantikan Ci-de setengah
ketik dibawahnya." Lo In menjawab sambil ketawa haha hihi.
Celaka Pikri sian Tin dalam hatinya. Si bocah bilang seketik
dan setengah ketik hanya berkata tidak sejujurnya. Kalau yang
benar, pasti Eng Lian dan Leng Siong jauh lebih cantik dari
dirinya. Sebegitu jauh ia anggap dirinya paling cantik, tidak
tahunya kalah jauh dengan tiga kawan karibnya si bocah.
Mungkin Bwee Hiang juga, Lo In tidak omong benar dan Bwee
Hiang tentu lebih cantik dari pada dirinya. Memikir demikian,
tampak Sian Tin menjadi lesu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik In, kau tidak omong dengan sejujurnya, membikin
encimu kecewa. Mereka tentu adalah lebih cantik dariku.
Kenapa aku mengatakan sama, seketik dan setengah ketik
segala ? Adik In, tidak baik kau membohongi encimu."
Lo In tidak enak hatinya. Memang benar ia membohongi
enci gedenya, tapi ya apa mau dikata. Ia hanya dapat
mengatakan demikian untuk membuat Sian Tin tidak kecewa,
tapi akhirnya si nyonya muda yang cantik itu kecewa juga.
" Ci-de." kata Lo In mengalihkan pembicaraan.
"Sebaiknya kita jangan bicarakan urusan paras cantik tidak
cantik. Mari aku bicarakan tentang kelakuan mereka yang
sangatjenaka dan mengesankan serta pengalamanpengalaman
kita bersama. Pasti ini lebih menarik perhatian
untuk Ci-de dengar."
"Nahi coba kau mendongeng." sahut Sian Tin yang setuju
rupanya pembicaraan dialihkan kepada hal-hal yang gembira.
Lo In lalu mendongeng perjalanannya dengan Bwee Hiang
dan Eng Lian, tentu saja pada saat-saat yang gembira Lo In
ceritakan dan tuturkan juga sedikit tentang ia dan Eng Lian
tinggal di Tong-hong-gay, saban hari plesiran naik si rajawali
emas. Begitu meresap ceritanya Lo In hingga sian Tin duduk
termangu- mangu.
Mendadak dalam hatinya timbul keinginan menjadi gadis
lagi dan ikut merantau dengan si bocah wajah hitam yang
sangat dicintai oleh teman-teman wanitanya. Terdengar ia
beberapa kali menghela napas.
Ia membayangkan gembiranya perjalanan Lo In dengan
Bwee Hiang, bagaimana akrabnya pergaulan si bocah wajah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hitam dengan enci Eng Liannya dan bagaimana besar
perhatian Leng siong terhadap Lo In . Dan kesimpulannya
tentu tiga gadis itu mencintai Lo In tanpa disadari oleh si bocah
yang masih belum tahu apa-apa.
Ia membayangkan bagaimana ia menikah dengan Koan
Beng, pemuda yang usianya jauh lebih tua dengannya. Lelaki
pendiam dan sehari-hari hanya sibuk dengan pekerjaannya,
tidak ada saat-saat yang gembira sian Tin rasakan dalam
hidupnya sebagai suami isteri sudah empat tahun lamanya.
Mengingat ini, diam-diam sian Tin iri kepada tiga gadis
temannya Lo In yang telah dapat mengikat hatinya si bocah
luar biasa itu.
Mendadak timbul dalam hatinya suatu keinginan yang
bukan-bukan. Ia ingin menguasai Lo In dan bikin selanjutnya si
bocah jatuh dibawah pengaruh kecantikannya. Pikirnya, "Dia
masih hijau- dalam soal asmara. Biarlah aku ajari dia
bagaimana sedapnya orang bermain cinta. sekarang dia
masih ketolol-tololan. Lama-lama tentu pintar, setelah aku
kasih les dalam tempo singkat. Aku mau lihat, siapa diantara
kita berempat yang dapatkan Hek-bin-sin-tong Lo In ? Tentu
saja sian Tin, sedang Bwee Hiang, Eng Lian dan Leng siong
boleh gigitjari. Hi hi hi......."
Ini adalah lamunan yang gila-gilaan dari sian Tin. Apakah
benar-benar dia dapat menundukkan si bocah wajah hitam
dengan gaya dan parasnya yang memang cantik? Entahlah.
sian Tin sebenarnya adalah seorang isteri yang setia pada
suaminya. Buktinya ia tidak kepincuk dengan paras coa Keng
yang jauh lebih cakap dari Koan Beng. Tapi mendadak ia jatuh
hati pada Lo In , seorang anak yang masih pentil. sungguh
tidak habis dimengerti. Mungkin si cantik ketarik oleh caraTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
caranya Lo In yang kocak Jenaka, oleh kepandaiannya yang
maha tinggi, atau oleh perasaan ingin membalas budi atas
pertolongannya si bocah kepada dirinya. Tapi yang terang,
napsu tidak mau mengalah telah berkecamuk dalam dadanya,
ia ingin mengalahkan tiga dara saingannya sekaligus.
Dengan seringnya Koan Beng tidak ada di rumah lantaran
sibuk dengan pekerjaannya, tidak heran kalau sian Tin yang
mengandung maksud tertentu telah melayani Lo In sangat
istimewa. Malah dalam waktu-waktu ada kesempatan sian Tin
mulai membuat guncang hatinya si anak muda masih hijauuntuk
bermain cinta.
"Adik In." kata sian Tin ketawa manis selagi mereka duduk
mengobrol.
" Encimu ingin sekali belajar sedikit ilmu silat untuk
menjaga diri sukalah adik In mengajarinya."
"Itu urusan kecil. Cuma buat apa ? Ci-de toh tidak kemanamana."
sahut Lo In .
"Apa salahnya kalau bisa sedikit-sedikit untuk menjaga diri,
jangan sampai dihina orang seperti Coa Keng malam itu." kata
si cantik, sepasang matanya yang halus menatap Lo In sambil
tersenyum menggiurkan.
Maksud si cantik mengingatkan pada malam itu agar Lo In
ingat pada keadaan dirinya (sian Tin) yang tidak berpakaian.
Kulitnya yang halus putih dengan sepasang buah dada
terbuka setidak-tidaknya telah disaksikan oleh si bocah.
Agak genit kelakuan sian Tin, tapi Lo In tidak perhatikan itu.
Kelakuan demikian sudah biasa Lo In hadapi dari Eng Lian
yang berandalan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ternyata Lo In tidak memikir pada keadaan malam itu.
setelah ia ketawa nyengir, ia berkata dengan wajar,
"ci-de mau belajar silat tidak aku keberatan. cuma saja
perjalanan jadi ketunda. Aku harus mencari enci Hiang dan
Lian, yang sekarang mereka entah ketahan dimana."
sian Tin tidak senang Lo In berkata demikian. Dari mana
ternyata bahwa si bocah memperhatikan betul kepada Bwee
Hiang dan Eng Lian. Tapi sian Tin tidak unjuk perasaan tidak
senangnya, sebaliknya ia bersenyum manis dan berkata,
"Adik In, begitu besar perhatianmu pada Bwee Hiang dan
Eng Lian sampai melupakan pada enci barumu yang
memohon pertolongan. Kau tinggal beberapa hari disini.
setelah encimu dapat belajar inti sarinya ilmu silat yang kau
ajarkan padaku, kau boleh meninggalkan encimu dengan
perasaan lega, bukan ?"
Lo In pikir tidak jahatnya ia tinggal beberapa hari dalam
rumah sian Tin, setelah ia ajarkan sedikit garis-garis besarnya
pelajaran ilmu silat, ia akan lantas berlalu dari situ untuk
mencari enci Lian dan Hiangnya.
Pada malamnya sian Tin bicara dengan Koan Beng bahwa
ia mau belajar ilmu silat pada Lo In , untuk mana Koan Beng
tidak merasa keberatan. Malah senang hatinya sang isteri ada
minat demikian. Ia tidak mengira kalau tujuannya sang isteri
lain dari apa yang ia kira. Ia tidak ambil peduli saban hari sian
Tin berkumpul dengan Lo In . Malah ia senang sian Tin dapat
teman bercakap-cakap karena ia sendiri hampir tidak ada
tempo menemani isterinya kongkouw-kongkouw disebabkan
kesibukannya sehari-hari.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pada suatu pagi ketika Lo In sedang menunggu sian Tin
muncul di ruangan latihan, hatinya tiba-tiba berdebar nampak
sian Tin dalam pakaian istimewa. Ia mengenakan celana
sutera yang tipis, bajunya demikian ketat hingga sepasang
buah dadanya seperti tercetak menonjol. Menggairahkan
sekali sian Tin dalam pakaiannya yang istimewa itu karena
anggota tubuhnya yang putih tercetak membayang.
sanggulnya yang rapih tercantum sepasang bunga mawar
menambahkan wajahnya lebih cantik lagi dan mengesankan
pada Lo In yang baru kali ini nampak Ci-denya ada demikian
istimewa di pemandangannya.
"Adik In, bagaimana pendapatmu tentang pakaian encimu
ini ? Bukankah lebih tepat untuk digunakan dalam latihan ?
Aku jadi bisa bergerak dengan leluasa." berkata sian Tin
sambil jalan mendekati Lo In yang sedang bengong menatap
dirinya si cantik,
sian Tin belaga pilon nampak si bocah seperti yang
kesengsem menatap dirinya dalam pakaian istimewanya.
"Hei, adik In. coba kau katakan, bagaimana pendapatmu ?"
ia menegur Lo In seraya mencubit perlahan lengan Lo In . si
bocah kaget dicubit.
" Ci-de, kenapa kau mencubit ?" tanyanya.
"Bwee Hiang, Eng Lian dan Leng siong boleh mencubitmu.
Apa encimu tidak boleh ?" sahut sian Tin dengan aksi genit.
Lo In jadi melongo mendengar jawaban sian Tin.
"Baiklah." kata Lo In .
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau nanti aku balas mencubit, Ci-de jangan marah "
"Cubitlah, nah, cubitlah sekarang. jangan pakai nanti-nanti."
sahut sian Tin seraya menyodorkan lengannya yang putih
halus dibungkus oleh kain sutera tipis, parasnya bersenyumsenyum
dan matanya melirik tajam. Lo In bingung nampak
kelakuannya sian Tin yang hebat.
Memang Lo In sudah bingung nampak kelakuan si cantik
belakangan ini. Dalam mengobrol kata-katanya sering
melantur hingga Lo In yang masih hijau- sial cinta menjadi
terbuka pikirannya. Lebihan di waktu latihan, kalau Lo In raguragu
untuk memegang tangan si cantik untuk memberi
petunjukan caranya bersilat, sian Tin malah agresif seakanakan
ia girang kalau sering-sering dapat bersentuhan badan
dengan si bocah.
Bukannya jarang Lo In kepaksa memeluk sian Tin ketika si
cantik belagak kepeleset jatuh. Kejadian yang sangat nakal.
Eng Lian dalam pandangan Lo In sudah nakal dan berandalan
tapi tidak seliar enci gede ini, entahlah apa maksudnya.
Demikianlah, ketika k melihat Lo In diam saja disuruh cubit
lengannya, sambil ketawa manis, si cantik berkata lagi,
"Adik In, kalau tidak berani mencubit encimu, marilah kita
berlatih."
"Tapi Ci-de......." sahut Lo In , tampak ia ragu-ragu.
"Tapi, apa ?" tanya sian Tin heran sambil menatap wajah si
bocah.
"Tapi Ci-de pakaiannya begitu, aku takut."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pakaian begini paling cocok untuk latihan. Kenapa kau jadi
takut ?"
"Ahi aku takut. sebaiknya Ci-de tukar pakaian biasa saja."
"Bilang saja terus terang, kau tidak suka mengajari silat
pada encimu " kata sian Tin dengan merengut tapi lekas ia
bersenyum lagi.
"Aku bukan tidak mau mengajari, aku takut........" sahut Lo
In gugup, nampak ci-denya seperti kurang senang.
"Takutnya kenapa sih ?" sian Tin kepingin tahu.
"Aku takut kesalahan pegang lengan enci yang halus itu."
jawabnya polos.
sian Tin ketawa ngikik genit. Ia berkata,
"Ala, sering-sering kau peluk encimu tidak apa-apa, kenapa
sekarang banyak cingcong ? Mari, lekas kita latihan "
sian Tin tidak memberi kesempatan Lo In menjawab.
Tangannya yang halus sudah pegang tangan Lo In , ditarik ke
tengah ruangan untuk berlatih. Lo In tidak dapat menolaki
meskipun hatinya sangat ragu-ragu.
Dimulailah latihan sebagaimana biasa. Tapi kali ini Lo In
sering-sering hatinya dibikin berdebar nampak sian Tin
bergaya dalam pakaian istimewanya. Matanya si bocah
rasanya kabur nampak keindahan tubuh sian Tin seperti yang
tidak ada tutupnya, saking tipisnya kain yang dipakai si cantik
dalam latihanpagi itu segera berbayang tubuh si cantik malam
itu di dalam hotel, yang Lo In saksikan dengan tidak
menimbulkan reaksi apa-apa dalam hatinya yang masih murni.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Waktu itu tubuh sian Tin benar-benar tidak ada penutupnya
karena pakaiannya dibukai oleh Coa Keng. saat itu hatinya Lo
In tenang-tenang saja. Tapi sekarang, kenapa hatinya jadi
berdebaran nampak tubuh yang indah itu dibalik pakaian
tipisnya ? Kenapa ? Lo In menanya pada dirinya sendiri
Apakah ia sekarang sudah memasuki usia dewasa ? si bocah
tidak mengerti. Tapi yang terang, belakangan ini setelah ia
mendapat kuliah soal cinta dari sian Tin, pikirannya yang
tertutup menjadi terbuka. Mungkin itulah yang membuat si
bocah menjadi berdebaran hatinya.
Lo In yang sedang menyaksikan sian Tin berlatih sambil
sambil termenung, tiba-tiba ia kaget nampak si cantik
sekonyong-konyong badannya terkulai hendak roboh. Cepat si
bocah datang menyangganya sehingga sian Tin tidak sampai
roboh di lantai.
"ci-de, kau kenapa ?" tanya Lo In gugup, sian Tin tidak
menjawab, hanya matanya menatap Lo In , lesu kelihatannya.
" Ci-de, kau kenapa ?" mengulangi Lo In .
sian Tin tidak menjawab, sebaliknya ia terkulai seperti
kakinya lemas.
Dengan begitu, Lo In menjadi repot menahannya. Terpaksa
Lo In memeluk erat-erat sian Tin jangan sampai roboh di
lantai. Tangannya yang gugup beberapa kali melanggar buah
dadanya si cantik tanpa disadari oleh Lo In .
" Ci-de, kau kenapa ? Apa sakit ?" Lo In mengulangi lagi
pertanyaannya.
si nona menatap wajah Lo In .
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tolong kau bawa encimu diduduki di atas dipan sana.
Kakiku rasanya lemas betul." kata si cantik dengan suara
lemah.
Tanpa ragu-ragu Lo In memondong sian Tin lalu diduduki di
atas dipan dan Lo In masih terus memelukinya tubuh si cantik
lantaran sian TIn kelihatannya sangat lemah dan mau terkulai
saja badannya.
" Ci-de, bagaimana kalau kau rebahan saja ?" tanya Lo In .
"jangan, biarkan aku duduk begini." sahutnya, sementara
itu ia jatuhkan kepalanya di atas dadanya si bocah, seperti
merasakan pusing.
"Ci-de, sebaiknya aku panggil pelayan datang untuk antar
kau ke kamar beristirahat." kata si bocah yang menjadi
kebingungan nampak sian Tin yang barusan demikian sehat
dan gesit sekarang berubah menjadi lesu dan tidak berdaya
dalam pelukannya.
"jangan, jangan " mencegah sian Tin seraya tangannya
memegang tangan Lo In .
"Aku tidak suka ada orang datang mengganggu kita. Adik
In, peluklah encimu lebih erat........"
Lo In heran mendengar perkataan si cantik, sebelum hilang
herannya tiba-tiba ia lihat sian Tin angkat kepalanya dan
menatap padanya dengan bersenyum manis,
"Adik In, kepalaku yang pusing akan hilang sendirinya kalau
encimu dalam pelukanmu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In tercengang. Ia tidak sempat mananya, nampak
matanya sian Tin yang mendadak liar membuat hatinya
bimbang hingaa ia diam saja.
"Adik In, kenapa kau diam saja ? Lekas kau cium bibir
encimu. Kau akan rasakan sedapnya orang bermain cinta.
Adik In, ohe......." sian Tin mengeluh dengan bibir menantang
sedang tangannya memegang tangan Lo In dan ditaruh pada
buah dadanya yang sedang naik turun mengikuti debaran hati
yang bergelora sekonyong-konyong. Lo In makin bingung
nampak kelakuan enci angkatnya.
"Adik In, kaujanga tolol. Lekas cium bibir encimu." kata sian
Tin lagi dengan napas agak memburu, seraya tangannya
menekan tangan Lo In yang meraba buah dadanya.
"Ini adalah ketikanya yang baik kau merasakan sedapnya
bermain cinta."
Ketika Lo In masih tinggal diam saja, rupanya ia sedang
terkesima, si cantik kasih lihat senyumnya yang memikat serta
katanya perlahan,
"Adik In, jangan tolol. Encimu senang kalau kau berbuat
seperti Coa Keng telah perlakukan encimu........."
Berbareng sian Tin angkat kemalanya yang berdongak
lebih tinggi hendak mencium si hitam yang dalam keadaan
bengong. Pada saat itulah tiba-tiba Lo In menggigil badannya
seperti kedinginan.
Ia bukannya menyambut kecupan bibir sian Tin yang merah
sumringahi sebaliknya malah melengoskan mukanya dan
melepaskan pelukannya dari si cantik, sian Tin sudah tentu
saja menjadi kaget.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik In, kau kenapa ? Kau marah pada encimu ? Apa aku
kurang cantik untuk bermain cinta dengan kau ? oh, adik In,
encimu mencintaimu.........."
Lo In sebenarnya sudah sangat gusar, seketika itu ia sudah
kepingin menampar saja pipi perempuan tidak tahu malu itu.
Tapi wataknya yang sabar tidak mau melukai perasaan orang,
maka ia hanya ketawa tawar saja dan jauhkan diri dari sian
Tin.
"Adik In, kau tidak mau menyambut cinta encimu ?" sian Tin
berkata pula dengan tidak pakai malu-malu lagi dan blakblakan
terhadap Lo In .
" Ci-de." sahut Lo In serius.
"Aku masih kecil. Belum waktunya aku bermain cinta
seperti katamu........."
"TIdaki tidaki kau sudah cukup dewasa " memotong sian
Tin kalap.
"Tenang, ci-de." kata lagi Lo In .
"Bukan itu saja. Kau adalah nyonya rumah dan aku adalah
tamunya. Kalau nyonya rumah main gila dengan tamu, lantas
ditaruh dimana muka suamimu kalau sampai kejadian busuk
itu diketahui umum ?"
"Tidak, tidak. Aku benci pada Koan Beng yang seperti
patung " seru Sian Tin perlahan.
"Aku inginkan kau, bocah nakal Jenaka dan berkepandaian
silat tinggi."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"soal suamimu seperti patung, itu soal lain." kata Lo In
kalem.
"satu kali orang sudah bersuami isteri, harus rela untuk
menempuh hidup sampai di hari tua, baru betul. Tidak boleh
kita punya hati nyeleweng. Aku lihat cihu Koan Beng adalah
seorang baiki kau mau pilih yang bagaimana lagi? Dia sangat
memperhatikanmu. Kalau dia tidak dapat setiapp saat
mendampingimu, bukannya dia tidak mau dan tidak cinta, itu
disebabkan oleh kesibukan dengan perusahaannya. Dalam
hal ini masih dapat diusahakan agar dia membagi temponya
untuk mendampingi kau yang kesepian."
Lo In hentikan kata-katanya sejenaki melihar reaksinya
bagaimana. Ia lihat sian Tin menundukkan kepala seperti
berpikir.
"Aku lihat pada malam itu kau mengucurkan air mata ketika
hendak dinodai oleh Coa Keng. Aku sangat memuji
kesetiaanmu pada suami. Kau tidak kepincuk oleh paras Coa
Keng yang jauh lebih cakap dari cihu Koan Beng. Makanya
aku mau turun tangan melindungi dirimu dari kehinaan, adalah
lantaran aku sangat menghargai dirimu yang sangat setia."
Perlahan Lo In lihat air mata mulai menetes turun dari selasela
matanya sian Tin.
"Sebenarnya aku tidak perlu angkat saudara dengan kau,
kalau hatiku tidak menghormati kau sebagai isteri yang setia.
sudah cukup dengan tiga teman karibku yang memandang aku
sebagai saudaranya. Dengan mengikat tali persaudaraan
dengan kau, aku pikir tidak ada jahatnya, malah satu waktu
dalam keadaan senggang aku akan pujikan dirimu sebagai
tauladan dihadapan enci Hiang, Lian dan Leng siong sebagai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
satu isteri yang setia kepada suaminya. Aku percaya mereka
tentu akan turut memuji dan menghargai dirimu "
"Adik In, aku merasa bersalah.........." tiba-tiba kata sian Tin
seraya angkat mukanya dengan air mata yang berkaca-kaca.
"sukakah kau memaafkan atas perbuatanku yang hina tadi
?"
"Aku selamanya memaafkan orang yang mengaku
bersalah. semoga Ci-de dengan cihu dapat hidup akur dan
bahagia sampai dihari tua." Lo In mendoakan.
"sekarang bagaimana dengan perbuatan barusan?" tanya
sian Tin.
"Anggaplah hal itu tidak pernah terjadi. Kita boleh
melupakannya." sahut Lo In .
"ohi kau baik sekali adik In....." kata sian Tin sambil
menyeka air matanya. Lo In tidak menjawab hanya unjuk
ketawa nyengirnya yang khas. sian tin juga mulai kelihatan
senyumannya yang manis memikat. Diam-diam ia sangat
menghargai adik kecilnya itu.
Tadinya ia sudah menghitung matang bahwa dengan
pakaian istimewanya bakal membikin terjungkal imannya si
bocah. Pada waktu sian Tin menantang di cium oleh Lo In ,
sian Tin sudah gunakan kepandaiannya memikat. Matanya
menatap basah seperti memohon kasihan, dadanya yang
berombak dan keluhannya menekan rangsangan napsu birahi
dalam pelukan si bocah, semestinya Lo In tak dapat
mengendalikan imannya yang teguhi mesti ia gugur dan
mencium bibirnya sian Tin yang merah semringah
denganpenuh gairah. Tapi heran, si bocah sungguh imannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sangat teguhi meski sebelumnya Lo In sudah dikasih kuliah
soal nikmatnya orang main cinta. Lo In seolah-olah tidak
ketarik oleh yang demikian, itu menandakan bahwa pribadinya
sangat kuat.
Coba anak lain, meskipun usianya dibawah Lo In , rasanya
tidak kuat menghadapai godaan yang demikian
menggairahkan dari sian Tin yang cantik.
seperti yang sudah tidak apa-apa lagi yang hendak
dibicarakan, tampak Lo In dan sian Tin membisu. Lo In berdiri
sedikit jauh dari sian Tin, sedang si cantik masih duduk di atas
dipan, dimana barusan telah terjadi sandiwara satu babak.
Pada saat itulah tiba-tiba pintu terbuka dan seorang ber
jalan masuki Kiranya yang masuk itu bukannya lain adalah
Koan Beng.
Tentu saja sian Tin an Lo In menjadi terkejut bukan main,
mereka mengawasi pada Koan Beng dengan sorot mata
menanya.
Lo In kaget ketika Koan Beng mementangkan kedua
tangannya dan hendak merangkul dirinya.
Ia mundur dua langkahi siap menjaga kemungkinan kalau
Koan Beng menyerang. sian Tin juga sudah pucat parasnya
dan ketakutan.
"Adik In, apa kau tidak suka menyambut rasa terima kasih
aku?" tiba-tiba Koan Beng berkata, ketika melihat Lo In
mundur hendak dipeluk olehnya.
Parasnya Koan Beng tampak berseri-seri, bukannya gusar
seperti yang diduga semula.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"cihu, urusan apa yang membuat kau merasa terima kasih
?" tanya Lo In heran.
Koan Beng datang mendekati, lalu memeluk Lo In . Kali ini
si bocah tidak bergerak ketika dipeluk Koan Beng. Kiranya itu
ada satu pelukan hangat dari tuan rumahi Koan Beng berbisik
di telinga Lo In ,
"Adik In, sungguh aku sangat berterima kasih kepadamu
sudah menyadarkan pikiran isteriku yang salah tindak. Aku
sangat mencintai dia. semoga dengan nasehatmua yang
sangat berharga itu membuat kita selanjutnya hidup bahagia."
Lo In terkejut. Kiranya Koan Beng sudah mendengarkan
semua pembicaraan ia dengan sian Tin dalam ruangan latihan
itu Tapi, apalah Koan Beng juga menyaksikan adegan ia
dengan sian Tin berpelukan ? sungguh tidak enak
pemandangan itu dimatanya Koan Beng kalau benar ia
melihatnya. selebar mukanya Lo In dirasakan panas, saking
jengah.
sebelumnya Lo In dapat mengatakan apa-apa atas
bisikannya Koan Beng, ia dengan Koan Beng memanggil
isterinya,
"Adik Tin, mari sini "
sian Tin dengan paras pucat bangkit dari duduknya dan
menghampiri mereka.
si cantik tak tahu apa yang dibisiki suaminya di telinga Lo In
, tapi dilihat dari sikapnya Koan Beng tidak apa-apa terhadap
si bocah, maka hatinya jadi tabah. Dengan roman manja ia
menanya tatkala sudah berada di depan Koan Beng,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Toako, kau panggil aku ada urusan apa yang hendak
dibicaarkan?"
"Ha ha ha " tiba-tiba saja Koan Beng ketawa. Ketawa mana
membuat Lo In dan sian Tin jadi saling pandang.
"Adik Tin dan In. Apa yang terjadi dalam kamar ini, aku
sudah tahu semuanya dan dengar." kata Koan Beng, setelah
hentikan ketawa nya.
"Memang apa yang kau katakan aku sebagai patung, tidak
salahnya, adik Tin. Tanpa kejadian pada pagi ini, aku tak
menyadari akan kesalahanku. Aku mohon maaf padamu
bahwa sekian lama aku sudah telantarkan pengharapanmu.
Berhubung dengan repitnya urusan, maka aku tak bisa sabansaban
mendampingimu yang kesepian........."
"Toako, ah........." sian Tin kata dengan gugup mendengar
kata-kata suaminya.
"Tunggu dulu, jangan kau potong pembicaraanku." kata lagi
Koan Beng.
" Kata- kata adik In memang benar. Aku bukan tak
mencintaimu, adik Tin. Aku sangat repot, tidak bisa sabansaban
mendampingimu. Tapi mulai hari ini, aku akan membagi
tempoku untuk membuat kau tidak kesepian seperti yang adik
In katakan."
Lo In membisu. Kini Lo In dapat kepastian bahwa Koan
Beng sudah lama mengintip itu. Tapi kenapa ia tidak tahu ?
Bukankah kepandaiannya sudah sangat tinggi dan dapat
mendengar tindakan orang yang darijarak sangat jauh ?
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia ingat bahwa waktu itu ia sedang terkesima menghadapi
kelakuan sian Tin yang hebat menggairahkan hingga
perhatiannya tak terpencar. Boleh jadi lantara itu, makanya ia
tidak mendengar bahwa diluar kamar latihan itu ada orang
yang sedang mengintai. sian Tin tampak tundukkan kepalanya
mendengar perkataannya Koan Beng.
"Adik Tin, kau sedang pikirkan apa ?" tanya Koan Beng
tatkala melihat isterinya tunduk saja seperti kemalu-maluan.
"Toako" sahut sian Tin sambil angkat wajahnya yang
berkaca-kaca dengan air mata.
"Kau sudah melihat dengan mata kepala sendiri, aku ini
seorang isteri yang hina dina, telah mencurangi suaminya
yang baik hati. Maka ijinkanlah sejak hari ini aku keluar dari
rumahmu untuk menebus dosaku dengan mencukur rambutku
menjadi paderi. Di sana aku siang malam akan berdoa,
memohon keselamatan dan kebahagiaanmu..........."
"Hehe, mana boleh." sahut Koan Beng.
" Kau tetap akan menjadi isteriku yang tercinta."
Air matanya sian Tin mengucur deras sekali. Terharu ia
mendengar perkataan sang suami yang sangat besar cintanya
terhadap dirinya.
"Toako, mana bisa kita hidup bahagia sedang apa yang aku
lakukan barusan kau sudah saksikan dan mendengarkannya."
kata sian Tin dengan penuh penyesalan.
"Adik Tin, anggaplah itu seperti tidak terjadi. Kita boleh
melupakannya seperti kata-katanya adik Intadi. Apakah kau
sudah lupa ?" menghibur Koan Beng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Toako, aku sungguh baik sekali......." kata sian Tin,
menyusul ia lantas jatuhkan dirinya berlutut sambil memeluk
kakinya Koan Beng.
"Toako, ampunkan dosaku yang sangat besar. selanjutnya
aku berjanji akan setia padamu meskipun kau akan
perlakukan diriku sebagai budakmu yang hina............"
Koan Beng jadi gelabakan melihat isterinya berlutut dan
memeluk kakinya sambil meratap. cepat ia angkat bangun dan
menghibur,
"Adik Tin, kau jangan kata begitu. sudah sejak tadi aku
mengampuni dosamu. semua ini ada jasanya adik In kita. Kau
seharusnya mengucapkan terima kasih kepada adik In. Aku
berjanji untuk selanjutnya aku tidak akan membuat kau
kesepian. Aku sangat mencintaimu, adik Tin Bangunlah "
Dengan perlahan-lahan sian Tin bangkit dari berlututnya.
setelah ia berdiri lalu menghadapi Lo In , ia menjura sambil
berkata,
"Adik In, kau sudah membikin aku insyaf. Kau telah
membuat suamiku sadar akan kelalaiannya memperlakukan
isterinya. Budi yang besar ini sungguh bikin encimu berat
menanggungnya. Aku doakan saja, semoga kau selamanya
dalam selamat dan hidup akur dengan tiga dara yang menjadi
teman akrabmu "
Lo In membalas hormatnya sian Tin. Tapi diam-diam ia
heran sian Tin mendoakan ia supaya hidup akur dengan tiga
dara kawannya. Apakah sian Tin maksudkanBwee Hiang, Eng
Lian dan Leng siong bakal jadi isterinya nanti ? Memikir ke sini
hatinya tertawa geli.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"ci-de, aku tidak membuat jasa apa-apa. Kalau toh apa
yang sudah lakukan telah membuat kalian suami isteri bisa
hidup akur dan beruntung, itu dengan cara kebetulan saja dan
memang menjadi pengharapanku kalian dapat hidup bahagia."
Lo In berkata dengan merendah hingga menarik rasa suka dari
Koan Beng dan sian Tin. Bagaimana Koan Beng bisa
mengintip sandiwara dalam ruangan latihan itu?
sebenarnya pagi itu ia sudah keluar dari rumah untuk
mengurus pekerjaannya. Apa mau ia ada ketinggalan suratsurat
yang perlu ia bawa, maka ia sudah balik lagi. Kebetulan
dalam rumah ia kesomplokan dengan pelayannya sian Tin.
Kepadanya ia menanyakan apa isterinya sudah pergi berlatih
silat dengan Lo In .
sang pelayan anggukkan kepala sambil sedikit mesem.
Koan Beng curiga lalu menanya kenapa pelayan itu ketawa
mesem. si pelayan menjawab,
"Ketawa mesemku bukan apa-apa. Cuma nyonya pagi ini
masuk ruangan latihan dengan pakaian yang istimewa."
" Istimewanya kenapa ?" tanya Koan Beng kepingin tahu.
si pelayan lalu kasih tahu majikannya bagaimana sian Tin
mengenakan pakaian yang serba tipis dan serba ketat
sehingga hatinya Koan Beng tidak enak. Apa-apaan sang
isteri mengenakan pakaian yang segila itu? Tanya dalam
hatinya sendiri. Karena merasa curiga, maka ia tidak jadi
keluar lagi, sebaliknya ia dengan jalan mengendap-endap
telah mendekati ruangan latihan dan mengintip dari jendela
apa yang terjadi dalam ruangan itu.
Hatinya berdebar-debar gusar nampak pakaiannya sang
isteri yang serba ketat dan tipis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Benar-benar dalam pakaian itu sang isteri sangat
menggairahkan penglihatannya. Ia tidak mengerti apa maksud
sian Tin telah menggunakan pakaian demikian. Ia terus
mengikuti perkembangan lebih jauh apa yang akan terjadi.
Ketika Lo In tari urat minta sian Tin menukar bajunya, diamdiam
Koan Beng puji kejujurannya Lo In , sebaliknya ia jadi
benci pada sian Tin ketika ia memaksa Lo In berlatih dengan
pakaian yang menggairahkan itu.
Tiba-tiba sedang asyiknya memandang tubuh sang isteri
dibalik pakaiannya yang ketat dan serba tipis itu, ia kaget
melihat isterinya terkulai dan hendak jatuh. Ia lihat Lo In
memburu dan menolongnya. saat itu sebetulnya ia sudah mau
masuk melihat keadaan isterinya, kalau tidak mendengar sian
Tin berkata pada Lo In supaya dirinya dibawa dan diduduki di
atas dipan. Ia mau menunggu perkembangan lebih jauh sebab
sian Tin kelihatan tidak apa-apa. Kemudian ia menyaksikan
adegan-adegan yang membikin darahnya naik ke rambutnya.
Dalam hati ia memaki kegenitan sian Tin minta dicium Lo In
dan menaruh tangan Lo In di atas buah dadanya yang
menonjol menggairahkan.
Ia benci pada si bocah yang diam saja seakan-akan tahan
harga untuk mencium isterinya yang sudah menantang
dengan penuh napsu. Ia menduga Lo In akan lantas
memenuhkan tantangan sang isteri, melihat isterinya demikian
menggiurkan. Apalagi ketika ia mendengar sian Tin berkata
bahwa ia tidak keberatan kalau Lo In perlakukan dirinya (sian
Tin) seperti yang diperbuat oleh Coa Keng.
sudah tak tahan Koan Beng menyaksikan adegan yang gila
itu, ia sudah lantas meninggalkan jendela dan menghampiri
pintu, akan tetapi ia hentikan maksudnya ketika ia melihat Lo
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In lepaskan pelukannya dan terjadilah 'tarik urat' diantara sian
Tin dan Lo
In, dalam mana hati Koan Beng merasa lega bahwa Lo In
bukannya oang yang pantas dihina sebagaimana dugaannya
semula.
Dari kata-kata sian Tin dah Lo In yang masuk ke telinganya
Koan Beng, ia dapat menyaringnya secara terang. Ia terharu
melihat isterinya tampak bercucuran air mata menangis dan
mengaku salah terhadap perbuatannya. Kata-kata ksatria dari
Lo In yang menasehatkan sian Tin sehingga si cantik tersadar
dari perbuatannya yang keliaru, membuat Koan Beng tidak
habisnya memuji. Ia sangat berterima kasih kepada Lo In ,
sebaliknya ia merasa kasihan kepada isterinya yang menjadi
korban kesepian dan perbuatannya itu dilakukan oleh karena
ingin mendapat kebahagiaan dalam hidupnya. semua itu
salahnya ia (Koan Beng) yang tidak memperhatikan isterinya
yang selalu kesepian. Dalam hal mana ia dapat memaafkan
akan kelakuan sang isteri yang tidak genah barusan apalagi
sekarang isterinya sudah mengaku salah dan insyaf akan
perbuatannya yang tidak benar.
Maka, dengan tidak ragu-ragu lagi ia sudah mendorong
pintu ruangan latihan kemudian ia menghampiri Lo In dan
memeluknya untuk menyatakan rasa syukurnya dan terima
kasih atas sikap jantan dari si bocah dan perkataannya yang
tajam sehingga membuat pikiran sang isteri yang gelap
menjadi terang.
(Bersambung)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jilid 15
Demikianlah, setelah kejadian yang disebutkan di atas,
walau sudah dicapai suatu keakuran bahwa kejadian itu
dianggap seperti tidak terjadi, bagi Lo In rasanya sudah
menjadi janggal untuk berdiam lama-lama dalam rumahnya
Koan Beng.
Benar tuan dan nyonya rumah perlakukan dirinya
sebagaimana biasanya, malah lebih menghormat lagi
kelihatannya, akan tetapi Lo In sudah menjadi tidak betah. Ia
takut nanti Sian Tin berubah pikiran dan membikin ia sulit
menghadapinya.
Pada suatu pagi-pagi, ketika Sian Tin datang di tempat
latihan, ternyata tidak ada Lo In yang biasanya menantikan ia
disitu. Ia menjadi heran sebab hal itu baru sekali itu saja
terjadi. cepat ia pergi ke kamarnya Lo In sebab si bocah
mendapat kamar spesial untuknya. Ia memanggil-manggil tapi
Lo In tidak kelihatan muncul dari kamarnya. Ia lalu dekati pintu
dan mendorongnya, ternyata tidak dikunci.
Sian Tin masuk sembari memanggil-manggil si bocah tapi
Lo In tidak ada dalam kamar.
"Kemana perginya dia ?" tanya Sian Tin dalam hatinya.
Tidak susah ia mencari Lo In sebab diatas menja ia dapati
suratnya Lo In untuk ia suami isteri. Bunyinya surat :
"ci-de dan ci-hu.
Terima kasih atas pelayanan selama aku menumpang
disini. Aku masih ada urusan penting yang harus dibereskan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Maka dengan tergesa-gesa kau berlalu tanpa pamitan
dahulu. Harap tidak menjadikan Ci-de dan cih u kecil hati.
Untuk Ci-de melanjutkan latihan, aku sudah sediakan
tulisan petunjuk-petunjuk yang harus diyakinkan. Harap jangan
bosan berlatih. Kalau ada ketikanya aku bersama temanteman
akan menyambangi kalian. semoga Ci-de dan cihu
selanjutnya hidup akur dan bahagia.
Lo In "
setelah membaca isinya surat, sian Tin jatuhkan diri di atas
kursi dan menghela napas beberapa kali. Ia menggumam,
katanya,
"Bocah itu sangat teguh imannya. Tak dapat digugurkan
oleh kecantikan dan rayuan manis malah dengan tubuh yang
menggairahkan. sayang......... Entah kapan aku dapat bersua
kembali."
sementara sian Tin berkata-kata sendirian, Lo In ternyata
sudah berapa jauh puluhan lie dari rumahnya Koan Beng. Ia
bermaksud mengunjungi Cit-seng-pay akan menyampaikan
pesannya Lim Kek Ciang kepada ketua dari Partai Tujuh
Bintang itu.
selagi Lo In enak-enak jalan, tiba-tiba ada yang menegur,
"Hei, bocah Kau bawa-bawa dua bilah pedang. Apa tidak
kebanyakan ? Lekas kasih aku satu "
Lo In menoleh. Kiranya yang menegur itu seorang pria yang
bermuka jelek.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku kira siapa, tidak tahunya pecundang dari burung
rajawaliku. Hahaha...."Lo In ketawa ngakak pada orang itu
yang ternyata adalah Toan Bie Lomo siauw Cu Leng.
si iblis Alis Buntung menatap wajahnya Lo In . ia tidak
mengira bocah yang ditegur itu adalah Lo In yang ia benci
tujuh turunan tapi juga yang ia paling takuti seperti melihat
momok.
Bagaimana siauw Cu Leng bisa ada disitu ?
Baik kita mundur sebentar untuk menceritakan perjalanan
Toan Bie Lomo.
Toan Bie Lomo siauw Cu Leng dalam perjalanan pulang
habis menjalankan tugas mengantarkan undangan pada Tui
Hun Lolo dari gua Naga Hitam (Hek Liong tong) berhubung
dengan Hari Ulang Tahunnya Ang Hoa Pay (Partainya Ang
Hoa Lobo) yang ketiga.
Dengan tidak terduga-duga dalam perjalanan pulang itu ia
berjumpa dengan bekas isterinya ialah Kong Kim Nio alias Kim
Popo si nenek bandel kenalan itu.
Waktu itu siauw Cu Leng sedang makan dalam sebuah
rumah makan. Tiba-tiba ia lihat ada seorang nenek masuk dan
ia kenali nenek itu adalah bekas isterinya yang sekarang
menamakan dirinya Kim Popo.
Cepat-cepat siauw Cu Leng menundukkan kepala supaya
jangan dikenali oleh Kim Popo.
Ketika Kim Popo habis makan, keluar dari rumah makan
telah dikuntit oleh siauw Cu Leng dari kejauhan. Ketika Kim
Popo sudah berada di luar dusun, siauw Cu Leng cepatkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tindakannya guna menyusul Kim Popo yang tidak sadar bahwa
dirinya dikuntit orang dari belakangnya.
Waktu itu sudah datang dekat, si iblis Alis Buntung teriak,
Kim Popo, katanya,
"sumoay, sumoay, kau dari mana dan mau kemana ?"
Kim Popo kaget ada orang teriak, ia sumoay (panggilan
adik seperguruan wanita). Lalu ia menoleh ke belakang.
Kiranya yang teriak, itu bukannya lain dari bekas suaminya
yang bernama siauw Cu Leng.
sejenak ia ingat akan masa lampau, tatkala mana ia "
dikerjai" lebih dahulu sebelumnya menikah oleh sang suko
(siauw Cu Leng), bagaimana manis dan bahagianya ia
rasakan pada saat itu, hatinya tiba-tiba berdebaran.
"suko, kau sendiri dari maan dan mau kemana ?" Kim Popo
balik menanya ketika siauw cu Leng sudah berada
dihadapannya.
"sumoay, jawabanmu sama saja dengan pertanyaanku.
Apa tidak ada kata-kata lain?" ujar siauw Cu Leng dengan
ketawa. sudah tentu sekarang ketawanya menyeramkan, tidak
seperti tempo dahulu waktu wajahnya sangat cakap.
ketawanya bisa bikin Kim Popo lupa makan dan lupa tidur.
"suko, aku lihat kau jelek amat sekarang." kata Kim Popo.
"sumoay juga kulihat jelek amat." sahut siauw Cu Leng.
Kim Popo gedrukan tongkatnya di tanah, sambil tarik muka
asam ia kata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"semua gara-garamu suko Kalau kau tidak berkenalan
dengan si sundel itu, mukaku masih utuh dan mukamu juga
tidak kurang suatu apa. Kita tentu sekarang tidak terlunta-lunta
dalam kalangan Kangouw yang sangat memusingkan kepala."
"sumoay, mari kita duduk kongkouw sambil melepas lelah."
siauw Cu Leng mengundang sambil jalan ke bawah sebuah
pohon, diikuti oleh Kim Popo.
setelah mereka duduki Kim Popo lalu berkata,
"suko, kau mengikuti si sundel, ada urusan apa kau bisa
disini ?"
"sumoay, kau rupanya masih marah saja pada enci Goat
Go (Ang Hoa Lobo). sekarang kita sudah sama-sama usia
lanjut, apa tidak bisa dilenyapkan ?"
berkata siauw Cu Leng yang coba meredakan
kekesalannya Kim Popo pada Ang Hoa Lobo yang karena
gara-gara Ang Hoa Lobo ia rusak mukanya dan kehilangan
siauw Cu Leng, suaminya yang sangat ia cintai.
"Aku masih penasaran pada sundel itu satu waktu kalau
aku jumpa, pasti aku akan hantam kepalanya dengan
tongkatku ini " kata Kim Popo sambil acungkan tongkatnya
yang berat 60 kati di depan bekas suaminya.
"Sudahlah, kita sudah jadi begini. Dia juga mukanya rusak,
kita sama-sama rusak, untuk apa urusan dahulu diungkit lagi
?" siauw Cu Leng meredakan kejengkelan Kim Popo.
si nenek masih terus jengkel pada Ang Hoa Lobo. Apalagi
sekarang ketemu dengan bekas suaminya. Kenangan lama
telah berbayang pula di depan mukanya. ibarat pelita yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sudah padam tetapi telah disulut lagi dengan bersuanya ia
dengan siauw Cu Leng. Marahnya pada Ang Hoa Lobo telah
timbul lagi. Kenapa Kim Popo demikian marah pada Ang Hoa
Lobo ? Itu kejadian yang tak dapat dilupakan oleh Kim Popo
seumur hidupnya.
Pada waktu itu Kim Nio (Kim Popo) baru saja dua tahun
melewatkan hidup bahagianya dengan siauw Cu Leng yang
sebelum menikah adalah suhangnya. Tiba-tiba saja muncul
Goat Go (Ang Hoa Lobo) yang kecantikannya tidak di sebelah
bawah dari Kim Nio.
Goat Go yang tidak jauh dari rumahnya Kim Nio, seringsering
datang ke rumah Kim Nio dengan alasan
perkenalannya dengan Kim Nio supaya lebih rapat.
Kim Nio tidak keberatan dengan kedatangannya Goat Go
sering-sering ke rumahnya. Apalagi Kim Nio pikir bahwa Goat
Go adalah puterinya Hoa-im Tok-jin (Jago racun dari Hoa-im),
yang namanya menggetarkan dalam dunia kejahatan sebab
banyak senjata-senjata rahasia dari kaum penjahat sering
menggunakan racun yang dibuat oleh Hoa-im Tok-jin.
Tapi Kim Nio tidak tahu maksud sebenarnya Goat Go
adalah hendak merampas suaminya (siauw Cu Leng) yang
cakap ganteng.
Kim Nio pandang Goat Go seperti encinya sendiri Maka
bersama siauw Cu Leng, mereka sering berkumpul bertigaan,
mengobrol ke barat ke timur, sudah tentu dalam hal ilmu silat
tidak dilupakan. Kim Nio tertarik oleh ceritnya Goat Go bahwa
ia sudah mewarisi kepandaian sang ayah dalam hal membuat
racun.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nona Kim minta sang enci mengajari ia membuat racun.
Katanya untuk jaga-jaga kalau suatu ketika ia membutuhkan.
Goat Go tidak berkeberatan. ia ajari Kim Nio bagaimana
memasaknya dan apa bahan-bahannya. Kim Nio girang
setelah ia pandai membuatnya.
Dua nona itu makin akrab perhubungannya. Kim Nio tidak
mencurigai Goat Go yang diam-diam telah bermain mata
dengan suaminya.
Goat Go mendekati Kim Nio memang mempunyai maksud
tertentu, sedang siauw Cu Leng juga pemuda bergajul. Maka
sering-sering mereka berpadu pandangan, lantas dalam hati
masing-masing sama-sama tahu dan tinggal menunggu
saatnya saja mereka dapat bertemu berduaan, artinya tanpa
ada Kim Nio disamping mereka.
Tatkala itu ayahnya Kim Nio, si Tongkat sakti Keng Tok
Liang telah setahun berselang meninggal dunia hingga dalam
rumah yang besar warisan orang tuanya Kim Nio hanya tinggal
berduaan saja dengan suaminya (siauw Cu Leng) bersama
tukang kebun suami isteri dan anaknya bernama sinsin umur
16 tahun yang menjadi pelayannya Kim Nio, di samping bantubantu
ibunya mengurus rumah tangga.
Pada suatu malam, Kim Nio, Goat Go dan siauw Cu Leng
mengadakan sedikit makan-makan, katanya untuk memberi
selamat pada Kim Nio yang sudah lulus dengan pelajaran
membuat racun. Tentu saja dalam perjamuan itu, hidangan
arak tidak dilupakan. Mereka tampak sangat gembira
menghadapi hidangan lezat.
saban-saban satu dengan lain pada menuangi arak dalam
cawan dan diminum kering isinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Diantaranya siauw Cu Leng adalah yang paling kuat minum
araknya.
"Adik Kim, ini adalah pemberian selamat dari suhengmu."
kata siauw Cu Leng seraya ulurkan tangannya yang
memegang cawan terisi penuh arak kepada isterinya.
Kim Nio ketawa senang.
"Terima kasih." katanya seraya menyambuti dan lantas
meminumnya sampai kering kemudian ia ketawa cekikikan.
Di lain saat Goat Go yang menyodorkan secawan arak,
sambil berkata,
"Adik Kim, ini pemberian selamat dari encimu. Harap kau
jangan menolak."
Kim Nio ragu-ragu untuk menerimanya sebab ia kelihatan
sudah separuh sinting. Tapi tidak enak untuk menolaknya.
Maka ia terima sambil menghaturkan terima kasih. Tampak
penglihatannya Kim Nio sudah mulai kabur lantaran banyak
minum arak.
siauw Cu Leng ketawa melihat keadaan isterinya, lalu
matanya menatap pada wajahnya Goat Go yang seketika itu
sudah merah karena pengaruhnya arak. Tapi ia tidak mabuk
seperti Kim Nio. Nampak siauw Cu Leng menatap wajahnya,
Goat Go bersenyum lesu dan matanya redup redup seperti
ngantuk. Dalam keadaan demikian Goat Go tampak parasnya
makin cantik dan menggairahkan, tidak heran kalau hatinya
siauw cu Leng seperti tersedot oleh besi berani.
"Minum lagi ya adik Goat." kaat siauw Cu Leng sambil
angkat botol mau menuangi arak dalam cawan Goat Go.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Terima kasih, sudah cukup, jangan.... " sahut Goat Go
seraya dengan roman lesu tangannya menjauhkan cawannya
yang hendak diisi oleh siauw Cu Leng.
sementara itu, tampak Kim Nio sudah ngelengut dan
kepalanya jatuh diatas meja, tidur, kebanyakan minum arak.
"Ah, adik Kim sudah mabuk. Bawa dia ke kamar." kata Goat
Go dengan suara perlahan. Rupanya ia juga tengah
merasakan pengaruhnya arak.
siauw Cu Leng bangkit dari duduknya. Ia bukan
menghampiri Kim Nio dan pondong sang isteri yang mabuk
untuk direbahkan di atas ranjang dalam kamarnya, sebaliknya,
ia mendekati Goat Go yang matanya redup-redup seperti mau
tidur.
si nona kaget tatkala merasakan dirinya dirangkul siauw Cu
Leng dan menciumi bertubi-tubi hingga si nona kewalahan
kelihatannya.
Itu memang saat yang sangat diharapkan oleh Goat Go.
Tapi untuk tahan harga jangan sampai ketara sekali menjual
begitu murah, Goat Go beraksi berontak dan bangun berdiri
Dengan mata mendelik, ia berkata,
"Kurang ajar. Kau berani permainkan nonamu? Hm Bagus,
bagus ya kelakuanmu. Akan kuberitahukan pada adik,......."
Hanya sampai di adik saja kata-kata si jelita sebab Siauw
Cu Leng setelah kaget sejenak nampak Goat Go marah,
lantas menerkam tubuh Goat Go yang menggairahkan dan
kembali si nona jatuh dalam pelukan siauw Cu Leng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam rangkulan si cakap ganteng, terang Goat Go tidak
berdaya dan biarkan bibirnya dan pipinya menjadi mangsa
kecupan siauw Cu Leng seperti ayam matuki gabah.
"sudahlah Leng-kok, nanti adik Kim bangun......" kata si
nona kewalahan.
"Adik Goat, kesempatan baik malam ini........." bisik si
bergajul, setelah kenyang mengganyang bibir dan pipi orang,
malah matanya Goat Go yang tadi redup, redup seperti mau
tidur tidak dilewatkan oleh siauw Cu Leng dikecup beberapa
kali.
"Leng-koko, kau mau apakan diriku ?" tanya si nona pada
saat mereka bertatapan mata.
"Adik Goat, apa kau tak rindukan saat seperti ini ?" balik
menanya siauw Cu Leng.
"Leng-koko, kau nakal " kata si nona bersenyum manis,
seraya mencubit perlahan pipinya siauw Cu Leng sehinga ia
membalasnya dengan memberikan kecupan lama yang
membikin Goat Go rasakan macet napasnya.
"Ehi eh, kau mau bawa kemana..........?" tanya Goat Go
ketika merasakan kakinya enteng dipondong siauw Cu Leng
mau dibawa masuk ke kamar.
"jangan Leng-kok, jangan......... jangan........" si nona purapura
berontak sedang dalam hatinya girang bukan main.
Dengan napsu yang tak dapat dikekang siauw Cu Leng
memondong Goat Go untuk dijadikan mangsanya sebagai
pelampiasan rindunya yang sekian lama hanya menjadi impian
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
saja. ia sudah membayangkan bagaimana puasnya nanti
dilayani oleh nona cantik seperti Goat Go.
Impiannya akan menjadi kenyataan dalam beberapa detik
lagi.
Pada saat itulah, ketika lima langkah lagi siauw Cu Leng
memonding Goat Go masuk ke dalam kamar, tiba-tiba
terdengar suara ketawa mengekeh yang membikin siauw Cu
Leng dan Goat Go kaget bukan main dan semangatnya seperti
terbang seketika.
Itu adalah suara Kim Nio yang barusan jatuhkan kepalanya
diatas meja, tidur dalam mabuk keras, tidak ingat akan
keadaan dirinya.
"Hehe Dua manusia cabul " kata Kim Nio dengan suara
menghina.
"Sudah lama memang aku curiga kalian bermain gila.
Benar-benar sekarang telah menjadi kenyataan."
sementara itu Goat Go sudah diturunkan dari pondongan
siauw Cu Leng yang jadi ketakutan melihat isterinya tidak
mabuk dan tadi hanya pura-pura saja.
"Perempuan cabul " melanjutkan Kim Nio dengan panas.
"Hm Berlagak baik dan berlagak sopan terhadapku. Tidak
tahunya diam-diam kau mau merampas suami orang ?"
Merah selebar mukanya Goat Go dicaci maki Kim Nio.
Ia memang bersalah. Tapi ia adalah seorang gadis yang
tinggi hati, sangat dimanja oleh orang tuanya. Ia boleh
menghian orang tapi sebaliknya, ia tidak mau terima bila
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dihina orang. Ia selalu mau menang sendiri Kalau terhadap
Kim Nio ia belum ribut mulut selama pergaulannya, lantaran ia
mempunyai maksud. Kalau tidak, mana ia bisa akur dengan
Kim Nio yang adanya angin-anginan.
sekarang ia dimaki, ia tidak mau terima salah. Maka ia
menjawab dengan lantang,
"Kau jangan terlalu menghina Kim Nio. Memang juga kau
mau rampas suamimu, kau mau apa ? Hm Macam kau bisa
apa terhadap aku, Teng Goat Go "
Kim Nio tidak mengira kalau Goat Go melawan. ia kira
tadinya Goat Goa akan seperti macan betina yang kehilangan
jantannya, telah menantang padanya. Tidak heran kalau Kim
Nio mengerodok hatinya dan lantas memaki lagi sambil berdiri
tolak pinggang,
"Perempuan cabul Kau berani menantang ?"
"Tentu saja berani. siapa takuti kau ?" sahut Goat
Gojumawa.
Kim Nio menggerang, "suheng, kau harus
mempertanggungjawabkan perbuatanmu yang tidak benar.
Kau mau bilang apa sekarang ?"
Kim Nio tidak menjawab pada Goat Go, sebaliknya ia
menyemprot pada suaminya sendiri
siauw Cu Leng tidak menjawab, ia hanya tundukkan kepala
seperti terima salah.
"Dia sudah berani menyentuh badanku, artinya dia suka
padaku." menyela Goat Go.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Coba kau tanya padanya, apa dia masih mau sama kau
atau mau ikut aku ?"
Kim Nio melengak mendengar perkataan Goat Go yang
tidak tahu malu.
"Perempuan cabul Aku bicara dengan suamiku, kenapa kau
turut campur ?"
"Aku harus turut campur, sebab Cu Leng sudah berani
meraba badanku. Artinya dia sudah tidak suka lagi padamu
Ciss orang sudah tidak suka, masih mau ngotot " Kembali Kim
Nio dibikin melengak heran atas perkataan Goat Go.
Ternyata Kim Nio kalah galak oleh Goat Go. Ia tidak mau
layani saingannya, sebaliknya ia kembali menanya pada Cu
Leng,
"suheng, apa benar kau mau ikut dia ?"
siauw Cu Leng angkat kepalanya, memandang pada Kim
Nio lalu memandang pada Goat Go seperti sedang memilih.
Tapi sampai lama, tidak ia keluarkan barang sepatah kata pun.
ia tinggal membisu seribu bahasa.
"Leng-koko, memangnya kau takut pada isterimu yang
sudah bosan?" tegur Goat Go.
"Perempuan cabul " bentak Kim Popo.
"Kelakuanmu dan perkataanmu hanya bikin kotor saja
dalam rumahku. Gadis macam kau mana laku buatjadi
isterinya orang baik-baik."
"Hm Kaujuga tidak laku untuk menjadi isterinya orang baikbaik."
sahut Goat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagaimana kau bisa bilang begitu ?" tanya Kim Nio heran.
"Buktinya suamimu apa orang baik-baik ? Kalau orang baikbaik
juga tak menggerayangi perempuan lain seperti yang kau
lihat sendiri Hm Apa kau pikir kau ada harganya ?"
Kim Nio kedesak. Ia kalah bawel dari Goat Go yang katakatanya
nyerocos seperti petasan disulut.Juga apa yang ia
pikir lantas ia keluarkan, tak pakai malu-malu, apa
perkataannya sopan atau tidak sopan. itulah adatnya Goat Go
yang blak-blakan.
"sumoay, semua ini ada salahku." tiba-tiba siauw Cu Leng
berkata.
"Harap kaujangan turuti napsu hatimu yang sedang marah.
Aku terima salah. selanjutnya aku akan setia padamu.
sudahlah, kejadian malam ini kau bikin habis saja."
Kim Nio senang hatinya mendengar perkataan siauw Cu
Leng, suami yang sangat ia cintai. Kini sang suami mengaku
salah dan berjanji selanjutnya akan setia padanya, berarti
siauw Cu Leng sayang padanya, tidak akan mengikuti Goat
Go. saking terharu ia jatuhkan dirinya di kursi dan menangis
sesenggukan.
siauw Cu Leng mendekatinya dan menghibur dengan ruparupa
perkataan, sehingga pelan-pelan Kim Nio berhentijuga
menangisnya.
"suheng, apa aku boleh percaya pada perkataanmu ?"
tanya Kim Nio sambil tundukkan kepala kepada siauw Cu
Leng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau boleh percaya pada janjiku, selanjutnya aku tak akan
membikin kau bersedih lagi lantaran perbuatanku yang tidak
benar. Baik sumoay bikin habis saja pertengkaran dengan enci
Goat." menghibur siauw Cu Leng.
Hatinya Kim Nio senang dan ia terima usulnya sang suami
untuk akur lagi dengan Goat Go. seketika itu ia angkat
kepalanya dan memandang pada Goat go, tapi ternyata
saingannya itu sudah tidak ada di tempatnya, entah sejak
kapan ia sudah berlalu meninggalkan mereka.
Kim Nio menghela napas. Sejak itu, benar saja siauw Cu
Leng lebih memperhatikan isterinya, sehingga Kim Nio merasa
terhibur dan yakin bahwa ia tidak akan kehilangan siauw Cu
Leng, suaminya yang berparas cakap dan ganteng.
Di waktu menghadapi Goat Go yang sangat menantang,
sebenarnya Kim Nio sudah sangat gusar dan ingin menampar
saja saingannya itu untuk mengasih hajaran. Tapi ia tidak
berani lantaran ia tahu bahwa Goat Go kepandaian silatnya
lebih tinggi dari dirinya.
Kalau sampai ia bergebrak, sudah tentu ia akan kalah dan
suaminya paling-paling juga memisahkan. Namun sementara
itu ia sudah babak belur dihajar perempuan cabul itu.
Demikian, merasa dirinya tak ada pegangan kalau belakang
kali ketemu Teng Goat Go dan harus bergebrak juga, maka ia
sudah membuat racun dengan ramuan atas pilihannya sendiri.
Apa mau dikata, ketika ia memasaknya, racun itu telah
menghembus ke mukanya dan mukanya yang cantik telah
berubah menjadi jelek sekali.
Sejak itulah siauw cu Leng yang memang bukan suami
baik-baik, sudah berubah pikirannya. Ia tidak ingin terus
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tongkrongi isterinya yang jelek, ia mau mendapat wanita yang
cantik untuk melayaninya.
Pada suatu hari ia keluar rumah dan tidak kembali lagi.
Belakangan Kim Nio mendapat kabar bahwa siauw Cu Leng
sudah menjadi teman hidupnya Goat Go tanpa kawin lagi.
Ia mengutuk dua manusia itu dan mennyumpahi agar dua
manusia itu mukanya juga berubah menjadi jelek seperti
wajahnya sekarang. Rupanya sumpahan Kim Nio telah
menjadi kenyataan. Goa Go juga kena kehembus asap obat
yang dimasak dan berubah wajahnya yang cantik menjadi
jelek. Untuk membikin supaya siauw Cu Leng terus setia
kepadanya, Goat Go sudah merusah juga wajahnya siauw Cu
Leng yang cakap seperti arjuna. Tadinya siauw Cu Leng
menolak keras wajahnya mau dirusak, Tapi Goat Go menotok
dengan tiba-tiba sehingga ia tidak berdaya dan terima nasib
dirusak wajahnya.
siauw Cu Leng kepandaiannya dibawah dari Goat Go.
Maka selanjutnya ia sebagai suami diluar kawin yang sangat
takuti isterinya yang galak dan tidak berani main gila.
Belakangan Goat Go merubah namanya menjadi Ang Hoa
Lobo, Kim Nio menjadi Kim Popo dan siauw Cu Leng menjadi
Toan Bie Lomo.
Sejak berpisahan, Toa Bie Lomo siauw Cu Leng belum
pernah ketemu lagi dengan Kim Popo alias Kim Nio. sampai
pada hari itu ia melihat Kim Popo masuk dalam rumah makan
dan ia menguntitnya sampai di luar dusun dan memanggilnya
untuk diajak kongkouw dibawah sebuah pohon. Tatkala mana
Kim Popo uring-uringan dan timbul kegusarannya kepada Ang
Hoa Lobo yang telah merampas suaminya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setelah omong-omong menanyakan kisah perjalanan satu
sama lain sejak berpisahan, tiba-tiba siauw Cu Leng berkata,
"sumoay, aku dengar kau mempunyai buku Tiam-hiat. Kau
tentu sekarang sudah tinggi kepandaiannya."
"Pandai sih belum, tapi kalau untuk mengemplang si sundel
rasanya boleh juga "
"Lagi-lagi kau ungkat-ungkat perkara yang sudah jadi basi.
Kenapa sih kalau dilupakan ?"
"Aku sebenarnya memang sudah melupakannya. cuma
sekarang ketemu suheng, hatiku menjadi panas lagi
terhadapnya."
"sudahlahi semua sudah terjadi. Urusan lama diungkatungkat
tidak akan kembali menjadi baru. eh, sumoay, apa aku
bisa lihat buku yang kau dapatkan itu ?"
"Untuk apa kau lihat, kita toh sudah tidak ada sangkutannya
lagi."
"Lihat saja apa tidak boleh ? Kenapa pakai dibawa
sangkutan-sangkutan segala ?"
"Hehehi waktu dulu aku hormati kau sebagai suami dan
sebagai suheng. Tapi sekarang kita sudah tidak ada sangkut
apa-apa lagi." siauw Cu Leng ketawa mendengar perkataan
Kim Popo.
"Apa kau tidak ingat sama perhubungan mesra kita tempo
hari yang begitu mesra ? Aku tidak percaya kau begitu pelit,
tidak mau kasih pinjam lihat buku yang kumaksud itu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Justru lantaran mengenangkan perhubungan kita tempo
hari, aku jadi sengit dan ingin mengasih hajaran padamu
sebagai suami yang menelantarkan isterinya."
"Kau mau menghajar aku Hahaha Tidak demikian
gampang, sumoay "
siauw Cu Leng pikir kepandaiannya sekarang sudah jauh
bedanya dengan dulu. Mana Kim Popo bisa menghajarnya.
Makanya ia mentertawakan bekas isterinya.
Ternyata Kim Popo bukan berkelakar saja mengatakan
hajaran sebab lantas dibuktikan dengan bangkitnya ia dari
duduknya kemudian dengan angkat tongkatnya tinggi-tinggi, ia
bulang- balingkan di depan siauw Cu Leng sambil berkata,
"suheng, paa kau kira aku tidak bisa memberi hajaran pada
bekas suami yang nyeleweng ? Mari, rasakan kerasnya
tongkatku ini. sebentar, baharulah kau tahu rasa, siapa si Kim
Nio sekarang."
sambil bangun dari duduknya, siauw cu Leng berkakakan
ketawa. Ia berkata,
"sumoay, sebaiknya kita jangan bertempur. Mari, kasih lihat
bukumu itu "
"Cis, tidak tahu malu Mau lihat buku orang, main seenaknya
saja. Kalau kau mau memaksa, lihat, kau kalahkan dahulu
tongkatku ini "
Kim Popo acungkan tongkatnya tinggi-tinggi.
siauw Cu Leng sangat memandang rendah kepandaiannya
Kim Popo.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pikirnya, dulu kepandaiannya Kim Nio (Kim Popo) dua
tingkat dibawahnya. Taruh kata sekarang sudah maju
kepandaiannya, paling-paling juga tingginya sama dengan
kepandaiannya (siauw Cu Leng) pada jaman dahulu. Mana
bisa ia menangkan dirinya sekarang yang kepandaiannya
sudah jauh lebih tinggi dari dahulu ?
Maka sambil berkakakan ketawa, ia berkata,
"sumoay, kalau kau memaksa suhengmu bertempur,
baiklah. Tapi dengan perjanjian, kalau kau kalah kau harus
serahkan buku ilmu Tiam-hiat itu padaku. Akur ?"
"Hehe, siauw cu Leng (tidak panggil suheng lagi), kau mana
ada rejeki untuk dapatkan bukuku itu. sebab tongkatku ini akan
bikin kau lari terbirit-birit "
Kembali siauw cu Leng ketawa terbahak-bahak hingga
menyebalkan Kim Popo yang melihatnya. Kalau dulu siauw cu
Leng terbahak-bahak demikian, Kim Popo akan terpesona dan
mendengarnya seperti musik mengalun, tapi sekarang dimana
wajahnya sudah bertukar rupa sangat jelek menyeramkan,
tentu saja ketawanya siauw Cu Leng seperti tertawanya iblis
yang kesiangan.
"Cu Leng, kau majulah " tantang Kim Popo.
"sret " terdengar siauw cu Leng menghunus pedangnya.
"Marilah " sahut siauw cu Leng berbareng ia bertindak
mendekati Kim Popo.
selama bertindak, ia menyesal telah mencabut pedangnya.
sebab dilawan dengan tangan kosong saja, Kim Popo belum
tentu menang. Tapi penyesalan itu hanya sebentar, kapan ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memikir lagi bahwa dengan menggunakan gedang berarti ia
tidak membuang tempo untuk melayani bekas isterinya ini.
Tanpa banyak kata-kata lagi, serangan dimulai dari pihak
Kim Popo.
Mereka bergebrak seru. Mulai dengan sungkan-sungkan
dari pihaknya siauw cu Leng, tapi setelah melihat Kim Popo
tidak boleh dipandang remeh, si iblis Alis Buntung telah
melayani dengan sungguh-sungguhi malah tidak jarang ia
menjadi kaget kapan tongkatnya Kim Popo dengan
mengeluarkan angin menderu menyabet kepalanya.
Dari memandang rendah, sikap siauw Cu Leng jadi
waspada, kemudian merasa jeri dan akhirnya ketakutan
nampak serangan Kim Popo benar-benar luar biasa dan
berbahaya sekali. Ia hendak membuka mulut mengaku kalah,
hatinya tidak mengijinkan lantaran malu. Maka ia paksakan diri
bertahan.Justru lantaran membandel itu, ia menderita
kekalahan total dari bekas isterinya.
Pada jurus yang ke-50, ketika siauw Cu Leng sudah mandi
keringat, ia menggunakan tipu 'Ngo-seng-boan-goat' (Lima
bintang mengurung rembulan), pedangnya diputar sebentar
lalu menusuk ke arah dada Kim Popo. serangan itu ganas
juga, sebab kalau mengenai sasaran tentu dadanya Kim Popo
akan tersate pedang. siauw cu Leng pada saat itu sudah tidak
memikirkan ganasnya serangan yang ia lakukan, malah ia
harap Kim Popo tidak dapat berkelit dari serangannya dan si
nenek mampus ketusuk pedang. Ternyata Kim Popo bukan
makanan empuk, Melihat bahayanya serangan, tanpa raguragu
ia menangkis dengan tongkatnya dari bawah ke atas.
Benturan dua senjata tak dapat dielakkan lagi hingga
terdengar suara keras dan pedangnya siauw Cu Leng
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berbareng meluncur ke angkasa raya sedang orangnya berdiri
gemetaran dengan mata terbelalak.
"Hehehe Cu Leng, sekarang kau saksikan kelihaian bekas
sumoaymu " Kim Popo mentertawakan siauw Cu Leng yang
tengah berdiri dengan badan gemetaran.
siauw cu Leng adalah iblis licik. Ia tahu bahwa
kekalahannya berarti ia akan mendapat hinaan Kim Popo,
maka ia menggunakan ketika Kim Popo sedang terkekehkekeh
ketawa, cepat-cepat ia angkat kaki tanpa menghiraukan
pedangnya lagi.
" Lihat dia lari terbirit-birit... Hahaha " siauw Cu Leng dengar
ditertawakan oleh bekas jantung hatinya dahulu.
siauw Cu Leng tidak mau berpaling ke belakang. ia
kencangkan larinya supaya jangan sampai kesusul oleh Kim
Popo. Tapi ia tak usah lari cepat-cepat sebenarnya karena Kim
Popo tidak bermaksud mengejarnya, hanya ia ketawa
terpingkal-pingkal menonton siauw Cu Leng lari terbirit-birit.
setelah merasa bahwa ia lari cukup jauh dan aman, si iblis
Alis Buntung hentikan larinya lalu mencahari tempat untuk
melepaskan lelahnya dibawah sebuah pohon. Di sana ia
memikirkan pertarungan barusan. sungguh tidak dinyana ia
bisa dikalahkan demikian mudah oleh bekas isterinya yang
mula-mula ia pandang enteng. sekarang ia pulang dengan
tanpa pedang, apakah nanti tidak ditegur oleh Ang Hoa Lobo.
Kalau ia bicara terus terang pada Ang Hoa Lobo bahwa ia
dikalahkan mutlak oleh Kim Popo, terang ia akan dicaci maki
tidak punya guna oleh si Nenek Kembang Merah. serba susah
ia saat itu. Kemana ia harus mencari pedang sebagai
gantinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tengah ia berpikir-pikir, tiba-tiba ia lihat ada satu bocah
mendatangi dengan membawa dua bilah pedang, satu
digantung dipinggangnya dan yang lainnya pada
bebokongnya. Hatinya kegirangan sebab ia bakal dapat
gantinya gedang yang ia tinggalkan pada Kim Popo. Ia cepat
menyelingkar di balik pohon, setelah Lo In lewat baharulah ia
meneriaki si bocah minta supaya dibagi pedang.
Ia mengira tadinya hanya bocah biasa saja. Tidak menduga
bahwa ia bakal ketemu bocah yang paling ia benci danjuga
paling ia takuti.
Maka setelah mendengar Lo In berkata bahwa ia adalah
pecundang di burung rajawali, matanya lantas menatap pada
Lo In dengan tidak berkedip.
Ia melihat Lo In seperti melihat momok, maka saat itu
sebenarnya ia mau lari tapi tidak jadi kapan ia ingat bahwa
kepandaiannya sudah banyak lebih tinggi dari dahulu. Palingpaling
juga ia sebanding denagn Lo In . Apalagi kalau ia
menang, ia akan girang. Bukan saja dua bilah pedang yang
dibawa Lo In akanpindah ke tangannya, juga ia dapat
membalas sakit hati pada si bocah yang sudah pecundangi ia
tempo hari di lembah
Tong- hong- gay .
setelah hatinya tenang, siauw cu Leng lantas berkata,
"Bocah liar, aku kira kau sudah mampus sungguh kebetulan
kita bersua disini. Memang sudah waktunya kau pulang
menemui Liok sinshemu. Hahaha..... haup oho, oho...."
Tiba-tiba saja tertawanya terputus karena mulutnya
kemasukan benda yang ia tidak tahu. Tapi yang terang ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sudah menelan benda yang nyangkut di tenggorokannya. Ia
batuk-batuk sambil kotak-kotek mengeluarkan benda yang
nyangkut pada jalanan makanan. Lama ia dalam keadaan
demikian, sampai bercucuran air mata baharulah benda itu
dapat dikeluarkan dari mulutnya. Kiranya itu hanya selembar
daun kecil saja yang menyela dalam tenggorokannya .
"Budak liar, kau berani main gila terhadap tuan besarmu ?"
bentak siauw Cu Leng. Kiranya si iblis Alis Buntung tahu juga
bahwa daun itu dilepas oleh Lo In .
sebenarnya siauw Cu Leng sudah harus tahu diri
mengetahui Lo In kepandaiannya demikian tinggi. Tidak
mudah orang meleparkan daun yang demikian entengnya
masuk persis dalam tenggorokan kalau bukan oleh orang yang
lwekangnya sangat tinggi.
Tapi dasar siauw Cu Leng hanya tahu marah dan tidak tahu
bakal pecundang, tidak memikir demikian jauh, makanya ia
main bentak saja pada jago cilik kita. Demikian temberang ia
membentak Lo In hingga jago cilik kita tertawa terbahakbahak.
"Anak gila, apa yang kau tertawakan ?" bentaknya lagi
dengan gusar.
"Aku tertawakan kau, muka jelek. Kalau marah makin jelek
mukamu "
"Memangnya mukamu cakap ? Berkaca dulu sebelum
mengatai orang "
"Kau benar juga. sekarang dimana temanmu si Nenek
Kembang Merah itu ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mau apa kau tanyakan dia ?"
"Aku mau minta obat pemusnah untuk wajahku yang dia
bikin hitam Dia nenek jahat dan amsih hutang satu gebukan
padaku "
"Enak saja kau ngomong Apa memangnya kau mempunyai
kepandaian untuk melawan Ang Hoa Lobo dan Ang Hoa Pay
?"
"Aku tidak perduli apakah dia tidak kasih obat pemusnah
Jangan sesalkan aku si bocah akan bikin badannya jadi dua
potong "
siauw Cu Leng sekarang yang berkakakan ketawa
mendengar Lo In demikian temberang.
"Kau boleh ketawa, nanti kau buktikan si bocah akan
menghajar nenek-nenek yang menghina kepada satu bocah
yang belum lepas tetek. " berkata lagi Lo In .
"sudah, sudah. Kau jangan banyak lagak." kata siauw Cu
Leng.
"Paling baik kau bagi aku satu pedang. Urusan sudah
lantas selesai sampai disini."
"oo, kau mau pedangku ?" tanya Lo In seperti heran.
"Apa kau tidak dengar barusan aku minta padamu ?" sahut
siauw Cu Leng.
"Bagus Kalau kau punya kepandaian, ambillah Aku juga
relah mengasihnya kalau kau bisa dapati pedang ditanganku "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bocah hitam, kau jangan sombong Lihat, aku nanti ambil
dari tanganmu tanpa menggunakan senjata apa-apa."
"Nah, cobalah kalau bisa."
" Lihat " seru siauw Cu Leng berbareng badannya
berkelebat hendak merampas padang dipunggungnya si
bocah.
Mana bisa ia mengibuli Lo In . sebelum serangan sampai,
Lo In tampak sudah berada di belakangnya tanpa diketahui
bagaimana si bocah telah bergerak.
" Celaka." pikir siauw Cu Leng. Lagi-lagi ia menemukan
musuh alot.
Cepat ia putar tubuhnya. Pukulannya menyusul dengan
hebat sekali sampai kedengaran suara menderu keras. Nyata
siauw Cu Leng sekarang kepandaiannya sudah maju banyak.
Tapi untuk Lo In tentu saja tidak berarti apa-apa. Kalau mau,
sekali gebrak saja siauw Cu Leng dapat dirobohkan. Tapi ia
tidak mau. Ia bermaksud mau menggodai si iblis Alis Buntung
ini.
Berkali-kali siauw Cu Leng memutar tubuh dan
menggempur Lo In dengan pukulan dahsyat, tetap Lo In masih
berada dibelakangnya saja seperti bayangan.
Pikir si iblis Alis Buntung, apakah ia akan roboh pula oleh si
bocah seperti tempo hari di lembah Tong-hong-gay ? Rasanya
tidak mungkin, kalau mengingat kepandaiannya sudah jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan dahulu. Ia tidak tahu kalau
dengan kepandaiannya Lo In yang dahulu saja siauw Cu Leng
belum tentu dapat menjatuhkan si bocah, apalagi sekarang Lo
In sudah mendapat ilmu sakti dari It-sin-keng. Dari kenyataan,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si iblis Alis Buntung benar-benar mengharapkan yang tidaktidak.
saking jengkel, belumjuga ia dapat menggempur Lo In ,
maka ia berkaokikaoki katanya,
"Budak liar, kalau berani kau jangan menghilang macam
setan. Lekas kau sambut serangan tuan besarmu secara lakilaki
"
Kaokannya tidak dinyana ada pengaruhnya karena tahutahu
Lo In sudah ada di hadapannya sehingga ia kaget.
"lblis Alis Buntung, apa kau kira siaoyamu takut
menghadapi kau ? Nah, seranglah sesuka hatimu Asal kau
bisa menyentuh ujung bajuku saja, rejekimu benar-beanr
besar dan aku akan tunduk kepada kepandaianmu "
Meluap amarahnya siauw Cu Leng.
"setan cilik, lihat Toayamu bikin kaujatuh tidak bisa bangun
lagi " bentaknya, disusul oleh serangan dahsyat.
Benar saja Lo In tidak menghilang lagi dari depannya si iblis
Alis Buntung, meskipun demikian siauw Cu Leng tetap tidak
bisa apa-apa. semua serangannya kandas di tempat kosong.
ia lihat Lo In bergerak dengan lincah sekali mengelit semua
serangannya yang dilakukan dengan bertubi-tubi.
siauw Cu Leng adalah seorang licik, Tahu Lo In terlalu kuat,
bukan tandingannya tapi masih mau mencelakakan si bocah
juga. Ia berkata,
"Anak setan, kalau kau satu laki-laki, pentangkan dadamu
untuk menyambut seranganku Jangan berkelit sedikit juga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kalau kau tahan dengan pukulanku, baru aku merasa takluk
padamu "
"oo, itu tidak susah." sahut Lo In sambil berdiri tegak di
depan siauw Cu Leng.
"Boleh kau menyerang aku sesuka hatimu. Kalau aku
berkelit, tandanya aku kalah dan kau boleh injak aku sampai
mampus Ha ha ha, siauw Cu Leng, kau kira aku takut
menyambuti pUkulanmU yang sangat kau banggakan ?"
siauw Cu Leng hampir tidak percaya bahwa si bocah mau
saja terima permintaannya, padahal itu sangat
membahayakan jiwanya. Pikirnya, dasar bocah sudah dekat
mampus, bolehnya begitu mudah meluluskan permintaannya
yang bukan-bukan.
Ia melihat Lo In sudah pentang dan membusungkan
dadanya, untuk menerima pukulannya.
sambil berseri-seri kegirangan, siauw cu Leng kerahkan
seantero tenaga dalamnya untuk melepaskan pukulan maut
pada si bocah. Hanya sejenak saja ia merasa kasihan, tapi
lantas ia sudah beringas lagi ingat kebenciannya pada Lo In
yang sangat dalam.
"Awas pukulan " seru siauw Cu Leng, berbareng
pukulannya yang dahsyat meluncur mengarah dada Lo In .
segera terdengar suara gemuruh dari beradunya pukulan
siauw Cu Leng kearah dada Lo In . suara gemuruh itu
bertanda dari hebatnya serangan lwekang yang dikerahkan
oleh siauw Cu Leng dalam serangan mautnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Begitu terdengar suara gemuruh, lantas kelihatan mencelat
satu tubuh sampai tiga tombak jauhnya. Ternyata tubuh yang
mencelat itu bukan tubuhnya Lo In tapi tubuhnya siauw Cu
Leng yang melayang seperti layang yang terlepas dari talinya.
Lo In sendiri tampak tidak apa-apa. Ia berdiri sambil
tertawa-tawa memandang pada siauw Cu Leng yang terkapar
dengan tidak berkutik.
Lebih baik barangkali siauw Cu Leng tidak mengerahkan
lwekangnya habis-habisan. Dengan lwekang sederhana yang
ia keluarkan mungkin tidak demikian membahayakan dirinya.
Tapi ia telah mengerahkan lwekangnya berkelebihan, maka
tenaga membalik dari pukulannya yang mengenakan Lo In
makin hebat akibatnya.
Kapan Lo In datang mendekati, ia terkejut karena siauw Cu
Leng sudah tidak bernyawa lagi. Dari panca inderanya keluar
darah segar. Matanya melotot seperti penasaran. Lo In tidak
menduga bahwa tenaga membalik dari pukulan siauw Cu
Leng demikian hebat akibatnya.
Ia sebenarnya tidak ada niatan untuk membinasakan si iblis
Alis Buntung. Maka tenaga yang dikerahkan untuk memukul
balik tenaga siauw Cu Leng juga ia tidak kerahkan denga
sepenuhnya. Ia hanya menggunakan lima bagian saja. Benarbenar
ia tidak menduga kalau akibatnya bisa demikian hebat
dan meminta korban jiwa.
Dengan siauw Cu Leng, menjadi sudah ada dua orang yang
tewas di tangan Lo In selama dalam perantauannya. Yang
pertama ialah Coa Keng mampus dengan tendangan 'Kaki
ayam emas'. Kematian merka itu semuanya diluar
keinginannya si jago cilik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kematian siauw Cu Leng bikin Lo In menyesal juga karena
ia tidak berkesempatan menanyakan halnya Leng siong yang
ada di Coak-kok sekarang.
Lo In adalah bocah berhati lapang. Takpernah ia
mendendam sakit hati kepada siapa juga. Maka mayatnya
siauw Cu Leng ia kebumikan dengan rapi.
setelah selesai mengubur, depan kuburan ia berkemakkemik,
memohon maaf bahwa perbuatannya tadi tidak
disengaja. setelah itu si bocah lantas meneruskan
perjalanannya ke kota Gukwan untuk menemui ketua dari Citseng-
pay.
Lo In girang dalam perjalanan selanjutnya ia tidak
menemukan kepusingan apa-apa lagi. sampai di kota yang
dituju, ia lantas tanya-tanya pada orang dimana letaknya pusa
perkumpulan Tujuh Bintang. Dengan mudah Lo In dapat
menemukannya karena perkumpulan tatkala itu sedang
mendapat kemajuan.
Ternyata gedung Cit-seng-pay dibangun dengan sangat
mewah. Tidak sembarang orang boleh masuk. Harus lapor
dulu pada dua penjaga dipintu. semuanya berperawakan tinggi
besar dan gagah. Di pinggangnya membawa golok.
Seram kalau orang berurusan dengan Cit-seng-pay,
lantaran penjaga pintunya galak suka main bentak pada yang
datng mau menemuk salah satu orang dari Cit-seng-pay.
Apalagi kalau orang yang hendak menemui ketua atau
wakilnya, mereka sangat teliti menanyakan maksud orang.
Demikian kejadian dengan Lo In . Dua orang jaga itu melihat
Lo In adalah satu bocah dengan wajah hitam legam kayak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pantat kuali. Tiba-tiba telah ketawa berkakakan, bukannya
melayani orang hendak ketemu dengan ketua.
"Para paman, kalian ketawa kenapa ?" tanya Lo In heran.
"Kau bawa-bawa dua pedang itu sampai dua bilah ?" tanya
yang ketawa tadi, sebaliknya dari menjawab pertanyaan Lo In .
"Justru karena pedang yang kubawa ini aku ingin menemui
ketua kalian." jawab Lo In ketawa nyengir, melihat orang
masih ketwa sikapnya lucu.
Lo In perhatikan yang ketawa tadi hidungnya mancung
berlebihan, sementara temannya mulutnya besar dan bibirnya
tebal.
"Kau mau ketemu ketua bawa-bawa pedang, mana boleh
Ada urusan apa, kau katakan saja padaku. Aku nanti
sampaikan pada ketua. sebab aturan disini, kalau tidak begitu
penting, tidak mudah orang ketemu dengna ketua kami."
menerangkan si mulut besar yang ternyat lebih baik dari si
hidung mancung.
"Tidak bisa. Aku harus menemui ketus sendiri Aku ada satu
urusan penting yang akan disampaikan padanya." sahut Lo In
.
"Harap paman suka beri ijin aku masuk ketemu dengan
ketua kalian."
"Anak hitam, kau banyak rewel Lekas serahkan dua bilah
pedang itu pada kami.
"Kau bawa-bawa pedang masuk memangnya mau
membunuh ketua "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In jadi bingung dibentak demikian. ia bermaksud baik
hendak menyampaikan kabar tentang Lim Kek Ciang dengan
saudara-saudaranya yang mati karena hawa racun ular,
makanya maksud baiknya disambut dengan cara yang kasar
sekali. Maka timbullah wataknya yang jail nakal, ia berkata,
"Aku bermaksud menyampaikan kabar tentang tiga
pemimpin kalian yang pergi ke gua ular. Kalau kalian tidak
ijinkan aku menemui ketua kalian, tak apa, aku juga tak usah
menyampaikan kabar. Nah, selamat tinggal " Lo In sambil
putar tubuhnya hendak berlalu.
Dua pengawal itu kaget mendengar perkataan Lo In . cepat
si hidung mancung memanggil,
"Hei, anak hitam, kembali Kasih tahu padaku ada urusan
apa, nanti aku lapor pada ketua. Kau tunggu saja disini."
Lo In hanya mendengus, tak menjawab perkataan si hidung
mancung.
Tentu saja si hidung mancung menjadi marah dijawab
dengan dengusan Lo In . ia lompat menyusul dan mencekuk
Lo In . Dengan enteng ia angkat Lo In ke atas seperti hendak
membantingnya. Ia mengancam,
"Anak hitam, kalau kau tidak mau bicara, aku akan banting
kau mampus sekarang juga "
"Bantinglah " Lo In menantang.
"Aku toh tidak mau berurusan dengan sebala orang rendah
seperti kamu orang "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si hidung mancung memang berangasan adatnya dan sok
jagoan lagi. Maka mendengar Lo In menantang, benar-benar
ia sudah membanting Lo In dengan tenaga penuh.
"Mampus kau " serunya dengan gemas.
Tapi Lo In yang dibanting bukannya hancur badannya, tapi
ia tetap berdiri sambil ketawa nyengir. Matanya si hidung
mancung terbelalak heran. ia sudah mengerahkan tenaga
sepenuhnya membanting si bocah, tapi si anak hitam ternyata
tidak apa-apa, malah berdiri dengan ketawa nyengir.
si mulut besar, temannya, juga merasa heran. sebab
barusan ia sudah pejamkan matanya menyaksikan
ketelengasan kawannya. Tak tahunya Lo In tak apa-apa
dibanting temannya yang ia tahu benar tenaganya sangat kuat
dan pernah satu kali ia membanting orang sampai pingsan dan
patah tiga biji tulang iganya.
Ia lalu menghampiri Lo In . Dengan sabar ia berkata,
"Adik kecil, barusan kau bilang mau melaporkan halnya tiga
orang pemimpin kami. Harap kau melapar pada kami saja
untuk disampaikan kepada ketua. Kau diam-diam tunggu di
luar, apa katanya ketua, nanti kami bertahukan padamu.
Bagaimana, akur ?"
si mulut besar rupanya rada jeri juga pada Lo In nampak
kejadian barusan, maka tak biasanya ia berkata demikian
halus dan merendah.
"Aku dengan baik minta permisi dari kalian, tapi kalian
menghalang-halangi. Apa pantas perbuatan itu terhadap orang
yang hendak berbuat baik ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Anak hitam, kau mau berbuat baik apa ? Hm Dengan
bawa-bawa pedang minta ketemu ketua. Kalau bukan
bermaksud jahat, mau apa ?" si hidung mancung menyela
dengan penasaran.
"Kalian tak ijinkan aku masuk. Kalau aku mau masuk, kalian
bisa apa terhadap aku ? Nah, jagalah kalau bisa bila aku
memasuki perkumpulan kalian tanpa ijin "
Lo In berkata sambil enjot tubuhnya melayang mendekati
pintu, kemudian menghilang masuk ke dalam tanpa dua
penjaga itu dapat mencegahnya.
Bukan main gelisahnya mereka. Lantas menyusul masuk
dan membunyikan kentungan tanda ada bahaya. Tentu saja
semua anggota Cit-seng-pay yang ada dalam gedung itu
semuanya jadi kaget dan masing-masing pada membawa
senjata memburu keluar.
Mereka kesomplokan dengan satu bocah wajah hitam yang
membawa-bawa dua bilah pedang menerobos masuk. Lantas
saja mereka mengepung. Lo In memang paling senang
menghadapi lawan yang jumlahnya banyak, sambil haha hihi
ketawa ia mempermainkan orang banyak yang hendak
menangkap dirinya. Perlahan-lahan ia maju terus ke dalam
hingga dapat melewati ruangan kedua. Untuk sampai di ruang
ketiga, repotjuga ia karena orang-orang yang mengepung
jumlahnya tambah banyak. Meskipun demikian, ruangan
ketiga sudah dapat ditembusi. Kiranya ruangan ketiga itu
adalah ruangan tempat rapat. si bocah tak bermaksud
mencelakai orang, makanya juga ia tidak menghunus
pedangnya. sebaliknya, banyak anggota Cit-seng-pay yang
sudah pada mencabut senjatanya, mengeroyok Lo In . Tapi si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bocah tidak takut. Ia gunakan ginkang yang dipelajari dari Itsin-
keng.
Dengan kegesitan entengi tubuh itu, membuat orang-orang
cit-seng-pay saban-saban melengak keheran- heranan karena
melek-melek Lo In kelihatan di depan matanya, tapi waktu
ditubruk atau dibacoki bocah itu sudah menghilang dan tahutahu
sudah dikepung di tempat lain,
Melihat lihainya si bocah, ada beberapa anggota Cit-sengpay
telah melaporkan kejadian itu pada ketuanya. segera
ketua dengan diiringi oleh wakil-wakilnya sudah datang ke
tempat itu. Mereka melihat bocah berwajah hitam dengan
membawa dua bilah pedang sedang ketawa haha hihi
mempermainkan orang-orangnya.
"Tahan " seru sang ketua, suaranya keras berkumandang
dalam ruangan itu hingga orang-orang cit-seng-pay pada
hentikan kepungannya, akan tetapi mereka masih terus
mengawasi Lo In yang saat itu sedang ketawa- ketawa berdiri
di atas sebuah meja.
Ketua Cit-seng-pay datang menghampiri Lo In . ia berkata,
"Adik kecil, ada urusan apa kau datang ke tempat kami ? Apa
sengaja kau mau mengacau dalam perkumpulan kami ?"
Lo In memandang pada ketua Cit-seng-pay. Ia heran sebab
ketua Cit-seng-pay ini bukannya orang biasa tetapi seorang
Tojin (imam). Di sebelahnya juga ada satu imam, rupanya ia
adalah wakil ketuanya.
Makin Lo In perhatikan makin ia kenali kedua imam itu ada
kenalan lama ialah siong Leng dan Jin Leng Tojin, dua
pecundangnya Liok sinshe di Tong-hong-gay tempo hari.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi Lo In pura-pura tidak mengenali, sedang kedua imam
itujuga tidak mengenali Lo In yang wajahnya hitam legam
kayak pantat kuali.
"Tidak ada tempo aku mengacau perkumpulan kalian."
sahut Lo In .
"Aku datang hendak menyampaikan kabar tentang paman
Lim Kek Ciang dan dua saudaranya yang pergi ke gua ular."
Kaget siong Leng Tojin mendengar jawaban Lo In .
" Kalau kau hendak menyampaikan kabar penting, kenapa
tidak masuk dengan jalan sopan, sebaliknya dengan memaksa
masuk cara begini ?" menyela Jin Leng Tojin.
"Hehehe" Lo In ketawa.
"Meskipun aku masih anak-anaki aku tahu aturan. Tapi
orang-orang kalian yang tidak tahu aturan mencegah aku
masuk menghadap ketua kalian."
Jin Leng Tojin tidak senang mendengar jawaban Lo In . ia
berkata lagi,
"Apa kau tahu dengan perbuatanmu ini seakan-akan
menghina perkumpulan kami ? Hm Kau anak siapa, sebegitu
besar nyalimu. Kabar apa yang kau mau sampaikan, lekas kau
ceritakan "
Siong Leng Tojin sebenarnya juga mau memberikan
teguran seperti apa yang saudara mudanya katakan tadi.
cuma saja ia sedang memikirkan hal si bocah yang mau
menyampaikan kabar Lim Kek ciang dan dua saudara lainnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang pergi ke gua ular. Entah kabar apa itu. Kabar baik atau
kabar jelek.
Mendengan Jin Leng Tojin sudah mendahului ia menegur si
bocah, hatinya sangat setuju. Diam-diam ia kurang senang,
bahwa si bocah masih berdiri terus di atas meja, yang
semestinya turun menghadap padanya sambil berlutut atau
setidak-tidaknya menjura memberi hormat kepada ketua citseng-
pay yang sangat disegani.
Lo In mendongkol mendengar perkataan Jin Leng Tojin
yang jumawa, apalagi ia kenali imam itu adalah salah satu
pengeroyok Liok Sinshe.Hatinya kepingin menggodai sekalian
mengasih hajaran pada si imam sombong.
"Apa begini caranya menyambut tamu yang hendak
melaporkan kabar penting ?" Lo ln jawab perkataan Jin Leng
Tojin.
"Kalau kalian tidak menghormati aku sebagai tamu penting,
aku juga tidak perlu menyampaikan kabar yang paman Lim
Kek ciang minta aku sampaikan kepada kalian?"
"Bagaimana kau bisa buktikan bahwa kau utusannya Samte
?" menyela Siong Leng Tojin.
"Untuk apa kau pakai tanyakan bukti segala ? Memangnya
aku membawa kabar bohong ?"
"Seharusnya kau memberi bukti. Tanpa bukti dari mana aku
bisa percaya kau adalah utusannya samte kami ?"
"Mau bukti tidak susah." sahut Lo In .
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tapi kalau kau tidak percaya aku, untuk apa aku mengasih
lihat bukti "
"Aku tahu kau memang mau mengacau, bocah. Turun "
bentak Jin Leng To.in mendahului siong Leng Tojin yang
hendak bicara lagi kepada Lo In . Rupanya Jin Leng Tojin
adanya berangasan dan tidak sabaran melihat lagak Lo In .
Dibentak turun, Lo In bukannya menurut, sebaliknya ia
tertawa berkakakan.
"Mau suruh siaoyamu turun boleh saja, asal kau bisa
turunkan " kata Lo In ketawa nyengir.
Jin Leng Tojin panas hatinya. ia lantas mau suruh anak
buahnya menyergap tetapi keburu siong Leng Tojin berkata,
"Adik kecil, harap kau tidak bawa adatmu yang nakal. Mari
turun, kita bicara secara baik dan bersahabat."
Jin Leng Tojin heran mendengar perkataan sang ketua. Ia
menatap wajahnya yang telah mengedipi padanya. Lantas ia
tahu maksudnya sang pemimpin.
sebaliknya Lo In berpikir, imam ini tidak sombong seperti
adiknya tadi. Tidak halangan kalau ia turun dari atas meja. Ia
mau lihat apa yang siong Leng Tojin bisa bikin terhadapnya.
Maka setelah memikir demikian, ia lantas lompat turun dengan
melewati beberapa kepala orang.
Mereka yang dilewati kepalanya pada mendelik matanya
pada si bocah, seakan-akan mereka tidak rela kepalanya
dilalui si bocah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In tidak menghiraukan mereka. Ia berjalan leng gangleng
gang saja mengikuti siong Leng Tojin yang jalan
menghampiri kursi di atas mimbar. Di sana sang ketua duduk
dengan diapit oleh Jin Leng Tojin dan saudara-saudara
pemimpin lainnya.
Lo In dipersilahkan duduk. si bocah juga tidak main
sungkan-sungkan lagi. Ia duduk dengan tenang menghadapi
orang-orang Cit-seng-pay yang wajahnya pada menunjukkan
permusuhan. Lo In tidak acuhkan mereka. Ia anggap mereka
tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya. Dengan
mengandalkan kepandaiannya yang maha tinggi, ia bisa
masuk dan keluar dalam gedung cit-seng-pay itu sesuka
hatinya.
"Adik kecil," siong Leng Tojin mulai buka mulut, ketika
mereka sudah berkumpul di atas mimbar.
"sebenarnya kau membawa kabar apa tentang samte,
Ngote dan Lakte kami ? Coba kau tuturkan. sebelumnya aku
mohon maaf atas kelakuan orang-orang kami barusan
terhadap adik keci." siong Leng Tojin berkata sambil unjuk
senyuman.
Lo In paling jinak dengan sikap yang ramah tamah dan
halus. sebaliknya ia jadi nakal dan liar kalau menghadapi
orang yang sombong dan bertingkah. Maka, menghadapi
siong Leng Tojin yang ramah, ia jadi lemas hatinya. Tidak tega
ia untuk berbuat yang keterlaluan menuruti napsu hatinya.
"Juga aku harap Totiang memaafkan atas kelakuanku
barusan. Apa yang aku lakukan lantaran menuruti napsu
hatiku yang tidak senang melihat orang-orang Totiang yang
jumawa dan mau sewenang-wenang terhadap orang yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lemah. Aku anak kecil mau dibanting segala di depan pintu
masuki apa- apaan perbuatan begitu?"
"Hahaha " tertawa Leng siong Tojin.
"Kalau baru 'mau' saja tidak apa, jangan sampai benarbenar
dibanting. Itu celaka "
:Barusan aku kesalahan berkata. sebenarnya dia sudah
membanting aku. Cuma saja bantingannya rupanya kurang
bisa maka aku tidak sampai hancur." Lo In menjelaskan sambil
ketawa nyengir kepada siong Leng Tojin yang ketawa
terbahak-bahak. Ketawanya siong Leng Tojin berhenti ketika
mendengar perkataan Lo In .
Pikirnya, kedua penjaganya masing-masing mempunyai
kepandaian silat tinggi, apalagi si hidung mancung itu
tenaganya seperti raksasa, bagaimana Lo In dibanting tidak
kenapa-napa ? sungguh ini sangat mengherankan hatinya
siong Leng Tojin.
Bocah berwajah hitam ini kalau tidak punya kepandaian
yang berarti, tidak bakalan berani mengacau dalam Cit-sengpay.
Kapan melihat Lo In dikepung oleh banyak orang, tidak
seorang pun yang dapat menowel bajunya saja. Itu
membuktikan kepandaiannya Lo In sangat tinggi, sekalipun ia
masih bocah.
Mengingat kesitu, siong Leng Tojin ada hati-hati dalam
bicaranya Jangan sampai menyinggung hatinya si bocah
sehingga menerbitkan onar dan memalukan cit-seng-pay.
"Adik kecil." kata siong Leng Tojin.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hal itu nanti aku selidiki dan aku akan memberi hukuman
pada orangku yang kurang ajar terhadapmu. sekarang coba
tolong kau laporkan apa kabar dari samteku Lim Kek Ciang."
Lo In lalu menuturkan tentang kematiannya Lim Kek Ciang
saling susul dengan saudara-saudaranya lantaran terkena
hawa beracun dari gua ular. Lim Kek Ciang pesan supaya ia
menyampaikan kabar itu kepada ketuanya, jangan
mengharap- harap mereka pulang.
siong Leng Tojin dan lain-lain mendengar sangat berduka
hatinya mendapat tahu bahwa Lim Kek Ciang telah menemui
ajalnya dalam menunaikan tugas perkumpulannya. setelah
hening beberapa lama, merenungkan arwahnya Lim Kek
Ciang dan dua saudaranya, siong Leng Tojin berkata pada Lo
In ,
"Adik kecil, terima kasih atas laporanmu ini. sebelum samte
meninggal, tentu ada peninggalan barang untuk disampaikan
padaku sebagai kenang-kenangan. Apa adik kecil ada terima
?"
siong Leng sebenarnya mau minta bukti dari Lo In tentang
kabar yang disampaikan kepadanya. Tapi kalau ia terangterangan
mau bukti, pasti Lo In akan kambuh lagi watak
nakalnya, menganggap orang tidak percaya pada dirinya.
Maka, sebagai orang yang cerdik, si imam telah mengambil
jalan memutar menanyakan pada Lo In apakah Lim Kek Ciang
ada meninggalkan barang untuknya sebagai kenangkenangan.
sungguh pandai si imam, yang biasanya sangat
sombong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In tidak merasa kesinggung. Maka ketika mendengar
perkataan siong Leng Tojin demikian meresap ke dalam hati,
lantas ia loloskan pedang yang tergantung di pinggangnya.
sambil menyerahkan itu pada siong Leng Tojin, ia berkata,
"Totiang, paman Kek Ciang hanya meninggalkan barang ini
untuk disampaikan kepada Totiang sebagai kenangkenangan."
siong Leng Tojin menyambuti tanpa bilang apa-apa yang
seharusnya mengucapkan terima kasih pada si bocah. Ia
tampak termenung-menung, entah apa yang direnungkan.
Lo In juga jadi heran kenapa si imam tidak mengucapkan
terima kasih kepadanya. ia sudah menyerahkan pedangnya
Lim Kek Ciang tapi tidak ada reaksi apa-apa kecuali si iamam
duduk termenung-menung.
"Totiang, apa aku kesalahan menyerahkan pedang itu
bukan miliknya paman Kek Ciang ?" tanya Lo In dengan raguragu.
siong Leng Tojin tidak menjawab, sebaliknya Pekihauwkiam
Jin Leng Tojin dengan gusar sambil gebrak meja ia
membentaki
"Bocah bernyali besar siapa bilang pedang itu bukan milik
samte ? Tapi kematiannya sudah tentu bukannya lantaran
hawa racun, tapi dibunuh olehmu "
Lo In jadi melengak mendengar tuduhan Jin Leng Tojin
yang bukan-bukan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia sudah berbuat baik hati, jauh-jauh ia perlukan datang ke
Gukwan, maksudnya menyampaikan pesan Lim Kek Ciang,
tidak tahunya disini ia bukan mendapat terima kasih malah
merampas pedangnya.
"Adik kecil." siong Leng Tojin masih bersabar. Diam-diam ia
setuju dengan perkataan Jin Leng Tojin yang menuduh si
bocah jadi pembunuh samtenya.
"Kau memangnya ada permusuhan apa dengan samte
kami ? Terus teranglah bicara agar aku dapat memberi
kelonggaran kalau kau mengaku dengan sejujurnya." Katakata
ketua Cit-seng-pay sungguh diluar dugaan sama sekali si
bocah.
Dalam mendongkolnya ia bangkit berdiri, katanya,
"sungguh bagus kalian orang-orang Cit-seng-pay.
Kebaikanku kalian balas dengan fitnahan ? Hm Tidak kunyana
kalian menghina aku si anak kecil. Aku menyesal sudah
masuk masuk dalam gedung perkumpulan brengsek ini "
"Apa, brengsek " bentak Jin Leng Tojin berbareng
kepalannya menyambar pada kepala Lo In tapi dengan manis
sudah kena dikelit oleh jago cilik kita.
Melihat serangannya gagal Jin Leng TOjin yang hanya
menggunakan tangan kiri, karena tangan kanannya cacat oleh
Liok sinshe sudah menjadi beringas dan menyerang lagi
dengan dahsyat. Angin pukulannya menderu, meskipun
dengan tangan kiri juga.
Kecuali Siong Leng Tojin yang tenang-tenang saja duduki
yang lain-lainnya pada bangkit berdiri membantu mengeroyok
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In . Meskipun semua jago-jago Cit-seng-pay turun,
dianggap enteng saja oleh si bocah.
"Kau mau menggunakan jumlah banyak untuk mengeroyok
aku anak kecil ? Bagus Apa katanya orang dalam dunia
Kangouw nanti atas perbuatan kalian yang tidak tahu dituduh
sudah membunuh Lim Kek Ciang dan malu Mereka akan
katakan kalian bangsa tidak punya guna mendirikan
perkumpulan, beraninya hanya terhadap anak kecil saja.
Hahaha " si bocah bukannya takut, malah ia ketawa terbahakbahak.
sebaliknya siong Leng Tojinn menjadi tidak enak
mendengar perkataan Lo In yang terang-terang menyindirnya.
Lagian hatinya rada-rada bimbang juga nampak Lo In
dikeroyok banyak orang selalu bisa elakkan serangan, malah
kelihatan si bocah tidak membalas.
"Tahan " tiba-tiba ia serukan kawan-kawannya yang
mengeroyok hingga mereka pada lompat mundur mentaati
perintah sang ketua.
siong Leng Tojin berbareng bangkit berdiri dan
menghampiri Lo In ,
"Apa maksud perkataanmu barusan ? Kau menantang satu
lawan satu, bukan ?"
"Hehehe " tertawa Lo In .
"satu lawan satu kau toh tidak punya orang untuk
dihadapkan padaku. Maka lebih baik kau turunkan semua
orang Cit-seng-pay, lebih senang aku dapat bermain petak "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sungguh jumawa kata-kata si bocah dalam telinganya siong
Leng Tojin.
Imam jagoan itu paling pantang kalau mendengar orang
berkata lebih jumawa dari dirinya. sekarang ia mendengar
kata-kata Lo In yang jumawa, sampai dikatakan Cit-seng-pay
tidak punya orang untuk dihadapkan dengan si bocah, terang
siong Leng Tojin naik pitam. sambil ketawa dingin ia berkata,
"Adik kecil, kau jangan sombong. Mari kita coba dengan
tangan kosong "
"Kau yang mau maju sendiri ?" tanya Lo In seperti
keheranan.
"Jangan, jangan, kau bukan tandinganku. Merk Cit-sengpay
jatuh lantaran ketuanya tidak becus menjatuhkan satu
anak kecil "
Itu hinaan yang keterlaluan. Tidak heran kalau siong Leng
Tojin lantas menyerang dengan pukulan telengasnya. Lo In
berkelit sambil lompat dari atas mimbar ke tempat yang
kosong dan lebar.
"mari, mari disini kita main-main, siong Leng Tojin "
menantang si bocah sambil tolak pinggang menanti.
Terkejut si imam mendengar namanya disebut Lo In . Tapi
sejenak, sebab ia pikir tentu si bocah dapat tahu namanya dari
Lim Kek Ciang yang dikatakan mati oleh si bocah. orang-orang
Cit-seng-pay kegirangan melihat ketuanya turun tangan.
Mereka sambut dengan tepukan tangan yang riuh sekali
tatkala siong Leng Tojin lompat turun dari mimbar dengan
gerakan yang manis sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hidup ketua Cit-seng-pay " demikian terdengar beberapa
kali seruan mereka.
Mereka sedang kebingungan, tadi tidak dapat membekuk si
bocah. sekarang ada ketuanya mau turun tangan sendiri,
sudah tentu saja mereka kegirangan. Mereka tahu lihainya
sang ketua, sudah menghitung pasti bahwa si bocah hanya
beberapa detik saja sudah akan dibekuk oleh sang ketua.
Mereka pada mundur ke belakang, kasih tempat lebih
leluasa untuk mereka bertempur.
"Adik kecil, mulailah dengan seranganmu " mengundang
Siong Leng Tojin setelah mereka berhadap-hadapan. siong
Leng Tojin sangat memandang enteng pada Lo In .
"Aku jauh lebih muda, aku silahkan yang lebih tua
menyerang lebih dahulu " sahut Lo In dengan suara ngeledek.
Tampak Lo In tidak memasang kuda-kuda segala, tidak
seperti siong Leng Tojin menghadapi seorang bocah saja
seperti ketakutan dan telah memasang kuda-kudanya kuatkuat.
Diledek Lo In , siong Leng Tojin tidak banyak omong, ia
lantas menyerang dengan tipu pukulan 'Ki-eng-puk-coa' (Elang
lapar menyambar ular). Kedua tangannya dipentang, dengan
kecepatan kilat ia menyergap Lo In , tapi Lo In sudah
menghilang dari depannya. Cepat ia memutar tubuh dan
menyerang dengan angin pukulan pada Lo In yang ia duga
ada dibelakangnya. "Brak Brak " suara hancurnya meja kursi
yang kena angin pukulan sang ketua, tapi si bocah yang
diarah tidak kelihatan bayangannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Demikian kejadian itu telah terulang. Hanya kursi meja yang
hancur lebur oleh angin pukulan siong Leng Tojin yang
dahsyat, sedang Lo In yang diarah masih terus ngeledek bagai
bayangan disekitarnya.
Dari merasa tinggi hati, bangga dengan kepandaiannya
yang tinggi, perlahan-lahan siong Leng Tojin insyaf bahwa ia
bukan tandingan si bocah. Kalau Lo In mau, siang-siang ia
sudah dipecundangi dengan hanya sekali tepukan saja pada
jalan darahnya.
Caranya Lo In permainkan dirinya mengingatkan ia kepada
seseorang yang dulu pernah menggocek ia demikian rupa.
Kapan ia ingat akan dirinya Liok sinshe, tanpa dirasa lagi
sekujur badannya telah mandi keringat.
"Kau, kau......?" tiba-tiba siong Leng Tojin berkata terputusputus.
"Asal masih ingat saja." menggoda Lo In dari samping.
Mendengar suara Lo In , si Imam tidak sia-siakan
kesempatan itu Ia berbalik cepat dan melancarkan pukulan
maut pada si bocah. Cuma sayang Lo In lebih cepat lagi untuk
mengelakkan serangan dan kembali ada dibelakangnya.
Tampak si imam sombong kewalahan.
Melihat ketuanya dipermainkan si bocah, tentu saja orangorang
Cit-seng-pay menjadi sangat gusar. Dengan mendapat
komando dari Pekihouw-kiam Jin Leng Tojin, mereka
menyerbu mengeroyok Lo In yang sedang enak-enak
mempermainkan si imam.
"Bagus, kalian turun tangan semua " seru Lo In .
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berbareng tubuhnya berkelebatan diantara mereka. Ia
gunakan salah satu jurus dari It-sin-keng yang dinamai 'Ce-yusan-
hoa' atau "menyebar bunga ke kiri dan kanan' suatu
gerakan ilmu entengi tubuh yang tidak ada taranya. Dimana
tubuhnya Lo In berkelebat, disitu mesti roboh tiga- empat
orang, tidak perduli mereka sedang tangan kosong atau
mencekal senjata, rata-rata dirobohkan dengan totokan pada
jalan darah.
Dalam tempo sebentaran saja, kecuali siong Leng dan Jin
Leng Tojin, semuanya sudah roboh kena ditotok oleh Bocah
sakti kita.
siong Leng Tojin dan Jin Leng Tojin berdiri seperti terpaku,
tidak bergerak seakan-akan yang kena tertotok jalan
darahnya. Tapi yang sebenarnya mereka terpaku berdiri
karena menyaksikan dengan rasa kagum akan kepandaiannya
si bocah. Matanya terbelalak memandang kepada orangorangnya
yang dirobohkan saling susul dengan tidak dapat
bangun kembali. sungguh hebat Mereka memuji dalam
hatinya.
Belum pernah dalam benaknya siong Leng Tojin memuji
siapa juga selama hidupnya sebab merasa bahwa dirinya
adalah yang paling tinggi kepandaiannya. Tapi sekarang tanpa
disadari ia telah memuji Lo In benar-benar ada satu bocah
yang luar biasa.
Dalam pada itu, keadaan yang tadi ramai dengan suara
bentakan-bentakan dari orang-orang cit-seng-pay, sekarang
berubah menjadi sepi sunyi.
"Hek-bin sin-tong.........." tiba-tiba terdengar suara orang
berkata seperti memecahkan kesunyian pada waktu itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
siong Leng dan Jin Leng Tojin terkesiap hatinya mendengar
disebutnya 'Hek-bin sin-tong' atau si Bocah sakti Muka Hitam-
Matanya lantas menatap pada Lo In dengan tidak berkedip.
Kemudian, dengan tiba-tiba mereka rasakan badannya
menggigil ketakutan dan mukanya sangat pucat. "Hek-bin sintong......"
mereka menggumam hampir berbareng,
lalu matanya menoleh sana sini mencahari orang yang
berkata tadi.
Kiranya orang itu adalah satu paderi yang memelihara
rambut panjang. ia tiada lain adalah Kim Wan Thauto, yang
pada saat itu tengah menghampiri Lo In yang menyambutnya
dengan roman berseri-seri.
"Toako, kau kemana saja meninggalkan adikmu ?" berkata
Lo In sambil menubruk dan merangkul si Thauto. Keduanya
tampak sangat kegirangan telah bersua kembali.
sementara itu, siong Leng dan Jin Leng nampak Lo In dan
si Thauto saling rangkul lantas dapat menebak bahwa mereka
ada hubungan rapat satu dengan lain.
Siong Leng Tojin tidak kenal Kim Wan Thauto, tapi ia
pernah dengar dalam kalangan Kangouw ada bergelandangan
satu pendeta memelihara rambut yang sangat lihai, senjata
rahasianya berupa sepasang anting-anting. Apakah ini dianya
si Thauto yang dimaksudkan ? Tanya dalam hati kecilnya.
Kapan ia memperhatikan lebih jauhi ia yakin bahwa memang
benar Thauto yang dimaksudkan itu si Thauto yang dilihatnya
sekarang ada pakai anting-anting pada kedua belah
telinganya.
Makin ketakutan siong Leng dan Jin Leng mengenali si
Thauto ada kawannya Lo In .
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Melawan Lo In sendiri orang-orang cit-seng-pay tidak
mampu, apalagi ditambah si Thauto yang lihai. Memikir ke
situ, dengan diam-diam kedua imam itu, menggunakan
kesempatan Lo In sedang asyik bicara dengan Kim Wan
Thauto mereka telah angkat kaki untuk kabur menjauhkan diri
siapa sangka si bocah ada demikian lihai, sebab baru saja
mereka bertindak beberapa langkahi tahu-tahu Lo In sudah
menghadang di depannya menegur,
"Mau lari ? Hm Urusan Liok sinshe kalian harus tanggung
jawab "
siong Leng dan Jin Leng Tojin gemetaran mendengar
disebutnya nama Liok sinshe. sungguh lucu sikapnya dua
imam sombong pada saat itu. Mereka berdiri dengan badan
menggigil seperti diserang penyakit malaria dengan
mendadak.
"siaohiap." tiba-tiba siong Leng Tojin memberanikan hati
berkata,
"Urusan Liok sinshe, aku tidak bertanggung jawab sebab
aku hanya ikut-ikutan saja diajak oleh siauw-san Nao-ok
Harap siaohiap suka memberi kelonggaran pada kami
berdua......."
"Hehehe." Lo In mendengus.
"Gara-gara kalian, aku dengan Liok sinshe telah bercerai
berai. Mana bisa kau terluput dari tanggung jawab atas
kematiannya Liok sinshe ?"
"Aku tidak membunuh Liok sinshe. Itu adalah tanggung
jawabnya Kim Popo." sahut si Imam.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jin Leng Tojin merasa heran suhengnya bisa berubah
demikian pengecut. Biasanya sang suheng paling angkuh dan
tidak memandang mata kepada siapa juga. Kenapa sekarang
bisa jadi demikian sikapnya ? Apakah sang suheng punya
maksud tertentu, sekarang minta dibebaskan dan kemudian
menuntut balas untuk hinaan yang sekarang dideritanya dari si
bocah wajah hitam ?
Jin Leng Tojin berangasan sifatnya, tapi ia berani untuk
menghadapi tanggung jawab. Maka melihat suhengnya
demikian lemah, ia jadi kurang senang. Katanya,
"suheng, kita sudah menjadi orang tawanannya. Untuk apa
minta kelonggaran segala ? Itu tandanya kita minta ampun.
Meskipun kita berlutut minta ampun, sudah terang tak akan
dapat ampun dari dia. Maka jangan merendahkan diri Hei,
bocah" Jin Leng teruskan berkata pada Lo In .
"Kami sudah tidak berdaya di tanganmu. Mau bunuh boleh
bunuh, untuk apa mesti banyak omong ?"
"Hahaha " Lo In tertawa.
"Kau lebih jantan dari kakak seperguruanmu. Ini aku suka
dan aku akan memberi kelonggaran padamu "
Jin Leng heran mendengar perkataan Lo In . sungguh
diluar dugaannya bahwa Lo In akan berkata demikian.
semestinya ia marah dan menghukum ia lebih berat dari
suhengnya sebab ia berani pentang mulut besar. Tidak
tahunya keputusan Lo In begitu menggoncangkan hatinya.
sementara siong Leng Tojin tidak berkata apa-apa, ia
hanya tundukkan kepala.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia menyesal telah unjuk sikap pengecut barusan. Kalau
dapat bersikap kepala batu seperti saudaranya, tentu ia pun
akan mendapat pengampunan dari si bocah. Tapi, sudah
terlanjur ia mengunjuk sikap pengecut, mau tarik pulang dan
merubah sikapnya sudah tidak perlu, malah akan membuat Lo
In lebih tidak memandang mata dan menghukum dirinya lebih
berat.
Memang benar dugaannya Jin Leng Tojin. sang suheng
mengandung maksud tertentu ialah pura-pura merendah dan
mohon pengampunan. Kalau sampai ia dapat kebebasan,
belakang hari, ia akan mencari Lo In pula untuk membikin
pembalasan.
Kim Wan Thauto sementara itu sudah ada diantara mereka
dan mendengar pembicaraan Lo In dengan kedua imam itu.
Tiba-tiba ia berkata, "Adik In, biarlah kasih kelonggaran
kepada dua imam itu tapi dengan syarat. ialah mereka harus
bersumpah untuk tidak mendendam permusuhan dengan kau
dan hidup selanjutnya harus dijalan yang betul. Kalau mereka
berbuat jahat lagi dan bersikap bermusuhan dengan kau, pada
waktu itu masih belum terlambat kau mengambil kepalanya."
"Toako ?" Lo In menatap wajah si Thauto dengan heran.
"Urusan ini ada sangat serius, bagaimana Toako dapat
memutuskan dengan cara demikian mudah ?"
"Adik In, kau lepas mereka, aku ada kabar baik untuk
disampaikan padamu." sahut Kim Wan Thauto dengan muka
bersenyum.
Lo In tampak ragu-ragu. Meskipun demikian, ia tidak
membantah perintah toakonya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kabar baik apa yang akan disampaikan oleh toakonya itu ?
Sungguh ia kepingin dengar. Ia menduga bahwa Kim Wan
Thauto sudah menemui Bwee Hiang. ini memang satu kabar
baik, Mungkin sang toako sudah ketemu Eng Lian ? ingin ia
mengetahuinya.
"Baiklah." kata Lo In . "Dengan memandang pada mukanya
toakoku, maka aku dapat mengampuni kalian berdua.
Toakoku barusan kata dengan syarat kau orang harus
bersumpah tidak akan mendendam permusuhan pada ku dan
hidup selanjutnya dijalan yang betul. Tidak usah bagiku
banyak syarat, asal kalian hidup dalam jalan yang betul,
selanjutnya aku juga sudah merasa senang. Dalam hal kalian
selanjutnya masih mendendam permusuhan itu
terserah. Aku juga tidak takut untuk menghadapinya. Nah,
selamat tinggal " Lo In menutup kata-katanya sambil
menggandeng Kim Wan Thauto berjalan keluar dari ruangan
itu Belum berapa tindak mereka berlalu, terdengar siong Leng
Tojin berseru kepadanya,
"siaohiap. tunggu sebentar "
Lo In dan Kim Wan Thauto merandeki Ketika siong Leng
Tojin sudah datang dekat, ia berkata,
"Mohon siaohiap suka capekan hati sedikit untuk menolong
orang-orangku, untuk mana aku imam tidak berguna akan
sangat berterima kasih sekali."
siong Leng Tojin dan Jin Leng Tojin sebenarnya dapat
membebaskan totokan, tapi hanya untuk dua tiga orang saja.
Kalau mereka mesti bekerja menolong begitu banyak orang,
mana dapat mereka lakukan ? Mereka dua orang bekerja,
sampai kapan dapat menolong orang-orangnya yang tertotok
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu. Kalau umpamanya totokan Lo In seperti biasa yang
gampang mereka buka, kalau nanti totokannya tidak mudah
orang lain membukanya, apa itu bukan membikin orang jadi
kapiran ? Maka, dengan tebalkan muka siong Leng Tojin,
minta Lo In tolong membebaskannya.
"Totokan biasa. Totiang juga tentu gampang
membebaskannya." sahut Lo In merendah.
"Tapi biarlah aku tolong " seraya si bocah datang
menghampiri orang-orang cit-seng-pay yang rebah malang
melintang tak dapat menggerakkan badannya.
Tampak Lo In , bocah sakti kita mengebas-ngebaska
lengan bajunya ke arah orang-orang yang menggeletak
malang melintang itu Suatu angin halus berkesiur dingin
menyentuh tiap-tiapjalan darah pembuka totokan. Dalam
tempo sebentaran saja semua orang itu sudah pada bergerak
dan bangkit berdiri, bebas dari totokan.
siong Leng dan Jin Leng Tojin sangat kagum akan
kepandaiannya si bocah, suatu kepandaian yang tak dapat
dimiliki oleh jago silat yang mana juga, cuma hanya
mengebas-ngebaskan lengan bajunya telah dapat membuka
totokan orang demikian banyaknya.
saking kagum, tanpa merasa lagi siong Leng Tojin berseru,
"semua orang kasih hormat, mengucap terima kasih atas
pertolongan siaohiap"
seruan mana ditaati dengan serentak hingga dalam
ruangan itu berkumandang orang mengucapkan terima kasih
seraya badanya ada yang membungkuki ada yang hanya
manggut-manggut saja, ada yang bersoja beberapa kali ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
arah Lo In . Lo In terharu dan ia membalas hormat dari orangorang
cit-seng-pay.
siong Leng dan Jin Leng Tojin cepat mendekati si bocah
dan mengundang supaya Lo In dan Kim Wan Thauto suka
tinggal beberapa lama lagi dalam perkumpulan itu. Mereka
ingin mengucapkan terima kasih dan menghaturkan selamat
jalan dengan mengadakan sedikit perjamuan sederhana. Lo In
dengan halus menolak tapi Kim Wan Thauto telah menerima
baik dan membujuk adik In-nya supaya buang tempo sedikit
untuk mengikat persahabatan dengan kedua Totiang dari Citseng-
pay itu.
Akhirnya Lo In terpaksa menurut hingga kedua pemimpin
dari Cit-seng-pay itu merasa sangat gembira. Lekasjuga Jin
Leng Tojin telah memerintahkan pada orang-orangnya untuk
menyiapkan satu meja perjamuan di taman bunga.
siong Leng Tojin memimpin Lo In dan Kim wan Thauto
berjalan ke taman bunga, dimana mereka duduk beristirahat
sambil menanti disiapkannya barang hidangan.
siong Leng To jin dan Jin Leng Tojin berkenalan dengan
Kim wan Thauto. Masing-masing pada mengucapkan pujian
dan merendahkan diri hingga suasana menjadi sangat
gembira.
Dari lawan telah berubah menjadi kawan dalam tempo
singkat itu, jarang terjadi. Hal ini Kim Wan Thauto nyatakan
pada siong Leng Tojin.
sambil bersenyum ramah, ketua dari Cit-seng-pay
menjawab,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Itulah jodoh, tanpa bertempur, mana kita dapat berkumpul.
Ha ha ha...."
Melihat gerak gerik siong Leng Tojin demikian baik dan
ramah, Lo In sangsi bahwa imam itu jahat. Ia menatap ke
wajahnya Kim Wan Thauto seperti minta keterangan, akan
tetapi Kim Wan Thauto bersenyum-senyum saja.
Melihat toakonya demikian tenang, Lo In tidak takut ia
dipersulit oleh si imam. Maka ia pun telah unjuk roman
gembira.
Halnya Liok sinshe dalam pertemuan itu tidak disinggungsinggung,
sebaliknya siong Leng Tojin telah menanyakan lebih
jauh soal kematiannya Lim Kek Ciang dan kawan-kawannya
dan halnya gua maut. Lo In tidak keberatan mengulang
ceritanya dan menceritakan sedikit halnya gua maut yang
menyeramkan, banyak telah meminta korban jiwa sampai jauh
jaraknya dua tombak dari mulut gua. Tapi halnya bahwa ia
yang berhasil masuk ke dalam gua maut itu, tidak
diberitahukan kepada si imam, begitu pun tentang
pertempuran ia dengan orang-orang dari sia uw-lim-sie, Butong-
pay, Tong-teng Nao-eng dan lain-lainnya, sedikitpun Lo
In tidak singgung-singgung dalam penuturannya.
Meskipun begitu, tampak siong Leng dan Jin Leng Tojin
sangat puas dengan ceritanya Lo In . Diam-diam bulu
kuduknya mereka beridiri seram mendengar banyak mayat di
depan gua maut sebagai korban dari hawa beracun.
Ketika barang hidangan sudah diatur di meja, tiba-tiba
Siong Leng Tojin menanya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siaohiap. kenapa kau sendiri tidak coba-coba memasuki
gua maut itu ? Rasanya dengan kepandaian siaohiap yang
demikian tinggi dengan mudahnya gua itu dapat ditembusi."
Lo In melengak dan agak gugup menjawabnya sebab ia
tidak mengira si imam akan menanyakan hal dirinya tidak
coba-coba masuk ke dalam gua.
"Aku anak-anaki kurang pengalaman. Kalau aku coba-coba
masuk sama juga aku mengantarka jiwa, sedang niatku belum
kesampaian mencari ayah dan ibuku yang aku sangat
rindukan."
demikian Lo In memberi alasan yang dapat diterima siong
Leng Tojin dan yang lain-lainnya ialah Jin Leng Tojin, dua
saudaranya (yang ke-4 dan ke-7) serta beberapa orang kuat
dari Cit-seng-pay.
Perjamuan makan telah berjalan sangat menggembirakan.
Ketika Lo In dan Kim Wan Thauto memohon diri, siong
Leng Tojin memesan,
"siaohiap dan Taysu jikalau kebetulan lewat di gubuk kami,
tolong mampir sebentar untuk kita ngobrol mempererat tali
persahabatan kita. sukalah kalian berjanji."
"ooo, tentu, tentu." jawab Kim Wan Thauto yang
mendahului Lo In .
"Kami bersaudara tidak akan melupakan pada To-heng
bersaudara dan saudara-saudara disini. Apabila kita kebetulan
lewat tentu kita mampir, meskipun tidak lewat juga tentu
sewaktu-waktu ada tempo yang senggang kita akan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkunjung kepada kalian disini. Akur ?" semua orang ketawa
mendengar kata-katanya Kim Wan Thauto yang Jenaka.
setelah mereka berpisah, sembari jalan Lo In
menggandeng lengan Kim Wan Thauto. Tampak si bocah
wajah hitam mukanya berseri-seri kegirangan telah berjumpa
pula dengan toakonya. Ia menanya,
"Toako, selama ini kau dimana saja ? Kau bikin adikmu
kebingungan mencarimu. Apa toako sudah berhasil menemui
enci Hiang ?" Ditanya halnya Bwee Hiang, Kim Wan Thauto
kerutkan alisnya.
"Adik Hiang, entah dimana adanya dia sebab aku sudah
mencarinya masih juga belum berhasil menemuinya." sahut
Kim Wan Thauto.
"Eh, dimana Eng Lian ? Aku tidak melihat ada bersamamu
?" balik menanya Kim Wan Thauto.
Lo In berduka hatinya ditanya halnya Eng Lian.
"Aku justru sedang mencari dia, toako Kami berpisah ketika
kami sedang belajar naik kuda dipegunungan."
Kim Wan Thauto melengak heran. "Kau belum lama dapat
berkumpul dengan enci Lianmu, sekarang sudah kembali
berpisahan, sungguh tidak enak sekali. Bagaimana sih
kejadiannya ? Masa karena naik kuda saja sampai berpisahan
?"
"Aku juga tidak mengira kami akan berpisahan. Toako tahu
sendiri watakku yang ugal-ugalan dan suka menggodai kawan.
Tatkala itu aku mau menggodai enci Lian dan telah
meninggalkan jauh-jauh. Aku kegirangan enci Lian tidak dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyusul aku, tapi belakangan aku menyesal karena
perbuatanku menjadi berpisahan dengan dia. Tapi, eh, toako,
bukan begitu saja halnya. Masih ada sebab lain."
"Sebab lainnya bagaimana ?" tanya Kim Wan Thauto
kepingin tahu.
Lo In tidak menjawab tapi ia hanya celingukan sebentar
seperti kuatir didengar orang apa yang ia akan bicarakan
kepada toakonya. Kim Wan Thauto mengerti maksud si bocah.
"Adik In, mari kita mampir dalam rumah makan agar kita
dapat leluasa bicara." Kim Wan Thauto mengajak si bocah.
Dalam usia meningkat 17 tahun, Lo In tampak lebih
jangkung dan langsing, masih dapat meninggi lagi
perawakannya apabila usianya nanti memasuki 18 tahun.
Kalau saja wajahnya tidak hitam legam gara-gara obatnya Ang
Hoa Lobo, pasti wajahnya akan sangat cakap sekali. Namun
meskipun hitam kayak pantat kuali, Lo In populer diantara
wanita teman-temannya seperti Bwee Hiang, Eng Lian dan
Leng siong. Malah hampir-hampir si bocah sakti kejeblos
dalam perangkap si cantik sian Tin dengan gayanya yang
menggairahkan. syukur si bocah tebal imannya, yang
semestinya ia kejeblos dalam perangkap asmara yang
dipasang sian Tin, ia telah membikin si cantik insyaf dan hidup
akur dengan suaminya The Koan Beng.
setelah berada dalam sebuah rumah makan, dimana Kim
Wan Thauto sengaja pilih tempat yang jauh dari pada tamutamu
lainnya, ia minta Lo In menuturkan kisahnya sejak
berpisah dengannya. Lo In lantas saja mendongeng, cara
bagaimana ia berpisahan dengan Eng Lian dan masuk dalam
gua maut untuk mempelajari It-sin-keng dan menjadi muridnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kong In sianjin dari gua maut tersebut. Bagaimana ia dicegat
oleh berbagai-bagai jago dalam rimba persilatan ketika keluar
dari gua, bertempur dengan orang-orang dari Ngo-tok-kauw
dan menendang mati Coa Keng dan bikin melayang jiwanya
siauw Cu Leng tanpa disengaja, kemudian mengunjugi citseng-
pay untuk melaporkan kematiannya Lim Ke k Ciang
kepada ketua Cit-seng-pay, yang ia tidak duga kalau ketuanya
bukan lain daripada siong Leng Tojin musuhnya Liok sinshe.
Lo In menutur dengan rapi sekali dan jenaka gayanya
sehingga Kim Wan Thauto tidak memotong pembicaraannya.
Hanya yang Lo In tidak ceritakan adalah kisah roman sian Tin
yang hendak menjebloskan dirinya ke dalam jurang asmara. Ia
malu untuk menceritakan kepada toakonya. Pikirnya, pasti ia
akan ditertawakan sang kakak.
setelah Lo In menutur, tampak Kim Wan Thauto manggutmanggut
kemudian menghela napas.
Lo In heran toakonya menghela napas. Ia menanya,
"Toako, apa ada apa-apa yang tidak baik dalam
perjalananku?"
"semua baik." sahut Kim Wan Thauto.
"Dua orang yang mati ditanganmu juga, ialah Coa Keng
dan Toan Bie Lomo siauw Cu Leng bukan dengan sengaja kau
membunuhnya. Taruh kata kau sengaja, juga tidak ada orang
yang akan menyalahkan kau karena dosa mereka sudah luber
dari takaran Pantas mereka menemukan ajalnya sebab
dengan lama-lama hidup di dunia juga orang-orang macam
mereka itu hanya menambahkan banyak dosa saja,
sebaliknya dari berbuat kebaikan untuk sesamanya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Habis, toako barusan menghela napas beberapa kali, apa
yang kaupikirkan?"
"Aku memikirkan kau, adik In. Gara-gara It-sin-keng
selanjutnya kau akan menemukan banyak kepusingan karena
jago-jago dari berbagai partai terutama siauw-lim -sie, mana
mau mengerti bahwa dalam dirimu tidak tersimpan buku
mujizat itu."
Lo In ketawa nyengir. ia tidak takut menghadapi
pertempuran dengan siapa juga, hanya kata-kata Kim Wan
Thauto ia bakal menemukan kepusingan gara-gara It-sin-keng
membuat ia ragu-ragu karena ia ingin ketentraman dalam
hidupnya. Namun apa mau dikata kalau karena gara-gara Itsin-
keng ia harus menemui kepusingan. ia menghibur
toakonya,
"Toako, kau jangan pikirkan diriku. Kalau memang aku
mesti mati muda karena gara-gara It-sin-keng apa boleh buat,
kita manusia toh tidak bisa menolak maunya takdir. Hanya
sayangnya aku belum dapat menemui ayah dan ibuku yang
menurut toako masih ada dalam dunia ini."
Kim Wan Thauto terkejut mendengar perkataan Lo In paling
belakang.
Tampak ia menatap wajahnya Lo In sejenak, kemudian
dengan bersenyum ia kata,
"Adik In, kau jangan berduka. Aku percaya bahwa tidak
lama lagi akan kau akan menemukan kejadian yang
menggembirakan."
"Apa aku bakal ketemu dengan ayah dan ibuku ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Kemungkinan besar demikian. Hanya entahlah kapan."
"Toako, kaujangan bikin aku kegirangan tanpa alasan."
"Lihatlah nanti. Aku tak dapat memastikan kapan tapi aku
yakin kau segera akan berjumpa dengan orang-orang yang
paling dekat padamu."
"Dari mana toako dapat keyakinan itu ? Ah, toako, kau
hanya berkelakar saja."
Kim Wan Thauto bersenyum. Ia simpangkan pembicaraan
ke lain urusan hingga Lo In tidak menanya lebih jauh hal orang
tuanya yang bakal dijumpai tidak lama lagi.
Itu memang sifatnya si bocah. Asal pembicaraan sudah
berganti arah, lantas ia melupakan apa yang ia bicarakan
barusan.
Kim Wan Thauto menanya, "Adik In, kau sekarang hendak
kemana ?"
"Aku hendak mencari enci Lian dan enci Hiang." sahut Lo In
.
"setelah itu baru aku akan pergi ke Coa- kok untuk
mengambil pulang enci Leng siong."
"Kalau begitu, tak usah kita jalan sama-sama. Kita
berpencar saja untuk masing-masing mencarinya. Bagaimana
adik In pikir?"
"Bagus, jalan itu memang paling bagus. Hanya dimana kita
nanti dapat bertemu lagi ? Dimisalkan toako sudah menemui
enci Hiang dan aku menemui enci Eng Lian, lantas dimana kita
bisa berjumpa untuk berkumpul ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagaimana kalau kita tetapkan di suyangtin di rumahnya
Teng Hauw atau rumahnya Leng siong sebagai tempat
berkumpul kita ?"
"Bagus, aku setuju." sahut Lo In .
"Tapi berapa lama temponya ?"
"satu bulan. Kita menemukan orang yang dicari atau belum,
dalam tempo satu bulan kita ketemu disana. Kalau dapat
menemui Bwee Hiang dan Eng Lian sekaligus memang itu
yang diharap. sebaliknya kalau dalam tempo itu masingmasing
belum menemukannya, harus kita berkumpul disana
untuk berdamai bagaimana baiknya." Lo In setuju dengan
pikirannya sang toako
"Adik In." kata Kim Wan Thauto ketika mereka mau
berpisahan.
"Kepandaianmu sekarang makin hebat saja, susah diukur,
tidak sembarang orang dapat menyulitkan kau. Namun, kau
jangan terlalu mengandalkan kepandaianmu yang tinggi. Kau
harus juga menggunakan otak untuk berpikir menjaga diri.
Pribahasa mengatakan, 'Musuh yang kelihatan kita bisa jaga
tapi yang sembunyi mana kita dapat menjaganya'. Dalam
dunia kangouw bukan sedikit orang licik dan kejam. Maka aku
pesan supaya kau dapat menjaga diri, jangan sampai kena
dibokong orang. Perjalananmu kesananya, seperti aku sudah
katakan, akan menemukan banyak rintangan karena garagara
It-sin-keng. orang tidak percaya kau tidak menyimpan
kitab mujizat itu. Maka untuk membuat mereka jadi percaya
kau harus mencari daya bagaimana baiknya."
"Terima kasih atas nasehatmu, toako." sahut Lo In ketawa
nyengir.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"sepak terjangku selanjutnya aku akan mentaati pesan
toako."
Kim Wan Thauto tertawa terbahak-bahak. Lalu kedua
saudara itu saling rangkul sebagai tanda selamat berpisahan.
Mari kita ikuti perjalanan Lo In .
Setelah berpisah dengan Kim Wan Thauto, si bocah wajah
hitam juga bingung kemana ia harus ayunkan kakinya untuk
mencari dua encinya. Ia harap akan menemui Eng Lian dulu,
ia percaya si nona tentu masih berada tidak jauh dari tempat
pegunungan mereka berpisahan. Ia tahu wataknya Eng Lian
yang tidak gampang-gampang putus asa untuk mencari
dirinya. Dari sebab itu, maka Lo In balik lagi dengan maksud
mencari si nona disekitar pegunungan tersebut.
Sedang enaknya ia mengayun kaki, tiba-tiba ia dengar ada
suara bentrokan senjata, seperti ada orang yang bertempur.
Dari bunyinya bentrokan itu, Lo In duga bukan sedikit orang
yang tengah bertempur itu Ketika ia selidiki ternyata
pertempuran itu telah terjadi pada sebuah lapangan di bawah
sebuah bukit.
Ia melihat ada dua kakek yang tengah dikeroyok oleh 10
orang yang usianya di bawah 50 tahun. semuanya tegap dan
kokoh perawakannya.
Lo In datang lebih dekat. Ternyata yang mengeroyok itu
dikepalai oleh seorang yang pakai ikat kepala warna kuning,
sedang teman-temannya mengenakan ikat kepala hitam.
Lo In kenali orang yang pakai ikat kepala warna kuning itu
ada Teng Hui, salah satu Tianglo dari Ngo-tok-kauw. Ia heran
kenapa Teng Hui dan kawan-kawannya mengeroyok dua
kakek yang sudah lanjut usianya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Meskipun dikeroyok banyak orang, dua kakek itu sangat
kosen. sedikitpun tidak terdesak kelihatannya. Berkelahinya
mereka sangat mantap. malah terdengar angin pukulannya
yang menderu- deru hingga debu dan batu kerikil pada
beterbangan kena disapu angin pukulannya. Malah ada
beberapa pohon yang tumbang, tidak tahan menerima angin
pukulan dua kakek kosen itu.
siapa sepasang kakek itu ? Demikian gagah mereka itu
sehingga 10 orang pengeroyoknya tampak tidak berani dekatdekat.
Lincah sekali gerakan mereka untuk melayani 10 orang
dari Ngo-tok-kauw yang kepandaiannya tidak rendah.
Tiba-tiba Lo In dengar Teng Hui berkata,
" Kalian berdua belum lama mendapat kemurahan hati
Kauwcu diangkat menjadi Tianglo (sesepuh). Apa masih
belum puas sekarang kalian mau menganiaya Kauwcu yang
sedang terluka berat dan memeras say-cu-leng, tanda
kekuasaannya seorang Kauwcu ? Kalau kalian tidak lekas
menyerah untuk menerima hukuman, jangan sesalkan kami
orang akan menyulitkan yang sudah lanjut usia "
"Ha ha " satu diantara dua kakek itu ketawa.
"Aku dua orang she sim, masuk Ngo-tok-kauw memang
bermaksud merampas kedudukan Kauwcu. Kalau kalian tidak
lekas undurkan diri dan biarkan kami berurusan dengan
Tonghong Kim Kauwcu. Jangan sesalkan kami dua orang tua
akan berlaku kejam kepada kalian Lekas kalian mundur Masih
ada tempat dalam Ngo-tok-kauw apabila kami nanti sudah
duduk menjadi pemimpin disana " Teng Hui bukan main
marahnya mendengar perkataan kakek she sim itu.
"Dua kakek bangkotan " bentak Teng Hui.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalian jangan bermimpi untuk merampas kedudukan
Kauwcu selagi kalian menghadapi kematian konyol diambang
pintu Kalau tidak lekas kalian menyerah, hm Tahu sendiri,
hukuman apa yang kalian akan dapatkan "
"Kalian bukan tandingan kami si orang she sim. Maka aku
mau kasih jalan hidup kau tidak mau. Biarlah kami akan
berlaku tidak sungkan-sungkan lagi pada kalian " kata pula si
kakek she sim yang barusan membuka mulut.
"saudara-saudara, maju semua dan tangkap dua kakek
tidak tahu diri ini " teriak Teng Hui kepada kawan-kawannya
yang sejenak telah menghentikan serangan-serangannya
waktu si kakek dan Teng Hui tarik urat. orang-orang Ngo-tokkauw
memang sangat telengas. Kalau mengeroyok lawan tak
ada ampun. Kalau tidak sampai dekat mati lawannya dihajar,
mereka belum puas.
Tampak mereka bergerak dengan serentak menyerang
sepasang kakek itu dengan telengas. Lo In mula-mula merasa
kasihan pada sepasang kakek itu. Tapi sekarang setelah
mendengar perkataan Teng Hui, ia urungkan maksudnya
hendak melerai pertempuran itu. Diam-diam ia menonton
bagaimana kesudahannya nanti.
Ia dengar tadi Teng Hui sebut-sebut Kauwcu Tonghong Kin.
Dimana adanya dia sekarang ? Matanya yang tajam
memandang ke sekitar tempat pertempuran. Ia lihat dibawah
sebuah pohon rebah sesosok tubuh. Ia menduga tentu
tubuhnya Tonghong Kauwcu. Lo In heran orang itu tidak
berkutik, mungkin sudah kena ditotok.
Kembali matanya memandang pada pertempuran. Ternyata
pertempuran berjalan dengan sangat seru, dua lawan sepuluh.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Meskipun demikian, kelihatannya sepasang kakek itu tidak
menunjukkan roman jeri, malah sambi ketawa-ketawa mereka
melayani serangan-serangan sepuluh orang Ngo-tok-kauw itu
dengan seenaknya saja.
Dari gerak geriknya dua kakek itu, Lo In menduga bahwa
kekalahan akan diderita oleh 10 orang yang mengeroyoknya.
Kepandaian sepasang kakek itu lebih tinggi dari mereka.
Dugaan Lo In tidak meleset sebab dilain detik tampak satu
demi satu dapat dirobohkan oleh dua kakek itu. Paling
belakang dua kakek itu berhadapan dengan Teng Hui yang
berdiri dengan mata terbelalak melihat kawan-kawannya yang
pada roboh saling susul.
"Kau masih belum mau menyerah ?" bentak si kakek yang
lebih tua.
"sim Liang dan sim Leng, kalian jangan terlalu menghina "
sahut Teng Hui gagah.
"Aku orang she Teng pantang menyerah kalau belum
tubuhku hancur jadi debu "
"Kau pandai juga membuka mulut besar ya " bentak sim
Liang seraya melancarkan serangan dahsyat hingga Teng Hui
terpelanting beberapa langkah jauhnya.
Teng Hui roboh dengan memegangi dadanya. Ia rasakan
dadanya seperti bergolak dan mau meledak kena pukulan sim
Liang barusan.
"Hehehe " sim Liang ketawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Baru rasakan lihainya si orang she sim. Namun, masih
terbuka kesempatan untuk kau rubah pikiranmu dan sekarang
berpihak pada kami " Teng Hui tak menjawab, ia hanya
mendengus.
"Toako, mampusi saja sudah " kata sim Leng, adiknya si
kakek yang bernama sim Liang.
"Jangan. Dia setia pada Kauwcunya. Kalau kita bisa
dapatkan dia sebagai bawahan kita, ada sangat baik kalau kita
nanti berhasil merampas kedudukan Kauwcu " berkata
saudaranya.
" Kalian mau membikin aku takluk ? Hm Tunggu kalau
matahari sudah silam ke timur, barulah si orang she Teng
dapat ditakluki oleh kalian "
Mendengar demikian sombongnya perkatan Teng Hui, sim
Leng yang sudah hilang sabarnya telah menghunus
pedangnya dan menghampiri Teng Hui yang sudah tidak
berdaya.
"Kau mau membunuh aku ? Bagus, dengan begitu aku tak
usah menderita hinaan dari kalian orang-orang yang jahat dan
tak tahu terima kasih " berkata Teng Hui.
Mendengar perkataan Teng Hui, Sim Liang sadar bahwa
perbuatan membunuh Teng Hui tak ada faedahnya. Yang
penting menakluki si orang she yang bernyali besar itu, oleh
sebab itu ketika pedang sim Leng mau ditebaskan pada
batang leher orang, sim Liang berteriak,
"Tahan jangan binasakan dia sebab kematiannya terlalu
enak tanpa menderita hukuman lagi. Sekarang sute ikat saja
kencang-kencang pada satu pohon. setelah itu disekitarnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gunduki dengan rumput alang-alang yang kering dan
membakarnya. Aku mau lihat dia akan takluk atau tidak
kepada kita "
"Bagus, ini satu pikiran baik." sahut Sim Leng dan ia pun
lantas bekerja menelikung Teng Hui jadi satu dengan
sebatang p^hon. setelah itu ia lalu mengumpulkan rumput
alang-alang dan ditumpuknya disekitar Teng Hui kemudian
membakarnya. Asap rumput telah bergulung-gulung menutupi
pemandangan Teng Hui, sementara itu hawa panas juga
makin lama dirasakan makin menakutkan. Kedua matanya
mulai perih dan Teng Hui tak dapat menggunakan tangannya
untuk mengucek-ngucek. Bukan main ia rasakan engap dan
pernapasannya seperti macet, sementara api yang berkobarkobar
mulai menyambar pakaiannya.
Teng Hui berkaok-kaok ketakutan, tapi ia benar-benar
bandel. Tak terdengar ia mengeluh minta ampun. sebaliknya
ia memaki habis-habisan pada kedua saudara shesim itu.
"Toako" kata sim Leng.
"Mampusi saja orang she Teng itu. Mulutnya sangat
keterlaluan. Aku tak dapat mendengar ia memaki dengan
perkataan-perkataan kotor "
"Jangan " sim Liang menahan adiknya yang bernapsu
hendak membunuh Teng Hui.
"Biarkan saja, kalau dia belum mau takluki tak usah kita
membunuhnya. Dengan api membakar dirinya sudah cukup
akan membikin jiwanya melayang dengan sangat menderita.
Hahaha "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hahaha " tiba-tiba terdengar seperti suara membalik dari
tertawanya sim Liang.
Mereka jadi sangat kaget. Lebih kaget pula ketika nampak
api yang berkobar-kobar besar yang mulai membakar
pakaiannya Tengh Hui dengan mendadak sudah menjadi
padam sendirinya.
Teng Hui dalam pada itu sudah separuh pingsan. Ia terkejut
tatkala melihat api yang berkobar-kobar dan mulai membakar
bajunya telah padam dengan mendadak. Ia buka kedua
matanya yang perih. Bukan main girangnya Teng Hui tatkala
melihat tidak-jauh darinya berdiri Lo In tengah tertawa ke
arahnya.
"Hek-bin sin-tong........." ia berkata dengan suara parau
tapijelas kegirangan.
Ia tahu bahwa api yang berkobar-kobar tadi telah padam
mendadak adalah gara-gara kebasan lengan baju si bocah
sakti yang menolong dirinya.
sementara Teng Hui dalam kegirangan yang meluap- lupa,
sebaliknya dua kakek she sim itu dengan mata melotot
mengawasi pada jago cilik kita. Mereka tidak mendengar
perkataan 'Hek-bin sin-tong' yang meluncur dari mulutnya
Teng Hui tadi.
sim Leng mendahului kakaknya membentak, "Bocah hitam,
sejak kapan kau makan nyalinya harimau. Berani-berani usilan
dalam urusan kami Hek-liong-tong sam-lo ?"
Lo In ketawa nyengir, ia menyahut,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"saban hari aku makan nyalinya harimau. Malah nyalinya
singa juga aku makan setiap tiga hari sekali. Hahaha......"
Dua kakek itu mendelu hatinya mendengar Lo In
mempermainkan dirinya.
Mereka itu belum pernah menemukan orang yang kurang
ajar terhadap dirinya, apalagi kata-kata si bocah yang
berlebihan, hampir meledak perut mereka saking menahan
gusarnya. Tapi mereka masih dapat menahan hawa
amarahnya oleh sebab mereka tahu si bocah tentu bukan
sembarang bocah melihat dengan satu kebasan lengan baju
saja, api yang berkobar-kobar tadi dapat dibikin padam.
"Anak kecil." sim Liang seberapa bisa bersabar.
"Kita tidak pernah berurusan satu dengan lain. Kenapa kau
usilan dalam urusan kami sekarang ? Apa sangkutannya
denganmu ?"
"Siapa bilang tidak ada sangkutannya ?" sahut Lo In .
"Tonghong Kauwcu adalah pamanku. Kalau paman dalam
kesusahan, bagaimana sapat sang keponakan tinggal diam
saja ?"
Dua kakek itu tercengang heran. Belum pernah ia
mendengar Kauwcunya ada mengatakan mempunyai
keponakan bocah hitam ini, apakah si bocah hanya main-main
saja ?
"Anak kecil." kata pula sim Liang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ini adalah urusan orang tua dengan orang tua. sebaiknya
kau anak keciljangan turut campur sebab kepalan tidak ada
matanya, salah-salah bisa nyasar dan celakalah dirimu "
Dengan berkata demikian sim Liang pikir nyalinya si bocah
ciut tapi ternyata dugaannya keliru sebab si bocah dari pada
takut malah ketawa berkakakan.
"Kau ketawakan apa, bocah hitam ?" tegur sim Liang yang
berangasan adatnya.
"Aku tertawakan perkataan si kakek barusan." sahut Lo In
kontan.
"Aku si bocah sudah biasa berkenalan dengan kepalan,
bagaimana dikatakan aku bisa celaka oleh karenanya ? Ini kan
perkataan yang sangat menggelikan hati ?"
sim Leng sudah sangat gusar. sedang sim Liang yang coba
bersabar tak dapat mengendalikan kesabarannya mendengar
perkataan Lo In yang berlebihan.
Maka ketika sim Leng menatapnya, ia mengedipkan
matanya tanda setuju dilakukan penyerangan pada Lo In . Lo
In belagak pilon mereka bermain mata.
sim Leng menggunakan jurus 'ki-eng-pok-tou' (burung
elang lapar menyambar kelinci). serangannya mencengkeram
dada, maksudnya dengan sekali cengkeram si bocah akan
tidak berdaya. Di lain pihak sim Liang membarengi serangan
saudara mudanya dengan gerakan 'Beng-hou-cut-tong'
(Macan liar keluar dari gua). serangannya mengarah pada iga
Lo In
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebab ia menyerang dari samping. pikirnya, dengan sekali
remas, tulang iga si bocah akan patah beberapa biji dan ia
tidak dapat bergerak pula.
Maksud dan tujuan serangan mereka memang sudah
diperhitungkan dan cukup ganas kalau mangsanya tak dapat
meluputkan diri Mereka tidak mengira bahwa mereka
berhadapan dengan si bocah sakti yang sekali tubuhnya
berputar sudah menghilang dari depannya. Entah bagaimana
Lo In bergerak, mereka rasakan matanya seperti kabur. Tahutahu
belakang mereka ditepuk perlahan hingga bukan main
kagetnya dan dengan cepat memutar tubuhnya dan
melancarkan serangan hebat.
Tepukan Lo In dari belakang hanya tepukan biasa, tidak
menggunakan lwekang. Kalau menggunakan tenaga dalam,
terang kedua kakek itu sudah berantakan tulang-tulangnya
dan mati seketika itu juga. Lo In hanya kasih peringatan agar
si kakek menyerah. Namun peringatan Lo In bukannya
diterima baik, malah dengan sangat penasaran mereka
melancarkan serangan-serangan dahsyat. Mereka mengira
dengan serangan-serangan hebatnya itu dengan disertai
lwekang yang tinggi akan membuat si bocah mati konyol. Tapi
herannya semua serangannya hanya menemukan sasaran
kosong belaka.
Dari sangat gusar dan bernapsu membunuhi perlahanlahan
kedua kakek itu menjadi jeri. Badannya sudah
bermandikan peluh lantaran telah menggunakan tenaga yang
berlebihan tanpa menemui sasarannya seakan-akan mereka
berlatih tiada ada faedahnya mengerahnya tenaga dalamnya
yang maha dahsyat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka kewalahan menghadapi kegesitan Lo In . Dalam
kewalahan dan bingung, sim Liang tiba-tiba serukan adiknya
supaya berhenti bergerak.
Mereka berdiri terpaku di tempatnya, lalu Sim Liang
berkata,
"Anak kecil, kau bisanya hanya menggunakan kegesitan
badan. Tidak berani membentur tangan kami untuk berkelahi
secara laki-laki. Coba kau berania menyambut pukulan kami,
pasti akan hancurlah badanmu tanpa ampun lagi "
Lo In sengaja melayai dua kakek itu dengan kegesitannya
tanpa ia balas menyerang dan membuat susah mereka. Lo In
ingin menakluki mereka dengan tidak usah menimbulkan
bentrokan tangan. Tidak tahunya kedua kakek itu tidak tahu
diri, malah menantang ia untuk mengadu tangan buat
menetapkan siapa unggul.
"Baiklah "sahut Lo In yang seketika itu menampilkan dirinya
di depan kedua kakek itu yang sedang mencari-cari dirinya
ada dimana.
Girang hatinya mereka bahwa pancingannya sudah
memakan. pikirnya dengan mengadu kekuatan terang mereka
akan unggul dimana- mana. Mereka percaya akan lwekangnya
yang sangat sempurna .Jago Kangouw yang kawakan,
semuanya jatuh kalau mengadu lwekang dengannya. Apalagi
satu bocah yang bau pupuknya saja masih belum hilang,
mana dapat menahan tenaga dalam mereka yang dahsyat.
"Bagus, kau adalah anak yang begini " puji sim Liang
seraya acungkan jempolnya.