Lamborghini Huracán LP 610-4 t
jowo.yn.lt
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Gin Hoa kaget- Ia dorong Tay Lie dan masuk lagi ke dalam selimut- Kini ia sadar bahwa dirinya hanya berpakaian separuh- "Koko, itu kakek datang mau membelah perutku.........." meratap Gin Hoa dari dalam selimut, Ia sudah menutup seluruh badannya dengan selimut saking ketakutan- Tay Lie tidak menjawab, sebaliknya ia bangkit dan berjalan keluar dimana Giok siong sudah duduk menantinya di ruang tengah, seraya tangannya memegang golok yang tadi mau dipakai membelah perut cucunya. Tay Lie tidak gentar si kakek memegang golok- Ia jalan menghampiri dan duduk di depannya- Ia berkata, "Urusan sudah jadi begini, kau sekarang mau apa ?" " urusan tidak jadi begini kalau tidak gara-garamu tanpa permisi melembungkan perut cucuku." sahut Giok siong dengan mata bersinar rasa penasaran. Tay Lie anggap orang tua ini benar-benar sinting. Masa saban-saban menyebut kehamilan cucunya tanpa permisi. Kalau tidak sinting, orang ini tentu kakek cabul. Dalam jengkelnya Tay Lie berkata kasar, katanya, "ya sudah, aku tanpa permisi melembungkan perut cucumu. Kau mau apa ?" "Heheh, kau mau ngaku juga kesalahanmu, ya " Giok siong ketawa aneh- "Aku Gouw Tay Lie, berani berbuat tentu berani tanggung jawab " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Tanggung jawab apa " mendengus si kakek- matanya melotot. "Aku tanggung jawab buat kehidupannya adik Gin. Aku tidak nanti sia-siakan dan akan menjadikan istri yang tersayang " "Hahaha " giok siong tertawa terbahak-bahak- "Kau lihat ini ?" Tay Lie lihat cilik, siong acungkan goloknyasebelum ia bicara, cilik, siong sudah mendahulu, "Aku Tan.........." ".........Giok siong " terdengar orang menyambung dari sebelah luar. Lalu disusul dengan tertawa yang terbahakbahak, si kakek dengan mendadak saja agak bergidik badannya- Tay Lie heran, dengan mendadak sontak setelah mendengar tertawanya orang diluar rumah si kakek bergidik sampai badannya gemetaran. Entah siapa orang yang datang itu. "Brak " tiba-tiba pintu ditendang terbuka. Tampak berjalan masuk seorang pria bermuka persegi dan gemuk badannya. Dari muka dan perawakannya, Tay Lie heran, tidak ada yang harus ditakuti- Kenapa si kakek bolehnya bergidik sampai gemetaran badannya ? orang itu tidak memandang pada Tay Lie yang ada disitu, hanya langsung berkata kepada Giok siong, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ " Kakek sinting, tidak nyana kau mengumpat disini Tujuh tahun sudah aku mencari-cari kau. Mana cucu perempuanmu? Lekas keluarkan" si kakek tidak menyahut, hanya matanya saja memandang pada orang gemuk itu dengan roman agak pucat, seakan-akan melihat setan. "Aku ciu-kui Gouw TOa (si setan Arak) belum pernah mengampuni anak buahnya yang berkhianat Tapi untukmu, aku bisa kasih kelonggaran, asal cucu perempuanmu lekas kasih keluar. Dimana dia, lekas Hahaha, sekarang kau tak punya alasan untuk mengatakan cucumu masih di bawah umur" Gin Hoa dikamar mendengar suara Gouw Toa juga ketakutan, ia tutup rapat-rapat semua badannya dengan selimut, takut orang itu nanti masuk ke dalam kamarnya dan melihat dirinya. Diam-diam ia jengkel, kemana sih perginya Tay Lie, tidak kedengaran suaranya. Ia barusan saja tukaran pakaiannya yang koyak-koyak dan mau memanggil Tay Lie masuk untuk menasehati supaya si anak muda jangan kasar-kasar bercakap dengan yayanya, tapi niatannya urung karena ia mendengar suara yang ia kenali betul. "Patung, kau diam saja " bentak Gouw Toa, si setan Arak- Untung Giok siong sudah menguasai keadaan maka ketika dibentak demikian, bukan makin menggigil ketakutan malah tiba-tiba ia ketawa dan tampangnya berubah tidak ketakutan lagi seakan-akan dalam benaknya sudah mendapat pemecahan untuk menghadapi Gouw Toa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bukan Tay Lie saja yang heran, juga Gouw Toa jadi melengak sejenak nampak si kakek tidak bergemetaran mendengar bentakannya yang nyaring "orang she Gouw, kau sudah terlambat datang." sahut Giok siong ketawa. "Apanya yang terlambat datang ?" tanya Gouw Toa heran. "Cucuku sudah melembung. Hahaha...." "Apanya yang melembung " "Sudah tentu perutnya, hahaha " Gouw Toa memang pandang Giok siong ada satu kakek yang sinting, ucap katanya suka melantur ketika si kakek masih menjadi anak buahnya. Tapi mendengar kata-kata melembung perut cucu perempuannya si kakek- mau tak mau ia menjadi terkejut dan memandang ke arahnya si kakek dengan muka bengis. "Jadi, cucu perempuanmu sudah punya suami?" ia menanya, cemas hatinya. "Punya suami sih belum, cuma dia sudah melembung." sahut si kakek haha hihi. "siapa yang bikin dia melembung ?" bertanya Gouw Toa sangat gusar. Giok siong tidak menjawab, hanya matanya saja melirik pada Tay Lie yang enak-enakan mendengari orang bertanya jawab. "Brak Prang Preng Prong....." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Itulah suara meja terbalik diatas mana ada ditaruh piring mang kok, tempat teh dan lain-lain hingga ramai kedengarannya. Meja itu terbalik ditendang sekerasnya oleh Gouw Toa, yang seketika itu meluap amarahnya kepada Tay Lie- si setan Arak penasaran, bakal miliknya didahului oleh si pemuda yang tak dikenal dan juga tidak dipandang mata olehnya, cilik, siong kembali gemetaran nampak si setan Arak mulai umbar amarahnya. Tapi Tay Lie tinggal tenang-tenang saja dan memandang pada Gouw Toa dengan tersenyum sinis. Tampaknya ia tidak gentar kepada si setan Arak-si kakek tidak menjawab, hanya matanya kedap kedip pada Tay Lie. " Lekas katakan" kembali si setan Arak membentak- Giok siong dengan muka ketakutan, melihat ke kamar Gin Hoa yang tidak berpintu "Hahaha " si setan Arak tertawa keras, tubuhnya berbareng melompat ke pintu kamar dan ia akan menerobos masuk kalau tidak tertahan oleh suara halus dari dalam kamar. "Jangan.. Jangan masuk- Aku lagi tukar pakaian, segera aku keluar" "Hehehe, nona manis, kau masih kenali juga pada Gouw Toaya ?" kata Gouw Toa ketawa. "Aku tahu Gouw Toaya yang datang, tunggu sebentar" sahut Gin Hoa, empuk suaranya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ si setan Arak yang merangkap juga jabatan setan Perempuan, tampak berseri-seri kegirangan, menunggu keluarnya si elok dari kamarnya. Tay Lie sudah muak melihat lagaknya Gouw Toa. Tadi ketika si setan Arak mau menerobos ke kamarnya sang kekasih, ia sudah mau menghadang tapi urung ketika mendengar suara Gin Hoa yang dapat menyetop kelakuan si setan Arak yang kasar. Ia masih mau lihat, apa yang Gin Hoa bisa bikin untuk menghadapi Gouw Toa Juga ia masih samar-samar untuk mengetahui duduknya urusan. Maka ia tidak mau turun tangan dulu. Hanya yang sudah terang baginya adalah Giok siong, memang dia ada seorang kakek sinting. Bagaimana lantarannya Giok siong mengekang kemerdekaan cucunya, inilah yang ia kepingin tahu. Tidak lama Gin Hoa telah keluar dari kamar. Ia tertawa kepada Gouw Toa, sebaliknya Gouw Toa terbelalak matanya memandang kepada si nona. "Apa kau si Gin dari tujuh tahun yang lalu ?" "siapa bilang bukan si Gin yang dulu ? Waktu itu aku baru berumur lima belas, sudah tentu sekarang lain rupanya. Lain dulu lain sekarang, Gouw Toa y a Hihihi......" Gin Hoa ketawa tapi tidak membuat guncang hatinya si setan ciila Perempuan, malah ia seram rupanya, matanya kedap kedip seperti orang tolol. Tadinya Gouw Toa mengira dari dalam kamar akan keluar satu gadis yang cantik jelita dengan senyuman yang memikat dan lagak lagunya yang Jenaka, tidak tahunya di depannya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sekarang berdiri satu wanita yang mukanya buruk bagaikan restan penyakit cacar. Matanya belekan (tai mata di sana sini), pakaiannya kumel seperti yang sudah tahunan lantaran tidak dicuci-cuci, mulutnya juga seperti mengok ke kiri seketika berbayang di depan Gouw Toa roman cantik jelita Gin Hoa pada usianya yang mulai mangkat dewasa. Luwes dan cekatan, omongannya serba Jenaka penghibur lara. Tapi sekarang kenapa jadi begini ? Dalam usia dewasa Gin Hoa semestinya lebih cantik dan mempesonakan. Ini malah lebih buruk dari wanita yang disebut jelek- Tak dapat Gouw Toa memecahkan persoalan itu sebab buktinya memang si nona berwajah buruk menyeramkan. "Kalau benar si Gin, kenapa wajahmu berubah seburuk ini ?" si setan Arak menanya perlahan, seperti cemas hatinya. "Kalau dulu wajahku cantik dan sekarang buruk, itu perubahan yang wajar." sahut Gin Hoa, melirik pada Gouw Toa seraya tersenyum, Gouw Toa main muak melihat lirikan dan senyuman Gin Hoa- Kenapa ? Gouw Toa lihat lirikan Gin Hoa bukan memikat tapi seperti berjatuhan tai matanya, senyumannya menyeramkan sebab mulutnya yang mengok seperti lebih mengok lagi. Tapi betul seperti katanya cilik, siong, cucunya sudah melembung perutnya. Mungkin si nona sudah mengandung tujuh delapan bulan. Dalam keadaan mengandung, tubuhnya Gin Hoa berubah makin menggiurkan sebenarnya. Tapi si setan Arak tidak melihat itu, hanya yang dibuat pikiran wajah si nona yang buruk. Dari merasa cemas dan heran, ia menjadi marah, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau bilang perubahan yang wajar, apa artinya itu ? Lekas katakan" setelah tersenyum yang memuakkan Gouw Toa, si nona menjawab, "Aku diserang penyakit cacar, makanya wajahku jadi berubah begini- Kapan Gouw Toaya pulang Jangan lupa ajak aku, ya" "Ajak kau pulang ?" kata si setan Arak dengan sinis. "ya, sejak aku pulang ke rumahmu ?" "siapa yang mau bawa orang macam kau ?" "Dari jauh kau cari aku, kenapa sekarang berubah pikiranmu " "siapa yang cari kau, budak buruk " "Lho, kenapa kau jadi memaki si Gin ?" "Memaki maish bagus, sebagai ganti tendangan Gouw Toaya " "Ajak dong, kan kau mencari aku ?" Gin Hoa dengan berani mendekati si setan Arak dan hendak mencekal tangan orang dengan tangannya yang kotor. "Kurang ajar Kau berani..........?" kakinya pun melayang hendak menendang Gin Hoa. Tendangan itu berat ratusan kati, tambahan mengarah perut. Kalau saja mengenai sasarannya terang perutnya Gin Hoa akan berantakan dan bayi didalamnya mati seketika. Hal TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mana membuat Gin Hoa sangat kaget, sebab perbuatan si setan Arak ada diluar perhitungan, Ia sudah pejamkan matanya untuk terima binasa. "Bluk " terdengar suara tubuh yang jatuh. Gin Hoa terkejut, cepat dia membuka matanya. Kiranya suara "bluk1 tadi adalah suara tubuhnya Gouw Toa yang berat, jatuh meloso di lantai dan sedang merangkak bangun. Di dekatnya kelihatan Tay Lie berdiri sambil senyumsenyum. Apakah yang sudah terjadi ? Gin Hoa tak usah putar otak untuk mencari tahu, karena lantas terdengar bentakan Gouw Toa kepada Gouw Tay Lie, "Binatang Hm Bagus, bagus, bagus......." "Apa yang bagus ?" tanya Gouw Tay Lie keheranan. "Bagus perbuatanmu bikin bunting anak orang tanpa dinikah " sahut Gouw Toa. "Itu ada urusan pribadiku, ada sangkut apa dengan kau?" "sangkutan apa ? Hm Kau tidak tahu Gin Hoa kepunyaanku ?" "Kalau kepunyaanmu, kenpa kau tidak mau bawa kau, malah ini menendang kayak kuda kelaparan" menyela Gin Hoa dengan berani. Gouw Toa melengak- Ia tidak menduga Gin Hoa berani mengejek demikian. "Kau kira wajahmu kebagusan untuk dibawa oleh Gouw Toaya ?" bentaknya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hihi, orang sinting." kata gin Hoa. "Kakekku kau katakan sinting, tidak tahunya kau lebih sinting lagi........." "Kau berani.......?" mengancam Gouw Toa, tangannya diulur hendak memukul. "Nah, pukullah " menantang Gin Hoa dengan lucu sebab ia berkata sambil sodorkan perutnya yang barusan mau ditendang si setan Arak- Bukan main gusarnya Gouw toa, "Budak hina, kau menantang " katanya nyaring, kepalanya juga sudah lantas melayang hendak menghantam dadanya si nona. sayang, sebelum tinju sampai pada sasarannya, ditengah jalan sudah dipegang oleh Gouw Tay Lie- Entah bagaimana Tay Lie, bergerak- Rupanya ia pandai kuntauw, tahu-tahu tubuhnya si setan Arak disengkilit dan untuk kedua kalinya terdengar suara -'bluk', tampak Gouw Toa meloso-loso lagi di lantai. Dengan susah payah baru ia bisa bangun berdiri "Anak muda, siapa namamu ?" tanyanya. "Aku Gouw Tay Lie- Kalau masih penasaran, boleh lain kali cari aku" sahutnya. "Bagus, kali ini kau menang. Lain kali giliranku yang menang." kata Gouw Toa. Ia berkata sambil kebas-kebas pakaiannya yang berdebu, barusan jatuh sampai dua kali. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kali ini aku menang, lain kalijuga aku pasti tetap menang." Tay Lie menyindir. "Baiklah, kita sama-sama she Gouw. Lain kali kita tetapkan si Gouw yang mana yang unggul." kata Gouw Toa seraya jalan ngeloyor ke pintu, akan kemudian ia menghilang dalam kegelapan sang malam. Tay Lie tidak perdulikan Gouw Toa yang ngeloyor pergi, sebaliknya ia menghampiri Gin Hoa yang sedang ketawa, mulutnya mengok dan wajahnya buruk- Ia berkata, "Adik Gin, kau pandai benar membuat wajahmu seburuk ini " sambil menowel pipi orang hingga si nona ngikik tertawa. "Koko, bagaimana kalau wajahku lebih buruk dari ini, tentu kau muak ?" tanya Gin Hoa. "Lebih buruk lagi tidak berarti bagiku." sahut Tay Lie tegas. "Cintaku padamu sebesar gunung. Mang dapat digoyang oleh wajahmu yang buruk." "Betul ?" "Kenapa tidak betul ?" "TUnggu sebentar, ya ?" kata Gin Hoa seraya terus ngeloyor ke belakang. Lama juga si nona dibelakang. Membuat Tay Lie tidak sabaran. Ia lalu menyusul, baru saja ia mendekati pintu belakang, ia kesomplokan dengan seorang gadis yang luar biasa cantiknya hingga ia berdiri bengong. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kalau Tay Lie tidak mengenali pakaiannya si gadis cantik jelita itu kumel menjijikan, pemuda itu tentu tidak mengenali kalau gadis yang berdiri di depannya sambil tersenyum memikat adalah Gin Hoa, sang kekasih. "Adik Gin, kau....." Tay Lie berkata perlahan sambil menyergap si gadis dan segera si cantik jatuh dalam pelukannya. "Koko, kau suka sama wajah seburuk ini ?" bisik si gadis mesra. "Adik Gin, aku sudah duga kau adalah satu bidadari." Tay Lie balas berbisik, "Kalau aku bidadari, habis kau apa ?" "AKu bataranya.........." "Ah, koko, kau bisa saja. Mana ada batara segala " "Adik Gin, kalau ada bidadari mesti ada bataranya. Kapan ada wanita mesti ada pria, bukan begitu ?" "Koko........." Gin Hoa seraya dongaki mukanya, memandang paras Tay Lie yang tampan. "Pintar sekali kau ini..........." Gin Hoa melanjutkan sambil jari telunjuknya yang mungil ditempelkan pada bibirnya Tay Lie- "Adik Gin.........." suara Tay Lie agak gemetaran. "Ko......ko..........." Gin Hoa suaranya hanya sampai disitu sebab dua pasang bibir sudah melekat tak terpisahkan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Hangat dan aman si nona rasakan dalam pelukan sang kekasih. Mungkin hanya bayi yang ada dalam perut Gin Hoa yang menonton ayah dan ibunya bermain asmara. oh, tidak Masih ada si kakek sinting yang menyaksikan adegan itu. Kiranya si kakek tidak sesinting seperti anggapan orang. Karena seketika melihat dua anak muda itu ada demikian besar cintanya satu sama lain, pikirannya yang gila-gilaan telah berubah- Ia tertawa terkekeh-kekeh sambil berkata, "Bagus, bagus......." Terkejut sepasang muda mudi yang tengah menikmati kebahagiaannya. Dua pasang bibir terpisahkan dan masingmasing dengan sendirinya melepaskan pelukannya. Dua pasang mata memandang ke arah si kakek yang terkekehkekeh ketawa. "Bagus, apa maksudmu bilang bagus, kakek ?" tanya Tay Lie agak kasar. "Bagus, kalian berdua setimpal betul buat jadi suami isteri. Ha ha ha ha........" Gin Hoa dan Tay Lie melengak- Mereka heran si kakek mengatakan demikian. "yaya, kau suka aku diambil istri oleh koko ?" tanya Gin Hoa. "suka, suka, hahaha "si kakek ketawa kegirangan. Tay Lie dan Gin Hoa saling bertukar pandang seraya tersenyum. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Apa yang dikatakan Giok Siong memang keluar dari hati yang tulus sebab selanjutnya si kakek tidak mengungkatungkat lagi soal perut melembung1 dari cucunya. Di samping senang bahwa cucunya mendapat jodoh yang setimpal, juga cilik, siong ada menghargai kepandaiannya Tay Lie yang dengan mudah dapat menyengkilit jatuh dua kali si setan Arak dan ngeloyor dengan ketakutan. Tay Lie selanjutnya tinggal bersama-sama dalam satu rumah. Dalam omong-omong, Tay Lie ada menanyakan halnya si kakek kepada Gin Hoa- Kiranya si kakek itu adatnya memang ada sedikit sinting, bicaranya rada linglung. Tapi tidak sejahat sebagaimana orang duga. Tentang dirinya dikekang dalam soal bersolek dan berpakaian rapih, atas keinginannya si kakek karena ia takut cucunya diambil Gouw Toa, seorang jagoan dari sebuah dusun yang jaraknya kira-kira Go lie dari tempat tinggalnya yang sekarang. Gouw Toa banyak anak buahnya, termasuk kakeknya yang pada waktu itu tidak selinglung seperti sekarang, Giok siong ada punya kepandaian membuat panah tangan, maka ia dipekerjakan sebagai anak buahnya oleh Gouw Toa. Waktu itu, Gin Hoa usianya baru lima belas tahun, nakal dan Jenaka, sering berkunjung ke tempat kakeknya bekerja. Disitulah Gouw Toa melihat Gin Hoa yang sedang meningkat dewasa cantik parasnya, Jenaka orangnya, lalu meminang pada Giok siong. Gouw Toa menduga Giok siong dengan senang akan menerima lamarannya, cucunya dijadikan bininya yang keempat. Kenyataannya ia hanya dikasih janji bahwa soal TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ lamarannya baru akan dipertimbangkan kalau Gin Hoa sudah berumur dua puluh tahun, sekarang masih terlalu kecil. Gouw Toa sangat berpengaruh, Ia mengancam si kakekkatanya kalau mesti tunggu sampai Gin Hoa umur dua puluh tahun, ia keburu mampus, Ia mendesak si kakek supaya dalam usia 17 - l8 tahun, Gin Hoa sudah diserahkan kepadanya. Lantaran takut si kakek muIakat akan menyerahkan Gin Hoa kalau sudah berumur l8 tahun. Tapi diam-diam Giok siong sudah berdamai dengan cucunya untuk melarikan diri dari kekuasaannya gouw Toa yang jahat, Ia tidak mau cucunya dikorbankan kepada seorang bandot seperti gouw Toa yang tidak kenyang punya tiga istri. Maka itu, Gin Hoa dengan kakeknya pindah dengan diamdiam ke kampung yang sekarang mereka tinggal, Giok siong suruh cucunya umpatkan kecantikannya dibalik wajahnya yang kotor dan pakaian kumel, takut dikenali oleh Gouw Toa, sedang si kakek sendiri tidak suka bertetangga atau bercampur dengan teman-teman sekampungnya, Giok siong terkenal galak dan kejam pada cucunya, malah ada yang melamar ditolak dan dimaki-maki, bukannya ia tidak mau lepas cucunya kawin, ia sebenarnya sayang pada cucunya dan mau cucunya dapatkan jodohnya yang setimpal. Gin Hoa juga salah sangka bahwa kakeknya benar-benar tidak kasih dirinya menikah, maka ketika Tay Lie mau majukan lamarannnya sudah dicegah oleh si nona. Ia tidak tahu kalau benar-benar Tay Lie datang melamar, belum tentu ditolak si kakek yang sedang mengharapjodohnya sang cucu yang setimpal. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mungkin si kakek akan memukuli Gin Hoa ketika ia mengembalikan wajah buruknya ke wajah aslinya, kalau tidak ada Tay Lie yang cakap ganteng disampingnya. Giok siong diam-diam merasa beruntung dengan perjodohan cucunya. Meskipun mereka "menikah" tanpa ijin dahulu darinya. Ia percaya Tay Lie dapat melindungi isterinya, melihat kepandaian Tay Lie yang ia saksikan. Demikian, Tay Lie dan Gin Hoa mencicipkan kebahagiaannya bersama-sama Giok siong yang tidak begitu sinting lagi setelah melihat keberuntungan cucunya. Kegirangan memuncak tatkala Gin Hoa telah melahirkan anak kembar perempuan. Anak kembar itu mungil-mungil, hingga bukan saja Tay Lie dan Gin Hoa sebagai ayah ibunya yang menyayang mereka, juga si kakek Giok siong bukan main sayangnya. Tay Lie ada mempunyai teman Teng Hauw, anak orang hartawan, dengan siapa ia bergaul rapat. Bukan jarang Teng Hauw suka datang ke rumah Tay Lie hingga dengan Gin Hoa, tamunya tidak kikuk-kikuk lagi bergaul. Kalau datang ke rumah Tay Lie, mesti Teng Hauw membawakan oleh-oleh untuk dua anak kembarnya yang Gin Hoa namakan Leng siong dan Leng sian. Dasar ibunya lincah Jenaka, maka anak-anaknya juga menuruni. Kecil-kecil dalam usia hampir dua tahun, mereka sudah bisa mengirik urat ketawa ayah ibunya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Apa lagi Leng sian, selain mulutny bawel, ia ada lebih Jenaka dari adiknya Leng siong. Teng Hauw kelihatan sangat sayang pada dua anak kembar itu. Pada suatu hari kedukaan telah menimpa pada keluarga Teng Hauw. Istrinya telah meninggal dunia lantaran sakit, Ia meninggalkan dua anak laki-laki umur lima dan enam tahun. Dengan istrinya Teng Hauw, Gin Hoa kenal baik hampir seperti saudara, gara-gara perkenalan yang akrab antara Teng Hauw dan Tay Lie- Maka berhubung dengan kematian nyonya Teng, Gin Hoa pergi bantu di rumahnya Teng Hauw dengan membawa Leng siong sedang Leng sian ditinggalkan di rumah karena kelihatan Leng sian lebih rapat pada kongconya. Hulah malam yang gelap petang ketika Gin Hoa dan Leng siong tidak ada di rumah- Pada waktu itu Leng Sian sudah tidur bersama kongconya, sedang Tay Lie masih duduk membaca buku dipertengahan rumah- Tiba-tiba ia dibikin kaget mendengar pintu digedor dari sebelah luar, disusul dengan suara menantang, "Hei, gouw Tay Lie lekas keluar sini untuk menentukan si orang she Gouw yang mana yang unggul" Lantas saja Tay Lie menduga akan kedatangannya gouw Toa yang hendak menuntut balas, Ia tadinya mengira urusan sudah habis saja sebab sudah hampir dua tahun tidak ada kabarnya ceritanya tentang gouw Toa. Mendadak sekarang si setan Arak datang, sedikitnya ia tentu tidak bersendirian, makanya berani datang menantang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sebenarnya ia tidak mau sembarangan keluar kalau tidak Gouw Toa berteriak lagi menantang yang bukan-bukan, katanya, "Gouw Tay Lie, kalau tidak berani keluar, potong saja kepalamu untuk jadi wanita Keluar kau bakal mati, tinggal di dalamjuga kau bakal mampus sama saja " Di dorong oleh kegusarannya yang meluap seketika, Tay Lie sudah sambar sebatang golok dan membuka pintu keluar. Benar saja dugaan Tay Lie- si setan Arak datang tidak sendirian, ia ada membawa kira-kira sepuluh kawannya- Bagaimana gagahnya juga Gouw Tay Lie, dikepung oleh banyak orang, ia tidak bisa berbuat banyak- Malah setelah ia keletihan melakukan perlawanan, ia sudah kena dibacok Gouw Toa pundaknya sehingga membikin Tay Lie roboh tak ampun lagi. segera ia dihujani bacokan, setelah ia mengeluarkan teriakan yang menyayatkan hati, lalu nyawanya melayang. Giok siong di dalam bersama buyutnya, Leng sian sudah mendusin dan mendengarkan pertarungan di sebelah luar rumah- badannya si kakek menggigil ketika mendengar teriakan cucu mantunya yang menyayatkan hati- "Dia mati dibunuh " menggumam si kakek- Belum sempat ia memikir lain, tampak di depan pembaringannya sudah berdiri Gouw Toa dengan golok terhunus hingga si kakek mukanya pucat ketakutan. "Sebenarnya aku mau tebas kutung batang lehernya, tapi biarlah aku kasih ampun" berkata Gouw Toa. Berbareng TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ punggung goloknya menghajar pundaknya si kakek hingga ia jatuh pingsan seketika. "Hei, kau jangan pukul kongco " kata Leng sian tiba-tiba. "siapa kau ?" bentak Gouw Toa. "Aku anak kecil " sahut Leng sian. "Anak siapa kau ?" "Baru kenal, buat apa tanya ?" "Kau anak siapa ? Tidak takut ini ?" kata Gouw Toa sambil sodorkan ujung golok yang masih berlepotan darah pada mukanya Leng sian. "Hei, golokmu ada darahnya. Kau habis potong ayam ?" tanya si kecil lucu. Gouw Toa sebaliknya dari marah, ia ketawa terbahakbahak nampak Leng siang begitu lucu dan tidak gentar sedikit pun dengan golok mengkilatnya, Ia tinggalkan Leng sian dan masuk ke kamar Gin Hoa tanpa permisi. Dari mata-matanya, ia dapat kabar bahwa Gin Hoa tidak buruk rupanya seperti yang ia lihat, malah sangat cantik dan hidup bahagia dengan Gouw Tay Lie. Kabar itulah yang membuat Gouw Toa naik darah- Ia merasa dirinya sudah kena ditipu Gin Hoa. Entahlah, si gadis waktu itu sudah melabur mukanya dengan bahan apa sehingga kelihatan wajahnya begitu buruk- banyak tai matanya, mulutnya mengok dan ada terotolan di wajahnya seperti restan penyakit cacarTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kedatangannya sekarang, ia sudah membayangkan akan dapat memeluk Gin Hoa yang cantik menggiurkan, biar si nona sudah bekas orang juga. Tapi, ketika ia masuk dalam kamar, tidak ada si cantik yang dibayangkan, Ia aduk-aduk orang punya tempat tidur, malah memeriksa ke kolong pembaringan, mengira si nona mengumpat, luput ia dapatkan Gin Hoa sebab memang juga si nona tidak ada di rumah lagi, ke tempat kematian di rumahnya Teng Hauw. Dengan marah-marah Gouw Toa balik lagi ke tempatnya Giok Siong pingsan. "Hei, kau masuk ke kamar tadi cari apa ?" tanya Leng sian, ketawa nyengir. Gouw Toa melengak ditanya si gadis cilik demikian. "Kemana ibumu ?" tanya gouw Toa dengan sabar- "Mana aku tahu. Aku sedang main-main sama kongcoku-" "Eh, anak. kasih tau kemana ibumu, nanti aku kasih mainan bagus-" "Mana aku tahu, aku sedang main-main sama kongcoku-" "Betul, aku nanti kasih mainan yang begini untukmu." gouw Toa membujuk seraya acungkan jempolnya "Manan aku tahu, aku sedang main-main sama kongco-" Jengkel Gouw Toa melihat Leng sian saban dibujuk jawabannya serupa saja. Ia ganti taktik, ia membentak, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau tidak mau kasih tahu ? Awas " "Hihi, paling banyak aku pukul aku tidur seperti kongco-" Kewalahan Gouw Toa, ia hampiri lagi Giok Siong. "Hei, kau mau apakan lagi kongco ?" tanya Leng sian melihat Gouw Toa menghampiri Giok Siong yang menggeletak pingsan. Mendengar perkataan si nona cilik, timbul dalam pikirannya Gouw Toa suatu akal untuk bikin Leng sian membuka mulutnya mengasih tahu kemana pergi ibunya. "Anak kecil, aku lihat kongcomu akan kupotong kepalanya " Gouw Toa berkata sambil beraksi dengan goloknya mau menyembelih batang lehernya Giok siong. "Hihi, boleh juga aku nonton orang dipotong " kata si nona cilik hingga Gouw Toa jadi berdiri melongo- Ia mengira tadinya Leng sian bakalan nangis ketakutan kongconya mau dipotong, tidak tahunya malah ketawa ngikik dan mau nonton kepala orang dipotong. Pikirnya, lebih baik ia culik Leng sian untuk dijadikan anaknya- Begitu berpikir, begitu ia bekerja sebab Leng sian dilain detik sudah dipondong pergi meskipun ia menjerit-jerit tidak mau meninggalkan kongconya-sampai diluar, Gouw Toa ajak kawan-kawannya berlalu. setelah yakin kawanan penjahat sudah berlalu, Giok Siong yang pura-pura pingsan sudah bangun berdiri- Ia menangis sedih buyutnya dibawa penjahat- Lalu ia keluar untuk melihat keadaan cucu mantunya. Kaget bukan main ia melihat Tay Lie TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ rebah dengan badan hancur dicincang golok kawanan penjahat. Giok Siong lalu pergi lapor pada Gin Hoa yang segera pulang dengan diantar oleh Teng Hauw. Tidak menghiraukan Tay Lie yang berlepotan darah, Gin Hoa sudah menubruk suaminya dan menangis gegerungan. Dengan susah payah Teng Hauw dapat meredakan kesedihannya Gin Hoa. Teng Hauw lalu suruh urus mayatnya Tay Lie untuk dikebumikan. Ketika sembahyang di depan kuburan Tay Lie, Teng Hauw berkata, "Toako, legakan hatimu. Toaso dan anak-anak akan kurawat serta melindunginya................" Benar-benar saja Teng Hauw telah merawat dan melindungi Gin Hoa. setelah dapat kecocokan kedua fihak. mereka mengikat menjadi suami istri, Inilah kejadian yang kebetulan. Teng Hauw kehilangan isteri yang dapat mendidik dua anaknya yang masih kecil, Gin Hoa kehilangan suami dan memerlukan perlindungan. Kedua fihak sama menutup kebutuhannya. Maka setelah berdamai dan mendapat kecocokan, mereka mengikat jodoh setelah tiga tahun berselang Gin Hoa lepas putih atas kematian suaminya yang tercinta.............. "Jadi, aku ini Leng sian, ibu ?" kata Eng Lian dengan mata berkaca-kaca setelah nyonya Teng menutur habis ceritanya yang panjang. "siapa lagi kalau bukan anakku Leng sian yang hilang ?" sahut nyonya Teng ketawa sedih. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "oh, ibu......." tiba-tiba saja Eng Lian alias Leng sian menubruk nyonya Teng dan menjatuhkan diri dalam pelukannya sang ibu. Kedua-duanya jadi menangis sedih- "Anakku." bisik nyonya Teng alias Gin Hoa dengan suara sedih- "Ibumu siang malam mengharap akan bertemunya kita kembali- syukur Tuhan sudah melindungi dan kita bisa berkumpul pula, ibu dan anak yang sudah tujuh belas tahun berpisah- oh. Tuhan, terima kasih atas kemurahanMu..........." nyonya Teng menangis sedih. Eng Lian tidak menyahut, ia masih terisak-isak menangis. Teng Hauw berseri-seri kegirangan, stelah ia juga menepas air mata melihat pertemuan yang mengharukan diantara ibu dan anak itu. Lo In dilain pihak duduk membisu 1001 bahasa. Meskipun demikian, pikirannya melayang-layang. Dalam hatinya berkata, "Apa Liok sinshe itu Kwee Cu Git adanya ? Kim Wan Tahuto kata, Kwee Cu Git adalah ayahku. Tapi kenapa Liok sinshe diam-diam saja tidak mengaku aku sebagai anaknya ? Dimana Liok sinshe dan Kwee Cu Git sekarang ? Lalu, dimana ibuku ? Apakah dia sudah mati ? Eng Lian sudah menemukan kembali ibunya- oh, bagaimana girang kalau aku juga dapat menemukan ibu yang melahirkan aku ke dunia ini............ Diam-diam Lo In juga jadi berkaca-kaca matanya, sedih rupanya ia ingat akan nasibnya yang belum ketentuan ayah ibunya. Ketika ia sedang menyusut air mata dengan tangan bajunya, Lo In mendengar Eng Lian berkata, "Adik In, kau harus memberi hormat pada ibu. Eh, kenapa kau menangis ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Eng Lian cepat melepaskan pelukan ibunya dan menghampiri Lo In. "Adik In, kau kenapa ?" Eng Lian ulangi pertanyaannya seraya mengusap-usap bahu Lo In. "Aku menangis karena terkenang akan ibuku pula melihat kau menemui ibumu. Entah dimana ibuku sekarang." sahut Lo In, kembali si bocah berlinang-linang air mata. "Kenapa kau sampai begini sedih ?" kata Eng Lian menghibur, "sekarang aku ketemu ibu, lain kali giliranmu ketemu ibumu. Kan sama juga ?" Meskipun hiburan Eng Lian ada ceplos-ceplos sekenanya, tapi dianggap oleh Lo In benar juga perkataannya sang enci. Ia ketawa nyengir pada Eng Lian lalu bangun dari duduknya menghampiri nyonya Teng untuk memberi hormat. Nyonya Teng senang nampak si bocah mendengar kata-kata anaknya, tapi diam-diam ia merasa gegetun akan wataknya Lo In yang barusan demikian sedihnya, sebentaran saja sudah berubah gembira seperti tak ada kejadian apa-apa. Juga kelakuan Eng Lian membuat ia bingung. Barusan si gadis menangis sedih, berpelukan dengannya, sekarang menuntun tangan Lo In untuk diajak duduk lagi berdampingan sambil ketawa-ketawa, tidak nampak bayangan kesedihannya barusan. Nyonya Teng jadi saling pandang dengan suaminya. "Anak sian, seharusnya kau mengucapkan terima kasih kepada Teng siokhu yang telah melindungi dan merawat ibu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ serta adikmu dengan tak kurang suatu apa-" berkata nyonya Teng sambil tersenyum. Eng Lian melirik pada Teng Hauw yang duduk tersenyum. "Ibu, nama Eng Lian sudah melekat padaku. Maka sebaiknya ibu panggil Eng Sian saja dari pada Leng sian yang asing untukku." jawab sang anak seraya bangun dari duduknya menghampiri Teng Hauw. Nyonya Teng ketawa anaknya menolak mengganti namanya dengan yang lama. sementara itu Eng Lian sudah menjura pada Teng Hauw seraya berkata, "Paman Teng, aku Eng Lian mengucapkan banyak terima kasih, paman sudah ajak ibu dan adik tinggal sama-sama dan semoga adik siong punya adik lagi..........." "Hust " nyonya Teng memotong sang anak yang melantur bicaranya, sambil ketawa nyonya Teng melanjutkan, "Ibumu sudah jadi nenek-nenek, apa-apaan omong melantur begitu ?" Eng Lian melengak heran dikatakan bicaranya jadi melantur, Ia panas dan lalu menanya, "Ibu, apa salah omonganku barusan ? Bukan lebih baik kalau ada adik lagi untuk temani adik siong ?" Teng Hauw ngakak ketawa mendengar perkataan Eng Lian yang polos. sebaliknya nyonya Teng deliki matanya pada sang suami dengan paras semu-semu merahTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tapi nyonya Teng dapat menyelami watak sang anak yang Jenaka berandalan ini, ia berkata, "Anak Lian, sudah ada kau sekarang, buat apa adik lagi buat menemani Leng siong ?" "Mana bisa aku tinggal disini, aku mau pulang....." sahut Eng Lian. "Pulang kemana ?" tanya sang ibu, memotong bicaranya Eng Lian. "Pulang ke lembah Tong-hong-gay dengan adik In untuk sama-sama lagi naik Tiauw-heng dan main-main dengan Jiehek dan siao-hek- Hihihi........." Eng Lian ketawa ngikik seraya melirik manis ke arah Lo In yang tengah ketawa nyengir mendengar enci Liannya berkata mau pergi ke lembah Tonghong- gay. "Siapa itu Tiauw-heng Jie-hek dan siao-hek ?" tanya nyonya Teng, yang menjadi keheranan anaknya yang baru ditemui kembali itu tidak mau tinggal sama-sama dengannya. "Hihi, ibu tidak kenal Tiauw-heng, adik In " kata Eng Lian (Bersambung) Jilid 12 Nyonya Teng sudah mau buka mulut lagi menanya, Lo In sudah mendahului menerangkan siapa yang Eng Lian maksudkan dengan Tiauw-heng,jie-hek dan Siao-hek. Ialah si rajawali emas dan gorila-gorila yang menyeramkan apabila orang baru melihatnya. "Selainnya itu," menjelaskan Lo In dalam ceritana, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kami juga ada punya banyak teman kawanan kera kecil besar yang selalu menyediakan makanan berupa buahbuahan untuk kami makan setiap hari. Di sana kami hidup senang dan merdeka." Nyonya Teng dan suaminya terbelalak matanya dan berdebaran hatinya mendengarkan penuturan Lo In. Dalam hatinya nyonya Teng berkata, "Pantasan anak Sian wataknya agak liar, kalau begitu campurannya dengan segala buronan-buronan hutan." Pedih hatinya mengingat akan ditinggalkan pula oleh Eng Lian. Tampak la murung. Sebentar lagi ia seperti kaget, katanya, "Anak Sian, eh, Lian, bagaimana dengan adikmu siong yang dibawa oleh Sucouwmu ?" "Sucouw ? Idiiih, aku takut sama sucouw." sahutnya sambil melirik pada Lo In. si bocah tidak enak hatinya ketika semua mata pada memandang padanya. "Bibi dan paman harap legakan hati. Meskipun kepandaianku rendah, tapi untuk merebut pulang enci Leng Siong, aku sanggup lakukan. Kalau enci Lian takut, biar aku sendiri yang pergi ke Coa Kok dan........" "Tidak, tidak- Aku mesti ikut kau, adik In " memotong Eng Lian seraya tangannya repot menekap mulutnya Lo In yang tengah menghibur ibu dan ayahnya. Nyonya Teng dan suaminya merasa lucu melihat tingkah laku anaknya yang satu dari si kembar dua hingga mereka jadi ketawa geli. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Meskipun sangat duka dengan lenyapnya Leng siong, hati mereka terhibur akan janji Lo In, si bocah sakti yang akan merampas pulang anaknya yang tercinta Juga mereka tidak kuatir Leng siong mendapat halangan apa-apa ditangannya Lam hay Mo Lie seperti yang mereka dengar dari Eng Lian bahwa Hantu Wanita dari Lautan Kidul itu sangat sayang pada Eng Lian. Kepada Leng siong juga pasti Lamhay Mo Lie akan menyayangnya, ditangannya malah bukan mustahil Leng siong akan mendapat kepandaian silat yang tinggi seperti Eng Lian. Dalam omong-omong lebih jauh, tiba-tiba nyonya Teng merandek dalam kata-katanya, "Tunggu " katanya seraya bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam. sebentar ia sudah keluar lagi dengan roman berseri-seri. Ia mendekati Lo In dan berkata, "Lo Hiantit, aku tidak punya apa-apa sebagai tanda kenangkenangan. Kau terimalah ini warisan dari ayahnya Eng Lian." Nyonya Teng berkata sambil angsurkan sejilid kitab mungil. Lo In bermaksud menolak, tapi melihat barang yang diangsurkan itu merupakan sejilid buku dan nyonya rumah mengatakan adalah warisan dari ayah Eng Lian, ia jadi kepingin tahu juga. Ia menyambuti seraya menghaturkan terima kasih-Terus saja ia masukkan ke dalam sakunya tanpa dilihat lagi apa judulnya buku. Dengan mendapat restunya Teng Hauw suami isteri, Lo In dan Eng Lian pada hari berikutnya memohon selamat berpisah untuk menolong Leng siong. Belum jauh mereka jalan tiba-tiba ada yang memanggil dari belakang. Lo In berpaling. Kiranya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang memanggil ada Kie Giok Tong dan tiga saudaranya., masing-masing pada membawa bungkusan. Lo In dan Eng Lian merandek untuk menantikan. "Mereka apa-apaan menahan perjalanan kita ?" nyeletuk Eng Lian kurang senang. "Husstt " kata Lo In. "orang demikian hormat, masa kita tidak ladeni ?" "Sengaja kita ngumpat-ngumpat pergi, siapa sih yang kasih tahu mereka " "sudah tentu ayahmu yang kasih tahu mereka." "Kapan aku sudah pesan jangan bikin berabe mereka. Kalau kita sudah pergi boleh saja ayah dan ibu mengabarkan pada mereka." "Tentu dengan diam-diam ayahmu mengabarkan karena tidak enak untuknya kalau tidak mengabarkan sama sekali hal kepergian kita." Eng Lian hanya mendengus mendengar penjelasan Lo In. sementara itu Kie Giok Tong dan tiga saudaranya sudah sampai. "Lo Hiantit, kau terlalu. Kalau kami tahu kau hari ini bakal meninggalkan suyangtin, tadi malam kami tentu mengadakan satu meja perjamuan untuk memberi selamat jalan kepada kalian. Kami hanya mengantarkan barang-barang yang tidak berharga ini, harap Lo Hiantit dan nona Lian suka terima baik," demikian Kie Giok Tong berkata seraya ia angsurkan barang yang dibawanya, diturut oleh yang lain-lainnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Terima kasih, terima kasih." kata Lo In. "Menyesal tak dapat aku terima, lantaran berabe dibawa di perjalanan." Melihat bungkusan-bungkusan diterimakan oleh suyangtin si-houw (empat macan) tidak memberabekan kalau diterima, maka Eng Lian menyela, "Adik In." katanya. "orang demikian baik kepada kita, kenapa menolak tanda kecintaannya ? Mari aku yang mewakili terima " seraya menerima bungkusan-bungkusan yang disodorkan oleh Empat Macan. "Bagus, memang benar apa katanya nona Lian." kata Kie Giok Tong, setelah ia menyerahkan bungkusannya, kecil tapi agak berat. Lo In tidak bisa berkata apa-apa kalau encinya sudah bertindak. Karena kalau ia tetap menolak bakal dapat delikan tidak enak dari Eng Lian. Lalu ia punjadi menghaturkan terima kasih kepada mereka yang menaruh simpati itu. setelah omong-omong sebentar, dalam mana Kie Giok Tong mengulangi pengharapannya agar si bocah sukses dalam usaha mengambil pulang Leng siong. Mereka lalu berpisahan. "Enci Lian, kan kita jadi berabe bawa-bawa bungkusan begini banyak ?" kata Lo In dalam perjalanan selanjutnya. "Berabe apa sih?"sahutsi nona ketawa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mari kita cari tempat penginapan untuk memeriksa barangbarang apa saja yang mereka bekali untuk kita." Lo In tidak menyahut, hanya ia ketawa nyengir. "Tapi ini apa, bungkusan kecil-kecil juga berat2 benar." kata Eng Lian seraya angkat tinggi-tinggi bungkusan kecil yang dihadiahkan oleh Kie Giok Tong. "Coba kita lihat apa isinya." sahut Lo In seraya menyambuti bungkusan tadi yang disodorkan Eng Lian kepadanya. Ketika Lo In periksa isinya, ia menjadi kaget. "Enci Lian, mari sini" katanya pada sang kawan yang sedang repot, lagi memeriksa dan menaksir-naksir barangbarang apa yang ada dalam bungkusan lain-lainnya. Eng Lian menghampiri Lo In. Ia juga kaget melihat isi bungkusan yang dibuka Lo In. Kiranya bungkusan yang berat itu terisi lempengan uang emas dan perak. entah berapa banyak timbangannya. Meskipun hati mereka kurang enak mendapat hadiah demikian, mereka kegirangan juga sebab merupakan bekal yang sangat dibutuhkan dalam perjalanan mereka yang berkantong kosong. Apalagi Lo In tidak punya uang sama sekali sebab dalam perjalanan dengan Bwee Hiang, selalu si nona yang mengeluarkan biaya untuk makan, sewa penginapan dan lain-lainnya. Beberapa orang yang berlalu lalang tidak dihiraukan oleh mereka, karena perhatian mereka dipusatkan pada isinya bungkusan kecil yang berat itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ setelah beberapa bungkusan lainnya dibagi dalam buntelan masing-masing, mereka lalu meneruskan perjalanan. Bungkusan uang disimpan pada Lo In. Bobotnya ada berat juga. Tidak enak kalau bungkusan itu harus dibawa oleh Eng Lian sebagai perempuan. Mereka berjalan dengan gembira. Keakraban mereka pada 3 tahun yang lalu tidak menjadi hilang disebabkan usia mereka yang bertambah- Kegembiraan mereka meluap ketika melalul jalanan-jalanan pegunungan yang pemandangannya mirip seperti di lembah Tong-hong-gay. "Adik In, selama kau berpisahan denganku, apa kau tidak merindukan pulang ke lembah kita di Tong-hong-gay ?" tibatiba Eng Lian menanya, ketika mereka meneduh dibawahnya sebuah pohon yang daunnya rindang. "Aku merindukan." sahut Lo In. "Cuma saja, ah, sudahlah........" "Nah, tuh- Belum apa-apanya lagaknya sudah angot lagi." Lo In heran dikatakan angot. Ia menanya. " Angot apanya, enci Lian ?" "Angot, kalau ngomong suka dipotong-potong. Kau kata 'sudahlah', apa maksudmu ?" "oo, tentang itu. Aku maksudkan, kalau tidak dengan enci Lian bersama-sama mana aku bisa betah tinggal di lembah kita " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Eng Lian tekap mulutnya yang mungil dan ketawa ngikik- "Jadi, kalau tidak encimu, kau takut tinggal sendirian ?" katanya. "Bukannya takut, cuma saja..........." "Cuma saja apa ?" memotong si nona ingin tahu. "Kalau aku sendirian jadi kesepian, pikiranku jadi linglung dan bisa-bisa jadi gila " "gilanya kenapa ?" "Gila karena memikirkan enci Lianku yang bawel........" Tiba-tiba saja dua jari Eng Lian, telunjuk dan jempol mencubit lengan Lo In. "Anak nakal, masih belum kapok ? Ah, tidak, jangan......." si nona ngawur kata-katanya sambil cepat menarik pulang tangannya yang mencubit. Kiranya Eng Lian mendadak kaget, setelah jari jarinya mencubit. Cepat ia tarik tangannya takut Lo In menyalurkan "siauw-thian-sin-kang" atau "Tenaga sakti membakar langit" yang panasnya seperti besi dibakar. Lo In mengerti maksud Eng Lian menarik pulang cubitannya. Maka ia tertawa terbahak-bahak, sebaliknya Eng Lian tampak merengut. si bocah melihat encinya jengkel lantas mencari akal. Ia kata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Enci Lian, mari kita lihat buku warisan ayahmu, pengasih bibi Teng." sambil berkata Lo In merogo sakunya dan kasih keluar buku pemberian nyonya Teng. "Buku apa sih ?" tanya Eng Lian sambil duduk mendekati si bocah- Hilang marahnya seketika dan tersenyum-senyum manis lagi seperti biasa. Diam-diam Lo In geli hatinya melihat sang enci yang aneh adatnya tapi ia lucu bahwa dirinya juga ada aneh bin ajaib wataknya. Muda mudi itu duduk berdempetan memeriksa judul buku. Kiranya kita itu isinya adalah pelajaran caranya menggunakan 7- pisau terbang yang dinamai "Hui-to Pit-kip"- Lo In balik-balik lembaran buku dan membaca isinya. Dalam tempo singkat saja si bocah sudah dapat menangkan inti sari dari "Hui-to Pit-kip" yang mencakup pelajaran melatih Iwekang (tenaga dalam), sebab pisau terbang itu kurang faedahnya kalau tidak disertakan dengan kekuatan tenaga dalam. Jago cilik kita sudah sempurna Iwekangnya dan tinggi, kepandaian silatnya- Tidak memerlukan segala senjata rahasia, apalagi senjata pisau terbang segala- Kepandaian Liok sinshe yang luar biasa sudah diwariskan semua kepada si bocah-Belakangan ternyata tidak terbatas pada kepandaian Liok sinshe saja sebab diam-diam Lo In sudah menggodok lebih sempurna dan menciptakan tipu-tipu serangan yang lebih mudah dan lebih lihai dari apa yang ia dapat pelajari dari ajaran Liok sinshe. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tampak ia kerutkan keningnya, setelah membaca isinya buku. "Mari kasih aku yang meyakinkan." kata Eng Lian seraya merebut buku yang tengah dipegangi Lo In. " Kau sudah tidak memerlukan pula yang beginian, tapi aku sebaliknya. Aku harus mempelajarinya karena ini adalah warisan dari ayahku." Lo In ketawa serta angguk-anggukan kepalanya. "Tapi enci Lan." kata Lo In. "Bukankah kau juga tidak memerlukan senjata rahasia pisau terbang ? senjata rahasiamu Bu-im-in-coa1 sudah lebih dari cukup kau gunakan." "Itu kan punyanya Kim Coa siancu. Aku sudah tidak menjadi Siancu lagi, mana dapat aku menggunakannya. Bisabisa aku mendapat hukuman sucouw." "Dan itu, Kim-coa, bagaimana ?" "Ah, tidak sembarangan aku menggunakan ular emasku." "Kenapa tempo hari kau sembarangan gunakan menyerang adikmu ?" "Adik In, kau gila ? Masa encimu begitu kejam kalau tahu kau adalah adikku ?" "ya, tapi boleh dikata kau sudah berlaku sembarangan." " Kapan ? Waktu itu aku masih menjadi siancu." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In termenung, pikirnya, benar juga perkataan sang enci. Ia berkata, "Baiklah, kau pelajari senjata rahasia pisau terbang itu. Apa yang kau kurang terang boleh tanyakan aku. Nanti adikmu akan memberi penjelasan." senang hatinya Eng Lian. "Adik In, kenapa kau demikian memperhatikan aku ?" "sebab kau sangat baik sekali padaku, enci Lian." "Bagaimana dengan enci Bwee Hiangmu?" Kaget Lo In mendengar disebut namanya Bwee Hiang seperti saat itu barusan saja ia ingat, sedang Bwee Hiang sudah lama menghilang dan perlu dicari- "Enci Lian dan enci Hiang sama baiknya padaku." sahut Lo In kemudian. "sama artinya tidak ada perbedaan sedikit juga ?" tanya Eng Lian ketawa- Lo In juga ketawa nyengir jawabnya, "Tentu saja ada- Perasaanku lebih dekat dengan enci Lian dan juga enci Lian ada lebih..........ah, sudahlah-" "Nah, tuh, mulai angot lagi dengan watakmu- Lebih apa sih ?" "Enci Lian lebih cantik dari enci Hiang......." Lo In menyatakan polos. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Meskipun begitu, si bocah sudah siap sedia untuk menyambut tangannya Eng Lian yang diduga bakal menyambar lengan atau pipinya untuk dicubit. Tapi Lo In kecele, Eng Lian tidak melakukan penyerangan, sebaliknya ia ketawa ngikik dan kasih lirikan manis mempesonakan ke arah si bocah, siapa, meskipun belum tahu apa-apa sedikit banyak terkesiap juga nampak tingkah laku sang enci. Ia pun lantas ketawa dan keduanya jadi pada ketawa gembira. "Adik In, encimu akan bantu kau mencari enci Hiang mu." kata Eng Lian wajar. Lo In jadi kegirangan mendengar perkataan Eng Lian. Mendengar perkataan Lo In bahwa si bocah lebih dekat padanya dan ia lebih cantik dari Bwee Hiang, hati Eng Lian merasa senang dan tidak khawatir si bocah berwajah hitam akan dimiliki Bwee Hiang. Ia sendiri heran kenapa hatinya tidak menginginkan Lo In dimiliki orang lain. entah kenapa, ia juga tidak tahu. Demikian, dua muda mudi itu dibawah pohon sambil mengadem telah meyakinkan "Hui-to Pit-kip"" Ada beberapa bagian yang kurang jelas, Eng Lian lantas menanyakan pada si bocah yang dengan gembira telah memberi penjelasan. setelah lama juga mereka belajar, Lo In kelihatan bangkit dari duduknya dan ngeloyor mendekati pohon yang tidak jauh dari mereka, Ia memotong dua cabang pohon itu dengan pedangnya (pedang Liok sinshe)- Ia heran nampak tajamnya pedang seperti baru nempel cabang pohon tertabas kutung, Ia coba ke dahannya, eh, putus juga dengan mudahnya. Lalu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bongkot pohon ia tabas perlahan,juga terpapas dengan mudahnya. "Enci Lian, coba kau kemari " serunya kepada si nona yang sedang asyik membaca "Hui-to Pit-kip"- "Ada apa sih adik In ?" sahutnya seraya bangkit dari dudukna, akan tetapi matanya masih terus membaca buku yang dipegangnya. Ketika Eng Lian sudah datang dekat, Lo In berkata, "Enci Lian, coba lihat " sambil berbareng ia menabas perlahan pada bongkot pohon yang sebesar mang kok. pohon mana segera tumbang seketika. Eng Lian terbelalak matanya- "Adik In, kenapa tajam amat pedangmu ?" tanyanya, seraya mendekati Lon dan minta lihat pedang luar biasa itu. Lo In sudah lantas menyerahkan. Eng Lian meneliti muka dan belakang pedang, tidak ada yang istimewa. Pikirnya pedang begini jelek, kenapa begitu tajam. " E h, adik In, ini apa ?" seru si gadis ketika ia meneliti sampai pada gagangnya. "Kwee Cu Gle Toan-kiam, bukan ?" sahut Lo In yang sudah menduga lebih dahulu. "Betul, betul. Apa kau sudah tahu ?" tanya si nona- "Tadinya aku tak tahu, tapi toako (dimaksudkan Kim Wan Thauto) yang kasih tahu padaku. Tapi aku heran, kenapa dia berada di tangan Liok sinshe." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mungkin Liok sinshe adalah Kwee Cu Gie- siapa sih Kwee Cu Gie ?" " orang bilang Kwee Cu Gie adalah ayahku, tapi entahlah " "Bagus, bagus. Kalau begitu kau masih punya ayah. Mari kita cari sekalian." Lo In diam. termenung. tiba-tiba melayang pada waktu ia berkumpul dengan Liok sinshe, orang baik yang memperhatikan dirinya. Liok sinshe itu apakah ayahnya yang bernama Kwee Cu Gie ? Tapi, kenapa dia tidak mengaku anak pada dirinya ? Ia ingat ketika Liok sinshe mau menuturkan suatu kisah, tiba-tiba lilin ditiup padam oleh Liok sinshe, kemudian mereka diberondong senjata piauw beracun. Pertempuran hebat dibawahnya hujan lebat, dimana Liok sinshe dikeroyok banyak orang, berbayang saat itu di depan matanya. "Hei, kau lagi ngelamun apa ?" Eng Lian menegur, seraya menowel lengan orang. Lo In seperti baru sadar, cepat pungut dua cabang pohon yang ia barusan tebang. Kemudian bersama Eng Lian menghampiri ke bawah pohon pula. "Adik In, ini adalah pedang mustika, kasih aku pakai saja, boleh ?" Eng Lian tanya. "Tentu saja boleh- Malah maksudku untuk menghadiahkan itu pada enci." "Hihi, pedang orang mau dihadiahkan pada encimu." si gadis ketawa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Pedang orang, bukan orang lain. Boleh kan barang punya ayah sendiri dikasih enci untuk tanda mata. Hahaha........." Lo In berkata sejujurnya, tidak bermaksud apa-apa dalam perkataannya, sebaliknya Eng Lian yang sudah "matang", kata-kata Lo In dianggap serius, maka parasnya lantas saja berubah semu merah dan menundukkan kepala. Si nakal tidak tahu apa yang sedang dipikirkan sang enci, ia berkata, "Enci Lian, mari aku pinjam dahulu pedangnya untuk membikin pisau-pisauan guna kau latihan." si nona angsurkan pedangnya yang diminta si nakal tanpa kata apa-apa. Ia kemudian duduk pula seraya membuka-buka lembaran kitab "Hui-to Pit-kip", seakan-akan yang betul-betul tengah meyakinkan isinya buku, padahal pikirannya melayanglayang ngelamun akan kebahagiaannya yang bakal datang. Tapi dasar gadis nakal berandalan, apa yang dipikirkan barusan, hanya sebentaran saja mengganggu otaknya sebab dilain saat ia sudah melupakan itu semua. Ia menegur Lo In, "Adik In, mana pisaunya ? Lama amat membuat tujuh bilah pisau saja- Kau bikin apa lagi ?" "Enci, kau main gampang saja, kan sudah bikinnya." sahut Lo In. "Jangan bagus-bagus, asal berbentuk sedikit pisau saja sudah cukup " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Baharu si gadis berkata "cukup", Lo In sudah ada di depannya, sambil kasih lihat tujuh bilah pisau buatannya, si bocah berkata, "Nih, lihat buatan adikmu, bagus tidak ?" Eng Lian menyambuti, "Kenapa bagus amat ?" katanya, setelah memeriksa. "Ini kepanjangan." sahut Lo In. "Pisau yang aslinya nanti kita suruh orang bikin, palingpaling juga panjangnya empat cun (dim)-Eng Lian kegirangan melihat adik In-nya bisa kerja cepat. si nona sudah memiliki Iwekang, tidak perlu lagi ia menghapal dari kitab "Hui-to Pit-kip", cukup ia meyakinkan cara menyambitkan pisau. otaknya terang, maka dalam tempo pendek ia sudah dapat mengingat petunjuk-petunjuk di dalam kita. Maka ia lantas ajak Lo In untuk melatih diri si bocah yang sangat cerdik, dapat memimpin Eng Lian berlatih dengan pisau terbangnyasedang mereka kelelap dalam kegembiraan melatih Hui-to, tiba-tiba mereka berhenti berlatih ketika nampak ada kira-kira sepuluh orang datang menghampiri dengan masing-masing ada membawa senjata tajam ditangannya-Lo In heran melihat kedatangan mereka, begitu banyak dengan membawa senjata -"Mereka mau apa-apaan datang kemari ?" tanya Eng Lian pada Lo In. Lo In geleng kepala dan menunggu mereka datang dekat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ seorang dengan muka berewokan bengis berkata pada Lo In, "Anak kecil, barusan kau ada bawa-bawa buntelan kecil berisi mas dan perak- Mana dia ?" "Dari mana kau tahu ?" tanya Lo In heran. "Barusan orangku melihat kau ada membuka bungkusan kecil" "Habis, kau mau apa kalau aku betul membawanya ?" "Aku minta kau serahkan bungkusan itu kepaaku Hek-in Touw Liong (si Mega Hitam). Kalau kau tidak menurut, kau lihat ini apa ?" sambil acungkan goloknya. "Hihihi " tiba-tiba saja Eng Lian ketawa terpingkal-pingkal. "Apa yang kau tertawakan, budak kecil ?" tanya Hek-in Touw Liong heran. "Barang itu memangnya kau punya, makanya minta diserahkan?" sahut Eng Lian. "Bukan aku punya, tapi justru aku mau dapati itu dari kalian." "Enak saja kau ngomong. Bisa tidak dapatinya ?" "Kenapa tidak bisa ? Kalau secara halus kalian tidak mau menyerahkan, melakukannya dengan kekerasan. Kalian anakanak, bau pupuk di kepala aja masih belum hilang. Mau melawan dengan apa ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Matamu buta, tidak mengenali nonamu siapa ?" bentak Eng Lian. "Aku tahu sebab kaujuga akan kami ringkus untuk dipersembahkan kepada pemimpin kami." "siapa pemimpin kamu namanya dan dimana tinggalnya ?" "Tidak perlu banyak tanya, lekas serahkan barang yang diminta " "Kalau aku tidak mau kasih ?" ngeledek Eng Lian, gembira ia kelihatannya kalau sudah menghadapi pertempuran. Lo In tinggal berdiri saja menonton encinya bertengkar. "Maju semua " berseru si berewokan kepada temantemannya. Mereka itu ada orang-orang jahat yang mengacau keamanan sekitar tempat itu. Tadi ketika Eng Lian dan Lo In memeriksa bungkusan pemberian Kie Giok TOng, rupanya ada salah satu orangnya yang melihat dan mengabarkan pada kepalanya- Maka juga Lo In dan Eng Lian yang sedang enakenakan melatih Hui-to telah disatroni. Apa mau mereka kebentur tembok, bukannya kebentur pagar bambu yang amoh. Lo In sama sekali tidak bergerak melihat sepuluh orang datang menyerbu. Ia menonton enci Liannya dikepung. Kaget dan dan heran juga ia melihat sang enci gunakan pisau kayunya yang barusan dilatih, satu demi satu kena disambit roboh oleh pisau kayunya. Malah serangannya jitu benar sebab yang dituju persis jalan darah pada tubuh orang sehingga mereka pada roboh tanpa dapat bangun lagi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Hek-in touw Liong merasa cukup tujuh orangnya untuk menangkap Eng Lian, maka ia dengan dua kawannya menghampiri Lo In. Maksudnya hendak menangkapnya. Dengan beringas mereka menyerang, tapi dengan meringis mereka mundur kesakitan. Mukanya seperti dihantam segumpal pasir dengan hanya dikebas tangan bajunya Lo In. Dengan ketakutan mereka memutar tubuh hendak lari, tapi dengan satu kebasan lengan baju si bocah sakti membuat mereka roboh berbareng. Kakinya lemas, tak dapat diperintah untuk lari. Kepaksa mereka mendeprok dengan ketakutan. semuanya telah dibikin rebah tak berdaya. Tujuh orang oleh Eng Lian dengan totokan pisau kayunya, tiga orang dengan totokan angin lengan bajunya Lo In. si nona dan si bocah ketawa terkekekh nampak semua itu. Kemudian mereka melanjutkan latihannya tanpa menghiraukan pada orang-orang yang rebah tertotok itu. Ketika mereka sudah merasa cukup berlatih, Lo In berkata pada Eng Lian, "Hui-to Pit-kip rupanya berjodoh dengan enci Lian. Maka juga dengan sedikit waktu saja kau telah dapat yakinkan hampir mahir betul. Baik kita membuat Hui-to yang bagus pada satu pandai besi yang ahli- Kita nanti pilih salah satu yang baik bikinannya, kepada siapa kita boleh suruh bikini" "Dimana kita dapat cari pandai besi yang baik, adik In ?" tanya si nona. "Kita toh dalam perjalanan, sepanjang jalan kita boleh tanya-tanya pada penduduk-siapa tahu kita kebetulan menemui pandai besi yang ahli, bukan ?" Eng Lian kegirangan mendengar perkataan Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mari kita jalan." kata lagi si bocah seraya memungut pedang yang menggeletak ditanah kemudian menyerahkan pada Eng Lian sambil katanya, "Kau lebih memerlukan. Maka peganglah pedang ayahku ini sebagai tanda mata." Lo In berkata sambil ketawa nyengir seorang bocah- "Terima kasih-" kata Eng Lian seraya menyambuti lalu gantung pedang "tanda mata" itu dipinggangnya yang ceking langsing, Ia tidak ketawa kegirangan, hanya lantas mendahului Lo In, jalan seperti malu. sejenak Lo In merasa aneh dengan kelakuan sang enci diluar kebiasaannya. Hanya sejenak perasaan aneh itu timbul, lantas ia sudah menyusul dan berseru, "Enci Lian, jangan cepat-cepat jalan. Memangnya mau menyusul siapa ?" Lucu lagaknya si bocah. Ia tidak tahu akan perasaan si gadis cilik yang hatinya mulai dikacaukan oleh panah dewi asmara. Eng Lian juga hanya sepintas lalu timbul perasaan kikuknya karena segera ia kembali kepada sikapnya yang riang gembira- "Adik In." katanya sambil menantikan adik In-nya yang menyusul di belakang. "Kau jalan lambat amat sih- Mana ada waktu encimu menungguimu- Aku sebal melihat itu sepuluh manusia tidak tahu diri" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In ketawa nyengir setelah berada di samping Eng Lian. "Anak penakut " kata Eng Lian berguyon seraya mencubit perlahan pipi si hitam. "Baru ditinggalkan sebegitu saja sudah ketakutan. Hihi......." "Memang aku ketakutan." sahut Lo In kontan. "Ketakutan pada teman-temannya itu sepuluh orang yang tidak punya guna ?" "oo, bukan itu. Manusia begituan, biar didatangkan segerobak lagi juga tidak aku tinggal lari." "Habis, kau ketakutan sama siapa ?" "Aku ketakutan kehilangan enci Lian." Lo In kata, mukanya yang hitam ketawa. "Ah, adik In........." hanya ini yang keluar dari mulut Eng Lian yang mungil lalu ia ajak Lo In untuk melanjutkan perjalanannya. Dalam sedikit waktu saja, sikapnya Eng Lian sudah wajar lagi. Ia banyak ketawa ngikik lantaran si bocah ngobroinya membikin urat-urat ketawa tergerak- "Ah, ada kerjaan lagi " kata Lo In tiba-tiba- "Kerjaan apa, adik In ?" Eng Lian menanya heran. "Mereka menyusul kita." sahut Lo In. "Mari kita gunakan jalan cepat saja supaya mereka tak dapat menyusul kita." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Jangan." kata Eng Lian. "Kita harus kasih hajaran dulu, baru kita tinggal mereka pergi." "Tapi, aku harap kau jangan bikin luka mereka " "Buat apa aku membikin luka orang. Aku hanya mau mainmain saja." "Baiklah, mari kita tunggu." kata Lo In seraya tarik tangannya Eng Lian buat diajak duduk dipinggiran jalanan dimana ada terdapat batu besar. Mereka duduk menunggu. Lama juga belum kelihatan mereka datang. Eng Lian ketawa ngikik dengan tiba-tiba. "Adik In, kau hanya ingin duduk berdekatan dengan encimu saja sebab apa kau katakan tidak ada orang-orangnya " kata Eng Lian. "Aku barusan bilang mereka masih jauh- Tapi sekarang sudah dekat. Bukankah itu banyak suara kaki orang mendatangi ? Malah ada yang naik kuda segala kedengarannya" si bocah kata seraya diam pasang kuping. Eng Lian juga pasang telinganya. Belum sempat Eng Lian berkata kepada Lo In, segera dihadapan mereka sudah ada tiga orang penunggang kuda yang ketawa terbahak-bahak nyarinG sekali. Setelah berhenti ketawa, satu diantaranya yang mulutnya agak mengok ke kanan telah berkata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku kira tadinya dua orang dengan badan tinggi besar menyeramkan dan masing-masing bertangan empat. Tidak tahunya hanya dua bocah ingusan saja. Hahaha— haup oho, oho........." kata-katanya terhenti karena selagi ketawa ada menyambar suatu benda ke mulutnya hingga ia gelagapan dan batukbatuk- Ia rasakan seperti ada yang nyangkut ditenggorokannya. "Kau kenapa, toako ?" tanya temannya heran, si mulut mengok tidak menjawab, sebaliknya ia berkutat untuk mengeluarkan benda yang nyangkut dalam tenggorokannya. Air matanya bercucuran keluar tidak nangis, mulutnya owa owe bertahak tak hentinya. setelah lama ia disiksa oleh benda yang nyangkut dalam tenggorokannya, akhirnya dapat juga benda itu dikeluarkan. Kiranya benda itu hanya selembar rumput alang-alang yang panjangnya kira-kira tiga cun berujung tajam. sementara itu, orang-orang yang berjalan kaki mengikuti tiga penunggang kuda itu sudah ada disitu, pada berdiri siap dengan senjatanya masing-masing. Mereka pun heran nampak pemimpinnya owa owe seperti wanita ngidam (mengandung bayi) sampai bercucuran air mata dan payah benar kelihatannya, malah hampir-hampir ia jatuh dari kudanya. sambil melemparkan rumput alang-alang yang menyulitkan tenggorokannya tadi, si mulut mengok mendelik matanya ke arah Eng Lian yang saat itu tengah ketawa terpingkal-pingkal sembari memegangi perutnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Budak liar " bentaknya. "Kau yang main gila barusan pada tuan besarmu Hm " seiring dengan kata-katanya, cambuk kudanya diangkat untuk menghajar si gadis nakal. "Pluk " terdengar suara barang jatuh yang semestinya berbunyi "Tar Tar " tandanya cambuk kuda bekerja. Tapi ini suara "Pluk "yang kedengaran. Kiranya suara pluk adalah suara pecut si mulut mengok yang jatuh sebelum dia dapat digerakkan menghajar Eng Lian, tetapi telah didahului oleh Eng Lian yang mengirim pisau terbang kayunya mengarah jalan darah dibahunya. Kembali si mulut mengok dirugikan, sebelum ini ia dirugikan oleh Lo In yang mengirim rumput alang-alang ke mulutnya sehingga bersemayam ditenggorokannya karena si bocah merasa sebal dengan lagaknya yang tengik si mulut mengok tertegun di atas kudanya. "Toako, dua bocah ini rupanya bukan sembarangan bocah- Mari kita bereskan saja " berkata temannya yang bermuka lonjong. " ya, jangan kita buang tempo-" menimpali temannya yang satu yang berjenggot kambing. si mulut mengok sudah lantas turun dari kudanya diikuti oleh dua temannya la la u menghampiri Eng Lian yang ada disampingnya Lo In. "Adik In." bisik si dara cilik, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau diam saja nonton. Biar aku yang bereskan tiga kurcaci ini. Akan kubikin satu persatu jatuh duduk dan berlutut padaku" Lo In diam saja, hanya manggut sambil ketawa nyengir. "Hei, kalian ini anak siapa ?" tiba-tiba si mulut mengok membentak nyaring. Eng Lian dan Lo In diam saja, tidak menjawab bentakan yang nyaring itu. "Kalian tidak dengar pertanyaan Lie Toaya ?" bentaknya lagi lebih nyaring. Lie Toaya artinya tuan besar Lie. Melihat dua anak itu tinggal diam saja, si mulut mengok jadi gusar. Bentaknya lagi lebih nyaring, "Aku Lie Kiang tidak pernah membunuh anak kecil. Maka itu lekas kalian panggil orang tua kalian datang terima binasa di ujung golok Toaya " Tadi Lo In dan Eng Lian mau tinggal diam saja menonton lagaknya si mulut mengok dan mau lihat apa yang ia bisa bikin- Tapi mendengar kata-kata si Lie Toaya yang mengitik urat ketawa, tiba-tiba saja Eng Lian ketawa ngikik- Tiga orang yang naik kuda itu tiga saudara she Lie, bukan seayah seibu- yang tua Lie Kiang (si mulut mengok), kedua Lie Sun (si muka lonjong) dan ketiga Lie Bin (sijeng got kambing). Dalam desa Tiokschung mereka dikenal dengan nama Tiokschung-sam-lie (Tiga Saudara Lie dari Tiokschung) dan menjadi jagoan yang tak terkalahkan dalam kampungnya. Maka juga mereka ada sangat sombong dan pandang sesamanya sangat rendah-Melihat Eng Lian ketawa ngikik, Lie Kian atau si mulut mengok menjadai heran. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau ketawakan apa ?" bentaknya bengis. "Aku ketawakan lagak tengikmu " sahut Eng Lian kontan. "Dengan anaknya masih belum tentu menang, mau menantang orang tuanya. Apa-apaan ?" "Toako" nyeletuk Lie sun. "sudah jangan banyak cakap- Timpa saja sekali dengan gagang golok, biar dia tahu rasa " "Ah, yang beginian sih, ginikan saja.......aduh " Lie Bin berjengit sambil lompat mundur dan meraba jenggot kambingnya yang telah kehilangan beberapa lembar hingga matanya mendelik ke arah Eng Lian yang nakal. Kiranya si jenggot kambing ada sedikit nakal juga terhadap cewek (wanita). Melihat si dara cilik demikian cantik dan Jenaka, mendadak timbul napsunya ingin memeluk Eng Lian. Maka ketika ia kata "ginikan saja............1 berbareng ia hendak memeluk si dara cilik- Tidak tahunya bukan Eng Lian kena dipeluk dan meronta-ronta ketakutan, sebaliknya si dara cilik lenyap dari depannya sambil mencuri beberapa lembar jenggot kambingnyasementara Lie Bin mendelik matanya, Eng Lian di depannya ketawa ngikik- sambil angkat tangannya yang menggenggam beberapa lembar jenggot Lie Bin, ia berkata, "Awas Kalau kau berani kurang ajar lagi, akan kucabut semua jenggotmu yang macam jenggot kambing itu" Lie Kiang dan Lie Bin tak dapat menahan hatinya yang mendelu. Tanpa banyak cakap, mereka menerjang Eng Lian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mereka hendak menangkap si nona untuk dikasih berapa cambukan pantatnya sebagai hajaran. Lie sun tidak turut. Karena pikirnya ia harus mengawasi si bocah hitam. Kalau-Kalau Lo In nanti membantu kawannya, ia lantas dapat merintanginya. Pikirannya sih memang baik, hanya ia tidak tahu si bocah wajah hitam itu ada Hek-bin-sintong atau siBocah sakti muka hitam. Kalau ia tahu siapa dirinya Lo In, tentu ia sudah lari tunggang langgang dengan tidak menengok ke belakang lagi- Lo Inpun tidak ada maksud membantu kawannya karena ia sudah dipesan Eng Lian bahwa ia hanya disurun nonton enci Liannya berkelahi- Lie Kiang dan Lie Bin yang semula hanya bermaksud menangkap si dara cilik untuk dihajar dengan cambukmenjadi sengit dan menyerang dengan pukulan-pukulan yang ganas, melihat Eng Lian telah mempermainkan dirinya- Tapi Eng Lian tidak takut- Memang maunya dia, dua jago dari Tiok-chung itu mengeluarkan kepandaiannya yang aslisaking gemas dan sengitnya, serangan-serangannya mereka telah menimbulkan angin keras yang membikin orangorangnya yang menonton disekitarnya pada mundur jauh-jauh takut kesambar angin pukulan. Melihat dua saudaranya tidak bisa berbuat apa-apa terhadap si gadis cilik, diam-diam hatinya Lie sun menjadi cemas, Ia tinggalkannya Lo In dan bantu mengepung Eng Lian. "Bagus, kalian sudah datang komplit " seru Eng Lian Jenaka. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Awas, aku nanti bikin kalian satu demi satu jatuh berlutut di depan nona kecilmu. Hihihi........" Eng Lian ngeledek Tiokchung-sam-lie sehingga tiga jago itu menjadi sangat gusar. Benar bukan omong kosong kepandaian tiga benggolan Tiokchung itu. serangan-serangan mereka dilakukan dengan teratur dan hebat sekali hingga diam-diam Lo In kuatirkan encinya salah tangan dan celaka di tangan mereka. Dengan turunnya Lie Sun jalan perkelahian tambah seru lagi. Tampak Eng Lian dikurung rapat oleh tiga saudara Lie, tiputipu serangan yang berbahaya dilancarkan dengan sengit ke arah Eng Lian. Timbullah seketika keganasan mereka untuk melenyapkan si dara cilik dari muka bumi ini. sampai dimana tingginya kepandaian Eng Lian dapat dinilai dari caranya ia melayani tiga orang lawannya yang bukan rendah kepandaiannya, sampai angin pukulan mereka menghembus dan menakutkan para begundalnya yang menonton disekitarnya. sampai begitu jauh si nona tidak balas meyerang, hanya berkelit saja. "Awas " tiba-tiba Eng Lian berseru. Berbareng bayangannya berkelebat dan jenggotnya Lie Bin kena dijambret sehingga seketika Lie Bin berhenti mengeroyok dan berdiri tertegun sambil meraba jenggotnya yagn sudah mulai gundul. Meluap amarah Lie Bin dan ia menerjang lagi Eng Lian dengan sengitnya- "Awas " kembali si nona berseru- "Plak Plak " menyusul suara tamparan dua kali- Tampak tubuhnya Lie Kian terhuyung-huyung kemudian jatuh duduk- Ia rasakan dunia berputar, kepalanya pusing TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tujuh keliling, dari mulutnya keluar kecap segar. Lucu kelihatannya Lie Kiang, mulutnya yang agak mengok seperti betul-betul mengok akibat kerasnya tamparan si dara nakal- Untuk merobohkan Lie Kiang sampai semaput demikian, Eng Lian telah menggunakan jurus ketiga dari "Lam-hayciang- hoat" (Ilmu pukulan dari laut kidul) yang dinamakan "Lam-hay-liu-sui" atau "Air mengalir dari Laut Kidul"- Lihainya jurus ketiga dari "Lam-hay-ciang-hoat" itu dapat menimbulkan perasaan aneh bagi korbannya- Tamparan Eng Lian bukan sembarang tamparan sebab taparan biasa paling-paling juga membikin kecap serta ada dua sampai tiga buah giginya yang rontok atau copot. Tetapi akibat tamparan dari "Lam-hay-liusui" nya, Lie Kiang mulutnya melelehkan darah tapi giginya tidak apa-apa, kuat dan segar, Ia terkulai jatuh untuk tidak bangun lagi. Badannya terasa lemas tak bertenaga seperti kena ditotok jalan darahnya, Inilah keistimewaan dari jurus "Lam-hay-liu-sui" (Air mengalir dari Laut Kidul), ajaran sucouwnya Eng Lian ialah Lamhay Mo Lie, pada waktu si nona masih dalam tangan Ang Hoa Pay menjadi Kim Coa siancu (Dewi ular emas). Demikianlah, melihat saudara tuanya yang hanya ditampar saja sudah roboh dengan tidak bangun lagi, Lie sun dan Lie Bin menjadi cemas hatinya. Tapi mereka tidak mengurangi serangan-serangannya yang berbahaya, malah makin gencar saking gemasnya pada si dara cilik yang lincah yang tak dapat ditawan. Penonton dibikin kagum oleh gerakan si nona yang istimewa. Waktu Eng Lian dengan enteng badannya mencelat ke atas sampai lima meter tingginya, ketika mengelakkan serangan kombinasi dua lawannya yang hendak menggunting pinggangnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Di tengah udara si dara cilik bikin gerakan yang mengagumkan, setelah terputar badannya, ia turun ke bawah dengan gerakan kaki seperti menendang saling susul hingga Lie sun dan Lie Bin ragu-ragu untuk menyergap si nona begitu Eng Lian menancapkan kakinya di tanah lagi. Tapi mereka sudah sangat gemas pada si dara cilik. Buktinya, begitu Eng Lian menyentuhkan kakinya di tanah tiga meter jaraknya dari mereka, dengan berbareng mereka lompat menyergap. Tapi si nona seperti ada dipasang per pada kakinya, lantas membal lagi dan jumpalitan ke belakang mereka. Lie sun dan Lie Bin terkejut bukan main. Lekas mereka putar tubuh untuk menghadapi si nona pula. Tapi sudah terlambat karena ia rasakan seketika bahunya kesemutan kemudian lemas tak bertenaga dan tubuhnya menyusul terkulai roboh- Dengan sekaligus dapat merobohkan dua musuh tangguh, itu bukan pekerjaan mudah-Tidak heran kalau Lo In yang berkepandaian sangat tinggi telah bersorak dengan tiba-tiba dan berkata, "Enci Lian, benar-benar kau hebat Kionghi " sambil angkat tangannya dengan lucu menyoja pada Eng Lian. si nona deliki matanya yang halus sambil tersenyum pada si wajah hitam. Eng Lian barusan telah menggunakan gerakan kombinasi "Lian-hoan-tui-kong" (Tendangan berantai di angkasa) dan "Hay-tee-tancu1 (Mencari mutiara di bawah laut), juga termasuk tipu serangan yang si nona yakinkan dari "Lam-hayciang- hoat1. gerakan "Tendangan berantai di angkasa1 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ adalah ketika Eng Lian melambung tubuhnya ke udara dan kakinya bergerak saling susul seperti menendang, Ini sebenarnya untuk menghadapi musuh yang sama-sama terapung di udara, tapi kalau Eng Lian sudah berbuat demiikian, itu hanya ia mendemonstrasikan kepandaiannya saja. Yang kedua "Mencari mutiara di bawah laut adalah gerakan yang tidak diduga-duga karena begitu kakinya menginjak tanah, si nona sudah mumbul lagi dan jungkir balik ke belakang lawan, yang dari mana otomatis kedua lengannya bekerja untuk menotok jalan darah lawan pada bagian belakang pundaknya sebelum kedua lawannya membalikkan tubuhnya. Tiga musuhnya sekarang sudah mendeprok di tanah dengan tak dapat bangun lagi. Benar-benar si nona telah buktikan perkataannya kepada adik In-nya, bahwa ia akan jatuhkan satu persatu lawannya dan berlutut padanya. Begitu lama Eng Lian bertempur, tidak menunjukkan bahwa ia lelah- Itu membuktikan bahwa tenaga dalam si nona sempurnagirang bukan main hatinya Lo In menyaksikan kelihaian enci Liannya yang tadinya ia sangsi, kuatir si nona salah tangan dan dibikin celaka musuh-musuhnya. Syukur ia tidak keburu napsu ceburkan diri datang membantu Eng Lian. Kalau sampai kejadian begitu, paling sedikit ia akan diomeli encinya kalau tidak dicubit keras pipinya lantaran tidak mendengar perkataan sang enci yang kosen. "Mari, maju semua " tantang Eng Lian ketika melihat begitu banyak begundalnya Tiokschung-sam-lie hanya pada berdiri TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bengong mengawasi tiga cukongnya mendeprok di tanah tak dapat bergerak- Mereka tidak bergerak di tangan si nona, malah saling lihati satu sama lain. Ketika Eng Lian menggertak seperti hendak menghampiri mereka seperti yang hendak berdamai satu dengan lain, mereka segera pada lari serabutan ketakutan. "Enci Lian, aku mau apakan ini tiga ekor kambing ?" tanya Lo In melihat mereka hanya berlimaan saja setelah begundalbegundalnya Tiokschung-sam-lie pada kabur. "Seperti yang sudah, kita tinggalkan saja." sahut Eng Lian yang tengah membereskan rambut dan pakaiannya, tampaknya ia tidak menghiraukan pada tiga pecundangnya. "Ah, jangan enci Lian " kata Lo In. "Kenapa jangan ?" tanya si dara cilik heran, sementara itu ia sudah rapih- "Mereka terkena ilmumu beratjuga. Kasihan mereka kalau dibiarkan." Lo In tidak menyebut "totokan" tapi "ilmu" untuk membikin Eng Lian senang. Cerdik juga si bocah, menerka jalan pikirannya sang kawan sebab sehabis ia berkata demikian, tampak si nona ketawa manis, senang hatinya rupanya. "Ah, adik In, kau bisa saja. Masa totokan biasa dikatakan ilmu ?" kata Eng Lian.. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Siapa bilang bukannya ilmu ? Malah kalau ditambah "sakti"juga ada tepat sekali sebab kepandaiannya enci sangat hebat" Eng Lian tertawa ngikik mendengar si bocah berkokoh dengan pendiriannya. "Totokan biasa dikatakan ilmu sakti. Kau sih ada-ada saja, adik In" "orang menggampar lawannya, biar bagaimana keras paling-paling hanya si korban kesakitan dan giginya pada nyoplok. Tapi enci gamparannya ada lain coraknya, tamparan enci adalah tamparan sakti sebab lawan lantas roboh terkulai dengan tidak dapat bangun lagi. Malah dari mulutnya tidak menyemburkan gigi yang copot selain darah meleleh dibibirnya." "Hihihi—" Eng Lian ketawa ngikik, "Habis apalagi kesaktian encimu ?" "Ketika kaki enci menyentuh tanah dan mumbul lagi, berjumpalitan ke belakang lawan berbareng menotok tanpa memberi kesempatan pada lawan, apakah itu bukannya ilmu sakti ? Ha h a, coba adikmu periksa, apa kaki enci dipasangi per?" Lo In berkata, serentak berbuat dan mau pegang kaki Eng Lian hingga si nona jadi gugup dan tarik wajahnya tersenyum manis. "orang mau periksa ada per tidaknya, kok dikatakan sinting " Lo In bergurau JenakaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mari adikmu periksa, boleh apa tidak" "Tidak- tidak......" kata si dara cilik sambil angkat naik turun kakinya, berkelit dari tangan Lo In yang paksa mau memegangnya. "Aduuuh " Lo In menjerit dan lompat mundur sambil pegangi pipinya. "Nah, rasakan ya, anak nakal. Kalau encimu sudah sengit " berkata Eng Lian cekikikan ketawa melihat Lo In meringisringis ketawa melihat Lo In meringis-ringis pelangi pipinya yang barusan ia cubit. "Enci Lian, awas akan kubalas " seru Lo In, badannya lantas bergerak menubruk si dara cilik. Tapi Eng Lian sudah keburu lompat ke dekatnya kuda Lie Kiang. Ia berkata, "Adik In, mari kita belajar menaik kuda saja dari pada kau balas mencubit encimu " Lo In kegirangan. "Benar, benar." katanya lucu. segera ia juga lantas memegang tali kendali kuda Lie Bin. Dengan satu lompatan saja tanpa menginjak pelana, ia sudah bercokol di atas kuda. sementara itu si gadis juga sudah meniru caranya Lo In menaiki kuda. Mereka berseri-seri diatas kudanya masingmasing. "Adik In, kau sudah bisa belum naik kuda ?" tanya Eng Lian. "Kapan kita baru belajar-" sahut Lo In TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mari kita coba-coba." "Adik In, kita jangan larikan dulu kuda kita. Kita jajal dulu perlahan, nanti kalau sudah gapah dan tetap kita mengendalikannya, barulah perlahan-lahan kita suruh dia lari. Bukankah itu lebih bagus ?" "Bagus, bagus." sahut Lo In yang tadinya hendak main larikan saja, sedang ia belum pernah naik kuda. Eng Lian senang usulnya diterima baik oleh si adik nakal. Mereka jalankan masing-masing kudanya dengan perlahan jalan berendeng sambil saban-saban saling lirik ketawaketawa. Kebetulan kuda yang diambil itu, dua-duanya jinak. Coba kalau salah satu dari dua bocah itu mengambil kudanya Lie sun, pasti akan gagal belajar menunggang kuda karena kudanya Lie sun belum lama dibeli dan masih liar. Bisa-bisa Lo In atau Eng Lian yang menaikinya jatuh terbanting. Dasar dua-dua anak nakal dan berani, belum lama mereka jalankan kudanya perlahan, tiba-tiba Lo In sudah mencambuk perlahan supaya sang kuda jalan lebih kencang. Tidak tahunya kuda itu telah mengangkat kakinya sambil meringkik. Tapi Lo In tidak takut, malah ia ketawa terbahak-bahak kesenangan di atas kuda. Mendadak kudanya menaruh pula dua kaki depannya ditanah dan membawa Lo In kabur entah kemana. Eng Lian kaget nampak kawannya dibawa kabur. Tanpa disadari ia juga memecut kudanya hinga berjingkrak dan menyusul adik In-nya. Mereka kelihatan saling kejar dijalanan pegunungan yang luas lebar. Eng Lian lihat Lo In dengan kudanya sedang mendaki sebuah bukit, Ia cambuk dan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ cambuk lagi kudanya supaya dapat mengudak si bocah yang sudah jauh meninggalkannya. sungguh ajaib kepandaian dua bocah itu- Tadinya belajar dan takut-takut menaiki kudanya. sekarang tampak demikian gapahnya mereka menunggang kuda seperti yang sudah biasa. Rupanya kesatu didorong oleh nyalinya yang besar, kedua dipaksa oleh kudanya. Maka dengan mendadak saja mereka menjadi kampiun naik kuda. Ketika Eng Lian mendaki bukit yang barusan ia lihat darijauh Lo In mendakinya, ia kehilangan jejak Lo In di balik bukit. Eng Lian kebingungan, Ia tahan kudanya dan pasang mata ke sekelilingnya tapi tidak kelihatan Lo In dengan kudanya. Makin tidak enak hatinya Eng Lian ketika ia berusaha mencarinya Lo In tidak juga ia ketemuku n adik nakalnya itu. Dalam putus asanya ia jadi mewek (nangis). "Adik In, kenapa kau tinggalkan encimu ?" berkata Eng Lian sendirian sambil menyusut air matanya yang berlinang-linang pada pipinya yang botoh- Eng Lian menantikan disitu Kalau-Kalau Lo In nanti kembali lagi. Akan tetapi ditunggu sampai matahari tenggelam ke barat tidak kelihatan mata hidungnya si bocah wajah hitam. sampai disini kita kembali kepada Bwee Hiang yang sudah lama kita tinggalkan. Bwee Hiang sudah antar ong Kui Hoa sampai di rumahnya dengan selamat hingga kedua orang tuanya Kui Hoa sangat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berterima kasih kepada jago betina kita atas pertolongannya kepada puterinya. Pulangnya Kui Hoa sangat menggemparkan ong-ke-cnung, sebuah kampung yang tidak begitu banyak penduduknya. Banyak sanak Iamili dan sahabat-sahabat keluarga ong pada datang untuk memberi selamat kepada keluarga ong yang puterinya sudah kembali dengan selamat. Diantara yang datang ada on Lian dengan puterana bernama Keng Siang, satu pemuda yang Idt^nrns cakap umur 32 tahun. Kui Hoa diminta oleh para hadirin untuk menuturkan riwayatnya diculiktau lebih tegas dirampas dengan paksa oleh orang-orang Thoat Beng mo Siauw atau si Hantu Ketawa yang menyeramkan penduduk ong-ke-chung. Si nona tidak menutur banyak hal dirinya sebab keburu mendapat pertolongan dari Bwee Hiang. Ia kata, "Kalau tidak ada enci ini", sambil menunjuk paria Bwee Hiang, "entahlah bagaimana dengan nasibku ?" Dalam paria itu, si nona telah menceritakan halnya Bwee Hiang telah menaklukan kawanan penjahat hingga yang mendengarkan terkagum-kagum keparia si nona she Liu yang gagah perkasa. Mereka telah memberikan pujiannya tapi Bwee Hiang merendahkan diri. katanya, "Kepandaianku tidak tinggi, kalau mereka sudah dapat aku tumpas adalah dengan cara kebetulan saja. coba TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Thoat Beng siauw Mo masih hidup, mungkin pekerjaanku tidak semudah itu..........." "Hah Thoat Beng Mo siauw sudah mati ?" tiba-tiba ong Keng siang si pemuda cakap, menanya dengan mata terbelalak- " Aku sendiri tidak menyaksikan kematiannya." sahut Bwee Hiang. "Aku hanya dapat kabar dari anak buahnya bahwa si Hantu Ketawa telah binasa di tangannya Kim Coa siancu dengan gigitan ular emasnya yang amat lihai." ong Keng siang seperti yang belum hilang kagetnya, tampak ia seperti terpaku duduk dikursinya hingga diam-diam Bwee Hiang menhadi heran dalam hatinya. "Kenapa pemuda ini ada demikian memperhatikan pada si Hantu Ketawa ? Apakah dia ada hubungannya ? Ah, tidak bisa jadi- Pemuda begini cakap untuk apa ia bikin hubungan dengan seorang jahat dan buas ? Demikian rupa-rupa pertanyaan berkecamuk dalam benaknya. Meskipun demikian, tampak Bwee Hiang tenang-tenang saja, belaga pilon terhadap kelakuannya Keng siang yang anehorang banyak kegirangan mendengar kabar kematiannya si Hantu Ketawa, hanya Keng siang yang kelihatannya tidak mengunjuk reaksi apa-apa. Bwee Hiang matanya lihai. Sejak hatinya merasa aneh akan gerak gerik si pemuda cakap, ia jadi merasa curiga. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ " Kalau Thoat Beng Mo siauw sudah mati, terang bekas markasnya itu sekarag telah menjadi kosong, bukan ?" Keng siang menanya sambil ketawa dipaksakan. "oo, markasnya sudah habis dimakan api." nyeletuk Kui Hoa. "siapa yang emmbakarnya ?" Keng siang menanya kepingin tahu. "Enci Bwee Hiang yang suruh anak buahnya si Hantu Ketawa membakarnya-" sahut Kui Hoa seraya melirik pada Bwee Hiang- "Lalu, kemana anak buahnya sekarang ?" Keng siang menegas- "sudah dibubarkan oleh enci Bwee Hiang-" jawab Kui Hoa Keng siang manggut-manggut akan selanjutnya ia membisu- Tidak lama kemudian ia sudah ngeloyor pergi dengan diam-diam dan tidak ada yang memperhatikan selain ayahnya yang diminta permisi untuk pulang lebih dahulu- Kepergiannya dengan diam-diam ia pikir tidak ada orang yang tahu- Ia lupa kalau Bwee Hiang yang matanya awas tak dapat diselomoti- Kui Hoa tidak enak kalau ia terus menerus dirubung-rubung oleh orang banyak, terutama ia melihat tamunya seperti merasa sebal melayani mereka, maka Kui Hoa sudah lantas mohon diri untuk masuk ke dalam. Kui Hoa bawa Bwee Hiang ke dalam kamarnya sendiri, dimana ia tukaran pakaian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik Hoa, kamarmu begini indah- sudah tentu kau menangis waktu dijebloskan dalam tahanan." berkat Bwee Hiang menggoda. "Enci Hiang, entah dengan apa aku dapat membalasnya atas pertolonganmu." sahut si nona ong, tengah merapikan pakaiannya di muka cermin, "soalnya asal kau sudah selamat, untuk apa bicara tentang membalas budi ?" "Tapi enci, biar bagaimana aku tak dapat melupakan pertolonganmu-" "Baiklah." Bwee Hiang tertawa. "sekarang aku mau menanya pada adik Hoa. Tapi aku harap kau dapat menjawab dengan terus terang " "Enci, kau tanyalah- Aku nanti akan menjawab dengan sejujurnya." Dalam pada itu, tampak Kui Hoa sudah selesai berdandan dan duduk berhadapan dengan Bwee Hiang. Baharu saja ia duduk- ia harus bangun lagi ketika mendengar pintu kamarnya ada yang ketuk- Ia membukai, tampak satu pelayannya masuk dengan membawakan penampan yang berisi hidangan untuk siocia dan tamunya. setelah mengatur hidangan di atas meja, pelayan tadi lantas berlalu lagi setelah permisi pada siocianya. Pintu kamar ditutup lagi. Kui Hoa lantas duduk menghadapi tamunya. Ia mengundang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Enci Hiang, mari makan apa yang ada. Harap kau jangan mencelanya. Besok-besok tentu akan aku jamu enci dengan meja yang penuh hidangan lezat. Kau tidak menolak, bukan ?" "Untuk apa kau menjamu aku sampai demikian ?" tanya Bwee Hiang ketawa. " Untuk kehormatan ha Liu Lie-hiap (pendekar wanita) yang sudah menolong aku." "Hihi, ada-ada saja nona Kui Hoa yang manis ini. "Eh, adik Kui. Wajahmu sekarang benar-benar sudah berubah, tidak seperti waktu di markasnya Thoat Beng Mo siauw." "Berubahnya bagaimana ?" tanya Kui Hoa kepingin tahu. "Kau berubah sangat cantik- tidak heran Thoat Beng Mo siauw tergila-gila- Hihi....." Wajahnya Kui Hoa tampak semu merah "Enci Hiang, kau memuji terlalu berlebihan." katanya agak kikuk- Bwee Hiang lantas tahu bahwa nona ong seorang gadis pendiam. "Mari kita makan." Bwee Hiang mengundang untuk menghilangkan rasa kikuk Kui Hoa. Ia pun sudah mendahului menyumpir makanan. "Aku sudah biasa tidak malu-malu. Ketambahan aku sudah lapar- Maka barusan aku yang mengundang makan, semestinya kau, adik Hoa." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Itu sama saja." sahut Kui Hoa yang juga lantas turun tangan untuk menyikat makanan diatas meja. Kedua gadis itu bercakap-cakap dengan gembira, sampai pada pokoknya soal yang ditanyakan Bwee Hiang tadi- Kui Hoa menanya lagi, "Enci, kau mau tanya apa padaku?" "oo, ya- Hampir aku lupa." sahut Bwee Hiang sambil menaruh sumpitnya. "Dalam urusan apa, enci Hiang ?" tanya Kui Hoa kepingin tahu. "Aku mau tanya kau, siapa pemuda cakap itu yang sabansaban menanyakan urusannya Thoat Beng Mo siauw ? Aku lihat sikapmu seperti yang ketakutan terhadapnya." Kui Hoa wajahnya pucat mendengar pertanyaan Bwee Hiang yang diluar dugaannya. sejenak ia tidak menyahut sampai Bwee Hiang berkata lagi, "Adik Hoa, kalau kau merasa keberatan untuk menerangkan padaku, tidak apa. Biarlah kutarik pulang pertanyaanku tadi dan anggaplah bahwa aku seperti tidak menanyakan apa-apa padamu." "oo, tidak, tidak-" kata Kui Hoa lantas. "Dia bernama Keng siang dan menjadi saudara cintong denganku, sebab ayahnya adalah adik ayahku." "Begitu ?" sahut Bwee Hiang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Tapi kenapa kau seperti yang ketakutan melihat dia ?" "soalnya, soalnya...........eh, aku tak dapat menceritakan kepadamu enci." kata Kui Hoa terputus-putus bicaranya seperti menyembunyikan sesuatu rahasia. Nampak Kui Hoa demikian gugup, makin curiga Bwee Hiang ada apa-apa yang Kui Hoa sukar menuturkannya kepada orang luar. Ia kepingin tahu, tapi tidak baik kalau ia mendesak si nona. Apa daya ? Tapi dasar murid jago cilik kita (Lo In) cerdik otaknya. Hanya sebentaran saja Bwee Hiang termenung, lantas ia kelihatan tersenyum seperti sudah dapat jalan keluar. Ia berkata, "Adik Kui, aku kira tadinya kau ada sahabat baru yang bisa pegang janji, tidak tahunya aku kecele Biarlah aku sekarang mohon diri saja " Bwee Hiang berkata sambil bangkit dari duduknya, sudah tentu membikin Kui Hoa jadi kelab akan. Cepat-cepat ia juga bangun dan memegangi tangan Bwee Hiang, disuruh duduk lagi. Katanya, "Enci Hiang, jangan marah Aku akan bicara terus terang tentang dirinya engko Keng siang. Duduk, duduklah enci Jangan bikin aku ketakutan, kau pergi meninggalkan aku begitu saja." "Bagus, itu baharu sahabat baikku." sahutBwee Hiang ketawa sambil duduk lagi. Itu hanyalah taktik Bwee Hiang untuk membikin nona ong membuka rahasianya tentang dirinya Keng siang yang nona Liu curiga pemuda cakap itu ada hubungannya dengan Thoat Beng Mo siauw. Pikirnya, kalau benar Keng siang ada TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ begundalnya si Hantu Ketawa, sekalian saja ia bekerja untuk membereskannya. Kui Hoa menutur pada Bwee Hiang dengan tidak pakai tedeng aling-aling. Kiranya ong Keng siang dalam kampungnya ada terkenal tidak baik kelakuannya. sayang dibalik wajahnya yang cakap, ia ada menyembunyikan kekejaman dan suka main perempuan. sudah berulang kali ia tukar bini sampai paling belakang adik cincongnya sendiri, ialah Kui Hoa tanpa mengingat hubungan keluarga ia mau ganggu. Keng siang berwajah cakap ganceng, mulutnya manis dan pintar merayu. Kui Hoa yang usianya baru memasuki 18 tahun tidak kenal akan kepalsuannya seseorang pria yang wajahnya cakap tapi hatinya tidak baik- Dalam buaian kata-katanya yang merayu Kui Hoa dapat di"nina bobo"kan. ong seng, ayahnya Kui Hoa sangat sayang pada puterinya itu lancaran belum lama ia sudah kehilangan encinya Kui Hoa yang mati karena sakit- Ia tidak merintangi anak gadisnya yang ia anggap masih kecil bergaul dengan Keng siang keponakannya. Apalagi saban Keng siang berkunjung alasannya adalah hendak memberi pelajaran surat kepada adik cincongnya hingga kedua orang tuanya Kui Hoa merasa senang atas kesudian Keng siang memberi pelajaran surat kepada puterinya. Pada suatu sore, dalam memberikan pelajaran di kamar tulis, Keng siang berkata pada Kui Hoa, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik Hoa, kau sangat cancik, Ibarat kembang sedang mekarnya dan aku ingin menjadi kumbangnya. Apa kau suka kokomu menjadi kumbang mendekati kau ?" Kui Hoa tengah menulis, ia diam saja. Tapi lama-lama ia mengerti akan maksud omongan sang engko cincong maka ia ketawa manis dengan pipi semu merah- "Adikku, lama aku impikan wajahmu yang cancik-" Keng siang berkata lagi- "Ingin aku memilikinya- Apakah kau bersedia untuk.jadi isteriku ?" si nona menatap wajah Keng siang yang cakap sementara hatinya berdebaran mendengar engko cincongnya secara blak-blakan membuka rahasia hatinya- "Aku sendiri tidak keberatan, asal ayah dan ibu setuju." sahut si gadis sambil tundukkan kepala malu-malu. "Cuma kata ibu, tidak baik kalau kita mengikat jodoh karena masih ada hubungan darah. Tidak baik untuk keturunan." "oh, apa kau sudah kasih tahu tentang urusan kita ?" tanya Keng siang kaget. "Kasih tahu terang-terangan sih tidak, hanya aku samarsamar tanya ibu apakah kakak dan adik cintong menikah dibolehkan atau tidak. Lantas kata ibu, itu tidak boleh sebab masih ada hubungan keluarga dan bisa mencelakakan pada turunan," "Adik Hoa, apakah kau percaya omongan ibumu itu ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ " Aku percaya. Masa ibu membohong iku ? setiap ibu yang mengasihi anaknya tentu ingin melihat anaknya beruntung dalam hidup berkeluarga." Keng siang diam. Lama ia tidak berkata-kata seperti yang memikirkan apa-apa dalam otaknya yang jahat. Kemudian ia berkata, "Bagaimana juga kau akan menjadi isteriku. Kau jangan percaya sama omongan ibumu yang melantur." "Hei, kau berani menuduh ibu omong sembarangan " kata Kui Hoa tidak senang. "Kenapa tidak berani ? sudah terang kita boleh menikah berdasarka suka sama suka, kenapa ibumu mengatakan perkataan yang janggal itu? seakan -akan menghalangi jodoh kita. Pendeknya kau setuju atau tidak, toh kau akan jadi milikku" Kui Hoa tidak senang mendengar perkataan Keng siang demikian kasar. "Kau mau paksa aku bila aku tidak setujui ?" katanya tidak senang. "sudah tahu, untuk apa kau menanya ?" Keng siang mulai unjuk kekasarannya. sampai sebegitu jauh Kui Hoa pandang engko cintongnya ada seorang yang tamah dan berwajah cakap, senang ia saban-saban mendapat kunjungan engkonya itu. Ia pandang Keng siang sebagai engko sendiri yang sangat baik hati, memberi pelajaran surat kepadanya. Tapi lambat laun si gadis merasakan kelakuannya Keng siang agak janggal TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ terhadapnya, seperti yang mempunyai maksud tertentu atas dirinya, bukan dengan sewajarnya ia mengajari surat kepadanya. Hal itu pun baginya menjadi jelas ketika Keng siang mulai mengeluarkan kata-kata yang merayu, hingga hatinya menjadi guncang masuk perangkap asmara. Mengingat ia dengan Keng siang bukanlah orang lain, maka dengan samar-samar ia menanyakan pada ibunya kalau kakak dan adik sama-sama she, tegasnya saudara cintong, apakah boleh menikah- sang ibu paham akan maksud puterinya yang mulai kena panah dan tahu bahwa orang yang dimaksudkan si gadis adalah Keng siang. Tapi sebagai ibu yang bijaksana ia tidak mau membuka rahasia anaknya. Hanya ia mengatakan dengan jujur bahwa perjodohan itu tidak dibenarkan oleh siapa juga karena akibatnya akan merusak keturunan. Kui Hoa sangat menyesal kenapa ia dilahirkan menjadi adik cintongnya Keng siang. Kalau tidak- ia setuju sekali pada pemuda yang berwajah tampan itu. Ingin hal itu ia katakan pada Keng siang tapi tidak ada jalan, sebab sebagai wanita, mana boleh lebih dahulu memberi tahukan hal demikian kepada seorang lelaki yang tengah mengharapkan dirinya. Dengan cara kebetulan pada sore itu, dalam omong-omong dapat ia memberitahukan pada Keng siang. Tidak tahunya Keng siang bukannya merundingkan mencari jalan keluar, sebaliknya malah menghina ibunya dan mengancam dengan kekerasan akan memiliki dirinya. Meskipun hatinya setuju pada Keng Siang, tapi tatkala melihat Keng Siang berlaku kasar demikian, Kui Hoa menjadi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tidak senang. Dalam kesalnya Kui Hoa bangkit dari duduknya dan berkata, "Sudahlah, urusan kita sampai disini saja " Tapi sebelum Kui Hoa sempat melangkahkan kakinya, tibatiba ia rasakan tangannya dipegang Keng siang. "Adik Kui Hoa, tidak semudah ini kau berlalu Hehehe" kata Keng siang dengan roman beringas seperti kerangsekan setan. Kui Hoa menjadi marah melihat engko cincongnya berlaku kurang ajar "Binatang, kau berani berlaku kasar begini ?" ia mendamprat sambil tarik tangannya dari cekalan Keng siang. Bukannya tangan terlepas, malah Keng siang datang lebih dekat padanya dan sebelum ia sempat mencaci maki lagi, si pemuda ganas sudah memeluk dirinya, Ia coba beroncak dan sudah membuka mulutnya untuk berteriak minta tolong, apa mau mulutnya kena didekap tangan Keng siang. Kui Hoa meronca-ronca untuk meloloskan diri tetapi percuma saja. Malah hidungnya yang kena ketutupan tangan Keng siang membuat ia tak dapat bernapas dan perlahanlahan ia jadi lemas, lalu ia merasakan badannya terangkat dipondong oleh Keng siang. Ia menjadi kaget menghadapi maksud jahat sang engko cincong, tapi ia tidak berdaya untuk, melawan. Hanya ia tahu bahwa dirinya telah direbahkan diatas dipan dan sang engko yang sudah kerangsekan setan telah menciumi pipi dan mulut dengan seenaknya saja tanpa ia dapat melawan untuk mempertahankan dirinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pada saat itulah, ketika Keng siang hendak memperkosa Kui Hoa, tiba-tiba pintu kamar tulis terbuka dan dua orang tidak dikenal lompat masuk. satu antaranya telah membentak. "Manusia bergajul, kau mau berbuat apa ?" seiring dengan bentakannya , orang itu menyerang Keng siang. Dengan berani Keng siang melawan tapi lantaran dikeroyok dua orang akhirnya ia kalah dan lari keluar kamar dengan tidak berpaling lagi ke belakang. Mereka tertawa gelak-gelak melihat Keng siang lari tunggang langgang. yang membentak tadi seorang tinggi kurus dengan matanya yang sebelah kiri seperti meram. Rupanya matanya sudah rusak satu. Dengan laku kasar ia pondong Kui Hoa yang sudah tidak berdaya lantaran lemas seluruh badannya. Tapi si nona masih sempat menanya, "Kalian mau bawa aku kemana ?" "Hahaha, mau tanya lagi nona manis." katanya ceriwis. "sayang aku menjalankan tugas. Kalau tidak, kita tentu boleh bersenang-senang.........." "hush.. jangan ngaco belo " kata temannya. "Kalau ada yang dengar dan dilaporkan pada orang tua, kau bisa susah " orang terrsebut menjadi ketakutan. Tanpa banyak cakap ia pondong terus si nona keluar kamar. Kui Hoa seperti mendapat tenaga baru. Ia meronta-ronta dan memaki, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau mau bawa kemana nonamu ? Binatang, lekas lepaskan nonamu" "Baik, aku nanti lepaskan kau kalau sudah sampai di Pekkut- nia " sahut orang itu. "Pek-... kut.....nia....." Kui Hoa mengulangi dengan terputusputus dan berbareng seketika itu ia telah jatuh pingsan. Rupanya hatinya diserang oleh perasaan takut yang hebat karena ia tahu bahwa dirinya akan menjadi korban si Hantu Ketawa di Pek-kut-nia. Ia sering dengarkan ayah dan ibunya mengatakan bahwa disana ada tinggal satu hantu tua jahat yang suka mengganggu anak perawan orang. "Nah, itulah keteranganku, enci Hiang." kata Kui Hoa. "Kau lihat aku ketakutan ketika berpandangan dengan engko Keng siang lantaran adanya perasaan bahwa aku belum bebas. Engko Keng siang pasti akan membuat susah lagi pada diriku setelah ia tahu bahwa Thoat Beng Mo siauw sudah mati. sudah tidak ada yang ia takuti dan tentu ia punya suka untuk melampiaskan kelakuannya yang buruk " "Adik, kau jangan takut " menghibur Bwee Hiang. "Ada aku disini, takut apa ?" "Tapi enci, kau toh tidak tinggal selamanya bersamaku." "Aku akan tinggal selama kau belum aman, adikku" "Terima kasih enci yang baik," kata Kui Hoa. "Aku senang sekali kalau kau bisa selamanya disamping enci Hiang." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Masa selamanya mau bersamaku saja. Kalau kau nanti punya suami, bagaimana ?" menggoda Bwee Hiang sambil ketawa hingga Kui Hoa merah seluruh wajahnya. "Enci, aku tidak akan menikah kalau kau selamanya ada disamping ku." kata Kui Hoa sambil menundukkan kepala. " Kalau aku yang menikah, bagaimana ?" Bwee Hiang menggoda lagi. Rupanya Bwee Hiang sekarang sudah ketularan guru ciliknya yang nakal suka menggodai orang. Kui Hoa tidak menyahut, matanya yang bagus deliki sang enci yang nakal. Akhirnya keduanya jadi pada tertawa. senang Kui Hoa mendapat teman seperti Bwee Hiang yang Jenaka sepak terjangnya, disamping sebagai jago betina yang belum menemukan tandingan. Dua hari sudah Bwee Hiang tinggal di rumahnya Kui Hoa, ia tidak nampak kejadian apa-apa- Pada malam yang ketiga, ketika dua gadis itu sedang omong-omong dengan asyiknya, tiba-tiba Bwee Hiang merasa seperti ada apa-apa yang tidak beres melihat Kui Hoa saban-saban menguap ngantuk. Malah sembari bicara, Kui Hoa matanya tampak meram. Bwee Hiang juga merasa sangat ngantuk- Cepat ia rogoh sakunya mengeluarkan pil pengasih Lo In dan ditelan dengan air teh sebagai alat pengantarnya. setelah mana ia menguap beberapa kali. Lalu pondong Kui Hoa yang sudah dari setadian tidur tanpa terasa diatas meja, direbahkan dipembaringan. Ia juga lantas naik tidur dan menutup kelambu, selama dirumah Kui Hoa, Bwee Hiang memang tidur bersama-sama dengan nona rumah yang ramah tamah itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lewat sekian lama, tampak ada bayangan masuk melalui jendela kamar yang memang terpentang. Dengan berjingkatjingkat, kuatir suara tindakannya kedengaran, orang itu telah menghampiri pembaringan dan menyingkap kelambu. Hatinya berdebar-debar keras nampak dua nona cantik sedang tidur lupa daratan dalam pakaian tidurnya yang serba tipis. "Hehe " orang itu tertawa perlahan. "Kiranya seorang Liehiap juga tak dapat lolos dari hio pulasnya yang manjur. Dasar peruntungan yang mujur, yang mana antaranya yang harus aku pilih ? Ah, biar aku ambil dulu si pendekar wanita yang lihai. Asal dia sudah jadi "mainanku", apa dia bisa bikin ? Paling-paling juga dia marah-marah- Untuk membunuh aku sudah tidak mungkin karena nasi sudah jadi bubur. Kepaksa dia nanti turut aku Haha Adik Kui Hoa aku titipi saja dulu, lagi tiga malam baru aku ambil sebab waktu itu tentu aku sudah bosa sama si Liehiap " Kebetulan Bwee Hiang yang diincar tidurnya di sebelah pinggir, hingga dengan mudah saja sudah dipondong pergi oleh orang itu setelah mengucapkan perkataan, "Nona manis, mari kita berangkat " Gesit bayangan itu, meskipun membawa beban ia dapat lari cepat, sebentar saja ia sudah berada di luar ong-ke-chung. Tidak lama ia sampai pada sebuah bangunan rumah tua di pegunungan yang jauh bila hendak kemana-mana. Tampak ada dua orang yang menyambutnya dengan sangat hormat. Rupanya mereka adalah centeng rumah itu karena itu keduanya membawa golok di pinggang. Ketika orang itu sudah masuk ke dalam, terdengar orang dibelakangnya berkata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Loji, kongcu kita bawa barang baru. Besok pagi tentu kita akan mendapat hadiah dua botol arak. Hahaha.......Biar kita doakan lebih banyak bawa barang baru hingga kita dapat minum arak mabuk-mabukan " "Loa-toa, kau jangan kegirangan dulu. Kalau arak sudah ditangan, barulah kita boleh girang." sahut temannya si Lo-ji- Dalam pada itu, orang yang membawa Bwee Hiang tadi yang bukan lain Keng siang adanya sudah ada di dalam, tengah menyalakan dua batang lilin besar. Keadaan dalam ruangan itu menjadi terang ketika Keng siang telah tambah lagi dengan dua lilin yang lebih kecilan. Itu berada di ruangan tengah yang merupakanjuga ruangan kamar sebab disitu tampak ada dua buah pembaringan yang dihias indah sekali dan serba harum di dalamnya. Kapan orang tidur dalam salah satu pembaringan itu, pasti akan merasa segar dan pikiran melayang-layang disebabkan bau harum sedap menusuk hidung dan perlengkapan pembaringan yang serba bersih dan indah- Keng siang bawa Bwee Hiang ke pembaringan yang letaknya sebelah dalam, yang lebih indah dari yang satunya, di atas mana si nona direbahkan dengan tidak berkutik, sambil merebahkan Bwee Hiang, Keng siang berkata, " Nona pendekar, terimalah nasibmu sebagai nyonya Keng siang. Tunggu aku ambil lilin untuk menerangi wajahmu yang sangat cantik," Ia berkata sambil berlalu mengambil lilin dan ditaruh diatas meja tidak jauh dari pembaringan yang harum semerbak itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Keng siang kegirangan bukan main bahwa sebentar lagi ia akan "naik surga" dengan si cantik Bwee Hiang yang keadaannya sudah tidak berkutik di atas pembaringan. Biasanya kalau hendak menerkam korbannya, Keng siang meloloskan pakaian luarnya. Kali ini rupanya ada kecualian karena tak tertahankan dengan getaran hatinya melihat wajahnya Bwee Hiang yang cantik seperti tersenyum ke arahnya. Bibirnya merah menyala menantang lawan tampaknya. "Nona cantik, biarlah aku kasih persekot du.........." "cuh Cuh " terdengar dua kali Bwee Hiang meludahi Keng siang tepat mengenai kedua matanya, disaat Keng siang menundukkan kepalanya hencak mencium si nona. Itulah ludah kental yang lama disiapkan oleh Bwee Hiang. Ia meludahi kedua matanya si cakap Keng siang dengan Iwekang, tidak heran kalau Keng siang menjerit teraduh-aduh sambil menekap kedua matanya, ia lompat mundur. Ketika ia coba buka matanya, ternyata penglihatannya menjadi gelap, tak ada benda yang ia dapat lihat, kedua matanya sudah menjadi buta. Keng Siang menjadi ketakutan. Dari ketakutan ia menjadi nekad- Dengan tenaga penuh ia sudah menyergap ke atas pembaringan sambil menghajar kedua tangannya hebat sekali. Pikirnya dengan serangan mendadak itu, si nona yang meludahinya akan melayang jiwanya seketika itu juga. Ia salah hitung sebab musuh yang ditemuinya adalah Bwee Hiang si jago betina yang belum menemukan tandingan yang dapat ia bikin celaka, mana dapat bung. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Hanya suara pembaringan yang terdengar dihajar oleh Keng siang sebab Bwee Hiang sudah sedari tadi ada dibelakangnya. "Manusia hina " bentak si nona. "Percuma kau dikasih hidup, hanya menyusahkan orang saja " berbareng kakinya Bwee Hiang bekerja dan Keng siang roboh dengan jidat membentur tepi ranjang besi. Kontan jidatnya tambah daging hingga tangannya repot mengusapi jidatnya yang benjol- "Manusia hina " terdengar Bwee Hiang kembali membentak ketika Keng siang sudah berdiri pula dengan tangan merabaraba mencari pegangan. "Banyak korban tentu kau lakukan dan inilah hukuman dari seorang wanita " "Duk— Bluk " menyusul terdengar suara itulah bebokong Keng siang yang dihajar dan tubuhnya roboh di lantai mengeluarkan suara "bluk" "Liehiap, ampuni selembar jiwaku, oh....." Keng siang meratap kesakitan. "Plak Plak " suara dua kali gamparan Bwee Hiang mengenakan dua belah pipinya Keng siang, cukup membuat beberapa giginya si muka tampan rontok dengan berboran darah dari mulurnya. Keadaannya sangat kasihan, tapi Bwee Hiang hatinya tidak merasa kasihan lagi. Ketika si nona hendak angkat Keng siang bangun dan hendak dihajar lagi, tiba-tiba ia rasakan ada angin dingin dari belakangnya. Cepat ia berputar dan berbalik berada TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dibela kang Keng siang. "cras " menyusul suara. Kiranya tubuh Keng siang terbabat kutung oleh golok tajam yang disabetkan oleh centengnya sendiri. Tatkala si nona merasa ada angin dingin di belakangnya, ia tahu akan datangnya senjata tajam. Maka cepat tubuhnya berputar ke belakang Keng siang, tubuh Keng siang didorong untuk mengganti kedudukannya tadi- Maka tidak ampun lagi tubuh Keng siang yang terbabat kutung yang semestinya tubuh Bwee Hiang. Kejadian cepat dan hanya beberapa detik saja terjadinya hingga si centeng jadi melongo sendiri. sebelum ia sadarakan kagetnya, tiba-tiba badannya terasa enteng melayang. Kiranya Bwee Hiang sudah menendang dengan kaki dari bawah ke atas, mengarah pantat si centeng sehingga tubuhnya melayang dan "buk" saja tubuhnya jatuh dilantai. Ketika ia hendak bangun lagi, ia tidak merasakan apa-apa lagi sebab kepalanya sudah menggelinding disabet oleh goloknya sendiri melalui tangan Bwee Hiang. seorang kawannya datang, ialah Lo-toa dan membentak Bwee Hiang, " Wanita liar, dari mana kau datang kemari ?" Bwee Hiang dalam pada itu sudah siap dengan goloknya, Ia menjawab, "Hehe, masih belum terlambat kau menyusul roh saudara dan cukongmu menghadap ciiam-lo-ong " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo-toa nama aslinya adalah sie Giam, bekas guru silat di ong-ke-chung. sengaja Keng siang undang ia untuk menjadi centeng di rumah "simpanannya" dengan upah yang cukup untuk mengongkosi rumah tanganya- Maka kepandaian silatnya boleh juga dibanding dengan si Lo-ji yang sudah melayang jiwanya- Waktu ia melihat Kongcu dan kawannya sudah binasa, kemurkaannya telah meluap seketika- sekarang ditambah dengan kata-kata Bwee Hiang yang suruh ia menyusul arwah majikan dan kawannya, terang kemurkaannya menjadi dobel. "Perempuan liar, lihat ini" tanpa memikirkan lagi kepandaian musuh, ia menyerang dengan kalap- gerakannya baikjuga, ia menggunakan jurus "Elang lapar menyambar kelinci" yang sangat ia banggakan, belum pernah gagal menyerang musuh. serangannya pasti tidak gagal kalau ia menyerang jago jago kampungan. Tapi Bwee Hiang adalah murid Lo In, si bocah sakti- Maka belum sempat ia menggunakan tipu serangan yang lainnya, tiba-tiba ia rasakan dadanya ditembusi golok si nona yang dengan tanpa sadar cara bagaimana si nona barusan bergerak- Ia jadi ketakutan setengah mati waktu golok Bwee Hiang menembusi dadanya- sudah terlambat baginya untuk minta ampun, sebab waktu golok dicabut dari dadanya, lantas saja darah segar membanjir keluar dari lukanya dan seketika itu juga ia terkulai badannya untuk tidak bangun selama-lamanya. Itulah Liu Bwee Hiang, puterinya Liu Wangwee dari Kunhiang yang tidak menyesal sudah melakukan pembunuhan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ itu mengingat perbuatannya tidak seberapa kalau dibanding dengan sucoan sam-sat yang telah membasmi habis seluruh isi rumah tangganya. Dengan seenaknya saja ia melenggang keluar dari rumah tua itu, setelah ia melemparkan golok di tangannya. Di luar rumah, dengan ginkang (ilmu entengi tubuh) yang tinggi dalam tempo pendek saja ia sudah sampai di rumah ong seng. Dengan melalui jendela, si nona masuk ke dalam kamarnya Kui Hoa dimana ia lihat nona masih tidur nyenyaksetelah menukarkan pakaiannya yang kecipratan darah tadi, Bwee Hiang lantas naik ke pembaringan dan tidur pulas seperti kejadian yang barusan ia hadapi tidak artinya bagi si nona jagoan. Pada keesokannya sesudah kematian Keng siang tidak ada kejadian apa-apa, tapi pada hari kedua keadaan dalam ongke- chung menjadi gempar dengan diketemukannya mayatmayat dalam bangunan tua dipegunungan yang sunyi. sudah tentu ong Liang dan istrinya menjadi sangat sedih ketika mendengar diantara mayat-mayat itu terdapat mayatnya sang anak- ong seng, ayahnya Kui Hoa datang ke rumah ong Liang untuk menyaksikan mayatnya sang keponakan. sungguh mengerikan Tubuhnya Keng siang terpotong dua. Entah siapa yang telah demikian kejam membunuh ong Kongcu. orang kira pembunuhnya tentu orang dari luar daerah ong-ke-chung karena di dalam kampung itu tak ada jagoan yang melebihi Keng siang. Pengusutan pada pembunuhan dilakukan. Malah ong Liang sebagai hartawan di ong-ke-chung telah menyediakan hadiah besar kepada siapa yang dapat menangkap pembunuh anaknya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ong Kui Hoa juga dapat dengar tentang kematian sang engko cintong. Disamping ia merasa aman dengan lenyapnya ong Keng siang tetapi hatinya sedih juga bila mengenangkan saat-saat yang bahagia ketika ia duduk berduaan dengan si pemuda cakap. Demikian nikmat ia rasakan dalam buaian kata-kata merayu ong Keng siang. Ia suka menarik napas kalau mengenangkan tempo yang lampau. Setelah itu ia masuk ke kamar menemui Bwee Hiang sebab Bwee Hiang tidak ingin menampakkan dirinya kepada yang lain kecuali Kui Hoa, nona rumah telah berkata seperti memancing Bwee Hiang, "Enci Hiang, kau tahu siapa pembunuh dari engko Keng siang ?" "Mana aku tahu." sahut Bwee Hiang. "Aku kira tentu orang luar yang membunuh engko Keng siang." "Mungkin juga, tapi kenapa ? Apa kau berduka dengan kematiannya Keng Siang " "Bukan begitu, hanya aku kepingin tahu saja siapa pembunuhnya." " Kalau demikian, nah, kau tebak-tebak saja." kata Bwee Hiang ketawa. Kui Hoa melihat Bwee Hiang ketawa, ia jadi curiga. Lalu menanya sambil ketawa, "Enci, kalau aku tidak salah tebak- pembunuhnya tentu ada disini." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bwee Hiang ketawa ngikik hingga Kui Hoa bertambah curiga- "Enci Hiang, kau mengaku saja. Kau tentu yang membunuh, ya ?" "Dari mana kau bisa tahu ? Jangan sembarangan menuduh orang " "Ah, aku sudah tahu. Pembunuhnya ada di depanku sekarang." Kui Hoa berkata lagi sambil tersenyum pada Bwee Hiang. "Dari mana kau bisa tahu ?" Bwee Hiang menanya dengan heran. "Aku toh tidak kemana-mana, tiap detik ada bersamamu, bukan ?" "Enci Hiang, bajumu yang membuka rahasia." Kui Hoa ketawa. "Membuka rahasia bagaimana, adik Hoa ?" Bwee Hiang kepingin tahu. "Nenek ciang, si tukang cuci, ada lapor padaku bahwa bajumu ada banyak noda darah ketika ia mencucinya." Kui Hoa menerangkan. Bwee Hiang melengak- Lantas ia ingat pada malam itu, setelah ia berada pula dalam kamar Kui Hoa, ia membuka bajunya yang banyak noda darahsi nona lalu tersenyum kepada Kui Hoa. Ia berkata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik Hoa, kau cerdik juga. Tapi aku bukan pembunuhnya Keng siang, engko cintongmu " Kui Hoa melengak heran. " Habis, siapa yang bunuh engko Keng siang " tanyanya. "yang membunuh Keng siang, orangnya sendiri" sahut Bwee Hiang yang lalu menuturkan kejadian malam itu, hampirhampir saja mereka jadi korban obat pulasnya Keng siang kalau tidak keburu ia (Bwee Hiang) sadar bahwa ada orang yang ingin membius mereka. Diceritakan dengan jelas kepada Kui Hoa, bagaimana ia membiarkan dirinya dibawa ke tempat "penyimpanan" Keng siang, bagaimana ia menghajar Keng siang berkesudahan dengan kematiannya dan tiga orang yang melayang jiwanya. Mendengar itu, diam-diam Kui Hoa berdiri bulu pundaknya. "Enci, sebenarnya kau siapa ?" kata Kui Hoa setelah sejenak ia termenung. Bwee Hiang tidak keberatan untuk menerangkan siapa dirinya. Maka si nona secara ringkas telah menuturkan perjalanannya, hingga Kui Hoa terkagum-kagum mendengarnya. "Enci, tidak salahnya bila aku menyebut kau seorang Liehiap-" berkata Kui Hoa setelah Bwee Hiang habis bercerita. "Cuma sayang aku tidak berjodoh ketemu dengan adik kecilmu yang lihai itu. oh, aku sangat bangga sekali kalau dapat berkenalan dengan jago cilik seperti adik kecilmu itu." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik Hoa, adik kecilku sangat Jenaka." Bwee Hiang kata dengan ketawa. " Kalau kau dapat berkumpul dua tiga hari saja dengannya, kau akan merasa umurmu bertambah dua tiga tahun, antahlah, kapan aku dapat bersua lagi dengannya." si nona menghela napas Kui Hoa mengerti akan kedukaan sang enci yang kehilangan jejak adik kecilnya. Tapi nona ong diam-diam merasa heran atas perkataan Bwee Hiang bahwa kalau ia berkumpul dua tiga hari dengan Lo In, umurnya dapat bertambah dua tiga tahun, Ia lalu menanya, "Enci, apa yang kau maksudkan dengan tambah umur dua tiga tahun ?" "Adik kecilku mukanya hitam legam macam pantat kuali tapi pribadinya sangat polos Tiap kali ia melucu, tiap kali orang yang mendengarnya akan tergerak urat ketawanya. selama kita berkumpul, belum pernah satu hari pun tidak ketawa terpingkal-pingkal oleh kejenakaannya. Disamping kepandaiannya bikin tergerak urat ketawa orang, ilmu silatnya tinggi luar biasa, susah diukur." Kui Hoa sangat tertarik dengan penuturan Bwee Hiang, "Enci," katanya. " Kalau kau sudah dapat menemui adik kecilmu, tolong kau bawa kesini supaya aku dapat belajar kenal, boleh tidak ?" "Boleh saja, asal urat ketawa mu nanti jangan putus." sahut Bwee Hiang ketawa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kui Hoa tersenyum manis mendengar itu Ia berkata, "Enci, kau juga rupanya ketularan penyakit adik kecilmu yang lucu itu. setiap kali kau berkata, membikin aku kepingin ketawa." Bwee Hiang ketawa ngikik, "Eh, adik Hoa." katanya tiba-tiba. "Apa kau bisa tolongi aku?" "Tolongi apa ? Katakanlah, kalau bisa tentu akan kutolongi kau " sahut Kui Hoa. "T0long belikan pakaian pria. sudah tentu bukan kau yang pergi tapi kau suruh orangmu untuk membelinya." kata Bwee Hiang. Kui Hoa melengak- Ia kira Bwee Hiang mau minta tolong apa, tidak tahunya minta dibelikan pakaian pria. Ia heran, buat apa si nona beli yang begituan, lalu ia menanya. "Enci, untuk apa pakaian pria ?Juga, disini mana ada yang jual?" " Untuk aku pakai dalam perjalanan mencari adik kecilku- Dengan pakaian perempuan, aku rasa kurang leluasa menghadapi mata2 alap- Tapi bagaimana ya ? Kau kata tadi disini tidak ada yang jual " "Jangan kuatir, aku akan bikinkan untukmu, enci" Tiba-tiba saja Bwee Hiang memeluk Kui Hoa hingga nona ong jadi gelagapan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik Hoa, sungguh kau baik sekali pada encimu. Tolong bikinkan yang bagus, ya " kata Bwee Hiang sambil tidak lupa ia kecup pipinya Kui Hoa yang botoh-Kui Hoa berdebar juga hatinya ketika pipinya dikecup (dicium) Bwee Hiang. Memang pandai Kui Hoa membuat pakaian. Tidak makan tempo banyak sebab pada malam berikutnya Bwee Hiang sudah dapat memakai pakaian pria tersebut di depan cermin dalam kamarnya Kui Hoa. sungguh cakap parasnya Bwee Hiang dalam pakaiannya yang baru. sambil berpose di depan Kui Hoa, sang enci berkata, "Adik Hoa, apa hatimu tidak bergolak melihat pemuda seperti ini ?" Kui Hoa terpesona. Memang hatinya berdebaran nampak Bwee Hiang demikian cakapnya dalam pakaiannya yang baharu. "Sungguh pria yang sangat cakap " ia berkata dalam hati kecilnya, parasnya tampak bersenyum-senyum tanpa menjawab pertanyaan Bwee Hiang. seminggu sudah lamanya Bwee Hiang berkumpul dengan Kui Hoa. Pada suatu pagi, Bwee Hiang mohon diri dari si nona dan ayah bunda nona Kui Hoa untuk meneruskan perjalanan mencari adik kecilnya. Mereka coba menahan tapi nona Liu menolak dengan halus- Keluarga ong membekali ia uang banyak sekali untuk ia pakai di perjalanan. Tapi Bwee Hiang hanya ambil separuhnya saja. Bwee Hiang terpaksa menerima sumbangan orang karena ia membutuhkan sebab buntalan dan pakaiannya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ketinggalan disuyangtin (rumahnya Leng siong) dimana di dalamnya ia bekal banyak uang dari rumahnya. Benar saja, dengan pakaian pria, si nona lebih leluasa dalam perjalanannya- Tidak banyak 'mata liar' yang memandangnya, sebaliknya "mata halus" (wanita) banyak yang terpesona oleh parasnya yang cakap- Bwee Hiang pikir kurang baik kalau ia sudah menyaru lelaki, namanya tidak dirubah-Maka ia lalu pikirkan satu nama yang mengingatkan ia pada adik kecilnya- Tidak ragu-ragu lagi lantas ia menggunakan nama In Hiang, Liu In Hiang. sementara Bwee Hiang menyaru jadi Laki-Laki, untuk memudahkannya kita pakai namanya yang baru iaLah In Hiang, Liu In Hiang. seteLah keLuar dari ong-ke-chung, In Hiang bingung juga kemana ia harus tujui untuk mencari adik kecilnya. Dengan sendirian menyatroni sarangnya sucoan sam-sat, itu tidak mungkin- Tanpa bantuan adik kecilnya (Lo In) yang hebat kepandaiannya, meskipun ia punya dua kepaLa dan empat tangan, In Hiang akan pikir-pikir dulu menghadapi kebuasan si Tiga ALgojo dari Sucoan. Ia jaLan semau kakinya saja tanpa tujuan. Tanpa disadari ia sudah memasuki Kunhoa, sebuah kota kecil. Tampak keadaan disitu amat ramai, kebetulan sedang haripasar rupanya- In Hiang melihat ke kiri dan ke kanan, mengharap dengan cara kebetulan dapat ketemu dengan adik kecilnya- Ia lihat tidak jauh darinya ada banyak orang berkumpul sedang menaksir-naksir harga kuda yang diperjualbelikan di situ. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In Hiang memang suka tunggang kuda dan sering pesiar dengan ayahnya dipegunungan. Tapi sejak ia kenal Lo In, kegemarannya pada kuda menjadi hilang, sekarang ia ketemu pasar kuda, hatinya menjadi tertarik- Pikirnya, kalau ia dapat membeli seekor kuda untuk kawan perjalanan, barangkali ada lebih baik, Iseng-iseng ia datang menghampiri pasar kuda untuk memilih kuda yang baik. Pilih punya pilih akhirnya tidak ada yang ia setujui hingga In Hiang menjadi kecewa, Ia lantas mau meninggalkan pasar kuda itu. Tapi belum berapa langkah ia bertindak, mendengar ada suara kuda meringkik. Cepat In Hiang menoleh- Ia lihat kuda yang baru dituntun datang dengan warna merah mengkilap, kepalanya saban-saban diangkat dan perdengarkan suaranya yang nyaring. "Ah, inilah kuda bagus." kata In Hiang dalam hatinya, Ia tidak jadi berlalu dari situ, sebaliknya ia menghampiri orang yang menuntun kuda merah tadi- "saudara." katanya hormat- "Apakah kau mau jual kudamu itu ?" yang menuntun kuda tidak lantas menyahut, hanya mengawasi pada pemuda1 kita yang cakap dengan mata tidak berkedip- In Hiang rada-rada kikuk diawasi si tukang kuda demikian rupa- "Apa saudara baru Lihat manusia seperti aku ?" tegur In Hiang kurang senang. "Tidak, tidak"" sahut si tukang kuda gugup. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku Lihat kau sangat cakap, maka barusan aku jadi kesemsem. sukaLah kau memaafkannya, adik kecil." Tukang kuda itu usianya kira-kira sudah setengah abad- Tapi sikapnya gagah dan tindakannya mantap seperti yang pandai silat, In Hiang tahu ini tapi ia tidak ambil perduli. Ia kesitu hanya mau membeLi kuda, bukannya untuk mencari onar. "Bagaimana ? Apa kau maujuaL kudamu itu ?" tanya In Hiang pula. KembaLi si tukang kuda tidak menyahut. KaLi ini ia tidak mengawasi wajah orang, hanya pedang In Hiang yang tergantung dipinggangnya ia awasi dengan kagum. "Hei, kau mau juaL kudamu tidak ?" In Hiang mulai jengkeL. "Aku tidak maujuaL kudaku, hanya aku mau tukar." sahut si tukang kuda. "Tukar dengan apa ?" tanya In Hiang kepingin tahu. "TUkar dengan pedangmu itu." sahut si tukang kuda sambil menunjuk pinggang In Hiang. "Ah, mana boLeh- Tukar dengan uang toh sama saja." "Tidak- aku mau tukar dengan pedangmu-" In Hiang tidak mau Layani si tukang kuda yang kukuh mau minta kudanya ditukar dengan pedang. Maka ia Lantas mau ngeloyor pergi- BeLum berapa Langkah ia bertindak, tiba-tiba ia dengar orang membentak dari beLakangnya. "Tunggu " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ In Hiang merandek dan putar tubuhnya. Kiranya yang membentak tadi adaLah si tukang kuda yang ngotot mau tukar kudanya dengan pedang. In Hiang kata, "Kuda ada kudamu, pedang ada pedangku, sudah tidak ada urusan Lagi kalau aku tidak mau tukar " Dalam pada itu si tukang kuda sudah datang menghampiri, "Bagus, pedang ada pedangmu dan kuda ada kudaku. Kalau aku mau tukar, kau bisa apa adik kecil. Hahaha " Kiranya si tukang kuda ada "cabang atas" {jagoan) juga dalam kota Kunhoa itu. Makanya begitu temberang dan mau berbuat sewenang-wenang. Pasar kuda yang tadi ramai lantas berubah sepi ketika melihat si tukang kuda bertengka dengan anak muda. "Mungkin kau orang baru datang, maka aku perkenalkan padamu. Aku adalah Hek-him Toan Ceng, murid kelima Tiat-ci Hweshio dari Thian-ong-bio. Hahaha Kau boleh tanya orang, siapa Hek-him Toan Ceng, adik kecil" Dengan memperkenalkan namanya Hek-him Toan ceng (si Beruang Hitam) dan gurunya Tiat-ci Hweshio, si Pendeta jari Besi, orang itu mengira In Hiang bakal gemetaran badannya seketika. Tidak tahunya In Hiang malah ketawa meniru terbahak-bahaknya si Beruang Hitam tadi hingga Hek-him Toan ceng jadi mendelik matanya karena gusar ketawanya di"ciplok" oleh In Hiang, si anak muda yang cakap ganteng. "Binatang, kau mau main gila dengan Hgo Toaya (Tuan besar kelima) ?" bentaknya nyaring. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku kurang paham." ngeledek In Hiang ."Kau sebenarnya mau apa ?" "Lepas pedangmu Baru kau boleh berlalu dari sini" "Lepas kudamu Baru kau boleh pergi dari sini" Dari suaranya yang tegas ngeledek lawan, terang jago betina kita mulai naik pitam menghadapi Hek-him Toan ceng yang mencari gara-gara. "Anak kurang ajar, berani kau ngeledek Ngo Toaya ?" "Tua bangka kurang ajar, berani kau mengganggu Siauya ?" Digodai begitu, si Beruang Hitam menjadi sangat gusar. Dalam katanya, jangan lagi ia digodai begitu, orang memandang mukanya lamaan dikit, ia pelototi lantas lari sipat kuping ketakutan. Tidak pernah sebelumnya ia hadapi pemuda yang demikian berani. Dalam gusarnya ia hunus goloknya yang berat dan berkata, "Anak muda, aku sayangkan mukamu yang cakap mendapat tanda dari golokku Tapi, apa boleh buat " "sret " In Hiang mencabut pedangnya lalu menjawab, " orang tua, aku sayangkan daun kupingmu bakal hilang sebelah gara-gara pedangku Tapi, apa boleh buat " Betul-betul menjengkelkan kata-kata sambutan In Hiang hingga si Beruang Hitam hilang sabar dan lantas saja menyerang dengan jurus 'Hek-him-pay-yang' atau 'Beruang hitam menyembah matahari'- Golok mula-mula diputar, terus TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menusuk dada, tapi setengah jalan tusukan berubah arah mengarah perut, sungguh hebat serangan kombinasi dari si Beruang Hitam. Pantasan namanya ditakuti oleh kawan dan lawan dalam kotanya. In Hiang kaget juga nampak serangan si Beruang Hitam yang berubah arah cepat sekali. Baiknya ia sudah dapat gemblengan guru ciliknya yang sakti. Pedangnya yang dilintangkan tadi untuk menangkis serangan tusukan golik ke dada, sudah lantas berubah arah juga menekan golok lawan yang nyelonong ke perutnya. Dua senjata jadi melekat satu sama lain. Hek-him TOan ceng coba tarik pulang goloknya yang ditindih pedangnya In Hiang, tapi gagal, Golok seperti melengket dan tekanan pedang dirasakan sangat berat, Ia kerahkan lwekangnya,juga sia-sia saja ia menarik pulang goloknya hingga ia mengeluarkan peluh dingin. Ia tak menduga bahwa lawan yang muda belia itu mempunyai tenaga dalam yang hebat. Matanya mendelik ke arah In Hiang yang sedang mentertawakannya yang tidak becus membebaskan goloknya yang ditindih pedangnya. Tiba-tiba saja In Hiang menggentak pedangnya terlepas menyusul dengan kecepatan kilat pedang menabas dari bawah ke atas, sembari memegangi telinganya yang kiri yang sudah hilang daunnya. Itulah In Hiang menggunakanjurusnya yang indah sekali yang dinamakan 'Liu-sui-pian-lou' atau "Air mengalir berubah arah" hingga si Beruang Hitam dirugikan, daun telinganya disuruh istirahat di tanah. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam murka si Beruang Hitam lupa bahwa lawannya itu bukan tandingannya, Ia menerjang seperti yang kerangsokan setan, Golok besarnya membabat pinggang In Hiang tetapi telah dielaknya dengan lompat mundur dua langkah- Hek-him Toan ceng merangsek, goloknya sekarang menebas dari atas ke bawah pada bahu lawan, In Hiang tahu bahayanya serangan itu. Cepat ia tangkis golok dengan keras dari bawah ke atas. Trang ", suara senjata beradu, seketika tampak Toan ceng berdiri melongo sambil pegangi goloknya yang sudah kutung bagian tengahnya. sungguh tajam pedang In Hiang yang ia dapatkan dari si Toako "sip-sam-siau-mo". Dengan golok utuh Toan ceng tidak bisa apa-apa, maka sekarang goloknya sudah buntung, apa ia bisa bikin terhadap In Hiang yang jauh lebih tinggi kepandaiannya. Maka, Hek-him Toan ceng sudah melemparkan golok buntungnya lalu jalan ngeloyor meninggalkan In Hiang. "Hei, kudamu ini, apa kau kelupaan ?" teriak In Hiang. si Beruang Hitam menoleh- Ia berkata, "Kau sudah menang, ambillah " setelah berkata, si Beruang Hitam lantas putar tubuhnya lagi dan berlalu dengan cepat hingga In Hiang melongo dibuatnya karena ia tak menduga kemenangannya barusan diberi hadiah kuda jempolan yang lengkap dengan pelananya. sambil masukkan pedang pada sarungnya pula, In Hiang menghampiri kuda hadiah Hek-him Toan Ceng. Ia mengusapusap dan tepuk-tepuk lehernya kuda itu dengan sikap sayang. Kuda itu bebenger, kepalanya diangguk-anggukkan dan kaki TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ depan yang kanan digaruk-garuk ke tanah seolah-olah menyuruh si nona lekas naik di punggungnya untuk berlalu dari tempat berbahaya itu. sayang In Hiang tak mengerti akan "kode" si kuda cerdik itu. Ia terus mengusap-usap dengan penuh rasa sayang. In Hiang memandang sekitarnya, ternyata sudah sepi- Hampir tidak ada kelihatan satu orang juga. Pikirnya, apakah disitu biasanya begitu kalau ada orang bertempur ? Pada ketakutan lari atau masing-masing menutup pintu rumahnya ? Ia ketawa geli- Baru saja ia menyemplak kudanya, tiba-tiba dari jauh terdengar bentakan nyaring, "Anak muda, jangan pergi dulu- Tunggu, tunggu " sebentar saja orang yang berteriak-teriak tadi sudah ada dihadapannya- Kiranya ia ada Hek-him Toan ceng yang diantar oleh empat kawannya, satu orang biasa dan tiga hweshio masih mudamuda. Mereka adalah saudara seperguruan dengan Hek-him Toan Ceng. Ketika si Beruang Hitam berlalu daripada suhunya Tiat-ci Hweshio bahwa ia sudah dikalahkan musuh dan minta sang guru membalaskan sakit hatinya agar pamornya dalam kota Kunhoa tidak jatuh. Letaknya Thian-ong-biojauh diluar kota, bagaimana ia bisa mencapai ke sana sementara musuhnya belum meninggalkan kota. Ini adalah urusan yang memusingkan kepalanya. Mendadak ia jadi kegirangan ketika bertemu dengan sisuhengnya (kakak ke-4) yang bernama Leng Hian yang mengatakan bahwa Toa-suheng,ji-suheng dan sam-suheng TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ (kakak ke-i, ke-3 dan ke-2) ada dalam kota sedang menjalankan tugas memungut derma. Cepat-cepat Toan ceng ajak Leng Hian untuk menemui tiga saudara tuanya yang waktu itu sedang beristirahat dalam kuil cabang Thian-ong-bio. Kepada 3 saudara tuanya, Toa Ceng melapor tentang pertempurannya dengan seorang muda yan dikalahkan. Tentu saja dalam laporan itu ia kasih bumbu yang bukan-bukan supaya tiga saudara tuanya menjadi panas hatinya, sedang kelakuannya hendak memeras In Hiang, ia tidak sebut-sebut. Begitu berhadapan dengan In Hiang, siBeruang Hitam berkata pada Hweshio muda yang kepalanya gede, umurnya kira-kira 50 tahun. "Toa-suheng, dia ini yang merampas kuda kita. Aku sudah cukup mempertahankan jangan sampai kena dirampas, nyata tidak berhasil lantaran bocah ini menggunakan pedang pusaka " si Hweshio kepala gede lantas saja marah, ia membentak. "Binatang, kau berani merampas orang punya kuda mentang-mentang kau ada punya pedang pusaka ?" In Hiang jadi melongo mendengar omongannya Toan Ceng, kemudian disusul oleh makian si Hweshio kepala gede yang tidak mengetahui ujung pangkalnya. "Hai, Beruang Hitam " kata In Hiang nyaring, suara wanitanya lenyap karena ia sudah melatih suara pria dalam penyaruannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kenapa kau jadi ngaco belo ? Bukankah kau sudah hadiahkan kudamu lantaran kau kalah berkelahi ? Kenapa sekarang kau menuduh aku merampasnya ? Kau kira no....oh tuan mudamu boleh kau permainkan" In Hiang keseleo lidahnya, barusan hampir ia mengatakan "nonamu", baru sampai di "no..." untung ia ingat, lantas dia ganti dengan "tuan mudamu". "Ah, anak kecil, kau jangan banyak lagak- Lekas kembalikan kudaku dan terima hukumanku rangket 10 kali, baru kau dapat ampun meninggalkan tempat ini" kata Hek-him Toan Ceng, pulih lagi kesombongannya yang sudah. In Hiang menjadi gusar, sebelum ia balas memaki, tiba-tiba saja dua Hweshio dan Leng Hiang sudah menyergap di diatas kuda. In Hiang tidak kasihkan dirinya disergap. Dengan meminjam injakan pelana, ia enjot tubuhnya terbang dan meluncur turun kira jarak 4 meter dari mereka- "srett " ia mencabut pedangnya dan siap untuk bertempur. "oo, kau mau main pedang ? Hehe " ketawa Toasuhengnya Toan ciang. "sam-suheng, coba kasih pinjam golokmu. Aku mau jajal dia sampai dimana dapat menggunakan pedang pusakanya." Berbareng Hek sam suheng sudah menyodorkan goloknya. girang hatinya Toan Ceng, Toa-suhengnya akan bergebrak sebab ia yakin 100 persen Toa-suhengnya akan menang diatas angin, pikirnya, mungkin hanya 5 jurus saja si pemuda bakal sudah terjungkal. Pedang tajamnya akan ia miliki, apabila si pemuda dirobohkan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kepala gundul, hanya buang tempo saja siaoya mu melayani kau seorang, sebaiknya maju semua Dan kau, hei. Beruang Hitam, mau sekalian" tantang In Hiang. si Hweshio kepala gede bukan main panas hatinya diremehkan oleh pemuda yang tidak ada apa-apanya untuk ditakuti- "Jangan sombong, terima dulu golok Taysu " bentaknya dan konta menerjang In Hiang hingga mereka jadi bertempur. Dalam pada itu, Hek-him Toan cenng anjurkan pada saudara-saudaranya untuk mencari Genggaman untuk mengeroyok In Hiang apabila Toa-suhengnya keteter. sebentar saja mereka sudah siap, dua Hweshio pada pegang pikulan, Toan ceng golok sedang Leng Hian sebatang besi yang merupakan toya panjang. Persiapan mereka memang diperlukan sebab sebentar lagi kelihatan benar-benar Toa-suheng mereka telah keteter, hanya dibikin pembelaan saja dengan goloknya, tidak kelihatan membalas menyerang. Mereka kuatir akan Toasuhengnya dilukai si pemuda, maka dengan serentak mereka sudah turun tangan mengeroyok In Hiang. "Bagus, semua sudah turun" seru In Hiang, suaranya seperti kegirangan. Kepandaiannya murid-murid Tiat-ci Hweshio memang bukannya rendah, apalagi mereka berlima bergabung mengeroyok lawannya, terang telah membuat lawannya repot bukan main. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam kerepotannya In Hiang menjadi naik pitam. Tadinya bermaksud hanya untuk main-main saja melayani mereka dan mengasih hajaran satu demi satu. Tapi setelah ia merasakan tekanan berat juga dan mereka kelihatan menyerang dengan telengas seolah-olah menginginkan jiwanya, pikirannya jadi berubah dan hendak balas menyerang dengan kejam "Awas " seru In Hiang lalu disusul dengan suara "sret sret1 beberapa kali. Tampak senjata lawan saling susul berjatuhan di tanah dibarengi dengan suara jeritan kesakitan. Dalam beberapa detik saja, pedang pusaka In Hiang sudah mengambil lima korban sekaligus, si Hweshio kepala gede, kutung lengannya sebatas sikut, dua Hweshio lainnya mendapat tusukan di masing-masing bahunya, Leng Hian copot tangan kanannya sebatas pergelangan dan paling menderita adalah siBeruang Hitam, kecuali lengan kanannya terpapas kutung sebatas pundak, dadanya juga memancarkan darah segar bekas ujung pedang bertamu ke situ. Hek-him Toan ceng sudah tak ketolongan jiwanya karena setelah terkulai roboh, ia sudah lantas menarik napasnya yang penghabisan. ciut nyalinya 4 saudaranya Toan ceng. seketika itu juga mereka sudah pada lari meninggalkan si Beruang Hitam yang sudah menjadi bangkai. Demikian adalah jalannya nasib Dasar si Beruang Hitam mesti mati di ujung pedangnya In Hiang yang sebenarnya bila ia tidak kembali lagi, tentu jiwanya tidak melayang. setelah membikin bersih pedangnya, In Hiang masukkan kembali pedang ke dalam sarungnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Keadaan tempat itu jadi bertambah sepi dari sebelumnya si Beruang Hitam menemukan ajalnya, tidak seorang manusia tampak menongolkan kepalanya. In Hiang menghampiri kudanya, lalu menyemplaknya. Dengan beberapa tepukan pada lehernya si merah sudah lantas angkat kakinya untuk bawa In Hiang ke arah selatan. sekarang kita kembali pada Lo In, kemana sebenarnya ia dibawa kabur kudanya hingga membuat enci Liannya mewek kehilangan jejaknya. Dasar anak besar nyalinya dan nakal berandalan, Lo In dibawa kabur kudanya demikian rupa bukannya takut malah berkikikan ketawa di atas kudanya, Ia biarkan kudanya membawa dirinya. Pikirnya, sampai dimana sih kekuatan tenaga kuda. Biarka ia lari sampai napasnya habis sendirinya, setempe ia berpaling ke belakang dan melihat enci Liannya sedang menyusul dengan cepatnya, cambuk lantas dikerjakan supaya sang kuda bawa dirinya lebih kencang meninggalkan encinya. Diam-diam hatinya geli, ketika nampak ke belakang tidak kelihatan bayangan Eng Lian menyusul. Pikirnya, sang enci tentu gelabakan mencari jejaknya yang hilang. Tapi, biarlah sebentar ia akan kembali untuk menerima hukuman "cubitan" sang enci karena perbuatannya yang sudah membuat encinya kebingungan. Lo In berpikir demikian, tapi ia lupa sudah berapa jauh la dibawa sang kuda- Dan kudanya, apakah masih bisa membawa ia kembali, yang napasnya sekarang sudah kempas kempis kecapaian lantaran kehabisan tenaga- Tampak kuda Lo In tiba-tiba menekuk lututnya dan mendeprok tak dapat jalan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dasar anak kecil, tidak memikirkan akan keadaan sang kuda yang setengah mampus. Ketika ia lompat turun dari pelana malah ia menanya, "Hei, kenapa kau berhenti? gara- gara kau, sebentar enciku akan datang menyusul nanti" Dalam pada itu, Lo In merasa lapar. Rupanya tadi diatas kuda banyak terkocok perutnya, Ia lalu meninggalkan kudanya, mencari buah-buahan di sekitar situ untuk mengisi perutnya, senang ia rupanya berkeliaran di tempat itu yang mengingatkan ia kepada lembah TOng-hong-gay yang sudah lama ia tinggalkan. Di tempat itu ia dapat bergaul dengan kawanan monyet. Lantaran ia mengerti dan bisa berbicara bahasa kera, maka dalam tempo pendek saja ia sudah dikerubungi oleh banyak kawanan kera- Lo In minta dipetikkan buah-buahan yang lezat. Dalam tempo pendek- banyak kera berdatangan dengan masing-masing membawa persembahannya berupa buahbuah yang lezat. selama menggayang (menguyah) bebuahan, Lo In terkenang akan Eng Lian. pikirnya, kalau disampingnya saat itu ada Eng Lian bagaimana senang hatinya mereka dikerubungi oleh kawanan kera seperti di lembah Tong-honggay. Tiba-tiba kawanan monyet itu bubar sambil cetcowetan. Lo In mengerti ada orang yang datang tapi ia tidak bergerak dari duduknya seperti tidak tahu apa-apa. sementara kawanan monyet ramai cetcowetan, seolah-olah yang menganjurkan supaya Lo In lekas meninggalkan tempat itu, ada kedatangan orang asing ke situ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tapi Lo In dalam bahasa kera menjawab bahwa ia tidak takut dan suruh kawan-kawannya berlaku tenang-tenang saja karena itu kawanan kera itu tidak ramai lagi cetcowetan. sebentar lagi, benar saja ada tiga orang datang denganjalans sempoyongan seperti orang mabuk arak- Lo In lihat dari kejauhan usia mereka rata-rata sudah lewat setengah abad, masing-masing membawa senjata pedang dan badannya kokoh kuat. Rupanya mereka itu jago jago silat kelas wahid- Yang mengherankan Lo In, kenapa mereka jalan sempoyongan seperti kehilangan tenaga. Kira-kira jarak tiga tombak dari Lo In duduk, mereka tidak lihat adanya si bocah disitu sebab kealangan pohon, mereka telah jatuh duduk mendeprok di tanah, satu diantaranya malah lantas merebahkan diri "Sungguh berbahaya, sungguh berbahaya sekali." tiba-tiba Lo In dengar satu diantaranya dari tiga orang itu berkata. Lalu melanjutkan, "Toako sudah pesan kita hati-hati, agar kita sebelum mendekati gua menelan dulu pil penahan serangan racun ternyata tidak ada faedahnya. Tetap kita dirugikan. Hawa racun sangat jahat, siapa yang bisa masuk ke dalam gua angker itu." "ya, kalau dilihat begitu jahat hawa racunnya sampai banyak para jago Bu-lim bergelimpangan menemukan ajalnya, siapa orangnya yang bisa dapatkan It-sin-keng yagn sangat diidam-idamkan oleh setiap orang." demikian Lo In mendengar percakapan mereka. Terdengar beberapa kali elahan napas. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lebih jauh Lo In dapat dengar tanya jawab dua orang itu berikut: "samko, apa sih isinya It-sin-keng sampai jago jago berani berkorban untuk mendapatkannya ? Keterlaluan, aku ngeri melihatnya orang-orang pada gelimpangan mati di depan gua ular yang menghembuskan hawa racun itu-" "Menurut kata toako, It-sin-keng adalah kitab sakti yang memuat lima pelajaran meyakinkan Iwekang, ilmu pedang, pukulan tangan kosong, ginkang (imu entengi tubuh) dan caracara memusnahkan serangan lawan yang bagaimana tinggi pun ilmunya." "Tapi samko, kita sudah meyakinkan Iwekang, ilmu pedang dan lain-lain mencakup semua isinya It-sin-keng. Apa gunanya kita mesti pertaruhkan jiwa untuk mendapatkan kitab sakti itu ?" "Ha ha, Ngote, kau terlalu meremehkan kitab mujizat itu. Isinya sudah tentu lain dari pada yang lain. Kalau orang memiliki kitab itu dan dia dapat meyakinkan isinya sampai mahir, orang itu akan menjadi sakti dan malang melintang di kalangan Kangouw tanpa tandingan. Makanya, tidak ada jagojago persilatan yang tidak menghendakinya " (Bersambung) Jilid 13 "Ah, Samko. Apa itu berkelebihan ? Coba kau terangkan salah satu pelajarannya yang maha sakti. Tentu kau sudah dapat keterangan dari toako." "Makanya aku berani pertaruhkan jiwa karena ketarik oleh perkataan toako. Katanya Iwekang dari kitab mujizat dapat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menyedot Iwekang lawan, ginkangnya sudah jangan ditanya mujizatnya lagi, dapat membuat kabur penglihatan musuh dan menghilang tanpa bayangan. Ilmu pukulan tangan kosong hebatnya bukan main, ilmu pedangnya hanya mencakup lima jurus saja, tapi cukup untuk menghadapi lawan yang bagaimana tangguh ilmu pedangnya- Lawan tak dapat lewat dari lima jurus sudah terjungkal. Entah bagaimana dengan pelajaran cara-cara memusnahkan serangan lawan yang mahasakti yang terdapat dalam It-sin-keng. Kata toako, kemujizatannya sudah jangan ditanya lagi" Lalu terdengar elahan napas saling bergantian. "Sayang kita tidak punya jodoh untuk mendapatkannya. Kalau tidak, dengan memiliki kitab mujizat itu Cit-seng-pay (partai 7 bintang) bakal menjagoi diantara partai-partai lain termasuk Siauw-lim-pay dan Bu-tong-pay yang sangat kesohor itu." Lalu terdengar yang diajak bicara menghela napas panjang. "Ngote, bagaimana keadaan Lakte ? Apa dia sudah bisa jalan lagi ?" "Oh, oh, Samko, kau lihat Lakte sudah tidak ada napasnya " Lalu terdengar suara menangis. Rupanya dua orang itu sedang menangisi saudaranya yang telah putus jiwanya, korban hawa racun yang jahat. Lo In dalam pada itu diam saja duduk mendengarkan tanya jawab mereka. Dalam hatinya sangat ketarik dengan pengalaman mereka, Ia sudah mempunyai kepandaian sangat tinggi. Pikirnya, tidak perlu ia dengan It-sin-keng segala. Hanya ia ingin lihat isinya, bagaimana macam sampai menggemparkan dan banyak jago-jago ingin mendapatkannya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tanpa menghiraukan jiwanya lagi. untuk mendapatkan kitab itu, apakah ia juga harus mati ? Dalam hati kecilnya menanya. "samko, It-sin-keng itu asalnya dari mana ?" tiba-tiba Lo In mendengar pula orang bicara. "Menurut toako, kitab sakti itu ditulis oleh seorang hweshio angkatan tua dari siauw-lim-sipada 100 tahun yang lalu. Dia telah mengasingkan diri dalam gua yang berbahaya itu dengan ditemani oleh seekor ular besar yang dapat menelan manusia-" "Mungkinkah hweshio itu masih hidup sekarang ?" "Rasanya tidak mungkin. Karena tatkala itu dia mengasingkan diri umurnya sudah mencapai 70 tahun. Tapi mungkin ularnya belum mati dan menjagai kerangka si hweshio dengan kitab mujizatnya. Rasanya tidak ada orang yang mampu datang dekat pada gua pertapaannya si hweshio, apalagi mau mendekatinya. Kau saksikan sendiri, di dalam jarak dua tombak, orang masih dicabut nyawanya oleh hawa racun yang dihembuskan dari mulut gua. sekarang, marilah kita tanam mayatnya Lakte-" "Mari, tapi— aduh Kepalaku pusing, samko......" Lo In lihat orang yang berteriak aduh tadi telah merebahkan diri dekat mayat temannya, sedang yang satunya jadi kebingungan dan menggoyang-goyang lengannya orang yang barusan merebahkan diri, sambil berkata, "Ngote, Ngote, kau kenapa ? Ai, kau juga turut Lakte meninggalkan aku sendirian. Ah, bagaimana ini.........?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In tidak tega hanya duduk menonton saja orang sedang dalam kesusahan. Maka seketika itu ia bangkit dari duduknya dan menghampiri mereka. Orang itu sedang repot gegerungan menangisi saudaranya yang mati hingga tidak tahu kalau Lo In sudah berdiri di depannya hingga ia sangat kaget ketika Lo In berkata, "Lopek, maaf aku anak kecil mengganggu kau dalam kesusahan. Dapatkah barangkali aku menolongnya" Orang itu tidak menyahut, sebaliknya memandang Lo In dari atas sampai ke bawah dan sebaliknya, Ia lihat yang datang hanya satu bocah berwajah hitam, apa artinya pertolongannya ? Cuma saja, barusan Lo In omong perlahan tapi terdengar mengiang tegas dalam telinganya, orang itu terkejut juga dalam hatinya. Biar bagaimana, melihat si bocah tidak ada apa-apanya yang aneh, orang itu tidak percaya si bocah ada mempunyai Iwekang yang tinggi, Ia menanya, "Anak kecil, dengan siapa kau ada disini ? sebaiknya kau lekas-lekas pergi dari sini sebab disini tempat yang berbahaya, Sayang kalau kau nanti mati konyol " "Lopek, kematian itu sudah takdir- Dimana juga kalau mau mati, orang tak dapat menghindarkan kematiannya. Buat apa ditakuti ?" jawab Lo In ketawa nyengir. "Hahaha " orang itu tertawa gelak-gelak tapi mendadak ia hentikan ketawanya dan matanya menatap Lo In dengan tajam lalu berkata, "Kau, kau.......Hek bin-sin-tong " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Orang itu menganggap Lo In sangat lucu telah mengucapkan kata-kata sebagai kakek yang memberi petuah- Dalam ketawanya tergelak-gelaknya, tiba-tiba ia ingat akan cerita toakonya bahwa dalam dunia Kangouw ada muncul satu anak yang kepandaiannya susah diukur, maka seketika itu juga ia hentikan ketawanya dan menatap tajam pada Lo In. "Itu hanyalah julukan kosong saja, Lopek-" kata Lo In ketika melihat orang itu memandangnya dengan mata tak berkedip- "Aku anak kecil bisa apa ?" "Tapi siaohiap, apa kau datang juga buat urusan klta mujizat ?" tanya orang itu kepingin tahu, seraya matanya terus mengawasi Lo In. "sama sekali aku tidak bermaksud ke situ. Aku sampai disini dibawa kabur oleh kudaku, soal It-sin-keng baru aku dengar ketika Lopek sedang bercakap-cakap dengan teman Lopek- "Oo, kau jadi mendengarkan apa yang kita percakapkan ?" tanya orang itu. "Aku hanya mendengar dengan cara kebetulan, bukan sengaja mencuri dengar-" "Kau mendengar dengan cara kebetulan atau mencuri dengar, tidak menjadi soal bagiku. Hanya aku nasehatkan kau jangan pergi ke sana. Aku ikut menyayangkan kepandaianmu yang tinggi akan menemukan kematian yang sia-sia." "Terima kasihi Lopek" sahut Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Lebih baik aku pulang mencari enci Lianku dari pada pergi ke gua yang seram itu." "Siapa itu enci Lian yang kau sebut barusan ?" "Dia ada teman mainku. Mungkin sekarang dia sedang gelabakan mencari aku yang barusan aku tinggalkan jauh di belakang kudaku." Mendengar jawaban Lo In yang kekanak-kanakan, diamdiam orang itu geli dalam hatinya- Ia yang tadinya memanggil siaohiap (pendekar cilik), sekarang dirubah menjadi "adik kecil", panggilan mana memang sangat disuka oleh si bocah daripada siaohiap "Adik kecil, mungkin aku juga tidak bisa pulang lagi ke rumah- Maka aku ingin menuturkan sesuatu dan minta pertolonganmu- Apa kau kau suka dengar?" "Tentu, tentu aku senang mendengar Lopek cerita-" kata Lo In kontan. Orang itu ketawa mesem. Lalu ia mulai bercerita. Orang itu bernama Lim Kek Ciang. Dengan enam kawannya ia membangun partai yang dinamakan cit-seng-pay (partai 7 bintang) di kota Gukwan, dibawahnya kaki gunung Hengsan.Berkat usahanya yang sungguh-sungguh dari saudara itu, maka Cit-seng-pay telah berkembang baik dan mendapat banyak anggota. selama memajukan perkumpulannya, tujuh saudara itu tidak henti-hentinya berusaha untuk mendapatkan kepandaian lebih tinggi supaya dengan kepandaian yang tinggi mereka TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dapat memimpin partainya sebanding dengan partai-partai besar seperti siauw Lim dan Bu Tong. Mendadak dalam waktu belakangan ini ada tersiar kabar tentang adanya It-sin-keng. Barang siapa yang mendapatkan akan menjadi jago tak terkalahkan. Mereka lalu berunding untuk mendapatkanya- Mereka tahu akan bahayanya orang yang pergi ke sana (gua ular), sudah banyak yang mati, akan tetapi mereka ambil keputusan untuk mencoba-coba pergijuga dengan melihat gelagat. Maka oleh toako dari Cit-seng-pay telah diutus tiga saudaranya yang berkepandaian tinggi dan cerdik, ialah Lim Kek Ciang, Tan Liong Ho dan cia Kiang. Dalam partai, mereka menjabat pemimpin ketiga, kelima dan keenam. Ketika mereka sampai di sin-coa-tong (gua ular sakti), nampak sudah banyak mayat yang terkapar di depan gua. Mereka yang sudah menjadi mayat itu termasuk dalam lingkaran satu tombak jauhnya dari mulut gua, sedang yang dalam lingkaran dua tombak masih ada kedapatan yang masih belum putus jiwanya. Melihat mereka sangat kasihan sekali, dan megap-megap seperti hendak putus jiwanya. Diantara mereka yang dalam keadaan menyedihkan itu, Kek Ciang dapat lihat ada yang ia kenali, ialah salah satu tocu dari Ceng-gee-pang. Kek ciang dan dua saudaranya menghampiri. Apa mau, belum mereka sempat mengulurkan tangannya menarik sang kenalan dari daerah kematian, mereka sudah dihantam oleh hawa racun hingga sempoyongan mundur buat kemudian jatuh dudukTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ syukur mereka sudah menelan pil penahan racun terlebih dahulu hingga mereka tidak sampai menjadi korban seperti Tocu dari Ceng-gee-pang tadi- Mereka jadi ketakutan dan Kek Ciang ajak dua saudaranya untuk pulang kembali saja. Ia tak sanggup mengemban tugas yang dibebankan toakonya. Dengan susah payah mereka dapat bangun dari duduknya. Mereka jalan sambil berpegangan satu dengan lain lantaran kakinya lemas. sebenarnya mereka ingin mengaso lama-lamaan tidak jauh dari tempat berbahaya, akan tetapi mereka takut masih akan kena hawa racunjuga. Maka dengan paksakan diri mereka meneruskan perjalanannya. Demikianlah, sampailah mereka di tempat yang Lo In sedang duduk menikmati buah persembahan dari kawanan kera. setelah habis menutu, Kek ciang berkata pada Lo In, "Adik kecil, aku merasakan diriku juga bakal menyusul arwahnya dua saudaraku, maka aku minta tolong kalau aku mati, kau tolong kuburkan satu lubang dengan dua saudaraku." " Ah, jangan kata begitu, Lopek-" menghibur Lo In ketika tampak orang kelihatan cemas dan ketakutan. " Lopek masih kuat-kuat saja. Marilah kita kubur dua saudara Lopke yang telah meninggal dunia." "Adik kecil, tolong kau nanti ketemuka toako dan laporkan kejadian disini. Toako akan percaya dengan keteranganmu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ manakala dia sudah melihat pedangku ini. Nah, tolong kau simpankan pedang....ku. Ah, kepala......ku.... be........" Terputus-putus kata-katanya Kek Ciang, sementara itu badannya juga sudah terkulai roboh dan ketika Lo In periksa ternyata Kek Ciang sudah tidak ada nyawanya lagi. Lo In merasa terharu juga akan kematian tiga jago dari Cit-seng-pay itu. Untuk memenuhi permintaannya Kek Ciang, benar Lo In sudah mengubur Kek Ciang bertiga dalam satu lobang yang ia gali dibantu oleh kawanan kera. setelah mana ia gantang pedang Kek Ciang di pinggangnya untuk kemudian ia serahkan kepada toako dari Cit-seng-pay beserta laporannya- Lo In setelah beres mengadakan upacara penguburan, tidak lantas meninggalkan tempat itu, hanya ia melamun duduk di bawah pohon tadi mengganyang bebuahan. Pikirannya melayang-layang. Dimana adanya Liok Sinshe, Kwee Cu Gie dan ibunya, ia tidak tahu. yang ia tahu bahwa dirinya sebatang kara. Ia belum mencicipkan kesayangannya seorang ayah, seorang ibu yang lahirkan ia ke dunia, yang pertama-tama ia rasakan hangat adalah kecintaannya Liok sinshe- Tapi dimanakah Liok sinshe sekarang berada ? Kemudian Eng Lian, teman mainnya yang ia ketemukan dalam lembah, ada sangat memperhatikan dirinya, lalu Bwee Hiang yang ia ketemukan di Kun hiang baik sekali terhadap dirinyasekarang, dimanakah kedua kedua enci yang baik hati itu ? Ia merasa bahwa dirinya adalah anak "buang-buangan". Kalau ia mati, paling-paling juga enci Lian dan enci Hiangnya yang akan menangisi dirinya. Maka itu timbullah keinginannya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ untuk spekulasi dengan dirinya, mencoba memasuki sin-coatong yang sudah banyak meminta korban jiwasebagai anak kecil yang belum pernah mengalami bahaya, si bocah wajah hitam malah kegirangan setelah timbul pikirannya akan pergi ke sin-coa-tong. Ia lalu kumpulkan kawanan kera dan menanyakan dimana letaknya sin-coa-tong. Tampak kawanan monyet itu ramai cecowetan seperti ketakutan lagaknya. Memang juga mereka ketakutan dan membujuk Lo In supaya jangan ke sana. Dengan sabar Lo In balik membujuk kawanan kera itu supaya jangan takut, Ia mempunyai daya untuk mengatasi bahaya, untuk membikin kawanan monyet itu lebih percaya lagi, Lo In tidak segan-segan mempertunjukkan dua tiga macam kepandaiannya yang menakjubkan seperti berdiri diatas ranting pohon, tubuhnya mencolot ke atas macam roket setelah lebih dahulu berputar, lalu lengan bajunya mengebas ke batang pohon hingga pohon itu tumbang. Melihat kepandaian itu, semua kera memberi sambutan yang gemuruh saking merasa kagum dan mereka percaya akan kepandaiannya si bocah cilik. Dengan girang, kawanan monyet itu mengantar Lo In ke sin-coa-tong di lembah "Sian-jin-gay" (Jurang Dewa). Kiranya untuk sampai ke sana, Lo In harus menempuh jalanan yang bulak biluk dan beberapa kali menemukan jalanan sempit yang hanya dapat dilalui oleh satu orang saja. Makin dekat pada gua ular keadaannya makin menyeramkan dan Lo In sampai di sin-coa-tong hari sudah mulai sore- Kawanan kera hanya berani mengantar sampai jarak empat lima tombak dari gua ular dan setelah memberi beberapa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ petunjuk pada Lo In, mereka lantas pada bubaran seperti ketakutan. Perlahan-lahan Lo In mendekati sin-coa-tong. Keadaan memang seram, disekitar gua hingga dua tombak, banyak pepoNonan dan ada pohon yang mereyot demikian rupa hingga menutupi mulut gua. sepintas lalu saja, orang tidak akan tahu kalau disitu ada mulut gua yang angker dan banyak meminta korban. Dari jarak tiga tombak, Lo In sudah melihat adanya banyak mayat yang terkapar. Malah bukan sedikit yang sudah menjadi rangka. Lo In jadi menghela napas melihat pemandangan yang mengerikan itu. semestinya menurut teori, Lo In sudah harus urungkan niatnya melihat pemandangan yang menyeramkan itu. Akan tetapi bagi Lo In pemandangan itu malah makin membesarkan nyalinya untuk memasuki gua sakti itu. Dalam hatinya ia berkata, "Liok sinshe, enci Lian dan enci Hiang, selamat tinggal. Aku akan memasuki gua ular sebagai tempat kuburanku Jangan kalian menangisi aku sebab dalam gua aku tidak sendirian, ditemani Lo-cianpwee yang maha sakti dan ular besar lawannya TOk gan siancu. Hehehe......" Benar-benar Lo In telah ketawa tatkala hatinya mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang sayang kepada dirinya. Tampak ia berdiri tepekur seperti memohon doa restu dari yang Maha Kuasa-sementara itu, cuaca juga sudah mulai remang-remang gelapTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tidak takut ia bersendirian di tempat yang demikian sepi dan menyeramkan. Perlahan-lahan ia jatuhkan diri untuk bersila. Matanya mengawasi jauh ke mulut gua. Tiba-tiba ia ingat sesuatu yang membuat ia seperti kaget. "Aku mau coba........" demikian ia menggumam sedang tangannya lantas meraba ke pinggangnya dimana ada diselipkan sebatang serulingnya, sebentar lagi terdengar suara seruling mengalun di lembah sunyi itu. Keadaan sudah menjadi gelap, hanya ada bintang-bintang saja yang menerangi jagat. Tapi gua terkadang ketutup oleh mega hitam yang berlalu lalang, jagat berubah menjadi gelap- Bunyinya serangga dan burung hantu di waktu malam gelap demikian menambah keseraman dan membuat bulu kuduk pada mengkirik. Tapi walaupun malam bertambah larut, Lo In makin senang meniup serulingnya- Itu karena sembari meniup seruling, ia mendapat banyak ilham untuk menciptakan ilmu pukulan yang baru-baru. sembari meniup serulingnya, ketika sang malam sudah larut, perlahan-lahan ia berdiri dan lalu berjalan maju ke arah gua ular. Ia jalan seperti orang yang ngelindur (mengigau) turun dari ranjangnya dan berjalan keluar rumah tidak menyadari dirinya ada dimana. suara seruling mengalun makin merdu dan mengharukan. Tiba-tiba dari dalam gua, ada nongol kepala ular yang besarnya luar biasa. Matanya sebesar kepalan petinju, menyorot terang seperti lampu bateri yang menyilaukan mata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ membuat Lo In heran tapi tidak kaget. Hatinya tenang dan berani, terbukti dari jalannya tidak ia hentikan. Entah bagaimana ular yang luar biasa besarnya itu turun dari guanya yang dua tombak tingginya dari bawah, sebab tahu-tahu Lo In lihat ia sudah ada di hadapannya sambil kepalanya diangkat tinggi-tinggi, lidahnya yang seperti centong nasi dilelet-lelerkan. Bukannya takut, malah senang Lo In dengan usahanya yang berhasil. Makin merdu ia meniup serulingnya, makin berjingkrakan kelihatan si ular di depannya dan seperti sedang joget. Padahal, melihat besarnya ular seperti gulungan kasur, sekali caplok saja si bocah wajah hitam akan ditelan masuk menjadi penghuni perutnya sang ular. Perlahan-lahan Lo In maju melewati sang ular dengan masih terus meniup serulingnya. Makin mendekati ia kepada gua ular, dibuntuti oleh ular raksasa itu yang jalan melegot-legot menyeramkan, sampai dibawah gua, tiba-tiba saja, tanpa mengenjot tubuhnya lagi tubuh Lo In sudah mencelat ke atas dan hinggap di tepi mulut gua. Melihat si peniup seruling memasuki guanya, ular raksasa itu menjadi gugup. Tampak badannya melegot pergi datang beberapa kali, tahu-tahu tubuhnya sudah ngapung dan sampai di tepi mulut gua, sementara Lo In sudah menghilang masuk ke dalamnya, suara seruling sekarang menggema di dalam sin-coa-tong. Apakah si ular raksasa akan menelan Lo In yang memasuki guanya tanpa permisi ? Tadinya Lo In menduga dalam gua keadaan gelap gulita. Tapi kenyataannya tidak demikian. Di sebelah dalam ada TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ penerangan yang cukup- Ketika Lo In memeriksa, ternyata penerangan itu berasal dari pancaran tiga buah batu mustika yang digantung disitu. si ular raksasa juga sudah sampai di dalam, Ia mendekati Lo In tapi tidak menyerang dan menelan si bocah- sebaliknya badannya menggelesar bulak balik dikakinya Lo In. Kemudian ia melingkarkan badannya di depan Lo In setelah lebih dahulu mengangkat kepalanya seperti memberi hormat. "Coa-heng (Saudara ular)" tiba-tiba si bocah berkata. "Terima kasih kau tidak marah aku berkunjung dalam istanamu tanpa permisi dulu. Aku harap selanjutnya kau akan menjadi temanku dalam gua ini........." sekonyong-konyong ular raksasa itu mengangkat kepalanya dan mendesis keras, hingga rasanya tergetar dalam gua itu. Lo In ada sedikit kaget, mengira ular raksasa itu marahi Tapi melihat ia lantas melingkarkan pula kepalanya, maka Lo In berpikir bahwa perbuatan ular tadi yang menggetarkan gua itu sebagai tanda pernyataan senangnya atas kata-katanya tadi. girang hatinya Lo In. Lantas saja ia memeriksa keadaan gua disebelah dalam, dimana ia dapatkan kerongkang (kerangka manusia) dalam sikap duduk bersila. Masih kedapatan kain yang menempel. Rupanya bekas jubahnya, tapi sudah sangat amohi Ketika Lo In pegang sudah seperti debu rasanya. Di depan kerangka ada tertulis perkataan: "YANG MASUK KESINI ADALAH MURIDKU- DIA HARUS MENGUBUR JENAZAHKU " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Setelah membaca tulisan itu, Lo In lantas saja berlutut di depan kerangka itu dan berkata, "Suhu, tecu sudah lancang masuk- Harap suhu suka mengampuni dosa tecu. Mohon diberi petunjuk selanjutnya. " Bangkit dari berlututnya Lo In lantas memeriksa lebih jauh tapi tidak kedapatan kitab yang dinamai "It-sin-keng", meskipun ia sudah mencari kemana dalam gua itu. Pikirnya, "Tidak apalah kitab itu tak diketemukan. Baiklah aku mengubur jenasah suhu saja. setelah itu aku baru meninggalkan pula gua ini" Kemudian ia menggali lubang dengan medang Lim Kek Ciang. setelah mana, ia lantas berlutut lagi dan manggut tiga kali, katanya "Suhu, tecu akan mengubur jenasah suhu. Harap suhu memberi petunjuk kepada tecu." Bangkit dari berlututnya, lantas ia menghampiri kerangka gurunya dan mengangkatnya untuk dikebumikan. Dengan penuh hikmat Lo In mengubur kerangka suhunya. Entah siapa namanya, si bocah tidak mau ambil pusing. setelah beres dikebumikan, depan kuburan suhunya Lo In kembali berlutut, "Suhu, tecu sudah menunaikan tugas, sekarang tecu mohon diri untuk berlalu......." Pada saat itulah tiba-tiba Lo In merasakan ada berkesiur angin yang menumbuk dadanya hingga ia terdorong dan membentur dinding gua dibelakangnya. Bukan main kagetnya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ si bocah- Pikirnya, jago yang mana juga yang Iwekangnya hebat, tak bakalan dapat mendorongnya sampai membentur dinding. Apalagi saat itu ia dalam keadaan berlutut. Cuma herannya, angin yang menumbuk dadanya itu ia rasakan tidak ada efeknya, pernapasannya berjalan sebagaimana biasanya- Cuma pantatnya saja sedikit nyeri kebentur gua. Ia jadi geli sendirinya ketika melihat kesana sini tidak ada orang asing dalam gua itu. Ketika ia hendak bangkit, tiba-tiba pandangannya kebentur pada sebuah lubang pada bagian samping kanan, dimana pantatnya membentur dinding. Cepat Lo In memeriksa isinya lubang, dari mana ia jumput keluar sebuah benda yang terlapis dengan kertas kayu yang kuat dan rapi. Ketika Lo In membuka lapisan kertas, ternyata benda itulah yang ia sedang cari, ialah "It-sin-keng". Hatinya melonjak kegirangan. Lantas ia percaya bahwa angin yang menumbuk dadanya tadi sehingga ia terdorong mental adalah angin pukulan dari arwah suhunya yang menunjukkan adanya dimana kitab mujizatnya disimpan. sambil memasukkan kitab ke dalam sakunya, si bocah sudah mendekati lagi kuburan suhunya dimana ia kembali berlutut untuk menghaturkan terima kasih- Terasa olehnya saat itu datang lagi angin tadi, tapi tidak apa-apa kali ini. Hanya sejenak ia merasakan dirinya seperti kedinginan dan menggigil. setelah tidak ada tugas apa-apa pula yang harus dilakukan, Lo In keluarkan kita sakti dari sakunya. Di bawah terangnya batu mustika, ia balik-balik lembarannya. Pada lembaran muka ada terdapat tulisan, "Hanya boleh diyakinkan dalam gua. setelah hapal, simpan lagi ditempatnya. KONG, IN SIAN JIN". TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Baru setelah membaca tulisan tersebut, Lo In tahu kalau gurunya bernama Kong In sian-jin. Ia sebenarnya tidak berniat meyakinkan kitab sakti itu, kalau ia tidak ingat barusan ia dibikin terpental oleh angin pukulan arwahnya Kon In sian-jin. Dengan penuh perhatia ia baca isinya makin lama ia makin ketarik sehingga ia lupa daratan dan baru sadar ketika sang batara surya telah memancarkan cahayanya ke muka mulut gua. Tatkala mana ia repot mencari makanan karena perutnya sudah minta diisi, tapi ia heran sebab tidak jauh darinya, ia nampak segundukan buah-buahan, Ia lalu menjumputnya dan dimakan. Lezat dan manis bukan main. entah bebuahan apa itu sebab di lembah Tong-hong-gay ia belum pernah memakannya. Dari mana datangnya bebuahan yang lezat itu ? Lo In menduga tentu sang ular raksasa yang telah menyediakan untuknya. Memikir demikian, ia menghampiri si ular raksasa dan berkata, "Coa-heng, terima kasih atas pertolonganmu " sang ular hanya bergerak sedikit dari melingkarnya, lantas diam lagi. Lantaran merasa kepandaiannya sudah sangat tinggi, Lo In memandang rendah pada kitab-kitab pelajaran silat yang mana juga. Akan tetapi pada It-sin-keng ternya ia sangat mengagumkannya. Dalam mana banyak pelajaran dan petunjuk-petunjuk yang ia belum tahu. Begitu ketarik ia oleh isinya kitab sehingga ia lupa tidur dan lupa makan. Tiap hari dan malam ia asyik dengan kitab mujizatnya itu sehingga ia lupa kepada enci Lian dan enci Hiangnya yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pada waktu itu tengah mencari jejaknya dengan penuh rasa kuatir bahwa si bocah telah menemukan kecelakaan. Apalagi Eng Lian yang sejak Lo In menghilang di balik bukit, ia tidak melihat lagi bayangan si bocah, hatinya tidak tentram dan sering-sering diserang oleh perasaan takut. Kadang-kadang Eng Lian diwaktu sendirian suka menangis, ingat kepada adik In-nyasungguh besar perhatiannya si dara cilik pada adik In-nya yang pada saat itu melupakan enci Eng Liannya dan tenangtenang saja dalam gua meyakinkan kitab mujizat. Kenapa Lo In begitu mudah dapat melewati hawa racun yang jahat dan banyak meminta korban ? Memang akan menimbulkan pikiran mustahil kalau tidak dijelaskan. Umur dari ular raksasa yang menjaga gua sudah lebih dari 200 tahun, jangan lagi ia mendesis memuntahkan hawanya, sedang tubuhnya saja menyiarkan bau tidak enak dan beracun. Maka tidak mudah orang mendekati mulut gua. Hawa racun ular ada demikian jahat hingga dalam lingkaran dua tombak orang masih terkena juga. Lo In selain sudah berjodoh menjadi muridnya Kong In sianjin, juga hawa racun ular tidak bisa menyulitkan dirinya oleh karena ia sudah makan nyalinya Tok gan siancu, ular kesayangan Eng Lian dan merupakan ratunya ular. Ular-ular yang mendekati Lo In akan membaui hawa ular dari tubuhnya si bocah sakti, maka tidak berani mengganggunya. Darah Lo In dapat membikin mati atau menjadi obat. ular yang kesalahan menggigit Lo In akan mati dalam beberapa detik saja dan menjadi obat seperti terbukti ketika Kim Coa siancu menggigit dan menelan darahnya Lo In TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sehingga ingatannya menjadi pulih kembali, bahwa dirinya bukannya Kim Coa siancu yang sangat ditakuti dalam dunia rimba persilatan, si ular raksasa sebenarnya sudah gusar pada Lo In yang memasuki guanya. Tapi ketika ia mendekati dan membaui hawa tubuh Lo In, ia harus pikir-pikir dulu untuk menyusahkan si bocah berwajah hitam Maka itu, ia hanya mengelesar bulakbalik di kakinya Lo In seakan-akan ingin menegaskan apa benar si bocah mengeluarkan hawa ratu ular. Kita kembali kepada Eng Lian. Ia termenung duduk di balik bukit, dimana Lo In telah melenyapkan diri Ia menanti, menanti tapi Lo In tidak kelihatan bayangannya. sementara itu hari pun sudah mulai sore. Ia masih penasaran dan lantas naiki kudanya pula untuk mencari adik In-nya. sementara itu cuaca sudah mulai gelap, si gadis cilik kebingungan. Dalam daerah pegunungan yang luas itu, dimana akan dia dapat menemukan rumah orang untuk menumpang nginap ? Terpaksa sang malam ia lewatkan dengan tidur di atas pohon. Besoknya ia kembali melanjutkan mencari jejak adik In-nya. setelah lama berputar-putar, akhirnya ia dapatkan juga tanda-tanda kemana Lo In larikan kudanya. Dengan mengikuti tanda-tanda itu akhirnya ia sampai ke suatu tempat yang banyak keranya dan disanalah Eng Lian terkejut dan mendadak tubuhnya lemas, hampir jatuh dari kudanya ketika TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ matanya tertumbuk dengan kudanya Lo In yang sudah jadi bangkai. Kiranya kuda Lo In sudah kehabisan napas, ia roboh dengan tidak bisa bangun lagi. Lo In yang tatkala itu hatinya tertarik dengan It-sin-keng dalam gua ular, sudah tidak memperhatikan pula akan keadaan kudanya yang membawa ia kesitu. Eng Lian lalu turun dari kudanya dan menghampiri bangkai kuda Lo In. diatas pelananya masih kedapatan utuh buntalan Lo In. Eng Lian periksa, tidak ada yang terganggu. Tapi kemana perginya si bocah ? Gadis cilik kita lantas melakukan pemeriksaan ke sekitarnya. Tidak kelihatan si bocah wajah hitam kecuali banyak kera yang pada mengikutinya. Diam-diam Eng Lian merasa sayang bahwa ia tidak belajar bahasa kera pada Lo In. Kalau tidak, ia dapat menanyakan kepada kawanan kera itu kemana perginya si bocah- Eng Lian dapatkan bekas-bekas Lo In mengganyang bebuahan, satu tanda bahwa si bocah disitu pernah beristirahat lama juga. sampai beberapa hari Eng Lian berkeliaran di pegunungan itu. Hatinya masih penasaran saja belum dapat menemui jejaknya si bocah- Pada suatu pagi-pagi ketika ia bangun tidur, ia tidak dapatkan kudanya yang diikat agak jauh dari pohon dimana ia tidur. Kemana perginya si kuda merah yang ia sikat dari Lie Kiang ? TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Hanya sejenak saja ia memikirkan kudanya, lantas tidak dipikirkannya lagi. Kuda itu kuda orang. Kalau kena dicuri maling adalah wajar, tidak gunanya ia menyesal. Hanya hatinya merasa mendelu, orang demikian berani datang mencuri kudanya. Pikirnya, satu waktu manakala ia ketemukan malingnya, ia akan kasih hajaran biar si maling tahu rasa. sudah beberapa hari ia berkeliaran di pegunungan, hanya bebuahan saja yang ia makan. Maka ia telah merindukan makanan biasa. Maka pada hari itu ia sudah mencari dusun yang berdekatan, tapi sia-sia saja. Kepaksa ia mesti jalan jauh juga untuk menemukan sebuah dusun dimana ia mendapatkan warung makanan. Ketika ia memasuki sebuah warung araki ia disambut oleh seorang pelayan dan menanyakan si nona mau minum arak macam apa. "Aku tidak suka minum arak- Lekas kau sediakan makanan enak saja untuk nonamu " sahut Eng Lian dengan acuh tak acuh kepada si pelayan. "Maaf nona, disini hanya menjual arak, tidak menjual makanan." kata si pelayan. "Nonamu lapar. Lekas, kau jangan main-main" ujar Eng Lian. "Telah kukatakan barusan bahwa disini tidak menyediakan makanan selain araki apa nona tidak dengar " "Nonamu kata sudah lapar. Apa kau tidak dengar ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ si pelayan jadi melongo mendengar perkataan Eng Lian. pikirnya apakah nona didepannya ini ada seorang nona yang rada sinting, Ia sebenarnya sudah mau marah pada Eng Lian tapi melihat si nona membawa pedang ia merasa jeri juga. Dengan muka ketawa-ketawa, si pelayan berkata pula, "Nona, aku bukan main-main. Memang dalam warung ini tidak menyediakan makanan kecuali arak, Kalau nona mau makan, lebih baik nona mencari tempat lain saj. Itu, tidak jauh dari sini ada yang jualan makanan. Nona boleh pergi ke sana." Memang beralasan perkataan si pelayan sebab dalam warungnya tidak menjual makana dan Eng Lian boleh pergi ke tempat lain. Akan tetapi Eng Lian tidak mau mengerti, ia mau juga si pelayan menyediakan makanan untuknya, sehingga mereka jadi bertengkar. Dalam pada itu si pemilik warung arak sudah datang ke situ, menanyakan ada urusan apa pelayannya bertengkar dengan seorang tamu. si pelayan kasih tahu si nona tak dapat dikasih mengerti bahwa dalam warung mereka tidak sedia makanan, hanya menjual arak saja. Mendengar keterangan orangnya, si pemilik warung juga tidak senang dan berkata pada Eng Lian, "Nona, datang mau minum arak atau mau cari ribut " "Minum arak aku tidak suka " sahut Eng Lian. "Ribut aku suka kalau kau tidak mau menyediakan makanan untukku " " Usir dia pergi " si pemilik warung menyuruh pelayannya. "Usir ? Kau berani usir nonamu ?" bentak Eng Lian dengan tidak bangkit dari duduknya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam pada itu, si pelayan tidak berani menerjang sendirian, Ia kedipi dua orang kawannya yang pada waktu itu sedang berdiri menyaksikan pertengkaran. Tiga orang lantas menyergap Eng Lian. Tapi baru saja mereka mementang tangannya, tiba-tiba hampir berbareng mereka berteriak "Aduh " dan mundur kembali sambil memegang jidatnya yang kesemutan, kontan mereka terkulai roboh- Kiranya Eng Lian sudah bersiap-siap meskipun ia dalam keadaan duduk- Dengan tiga buah kacang yang ia sentilkan saling susul, tepat benar mengenai jin-tiong-hiat dari tiga pelayan yang hendak menyerbunya. si pemilik warung bukan main kagetnya, segera ia sudah putar tubuhnya hendak lari, tapi sudah terlambat, sebuah kacang sudah menyentuh "lo ju hiat", jalan darah dibawah pundak kanannya. Maka seketika itujuga ia roboh terkulai. Itulah kelihaian Eng Lian. Dengan hanya empat buah kacang saja ia sekaligus sudah merobohkan empat orang yang hendak membuat susah padanya. "Hihihi—"" demikian Eng Lian ketawa cekikikan. "Asal kalian mau menyediakan makanan untuk nonamu makan, akan kubebaskan kalian dari totokan. Kalau tidaki biarlah kutinggal pergi dan tiada orang yang dapat tolong kalian." orang-orang tak dapat membuka mulutnya bicara, hanya matanya saja kedap kedip dengan roman yang memohon diampuni. Tiba-tiba Eng Lian berdiri, lalu menghampiri si pemilik warung yang jadi sangat ketakutan, Ia mengira si nona TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ akan membunuhnya, tapi hatinya lega ketika Eng Lian hanya menendang tubuhnya saja sambil berkata, "Bangun" seketika itu juga si pemilik, warung dapat bebas bergerak hingga ia jadi kegirangan. Ia berlutut depan Eng Lian seraya berkata, "Lie-enghiong (jago wanita), mohon kemurahan hatimu supaya tiga orang pelayanku juga dibebaskan supaya aku dapat menyuruh mereka menyiapkan makanan untuk Lieenghiong." "Nah, itu baru betul." ujar Eng Lian ketawa manis. "Kalau dari tadi kalian tidak banyak lagak dan lantas menyediakan apa yang kuminta, tidak sampai kejadian seperti ini." berbareng Eng Lian juga lantas kerjakan kakinya untuk membebaskan tiga orang pelayan yang kena totokan tadi- Mereka lantas berlutut menghaturkan terima kasih kepada si nona dan kemudian mereka menyiapkan makanan. Tidak lama Eng Lian sudah duduk dahar dengan gembira sendirian. setelah makan kenyang, tiba-tiba ia ingat kepada Lo In. Dalam hatinya ia berpikir, kalau adik In-nya ada serta pada saat ia makan, sungguh menyenangkan sekali- Tidak lama, tampak Eng Lian sudah keluar dari warung arak. Tamu-tamu yang menyaksikan Eng Lian bertengkar tadi dan merobohkan tiga pelayan dan pemilik warung dengan cara yang aneh pada meninggalkan warung itu ketakutan kena terembet dan dirinya bisa susah- Karena itu ketika Eng Lian keluar dari warung arak itu hanya disaksikan oleh pemilik TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ warung dan pelayan-pelayannya- Mereka kegirangan bukan lantaran Eng Lian sudah pergi tapi mereka kegirangan karena sudah dapat bayaran lebih dari cukup untuk apa yang Eng Lian makan. Eng Lian tidak mau makan tanpa bayar, malah kepada para pelayan yang melayaninya dengan sangat hormat, ia kasih persen secara royal yang seumur hidupnya mereka belum pernah menemukan tamu yang demikian terbuka tangannya. setelah berada di udara bebas, tampak Eng Lian kebingungan kemana ia harus tujukan kakinya. Bersama Lo In maksudnya hendak mencari pandai besi untuk membuat 7- buah huitonya kemudian mencari Bwee Hiang dalam perjalanannya ke Coa-koksekarang ia sendirian, hatinya kebingungan kemana ia harus pergi, untuk mencari pandai besi, pikirnya tidak perlu. Dengan pisau kayu buatannya Lo In sudah merasa puas. Untuak apa ia menggunakan pisau terbuat dari logam. Bisabisa ia membunuh orang tanpa diingini oleh huitonya itu. Kalau ia menggunakan pisau kayu, paling-paiing ia hanya menotok jalan darah orang dan tidak mencelakakan sampai binasa. Tapi Bwee Hiang, kemana harus dicarinya ? Ia belum kenal bagaimana rupanya Bwee Hiang. Ini tidak menjadi soal karena setelah berkenalan tentu ia tahu akan si nona Liu, tapi untuk pergi ke Coa-kok sendirian guna menolong adiknya Leng siong ada satu pekerjaan yang tidak berani ia lakukan. Disana ada sucouw-nya yang paling ia malui. Menghadapi Ang Hoa Lobo saja ia masih sangsi dapat menjatuhkannya, apalagi sucouwnya yang sangat istimewa kepandaiannya dan kepandaiannya sendiri menjadi lihai pun disebabkan kebaikan hati sang sucouw. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tengah ia berjalan dengan pikiran ngelamun di daerah pegunungan, tiba-tiba ada lewat penunggang kuda yang melarikan kudanya cepat sekali melewati dirinya. "Pandai betul ia menunggang kuda " memuji Eng Lian setelah ia tertegun sejenak sambil mengawasi si penunggang kuda. Ketika ia hendak meneruskan perjalanannya, tiba-tiba ia merandeki "Hei, itulah kudaku yang barusan lewat " tiba-tiba saja ia berkata sendirian. Cepat ia putar tubuhnya dan menyusul si penunggang kuda. Ia gunakan ginkangnya untuk menyandaki penunggang kuda. Ia berhasil dapat mendahului karena ia memotong jalan, Ia menghadang di depan si penunggang kuda dan berkata, "sahabat, kau begitu terburu-buru. Kau mau pergi kemana ?" sambil berkata Eng Lian memandang pada si penunggang kuda- Kiranya dia seorang anak muda yang sangat cakap dengan di pinggangnya menyoren pedang. Eng Lian kagum akan si penunggang kuda yang demikian cakap hingga ia berdiri tertegun, sebaliknya si penunggang kuda juga mengagumi kecantikannya Eng Lian sambil duduk diatas kudanya dengan tidak bergerak. Dua pasang mata ketemu pandang. Tiba-tiba Eng Lian pelengoskan mukanya memandang ke arah lain dengan hati berdebaran. Tak tahu ia kenapa hatinya jadi demikian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ketika ia kembali memandang si pemuda yang bercokol diatas kudanya, Eng Lian lihat pemuda cakap itu ketawa manis kepadanya hingga Eng Lian merah selebar mukanya. "Adik kecil." tiba-tiba Eng Lian dengar suara si pemuda berkata. "Kau mencegat perjalananku ada urusan apa ?" Eng Lian angkat kepalanya yang sedang nunduki lalu menyahut, "Kalau tidak ada urusan untuk apa aku mencegat kau dalam perjalananmu yang terburu-buru ?" si pemuda yang tiada lain adalah In Hiang menjadi heran nona didepannya ini mengatakan ada urusan dengannya sedang ia baharu saja melihat Eng Lian In Hiang perhatikan bahwa nona cantik di depannya tentu bukan sembarang nona karena ia ada membawa senjata pedang. &ntah sampai berapa tinggi kepandaiannya. Kalau dilihat ia hanyalah satu nona kecil langsing dan usianya paling-paling juga 17 tahun. Rasanya kepandaiannya juga belum berapa tinggi, Ia hanya heran kenapa nona secantik ini berkeliaran di pegunungan sepi- Apakah dia tidak takut mendapat gangguan dari orang jahat? Tiba-tiba In Hiang tergetar hatinya waktu ia benar-benar menegasi Eng Lian romannya persis seperti Leng siong, teman barunya di suyangtin. sehingga ia memandang parasnya Eng Lian dengan mata tidak berkesipTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Apakah Leng siong yang ada di depannya ini ? Kalau Leng siong, tidak bisa jadi-sebab nona Teng tidak berkepandaian silat dan apa perlunya berkeliaran di situ, tempat yang sangat berbahaya. Eng Lian sebaliknya menjadi kurang senang diawasi si pemuda demikian serius. Pikirnya, wajahnya dapat diawasi sepuasnya hanya oleh satu orang saja aialah adik In-nya. orang lain ia tidak perkenankan mengawasi wajahnya lamalama. sekarang pemuda dihadapannya ini mengawasi ia demikian rupa, apa maunya ? Kalau anak muda ini bukannya anak jahat, sedikitnya ia tentu satu pemuda bangor tukang bikin susah wanita. Memikir demikian, dengan suara tawar ia berkata, "Memangnya kau baru lihat seorang wanita. Matamu yang seperti mata bangsat itu mengimpleng terus pada orang ?" In Hiang tidak marah dikatakan matanya kayak mata bangsat, Ia malah tersenyum dan menjawab, "Maaf. Bukan sengaja aku memandang parasmu lama-lama lantaran aku ingat seperti pernah ketemu dengan wajah seperti wajahmu, cuma aku lupa dimana." Eng Lian menganggap perkataan In Hiang hanya alasan dari seorang pemuda bangor saja, maka ia sudah berkata lagi, "Aku tidak perduli kau pernah kenal dengan seorang yang wajahnya mirip dengan aku- Tapi buktinya kau adalah satu pemuda bangor Kalau kau orang baik-baik tentu tidak begitu mata bangsatmu " "Adik kecil, kau galak amat " kata In Hiang ketawaTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau tidak tahu aku siapa, dan aku juga tak tahu kau siapa- Kita tidak ada urusan apa-apa, maka menyingkirlah kau supaya aku dapat meneruskan perjalananku" "Enak saja kau bicara Aku tidak perlu tahu kau siapa, tapi kau harus tahu aku siapa, sahabat Aku mau tanya kau, dari mana kau dapatkan kuda yang kau tunggangi itu ? Kau tentu orang jahat- Makanya kau banyak lagak didepan nonamu " si dara cilik seenaknya saja menuduh orang sebagai orang jahat, kalau orang itu tidak senang hatinya- Demikian dengan In Hiang, ia anggap sebagai orang jahat karena matanya memandang dirinya tanpa berkesip. In Hiang melengak mendengar berkataan Eng Lian. "Memangnya kau siapa, adik kecil ?" In Hiang menanya dengan heran. "Aku adalah pemilik kuda yang kau tunggangi itu. Lekas kau turun dan kasih pulang padaku. Baharulah urusan selesai dengan mudah. Kalau tidak hm Jangan harap kau lewati nonamu " "Hahaha " In Hiang tertawa terbahak-bahak- "AKu kira siapa, kiranya kau adalah pemilik kudaku Jangan marah ya adik kecil, kokomu sekarang permisi berlalu" Berbareng In Hiang sudah tepuk leher kudanya yang segera angkat kaki depannya meringkik menyeramkan seakan-akan hendak menubruk Eng Lian. In Hiang pikir, dengan ringkikan kudanya, Eng Lian bakal ketakutan dan menyingkir dari depannya untuk ia lewati tapi perhitungannya ternyata salah- Bukan saja si dara cilik tidak menjadi takut, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ malah sekali jambret saja tali kendali sang kuda, ia membuat kuda itu menekuk kedua lututnya karena berbareng Eng Lian menotoknya-In Hiang kaget dan lompat turun dari kudanya. sementara si kuda berlutut tanpa dapat bangun, In Hiang dan Eng Lian sudah berhadap-hadapan, In Hiang merasa dihina oleh dara cilik itu meskipun ia tahu bahwa nona kecil di depannya mempunyai kepandaian tinggi seperti ang barusan ia lihat bagaimana Eng Lian telah membuat kudanya tidak berdaya. "Adik kecil." In Hiang menyindir. "Dengan kepandaianmu barusan, belum dapat membuat kokomu lari ngacir. Aku mau tanya padaku, kalau kuda ini adalah kudamu, mengapa kau sebagai pemilik tidak becus menjaganya sehingga dapat kena dicuri orang lain?" Eng Lian merasa jengah juga atas sindiran In Hiang. Memang benar, ia mengaku kuda yang ada pada In Hiang adalah kudanya. Tapi sebagai pemilik kuda, ia tidak becus menjaganya. Tapi dasar si dara cilik dara badung (bandel), ia tidak mau mengalah. Katanya, "Kalau kau sedang keenakan tidur, apakah kaujuga bisa menjaga kuda yang ada dikandang, dicuri orang ? Hm Bisa saja kau mengatakan orang tidak becus sedang sendirinya belum tentu" In Hiang ketawa mendengar debat si dara cilik, "Sekarang kau mau apa adik kecil ?" tanya In Hiang kewalahan. "Aku mau kudaku kembali." sahut Eng Lian tegas. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kalau aku tidak mau kasih ?" In Hiang ngeledeki "Itu mesti ada sesuatu yang memutuskannya " "Siapa yang memutuskan, adik kecil ? sedang disini tidak ada orang ketiga ?" " Inila h yang memutuskan" sahut Eng Lian seraya tepuktepuk pedangnya. "Ah, jangan, jangan" In Hiang kata. "Tidak baik kita menggunakan senjata tajam sebab salahsalah ada yang terluka sedang kita toh tidak bermusuhan." "Habis, siapa yang memutuskan kalau tidak pakai pedang ?" tanya Eng Lian. "Kalau ini yang bicara, bagaimana ?" sahut In Hiang seraya kasih unjuk kepalannya. "Boleh juga." kata eng Lian ketawa ngikik, "Mari, disini kita bertempur" In Hiang mengundang sambil lompat ke tempat yang lebar dimana ia lantas pasang kudakuda. Eng Lian di lain detik sudah ada di depannya. "Nah, kau mulailah menyerang " ujarnya. "Kau dulu yang menyerang, adik kecil" "Kau lebih tua, maka seharusnya aku yang muda mengalah-" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Tapi kau katanya pemilik kuda, seharusnya kau yang mulai-" "Baiklah-" sahut Eng Lian yang sebal dengan tawar menawar. Pikirnya, ia tidak mau melayani pemuda cakap ini lamalama. Dua tiga gebrakan saja paling lama ia sudah harus bikin lawan terjungkal balik. Maka serangan pertama ia gunakan gerakan yang dinamai "Hui-hong-lam-hay" atau "Angin puyuh yang datang dari selatan", suatu tipu pukulan yang cepat dan sukar diduga arahnya. Tangan kanan meremas pundak kiri lawan sedang tangan kirinya berbareng menggempur ke arah bawah dada. serangan yang tersebut belakangan ini yang berbahaya, sebab kalau mengenai sasarannya, darah didada bisa bergolak dan menutup jalan pernapasan, jantung akan dirasakan panas seperti dibakar, salah satu pukulan yang lihai dari "Lam-hay-ciang-hoat". Tapi In Hiang bukan lawan biasa, Ia adalah muridnya sijago cilik Lo In. Ia tahu bahayanya serangan si dara cilik. Lekas pundaknya mengelaki kaki kanannya sedikit menggeser lalu tangannya membacok dari samping, Ini adalah gerakan "Kimso- heng-kong" atau "Rantai emas melintangi sungai", ajaran si bocah sakti Lo In. Eng Lian kaget nampak tangannya mau dibacok dari samping, Ini berbahaya sebab tangannya bisa patah- Cepat ia tarik pulang, lalu merangsek lagi. Dengan jurus Thian-lie-tek hoa (Bidadari memetik kembang), tangan kirinya nyelonong seperti hendak mencolok mata, berbareng tangannya yang kanan dipakai menggempur iga. In Hiang terkejut. Lagi-lagi si dara cilik serangannya sangat berbahaya, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik kecil, kau mau bikin kokomu mati muda ?" In Hiang ngeledeki geli hati Eng Lian mendengar sang lawan berkelakar. Tapi la kaget sebab tiba-tiba In Hiang setelah berputar tubuhnya mengelit serangan telah menyerang dengan Lian-tay-pay-hud (Di atas panggung teratai menyembah Budha), separuh berjongkok diatas kaki kiri, tangannya menyodok perut disusul kaki kanannya menyabet untuk mencegat lawan yang berkelit. Suatu gerakan yang dilakukan dengan tiba-tiba memang sangat berbahaya sekali sebab dalam gugup lawan mungkin dapat lolos dari sodokan tangan ke perut tapi tidak dapat lolos dari sambaran kaki yang disabetkan dengan tubuh berputar. "Hihi.....mana bisa nonamu dikibuli pemuda bangor" kata Eng Lian, berbareng ia enjot tubuhnya mumbul ke atas, dari mana ia bikin gerakan membelok terus ia turun dengan selamat di samping kiri In Hiang kira tiga meter jaraknya, In Hiang melongo dibuatnya hingga Eng Lian ketawa cekikikan. In Hiang melongo saking herannya bahwa si dara cilik dapat lolos dari serangannya yang sudah diperhitungkan matang ia bakal menang. "Pemuda bangor" Eng Lian kata ketika melihat In Hiang berdiri melongo saja. "Masih ada punya kepandaian lagi untuk dipertunjukkan di depan encimu ?" Eng Lian benar-benar lucu wataknya, Ia dipanggil In Hiang "adik kecil" memang pantas sebab In Hiang jauh lebih tua TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ daripadanya, sebaliknya ia malah jengkel dipanggil demikian, maka ia barusan membahasakan dirinya "encimu" In Hiang sudah mulai dapat menyelami watak si dara cilik, tapi ia mau menggodai terus. Maka ketika mendengar perkataan Eng Lian, ia menyahut, "Kausalah alamat kalau memanggil aku pemuda bangor" "Habis apa kalau bukan pemuda bangor ? Masa orang punya perut mau disodok ? Baiknya encimu ada punya sedikit kepandaian. Kalau tidaki celaka isi perutnya berantakan. Hihihi.......pemuda bangor, dasar pemuda bangor" In Hiang tidak mau kalah, ia kata, "Aku bukan pemuda bangor. Aku adalah pamanmu yang hendak menjewer kuping keponakannya yang nakal. Hahaha......" Eng Lian cemberut. "Lihat, keponakan yang nakal akan menjewer kuping Pamannya " berkata Eng Lian berbareng menyerang dengan gesit sekali- In Hiang tahu bahwa nona kecil di depannya sangat lihai. Maka ia tidak berani memandang rendah lagi. Ia sekarang melayani dengan hati-hati jangan sampai jatuh wibawanya.Jatuh wibawa saja tidak apa, tapi nama guru ciliknya (Lo In) ikut jatuh-Dengan begitu maka pertandingan "dua wanita" itu menjadi sangat seru. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ saking serunya mereka berhantam, sehingga debu-debu dan batu-batu kecil pada beterbangan, angin pukulan sampai berbunyi bersiut-siut dari kedua pihak- Demikian hebat dan seru mereka bertempur, tapi masingmasing dapat menyelami alam pikiran masing-masing untuk tidak ingin membikin lawan celaka. Masing-masing sangat menghargai kepandaian pihak lawan yang tak mudah didapat kalau tidak ada didikan dari seorang pandai yang dengan sungguh-sungguh mendidiknya. Dari jurus ke jurus mereka ngotot, sampai tidak dirasakan bahwa mereka sudah melewati 200 jurus tapi belum ada yang kalah dan menang. Eng Lian yang tidak sabaran merasa jengkel lawannya belum juga dapat dibikin terjungkal. Maka ia telah memancing lawannya untuk berkelahi di udara kosong, setelah ia berkelit dari serangan In Hiang, ia enjot tubuhnya ngapung ke angkasa, disana kakinya menendang saling susul kepada musuhnya yang juga sudah mencelat menyusul ke angkasa. Suatu adegan yang takjub dapat dilihat dalam rimba persilatan, dua lawan berkelahi di angkasa untuk beberapa detik lamanya. Eng Lian telah menggunakan ilmu "Lian-hoan-tui-kong" (Tendangan berantai diangkasa) untuk menghajar lawannya yang tidak mau mengalah- sedang In Hiang telah menggunakan gerakan "yan-cu-tui-in" atau "Burung walet mengejar mega", suatu gerakan yang belum pernah ia lakukan karena tidak menemui musuh yang setanding dengannya, sekarang ada kesempatan melawan musuh yagn paling tangguh dalam selama ingatannya. Maka ilmu yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menakjubkan ia baru keluarkan hingga membikin Eng Lian jadi geleng-geleng kepala. Ketika kakinya menyentuh tanah lagi, Eng Lian gunakan tipu "Hay-tee-tam-cu" (Mencari mutiara di bawah laut), tubuhnya membal lagi jumpalitan ke belakang lawan untuk menotok pundak lawan dari belakang di saat lawan berbalik seperti yang ia kerjakan terhadap Lie sun dan LieBin tempo hari. Sayang lawan sudah tidak ada ditempatnya karena In Hiang dengan gerakan "Pek wan-hoan-sin" (Lutung putih jungkir balik), la sudah menjauhkan diri dari Eng Lian yang berdiri tertegun kehilangan lawannya yang tangguh. Ketika ia memandang ke depan, ia lihat In Hiang tengah tertawa ke arahnya. "Masih mau lawan encimu ?" si gadis cilik berkelakar. "Sudahlah, pamanmu mengaku kalah." sahut In Hiang ketawa, lalu putar tubuhnya berlalu. "Hei, kau punya kuda ini bagaimana ?" seru Eng Lian. "Ambil saja, kau bilang milikmu" sahut In Hiang berpaling sejenak akan kemudian ia meneruskan jalannya tanpa naik kuda. Berlalunya In Hiang dan membiarkan kudanya dimiliki Eng Lian bukan berarti bahawa ia dikalahkan oleh si dara cilik, Ia sengaja berbuat demikian karena menyayangi kepandaian Eng Lian yang sangat tinggi. Kalau In Hiang terus mau menggodai si dara cilik, ia kuatir bisa-bisa Eng Lian betul-betul marah dan mata gelap. Kalau tidak dirinya sendiri celaka, tentu sidara cilik jagoan itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia sebenarnya mau mengikat persahabatan dengan Eng Lian, cuma sayang ia dalam penyamaran sebagai pria. Kalau ia bicara mau ikat persahabatan sedang ia dalam pakaian pria, tentu saia akan dituduh la akan berbuat tidak baik terhadap si nona. Sedang dari kata-kata si nona, kelihatannya Eng Lian sudah jengkel dan mengatakan dirinya adalah pemuda bangor. Ia sebenarnya dapat mengaku pada Eng Lian bahwa dirinya adalah wanita, sejenis dengan si dara cilik tapi In Hiang tidak mau membuka rahasi dirinya. sampai disini kita kembai kepada Lo In yang bertapa di gua ular sakti. Entah berapa lama ia di dalam sin-coa-tong, tahu-tahu sudah berjalan tiga bulan, Isinya It-sin-keng telah diyakinkan dengan sempurna oleh Lo In hingga sekarang jago cilik kita kepandaiannya berlipat hebatnya, rasanya sukar menemukan tanding a n pada masa itu- Pada suatu pagi ketika cuaca mulai terang tanah, Lo In berkemas-kemas untuk meninggalkan gua- Ia telah simpan lagi It-sin-keng dalam tempatnya di dinding gua yang berlubang- setelah ia simpan rapi, ia mendorong perlahan pada dinding di samping kiri lubang- Dengan otomatis lubang itu lantas menutup, Lo In tahu rahasia membuka dan menutup lubang dari kitab mujizat itu. Kemudian Lo In mendekati kuburan dari Kong In sianjin, dimana ia berlutut dan mulutnya kemak kemik mohon diri hendak berlalu dari gua dan mohon sang guru melindungi dalam perjalanan hidupnya dan berjanji tidak akan menurunkan kepandaiannya yang ia yakinkan dari It-sin-keng kepada sembarang orang kecuali kepada orang yang berbakat dan dinilai ada jodoh untuk menerima warisan sakti itusebagai penutup, ia berkata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "dalam perjalanan tecu ini, mohon suhu menunjukkan jalan supaya tecu dapat menemui ibu dan ayah tecu, mana kala mereka memang masih hidup- Untuk mana tecu sangat berterima kasih sekali kepada suhu-" setelah beberapa kali anggukkan kepala tanda memberi hormat yang penghabisan, Lo In lantas bangkit dari berlututnya lalu menghampiri si ular raksasa yang sedang tidur melingkar, Ia berkata, "Coa-heng, aku mohon diri untuk berpisah denganmu. Terima kasih atas kebaikanmu yang sudah banyak menolongku dalam persediaan ransum sehari-hari dan menemani aku dalam kesepian dalam gua ini. Harap kau baikbaik saja menjaga suhu disini. suatu waktu bila aku ada kesempatan, tentu aku akan datang kemari untuk bersujud di depan kuburan suhu dan menanyakan keselamatan kau." Ular raksasa itu seperti mengerti akan maksud Lo In yang berkata-kata padanya, Ia telah bergerak dari melingkarnya. Kepalanya diangkat tinggi-tinggi dengan lidahnya dimainmainkan di mulutnya yang besar, lalu bikin gerakan seperti manggutkan kepala mengucapkan selamat jalan kepada si bocah wajah hitam, setelah itu ia melingkarkan pula badannya, sementara itu Lo In pun sudah berjalan keluar dam sampai di tepi mulutnya gua. Mata dan pendengarannya selama ia menyekap diri meyakinkan It-sin-keng tiga bulan lamanya dalam gua, jadi bertambah tajam. Cuma hanya memandang ke depan, sebelum ia keluar gua, ia sudah lantas tahu bahwa jauh di sekitar gua sudah banyak orang yang menunggu. Entahlah mereka menunggu siapa. Tapi Lo In duga bahwa mereka menunggu kemunculannya dari dalam gua. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Untuk datang dekat, orang banyak yang menantikan itu tidak berani sebab gua ular itu menjadi tersohor sebagai gua maut. Banyak jago jago dari rimba persilatan telah menemui ajalnya di sekitar sin-coa-tong yang beracun. Jangan lagi Lo In sekarang sudah bertambah hebat kepandaiannya, meskipun sebelum ia dapat kepandaian dari kitab mujizat, ia tidak takut kepada mereka yang sedang menantikan kemunculannya. Maka itu ia berlagak pilon dan jalan dengan perlahan-lahan, setelah ia melayang turun dari mulut gua. orang banyak tercengang keheranan si bocah selamat keluar dari gua. orang lain, jangan pun masuk keluar gua, baru mendekati dalam jarak dua tombak saja sudah kena hawa racun ular dan mati konyol. Mereka mengawasi si bocah dengan mata tidak berkedip pada saat Lo In berjalan perlahan ke arah mereka sedang berkumpul. Kiranya yang berkumpul itu bukan hanya jago jago dari kalangan biasa saja, tapi Hweshio dan Toojin juga tidak terkecuali. Mereka kasak kusuk dan dengan perlahan ada yang mengatakan "Hek-bin-sin-tong" atau "si Bocah sakti muka hitam". Pikir mereka, Lo In hanya mempunyai kesaktian yang dapat memusnahkan hawa racun dan memasuki gua maut itu saja. Melihat Lo In mendatangi dengan tindakan biasa, romannya juga tidak luar biasa kecuali wajahnya hitam legam macam pantat kuali, mereka jadi besar hatinya untuk mencegat Lo In karena mereka menganggap bahwa Lo In tentu sudah mengantongi It-sin-keng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In tidak menyapa orang-orang yang berkumpul disitu. Ia jalan terus tanpa melihat ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba ada lima orang yang menghadang di depannya, semuanya jagojago silat kelas wahid dan mempunyai Iwekang yang tinggi melihat dari roman dan matanya yang tajam-tajam berwibawa, umurnya pun diatas 40 an. Mereka itu Tong-teng Ngo-eng atau "Lima Rajawali dari telaga Tong-teng", bajak laut yang sangat tersohor pada masa itu. Mereka lima saudara she Go bernama Tat, Ciat, Kiap, Liat dan Hiat. Kepandaian mereka sangat tinggi, tidak ada yang berani merintangi dalam sepak terjangnya sebagai kepala bajak- Di samping kepandaiannya yang tinggi, mereka suka bergaul, maka ada mempunyai banyak teman di kalangan orang baik danjahat- oleh karenanya, pengaruhnya menjadi bertambah saja dalam pekerjaan membajak-Berkali-kali pemerintah mengirim pasukan tentara untuk membasmi kawanan bajak itu, ternyata tidak berhasil. Bukan saja mereka tidak dapat ditumpas, malahan pasukan pemerintah dibikin kucar kacir. sejak itu kawanan bajak itu makin mengganas saja dalam wilayah operasinya. Mereka mendengar kabar dari sahabat-sahabatnya bahwa banyak jago jago Bu-lim datang ke sin-coa-tong untuk coba memiliki It-sin-keng. Mereka juga tak mau ketinggalan turut dengan teman-temannya yang pergi ke sana. sebetulnya tidak mudah orang mendapatkan It-sin-keng, meskipun umpamanya tidak ada hawa racun yang keluar dari gua. sebab untuk dapatkan kitab mujizat itu orang harus berkelahi mati-matian diantara teman sendiri Dengan begitu pasti akan terjadi pertumpahan darah dan memakan banyak korban lagi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Terdorong oleh kabar-kabar angin, bahwa orang yang memiliki kitab mujizat itu bisa berubah menjadi sakti kepandaiannya, maka jago-jago dari Bu-lim (rimba persilatan) tidak menghiraukan jiwanya lagi. Berbondong-bondong pada datang ke sin-coa-tong tapi tidak ada satu diantaranya yang dapat melewati jarak setombak saja dari mulut gua. Malah dalam lingkaran dua tombak jauhnya orang sudah kesamber hawa racun dan mati konyol. Lo In yang sudah dapat memasuki gua maut itu, lantaran rejekinya besar. Di samping kepandaiannya yang sangat tinggi, Iwetan dari Tok-gan siancu yang dapat menolak hawa racun, juga tiupan serulingnya yang memikat memegang rol penting dalam usahanya memasuki gua maut. Coba kalau si ular raksasa tak terpikat oleh ayunan lagu serulingnya hingga tergopoh-gopoh sang ular keluar dari guanya, tidak demikian mudah si bocah wajah hitam memasuki gua maut itu. Tentu harus dilakukan pertempuran dahulu dengan si ular raksasa sebelum Lo In berhasil masuk dalam gua. Lo In masih belaga pilon ketika dicegat oleh Tong-teng Ngo-eng. Ia menanya, "Kenapa para paman mencegat aku, anak kecil yang sedang lewat ?" "Anak kecil ? Hm " mendengus Go Kiap, yang paling tidak sabaran kalau menghadapi sesuatu urusan. "Kau dapat memasuki gua maut, lantas kau dapat keluar pula dengan selamat, Itu berarti bahwa It-sin-keng sudah ada dalam kantongmu. Maka, kalau kau tahu gelagat, lekas serahkan kitab itu pada kami orang dan kau boleh berlalu dengan bebas dari sini, mengerti ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku tidak tahu apa itu It-sin-keng ?" sahut Lo In dengan ro"^an seperti takut. G0 Kiap mendelu hatinya mendengar jawaban Lo In. Ia lantas hendak membentak tapi urung ketika Go Ciat, jikonya, mengedipi matanya sambil berkata, "Nanti aku yang bicara dengan adik kecil." Ia lalu mendekati Lo In, katanya, "Adik kecil, tak sembarang orang dapat memasuki gua maut untuk mendapat It-sin-keng. Dalam lingkaran dua tombak dari gua saja orang tak sanggup mendekati karena hawa racun dari gua itu merupakan tembok untuk orang dapat memasuki gua maut. Maka jikalau kau tidak mempunyai kepandaian yang berarti, mana dapat kau pergi ke sana ? Pengakuanmu bahwa kau tak tahu It-sin-keng itu hanya dalih diada-adakan saja. Maka untuk jangan kita satu sama lain bermusuhan, baiknya kau serahkan saja kitab mujizat itu pada kami orang Tong-teng Ngo-eng " "Nama kalian begitu mentereng." sahut Lo In. "Kalau kalian berkepandaian tinggi boleh coba memasuki gua untuk mendapatkan It-sin-keng. Kenapa kalian mesti menggerembengi aku si anak kecil yang tidak tahu apa-apa ?" "Betul kau tidak membawa keluar It-sin-keng ?" tanya Go Tat, si toako dari Tong-teng Ngo-eng. "Kenapa aku mesti membohongi kalian ?" "Mari aku geledah badanmu " menyela Go Hiat, si bontot. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Memangnya aku maling mau digeledah ?" kata Lo In kurang senang. "Maling atau bukan, tetap kami akan menggeledah kau untuk membenarkan pengakuanmu bahwa kau tidak membawa keluar It-sin-keng " kata Go Hiat pula. sebenarnya kalau Lo In kasih dirinya digeledah urusan sudah lantas selesai sampai disitu saja dan ia boleh meninggalkan tempat itu. Apa mau si bocah penasaran mendengar orang berkukuh mau menggeledah dirinya, Ia anggap perbuatan itu sangat menghina dirinya sedang untuk menghadapi lima saudara Go itu ia anggap remeh. "Belum pernah aku menemui orang-orang seperti kalian tidak tahu malu, menghina seorang anak kecil." kata Lo In. "Apa kalian kira mampu menggeledah diriku ?" Tong-teng Ngo-eng melenggak mendengar jawaban Lo In yang jumawa. Go Kiap, si shako yang dari tadi diam saja lantas berkata, "Anak hitam ini mau tahu kelihaiannya Tong-teng Ngo-eng. Maka Ngote, kau kasih lihat kelihaian kita " Go Hiat tertawa terbahak-bahak mendengar anjuran shakonya. setelah tertawa. tiba-tiba saja ia menyergap Lo In dengan kecepatan kilat. Pikirnya, sekali sergap si bocah akan berada dalam kekuasaannya. Tapi ia lupa bocah yang didepannya itu bukan bocah sembarang bocah yang disergap menghilang, tahu-tahu sudah ada dibelakangnya dan menyentil kuping kirinya dari belakang, sakit bukan main sentilan Lo In sampai dirasakan panas ke ulu hati. Ia kaget tapi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ lantas putar badannya untuk menyerang Lo In. si bocah tidak berkelit hanya ia acungkan jari telunjuk tangan kanannya, tahu-tahu Go Hiat sudah tertotok jalan darah pada telapak tangannya dan jatuh terkulai. Melihat saudara mudahnya demikian mudah dirobohkan, maka Go Tat sudah lantas serukan saudara-saudaranya untuk maju berbareng, orang banyak hanya melihat sekelebatan Lo In bergerak dengan dua tangan dan sepasang kaki terpentang, tahu-tahu empat lawannya pada roboh saling susul kena tertotok jalan darahnya. "Hahaha Berani main-main pada tuan kecil ?" Lo In tertawa gelak-gelak sambil menolak pinggang beraksi, memandang pada lawan-lawannya yang sudah tidak berkutik duduk di tanah. semua jago-jago pada kaget nampak kepandaian Lo In yang luar biasa. Mereka semua menduga bahwa kepandaian itu tentu si bocah dapatkan dari It-sin-keng. Mereka mengiri dan dalam hati masing-masing seperti satu pikiran ingin menangkap Lo In dan merampat It-sin-keng dari tangannya. Tampak kira-kira sepuluh orang yang bersatu pikiran telah mengurung Lo In. si bocah wajah hitam ketawa. Ia berkata, "oo, kalian juga ingin tahu ilmu sakti dari It-sin-keng ? Mari, mari semua maju " tantangnya seraya haha hihi ketawa. sepuluh jago kawakan yang sudah ada nama diketawakan dan ditantang oleW satu bocah yang bau tetek ibunya juga belum hilang, terang amarahnya mereka meluap. Tanpa banyak cakap pula, mereka menerjang dengan tenaga TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ maksimum. Tiba-tiba saja Lo In mengebas dengan tangan bajunya sambil berputar badannya. Tahu-tahu id orang yang menerjang dengan kalap tertolak mundur tiga tindak, mukanya meringis-ringis seperti tak tahan merasakan kesakitan dadanya kena disentuh angin lengan baju si bocah- Mereka berdiri tertegun semuanya, tidak ada yang berani maju lagi. Diam-diam mereka mengerahkan tenaga dalamnya untuk menjalankan pernapasannya yang barusan dirasakan seperti macet kena angin kebutan tangan baju Lo In. sekarang tujuh imam maju berbareng sambil menghunus pedangnya. Mereka itu adalah imam-imam campuran Bu-tongpay, Kun-lun-pay, Ceng-shia-pay dan entah dari pay mana lagi, seperti sudah sepaket mereka maju bertujuh- Tek Hie Totiang dari Bu-tong-pay yang mengepalakan kawanan imam itu maju ke depan dan berkata pada Lo In, "Adik kecil, kepandaianmu sungguh harus dikagumi. Melihat kepandaianmu yang luar biasa itu, meskipun kami merasa malu, terpaksa kami maju ramai-ramai untuk belajar kenal dengan ilmu pedang dari It-sin-keng. Harap kau jangan sungkan untuk merobohkan kami sebab itu merupakan satu pelajaran yang baik sekali " "oo, Totiang sekalian mau main pedang ?" Lo In tanya dengan gembira. Tek Hie Totiang dan kawan-kawannya menjadi heran nampak Lo In tenang-tenang saja, malah kelihatan gembira diajak adu pedang- Diam-diam mereka merasa keder, apakah mereka juga akan mengalami nasib serupa dengan temantemannya yang sudah dipecundangiTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam sangsi mereka melihat Lo In sudah mencabut pedangnya. Jago cilik kita baru kali ini bertempur dengan pedang lantaran ditantang oleh tujuh lawannya. Biasanya Lo In paling takut menggunakan pedang untuk bertempur, takut salah tangan dapat membinasakan orang. Tapi setelah ia mempelajari ilmu pedang dari It-sin-keng, ketakutan akan membinasakan orang itu dapat ia atasi karena dalam It-sinkeng, ia dapat pelajaran yang istimewa ialah cara mematahkan serangan lawan dan caranya menyerang tanpa mencelakakan lawan sampai binasa. Justru ia ingin praktekkan ajaran ilmu pedang dalam It-sinkeng itu. Apa mau ia sekarang ditantang oleh Tek Hie Totian untuk adu pedang, tidak heran kalau ia berseri-seri disamping wajahnya yang sangat terang. "Mari kita mulai" tantang Lo In dengan ketawa nyengirnya yang khas. Kawanan imam itu adalah jago-jago yang tinggi ilmu pedangnya dan sudah banyak pengalaman dalam bertempur, sebetulnya mereka merasa malu maju dengan tujuh orang mengeroyok satu anak kecil seperti Lo In. Akan tetapi karena mereka jeri kalau maju hanya dua tiga orang saja, maka perasaan malu tadi mereka tekan lenyap dari hatinya. Tampak mereka tidak seeji (sungkan) lagi untuk menyerang Lo In dengan berbareng. Masing-masing telah menggunakan tipu serangan masingmasing partainya, secara diperhitungkan. Maka keluarlah tiputipu menyerang seperti "Giok-lie-tou-so" (Bidadari menenun), "Ki-hwe-siauw-hian" (Angkat obor membakar langit), "ouwTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ liong-pa-bwee" (Naga hitam menggoyangi buntut), "Yu-liongtam- jiau" (Naga memain ulur kukunya) dan lain-lain ilmu serangan yang dahsyat untuk merobohkan Lo In. Malah ada diantara imam-imam itu yang telengas dan mau merobohkan si bocah dengan mengambil jiwanya. Tapi herannya Lo In tidak menggunakan segala tipu pukulan untuk dipakai menangkis dan menyerang, Ia hanya mainkan pedangnya hanya seenaknya saja hingga membikin lawanlawannya menjadi bingung dan gelabakan untuk mengelakkan serangan Lo In yang dengan sekonyong-koyong tibanya. Pertarungan berjalan lama juga. Ini bukan berarti si bocah sakti keteter, tapi ia main-main saja dengan ilmu pedangnya yang sakti. Terlalu cepat mengalahkan jago-jago pedang yang jumlahnya sampai tujuh orang sangat keterlaluan. Dimana mereka akan menaruh mukanya kalau dalam dua tiga gebrakan saja mesti terjungkal ditangannya satu bocah yang tidak terkenal. Rupanya mereka belum dengar tentang munculnya satu bocah sakti yang mendapat julukan "Hek-binsin- tong". Kalau tidak mereka akan pikir-pikir dulu untuk menggempurnya. Apalagi melihat si bocah sakti barusan saja keluar dari pertapaannya, Itu berarti bahwa kepandaiannya sudah berlipat ganda- Adalah pada saat itu, sewaktu mereka dengan gembira mengurung Lo In ditengah-tengahi tiba-tiba tubuhnya Lo In berputar, pedangnya menyambar laksana kilat, disusul oleh suara berkelontrangan dari jatuhnya senjata pedang. Di lain detik Lo In tampak sudah memasukkan pula pedang dalam sarungnya dan wajahnya berseri-seri dengan tenangnya. Tujuh orang imam tampak berdiri bagaikan patung dalam formasi mengurung. Pedangnya masing-masing sudah dilucuti TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In dengan totokan pada "yang-kok-hiat", jalan darah pada pergelangan tangan, satu gebrakan yang menakjubkan dari jago cilik kita, membikin banyak orang yang belum turun tangan pada melongo heran. Pada saat Lo In hendak meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia mendengar suara ramah berkata, " Harap siaosicu tunggu sebentar" Ketika Lo In menoleh, kiranya yang berkata tadi adalah seorang paderi (Hweshio) berwajah welas asih- Itu menandakan bahwa paderi itu adalah seorang paderi saleh- Lo In tidak berani kurang ajar menghadapi paderi saleh itu. Maka ia cepat-cepat datang mendekati dan berkata, "Taysu, ada urusan apa menahan kepergianku " "Siaosicu, lolap Hu Hong dari siauw-lim-sie, ingin memohon kerelaanmu." sahut paderi dengan ketawa ramah hingga Lo In senang melihatnya. "Dalam urusan apa itu, Taysu ?" tanya si bocah- "Tentu urusannya mengenai It-sin-keng." jawabnya. " Kitab sakti itu ditulis oleh Lo-cianpwe kami kira pada -100 tahun yang lalu.Jadi terang itu adalah milinya siauw-lim-sie. Kedatangan kami kesini sudah terlambat dengan didahului oleh siaosicu. Hal mana membuat kami menyesal sekali, Itsin- keng itu ditulis oleh Lo-cianpwe Kong In sianjin. Terang kitab itu termasuk kitab pusaka dari siauw-lim-si. Maka Lolap mohon kesediaan siaosicu supaya kitab itu dikembalikan kepada siau-lim-si." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam hati Lo In pikir paderi tua ini pandai juga bicara halus. Kalau kawanan paderi dari siau-lim-si ada kepandaian, sudah siang-siang mereka memasuki gua maut untuk mengambil It-sin-keng sebagai kitab pusaka dari partai siaulim. Kenapa mesti menunggu sampai sekarang dimana banyak jago-jago sudah banyak yang tewas ? Itu tentu suatu kenyataan memang kawanan paderi dari siau- lim-si tidak punya kesanggupan. Dari beberapa Hweshio yang menggeletak sudah menjadi mayat, mungkin mereka itu adalah Hweshio-hweshio dari Siau-lim-si. Dari perkataan sipaderi tua, memang beralasan bahwa Itsin- keng adalah miliknya siau-lim-pay- oleh karena pengarangnya adalah Kong In sianjin dari siau-lim-si- Tapi bagaimana ia dapat mengembalikan kepada Hui Hong Taysu, sedang kitab itu tidak ada padanya ? Itu mustahil. Dalam It-sinkeng sudah disebut, hanya orang yang berjodoh saja dapat meyakinkan kitab mujizat itu. Dan ia justru yang mempunyai jodoh, makanya jalan memasuki gua ular tidak dihalanghalangi. setelah memikir sejenaki maka Lo In berkata- "Taysu, bukannya aku tidak mau mengembalikannya sebab kitab itu tidak ada padaku- Kalau kalian dari siau-lim-si punya kepandaian, boleh coba-coba memasuki gua ular dan mengambilnya sendiri di sana " Hui Kong Taysu, adik seperguruan dari Hui Hong Taysu yang berdiri di dekatnya sang kakaki mendengar perkataan Lo In, matanya mendelik pada si bocah- Kelakuan itu tidak dihiraukan oleh Lo Insesudahnya mendengus, Hui Kong Taysu berkata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bagus, kami orang pergi ke sana mau mencari apa, mau mencari angin ? Sedang kitab sudah ada di tangan sicusebaiknya sicu jangan banyak putar lidah, lekas serahkan Itsin- keng kepada kami " "Hehe, tidak mau percaya, itu terserah " jawab Lo In yang segera gerakan kakinya untuk berlalu dari mereka. Hui Kong nampak Lo In lagaknya seperti tidak memandang mata pada mereka dari siau-lim-si, partai yang paling menonjol dalam Bu-lim, hatinya menjadi panas. "Berhenti " bentaknya. "Kau masih membandel? Hahaha Jangan kau kira kami dari siauw-lim-si tidakkuat mencekuk batang lehermu anak kecil " Dibentak berhenti barusan, Lo In merandek- Ketika ia berpaling melihat Hui Kong Taysu unjuk roman bengis dan mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar, bukannya In menjadi takut malah timbul wataknya yang nakal dan suka menggodai orang. "Taysu, mungkin jago-jago silat yang ilmunya tinggi akan gemetar mendengar perkataanmu barusan. Akan tetapi aku anak kecil mana dapat digertak sebab aku tidak kenal apa itu siau-lim-si dan apa "si" lagi. Hahaha........" Menuruti hawa amarahnya yang meluap, Hui Kong sudah mau menyerang Lo In tapi keburu Hui Hong mencegah, serta katanya, "sute, kau jangan kurang ajar kepada siaosicu. Apa tidak lihat itu contoh kawan-kawan kita sudah tidak bisa bergerak karena kelihaiannya siaosicu ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Hui Hong tunjukkan perkataannya kepada Lo In. "Mohon kau tidak membuat kami gelisah karena kitab mujizat yang ada padamu, maka dengan hormat lolap Hui Hong mohon siaosicu suka menyerahkannya." Lo In pikir, kepala gundul ini benar-benar tidak bisa dikasih mengerti. Buat apa ia melayani bicara, hanya buang tempo saja. sedang hatinya sudah kepingin mencari enci Liannya yang sudah lama tidak dijumpai, Ia berkata, "Aku sudah kata, kitab tidak ada padaku. Kalau tidak percaya, ya sudahlah " seiring dengan kata-katanya, Lo In telah ngeloyor meninggalkan dua Hweshio yang menjadi melengak dibuatnya. Hu Kong tidak sabaran, belum berapa langkah Lo Injalan ia sudah lompat menyusul, Ia memukul dengan angin pukulan telapak tangannya dari belakang. Pikirnya dengan angin pukulan yang berat itu, kalau si bocah tidak terpental pingsan, sedikitnya ia akan sempoyongan dan Lo In insyaf akan kelihaiannya jago dari siauw-lim-si. Ia terlalu meremehkan kepandaiannya Lo In, meskipun dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan bagaimana si bocah sudah bikin terjungkal balik lawannya. Lima Rajawali dari telaga Tong-teng masih belum dapat berdiri, tujuh imam masih tinggal mematung dalam formasi mengurung. Tidak cukup rupanya contoh itu bagi Hui Kong Taysu dan menganggap dirinya lebih unggul dari mereka. Dengan Iwekangnya yang sangat tinggi, dalam anggapannya ia sudah menyerang atau membokong Lo In. pikirnya, kalau ia dapat merobohkan si bocah sakti, bukan saja It-sin-keng dapat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ia rampas dari si bocah, tapijuga namanya akan menjadi termashur. Lo In belaga pilon kalau dirinya telah diserang, Ia jalan terus dengan tenang-tenang saja. Tapi diam-diam ia mengerahkan tenaga saktinya. Begitu angin pukulan Hui Kong sampai, seperti ada tenaga gaib dalam dirinya Lo In telah menolak balik angin pukulan tadi dan menghantam keras ke dadanya Hui Kong, yang seketika itu juga merasa sesak dadanya disusul oleh tubuhnya yang roboh terkulai dan muntahkan darah segar. Melihat sutenya roboh dengan tiba-tiba setelah menyerang Lo In, cepat Hui Hong Taysu memburu dan menguruti jalan darah sang sute supaya lancar lagi. "Sute, kau kenapa roboh dengan tiba-tiba ?" sang suheng menanya. Hui Kong tak dapat menjawab suhengnya, kedua tangannya hanya memegangi dadanya dengan mata terbelalak- Hui Hong lantas menduga bahwa robohnya sang sute kena Bu-eng-sin-kang (tenaga sakti tanpa bayangan) dari Lo In. Maka Hui Hong jadi tidak senang. Meskipun ia satu paderi yang ramah dan saleh, ia merasa tersinggung juga kewibawaannya atas perbuatan Lo In. Maka seketika itu ia angkat kepalanya memandang pada Lo In yang barusan ia lihat jalan belum jauh dengan maksud memanggilnya balik akan disuruh mempertanggungjawabkan atas lukanya sang sute, tapi ia terkejut sebab si bocah sudah menghilang entah kemana. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ setelah Hui Keng dapat dibebaskan dari rasa sesak dadanya dan tidak memuntahkan pula darah segar, ia menerangkan pada suhengnya, "suheng, barusan aku roboh bukan karena serangan si bocah- Hanya aku terpukul oleh angin pukulan sendiri yang menerjang balik dan menghantam dadaku. Entah menggunakan ilmu setan apa si bocah liar itu telah merobohkan aku dengan segebrakan." Hui Hong Taysu kepandaiannya sangat tinggi tapi ia tidak bisa menebak kalau sutenya rebah lantaran pukulan berbalik kalau tidak Hui Kong yang cerita. Hui Hong Taysu menghela napas setelah mendengar penuturan sutenya. Kemudian ia menghampiri tujuh imam yang berdiri bagaikan patung dan membebaskan totokan, menyusul gilirannya TOng-teng Ngo-eng juga dibebaskan oleh Hui Hong Taysu. Mereka pada menghaturkan terima kasih kepada si paderi dari siauw-lim-si. sambil geleng-geleng kepala Tek Hie Totiang dari Bu-tongpay berkata, "Tadinya aku tidak percaya dalam dunia Kangouw ada muncul satu bocah sakti muka hitam. Kini aku baharu percaya kalau julukannya "hek-bin-sin-tong" memang tepat sekalisebelumnya ia dapatkan It-sin-keng kepandaiannya sudah sangat tinggi. Makanya sekarang ia sudah dapatkan It-sinkeng, kepandaiannya entah berapa lipat ganda tambahnya. Betul-betul bocah itu luar biasa, usianya paling-paling juga 17 tahun tapi sudah mempunyai kepandaian setinggi itu. sungguh tiada manusia yang mengendalikan dirinya kalau TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ perbuatannya nanti ugal-ugalan, semoga dia akan memilih jalan yang baik," Hui Hong manggut-manggut mendengar perkataan Tek Hie Totiang. Go Tat, toako dari Tong-teng Ngo-eng turut menyatakan pendapatnya, "sepanjang yang aku alami, bagaimana tinggi Iwekang dan kepandaian silat seorang jago, masih dapat kita layani. Tapi si bocah tadi sungguh luar biasa. Dapat merobohkan kami lima saudara dengan sekaligus, sekarang dia masih bocah, entahlah kalau usianya sudah meningkat. Terang kepandaiannya diatas Kwee Cu Git tayhiap, yang orang sangat sohorkan kepandaiannya yang sangat tinggi." Demikianlah jago-jago dari dunia Kangouw itu pada membincangkan dirinaya Lo In. semuanya pada memuji kepandaian si bocah sakti. Cuma Hui Kong yang masih mendelu dipecundangi Lo In tidak turut mengatakan apa-apa. sementara itu Lo In sudah berada di tempat dimana banyak kawanan kera yang tempo hari telah mengantarkan ia ke sincoa- tong. Kawanan kera itu kegirangan ketika melihat Lo In datang lagi. Dalam tempo pendek saja, Lo In dirubung oleh kawanan kera yang menanyakan halnya ia sudah memasuki gua maut. Tapi Lo In belum mau melayani mereka dan terus saja melihat kudanya yang tempo hari ia tinggalkan. Tentu saja ia hanya dapatkan kerangkanya, Ia baru sekarang tahu kalau kudanya telah mati. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In tidak memikirkan kudanya mati, lantaran apa- Tapi ia lantas memeriksa pada bagian pelananya dan ia dapatkan bahwa buntalannya sudah tidak ada disitu. Ia jongkok dengan termenung-menung setelah mengetahui bahwa buntelannya sudah lenyap. Lo In lalu menanyakan pada kawanan kera, apakah sejak ia pergi dari situ, apakah ada orang yang datang. Beberapa kera yang pernah ketemu dengan Eng Lian telah menceritakan pada Lo In tentang kedatangan seorang gadis jelita naik kuda dan telah mencari Lo In, kemudian telah membawa pergi buntelan yang ada pada pelana kuda. Lo in lantas menduga bahwa yang datang itu tentu enci Liannya. seudah tiga bulan ia bertapa di gua maut, sekarang kemana ia mencari enci Liannya yang baik hati itu? Dimana sekarang enci Bwee Hiang yang sejak berpisahan dengannya tidak kedengaran kabar ceritanya ? Mengingat bahwa enci Hiangnya membutuhkan bantuannya untuk menuntut balas pada sucoan sam-sat, hatinya merasa tidak enak- Ia tahu bahwa enci Hiangnya keras hati, maka ia kuatir kalau Bwee Hiang tanpa dirinya sudah menyatroni sucoan sam-sat, kemana ia hanya akan mengantarkan jiwannya saja, sebaliknya Gari menuntut balas. Bwee Hiang sebagai muridnya, Lo In tahu kepandaiannya sampai dimana- Dengan sendirian si nona menghadapi Tiga Algojo dari sucoan, terang bukan tandingannya dan Bwee Hiang akan pecundang kalau tidak sampai di hina oleh Lie Kui si muka hitam yang ceriwis kelakuannya- Ia mengharap dalam perjalanannya mencari Eng Lian, di perjalanan ia akan ketemu dengan enci Hiangnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tidak lama Lo In beristirahat di tempatnya kawanan kera itu, sudah lantas melanjutkan perjalanannya. Tujuannya adalah kota Gukwan, menemui ketua dari Cit-seng-pay untuk menyerahkan pedang Lim Kek Ciang sekalian mengabarkan tentang kematian tiga saudara dari cit-seng-pay. Ia masih ingat akan pesan Lim Kek Ciang ketika hendak menutup mata. Maka sekalipun Lo In ingin buru-buru mencari Eng Lian dan Bwee Hiang, ia juga tidak mau telantarkan tugasnya menyampaikan kabar kepada ketua Cit-seng-pay. selagi Lo In enak-enakan lari di jalanan pegunungan, tibatiba ia rasakan badannya melayang jatuh dan dirinya teringkas oleh jaring yang kuat. Kiranya Lo In sudah menginjak jebakan berupa lubang yang didalamnya ada dipasangi jaring yang kuat. Jebakan itu sebenarnya diperuntukkan menjebak macan liar. sekarang bukan macan, tapi Lo In yang terjebak hingga si bocah menjadi sangat kaget- Jala yang menjaring Lo In terbuat dari bahan yang sangat kuat, tak dapat diputuskan dengan tenaga manusia, sekalipun Lo In ada mempunyai tenaga sakti- Lantaran mana, Lo In terima nasib menanti sampai ada orang yang mengangkat diirinya naik dari lubang jebakan itu. Kesal juga Lo In menanti sebab orang baru mengangkat dirinya naik setelah hari menjadi sore- Mereka yang mengangkat Lo In menjadi kaget nampak yang dikeluarkan dari jebakan itu bukannya binatang macan, hanya manusia cilik muka hitamTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mereka pada gelak-gelak ketawa- Mentertawakan Lo In yang sudah terbungkus rapat dalamjala perangkap- satu diantaranya orang-orang itu lantas berkata pada Lo In, "Hai bocah hitam, kenapa kau berada dalam perangkap, bukannya macan ? Hahaha Boleh juga kau jadi macan hitam " Teman-temannya yang lain pada tertawa mendengar sang teman berkelakar. "Hei, paman-paman. Aku tidak bersalah- Kenapa kalian menjebak aku ?" tanya Lo In. "Bocah hitam, kau bukannya tidak bersalah sama sekali." "Memangnya aku bersalah apa ?" "Kau bersalah sudah menginjak perangkap." "Mana aku tahu ada dipasang perangkap." "Memangnya kau buta huruf? Kapan 10 tindak sampai pada lubang ada dipasangi tanda supaya orang berhati-hati jangan lewat diatasnya perangkap macan." Lo In melengak- Memang juga ia kurang hati-hati sampai ia tidak melihat kepada papan pemberi tanda bahwa disitu ada dipasang jebakan. Tidak melihatnya bukan lantaran si bocah tidak bisa surat, hanya pikirannya sedang melayang-layang sembari gerakkan kakinya. Pada saat itu ia memikirkan tentang enci Liannya, enci Hiangnya dan tugasnya untuk menyampaikan kabar kepada ketua dari Cit-seng-pay. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ya, aku terima salah- Tolong kalian melepaskan aku dari jaring ini." kata Lo In. "Enak saja kau ngomong." sahut orang yang berkelakar tadi- "Memangnya kalian tidak mau lepaskan aku anak kecil ?" tanya Lo In. "Tiap apa saja yang masuk dalam jebakan dan kena jaring, baik macan maupun manusia baru dapat dilepaskan setelah ada ijin dari majikan kami. Maka sekarang, diam-diam saja dahulu dalam jala sampai kami sudah melaporkan kepada majikan." "Siapa majikan kalian ?" tanya Lo In kepingin tahu. "Buat apa banyak tanya ? sudah diam saja- Tunggu kami kasih kabar ke sana." Lantas orang itu yang rupanya adalah pemimpinnya telah menyuruh salah satu orangnya untuk mengabarkan kepada majikannya tentang terjebaknya Lo In. Tidak lama orang yang suruhan itu kembali, Ia berkata, "Jiya suruh kita jangan sembarangan lepas anak hitam ini. Kita disuruh bawa dia kesana " Lo In mendengar perkataan orang suruhan tadi- Ia kaget lalu menanya, "Siapakah Jiya kalian ? Mungkin aku mengenalnya." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau perlu apa banyak omong ? Tunggu disana kau dapat mengenali sendiri apakah juga kita itu ada kenalan kau atau bukan." Lo In tidak mau banyak omong lagi. Ia kasihkan dirinya diaotong oleh mereka- Tidak lama, Lo In sudah dibawa ke sebuah kampung yang lantas ia kenali itu adalah Tiok chung, tempatnya Tiok-chungsam- lie- "Apakah aku akan dihadapkan pada Tiokichung-sam-lie ?" tanyanya dalam hati- Lo In ingat pada pertempuran antara Eng Lian dan Tiokichung-sam-lie yang enci Liannya telah pecundangi semua- Kalau mereka sekarang melihat dirinya, terang tiga saudara Lie itu akan menimpakan amarahnya kepada dirinya (Lo In). Tempo hari ketika ditinggalkan oleh mereka, Tiokichungsam- lie dalam keadaan tertotok dan totokan itu mungkin telah terbuka sendirinya setelah makan waktu lama juga. Apa yang Lo Inpikir memang benar, Ia telah dihadapkan kepada Liesun, yang dipanggil jiya (majikan kedua) oleh orang-orang bawahannya. "Hehehe " terdengar si muka lonjong mendengus. "Kiranya mudah saja kami akan membalas sakit hati tempo hari. Kemana itu si budak liar ? Kemana perginya ? Kenapa tidak bersamamu ? Hehehe, mungkin berselisih dijalan, makanya budak liar itu kabur "