TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gin Hoa kaget- Ia dorong Tay Lie dan masuk lagi ke dalam
selimut- Kini ia sadar bahwa dirinya hanya berpakaian
separuh-
"Koko, itu kakek datang mau membelah perutku.........."
meratap Gin Hoa dari dalam selimut, Ia sudah menutup
seluruh badannya dengan selimut saking ketakutan-
Tay Lie tidak menjawab, sebaliknya ia bangkit dan berjalan
keluar dimana Giok siong sudah duduk menantinya di ruang
tengah, seraya tangannya memegang golok yang tadi mau
dipakai membelah perut cucunya. Tay Lie tidak gentar si kakek
memegang golok-
Ia jalan menghampiri dan duduk di depannya- Ia berkata,
"Urusan sudah jadi begini, kau sekarang mau apa ?"
" urusan tidak jadi begini kalau tidak gara-garamu tanpa
permisi melembungkan perut cucuku." sahut Giok siong
dengan mata bersinar rasa penasaran.
Tay Lie anggap orang tua ini benar-benar sinting. Masa
saban-saban menyebut kehamilan cucunya tanpa permisi.
Kalau tidak sinting, orang ini tentu kakek cabul. Dalam
jengkelnya Tay Lie berkata kasar, katanya,
"ya sudah, aku tanpa permisi melembungkan perut cucumu.
Kau mau apa ?"
"Heheh, kau mau ngaku juga kesalahanmu, ya " Giok siong
ketawa aneh-
"Aku Gouw Tay Lie, berani berbuat tentu berani tanggung
jawab "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tanggung jawab apa " mendengus si kakek- matanya
melotot.
"Aku tanggung jawab buat kehidupannya adik Gin. Aku
tidak nanti sia-siakan dan akan menjadikan istri yang
tersayang "
"Hahaha " giok siong tertawa terbahak-bahak-
"Kau lihat ini ?"
Tay Lie lihat cilik, siong acungkan goloknyasebelum
ia bicara, cilik, siong sudah mendahulu,
"Aku Tan.........."
".........Giok siong " terdengar orang menyambung dari
sebelah luar. Lalu disusul dengan tertawa yang terbahakbahak,
si kakek dengan mendadak saja agak bergidik
badannya-
Tay Lie heran, dengan mendadak sontak setelah
mendengar tertawanya orang diluar rumah si kakek bergidik
sampai badannya gemetaran. Entah siapa orang yang datang
itu. "Brak " tiba-tiba pintu ditendang terbuka.
Tampak berjalan masuk seorang pria bermuka persegi dan
gemuk badannya. Dari muka dan perawakannya, Tay Lie
heran, tidak ada yang harus ditakuti- Kenapa si kakek
bolehnya bergidik sampai gemetaran badannya ?
orang itu tidak memandang pada Tay Lie yang ada disitu,
hanya langsung berkata kepada Giok siong,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Kakek sinting, tidak nyana kau mengumpat disini Tujuh
tahun sudah aku mencari-cari kau. Mana cucu perempuanmu?
Lekas keluarkan"
si kakek tidak menyahut, hanya matanya saja memandang
pada orang gemuk itu dengan roman agak pucat, seakan-akan
melihat setan.
"Aku ciu-kui Gouw TOa (si setan Arak) belum pernah
mengampuni anak buahnya yang berkhianat Tapi untukmu,
aku bisa kasih kelonggaran, asal cucu perempuanmu lekas
kasih keluar. Dimana dia, lekas Hahaha, sekarang kau tak
punya alasan untuk mengatakan cucumu masih di bawah
umur"
Gin Hoa dikamar mendengar suara Gouw Toa juga
ketakutan, ia tutup rapat-rapat semua badannya dengan
selimut, takut orang itu nanti masuk ke dalam kamarnya dan
melihat dirinya. Diam-diam ia jengkel, kemana sih perginya
Tay Lie, tidak kedengaran suaranya.
Ia barusan saja tukaran pakaiannya yang koyak-koyak dan
mau memanggil Tay Lie masuk untuk menasehati supaya si
anak muda jangan kasar-kasar bercakap dengan yayanya, tapi
niatannya urung karena ia mendengar suara yang ia kenali
betul.
"Patung, kau diam saja " bentak Gouw Toa, si setan Arak-
Untung Giok siong sudah menguasai keadaan maka ketika
dibentak demikian, bukan makin menggigil ketakutan malah
tiba-tiba ia ketawa dan tampangnya berubah tidak ketakutan
lagi seakan-akan dalam benaknya sudah mendapat
pemecahan untuk menghadapi Gouw Toa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bukan Tay Lie saja yang heran, juga Gouw Toa jadi
melengak sejenak nampak si kakek tidak bergemetaran
mendengar bentakannya yang nyaring
"orang she Gouw, kau sudah terlambat datang." sahut Giok
siong ketawa.
"Apanya yang terlambat datang ?" tanya Gouw Toa heran.
"Cucuku sudah melembung. Hahaha...."
"Apanya yang melembung "
"Sudah tentu perutnya, hahaha "
Gouw Toa memang pandang Giok siong ada satu kakek
yang sinting, ucap katanya suka melantur ketika si kakek
masih menjadi anak buahnya. Tapi mendengar kata-kata
melembung perut cucu perempuannya si kakek- mau tak mau
ia menjadi terkejut dan memandang ke arahnya si kakek
dengan muka bengis.
"Jadi, cucu perempuanmu sudah punya suami?" ia
menanya, cemas hatinya.
"Punya suami sih belum, cuma dia sudah melembung."
sahut si kakek haha hihi.
"siapa yang bikin dia melembung ?" bertanya Gouw Toa
sangat gusar.
Giok siong tidak menjawab, hanya matanya saja melirik
pada Tay Lie yang enak-enakan mendengari orang bertanya
jawab. "Brak Prang Preng Prong....."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Itulah suara meja terbalik diatas mana ada ditaruh piring
mang kok, tempat teh dan lain-lain hingga ramai
kedengarannya.
Meja itu terbalik ditendang sekerasnya oleh Gouw Toa,
yang seketika itu meluap amarahnya kepada Tay Lie- si setan
Arak penasaran, bakal miliknya didahului oleh si pemuda yang
tak dikenal dan juga tidak dipandang mata olehnya, cilik, siong
kembali gemetaran nampak si setan Arak mulai umbar
amarahnya.
Tapi Tay Lie tinggal tenang-tenang saja dan memandang
pada Gouw Toa dengan tersenyum sinis. Tampaknya ia tidak
gentar kepada si setan Arak-si kakek tidak menjawab, hanya
matanya kedap kedip pada Tay Lie.
" Lekas katakan" kembali si setan Arak membentak-
Giok siong dengan muka ketakutan, melihat ke kamar Gin
Hoa yang tidak berpintu
"Hahaha " si setan Arak tertawa keras, tubuhnya berbareng
melompat ke pintu kamar
dan ia akan menerobos masuk kalau tidak tertahan oleh
suara halus dari dalam kamar. "Jangan.. Jangan masuk- Aku
lagi tukar pakaian, segera aku keluar"
"Hehehe, nona manis, kau masih kenali juga pada Gouw
Toaya ?" kata Gouw Toa ketawa.
"Aku tahu Gouw Toaya yang datang, tunggu sebentar"
sahut Gin Hoa, empuk suaranya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si setan Arak yang merangkap juga jabatan setan
Perempuan, tampak berseri-seri kegirangan, menunggu
keluarnya si elok dari kamarnya.
Tay Lie sudah muak melihat lagaknya Gouw Toa. Tadi
ketika si setan Arak mau menerobos ke kamarnya sang
kekasih, ia sudah mau menghadang tapi urung ketika
mendengar suara Gin Hoa yang dapat menyetop kelakuan si
setan Arak yang kasar.
Ia masih mau lihat, apa yang Gin Hoa bisa bikin untuk
menghadapi Gouw Toa Juga ia masih samar-samar untuk
mengetahui duduknya urusan. Maka ia tidak mau turun tangan
dulu. Hanya yang sudah terang baginya adalah Giok siong,
memang dia ada seorang kakek sinting. Bagaimana
lantarannya Giok siong mengekang kemerdekaan cucunya,
inilah yang ia kepingin tahu.
Tidak lama Gin Hoa telah keluar dari kamar.
Ia tertawa kepada Gouw Toa, sebaliknya Gouw Toa
terbelalak matanya memandang kepada si nona.
"Apa kau si Gin dari tujuh tahun yang lalu ?"
"siapa bilang bukan si Gin yang dulu ? Waktu itu aku baru
berumur lima belas, sudah tentu sekarang lain rupanya. Lain
dulu lain sekarang, Gouw Toa y a Hihihi......" Gin Hoa ketawa
tapi tidak membuat guncang hatinya si setan ciila Perempuan,
malah ia seram rupanya, matanya kedap kedip seperti orang
tolol.
Tadinya Gouw Toa mengira dari dalam kamar akan keluar
satu gadis yang cantik jelita dengan senyuman yang memikat
dan lagak lagunya yang Jenaka, tidak tahunya di depannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekarang berdiri satu wanita yang mukanya buruk bagaikan
restan penyakit cacar. Matanya belekan (tai mata di sana sini),
pakaiannya kumel seperti yang sudah tahunan lantaran tidak
dicuci-cuci, mulutnya juga seperti mengok ke kiri seketika
berbayang di depan Gouw Toa roman cantik jelita Gin Hoa
pada usianya yang mulai mangkat dewasa. Luwes dan
cekatan, omongannya serba Jenaka penghibur lara. Tapi
sekarang kenapa jadi begini ? Dalam usia dewasa Gin Hoa
semestinya lebih cantik dan mempesonakan. Ini malah lebih
buruk dari wanita yang disebut jelek-
Tak dapat Gouw Toa memecahkan persoalan itu sebab
buktinya memang si nona berwajah buruk menyeramkan.
"Kalau benar si Gin, kenapa wajahmu berubah seburuk ini
?" si setan Arak menanya perlahan, seperti cemas hatinya.
"Kalau dulu wajahku cantik dan sekarang buruk, itu
perubahan yang wajar." sahut Gin Hoa, melirik pada Gouw
Toa seraya tersenyum, Gouw Toa main muak melihat lirikan
dan senyuman Gin Hoa-
Kenapa ? Gouw Toa lihat lirikan Gin Hoa bukan memikat
tapi seperti berjatuhan tai matanya, senyumannya
menyeramkan sebab mulutnya yang mengok seperti lebih
mengok lagi. Tapi betul seperti katanya cilik, siong, cucunya
sudah melembung perutnya.
Mungkin si nona sudah mengandung tujuh delapan bulan.
Dalam keadaan mengandung, tubuhnya Gin Hoa berubah
makin menggiurkan sebenarnya. Tapi si setan Arak tidak
melihat itu, hanya yang dibuat pikiran wajah si nona yang
buruk.
Dari merasa cemas dan heran, ia menjadi marah,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau bilang perubahan yang wajar, apa artinya itu ? Lekas
katakan"
setelah tersenyum yang memuakkan Gouw Toa, si nona
menjawab,
"Aku diserang penyakit cacar, makanya wajahku jadi
berubah begini- Kapan Gouw Toaya pulang Jangan lupa ajak
aku, ya"
"Ajak kau pulang ?" kata si setan Arak dengan sinis.
"ya, sejak aku pulang ke rumahmu ?"
"siapa yang mau bawa orang macam kau ?"
"Dari jauh kau cari aku, kenapa sekarang berubah
pikiranmu "
"siapa yang cari kau, budak buruk "
"Lho, kenapa kau jadi memaki si Gin ?"
"Memaki maish bagus, sebagai ganti tendangan Gouw
Toaya "
"Ajak dong, kan kau mencari aku ?" Gin Hoa dengan berani
mendekati si setan Arak dan hendak mencekal tangan orang
dengan tangannya yang kotor.
"Kurang ajar Kau berani..........?" kakinya pun melayang
hendak menendang Gin Hoa.
Tendangan itu berat ratusan kati, tambahan mengarah
perut. Kalau saja mengenai sasarannya terang perutnya Gin
Hoa akan berantakan dan bayi didalamnya mati seketika. Hal
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mana membuat Gin Hoa sangat kaget, sebab perbuatan si
setan Arak ada diluar perhitungan, Ia sudah pejamkan
matanya untuk terima binasa. "Bluk " terdengar suara tubuh
yang jatuh.
Gin Hoa terkejut, cepat dia membuka matanya.
Kiranya suara "bluk1 tadi adalah suara tubuhnya Gouw Toa
yang berat, jatuh meloso di lantai dan sedang merangkak
bangun. Di dekatnya kelihatan Tay Lie berdiri sambil senyumsenyum.
Apakah yang sudah terjadi ? Gin Hoa tak usah putar
otak untuk mencari tahu, karena lantas terdengar bentakan
Gouw Toa kepada Gouw Tay Lie,
"Binatang Hm Bagus, bagus, bagus......."
"Apa yang bagus ?" tanya Gouw Tay Lie keheranan.
"Bagus perbuatanmu bikin bunting anak orang tanpa
dinikah " sahut Gouw Toa.
"Itu ada urusan pribadiku, ada sangkut apa dengan kau?"
"sangkutan apa ? Hm Kau tidak tahu Gin Hoa kepunyaanku
?"
"Kalau kepunyaanmu, kenpa kau tidak mau bawa kau,
malah ini menendang kayak kuda kelaparan" menyela Gin
Hoa dengan berani.
Gouw Toa melengak- Ia tidak menduga Gin Hoa berani
mengejek demikian.
"Kau kira wajahmu kebagusan untuk dibawa oleh Gouw
Toaya ?" bentaknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hihi, orang sinting." kata gin Hoa.
"Kakekku kau katakan sinting, tidak tahunya kau lebih
sinting lagi........."
"Kau berani.......?" mengancam Gouw Toa, tangannya
diulur hendak memukul.
"Nah, pukullah " menantang Gin Hoa dengan lucu sebab ia
berkata sambil sodorkan perutnya yang barusan mau
ditendang si setan Arak-
Bukan main gusarnya Gouw toa,
"Budak hina, kau menantang " katanya nyaring, kepalanya
juga sudah lantas melayang hendak menghantam dadanya si
nona.
sayang, sebelum tinju sampai pada sasarannya, ditengah
jalan sudah dipegang oleh Gouw Tay Lie- Entah bagaimana
Tay Lie, bergerak- Rupanya ia pandai kuntauw, tahu-tahu
tubuhnya si setan Arak disengkilit dan untuk kedua kalinya
terdengar suara -'bluk', tampak Gouw Toa meloso-loso lagi di
lantai.
Dengan susah payah baru ia bisa bangun berdiri
"Anak muda, siapa namamu ?" tanyanya.
"Aku Gouw Tay Lie- Kalau masih penasaran, boleh lain kali
cari aku" sahutnya.
"Bagus, kali ini kau menang. Lain kali giliranku yang
menang." kata Gouw Toa. Ia berkata sambil kebas-kebas
pakaiannya yang berdebu, barusan jatuh sampai dua kali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kali ini aku menang, lain kalijuga aku pasti tetap menang."
Tay Lie menyindir.
"Baiklah, kita sama-sama she Gouw. Lain kali kita tetapkan
si Gouw yang mana yang unggul." kata Gouw Toa seraya jalan
ngeloyor ke pintu, akan kemudian ia menghilang dalam
kegelapan sang malam.
Tay Lie tidak perdulikan Gouw Toa yang ngeloyor pergi,
sebaliknya ia menghampiri Gin Hoa yang sedang ketawa,
mulutnya mengok dan wajahnya buruk- Ia berkata,
"Adik Gin, kau pandai benar membuat wajahmu seburuk ini
" sambil menowel pipi orang hingga si nona ngikik tertawa.
"Koko, bagaimana kalau wajahku lebih buruk dari ini, tentu
kau muak ?" tanya Gin Hoa.
"Lebih buruk lagi tidak berarti bagiku." sahut Tay Lie tegas.
"Cintaku padamu sebesar gunung. Mang dapat digoyang
oleh wajahmu yang buruk."
"Betul ?"
"Kenapa tidak betul ?"
"TUnggu sebentar, ya ?" kata Gin Hoa seraya terus
ngeloyor ke belakang.
Lama juga si nona dibelakang. Membuat Tay Lie tidak
sabaran. Ia lalu menyusul, baru saja ia mendekati pintu
belakang, ia kesomplokan dengan seorang gadis yang luar
biasa cantiknya hingga ia berdiri bengong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kalau Tay Lie tidak mengenali pakaiannya si gadis cantik
jelita itu kumel menjijikan, pemuda itu tentu tidak mengenali
kalau gadis yang berdiri di depannya sambil tersenyum
memikat adalah Gin Hoa, sang kekasih.
"Adik Gin, kau....." Tay Lie berkata perlahan sambil
menyergap si gadis dan segera si cantik jatuh dalam
pelukannya.
"Koko, kau suka sama wajah seburuk ini ?" bisik si gadis
mesra.
"Adik Gin, aku sudah duga kau adalah satu bidadari." Tay
Lie balas berbisik,
"Kalau aku bidadari, habis kau apa ?"
"AKu bataranya.........."
"Ah, koko, kau bisa saja. Mana ada batara segala "
"Adik Gin, kalau ada bidadari mesti ada bataranya. Kapan
ada wanita mesti ada pria, bukan begitu ?"
"Koko........." Gin Hoa seraya dongaki mukanya,
memandang paras Tay Lie yang tampan.
"Pintar sekali kau ini..........." Gin Hoa melanjutkan sambil
jari telunjuknya yang mungil ditempelkan pada bibirnya Tay
Lie-
"Adik Gin.........." suara Tay Lie agak gemetaran.
"Ko......ko..........." Gin Hoa suaranya hanya sampai disitu
sebab dua pasang bibir sudah melekat tak terpisahkan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hangat dan aman si nona rasakan dalam pelukan sang
kekasih.
Mungkin hanya bayi yang ada dalam perut Gin Hoa yang
menonton ayah dan ibunya bermain asmara. oh, tidak Masih
ada si kakek sinting yang menyaksikan adegan itu.
Kiranya si kakek tidak sesinting seperti anggapan orang.
Karena seketika melihat dua anak muda itu ada demikian
besar cintanya satu sama lain, pikirannya yang gila-gilaan
telah berubah- Ia tertawa terkekeh-kekeh sambil berkata,
"Bagus, bagus......."
Terkejut sepasang muda mudi yang tengah menikmati
kebahagiaannya. Dua pasang bibir terpisahkan dan masingmasing
dengan sendirinya melepaskan pelukannya. Dua
pasang mata memandang ke arah si kakek yang terkekehkekeh
ketawa.
"Bagus, apa maksudmu bilang bagus, kakek ?" tanya Tay
Lie agak kasar.
"Bagus, kalian berdua setimpal betul buat jadi suami isteri.
Ha ha ha ha........"
Gin Hoa dan Tay Lie melengak- Mereka heran si kakek
mengatakan demikian.
"yaya, kau suka aku diambil istri oleh koko ?" tanya Gin
Hoa.
"suka, suka, hahaha "si kakek ketawa kegirangan.
Tay Lie dan Gin Hoa saling bertukar pandang seraya
tersenyum.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Apa yang dikatakan Giok Siong memang keluar dari hati
yang tulus sebab selanjutnya si kakek tidak mengungkatungkat
lagi soal perut melembung1 dari cucunya.
Di samping senang bahwa cucunya mendapat jodoh yang
setimpal, juga cilik, siong ada menghargai kepandaiannya Tay
Lie yang dengan mudah dapat menyengkilit jatuh dua kali si
setan Arak dan ngeloyor dengan ketakutan.
Tay Lie selanjutnya tinggal bersama-sama dalam satu
rumah.
Dalam omong-omong, Tay Lie ada menanyakan halnya si
kakek kepada Gin Hoa- Kiranya si kakek itu adatnya memang
ada sedikit sinting, bicaranya rada linglung. Tapi tidak sejahat
sebagaimana orang duga. Tentang dirinya dikekang dalam
soal bersolek dan berpakaian rapih, atas keinginannya si
kakek karena ia takut cucunya diambil Gouw Toa, seorang
jagoan dari sebuah dusun yang jaraknya kira-kira Go lie dari
tempat tinggalnya yang sekarang.
Gouw Toa banyak anak buahnya, termasuk kakeknya yang
pada waktu itu tidak selinglung seperti sekarang, Giok siong
ada punya kepandaian membuat panah tangan, maka ia
dipekerjakan sebagai anak buahnya oleh Gouw Toa. Waktu
itu, Gin Hoa usianya baru lima belas tahun, nakal dan Jenaka,
sering berkunjung ke tempat kakeknya bekerja. Disitulah
Gouw Toa melihat Gin Hoa yang sedang meningkat dewasa
cantik parasnya, Jenaka orangnya, lalu meminang pada Giok
siong.
Gouw Toa menduga Giok siong dengan senang akan
menerima lamarannya, cucunya dijadikan bininya yang
keempat. Kenyataannya ia hanya dikasih janji bahwa soal
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lamarannya baru akan dipertimbangkan kalau Gin Hoa sudah
berumur dua puluh tahun, sekarang masih terlalu kecil.
Gouw Toa sangat berpengaruh, Ia mengancam si kakekkatanya
kalau mesti tunggu sampai Gin Hoa umur dua puluh
tahun, ia keburu mampus, Ia mendesak si kakek supaya
dalam usia 17 - l8 tahun, Gin Hoa sudah diserahkan
kepadanya.
Lantaran takut si kakek muIakat akan menyerahkan Gin
Hoa kalau sudah berumur l8 tahun. Tapi diam-diam Giok siong
sudah berdamai dengan cucunya untuk melarikan diri dari
kekuasaannya gouw Toa yang jahat, Ia tidak mau cucunya
dikorbankan kepada seorang bandot seperti gouw Toa yang
tidak kenyang punya tiga istri.
Maka itu, Gin Hoa dengan kakeknya pindah dengan diamdiam
ke kampung yang sekarang mereka tinggal, Giok siong
suruh cucunya umpatkan kecantikannya dibalik wajahnya
yang kotor dan pakaian kumel, takut dikenali oleh Gouw Toa,
sedang si kakek sendiri tidak suka bertetangga atau
bercampur dengan teman-teman sekampungnya, Giok siong
terkenal galak dan kejam pada cucunya, malah ada yang
melamar ditolak dan dimaki-maki, bukannya ia tidak mau lepas
cucunya kawin, ia sebenarnya sayang pada cucunya dan mau
cucunya dapatkan jodohnya yang setimpal.
Gin Hoa juga salah sangka bahwa kakeknya benar-benar
tidak kasih dirinya menikah, maka ketika Tay Lie mau majukan
lamarannnya sudah dicegah oleh si nona. Ia tidak tahu kalau
benar-benar Tay Lie datang melamar, belum tentu ditolak si
kakek yang sedang mengharapjodohnya sang cucu yang
setimpal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mungkin si kakek akan memukuli Gin Hoa ketika ia
mengembalikan wajah buruknya ke wajah aslinya, kalau tidak
ada Tay Lie yang cakap ganteng disampingnya.
Giok siong diam-diam merasa beruntung dengan
perjodohan cucunya. Meskipun mereka "menikah" tanpa ijin
dahulu darinya. Ia percaya Tay Lie dapat melindungi isterinya,
melihat kepandaian Tay Lie yang ia saksikan.
Demikian, Tay Lie dan Gin Hoa mencicipkan
kebahagiaannya bersama-sama Giok siong yang tidak begitu
sinting lagi setelah melihat keberuntungan cucunya.
Kegirangan memuncak tatkala Gin Hoa telah melahirkan
anak kembar perempuan.
Anak kembar itu mungil-mungil, hingga bukan saja Tay Lie
dan Gin Hoa sebagai ayah ibunya yang menyayang mereka,
juga si kakek Giok siong bukan main sayangnya.
Tay Lie ada mempunyai teman Teng Hauw, anak orang
hartawan, dengan siapa ia bergaul rapat. Bukan jarang Teng
Hauw suka datang ke rumah Tay Lie hingga dengan Gin Hoa,
tamunya tidak kikuk-kikuk lagi bergaul.
Kalau datang ke rumah Tay Lie, mesti Teng Hauw
membawakan oleh-oleh untuk dua anak kembarnya yang Gin
Hoa namakan Leng siong dan Leng sian.
Dasar ibunya lincah Jenaka, maka anak-anaknya juga
menuruni. Kecil-kecil dalam usia hampir dua tahun, mereka
sudah bisa mengirik urat ketawa ayah ibunya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Apa lagi Leng sian, selain mulutny bawel, ia ada lebih
Jenaka dari adiknya Leng siong. Teng Hauw kelihatan sangat
sayang pada dua anak kembar itu.
Pada suatu hari kedukaan telah menimpa pada keluarga
Teng Hauw. Istrinya telah meninggal dunia lantaran sakit, Ia
meninggalkan dua anak laki-laki umur lima dan enam tahun.
Dengan istrinya Teng Hauw, Gin Hoa kenal baik hampir
seperti saudara, gara-gara perkenalan yang akrab antara Teng
Hauw dan Tay Lie-
Maka berhubung dengan kematian nyonya Teng, Gin Hoa
pergi bantu di rumahnya Teng Hauw dengan membawa Leng
siong sedang Leng sian ditinggalkan di rumah karena
kelihatan Leng sian lebih rapat pada kongconya.
Hulah malam yang gelap petang ketika Gin Hoa dan Leng
siong tidak ada di rumah-
Pada waktu itu Leng Sian sudah tidur bersama kongconya,
sedang Tay Lie masih duduk membaca buku dipertengahan
rumah- Tiba-tiba ia dibikin kaget mendengar pintu digedor dari
sebelah luar, disusul dengan suara menantang,
"Hei, gouw Tay Lie lekas keluar sini untuk menentukan si
orang she Gouw yang mana yang unggul"
Lantas saja Tay Lie menduga akan kedatangannya gouw
Toa yang hendak menuntut balas, Ia tadinya mengira urusan
sudah habis saja sebab sudah hampir dua tahun tidak ada
kabarnya ceritanya tentang gouw Toa. Mendadak sekarang si
setan Arak datang, sedikitnya ia tentu tidak bersendirian,
makanya berani datang menantang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebenarnya ia tidak mau sembarangan keluar kalau tidak
Gouw Toa berteriak lagi menantang yang bukan-bukan,
katanya,
"Gouw Tay Lie, kalau tidak berani keluar, potong saja
kepalamu untuk jadi wanita Keluar kau bakal mati, tinggal di
dalamjuga kau bakal mampus sama saja "
Di dorong oleh kegusarannya yang meluap seketika, Tay
Lie sudah sambar sebatang golok dan membuka pintu keluar.
Benar saja dugaan Tay Lie- si setan Arak datang tidak
sendirian, ia ada membawa kira-kira sepuluh kawannya-
Bagaimana gagahnya juga Gouw Tay Lie, dikepung oleh
banyak orang, ia tidak bisa berbuat banyak- Malah setelah ia
keletihan melakukan perlawanan, ia sudah kena dibacok
Gouw Toa pundaknya sehingga membikin Tay Lie roboh tak
ampun lagi. segera ia dihujani bacokan, setelah ia
mengeluarkan teriakan yang menyayatkan hati, lalu nyawanya
melayang.
Giok siong di dalam bersama buyutnya, Leng sian sudah
mendusin dan mendengarkan pertarungan di sebelah luar
rumah- badannya si kakek menggigil ketika mendengar
teriakan cucu mantunya yang menyayatkan hati-
"Dia mati dibunuh " menggumam si kakek-
Belum sempat ia memikir lain, tampak di depan
pembaringannya sudah berdiri Gouw Toa dengan golok
terhunus hingga si kakek mukanya pucat ketakutan.
"Sebenarnya aku mau tebas kutung batang lehernya, tapi
biarlah aku kasih ampun" berkata Gouw Toa. Berbareng
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
punggung goloknya menghajar pundaknya si kakek hingga ia
jatuh pingsan seketika.
"Hei, kau jangan pukul kongco " kata Leng sian tiba-tiba.
"siapa kau ?" bentak Gouw Toa.
"Aku anak kecil " sahut Leng sian.
"Anak siapa kau ?"
"Baru kenal, buat apa tanya ?"
"Kau anak siapa ? Tidak takut ini ?" kata Gouw Toa sambil
sodorkan ujung golok yang masih berlepotan darah pada
mukanya Leng sian.
"Hei, golokmu ada darahnya. Kau habis potong ayam ?"
tanya si kecil lucu.
Gouw Toa sebaliknya dari marah, ia ketawa terbahakbahak
nampak Leng siang begitu lucu dan tidak gentar sedikit
pun dengan golok mengkilatnya, Ia tinggalkan Leng sian dan
masuk ke kamar Gin Hoa tanpa permisi.
Dari mata-matanya, ia dapat kabar bahwa Gin Hoa tidak
buruk rupanya seperti yang ia lihat, malah sangat cantik dan
hidup bahagia dengan Gouw Tay Lie.
Kabar itulah yang membuat Gouw Toa naik darah- Ia
merasa dirinya sudah kena ditipu Gin Hoa. Entahlah, si gadis
waktu itu sudah melabur mukanya dengan bahan apa
sehingga kelihatan wajahnya begitu buruk- banyak tai
matanya, mulutnya mengok dan ada terotolan di wajahnya
seperti restan penyakit cacarTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Kedatangannya sekarang, ia sudah membayangkan akan
dapat memeluk Gin Hoa yang cantik menggiurkan, biar si nona
sudah bekas orang juga. Tapi, ketika ia masuk dalam kamar,
tidak ada si cantik yang dibayangkan, Ia aduk-aduk orang
punya tempat tidur, malah memeriksa ke kolong pembaringan,
mengira si nona mengumpat, luput ia dapatkan Gin Hoa sebab
memang juga si nona tidak ada di rumah lagi, ke tempat
kematian di rumahnya Teng Hauw.
Dengan marah-marah Gouw Toa balik lagi ke tempatnya
Giok Siong pingsan.
"Hei, kau masuk ke kamar tadi cari apa ?" tanya Leng sian,
ketawa nyengir.
Gouw Toa melengak ditanya si gadis cilik demikian.
"Kemana ibumu ?" tanya gouw Toa dengan sabar-
"Mana aku tahu. Aku sedang main-main sama kongcoku-"
"Eh, anak. kasih tau kemana ibumu, nanti aku kasih mainan
bagus-"
"Mana aku tahu, aku sedang main-main sama kongcoku-"
"Betul, aku nanti kasih mainan yang begini untukmu." gouw
Toa membujuk seraya acungkan jempolnya
"Manan aku tahu, aku sedang main-main sama kongco-"
Jengkel Gouw Toa melihat Leng sian saban dibujuk
jawabannya serupa saja.
Ia ganti taktik, ia membentak,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau tidak mau kasih tahu ? Awas "
"Hihi, paling banyak aku pukul aku tidur seperti kongco-"
Kewalahan Gouw Toa, ia hampiri lagi Giok Siong.
"Hei, kau mau apakan lagi kongco ?" tanya Leng sian
melihat Gouw Toa menghampiri Giok Siong yang menggeletak
pingsan.
Mendengar perkataan si nona cilik, timbul dalam pikirannya
Gouw Toa suatu akal untuk bikin Leng sian membuka
mulutnya mengasih tahu kemana pergi ibunya.
"Anak kecil, aku lihat kongcomu akan kupotong kepalanya "
Gouw Toa berkata sambil beraksi dengan goloknya mau
menyembelih batang lehernya Giok siong.
"Hihi, boleh juga aku nonton orang dipotong " kata si nona
cilik hingga Gouw Toa jadi berdiri melongo- Ia mengira tadinya
Leng sian bakalan nangis ketakutan kongconya mau dipotong,
tidak tahunya malah ketawa ngikik dan mau nonton kepala
orang dipotong. Pikirnya, lebih baik ia culik Leng sian untuk
dijadikan anaknya-
Begitu berpikir, begitu ia bekerja sebab Leng sian dilain
detik sudah dipondong pergi meskipun ia menjerit-jerit tidak
mau meninggalkan kongconya-sampai diluar, Gouw Toa ajak
kawan-kawannya berlalu.
setelah yakin kawanan penjahat sudah berlalu, Giok Siong
yang pura-pura pingsan sudah bangun berdiri- Ia menangis
sedih buyutnya dibawa penjahat- Lalu ia keluar untuk melihat
keadaan cucu mantunya. Kaget bukan main ia melihat Tay Lie
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rebah dengan badan hancur dicincang golok kawanan
penjahat.
Giok Siong lalu pergi lapor pada Gin Hoa yang segera
pulang dengan diantar oleh Teng Hauw. Tidak menghiraukan
Tay Lie yang berlepotan darah, Gin Hoa sudah menubruk
suaminya dan menangis gegerungan.
Dengan susah payah Teng Hauw dapat meredakan
kesedihannya Gin Hoa. Teng Hauw lalu suruh urus mayatnya
Tay Lie untuk dikebumikan.
Ketika sembahyang di depan kuburan Tay Lie, Teng Hauw
berkata,
"Toako, legakan hatimu. Toaso dan anak-anak akan
kurawat serta melindunginya................"
Benar-benar saja Teng Hauw telah merawat dan
melindungi Gin Hoa. setelah dapat kecocokan kedua fihak.
mereka mengikat menjadi suami istri, Inilah kejadian yang
kebetulan. Teng Hauw kehilangan isteri yang dapat mendidik
dua anaknya yang masih kecil, Gin Hoa kehilangan suami dan
memerlukan perlindungan. Kedua fihak sama menutup
kebutuhannya. Maka setelah berdamai dan mendapat
kecocokan, mereka mengikat jodoh setelah tiga tahun
berselang Gin Hoa lepas putih atas kematian suaminya yang
tercinta..............
"Jadi, aku ini Leng sian, ibu ?" kata Eng Lian dengan mata
berkaca-kaca setelah nyonya Teng menutur habis ceritanya
yang panjang.
"siapa lagi kalau bukan anakku Leng sian yang hilang ?"
sahut nyonya Teng ketawa sedih.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"oh, ibu......." tiba-tiba saja Eng Lian alias Leng sian
menubruk nyonya Teng dan menjatuhkan diri dalam
pelukannya sang ibu. Kedua-duanya jadi menangis sedih-
"Anakku." bisik nyonya Teng alias Gin Hoa dengan suara
sedih- "Ibumu siang malam mengharap akan bertemunya kita
kembali- syukur Tuhan sudah melindungi dan kita bisa
berkumpul pula, ibu dan anak yang sudah tujuh belas tahun
berpisah- oh. Tuhan, terima kasih atas kemurahanMu..........."
nyonya Teng menangis sedih.
Eng Lian tidak menyahut, ia masih terisak-isak menangis.
Teng Hauw berseri-seri kegirangan, stelah ia juga menepas
air mata melihat pertemuan yang mengharukan diantara ibu
dan anak itu. Lo In dilain pihak duduk membisu 1001 bahasa.
Meskipun demikian, pikirannya melayang-layang. Dalam
hatinya berkata,
"Apa Liok sinshe itu Kwee Cu Git adanya ? Kim Wan
Tahuto kata, Kwee Cu Git adalah ayahku. Tapi kenapa Liok
sinshe diam-diam saja tidak mengaku aku sebagai anaknya ?
Dimana Liok sinshe dan Kwee Cu Git sekarang ? Lalu, dimana
ibuku ? Apakah dia sudah mati ? Eng Lian sudah menemukan
kembali ibunya- oh, bagaimana girang kalau aku juga dapat
menemukan ibu yang melahirkan aku ke dunia ini............
Diam-diam Lo In juga jadi berkaca-kaca matanya, sedih
rupanya ia ingat akan nasibnya yang belum ketentuan ayah
ibunya. Ketika ia sedang menyusut air mata dengan tangan
bajunya, Lo In mendengar Eng Lian berkata,
"Adik In, kau harus memberi hormat pada ibu. Eh, kenapa
kau menangis ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Eng Lian cepat melepaskan pelukan ibunya dan
menghampiri Lo In.
"Adik In, kau kenapa ?" Eng Lian ulangi pertanyaannya
seraya mengusap-usap bahu Lo In.
"Aku menangis karena terkenang akan ibuku pula melihat
kau menemui ibumu. Entah dimana ibuku sekarang." sahut Lo
In, kembali si bocah berlinang-linang air mata.
"Kenapa kau sampai begini sedih ?" kata Eng Lian
menghibur,
"sekarang aku ketemu ibu, lain kali giliranmu ketemu ibumu.
Kan sama juga ?"
Meskipun hiburan Eng Lian ada ceplos-ceplos sekenanya,
tapi dianggap oleh Lo In benar juga perkataannya sang enci.
Ia ketawa nyengir pada Eng Lian lalu bangun dari duduknya
menghampiri nyonya Teng untuk memberi hormat. Nyonya
Teng senang nampak si bocah mendengar kata-kata anaknya,
tapi diam-diam ia merasa gegetun akan wataknya Lo In yang
barusan demikian sedihnya, sebentaran saja sudah berubah
gembira seperti tak ada kejadian apa-apa.
Juga kelakuan Eng Lian membuat ia bingung. Barusan si
gadis menangis sedih, berpelukan dengannya, sekarang
menuntun tangan Lo In untuk diajak duduk lagi berdampingan
sambil ketawa-ketawa, tidak nampak bayangan kesedihannya
barusan. Nyonya Teng jadi saling pandang dengan suaminya.
"Anak sian, seharusnya kau mengucapkan terima kasih
kepada Teng siokhu yang telah melindungi dan merawat ibu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serta adikmu dengan tak kurang suatu apa-" berkata nyonya
Teng sambil tersenyum.
Eng Lian melirik pada Teng Hauw yang duduk tersenyum.
"Ibu, nama Eng Lian sudah melekat padaku. Maka
sebaiknya ibu panggil Eng Sian saja dari pada Leng sian yang
asing untukku." jawab sang anak seraya bangun dari
duduknya menghampiri Teng Hauw.
Nyonya Teng ketawa anaknya menolak mengganti
namanya dengan yang lama.
sementara itu Eng Lian sudah menjura pada Teng Hauw
seraya berkata,
"Paman Teng, aku Eng Lian mengucapkan banyak terima
kasih, paman sudah ajak ibu dan adik tinggal sama-sama dan
semoga adik siong punya adik lagi..........."
"Hust " nyonya Teng memotong sang anak yang melantur
bicaranya, sambil ketawa nyonya Teng melanjutkan,
"Ibumu sudah jadi nenek-nenek, apa-apaan omong
melantur begitu ?"
Eng Lian melengak heran dikatakan bicaranya jadi
melantur, Ia panas dan lalu menanya,
"Ibu, apa salah omonganku barusan ? Bukan lebih baik
kalau ada adik lagi untuk temani adik siong ?"
Teng Hauw ngakak ketawa mendengar perkataan Eng Lian
yang polos. sebaliknya nyonya Teng deliki matanya pada sang
suami dengan paras semu-semu merahTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi nyonya Teng dapat menyelami watak sang anak yang
Jenaka berandalan ini, ia berkata,
"Anak Lian, sudah ada kau sekarang, buat apa adik lagi
buat menemani Leng siong ?"
"Mana bisa aku tinggal disini, aku mau pulang....." sahut
Eng Lian.
"Pulang kemana ?" tanya sang ibu, memotong bicaranya
Eng Lian.
"Pulang ke lembah Tong-hong-gay dengan adik In untuk
sama-sama lagi naik Tiauw-heng dan main-main dengan Jiehek
dan siao-hek- Hihihi........." Eng Lian ketawa ngikik seraya
melirik manis ke arah Lo In yang tengah ketawa nyengir
mendengar enci Liannya berkata mau pergi ke lembah Tonghong-
gay.
"Siapa itu Tiauw-heng Jie-hek dan siao-hek ?" tanya
nyonya Teng, yang menjadi keheranan anaknya yang baru
ditemui kembali itu tidak mau tinggal sama-sama dengannya.
"Hihi, ibu tidak kenal Tiauw-heng, adik In " kata Eng Lian
(Bersambung)
Jilid 12
Nyonya Teng sudah mau buka mulut lagi menanya, Lo In
sudah mendahului menerangkan siapa yang Eng Lian
maksudkan dengan Tiauw-heng,jie-hek dan Siao-hek. Ialah si
rajawali emas dan gorila-gorila yang menyeramkan apabila
orang baru melihatnya.
"Selainnya itu," menjelaskan Lo In dalam ceritana,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kami juga ada punya banyak teman kawanan kera kecil
besar yang selalu menyediakan makanan berupa buahbuahan
untuk kami makan setiap hari. Di sana kami hidup
senang dan merdeka."
Nyonya Teng dan suaminya terbelalak matanya dan
berdebaran hatinya mendengarkan penuturan Lo In. Dalam
hatinya nyonya Teng berkata,
"Pantasan anak Sian wataknya agak liar, kalau begitu
campurannya dengan segala buronan-buronan hutan." Pedih
hatinya mengingat akan ditinggalkan pula oleh Eng Lian.
Tampak la murung. Sebentar lagi ia seperti kaget, katanya,
"Anak Sian, eh, Lian, bagaimana dengan adikmu siong
yang dibawa oleh Sucouwmu ?"
"Sucouw ? Idiiih, aku takut sama sucouw." sahutnya sambil
melirik pada Lo In. si bocah tidak enak hatinya ketika semua
mata pada memandang padanya.
"Bibi dan paman harap legakan hati. Meskipun
kepandaianku rendah, tapi untuk merebut pulang enci Leng
Siong, aku sanggup lakukan. Kalau enci Lian takut, biar aku
sendiri yang pergi ke Coa Kok dan........"
"Tidak, tidak- Aku mesti ikut kau, adik In " memotong Eng
Lian seraya tangannya repot menekap mulutnya Lo In yang
tengah menghibur ibu dan ayahnya.
Nyonya Teng dan suaminya merasa lucu melihat tingkah
laku anaknya yang satu dari si kembar dua hingga mereka jadi
ketawa geli.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Meskipun sangat duka dengan lenyapnya Leng siong, hati
mereka terhibur akan janji Lo In, si bocah sakti yang akan
merampas pulang anaknya yang tercinta Juga mereka tidak
kuatir Leng siong mendapat halangan apa-apa ditangannya
Lam hay Mo Lie seperti yang mereka dengar dari Eng Lian
bahwa Hantu Wanita dari Lautan Kidul itu sangat sayang pada
Eng Lian. Kepada Leng siong juga pasti Lamhay Mo Lie akan
menyayangnya, ditangannya malah bukan mustahil Leng
siong akan mendapat kepandaian silat yang tinggi seperti Eng
Lian.
Dalam omong-omong lebih jauh, tiba-tiba nyonya Teng
merandek dalam kata-katanya,
"Tunggu " katanya seraya bangkit dari duduknya dan
masuk ke dalam.
sebentar ia sudah keluar lagi dengan roman berseri-seri. Ia
mendekati Lo In dan berkata,
"Lo Hiantit, aku tidak punya apa-apa sebagai tanda kenangkenangan.
Kau terimalah ini warisan dari ayahnya Eng Lian."
Nyonya Teng berkata sambil angsurkan sejilid kitab mungil.
Lo In bermaksud menolak, tapi melihat barang yang
diangsurkan itu merupakan sejilid buku dan nyonya rumah
mengatakan adalah warisan dari ayah Eng Lian, ia jadi
kepingin tahu juga. Ia menyambuti seraya menghaturkan
terima kasih-Terus saja ia masukkan ke dalam sakunya tanpa
dilihat lagi apa judulnya buku.
Dengan mendapat restunya Teng Hauw suami isteri, Lo In
dan Eng Lian pada hari berikutnya memohon selamat berpisah
untuk menolong Leng siong. Belum jauh mereka jalan tiba-tiba
ada yang memanggil dari belakang. Lo In berpaling. Kiranya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang memanggil ada Kie Giok Tong dan tiga saudaranya.,
masing-masing pada membawa bungkusan. Lo In dan Eng
Lian merandek untuk menantikan.
"Mereka apa-apaan menahan perjalanan kita ?" nyeletuk
Eng Lian kurang senang.
"Husstt " kata Lo In.
"orang demikian hormat, masa kita tidak ladeni ?"
"Sengaja kita ngumpat-ngumpat pergi, siapa sih yang kasih
tahu mereka "
"sudah tentu ayahmu yang kasih tahu mereka."
"Kapan aku sudah pesan jangan bikin berabe mereka.
Kalau kita sudah pergi boleh saja ayah dan ibu mengabarkan
pada mereka."
"Tentu dengan diam-diam ayahmu mengabarkan karena
tidak enak untuknya kalau tidak mengabarkan sama sekali hal
kepergian kita."
Eng Lian hanya mendengus mendengar penjelasan Lo In.
sementara itu Kie Giok Tong dan tiga saudaranya sudah
sampai.
"Lo Hiantit, kau terlalu. Kalau kami tahu kau hari ini bakal
meninggalkan suyangtin, tadi malam kami tentu mengadakan
satu meja perjamuan untuk memberi selamat jalan kepada
kalian. Kami hanya mengantarkan barang-barang yang tidak
berharga ini, harap Lo Hiantit dan nona Lian suka terima baik,"
demikian Kie Giok Tong berkata seraya ia angsurkan barang
yang dibawanya, diturut oleh yang lain-lainnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Terima kasih, terima kasih." kata Lo In.
"Menyesal tak dapat aku terima, lantaran berabe dibawa di
perjalanan."
Melihat bungkusan-bungkusan diterimakan oleh suyangtin
si-houw (empat macan) tidak memberabekan kalau diterima,
maka Eng Lian menyela,
"Adik In." katanya.
"orang demikian baik kepada kita, kenapa menolak tanda
kecintaannya ? Mari aku yang mewakili terima " seraya
menerima bungkusan-bungkusan yang disodorkan oleh Empat
Macan.
"Bagus, memang benar apa katanya nona Lian." kata Kie
Giok Tong, setelah ia menyerahkan bungkusannya, kecil tapi
agak berat.
Lo In tidak bisa berkata apa-apa kalau encinya sudah
bertindak. Karena kalau ia tetap menolak bakal dapat delikan
tidak enak dari Eng Lian. Lalu ia punjadi menghaturkan terima
kasih kepada mereka yang menaruh simpati itu.
setelah omong-omong sebentar, dalam mana Kie Giok
Tong mengulangi pengharapannya agar si bocah sukses
dalam usaha mengambil pulang Leng siong. Mereka lalu
berpisahan.
"Enci Lian, kan kita jadi berabe bawa-bawa bungkusan
begini banyak ?" kata Lo In dalam perjalanan selanjutnya.
"Berabe apa sih?"sahutsi nona ketawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mari kita cari tempat penginapan untuk memeriksa barangbarang
apa saja yang mereka bekali untuk kita."
Lo In tidak menyahut, hanya ia ketawa nyengir.
"Tapi ini apa, bungkusan kecil-kecil juga berat2 benar." kata
Eng Lian seraya angkat tinggi-tinggi bungkusan kecil yang
dihadiahkan oleh Kie Giok Tong.
"Coba kita lihat apa isinya." sahut Lo In seraya menyambuti
bungkusan tadi yang disodorkan Eng Lian kepadanya.
Ketika Lo In periksa isinya, ia menjadi kaget.
"Enci Lian, mari sini" katanya pada sang kawan yang
sedang repot, lagi memeriksa dan menaksir-naksir barangbarang
apa yang ada dalam bungkusan lain-lainnya.
Eng Lian menghampiri Lo In. Ia juga kaget melihat isi
bungkusan yang dibuka Lo In. Kiranya bungkusan yang berat
itu terisi lempengan uang emas dan perak. entah berapa
banyak timbangannya.
Meskipun hati mereka kurang enak mendapat hadiah
demikian, mereka kegirangan juga sebab merupakan bekal
yang sangat dibutuhkan dalam perjalanan mereka yang
berkantong kosong. Apalagi Lo In tidak punya uang sama
sekali sebab dalam perjalanan dengan Bwee Hiang, selalu si
nona yang mengeluarkan biaya untuk makan, sewa
penginapan dan lain-lainnya.
Beberapa orang yang berlalu lalang tidak dihiraukan oleh
mereka, karena perhatian mereka dipusatkan pada isinya
bungkusan kecil yang berat itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setelah beberapa bungkusan lainnya dibagi dalam buntelan
masing-masing, mereka lalu meneruskan perjalanan.
Bungkusan uang disimpan pada Lo In. Bobotnya ada berat
juga. Tidak enak kalau bungkusan itu harus dibawa oleh Eng
Lian sebagai perempuan.
Mereka berjalan dengan gembira. Keakraban mereka pada
3 tahun yang lalu tidak menjadi hilang disebabkan usia mereka
yang bertambah-
Kegembiraan mereka meluap ketika melalul jalanan-jalanan
pegunungan yang pemandangannya mirip seperti di lembah
Tong-hong-gay.
"Adik In, selama kau berpisahan denganku, apa kau tidak
merindukan pulang ke lembah kita di Tong-hong-gay ?" tibatiba
Eng Lian menanya, ketika mereka meneduh dibawahnya
sebuah pohon yang daunnya rindang.
"Aku merindukan." sahut Lo In.
"Cuma saja, ah, sudahlah........"
"Nah, tuh- Belum apa-apanya lagaknya sudah angot lagi."
Lo In heran dikatakan angot. Ia menanya.
" Angot apanya, enci Lian ?"
"Angot, kalau ngomong suka dipotong-potong. Kau kata
'sudahlah', apa maksudmu ?"
"oo, tentang itu. Aku maksudkan, kalau tidak dengan enci
Lian bersama-sama mana aku bisa betah tinggal di lembah
kita "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Eng Lian tekap mulutnya yang mungil dan ketawa ngikik-
"Jadi, kalau tidak encimu, kau takut tinggal sendirian ?"
katanya.
"Bukannya takut, cuma saja..........."
"Cuma saja apa ?" memotong si nona ingin tahu.
"Kalau aku sendirian jadi kesepian, pikiranku jadi linglung
dan bisa-bisa jadi gila "
"gilanya kenapa ?"
"Gila karena memikirkan enci Lianku yang bawel........"
Tiba-tiba saja dua jari Eng Lian, telunjuk dan jempol
mencubit lengan Lo In.
"Anak nakal, masih belum kapok ? Ah, tidak, jangan......."
si nona ngawur kata-katanya sambil cepat menarik pulang
tangannya yang mencubit.
Kiranya Eng Lian mendadak kaget, setelah jari jarinya
mencubit. Cepat ia tarik tangannya takut Lo In menyalurkan
"siauw-thian-sin-kang" atau "Tenaga sakti membakar langit"
yang panasnya seperti besi dibakar.
Lo In mengerti maksud Eng Lian menarik pulang
cubitannya. Maka ia tertawa terbahak-bahak, sebaliknya Eng
Lian tampak merengut.
si bocah melihat encinya jengkel lantas mencari akal. Ia
kata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Enci Lian, mari kita lihat buku warisan ayahmu, pengasih
bibi Teng."
sambil berkata Lo In merogo sakunya dan kasih keluar
buku pemberian nyonya Teng.
"Buku apa sih ?" tanya Eng Lian sambil duduk mendekati si
bocah- Hilang marahnya seketika dan tersenyum-senyum
manis lagi seperti biasa. Diam-diam Lo In geli hatinya melihat
sang enci yang aneh adatnya tapi ia lucu bahwa dirinya juga
ada aneh bin ajaib wataknya.
Muda mudi itu duduk berdempetan memeriksa judul buku.
Kiranya kita itu isinya adalah pelajaran caranya menggunakan
7- pisau terbang yang dinamai "Hui-to Pit-kip"-
Lo In balik-balik lembaran buku dan membaca isinya.
Dalam tempo singkat saja si bocah sudah dapat menangkan
inti sari dari "Hui-to Pit-kip" yang mencakup pelajaran melatih
Iwekang (tenaga dalam), sebab pisau terbang itu kurang
faedahnya kalau tidak disertakan dengan kekuatan tenaga
dalam.
Jago cilik kita sudah sempurna Iwekangnya dan tinggi,
kepandaian silatnya- Tidak memerlukan segala senjata
rahasia, apalagi senjata pisau terbang segala-
Kepandaian Liok sinshe yang luar biasa sudah diwariskan
semua kepada si bocah-Belakangan ternyata tidak terbatas
pada kepandaian Liok sinshe saja sebab diam-diam Lo In
sudah menggodok lebih sempurna dan menciptakan tipu-tipu
serangan yang lebih mudah dan lebih lihai dari apa yang ia
dapat pelajari dari ajaran Liok sinshe.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tampak ia kerutkan keningnya, setelah membaca isinya
buku.
"Mari kasih aku yang meyakinkan." kata Eng Lian seraya
merebut buku yang tengah dipegangi Lo In.
" Kau sudah tidak memerlukan pula yang beginian, tapi aku
sebaliknya. Aku harus mempelajarinya karena ini adalah
warisan dari ayahku."
Lo In ketawa serta angguk-anggukan kepalanya.
"Tapi enci Lan." kata Lo In.
"Bukankah kau juga tidak memerlukan senjata rahasia
pisau terbang ? senjata rahasiamu Bu-im-in-coa1 sudah lebih
dari cukup kau gunakan."
"Itu kan punyanya Kim Coa siancu. Aku sudah tidak
menjadi Siancu lagi, mana dapat aku menggunakannya. Bisabisa
aku mendapat hukuman sucouw."
"Dan itu, Kim-coa, bagaimana ?"
"Ah, tidak sembarangan aku menggunakan ular emasku."
"Kenapa tempo hari kau sembarangan gunakan menyerang
adikmu ?"
"Adik In, kau gila ? Masa encimu begitu kejam kalau tahu
kau adalah adikku ?"
"ya, tapi boleh dikata kau sudah berlaku sembarangan."
" Kapan ? Waktu itu aku masih menjadi siancu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In termenung, pikirnya, benar juga perkataan sang enci.
Ia berkata,
"Baiklah, kau pelajari senjata rahasia pisau terbang itu. Apa
yang kau kurang terang boleh tanyakan aku. Nanti adikmu
akan memberi penjelasan."
senang hatinya Eng Lian.
"Adik In, kenapa kau demikian memperhatikan aku ?"
"sebab kau sangat baik sekali padaku, enci Lian."
"Bagaimana dengan enci Bwee Hiangmu?"
Kaget Lo In mendengar disebut namanya Bwee Hiang
seperti saat itu barusan saja ia ingat, sedang Bwee Hiang
sudah lama menghilang dan perlu dicari-
"Enci Lian dan enci Hiang sama baiknya padaku." sahut Lo
In kemudian.
"sama artinya tidak ada perbedaan sedikit juga ?" tanya
Eng Lian ketawa-
Lo In juga ketawa nyengir jawabnya,
"Tentu saja ada- Perasaanku lebih dekat dengan enci Lian
dan juga enci Lian ada lebih..........ah, sudahlah-"
"Nah, tuh, mulai angot lagi dengan watakmu- Lebih apa sih
?"
"Enci Lian lebih cantik dari enci Hiang......." Lo In
menyatakan polos.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Meskipun begitu, si bocah sudah siap sedia untuk
menyambut tangannya Eng Lian yang diduga bakal
menyambar lengan atau pipinya untuk dicubit.
Tapi Lo In kecele, Eng Lian tidak melakukan penyerangan,
sebaliknya ia ketawa ngikik dan kasih lirikan manis
mempesonakan ke arah si bocah, siapa, meskipun belum tahu
apa-apa sedikit banyak terkesiap juga nampak tingkah laku
sang enci. Ia pun lantas ketawa dan keduanya jadi pada
ketawa gembira.
"Adik In, encimu akan bantu kau mencari enci Hiang mu."
kata Eng Lian wajar. Lo In jadi kegirangan mendengar
perkataan Eng Lian.
Mendengar perkataan Lo In bahwa si bocah lebih dekat
padanya dan ia lebih cantik dari Bwee Hiang, hati Eng Lian
merasa senang dan tidak khawatir si bocah berwajah hitam
akan dimiliki Bwee Hiang. Ia sendiri heran kenapa hatinya
tidak menginginkan Lo In dimiliki orang lain. entah kenapa, ia
juga tidak tahu.
Demikian, dua muda mudi itu dibawah pohon sambil
mengadem telah meyakinkan "Hui-to Pit-kip"" Ada beberapa
bagian yang kurang jelas, Eng Lian lantas menanyakan pada
si bocah yang dengan gembira telah memberi penjelasan.
setelah lama juga mereka belajar, Lo In kelihatan bangkit
dari duduknya dan ngeloyor mendekati pohon yang tidak jauh
dari mereka, Ia memotong dua cabang pohon itu dengan
pedangnya (pedang Liok sinshe)- Ia heran nampak tajamnya
pedang seperti baru nempel cabang pohon tertabas kutung, Ia
coba ke dahannya, eh, putus juga dengan mudahnya. Lalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bongkot pohon ia tabas perlahan,juga terpapas dengan
mudahnya.
"Enci Lian, coba kau kemari " serunya kepada si nona yang
sedang asyik membaca "Hui-to Pit-kip"-
"Ada apa sih adik In ?" sahutnya seraya bangkit dari
dudukna, akan tetapi matanya masih terus membaca buku
yang dipegangnya.
Ketika Eng Lian sudah datang dekat, Lo In berkata,
"Enci Lian, coba lihat " sambil berbareng ia menabas
perlahan pada bongkot pohon yang sebesar mang kok. pohon
mana segera tumbang seketika.
Eng Lian terbelalak matanya-
"Adik In, kenapa tajam amat pedangmu ?" tanyanya, seraya
mendekati Lon dan minta lihat pedang luar biasa itu.
Lo In sudah lantas menyerahkan. Eng Lian meneliti muka
dan belakang pedang, tidak ada yang istimewa. Pikirnya
pedang begini jelek, kenapa begitu tajam.
" E h, adik In, ini apa ?" seru si gadis ketika ia meneliti
sampai pada gagangnya.
"Kwee Cu Gle Toan-kiam, bukan ?" sahut Lo In yang sudah
menduga lebih dahulu.
"Betul, betul. Apa kau sudah tahu ?" tanya si nona-
"Tadinya aku tak tahu, tapi toako (dimaksudkan Kim Wan
Thauto) yang kasih tahu padaku. Tapi aku heran, kenapa dia
berada di tangan Liok sinshe."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mungkin Liok sinshe adalah Kwee Cu Gie- siapa sih Kwee
Cu Gie ?"
" orang bilang Kwee Cu Gie adalah ayahku, tapi entahlah "
"Bagus, bagus. Kalau begitu kau masih punya ayah. Mari
kita cari sekalian."
Lo In diam. termenung. tiba-tiba melayang pada waktu ia
berkumpul dengan Liok sinshe, orang baik yang
memperhatikan dirinya. Liok sinshe itu apakah ayahnya yang
bernama Kwee Cu Gie ? Tapi, kenapa dia tidak mengaku anak
pada dirinya ? Ia ingat ketika Liok sinshe mau menuturkan
suatu kisah, tiba-tiba lilin ditiup padam oleh Liok sinshe,
kemudian mereka diberondong senjata piauw beracun.
Pertempuran hebat dibawahnya hujan lebat, dimana Liok
sinshe dikeroyok banyak orang, berbayang saat itu di depan
matanya.
"Hei, kau lagi ngelamun apa ?" Eng Lian menegur, seraya
menowel lengan orang.
Lo In seperti baru sadar, cepat pungut dua cabang pohon
yang ia barusan tebang. Kemudian bersama Eng Lian
menghampiri ke bawah pohon pula.
"Adik In, ini adalah pedang mustika, kasih aku pakai saja,
boleh ?" Eng Lian tanya.
"Tentu saja boleh- Malah maksudku untuk menghadiahkan
itu pada enci."
"Hihi, pedang orang mau dihadiahkan pada encimu." si
gadis ketawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pedang orang, bukan orang lain. Boleh kan barang punya
ayah sendiri dikasih enci untuk tanda mata. Hahaha........."
Lo In berkata sejujurnya, tidak bermaksud apa-apa dalam
perkataannya, sebaliknya Eng Lian yang sudah "matang",
kata-kata Lo In dianggap serius, maka parasnya lantas saja
berubah semu merah dan menundukkan kepala.
Si nakal tidak tahu apa yang sedang dipikirkan sang enci, ia
berkata,
"Enci Lian, mari aku pinjam dahulu pedangnya untuk
membikin pisau-pisauan guna kau latihan."
si nona angsurkan pedangnya yang diminta si nakal tanpa
kata apa-apa. Ia kemudian duduk pula seraya membuka-buka
lembaran kitab "Hui-to Pit-kip", seakan-akan yang betul-betul
tengah meyakinkan isinya buku, padahal pikirannya melayanglayang
ngelamun akan kebahagiaannya yang bakal datang.
Tapi dasar gadis nakal berandalan, apa yang dipikirkan
barusan, hanya sebentaran saja mengganggu otaknya sebab
dilain saat ia sudah melupakan itu semua.
Ia menegur Lo In,
"Adik In, mana pisaunya ? Lama amat membuat tujuh bilah
pisau saja- Kau bikin apa lagi ?"
"Enci, kau main gampang saja, kan sudah bikinnya." sahut
Lo In.
"Jangan bagus-bagus, asal berbentuk sedikit pisau saja
sudah cukup "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Baharu si gadis berkata "cukup", Lo In sudah ada di
depannya, sambil kasih lihat tujuh bilah pisau buatannya, si
bocah berkata,
"Nih, lihat buatan adikmu, bagus tidak ?" Eng Lian
menyambuti,
"Kenapa bagus amat ?" katanya, setelah memeriksa.
"Ini kepanjangan." sahut Lo In.
"Pisau yang aslinya nanti kita suruh orang bikin, palingpaling
juga panjangnya empat cun (dim)-Eng Lian kegirangan
melihat adik In-nya bisa kerja cepat.
si nona sudah memiliki Iwekang, tidak perlu lagi ia
menghapal dari kitab "Hui-to Pit-kip", cukup ia meyakinkan
cara menyambitkan pisau.
otaknya terang, maka dalam tempo pendek ia sudah dapat
mengingat petunjuk-petunjuk di dalam kita. Maka ia lantas ajak
Lo In untuk melatih diri si bocah yang sangat cerdik, dapat
memimpin Eng Lian berlatih dengan pisau terbangnyasedang
mereka kelelap dalam kegembiraan melatih Hui-to,
tiba-tiba mereka berhenti berlatih ketika nampak ada kira-kira
sepuluh orang datang menghampiri dengan masing-masing
ada membawa senjata tajam ditangannya-Lo In heran melihat
kedatangan mereka, begitu banyak dengan membawa senjata
-"Mereka mau apa-apaan datang kemari ?" tanya Eng Lian
pada Lo In. Lo In geleng kepala dan menunggu mereka datang
dekat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seorang dengan muka berewokan bengis berkata pada Lo
In,
"Anak kecil, barusan kau ada bawa-bawa buntelan kecil
berisi mas dan perak- Mana dia ?"
"Dari mana kau tahu ?" tanya Lo In heran.
"Barusan orangku melihat kau ada membuka bungkusan
kecil"
"Habis, kau mau apa kalau aku betul membawanya ?"
"Aku minta kau serahkan bungkusan itu kepaaku Hek-in
Touw Liong (si Mega Hitam). Kalau kau tidak menurut, kau
lihat ini apa ?" sambil acungkan goloknya.
"Hihihi " tiba-tiba saja Eng Lian ketawa terpingkal-pingkal.
"Apa yang kau tertawakan, budak kecil ?" tanya Hek-in
Touw Liong heran.
"Barang itu memangnya kau punya, makanya minta
diserahkan?" sahut Eng Lian.
"Bukan aku punya, tapi justru aku mau dapati itu dari
kalian."
"Enak saja kau ngomong. Bisa tidak dapatinya ?"
"Kenapa tidak bisa ? Kalau secara halus kalian tidak mau
menyerahkan, melakukannya dengan kekerasan. Kalian anakanak,
bau pupuk di kepala aja masih belum hilang. Mau
melawan dengan apa ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Matamu buta, tidak mengenali nonamu siapa ?" bentak
Eng Lian.
"Aku tahu sebab kaujuga akan kami ringkus untuk
dipersembahkan kepada pemimpin kami."
"siapa pemimpin kamu namanya dan dimana tinggalnya ?"
"Tidak perlu banyak tanya, lekas serahkan barang yang
diminta "
"Kalau aku tidak mau kasih ?" ngeledek Eng Lian, gembira
ia kelihatannya kalau sudah menghadapi pertempuran.
Lo In tinggal berdiri saja menonton encinya bertengkar.
"Maju semua " berseru si berewokan kepada temantemannya.
Mereka itu ada orang-orang jahat yang mengacau
keamanan sekitar tempat itu. Tadi ketika Eng Lian dan Lo In
memeriksa bungkusan pemberian Kie Giok TOng, rupanya
ada salah satu orangnya yang melihat dan mengabarkan pada
kepalanya- Maka juga Lo In dan Eng Lian yang sedang enakenakan
melatih Hui-to telah disatroni. Apa mau mereka
kebentur tembok, bukannya kebentur pagar bambu yang
amoh. Lo In sama sekali tidak bergerak melihat sepuluh orang
datang menyerbu.
Ia menonton enci Liannya dikepung. Kaget dan dan heran
juga ia melihat sang enci gunakan pisau kayunya yang
barusan dilatih, satu demi satu kena disambit roboh oleh pisau
kayunya. Malah serangannya jitu benar sebab yang dituju
persis jalan darah pada tubuh orang sehingga mereka pada
roboh tanpa dapat bangun lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hek-in touw Liong merasa cukup tujuh orangnya untuk
menangkap Eng Lian, maka ia dengan dua kawannya
menghampiri Lo In. Maksudnya hendak menangkapnya.
Dengan beringas mereka menyerang, tapi dengan meringis
mereka mundur kesakitan. Mukanya seperti dihantam
segumpal pasir dengan hanya dikebas tangan bajunya Lo In.
Dengan ketakutan mereka memutar tubuh hendak lari, tapi
dengan satu kebasan lengan baju si bocah sakti membuat
mereka roboh berbareng. Kakinya lemas, tak dapat diperintah
untuk lari. Kepaksa mereka mendeprok dengan ketakutan.
semuanya telah dibikin rebah tak berdaya. Tujuh orang oleh
Eng Lian dengan totokan pisau kayunya, tiga orang dengan
totokan angin lengan bajunya Lo In. si nona dan si bocah
ketawa terkekekh nampak semua itu.
Kemudian mereka melanjutkan latihannya tanpa
menghiraukan pada orang-orang yang rebah tertotok itu.
Ketika mereka sudah merasa cukup berlatih, Lo In berkata
pada Eng Lian,
"Hui-to Pit-kip rupanya berjodoh dengan enci Lian. Maka
juga dengan sedikit waktu saja kau telah dapat yakinkan
hampir mahir betul. Baik kita membuat Hui-to yang bagus
pada satu pandai besi yang ahli- Kita nanti pilih salah satu
yang baik bikinannya, kepada siapa kita boleh suruh bikini"
"Dimana kita dapat cari pandai besi yang baik, adik In ?"
tanya si nona.
"Kita toh dalam perjalanan, sepanjang jalan kita boleh
tanya-tanya pada penduduk-siapa tahu kita kebetulan
menemui pandai besi yang ahli, bukan ?" Eng Lian kegirangan
mendengar perkataan Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mari kita jalan." kata lagi si bocah seraya memungut
pedang yang menggeletak ditanah kemudian menyerahkan
pada Eng Lian sambil katanya,
"Kau lebih memerlukan. Maka peganglah pedang ayahku
ini sebagai tanda mata." Lo In berkata sambil ketawa nyengir
seorang bocah-
"Terima kasih-" kata Eng Lian seraya menyambuti lalu
gantung pedang "tanda mata" itu dipinggangnya yang ceking
langsing, Ia tidak ketawa kegirangan, hanya lantas mendahului
Lo In, jalan seperti malu.
sejenak Lo In merasa aneh dengan kelakuan sang enci
diluar kebiasaannya. Hanya sejenak perasaan aneh itu timbul,
lantas ia sudah menyusul dan berseru,
"Enci Lian, jangan cepat-cepat jalan. Memangnya mau
menyusul siapa ?"
Lucu lagaknya si bocah. Ia tidak tahu akan perasaan si
gadis cilik yang hatinya mulai dikacaukan oleh panah dewi
asmara.
Eng Lian juga hanya sepintas lalu timbul perasaan kikuknya
karena segera ia kembali kepada sikapnya yang riang
gembira-
"Adik In." katanya sambil menantikan adik In-nya yang
menyusul di belakang.
"Kau jalan lambat amat sih- Mana ada waktu encimu
menungguimu- Aku sebal melihat itu sepuluh manusia tidak
tahu diri"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In ketawa nyengir setelah berada di samping Eng Lian.
"Anak penakut " kata Eng Lian berguyon seraya mencubit
perlahan pipi si hitam.
"Baru ditinggalkan sebegitu saja sudah ketakutan. Hihi......."
"Memang aku ketakutan." sahut Lo In kontan.
"Ketakutan pada teman-temannya itu sepuluh orang yang
tidak punya guna ?"
"oo, bukan itu. Manusia begituan, biar didatangkan
segerobak lagi juga tidak aku tinggal lari."
"Habis, kau ketakutan sama siapa ?"
"Aku ketakutan kehilangan enci Lian." Lo In kata, mukanya
yang hitam ketawa.
"Ah, adik In........." hanya ini yang keluar dari mulut Eng Lian
yang mungil lalu ia ajak Lo In untuk melanjutkan
perjalanannya.
Dalam sedikit waktu saja, sikapnya Eng Lian sudah wajar
lagi. Ia banyak ketawa ngikik lantaran si bocah ngobroinya
membikin urat-urat ketawa tergerak-
"Ah, ada kerjaan lagi " kata Lo In tiba-tiba-
"Kerjaan apa, adik In ?" Eng Lian menanya heran.
"Mereka menyusul kita." sahut Lo In.
"Mari kita gunakan jalan cepat saja supaya mereka tak
dapat menyusul kita."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jangan." kata Eng Lian.
"Kita harus kasih hajaran dulu, baru kita tinggal mereka
pergi."
"Tapi, aku harap kau jangan bikin luka mereka "
"Buat apa aku membikin luka orang. Aku hanya mau mainmain
saja."
"Baiklah, mari kita tunggu." kata Lo In seraya tarik
tangannya Eng Lian buat diajak duduk dipinggiran jalanan
dimana ada terdapat batu besar. Mereka duduk menunggu.
Lama juga belum kelihatan mereka datang. Eng Lian
ketawa ngikik dengan tiba-tiba.
"Adik In, kau hanya ingin duduk berdekatan dengan encimu
saja sebab apa kau katakan tidak ada orang-orangnya " kata
Eng Lian.
"Aku barusan bilang mereka masih jauh- Tapi sekarang
sudah dekat. Bukankah itu banyak suara kaki orang
mendatangi ? Malah ada yang naik kuda segala
kedengarannya"
si bocah kata seraya diam pasang kuping. Eng Lian juga
pasang telinganya.
Belum sempat Eng Lian berkata kepada Lo In, segera
dihadapan mereka sudah ada tiga orang penunggang kuda
yang ketawa terbahak-bahak nyarinG sekali. Setelah berhenti
ketawa, satu diantaranya yang mulutnya agak mengok ke
kanan telah berkata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku kira tadinya dua orang dengan badan tinggi besar
menyeramkan dan masing-masing bertangan empat. Tidak
tahunya hanya dua bocah ingusan saja. Hahaha— haup oho,
oho........."
kata-katanya terhenti karena selagi ketawa ada menyambar
suatu benda ke mulutnya hingga ia gelagapan dan batukbatuk-
Ia rasakan seperti ada yang nyangkut
ditenggorokannya.
"Kau kenapa, toako ?" tanya temannya heran,
si mulut mengok tidak menjawab, sebaliknya ia berkutat
untuk mengeluarkan benda yang nyangkut dalam
tenggorokannya. Air matanya bercucuran keluar tidak nangis,
mulutnya owa owe bertahak tak hentinya.
setelah lama ia disiksa oleh benda yang nyangkut dalam
tenggorokannya, akhirnya dapat juga benda itu dikeluarkan.
Kiranya benda itu hanya selembar rumput alang-alang yang
panjangnya kira-kira tiga cun berujung tajam.
sementara itu, orang-orang yang berjalan kaki mengikuti
tiga penunggang kuda itu sudah ada disitu, pada berdiri siap
dengan senjatanya masing-masing. Mereka pun heran
nampak pemimpinnya owa owe seperti wanita ngidam
(mengandung bayi) sampai bercucuran air mata dan payah
benar kelihatannya, malah hampir-hampir ia jatuh dari
kudanya.
sambil melemparkan rumput alang-alang yang menyulitkan
tenggorokannya tadi, si mulut mengok mendelik matanya ke
arah Eng Lian yang saat itu tengah ketawa terpingkal-pingkal
sembari memegangi perutnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Budak liar " bentaknya.
"Kau yang main gila barusan pada tuan besarmu Hm "
seiring dengan kata-katanya, cambuk kudanya diangkat
untuk menghajar si gadis nakal.
"Pluk " terdengar suara barang jatuh yang semestinya
berbunyi "Tar Tar " tandanya cambuk kuda bekerja. Tapi ini
suara "Pluk "yang kedengaran. Kiranya suara pluk adalah
suara pecut si mulut mengok yang jatuh sebelum dia dapat
digerakkan menghajar Eng Lian, tetapi telah didahului oleh
Eng Lian yang mengirim pisau terbang kayunya mengarah
jalan darah dibahunya.
Kembali si mulut mengok dirugikan, sebelum ini ia dirugikan
oleh Lo In yang mengirim rumput alang-alang ke mulutnya
sehingga bersemayam ditenggorokannya karena si bocah
merasa sebal dengan lagaknya yang tengik si mulut mengok
tertegun di atas kudanya.
"Toako, dua bocah ini rupanya bukan sembarangan bocah-
Mari kita bereskan saja " berkata temannya yang bermuka
lonjong.
" ya, jangan kita buang tempo-" menimpali temannya yang
satu yang berjenggot kambing.
si mulut mengok sudah lantas turun dari kudanya diikuti
oleh dua temannya la la u menghampiri Eng Lian yang ada
disampingnya Lo In.
"Adik In." bisik si dara cilik,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau diam saja nonton. Biar aku yang bereskan tiga kurcaci
ini. Akan kubikin satu persatu jatuh duduk dan berlutut
padaku"
Lo In diam saja, hanya manggut sambil ketawa nyengir.
"Hei, kalian ini anak siapa ?" tiba-tiba si mulut mengok
membentak nyaring. Eng Lian dan Lo In diam saja, tidak
menjawab bentakan yang nyaring itu.
"Kalian tidak dengar pertanyaan Lie Toaya ?" bentaknya
lagi lebih nyaring. Lie Toaya artinya tuan besar Lie.
Melihat dua anak itu tinggal diam saja, si mulut mengok jadi
gusar. Bentaknya lagi lebih nyaring,
"Aku Lie Kiang tidak pernah membunuh anak kecil. Maka
itu lekas kalian panggil orang tua kalian datang terima binasa
di ujung golok Toaya "
Tadi Lo In dan Eng Lian mau tinggal diam saja menonton
lagaknya si mulut mengok dan mau lihat apa yang ia bisa
bikin- Tapi mendengar kata-kata si Lie Toaya yang mengitik
urat ketawa, tiba-tiba saja Eng Lian ketawa ngikik-
Tiga orang yang naik kuda itu tiga saudara she Lie, bukan
seayah seibu- yang tua Lie Kiang (si mulut mengok), kedua Lie
Sun (si muka lonjong) dan ketiga Lie Bin (sijeng got kambing).
Dalam desa Tiokschung mereka dikenal dengan nama
Tiokschung-sam-lie (Tiga Saudara Lie dari Tiokschung) dan
menjadi jagoan yang tak terkalahkan dalam kampungnya.
Maka juga mereka ada sangat sombong dan pandang
sesamanya sangat rendah-Melihat Eng Lian ketawa ngikik, Lie
Kian atau si mulut mengok menjadai heran.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau ketawakan apa ?" bentaknya bengis.
"Aku ketawakan lagak tengikmu " sahut Eng Lian kontan.
"Dengan anaknya masih belum tentu menang, mau
menantang orang tuanya. Apa-apaan ?"
"Toako" nyeletuk Lie sun.
"sudah jangan banyak cakap- Timpa saja sekali dengan
gagang golok, biar dia tahu rasa "
"Ah, yang beginian sih, ginikan saja.......aduh " Lie Bin
berjengit sambil lompat mundur dan meraba jenggot
kambingnya yang telah kehilangan beberapa lembar hingga
matanya mendelik ke arah Eng Lian yang nakal.
Kiranya si jenggot kambing ada sedikit nakal juga terhadap
cewek (wanita). Melihat si dara cilik demikian cantik dan
Jenaka, mendadak timbul napsunya ingin memeluk Eng Lian.
Maka ketika ia kata "ginikan saja............1 berbareng ia hendak
memeluk si dara cilik- Tidak tahunya bukan Eng Lian kena
dipeluk dan meronta-ronta ketakutan, sebaliknya si dara cilik
lenyap dari depannya sambil mencuri beberapa lembar
jenggot kambingnyasementara
Lie Bin mendelik matanya, Eng Lian di
depannya ketawa ngikik- sambil angkat tangannya yang
menggenggam beberapa lembar jenggot Lie Bin, ia berkata,
"Awas Kalau kau berani kurang ajar lagi, akan kucabut
semua jenggotmu yang macam jenggot kambing itu"
Lie Kiang dan Lie Bin tak dapat menahan hatinya yang
mendelu. Tanpa banyak cakap, mereka menerjang Eng Lian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka hendak menangkap si nona untuk dikasih berapa
cambukan pantatnya sebagai hajaran.
Lie sun tidak turut. Karena pikirnya ia harus mengawasi si
bocah hitam. Kalau-Kalau Lo In nanti membantu kawannya, ia
lantas dapat merintanginya. Pikirannya sih memang baik,
hanya ia tidak tahu si bocah wajah hitam itu ada Hek-bin-sintong
atau siBocah sakti muka hitam. Kalau ia tahu siapa
dirinya Lo In, tentu ia sudah lari tunggang langgang dengan
tidak menengok ke belakang lagi-
Lo Inpun tidak ada maksud membantu kawannya karena ia
sudah dipesan Eng Lian bahwa ia hanya disurun nonton enci
Liannya berkelahi-
Lie Kiang dan Lie Bin yang semula hanya bermaksud
menangkap si dara cilik untuk dihajar dengan cambukmenjadi
sengit dan menyerang dengan pukulan-pukulan yang
ganas, melihat Eng Lian telah mempermainkan dirinya-
Tapi Eng Lian tidak takut- Memang maunya dia, dua jago
dari Tiok-chung itu mengeluarkan kepandaiannya yang aslisaking
gemas dan sengitnya, serangan-serangannya mereka
telah menimbulkan angin keras yang membikin orangorangnya
yang menonton disekitarnya pada mundur jauh-jauh
takut kesambar angin pukulan.
Melihat dua saudaranya tidak bisa berbuat apa-apa
terhadap si gadis cilik, diam-diam hatinya Lie sun menjadi
cemas, Ia tinggalkannya Lo In dan bantu mengepung Eng
Lian.
"Bagus, kalian sudah datang komplit " seru Eng Lian
Jenaka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Awas, aku nanti bikin kalian satu demi satu jatuh berlutut di
depan nona kecilmu. Hihihi........" Eng Lian ngeledek
Tiokchung-sam-lie sehingga tiga jago itu menjadi sangat
gusar.
Benar bukan omong kosong kepandaian tiga benggolan
Tiokchung itu. serangan-serangan mereka dilakukan dengan
teratur dan hebat sekali hingga diam-diam Lo In kuatirkan
encinya salah tangan dan celaka di tangan mereka. Dengan
turunnya Lie Sun jalan perkelahian tambah seru lagi.
Tampak Eng Lian dikurung rapat oleh tiga saudara Lie, tiputipu
serangan yang berbahaya dilancarkan dengan sengit ke
arah Eng Lian. Timbullah seketika keganasan mereka untuk
melenyapkan si dara cilik dari muka bumi ini.
sampai dimana tingginya kepandaian Eng Lian dapat dinilai
dari caranya ia melayani tiga orang lawannya yang bukan
rendah kepandaiannya, sampai angin pukulan mereka
menghembus dan menakutkan para begundalnya yang
menonton disekitarnya. sampai begitu jauh si nona tidak balas
meyerang, hanya berkelit saja.
"Awas " tiba-tiba Eng Lian berseru. Berbareng
bayangannya berkelebat dan jenggotnya Lie Bin kena
dijambret sehingga seketika Lie Bin berhenti mengeroyok dan
berdiri tertegun sambil meraba jenggotnya yagn sudah mulai
gundul. Meluap amarah Lie Bin dan ia menerjang lagi Eng
Lian dengan sengitnya-
"Awas " kembali si nona berseru- "Plak Plak " menyusul
suara tamparan dua kali-
Tampak tubuhnya Lie Kian terhuyung-huyung kemudian
jatuh duduk- Ia rasakan dunia berputar, kepalanya pusing
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tujuh keliling, dari mulutnya keluar kecap segar. Lucu
kelihatannya Lie Kiang, mulutnya yang agak mengok seperti
betul-betul mengok akibat kerasnya tamparan si dara nakal-
Untuk merobohkan Lie Kiang sampai semaput demikian,
Eng Lian telah menggunakan jurus ketiga dari "Lam-hayciang-
hoat" (Ilmu pukulan dari laut kidul) yang dinamakan
"Lam-hay-liu-sui" atau "Air mengalir dari Laut Kidul"- Lihainya
jurus ketiga dari "Lam-hay-ciang-hoat" itu dapat menimbulkan
perasaan aneh bagi korbannya- Tamparan Eng Lian bukan
sembarang tamparan sebab taparan biasa paling-paling juga
membikin kecap serta ada dua sampai tiga buah giginya yang
rontok atau copot. Tetapi akibat tamparan dari "Lam-hay-liusui"
nya, Lie Kiang mulutnya melelehkan darah tapi giginya
tidak apa-apa, kuat dan segar, Ia terkulai jatuh untuk tidak
bangun lagi. Badannya terasa lemas tak bertenaga seperti
kena ditotok jalan darahnya, Inilah keistimewaan dari jurus
"Lam-hay-liu-sui" (Air mengalir dari Laut Kidul), ajaran sucouwnya
Eng Lian ialah Lamhay Mo Lie, pada waktu si nona masih
dalam tangan Ang Hoa Pay menjadi Kim Coa siancu (Dewi
ular emas).
Demikianlah, melihat saudara tuanya yang hanya ditampar
saja sudah roboh dengan tidak bangun lagi, Lie sun dan Lie
Bin menjadi cemas hatinya. Tapi mereka tidak mengurangi
serangan-serangannya yang berbahaya, malah makin gencar
saking gemasnya pada si dara cilik yang lincah yang tak dapat
ditawan.
Penonton dibikin kagum oleh gerakan si nona yang
istimewa. Waktu Eng Lian dengan enteng badannya mencelat
ke atas sampai lima meter tingginya, ketika mengelakkan
serangan kombinasi dua lawannya yang hendak menggunting
pinggangnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Di tengah udara si dara cilik bikin gerakan yang
mengagumkan, setelah terputar badannya, ia turun ke bawah
dengan gerakan kaki seperti menendang saling susul hingga
Lie sun dan Lie Bin ragu-ragu untuk menyergap si nona begitu
Eng Lian menancapkan kakinya di tanah lagi.
Tapi mereka sudah sangat gemas pada si dara cilik.
Buktinya, begitu Eng Lian menyentuhkan kakinya di tanah tiga
meter jaraknya dari mereka, dengan berbareng mereka lompat
menyergap. Tapi si nona seperti ada dipasang per pada
kakinya, lantas membal lagi dan jumpalitan ke belakang
mereka.
Lie sun dan Lie Bin terkejut bukan main. Lekas mereka
putar tubuh untuk menghadapi si nona pula. Tapi sudah
terlambat karena ia rasakan seketika bahunya kesemutan
kemudian lemas tak bertenaga dan tubuhnya menyusul
terkulai roboh-
Dengan sekaligus dapat merobohkan dua musuh tangguh,
itu bukan pekerjaan mudah-Tidak heran kalau Lo In yang
berkepandaian sangat tinggi telah bersorak dengan tiba-tiba
dan berkata,
"Enci Lian, benar-benar kau hebat Kionghi " sambil angkat
tangannya dengan lucu menyoja pada Eng Lian.
si nona deliki matanya yang halus sambil tersenyum pada
si wajah hitam.
Eng Lian barusan telah menggunakan gerakan kombinasi
"Lian-hoan-tui-kong" (Tendangan berantai di angkasa) dan
"Hay-tee-tancu1 (Mencari mutiara di bawah laut), juga
termasuk tipu serangan yang si nona yakinkan dari "Lam-hayciang-
hoat1. gerakan "Tendangan berantai di angkasa1
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
adalah ketika Eng Lian melambung tubuhnya ke udara dan
kakinya bergerak saling susul seperti menendang, Ini
sebenarnya untuk menghadapi musuh yang sama-sama
terapung di udara, tapi kalau Eng Lian sudah berbuat
demiikian, itu hanya ia mendemonstrasikan kepandaiannya
saja.
Yang kedua "Mencari mutiara di bawah laut adalah gerakan
yang tidak diduga-duga karena begitu kakinya menginjak
tanah, si nona sudah mumbul lagi dan jungkir balik ke
belakang lawan, yang dari mana otomatis kedua lengannya
bekerja untuk menotok jalan darah lawan pada bagian
belakang pundaknya sebelum kedua lawannya membalikkan
tubuhnya. Tiga musuhnya sekarang sudah mendeprok di
tanah dengan tak dapat bangun lagi.
Benar-benar si nona telah buktikan perkataannya kepada
adik In-nya, bahwa ia akan jatuhkan satu persatu lawannya
dan berlutut padanya.
Begitu lama Eng Lian bertempur, tidak menunjukkan bahwa
ia lelah- Itu membuktikan bahwa tenaga dalam si nona
sempurnagirang
bukan main hatinya Lo In menyaksikan kelihaian
enci Liannya yang tadinya ia sangsi, kuatir si nona salah
tangan dan dibikin celaka musuh-musuhnya. Syukur ia tidak
keburu napsu ceburkan diri datang membantu Eng Lian. Kalau
sampai kejadian begitu, paling sedikit ia akan diomeli encinya
kalau tidak dicubit keras pipinya lantaran tidak mendengar
perkataan sang enci yang kosen.
"Mari, maju semua " tantang Eng Lian ketika melihat begitu
banyak begundalnya Tiokschung-sam-lie hanya pada berdiri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bengong mengawasi tiga cukongnya mendeprok di tanah tak
dapat bergerak-
Mereka tidak bergerak di tangan si nona, malah saling lihati
satu sama lain.
Ketika Eng Lian menggertak seperti hendak menghampiri
mereka seperti yang hendak berdamai satu dengan lain,
mereka segera pada lari serabutan ketakutan.
"Enci Lian, aku mau apakan ini tiga ekor kambing ?" tanya
Lo In melihat mereka hanya berlimaan saja setelah begundalbegundalnya
Tiokschung-sam-lie pada kabur.
"Seperti yang sudah, kita tinggalkan saja." sahut Eng Lian
yang tengah membereskan rambut dan pakaiannya,
tampaknya ia tidak menghiraukan pada tiga pecundangnya.
"Ah, jangan enci Lian " kata Lo In.
"Kenapa jangan ?" tanya si dara cilik heran, sementara itu
ia sudah rapih-
"Mereka terkena ilmumu beratjuga. Kasihan mereka kalau
dibiarkan."
Lo In tidak menyebut "totokan" tapi "ilmu" untuk membikin
Eng Lian senang.
Cerdik juga si bocah, menerka jalan pikirannya sang kawan
sebab sehabis ia berkata demikian, tampak si nona ketawa
manis, senang hatinya rupanya.
"Ah, adik In, kau bisa saja. Masa totokan biasa dikatakan
ilmu ?" kata Eng Lian..
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa bilang bukannya ilmu ? Malah kalau ditambah
"sakti"juga ada tepat sekali sebab kepandaiannya enci sangat
hebat"
Eng Lian tertawa ngikik mendengar si bocah berkokoh
dengan pendiriannya.
"Totokan biasa dikatakan ilmu sakti. Kau sih ada-ada saja,
adik In"
"orang menggampar lawannya, biar bagaimana keras
paling-paling hanya si korban kesakitan dan giginya pada
nyoplok. Tapi enci gamparannya ada lain coraknya, tamparan
enci adalah tamparan sakti sebab lawan lantas roboh terkulai
dengan tidak dapat bangun lagi. Malah dari mulutnya tidak
menyemburkan gigi yang copot selain darah meleleh
dibibirnya."
"Hihihi—" Eng Lian ketawa ngikik,
"Habis apalagi kesaktian encimu ?"
"Ketika kaki enci menyentuh tanah dan mumbul lagi,
berjumpalitan ke belakang lawan berbareng menotok tanpa
memberi kesempatan pada lawan, apakah itu bukannya ilmu
sakti ? Ha h a, coba adikmu periksa, apa kaki enci dipasangi
per?"
Lo In berkata, serentak berbuat dan mau pegang kaki Eng
Lian hingga si nona jadi gugup dan tarik wajahnya tersenyum
manis.
"orang mau periksa ada per tidaknya, kok dikatakan sinting
" Lo In bergurau JenakaTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mari adikmu periksa, boleh apa tidak"
"Tidak- tidak......" kata si dara cilik sambil angkat naik turun
kakinya, berkelit dari tangan Lo In yang paksa mau
memegangnya.
"Aduuuh " Lo In menjerit dan lompat mundur sambil
pegangi pipinya.
"Nah, rasakan ya, anak nakal. Kalau encimu sudah sengit "
berkata Eng Lian cekikikan ketawa melihat Lo In meringisringis
ketawa melihat Lo In meringis-ringis pelangi pipinya
yang barusan ia cubit.
"Enci Lian, awas akan kubalas " seru Lo In, badannya
lantas bergerak menubruk si dara cilik. Tapi Eng Lian sudah
keburu lompat ke dekatnya kuda Lie Kiang. Ia berkata,
"Adik In, mari kita belajar menaik kuda saja dari pada kau
balas mencubit encimu "
Lo In kegirangan.
"Benar, benar." katanya lucu. segera ia juga lantas
memegang tali kendali kuda Lie Bin. Dengan satu lompatan
saja tanpa menginjak pelana, ia sudah bercokol di atas kuda.
sementara itu si gadis juga sudah meniru caranya Lo In
menaiki kuda. Mereka berseri-seri diatas kudanya masingmasing.
"Adik In, kau sudah bisa belum naik kuda ?" tanya Eng
Lian.
"Kapan kita baru belajar-" sahut Lo In
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mari kita coba-coba."
"Adik In, kita jangan larikan dulu kuda kita. Kita jajal dulu
perlahan, nanti kalau sudah gapah dan tetap kita
mengendalikannya, barulah perlahan-lahan kita suruh dia lari.
Bukankah itu lebih bagus ?"
"Bagus, bagus." sahut Lo In yang tadinya hendak main
larikan saja, sedang ia belum pernah naik kuda.
Eng Lian senang usulnya diterima baik oleh si adik nakal.
Mereka jalankan masing-masing kudanya dengan perlahan
jalan berendeng sambil saban-saban saling lirik ketawaketawa.
Kebetulan kuda yang diambil itu, dua-duanya jinak.
Coba kalau salah satu dari dua bocah itu mengambil kudanya
Lie sun, pasti akan gagal belajar menunggang kuda karena
kudanya Lie sun belum lama dibeli dan masih liar. Bisa-bisa
Lo In atau Eng Lian yang menaikinya jatuh terbanting.
Dasar dua-dua anak nakal dan berani, belum lama mereka
jalankan kudanya perlahan, tiba-tiba Lo In sudah mencambuk
perlahan supaya sang kuda jalan lebih kencang. Tidak
tahunya kuda itu telah mengangkat kakinya sambil meringkik.
Tapi Lo In tidak takut, malah ia ketawa terbahak-bahak
kesenangan di atas kuda. Mendadak kudanya menaruh pula
dua kaki depannya ditanah dan membawa Lo In kabur entah
kemana.
Eng Lian kaget nampak kawannya dibawa kabur. Tanpa
disadari ia juga memecut kudanya hinga berjingkrak dan
menyusul adik In-nya. Mereka kelihatan saling kejar dijalanan
pegunungan yang luas lebar. Eng Lian lihat Lo In dengan
kudanya sedang mendaki sebuah bukit, Ia cambuk dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
cambuk lagi kudanya supaya dapat mengudak si bocah yang
sudah jauh meninggalkannya.
sungguh ajaib kepandaian dua bocah itu- Tadinya belajar
dan takut-takut menaiki kudanya. sekarang tampak demikian
gapahnya mereka menunggang kuda seperti yang sudah
biasa. Rupanya kesatu didorong oleh nyalinya yang besar,
kedua dipaksa oleh kudanya. Maka dengan mendadak saja
mereka menjadi kampiun naik kuda.
Ketika Eng Lian mendaki bukit yang barusan ia lihat
darijauh Lo In mendakinya, ia kehilangan jejak Lo In di balik
bukit.
Eng Lian kebingungan, Ia tahan kudanya dan pasang mata
ke sekelilingnya tapi tidak kelihatan Lo In dengan kudanya.
Makin tidak enak hatinya Eng Lian ketika ia berusaha
mencarinya Lo In tidak juga ia ketemuku n adik nakalnya itu.
Dalam putus asanya ia jadi mewek (nangis).
"Adik In, kenapa kau tinggalkan encimu ?" berkata Eng Lian
sendirian sambil menyusut air matanya yang berlinang-linang
pada pipinya yang botoh-
Eng Lian menantikan disitu Kalau-Kalau Lo In nanti kembali
lagi. Akan tetapi ditunggu sampai matahari tenggelam ke barat
tidak kelihatan mata hidungnya si bocah wajah hitam.
sampai disini kita kembali kepada Bwee Hiang yang sudah
lama kita tinggalkan.
Bwee Hiang sudah antar ong Kui Hoa sampai di rumahnya
dengan selamat hingga kedua orang tuanya Kui Hoa sangat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berterima kasih kepada jago betina kita atas pertolongannya
kepada puterinya.
Pulangnya Kui Hoa sangat menggemparkan ong-ke-cnung,
sebuah kampung yang tidak begitu banyak penduduknya.
Banyak sanak Iamili dan sahabat-sahabat keluarga ong pada
datang untuk memberi selamat kepada keluarga ong yang
puterinya sudah kembali dengan selamat.
Diantara yang datang ada on Lian dengan puterana
bernama Keng Siang, satu pemuda yang Idt^nrns cakap umur
32 tahun.
Kui Hoa diminta oleh para hadirin untuk menuturkan
riwayatnya diculiktau lebih tegas dirampas dengan paksa oleh
orang-orang Thoat Beng mo Siauw atau si Hantu Ketawa yang
menyeramkan penduduk ong-ke-chung.
Si nona tidak menutur banyak hal dirinya sebab keburu
mendapat pertolongan dari Bwee Hiang. Ia kata,
"Kalau tidak ada enci ini", sambil menunjuk paria Bwee
Hiang,
"entahlah bagaimana dengan nasibku ?"
Dalam paria itu, si nona telah menceritakan halnya Bwee
Hiang telah menaklukan kawanan penjahat hingga yang
mendengarkan terkagum-kagum keparia si nona she Liu yang
gagah perkasa. Mereka telah memberikan pujiannya tapi
Bwee Hiang merendahkan diri.
katanya, "Kepandaianku tidak tinggi, kalau mereka sudah
dapat aku tumpas adalah dengan cara kebetulan saja. coba
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Thoat Beng siauw Mo masih hidup, mungkin pekerjaanku tidak
semudah itu..........."
"Hah Thoat Beng Mo siauw sudah mati ?"
tiba-tiba ong Keng siang si pemuda cakap, menanya
dengan mata terbelalak-
" Aku sendiri tidak menyaksikan kematiannya." sahut Bwee
Hiang.
"Aku hanya dapat kabar dari anak buahnya bahwa si Hantu
Ketawa telah binasa di tangannya Kim Coa siancu dengan
gigitan ular emasnya yang amat lihai."
ong Keng siang seperti yang belum hilang kagetnya,
tampak ia seperti terpaku duduk dikursinya hingga diam-diam
Bwee Hiang menhadi heran dalam hatinya.
"Kenapa pemuda ini ada demikian memperhatikan pada si
Hantu Ketawa ? Apakah dia ada hubungannya ? Ah, tidak bisa
jadi- Pemuda begini cakap untuk apa ia bikin hubungan
dengan seorang jahat dan buas ? Demikian rupa-rupa
pertanyaan berkecamuk dalam benaknya. Meskipun demikian,
tampak Bwee Hiang tenang-tenang saja, belaga pilon
terhadap kelakuannya Keng siang yang anehorang
banyak kegirangan mendengar kabar kematiannya si
Hantu Ketawa, hanya Keng siang yang kelihatannya tidak
mengunjuk reaksi apa-apa.
Bwee Hiang matanya lihai. Sejak hatinya merasa aneh
akan gerak gerik si pemuda cakap, ia jadi merasa curiga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Kalau Thoat Beng Mo siauw sudah mati, terang bekas
markasnya itu sekarag telah menjadi kosong, bukan ?"
Keng siang menanya sambil ketawa dipaksakan.
"oo, markasnya sudah habis dimakan api." nyeletuk Kui
Hoa.
"siapa yang emmbakarnya ?" Keng siang menanya
kepingin tahu.
"Enci Bwee Hiang yang suruh anak buahnya si Hantu
Ketawa membakarnya-" sahut Kui Hoa seraya melirik pada
Bwee Hiang-
"Lalu, kemana anak buahnya sekarang ?" Keng siang
menegas-
"sudah dibubarkan oleh enci Bwee Hiang-" jawab Kui Hoa
Keng siang manggut-manggut akan selanjutnya ia
membisu- Tidak lama kemudian ia sudah ngeloyor pergi
dengan diam-diam dan tidak ada yang memperhatikan selain
ayahnya yang diminta permisi untuk pulang lebih dahulu-
Kepergiannya dengan diam-diam ia pikir tidak ada orang
yang tahu- Ia lupa kalau Bwee Hiang yang matanya awas tak
dapat diselomoti-
Kui Hoa tidak enak kalau ia terus menerus dirubung-rubung
oleh orang banyak, terutama ia melihat tamunya seperti
merasa sebal melayani mereka, maka Kui Hoa sudah lantas
mohon diri untuk masuk ke dalam.
Kui Hoa bawa Bwee Hiang ke dalam kamarnya sendiri,
dimana ia tukaran pakaian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik Hoa, kamarmu begini indah- sudah tentu kau
menangis waktu dijebloskan dalam tahanan." berkat Bwee
Hiang menggoda.
"Enci Hiang, entah dengan apa aku dapat membalasnya
atas pertolonganmu." sahut si nona ong, tengah merapikan
pakaiannya di muka cermin,
"soalnya asal kau sudah selamat, untuk apa bicara tentang
membalas budi ?"
"Tapi enci, biar bagaimana aku tak dapat melupakan
pertolonganmu-"
"Baiklah." Bwee Hiang tertawa.
"sekarang aku mau menanya pada adik Hoa. Tapi aku
harap kau dapat menjawab dengan terus terang "
"Enci, kau tanyalah- Aku nanti akan menjawab dengan
sejujurnya."
Dalam pada itu, tampak Kui Hoa sudah selesai berdandan
dan duduk berhadapan dengan Bwee Hiang. Baharu saja ia
duduk- ia harus bangun lagi ketika mendengar pintu kamarnya
ada yang ketuk- Ia membukai, tampak satu pelayannya masuk
dengan membawakan penampan yang berisi hidangan untuk
siocia dan tamunya.
setelah mengatur hidangan di atas meja, pelayan tadi
lantas berlalu lagi setelah permisi pada siocianya. Pintu kamar
ditutup lagi. Kui Hoa lantas duduk menghadapi tamunya.
Ia mengundang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Enci Hiang, mari makan apa yang ada. Harap kau jangan
mencelanya. Besok-besok tentu akan aku jamu enci dengan
meja yang penuh hidangan lezat. Kau tidak menolak, bukan ?"
"Untuk apa kau menjamu aku sampai demikian ?" tanya
Bwee Hiang ketawa.
" Untuk kehormatan ha Liu Lie-hiap (pendekar wanita) yang
sudah menolong aku."
"Hihi, ada-ada saja nona Kui Hoa yang manis ini.
"Eh, adik Kui. Wajahmu sekarang benar-benar sudah
berubah, tidak seperti waktu di markasnya Thoat Beng Mo
siauw."
"Berubahnya bagaimana ?" tanya Kui Hoa kepingin tahu.
"Kau berubah sangat cantik- tidak heran Thoat Beng Mo
siauw tergila-gila- Hihi....."
Wajahnya Kui Hoa tampak semu merah
"Enci Hiang, kau memuji terlalu berlebihan."
katanya agak kikuk- Bwee Hiang lantas tahu bahwa nona
ong seorang gadis pendiam.
"Mari kita makan." Bwee Hiang mengundang untuk
menghilangkan rasa kikuk Kui Hoa. Ia pun sudah mendahului
menyumpir makanan.
"Aku sudah biasa tidak malu-malu. Ketambahan aku sudah
lapar- Maka barusan aku yang mengundang makan,
semestinya kau, adik Hoa."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Itu sama saja." sahut Kui Hoa yang juga lantas turun
tangan untuk menyikat makanan diatas meja.
Kedua gadis itu bercakap-cakap dengan gembira, sampai
pada pokoknya soal yang ditanyakan Bwee Hiang tadi- Kui
Hoa menanya lagi,
"Enci, kau mau tanya apa padaku?"
"oo, ya- Hampir aku lupa." sahut Bwee Hiang sambil
menaruh sumpitnya.
"Dalam urusan apa, enci Hiang ?" tanya Kui Hoa kepingin
tahu.
"Aku mau tanya kau, siapa pemuda cakap itu yang sabansaban
menanyakan urusannya Thoat Beng Mo siauw ? Aku
lihat sikapmu seperti yang ketakutan terhadapnya."
Kui Hoa wajahnya pucat mendengar pertanyaan Bwee
Hiang yang diluar dugaannya.
sejenak ia tidak menyahut sampai Bwee Hiang berkata lagi,
"Adik Hoa, kalau kau merasa keberatan untuk
menerangkan padaku, tidak apa. Biarlah kutarik pulang
pertanyaanku tadi dan anggaplah bahwa aku seperti tidak
menanyakan apa-apa padamu."
"oo, tidak, tidak-" kata Kui Hoa lantas.
"Dia bernama Keng siang dan menjadi saudara cintong
denganku, sebab ayahnya adalah adik ayahku."
"Begitu ?" sahut Bwee Hiang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tapi kenapa kau seperti yang ketakutan melihat dia ?"
"soalnya, soalnya...........eh, aku tak dapat menceritakan
kepadamu enci." kata Kui Hoa terputus-putus bicaranya
seperti menyembunyikan sesuatu rahasia.
Nampak Kui Hoa demikian gugup, makin curiga Bwee
Hiang ada apa-apa yang Kui Hoa sukar menuturkannya
kepada orang luar. Ia kepingin tahu, tapi tidak baik kalau ia
mendesak si nona. Apa daya ? Tapi dasar murid jago cilik kita
(Lo In) cerdik otaknya. Hanya sebentaran saja Bwee Hiang
termenung, lantas ia kelihatan tersenyum seperti sudah dapat
jalan keluar.
Ia berkata, "Adik Kui, aku kira tadinya kau ada sahabat baru
yang bisa pegang janji, tidak tahunya aku kecele Biarlah aku
sekarang mohon diri saja "
Bwee Hiang berkata sambil bangkit dari duduknya, sudah
tentu membikin Kui Hoa jadi kelab akan. Cepat-cepat ia juga
bangun dan memegangi tangan Bwee Hiang, disuruh duduk
lagi. Katanya,
"Enci Hiang, jangan marah Aku akan bicara terus terang
tentang dirinya engko Keng siang. Duduk, duduklah enci
Jangan bikin aku ketakutan, kau pergi meninggalkan aku
begitu saja."
"Bagus, itu baharu sahabat baikku." sahutBwee Hiang
ketawa sambil duduk lagi.
Itu hanyalah taktik Bwee Hiang untuk membikin nona ong
membuka rahasianya tentang dirinya Keng siang yang nona
Liu curiga pemuda cakap itu ada hubungannya dengan Thoat
Beng Mo siauw. Pikirnya, kalau benar Keng siang ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
begundalnya si Hantu Ketawa, sekalian saja ia bekerja untuk
membereskannya.
Kui Hoa menutur pada Bwee Hiang dengan tidak pakai
tedeng aling-aling.
Kiranya ong Keng siang dalam kampungnya ada terkenal
tidak baik kelakuannya. sayang dibalik wajahnya yang cakap,
ia ada menyembunyikan kekejaman dan suka main
perempuan.
sudah berulang kali ia tukar bini sampai paling belakang
adik cincongnya sendiri, ialah Kui Hoa tanpa mengingat
hubungan keluarga ia mau ganggu.
Keng siang berwajah cakap ganceng, mulutnya manis dan
pintar merayu.
Kui Hoa yang usianya baru memasuki 18 tahun tidak kenal
akan kepalsuannya seseorang pria yang wajahnya cakap tapi
hatinya tidak baik- Dalam buaian kata-katanya yang merayu
Kui Hoa dapat di"nina bobo"kan.
ong seng, ayahnya Kui Hoa sangat sayang pada puterinya
itu lancaran belum lama ia sudah kehilangan encinya Kui Hoa
yang mati karena sakit- Ia tidak merintangi anak gadisnya
yang ia anggap masih kecil bergaul dengan Keng siang
keponakannya. Apalagi saban Keng siang berkunjung
alasannya adalah hendak memberi pelajaran surat kepada
adik cincongnya hingga kedua orang tuanya Kui Hoa merasa
senang atas kesudian Keng siang memberi pelajaran surat
kepada puterinya.
Pada suatu sore, dalam memberikan pelajaran di kamar
tulis, Keng siang berkata pada Kui Hoa,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik Hoa, kau sangat cancik, Ibarat kembang sedang
mekarnya dan aku ingin menjadi kumbangnya. Apa kau suka
kokomu menjadi kumbang mendekati kau ?"
Kui Hoa tengah menulis, ia diam saja. Tapi lama-lama ia
mengerti akan maksud omongan sang engko cincong maka ia
ketawa manis dengan pipi semu merah-
"Adikku, lama aku impikan wajahmu yang cancik-" Keng
siang berkata lagi-
"Ingin aku memilikinya- Apakah kau bersedia untuk.jadi
isteriku ?"
si nona menatap wajah Keng siang yang cakap sementara
hatinya berdebaran mendengar engko cincongnya secara
blak-blakan membuka rahasia hatinya-
"Aku sendiri tidak keberatan, asal ayah dan ibu setuju."
sahut si gadis sambil tundukkan kepala malu-malu.
"Cuma kata ibu, tidak baik kalau kita mengikat jodoh karena
masih ada hubungan darah. Tidak baik untuk keturunan."
"oh, apa kau sudah kasih tahu tentang urusan kita ?" tanya
Keng siang kaget.
"Kasih tahu terang-terangan sih tidak, hanya aku samarsamar
tanya ibu apakah kakak dan adik cintong menikah
dibolehkan atau tidak. Lantas kata ibu, itu tidak boleh sebab
masih ada hubungan keluarga dan bisa mencelakakan pada
turunan,"
"Adik Hoa, apakah kau percaya omongan ibumu itu ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Aku percaya. Masa ibu membohong iku ? setiap ibu yang
mengasihi anaknya tentu ingin melihat anaknya beruntung
dalam hidup berkeluarga."
Keng siang diam. Lama ia tidak berkata-kata seperti yang
memikirkan apa-apa dalam otaknya yang jahat. Kemudian ia
berkata,
"Bagaimana juga kau akan menjadi isteriku. Kau jangan
percaya sama omongan ibumu yang melantur."
"Hei, kau berani menuduh ibu omong sembarangan " kata
Kui Hoa tidak senang.
"Kenapa tidak berani ? sudah terang kita boleh menikah
berdasarka suka sama suka, kenapa ibumu mengatakan
perkataan yang janggal itu? seakan -akan menghalangi jodoh
kita. Pendeknya kau setuju atau tidak, toh kau akan jadi
milikku"
Kui Hoa tidak senang mendengar perkataan Keng siang
demikian kasar.
"Kau mau paksa aku bila aku tidak setujui ?" katanya tidak
senang.
"sudah tahu, untuk apa kau menanya ?" Keng siang mulai
unjuk kekasarannya.
sampai sebegitu jauh Kui Hoa pandang engko cintongnya
ada seorang yang tamah dan berwajah cakap, senang ia
saban-saban mendapat kunjungan engkonya itu. Ia pandang
Keng siang sebagai engko sendiri yang sangat baik hati,
memberi pelajaran surat kepadanya. Tapi lambat laun si gadis
merasakan kelakuannya Keng siang agak janggal
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terhadapnya, seperti yang mempunyai maksud tertentu atas
dirinya, bukan dengan sewajarnya ia mengajari surat
kepadanya. Hal itu pun baginya menjadi jelas ketika Keng
siang mulai mengeluarkan kata-kata yang merayu, hingga
hatinya menjadi guncang masuk perangkap asmara.
Mengingat ia dengan Keng siang bukanlah orang lain,
maka dengan samar-samar ia menanyakan pada ibunya kalau
kakak dan adik sama-sama she, tegasnya saudara cintong,
apakah boleh menikah- sang ibu paham akan maksud
puterinya yang mulai kena panah dan tahu bahwa orang yang
dimaksudkan si gadis adalah Keng siang. Tapi sebagai ibu
yang bijaksana ia tidak mau membuka rahasia anaknya.
Hanya ia mengatakan dengan jujur bahwa perjodohan itu tidak
dibenarkan oleh siapa juga karena akibatnya akan merusak
keturunan.
Kui Hoa sangat menyesal kenapa ia dilahirkan menjadi adik
cintongnya Keng siang. Kalau tidak- ia setuju sekali pada
pemuda yang berwajah tampan itu.
Ingin hal itu ia katakan pada Keng siang tapi tidak ada
jalan, sebab sebagai wanita, mana boleh lebih dahulu
memberi tahukan hal demikian kepada seorang lelaki yang
tengah mengharapkan dirinya.
Dengan cara kebetulan pada sore itu, dalam omong-omong
dapat ia memberitahukan pada Keng siang. Tidak tahunya
Keng siang bukannya merundingkan mencari jalan keluar,
sebaliknya malah menghina ibunya dan mengancam dengan
kekerasan akan memiliki dirinya.
Meskipun hatinya setuju pada Keng Siang, tapi tatkala
melihat Keng Siang berlaku kasar demikian, Kui Hoa menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak senang. Dalam kesalnya Kui Hoa bangkit dari duduknya
dan berkata,
"Sudahlah, urusan kita sampai disini saja "
Tapi sebelum Kui Hoa sempat melangkahkan kakinya, tibatiba
ia rasakan tangannya dipegang Keng siang.
"Adik Kui Hoa, tidak semudah ini kau berlalu Hehehe" kata
Keng siang dengan roman beringas seperti kerangsekan
setan. Kui Hoa menjadi marah melihat engko cincongnya
berlaku kurang ajar
"Binatang, kau berani berlaku kasar begini ?" ia
mendamprat sambil tarik tangannya dari cekalan Keng siang.
Bukannya tangan terlepas, malah Keng siang datang lebih
dekat padanya dan sebelum ia sempat mencaci maki lagi, si
pemuda ganas sudah memeluk dirinya, Ia coba beroncak dan
sudah membuka mulutnya untuk berteriak minta tolong, apa
mau mulutnya kena didekap tangan Keng siang.
Kui Hoa meronca-ronca untuk meloloskan diri tetapi
percuma saja. Malah hidungnya yang kena ketutupan tangan
Keng siang membuat ia tak dapat bernapas dan perlahanlahan
ia jadi lemas, lalu ia merasakan badannya terangkat
dipondong oleh Keng siang.
Ia menjadi kaget menghadapi maksud jahat sang engko
cincong, tapi ia tidak berdaya untuk, melawan. Hanya ia tahu
bahwa dirinya telah direbahkan diatas dipan dan sang engko
yang sudah kerangsekan setan telah menciumi pipi dan mulut
dengan seenaknya saja tanpa ia dapat melawan untuk
mempertahankan dirinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pada saat itulah, ketika Keng siang hendak memperkosa
Kui Hoa, tiba-tiba pintu kamar tulis terbuka dan dua orang
tidak dikenal lompat masuk.
satu antaranya telah membentak.
"Manusia bergajul, kau mau berbuat apa ?"
seiring dengan bentakannya , orang itu menyerang Keng
siang. Dengan berani Keng siang melawan tapi lantaran
dikeroyok dua orang akhirnya ia kalah dan lari keluar kamar
dengan tidak berpaling lagi ke belakang.
Mereka tertawa gelak-gelak melihat Keng siang lari
tunggang langgang. yang membentak tadi seorang tinggi
kurus dengan matanya yang sebelah kiri seperti meram.
Rupanya matanya sudah rusak satu. Dengan laku kasar ia
pondong Kui Hoa yang sudah tidak berdaya lantaran lemas
seluruh badannya. Tapi si nona masih sempat menanya,
"Kalian mau bawa aku kemana ?"
"Hahaha, mau tanya lagi nona manis." katanya ceriwis.
"sayang aku menjalankan tugas. Kalau tidak, kita tentu
boleh bersenang-senang.........."
"hush.. jangan ngaco belo " kata temannya.
"Kalau ada yang dengar dan dilaporkan pada orang tua,
kau bisa susah "
orang terrsebut menjadi ketakutan. Tanpa banyak cakap ia
pondong terus si nona keluar kamar. Kui Hoa seperti
mendapat tenaga baru. Ia meronta-ronta dan memaki,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau mau bawa kemana nonamu ? Binatang, lekas
lepaskan nonamu"
"Baik, aku nanti lepaskan kau kalau sudah sampai di Pekkut-
nia " sahut orang itu.
"Pek-... kut.....nia....." Kui Hoa mengulangi dengan terputusputus
dan berbareng seketika itu ia telah jatuh pingsan.
Rupanya hatinya diserang oleh perasaan takut yang hebat
karena ia tahu bahwa dirinya akan menjadi korban si Hantu
Ketawa di Pek-kut-nia. Ia sering dengarkan ayah dan ibunya
mengatakan bahwa disana ada tinggal satu hantu tua jahat
yang suka mengganggu anak perawan orang.
"Nah, itulah keteranganku, enci Hiang." kata Kui Hoa.
"Kau lihat aku ketakutan ketika berpandangan dengan
engko Keng siang lantaran adanya perasaan bahwa aku
belum bebas. Engko Keng siang pasti akan membuat susah
lagi pada diriku setelah ia tahu bahwa Thoat Beng Mo siauw
sudah mati. sudah tidak ada yang ia takuti dan tentu ia punya
suka untuk melampiaskan kelakuannya yang buruk "
"Adik, kau jangan takut " menghibur Bwee Hiang.
"Ada aku disini, takut apa ?"
"Tapi enci, kau toh tidak tinggal selamanya bersamaku."
"Aku akan tinggal selama kau belum aman, adikku"
"Terima kasih enci yang baik," kata Kui Hoa.
"Aku senang sekali kalau kau bisa selamanya disamping
enci Hiang."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Masa selamanya mau bersamaku saja. Kalau kau nanti
punya suami, bagaimana ?" menggoda Bwee Hiang sambil
ketawa hingga Kui Hoa merah seluruh wajahnya.
"Enci, aku tidak akan menikah kalau kau selamanya ada
disamping ku." kata Kui Hoa sambil menundukkan kepala.
" Kalau aku yang menikah, bagaimana ?" Bwee Hiang
menggoda lagi. Rupanya Bwee Hiang sekarang sudah
ketularan guru ciliknya yang nakal suka menggodai orang. Kui
Hoa tidak menyahut, matanya yang bagus deliki sang enci
yang nakal. Akhirnya keduanya jadi pada tertawa.
senang Kui Hoa mendapat teman seperti Bwee Hiang yang
Jenaka sepak terjangnya, disamping sebagai jago betina yang
belum menemukan tandingan.
Dua hari sudah Bwee Hiang tinggal di rumahnya Kui Hoa,
ia tidak nampak kejadian apa-apa- Pada malam yang ketiga,
ketika dua gadis itu sedang omong-omong dengan asyiknya,
tiba-tiba Bwee Hiang merasa seperti ada apa-apa yang tidak
beres melihat Kui Hoa saban-saban menguap ngantuk. Malah
sembari bicara, Kui Hoa matanya tampak meram.
Bwee Hiang juga merasa sangat ngantuk- Cepat ia rogoh
sakunya mengeluarkan pil pengasih Lo In dan ditelan dengan
air teh sebagai alat pengantarnya.
setelah mana ia menguap beberapa kali. Lalu pondong Kui
Hoa yang sudah dari setadian tidur tanpa terasa diatas meja,
direbahkan dipembaringan. Ia juga lantas naik tidur dan
menutup kelambu, selama dirumah Kui Hoa, Bwee Hiang
memang tidur bersama-sama dengan nona rumah yang ramah
tamah itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lewat sekian lama, tampak ada bayangan masuk melalui
jendela kamar yang memang terpentang. Dengan berjingkatjingkat,
kuatir suara tindakannya kedengaran, orang itu telah
menghampiri pembaringan dan menyingkap kelambu. Hatinya
berdebar-debar keras nampak dua nona cantik sedang tidur
lupa daratan dalam pakaian tidurnya yang serba tipis.
"Hehe " orang itu tertawa perlahan.
"Kiranya seorang Liehiap juga tak dapat lolos dari hio
pulasnya yang manjur. Dasar peruntungan yang mujur, yang
mana antaranya yang harus aku pilih ? Ah, biar aku ambil dulu
si pendekar wanita yang lihai. Asal dia sudah jadi "mainanku",
apa dia bisa bikin ? Paling-paling juga dia marah-marah-
Untuk membunuh aku sudah tidak mungkin karena nasi sudah
jadi bubur. Kepaksa dia nanti turut aku Haha Adik Kui Hoa aku
titipi saja dulu, lagi tiga malam baru aku ambil sebab waktu itu
tentu aku sudah bosa sama si Liehiap "
Kebetulan Bwee Hiang yang diincar tidurnya di sebelah
pinggir, hingga dengan mudah saja sudah dipondong pergi
oleh orang itu setelah mengucapkan perkataan,
"Nona manis, mari kita berangkat "
Gesit bayangan itu, meskipun membawa beban ia dapat lari
cepat, sebentar saja ia sudah berada di luar ong-ke-chung.
Tidak lama ia sampai pada sebuah bangunan rumah tua di
pegunungan yang jauh bila hendak kemana-mana. Tampak
ada dua orang yang menyambutnya dengan sangat hormat.
Rupanya mereka adalah centeng rumah itu karena itu
keduanya membawa golok di pinggang.
Ketika orang itu sudah masuk ke dalam, terdengar orang
dibelakangnya berkata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Loji, kongcu kita bawa barang baru. Besok pagi tentu kita
akan mendapat hadiah dua botol arak. Hahaha.......Biar kita
doakan lebih banyak bawa barang baru hingga kita dapat
minum arak mabuk-mabukan "
"Loa-toa, kau jangan kegirangan dulu. Kalau arak sudah
ditangan, barulah kita boleh girang." sahut temannya si Lo-ji-
Dalam pada itu, orang yang membawa Bwee Hiang tadi
yang bukan lain Keng siang adanya sudah ada di dalam,
tengah menyalakan dua batang lilin besar. Keadaan dalam
ruangan itu menjadi terang ketika Keng siang telah tambah
lagi dengan dua lilin yang lebih kecilan.
Itu berada di ruangan tengah yang merupakanjuga ruangan
kamar sebab disitu tampak ada dua buah pembaringan yang
dihias indah sekali dan serba harum di dalamnya.
Kapan orang tidur dalam salah satu pembaringan itu, pasti
akan merasa segar dan pikiran melayang-layang disebabkan
bau harum sedap menusuk hidung dan perlengkapan
pembaringan yang serba bersih dan indah-
Keng siang bawa Bwee Hiang ke pembaringan yang
letaknya sebelah dalam, yang lebih indah dari yang satunya, di
atas mana si nona direbahkan dengan tidak berkutik, sambil
merebahkan Bwee Hiang, Keng siang berkata,
" Nona pendekar, terimalah nasibmu sebagai nyonya Keng
siang. Tunggu aku ambil lilin untuk menerangi wajahmu yang
sangat cantik," Ia berkata sambil berlalu mengambil lilin dan
ditaruh diatas meja tidak jauh dari pembaringan yang harum
semerbak itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Keng siang kegirangan bukan main bahwa sebentar lagi ia
akan "naik surga" dengan si cantik Bwee Hiang yang
keadaannya sudah tidak berkutik di atas pembaringan.
Biasanya kalau hendak menerkam korbannya, Keng siang
meloloskan pakaian luarnya. Kali ini rupanya ada kecualian
karena tak tertahankan dengan getaran hatinya melihat
wajahnya Bwee Hiang yang cantik seperti tersenyum ke
arahnya. Bibirnya merah menyala menantang lawan
tampaknya.
"Nona cantik, biarlah aku kasih persekot du.........."
"cuh Cuh " terdengar dua kali Bwee Hiang meludahi Keng
siang tepat mengenai kedua matanya, disaat Keng siang
menundukkan kepalanya hencak mencium si nona.
Itulah ludah kental yang lama disiapkan oleh Bwee Hiang.
Ia meludahi kedua matanya si cakap Keng siang dengan
Iwekang, tidak heran kalau Keng siang menjerit teraduh-aduh
sambil menekap kedua matanya, ia lompat mundur.
Ketika ia coba buka matanya, ternyata penglihatannya
menjadi gelap, tak ada benda yang ia dapat lihat, kedua
matanya sudah menjadi buta.
Keng Siang menjadi ketakutan. Dari ketakutan ia menjadi
nekad- Dengan tenaga penuh ia sudah menyergap ke atas
pembaringan sambil menghajar kedua tangannya hebat sekali.
Pikirnya dengan serangan mendadak itu, si nona yang
meludahinya akan melayang jiwanya seketika itu juga. Ia salah
hitung sebab musuh yang ditemuinya adalah Bwee Hiang si
jago betina yang belum menemukan tandingan yang dapat ia
bikin celaka, mana dapat bung.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hanya suara pembaringan yang terdengar dihajar oleh
Keng siang sebab Bwee Hiang sudah sedari tadi ada
dibelakangnya.
"Manusia hina " bentak si nona.
"Percuma kau dikasih hidup, hanya menyusahkan orang
saja " berbareng kakinya Bwee Hiang bekerja dan Keng siang
roboh dengan jidat membentur tepi ranjang besi. Kontan
jidatnya tambah daging hingga tangannya repot mengusapi
jidatnya yang benjol-
"Manusia hina " terdengar Bwee Hiang kembali membentak
ketika Keng siang sudah berdiri pula dengan tangan merabaraba
mencari pegangan.
"Banyak korban tentu kau lakukan dan inilah hukuman dari
seorang wanita "
"Duk— Bluk " menyusul terdengar suara itulah bebokong
Keng siang yang dihajar dan tubuhnya roboh di lantai
mengeluarkan suara "bluk"
"Liehiap, ampuni selembar jiwaku, oh....." Keng siang
meratap kesakitan.
"Plak Plak " suara dua kali gamparan Bwee Hiang
mengenakan dua belah pipinya Keng siang, cukup membuat
beberapa giginya si muka tampan rontok dengan berboran
darah dari mulurnya. Keadaannya sangat kasihan, tapi Bwee
Hiang hatinya tidak merasa kasihan lagi. Ketika si nona
hendak angkat Keng siang bangun dan hendak dihajar lagi,
tiba-tiba ia rasakan ada angin dingin dari belakangnya. Cepat
ia berputar dan berbalik berada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dibela kang Keng siang.
"cras " menyusul suara. Kiranya tubuh Keng siang terbabat
kutung oleh golok tajam yang disabetkan oleh centengnya
sendiri.
Tatkala si nona merasa ada angin dingin di belakangnya, ia
tahu akan datangnya senjata tajam. Maka cepat tubuhnya
berputar ke belakang Keng siang, tubuh Keng siang didorong
untuk mengganti kedudukannya tadi- Maka tidak ampun lagi
tubuh Keng siang yang terbabat kutung yang semestinya
tubuh Bwee Hiang. Kejadian cepat dan hanya beberapa detik
saja terjadinya hingga si centeng jadi melongo sendiri.
sebelum ia sadarakan kagetnya, tiba-tiba badannya terasa
enteng melayang. Kiranya Bwee Hiang sudah menendang
dengan kaki dari bawah ke atas, mengarah pantat si centeng
sehingga tubuhnya melayang dan "buk" saja tubuhnya jatuh
dilantai.
Ketika ia hendak bangun lagi, ia tidak merasakan apa-apa
lagi sebab kepalanya sudah menggelinding disabet oleh
goloknya sendiri melalui tangan Bwee Hiang.
seorang kawannya datang, ialah Lo-toa dan membentak
Bwee Hiang,
" Wanita liar, dari mana kau datang kemari ?"
Bwee Hiang dalam pada itu sudah siap dengan goloknya,
Ia menjawab,
"Hehe, masih belum terlambat kau menyusul roh saudara
dan cukongmu menghadap ciiam-lo-ong "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo-toa nama aslinya adalah sie Giam, bekas guru silat di
ong-ke-chung.
sengaja Keng siang undang ia untuk menjadi centeng di
rumah "simpanannya" dengan upah yang cukup untuk
mengongkosi rumah tanganya- Maka kepandaian silatnya
boleh juga dibanding dengan si Lo-ji yang sudah melayang
jiwanya-
Waktu ia melihat Kongcu dan kawannya sudah binasa,
kemurkaannya telah meluap seketika- sekarang ditambah
dengan kata-kata Bwee Hiang yang suruh ia menyusul arwah
majikan dan kawannya, terang kemurkaannya menjadi dobel.
"Perempuan liar, lihat ini" tanpa memikirkan lagi
kepandaian musuh, ia menyerang dengan kalap- gerakannya
baikjuga, ia menggunakan jurus "Elang lapar menyambar
kelinci" yang sangat ia banggakan, belum pernah gagal
menyerang musuh.
serangannya pasti tidak gagal kalau ia menyerang jago
jago kampungan. Tapi Bwee Hiang adalah murid Lo In, si
bocah sakti- Maka belum sempat ia menggunakan tipu
serangan yang lainnya, tiba-tiba ia rasakan dadanya ditembusi
golok si nona yang dengan tanpa sadar cara bagaimana si
nona barusan bergerak-
Ia jadi ketakutan setengah mati waktu golok Bwee Hiang
menembusi dadanya- sudah terlambat baginya untuk minta
ampun, sebab waktu golok dicabut dari dadanya, lantas saja
darah segar membanjir keluar dari lukanya dan seketika itu
juga ia terkulai badannya untuk tidak bangun selama-lamanya.
Itulah Liu Bwee Hiang, puterinya Liu Wangwee dari
Kunhiang yang tidak menyesal sudah melakukan pembunuhan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu mengingat perbuatannya tidak seberapa kalau dibanding
dengan sucoan sam-sat yang telah membasmi habis seluruh
isi rumah tangganya.
Dengan seenaknya saja ia melenggang keluar dari rumah
tua itu, setelah ia melemparkan golok di tangannya. Di luar
rumah, dengan ginkang (ilmu entengi tubuh) yang tinggi dalam
tempo pendek saja ia sudah sampai di rumah ong seng.
Dengan melalui jendela, si nona masuk ke dalam kamarnya
Kui Hoa dimana ia lihat nona masih tidur nyenyaksetelah
menukarkan pakaiannya yang kecipratan darah
tadi, Bwee Hiang lantas naik ke pembaringan dan tidur pulas
seperti kejadian yang barusan ia hadapi tidak artinya bagi si
nona jagoan.
Pada keesokannya sesudah kematian Keng siang tidak ada
kejadian apa-apa, tapi pada hari kedua keadaan dalam ongke-
chung menjadi gempar dengan diketemukannya mayatmayat
dalam bangunan tua dipegunungan yang sunyi.
sudah tentu ong Liang dan istrinya menjadi sangat sedih
ketika mendengar diantara mayat-mayat itu terdapat mayatnya
sang anak- ong seng, ayahnya Kui Hoa datang ke rumah ong
Liang untuk menyaksikan mayatnya sang keponakan.
sungguh mengerikan Tubuhnya Keng siang terpotong dua.
Entah siapa yang telah demikian kejam membunuh ong
Kongcu. orang kira pembunuhnya tentu orang dari luar daerah
ong-ke-chung karena di dalam kampung itu tak ada jagoan
yang melebihi Keng siang. Pengusutan pada pembunuhan
dilakukan. Malah ong Liang sebagai hartawan di ong-ke-chung
telah menyediakan hadiah besar kepada siapa yang dapat
menangkap pembunuh anaknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ong Kui Hoa juga dapat dengar tentang kematian sang
engko cintong. Disamping ia merasa aman dengan lenyapnya
ong Keng siang tetapi hatinya sedih juga bila mengenangkan
saat-saat yang bahagia ketika ia duduk berduaan dengan si
pemuda cakap. Demikian nikmat ia rasakan dalam buaian
kata-kata merayu ong Keng siang.
Ia suka menarik napas kalau mengenangkan tempo yang
lampau. Setelah itu ia masuk ke kamar menemui Bwee Hiang
sebab Bwee Hiang tidak ingin menampakkan dirinya kepada
yang lain kecuali Kui Hoa, nona rumah telah berkata seperti
memancing Bwee Hiang,
"Enci Hiang, kau tahu siapa pembunuh dari engko Keng
siang ?"
"Mana aku tahu." sahut Bwee Hiang.
"Aku kira tentu orang luar yang membunuh engko Keng
siang."
"Mungkin juga, tapi kenapa ? Apa kau berduka dengan
kematiannya Keng Siang "
"Bukan begitu, hanya aku kepingin tahu saja siapa
pembunuhnya."
" Kalau demikian, nah, kau tebak-tebak saja." kata Bwee
Hiang ketawa.
Kui Hoa melihat Bwee Hiang ketawa, ia jadi curiga. Lalu
menanya sambil ketawa,
"Enci, kalau aku tidak salah tebak- pembunuhnya tentu ada
disini."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang ketawa ngikik hingga Kui Hoa bertambah
curiga-
"Enci Hiang, kau mengaku saja. Kau tentu yang
membunuh, ya ?"
"Dari mana kau bisa tahu ? Jangan sembarangan menuduh
orang "
"Ah, aku sudah tahu. Pembunuhnya ada di depanku
sekarang." Kui Hoa berkata lagi sambil tersenyum pada Bwee
Hiang.
"Dari mana kau bisa tahu ?" Bwee Hiang menanya dengan
heran.
"Aku toh tidak kemana-mana, tiap detik ada bersamamu,
bukan ?"
"Enci Hiang, bajumu yang membuka rahasia." Kui Hoa
ketawa.
"Membuka rahasia bagaimana, adik Hoa ?" Bwee Hiang
kepingin tahu.
"Nenek ciang, si tukang cuci, ada lapor padaku bahwa
bajumu ada banyak noda darah ketika ia mencucinya." Kui
Hoa menerangkan.
Bwee Hiang melengak- Lantas ia ingat pada malam itu,
setelah ia berada pula dalam kamar Kui Hoa, ia membuka
bajunya yang banyak noda darahsi
nona lalu tersenyum kepada Kui Hoa. Ia berkata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik Hoa, kau cerdik juga. Tapi aku bukan pembunuhnya
Keng siang, engko cintongmu "
Kui Hoa melengak heran.
" Habis, siapa yang bunuh engko Keng siang " tanyanya.
"yang membunuh Keng siang, orangnya sendiri" sahut
Bwee Hiang yang lalu menuturkan kejadian malam itu, hampirhampir
saja mereka jadi korban obat pulasnya Keng siang
kalau tidak keburu ia (Bwee Hiang) sadar bahwa ada orang
yang ingin membius mereka.
Diceritakan dengan jelas kepada Kui Hoa, bagaimana ia
membiarkan dirinya dibawa ke tempat "penyimpanan" Keng
siang, bagaimana ia menghajar Keng siang berkesudahan
dengan kematiannya dan tiga orang yang melayang jiwanya.
Mendengar itu, diam-diam Kui Hoa berdiri bulu pundaknya.
"Enci, sebenarnya kau siapa ?" kata Kui Hoa setelah
sejenak ia termenung.
Bwee Hiang tidak keberatan untuk menerangkan siapa
dirinya. Maka si nona secara ringkas telah menuturkan
perjalanannya, hingga Kui Hoa terkagum-kagum
mendengarnya.
"Enci, tidak salahnya bila aku menyebut kau seorang
Liehiap-" berkata Kui Hoa setelah Bwee Hiang habis bercerita.
"Cuma sayang aku tidak berjodoh ketemu dengan adik
kecilmu yang lihai itu. oh, aku sangat bangga sekali kalau
dapat berkenalan dengan jago cilik seperti adik kecilmu itu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik Hoa, adik kecilku sangat Jenaka." Bwee Hiang kata
dengan ketawa.
" Kalau kau dapat berkumpul dua tiga hari saja dengannya,
kau akan merasa umurmu bertambah dua tiga tahun,
antahlah, kapan aku dapat bersua lagi dengannya."
si nona menghela napas Kui Hoa mengerti akan kedukaan
sang enci yang kehilangan jejak adik kecilnya.
Tapi nona ong diam-diam merasa heran atas perkataan
Bwee Hiang bahwa kalau ia berkumpul dua tiga hari dengan
Lo In, umurnya dapat bertambah dua tiga tahun, Ia lalu
menanya,
"Enci, apa yang kau maksudkan dengan tambah umur dua
tiga tahun ?"
"Adik kecilku mukanya hitam legam macam pantat kuali tapi
pribadinya sangat polos Tiap kali ia melucu, tiap kali orang
yang mendengarnya akan tergerak urat ketawanya. selama
kita berkumpul, belum pernah satu hari pun tidak ketawa
terpingkal-pingkal oleh kejenakaannya. Disamping
kepandaiannya bikin tergerak urat ketawa orang, ilmu silatnya
tinggi luar biasa, susah diukur."
Kui Hoa sangat tertarik dengan penuturan Bwee Hiang,
"Enci," katanya.
" Kalau kau sudah dapat menemui adik kecilmu, tolong kau
bawa kesini supaya aku dapat belajar kenal, boleh tidak ?"
"Boleh saja, asal urat ketawa mu nanti jangan putus." sahut
Bwee Hiang ketawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kui Hoa tersenyum manis mendengar itu Ia berkata,
"Enci, kau juga rupanya ketularan penyakit adik kecilmu
yang lucu itu. setiap kali kau berkata, membikin aku kepingin
ketawa."
Bwee Hiang ketawa ngikik,
"Eh, adik Hoa." katanya tiba-tiba.
"Apa kau bisa tolongi aku?"
"Tolongi apa ? Katakanlah, kalau bisa tentu akan kutolongi
kau " sahut Kui Hoa.
"T0long belikan pakaian pria. sudah tentu bukan kau yang
pergi tapi kau suruh orangmu untuk membelinya." kata Bwee
Hiang.
Kui Hoa melengak- Ia kira Bwee Hiang mau minta tolong
apa, tidak tahunya minta dibelikan pakaian pria. Ia heran, buat
apa si nona beli yang begituan, lalu ia menanya.
"Enci, untuk apa pakaian pria ?Juga, disini mana ada yang
jual?"
" Untuk aku pakai dalam perjalanan mencari adik kecilku-
Dengan pakaian perempuan, aku rasa kurang leluasa
menghadapi mata2 alap- Tapi bagaimana ya ? Kau kata tadi
disini tidak ada yang jual "
"Jangan kuatir, aku akan bikinkan untukmu, enci"
Tiba-tiba saja Bwee Hiang memeluk Kui Hoa hingga nona
ong jadi gelagapan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik Hoa, sungguh kau baik sekali pada encimu. Tolong
bikinkan yang bagus, ya " kata Bwee Hiang sambil tidak lupa
ia kecup pipinya Kui Hoa yang botoh-Kui Hoa berdebar juga
hatinya ketika pipinya dikecup (dicium) Bwee Hiang.
Memang pandai Kui Hoa membuat pakaian. Tidak makan
tempo banyak sebab pada malam berikutnya Bwee Hiang
sudah dapat memakai pakaian pria tersebut di depan cermin
dalam kamarnya Kui Hoa.
sungguh cakap parasnya Bwee Hiang dalam pakaiannya
yang baru. sambil berpose di depan Kui Hoa, sang enci
berkata,
"Adik Hoa, apa hatimu tidak bergolak melihat pemuda
seperti ini ?"
Kui Hoa terpesona. Memang hatinya berdebaran nampak
Bwee Hiang demikian cakapnya dalam pakaiannya yang
baharu.
"Sungguh pria yang sangat cakap " ia berkata dalam hati
kecilnya, parasnya tampak bersenyum-senyum tanpa
menjawab pertanyaan Bwee Hiang.
seminggu sudah lamanya Bwee Hiang berkumpul dengan
Kui Hoa. Pada suatu pagi, Bwee Hiang mohon diri dari si nona
dan ayah bunda nona Kui Hoa untuk meneruskan perjalanan
mencari adik kecilnya. Mereka coba menahan tapi nona Liu
menolak dengan halus-
Keluarga ong membekali ia uang banyak sekali untuk ia
pakai di perjalanan. Tapi Bwee Hiang hanya ambil separuhnya
saja. Bwee Hiang terpaksa menerima sumbangan orang
karena ia membutuhkan sebab buntalan dan pakaiannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketinggalan disuyangtin (rumahnya Leng siong) dimana di
dalamnya ia bekal banyak uang dari rumahnya.
Benar saja, dengan pakaian pria, si nona lebih leluasa
dalam perjalanannya- Tidak banyak 'mata liar' yang
memandangnya, sebaliknya "mata halus" (wanita) banyak
yang terpesona oleh parasnya yang cakap-
Bwee Hiang pikir kurang baik kalau ia sudah menyaru
lelaki, namanya tidak dirubah-Maka ia lalu pikirkan satu nama
yang mengingatkan ia pada adik kecilnya- Tidak ragu-ragu lagi
lantas ia menggunakan nama In Hiang, Liu In Hiang.
sementara Bwee Hiang menyaru jadi Laki-Laki, untuk
memudahkannya kita pakai namanya yang baru iaLah In
Hiang, Liu In Hiang.
seteLah keLuar dari ong-ke-chung, In Hiang bingung juga
kemana ia harus tujui untuk mencari adik kecilnya. Dengan
sendirian menyatroni sarangnya sucoan sam-sat, itu tidak
mungkin- Tanpa bantuan adik kecilnya (Lo In) yang hebat
kepandaiannya, meskipun ia punya dua kepaLa dan empat
tangan, In Hiang akan pikir-pikir dulu menghadapi kebuasan si
Tiga ALgojo dari Sucoan.
Ia jaLan semau kakinya saja tanpa tujuan.
Tanpa disadari ia sudah memasuki Kunhoa, sebuah kota
kecil. Tampak keadaan disitu amat ramai, kebetulan sedang
haripasar rupanya-
In Hiang melihat ke kiri dan ke kanan, mengharap dengan
cara kebetulan dapat ketemu dengan adik kecilnya- Ia lihat
tidak jauh darinya ada banyak orang berkumpul sedang
menaksir-naksir harga kuda yang diperjualbelikan di situ.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Hiang memang suka tunggang kuda dan sering pesiar
dengan ayahnya dipegunungan. Tapi sejak ia kenal Lo In,
kegemarannya pada kuda menjadi hilang, sekarang ia ketemu
pasar kuda, hatinya menjadi tertarik- Pikirnya, kalau ia dapat
membeli seekor kuda untuk kawan perjalanan, barangkali ada
lebih baik,
Iseng-iseng ia datang menghampiri pasar kuda untuk
memilih kuda yang baik. Pilih punya pilih akhirnya tidak ada
yang ia setujui hingga In Hiang menjadi kecewa, Ia lantas mau
meninggalkan pasar kuda itu. Tapi belum berapa langkah ia
bertindak, mendengar ada suara kuda meringkik. Cepat In
Hiang menoleh- Ia lihat kuda yang baru dituntun datang
dengan warna merah mengkilap, kepalanya saban-saban
diangkat dan perdengarkan suaranya yang nyaring.
"Ah, inilah kuda bagus." kata In Hiang dalam hatinya, Ia
tidak jadi berlalu dari situ, sebaliknya ia menghampiri orang
yang menuntun kuda merah tadi-
"saudara." katanya hormat-
"Apakah kau mau jual kudamu itu ?"
yang menuntun kuda tidak lantas menyahut, hanya
mengawasi pada pemuda1 kita yang cakap dengan mata tidak
berkedip-
In Hiang rada-rada kikuk diawasi si tukang kuda demikian
rupa-
"Apa saudara baru Lihat manusia seperti aku ?" tegur In
Hiang kurang senang.
"Tidak, tidak"" sahut si tukang kuda gugup.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku Lihat kau sangat cakap, maka barusan aku jadi
kesemsem. sukaLah kau memaafkannya, adik kecil."
Tukang kuda itu usianya kira-kira sudah setengah abad-
Tapi sikapnya gagah dan tindakannya mantap seperti yang
pandai silat, In Hiang tahu ini tapi ia tidak ambil perduli. Ia
kesitu hanya mau membeLi kuda, bukannya untuk mencari
onar.
"Bagaimana ? Apa kau maujuaL kudamu itu ?" tanya In
Hiang pula.
KembaLi si tukang kuda tidak menyahut. KaLi ini ia tidak
mengawasi wajah orang, hanya pedang In Hiang yang
tergantung dipinggangnya ia awasi dengan kagum.
"Hei, kau mau juaL kudamu tidak ?" In Hiang mulai jengkeL.
"Aku tidak maujuaL kudaku, hanya aku mau tukar." sahut si
tukang kuda.
"Tukar dengan apa ?" tanya In Hiang kepingin tahu.
"TUkar dengan pedangmu itu." sahut si tukang kuda sambil
menunjuk pinggang In Hiang.
"Ah, mana boLeh- Tukar dengan uang toh sama saja."
"Tidak- aku mau tukar dengan pedangmu-"
In Hiang tidak mau Layani si tukang kuda yang kukuh mau
minta kudanya ditukar dengan pedang. Maka ia Lantas mau
ngeloyor pergi- BeLum berapa Langkah ia bertindak, tiba-tiba
ia dengar orang membentak dari beLakangnya.
"Tunggu "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
In Hiang merandek dan putar tubuhnya. Kiranya yang
membentak tadi adaLah si tukang kuda yang ngotot mau tukar
kudanya dengan pedang.
In Hiang kata,
"Kuda ada kudamu, pedang ada pedangku, sudah tidak ada
urusan Lagi kalau aku tidak mau tukar "
Dalam pada itu si tukang kuda sudah datang menghampiri,
"Bagus, pedang ada pedangmu dan kuda ada kudaku.
Kalau aku mau tukar, kau bisa apa adik kecil. Hahaha "
Kiranya si tukang kuda ada "cabang atas" {jagoan) juga
dalam kota Kunhoa itu. Makanya begitu temberang dan mau
berbuat sewenang-wenang. Pasar kuda yang tadi ramai lantas
berubah sepi ketika melihat si tukang kuda bertengka dengan
anak muda.
"Mungkin kau orang baru datang, maka aku perkenalkan
padamu. Aku adalah Hek-him Toan Ceng, murid kelima Tiat-ci
Hweshio dari Thian-ong-bio. Hahaha Kau boleh tanya orang,
siapa Hek-him Toan Ceng, adik kecil"
Dengan memperkenalkan namanya Hek-him Toan ceng (si
Beruang Hitam) dan gurunya Tiat-ci Hweshio, si Pendeta jari
Besi, orang itu mengira In Hiang bakal gemetaran badannya
seketika. Tidak tahunya In Hiang malah ketawa meniru
terbahak-bahaknya si Beruang Hitam tadi hingga Hek-him
Toan ceng jadi mendelik matanya karena gusar ketawanya
di"ciplok" oleh In Hiang, si anak muda yang cakap ganteng.
"Binatang, kau mau main gila dengan Hgo Toaya (Tuan
besar kelima) ?" bentaknya nyaring.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku kurang paham." ngeledek In Hiang
."Kau sebenarnya mau apa ?"
"Lepas pedangmu Baru kau boleh berlalu dari sini"
"Lepas kudamu Baru kau boleh pergi dari sini"
Dari suaranya yang tegas ngeledek lawan, terang jago
betina kita mulai naik pitam menghadapi Hek-him Toan ceng
yang mencari gara-gara.
"Anak kurang ajar, berani kau ngeledek Ngo Toaya ?"
"Tua bangka kurang ajar, berani kau mengganggu Siauya
?"
Digodai begitu, si Beruang Hitam menjadi sangat gusar.
Dalam katanya, jangan lagi ia digodai begitu, orang
memandang mukanya lamaan dikit, ia pelototi lantas lari sipat
kuping ketakutan. Tidak pernah sebelumnya ia hadapi pemuda
yang demikian berani. Dalam gusarnya ia hunus goloknya
yang berat dan berkata,
"Anak muda, aku sayangkan mukamu yang cakap
mendapat tanda dari golokku Tapi, apa boleh buat "
"sret " In Hiang mencabut pedangnya lalu menjawab,
" orang tua, aku sayangkan daun kupingmu bakal hilang
sebelah gara-gara pedangku Tapi, apa boleh buat "
Betul-betul menjengkelkan kata-kata sambutan In Hiang
hingga si Beruang Hitam hilang sabar dan lantas saja
menyerang dengan jurus 'Hek-him-pay-yang' atau 'Beruang
hitam menyembah matahari'- Golok mula-mula diputar, terus
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menusuk dada, tapi setengah jalan tusukan berubah arah
mengarah perut, sungguh hebat serangan kombinasi dari si
Beruang Hitam. Pantasan namanya ditakuti oleh kawan dan
lawan dalam kotanya.
In Hiang kaget juga nampak serangan si Beruang Hitam
yang berubah arah cepat sekali. Baiknya ia sudah dapat
gemblengan guru ciliknya yang sakti. Pedangnya yang
dilintangkan tadi untuk menangkis serangan tusukan golik ke
dada, sudah lantas berubah arah juga menekan golok lawan
yang nyelonong ke perutnya.
Dua senjata jadi melekat satu sama lain. Hek-him TOan
ceng coba tarik pulang goloknya yang ditindih pedangnya In
Hiang, tapi gagal, Golok seperti melengket dan tekanan
pedang dirasakan sangat berat, Ia kerahkan lwekangnya,juga
sia-sia saja ia menarik pulang goloknya hingga ia
mengeluarkan peluh dingin.
Ia tak menduga bahwa lawan yang muda belia itu
mempunyai tenaga dalam yang hebat. Matanya mendelik ke
arah In Hiang yang sedang mentertawakannya yang tidak
becus membebaskan goloknya yang ditindih pedangnya.
Tiba-tiba saja In Hiang menggentak pedangnya terlepas
menyusul dengan kecepatan kilat pedang menabas dari
bawah ke atas, sembari memegangi telinganya yang kiri yang
sudah hilang daunnya.
Itulah In Hiang menggunakanjurusnya yang indah sekali
yang dinamakan 'Liu-sui-pian-lou' atau "Air mengalir berubah
arah" hingga si Beruang Hitam dirugikan, daun telinganya
disuruh istirahat di tanah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam murka si Beruang Hitam lupa bahwa lawannya itu
bukan tandingannya, Ia menerjang seperti yang kerangsokan
setan, Golok besarnya membabat pinggang In Hiang tetapi
telah dielaknya dengan lompat mundur dua langkah- Hek-him
Toan ceng merangsek, goloknya sekarang menebas dari atas
ke bawah pada bahu lawan, In Hiang tahu bahayanya
serangan itu. Cepat ia tangkis golok dengan keras dari bawah
ke atas. Trang ", suara senjata beradu, seketika tampak Toan
ceng berdiri melongo sambil pegangi goloknya yang sudah
kutung bagian tengahnya.
sungguh tajam pedang In Hiang yang ia dapatkan dari si
Toako "sip-sam-siau-mo".
Dengan golok utuh Toan ceng tidak bisa apa-apa, maka
sekarang goloknya sudah buntung, apa ia bisa bikin terhadap
In Hiang yang jauh lebih tinggi kepandaiannya. Maka, Hek-him
Toan ceng sudah melemparkan golok buntungnya lalu jalan
ngeloyor meninggalkan In Hiang.
"Hei, kudamu ini, apa kau kelupaan ?" teriak In Hiang.
si Beruang Hitam menoleh- Ia berkata,
"Kau sudah menang, ambillah "
setelah berkata, si Beruang Hitam lantas putar tubuhnya
lagi dan berlalu dengan cepat hingga In Hiang melongo
dibuatnya karena ia tak menduga kemenangannya barusan
diberi hadiah kuda jempolan yang lengkap dengan pelananya.
sambil masukkan pedang pada sarungnya pula, In Hiang
menghampiri kuda hadiah Hek-him Toan Ceng. Ia mengusapusap
dan tepuk-tepuk lehernya kuda itu dengan sikap sayang.
Kuda itu bebenger, kepalanya diangguk-anggukkan dan kaki
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
depan yang kanan digaruk-garuk ke tanah seolah-olah
menyuruh si nona lekas naik di punggungnya untuk berlalu
dari tempat berbahaya itu. sayang In Hiang tak mengerti akan
"kode" si kuda cerdik itu. Ia terus mengusap-usap dengan
penuh rasa sayang.
In Hiang memandang sekitarnya, ternyata sudah sepi-
Hampir tidak ada kelihatan satu orang juga. Pikirnya, apakah
disitu biasanya begitu kalau ada orang bertempur ? Pada
ketakutan lari atau masing-masing menutup pintu rumahnya ?
Ia ketawa geli- Baru saja ia menyemplak kudanya, tiba-tiba
dari jauh terdengar bentakan nyaring,
"Anak muda, jangan pergi dulu- Tunggu, tunggu "
sebentar saja orang yang berteriak-teriak tadi sudah ada
dihadapannya-
Kiranya ia ada Hek-him Toan ceng yang diantar oleh empat
kawannya, satu orang biasa dan tiga hweshio masih mudamuda.
Mereka adalah saudara seperguruan dengan Hek-him
Toan Ceng.
Ketika si Beruang Hitam berlalu daripada suhunya Tiat-ci
Hweshio bahwa ia sudah dikalahkan musuh dan minta sang
guru membalaskan sakit hatinya agar pamornya dalam kota
Kunhoa tidak jatuh.
Letaknya Thian-ong-biojauh diluar kota, bagaimana ia bisa
mencapai ke sana sementara musuhnya belum meninggalkan
kota. Ini adalah urusan yang memusingkan kepalanya.
Mendadak ia jadi kegirangan ketika bertemu dengan sisuhengnya
(kakak ke-4) yang bernama Leng Hian yang
mengatakan bahwa Toa-suheng,ji-suheng dan sam-suheng
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
(kakak ke-i, ke-3 dan ke-2) ada dalam kota sedang
menjalankan tugas memungut derma.
Cepat-cepat Toan ceng ajak Leng Hian untuk menemui tiga
saudara tuanya yang waktu itu sedang beristirahat dalam kuil
cabang Thian-ong-bio. Kepada 3 saudara tuanya, Toa Ceng
melapor tentang pertempurannya dengan seorang muda yan
dikalahkan. Tentu saja dalam laporan itu ia kasih bumbu yang
bukan-bukan supaya tiga saudara tuanya menjadi panas
hatinya, sedang kelakuannya hendak memeras In Hiang, ia
tidak sebut-sebut.
Begitu berhadapan dengan In Hiang, siBeruang Hitam
berkata pada Hweshio muda yang kepalanya gede, umurnya
kira-kira 50 tahun.
"Toa-suheng, dia ini yang merampas kuda kita. Aku sudah
cukup mempertahankan jangan sampai kena dirampas, nyata
tidak berhasil lantaran bocah ini menggunakan pedang pusaka
"
si Hweshio kepala gede lantas saja marah, ia membentak.
"Binatang, kau berani merampas orang punya kuda
mentang-mentang kau ada punya pedang pusaka ?"
In Hiang jadi melongo mendengar omongannya Toan Ceng,
kemudian disusul oleh makian si Hweshio kepala gede yang
tidak mengetahui ujung pangkalnya.
"Hai, Beruang Hitam " kata In Hiang nyaring, suara
wanitanya lenyap karena ia sudah melatih suara pria dalam
penyaruannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kenapa kau jadi ngaco belo ? Bukankah kau sudah
hadiahkan kudamu lantaran kau kalah berkelahi ? Kenapa
sekarang kau menuduh aku merampasnya ? Kau kira no....oh
tuan mudamu boleh kau permainkan"
In Hiang keseleo lidahnya, barusan hampir ia mengatakan
"nonamu", baru sampai di "no..." untung ia ingat, lantas dia
ganti dengan "tuan mudamu".
"Ah, anak kecil, kau jangan banyak lagak- Lekas
kembalikan kudaku dan terima hukumanku rangket 10 kali,
baru kau dapat ampun meninggalkan tempat ini" kata Hek-him
Toan Ceng, pulih lagi kesombongannya yang sudah.
In Hiang menjadi gusar, sebelum ia balas memaki, tiba-tiba
saja dua Hweshio dan Leng Hiang sudah menyergap di diatas
kuda. In Hiang tidak kasihkan dirinya disergap. Dengan
meminjam injakan pelana, ia enjot tubuhnya terbang dan
meluncur turun kira jarak 4 meter dari mereka-
"srett " ia mencabut pedangnya dan siap untuk bertempur.
"oo, kau mau main pedang ? Hehe " ketawa Toasuhengnya
Toan ciang.
"sam-suheng, coba kasih pinjam golokmu. Aku mau jajal
dia sampai dimana dapat menggunakan pedang pusakanya."
Berbareng Hek sam suheng sudah menyodorkan goloknya.
girang hatinya Toan Ceng, Toa-suhengnya akan bergebrak
sebab ia yakin 100 persen Toa-suhengnya akan menang
diatas angin, pikirnya, mungkin hanya 5 jurus saja si pemuda
bakal sudah terjungkal. Pedang tajamnya akan ia miliki,
apabila si pemuda dirobohkan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kepala gundul, hanya buang tempo saja siaoya mu
melayani kau seorang, sebaiknya maju semua Dan kau, hei.
Beruang Hitam, mau sekalian" tantang In Hiang.
si Hweshio kepala gede bukan main panas hatinya
diremehkan oleh pemuda yang tidak ada apa-apanya untuk
ditakuti-
"Jangan sombong, terima dulu golok Taysu " bentaknya
dan konta menerjang In Hiang hingga mereka jadi bertempur.
Dalam pada itu, Hek-him Toan cenng anjurkan pada
saudara-saudaranya untuk mencari Genggaman untuk
mengeroyok In Hiang apabila Toa-suhengnya keteter.
sebentar saja mereka sudah siap, dua Hweshio pada
pegang pikulan, Toan ceng golok sedang Leng Hian sebatang
besi yang merupakan toya panjang.
Persiapan mereka memang diperlukan sebab sebentar lagi
kelihatan benar-benar Toa-suheng mereka telah keteter,
hanya dibikin pembelaan saja dengan goloknya, tidak
kelihatan membalas menyerang. Mereka kuatir akan Toasuhengnya
dilukai si pemuda, maka dengan serentak mereka
sudah turun tangan mengeroyok In Hiang.
"Bagus, semua sudah turun" seru In Hiang, suaranya
seperti kegirangan.
Kepandaiannya murid-murid Tiat-ci Hweshio memang
bukannya rendah, apalagi mereka berlima bergabung
mengeroyok lawannya, terang telah membuat lawannya repot
bukan main.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam kerepotannya In Hiang menjadi naik pitam. Tadinya
bermaksud hanya untuk main-main saja melayani mereka dan
mengasih hajaran satu demi satu. Tapi setelah ia merasakan
tekanan berat juga dan mereka kelihatan menyerang dengan
telengas seolah-olah menginginkan jiwanya, pikirannya jadi
berubah dan hendak balas menyerang dengan kejam
"Awas " seru In Hiang lalu disusul dengan suara "sret sret1
beberapa kali. Tampak senjata lawan saling susul berjatuhan
di tanah dibarengi dengan suara jeritan kesakitan. Dalam
beberapa detik saja, pedang pusaka In Hiang sudah
mengambil lima korban sekaligus, si Hweshio kepala gede,
kutung lengannya sebatas sikut, dua Hweshio lainnya
mendapat tusukan di masing-masing bahunya, Leng Hian
copot tangan kanannya sebatas pergelangan dan paling
menderita adalah siBeruang Hitam, kecuali lengan kanannya
terpapas kutung sebatas pundak, dadanya juga memancarkan
darah segar bekas ujung pedang bertamu ke situ. Hek-him
Toan ceng sudah tak ketolongan jiwanya karena setelah
terkulai roboh, ia sudah lantas menarik napasnya yang
penghabisan.
ciut nyalinya 4 saudaranya Toan ceng. seketika itu juga
mereka sudah pada lari meninggalkan si Beruang Hitam yang
sudah menjadi bangkai.
Demikian adalah jalannya nasib Dasar si Beruang Hitam
mesti mati di ujung pedangnya In Hiang yang sebenarnya bila
ia tidak kembali lagi, tentu jiwanya tidak melayang.
setelah membikin bersih pedangnya, In Hiang masukkan
kembali pedang ke dalam sarungnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Keadaan tempat itu jadi bertambah sepi dari sebelumnya si
Beruang Hitam menemukan ajalnya, tidak seorang manusia
tampak menongolkan kepalanya.
In Hiang menghampiri kudanya, lalu menyemplaknya.
Dengan beberapa tepukan pada lehernya si merah sudah
lantas angkat kakinya untuk bawa In Hiang ke arah selatan.
sekarang kita kembali pada Lo In, kemana sebenarnya ia
dibawa kabur kudanya hingga membuat enci Liannya mewek
kehilangan jejaknya.
Dasar anak besar nyalinya dan nakal berandalan, Lo In
dibawa kabur kudanya demikian rupa bukannya takut malah
berkikikan ketawa di atas kudanya, Ia biarkan kudanya
membawa dirinya. Pikirnya, sampai dimana sih kekuatan
tenaga kuda. Biarka ia lari sampai napasnya habis sendirinya,
setempe ia berpaling ke belakang dan melihat enci Liannya
sedang menyusul dengan cepatnya, cambuk lantas dikerjakan
supaya sang kuda bawa dirinya lebih kencang meninggalkan
encinya. Diam-diam hatinya geli, ketika nampak ke belakang
tidak kelihatan bayangan Eng Lian menyusul.
Pikirnya, sang enci tentu gelabakan mencari jejaknya yang
hilang. Tapi, biarlah sebentar ia akan kembali untuk menerima
hukuman "cubitan" sang enci karena perbuatannya yang
sudah membuat encinya kebingungan.
Lo In berpikir demikian, tapi ia lupa sudah berapa jauh la
dibawa sang kuda- Dan kudanya, apakah masih bisa
membawa ia kembali, yang napasnya sekarang sudah
kempas kempis kecapaian lantaran kehabisan tenaga-
Tampak kuda Lo In tiba-tiba menekuk lututnya dan mendeprok
tak dapat jalan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dasar anak kecil, tidak memikirkan akan keadaan sang
kuda yang setengah mampus. Ketika ia lompat turun dari
pelana malah ia menanya,
"Hei, kenapa kau berhenti? gara- gara kau, sebentar enciku
akan datang menyusul nanti"
Dalam pada itu, Lo In merasa lapar. Rupanya tadi diatas
kuda banyak terkocok perutnya, Ia lalu meninggalkan
kudanya, mencari buah-buahan di sekitar situ untuk mengisi
perutnya, senang ia rupanya berkeliaran di tempat itu yang
mengingatkan ia kepada lembah TOng-hong-gay yang sudah
lama ia tinggalkan. Di tempat itu ia dapat bergaul dengan
kawanan monyet.
Lantaran ia mengerti dan bisa berbicara bahasa kera, maka
dalam tempo pendek saja ia sudah dikerubungi oleh banyak
kawanan kera- Lo In minta dipetikkan buah-buahan yang lezat.
Dalam tempo pendek- banyak kera berdatangan dengan
masing-masing membawa persembahannya berupa buahbuah
yang lezat.
selama menggayang (menguyah) bebuahan, Lo In
terkenang akan Eng Lian. pikirnya, kalau disampingnya saat
itu ada Eng Lian bagaimana senang hatinya mereka
dikerubungi oleh kawanan kera seperti di lembah Tong-honggay.
Tiba-tiba kawanan monyet itu bubar sambil cetcowetan.
Lo In mengerti ada orang yang datang tapi ia tidak bergerak
dari duduknya seperti tidak tahu apa-apa. sementara kawanan
monyet ramai cetcowetan, seolah-olah yang menganjurkan
supaya Lo In lekas meninggalkan tempat itu, ada kedatangan
orang asing ke situ
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi Lo In dalam bahasa kera menjawab bahwa ia tidak
takut dan suruh kawan-kawannya berlaku tenang-tenang saja
karena itu kawanan kera itu tidak ramai lagi cetcowetan.
sebentar lagi, benar saja ada tiga orang datang
denganjalans sempoyongan seperti orang mabuk arak- Lo In
lihat dari kejauhan usia mereka rata-rata sudah lewat
setengah abad, masing-masing membawa senjata pedang
dan badannya kokoh kuat. Rupanya mereka itu jago jago silat
kelas wahid- Yang mengherankan Lo In, kenapa mereka jalan
sempoyongan seperti kehilangan tenaga.
Kira-kira jarak tiga tombak dari Lo In duduk, mereka tidak
lihat adanya si bocah disitu sebab kealangan pohon, mereka
telah jatuh duduk mendeprok di tanah, satu diantaranya malah
lantas merebahkan diri
"Sungguh berbahaya, sungguh berbahaya sekali."
tiba-tiba Lo In dengar satu diantaranya dari tiga orang itu
berkata. Lalu melanjutkan,
"Toako sudah pesan kita hati-hati, agar kita sebelum
mendekati gua menelan dulu pil penahan serangan racun
ternyata tidak ada faedahnya. Tetap kita dirugikan. Hawa
racun sangat jahat, siapa yang bisa masuk ke dalam gua
angker itu."
"ya, kalau dilihat begitu jahat hawa racunnya sampai
banyak para jago Bu-lim bergelimpangan menemukan ajalnya,
siapa orangnya yang bisa dapatkan It-sin-keng yagn sangat
diidam-idamkan oleh setiap orang."
demikian Lo In mendengar percakapan mereka. Terdengar
beberapa kali elahan napas.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lebih jauh Lo In dapat dengar tanya jawab dua orang itu
berikut:
"samko, apa sih isinya It-sin-keng sampai jago jago berani
berkorban untuk mendapatkannya ? Keterlaluan, aku ngeri
melihatnya orang-orang pada gelimpangan mati di depan gua
ular yang menghembuskan hawa racun itu-"
"Menurut kata toako, It-sin-keng adalah kitab sakti yang
memuat lima pelajaran meyakinkan Iwekang, ilmu pedang,
pukulan tangan kosong, ginkang (imu entengi tubuh) dan caracara
memusnahkan serangan lawan yang bagaimana tinggi
pun ilmunya."
"Tapi samko, kita sudah meyakinkan Iwekang, ilmu pedang
dan lain-lain mencakup semua isinya It-sin-keng. Apa gunanya
kita mesti pertaruhkan jiwa untuk mendapatkan kitab sakti itu
?"
"Ha ha, Ngote, kau terlalu meremehkan kitab mujizat itu.
Isinya sudah tentu lain dari pada yang lain. Kalau orang
memiliki kitab itu dan dia dapat meyakinkan isinya sampai
mahir, orang itu akan menjadi sakti dan malang melintang di
kalangan Kangouw tanpa tandingan. Makanya, tidak ada jagojago
persilatan yang tidak menghendakinya "
(Bersambung)
Jilid 13
"Ah, Samko. Apa itu berkelebihan ? Coba kau terangkan
salah satu pelajarannya yang maha sakti. Tentu kau sudah
dapat keterangan dari toako."
"Makanya aku berani pertaruhkan jiwa karena ketarik oleh
perkataan toako. Katanya Iwekang dari kitab mujizat dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyedot Iwekang lawan, ginkangnya sudah jangan ditanya
mujizatnya lagi, dapat membuat kabur penglihatan musuh dan
menghilang tanpa bayangan. Ilmu pukulan tangan kosong
hebatnya bukan main, ilmu pedangnya hanya mencakup lima
jurus saja, tapi cukup untuk menghadapi lawan yang
bagaimana tangguh ilmu pedangnya- Lawan tak dapat lewat
dari lima jurus sudah terjungkal. Entah bagaimana dengan
pelajaran cara-cara memusnahkan serangan lawan yang
mahasakti yang terdapat dalam It-sin-keng. Kata toako,
kemujizatannya sudah jangan ditanya lagi" Lalu terdengar
elahan napas saling bergantian.
"Sayang kita tidak punya jodoh untuk mendapatkannya.
Kalau tidak, dengan memiliki kitab mujizat itu Cit-seng-pay
(partai 7 bintang) bakal menjagoi diantara partai-partai lain
termasuk Siauw-lim-pay dan Bu-tong-pay yang sangat
kesohor itu."
Lalu terdengar yang diajak bicara menghela napas panjang.
"Ngote, bagaimana keadaan Lakte ? Apa dia sudah bisa
jalan lagi ?"
"Oh, oh, Samko, kau lihat Lakte sudah tidak ada napasnya "
Lalu terdengar suara menangis. Rupanya dua orang itu
sedang menangisi saudaranya yang telah putus jiwanya,
korban hawa racun yang jahat.
Lo In dalam pada itu diam saja duduk mendengarkan tanya
jawab mereka. Dalam hatinya sangat ketarik dengan
pengalaman mereka, Ia sudah mempunyai kepandaian sangat
tinggi. Pikirnya, tidak perlu ia dengan It-sin-keng segala.
Hanya ia ingin lihat isinya, bagaimana macam sampai
menggemparkan dan banyak jago-jago ingin mendapatkannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tanpa menghiraukan jiwanya lagi. untuk mendapatkan kitab
itu, apakah ia juga harus mati ? Dalam hati kecilnya menanya.
"samko, It-sin-keng itu asalnya dari mana ?" tiba-tiba Lo In
mendengar pula orang bicara.
"Menurut toako, kitab sakti itu ditulis oleh seorang hweshio
angkatan tua dari siauw-lim-sipada 100 tahun yang lalu. Dia
telah mengasingkan diri dalam gua yang berbahaya itu
dengan ditemani oleh seekor ular besar yang dapat menelan
manusia-"
"Mungkinkah hweshio itu masih hidup sekarang ?"
"Rasanya tidak mungkin. Karena tatkala itu dia
mengasingkan diri umurnya sudah mencapai 70 tahun. Tapi
mungkin ularnya belum mati dan menjagai kerangka si
hweshio dengan kitab mujizatnya. Rasanya tidak ada orang
yang mampu datang dekat pada gua pertapaannya si hweshio,
apalagi mau mendekatinya. Kau saksikan sendiri, di dalam
jarak dua tombak, orang masih dicabut nyawanya oleh hawa
racun yang dihembuskan dari mulut gua. sekarang, marilah
kita tanam mayatnya Lakte-"
"Mari, tapi— aduh Kepalaku pusing, samko......"
Lo In lihat orang yang berteriak aduh tadi telah merebahkan
diri dekat mayat temannya, sedang yang satunya jadi
kebingungan dan menggoyang-goyang lengannya orang yang
barusan merebahkan diri, sambil berkata,
"Ngote, Ngote, kau kenapa ? Ai, kau juga turut Lakte
meninggalkan aku sendirian. Ah, bagaimana ini.........?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In tidak tega hanya duduk menonton saja orang sedang
dalam kesusahan. Maka seketika itu ia bangkit dari duduknya
dan menghampiri mereka.
Orang itu sedang repot gegerungan menangisi saudaranya
yang mati hingga tidak tahu kalau Lo In sudah berdiri di
depannya hingga ia sangat kaget ketika Lo In berkata,
"Lopek, maaf aku anak kecil mengganggu kau dalam
kesusahan. Dapatkah barangkali aku menolongnya"
Orang itu tidak menyahut, sebaliknya memandang Lo In
dari atas sampai ke bawah dan sebaliknya, Ia lihat yang
datang hanya satu bocah berwajah hitam, apa artinya
pertolongannya ? Cuma saja, barusan Lo In omong perlahan
tapi terdengar mengiang tegas dalam telinganya, orang itu
terkejut juga dalam hatinya.
Biar bagaimana, melihat si bocah tidak ada apa-apanya
yang aneh, orang itu tidak percaya si bocah ada mempunyai
Iwekang yang tinggi, Ia menanya,
"Anak kecil, dengan siapa kau ada disini ? sebaiknya kau
lekas-lekas pergi dari sini sebab disini tempat yang berbahaya,
Sayang kalau kau nanti mati konyol "
"Lopek, kematian itu sudah takdir- Dimana juga kalau mau
mati, orang tak dapat menghindarkan kematiannya. Buat apa
ditakuti ?" jawab Lo In ketawa nyengir.
"Hahaha " orang itu tertawa gelak-gelak tapi mendadak ia
hentikan ketawanya dan matanya menatap Lo In dengan tajam
lalu berkata,
"Kau, kau.......Hek bin-sin-tong "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Orang itu menganggap Lo In sangat lucu telah
mengucapkan kata-kata sebagai kakek yang memberi petuah-
Dalam ketawanya tergelak-gelaknya, tiba-tiba ia ingat akan
cerita toakonya bahwa dalam dunia Kangouw ada muncul satu
anak yang kepandaiannya susah diukur, maka seketika itu
juga ia hentikan ketawanya dan menatap tajam pada Lo In.
"Itu hanyalah julukan kosong saja, Lopek-" kata Lo In ketika
melihat orang itu memandangnya dengan mata tak berkedip-
"Aku anak kecil bisa apa ?"
"Tapi siaohiap, apa kau datang juga buat urusan klta
mujizat ?" tanya orang itu kepingin tahu, seraya matanya terus
mengawasi Lo In.
"sama sekali aku tidak bermaksud ke situ. Aku sampai
disini dibawa kabur oleh kudaku, soal It-sin-keng baru aku
dengar ketika Lopek sedang bercakap-cakap dengan teman
Lopek-
"Oo, kau jadi mendengarkan apa yang kita percakapkan ?"
tanya orang itu.
"Aku hanya mendengar dengan cara kebetulan, bukan
sengaja mencuri dengar-"
"Kau mendengar dengan cara kebetulan atau mencuri
dengar, tidak menjadi soal bagiku. Hanya aku nasehatkan kau
jangan pergi ke sana. Aku ikut menyayangkan kepandaianmu
yang tinggi akan menemukan kematian yang sia-sia."
"Terima kasihi Lopek" sahut Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Lebih baik aku pulang mencari enci Lianku dari pada pergi
ke gua yang seram itu."
"Siapa itu enci Lian yang kau sebut barusan ?"
"Dia ada teman mainku. Mungkin sekarang dia sedang
gelabakan mencari aku yang barusan aku tinggalkan jauh di
belakang kudaku."
Mendengar jawaban Lo In yang kekanak-kanakan, diamdiam
orang itu geli dalam hatinya-
Ia yang tadinya memanggil siaohiap (pendekar cilik),
sekarang dirubah menjadi "adik kecil", panggilan mana
memang sangat disuka oleh si bocah daripada siaohiap
"Adik kecil, mungkin aku juga tidak bisa pulang lagi ke
rumah- Maka aku ingin menuturkan sesuatu dan minta
pertolonganmu- Apa kau kau suka dengar?"
"Tentu, tentu aku senang mendengar Lopek cerita-" kata Lo
In kontan.
Orang itu ketawa mesem. Lalu ia mulai bercerita.
Orang itu bernama Lim Kek Ciang. Dengan enam
kawannya ia membangun partai yang dinamakan cit-seng-pay
(partai 7 bintang) di kota Gukwan, dibawahnya kaki gunung
Hengsan.Berkat usahanya yang sungguh-sungguh dari
saudara itu, maka Cit-seng-pay telah berkembang baik dan
mendapat banyak anggota.
selama memajukan perkumpulannya, tujuh saudara itu
tidak henti-hentinya berusaha untuk mendapatkan kepandaian
lebih tinggi supaya dengan kepandaian yang tinggi mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dapat memimpin partainya sebanding dengan partai-partai
besar seperti siauw Lim dan Bu Tong.
Mendadak dalam waktu belakangan ini ada tersiar kabar
tentang adanya It-sin-keng. Barang siapa yang mendapatkan
akan menjadi jago tak terkalahkan. Mereka lalu berunding
untuk mendapatkanya- Mereka tahu akan bahayanya orang
yang pergi ke sana (gua ular), sudah banyak yang mati, akan
tetapi mereka ambil keputusan untuk mencoba-coba pergijuga
dengan melihat gelagat.
Maka oleh toako dari Cit-seng-pay telah diutus tiga
saudaranya yang berkepandaian tinggi dan cerdik, ialah Lim
Kek Ciang, Tan Liong Ho dan cia Kiang. Dalam partai, mereka
menjabat pemimpin ketiga, kelima dan keenam.
Ketika mereka sampai di sin-coa-tong (gua ular sakti),
nampak sudah banyak mayat yang terkapar di depan gua.
Mereka yang sudah menjadi mayat itu termasuk dalam
lingkaran satu tombak jauhnya dari mulut gua, sedang yang
dalam lingkaran dua tombak masih ada kedapatan yang masih
belum putus jiwanya. Melihat mereka sangat kasihan sekali,
dan megap-megap seperti hendak putus jiwanya.
Diantara mereka yang dalam keadaan menyedihkan itu,
Kek Ciang dapat lihat ada yang ia kenali, ialah salah satu tocu
dari Ceng-gee-pang.
Kek ciang dan dua saudaranya menghampiri. Apa mau,
belum mereka sempat mengulurkan tangannya menarik sang
kenalan dari daerah kematian, mereka sudah dihantam oleh
hawa racun hingga sempoyongan mundur buat kemudian
jatuh dudukTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
syukur mereka sudah menelan pil penahan racun terlebih
dahulu hingga mereka tidak sampai menjadi korban seperti
Tocu dari Ceng-gee-pang tadi-
Mereka jadi ketakutan dan Kek Ciang ajak dua saudaranya
untuk pulang kembali saja. Ia tak sanggup mengemban tugas
yang dibebankan toakonya. Dengan susah payah mereka
dapat bangun dari duduknya. Mereka jalan sambil
berpegangan satu dengan lain lantaran kakinya lemas.
sebenarnya mereka ingin mengaso lama-lamaan tidak jauh
dari tempat berbahaya, akan tetapi mereka takut masih akan
kena hawa racunjuga. Maka dengan paksakan diri mereka
meneruskan perjalanannya.
Demikianlah, sampailah mereka di tempat yang Lo In
sedang duduk menikmati buah persembahan dari kawanan
kera.
setelah habis menutu, Kek ciang berkata pada Lo In,
"Adik kecil, aku merasakan diriku juga bakal menyusul
arwahnya dua saudaraku, maka aku minta tolong kalau aku
mati, kau tolong kuburkan satu lubang dengan dua
saudaraku."
" Ah, jangan kata begitu, Lopek-" menghibur Lo In ketika
tampak orang kelihatan cemas dan ketakutan.
" Lopek masih kuat-kuat saja. Marilah kita kubur dua
saudara Lopke yang telah meninggal dunia."
"Adik kecil, tolong kau nanti ketemuka toako dan laporkan
kejadian disini. Toako akan percaya dengan keteranganmu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
manakala dia sudah melihat pedangku ini. Nah, tolong kau
simpankan pedang....ku. Ah, kepala......ku.... be........"
Terputus-putus kata-katanya Kek Ciang, sementara itu
badannya juga sudah terkulai roboh dan ketika Lo In periksa
ternyata Kek Ciang sudah tidak ada nyawanya lagi. Lo In
merasa terharu juga akan kematian tiga jago dari Cit-seng-pay
itu.
Untuk memenuhi permintaannya Kek Ciang, benar Lo In
sudah mengubur Kek Ciang bertiga dalam satu lobang yang ia
gali dibantu oleh kawanan kera.
setelah mana ia gantang pedang Kek Ciang di pinggangnya
untuk kemudian ia serahkan kepada toako dari Cit-seng-pay
beserta laporannya-
Lo In setelah beres mengadakan upacara penguburan,
tidak lantas meninggalkan tempat itu, hanya ia melamun
duduk di bawah pohon tadi mengganyang bebuahan.
Pikirannya melayang-layang. Dimana adanya Liok Sinshe,
Kwee Cu Gie dan ibunya, ia tidak tahu. yang ia tahu bahwa
dirinya sebatang kara. Ia belum mencicipkan kesayangannya
seorang ayah, seorang ibu yang lahirkan ia ke dunia, yang
pertama-tama ia rasakan hangat adalah kecintaannya Liok
sinshe- Tapi dimanakah Liok sinshe sekarang berada ?
Kemudian Eng Lian, teman mainnya yang ia ketemukan dalam
lembah, ada sangat memperhatikan dirinya, lalu Bwee Hiang
yang ia ketemukan di Kun hiang baik sekali terhadap dirinyasekarang,
dimanakah kedua kedua enci yang baik hati itu ?
Ia merasa bahwa dirinya adalah anak "buang-buangan".
Kalau ia mati, paling-paling juga enci Lian dan enci Hiangnya
yang akan menangisi dirinya. Maka itu timbullah keinginannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk spekulasi dengan dirinya, mencoba memasuki sin-coatong
yang sudah banyak meminta korban jiwasebagai
anak kecil yang belum pernah mengalami bahaya,
si bocah wajah hitam malah kegirangan setelah timbul
pikirannya akan pergi ke sin-coa-tong. Ia lalu kumpulkan
kawanan kera dan menanyakan dimana letaknya sin-coa-tong.
Tampak kawanan monyet itu ramai cecowetan seperti
ketakutan lagaknya. Memang juga mereka ketakutan dan
membujuk Lo In supaya jangan ke sana.
Dengan sabar Lo In balik membujuk kawanan kera itu
supaya jangan takut, Ia mempunyai daya untuk mengatasi
bahaya, untuk membikin kawanan monyet itu lebih percaya
lagi, Lo In tidak segan-segan mempertunjukkan dua tiga
macam kepandaiannya yang menakjubkan seperti berdiri
diatas ranting pohon, tubuhnya mencolot ke atas macam roket
setelah lebih dahulu berputar, lalu lengan bajunya mengebas
ke batang pohon hingga pohon itu tumbang. Melihat
kepandaian itu, semua kera memberi sambutan yang gemuruh
saking merasa kagum dan mereka percaya akan
kepandaiannya si bocah cilik.
Dengan girang, kawanan monyet itu mengantar Lo In ke
sin-coa-tong di lembah "Sian-jin-gay" (Jurang Dewa).
Kiranya untuk sampai ke sana, Lo In harus menempuh
jalanan yang bulak biluk dan beberapa kali menemukan
jalanan sempit yang hanya dapat dilalui oleh satu orang saja.
Makin dekat pada gua ular keadaannya makin menyeramkan
dan Lo In sampai di sin-coa-tong hari sudah mulai sore-
Kawanan kera hanya berani mengantar sampai jarak empat
lima tombak dari gua ular dan setelah memberi beberapa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
petunjuk pada Lo In, mereka lantas pada bubaran seperti
ketakutan.
Perlahan-lahan Lo In mendekati sin-coa-tong. Keadaan
memang seram, disekitar gua hingga dua tombak, banyak
pepoNonan dan ada pohon yang mereyot demikian rupa
hingga menutupi mulut gua. sepintas lalu saja, orang tidak
akan tahu kalau disitu ada mulut gua yang angker dan banyak
meminta korban.
Dari jarak tiga tombak, Lo In sudah melihat adanya banyak
mayat yang terkapar. Malah bukan sedikit yang sudah menjadi
rangka. Lo In jadi menghela napas melihat pemandangan
yang mengerikan itu. semestinya menurut teori, Lo In sudah
harus urungkan niatnya melihat pemandangan yang
menyeramkan itu. Akan tetapi bagi Lo In pemandangan itu
malah makin membesarkan nyalinya untuk memasuki gua
sakti itu.
Dalam hatinya ia berkata, "Liok sinshe, enci Lian dan enci
Hiang, selamat tinggal. Aku akan memasuki gua ular sebagai
tempat kuburanku Jangan kalian menangisi aku sebab dalam
gua aku tidak sendirian, ditemani Lo-cianpwee yang maha
sakti dan ular besar lawannya TOk gan siancu. Hehehe......"
Benar-benar Lo In telah ketawa tatkala hatinya
mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang
sayang kepada dirinya.
Tampak ia berdiri tepekur seperti memohon doa restu dari
yang Maha Kuasa-sementara itu, cuaca juga sudah mulai
remang-remang gelapTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak takut ia bersendirian di tempat yang demikian sepi
dan menyeramkan. Perlahan-lahan ia jatuhkan diri untuk
bersila. Matanya mengawasi jauh ke mulut gua.
Tiba-tiba ia ingat sesuatu yang membuat ia seperti kaget.
"Aku mau coba........" demikian ia menggumam sedang
tangannya lantas meraba ke pinggangnya dimana ada
diselipkan sebatang serulingnya, sebentar lagi terdengar suara
seruling mengalun di lembah sunyi itu.
Keadaan sudah menjadi gelap, hanya ada bintang-bintang
saja yang menerangi jagat. Tapi gua terkadang ketutup oleh
mega hitam yang berlalu lalang, jagat berubah menjadi gelap-
Bunyinya serangga dan burung hantu di waktu malam gelap
demikian menambah keseraman dan membuat bulu kuduk
pada mengkirik.
Tapi walaupun malam bertambah larut, Lo In makin senang
meniup serulingnya-
Itu karena sembari meniup seruling, ia mendapat banyak
ilham untuk menciptakan ilmu pukulan yang baru-baru.
sembari meniup serulingnya, ketika sang malam sudah larut,
perlahan-lahan ia berdiri dan lalu berjalan maju ke arah gua
ular.
Ia jalan seperti orang yang ngelindur (mengigau) turun dari
ranjangnya dan berjalan keluar rumah tidak menyadari dirinya
ada dimana.
suara seruling mengalun makin merdu dan mengharukan.
Tiba-tiba dari dalam gua, ada nongol kepala ular yang
besarnya luar biasa. Matanya sebesar kepalan petinju,
menyorot terang seperti lampu bateri yang menyilaukan mata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membuat Lo In heran tapi tidak kaget. Hatinya tenang dan
berani, terbukti dari jalannya tidak ia hentikan.
Entah bagaimana ular yang luar biasa besarnya itu turun
dari guanya yang dua tombak tingginya dari bawah, sebab
tahu-tahu Lo In lihat ia sudah ada di hadapannya sambil
kepalanya diangkat tinggi-tinggi, lidahnya yang seperti centong
nasi dilelet-lelerkan.
Bukannya takut, malah senang Lo In dengan usahanya
yang berhasil. Makin merdu ia meniup serulingnya, makin
berjingkrakan kelihatan si ular di depannya dan seperti sedang
joget. Padahal, melihat besarnya ular seperti gulungan kasur,
sekali caplok saja si bocah wajah hitam akan ditelan masuk
menjadi penghuni perutnya sang ular. Perlahan-lahan Lo In
maju melewati sang ular dengan masih terus meniup
serulingnya.
Makin mendekati ia kepada gua ular, dibuntuti oleh ular
raksasa itu yang jalan melegot-legot menyeramkan, sampai
dibawah gua, tiba-tiba saja, tanpa mengenjot tubuhnya lagi
tubuh Lo In sudah mencelat ke atas dan hinggap di tepi mulut
gua. Melihat si peniup seruling memasuki guanya, ular
raksasa itu menjadi gugup.
Tampak badannya melegot pergi datang beberapa kali,
tahu-tahu tubuhnya sudah ngapung dan sampai di tepi mulut
gua, sementara Lo In sudah menghilang masuk ke dalamnya,
suara seruling sekarang menggema di dalam sin-coa-tong.
Apakah si ular raksasa akan menelan Lo In yang memasuki
guanya tanpa permisi ?
Tadinya Lo In menduga dalam gua keadaan gelap gulita.
Tapi kenyataannya tidak demikian. Di sebelah dalam ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
penerangan yang cukup- Ketika Lo In memeriksa, ternyata
penerangan itu berasal dari pancaran tiga buah batu mustika
yang digantung disitu.
si ular raksasa juga sudah sampai di dalam, Ia mendekati
Lo In tapi tidak menyerang dan menelan si bocah- sebaliknya
badannya menggelesar bulak balik dikakinya Lo In. Kemudian
ia melingkarkan badannya di depan Lo In setelah lebih dahulu
mengangkat kepalanya seperti memberi hormat.
"Coa-heng (Saudara ular)" tiba-tiba si bocah berkata.
"Terima kasih kau tidak marah aku berkunjung dalam
istanamu tanpa permisi dulu. Aku harap selanjutnya kau akan
menjadi temanku dalam gua ini........."
sekonyong-konyong ular raksasa itu mengangkat
kepalanya dan mendesis keras, hingga rasanya tergetar
dalam gua itu. Lo In ada sedikit kaget, mengira ular raksasa itu
marahi Tapi melihat ia lantas melingkarkan pula kepalanya,
maka Lo In berpikir bahwa perbuatan ular tadi yang
menggetarkan gua itu sebagai tanda pernyataan senangnya
atas kata-katanya tadi.
girang hatinya Lo In. Lantas saja ia memeriksa keadaan
gua disebelah dalam, dimana ia dapatkan kerongkang
(kerangka manusia) dalam sikap duduk bersila. Masih
kedapatan kain yang menempel. Rupanya bekas jubahnya,
tapi sudah sangat amohi Ketika Lo In pegang sudah seperti
debu rasanya.
Di depan kerangka ada tertulis perkataan:
"YANG MASUK KESINI ADALAH MURIDKU- DIA HARUS
MENGUBUR JENAZAHKU "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Setelah membaca tulisan itu, Lo In lantas saja berlutut di
depan kerangka itu dan berkata,
"Suhu, tecu sudah lancang masuk- Harap suhu suka
mengampuni dosa tecu. Mohon diberi petunjuk selanjutnya. "
Bangkit dari berlututnya Lo In lantas memeriksa lebih jauh
tapi tidak kedapatan kitab yang dinamai "It-sin-keng",
meskipun ia sudah mencari kemana dalam gua itu.
Pikirnya, "Tidak apalah kitab itu tak diketemukan. Baiklah
aku mengubur jenasah suhu saja. setelah itu aku baru
meninggalkan pula gua ini" Kemudian ia menggali lubang
dengan medang Lim Kek Ciang.
setelah mana, ia lantas berlutut lagi dan manggut tiga kali,
katanya
"Suhu, tecu akan mengubur jenasah suhu. Harap suhu
memberi petunjuk kepada tecu."
Bangkit dari berlututnya, lantas ia menghampiri kerangka
gurunya dan mengangkatnya untuk dikebumikan. Dengan
penuh hikmat Lo In mengubur kerangka suhunya. Entah siapa
namanya, si bocah tidak mau ambil pusing.
setelah beres dikebumikan, depan kuburan suhunya Lo In
kembali berlutut,
"Suhu, tecu sudah menunaikan tugas, sekarang tecu
mohon diri untuk berlalu......."
Pada saat itulah tiba-tiba Lo In merasakan ada berkesiur
angin yang menumbuk dadanya hingga ia terdorong dan
membentur dinding gua dibelakangnya. Bukan main kagetnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si bocah- Pikirnya, jago yang mana juga yang Iwekangnya
hebat, tak bakalan dapat mendorongnya sampai membentur
dinding. Apalagi saat itu ia dalam keadaan berlutut. Cuma
herannya, angin yang menumbuk dadanya itu ia rasakan tidak
ada efeknya, pernapasannya berjalan sebagaimana biasanya-
Cuma pantatnya saja sedikit nyeri kebentur gua.
Ia jadi geli sendirinya ketika melihat kesana sini tidak ada
orang asing dalam gua itu. Ketika ia hendak bangkit, tiba-tiba
pandangannya kebentur pada sebuah lubang pada bagian
samping kanan, dimana pantatnya membentur dinding.
Cepat Lo In memeriksa isinya lubang, dari mana ia jumput
keluar sebuah benda yang terlapis dengan kertas kayu yang
kuat dan rapi. Ketika Lo In membuka lapisan kertas, ternyata
benda itulah yang ia sedang cari, ialah "It-sin-keng".
Hatinya melonjak kegirangan. Lantas ia percaya bahwa
angin yang menumbuk dadanya tadi sehingga ia terdorong
mental adalah angin pukulan dari arwah suhunya yang
menunjukkan adanya dimana kitab mujizatnya disimpan.
sambil memasukkan kitab ke dalam sakunya, si bocah
sudah mendekati lagi kuburan suhunya dimana ia kembali
berlutut untuk menghaturkan terima kasih- Terasa olehnya
saat itu datang lagi angin tadi, tapi tidak apa-apa kali ini.
Hanya sejenak ia merasakan dirinya seperti kedinginan dan
menggigil.
setelah tidak ada tugas apa-apa pula yang harus dilakukan,
Lo In keluarkan kita sakti dari sakunya. Di bawah terangnya
batu mustika, ia balik-balik lembarannya. Pada lembaran muka
ada terdapat tulisan, "Hanya boleh diyakinkan dalam gua.
setelah hapal, simpan lagi ditempatnya. KONG, IN SIAN JIN".
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Baru setelah membaca tulisan tersebut, Lo In tahu kalau
gurunya bernama Kong In sian-jin. Ia sebenarnya tidak berniat
meyakinkan kitab sakti itu, kalau ia tidak ingat barusan ia
dibikin terpental oleh angin pukulan arwahnya Kon In sian-jin.
Dengan penuh perhatia ia baca isinya makin lama ia makin
ketarik sehingga ia lupa daratan dan baru sadar ketika sang
batara surya telah memancarkan cahayanya ke muka mulut
gua.
Tatkala mana ia repot mencari makanan karena perutnya
sudah minta diisi, tapi ia heran sebab tidak jauh darinya, ia
nampak segundukan buah-buahan, Ia lalu menjumputnya dan
dimakan. Lezat dan manis bukan main. entah bebuahan apa
itu sebab di lembah Tong-hong-gay ia belum pernah
memakannya.
Dari mana datangnya bebuahan yang lezat itu ? Lo In
menduga tentu sang ular raksasa yang telah menyediakan
untuknya. Memikir demikian, ia menghampiri si ular raksasa
dan berkata,
"Coa-heng, terima kasih atas pertolonganmu "
sang ular hanya bergerak sedikit dari melingkarnya, lantas
diam lagi.
Lantaran merasa kepandaiannya sudah sangat tinggi, Lo In
memandang rendah pada kitab-kitab pelajaran silat yang
mana juga. Akan tetapi pada It-sin-keng ternya ia sangat
mengagumkannya. Dalam mana banyak pelajaran dan
petunjuk-petunjuk yang ia belum tahu. Begitu ketarik ia oleh
isinya kitab sehingga ia lupa tidur dan lupa makan.
Tiap hari dan malam ia asyik dengan kitab mujizatnya itu
sehingga ia lupa kepada enci Lian dan enci Hiangnya yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pada waktu itu tengah mencari jejaknya dengan penuh rasa
kuatir bahwa si bocah telah menemukan kecelakaan. Apalagi
Eng Lian yang sejak Lo In menghilang di balik bukit, ia tidak
melihat lagi bayangan si bocah, hatinya tidak tentram dan
sering-sering diserang oleh perasaan takut.
Kadang-kadang Eng Lian diwaktu sendirian suka menangis,
ingat kepada adik In-nyasungguh
besar perhatiannya si dara cilik pada adik In-nya
yang pada saat itu melupakan enci Eng Liannya dan tenangtenang
saja dalam gua meyakinkan kitab mujizat.
Kenapa Lo In begitu mudah dapat melewati hawa racun
yang jahat dan banyak meminta korban ? Memang akan
menimbulkan pikiran mustahil kalau tidak dijelaskan.
Umur dari ular raksasa yang menjaga gua sudah lebih dari
200 tahun, jangan lagi ia mendesis memuntahkan hawanya,
sedang tubuhnya saja menyiarkan bau tidak enak dan
beracun. Maka tidak mudah orang mendekati mulut gua. Hawa
racun ular ada demikian jahat hingga dalam lingkaran dua
tombak orang masih terkena juga.
Lo In selain sudah berjodoh menjadi muridnya Kong In
sianjin, juga hawa racun ular tidak bisa menyulitkan dirinya
oleh karena ia sudah makan nyalinya Tok gan siancu, ular
kesayangan Eng Lian dan merupakan ratunya ular.
Ular-ular yang mendekati Lo In akan membaui hawa ular
dari tubuhnya si bocah sakti, maka tidak berani
mengganggunya. Darah Lo In dapat membikin mati atau
menjadi obat. ular yang kesalahan menggigit Lo In akan mati
dalam beberapa detik saja dan menjadi obat seperti terbukti
ketika Kim Coa siancu menggigit dan menelan darahnya Lo In
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sehingga ingatannya menjadi pulih kembali, bahwa dirinya
bukannya Kim Coa siancu yang sangat ditakuti dalam dunia
rimba persilatan,
si ular raksasa sebenarnya sudah gusar pada Lo In yang
memasuki guanya. Tapi ketika ia mendekati dan membaui
hawa tubuh Lo In, ia harus pikir-pikir dulu untuk menyusahkan
si bocah berwajah hitam Maka itu, ia hanya mengelesar bulakbalik
di kakinya Lo In seakan-akan ingin menegaskan apa
benar si bocah mengeluarkan hawa ratu ular.
Kita kembali kepada Eng Lian.
Ia termenung duduk di balik bukit, dimana Lo In telah
melenyapkan diri Ia menanti, menanti tapi Lo In tidak kelihatan
bayangannya.
sementara itu hari pun sudah mulai sore. Ia masih
penasaran dan lantas naiki kudanya pula untuk mencari adik
In-nya.
sementara itu cuaca sudah mulai gelap, si gadis cilik
kebingungan. Dalam daerah pegunungan yang luas itu,
dimana akan dia dapat menemukan rumah orang untuk
menumpang nginap ?
Terpaksa sang malam ia lewatkan dengan tidur di atas
pohon. Besoknya ia kembali melanjutkan mencari jejak adik
In-nya.
setelah lama berputar-putar, akhirnya ia dapatkan juga
tanda-tanda kemana Lo In larikan kudanya. Dengan mengikuti
tanda-tanda itu akhirnya ia sampai ke suatu tempat yang
banyak keranya dan disanalah Eng Lian terkejut dan
mendadak tubuhnya lemas, hampir jatuh dari kudanya ketika
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
matanya tertumbuk dengan kudanya Lo In yang sudah jadi
bangkai. Kiranya kuda Lo In sudah kehabisan napas, ia roboh
dengan tidak bisa bangun lagi.
Lo In yang tatkala itu hatinya tertarik dengan It-sin-keng
dalam gua ular, sudah tidak memperhatikan pula akan
keadaan kudanya yang membawa ia kesitu.
Eng Lian lalu turun dari kudanya dan menghampiri bangkai
kuda Lo In. diatas pelananya masih kedapatan utuh buntalan
Lo In. Eng Lian periksa, tidak ada yang terganggu. Tapi
kemana perginya si bocah ?
Gadis cilik kita lantas melakukan pemeriksaan ke
sekitarnya. Tidak kelihatan si bocah wajah hitam kecuali
banyak kera yang pada mengikutinya.
Diam-diam Eng Lian merasa sayang bahwa ia tidak belajar
bahasa kera pada Lo In. Kalau tidak, ia dapat menanyakan
kepada kawanan kera itu kemana perginya si bocah-
Eng Lian dapatkan bekas-bekas Lo In mengganyang
bebuahan, satu tanda bahwa si bocah disitu pernah
beristirahat lama juga.
sampai beberapa hari Eng Lian berkeliaran di pegunungan
itu. Hatinya masih penasaran saja belum dapat menemui
jejaknya si bocah-
Pada suatu pagi-pagi ketika ia bangun tidur, ia tidak
dapatkan kudanya yang diikat agak jauh dari pohon dimana ia
tidur.
Kemana perginya si kuda merah yang ia sikat dari Lie Kiang
?
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hanya sejenak saja ia memikirkan kudanya, lantas tidak
dipikirkannya lagi. Kuda itu kuda orang. Kalau kena dicuri
maling adalah wajar, tidak gunanya ia menyesal. Hanya
hatinya merasa mendelu, orang demikian berani datang
mencuri kudanya. Pikirnya, satu waktu manakala ia
ketemukan malingnya, ia akan kasih hajaran biar si maling
tahu rasa.
sudah beberapa hari ia berkeliaran di pegunungan, hanya
bebuahan saja yang ia makan. Maka ia telah merindukan
makanan biasa. Maka pada hari itu ia sudah mencari dusun
yang berdekatan, tapi sia-sia saja. Kepaksa ia mesti jalan jauh
juga untuk menemukan sebuah dusun dimana ia
mendapatkan warung makanan.
Ketika ia memasuki sebuah warung araki ia disambut oleh
seorang pelayan dan menanyakan si nona mau minum arak
macam apa.
"Aku tidak suka minum arak- Lekas kau sediakan makanan
enak saja untuk nonamu " sahut Eng Lian dengan acuh tak
acuh kepada si pelayan.
"Maaf nona, disini hanya menjual arak, tidak menjual
makanan." kata si pelayan.
"Nonamu lapar. Lekas, kau jangan main-main" ujar Eng
Lian.
"Telah kukatakan barusan bahwa disini tidak menyediakan
makanan selain araki apa nona tidak dengar "
"Nonamu kata sudah lapar. Apa kau tidak dengar ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si pelayan jadi melongo mendengar perkataan Eng Lian.
pikirnya apakah nona didepannya ini ada seorang nona yang
rada sinting, Ia sebenarnya sudah mau marah pada Eng Lian
tapi melihat si nona membawa pedang ia merasa jeri juga.
Dengan muka ketawa-ketawa, si pelayan berkata pula,
"Nona, aku bukan main-main. Memang dalam warung ini
tidak menyediakan makanan kecuali arak, Kalau nona mau
makan, lebih baik nona mencari tempat lain saj. Itu, tidak jauh
dari sini ada yang jualan makanan. Nona boleh pergi ke sana."
Memang beralasan perkataan si pelayan sebab dalam
warungnya tidak menjual makana dan Eng Lian boleh pergi ke
tempat lain. Akan tetapi Eng Lian tidak mau mengerti, ia mau
juga si pelayan menyediakan makanan untuknya, sehingga
mereka jadi bertengkar. Dalam pada itu si pemilik warung arak
sudah datang ke situ, menanyakan ada urusan apa
pelayannya bertengkar dengan seorang tamu. si pelayan kasih
tahu si nona tak dapat dikasih mengerti bahwa dalam warung
mereka tidak sedia makanan, hanya menjual arak saja.
Mendengar keterangan orangnya, si pemilik warung juga tidak
senang dan berkata pada Eng Lian,
"Nona, datang mau minum arak atau mau cari ribut "
"Minum arak aku tidak suka " sahut Eng Lian.
"Ribut aku suka kalau kau tidak mau menyediakan
makanan untukku "
" Usir dia pergi " si pemilik warung menyuruh pelayannya.
"Usir ? Kau berani usir nonamu ?" bentak Eng Lian dengan
tidak bangkit dari duduknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam pada itu, si pelayan tidak berani menerjang
sendirian, Ia kedipi dua orang kawannya yang pada waktu itu
sedang berdiri menyaksikan pertengkaran.
Tiga orang lantas menyergap Eng Lian. Tapi baru saja
mereka mementang tangannya, tiba-tiba hampir berbareng
mereka berteriak "Aduh " dan mundur kembali sambil
memegang jidatnya yang kesemutan, kontan mereka terkulai
roboh-
Kiranya Eng Lian sudah bersiap-siap meskipun ia dalam
keadaan duduk- Dengan tiga buah kacang yang ia sentilkan
saling susul, tepat benar mengenai jin-tiong-hiat dari tiga
pelayan yang hendak menyerbunya.
si pemilik warung bukan main kagetnya, segera ia sudah
putar tubuhnya hendak lari, tapi sudah terlambat, sebuah
kacang sudah menyentuh "lo ju hiat", jalan darah dibawah
pundak kanannya. Maka seketika itujuga ia roboh terkulai.
Itulah kelihaian Eng Lian. Dengan hanya empat buah
kacang saja ia sekaligus sudah merobohkan empat orang
yang hendak membuat susah padanya.
"Hihihi—"" demikian Eng Lian ketawa cekikikan.
"Asal kalian mau menyediakan makanan untuk nonamu
makan, akan kubebaskan kalian dari totokan. Kalau tidaki
biarlah kutinggal pergi dan tiada orang yang dapat tolong
kalian."
orang-orang tak dapat membuka mulutnya bicara, hanya
matanya saja kedap kedip dengan roman yang memohon
diampuni. Tiba-tiba Eng Lian berdiri, lalu menghampiri si
pemilik warung yang jadi sangat ketakutan, Ia mengira si nona
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
akan membunuhnya, tapi hatinya lega ketika Eng Lian hanya
menendang tubuhnya saja sambil berkata,
"Bangun" seketika itu juga si pemilik, warung dapat bebas
bergerak hingga ia jadi kegirangan.
Ia berlutut depan Eng Lian seraya berkata,
"Lie-enghiong (jago wanita), mohon kemurahan hatimu
supaya tiga orang pelayanku juga dibebaskan supaya aku
dapat menyuruh mereka menyiapkan makanan untuk Lieenghiong."
"Nah, itu baru betul." ujar Eng Lian ketawa manis.
"Kalau dari tadi kalian tidak banyak lagak dan lantas
menyediakan apa yang kuminta, tidak sampai kejadian seperti
ini." berbareng Eng Lian juga lantas kerjakan kakinya untuk
membebaskan tiga orang pelayan yang kena totokan tadi-
Mereka lantas berlutut menghaturkan terima kasih kepada si
nona dan kemudian mereka menyiapkan makanan. Tidak
lama Eng Lian sudah duduk dahar dengan gembira sendirian.
setelah makan kenyang, tiba-tiba ia ingat kepada Lo In.
Dalam hatinya ia berpikir, kalau adik In-nya ada serta pada
saat ia makan, sungguh menyenangkan sekali-
Tidak lama, tampak Eng Lian sudah keluar dari warung
arak.
Tamu-tamu yang menyaksikan Eng Lian bertengkar tadi
dan merobohkan tiga pelayan dan pemilik warung dengan
cara yang aneh pada meninggalkan warung itu ketakutan kena
terembet dan dirinya bisa susah- Karena itu ketika Eng Lian
keluar dari warung arak itu hanya disaksikan oleh pemilik
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
warung dan pelayan-pelayannya- Mereka kegirangan bukan
lantaran Eng Lian sudah pergi tapi mereka kegirangan karena
sudah dapat bayaran lebih dari cukup untuk apa yang Eng
Lian makan. Eng Lian tidak mau makan tanpa bayar, malah
kepada para pelayan yang melayaninya dengan sangat
hormat, ia kasih persen secara royal yang seumur hidupnya
mereka belum pernah menemukan tamu yang demikian
terbuka tangannya.
setelah berada di udara bebas, tampak Eng Lian
kebingungan kemana ia harus tujukan kakinya. Bersama Lo In
maksudnya hendak mencari pandai besi untuk membuat 7-
buah huitonya kemudian mencari Bwee Hiang dalam
perjalanannya ke Coa-koksekarang
ia sendirian, hatinya kebingungan kemana ia
harus pergi, untuk mencari pandai besi, pikirnya tidak perlu.
Dengan pisau kayu buatannya Lo In sudah merasa puas.
Untuak apa ia menggunakan pisau terbuat dari logam. Bisabisa
ia membunuh orang tanpa diingini oleh huitonya itu. Kalau
ia menggunakan pisau kayu, paling-paiing ia hanya menotok
jalan darah orang dan tidak mencelakakan sampai binasa.
Tapi Bwee Hiang, kemana harus dicarinya ? Ia belum kenal
bagaimana rupanya Bwee Hiang. Ini tidak menjadi soal karena
setelah berkenalan tentu ia tahu akan si nona Liu, tapi untuk
pergi ke Coa-kok sendirian guna menolong adiknya Leng
siong ada satu pekerjaan yang tidak berani ia lakukan. Disana
ada sucouw-nya yang paling ia malui. Menghadapi Ang Hoa
Lobo saja ia masih sangsi dapat menjatuhkannya, apalagi
sucouwnya yang sangat istimewa kepandaiannya dan
kepandaiannya sendiri menjadi lihai pun disebabkan kebaikan
hati sang sucouw.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tengah ia berjalan dengan pikiran ngelamun di daerah
pegunungan, tiba-tiba ada lewat penunggang kuda yang
melarikan kudanya cepat sekali melewati dirinya.
"Pandai betul ia menunggang kuda " memuji Eng Lian
setelah ia tertegun sejenak sambil mengawasi si penunggang
kuda.
Ketika ia hendak meneruskan perjalanannya, tiba-tiba ia
merandeki
"Hei, itulah kudaku yang barusan lewat " tiba-tiba saja ia
berkata sendirian.
Cepat ia putar tubuhnya dan menyusul si penunggang
kuda. Ia gunakan ginkangnya untuk menyandaki penunggang
kuda. Ia berhasil dapat mendahului karena ia memotong jalan,
Ia menghadang di depan si penunggang kuda dan berkata,
"sahabat, kau begitu terburu-buru. Kau mau pergi kemana
?"
sambil berkata Eng Lian memandang pada si penunggang
kuda- Kiranya dia seorang anak muda yang sangat cakap
dengan di pinggangnya menyoren pedang.
Eng Lian kagum akan si penunggang kuda yang demikian
cakap hingga ia berdiri tertegun, sebaliknya si penunggang
kuda juga mengagumi kecantikannya Eng Lian sambil duduk
diatas kudanya dengan tidak bergerak.
Dua pasang mata ketemu pandang. Tiba-tiba Eng Lian
pelengoskan mukanya memandang ke arah lain dengan hati
berdebaran. Tak tahu ia kenapa hatinya jadi demikian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika ia kembali memandang si pemuda yang bercokol
diatas kudanya, Eng Lian lihat pemuda cakap itu ketawa manis
kepadanya hingga Eng Lian merah selebar mukanya.
"Adik kecil." tiba-tiba Eng Lian dengar suara si pemuda
berkata.
"Kau mencegat perjalananku ada urusan apa ?"
Eng Lian angkat kepalanya yang sedang nunduki lalu
menyahut,
"Kalau tidak ada urusan untuk apa aku mencegat kau
dalam perjalananmu yang terburu-buru ?"
si pemuda yang tiada lain adalah In Hiang menjadi heran
nona didepannya ini
mengatakan ada urusan dengannya sedang ia baharu saja
melihat Eng Lian
In Hiang perhatikan bahwa nona cantik di depannya tentu
bukan sembarang nona karena ia ada membawa senjata
pedang. &ntah sampai berapa tinggi kepandaiannya. Kalau
dilihat ia hanyalah satu nona kecil langsing dan usianya
paling-paling juga 17 tahun. Rasanya kepandaiannya juga
belum berapa tinggi, Ia hanya heran kenapa nona secantik ini
berkeliaran di pegunungan sepi- Apakah dia tidak takut
mendapat gangguan dari orang jahat?
Tiba-tiba In Hiang tergetar hatinya waktu ia benar-benar
menegasi Eng Lian romannya persis seperti Leng siong,
teman barunya di suyangtin. sehingga ia memandang
parasnya Eng Lian dengan mata tidak berkesipTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Apakah Leng siong yang ada di depannya ini ? Kalau Leng
siong, tidak bisa jadi-sebab nona Teng tidak berkepandaian
silat dan apa perlunya berkeliaran di situ, tempat yang sangat
berbahaya.
Eng Lian sebaliknya menjadi kurang senang diawasi si
pemuda demikian serius. Pikirnya, wajahnya dapat diawasi
sepuasnya hanya oleh satu orang saja aialah adik In-nya.
orang lain ia tidak perkenankan mengawasi wajahnya lamalama.
sekarang pemuda dihadapannya ini mengawasi ia
demikian rupa, apa maunya ? Kalau anak muda ini bukannya
anak jahat, sedikitnya ia tentu satu pemuda bangor tukang
bikin susah wanita.
Memikir demikian, dengan suara tawar ia berkata,
"Memangnya kau baru lihat seorang wanita. Matamu yang
seperti mata bangsat itu mengimpleng terus pada orang ?"
In Hiang tidak marah dikatakan matanya kayak mata
bangsat, Ia malah tersenyum dan menjawab,
"Maaf. Bukan sengaja aku memandang parasmu lama-lama
lantaran aku ingat seperti pernah ketemu dengan wajah
seperti wajahmu, cuma aku lupa dimana."
Eng Lian menganggap perkataan In Hiang hanya alasan
dari seorang pemuda bangor saja, maka ia sudah berkata lagi,
"Aku tidak perduli kau pernah kenal dengan seorang yang
wajahnya mirip dengan aku- Tapi buktinya kau adalah satu
pemuda bangor Kalau kau orang baik-baik tentu tidak begitu
mata bangsatmu "
"Adik kecil, kau galak amat " kata In Hiang ketawaTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau tidak tahu aku siapa, dan aku juga tak tahu kau siapa-
Kita tidak ada urusan apa-apa, maka menyingkirlah kau
supaya aku dapat meneruskan perjalananku"
"Enak saja kau bicara Aku tidak perlu tahu kau siapa, tapi
kau harus tahu aku siapa, sahabat Aku mau tanya kau, dari
mana kau dapatkan kuda yang kau tunggangi itu ? Kau tentu
orang jahat- Makanya kau banyak lagak didepan nonamu "
si dara cilik seenaknya saja menuduh orang sebagai orang
jahat, kalau orang itu tidak senang hatinya- Demikian dengan
In Hiang, ia anggap sebagai orang jahat karena matanya
memandang dirinya tanpa berkesip. In Hiang melengak
mendengar berkataan Eng Lian.
"Memangnya kau siapa, adik kecil ?" In Hiang menanya
dengan heran.
"Aku adalah pemilik kuda yang kau tunggangi itu. Lekas
kau turun dan kasih pulang padaku. Baharulah urusan selesai
dengan mudah. Kalau tidak hm Jangan harap kau lewati
nonamu "
"Hahaha " In Hiang tertawa terbahak-bahak-
"AKu kira siapa, kiranya kau adalah pemilik kudaku Jangan
marah ya adik kecil, kokomu sekarang permisi berlalu"
Berbareng In Hiang sudah tepuk leher kudanya yang
segera angkat kaki depannya meringkik menyeramkan
seakan-akan hendak menubruk Eng Lian. In Hiang pikir,
dengan ringkikan kudanya, Eng Lian bakal ketakutan dan
menyingkir dari depannya untuk ia lewati tapi perhitungannya
ternyata salah- Bukan saja si dara cilik tidak menjadi takut,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
malah sekali jambret saja tali kendali sang kuda, ia membuat
kuda itu menekuk kedua lututnya karena berbareng Eng Lian
menotoknya-In Hiang kaget dan lompat turun dari kudanya.
sementara si kuda berlutut tanpa dapat bangun, In Hiang
dan Eng Lian sudah berhadap-hadapan, In Hiang merasa
dihina oleh dara cilik itu meskipun ia tahu bahwa nona kecil di
depannya mempunyai kepandaian tinggi seperti ang barusan
ia lihat bagaimana Eng Lian telah membuat kudanya tidak
berdaya.
"Adik kecil." In Hiang menyindir.
"Dengan kepandaianmu barusan, belum dapat membuat
kokomu lari ngacir. Aku mau tanya padaku, kalau kuda ini
adalah kudamu, mengapa kau sebagai pemilik tidak becus
menjaganya sehingga dapat kena dicuri orang lain?"
Eng Lian merasa jengah juga atas sindiran In Hiang.
Memang benar, ia mengaku kuda yang ada pada In Hiang
adalah kudanya. Tapi sebagai pemilik kuda, ia tidak becus
menjaganya. Tapi dasar si dara cilik dara badung (bandel), ia
tidak mau mengalah. Katanya,
"Kalau kau sedang keenakan tidur, apakah kaujuga bisa
menjaga kuda yang ada dikandang, dicuri orang ? Hm Bisa
saja kau mengatakan orang tidak becus sedang sendirinya
belum tentu"
In Hiang ketawa mendengar debat si dara cilik,
"Sekarang kau mau apa adik kecil ?" tanya In Hiang
kewalahan.
"Aku mau kudaku kembali." sahut Eng Lian tegas.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau aku tidak mau kasih ?" In Hiang ngeledeki
"Itu mesti ada sesuatu yang memutuskannya "
"Siapa yang memutuskan, adik kecil ? sedang disini tidak
ada orang ketiga ?"
" Inila h yang memutuskan" sahut Eng Lian seraya tepuktepuk
pedangnya.
"Ah, jangan, jangan" In Hiang kata.
"Tidak baik kita menggunakan senjata tajam sebab salahsalah
ada yang terluka sedang kita toh tidak bermusuhan."
"Habis, siapa yang memutuskan kalau tidak pakai pedang
?" tanya Eng Lian.
"Kalau ini yang bicara, bagaimana ?" sahut In Hiang seraya
kasih unjuk kepalannya.
"Boleh juga." kata eng Lian ketawa ngikik,
"Mari, disini kita bertempur" In Hiang mengundang sambil
lompat ke tempat yang lebar dimana ia lantas pasang kudakuda.
Eng Lian di lain detik sudah ada di depannya.
"Nah, kau mulailah menyerang " ujarnya.
"Kau dulu yang menyerang, adik kecil"
"Kau lebih tua, maka seharusnya aku yang muda
mengalah-"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tapi kau katanya pemilik kuda, seharusnya kau yang
mulai-"
"Baiklah-" sahut Eng Lian yang sebal dengan tawar
menawar.
Pikirnya, ia tidak mau melayani pemuda cakap ini lamalama.
Dua tiga gebrakan saja paling lama ia sudah harus bikin
lawan terjungkal balik. Maka serangan pertama ia gunakan
gerakan yang dinamai "Hui-hong-lam-hay" atau "Angin puyuh
yang datang dari selatan", suatu tipu pukulan yang cepat dan
sukar diduga arahnya. Tangan kanan meremas pundak kiri
lawan sedang tangan kirinya berbareng menggempur ke arah
bawah dada. serangan yang tersebut belakangan ini yang
berbahaya, sebab kalau mengenai sasarannya, darah didada
bisa bergolak dan menutup jalan pernapasan, jantung akan
dirasakan panas seperti dibakar, salah satu pukulan yang lihai
dari "Lam-hay-ciang-hoat".
Tapi In Hiang bukan lawan biasa, Ia adalah muridnya sijago
cilik Lo In. Ia tahu bahayanya serangan si dara cilik. Lekas
pundaknya mengelaki kaki kanannya sedikit menggeser lalu
tangannya membacok dari samping, Ini adalah gerakan "Kimso-
heng-kong" atau "Rantai emas melintangi sungai", ajaran si
bocah sakti Lo In.
Eng Lian kaget nampak tangannya mau dibacok dari
samping, Ini berbahaya sebab tangannya bisa patah- Cepat ia
tarik pulang, lalu merangsek lagi. Dengan jurus Thian-lie-tek
hoa (Bidadari memetik kembang), tangan kirinya nyelonong
seperti hendak mencolok mata, berbareng tangannya yang
kanan dipakai menggempur iga. In Hiang terkejut. Lagi-lagi si
dara cilik serangannya sangat berbahaya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik kecil, kau mau bikin kokomu mati muda ?" In Hiang
ngeledeki
geli hati Eng Lian mendengar sang lawan berkelakar. Tapi
la kaget sebab tiba-tiba In Hiang setelah berputar tubuhnya
mengelit serangan telah menyerang dengan Lian-tay-pay-hud
(Di atas panggung teratai menyembah Budha), separuh
berjongkok diatas kaki kiri, tangannya menyodok perut disusul
kaki kanannya menyabet untuk mencegat lawan yang berkelit.
Suatu gerakan yang dilakukan dengan tiba-tiba memang
sangat berbahaya
sekali sebab dalam gugup lawan mungkin dapat lolos dari
sodokan tangan ke perut tapi tidak dapat lolos dari sambaran
kaki yang disabetkan dengan tubuh berputar.
"Hihi.....mana bisa nonamu dikibuli pemuda bangor" kata
Eng Lian, berbareng ia enjot tubuhnya mumbul ke atas, dari
mana ia bikin gerakan membelok terus ia turun dengan
selamat di samping kiri In Hiang kira tiga meter jaraknya, In
Hiang melongo dibuatnya hingga Eng Lian ketawa cekikikan.
In Hiang melongo saking herannya bahwa si dara cilik
dapat lolos dari serangannya yang sudah diperhitungkan
matang ia bakal menang.
"Pemuda bangor" Eng Lian kata ketika melihat In Hiang
berdiri melongo saja.
"Masih ada punya kepandaian lagi untuk dipertunjukkan di
depan encimu ?"
Eng Lian benar-benar lucu wataknya, Ia dipanggil In Hiang
"adik kecil" memang pantas sebab In Hiang jauh lebih tua
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
daripadanya, sebaliknya ia malah jengkel dipanggil demikian,
maka ia barusan membahasakan dirinya "encimu"
In Hiang sudah mulai dapat menyelami watak si dara cilik,
tapi ia mau menggodai terus. Maka ketika mendengar
perkataan Eng Lian, ia menyahut,
"Kausalah alamat kalau memanggil aku pemuda bangor"
"Habis apa kalau bukan pemuda bangor ? Masa orang
punya perut mau disodok ? Baiknya encimu ada punya sedikit
kepandaian. Kalau tidaki celaka isi perutnya berantakan.
Hihihi.......pemuda bangor, dasar pemuda bangor"
In Hiang tidak mau kalah, ia kata,
"Aku bukan pemuda bangor. Aku adalah pamanmu yang
hendak menjewer kuping keponakannya yang nakal.
Hahaha......"
Eng Lian cemberut.
"Lihat, keponakan yang nakal akan menjewer kuping
Pamannya " berkata Eng Lian berbareng menyerang dengan
gesit sekali-
In Hiang tahu bahwa nona kecil di depannya sangat lihai.
Maka ia tidak berani memandang rendah lagi. Ia sekarang
melayani dengan hati-hati jangan sampai jatuh
wibawanya.Jatuh wibawa saja tidak apa, tapi nama guru
ciliknya (Lo In) ikut jatuh-Dengan begitu maka pertandingan
"dua wanita" itu menjadi sangat seru.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
saking serunya mereka berhantam, sehingga debu-debu
dan batu-batu kecil pada beterbangan, angin pukulan sampai
berbunyi bersiut-siut dari kedua pihak-
Demikian hebat dan seru mereka bertempur, tapi masingmasing
dapat menyelami alam pikiran masing-masing untuk
tidak ingin membikin lawan celaka. Masing-masing sangat
menghargai kepandaian pihak lawan yang tak mudah didapat
kalau tidak ada didikan dari seorang pandai yang dengan
sungguh-sungguh mendidiknya.
Dari jurus ke jurus mereka ngotot, sampai tidak dirasakan
bahwa mereka sudah melewati 200 jurus tapi belum ada yang
kalah dan menang.
Eng Lian yang tidak sabaran merasa jengkel lawannya
belum juga dapat dibikin terjungkal. Maka ia telah memancing
lawannya untuk berkelahi di udara kosong, setelah ia berkelit
dari serangan In Hiang, ia enjot tubuhnya ngapung ke
angkasa, disana kakinya menendang saling susul kepada
musuhnya yang juga sudah mencelat menyusul ke angkasa.
Suatu adegan yang takjub dapat dilihat dalam rimba
persilatan, dua lawan berkelahi di angkasa untuk beberapa
detik lamanya.
Eng Lian telah menggunakan ilmu "Lian-hoan-tui-kong"
(Tendangan berantai diangkasa) untuk menghajar lawannya
yang tidak mau mengalah- sedang In Hiang telah
menggunakan gerakan "yan-cu-tui-in" atau "Burung walet
mengejar mega", suatu gerakan yang belum pernah ia lakukan
karena tidak menemui musuh yang setanding dengannya,
sekarang ada kesempatan melawan musuh yagn paling
tangguh dalam selama ingatannya. Maka ilmu yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menakjubkan ia baru keluarkan hingga membikin Eng Lian jadi
geleng-geleng kepala.
Ketika kakinya menyentuh tanah lagi, Eng Lian gunakan
tipu "Hay-tee-tam-cu" (Mencari mutiara di bawah laut),
tubuhnya membal lagi jumpalitan ke belakang lawan untuk
menotok pundak lawan dari belakang di saat lawan berbalik
seperti yang ia kerjakan terhadap Lie sun dan LieBin tempo
hari.
Sayang lawan sudah tidak ada ditempatnya karena In
Hiang dengan gerakan "Pek wan-hoan-sin" (Lutung putih
jungkir balik), la sudah menjauhkan diri dari Eng Lian yang
berdiri tertegun kehilangan lawannya yang tangguh. Ketika ia
memandang ke depan, ia lihat In Hiang tengah tertawa ke
arahnya.
"Masih mau lawan encimu ?" si gadis cilik berkelakar.
"Sudahlah, pamanmu mengaku kalah." sahut In Hiang
ketawa, lalu putar tubuhnya berlalu.
"Hei, kau punya kuda ini bagaimana ?" seru Eng Lian.
"Ambil saja, kau bilang milikmu" sahut In Hiang berpaling
sejenak akan kemudian ia meneruskan jalannya tanpa naik
kuda.
Berlalunya In Hiang dan membiarkan kudanya dimiliki Eng
Lian bukan berarti bahawa ia dikalahkan oleh si dara cilik, Ia
sengaja berbuat demikian karena menyayangi kepandaian
Eng Lian yang sangat tinggi. Kalau In Hiang terus mau
menggodai si dara cilik, ia kuatir bisa-bisa Eng Lian betul-betul
marah dan mata gelap. Kalau tidak dirinya sendiri celaka,
tentu sidara cilik jagoan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia sebenarnya mau mengikat persahabatan dengan Eng
Lian, cuma sayang ia dalam penyamaran sebagai pria. Kalau
ia bicara mau ikat persahabatan sedang ia dalam pakaian pria,
tentu saia akan dituduh la akan berbuat tidak baik terhadap si
nona. Sedang dari kata-kata si nona, kelihatannya Eng Lian
sudah jengkel dan mengatakan dirinya adalah pemuda
bangor. Ia sebenarnya dapat mengaku pada Eng Lian bahwa
dirinya adalah wanita, sejenis dengan si dara cilik tapi In Hiang
tidak mau membuka rahasi dirinya.
sampai disini kita kembai kepada Lo In yang bertapa di gua
ular sakti.
Entah berapa lama ia di dalam sin-coa-tong, tahu-tahu
sudah berjalan tiga bulan, Isinya It-sin-keng telah diyakinkan
dengan sempurna oleh Lo In hingga sekarang jago cilik kita
kepandaiannya berlipat hebatnya, rasanya sukar menemukan
tanding a n pada masa itu- Pada suatu pagi ketika cuaca mulai
terang tanah, Lo In berkemas-kemas untuk meninggalkan gua-
Ia telah simpan lagi It-sin-keng dalam tempatnya di dinding
gua yang berlubang- setelah ia simpan rapi, ia mendorong
perlahan pada dinding di samping kiri lubang- Dengan
otomatis lubang itu lantas menutup, Lo In tahu rahasia
membuka dan menutup lubang dari kitab mujizat itu.
Kemudian Lo In mendekati kuburan dari Kong In sianjin,
dimana ia berlutut dan mulutnya kemak kemik mohon diri
hendak berlalu dari gua dan mohon sang guru melindungi
dalam perjalanan hidupnya dan berjanji tidak akan
menurunkan kepandaiannya yang ia yakinkan dari It-sin-keng
kepada sembarang orang kecuali kepada orang yang berbakat
dan dinilai ada jodoh untuk menerima warisan sakti itusebagai
penutup, ia berkata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"dalam perjalanan tecu ini, mohon suhu menunjukkan jalan
supaya tecu dapat menemui ibu dan ayah tecu, mana kala
mereka memang masih hidup- Untuk mana tecu sangat
berterima kasih sekali kepada suhu-"
setelah beberapa kali anggukkan kepala tanda memberi
hormat yang penghabisan, Lo In lantas bangkit dari
berlututnya lalu menghampiri si ular raksasa yang sedang tidur
melingkar, Ia berkata,
"Coa-heng, aku mohon diri untuk berpisah denganmu.
Terima kasih atas kebaikanmu yang sudah banyak
menolongku dalam persediaan ransum sehari-hari dan
menemani aku dalam kesepian dalam gua ini. Harap kau baikbaik
saja menjaga suhu disini. suatu waktu bila aku ada
kesempatan, tentu aku akan datang kemari untuk bersujud di
depan kuburan suhu dan menanyakan keselamatan kau."
Ular raksasa itu seperti mengerti akan maksud Lo In yang
berkata-kata padanya, Ia telah bergerak dari melingkarnya.
Kepalanya diangkat tinggi-tinggi dengan lidahnya dimainmainkan
di mulutnya yang besar, lalu bikin gerakan seperti
manggutkan kepala mengucapkan selamat jalan kepada si
bocah wajah hitam, setelah itu ia melingkarkan pula badannya,
sementara itu Lo In pun sudah berjalan keluar dam sampai di
tepi mulutnya gua. Mata dan pendengarannya selama ia
menyekap diri meyakinkan It-sin-keng tiga bulan lamanya
dalam gua, jadi bertambah tajam.
Cuma hanya memandang ke depan, sebelum ia keluar gua,
ia sudah lantas tahu bahwa jauh di sekitar gua sudah banyak
orang yang menunggu. Entahlah mereka menunggu siapa.
Tapi Lo In duga bahwa mereka menunggu kemunculannya
dari dalam gua.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Untuk datang dekat, orang banyak yang menantikan itu
tidak berani sebab gua ular itu menjadi tersohor sebagai gua
maut. Banyak jago jago dari rimba persilatan telah menemui
ajalnya di sekitar sin-coa-tong yang beracun.
Jangan lagi Lo In sekarang sudah bertambah hebat
kepandaiannya, meskipun sebelum ia dapat kepandaian dari
kitab mujizat, ia tidak takut kepada mereka yang sedang
menantikan kemunculannya. Maka itu ia berlagak pilon dan
jalan dengan perlahan-lahan, setelah ia melayang turun dari
mulut gua.
orang banyak tercengang keheranan si bocah selamat
keluar dari gua. orang lain, jangan pun masuk keluar gua, baru
mendekati dalam jarak dua tombak saja sudah kena hawa
racun ular dan mati konyol.
Mereka mengawasi si bocah dengan mata tidak berkedip
pada saat Lo In berjalan perlahan ke arah mereka sedang
berkumpul. Kiranya yang berkumpul itu bukan hanya jago jago
dari kalangan biasa saja, tapi Hweshio dan Toojin juga tidak
terkecuali.
Mereka kasak kusuk dan dengan perlahan ada yang
mengatakan "Hek-bin-sin-tong" atau "si Bocah sakti muka
hitam". Pikir mereka, Lo In hanya mempunyai kesaktian yang
dapat memusnahkan hawa racun dan memasuki gua maut itu
saja.
Melihat Lo In mendatangi dengan tindakan biasa, romannya
juga tidak luar biasa kecuali wajahnya hitam legam macam
pantat kuali, mereka jadi besar hatinya untuk mencegat Lo In
karena mereka menganggap bahwa Lo In tentu sudah
mengantongi It-sin-keng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In tidak menyapa orang-orang yang berkumpul disitu. Ia
jalan terus tanpa melihat ke kiri dan ke kanan. Tiba-tiba ada
lima orang yang menghadang di depannya, semuanya jagojago
silat kelas wahid dan mempunyai Iwekang yang tinggi
melihat dari roman dan matanya yang tajam-tajam berwibawa,
umurnya pun diatas 40 an.
Mereka itu Tong-teng Ngo-eng atau "Lima Rajawali dari
telaga Tong-teng", bajak laut yang sangat tersohor pada masa
itu. Mereka lima saudara she Go bernama Tat, Ciat, Kiap, Liat
dan Hiat. Kepandaian mereka sangat tinggi, tidak ada yang
berani merintangi dalam sepak terjangnya sebagai kepala
bajak- Di samping kepandaiannya yang tinggi, mereka suka
bergaul, maka ada mempunyai banyak teman di kalangan
orang baik danjahat- oleh karenanya, pengaruhnya menjadi
bertambah saja dalam pekerjaan membajak-Berkali-kali
pemerintah mengirim pasukan tentara untuk membasmi
kawanan bajak itu, ternyata tidak berhasil. Bukan saja mereka
tidak dapat ditumpas, malahan pasukan pemerintah dibikin
kucar kacir. sejak itu kawanan bajak itu makin mengganas saja
dalam wilayah operasinya. Mereka mendengar kabar dari
sahabat-sahabatnya bahwa banyak jago jago Bu-lim datang
ke sin-coa-tong untuk coba memiliki It-sin-keng. Mereka juga
tak mau ketinggalan turut dengan teman-temannya yang pergi
ke sana.
sebetulnya tidak mudah orang mendapatkan It-sin-keng,
meskipun umpamanya tidak ada hawa racun yang keluar dari
gua. sebab untuk dapatkan kitab mujizat itu orang harus
berkelahi mati-matian diantara teman sendiri Dengan begitu
pasti akan terjadi pertumpahan darah dan memakan banyak
korban lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Terdorong oleh kabar-kabar angin, bahwa orang yang
memiliki kitab mujizat itu bisa berubah menjadi sakti
kepandaiannya, maka jago-jago dari Bu-lim (rimba persilatan)
tidak menghiraukan jiwanya lagi. Berbondong-bondong pada
datang ke sin-coa-tong tapi tidak ada satu diantaranya yang
dapat melewati jarak setombak saja dari mulut gua. Malah
dalam lingkaran dua tombak jauhnya orang sudah kesamber
hawa racun dan mati konyol.
Lo In yang sudah dapat memasuki gua maut itu, lantaran
rejekinya besar. Di samping kepandaiannya yang sangat
tinggi, Iwetan dari Tok-gan siancu yang dapat menolak hawa
racun, juga tiupan serulingnya yang memikat memegang rol
penting dalam usahanya memasuki gua maut. Coba kalau si
ular raksasa tak terpikat oleh ayunan lagu serulingnya hingga
tergopoh-gopoh sang ular keluar dari guanya, tidak demikian
mudah si bocah wajah hitam memasuki gua maut itu. Tentu
harus dilakukan pertempuran dahulu dengan si ular raksasa
sebelum Lo In berhasil masuk dalam gua.
Lo In masih belaga pilon ketika dicegat oleh Tong-teng
Ngo-eng. Ia menanya,
"Kenapa para paman mencegat aku, anak kecil yang
sedang lewat ?"
"Anak kecil ? Hm " mendengus Go Kiap, yang paling tidak
sabaran kalau menghadapi sesuatu urusan.
"Kau dapat memasuki gua maut, lantas kau dapat keluar
pula dengan selamat, Itu berarti bahwa It-sin-keng sudah ada
dalam kantongmu. Maka, kalau kau tahu gelagat, lekas
serahkan kitab itu pada kami orang dan kau boleh berlalu
dengan bebas dari sini, mengerti ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tidak tahu apa itu It-sin-keng ?" sahut Lo In dengan
ro"^an seperti takut.
G0 Kiap mendelu hatinya mendengar jawaban Lo In. Ia
lantas hendak membentak tapi urung ketika Go Ciat, jikonya,
mengedipi matanya sambil berkata,
"Nanti aku yang bicara dengan adik kecil."
Ia lalu mendekati Lo In, katanya,
"Adik kecil, tak sembarang orang dapat memasuki gua
maut untuk mendapat It-sin-keng. Dalam lingkaran dua
tombak dari gua saja orang tak sanggup mendekati karena
hawa racun dari gua itu merupakan tembok untuk orang dapat
memasuki gua maut. Maka jikalau kau tidak mempunyai
kepandaian yang berarti, mana dapat kau pergi ke sana ?
Pengakuanmu bahwa kau tak tahu It-sin-keng itu hanya dalih
diada-adakan saja. Maka untuk jangan kita satu sama lain
bermusuhan, baiknya kau serahkan saja kitab mujizat itu pada
kami orang Tong-teng Ngo-eng "
"Nama kalian begitu mentereng." sahut Lo In.
"Kalau kalian berkepandaian tinggi boleh coba memasuki
gua untuk mendapatkan It-sin-keng. Kenapa kalian mesti
menggerembengi aku si anak kecil yang tidak tahu apa-apa ?"
"Betul kau tidak membawa keluar It-sin-keng ?" tanya Go
Tat, si toako dari Tong-teng Ngo-eng.
"Kenapa aku mesti membohongi kalian ?"
"Mari aku geledah badanmu " menyela Go Hiat, si bontot.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Memangnya aku maling mau digeledah ?" kata Lo In
kurang senang.
"Maling atau bukan, tetap kami akan menggeledah kau
untuk membenarkan pengakuanmu bahwa kau tidak
membawa keluar It-sin-keng " kata Go Hiat pula.
sebenarnya kalau Lo In kasih dirinya digeledah urusan
sudah lantas selesai sampai disitu saja dan ia boleh
meninggalkan tempat itu. Apa mau si bocah penasaran
mendengar orang berkukuh mau menggeledah dirinya, Ia
anggap perbuatan itu sangat menghina dirinya sedang untuk
menghadapi lima saudara Go itu ia anggap remeh.
"Belum pernah aku menemui orang-orang seperti kalian
tidak tahu malu, menghina seorang anak kecil." kata Lo In.
"Apa kalian kira mampu menggeledah diriku ?"
Tong-teng Ngo-eng melenggak mendengar jawaban Lo In
yang jumawa.
Go Kiap, si shako yang dari tadi diam saja lantas berkata,
"Anak hitam ini mau tahu kelihaiannya Tong-teng Ngo-eng.
Maka Ngote, kau kasih lihat kelihaian kita "
Go Hiat tertawa terbahak-bahak mendengar anjuran
shakonya. setelah tertawa. tiba-tiba saja ia menyergap Lo In
dengan kecepatan kilat. Pikirnya, sekali sergap si bocah akan
berada dalam kekuasaannya. Tapi ia lupa bocah yang
didepannya itu bukan bocah sembarang bocah yang disergap
menghilang, tahu-tahu sudah ada dibelakangnya dan
menyentil kuping kirinya dari belakang, sakit bukan main
sentilan Lo In sampai dirasakan panas ke ulu hati. Ia kaget tapi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lantas putar badannya untuk menyerang Lo In. si bocah tidak
berkelit hanya ia acungkan jari telunjuk tangan kanannya,
tahu-tahu Go Hiat sudah tertotok jalan darah pada telapak
tangannya dan jatuh terkulai.
Melihat saudara mudahnya demikian mudah dirobohkan,
maka Go Tat sudah lantas serukan saudara-saudaranya untuk
maju berbareng, orang banyak hanya melihat sekelebatan Lo
In bergerak dengan dua tangan dan sepasang kaki terpentang,
tahu-tahu empat lawannya pada roboh saling susul kena
tertotok jalan darahnya.
"Hahaha Berani main-main pada tuan kecil ?"
Lo In tertawa gelak-gelak sambil menolak pinggang beraksi,
memandang pada lawan-lawannya yang sudah tidak berkutik
duduk di tanah.
semua jago-jago pada kaget nampak kepandaian Lo In
yang luar biasa. Mereka semua menduga bahwa kepandaian
itu tentu si bocah dapatkan dari It-sin-keng. Mereka mengiri
dan dalam hati masing-masing seperti satu pikiran ingin
menangkap Lo In dan merampat It-sin-keng dari tangannya.
Tampak kira-kira sepuluh orang yang bersatu pikiran telah
mengurung Lo In.
si bocah wajah hitam ketawa. Ia berkata,
"oo, kalian juga ingin tahu ilmu sakti dari It-sin-keng ? Mari,
mari semua maju " tantangnya seraya haha hihi ketawa.
sepuluh jago kawakan yang sudah ada nama diketawakan
dan ditantang oleW satu bocah yang bau tetek ibunya juga
belum hilang, terang amarahnya mereka meluap. Tanpa
banyak cakap pula, mereka menerjang dengan tenaga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
maksimum. Tiba-tiba saja Lo In mengebas dengan tangan
bajunya sambil berputar badannya. Tahu-tahu id orang yang
menerjang dengan kalap tertolak mundur tiga tindak, mukanya
meringis-ringis seperti tak tahan merasakan kesakitan
dadanya kena disentuh angin lengan baju si bocah-
Mereka berdiri tertegun semuanya, tidak ada yang berani
maju lagi. Diam-diam mereka mengerahkan tenaga dalamnya
untuk menjalankan pernapasannya yang barusan dirasakan
seperti macet kena angin kebutan tangan baju Lo In.
sekarang tujuh imam maju berbareng sambil menghunus
pedangnya. Mereka itu adalah imam-imam campuran Bu-tongpay,
Kun-lun-pay, Ceng-shia-pay dan entah dari pay mana
lagi, seperti sudah sepaket mereka maju bertujuh-
Tek Hie Totiang dari Bu-tong-pay yang mengepalakan
kawanan imam itu maju ke depan dan berkata pada Lo In,
"Adik kecil, kepandaianmu sungguh harus dikagumi.
Melihat kepandaianmu yang luar biasa itu, meskipun kami
merasa malu, terpaksa kami maju ramai-ramai untuk belajar
kenal dengan ilmu pedang dari It-sin-keng. Harap kau jangan
sungkan untuk merobohkan kami sebab itu merupakan satu
pelajaran yang baik sekali "
"oo, Totiang sekalian mau main pedang ?" Lo In tanya
dengan gembira.
Tek Hie Totiang dan kawan-kawannya menjadi heran
nampak Lo In tenang-tenang saja, malah kelihatan gembira
diajak adu pedang- Diam-diam mereka merasa keder, apakah
mereka juga akan mengalami nasib serupa dengan temantemannya
yang sudah dipecundangiTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam sangsi mereka melihat Lo In sudah mencabut
pedangnya.
Jago cilik kita baru kali ini bertempur dengan pedang
lantaran ditantang oleh tujuh lawannya. Biasanya Lo In paling
takut menggunakan pedang untuk bertempur, takut salah
tangan dapat membinasakan orang. Tapi setelah ia
mempelajari ilmu pedang dari It-sin-keng, ketakutan akan
membinasakan orang itu dapat ia atasi karena dalam It-sinkeng,
ia dapat pelajaran yang istimewa ialah cara
mematahkan serangan lawan dan caranya menyerang tanpa
mencelakakan lawan sampai binasa.
Justru ia ingin praktekkan ajaran ilmu pedang dalam It-sinkeng
itu. Apa mau ia sekarang ditantang oleh Tek Hie Totian
untuk adu pedang, tidak heran kalau ia berseri-seri disamping
wajahnya yang sangat terang.
"Mari kita mulai" tantang Lo In dengan ketawa nyengirnya
yang khas.
Kawanan imam itu adalah jago-jago yang tinggi ilmu
pedangnya dan sudah banyak pengalaman dalam bertempur,
sebetulnya mereka merasa malu maju dengan tujuh orang
mengeroyok satu anak kecil seperti Lo In. Akan tetapi karena
mereka jeri kalau maju hanya dua tiga orang saja, maka
perasaan malu tadi mereka tekan lenyap dari hatinya. Tampak
mereka tidak seeji (sungkan) lagi untuk menyerang Lo In
dengan berbareng.
Masing-masing telah menggunakan tipu serangan masingmasing
partainya, secara diperhitungkan. Maka keluarlah tiputipu
menyerang seperti "Giok-lie-tou-so" (Bidadari menenun),
"Ki-hwe-siauw-hian" (Angkat obor membakar langit), "ouwTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
liong-pa-bwee" (Naga hitam menggoyangi buntut), "Yu-liongtam-
jiau" (Naga memain ulur kukunya) dan lain-lain ilmu
serangan yang dahsyat untuk merobohkan Lo In.
Malah ada diantara imam-imam itu yang telengas dan mau
merobohkan si bocah dengan mengambil jiwanya. Tapi
herannya Lo In tidak menggunakan segala tipu pukulan untuk
dipakai menangkis dan menyerang, Ia hanya mainkan
pedangnya hanya seenaknya saja hingga membikin lawanlawannya
menjadi bingung dan gelabakan untuk mengelakkan
serangan Lo In yang dengan sekonyong-koyong tibanya.
Pertarungan berjalan lama juga. Ini bukan berarti si bocah
sakti keteter, tapi ia main-main saja dengan ilmu pedangnya
yang sakti. Terlalu cepat mengalahkan jago-jago pedang yang
jumlahnya sampai tujuh orang sangat keterlaluan. Dimana
mereka akan menaruh mukanya kalau dalam dua tiga
gebrakan saja mesti terjungkal ditangannya satu bocah yang
tidak terkenal. Rupanya mereka belum dengar tentang
munculnya satu bocah sakti yang mendapat julukan "Hek-binsin-
tong". Kalau tidak mereka akan pikir-pikir dulu untuk
menggempurnya. Apalagi melihat si bocah sakti barusan saja
keluar dari pertapaannya, Itu berarti bahwa kepandaiannya
sudah berlipat ganda-
Adalah pada saat itu, sewaktu mereka dengan gembira
mengurung Lo In ditengah-tengahi tiba-tiba tubuhnya Lo In
berputar, pedangnya menyambar laksana kilat, disusul oleh
suara berkelontrangan dari jatuhnya senjata pedang. Di lain
detik Lo In tampak sudah memasukkan pula pedang dalam
sarungnya dan wajahnya berseri-seri dengan tenangnya.
Tujuh orang imam tampak berdiri bagaikan patung dalam
formasi mengurung. Pedangnya masing-masing sudah dilucuti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In dengan totokan pada "yang-kok-hiat", jalan darah pada
pergelangan tangan, satu gebrakan yang menakjubkan dari
jago cilik kita, membikin banyak orang yang belum turun
tangan pada melongo heran.
Pada saat Lo In hendak meninggalkan tempat itu, tiba-tiba
ia mendengar suara ramah berkata,
" Harap siaosicu tunggu sebentar"
Ketika Lo In menoleh, kiranya yang berkata tadi adalah
seorang paderi (Hweshio) berwajah welas asih- Itu
menandakan bahwa paderi itu adalah seorang paderi saleh-
Lo In tidak berani kurang ajar menghadapi paderi saleh itu.
Maka ia cepat-cepat datang mendekati dan berkata,
"Taysu, ada urusan apa menahan kepergianku "
"Siaosicu, lolap Hu Hong dari siauw-lim-sie, ingin memohon
kerelaanmu." sahut paderi dengan ketawa ramah hingga Lo In
senang melihatnya.
"Dalam urusan apa itu, Taysu ?" tanya si bocah-
"Tentu urusannya mengenai It-sin-keng." jawabnya.
" Kitab sakti itu ditulis oleh Lo-cianpwe kami kira pada -100
tahun yang lalu.Jadi terang itu adalah milinya siauw-lim-sie.
Kedatangan kami kesini sudah terlambat dengan didahului
oleh siaosicu. Hal mana membuat kami menyesal sekali, Itsin-
keng itu ditulis oleh Lo-cianpwe Kong In sianjin. Terang
kitab itu termasuk kitab pusaka dari siauw-lim-si. Maka Lolap
mohon kesediaan siaosicu supaya kitab itu dikembalikan
kepada siau-lim-si."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam hati Lo In pikir paderi tua ini pandai juga bicara
halus. Kalau kawanan paderi dari siau-lim-si ada kepandaian,
sudah siang-siang mereka memasuki gua maut untuk
mengambil It-sin-keng sebagai kitab pusaka dari partai siaulim.
Kenapa mesti menunggu sampai sekarang dimana
banyak jago-jago sudah banyak yang tewas ? Itu tentu suatu
kenyataan memang kawanan paderi dari siau- lim-si tidak
punya kesanggupan. Dari beberapa Hweshio yang
menggeletak sudah menjadi mayat, mungkin mereka itu
adalah Hweshio-hweshio dari Siau-lim-si.
Dari perkataan sipaderi tua, memang beralasan bahwa Itsin-
keng adalah miliknya siau-lim-pay- oleh karena
pengarangnya adalah Kong In sianjin dari siau-lim-si- Tapi
bagaimana ia dapat mengembalikan kepada Hui Hong Taysu,
sedang kitab itu tidak ada padanya ? Itu mustahil. Dalam It-sinkeng
sudah disebut, hanya orang yang berjodoh saja dapat
meyakinkan kitab mujizat itu. Dan ia justru yang mempunyai
jodoh, makanya jalan memasuki gua ular tidak dihalanghalangi.
setelah memikir sejenaki maka Lo In berkata-
"Taysu, bukannya aku tidak mau mengembalikannya sebab
kitab itu tidak ada padaku- Kalau kalian dari siau-lim-si punya
kepandaian, boleh coba-coba memasuki gua ular dan
mengambilnya sendiri di sana "
Hui Kong Taysu, adik seperguruan dari Hui Hong Taysu
yang berdiri di dekatnya sang kakaki mendengar perkataan Lo
In, matanya mendelik pada si bocah- Kelakuan itu tidak
dihiraukan oleh Lo Insesudahnya
mendengus, Hui Kong Taysu berkata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagus, kami orang pergi ke sana mau mencari apa, mau
mencari angin ? Sedang kitab sudah ada di tangan sicusebaiknya
sicu jangan banyak putar lidah, lekas serahkan Itsin-
keng kepada kami "
"Hehe, tidak mau percaya, itu terserah " jawab Lo In yang
segera gerakan kakinya untuk berlalu dari mereka.
Hui Kong nampak Lo In lagaknya seperti tidak memandang
mata pada mereka dari siau-lim-si, partai yang paling menonjol
dalam Bu-lim, hatinya menjadi panas.
"Berhenti " bentaknya.
"Kau masih membandel? Hahaha Jangan kau kira kami dari
siauw-lim-si tidakkuat mencekuk batang lehermu anak kecil "
Dibentak berhenti barusan, Lo In merandek- Ketika ia
berpaling melihat Hui Kong Taysu unjuk roman bengis dan
mengucapkan kata-kata yang tidak enak didengar, bukannya
In menjadi takut malah timbul wataknya yang nakal dan suka
menggodai orang.
"Taysu, mungkin jago-jago silat yang ilmunya tinggi akan
gemetar mendengar perkataanmu barusan. Akan tetapi aku
anak kecil mana dapat digertak sebab aku tidak kenal apa itu
siau-lim-si dan apa "si" lagi. Hahaha........"
Menuruti hawa amarahnya yang meluap, Hui Kong sudah
mau menyerang Lo In tapi keburu Hui Hong mencegah, serta
katanya,
"sute, kau jangan kurang ajar kepada siaosicu. Apa tidak
lihat itu contoh kawan-kawan kita sudah tidak bisa bergerak
karena kelihaiannya siaosicu ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hui Hong tunjukkan perkataannya kepada Lo In.
"Mohon kau tidak membuat kami gelisah karena kitab
mujizat yang ada padamu, maka dengan hormat lolap Hui
Hong mohon siaosicu suka menyerahkannya."
Lo In pikir, kepala gundul ini benar-benar tidak bisa dikasih
mengerti. Buat apa ia melayani bicara, hanya buang tempo
saja. sedang hatinya sudah kepingin mencari enci Liannya
yang sudah lama tidak dijumpai, Ia berkata,
"Aku sudah kata, kitab tidak ada padaku. Kalau tidak
percaya, ya sudahlah "
seiring dengan kata-katanya, Lo In telah ngeloyor
meninggalkan dua Hweshio yang menjadi melengak
dibuatnya. Hu Kong tidak sabaran, belum berapa langkah Lo
Injalan ia sudah lompat menyusul, Ia memukul dengan angin
pukulan telapak tangannya dari belakang.
Pikirnya dengan angin pukulan yang berat itu, kalau si
bocah tidak terpental pingsan, sedikitnya ia akan
sempoyongan dan Lo In insyaf akan kelihaiannya jago dari
siauw-lim-si. Ia terlalu meremehkan kepandaiannya Lo In,
meskipun dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan
bagaimana si bocah sudah bikin terjungkal balik lawannya.
Lima Rajawali dari telaga Tong-teng masih belum dapat
berdiri, tujuh imam masih tinggal mematung dalam formasi
mengurung. Tidak cukup rupanya contoh itu bagi Hui Kong
Taysu dan menganggap dirinya lebih unggul dari mereka.
Dengan Iwekangnya yang sangat tinggi, dalam anggapannya
ia sudah menyerang atau membokong Lo In. pikirnya, kalau ia
dapat merobohkan si bocah sakti, bukan saja It-sin-keng dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ia rampas dari si bocah, tapijuga namanya akan menjadi
termashur.
Lo In belaga pilon kalau dirinya telah diserang, Ia jalan
terus dengan tenang-tenang saja. Tapi diam-diam ia
mengerahkan tenaga saktinya. Begitu angin pukulan Hui Kong
sampai, seperti ada tenaga gaib dalam dirinya Lo In telah
menolak balik angin pukulan tadi dan menghantam keras ke
dadanya Hui Kong, yang seketika itu juga merasa sesak
dadanya disusul oleh tubuhnya yang roboh terkulai dan
muntahkan darah segar.
Melihat sutenya roboh dengan tiba-tiba setelah menyerang
Lo In, cepat Hui Hong Taysu memburu dan menguruti jalan
darah sang sute supaya lancar lagi.
"Sute, kau kenapa roboh dengan tiba-tiba ?" sang suheng
menanya.
Hui Kong tak dapat menjawab suhengnya, kedua
tangannya hanya memegangi dadanya dengan mata
terbelalak- Hui Hong lantas menduga bahwa robohnya sang
sute kena Bu-eng-sin-kang (tenaga sakti tanpa bayangan) dari
Lo In. Maka Hui Hong jadi tidak senang. Meskipun ia satu
paderi yang ramah dan saleh, ia merasa tersinggung juga
kewibawaannya atas perbuatan Lo In. Maka seketika itu ia
angkat kepalanya memandang pada Lo In yang barusan ia
lihat jalan belum jauh dengan maksud memanggilnya balik
akan disuruh mempertanggungjawabkan atas lukanya sang
sute, tapi ia terkejut sebab si bocah sudah menghilang entah
kemana.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
setelah Hui Keng dapat dibebaskan dari rasa sesak
dadanya dan tidak memuntahkan pula darah segar, ia
menerangkan pada suhengnya,
"suheng, barusan aku roboh bukan karena serangan si
bocah- Hanya aku terpukul oleh angin pukulan sendiri yang
menerjang balik dan menghantam dadaku. Entah
menggunakan ilmu setan apa si bocah liar itu telah
merobohkan aku dengan segebrakan."
Hui Hong Taysu kepandaiannya sangat tinggi tapi ia tidak
bisa menebak kalau sutenya rebah lantaran pukulan berbalik
kalau tidak Hui Kong yang cerita. Hui Hong Taysu menghela
napas setelah mendengar penuturan sutenya.
Kemudian ia menghampiri tujuh imam yang berdiri
bagaikan patung dan membebaskan totokan, menyusul
gilirannya TOng-teng Ngo-eng juga dibebaskan oleh Hui Hong
Taysu. Mereka pada menghaturkan terima kasih kepada si
paderi dari siauw-lim-si.
sambil geleng-geleng kepala Tek Hie Totiang dari Bu-tongpay
berkata,
"Tadinya aku tidak percaya dalam dunia Kangouw ada
muncul satu bocah sakti muka hitam. Kini aku baharu percaya
kalau julukannya "hek-bin-sin-tong" memang tepat sekalisebelumnya
ia dapatkan It-sin-keng kepandaiannya sudah
sangat tinggi. Makanya sekarang ia sudah dapatkan It-sinkeng,
kepandaiannya entah berapa lipat ganda tambahnya.
Betul-betul bocah itu luar biasa, usianya paling-paling juga 17
tahun tapi sudah mempunyai kepandaian setinggi itu. sungguh
tiada manusia yang mengendalikan dirinya kalau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perbuatannya nanti ugal-ugalan, semoga dia akan memilih
jalan yang baik,"
Hui Hong manggut-manggut mendengar perkataan Tek Hie
Totiang.
Go Tat, toako dari Tong-teng Ngo-eng turut menyatakan
pendapatnya,
"sepanjang yang aku alami, bagaimana tinggi Iwekang dan
kepandaian silat seorang jago, masih dapat kita layani. Tapi si
bocah tadi sungguh luar biasa. Dapat merobohkan kami lima
saudara dengan sekaligus, sekarang dia masih bocah,
entahlah kalau usianya sudah meningkat. Terang
kepandaiannya diatas Kwee Cu Git tayhiap, yang orang
sangat sohorkan kepandaiannya yang sangat tinggi."
Demikianlah jago-jago dari dunia Kangouw itu pada
membincangkan dirinaya Lo In. semuanya pada memuji
kepandaian si bocah sakti. Cuma Hui Kong yang masih
mendelu dipecundangi Lo In tidak turut mengatakan apa-apa.
sementara itu Lo In sudah berada di tempat dimana banyak
kawanan kera yang tempo hari telah mengantarkan ia ke sincoa-
tong. Kawanan kera itu kegirangan ketika melihat Lo In
datang lagi.
Dalam tempo pendek saja, Lo In dirubung oleh kawanan
kera yang menanyakan halnya ia sudah memasuki gua maut.
Tapi Lo In belum mau melayani mereka dan terus saja melihat
kudanya yang tempo hari ia tinggalkan. Tentu saja ia hanya
dapatkan kerangkanya, Ia baru sekarang tahu kalau kudanya
telah mati.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In tidak memikirkan kudanya mati, lantaran apa- Tapi ia
lantas memeriksa pada bagian pelananya dan ia dapatkan
bahwa buntalannya sudah tidak ada disitu.
Ia jongkok dengan termenung-menung setelah mengetahui
bahwa buntelannya sudah lenyap. Lo In lalu menanyakan
pada kawanan kera, apakah sejak ia pergi dari situ, apakah
ada orang yang datang. Beberapa kera yang pernah ketemu
dengan Eng Lian telah menceritakan pada Lo In tentang
kedatangan seorang gadis jelita naik kuda dan telah mencari
Lo In, kemudian telah membawa pergi buntelan yang ada
pada pelana kuda. Lo in lantas menduga bahwa yang datang
itu tentu enci Liannya.
seudah tiga bulan ia bertapa di gua maut, sekarang kemana
ia mencari enci Liannya yang baik hati itu? Dimana sekarang
enci Bwee Hiang yang sejak berpisahan dengannya tidak
kedengaran kabar ceritanya ?
Mengingat bahwa enci Hiangnya membutuhkan
bantuannya untuk menuntut balas pada sucoan sam-sat,
hatinya merasa tidak enak- Ia tahu bahwa enci Hiangnya keras
hati, maka ia kuatir kalau Bwee Hiang tanpa dirinya sudah
menyatroni sucoan sam-sat, kemana ia hanya akan
mengantarkan jiwannya saja, sebaliknya Gari menuntut balas.
Bwee Hiang sebagai muridnya, Lo In tahu kepandaiannya
sampai dimana- Dengan sendirian si nona menghadapi Tiga
Algojo dari sucoan, terang bukan tandingannya dan Bwee
Hiang akan pecundang kalau tidak sampai di hina oleh Lie Kui
si muka hitam yang ceriwis kelakuannya- Ia mengharap dalam
perjalanannya mencari Eng Lian, di perjalanan ia akan ketemu
dengan enci Hiangnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak lama Lo In beristirahat di tempatnya kawanan kera
itu, sudah lantas melanjutkan perjalanannya. Tujuannya
adalah kota Gukwan, menemui ketua dari Cit-seng-pay untuk
menyerahkan pedang Lim Kek Ciang sekalian mengabarkan
tentang kematian tiga saudara dari cit-seng-pay.
Ia masih ingat akan pesan Lim Kek Ciang ketika hendak
menutup mata. Maka sekalipun Lo In ingin buru-buru mencari
Eng Lian dan Bwee Hiang, ia juga tidak mau telantarkan
tugasnya menyampaikan kabar kepada ketua Cit-seng-pay.
selagi Lo In enak-enakan lari di jalanan pegunungan, tibatiba
ia rasakan badannya melayang jatuh dan dirinya teringkas
oleh jaring yang kuat. Kiranya Lo In sudah menginjak jebakan
berupa lubang yang didalamnya ada dipasangi jaring yang
kuat.
Jebakan itu sebenarnya diperuntukkan menjebak macan
liar. sekarang bukan macan, tapi Lo In yang terjebak hingga si
bocah menjadi sangat kaget-
Jala yang menjaring Lo In terbuat dari bahan yang sangat
kuat, tak dapat diputuskan dengan tenaga manusia, sekalipun
Lo In ada mempunyai tenaga sakti-
Lantaran mana, Lo In terima nasib menanti sampai ada
orang yang mengangkat diirinya naik dari lubang jebakan itu.
Kesal juga Lo In menanti sebab orang baru mengangkat
dirinya naik setelah hari menjadi sore- Mereka yang
mengangkat Lo In menjadi kaget nampak yang dikeluarkan
dari jebakan itu bukannya binatang macan, hanya manusia
cilik muka hitamTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka pada gelak-gelak ketawa- Mentertawakan Lo In
yang sudah terbungkus rapat dalamjala perangkap- satu
diantaranya orang-orang itu lantas berkata pada Lo In,
"Hai bocah hitam, kenapa kau berada dalam perangkap,
bukannya macan ? Hahaha Boleh juga kau jadi macan hitam "
Teman-temannya yang lain pada tertawa mendengar sang
teman berkelakar.
"Hei, paman-paman. Aku tidak bersalah- Kenapa kalian
menjebak aku ?" tanya Lo In.
"Bocah hitam, kau bukannya tidak bersalah sama sekali."
"Memangnya aku bersalah apa ?"
"Kau bersalah sudah menginjak perangkap."
"Mana aku tahu ada dipasang perangkap."
"Memangnya kau buta huruf? Kapan 10 tindak sampai pada
lubang ada dipasangi tanda supaya orang berhati-hati jangan
lewat diatasnya perangkap macan."
Lo In melengak- Memang juga ia kurang hati-hati sampai ia
tidak melihat kepada papan pemberi tanda bahwa disitu ada
dipasang jebakan. Tidak melihatnya bukan lantaran si bocah
tidak bisa surat, hanya pikirannya sedang melayang-layang
sembari gerakkan kakinya.
Pada saat itu ia memikirkan tentang enci Liannya, enci
Hiangnya dan tugasnya untuk menyampaikan kabar kepada
ketua dari Cit-seng-pay.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ya, aku terima salah- Tolong kalian melepaskan aku dari
jaring ini." kata Lo In.
"Enak saja kau ngomong." sahut orang yang berkelakar
tadi-
"Memangnya kalian tidak mau lepaskan aku anak kecil ?"
tanya Lo In.
"Tiap apa saja yang masuk dalam jebakan dan kena jaring,
baik macan maupun manusia baru dapat dilepaskan setelah
ada ijin dari majikan kami. Maka sekarang, diam-diam saja
dahulu dalam jala sampai kami sudah melaporkan kepada
majikan."
"Siapa majikan kalian ?" tanya Lo In kepingin tahu.
"Buat apa banyak tanya ? sudah diam saja- Tunggu kami
kasih kabar ke sana."
Lantas orang itu yang rupanya adalah pemimpinnya telah
menyuruh salah satu orangnya untuk mengabarkan kepada
majikannya tentang terjebaknya Lo In.
Tidak lama orang yang suruhan itu kembali, Ia berkata,
"Jiya suruh kita jangan sembarangan lepas anak hitam ini.
Kita disuruh bawa dia kesana "
Lo In mendengar perkataan orang suruhan tadi- Ia kaget
lalu menanya,
"Siapakah Jiya kalian ? Mungkin aku mengenalnya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau perlu apa banyak omong ? Tunggu disana kau dapat
mengenali sendiri apakah juga kita itu ada kenalan kau atau
bukan."
Lo In tidak mau banyak omong lagi. Ia kasihkan dirinya
diaotong oleh mereka-
Tidak lama, Lo In sudah dibawa ke sebuah kampung yang
lantas ia kenali itu adalah Tiok chung, tempatnya Tiok-chungsam-
lie-
"Apakah aku akan dihadapkan pada Tiokichung-sam-lie ?"
tanyanya dalam hati-
Lo In ingat pada pertempuran antara Eng Lian dan
Tiokichung-sam-lie yang enci Liannya telah pecundangi
semua- Kalau mereka sekarang melihat dirinya, terang tiga
saudara Lie itu akan menimpakan amarahnya kepada dirinya
(Lo In).
Tempo hari ketika ditinggalkan oleh mereka, Tiokichungsam-
lie dalam keadaan tertotok dan totokan itu mungkin telah
terbuka sendirinya setelah makan waktu lama juga.
Apa yang Lo Inpikir memang benar, Ia telah dihadapkan
kepada Liesun, yang dipanggil jiya (majikan kedua) oleh
orang-orang bawahannya.
"Hehehe " terdengar si muka lonjong mendengus.
"Kiranya mudah saja kami akan membalas sakit hati tempo
hari. Kemana itu si budak liar ? Kemana perginya ? Kenapa
tidak bersamamu ? Hehehe, mungkin berselisih dijalan,
makanya budak liar itu kabur "