TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serangan goloknya Kiuko. Tangkisan disertai Iwekang hingga
Kiuko tergetar dan lompat mundur.
Ia merasakan sakit kedua belah tangannya, hampir-hampir
dua goloknya terlepas dari cekalannya.
"samko, maju " teriaknya seraya kembali menyerang.
Benar-benar samko tidak tinggal diam. Ia maju membantui
kawannya dengan senjata ruyung hingga Bwee Hiang
dikeroyok berdua.
Pertempuran berjalan seru. Dengan pedangnya si nona
kasih perlawanan tangkas dan lincah, tidak mengasih
kesempatan untuk dua lawannya menyerang dengan leluasa.
"Jangan kasih lolos budak liar ini, Kiuko " kata samko.
"Tentu saja. Lolos berarti kita tak dapat muka dari toako"
sahutnya.
"Budak ini wajahnya memang pantas buat jadi istri toako
kita "
"Ah, samko lihai juga matanya ya."
"Toako tentu kegirangan sebab gantinya yang mati, lebih
cantik,"
"Akur saja. Tentu kita dapat muka dan dapat hadiah dari
toako"
Bwee Hiang diam-diam menjadi gusar mendengar ucap
kata dua orang itu. Ia mengerti dirinya mau ditangkap
hidup,hidup untuk dijadikan istri ketuanya yang telah kematian
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
istrinya. Ketika samko hendak membuka mulut lagi, Bwee
Hiang mendahului berkata,
"Akan kuselot mulut bocormu Lihat.... "
Berbareng Bwee Hiang gunakan jurus ilmu pedang
kesayangannya ialah 'Bwee hiang boan wan' atau "Harumnya
bunga bwee memenuhi taman". Dalam tempo pendek saja
dua lawannya telah terdesak mundur berulang-ulang.
"Angin keras, burung hong terbang " tiba-tiba samko
berkata pada kawannya.
Itu adalah kata-kata rahasia dari 'Sip sam siao mo' yang
berarti
"Lawan alot, lekas lari1". Kode yang umum diantara
kawanan pemuda bergajul itu. Maka ketika mendengar itu
Kiuko sudah lantas siap-siap menunggu kesempatan untuk
angkat kaki-
"Nona manis, kami tidak ada tempo untuk melayani kau"
berkata samko, berbareng ia melompat ke samping kanan dan
Kiuko ke samping kiri lantas mereka lari dengan berpencar.
"Hm Mau lari?" bentak Bwee Hiang. Tapi ia kebingungan
karena harus menguber lawan yang mana diantaranya,
mereka larinya terpencarjustru
Bwee Hiang dalam sangsi, dua lawan yang ilmu
entengi tubuhnya tidak rendah, sudah menghilang di telah
kegelapan.
setelah berdiri termangu-mangu sejenak, Bwee Hiang
lanjutkan perjalanannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lari belum berapa lama, tiba-tiba ia merandek mendengar
ada orang memanggil,
"Nona manis, nona manis, aku ada disini"
Kapan Bwee Hiang menoleh ke arah orang yang
memanggil, kiranya Kiuko yang sedang berdiri kira-kira sejarak
tiga-empat tombak jauhnya. Bwee Hiang tidak mau kasih hati,
ia cepat menguber tapi Kiuko sudah lari siang-siang dari
tempat berdirinya.
Entah berapa lama Bwee Hiang menguber masuk keluar
diantara pepohonan, Kiuko masih belum kecandakjuga.
Akhirnya ia hentikan larinya dan jalan perlahan-lahan dengan
pengharapan ada orang yang datang pula mengganggu tapi
ternyata tidak ada apa-apa lagi sampai cuaca mulai terang.
Entah dimana sekarang dirinya berada, pikirnya paling
perlu ia mencari rumah orang atau kedai makanan untuk
menanyakan jalan sembari mengisi perutnya yang sudah
berkeruyukan kepingin diisi-
"Ha, disana ada rumah-" ia berkata dalam hatinya tatkala
melihat dari kejauhan ada satu rumah, entah rumah siapa itu-
Bwee Hiang cepati jalannya, di lain detik ia sudah ada
disana. Kiranya disitu terdapat 3-4 rumah, satu sama lain
jaraknya agak berjauhan.
Di waktu pagi-pagi begitu, rupanya penghuni-penghuni
rumah malas bangun. Makanya belum ada orang satu pun
yang kelihatan di pekarangan rumah.
Bwee Hiang dengan perlahan menghampiri sebuah rumah
diantaranya. Ketika ia hendak mengetuk pintu, tiba-tiba ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendengar percakapan di sebelah dalam, Ia tidak jadi
mengetuk pintu, hanya pasang kuping untuk mendengar apa
yang dipercakapkan. Kiranya yang bercakap-cakap itu adalah
suami istri.
"Kita punya dua anak lelaki, bukannya menjadi kebanggaan
orang tua, malah belakangan ini kelakuannya menjengkelkan
saja." kata sang suami seraya menghela napas. Lalu
melanjutkan,
"sia-sia saja aku mendidik mereka dalam ilmu silat sebab
mereka gunakan pada jalan yang salah- Bukannya aku
mendoakan, tapi satu waktu mereka akan menemui bencana
atas perbuatannya itu-"
"Kau ini orang tua apa-" terdengar istrinya memotong.
"Bukannya mendoakan anak-anak hidup selamat senang,
ini malah sebaliknya, mendoakan anak-anak mendapat
bencana. Macam apa kau sebagai orang tua ?"
"Aku sudah katakan, bukannya aku ingin menyumpahnya,
hanya satu waktu mereka pasti akan menemukan bencana
karena perbuatannya yang tidak benar." bantah sang suami,
sang istri terdiam mendengar perkataan suaminya.
"Bukannya membantu orang tua berburu binatang sebagai
nafkahnya, malah masuk perkumpulan. Kalau perkumpulan
yang tujuannya benar, tidak apa. Ini malah masuk
perkumpulan yang tidak benar. Apa nama perkumpulan itu,
kau tahu ?" kembali terdengar lelaki bicara.
"Tentu saja aku tahu." sahut istrinya.
"Apa ?" menanya sang suami, suaranya mendengus.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"sudahlah, kita jangan bicarakan itu"
"Kenapa tidak membicarakan itu, bukankah ini menyangkut
nasib anak-anak kita ?"
"ya, habis kau mau apa ?"
"Aku mau kau turun tangan untuk menyelamatkan anakanak
kita supaya mereka undurkan diri dari perkumpulan yang
dinamai sip sam siao......."
"Hussttt jangan sebut-sebut itu" memotong istrinya.
Bwee Hiang disebelah luar dapat mendengar dengan tegas
percakapan mereka. Mendengar pembicaraan itu, Bwee Hiang
paham kalau tuan dan nyonya rumah bukan orang jahat,
hanya anak-anaknya yang brengsek ikut-ikutan 'Sip sam siao
mo-'
si nona kembali urung mengetuk pintu, ketika mendengar
yang lelaki bicara pula,
"Aku sudah tua, tambahan sakitan saja. Kalau terus
menerus si Co dan si Kian tidak merubah perbuatannya dan
jadi orang benar, bisa-bisa aku mati lantarn kesal, kau tahu ?"
Istrinya tidak kedengaran memberikan sahutannya.
"Coba kau pikir," kata sang suami lagi.
"sampai begini begini hari kemarin sore belum juga pulang,
apa-apa anak-anak kita itu ? Ini gara-gara temannya si Kim
dan si Goan yang ajak-ajak mereka masuk jadi anggota dari
sip sam siao....."
"Hussttt " memotong istrinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" orang kata jangan sebut-sebut itu, masih juga mau
diulangi. Apa kau tua bangka ini sudah bosan hidup ?"
"Aku sudah tua, paling-paling juga aku dibunuh- Takut apa "
"Ngaco Kalau kau mati dibunuh, kau kira aku bakal enakenakan
tinggal hidup ?"
Diam-diam Bwee Hiang geli dalam hatinya- Pikirnya, setia
juga perempuan itu kepada suaminya. Di dorong oleh ingin
tahu, macam bagaimana suami istri itu, maka Bwee Hiang
sudah mengetuk pintu rumah.
"Nah, mereka baru pulang " kata sang suami.
"Biar kutegur mereka " sahut istrinya.
sebntar lagi, kapan pintu dibuka, nyonya rumah jadi
keheranan karena yang berdiri di depan pintu bukan anakanaknya,
hanya seorang gadis jelita dengan menyoreng
pedang di pinggangnya.
"Nona, ada urusan apa ?" tanyanya setelah kagetnya
hilangan.
Bwee Hiang tersenyum manis, Ia menjawab,
"Aku kesasar semalaman. Kalau bibi tidak keberatan, ingin
aku menumpang tinggal sebentaran untuk menghilangkan
letih. Nanti akan kuganti ongkos sekedarnya untuk kebaikan
bibi."
"oh, kau kesasar ? Mari, mari masuk-" mengundang nyonya
rumahTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang bertindak masuk- Di dalam ia dapatkan
seorang lelaki dari usia pertengahan, romannya pucat dan
agak lesu. Rupanya dia ini tuan rumah, pikir si gadisorang
laki-laki itu bangkit dari duduknya ketika melihat
Bwee Hiang bertindak masuk dengan membekal pedang, Ia
menyambut dengan hormat, sedang si gadis menjura
kepadanya sambil berkata,
"Mohon paman memaafkanku, pagi hari begini datang
mengganggu ketentramanmu. Aku semalaman kesasar jalan,
maka aku minta kepada bibi tadi menumpang tinggal
sebentara disini untuk menghilangkan lelah-"
"oo, boleh- Kenapa mesti bilang mengganggu ketentraman
segala." sahutnya ramah-
"Mari duduk disini-" mengundang nyonya rumah-
Bwee Hiang tidak pakai malu-malu, ia menghampiri bangku
dan duduk diatasnya-
Tuan dan nyonya rumah temani sigadis yang tengah betuli
ikat rambut kepalanya yang aduk-adukan. Mereka mengawasi
parasnya Bwee Hiang yang cantik,
setelah kesengsem dengan kecantikan si nona, nyonya
rumah melirik pada suaminya yang ketawa nyengir ke arahnya
ketika istrinya mengedip kepadanya dan acungkan jempolnya.
sang suami rupanya mengerti akan alam pikiran sang istri
yang menghendaki seorang anak gadis yang demikian
cantiknya.
"oh " tiba-tiba nyonya rumah berkata, seperti baru sadar.
Berbareng ia sudah bangkit dari duduknya, pergi ke belakang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tidak lama ia sudah muncul lagi dengan barang hidangan
sekedarnya.
"Wah, aku jadi membikin repot bibi saja." kata Bwee Hiang
ketika nyonya rumah meletakkan barang hidangan di atas
meja.
"Ah, tidak sama sekali." sahutnya.
"Kau semalaman kesasar di pegunungan, sudah tentu
sangat kelaparan bukan ?"
Bwee Hiang anggukkan kepala melihat nyonya rumah
tersenyum ke arahnya.
Air teh hangat segera dituan ke dalam cangkir masingmasing
oleh nyonya rumah, sambil berkata,
"Mari nona, silahkan minum dan coba kuenya yang ada."
Bwe Hiang girang hatinya menemui nyonya rumah
demikian ramah tamah-
"Mari paman, kita mulai." mengundang Bwee Hiang.
Dengan tidak malu-malu lagi ia angkat cangkir teh, dihirup
isinya sampai habis. Hawa hangat terasa dalam badannya
setelah minum air teh, lalu ia menjumput kue dan disikatnya
dengan bernapsu.
Dari tanya jawab yang berlangsung, Bwee Hiang dapat
tahu kalau tuan rumah itu she Phang, lengkapnya Phang Leng
cu. Tinggal dalam daerah pegunungan pek-kut-nia sudahtahun
bersama istri dan dua anak lelakinya, pekerjaannya
berburu binatang yang hasilnya dijual untuk menutup ongkos
sehari-hariTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Dua anak lelaki itu kembar." menerangkan Leng cu.
"Mereka biasa membantu aku berburu. Tapi belakangan ini
sangat malas dan malah ma....."
sang istri deliki mata ke arahnya, hingga ia tidak
meneruskan omongannya-Leng cu menundukkan kepala
seraya menghela napas-
Bwee Hiang lihai matanya, dapat melihat kode dari nyonya
rumah tadi yang melarang sang suami meneruskan bicaranyasi
gadis mengerti karena sudah mendengar percakapan
mereka, yang dimaksud Leng cu adalah 'masuk sip sam siao
mo'.
Si nona menghibur, katanya,
"Anak-anak belum dewasa, memang suka menjengkelkan
orang tua. Tapi paman, jangan lekas putus asa. Kalau mereka
sudah cukup dewasa dan bisa menggunakan pikirannya,
sudah tentu tabiatnya akan berubah."
"Kau bicara betul, nona. orang tua ini sebagai ayahnya,
tidak punya pikiran ke situ. Maunya uring-uringan saja dan
menyesalkan si Co dan si Kian tidak berbakti, tanpa memberi
nasehat kepada anak-anaknya." kata nyonya rumah-
"Nona rupanya pandai ilmu silat, maka pedangnya tidak
ketinggalan." kata Leng cu, menyimpangkan pembicaraan
barusan.
"Ah, aku hanya belajar silat kampungan saja." sahut si
gadis merendahTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku bawa-bawa pedang hanya sebagai teman saja,
menghilangkan kesepian dijalanan."
"Sebenarnya nona hendak kemana ?" tanya nyonya Leng
cu.
Bwee Hiang pikir, tidak perlu ia memutar sewajarnya, maka
ia menjawab,
"Aku keluar bersama teman, tapi dijalanan aku berpisahan
untuk suatu urusan. Mungkin temanku itu sudah balik ke
suyangtin. Aku hendak pulang ke sana tapi tak menemui
jalanan, malah kesasar dan sampai disini-"
Leng cu manggut-manggut. "Aku tinggal disini sudah lama,
tapi belum pernah pergi sana sini. Maka tidak tahu dimana
letaknya suyangtin." berkata ia kepada Bwee Hiang.
"Kalau kutahu, tentu aku bisa unjukkan dimana letaknya,
meskipun aku tidak mengantar sendiri nona ke sana."
Bwee Hiang tadinya hendak menanyakan dimana letaknya
suyangtin, tapi tidak jadi karena sekarang sudah mendengar
tuan rumah tidak tahu dimana letaknya dusun dari Lima
Harimau itu. Hatinya menjadi tidak tentram, kuatir tidak
berjumpa pula dengan Kim Wan Thauto dan adik kecilnya Lo
In.
Tengah ia termenung-menung memikirkan nasibnya, tibatiba
pintu digedor secara kasar dari sebelah luar. Tampak
nyonya rumah tergopoh-gopoh lari ke pintu dan membukanya.
Dua anak muda kelihatannya berjalan masuk- Mukanya
sama, perawakannya juga sama. hanya yang jalan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
belakangan ada sedikit tinggian. Tidak jelek wajah dua
pemuda itu, cuma sikapnya kasar terhadap orang tua.
Mereka anggap sang ibu yang membukai pintu sebagai
pelayannya saja. Malah mereka menyahut kasar sekali ketika
ditegur ibunya, kenapa mereka baru pulang sejak pergi
kemarin sore.
"Ibu untuk apa banyak tanya ?" bentak Teng Co-
"Apa ibumu tidak boleh menanya ?" balik tanya sang ibu-
"Pergi dan pulang kami berdua tak usah ditanya, pekerjaan
ibu hanyalah membukai pintu, selesai " kata Teng Kian, sang
adik,
"sstt Jangan omong keras-keras- Di dalam ada tamu-" kata
sang ibu.
"Tamu siapa ? Pakai terima tamu segala " menggerutu
Teng Co, seaya hendak berjalan masuk tetapi dicegah oleh
adiknya Teng Kian sambil berkata, "Kita intip saja siapa tamu
itu"
Mereka mengintip di balik tirai yang memisahkan dua
ruangan, depan dan tengah- Bwee Hiang di ruangan tengah
sedang bercakap-cakap dengan tuan rumah-
Kapan mereka lihat siapa yang berada di dalam, hampir
berbareng mereka mundur setindak dan saling pandang
hingga sang ibu menjadi heran.
"Kalian kenapa ?" tanya ibunya, tidak mengerti akan
kelakuan dua anaknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"sstt " Teng co tempelkan jari di mulutnya, sekarang ia yang
memberi tanda pada sang ibu agar jangan omong keras-keras.
"Memangnya kenapa ?" tanya lagi sang ibu perlahan.
"Nona itu adalah nona yang semalam menghajar kami
orang dari sip sam siao mo-" jawab Teng co perlahan, hampir
berbisik,
"Aku kuatir dikenali dia, bisa runyam "
sang ibu terkejut, Ia bertanya,
"Apa kalian berdua juga turut mengeroyok ?" Teng Co dan
Teng Kian manggut berbareng.
" Celaka " seru sang ibu perlahan.
"Dengan berapa orang kalian mengeroyok?"
"Delapan orang, malah Citko binasa ditangannya " sahut
Teng Kian.
Nyonya rumah menggigil badannya, Ia ketakutan, dalam
hatinya mengira kedatangan si nona tentu mencari dua
anaknya. Mungkin akan dibinasakan
"Ai, kenapa kalian ikut-ikutan ?" menyesalkan si nyonya.
"Bagaimana tidak ikut-ikutan kalau perintah toako "jawab
Teng co-
Nyonya rumah tak sempat bicara karena matanya berkacakaca.
Ia sedih akan kelakuan anak-anaknya. Pikirnya, apakah
kedatangan Bwee Hiang seperti apa yang dimaksudkan oleh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
suaminya tadi, bahwa anak-anaknya bakal menemui bencana
?
"twako, mari kita keluar lagi " ajak Teng Co pada saudara
mudanya.
"Nanti dulu." sahut Teng Kian.
"semalam kita mengeroyok dia pakai topeng, kalau kita
ketemu dia sekarang, mana dapat dikenali ?"
"Ah, aku takut dikenali." kata Teng Co, jeri ia untuk masuk
ke dalam.
"Tidak. coba mari ikut aku " mengajak Teng Kian, yang
ternyata ada jauh lebih tabah dari sang kakak- Karena begitu
ia habis mengucapkan kata-katanya lantas membuka tirai dan
berjalan masuk-
Teng Co kepaksa mengikuti di belakangnya.
Di depan sang ayah, dua anak itu memberi hormat dan
menanyakan kesehatannya hingga Leng cu menjadi melengak
keheranan sebab tidak biasanya dua anak itu berlaku
demikian. Diam-diam ia jadi girang, dua anaknya itu bisa unjuk
kelakuan sopan di depannya sang tetamu, Ia berkata pada
dua anaknya,
"Heeiii, kalian memberi hormat pada cici ini yang kebetulan
mampir dalam rumah kita."
Teng Kian dan Teng Co menurut, yang mana dibalas oleh
si nona dengan semestinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang sudah termasuk gadis Kangouw, tidak kikukkikuk
lagi menghadapi dua pemuda itu, malah ia belaga pilon
atau seakan-akan ia baru ketemu dengan mereka.
Hanya sebentaran Teng Co dan Teng Kian pasang omong,
la lalu permisi meninggalkan tamunya dengan alasan ada
urusan yang harus dibereskan. Mereka menganggap si nona
sudah kena dikibuli, tidak mengenali mereka.
"Nah, aku bilang juga apa ?" kata Teng Kian ketika mereka
sudah berada berduaan dalam kamarnya.
"Tentu dia tidak mengenali kita, sebab kita mengenakan
topeng semalam."
"Coba kita ngeloyor keluar, tentu akan menerbitkan
kecurigaan."
"Kau benar, bisa memikir panjang, Pweko (kakak ke-8?)-"
kata Teng Co-
"siko (kakak ke-4) suka gampang mundur saja sih-
Selamanya kita tak dapat mengerjakan urusan besar dan
mendapat pujian dari toako" kata Pweko alias Teng Kian
dengan bangga barusan dipuji sang engko
"Kau bilang urusan besar, apa maksudmu dengan kata-kata
itu ?" tanya siko
"Haha, kalau kita dapat mempersembahkan dia untuk
toako, bukan itu suatu perbuatan yang besar yang kita sudah
lakukan?"
"Dia begitu lihai, mana bisa kita berdua dapat
menggempurnya ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"ah, kau benar-benar sangat tolol. Kalau kita terangterangan
berkelahi dengannya, sama saja dua ketimun
ketemu duren. Tentu tidak bakal menang Tapi kita haru
menggunakan akal untuk menangkapnya, hahaha "
siko menjadi heran melihat tingkah laku adiknya, Ia lalu
menanya akal apa yang akan diandalkan untuk menangkap
Bwee Hiang.
"Mari aku kasih tahu." sahut si adik denagn bangga, siko
mendekati adiknya yang lalu berbisik di telinganya.
"Ah, kau benar-benar jempol " memuji siko seraya
acungkan jempolnya. setelah berunding, kakak beradik itu
lantas masuk tidur.
Hulah kerjanya anggota 'Sip sam siao mo', siang dipakai
malam, malam dipakai siang, jadi terbalik menggunakan
tempo seperti dengan orang-orang biasa.
Di lain ruangan, tampak Bwee Hiang enak-enak saja
ngobrol dengan Leng cu dan nyonya rumah- Kalau sang suami
kelihatan gembira kongkouw dalam hal ilmu silat dengan Bwee
Hiang, adalah sang istri kelihatan murung saja-
Leng cu mengira istrinya mendongkol pada dua anaknya,
maka ia tidak menanyakan sebab apa kemurungannya itu.
Akan tetapi Bwee Hiang diam-diam sudah tahu kekesalan
nyonya rumah yang merasa kuatir akan keselamatan dua
putranya, si gadis yang lihai pendengarannya sudah dapat
menangkap pembicaraan mereka dibalik tirai tadi-
Mula-mula ia lihat nyonya rumah sangat gembira melayani
ia bicara, itu sebelum anak-anaknya pulang. Akan tetapi
sesudah anak-anaknya ada di rumah, kelihatannya nyonya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rumah berubah sikapnya seperti sedang berduka. Tapi, untuk
itu, si nona belaga pilon.
"Aku masih merasa letih." tiba-tiba Bwee Hiang berkata.
"Bagaimana kalau aku malam ini menginap semalam disini-
Apa kalian tidak keberatan ?"
Nyonya rumah diam, tapi Leng cu lantas menjawab,
"Tidak, tidak, malah kita senang sekali kalau nona tidak
mencela rumah kami yang buruk ini-"
Nyonya rumah melengak- ia melengak terkejut- Pikirnya, si
nona menginap dalam rumahnya, apakah hendak melakukan
pembunuhan atas mereka serumah diwaktu malam? oh,
sungguh ngeri sekali kalau sampai ada kejadian demikian.
Ia sebisa-bisanya tindak perasaan takutnya, tampak
mulutnya tersenyum ramah dipaksakan hingga Bwee Hiang
dlam-diam merasa geli dalam hatinya.
"Nah, aku sudah makan cukup hidangan kalian. Aku akan
pergi dulu dan sebentar sore aku balik untuk menginap disini-"
kataBwee Hiang tiba-tiba permisi berlalu.
"Kau hendak kemana, nona ?" tanya Leng cu.
"Aku hendak cari tahu dimana letaknya dusun suyangtin."
sahut si nona.
"Baiklah kalau begitu." kata Leng cu.
"Beberapa lie dari sini, kau akan ketemu beberapa rumah
yang juga penghuni-penghuninya adalah memburu binatang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seperti aku. Kau tanyakan saja disana, barangkali saja mereka
tahu."
"Terima kasih, paman. Nah, bibi, saya permisi dulu " kata
Bwee Hiang seraya bangkit dari duduknya dan bertindak
keluar dari rumah diantar oleh nyonya rumah dan tuan rumah.
setelah si nona pergi dan tidak kelihatan bayangannya lagi,
Leng cu menanya pada istrinya,
"Aku lihat kau hilang kegembiraan terhadap si nona.
Apakah kau tidak senang kepadanya ? Tidak biasanya kulihat
kau perlakukan tamu macam begini-"
"Aku bukannya tidak senang." jawab sang istri.
"Dia itu adalah algojo yang akan membasmi kita serumah,
kau tahu ?"
"Hah " Leng cu terkejut bukan main. "siapa bilang ? Dari
mana kau tahu ?"
sang istri lalu cerita apa yang ia dengar dari dua anaknya,
bahwa si nona semalam sudah menghajar kawanan 'Sip sam
siao mo' kocar kacir.
"Aku menduga kedatangannya si nona itu adalah alamat
bencana bagi kita sekeluarga." kata sang istri, tubuhnya
menggigil.
"Bagaimana baiknya sih, uh, uh, uh-..." ia menangis sedih
dan ketakutan.
Jangan ketakutan dulu." membujuk sang suami.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apa sudah jelas niatnya itu ? Memangnya dia sudah
mengenali bahwa anak-anak kita anggota kumpulan brengsek
itu ? Belum pasti duduknya soal sudah menangis ketakutan "
(Bersambung)
Jilid 10
Nyonya rumah rupanya anggap kata-kata suaminya
beralasan, maka perlahan-lahan nangisnya berhenti. Lalu
berkata,
"Biar pun begitu, kita harus sedia payung sebelum hujan.
Kita harus cari akal supaya kita lolos dari bencana "
"Dasar anak-anak kita yang membawa sial, maka kita jadi
menghadapi kesulitan ini."
"Sekarang sudah terjadi begini, kau masih mau sesalkan
anak-anak kita ?" Leng Cu membungkam.
"Memangnya kau sudah tidak punya otak untuk mencari
pikiran baik ?" kata nyonya rumah ketika melihat suaminya
membisu seribu bahasa.
"He hehe," ketawa Leng Cu.
"Sekarang begini saja. Sebentar sore si nona akan balik
untuk menginap di rumah kita. Nah, saat aku benah-benahku
dan apa yang perlu supaya datang sudah beres tempat tidur
untuknya. Kita nanti lihat, bagaimana sikapnya terhadap kita.
Kalau melihat gelagat baik, tidak apa. Tapi kalau sebaliknya,
tidak ada salahnya kalau kita berdua berlutut minta ampun
kepadanya."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nyonya rumah tidak berkata-kata lagi. Ia sudah lantas
ngeloyor tinggalkan suaminya untuk menyiapkan kamar bagi si
nona.
Bwee Hiang keluar hari itu telah mencari keterangan halnya
Sip sam siao mo. Dari keterangan yang dikumpul, ia dapat
kenyataan bahwa 'Sip sam siao mo' sangat sewenang-wenang
dalam sepak terjangnya. Bukan sedikit yang dibikin susah
olehnya. Malah ada beberapa penduduk yang punya gadisgadis
cantik parasnya sudah diculik. Kabar halnya gadis-aadis
diculik yang membuat si nona amat gusar dan menimbulkan
keinginan untuk membasmi 'Sip sam siao mo', guna
membebaskan penduduk dari gangguannya.
Ketika cuaca mulai remang-remang gelap, tampak Bwee
Hiang pulang ke rumahnya Leng Cu, disambut Leng Cu suami
istri dengan ramah- Mereka tidak nampakkan perubahan apaapa
wajahnya, malah nyonya Leng Cu yang Bwee Hiang lihat
paling belakangan ada murung, kini ia lihat dalam gembira.
senang Bwee Hiang ketika nampak ia sudah disediakan
tempat yang serba bersih untuk melewatkan sang malam
dalam rumahnya Leng Cu.
"Bagaimana, apa sudah dapat keterangan dimana letaknya
suyangtin ?" tanya Lengcu pada Bwee Hiang sambil ketawa.
"Menyesal, tidak seorang pun yang tahu letaknya." sahut si
nona.
sebentar lagi Bwee Hiang dijamu makan sekedarnya, tapi si
nona menolak- Katanya ia sudah kenyang makan diluaran.
Tuan dan nyonya rumah tidak memaksa, mereka lantas
makan berduaan saja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang heran melihat mereka makan berduaan saja,
kemana perginya dua anaknya ? Maka ia lalu menanya,
"Bibi, kemana anak-anakmu ? Kenapa tidak diajak makan
bersama ?"
"oo, mereka ada urusun diluaran. Mungkin besok pagi baru
kembali. Mereka sangat repot dengan pekerjaannya yang baru
rupanya." sahut nyonya rumah-
Bwee Hiang bersenyum- Ia tidak menanyakan lebih jauh,
hanya ia berkata.
"Aku sangat lelah- Maafkan aku, aku ingin masuk tidur lebih
dahulu "
Bwee Hiang berkata sambil kakinya melangkah ke sebuah
kamar yang hanya teraling oleh kain panjang yang merupakan
tirai.
sang malam pun sudah bertambah larut hingga kedengaran
suara ngeros Bwee Hiang yang kecapaian rupanya. Tuan dan
nyonya rumah pun sudah pada masuk setelah mereka
bercakap-cakap sebentaran.
Dalam kesunyian sang malam, tiba-tiba tirai yang
menghalangi ruangan Bwee Hiang tidur pelan-pelan telah
tersingkap. Di lain detik dua orang sudah berdiri dekat
pembaringan memandang pada si nona yang tidur telentang.
si nona tidur dengan tidak tukar pakaian, pedangnya juga
tetap tersoren di pinggangnya. Melihat itu, kedua orang itu
menjadi seram juga. sebaliknya, melihat si nona tidur pulas
dengan mulut menyungging senyuman dan wajahnya yang
cantik menarik, membuat jantungnya mereka berdebaran.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"siko, sayang amat gadis begini cantik dikorbankan untuk
toako kita yang sangat kasar."
kedengaran seorang berbisik, tiada lain adalah suara
Pweko-siko tidak menyahut, ia hanya angguk-anggukan
kepalanya-
Matanya terus mengawasi parasnya Bwee Hiang.
"ya, apa mau dikata, kita sudah janjikan. Masa kita tarik
pulang janji kita ?" sahut siko kemudian.
"sekarang bagaimana kita bawa dia kesana ?" tanya pweko
"Kita ringkus saja. Dia toh sudah tidak berdaya kena
pengaruh asap hio pulas kita yang mujarab. Paling sedikit dia
akan kepulesan satu jam lamanya. Kita tentu sudah sampai
disana. Apalagi toako janjikan mau kirim kereta untuk
menyambut kita dalam perjalanan."
"Begitupun bagus." sahut Pweko
"Mari kita mulai kerja "
Pweko berkata sambil ulur tangannya memengang lengan
si nona yang halus untuk dikasih duduk dan ditelikung kedua
tangannya.
"Nanti dulu Pweko " kata siko ketika melihat si nona sudah
dikasih duduk dan mulai hendak ditelikung kedua tangannya,
sambil berkata siko mendekati si nona, memandang paras
orang dari dekat. Bau harum telah menusuk hidungnya hingga
napsu birahi dari anak muda yang sedang galaknya tak
tertahankan, mukanya nyelonong dengan tiba-tiba hendak
mencium bibir yang merah semringah itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
'cuh ' tiba-tiba ludah kental melesat dari mulut Bwee Hiang
mengarah mata kirinya si bangor hingga siko berteriak
mengaduh dan tangannya menekap matanya yang kesakitan.
Belum sempat mulutnya dibuka untuk memaki, kembali suara
'cuh' terdengar lagi dan mata kanannya kini yang kesakitan
dan siko menjadi buta oleh karenanya.
Kedua tangannya serabutan untuk mencari pegangan,
sebelum pegangan dapat dipegang, ia merasa dadanya sesak
kena dihantam sepatunya Bwee Hiang. Ia roboh terpelanting
dan tidak bangun lagi.
Kemana Pweko, kok diam saja ? Kiranya ia sudah terlebih
dulu roboh kena ditotok jalan darahnya bagian dada (Ubunhiat).
Pweko roboh tak berdaya masih mending, tidak cacat,
sedang kakaknya (siko) roboh dengan kedua matanya buta
kena diludahi si nona yang disemprotkan dengan Iwekang-
Cepat si nona bangkit ketika melihat dua orang sudah
menjadi korban totokannya. Baru ia melangkah melewati tirai,
ia dihadang oleh dua orang yang tengah berlutut hingga ia
menjadi terkejut.
Kiranya yang berlutut itu tiada lain adalah tuan dan nyonya
rumah-
Bwee Hiang lihat nyonya rumah bercucuran air matanya,
sedangkan suaminya matanya berkaca-kaca ketika
memandang ke arahnya.
"Liehiap." kata Leng Cu dengan suara parau.
"Kami berdua suami istri menyerahkan diri untuk menerima
hukuman atas perbuatan dua anak kami yang durhaka "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hehehe, terima salah ?" kata Bwee Hiang.
"Kalian bersekongkol untuk menyusahkan nonamu, ya ?
Bagus, bagus perbuatan kalian."
Bwee Hiang sudah memperhitungkan akan kejadian malam
itu- Ia menggeros tidur hanya pura-pura saja, sementara ia
sudah menelan pil pemunah obat pulas pengasi Lo In hingga
asap hio pulasnya Pweko yang mujarab tidak mempan.
Lo In sengaja bekali si nona pil pemunah obat pulas itu
sebab ia kuatir Bwee Hiang pada suatu ketika psti akan
mengalami kesulitan dari orang jahat dalam perantauannya
karena dalam setiap rumah penginapan mereka tidur terpisah
hingga si bocah tak dapat melindunginya. Bwee Hiang
percaya penuh akan nasehat guru ciliknya. Maka setiap ia
masuk tidur, ia selalu menelan satu pil untuk menjaga segala
kemungkinan yang tidak diingini-Kejadian barusan itu adalah
satu pengalaman, yang membuktikan kebenaran nasehat Lo
In itu hingga si nona diam-diam bersyukur pada guru ciliknya
itu.
Lo In masih kecil, belum ada pengalaman dalam dunia
Kangouw. Tapi soal itu ia dapat keterangan dari Liok sinshe
yang spesial menasehatkan di dalam perantauan jangan
melupakan pil mujizat itu. Tempo hari, kebasan Kim Coa
siancu dengan setangannya tidak akan mempan bila si bocah
sudah menelan pil anti yang mutajab itu. Mendengar teguran
Bwee Hiang, Leng cu suami istri jadi gemetaran.
"Lantaran takut dengan ancaman Toako dari 'Sip sam siao
mo', akan membunuh mati sekeluarga kalau kami tidak
menurut perintahnya, maka kami menjadi takut sehingga
terpaksa kami membuat kesulitan pada nona. si Co dan si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kian menggunakan obat tidur atas perintahnya toako dengan
ancaman dibunuh mati kalau mereka tidak dapat menangkap
Liehiap- sekarang kejadian sudah begii, kami pun tidak perlu
kabur untuk menyelamatkan diri kami yang berdosa. Nah,
hunuslah pedang Liehiap dan tebaskan pada leher kami suami
istri yang tidak beruntung....."
Demikian Leng cu menerangkan di depan Bwee Hiang
sambil berlinang-linang air mata, sedang istirnya menangis
tersedu-sedu.
Leng cu berkata bahwa obat pules yang digunakan itu atas
titahnya toako, sebenarnya dusta sebab itu atas usaha
anaknya si Teng Kian.
Bwee Hiang merasa kasihan pada suami istri itu. Ia percaya
mereka memang tidak jahat, sebagaimana ia dapat dengar
dari percakapan mereka ketika ia mau masuk ke rumahnya
Leng cu.
"Liehiap, lekaslah habiskan jiwa kamiJ angan tunggutunggu
lagi." kata Leng cu ketika ia melihat si nona tinggal
menjublek.
Bwee Hiang sudah membuka mulut hendak berkata, tibatiba
terdengar pintu rumah digedor dengan kasar dari sebelah
luar. Tuan dan nyonya rumah tidak bergerak meskipun
gedoran pada pintu makin lama makin keras, hingga suaranya
rumah mau roboh-Mereka tahu bahwa yang datang itu adalah
kawanan 'sip sam siao mo'.
" Lekas buka " perintah Bwee Hiang pada nyonya rumah
yang biasanya tukang buka pintu, setelah mendengar
perintah, baru ia bangkit dari berlututnya dan lari menghampiri
pintu yang hampir terbuka karena gedoran makin hebatTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
segera lima orang sudah menerobos ke dalam- Mereka
pada mengenakan topeng dengan golok terhunus di tangan
masing-masing.
"Mana siko dan Pweko ? Kenapa mereka terlambat
mengantar orang ke sana ?" tanya satu diantaranya kepada
nyonya rumah-
"Mereka, mereka-— ada di....." nyonya rumah terputus-putus
bicaranya hingga orang yang menanya tadijadi marah-
"Mereka, mereka apa ?" bentaknya, kakinya pun berbareng
melayang menendang nyonya rumah hingga jatuh tersungkur
ke kolong meja-
"Hahaha, hahaha " tertawa orang kejam itu, setelah
menendang nyonya rumah hingga masuk ke kolong mejasebelum
ia berhenti ketawa, tiba-tiba ia merasakan lehernya
dingin-Cepat ia menoleh- Tampak olehnya seorang dara jelita
sedang tersenyum ke arahnya dengan pedang ditempelkan
pada lehernya-
Kagetnya bukan main, hingga seorang kejam mendadak
merasa lemas-Kiranya penyebab rasa dingin tadi adalah
pedang yang menempel di lehernya-
Ia melirik pada kawan-kawannya, entah sejak kapan
kawan-kawannya sudah roboh di sana sini hingga ia seorang
yang masih ketinggalan untuk menghadapi kematian.
yang tadinya begitu gagah berani, main hantam dan main
tendang, sekarang orang itu berubah menjadi pengecut yang
ketakutan. Tak tahan lututnya lemas, maka ia terkulai
mendeprok- Tapi ujung pedang Bwee Hiang masih mengikuti
terus dilehernya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan satu sontekan ujung pedang, topeng orang itu
sobek dan wajahnya lantas kelihatan pucat ketakutan, Ia
ternyata seorang pemuda belum masuk 20 tahun, dengan
suara gemetar ia berkata,
" Ampun Liehiap, ampunkanjiwa semutku. Aku masih punya
dua adik dan dua orang tua yang harus kurawat. Kalau aku
dibunuh, siapa yang akan merawat mereka ? oh, ampun"
Tidak senang Bwee Hiang terhadap pemuda yang begitu
pengecut. Akan tetapi mendengar kata-katanya bahwa ia
mempunyai banyak tanggung jawab di rumah, maka mau tak
mau si nona merasa kasihan juga.
"Untuk mengampuni jiwamu tidak sudah asal kaujawab
dengan betul pertanyaanku." kata Bwee Hiang seraya ujung
pedangnya digores-goreskan pada leher orang.
"Katakan, Liehiap mau menanya apa ?" sahut orang itu
sangat ketakutan.
"Pertama kutanya, siapa nama pemimpinmu ?"
"Toako yang Liehiap maksudkan ?"
"ya, lekas sebutkan "
"Dia she Coa bernama Pang.... Aiyoo— "
Terputus bicara orang itu, tubuhnya terkulai dengan kepala
pecah dihantam senjata gelap yang berupa peluru besi yang
menyambar dari jendela mengarah tepat dijidatnya. membuat
ia roboh tidak bangun lagi.
Dengan gerakan 'yan cu coan lim' atau 'Burung walet
terbang masuk hutan'. Bwee Hiang enjot tubuhnya, melesat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
molos dari jendela. Meskipun demikian gesit, ia masih
terlambat sebab orang yang melepas senjata gelap itu sudah
lari kira-kira beberapa tombak di sana. si nona penasaran dan
lantas gerakan kakinya menguber. Dalam kegelapan malam,
tampak dua orang saling kejar.
Mengejar sudah beberapa lama, Bwee Hoang masih belum
dapat menyandak orang itu, yang masih lari di sebelah
depannya, Ia merasa bahwa ilmu entengi tubuhnya hanya
berimbang dengan orang yang dikejarnya, maka hati si nona
menjadi cemas.
selagi sangsi untuk mengejar terus, tiba-tiba ia rasakan
badannya melayang. Kiranya ia telah menginjak lubang
jebakan yang dalam, Bwee Hiang terjatuh ke dalamnya.
Tapi si nona lihai. Begitu kakinya menginjak dasar lubang,
sudah enjot tubuhnya membal lagi. Cuma sayang lubang itu
terlalu dalam hingga si nona terpaksa harus jatuh pula ke
dalam lubang, tak dapat ia mencapai pinggiran lubang untuk
menolong dirinya. Baru sekarang si nona menjadi kaget dan
kuatir. Dalam lubang keadaan sangat gelap dan baunya tidak
enak hingga Bwee Hiang hampir muntah-muntah, kalau tidak
keburu ambil setangan untuk menekap lubang hidungnya.
"Hahaha " terdengar orang tertawa di sebelah atas.
Kemudian disambung dengan kata-kata,
"Mau tahu nama toako dari 'sip sam siao mo' tidak sukar-
Asal kau bersedia untuk menjadi isterinya yang tercinta "
Bwee Hiang sangat mendongkol, tapi ia tak berdaya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagaimana, nona manis ? Apa kau jadi istriku atau mati
dipendam hidup, hidup dalam lubang ini ? Hayo, lekas pilih
Aku tidak banyak tempo disini "
Bwee Hiang sudah mau membuka mulutnya untuk mencaci
maki, tapi kata-katanya urung dikeluarkan karena ia ingat satu
akal. Ia hanya dia terus, pura-pura jatuh pingsan kejeblos
dalam lubang jebakan sehingga kemungkinan toako akan
mengirim orang ke dasar lubang untuk cari tahu dirinya-
Disitulah ia akan mendapat kesempatan untuk menolong
dirinya yang sudah tidak berdaya-
Toako sudah berteriak-teriak keras tetap tidak ada jawaban
dari dalam lubang- Pikir toako, si nona mesti mendapat
halangan apa-apa, kalau tidak jatuh pingsan. Benar tepat
perhitungan si nona sebab tidak lama lagi ia dapat lihat dua
orang dikerek turun dengan membawa obor. Mereka yang
dikirim ke dalam lubang itu adalah Ngoko dan Lakko (nomor 5
dan nomor 6), sebab Lakko tidak berani turun sendiri Ia minta
supaya Ngoko temaninya.
Ketika mereka mencapai dasar lubang, dari penerangan
obor mereka lihat si nona tengah terlentang pingsan.
"Betul dugaan Toako, anak ayam ini sedang tidur nyenyak
disini-" berkata Lakko-
"Huss, jangan banyak cakap- Lekas bekerja " sahut Ngoko
Lakko segera turun dari keranjang kerekan, menghampiri si
nona yang tidak berkutik, obor ia dekati pada wajah si nona
untuk memandang paras Bwee Hiang yang cantik jelita.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ah, nona begini manis, sayang betul jadi korbannya toako
kita yang kasar" ia menggumam perlahan tapi terdengar tegas
di telinganya Ngoko
"Apa yang kau lakukan ? Lekas angkat dia " kata Ngoko
yang tidak memberi kesempatan Lakko Lakko cepat
memondong si nona. Di lain saat mereka bertiga sudah berada
di atas pula. Ketika Lakko mau meletakkan si nona di atas
rumput, tiba-tiba toako berkata,
"Mari, kasih aku yang pondong "
Lakko serahkan tubuh si nona di tangan sang pemimpin.
"Mari kita pulang " kata toako yang segera di dahului oleh
kakinya bergerak sambil memondong si gadis.
Bau harum pakaiannya yang membungkus si nona
menusuk hidung toako hingga ia sambil memondong,
pikirannya melayang-layang jauh di awan.
Pikirnya bagaimana bahagianya ia kalau dapatkan si cantik
sebagai ganti isterinya yang sudah mati sebulan yang lalu.
Menurut siIatnya yang kejam, sebenarnya Bwee Hiang
seharusnya dibunuh lantaran sudah membunuh beberapa
orangnya- Akan tetapi kecantikan si nona telah membuyarkan
amarah toako.
Citko sudah binasa, dua orang (siko dan Pweko) tertotok,
empat orang dibunuh oleh Bwee Hiang dalam rumah Leng cu,
satu orang dibunuh peluru besinya toako hingga sang
pemimpin dari 13 Iblis Cilik (sip sam siao mo) kini hanya
ditemani oleh empat orang saudaranya. Tapi semuanya itu
tidak dipikirkan lagi oleh toako- Pokoknya ia sudah dapat si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
cantik Bwee Hiang sebagai penghiburnya-Demikian, tidak
lama lagi mereka sudah sampai di markasnya. Kiranya yang
digunakan sebagai markas oleh 13 Iblis Cilik itu adalah satu
kuil tua yang disana sini sudah mengalami perbaikan.
Rupanya kuil itu sudah lama ditelantarkan, hanya ketika 13
iblis cilik bermarkas disitu sudah diperbaiki.
setelah berada di dalam kuil, dengan perlahan tubuh Bwee
Hiang direbahkan diatas sebuah dipan.
"sungguh cantik dia." kata toako dalam hati. Ia memandang
dengan tidak merasa bosan pada wajah Bwee Hiang yang
seolah-olah sedang tersenyum dalam tidurnya yang nyenyak-
Tak tahan ia dengan debaran hati, bergejolaknya sang nafsu
birahi yang muncul dengan tiba-tiba, maka cepat ia
meloloskan topengnya lalu mencondongkan, badannya
hendak mencium bibir yang menggiurkan itu.
Tiba-tiba ia merasakan iganya kesemutan dan seluruh
badannya menjadi lemas- Ia roboh terkulai dengan tidak bisa
mengucapkan apa-apa dari mulutnya-
Kiranya, selagi bibirnya hendak ditempelkan pada bibirnya
si gadis, hiat-to dibagian iganya sudah ditotok oleh Bwee
Hiang yang sejak diangkat dari lubang jebakan si gadis purapura
pingsan.
Empat kawannya yang melihat sang toako hendak
mencium si gadis, dalam hati masing-masing sangat ngilar.
Tapi alangkah kagetnya tatkala nampak toakonya dengan
sekonyong-konyong telah roboh terkulai sebelum menunaikan
keinginannya untuk mencium si gadis-
"Hei, toako kenapa ?" seru satu dlantara empat orang itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
si gadis berbareng bangkit dengan tiba-tiba- Terdengar
sret-sret beberapa kali-seflera juga kepala empat orang dari
13 Iblis Cilik menggelundung ke lantai- Itulah Bwee Hiang
yang menghunus pedangnya secara kilat ditebaskan kepada
empat batang leher orang
hingga kehilangan kepalanya.
si nona lalu menghampiri toako, katanya, "Dimana kau
simpan perempuan-perempuan culikanmu ?"
Toako tidak menyahut, ia diam saja.
"Kau tidak menjawab ?" tanya Bwee Hiang galak-
Toako hanya kedap kedip matanya, tidak mengeluarkan
suara.
Kapan Bwee Hiang mau menampar si pemimpin dari 13
Iblis Cilik tapi ia urung menampar orang tersebut karena ia
ingat sesuatu.
"Kenapa aku jadi tolol ?" ia tegur dirinya sendiri, seraya
kakinya menendang pada hiat-to yang membuka jalan darah
toako
Toako sampai bergulingan mendapat tendangan sepatu
sigadis yang berujung lancip. Kiranya si nona tegur dirinya
tadi, ternyata alpa membuka totokan pada tubuh toako sebab
bagaimana juga toako tak dapat bicara sebelum totokannya
dibebaskan terlebih dahulu. Kapan toako sudah berdiri bebas,
ia tertawa tawar pada si gadis.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang lihat, toako bukan termasuk pemuda lagi
sebab umurnya ditaksir sudah melampaui 40 tahun, si nona
berkata,
"Kau tua bangka ini, mengepalakan anak-anak melakukan
penyelewengan. Betul-betul dosamu tidak bisa diampuni"
Toako nyalinya besar, Ia tidak takut melihat Bwee Hiang
barusan telah membunuh mati empat orangnya sekaligus,
malah ia ketawa ketika ditegur si gadis,
"simpananku tidak perlu orang lain mau tahu " katanya
tawar.
"Kematian sudah diambang pintu, masih mau berlagak ?"
"Belum tentu." mendengus toako
"Kematianmu tentu belum puas kalau tidak menyaksikan
kepandaianmu nonamu, maka aku kasih kesempatan untuk
kau membela diri- Lekas cabut pedangmu " "He he, lantaran
kecantikanmu aku terjebak dalam akalmu. Kalau tidak, hm "
"Kalau tidak, apa kau maksudkan ?" tanya Bwee Hiang.
"Kalau tidak, siang-siang sudah kumampusi kau " seru
toako dengan gusar.
"Hihihi, makanya jadi pemimpin jangan suka kepincut sama
paras cantik-" kata Bwee Hiang menggodai-
"Sekarang kau jatuh di tanganku. Terang ajalmu sudah
dekat"
"sret" terdengar pedang toako dihunus.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Di bawah penerangan lampu, pedang itu bergemerlapan
tajam sampai Bwee Hiang terkejut dalam hatinya.
"Pedang bagus " katanya diam-diam.
Melihat si nona mengawasi pedangnya dengan kesima, ia
kira si nona takut padanya. Maka ia lantas berkata,
"Menyerahlah kalau kau takutjadi istriku toh tidak bakal
menjadi rendah derajatmu. Malah kau bakal di........."
Toako terputus kata-katanya karena si nona sudah
menyerang dengan sengit, sambil membentak.
"Kentut, jangan banyak lagak Lihat, kuambil jiwamu"
"Belum tentu, nona yang manis "
toako ngeledek si gadis sambil berkelit.
"Hehe, kau pintar juga selamatkan diri, ya "sigadis ketawa
tawar.
"Masih terlalu siang buang menghitung kemenanganmu,
nona manis "
"Kau berani ngeledek nonamu ? Nih, rasakan"
Mulutnya bicara, berbareng pedangnya berkelebat
menyerang.
"Trang " suara kedua senjata beradu, pedang si nona
ditangkis sekerasnya oleh toako-Berbareng dengan suara
"trang " pedangnya si nona terkutung kira-kira sepuluh
sentimeter hingga Bwee Hiang sangat kaget.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku sudah kata, lebih baik kau menyerah untuk jadi
nyonya ku- Tak usah kau capek-capek memainkan pedang
per...." berbareng toako berkelit karena si nona sudah
menerjang dengan gusar.
" Lihat, dengan pedang buntungku, akan kuselot mulut
bocormu " teriak si gadis-
Mereka jadi bertempur seru- Ternyata kepandaian toako
tidak lemah- Ia dapat melayani serangan si gadis- Ia tidak
berniat menjatuhkan Bwee Hiang dengan kekerasan. Tapi apa
mau, pedang buntungnya Bweee Hiang telah menabas kutung
rambut kepalanya, membuat ia jadi sangat gusar.
"Budak liar, kau berani main gila pada toako? Hm "
berbareng ia gerakan permainan pedangnya lebih cepat.
Toako mengira si gadis memainkan pedangnya begitu saja.
Ia tidak takut, malah pikirnya kalau barusan ia tidak lengah
tidak bakal rambutnya kena dipapas buntung oleh si gadissekarang
ia gerakkan pedangnya lebih cepat, pasti Bwee
Hiang akan kewalahan dan menyerah kalah-
Ia tidak tahu kalau si gadis menggempur ia hanya mainmain
saja, mau lihat kepandaiannya sampai dimana. Ketika si
gadis sudah tahu bahwa menggempur toako hanya buang
tempo saja, bukan mendapat pandangan, maka ia pun
merubah taktik- sekarang, bukan pedang yang berkelebat
saja, akan tetapi dibarengi dengan tubuhnya yang sebentarsebentar
lenyap dari pandangan toako hingga pemimpin dari
13 Iblis Cilik itu menjadi ngos-ngosan napasnya.
Pada saat tidak terduga-duga, tahu-tahu nadi tangan kanan
toako kena ditepuk dan kontan pedangnya jatuh berkelontrang
di lantai.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tepukan si gadis meskipun perlahan tapi sakinya bukan
main dirasakan oleh toako, sampai nyelusup kejantung. Ia
masih penasaran dan cepat bungkukkan badannya mau ambil
pedangnya. Tapi pedang siang-siang sudah diinjak oleh
kakinya Bwee Hiang.
"Kau tidak pantas memiliki pedang mustika " kata Bwee
Hiang, berbareng sepatunya yang menginjak pedang
'salaman' dengan jidat toako hingga ia terpelanting
bergulingan seraya teraduh-aduh.
sambil menjumput pedang toako, Bwee Hiang cekikikan
ketawa.
"Nah, aku ganti pedangmu " kata si gadis seraya
melemparkan pedangnya sendiri pada toako yang masih
teraduh-aduh karena jidatnya berleleran darah kena dicium
sepatu.
Ketika Bwee Hiang masukan pedang barunya dalam
sarung yang ada dipinggangnya, ternyata tidak pas,
kepanjangan sedikit. Matanya lantas melirik pada sarung
pedang yang ada dipinggangnya toako, kiranya sarung
pedang itu adalah sarung pedang yang bagus.
" Lekas serahkan sarungnya " ia membentak-
Toako tidak berani ayal karena sudah tahu kelihaiannya si
gadis sekarang.
Cepat ia loloskan sarung pedangnya dan dilemparnya pada
Bwee Hiang. Dengan satu tangkapan bagus, Bwee Hiang di
lain saat sudah masukkan pedang barunya ke dalam
sarungnya yang asli. girang hatinya Bwee Hiang ketika ia
sudah menyoren pedang barunya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pikirnya, dengan kawan yang sakti itu ia dapat malang
melintang dalam dunia Kangouw dengan atau tidak dengan
guru ciliknya yang sekarang entah ada dimana.
"Lekas unjukkan dimana tempat penyimpanan wanitawanita
yang kau culik " bentak Bwee Hiang dengan bengis
hingga toako jadi ketakutan.
"Itu, itu—" ia berkata gugup hingga Bwee Hiang tidak
sabaran.
"Itu, itu apa ?" kakinya berbareng menendang hingga toako
bergulingan dan membentur meja abu tepekong yang sudah
amoh hingga berantakan.
Bwee Hiang ketawa cekikikan melihat abu tepekong
berhamburan diatas kepalanya toako dari 13 Iblis cilik. Bukan
main marahnya toako, tapi apa yang ia bisa bikin- Ia toh sudah
tidak bisa menang lawan si gadis-
Dalam merenungkan nasibnya pada saat itu, ia terkejut
ketika Bwee Hiang membentak sambil menghunus
pedangnya-
"Tidak lekas bicara, mau tunggu kapan ?" Toako sudah
kenal tajamnya pedang bekas miliknya itu, maka ia ketakutan.
"Semua wanita yang diculik tidak ada disini." menerangkan
toako.
"Lalu, kau umpatkan dimana ?" tanya Bwee Hiang.
"Mereka sudah dikirim ke Pekskut-nia, dipersembahkan
kepada Thoat Beng Mo Siauw." sahutnya.
"Betul bicaramu ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kenapa tidak betul, aku adalah orangnya Thoat Beng Mo
Siauw-"
Bwee Hiang berpikir- Adik kecilnya menyusul si Hantu
Ketawa ke Pekskut-nia- Ia juga menyusul tetapi kehilangan
jejaknya- Entahlah, apakah Lo In masih ada disana.
Tapi si nona masih kurang percaya atas keterangannya
toako. Maka ia lalu mendekati toako dan menotoknya. setelah
mana ia lantas menggeledah dalam kuil tua itu, ternyata tidak
ada wanita yang ditahan disitu. Ketika ia keluar lagi, lalu
menotok bebas si toako.
Kiranya ia tadi menotok toako, kuatir orang nanti kabur
selama ia melakukan penggeledahan, Ia lalu berkata pada
toako,
"Mari kita ke Pekskut-nia " Mendengar perkataan si nona,
diam-diam toako merasa girang.
Pikirnya,
"Kau ajak aku ke Pekskut-nia, sama juga kau mencari
mampus Di sana ada si Hantu Ketawa dan banyak kawannya,
kau mana dapat meloloskan diri Cuma sayang kau yang
berparas cantik harus jatuh ditangannya Thoat Beng Mo
Siauw......."
Di lain saat mereka sudah berlari-larian di tengah malam
buta menuju ke Pekskut-nia.
Tidak sampai mencapai puncaknya bukit, mereka berhenti
di depan sebuah rumah besar yang dibangun panjang dan
luas pekarangannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang memperhatikan bangunan rumah itu. Kiranya
bekas kuil tua yang sudah dipermak jadi lebih besar.
"Apa ini tempatnya Thoat Beng mo siauw ?" tanya si nona
kepada toako yang tengah berdiri menjublek.
Toako anggukkan kepala tanpa menyahut. Rupanya ia
sedang keheranan kenapa markas besarnya demikian sepi-
Tidak seorang pun ada di luar, biasanya ada beberapa orang
yang menjaga di sekitarnya rumah.
Ketika ia sedang menduga-duga apa yang sudah terjadi di
situ, tiba-tiba ia kaget mendengar bentakan Bwee Hiang,
" Jalan"
Toako makin merasa heran ketika ia membuka pintu
pekarangan tidak terkunci, Ia jalan terus membawa Bwee
Hiang masuk ke dalam rumahsi
nona sudah siap dengan pedang di tangan, Ia
mengharap akan ketemu dengan adik kecilnya di situ, tapi ia
sangsi karena kelihatan rumah itu sunyi-sunyi saja seperti
yang sudah ditinggalkan oleh penghuninya.
ruangan depan keadaannya sepi. Ketika toako dan Bwee
Hiang masuk ke dalam ruangan tengah, tiba-tiba dihadang
oleh tiga orang yang berpakaian hitam, satu diantaranya telah
menegur toako, katanya,
"Hei, toako, kau bawa apa itu ?" Ia berkata sambil matanya
melirik pada Bwee Hiang dengan ceriwis sekali. Bwee Hiang
meludah, muak ia melihat orang berkelakuan tengik itu. Toako
tidak menyahut, ia hanya angkat tangan kanannya di taruh di
dada. Itu adalah kode bahwa dirinya ada dalam bahaya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang yang menanya tadi menjadi kaget, lalu mengawasi si
nona yang membawa pedang tajam di tangannya. Lalu ia
melirik pada dua kawannya, kemudian dengan berbareng
mereka menyerang si nona.
"Bagus " seru Bwee Hiang. Berbareng terdengar tiga kali
suara "sret", tiga kepala orang-orang tadi telah menggelinding
di lantai. Darah menyembur keluar dari leher masing-masing
korban tapi Bwee Hiang sedikit pun tidak merasa ngeri,
sebaliknya dengan toako, badannya menjadi menggigil
ketakutan.
"Kau orang jahat, dikasih hidup juga percuma " kata si nona
pada toako, tahu-tahu sebelum ia melihat bagaimana si nona
bergerak, kepalanya telah menggelinding pula dilantai hingga
dalam halaman itu banjir darah-
Bwee Hiang ketawa tawar menyaksikan itu. Ia tidak merasa
ngeri dan tidak merasa menyesal atas perbuatannya yang
ganas, mengingat perbuatannya itu belum ada
sepersepuluhnya dari perbuatan su coan sam-sat yang
membasmi markas Ceng Giee Pang dan membunuh-bunuh
seisi rumah tangganya.
setelah membereskan empar orang di ruangan tengah, si
nona lantas hendak masuk ke lain ruangan lagi. Tapi
sebelumnya ia telah dihadang oleh dua orang yang romannya
bengis-bengis. Cuma saja roman yang bengis-bengis itu tidak
lama berhadapan dengan si nona. sebelum mereka bergerak,
dengan pedangnya Bwee Hiang sudah mendahului dan
kembali ruangan tengah itu tambah dua kepala manusia yang
menggelinding. Cepat Bwee Hiang lompat masuk ke lain
ruangan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Keadaannya sunyi-sunyi saja. Ketika ia jalan makin ke
dalam, tiba-tiba ia mendengar suara wanita cekikikan ketawa.
Ia heran, masa ada wanita yang ketawa ditangannya orang
jahat, bukannya menangis ketakutan.
Ketika Bwee Hiang mendekati kamar dari mana ada
terdengar ketawa tadi, ia mendengar si wanita berkata,
"Dasar lelaki tidak ada kenyangnya, aduh, kan sakit tuh
tetek orang di.....hihihi...."
Bwee Hiang yang masih 'hijau' tentu saja menjadi heran
mendengar kata-kata si wanita dari dalam kamar. Apa yang
mereka sedang lakukan ? tanyanya dalam hati.
si nona sudah angkat kaki hendak menendang pintu, tidak
jadi, ketika mendengar yang lelaki berkata,
"siauw Cui, kau adalah kembang diantara wanita yang
menjadi gula-gulanya si hantu tua. sekarang si hantu tua
sudah mati. Bagaimana pun kau akan menjadi milikku."
"Pintar juga kau memilih-" terdengar si wanita yang
dipanggil siauw Cui menjawab-
"Apa kau tidak takut pada orang she Kan yang sudah
memiliki aku lebih dulu ? Hm Aku tidak percaya kau berani
bergebrak dengannya untuk rebutkan diriku yang hina Hihi....."
"ah, kau nakal......."
"siauw Cuui, aku orang she Tan, bagaimana cun akan
memilikimu......"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sampai di situ Bwee Hiang dengar ada suara jalan yang
perlahan mendatangi, mereka, cepat ia menyingkir ke samping
dan mendekati jendela kamar.
Kembali si nona mendengar suara si wanita berkata,
"Kau mau ambil diriku yang hina, sungguh aku sangat
berterima kasih- Nanti setelah kita menjadi suami istri barulah
kita bisa merdeka- sekarang sudahlah, kau lekas keluar- Nanti
keburu datang orang she Kan, kau bisa berabe-"
"Nanti atau sekarang sama saja, malam ini kau harus
melayani aku......."
"Brakk " terdengar suara pintu ditendang terbuka.
Bwee Hiang hatinya menjadi makin kepingin menonton
adegan di sebelah dalam- Ia mengintip dari jendela- Ia lihat
wanita dan laki-laki yang bercakap-cakap tadi sedang
berpelukan dalam pakaian setengah telanjang. Matanya
tampak terbelalak memandang kepada orang yang barusan
masuk dengan menendang pintu.
Lelaki yang barusan masuk lebih besar, tapi tingginya kalah
dengan lelaki yang tengah memeluki si wanita yang dipanggil
siauw Cui.
"Hahaha. Bagus perbuatanmu siauw Cui." kata orang she
Kan yang barusan masuk-
"Kau kata mau ikut aku dengan setia, tidak tahunya diamdiam
simpan lelaki dalam kamar. Kalau aku tidak membunuh
kalian, tentu orang akan menyangka aku adalah seorang
pengecut" berbareng ia menghunus goloknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
siauw Cui berontak dari pelukan orang she Tan dan lompat
ke arah si orang she Kan, katanya.
"Jangan. jangan engko Hok Hu. Aku sumpah selanjutnya
akan setia pada....."
"Nah, inilah bukti kesetiaanmu" bentaknya sebelum wanita
itu habis kata-katanya, berbareng kepalanya terpisah dari
lehernya disabat golok tajam
si orang sheTan yang sudah merapikan pakaiannya,
nampak Siauw Cui ditabas batang lehernya menjadi merah
matanya saking gusar-
" orang she Kan, apa memangnya aku takut pada mu?"
sambil menyerang dengan goloknya yang sudah dihunusnya
hingga mereka jadi bertempur dalam kamar yang tidak
seberapa lebar. Dua-dua berkelahi dalam kegusaran, tentu
saja serangan-serangan yang dilancarkan oleh masing-masing
adalah serangan-serangan yang mematikan.
Untuk sementara kelihatan orang she Tan dapat
memberikan perlawanan bagus, tapi ia kalah pengalaman dan
perlahan-lahan terdesak sampai ke pojok-
"Nah, susullah roh si sundalmu ke neraka " bentak si orang
she Kan berbareng ujung goloknya sudah menikam pada dada
lawannya hingga amblas dan ujung golok baru berhenti
menusuk sesudah ditahan dengan tembok kamar.
Cepat orang she Kan menarik goloknya kembali, tapi bukan
untuk dibersihkan dari darah musuhnya hanya disabetkan
kepada batang leher lawan yang sudah tidak berdaya. Roh
orang she Tan benar-benar telah menyusul sang kekasih yang
sudah jalan dahulu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Puas kelihatannya orang she Kan, sudah membunuh dua
orang cabul tadi- Setelah menendang mayatnya siauw Cui, ia
keluar dari kamar, di depan pintu ia menggumam,
"Aku adalah Kan Hok Hui, cukup mempunyai kepandaian
silat. Kenapa tidak bisa menggantikan si tua yang sudah
mampus ? Hahaha, pantas, pantas..........."
Ia jalan terus ke ruangan belakang, sama sekali tidak tahu
kalau geark geriknya ada yang membayangi ialah Bwee Hiang
jago perempuan kita. Bwee Hiang kenapa tidak menebas saja
batang lehernya Kan Hok Hui ?
Itu karena si nona ada maksud lain. Ia mau tahu gerak gerik
Kan Hok Hui lebih jauh yang menurut gumamannya tadi ingin
menjadi kepala disitu.
Kan Hok Hui telah membunyikan lonceng tanda buat orangorang
berkumpul dalam ruangan belakang yang luas lebar-
Rupanya disitu biasa dipakai rapat oleh mereka. sebentar lagi
tampak berkumpul kurang lebih 20 orang, mereka pada duduk
diatas bangku-bangku panjang. Banyak tempat yang lowong.
Rupanya kawan penjahat sudah banyak kurang orangnya
karena tempo hari dibasmi oleh Kim Coa siancu. Tampak
sebuah mimbar, diatas mana ada di taruh sebuah meja
dengan tiga buah kursi.
Tampak kursi yang tengah diduduki oleh Kan Hok Hui,
sedang kursi di kanan kirinya tidak ada yang duduki. Biasanya
kursi yang tengah diduduki oleh Thoat Beng Mo Siauw, yang
kanan oleh Kan Hok Hui dan yang kiri oleh Thio Jin Liong. Dua
orang ini adalah tangan kanan si Hantu Ketawa (Thoat Beng
mo siauw).
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekarang si Hantu Ketawa danjin Liong sudah mati. Maka
Kan Hok Huilah yang mengepalai kawanan orang jahat itu.
setelah orang-orang pada berkumpul, terdengar Kan Hok
Hui berkata,
"Saudara-saudara sekalian, seperti kalian tahu, Thoat Beng
mo siauw dan jin Liong sudah mati dan kini tinggal aku sendiri
yang masih hidup- Aku mau menggantikan si orang tua
(dimaksudkan si Hantu Ketawa) menjadi kepala disini-
Bagaimana pendapat sekalian saudara-saudara ?" semua
orang bersorak menanda kan persetujuannyagirang
hatinya Kan Hok Hui. Ia berkata lagi,
"Kalian jangan ikut-ikutan saja- Kalau diantaranya ada yang
tidak setuju boleh angkat tangan. Aku tidak memaksanya.
Hayo, siapa yang tidak setuju ?"
Ada diantaranya yang sebenarnya tidak merasa setuju.
Akan tetapi tidak bisa berbuat apa-apa karena takut akan
kekejamannya Kan Hok Hui. Mereka jadi ikut-ikutan saja
setuju. Meskpun begitu, tampak dua orang yang
mengacungkan tangannya.
Kan Hok Hui diam-diam sangat tidak senang ada orang
yang menentangnya, Ia kata,
"Bagus. Coba terangkan oleh dua orang saudara yang
mengacungkan tangannya, kenapa kalian tidak setuju dengan
pengangkatan diriku menjadi pemimpin ?"
"oh, kami bukannya tidak setuju." salah sahut satu
diantaranya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kami sekarang lihat, hanya saudara Kan saja yang
memimpin, sedang yang sudah-sudah kita dipimpin oleh 3
orang."
"oo, begitu." sahut Kan Hok Hui, reda perasaan tidak
senangnya.
"Hal itu mudah dirundingkan belakangan, setelah aku
memegang tampuk pimpinan."
"Mufakat kalau begitu." kata dua orang hampir berbareng.
"Tidak mufakat " terdengar suara yang lain berbareng
orangnya muncul dari balik tirai yang memisahkan ruangan
yang disebelahnya.
semua mata ditujukan pada orang tadi. Kiranya dia adalah
seorang gadis cantik jelita hingga mereka jadi melongo heran
memandang si gadis yang tiada lain adalah Bwee Hiang.
Mereka menanya-nanya pada dirinya masing-masing, gadis
siapa yang muncul malam-malam dalam ruangan rapat itu.
Apakah dia manusia atau setan.
Tapi Kan Hok Hui lantas perdengarkan suara ketawanya. Ia
kemudian berkata,
"Kau bukan anggota kita, bagaimana mungkin kau dapat
mengemukakan suaramu ? sebenarnya siapakah kau ?
Malam-malam ada disini- Apa kau tidak takut dengan kami
orang ?"
"Hihi " ketawa Bwee Hiang.
" Kalau takut masa aku datang kemari ?"
"Jadi, kau mau apa ?" tegur Kan Hok Huu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Biasanya, dalam pemilihan pemimpin, yang kuat dialah
yang dipilih sebagai pemimpin, sekarang belum ketentuan
kekuatanmu, lantas saja mengangkat diri sebagai pemimpin,
Itu tidak adil " Bwee Hiang menyatakan.
Perkataan Bwee Hiang bikin semua orang saling lirik satu
dengan lain.
Kata-kata si nona memang benar, akan tetapi siapa
orangnya yang dapat mengalahkan Kan Hok Hui yang sudah
jelas kepandaiannya di atas semua orangnya.
"Hahaha " Kan Hok Hui tertawa terbahak-bahak-
Meskipun ia merasa aneh atas kedatangannya si nona
yang tiba-tiba, ia tidak memikirkan untuk menangkapnya- Ia
tahu si nona parasnya cantik, maka ia ingin takluki Bwee
Hiang dengan kehalusan hingga hatinya si nona akan terpikat
sendiri olehnya-
Kan Hok Hui sangat licin dan cerdik. Melihat si nona ada
membekal pedang di pinggangnya, lantas tahu bahwa wanita
itu bukan sembarangan wanita. Kedatangannya pun tentu
mempunyai maksud tertentu, Ia tidak mau sembarangan
membenturnya, ia percaya dengan kecerdikannya ia dapat
menguasai si nona. siapa tahu si gadis memang sudah
menjadi jodohnya untuk menjadi istrinya.
Maka dalam gembiranya, ia tertawa, setelah tertawa ,ia
berkata,
"Nona ini adalah tamu kita, apa yang dia katakan barusan
memang benar, sekarang siapa dlantara saudara-saudara
yang ada minat untuk main-main dengan aku ? Ada baiknya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
juga untuk membuka matanya tamu kita yang ingin melihat
pengangkatan pemimpin dilakukan dengan adil"
"Nah, itu baru benar" kata Bwee Hiang, ketawa manis.
setelah sepi sejenak, seorang yang beralis tebal dan muka
lebar kelihatan bangun dari bangkunya dan maju ke depan, Ia
berkata,
"Maaf, aku un Hoa ingin coba-coba peruntungan. Harap
saudara Kan berlaku murah "
un Hoa berkata sambil angkat tangannya memberi hormat
pada Kan Hok Hui.
Kan Hok Hui bangkit dari kursinya, turun dari mimbar dan
jalan menghampiri un Hoa.
Jarak antara bangku-bangku dan mimbar, lebar juga.
Disitulah mereka bertemu untuk memperebutkan jabatan
pemimpin.
Bwee Hiang senang dapat mengadu domba kan kawanan
penjahat itu. sebaliknya Kan Hok Hui mendongkol. Tapi
karena ia sudah punya maksud untuk menakluki si nona
dengan halus, terpaksa ia harus tunjukan kepandaiannya.
Tidak banyak cakap lagi antara Kan Hok Hui dan un Hoa.
Mereka sudah lantas saling serang. Ternyata kepandaiannya
un Hoa kalah jauh, maka hanya dalam dua jurus saja ia sudah
kena ditendang nyungsep ke kolong bangku.
"Mari, siapa lagi yang maju " tantang Kan Hok HuiTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Beberapa orang yang panas hatinya sudah maju bergiliran.
Tapi semua bukan tandingan Kan Hok Hui, semua dijatuhkan
dengan mudahnya.
setelah tidak ada orang yang berani maju lagi, maka sambil
unjuk senyuman bangga, Kan Hok Hui berkata,
"setelah kalian tidak ada yang berani maju lagi, terang
jabatan pemimpin aku yang dapat, bukan ?"
"Nanti dulu, masih ada yang belum dijatuhkan" kata Bwee
Hiang, ketawa riang,
"siapa ?" tanya Hok Hui.
"Aku....."jawab Bwee Hiang.
"Kalau toh tidak masuk hitungan orang kami, bagaimana
mau merebut jabatan pemimpin? Kau pergi sana Dimana
rumah mu sebenarnya ?"
"orang mau merebut jabatan pemimpin, ini malah menanya
rumah orang segala, Itu kan tidak masuk dalam rumah. Hihihi-
.."
"Kau tidak pantas menjadi pemimpin, lebih pantas jadi
nyonya pemimpin"
Bwee Hiang deliki matanya ke arah Hok Hui, yang sedang
ketawa memandangnya.
Delikan mata Bwee Hiang yang tajam, bukan membikin
marah Kan Hok Hui, sebaliknya hatinya tergoncang dengan
serentak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Awas, akan kuselot mulut bocormu " mengancam Bwee
Hiang.
Kan Hok Hui tertawa gelak-gelak mendengar kata-kata si
nona yang lucu.
"Kau ketawa kan apa, hah " bentak Bwee Hiang.
"Aku ketawa kan kau nona manis, jadi isteri....."
"Plok " Kan Hok Hui rasakan pipi kirinya ditampar hingga
perkataannya putus setengah jalan, yang tadinya ia hendak
mengatakan jadi isitriku lebih baik.......
Tamparan si nona bukannya tidak dirasakan oleh Kan Hok
Hui, sebab seketika itu meluap amarahnya.
"Gadis liar, kau berani" bentaknya sambil menerjang si
nona di depannya, tapi Bwee Hiang dengan manis berkelit.
"Heheh, pintar juga kau berkelit, ya " kata Kan Hok Hui,
segera ia melancarkan serangan susulan. Lagi-lagi ia mesti
menyerang tempat kosong sebab si nona sudah berkelit
sambil memutar ke samping kirinya.
Kan Hok Hui kaget si nona demikian gesit. Baru saja ia
berbalik dan hendak melancarkan serangan ketiga kalinya,
tiba-tiba ia rasakan pipi kanannya ditampar. Belum tahu ada
berapa biji giginya yang rontok ketika ditampar pipi kirinya,
sekarang pipi kanannya lagi kena tamparan si nona. Entah
berapa biji lagi giginya yang rontok, tapi yang terang ketika ia
semprotkan dari mulutnya yang berboboran darah, ada lompat
keluar sampai lima buah giginya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Terang marahnya Kan Ho Hui sudah sampai di rambut
kepala.
"Perempuan hina, kau berani main-main dengan tua
besarmu ? Hm " bentaknya.
Tapi sebelum ia bergerak menyerang si gadis, ia telah
didahului dengan satujotosan tepat ke dagunya hingga ia jatuh
terpelanting.
Melihat Kan Hok Hui merangkak-rangkak dengan susah
mau bangun, Bwee Hiang ketawa geli, tidak tahan ia kalau
tidak cekikikan.
Kawan-kawannya Kan Hok Hui tidak satu yang berani turun
tangan melihat pemimpinnya dihajar babak belur oleh si nona.
Ketika Kan Hok Hui dapat bangun lagi, ia hanya mengawasi
si nona denganpenuh kegusaran tapi mulutnya membungkam.
"Nah, apa kau mulai percaya dengan ancamanku ? Aku
sudah selot mulutmu yang bocor " kata Bwee Hiang seraya
ketawa terpingkal-pingkal.
Kan Hok Hui tidak menjawab perkataan si nona, sebaliknya
dengan mulut belepotan darah ia berkata pada kawankawannya,
"Kalian mau tunggu apa lagi ? Lekas tangkap gadis liar itu "
Reaksi dari seruan ini ternyata mengecewakan, sebab
mereka seperi yang berlagak pilon, diam saja tak bangkit dari
duduknya.
"siapa yang dapat menangkap dia, akan kuangkat jadi
pemimpin" seru Kan Hok Hui lagi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seruan ini ternyata ada pengaruhnya sebab hampir
serentak semuanya pada bangun berdiri dan mengurung
Bwee Hiang yang masih enak-enak ketawa.
Kapan si nona melihat dirinya dikepung, bukannya takut
malah ketawa cekikikan, katanya,
"Kalian mau tangkap nonamu ? Bagus, silahkan tangkap "
"Kau ini budak hina dari mana, kesasar ke....."
Hulah un Hoa yang berkata. Mendingnan kalau ia tidak
buka mulut dan diam-diam mengeroyok si nona. Ini dia buka
mulut keluarkan perkataan kotor membuat Bwee Hiang sengit.
Maka ketika ia belum habis bicara, sudah dihajar mulutnya
oleh si nona.
seperti Kan Hok Hui, dari mulutnya yang belepotan darah ia
semprotkan beberapa buah giginya yang rontoh- Ia tidak
berani membuka mulut lagi tapi dengan gemas ia bantu
kawan-kawannya menerjang si gadis.
Bwee Hiang sekarang bukan Bwee Hiang jamannya si
kerudung merah, sebagai murid jago cilik kita (Lo In) si nona
tidak mengecewakan. Tambahan ia sudah berpengalaman
dalam pertempuran keroyokan. Maka dikepung dengan 30
orang, ia anggap sepi saja. Dengan lincahnya ia kelit sana sini
mengelakkan serangan. Kakinya cun tidak tinggal diam hingga
banyak yang rubuh kena ditendang jin-tiong-hiat dan jalan
darah di jidat kena dicium ujung sepatunya si nona yang
mungil. Kan Hok Hui di lain pihak berteria-teriak menganjurkan
supaya kepungan dipererat, jangan kasih si nona lolos.
sedang ia sendiri tinggal berdiri, tidak turut mengeroyok
karena dirasakan kepalanya mendenyut-denyut sakit, itulah
efek dari mulutnya yang berboran darahTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi melihat orang-orangnya makin kurang karena sudah
pada rebah dirobohkan Bwee Hiang, mau tidak mau ia
kepaksa turun tangan juga- Ia tidak bertangan kosong, tapi
dengan goloknya ia menyerang Bwee Hiang.
"Kau datang lagi ? Hehehe " Bwee Hiang menjengeki,
ketika ia kelit dari serangan golok Kan Hok Hui yang tajam.
"Budak hina, kalau malam ini aku tidak bisa tangkap kau,
benar-benar aku bukan orang she Kan, murid kesayangan si
Hantu Ketawa dari Pek-kut-nia " berkata Kan Hok Hui dengan
sombongnya.
Kini Bwee Hiang tahu kalau orang she Kan ini adalah murid
kepala dari si Hantu Ketawa. Barangkali lebih baik ia tidak
menyebutkan dirinya siapa, sebab dengan menyebutkan
dirinya adalah murid dari si Hantu Ketawa, bukan membuat si
nona jeri malah menjadi benci terhadapnya. Pikir si nona,
kalau dia ini murid si Hantu Ketawa, sudah tentu sangat jahat
seperti juga dengan gurunya yang kesohor.
sisa 10 orang yang masih belum roboh, hanya dari
kejauhan saja membantu Kan Hok Hui yang sedang kalap
menyerang Bwee Hiang.
Dalam babak yang menentukan Kan Hok Hui telah
menggunakan tipu 'Ngo seng boan goat' (Lima bintang
mengurung rembulan), goloknya diputar dan mengurung rapat,
beberapa kali menuju ke arah tubuh lawan yang berbahaya.
Bwee Hiang kaget sedikit, ia tidak mengira Kan Hok Hui punya
kepandaian boleh juga. Tapi serangan itu ia anggap ada
serangan enteng, meskipun dirinya seperti sudah terkurung
golokTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
sekonyong-konyong, la kelebatkan pedangnya yang tajam
pada depan mukanya Kan Hok Hui. Dalam gugup, Kan Hok
Hui menangkis.
"Trang " suara senjata keduanya beradu, kontan goloknya
Kan Hok Hui terpapas kuntung. Belum sempat orang she Kan
tenangkan hatinya yang kaget, tiba-tiba jari tangan kiri Bwee
Hiang menyelonong ke 'sam-li-hiat',jalan darah di lengan
kanan, seketika itu juga ia roboh terkulai dengan golok
buntungnya sekali, si nona telah menggunakan salah satu
jurus dari Bwee-hoa Kiam-hoat yang dinamai 'Bwee lie kian
goat' atau 'Dibalik bunga bwee mengintip rembulan', suatu
gerakan yang lihai sekali untuk memunahkan tipu 'Lima
bintang mengurung rembulan' yang digunakan oleh Kan Hok
Hui-
Melihat pemimpinnya tidak berdaya, mendeprok di lantai,
maka sisa yang 10 orang lagi yang berhati macam kertas,
semuanya berlutut minta ampun pada jago betina kita hingga
Bwee Hiang ngikik ketawa.
Di luar dugaan, kecuali Kan Hok Hui, Bwee Hiang telah
menotok bebas kawanan orang jahat yang mengeroyoknya
tadi semuranya pada berlutut di depannya Bwee Hiang.
Seperti yang masih kekanak-kanakan pikirannya, Bwee
Hiang tampak senang dirinya dipuja demikian oleh orangorang
di depannya, Ia lantas bertindak naik ke atas mimbar
dimana ia duduk diatas kursi kebesaran (pemimpin).
Sambil ketok-ketok meja dengan pedangnya, Bwee Hiang
berkata,
"Sekalian dengar, Aku sekarang sudah jadi pemimpin
kalian lantaran sudah mengalahkan kalian semua. Kalian mau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
takluk apa tidak ? Siapa yang masih penasaran, boleh bangun
"
Semua orang manggut-manggut kepalanya, Hampir
berbareng semua orang berseru,
"Hidup,"
hidup Lie-tay-ong segala, aku bukannya kepala berandal.
Aku hanya pemimpin"
"Hidup, hidup ketua kita " terdengar pula suara berseru
ramai-ramai.
Kali ini Bwee Hiang tidak menegur, Ia kelihatan senang
dipanggil ketua. Lie-tay-ong itu ada panggilan kawanan
berandal kepada kepala berandal wanita, maka Bwee Hiang
tidak mau dipanggil Lie-tay-ong.
"sekarang aku tanya, siapa diantara kalian yang mau
mewakili bicara dengan aku. Perlu aku mengajukan beberapa
pertanyaan" berkata Bwee Hiang.
semuanya berdiam, tidak seorang yang berani bangkit dari
berlututnya.
"Hei, kenapa kalian takut ? Lekas maju satu orang untuk
aku tanyakan apa-apa."
Mendengar nada suaranya seperti yang gusar, mereka
yang berlutut pada ketakutan. Syukur ada satu diantaranya
yang bangkit dari berlutut, siapa ? Kiranya dia si un Hoa yang
coba peruntungan mengadu silat dengan Kan Hok Huiun
Hoa maju ke depan mimbar, sambil menjura memberi
hormat, ia berkata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apa yang liehiap hendak tanyakan, tanyalah padaku. Apa
yang aku tahu, akan aku jawab sejelasnya. Harap Liehiap
jangan kuatir dibohongi."
Bwee Hiang diam-diam ketawa geli dalam hatinya. Belum
apa-apa un Hoa sudah mencegah orang jangan kuatir
dibohongi. Memangnya ia (un Hoa) tukang ngebohong ? Tapi
kalau dilihat tampangnya, un Hoa kelihatan ada jujur dan
besar nyalinya, Ia senang, maka Bwee Hiang menanya,
"Siapa itu tukang bohong (dusta) ?"
"Aku bukan bilang tukang bohong, tapi sebagai penegasan
bahwa aku tidak akan membohongi Liehiap dalam tanya jawab
yang kuberikan pada Liehiap."
"Bagus." kata Bwee Hiang.
"Sekarang yang pertama kutanya, apa kau pernah lihat ada
anak berwajah hitam, kira-kira berusia 16 tahun ada datang
kemari ?"
"Tidak pernah kulihat ada anak muka hitam kemari-"
Heran Bwee Hiang, si adik kecil tidak datang kesitu.
sebaliknya hatinya merasa lega. Cuma kemana perginya si
adik kecil itu.
"Lalu, matinya Thoat Beng Mo siauw lantaran apa ? Kalau
sakit, sakit apa dan kalau dibunuh siapa yang membunuhnya
pemimpin kalian itu ?"
"Pemimpin klta dibunuh oleh Kim Coa siancu."
"Hah siapa itu Kim Coa siancu ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tidak tahu, hanya menurut kata teman-teman
orangnya sangat cantik-"
"He, cantik mana dengan aku ?"
un Hoa membisu- Tapi dalam hatinya diam-diam merasa
geli atas pertanyaan si nona.
"Bagaimana, cantik mana dengan aku "
"Aku tidak tahu karena aku tidak melihat dengan mata
sendiri Kim Coa siancu itu. Jadi kau tidak bisa
membandingkannya dengan Liehiap."
"Bagaimana Kim Coa siancu dapat membunuh pemimpin
yang terkenal lihai ?"
"Dia kena digigit ular emasnya."
"stop soal Kim Coa siancu. sekarang kutanya, ada berapa
banyak wanita yang ada dikurung disini ?"
"Tidak tahu persis jumlahnya tapi lebih dari sepuluh orang."
"Bagus, semuanya baik-baik saja tinggal disini ?"
"Ia semuanya baik-baik saja. Semuanya menurut, cuma
ada satu gadis dari ong-ke-chung yang kemarin diculik sampai
sekarang menangis saja."
"Hah, kenapa demikian ? Lekas kau bawa dia kemari "
un Hoa mengiyakan. Ia putar tubuhnya dan pergi ambil si
gadis she ong. sebentar lagi gadis itu sudah dibawa
menghadap Bwee Hiang. Ternyata un Hoa mendapat
kesulitan untuk membawanya karena si gadis meronta-ronta
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan menggigit, tidak mau dibawa keluar kamarnya. Disamping
menggigit dan mencaci maki un Hoa, si gadis juga berjeritan
menangis.
Kapan sudah berhadapan dengan Bwee Hiang, si gadis
memandang jago betina kita dengan roman menghina, tidak
lagi menangis dia.
Bwee Hiang menjadi heran, ia menanya,
"Kau berasal dari ong-ke-chung ?"
"Kalau sudah tahu, buat apa tanya ?" sahut si gadis ketus.
"Hei, kenapa kau marah-marah ?" tanya Bwee Hiang.
" Aku pantas marah sebab aku benci padamu. Kau sesama
jenis denganku tapi perbuatanmu sangat cabul " si gadis ong
menuduh Bwee Hiang hingga si nona jadi kebingungan. Tapi
segera Bwee Hiang dapat menyelami pikiran si gadis ong itu,
rupanya ia menyangka bahwa dirinya adalah komplotan dari si
Hantu Ketawa.
"Hehe, adik ong, kau jangan sembarang sangka- Apa kau
kira aku ini anggota komplotannya si Hantu Ketawa ?"
si gadis terbelalak matanya, memandang tajam pada Bwee
Hiang, malah mengucek-ngucek matanya seperti ingin melihat
lebih tegas- Memang wanita yang dilihatnya itu cantik betul
tapi tidak ada sifat-sifat genit- Duduk disampingnya pun tidak
ada orang lelaki- Ia heran, lalu menanya,
"Kau siapa ?"
"Mari kau naik, akan kuperkenalkan siapa encimu " Bwee
Hiang menggapai.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika si gadis sudah naik di atas mimbar dan berhadapan
dengannya, Bwee Hiang menanya perlahan,
"Namamu siapa, adik ?"
"Aku ong Kui Hoa, dan enci siapa ?" si nona balik menanya.
"Bagus, adik Hoa. Aku sendiri Bwee Hiang she Liu." sahut
Bwee Hiang.
"Tapi enci, kenapa kau ada disini ? Ini tempat kotor " tegur
Kui Hoa.
"Justru ini tempat kotor aku mau bikin bersih, adik Hoa."
kata Bwee Hiang lalu perlahan-lahan dengan singkat ia
menerangkan maksud kedatangannya kesitu.
Tiba-tiba saja Kui Hoa jatuhkan diri, berlutut sambil berkata,
"Enci, kau ada injin (tuan penolong) yang kuharap-harap,
oh, sungguh tidak terduga-duga....." berbareng ia memeluk
kakinya Bwee Hiang hingga si nona
tersipu-sipu mengangkat bangun Kui Hoa serta katanya,
"Adik Hoa, kau jangan begini- Nanti bila semua urusan
beres, akan kuantar pulang kau kerumahmu."
Bukan main girangnya ong Kui Hoa, hampir ia memeluk
dan mencium pipi Bwee Hiang saking merasa sangat
berterima kasih. kalau tidak Bwee Hiang menggoyang
tangannya dan matanya mengedipi supaya si nona berlaku
tenangTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Kui Hoa berdiri di sampingnya, ia tidak mau duduk
meskipun beberapa kali Bwee Hiang menyuruh ia duduk
disampingnya-
Bwee Hiang lihat paras Kui Hoa cukup cantik meskipun
tidak secantik dirinya- Hanya kedua matanya pada benggul,
rupanya si nona menagis terus-terusan.
"Hei, un Hoa " kata Bwee Hiang.
"Coba kau kumpulkan wanita-wanita lainnya semua."
un Hoa menurut. Agak lama juga baru keluar dengan
menggiring kira-kira 15 orang wanita. Mereka dikumpulkan
dibawah mimbar untuk diperiksa oleh Bwee Hiang. setelah
memandang agak lama juga, Bwee Hiang menanya pada Kui
Hoa,
"Adik Hoa, bagaimana pendapatmu tentang mereka ?"
"Ah, semuanya perempuan tidak benar-" sahut si gadis-
Memang tepat kata-katanya Kui Hoa, sebab semuanya
pada genit-genit- Alisnya yang disipat, bibirnya yang dimerahi
serta wajahnya yang dipoles medok dengan pupur sebagai
tanda bukti bahwa sekumpulan wanita itu adalah wanita tidak
benar- Hanya menjadi wadah lelaki dapat melampiaskan
napsu birahinya. Tegasnya merupakan wanita 'mainan' kaum
lelaki dalam tempat kotor itu.
Bwee Hiang anggukkan kepalanya mendengar jawaban Kui
Hoa.
Tapi mengingat bahwa wanita-wanita itu tadinya adalah
perempuan-perempuan benar, karena berbuah demikian itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gara-gara paksaan dari lelaki yang ganas. Bwee Hiang masih
dapat mempertimbangkan keputusannya.
Bwee Hiang lalu suruh un Hoa kumpulkan semua harta
yang ada dalam kuil itu, tapi ternyata tidak seberapa sebab
benda-benda yang mahal dan berharga katanya sudah
diangkut pergi oleh Tui Hun Lolo ke Hek-liong-tong. un Hoa
dan kawan-kawannya menyatakan tidak tahu dimana letaknya
gua Naga Hitam itu, ketika ditanya Bwee Hiang.
"Adikku." kata Bwee Hiang pada Kui Hoa-
"Kau tunggu sebentar disini- Aku akan bicara dengan
mereka-" Berbareng Bwee Hiang sudah turun dari mimbar, Ia
menghampiri Kan Hok Hui dan membebaskan ia dari totokan
sehingga ia dapat berdiri bebas.
"Semua bangun" seru Bwee Hiang. Dengan serentak
semua yang berlutut pada bangun berdiri
"Kalian tentu tahu kewajiban terhadap pemimpinnya, segala
titahnya harus dituruti, tidak boleh dibantah, bukan?"
demikian Bwee Hiang menanya pada mereka. semua orang
mengiyakan dengan berbareng.
"Nah, sekarang begini-" kata Bwee Hiang lagi.
"Aku sebagai pemimpin memerintah kepada kalian untuk
pulang ke masing-masing kampung halaman dan carilah
usaha dengan jalan halal. Masing-masing akan dapat bagian
bekal hidup sederhana. Tapi ingat Apabila aku dengar kalian
membuat sarang lagi dan mengumpulkan kawan-kawan untuk
melakukan kejahatan, akan kudatangi kalian. Disitu, selain
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sarang kalian, jiwa kalian pun akan aku musnahkan untuk
dikirim ke akhirat tanpa ampun"
semua orang yang mendengarnya pada bergidik, berdiri
bulu badannya. Bwee Hiang lalu menggapai Kan Hok Hui yang
lalu datang menghampiri
"sebenarnya," kata Bwee Hiang,
"siang-siang aku sudah mau tebas batang lehermu untuk
menyusul rohnya siauw Cui dan si orang she Tan menghadap
ciiam-lo-ong. Tapi biarlah kuampuni sekali ini"
Kan Hok Hui kaget mendengar rohnya mau dikirim
menyusul rohnya siauw Cui dan si orang she Tan. Apakah si
nona ada menyaksikan adegan ia membunuh dua orang cabul
itu ? Tanyanya dalam hati kecilnya.
Bagaimana pun ia merasa sangat berterima kasih kepada
Bwee Hiang yang mengasih kesempatan untuk ia hidup. Ia
menjura pada si nona, katanya,
"Liehiap, budimu yang besar tidak mengambil jiwaku, aku
tak akan melupakan. Kalau aku tak dapat membalas sekarang,
biarlah di lain penitisan aku dapat membalasnya. Aku berjanji
selanjutnya akan menuntut penghidupan yang halal "
"Bagus, bagus." kata si nona, girang ia mendengar katakatanya
Kan Hok Hui.
"sekarang aku kuasakan padamu untuk mengatur
pembagian harta untuk bekal kau dan kawan-kawan dalam
hidup selanjutnya. Nah, mulailah kau bekerja "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan dibantu un Hoa, Kan Hok Hui sudah
menyelesaikan perintah Bwee Hiang. Harta yang ada di bagi
rata diantara mereka.
Bwee Hiang sementara itu sudah ada diatas mimbar lagi,
tengah duduk bersama-sama Kui Hoa yang sekarang tidak
menolak lagi untuk diajak duduk bersama-sama oleh Bwee
Hiang. Mereka omong-omong seperti kenalan lama saja
hingga Kui Hoa merasa sangat senang terhadap teman
barunya ini.
sebentar lagi Kan Hok Hui dan Un Hoa melaporkan bahwa
pekerjaan pembagian harta sudah selesai, si nona mau suruh
apa lagi ?
Tindakan selanjutnya dari Bwee Hiang adalah membakar
habis sarang penjahat itu, kemudian ia bubarkan mereka
setelah terlebih dahulu diancam akan diambil jiwanya kalau
lain kali mereka diketemukan masih melakukan kejahatan.
Kemudian Bwee Hiang antar Kui Hoa pulag ke ong-kechung.
Kita kembali kepada Kim Coa siancu yang tidur bersamasama
Leng siong.
Malam itu Leng siong dan ibunya menjaga Kim Coa siancu
dengan penuh perhatian. Istimewa nyonya Teng, yang sabansaban
melongok ke dalam kelambu dan memandang
parasnya Kim Coa siancu yang cantik dengan tidak merasa
bosan.
"Ibu, dia lagi tidur, jangan diganggu " kata Leng siong ketika
melihat sang ibu beberapa kali telah melongok ke dalam
kelambu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi peringatan Leng siong seolah-olah tidak diacuhkan
oleh nyonya Teng sebab di lain saat kembali ia menyingkap
kelambu dan memandang parasnya si Dewi ular emas dengan
termenung-menung.
Lama-lama Leng siong menjadi curiga, ia menanya,
"Ibu, kau kelihatannya tidak bisa diam. saban-saban
melongok ke dalam kelambu. Ada apa sih dengan siancu ?"
Nyonya Teng menghela napas dan parasnya agak kusut,
seperti ada urusan ruwet yang ia pikirkan. Leng siong menjadi
heran, ia menanya,
"Ibu, ada apa sih dengan siancu ? Kelihatannya ibu sangat
tertarik olehnya."
"Anak siaong, dia......." terputus bicaranya ketika terdengar
pintu kamar diketuk perlahan dari luar.
"Siapa ?" tanya Leng siong seraya menghampiri pintu.
"Ayah, anak siong." terdengar jawaban dari sebelah luar.
Leng siong cepat membuka pintu, tampak di depannya ada
ayahnya yang berdiri-
"Bagaimana keadaannya, sudah mendusin dia ?" tanya
sang ayah, mendahului sang puteri yang sudah membuka
mulutnya hendak bicara.
"Tengko yang datang ? Lekas masuk kemari " berkata
nyonya Teng dari sebelah dalam. Tengko artinya kakak Teng,
panggilan sehari-hari nyonya Teng kepada suaminya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Teng Hauw lantas masuk, menghampiri isterinya yang
berdiri di tepi pembaringan sambil menyingkapkan kelambu.
"Tengko, coba kau lihat " kata sang isteri-
Teng Hauw cepat mendekati isterinya dan ikut memandang
pada parasnya Kim Coa siancu yang seperti tengah tidur
nyenyak-
Paras cantik itu menyungging senyuman yang tak mudah
dilupakan oleh siapa yang melihatnyasetelah
suami isteri itu memandang agak lama, keduanya
lalu saling bertukar pandang dan tersenyum hingga Leng
siong yang menyaksikan gerak gerik kedua orang tuanya itu
merasa heran.
"Kalian lagi bikin apa ?" kata Leng siong, seraya
menyelipkan badannya diantara mereka dan turut memandang
ke arahnya Kim Coa siancu.
Kini pandang suami isteri itu dialihkan kepada parasnya
Leng siong.
"Tengko, tidak bisa salah lagi dianya....." kata nyonya Teng
perlahan kepada suaminya yang segera angguk-anggukkan
kepalanya mendengar kata-kata sang isteri.
Leng siong menjadi bingung, Ia menanya,
"Dianya siapa, ibu ?"
"Dia tidak salah lagi tentu encimu." jawab nyonya Teng
tersenyum.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aah Aku ada punya enci ? Kenapa ibu tidak mengatakan
itu kepadaku ?"
"Ceritanya panjang, kejadian itu pa da........" nyonya Teng
terputus bicaranya mendengar siancu ngelindur, katanya,
"Adik In, adik In kau nakal betul "
Leng siong terkejut. "Aha Tidak bisa salah lagi siancu
adalah Eng Lian yang dicari-cari si bocah muka hitam" kata
Leng siong dalam hatinya.
"Dia adalah enci Eng Lian yang tengah dicari setengah mati
oleh adik kecil." kata Leng Siong pada ayah dan ibunya.
"segala sesuatu nanti akan terang, apabila siancu sudah
siuman." sahut nyonya Teng, lalu kembali memandang
parasnya siancu yang cantik jelita.
"Adik In, nanti encimu marah......" kembali siancu ngelindur,
parasnya tampak tersenyum-senyum akan tetapi matanya
terus meram saja.
"Nanti aku panggil Taysu." kata Teng Hauw seraya
ngeloyor keluar. Tidak lama lagi Kim Wan Thauto sudah
masuk ke dalam kamar.
Kali ini kelambu bukan disingkap lagi, malah dipentang
lebar supaya semua orang dapat melihat siancu dan
mendengar ngelindurnya. Kie Giok Tong dan tiga saudaranya
tidak turut masuk, mereka hanya mendengarkan di sebelah
luar.
Agak lama juga siancu ditunggu berkata-kata pula dalam
ngelindurnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ketika Kim Wan Thauto kegerahan berada di dalam kamar
lama-lama, baru saja ia hendak ngeloyor keluar sebentar, tibatiba
ia
mendengar siancu berkata,
"Adik In, kau tidak mau turut perintah encimu ? Awas, kalau
encimu sudah marah— Hihihi......"
Kim Wan Thauto geleng-geleng kepala. "Dia benar Eng
Lian, teman mainnya anak In." kata si Thauto-
"Cuma herannya, kenapa dia bisa jadi Kim Coa siancu ?"
"sebelum dapat keterangan, memang kita dalam gelap,
Taysu-" menjawab nyonya Teng ketawa.
"Nanti kalau siancu sudah siuman, baru kita dapat
pemecahannya."
"Hujin (nyonya) benar." kata Kim Wan Thauto.
"Tolong dijaga, coba bagaimana sikapnya kalau dia sudah
mendusin."
"Terang kami akan jaga betul, sebab si nona mungkin
bukan orang lain." nyeletuk nyonya Teng, membuka rahasia
dia-
"Bukan orang lain bagaimana ?" tanya Kim Wan Thauto
ingin tahu.
"Mungkin si nona adalah anak kita." menyahut Teng Hauw.
"Hahaha.....bagus, bagus." Kim Wan Thauto tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagaimana riwayatnya, coba kasih cerita sedikit untuk
menambah pengetahuanku. "
"Ah, nanti saja kalau si nona sudah siuman." sahut nyonya
Teng.
Kim Wan Thauto mengangguk-angguk- Ia tidak memaksa,
sebaliknya menghela napas. Katanya,
"sekarang anak In sekarang tidak ada disini, coba ada,
bagaimana girangnya dia menemukan enci Liannya kembali."
"Dia pergi kemana ?" nyeletuk Leng siong, hingga Kim Wan
Thauto heran si gadis nyeletuk tanpa banyak pikir lagi.
Leng siong merasa keterlepasan omong, wajahnya semu
merah- Tapi ia tidak menyesal, memang ia sangat ingin tahu
kemana si bocah muka hitam itu perginya-
"Dia lagi menyusul atau boleUi dikatakan mencari Bwee
Hiang." kata Kim Wan Thauto, tersenyum ke arah si gadis-
Leng siong juga tersenyum, lalu menundukkan kepala.
setelah Kim Wan Thauto dan Teng Hauw pada keluar untuk
omong-omong lagi di ruangan pertengahan, Leng siong lalu
menanya pada ibunya,
"Ibu, kau tidak menceritakan padaku bahwa aku ada
mempunyai cici. Nah, sekarang kau harus cerita. Tidak mau
aku menunggu lama-lama."
"sabar, anak siong. Kapan encimu belum mendusin..." si
nyonya hentikan omongannya, nampak pembaringan
bergoyang- goyang dan kelambu yang barusan sudah ditutup
lagi seperti disingkapkan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hei, aku ada dimana ini ?" tiba-tiba Leng Siong dan ibunya
dibikin kaget oleh kata-kata yang keluar dari dalam kelambu.
Disusul oleh turunnya Kim Coa siancu dari pembaringan
dengan tiba-tiba.
"Eh, enci, enci, kaujangan bangun dulu." kata Leng siong
seraya memburu dan mendorong Kim Coa siancu supaya tidur
kembali-
Tentu saja dorongan Leng siong tidak ada artinya bagi si
Dewi ular emas karena Leng siong merasa ia seperti
mendorong tiang besi yang tidak bergeming.
"Kau siapa ?" tanya si Dewi ular emas, ketika melihat Leng
siong mendorong-dorong ia untuk naik kembali ke atas
pembaringan.
"Aku adikmu, Leng siong." jawab si nona.
" Enci, jangan turun dulu, harus tiduran, enci terlalu lelah "
"Leng siong, adikku ? Aku tidak kenal " kata si Dewi ular
Emas seraya duduk di tepi pembaringan dan mengawasi
parasnya Leng siong dengan tajam.
Leng siong melihat siancu sudah duduk di tepi
pembaringan dan mengawasi saja kepadanya, dengan
tersenyum ia berkata,
"Enci Eng Lian, kau heran wajahku mirip dengan wajahmu,
bukan ?" siancu hanya duduk termangu-mangu, tidak
menjawab pertanyaan Leng siong.
Ia seperti sedang mengumpulkan ingatannya yang sudahsudah.
Leng siong tidak mengganggu, ia hanya berdiri di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dekatnya siancu. Di lain pihak, perlahan-lahan nyonya Teng
datang menghampiri mereka. sebagai orang tua yang sudah
berpengalaman, nyonya Teng mengerti siancu membutuhkan
banyak waktu untuk dapat mengumpulkan ingatannya yang
sudah terlupakan, Ia dan Leng siong menunggu sampai siancu
sebentar dapat bicara.
Tidak lama atau siancu sudah berpaling kepada nyonya
Teng,
"Bibi ini siapa ?" ia menanya tapi nyonya Teng tidak lantas
menyahut, hanya tersenyum ke arahnya.
Kembali siancu termangu-mangu- Ia tidak menghiraukan
pertanyaan tadi tidak dijawab oleh nyonya Teng. sampai tibatiba
ia berkata,
"Ah, sekarang aku ingat. Adik ini yang ada dipaseban
menonton aku bertarung dengan si bocah muka hitam, bukan
?"
" ya." jawab Leng siong singkat.
"Eh, itu si bocah hitam, bukan adik In ?" kata pula siancu,
setelah sejenak ia termenung-menung lagi.
"Kenapa aku berkelahi dengan adik In ? Aduh, kasihan dia
kena kugigit sampai borboran darah...."
"Enci Eng Lian, bukan ?" Leng siong menanya perlahan.
"ya, aku Eng Lian." sahutnya, seraya matanya mengawasi
pada pakaiannya.
"Eh, kenapa pakaianku macam ini ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Leng siong dan ibunya saling melirik dan tersenyum.
"Dimana aku berada sekarang, adik ?" tanyanya pada Leng
siong.
"Enci berada dikamarku." sahut si nona rumah-
"Hei, kenapa aku bisa berada di dalam kamarmu ?"
"Coba enci ingat-ingat dengan perlahan, kenapa bisa
berada disini." Eng Lian tersenyum, Ia kembali kumpulkan
ingatannya.
"oh, ya, aku ingat sekarang." tiba-tiba siancu alias Eng Lian
berkata.
"Setelah aku menggigit lengannya adik In, lantas aku
merasakan kepalaku pusing dan tidak ingat lagi. Bukan
lantaran itu, aku dibawa kemari"
Leng siong anggukkan kepala seraya tersenyum, Ia tidak
mau banyak-banyak omong supaya ingatan siancu lebih cepat
kembali.
Ia mau kasih kesempatan Eng Lian bicara lebih banyak,
menandakan bahwa ingatannya sudah kembali betul-betul.
"Dimana adanya adik In ?" Eng Lian menanya.
"Dia ada disini-" sahut Leng siong.
"Coba kau tolong panggilkan dia kemari."
"oh, dia lagi keluar. Mungkin besok pagi baru balik,"
"Ah, si nakal itu. Kemana saja dia sudah pergi ? Tidak ingat
kepada encinya "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik kecil selalu ingat kepadamu enci, malah sekali tempo
aku lihat dia menangis memikirkan enci-"
"Apa iya ? Akan kucubit dia kalau ketemu "
Leng siong melengak. Pikirnya, enci Eng Uan ini benarbenar
masih kekanak-kanakan.
Pantas si bocah wajah hitam selalu merindukan dia sebab
teman mainnya ada demikian manja terhadapnya. sampai
begitu jauh nyonya Teng tidak campur bicara tapi setelah
melihat siancu atau Eng Lian mulai berkumpul ingatannya,
tentu ia nimbrun bicara hingga lama-lama dalam kamar itu
menjadi ramai dengan tertawa mereka. Eng Lian bisa
membanyol, sudah tentu saja ia mudah mengitik urat ketawa
Leng siong dan ibunya sehingga bukan sekali dua kali mereka
tertawa terpingkal-pingkal.
sementara itu malam pun sudah larut. Maka nyonya Teng
meninggalkan dua gadis jelita itu untuk balik ke kamarnya
sendiri.
Balik kepada jago cilik kita yang pagi-pagi pulang habis
mencariBwee Hiang dengan sia-sia. Ia menanti di ruang
depan atas kemunculannya Kim Coa siancu.
Ketika cuaca sudah makin terang, belum juga kelihatan
siancu atau enci Eng Lian muncul, Lo In menjadi gelisah- Ia
berkata pada Kim Wan Thauto,
"Toako, kenapa belum juga kelihatan enci Eng Lian keluar
?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Wan Thauto ketawa ke arahnya- sebelum ia
menjawab, tiba-tiba muncul satu pelayan wanita kecil
menyuruh Lo In masuk ke dalam-
"Nah, suruhan itu sudah datang, jangan kuatir, enci Eng
Lianmu tidak akan lari." goda Kim Wan Thauto kepada jago
cilik kita.
Lo In ketawa nyengir, seraya bangkit dari duduknya
mengikuti si pelayan masuk ke dalam, sebelum sampai di
dalam, Lo In menanya pada si pelayan,
"Hei, adik kecil, siapa yang undang aku masuk? Apa
nonamu, nona tamu atau nyonya besar ?"
si pelayan tersenyum,
"Tiga-tiganya." sahutnya ketawa geli-
"Ah, kau main-main. Nona tamu itu yang undang, bukan ?"
tanya Lo In lagi-
"Lihatlah nanti." sahut si pelayan singkat.
sementara itu mereka sudah sampai diruangan dalam,
dimana sudah menanti nyonya Teng Hauw- si bocah kecewa
karena tidak melihat Kim Coa siancu maupun Leng siong di
situ-
"Bibi Teng, mana enci Eng Lian dan Leng slong ?" ua lantas
saja menanya pada nyonya rumah.
"Sabar" sahut nyonya rumah-
"Mari, mari duduk, menunggu sebentar"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Malas-malasan Lo In ambil tempat duduk- Hatinya kecewa
lagi tatkala nampak Teng Hauw, Kim Wan Thauto, Kie Giok
Tong dan lain-lain saling susul muncul dalam ruangan itu.
Mereka disilahkan dengan hormat oleh nyonya rumah untuk
mengambil tempat duduk-
Kim Wan Thauto melihat Lo In tidak gembira nampak
kedatangan mereka ke dalam ruangan itu, lantas berkata,
"Anak In, pagi ini ada kejadian yang tak dapat dilupakan
seumur hidupmu. Maka kami orang ingin turut
menyaksikannya -"
Lo In tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh sang Toako,
tapi ia terpaksa unjuk ketawa nyengirnya yang terkenal.
setelah semua ambil tempat duduk, nyonya Teng berkata
pada si bocah,
"Hiantit (keponakan), aku sudah tua. Mataku sudah lamur
untuk membedakan barang yang hampir serupa warnanya.
Maka aku undang kau datang untuk menolong
membedakannya dua barang yang sama bentuknya "
"Bibi Teng bisa saja-" kata si bocah-
"Dengan sejujurnya aku mengatakan, aku juga tak dapat
membedakan barang yang hampir sama bentuknya-"
"Hiantit masih muda, mata masih terang, aku tidak percaya
kalau tak dapat membedakan barang yang hampir serupa
warnanya." berkata lagi nyonya rumah, matanya melirik
kepada para tamu sambil tersenyum-senyumTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Wan Thauto mesem, Kie Giok Tong anggukanggukkan
kepalanya, lainnya pada menahan ketawa gelinya,
semua itu tanpa disadari oleh Lo In, jago cilik kita.
"Mana barangnya, bibi Teng ?" kata Lo In tidak sabaran.
Pikirnya, orang mau ketemu enci Lian, ini malah menyuruh
orang membedakan barang sebala. Benar-benar bibi Teng ini
brengsek orangnya
"Nanti aku akan suruh orang mengambilnya." sahut nyonya
rumah seraya menyuruh satu pelayan perempuan masuk ke
dalam.
Katanya untuk mengambil barang, tidak tahunya yang
muncul.........dua bidadari kembar keluar dari balik tirai dengan
tersenyum-senyum riang.
"Hianti, nah tuh dia, coba kau bedakan mana adalah enci
Lianmu ?" berkata nyonya Teng ketika melihat Lo In bengong
terlongo-longo di tempat duduknya.
Dua nona yang baru muncul itu wajahnya seperti pinang di
belah dua, pakaiannya sama, gerak geriknya sama, semua
sama, dari mana bisa dibedakan yang mana Eng Lian dan
yang mana Leng siong ?
Bukan hanya Lo In tapi juga Teng Hauw, Kim Wan Thauto
dan yang lain-lainnya duduk terpesona di atas kursinya
masing-masing menampak sepasang anak kembar itu muncul.
Cantik menggiurkan sepasang dara kembar itu, siapa pun tak
dapat membantahnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dara kembar itu tidak menghampiri meja perjamuan, hanya
berpose tidak jauh dari Lo In duduk, tersenyum-senyum ke
arahnya.
Lo In kucek-kucek matanya sambil menggeleng-geleng
kepala.
"Bibi Teng, mana enci Lian, enci Leng siong ?"tanyanya
pada nyonya Teng.
"Kenapa jadi menanya padaku ?" sahut nyonya rumah
ketawa.
"Bibi Teng, jangan main-main. Lekas unjukkan yang mana
adalah enci Eng Lian."
"Anak In, kau jangan suruh bibi Teng yang unjuk Mana dia
tahu tahu yang mana Eng Lian atau Leng siong. Bukankah tadi
dia minta pertolonganmu untuk membedakannya ?"
Lo In ketawa nyengir, Ia sudah kepingin peluk enci Eng
Liannya untuk melepaskan rindunya kepada teman mainnya
itu, akan tetapi siapa diantara dua dara itu adalah enci Liannya
yang tepat ? lantaran ceroboh, bisa-bisa ia memeluk Leng
siong, bukankah itu akan menggelikan orang ? Bingung luga
Lo In.
Ketika nyonya rumah mendesak supaya Lo In lekas
menyebutkan yang mana adalah enci Eng Liannya, ia berkata,
"Baiklah, aku nanti pilih- Paling-paling juga aku nanti
kesalahan menyebut enci Leng siong adalah enci Eng Lian,
tidak apa toh "
"oo, tidak bisa begitu" kata Kim Wan ThautoTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Habis bagaimana ? Toako ini suka banyak urusan"
"Kalau anak In salah tebak, artinya anak In tidak sungguhsungguh
mengenangkan enci Lianmu. Maka Eng Lian juga
akan kembali menjadi Kim Coa siancu."
Lo In menjublek mendengar kata-katanya Kim Wan Thauto-
"Celaka tiga belas, memang seharusnya aku mengenali
enciku- Kalau gagal, enci Lian akan marahi aku." demikian
pikir si bocah- Sembari berpikir ia mengawasi dengan tajam ke
arah dua dara di depannya- Tapi meskipun matanya lihai
dapat melihat jauh, ia tak dapat menemukan tanda tai lalat di
atas alis kirinya Eng Lian.
Rupanya tanda itu sudah ditutupi oleh nyonya Teng ketika
dua dara itu di make-up-
Tapi Lo In adalah bocah cerdik luar biasa. Pantang
menyerah, kalau hanya kehilangan tanda tai lalat pada alis
kirinya Eng Lian, ia sudah lantas mencari akal lagi.
"Aku sekarang hendak menanya pada kedua enci, siapa
aku ini ?"tanya Lo In.
"Lo In, si bocah hitam " terdengar dua dara itu menyahut
berbareng.
Lo In kaget. Pikirnya,
" Celaka, dua dara ini menyebut aku si bocah hitam,
semestinya enci Lian tak akan menyebut demikian."
Bingung dia karena suaranya dua dara kembar itu sama,
tak dapat dibedakan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia memandang ke arah sepasang dara itu, mereka
tersenyum sama, melirik sama, habis yang mana satu adanya
enci Lianku ? Tanya hati kecilnya.
"Dari mana aku asalnya ?" ia lalu menanya lagi.
"Dari lembah Tong-hong-gay." sahut sepasang dara
berbareng.
"siapa orang yang sayang padaku selama diatas Tonghong-
gay ?"
"Liok sinshe-"
"Di mana sekarang adanya Liok sinshe ?"
sepasang dara itu saling pandang sejenak, tapi lantas
menyahut,
"Belum diketemukan."
Tadinya Lo In sudah kegirangan, pertanyaannya paling
belakang tak dapat dijawab oleh salah satu diantaranya, tapi
mengapa jawabannya jitu benar dua-duanya ? Lo In berpikir
sebentar- Pusing ia, buntu jalan.
"Sudahlah enci Lian, jangan godai adikmu."
"yang mana enci Lianmu ?"
"Tunggu, tunggu aku akan unjukan." kata Lo In seraya
bangkit dengan tergesa-gesa dari duduknya hingga lengannya
kebentur sana sini. Baru ia bertindak dua langkah
menghampiri si dara kembar tiba-tiba ia berjengit-
"Aduh, sakit lengan ku bekas digigit- Aduh, aduh "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In berteriak mengaduh sambil pelangi lengan yang
bekas digigit Kim Coa siancu hingga Kim Wan Thauto dan
lain-lainnya jadi kaget- sebelum mereka memberikan
pertolongan, dua dara kembar sudah ada di dekat Lo In pada
memegangi lengan Lo In.
Dara yang dikiri yang memegangi lengan kirinya yang tidak
terluka berkata,
"Adik kecil, kau kenapa ?"
Dara yang memegangi lengan kanannya yang terluka
berkata,
"Adik In, kau kenapa ?"
Tiba-tiba saja Lo In tertawa terbahak-bahak hinga dua dara
kembar itu menjadi terperanjat.
"Apa yang kau ketawakan, adik kecil ?" tanya dara yang di
sebelah kiri
"Apa yang kau ketawakan, adik In ?" tanya dara yang
disebelah kanan.
Pertanyaan sepasang dara jelita itu, bukannya dijawab oleh
Lo In, ia malah tertawa makin keras dan terpingkal-pingkal,
semua orang heran kenapa Lo In tertawa demikian enaknya.
setelah Lo In berhenti ketawa, entah bagaimana si bocah
bergerak, tahu-tahu dara yang disebelah kanannya sudah
jatuh dalam pelukannya.
"Adik In, adik In, kau jangan gila-gilaan begini " si dara
meronta-ronta.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hahaha, inilah enci Eng Lianku " berkata Lo In dengan
suara gembira.
Eng Lian yang sudah ketahuan siapa dirinya, kontan ia
mencubit Lo In.
"Anak nakal, kau belum mau lepaskan encimu ?"ia
membentak si bocahsambil
tertawa berkakakan Lo In lepaskan pelukannya dan
kembali ke tempat duduknya-semua orang kebingungan,
apakah benar yang dipeluk Lo In tadi adalah nona Eng Lian.
Mereka hampir berbareng melirik pada nyonya Teng yang
tampak anggukan kepalanya sambil tersenyum.
" Lihai, lihai " kata Kie Giok Tong sambil tunjukkan
jempolnya.
Eng Lian dan Leng siong sementara itu sudah turut duduk
menghadapi meja perjamuan seraya ketawa riang.
"Bagaimana kau bisa membedakan enci Lianmu, anak In ?"
tanya Kim Wan Thauto, penasaran ia sebab sepasang dara itu
sukar dibedakan.
"sebenarnya dia sulit juga, beberapa pertanyaanku dijawab
betul semuanya, malah suaranya enci Eng Lian dan Leng
siong tidak ada bedanya. Barusan aku mengaduh hanya purapura
saja, mau lihat reaksi dari mereka terhadapku. Dua-dua
perhatiannya sama mesranya, cuma mereka lupa satu hal
yang membuka rahasia. Hahaha " Demikian Lo In
menerangkan, hingga Eng Lian dan Leng siong penasaran.
Hampir berbareng mereka menanya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apakah yang membuka rahasia ?"
"Panggilan padaku. Hahaha " Enci Leng siong panggil 'adik
kecil', sedang enci Eng Lian 'adik In' yang sudah meresap
dalam telingaku-"
Leng siong ketawa ngikik.
Eng Lian deliki matanya yang bagus ke arah si nakal- Kalau
tidak banyak orang mungkin Kim Coa siancu yang sekarang
kembali pada Eng Lian akan mencubit Lo In-
Leng siong nampak Lo In dan Eng Lian beradu pandangan
mesra rada-rada tergetar hatinya- Tapi la yang wataknya
halus, kejadian itu hanya sejenak saja menggetarkan, lantas
sudah hilang tanpa bekassemua
orang kagum akan kecerdikan si bocah hitam.
Perjamuan makan sementara itu sudah dimulai-
Kiranya perjamuan makan itu diadakan oleh tuan dan
nyonya rumah untuk kehormatan d memberi selamat kepada
Lo In dan Eng Lian, sudah berpisah dua tahun lamanya,
sekarang dapat berkumpul kembali-Lo In dan Eng Lian diamdiam
merasa girang atas kebaikannya keluarga Teng.
si bocah kelihatan makan banyak, rupanya hatinya sangat
gembira menemukan kembali teman mainnya yang sangat
dirindukannya, sering-sering mereka beradu pandang disusul
oleh senyuman masing-masing yang sudah dikenalnya.
"Nona Lian." tiba-tiba Kim Wan Thauto berkata,
"Hari ini adalah hari baik- sungguh aku dan saudarasaudara
yang lainnya turut merasa girang bahwa kau dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
anak In sudah dapat berkumpul kembali. Dalam kesempatan
yang sebaik ini, bagaimana kalau kau mendongeng halmu
sampai menjadi Kim Coa siancu."
Eng Lian ketawa manis mendengar permintaannya n Kim
Wan Thautosi
nona ada satu dara yang luwes dan tidak pemalu, tidak
keberatan ia menceritakan hal dirinya di depan hadirin yang
baru dikenalnya-
Ia mulai ketika ia diculik dari lembah oleh Ang Hoa Lobo
dan siauw Cu Leng. si Nenek Kembang Merah dan si Iblis Alis
Buntung siauw Cu Leng memperlakukan dirinya baik-baik
saja, malah kelihatan mereka sangat sayang, Ia tidak
keberatan si Nenek Kembang Merah minta belajar cara
menakluki ular, ketika padanya dijanjikan akan dikembalikan
pula ke lembah dan bertemu dengan adik In-nya. Tidak
tahunya ia kena dikibuli, malah ia dicekoki obat 'Cian-jit-su-suhun'
yang membikin ia lupa ingatan yang sudah-sudah- Ia lupa
kepada Lo In, Kim-tiauw kawanan kera teman mainnya, hanya
yang diingat bahwa ia adalah muridnya Ang Hoa Lobo kepada
siapa ia harus mentaati segala perintahnya.
Ang Hoa Lobo dan siauw Cu Leng besar ambekannya dan
hendak mendirikan Ang Hoa PI mereka sudah culik-culiki
banyak gadis dan pemuda untuk dijadikan prajuritnya.
Ia mendapat didikan langsung dari Ang Hoa Lobo hingga ia
pandai ilmu silat, malah ketika Lamhay Mo Lie yang menjadi
sucouw-nya datang ke Coa Kok- Hantu Wanita dari Lamhay itu
sangat sayang pada dirinya dan memberi banyak petunjukpetunjuk
yang berharga soal ilmu silat dan Iwekang sehingga
kepandaiannya meningkat, baik dalam hal Iwekang maupun
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengenakan ilmu silatnya sendiri, sucouw Lamhay Mo Lie ada
sangat lihai, belum menemukan tandingan menurut katanya
Ang Hoa Lobo.
Selama obat 'Cian-jit-su-su-hun' (obat bubuk memtikan
ingatan seribu hari) masih bekerja, tegasnya belum
dipunahkan (dikasih obat penawarnya) ada tiga pantangan
menyentuh tubuh si korban obat mujizat itu, yaitu tidak boleh
disentuh bagian jidat, tetek dan perutnya. Kalau orang
menyentuh salah satu bagian ini, orang yang menyentuhnya
digigit kontan oleh si korban dan yang kena digigit dalam
tempo pendek akan berubah pikirannya, tidak ingat lagi
kejadian-kejadian yang sudah lalu, hanya yang diingatnya taat
kepada perintah siancu.
"sungguh mengerikan" kata Kie Giok Tong.
"Tapi kenapa gigitanmu pada anak In tidak membikin anak
In berubah ingatannya ?" tanya Kim Wan Thauto yang merasa
heran atas keterangan Eng Lian.
"Aku juga heran." sahut si nona.
"Bukan saja adik In tidak apa-apa, malah aku bisa jatuh
pingsan dan ingatanku kembali seperti asal."
Lo In pun merasa heran. Menurut penuturan Eng Lian,
semestinya ia jatuh dibawah pengaruhnya Eng Lian (Kim Coa
siancu pada saat itu), tapi kenapa tidak apa-apa ?
Dalam ingatannya yang cerdik, Lo In ingat sesuatu, maka ia
lantas berkata,
"Enci Lian, mungkin nyali Toksgan sian-cu yang menolak
racun 'Cian-jit-su-su-hun' hingga aku tidak apa-apa."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik In, kau bicara ada alasannya." sahut si nona ketawa.
"Tapi...." "Tapi apa ?" tanya Lo In cepat-
"Tapi bagaimana ingatanku bisa kembali ?" sahut Eng Lian.
"Itu mudah saja ditebak-" kta Lo In.
"Bagaimana pendapatmu, adik In ?" tanya si nona.
"Ketika enci menggigit daging lenganku sampai nyoplok
dan borboran darah, sedikit banyak enci ada menelan juga
darah dari daging gigitan. Darah inilah yang merupakan obat
penawar untuk melenyapkan pengaruhnya 'Cian-jit-su-su-hun'.
coba masuk diakal tidak ?"
"Benar, benar, adik In." kata Eng Lian seraya menepak
meja hingga mangkok piring sayur yang diatas meja pada
berdansa. Malah ada mangkok sayur yang tumpah dan
muncrat mengenakan baju Tan Kim dan song cie Liang. —
Mereka cepat bangkit dari duduknya dan menggiberikberikan
bajunya sedang matanya melotot kepada Eng Lian.
"Menyebalkan kelakuan gadis liar ini." piketnya dalam hati,
akan tetapi mereka tidak berani mengatakan terang-terangan,
masih memandang kepada Lo In dan Kim Wan Thauto-
"Maaf, maaf, barusan aku kelupaan." kata Eng Lian atas
kelakuannya yang tidak disengaja tadi. Ia tidak gubris
pelototan matanya Tan Him dan song cie Liang.
Lo In ketawa nyengir. Tapi diam-diam ia merasa sedikit
tidak enak enci Liannya mengumbar keberandalannya di
depan banyak orang tua. Meskipun begitu, ia tidak berani
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menegur enci Liannya, yang bisa menghilangkan kegembiraan
mereka yang telah berkumpul kembali, Ia berkata,
"Para paman, harap memaafkan atas kelakuan enciku yang
tidak disengaja."
"oh, urusan kecil, urusan kecil." kata Kie Giok Tong,
mendahului tuan rumah bicara.
"Masa buat urusan begitu kecil kami orang menaruh hati ?
Hahaha "
Kie Giok Tong pandai bergaul danjuga bisa melihat gelagat,
Ia sembunyikan kedongkolannya di balik wajahnya yang
ramah tamah-
Bwee Hiang ia sudah kenal kegagahannya, tapi si Dewi ular
Emas ini ada gadis liar. Entahlah berapa tinggik
kepandaiannya. Demikian Kie Giok Tong diam-diam terpikir
dalam hatinya.
Kim Wan Thauto pun tampak kurang senang melihat
kelakuan Eng Lian yang kasar.
Teng Hauw dan nyonya hanya geleng-geleng kepala,
sebaliknya Leng siong sudah ketawa cekikikan melihat Tan
Kim dan song Cie Liang kepanasan kena kesiram sayur.
setelah makanan yang tumpah diganti, perjamuan dilanjutkan
dengan kurang gembira.
Eng Lian tidak perdulikan orang punya pandangan terhadap
dirinya, ia makan seenaknya saja ditemani oleh Leng siong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik In, kau tidak mau temani encimu makan ?" tegur Eng
Lian ketika melihat Lo In diam saja menonton mereka makan
dengan gembira-
Lo In ketawa nyengir, Ia juga lantas hantam makanan tanpa
sungkan-sungkan untuk membikin Eng Lian senang hatinya.
Tapi diam-diam Lo In sedang kerjakan otaknya mencari akal
supaya Kim Wan Thauto dan Lima Harimau pun menghargai
Eng Lian seperti juga mereka menghormati Bwee Hiang.
Belum sempat Lo In memecahkan persoalan, tiba-tiba ia
dibikin terperanjat oleh kejadian yang tidak terduga-duga sama
sekali.
Lo In melihat Eng Lian menyumpit mie dari mang kok besar,
ditaruh dalam mangkok makannya, Ia tidak lantas makan mie
dalam mang koknya itu, sebaliknya ia bakal main dikutik sana
dikutik sini. Lo In heran, apa maknanya enci Eng Lian main
dengan mie itu.
Ketika ia hendak membuka mulut menanya, sekonyongkonyong
ia lihat ada dua potong mie sekira panjang dua cun
(dim) masing-masing dipisahkan oleh sumpitnya Eng Lian.
"Hahah, enci Lian kau lagi bikin apa-apaan itu ?" tanya Lo
In.
Berbareng dengan pertanyaan Lo In, dua potong mie tadi
dikutik, sumpit mencelat dari mang koknya, seketika itu
terdengar teriakan mengaduh dari Tan Him dan song cie
Liang, tubuhnya berbareng terkulai dari duduknya dan roboh
dilantai.
Kaget bukan main Lo In nampak kejadian itu, Eng Lian
telah unjuk kenakalannya. Cepat ia memburu pada Tan Him
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan song cie Liang yang sedang dirubung oleh Kim Wan
Thauto, Kie Giok Tong dan lain-lainnya. Keadaan Tan Him dan
song cie Liang tidak berkutik, seperti kena ditotok-
Kim Wan Thauto heran, bagaimana dua orang itu roboh
dengan tiba-tiba saja. Pasti mereka sudah diserang dengan
senjata gelap-
Tapi siapa penyerangnya ? Di situ ada Lo In, jago cilik yang
lihai, siapa berani main gila dengan sesukanya ?
Tiada seorang yang tahu kecuali Lo In bahwa perbuatan itu
adalah perbuatan Eng Lian yang main-main, malah Leng siong
yang duduk di dekatnya Eng Lian pun, tidak engah kalau Kim
Coa siancu sudah unjuk kepandaiannya yang istimewa.
Keadaan menjadi tegang. Hanya Lo In yang diam-diam
ketawa melirik pada Eng Lian, siapa telah menyambut dengan
senyuman puas. Malah Eng Lian telah mencekikik dengan
tiba-tiba hingga Leng siong di sebelahnya menjadi heran.
Kim Wan Thauto coba membebaskan Tan Kim dan song
cie Liang dari totokan tapi sia-sia saja. Malah korban itu
meringis-ringis kesakitan ketika jalan darah membebaskan
diurut-urut oleh Kim Wan Thauto- si Thauto menjadi gelisah-
"Anak In, ini bagaimana ?" Kim Wan Thauto menanya pada
si bocah ketika melihat Lo In sudah ada di dekatnya-
" orang jahat sudah datang mengacau " kata Kie Giok Tong
ketakutan.
semua orang sudah merubung-rubung song cie Liang dan
Tan Him, kecuali Eng Lian dan Leng siong tinggal enakenakan
meneruskan makannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nyonya Teng pucat pasi wajahnya mendengar Kie Giok
Tong mengatakan ada orang jahat datang mengacau.
" Hiantit, bagaimana ini ?" ia menanya pada Lo In.
semua perhatian ditumplek pada Lo In sebab mereka tahu
hanya si boacah wajah hitam yang sakti itu yang dapat
menyelamatkan mereka.
"Anak In, kenapa kau diam saja ? Lekas tolong paman Tan
dan song " kata Kim Wan Thauto yang putus asa tak dapat
membebaskan totokan orang.
"ya, siaohiap, tolonglah " Kie Giok Tong kata dengan wajah
memohon.
"orang jahat sih tidak ada." kata Lo In.
"Mungkin kedua paman ini menerbitkan perasaan tidak
senang pada orang pandai hingga mereka dikasih rasa."
Kim Wan Thauto dan Kie cHiok Tong heran mendengar
kata-kata Lo In.
"Anak In, siapa orang pandai itu ?" tanya Kim Wan Thauto-
"Coba aku periksa apanya yang kena ditotok-" sahut Lo In
seraya jongkok memeriksa, Ia tidak menjawab langsung atas
pertanyaan sang toako.
Lo In pura-pura memeriksa bagian mana yang ditotok
'orang pandai', ketika ia memeriksa wajah Tan Him, persis
pada jidatnya ada menempel sepotong mie yang panjang dua
cun tengah melingkar seperti ular, melekat bagaikan masuk ke
dalam kulit. Lalu diperiksanya pula keadaan song cie Liang,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kiranya ia senasib dengan Tan Him pada jidatnya menempel
mie yang melingkar macam ular.
Kie Giok Tong sangat heran, akan tetapi Kim Wan Thauto
sebaliknya telah mengerutkan keningnya, Ia berkata,
"Anak In, lekas bebaskan mereka dari totokan"
"Toako, jangan marah, aku tidak bisa membebaskannya."
sahut Lo In.
" Habis, habis bagaimana ini ?" kata Kie Giok Tong
kebingungan, pikirnya, Lo In sendiri tak dapat membebaskan
totokan pada dua saudaranya, siapa lagi yang dapat diharap ?
Apa ada yang lebih tinggi kepandaiannya dari si bocah ?
"Jangan cemas." menghibur Lo In.
"Ada orangnya yang dapat membebaskan.
"siapa, siapa ?" Kie Giok Tong memotong dengan
bernapsu.
"Tapi dengan satu syarat." Lo In masih pelit untuk
menunjukkan orang itu.
"Syarat apa Lo In Hiantit maksudkan ?" tanya Kie Giok
Tong.
"Kalau kedua paman sudah dibebaskan, aku harap urusan
tidak ditarik panjang. Bikin habis sampai disini- Titik" Lo In
majukan syaratnya.
Kie Giok Tong heran mendengar perkataan Lo In.
"Kenapa pakai ada syarat begitu segala ?" ia menanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Itu untuk kebaikan kedua pihak-" sahut Lo In tenangtenang
saja-
Kie Giok Tong melirik pada Kim Wan Thauto yang lantas
anggukkan kepalanya sedikit.
"Baiklah-" kata Kie Giok Tong kemudian.
" orang pandai itu boleh dipanggil"
"orang itu ada disini-" sahut Lo In seraya melirik pada meja
perjamuan, dimana Eng Lian dan Leng siong sedang asyik
makan-makan seakan-akan mereka tidak menghiraukan
kepada kejadian yang mengejutkan itu.
Melihat gerakan Lo In, baru Kim Wan Thauto sadar siapa
yang main-main di depannya. sebagai jago kawakan, tidak
senang ia orang main-main diluar tahunya- sebab itu satu
penghinaan. Maka menuruti hatinya yang panas, seketika itu
ia bangkit dari jongkoknya, kepalanya la lalu digelengkan, tibatiba
sepasang anting-anting emasnya melesat saling susul ke
arah Eng Lian yang sedang ulur tangan untuk menyumpit
daging ayam.
"Toako, kau berbuat apa ?" kata Lo In kaget ketika melihat
sepasang anting-anting emas, senjata ampuhnya Kim Wan
Thauto melesat ke arahnya Eng Lian.
Lo In tidak keburu mencegah, sebab perbuatan Kim Wan
Thauto itu ada diluar perhitungannya.
" Celaka, enci Lian " dalam hatinya mengeluh.
Tapi kekagetan Lo In hanya sejenak sebab di lain detik
kelihatan ia kegirangan dan bertepuk tangan, sebaliknya Kim
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Wan Thauto berdiri termangu-mangu memandang ke arah Eng
Lian yang berkata kepada Leng siong,
"Adik siong, aku mau sumpit daging ayam, kenapa jadi
kesalahan menyumpit ini ?" seraya unjukkan sepasang antinganting
emas Kim Wan Thauto yang terjepit pada sepasang
sumpit makannya si nona.
Leng siong terheran-heran sebab ia tidak tahu apa yang
sudah terjadi.
Kim Wan Thauto berdiri menjublek lantaran menyaksikan
kepandaian Eng Lian diluar dugaannya sama sekali. Boleh
dikatakan ia menyerang Eng Lian separuh membokong karena
si nona pada saat itu tengah menyumpit daging ayam. Eng
Lian tarik pulang sumpitnya ketika mengetahui ada senjata
rahasia menyerang dirinya. Dengan hanya acungkan
sumpitnya, sepasang anting-anting emasnya Kim Wan Thauto
pada nempel terjepit, bagaikan anting-anting besi karatan
yang nempel pada besi berani.
sungguh menakjubkan kepandaiannya Kim Coa siancu dan
toh ia tidak menegur kepada yang melepaskan senjata
gelapnya, malah ia memperlihatkan hasilnya kepada Leng
siong dengan mengatakan bahwa ia kesalahan mau
menyumpit daging ayam kena mencomot anting-anting orang.
Bukan main malunya Kim Wan Thauto tapi Lo In sudah datang
menghibur, katanya,
"Toako, kita adalah orang sendiri tidak usah malu. Enci Lian
dapat menangkis serangang toako tentu saja mudah lantaran
toako tidak dengan sungguh-sungguh ikutkan Iwekang toako
yang dahsyat. Coba kalau toako menyerang dengan betulbetul,
mana dapat enci Lian memusnahkan serangan toako ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Wan Thauto tertawa terbahak-bahak-
"Aku menyerah, aku menyerah-" katanya kemudian seraya
jalan menghampiri Eng Lian.
"Enci Lian, itu Taysu datang. Mungkin dia hendak menagih
anting-antingnya." berkata Leng siong seraya tangannyaa
menowel Eng Lian.
"Biarkan dia datang." sahut Eng Lian.
"Kalau dia tidak minta maaf, siapa mau pulangi antinganting
emasnya. Boleh juga kita bagi seorang satu sebagai
tanda peringatan, bukan ? Hihihi—."
"Nona Lian," Kim Wan Thauto menyetop ketawanya Eng
Lian.
"Aku si Thauto tidak tahu diri dan mohon maaf atas
kelakuanku barusan. Kepandaian nona Lian yang
menakjubkan, aku si Thauto mengaku kalah- Tolong nona
kembalikan anting-anting rongsokanku untuk menghias
telingaku yang kedinginan ditinggalkan penghuninya-"
"Hihi— hihi—" Eng Lian ketawa cekikikan, malah terpingkalpingkal
ia ketawa mendengar kata-katanya Kim Wan Thauto
yang lucu, malah Leng siong juga ikut-ikutan ketawa-
Kim Wan Thauto ada satu pendeta kesatria, tidak merasa
malu ia mengaku kalah di hadapan lawan, seperti tempo hari
dipecundangi Lo In. Ia tidak gusar melihat Eng Lian ketawa
terpingkal-pingkal sebab memang ada menjadi maksudnya
untuk bikin si nona nakal ketawa enak dengan kata-katanya
yang lucu tadiTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
setelah berhenti ketawa, Eng Lian berkata,
"Taysu, ini aku kembalikan. Lain kali jangan main-main
begitu. Kalau dengan tidak cara kebetulan aku dapat
menyambuti senjata anting-anting Taysu yang ampuh,
barusan aku bisa celaka, syukur Taysu hanya main-main saja
menyerangnya." Eng Lian berkata sambil menyerahkan
kembali anting-anting si Thauto, sedang air mukanya sedikit
pun tidak mengunjuk rasa tidak senang, malah tersenyum
manis ke arahnya Kim Wan Thauto-
Si pendeta rambut panjang menerima kembali barangnya
dengan menghaturkan terima kasih tapi diam-diam ia merasa
gegetun akan kata-katanya Eng Lian yang menutupi
ketidakbecusannya (Kim Wan Thauto). Ia tidak menyangka
bahwa dibalik tingkah laku yang berandalan, Eng Lian ada
gadis cilik yang simpatik. Dalam ucap katanya seakan-akan
menghibur orang punya rasa cemas dan malu. Wataknya
sama dengan Lo In. ternyata si bocah begitu akur dengan enci
Liannya. Demikian Kim Wan Thauto berkata-kata dalam hati
kecilnya selama berhadapan dengan Eng Lian.
Lo In di lain pihak sangat senang hatinya karena enci
Liannya tidak mengecewakan baik dalam kepandaiannya yang
istimewa maupun dalam ucap katanya kepada orang yang
dipecundangi olehnya.
"Enci Lian, kaujangan enak-enakan duduk. Ada kerjaan
yang meminta bantuanmu " kata Lo In tiba-tiba.
"Adik In, kau kejam menegur encimu selagi makan." sahut
Eng Lian mesem. Lo In ketawa nyengir.
"Bukannya kejam. Enci Lian, hayo tolongi orang "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau sendiri dapat menolongnya, kenapa mesti minta
bantuanku ?" Lo In kerutkan keningnya.
"Baiklah, siapa yang kuharus tolong ?" kata Eng Uan
ketawa melihat adik In- ny a seperti mendongkol.
"Enci Lian berlagak pilon lagi-" kata Lo In nyengir seraya
menunjuk Tan Him dan song Cie Liang yang masih rebah di
lantai dirubung oleh saudara-saudaranya
Eng Lian bangkit dari duduknya lalujalan menghampiri dua
korban totokannya. Ia berkata ada Kie Giok Tong,
"Lopek, bicara terus terang, kalau aku masih jadi siancu,
kedua paman ini jangan harap sekarang masih bisa
bernapas."
"Nona Lian, kenapa kau begitu marah kepada mereka ?"
tanya Kie Giok Tong.
"Lantaran aku tidak sengaja menggebrak meja." sahut si
nona.
"sayur menyiram bajunya mereka. Rupanya mereka tidak
senang terus-terusan, matanya selalu melotot kalau berpaling
ke arahku, siapa tidak jadi dongkol ? Aku toh sudah memohon
maaf, bukan ? Dengan sedikit kepandaian, aku bikin mereka
tahu rasa "
Kie Giok Tong sekarang baru tahu duduknya urusan, si
nona tidak terlalu disalahkan dalam tindakannya, karena
saking gemasnya ia dipelototi terus menerus, Ia sesalkan
perbuatan dua saudaranya.,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nona Lian, biarlah aku lebih dulu minta maaf atas
kekasaran saudara-saudaraku. Kapan mereka sudah bebas
dari totokan akan kusuruh mereka minta maaf pada nona.
sekarang, tolonglah nona bebaskan mereka dari totokan."
Belum habis Kie Giok Tong berkata, Tan Him dan song cie
Lian sudah mendapat kebebasannya. Tampak Eng Lian hanya
mengetuk jidatnya masing-masing, mie yang menempel
dijidatpada copot melompat dan dua saudara dari suyangtin
Ngo-houw kontan bebas dari totokan. Rupanya mie yang
nempel tadi merupakan kunci dari totokan Eng Lian karena
ketika si nona ketuk jidatnya orang dan mie copot dari
melekatnya, lantas saja Tan Him dan song cie Liang dapat
kembali kemerdekaannya.
Lo In bukannya tidak bisa membebaskan totokan Eng Lian
meskipun dengan lain caranya. Ia sengaja mengaku tidak bisa
karena ia ingin orang minta pertolongannya Eng Lian, supaya
Eng Lian mendapat nama dan dihormati seperti Bwee Hiang.
sebelumnya ia telah majukan syarat, maksudnya supaya
Lima Harimau dari suyangtin tidak mendendam kepada enci
Liannya. Ia tidak mengira kalau Kim Wan Thautojuga mau
coba-coba kepandaiannya Eng Lian. Syukur enci Liannya
menyimpan kepandaian hebat hingga kembali menggirangkan
hatinya si bocah melihat Kim Wan Thauto dapat ditakluki oleh
Eng Lian.
Melihat dua saudaranya sudah merdeka kembali, Kie Giok
Tong dengan cepat menyuruh mereka minta maaf kepada Eng
Lian. Tan Him dan song cie Liang tidak sampai disuruh untuk
kedua kalinya, mereka sudah lantas melakukan apa yang
diingin oleh toakonya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Kedua saudara masih belum kenal dengan watakku yang
setengah liar." kata Eng Lian merendah-
"Tidak heran kalau dengan secara tak disadari sudah
Jengkel kepadaku. Tapi satu dua kali paman-paman sudah
tahu watak aku Eng Lian, pasti akan memaafkan dan
menyayangku."
Tan Him dan song cie Hiang kagum akan kata-kata si nona
yang mengandung banyak arti. Mereka pun lantas menghapus
rasa dendamnya pada Eng Lian. sambil omong-omong dan
ketawa-ketawa gembira, orang-orang sudah pada duduk pula
mengitari meja perjamuan dimana mereka meneruskan makan
minumnya dengan gembira.
Eng Lian dan Leng siong yang sudah makan kenyang, tidak
turut makan-makan lagi, hanya mereka menonton saja orang
yang sedang makan.
"Anak Lian dan siong, kenapa kalian tidak makan ?" tanya
nyonya Teng ketika melihat dua dara itu hanya asyik
kongkouw saja.
"Aku sudah kenyang, ibu." sahut Leng siong. Kemudian ia
kutik tangannya Eng Lian dan berkata,
"Mari kita ke Giok Lie Teng. Di sana kita bisa omong-omong
dengan leluasa, tidak campur dengan orang tua-tua."
"Adik siong ini pikirannya sehat. Mari" sahut Eng Lian. Ia
pun sudah lantas bangkir dari duduknya, permisi pada para
hadirin untuk mengundurkan diri-
Kim Wan Thauto dengan Lima Harimau termasuk nyonya
Teng tidak keberatan mereka meninggalkan perjamuan,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kecuali Lo In yang matanya tak kedip-kedip mengikuti
berlalunya Eng Lian dan Leng siong.
Lo In masih sempat melihat Eng Lian melemparkan
senyuman ke arahnya, ketika lenyap dibalik pintu. si bocah
hatinya tidak tenang, Ia kepingin menyusul dua dara itu tapi
perasaan malu menahan dirinya. Apalagi perjamuan itu
diadakan spesial untuk kehormatan ia dan Eng Lian, maka
kalau ia juga meninggalkannya tidak baik sikapnya terhadap
tuan rumah dan lain-lainnya. Terpaksa si bocah menjublek di
kursinya.
sebenarnya ia paling tidak senang kalau kongkouw dengan
para orang tua, tapi pada waktu itu ia kepaksa melayaninya.
"Anak In, sekarang kau sudah berkumpul pula dengan enci
Eng Lian-mu, tapi bagaimana dengan enci Bwee Hiang-mu ?"
tiba-tiba Kim Wan Thauto menimbulkan soal Bwee Hiang.
Lo In terkejut mendengar disebutnya Bwee Hiang. Ia seperti
yang baru tersadar dari tidurnya, seperti diketahui, wataknya
Lo In ada aneh- Dalam sesuatu hal ia anggap remeh, tidak
suka memikirkan dengan serius kecuali terhadap Liok sinshe,
orang yang ia sangat puja-puja. Meskipun demikian, dengan
ditimbulkannya soal Bwee Hiang, mau tidak mau ia harus
memikirkannya juga.
"Toako, bagaimana pendapatmu soal enci Hiang ?"ia malah
balik menanya pada Kim Wan Thauto-
"sampai sekarang belumjuga dia kembali, kemana saja dia
perginya ?"
"Bwee Hiang pergi dari rumahnya, gara-gara kau yang ajak-
" kata Kim Wan Thauto, seperti menyesalkan pada si bocah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sekarang dia menghilang, kau tinggal enak-enakan saja
lantaran sudah ada enci Lian. Mana dapat begitu, anak In "
(Bersambung)
Jilid 11
Lo In tidak menjawab, ia hanya duduk dengan termenungmenung,
Ia pun bingung, kemana ia harus mencari enci
Hiangnya.
"Begini saja." kata Lo In kemudian.
"Kalau dalam dua tiga hari ini belum juga enci Hiang
pulang, kita bersama-sama mencarinya. Bagaimana toako
pikir?"
Kim Wan Thauto diam saja, tidak meniawab.
Mendengar kata-katanya si bocah, Kim Wan Thauto
menduga Lo In malas mencarinya lantaran berat untuk
meninggalkan Eng Lian.
"Lo Hiantit." kata nyonya Teng campur bicara.
"Perkataan Taysu adalah perkataan seorang tua yang
menyayangi pada anak-anaknya, harus Hiantit perhatikan.
Tidak ada jeleknya diwaktu senggang selama Hiantit ada disini
pergi mencari nona Hiang. Aku pun sangat kuatir, kalau-kalau
nona Hiang mendapat halangan."
Juga Kie Giok Tong menimbrung menasehati Lo In
sehingga si bocah tak dapat alasan untuk dalam, dua tiga hari
ia menanti di Suyangtin tinggal enak-enakan saja dengan Eng
Lian. Pikirnya, ia akan berdamai dengan enci Liannya,
bagaimana baiknya soal Bwee Hiang yang hilang itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sementara itu, perjamuan pun sudah selesai.
Lo In permisi pada nyonya Teng untuk pergi menemui enci
Liannya.
Nyonya Teng tersenyum, katanya,
"Pergilah, jangan sungkan-sungkan disini- Anggap saja
seperti rumah sendiri"
sambil ngeloyor masuk ke dalam, hatinya Lo In merasa
senang atas kebaikannya nyonya rumah- sementara Kim Wan
Thauto tinggal duduk bertigaan dengan ruan (Teng Hauw) dan
nyonya rumah sebab Kie Giok Tong dan saudara-saudaranya
sudah pada pulang ke masing-masing rumahnya dengan
urusannya sendiri-sendiri
"Anak In sebenarnya adalah satu anak baik, kepandaiannya
susah diukur, cuma wataknya aneh. Kalau ada yang baru suka
melupakan yang lama, inilah cacatnya. Aku kuatir dengan
berkumpulnya kembali ia dengan Eng Lian, ia akan melupakan
Bwee Hiang."
Kim Wan Thauto menyatakan kuatirnya kepada tuan dan
nyonya rumah-
Teng Hauw tidak bisa bicara, isterinya yang mewakili,
katanya,
"Taysu, kau benar. Tapi, aku nanti coba turut campur dalam
urusan ini dan akan membujuknya langsung atau melalui Eng
Lian dan Leng siong. Aku percaya Lo Hiantit akan ingat pada
nona Hiang yang belum pulang sampai sekarang."
"Bagus." kata Kim Wan ThautoTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Inilah yang aku harap. Kalau Hujin mau turun tangan,
rasanya urusan dapat berjalan lancar. Aku mengharap sekali
bantuan Hujin- Di samping anak In, aku juga tidak tinggal
diam- Akan kucari Bwee Hiang sampai ketemu- Kasihan anak
itu sudah piatu, meskipun ada mempunyai kekayaan yang
berlimpah-limpah yang untuknya ada lebih baik tinggal di
rumah daripada merantau dalam dunia Kangouw yang banyak
berbahanya."
Teng Hauw dan isterinya kaget mendengar Kim Wan
Thauto mengatakan kekayaan Bwee Hiang berlimpah-limpah.
Nyonya Teng lalu menanya,
"Nona Hiang itu anaknya siapa, Taysu ?"
"Dia adalah anaknya Liu In Ciang, seorang hartawan
terkenal di Kunhiang-" sahut Kim Wan Thauto- Kemudian ia
cerita dengan ringkas halnya Liu Wangwee dan puterinya
Bwee Hiang- Tentang permusuhan dengan sucoan sam-sat
sehingga Liu Wangwee serumah tangga dibasmi oleh tiga
algojo dari sucoan.
"Perginya nona Hiang dari rumah tentu akan mencari
musuh-musuhnya." kata nyonya Teng yang sangat tertarik
dengan riwayat Liu Wangwee dan hatinya merasa kasihan
kepada Bwee Hiang yang sudah piatu.
"Aku kira demikian maksudnya-" jawab Kim Wan Thauto-
"Anak itu mengandalkan Lo In untuk menuntut balas- Aku
kuatir ia gagal dengan niatannya, bila melihat anak In adatnya
angin- anginan."
Nyonya Teng tersenyum.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Taysu," katanya.
"Kita jangan bicara demikian dahulu, siapa tahu Lo In sudah
menyanggupi. Kalau tidak, tentu nona Hiang juga tidak berani
keluar rumah mencari musuh-musuhnya yang ganas itu-
Juga......."
"Juga apa, Hujin ?" potong Kim Wan Thauto.
"Juga, sekarang ada tambahan tenaga dari Eng Lian."
sahut nyonya Teng- "Empat orang termasuk Taysu, rasanya
bukan main kuatnya untuk menghadapi Sucoan sam-sat yang
kesohor buas itu. Malah disini aku sekeluarga pun akan
mendoakan akan berhasilnya kalian menumpas kejahatan "
Kim Wan Thauto ketawa mendengar perkataan nyonya
rumah-
Dengan alasan hendak jalan-jalan mencari keterangan
halnya Bwee Hiang disekitar suyangtin, Kim Wan Thauto
mengundurkan diri dari Teng Hauw suami isteri-
Kim Wan Thauto kesal hatinya, memikirkan Bwee Hiang. Ia
kuatirsi gadis mendapat halangan yang sukar diatasi karena
Bwee Hiang sebagai gadis hartawan baru saja menginjakkan
kakinya dalam dunia Kangouw yang banyak bahayanya.
si Thauto pikir, meskipun Bwee Hiang ada berkepandaian
tinggi, ia hanya satu wanita tanpa pengawal. Romannya yang
cantik, lebih banyak mengundang bahaya daripada
keselamatan. Bagaimana ia dapat membela dirinya ? orang
licik dan jahat terlalu banyak dalam kalangan Kangouw, inilah
yang sangat menguatirkan hatinya si Thauto-Diam-diam Kim
Wan Thauto berdoa supaya Tuhan melindungi si gadisTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia jalan tanpa disadari kemana kakinya membawa dirinya,
tahu-tahu ia sudah duduk bercokol dalam sebuah warung
arak- sebagai pendeta, ia tidak pantang minum arak- Maka ia
minta pelayan supaya menyediakan arak baik untuknya-
Ia pasang kuping kalau-kalau ia mendapat kabar tentang
dirinya Bwee Hiang. Tapi luput, ia tidak mendengar apa-apa
yang dikira dapat mencari jejaknya si gadissetelah
minum satu dua cawan, karena tadi di dalam
perjamuan ia sudah minum banyak arak, ia lalu keluar lagi dari
warung itu dengan maksud hendakputar kayun.
"Hehehe, ada disini ?" tiba-tiba ia dengar orang berkata
sambil menepuk bahunya. Kim Wan Thauto berpaling, kiranya
di depannya ada berdiri kenalan lama.
"sudah lupa ?" tanya orang itu, sambil tertawa ngekeh-
"Masa lupa, nenek yang kujemur dua jam di panasnya
matahari-" sahutnya-
"Benar tajam ingatanmu-" kata si nenek, yang tiada lain
adalah Kim Popo yang sudah lama kita tinggalkan dalam
cerita ini.
"Mau apa kau datang kesini ?" tanya Kim Wan Thauto-
"Aku mencari kau sudah lama-" sahut Kim Popo-
"Aku toh bukan suamimu, kenapa kau mencari aku ?" goda
Kim Wan Thauto-
" Kurang ajar" bentak Kim Popo merengut hingga
tampangnya tambah jelekTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau kira mukamu kebagusan diuber-uber aku si nenek ?
Hm Taruh kata aku masih muda, untuk dijadikan isterimu nanti
dahulu."
Kim Wan Thauto tertawa terbahak-bahak-
"Thauto edan, kau tertawakan apa ?" bentak Kim Popo
melotot matanya-
"Hatiku geli mendengar kata-katamu barusan." sahut Kim
Wan Thauto-
" gelinya ?" Kim Popo membentak lagi. Rupanya Kim Wan
Thauto sudah gemas sekali pada Kim Wan Thauto sebab
suaranya main bentak saja.
.Justeru dibentak-bentak malah Kim Wan Thauto makin
suka menggodainya.
"gelinya ? Tampangmu sekarang jelek, apalagi masih
mudanya tentu brengsek " Kim Wan Thauto menggodai si
nenek lagi.
Meluap amarahnya Kim Popo- Memang ia paling tidak
sabaran menghadapi sesuatu soal, apalagi menghadapi Kim
Wan Thauto yang jail.
"Aku mencari kau untuk menagih hutang, kau tahu ?" kata
si nenek gemas.
" Aku tidak punya uang, bagaimana kau mau menagih
hutangku?"
"Kau bukan hutang duit, Thauto brengsek"
"Habis, aku hutang apa padamu, nenek jahat ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Wut Wut " terdengar sambaran angin tongkat Kim Popo
yang menyambar pada tubuhnya Kim Wan Thauto, saking
gemas digodai, Ia suruh tongkatnya yang bicara.
"Bagus " seru Kim Wan Thauto seraya kelit sana sini hingga
tongkat si nenek saban-saban tidak mengenakan sasarannya.
"Thauto kurang ajar Kalau tidak dikasih rasa, memang
mulutmu terus-terusan bocor-Rasakan kemplangan tongkat
nenekmu " berkata Kim Popo seraya menyerang bertubi-tubi.
Kim Wan Thauto kaget juga melayani Kim Popo karena
kepandaiannya beda dengan dua tahun yang lalu. Tadi ia
begitu memandang rendah pada si nenek, sekarang setelah
dicecar dengan tongkat si nenek, la tidak berani lengah lagi.
Bingung juga si Thauto karena ia harus melayani Kim Popo
dengan tangan kosong.
"Nenek bagus " tiba-tiba ia membentak-
"Kalau berani kau berkelahi, jangan pakai tongkat Mari kita
berkelahi dengan tangan kosong "
"Hehe, takut ya ? Baik, nenekmu penuhi keinginanmu "
sahut Kim Popo seraya melemparkan tongkatnya ke samping.
sementara itu, sudah banyak orang yang menonton mengitari
mereka.
"Nanti dulu " kata Kim Popo seraya lompat ke samping,
memungut lagi tongkatnya dan ia lantas usir-usir penonton
yang mulai banyak jumlahnya.
Kim Wan Thauto sudah lantas siap sedia mendengar Kim
Popo berkata 'nanti dulu' mengira si nenek akan mengirim
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pukulan maut Tidak tahunya Kim Popo mengambil tongkatnya
untuk melabrak para penonton, tidak mau ia bertempur
ditonton orang banyak-
"Memang aku orang gila ditonton kalian ?" teriak Kim Popo,
seraya putar tongkatnya hingga bersuara gemuruh dan
anginnya menyambar-nyambar bukan main kerasnya.
Penonton pada ketakutan dan lari tumpang siur, mengira si
nenek itu adalah nenek sinting, tidak boleh didekati.
Kim Wan Thauto terkejut melihat si nenek memutar
tongkatnya mengeluarkan suara gemuruh, Ia tidak sangka Kim
Popo sekarang jauh bedanya dengan Kim Popo pada dua
tahun yang lalu. Pikirnya, Kim Popo rupanya berlatih keras
selama dua tahun itu untuk pertemuan dengannya yang kedua
kali.
setelah mengusir bubar penonton, Kim Popo lemparkan
pula tongkatnya dan menghampiri Kim Wan Thauto- Ia
berkata,
"Mari kita menguji, siapa unggul ?"
"Sudah tentu aku yang unggul " sahut Kim Wan Thauto-Kim
Popo deliki matanya,
"Hehe, mau menang ?" katanya mengejek.
Kim Wan Thauto ketawa- Tapi diam-diam hatinya rada jeri
juga menghadapi nenek ini yang kepandaiannya berubah jauh
dari tempo hari-
Kim Popo buka serangan dengan 'Kim tiau tian ci' (garuda
emas pentang sayapnya), tampak dua tangannya dipentang,
mendadak kecepatan kilat telah menyergap Kim Wan Thauto
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang coba berkelit dengan memutar tubuh, tapi tak urung
terdengar suara 'bret' itulah baju Kim Wan Thauto di bagian
dekat dadanya kena dicengkeram robek oleh si nenek.
"Hehe, ini baru bajunya " katawa Kim Popo seraya unjukkan
robekan bajupada lawannya- Lain kali dadamu kubikin remuk
dan isinya berantakan" Kim Wan Thauto hanya tersenyum
saja-
"Masih berani ? Lekas tekuk lutus dan jemur dirimu d ipa
nasnya matahari dua jam seperti aku tempo hari, barulah aku
ampunkan jiwamu" berkata lagi Kim Popo dengan congkaknya
hingga lawan tertawa terbahak-bahak-
"Masih sempat ketawa sedang kekalahan sudah nyata ?"
bentak Kim Popo-
"Kau masih belum menang, lihat ini apa ?" kata Kim Wan
Thauto sambil membuka telapakan tangannya, diunjukkan
pada Kim Poposi
nenek terbelalak matanya. Cepat ia meraba kondenya,
memang sudah tidak ada bunga yang diselipkan disitu, sudah
pindah di telapak tangan Kim Wan Thauto.
"Kurang ajar, kau berani main-main pada Kim Popo?"
"Kurang ajar, kau berani main-mainpada Kim Wan Thauto?"
si nenek gemas betul pada lawan yang mulutnya paling
bisa menggodai orang. Dalam gusarnya, kembali ia
menyerang lawannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Wan Thauto melayani dengan waspada, ia tidak berani
memandang rendah pada lawannya seperti tempo hari. oleh
karenanya pertempuran menjadi seru sekali.
Kim Popo mainkan ilmu pukulan 'Thian lok sin kun'
(Kepalan sakti jatuh dari langit) warisan dari ayahnya si
Tongkat sakti Kong Tek Liang.
sejak dipecundangi Kim Wan Thauto, Kim Popo telah
memperdalam kepandaiannya dengan membaca buku
pelajaran ilmu Tongkat sakti dan Kepalan sakti, yang dulu ia
abaikan karena terlalu dimanja oleh ayahnya.
Kekalahan tempo hari dari Kim Wan Thauto seolah-olah
merupakan cambuk untuk ia belajar tekun ilmu saktinya, ialah
ilmu turunan untuk memperdalam kepandaiannya-
Memang otaknya si nenek tua tidak tumpul. Maka dalam
ketekunan memperdalam ilmunya Kim Popo telah berhasil
seperti kenyataannya sekarang dihadapkan pada musuh lama
(Kim Wan Thauto), membuat lawan-lawannya rada-rada keder
menghadapinya.
Ilmu pukulan Thian loksin kun banyak perubahannya yang
membingungkan. Kim Wan Thauto repot juga mengelakan
serangan-serangan Kim Popo-
Untuk kekurangannya, Kim Wan Thauto coba gunakan akal
cerdiknya ialah membuat musuh panas hatinya sehingga
mengacaukan pikirannya.
"Nenek bagus." ia menggoda,
"sebaiknya kita berhenti saja berkelahi-"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku bukannya takut, nenek bagus." sahut Kim Wan Thauto
tenang-tenang saja.
"Kalau tidak takut, kenapa minta berhenti berkelahi ?"
"sebab, aku tahu kau toh tidak bisa menang "
Kim Popo makin bertubi-tubi menyerangnya hingga Kim
Wan Thauto gelagapan.
"Nenek je—. eh, nenek bagus." kata lagi Kim Wan Thauto-
"Meskipun kau keluarkan isi perutmu semua, tak mungkin
dapat menjatuhkan aku si Thauto-"
Kim Popo masih tetap dengan serangan-serangannya, juga
tidak kelihatan panas hatinya mendengar kata-katanya Kim
Wan Thauto yang hendak memancing kemarahan orang.
"Hehe, tidak tahu malu" tiba-tiba Kim Popo menyemprot si
Thauto-
"Kenapa aku malu ? Memangnya aku kenapa ?"
"Akal bulusmu tidak laku- Biarpun kau mengoceh sampai
mulutmu robek, tak nanti Kim Popo kejebak dengan tipu
muslihatmu. Hm "
Kim Wan Thauto terkejut. Kiranya akalnya sudah kena
diraba siang-siang oleh si nenek- Pantasan seranganserangan
Kim Popo tidak ada perubahan, terus mantap.
Makin lama Kim Popo bertempur makin gagah hingga Kim
Wan Thauto agak gelisah juga sebab akalnya sudah dapat
diketahui oleh lawan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kalau sampai ia kena dirubuhkan si nenek, benar-benar
runyam. Terang si nenk akan menghinanya dengan suruh
menjemur dipanasnya matahari barang dua jam, seperti dulu
ia pernah berbuat atas dirinya si nenek.
yang membuat ia lebih bingung, tangannya si nenek bisa
memanjang dan mengkeret.
Kalau tangan kanan diulur, tangan kirinya mengkeret. Itu
yang menyulitkan Kim Wan Thauto untuk berkelit dari
serangan Kim Popo-Entah ilmu apa yang dimainkan Kim
Popo-
Kim Wan Thauto bingung. Tapi lama-lama ia kenali juga
itulah yang dinamakan 'Thong pie-kong' ilmu mengkerat dan
memanjangkan tangan.
Kim Wan Thauto menanya pada dirinya sendiri, dari mana
si nenek belajar yang begituan, Ia tidak tahu bahwa Kim Popo
selama galang gulung dengan The sam, ex darlingnya, ia
sudah menjiplok juga ilmu 'Thong pie-kong' bekas kekasihnya
itu. Ia sudah pelajarkan ilmu itu hingga mahir- Mungkin The
sam sendirinya sekarang kalah pandai menggunakan ilmu
'Thong-pie-kong' itu. Melihat lawannya keteter, Kim Popo
ketawa terkekeh-kekeh.
"Thauto bagus-" ia balik menggoda Kim Wan Thauto yang
sudah kepayahan.
"sebentar, sebentar kalau sudah kujemur kau dipanasnya
matahari, baru boleh obral kentut busukmu Hehehe......"
Kim Wan Th auto mendongkol. Biasanya ia paling Jenaka
menggodai orang. Belum pernah ia kerutkan alisnya apabila ia
menghadapi musuh yang bagaimana pun tangguhnya. Tapi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kali ini betul-betul ia kewalahan. Tambahan modalnya
memancing kemarahan lawan sudah tidak laku, Kim Popo
barusan sudah menelanjangi akal bulusnya.
Tapi ia masih terhibur juga, karena ia masih mengandal
pada 'Tiat-pou-san', ilmu kebalnya baju besi. Pikirnya, si nenek
tidak bisa berbuat banyak atas diriya- Melihat dirinya terusterusan
kedesak, Kim Wan Th auto nekad juga. Tangan
kanannya tiba-tiba diputar, tahu-tahu tangan kirinya dengan
kecepatan kilat nyelonong ke muka, dua jarinya telunjuk dan
tengah bagaikan kaitan besi hendak copoti lentera (biji mata)
orang, itulah gerakan 'siang liong coan tah' (Dua naga
menembusi menara) yang sangat diandalkan oleh Kim Wan
Th auto, jarang lawannya dapat mengelit serangannya yang
dilakukan laksana kilat itu.
Tapi Kim Popo bukan si nenek pada dua tahun yang lalu.
Kim Popo egoskan serangan berbahaya itu sambil memutar
tubuh ke kiri Dalam terkejutnya melihat si nenek demikian
gesit memusnahkan serangannya, tahu-tahu Kim Wan Thauto
rasakan 'gudang makanan' (perut) digedor sepatunya si
nenek- Persis ujung sepatu Kim Popo menotok 'tiong-kek hiat',
jalan darah diperut hingga siThauto tak berkuasa lagi akan
tubuhnya yang roboh mendeprok di tanah- Indah sekali
gerakan Kim Popo yang dinamai 'Ko hong liu sui' atau 'Air
mengalir burung hong lewat'-
"Hehe, Thauto bagus " kata Kim Popo melihat lawannya
sudah tidak berdaya.
"Rasakan panasnya matahari dua jam dan boleh keluarkan
kentut busukmu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Wan Thauto hanya kedap kedip matanya, tak dapat ia
mengeluarkan suara.
Dalam hatinya ia mendongkol, tapi hanya sejenak saja.
sebagai kesatria, ia harus menerima kekalahannya dengan
rela. Ia dulu pernah menjemur Kim Popo dipanasnya matahari.
Kalau si nenek sekarang berbuat demikian atas dirinya, itu
jamak saja. Mereka jadi tidak punya hutang satu dengan yang
lain. orang banyak yang menonton dari kejauhan perlahanlahan
pada bubaran, karena pertempuran sudah habis. Hanya
mereka heran, si paderi rambut panjang tinggal mendeprok di
tanah, tidak bangun berdiri menghadapi si nenek yang sedang
memaki-maki rupanya. Mereka tidak tahu kalau Kim Wan
Thauto sudah kena ditotok oleh Kim Popo-
"Di sini banyak yang berlalu lalang, mungkin ada orang
yang hendak mendong membebaskan kau. Maka aku akan
menunggui kau selama dua jam, baru akan kutinggalkan kau
dan dengan begitu hutangmu sudah terbayar lunas. Kita satu
sama lain tidak punya sangkutan apa-apa lagi. Nah, selamat
menjemur badan " berkata Kim Popo seraya terpingkal-pingkal
ketawa meninggalkan Kim Wan Thauto di bawah matahari
siang yang sedang panasnya.
Kim Wan Thauto hanya senyum-senyum saja ketika si
nenek meninggalkan dirinya.
"Benar tidak enak-" kata Kim Wan Thauto dalam hatinya-
"Belum lama dijemur sudah begini panasnya. Entahlah
kalau sebentar sudah dua jam lewat- Apa aku masih bisa
tahan untuk tidak pingsan."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sementara itu, Kim Popo sudah ada di warung arak di sana,
meneduh sambil mengawasi ke arah Kim Wan Thauto yang
sudah berlepotan keringat kepanasan.
orang banyak yang berlalu lalang tapi tidak ada yang berani
menanyakan apa-apa kepada Kim Popo yang duduk dengan
keren sambil memegangi tongkat besinya. Kim Wan Th auto
sudah mulai merasakan tenggorokannya kering, haus sekali
rasanya.-
Diam-diam ia membayangkan bagaimana Kim Popo tempo
hari ia hukum dua jam dipanasnya matahari, kepanasan dan
kehausan, seperti yang sekarang ia alami, sangat menyesal ia
akan perbuatannya yang kelewatan dulu, terlalu menuruti
emosi hatinya.
Pada waktu itu ia anggap dirinya jagoan, belum
menemukan tandingan, dapat berlaku sedikit sewenangwenang
menghukum si nenek- Tidak tahunya belakangan ini
banyak kejadian yang membuka matanya, Ia melihat
kepandaian si kerudung merah yang membikin sucoan samsat
jatuh bangun, suatu kepandaian yang tak dapat dimiliki
olehnya. Kemudian ia ketemu Lo In, dijatuhkan mutlah oleh si
bocah sehingga tujuh senjata rahasia anting-anting emasnya
tidak berdaya dihadapkan pada anak kecil itu, lalu ia mencoba
kepandaiannya Bwee Hiang, gagal. Hampir-hampir ia
dijatuhkan dengan konyol, sekarang pertandingan ulang
dengan Kim Popo, kembali ia keok.
Mengingat itu semua, kalau mula-mula ia bangga dengan
kepandaiannya kini rasanya kepandaiannya terlalu rendah-
Terlalu berlebih-lebihan orang Kangouw menjunjung dirinya
sebagai jagoan diantara jago kelas wahidTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
sebenarnya ia sudah tidak tahan, ketika lewat satu jam ia
dijemur. Tapi ia keraskan hatinya, tidak mau ia kalah oleh Kim
Popo yang tahan dua jam. Ia pejamkan matanya menerima
nasibnya yang malang.
"Thauto bagus, bagaimana kau rasakan ? Hehe, enak ya ?"
sekonyong-konyong ia mendengar pula suaranya Kim Popo.
Kim Wan Thauto tidak mau ladeni si nenek, la diam
memeramkan matanya.
"Sebenarnya, enak banget sekarang aku kemplang
kepalanya berantakan, tapi kita tak bermusuhan bukan?"
terdengar pula suaranya Kim Popo-
"Masih ada setengah jam kau harus lunasi hutangmu,
setelah itu akan kutinggalkan kau"
Matahari menyorot keras, untuk omong-omong beberapa
patah kata saja Kim Popo tidak tahan akan panasnya,
sebenarnya ia merasa kasihan pada Kim Wan Thauto, tapi
karena adanya yang sableng hanya sekilas saja perasaan
kasihan itu timbul dalam hatinya. Tetapi ia mau balas Kim Wan
Thauto dengan dua jam seperti yang dlalami oleh dirinya
tempo hari-
Kapan ia sudah kepanasan dan memutar tubuh untuk
meneduh pula di warung arak tadi, ia terkejut di depannya ada
menghadang bocah berwajah hitam, ketawa ke arahnya.
sambil bertolak pinggang.
Entah berapa lama si bocah berada disitu, tentu sudah
mendengarkan percakapannya dengan Kim Wan Thauto- Kim
Popo terkejut karena ia mempunya kepandaian mendengar
yang tajam tapi tidak sadar akan kehadirannay si bocahTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bocah hitam, kau mau apa datang ke sini " bentak Kim
Popo-
Justru disebutnya 'bocah hitam', matanya Kim Wan Thauto
yang meram saja dengan mendadak dibuka lebar, Ia melihat
Lo In yang datang. Hatinya kegirangan bukan main sebab
pikirnya ia tidak harus menunggu setengah jam lagi dijemur.
Lo In tidak menjawab si nenek, hanya lengan bajunya
mengebas ke arah Kim Wan Thauto-Kontan sipaderi rambut
panjang sudah terbebas dari totokan si nenek-
Kim Popo terkejut bukan main melihat anak kecil itu, hanya
dengan sekali kebas dengan lengan bajunya, si Thauto sudah
terbebas dari totokan. Itu adalah kepandaian yang jarang
terlihat. Dari terkejut si nenek menjadi gusar. sambil melotot
matanya mengawasi Lo In, ia berkata,
"Anak—. kau berani turut campur dalam urusanku ?"
"Hahaha " Lo In tertawa terbahak-bahak hingga Kim Popo
heran.
"Anak sinting, kau tertawakan apa ?" bentaknya keras.
"Kau katakan aku sinting, apa Popo tidak sinting " sahut Lo
In masih ketawa.
"Aku sinting kenapa ?"
"Menjemur orang di panasnya matahari. Bukan itu
perbuatan orang sinting "
"Itu urusanku dengan si Thauto brengsek, tidak ada
sangkutan dengan kau"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"siapa bilang tidak ada sangkutan denganku ?"
Kim Popo melengak mendengar perkataan Lo In. pikirnya,
apa bisa jadi anak hitam ini ada urusan dengannya ? Tapi ia
tidak mau menanya lebih jauh, hanya tongkatnya yang bicara,
Ia kemplang Lo In tidak menggunakan Iwekang, takut si bocah
mati dibawah tongkatnya, Ia tidak menyangka, kemplangan
tongkatnya mengemplang angin, karena si bocah sudah
berkelit dengan tangkasnya.
"Popo, tongkatmu terlalu berbahaya.Jangan main-main,
nanti nimpa kepalaku " Lo In menggodai si nenek yang sedang
keheranan kemplangannya tidak mengenakan sasaranya.
"Nenek bagus." menimbrung Kim Wan Thauto-
"Sekarang ketemu adikku, asal kau bisa menyentuh ujung
bajunya saja, dengan rela aku hadiahkan kepalaku padamu "
Heran Kim Popo mendengar anak kecil disebut adiknya-
Sejak kapan paderi berambut panjang itu punya adik hitam
kayak pantat kuali ?
"Heheh, adikmu dia ?" tertawa Kim Popo-
"Terlalau kelebihan, kalau kau mengatakan aku tak dapat
menyentuh ujung bajunya saja. Bukan saja ujung bajunya, tapi
akan kukemplang mampus dia " berbareng tongkatnya
menyabet disertai Iwekang hingga bersuara. Menyusul suara
'bat bet bat bet' beberapa kali. Itulah suara tongkat Kim Popo
yang menyabet berulang-ulang, sayang sabat kali sabetan
yang dahsyat itu saban kali juga menyabet tempat kosong.
Kim Popo heran saban-saban kehilangan sasarannya, Ia
membentak,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bocah hitam, siapa kau ? Lekas kasih tahu sebelum Popo
kirim jiwamu menghadap Giam-lo-ong " Kata-kata Kim Popo
bukan membikin takut lawan, malah Lo In tertawa terbahakbahak-
"Masih terlalu pagi aku menghadap Giam-lo-ong, aku masih
anak-anak- Mau juga Popo yang sudah usia lanjut menghadap
raja akherat- Hahaha "
Kim Popo melengak- Memang juga lebih pantas ia yang
menghadap Giam-lo-ong di banding si bocah yang masih
anak-anak- Ia tahu anak kecil itu mengejek dirinya, justru
lantaran itu ia menjadi marah- Tongkatnya diputar. Kali ini
bukan hanya menyabet, tapi mengemplang dan menusuk,
tongkatnya bergerak lihai sekali.
Dalam gusarnya ia menyerang bertubi-tubi. Tiba-tiba ia
rasakan ada angin dingin berkesiur seperti menghembus di
pinggangnya, ia lompat mundur, Ia periksa pinggangnya tidak
apa-apa, bajunya juga tidak kurang suatu apa. Lalau ia
memandang Lo In yang ketawa ke arahnya.
"Bocah hitam, kau main gila ?" bentaknya, kembali
tongkatnya bekerja.
Kim Popo sekarang insyaf ia menghadapi lawan alot,
meskipun lawannya hanya satu bocah hitam saja. Maka ia
keluarkan ilmu tongkatnya yang dinamai 'Thian-lok-sin-koay1'
(flmu Tongkat sakti jatuh dari langit).
Tampak Lo In bergerak cepat untuk menghindarkan
serangan Kim Popo yang hebat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Makin lama Kim Popo mainkan tongkatnya makin cepat dan
mengurung Lo In yang melayani ia dengan kegesitannya saja,
tidak mau si bocah balas menyerang.
Kim Popo gelak-gelak ketawa melihat Lo In seperti yang
kesurupan. Sampai ia lengah, ketika tiba-tiba Lo In meraba
dadanya yang kemudian lompat mundur.
"Hehehe, takut ya ?" ejek Kim Popo, masih ketawa ia.
"Terima kasih, barusan aku usut di pinggang takut kotak
yang baru aku usut dari dadamu jatuh. Hahaha......"
Lo In ketawa, terpingkal-pingkal.
"Bocah hitam, apa kau kata ?" tanya Kim Popo seraya
meraba dadanya.
Bukan main kagetnya Kim Popo, sebab barang yang sangat
dijaga-jaga sudah terbang dari dadanya. Lalu matanya
memandang pada Lo In yang saat itu sedang main-mainkan
sebuah kotak kecil, Hulah kotak kecil yang berisi Tiam-hiat Pitkoat,
buku pelajaran menotok darah karangan The Leng Tong,
jago Thiam-hiat (menotok jalan darah) pada 80 tahun
berselang.
Buku yang tak ternilai harganya. Dengan susah payah ia
berusaha mendapatkannya dari tangan Lo In, jatuh pada Kim
Wan Thauto, jatuh pada The sam, jatuh padanya (Kim Popo),
lalu sekarang kembali jatuh di tangan Lo In.
"Hei, itu adalah kotakku yang hilang di hotel " kata Kim Wan
Thauto ketika melihat Lo In sambil ketawa-ketawa mainkan
kotak mungil itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kentut busuk " bentak Kim Popo-
"Kau yang merebut dari aku, mau mengatakan punyamu ?
sungguh tidak tahu malu "
Kim Wan Thauto ketawa nyengir, Ia berasa salah sebab
memang juga kotak itu ketika ia memiliki adalah dari tangan si
neneksementara
itu Kim Popo sudah memandang dengan tajam
pada Lo In.
"oo, kalau begitu kau ada si bocah dari Tong-hong-gay ?"
berkata Kim Popo-
"Bagus, bagus, kalau Popo masih kenali aku yang rendah-"
sahut Lo In.
selama melayani Kim Popo, Lo In ingat akan buku 'Tiamhiat
Pit-koat'. Maka dengan kepandaiannya yang sakti ia
mengusut orang punya pinggang. Ketika disini tidak
kedapatan, maka Lo In sudah cari di dada orang. Benar saja,
kotak mungil itu ada di situ dan ia sudah comot tanpa Kim
Popo merasa sedikit pun. Itulah menandakan kepandaiannya
Lo In ada luar biasa.
Mengetahui siapa si bocah hitam, Kimpopo membayangkan
pada kejadian yang sudah lalu. Dulu ia bisa puntir tangan si
bocah dan paksa ia keluarkan kotak 'Tiam-hiat Pit-koat'-
sekarang, kepandaiannya malah sudah tambah, tidak bisa
menangkap si bocah, Itu menandakan bahwa ia bukan
tandingan Lo In.
Meskipun wataknya angin-anginan, Kim Popo tahu juga
gelagat. Cuma sayangnya ia punya cacat, bandel, sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terang ia melihat gelagat tidak menguntungkan kalau masih
mau melawan Lo In, tapi tidak rela buku pentingnya dirampas
si bocah dan ia mau coba-coba lagi sekali bertarung, Inilah
sifat bandelnya, yang sering membikin ia kejeblos seperti
tempo hari ia melawan Liok sinshe.
"Bocah-" tiba-tiba Kim Popo berkata, setelah termenung
sebentaran.
"Asal kau mau menyerahkan kembali barang itu padaku,
urusan akan Popo bikin habis sampai disini saja. sebaliknya,
kau tahu sendiri, Kim Popo tak akan gentar menghadapi siapa
juga. Apalai kau cuma satu anak kecil yang bau tetek emakmu
sja belum hilang "
"sudah terang keok. masih banyak lagak lagi " menyela Kim
Wan Tiiauto. Mata Kim Popo mendelik pada Kim Wan Thauto-
"Nah, bocah, nenekmu akan layani kau dengan sungguhsungguh.
Lekas cabut pedangmu. " menantang Kim Popo
dengan tidak merasa malu-malu atas jengekan Kim Wan
Thauto tadi-
"Pedang Liok sinshe, mana aku berani sembarang gunakan
" sahut Lo In.
Kim Popo terkejut bukan main disebutnya nama 'Liok
sinshe', tiba-tiba saja badannya menggigil seperti yang panas
dingin.
"Bocah, apa Liok.....Liok........" kata Kim Popo gugup,
suaranya gemetar.
"ya, Liok sinshe, Liok sin.... she " Lo In dengan sengaja
menandaskan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tanpa mengucapkan kata-kata lagi, Kim Popo putar
tubuhnya dan enjot kakinya melayang jauh, dari mana ia lari
terbirit-birit ketakutan. Kim Wan Thauto ketawa terbahakbahak
melihat lagaknya Kim Popo-sebaliknya Lo In telah
menundukkan kepala sambil memainkan kotak mungilnyasetelah
habis tertawa enaknya, Kim Wan Thauto
menghampiri Lo In yang masih berdiri sambil menundukkan
kepala.
"Anak In," katanya seraya pegang dagu orang dan
didongaki mukanya,
"Hei, kenapa kau menangis ?" Kim Wan Thauto melihat
matanya Lo In berkaca-kaca.
"Hatiku terkenang kepada Liok sinshe-" sahutnya seraya
menyusut air matanya dengan tangan bajunya, Ia
menyambung,
"Entahlah, Liok sinshe sekarang ada dimana. Dia adalah
orang baik, yang menyayangi aku seperti anaknya........"
"Anak In." kata Kim Wan Thauto menghibur.
"Kalau Liok sinshe masih hidup, satu waktu kau akan
menjumpainya. Kenapa mesti disedihkan ? Bukankah kau kata
bahwa kau tidak percaya Liok sinshe mati karena dia
mempunyai kepandaian sangat tinggi ? Nah, buat apa kau
bersedih. Berdoalah supaya satu waktu Tuhan akan ajak kau
menjumpai Liok sinshe dengan sehat walafiat. Hahaha."
Kesedihan Lo In pun lantas lenyap tanpa bekas mendengar
kata-kata Kim Wan Thauto yang ditutup terbahak-bahak
gembira, Hulah wataknya si bocah yang aneh- Berduka karena
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sedih seketika, bergembira karena ketawa seketika, Hulah
rupanya ada "motto" Lo In dalam hidupnya.
sementara itu suyangtin Ngo Houw juga sudah ada disitu
dan beberapa orang yang menonton tadi kelihatan masih
penasaran ingin melihat wajahnya si bocah dari dekat. Mereka
sangat kagum akan kepandaian Lo In yang dengan tangan
kosong menggempur si nenek yang bertongkat besi sangat
berat.
"Tidak ada apa-apa yang harus ditonton, hayo kalian pada
pergi " mengusir Kie Giok Tong hingga orang-orang yang
sangat menghargai pada suyangtin Ngo Houw pada bubaran
tanpa diusir sampai dua kali.
Bagaimana Lo In dapat tahu kalau Kim Wan Tiiauto dapat
kesulitan dari Kim Popo ? Itulah gara-gara si bocah A Kong,
anak tanggung yang menjadi orang kepercayaan suyangtin
Ngo Houw- Dengan cara kebetulan mendapat tahu kesulitan
yang dialami Kim Wan Thauto setelah si Thauto dijemur satu
jam lebih lama.
Buru-buru A Kong kasih tahu pada Kie Giok Tong yang
sudah lantas pergi ke rumahnya Teng Hauw untuk
mengabarkan kejadian itu pada Lo In yang waktu itu sedang
Eng Lian dan Leng siong.
Mendapat tahu toakonya dalam kesulitan, tidak buang
tempo lagi Lo In sudah lantas menyusul, Ia tidak mengira
bahwa si nenek yang mempersulit itu adalah Kim Popo,
kenalan lamanya. Dengan diam-diam menggunakan ilmu
entengi tubuhnya ia sudah dekati Kim Popo yang sedang
menggodai Kim Wan Thauto-.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam perjalanan pulang Kim Wan Thauto menanya pada
Lo In,
"Anak In, kau kata Kim Popo yang membokong Liok sinshe
hingga jatuh kejurang. Kenapa tadi kau tidak menuntut balas
akan jarumnya yang jahat itu ?"
Lo In ketawa nyengir jawabnya,
"Aku sangsi Liok sinshe mati. Maka aku sangsi mengambil
jiwa Popo, apalagi aku lihat Popo bukannya orang jahat "
"Bagus, bagus." kata Kim Wan Thauto seraya menepuknepuk
pundak Lo In.
"Mungkin tidak ada anak keduanya yang mempunyai jiwa
luhur sepertimu. Kaupantas nanti akan menjadi satu Tayhiap
(pendekar besar) seperti Kwee Cu Gie ayahmu."
"Toako, apa Kwee Cu Gie itu ayahku ?" tanya Lo In heran.
"Aku yakin benar kau adalah anaknya Kwee Cu Gie-"
"Lalu, dimana ibuku ? Dimana ayahku sekarang ?" Kim
Wan Thauto bungkam diberondong pertanyaan Lo In.
sementara itu, mereka sudah sampai di rumahnya Teng
Hauw, dimana mereka disambut oleh Eng Lian dan Leng
siong, malah nyonya Teng juga ada serta.
"Adik In, bagaimana ? Kau sudah usir si nenek yang
mengganggu Taysu?" tanya Eng Lian, ramai mulutnya,
sedang Leng siong hanya tersenyum-senyum saja ke arah si
bocah wajah hitam yang tengah ketawa-tawa nyengir.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Dia bukan diusir oleh anak In." menyela Kim Wan Thauto
ketawa.
"Wah, habis siapa yang bisa usir dia ?" tanya Eng Lian.
"Dia lari terbirit-birit mendengar namanya Liok sinshe
disebut anak In"
"Masa sampai begitu ketakutan ?"
"Dia yang membokong Liok sinshe dengan 'touw-kut tok
ciam', mungkin dia kira Liok sinshe ada berserta kita, makanya
dia lari ketakutan."
Eng Lian ketawa terpingkal-pingkal.
"Ah, dia takut sama bayangannya sendiri" katanya setelah
enak ia ketawa.
sementara Kim Wan Thauto bercakap-cakap di ruang tamu,
Eng Lian dan Leng siong diikuti Lo In sudah kembali ke Giok
Lie Teng, dimana mereka teruskan kongkouwnya yang
tertunda karena urusan Kim Wan Thauto dijemur Kim Popo.
Kiranya yang mereka percakapkan adalah urusan
menghilangnya Bwee Hiang.
"Enci Lian." kata Leng siong.
"Enci Hiang orangnya sangat riang, macam enci juga. siapa
yang kenal dia, dalam tempo singkat seperti sudah kenal
lama."
"sayangnya dia tidak ada disini, kalau tidak- kita bisa
bercakap-cakap dengannya." sahut Eng Lian tersenyum.
Kemudian ia menyambung berkata pada Lo In,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik In, bagaimana kau dapat berkenalan dengan enci
Hiang ?"
Lo In lalu menuturkan riwayat Ia tengah mencari-cari Eng
Lian dengan cara kebetulan ketemu dengan Liu Wangwee
dalam rumah penginapan yang lalu membawanya ke
rumahnya. Di sana ia berkenalan dengan Bwee Hiang.
Panjang lebar ia menutur, bagaimana ia kasih hajaran pada
Sucoan sam-sat, tentang pembunuhan oleh Sucoan sam-sat
di markas cabang Ceng Gee Pang, dibunuhnya seisi rumah
Liu Wangwee- Hanya tentang ia membuka selimut yang
menutupi mayatnya Ling Ling, ia tidak sebut-sebut. Rupanya
ia ngeri enci Liannya akan melotot padanya.
"Untung enci Hiang ikut aku ke markas cabang ceng Gee
Pang. Kalau tidak, ia pun tidak akan luput mendapat bahaya."
LoIn menutup penuturannya.
"Lalu seterusnya bagaimana adik In dengan Bwee Hiang ?"
tanya Eng Lian ketawa.
setelah nyengir sebentar, Lo In berkata,
"Aku tidak bisa meninggalkan dia karena dia minta aku
mengajari ilmu silat sebab katanya untuk bekal menuntut balas
pada sucoan sam-sat. Dia mau supaya dengan tangannya
sendiri membunuh orang-orang jahat yang membasmi
serumah tangganya "
"Ringkasnya, adik kecil ini menjadi guru cilik dari enci
Hiang," menyela Leng siong sambil tersenyum melirik ke
arahnya Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ai, aku kurang hormat pada siao suhu (guru cilik)-" kata
Eng Lian seraya bangkit dari duduknya dan menjura pada Lo
In.
"Jangan seeji (sungkan) Liehiap-" Lo In menyambuti
hormatnya Eng Lian.
Lucu gerak geriknya muda mudi itu sehinga Leng siong
terpingkal-pingkal ketawa.
"Enci dan adik kecil." kata Leng siong setelah ia berhenti
ketawa.
"Benar-benar aku akan kehilangan kalau kalian sudah pergi
meninggalkan rumahku. Aku ingin kalian tinggal tetap saja
disini, bagaimana ?"
"Adik siong boleh kalau suka ke tempat bocah hitam."
membanyol Eng Lian,
"Hitam juga bukan sembaran hitam, nona." sahut Lo In
ketawa.
"sudah buktinya hitam, disikat juga toh tinggal hitam "
"Bagaimana kalau dibedaki? kan jadi putih."
Geerr Leng siong ketawa sampai terbahak-bahak diikuti
oleh Eng Lian.
"Dia ini memang paling bisa, rasakan ya " Eng Lian
berbareng mencubit lengan Lo In hingga si bocah teraduhaduh.
"Ah, sayang......." berkata Lo In seraya mengusap-usap
lengannya yang dicubit.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sayang? Sayang apa ?" semprot Eng Lian tapi manis air
mukanya.
"Kalau dicubit begini sudah biasa." sahut Lo In.
"Jangan digigit, kaya tikut menggigit kucing......"
Kembali Leng siong tertawa terpingkal-pingkal sampai
memegangi perutnya. Kata-kata Lo In mengingatkan kembali
ketika Kim Coa siancu menggigit lengannya si bocah sampai
berboran darahsementara
Leng siong tertawa enak, dua tangan Eng Lian
berbareng menyergap lengan Lo In dan dicubitnya kuat-kuat
sambil berkata,
"Kalau tidak dikasih hajaran begini, memang anak nakal ini
main sindir-sindir saja."
Tiba-tiba Eng Lian menjerit, lengan Lo In yang dicubitnya
sekuat-kuatnya dirasakan jari-jarinya yang kepanasan.
"Kau mainkan encimu, hah " bentak Eng Lian cemberut,
berbareng tangannya diulur mencubit pipi Lo In hingga si
bocah teraduh-aduh kesakitan.
sebenarnya Lo In juga bisa salurkan tenaga saktinya
(siauw-thian-sin-kang) untuk membikin pipinya panas
membara macam tadi, tapi tidak berani melihat Eng Lian
cemberut. Maka ia antapkan enci Liannya mencubit pipinya
hingga matang biru-setelah begitu, baru si nona puas- Tapi toh
ia kelab akan.
"Adik In, oh, sakit ? sakit ?" Eng Lian cepat mengusap-usap
pipi Lo In yang bekas dicubit, wajahnya seperti ketakutan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dasar anak nakal, bukannya menghibur sang enci yang
ketakutan malah dia membanyol, katanya,
"Tidak apa, hilang sakitnya kalau sudah ada ini" seraya
pegang tangan Eng Lian yang putih halus ditekankan pada
bibirnya.
"Ah, adik In, kau sudah angot " kata Eng Lian seraya tarik
pulang tangannya, disusul oleh mulutnya yang dimonyongkan
ke arahnya Lo In. geli hatinya Leng siong nampak lagak
lagunya Lo In dan Eng Lian.
"Makanya jadi adik jangan suka nakal." berkata Leng siong.
"Kalau enci sudah marah dan mencubit, nah, baru tahu
rasa "
"Dicubit sih tidak apa, asal ? Ah, sudahlah......." sahut Lo In
ketawa.
Leng siong penasaran perkataan Lo In setengah-setengah.
"Adik kecil, kau mau bilang apa ? Asal apa sih ?" tanya
Leng siong kepingin tahu-
"Asal jangan nangis.......orang sudah gede nangis jelek kan
?" sahut Lo In ketawa.
Kontan bersemu merah seluruh muka nona Leng siong.
wajahnya yang berseri-seri memikat, berubah cemberut, si
nona merasa tersinggung karena dialah yang dicubit Lo In
menangis dan mengaku kalau orang sudah gede, menangis itu
jelekTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Eng Lian ketawa terpingkal-pingkal melihat Leng siong
cemberuti Lo In yang mengolok-oloknya tadi- Tapi Lo In
berlagak pilon dicemberuti enci Leng siong ny a.
"Hajar, jangan kasih hati Cubit yang keras, biar dia teraduhaduh
" kata Eng Lian pada Leng siong yang mengawasi si
bocah dengan penasaran.
"Adik kecil, kau menyindir aku barusan ?" tanya Leng siong
penasaran.
"cubitanku mungkin lebih keras dari enci Lian dan dapat
bikin kau semaput semalaman"
"Biar, aku nangis juga tidak kenapa, sebab aku anak kecil.
Hehehe" sahut si nakal.
Dari tadi memang Leng siong kepingin menggasak
lengannya si bocah nakal, ketika mendengar dirinya disindir-
Tapi ia malu pada Eng Lian. Tapi setelah mendapat anjuran
Eng Lian, ia jadi berani. Maka ia mengancam akan mencubit
lebih keras.
Dalam emasnya, benar-benar ia mencubit Lo In sekeraskerasnya.
Pikirnya, biar si bocah hitam terkuing-kuing
kesakitan. Mula-mulai ia rasakan benar daging yang dicubit
hingga ia kegirangan dan berkata,
"Adik kecil, enak ya ?" Tiba-tiba ia terkejut, daging lengan
Lo In mendadak berubah lunak seperti juga mencubit kapas.
Cepat si nona tarik pulang tangannya, ketika mau dipegang si
nakal.
"Bagaimana, sudah puas ?" tanya Eng Lian ketika melihat
Leng Siong menarik pulang tangannya, mengira orang sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melampiaskan penasarannya. Leng siong dengan muka
merah mengangguk.
"Jangan malu-malu, kita orang sendiri" menghibur Eng Lian
melihat Leng siong seperti merasa sangat malu sehabis
mencubit Lo In.
"oh, tidak, tidak, cuma........." sahut Leng siong.
"Cuma apa ?" tanya Eng Lian ketawa.
"Cuma daging adik kecil kenapa kayak kapas ?" sahut Leng
siong.
sementara Lo In ketawa nyengir, sebaliknya Eng Lian
ketawa ngikik, mentertawakan Leng siong yang duduk
keheran-heranan. sementara itu...........
" Celaka " tiba-tiba saja Eng Lian hentikan ketawa ngikiknya
berbareng ia sudah lompat turun dari paseban disusul oleh Lo
In hingga Leng siong tinggal sendirian.
Ketika Lo In dapat menyandak Eng Lian di dalam rumah, si
bocah hitam lihat enci Liannya pucat pasi wajahnya, Ia heran,
lalu menanya,
"Enci Lian, kau kenapa ?" Eng Lian tidak menyahut,
romannya seperti ketakutan.
"Mari duduk " kata Lo In seraya tuntun tangan si nona
diajak duduk pada sebuah bangku panjang.
"Tenangi dulu pikiranmu, enci." menghibur Lo In sementara
dalam hatinya tidak habis mengerti, mengapa dengan tiba-tiba
saja sang enci menyebut "celaka " lalu lompat turun dari
paseban.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik In, kau tidak lihat barusan ada sinar keemas-emasan
berkeredep di udara ?" kata Eng Lian setelah hilang kagetnya.
"Aku tidak begitu perhatikan." sahut Lo In.
"Memangnya kenapa ?"
"Itu adalah 'Lamhay-sian' (Benang emas dari Lautan Kidul),
alamat kedatangannya sucouw." kata Eng Lian.
" Aku tidak pulang, rupanya sucouw telah mencari aku."
"Ah, kenapa kau begitu ketakutan, enci Lian ?" kata Lo In.
"Sudah tentu aku ketakutan. Aku tentu akan disuruh pulang
olehnya. Habis bagaimana ? Aku tentu akan berpisah lagi
dengan kau "
"Wah, celaka " kali ini LoIn yang kaget, dengan sekonyongkonyong
tubuhnya berbareng melompat keluar rumah- Dalam
sekejapan saja ia sudah ada diatas paseban.
Eng Lian tidak berani tongolkan dirinya. Maka ketika Lo In
lompat pergi ia tidak turut pergi, hanya dalam hatinya
bertanya-tanya adik In-nya ada urusan apa sampai Ia menanti
pulangnya Lo In. Tidak lama Lo In sudah kembali dengan
paras lesu-
"Adik In, kau kenapa ?" tanya Eng Lian melihat Lo In lesu.
"Dia sudah tidak ada-" sahutnya dengan tidak bernafsu-
"siapa yang tidak ada, adik In?" tanya Eng Lian pula-
"Enci Leng siong........."
"Hah Adik siong tidak ada ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"ya, dia sudah tidak ada di paseban."
"Mungkin dia sudah pulang."
" kalau pulang tentu dia lewat sini dan mencari kita."
"Habis, kemana dia sudah pergi ?"
"Terang sudah dibawa sucouwmu."
"Ah, adik In, mana bisa jadi- Leng siong toh bukannya aku
?"
"Memang betul bukan enci, tapi wajahnya yang sama, siapa
bisa bedakan ?"
Baru sekarang Eng Lian mengerti kenapa Lo In barusan
tergopoh-gopoh pergi ke paseban. Kiranya si bocah
menguatirkan Leng siong disambar sucouwnya. Eng Lian
menjadi tidak enak hatinya menghadapi soal Leng siong.
"Habis, sekarang bagaimana baiknya, adik In ?" Ia
menanya dengan gelisah-
"Lain kali," kata Lo In.
"Menghadapi kesulitan jangan kesusu......"
"Habis, aku takut terhadap sucouw. Kenapa kau ikut-ikutan
lari ?"
"Aku menyusul enci lantaran kuatir enci menghadapi
sesuatu yang tak dapat diatasi oleh enci."
Eng Lian melirikan matanya yang tajam, Ia tersenyum
senang atas perhatian sang adik. Tapi ia heran adik In-nya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak menyambut senyuman sebagaimana biasanya, wajahnya
Lo In agak tegang.
"Jadi bagaimana sekarang ?"tanya Eng Lian.
"Kalau aku tahu sucouwmu yang datang, barusan aku tidak
tinggal pergi." kata Lo In.
"Tidak sampai enci Leng siong hilang "
"Kau berani lawan sucouw? Dia sukar dilawan, mana kau
bisa menang ?"
"Menang atau kalah, itu urusan belakang, setidak-tidaknya
aku sudah membela enci Leng siong sehingga tidak akan
disalahkan oleh paman dan bibi Teng." Eng Lian tundukkan
kepalanya. Ia menyesal atas perbuatannya tadi, sehingga
menyebabkan hilangnya anak orang.
sementara Lo In dan Eng Lian belum dapat pemecahan
dalam soal Leng siong, tiba-tiba muncul nyonya Teng dan
menanya,
"Kemana anak siong ? Kenapa tidak bersama-sama kalian"
Lo In kebingungan untuk memberi Jawabannya, tapi Eng
Lian sebaliknya- Ia berkata,
"Adik siong dibawa sucouwku ke Coa-kok "
"Ah, anak Lian, jangan main-main." nyonya Teng
tersenyum lirih-
"Buat apa aku main-main. Memang adik siong dibawa
sucouw." menegaskan Eng Lian yang sedikit pun ia tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memikirkan akan kekagetannya seorang ibu manakala
mendapat tahu kalau anaknya dalam bahaya.
Nyonya Teng hanya senyum-senyum saja mengira
perkataan Eng Lian sebab mengira si nona yang pintar
membanyol tengah menggodai dirinya. Tapi setelah Eng Lian
menuturkan duduknya urusan, sekonyong-konyong saja
nyonya Teng jatuh terkulai dan rubuh dilantai kalau tidak Lo In
dengan cepat sudah datang menyangga.
"Wah, dia pingsan" berkata Eng Lian, sedikit juga ia tidak
unjukkan rasa kaget atas kejadian itu.
"Bawa, hayo bawa ke dalam " ia suruh Lo In memondong
nyonya Teng dibawa masuk ke dalam.
Lo In lantas memondong si nyonya yang sudah tidak ingat
orang.
oleh Lo In, seorang pelayan disuruah mengabarkan pada
Teng Hauw dan Kim Wan Thauto-Tidak lama lagi masuk Teng
Hauw, sedang Kim Wan Thauto tidak turut datang.
Bingung Teng Hauw melihat istrinya jatuh pingsan, Ia lalu
menanya pada Lo In,
"Lo Hiantit, kenapa bibimu ? Eh, mana Leng siong ?"
Belum Lo In menjawab, Eng Lian sudah nyeletuk
mendahului,
"Aku kasih tahu bibi, adik siong dibawa sucouw lantas dia
jatuh pingsan, antahlah, apa memang bibi ada punya penyakit
ayan ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar Leng siong dibawa sucouwnya Kim Coa siancu,
kagetnya Teng Hauw bukan kepalang dan ia jatuh duduk
dikursi. Termenung-menung ia dan kedua matanya berkacakaca
hingga Lo In merasa kasihan, sebaliknya Eng Lian
tinggal tenang-tenang saja. Betul-betul watak Eng Lian lebih
aneh dari si bocah wajah hitam.
"Hiantit, bagaimana ini.............?" berkata Teng Hauw
dengan suara lirih.
"Paman Teng." sahut Lo In.
"Kita sudah tahu siapa ujang culik enci Leng siong. Aku
harus menyusul ke Coa-kok untuk mengambil kembali enci
Leng siong dari tangannya Lam-hay Mo-lie-"
"Hei, kau jangan ke sana " Eng Lian mencegah-
"Kalau ke sana, bisa masuk tak bisa keluar, kau tahu
Apalagi sekarang ada sucouw yang sangat lihai "
Lo In ketawa hambar. "Enci Liang." katanya "Kita harus
tanggung jawab atas hilangnya enci Leng siong. Kalau kau
tidak maupergi, biar aku sendiri yang kesana "
"Tidak- tidak, aku mau ikut " kata Eng Lian, seperti anak
kecil lagaknya.
sementara itu nyonya Teng sudah siuman dan menangis
tersedu-sedu sambil sesambatan memanggil-manggil Leng
siong, puterinya yang hilang.
Lo In melihat itu menjadi tidak enak hatinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sebentar lagi Kie Giok Tong yang mendapat kabar Teng
Hauw dalam kesulitan, sudah datang bersama-sama
saudaranya yang lain.
Mendapat kabar dari Lo In tentang hilangnya Leng Siong,
Kie Giok Tong dan lain-lainnya juga menjadi kaget. Toako dari
Lima Harimau itu sebisa-bisanya menghibur hati nyonya Teng
yang menangis saja.
"Hilangnya anak Siong," kata Kie Giok Tong. Justru sedang
bersama-sama Lo Hiantit. Maka untuk mendapatkan dia
kembali pun sebaiknya Lo Hiantit yang berusaha. Kami
mengharap sekali bantuan Lo Hiantit. Kami percaya dengan
kepandaian Lo Hiantit yang tidak ada taranya, rasanya tidak
susah untuk merampas pulang Leng Siong "
Kie Giok Tong dalam kata-katanya ada menyesalkan Lo In.
Tapi ia atur perkataannya demikian rupa, supaya tidak
menyinggung perasaannya Lo In. Tapi biar bagaimana juga,
Lo In yang cerdik sudah dapat menangkap bahwa dirinya
disesalkan.
"Kie Lopek bicara dari hal yang wajar." kata Lo In.
"Baik, aku nanti berusaha sebisanya mendapatkan kembali
enci Leng Siong meskipun apa pun yang akan terjadi atas
diriku yang tidak berguna "
"Lo Hiantit, kau jangan salah paham." berkata Kie Giok
Tong yang pandai melihat gelagat.
"Apa yang aku barusan bilang, bukannya menyesalkan kau.
Hanya kami dari suyangtin Ngo-houw mau minta bantuanmu.
Habis, kalau tidak minta bantuan Hiantit yang berkepandaian
tinggi, sama siapa kita dapat minta bantuan lagi ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In tidak mau debat, ia hanya anggukkan kepalanya.
Kapan ia melihat ke sekitarnya, ia tidak nampak Kim Wan
Thauto- Lalu ia menanya pada tuan rumah,
"Paman Teng, kemana perginya toako ?"
" Entah dia pergi kemana, hanya dia ada menitipkan surat
ini untuk Hiantit." sahut Teng Hauw seraya keluarkan sebuah
sampul dari kantongnya dan diberikan pada Lo In. Ketika Lo In
sobek sampul dan baca surat Kim Wan Thauto, hanya pendek
saja bunyinya :
"Anak In, toako tidak berguna. Mengikuti anak In hanya
membuat berabe saja. sampai disini saja, kita berpisahan.
Toako akan berusaha mencari anak Hiang, semoga toako
berhasil. Harap anak In bisa jaga diri dalam perjalanan. Kim
Wan Thauto"
Benar-benar pusing kepalanya Lo In. urusan yang satu
belum beres, muncul lagi yang lain. Lo In menduga perginya
Kim Wan Thauto lantaran tidak begitu cocok dengan tabiatnya
Eng Lian, tidak seperti terhadap Bwee Hiang. Memang
tabiatnya dua gadis ini sangat jauh bedanya seperti langit dan
bumi. Kalau Eng Lian berandalan dan tidak begitu
memandang pada orang yang lebih tuaan, sebaliknya dengan
Bwee Hiang yang halus tutur katanya dan bisa menyesuaikan
diri hingga orang menaruh simpati bergaul dengannya.
Mungkin disebabkan usianya Bwee Hiang ada lebih tua dan
lebih 'matang'. Tapi bagaimana pun, Bwee Hiang memang
seorang gadis yang terdidik (terpelajar) dan arahnya bergaul
ada sangat simpatik, hingga orang suka kepadanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sampai pada waktu malam, baru nyonya Teng kelihatan
reda sedihnya- Ia panggil Lo In dan Eng Lian berkumpul, juga
Teng Hauw ada hadir-
"Anak Lian." kata nyonya Teng-
" Aku panggil kau berkumpul ada satu hal yang ingin
kusampaikan padamu- soal apa, kau tahu ?"
"Mana aku tahu, bibi belum omong." sahut Eng Lian
ketawa.
Nyonya Teng tersenyum lirih-
"Sebenarnya yang aku ingin ceritakan padamu, anak siong
turut serta mendengarkan ada terlebih baik. Tapi dia tidak ada,
tidak apalah kuceritakan padamu-"
"Urusan apa itu, bibi Teng ?" tanya Eng Lian.
"Urusan hubungan kita bersama." sahut nyonya Teng
tersenyum.
Eng Lian mendesak supaya nyonya Teng lekas bercerita.
Lantas nyonya Teng mengisahkan satu kejadian yang cukup
menarik untuk dituturkan disini-Itu kejadian kira-kira delapan
belas tahun yang lalu.
Di suatu dusun yang bernama Cenghiang, kira-kira 200 lie
di sebelah barat dari suyangtin, masa itu ada hidup seorang
gadis bersama kakeknya, si kakek bernama Tan Giok siong
dan si gadis namanya Lie Gin Hoa.
Hidupnya Gin Hoa sangat tertekan oleh kakeknya yang
bengis. Tidak diperbolehkan ia berpakaian rapih dan merawat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dirinya hingga kecantikannya mengumpat dibalik wajahnya
yang kotor dan pakaian yang kumal.
Biasanya seorang kakek sangat memanjakan cucunya dan
kepingin cucunya lekas-lekas lalu, tapi Giok siong sebaliknya,
ia menekan kemerdekaan cucunya seakan-akan sang cucu
tidak boleh kawin dan sampai mati terus merawat dirinya.
Entahlah, dalam dunia yang lebar ini ada macam kakek
yang begituan.
Untunglah Gin Hoa bukannya gadis yang suka dimanja, ia
dapat menyesuaikan dirinya terhadap kakeknya yang bengis.
Cuma saja, parasnya yang kotor dan pakaiannya yang kumal
membuat Gin Hoa sampai usia lewat 20 tahun belum ada yang
naksir.
Pada suatu hari, ketika ia habis mencuci pakaian di kali
yang letaknya agak jauh juga dari rumahnya, ia turun mandi di
kali dengan hanya bagian bawahnya saja yang tertutup
sedang bagian atas tubuhnya telanjang. Tampak tubuhnya
yang halus putih mempesonakanpada yang melihatnya, Ia ada
bersama dua orang temannya mencuci di kali itu. Terdengar
satu diantara temannya itu berkata kepadanya,
"Enci Gin, tubuhmu begini halus putih macam sutera,
kenapa wajahmu kotor amat ?"
"ya, enci Gin. Bersihkan sekali, aku ingin lihat kecantikan
aslimu " menimpali temennya yang lain.
Gin Hoa hanya tersenyum sambil mandi terus.
"Kakekmu terlalu kejam, menekan enci- sampai begini"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Rupanya kakek enci Gin tidak senang melihat wanita
cantik "
"Dengan romanmu yang sembarangan, mana dapat
pasaran?"
"Aku sendiri yang jelek, sudah 3 tahun laku."
"Hihi, bisa saja enci Soen jangan gitu dong "
" Emang, kalau enci Gin unjukkan kecantikan aslinya, 3
tahun yang lalu sudah tentu disambar orang. Tidak seperti
sekarang, sudah masuk 23 tahun masih belum punya pacar
satu juga."
"Emangnya kalau berpacaran mesti punya dua tiga pacar?"
"Tentu, kalau yang ini lolos, yang itu, kalau yang itu gagal,
ada yang ini."
"Hihi, enci soen bisa saja- Mari kita pulang, kita kan sudah
selesai-"
"Baru aku mau ajaki kau pulang- Biar kita tinggal enci Gin
sendirian merendam dirinya lama-lama. Biar daki-dakimu pada
rontok- Hihihi—-"
Demikian 3 orang itu mengocok Gin Hoa yang sedang
merendam diri dalam kali yang jernih.
"Hei, kalian tega amat meninggalkan aku sendirian" teriak
Gin Hoa, ketika melihat dua kawannya sehabis mengocok
dirinya (Gin Hoa) pada meninggalkan pgrgiTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi teriakannya tidak dihiraukan, malah mereka ngikik
ketawa sambiljalan terus meninggalkan Gin Hoa yang masih
mandi-
"Biar mereka pergi, aku boleh merendam badan lamalamaan."
kata Gin Hoa ketawa. Tiba-tiba ia mendengar suara
seruling menggema di bawa sang bayu.
"Lebih enak lagi aku merendam diri diiringi seruling." kata si
gadis sambil gosoki tubuhnya yang putih halus, cuma
herannya mukanya sendiri ia tak ambil pusing. Malah ketika
tangannya kesalahan waktu mau menggosok pipinya, dia
menggumam,
"Hei, di sini kakek tidak mau " Lucu lagaknya si gadis.
Ia dengar suara seruling makin lama makin dekat, akan
kemudian......lenyap tak terdengar pula.
Kesal mendengar lenyapnya suara seruling Gin Hoa
menggerutu,
"Siapa sih yang meniup seruling ? Lagi enak-enak nonamu
mendengarkan, lantas dihentikan"
Gin Hoa berkata seraya naik ke darat. Tapi.........alangkah
kagetnya nampak pakaiannya tidak ada di tempatnya tadi-
"Celaka " pikirnya. "Aku dalam keadaan telanjang begini,
dari mana aku dapat penutup tubuhku? Kurang ajar, siapa sih
yang begitu jail? Akan kugasak dia kalau aku ketemukan
orang jail itu "
Tubuh yang berdiri dalam pakaian..........ehm Tentu saja
bikin pria yang lihat bisa jatuh lemas mendadak- Tapi Gin Hoa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak memikir ke situ, pikirnya ditempat itu jarang atau belum
pernah ia lihat kaum pria yang lalu lalang.
Dalam kebingungan mencari penutup badan, ia ingat akan
cuciannya tadi- Maka ia buka bakul cuciannya dan mengambil
pakaiannya yang basah dan dipakainya seketika itu sedang
mulutnya menggerutu,
"Tidak salah, tentu si soen dan si sin tadi yang main gila
menggodai orang terlalu kelewatan. Masa pakaian orang
dibawa pergi diam-diam. Baik, kalau kuketemu mereka, akan
kumaki habis-habisan"
Dengan mengenakan pakaian yang barusan dicuci,
entenganjuga bobot bakul yang dikempit dipinggangnya, Ia
pulang dengan perasaan mendongkol pada dua temannya
yang ia anggap menggodainya keterlaluan.
Belum berapa tindak ia berjalan, ia nampak di sebelah
depan ada sepotong kain yang terpancang dipokoknya pohon.
Kapan ia dekati, alangkah terkejutnya, sebab itu adalah
baju dan celananya yang hilang. Cepat ia menjambret, kiranya
pakaian itu terpancang pada sebatang seruling yang nancap
pada pokoknya pohon.
Ia coba cabut seruling itu tapi sampai berkutatan, ia tak
dapat mencabutnya hingga ia uring-uringan. Katanya,
"orang yang punya seruling, kenapa kau jail amat sama
nonamu ? Awas Kalau sampai jumpa dengan nonamu, akan
kuhajar batang hidungmu yang kaya
ser......."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia terperanjat ketika sekonyong-konyong menempel ke
mulutnya yang sedang nyerocos hingga terputus kata-katanya,
Ia coba mengelak, percuma, malah hidung tadi makin
melengket di mulutnya dan tubuhnya dipeluk prang erat-erat
hingga rasanya 'ngap'.
Ketika ia sadar, siapa orang yang berlaku kurang ajar itu,
bukannya Gin Hoa marah malah dari menronta keras ia jadi
jinak dan kasihkan bibirnya dicium lama-lama.
"Koko, kau bikin aku rasanya "ngap " kata Gin Hoa setelah
terlepas dari pelukan orang sambil tundukkan kepala.
"Adik Gin, kalau tidak dengan cara begini, selalu kau mau
lari saja dari aku." sahut orang itu dengan suara halus dan
ramah-
Di balik wajahnya yang kotor, matanya melirik tajam pada
orang itu yang juga telah tergetar hatinya. Dengan tiba-tiba ia
lantas ulur tangannya hendak memeluk lagi.
"Jangan, koko" kata si gadis seraya mundur satu tindak-
"Adik Gin, lama aku mimpikan kau. sayang selalu kau
menjauhkan diri saja dari aku. Barusan aku sudah saksikan
keindahan tubuhmu, membikin aku hampir jatuh dari pohon,
sudah lama kutahu kau umpatkan kecantikanmu di balik
wajahmu yang kotor. Tapi untuk menyaksikan tubuhmu yang
menggiurkan tadi, belum pernah aku mengimpi.........."
"Koko," memotong si gadis, seraya tundukkan kepala. Malu
rupanya ia tubuhnya yang indah ditonton orang di depannya.
"Kau bikin aku penasaran atas kelakuanmu."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"AKu Gouw Tay Lie, tak bakal bikin kau penasaran.
sekarang juga aku akan pergi pada kakekmu untuk melamar
dirimu. Dikasih atau tidak- aku akan memaksanya "
Gouw Tay Lie adalah pemuda umur tiga puluhan, wajahnya
cakap dan tampan. Entah dari mana datangnya dia sebab
dalam dusun cenghian itu ia tinggal belum berapa lama. Ia
sering-sering perhatikan Gin Hoa kalau pergi cuci di kali
bersama-sama temannya.
Teman-teman Gin Hoa sering ketemu si pemuda dalam
perjalanan mencuci ke kali, mengira bahwa Gouw Tay Lie
naksir pada dirinya, sudah unjuk kegenitannya kepada si muka
tampan. Tapi Gouw Tay Lie tidak meladeni mereka, hanya
matanya berpusat kepada Gin Hoa.
Dari gerak gerik dan lirikan Gin Hoa yang tajam, Tay Lie
mengerti bahwa perhatiannya pada si nona mendapat
sambutan, Ia sudah berusaha mendekati, tapi selalu si nona
menjauhkan diri Malah kalau pergi cuci di kali tanpa ada yang
temani, Gin Hoa tidak mau pergi. Tay Lie tahu bahwa si nona
bukan tidak mau melayani, ia hanya takut pada kakeknya yang
bengis dan mengekang dirinya.
setelah berkali-kali untuk mendekati si gadis berwajah kotor
tidak berhasil, akhirnya ia ambil jalan nekad seperti yang
dilukiskan diatas.
Mendengar kata-kata si pemuda yang hendak melamar
dirinya dan akan memaksanya kalau si kakek tetap bertahan,
Gin Hoa jadi kaget, Ia berkata. "Jangan, jangan. Kakek adanya
luar biasa. Kalau dia marah, aku yang jadi korban nanti."
Tay Lie mau percaya akan keterangan si nona.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pemuda itu sudah mencari keterangan halnya si kakekmemang
adanya luar biasa. Ada beberapa tetangganya
diminta perantaranya untuk melamarkan Gin Hoa, tidak ada
yang berani. Malah menasehatkan Tay Lie untuk jangan dekati
si nona, lebih baik cari yang lain saja.
Malah pernah ada kejadian, si nona dipukuli si kakek
karena ada orang yang meminang si gadis untuk dijadikan
istrinya yang sah. orang yang melamar itu kedudukannya
dalam dusun itu boleh juga. sengaja ia mencari wanita yang
romannya tidak berapa cantik, asal boleh
dipakai'Pendaringan', dimaksudkan yang setia dan sabar
untuk merawat dua anaknya yang masih kecil, belum lama
ditinggal mati oleh ibunya. Lantaran ini, maka segan orang
berurusan dengan si kakek dalam hal cucunya itu.
gara-gara si kakek yang adatnya aneh, bisa-bisa Gin Hoa
jadi perawan tua.
Tadinya Tay Lie sudah nekad dan mau datangi si kakek
untuk minta dirinya Gin Hoa. Mendengar kata-kata Gin Hoa
yang separuh meratap, ia menjadi kasihan pada si nona dan
urungkan niatnya- Tapi, ia mencintai Gin Hoa- Cara
bagaimana ia dapatkan si gadis ? Inila h yang membuat
kepalanya pusing.
sejak dari mulutnya kena ditempel hidung Tay Lie, si nona
jadi berpikiran.
orang demikian tampan, mau sama dirinya yang berwajah
kotor menjijikkan, sungguh ia tidak habis mengerti, Ia tidak
sadar kalau Tay Lie sudah tahu bahwa dibalik wajah yang
kotor itu ada mengumpat kecantikan yang bercahayaTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
sejak itulah Tay Lie dan Gin Hoa makin rapat hubungannya
di luar tahunya sang kakek yang bengis, sering mereka bikin
pertemuan rahasia di tempat-tempat yang sunyi.
Hari lewat hari, Giok siong (si kakek) lihat badannya sang
cucu berubah- sering tiduran siang, biasanya tidak pernah
dilakukan Gin Hoa, malah terkadang tampaknya si nona
sangat lesu, tidak bersemangat untuk mengerjakan apa-apa.
Giok siong menjadi heran. Dari heran ia menjadi curiga
ketika nampak perutnya sang cucu seperti melembung.
Pada suatu malam tampak romannya Giok siong sangat
tegang, kadang-kadang beringas. Entah kenapa si kakek
mendadak berubah demikian menakutkan, sebentar lagi ia
masuk ke dapur, dimana ia ambil golok, piranti membelah
kayu.
Ketika melihat golok itu puntul, lalu ia dekati batu asahan,
dimana ia mengasah golok itu sampai tajam benar. Kalau
orang yang melihat tingkah lakunya si kakek malam-malam
mengasah golok, tentu orang akan menanya : Apa-apaan dia
mengasah golok malam-malam ? Memangnya tidak ada waktu
siang untuk membuat golok tajam ?
sebentar lagi, setelah melihat golok sudah tajam, Giok
siang tampak pentil-pentil bagian tajamnya, Ia ketawa, tidak
sampai terbahak-bahak, seakan-akan takut ada orang dengar.
Dengan golok itu ia masuk lagi ke dalam, Ia duduk pada
sebuah dipan, piranti tidurnya.
"Gin Hoa, Gin Hoa Kemari sebentar" tiba-tiba si kakek
teriaki cucunya yang belum lama masuk kamarnya untuk tidur.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gin Hoa yang memang belum pulas, kaget mendengar
panggilan sang kakek-
Cepat ia turun dari pembaringan, keluar menghampir
kakeknya yang tengah duduk ditepi pembaringannya.
"yaya (kakek), ada perintah apa kau memanggil aku ?"
tanyanya.
"Gin Hoa, bukan tidak ada alasannya aku memanggil kau."
"yaya mau suruh apa ? Katakanlah, aku lantas akan
mengerjakannya."
"Hehehe, cucuku yang manis." si kakek ketawa asem.
Gin Hoa tidak enak hatinya melihat gerak g erik sang kakek
yang aneh.
"Aku mau tanya kau, harus kau mengaku terus terang."
berkata Giok siong.
"Aku memangnya kenapa, yaya?" tanya si gadis ketakutan.
"Kau sudah berhubungan dengan siapa ? Lekas mengaku "
"Tidak, aku selalu merawati yaya, tidak berhubungan
dengan siapa juga."
"Bagus " kata Giok siong seraya bangkit mendekati
cucunya yang tengah gemetaran.
"Weekk " tiba-tiba terdengar suara robeknya kain. Kiranya
pakaian bagian perutnya Gin Hoa kena dijambret oleh si
kakek.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hahahaha, tidak ada hubungan ? ini apa ?" si kakek kata
sambil menunjuk pada perutnya Gin Hoa yang sudah mulai
mengembung.
Tersipu-sipu Gin Hoa coba menutupi perutnya yang
telanjang, sambil menangis, ia putar tubuhnya lari ke kamar
dengan maksud mau tukaran. Tapi satu tendangan dari Giok
siong bikin Gin Hoa jatuh meloso- Kembali terdengar suara
"wekk wekk1 beberapa kali. pakaian Gin Hoa yang sudah
robek bertambah robek lagi di sana sini hingga si nona
separuh telanjang.
"Hehe, bagus ya berani kelabui yayamu " kata Giok, siong
seraya mengambil golok dari dekat bantal tidurnya.
"Kau lihat ini apa ?" berkata Giok siong seraya acungkan
goloknya.
Gin Hoa tengah merang kak-rangka k bangun sambil
menangis, Ia singkap rambutnya yang terurai ke mukanya
untuk melihat barang apa yang si kakek suruh lihat, Ia menjerit
nampak Giok siong memegang golok tajam.
"yaya, kau mau apakan aku ? uh.....uh.....uh......." ia
menangis keras.
"Aku mau belah, keluarkan anak haram dari perutmu "
sahut Giok siong bengis. Mendengar perkataan si kakeksekali
menjerit lantas Gin Hoa pingsan-,
"Bagus-" kata Giok siong ketika melihat cucunya pingsan.
"Aku tak usah menelikung tanganmu lagi untuk
mengeluarkan anak haram dari perutmu " Ia berkata sambil
mendekati Gin Hoa yang menggeletak separuh telungkup,. si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kakek kelihatan cucunya jadi rebah terlentang hingga tergetar
juga hatinya si tua tampak tubuhnya Gin Hoa separuh terttup.
Perutnya yang melembung dibungkus oleh kulit yang putih
halus, membikin Giok siong jongkok termangu-mangu.
"Kurang ajar." tiba-tiba ia menggerutu.
"Siapa manusianya yang berani ganggu cucuku ? Betulbetul
dia berani main-main dengan kumis "
Nyata si kakek sudah ambil keputusan tetap untuk
mengeluarkan bayi dari dalam perutnya Gin Hoa, melihat ia
sudah menyobek lagi pakaian si nona sehingga sekarang
tampak jelas perutnya Gin Hoa yang sedang mengandung.
Kasihan Gin Hoa akan menjadi korban kekejaman
kakeknya sendiri Isi perutnya akan dikeluarkan dengan paksa-
Gin Hoa matanya masih terus tertutup ketika golok dapur yang
sudah diasah tajam mulai menyentuh pusarnya. Rupanya si
kakek hendak mulai membelah perut cucunya dari situ.
"Trang " huara golok terbentur benda keras, berbareng
goloknya Giok siong juga sudah terlempar diluar kemaunnya si
kakek-
Kiranya benda yang membentur golok si kakek adalah
sebuah batu yang sebesar jempol tangan, yang jatuh persis
diatas perutnya Gin Hoa- Bukan main kagetnya Giok siong.
cepat ia bangun berdiri dan membentak.
"Bangsat, kau berani main gila pada orang she Tan ? Lekas
unjukan cecongormu "
"Aku ada disini-" terdengar orang menyahut dari belakang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cepat cilik, siong memutar tubuh. Kiranya dia seorang
muda dari usia tiga puluhan yang menyahut bentakan tadi-
Wajahnya tampan, tinggi kurus, tengah berseri-seri ke arahnya
sambil menjura hormat.
si kakek bukannya senang melihat pemuda sopan dan
berwajah tampan, sebaliknya ia sangat gusar. Bentaknya,
"Anak sialan, tentu kau yang bikin cucuku jadi melembung
perutnya. Hm, bagus, bagus "
Meskipun ia sangat gusar dan memaki si pemuda yang
tiada lain adalah Gouw Tay Lie adanya, tidak berani ia
sembarang bergerak melihat si pemuda dengan sebuah batu
sudah bikin golok terlempar dari cekalannya.
"Mohon maaf pada kakek-" kata Tay Lie.
"Urusan adik Gin, aku yang tanggung jawab. Aku tidak akan
sia-siakannya."
"Hm, bagus-bagus." kata si kakek sambil anggukanggukkan
kepalanya.
"Adat kakek ada luar biasa. Maka terpaksa aku ambil jalan
seperti yang sekarang kakek sudah tahu untuk aku dapatkan
dirinya adik Gin,"
"Hm Bagus, bagus...."
"selanjutnya, adik Gin akan menjadi istriku"
"Hm Bagus, bagus........"
"Apa yang bagus ?" tanya Tay Lie yang jengkel bicaranya
hanya dijawab dengan 'bagus, bagus' saja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Memang bagus, kau sudah bikin melembung perut cucuku
tanpa permisi dulu dari aku. Apa perbuatanmu itu aku harus
bilang jelek ?"
Tay Lie melengak mendengar jawaban si kakek seperti
sinting.
Ia melirik pada Gin Hoa yang tengah telentang tidak ingat
orang dengan badan hampir kehilangan tutupnya sama sekali.
Hatinya sangat kasihan, cepat ia jongkok, kemudian
memondong si nona.
"Hei, kau mau bawa kemana cucuku ?" Giok siong tiba-tiba
menanya.
"Aku mau rebahkan dia diatas pembaringan dan
menolongnya." sahut Tay Lie seraya terus bertindak
menghampiri dipan si kakek-
"Hei, itu tempat tidurku, tak boleh ditaruh disitu, kotor " kata
Giok siong.
Tay Lie tidak meladeni si kakek- sambil mendengus ia
bawa si nona ke dalam kamarnya, dimana ia rebahkan dan.
menutupi badan Gin Hoa yang telanjang.
Ia segera mulai mengurut-urut urat-urat dari jalan darah
yang ia tahu untuk membikin Gin Hoa tersadar. Lama juga ia
berusaha menyadarkan si gadis.
"Hei, kau lama-lama dalam kamar lagi apa-apaan ?"
kedengaran suara si kakek dari sebelah luar.
Tay Lie melengak- jadi melengak keheranan ia jadi geli
ketawa sendiri menyaksikan tindak tanduk si kakek- Pikirnya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang sedang repot menolong gin Hoa, bukannya bantu
menolongi, ini malah menanya yang bukan-bukan. Benarbenar
orang tua itu sudah sinting atau linglung.
Tay Lie tidak meladeni si kakek- terus ia berusaha
menolong Gin Hoa.
"sudah tanpa permisi bikin perut cucuku kembung,
sekarang lama-lamaan di dalam kamar cucuku. Betul-betul
kau bikin si kakek jadi penasaran" kedengaran Giok siong
kembali mengucapkan kata-kata yang melantur, sebentar lagi
tampak Gin Hoa siuman.
"Koko, kau juga datang ?" tanya si gadis lemah-
"Adik Gin, aku datang unuk melindungi kau." sahut si
pemuda, ketawa.
"Memangnya aku kenapa ?" tanya si gadis, seperti
mengigau.
"Adik Gin, anak kita mau dikeluarkan dari perutmu oleh
kakekmu."
"Koko" menjerit Gin Hoa sambil bangun dan menubruk Tay
Lie yang duduk di tepi pembaringan.
"AKu takut.....aku takut......" katanya dalam pelukan si
pemuda. Gin Hoa lupa akan pakaian yang sudah koyak-koyak-
"Adik Gin, tenang, tenang " menghibur Tay Lie seraya
membelai-belai rambutnya si gadis yang hitam jengat bagus.
"Hei, lagi apa-apaan ?" si kakek berkata sambil tongolkan
kepalanya dari balik muilie (terai pintu) sebab kamarnya Gin
Hoa tidak berpintu.