TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghina Tong-sinoya ? aduh ! aduh !... " omongnya ditutup
dengan kata-kata mengaduh.
Kiranya Tong Ciang Hong kena dua tamparan dari Bwee
Hiang hingga beberapa giginya rontok dan mulutnya
berlumuran darah. Ketika ia semprotkan, tiga buah giginya ikut
lompat keluar dibarengi dengan darah.
"Kau berani kurang ajar pada nonamu ? Hmm ! Itulah
bagiannya...." kata Bwee Hiang dengan gusar. "Adik kecil,
mari kita jalan !" Ia mengajak Lo In yang tinggal menonton saja
bagaimana sang enci menghajar orang yang iseng mulutnya.
"Perlahan jalan !" tiba-tiba Bwee Hiang mendengar orang
berkata di belakangnya.
Ketika ia menoleh kiranya adalah teman Ciang Hong yang
berdiri di depannya sambil ketawa haha hihi macam monyet
kena terasi.
"Oo, kau mau bela kawanmu itu ? Hmm !" kata Bwee Hiang.
"Terang aku musti bela kawanku, aku mau lihat kau bisa pergi
dari sini atau tidak !"
Si gadis sangat mendongkol, matanya melirik pada Lo In tapi
si bocah diam saja. Ia hanya kedipkan matanya seperti
menganjurkan 'lawan'.
Lo In memang sengaja tidak mau turun tangan, mau melihat
bagaimana kemajuan si gadis selama dididik olehnya.
Sang kawan mengerti akan maksud si bocah wajah hitam.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nah, marilah kita berkelahi !" si gadis kemudian menantang.
Pemuda itu tidak sungkan-sungkan lagi. Ia keluarkan tipu
silatnya 'Burung elang menyambar kelici'. Dua tangannya
dipentang bagaikan kilat menyambar ia menubruk Bwee Hiang
tapi si gadis sudah lenyap dari pandangannya. Tahu-tahu ia
rasakan pinggulnya ditendang dari belakang hingga ia jatuh
ngeyungsep, mukanya memakan tanah jalanan yang banyak
batu kerikilnya.
Kawan lainnya datang memburu, juga dengan sekali tarikan
tangan, lawan Bwee Hiang sudah mengaduh-aduh kesakitan,
berkutatan dalam gerombolan rumput alang-alang kemana
barusan tubuhnya si gundul nyungsep.
Melihat si nona ada demikian tangkas, kawan-kawannya yang
lain datang mengeroyok.
"Jangan, enci Hiang." berkata Lo In ketika ia melihat si gadis
hendak menghunus pedangnya hingga ia masukkan lagi. Ia
mengerti sang kawan menyuruh ia lawan banyak orang itu
dengan tangan kosong.
Bwee Hiang gunakan ajaran Lo In menggunakan 'Bu eng sin
kang' (Tenaga sakti tanpa bayangan), bagi Bwee Hiang sudah
kelebihan untuk melayani 15 pemuda yang mengeroyok
dirinya, meskipun diantara mereka ada yang menggunakan
senjata, membokong dirinya. Tubuhnya si nona berputaran
hingga kawanan pengeroyok tak dapat menyentuh meskipun
ujung bajunya saja.
Saban-saban bila mereka kira si nona tak bisa lolos dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jambretan atau pukulan, dengan mendadak si nona seperti
menghilang, tahu-tahu sudah ada di belakangnya. Tidak
heran, kalau mereka berkelahi sambil berteriak-teriak
mengutuk Bwee Hiang hingga si nona merasa tidak enak
mendengar caci maki mereka.
Lo In kuatir enci Hiangnya melakukan pembunuhan, melihat si
gadis beringasan, maka ia berseru, "Cukup, enci Hiang !"
Lantas, beberapa kali si nona berkelebat. Maka 15 pemuda
berandalan itu semuanya rebah kena ditusuk oleh Bwee
Hiang.
Sambil berseri-seri si nona menghampiri si bocah wajah hitam
sambil menarik tangannya, ia berkata, "Adik kecil, mari kita
jalan. Aku kuatir disini aku bisa membunuh orang !"
Lo In memahami hati si gadis yang amat mendongkol kepada
mereka yang mengeroyoknya karena sudah mengeluarkan
kata-kata yang tidak enak didengar oleh si gadis. Maka begitu
tangannya ditarik diajak jalan, Lo In sudah lantas saja
mengikuti tanpa banyak rewel. Dalam perjalanan Bwee Hiang
berkata, "Adik kecil, ajaranmu hebat benar ! Hihihi, sekali
gebrakan sudah menjatuhkan 15 orang !"
"Jangan bangga dulu enci Hiang. Mereka itu adalah jago kelas
tiga, paling banyak kelas dua. Belum dapat diukur kepandaian
enci. Eh, enci Hiang !"
Tiba-tiba si bocah mendorong Bwee Hiang ke samping hingga
si gadis terhuyung-huyung.
Kurang ajar, pikir Bwee Hiang. Kenapa si bocah main-main
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
begini, mendorong orang sampai terhuyung-huyung. Ketika ia
menoleh, Lo In sedang berhadapan dengan satu kakek yang
jenggot dan rambutnya sudah pada putih semua. Ia
mendengar Lo In berkata, "Kakek tua, tidak seharusnya kau
membokong orang. Kalau kau mempunyai kepandaian, boleh
tantang enciku terang-terangan !"
Bwee Hiang kaget mendengar kata-kata Lo In. Kalau begitu,
barusan Lo In bukan main-main mendorong dirinya sampai
terhuyung-huyung. Ia berbuat demikian untuk menyelamatkan
dirinya dari bokongan jahat. kakek tua itu membokong dengan
senjata apa ? tanya Bwee Hiang dalam hatinya. Matanya
mengawasi ke batang pohon sebab tadi mereka sedang jalan
enak-enak menuju ke arah pohon. Ia lihat disitu tertancap
sebatang panah kecil sampai hampir amblas semua. Rupanya
senjata itu dilepas dengan kekuatan besar sampai menancap
demikian rupa.
Bwee Hiang bergidik. Di samping itu ia merasa bersyukur atas
pertolongan adik kecilnya. Sekarang ia memandang ke arah si
pembokong. Tiba-tiba ia menjadi gusar lalu menghampiri Lo In
yang sedang bertengkar dengan si kakek.
"Adik kecil, dia membokong aku barusan ?" tanyanya lantas.
Lo In menganggukkan kepalanya.
"Hehehe, kakek tua. Kau mau berkelahi denganku ?" tanya
Bwee Hiang.
Si kakek tua hanya mengawasi si nona dengan roman bengis.
"Kalau mau berkelahi, sebutkan dahulu apa lantarannya." si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gadis kata dengan tawar.
"Itu sudah dikatakan." menyela Lo In.
"Enci sudah bikin sungsang sumbel anak muridnya maka dia
jadi mendendam hati padamu dan dia mencoba
membokongmu !"
"Hei, kakek tua kalau begitu kau adalah kakek pengecut !"
jengek Bwee Hiang.
"Kau punya kepandaian apa hendak melawan aku ?" tanya si
kakek.
"Hihihi... !" Bwee Hiang tertawa. "Kau tentu tidak punya isi apaapa
makanya kau membokong. Kalau benar-benar satu lakilaki,
kau harus berani lawan aku dengan berhadapan muka !"
Panas hatinya si kakek dikatakan tidak punya isi apa-apa,
maka ia tepuk-tepuk dadanya sambil berkata, "Aku Kie Giok
Tong, jago kenamaan dalam dusun Suyangtin, siapa dalam
dusun ini yang tidak kenal namaku yang kesohor sebagai guru
silat !"
"Hihihi." tertawa Bwee Hiang, ia menggodai, "Jago kampungan
hanya terkenal di dalam kampung saja dan kesukaannya
membokong orang lantaran tidak sanggup menghadapinya
sendiri. Cis, tidak tahu malu !"
Meluap amarahnya Kie Giok Tong. Tanpa banyak cakap lagi,
seketika ia sudah menyerang Bwee Hiang hingga mereka jadi
bertempur. Baru bertempur lima jurus, Kie Giok Tong sudah
empas empis kepayahan. Lo In jadi ketawa geli, kasihan ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melihat si kakek hanya dipermainkan oleh Bwee Hiang, ia
lantas berkata, "Enci Hiang cukup !", berbareng Kie Giok Tong
sudah ditotok roboh oleh si nona.
Rupanya kata 'cukup' yang meluncur dari bibirnya Lo In
seakan-akan kode untuk Bwee Hiang mengakhiri pertempuran
dengan satu kemenangan.
"Adik kecil," kata Bwee Hiang ketika ia datang dekat pada Lo
In. "Brengsek kampung ini kakek sudah hampir mampus
masih mau gerembengi ilmu silatku !"
"Hus ! Jangan omong kasar begitu." Lo In kata sambil ketawa
geli.
"Mari kita jalan !" Bwee Hiang mengajak adik kecilnya.
Kie Giok Tong hanya bisa mengawasi berlalunya dua muda
mudi itu tanpa dapat bergerak dari mendeprok dari tanah.
Kakek she Kie itu memang jagoan dalam dusun Suyangtin. Di
waktu mudanya ia bekerja pada salah satu Piauw kiok
(perusahaan pengawalan barang) ke kota Gukwan, namanya
lumayan juga terkenal sebagai Piauwsu (pengawal antaran
barang). Sudah lima belas tahun ia tinggal di Suyangtin, pada
sepuluh tahun belakangan ia membuka perguruan silat dan
menerima banyak murid.
Pernah datang dua tiga orang yang pandai silat ke dusun
Suyangtin dan bergebrak dengannya, tidak satu yang dapat
menjatuhkan dirinya. Oleh karenanya Kie Giok Tong menjadi
bangga dengan kepandaiannya itu. Ia mengira bahwa
kepandaian silatnya sudah sangat tinggi, ia tidak mengira
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bahwa kepandaian orang-orang yang mencobanya hanya jago
kampungan saja.
Kini ia dipermainkan oleh hanya satu gadis yang pantas
menjadi jujurnya, malah umurnya kurang lebih dua puluh
tahun, pedih rasa hatinya, ia tidak puas dijatuhkan si gadis, ia
tidak puas dijatuhkan si gadis meskipun kekalahannya itu
adalah wajar.
Ia coba empos tenaga dalamnya untuk membebaskan totokan,
girang ia ketika dapat kenyataan tiba-tia ia sudah bisa gerakan
pula kaki tangannya seperti biasa.
Ia merasa bahwa lwekangnya sangat sempurna dengan
mudah ia dapat membebaskan diri dari totokan tapi ia tidak
tahu, kalau totokan Bwee Hiang hanya totokan main-main saja
ajaran Lo In yang dinamai 'Poan ban tiam hiat' atau 'Totokan
setengah iseng' yang si bocah dapatkan dari buku 'Tiam-hiat
Pit-koat'.
Barusan saja ia bangkit dari mendeproknya, Kie Giok Tong
sudah dikerubungi anak muridnya yang juga sudah bebas dari
totokan Bwee Hiang.
"Gadis itu sangat lihai." berkata Kie Giok Tong setelah ia
menghela napas.
"Suhu, apa tidak baik kita kumpulkan para paman untuk bikin
perhitungan dengan wanita liar itu ?" usul pemuda yang
menjadi kepala rombongan pemuda bergajul yang sudah
dikasih 'rasa' oleh Bwee Hiang.
Kie Giok Tong anggukkan kepalanya, "Tapi, dimana para
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pamanmu sekarang ?" ia menanya.
Sebelum Kie Giok Tong mendapat jawaban tiba-tiba ia melihat
ada 4 orang yang berlari-larian ke arahnya. Si kakek
mengawasi, ia berkata kepada pemuda yang mengajukan usu
yang ternyata adalah murid kepalanya beranam Cia Kim Seng.
"Kim Seng, kebetulan. Nah, tuh lihat para pamanmu sudah
datang."
Sebentar kemudian 4 orang tadi sudah sampai. Mereka adalah
saudara-saudara angkat dari Kie Giok Tong dan mereka
menamakan dirinya 'Suyangtin Ngo-houw' atau 'Lima harimau
dari Suyangting'. Seram juga kedengarannya, memang juga
menyeramkan bagi penduduk Suyangtin, mereka sangat
menghormati Lima Harimau itu. Suyangtin Ngo-houw tidak
jahta, mereka sebagai pelindung dari dusun, hanya tabiatnya
agak sombong. Maklumlah jago-jago silat kampungan, kalau
merasa dirinya jagoan sudah lantas perlihatkan
keangkuhannya di hadapan penduduk yang lemah.
"Toako, aku mendapat kabar kau dengan keponakan murid
mendapat kesusahan dari seorang wanita liar, apa benar ?"
tanya salah seorang saudara angkat Kie Giok Tong yang
bernama Tan Him yang termasuk nomor tiga dari Lima
Harimau.
"Kabar itu tidak salah." sahut Kie Giok Tong. "Dari siapa
Samte dapat kabar itu ?" balik menanya si kakek she Kie.
"Dari si A Kong yang lari dengan napas tersengal-sengal
mengabarkan padaku." sahut Tan Him. "Aku terkejut
mendengar ada orang yang coba-coba tarik kumis harimau,
segera aku beritaku pada jiko, sute dan ngote. Maka kami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berempat lanas menyusul kemari. Dimana sekarang adanya
wanita liar itu ?"
"Samte." kata Kie Giok Tong seraya geleng-geleng kepala.
"Aku belum pernah menemukan tandingan sejak aku
berkelana di dunia Kangouw maupun tinggal dalam kampung
kita disini. Kalian semua toh tahu, bukan ? Tapi kali ini aku
ketemu gadis liar itu, cuma dalam lima jurus saja aku
dijatuhkan. Benar-benar aku merasa sangat penasaran !"
Terkejut hati empat saudaranya. Mreka mendengar si jago tua
dirobohkan dalam tempo lima jurus, itu hebat sekali ! Kie Giok
Tong, meskipun usianya sudah lanjut sangat alot kalau
bertempur, napasnya panjang dan sangat tangkas. Mereka
sering saksikan manakala mereka sedang berlatih sialt.
"Gadis itu sangat lincah, serangan-seranganku yang
mematikan dielakkan dengan berkelit ke sana sini. Coba
kalian pikir, apakah ini tidak menjengkelkan ? Dalam sengit,
aku keluarkan serangan dengan tipu 'Kim Liong seng thian'
(Naga emas naik ke langit) yang seperti kalian tahu, jurus ini
sangatlah ampuh untuk menjatuhkan lawan, tapi.... tiba-tiba
kurasakan kesemutan ketika dia menowel pundak kananku.
Kiranya towelan itu bukan sembarang towel sebab dari
kesemutan aku jadi lemas dan jatuh terduduk di tanah. Dia
telah menotok lo-ji-hiat, halan darah di pundak kanan. Syukur
lwekangku tinggi hingga aku dapat membebaskan totokan
kejinya itu..." Demikian si kakek menutur, tampak ia sangat
bangga ketika mengatakan lwekangnya sangat tinggi dapat
membebaskan totokan Bwee Hiang.
Dasar jago kampungan, seperti katak (kodok) di dalam
tempurung yang tidak bisa menilai kepandaian orang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seberapa tingginya, hanya menyangka lwekannya yang hebat.
Ia tidak insyaf bahwa Bwee Hiang sudah bermurah hati
kepadanya, hanya menotok secara main-main saja.
"Memang, kalau bukan toako memiliki tenaga dalam yang
tinggi, tidak mudah membebaskan diri dari totokan jahat !"
memuji Song Cie Liang, jiko dari Lima Harimau hingga si
kakek she Kie senang mendengarnya.
Tinggal Cia Kim Seng saling berpandangan dengan kawankawannya.
Mereka heran si kakek mengatakan dengan
menggunakan lwekangnya dapat membebaskan totokan
orang sedang apa yang mereka alami, totokan itu bebas
dengan sendirinya, tidak lama setelah mereka dirobohkan oleh
Bwee Hiang. Tapi karena mereka percaya akan
kepandaiannya sang Suhu (guru) maka mereka juga tidak mau
mengatakan apa-apa.
"Sekarang, kemana perginya wanita liar itu ?" tanya Teng
Hauw, si nomor empat dari Lima Harimau.
"Aku kira mereka belum pergi jauh dari kampung kita." sahut
Kie Giok Tong.
"Mereka, toako kata ? Apa gadis itu ada temannya ?" Tan Him
menanya.
"Ya, satu bocah berwajah hitam bagai pantat kuali." sahut si
kakek.
"Cuma satu bocah, apa artinya. Mari kita susul !" mengajak
Song Cie Liang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Rombongan pemuda bergajulan itu sekarang ditambah
dengan Suhu dan empat pamannya pergi menyusul. Mereka
besar hatinya sebab dengan tambahan tenaga yang sanat
berarti itu mereka harap dapat membalas hinaan yang mereka
derita.
Baru saja mereka hendak berangkat, tiba-tiba melihat seorang
anak tanggung berlari-lari ke arah mereka. Cepat juga lari
anak itu.
"Itulah si A Kong yang datang !" kata Tan Him
Yang lain-lainnya juga sudah segera kenali si A Kong, anak
tanggung yang biasa dipakai sebagai mata-mata oleh
Suyangtin Ngo-houw. Anak itu cerdik dan gesit, maka ia
sangat disayang oleh Lima Harimau dari Suyangtin.
"A Kong, kau datang tergopoh-gopoh. Ada kabar penting apa
hendak disampaikan pada kami ?" tanya Kie Giok Tong
setelah anak itu sudah berada di depan mereka.
Dengan masih sengal-sengal napasnya, A Kong menyahut,
"Toa-loya sekarang ada di rumah makan An Hok sedang
makan minum bersama si bocah muka hitam !"
"Bagus, kerja kau baik sekali A Kong." memuji Kie Giok Tong.
Senang kelihatannya anak itu mendapat pujian toako dari
Lima Harimau.
Kie Giok Tong lantas berunding dengan empat saudaranya.
"Kalau kita ramai-ramai masuk ke dalam rumah makan, kita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebagai pengacau." Kie Giok Tong menyatakan pada saudarasaudaranya.
"Bagaimana kalau kita memencar ?"
"Maksud toako bagaimana ?" tanya Song Cie Liang, si Jiko.
"Kita saja berlima yang masuk, sedang Kim Seng dan
saudara-saudaranya boleh menunggu di sebelah luar. Kalau
sampai terjadi keributan dengan lawan, kita pancing lawan
keluar. Di situ kita keroyok ramai-ramai, bukankah ini bagus ?"
"Bagus, bagus, kita turut pikiran toako." memuji Tan Him.
Sesampainya di sana, Ngo-houw lihat si gadis sedang ketawaketawa
gembira dengan si bocah muka hitam. Diam-diam
mereka nyelusup masuk dan ambil meja sedikit jauh dari meja
dimana Lo In dan Bwee Hiang tengah menikmati barang
hidangannya.
Mereka terus menerus pasang mata pada dua tamu dari luar
dusun Suyangtin itu.
Diam-diam empat saudaranya Kie Giok Tong memandang
enteng pada Bwee Hiang yang kelihatannya tidak ada apaapanya
yang harus ditakuti. Romannya yang cantik
menyinarkan welas asih malah. Bagaimana seorang dara
yang lemah gemulai itu dapat memiliki kepandaian yang hebat
sehingga toakonya dalam lima jurus sudah digulingkan ?
"Enci Hiang, kau lihat kelihaian aku." tiba-tiba Ngo-houw
mendengar Lo In berkata pada Bwee Hiang. Mereka lihat,
berbareng dengan kata-katanya, si bocah muka hitam
tangannya memegang poci arak. Mulut poci ditegakki ke atas.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mau apa dia ?" tanya Ng-houw dalam hatinya masing-masing.
Belum sempat mereka menduga apa-apa, sekonyongkonyong
mereka lihat meluncur keluar arak dari dalam poci,
naik ke atas kira dua kaki tingginya. Arak itu diatas dapat
bertahan dua menit lamanya sehingga arak itu tidak jatuh
diatas meja. Setelah itu, arak itu nyerosot masuk lagi ke mulut
poci, tidak ada setetes pun yang berlumuran jatuh di atas
meja.
Itu suatu pertunjukkan yang tidak mudah sebab hanya dengan
lwekang yang sudah sempurna saja, dapat dilakukan. Lo In
unjuk kepandaian ini bukan hendak membanggakan
kepandaiannya, hanya hendak membikin ngeri Suyangtin Nghouw
tanpa kekerasan. Diam-diam Lo In sudah tahu
kedatangannya Kie Giok Tong bersama empat temannya,
maka ia kisiki Bwee Hiang untuk belaga pilon akan kehadiran
mereka dan Lo In menjatakan ia hendak tundukkan mereka
dengan kepandaiannya yang istimewa.
Dasar dogol, lima jago kampungan itu benar kagum melihat
caranya Lo In bermain arak tapi mereka mengira bahwa si
bocah wajah hitam itu hanya pandai main bersulap saja, lain
tidak ! Sebentar Lo In kasih pertunjukan kedua. Ia pegang
mangkok kosong, lalu diangkat ke atas. Pantat mangkok ia
sanggah dengan sumpit, tahu-tahu mangkok sudah terputar,
sebentar naik sebentar turun tapi tak lolos dari sebatang
sumpit yang ada di tangannya Lo In.
Ini juga suatu pertunjukan lwekang yang dahsyat. Sebaliknya
juga, ini dianggap oleh kawanan dogol itu si bocah hanya main
sulap saja. Sedang mereka hendak ketawa berkakakan, tibatiba
matanya pada terbelalak kaget ke arahnya Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Saat itulah yang membuat mereka kagum bukan main.
Lo In setelah bikin mangkok berputar turun naik disanggah
oleh sebatang sumpitnya, tiba-tiba tangan kirinya menyambuti
mangkok yang turun berbareng sumpit di tangan kanannya
melesat ke atas. Terdengar suara 'ngik !' disusul dengan
jatuhnya suatu benda dari atas. Kiranya yang jatuh itu adalah
seekor tikus yang jatuh dari bubungan rumah, tubuhnya sudah
terbidik oleh sumpitnya Lo In yang barusan meluncur ke atas,
sumpit itu telah jatuh dibawah berbareng dengan badannya si
tikus yang bernasib malang. Kejadian ini bukan permainan
sulap tapi satu kepandaian yang luar biasa hingga Lima
Harimau termangu-mangu duduk di tempatnya. Mereka tidak
bisa mengatakan si bocah main sulap lagi karena dengan
mata kepala mereka sendiri mereka menyaksikan kepandaian
yang luar biasa, yang baru pernah mereka melihat dalam
seumurnya mereka.
Terdengar suara tempik sorak dari para tamu yang melihat
kejadian itu.
"Toako," kata Tan Him, perlahan suaranya. "Selembar
rambutnya saja pun, kita tak dapat mengganggunya."
Kie Giok Tong angguk-anggukan kepalanya, yang lainnya
tinggal membisu.
Meskipun adatnya angkuh, tinggi hati, si kakek orang she Kie
orangnya suka bersahabat. Ia menghormati kepandaian orang
yang ia kagumi, maka juga selama ia jadi Piauwsu banyak
orang-orang gagah yang menjadi sahabat baiknya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kini ia melihat kepandaian si bocah yang luar biasa, ingin ia
mengikat persahabatan. Karena timbulnya pikirani tu, maka
Kie Giok Tong bangkit dari duduknya, jalan menghampiri meja
Lo In dimana ia menjura kepada muda mudi itu, sambil
berkata, "Siao-hiap dan Li-hiap, terima hormatku, si kakek
yang punya mata tapi tidak melihat !"
Bwee Hiang masih cekikikan ketawa dan mengagumi
kepandaian adik kecilnya, tiba-tiba Kie Giok Tong
menghampiri. Ia mengira si kakek akan cari urusan lagi. Ia
berhenti ketawa dan siap sedia tapi tidak tahunya si kakek
menjura memberi hormat hingga ia dan Lo In jadi tergopohgopoh
membalas hormatnya si orang tua.
Lo In tidak banyak omong, maka Bwee Hiang yang mewakili
bicara, "Lo-enghiong (jago tua), jangan begini merendah.
Karena kami berdua yang muda menjadi tidak enak oleh
kehormatan Lo-enghiong yang berlebihan. Mari, mari duduk
makan sama-sama kami !"
Kie Giok Tong tidak merendah lagi, ia lantas turut duduk di
meja Lo In dan Bwee Hiang. Sebelum membuka suara, ia
menoleh kepada empat saudaranya, tangannya menggapai.
Sebentar lagi mereka sudah datang menghampiri. Dengan
sendirinya mereka pada mengambil kursi dan duduk mengitari
meja makan Lo In.
Bwee Hiang girang melihat taktik Lo In berhasil baik, dapat
dengan halus menundukkan Lima Harimau dari Suyangting.
Bwee Hiang teriaki pelayan, minta tambah hidangan untuk
lima orang yang baru datang. Mereka mula-mula menampik,
tapi Bwee Hiang dengan ramah berkata, "Ini adalah
pertemuan kita yang menggirangkan. Tidak baik kalau kalian
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo-enghiong menampik undangan kami yang muda."
Melihat si nona demikian ramah dan kata-katanya diucapkan
dengan tulus hati, maka Kie Giok Tong dan kawan-kawan
menjadi malu hati, lantas pada menghaturkan terima kasih
atas undangan manis budi dari si gadis yang semula
dipandang musuh alias si gadis liar.
Mereka segera berkenalan satu dengan lain. Bwee Hiang tidak
bicara sewajarnya tentang siapa dirinya, ia hanya mengaku
dengan Lo In adalah kakak beradik dan dalam perjalan
merantau yag kebetulan melewati di dusun itu. Kie Giok Tong
minta maaf untuk kelakuan sendiri dan anak muridnya yang
kurang ajar.
"Ah, itu hanya kejadian biasa." kata si nona merendah. "Kalau
tidak didahului dengan perkelahian, mana bisa kita jadi
bersahabat seperti sekarang ini ?"
Lima Harimau itu makin menghormat kepada si nona yang
bisa bicara merendah dan menunjukan pribadinya yang luhur.
Lo In selama itu hanya tertawa nyengir saja, tidak turut bicara.
Kie Giok Tong yang merasa kagum pada si bocah, telah
membuka mulutnya menanya : "Aku, si kakek merasa kagum
atas kepandaian Siaohiap, sekarang Siaohiap sudah umur
berapa ?"
"Tahun ini aku masuh..... eh, tunggu !" berbareng tubuh Lo In
melesat ke arah pintu, menyusul seorang Thauto yang sedang
jalan keluar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Thauto itu selain membawa buntelan kecil, juga ada
menyelipkan sebilah pedang pendek di bebokongnya.
Bwee Hiang kaget melihat kelakuan si adik kecil, cepat ia
menyusul keluar diikuti oleh Lima Harimau dibelakangnya.
Bwee Hiang lihat jauh disana, disuatu lapangan tampak Lo In
sedang berhadapan dengan si Thauto. Ia menyusul ke sana,
juga Lima Harimau tidak mau ketinggalan mereka dibelakang
si nona. Mereka kepingin tahu, ada urusan apa dengan begitu
tergopoh-gopoh si bocah hitam menyusul si Thauto.
Di sana mereka menyaksikan Lo In sedang bertengkar dengan
si pendeta rambut panjang.
Terdengar Lo In berkata, "Aku tidak perduli kau dapat dari
siapa, tapi itu adalah pedangku. Kau harus mengembalikan
pada pemiliknya !"
Si Thauto yang tiada lain adalah Kim Wan Thauto tertawa
bergelak-gelak mendengar ucapan Lo In, setelah itu ia
berkata, "Anak kecil, jangan kau cari urusan dengan aku.
Pedang orang lain diakui pedang sendiri, belajar dari mana
kau hendak memiliki barang orang ? Kau ngimpi barangkali ?"
"Pedang pendek itu kepunyaan orang yang kuhormati, mana
aku tidak bisa mengenalinya !"
"Dengan bukti apa kau mengatakan pedang itu adalah milikmu
?"
Lo In jadi kebingungan sebab ia memang tidak perhatikan
betul tanda-tanda yang ada pada pedang pendek Liok Sin-she
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sampai hilang digondol Siauw Cu Leng.
Melihat Lo In termangu-mangu, Kim Wan Thauto berkata,
"Tanpa bisa mengunjuk bukti, mana aku mau mengembalikan
padamu, anak kecil !"
"Tidak, aku mesti dapat kembali." sahutnya tegas.
"Dengan apa kau bisa dapat kembali barangmu ?"
"Dengan kepandaianku !"
Kim Wan Thauto gelak-gelak ketawa. "Anak kecil, dengan
kepandaianmu tersebut tadi dalam rumah makan, hendak kau
merampas pedangku ? Hm ! Jangan harap !'
"Betul kau tidak mau mengembalikannya dengan baik ?"
Diam-diam Kim Wan Thauto waspada menghadapi bocah
hitam ini karena Lo In bukan bocah sembarangan. Bila melihat
lwekang (tenaga dalam) yang dipertunjuki tadi di dalam rumah
makan.
Tadinya ia mau mengeloyor diam-diam, tidak tahunya Lo In
matanya lihai lantas mengenali kalau Kim Wan Thauto di
bebokongnya membawa pedang Liok Sinshe. Lama memang
Lo In memikirkan pedang itu. Ia percaya pedang pendek itu
diambil Siauw Cu Leng ketika ia sedang pingsan di bokong
oleh Ang Hoa Lobo.
Di samping mencari Eng Lian, juga ia saban-saban pasang
mata pada siapa yang dijumpainya, kalau-kalau ia mendapat
lihat ada orang yang membawa pedangnya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan cara kebetulan matanya yang lihai dapat melihat
barang itu ada di punggungnya Kim Wan Thauto yang tengah
berjalan keluar dari rumah makan. Seketika itu ia enjot
tubuhnya melesat, menyusul si Thauto.
Maksud Lo In tidak mau mencari urusan, asal pedang sudah
dikembalikan, urusan sudah selesai. Ia tidak kira bahwa yang
diajak urusan adalah Kim Wan Thauto, bukannya jago
sembarangan yang dapat digertak dengan permainannya tadi.
Melihat si bocah bertindak maju, Kim Wan Thauto sudah siap
sedia.
"Thauto kesasar, kau lihat tuan kecilmu ambil pedang !"
berbareng ia menyerang pendeta rambut panjang. Kim Wan
Thauto memang sudah siap, ia mendorong dengan tangannya,
menggunakan lwekang 5 bagian. Tampak Lo In terpental
jumpalitan. Tapi hanya sekejap saja, si bocah sudah ada lagi
di hadapannya hingga ia mau ketawa terbahak-bahak tidak
jadi.
Sekali lagi Lo In menerjang, kali ini Kim Wan Thauto mengibas
dengan bajunya, menggunakan lwekan tujuh bagian.
Tampak si bocah berputar tubuhnya kemudian berjumpalitan
hingga Kim Wan Thauto tidak tahan untuk tidak tertawa
terbaha-bahak. Kepalanya sampai mendongak ke atas saking
enaknya ketawa.
Sekonyong-konyong ia rasakan ada angin berkesiur disisinya.
Ketika ia sadar kena diakali si bocah, tapi sudah terlambat
sebab Lo In sambil ketawa nyengir tampak sedang acungkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pedang pendek yang barusan masih menyelip di
bebokongnya.
"Terima kasih atas kebaikan hatimu untuk mengembalikan
pedangku." kata si bocah dengna gayanya yang lucu.
Kim Wan Thauto cepat meraba punggungnya, memang
pedang sudah tidak ada ditempatnya. Bukan main gusarnya,
pikirnya, masa anak kecil ini begitu hebat kepandaiannya ?
Sebagai jago kawakan, ia tidak rela dipermainkan anak kecil.
Maka seketika itu ia membentak, "Bocah hitam, kalau kau
tidak kembalikan pedang itu, jangan sesalkan Hudyamu
(Budhamu) berlaku kasar terhadap anak kecil !"
"Untuk dapat pulang, mudah saja. Asal kau unjuk kepandaian
!" sahut Lo In, lalu putar tubuhnya dan lari kepada Bwee
Hiang.
Kim Wan Thauto marah bukan main, lantas kepalanya
digelengkan. Sekaligus dua anting-antingnya melesat dari
kedua telinganya, saling susul menyambar ke arah jalan darah
Lo In di pundak dan tengkuk.
"Adik kecil, awas !" teriak Bwee Hiang melihat senjata rahasia
anting-anting Kim Wan Thauto sudah mendekati sasarannya.
Si gadis sampai memeramkan matanya karena ngeri adik
kecilnya akan roboh dihajar anting-antingnya si Thauto yang
gede.
Di saat ia memeramkan matanya, berbareng ia dengar suara
'tring ! tring !' dua kali. Ketika ia membuka matanya lagi, ia lihat
adik kecilnya tengah tersenyum-senyum ke arah Kim Wan
Thauto yang berdiri terpaku di tempatnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In sangat lihai, tidak semudah yang dikira Kim Wan Thauto
si bocah akan kena dibokong meskipun senjata rahasia
anting-anting emas Kim Wan Thauto belum pernah luput
mengarah sasarannya.
Ketika Bwee Hiang berteriak, Lo In sudah membalik tubuhnya.
Dengan pedang Liok Sinshe, ia hajar dua anting-anting Kim
Wan Thauto hingga keduanya jatuh ditanah, setelah
mengeluarkan suara 'tring ! tring!' dua kali.
Kalau Bwee Hiang merasa bersyukur adik kecilnya selamat,
adalah Kim Wan Thauto di lain pihak merah padam mukanya,
saking gusar rupanya.
"Masih ada lagi ?" Lo In ngeledek Kim Wan Thauto.
"Bocah hitam, kau jangan bangga dulu !" sahut Kim Wan
Thauto seraya merogoh sakunya, kemudian ia mengayunkan
tangannya. Lima anting-anting emas menyambar berbareng
laksana kilat cepatnya, mengarah sasaran atas, tengah,
bawah dan di kanan kiri. Disinilah adanya keistimewaan Kim
Wan Thauto melepas senjata rahasianya sebab lawan yang
diserang dari lima jurusan sangatlah sukar untuk meluputkan
dirinya sehingga tanpa ada salah satu dari lima senjata
rahasia itu yang mengenakan sasarannya.
Lo In mengerti serangan lawan sangat berbahaya, ia
keluarkan ilmu saktinya 'Bu im sin kang', badannya berputar
bagaikan asap bergulung naik ke atas hingga Kim Wan Thauto
terkejut menyaksikan keanehan itu. Tidak lama, ia melihat Lo
In sudah berdiri ketawa ke arahnya. Ia berkata, "Taysu, terima
kasih atas pemberian anting-anting emasmu !" Lo In berkata
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seraya dari tangan bajunya ia keluarkan lima anting-anting
emas Kim Wan Thauto yang barusan dilontarkan kepada si
bocah.
Kim Wan Thauto berdiri melongo....
Sebagai orang Kangouw kawakan, Kim Wan Thauto tahu akan
itu peribahasa, "Ksatria harus tahu pada saat maju dan pada
waktu mundur", pepatah tersebut adalah suatu nasehat yang
baik. Mengingat ini, Kim Wan Thauto jadi menghela napas.
-- 21 --
Tidak sampai menunggu Lo In membuka mulut lagi, ia sudah
menghampiri si bocah di depannya. Ia angkat tangannya
bersoja, katanya, "Siao-hiap, kau menang ! Kau adalah orang
pertama yang membuka mataku bahwa orang pandai masih
ada yang lebih pandai. Aku mengira tadinya tidak sukar aku
menemukan tandingan, tidak tahunya, menghadapi kau Siaohiap
aku tidak berkutik. Hahaha... !"
Berbareng dengan menutup kata-katanya, Kim Wan Thauto
telah jatuhkan diri berlutut sehingga Lo In repot dan
menyingkir ke samping, serta katanya, "Taysu, kau jangan
bikin diriku lekas tua dengan caramu begini."
Kemudian ia tepuk-tepuk pundak orang perlahan tapi diamdiam
ia gunakan lwekangnya untuk bikin si Thauto bangun
dari berlututnya. Kim Wan Thauto tahu Lo In tengah
mengerahkan tenaganya, ia juga kerahkan tenaga dalamnya
untuk bertahan. Tapi akhirnya ia mesti mengakui keunggulan
Lo In dalam tenaga dalam. Maka ia pun tidak berani mencobacoba
terus. Segera ia bangkir dari berlututnya dan berkata,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siaohiap, aku ingin mengucapkan sesuatu padamu. Aku
harap kau akan menerima baik !"
"Dalam urusan apa itu, Taysu ?" tanya si bocah.
"Caramu yang luar biasa memusnahkan serangan dari tujuh
anting-anting emasku, membuat aku sangat kagum ! Aku
sudah lepas kata, barang siapa yang bisa meluputkan diri dari
serangan senjata rahasiaku ialah yang berupa tujuh antinganting
emas, orang itu akan aku angkat menjadi guruku. Aku
sangka bahwa guru itu pastilah orang yang lebih tua dariku,
tidak tahunya malahan sebaliknya adalah seorang anak kecil.
Siaohiap, kau jangan menolak kalau sekarang aku harus
memenuhi sumpahku...."
Berbareng Kim Wan Thauto kembali hendak tekuk lututnya,
tapi Lo In keburu mencegah. Ia berkata, "Taysu, kau adalah
jago kelas wahid dalam Kangouw, sukar menemukan
tandingan. Untuk perkara kecil saja masa harus berlaku begini
merendah terhadap aku si bocah. Kalau Taysu punya senjata
rahasia yang lihat dapat aku punahkan, ituhanya dengan cara
kebetulan saja, lantaran Taysu tidak sungguh-sungguh
melepasnya dan menaruh kasihan kepada aku masih anak
kecil."
"Tidak, tidak. Memang aku menyerah kalah padamu." sahut
Kim Wan Thauto.
Si pendeta yang memelihara rambut panjang adalah satu
pendeta yang jujur dan belum pernah menarik kembali apa
yang ia sudah katakana, maka ia merasa tidak enak kalau ia
tarik kembali kata-kata yang ia sudah keluarkan dari bibirnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Maka, ia sudah mendesak supaya Lo In suka terima ia
menjadi muridnya, ia berjanji akan setia kepada si bocah.
Sebaliknya, Lo In terus menolak.
Melihat mereka tarik urat, yang satu ingin diterima jadi murid
dan yang lain menolak, dengan tiada ada keputusan sama
sekali, Bwee Hiang lalu campur tangan. Dengan air muka
berseri-seri ia datang menghampiri, kepada Kim Wan Thauto
si gadis memberi hormat serta berkata, "Kalau kalian tidak
keberatan, bagaimana kalau aku majukan diri sebagai orang
perantara untuk memutuskan urusan kalian ?"
"Bagus, bagus !" kata Kim Wan Thauto mendahului Lo In yang
hendak membuka mulutnya berbicara hingga si bocah muka
hitam urung berkata dan anggukkan kepalanya saja seperti
tanda bahwa ia pun mufakat dengan turun tangannya Bwee
Hiang.
Lo In percaya kecerdikan sang enci. Dengan keputusannya
Bwee Hiang pasti akan disetujui oleh mereka kedua pihak.
"Dari pembicaraan Taysu," Bwee Hiang mulai. "Aku memuji
Taysu adalah seorang yang jujur, tidak ingin memungkiri janji.
Tapi mendengar alasan adik In juga benar, masa ia harus
punya murid Taysu, lebih pantas bila adik In menjadi muridnya
Taysu. Ini baru pantas....."
"Tapi Liehiap...." memotong Kim Wan Thauto, terputus, karena
si nona goyang-goyang tangannya.
"Aku belum habis bicara, harap Taysu jangan memotong
dulu." kata Bwee Hiang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jadi dua-duanya ada punya alasan kuat." berkata si nona
meneruskan. "Sekarang begini saja. Taysu mengagumi adik
In, sedagn adik In juga sangat menghargai Taysu. Bagaimana
kalau angkat saudara saja.....?"
"Bagus, bagus !" Lo In tiba-tiba memotong bicaranya si gadis.
Saking kegirangan, setuju dengan enci Hiangnya, Lo In
sampai bertepuk tangan.
Sebaliknya Kim Wan Thauto kerutkan keningnya. Agaknya
mereka kurang menyetujui putusan Bwee Hiang sebab
menyeleweng kepada sumpahnya. Si gadis yang cerdik sudah
lantas dapat menyelami pikiran si Thauto yagn kurang setuju.
Maka ia lantas berkata pula, "Seorang murid setia, selalu akan
bikin gurunya senang. Maka, apa salahnya kalau Taysu
menerima keputusan yang disenangi adik In agar adik In
hatinya merasa senang. Apa ini bukan sama saja Taysu
sebagai seorang murid telah membuat senang pada gurunya ?
Aku kira dengan keputusan kalian angkat saudara, tidak
menyimpang dari maksud Taysu yang sebenarnya."
Mendengar si gadis demikian fasih ucapan katanya dan teguh
alasannya, Kim Wan Thauto angguk-anggukkan kepalanya
dan kemudia ia tertawa ke arah Bwee Hiang hingga si gadis
kegirangan melihat usahanya akan berhasil.
"Liehiap, kau sungguh pandai membuka pikiran orang yang
bodoh." memuji Kim Wan Thauto. "Aku senang, kalau kau juga
termasuk dalam upacara angkat saudara. Harap kau jangan
menolak !"
Bwe Hiang kaget. Ia tidak mengira si Thauto akan bawa-bawa
juga dirinya. Tapi ia tidak keberatan untuk angkat saudara
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan Kim Wan Thauto yang ia lihat pendeta itu benar
mukanya bengis tapi orangnya jujur dan termasuk salah satu
ksatria di kalangan jago-jago silat budiman. Malah dengan
mempunyai saudara angkat macam Kim Wan Thauto,
untuknya ada satu keuntungan, tenaganya dapat dipakai
membantu dalam usahanya menuntut balas kepada Sucoan
Sam-sat.
Memikir demikian, maka wajah Bwee Hiang berseri-seri. Ia
berkata, "Terima kasih Taysu. Sungguh tidak kukira kau
sangat menghargakan aku yang rendah."
Kim Wan Thauto kegirangan bahwa si nona tidak menolak.
Demikian selanjutnya tiga orang itu telah angkat saudara
dalam upacara sederhana disaksikan oleh Lima Harimau dan
anak-anak muridnya mereka yang jumlahnya bukan sedikit.
Kim Wan Thauto dipanggil 'Toako' oleh Bwee Hiang dan Lo In
sedang pada dua anak tersebut, atas permintaan mereka, Kim
Wan Thauto memanggil anak Hiang dan anak In, yang
sederhana saja. Si Thauto rambut panjang senang juga dapat
memanggil 'anak' pada si gadis dan si bocah, karena mereka
itu memang pantas menjadi anaknya Kim Wan Thauto.
Lima macan dari Suyangtin sangat menghormati tiga orang
tamu itu, terutama kepada Lo In yang mereka anggap adalah
'Bocah Sakti' yang tidak ada duanya. Kepandaiannya sukar
diukur. Mereka merasakan penglihatannya seolah-olah kabut
ketika menyaksikan tubuh Lo In tiba-tiba berputar-putar dan
seperti asap bergulung-gulung, tahu-tahu setelah si bocah
tersenyum ke arah Kim Wan Thauto dari lengan bajunya
mengeluarkan lima senjata rahasia anting-anting emas dari si
pendeta yang dilontarkan dengan tenaga lwekang yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dahsyatnya bukan main.
Mereka berlomba mengundang Lo In dan dua saudaranya
untuk menginap di rumahnya. Tapi Bwee Hiang tidak mau
membuat berabe mereka maka dengan manis budi undangan
itu ditolak hingga tidak punya alasan lagi mereka untuk
mendesak terus. Meskipun demikian, mereka mengundang
untuk mampir bertemu ke rumah masing-masing selama Lo In
dan dua saudaranya ada di Suyangtin. Hal ini tidak ditampik
oleh Bwee Hiang dan dua saudaranya, demi untuk
menyenangkan pada hati mereka.
Atas pilihan Bwee Hiang, tiga saudara itu mondok di hotel Hok
An, suatu rumah penginapan yang sangat bersih dalam dusun
Suyangtin.
Dalam omong-omong, sebelumnya masuk tidur, Kim Wan
Thauto berkata pada Bwee Hiang, "Anak Hiang, aku masih
belum bisa lupakan wajahmu pada tiga tahun yang lalu."
Bwee Hiang heran. Ia lantas menanya, "Bagaimana toako bisa
kenali wajahku ? Apa memang toako sudah kenal sebelum kita
angkat saudara ? Aku sendiri lupa. Harap toako tidak kecil hati
kalau adikmu pelupa."
"Anak Hiang, aku kenal tanpa berkenalan tapi kukenali
wajahmu di atas loteng pertama dari rumahmu.''
Bwee Hiang terkejut. Sepasang matanya yang jernih halus
memandang pada Kim Wan Thauto tidak berkedip. Kata-kata
si toako betul-betul mengagetkan hatinya karena katanya
mengenali wajahnya adalah dari jendela kamar di atas loteng
pertama.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Toako, kau jangan bikin aku bertanya-tanya. Lekas ceritakan
apa yang sudah terjadi pada saat itu." berkata Bwee Hiang
kemudian.
Melihat adik angkatnya tidak sabaran seperti cacing kena abu,
maka Kim Wan Thauto lantas bercerita bagaimana ia telah
melakukan penyelidikan dalam rumah Liu Wangwee untuk
mendapat keterangan tentang kedatangannya Sucoan Samsat.
Ia mendengar tentang percakapan Bwee Hiang dengan
ayahnya dalam kamar kemudian ia bertekad akan membantu
Liu Wangwee akan tetapi kenyataannya bahwa bantuannya
tidak diperlukan dengan turun tangannya si kerudung merah.
Dituturkan dengan jelas pada Bwee Hiang, hingga si nona
yang tidak memotong pembicaraan orang, mendengarkan
semua itu tanpa terasa telah mengucurkan air mata.
"Anak Hiang." kata Kim Wan Thauto, kaget ia melihat adik
angkatnya menangis. "Kau kenapa menangis ? Apa
penuturanku melukai hatimu karena aku tidak turun tangan
membantu keluargamu ? Kepandaian si kerudung merah
sudah lebih dari cukup. Untuk apa aku membikin berabe dia
dengan memunculkan diri pada saat itu ?"
Bwee Hiang geleng-geleng kepala, seraya menyusut air
matanya yang berlinang-linang.
"Toako, bukan begitu duduknya." berkata si nona, masih
sesenggukan.
Lo In pun jadi kaget, enci Hiangnya tiba-tiba menangis.
"Enci Hiang, kau kenapa ? Barusan toako cerita, tiba-tiba saja
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kau menangis." Lo In menanya sang enci yang sedang sedih
saja.
Bwee Hiang tidak menjawab Lo In, hanya berkata pula kepada
Kim Wan Thauto.
"Toako, bukan begitu duduknya. Sebetulnya aku sangat
berterima kasih atas perhatianmu hendak menolong
keluargaku. Yang aku sedihkan adalah cerita toako itu
membuat aku terkenang pada ayahku almarhum."
"Hah ? Ayahmu sudah meninggal dunia ? Sakit apa ?" tanya
Kim Wan Thauto otomatis.
"Toako, kau tidak tahu." sahut Bwee Hiang, tersenyum sedih.
"Ayahku bukannya mati karena sakit tapi dibunuh oleh Sucoan
Sam-sat. Ah, toako....."
Bwee Hiang putus bicaranya karena ia tidak tahan dengan
kesedihannya, ia menangis lagi. Agak keras sekarang hingga
Kim Wan Thauto dan Lo In kebingungan kalau-kalau tangisan
itu dapat mengganggu penghuni kamar lainnya sehingga bisa
membikin orang-orang pada keluar untuk menanyakan ada
urusan apa sampai menangis begitu sedih.
Kim Wan Thauto dan Lo In bergiliran menghibur Bwee Hiang.
Si gadis cepat terhibur rupanya sebab kemudian ia hentikan
tangisnya lalu menceritakan pada Kim Wan Thauto tentang
keganasannya Sucoan Sam-sat yang membunuh seisi
rumahnya termasuk Kian-san Ji-lo, setelah pada sebelumnya
mereka kena dihajar oleh Lo In. Mereka telah mengganas juga
dalam markas cabang Ceng Gee Pang sehingga banyak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meminta korban jiwa.
Kim Wan Thauto sangat gusar mendengar laporan Bwee
Hiang.
"Aku dapat kabar tentang kebuasannya Sucoan Sam-sat, akan
tetapi tidak mengira sampai begitu kejam dan menganggap
jiwa manusia seperti jiwa kecoak !" kata Kim Wan Thauto,
seraya giginya kedengaran berkeretak, menahan amarahnya.
"Toako," kata Bwee Hiang. "Kita sudah angkat saudara. Maka
dalam halnya Sucoan Sam-sat, aku mengharap sekali bantuan
toako dalam usahaku menuntut balas."
"Anak Hiang, meskipun kita belum angkat saudara, aku juga
akan membantu kau sebisa-bisanya untuk membasmi orangorang
jahat itu !" jawab Kim Wan Thauto tegas.
Diam-diam Bwee Hiang merasa sangat berterima kasih atas
janji Kim Wan Thauto.
"Sayang anak In pada waktu itu tidak membinasakan saja
kawanan jahat itu." Kim Wan Thauto menyatakan sangat
menyesalkan.
"Adik In masih terlalu kecil, belum sampai berpikiran ke situ.
Apalagi memang dia berhati lemah untuk bertindak kejam !"
kata Bwee Hiang sambil melirik pada Lo In yang tidak campur
dalam percakapan mereka berdua.
Lo In hanya nyengir ketawa melihat Bwee Hiang melirik
kepadanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ya, memang anak In masih kecil." sahut Kim Wan Thauto
ketawa. "Sebagai jago kecil berkelana dalam dunia Kangouw,
nanti dia akan bertambah pengalaman dan mempunyai
pandangan terhadap orang-orang yang jahat dan licik. Maka
itu anak In, kau harus waspada menjaga diri."
"Terima kasih atas nasihat toako." kata Lo In, tertawa nyengir.
"Tapi, anak In." Kim Wan Thauto berkata lagi, matanya
memandang wajah Lo In yang hitam legam. "Aku lihat
wajahmu tidak semestinya hitam, cara bagaimana kau
memoles wajahmu jadi hitam begini ?"
"Panjang untuk diceritakan, toako." sahut Lo In. "Tapi
sekarang aku minta toako dulu bercerita bagaimana toako
dapatkan pedang pendekku itu ?"
"Sebenarnya aku mau minta adikku dulu bercerita, tapi tidak
apalah. Biar toakomu mengisahkan satu kejadian yang lucu."
Selanjutnya Kim Wan Thauto mengisahkan dari mana ia
dapatkan pedang pendek.
Pada suatu hari menjelang sore, hujan turun dengan lebat.
Kim Wan Thauto dalam perjalanan mengunjungi salah satu
sahabatnya, kebingungan tidak menemui rumah untuk
meneduh, untuk menyingkir dari serangan hujan lebat.
Dengan menggunakan ilmu jalan cepat, sekira dua lie maju ke
depan, tiba-tiba ia menemukan satu kuil rusak.
Ke dalam kuil itu ia masuk. Lumayan juga dapat menyingkir
dari serangan hujan lebat meski pun di sana sini tampak kuil
itu pada bocor gentengnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Rupanya kuil itu sudah lama ditinggalkan penghuninya tapi
masih ada towie (taplak meja) rombeng yang panjang sampai
menutupi kolong meja, diatasnya terdapat sebuah tepekong
yang lagi duduk bersila. Pikirnya kalau ia masuk ke kolong
meja itu, baik juga. Sebab tidak kedinginan dari hembusan
angin yang masuk ke dalam rumah berhala itu yang hampir
tidak berpintu. Setelah berpikir ia lalu masuk ke kolong meja
tadi.
Benar saja di kolong itu ia merasa agak hangat juga.
Belum lama ia rebahan, tiba-tiba ia mendengar seperti ada
orang yang masuk ke dalam kuil itu. Ia lalu mengintip melalui
lubang dari towie yang rombeng.
Ia lihat yang datang itu adalah seorang laki-laki berperawakan
tinggi kurus, mukanya tidak enak dilihat saking jeleknya. Di
bebokongnya ia menggendong sebuah bungkusan besar.
Entah apa isinya buntelan besar itu.
Ketika si orang jelek tadi sudah berada di dalam, ia lalu
gubraki di atas lantai buntelan yang digendongnya lalu ia
gibrik-gibriki bajunya yang basah kuyup kehujanan.
"Kurang ajar, tadi terang benderang, eh, mendadak turun
hujan besar. Dasar anak sialan !" orang itu berkata-kata
sendirian sambil perlahan-lahan membuka buntelan besar
tadi. Kiranya isinya adalah sesosok tubuh yang tidak berkutik.
Waktu Kim Wan Thauto menegasi kiranya ia adalah satu anak
muda yang cakap, putih, mirip seorang perempuan.
Ia rupanya telah ditotok pingsan sebab pipinya yang halus
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
diusap-usap ke sana kemari oleh si wajah jelek, anak muda itu
tinggal diam saja.
"Sungguh sayang kau dijelmakan sebagai seorang lelaki.
Kalau kau perempuan yang sekarang jatuh di tanganku ?
Hmm !" demikian si jelek berkata-kata sendirian.
Entah apa maksudnya kata-kata itu tapi bagi Kim Wan Thauto
sudah lantas menduga bahwa orang jelek itu bukan orang
baik-baik, tentu anak muda itu kena diculik olehnya. Ia terus
mengintip. Ia melihat si jelek membuka totokan si anak muda
yang sebentar kemudian telah dapat membuka matanya.
Melihat wajah si jelek, anak muda itu kerutkan alisnya.
"Aku tidak kenal kau siapa, asal kau kembalikan aku ke rumah
orang tuaku, urusan dapat habis sampai disini saja. Tapi,
kalau sebaliknya ? Hmm!" kata si anak muda, seperti
mengancam si orang jelek.
"Hmm ! Apa hmm ! Apa kau kira aku takut kepada ayahmu
Kong Tek Cong ?" si orang jelek kata dengan suara kasar.
Kim Wan Thauto terkejut mendengar disebutnya Kong Tek
Cong ialah sahabatnya yang ia hendak kunjungi. Kalau begitu,
pikirnya, anak muda ini tentu putera sahabatnya yang
dipanggil Liang Hin.
"Ayahku adalah Chungcu (ketua kampung) dari Pek-in-chung,
mempunyai banyak sahabat-sahabat dalam kalangan
Kangouw." kata si anak muda. "Kalau kau tidak takuti ayahku,
kau juga harus memikirkan kepada sahabat-sahabatnya yang
tentu tidak akan tinggal dima atas perbuatanmu menculik aku."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kong Tek Cong memang Chungcu dari Pek-in-chung
(Kampung awan putih di Kang-say).
Namanya sangat terkenal dalam kalangan Kangouw. Bukan
karena ilmu silatnya dihargakan tapi juga sebagai seorang
kaya raya, wataknya sangat ramah dan tangannya mudah
untuk menolong sesamanya yang dapat kesusahan. Bukan
sedikit jago Kangouw yang mendapat pertolongannya apabila
dalam perjalanan mendapat kesukaran uang misalnya. Tidak
heran kalau Kong Tek Cong mendapat banyak sahabat.
Ketika mendengar Liang Hin menyebut-nyebut kawankawannya
Kong Teng Cong, si wajah jelek bukannya takut
malah tertawa terbahak-bahak, katanya, "Siapa tidak kenal
padaku Toan Bi Lomo yang malang melintang tanpa menemui
tandingan. Biarpun ayahmu mengumpulkan semua kawankawannya,
aku juga tidak takut. Apalagi mereka berani datang
ke Coa-kok, aku tanggung semuanya akan dibasmi habis !"
Liang Hin tersenyum sinis mendengar kata-kata si muka jelek
yang tiada lain adalah Siauw Cu Leng dengan gelarnya Toan
Bi Lomo (si Iblis Alis Buntung). Dalam usahanya menculik
anak-anak muda tanggung, ternyata ia berani juga menculik
anaknya Kong Tek Cong yang sangat terkenal namanya.
"Kau benar-benar tidak mau membebaskan Siaoyamu ?"
menegaskan Liang Hin.
"Kau jangan mimpi, anak muda ! Hahaha .. !" berbareng ia
mendak disusul dengan suara 'siuutt' yang memancarkan sinar
seperti kembang api lewat kira-kira dua dim diatas rambut
kepalanya hingga ia menjadi sangat kaget.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kiranya itu senjata rahasia dari Pek-in-chung yang dinamai
'Pek in hwee cian' atau 'Panah api awan putih', senjata rahasia
yang khusus dibuat oleh Kong Tek Cong untuk digunakan oleh
orang-orangnya untuk melindungi Pek-in-chung.
Panah api itu apabila dilepas dari busurnya akan
mengeluarkan suara menyiut keras lantas dalam perjalanan
menuju sasarannya tiba-tiba memancarkan sinar seperti
kembang api yang biasa dipasang oleh anak-anak. Orangorang
Kangouw yang melihat sinar yang tiba-tiba memencar
dari panah api itu lantas mengenali, itu adalah senjata rahasia
dari Pek-in-chung yang sangat terkenal. Kalau mengenai
sasarannya, panah api itu akan membakar pakaian si korban
dan menghanguskan bagian tubuh yang ditujunya.
Siauw Cu Leng cukup lihai. Begitu ia mendengar suara
menyiut lantas ia kenali akan senjata rahasia dari Pek-inchung,
sayang ia tak dapat lolos dari mencarnya api.
Rambutnya sebagian sudah kena kebakar hingga ia repot
untuk mematikan dengan lengan bajunya.
Dalam kerepotan itu, segera menyusul dua tiga panah api lagi.
Tapi karena ia sudah bersedia, semuanya dapat dikebas jatuh
dengan tangan bajunya.
"Bangsat kurang ajar !" ia berteriak. Tapi sebelum ia membuka
mulut besar, segera di depannya sudah ada tiga orang tinggi
besar dengan golok di tangan.
"Kau berani memaki 'bangsat kurang ajar' ? Sungguh
menyebalkan ! Perbuatanmu yang sangat kurang ajar, bangsat
penculik !" memaki salah satu diantaranya yang menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pemimpin dari tiga orang itu rupanya.
"Tan siokhu (paman), dia..... dia..... " Liang Hin tak dapat
meneruskan kata-katanya karena dengan sebat Siauw Cu
Leng sudah menotoknya roboh mendeprok di lantai.
Kim Wan Thauto yang terus menonton, ia kenali tiga orang
yang datang itu adalah tiga saudara angkat dari Kong Tek
Cong yang bernama Nio Him, Tan Nie Ciang dan Lie Kim
Giok. Mereka empat saudara terkenal dengan julukan 'Pek-in
Su-kiat' atau 'Empat jago dari kampung Awan Putih'. Sepak
terjangnya mendapat pujian rakyat karena mereka menolong
yang lemah, merintangi yang kuat.
Banyak perbuatan yang sewenang-wenang dapat dibereskan
oleh mereka dengan adil.
Yang tadi memaki Siauw Cu Leng adalah Tan Nie Ciang.
Mendapat balasan makian, Siauw Cu Leng marah. Ia berkata,
"Baru kalian tiga orang, biarpun Pek-in Su-kiat turun sekaligus,
aku Toan Bi Lomo tidak takut !"
Berbareng dengan kata-katanya Siauw Cu Leng sudah
sambar tubuhnya Liang Hin untuk lantas dibawa melompat
kabur. Tapi Kim Giok yang menjaga di pintu sudah lantas
menghadang. "Mau lari ?" jengeknya. "Turunkan Kong Kongcu
lalu berlutut minta ampun, baru kami nanti memberikan
pertimbangan !"
"Kentut busuk !" teriak Siauw Cu Leng gusar. "Lihat kakekmu
nanti akan bikin kalian kocar kacir, tidak ada jalan untuk
umpatkan diri !"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan pundak kiri memanggul tubuh Liang Hin, tangan
kanannya sempat mencabut pedang pendek. Ia berkata pula,
"Hayo, maju semua !"
Tan Nie Ciang tahu lawannya lihai tapi masa dikerubuti tiga
lawan ia dapat pertahankan diri, apalagi berkelahi sambil
memanggul tubuh orang ?
Memikir kesitu, maka Tan Nie Ciang maju paling dulu. Ia
membentak, "Orang jahat, jangan tembereng. Lihat aku orang
she Tan akan ambil kepalamu !"
Berbareng Tan Nie Ciang bulang baling goloknya yang tajam,
tiba-tiba ia menyerang membabat pinggang lawan. Ini suatu
gerakan yang dinamai 'Ki houw pok yo' atau 'macan kelaparan
menerkam kambing', tidak gampang dikelit oleh pihak lawan
untuk gerakan yang cepat dan ganas itu sehingga telah
membuat nama Tan Nie Ciang naik. Sayang ketemu Siauw Cu
Leng yang gesit. Toan Bi Lomo tidak mau menangkis dengan
pedangnya yang pendek dan bobotnya sangat enteng, kuatir
pedangnya tidak tahan kebentur pedang lawan yang berat.
Maka begitu datang golok mengarah pinggang, cepat ia
berkelit dengan lompat setindak ke belakang hingga sabetan
golok lewat depan perutnya hanya dua dim saja. Berbareng ia
bertindak maju, sebelum musuh mengambil posisinya,
pedangnya diputar terus ditikamkan ke arah tenggorokan. Ini
suatu tipu 'Tong cu ci louw' atau 'Bocah menunjukkan jalanan',
suatu serangan yang tiba-tiba dilakukan. Mula-mula pedang
diputar untuk membingungkan lawan kemudian menikam
dengan tiba-tiba ke arah tenggorokan.
Untung Tan Nie Ciang juga bukan jago kemarin, ia sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berpengalaman.
Dengan tipu 'Kim ke pa tauw' atau 'Ayam Emas goyang
kepala', kepalanya dimiringkan ke kiri kemudian dengan badan
separuh jongkok, goloknya menikam 'gudang makanan' (perut)
Siauw Cu Leng. Dengan tangkas Toan Bi Lomo menjejakkan
kakinya lompat ke atas, menghindari serangan. Tan Nie Ciang
merangsek, ia tidak mau kasih lawannya untuk perbaiki
posisinya tapi Siauw Cu Leng bukan Toan Bi Lomo kalau tidak
berdaya dengan rangsekan Tan Nie Ciang. Ia turun dari atas
dengan pedang pendeknya diputar untuk mematahkan
serangan susulan Tan Nie Ciang.
Dua senjata beradu keras hingga menimbulkan bunga-bunga
api, tampak golok Tan Nie Ciang kuntung sepuluh dim dari
ujungnya hingga Tan Nie Ciang sangat terkejut.
Nio Him dan Kim Giok hanya menonton saja. Mereka percaya
Tan Nie Ciang dapat mengalahkan Siauw Cu Leng karena ia
berkelahi sambil memanggul tubuh Liang Hin. Tapi
kenyataannya beban di atas pundaknya tidak menjadi
rintangan bagi Siauw Cu Leng bergerak leluasa melayani Tan
Nie Ciang.
Melihat keunggulan Siauw Cu Leng barulah dua saudara itu
bergerak. Tapi sebelum mengeroyok, tiba-tiba mereka
mendengar beradunya senjata dan goloknya Tan Nie Ciang
tertabas kuntung hingga mereka sangat kaget.
Toan Bi Lomo kaget. Ia tidak mengira pedang pendek yang
bobotnya enteng itu dapat menabas kutung goloknya Tan Nie
Ciang yang kasar dan berat. Sudah beberapa kali ia
menyingkirkan dari beradunya senjata. Kalau barusan mesti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
beradu juga, itu ia lakukan dengan terpaksa sebab waktu turun
dari lompatnya ia papaki golok Tan Nie Ciang.
Kini ia tahu pedang pendeknya sangat ampuh, maka hatinya
jadi besar.
Ia tidak ragu-ragu lagi untuk mengadu senjata. Hasilnya juga
kelihatan dengan gemilang sebab Nio Him dan Kim Giok, satu
demi satu goloknya pun dibikin kutung oleh pedang
pendeknya hingga mereka tidak berdaya, mereka hanya
melihat Siauw Cu Leng melesat keluar kuil.
Mereka tidak berkutik untuk mencegah Toan Bi Lomo. Karena
dengan senjata mereka sudah dikalahkan, bagaimana dengan
tangan kosong mereka dapat merintangi Siauw Cu Leng ?
Dengan girang si Iblis Alis Buntung sudah kabur.
Hujan pun sudah berhenti, dengan tindakan cepat ia
meninggalkan kuil. Hatinya kegirangan mempunyai pedang
pusaka yang ampuh.
"Perlahan jalan, sahabat !" tiba-tiba ia mendengar suara orang
berkata dibelakangnya hingga ia menjadi kaget. Cepat ia putar
tubuhnya berbalik. Cepat ia putar tubuhnya berbalik. Ia lihat
orang yang menegur itu, barusan keluar dari balik pohon
begitu ia melewatinya.
Ia ternyata adalah Thauto..... Memang tiada lain orang itu
adalah Kim Wan Thauto.
Kenapa Kim Wan Thauto dengan mendadak saja ada dibalik
pohon ? Bukankah ia tadi mengintip dibalik towie yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rombeng ? Kiranya, waktu melihat tiga orangnya Pek-in-chung
dirobohkan, Kim Wan Thauto tidak lantas muncul diantara
mereka tapi sudah menyingkir dan keluar dari pintu samping.
Ia cegat Siauw Cu Leng diduga akan mengambil jalan itu.
Kim Wan Thauto merasa tidak leluasa kalau sampai terjadi
perkelahian dengan seru dalam kuil itu, kurang lebar. Maka ia
berusaha untuk cegat Siauw Cu Leng dijalanan, dimana
terdapat lapangan rumput yang luas untuk bertempur
menggunakan kepandaian kelas wahid. Itulah sebabnya maka
tiba-tiba Kim Wan Thauto sudah ada dibalik pohon.
Waktu melihat dihadapannya ada seorang pendeta yang
berambut panjang dan kedua telinganya memakai antinganting
emas, lantas Siauw Cu Leng kenali bahwa
dihadapannya itu tentu adalah Kim Wan Thauto yang terkenal
dengan senjata rahasia anting-anting emasnya yang sukar
dihindarkan.
"Hehehe !" tertawa Siauw Cu Leng. "Juga Taysu hendak ikut
campur dalam urusanku ? Seorang yang saleh tidak
seharusnya mencampuri urusan orang lain, maka ada lebih
baik kalau Taysu mundur saja, maka diantara kita selanjutnya
tidak apa-apa."
"Bagus." sahut Kim Wan Thauto. "Aku juga mengharap
diantara kita tidak ada apa-apa, asal kau suka turunkan Kong
Kongcu yang ada dipundakmu itu !"
"Dengan hak apa kau suruh aku turunkan milikku ?" tanya
Toan Bi Lomo.
"Sudah tentu aku ada berhak, hak sebagai pamannya Lian
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hin. Kong Tek Cong adalah sahabat baikku !"
"Taysu, jangan kau ngaco belo disini. Aku tidak percaya kalau
Kong Tek Cong mempunyai sahabat sepertimu !"
Siauw Cu Leng sudah mulai kasar dalam ucapan katanya tapi
Kim Wan Thauto masih bersabar. Ia berkata lagi, "Bukan aku
saja menjadi sahabat Kong Tek Cong, Chungcu dari Pek-inchung,
juga Hweeshio dan Tojin banyak yang bersahabat
degnannya karena Kong Chungcu adalah seorang yang baik
dan berbudi luhur."
"Persetan dengan berbudi luhur. Pendeknya, kau minggir.
Kalau tidak ? Hmm !"
"Hmm ! Aku baru minggir kalau kau turunkan Kong Kongcu
dari pundakmu !"
Siauw Cu Leng hanya mendengar saja tentang kegagahannya
Kim Wan Thauto tapi dia sendiri belum pernah ketemu atau
membenturnya, maka ia sangsi bahwa omongan orang belum
tentu benar karena ia belum mencobanya. Seraya tertawa
tawar ia berkata, "Aku tahu kau adalah Kim Wan Thauto, tapi
sikapmu sekarang ini membikin aku hilang sabar. Orang lain
boleh takut padamu, tapi aku Toan Bi Lomo tidak nanti jeri
menghadapi kau. Asal berani kau rintangi perbuatanku, tahu
sendiri !"
"Hahaha !" terdengar Kim Wan Thauto tertawa terbahakbahak.
"Kau tertawakan apa, Thauto linglung !" bentak Siauw Cu
Leng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mari kita menetapkan, kau atau aku yang linglung !"
menantang Kim Wan Tahuto.
Toan Bi Lomo berpikir.
Menghadapi tiga orang dari Pek-in-chung adalah lawanan
enteng meskipun ia melayani dengan memanggul Lian Hin
dipundaknya tapi menghadapi Kim Wan Thauto yang
namanya sudah termasyur, bagaimana ia bisa samakan
dengan melawan orang-orang dari Pek-in-chung ? Maka ia
lantas turunkan Liang Hin dari pundaknya. Setelah itu, ia
menghadapi Kim Wan Thauto yang sudah siap sedia, ia
berkata, "Apa kau kira kau Siauw Cu Leng takut padamu ?"
"Siapa bilang kau takut padaku ? Aku hanya hendak mainmain
dengan kau untuk menetapkan siapa yang linglung
seperti kau kata tadi !" sahut Kim Wan Thauto dengan senyum
mengejek hingga si Iblis Alis Buntung menjadi marah.
"Thauto kesasar, kau lihat aku bikin kau sungsang sumbel
hanya 10 jurus saja hingga untuk lari pun kau tidak ada jalan !"
kata Siauw Cu Leng temberang.
"Bagus, marilah kita mulai !" tantang Kim Wan Thauto.
Segera juga kelihatan mereka sudah mulai bergebrak seru.
Berkelahi dengan tangan kosong meminta lebih banyak
tenaga lwekang untuk merobohkan lawan dengan pukulanpukulan
berat, banyak tipu-tipu silat yang membahayakan
lawan diperlihatkan oleh kedua pihak hingga pertempuran
menjadi ramai. Sambaran tangan yang mengandung tenaga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalam, dahsyat sekali hingga tanah basah berterbangan.
Suara menderu-deru terdengar disebabkan oleh angin
pukulan, malah tanah banyak yang ambrol berlubang kena
sasaran angin pukulan mereka.
Nio Him dan dua saudaranya yang juga sudah datang kesitu
sangat mengagumkan ilmu pukulan dari kedua lawan yang
bertarung itu. Baik Siauw Cu Leng maupun pihak Kim Wan
Thauto, sama-sama tangkas dan gesit menyerang lawan.
Lwekang dari kedua pihak pun berimbang hingga sukar
mengatakan siapa diantaranya yang akan bakal jadi
pecundang.
Diam-diam Siauw Cu Leng mengakui ketangguhan lawan,
sebaliknya Kim Wan Thauto juga tidak mengira kalau si Iblis
Alis Buntung ini mempunyai kepandaian yang hebat. Pikirnya,
ia harus hati-hati melayaninya sebab salah tindak sedikit saja
ia bakal dikalahkan oleh Toan Bi Lomo, dimana ia harus taruh
muka untuk namanya yang sudah kesohor dikalangan
Kangouw.
Barusan hujan berhenti, maka lapangan rumput agak licin.
Kedua pihak merasa kuatir akan kuda-kudanya gempur karena
tanah licin. Oleh sebab itu masing-masing berlaku sangat hatihati
untuk menjaga diri jangan sampai dijatuhkan lawan.
Serangan-serangan Siauw Cu Leng sangat hebat. Ia seakanakan
tidak mengasih kesempatan untuk musuhnya bergerak
leluasa melayani pukulan-pukulannya yang ampuh.
Kim Wan Thauto berpikir selama ia bertempur, musuh sangat
tangkas, permainan silatnya juga bagus, kelihatan tidak ada
lowongan yang lemah. Pikirnya, ia harus menggunakan akal
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk menjatuhkan musuh.
Kalau tadi Kim Wan Thauto membungkam saja, sekarang ia
mengoceh, katanya, "Toan Bi Lomo, apa janjimu barusan ?
Hmm ! Dengan kepandaianmu begini saja masih mau banyak
laga ? Sekarang sudah berapa jurus ? Aku masih belum
sungsang sumbel !"
Selagi enaknya ia mencecar musuhnya, tiba-tiba ia dengar
Kim Wan Thauto mengolok-olok, hatinya tidak enak. Ia tidak
menyahuti ocehan lawan.
"Dalam tempo sepuluh jurus, untuk lari pun aku tidak
mempunyai maksud." jengek Kim Wan Thauto pula seraya
berkelit dari serangan lawan. "Tapi buktinya sudah tiga puluh
jurus kau masih belum apa-apanya. Kesombonganmu ini kau
boleh bawa dalam impianmu saja, Toan Bi Lomo ! Hahaha,
tidak kena bukan ?" Kim Wan Thauto menggoda sambil
berkelit.
(Bersambung)
Jilid 08
Toan Bi Lomo keluarkan suara di hidung.
Ia benci pada lawan yang mulutnya bawel ini. "Kau kira aku
tidak bisa merobohkan kau, Thauto kesasap !" bentaknya
gusar.
"Kalau bisa, nah» robohkanlah ! Kenapa mesti menunggununggu
lama ?"
"Kau lihat sebentar, aku bikin kau terpelanting mampus "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jangan pakai sebentar, sekarang saja |" goda Kim Wan
Thauto ketawa.
Panas hatinya Siauw Cu Leng, ia pephebat serangannya
hingga Kim Wan Thauto keteter, ia main mundur saja.
Dalam napsunya karena olok-olok dari Kim Wan Thauto,
Toan Bi Lomo telah gunakan jurus Yap-tee-chong-tho (Di
bawah daun sembunyikan buah tho), tangan kirinya menyolok
mata sebagai pancingan» sepangan sebenarnya adalah
dengan tangan kanan menotok Hoa-kap-hiat
(jalan darah dibagian dada), dua serangan saling susul
yang membuat lawan kelabakan.
Namun Kim Wan Thauto sudah kawakan dalam
pertempuran, tidak mudah ia dibikin terjungkal oleh jurus Yaptee-
chong-tho. Tampak ia kerahkan ilmu kebalnya Tiat-pouwsan
di bagian dada sedang serangan ke arah mata ia kelit
dengan bagus sekali.
"Aduhh !" terdengar Toan Bi Lomo mengaduh ketika jarinya
menyentuh dada Kim Wan Thauto yang seperti papan besi
kerasnya. Cepat ia menarik pulang tangannya tapi agak
terlambat, jarinya Kim Wan Thauto berbareng menyentil keras
pada nadinya hingga badan Siauw Cu Leng gemetaran sambil
lompat mundur.
Kim Wan Thauto telah menggunakan gerak tipu Tiat-iekoan-
jit atau 'Baju besi menutup matahari', suatu gerakan yang
berhasil memunahkan tipu Yap-tee-cong-tho dari Siauw Cu
Leng. Sekarang si Iblis Alis Buntung tidak berani menyerang
lagi, ia berdiri menjublek seraya kerahkan lweekangnya untuk
mengusir rasa kesemutan di nadinya yang barusan kena
disentil oleh Kim Wan Thauto.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagaimana, apa masih mau diteruskan ?" Kim Wan Thauto
mengejek.
"Baiklah, kali ini kau menang- Sampai lain kali kita jumpa
pula !" jawab Siauw Cu Leng seraya putar tubuhnya berlalu.
"Tunggu !" seru Kim Wan Thauto ketika baru saja si Iblis
Alis Buntung melangkah berapa tindak hendak berlalu hingga
ia hentikan melangkahnya dan putar kembali tubuhnya, ia
menanya, "Apa kau masih penasaran terhadap orang yang
sudah mengaku kalah ? Kau jangan terlalu menghina, ada
satu waktu kita akan berjumpa pula !"
"Bukan itu maksudku." sahut Kim Wan Thauto.
"Habis, kau mau apa ?" tanya Siauw Cu Leng gusar. "Kong
Kongcu sudah aku tinggalkan, kau mau apalagi gerembengi
aku mau berlalu ?"
"Tinggalkan pedang yagn tergantung dipinggangmu l'"
sahut Kim Wan Thauto tertawa.
"Pedang ini tidak ada sangkutannya dengan kau, kenapa
kau mau merampas milik orang ? Betul-betul kau tidak tahu
malu !"
Kim Wan Thauto tertawa gelak-gelak. "siapa bilang tidak
ada sangkutannya ? Pedang itu ada milik sahabatku,
bagaimana kau kata tidak ada sangkutannya 7" kata Kim Wan
Thauto.
Terkejut hatinya si Iblis Alis Buntung. Pedang itu ada
miliknya Kwee Cu Gie, kalau si Thauto kenali ada milik
sahabatnya, terang si Thauto ada hubungan erat dengan
Kwee Cu Gie. Namun si Iblis Alis Buntung orangnya bandel
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan licik, maka ia juga tertawa terbahak-bahak menyaingi
tertawanya Kim Wan Thauto.
"Kenapa kau tertawa ?" tanya Kim wan Thauto heran-
"Aku tertawakan kau, sembarangan saja mengakui pedang
orang." sahut Siauw Cu Leng. "Kalau pedang ini pedang
sahabatmu, apa buktinya ?"
"Toan Bi Lomo, kau jangan banyak tanya, kau lihat saja
pada gagang pedang ada goresan nama pemiliknya."
"Siapa pemiliknya, coba kau sebutkan !"
"Hahah, kau masih mau banyak tanya lagi- Pada goresan
itu ada disebut namanya Kwee Cu Gie bukan ?"
Kaget Toan Bi Lomo, memang pada gagang pedang itu
tertatah namanya Kwee Cu Gie.
Ternyata Kim Wan Thauto lihai mengenali pedang kawan.
Ia dapat mengenali pedang itu ketika Toan Bi Lomo
menangkis golok Tan Nie Ciang yang kontan terpapas kutung,
kemudian dengan beruntun golok Nio Him dan Kim Giok juga
telah dibikin buntung oleh pedang pendek yang tajam itu.
Dalam dunia KangoUw pada masa itu hanya pedang
pendek Kwee Cu Gie Tayhiap yang dapat
memapas golok kutung. Suatu keanehan sebenarnya
sebab pedang pendek itu selainnya pendek juga bobotnya
sangat enteng tapi bisa membikin kutung golok yang bobotnya
sangat berat.
Siauw cu Leng tak dapat memungkiri apa yang dikatakan
oleh Kim Wan Thauto.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cuma saja, seperti dikatakan, ia sangat licik. Setelah tidak
ada jalan untuk memungkiri kata-kata Kim Wan Thauto, ia lalu
mencari jalan untuk meloloskan diri kabur dari situ dengan
Pedang masih miliknya.
Maka diwaktu melihat Kim Wan Thauto sedang gelak-gelak
ketauia, mentertawkan dirinya yang tidak bisa memberi
jawaban, segera ia tidak sia-siakan ketika itu. ia enjot
tubuhnya kabur. Namun belum lama lari atau terdengar
dibelakangnya ada suara benda bergemerincing menyusul
kemudian ia rasakan iga kanan dan pundak kirinya
kesemutan, menyusul tubuhnya terkulai jatuh ditanah.
Kiranya Kim Wan Thauto ketika melihat lawannya kabur,
segera ia gelengkan kepalanya. Dua senjata rahasia antingantingnya
melesat saling susul menyambar pada jalan darah
Tay-it-hiat dan Seng-hong-hiat hingga si Iblis Alis Buntung
harus mengakui kelihaiannya si Thauto beranting emas- Ia
sangat gusar harus menerima kekalahannya yang kedua kali
dari lawannya.
"Toan Bi Lomo, aku tidak mengira kalau ada demikian licik
!" menyindir Kim Wan Thauto ketika ia meloloskan pedang dari
pinggangnya Siauw Cu Leng.
Si Iblis Alis Buntung hanya mendengus gusar.
Setelah pedang berada ditangannya, Kim Wan Thauto telah
memungut kembali anting-antingnya yang jatuh tidak jauh dari
siauw Cu Leng dan dikenakannya pula ditelinganya.
"Aku tidak punya permusuhan apa-apa dengan kau, maka
kau boleh pergi !" kata Kim Wan Thauto seraya kakinya
menyepak pada pinggul Siauw Cu Leng yang seketika itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bebas dari totokan anting-anting dan ia ngeloyor pergi setelah
melemparkan muka asem pada Kim Wan Thauto.
Kim Wan Thauto memeriksa pedang pendek itu. Ternyata
memang ada tertulis pada gagang pedang 'Kwee Cu Gie Toan
Kiam' (pedang pendek dari Kwee Cu Gie), pedang
sahabatnya. Diam-diam Kim Wan Thauto merasa heran
kenapa pedang si pendekar Besar bisa jatuh ditangannya
Siauw Cu Leng.
Sedangnya ia mengagumi pedang pendek itu, tiba-tiba ia
dengar opang berkata, "Paman, aku sangat berterima kasih
sekali atas pertolonganmu----11
Ketika Kim Wan Thauto berpaling, kiranya yang berkata itu
ada Kong Liang Hin, puteranya Kong Tek Cong sahabatnya.
Anak muda itu telah dibebaskan oleh Tan Nie Ciang ketika
si Iblis Alis Buntung telah dirobohkan oleh Kim Wan Thauto.
Begitu melihat Siauw Cu Leng sudah pergi, maka pemuda itu
sudah menghampiri Kim Wan Thauto yang tengah mengagumi
pedang sahabatnya.
"Anak Hin, apa kau sudah lupa pada pamanmu ?" tanya
Kim Wan Thauto ketauia.
Kong Liang Hin heran, ia lantas menatap wajah orang.
"Ah, kau... kau., paman Auw-yang..." Kong Liang Hin kenali
seraya menubruk pada si Thayto dan matanya berkaca-kaca
menangis dalam dekapannya si Thauto.
"Anak Hin, bagaimana dengan ayahmu ?*" tanya Kim Wan
Thauto.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ayah baik-baik saja tapi selalu ia mengharap paman
pulang ke kampung halaman." sahut Kong Liang Hin sepaya
menyeka air matanya.
Kong Liang Hin menangis karena ia rindu kepada Kim Wan
Thauto yang sudah lama berpisah dan baru waktu itu mereka
ketemu kembali.
Kim Wan Thauto dengan Kong Tek Cong ada sahabat baik,
malah telah angkat saudara.
Ia bertempat tinggal di Pek-in-chung juga dan sering
berkunjung ke rumahnya Kong Tek Cong dimana Liang Hin
yang masih kecil suka diberi petunjuk-petunjuk hal ilmu silat
dan Liang Hin Pandang Kim Wan Thauto seperti orang tuanya
sendiri.
Mereka bergaul akrab jikalau Kim Wan Thauto sedang ada
dikampungnya.
Ia paling suka merantau. Kalau sudah meninggalkan
kampung halamannya 2-3 tahun baru kembali- Ketika ia
meninggalkan kampungnya belakangan ini, ternyata sampai 5
tahun tidak kelihatan ia pulang hingga menimbulkan keraguraguan
dalam hatinya Tong Tek Cong kalau Kim Wan Thauto
itu telah meninggal dunia dalam perantauan.
Tidak heran Kong Liang Hin tidak kenalai Kim Wan Thauto
sebab waktu si Thauto belum menjadi pendeta, ia masih
menjadi pendekar dengan nama Auw-yang Siang Gie.
Dalam perantauan ia telah ketemu dengan seorang Thauto
jagoan ialah Tek Kim Thauto, dengan siapa Auw-yang Siang
Gie telah bertempur untuk menjajal masing-masing punya ilmu
silat siapa lebih tinggi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Itulah sebagai kesudahan pertandingan hal ilmu silat, dalam
mana Auw-yang Siang Gie selalu mau lebih unggul saja.
Dalam pertempuran itu yang memakan waktu sampai 20n
jurus, Auw-yang Siang Gie telah dikalahkan Tek Kim
Thauto- Sejak mana Auw-yang Siang Gie mengaku kalah
pada Tek Kim Thauto.
Tek Kim Thauto ada seorang baik, ia suka memberi
petunjuk-petunjuk kepada Auw-yang Siang Gie hingga yang
tersebut belakangan menjadi sangat berterima kasih sekali.
Belakangan, atas maunya sendiri Auw-yang Siang Gie yang
tidak berkeluarga telah masuk menjadi Thauto. Untuk
membuat tali perhubungan lebih erat pula, Auw-yang Siang
Gie telah angkat saudara dengan Tek Kim Thauto.
Setelah angkat saudara, Tek Kim Thauto telah menurunkan
banyak ilmu silat yang Auw-yang Siang Gie belum tahu. Maka
kepandaiannya Auw-yang Siang Gie menjadi hebat, ia
menggunakan nama Kim Wan Thauto atau pendeta berantinganting
emas dalam dunia Kangouw. Oleh karena ilmu silatnya
tinggi, maka sebentar saja namanya Kim Wan Thauto telah
naik tinggi dan namanya Auui-yang Siang Gie telah lenyap-
"Paman Auw-yang, kenapa kau sekarang menjadi pendeta
?" tanya Kong Liang Hin.
"Panjang untuk diceritakan, anak Hin. Nanti, kalau aku
sudah ketemu dengan ayahmu, akan kuceritakan perjalanan
paman." sahut Kim Wan Thauto.
Nio Him, Tan Nie Ciang dan Lie Kim Giok juga sudah
datang dan mengunjuk hormat kepada si Thauto. Mereka
menyatakan tidak mengenali kalau Kim Wan Thauto adalah
Auui-yang Siang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gie dan menanyakan sejak kapan menjadi Thauto. Kim
Wan Thauto berjanji akan menceritakan riwayatnya manakala
sudah jumpa dengan Kong Chungcu dari Pek-in-chung.
Demikian, mereka telah pulang ramai-ramai ke Pek-inchung,
dimana Kim Wan Tnauto telah disambut dengan
gembira sekali oleh Tong Tek Cong dan keluarga.
Begitulah ada penuturannya Kim Wan Thauto kepada Lo In
dan Bwee Hiang-
"Sekarang aku sudah menutur, maka tinggal giliranmu adik
In menuturkan riwayat perjalananmu sampai muka yang cakap
menjadi hitam legam begitu. Hahaha...." Kim Wan Thauto
berkelakar hingga Bwee Hiang juga turut ketawa.
Lo In lalu menuturkan riwayatnya ialah dari anak jembel
menjadi anak yang mempunyai kepandaian silat yang tinggi
berkat didikannya Liok Sinshe. Ia ceritakan bagaimana Liok
Sinshe sayang padanya seperti juga anak sendiri. Kalau Liok
Sinshe sedang mencari daun obat-obatan tidak pernah ia
ditinggal sendirian. Selalu ia diajak pergi sana sini dengan ilmu
meringankan tubuh. Ia sangat mengagumi kepandaiannya
Liok Sinshe yang telah loncat dari satu ke lain tebing yang
curam dengan menggendol dirinya.
Lo In tuturkan cara bagaimana Liok Sinshe jatuh ke dalam
jurang karena dibokong oleh jarum mautnya Kim Popo,
bagaimana ia mencari-cari Liok Sinshe dalam lembah sampai
menjadi sahabat dengan si burung rajawali, kemudian
kawanan kera juga telah menjadi
teman-temannya. Ia kena dibokong oleh Ang Hoa Lobo dan
dipoles hitam wajahnya, lwekangnya hampir musnah kalau
tidak mendapat pertolongan dari wetam Tokgan Siancu, ular
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kesayangannya Eng Lian. pedang pendek kepunyaan Liok
Sinshe ia bawa, mungkin dimiliki Siauw Cu Leng sebab ia
tidak melihat lagi pedang itu. Dengan Eng Lian ia bergaul
akrab, begitu juga dengan kawanan monyet dan gorila sampai
ia dapat berbicara bahasa monyet dan pandai meniup seruling
memanggil dan menakluki ular.
panjang lebar Lo In cerita pada Kim Wan Thauto sampai
pada kejadian ia menempur Sucoan Sam-sat dan memberi
didikan ilmu silat kepada Bwee Hiang.
Setelah Lo In menutur, terdengar Kim Wan Thauto
menghela napas.
"Liok Sinshe itu pasti ada ayahmu, Kwee Cu Gie Tayhiap,
anak In." berkata Kim Wan Thauto. "Aku belum pernah
menyaksikan kepandaian lompat dari satu ke lain tebing begitu
mahir seperti Liok Sinshe, kecuali kepandaian yang dimiliki
oleh Kwee Cu Gie. Ia ada satu Tayhiap yang sangat dihormati
kawan tapi ditakuti oleh lawan. Karena sepak terjangnya yang
melindungi si lemah menumpas si kuat jahat, maka ia banyak
musuhnya dalam kalangan jahat. Mungkin ia pakai nama Liok
Sinshe sebagai nama samaran. Ia mengumpatkan dirinya dari
musuhnya yang ingin menuntut balas."
"Kalau Liok Sinshe ada Kwee Cu Gie, ayahku, kenapa dia
tidak mengaku bahwa dia ada ayahku ? Sudah sekian tahun
kami berkumpul." tanya Lo In ragu-ragu-
"Mesti ada sesuatu hal yang membuat dia Perlu untuk
sementara tidak menjelaskan dirinya siapa, anak in. Kau
jangan cemas dan menyesalkan, nanti kapan kau satu waktu
ketemu dengannya lagi kau boleh menanyakan."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Liok Sinshe sudah mati, mana dapat kau ketemu pula
dengannya ?" "Ia berkepandaian tinggi, aku tidak percaya dia
mati begitu saja."
"Ya, aku juga meragukan akan kematiannya Liok Sinshe."
sahut Lo In. "Ia sangat tinggi kepandaiannya. Untuk jatuh ke
dalam jurang saja tidak mungkin dia sampai binasa, hanya
yang aku khawatirkan adalah jarum beracunnya si nenek."
"Jarum beracun Kim Popo juga tidak bisa berbuat banyak
terhadapnya. Kau percaya, anak In, ia tidak mati dan satu
waktu akan jumpa pula dengan kau !"
Lo In kegirangan meskipun hatinya agak ragu-ragu.
Ia menundukkan kepalanya, ketika ia angkat pula tampak
air mata menggenang diteiakupan matanya, ia menangis.
"Adik kecil, kenapa kau menangis ?" tanya Bwee Hiang
kaget.
"Tidak apa-apa." sahut Lo in ketawa terpaksa.
"Anak In, kau memikirkan apa sampai menangis ?" tanya
Kim Wan Thauto.
"Aku ingat kepada Liok Sinshe." sahutnya. "Omong-omong
tentang dirinya, aku jadi ingat kebaikannya terhadap diriku----"
"Adik kecil, kenapa kau sampai begitu berduka ? Orang
baik selalu mendapat perlindungannya Thian, maka ada satu
temPo kau akan ketemu lagi dengan Liok Sinshe." menghibur
Buiee Hiang dengan suara empuk menyayang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In ketauia nyengir. Dasar wataknya si bocah yang aneh,
maka ketika Kim Wan Thauto bantu menghiburnya, kedukaan
Lo in lantas lenyap tanpa bekas.
"Malam sudah larut, sebaiknya anak Hiang masuk tidur."
tiba-tiba Kim Wan Thauto menyatakan pikirannya.
"Aku masih belum ngantuk." sahut si nona ketawa-
"Ah, matamu sudah ngantuk. pergi sana tidur. Biar adik
kecilmu aku yang jagai, tidak nanti dia hilang-..." Kim Wan
Thauto berkelakar.
Bwee Hiang jebikan bibirnya hingga Kim Wan Thauto
ketawa terbahak-bahak.
Memang si nona sudah ngantuk, melihat adik kecilnya
menangis ia jadi tidak tega meninggalkannya. Sekarang ia
didesak untuk masuk tidur, ia lantas bangkit dari duduknya dan
ngeloyor ke kamarnya.
Buiee Hiang ambil kamar sendiri, sedang Lo In tidur samasama
dengan Kim Wan Thauto.
Setelah si nona pergi, Kim Wan Thauto berkata paa Lo In,
"Anak In, kau bawa-bawa anak orang kaya merantau, apa
tidak takut mendapat kesulitan di jalanan 7"
"Toako maksudkan enci Hiang ?" L0 In balik menanya.
"Ya, ia ada satu Siocia, kepandaiannya biasa saja aku
lihat."
"Toako, kau jangan pandang rendah pada enci Hiang."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ah, dia bisa apa ? Tempo hari dia dipemainkan oleh si
setan hitam dapi Sucoan Sarrrsat, hampir-hampir dia dapat
malu kalau tidak keburu si kerudung merah turun tangan."
"Oh, itu kejadian dulu-" sahut Lo In. "Lain dulu lain
sekarang, enci Hiang dulu dan
sekacang kepandaiannya beda seperti langit dan bumi.
Toako tidak tahu- ' "Apa iya ?" Kim Wan Thauto menanya
heran.
"Kalau toako tidak percaya, boleh saksikan kalau enci
Hiang nanti bergebrak !" Kim Wan Thauto masih meragukan
akan keterangan Lo In tapi ia tidak kata apa-apa.
Setelah omong-omong pula urusan yang tidak mengenai
jalannya cerita, Kim Wan Thauto ajak adik kecilnya masuk
tidur.
Kita melihat pada Bwee Hiang, apakah si nona tidur pulas ?
Kiranya Bwee Hiang masih belum pulas, pikirannya
melayang-layang, ia jengkel kepada adik kecilnya yang masih
belum dapat menilai kepandaiannya sampai dimana karena
beberapa orang yang ia pecundangi si adik kecil ada orangorang
dari kelas 3 dan paling atas kelas 2. Kapan ia ketemu
dengan lawan kelas 1 ? Ia tanya hati kecilnya. Girang hatinya
mana kala ia dapat merobohkan jago kelas 1 di depan adik
kecilnya, tentu ia bakal mendapat pujian.
Sementara itu matanya sudah mulai mengajak tidur.
Barusan saja ia mau pulas, tiba-tiba ia mendengar sesuatu
yang mencurigakan. Dengan pura-pura pulas, ia perhatikan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekitarnya kamar. Ia kaget nampak ada seorang tinggi besar
sudah berada dalam kamarnya tengah duduk di kursi.
"Apa maunya dia tanya Bwee Hiang dalam hatinya.
Ia urungkan niatnya mau menegur orang itu ketika ia
nampak orang tinggi besar bangkit dari kursinya dan jalan
menghampiri pembaringannya. Ia telah menyingkap kelambu
dan mengawasi kepada Bwee Hiang yang tidur agak miring ke
depan.
Si nona lihat orang itu ada memakai topeng hingga ia tidak
mengenali macam apa parasnya si orang jahat yang masuk ke
dalam kamarnya itu.
Hatinya Bwee hiang berdebaran nampak orang itu telah
mengulurkan tangannya hendak menjamah lengannya yang
halus putih. Tapi entah kenapa ketika hampir menyentuh
lengan yang lunak itu, tiba-tiba tangannya ditarik pulang. Bwee
Hiang masih diam saja, mau lihat lagaknya orang itu lebih
jauh.
Sebentar lagi kelambu telah disingkap begitu rupa sehingga
seluruh badannya orang itu berada dalam kelambu. Baru saat
itu Bwee Hiang agak jeri, orang akan berbuat kurang ajar atas
dirinya.
Tiba-tiba saja orang itu telah menyergap si nona yang
sedang tidur. Tapi alangkah kagetnya ia melihat yang disergap
telah menghilang dan tahu-tahu sudah ada dibawah tempat
tidur. Bwee Hiang sangat gesit. Begitu oran merangkul dirinya,
ia sudah menggelinding menggunakan ilmu 'Kimlun-hoan-sin'
atau 'Roda emas menggelinding' jaran Lo In untuk
menyelamatkan diri dari terkaman musuh yang dilakukan
sekonyong-konyong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Manusia jahat, kau berani ganggu nonamu sedang tidur ?"
bentak Bwee Hiang. Kakinya berbareng menjejak betis orang
itu hingga keluarkan rintihan tertahan saking menahan sakit.
Orang itu lantas berbalik dan menguber Bwee Hiang yang
sementara itu dengan gerakan 'Hui-niauw-cut-lim' atau 'Burung
terbang keluar hutan', enteng sekali badannya sudah melesat
keluar dari jendela.
Gesit orang tinggi besar itu. Melihat korbannya kabur sudah
lantas menyusul keluar dari jendela, dimana Bwee Hiang telah
menanti padanya. Ternyata Bwee Hiang tidak lari, ia segan
berkelahi dalam kamar yang sempit makanya ia keluar dan
menantang berkelahi di luar.
"Heheh, binatang. Kau berani gila pada nonamu ?" bentak
Bwee Hiang ketika mereka sudah berhadapan.
"Nona, aku datang hendak menemani kau tidur, kenapa kau
jadi marah-marah ?" orang itu menyahut dengan suara Parau.
"Fui !" Bwee Hiang meludah. "Berani kurang ajar terhadap
nonamu, kau harus tanggung akibatnya ! Nah, jagalah
serangan nonamu !" berbareng Buiee Hiang menyerang
dengan pukulan yang hebat sekali hingga orang itu lompat
mundur untuk mengelakkan serangan dahsyat si nona.
Kedua orang itu jadi bertempur seru.
Bwee Hiang baru mendapat lawan alot. Ia senang
menghadapinya. Sayang waktu itu tidak ada Lo In. Pikirnya,
kalau ada pasti akan menambah kegembiraannya berkelahi
dengan musuh tangguh itu.
Orang itu telah mengeluarkan satu jurus yang aneh,
membingungkan lawan. Ia seperti hendak mencengkeram
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dada namun kapan lengannya dekat sampai sasaran telah
berubah, tangannya dipentang merangkul berbareng menotok
hiat~to (jalan darah) di lengan lawan untuk melumpuhkan
perlawanan musuh. Inilah ada gerakan yang dinamai Hekhouw-
lok-siaUui (Harimau hitam ketawa), satu gerak tipu yang
berbahaya sekali bagi musuhnya kalau kena diterkam olehnya
sebab sang musuh akan lumpuh seketika karena lengannya
kena ditotok.
Untuk serangan yang hebat itu, Bwee Hiang gunakan jurus
'Pa-ong-gie-kah' atau "Couw Pa Ong meloloskan jubahnya'
untuk menyelamatkan diri.
Pertempuran berjalan terus dengan ramai sekali.
Tiba-tiba orang itu memutar tangan kanannya disusul oleh
tangan kirinya yang seperti kilat cepatnya telah nyelonong
hendak mengorek sepasang lentera si nona. Buiee Hiang
kaget sepasang matanya hendak dicopoti. Segera ia gunakan
'Kim-kee-yau-tauw' atau 'Ayam emas menggoyangkan
kepalanya'. Tampak kepalanya bergoyang dan sodokan
tangan lawan ke arah matanya dapat dikelit dengan indahnya-
Sayang saat itu hanya mereka berdua saja rupanya yang
bertarung. Kalau ada penontonnya pasti akan bersorak-sorak
melihat kedua lauian itu sama tangguhnya.
Orang itu heran saban-saban serangannya tidak mendapat
sasarannya.
Ia lihat si nona sangat gesit, tidak mudah dipecundangi
cepat-cepat.
Opang itu penasara, ia merangsek dengan nekad. Lantaran
sangat bernapsunya ia mengalahkan lauian, maka telah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menimbulkan kekalahannya, ia menggunakan gerak tipu 'Haytee-
lo-got' atau 'Di dasar laut meraup rembulan', tangan
kanannya seperti menyerang dada, tahu-tahu tangan kirinya
yang menyerang rusuk- Buiee Hiang kaget tapi ia tidak gugup.
Ia gunakan tipu 'Nelayan melintangi perahu' untuk
menyelamatkan dirinya. Namun ia tidak begitu saja. Ia balas
menyerang dengan kecepatan kilat. Dua jarinya dari tangan
kiri yang halus lunak namun seperti dua batang besi telah
nyelonong ke ketiak
orang itu, sebelum yang tersebut belakangan perbaiki
posisinya. Tidak ampun lagi orang itu merasakan kesemutan
di ketiaknya, hingga ia berdiri bagaikan patung karena ;senghoat-
hiat'nya telah kena ditotok jitu sekali.
"Hahahaha, binatang. Kau sekarang mau apa ?" jengek
Bwee Hiang ketika melihat musuhnya mudah tidak berkutik-
"Sekarang baru rasakan lihainya nonamu, ya."
Buiee Hiang menghampiri. Baru saja ia melangkah belum
jauh atau ia dibikin kaget oleh menyambarnya sebuah benda
yang menempel di pipinya, kiranya itu hanya selembar daun
kecil. Meskipun demikian cukup bikin nona kita jadi marah, ia
mendongak ke atas Pohon dan membentak, "Manusia kurang
ajar, kalau kau berani, turun ! Terimalah hukuman dari nonamu
!"
Baru saja si nona menutup perkataannya atau sesosok
bayangan melayang turun dari atas pohon. Bwee Hiang gugup
melihat orang demikian gesit sebab tahu~tahu ia sudah kena
dirangkul. Ia meronta-ronta sambil memaki-maki.
"Enci Hiang, inilah adik kecilmu. Apa kau tidak kenali ?"
terdengar suara berbisik di telinganya si nona. Kapan ia putar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tubuh berbalik, memang yang merangkul ia adalah si bocah.
"Adik kecil, kau bikin encimu penasaran l' kata si nona seraya
tangannya mencubit keras hingga Lo In berteriak kesakitan.
"Anak nakal, itulah bagiannya... hihihi..." tertawa Buiee
Hiang.
Si nona lanjutkan niatnya menghampiri musuhnya yang
sudah tidak berdaya.
"Tahan !" kata Lo In hingga Buiee Hiang hentikan jalannya.
"Kau mau apa campur-campurA urusanku, adik kecil ?"
tanya Bwee Hiang.
"Siapa bilang itu ada urusan enci sendiri, aku juga harus
turut campur !"
"Kau mau bikin encimu dongkol karena jengkel ?"
'Bukan begitu, urusan enci ada urusanku juga."
"Tapi aku tidak mau diganggu. Orang itu sangat kurang
ajar, aku harus kasih hajaran. Sekalipun aku tidak sampai
membunuhnya-"
"Jangan, jangan sampai begitu marahnya."
"Kenapa tidak boleh marah ?"
"Itulah ada orang kita sendiri____"
Bwee Hiang tidak percaya. "Orang kita siapa ? Kalau orang
kita, kenapa dia begitu kurang ajar pada encimu. Dia
mengganggu ketika encimu barusan mau pulas, maka tidak
boleh tidak dia harus dikasih hajaran ! "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In ketawa gelak-gelak hingga Bwee Hiang menjadi
heran. 'Enci Hiang, kau tidak percaya ia ada orang kita sendiri
?" tanya Lo In. 'Aku tidak percaya, biarkan aku menghukum
padanya |" 'Kau akan menyesal sebab dia ada lebih tua dari
kita !"
'perduli amat, asal dia kurang ajar biarpun lebih tua 10 kali
lipat, aku tidak taku !" 'Nah, pergilah urusan dengannya." kata
Lo In.
Bwee Hiang menghampiri orang itu, kemudian dengan
sekali renggut saja topengnya orang itu telah lenyap dari
wajahnya.
"Kau, eh, kau.... toako ?" berkata Bwee Hiang ketika kenali
0rang itu.
Orang itu hanya bersenyum, tidak menyahut lantaran sudah
ditotok lumpuh. Cepat Bui^e Hiang membebaskan orang itu
dari totokan.
"Anak Hiang, maafkan padaku yang tidak mengenal
aturan____" kata orang itu.
"Tapi toako, kenapa kau berbuat yang tidak benar ?" tanya
si gadis heran.
"Itulah anak Hiang, aku didorong oleh perasaan tidak
percaya, kau sekarang sudah hebat kepandaiannya menurut
anak In, maka aku sudah mencoba-coba menyaksikan dengan
mata kepala sendiri. Aku sengaja mengolok-olok supaya kau
marah dan mengeluarkan kepandaianmu yang hebat. Aku
sekarang percaya bahwa anak Hiang kepandaiannya jauh
diatas dari dahulu ketika ketemu si bontot dari Sucoan Samsat."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nah, aku bilang apa, bukannya orang sendiri ?" nyeletuk
Lo In ketawa.
Bwee Hiang paham akan maksud dari Kim Wan Thauto,
orang tinggi besar bertopeng yang tadi bertempur dengannya
mati-matina, maka ia pun jadi tertawa cekikikan-
Kiranya itulah Kim Wan Thauto yang menggoda Bwee
Hiang.
Bwee Hiang dikatakan jempol kepandaiannya, telah
meragukan hatinya Kim Wan Thauto. Maka
ketika ia melihat Lo In sudah pulas, ia diam-diam telah
copoti anting-antingnya dan menyaru sebagai opang biasa,
tidak lupa ia mengenakan topeng supaya tidak dikenali oleh
Bwee Hiang. Ia kira Lo In tidak tahu tapi si bocah diam-diam
telah mengikuti gerak geriknya.
Kalau ia ada mengucapkan kata-kata yang agak janggal,
itulah maksud Kim Wan Thauto supaya si nona meluap
amarahnya dan mengeluarkan kepandaiannya yang tinggi.
Ia kira tadinya dapat menjatuhkan Bwee Hiang dengan
mudah, tapi kenyataannya ia berusaha dengan sia-sia malah
akhirnya ia yang kena dijatuhkan oleh si nona-
Sungguh memalukan bila mengingat kepandaiannya
sendiri. Namun, ia tidak jadi penasaran terhadap Bwee Hiang
yang menjadi adiknya sekarang.
Demikian, 3 saudara itu sambil ketawa-ketawa telah balik
pula ke kamarnya masing-masingTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Pada keesokan harinya Kim Wan Thauto dan 2 adiknya
telah diundang makan-makan oleh Suyangtin Ngo-houw-
Perjamuan itu diadakan bergiliran oleh Lima Harimau dari
Suyangtin. Hari itu giliran pertama dirumahnya Kie Giok tong,
yang berjalan dengan sangat menggembirakan.
Keesokan harinya dirumahnya Song Cie Liang, Jiko dari
Ngo Houw- Kemudian di rumahnya Tan
Him, Samko dari Ngo Houw dan ketika pada gilirannya
Teng Hauw, Sie-ko dari Ngo Houw ada terjadi urusan.
Itulah Kim Wan Thauto yang timbulkan urusan.
Si Thauto beranting-anting emas melihat romannya Teng
Hauw ada murung saja sejak pada perjamuan pertama di
rumahnya Kie Giok Tong, membikin hatinya kurang senang. Ia
menganggap barangkali Teng Hauw tidak senang kepada
mereka, tiga suadara mendapat perlakuan yang begitu
hormat. Maka dalam perjamuan di rumahnya, melihat tuan
rumah tetap murung, ia telah menyatakan tidak senangnya.
"Kami berkumpul makan-makan, bukannya kami mintaminta.
Tapi atas undangan kalian. Maka aku tidak mengerti
melihat sikapnya Teng-heng yang selalu murung seolah-olah
yang tidak senang menjamu kepada kami orang...."
"Oh, bukan, bukan begitu...." Teng Hauw mencegat
perkataan Kim Wan Thauto.
Ia tidak bisa meneruskan kata-katanya karena ia kurang
bisa bicara, maka Kie Giok Tong yang telah menalangi ia
bicara. Katanya, "Taysu, bukannya lantaran itu. Teng-siete
kelihatan tidak gembira lantaran ia punya kesukarannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sendiri yang tak dapat diutarakan kepada orang lain. Harap
Taysu jangan salah mengerti."
"Kesukaran bukannya tidak bisa diatasi, asal orang mau
berdamai. Kalian menghormati kami orang, tandanya ada
taruh kepercayaan. Kenapa kesukarannya Teng-heng tidak
suka diberitahukan kepada kami orang ? Siapa tahu kami
dapat menolong dan meringankan kesukarannya Teng-heng."
Ngo Houw bungkam mendengar perkataan Kim Wan
Thauto yang beralasan-Mereka saling lihati dengan tiada satu
yang berani buka suara.
Teng Hauui gelisah kelihatannya. Ia ingin mengutarakan
apa-apa namun ia tidak pandai merangkai perkataan, ia hanya
mengawasi saja saban-saban kepada Kie Giok T°ng.
Melihat demikian, Kim Wan Thauto bangkit dari duduknya,
ia berkata, "Kalau kalian tidak suka menaruh kepercayaan
kepada kami orang, biarlah kami mohon diri saja. Anak in dan
Hiang, mari kita berangkat !"
Lima Harimau terkejut. Mereka tampak gugup menahan
kepergiannya Kim Wan Thauto.
"Taysu, harap sabar dulu." kata Kie Giok Tong. "Duduk
dulu, kami tidak ingin membuat tamu-tamunya yang terhormat
menjadi penasaran."
Kim Wan Thauto dan dua saudaranya pada duduk pula.
"Toako." kata Teng Hauw pada Kie Giok T0ng. "Kau
ceritakan saja kepada Taysu tentang kesukaranku sUpaya dia
jangan salah mengerti."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kie Giok Tong anggukkan kepalanya.
"Taysu, sebenarnya urusan ini ada rahasia. Tidak boleh
diketahui oleh orang dari luar dusun sebab akibatnya ada
sangat hebat bagi orang yang mengetahui." berkata Kie Giok
Tong yang masih ragu-ragu untuk menuturkan kesukaran
Teng Hauw.
"Aku dan dua saudaraku tidak takut akan akibatnya. Maka
Kie-heng boleh ceritakan saja, rahasia apa yang tak boleh
diketahui oleh orang dari luar dusun."
"Hari ini sudah tanggal 13. Lagi 3 hari sudah tanggal 16 dan
pada hari itulah Siete akan kehilangan puteri tunggalnya,
maka siapa yang tidak jadi murung ?" menerangkan Kie Giok
Tong yang tidak ada ujung pangkalnya hingga Kim Wan
Thauto dan dua saudaranya menjadi bengong. Sukar
menangkapnya apa yang dimaksudkan oleh si orang she Kie.
Bwee Hiang meraba-raba, setelah ketawa ia berkata,
"Tanggal 16 ada hari baik. Hari itulah puteri paman Teng
menemukan hari baiknya ketemu jodoh. Maka, urusan
perkawinan adalah lumrah. Kenapa harus dibuat duka oleh
paman Teng ?"
"Oh, bukan, bukan itu...." kata Teng Hauw lalu ia minta
supaya Kie Giok Tong cerita yang terang kepada para
tamunya.
"Bukan begitu duduknya urusan, nona Hiang." kata Kie
Giok Tong. "Kalau bukan perkawinan, habis apa ?" tanya
Bwee Hiang kepingin tahu.
"Bukan perkawinan yang lazim tapi ini persembahan
kepada Thoat Beng Mo Siauw yang setiap bulan tanggal 16
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
harus dikirimi sajian seorang gadis jelita____" kata Kie Giok
Tong.
Kim Wan Thauto yang tidak paham dengan ceritanya Kie
Giok Tong minta si orang she Kie menutur dengan rapi supaya
urusan dapat dipertimbangkan. Kie Giok Tong meskipun
dipengaruhi oleh perasaan takut telah menuturkan juga suatu
kisah yang menarik yang telah terjadi dalam dusun Suyangtin-
— 23 —
Kira-kira enam bulan berselang, dalam dusun Suyangtin
yang aman telah terjadi kegemparan dengan munculnya satu
iblis jahat yang menamakan dirinya Thoat Beng Mo Siauw (si
Hantu Ketawa pencabut Jiwa). Munculnya iblis itu telah
menggelisahkan penduduk kampung, malah yang berwajib
juga tidak dapat mengatasi gangguan itu. Sebenarnya yang
berwajib banyak menggantungkan pekerjaannya kepada
Suyangtin Ngo Houw (Lima Harimau) yang besar
pengaruhnya. Maka dalam hal urusan si Hantu Ketauia juga
mereka telah menyerahkan bagaimana baiknya diatur oleh
Lima Harimau-
Yang sangat ganas perbuatannya si Hantu Ketauia, ia telah
membikin air minum dari sumur maupun sungai telah beracun
dan penduduk yang meminumnya telah mati konyol. Binatangbinatang
piaraan pada mati keracunan apabila si Hantu
Ketawa sedang marah.
Berhubung dengan mana Suyangtin Ngo Houw telah
berunding untuk mengadakan kompromi dengan Thoat Beng
Mo Siauui. Si Hantu Ketauia tidak munculkan diri, hanya
mengirim wakilnya untuk mengadakan perdamaian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam perdamaian itu telah diterima baik suatu keputusan,
ialah setiap tanggal 16 penduduk Suyangting harus
menyerahkan seorang gadis jelita kepada Thoat Beng Mo
Siauw.
Penduduk banyak yang tidak rela dengan keputusan itu
sebab mereka sayang anak gadisnya dikorbankan kepada si
Hantu Ketawa. Mereka banyak yang pada pindah ke lain
dusun. Namun, hari ini pindah, besokannya mereka sudah
balik pula menjadi mayat, terdapat di masing-masing
pekarangan rumahnya yang ditinggalkan.
Lantaran mana, maka penduduk menjadi jeri untuk
meninggalkan Suyangtin dan terima nasib anak gadisnya akan
dijadikan sajiannya si Hantu Ketawa.
Untuk tidak membikin penduduk jadi iri-irian, maka
Suyangtin Ngo Houw juga mau berkorban, ialah pada setiap
pemilihan gadis yang akan dijadikan korban ada termasuk
juga satu gadisnya diantara Lima Harimau. Kalau diundi
misalnya jatuh pada nasibnya dari puteri Lima Harimau, maka
apa boleh buat disajikannya dengan rela.
Pemilihan gadis-gadis itu biasanya dilakukan tanggal 10
setiap bulan.
Gadis-gadis tidak turut dalam undian, hanya orang tuanya
saja yang maju supaya gadis-gadis itu tidak langsung menjadi
kaget karena nasibnya yang malang-
Thoat Beng Mo Siayui itu seperti yang tahu gadis mana
bulan ini akan dijadikan mangsa-Sebab kalau diganti dengan
lain gadis, orang tua gadis yang bersangkutan bakal mati
konyol dalam rumahnya- Oleh karena itu, maka tidak berani
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
satu juga yang coba-coba menukarkan gadisnya dengan lain
gadis manakala sudah sampai temponya disajikan.
Pernah ada kejadian ke dusun Suyangting ada dua
pendekar yang menamakan dirinya 'Siamsay Jie Liong' atau
'Dua Naga dari Siamsay'. Mereka ada sepasang pendekar
kenamaan dalam kalangan Kangouw yang kebetulan lewat.
Mereka tidak puas dengan perbuatannya si Hantu Ketawa.
Maka mereka sudah tawarkan diri untuk membunuh iblis
kejam itu. Mereka telah berdamai denga Suyangting Ngo
Houw.
"Kami penduduk Suyangtin sangat berterima kasih kedua
enghiong suka buang tempo guna
menumpas kejahatan dari si Hantu Ketawa." menyatakan
Kie Giok Tong ketika menjamu kedua orang gagah itu. "Cuma
saja sebelum enghiong berdua pergi ke sana hapus
dipertimbangkan dulu bahayanya. Thoat Beng Mo Siauw ada
sangat tinggi kepandaiannya dan banyak anak buahnya. Kalau
kita salah tangan bukannya berhasil dalam usaha, sebaliknya
akan mengalami nasib yang tidak diinginkan."
"Legakan hatimu, paman." menghibur Seng Liong, yang tua
dari Dua Naga. "Kami berdua sudah biasa menumpas
kejahatan demikian. Maka dalam halnya Thoat Beng Mo
Siauw juga rasanya tidak akan gagal usaha kami."
"Manusia jahat begitu, kalau lama-lama dikasih hidup lebihlebih
menyusahkan kepada rakyat. Maka selekasnya kami
akan bekerja." menimpali Keng Liong, saudara mudanya.
Kie Giok Tong manggut-manggut tapi dalam hatinya
meragukan itikad baik dari Dua Naga dari Siamsay itu.
Meragukan bukan apa-apa takut mereka mati konyol. Sebab
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebelum mereka sudah pernah ada tiga orang gagah yang
datang kesitu dan menawarkan tenaganya untuk membasmi
Thoat Beng Mo Siauw. penghabisannya bukan si Hantu
Ketawa yang mati, malah mereka bertiga kedapatan mayatnya
di pinggir dusun Suyangtin.
Meskipun dengan samar-samar Kie Giok Tong coba
menahan, ternyata Siamsay Jie Liong tak dapat dirubah
niatnya. Terpaksa Kie Giok Tong dan sudara-saudaranya
merestui kePergiannya. Kie Giok Tong berkata, "Atas nama
penduduk dari Suyangtin, kami berlima
mendoakan kepada Jiwie-enghiong supaya berhasil dalam
menumpas si Hantu Ketawa dan balik kembali ke Suyangtin
dengan selamat. Harap Jiwie berhati-hati l'"
jiwie-enghiong (kedua orang gagah).
Berangkatlah hari itu kedua orang gagah itu ke Pek-kut-nia
(Bukit Tualng putih), sarangnya Thoat Beng Mo Siauw. Lima
Harimau telah mendoakan dengan sujud supaya pekerjaan
mulianya Siamsay Jie Liong itu berhasil memuaskan.
BeSokan harinya tidak ada kabar apa-apa dari mereka.
Pada lusanya orang melaporkan kepada Suyangtin Ngo Houw
telah kedapatan mayatnya dua orang gagah itu di pinggiran
dusun. Keadaannya sungguh mengerikan sebab kedua
kepalanya hampir terpisah dari masing-masing lehernya. Itulah
menunjukkan kekejamannya dari Thoat Beng Mo Siauw.
Suyangtin Ngo Houw hanya bisa menghela napas.
Mereka telah menyuruh beberapa orang kampung untuk
mengurus mayatnya dua orang gagah itu guna ditanam baikbaik
serta disembahyangi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pada malamnya, Lima Harimau itu telah membikin
pertemuan untuk membicarakan urusan Thoat Beng Mo
Siauw.
Pertemuan itu diadakan di rumahnya Tan Him, orang ketiga
dari Lima Harimau, dalam ruangan dari sebuah bangunan
yang spesial dibangun untuk mengadakan rapat.
Bangunan itu pernahnya di sebelah belakang rumah besar
dari Tan Him, diperaboti lengkap dengan kursi meja dan
pigura-pigura indah sebagai pajangan. Sebagai penerangan
telah dipasang lilin-lilin besar dan kecil. Lima Harimau dari
Suyangting itu semuanya orang-orang hartawan yang
menetap disitu dari lain tempat-
Hidupnya mereka boleh dikatakan mewah dan senang.
Malam itu angin meniup tidak menentu, kadang-kadang
besar dan kadang-kadang sepoi-sepoi saja.
Manakala sang bayu sedang meniup kencang keadaan
menjadi berisik dikarenakan cabang-cabang pohon beradu
satu dengan lain dan daun-daunnya pada berguguran rontok.
"Toako." tiba-tiba Song Cie Liang, orang kedua dari Ngo
Houw berkata. "Kita sudah mendapat gelaran Lima Harimau,
sudah lama kita menjagoi dan dihormati oleh penduduk.
Sekarang dengan adanya Thoat Beng Mo Siauw, benar-benar
pengaruh kita seperti tertindih dan lenyap. Kepercayaan
penduduk kepada kita seakan-akan telah buyar....."
"Memang sungguh menyebalkan perbuatannya Thoat Beng
Mo Siauw itu." sahut Kie Giok Tong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan suara gusar- "Habis, apa kita bisa bikin karena
memang kita tak punya kemampuan mengatasi pengaruhnya
si Hantu Ketawa."
"Apa kita tidak bisa mencari seorang jago yang benar-benar
dapat mengalahkan si Hantu Ketauia ?" Tan Him menyatakan
pikirannya. "Aku rela keluar uang untuk membiayai jago-jago
yang benar-benar dapat menumpas si Hantu Ketawa."
"Thoat Beng Mo Siauw sangat tinggi kepandaiannya, sukar
diukur. Maka sulit sekali kita mencari orang-orang yang dapat
menandingi kepandaiannya. Menurut kabar, kecuali dia sendiri
berkepandaian tinggi masih ada anak buahnya yang hebat
kepandaiannya, entahlah siapa mereka itu." menyatakan Cia
sin Eng si nomor lima dari Lima Harimau.
Tampak mereka tidak dapat mengambil keputusan, maka
keadaan menjadi sepi dan masing-masing putar otak untuk
mencari daya upaya bagaimana baiknya untuk mengatasi
pengaruh Thoat Beng Mo Siauw yang membuat gurem
pengaruhnya Suyangtin Ngo Houw.
Sementara itu terdengar di sebelah luar angin meniup
kencang dan mengeluarkan suara menderu-deru. Entah
bagaimana tiba-tiba saja, semua lilin penerangan telah
menjadi padam hingga Lima Harimau itu menjadi ketakutan.
"Hahaha..... hahaha---- !" terdengar suara parau ketawa di
sebelah luar.
Itulah suara ketawa yang belum pernah mereka dengar,
menyeramkan sekali mengiang di telinga masing-masing.
Mareka menduga akan datangnya si Hantu Ketawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tak usah mereka menduga-duga. Memang juga yang
datang itu ada si Hantu Ketawa yang lantas berkata setelah
tertawa terbahak-bahak, keras nyaring, "Suyangtin Ngo Houw,
aku Thoat Beng Mo Siauw sudah ada di depan pintu. Kenapa
kalian tidak lekas mengunjuk hormat ? Lekas keluar
menemukan majikanmu !"
Namanya saja Lima Harimau, namun mereka gemetaran
badannya tatkala itu dipanggil oleh si Hantu Ketawa. Sungguh
lucu sekali.
Sebelum keluar mereka mengintip dulu, ingin mengetahui
bagaimana romannya Thoat Beng Mo Siauw yang
menyeramkan itu.
Wujudnya si Hantu ketawa memang benar-benar seperti
Hantu. Rambutnya riap-riap seperti Thauto (pendeta piara
rambut panjang), wajahnya bengis dengan hidung bengkok
dan gigi bercaling, sedang matanya melesak ke dalam, namun
telah mengeluarkan cahaya yang berpengaruh. Itulah
menandakan bahwa lwekangnya si Hantu Ketawa sangat
tinggi. Dengan wajah demikian dan diiringi oleh suara
ketawanya yang parau menyeramkan, betul-betul telah
membuat Lima Harimau itu nyalinya berubah menjadi Lima
Tikus.
Masing-masing badannya menggigil seperti yang
kedinginan.
Thoat Beng Mo Siauw tampak berdiri sambil memondong
seorang wanita kecil langsing, entah wanita siapa itu.
Keadaannya tidak berkutik dalam pelukan si Hantu Ketawa-
Rupanya ia telah kena ditotok.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Suyangtin Ngo HoUw> apa kalian tidak Punya nyali untuk
ketemu Thoat Ben Mo Siauw ?" tepdenar si Hantu Ketawa
berkata pula dengan suara yang nyaring sekali.
"Toako, mari kita keluar !" mengajak Song Cie Liang yang
lebih berani hatinya.
Kie Giok Tong dan lain-lainnya menurut.
"Hahaha.____. hahaha----!" tertawa Thoat Beng Mo Siauw
ketika melihat Suyangting Ngo
Houw pada keluar dari rumah. "Bagus, kalian menurut
perintah Mo-ong."
Si Hantu Ketawa bahasakan dirinya Mo-ong (Raja Iblis).
"Malam ini Mo-ong datang ada perintah apa untuk kami
orang ?" Kie Giok Tong berkata, memberanikan diri.
"Hahaha....... hahaha-" ketawa si Hantu Ketawa. "Mo-ong
datang untuk
memperkenalkan diri dan kasih peringatan kepada kalian
supaya lain kali harus
hati-hati. Jangan ceritakan urusan hybunan Suyangtin
dengan Mo-ong kepada orang luar. Kalau kalian tidak
Perhatikan perintah Mo-ong ini, awas ! Jangan sesalkan kalau
Mo-ong marah dan bikin ludes seisi dusun Suyangting !"
"Menurut perintah» menurut perintah Mo-ong.... I" jawab
Kie Giok Tong seraya manggut-manggut diikuti oleh saudarasaudaranya
yang lain.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagus, bagus !" kata si Hantu Ketawa. "Untuk kelakuan
kalian yang sudah telah berhubungan dengan Siam-say Jie
Liong sebenarnya Mo-ong harus mengasih hukuman kepada
kalian, tapi tidak apa. Mo-ong hanya ambil ini saja dari
rumahnya Tan Him. Hei, Tan Him, kau lihat ini siapa ?"
Tan Him terkejut dipanggil Thoat Beng Mo Siauw. Ia cepat
melihat kepada wanita yang diunjukkan si Hantu Ketawa-
Kaget bukan main Tan Him. Ia kenali wanita itu ada budaknya
yang baru berumur 15 tahun- Ia bernama Hiang Tin, pelayan
dari puterinya. Ia sangat disayang karena anak itu menurut
sekali- Malah ada ingatan Tan Him dan isterinya, angkat ia
menjadi anak angkatnya.
Sayang, sebelum matannya Tan Him dan nyonya terkabul,
anak itu sekarang sudah menjadi korbannya si Hantu Ketawa-
Sedih hatinya tan Him hingga keluar air mata.
Ia memberanikan hati maju ke depan dan berlutut di depan
si Hantu Ketawa, katanya,
"Mo-ong, harap Mo-ong punya murah hati supaya
membebaskan budakku itu..."
"Hahaha........ hahaha.....!" Thoat Beng Mo Siauw ketawa.
"Sekali wanita jatuh ke tangan
Mo-ong, tidak akan terlepas pula !"
Tan Him sangat sayang kepada Hiang Tin, mendengar
jawaban si Hantu Ketawa ia menjadi nekad- Dengan jurus
Kie~eng-pok-toUw atau 'Elang lapar menyambar kelinci', Tan
Him coba rampas Hiang Tin dari pond0ngan Thoat Beng Mo
Siauw.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tentu saja percobaan Tan Him gagal sebab dengan satu
kebasan tangan baju saja Tan Him terpukul mundur-
Melihat Tan Him berlaku nekad, saudara-saudaranya yang
lain pun ikut-ikutan nekad. Mereka dengan serempak
menerjang pada si Hantu Ketawa.
"Hahaha____ hahaha----!" Thoat Beng Mo Siauw ketawa
gelak-gelak melihat Lima Harimau
bergerak menerjang kepadanya. Kemudian badannya
berkelebat, entah bagaimana ia geraki tangannya tahu-tahu
semua harimau telah jatuh duduk dengan pundaknya
dirasakan kesemutan. Rupanya kena ditotok oleh si Hantu
Ketawa.
Hebat kepanaiannya si Hantu Ketawa. Dalam segebrakan
saja sudah menjatuhkan Suyangtin Ngo Houw yang
kepandaiannya lumayan juga.
"Untuk kelakuan kalian yang kurang ajar sebenarnya Moong
hendak menghukum mati. Tapi biarlah kali ini Mo-ong
kasih ampun. Kalau lain kali berani lagi kurang ajar di depan
Mo-ong, jangan harap kalian dapat hidup lama !"
Kie Giok Tong dan saudara-saudaranya tidak bisa kata
apa-apa. Memang mereka tak dapat berkata apa-apa karena
kena ditotok. Mereka hanya mengawasi berlalunya si Hantu
Ketawa dengan membawa Hiang Tin.
Lama juga mereka harus menanti totokan si Hantu Ketawa
bebas dengan sendirinya. Mereka jengkel bukan main kena
dijatuhkan demikian mudah oleh si Hantu Ketawa. Untung
mereka tidak tersiksa lama karena tiba-tiba ada datang dua
bintang Penolong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka itu ada dua kakek yang wajah dan potongan
badannya sama, rupanya mereka saudara kembar. Mereka
telah membebaskan totokan Thoat Beng Mo Siauw hingga Kie
Giok Tong dan kawan-kawan menjadi sangat berterima kasih
kepada dua kakek itu.
Mereka perkenalkan diri sebagai Siam-say Ji~lo (Dua orang
tua dari Siam-say), gurunya Siam-say Jie Liong yang telah
tewas ditangannya Thoat Beng Mo Siauw.
Girang hatinya Suyangtin Ngo Houw dapat bertemu dengan
gurunya Siam-say Jie Liong.
Sepasang kakek kembar itu diundang masuk ke dalam
bangunan tempat berapat dimana Kie Giok Tong dan kawankawan
menjadi kaget karena melihat sekarang penerangan
lilin telah menjadi terang kembali. Entah siapa yang telah
memasangnya kembali. Kie Giok Tong dan kawan-kawan
tidak sempat memperhatikan itu karena kegirangan atas
kedatangannya Siam-say Jie-lo. Mereka mengharap kalaukalau
sepasang kakek itu dapat mengatasi kepandaiannya
Thoat Beng Mo Siauw. Sangat hormat memperlakukan dirinya
sepasang kakek itu.
Siamsay Jie-lo memperkenalkan namanya Lim Teng dan
Lim Keng, dua saudara kembar.
"Kedatangan Jiwie Lim-heng sungguh tidak kebetulan,
kalau siangan sedikit pasti akan ketemu dengan si Hantu
Ketawa yang telah membunuh mati Siamsay Jie Liong."
berkata Kie Giok Tong seraya menghela napas.
Dua kakek ini menyatakan menyesalnya. "Kami datang
kemari menyusul dua murid kami-" berkata Lim Teng. Mereka
ada jago-jago muda yagn kepandaiannya lumayan juga. Cuma
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kalau dihadapi kepada si Hantu Ketawa sudah tentu bukan
tandingannya. Maka itu, ketika kami mendengar mereka
hendak menyatroni sarangnya si Hantu Ketawa, lekas-lekas
kami menyusul ke sini. Tapi siapa tahu kedatangan kami
sudah terlambat dan dua muridku itu telah mati di tangannya si
Hantu Ketawa yang kejam !"
"Baik juga kalau Jiwie hendak menyambangi kuburannya
Siamsay Jie Liong." kata Kie Giok Tong. "Akan kami antarkan
Jiwie ke sana."
"Terima kasih Kie-heng. Besok akan kami berziarah ke
sana." sahut Lim Teng.
Sebetulnya Kie Giok Tong dan saudara-saudaranya takut
membicarakan halnya Thoat Beng Mo Siauw yang telah
mengancam kepada mereka. Namun mereka sangat
penasaran sekali, maka mereka tidak sungkan-sungkan
membicarakan halnya si Hantu Ketawa kepada Siamsay Jielo
dan menunjukkan sarangnya di Pek-kut-nia.
Mereka ceritakan kekejaman si Hantu Ketawa dan
untuknya setiap tanggal 16, penduduk harus menyediakan
satu gadis cantik- Sampai waktu itu sudah ada 4 gadis cantik
yang telah disajikan kepada Thoat Beng Mo Siauw, tidak
terhitung Hiang Tin, budaknya Tan Him yang cantik dan baru
saja umurnya 15 tahun.
Siamsay Jie-lo geleng-geleng kepala mendengar
kekejaman si Hantu Ketawa.
"Manusia jahat itu memang pantas dibasmi. Sayang
muridku yang paling benci sama kejahatan demikian tidak bisa
menahan napsunya. Coba kalau dapat menunggu beberapa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hari disini, kita bisa bersama-sama pergi ke sana
membasminya." kata Lim Teng.
"Bagaimana kalau kita sama-sama kesana ?" tanya Lim
Keng kepada Kie Giok Tong dan saudara-saudaranya, yang
mana dijawab dengan gelengan kepala oleh mereka.
"Bukannya kami tidak mau bersama-sama Jiwie kesana,
lantaran kami telah terima ancaman keras dari si Hantu
Ketawa. Kalau kami muncul terang-terangan dengan Jiwie,
amarahnya si Hantu Ketawa jadi meluao. Kalau kita dapat
mengatasi kepandaiannya yang hebat itu, tidak apa. Tapi
kalau umpamanya pihak kita gagal, habislah serumah tangga
kami. Maka itu, harap Jiwie tidak menjadi kecil hati." demikian
Kie Giok Tong mewakili saudara-saudaranya menjawab
ajakannya Lim Keng.
"Tidak apa, tidak apa." menyelak Lim Teng. "Kami berdua
juga sudah cukup ke sana untuk menuntut balas murid-murid
kami yang telah dibinasakan."
Pasang omong telah dilakukan lebih jauh dengan kurang
gembira.
Besokannya dua kakek itu ziarah ke makamnya Siamsay
Jie Liong. Mereka senang melihat kuburan dua muridnya
diatur baik, untuk mana mereka menghaturkan terima kasih
kepada Kie Giok Tong dengan saudara-saudaranya.
"Kie-heng dan saudara-saudara sekalian demikian
memperhatikan kepada kuburan dari dua murid kami.
Sungguh kami harus membilang banyak-banyak terima kasih-"
kata Lim Teng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Itulah ada kehalusan dari kami, menghormat kepada
mereka yang telah berkorban untuk keamanannya
Suyangtin..." jawab Kie Giok Tong merendah-
Pada hari itu juga Siamsay Jie-lo telah pamitan kepada Kie
Giok Tong dkk untuk mereka menyatroni Pek-kut-nia-
Kie Giok Tong dkk telah memberi nasehat supaya mereka
berhati-hati karena disana bukan saja si Hantu Ketauia yang
kepandaiannya sangat tinggi» tapi masih ada lagi anak
buahnya yang berkepandaian tinggi-tinggi.
Lim Teng dan saudaranya mengucapkan terima kasih atas
semua nasehat itu.
Perjaianan ke Pek-kut-nia tidak semudah yang diduga
sebab dua kakek she Lim itu harus menempuh perjalanan
yang bulak biluk dan hanya dengan pertolongan dari tukang
cari kayu baru dapat mendekati Pek-kut-nia•
Sebagai jago Kangouui kapakan, Siamsay Jie-lo ada
sangat hati-hati dalam menempuh perjalanannya. Maka tidak
sampai mereka masuk dalam jebakan musuh. Meskipun
demikian, mereka harus melewati beberapa rintangan yagn
diatur oleh si Hantu Ketauia sebelumnya mereka dapat
bertemu dengan Thoat Beng Mo Siauw.
Dengan mengandalkan kepandaiannya yang tinggi,
Siamsay Jie-lo dapat menyisihkan rintangan-rintangan yagn
kuat dan akhirnya bisa juga ketemu dengan Thoat Beng Mo
Siauw.
"Hahaha.--. hahaha..... !" si Hantu «etawa gelak-gelak
ketawa ketika berhadapan dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dua kakek she Lim itu. 'Tamu-tamu datang harus disambut !
Mari kita menyambutnya ! '
Si Hantu Ketauia telah mengajak dua jago yang menjadi
kaki tangannya untuk menghadapi Siamsay Jie-lo.
"Jiuii datang menghadap Mo-ong ada urusan apa ?" tanya
si Hantu Ketawa. Sepasang kakek kembar itu tidak menyahut»
hanya hidungnya mendengus.
"Hahaha..... hahaha \" ketauia Thoat Beng Mo Siauui. "Di
depan Mo-ong mau banyak lagak ? Betul-betul Jiwi tidak tahu
bakalan mampus I"
"Belum tentu kami yang mampus, mungkin kau sudah dekat
ajalnya !" jauiab Lim Keng mendahului saudaranya menjawab
kata-kata si Hantu Ketauia yang menghina itu.
"Kalian mau apa menghadap M0-ong ? Kenapa kalian bikin
susah kepada orang-orangku dan diantaranya ada yang mati
karena perbuatan kalian ?"
"Hehehe, ada yang mati sudah wajar karena mereka tidak
tahu diri menghalang-halangi perjalanan kami. Sekarang, kami
hendak minta ganti jiwa atas kematian dari kedua murid kami
yang mati ditangan kau \" berkata Lim Teng lantang.
"Hahaha.____ hahaha ! Ganti jiwa ? Ganti jiwa untuk siapa
?" tanya si Hantu Ketawa.
"Ganti jiwa untuk dUa murid kami yang kau sudah
binasakan !" sahut Lim Teng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hahaha... hahaha... ! Ganti jiwa buat apa ? Kalian sudah
membunuh-bunuhi beberapa orang kami. flpa tidak cukup
untuk dipakai ganti jiwa ?"
"Hm ! flku minta jiwamu, Setan Ketawa \" bentak Lim Teng-
"Hahaha____ hahaha. | Mana orang, lekas tangkap dua
bangsat ini !" srunya kepada
orang-orangnya. Dengan segera yang dipanggil sudah
datang serentak.
Ternyata mereka terdiri dari orang-orang yang berbadan
kuat dan bengis-bengis wajahnya. Mereka rupanya khusus
digunakan diwaktu menggertak orang.
Sepasang kakek itu tidak keder kelihatannya, karena
mereka ketawa dengan tenang-tenang saja melihat dirinya
dikurung. Hanay tangannya masing-masing siap mencabut
pedang-
"Kalian sudah berada dalam lubang macan, berani banyak
lagak ?" bentak Thoat Beng Mo Siauw yang kemudian gelakgelak
ketawa-
Rupanya gelaran Thoat Beng Mo Siauw tepat benar
untuknya sebab setiap perkataannya kalau
tidak didahului dengan ketauia gelak-gelaknya, adalah
buntutnya disusul oleh ketauianya yang menyeramkan.
"Setan Ketauia !11 bentak Lim Teng. "Setelah kami datang
kemari, tidak akan meninggalkan tempatmu sebelum
membawa kepalamu !"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Uladuh» hebat benar nyalinya orang ini. Siapa kalian ?"
tanyanya, disusul oleh ketawa seramnya.
"Kau kenali sebelum mampus ! Kami berdua ada orang she
Lim dan mendapat gelaran Siamsay Jie-lo dari dunia sungai
telaga (Kang-Ouw). Hari ini Siamsay Jie-lo datang kemari
hendak mengambil kepalanya si Setan Ketawa."
"Hahaha---- hahaha... ! Mana orang, lekas tangkap mereka
!" serunya, disusul oleh
menyerbunya kira-kira 10 orang ke arah Siamsay Jie-lo.
Sepasang kakek itu sudah siap sedia. Maka ketika melihat
gelagat tidak baik, sudah lantas pada mencabut pedang
masing-masing. Pertempuran segera terjadi dengan seru
sekali, dua iauian sepuluh. Ternyata Siam-say Jie-lo bukan
nama kosong. Mereka telah kasih lihat ilmu pedangnya yang
hebat sekali, menusuk ke kiri dan kanan tanpa ampun lagi
membikin orang-orang yang mengerubuti menjerit kena
dilanggar pedang.
Melihat 10 orang mengeroyok masih belum dapat
menangkap Siamsay Jie-lo, Thoat Beng Mo Siauui
perintahkan 2 orang kuat di kiri dan kanannya untuk turun
tangan membantu.
Dengan turunnya dua orang kuat itu, telah membikin repot
pada sepasang kakek itu.
Thoat Beng Mo Siauw tampak duduk diatas mimbar dengan
ketawa berkakakan melihat sepasang kakek dari Siamsay itu
dikeroyok anak buahnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sungguh hebat perlawanan dari Siamsay Jie-lo. Cuma saja
mereka dikeroyok oleh orang-orang pilihan dari si Hantu
Ketawa. Maka Pelan-pelan kelihatan mereka keteter dan main
mundur saja bertempurnya.
Dilihat jalannya pertandingan demikian, Thoat Beng Mo
Siauw sudah meramalkan lnO persen kemenangan ada
dipihaknya, meskipun sepasang kakek itu sangat tangkas
bertempurnya. Makin gencar ketawanya si Hantu Ketawa
melihata anak buahnya mendesak lawannya. Namun dilain
saat si Hantu dibuat terbelalak matanya ketika melihat
sepasang kakek itu merubah cara bersilatnya dan balas
menyerang kepada lawannya dengan nekad sekali. flda
beberapa orang yang roboh kena ditusuk pedangnya si kakek
dan merintih kesakitan.
Sepasang kakek itu tambah semangat melihat banyak
lawannya yang dirobohkan.
Tapi mereka kaget sekali ketika mendengar Thoat Beng Mo
Siauw bersiul nyaring dan 10
orang pula telah muncul menggantikan mreka yang sudah
kepayahan mengeroyok Siamsay Jie-lo. Tentu saja Siamsay
Jie_lo jadi kewalahan-
Diam-diam mereka mengeluh harus melayani tenaga baru.
Namun mereka ada tokoh-tokoh kelas satu, tidak gampanggampang
mundur. Mereka telah pertunjukkan kepandaiannya
hebat sekali sehingga orang-0rang baru terpukul mundu dan
ada beberapa orang yang roboh karena disambar pedangnya
sepasang kakek jagoan itu.
"Hahaha.... hahaha... ! Semua mundur !." seru Thoat Beng
Mo Siauw nyaring.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Seruan itu berpengaruh benar sebab dengan serentak
mereka pada lompat mundur dari kalangan Pertempuran.
Kenapa si Hantu Ketawa meneriaki orang-orangnya
mundur ? Itulah karena ia melihat tidak ada gunanya orangorangnya
itu, mereka tidak bisa merobohkan sepasang kakek
dari Siamsay. Ia hendak maju sendiri melayani dua kakek
jagoan itu.
Seruan si Hantu Ketauia untuk orang-orangnya mundur
membikin sepasang kakek itu heran. Meskipun ada beberapa
orang yang dirobohkan, tetap mereka sebenarnya ada diatas
angin dan lambat laun dapat membikin mereka (kedua kakek)
ambruk sendiri perlawanannya karena kelelahan bertempur.
"Hahaha...... hahaha.... !" ketauia Thoat Beng Mo Siauui
setelah orang-orangnya pada
mundur. "Kalian bukankah menghendaki kepalaku ? Mari
kita main-main beberapa jurus. Kalau kalian menang dengan
rela aku hadiahkan kepalaku. Sebaliknya, kalau kalian kalah
sudah tentu aku juga menghendaki kepala kalian. Ini toh
pantas bukan ?"
Lim Teng marah betul. Ia menyahut, "Hal itu untuk apa
dikatakan pula ? Kalau tidak kami yang mati, kau yang
mampus ! Mari kita menentukan siapa kuat \"
"Hahaha____ hahaha ! Mana golok 7" kata si Hantu
Ketauia.
Sebentar saja orangnya telah menyerahkan golok besar
yang biasa dipakai oleh si Hantu Ketawa. Dilihat dari besarnya
golok, pasti bobotnya ada sangat berat dan dalam tangannya
Thoat Beng Mo Siauw, senjata itu dicekal seperti mencekal
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
golok-golokan dari kayu saja entengnya. Sungguh hebat
tenaganya si Hantu Ketauia. Mau tidak mau telah membuat
kedua kakek itu mengeluh juga dalam hatinya.
Setelah mengebaskan goloknya beberapa kali sehingga
mengeluarkan suara mengaung, Thoat Beng Mo Siauw
berkata, "Sahabat-sahabat, marilah kita mulai !"
Siamsay Jie-lo sangat benci pada si Hantu Ketawa. Tidak
heran kalau dengan tidak banyak cakap mereka telah
menyerang dengan berbareng kepada lawannya.
Mereka bertempur dengan ramai sekali disaksikan oleh
banyak penonton, ialah anak buahnya si Hantu Ketawa.
Masing-masing bersorak membatu semangat untuk
cukongnya.
Thoat Beng Mo Siauw telah mainkan goloknya dengan
tenang sekali, hal mana menunjukkan bahwa si Hantu Ketawa
bukannya orang kuat sembarangan.
Kalau tadi dikeroyok oleh belasan orang, Siamsay Jie-lo
masih dapat bernapas dan balas menyerang merobohkan
lawannya, kali ini menempur si Hantu Ketauia seorang
beratnya bukan main. Pedang mereka tak dapat dipakai
membentur goloknya si Hantu Ketauia yang sangat berat
bobotnya. Maka saban-saban mereka mengelakan beradunya
senjata. Hal mana sebenarnya ada satu kerugian untuk
mereka.
Dengan begitu, bebaslah golok si Hantu Ketawa
menyerang sana sini.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Benar-benar si Hantu Ketawa sangat lihai. Beberapa
serangan maut dari Siamsay Jie-lo semuanya dapat
dipunahkan dengan seenaknya saja.
Meskipun berkali-kali mereka dapat elakkan pedangnya
jangan sampai beradu dengan goloknya si Hantu Ketawa,
akhirnya toh bentrok juga dan pedang Lim Teng terlepas dari
cekaiannya, ia rasakan ngilu sekali tangannya. Di lain pihak
Lim Keng yang hendak menolongi saudaranya juga
pedangnya dibikin terbang oleh si Hantu Ketawa sampai
badannya Lim Keng gemetaran menahan rasa ngilu di seluruh
badannya.
Mereka berdiri bengong mengawasi kepada Th0at Beng Mo
Siauw yang berdiri dengan ketawanya yang menyeramkan.
Tampik sorak riuh rendah kedengaran nebat sekali memuji
kemenangan Thoat Beng Mo Siauw, sementara Siamsay Jielo
hanya berdiri dengan tundukkan kepala.
Orang-orangnya si Hantu Ketauia tanpa mendapat perintah
lagi sudah menubruk Pada Siamsay Jie-lo dan masing-masing
kedua tangannya ditelikung dengan tali yang kuat.
Mereka dengan galak menggampar dan menendangi
sepasang kakek pecundang itu.
Mendapat Perlakuan yang sangat menghina itu, Siamsay
Jie-lo tidak bisa membalas. Mereka terima nasib dirinya
diperhina oleh orang-orangnya Thoat Beng Mo Siauw.
"Kalian memasuki mereka ke dalam tahanan \" memerintah
si Hantu Ketauia, sebagaimana biasa kata-katanya itu telah
disusul oleh ketawanya yang menyeramkanTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
Mereka dijebloskan ke dalam tahanan yang sangat buruk
keadaannya. Kalau lama-lama mereka ditahan disitu, mungkin
akan mati konyol tidak tahan dengan baunya yang
memuakkan. Apa yang menyiarkan bau busuk itu ? Entahlah.
Tapi yang terang bagi Siamsay Jie-lo kamar tahanan itu akan
mengundang penyakit dan mereka akan mati konyol.
Sedih hatinya dua jagoan kolot itu- Tapi apa mau dikata.
Mereka sudah bertekad bulat untuk membalas kematian sang
murid. Tapi gagal dan akhirnya mereka harus menerima
penghinaan yang belum pernah mereka alami.
Pada waktu sore mereka menerima ransum makanan yang
jelek sekali, lebih jelek dari makanan binatang babi. Tentu saja
mereka tak dapat makan. Rasanya, meskipun mereka dikasih
makanan enak juga tak dapat mereka makan karena keadaan
dalam kamar tahanan yang buruk dan bau itu. Bagaimana
orang dapat makan dengan bebas kalau disampingnya ada
bau busuk yang menusuk hidung ?
"Koko, apa kita harus terima nasib begini saja ?" tanya Lim
Keng, sang adik. Lim Teng menghela napas panjang.
"Saban hari kita terima makanan tapi kita tidak makan.
Terang lama-lama kita akan mati kelaparan." berkata pula Lim
Keng. "Sebisanya kita pertahankan hidup kita untuk belakang
kali melakukan pembalasan kepada si Hantu Ketawa-"
"Pembalasan..." menggumam Lim Teng-
"Ya, pembalasan- Apa kok mau bikin habis saja sakit hati
kita dan dua murid kita yang
telah mendahului kita
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik Keng, soal mati hidup kita dalam kamar tahanan ini
masih suatu pertanyaan. Bagaimana kau memikirkan
pembalasan ?" kata sang kakak dengan lesu.
Lim Teng kelihatannya sudah putus harapan, sebaliknya
dengan adiknya masih ingin hidup dan melakukan
pembalasan untuk sakit hati yang mereka telah alamkan.
Lim Keng membujuk keras untuk bikin saudara tuanya tidak
putus harapan dan semangatnya terbangun. Ia berhasil sebab
pada hari-hari berikutnya Lim Teng mau juga menelan
beberapa suap makanan jelek yang disajikan untuk mereka.
Itu hanya sekedar untuk menahan jangan mereka mati
kelaparan.
Satu minggu mereka disekap dalam tahanan itu sampai
badannya kurus, namun semangatnya hidup. Mereka yakin
akhirnya mereka akan dapat keluar dari kamar tahanan yang
busuk itu untuk kemudian melakukan pembalasan kepada si
Hantu Ketauia.
Sebenarnya itu ada pengharapan kosong. Tidak mungkin
mereka dibebaskan dari kamar tahanan yang buruk itu
kemudian melakukan pembalasan. Yang lebih mungkin adalah
mereka lambat laun habis tenaganya dan mati konyol- Tapi,
sang nasib maunya lain. Pengharapan mereka seakan-akan
telah dikaburkan.
Demikian pada suatu hari mereka telah dikeluarkan dari
kamar tahanan yang buruk itu dibawa menghadap pada Thoat
Beng Mo Siauw.
Tampak si Hantu Ketawa duduk diapit oleh dua jagoan
yang menjadi kaki tangannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Keren sekali kalau melihat Thoat Beng Mo Siauw duduk
dikursi kebesarannya, apalagi saban-saban terdengar suara
ketawanya yang menyeramkan bulu badan-
Di depan si Hantu Ketawa, Siamsay Jie-lo disuruh berlutut.
Namun mereka membantah hingga kepaksa lututnya digedor
sama pentungan yang membuat akhirny mereka berlutut juga
diluar keinginannya.
"Hahaha____. hahaha.... ! Siamsay Jie-lo, sudah satu
minggu kalian mendekam dalam kamar
tahanan. Bagaimana kalian rasakan ? Enak tidur, senang
bergerak ?"
Siamsay Jie-lo tidak menyahut, hanya menundukkan
kepalanya saja.
"Hahaha..... hahaha..... ! Siamsay Jie-lo, Mo-ong mau kasih
jalan hidup asal kalian suka
menjadi pembantu Mo-on, bagaimana ?"
Lim Teng dan Lim Keng saling awasi satu dengan lain
sejenak, baru Lim jeng menyahut, "Asal Mo-ong suka kasih
kebebasan pada kami» mau disuruh apa juga kami akan
menurut
perintah Mo-ong !"
"Hahaha-... hahaha.-...! Bagus, bagus, mulai sekarang
kalian dibebaskan dan menjadi pembantu Mo-ong. Asal kalian
dapat menunjukkan jasa dalam Pekerjaan kalian pasti Mo-ong
tidak akan melupakan !"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Atas perintah Thoat Beng Mo Siauw, orangnya telah
membebaskan Siamsay Jie-lo dari ikatan tangannya.
Kemudian lututnya yang dibikin lemas barusan oleh pentungan
telah diobati dan mulai hari itu Siamsay Jie-lo telah menjadi
orangnya Thoat Beng Mo Siauw, sehari-hari galang gulung
dengan kawanan penjahat.
Siamsay Jie-lo mau menjadi budaknya si Hantu Ketauia
bukannya ingin hidup senang. Mereka mau merendah lantaran
ingin membebaskan diri dari pengaruh si raja iblis. Pikirnya,
kalau mereka menolak tawaran si Hantu Ketawa, terang
mereka akan dijebloskan pula dalam tahanan yang buruk itu,
sampai kapan mereka dapat merdeka ? Sebaliknya kalau
terima tawaran, keuntungan bagi mereka menemukan banyak
kans untuk dapat melarikan diri dan mewujudkan cita-citanya
menuntut balas pada Thoat Beng Mo Siauw yang gagah
perkasa itu.
Siamsay jie-lo selalu diintip gerak geriknya oleh mata-mata
dari si Hantu Ketawa, namun mereka bisa bawa diri sehingga
lama-lama kecurigaan atas dirinya menjadi lunak.
Hampir saban minggu orangnya telah membawakan
perempuan cantik untuk Thoat Beng Mo siauw
bersenang-senang. Wanita-wanita yang menjadi korbannya
itu hanya seminggu ditangannya si raja iblis kemudian
dioperkan kepada orang-orangnya yang disayang. Terutama
kaki tangannya yang diandalkan, sering mendapat hadiah
lebih dahulu dari yang lainnya-
Malah Siamsay Jie-lo juga pernah ditawari wanita bekas
kaki tangannya si raja iblis, akan tetapi dengan halus mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
men0lak dengan alasan mereka sudah tua, tidak suka plesiran
dengan orang perempuan.
penghidupan dalam kekuasaan Thoat Beng Mo Siauw
sebenarnya memuakkan dalam ukuran hidupnya dua kakek
dari Siamsay itu. Namun mereka tak dapat berbuat apa-apa
sebab masih belum ada kesempatan untuk angkat kaki dari
situ.
Wanita-wanita yang menjadi korbannya Thoat Beng Mo
Siauw ada juga yang bunuh diri setelah dinodai tapi
kebanyakan mereka pada temahai hidup dan rela menjadi
bola bundar dioper ke sana sini sehingga tabiatnya berubah
menjadi genit dan merupakan wanita 'p' yagn sangat
memuakkan.
Pada suatu hari, menggunakan kesempatan Thoat Beng
Mo Siauw sedang keluar dengan beberapa jagoannya,
Siamsay Jie-lo telah angkat kaki dari situ. Namun
Perbuatannya telah diketahui oleh mata-mata si Hantu Ketawa
hingga terjadi pengepungan ramai.
Siamsay Jjie-lo telah mengamuk dan membunuh banyak
orangnya Thoat Beng Mo Siauw, namun
mereka tidak bisa lolos dari kepungan sehingga mereka jadi
nekad dan mengamuk mati-matian. Dengan badan berlumuran
darah, mereka telah dikejar oleh orang-orangnya si Hantu
Ketauia. Untuk menolong diri, dua kakek itu gunakan
ginkangnya. Benar lawannya dapat ditinggalkan, namun
keadaan mereka sangat payah. Di perjalanan Lim Keng tealh
ambruk kecapean- Kepaksa Lim Teng menolongi adiknya duu
sebelum meneruskan kaburnya. Hatinya sangat gelisah,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
khawatir musuh keburu sampai dan mereka bakal mendapat
penghinaan yang bukan-bukan nanti.
"Koko, adikmu sudah tidak berguna lagi. Kau lekas lari
selamatkan diri. Di belakang kali
kau dapat menuntut balas dan adikmu di tempat baka juga
akan merasa senang.----"
demikian Lim Keng telah berkata kepada kakaknya.
"Tidak, kau harus hidup dan sama-sama nanti datang
kembali menuntut balas ! ' menghibur kakaknya dengan
berlinang-linang air mata.
Lim Keng bersenyum, "Sejak muda kita berkumpul samasama,
berkelana sama-sama dan dalam menghadapi suka
duka kita selalu bersama, tapi kali ini, aku harap kau tidak
bersama aku. Relakan kepergianku, pulang menemui murid
kita yang telah mendahului kita....."
Lim Teng menangis seperti anak kecil mendengar
perkataan adiknya.
Makin gelisah hatinya karena sebentar lagi, musuh akan
sudah sampai disitu.
Benar saja, begitu Lim Keng menarik napasnya yang
penghabisan, tampak banyak musuh mendatangi. Kepaksa
Lim Teng meninggalkan mayatnya sang adik, ia kabur seperti
kesetanan sehingga orang-orangnya Thoat Beng Mo Siauw
tak dapat menangkapnya. Mereka hanya boleh merasa puas
dengan mayatnya Lim Keng yang mereka bawa pulang ke
markas untuk dipakai bukti nanti Thoat Beng Mo Siauw
kembali dari kepergiannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lim Teng dengan susah payah sampai juga di Suyangtin.
Orang yang melihat padanya telah melaporkan kepada lima
harimau yang segera pada datang menyambut Lim Teng yang
pakaiannya penuh darah, badannya banyak mendapat lukaluka.
Keadaannya payah benar. Maka ketika berjumpa dengan
Lima Harimau telah roboh terkulai saking lelahnya dan seluruh
badannya lemas terlalu banyak mengeluarkan darah. Kie Giok
Tong perintah orang-orangnya untuk menggotong Lim Teng ke
rumahnya, dimana Lom Teng ditolong sebagaimana mestinya.
Keadaannya jago tua itu sangat gawat, namun ia masih
daPat menceritakan pengalamannya kepada Kie Giok Tong
dkk dengan sangat jelas-
Pada keesokan harinya Lim Teng telah menutup mata.
Kasihan, ia dapat meloloskan diri dengan meninggalkan
mayatnya sang adik, maksudnya belakang kali ia akan
membawa banyak teman untuk membalas sakit hati kepada
Thoat Beng Mo Siauw. Tapi kenyataannya tak dapat ia
berbuat apa-apa yang dicita-citakan karena badannya tidak
mengijinkan dan telah
melepaskan napasnya yang penghabisan di rumahnya Kie
Giok Tong.
Lima Harimau sangat berduka atas kematiannya Siamsay
Jie-lo seperti juga kematiannya Siarrrsay Jie Liong (Dua naga
dari Siamsay).
— 24 —
Sejak itu tidak ada kejadian pula ada orang-orang gagah
yang datang dengan niat menumpas kejahatannya Thoat Beng
Mo Siauw. Suyangtin dapat mengalami keadaan aman dan
tentram, sebegitu lama penduduk memenuhkan peraturan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang ditetapkan oleh Thoat Beng Mo Siauw ialah saban
tanggal 16 dikirim seorang gadis yang cantik jelita untuk si
Raja Iblis.
Pada bulan itu adalah bulan keenam, dimana pilihan gadisgadis
telah jatuh kepada puterinya Teng Houw dari Suyangtin
Ng0-H0uw. Puterinya Teng Houw ada putri tunggal bernama
Leng Siong, umurnya baru 17 tahun, wajahnya cantik sekali-
Oleh karena menghadapi kehilangan puterinya pada tanggal
16 yang akan datang, maka mukanya Teng Houw selalu
bermuram durja, sangat duka akan kehilangan puteri
tunggalnya-
Malah Leng Siong sendiri sekarang tengah menangis saja,
tidak mau dijadikan sajian Thoat Beng Mo Siauw.
Demikian ada penuturan Kie Giok Tong kepada Kim Wan
Thauto, Lo In dan Bwee Hiang, baru
tahu sekarang duduknya perkara. Maka Kim Wan Thauto
telah minta maaf untuk sikapnya barusan yang kasar.
"Kelakuan Taysu mana bisa disalahkan. Memang sebagai
sahabat baik Taysu pun ingin tahu duduknya urusan supaya
dapat membantu memecahkannya, bukan ?" berkata Kie Giok
Tong dengan muka berseri-seri, puas dapat menceritakan
halnya Thoat Beng Mo SiaUui kepada Kim Wan Thauto dan
dua saudaranya hingga Kim Wan Thauto tidak menaruh curiga
pula kepada Suyangtin Ngo Houw-
Penuturan itu sangat menarik sekali hatinya Bwee Hiang-
Pikirnya, "Thoat Beng Mo Siauw sangat jahat, banyak
meminta korban uiantia baik-baik- Kalau tidak buru-buru
dibasmi pasti akan menyusahkan pada kaum perempuan.
Sebaiknya aku berdamai dengan adik kecil, biar aku yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gantikan Leng Siong dan adik kecil yang antar aku ke sana.
Kita berdua akan basmi kawanan jahat itu...
Matanya Bwee Hiang mengawasi kepada adik kecilnya,
disambut oleh L o In dengan menyeringai ketawa. Bwee Hiang
sudah hendak membuka mulut menyatakan pikirannya, namun
sudah didahului oleh Kim Wan Thauto yang berkata,
"Kesulitan yang dihadapi oleh Teng-heng bukannya tidak bisa
diatasi, cuma entahlah orangnya yang kita bisa andalkan suka
atau tidak campur urusan ini."
Kie Giok Tong terkejut. Ia menanya, "Orangnya siapa yang
Taysu maksudkan ?"
Kim Wan Thauto tidak menjawab hanya ia ketauia ke
arahnya Lo in.
Sekarang Kie Giok Tong mengerti akan kata-kata Kim Wan
Thauto tadi. Orang yang diandalkan itu adalah si Bocah Sakti.
"Kalau anak In suka menolong Teng-heng, urusan akan
beres sudah." kata si Thauto. "Biarlah adik kecil dengan aku
kesana..." menyela Bwee Hiang.
"Nah, ini baru betul." kata Kim Wan Thauto. "flnak In tidak
bisa bekerja betul tanpa anak Hiang yang mendorongnya.
Hahaha.... bagus, bagus____"
Bwee Hiang dan Lo In saling pandang dengan pikiran
masing-masing.
"Taysu, kau mau atur bagaimana ?" tanya Kie Giok Tong
kepingin tahuTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku mau atur begini." jawab Kim Wan Thauto. "flnak Hiang
gantikan kedudukannya nona Leng Siong, sedang anak In
yang mengantarnya. Sampai di pek-kut-nia ketemu si Hantu
Ketawa, terserah pada pertimbangan dua anak itu. Aku rasa
dengan anak in dan Hiang kesana urusan Thoat Beng Mo
Siauui akan selesai sudah. Ia akan tinggal namanya saja. Aku
Percaya anak in dapat mengatasi kepandaiannya yang
dikatakan hebat."
Kie Giok Tong saling lihati diantara saudara-saudaranya.
Teng HaUui ragu-ragu untuk menerima tawaran itu. Ia
masih meragukan kepandaiannya Lo In yang masih anak-anak
dan Bwee Hiang satu gadis cantik yang tidak ada apa-apanya
yang ditakuti, ia khawatir dua anak itu akan menjadi korbannya
si Hantu Ketawa yang kejam. Kalau sampai kejadian demikian,
bagaimana ia dapat mempertanggungjawabkan kepada orang
tuannya dua anak itu ?
Sementara Teng Hauui dalam ragu-ragu, tiba-tiba Bwee
Hiang berkata, "Paman Teng, apa kau tidak keberatan ajak
aku menemui adik Leng Siong ?"
"Tentu, tentu, masa aku keberatan. Mari ikut aku nona
Hiang." kata Teng Hauw.
Bwee Hiang kedipkan mata kepada Lo In, seakan-akan
kode suruh si bocah menunggu padanya. Lo In hanya ketawa
nyengir melihat enci Hiangnya ikut Teng Hauw masuk ke
dalam, tapi lekas juga ia kaget sebab dengan perginya sang
enci ia jadi kesepian. Ia paling ogah kumpul-kumpul dengan
orang-orang tua.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang sementara itu sudah masuk dan menemui
nyonya Teng yang sedan berada di kamarnya sang puteri.
Leng Siong sendiri tenah menangis sambil memeluki bantal.
Teng Hauw memperkenalkan Bwee Hiang kepada istrinya
dan sebaliknya, kedua wanita itu saling merendah. Teng Hauw
keluar lagi menemui tamu-tamu yang lainnya.
"Anak Siong, kau jangan menangis saja. Lihat nih enci
Hiang datang menjenguk kau. Lekas bangun, malu ihh
menangis saja ada tamu !" kata sang ibu kepada puterinya.
Leng Siong kaget. Ia lempar bantal yang dipeluki menangis
tadi, lalu bangun dari pembaringannya menemui Bwee Hiang.
Nona Bwee Hiang lihat Leng Siong sangat cantik hanya
sayang kedua matanya pada bengul, rupanya saking
kebanyakan menagnis- Segera dua wanita itu berjabatan
tangan memperkenalkan diri, Bwee Hiang berkelakar, " Adik
Leng Siong, kau sangat cantik. Cuma kedua matamu itu pada
bengkak, jelek ihh !"
"Enci Hiang, kau bisa saja, orang jelek dikatakan cantik."
"Kalau gadis cantik macam adik Siong dikatakan jelek,
gadis yang bagaimana yang boleh dikatakan cantik 7"
"Gadis itu toh sudah ada disini....." sahut Leng Siong
ketawa mesem.
"Siapa 7" tanya Bwee Hiang kepingin tahu.
"Enci Hiang sendiri..-" sahut Leng Siong ketauia cekikikan,
lupa barusan ia menangis terus-terusan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Buiee Hiang tertegun sebentar. Pikirnya, anak ini pandai
benar membaliki duduknya urusan dan suka berkelakar-
Sungguh sayang kalau dijadikan mangsanya si Hantu Ketauia.
"Bagus, kau pandai memutar duduknya urusan." kata Buiee
Hiang ketauia-
Leng Siong ajak Buiee Hiang duduk bersama diatas kursi
panjang.
Ibunya Leng Siong masih duduk di tempatnya tadi- Ia
merasa suka kepada Bwee Hiang yang begitu bertemu
dengan anaknya sudah lantas seperti teman akrab saja.
"Adik Siong." kata Bwee Hiang. "Sebenarnya aku ingin
bertemu dengan kau, mau lihat keadaan kita berimbang atau
tidak. Sebab aku akan menggantikan kau menjadi korbannya
si Hantu Ketawa....."
"Enci Hiang !•" potong Leng Siong kaget.
"Apa kau bilang ? Kau mau menggantikan aku menjadi
mangsanya si Hantu Ketawa ? Oh, jangan, jangan- Aku tidak
mau orang berkorban untuk kepentinganku. Biarlah aku yang
tanggung sendiri......"
Legn Siong berkata sambil menangis sesenggukan.
Nyonya Teng sangat kasihan kepada anaknya yang telah
putus asa-
"Anak Siong, encimu bukan betul-betul menjadi korbannya
si Hantu Ketawa. Ia hanya menggantikan kau untuk ke sana
membasmi si orang jahat itu......" menghibur Nyonya Teng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Leng Siong terkejut. Rambutnya yang riap-riaP ia angkat
dan menatap wajahnya Bwee Hiang. "Enci." katanya. "Enci
mau kesana membasmi si Hantu Ketauia 7 Ah, tidak mungkin.
Kau secantik ini pergi ke sana sendirian, sama saja kau
mengantarkan jiwa."
"Hihihi...-" Bwee Hiang tertawa ngikik.
"Kenapa kau tertawa, enci Hiang ?" tanya Leng Siong
heran. "Aku mentertawakan kau, adik Siong." sahut Bwee
Hiang. "Kau tertawakan aku, kenapa ?" tanya si gadis.
"Aku kesana bukannya sendirian, ada adikku yang
kepandaiannya begini !" kata Bwee Hiang
sambil acungkan jempolnya.
"Adikmu 7 Apa kepandaiannya lebih atas dari si Hantu
Ketawa ?"
"Sudah tentu, adikku kepandaiannya susah diukur,
pendeknya kalau ia yang turun tangan, jangan hanya satu
Hantu Ketawa, biarpun ada sepuluh Hantu Ketauia pasti ia
akan tangkap semuanya. Hihihi
"Enci Hiang, kau jangan berkelakar untuk urusan kosong !"
kata Nona Teng. "Kenapa aku berkelakar dalam urusan
kosong, apa memangnya aku dapat keuntungan 7"
Leng Siong membenarkan jawaban Bwee Hiang. Ia merasa
barusan telah kesalahan omong dan khawatir menyinggung
hatinya sang teman baharu. Maka lantas berkata, "Enci Hiang,
kau jangan marah. Barusan akan kesalahan omong. Adikmu
itu tentu cakap romannya sebab kau sendiri begini cantik...."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang terpingkal-pingkal ketawa mendengar adik
kecilnya dikatakan cakap-"Enci, kenpa kau tertawa begitu
enaknya 7"
"Tidak apa-apa- Aku ketawa geli barusan kau mengatakan
adikku cakap."
Memangnya adikmu itu berwajah jelek ?"
Ah, tidak- Cukup menarik kalau kau nanti melihatnya."
Enci Hiang, apa dia ada disini ?"
Ada. Kau mau berkenalan dengannya ?"
Tentu. Sebab dia mau menolong diriku dari cengkeraman si
Hantu Ketawa." "Baiklah, nanti aku panggil dia masuk."
Bwee Hiang permisi pada nyonya Teng keluar sebentar
memanggil adik kecilnya.
Ketika Bwee Hiang sudah berlalu, buru-buru nyonya Teng
berkata, "Anak Si0ng, mereka segera akan datang. Mana
boleh pertemuan dilakukan di dalam kamar ini. Maka itu, lekas
dandan sedikit dan menyambutnya mereka di ruangan
tengah."
Sang ibu berkata sambil bangkit dari duduknya dan keluar.
Leng Siong pikir kata-kata ibunya tadi memang benar,
maka dengan terburu-buru ia
bersolek dan tukaran pakaian akan kemudian keluar
menanti di ruangan tengah bersama ibunya. Benar saja tidak
lama Bwee Hiang dan Lo in masuk diantar oleh pelayan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Leng Siong kaget melihat Lo In wajahnya hitam lega. Lebih
kaget lagi ketika ia diperkenalkan oleh Bwee Hiang, tiba-tiba
saja Lo in menubruk padanya sambil berkata, "Enci Eng Lian,
kau ada disini ? Hm, diam-diam kau mengumpat disini ya,
membuat adikmu mencari setengah mati. Hahaha.-.-"
Lo In memeluk Leng Siong dengan keras hingga si nona
meronta-ronta minta tolong pada ibunya dan Buiee Hiang.
Ibunya Leng Siong menjadi kesima melihat adegan itu,
sedang Bwee Hiang juga sangat heran dengan tiba-tiba saja
adik kecilnya merangkul Leng Siong dan mengatakan si nona
ada enci Eng Liannya.
Setelah hilang tertegunnya, Buiee Hiang cepat menarik
tangannya Lo In dan berkata, "Adik kecil, kau jangan membikin
maiu orang. Itu bukan enci Lianmu, dia ada puterinya paman
Teng. Hayo lepaskan pelukanmu !"
Lo in dengan perlahan-lahan melepaskan pelukannya, "Apa
benar kau bukan enci Lianku ?" kata Lo In seraya menatap
wajah Leng Siong yang kemerah-merahan jengah dipeluki
oleh laki-laki yang barusan saja dikenal.
"Aku bukannya enci l_ianmu..." sahut Leng Siong seraya
merapihkan pakaiannya yang kusut dan ambil tempat duduk
tidak jauh dari Bwee Hiang. Napasnya masih terengah-engah,
barusan mengerahkan tenaganya habis-habisan untuk
meloloskan diri dari pelukan Lo In, si bocah wajah hitam yang
kesalahan menerka orang.
Lo In masih ragu-ragu atas keterangan Leng Siong, maka ia
mengamat-amati lagi wajah si nona yang cantik jelita hingga si
nona menjadi kemalu-maluan diawasi terus-terusan oleh Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bwee Hiang di lain pihak merasa tidak enak hatinya atas
kelakuan Lo In tadi.
"Adik kecil." tegurnya. "Lain kali jangan suka sembrono.
Kau lihat dulu yang tegas, gadis yang dihadapi ada enci
Lianmu apa bukan. Jangan main rangkul saja..."
Bwee Hiang menegur sambil tertawa terkekeh-kekeh,
hatinya tiba-tiba jadi geli mengingat kesembronoan Lo in tadi
sehingga Leng Siong menjadi ketakutan setengah mati.
"Aku masih penasaran, enci Hiang- Coba kau tolong
periksa, apa diatas alisnya yang sebelah kiri ada tanda tai lalat
tidak ?" memohon Lo In pada Bwee Hiang.
Bwee Hiang menurut. Ia minta periksa alisnya Leng Siong
yang sebelah kiri tapi tidak ada kedapatan tai lalat yang
dimaksudkan Lo In-
"Adik kecil, benar-benar ia bukan enci Lianmu. Tanda tai
lalat dialisnya tidak ada."
Lo In manggutkan kepalanya. Dengan sopan ia bersoja
meminta maaf kepada Leng Siong, juga kepada ibunya yang
masih diam saja kesima.
Nyonya Teng lihat Lo In, meskipun sifatnya agak liar namun
kelihatannya ia ada anak yang polos dan jujup, maka
kelakuannya tadi terhadap Leng Siong bukannya tidak ada
sebabnya-Maka ia lalu minta keterangan sedikit pada Lo In
tentang Eng Lian.
Lo In menutupkan tentang pengawakan dan wajahnya Eng
Lian persis sama dengan Leng Siong, hanya itu tanda tai lalat
saja tidak ada pada Leng Siong. Ia sangat merindukan enci
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Liannya yang sudah lama berpisahan, makanya tadi tanpa
sengaja ia telah merangkul Leng Siong yang disangkanya ada
enci Liannya.
Nyonya Teng angguk-anggukkan kepalanya. Diam-diam
hatinya bergoncang mendengar penutupan Lo In. Ia ingat
sesuatu yang ia tidak bisa jelaskan di depan anak-anak muda
itu.
Setelah ia omong-omong sebentar, lantas meninggalkan 3
anak muda itu duduk kongkouw dengan asyiknya. Lo In sudah
melupakan kejadian barusan, sedang Leng Siong juga dapat
memahami kesalahan Lo In yang tidak disengaja. Ia malah
sekarang suka kepada si bocah nakal yang bisa berkelakar
dan mengitik urat ketauia.
Di lain pihak, Kim wan Thauto sudah merancangkan
maksudnya ialah Bwee Hiang duduk dalam tandu, di gotong
oleh dua orang diantaranya Lo in satu ikut menggotong- Bwee
Hiang akan diantar ke Pek-kut~nia dipersembahkan kepada
Thoat Beng Mo Siauw.
Lima Harimau semuanya sudah mufakat, hanya tinggal
tunggu waktunya saja tanal 16.
Pada keesokan harinya Bwee Hiang dan Lo In dibawa ke
Giok Lie Teng (Peseban Bidadari) oleh Leng Siong, dimana
mereka bercakap-cakap dengan gembira. Kemudian Leng
Siong ajak dua kawannya untuk melihat-lihat kebonnya yang
luas.
Dalam perjalanan Bwee Hiang menggodai Leng Siong,
katanya : "Adik Siong, tepat nama beseban ini dengan
orangnya yang suka datang menangin disitu-"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Enci maksudkan bagaimana ?" tanya Leng Siong.
"Nama beseban bidadari, tepat benar sebab kau sendiri
seperti bidadari, adik Siong !" jawab Bwee Hiang ketawa
ngikik.
"Enci Hiang, kau bisa saja-..." kata Leng Siong, tangannya
diulur mencubit.
"Aduh ! Kenapa aku mencubit aku, adik Siong. Kalau mau
mencubit, cubitlah tuh adik kecil !" kata Bwee Hiang seraya
monyongkan mulutnya ke arah Lo In.
Lo In ketawa menyeringai, "Mana enci Leng Siong berani
mencubit aku, dia takut dirangkul !" L o In berkelakar.
Leng Siong kemerah-merahan wajahnya, matanya menatap
Lo In dengan gergetan.
Terkejut hatinya Lo in melihat Leng Siong dalam sikap
gergetan itu, sebab Persis ia melihat Eng Lian kalau ia sedang
godai dan si nona penasaran menatap padanya dengan sorot
mata dan sikap seperti Leng Siong sekarang.
Segera juga mereka beradu Pandangan di luar tahunya
Bwee Hiang, keduanya terkejut dan pada melengoskan
pandangannya. Leng Siong menundukkan kepala sedang Lo
In pikirannya melayang-layang kepada enci Liannya.
Bwee Hiang yang memecahkan kesunyian, ia berkata,
"Mari kita duduk-duduk di bawah pohon itu yang teduh !"
Lo In mengiyakan, ia hanya mengikuti saja kemananya
kedua gadis jelita itu- Di lain saat mereka telah duduk-duduk
mengangin.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Selama kongkouw, matanya Lo in ketarik oleh banyak kera
yang pada lelompatan dari satu ke lain cabang. Pikirannya
melayang-layang ke lembah Tong-hong-gay dimana ia
berkawan
dengan kawanan kera dan si rajawali kapal terbangnya.
Lo In meninggalkan dua gadis yang sedang asyik
kongkouw itu dan menghampiri kawanan kera. Ia disambut
dengan har har dan wajah yang menakuti dari kawanan
monyet. Mereka seperti tidak senang didekati Lo In. Namun
setelah Lo in bicara dalam bahasanya, kawanan monyet itu
menjadi jinak dan berkumpul merubung si Bocah Sakti.
Lo In minta kawanan monyet itu tolong mencarikan buahbuahan
yang lezat untuk ia dan kawan-kawannya makan.
Kawanan monyet itu kegirangan dan berjanji akan mencarikan
buah-buahan yang dimaksudkan, setelah mana kawanan kera
itu telah bubaran lari serabutan ke beberapa jurusan dengan
masing-masing keluarkan suara cetcowetan yang ramai sekali.
Ketika Lo In putar tubuhnya hendak kembali, dibelakangnya
sudah ada Bwee Hiang dan Leng Siong sedang berdiri
mentertawakan kepadanya.
'Adik kecil, sungguh lucu sekali kau bicara barusan dengan
kawanan kera. Apakah mereka mengerti dengan bicaramu itu
7 Hihihi---- " tertawa Bwee Hiang.
Leng Siong ikut ketawa dan Lo In hanya ketawa nyengir.
"Kau katakan apa kepada mereka sehingga mereka pada
bubaran tumpang siur ?" tanya Bwee
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hiang kepada Lo In ketika melihat adik kecilnya hanya
ketauia nyengir saja.
"Aku suruh mereka mencarikan bebuahan yang lezat untuk
kita makan." sahut Lo In.
"Bagus." kata Bwee Hiang. "Encimu mau lihat, aPa benar
mereka nanti membawakan bebuahan yang dimaksud.
Rasanya kawanan kera itu hanya main-main saja dengan kau,
adik Kecil."
"Kau lihat saja nanti, enci Hiang." sahut Lo In.
Mereka kembali ke bawah pohon tadi, dimana mereka
meneruskan ngobrolnya-
"Adik Leng Siong, adik kecil ini katanya pandai meniup
seruling mengundang ular. Apa kau tidak ingin mendengarnya
7"
Leng Siong melirik pada Lo In dengan senyumnya yang
memikat-"APa benar, adik kecil ?" tanya Leng Siong.
"Bohong, enci Hiang hanya seenaknya saja berkata." sahut
Lo In-
"Adik kecil, kau jangan bohongi lagi enci Leng Siong."
bantah Bwee Hiang.
Lo In tidak menyahut, ia hanya ketawa nyengir.
"Adik kecil, sebagai tandanya persahabatan, apa salahnya
kau perdengarkan suara serulingmu untuk aku dengar."
berkata Leng Siong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hayo, jangan malas- Kalau nona rumah suruh, jangan
bandel !" menyela Bwee Hiang.
Lo In kewalahan didesak kedua gadis jelita itu. Maka ia
mencabut serulingnya dan ia mulai meniupnya dengan lagulagu
gembira. Kedua gadis itu pikirannya melayang-layang
mengikuti irama lagu gembira, tampak wajahnya berseri-seri.
Kapan irama lagu membiluk pada lagu yang tegang,
berubahlah wajah kedua gadis itu menjadi tegang dan serius
sekali. Yang paling hebat, kapan irama lagu seruling Lo In
sampai pada lagu yang sedih, dirasakan oleh kedua gadis itu
seperti hatinya disayat dan sangat sedih, maka berlinanglinanglah
air mata mereka.
Ingin mereka menyetop Lo In meniup serulingnya, namun
merek tidak berdaya karena terbawa oleh ayunan lagu sedih
mencengkeram hatinya. Sampai terisak-isak kedengaran
mereka menangis mendengar irama lagu sedih dari seruling si
bocah nakal.
Tiba-tiba suara seruling dihentikan, lenyaplah lagu sedih
itu- Tampak kedua gadis itu telah menyeka masing-masing
matanya yang penuh dengan air kesedihan.
"Sungguh hebat adik kecil kita !" memuji Buiee Hiang dikala
kegembiraannya telah balik kembali.
Leng Siong sementara itu telah mengawasi kepada Lo in
yang tidak menjawab pujiannya Bwee Hiang, malah
menundukkan kepalanya seperti yang menangis.
"Adik kecil, kau kenapa ?" tanya Leng Siong, melihat Lo In
diam saja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In pelan-pelan angkat kepalanya dan memandang Leng
Siong.
"Aku terkenang kepada enci Lian, entahlah sekarang dia
ada dimana." sahut si bocah seraya menyeka air matanya
yang berkaca-kaca-
Leng Siong tundukkan kepalanya tatkala matanya Lo In
mengawasi saja pada wajahnya yang mirip Eng Lian.
"Kau ada begitu Perhatikan enci Lianmu. Pasti ada satu
waktu Tuhan akan pertemukan kau
dengannya- Tak usah kau sedihkan- Enci Lianmu pasti
dalam selamat____" menghibur Leng
Siong yang merasa sangat kasihan kepada Lo in.
"Biasanya adik kecil tidak cengeng kalau ingat akan enci
Liannya. Entahlah sejak dia melihat wajah adik Leng Siong,
sebentar-sebentar keingatan saja dengan enci Liannya."
nyeletuk Bwee Hiang sambil ketawa.
Leng Siong semu-semu merah wajah mendengar
perkataan Bwee Hiang.
Bwee Hiang perhatikan perubahan Leng Siong yang rada
kikuk, maka ia alihkan pembicaraan, katanya, "Adik kecil, lagu
serulingmu hanya membuat orang sedih saja. Tidak ada
hasilnya apa-apa."
"Siapa bilang tidak ada hasilnya ?" sahut Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau kata, dengan lagu serulingmu akan dapat
mengundang kawanan ular. ' kata Bwee Hiang-Kalau itu apa
?" sahut Lo In sambil menunjuk ke depan.
Bwee Hiang dan Leng Siong memandang ke arah yang
diunjuk oleh Lo In. Tiba-tiba saja matanya kedua gadis itu
terbelalak ketakutan. Memang benar, tidak jauh dari mereka
ada berkumpul banyak ular kecil besar. Ada yang angkat
kepalanya dan menjulurkan lidanya, ada yang lugat legot
seperti yang berjoget, entah dari mana datangnya ular yang
jumlanya hitung ratusan-
Bukan saja kawanan ular itu hanya berkumpul di sebelah
depan, tapi tampak disekitarnya juga hingga Lo in dan dua
gadis itu terkurung di tengah-tengah.
"Habis, bagaimana ini ?" keluh Leng Siong yang ketakutan.
"Nah, biarkan enci Leng Siong dikawani kawanan ular. Aku
dan enci Hiang bisa keluar dari kepungan mereka !" Lo In
menakut-nakuti si gadis yang sedang ketakutan.
Bwee Hiagn ketauia ngikik.
"Enci Hiang, kau jangan ketawa saja." tegur Leng Hiong
rada keras suaranya, rupanya ia jengkel. "Carilah daya supaya
aku dapat keluar dari sini."
"Kau jangan takut, adik Leng Siong-" menghibur Bwee
Hiang- "Disini ada jago cilik kita, apanya yang ditakuti 7"
"Aku tidak berdaya menghadapi bagitu banyak ular.
Bagaimana enci Hiang kata demikian ?" kata Lo In seperti
yang putus asa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Leng Siong yang tidak tahu sampai dimana kepandaiannya
Lo in telah menangis.
"Adik kecil, kau mau suruh encimu dimakan ular ?" kata
Leng Siong sesenggukan menangis. "Biarlah, sebelum kau
dimakan ular akan kucakar dulu mukamu yang hitam legam
untuk melampiaskan penasaranku. Uh, uh, uh... "Leng Siong
menangis.
Leng Siong mendekati Lo In dengan maksud mencakar
mukanya si bocah. "Adik kecil, kau jangan godai enci Lianmu
!" tegur Bwee Hiang ketawa.
Bwee Hiang sengaja menyebut namanya Eng Lian agar si
bocah muka hitam hentikan menggodai Leng Siong yang
benar-benar ketakutan melihat ular yang jumlahnya ratusan
itu.
Benar saja Lo In terkejut. Ia ingat seketika itu pada enci
Liannya, dipandangnya wajah Leng Siong yang cantik sedang
menangis.
Seraya Pegangi tangan Leng Siong yang hendak mencakar
mukanya, L0 in berkata, "Enci Leng Siong, kau jangan takut.
flku ada disini, keselamatanmu aku jamin...."
Lo In mencekal tangan yang halus lunak itu seraya matanya
mengawasi Leng Siong hingga si nona kembali pelongoskan
mukanya dan menunduk kemalu-maluan. Pikirnya, "Anak
hitam ini sudah tergila-gila sama enci Liannya. Makanya selalu
mengawasi saja wajahku yang mirip enci Liannya. Lama-lama
apa dia tidak menyulitkan diriku ?"
Tengah ia berpikir demikian, tiba-tiba dibikin kaget oleh
suara ketawa gelak-gelak dari luar lingkaran ular. Entah dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mana datangnya sudah ada kira-kira dua belas orang yang
berdiri sambil tertawa ke arah mereka.
"Enci Hiang, itulah lawanmu. Lekas sambut ke sana !" Lo In
menganjurkan Bwee Hiang yang berdiri tertegun melihat ada
banyak orang laki-laki muncul dengan tiba-tiba.
Buiee Hiang paling gembira kalau disuruh bertempur. Maka
dengan tidak mengatakan apa-apa, ia enjot tubuhnya
mencelat melewati lingkaran ular dan tahu-tahu ia sudah ada
di depan dua belas laki-laki tadi. Dengan gagah ia menegur,
"Kalian siapa datang mengganggu kesenangan nonamu ?
Lekas kasih tahu, supaya nonamu jangan kesalahan tangan
membunuh orang yang tidak bernama !"
Seorang diantara dua belas orang itu rupanya menjadi
pemimpinnya telah maju ke depan dan berkata, "Nona manis,
aku Hek-liong Gouw Cin mendapat perintah untuk menangkap
kalian. Maka kau jangan bikin Perlawanan. Menyerah saja,
karena dengan membikin perlawanan kau bisa dapat susah
dikeroyok kami ramai-ramai."
Bwee Hiang tertawa cekikikan.
"Kalian bangsa gentong nasi mau bikin susah pada nonamu
? Hm ! Kalian jangan ngimpi ! Mari, aku mau lihat kau orang
macam aPa berani mengacau disini !"
Bwee Hiang seorang gadis cantik dan lemah gemulai, tidak
disangka-sangka oleh Hek-liong Gouw Cin, si Naga Hitam,
berani menentang kepada mereka. Dalam gusarnya ia
membentak,
"Budak liar, apa Bouui toaya tidak mampu tangkap kau ?"
Gouw Cin berkata seraya menyerang pada si n0na.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kepandaian Bwee Hiang sekarang sudah hebat. Ia bukan
Bwee Hiang di jaman SuCoan Sanrsat menyerbu ke rumahnya
Liu Ulangwee. Ia sekarang mendapat pelajaran tinggi dari guru
kecilnya (Lo In)• Maka tidak heran kalau hanya dengan gepaki
saja sedikit badannya serangan si Naga Hitam menemukan
sasaran kosong.
Si orang she Gouw heran. Kembali ia menyerang, sia-sia
saja. Malah entah bagaimana si nona bergerak tahu-tahu ia
sudah kena ditampar dua kali sehingga terputar. Bwee Hiang
ketawa ngikik melihat musuhnya terputar ditampar olehnya.
Sementara itu kawan-kawannya GoUw Cin tidak tinggal
diam. Dengan serentak mereka menyerbu dan mengurung
Buiee Hiang ditengah-tengah. Si nona tidak gentar, apalagi ia
tahu dibelakangnya ada guru ciliknya. Semangatnya menyala
dikeroyok banyak orang-
Ia gunakan ginkangnya untuk berkelit dari seranganserangan
orang jahat itu.
Di lain pihak, Leng Siong sangat mengagumi
kepandaiannya Buiee Hiang yang bisa melesat tubuhnya
melebati lingkaran ular dan kini si nona sudah bertempur.
Ketika pandangannya beralih kepada Lo In, si nona terkejut
melihat ada dua orang yang mendekati Lo In
hendak membokong. Ia menjerit, "Adik In, awas !"
Saking ngeri Leng Siong pejamkan matanya. Ia menduga
adik kecil itu remuk kepalanya digempur oleh dua orang jahat
yang berbadan tinggi besar.
Leng Siong mencelos hatinya mendengar suara jeritan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pelan-pelan ia membuka matanya, kiranya yang menjerit
tadi bukannya Lo In, hanya kedua lawannya yang telah hancur
kepalanya dibenturkan satu dengan lain oleh jago cilik kita.
Sebelum Leng Siong menjerit kasih tahu ada bahaya, Lo In
sudah tahu bahwa ada dua orang hendakmembokong dirinya.
Maka dengan menggunakan kegesitannya ia berhasil
mencekuk dua orang itu lalu diadukan kepalanya hingga
hancur berantakan.
"Adik kecil, kau tidak apa-apa ?" tanya Leng Siong cemas.
Lo In hanya ketawa nyengir, berbareng ia jumput sebuah
batu kecil. Begitu batu itu melesat ke atas, terdengar jeritan
orang dari atas pohon, menyusul badannya telah jatuh persis
di depan Leng Siong hingga si nona menjadi sangat kaget.
"Adik kecil !" serunya ketakutan.
Orang itu tidak berkutik karena kena ditotok oleh batu kecil
tadi. Namun di tangannya
ada memegang senjata rahasia yang dekat meledak.
Leng Siong barusan saja memanggil adik kecil, Lo in
dengan gesit telah menyambar si nona ditarik dalam
pelukannya. Leng Siong kaget dan meponta-ronta dapi
pelukan Lo In, ia mengira si anak kecil mau main gila
terhadapnya. "Adik kecil, kau jangan begini terhadapku. Aku
bukannya Eng Lian..." keluhnya-
Berbareng terdengar suara 'Dar \' keras sekali hingga tanah
dimana Leng Siong duduk tadi menjadi berlubang. Si nona
leietkan lidahnya nampak kejadian itu, ia menatap wajahnya
Lo In yang ketawa kepadanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik kecil, oh, kau sudah menyelamatkan encimu...." kata
Leng Siong seraya sesapkan kepalanya di dada Lo In yang
kecil.
Sekarang si nona baru tahu maksud baik dari Lo In. Maka
ia sangat berterima kasih dan tidak meronta lagi, malah ia
sesapkan kepalanya di dada si jago cilik dengan roman yang
manja.
"Enci Leng Siong, kau cantik seperti enci Lian..." bisik Lo In
ditelinga si gadis, sedang tangannya mengusap-usap
rambutnya kepalanya si nona yang hitam jengat.
"Apa iya, adik kecil... ?" sahut Leng Siong perlahan,
kepalanya mendongak menatap Lo In
yang mengagumi kecantikannya- Untuk pertama kalinya
tergetar hatinya Leng Siong beradu pandangannya dengan si
bocah muka hitam.
Leng Siong senang dalam dekapannya L0 In, ia ingin itu
berjalan iama-iamaan namun keadaan ada sangat gawat.
Buiee Hiang perlu mendapat bantuan meskipun sudah ada
beberapa kawan yang dirobohkan dengan totokan.
"Mari kita liihat enci Hiang !" kata Lo In seraya meraih Leng
Siong dan dengan sekali enjot saja tubuhnya melayang
bersama Leng Siong melewati batas lingkaran ular yang
sedang berkumpul- Dengan Leng Siong masih dalam
p0nd0ngannya, L0 in telah membantu Buiee Hiang
menendang mental dua orang baru yagn mau mengeroyok si
nona. Dua orang itu tubuhnya mental jatuh Persis diantara
kumpulan ular. Dengan enak saja mereka telah dilahap oleh
kawanan ular yang sedang lapar rupanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Enci Hiang, cukup ! seru Lo In-
Itulah ada seruan merupakan kode untuk Bwee Hiang
mengakhiri perkelahiannya.
Sementara Leng Siong barusan saja diturunkan oleh Lo In,
Bwee Hiang telah selesaikan Pertempurannya. Semua
musuhnya dirobohkan dengan totokan.
Hebat kepandaiannya si nona hingga Leng Siong melongo
dibuatnya.
Lo In telah menotok bebas Hek-liong Gouw Cin dan
menanya, ia dengan kawan-kawannya itu suruhan siapa telah
datang kesitu.
Belum si Naga Hitam menjawab, tampak Kim Ulan Thauto
dan Suyangtin Ngo Houui jalan mendatangi hingga
pemeriksaan Lo In serahkan pada si Thauto.
Si Naga Hitam membandel tidak mau mengaku siapa yang
suruh dirinya hingga Kim Wan Thauto kewalahan.
Pemeriksaan ketunda berhubung dengan datangnya
segerombolan kera yang pada membaca bebuahan. Kim Wan
Thauto dan Suyangtin Ngo Houui heran begitu banyak kera
dari mana datang. Lo In kasih mengerti pada mereka bahwa
kawanan kera itu hendak mempersembahkan barang
bawaannya yang diminta olehnya.
Kim Wan Thauto terbahak-bahak ketawa mendengar
perkataan Lo In.
Lo In membilang terima kasih pada kawanan kera dan
minta mereka bubar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ramai mereka cetcowetan lari serabutan mendapat
perintah dari Lo In.
"Toako, para paman, enci Hiang dan Leng Siong, mari kita
makan antaran mereka !" berkata Lo In seraya ia sendiri
menjumput sebuah dan dimakannya. Ternyata bebuahan
antaran kawanan kera itu sangat lezat rasanay, semua orang
pada memuji terutama Bwee Hiang dan
Leng Siong yang bergantian mengangkat jempolnya
memuji kepada Lo In yang bisa memerintah kawanan kera.
"Itu ada banyak ular dari mana datangnya, anak in ?" tanya
Kim Wan Thauto. "Adik kecil yang memanggil dengan
serulingnya." menyela Buiee Hiang ketawa.
"Sebaiknya mereka disuruh pulang lagi saja, anak in !" kata
Kim Wan Thaut0 yang melihat Leng Siong dan Suyangtin Ngo
Houw kelihatannya ketakutan-
Lo In menurut perintah. Ia keluarkan serulingnya dan
meniupnya sebuah lagu yang empuk kedengarannya tapi
berwibawa seakan-akan perintah- Selagi orang mengagumi
tiupan seruling si bocah, kawanan ular itu perlahan-lahan telah
menggelesar pada pergi dari situ.
Kim Wan Thauto dan Suyangtin Ngo Houw sangat
mengagumi kepandaiannya si bocah-Pemeriksaan dilanjutkan
kepada Hek-liong Goyw cin.
|_egn Siong minta permisi untuk pulang lebih dahulu karena
kepalanya pusing katanya barusan menyaksikan kejadiankejadian
yang mengagetkan dan baru pernah ia alami.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Wan Thauto dan lain-lain tidak keberatan si nona
berlalu. Malah Buiee Hiang berkata, "Sebaiknya memang kau
kembali lebih dahulu. Pemeriksaan disniakan makan waktu.
Ha^aP kau jangan keterusan kaget, nanti bisa bikin kau sakit."
Leng Siong bersenyum- Setelah melemparkan lirikan yang
berarti kepada Lo In, si nona telah meninggalkan mereka
pulang ke rumahnya.
Gouw Cin baharu mau mengaku setelah tidak tahan disiksa
oleh totokan yang menimbulkan seluruh badannya dirasakan
sakit seperti digigiti oleh ribuan semut.
"fliyoo... !" tiba-tiba Gouw Cin menjerit. Tubuhnya kontan
terkulai roboh sebelumnya ia memberi pengakuan siaPa yang
telah meberi pengakuan siapa yang telah menyuruh ia dan
kawan-kawan datang mengacau ke situ.
Kim Wan Thauto Periksa keadaan Gouw Cin, ternyata
Gouw Cin telah mati dihajar oleh senjata rahasia yang
membuat hangus dan bolong pada bagian bawah dari
teteknya yang sebelah kiri. Senjata rahasia apa itu demikian
lihainya ?
Tiba-tiba Kim Wan Thauto kaget dan menggumam, "Apa
senjatanya Tui Hun Lolo ?" Meskipun menggumamnya tidak
keras tapi terdengar oleh Kie Giok Tong dan kawan-kawan.
"Siapa ? Taysu tadi kata Tui Hun Lolo ?" tanya Kie Giok
Tong kaget.
Tui Hun Lolo ada satu wanita yang belum berapa tua
usianya, dibawah 50 tahun namun suka berpakaian neneknenek
dan senang dipanggil nenek (lolo). Sebenarnya ia
masih memiliki kecantikan yang dapat menggiurkan lelaki
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang rakus. Nama aslinya Siang Niang Niang tapi lebih dikenal
dengan nama Tui Hun Lolo atau si 'Nenek pengejar roh'.
Senjata rahasianya 'Siauw'sim'hwe'cian' atau 'Panah api
membakar hati' ada sangat lihai, apabila mengenakan
sasarannya sang korban tidak ketolongan jiwanya.
"Anak In, kemana dia anak In ?" tiba-tiba Kim Wan Thauto
ingat pada si bocah.
Ternyata Lo In sudah tidak ada diantara mereka, begitu
juga dengan Bwee Hiang.
Mereka menduga Lo In dan Bwee Hiang sama-sama
mengejar si penjahat yang melepas senjata rahasia tadi dan
merengut jiwanya Hek-liong Gouw Cin.
Khawatir di rumah ada timbul malapetaka, maka Kim Wan
Thauto ajak kawan-kawannya melihat. Tapi ternyata di rumah
tidak ada kejadian apa-apa. Nyonya Teng ditanyakan halnya
Lo In dan Bwee Hiang barangkali ada lihat, telah geleng
kepalanya dan ia hanya lihat anaknya pulang dan masuk
kamarnya karena kepalanya pusing.
Kapan Kim Wan Thauto ajak teman-temannya melihat pula
orang-orang jahat yang telah roboh
ditotok, untuk kekagetannya mereka tidak dapatkan mereka
ada ditempatnya tadi. Mereka semuanya sudah ditolong oleh
kawannya sebab sudah pada kabur tidak meninggalkan
bekas.
Kita melihat Lo In. Si jago kecil telah mengejar penjahat
diikuti oleh Bwee Hiang. Namun Bwee Hiang yang ginkangnya
kalah, jauh ketinggalan oleh adik kecilnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In tiba-tiba merandek kehilangan jejak penjahat yang
dikejarnya, ia menyesal tapi masih penasaran kalau ilmu
meringankan tubuhnya kalah oleh si penjahat. Oleh sebab
mana ia berputar-putar disitu mencarinya. Tiba-tiba ia
mendengar suara senjata beradu, seperti ada orang yang
sedagn bertempur- Ia lantas melakukan penyelidikan, kiranya
yang bertempur itu ada seorang laki-laki tinggi besar dengan
wajah menyeramkan melawan seorang wanita lemah gemulai
berpakaian tipis. Kaget Lo In kapan ia tegasi wanita itu
wajahnya persis Leng Siong. Apakah Leng Siong yang sedang
bertempur ? tanya hati kecilnya.
"Hantu Ketawa, kau hari in ketemu Kim coa Siancu. Berarti
lelakonmu yang jahat sudah tamat dan kau tak dapat ketawa
lagi. Hihihi----"
Terkejut hatinya Lo In sebab suara empuk itu ada suaranya
Eng Lian atau Leng Siong. Namun dari lagaknya yang nakal
berandalan Lo In menduga akan Eng Lian yang sedang
berhadapan dengan si Hanu Ketawa yang ia baru lihat
romannya.
"Siancu, kau sudah sampai di Pek-kut-nia. Untuk apa kita
bertarung, lebih baik kau ikut aku untuk bersenangsenang......"
kata si Hantu Ketawa, tertawa gelak-gelak.
"Kurang ajar, kau berani omong kotor di depan nonamu ?"
bentak si wanita yang ternyata ada Kim Coa Siancu, si Dewi
Ular Emas yang ditakuti dikalangan Kangouw.
Si Hantu Ketawa haha hehe dan perhatiannya dibikin kabur
oleh pakaian si Dewi Ular yang serba tipis menggiurkan.
Lantaran mana ia jadi alpa dan kena dipencundangi, Ia kena
ditotok jalan darahnya hingga tidak bisa berkutik.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Coa Siancu tertawa cekikikan melihat lawannya
dikalahkan.
"Enci Eng Lian, akhirnya aku kutemukan juga kau di
sini......" tiba-tiba Kim coa Siancu
kaget dalam ketawa cekikikannya mendengar orang
berkata kepadanya. Ketika ia berpaling ternyata orang yang
berkata-kata tadi ada seorang bocah bermuka hitam-
Kim Coa Siancu geli melihat wajah Lo in yang hitam seperti
pantat kuali.
"Hei, anak hitam. Kau mau apa datang kemari ?" tegurnya.
"Masa kau tidak kenali sama adik In-mu ?" balas menanya
Lo In.
"Siapa itu adik in, aku tidak kenal ! Kenapa kau panggil aku
enci Eng Lian» apa kau tidak keliru lihat orang ? Hm, anak
hitam... lekas kau menyingkir kesana sebelum Siancu marah
lantaran kau mau campur-campur urusannya."
Lo in bukannya takut malah mengulurkan tangannya
hendak mencekal tangan yang halus macam kapas itu- Kim
Coa Siancu berkelit dan membentak, "Bocah hitam, kau mau
mampus berani kurang ajar kepada Siancu ?"
"Siancu tinggal Siancu. Tapi di depanku kau adalah enci
Lian-ku." jawab Lo In.
Kim c°a Siancu heran. "Adik kecil." katanya. "Aku bukan
enci Lian_mu, aku adalah Kim Coa Siancu dari Ang H0a pay di
Coa-kok !"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Coa Siancu harap si bocah ketakutan mendengar
disebut nama Ang Hoa Pay dan C0a-kok (lembah ular) yang
seram itu, tapi untuk keheranannya si bocah malah haha hihi
mendekati kepadanya dan berkata :
"Enci Lian, kau jangan bikin adikmu penasaran. Lama aku
mencarinya, sekarang sudah ketemu kau memungkiri
namamu Eng Lian."
"Adik kecil, memang aku bukannya Eng Lian \"
menegaskan Kim Coa Siancu.
Lo In jengkel maka tiba-tiba saja ia merangkul hingga Kim
Coa Siancu menjadi kelabakan. Siancu menggunakan
kepandaiannya yang tinggi meloloskan diri dari rangkulan si
bocah. Dalam gusar Siancu menyerang Lo In dengan hebat.
Tapi Lo in tidak membalas, ia hanya gunakan ginkangnya
yang ampuh untuk bikin Siancu lelah.
Watakanya yang nakal timbul, Kim Coa Siancu ditouiel
telinganya dan dicolek pipinya oleh Lo In hingga Siancu
menjerit-jerit mapan.
"Enci Lian." kata Lo In. "Selama kau belum mau mengaku
ada enci Lian-ku, akan kubikin kau marah tidak bisa dan
menangis juga tidak bisa...."
(Bersambung)
Jilid 09
Baru saja ia akan meneruskan kata-katanya, tiba-tiba ia
ingat sesuatu. Tetapi belum selesai ingatannya, tiba-tiba ia
melihat ada dua sinar keemas-emasan melesat dari lengan
bajunya si cantik. Untung ia sempat mengebas dengan tangan
bajunya. Sinar emas itu jatuh di tanah dan ia lihat ternyata
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
adalah dua ekor ular kecil yang warnanya kekuning-kuningan.
Itulah Kim Coa (ular Emas), senjata ampuh dari Kim Coa
Siancu.
Melihat senjata ampuhnya dapat dipunahkan, Kim Coa
siancu tidak punya pilihan dari pada lari menyingkir dari si
Bocah Sakti.
Ginkangnya hebat, akan tetapi ia kecele sebab tiba-tiba ia
rasakan- ada angin dingin lewat disampingnya, tahu-tahu Lo In
sudah menghadang di depannya.
"Kau mau main gila barusan ?" tegur Lo In dengan marah.
Barusan ketika ia teringat sesuatu sehingga bicaranya
terputus karena ia ingat bahwa kata-katanya Kim Coa Siancu
rada janggal. Tidak pernah Eng Lian memanggilnya 'adik
kecil', tetapi biasanya 'adik In'. Pikirnya mungkin wanita di
depannya ini bukan enci Liannya. Ia waspada, maka ketika
sepasang ular emasnya Kim Coa Siancu melesat dari lengan
baju Siancu, Lo In sudah siap dan mengebaskan tangan
bajunya hingga tidak sampai digigit oleh ular jahat itu.
Seperti diketahui, ular emasnya Kim Coa Siancu (Eng Lian)
sangat berbisa apabila memagut ular. Dalam tempo setengah
jam tubuh si korban akan lumer dan menjadi air, lenyap tanpa
bekas, syukur juga jago cilik kita dapat menyelamatkan
dirinya, berkat kelihaiannya menghadapi sesuatu bahaya.
"Bocah hitam Kau terlalu menghinaku " menjerit Kim Coa
siancu, saking gemas ia pada Lo In yang merintangi
kemerdekaannya.
"siapa yang menghinamu ?" tanya Lo In heran.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tadi kau menowel telingaku, kemudian mencolek pipiku,
bukankah itu suatu hinaan? Hm Bocah, kau sekarang menang
" si Dewi ular emas berkata sengit.
"Hahaha " Lo In tertawa terbahak-bahak.
"Bocah hitam gila, kau tertawakan apa ?" bentak Kim Coa
siancu.
"Perbuatan saja seperti yang kau katakan adalah wajar
diantara aku dan enci Lianku. Karena enci Eng Lian adalah
teman mainku. Tapi kalau kau bukan enci Lianku, baiklah aku
minta maaf sekarang "
si bocah menjura lalu memutar tubuh untuk meninggalkan
tempat itu. Tapi belum berapa tindak ia pergi, tiba-tiba ia
mendengar bentakan Kim Coa siancu:
"TUnggu "
Lo In merandek,
"Kau mau apa la.....gi....?" terputus kata-kata Lo In karena
berbareng tubuhnya berbalik, ia mendak untuk mengelakkan
sinar berkeredep dari tangannya Kim Coa siancu yang menuju
ke arah jidatnya, Itulah Bu im in coa (Cap ular tanpa suara),
senjata rahasia yang paling ditakuti dikalangan Bulim.
Gesit luar biasa jago cilik kita, setelah mendak lalu enjot
tubuhnya melesat ke depan si Dewi ular emas. Baru saja ia
hendak memaki Kim Coa siancu, si Dewi ular emas
membentak sambil kebutkan setangan mungilnya,
"Anak kecil, tidurlah "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lo In berbareng merasa kepalanya pusing, matanya
berkunang-kunang setelah menghirup bau harum dari
setangan Kim Coa siancu yang barusan dikebaskan.
Di lain saat tampak Lo In telah roboh terlentang di tanah,
tidak ingat lagi akan keadaan disekitarnya-
"Hihihi—" tertawa Kim Coa siancu.
"Akhirnya kau dapat roboh juga, bocah hitam " ia berkatakata
sendirian. Lalu ia keluarkan satu kotak kecil dari lengan
bajunya, berjongkok dan kotak itu ia taruh di tanah- sebentar
kemudian tampak dua sinar emas melompat masuk dalam
kotak kecil itu.
Kiranya yang lompat masuk tadi adalah sepasang ular
emas Kim Coa siancu yang tadi kena dikebas jatuh di tanah
oleh Lo In.
Kotak kecil itu adalah tempatnya Kim-coa (ular emas).
Apabila ditaruh ditanah, tutupnya dibuka, dari dalam kotak
akan mengeluarkan bau harum yang menarik selera ular emas
itu untuk masuk ke dalamnya. Maka, bila Kim Coa siancu
kehilangan ular emasnya, ia taruh saja kotaknya ditanah,
lantas sepasang ular itu akan masuk kembali ke kotak itu. Bau
harum dari dalam kotak itu seakan-akan besi berani yang
dapat menyedot ular sebagai besinya.
setelah ular kesayangannya sudah masuk lagi ke dalam
kotak- la simpan pula dibalik lengan bajunya. Lalu ia bangkit
dari jongkoknya dan akan meninggalkan tempat itu, tetapi tibatiba
ia ingat dengan si Hantu Ketawa yang telah tidak berkutik
lagi.
" Hantu Ketawa." kata Kim coa siancu, cekikikan ketawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sekarang kau sudah tidak bisa ketawa, bukan?
Kedosaanmu sudah melewati batas. Maka daripada kau nanti
mengganas lagi, lebih baik aku kirim kau ke akherat saja "
setelah berkata demikian, si Dewi ular emas angkat
lengannya dan tiba-tiba melesat dua sinar emas menyambar
tubuhnnya si Hantu Ketawa yang tentu tak dapat menangkis
karena dalam keadaan tidak berdaya, sepasang ular itu telah
menggigitnya hingga tubuh si Hantu Ketawa tampak
bergemetaran. Kim Coa siancu lalu mendekat kotak kecilnya
pada Kim-coa dan hanya sekejap saja ular emas itu sudah
menyambar masuk lagi dalam rumahnya (kotak). Kemudian
kota itu disimpan pula dalam lengan bajunya.
"Wanita kejam " tiba-tiba Kim Coa siancu mendengar
bentakan seseorang tidak jauh
Ketika ia menoleh, kiranya ia sudah dikurung oleh
musuhnya yang tidak kurang dari 20 orang. Entah siapa
diantaranya yang membentaknya tadi-
Mereka itu perawakannya tidak sama, ada yang kurus,
gemuk, pendek dan lain-lain hingga lucu kelihatannya- Tapi
rata-rata mukanya bengis-bengis, semuanya mengenakan
pakaian serba hitam.
"siapa yang memaki aku tadi ?" tanya Kim Coa siancu, tidak
senang dia.
"Wanita jahat, kau sudah mencelakakan pemimpin kami "
teriak satu diantaranya, yang bukan lain adalah yang memaki
Kim Coa siancu tadi- Perawakannya tinggi besar.
"oo, kau-—" berbareng lengan baju si Dewi ular emas
mengebas ke arah orang tadi, yang ketika itu baru akan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertindak ke depan. Tidak ampun lagi, ia sudah terdorong
mundur oleh anginnya lengan baju. Malah ia merasa sesak
dadanya dan jatuh terduduk dengan mata mendelik-
"Siapa lagi, h ayo maju " tantangan Kim Coa siancu.
Melihat pemimpinnya dalam segebrakan saja sudah
dirobohkan, maka yang lain-lainnya yang mengurung si Dewi
ular emas kelihatannya jeri juga.
Tapi mereka berpikir bahwa wanita di depannya ini
hanyalah wanita lemah gemulai dan sendirian lagi. Mana
mungkin dia dapat melawan mereka yang jumlahnya begitu
banyak-Lantaran berpikir demikian, maka mereka ramai-ramai
menyerbu ke arah Kim Coa siancu tapi sambil tertawa hihihihi
si Dewi ular emas telah permainkan mereka. Tampak
tubuhnya yang menggiurkan berputaran dikepung oleh banyak
orang.
Melihat tubuh yang ceking langsing dan menggiurkan
dibalik pakaiannya yang sangat tipis, orang banyak itu yang
sebagian besar adalah penjahat-penjahat yang doyan
pelesiran sudah tentu mengeroyok tidak sungguh-sungguh-
Mereka lebih mementingkan melihat gerakan tubuh yang
menggiurkan itu sebagai tontonannya daripada buru-buru
menangkapnya-
"Kawanan gentong nasi " tiba-tiba terdengar teriakan
seseorang diantara rombongan-rombongan yang baru datang.
"Kalian bukan bekerja tapi menonton sampai kapan
perempuan maling ini dapat dibekuk ? Hayo, kita maju "
Kiranya pendatang baru itu semuanya bergegaman senjata
tajam yang dikepalai oleh seorang yang bermuka hijau, yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
barusan membentak kawan-kawannya sebagai gentong nasi.
Terdengar ia menyerukan kepada mereka yang mengepung
dengan tangan kosong,
"mundur semua ambil senjata Kepung wanita liar ini jangan
kasih lo......"
Kata-katanya si muka hijau terputus sebab dia tiba-tiba
terkulai roboh- yang disusul juga oleh beberapa orang yang
juga roboh terkulai dengan tidak sempat mengeluarkan
teriakan lagi. Teman-temannya ketakutan, lantas pada
mundur. Mereka tampak lebih penting menolong kawan
daripada datang mengeroyok si nona yang ganas
mengayunkan senjata rahasia tanpa suara.
sementara itu yang lain, yang masih bengong bertambah
kaget melihat kawan-kawan yang memberikan pertolongan
pada yang mati pada bergelimpangan roboh saling susul,
Itulah bukti keganasannya senjata rahasia Bu im in coa1, ialah
Cap ular Tanpa suara yang dapat merembet korban lebih
banyak- Dan bahkan semua manusia bila memegang tubuh
korbannya.
Kim Coa siancu yang sedang tertawa cekikikan melihat
banyak korban berjatuhan akibat senjata rahasianya, tiba-tiba
dibikin kaget oleh benda yang memercikan api yang
melewatinya kira-kira lima cun (dim) dari dadanya yang putih
halus.
"Hehehe" suara ketawa dari seorang perempuan terdengar
menyusul. Belum Kim Coan siancu hilang kagetnya,
dihadapannya sudah berdiri seorang nenek tua. Terkejut si
Dewi ular emas.
"Tui Hun Lolo..." ia menggumam.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau kenali juga aku, gadis cilik" kata si nenek tua yang
tiada lain adalah Tui Hun Lolo. Kemudian ia menghadap ke
arah Lo In yang sedang tengkurap, ia menggapai sambil
berkata,
"Anak hitam, kau kemari "
Entah bagaimana Lo In bergerak, sekali mencelat dari
tengkurapnya tahu-tahu sudah ada di depan Kim Coa siancu
dan Tui Hun Lolo.
"Heheh, kau punya kepandaian juga, h e " tertawa Tui Hun
Lolo.
si Dewi ular Emas sangat kaget, Ia mengawasi si bocah
hitam dengan mata mendelong penuh tanda tanya, Ia tidak
mengira si bocah dapat tahan dengan kebasan setangan
ajaibnya, yang biasanya paling sedikit orang harus pingsan
setengah jam kalau kena dikebas oleh setangan ajaibnya. Kini
si bocah muka hitam dalam tempo sebentaran saja sudah bisa
bangun lagi, betul-betul menakjubkan kepandaiannya.
Kim Coa siancu belum habis mengerti dengan ilmu apa si
bocah dapat memusnahkan pengaruh setangan ajaibnya, tibatiba
ia mendengar Tui Hun Lolo berkata lagi kepada Lo In,
"Kau tadi yang merintangi jarum mautku ?"
Lo In ketawa nyengir, Ia tidak menjawab, hanya anggukkan
kepalanya.
"Dengan senjata rahasia apa kau dapat memusnahkan
serangan jarumku ?"
"Hanya dengan batu kerikil saja."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bohong, mana bisa kau memusnahkan senjata jarumku
yang lihai dengan hanya memakai sebuah batu kecil saja "
Kembali si bocah ketawa haha hihi,
"Itu terserah pada nenek " sahutnya.
Kalau Tui Hun Lolo merasa sangat gemas pada bocah di
depannya ini, sebaliknya Kim Coa siancu sangat bersyukur
kepada Lo In. Bahwa tadi, percikan bunga api lima cun di
depan dadanya itu adalah jarum mautnya si nenek yang kena
dibentur batu kecil Lo In. Dengan mana berarti si bocah muka
hitam telah menyelamatkan dirinya (Kim Coa siancu). Kini Kim
Coa siancu memandang Lo In dengan perasaan penuh terima
kasih.
"siancu " bentak Tui Hun Lolo.
"Keluarkan obat pemunahmu untuk menolong si Hantu
Ketawa. Lekas, lambat sedikit jiwanya bakal melayang "
Kim Coa siancu bersenyum sinis. Katanya,
"Buat apa orang jahat ditolong, lebih lekas mati tentu ada
lebih baik, untuk di alam baka dia mempertanggungkan dosadosanya.-
Dia sangat
jahat, siapa pun tidak mau menolong si Hantu Ketawa...."
"Kau berani membangkang perintah si nenek ?" memotong
Tui Hun Lolo.
"Kenapa aku tidak berani ?" sahut Kim Coa siancu, lantang
suaranya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kematian sudah di depan mata, masih berani main gila
sama Tui Hun Lolo ?"
"Belum tentu, nenek tua Mungkin kau yang menghadapi
kematian"
Bukan main marah Tui Hun kena diejek oleh gadis semuda
Kim Coa siancu.
Lawan-lawan tuanya tidak berani seperti si Dewi ular emas,
menantang dengan tidak berkedip mata sedikitpun. Kalau
tidak ada isinya, pikir Tui Hun Lolo, tentu si Dewi Ular Emas
tidak bakal begitu berani menantang, Ia harus waspada
menghadapinya.
Apalagi ia melihat mayat bergelimpangan, korban dari
keganasan si Dewi ular Esmas, gadis cilik itu bukan lawan
empuk juga disampingnya kelihatan ada si bocah berwajah
hitam yang kepandaiannya entah berapa tingginya.
Tapi bagi hantu wanita yang pernah malang melintang tidak
takut langit dan bumi, mana mau ia mengalah kepada dua
bocah yang bau pupur dikepalanya aja masih belum hilang
"Siancu, kau membantah keinginanku. Marilah kita
menetapkan siapa yang unggul" tantangnya seraya lompat ke
tempat yang lebar.
senjata pentunganny a yang berupa tongkat sudah ia
siapkan. Akan tetapi ketika melihat Kim Coa siancu tidak
membawa apa-apa, sambil melemparkan pentungannya ke
samping, ia berkata,
"Baik, marilah kita main-main dengan tangan kosong " si
Dewi ular Emas ketawa ngikik. Katanya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
" Nenek tua, kau mau berkelahi ?"
Tuii Hun Lolo melengak ditanya demikian.
"Meskpun sudah nenek-nenek, belum tentu kau yang muda
dapat menjatuhkannya " ucapnya jumawa.
Tidak biasanya Tui Hun Lolo bicara dengan tenang dan
agak ramah, tetapi karena ia masih tetap kuatir akan
kepandaian lawan. Dia begitu muda, paling-paling masih
berumur 17-tahun, bagaimana dia bisa jadi siancu kalau tidak
punya kepandaian yang diandalkan? Apalagi ia mendengar
orang cerita, munculnya Kim Coa siancu telah
mengguncangkan rimba persilatan, maka ia tidak berani
sembarangan bertindak terhadap lawan yang muda belia ini.
" Kalau begitu, baiklah, aku majukan adikku dulu." sahut
Kim Coa siancu ketawa.
si nenek melengak. sedang Lo In juga bingung si Dewi ular
Emas berkata demikian. Apa maksudnya Kim Coa siancu itu ?
Belum sempat Lo In menanya, ia sudah mendengar Kim Coa
siancu berkata kepadanya,
"Adik kecil, kau talangi encimu main-main dengan ini nenek
yang tersohor tukang mengejar roh, kau berani ?"
Kim Coa siancu berkata sambil bersenyum ke arahnya.
hingga Lo In kaget sebab senyuman memikat dari si Dewi ular
emas adalah persis senyuman enci Liannya.
Tanpa disadari si bocah nyeletuk,
"Untuk enci Lian, menghadapi siapa juga aku berani"
si Dewi ular emas melengak heran.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kembali dia memanggil aku enci Lian, apa memang aku ini
ada enci Liannya ? siapa sebenarnya aku ini ?" Kim Coa
siancu menanya pada dirinya sendiri
Pikirnya, biarlah ia menyaru seperti eng Lian sehingga si
bocah mau diadukan dengan si nenek jahat, Ia percaya -100
persen Lo In pasti akan menang.
"Adik kecil, hayo lawan. Kau mesti menang. Kalau kalah
nanti enci Lianmu marah-Hajar dia biar terkuing-kuing "
berkata Kim Coa siancu, cekikikan ia ketawa. Tui Hun Lolo
melotot matanya, hatinya panas bagaikan dibakar.
"Jangan menghina, gadis liar" bentaknya marah-
"Meskipun kalian berdua mengerubuti, aku si nenek tua
tidak akan takut"
"Aduh sombongnya " si Dewi ular emas menggodai-
"satu lawan satu masih belum tentu, mau dilawan dua lagi-
Hihihi—-" berrbareng ia berkelit dari serangan Tui Hun Lolo
yang sudah tak dapat mengendalikan panas hatinya, sambil
berkelit, Kim Coa siancu lari ke belakang Lo In.
"Adik kecil, hayo maju Apa kau tunggu encimu marah ?"
kata si Dewi ular emas.
Lo In jadi kebingungan. Persis benar, ketawa, senyuman
dan suaranya seperti Eng Lian. Akan tetapi kenapa kalau Eng
Lian memanggil ia 'adik kecil' ? Belum pernah ia, ia selalu
dengar dipanggil "adik In" oleh enci Liannya dengan mesra.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi melihat Kim Coa siancu benar-benar tidak mau
berkelahi, sepertijuga menganggap enteng dirinya, Lo In jadi
kewalahan, Ia berkata,
" N enek tua, mari aku yang layani. Enciku baru turun, kalau
aku sudah dikalahkan "
Tui Hun Lolo yang sedang gemas pada Kim Coa siancu, ia
hentikan ubernya pada si Dewi Ular emas. Ia menatap si
bocah wajah hitam.
"oo, kau jadi tukang pukulnya ? Baik, marilah maju, sini"
menantang Tui Hun Lolo.
Lo In tidak gentar dengan tantangan si nenek, ia maju
mendekati Tui Hun Lolo.
"Bagus, bagus. Ini baru betul-betul adikku yang manis "
kata Kim Coa siancu seraya bertepuk tangan macam anak
kecil.
Kembali Lo In merasa heran dengan kelakuannya si Dewi
ular emas sebab kata-kata yang keluar dari bibirnya Kim Coa
siancu persis seperti perkataan enci Eng Liannya yang ia
sangat ingin menjumpainya. Tapi, Kim Coa siancu ini apakah
encinya atau bukan, urusan belakangan, sekarang ia harus
melayani si nenek yang ia duga kepandaiannya tidak rendah,
sebab julukannya saja si 'Nenek pengejar roh'-
Kedengarannya sudah seram
"silahkan menyerang " Lo In mengundang pada Tui Hun
Lolo.
"Awas " seru Tui Hun Lolo, tubuhnya berkelebat dan
menyerang dengan tipu pukulan 'ok miao pok cie' (Kucing
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
galak menubruk tikus) - serangan dilakukan dengan
sekonyong-konyong sebelum lawan mengambil posisi, si
nenek pikir dengan menggunakan jurus "ok miao pok cie' si
anak kecil tentu tida ada jalan untuk lari. Ia kira Lo In adalah
tikus jinak dan ia sendiri adalah kucing galaknya. Tidak
tahunya, si bocah wajah hitam belum kena disergap, siangsiang
sudah lenyap dari hadapannya.
Entah bagaimana si bocah bergerak tapi yang terang, mata
Tui Hun Lolo yang sangat lihai mendadak seperti lamur
menghadapi Lo In. Cepat ia putar tubuh, segera ia melihat Lo
In dengan tersenyum-senyum ke arahnya.
Panas hati Tui Hun Lolo, kembali ia menerjang tetapi
kembali ia kehilangan Lo In. Pikirnya, bocah ini tidak boleh di
kasih hati. Maka ia keluarkan Tui-hun-ciang-hoat1 (Ilmu
pukulan mengejar roh) ciptaannya sendiri yang meliputi 50
jurus yang hebat-hebat.
Tui-hun-ciang-hoat1 ini memang lihai, spesial diciptakan
oleh Tui Hun Lolo untuk berkelahi jarak jauh dengan
menggunakan sambaran-sambaran anginpukulan yang
disertai Iwekang.
Dengan menggunakan 'Tui-hun-ciang-hoat', maka
serangan-serangan si nenek juga berubah sangat dahsyat.
Angin pukulannya membuat debu-debu dan pasir
beterbangan. Malah ada pohon-pohon yang tumbuh di
dekatnya pada tumbang, tidak tahan dengan anginpukulan Tui
Hun Lolo yang sedang unjuk kesaktiannya.
Belum pernah Tui Hun Lolo gagal dengan Ilmu Pukulan
Mengejar Roh ciptaannya sendiri itu. Akan tetapi menghadapi
si bocah wajah hitam, ia kewalahan sendiri. Tui Hun Lolo
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hanya menggempur tapi yang digempur saban-saban lolos
dari gempurannya yang maha dahsyat. Tak dapat
dibayangkan kalau Lo In kena digempur oleh tenaga sakti Tui
Hun Lolo, entah kemana tubuhnya akan terbang melayang.
Lo In tidak mau kurang ajar terhadap orang tua yang
sepantasnya menjadi neneknya, Ia tidak mau membalas
serangan si nenek, Ia hanya lawan dengan kegesitan
tubuhnya, bagaikan kilat cepatnya.
"Anak kurang ajar Kau berani permainkan nenekmu Hmm "
menggerang Tai Hun Lolo, berbareng ia perhebat seranganserangannya.
Kim Coa siancu yang menonton dari jauh karena kalau
dekat-dekat takut kesambar angin pukulan Tui Hun Lolo,
tampak melelerkan lidahnya, Ia merasa kuatir kalau-kalaus si
bocah nanti salah tindak sehingga menjadi mangsa dari
tenaga sakti si nenek.
Tapi, melihat kelincahan Lo In yang dengan tenang
mempermainkan si nenek, ia jadi tersenyum manis. Puas
hatinya karena kalau ia yang melayani si nenek, mungkin
siang-siang sudah dibikin terbang tubuhnya entah kemana
perginya. Melihat Tui Hun Lolo sudah mulai gelisah karena
saban pukulannya tidak mengenakan sasarannya, Lo In mulai
keluarkan jurus jurus dari Bu eng sin kang yang membikin si
nenek kebingungan.
Mula-mula Lo In gunakan jurus Thian lie pian in (Bidadari
menari di dalam awan), lincah dan gesit gerakannya, yang
membikin Tui Hun Lolo gelabakan. Ia nampak seperti ada
enam Lo In. yang mana diantaranya Lo In, ia sendiri tidak
tahu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
oleh karenanya, maka gempurannya jadi serabutan saja,
bukan main dahsyatnya. Tapi hasilnya ? Nfhil Lo In lalu
merubah jurusnya dengan 'Hui hong soan tah', ialah 'Angin
puyuh mengitari pagoda', gerakan ini justru lebih
mencemaskan si nenek yang sudah keriputan. Ia melihat
seperti ada enam Lo In yang mengitari dirinya, berputaran
perlahan, makin lama makin cepat sehingga mata si nenek
berkunang-kunang dan tanpa disadarinya tubuhnya juga ikutikut
berputar, makin lama makin cepat laksana gasing terlepas
dari talinya.
Kim Coa siancu sampai termangu-mangu menyaksikan
adegan yang hebat itu.
Bocah hitam ini sangat hebat kepandaiannya- Pikirnya,
alangkah baiknya kalau dia bisa ditarik menjadi kawan dalam
Ang Hoa Pay- Kepandaiannya yang menakjubkan, apakah ada
dipunyai oleh sucouwnya Lam Hay Mo Lie ? Ia bertanya-tanya
dalam hati sendiri-sementara Kim Coa siancu tengah
melamun, adalah pertempuran sudah berhenti-
Lo In tampak ketawa menyeringai kepada Tui Hun Lolo
yang pada saat itu tengah mendeprok di tanah, tengkurep
seperti anak kecil disusul dengan muntah-muntah-
"Hei, si nenek itu menangis " Kim Coa siancu keheranheranan
dalam hatinyasetelah
merasakan pusingnya hilangan, Tui Hun Lolo tidak
lantas bangkit dari deprokannya.- Hanya ia berkata,
"Bocah hitam, kau durhaka mempermainkan satu nenek
tua, diajak berputaran sampai pusing dan muntah-muntah."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"sebenarnya aku tidak mau bikin Popo seperti ini." kata Lo
In.
"Tapi kenapa kau bikin aku seperti ini ?"
Lo In menyeringai,
"Lantaran Popo (nenek) tadi menyerang begitu ganas. Aku
tidak punya lain pilihan selain bikin Popo jatuh duduk dan
muntah-muntah sebagai gantinya serangan balasanku
Hahaha "
Dasar anak kecil tidak punya pikiran, bukannya menolong si
nenek yang tengkurep mendeprok di tanah, ini malah ketawa
terbahak-bahak. Lucunya Lo In malah ngajakin berkelahi lagi,
katanya,
"Popo, bagaimana, masih mau diteruskan ?"
Tui Hun Lolo deliki matanya.
"ya, kali ini kau menang, bocah hitam " sahutnya kemudian,
tekanan suaranya tidak enak didengar.
"Jadi, bagaimana ?" tanya Lo In, tidak mengerti ia akan
kata-kata Tui Hun Lolo.
"Aku menyerah kalah, buat apa bertempur lagi " bentak Tui
Hun Lolo.
Lo In ketawa nyengir, baru sekarang ia mengerti kata-kata
si nenek tadisementara
itu, si nenek sudah bangkit dari deprokannya
danjalan menghampiri si Hantu Ketawa yang ternyata sudah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak bernyawa lagi dan tubuhnya sudah mulai lumer jadi air
akibat gigitan sepasang ular emasnya Kim Coa siancusi
nenek menghela napas menyaksikan kematian konyol
dari si Hantu Ketawa.
"Kim Coa siancu...." ia menggumam. Berbareng ia ingat
sesuatu, lantas ia celingukan tapi Kim Coa siancu yang dicari
oleh matanya sudah tidak ada di tempat itu, entah sejak kapan
perginya.
Melihat si nenek celingukan, Lo In juga mengikuti seraya
berseru,
"Enci Lian, enci Lian, kau dimana ?"
Kiranya Kim Coa siancu sudah lama pergi karena tidak
terdengar ia menyahut, maupun bayangannya si Dewi ular
emas yang cantik jelita. Lo In mencari sana sini tapi Kim Coa
siancu tetap tak diketemukan.
si bocah menjaid lesu. Kepalanya mendongak ke angkasa,
tampak olehnya bulan sisir sudah mulai terbungkus oleh sang
awan yang agak gelap.
Menggunakan ginkangnya yang tiada taranya, Lo In dilain
saat sudah ada pula di kampung su yang ting, dimana ia
disambut oleh Kim Wan Thauto dan Kie Giok tong serta
sekalian saudara-saudaranya. Lo In tidak melihat Bwee Hiang,
ia lalu menanya pada Kim Wan Thauto,
"Toako, enci Hiang tidak ada- Dimana dia ?"
"Hah " Kim Wan Thauto kaget-
"Bukankah bersama-sama anak In tadi ?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Celaka " seru Lo In.
"Tentu dia kesasarjalan "
"Sekarang bagaimana ?" Kim Wan Thauto kebingungan.
"Nanti aku cari dia-" sahut Lo In. segera ia hendak pergi lagi
tapi Kim Wan Thauto menahan si bocah untuk menanyakan
tentang kepergiannya barusan.
"sayang toako tidak nonton." kata Lo In ketawa nyengir.
"Aku ketemu Kim Coa siancu. Entah, siapa itu Kim...."
"Nanti dulu-" memotong Kim Wan Thauto kaget-
"Kim Co siancu kau bilang ?"
"ya, Kim Coa siancu- Apa toako kenal dengan dia ?" tanya
Lo In.
"Aku tidak kenal tapi aku pernah dengar, orangnya cantik
sekali ya ?" sahut Kim Wan Thauto-
Lo In ketawa, kepalanya manggut.
"Kau berkelahi dengannya ?" tanya Kim Wan Thauto-
Lo In anggukkan kepala- Ia berkata,
"Kim Coa siancu romannya persis enci Lianku. Entahlah,
sebab dia tidak mengaku dirinya adalah teman mainku."
Kim Wan Thauto mesem. Pikirnya, anak ini kepandaiannya
susah diukur. Tapi sifat kekanak-kanakannya belum hilang, Itu
wajar sebab Lo In baru masih hitungan -10 tahun usianya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
maka omongan-omongannya tentu lebih banyak kekanakkanakan.
"Anak In, bagaimana kau bisa lolos dari tangan Kim Coa
siancu ?" tanya Kim Wan Thauto ketika melihat si bocah mulai
lesu ingat sama enci Liannya.
Lo In semangat ditanya demikian, Ia lalu menutur panjang
lebar pertarungannya dengan si Dewi ular emas. orang-orang
yang mendengar merasa ngeri ketika mendengar si Dewi ular
Emas mau ambil jiwa Lo In dengan ular emasnya dan senjata
rahasianya Bu im in coa, yang menggetarkan rimba persilatan.
"Minum dulu, minum dulu " menyela Kie Giok Tong kepada
si bocah yang sedang gembira menutur pertemuannya dengan
si Dewi ular emas.
"Eh, siauhiap belum makan." menyambung Kie Giok Tong,
lantas ia minta tuan rumah menyuruh orangnya menyediakan
makanan untuk Lo In.
setelah mengisi kenyang perutnya, Lo In meneruskan
ceritanya,
"siancu sudah tidak bisa menang melawanku tetapi bila ia
menggunakan senjata ajaibnya untuk merobohakn aku, benar
dia berhasil merobohkan aku. Tapi hanya sebentaran saja aku
mabuk karena setangannya karena pada saat aku roboh, aku
sadar bahwa siancu sudah berlaku licik. Maka aku kerahkan
Iwekangku untuk mengusir pergi hawa ngantuk- Aku pura-pura
tidur tengkurup, tapi mataku waspada- Aku ingin tahu apa
yang Kim Coa siancu berbuat lebih jauh- Dia menghampiri si
Hantu Ketawa yang rebah tak berdaya kena totokannya,
setelah ngomel, siancu keluarkan sepasang ular emasnya dan
disuruh menggigit tubuhnya si Hantu Ketawa. Kesudahannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tubuh si Hantu Ketawa lumer jadi air. Dan juga, ada datangnya
Tui Hun Lolo........"
"Hee, Tui Hun Lolo juga ada waktu itu, anak In ?" menyela
Kim Wan Thauto-
" ya, justru siancu sedang lengah, si nenek membokongnya
dengan jarum api membakar api. untung aku lihat. Dengan
sebuah batu kerikik aku menyentil jarumnya, luput mengarah
sasaran. Tiga-tiga jarumnya aku bikin jatuh hingga si nenek
marah-marah- Dia menantang siancu mula-mula tapi siancu
tidak mau ladeni dan majukan aku hingga akhirnya si nenek
berkelahi dengan aku- Hahaha "
setelah ketawa, Lo In lanjutkan ceritanya bagaimana ia
menjatuhkan si nenek dengan menggunakan kepandaiannya
Bu im sin kang1, semua yang mendengar pada kagum,
termasuk Kim Wan Thauto yang biarpun sudah kawakan
dalam dunia Kangouw-
"sst Ada orang datang " tiba-tiba Lo In berkata perlahan tapi
tegas berkumandang di telinga mereka yang sedang ramai
bicara, memuji-muji si bocah wajah hitam yang telah
menjatuhkan Kim Coa siancu dan bikin Tui Hun Lolo semaput.
Kaget mereka mendengar perkataan Lo In. segera suasana
menjadi sunyi, hati mereka berdebaran kecuali Lo In yang
nyalinya besar.
"Tamu diatas genteng, lekas turun Mari kita bicara " berkata
Lo in.
. . .
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hihihi-..." kedengaran suara tertawa seorang wanita di atas
genteng.
"Kim Coa siancu...." kata Kim Wan Thauto perlahan, ia
punjeri kelihatannya.
Entah bagaimana Lo In menggunakan kepandaiannya
sebab tubuhnya yang sedang enak duduk di kursi tahu-tahu
sudah mencelat ke atas, genteng pada pecah ditumbuk kepala
dan badannya lolos keluar.
Di atas genteng rumah ia celingukan. Matanya yang lihai
dapat melihat berkelebatnya bayangan ke arah selatan, Ia
mengerahkan ilmu entengi tubuhnya untuk menguber.
sebentar saja, ia sudah kehilangan bayangan tadi. Dan
waktu ia sudah sampai di dekat paseban bidadari, Lo In
sangat heran sebab ia lihat betul bayangan itu lari kejurusan
Giok Lie Teng. Tetapi kenapa tidak kedapatan disitu ? Lo In
berdiri termangu-mangu.
"Adik kecil, adik kecil. Mana cnci Bwee Hiang " tiba-tiba Lo
In dengar orang memanggilnya dari jurusan kali kecil di bawah
jembatan yang menghubungi ke paseban bidadaro-
Lo In lekas menoleh- Kiranya Leng siong yang sedang jalan
mendatangi ke arahnya"
"Heheh, kau ada disini ?" kata Lo In, ketawa agak tidak
wajar.
"ya, tadi siang kepalaku pusing maka aku tiduran sebentar.
Ketika aku mendusin aku tanya ibu, apa kau dan enci Hiang
ada cari aku. Kata ibu, kau dengan enci Hiang sedang pergi
mengubar orang jahat. Aku kaget dan kuatir. setelah makan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
malam, aku lantas masuk kamar. Tapi hatiku tidak enak saja
memikirkan kalian, maka aku datang kesini untuk menghibur
hati yang penuh kuatir......."
"Terima kasih, terima kasih-" memotong Lo In, suaranya
agak mengejek-
"Kau kenapa adik kecil ? Kenapa kau datang sendiri,
kemana enci Hiang ?" tanya nona Teng.
Lo In tidak menyahut, tapi ia mengawasi roman muka Leng
siong dengan tajam hingga Leng siong melengos kemaluan.
sambil menunduk, Leng siong berkata lagi,
"Adik kecil, mana enci Hiang ?¦
"Enci Bwee Hiang ? Mari kita bicara " berbareng ia sambar
pinggang si nona, dibawa mencelat terbang ke atas Giok Lie
Teng.
Kaget setengah mati Leng siong, dengan tiba-tiba saja
siadik kecil menyambar pinggangnya dan diajak terbang ke
Giok Lie Teng.
"Adik kecil, kenapa kau main-main begini ?" tanya Leng
siong, waktu diturunkan dalam paseban mukanya semu merah
karena jengah dipeluki si bocah muka hitam.
Leng siong tidak anggap si bocah kurang ajar, sebaliknya,
kelakuan Lo In itu dianggap satu demonstrasi untuk
memperlihatkan kepandaiannya- Lo In adalah penolongnya
dari cengkeraman si Hantu Ketawa- Kalau ia dipeluk dan
dibawa terbang seperti tadi, ia anggap perbuatannya Lo In itu
tidak janggal, malah menyenangkan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam senangnya, tiba-tiba ia dibikin kaget oleh pertanyaan
Lo In.
"Enci Leng Siong, apakah kau adalah Kim Coa siancu dari
Ang Hoa Pay ?"
"Adik kecil, kau bilang apa ?" tanya Leng siong setelah
tenangkan hatinya.
"Kau adalah Kim Coa siancu dari Ang Hoa Pay."
"Hei, siapa itu Kim Coa siancu ?"
"Kau jangan berpura-pura, enci Leng siong "
"Adik kecil, kau omong apa jangan sembarang tuduh. Aku
tidak kenal siapa itu Kim Coa siancu. Dengar juga baru-baru
baru sekarang ini...."
"Kau mau mengaku atau tidak ? Aku belum pernah marah,
tapi kalau kau permainkan aku, kau tahu sendiri "
"siapa mau permainkan kau? Adik kecil, jangan sembarang
tuduh "
"Brak" tiba-tiba suara meja pecah berantakan kena tepukan
Lo In yang sedang gusar.
Leng siong menjadi ketakutan.
"Kau, kau...." ia berkata gugup.
"Hehe, tidak mau mengaku ?" berbareng Lo In menyergap.
Tubuh orang dipeluk dan digoncang-goncang sambil katanya,
"Kau bukan enci Leng siong, juga bukan Kim Coa siancu,
tapi.........kau adalah enci Lianku. Hahaha.... "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Leng siong yang didekati Lo In biasanya merasa aman. Kini
melihat kelakuan si bocah seperti kerasukan setan, menjadi
ketakutan dan mau menangis.
"Enci Lian, kau tidak mau mengaku. Tahu sendiri akan
kucubit kau sebagai hukuman dari adik In-mu..."
"Adik kecil, kau keliru menerka orang, jangan begini kasar "
kata Leng siong serta meronta-ronta dari pelukan Lo In.
Meronta-ronta percuma.
Pelukan Lo In yang kerasukan setan rupanya, mana bisa
terlepas demikian mudah- Malah si bocah telah buktikan
ancamannya.
Ia berkata,
"Enci Lian, karena adikmu sudah habis sabar, jangan
marah ya—." terus saja ia mencubit pipi Leng siong hingga
Leng siong berteriak kesakitan.
Dari takut, Leng siong menjadi marah diperlakukan kasar
demikian oleh Lo In.
"hei, bocah gila Kau mau apakan diriku ? Meskipun kau
mampus juga, aku tidak akan mengaku sebab aku bukan enci
Lianmu "
Lo In tertegun. Apa betul gadis di depannya ini Leng siong
adanya ? Apakah bukan Kim Coa siancu yang berkepandaian
tinggi ? Ia jadi sangsi. Kalau Kim Coa siancu sudah tentu akan
melawan terhadap kelakuannya kurang sopan itu. sehingga ia
sangat kebingungan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam kebingungan dan agak malu dengan kelakuannya
barusan, tiba-tiba ia mendengar orang berkata di bawah
peseban,
"Hihihi, bocah hitam tidak punya malu,peluki gadis orang
ditengah malam...."
Putus kata-katanya dan orang itu sudah lantas mau lompat
pergi tapi terlambat-seperti kilat menyambar, tahu-tahu Lo In
sudah ada dihadapannya- "Hehehe, Kim Coa siancu- selamat
datang " berkata Lo In, ketawa menyeringai-orang itu memang
benar Kim Coa siancu.
Tadinya, rupanya Kim Coa siancu mau menggodai Lo In.
Tapi ia tidak tahu Lo In kepandaiannya luar biasa, Ia bukan
Bocah sakti kalau dapat diingusi si Dewi ular Emas demikian
mudah- oleh karenanya, kata-kata Lo In seperti tidak masuk ke
telinganya karena saat itu ia kesima nampak kepandaian si
bocah yang tidak pernah ia alami sebelumnya. Dalam kesima
ia jadi tersenyum manis ke arah Lo In yang menghadang di
depannya.
"Enci Eng Lian, ah, kau menyaru jadi Kim Coa siancu " tibatiba
Lo In berseru, menyusul. Dengan kecepatan kilat
tangannya menyambar tangan si cantik yang lunak, halus.
Kim Coa siancu tidak berkelit, ia kasih tangannya dipegang
erat oleh si bocah wajah hitam, malah ia jadi cekikikan ketawa.
Lo In tergetar hatinya, itu persis suara ketawa Eng Lian
"Enci Lian, sudah kupegang sekarang. Kau tidak bisa lolos
lagi " kata Lo In dengan gembira sekali.
Kim Coa siancu memandang Lo In seraya tersenyum.
Tampak ia merasa kasihan pada si bocah wajah hitam yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mencari enci Eng Liannya seperti orang gila. Pikirnya, kalau
dirinya ada si gadis yang dicarinya, senang sekali ia punya
kawan si bocah yang kepandaiannya sukar diukur. Malah ada
baiknya sekali, kalau Lo In dijadikan pembantunya untuk
mengepalai Ang Hoa Pay.
"Adik kecil, mari kita bicara." tiba-tiba Kim Coa siancu
berkata.
"Bagus, nah bicaralah enci Lian." sahut Lo In, senang
hatinya.
"Tidak disini, adik kecil."
"Dimana ?"
"Nah, disana " sahut si Dewi ular emas, seraya menunjuk
kepeseban.
"Baiklah, mari kita ke sana." kata Lo In.
"Kau masih belum mau lepasi tangan encimu ?" Kim Coa
siancu menegur seraya deliki matanya yang jeli.
"Aku takut, aku takut...." kata Lo In seraya dengan perlahan
melepaskan tangan si nona yang ia pegang erat-erat seperti
ketakutan orang kabur saja.
"Kau takut orang lari, bukan ?" tanya Kim Coa sincu,
ketawa manis. Lo In tidak menjawab, hanya anggukanggukkan
kepalanya.
"Kau jangan kuatir adik kecil, siancu belum pernah menipu
orang. Kalau tok aku dapat lari, bisa apa ? Di tanganmu, siapa
yang bisa melarikan diri ?" si Dewi ular emas memuji si bocah
hingga Lo In menjadi sangat bangga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan menggunakan ilmu entengi tubuh, dalam sekejap
saja Kim Coa siancu dan Lo In sudah ada dalam peseban,
dimana tampak Leng siong sedang menangis tersedu-sedu.
Ketika Lo In dan Kim Coa siancu melayang ke atas
peseban, mereka menginjakkan kakinya diatas lantai dengan
tidak menerbitkan suara sehingga Leng siong yang sedang
tunduk menangis tidak tahu kalau dua orang itu sudah berada
di dekatnya.
Melihat nona Teng menangis dengan sedihnya, Lo In jadi
sangat menyesal atas kelakuannya yang kasar tadi pada enci
Leng siong. Mukanya kalau tidak hitam, pasti akan kentara
sekali berubah merah saking jengah. Ketika diam-diam ia
beradu pandang dengan Kim Coa siancu yang akhirnya
tersenyum ke arahnya sambil matanya melirik pada Leng
siong seakan-akan menyesalkan menangisnya gadis itu garagara
perbuatannya tadi- sebelum si bocah minta maaf pada
Leng siong, Kim Coa siancu sudah mendahului berkata
dibelakang Leng siong,
"Adik, kau jangan menangis. Adik kecil salah paham maka
sudah perlakukan kau dengan kasar tadi "
Leng siong terkejut mendengar dengan tiba-tiba saja ada
orang berkata dibelakangnya.
Dengan masih terisak-isak ia menoleh. Lebih-lebih terkejut
dia karena ia melihat gadis didepannya itu seperti juga dirinya
sedang berkata. Wanita itu mirip betul dengan roman
mukanya, malah perawakannya juga hampir sama, kecil,
langsing menggiurkan. Dalam pakaian yang serba tipis, wajah
dan rambut kepala yang terawat baik, malah kelihatan Kim
Coa siancu ada lebih cantik dari dirinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Enci, kau siapa ?" tanya Leng siong, setelah hilang
kagetnya.
Kim Coa siancu tersenyum.
"Kalau aku tidak salah dengar dari adik kecil tadi, kau ini
adalah adik Leng siong, bukan ?" sahut Kim Coa siancu, tidak
menjawab apa yang ditanyakan Leng siong.
"ya, betul. Kau sendiri siapa, enci ?" mengulangi Leng siong
bertanya.
sementara itu, Leng siong sudah bangkit berdiri
berhadapan dengan si Dewi ular emas yang juga merasa
terheran-heran gadis di depannya ini ada duplikat dari dirinya.
Pikirnya, apa bisa jadi dalam dunia ini ada hal demikian yang
kebetulan sekali ? untuk sejenak ia belum bisa menjawab
pertanyaannya Leng siong. Dua orang itu jadi pada berdiri
bagaikan patung saiing berhadapan.
Lo In yang nampak adegan itu jadi kegirangan, Ia bertepuk
tangan, katanya :
"sama, sama, siapa pun tak dapat membedakan enci Leng
siong dan mana Lian eh, enci Lian, enciku yang kucari-cari
baru ketemu sekarang...."
Hampir berbareng, dua gadis jelita itu melirikkan matanya
yang tajam halus ke arah Lo In. Keduanya berbareng
tersenyum melihat lagak si bocah yang lucu.
"Celaka " seru Lo In.
"Aku berhadapan dengan dua enciku yang manis...."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ngaco " bentak Kim Coa siancu, tetapi mukanya
tersenyum manis.
sementara Leng siong telah menekap mulutnya dan ketawa
ngikik melihat Lo In dengan lucunya telah melelerkan lidahnya
ketika mendengar bentakan Kim Coa siancu. Akhirnya tigatiganya
pada ketawa dengan gembira.
Leng siong yang tadi merasa sangat sedih diperlakukan
dengan kasar oleh Lo In, sekarang dapat ketawa enak- Ia
sendiri tidak tahu kemana perginya kesedihannya itu.
"Enci." kata Leng siong, setelah mereka berhenti ketawa.
"AKu berhadapan dengan kau seperti juga aku lagi
berkaca."
"sama, pikiranmu sama denganku- Kenapa kita berdua bisa
mirip sekali satu sama lain ? Betul-betul sangat mengherankan
" jawab Kim Coa siancu bersenyum-
"Mari, mari kita duduk omong-omong." mengundang Leng
siong gembira.
Kim Coa siancu dan Lo In mengikuti Leng siong ambil
tempat duduk-Ketika mereka sudah pada duduk, Leng siong
berkata,
"sayang mejanya tidak ada, barusan kena digempur adik
kecil-" matanya melirik pada Lo In.
Lo In jadijengah- Tapi hatinya sebentaran sebab ia lantas
berkata pada si gadis,
"jangan gusar enci Leng siong, aku pun merasa menyesal
sudah unjuk kelakuan yang tidak genah itu"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudahlah-" menyela Kim Coa siancu-
"Kita bercakap-cakap toh tidak memerlukan meja sebab
tidak ada hidangan yang untuk disikat masuk ke dalam perut."
Nona Teng geli dalam hatinya mendengar kata-kata Kim
Coa siancu yang lucu.
"Enci, kau masih belum menjawab pertanyaanku-" kata
Leng siong.
"Apa itu ?" tanya Kim Coa siancu.
"Kau ini siapa sebenarnya ?"
"oo, aku Kim Coa siancu."
"Kim Coa siancu ?" Leng siong menegasi dengan mata
terbelalak-
"Jadi kau, kau yang dimaksud oleh adik kecil ?"
"Betul, adik siong." sahut Kim Coa siancu.
"Kita berdua dicurigai oleh adik kecil itu (sambil menunjuk
Lo In) bahwa kita adalah enci Eng Liannya. Hihi, memang lucu
dia, main menerka sembarangan saja "
"Memang, dia sembarangan terka saja, membikin orang
penasaran. Malah barusan dia mencubit pipiku sampai matang
biru, aku jadi menangis. Ah, malu juga aku barusan menangis,
orang sudah gede menangis, jelek bukan ?" kata Leng siong
sambil matanya melirik pada Lo In.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Adik kecil, kita bukan enci Eng Lianmu. sekarang kau mau
apa ?" tanya Kim Coa siancu seraya memandang si bocah
dengan ketawa.
Lo In ketawa nyengir, Ia menjawab,
"Enci Leng siong boleh bilang dia bukan enci Eng Lianku,
tapi kau, mana bisa mungkin ?"
"Aku ?" tanya Kim Coa siancu kaget.
"Apa tandanya kau menerka aku ?"
"Itu kan mudah saja." sahut Lo In.
"Dekat alismu yang kiri ada tai lalat. Ini tak dapat
membohongi aku. Hahaha...."
Tanpa disadari tangannya Kim Coa siancu diangkat untuk
mengusut tanda yang dikatakan Lo In. Ia memang tahu,
memang ada tanda dekat alisnya tapi bagaimana si bocah
tahu, kalau ia baru kenal belum lama saja ?
oleh karena dalam paseban itu hanya diterangi oleh sinar
rembulan yang remang-remang, maka Leng siong tidak dapat
melihat tanda pada alisnya Kim Coa siancu. Hanya hatinya
berdebaran, pikirnya, gadis di depannya ini tentu Eng Lian
adanya, tapi kenapa masih mungkir saja ?
setelah sekian lama dalam kesunyian, tiba-tiba Kim Coa
Siancu berkata,
"Dari mana kau tahu aku mempunyai tanda dekat alisku ?"
"Lhooo.....ini kan pertanyaan aneh ? Mana aku tidak dapat
tahu, kalau kau memang ada teman mainku di lemah TongTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
hong-gay." sahut Lo In ketawa nyengir. Disebutnya Tonghong-
gay, sekilas seperti Kim Coa siancu ingat tapi lantas
terlupa lagi. Begitulah ada mujizatnya obat "Ciat-jit-su-su-hun"
(obat bubuk mematikan ingatan seribu hari) dari Ang Hoa
Lobo, warisan dari Lam Hay Mo Lie. Tampak Kim Coa siancu
duduk termenung-menung.
Leng siong melihat si Dewi ular seperti merenungkan tempo
yang lalu, ia sudah mau buka suara, hanya Lo In telah
mendahului berkata,
"Enci Lian, kau tentu belum lupa ketika kita bersama-sama
naik di atas punggung rajawali, pesiar diatas lembah,
bagaimana kita main-main dengan kawanan kera kita, aku
meniup seruling menaklukan kawanan ular, ketika kau
ngambek memukul remuk buah semangka karena jengkel aku
malas antar kau
menangkap ikan. coba kau ingatkan semua itu "
Kim Coa siancu termenung-menung saja, seperti yang coba
mengumpulkan ingatannya yang sudah lalu tapi luput untuk
dapat mengingatkan lagi. sambil tersenyum, ia berkata pada
Lo In,
"Adik kecil, barangkali kau keliru kenali orang, sebab apa
yang kau katakan tadi, sama sekali aku tidak ingat."
"Baik, sekarang aku mau tanya. Apa kau masih ingat ketika
kau memberikan nyali TOk gan siancu, ular kesayangan
kepadaku untuk mengobati aku yang terluka parah ? Coba kau
ingat-ingat lagi " kata Lo In dengan sabar.
Kembali Kim Coa siancu kerjakan pikirannya yang sehat,
juga sia-sia saja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tidak ingat. Tapi kenapa kau terluka parah ?" tanya si
Dewi ular Emas.
"Lantaran aku terlalu jujur, mau menolong si nenek, tidak
tahunya si nenek sangat jahat. Dia membokong aku ketika aku
mau periksa lukanya."
"siapa si nenek jahat itu ?"
"Pada rambut kepalanya biasa ia cantumkan kembang
merah- Maka ia dipanggil Ang Hoa Lobo- Dia sangat jahat-
Malah sebelum aku kenal dengan kau, enci Lian, dia sudah
menghukum kau kelaparan beberapa hari....."
"Hei, kau bilang Ang Hoa Lobo ?" memotong Kim Coa
siancu, kaget dia-
"ya, Ang Hoa Lobo, si nenek jahat itu " sahut Lo In.
Kim Coa siancu cemberut mukanya, hingga Lo In menjadi
heran.
setelah deliki matanya pada si bocah, si Dewi ular emas
berkata,
"Anak hitam, kau jangan sembarangan menyebut-nyebut
nama guruku, sekali lagi kau menyebut nama guruku. aku adu
jiwa denganmu "
Lo In jadi kebingungan mendengar kata-katanya si Dewi
ular emas. Kenapa enci Eng Liannya menjadi murid si nenek
jahat ? Bukankah Eng Lian pun juga membenci Ang Hoa Lobo
? begitu setia Eng Lian pada Ang Hoa Lobo sehingga ia
dilarang menyebutkan nama Ang Hoa Lobo- Pikirnya, pasti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dibalik kehilangan ingatannya enci Liannya ini ada sesuatu
yang tidak beres.
Ia tahu kalau ia mengatakan 'Ang Hoa Lobo' si Dewi ular
emas akan menyerang ia karena tidak suka nama gurunya
disebut-sebut. Tapi Lo In tidak takut. Malah ia ingin tahu
bagaimana kesudahannya kalau ia mengatakan nama Ang
Hoa Lobo lagi di depan Kim Coa siancu yang terus tidak mau
kenal kepadanya.
"Enci Eng Lian." kata Lo In.
"Biasanya aku suka mengalah kepadamu. Tapi sekarang
melihat kelakuanmu yang aneh, maaf saja kalau adikmu tidak
dengar ancamanmu tadi- Aku maksudkan Ang Hoa Lobo itu
adalah satu nenek jahat. Ang Hoa Lo....."
Putus kata-kata Lo In karena tiba-tiba saja Kim Coa siancu
menyerangnya dengan beringas.
Ia kelihatan marah betul pada Lo In. sambil menyerang ia
membentak.
"Anak hitam, kau berani menyebut nama guruku lagi
Rasakan ini"
Ganas betul serangan si Dewi ular emas tapi dengan kalem
dapat dilayani oleh Lo In. Dalam paseban itu, mereka jadi
bertempur seru.
Leng siong jadi ketakutan, Ia tadinya mengira dengan
munculnya Kim Coa siancu urusan akan menjadi beres dan Lo
In dapat menemukan enci Liannya. Tidak disangka urusan
malah menjadi ruwet. Mereka telah bertempur mati-matian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Untuk melerai mereka, tentu saja mustahil bagi Leng siong.
Maka ia menjerit-jerit saja, katanya,
"Enci, jangan berkelahi- Adik kecil, kau harus mengalah-
Eh, enci, jangan pukul dia"
Ramai teriakan mulut Leng siong. serabutan ia mengatakan
sambil menjerit, melihat saban-saban Kim Coa siancu
menyerang Lo In dengan tenaga penuh hingga tiang paseban
tergetar kena angin pukulannya.
Tiba-tiba Kim Coa siancu melesat dari paseban, melayang
turun ke bawah-
"Anak hitam Mari, mari sini" ia menantang Lo In,
"Dalam paseban tidak leluasa kita bertempur Mari disini
lebih lega "
Lo In juga sudah melayang turun dari paseban.
" Kalau mau bela si nenek jahat Ang Hoa Lobo, boleh
keluarkan kepandaianmu ajarannya di depan aku orang she
Lo " kata Lo In tatkala ia sudah berada di depan si Dewi ular
Emas yang wajahnya sekarang berubah menyeramkan.
Kecantikan si Dewi ular emas menjadi lenyap seketika,
rambutnya riap-riapan menakutkan, giginya terdengar
berkeretekan, saking gemas pada Lo In yang kembali
menyebut nama gurunya, malah memaki-maki-
Hebat serangan-serangan Kim Coa siancu- Rupanya ia
hendak membuktikan, memang ia akan adu jiwa dengan Lo In
bila si bocah menyebut nama gurunya sekali lagi. serangan
hebat hanya dilakukan dari sepihak saja, ialah oleh Kim Coa
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
siancu. sedang Lo In hanya mengegos dan berkelit, tidak
membalas menyerang. Meskipun demikian. tampaknya
mereka benar-benar seperti sedang adu jiwa.
Leng siong menonton di atas tribun (paseban). Ia tidak bisa
berdaya apa-apa untuk melerai dua orang yang sedang
berkelahi- selain menjerit-jerit sampai suaranya serak, Ia pun
menangis sambil banting-banting kaki- Ia menyesal tidak
punya kepandaian silat yang lebih tinggi dari mereka. Kalau
tidak, sudah sedari tadi ia turun tangan memisahkan dua
orang yang sedang bergebrak itu.
Meskipun ia hanya mengegos dan berkelit, diam-diam Lo In
waspada juga kalau-kalau si Dewi ular emas nanti nekad dan
mengeluarkan senjata rahasianya, sengaja Lo In tidak mau
permainkan Kim Coa siancu, tidak seperti biasanya ia lenyap
darl pandangan lawan dan tahu-tahu ada di belakang orang, Ia
melayani si Dewi ular emas dengan sungguh-sungguh, ia
punya tujuan tertentu ialah ingin membikin lawan lemas
dengan sendirinya karena sudah mengerahkan tenaganya
melewati batas untuk mengumbar nafsu amarahnya yang
meluap-luap.
Tiba-tiba Kim Coa siancu hentikan serangannya, sambil
menyingkap rambutnya yang meriap ke mukanya, ia berkata,
"Kenapa kau tidak balas menyerang ?" Lo In ketawa
nyengir,
"Aku toh bukan berkelahi dengan musuh-" sahut Lo In.
"Jadi, kaupandang apa aku ini?" tanya Kim Coa siancu.
"Kau adalah enci Lianku. Habis aku pandang apa lagi?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Em Aku adalah siancu dari Ang Hoa Pay, bukan enci
Lianmu "
"orang boleh mengatakan kau adalah siancu dari Ang Hoa
Pay tapi di pandanganku, kau adalah enci Lianku "
Kim Coa siancu kewalahan, saban-saban Lo In menyebut
dirinya Eng Lian, bukan siancu yang tersohor namanya dari
Ang Hoa Pay. Betul-betul anak hitam ini sudah gila barang
kali, pikir Kim Coa siancu, sembari matanya melotot
mengawasi si bocah.
Lo In tidak gubris sikap si Dewi ular Emas. Ia percaya,
akhirnya ia bikin ingatan sang enci kembali pada asalnya, Ia
menduga enci Eng Liannya ini sudah dikasih obat yang ia tak
tahu sehingga ingatannya berubah menjadi lupa dengan
kejadian yang sudah-sudah-Dugaannya si bocah tepat benar,
hanya ia tidak tahu obat apa namanya yang begitu mujizat
untuk menguasai Eng Lian yang biasanya sangat benci pada
Ang Hoa Lobo-
"Berani sekarang kau menyebut nama guruku lagi ?" tanya
Kim Coa siancu, suaranya agak ramah, mukanya juga sudah
mulai tersenyum-
"Kenapa tidak berani ?" sahut Lo In, heran juga ia
mendengar pertanyaan si gadis-
"Coba kau katakan, kalau kau ber...."
Putus kata-katanya Kim Coa siancu lantaran dibikin lagi
meluap amarahnya ketika Lo In memotong, katanya,
"Ang Hoa Lobo, Ang Hoa Lobo, nenek jahat "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Anak hitam kurang ajar Kau berani? "
berbareng serangan dahsyat telah diulangi lagi. Angin
sambaran tangannya Kim Coa Siancu sampai berbunyi siutsiut
saking hebatnya ia menggunakan Iwekangnya untuk
menggempur si bocah hitam yang bandel tiada taranya-Potpot
kembang, bangunan tembok perhiasan yang ada disapu
oleh angin pukulan Kim Coa siancu.
Lo In diam-diam berpikir, gadis di depannya ini betul-betul
sudah jadi gila. Tapi ia yakin benar si gadis jelita adalah enci
Eng Liannya. Bagaimana pun, ia harus menolong sang enci
yang diperalat oleh Ang Hoa Lobo, si nenek jahat. Tapi
bagaimana akalnya ? Sembari menangkis dan berkelit dari
serangan si Dewi ular Emas, diam-diam Lo In mencari cara
untuk menolong Eng Lian dari kehilangan ingatannya.
Tiba-tiba ia ingat sesuatu. Romannya berubah kegirangan.
Entah apa yang diingat si bocah yang mendadak membuat
Romannya berubah kegirangan.
Sementara itu Kim Coa Siancu sudah lelah dengan
sendirinya karena semua serangan hebat yang meminta
banyak tenaga sia-sia saja, tidak ada hasilnya. Lo In masih
terus melayani dengan penuh kesabaran.
yang membikin si Dewi ular Emas tidak mengerti, kenapa
serangan yang begitu dahsyat tidak dibalas oleh Lo In. Ia ingin
menyerang dengan Bu im in coa ialah senjata rahasia Cap ular
Tanpa suara, tapi si bocah tidak berdosa besar. Bagaimana ia
bisa berlaku kejam membunuh orang yang tidak berdosa
besar ?
Pikirnya ia mesti ganti taktik berkelahinya, kalau tidak la
akan lemas sendiri, menggempur lawan dengan tenaga penuh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tapi tidak berhasil. Baru ia memikir akan ganti taktik, ia
mendengar si bocah berkata,
"Enci Lian, apa kau masih belum mau menyerah pada
adikmu ?"
"Siapa enci Lianmu ?" bentak Kim Coa Siancu. Sekaligus ia
menyerang dengan tenaga penuh lagi sampai pohon di
depannya bergoyang-goyang, akan tetapi si bocah mendadak
sudah lenyap dari hadapannya.
" Celaka " seru Kim Coa siancu, nampak si bocah ganti
taktik,
Hatinya berdebaran, kuatir dirinya akan dipermainkan Lo In
seperti yang dialami oleh Tui Hun Lolo. Baru ia memikir ke
situ, tiba-tiba ia merasa kupingnya ditowel dari belakang, Ia
berbalik cepat tapi Lo In lebih cepat lagi memutar ke
belakangnya, sekarang, pipinya kena dicolek-
Colek bukan sembarang colek seperti lagunya Titik
sandora.
"Anak hitam kurang ajar amat hah " teriak Kim Coa siancu,
parasnya semu merah karena dicolek pipinya oleh si nakal.
"Enci Lian, kalau kau belum mau menyerah kalah, jangan
sesalkan adikmu berlaku keterlaluan." kata Lo In sembari
ketawa haha hihi di belakang si gadis.
Panas hatinya Kim Coa siancu, sambil memutar tubuh ia
membentak,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nih, rasakan" laksana kilat menyambar Bu im in coa lepas
dari tangannya si Dewi ular Emas, senjata rahasia yang
sangat ganas.
Kalau sudah keluar senjata rahasia Cap ular itu adalah
tanda bahwa pemiliknya sudah sangat marah- Tadi, Kim Coa
siancu sebenarnya tidak mau gunakan senjata dahsyatnya itu,
akan tetapi ketika merasa dirinya dipermainkan Lo In dengan
sangat kurang ajar dengan menowel kuping dan mencolek
pipinya, ia jadi merubah niatannya. Tanpa banyak pikir lagi ia
sudah gunakan senjata rahasianya itu.
Hanya mengkredep remang-remang melesatnya Bu im in
coa, orang yang tiada sangka itu adalah senjata rahasia yang
sangat berbahaya. Cuma saja Kim Coa siancu ketemu Lo In,
Hek-bin-sin-tong atau si Bocah sakti Muka Hitam yang
kepandaiannya susah diukur- Maka berapa banyak juga
senjata ganasnya itu dilepas, tak akan dapat menemukan
sasarannya hingga Kim Coa siancu sangat cemas hatinya-
Makin ia ngawur melepas senjata rahasianya, makin sering
pipinya kena dicolek Lo In. saking jengkel Kim Coa siancu
kepingin menangis digodai Lo In. Habis daya dia- Akhirnya ia
berdiri menjublek kecapaian.
Lo Injuga sudah hentikan 'olok-olokannya'- sekarang ia
berada di depan si Dewi ular Emas sambil cengar cengir
ketawa-
"Menyebalkan anak hitam ini " kata Kim Coa siancu dalam
hatinyasenyumannya
yang manis memikat sudah lenyap entah
kemana tahu, sebaliknya mukanya cemberut memandang
pada Lo In. bernas betul dia, kepingin dia mencengkeram
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berantakan muka si bocah hitam. Tapi apa daya ? Tenaga
sudah habis, senjata rahasia yang sangat ampuh sudah
diobral habis, hanya tinggal sepasang ular kesayangannya.- Ia
tidak berani sembarangan melepaskan sepasang ular
emasnya, takut kena dibunuh oleh Lo In jika ia serangannya
luput dari sasarannya.
Dalam kebingungan, tiba-tiba ia rasakan dirinya dipeluk-
Itulah si bocah nakal Lo In yang memeluk erat dirinya.
"Bocah gila, kau berani menghina siancu " bentaknya,
seraya ia berontak hendak loloskan tubuhnya.
Ini sebenarnya adalah taktik Lo In, yang membuat ia
bersenyum kegirangan tadi-
Biasanya kalau Eng Lian dalam olok-olok kena dipeluk, si
nona suka mencubit keras-keras lengannya. Pada waktu
demikian ia tidak menggunakan Iwekang, dibiarkan cubitannya
si nona supaya cubitannya mempunyai bekas matang biru,
dengan maksud untuk menyenangkan hatinya Eng Lian.
Ia bukannya mau kurang ajar, tapi perbuatan itu sering
membikin lawannya seram kalau tidak mengetahui tabiatnya
yang polos jujur.
Begitulah Lo In mau pancing Kim Coa siancu supaya
mengaku bahwa dirinya adalah enci Eng Liannya yang dicari,
Ia mengharap cubitannya si nona, tapi...
"Aduuuh " sekonyong-konyong si bocah berteriak
mengaduh karena dengan tiba-tiba Kim Coa siancu menggigit
sekerasnya hingga gigitannya si nona tertanam pada daging
lengannya-Lo In dan mulut si nona belepotan darah sewaktu ia
melepaskan gigitannya. Tinggal si bocah kesakitan teraduhTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
aduh seraya pegangi tangannya dan semetar itu pelukan pada
tubuhnya Kim Coa siancu juga dilepaskan.
Lo In tidak semudah itu dapat digigit dagingnya. Kalau si
bocah gunakan Bian-kang (tenaga lunak), maka Kim Coa
siancu bakal bukan menggigit daging tapi menggigit kapas
rasanya. Tetapi karena Lo In sedang tiada siaga sehingga
gigitan siancu itu yang tak disangka-sangka tak dapat
dihindari. Tidak heran kalau Lo In teraduh-aduh. salahnya
sendiri. Mau mancing cubotan akhirnya kena gigitan.
Kenapa Kim Coa siancu menggigit kaya anjing gila ?
Karena ketika ia meronta-ronta, buah dadanya kena ketekan.
otomatis timbul reaksi seperti tempo hari Toan Bi Lomo siauw
Cu Leng mau permainkan cuisian, tetapi belum berhasil sudah
kena digigit hingga hilang ingatannya dan lupa akan dirinya
siapa, seperti orang linglung.
Apakah Lo In juga akan jatuh dibawah pengaruhnya Kim
Coa siancu seperti Lengkoan Giok Lie dan Hek houw Ma
Liong tempo hari ? Entahlah, sebab sampai sebegitu jauh si
bocah sakti hanya mengusap-usap lengannya yang kesakitan
sambil matanya mengawasi si Dewi ular emas yang cekikikan
ketawa.
Nona Teng dari atas paseban yang sudah berhenti
menjerit-jerit merasa sangat lucu menyaksikan adegan yang
terjadi di bawah paseban. nampak Lo In digigit oleh Kim Coa
siancu teraduh-aduh dan si nona cekikikan ketawa, Leng siong
juga menekap mulutnya yang mungil untuk menahan ketawa
gelinya.
setelah cekikikan ketawa enak, Kim Coa siancu berkata
pada Lo In,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Anak Hitam, enak ya kena siancu gigit. Makanya, jadi
orang jangan kurang a...."
Tiba-tiba saja Kim Coa siancu terputus omongannya,
sedang tubuhnya terkulai roboh hingga Lo In kaget dan cepat
menyangganya hingga si nona tidak sampai jatuh ke tanah.
Kembali siancu dalam pelukan Lo In, si nakal.
Kali ini Lo In tidak nakal, malah kaget ia sebab Kim Coa
siancu matanya mendelik terbalik seperti yang kesurupan,
"Enci Lian, enci Lian, kau kenapa ?" tanya Lo In sambil
goyang-goyang tangannya Kim Coa siancu. Tidak tahu ia apa
yang harus diperbuatnya untuk menolong siancu.
"Enci Leng siong kemari " teriak Lo In ketika melihat Kim
Coa siancu keadaannya menguatirkan dalam pelukannya.
Leng Siong mendengar panggilan Lo In lantas mau turun
dari paseban tapi tidak jadi sebab melihat Lo In sudah
melayang bagaikan burung membawa Kim Coa siancu dan
menclok di paseban.
Lo In rebahkan Kim Coa siancu di atas bangku panjang.
"Enci Leng siong, lekas tolong dia " kata Lo In gugup,
seraya tangannya mengoyang-goyang pipinya Kim Coa siancu
yang sedang tidak sadarkan diri
Leng siong sudah datang dekat,
"Enci Lian, enci Lian...." si nona memanggil, ketularan
panggila Lo In kepada Kim Coa siancu. si Dewi ular Emas
tidak ingat orang, Ia rebah dalam pingsan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang membuat Lo In dan Leng siong menjadi sangat kaget,
nampak mulutnya si Dewi ular Emas mengeluarkan busa,
sedang matanya mendelik ketakutan.
"ai, enci Lian, kau kenapa ? uh... uh... uh...." Leng siong
menangis seraya peluki tubuhnya Kim Coa siancu yang
mulutnya berbusa dan matanya mendelik menakutkan. Tapi
Leng siong tidak takut, malah tangannya yang halus dipakai
mengusap-usap mukanya Kim Coa siancu, mulutnya kemak
kemik berdoa memohon supaya matanya siancu jangan
mendelik saja. Benar saja permohonannya terkabul sebab
dengan perlahan-lahan si Dewi ular emas telah memeramkan
matanya. Mulutnya yang sudah dibersihkan dari busanya oleh
Leng siong, tampak menyungging senyuman seakan-akan
sedang mengimpi dalam enak tidur.
"Adik kecil, kenapa kau diam saja, bukan memanggil Taysu
datang kemari ?" tegur Leng siong ketika melihat Lo In berdiri
mematung di dekatnya.
seperti yang baru sadar, Lo In mengiakan lalu angkat kaki
hendak berlalu tapi tak jadi sebab Kim Wan Thauto dengan
diiringi Lima Harimau sudah kelihatan mendatangi. Dari jauh
Lo In sudah berteriak.
"Toako, toako, lekas kemari "
Kim Wan Thauto terkejut mendengar panggilan Lo In, maka
dengan dua tiga lompatan saja ia sudah meninggalkan
suyangtin Ngo Houw kemudian dengan satu enjotan enteng,
tubuhnya sudah berada di paseban.
"Anak In, ada apa ?" tanyanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tapi Lo In tidak menjawab hanya lari menghampiri Kim Coa
siancu yang rebah diatas bangku panjang dimana kelihatann
Leng siong dengan menangis.
"Ai, ada apa dengan anak Hiang ?" berkata Kim Wan
Thauto seraya datang dekat pada bangku diatas mana ada
rebah sesosok tubuh wanita.
Kurang begitu terang keadaan disitu Maklum, sang
rembulan saban-saban digodai oleh melayangnya bayangan
gelap hingga saban-saban ia ketutupan. Kim Wan Thauto
berdebaran hatinya, ia lalu menanya,
"Anak In, kenapa dengan anak Hiang ?"
"Toako, dia bukan......bukan enci Hiang." sahut Lo In rada
gugup,
" Habis siapa ?" tanya Kim Wan Thauto seraya datang lebih
dekat untuk mengenali, Ia memandang pada wajah Kim coa
siancu, ia tidak kenal. Wajahnya sangat cantik, lebih cantik
dari Bwee Hiang. Cuma pakaiannya agak janggal. serba tipis,
takpantas dipakai oleh wanita-wanita sopan.
Kapan ia tegasi lagi wajah si Dewi ular emas, tiba-tiba Kim
Wan Thauto terkejut, juga Teng Hauw yang sudah ada disitu
menyaksikan hatinya berdebaran.
"Hai, mukanya mirip benar dengan Leng siong " kata Kim
Wan Thauto-
"Ya, seperti pinang dibelah dua." menimpali Teng Hauw
yang sedari tadi memang mau berkata akan tetapi telah
didahului oleh Kim Wan ThautoTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa dia, anak In ?" tanya Kim Wan Thauto-
Dasar anak nakal, bukannya menjawab malah ia berbalik
menanya,
"Coba terka siapa dia, toako ?"
"Kim Coa siancu....." nyeletuk Leng siong dikala Kim Wan
Thauto mau mengatakan tidak kenal.
"Kim Coa siancu ?" Kim Wan Thauto mengulangi dengan
kaget,
"ya, betul katanya enci Leng siong." menetapkan Lo In.
"Bagaimana dia bisa jadi begini ?" tanya Kim Wan Thauto
heran. Lo In dan Leng siong bergilir bercerita secara ringkas.
"sebaiknya siancu dibawa ke dalam rumah untuk kita
periksa lebih jauh-" kata Kim Wan Thauto yang segera
dibenarkan oleh orang banyak.
"sekarang, cara bagaimana membawanya siancu ke sana
?" Leng siong tentu tidak kuat, maka Kim Wan Thauto melirik
pada Lo In, katanya,
"Anak In, kau yang bawa dia ke rumah-Hayo, lekas
kerjakan" ia pun lantas bertindak mendahului yang lainnya,
disusul oleh Leng siong dan Lo In yang memondong Kim Coa
siancu-
Di lain detik mereka sudah ada dalam rumah Teng Houw-
Kim Coa siancu direbahkan di atas sebuah dipan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kim Wan Thauto aad tahu juga dalam urusan pengobatan,
maka ia lalu memeriksa nadinya Kim Coa siancu yang masih
terus seperti orang pulas.
"Celaka, kenapa aku tolol benar " tiba-tiba Lo In berkata
seraya ketuk kepalanya sendiri ketika melihat Kim Wan Thauto
memeriksa nadinya si nona. "Kenapa kau bilang begitu, anak
In ?" tanya Kim Wan Thauto-
"Ah, tidak apa-apa-" sahutnya, sebenarnya ia mau
mengatakan kenapa ia lupa tadi tidak memeriksa nadinya Kim
Coa siancu. sedang ia tahu banyak dalam urusan pengobatan,
warisannya Liok sinshe- Ia mau menerangkan terus terang
apa maksudnya ia berkata
"celaka" tadi tapi ia malu. Maka ketika ditanya Kim Wan
Thauto, ia hanya kata tidak apa-apa.
Kim Wan Thauto menerukan pemeriksaannya.
"Ah, siancu tidak apa-apa. Cuma barusan terlalu banyak
mengeluarkan tenaga, badannya jadi sangat letih dan jatuh
pingsan. Anak In, kau keterlaluan menggodai orang sampai
siancu kepayahan. Kalau dia kenapa-kenapa siapa yang harus
bertanggung jawab ? Kau, bukan ? Dia toh enci Lianmu kau
bilang " berkata Kim Wan Thauto pada Lo In, ia menegur
halus.
Lo In diam saja- Ia merasa salah rupanya sebab biasanya
ia paling cepat menangkis kata-kata orang- Memang, ia sendiri
menyesal. Tahu begini akibatnya, terang ia tidak akan
lakukan. Kalau enci Eng Liannya sampai tidak bisa ketolongan
jiwanya, siapa yang akan menanggung sedih ? Bukankah
dirinya sendiri yang menderita ?
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dalam tergesa-gesanya, tiba-tiba ia mendengar Kim Wan
Thauto menanya,
"Anak In, bagaimana dengan anak Hiang ? sampai
sekarang dia belum kelihatan pulang "
Lo In seperti tersadar,
"ya, betul. Kemana perginya enci Hiang ? Biar aku pergi
cari-" kata si bocah, kakinya juga sudah lantas digeraki untuk
berlalu dari situ.
Kemana ia harus mencari si nona, ia tidak tahu. Ia hanya
menuruti saja kemana kakinya membawa dirinya.
sambil mengikuti kakinya membawa dirinya, pikiran Lo In
selalu melayang pada Kim Coa siancu. Pikirnya, apakah
sekarang dia sudah mendusin ? Apa tidak mendapat kesulitan
apa-apa dengan pingsannya yang mendadak? Ia jadi
kebingungan sendiri karena ia bertugas mencari Bwee Hiang
sedang hatinya kecantol oleh Kim Coa siancu di rumahnya
Teng Hauw.
Entah kemana perginya Bwee Hiang sebab dicari sampai
dekat pagi, belum dapat diketemukan jejaknya. Lo In balik ke
suyang tin.
Ketika berjumpa dengan Kim Wan Thauto yang sudah
bangun pagi-pagi, Lo In ditanya bagaimana hasilnya mencari
Bwee Hiang. Lo In hanya angkat pundak- Katanya,
" Aku sudah menggunakan ginkang ke sana sini mencari
tapi enci Hiang tidak ketemu."
Kim Wan Thauto menghela napas mendapat jawaban itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sekarang bagaimana tindakanmu, anak In ?" tanya Kim
Wan Thauto-
"Kita berunding saja bagaimana baiknya, toako Bagaimana
dengan keadaan siancu ? Apa dia sudah siuman dari
pingsannya ketika aku pergi?"
"Belum tapi tidak apa-apa keadaannya-"
"Apa toako yakin benar siancu tidak apa-apa ?"
Kim Wan Thauto tersenyum- Ia lihat Lo In agak gelisah, ia
menghibur,
"Kau jangan kuatir, anak In. Mungkin sekarang siancu
sudah mendusin."
"Dimana dia sekarang ?" tanya Lo In cepat.
"Dia tidur bersama-sama dengan Leng siong." sahut Kim
Wan Thauto-
Lo In anggukkan kepala- Romannya tidak demikian tegang
lagi- Tapi diam-diam ia mengharap akan kemunculannya Kim
Coa siancu pada saat itu di depannya-
Kita tinggalkan dahulu Lo In yang menantikan
kemunculannya Kim Coa siancu dan marilah kita melihat pada
Bwee Hiang. Kemana sebenarnya si nona sudah pergi ? Ia
menyusul Lo In dengan sia-sia saja, sebab ginkangnya kalah
jauh-Hatinya merasa cemas tatkala tak dapat menyusul adik
kecilnya.
"Kemana adik kecil sudah pergi ?" tanya dalam hatinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Untuk meneruskan larinya menyusul Lo In, hatinya kuatir
nanti ia akan kesasar jalan. Pikirnya, ada lebih baik kembali
saja ke suyangtin. Disana ia menantikan baliknya Lo In. Ia
tidak kuatir adik kecilnya dapat bahaya karena ia percaya 100
persen adik kecilnya ada sangat cerdik dan tinggi
kepandaiannya.
Ia putar tubuhnya hendak kembali, tapi kemana ia harus
ambil jalan ?
Ia jadi kebingungan kehilangan jalan kembali. Maklumlah ia
dibesarkan dalam rumah mewah sebagai anak gadis seorang
kaya raya. Kecuali berkunjung kepada sanak Iamili, belum
pernah ia bertindak jauh dari rumahnya. Kini ia berada di
pegunungan yang sunyi, jalan sendirian di waktu malam
demikian, rasa takut telah mencekau hatinya, oleh karenanya,
ia lari sebisa-bisanya saja, tak tahu kemana tujuannya tapi
dalam hati diam-diam ia berdoa supaya kakinya membawa
kejalan yang betul kembali ke suyangtin.
"sayang aku tidak membawa pedang." katanya dalam hati.
"Kalau tidak, dapatlah pedang itu dipakai kawan dalam
kesunyian malam ini."
Baru saja ia mengingatkan akan pedangnya yang
ketinggalan di suyangtin, tiba-tiba terdengar suara bentakan,
"Berhenti "
Berbareng berlompatan keluar tiga orang gerombolan yang
mukanya bertopeng. Bwee Hiang kaget mendengar bentakan
itu, ditambah lagi dirinya dihadang oleh lima orang, semua
wajahnya pada memakai topeng hitam. Tiga orang tadi yang
melompat keluar dari gerombolan pun sudah tiba di situ, jadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ada 5 orang yang mengurung si nona dalam ketakutan, Ia
tabahkan hatinya, menanya,
"Kalian ada urusan apa menghadang dalam perjalananku
?"
"Urusan sudah tentu ada, makanya tadi aku suruh kau
berhenti, hahaha " sahut orang yang membentak tadi-
Bwee Hiang tidak senang melihat orang berlaku kurang
ajar, sebelum ia menyemprot dengan kata-kata tajam, ia
didahului oleh salah satu gerombolan yang lain, katanya,
"Nona manis, kau dari mana dan mau kemana ? Malammalam
keluyuran, kukira kau adalah setan wanita yang
gentayangan dipegunungan....."
"Tutup bacotmu " bentak Bwee Hiang memotong bicara
orang.
"Aduh, galak betul ya " menimbrung yang lainnya.
"Galak sih memang galak, cuma..."
"Cuma apa ? Coba katakan, cuma apa ?"
"Cuma seorang wanita, apa perlunya galak-galak, hahaha "
"Wanita... dan wanita itu ada dua macam."
"Ah, kau ini ada-ada saja, dua macam bagaimana sih ?"
"Dua macam Ada wanita jelek- ada wanita.... ehm, yang ini
sih-— "
Demikian, 5 orang itu saling sahutan berkata membuat si
nona tak punya kesempatan untuk menyemprotkan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
amarahnya- tapi, ketika orang mengatakan ada "5 macam
wanita", kegusarannya sudah luber dari takaran. Tanpa pakai
kata-kata lagi, kepalannya langsung berbicara hingga seorang
diantaranya yang paling ceriwis dan paling depan berdirinya
sudah kena bogem mentah si nona dan kontan terpelanting
beberapa tindak hingga Bwee Hiang ketawa ngikik melihat
orang merangkak-rangkak dengan susahnya hendak bangun
lagi-
"Hei, kau berani pukul kami punya Lak-ko? Aduh...."
Kembali orang yang berteriak itu jadi makanan kepalan si
nona. Ia terpelanting seperti temannya barusan.
"Hehehe, kau jagoan betul nona," kata seorang yang lain,
yang maju ke depan.
Kepadanya Bwee Hiang juga mau kasih hajaran.
Kepalannya melayang seperti tadi, tapi ia kecele karena orang
itu sudah dapat bekelit dengan bagus, sambil katanya,
"Lakko dan Jiko kau bisa sesukamu, tapi terhadap aku
Citko dari 'sip sam siao mo', hehe "
Disekitar pegunungan Pek-kut-nia memang sudah lama
ada muncul kawanan pemuda yang kerjanya mengganggu
ketentraman penduduk- Mereka berkeluyuran di waktu malam
untuk mencari mangsanya, sedang di waktu siang mereka
dijadikan malam untuk tidur seharian. Kawanan pemuda itu
umur yang paling tua antara 21 tahun dan paling muda 25
tahun, semuanya ada 13 orang yang mereka namakan 'Sip
sam siao mo' atau " 13 Iblis cilik', semuanya ada
berkepandaian silat.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lucunya cara mereka merunutkan kepandaian masingmasing.
Biasanya orang runutkan yang atasan ada lebih
pandai dari yang bawahan, akan tetapi "Siao sam siao mo' lain
dari yang lain. Mereka pakai sistem ganjil ialah nomor 1 paling
tinggi kepandaiannya, lalu ke-3, ke-5 dan seterusnya.Jadi
yang nomor 3,4 dan lain-lainnya yang nomor genap
kepandaiannya lebih rendahan dari nomor ganjil. Entahlah,
apa maknanya mereka atur demikian. Akan tetapi yang terang,
perbuatan-perbuatan mereka ada menyusahkan pada
penduduk di sekitarnya, sudah masuk pengaduan pada yang
berwajib tentang adanya gangguan itu dan oleh yang berwajib
sudah dikirim beberapa orang untuk mengatasinya, tapi
hasilnya nihil. Bukan saja yang berwajib kewalahan, malah
ada beberapa orangnya yang tidak pulang kembali dan
mayatnya kedapatan busuk di tengah jalan, oleh karenanya,
yang berwajib belakangan ini 'belagak pilon' saja terhadap
gangguan dari 'sip sam siao mo', meskipun banyak pengaduan
yang diterimanya dari banyak penduduk.
Lain kelucuan adalah cara 'sip sam siao mo' dalam cara
saling memanggil, tidak ada perkataan 'te' (adik), hanya yang
dipakai 'ko' (kakak), umpanya si toako (kakak yang tua)
memanggil pada saudaranya yang ke-3, mestinya samte (adik
ketiga), ia memanggil samko (kakak ketiga).
Nama-nama aslinya sudah mereka hapus hingga orang
yang kenal dengan mereka juga memanggil sama seperti
mereka sebut dalam persaudaraannya.
Bwee Hiang melihat serangannya gagal, ia jadi heran juga.
Tapi ia tidak takut, malah ia ketawa ngikik ketika mendengar si
Citko perkenalkan dirinya dari 'sip sam sio mo' dengan
bangga.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"hei, kenapa kau tertawa ?" tanya Citko heran.
"Aku tertawakan kau barusan menyebut 'Sip sam siao mo'.
Kurang pantas nama ini bagi kalian, masa dipanggil iblis cilik.
Kalau iblis itu biasanya orang yang sudah tua atau kakekkakek."
"Hehehe, tahu juga si manis." kata Citko ketawa. Entah
bagaimana tampangnya saat itu sebab ia memakai topeng.
"Kalau pakai nama yang pantas, tak usah berabe pakai
topeng segala." berkata Bwee Hiang, sedikltpun ia tidak
unjukkan roman takut pada mereka. "Coba kau sebutkan
nama apa yang pantas untuk kami orang " kata Citko.
"oo, mudah saja. Cuma apa hadiahnya kalau aku kasih
nama yang bagus ?"
"Hadiahnya mudah saja, kami tidak akan perlakukan kasar
padamu."
"Maksudmu ?" Bwee Hiang menegas.
"Kalau kau kami tangkap, tak akan diperlakukan kasar
"sahut Citko.
Kawan-kawan citko semua pada bergembira mendengar
tanya jawab si gadis dan citko, terutama yang menarik
perhatian mereka adalah gayanya si gadis dan romannya yang
cantik.
"Bagus," kata Bwee Hiang.
"Sekarang aku namakan...."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Lekas kau sebutkan nona manis," Citko makin 'empuk'
suaranya. Rupanya mengira si gadis ada 'sir' (naksir)
kepadanya, ia maju satu tindak mendekati.
"Sebagai gantinya 'Sip sam siao mo', kau pakai 'Sip sam
siao kay', hihihi......"
"Kurang ajar" bentak Citko, marah betul dia.
Kiranya si nona ganti nama 'Sip sam siao mo' menjadi 'Sip
sam siao kay' atau artinya '13 pengemis cilik' sehingga
membuat Citko iadi sangat marah.
Bwee Hiang sih benar-benar keterlaluan, masa nama yang
ganteng '13 iblis cilik' diganti jadi '13 tukang ngemis', tidak
heran kalau omongannya menerbitkan kemurkaan bukan saja
pada Citko, tapi juga pada lain-lain saudaranya.
"Kau menghina, berani kau menghina 'sip sam sio ma' ?
Hm Rasakan ini" kata Citko berbareng ia ulur tangannya
menjotos ke muka si nona.
Bwee Hiang tidak menangkis, hanya ia berkelit ke kiri
Tangan tangannya berbareng menyambar kepalan citko Tapi
Citko tahu adanya bahaya, cepat tarik pulang kepalannya.
Kaki kirinya digeser maju dengan menggunakan tipu 'Siao
khauw tek ko' (Anak monyet petik buah), dengan kurang ajar
tangan kirinya diulur hendak mencomot buah dada si nona.
Tapi sebelum tangan sampai pada sasaran, dengan manis
Bwee Hiang mengelak, berbareng tangan kanannya yang
dibeber telah telah memotong dari samping.
"Aiyoo " teriak citko karena lengan tangannya yang nakal
yang hendak gerayangi tetek orang kena dibacok oleh tangan
Bwee Hiang yang keras.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Citko berteriak sambil lompat mundur kesakitan, Ia merasa
lengannya seperti terkutung disabat golok- bukan main
sakitnya. Matanya melotot mengawasi sigadis yang
tersenyum-senyum mengejek kepadanya.
Mengetahui musuh-musuhnya hendak berlaku kurang ajar
atas dirinya, maka Bwee Hiang rubah taktik berkelahinya.
Ketika ia diserbu oleh anak-anak muda berandalan itu, ia
hanya menggunakan kegesitannya hingga maksud mereka
untuk menangkap si nona saban-saban kecele.Jangankan
orangnya ketangkap, sedang ujung baju si nona saja, mereka
tidak bisa sentuh.
Sekarang mereka baru tahu kalau si nona kepandaiannya
jauh lebih tinggi dari mereka. Tak dapat mereka melakukan
pengepungan begitu saja, perlu meminta bantuan senjatanya.
Bwee Hiang melihat gerakan mereka yang pada mencabut
senjata.
Bagaimana ? Apa ia juga perlu pakai senjata atau lawan
terus dengan tangan kosong ? sayang Lo In tidak ada
disampingnya. Kalau si bocah wajah hitam itu ada
disampingnya, tentu dapat menilai lawan punya kepandaian
tinggi rendahnya.
Untuk membikin dirinya lebih aman, memang perlu ia
pegang senjata. Dimana ia bisa dapatkan itu? Matanya melirik
pada Citko yang masih berdiri bagaikan patung. Dengan satu
lompatan gesit, sebelum Citko bergerak, tahu-tahu pedangnya
sudah pindah di tangan si nona, bukan main gusarnya dia-
"Jangan kasih lolos wanita liar itu Hayo terus tangkap dia,
hidup atau mati " Citko teriaki kawan-kawannya dengan sengit.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Hihihi-.. mau tangkap nonamu? Tanya dulu pada kawan
saya " kata si nona.
Citko dan saudara-saudaranya kaget mendengar si nona
menyebutkan 'kawan saya', kalau begitu si nona ada
membawa kawan, citko membentak.
"Mana kawanmu ? Lekas suruh turun ke sini berkelahi"
"Ini kawanku" sahut si nona ketawa seraya acungkan
pedang yang dapat dirampas dari Citko.
Meluap amarahnya Citko dan kawan-kawannya.
"serbu serbu " mereka saling berteriak keras hingga
kesunyian sang malam untuk beberapa detik lenyap.
Kalau dengan tangan kosong Bwee Hiang tidak gentar,
apalagi sekarang ia menggunakan pedang. Terang hatinya
makin mantap.
setelah terdengar treng treng trong beberapa kali, lalu
disusul dengan jeritan mereka yang terluka, dalam tempo
sedikit saja si nona sudah merobohkan 6 orang diantara 8
orangnya 'Sip sam siao mo'. Restan 2 orang itu adalah Citko
dan jiko yang melihat gelagat tidak menguntungkan, sudah
lantas undurkan diri dari pengeroyokannya atas dirinya si
gadis jagoan.
Tampak Bwee Hiang berdiri tersenyum-senyum mengawasi
korban-korbannya yang rebah malang melintang. Kemudian ia
menghampiri Citko danjiko yang tak dapat melarikan diri
karena kakinya lemas.Jiko yang paling ketakutan dihampiri si
nona.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pedangmu boleh juga. Mari kasihkan sarungnya sekali."
kata Bwee Hiang pada Citko dengan roman sungguhsungguhcitko
tidak menyahut, ia hanya mendengus dan buang
muka-
Tiba-tiba ia rasakan ada berkelebat bayangan di dekatnya-
Ketika ia mengawasi lagi ke arah si gadis, tampak Bwee Hiang
sedang berseri-seri sambil memasukkan pedang ke dalam
sarungnya. Citko cepat raba pinggangnya, ternyata sarung
pedang sudah tidak ada lagi di tempatnya, sudah ada di sana,
di tangannya si nona.
sambil menggantung pedang di pinggangnya, Bwee Hiang
berkata,
" Nona mu belum tahu sampai dimana kejahatan kalian,
maka untuk sementara kau ampunkan dulu. Kapan nanti aku
dengar kejahatan kalian yang bukan-bukan, tentu akan aku
datangi sarang kalian dan mengubrak-abriknya "
Bwee Hiang tutup perkataannya dengan memutar tubuh
hendak meninggalkan tempat itu. Belum berapa jauh ia
bertindak, tiba-tiba ia merasakan ada angin ke arahnya, cepat
ia mendak dan tangan bajunya mengebas ke belakang.
"Aiyoo " terdengar teriak Citko dan tubuhnya roboh untuk
tak bangun lagi.
"Hihi, mau main senjata gelap ?" kata si nona dengan suara
tawar.
Citko diam-diam sangat gemas pada Bwee Hiang. Tidak
rela ia dikalahkan si nona. Maka, tatkala Bwee Hiang bertindak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
belum jauh, ia sudah keluarkan senjata pelurunya sebesar
telur ayam. Ia memang pandai mainkan senjata rahasia
demikian, dapat melepaskan saling susul. Biasanya ia sangat
bangga dengan kepandaiannya itu. Tapi kali ini kena batunya.
Apa boleh buat ia ketemu Bwee Hiang murid jago cilik kita Lo
In. Tidak sembarangan dapat dibokong orang.
Demikian, ketika peluru datang dekat, di kebas balik oleh
tangan bajunya si nona sehingga tepat mengenakan
tenggorokannya Citko. Ini yang disebut senjata makan tuan,
sebab Citko roboh terus melayang jiwanya.
Jiko nampak saudaranya yang ke-7 roboh dihajar pelurunya
sendiri menjadi sangat sedih, berbareng ia juga takut terhadap
Bwee Hiang, Ketika ia hampiri si nona badannya menggigil,
malah saking takutnya ia roboh pingsan.
"Hm sebegini saja nyalinya orang sip sam siao mo ?" Bwee
Hiang mendengus ketika melihatjiko roboh pingsan sebelum
ditanya olehnya.
Ia kemudian mendekati yang lain-lainnya, yang pada rebah
terluka dan merintih-rintih- semua nyalinya pada ciut, malah
ada yang minta-minta ampun ketakutan di bunuh.
Bwee Hiang pikir, orang-orang itu semua hanya 'gentong
nasi' alias tidak berguna, maka ia lalu tinggal pergi.
Ia gunakan jalan cepat. Belum berapa lama ia ingat
sesuatu, lantas merandek dan kemudian putar tubuhnya balik
lagi ke tempat tadi. Ternyata disanan sudah tidak ada orangorangnya
'Sip sam siao mo'. Ia banting-banting kaki, menyesal
atas ketololannya. Kiranya ia balik lagi hendak menanyakan
jalan ke jurusan Suyangtin, harus ambil jalanan yang sebelah
mana. Dengan lesu ia bertindak pergi.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Di pinggir-pinggir jalanan banyak gerombolan rumput
alang-alang dan pohon-pohon lebat, sangatlah menyeramkan
di waktu malam. Maka iajalan dengan waspada.
Tiba-tiba kupingnya mendengar keresekan, seperti orang
jalan diantara gerombolan alang-alang, Ia jalan terus belagak
pilon.
"Nona manis, mau kemana ?" tiba-tiba orang bertanya.
Berbareng Bwee Hiang diserang dari dua jurusan kiri dan
kanan- oleh dua orang yang juga mengenakan topeng.
Mereka sangat gesit. Tapi Bwee Hiang lebih gesit lagi
sebab serangan mereka tanpa hasil. Si nona sudah enjot
tubuhnya melayang ke depan kira-kira dua tombak, di mana ia
tancap kaki seraya melolos pedangnya.
Dua orang tadi ternyata punya keberanian untuk
menghadapi si gadis. Ternyata mereka bukan termasuk
rombongan citko tadi yang sudah dikasih hajaran dan
terampun-ampun. Ketika mereka datang dekat, Bwee Hiang
membentak,
"Manusia hina, kalian mau bikin susah nenekmu "
"Hahaha " satu diantaranya tertawa terbahak-bahak,
suaranya macam gembreng pecah, tidak enak di dengar,
"samko dan Kiuko sudah sampai, alamat jelek untukmu "
samko dan Kiuko ialah si nomor 3 dan nomor 9 yang
terkenal paling tinggi kepandaian silatnya maupun ilmu entengi
tubuhnya diantara ke 13 iblis cilik itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kalau mereka berkata dengan temberang barusan,
memang wajar sebab banyak korbannya yang ketemu 3 orang
itu belum pernah dapat meloloskan dirinya-
"Hehe, dari 'Sip sam siao mo' lagi ? " si gadis menjengak-
"Tidak salah, nona manis-" sahut Kiuko, seraya cengar
cengir tertawa- Entah bagaimana roman mukanya pada saat
itu lantaran ketutupan topeng. "Kiuko, jangan banyak cakap.
Bekuk saja buat dihadapkan pada toako " kata samko.
"Enak saja kau buka mulut, memangnya nonamu anak
ayam mudah dibekuk ?" si nona berkata sambil mendengus.
"Hahaha " tertawa samko, suaranya lebih keras dari Kiuko
tadi
-"Boleh maju sekaligus dua-duanya " tantang Bwee Hiang.
"Wah, jagoan juga ya " mengejek samko
"Memang jagoan, kalau tidak, mana bisa Citko roboh
ditangannya " kata Kiuko.
"citko kalian sudah menunggu kalian dalam perjalanan.
Lekas maju, supaya bisa sama-sama menghadap Giam-lo-ong
Mari lekas "Bwee Hiang menggapai dengan pedangnya.
samko dan Kiuko marah ditantang si nona dengan jumawa.
si nomor 9 yang tidak sabaran, lantas menyerang dengan
sepasang golok pendeknya.
Trang Trang terdengar beradunya senjata. Bwee Hiang
dengan pedangnya menangkis ke kanan dan ke kiri dari