XtGem Forum catalog
jowo.yn.lt
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menghina Tong-sinoya ? aduh ! aduh !... " omongnya ditutup dengan kata-kata mengaduh. Kiranya Tong Ciang Hong kena dua tamparan dari Bwee Hiang hingga beberapa giginya rontok dan mulutnya berlumuran darah. Ketika ia semprotkan, tiga buah giginya ikut lompat keluar dibarengi dengan darah. "Kau berani kurang ajar pada nonamu ? Hmm ! Itulah bagiannya...." kata Bwee Hiang dengan gusar. "Adik kecil, mari kita jalan !" Ia mengajak Lo In yang tinggal menonton saja bagaimana sang enci menghajar orang yang iseng mulutnya. "Perlahan jalan !" tiba-tiba Bwee Hiang mendengar orang berkata di belakangnya. Ketika ia menoleh kiranya adalah teman Ciang Hong yang berdiri di depannya sambil ketawa haha hihi macam monyet kena terasi. "Oo, kau mau bela kawanmu itu ? Hmm !" kata Bwee Hiang. "Terang aku musti bela kawanku, aku mau lihat kau bisa pergi dari sini atau tidak !" Si gadis sangat mendongkol, matanya melirik pada Lo In tapi si bocah diam saja. Ia hanya kedipkan matanya seperti menganjurkan 'lawan'. Lo In memang sengaja tidak mau turun tangan, mau melihat bagaimana kemajuan si gadis selama dididik olehnya. Sang kawan mengerti akan maksud si bocah wajah hitam. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Nah, marilah kita berkelahi !" si gadis kemudian menantang. Pemuda itu tidak sungkan-sungkan lagi. Ia keluarkan tipu silatnya 'Burung elang menyambar kelici'. Dua tangannya dipentang bagaikan kilat menyambar ia menubruk Bwee Hiang tapi si gadis sudah lenyap dari pandangannya. Tahu-tahu ia rasakan pinggulnya ditendang dari belakang hingga ia jatuh ngeyungsep, mukanya memakan tanah jalanan yang banyak batu kerikilnya. Kawan lainnya datang memburu, juga dengan sekali tarikan tangan, lawan Bwee Hiang sudah mengaduh-aduh kesakitan, berkutatan dalam gerombolan rumput alang-alang kemana barusan tubuhnya si gundul nyungsep. Melihat si nona ada demikian tangkas, kawan-kawannya yang lain datang mengeroyok. "Jangan, enci Hiang." berkata Lo In ketika ia melihat si gadis hendak menghunus pedangnya hingga ia masukkan lagi. Ia mengerti sang kawan menyuruh ia lawan banyak orang itu dengan tangan kosong. Bwee Hiang gunakan ajaran Lo In menggunakan 'Bu eng sin kang' (Tenaga sakti tanpa bayangan), bagi Bwee Hiang sudah kelebihan untuk melayani 15 pemuda yang mengeroyok dirinya, meskipun diantara mereka ada yang menggunakan senjata, membokong dirinya. Tubuhnya si nona berputaran hingga kawanan pengeroyok tak dapat menyentuh meskipun ujung bajunya saja. Saban-saban bila mereka kira si nona tak bisa lolos dari TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ jambretan atau pukulan, dengan mendadak si nona seperti menghilang, tahu-tahu sudah ada di belakangnya. Tidak heran, kalau mereka berkelahi sambil berteriak-teriak mengutuk Bwee Hiang hingga si nona merasa tidak enak mendengar caci maki mereka. Lo In kuatir enci Hiangnya melakukan pembunuhan, melihat si gadis beringasan, maka ia berseru, "Cukup, enci Hiang !" Lantas, beberapa kali si nona berkelebat. Maka 15 pemuda berandalan itu semuanya rebah kena ditusuk oleh Bwee Hiang. Sambil berseri-seri si nona menghampiri si bocah wajah hitam sambil menarik tangannya, ia berkata, "Adik kecil, mari kita jalan. Aku kuatir disini aku bisa membunuh orang !" Lo In memahami hati si gadis yang amat mendongkol kepada mereka yang mengeroyoknya karena sudah mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar oleh si gadis. Maka begitu tangannya ditarik diajak jalan, Lo In sudah lantas saja mengikuti tanpa banyak rewel. Dalam perjalanan Bwee Hiang berkata, "Adik kecil, ajaranmu hebat benar ! Hihihi, sekali gebrakan sudah menjatuhkan 15 orang !" "Jangan bangga dulu enci Hiang. Mereka itu adalah jago kelas tiga, paling banyak kelas dua. Belum dapat diukur kepandaian enci. Eh, enci Hiang !" Tiba-tiba si bocah mendorong Bwee Hiang ke samping hingga si gadis terhuyung-huyung. Kurang ajar, pikir Bwee Hiang. Kenapa si bocah main-main TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ begini, mendorong orang sampai terhuyung-huyung. Ketika ia menoleh, Lo In sedang berhadapan dengan satu kakek yang jenggot dan rambutnya sudah pada putih semua. Ia mendengar Lo In berkata, "Kakek tua, tidak seharusnya kau membokong orang. Kalau kau mempunyai kepandaian, boleh tantang enciku terang-terangan !" Bwee Hiang kaget mendengar kata-kata Lo In. Kalau begitu, barusan Lo In bukan main-main mendorong dirinya sampai terhuyung-huyung. Ia berbuat demikian untuk menyelamatkan dirinya dari bokongan jahat. kakek tua itu membokong dengan senjata apa ? tanya Bwee Hiang dalam hatinya. Matanya mengawasi ke batang pohon sebab tadi mereka sedang jalan enak-enak menuju ke arah pohon. Ia lihat disitu tertancap sebatang panah kecil sampai hampir amblas semua. Rupanya senjata itu dilepas dengan kekuatan besar sampai menancap demikian rupa. Bwee Hiang bergidik. Di samping itu ia merasa bersyukur atas pertolongan adik kecilnya. Sekarang ia memandang ke arah si pembokong. Tiba-tiba ia menjadi gusar lalu menghampiri Lo In yang sedang bertengkar dengan si kakek. "Adik kecil, dia membokong aku barusan ?" tanyanya lantas. Lo In menganggukkan kepalanya. "Hehehe, kakek tua. Kau mau berkelahi denganku ?" tanya Bwee Hiang. Si kakek tua hanya mengawasi si nona dengan roman bengis. "Kalau mau berkelahi, sebutkan dahulu apa lantarannya." si TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ gadis kata dengan tawar. "Itu sudah dikatakan." menyela Lo In. "Enci sudah bikin sungsang sumbel anak muridnya maka dia jadi mendendam hati padamu dan dia mencoba membokongmu !" "Hei, kakek tua kalau begitu kau adalah kakek pengecut !" jengek Bwee Hiang. "Kau punya kepandaian apa hendak melawan aku ?" tanya si kakek. "Hihihi... !" Bwee Hiang tertawa. "Kau tentu tidak punya isi apaapa makanya kau membokong. Kalau benar-benar satu lakilaki, kau harus berani lawan aku dengan berhadapan muka !" Panas hatinya si kakek dikatakan tidak punya isi apa-apa, maka ia tepuk-tepuk dadanya sambil berkata, "Aku Kie Giok Tong, jago kenamaan dalam dusun Suyangtin, siapa dalam dusun ini yang tidak kenal namaku yang kesohor sebagai guru silat !" "Hihihi." tertawa Bwee Hiang, ia menggodai, "Jago kampungan hanya terkenal di dalam kampung saja dan kesukaannya membokong orang lantaran tidak sanggup menghadapinya sendiri. Cis, tidak tahu malu !" Meluap amarahnya Kie Giok Tong. Tanpa banyak cakap lagi, seketika ia sudah menyerang Bwee Hiang hingga mereka jadi bertempur. Baru bertempur lima jurus, Kie Giok Tong sudah empas empis kepayahan. Lo In jadi ketawa geli, kasihan ia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ melihat si kakek hanya dipermainkan oleh Bwee Hiang, ia lantas berkata, "Enci Hiang cukup !", berbareng Kie Giok Tong sudah ditotok roboh oleh si nona. Rupanya kata 'cukup' yang meluncur dari bibirnya Lo In seakan-akan kode untuk Bwee Hiang mengakhiri pertempuran dengan satu kemenangan. "Adik kecil," kata Bwee Hiang ketika ia datang dekat pada Lo In. "Brengsek kampung ini kakek sudah hampir mampus masih mau gerembengi ilmu silatku !" "Hus ! Jangan omong kasar begitu." Lo In kata sambil ketawa geli. "Mari kita jalan !" Bwee Hiang mengajak adik kecilnya. Kie Giok Tong hanya bisa mengawasi berlalunya dua muda mudi itu tanpa dapat bergerak dari mendeprok dari tanah. Kakek she Kie itu memang jagoan dalam dusun Suyangtin. Di waktu mudanya ia bekerja pada salah satu Piauw kiok (perusahaan pengawalan barang) ke kota Gukwan, namanya lumayan juga terkenal sebagai Piauwsu (pengawal antaran barang). Sudah lima belas tahun ia tinggal di Suyangtin, pada sepuluh tahun belakangan ia membuka perguruan silat dan menerima banyak murid. Pernah datang dua tiga orang yang pandai silat ke dusun Suyangtin dan bergebrak dengannya, tidak satu yang dapat menjatuhkan dirinya. Oleh karenanya Kie Giok Tong menjadi bangga dengan kepandaiannya itu. Ia mengira bahwa kepandaian silatnya sudah sangat tinggi, ia tidak mengira TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bahwa kepandaian orang-orang yang mencobanya hanya jago kampungan saja. Kini ia dipermainkan oleh hanya satu gadis yang pantas menjadi jujurnya, malah umurnya kurang lebih dua puluh tahun, pedih rasa hatinya, ia tidak puas dijatuhkan si gadis, ia tidak puas dijatuhkan si gadis meskipun kekalahannya itu adalah wajar. Ia coba empos tenaga dalamnya untuk membebaskan totokan, girang ia ketika dapat kenyataan tiba-tia ia sudah bisa gerakan pula kaki tangannya seperti biasa. Ia merasa bahwa lwekangnya sangat sempurna dengan mudah ia dapat membebaskan diri dari totokan tapi ia tidak tahu, kalau totokan Bwee Hiang hanya totokan main-main saja ajaran Lo In yang dinamai 'Poan ban tiam hiat' atau 'Totokan setengah iseng' yang si bocah dapatkan dari buku 'Tiam-hiat Pit-koat'. Barusan saja ia bangkit dari mendeproknya, Kie Giok Tong sudah dikerubungi anak muridnya yang juga sudah bebas dari totokan Bwee Hiang. "Gadis itu sangat lihai." berkata Kie Giok Tong setelah ia menghela napas. "Suhu, apa tidak baik kita kumpulkan para paman untuk bikin perhitungan dengan wanita liar itu ?" usul pemuda yang menjadi kepala rombongan pemuda bergajul yang sudah dikasih 'rasa' oleh Bwee Hiang. Kie Giok Tong anggukkan kepalanya, "Tapi, dimana para TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pamanmu sekarang ?" ia menanya. Sebelum Kie Giok Tong mendapat jawaban tiba-tiba ia melihat ada 4 orang yang berlari-larian ke arahnya. Si kakek mengawasi, ia berkata kepada pemuda yang mengajukan usu yang ternyata adalah murid kepalanya beranam Cia Kim Seng. "Kim Seng, kebetulan. Nah, tuh lihat para pamanmu sudah datang." Sebentar kemudian 4 orang tadi sudah sampai. Mereka adalah saudara-saudara angkat dari Kie Giok Tong dan mereka menamakan dirinya 'Suyangtin Ngo-houw' atau 'Lima harimau dari Suyangting'. Seram juga kedengarannya, memang juga menyeramkan bagi penduduk Suyangtin, mereka sangat menghormati Lima Harimau itu. Suyangtin Ngo-houw tidak jahta, mereka sebagai pelindung dari dusun, hanya tabiatnya agak sombong. Maklumlah jago-jago silat kampungan, kalau merasa dirinya jagoan sudah lantas perlihatkan keangkuhannya di hadapan penduduk yang lemah. "Toako, aku mendapat kabar kau dengan keponakan murid mendapat kesusahan dari seorang wanita liar, apa benar ?" tanya salah seorang saudara angkat Kie Giok Tong yang bernama Tan Him yang termasuk nomor tiga dari Lima Harimau. "Kabar itu tidak salah." sahut Kie Giok Tong. "Dari siapa Samte dapat kabar itu ?" balik menanya si kakek she Kie. "Dari si A Kong yang lari dengan napas tersengal-sengal mengabarkan padaku." sahut Tan Him. "Aku terkejut mendengar ada orang yang coba-coba tarik kumis harimau, segera aku beritaku pada jiko, sute dan ngote. Maka kami TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berempat lanas menyusul kemari. Dimana sekarang adanya wanita liar itu ?" "Samte." kata Kie Giok Tong seraya geleng-geleng kepala. "Aku belum pernah menemukan tandingan sejak aku berkelana di dunia Kangouw maupun tinggal dalam kampung kita disini. Kalian semua toh tahu, bukan ? Tapi kali ini aku ketemu gadis liar itu, cuma dalam lima jurus saja aku dijatuhkan. Benar-benar aku merasa sangat penasaran !" Terkejut hati empat saudaranya. Mreka mendengar si jago tua dirobohkan dalam tempo lima jurus, itu hebat sekali ! Kie Giok Tong, meskipun usianya sudah lanjut sangat alot kalau bertempur, napasnya panjang dan sangat tangkas. Mereka sering saksikan manakala mereka sedang berlatih sialt. "Gadis itu sangat lincah, serangan-seranganku yang mematikan dielakkan dengan berkelit ke sana sini. Coba kalian pikir, apakah ini tidak menjengkelkan ? Dalam sengit, aku keluarkan serangan dengan tipu 'Kim Liong seng thian' (Naga emas naik ke langit) yang seperti kalian tahu, jurus ini sangatlah ampuh untuk menjatuhkan lawan, tapi.... tiba-tiba kurasakan kesemutan ketika dia menowel pundak kananku. Kiranya towelan itu bukan sembarang towel sebab dari kesemutan aku jadi lemas dan jatuh terduduk di tanah. Dia telah menotok lo-ji-hiat, halan darah di pundak kanan. Syukur lwekangku tinggi hingga aku dapat membebaskan totokan kejinya itu..." Demikian si kakek menutur, tampak ia sangat bangga ketika mengatakan lwekangnya sangat tinggi dapat membebaskan totokan Bwee Hiang. Dasar jago kampungan, seperti katak (kodok) di dalam tempurung yang tidak bisa menilai kepandaian orang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ seberapa tingginya, hanya menyangka lwekannya yang hebat. Ia tidak insyaf bahwa Bwee Hiang sudah bermurah hati kepadanya, hanya menotok secara main-main saja. "Memang, kalau bukan toako memiliki tenaga dalam yang tinggi, tidak mudah membebaskan diri dari totokan jahat !" memuji Song Cie Liang, jiko dari Lima Harimau hingga si kakek she Kie senang mendengarnya. Tinggal Cia Kim Seng saling berpandangan dengan kawankawannya. Mereka heran si kakek mengatakan dengan menggunakan lwekangnya dapat membebaskan totokan orang sedang apa yang mereka alami, totokan itu bebas dengan sendirinya, tidak lama setelah mereka dirobohkan oleh Bwee Hiang. Tapi karena mereka percaya akan kepandaiannya sang Suhu (guru) maka mereka juga tidak mau mengatakan apa-apa. "Sekarang, kemana perginya wanita liar itu ?" tanya Teng Hauw, si nomor empat dari Lima Harimau. "Aku kira mereka belum pergi jauh dari kampung kita." sahut Kie Giok Tong. "Mereka, toako kata ? Apa gadis itu ada temannya ?" Tan Him menanya. "Ya, satu bocah berwajah hitam bagai pantat kuali." sahut si kakek. "Cuma satu bocah, apa artinya. Mari kita susul !" mengajak Song Cie Liang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Rombongan pemuda bergajulan itu sekarang ditambah dengan Suhu dan empat pamannya pergi menyusul. Mereka besar hatinya sebab dengan tambahan tenaga yang sanat berarti itu mereka harap dapat membalas hinaan yang mereka derita. Baru saja mereka hendak berangkat, tiba-tiba melihat seorang anak tanggung berlari-lari ke arah mereka. Cepat juga lari anak itu. "Itulah si A Kong yang datang !" kata Tan Him Yang lain-lainnya juga sudah segera kenali si A Kong, anak tanggung yang biasa dipakai sebagai mata-mata oleh Suyangtin Ngo-houw. Anak itu cerdik dan gesit, maka ia sangat disayang oleh Lima Harimau dari Suyangtin. "A Kong, kau datang tergopoh-gopoh. Ada kabar penting apa hendak disampaikan pada kami ?" tanya Kie Giok Tong setelah anak itu sudah berada di depan mereka. Dengan masih sengal-sengal napasnya, A Kong menyahut, "Toa-loya sekarang ada di rumah makan An Hok sedang makan minum bersama si bocah muka hitam !" "Bagus, kerja kau baik sekali A Kong." memuji Kie Giok Tong. Senang kelihatannya anak itu mendapat pujian toako dari Lima Harimau. Kie Giok Tong lantas berunding dengan empat saudaranya. "Kalau kita ramai-ramai masuk ke dalam rumah makan, kita TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sebagai pengacau." Kie Giok Tong menyatakan pada saudarasaudaranya. "Bagaimana kalau kita memencar ?" "Maksud toako bagaimana ?" tanya Song Cie Liang, si Jiko. "Kita saja berlima yang masuk, sedang Kim Seng dan saudara-saudaranya boleh menunggu di sebelah luar. Kalau sampai terjadi keributan dengan lawan, kita pancing lawan keluar. Di situ kita keroyok ramai-ramai, bukankah ini bagus ?" "Bagus, bagus, kita turut pikiran toako." memuji Tan Him. Sesampainya di sana, Ngo-houw lihat si gadis sedang ketawaketawa gembira dengan si bocah muka hitam. Diam-diam mereka nyelusup masuk dan ambil meja sedikit jauh dari meja dimana Lo In dan Bwee Hiang tengah menikmati barang hidangannya. Mereka terus menerus pasang mata pada dua tamu dari luar dusun Suyangtin itu. Diam-diam empat saudaranya Kie Giok Tong memandang enteng pada Bwee Hiang yang kelihatannya tidak ada apaapanya yang harus ditakuti. Romannya yang cantik menyinarkan welas asih malah. Bagaimana seorang dara yang lemah gemulai itu dapat memiliki kepandaian yang hebat sehingga toakonya dalam lima jurus sudah digulingkan ? "Enci Hiang, kau lihat kelihaian aku." tiba-tiba Ngo-houw mendengar Lo In berkata pada Bwee Hiang. Mereka lihat, berbareng dengan kata-katanya, si bocah muka hitam tangannya memegang poci arak. Mulut poci ditegakki ke atas. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mau apa dia ?" tanya Ng-houw dalam hatinya masing-masing. Belum sempat mereka menduga apa-apa, sekonyongkonyong mereka lihat meluncur keluar arak dari dalam poci, naik ke atas kira dua kaki tingginya. Arak itu diatas dapat bertahan dua menit lamanya sehingga arak itu tidak jatuh diatas meja. Setelah itu, arak itu nyerosot masuk lagi ke mulut poci, tidak ada setetes pun yang berlumuran jatuh di atas meja. Itu suatu pertunjukkan yang tidak mudah sebab hanya dengan lwekang yang sudah sempurna saja, dapat dilakukan. Lo In unjuk kepandaian ini bukan hendak membanggakan kepandaiannya, hanya hendak membikin ngeri Suyangtin Nghouw tanpa kekerasan. Diam-diam Lo In sudah tahu kedatangannya Kie Giok Tong bersama empat temannya, maka ia kisiki Bwee Hiang untuk belaga pilon akan kehadiran mereka dan Lo In menjatakan ia hendak tundukkan mereka dengan kepandaiannya yang istimewa. Dasar dogol, lima jago kampungan itu benar kagum melihat caranya Lo In bermain arak tapi mereka mengira bahwa si bocah wajah hitam itu hanya pandai main bersulap saja, lain tidak ! Sebentar Lo In kasih pertunjukan kedua. Ia pegang mangkok kosong, lalu diangkat ke atas. Pantat mangkok ia sanggah dengan sumpit, tahu-tahu mangkok sudah terputar, sebentar naik sebentar turun tapi tak lolos dari sebatang sumpit yang ada di tangannya Lo In. Ini juga suatu pertunjukan lwekang yang dahsyat. Sebaliknya juga, ini dianggap oleh kawanan dogol itu si bocah hanya main sulap saja. Sedang mereka hendak ketawa berkakakan, tibatiba matanya pada terbelalak kaget ke arahnya Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Saat itulah yang membuat mereka kagum bukan main. Lo In setelah bikin mangkok berputar turun naik disanggah oleh sebatang sumpitnya, tiba-tiba tangan kirinya menyambuti mangkok yang turun berbareng sumpit di tangan kanannya melesat ke atas. Terdengar suara 'ngik !' disusul dengan jatuhnya suatu benda dari atas. Kiranya yang jatuh itu adalah seekor tikus yang jatuh dari bubungan rumah, tubuhnya sudah terbidik oleh sumpitnya Lo In yang barusan meluncur ke atas, sumpit itu telah jatuh dibawah berbareng dengan badannya si tikus yang bernasib malang. Kejadian ini bukan permainan sulap tapi satu kepandaian yang luar biasa hingga Lima Harimau termangu-mangu duduk di tempatnya. Mereka tidak bisa mengatakan si bocah main sulap lagi karena dengan mata kepala mereka sendiri mereka menyaksikan kepandaian yang luar biasa, yang baru pernah mereka melihat dalam seumurnya mereka. Terdengar suara tempik sorak dari para tamu yang melihat kejadian itu. "Toako," kata Tan Him, perlahan suaranya. "Selembar rambutnya saja pun, kita tak dapat mengganggunya." Kie Giok Tong angguk-anggukan kepalanya, yang lainnya tinggal membisu. Meskipun adatnya angkuh, tinggi hati, si kakek orang she Kie orangnya suka bersahabat. Ia menghormati kepandaian orang yang ia kagumi, maka juga selama ia jadi Piauwsu banyak orang-orang gagah yang menjadi sahabat baiknya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kini ia melihat kepandaian si bocah yang luar biasa, ingin ia mengikat persahabatan. Karena timbulnya pikirani tu, maka Kie Giok Tong bangkit dari duduknya, jalan menghampiri meja Lo In dimana ia menjura kepada muda mudi itu, sambil berkata, "Siao-hiap dan Li-hiap, terima hormatku, si kakek yang punya mata tapi tidak melihat !" Bwee Hiang masih cekikikan ketawa dan mengagumi kepandaian adik kecilnya, tiba-tiba Kie Giok Tong menghampiri. Ia mengira si kakek akan cari urusan lagi. Ia berhenti ketawa dan siap sedia tapi tidak tahunya si kakek menjura memberi hormat hingga ia dan Lo In jadi tergopohgopoh membalas hormatnya si orang tua. Lo In tidak banyak omong, maka Bwee Hiang yang mewakili bicara, "Lo-enghiong (jago tua), jangan begini merendah. Karena kami berdua yang muda menjadi tidak enak oleh kehormatan Lo-enghiong yang berlebihan. Mari, mari duduk makan sama-sama kami !" Kie Giok Tong tidak merendah lagi, ia lantas turut duduk di meja Lo In dan Bwee Hiang. Sebelum membuka suara, ia menoleh kepada empat saudaranya, tangannya menggapai. Sebentar lagi mereka sudah datang menghampiri. Dengan sendirinya mereka pada mengambil kursi dan duduk mengitari meja makan Lo In. Bwee Hiang girang melihat taktik Lo In berhasil baik, dapat dengan halus menundukkan Lima Harimau dari Suyangting. Bwee Hiang teriaki pelayan, minta tambah hidangan untuk lima orang yang baru datang. Mereka mula-mula menampik, tapi Bwee Hiang dengan ramah berkata, "Ini adalah pertemuan kita yang menggirangkan. Tidak baik kalau kalian TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo-enghiong menampik undangan kami yang muda." Melihat si nona demikian ramah dan kata-katanya diucapkan dengan tulus hati, maka Kie Giok Tong dan kawan-kawan menjadi malu hati, lantas pada menghaturkan terima kasih atas undangan manis budi dari si gadis yang semula dipandang musuh alias si gadis liar. Mereka segera berkenalan satu dengan lain. Bwee Hiang tidak bicara sewajarnya tentang siapa dirinya, ia hanya mengaku dengan Lo In adalah kakak beradik dan dalam perjalan merantau yag kebetulan melewati di dusun itu. Kie Giok Tong minta maaf untuk kelakuan sendiri dan anak muridnya yang kurang ajar. "Ah, itu hanya kejadian biasa." kata si nona merendah. "Kalau tidak didahului dengan perkelahian, mana bisa kita jadi bersahabat seperti sekarang ini ?" Lima Harimau itu makin menghormat kepada si nona yang bisa bicara merendah dan menunjukan pribadinya yang luhur. Lo In selama itu hanya tertawa nyengir saja, tidak turut bicara. Kie Giok Tong yang merasa kagum pada si bocah, telah membuka mulutnya menanya : "Aku, si kakek merasa kagum atas kepandaian Siaohiap, sekarang Siaohiap sudah umur berapa ?" "Tahun ini aku masuh..... eh, tunggu !" berbareng tubuh Lo In melesat ke arah pintu, menyusul seorang Thauto yang sedang jalan keluar. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Thauto itu selain membawa buntelan kecil, juga ada menyelipkan sebilah pedang pendek di bebokongnya. Bwee Hiang kaget melihat kelakuan si adik kecil, cepat ia menyusul keluar diikuti oleh Lima Harimau dibelakangnya. Bwee Hiang lihat jauh disana, disuatu lapangan tampak Lo In sedang berhadapan dengan si Thauto. Ia menyusul ke sana, juga Lima Harimau tidak mau ketinggalan mereka dibelakang si nona. Mereka kepingin tahu, ada urusan apa dengan begitu tergopoh-gopoh si bocah hitam menyusul si Thauto. Di sana mereka menyaksikan Lo In sedang bertengkar dengan si pendeta rambut panjang. Terdengar Lo In berkata, "Aku tidak perduli kau dapat dari siapa, tapi itu adalah pedangku. Kau harus mengembalikan pada pemiliknya !" Si Thauto yang tiada lain adalah Kim Wan Thauto tertawa bergelak-gelak mendengar ucapan Lo In, setelah itu ia berkata, "Anak kecil, jangan kau cari urusan dengan aku. Pedang orang lain diakui pedang sendiri, belajar dari mana kau hendak memiliki barang orang ? Kau ngimpi barangkali ?" "Pedang pendek itu kepunyaan orang yang kuhormati, mana aku tidak bisa mengenalinya !" "Dengan bukti apa kau mengatakan pedang itu adalah milikmu ?" Lo In jadi kebingungan sebab ia memang tidak perhatikan betul tanda-tanda yang ada pada pedang pendek Liok Sin-she TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sampai hilang digondol Siauw Cu Leng. Melihat Lo In termangu-mangu, Kim Wan Thauto berkata, "Tanpa bisa mengunjuk bukti, mana aku mau mengembalikan padamu, anak kecil !" "Tidak, aku mesti dapat kembali." sahutnya tegas. "Dengan apa kau bisa dapat kembali barangmu ?" "Dengan kepandaianku !" Kim Wan Thauto gelak-gelak ketawa. "Anak kecil, dengan kepandaianmu tersebut tadi dalam rumah makan, hendak kau merampas pedangku ? Hm ! Jangan harap !' "Betul kau tidak mau mengembalikannya dengan baik ?" Diam-diam Kim Wan Thauto waspada menghadapi bocah hitam ini karena Lo In bukan bocah sembarangan. Bila melihat lwekang (tenaga dalam) yang dipertunjuki tadi di dalam rumah makan. Tadinya ia mau mengeloyor diam-diam, tidak tahunya Lo In matanya lihai lantas mengenali kalau Kim Wan Thauto di bebokongnya membawa pedang Liok Sinshe. Lama memang Lo In memikirkan pedang itu. Ia percaya pedang pendek itu diambil Siauw Cu Leng ketika ia sedang pingsan di bokong oleh Ang Hoa Lobo. Di samping mencari Eng Lian, juga ia saban-saban pasang mata pada siapa yang dijumpainya, kalau-kalau ia mendapat lihat ada orang yang membawa pedangnya itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dengan cara kebetulan matanya yang lihai dapat melihat barang itu ada di punggungnya Kim Wan Thauto yang tengah berjalan keluar dari rumah makan. Seketika itu ia enjot tubuhnya melesat, menyusul si Thauto. Maksud Lo In tidak mau mencari urusan, asal pedang sudah dikembalikan, urusan sudah selesai. Ia tidak kira bahwa yang diajak urusan adalah Kim Wan Thauto, bukannya jago sembarangan yang dapat digertak dengan permainannya tadi. Melihat si bocah bertindak maju, Kim Wan Thauto sudah siap sedia. "Thauto kesasar, kau lihat tuan kecilmu ambil pedang !" berbareng ia menyerang pendeta rambut panjang. Kim Wan Thauto memang sudah siap, ia mendorong dengan tangannya, menggunakan lwekang 5 bagian. Tampak Lo In terpental jumpalitan. Tapi hanya sekejap saja, si bocah sudah ada lagi di hadapannya hingga ia mau ketawa terbahak-bahak tidak jadi. Sekali lagi Lo In menerjang, kali ini Kim Wan Thauto mengibas dengan bajunya, menggunakan lwekan tujuh bagian. Tampak si bocah berputar tubuhnya kemudian berjumpalitan hingga Kim Wan Thauto tidak tahan untuk tidak tertawa terbaha-bahak. Kepalanya sampai mendongak ke atas saking enaknya ketawa. Sekonyong-konyong ia rasakan ada angin berkesiur disisinya. Ketika ia sadar kena diakali si bocah, tapi sudah terlambat sebab Lo In sambil ketawa nyengir tampak sedang acungkan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pedang pendek yang barusan masih menyelip di bebokongnya. "Terima kasih atas kebaikan hatimu untuk mengembalikan pedangku." kata si bocah dengna gayanya yang lucu. Kim Wan Thauto cepat meraba punggungnya, memang pedang sudah tidak ada ditempatnya. Bukan main gusarnya, pikirnya, masa anak kecil ini begitu hebat kepandaiannya ? Sebagai jago kawakan, ia tidak rela dipermainkan anak kecil. Maka seketika itu ia membentak, "Bocah hitam, kalau kau tidak kembalikan pedang itu, jangan sesalkan Hudyamu (Budhamu) berlaku kasar terhadap anak kecil !" "Untuk dapat pulang, mudah saja. Asal kau unjuk kepandaian !" sahut Lo In, lalu putar tubuhnya dan lari kepada Bwee Hiang. Kim Wan Thauto marah bukan main, lantas kepalanya digelengkan. Sekaligus dua anting-antingnya melesat dari kedua telinganya, saling susul menyambar ke arah jalan darah Lo In di pundak dan tengkuk. "Adik kecil, awas !" teriak Bwee Hiang melihat senjata rahasia anting-anting Kim Wan Thauto sudah mendekati sasarannya. Si gadis sampai memeramkan matanya karena ngeri adik kecilnya akan roboh dihajar anting-antingnya si Thauto yang gede. Di saat ia memeramkan matanya, berbareng ia dengar suara 'tring ! tring !' dua kali. Ketika ia membuka matanya lagi, ia lihat adik kecilnya tengah tersenyum-senyum ke arah Kim Wan Thauto yang berdiri terpaku di tempatnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In sangat lihai, tidak semudah yang dikira Kim Wan Thauto si bocah akan kena dibokong meskipun senjata rahasia anting-anting emas Kim Wan Thauto belum pernah luput mengarah sasarannya. Ketika Bwee Hiang berteriak, Lo In sudah membalik tubuhnya. Dengan pedang Liok Sinshe, ia hajar dua anting-anting Kim Wan Thauto hingga keduanya jatuh ditanah, setelah mengeluarkan suara 'tring ! tring!' dua kali. Kalau Bwee Hiang merasa bersyukur adik kecilnya selamat, adalah Kim Wan Thauto di lain pihak merah padam mukanya, saking gusar rupanya. "Masih ada lagi ?" Lo In ngeledek Kim Wan Thauto. "Bocah hitam, kau jangan bangga dulu !" sahut Kim Wan Thauto seraya merogoh sakunya, kemudian ia mengayunkan tangannya. Lima anting-anting emas menyambar berbareng laksana kilat cepatnya, mengarah sasaran atas, tengah, bawah dan di kanan kiri. Disinilah adanya keistimewaan Kim Wan Thauto melepas senjata rahasianya sebab lawan yang diserang dari lima jurusan sangatlah sukar untuk meluputkan dirinya sehingga tanpa ada salah satu dari lima senjata rahasia itu yang mengenakan sasarannya. Lo In mengerti serangan lawan sangat berbahaya, ia keluarkan ilmu saktinya 'Bu im sin kang', badannya berputar bagaikan asap bergulung naik ke atas hingga Kim Wan Thauto terkejut menyaksikan keanehan itu. Tidak lama, ia melihat Lo In sudah berdiri ketawa ke arahnya. Ia berkata, "Taysu, terima kasih atas pemberian anting-anting emasmu !" Lo In berkata TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ seraya dari tangan bajunya ia keluarkan lima anting-anting emas Kim Wan Thauto yang barusan dilontarkan kepada si bocah. Kim Wan Thauto berdiri melongo.... Sebagai orang Kangouw kawakan, Kim Wan Thauto tahu akan itu peribahasa, "Ksatria harus tahu pada saat maju dan pada waktu mundur", pepatah tersebut adalah suatu nasehat yang baik. Mengingat ini, Kim Wan Thauto jadi menghela napas. -- 21 -- Tidak sampai menunggu Lo In membuka mulut lagi, ia sudah menghampiri si bocah di depannya. Ia angkat tangannya bersoja, katanya, "Siao-hiap, kau menang ! Kau adalah orang pertama yang membuka mataku bahwa orang pandai masih ada yang lebih pandai. Aku mengira tadinya tidak sukar aku menemukan tandingan, tidak tahunya, menghadapi kau Siaohiap aku tidak berkutik. Hahaha... !" Berbareng dengan menutup kata-katanya, Kim Wan Thauto telah jatuhkan diri berlutut sehingga Lo In repot dan menyingkir ke samping, serta katanya, "Taysu, kau jangan bikin diriku lekas tua dengan caramu begini." Kemudian ia tepuk-tepuk pundak orang perlahan tapi diamdiam ia gunakan lwekangnya untuk bikin si Thauto bangun dari berlututnya. Kim Wan Thauto tahu Lo In tengah mengerahkan tenaganya, ia juga kerahkan tenaga dalamnya untuk bertahan. Tapi akhirnya ia mesti mengakui keunggulan Lo In dalam tenaga dalam. Maka ia pun tidak berani mencobacoba terus. Segera ia bangkir dari berlututnya dan berkata, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Siaohiap, aku ingin mengucapkan sesuatu padamu. Aku harap kau akan menerima baik !" "Dalam urusan apa itu, Taysu ?" tanya si bocah. "Caramu yang luar biasa memusnahkan serangan dari tujuh anting-anting emasku, membuat aku sangat kagum ! Aku sudah lepas kata, barang siapa yang bisa meluputkan diri dari serangan senjata rahasiaku ialah yang berupa tujuh antinganting emas, orang itu akan aku angkat menjadi guruku. Aku sangka bahwa guru itu pastilah orang yang lebih tua dariku, tidak tahunya malahan sebaliknya adalah seorang anak kecil. Siaohiap, kau jangan menolak kalau sekarang aku harus memenuhi sumpahku...." Berbareng Kim Wan Thauto kembali hendak tekuk lututnya, tapi Lo In keburu mencegah. Ia berkata, "Taysu, kau adalah jago kelas wahid dalam Kangouw, sukar menemukan tandingan. Untuk perkara kecil saja masa harus berlaku begini merendah terhadap aku si bocah. Kalau Taysu punya senjata rahasia yang lihat dapat aku punahkan, ituhanya dengan cara kebetulan saja, lantaran Taysu tidak sungguh-sungguh melepasnya dan menaruh kasihan kepada aku masih anak kecil." "Tidak, tidak. Memang aku menyerah kalah padamu." sahut Kim Wan Thauto. Si pendeta yang memelihara rambut panjang adalah satu pendeta yang jujur dan belum pernah menarik kembali apa yang ia sudah katakana, maka ia merasa tidak enak kalau ia tarik kembali kata-kata yang ia sudah keluarkan dari bibirnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Maka, ia sudah mendesak supaya Lo In suka terima ia menjadi muridnya, ia berjanji akan setia kepada si bocah. Sebaliknya, Lo In terus menolak. Melihat mereka tarik urat, yang satu ingin diterima jadi murid dan yang lain menolak, dengan tiada ada keputusan sama sekali, Bwee Hiang lalu campur tangan. Dengan air muka berseri-seri ia datang menghampiri, kepada Kim Wan Thauto si gadis memberi hormat serta berkata, "Kalau kalian tidak keberatan, bagaimana kalau aku majukan diri sebagai orang perantara untuk memutuskan urusan kalian ?" "Bagus, bagus !" kata Kim Wan Thauto mendahului Lo In yang hendak membuka mulutnya berbicara hingga si bocah muka hitam urung berkata dan anggukkan kepalanya saja seperti tanda bahwa ia pun mufakat dengan turun tangannya Bwee Hiang. Lo In percaya kecerdikan sang enci. Dengan keputusannya Bwee Hiang pasti akan disetujui oleh mereka kedua pihak. "Dari pembicaraan Taysu," Bwee Hiang mulai. "Aku memuji Taysu adalah seorang yang jujur, tidak ingin memungkiri janji. Tapi mendengar alasan adik In juga benar, masa ia harus punya murid Taysu, lebih pantas bila adik In menjadi muridnya Taysu. Ini baru pantas....." "Tapi Liehiap...." memotong Kim Wan Thauto, terputus, karena si nona goyang-goyang tangannya. "Aku belum habis bicara, harap Taysu jangan memotong dulu." kata Bwee Hiang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Jadi dua-duanya ada punya alasan kuat." berkata si nona meneruskan. "Sekarang begini saja. Taysu mengagumi adik In, sedagn adik In juga sangat menghargai Taysu. Bagaimana kalau angkat saudara saja.....?" "Bagus, bagus !" Lo In tiba-tiba memotong bicaranya si gadis. Saking kegirangan, setuju dengan enci Hiangnya, Lo In sampai bertepuk tangan. Sebaliknya Kim Wan Thauto kerutkan keningnya. Agaknya mereka kurang menyetujui putusan Bwee Hiang sebab menyeleweng kepada sumpahnya. Si gadis yang cerdik sudah lantas dapat menyelami pikiran si Thauto yagn kurang setuju. Maka ia lantas berkata pula, "Seorang murid setia, selalu akan bikin gurunya senang. Maka, apa salahnya kalau Taysu menerima keputusan yang disenangi adik In agar adik In hatinya merasa senang. Apa ini bukan sama saja Taysu sebagai seorang murid telah membuat senang pada gurunya ? Aku kira dengan keputusan kalian angkat saudara, tidak menyimpang dari maksud Taysu yang sebenarnya." Mendengar si gadis demikian fasih ucapan katanya dan teguh alasannya, Kim Wan Thauto angguk-anggukkan kepalanya dan kemudia ia tertawa ke arah Bwee Hiang hingga si gadis kegirangan melihat usahanya akan berhasil. "Liehiap, kau sungguh pandai membuka pikiran orang yang bodoh." memuji Kim Wan Thauto. "Aku senang, kalau kau juga termasuk dalam upacara angkat saudara. Harap kau jangan menolak !" Bwe Hiang kaget. Ia tidak mengira si Thauto akan bawa-bawa juga dirinya. Tapi ia tidak keberatan untuk angkat saudara TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dengan Kim Wan Thauto yang ia lihat pendeta itu benar mukanya bengis tapi orangnya jujur dan termasuk salah satu ksatria di kalangan jago-jago silat budiman. Malah dengan mempunyai saudara angkat macam Kim Wan Thauto, untuknya ada satu keuntungan, tenaganya dapat dipakai membantu dalam usahanya menuntut balas kepada Sucoan Sam-sat. Memikir demikian, maka wajah Bwee Hiang berseri-seri. Ia berkata, "Terima kasih Taysu. Sungguh tidak kukira kau sangat menghargakan aku yang rendah." Kim Wan Thauto kegirangan bahwa si nona tidak menolak. Demikian selanjutnya tiga orang itu telah angkat saudara dalam upacara sederhana disaksikan oleh Lima Harimau dan anak-anak muridnya mereka yang jumlahnya bukan sedikit. Kim Wan Thauto dipanggil 'Toako' oleh Bwee Hiang dan Lo In sedang pada dua anak tersebut, atas permintaan mereka, Kim Wan Thauto memanggil anak Hiang dan anak In, yang sederhana saja. Si Thauto rambut panjang senang juga dapat memanggil 'anak' pada si gadis dan si bocah, karena mereka itu memang pantas menjadi anaknya Kim Wan Thauto. Lima macan dari Suyangtin sangat menghormati tiga orang tamu itu, terutama kepada Lo In yang mereka anggap adalah 'Bocah Sakti' yang tidak ada duanya. Kepandaiannya sukar diukur. Mereka merasakan penglihatannya seolah-olah kabut ketika menyaksikan tubuh Lo In tiba-tiba berputar-putar dan seperti asap bergulung-gulung, tahu-tahu setelah si bocah tersenyum ke arah Kim Wan Thauto dari lengan bajunya mengeluarkan lima senjata rahasia anting-anting emas dari si pendeta yang dilontarkan dengan tenaga lwekang yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dahsyatnya bukan main. Mereka berlomba mengundang Lo In dan dua saudaranya untuk menginap di rumahnya. Tapi Bwee Hiang tidak mau membuat berabe mereka maka dengan manis budi undangan itu ditolak hingga tidak punya alasan lagi mereka untuk mendesak terus. Meskipun demikian, mereka mengundang untuk mampir bertemu ke rumah masing-masing selama Lo In dan dua saudaranya ada di Suyangtin. Hal ini tidak ditampik oleh Bwee Hiang dan dua saudaranya, demi untuk menyenangkan pada hati mereka. Atas pilihan Bwee Hiang, tiga saudara itu mondok di hotel Hok An, suatu rumah penginapan yang sangat bersih dalam dusun Suyangtin. Dalam omong-omong, sebelumnya masuk tidur, Kim Wan Thauto berkata pada Bwee Hiang, "Anak Hiang, aku masih belum bisa lupakan wajahmu pada tiga tahun yang lalu." Bwee Hiang heran. Ia lantas menanya, "Bagaimana toako bisa kenali wajahku ? Apa memang toako sudah kenal sebelum kita angkat saudara ? Aku sendiri lupa. Harap toako tidak kecil hati kalau adikmu pelupa." "Anak Hiang, aku kenal tanpa berkenalan tapi kukenali wajahmu di atas loteng pertama dari rumahmu.'' Bwee Hiang terkejut. Sepasang matanya yang jernih halus memandang pada Kim Wan Thauto tidak berkedip. Kata-kata si toako betul-betul mengagetkan hatinya karena katanya mengenali wajahnya adalah dari jendela kamar di atas loteng pertama. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Toako, kau jangan bikin aku bertanya-tanya. Lekas ceritakan apa yang sudah terjadi pada saat itu." berkata Bwee Hiang kemudian. Melihat adik angkatnya tidak sabaran seperti cacing kena abu, maka Kim Wan Thauto lantas bercerita bagaimana ia telah melakukan penyelidikan dalam rumah Liu Wangwee untuk mendapat keterangan tentang kedatangannya Sucoan Samsat. Ia mendengar tentang percakapan Bwee Hiang dengan ayahnya dalam kamar kemudian ia bertekad akan membantu Liu Wangwee akan tetapi kenyataannya bahwa bantuannya tidak diperlukan dengan turun tangannya si kerudung merah. Dituturkan dengan jelas pada Bwee Hiang, hingga si nona yang tidak memotong pembicaraan orang, mendengarkan semua itu tanpa terasa telah mengucurkan air mata. "Anak Hiang." kata Kim Wan Thauto, kaget ia melihat adik angkatnya menangis. "Kau kenapa menangis ? Apa penuturanku melukai hatimu karena aku tidak turun tangan membantu keluargamu ? Kepandaian si kerudung merah sudah lebih dari cukup. Untuk apa aku membikin berabe dia dengan memunculkan diri pada saat itu ?" Bwee Hiang geleng-geleng kepala, seraya menyusut air matanya yang berlinang-linang. "Toako, bukan begitu duduknya." berkata si nona, masih sesenggukan. Lo In pun jadi kaget, enci Hiangnya tiba-tiba menangis. "Enci Hiang, kau kenapa ? Barusan toako cerita, tiba-tiba saja TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kau menangis." Lo In menanya sang enci yang sedang sedih saja. Bwee Hiang tidak menjawab Lo In, hanya berkata pula kepada Kim Wan Thauto. "Toako, bukan begitu duduknya. Sebetulnya aku sangat berterima kasih atas perhatianmu hendak menolong keluargaku. Yang aku sedihkan adalah cerita toako itu membuat aku terkenang pada ayahku almarhum." "Hah ? Ayahmu sudah meninggal dunia ? Sakit apa ?" tanya Kim Wan Thauto otomatis. "Toako, kau tidak tahu." sahut Bwee Hiang, tersenyum sedih. "Ayahku bukannya mati karena sakit tapi dibunuh oleh Sucoan Sam-sat. Ah, toako....." Bwee Hiang putus bicaranya karena ia tidak tahan dengan kesedihannya, ia menangis lagi. Agak keras sekarang hingga Kim Wan Thauto dan Lo In kebingungan kalau-kalau tangisan itu dapat mengganggu penghuni kamar lainnya sehingga bisa membikin orang-orang pada keluar untuk menanyakan ada urusan apa sampai menangis begitu sedih. Kim Wan Thauto dan Lo In bergiliran menghibur Bwee Hiang. Si gadis cepat terhibur rupanya sebab kemudian ia hentikan tangisnya lalu menceritakan pada Kim Wan Thauto tentang keganasannya Sucoan Sam-sat yang membunuh seisi rumahnya termasuk Kian-san Ji-lo, setelah pada sebelumnya mereka kena dihajar oleh Lo In. Mereka telah mengganas juga dalam markas cabang Ceng Gee Pang sehingga banyak TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ meminta korban jiwa. Kim Wan Thauto sangat gusar mendengar laporan Bwee Hiang. "Aku dapat kabar tentang kebuasannya Sucoan Sam-sat, akan tetapi tidak mengira sampai begitu kejam dan menganggap jiwa manusia seperti jiwa kecoak !" kata Kim Wan Thauto, seraya giginya kedengaran berkeretak, menahan amarahnya. "Toako," kata Bwee Hiang. "Kita sudah angkat saudara. Maka dalam halnya Sucoan Sam-sat, aku mengharap sekali bantuan toako dalam usahaku menuntut balas." "Anak Hiang, meskipun kita belum angkat saudara, aku juga akan membantu kau sebisa-bisanya untuk membasmi orangorang jahat itu !" jawab Kim Wan Thauto tegas. Diam-diam Bwee Hiang merasa sangat berterima kasih atas janji Kim Wan Thauto. "Sayang anak In pada waktu itu tidak membinasakan saja kawanan jahat itu." Kim Wan Thauto menyatakan sangat menyesalkan. "Adik In masih terlalu kecil, belum sampai berpikiran ke situ. Apalagi memang dia berhati lemah untuk bertindak kejam !" kata Bwee Hiang sambil melirik pada Lo In yang tidak campur dalam percakapan mereka berdua. Lo In hanya nyengir ketawa melihat Bwee Hiang melirik kepadanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ya, memang anak In masih kecil." sahut Kim Wan Thauto ketawa. "Sebagai jago kecil berkelana dalam dunia Kangouw, nanti dia akan bertambah pengalaman dan mempunyai pandangan terhadap orang-orang yang jahat dan licik. Maka itu anak In, kau harus waspada menjaga diri." "Terima kasih atas nasihat toako." kata Lo In, tertawa nyengir. "Tapi, anak In." Kim Wan Thauto berkata lagi, matanya memandang wajah Lo In yang hitam legam. "Aku lihat wajahmu tidak semestinya hitam, cara bagaimana kau memoles wajahmu jadi hitam begini ?" "Panjang untuk diceritakan, toako." sahut Lo In. "Tapi sekarang aku minta toako dulu bercerita bagaimana toako dapatkan pedang pendekku itu ?" "Sebenarnya aku mau minta adikku dulu bercerita, tapi tidak apalah. Biar toakomu mengisahkan satu kejadian yang lucu." Selanjutnya Kim Wan Thauto mengisahkan dari mana ia dapatkan pedang pendek. Pada suatu hari menjelang sore, hujan turun dengan lebat. Kim Wan Thauto dalam perjalanan mengunjungi salah satu sahabatnya, kebingungan tidak menemui rumah untuk meneduh, untuk menyingkir dari serangan hujan lebat. Dengan menggunakan ilmu jalan cepat, sekira dua lie maju ke depan, tiba-tiba ia menemukan satu kuil rusak. Ke dalam kuil itu ia masuk. Lumayan juga dapat menyingkir dari serangan hujan lebat meski pun di sana sini tampak kuil itu pada bocor gentengnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Rupanya kuil itu sudah lama ditinggalkan penghuninya tapi masih ada towie (taplak meja) rombeng yang panjang sampai menutupi kolong meja, diatasnya terdapat sebuah tepekong yang lagi duduk bersila. Pikirnya kalau ia masuk ke kolong meja itu, baik juga. Sebab tidak kedinginan dari hembusan angin yang masuk ke dalam rumah berhala itu yang hampir tidak berpintu. Setelah berpikir ia lalu masuk ke kolong meja tadi. Benar saja di kolong itu ia merasa agak hangat juga. Belum lama ia rebahan, tiba-tiba ia mendengar seperti ada orang yang masuk ke dalam kuil itu. Ia lalu mengintip melalui lubang dari towie yang rombeng. Ia lihat yang datang itu adalah seorang laki-laki berperawakan tinggi kurus, mukanya tidak enak dilihat saking jeleknya. Di bebokongnya ia menggendong sebuah bungkusan besar. Entah apa isinya buntelan besar itu. Ketika si orang jelek tadi sudah berada di dalam, ia lalu gubraki di atas lantai buntelan yang digendongnya lalu ia gibrik-gibriki bajunya yang basah kuyup kehujanan. "Kurang ajar, tadi terang benderang, eh, mendadak turun hujan besar. Dasar anak sialan !" orang itu berkata-kata sendirian sambil perlahan-lahan membuka buntelan besar tadi. Kiranya isinya adalah sesosok tubuh yang tidak berkutik. Waktu Kim Wan Thauto menegasi kiranya ia adalah satu anak muda yang cakap, putih, mirip seorang perempuan. Ia rupanya telah ditotok pingsan sebab pipinya yang halus TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ diusap-usap ke sana kemari oleh si wajah jelek, anak muda itu tinggal diam saja. "Sungguh sayang kau dijelmakan sebagai seorang lelaki. Kalau kau perempuan yang sekarang jatuh di tanganku ? Hmm !" demikian si jelek berkata-kata sendirian. Entah apa maksudnya kata-kata itu tapi bagi Kim Wan Thauto sudah lantas menduga bahwa orang jelek itu bukan orang baik-baik, tentu anak muda itu kena diculik olehnya. Ia terus mengintip. Ia melihat si jelek membuka totokan si anak muda yang sebentar kemudian telah dapat membuka matanya. Melihat wajah si jelek, anak muda itu kerutkan alisnya. "Aku tidak kenal kau siapa, asal kau kembalikan aku ke rumah orang tuaku, urusan dapat habis sampai disini saja. Tapi, kalau sebaliknya ? Hmm!" kata si anak muda, seperti mengancam si orang jelek. "Hmm ! Apa hmm ! Apa kau kira aku takut kepada ayahmu Kong Tek Cong ?" si orang jelek kata dengan suara kasar. Kim Wan Thauto terkejut mendengar disebutnya Kong Tek Cong ialah sahabatnya yang ia hendak kunjungi. Kalau begitu, pikirnya, anak muda ini tentu putera sahabatnya yang dipanggil Liang Hin. "Ayahku adalah Chungcu (ketua kampung) dari Pek-in-chung, mempunyai banyak sahabat-sahabat dalam kalangan Kangouw." kata si anak muda. "Kalau kau tidak takuti ayahku, kau juga harus memikirkan kepada sahabat-sahabatnya yang tentu tidak akan tinggal dima atas perbuatanmu menculik aku." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kong Tek Cong memang Chungcu dari Pek-in-chung (Kampung awan putih di Kang-say). Namanya sangat terkenal dalam kalangan Kangouw. Bukan karena ilmu silatnya dihargakan tapi juga sebagai seorang kaya raya, wataknya sangat ramah dan tangannya mudah untuk menolong sesamanya yang dapat kesusahan. Bukan sedikit jago Kangouw yang mendapat pertolongannya apabila dalam perjalanan mendapat kesukaran uang misalnya. Tidak heran kalau Kong Tek Cong mendapat banyak sahabat. Ketika mendengar Liang Hin menyebut-nyebut kawankawannya Kong Teng Cong, si wajah jelek bukannya takut malah tertawa terbahak-bahak, katanya, "Siapa tidak kenal padaku Toan Bi Lomo yang malang melintang tanpa menemui tandingan. Biarpun ayahmu mengumpulkan semua kawankawannya, aku juga tidak takut. Apalagi mereka berani datang ke Coa-kok, aku tanggung semuanya akan dibasmi habis !" Liang Hin tersenyum sinis mendengar kata-kata si muka jelek yang tiada lain adalah Siauw Cu Leng dengan gelarnya Toan Bi Lomo (si Iblis Alis Buntung). Dalam usahanya menculik anak-anak muda tanggung, ternyata ia berani juga menculik anaknya Kong Tek Cong yang sangat terkenal namanya. "Kau benar-benar tidak mau membebaskan Siaoyamu ?" menegaskan Liang Hin. "Kau jangan mimpi, anak muda ! Hahaha .. !" berbareng ia mendak disusul dengan suara 'siuutt' yang memancarkan sinar seperti kembang api lewat kira-kira dua dim diatas rambut kepalanya hingga ia menjadi sangat kaget. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kiranya itu senjata rahasia dari Pek-in-chung yang dinamai 'Pek in hwee cian' atau 'Panah api awan putih', senjata rahasia yang khusus dibuat oleh Kong Tek Cong untuk digunakan oleh orang-orangnya untuk melindungi Pek-in-chung. Panah api itu apabila dilepas dari busurnya akan mengeluarkan suara menyiut keras lantas dalam perjalanan menuju sasarannya tiba-tiba memancarkan sinar seperti kembang api yang biasa dipasang oleh anak-anak. Orangorang Kangouw yang melihat sinar yang tiba-tiba memencar dari panah api itu lantas mengenali, itu adalah senjata rahasia dari Pek-in-chung yang sangat terkenal. Kalau mengenai sasarannya, panah api itu akan membakar pakaian si korban dan menghanguskan bagian tubuh yang ditujunya. Siauw Cu Leng cukup lihai. Begitu ia mendengar suara menyiut lantas ia kenali akan senjata rahasia dari Pek-inchung, sayang ia tak dapat lolos dari mencarnya api. Rambutnya sebagian sudah kena kebakar hingga ia repot untuk mematikan dengan lengan bajunya. Dalam kerepotan itu, segera menyusul dua tiga panah api lagi. Tapi karena ia sudah bersedia, semuanya dapat dikebas jatuh dengan tangan bajunya. "Bangsat kurang ajar !" ia berteriak. Tapi sebelum ia membuka mulut besar, segera di depannya sudah ada tiga orang tinggi besar dengan golok di tangan. "Kau berani memaki 'bangsat kurang ajar' ? Sungguh menyebalkan ! Perbuatanmu yang sangat kurang ajar, bangsat penculik !" memaki salah satu diantaranya yang menjadi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pemimpin dari tiga orang itu rupanya. "Tan siokhu (paman), dia..... dia..... " Liang Hin tak dapat meneruskan kata-katanya karena dengan sebat Siauw Cu Leng sudah menotoknya roboh mendeprok di lantai. Kim Wan Thauto yang terus menonton, ia kenali tiga orang yang datang itu adalah tiga saudara angkat dari Kong Tek Cong yang bernama Nio Him, Tan Nie Ciang dan Lie Kim Giok. Mereka empat saudara terkenal dengan julukan 'Pek-in Su-kiat' atau 'Empat jago dari kampung Awan Putih'. Sepak terjangnya mendapat pujian rakyat karena mereka menolong yang lemah, merintangi yang kuat. Banyak perbuatan yang sewenang-wenang dapat dibereskan oleh mereka dengan adil. Yang tadi memaki Siauw Cu Leng adalah Tan Nie Ciang. Mendapat balasan makian, Siauw Cu Leng marah. Ia berkata, "Baru kalian tiga orang, biarpun Pek-in Su-kiat turun sekaligus, aku Toan Bi Lomo tidak takut !" Berbareng dengan kata-katanya Siauw Cu Leng sudah sambar tubuhnya Liang Hin untuk lantas dibawa melompat kabur. Tapi Kim Giok yang menjaga di pintu sudah lantas menghadang. "Mau lari ?" jengeknya. "Turunkan Kong Kongcu lalu berlutut minta ampun, baru kami nanti memberikan pertimbangan !" "Kentut busuk !" teriak Siauw Cu Leng gusar. "Lihat kakekmu nanti akan bikin kalian kocar kacir, tidak ada jalan untuk umpatkan diri !" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dengan pundak kiri memanggul tubuh Liang Hin, tangan kanannya sempat mencabut pedang pendek. Ia berkata pula, "Hayo, maju semua !" Tan Nie Ciang tahu lawannya lihai tapi masa dikerubuti tiga lawan ia dapat pertahankan diri, apalagi berkelahi sambil memanggul tubuh orang ? Memikir kesitu, maka Tan Nie Ciang maju paling dulu. Ia membentak, "Orang jahat, jangan tembereng. Lihat aku orang she Tan akan ambil kepalamu !" Berbareng Tan Nie Ciang bulang baling goloknya yang tajam, tiba-tiba ia menyerang membabat pinggang lawan. Ini suatu gerakan yang dinamai 'Ki houw pok yo' atau 'macan kelaparan menerkam kambing', tidak gampang dikelit oleh pihak lawan untuk gerakan yang cepat dan ganas itu sehingga telah membuat nama Tan Nie Ciang naik. Sayang ketemu Siauw Cu Leng yang gesit. Toan Bi Lomo tidak mau menangkis dengan pedangnya yang pendek dan bobotnya sangat enteng, kuatir pedangnya tidak tahan kebentur pedang lawan yang berat. Maka begitu datang golok mengarah pinggang, cepat ia berkelit dengan lompat setindak ke belakang hingga sabetan golok lewat depan perutnya hanya dua dim saja. Berbareng ia bertindak maju, sebelum musuh mengambil posisinya, pedangnya diputar terus ditikamkan ke arah tenggorokan. Ini suatu tipu 'Tong cu ci louw' atau 'Bocah menunjukkan jalanan', suatu serangan yang tiba-tiba dilakukan. Mula-mula pedang diputar untuk membingungkan lawan kemudian menikam dengan tiba-tiba ke arah tenggorokan. Untung Tan Nie Ciang juga bukan jago kemarin, ia sudah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berpengalaman. Dengan tipu 'Kim ke pa tauw' atau 'Ayam Emas goyang kepala', kepalanya dimiringkan ke kiri kemudian dengan badan separuh jongkok, goloknya menikam 'gudang makanan' (perut) Siauw Cu Leng. Dengan tangkas Toan Bi Lomo menjejakkan kakinya lompat ke atas, menghindari serangan. Tan Nie Ciang merangsek, ia tidak mau kasih lawannya untuk perbaiki posisinya tapi Siauw Cu Leng bukan Toan Bi Lomo kalau tidak berdaya dengan rangsekan Tan Nie Ciang. Ia turun dari atas dengan pedang pendeknya diputar untuk mematahkan serangan susulan Tan Nie Ciang. Dua senjata beradu keras hingga menimbulkan bunga-bunga api, tampak golok Tan Nie Ciang kuntung sepuluh dim dari ujungnya hingga Tan Nie Ciang sangat terkejut. Nio Him dan Kim Giok hanya menonton saja. Mereka percaya Tan Nie Ciang dapat mengalahkan Siauw Cu Leng karena ia berkelahi sambil memanggul tubuh Liang Hin. Tapi kenyataannya beban di atas pundaknya tidak menjadi rintangan bagi Siauw Cu Leng bergerak leluasa melayani Tan Nie Ciang. Melihat keunggulan Siauw Cu Leng barulah dua saudara itu bergerak. Tapi sebelum mengeroyok, tiba-tiba mereka mendengar beradunya senjata dan goloknya Tan Nie Ciang tertabas kuntung hingga mereka sangat kaget. Toan Bi Lomo kaget. Ia tidak mengira pedang pendek yang bobotnya enteng itu dapat menabas kutung goloknya Tan Nie Ciang yang kasar dan berat. Sudah beberapa kali ia menyingkirkan dari beradunya senjata. Kalau barusan mesti TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ beradu juga, itu ia lakukan dengan terpaksa sebab waktu turun dari lompatnya ia papaki golok Tan Nie Ciang. Kini ia tahu pedang pendeknya sangat ampuh, maka hatinya jadi besar. Ia tidak ragu-ragu lagi untuk mengadu senjata. Hasilnya juga kelihatan dengan gemilang sebab Nio Him dan Kim Giok, satu demi satu goloknya pun dibikin kutung oleh pedang pendeknya hingga mereka tidak berdaya, mereka hanya melihat Siauw Cu Leng melesat keluar kuil. Mereka tidak berkutik untuk mencegah Toan Bi Lomo. Karena dengan senjata mereka sudah dikalahkan, bagaimana dengan tangan kosong mereka dapat merintangi Siauw Cu Leng ? Dengan girang si Iblis Alis Buntung sudah kabur. Hujan pun sudah berhenti, dengan tindakan cepat ia meninggalkan kuil. Hatinya kegirangan mempunyai pedang pusaka yang ampuh. "Perlahan jalan, sahabat !" tiba-tiba ia mendengar suara orang berkata dibelakangnya hingga ia menjadi kaget. Cepat ia putar tubuhnya berbalik. Cepat ia putar tubuhnya berbalik. Ia lihat orang yang menegur itu, barusan keluar dari balik pohon begitu ia melewatinya. Ia ternyata adalah Thauto..... Memang tiada lain orang itu adalah Kim Wan Thauto. Kenapa Kim Wan Thauto dengan mendadak saja ada dibalik pohon ? Bukankah ia tadi mengintip dibalik towie yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ rombeng ? Kiranya, waktu melihat tiga orangnya Pek-in-chung dirobohkan, Kim Wan Thauto tidak lantas muncul diantara mereka tapi sudah menyingkir dan keluar dari pintu samping. Ia cegat Siauw Cu Leng diduga akan mengambil jalan itu. Kim Wan Thauto merasa tidak leluasa kalau sampai terjadi perkelahian dengan seru dalam kuil itu, kurang lebar. Maka ia berusaha untuk cegat Siauw Cu Leng dijalanan, dimana terdapat lapangan rumput yang luas untuk bertempur menggunakan kepandaian kelas wahid. Itulah sebabnya maka tiba-tiba Kim Wan Thauto sudah ada dibalik pohon. Waktu melihat dihadapannya ada seorang pendeta yang berambut panjang dan kedua telinganya memakai antinganting emas, lantas Siauw Cu Leng kenali bahwa dihadapannya itu tentu adalah Kim Wan Thauto yang terkenal dengan senjata rahasia anting-anting emasnya yang sukar dihindarkan. "Hehehe !" tertawa Siauw Cu Leng. "Juga Taysu hendak ikut campur dalam urusanku ? Seorang yang saleh tidak seharusnya mencampuri urusan orang lain, maka ada lebih baik kalau Taysu mundur saja, maka diantara kita selanjutnya tidak apa-apa." "Bagus." sahut Kim Wan Thauto. "Aku juga mengharap diantara kita tidak ada apa-apa, asal kau suka turunkan Kong Kongcu yang ada dipundakmu itu !" "Dengan hak apa kau suruh aku turunkan milikku ?" tanya Toan Bi Lomo. "Sudah tentu aku ada berhak, hak sebagai pamannya Lian TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Hin. Kong Tek Cong adalah sahabat baikku !" "Taysu, jangan kau ngaco belo disini. Aku tidak percaya kalau Kong Tek Cong mempunyai sahabat sepertimu !" Siauw Cu Leng sudah mulai kasar dalam ucapan katanya tapi Kim Wan Thauto masih bersabar. Ia berkata lagi, "Bukan aku saja menjadi sahabat Kong Tek Cong, Chungcu dari Pek-inchung, juga Hweeshio dan Tojin banyak yang bersahabat degnannya karena Kong Chungcu adalah seorang yang baik dan berbudi luhur." "Persetan dengan berbudi luhur. Pendeknya, kau minggir. Kalau tidak ? Hmm !" "Hmm ! Aku baru minggir kalau kau turunkan Kong Kongcu dari pundakmu !" Siauw Cu Leng hanya mendengar saja tentang kegagahannya Kim Wan Thauto tapi dia sendiri belum pernah ketemu atau membenturnya, maka ia sangsi bahwa omongan orang belum tentu benar karena ia belum mencobanya. Seraya tertawa tawar ia berkata, "Aku tahu kau adalah Kim Wan Thauto, tapi sikapmu sekarang ini membikin aku hilang sabar. Orang lain boleh takut padamu, tapi aku Toan Bi Lomo tidak nanti jeri menghadapi kau. Asal berani kau rintangi perbuatanku, tahu sendiri !" "Hahaha !" terdengar Kim Wan Thauto tertawa terbahakbahak. "Kau tertawakan apa, Thauto linglung !" bentak Siauw Cu Leng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mari kita menetapkan, kau atau aku yang linglung !" menantang Kim Wan Tahuto. Toan Bi Lomo berpikir. Menghadapi tiga orang dari Pek-in-chung adalah lawanan enteng meskipun ia melayani dengan memanggul Lian Hin dipundaknya tapi menghadapi Kim Wan Thauto yang namanya sudah termasyur, bagaimana ia bisa samakan dengan melawan orang-orang dari Pek-in-chung ? Maka ia lantas turunkan Liang Hin dari pundaknya. Setelah itu, ia menghadapi Kim Wan Thauto yang sudah siap sedia, ia berkata, "Apa kau kira kau Siauw Cu Leng takut padamu ?" "Siapa bilang kau takut padaku ? Aku hanya hendak mainmain dengan kau untuk menetapkan siapa yang linglung seperti kau kata tadi !" sahut Kim Wan Thauto dengan senyum mengejek hingga si Iblis Alis Buntung menjadi marah. "Thauto kesasar, kau lihat aku bikin kau sungsang sumbel hanya 10 jurus saja hingga untuk lari pun kau tidak ada jalan !" kata Siauw Cu Leng temberang. "Bagus, marilah kita mulai !" tantang Kim Wan Thauto. Segera juga kelihatan mereka sudah mulai bergebrak seru. Berkelahi dengan tangan kosong meminta lebih banyak tenaga lwekang untuk merobohkan lawan dengan pukulanpukulan berat, banyak tipu-tipu silat yang membahayakan lawan diperlihatkan oleh kedua pihak hingga pertempuran menjadi ramai. Sambaran tangan yang mengandung tenaga TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dalam, dahsyat sekali hingga tanah basah berterbangan. Suara menderu-deru terdengar disebabkan oleh angin pukulan, malah tanah banyak yang ambrol berlubang kena sasaran angin pukulan mereka. Nio Him dan dua saudaranya yang juga sudah datang kesitu sangat mengagumkan ilmu pukulan dari kedua lawan yang bertarung itu. Baik Siauw Cu Leng maupun pihak Kim Wan Thauto, sama-sama tangkas dan gesit menyerang lawan. Lwekang dari kedua pihak pun berimbang hingga sukar mengatakan siapa diantaranya yang akan bakal jadi pecundang. Diam-diam Siauw Cu Leng mengakui ketangguhan lawan, sebaliknya Kim Wan Thauto juga tidak mengira kalau si Iblis Alis Buntung ini mempunyai kepandaian yang hebat. Pikirnya, ia harus hati-hati melayaninya sebab salah tindak sedikit saja ia bakal dikalahkan oleh Toan Bi Lomo, dimana ia harus taruh muka untuk namanya yang sudah kesohor dikalangan Kangouw. Barusan hujan berhenti, maka lapangan rumput agak licin. Kedua pihak merasa kuatir akan kuda-kudanya gempur karena tanah licin. Oleh sebab itu masing-masing berlaku sangat hatihati untuk menjaga diri jangan sampai dijatuhkan lawan. Serangan-serangan Siauw Cu Leng sangat hebat. Ia seakanakan tidak mengasih kesempatan untuk musuhnya bergerak leluasa melayani pukulan-pukulannya yang ampuh. Kim Wan Thauto berpikir selama ia bertempur, musuh sangat tangkas, permainan silatnya juga bagus, kelihatan tidak ada lowongan yang lemah. Pikirnya, ia harus menggunakan akal TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ untuk menjatuhkan musuh. Kalau tadi Kim Wan Thauto membungkam saja, sekarang ia mengoceh, katanya, "Toan Bi Lomo, apa janjimu barusan ? Hmm ! Dengan kepandaianmu begini saja masih mau banyak laga ? Sekarang sudah berapa jurus ? Aku masih belum sungsang sumbel !" Selagi enaknya ia mencecar musuhnya, tiba-tiba ia dengar Kim Wan Thauto mengolok-olok, hatinya tidak enak. Ia tidak menyahuti ocehan lawan. "Dalam tempo sepuluh jurus, untuk lari pun aku tidak mempunyai maksud." jengek Kim Wan Thauto pula seraya berkelit dari serangan lawan. "Tapi buktinya sudah tiga puluh jurus kau masih belum apa-apanya. Kesombonganmu ini kau boleh bawa dalam impianmu saja, Toan Bi Lomo ! Hahaha, tidak kena bukan ?" Kim Wan Thauto menggoda sambil berkelit. (Bersambung) Jilid 08 Toan Bi Lomo keluarkan suara di hidung. Ia benci pada lawan yang mulutnya bawel ini. "Kau kira aku tidak bisa merobohkan kau, Thauto kesasap !" bentaknya gusar. "Kalau bisa, nah» robohkanlah ! Kenapa mesti menunggununggu lama ?" "Kau lihat sebentar, aku bikin kau terpelanting mampus " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Jangan pakai sebentar, sekarang saja |" goda Kim Wan Thauto ketawa. Panas hatinya Siauw Cu Leng, ia pephebat serangannya hingga Kim Wan Thauto keteter, ia main mundur saja. Dalam napsunya karena olok-olok dari Kim Wan Thauto, Toan Bi Lomo telah gunakan jurus Yap-tee-chong-tho (Di bawah daun sembunyikan buah tho), tangan kirinya menyolok mata sebagai pancingan» sepangan sebenarnya adalah dengan tangan kanan menotok Hoa-kap-hiat (jalan darah dibagian dada), dua serangan saling susul yang membuat lawan kelabakan. Namun Kim Wan Thauto sudah kawakan dalam pertempuran, tidak mudah ia dibikin terjungkal oleh jurus Yaptee- chong-tho. Tampak ia kerahkan ilmu kebalnya Tiat-pouwsan di bagian dada sedang serangan ke arah mata ia kelit dengan bagus sekali. "Aduhh !" terdengar Toan Bi Lomo mengaduh ketika jarinya menyentuh dada Kim Wan Thauto yang seperti papan besi kerasnya. Cepat ia menarik pulang tangannya tapi agak terlambat, jarinya Kim Wan Thauto berbareng menyentil keras pada nadinya hingga badan Siauw Cu Leng gemetaran sambil lompat mundur. Kim Wan Thauto telah menggunakan gerak tipu Tiat-iekoan- jit atau 'Baju besi menutup matahari', suatu gerakan yang berhasil memunahkan tipu Yap-tee-cong-tho dari Siauw Cu Leng. Sekarang si Iblis Alis Buntung tidak berani menyerang lagi, ia berdiri menjublek seraya kerahkan lweekangnya untuk mengusir rasa kesemutan di nadinya yang barusan kena disentil oleh Kim Wan Thauto. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bagaimana, apa masih mau diteruskan ?" Kim Wan Thauto mengejek. "Baiklah, kali ini kau menang- Sampai lain kali kita jumpa pula !" jawab Siauw Cu Leng seraya putar tubuhnya berlalu. "Tunggu !" seru Kim Wan Thauto ketika baru saja si Iblis Alis Buntung melangkah berapa tindak hendak berlalu hingga ia hentikan melangkahnya dan putar kembali tubuhnya, ia menanya, "Apa kau masih penasaran terhadap orang yang sudah mengaku kalah ? Kau jangan terlalu menghina, ada satu waktu kita akan berjumpa pula !" "Bukan itu maksudku." sahut Kim Wan Thauto. "Habis, kau mau apa ?" tanya Siauw Cu Leng gusar. "Kong Kongcu sudah aku tinggalkan, kau mau apalagi gerembengi aku mau berlalu ?" "Tinggalkan pedang yagn tergantung dipinggangmu l'" sahut Kim Wan Thauto tertawa. "Pedang ini tidak ada sangkutannya dengan kau, kenapa kau mau merampas milik orang ? Betul-betul kau tidak tahu malu !" Kim Wan Thauto tertawa gelak-gelak. "siapa bilang tidak ada sangkutannya ? Pedang itu ada milik sahabatku, bagaimana kau kata tidak ada sangkutannya 7" kata Kim Wan Thauto. Terkejut hatinya si Iblis Alis Buntung. Pedang itu ada miliknya Kwee Cu Gie, kalau si Thauto kenali ada milik sahabatnya, terang si Thauto ada hubungan erat dengan Kwee Cu Gie. Namun si Iblis Alis Buntung orangnya bandel TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dan licik, maka ia juga tertawa terbahak-bahak menyaingi tertawanya Kim Wan Thauto. "Kenapa kau tertawa ?" tanya Kim wan Thauto heran- "Aku tertawakan kau, sembarangan saja mengakui pedang orang." sahut Siauw Cu Leng. "Kalau pedang ini pedang sahabatmu, apa buktinya ?" "Toan Bi Lomo, kau jangan banyak tanya, kau lihat saja pada gagang pedang ada goresan nama pemiliknya." "Siapa pemiliknya, coba kau sebutkan !" "Hahah, kau masih mau banyak tanya lagi- Pada goresan itu ada disebut namanya Kwee Cu Gie bukan ?" Kaget Toan Bi Lomo, memang pada gagang pedang itu tertatah namanya Kwee Cu Gie. Ternyata Kim Wan Thauto lihai mengenali pedang kawan. Ia dapat mengenali pedang itu ketika Toan Bi Lomo menangkis golok Tan Nie Ciang yang kontan terpapas kutung, kemudian dengan beruntun golok Nio Him dan Kim Giok juga telah dibikin buntung oleh pedang pendek yang tajam itu. Dalam dunia KangoUw pada masa itu hanya pedang pendek Kwee Cu Gie Tayhiap yang dapat memapas golok kutung. Suatu keanehan sebenarnya sebab pedang pendek itu selainnya pendek juga bobotnya sangat enteng tapi bisa membikin kutung golok yang bobotnya sangat berat. Siauw cu Leng tak dapat memungkiri apa yang dikatakan oleh Kim Wan Thauto. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Cuma saja, seperti dikatakan, ia sangat licik. Setelah tidak ada jalan untuk memungkiri kata-kata Kim Wan Thauto, ia lalu mencari jalan untuk meloloskan diri kabur dari situ dengan Pedang masih miliknya. Maka diwaktu melihat Kim Wan Thauto sedang gelak-gelak ketauia, mentertawkan dirinya yang tidak bisa memberi jawaban, segera ia tidak sia-siakan ketika itu. ia enjot tubuhnya kabur. Namun belum lama lari atau terdengar dibelakangnya ada suara benda bergemerincing menyusul kemudian ia rasakan iga kanan dan pundak kirinya kesemutan, menyusul tubuhnya terkulai jatuh ditanah. Kiranya Kim Wan Thauto ketika melihat lawannya kabur, segera ia gelengkan kepalanya. Dua senjata rahasia antingantingnya melesat saling susul menyambar pada jalan darah Tay-it-hiat dan Seng-hong-hiat hingga si Iblis Alis Buntung harus mengakui kelihaiannya si Thauto beranting emas- Ia sangat gusar harus menerima kekalahannya yang kedua kali dari lawannya. "Toan Bi Lomo, aku tidak mengira kalau ada demikian licik !" menyindir Kim Wan Thauto ketika ia meloloskan pedang dari pinggangnya Siauw Cu Leng. Si Iblis Alis Buntung hanya mendengus gusar. Setelah pedang berada ditangannya, Kim Wan Thauto telah memungut kembali anting-antingnya yang jatuh tidak jauh dari siauw Cu Leng dan dikenakannya pula ditelinganya. "Aku tidak punya permusuhan apa-apa dengan kau, maka kau boleh pergi !" kata Kim Wan Thauto seraya kakinya menyepak pada pinggul Siauw Cu Leng yang seketika itu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bebas dari totokan anting-anting dan ia ngeloyor pergi setelah melemparkan muka asem pada Kim Wan Thauto. Kim Wan Thauto memeriksa pedang pendek itu. Ternyata memang ada tertulis pada gagang pedang 'Kwee Cu Gie Toan Kiam' (pedang pendek dari Kwee Cu Gie), pedang sahabatnya. Diam-diam Kim Wan Thauto merasa heran kenapa pedang si pendekar Besar bisa jatuh ditangannya Siauw Cu Leng. Sedangnya ia mengagumi pedang pendek itu, tiba-tiba ia dengar opang berkata, "Paman, aku sangat berterima kasih sekali atas pertolonganmu----11 Ketika Kim Wan Thauto berpaling, kiranya yang berkata itu ada Kong Liang Hin, puteranya Kong Tek Cong sahabatnya. Anak muda itu telah dibebaskan oleh Tan Nie Ciang ketika si Iblis Alis Buntung telah dirobohkan oleh Kim Wan Thauto. Begitu melihat Siauw Cu Leng sudah pergi, maka pemuda itu sudah menghampiri Kim Wan Thauto yang tengah mengagumi pedang sahabatnya. "Anak Hin, apa kau sudah lupa pada pamanmu ?" tanya Kim Wan Thauto ketauia. Kong Liang Hin heran, ia lantas menatap wajah orang. "Ah, kau... kau., paman Auw-yang..." Kong Liang Hin kenali seraya menubruk pada si Thayto dan matanya berkaca-kaca menangis dalam dekapannya si Thauto. "Anak Hin, bagaimana dengan ayahmu ?*" tanya Kim Wan Thauto. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ayah baik-baik saja tapi selalu ia mengharap paman pulang ke kampung halaman." sahut Kong Liang Hin sepaya menyeka air matanya. Kong Liang Hin menangis karena ia rindu kepada Kim Wan Thauto yang sudah lama berpisah dan baru waktu itu mereka ketemu kembali. Kim Wan Thauto dengan Kong Tek Cong ada sahabat baik, malah telah angkat saudara. Ia bertempat tinggal di Pek-in-chung juga dan sering berkunjung ke rumahnya Kong Tek Cong dimana Liang Hin yang masih kecil suka diberi petunjuk-petunjuk hal ilmu silat dan Liang Hin Pandang Kim Wan Thauto seperti orang tuanya sendiri. Mereka bergaul akrab jikalau Kim Wan Thauto sedang ada dikampungnya. Ia paling suka merantau. Kalau sudah meninggalkan kampung halamannya 2-3 tahun baru kembali- Ketika ia meninggalkan kampungnya belakangan ini, ternyata sampai 5 tahun tidak kelihatan ia pulang hingga menimbulkan keraguraguan dalam hatinya Tong Tek Cong kalau Kim Wan Thauto itu telah meninggal dunia dalam perantauan. Tidak heran Kong Liang Hin tidak kenalai Kim Wan Thauto sebab waktu si Thauto belum menjadi pendeta, ia masih menjadi pendekar dengan nama Auw-yang Siang Gie. Dalam perantauan ia telah ketemu dengan seorang Thauto jagoan ialah Tek Kim Thauto, dengan siapa Auw-yang Siang Gie telah bertempur untuk menjajal masing-masing punya ilmu silat siapa lebih tinggi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Itulah sebagai kesudahan pertandingan hal ilmu silat, dalam mana Auw-yang Siang Gie selalu mau lebih unggul saja. Dalam pertempuran itu yang memakan waktu sampai 20n jurus, Auw-yang Siang Gie telah dikalahkan Tek Kim Thauto- Sejak mana Auw-yang Siang Gie mengaku kalah pada Tek Kim Thauto. Tek Kim Thauto ada seorang baik, ia suka memberi petunjuk-petunjuk kepada Auw-yang Siang Gie hingga yang tersebut belakangan menjadi sangat berterima kasih sekali. Belakangan, atas maunya sendiri Auw-yang Siang Gie yang tidak berkeluarga telah masuk menjadi Thauto. Untuk membuat tali perhubungan lebih erat pula, Auw-yang Siang Gie telah angkat saudara dengan Tek Kim Thauto. Setelah angkat saudara, Tek Kim Thauto telah menurunkan banyak ilmu silat yang Auw-yang Siang Gie belum tahu. Maka kepandaiannya Auw-yang Siang Gie menjadi hebat, ia menggunakan nama Kim Wan Thauto atau pendeta berantinganting emas dalam dunia Kangouw. Oleh karena ilmu silatnya tinggi, maka sebentar saja namanya Kim Wan Thauto telah naik tinggi dan namanya Auui-yang Siang Gie telah lenyap- "Paman Auw-yang, kenapa kau sekarang menjadi pendeta ?" tanya Kong Liang Hin. "Panjang untuk diceritakan, anak Hin. Nanti, kalau aku sudah ketemu dengan ayahmu, akan kuceritakan perjalanan paman." sahut Kim Wan Thauto. Nio Him, Tan Nie Ciang dan Lie Kim Giok juga sudah datang dan mengunjuk hormat kepada si Thauto. Mereka menyatakan tidak mengenali kalau Kim Wan Thauto adalah Auui-yang Siang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Gie dan menanyakan sejak kapan menjadi Thauto. Kim Wan Thauto berjanji akan menceritakan riwayatnya manakala sudah jumpa dengan Kong Chungcu dari Pek-in-chung. Demikian, mereka telah pulang ramai-ramai ke Pek-inchung, dimana Kim Wan Tnauto telah disambut dengan gembira sekali oleh Tong Tek Cong dan keluarga. Begitulah ada penuturannya Kim Wan Thauto kepada Lo In dan Bwee Hiang- "Sekarang aku sudah menutur, maka tinggal giliranmu adik In menuturkan riwayat perjalananmu sampai muka yang cakap menjadi hitam legam begitu. Hahaha...." Kim Wan Thauto berkelakar hingga Bwee Hiang juga turut ketawa. Lo In lalu menuturkan riwayatnya ialah dari anak jembel menjadi anak yang mempunyai kepandaian silat yang tinggi berkat didikannya Liok Sinshe. Ia ceritakan bagaimana Liok Sinshe sayang padanya seperti juga anak sendiri. Kalau Liok Sinshe sedang mencari daun obat-obatan tidak pernah ia ditinggal sendirian. Selalu ia diajak pergi sana sini dengan ilmu meringankan tubuh. Ia sangat mengagumi kepandaiannya Liok Sinshe yang telah loncat dari satu ke lain tebing yang curam dengan menggendol dirinya. Lo In tuturkan cara bagaimana Liok Sinshe jatuh ke dalam jurang karena dibokong oleh jarum mautnya Kim Popo, bagaimana ia mencari-cari Liok Sinshe dalam lembah sampai menjadi sahabat dengan si burung rajawali, kemudian kawanan kera juga telah menjadi teman-temannya. Ia kena dibokong oleh Ang Hoa Lobo dan dipoles hitam wajahnya, lwekangnya hampir musnah kalau tidak mendapat pertolongan dari wetam Tokgan Siancu, ular TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kesayangannya Eng Lian. pedang pendek kepunyaan Liok Sinshe ia bawa, mungkin dimiliki Siauw Cu Leng sebab ia tidak melihat lagi pedang itu. Dengan Eng Lian ia bergaul akrab, begitu juga dengan kawanan monyet dan gorila sampai ia dapat berbicara bahasa monyet dan pandai meniup seruling memanggil dan menakluki ular. panjang lebar Lo In cerita pada Kim Wan Thauto sampai pada kejadian ia menempur Sucoan Sam-sat dan memberi didikan ilmu silat kepada Bwee Hiang. Setelah Lo In menutur, terdengar Kim Wan Thauto menghela napas. "Liok Sinshe itu pasti ada ayahmu, Kwee Cu Gie Tayhiap, anak In." berkata Kim Wan Thauto. "Aku belum pernah menyaksikan kepandaian lompat dari satu ke lain tebing begitu mahir seperti Liok Sinshe, kecuali kepandaian yang dimiliki oleh Kwee Cu Gie. Ia ada satu Tayhiap yang sangat dihormati kawan tapi ditakuti oleh lawan. Karena sepak terjangnya yang melindungi si lemah menumpas si kuat jahat, maka ia banyak musuhnya dalam kalangan jahat. Mungkin ia pakai nama Liok Sinshe sebagai nama samaran. Ia mengumpatkan dirinya dari musuhnya yang ingin menuntut balas." "Kalau Liok Sinshe ada Kwee Cu Gie, ayahku, kenapa dia tidak mengaku bahwa dia ada ayahku ? Sudah sekian tahun kami berkumpul." tanya Lo In ragu-ragu- "Mesti ada sesuatu hal yang membuat dia Perlu untuk sementara tidak menjelaskan dirinya siapa, anak in. Kau jangan cemas dan menyesalkan, nanti kapan kau satu waktu ketemu dengannya lagi kau boleh menanyakan." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Liok Sinshe sudah mati, mana dapat kau ketemu pula dengannya ?" "Ia berkepandaian tinggi, aku tidak percaya dia mati begitu saja." "Ya, aku juga meragukan akan kematiannya Liok Sinshe." sahut Lo In. "Ia sangat tinggi kepandaiannya. Untuk jatuh ke dalam jurang saja tidak mungkin dia sampai binasa, hanya yang aku khawatirkan adalah jarum beracunnya si nenek." "Jarum beracun Kim Popo juga tidak bisa berbuat banyak terhadapnya. Kau percaya, anak In, ia tidak mati dan satu waktu akan jumpa pula dengan kau !" Lo In kegirangan meskipun hatinya agak ragu-ragu. Ia menundukkan kepalanya, ketika ia angkat pula tampak air mata menggenang diteiakupan matanya, ia menangis. "Adik kecil, kenapa kau menangis ?" tanya Bwee Hiang kaget. "Tidak apa-apa." sahut Lo in ketawa terpaksa. "Anak In, kau memikirkan apa sampai menangis ?" tanya Kim Wan Thauto. "Aku ingat kepada Liok Sinshe." sahutnya. "Omong-omong tentang dirinya, aku jadi ingat kebaikannya terhadap diriku----" "Adik kecil, kenapa kau sampai begitu berduka ? Orang baik selalu mendapat perlindungannya Thian, maka ada satu temPo kau akan ketemu lagi dengan Liok Sinshe." menghibur Buiee Hiang dengan suara empuk menyayang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In ketauia nyengir. Dasar wataknya si bocah yang aneh, maka ketika Kim Wan Thauto bantu menghiburnya, kedukaan Lo in lantas lenyap tanpa bekas. "Malam sudah larut, sebaiknya anak Hiang masuk tidur." tiba-tiba Kim Wan Thauto menyatakan pikirannya. "Aku masih belum ngantuk." sahut si nona ketawa- "Ah, matamu sudah ngantuk. pergi sana tidur. Biar adik kecilmu aku yang jagai, tidak nanti dia hilang-..." Kim Wan Thauto berkelakar. Bwee Hiang jebikan bibirnya hingga Kim Wan Thauto ketawa terbahak-bahak. Memang si nona sudah ngantuk, melihat adik kecilnya menangis ia jadi tidak tega meninggalkannya. Sekarang ia didesak untuk masuk tidur, ia lantas bangkit dari duduknya dan ngeloyor ke kamarnya. Buiee Hiang ambil kamar sendiri, sedang Lo In tidur samasama dengan Kim Wan Thauto. Setelah si nona pergi, Kim Wan Thauto berkata paa Lo In, "Anak In, kau bawa-bawa anak orang kaya merantau, apa tidak takut mendapat kesulitan di jalanan 7" "Toako maksudkan enci Hiang ?" L0 In balik menanya. "Ya, ia ada satu Siocia, kepandaiannya biasa saja aku lihat." "Toako, kau jangan pandang rendah pada enci Hiang." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ah, dia bisa apa ? Tempo hari dia dipemainkan oleh si setan hitam dapi Sucoan Sarrrsat, hampir-hampir dia dapat malu kalau tidak keburu si kerudung merah turun tangan." "Oh, itu kejadian dulu-" sahut Lo In. "Lain dulu lain sekarang, enci Hiang dulu dan sekacang kepandaiannya beda seperti langit dan bumi. Toako tidak tahu- ' "Apa iya ?" Kim Wan Thauto menanya heran. "Kalau toako tidak percaya, boleh saksikan kalau enci Hiang nanti bergebrak !" Kim Wan Thauto masih meragukan akan keterangan Lo In tapi ia tidak kata apa-apa. Setelah omong-omong pula urusan yang tidak mengenai jalannya cerita, Kim Wan Thauto ajak adik kecilnya masuk tidur. Kita melihat pada Bwee Hiang, apakah si nona tidur pulas ? Kiranya Bwee Hiang masih belum pulas, pikirannya melayang-layang, ia jengkel kepada adik kecilnya yang masih belum dapat menilai kepandaiannya sampai dimana karena beberapa orang yang ia pecundangi si adik kecil ada orangorang dari kelas 3 dan paling atas kelas 2. Kapan ia ketemu dengan lawan kelas 1 ? Ia tanya hati kecilnya. Girang hatinya mana kala ia dapat merobohkan jago kelas 1 di depan adik kecilnya, tentu ia bakal mendapat pujian. Sementara itu matanya sudah mulai mengajak tidur. Barusan saja ia mau pulas, tiba-tiba ia mendengar sesuatu yang mencurigakan. Dengan pura-pura pulas, ia perhatikan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sekitarnya kamar. Ia kaget nampak ada seorang tinggi besar sudah berada dalam kamarnya tengah duduk di kursi. "Apa maunya dia tanya Bwee Hiang dalam hatinya. Ia urungkan niatnya mau menegur orang itu ketika ia nampak orang tinggi besar bangkit dari kursinya dan jalan menghampiri pembaringannya. Ia telah menyingkap kelambu dan mengawasi kepada Bwee Hiang yang tidur agak miring ke depan. Si nona lihat orang itu ada memakai topeng hingga ia tidak mengenali macam apa parasnya si orang jahat yang masuk ke dalam kamarnya itu. Hatinya Bwee hiang berdebaran nampak orang itu telah mengulurkan tangannya hendak menjamah lengannya yang halus putih. Tapi entah kenapa ketika hampir menyentuh lengan yang lunak itu, tiba-tiba tangannya ditarik pulang. Bwee Hiang masih diam saja, mau lihat lagaknya orang itu lebih jauh. Sebentar lagi kelambu telah disingkap begitu rupa sehingga seluruh badannya orang itu berada dalam kelambu. Baru saat itu Bwee Hiang agak jeri, orang akan berbuat kurang ajar atas dirinya. Tiba-tiba saja orang itu telah menyergap si nona yang sedang tidur. Tapi alangkah kagetnya ia melihat yang disergap telah menghilang dan tahu-tahu sudah ada dibawah tempat tidur. Bwee Hiang sangat gesit. Begitu oran merangkul dirinya, ia sudah menggelinding menggunakan ilmu 'Kimlun-hoan-sin' atau 'Roda emas menggelinding' jaran Lo In untuk menyelamatkan diri dari terkaman musuh yang dilakukan sekonyong-konyong. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Manusia jahat, kau berani ganggu nonamu sedang tidur ?" bentak Bwee Hiang. Kakinya berbareng menjejak betis orang itu hingga keluarkan rintihan tertahan saking menahan sakit. Orang itu lantas berbalik dan menguber Bwee Hiang yang sementara itu dengan gerakan 'Hui-niauw-cut-lim' atau 'Burung terbang keluar hutan', enteng sekali badannya sudah melesat keluar dari jendela. Gesit orang tinggi besar itu. Melihat korbannya kabur sudah lantas menyusul keluar dari jendela, dimana Bwee Hiang telah menanti padanya. Ternyata Bwee Hiang tidak lari, ia segan berkelahi dalam kamar yang sempit makanya ia keluar dan menantang berkelahi di luar. "Heheh, binatang. Kau berani gila pada nonamu ?" bentak Bwee Hiang ketika mereka sudah berhadapan. "Nona, aku datang hendak menemani kau tidur, kenapa kau jadi marah-marah ?" orang itu menyahut dengan suara Parau. "Fui !" Bwee Hiang meludah. "Berani kurang ajar terhadap nonamu, kau harus tanggung akibatnya ! Nah, jagalah serangan nonamu !" berbareng Buiee Hiang menyerang dengan pukulan yang hebat sekali hingga orang itu lompat mundur untuk mengelakkan serangan dahsyat si nona. Kedua orang itu jadi bertempur seru. Bwee Hiang baru mendapat lawan alot. Ia senang menghadapinya. Sayang waktu itu tidak ada Lo In. Pikirnya, kalau ada pasti akan menambah kegembiraannya berkelahi dengan musuh tangguh itu. Orang itu telah mengeluarkan satu jurus yang aneh, membingungkan lawan. Ia seperti hendak mencengkeram TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dada namun kapan lengannya dekat sampai sasaran telah berubah, tangannya dipentang merangkul berbareng menotok hiat~to (jalan darah) di lengan lawan untuk melumpuhkan perlawanan musuh. Inilah ada gerakan yang dinamai Hekhouw- lok-siaUui (Harimau hitam ketawa), satu gerak tipu yang berbahaya sekali bagi musuhnya kalau kena diterkam olehnya sebab sang musuh akan lumpuh seketika karena lengannya kena ditotok. Untuk serangan yang hebat itu, Bwee Hiang gunakan jurus 'Pa-ong-gie-kah' atau "Couw Pa Ong meloloskan jubahnya' untuk menyelamatkan diri. Pertempuran berjalan terus dengan ramai sekali. Tiba-tiba orang itu memutar tangan kanannya disusul oleh tangan kirinya yang seperti kilat cepatnya telah nyelonong hendak mengorek sepasang lentera si nona. Buiee Hiang kaget sepasang matanya hendak dicopoti. Segera ia gunakan 'Kim-kee-yau-tauw' atau 'Ayam emas menggoyangkan kepalanya'. Tampak kepalanya bergoyang dan sodokan tangan lawan ke arah matanya dapat dikelit dengan indahnya- Sayang saat itu hanya mereka berdua saja rupanya yang bertarung. Kalau ada penontonnya pasti akan bersorak-sorak melihat kedua lauian itu sama tangguhnya. Orang itu heran saban-saban serangannya tidak mendapat sasarannya. Ia lihat si nona sangat gesit, tidak mudah dipecundangi cepat-cepat. Opang itu penasara, ia merangsek dengan nekad. Lantaran sangat bernapsunya ia mengalahkan lauian, maka telah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menimbulkan kekalahannya, ia menggunakan gerak tipu 'Haytee- lo-got' atau 'Di dasar laut meraup rembulan', tangan kanannya seperti menyerang dada, tahu-tahu tangan kirinya yang menyerang rusuk- Buiee Hiang kaget tapi ia tidak gugup. Ia gunakan tipu 'Nelayan melintangi perahu' untuk menyelamatkan dirinya. Namun ia tidak begitu saja. Ia balas menyerang dengan kecepatan kilat. Dua jarinya dari tangan kiri yang halus lunak namun seperti dua batang besi telah nyelonong ke ketiak orang itu, sebelum yang tersebut belakangan perbaiki posisinya. Tidak ampun lagi orang itu merasakan kesemutan di ketiaknya, hingga ia berdiri bagaikan patung karena ;senghoat- hiat'nya telah kena ditotok jitu sekali. "Hahahaha, binatang. Kau sekarang mau apa ?" jengek Bwee Hiang ketika melihat musuhnya mudah tidak berkutik- "Sekarang baru rasakan lihainya nonamu, ya." Buiee Hiang menghampiri. Baru saja ia melangkah belum jauh atau ia dibikin kaget oleh menyambarnya sebuah benda yang menempel di pipinya, kiranya itu hanya selembar daun kecil. Meskipun demikian cukup bikin nona kita jadi marah, ia mendongak ke atas Pohon dan membentak, "Manusia kurang ajar, kalau kau berani, turun ! Terimalah hukuman dari nonamu !" Baru saja si nona menutup perkataannya atau sesosok bayangan melayang turun dari atas pohon. Bwee Hiang gugup melihat orang demikian gesit sebab tahu~tahu ia sudah kena dirangkul. Ia meronta-ronta sambil memaki-maki. "Enci Hiang, inilah adik kecilmu. Apa kau tidak kenali ?" terdengar suara berbisik di telinganya si nona. Kapan ia putar TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tubuh berbalik, memang yang merangkul ia adalah si bocah. "Adik kecil, kau bikin encimu penasaran l' kata si nona seraya tangannya mencubit keras hingga Lo In berteriak kesakitan. "Anak nakal, itulah bagiannya... hihihi..." tertawa Buiee Hiang. Si nona lanjutkan niatnya menghampiri musuhnya yang sudah tidak berdaya. "Tahan !" kata Lo In hingga Buiee Hiang hentikan jalannya. "Kau mau apa campur-campurA urusanku, adik kecil ?" tanya Bwee Hiang. "Siapa bilang itu ada urusan enci sendiri, aku juga harus turut campur !" "Kau mau bikin encimu dongkol karena jengkel ?" 'Bukan begitu, urusan enci ada urusanku juga." "Tapi aku tidak mau diganggu. Orang itu sangat kurang ajar, aku harus kasih hajaran. Sekalipun aku tidak sampai membunuhnya-" "Jangan, jangan sampai begitu marahnya." "Kenapa tidak boleh marah ?" "Itulah ada orang kita sendiri____" Bwee Hiang tidak percaya. "Orang kita siapa ? Kalau orang kita, kenapa dia begitu kurang ajar pada encimu. Dia mengganggu ketika encimu barusan mau pulas, maka tidak boleh tidak dia harus dikasih hajaran ! " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In ketawa gelak-gelak hingga Bwee Hiang menjadi heran. 'Enci Hiang, kau tidak percaya ia ada orang kita sendiri ?" tanya Lo In. 'Aku tidak percaya, biarkan aku menghukum padanya |" 'Kau akan menyesal sebab dia ada lebih tua dari kita !" 'perduli amat, asal dia kurang ajar biarpun lebih tua 10 kali lipat, aku tidak taku !" 'Nah, pergilah urusan dengannya." kata Lo In. Bwee Hiang menghampiri orang itu, kemudian dengan sekali renggut saja topengnya orang itu telah lenyap dari wajahnya. "Kau, eh, kau.... toako ?" berkata Bwee Hiang ketika kenali 0rang itu. Orang itu hanya bersenyum, tidak menyahut lantaran sudah ditotok lumpuh. Cepat Bui^e Hiang membebaskan orang itu dari totokan. "Anak Hiang, maafkan padaku yang tidak mengenal aturan____" kata orang itu. "Tapi toako, kenapa kau berbuat yang tidak benar ?" tanya si gadis heran. "Itulah anak Hiang, aku didorong oleh perasaan tidak percaya, kau sekarang sudah hebat kepandaiannya menurut anak In, maka aku sudah mencoba-coba menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Aku sengaja mengolok-olok supaya kau marah dan mengeluarkan kepandaianmu yang hebat. Aku sekarang percaya bahwa anak Hiang kepandaiannya jauh diatas dari dahulu ketika ketemu si bontot dari Sucoan Samsat." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Nah, aku bilang apa, bukannya orang sendiri ?" nyeletuk Lo In ketawa. Bwee Hiang paham akan maksud dari Kim Wan Thauto, orang tinggi besar bertopeng yang tadi bertempur dengannya mati-matina, maka ia pun jadi tertawa cekikikan- Kiranya itulah Kim Wan Thauto yang menggoda Bwee Hiang. Bwee Hiang dikatakan jempol kepandaiannya, telah meragukan hatinya Kim Wan Thauto. Maka ketika ia melihat Lo In sudah pulas, ia diam-diam telah copoti anting-antingnya dan menyaru sebagai opang biasa, tidak lupa ia mengenakan topeng supaya tidak dikenali oleh Bwee Hiang. Ia kira Lo In tidak tahu tapi si bocah diam-diam telah mengikuti gerak geriknya. Kalau ia ada mengucapkan kata-kata yang agak janggal, itulah maksud Kim Wan Thauto supaya si nona meluap amarahnya dan mengeluarkan kepandaiannya yang tinggi. Ia kira tadinya dapat menjatuhkan Bwee Hiang dengan mudah, tapi kenyataannya ia berusaha dengan sia-sia malah akhirnya ia yang kena dijatuhkan oleh si nona- Sungguh memalukan bila mengingat kepandaiannya sendiri. Namun, ia tidak jadi penasaran terhadap Bwee Hiang yang menjadi adiknya sekarang. Demikian, 3 saudara itu sambil ketawa-ketawa telah balik pula ke kamarnya masing-masingTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pada keesokan harinya Kim Wan Thauto dan 2 adiknya telah diundang makan-makan oleh Suyangtin Ngo-houw- Perjamuan itu diadakan bergiliran oleh Lima Harimau dari Suyangtin. Hari itu giliran pertama dirumahnya Kie Giok tong, yang berjalan dengan sangat menggembirakan. Keesokan harinya dirumahnya Song Cie Liang, Jiko dari Ngo Houw- Kemudian di rumahnya Tan Him, Samko dari Ngo Houw dan ketika pada gilirannya Teng Hauw, Sie-ko dari Ngo Houw ada terjadi urusan. Itulah Kim Wan Thauto yang timbulkan urusan. Si Thauto beranting-anting emas melihat romannya Teng Hauw ada murung saja sejak pada perjamuan pertama di rumahnya Kie Giok Tong, membikin hatinya kurang senang. Ia menganggap barangkali Teng Hauw tidak senang kepada mereka, tiga suadara mendapat perlakuan yang begitu hormat. Maka dalam perjamuan di rumahnya, melihat tuan rumah tetap murung, ia telah menyatakan tidak senangnya. "Kami berkumpul makan-makan, bukannya kami mintaminta. Tapi atas undangan kalian. Maka aku tidak mengerti melihat sikapnya Teng-heng yang selalu murung seolah-olah yang tidak senang menjamu kepada kami orang...." "Oh, bukan, bukan begitu...." Teng Hauw mencegat perkataan Kim Wan Thauto. Ia tidak bisa meneruskan kata-katanya karena ia kurang bisa bicara, maka Kie Giok Tong yang telah menalangi ia bicara. Katanya, "Taysu, bukannya lantaran itu. Teng-siete kelihatan tidak gembira lantaran ia punya kesukarannya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sendiri yang tak dapat diutarakan kepada orang lain. Harap Taysu jangan salah mengerti." "Kesukaran bukannya tidak bisa diatasi, asal orang mau berdamai. Kalian menghormati kami orang, tandanya ada taruh kepercayaan. Kenapa kesukarannya Teng-heng tidak suka diberitahukan kepada kami orang ? Siapa tahu kami dapat menolong dan meringankan kesukarannya Teng-heng." Ngo Houw bungkam mendengar perkataan Kim Wan Thauto yang beralasan-Mereka saling lihati dengan tiada satu yang berani buka suara. Teng Hauui gelisah kelihatannya. Ia ingin mengutarakan apa-apa namun ia tidak pandai merangkai perkataan, ia hanya mengawasi saja saban-saban kepada Kie Giok T°ng. Melihat demikian, Kim Wan Thauto bangkit dari duduknya, ia berkata, "Kalau kalian tidak suka menaruh kepercayaan kepada kami orang, biarlah kami mohon diri saja. Anak in dan Hiang, mari kita berangkat !" Lima Harimau terkejut. Mereka tampak gugup menahan kepergiannya Kim Wan Thauto. "Taysu, harap sabar dulu." kata Kie Giok Tong. "Duduk dulu, kami tidak ingin membuat tamu-tamunya yang terhormat menjadi penasaran." Kim Wan Thauto dan dua saudaranya pada duduk pula. "Toako." kata Teng Hauw pada Kie Giok T0ng. "Kau ceritakan saja kepada Taysu tentang kesukaranku sUpaya dia jangan salah mengerti." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kie Giok Tong anggukkan kepalanya. "Taysu, sebenarnya urusan ini ada rahasia. Tidak boleh diketahui oleh orang dari luar dusun sebab akibatnya ada sangat hebat bagi orang yang mengetahui." berkata Kie Giok Tong yang masih ragu-ragu untuk menuturkan kesukaran Teng Hauw. "Aku dan dua saudaraku tidak takut akan akibatnya. Maka Kie-heng boleh ceritakan saja, rahasia apa yang tak boleh diketahui oleh orang dari luar dusun." "Hari ini sudah tanggal 13. Lagi 3 hari sudah tanggal 16 dan pada hari itulah Siete akan kehilangan puteri tunggalnya, maka siapa yang tidak jadi murung ?" menerangkan Kie Giok Tong yang tidak ada ujung pangkalnya hingga Kim Wan Thauto dan dua saudaranya menjadi bengong. Sukar menangkapnya apa yang dimaksudkan oleh si orang she Kie. Bwee Hiang meraba-raba, setelah ketawa ia berkata, "Tanggal 16 ada hari baik. Hari itulah puteri paman Teng menemukan hari baiknya ketemu jodoh. Maka, urusan perkawinan adalah lumrah. Kenapa harus dibuat duka oleh paman Teng ?" "Oh, bukan, bukan itu...." kata Teng Hauw lalu ia minta supaya Kie Giok Tong cerita yang terang kepada para tamunya. "Bukan begitu duduknya urusan, nona Hiang." kata Kie Giok Tong. "Kalau bukan perkawinan, habis apa ?" tanya Bwee Hiang kepingin tahu. "Bukan perkawinan yang lazim tapi ini persembahan kepada Thoat Beng Mo Siauw yang setiap bulan tanggal 16 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ harus dikirimi sajian seorang gadis jelita____" kata Kie Giok Tong. Kim Wan Thauto yang tidak paham dengan ceritanya Kie Giok Tong minta si orang she Kie menutur dengan rapi supaya urusan dapat dipertimbangkan. Kie Giok Tong meskipun dipengaruhi oleh perasaan takut telah menuturkan juga suatu kisah yang menarik yang telah terjadi dalam dusun Suyangtin- — 23 — Kira-kira enam bulan berselang, dalam dusun Suyangtin yang aman telah terjadi kegemparan dengan munculnya satu iblis jahat yang menamakan dirinya Thoat Beng Mo Siauw (si Hantu Ketawa pencabut Jiwa). Munculnya iblis itu telah menggelisahkan penduduk kampung, malah yang berwajib juga tidak dapat mengatasi gangguan itu. Sebenarnya yang berwajib banyak menggantungkan pekerjaannya kepada Suyangtin Ngo Houw (Lima Harimau) yang besar pengaruhnya. Maka dalam hal urusan si Hantu Ketauia juga mereka telah menyerahkan bagaimana baiknya diatur oleh Lima Harimau- Yang sangat ganas perbuatannya si Hantu Ketauia, ia telah membikin air minum dari sumur maupun sungai telah beracun dan penduduk yang meminumnya telah mati konyol. Binatangbinatang piaraan pada mati keracunan apabila si Hantu Ketawa sedang marah. Berhubung dengan mana Suyangtin Ngo Houw telah berunding untuk mengadakan kompromi dengan Thoat Beng Mo Siauui. Si Hantu Ketauia tidak munculkan diri, hanya mengirim wakilnya untuk mengadakan perdamaian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam perdamaian itu telah diterima baik suatu keputusan, ialah setiap tanggal 16 penduduk Suyangting harus menyerahkan seorang gadis jelita kepada Thoat Beng Mo Siauw. Penduduk banyak yang tidak rela dengan keputusan itu sebab mereka sayang anak gadisnya dikorbankan kepada si Hantu Ketawa. Mereka banyak yang pada pindah ke lain dusun. Namun, hari ini pindah, besokannya mereka sudah balik pula menjadi mayat, terdapat di masing-masing pekarangan rumahnya yang ditinggalkan. Lantaran mana, maka penduduk menjadi jeri untuk meninggalkan Suyangtin dan terima nasib anak gadisnya akan dijadikan sajiannya si Hantu Ketawa. Untuk tidak membikin penduduk jadi iri-irian, maka Suyangtin Ngo Houw juga mau berkorban, ialah pada setiap pemilihan gadis yang akan dijadikan korban ada termasuk juga satu gadisnya diantara Lima Harimau. Kalau diundi misalnya jatuh pada nasibnya dari puteri Lima Harimau, maka apa boleh buat disajikannya dengan rela. Pemilihan gadis-gadis itu biasanya dilakukan tanggal 10 setiap bulan. Gadis-gadis tidak turut dalam undian, hanya orang tuanya saja yang maju supaya gadis-gadis itu tidak langsung menjadi kaget karena nasibnya yang malang- Thoat Beng Mo Siayui itu seperti yang tahu gadis mana bulan ini akan dijadikan mangsa-Sebab kalau diganti dengan lain gadis, orang tua gadis yang bersangkutan bakal mati konyol dalam rumahnya- Oleh karena itu, maka tidak berani TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ satu juga yang coba-coba menukarkan gadisnya dengan lain gadis manakala sudah sampai temponya disajikan. Pernah ada kejadian ke dusun Suyangting ada dua pendekar yang menamakan dirinya 'Siamsay Jie Liong' atau 'Dua Naga dari Siamsay'. Mereka ada sepasang pendekar kenamaan dalam kalangan Kangouw yang kebetulan lewat. Mereka tidak puas dengan perbuatannya si Hantu Ketawa. Maka mereka sudah tawarkan diri untuk membunuh iblis kejam itu. Mereka telah berdamai denga Suyangting Ngo Houw. "Kami penduduk Suyangtin sangat berterima kasih kedua enghiong suka buang tempo guna menumpas kejahatan dari si Hantu Ketawa." menyatakan Kie Giok Tong ketika menjamu kedua orang gagah itu. "Cuma saja sebelum enghiong berdua pergi ke sana hapus dipertimbangkan dulu bahayanya. Thoat Beng Mo Siauw ada sangat tinggi kepandaiannya dan banyak anak buahnya. Kalau kita salah tangan bukannya berhasil dalam usaha, sebaliknya akan mengalami nasib yang tidak diinginkan." "Legakan hatimu, paman." menghibur Seng Liong, yang tua dari Dua Naga. "Kami berdua sudah biasa menumpas kejahatan demikian. Maka dalam halnya Thoat Beng Mo Siauw juga rasanya tidak akan gagal usaha kami." "Manusia jahat begitu, kalau lama-lama dikasih hidup lebihlebih menyusahkan kepada rakyat. Maka selekasnya kami akan bekerja." menimpali Keng Liong, saudara mudanya. Kie Giok Tong manggut-manggut tapi dalam hatinya meragukan itikad baik dari Dua Naga dari Siamsay itu. Meragukan bukan apa-apa takut mereka mati konyol. Sebab TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sebelum mereka sudah pernah ada tiga orang gagah yang datang kesitu dan menawarkan tenaganya untuk membasmi Thoat Beng Mo Siauw. penghabisannya bukan si Hantu Ketawa yang mati, malah mereka bertiga kedapatan mayatnya di pinggir dusun Suyangtin. Meskipun dengan samar-samar Kie Giok Tong coba menahan, ternyata Siamsay Jie Liong tak dapat dirubah niatnya. Terpaksa Kie Giok Tong dan sudara-saudaranya merestui kePergiannya. Kie Giok Tong berkata, "Atas nama penduduk dari Suyangtin, kami berlima mendoakan kepada Jiwie-enghiong supaya berhasil dalam menumpas si Hantu Ketawa dan balik kembali ke Suyangtin dengan selamat. Harap Jiwie berhati-hati l'" jiwie-enghiong (kedua orang gagah). Berangkatlah hari itu kedua orang gagah itu ke Pek-kut-nia (Bukit Tualng putih), sarangnya Thoat Beng Mo Siauw. Lima Harimau telah mendoakan dengan sujud supaya pekerjaan mulianya Siamsay Jie Liong itu berhasil memuaskan. BeSokan harinya tidak ada kabar apa-apa dari mereka. Pada lusanya orang melaporkan kepada Suyangtin Ngo Houw telah kedapatan mayatnya dua orang gagah itu di pinggiran dusun. Keadaannya sungguh mengerikan sebab kedua kepalanya hampir terpisah dari masing-masing lehernya. Itulah menunjukkan kekejamannya dari Thoat Beng Mo Siauw. Suyangtin Ngo Houw hanya bisa menghela napas. Mereka telah menyuruh beberapa orang kampung untuk mengurus mayatnya dua orang gagah itu guna ditanam baikbaik serta disembahyangi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pada malamnya, Lima Harimau itu telah membikin pertemuan untuk membicarakan urusan Thoat Beng Mo Siauw. Pertemuan itu diadakan di rumahnya Tan Him, orang ketiga dari Lima Harimau, dalam ruangan dari sebuah bangunan yang spesial dibangun untuk mengadakan rapat. Bangunan itu pernahnya di sebelah belakang rumah besar dari Tan Him, diperaboti lengkap dengan kursi meja dan pigura-pigura indah sebagai pajangan. Sebagai penerangan telah dipasang lilin-lilin besar dan kecil. Lima Harimau dari Suyangting itu semuanya orang-orang hartawan yang menetap disitu dari lain tempat- Hidupnya mereka boleh dikatakan mewah dan senang. Malam itu angin meniup tidak menentu, kadang-kadang besar dan kadang-kadang sepoi-sepoi saja. Manakala sang bayu sedang meniup kencang keadaan menjadi berisik dikarenakan cabang-cabang pohon beradu satu dengan lain dan daun-daunnya pada berguguran rontok. "Toako." tiba-tiba Song Cie Liang, orang kedua dari Ngo Houw berkata. "Kita sudah mendapat gelaran Lima Harimau, sudah lama kita menjagoi dan dihormati oleh penduduk. Sekarang dengan adanya Thoat Beng Mo Siauw, benar-benar pengaruh kita seperti tertindih dan lenyap. Kepercayaan penduduk kepada kita seakan-akan telah buyar....." "Memang sungguh menyebalkan perbuatannya Thoat Beng Mo Siauw itu." sahut Kie Giok Tong TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dengan suara gusar- "Habis, apa kita bisa bikin karena memang kita tak punya kemampuan mengatasi pengaruhnya si Hantu Ketawa." "Apa kita tidak bisa mencari seorang jago yang benar-benar dapat mengalahkan si Hantu Ketauia ?" Tan Him menyatakan pikirannya. "Aku rela keluar uang untuk membiayai jago-jago yang benar-benar dapat menumpas si Hantu Ketawa." "Thoat Beng Mo Siauw sangat tinggi kepandaiannya, sukar diukur. Maka sulit sekali kita mencari orang-orang yang dapat menandingi kepandaiannya. Menurut kabar, kecuali dia sendiri berkepandaian tinggi masih ada anak buahnya yang hebat kepandaiannya, entahlah siapa mereka itu." menyatakan Cia sin Eng si nomor lima dari Lima Harimau. Tampak mereka tidak dapat mengambil keputusan, maka keadaan menjadi sepi dan masing-masing putar otak untuk mencari daya upaya bagaimana baiknya untuk mengatasi pengaruh Thoat Beng Mo Siauw yang membuat gurem pengaruhnya Suyangtin Ngo Houw. Sementara itu terdengar di sebelah luar angin meniup kencang dan mengeluarkan suara menderu-deru. Entah bagaimana tiba-tiba saja, semua lilin penerangan telah menjadi padam hingga Lima Harimau itu menjadi ketakutan. "Hahaha..... hahaha---- !" terdengar suara parau ketawa di sebelah luar. Itulah suara ketawa yang belum pernah mereka dengar, menyeramkan sekali mengiang di telinga masing-masing. Mareka menduga akan datangnya si Hantu Ketawa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tak usah mereka menduga-duga. Memang juga yang datang itu ada si Hantu Ketawa yang lantas berkata setelah tertawa terbahak-bahak, keras nyaring, "Suyangtin Ngo Houw, aku Thoat Beng Mo Siauw sudah ada di depan pintu. Kenapa kalian tidak lekas mengunjuk hormat ? Lekas keluar menemukan majikanmu !" Namanya saja Lima Harimau, namun mereka gemetaran badannya tatkala itu dipanggil oleh si Hantu Ketawa. Sungguh lucu sekali. Sebelum keluar mereka mengintip dulu, ingin mengetahui bagaimana romannya Thoat Beng Mo Siauw yang menyeramkan itu. Wujudnya si Hantu ketawa memang benar-benar seperti Hantu. Rambutnya riap-riap seperti Thauto (pendeta piara rambut panjang), wajahnya bengis dengan hidung bengkok dan gigi bercaling, sedang matanya melesak ke dalam, namun telah mengeluarkan cahaya yang berpengaruh. Itulah menandakan bahwa lwekangnya si Hantu Ketawa sangat tinggi. Dengan wajah demikian dan diiringi oleh suara ketawanya yang parau menyeramkan, betul-betul telah membuat Lima Harimau itu nyalinya berubah menjadi Lima Tikus. Masing-masing badannya menggigil seperti yang kedinginan. Thoat Beng Mo Siauw tampak berdiri sambil memondong seorang wanita kecil langsing, entah wanita siapa itu. Keadaannya tidak berkutik dalam pelukan si Hantu Ketawa- Rupanya ia telah kena ditotok. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Suyangtin Ngo HoUw> apa kalian tidak Punya nyali untuk ketemu Thoat Ben Mo Siauw ?" tepdenar si Hantu Ketawa berkata pula dengan suara yang nyaring sekali. "Toako, mari kita keluar !" mengajak Song Cie Liang yang lebih berani hatinya. Kie Giok Tong dan lain-lainnya menurut. "Hahaha.____. hahaha----!" tertawa Thoat Beng Mo Siauw ketika melihat Suyangting Ngo Houw pada keluar dari rumah. "Bagus, kalian menurut perintah Mo-ong." Si Hantu Ketawa bahasakan dirinya Mo-ong (Raja Iblis). "Malam ini Mo-ong datang ada perintah apa untuk kami orang ?" Kie Giok Tong berkata, memberanikan diri. "Hahaha....... hahaha-" ketawa si Hantu Ketawa. "Mo-ong datang untuk memperkenalkan diri dan kasih peringatan kepada kalian supaya lain kali harus hati-hati. Jangan ceritakan urusan hybunan Suyangtin dengan Mo-ong kepada orang luar. Kalau kalian tidak Perhatikan perintah Mo-ong ini, awas ! Jangan sesalkan kalau Mo-ong marah dan bikin ludes seisi dusun Suyangting !" "Menurut perintah» menurut perintah Mo-ong.... I" jawab Kie Giok Tong seraya manggut-manggut diikuti oleh saudarasaudaranya yang lain. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bagus, bagus !" kata si Hantu Ketawa. "Untuk kelakuan kalian yang sudah telah berhubungan dengan Siam-say Jie Liong sebenarnya Mo-ong harus mengasih hukuman kepada kalian, tapi tidak apa. Mo-ong hanya ambil ini saja dari rumahnya Tan Him. Hei, Tan Him, kau lihat ini siapa ?" Tan Him terkejut dipanggil Thoat Beng Mo Siauw. Ia cepat melihat kepada wanita yang diunjukkan si Hantu Ketawa- Kaget bukan main Tan Him. Ia kenali wanita itu ada budaknya yang baru berumur 15 tahun- Ia bernama Hiang Tin, pelayan dari puterinya. Ia sangat disayang karena anak itu menurut sekali- Malah ada ingatan Tan Him dan isterinya, angkat ia menjadi anak angkatnya. Sayang, sebelum matannya Tan Him dan nyonya terkabul, anak itu sekarang sudah menjadi korbannya si Hantu Ketawa- Sedih hatinya tan Him hingga keluar air mata. Ia memberanikan hati maju ke depan dan berlutut di depan si Hantu Ketawa, katanya, "Mo-ong, harap Mo-ong punya murah hati supaya membebaskan budakku itu..." "Hahaha........ hahaha.....!" Thoat Beng Mo Siauw ketawa. "Sekali wanita jatuh ke tangan Mo-ong, tidak akan terlepas pula !" Tan Him sangat sayang kepada Hiang Tin, mendengar jawaban si Hantu Ketawa ia menjadi nekad- Dengan jurus Kie~eng-pok-toUw atau 'Elang lapar menyambar kelinci', Tan Him coba rampas Hiang Tin dari pond0ngan Thoat Beng Mo Siauw. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tentu saja percobaan Tan Him gagal sebab dengan satu kebasan tangan baju saja Tan Him terpukul mundur- Melihat Tan Him berlaku nekad, saudara-saudaranya yang lain pun ikut-ikutan nekad. Mereka dengan serempak menerjang pada si Hantu Ketawa. "Hahaha____ hahaha----!" Thoat Beng Mo Siauw ketawa gelak-gelak melihat Lima Harimau bergerak menerjang kepadanya. Kemudian badannya berkelebat, entah bagaimana ia geraki tangannya tahu-tahu semua harimau telah jatuh duduk dengan pundaknya dirasakan kesemutan. Rupanya kena ditotok oleh si Hantu Ketawa. Hebat kepanaiannya si Hantu Ketawa. Dalam segebrakan saja sudah menjatuhkan Suyangtin Ngo Houw yang kepandaiannya lumayan juga. "Untuk kelakuan kalian yang kurang ajar sebenarnya Moong hendak menghukum mati. Tapi biarlah kali ini Mo-ong kasih ampun. Kalau lain kali berani lagi kurang ajar di depan Mo-ong, jangan harap kalian dapat hidup lama !" Kie Giok Tong dan saudara-saudaranya tidak bisa kata apa-apa. Memang mereka tak dapat berkata apa-apa karena kena ditotok. Mereka hanya mengawasi berlalunya si Hantu Ketawa dengan membawa Hiang Tin. Lama juga mereka harus menanti totokan si Hantu Ketawa bebas dengan sendirinya. Mereka jengkel bukan main kena dijatuhkan demikian mudah oleh si Hantu Ketawa. Untung mereka tidak tersiksa lama karena tiba-tiba ada datang dua bintang Penolong. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mereka itu ada dua kakek yang wajah dan potongan badannya sama, rupanya mereka saudara kembar. Mereka telah membebaskan totokan Thoat Beng Mo Siauw hingga Kie Giok Tong dan kawan-kawan menjadi sangat berterima kasih kepada dua kakek itu. Mereka perkenalkan diri sebagai Siam-say Ji~lo (Dua orang tua dari Siam-say), gurunya Siam-say Jie Liong yang telah tewas ditangannya Thoat Beng Mo Siauw. Girang hatinya Suyangtin Ngo Houw dapat bertemu dengan gurunya Siam-say Jie Liong. Sepasang kakek kembar itu diundang masuk ke dalam bangunan tempat berapat dimana Kie Giok Tong dan kawankawan menjadi kaget karena melihat sekarang penerangan lilin telah menjadi terang kembali. Entah siapa yang telah memasangnya kembali. Kie Giok Tong dan kawan-kawan tidak sempat memperhatikan itu karena kegirangan atas kedatangannya Siam-say Jie-lo. Mereka mengharap kalaukalau sepasang kakek itu dapat mengatasi kepandaiannya Thoat Beng Mo Siauw. Sangat hormat memperlakukan dirinya sepasang kakek itu. Siamsay Jie-lo memperkenalkan namanya Lim Teng dan Lim Keng, dua saudara kembar. "Kedatangan Jiwie Lim-heng sungguh tidak kebetulan, kalau siangan sedikit pasti akan ketemu dengan si Hantu Ketawa yang telah membunuh mati Siamsay Jie Liong." berkata Kie Giok Tong seraya menghela napas. Dua kakek ini menyatakan menyesalnya. "Kami datang kemari menyusul dua murid kami-" berkata Lim Teng. Mereka ada jago-jago muda yagn kepandaiannya lumayan juga. Cuma TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kalau dihadapi kepada si Hantu Ketawa sudah tentu bukan tandingannya. Maka itu, ketika kami mendengar mereka hendak menyatroni sarangnya si Hantu Ketawa, lekas-lekas kami menyusul ke sini. Tapi siapa tahu kedatangan kami sudah terlambat dan dua muridku itu telah mati di tangannya si Hantu Ketawa yang kejam !" "Baik juga kalau Jiwie hendak menyambangi kuburannya Siamsay Jie Liong." kata Kie Giok Tong. "Akan kami antarkan Jiwie ke sana." "Terima kasih Kie-heng. Besok akan kami berziarah ke sana." sahut Lim Teng. Sebetulnya Kie Giok Tong dan saudara-saudaranya takut membicarakan halnya Thoat Beng Mo Siauw yang telah mengancam kepada mereka. Namun mereka sangat penasaran sekali, maka mereka tidak sungkan-sungkan membicarakan halnya si Hantu Ketawa kepada Siamsay Jielo dan menunjukkan sarangnya di Pek-kut-nia. Mereka ceritakan kekejaman si Hantu Ketawa dan untuknya setiap tanggal 16, penduduk harus menyediakan satu gadis cantik- Sampai waktu itu sudah ada 4 gadis cantik yang telah disajikan kepada Thoat Beng Mo Siauw, tidak terhitung Hiang Tin, budaknya Tan Him yang cantik dan baru saja umurnya 15 tahun. Siamsay Jie-lo geleng-geleng kepala mendengar kekejaman si Hantu Ketawa. "Manusia jahat itu memang pantas dibasmi. Sayang muridku yang paling benci sama kejahatan demikian tidak bisa menahan napsunya. Coba kalau dapat menunggu beberapa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ hari disini, kita bisa bersama-sama pergi ke sana membasminya." kata Lim Teng. "Bagaimana kalau kita sama-sama kesana ?" tanya Lim Keng kepada Kie Giok Tong dan saudara-saudaranya, yang mana dijawab dengan gelengan kepala oleh mereka. "Bukannya kami tidak mau bersama-sama Jiwie kesana, lantaran kami telah terima ancaman keras dari si Hantu Ketawa. Kalau kami muncul terang-terangan dengan Jiwie, amarahnya si Hantu Ketawa jadi meluao. Kalau kita dapat mengatasi kepandaiannya yang hebat itu, tidak apa. Tapi kalau umpamanya pihak kita gagal, habislah serumah tangga kami. Maka itu, harap Jiwie tidak menjadi kecil hati." demikian Kie Giok Tong mewakili saudara-saudaranya menjawab ajakannya Lim Keng. "Tidak apa, tidak apa." menyelak Lim Teng. "Kami berdua juga sudah cukup ke sana untuk menuntut balas murid-murid kami yang telah dibinasakan." Pasang omong telah dilakukan lebih jauh dengan kurang gembira. Besokannya dua kakek itu ziarah ke makamnya Siamsay Jie Liong. Mereka senang melihat kuburan dua muridnya diatur baik, untuk mana mereka menghaturkan terima kasih kepada Kie Giok Tong dengan saudara-saudaranya. "Kie-heng dan saudara-saudara sekalian demikian memperhatikan kepada kuburan dari dua murid kami. Sungguh kami harus membilang banyak-banyak terima kasih-" kata Lim Teng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Itulah ada kehalusan dari kami, menghormat kepada mereka yang telah berkorban untuk keamanannya Suyangtin..." jawab Kie Giok Tong merendah- Pada hari itu juga Siamsay Jie-lo telah pamitan kepada Kie Giok Tong dkk untuk mereka menyatroni Pek-kut-nia- Kie Giok Tong dkk telah memberi nasehat supaya mereka berhati-hati karena disana bukan saja si Hantu Ketauia yang kepandaiannya sangat tinggi» tapi masih ada lagi anak buahnya yang berkepandaian tinggi-tinggi. Lim Teng dan saudaranya mengucapkan terima kasih atas semua nasehat itu. Perjaianan ke Pek-kut-nia tidak semudah yang diduga sebab dua kakek she Lim itu harus menempuh perjalanan yang bulak biluk dan hanya dengan pertolongan dari tukang cari kayu baru dapat mendekati Pek-kut-nia• Sebagai jago Kangouui kapakan, Siamsay Jie-lo ada sangat hati-hati dalam menempuh perjalanannya. Maka tidak sampai mereka masuk dalam jebakan musuh. Meskipun demikian, mereka harus melewati beberapa rintangan yagn diatur oleh si Hantu Ketauia sebelumnya mereka dapat bertemu dengan Thoat Beng Mo Siauw. Dengan mengandalkan kepandaiannya yang tinggi, Siamsay Jie-lo dapat menyisihkan rintangan-rintangan yagn kuat dan akhirnya bisa juga ketemu dengan Thoat Beng Mo Siauw. "Hahaha.--. hahaha..... !" si Hantu «etawa gelak-gelak ketawa ketika berhadapan dengan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dua kakek she Lim itu. 'Tamu-tamu datang harus disambut ! Mari kita menyambutnya ! ' Si Hantu Ketauia telah mengajak dua jago yang menjadi kaki tangannya untuk menghadapi Siamsay Jie-lo. "Jiuii datang menghadap Mo-ong ada urusan apa ?" tanya si Hantu Ketawa. Sepasang kakek kembar itu tidak menyahut» hanya hidungnya mendengus. "Hahaha..... hahaha \" ketauia Thoat Beng Mo Siauui. "Di depan Mo-ong mau banyak lagak ? Betul-betul Jiwi tidak tahu bakalan mampus I" "Belum tentu kami yang mampus, mungkin kau sudah dekat ajalnya !" jauiab Lim Keng mendahului saudaranya menjawab kata-kata si Hantu Ketauia yang menghina itu. "Kalian mau apa menghadap M0-ong ? Kenapa kalian bikin susah kepada orang-orangku dan diantaranya ada yang mati karena perbuatan kalian ?" "Hehehe, ada yang mati sudah wajar karena mereka tidak tahu diri menghalang-halangi perjalanan kami. Sekarang, kami hendak minta ganti jiwa atas kematian dari kedua murid kami yang mati ditangan kau \" berkata Lim Teng lantang. "Hahaha.____ hahaha ! Ganti jiwa ? Ganti jiwa untuk siapa ?" tanya si Hantu Ketawa. "Ganti jiwa untuk dUa murid kami yang kau sudah binasakan !" sahut Lim Teng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hahaha... hahaha... ! Ganti jiwa buat apa ? Kalian sudah membunuh-bunuhi beberapa orang kami. flpa tidak cukup untuk dipakai ganti jiwa ?" "Hm ! flku minta jiwamu, Setan Ketawa \" bentak Lim Teng- "Hahaha____ hahaha. | Mana orang, lekas tangkap dua bangsat ini !" srunya kepada orang-orangnya. Dengan segera yang dipanggil sudah datang serentak. Ternyata mereka terdiri dari orang-orang yang berbadan kuat dan bengis-bengis wajahnya. Mereka rupanya khusus digunakan diwaktu menggertak orang. Sepasang kakek itu tidak keder kelihatannya, karena mereka ketawa dengan tenang-tenang saja melihat dirinya dikurung. Hanay tangannya masing-masing siap mencabut pedang- "Kalian sudah berada dalam lubang macan, berani banyak lagak ?" bentak Thoat Beng Mo Siauw yang kemudian gelakgelak ketawa- Rupanya gelaran Thoat Beng Mo Siauw tepat benar untuknya sebab setiap perkataannya kalau tidak didahului dengan ketauia gelak-gelaknya, adalah buntutnya disusul oleh ketauianya yang menyeramkan. "Setan Ketauia !11 bentak Lim Teng. "Setelah kami datang kemari, tidak akan meninggalkan tempatmu sebelum membawa kepalamu !" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Uladuh» hebat benar nyalinya orang ini. Siapa kalian ?" tanyanya, disusul oleh ketawa seramnya. "Kau kenali sebelum mampus ! Kami berdua ada orang she Lim dan mendapat gelaran Siamsay Jie-lo dari dunia sungai telaga (Kang-Ouw). Hari ini Siamsay Jie-lo datang kemari hendak mengambil kepalanya si Setan Ketawa." "Hahaha---- hahaha... ! Mana orang, lekas tangkap mereka !" serunya, disusul oleh menyerbunya kira-kira 10 orang ke arah Siamsay Jie-lo. Sepasang kakek itu sudah siap sedia. Maka ketika melihat gelagat tidak baik, sudah lantas pada mencabut pedang masing-masing. Pertempuran segera terjadi dengan seru sekali, dua iauian sepuluh. Ternyata Siam-say Jie-lo bukan nama kosong. Mereka telah kasih lihat ilmu pedangnya yang hebat sekali, menusuk ke kiri dan kanan tanpa ampun lagi membikin orang-orang yang mengerubuti menjerit kena dilanggar pedang. Melihat 10 orang mengeroyok masih belum dapat menangkap Siamsay Jie-lo, Thoat Beng Mo Siauui perintahkan 2 orang kuat di kiri dan kanannya untuk turun tangan membantu. Dengan turunnya dua orang kuat itu, telah membikin repot pada sepasang kakek itu. Thoat Beng Mo Siauw tampak duduk diatas mimbar dengan ketawa berkakakan melihat sepasang kakek dari Siamsay itu dikeroyok anak buahnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Sungguh hebat perlawanan dari Siamsay Jie-lo. Cuma saja mereka dikeroyok oleh orang-orang pilihan dari si Hantu Ketawa. Maka Pelan-pelan kelihatan mereka keteter dan main mundur saja bertempurnya. Dilihat jalannya pertandingan demikian, Thoat Beng Mo Siauw sudah meramalkan lnO persen kemenangan ada dipihaknya, meskipun sepasang kakek itu sangat tangkas bertempurnya. Makin gencar ketawanya si Hantu Ketawa melihata anak buahnya mendesak lawannya. Namun dilain saat si Hantu dibuat terbelalak matanya ketika melihat sepasang kakek itu merubah cara bersilatnya dan balas menyerang kepada lawannya dengan nekad sekali. flda beberapa orang yang roboh kena ditusuk pedangnya si kakek dan merintih kesakitan. Sepasang kakek itu tambah semangat melihat banyak lawannya yang dirobohkan. Tapi mereka kaget sekali ketika mendengar Thoat Beng Mo Siauw bersiul nyaring dan 10 orang pula telah muncul menggantikan mreka yang sudah kepayahan mengeroyok Siamsay Jie-lo. Tentu saja Siamsay Jie_lo jadi kewalahan- Diam-diam mereka mengeluh harus melayani tenaga baru. Namun mereka ada tokoh-tokoh kelas satu, tidak gampanggampang mundur. Mereka telah pertunjukkan kepandaiannya hebat sekali sehingga orang-0rang baru terpukul mundu dan ada beberapa orang yang roboh karena disambar pedangnya sepasang kakek jagoan itu. "Hahaha.... hahaha... ! Semua mundur !." seru Thoat Beng Mo Siauw nyaring. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Seruan itu berpengaruh benar sebab dengan serentak mereka pada lompat mundur dari kalangan Pertempuran. Kenapa si Hantu Ketawa meneriaki orang-orangnya mundur ? Itulah karena ia melihat tidak ada gunanya orangorangnya itu, mereka tidak bisa merobohkan sepasang kakek dari Siamsay. Ia hendak maju sendiri melayani dua kakek jagoan itu. Seruan si Hantu Ketauia untuk orang-orangnya mundur membikin sepasang kakek itu heran. Meskipun ada beberapa orang yang dirobohkan, tetap mereka sebenarnya ada diatas angin dan lambat laun dapat membikin mereka (kedua kakek) ambruk sendiri perlawanannya karena kelelahan bertempur. "Hahaha...... hahaha.... !" ketauia Thoat Beng Mo Siauui setelah orang-orangnya pada mundur. "Kalian bukankah menghendaki kepalaku ? Mari kita main-main beberapa jurus. Kalau kalian menang dengan rela aku hadiahkan kepalaku. Sebaliknya, kalau kalian kalah sudah tentu aku juga menghendaki kepala kalian. Ini toh pantas bukan ?" Lim Teng marah betul. Ia menyahut, "Hal itu untuk apa dikatakan pula ? Kalau tidak kami yang mati, kau yang mampus ! Mari kita menentukan siapa kuat \" "Hahaha____ hahaha ! Mana golok 7" kata si Hantu Ketauia. Sebentar saja orangnya telah menyerahkan golok besar yang biasa dipakai oleh si Hantu Ketawa. Dilihat dari besarnya golok, pasti bobotnya ada sangat berat dan dalam tangannya Thoat Beng Mo Siauw, senjata itu dicekal seperti mencekal TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ golok-golokan dari kayu saja entengnya. Sungguh hebat tenaganya si Hantu Ketauia. Mau tidak mau telah membuat kedua kakek itu mengeluh juga dalam hatinya. Setelah mengebaskan goloknya beberapa kali sehingga mengeluarkan suara mengaung, Thoat Beng Mo Siauw berkata, "Sahabat-sahabat, marilah kita mulai !" Siamsay Jie-lo sangat benci pada si Hantu Ketawa. Tidak heran kalau dengan tidak banyak cakap mereka telah menyerang dengan berbareng kepada lawannya. Mereka bertempur dengan ramai sekali disaksikan oleh banyak penonton, ialah anak buahnya si Hantu Ketawa. Masing-masing bersorak membatu semangat untuk cukongnya. Thoat Beng Mo Siauw telah mainkan goloknya dengan tenang sekali, hal mana menunjukkan bahwa si Hantu Ketawa bukannya orang kuat sembarangan. Kalau tadi dikeroyok oleh belasan orang, Siamsay Jie-lo masih dapat bernapas dan balas menyerang merobohkan lawannya, kali ini menempur si Hantu Ketauia seorang beratnya bukan main. Pedang mereka tak dapat dipakai membentur goloknya si Hantu Ketauia yang sangat berat bobotnya. Maka saban-saban mereka mengelakan beradunya senjata. Hal mana sebenarnya ada satu kerugian untuk mereka. Dengan begitu, bebaslah golok si Hantu Ketawa menyerang sana sini. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Benar-benar si Hantu Ketawa sangat lihai. Beberapa serangan maut dari Siamsay Jie-lo semuanya dapat dipunahkan dengan seenaknya saja. Meskipun berkali-kali mereka dapat elakkan pedangnya jangan sampai beradu dengan goloknya si Hantu Ketawa, akhirnya toh bentrok juga dan pedang Lim Teng terlepas dari cekaiannya, ia rasakan ngilu sekali tangannya. Di lain pihak Lim Keng yang hendak menolongi saudaranya juga pedangnya dibikin terbang oleh si Hantu Ketawa sampai badannya Lim Keng gemetaran menahan rasa ngilu di seluruh badannya. Mereka berdiri bengong mengawasi kepada Th0at Beng Mo Siauw yang berdiri dengan ketawanya yang menyeramkan. Tampik sorak riuh rendah kedengaran nebat sekali memuji kemenangan Thoat Beng Mo Siauw, sementara Siamsay Jielo hanya berdiri dengan tundukkan kepala. Orang-orangnya si Hantu Ketauia tanpa mendapat perintah lagi sudah menubruk Pada Siamsay Jie-lo dan masing-masing kedua tangannya ditelikung dengan tali yang kuat. Mereka dengan galak menggampar dan menendangi sepasang kakek pecundang itu. Mendapat Perlakuan yang sangat menghina itu, Siamsay Jie-lo tidak bisa membalas. Mereka terima nasib dirinya diperhina oleh orang-orangnya Thoat Beng Mo Siauw. "Kalian memasuki mereka ke dalam tahanan \" memerintah si Hantu Ketauia, sebagaimana biasa kata-katanya itu telah disusul oleh ketawanya yang menyeramkanTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mereka dijebloskan ke dalam tahanan yang sangat buruk keadaannya. Kalau lama-lama mereka ditahan disitu, mungkin akan mati konyol tidak tahan dengan baunya yang memuakkan. Apa yang menyiarkan bau busuk itu ? Entahlah. Tapi yang terang bagi Siamsay Jie-lo kamar tahanan itu akan mengundang penyakit dan mereka akan mati konyol. Sedih hatinya dua jagoan kolot itu- Tapi apa mau dikata. Mereka sudah bertekad bulat untuk membalas kematian sang murid. Tapi gagal dan akhirnya mereka harus menerima penghinaan yang belum pernah mereka alami. Pada waktu sore mereka menerima ransum makanan yang jelek sekali, lebih jelek dari makanan binatang babi. Tentu saja mereka tak dapat makan. Rasanya, meskipun mereka dikasih makanan enak juga tak dapat mereka makan karena keadaan dalam kamar tahanan yang buruk dan bau itu. Bagaimana orang dapat makan dengan bebas kalau disampingnya ada bau busuk yang menusuk hidung ? "Koko, apa kita harus terima nasib begini saja ?" tanya Lim Keng, sang adik. Lim Teng menghela napas panjang. "Saban hari kita terima makanan tapi kita tidak makan. Terang lama-lama kita akan mati kelaparan." berkata pula Lim Keng. "Sebisanya kita pertahankan hidup kita untuk belakang kali melakukan pembalasan kepada si Hantu Ketawa-" "Pembalasan..." menggumam Lim Teng- "Ya, pembalasan- Apa kok mau bikin habis saja sakit hati kita dan dua murid kita yang telah mendahului kita TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik Keng, soal mati hidup kita dalam kamar tahanan ini masih suatu pertanyaan. Bagaimana kau memikirkan pembalasan ?" kata sang kakak dengan lesu. Lim Teng kelihatannya sudah putus harapan, sebaliknya dengan adiknya masih ingin hidup dan melakukan pembalasan untuk sakit hati yang mereka telah alamkan. Lim Keng membujuk keras untuk bikin saudara tuanya tidak putus harapan dan semangatnya terbangun. Ia berhasil sebab pada hari-hari berikutnya Lim Teng mau juga menelan beberapa suap makanan jelek yang disajikan untuk mereka. Itu hanya sekedar untuk menahan jangan mereka mati kelaparan. Satu minggu mereka disekap dalam tahanan itu sampai badannya kurus, namun semangatnya hidup. Mereka yakin akhirnya mereka akan dapat keluar dari kamar tahanan yang busuk itu untuk kemudian melakukan pembalasan kepada si Hantu Ketauia. Sebenarnya itu ada pengharapan kosong. Tidak mungkin mereka dibebaskan dari kamar tahanan yang buruk itu kemudian melakukan pembalasan. Yang lebih mungkin adalah mereka lambat laun habis tenaganya dan mati konyol- Tapi, sang nasib maunya lain. Pengharapan mereka seakan-akan telah dikaburkan. Demikian pada suatu hari mereka telah dikeluarkan dari kamar tahanan yang buruk itu dibawa menghadap pada Thoat Beng Mo Siauw. Tampak si Hantu Ketawa duduk diapit oleh dua jagoan yang menjadi kaki tangannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Keren sekali kalau melihat Thoat Beng Mo Siauw duduk dikursi kebesarannya, apalagi saban-saban terdengar suara ketawanya yang menyeramkan bulu badan- Di depan si Hantu Ketawa, Siamsay Jie-lo disuruh berlutut. Namun mereka membantah hingga kepaksa lututnya digedor sama pentungan yang membuat akhirny mereka berlutut juga diluar keinginannya. "Hahaha____. hahaha.... ! Siamsay Jie-lo, sudah satu minggu kalian mendekam dalam kamar tahanan. Bagaimana kalian rasakan ? Enak tidur, senang bergerak ?" Siamsay Jie-lo tidak menyahut, hanya menundukkan kepalanya saja. "Hahaha..... hahaha..... ! Siamsay Jie-lo, Mo-ong mau kasih jalan hidup asal kalian suka menjadi pembantu Mo-on, bagaimana ?" Lim Teng dan Lim Keng saling awasi satu dengan lain sejenak, baru Lim jeng menyahut, "Asal Mo-ong suka kasih kebebasan pada kami» mau disuruh apa juga kami akan menurut perintah Mo-ong !" "Hahaha-... hahaha.-...! Bagus, bagus, mulai sekarang kalian dibebaskan dan menjadi pembantu Mo-ong. Asal kalian dapat menunjukkan jasa dalam Pekerjaan kalian pasti Mo-ong tidak akan melupakan !" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Atas perintah Thoat Beng Mo Siauw, orangnya telah membebaskan Siamsay Jie-lo dari ikatan tangannya. Kemudian lututnya yang dibikin lemas barusan oleh pentungan telah diobati dan mulai hari itu Siamsay Jie-lo telah menjadi orangnya Thoat Beng Mo Siauw, sehari-hari galang gulung dengan kawanan penjahat. Siamsay Jie-lo mau menjadi budaknya si Hantu Ketauia bukannya ingin hidup senang. Mereka mau merendah lantaran ingin membebaskan diri dari pengaruh si raja iblis. Pikirnya, kalau mereka menolak tawaran si Hantu Ketawa, terang mereka akan dijebloskan pula dalam tahanan yang buruk itu, sampai kapan mereka dapat merdeka ? Sebaliknya kalau terima tawaran, keuntungan bagi mereka menemukan banyak kans untuk dapat melarikan diri dan mewujudkan cita-citanya menuntut balas pada Thoat Beng Mo Siauw yang gagah perkasa itu. Siamsay jie-lo selalu diintip gerak geriknya oleh mata-mata dari si Hantu Ketawa, namun mereka bisa bawa diri sehingga lama-lama kecurigaan atas dirinya menjadi lunak. Hampir saban minggu orangnya telah membawakan perempuan cantik untuk Thoat Beng Mo siauw bersenang-senang. Wanita-wanita yang menjadi korbannya itu hanya seminggu ditangannya si raja iblis kemudian dioperkan kepada orang-orangnya yang disayang. Terutama kaki tangannya yang diandalkan, sering mendapat hadiah lebih dahulu dari yang lainnya- Malah Siamsay Jie-lo juga pernah ditawari wanita bekas kaki tangannya si raja iblis, akan tetapi dengan halus mereka TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ men0lak dengan alasan mereka sudah tua, tidak suka plesiran dengan orang perempuan. penghidupan dalam kekuasaan Thoat Beng Mo Siauw sebenarnya memuakkan dalam ukuran hidupnya dua kakek dari Siamsay itu. Namun mereka tak dapat berbuat apa-apa sebab masih belum ada kesempatan untuk angkat kaki dari situ. Wanita-wanita yang menjadi korbannya Thoat Beng Mo Siauw ada juga yang bunuh diri setelah dinodai tapi kebanyakan mereka pada temahai hidup dan rela menjadi bola bundar dioper ke sana sini sehingga tabiatnya berubah menjadi genit dan merupakan wanita 'p' yagn sangat memuakkan. Pada suatu hari, menggunakan kesempatan Thoat Beng Mo Siauw sedang keluar dengan beberapa jagoannya, Siamsay Jie-lo telah angkat kaki dari situ. Namun Perbuatannya telah diketahui oleh mata-mata si Hantu Ketawa hingga terjadi pengepungan ramai. Siamsay Jjie-lo telah mengamuk dan membunuh banyak orangnya Thoat Beng Mo Siauw, namun mereka tidak bisa lolos dari kepungan sehingga mereka jadi nekad dan mengamuk mati-matian. Dengan badan berlumuran darah, mereka telah dikejar oleh orang-orangnya si Hantu Ketauia. Untuk menolong diri, dua kakek itu gunakan ginkangnya. Benar lawannya dapat ditinggalkan, namun keadaan mereka sangat payah. Di perjalanan Lim Keng tealh ambruk kecapean- Kepaksa Lim Teng menolongi adiknya duu sebelum meneruskan kaburnya. Hatinya sangat gelisah, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ khawatir musuh keburu sampai dan mereka bakal mendapat penghinaan yang bukan-bukan nanti. "Koko, adikmu sudah tidak berguna lagi. Kau lekas lari selamatkan diri. Di belakang kali kau dapat menuntut balas dan adikmu di tempat baka juga akan merasa senang.----" demikian Lim Keng telah berkata kepada kakaknya. "Tidak, kau harus hidup dan sama-sama nanti datang kembali menuntut balas ! ' menghibur kakaknya dengan berlinang-linang air mata. Lim Keng bersenyum, "Sejak muda kita berkumpul samasama, berkelana sama-sama dan dalam menghadapi suka duka kita selalu bersama, tapi kali ini, aku harap kau tidak bersama aku. Relakan kepergianku, pulang menemui murid kita yang telah mendahului kita....." Lim Teng menangis seperti anak kecil mendengar perkataan adiknya. Makin gelisah hatinya karena sebentar lagi, musuh akan sudah sampai disitu. Benar saja, begitu Lim Keng menarik napasnya yang penghabisan, tampak banyak musuh mendatangi. Kepaksa Lim Teng meninggalkan mayatnya sang adik, ia kabur seperti kesetanan sehingga orang-orangnya Thoat Beng Mo Siauw tak dapat menangkapnya. Mereka hanya boleh merasa puas dengan mayatnya Lim Keng yang mereka bawa pulang ke markas untuk dipakai bukti nanti Thoat Beng Mo Siauw kembali dari kepergiannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lim Teng dengan susah payah sampai juga di Suyangtin. Orang yang melihat padanya telah melaporkan kepada lima harimau yang segera pada datang menyambut Lim Teng yang pakaiannya penuh darah, badannya banyak mendapat lukaluka. Keadaannya payah benar. Maka ketika berjumpa dengan Lima Harimau telah roboh terkulai saking lelahnya dan seluruh badannya lemas terlalu banyak mengeluarkan darah. Kie Giok Tong perintah orang-orangnya untuk menggotong Lim Teng ke rumahnya, dimana Lom Teng ditolong sebagaimana mestinya. Keadaannya jago tua itu sangat gawat, namun ia masih daPat menceritakan pengalamannya kepada Kie Giok Tong dkk dengan sangat jelas- Pada keesokan harinya Lim Teng telah menutup mata. Kasihan, ia dapat meloloskan diri dengan meninggalkan mayatnya sang adik, maksudnya belakang kali ia akan membawa banyak teman untuk membalas sakit hati kepada Thoat Beng Mo Siauw. Tapi kenyataannya tak dapat ia berbuat apa-apa yang dicita-citakan karena badannya tidak mengijinkan dan telah melepaskan napasnya yang penghabisan di rumahnya Kie Giok Tong. Lima Harimau sangat berduka atas kematiannya Siamsay Jie-lo seperti juga kematiannya Siarrrsay Jie Liong (Dua naga dari Siamsay). — 24 — Sejak itu tidak ada kejadian pula ada orang-orang gagah yang datang dengan niat menumpas kejahatannya Thoat Beng Mo Siauw. Suyangtin dapat mengalami keadaan aman dan tentram, sebegitu lama penduduk memenuhkan peraturan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang ditetapkan oleh Thoat Beng Mo Siauw ialah saban tanggal 16 dikirim seorang gadis yang cantik jelita untuk si Raja Iblis. Pada bulan itu adalah bulan keenam, dimana pilihan gadisgadis telah jatuh kepada puterinya Teng Houw dari Suyangtin Ng0-H0uw. Puterinya Teng Houw ada putri tunggal bernama Leng Siong, umurnya baru 17 tahun, wajahnya cantik sekali- Oleh karena menghadapi kehilangan puterinya pada tanggal 16 yang akan datang, maka mukanya Teng Houw selalu bermuram durja, sangat duka akan kehilangan puteri tunggalnya- Malah Leng Siong sendiri sekarang tengah menangis saja, tidak mau dijadikan sajian Thoat Beng Mo Siauw. Demikian ada penuturan Kie Giok Tong kepada Kim Wan Thauto, Lo In dan Bwee Hiang, baru tahu sekarang duduknya perkara. Maka Kim Wan Thauto telah minta maaf untuk sikapnya barusan yang kasar. "Kelakuan Taysu mana bisa disalahkan. Memang sebagai sahabat baik Taysu pun ingin tahu duduknya urusan supaya dapat membantu memecahkannya, bukan ?" berkata Kie Giok Tong dengan muka berseri-seri, puas dapat menceritakan halnya Thoat Beng Mo SiaUui kepada Kim Wan Thauto dan dua saudaranya hingga Kim Wan Thauto tidak menaruh curiga pula kepada Suyangtin Ngo Houw- Penuturan itu sangat menarik sekali hatinya Bwee Hiang- Pikirnya, "Thoat Beng Mo Siauw sangat jahat, banyak meminta korban uiantia baik-baik- Kalau tidak buru-buru dibasmi pasti akan menyusahkan pada kaum perempuan. Sebaiknya aku berdamai dengan adik kecil, biar aku yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ gantikan Leng Siong dan adik kecil yang antar aku ke sana. Kita berdua akan basmi kawanan jahat itu... Matanya Bwee Hiang mengawasi kepada adik kecilnya, disambut oleh L o In dengan menyeringai ketawa. Bwee Hiang sudah hendak membuka mulut menyatakan pikirannya, namun sudah didahului oleh Kim Wan Thauto yang berkata, "Kesulitan yang dihadapi oleh Teng-heng bukannya tidak bisa diatasi, cuma entahlah orangnya yang kita bisa andalkan suka atau tidak campur urusan ini." Kie Giok Tong terkejut. Ia menanya, "Orangnya siapa yang Taysu maksudkan ?" Kim Wan Thauto tidak menjawab hanya ia ketauia ke arahnya Lo in. Sekarang Kie Giok Tong mengerti akan kata-kata Kim Wan Thauto tadi. Orang yang diandalkan itu adalah si Bocah Sakti. "Kalau anak In suka menolong Teng-heng, urusan akan beres sudah." kata si Thauto. "Biarlah adik kecil dengan aku kesana..." menyela Bwee Hiang. "Nah, ini baru betul." kata Kim Wan Thauto. "flnak In tidak bisa bekerja betul tanpa anak Hiang yang mendorongnya. Hahaha.... bagus, bagus____" Bwee Hiang dan Lo In saling pandang dengan pikiran masing-masing. "Taysu, kau mau atur bagaimana ?" tanya Kie Giok Tong kepingin tahuTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku mau atur begini." jawab Kim Wan Thauto. "flnak Hiang gantikan kedudukannya nona Leng Siong, sedang anak In yang mengantarnya. Sampai di pek-kut-nia ketemu si Hantu Ketawa, terserah pada pertimbangan dua anak itu. Aku rasa dengan anak in dan Hiang kesana urusan Thoat Beng Mo Siauui akan selesai sudah. Ia akan tinggal namanya saja. Aku Percaya anak in dapat mengatasi kepandaiannya yang dikatakan hebat." Kie Giok Tong saling lihati diantara saudara-saudaranya. Teng HaUui ragu-ragu untuk menerima tawaran itu. Ia masih meragukan kepandaiannya Lo In yang masih anak-anak dan Bwee Hiang satu gadis cantik yang tidak ada apa-apanya yang ditakuti, ia khawatir dua anak itu akan menjadi korbannya si Hantu Ketawa yang kejam. Kalau sampai kejadian demikian, bagaimana ia dapat mempertanggungjawabkan kepada orang tuannya dua anak itu ? Sementara Teng Hauui dalam ragu-ragu, tiba-tiba Bwee Hiang berkata, "Paman Teng, apa kau tidak keberatan ajak aku menemui adik Leng Siong ?" "Tentu, tentu, masa aku keberatan. Mari ikut aku nona Hiang." kata Teng Hauw. Bwee Hiang kedipkan mata kepada Lo In, seakan-akan kode suruh si bocah menunggu padanya. Lo In hanya ketawa nyengir melihat enci Hiangnya ikut Teng Hauw masuk ke dalam, tapi lekas juga ia kaget sebab dengan perginya sang enci ia jadi kesepian. Ia paling ogah kumpul-kumpul dengan orang-orang tua. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bwee Hiang sementara itu sudah masuk dan menemui nyonya Teng yang sedan berada di kamarnya sang puteri. Leng Siong sendiri tenah menangis sambil memeluki bantal. Teng Hauw memperkenalkan Bwee Hiang kepada istrinya dan sebaliknya, kedua wanita itu saling merendah. Teng Hauw keluar lagi menemui tamu-tamu yang lainnya. "Anak Siong, kau jangan menangis saja. Lihat nih enci Hiang datang menjenguk kau. Lekas bangun, malu ihh menangis saja ada tamu !" kata sang ibu kepada puterinya. Leng Siong kaget. Ia lempar bantal yang dipeluki menangis tadi, lalu bangun dari pembaringannya menemui Bwee Hiang. Nona Bwee Hiang lihat Leng Siong sangat cantik hanya sayang kedua matanya pada bengul, rupanya saking kebanyakan menagnis- Segera dua wanita itu berjabatan tangan memperkenalkan diri, Bwee Hiang berkelakar, " Adik Leng Siong, kau sangat cantik. Cuma kedua matamu itu pada bengkak, jelek ihh !" "Enci Hiang, kau bisa saja, orang jelek dikatakan cantik." "Kalau gadis cantik macam adik Siong dikatakan jelek, gadis yang bagaimana yang boleh dikatakan cantik 7" "Gadis itu toh sudah ada disini....." sahut Leng Siong ketawa mesem. "Siapa 7" tanya Bwee Hiang kepingin tahu. "Enci Hiang sendiri..-" sahut Leng Siong ketauia cekikikan, lupa barusan ia menangis terus-terusan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Buiee Hiang tertegun sebentar. Pikirnya, anak ini pandai benar membaliki duduknya urusan dan suka berkelakar- Sungguh sayang kalau dijadikan mangsanya si Hantu Ketauia. "Bagus, kau pandai memutar duduknya urusan." kata Buiee Hiang ketauia- Leng Siong ajak Buiee Hiang duduk bersama diatas kursi panjang. Ibunya Leng Siong masih duduk di tempatnya tadi- Ia merasa suka kepada Bwee Hiang yang begitu bertemu dengan anaknya sudah lantas seperti teman akrab saja. "Adik Siong." kata Bwee Hiang. "Sebenarnya aku ingin bertemu dengan kau, mau lihat keadaan kita berimbang atau tidak. Sebab aku akan menggantikan kau menjadi korbannya si Hantu Ketawa....." "Enci Hiang !•" potong Leng Siong kaget. "Apa kau bilang ? Kau mau menggantikan aku menjadi mangsanya si Hantu Ketawa ? Oh, jangan, jangan- Aku tidak mau orang berkorban untuk kepentinganku. Biarlah aku yang tanggung sendiri......" Legn Siong berkata sambil menangis sesenggukan. Nyonya Teng sangat kasihan kepada anaknya yang telah putus asa- "Anak Siong, encimu bukan betul-betul menjadi korbannya si Hantu Ketawa. Ia hanya menggantikan kau untuk ke sana membasmi si orang jahat itu......" menghibur Nyonya Teng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Leng Siong terkejut. Rambutnya yang riap-riaP ia angkat dan menatap wajahnya Bwee Hiang. "Enci." katanya. "Enci mau kesana membasmi si Hantu Ketauia 7 Ah, tidak mungkin. Kau secantik ini pergi ke sana sendirian, sama saja kau mengantarkan jiwa." "Hihihi...-" Bwee Hiang tertawa ngikik. "Kenapa kau tertawa, enci Hiang ?" tanya Leng Siong heran. "Aku mentertawakan kau, adik Siong." sahut Bwee Hiang. "Kau tertawakan aku, kenapa ?" tanya si gadis. "Aku kesana bukannya sendirian, ada adikku yang kepandaiannya begini !" kata Bwee Hiang sambil acungkan jempolnya. "Adikmu 7 Apa kepandaiannya lebih atas dari si Hantu Ketawa ?" "Sudah tentu, adikku kepandaiannya susah diukur, pendeknya kalau ia yang turun tangan, jangan hanya satu Hantu Ketawa, biarpun ada sepuluh Hantu Ketauia pasti ia akan tangkap semuanya. Hihihi "Enci Hiang, kau jangan berkelakar untuk urusan kosong !" kata Nona Teng. "Kenapa aku berkelakar dalam urusan kosong, apa memangnya aku dapat keuntungan 7" Leng Siong membenarkan jawaban Bwee Hiang. Ia merasa barusan telah kesalahan omong dan khawatir menyinggung hatinya sang teman baharu. Maka lantas berkata, "Enci Hiang, kau jangan marah. Barusan akan kesalahan omong. Adikmu itu tentu cakap romannya sebab kau sendiri begini cantik...." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bwee Hiang terpingkal-pingkal ketawa mendengar adik kecilnya dikatakan cakap-"Enci, kenpa kau tertawa begitu enaknya 7" "Tidak apa-apa- Aku ketawa geli barusan kau mengatakan adikku cakap." Memangnya adikmu itu berwajah jelek ?" Ah, tidak- Cukup menarik kalau kau nanti melihatnya." Enci Hiang, apa dia ada disini ?" Ada. Kau mau berkenalan dengannya ?" Tentu. Sebab dia mau menolong diriku dari cengkeraman si Hantu Ketawa." "Baiklah, nanti aku panggil dia masuk." Bwee Hiang permisi pada nyonya Teng keluar sebentar memanggil adik kecilnya. Ketika Bwee Hiang sudah berlalu, buru-buru nyonya Teng berkata, "Anak Si0ng, mereka segera akan datang. Mana boleh pertemuan dilakukan di dalam kamar ini. Maka itu, lekas dandan sedikit dan menyambutnya mereka di ruangan tengah." Sang ibu berkata sambil bangkit dari duduknya dan keluar. Leng Siong pikir kata-kata ibunya tadi memang benar, maka dengan terburu-buru ia bersolek dan tukaran pakaian akan kemudian keluar menanti di ruangan tengah bersama ibunya. Benar saja tidak lama Bwee Hiang dan Lo in masuk diantar oleh pelayan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Leng Siong kaget melihat Lo In wajahnya hitam lega. Lebih kaget lagi ketika ia diperkenalkan oleh Bwee Hiang, tiba-tiba saja Lo in menubruk padanya sambil berkata, "Enci Eng Lian, kau ada disini ? Hm, diam-diam kau mengumpat disini ya, membuat adikmu mencari setengah mati. Hahaha.-.-" Lo In memeluk Leng Siong dengan keras hingga si nona meronta-ronta minta tolong pada ibunya dan Buiee Hiang. Ibunya Leng Siong menjadi kesima melihat adegan itu, sedang Bwee Hiang juga sangat heran dengan tiba-tiba saja adik kecilnya merangkul Leng Siong dan mengatakan si nona ada enci Eng Liannya. Setelah hilang tertegunnya, Buiee Hiang cepat menarik tangannya Lo In dan berkata, "Adik kecil, kau jangan membikin maiu orang. Itu bukan enci Lianmu, dia ada puterinya paman Teng. Hayo lepaskan pelukanmu !" Lo in dengan perlahan-lahan melepaskan pelukannya, "Apa benar kau bukan enci Lianku ?" kata Lo In seraya menatap wajah Leng Siong yang kemerah-merahan jengah dipeluki oleh laki-laki yang barusan saja dikenal. "Aku bukannya enci l_ianmu..." sahut Leng Siong seraya merapihkan pakaiannya yang kusut dan ambil tempat duduk tidak jauh dari Bwee Hiang. Napasnya masih terengah-engah, barusan mengerahkan tenaganya habis-habisan untuk meloloskan diri dari pelukan Lo In, si bocah wajah hitam yang kesalahan menerka orang. Lo In masih ragu-ragu atas keterangan Leng Siong, maka ia mengamat-amati lagi wajah si nona yang cantik jelita hingga si nona menjadi kemalu-maluan diawasi terus-terusan oleh Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bwee Hiang di lain pihak merasa tidak enak hatinya atas kelakuan Lo In tadi. "Adik kecil." tegurnya. "Lain kali jangan suka sembrono. Kau lihat dulu yang tegas, gadis yang dihadapi ada enci Lianmu apa bukan. Jangan main rangkul saja..." Bwee Hiang menegur sambil tertawa terkekeh-kekeh, hatinya tiba-tiba jadi geli mengingat kesembronoan Lo in tadi sehingga Leng Siong menjadi ketakutan setengah mati. "Aku masih penasaran, enci Hiang- Coba kau tolong periksa, apa diatas alisnya yang sebelah kiri ada tanda tai lalat tidak ?" memohon Lo In pada Bwee Hiang. Bwee Hiang menurut. Ia minta periksa alisnya Leng Siong yang sebelah kiri tapi tidak ada kedapatan tai lalat yang dimaksudkan Lo In- "Adik kecil, benar-benar ia bukan enci Lianmu. Tanda tai lalat dialisnya tidak ada." Lo In manggutkan kepalanya. Dengan sopan ia bersoja meminta maaf kepada Leng Siong, juga kepada ibunya yang masih diam saja kesima. Nyonya Teng lihat Lo In, meskipun sifatnya agak liar namun kelihatannya ia ada anak yang polos dan jujup, maka kelakuannya tadi terhadap Leng Siong bukannya tidak ada sebabnya-Maka ia lalu minta keterangan sedikit pada Lo In tentang Eng Lian. Lo In menutupkan tentang pengawakan dan wajahnya Eng Lian persis sama dengan Leng Siong, hanya itu tanda tai lalat saja tidak ada pada Leng Siong. Ia sangat merindukan enci TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Liannya yang sudah lama berpisahan, makanya tadi tanpa sengaja ia telah merangkul Leng Siong yang disangkanya ada enci Liannya. Nyonya Teng angguk-anggukkan kepalanya. Diam-diam hatinya bergoncang mendengar penutupan Lo In. Ia ingat sesuatu yang ia tidak bisa jelaskan di depan anak-anak muda itu. Setelah ia omong-omong sebentar, lantas meninggalkan 3 anak muda itu duduk kongkouw dengan asyiknya. Lo In sudah melupakan kejadian barusan, sedang Leng Siong juga dapat memahami kesalahan Lo In yang tidak disengaja. Ia malah sekarang suka kepada si bocah nakal yang bisa berkelakar dan mengitik urat ketauia. Di lain pihak, Kim wan Thauto sudah merancangkan maksudnya ialah Bwee Hiang duduk dalam tandu, di gotong oleh dua orang diantaranya Lo in satu ikut menggotong- Bwee Hiang akan diantar ke Pek-kut~nia dipersembahkan kepada Thoat Beng Mo Siauw. Lima Harimau semuanya sudah mufakat, hanya tinggal tunggu waktunya saja tanal 16. Pada keesokan harinya Bwee Hiang dan Lo In dibawa ke Giok Lie Teng (Peseban Bidadari) oleh Leng Siong, dimana mereka bercakap-cakap dengan gembira. Kemudian Leng Siong ajak dua kawannya untuk melihat-lihat kebonnya yang luas. Dalam perjalanan Bwee Hiang menggodai Leng Siong, katanya : "Adik Siong, tepat nama beseban ini dengan orangnya yang suka datang menangin disitu-" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Enci maksudkan bagaimana ?" tanya Leng Siong. "Nama beseban bidadari, tepat benar sebab kau sendiri seperti bidadari, adik Siong !" jawab Bwee Hiang ketawa ngikik. "Enci Hiang, kau bisa saja-..." kata Leng Siong, tangannya diulur mencubit. "Aduh ! Kenapa aku mencubit aku, adik Siong. Kalau mau mencubit, cubitlah tuh adik kecil !" kata Bwee Hiang seraya monyongkan mulutnya ke arah Lo In. Lo In ketawa menyeringai, "Mana enci Leng Siong berani mencubit aku, dia takut dirangkul !" L o In berkelakar. Leng Siong kemerah-merahan wajahnya, matanya menatap Lo In dengan gergetan. Terkejut hatinya Lo in melihat Leng Siong dalam sikap gergetan itu, sebab Persis ia melihat Eng Lian kalau ia sedang godai dan si nona penasaran menatap padanya dengan sorot mata dan sikap seperti Leng Siong sekarang. Segera juga mereka beradu Pandangan di luar tahunya Bwee Hiang, keduanya terkejut dan pada melengoskan pandangannya. Leng Siong menundukkan kepala sedang Lo In pikirannya melayang-layang kepada enci Liannya. Bwee Hiang yang memecahkan kesunyian, ia berkata, "Mari kita duduk-duduk di bawah pohon itu yang teduh !" Lo In mengiyakan, ia hanya mengikuti saja kemananya kedua gadis jelita itu- Di lain saat mereka telah duduk-duduk mengangin. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Selama kongkouw, matanya Lo in ketarik oleh banyak kera yang pada lelompatan dari satu ke lain cabang. Pikirannya melayang-layang ke lembah Tong-hong-gay dimana ia berkawan dengan kawanan kera dan si rajawali kapal terbangnya. Lo In meninggalkan dua gadis yang sedang asyik kongkouw itu dan menghampiri kawanan kera. Ia disambut dengan har har dan wajah yang menakuti dari kawanan monyet. Mereka seperti tidak senang didekati Lo In. Namun setelah Lo in bicara dalam bahasanya, kawanan monyet itu menjadi jinak dan berkumpul merubung si Bocah Sakti. Lo In minta kawanan monyet itu tolong mencarikan buahbuahan yang lezat untuk ia dan kawan-kawannya makan. Kawanan monyet itu kegirangan dan berjanji akan mencarikan buah-buahan yang dimaksudkan, setelah mana kawanan kera itu telah bubaran lari serabutan ke beberapa jurusan dengan masing-masing keluarkan suara cetcowetan yang ramai sekali. Ketika Lo In putar tubuhnya hendak kembali, dibelakangnya sudah ada Bwee Hiang dan Leng Siong sedang berdiri mentertawakan kepadanya. 'Adik kecil, sungguh lucu sekali kau bicara barusan dengan kawanan kera. Apakah mereka mengerti dengan bicaramu itu 7 Hihihi---- " tertawa Bwee Hiang. Leng Siong ikut ketawa dan Lo In hanya ketawa nyengir. "Kau katakan apa kepada mereka sehingga mereka pada bubaran tumpang siur ?" tanya Bwee TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Hiang kepada Lo In ketika melihat adik kecilnya hanya ketauia nyengir saja. "Aku suruh mereka mencarikan bebuahan yang lezat untuk kita makan." sahut Lo In. "Bagus." kata Bwee Hiang. "Encimu mau lihat, aPa benar mereka nanti membawakan bebuahan yang dimaksud. Rasanya kawanan kera itu hanya main-main saja dengan kau, adik Kecil." "Kau lihat saja nanti, enci Hiang." sahut Lo In. Mereka kembali ke bawah pohon tadi, dimana mereka meneruskan ngobrolnya- "Adik Leng Siong, adik kecil ini katanya pandai meniup seruling mengundang ular. Apa kau tidak ingin mendengarnya 7" Leng Siong melirik pada Lo In dengan senyumnya yang memikat-"APa benar, adik kecil ?" tanya Leng Siong. "Bohong, enci Hiang hanya seenaknya saja berkata." sahut Lo In- "Adik kecil, kau jangan bohongi lagi enci Leng Siong." bantah Bwee Hiang. Lo In tidak menyahut, ia hanya ketawa nyengir. "Adik kecil, sebagai tandanya persahabatan, apa salahnya kau perdengarkan suara serulingmu untuk aku dengar." berkata Leng Siong. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hayo, jangan malas- Kalau nona rumah suruh, jangan bandel !" menyela Bwee Hiang. Lo In kewalahan didesak kedua gadis jelita itu. Maka ia mencabut serulingnya dan ia mulai meniupnya dengan lagulagu gembira. Kedua gadis itu pikirannya melayang-layang mengikuti irama lagu gembira, tampak wajahnya berseri-seri. Kapan irama lagu membiluk pada lagu yang tegang, berubahlah wajah kedua gadis itu menjadi tegang dan serius sekali. Yang paling hebat, kapan irama lagu seruling Lo In sampai pada lagu yang sedih, dirasakan oleh kedua gadis itu seperti hatinya disayat dan sangat sedih, maka berlinanglinanglah air mata mereka. Ingin mereka menyetop Lo In meniup serulingnya, namun merek tidak berdaya karena terbawa oleh ayunan lagu sedih mencengkeram hatinya. Sampai terisak-isak kedengaran mereka menangis mendengar irama lagu sedih dari seruling si bocah nakal. Tiba-tiba suara seruling dihentikan, lenyaplah lagu sedih itu- Tampak kedua gadis itu telah menyeka masing-masing matanya yang penuh dengan air kesedihan. "Sungguh hebat adik kecil kita !" memuji Buiee Hiang dikala kegembiraannya telah balik kembali. Leng Siong sementara itu telah mengawasi kepada Lo in yang tidak menjawab pujiannya Bwee Hiang, malah menundukkan kepalanya seperti yang menangis. "Adik kecil, kau kenapa ?" tanya Leng Siong, melihat Lo In diam saja. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In pelan-pelan angkat kepalanya dan memandang Leng Siong. "Aku terkenang kepada enci Lian, entahlah sekarang dia ada dimana." sahut si bocah seraya menyeka air matanya yang berkaca-kaca- Leng Siong tundukkan kepalanya tatkala matanya Lo In mengawasi saja pada wajahnya yang mirip Eng Lian. "Kau ada begitu Perhatikan enci Lianmu. Pasti ada satu waktu Tuhan akan pertemukan kau dengannya- Tak usah kau sedihkan- Enci Lianmu pasti dalam selamat____" menghibur Leng Siong yang merasa sangat kasihan kepada Lo in. "Biasanya adik kecil tidak cengeng kalau ingat akan enci Liannya. Entahlah sejak dia melihat wajah adik Leng Siong, sebentar-sebentar keingatan saja dengan enci Liannya." nyeletuk Bwee Hiang sambil ketawa. Leng Siong semu-semu merah wajah mendengar perkataan Bwee Hiang. Bwee Hiang perhatikan perubahan Leng Siong yang rada kikuk, maka ia alihkan pembicaraan, katanya, "Adik kecil, lagu serulingmu hanya membuat orang sedih saja. Tidak ada hasilnya apa-apa." "Siapa bilang tidak ada hasilnya ?" sahut Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau kata, dengan lagu serulingmu akan dapat mengundang kawanan ular. ' kata Bwee Hiang-Kalau itu apa ?" sahut Lo In sambil menunjuk ke depan. Bwee Hiang dan Leng Siong memandang ke arah yang diunjuk oleh Lo In. Tiba-tiba saja matanya kedua gadis itu terbelalak ketakutan. Memang benar, tidak jauh dari mereka ada berkumpul banyak ular kecil besar. Ada yang angkat kepalanya dan menjulurkan lidanya, ada yang lugat legot seperti yang berjoget, entah dari mana datangnya ular yang jumlanya hitung ratusan- Bukan saja kawanan ular itu hanya berkumpul di sebelah depan, tapi tampak disekitarnya juga hingga Lo in dan dua gadis itu terkurung di tengah-tengah. "Habis, bagaimana ini ?" keluh Leng Siong yang ketakutan. "Nah, biarkan enci Leng Siong dikawani kawanan ular. Aku dan enci Hiang bisa keluar dari kepungan mereka !" Lo In menakut-nakuti si gadis yang sedang ketakutan. Bwee Hiagn ketauia ngikik. "Enci Hiang, kau jangan ketawa saja." tegur Leng Hiong rada keras suaranya, rupanya ia jengkel. "Carilah daya supaya aku dapat keluar dari sini." "Kau jangan takut, adik Leng Siong-" menghibur Bwee Hiang- "Disini ada jago cilik kita, apanya yang ditakuti 7" "Aku tidak berdaya menghadapi bagitu banyak ular. Bagaimana enci Hiang kata demikian ?" kata Lo In seperti yang putus asa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Leng Siong yang tidak tahu sampai dimana kepandaiannya Lo in telah menangis. "Adik kecil, kau mau suruh encimu dimakan ular ?" kata Leng Siong sesenggukan menangis. "Biarlah, sebelum kau dimakan ular akan kucakar dulu mukamu yang hitam legam untuk melampiaskan penasaranku. Uh, uh, uh... "Leng Siong menangis. Leng Siong mendekati Lo In dengan maksud mencakar mukanya si bocah. "Adik kecil, kau jangan godai enci Lianmu !" tegur Bwee Hiang ketawa. Bwee Hiang sengaja menyebut namanya Eng Lian agar si bocah muka hitam hentikan menggodai Leng Siong yang benar-benar ketakutan melihat ular yang jumlahnya ratusan itu. Benar saja Lo In terkejut. Ia ingat seketika itu pada enci Liannya, dipandangnya wajah Leng Siong yang cantik sedang menangis. Seraya Pegangi tangan Leng Siong yang hendak mencakar mukanya, L0 in berkata, "Enci Leng Siong, kau jangan takut. flku ada disini, keselamatanmu aku jamin...." Lo In mencekal tangan yang halus lunak itu seraya matanya mengawasi Leng Siong hingga si nona kembali pelongoskan mukanya dan menunduk kemalu-maluan. Pikirnya, "Anak hitam ini sudah tergila-gila sama enci Liannya. Makanya selalu mengawasi saja wajahku yang mirip enci Liannya. Lama-lama apa dia tidak menyulitkan diriku ?" Tengah ia berpikir demikian, tiba-tiba dibikin kaget oleh suara ketawa gelak-gelak dari luar lingkaran ular. Entah dari TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mana datangnya sudah ada kira-kira dua belas orang yang berdiri sambil tertawa ke arah mereka. "Enci Hiang, itulah lawanmu. Lekas sambut ke sana !" Lo In menganjurkan Bwee Hiang yang berdiri tertegun melihat ada banyak orang laki-laki muncul dengan tiba-tiba. Buiee Hiang paling gembira kalau disuruh bertempur. Maka dengan tidak mengatakan apa-apa, ia enjot tubuhnya mencelat melewati lingkaran ular dan tahu-tahu ia sudah ada di depan dua belas laki-laki tadi. Dengan gagah ia menegur, "Kalian siapa datang mengganggu kesenangan nonamu ? Lekas kasih tahu, supaya nonamu jangan kesalahan tangan membunuh orang yang tidak bernama !" Seorang diantara dua belas orang itu rupanya menjadi pemimpinnya telah maju ke depan dan berkata, "Nona manis, aku Hek-liong Gouw Cin mendapat perintah untuk menangkap kalian. Maka kau jangan bikin Perlawanan. Menyerah saja, karena dengan membikin perlawanan kau bisa dapat susah dikeroyok kami ramai-ramai." Bwee Hiang tertawa cekikikan. "Kalian bangsa gentong nasi mau bikin susah pada nonamu ? Hm ! Kalian jangan ngimpi ! Mari, aku mau lihat kau orang macam aPa berani mengacau disini !" Bwee Hiang seorang gadis cantik dan lemah gemulai, tidak disangka-sangka oleh Hek-liong Gouw Cin, si Naga Hitam, berani menentang kepada mereka. Dalam gusarnya ia membentak, "Budak liar, apa Bouui toaya tidak mampu tangkap kau ?" Gouw Cin berkata seraya menyerang pada si n0na. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kepandaian Bwee Hiang sekarang sudah hebat. Ia bukan Bwee Hiang di jaman SuCoan Sanrsat menyerbu ke rumahnya Liu Ulangwee. Ia sekarang mendapat pelajaran tinggi dari guru kecilnya (Lo In)• Maka tidak heran kalau hanya dengan gepaki saja sedikit badannya serangan si Naga Hitam menemukan sasaran kosong. Si orang she Gouw heran. Kembali ia menyerang, sia-sia saja. Malah entah bagaimana si nona bergerak tahu-tahu ia sudah kena ditampar dua kali sehingga terputar. Bwee Hiang ketawa ngikik melihat musuhnya terputar ditampar olehnya. Sementara itu kawan-kawannya GoUw Cin tidak tinggal diam. Dengan serentak mereka menyerbu dan mengurung Buiee Hiang ditengah-tengah. Si nona tidak gentar, apalagi ia tahu dibelakangnya ada guru ciliknya. Semangatnya menyala dikeroyok banyak orang- Ia gunakan ginkangnya untuk berkelit dari seranganserangan orang jahat itu. Di lain pihak, Leng Siong sangat mengagumi kepandaiannya Buiee Hiang yang bisa melesat tubuhnya melebati lingkaran ular dan kini si nona sudah bertempur. Ketika pandangannya beralih kepada Lo In, si nona terkejut melihat ada dua orang yang mendekati Lo In hendak membokong. Ia menjerit, "Adik In, awas !" Saking ngeri Leng Siong pejamkan matanya. Ia menduga adik kecil itu remuk kepalanya digempur oleh dua orang jahat yang berbadan tinggi besar. Leng Siong mencelos hatinya mendengar suara jeritan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pelan-pelan ia membuka matanya, kiranya yang menjerit tadi bukannya Lo In, hanya kedua lawannya yang telah hancur kepalanya dibenturkan satu dengan lain oleh jago cilik kita. Sebelum Leng Siong menjerit kasih tahu ada bahaya, Lo In sudah tahu bahwa ada dua orang hendakmembokong dirinya. Maka dengan menggunakan kegesitannya ia berhasil mencekuk dua orang itu lalu diadukan kepalanya hingga hancur berantakan. "Adik kecil, kau tidak apa-apa ?" tanya Leng Siong cemas. Lo In hanya ketawa nyengir, berbareng ia jumput sebuah batu kecil. Begitu batu itu melesat ke atas, terdengar jeritan orang dari atas pohon, menyusul badannya telah jatuh persis di depan Leng Siong hingga si nona menjadi sangat kaget. "Adik kecil !" serunya ketakutan. Orang itu tidak berkutik karena kena ditotok oleh batu kecil tadi. Namun di tangannya ada memegang senjata rahasia yang dekat meledak. Leng Siong barusan saja memanggil adik kecil, Lo in dengan gesit telah menyambar si nona ditarik dalam pelukannya. Leng Siong kaget dan meponta-ronta dapi pelukan Lo In, ia mengira si anak kecil mau main gila terhadapnya. "Adik kecil, kau jangan begini terhadapku. Aku bukannya Eng Lian..." keluhnya- Berbareng terdengar suara 'Dar \' keras sekali hingga tanah dimana Leng Siong duduk tadi menjadi berlubang. Si nona leietkan lidahnya nampak kejadian itu, ia menatap wajahnya Lo In yang ketawa kepadanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik kecil, oh, kau sudah menyelamatkan encimu...." kata Leng Siong seraya sesapkan kepalanya di dada Lo In yang kecil. Sekarang si nona baru tahu maksud baik dari Lo In. Maka ia sangat berterima kasih dan tidak meronta lagi, malah ia sesapkan kepalanya di dada si jago cilik dengan roman yang manja. "Enci Leng Siong, kau cantik seperti enci Lian..." bisik Lo In ditelinga si gadis, sedang tangannya mengusap-usap rambutnya kepalanya si nona yang hitam jengat. "Apa iya, adik kecil... ?" sahut Leng Siong perlahan, kepalanya mendongak menatap Lo In yang mengagumi kecantikannya- Untuk pertama kalinya tergetar hatinya Leng Siong beradu pandangannya dengan si bocah muka hitam. Leng Siong senang dalam dekapannya L0 In, ia ingin itu berjalan iama-iamaan namun keadaan ada sangat gawat. Buiee Hiang perlu mendapat bantuan meskipun sudah ada beberapa kawan yang dirobohkan dengan totokan. "Mari kita liihat enci Hiang !" kata Lo In seraya meraih Leng Siong dan dengan sekali enjot saja tubuhnya melayang bersama Leng Siong melewati batas lingkaran ular yang sedang berkumpul- Dengan Leng Siong masih dalam p0nd0ngannya, L0 in telah membantu Buiee Hiang menendang mental dua orang baru yagn mau mengeroyok si nona. Dua orang itu tubuhnya mental jatuh Persis diantara kumpulan ular. Dengan enak saja mereka telah dilahap oleh kawanan ular yang sedang lapar rupanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Enci Hiang, cukup ! seru Lo In- Itulah ada seruan merupakan kode untuk Bwee Hiang mengakhiri perkelahiannya. Sementara Leng Siong barusan saja diturunkan oleh Lo In, Bwee Hiang telah selesaikan Pertempurannya. Semua musuhnya dirobohkan dengan totokan. Hebat kepandaiannya si nona hingga Leng Siong melongo dibuatnya. Lo In telah menotok bebas Hek-liong Gouw Cin dan menanya, ia dengan kawan-kawannya itu suruhan siapa telah datang kesitu. Belum si Naga Hitam menjawab, tampak Kim Ulan Thauto dan Suyangtin Ngo Houui jalan mendatangi hingga pemeriksaan Lo In serahkan pada si Thauto. Si Naga Hitam membandel tidak mau mengaku siapa yang suruh dirinya hingga Kim Wan Thauto kewalahan. Pemeriksaan ketunda berhubung dengan datangnya segerombolan kera yang pada membaca bebuahan. Kim Wan Thauto dan Suyangtin Ngo Houui heran begitu banyak kera dari mana datang. Lo In kasih mengerti pada mereka bahwa kawanan kera itu hendak mempersembahkan barang bawaannya yang diminta olehnya. Kim Wan Thauto terbahak-bahak ketawa mendengar perkataan Lo In. Lo In membilang terima kasih pada kawanan kera dan minta mereka bubar. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ramai mereka cetcowetan lari serabutan mendapat perintah dari Lo In. "Toako, para paman, enci Hiang dan Leng Siong, mari kita makan antaran mereka !" berkata Lo In seraya ia sendiri menjumput sebuah dan dimakannya. Ternyata bebuahan antaran kawanan kera itu sangat lezat rasanay, semua orang pada memuji terutama Bwee Hiang dan Leng Siong yang bergantian mengangkat jempolnya memuji kepada Lo In yang bisa memerintah kawanan kera. "Itu ada banyak ular dari mana datangnya, anak in ?" tanya Kim Wan Thauto. "Adik kecil yang memanggil dengan serulingnya." menyela Buiee Hiang ketawa. "Sebaiknya mereka disuruh pulang lagi saja, anak in !" kata Kim Wan Thaut0 yang melihat Leng Siong dan Suyangtin Ngo Houw kelihatannya ketakutan- Lo In menurut perintah. Ia keluarkan serulingnya dan meniupnya sebuah lagu yang empuk kedengarannya tapi berwibawa seakan-akan perintah- Selagi orang mengagumi tiupan seruling si bocah, kawanan ular itu perlahan-lahan telah menggelesar pada pergi dari situ. Kim Wan Thauto dan Suyangtin Ngo Houw sangat mengagumi kepandaiannya si bocah-Pemeriksaan dilanjutkan kepada Hek-liong Goyw cin. |_egn Siong minta permisi untuk pulang lebih dahulu karena kepalanya pusing katanya barusan menyaksikan kejadiankejadian yang mengagetkan dan baru pernah ia alami. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kim Wan Thauto dan lain-lain tidak keberatan si nona berlalu. Malah Buiee Hiang berkata, "Sebaiknya memang kau kembali lebih dahulu. Pemeriksaan disniakan makan waktu. Ha^aP kau jangan keterusan kaget, nanti bisa bikin kau sakit." Leng Siong bersenyum- Setelah melemparkan lirikan yang berarti kepada Lo In, si nona telah meninggalkan mereka pulang ke rumahnya. Gouw Cin baharu mau mengaku setelah tidak tahan disiksa oleh totokan yang menimbulkan seluruh badannya dirasakan sakit seperti digigiti oleh ribuan semut. "fliyoo... !" tiba-tiba Gouw Cin menjerit. Tubuhnya kontan terkulai roboh sebelumnya ia memberi pengakuan siaPa yang telah meberi pengakuan siapa yang telah menyuruh ia dan kawan-kawan datang mengacau ke situ. Kim Wan Thauto Periksa keadaan Gouw Cin, ternyata Gouw Cin telah mati dihajar oleh senjata rahasia yang membuat hangus dan bolong pada bagian bawah dari teteknya yang sebelah kiri. Senjata rahasia apa itu demikian lihainya ? Tiba-tiba Kim Wan Thauto kaget dan menggumam, "Apa senjatanya Tui Hun Lolo ?" Meskipun menggumamnya tidak keras tapi terdengar oleh Kie Giok Tong dan kawan-kawan. "Siapa ? Taysu tadi kata Tui Hun Lolo ?" tanya Kie Giok Tong kaget. Tui Hun Lolo ada satu wanita yang belum berapa tua usianya, dibawah 50 tahun namun suka berpakaian neneknenek dan senang dipanggil nenek (lolo). Sebenarnya ia masih memiliki kecantikan yang dapat menggiurkan lelaki TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang rakus. Nama aslinya Siang Niang Niang tapi lebih dikenal dengan nama Tui Hun Lolo atau si 'Nenek pengejar roh'. Senjata rahasianya 'Siauw'sim'hwe'cian' atau 'Panah api membakar hati' ada sangat lihai, apabila mengenakan sasarannya sang korban tidak ketolongan jiwanya. "Anak In, kemana dia anak In ?" tiba-tiba Kim Wan Thauto ingat pada si bocah. Ternyata Lo In sudah tidak ada diantara mereka, begitu juga dengan Bwee Hiang. Mereka menduga Lo In dan Bwee Hiang sama-sama mengejar si penjahat yang melepas senjata rahasia tadi dan merengut jiwanya Hek-liong Gouw Cin. Khawatir di rumah ada timbul malapetaka, maka Kim Wan Thauto ajak kawan-kawannya melihat. Tapi ternyata di rumah tidak ada kejadian apa-apa. Nyonya Teng ditanyakan halnya Lo In dan Bwee Hiang barangkali ada lihat, telah geleng kepalanya dan ia hanya lihat anaknya pulang dan masuk kamarnya karena kepalanya pusing. Kapan Kim Wan Thauto ajak teman-temannya melihat pula orang-orang jahat yang telah roboh ditotok, untuk kekagetannya mereka tidak dapatkan mereka ada ditempatnya tadi. Mereka semuanya sudah ditolong oleh kawannya sebab sudah pada kabur tidak meninggalkan bekas. Kita melihat Lo In. Si jago kecil telah mengejar penjahat diikuti oleh Bwee Hiang. Namun Bwee Hiang yang ginkangnya kalah, jauh ketinggalan oleh adik kecilnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In tiba-tiba merandek kehilangan jejak penjahat yang dikejarnya, ia menyesal tapi masih penasaran kalau ilmu meringankan tubuhnya kalah oleh si penjahat. Oleh sebab mana ia berputar-putar disitu mencarinya. Tiba-tiba ia mendengar suara senjata beradu, seperti ada orang yang sedagn bertempur- Ia lantas melakukan penyelidikan, kiranya yang bertempur itu ada seorang laki-laki tinggi besar dengan wajah menyeramkan melawan seorang wanita lemah gemulai berpakaian tipis. Kaget Lo In kapan ia tegasi wanita itu wajahnya persis Leng Siong. Apakah Leng Siong yang sedang bertempur ? tanya hati kecilnya. "Hantu Ketawa, kau hari in ketemu Kim coa Siancu. Berarti lelakonmu yang jahat sudah tamat dan kau tak dapat ketawa lagi. Hihihi----" Terkejut hatinya Lo In sebab suara empuk itu ada suaranya Eng Lian atau Leng Siong. Namun dari lagaknya yang nakal berandalan Lo In menduga akan Eng Lian yang sedang berhadapan dengan si Hanu Ketawa yang ia baru lihat romannya. "Siancu, kau sudah sampai di Pek-kut-nia. Untuk apa kita bertarung, lebih baik kau ikut aku untuk bersenangsenang......" kata si Hantu Ketawa, tertawa gelak-gelak. "Kurang ajar, kau berani omong kotor di depan nonamu ?" bentak si wanita yang ternyata ada Kim Coa Siancu, si Dewi Ular Emas yang ditakuti dikalangan Kangouw. Si Hantu Ketawa haha hehe dan perhatiannya dibikin kabur oleh pakaian si Dewi Ular yang serba tipis menggiurkan. Lantaran mana ia jadi alpa dan kena dipencundangi, Ia kena ditotok jalan darahnya hingga tidak bisa berkutik. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kim Coa Siancu tertawa cekikikan melihat lawannya dikalahkan. "Enci Eng Lian, akhirnya aku kutemukan juga kau di sini......" tiba-tiba Kim coa Siancu kaget dalam ketawa cekikikannya mendengar orang berkata kepadanya. Ketika ia berpaling ternyata orang yang berkata-kata tadi ada seorang bocah bermuka hitam- Kim Coa Siancu geli melihat wajah Lo in yang hitam seperti pantat kuali. "Hei, anak hitam. Kau mau apa datang kemari ?" tegurnya. "Masa kau tidak kenali sama adik In-mu ?" balas menanya Lo In. "Siapa itu adik in, aku tidak kenal ! Kenapa kau panggil aku enci Eng Lian» apa kau tidak keliru lihat orang ? Hm, anak hitam... lekas kau menyingkir kesana sebelum Siancu marah lantaran kau mau campur-campur urusannya." Lo in bukannya takut malah mengulurkan tangannya hendak mencekal tangan yang halus macam kapas itu- Kim Coa Siancu berkelit dan membentak, "Bocah hitam, kau mau mampus berani kurang ajar kepada Siancu ?" "Siancu tinggal Siancu. Tapi di depanku kau adalah enci Lian-ku." jawab Lo In. Kim c°a Siancu heran. "Adik kecil." katanya. "Aku bukan enci Lian_mu, aku adalah Kim Coa Siancu dari Ang H0a pay di Coa-kok !" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kim Coa Siancu harap si bocah ketakutan mendengar disebut nama Ang Hoa Pay dan C0a-kok (lembah ular) yang seram itu, tapi untuk keheranannya si bocah malah haha hihi mendekati kepadanya dan berkata : "Enci Lian, kau jangan bikin adikmu penasaran. Lama aku mencarinya, sekarang sudah ketemu kau memungkiri namamu Eng Lian." "Adik kecil, memang aku bukannya Eng Lian \" menegaskan Kim Coa Siancu. Lo In jengkel maka tiba-tiba saja ia merangkul hingga Kim Coa Siancu menjadi kelabakan. Siancu menggunakan kepandaiannya yang tinggi meloloskan diri dari rangkulan si bocah. Dalam gusar Siancu menyerang Lo In dengan hebat. Tapi Lo in tidak membalas, ia hanya gunakan ginkangnya yang ampuh untuk bikin Siancu lelah. Watakanya yang nakal timbul, Kim Coa Siancu ditouiel telinganya dan dicolek pipinya oleh Lo In hingga Siancu menjerit-jerit mapan. "Enci Lian." kata Lo In. "Selama kau belum mau mengaku ada enci Lian-ku, akan kubikin kau marah tidak bisa dan menangis juga tidak bisa...." (Bersambung) Jilid 09 Baru saja ia akan meneruskan kata-katanya, tiba-tiba ia ingat sesuatu. Tetapi belum selesai ingatannya, tiba-tiba ia melihat ada dua sinar keemas-emasan melesat dari lengan bajunya si cantik. Untung ia sempat mengebas dengan tangan bajunya. Sinar emas itu jatuh di tanah dan ia lihat ternyata TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ adalah dua ekor ular kecil yang warnanya kekuning-kuningan. Itulah Kim Coa (ular Emas), senjata ampuh dari Kim Coa Siancu. Melihat senjata ampuhnya dapat dipunahkan, Kim Coa siancu tidak punya pilihan dari pada lari menyingkir dari si Bocah Sakti. Ginkangnya hebat, akan tetapi ia kecele sebab tiba-tiba ia rasakan- ada angin dingin lewat disampingnya, tahu-tahu Lo In sudah menghadang di depannya. "Kau mau main gila barusan ?" tegur Lo In dengan marah. Barusan ketika ia teringat sesuatu sehingga bicaranya terputus karena ia ingat bahwa kata-katanya Kim Coa Siancu rada janggal. Tidak pernah Eng Lian memanggilnya 'adik kecil', tetapi biasanya 'adik In'. Pikirnya mungkin wanita di depannya ini bukan enci Liannya. Ia waspada, maka ketika sepasang ular emasnya Kim Coa Siancu melesat dari lengan baju Siancu, Lo In sudah siap dan mengebaskan tangan bajunya hingga tidak sampai digigit oleh ular jahat itu. Seperti diketahui, ular emasnya Kim Coa Siancu (Eng Lian) sangat berbisa apabila memagut ular. Dalam tempo setengah jam tubuh si korban akan lumer dan menjadi air, lenyap tanpa bekas, syukur juga jago cilik kita dapat menyelamatkan dirinya, berkat kelihaiannya menghadapi sesuatu bahaya. "Bocah hitam Kau terlalu menghinaku " menjerit Kim Coa siancu, saking gemas ia pada Lo In yang merintangi kemerdekaannya. "siapa yang menghinamu ?" tanya Lo In heran. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Tadi kau menowel telingaku, kemudian mencolek pipiku, bukankah itu suatu hinaan? Hm Bocah, kau sekarang menang " si Dewi ular emas berkata sengit. "Hahaha " Lo In tertawa terbahak-bahak. "Bocah hitam gila, kau tertawakan apa ?" bentak Kim Coa siancu. "Perbuatan saja seperti yang kau katakan adalah wajar diantara aku dan enci Lianku. Karena enci Eng Lian adalah teman mainku. Tapi kalau kau bukan enci Lianku, baiklah aku minta maaf sekarang " si bocah menjura lalu memutar tubuh untuk meninggalkan tempat itu. Tapi belum berapa tindak ia pergi, tiba-tiba ia mendengar bentakan Kim Coa siancu: "TUnggu " Lo In merandek, "Kau mau apa la.....gi....?" terputus kata-kata Lo In karena berbareng tubuhnya berbalik, ia mendak untuk mengelakkan sinar berkeredep dari tangannya Kim Coa siancu yang menuju ke arah jidatnya, Itulah Bu im in coa (Cap ular tanpa suara), senjata rahasia yang paling ditakuti dikalangan Bulim. Gesit luar biasa jago cilik kita, setelah mendak lalu enjot tubuhnya melesat ke depan si Dewi ular emas. Baru saja ia hendak memaki Kim Coa siancu, si Dewi ular emas membentak sambil kebutkan setangan mungilnya, "Anak kecil, tidurlah " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lo In berbareng merasa kepalanya pusing, matanya berkunang-kunang setelah menghirup bau harum dari setangan Kim Coa siancu yang barusan dikebaskan. Di lain saat tampak Lo In telah roboh terlentang di tanah, tidak ingat lagi akan keadaan disekitarnya- "Hihihi—" tertawa Kim Coa siancu. "Akhirnya kau dapat roboh juga, bocah hitam " ia berkatakata sendirian. Lalu ia keluarkan satu kotak kecil dari lengan bajunya, berjongkok dan kotak itu ia taruh di tanah- sebentar kemudian tampak dua sinar emas melompat masuk dalam kotak kecil itu. Kiranya yang lompat masuk tadi adalah sepasang ular emas Kim Coa siancu yang tadi kena dikebas jatuh di tanah oleh Lo In. Kotak kecil itu adalah tempatnya Kim-coa (ular emas). Apabila ditaruh ditanah, tutupnya dibuka, dari dalam kotak akan mengeluarkan bau harum yang menarik selera ular emas itu untuk masuk ke dalamnya. Maka, bila Kim Coa siancu kehilangan ular emasnya, ia taruh saja kotaknya ditanah, lantas sepasang ular itu akan masuk kembali ke kotak itu. Bau harum dari dalam kotak itu seakan-akan besi berani yang dapat menyedot ular sebagai besinya. setelah ular kesayangannya sudah masuk lagi ke dalam kotak- la simpan pula dibalik lengan bajunya. Lalu ia bangkit dari jongkoknya dan akan meninggalkan tempat itu, tetapi tibatiba ia ingat dengan si Hantu Ketawa yang telah tidak berkutik lagi. " Hantu Ketawa." kata Kim coa siancu, cekikikan ketawa. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Sekarang kau sudah tidak bisa ketawa, bukan? Kedosaanmu sudah melewati batas. Maka daripada kau nanti mengganas lagi, lebih baik aku kirim kau ke akherat saja " setelah berkata demikian, si Dewi ular emas angkat lengannya dan tiba-tiba melesat dua sinar emas menyambar tubuhnnya si Hantu Ketawa yang tentu tak dapat menangkis karena dalam keadaan tidak berdaya, sepasang ular itu telah menggigitnya hingga tubuh si Hantu Ketawa tampak bergemetaran. Kim Coa siancu lalu mendekat kotak kecilnya pada Kim-coa dan hanya sekejap saja ular emas itu sudah menyambar masuk lagi dalam rumahnya (kotak). Kemudian kota itu disimpan pula dalam lengan bajunya. "Wanita kejam " tiba-tiba Kim Coa siancu mendengar bentakan seseorang tidak jauh Ketika ia menoleh, kiranya ia sudah dikurung oleh musuhnya yang tidak kurang dari 20 orang. Entah siapa diantaranya yang membentaknya tadi- Mereka itu perawakannya tidak sama, ada yang kurus, gemuk, pendek dan lain-lain hingga lucu kelihatannya- Tapi rata-rata mukanya bengis-bengis, semuanya mengenakan pakaian serba hitam. "siapa yang memaki aku tadi ?" tanya Kim Coa siancu, tidak senang dia. "Wanita jahat, kau sudah mencelakakan pemimpin kami " teriak satu diantaranya, yang bukan lain adalah yang memaki Kim Coa siancu tadi- Perawakannya tinggi besar. "oo, kau-—" berbareng lengan baju si Dewi ular emas mengebas ke arah orang tadi, yang ketika itu baru akan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bertindak ke depan. Tidak ampun lagi, ia sudah terdorong mundur oleh anginnya lengan baju. Malah ia merasa sesak dadanya dan jatuh terduduk dengan mata mendelik- "Siapa lagi, h ayo maju " tantangan Kim Coa siancu. Melihat pemimpinnya dalam segebrakan saja sudah dirobohkan, maka yang lain-lainnya yang mengurung si Dewi ular emas kelihatannya jeri juga. Tapi mereka berpikir bahwa wanita di depannya ini hanyalah wanita lemah gemulai dan sendirian lagi. Mana mungkin dia dapat melawan mereka yang jumlahnya begitu banyak-Lantaran berpikir demikian, maka mereka ramai-ramai menyerbu ke arah Kim Coa siancu tapi sambil tertawa hihihihi si Dewi ular emas telah permainkan mereka. Tampak tubuhnya yang menggiurkan berputaran dikepung oleh banyak orang. Melihat tubuh yang ceking langsing dan menggiurkan dibalik pakaiannya yang sangat tipis, orang banyak itu yang sebagian besar adalah penjahat-penjahat yang doyan pelesiran sudah tentu mengeroyok tidak sungguh-sungguh- Mereka lebih mementingkan melihat gerakan tubuh yang menggiurkan itu sebagai tontonannya daripada buru-buru menangkapnya- "Kawanan gentong nasi " tiba-tiba terdengar teriakan seseorang diantara rombongan-rombongan yang baru datang. "Kalian bukan bekerja tapi menonton sampai kapan perempuan maling ini dapat dibekuk ? Hayo, kita maju " Kiranya pendatang baru itu semuanya bergegaman senjata tajam yang dikepalai oleh seorang yang bermuka hijau, yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ barusan membentak kawan-kawannya sebagai gentong nasi. Terdengar ia menyerukan kepada mereka yang mengepung dengan tangan kosong, "mundur semua ambil senjata Kepung wanita liar ini jangan kasih lo......" Kata-katanya si muka hijau terputus sebab dia tiba-tiba terkulai roboh- yang disusul juga oleh beberapa orang yang juga roboh terkulai dengan tidak sempat mengeluarkan teriakan lagi. Teman-temannya ketakutan, lantas pada mundur. Mereka tampak lebih penting menolong kawan daripada datang mengeroyok si nona yang ganas mengayunkan senjata rahasia tanpa suara. sementara itu yang lain, yang masih bengong bertambah kaget melihat kawan-kawan yang memberikan pertolongan pada yang mati pada bergelimpangan roboh saling susul, Itulah bukti keganasannya senjata rahasia Bu im in coa1, ialah Cap ular Tanpa suara yang dapat merembet korban lebih banyak- Dan bahkan semua manusia bila memegang tubuh korbannya. Kim Coa siancu yang sedang tertawa cekikikan melihat banyak korban berjatuhan akibat senjata rahasianya, tiba-tiba dibikin kaget oleh benda yang memercikan api yang melewatinya kira-kira lima cun (dim) dari dadanya yang putih halus. "Hehehe" suara ketawa dari seorang perempuan terdengar menyusul. Belum Kim Coan siancu hilang kagetnya, dihadapannya sudah berdiri seorang nenek tua. Terkejut si Dewi ular emas. "Tui Hun Lolo..." ia menggumam. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau kenali juga aku, gadis cilik" kata si nenek tua yang tiada lain adalah Tui Hun Lolo. Kemudian ia menghadap ke arah Lo In yang sedang tengkurap, ia menggapai sambil berkata, "Anak hitam, kau kemari " Entah bagaimana Lo In bergerak, sekali mencelat dari tengkurapnya tahu-tahu sudah ada di depan Kim Coa siancu dan Tui Hun Lolo. "Heheh, kau punya kepandaian juga, h e " tertawa Tui Hun Lolo. si Dewi ular Emas sangat kaget, Ia mengawasi si bocah hitam dengan mata mendelong penuh tanda tanya, Ia tidak mengira si bocah dapat tahan dengan kebasan setangan ajaibnya, yang biasanya paling sedikit orang harus pingsan setengah jam kalau kena dikebas oleh setangan ajaibnya. Kini si bocah muka hitam dalam tempo sebentaran saja sudah bisa bangun lagi, betul-betul menakjubkan kepandaiannya. Kim Coa siancu belum habis mengerti dengan ilmu apa si bocah dapat memusnahkan pengaruh setangan ajaibnya, tibatiba ia mendengar Tui Hun Lolo berkata lagi kepada Lo In, "Kau tadi yang merintangi jarum mautku ?" Lo In ketawa nyengir, Ia tidak menjawab, hanya anggukkan kepalanya. "Dengan senjata rahasia apa kau dapat memusnahkan serangan jarumku ?" "Hanya dengan batu kerikil saja." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bohong, mana bisa kau memusnahkan senjata jarumku yang lihai dengan hanya memakai sebuah batu kecil saja " Kembali si bocah ketawa haha hihi, "Itu terserah pada nenek " sahutnya. Kalau Tui Hun Lolo merasa sangat gemas pada bocah di depannya ini, sebaliknya Kim Coa siancu sangat bersyukur kepada Lo In. Bahwa tadi, percikan bunga api lima cun di depan dadanya itu adalah jarum mautnya si nenek yang kena dibentur batu kecil Lo In. Dengan mana berarti si bocah muka hitam telah menyelamatkan dirinya (Kim Coa siancu). Kini Kim Coa siancu memandang Lo In dengan perasaan penuh terima kasih. "siancu " bentak Tui Hun Lolo. "Keluarkan obat pemunahmu untuk menolong si Hantu Ketawa. Lekas, lambat sedikit jiwanya bakal melayang " Kim Coa siancu bersenyum sinis. Katanya, "Buat apa orang jahat ditolong, lebih lekas mati tentu ada lebih baik, untuk di alam baka dia mempertanggungkan dosadosanya.- Dia sangat jahat, siapa pun tidak mau menolong si Hantu Ketawa...." "Kau berani membangkang perintah si nenek ?" memotong Tui Hun Lolo. "Kenapa aku tidak berani ?" sahut Kim Coa siancu, lantang suaranya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kematian sudah di depan mata, masih berani main gila sama Tui Hun Lolo ?" "Belum tentu, nenek tua Mungkin kau yang menghadapi kematian" Bukan main marah Tui Hun kena diejek oleh gadis semuda Kim Coa siancu. Lawan-lawan tuanya tidak berani seperti si Dewi ular emas, menantang dengan tidak berkedip mata sedikitpun. Kalau tidak ada isinya, pikir Tui Hun Lolo, tentu si Dewi Ular Emas tidak bakal begitu berani menantang, Ia harus waspada menghadapinya. Apalagi ia melihat mayat bergelimpangan, korban dari keganasan si Dewi ular Esmas, gadis cilik itu bukan lawan empuk juga disampingnya kelihatan ada si bocah berwajah hitam yang kepandaiannya entah berapa tingginya. Tapi bagi hantu wanita yang pernah malang melintang tidak takut langit dan bumi, mana mau ia mengalah kepada dua bocah yang bau pupur dikepalanya aja masih belum hilang "Siancu, kau membantah keinginanku. Marilah kita menetapkan siapa yang unggul" tantangnya seraya lompat ke tempat yang lebar. senjata pentunganny a yang berupa tongkat sudah ia siapkan. Akan tetapi ketika melihat Kim Coa siancu tidak membawa apa-apa, sambil melemparkan pentungannya ke samping, ia berkata, "Baik, marilah kita main-main dengan tangan kosong " si Dewi ular Emas ketawa ngikik. Katanya, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ " Nenek tua, kau mau berkelahi ?" Tuii Hun Lolo melengak ditanya demikian. "Meskpun sudah nenek-nenek, belum tentu kau yang muda dapat menjatuhkannya " ucapnya jumawa. Tidak biasanya Tui Hun Lolo bicara dengan tenang dan agak ramah, tetapi karena ia masih tetap kuatir akan kepandaian lawan. Dia begitu muda, paling-paling masih berumur 17-tahun, bagaimana dia bisa jadi siancu kalau tidak punya kepandaian yang diandalkan? Apalagi ia mendengar orang cerita, munculnya Kim Coa siancu telah mengguncangkan rimba persilatan, maka ia tidak berani sembarangan bertindak terhadap lawan yang muda belia ini. " Kalau begitu, baiklah, aku majukan adikku dulu." sahut Kim Coa siancu ketawa. si nenek melengak. sedang Lo In juga bingung si Dewi ular Emas berkata demikian. Apa maksudnya Kim Coa siancu itu ? Belum sempat Lo In menanya, ia sudah mendengar Kim Coa siancu berkata kepadanya, "Adik kecil, kau talangi encimu main-main dengan ini nenek yang tersohor tukang mengejar roh, kau berani ?" Kim Coa siancu berkata sambil bersenyum ke arahnya. hingga Lo In kaget sebab senyuman memikat dari si Dewi ular emas adalah persis senyuman enci Liannya. Tanpa disadari si bocah nyeletuk, "Untuk enci Lian, menghadapi siapa juga aku berani" si Dewi ular emas melengak heran. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kembali dia memanggil aku enci Lian, apa memang aku ini ada enci Liannya ? siapa sebenarnya aku ini ?" Kim Coa siancu menanya pada dirinya sendiri Pikirnya, biarlah ia menyaru seperti eng Lian sehingga si bocah mau diadukan dengan si nenek jahat, Ia percaya -100 persen Lo In pasti akan menang. "Adik kecil, hayo lawan. Kau mesti menang. Kalau kalah nanti enci Lianmu marah-Hajar dia biar terkuing-kuing " berkata Kim Coa siancu, cekikikan ia ketawa. Tui Hun Lolo melotot matanya, hatinya panas bagaikan dibakar. "Jangan menghina, gadis liar" bentaknya marah- "Meskipun kalian berdua mengerubuti, aku si nenek tua tidak akan takut" "Aduh sombongnya " si Dewi ular emas menggodai- "satu lawan satu masih belum tentu, mau dilawan dua lagi- Hihihi—-" berrbareng ia berkelit dari serangan Tui Hun Lolo yang sudah tak dapat mengendalikan panas hatinya, sambil berkelit, Kim Coa siancu lari ke belakang Lo In. "Adik kecil, hayo maju Apa kau tunggu encimu marah ?" kata si Dewi ular emas. Lo In jadi kebingungan. Persis benar, ketawa, senyuman dan suaranya seperti Eng Lian. Akan tetapi kenapa kalau Eng Lian memanggil ia 'adik kecil' ? Belum pernah ia, ia selalu dengar dipanggil "adik In" oleh enci Liannya dengan mesra. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tapi melihat Kim Coa siancu benar-benar tidak mau berkelahi, sepertijuga menganggap enteng dirinya, Lo In jadi kewalahan, Ia berkata, " N enek tua, mari aku yang layani. Enciku baru turun, kalau aku sudah dikalahkan " Tui Hun Lolo yang sedang gemas pada Kim Coa siancu, ia hentikan ubernya pada si Dewi Ular emas. Ia menatap si bocah wajah hitam. "oo, kau jadi tukang pukulnya ? Baik, marilah maju, sini" menantang Tui Hun Lolo. Lo In tidak gentar dengan tantangan si nenek, ia maju mendekati Tui Hun Lolo. "Bagus, bagus. Ini baru betul-betul adikku yang manis " kata Kim Coa siancu seraya bertepuk tangan macam anak kecil. Kembali Lo In merasa heran dengan kelakuannya si Dewi ular emas sebab kata-kata yang keluar dari bibirnya Kim Coa siancu persis seperti perkataan enci Eng Liannya yang ia sangat ingin menjumpainya. Tapi, Kim Coa siancu ini apakah encinya atau bukan, urusan belakangan, sekarang ia harus melayani si nenek yang ia duga kepandaiannya tidak rendah, sebab julukannya saja si 'Nenek pengejar roh'- Kedengarannya sudah seram "silahkan menyerang " Lo In mengundang pada Tui Hun Lolo. "Awas " seru Tui Hun Lolo, tubuhnya berkelebat dan menyerang dengan tipu pukulan 'ok miao pok cie' (Kucing TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ galak menubruk tikus) - serangan dilakukan dengan sekonyong-konyong sebelum lawan mengambil posisi, si nenek pikir dengan menggunakan jurus "ok miao pok cie' si anak kecil tentu tida ada jalan untuk lari. Ia kira Lo In adalah tikus jinak dan ia sendiri adalah kucing galaknya. Tidak tahunya, si bocah wajah hitam belum kena disergap, siangsiang sudah lenyap dari hadapannya. Entah bagaimana si bocah bergerak tapi yang terang, mata Tui Hun Lolo yang sangat lihai mendadak seperti lamur menghadapi Lo In. Cepat ia putar tubuh, segera ia melihat Lo In dengan tersenyum-senyum ke arahnya. Panas hati Tui Hun Lolo, kembali ia menerjang tetapi kembali ia kehilangan Lo In. Pikirnya, bocah ini tidak boleh di kasih hati. Maka ia keluarkan Tui-hun-ciang-hoat1 (Ilmu pukulan mengejar roh) ciptaannya sendiri yang meliputi 50 jurus yang hebat-hebat. Tui-hun-ciang-hoat1 ini memang lihai, spesial diciptakan oleh Tui Hun Lolo untuk berkelahi jarak jauh dengan menggunakan sambaran-sambaran anginpukulan yang disertai Iwekang. Dengan menggunakan 'Tui-hun-ciang-hoat', maka serangan-serangan si nenek juga berubah sangat dahsyat. Angin pukulannya membuat debu-debu dan pasir beterbangan. Malah ada pohon-pohon yang tumbuh di dekatnya pada tumbang, tidak tahan dengan anginpukulan Tui Hun Lolo yang sedang unjuk kesaktiannya. Belum pernah Tui Hun Lolo gagal dengan Ilmu Pukulan Mengejar Roh ciptaannya sendiri itu. Akan tetapi menghadapi si bocah wajah hitam, ia kewalahan sendiri. Tui Hun Lolo TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ hanya menggempur tapi yang digempur saban-saban lolos dari gempurannya yang maha dahsyat. Tak dapat dibayangkan kalau Lo In kena digempur oleh tenaga sakti Tui Hun Lolo, entah kemana tubuhnya akan terbang melayang. Lo In tidak mau kurang ajar terhadap orang tua yang sepantasnya menjadi neneknya, Ia tidak mau membalas serangan si nenek, Ia hanya lawan dengan kegesitan tubuhnya, bagaikan kilat cepatnya. "Anak kurang ajar Kau berani permainkan nenekmu Hmm " menggerang Tai Hun Lolo, berbareng ia perhebat seranganserangannya. Kim Coa siancu yang menonton dari jauh karena kalau dekat-dekat takut kesambar angin pukulan Tui Hun Lolo, tampak melelerkan lidahnya, Ia merasa kuatir kalau-kalaus si bocah nanti salah tindak sehingga menjadi mangsa dari tenaga sakti si nenek. Tapi, melihat kelincahan Lo In yang dengan tenang mempermainkan si nenek, ia jadi tersenyum manis. Puas hatinya karena kalau ia yang melayani si nenek, mungkin siang-siang sudah dibikin terbang tubuhnya entah kemana perginya. Melihat Tui Hun Lolo sudah mulai gelisah karena saban pukulannya tidak mengenakan sasarannya, Lo In mulai keluarkan jurus jurus dari Bu eng sin kang yang membikin si nenek kebingungan. Mula-mula Lo In gunakan jurus Thian lie pian in (Bidadari menari di dalam awan), lincah dan gesit gerakannya, yang membikin Tui Hun Lolo gelabakan. Ia nampak seperti ada enam Lo In. yang mana diantaranya Lo In, ia sendiri tidak tahu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ oleh karenanya, maka gempurannya jadi serabutan saja, bukan main dahsyatnya. Tapi hasilnya ? Nfhil Lo In lalu merubah jurusnya dengan 'Hui hong soan tah', ialah 'Angin puyuh mengitari pagoda', gerakan ini justru lebih mencemaskan si nenek yang sudah keriputan. Ia melihat seperti ada enam Lo In yang mengitari dirinya, berputaran perlahan, makin lama makin cepat sehingga mata si nenek berkunang-kunang dan tanpa disadarinya tubuhnya juga ikutikut berputar, makin lama makin cepat laksana gasing terlepas dari talinya. Kim Coa siancu sampai termangu-mangu menyaksikan adegan yang hebat itu. Bocah hitam ini sangat hebat kepandaiannya- Pikirnya, alangkah baiknya kalau dia bisa ditarik menjadi kawan dalam Ang Hoa Pay- Kepandaiannya yang menakjubkan, apakah ada dipunyai oleh sucouwnya Lam Hay Mo Lie ? Ia bertanya-tanya dalam hati sendiri-sementara Kim Coa siancu tengah melamun, adalah pertempuran sudah berhenti- Lo In tampak ketawa menyeringai kepada Tui Hun Lolo yang pada saat itu tengah mendeprok di tanah, tengkurep seperti anak kecil disusul dengan muntah-muntah- "Hei, si nenek itu menangis " Kim Coa siancu keheranheranan dalam hatinyasetelah merasakan pusingnya hilangan, Tui Hun Lolo tidak lantas bangkit dari deprokannya.- Hanya ia berkata, "Bocah hitam, kau durhaka mempermainkan satu nenek tua, diajak berputaran sampai pusing dan muntah-muntah." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "sebenarnya aku tidak mau bikin Popo seperti ini." kata Lo In. "Tapi kenapa kau bikin aku seperti ini ?" Lo In menyeringai, "Lantaran Popo (nenek) tadi menyerang begitu ganas. Aku tidak punya lain pilihan selain bikin Popo jatuh duduk dan muntah-muntah sebagai gantinya serangan balasanku Hahaha " Dasar anak kecil tidak punya pikiran, bukannya menolong si nenek yang tengkurep mendeprok di tanah, ini malah ketawa terbahak-bahak. Lucunya Lo In malah ngajakin berkelahi lagi, katanya, "Popo, bagaimana, masih mau diteruskan ?" Tui Hun Lolo deliki matanya. "ya, kali ini kau menang, bocah hitam " sahutnya kemudian, tekanan suaranya tidak enak didengar. "Jadi, bagaimana ?" tanya Lo In, tidak mengerti ia akan kata-kata Tui Hun Lolo. "Aku menyerah kalah, buat apa bertempur lagi " bentak Tui Hun Lolo. Lo In ketawa nyengir, baru sekarang ia mengerti kata-kata si nenek tadisementara itu, si nenek sudah bangkit dari deprokannya danjalan menghampiri si Hantu Ketawa yang ternyata sudah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tidak bernyawa lagi dan tubuhnya sudah mulai lumer jadi air akibat gigitan sepasang ular emasnya Kim Coa siancusi nenek menghela napas menyaksikan kematian konyol dari si Hantu Ketawa. "Kim Coa siancu...." ia menggumam. Berbareng ia ingat sesuatu, lantas ia celingukan tapi Kim Coa siancu yang dicari oleh matanya sudah tidak ada di tempat itu, entah sejak kapan perginya. Melihat si nenek celingukan, Lo In juga mengikuti seraya berseru, "Enci Lian, enci Lian, kau dimana ?" Kiranya Kim Coa siancu sudah lama pergi karena tidak terdengar ia menyahut, maupun bayangannya si Dewi ular emas yang cantik jelita. Lo In mencari sana sini tapi Kim Coa siancu tetap tak diketemukan. si bocah menjaid lesu. Kepalanya mendongak ke angkasa, tampak olehnya bulan sisir sudah mulai terbungkus oleh sang awan yang agak gelap. Menggunakan ginkangnya yang tiada taranya, Lo In dilain saat sudah ada pula di kampung su yang ting, dimana ia disambut oleh Kim Wan Thauto dan Kie Giok tong serta sekalian saudara-saudaranya. Lo In tidak melihat Bwee Hiang, ia lalu menanya pada Kim Wan Thauto, "Toako, enci Hiang tidak ada- Dimana dia ?" "Hah " Kim Wan Thauto kaget- "Bukankah bersama-sama anak In tadi ?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Celaka " seru Lo In. "Tentu dia kesasarjalan " "Sekarang bagaimana ?" Kim Wan Thauto kebingungan. "Nanti aku cari dia-" sahut Lo In. segera ia hendak pergi lagi tapi Kim Wan Thauto menahan si bocah untuk menanyakan tentang kepergiannya barusan. "sayang toako tidak nonton." kata Lo In ketawa nyengir. "Aku ketemu Kim Coa siancu. Entah, siapa itu Kim...." "Nanti dulu-" memotong Kim Wan Thauto kaget- "Kim Co siancu kau bilang ?" "ya, Kim Coa siancu- Apa toako kenal dengan dia ?" tanya Lo In. "Aku tidak kenal tapi aku pernah dengar, orangnya cantik sekali ya ?" sahut Kim Wan Thauto- Lo In ketawa, kepalanya manggut. "Kau berkelahi dengannya ?" tanya Kim Wan Thauto- Lo In anggukkan kepala- Ia berkata, "Kim Coa siancu romannya persis enci Lianku. Entahlah, sebab dia tidak mengaku dirinya adalah teman mainku." Kim Wan Thauto mesem. Pikirnya, anak ini kepandaiannya susah diukur. Tapi sifat kekanak-kanakannya belum hilang, Itu wajar sebab Lo In baru masih hitungan -10 tahun usianya, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ maka omongan-omongannya tentu lebih banyak kekanakkanakan. "Anak In, bagaimana kau bisa lolos dari tangan Kim Coa siancu ?" tanya Kim Wan Thauto ketika melihat si bocah mulai lesu ingat sama enci Liannya. Lo In semangat ditanya demikian, Ia lalu menutur panjang lebar pertarungannya dengan si Dewi ular emas. orang-orang yang mendengar merasa ngeri ketika mendengar si Dewi ular Emas mau ambil jiwa Lo In dengan ular emasnya dan senjata rahasianya Bu im in coa, yang menggetarkan rimba persilatan. "Minum dulu, minum dulu " menyela Kie Giok Tong kepada si bocah yang sedang gembira menutur pertemuannya dengan si Dewi ular emas. "Eh, siauhiap belum makan." menyambung Kie Giok Tong, lantas ia minta tuan rumah menyuruh orangnya menyediakan makanan untuk Lo In. setelah mengisi kenyang perutnya, Lo In meneruskan ceritanya, "siancu sudah tidak bisa menang melawanku tetapi bila ia menggunakan senjata ajaibnya untuk merobohakn aku, benar dia berhasil merobohkan aku. Tapi hanya sebentaran saja aku mabuk karena setangannya karena pada saat aku roboh, aku sadar bahwa siancu sudah berlaku licik. Maka aku kerahkan Iwekangku untuk mengusir pergi hawa ngantuk- Aku pura-pura tidur tengkurup, tapi mataku waspada- Aku ingin tahu apa yang Kim Coa siancu berbuat lebih jauh- Dia menghampiri si Hantu Ketawa yang rebah tak berdaya kena totokannya, setelah ngomel, siancu keluarkan sepasang ular emasnya dan disuruh menggigit tubuhnya si Hantu Ketawa. Kesudahannya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tubuh si Hantu Ketawa lumer jadi air. Dan juga, ada datangnya Tui Hun Lolo........" "Hee, Tui Hun Lolo juga ada waktu itu, anak In ?" menyela Kim Wan Thauto- " ya, justru siancu sedang lengah, si nenek membokongnya dengan jarum api membakar api. untung aku lihat. Dengan sebuah batu kerikik aku menyentil jarumnya, luput mengarah sasaran. Tiga-tiga jarumnya aku bikin jatuh hingga si nenek marah-marah- Dia menantang siancu mula-mula tapi siancu tidak mau ladeni dan majukan aku hingga akhirnya si nenek berkelahi dengan aku- Hahaha " setelah ketawa, Lo In lanjutkan ceritanya bagaimana ia menjatuhkan si nenek dengan menggunakan kepandaiannya Bu im sin kang1, semua yang mendengar pada kagum, termasuk Kim Wan Thauto yang biarpun sudah kawakan dalam dunia Kangouw- "sst Ada orang datang " tiba-tiba Lo In berkata perlahan tapi tegas berkumandang di telinga mereka yang sedang ramai bicara, memuji-muji si bocah wajah hitam yang telah menjatuhkan Kim Coa siancu dan bikin Tui Hun Lolo semaput. Kaget mereka mendengar perkataan Lo In. segera suasana menjadi sunyi, hati mereka berdebaran kecuali Lo In yang nyalinya besar. "Tamu diatas genteng, lekas turun Mari kita bicara " berkata Lo in. . . . TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hihihi-..." kedengaran suara tertawa seorang wanita di atas genteng. "Kim Coa siancu...." kata Kim Wan Thauto perlahan, ia punjeri kelihatannya. Entah bagaimana Lo In menggunakan kepandaiannya sebab tubuhnya yang sedang enak duduk di kursi tahu-tahu sudah mencelat ke atas, genteng pada pecah ditumbuk kepala dan badannya lolos keluar. Di atas genteng rumah ia celingukan. Matanya yang lihai dapat melihat berkelebatnya bayangan ke arah selatan, Ia mengerahkan ilmu entengi tubuhnya untuk menguber. sebentar saja, ia sudah kehilangan bayangan tadi. Dan waktu ia sudah sampai di dekat paseban bidadari, Lo In sangat heran sebab ia lihat betul bayangan itu lari kejurusan Giok Lie Teng. Tetapi kenapa tidak kedapatan disitu ? Lo In berdiri termangu-mangu. "Adik kecil, adik kecil. Mana cnci Bwee Hiang " tiba-tiba Lo In dengar orang memanggilnya dari jurusan kali kecil di bawah jembatan yang menghubungi ke paseban bidadaro- Lo In lekas menoleh- Kiranya Leng siong yang sedang jalan mendatangi ke arahnya" "Heheh, kau ada disini ?" kata Lo In, ketawa agak tidak wajar. "ya, tadi siang kepalaku pusing maka aku tiduran sebentar. Ketika aku mendusin aku tanya ibu, apa kau dan enci Hiang ada cari aku. Kata ibu, kau dengan enci Hiang sedang pergi mengubar orang jahat. Aku kaget dan kuatir. setelah makan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ malam, aku lantas masuk kamar. Tapi hatiku tidak enak saja memikirkan kalian, maka aku datang kesini untuk menghibur hati yang penuh kuatir......." "Terima kasih, terima kasih-" memotong Lo In, suaranya agak mengejek- "Kau kenapa adik kecil ? Kenapa kau datang sendiri, kemana enci Hiang ?" tanya nona Teng. Lo In tidak menyahut, tapi ia mengawasi roman muka Leng siong dengan tajam hingga Leng siong melengos kemaluan. sambil menunduk, Leng siong berkata lagi, "Adik kecil, mana enci Hiang ?¦ "Enci Bwee Hiang ? Mari kita bicara " berbareng ia sambar pinggang si nona, dibawa mencelat terbang ke atas Giok Lie Teng. Kaget setengah mati Leng siong, dengan tiba-tiba saja siadik kecil menyambar pinggangnya dan diajak terbang ke Giok Lie Teng. "Adik kecil, kenapa kau main-main begini ?" tanya Leng siong, waktu diturunkan dalam paseban mukanya semu merah karena jengah dipeluki si bocah muka hitam. Leng siong tidak anggap si bocah kurang ajar, sebaliknya, kelakuan Lo In itu dianggap satu demonstrasi untuk memperlihatkan kepandaiannya- Lo In adalah penolongnya dari cengkeraman si Hantu Ketawa- Kalau ia dipeluk dan dibawa terbang seperti tadi, ia anggap perbuatannya Lo In itu tidak janggal, malah menyenangkan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam senangnya, tiba-tiba ia dibikin kaget oleh pertanyaan Lo In. "Enci Leng Siong, apakah kau adalah Kim Coa siancu dari Ang Hoa Pay ?" "Adik kecil, kau bilang apa ?" tanya Leng siong setelah tenangkan hatinya. "Kau adalah Kim Coa siancu dari Ang Hoa Pay." "Hei, siapa itu Kim Coa siancu ?" "Kau jangan berpura-pura, enci Leng siong " "Adik kecil, kau omong apa jangan sembarang tuduh. Aku tidak kenal siapa itu Kim Coa siancu. Dengar juga baru-baru baru sekarang ini...." "Kau mau mengaku atau tidak ? Aku belum pernah marah, tapi kalau kau permainkan aku, kau tahu sendiri " "siapa mau permainkan kau? Adik kecil, jangan sembarang tuduh " "Brak" tiba-tiba suara meja pecah berantakan kena tepukan Lo In yang sedang gusar. Leng siong menjadi ketakutan. "Kau, kau...." ia berkata gugup. "Hehe, tidak mau mengaku ?" berbareng Lo In menyergap. Tubuh orang dipeluk dan digoncang-goncang sambil katanya, "Kau bukan enci Leng siong, juga bukan Kim Coa siancu, tapi.........kau adalah enci Lianku. Hahaha.... " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Leng siong yang didekati Lo In biasanya merasa aman. Kini melihat kelakuan si bocah seperti kerasukan setan, menjadi ketakutan dan mau menangis. "Enci Lian, kau tidak mau mengaku. Tahu sendiri akan kucubit kau sebagai hukuman dari adik In-mu..." "Adik kecil, kau keliru menerka orang, jangan begini kasar " kata Leng siong serta meronta-ronta dari pelukan Lo In. Meronta-ronta percuma. Pelukan Lo In yang kerasukan setan rupanya, mana bisa terlepas demikian mudah- Malah si bocah telah buktikan ancamannya. Ia berkata, "Enci Lian, karena adikmu sudah habis sabar, jangan marah ya—." terus saja ia mencubit pipi Leng siong hingga Leng siong berteriak kesakitan. Dari takut, Leng siong menjadi marah diperlakukan kasar demikian oleh Lo In. "hei, bocah gila Kau mau apakan diriku ? Meskipun kau mampus juga, aku tidak akan mengaku sebab aku bukan enci Lianmu " Lo In tertegun. Apa betul gadis di depannya ini Leng siong adanya ? Apakah bukan Kim Coa siancu yang berkepandaian tinggi ? Ia jadi sangsi. Kalau Kim Coa siancu sudah tentu akan melawan terhadap kelakuannya kurang sopan itu. sehingga ia sangat kebingungan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam kebingungan dan agak malu dengan kelakuannya barusan, tiba-tiba ia mendengar orang berkata di bawah peseban, "Hihihi, bocah hitam tidak punya malu,peluki gadis orang ditengah malam...." Putus kata-katanya dan orang itu sudah lantas mau lompat pergi tapi terlambat-seperti kilat menyambar, tahu-tahu Lo In sudah ada dihadapannya- "Hehehe, Kim Coa siancu- selamat datang " berkata Lo In, ketawa menyeringai-orang itu memang benar Kim Coa siancu. Tadinya, rupanya Kim Coa siancu mau menggodai Lo In. Tapi ia tidak tahu Lo In kepandaiannya luar biasa, Ia bukan Bocah sakti kalau dapat diingusi si Dewi ular Emas demikian mudah- oleh karenanya, kata-kata Lo In seperti tidak masuk ke telinganya karena saat itu ia kesima nampak kepandaian si bocah yang tidak pernah ia alami sebelumnya. Dalam kesima ia jadi tersenyum manis ke arah Lo In yang menghadang di depannya. "Enci Eng Lian, ah, kau menyaru jadi Kim Coa siancu " tibatiba Lo In berseru, menyusul. Dengan kecepatan kilat tangannya menyambar tangan si cantik yang lunak, halus. Kim Coa siancu tidak berkelit, ia kasih tangannya dipegang erat oleh si bocah wajah hitam, malah ia jadi cekikikan ketawa. Lo In tergetar hatinya, itu persis suara ketawa Eng Lian "Enci Lian, sudah kupegang sekarang. Kau tidak bisa lolos lagi " kata Lo In dengan gembira sekali. Kim Coa siancu memandang Lo In seraya tersenyum. Tampak ia merasa kasihan pada si bocah wajah hitam yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mencari enci Eng Liannya seperti orang gila. Pikirnya, kalau dirinya ada si gadis yang dicarinya, senang sekali ia punya kawan si bocah yang kepandaiannya sukar diukur. Malah ada baiknya sekali, kalau Lo In dijadikan pembantunya untuk mengepalai Ang Hoa Pay. "Adik kecil, mari kita bicara." tiba-tiba Kim Coa siancu berkata. "Bagus, nah bicaralah enci Lian." sahut Lo In, senang hatinya. "Tidak disini, adik kecil." "Dimana ?" "Nah, disana " sahut si Dewi ular emas, seraya menunjuk kepeseban. "Baiklah, mari kita ke sana." kata Lo In. "Kau masih belum mau lepasi tangan encimu ?" Kim Coa siancu menegur seraya deliki matanya yang jeli. "Aku takut, aku takut...." kata Lo In seraya dengan perlahan melepaskan tangan si nona yang ia pegang erat-erat seperti ketakutan orang kabur saja. "Kau takut orang lari, bukan ?" tanya Kim Coa sincu, ketawa manis. Lo In tidak menjawab, hanya anggukanggukkan kepalanya. "Kau jangan kuatir adik kecil, siancu belum pernah menipu orang. Kalau tok aku dapat lari, bisa apa ? Di tanganmu, siapa yang bisa melarikan diri ?" si Dewi ular emas memuji si bocah hingga Lo In menjadi sangat bangga. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dengan menggunakan ilmu entengi tubuh, dalam sekejap saja Kim Coa siancu dan Lo In sudah ada dalam peseban, dimana tampak Leng siong sedang menangis tersedu-sedu. Ketika Lo In dan Kim Coa siancu melayang ke atas peseban, mereka menginjakkan kakinya diatas lantai dengan tidak menerbitkan suara sehingga Leng siong yang sedang tunduk menangis tidak tahu kalau dua orang itu sudah berada di dekatnya. Melihat nona Teng menangis dengan sedihnya, Lo In jadi sangat menyesal atas kelakuannya yang kasar tadi pada enci Leng siong. Mukanya kalau tidak hitam, pasti akan kentara sekali berubah merah saking jengah. Ketika diam-diam ia beradu pandang dengan Kim Coa siancu yang akhirnya tersenyum ke arahnya sambil matanya melirik pada Leng siong seakan-akan menyesalkan menangisnya gadis itu garagara perbuatannya tadi- sebelum si bocah minta maaf pada Leng siong, Kim Coa siancu sudah mendahului berkata dibelakang Leng siong, "Adik, kau jangan menangis. Adik kecil salah paham maka sudah perlakukan kau dengan kasar tadi " Leng siong terkejut mendengar dengan tiba-tiba saja ada orang berkata dibelakangnya. Dengan masih terisak-isak ia menoleh. Lebih-lebih terkejut dia karena ia melihat gadis didepannya itu seperti juga dirinya sedang berkata. Wanita itu mirip betul dengan roman mukanya, malah perawakannya juga hampir sama, kecil, langsing menggiurkan. Dalam pakaian yang serba tipis, wajah dan rambut kepala yang terawat baik, malah kelihatan Kim Coa siancu ada lebih cantik dari dirinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Enci, kau siapa ?" tanya Leng siong, setelah hilang kagetnya. Kim Coa siancu tersenyum. "Kalau aku tidak salah dengar dari adik kecil tadi, kau ini adalah adik Leng siong, bukan ?" sahut Kim Coa siancu, tidak menjawab apa yang ditanyakan Leng siong. "ya, betul. Kau sendiri siapa, enci ?" mengulangi Leng siong bertanya. sementara itu, Leng siong sudah bangkit berdiri berhadapan dengan si Dewi ular emas yang juga merasa terheran-heran gadis di depannya ini ada duplikat dari dirinya. Pikirnya, apa bisa jadi dalam dunia ini ada hal demikian yang kebetulan sekali ? untuk sejenak ia belum bisa menjawab pertanyaannya Leng siong. Dua orang itu jadi pada berdiri bagaikan patung saiing berhadapan. Lo In yang nampak adegan itu jadi kegirangan, Ia bertepuk tangan, katanya : "sama, sama, siapa pun tak dapat membedakan enci Leng siong dan mana Lian eh, enci Lian, enciku yang kucari-cari baru ketemu sekarang...." Hampir berbareng, dua gadis jelita itu melirikkan matanya yang tajam halus ke arah Lo In. Keduanya berbareng tersenyum melihat lagak si bocah yang lucu. "Celaka " seru Lo In. "Aku berhadapan dengan dua enciku yang manis...." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ngaco " bentak Kim Coa siancu, tetapi mukanya tersenyum manis. sementara Leng siong telah menekap mulutnya dan ketawa ngikik melihat Lo In dengan lucunya telah melelerkan lidahnya ketika mendengar bentakan Kim Coa siancu. Akhirnya tigatiganya pada ketawa dengan gembira. Leng siong yang tadi merasa sangat sedih diperlakukan dengan kasar oleh Lo In, sekarang dapat ketawa enak- Ia sendiri tidak tahu kemana perginya kesedihannya itu. "Enci." kata Leng siong, setelah mereka berhenti ketawa. "AKu berhadapan dengan kau seperti juga aku lagi berkaca." "sama, pikiranmu sama denganku- Kenapa kita berdua bisa mirip sekali satu sama lain ? Betul-betul sangat mengherankan " jawab Kim Coa siancu bersenyum- "Mari, mari kita duduk omong-omong." mengundang Leng siong gembira. Kim Coa siancu dan Lo In mengikuti Leng siong ambil tempat duduk-Ketika mereka sudah pada duduk, Leng siong berkata, "sayang mejanya tidak ada, barusan kena digempur adik kecil-" matanya melirik pada Lo In. Lo In jadijengah- Tapi hatinya sebentaran sebab ia lantas berkata pada si gadis, "jangan gusar enci Leng siong, aku pun merasa menyesal sudah unjuk kelakuan yang tidak genah itu" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Sudahlah-" menyela Kim Coa siancu- "Kita bercakap-cakap toh tidak memerlukan meja sebab tidak ada hidangan yang untuk disikat masuk ke dalam perut." Nona Teng geli dalam hatinya mendengar kata-kata Kim Coa siancu yang lucu. "Enci, kau masih belum menjawab pertanyaanku-" kata Leng siong. "Apa itu ?" tanya Kim Coa siancu. "Kau ini siapa sebenarnya ?" "oo, aku Kim Coa siancu." "Kim Coa siancu ?" Leng siong menegasi dengan mata terbelalak- "Jadi kau, kau yang dimaksud oleh adik kecil ?" "Betul, adik siong." sahut Kim Coa siancu. "Kita berdua dicurigai oleh adik kecil itu (sambil menunjuk Lo In) bahwa kita adalah enci Eng Liannya. Hihi, memang lucu dia, main menerka sembarangan saja " "Memang, dia sembarangan terka saja, membikin orang penasaran. Malah barusan dia mencubit pipiku sampai matang biru, aku jadi menangis. Ah, malu juga aku barusan menangis, orang sudah gede menangis, jelek bukan ?" kata Leng siong sambil matanya melirik pada Lo In. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Adik kecil, kita bukan enci Eng Lianmu. sekarang kau mau apa ?" tanya Kim Coa siancu seraya memandang si bocah dengan ketawa. Lo In ketawa nyengir, Ia menjawab, "Enci Leng siong boleh bilang dia bukan enci Eng Lianku, tapi kau, mana bisa mungkin ?" "Aku ?" tanya Kim Coa siancu kaget. "Apa tandanya kau menerka aku ?" "Itu kan mudah saja." sahut Lo In. "Dekat alismu yang kiri ada tai lalat. Ini tak dapat membohongi aku. Hahaha...." Tanpa disadari tangannya Kim Coa siancu diangkat untuk mengusut tanda yang dikatakan Lo In. Ia memang tahu, memang ada tanda dekat alisnya tapi bagaimana si bocah tahu, kalau ia baru kenal belum lama saja ? oleh karena dalam paseban itu hanya diterangi oleh sinar rembulan yang remang-remang, maka Leng siong tidak dapat melihat tanda pada alisnya Kim Coa siancu. Hanya hatinya berdebaran, pikirnya, gadis di depannya ini tentu Eng Lian adanya, tapi kenapa masih mungkir saja ? setelah sekian lama dalam kesunyian, tiba-tiba Kim Coa Siancu berkata, "Dari mana kau tahu aku mempunyai tanda dekat alisku ?" "Lhooo.....ini kan pertanyaan aneh ? Mana aku tidak dapat tahu, kalau kau memang ada teman mainku di lemah TongTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ hong-gay." sahut Lo In ketawa nyengir. Disebutnya Tonghong- gay, sekilas seperti Kim Coa siancu ingat tapi lantas terlupa lagi. Begitulah ada mujizatnya obat "Ciat-jit-su-su-hun" (obat bubuk mematikan ingatan seribu hari) dari Ang Hoa Lobo, warisan dari Lam Hay Mo Lie. Tampak Kim Coa siancu duduk termenung-menung. Leng siong melihat si Dewi ular seperti merenungkan tempo yang lalu, ia sudah mau buka suara, hanya Lo In telah mendahului berkata, "Enci Lian, kau tentu belum lupa ketika kita bersama-sama naik di atas punggung rajawali, pesiar diatas lembah, bagaimana kita main-main dengan kawanan kera kita, aku meniup seruling menaklukan kawanan ular, ketika kau ngambek memukul remuk buah semangka karena jengkel aku malas antar kau menangkap ikan. coba kau ingatkan semua itu " Kim Coa siancu termenung-menung saja, seperti yang coba mengumpulkan ingatannya yang sudah lalu tapi luput untuk dapat mengingatkan lagi. sambil tersenyum, ia berkata pada Lo In, "Adik kecil, barangkali kau keliru kenali orang, sebab apa yang kau katakan tadi, sama sekali aku tidak ingat." "Baik, sekarang aku mau tanya. Apa kau masih ingat ketika kau memberikan nyali TOk gan siancu, ular kesayangan kepadaku untuk mengobati aku yang terluka parah ? Coba kau ingat-ingat lagi " kata Lo In dengan sabar. Kembali Kim Coa siancu kerjakan pikirannya yang sehat, juga sia-sia saja. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Aku tidak ingat. Tapi kenapa kau terluka parah ?" tanya si Dewi ular Emas. "Lantaran aku terlalu jujur, mau menolong si nenek, tidak tahunya si nenek sangat jahat. Dia membokong aku ketika aku mau periksa lukanya." "siapa si nenek jahat itu ?" "Pada rambut kepalanya biasa ia cantumkan kembang merah- Maka ia dipanggil Ang Hoa Lobo- Dia sangat jahat- Malah sebelum aku kenal dengan kau, enci Lian, dia sudah menghukum kau kelaparan beberapa hari....." "Hei, kau bilang Ang Hoa Lobo ?" memotong Kim Coa siancu, kaget dia- "ya, Ang Hoa Lobo, si nenek jahat itu " sahut Lo In. Kim Coa siancu cemberut mukanya, hingga Lo In menjadi heran. setelah deliki matanya pada si bocah, si Dewi ular emas berkata, "Anak hitam, kau jangan sembarangan menyebut-nyebut nama guruku, sekali lagi kau menyebut nama guruku. aku adu jiwa denganmu " Lo In jadi kebingungan mendengar kata-katanya si Dewi ular emas. Kenapa enci Eng Liannya menjadi murid si nenek jahat ? Bukankah Eng Lian pun juga membenci Ang Hoa Lobo ? begitu setia Eng Lian pada Ang Hoa Lobo sehingga ia dilarang menyebutkan nama Ang Hoa Lobo- Pikirnya, pasti TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dibalik kehilangan ingatannya enci Liannya ini ada sesuatu yang tidak beres. Ia tahu kalau ia mengatakan 'Ang Hoa Lobo' si Dewi ular emas akan menyerang ia karena tidak suka nama gurunya disebut-sebut. Tapi Lo In tidak takut. Malah ia ingin tahu bagaimana kesudahannya kalau ia mengatakan nama Ang Hoa Lobo lagi di depan Kim Coa siancu yang terus tidak mau kenal kepadanya. "Enci Eng Lian." kata Lo In. "Biasanya aku suka mengalah kepadamu. Tapi sekarang melihat kelakuanmu yang aneh, maaf saja kalau adikmu tidak dengar ancamanmu tadi- Aku maksudkan Ang Hoa Lobo itu adalah satu nenek jahat. Ang Hoa Lo....." Putus kata-kata Lo In karena tiba-tiba saja Kim Coa siancu menyerangnya dengan beringas. Ia kelihatan marah betul pada Lo In. sambil menyerang ia membentak. "Anak hitam, kau berani menyebut nama guruku lagi Rasakan ini" Ganas betul serangan si Dewi ular emas tapi dengan kalem dapat dilayani oleh Lo In. Dalam paseban itu, mereka jadi bertempur seru. Leng siong jadi ketakutan, Ia tadinya mengira dengan munculnya Kim Coa siancu urusan akan menjadi beres dan Lo In dapat menemukan enci Liannya. Tidak disangka urusan malah menjadi ruwet. Mereka telah bertempur mati-matian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Untuk melerai mereka, tentu saja mustahil bagi Leng siong. Maka ia menjerit-jerit saja, katanya, "Enci, jangan berkelahi- Adik kecil, kau harus mengalah- Eh, enci, jangan pukul dia" Ramai teriakan mulut Leng siong. serabutan ia mengatakan sambil menjerit, melihat saban-saban Kim Coa siancu menyerang Lo In dengan tenaga penuh hingga tiang paseban tergetar kena angin pukulannya. Tiba-tiba Kim Coa siancu melesat dari paseban, melayang turun ke bawah- "Anak hitam Mari, mari sini" ia menantang Lo In, "Dalam paseban tidak leluasa kita bertempur Mari disini lebih lega " Lo In juga sudah melayang turun dari paseban. " Kalau mau bela si nenek jahat Ang Hoa Lobo, boleh keluarkan kepandaianmu ajarannya di depan aku orang she Lo " kata Lo In tatkala ia sudah berada di depan si Dewi ular Emas yang wajahnya sekarang berubah menyeramkan. Kecantikan si Dewi ular emas menjadi lenyap seketika, rambutnya riap-riapan menakutkan, giginya terdengar berkeretekan, saking gemas pada Lo In yang kembali menyebut nama gurunya, malah memaki-maki- Hebat serangan-serangan Kim Coa siancu- Rupanya ia hendak membuktikan, memang ia akan adu jiwa dengan Lo In bila si bocah menyebut nama gurunya sekali lagi. serangan hebat hanya dilakukan dari sepihak saja, ialah oleh Kim Coa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ siancu. sedang Lo In hanya mengegos dan berkelit, tidak membalas menyerang. Meskipun demikian. tampaknya mereka benar-benar seperti sedang adu jiwa. Leng siong menonton di atas tribun (paseban). Ia tidak bisa berdaya apa-apa untuk melerai dua orang yang sedang berkelahi- selain menjerit-jerit sampai suaranya serak, Ia pun menangis sambil banting-banting kaki- Ia menyesal tidak punya kepandaian silat yang lebih tinggi dari mereka. Kalau tidak, sudah sedari tadi ia turun tangan memisahkan dua orang yang sedang bergebrak itu. Meskipun ia hanya mengegos dan berkelit, diam-diam Lo In waspada juga kalau-kalau si Dewi ular emas nanti nekad dan mengeluarkan senjata rahasianya, sengaja Lo In tidak mau permainkan Kim Coa siancu, tidak seperti biasanya ia lenyap darl pandangan lawan dan tahu-tahu ada di belakang orang, Ia melayani si Dewi ular emas dengan sungguh-sungguh, ia punya tujuan tertentu ialah ingin membikin lawan lemas dengan sendirinya karena sudah mengerahkan tenaganya melewati batas untuk mengumbar nafsu amarahnya yang meluap-luap. Tiba-tiba Kim Coa siancu hentikan serangannya, sambil menyingkap rambutnya yang meriap ke mukanya, ia berkata, "Kenapa kau tidak balas menyerang ?" Lo In ketawa nyengir, "Aku toh bukan berkelahi dengan musuh-" sahut Lo In. "Jadi, kaupandang apa aku ini?" tanya Kim Coa siancu. "Kau adalah enci Lianku. Habis aku pandang apa lagi?" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Em Aku adalah siancu dari Ang Hoa Pay, bukan enci Lianmu " "orang boleh mengatakan kau adalah siancu dari Ang Hoa Pay tapi di pandanganku, kau adalah enci Lianku " Kim Coa siancu kewalahan, saban-saban Lo In menyebut dirinya Eng Lian, bukan siancu yang tersohor namanya dari Ang Hoa Pay. Betul-betul anak hitam ini sudah gila barang kali, pikir Kim Coa siancu, sembari matanya melotot mengawasi si bocah. Lo In tidak gubris sikap si Dewi ular Emas. Ia percaya, akhirnya ia bikin ingatan sang enci kembali pada asalnya, Ia menduga enci Eng Liannya ini sudah dikasih obat yang ia tak tahu sehingga ingatannya berubah menjadi lupa dengan kejadian yang sudah-sudah-Dugaannya si bocah tepat benar, hanya ia tidak tahu obat apa namanya yang begitu mujizat untuk menguasai Eng Lian yang biasanya sangat benci pada Ang Hoa Lobo- "Berani sekarang kau menyebut nama guruku lagi ?" tanya Kim Coa siancu, suaranya agak ramah, mukanya juga sudah mulai tersenyum- "Kenapa tidak berani ?" sahut Lo In, heran juga ia mendengar pertanyaan si gadis- "Coba kau katakan, kalau kau ber...." Putus kata-katanya Kim Coa siancu lantaran dibikin lagi meluap amarahnya ketika Lo In memotong, katanya, "Ang Hoa Lobo, Ang Hoa Lobo, nenek jahat " TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Anak hitam kurang ajar Kau berani? " berbareng serangan dahsyat telah diulangi lagi. Angin sambaran tangannya Kim Coa Siancu sampai berbunyi siutsiut saking hebatnya ia menggunakan Iwekangnya untuk menggempur si bocah hitam yang bandel tiada taranya-Potpot kembang, bangunan tembok perhiasan yang ada disapu oleh angin pukulan Kim Coa siancu. Lo In diam-diam berpikir, gadis di depannya ini betul-betul sudah jadi gila. Tapi ia yakin benar si gadis jelita adalah enci Eng Liannya. Bagaimana pun, ia harus menolong sang enci yang diperalat oleh Ang Hoa Lobo, si nenek jahat. Tapi bagaimana akalnya ? Sembari menangkis dan berkelit dari serangan si Dewi ular Emas, diam-diam Lo In mencari cara untuk menolong Eng Lian dari kehilangan ingatannya. Tiba-tiba ia ingat sesuatu. Romannya berubah kegirangan. Entah apa yang diingat si bocah yang mendadak membuat Romannya berubah kegirangan. Sementara itu Kim Coa Siancu sudah lelah dengan sendirinya karena semua serangan hebat yang meminta banyak tenaga sia-sia saja, tidak ada hasilnya. Lo In masih terus melayani dengan penuh kesabaran. yang membikin si Dewi ular Emas tidak mengerti, kenapa serangan yang begitu dahsyat tidak dibalas oleh Lo In. Ia ingin menyerang dengan Bu im in coa ialah senjata rahasia Cap ular Tanpa suara, tapi si bocah tidak berdosa besar. Bagaimana ia bisa berlaku kejam membunuh orang yang tidak berdosa besar ? Pikirnya ia mesti ganti taktik berkelahinya, kalau tidak la akan lemas sendiri, menggempur lawan dengan tenaga penuh TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tapi tidak berhasil. Baru ia memikir akan ganti taktik, ia mendengar si bocah berkata, "Enci Lian, apa kau masih belum mau menyerah pada adikmu ?" "Siapa enci Lianmu ?" bentak Kim Coa Siancu. Sekaligus ia menyerang dengan tenaga penuh lagi sampai pohon di depannya bergoyang-goyang, akan tetapi si bocah mendadak sudah lenyap dari hadapannya. " Celaka " seru Kim Coa siancu, nampak si bocah ganti taktik, Hatinya berdebaran, kuatir dirinya akan dipermainkan Lo In seperti yang dialami oleh Tui Hun Lolo. Baru ia memikir ke situ, tiba-tiba ia merasa kupingnya ditowel dari belakang, Ia berbalik cepat tapi Lo In lebih cepat lagi memutar ke belakangnya, sekarang, pipinya kena dicolek- Colek bukan sembarang colek seperti lagunya Titik sandora. "Anak hitam kurang ajar amat hah " teriak Kim Coa siancu, parasnya semu merah karena dicolek pipinya oleh si nakal. "Enci Lian, kalau kau belum mau menyerah kalah, jangan sesalkan adikmu berlaku keterlaluan." kata Lo In sembari ketawa haha hihi di belakang si gadis. Panas hatinya Kim Coa siancu, sambil memutar tubuh ia membentak, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Nih, rasakan" laksana kilat menyambar Bu im in coa lepas dari tangannya si Dewi ular Emas, senjata rahasia yang sangat ganas. Kalau sudah keluar senjata rahasia Cap ular itu adalah tanda bahwa pemiliknya sudah sangat marah- Tadi, Kim Coa siancu sebenarnya tidak mau gunakan senjata dahsyatnya itu, akan tetapi ketika merasa dirinya dipermainkan Lo In dengan sangat kurang ajar dengan menowel kuping dan mencolek pipinya, ia jadi merubah niatannya. Tanpa banyak pikir lagi ia sudah gunakan senjata rahasianya itu. Hanya mengkredep remang-remang melesatnya Bu im in coa, orang yang tiada sangka itu adalah senjata rahasia yang sangat berbahaya. Cuma saja Kim Coa siancu ketemu Lo In, Hek-bin-sin-tong atau si Bocah sakti Muka Hitam yang kepandaiannya susah diukur- Maka berapa banyak juga senjata ganasnya itu dilepas, tak akan dapat menemukan sasarannya hingga Kim Coa siancu sangat cemas hatinya- Makin ia ngawur melepas senjata rahasianya, makin sering pipinya kena dicolek Lo In. saking jengkel Kim Coa siancu kepingin menangis digodai Lo In. Habis daya dia- Akhirnya ia berdiri menjublek kecapaian. Lo Injuga sudah hentikan 'olok-olokannya'- sekarang ia berada di depan si Dewi ular Emas sambil cengar cengir ketawa- "Menyebalkan anak hitam ini " kata Kim Coa siancu dalam hatinyasenyumannya yang manis memikat sudah lenyap entah kemana tahu, sebaliknya mukanya cemberut memandang pada Lo In. bernas betul dia, kepingin dia mencengkeram TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berantakan muka si bocah hitam. Tapi apa daya ? Tenaga sudah habis, senjata rahasia yang sangat ampuh sudah diobral habis, hanya tinggal sepasang ular kesayangannya.- Ia tidak berani sembarangan melepaskan sepasang ular emasnya, takut kena dibunuh oleh Lo In jika ia serangannya luput dari sasarannya. Dalam kebingungan, tiba-tiba ia rasakan dirinya dipeluk- Itulah si bocah nakal Lo In yang memeluk erat dirinya. "Bocah gila, kau berani menghina siancu " bentaknya, seraya ia berontak hendak loloskan tubuhnya. Ini sebenarnya adalah taktik Lo In, yang membuat ia bersenyum kegirangan tadi- Biasanya kalau Eng Lian dalam olok-olok kena dipeluk, si nona suka mencubit keras-keras lengannya. Pada waktu demikian ia tidak menggunakan Iwekang, dibiarkan cubitannya si nona supaya cubitannya mempunyai bekas matang biru, dengan maksud untuk menyenangkan hatinya Eng Lian. Ia bukannya mau kurang ajar, tapi perbuatan itu sering membikin lawannya seram kalau tidak mengetahui tabiatnya yang polos jujur. Begitulah Lo In mau pancing Kim Coa siancu supaya mengaku bahwa dirinya adalah enci Eng Liannya yang dicari, Ia mengharap cubitannya si nona, tapi... "Aduuuh " sekonyong-konyong si bocah berteriak mengaduh karena dengan tiba-tiba Kim Coa siancu menggigit sekerasnya hingga gigitannya si nona tertanam pada daging lengannya-Lo In dan mulut si nona belepotan darah sewaktu ia melepaskan gigitannya. Tinggal si bocah kesakitan teraduhTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ aduh seraya pegangi tangannya dan semetar itu pelukan pada tubuhnya Kim Coa siancu juga dilepaskan. Lo In tidak semudah itu dapat digigit dagingnya. Kalau si bocah gunakan Bian-kang (tenaga lunak), maka Kim Coa siancu bakal bukan menggigit daging tapi menggigit kapas rasanya. Tetapi karena Lo In sedang tiada siaga sehingga gigitan siancu itu yang tak disangka-sangka tak dapat dihindari. Tidak heran kalau Lo In teraduh-aduh. salahnya sendiri. Mau mancing cubotan akhirnya kena gigitan. Kenapa Kim Coa siancu menggigit kaya anjing gila ? Karena ketika ia meronta-ronta, buah dadanya kena ketekan. otomatis timbul reaksi seperti tempo hari Toan Bi Lomo siauw Cu Leng mau permainkan cuisian, tetapi belum berhasil sudah kena digigit hingga hilang ingatannya dan lupa akan dirinya siapa, seperti orang linglung. Apakah Lo In juga akan jatuh dibawah pengaruhnya Kim Coa siancu seperti Lengkoan Giok Lie dan Hek houw Ma Liong tempo hari ? Entahlah, sebab sampai sebegitu jauh si bocah sakti hanya mengusap-usap lengannya yang kesakitan sambil matanya mengawasi si Dewi ular emas yang cekikikan ketawa. Nona Teng dari atas paseban yang sudah berhenti menjerit-jerit merasa sangat lucu menyaksikan adegan yang terjadi di bawah paseban. nampak Lo In digigit oleh Kim Coa siancu teraduh-aduh dan si nona cekikikan ketawa, Leng siong juga menekap mulutnya yang mungil untuk menahan ketawa gelinya. setelah cekikikan ketawa enak, Kim Coa siancu berkata pada Lo In, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Anak Hitam, enak ya kena siancu gigit. Makanya, jadi orang jangan kurang a...." Tiba-tiba saja Kim Coa siancu terputus omongannya, sedang tubuhnya terkulai roboh hingga Lo In kaget dan cepat menyangganya hingga si nona tidak sampai jatuh ke tanah. Kembali siancu dalam pelukan Lo In, si nakal. Kali ini Lo In tidak nakal, malah kaget ia sebab Kim Coa siancu matanya mendelik terbalik seperti yang kesurupan, "Enci Lian, enci Lian, kau kenapa ?" tanya Lo In sambil goyang-goyang tangannya Kim Coa siancu. Tidak tahu ia apa yang harus diperbuatnya untuk menolong siancu. "Enci Leng siong kemari " teriak Lo In ketika melihat Kim Coa siancu keadaannya menguatirkan dalam pelukannya. Leng Siong mendengar panggilan Lo In lantas mau turun dari paseban tapi tidak jadi sebab melihat Lo In sudah melayang bagaikan burung membawa Kim Coa siancu dan menclok di paseban. Lo In rebahkan Kim Coa siancu di atas bangku panjang. "Enci Leng siong, lekas tolong dia " kata Lo In gugup, seraya tangannya mengoyang-goyang pipinya Kim Coa siancu yang sedang tidak sadarkan diri Leng siong sudah datang dekat, "Enci Lian, enci Lian...." si nona memanggil, ketularan panggila Lo In kepada Kim Coa siancu. si Dewi ular Emas tidak ingat orang, Ia rebah dalam pingsan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang membuat Lo In dan Leng siong menjadi sangat kaget, nampak mulutnya si Dewi ular Emas mengeluarkan busa, sedang matanya mendelik ketakutan. "ai, enci Lian, kau kenapa ? uh... uh... uh...." Leng siong menangis seraya peluki tubuhnya Kim Coa siancu yang mulutnya berbusa dan matanya mendelik menakutkan. Tapi Leng siong tidak takut, malah tangannya yang halus dipakai mengusap-usap mukanya Kim Coa siancu, mulutnya kemak kemik berdoa memohon supaya matanya siancu jangan mendelik saja. Benar saja permohonannya terkabul sebab dengan perlahan-lahan si Dewi ular emas telah memeramkan matanya. Mulutnya yang sudah dibersihkan dari busanya oleh Leng siong, tampak menyungging senyuman seakan-akan sedang mengimpi dalam enak tidur. "Adik kecil, kenapa kau diam saja, bukan memanggil Taysu datang kemari ?" tegur Leng siong ketika melihat Lo In berdiri mematung di dekatnya. seperti yang baru sadar, Lo In mengiakan lalu angkat kaki hendak berlalu tapi tak jadi sebab Kim Wan Thauto dengan diiringi Lima Harimau sudah kelihatan mendatangi. Dari jauh Lo In sudah berteriak. "Toako, toako, lekas kemari " Kim Wan Thauto terkejut mendengar panggilan Lo In, maka dengan dua tiga lompatan saja ia sudah meninggalkan suyangtin Ngo Houw kemudian dengan satu enjotan enteng, tubuhnya sudah berada di paseban. "Anak In, ada apa ?" tanyanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tapi Lo In tidak menjawab hanya lari menghampiri Kim Coa siancu yang rebah diatas bangku panjang dimana kelihatann Leng siong dengan menangis. "Ai, ada apa dengan anak Hiang ?" berkata Kim Wan Thauto seraya datang dekat pada bangku diatas mana ada rebah sesosok tubuh wanita. Kurang begitu terang keadaan disitu Maklum, sang rembulan saban-saban digodai oleh melayangnya bayangan gelap hingga saban-saban ia ketutupan. Kim Wan Thauto berdebaran hatinya, ia lalu menanya, "Anak In, kenapa dengan anak Hiang ?" "Toako, dia bukan......bukan enci Hiang." sahut Lo In rada gugup, " Habis siapa ?" tanya Kim Wan Thauto seraya datang lebih dekat untuk mengenali, Ia memandang pada wajah Kim coa siancu, ia tidak kenal. Wajahnya sangat cantik, lebih cantik dari Bwee Hiang. Cuma pakaiannya agak janggal. serba tipis, takpantas dipakai oleh wanita-wanita sopan. Kapan ia tegasi lagi wajah si Dewi ular emas, tiba-tiba Kim Wan Thauto terkejut, juga Teng Hauw yang sudah ada disitu menyaksikan hatinya berdebaran. "Hai, mukanya mirip benar dengan Leng siong " kata Kim Wan Thauto- "Ya, seperti pinang dibelah dua." menimpali Teng Hauw yang sedari tadi memang mau berkata akan tetapi telah didahului oleh Kim Wan ThautoTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Siapa dia, anak In ?" tanya Kim Wan Thauto- Dasar anak nakal, bukannya menjawab malah ia berbalik menanya, "Coba terka siapa dia, toako ?" "Kim Coa siancu....." nyeletuk Leng siong dikala Kim Wan Thauto mau mengatakan tidak kenal. "Kim Coa siancu ?" Kim Wan Thauto mengulangi dengan kaget, "ya, betul katanya enci Leng siong." menetapkan Lo In. "Bagaimana dia bisa jadi begini ?" tanya Kim Wan Thauto heran. Lo In dan Leng siong bergilir bercerita secara ringkas. "sebaiknya siancu dibawa ke dalam rumah untuk kita periksa lebih jauh-" kata Kim Wan Thauto yang segera dibenarkan oleh orang banyak. "sekarang, cara bagaimana membawanya siancu ke sana ?" Leng siong tentu tidak kuat, maka Kim Wan Thauto melirik pada Lo In, katanya, "Anak In, kau yang bawa dia ke rumah-Hayo, lekas kerjakan" ia pun lantas bertindak mendahului yang lainnya, disusul oleh Leng siong dan Lo In yang memondong Kim Coa siancu- Di lain detik mereka sudah ada dalam rumah Teng Houw- Kim Coa siancu direbahkan di atas sebuah dipan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kim Wan Thauto aad tahu juga dalam urusan pengobatan, maka ia lalu memeriksa nadinya Kim Coa siancu yang masih terus seperti orang pulas. "Celaka, kenapa aku tolol benar " tiba-tiba Lo In berkata seraya ketuk kepalanya sendiri ketika melihat Kim Wan Thauto memeriksa nadinya si nona. "Kenapa kau bilang begitu, anak In ?" tanya Kim Wan Thauto- "Ah, tidak apa-apa-" sahutnya, sebenarnya ia mau mengatakan kenapa ia lupa tadi tidak memeriksa nadinya Kim Coa siancu. sedang ia tahu banyak dalam urusan pengobatan, warisannya Liok sinshe- Ia mau menerangkan terus terang apa maksudnya ia berkata "celaka" tadi tapi ia malu. Maka ketika ditanya Kim Wan Thauto, ia hanya kata tidak apa-apa. Kim Wan Thauto menerukan pemeriksaannya. "Ah, siancu tidak apa-apa. Cuma barusan terlalu banyak mengeluarkan tenaga, badannya jadi sangat letih dan jatuh pingsan. Anak In, kau keterlaluan menggodai orang sampai siancu kepayahan. Kalau dia kenapa-kenapa siapa yang harus bertanggung jawab ? Kau, bukan ? Dia toh enci Lianmu kau bilang " berkata Kim Wan Thauto pada Lo In, ia menegur halus. Lo In diam saja- Ia merasa salah rupanya sebab biasanya ia paling cepat menangkis kata-kata orang- Memang, ia sendiri menyesal. Tahu begini akibatnya, terang ia tidak akan lakukan. Kalau enci Eng Liannya sampai tidak bisa ketolongan jiwanya, siapa yang akan menanggung sedih ? Bukankah dirinya sendiri yang menderita ? TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dalam tergesa-gesanya, tiba-tiba ia mendengar Kim Wan Thauto menanya, "Anak In, bagaimana dengan anak Hiang ? sampai sekarang dia belum kelihatan pulang " Lo In seperti tersadar, "ya, betul. Kemana perginya enci Hiang ? Biar aku pergi cari-" kata si bocah, kakinya juga sudah lantas digeraki untuk berlalu dari situ. Kemana ia harus mencari si nona, ia tidak tahu. Ia hanya menuruti saja kemana kakinya membawa dirinya. sambil mengikuti kakinya membawa dirinya, pikiran Lo In selalu melayang pada Kim Coa siancu. Pikirnya, apakah sekarang dia sudah mendusin ? Apa tidak mendapat kesulitan apa-apa dengan pingsannya yang mendadak? Ia jadi kebingungan sendiri karena ia bertugas mencari Bwee Hiang sedang hatinya kecantol oleh Kim Coa siancu di rumahnya Teng Hauw. Entah kemana perginya Bwee Hiang sebab dicari sampai dekat pagi, belum dapat diketemukan jejaknya. Lo In balik ke suyang tin. Ketika berjumpa dengan Kim Wan Thauto yang sudah bangun pagi-pagi, Lo In ditanya bagaimana hasilnya mencari Bwee Hiang. Lo In hanya angkat pundak- Katanya, " Aku sudah menggunakan ginkang ke sana sini mencari tapi enci Hiang tidak ketemu." Kim Wan Thauto menghela napas mendapat jawaban itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Sekarang bagaimana tindakanmu, anak In ?" tanya Kim Wan Thauto- "Kita berunding saja bagaimana baiknya, toako Bagaimana dengan keadaan siancu ? Apa dia sudah siuman dari pingsannya ketika aku pergi?" "Belum tapi tidak apa-apa keadaannya-" "Apa toako yakin benar siancu tidak apa-apa ?" Kim Wan Thauto tersenyum- Ia lihat Lo In agak gelisah, ia menghibur, "Kau jangan kuatir, anak In. Mungkin sekarang siancu sudah mendusin." "Dimana dia sekarang ?" tanya Lo In cepat. "Dia tidur bersama-sama dengan Leng siong." sahut Kim Wan Thauto- Lo In anggukkan kepala- Romannya tidak demikian tegang lagi- Tapi diam-diam ia mengharap akan kemunculannya Kim Coa siancu pada saat itu di depannya- Kita tinggalkan dahulu Lo In yang menantikan kemunculannya Kim Coa siancu dan marilah kita melihat pada Bwee Hiang. Kemana sebenarnya si nona sudah pergi ? Ia menyusul Lo In dengan sia-sia saja, sebab ginkangnya kalah jauh-Hatinya merasa cemas tatkala tak dapat menyusul adik kecilnya. "Kemana adik kecil sudah pergi ?" tanya dalam hatinya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Untuk meneruskan larinya menyusul Lo In, hatinya kuatir nanti ia akan kesasar jalan. Pikirnya, ada lebih baik kembali saja ke suyangtin. Disana ia menantikan baliknya Lo In. Ia tidak kuatir adik kecilnya dapat bahaya karena ia percaya 100 persen adik kecilnya ada sangat cerdik dan tinggi kepandaiannya. Ia putar tubuhnya hendak kembali, tapi kemana ia harus ambil jalan ? Ia jadi kebingungan kehilangan jalan kembali. Maklumlah ia dibesarkan dalam rumah mewah sebagai anak gadis seorang kaya raya. Kecuali berkunjung kepada sanak Iamili, belum pernah ia bertindak jauh dari rumahnya. Kini ia berada di pegunungan yang sunyi, jalan sendirian di waktu malam demikian, rasa takut telah mencekau hatinya, oleh karenanya, ia lari sebisa-bisanya saja, tak tahu kemana tujuannya tapi dalam hati diam-diam ia berdoa supaya kakinya membawa kejalan yang betul kembali ke suyangtin. "sayang aku tidak membawa pedang." katanya dalam hati. "Kalau tidak, dapatlah pedang itu dipakai kawan dalam kesunyian malam ini." Baru saja ia mengingatkan akan pedangnya yang ketinggalan di suyangtin, tiba-tiba terdengar suara bentakan, "Berhenti " Berbareng berlompatan keluar tiga orang gerombolan yang mukanya bertopeng. Bwee Hiang kaget mendengar bentakan itu, ditambah lagi dirinya dihadang oleh lima orang, semua wajahnya pada memakai topeng hitam. Tiga orang tadi yang melompat keluar dari gerombolan pun sudah tiba di situ, jadi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ada 5 orang yang mengurung si nona dalam ketakutan, Ia tabahkan hatinya, menanya, "Kalian ada urusan apa menghadang dalam perjalananku ?" "Urusan sudah tentu ada, makanya tadi aku suruh kau berhenti, hahaha " sahut orang yang membentak tadi- Bwee Hiang tidak senang melihat orang berlaku kurang ajar, sebelum ia menyemprot dengan kata-kata tajam, ia didahului oleh salah satu gerombolan yang lain, katanya, "Nona manis, kau dari mana dan mau kemana ? Malammalam keluyuran, kukira kau adalah setan wanita yang gentayangan dipegunungan....." "Tutup bacotmu " bentak Bwee Hiang memotong bicara orang. "Aduh, galak betul ya " menimbrung yang lainnya. "Galak sih memang galak, cuma..." "Cuma apa ? Coba katakan, cuma apa ?" "Cuma seorang wanita, apa perlunya galak-galak, hahaha " "Wanita... dan wanita itu ada dua macam." "Ah, kau ini ada-ada saja, dua macam bagaimana sih ?" "Dua macam Ada wanita jelek- ada wanita.... ehm, yang ini sih-— " Demikian, 5 orang itu saling sahutan berkata membuat si nona tak punya kesempatan untuk menyemprotkan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ amarahnya- tapi, ketika orang mengatakan ada "5 macam wanita", kegusarannya sudah luber dari takaran. Tanpa pakai kata-kata lagi, kepalannya langsung berbicara hingga seorang diantaranya yang paling ceriwis dan paling depan berdirinya sudah kena bogem mentah si nona dan kontan terpelanting beberapa tindak hingga Bwee Hiang ketawa ngikik melihat orang merangkak-rangkak dengan susahnya hendak bangun lagi- "Hei, kau berani pukul kami punya Lak-ko? Aduh...." Kembali orang yang berteriak itu jadi makanan kepalan si nona. Ia terpelanting seperti temannya barusan. "Hehehe, kau jagoan betul nona," kata seorang yang lain, yang maju ke depan. Kepadanya Bwee Hiang juga mau kasih hajaran. Kepalannya melayang seperti tadi, tapi ia kecele karena orang itu sudah dapat bekelit dengan bagus, sambil katanya, "Lakko dan Jiko kau bisa sesukamu, tapi terhadap aku Citko dari 'sip sam siao mo', hehe " Disekitar pegunungan Pek-kut-nia memang sudah lama ada muncul kawanan pemuda yang kerjanya mengganggu ketentraman penduduk- Mereka berkeluyuran di waktu malam untuk mencari mangsanya, sedang di waktu siang mereka dijadikan malam untuk tidur seharian. Kawanan pemuda itu umur yang paling tua antara 21 tahun dan paling muda 25 tahun, semuanya ada 13 orang yang mereka namakan 'Sip sam siao mo' atau " 13 Iblis cilik', semuanya ada berkepandaian silat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lucunya cara mereka merunutkan kepandaian masingmasing. Biasanya orang runutkan yang atasan ada lebih pandai dari yang bawahan, akan tetapi "Siao sam siao mo' lain dari yang lain. Mereka pakai sistem ganjil ialah nomor 1 paling tinggi kepandaiannya, lalu ke-3, ke-5 dan seterusnya.Jadi yang nomor 3,4 dan lain-lainnya yang nomor genap kepandaiannya lebih rendahan dari nomor ganjil. Entahlah, apa maknanya mereka atur demikian. Akan tetapi yang terang, perbuatan-perbuatan mereka ada menyusahkan pada penduduk di sekitarnya, sudah masuk pengaduan pada yang berwajib tentang adanya gangguan itu dan oleh yang berwajib sudah dikirim beberapa orang untuk mengatasinya, tapi hasilnya nihil. Bukan saja yang berwajib kewalahan, malah ada beberapa orangnya yang tidak pulang kembali dan mayatnya kedapatan busuk di tengah jalan, oleh karenanya, yang berwajib belakangan ini 'belagak pilon' saja terhadap gangguan dari 'sip sam siao mo', meskipun banyak pengaduan yang diterimanya dari banyak penduduk. Lain kelucuan adalah cara 'sip sam siao mo' dalam cara saling memanggil, tidak ada perkataan 'te' (adik), hanya yang dipakai 'ko' (kakak), umpanya si toako (kakak yang tua) memanggil pada saudaranya yang ke-3, mestinya samte (adik ketiga), ia memanggil samko (kakak ketiga). Nama-nama aslinya sudah mereka hapus hingga orang yang kenal dengan mereka juga memanggil sama seperti mereka sebut dalam persaudaraannya. Bwee Hiang melihat serangannya gagal, ia jadi heran juga. Tapi ia tidak takut, malah ia ketawa ngikik ketika mendengar si Citko perkenalkan dirinya dari 'sip sam sio mo' dengan bangga. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "hei, kenapa kau tertawa ?" tanya Citko heran. "Aku tertawakan kau barusan menyebut 'Sip sam siao mo'. Kurang pantas nama ini bagi kalian, masa dipanggil iblis cilik. Kalau iblis itu biasanya orang yang sudah tua atau kakekkakek." "Hehehe, tahu juga si manis." kata Citko ketawa. Entah bagaimana tampangnya saat itu sebab ia memakai topeng. "Kalau pakai nama yang pantas, tak usah berabe pakai topeng segala." berkata Bwee Hiang, sedikltpun ia tidak unjukkan roman takut pada mereka. "Coba kau sebutkan nama apa yang pantas untuk kami orang " kata Citko. "oo, mudah saja. Cuma apa hadiahnya kalau aku kasih nama yang bagus ?" "Hadiahnya mudah saja, kami tidak akan perlakukan kasar padamu." "Maksudmu ?" Bwee Hiang menegas. "Kalau kau kami tangkap, tak akan diperlakukan kasar "sahut Citko. Kawan-kawan citko semua pada bergembira mendengar tanya jawab si gadis dan citko, terutama yang menarik perhatian mereka adalah gayanya si gadis dan romannya yang cantik. "Bagus," kata Bwee Hiang. "Sekarang aku namakan...." TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Lekas kau sebutkan nona manis," Citko makin 'empuk' suaranya. Rupanya mengira si gadis ada 'sir' (naksir) kepadanya, ia maju satu tindak mendekati. "Sebagai gantinya 'Sip sam siao mo', kau pakai 'Sip sam siao kay', hihihi......" "Kurang ajar" bentak Citko, marah betul dia. Kiranya si nona ganti nama 'Sip sam siao mo' menjadi 'Sip sam siao kay' atau artinya '13 pengemis cilik' sehingga membuat Citko iadi sangat marah. Bwee Hiang sih benar-benar keterlaluan, masa nama yang ganteng '13 iblis cilik' diganti jadi '13 tukang ngemis', tidak heran kalau omongannya menerbitkan kemurkaan bukan saja pada Citko, tapi juga pada lain-lain saudaranya. "Kau menghina, berani kau menghina 'sip sam sio ma' ? Hm Rasakan ini" kata Citko berbareng ia ulur tangannya menjotos ke muka si nona. Bwee Hiang tidak menangkis, hanya ia berkelit ke kiri Tangan tangannya berbareng menyambar kepalan citko Tapi Citko tahu adanya bahaya, cepat tarik pulang kepalannya. Kaki kirinya digeser maju dengan menggunakan tipu 'Siao khauw tek ko' (Anak monyet petik buah), dengan kurang ajar tangan kirinya diulur hendak mencomot buah dada si nona. Tapi sebelum tangan sampai pada sasaran, dengan manis Bwee Hiang mengelak, berbareng tangan kanannya yang dibeber telah telah memotong dari samping. "Aiyoo " teriak citko karena lengan tangannya yang nakal yang hendak gerayangi tetek orang kena dibacok oleh tangan Bwee Hiang yang keras. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Citko berteriak sambil lompat mundur kesakitan, Ia merasa lengannya seperti terkutung disabat golok- bukan main sakitnya. Matanya melotot mengawasi sigadis yang tersenyum-senyum mengejek kepadanya. Mengetahui musuh-musuhnya hendak berlaku kurang ajar atas dirinya, maka Bwee Hiang rubah taktik berkelahinya. Ketika ia diserbu oleh anak-anak muda berandalan itu, ia hanya menggunakan kegesitannya hingga maksud mereka untuk menangkap si nona saban-saban kecele.Jangankan orangnya ketangkap, sedang ujung baju si nona saja, mereka tidak bisa sentuh. Sekarang mereka baru tahu kalau si nona kepandaiannya jauh lebih tinggi dari mereka. Tak dapat mereka melakukan pengepungan begitu saja, perlu meminta bantuan senjatanya. Bwee Hiang melihat gerakan mereka yang pada mencabut senjata. Bagaimana ? Apa ia juga perlu pakai senjata atau lawan terus dengan tangan kosong ? sayang Lo In tidak ada disampingnya. Kalau si bocah wajah hitam itu ada disampingnya, tentu dapat menilai lawan punya kepandaian tinggi rendahnya. Untuk membikin dirinya lebih aman, memang perlu ia pegang senjata. Dimana ia bisa dapatkan itu? Matanya melirik pada Citko yang masih berdiri bagaikan patung. Dengan satu lompatan gesit, sebelum Citko bergerak, tahu-tahu pedangnya sudah pindah di tangan si nona, bukan main gusarnya dia- "Jangan kasih lolos wanita liar itu Hayo terus tangkap dia, hidup atau mati " Citko teriaki kawan-kawannya dengan sengit. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hihihi-.. mau tangkap nonamu? Tanya dulu pada kawan saya " kata si nona. Citko dan saudara-saudaranya kaget mendengar si nona menyebutkan 'kawan saya', kalau begitu si nona ada membawa kawan, citko membentak. "Mana kawanmu ? Lekas suruh turun ke sini berkelahi" "Ini kawanku" sahut si nona ketawa seraya acungkan pedang yang dapat dirampas dari Citko. Meluap amarahnya Citko dan kawan-kawannya. "serbu serbu " mereka saling berteriak keras hingga kesunyian sang malam untuk beberapa detik lenyap. Kalau dengan tangan kosong Bwee Hiang tidak gentar, apalagi sekarang ia menggunakan pedang. Terang hatinya makin mantap. setelah terdengar treng treng trong beberapa kali, lalu disusul dengan jeritan mereka yang terluka, dalam tempo sedikit saja si nona sudah merobohkan 6 orang diantara 8 orangnya 'Sip sam siao mo'. Restan 2 orang itu adalah Citko dan jiko yang melihat gelagat tidak menguntungkan, sudah lantas undurkan diri dari pengeroyokannya atas dirinya si gadis jagoan. Tampak Bwee Hiang berdiri tersenyum-senyum mengawasi korban-korbannya yang rebah malang melintang. Kemudian ia menghampiri Citko danjiko yang tak dapat melarikan diri karena kakinya lemas.Jiko yang paling ketakutan dihampiri si nona. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Pedangmu boleh juga. Mari kasihkan sarungnya sekali." kata Bwee Hiang pada Citko dengan roman sungguhsungguhcitko tidak menyahut, ia hanya mendengus dan buang muka- Tiba-tiba ia rasakan ada berkelebat bayangan di dekatnya- Ketika ia mengawasi lagi ke arah si gadis, tampak Bwee Hiang sedang berseri-seri sambil memasukkan pedang ke dalam sarungnya. Citko cepat raba pinggangnya, ternyata sarung pedang sudah tidak ada lagi di tempatnya, sudah ada di sana, di tangannya si nona. sambil menggantung pedang di pinggangnya, Bwee Hiang berkata, " Nona mu belum tahu sampai dimana kejahatan kalian, maka untuk sementara kau ampunkan dulu. Kapan nanti aku dengar kejahatan kalian yang bukan-bukan, tentu akan aku datangi sarang kalian dan mengubrak-abriknya " Bwee Hiang tutup perkataannya dengan memutar tubuh hendak meninggalkan tempat itu. Belum berapa jauh ia bertindak, tiba-tiba ia merasakan ada angin ke arahnya, cepat ia mendak dan tangan bajunya mengebas ke belakang. "Aiyoo " terdengar teriak Citko dan tubuhnya roboh untuk tak bangun lagi. "Hihi, mau main senjata gelap ?" kata si nona dengan suara tawar. Citko diam-diam sangat gemas pada Bwee Hiang. Tidak rela ia dikalahkan si nona. Maka, tatkala Bwee Hiang bertindak TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ belum jauh, ia sudah keluarkan senjata pelurunya sebesar telur ayam. Ia memang pandai mainkan senjata rahasia demikian, dapat melepaskan saling susul. Biasanya ia sangat bangga dengan kepandaiannya itu. Tapi kali ini kena batunya. Apa boleh buat ia ketemu Bwee Hiang murid jago cilik kita Lo In. Tidak sembarangan dapat dibokong orang. Demikian, ketika peluru datang dekat, di kebas balik oleh tangan bajunya si nona sehingga tepat mengenakan tenggorokannya Citko. Ini yang disebut senjata makan tuan, sebab Citko roboh terus melayang jiwanya. Jiko nampak saudaranya yang ke-7 roboh dihajar pelurunya sendiri menjadi sangat sedih, berbareng ia juga takut terhadap Bwee Hiang, Ketika ia hampiri si nona badannya menggigil, malah saking takutnya ia roboh pingsan. "Hm sebegini saja nyalinya orang sip sam siao mo ?" Bwee Hiang mendengus ketika melihatjiko roboh pingsan sebelum ditanya olehnya. Ia kemudian mendekati yang lain-lainnya, yang pada rebah terluka dan merintih-rintih- semua nyalinya pada ciut, malah ada yang minta-minta ampun ketakutan di bunuh. Bwee Hiang pikir, orang-orang itu semua hanya 'gentong nasi' alias tidak berguna, maka ia lalu tinggal pergi. Ia gunakan jalan cepat. Belum berapa lama ia ingat sesuatu, lantas merandek dan kemudian putar tubuhnya balik lagi ke tempat tadi. Ternyata disanan sudah tidak ada orangorangnya 'Sip sam siao mo'. Ia banting-banting kaki, menyesal atas ketololannya. Kiranya ia balik lagi hendak menanyakan jalan ke jurusan Suyangtin, harus ambil jalanan yang sebelah mana. Dengan lesu ia bertindak pergi. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Di pinggir-pinggir jalanan banyak gerombolan rumput alang-alang dan pohon-pohon lebat, sangatlah menyeramkan di waktu malam. Maka iajalan dengan waspada. Tiba-tiba kupingnya mendengar keresekan, seperti orang jalan diantara gerombolan alang-alang, Ia jalan terus belagak pilon. "Nona manis, mau kemana ?" tiba-tiba orang bertanya. Berbareng Bwee Hiang diserang dari dua jurusan kiri dan kanan- oleh dua orang yang juga mengenakan topeng. Mereka sangat gesit. Tapi Bwee Hiang lebih gesit lagi sebab serangan mereka tanpa hasil. Si nona sudah enjot tubuhnya melayang ke depan kira-kira dua tombak, di mana ia tancap kaki seraya melolos pedangnya. Dua orang tadi ternyata punya keberanian untuk menghadapi si gadis. Ternyata mereka bukan termasuk rombongan citko tadi yang sudah dikasih hajaran dan terampun-ampun. Ketika mereka datang dekat, Bwee Hiang membentak, "Manusia hina, kalian mau bikin susah nenekmu " "Hahaha " satu diantaranya tertawa terbahak-bahak, suaranya macam gembreng pecah, tidak enak di dengar, "samko dan Kiuko sudah sampai, alamat jelek untukmu " samko dan Kiuko ialah si nomor 3 dan nomor 9 yang terkenal paling tinggi kepandaian silatnya maupun ilmu entengi tubuhnya diantara ke 13 iblis cilik itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kalau mereka berkata dengan temberang barusan, memang wajar sebab banyak korbannya yang ketemu 3 orang itu belum pernah dapat meloloskan dirinya- "Hehe, dari 'Sip sam siao mo' lagi ? " si gadis menjengak- "Tidak salah, nona manis-" sahut Kiuko, seraya cengar cengir tertawa- Entah bagaimana roman mukanya pada saat itu lantaran ketutupan topeng. "Kiuko, jangan banyak cakap. Bekuk saja buat dihadapkan pada toako " kata samko. "Enak saja kau buka mulut, memangnya nonamu anak ayam mudah dibekuk ?" si nona berkata sambil mendengus. "Hahaha " tertawa samko, suaranya lebih keras dari Kiuko tadi -"Boleh maju sekaligus dua-duanya " tantang Bwee Hiang. "Wah, jagoan juga ya " mengejek samko "Memang jagoan, kalau tidak, mana bisa Citko roboh ditangannya " kata Kiuko. "citko kalian sudah menunggu kalian dalam perjalanan. Lekas maju, supaya bisa sama-sama menghadap Giam-lo-ong Mari lekas "Bwee Hiang menggapai dengan pedangnya. samko dan Kiuko marah ditantang si nona dengan jumawa. si nomor 9 yang tidak sabaran, lantas menyerang dengan sepasang golok pendeknya. Trang Trang terdengar beradunya senjata. Bwee Hiang dengan pedangnya menangkis ke kanan dan ke kiri dari