1958
Lu Leng berharap mereka bercakap-cakap, agar tahu asalusul
mereka Akan tetapi, keempat orang buta itu justru diam
tak bersuara sama sekali
Mereka berempat bergantian menarik Busur Api itu, air
muka mereka seperti mau menangis saking gembira
Maka terdengar suara "Pheng Pheng Pheng Pheng" dalam
kegelapan sedangkan Lu Leng terus berdiri mematung di
tempat tidak berani bergerak sama sekali
Semula Lu Leng berdiri tertegun sambil memandang
keempat orang buta itu, tapi mendadak hatinya tergerak
Dia pikir percuma mengetahui asal-usul mereka berempat
yang terpenting adalah Busur Api tersebut
Kalau Busur Api itu masih berada di tangan keempat orang
buta itu, percuma dia mencari panah Bulu Api
Berarti saat itu Lu Leng harus mencari suatu akal untuk
merebut Busur Api tersebut tidak peduli asal-usul keempat
orang buta itu,
Berpikir sampai di situ, hati Lu Leng menjadi tegang,
Walau sudah ada tujuan, tapi harus bagaimana
melakukannya, itu sungguh memeras otaknya.
Betapa tajamnya pendengaran keempat orang buta itu, Lu
Leng telah menyaksikannya Walau hanya sehelai daun rontok
ke bawah, mereka berempat masih dapat mendengarnya,
bahkan dapat bergerak cepat pula menusuk daun itu.
1959
Saat ini, Lu Leng hanya berada dalam jarak tiga depa dan
menahan nafas kalau dia maju, mereka pasti tahu.
Apabila hal itu terjadi, kiranya sulit bagi Lu Leng untuk
meloloskan diri, sebab kepandaian mereka berempat amat
tinggi.
Lu Leng terus berpikir sambil memandang keempat orang
buta itu dengan mata tak berkedip,
Berselang sesaat, muncul suatu ide dalam hatinya ternyata
dia mendengar suara Busur Api berbunyi amat nyaring di
malam buta, Kalau dia dapat maju mengikuti suara Busur Api,
mungkin keempat orang buta itu tidak akan mendengar suara
langkahnya
Setelah memperoleh ide tersebut, semangat Lu Leng
terbangkit, Di saat terdengar suara "Pheng", dia pun maju
selangkah dengan hati-hati sekali
Busur Api itu berpindah ke tangan orang buta lain lalu
terdengar lagi suara "Pheng" dan Lu Leng maju selangkah lagi
Dengan cara demikian Lu Leng melangkah maju selangkah
demi selangkah sambil menahan nafas dan tak lama sudah
maju tujuh delapan langkah,
Walau bulan tidak bersinar begitu terang, namun Lu Leng
dapat melihat jelas wajah keempat orang buta itu. Tampak
wajah mereka berempat agak kehijau-hijauan dan penuh
keriput, entah berapa usia keempat orang buta itu.
Mereka buta bawaan lahir, karena biji mata mereka
memutih semua, sehingga kelihatan amat menyeramkan.
1960
Terdengar lagi suara "Pheng", Namun ketika Lu Leng baru
mau maju selangkah lagi, mendadak orang buta itu
mengeluarkan helaan nafas panjang,
Oleh karena itu, Lu Leng tidak berani maju, sebab jarak
mereka sudah begitu dekat
Setelah orang buta itu menghela nafas panjang, yang
lainnya juga ikut menghela nafas panjang, Wajah mereka
berempat tampak menderita sekali, membuat Lu Leng
terheran-heran dan tidak habis pikir, mengapa keempat orang
buta itu menghela nafas panjang?
Kini Lu Leng berdiri satu depa lebih di hadapan mereka,
Berarti Busur Api itu hanya berjarak satu depa lebih pula,
Jarak yang begitu dekat, sudah pasti amat gampang bagi
Lu Leng untuk turun tangan merebut Busur Api itu,
Akan tetapi, Lu Leng justru masih tidak berani segera
turun tangan, tetap menunggu kesempatan
Berhasil atau tidaknya merebut Busur Api itu, akan
menyangkut nasib seluruh rimba persilatan. Oleh karena itu,
dia tidak berani gegabah.
Mendadak orang buta yang memegang Busur Api itu
berkata,
"Ada busur tiada panah, sungguh sedih !
"Ada busur tiada panah, sungguh benci!" sambung yang
lainnya,
1961
Keempat orang buta itu mengucapkan beberapa patah
kata, lalu berhenti, sehingga suasana menjadi hening sekali
Setelah itu, terdengar suara "Pheng" dan Lu Leng pun
segera maju selangkah, namun dia tertegun seketika karena
setelah menarik Busur Api itu, orang buta tersebut memegang
talinya secara mendadak, sehingga suaranya langsung
berhenti, sedangkan di saat itu sebelah kaki Lu Leng sedang
menginjak tanah, Walau amat perlahan suaranya, tapi Lu Leng
yakin keempat orang buta itu mendengarnya
Tidak salah, di saat Lu Leng tertegun, terdengar suara
"Ser Ser", ternyata dua batang tongkat bambu sudah
mengarah dirinya.
Lu Leng melihat kedua batang tongkat bambu itu tidak
mengarah dadanya, karena suara tadi amat lirih,
Meskipun pendengaran keempat orang buta itu tajam
sekali, namun suara tadi tidak membuat mereka berani
memastikan tempat Oleh karena itu, Lu Leng berani
menempuh bahaya tetap berdiri diam di situ,
Ser! Ser!
Kedua batang tongkat bambu lewat di sisinya, lalu ditarik
kembali dengan serentak Keempat orang buta itu bangkit
berdiri kemudian yang memegang Busur Api, segera
menyimpan Busur Api itu ke dalam bajunya seraya
membentak
"Siapa?"
Lu Leng tidak bersuara, hanya terus memandang mereka
berempat.
1962
Keempat orang buta itu pasang kuping, mendengarkan
dengan seksama.
"Mungkin hanya daun rontok," kata salah seorang dari
mereka,
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita tidak dapat menusuk
daun rontok itu?" sahut salah seorang lainnya,
Keempat orang buta itu segera berpencar keempat
penjuru, maka sudah barang tentu Lu Leng menjadi terkepung
di tengah-tengah,
* * * *
Bab 92
Begitu melihat keadaan itu, Lu Leng tahu bahwa pada
malam itu tiada kesempatan lagi baginya untuk merebut Busur
Api, harus menunggu kesempatan kedua. Apabila keempat
orang buta itu tahu keberadaannya di situ, sudah pasti
selamanya tiada kesempatan lagi, Oleh karena itulah dia tetap
berdiri tak bergerak di tempat
Badan keempat orang buta itu bergerak Ternyata mereka
sudah maju tiga langkah. sedangkan jarak mereka satu sama
lain hanya satu depa lebih, maka setelah mereka maju dua
tiga langkah, jarak mereka menjadi amat dekat dengan Lu
Leng, Kebetulan yang berdiri di hadapannya justru orang buta
yang menyimpan Busur Api ke dalam bajunya,
Hati Lu Leng menjadi tergerak, seandainya dia menyerang
dengan Kira Kong Sin Ci, orang tua itu pasti roboh, berarti dia
mempunyai kesempatan untuk merebut Busur Api tersebut
1963
Setelah berpikir begitu, Lu Leng mendadak membentak
keras dan langsung menyerang orang buta itu dengan jurus It
Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit) mengarah
dadanya.
Pendengaran keempat orang buta itu memang tajam
sekali dan gerakan mereka pun amat cepat. sebelum
membentak keras Lu Leng hanya menarik nafas dalam-dalam,
mereka berempat sudah mundur serentak
Akan tetapi serangan yang dilancarkan Lu Leng amat
cepat. Maka, walau orang buta itu sudah mundur selangkah,
angin telunjuk Lu Leng telah menerjang ke arahnya, sehingga
orang tua itu roboh seketika
Lu Leng mendengar suara mendesir di belakangnya. Dia
tahu bahwa tiga orang buta lainnya sudah menyerang
punggungnya dengan tongkat bambu,
Dia tidak berkelit atau memutarkan badannya, melainkan
mengeluarkan golok Su Yang To-nya lalu diayunkannya ke
belakang dengan jurus Khi Hou Seh Seng (Menunggang
Harimau Dengan Tenaga). Kemudian dia melesat ke arah
orang buta yang roboh itu sekaligus mencengkeram dadanya,
Dia mengeluarkan golok pusaka Su Yang To, menangkis,
melesat ke depan dan mencengkeram, Semua itu
dilakukannya hanya dalam satu kali tarikan nafas sehingga
gerakannya amat cepat,
Plak! Plak! Plak!
Golok pusaka Su Yang To berhasil menangkis serangan
ketiga batang tongkat bambu,
1964
Akan tetapi golok Su Yang To-nya terpental dan telapak
tangannya yang menggenggam golok pusaka itu berdarah.
Namun Lu Leng sudah sampai di hadapan orang buta yang
roboh itu.
Dia pun berhasil mencengkeram leher baju orang itu dan
jari telunjuk pun menotok jalan darah Sien Ki Hiat dan Hwa
Kay Hiat di bagian dadanya,
Kemudian Lu Leng berputar ke belakangnya, Dilihatnya
tiga batang tongkat bambu mengarahnya, tapi karena dia
berputar ke belakang orang buta itu, maka ketiga batang
tongkat bambu itu membentur orang tua tersebut dan orang
buta itu mengeluarkan suara "Hah"
Walau suara itu lirih tapi terdengar juga, maka ketiga
orang buta langsung berhenti menyerang,
Meskipun golok pusakanya telah terpental beberapa depa,
namun kini Lu Leng telah berhasil menguasai orang buta itu,
maka ketiga orang buta lain tidak berani melancarkan
terangan lagi
"Locianpwee berempat, tujuanku hanya mendapatkan
Busur Api, tidak berniat jahat sama sekali"
Ketiga orang buta diam di tempat Posisi mereka seperti
semula ketika melakukan penyerangan. Sedangkan orang buta
yang telah dikuasai Lu Leng diam sama sekali tak berkutik
"Busur Api menyangkut nasib seluruh rimba persilatan
maka saat ini aku terpaksa harus bertindak demikian, mohon
Locianpwee berempat maklum!" kata Lu Leng lagi
1965
Sembari berkata, dia merogohkan tangannya ke dalam
baju orang buta itu untuk mengambil Busur Api tersebut
Saat ini, wajah keempat orang buta itu tampak gusar
sekali Tapi mereka tidak berani bergerak, karena salah
seorang dari mereka lelah dikuasai Lu Leng.
Kelihatannya Lu Leng akan berhasil mengambil Busur Api
itu, Ketika merogohkan tangannya ke dalam baju bagian dada
orang buta itu, dia malah tertegun dan keringat dinginnya
mengucur
Dia memang telah memegang Busur Api itu, namun tidak
bisa mengeluarkannya, karena jari jempol dan jari telunjuknya
justru masih menekan jalan darah Sien Ki Hiat dan Hwa Kay
Hiat di bagian dada orang buta itu, sedangkan Busur Api
tersebut berada di tengah-tengah kedua jalan darah itu, Apabila
sebelah tangannya mengeluarkan Busur Api itu, sudah
barang tentu jempol dan jari telunjuk harus diangkat Kalau
tidak, sudah pasti tidak bisa mengeluarkan Busur Api itu,
Seandainya dia menarik jempol dan jari telunjuknya itu,
sudah pasti dapat mengambil Busur Api tersebut Tapi orang
buta itu merupakan jago tangguh, maka walaupun berhasil
mengambil Busur Api itu, dirinya pun tidak akan selamat.
Itu membuat Lu Leng tertegun, sama sekali tidak
menemukan cara untuk mengambil Busur Api tersebut
Di saat itu, orang buta tersebut tertawa.
"Ha ha! Kau tidak dapat mengambil Busur Api itu bukan?"
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam.
1966
"Tidak benar! Aku masih bisa mengambilnya!"
"Walau kau akan berhasil, tapi kau tidak dapat meloloskan
diri!" sahut orang buta itu,
Mendengar itu, Lu Leng diam saja,
Orang buta itu berkata lagi,
" Kalau kau tidak bisa kabur, Busur Api itu tetap menjadi
milik kami!"
Lu Leng terus berpikir memang tidak salah apa yang
dikatakan orang buta itu, namun tidak yakin dirinya tidak
dapat lolos.
Karena itu, Lu Leng menyahut dengan dingin,
"Belum tentu aku tidak dapat meloloskan diri!"
"Kalau begitu, cobalah!" kata orang buta itu,
Lu Leng menoleh untuk memandang golok pusaka Su
Yang To-nya yang tergeletak di tanah, dan mendadak menarik
kedua jari tangannya,
Di saat bersamaan sebelah tangannya pun menyentak,
mengambil Busur Api tersebut. Bersamaan itu pula badannya
melesat ke arah golok pusakanya.
Gerakan Lu Leng amat cepat, tapi keempat orang buta ku
bukan orang sembarangan Ketika Lu Leng menarik kedua jari
tangannya, orang buta itu pun langsung mengayunkan
1967
tangannya dan mengarahkan sepasang jarinya ke mata Lu
Leng.
Karena Lu Leng mencelat ke arah golok pu-sakanya, maka
serangan yang dilancarkan orang buta itu meleset dari
sasarannya dan menusuk bahunya,
Meskipun bahunya terasa sakit, Lu Leng tetap melesat ke
arah golok pusakanya sambil berkertak gigi
Akan tetapi, sebelum dia memungut golok pusaka itu,
sudah tampak dua batang tongkat menusuk ke arahnya.
Lu Leng terpaksa memiringkan badannya untuk berkelit. Di
saat bersamaan, terdengar suara Trang", ternyata ujung
tongkat bambu itu telah berhasil menyentak golok pusaka itu
ke atas setinggi dua depaan,
Lu Leng tahu keempat orang buta itu amat membencinya,
karena merebut Busur Api tersebut. Dia pun tahu bahwa akan
terjadi pertarungan sengit dan pihak musuh tidak akan
menyiarkannya memungut golok pusaka itu,
Oleh karena itu, dia sudah siap ketika pihak musuh
menggerakkan tongkat bambu untuk menghalanginya
mengambil golok pusaka itu.
Ketika golok pusakanya terbang ke atas, segera bersiul
panjang sambit mencelat ke atas. Dia berhasil meraih golok
pusaka tersebut, sekaligus diayunkan nya sehingga
menimbulkan suara "Sert Sert Sert".
Tampak bayangan golok melindungi dirinya, Namun di
saat badannya merosot ke bawah, mendadak berkelebatan
cahaya tongkat bambu ke arahnya.
1968
Maka, ketika sepasang kakinya menginjak tanah, dia
berpikir ingin melarikan diri, tapi mereka telah mengurungnya,
Lu Leng terus memutar golok pusakanya untuk melindungi
dirinya, Kini dia telah berhasil memperoleh Busur Api, namun
kelihatannya sulit baginya untuk menerjang keluar dari
kepungan keempat orang buta tersebut
Cukup lama dia bertahan Keringatnya sudah mengucur
membasahi sekujur badan nya, sebab se-rangan-serangan
keempat orang buta itu semakin gencar, bahkan dia
merasakan adanya tenaga yang amat kuat menekan dirinya,
Tekanan tenaga tersebut membuat gerakannya tidak
segesit semula, lagi pula dia pun merasa golok pusakanya
semakin berat
Betapa terkejutnya Lu Lcng. Dia memaksakan diri untuk
bertahan, tapi gerakannya sudah mulai lamban.
Cess!
Ujung sebatang tongkat bambu telah menusuk
punggungnya. Ketika dia ingin memutar golok pusakanya ke
belakang. sebatang tongkat bambu sudah menusuk dadanya.
Lu Leng terpaksa harus membungkukkan badannya Walau
dia berhasil berkelit, tapi ujung tongkat bambu itu tetap
berhasil menusuk bahunya sehingga darahnya mengucur
seketika,
Setelah terkena dua kali tusukan tongkat bambu, gerakan
Lu Leng semakin lamban.
Cess!
1969
Jalan darah Hoan Tiau Hiat di kedua belah kakinya telah
tertusuk sehingga terasa sakit sekali dan badannya roboh
seketika.
Dia masih sempat berguling, tetapi empat batang tongkat
bambu telah mengarahnya.
Saat itu Lu Leng sudah tahu bahwa usahanya akan sia-sia,
bahkan sudah sulit baginya untuk meloloskan dtri.
Bukan main gugup dan paniknya Lu Leng, tapi sekilas
timbul suatu ide dalam hatinya dan dia segera berseru,
"Panah Bulu Api!"
Sungguh manjur seruan Lu Leng, sebab keempat batang
tongkat bambu itu langsung bernenti.
Ujung keempat tongkat bambu itu hanya berjarak
beberapa inci saja, salah satunya justru berada di atas bahu
Lu Leng,
Lu Leng memandang keempat batang tongkat bambu itu
sambil menarik nafas dalam-dalam dan berseru lagi.
"Panah Bulu Api!"
Salah seorang buta melangkah maju mengambil Busur Api
itu dari tangan Lu Leng. sebetulnya Lu Leng masih dapat
menyerangnya tapi kalau dia menyerang, ketiga batang
tongkat bambu yang masih mengarah dirinya, pasti menusuk
serentak dan tak mungkin dia bisa berkelit
Maka, dia hanya tersenyum getir, membiarkan orang buta
itu mengambil Busur Api dari tangannya.
1970
"Kenapa kau berseru "Panah Bulu Api" dua kali?" bentak
orang buta itu setelah mengambil Busur Api dari tangan Lu
Leng,
“Tarik kembali dulu tongkat-tongkat bambu ini, baru
kukatakan," sahut Lu Leng dengan tenang.
Keempat orang buta itu segera menarik kembali tongkat
bambu masing-masing, namun tetap dalam posisi mengurung
Lu Leng,
Lu Leng menarik nafas lega, Saat itu bukan hanya Busur
Api itu direbut kembali, bahkan dirinya pun telah terluka dan
lukanya masih mengucurkan darah.
Dia segera menotok beberapa jalan darahnya agar darah
tidak terus mengucur
"Bagaimana panah Bulu Api itu?" tanya salah seorang
buta,
"Aku punya beberapa patah kata, entah harus kuucapkan
atau tidak?" sahut Lu Leng.
"Perkataan apa?" tanya orang itu dingin.
"Empat Locianpwee berempat jago tangguh dari mana aku
sama sekali tidak tahu. Namun Locianpwe berempat pasti juga
kaum rimba persilatan Beberapa tahun ini, Liok Ci Khim Mo
membantai kaum rimba persilatan golongan lurus dan kini dia
menyebut dirinya Bu Um Ci Cun...."
Salah seorang buta memotong ucapan Lu Leng,
kelihatannya sudah tidak sabaran.
1971
"Siapa Liok Ci Khim Mo? Kau dua kali berseru Panah Bulu
Api, sebetulnya ada apa?"
Lu Leng berseru dua kali "Panah Bulu Api", disebabkan dia
melihat keempat orang buta itu pun menghendaki panah
tersebut Maka dia berseru begitu agar mereka berempat
berhenti menyerangnya,
"Kini hanya Busur Api dan Panah Bulu Api yang mampu
melawan Liok Ci Khim Mo. Kalau Locianpwee berempat berniat
menggunakan Busur Api dan Panah Bulu Api untuk melawan
Liok Ci Khim Mo, itu memang baik sekali, Tapi Locianpwee
berempat harus mementingkan nasib rimba persilatan.
Ketika Lu Leng berkata begitu, keempat orang buta itu
maju selangkah.
"Kalau begitu, kau sudah memperoleh panah Bulu Api itu?
Kau mampu menerobos Empat puluh sembilan Lorong
rahasia?" tanya salah seorang dari mereka?"
Begitu mendengar pertanyaan orang buta itu, Lu Leng
menjadi tertegun Namun setelah berpikir sejenak, akhirnya dia
mengerti. Keempat orang buta itu tahu Mo Liong Seh Sih
memperoleh Panah Bulu Api, Bahkan mereka pun tahu Panah
Bulu Api itu disimpan dalam gudang rahasia, maka orang buta
itu bertanya demikian.
Namun Panah Bulu Api itu telah dicuri orang dan keempat
orang buta itu tidak mengetahuinya.
Lu Leng adalah pemuda yang berhati jujur, maka dia
menyahut dengan jujur pula.
1972
"Aku tidak pernah menerobos ke dalam Lorong rahasia itu,
tapi aku tahu, Panah Bulu Api sudah tidak ada di sana."
"Di mana?" tanya empat orang buta itu hampir serentak.
Lu Leng tersenyum getir
"Aku justru tidak tahu,"
Keempat orang buta itu diam saja, tapi tongkat bambu
mereka bergerak menusuk ke arah Lu Leng,
Lu Leng terperanjat dan segera meloncat ke belakang.
"Aku memang tidak tahu, kalian memaksa juga percuma!"
katanya.
Keempat orang buta berhenti menggerakkan tongkat
bambu masing-masing, kemudian salah seorang dari mereka
bertanya dengan suara dalam.
" Kalau kau tidak tahu berada di mana Panah Bulu Api, lalu
kenapa merebut Busur Api itu?"
"Kalian berempat juga tidak memiliki panah Bulu Api,
kenapa merebut Busur Api itu juga?" sahut Lu Leng.
Keempat orang buta itu tertegun, kemudian berbisik-bisik
membicarakan sesuatu.
"Kau berani merebut Busur Api dari tangan kami,
sesungguhnya kami tidak dapat melepaskan. Tapi kami
percaya akan omonganmu, Panah Bulu Api sudah tidak berada
di dalam gudang rahasia itu. Kami tidak usah pergi menerobos
1973
Empat puluh sembilan Lorong Rahasia, maka kami pun tidak
usah membunuhmu pergilah!"
Mendadak keempat batang tongkat bambu itu bergerak
dan seketika Lu Leng merasakan adanya tenaga yang amat
kuat menerjang dirinya, membuat badannya terpental
beberapa depa,
Di saat bersamaan, badan keempat orang buta pun
bergerak, tahu-tahu mereka berempat sudah melesat pergi,
Ketika Lu Leng berdiri tegak, keempat orang buta itu pun
sudah tidak kelihatan lagi,
Lu Leng berdiri termangu-mangu, Dia berpikir, untuk apa
mengejar mereka, Kalau pun dapat mengejar juga tidak ada
artinya, Mereka keluar dari kuil itu, mungkin punya hubungan
dengan biarawati tua, Lagi pula gurunya masih ada di dalam
kuil tua itu, kenapa tidak ke sana untuk berunding dengan
gurunya?
Akan tetapi dia tidak tahu bahwa Giok Bi Sin Kun-Tong
Hong Pek telah meninggalkan kuil itu.
Ketika Lu Leng berpikir mau kembali ke kuil tua itu, wajah
Tam Goat Hua muncul di pelupuk matanya, berseri-seri sambil
mendekap ke dada Tong Hong Pek. itu membuatnya tiada
keberanian untuk melangkah maju.
Lama sekali Lu Leng berdiri termangu, Akhirnya dia
membulatkan hati untuk kembali ke kuil tua dan langsung
melesat pergi.
1974
Beberapa mil kemudian, Lu Leng mempercepat
langkahnya, maka tak seberapa lama kemudian tibalah dia di
depan kuil itu,
Dia tertegun karena mendengar suara tangisan di dalam
kuil tua, dan dia mengenali suara tangisan itu, tidak lain
adalah suara tangisan Tam Goat Hua.
Kemudian dia mendorong pintu kuil, namun di saat
bersamaan, dia mendengar Tam Goat Hua berkata sambil
menangis,
"Guru, apa yang kualami sudah kuberitahukan tentunya
Guru tahu kenapa aku mendesaknya pergi. Guru, apakah Guru
masih mau menampungku di sini?"
Terdengar suara tua yang bernada belas kasihan,
“Tidak bisa."
"Kenapa tidak bisa?" tanya Tam Goat Hua,
"Ketika aku seusiamu, juga pernah mengalami pukulan
batin, maka lalu aku menjadi biarawati. Kini kalau kupikirkan
kembali, sungguh menggelikan!"
"Menggelikan?" tanya Tam Goat Hua,
"pintu Buddha memang luas dan siapa pun boleh
memasukinya Tapi cobalah kau pikir, dalam hatimu tidak tetap
pada Buddha, hanya ingin menyendiri saja, Lalu bangka harus
menjadi biarawati menghadap Sang Buddha?" kata biarawati
tua.
Tam Goat Hua menghela nafas panjang.
1975
"Kalau begitu, aku tidak boleh menjadi biarawati?"
"Kira hatimu masih belum tenang, sungguh sulit memasuki
pintu Buddha!" sahut biarawati tua.
Tam Goat Hua menghela nafas panjang lagi,
"Guru, kalau begitu esok pagi aku akan meninggalkan
tempat ini."
"Hatimu masih mencintai Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
kenapa tidak mau pergi sekarang?"
"Walau aku amat mencintainya tapi.,, badanku sudah
dimiliki orang lain.-." sahut Tam Goat Hua.
Mendengar sampai di si(u, hati Lu Leng seperti tersayat,
lalu dia melangkah ke dalam.
Tampak lampu minyak yang remang-remang, Tam Goat
Hua berdiri di hadapan biarawati tua, sedangkan biarawati tua
itu duduk bersila dengan mata setengah terpejam.
Tam Goat Hua mendongakkan kepala, Ketika dia melihat
Lu Leng, wajahnya yang pucat menjadi bertambah pucat,
sekujur badannya bergemetar dan mundur selangkah tanpa
sadar
Lu Leng segera berkata,
"Kakak Goat, kau harus mendengarkan dulu
pembicaraanku sampai habis!"
"Kau cepat pergi!" teriak Tam Goat Hua.
1976
Tetapi Lu Leng tak mau pergi
"Aku tidak akan pergi di mana guru?"
Saat ini hati Tam Gcpt Hua terasa hampa dan dia tidak
tahu harus bagaimana.
"Pergi! Pergi! Pergil" teriaknya Iagi.
Lu Leng menarik nafat, lalu melesat ke hadapan Tam Goat
Hua.
Gadis itu ingin mundur, namun Lu Leng sudah
menjulurkan tangannya menyambar lengannya, Tam Goat Hua
berkelip sehingga tangan Lu Leng hanya dapat menyambar
ujung bajunya,
Brrt!
Ujung lengan baju Tam Goat Hua tersobek. Kemudian Lu
Leng maju selangkah seraya bertanya.
"Kakak Goat, di mana guru?"
Tam Goat Hua membalikkan badannya,
"Dia sudah pergi, kau pun harus segera pergi!"
"Dia ke mana?" tanya Lu Leng,
"Aku tidak tahu!" sahut Tam Goat Hua dengan suara
tergetar-getar.
1977
"Kakak Goat, guru tidak ada, aku pun tidak bisa pergi
mencarinya. Ada satu urusan penting, aku harus minta
bantuanmu!" kata Lu Leng,
Tam Goat Hua menggoyang-goyangkan sepasang
tangannya,
"Pergilah! Aku tidak tidak akan bantu apa pun!"
"Kakak Goat, biar bagaimana pun urusan itu harus kau
bantu. Karena aku tidak dapat melaksanakannya seorang diri
Kau tidak melihat diriku terluka? Meskipun hatimu amat
berduka dan tidak mau menemuiku, tapi kini kau harus
bersamaku menyelesaikan urusan itu!" kata Lu Leng sungguhsungguh,
"Urusan apa?" tanya Tam Goat Hua,
"Kau harus hati-hati! Kakak Goat, cepat menyingkir,
musuh berada di sisi kita!" kata Lu Leng tanpa menjawab
pertanyaan gadis itu. perkataan Lu Leng membuat Tam Goat
Hua membalikkan badannya, Lu Leng memandangnya wajah
Tam Goat Hua tampak pucat pias, namun sikapnya seperti
akan menghadapi musuh,
Lu Leng bergirang dalam hati dan mendadak
mengeluarkan golok pusakanya kemudian diayunkan ke arah
biarawati tua.
Tam Goat Hua terperanjat.
"Mau berbuat apa kau?" bentaknya.
Golok pusaka Su Yang To langsung berhenti Biarawati tua
itu membuka matanya lalu menatap Lu Leng dengan tajam,
1978
Tam Goat Hua tahu jelas bagaimana sifat Lu Leng, Maka
dia dapat memastikan bahwa tindakan Lu Leng itu mempunyai
alasan yang kuat Dia segera melangkah mendekati Lu Leng
lalu berdiri di sampingnya
Lu Leng segera berkata kepada biarawati tua itu.
"Lo Suhu, aku minta petunjuk tentang sebuah urusan!"
Biarawati tua itu tersenyum hambar Terhadap golok
pusaka Su Yang To yang ditudingkan di hadapannya dia
seakan tidak melihat.
"Tentang urusan apa?" tanyanya.
"Tadi ada empat orang buta keluar dari kuil ini Siapa
mereka dan tinggal di mana? Kau harus memberitahukan
kepadaku!" sahut Lu Leng.
Biarawati tua itu tetap tersenyum hambar Kelihatannya
semua urusan dunia tiada kaitan dengan dirinya.
"Mereka berempat memang keluar dari kuilku ini. Tapi
siapa mereka dan tinggal di mana aku tidak bisa
memberitahukan!"
Walau biarawati itu tidak mau memberitahukan, namun Lu
Leng amat girang dalam hati Sebab nada perkataan biarawati
tua itu kedengarannya tahu siapa keempat orang buta itu, dan
tahu pula tempat tinggal mereka, hanya saja biarawati tua itu
tidak mau memberitahukan..
"Lo Suhu harus memberitahukan, sebab urusan itu
menyangkut keselamatan seluruh rimba persilatan!" katanya
sambil menarik kembali golok pusaka-nya.
1979
Biarawati tua itu menggeleng-gelengkan kepala,
"Aku tidak mau beritahukan, tetap tidak akan beritahukan!
Kau jangan lama-lama di sini, bawa pergi Nona ini! Beberapa
hari ini, tempat untuk membersihkan diri ini telah diaduk tidak
karuan oleh kalian!"
Bagian 45
"Apakah berkaitan dengan Liok Ci Khim Mo?" sela Tam
Goat Hua.
“Tidak salah, Busur Api sudah terjatuh ke tangan empat
orang buta itu. Tadi aku hampir berhasil merebutnya, tapi
justru terluka, Mengenai asal-usul keempat orang buta itu,
hanya biarawati tua ini yang tahu, maka aku bertanya
kepadanya."
Tam Goat Hua memandang biarawati tua. Ternyata
biarawati tua itu telah memejamkan matanya untuk
bersemedi.
Sudah beberapa hari Tam Goat Hua tinggal di kuil tua,
tentunya tahu biarawati tua itu berkepandaian tinggi dan tidak
mau mencampuri urusan rimba persilatan Kalau sudah bilang
tidak mau memberitahukan, sudah pasti tidak akan
memberitahukan
Dia berpikir sejenak, kemudian bertanya kepada Lu Leng,
"Bagaimana kau tahu dia tahu asal-usul keempat orang
buta itu?"
1980
“Tadi aku... aku..." sahut Lu Leng tersendat-sendat,
Sebetulnya Lu Leng ingin menceritakan kedatangannya
bersama Tong Hong Pek, namun dibatalkannya.
"Tadi aku melihat keempat orang buta itu keluar dari kuil
ini," katanya,
Tam Goat Hua berpikir lagi, lalu berbisik
"Mari kita pergi ?"
"Kakak Goat, urusan belum beres, bagaimana kita pergi?"
"Kita pergi saja!" kata Tam Goat Hua dengan suara ringan
Sembari berkata, Tam Goat Hua memberi isyarat kepada
Lu Leng dan Lu Leng tahu, dalam hati gadis itu pasti sudah
mempunyai suatu ide Maka Lu Leng manggut-manggut
"Baik, mari kita pergi!"
Tam Goat Hua memberi hormat kepada biarawati tua, lalu
berjalan pergi bersama Lu Leng, Keluar dari kuil tua itu, Tam
Goat Hua langsung melesat ke depan dan Lu Leng buru-buru
mengejarnya, Kira-kira dua tiga puluh depa, barulah gadis itu
berhenti.
"Kakak Goat.,." panggil Lu Leng,
"Urusan ini amat penting, lagi pula kalau hanya kau
seorang diri sulit melaksanakannya, maka aku baru mau
membantumu. Selain urusan ini, jangan membicarakan yang
1981
lain! Apabila kau membuka mulut membicarakan urusan lain,
aku pasti segera pergi!" kata Tam Goat Hua.
Lu Leng mengangguk
"Ya, tapi...."
" Setelah beres urusan itu, kau jangan berpikir hendak
menemuiku lagi “ potong Tam Goat Hua.
Lu Leng menghela nafas panjang,
"Kau tahu asal-usul keempat orang buta itu?"
"Aku tidak tahu, tapi aku punya akal untuk mencari
informasi itu!"
Lu Leng girang bukan main.
"Sungguh?"
Tam Goat Hua manggut-manggut
"Kau tunggu di sini dan balut lukamu itu! Cukup lama aku
pergi, tapi pasti kembali Kau tidak boleh ke mana-mana!"
Lu Leng terkejut mendengar ucapan gadis itu.
"Kakak Goat, kau mau pergi ke mana?" tanya-nya.
"Aku hanya ingin ke kota kecil yang terdekat Legakan
hatimu, aku pasti kembali!"
* * * *
1982
Bab 93
Apa yang dikatakan Tam Goat Hua, tentunya Lu Leng
percaya. Namun dia agak khawatir karena gadis itu pergi
seorang diri
"Kakak Goat, kau harus kembali lho!" pesannya,
Tam Goat Hua memandang ke bawah, seraya menyahut.
"Tentu!"
Kemudian dia melesat pergi dan dalam sekejap sudah
tidak tampak bayangannya,
Lu Leng menarik nafas, lalu merobek ujung bajunya untuk
membalut lukanya, Dia menunggu Tam Goat Hua ditempat itu
dan tidak berani pergi ke mana-mana.
Tam Goat Hua bilang pergi agak lama, Lu Leng justru
merasa lama sekali Entah berapa kali dia nyaris memastikan
bahwa Tam Goat Hua tidak akan kembali lagi.
Akan tetapi, dalam hatinya menentang apa yang
dipikirkannya itu. Dia mempercayai Tam Goat Hua, sebab
gadis itu tidak pernah mengingkari janji
Kini dia teringat akan apa yang dikatakan Tam Goat Hua
tadi, setelah berhasil merebut Busur Api, selanjutnya jangan
berpikir untuk menemuinya lagi. Tam Goat Hua mengatakan
begitu, tentunya sudah membulatkan hati Teringat akan itu,
hati Lu Leng menjadi berduka sekali,
1983
Lu Leng terus menunggu Ketika hari mulai terang, barulah
dia melihat sosok bayangan ramping melesat ke arahnya. Lu
Leng segera menyapa, ternyata Tam Goat Hua,
Lu Leng langsung menarik nafas lega, "Kakak Goat,
akhirnya kau kembali!" katanya, Kemudian dia mencium
aroma arak dan daging, Ternyata tangan Tam Goat Hua
menjinjing sebuah keranjang berisi sekendi arak dan daging
babi panggang
Lu Leng tercengang lalu bertanya, "Kakak Goat, apa
maksudmu ini?"
"Kau ikut aku!" sahut Tam Goat Hua.
Kemudian dia melesat pergi dan Lu Leng mengikutinya
dari belakang, Berselang sesaat, mereka sampai di pinggir
sebuah sungai keciL Tam Goat Hua pun berhenti di situ, lalu
duduk di atas sebuah batu,
"Kakak Goat, apakah kita sedang menunggu orang?" tanya
Lu Leng sambil memandangnya
Tam Goat Hua kelihatan malas berbicara, Dia hanya
manggut-manggut, bahkan memandang ke arah lain.
Lu Leng menghela nafas, kemudian dia pun duduk di
sebuah batu, Mereka berdua terus membungkam, sedangkan
hari pun sudah terang. Mendadak terdengar suara langkah di
tempat yang agak jauh, Tak seberapa lama, terlihat biarawati
tua gagu dan tuli memikul dua buah tong air berjalan ke
pinggir sungai
Biarawati tua gagu dan tuli belum melihat mereka, namun
hidungnya sudah berendus-endus seakan mencium suatu
1984
aroma yang amat disukainya, sehingga wajahnya tampak
gembira sekali.
Ketika melihat Tam Goat Hua dan Lu Leng, dia tertegun
dan segera menaruh kedua tong air yang dipikulnya,
Tam Goat Hua melambaikan tangannya memanggilnya,
Biarawati itu segera menghampirinya dan seketika berseru
kegirangan karena melihat keranjang berisi kendi arak dan
daging babi panggang,
Saat ini Lu Leng baru tahu bahwa biarawati tua gagu dan
tuli itu tidak ciacay (Pantang Makan Daging), melainkan doyan
minum arak dan makan daging, maka Tam Goat Hua ingin
menggunakan cara itu, agar biarawati tersebut mengatakan
sesuatu,
Namun Lu Leng tidak berani terlampau berharap, karena
menurutnya biarawati itu tidak mungkin mau memberitahukan
asal-usuI dan tempat tinggal ke-empat orang buta itu.
Di saat Lu Leng sedang berpikir, terlihat Tam Goat Hua
menunjuk keranjang itu, lalu menunjuk biarawati tua gagu
dan tuli.
Biarawati tua gagu dan tuli kelihatan girang sekali. Dia
langsung melangkah lebar ke arah keranjang itu lalu
menjulurkan tangannya menyambar daging babi panggang
dan menyantapnya dengan lahap sekali Kemudian sebelah
tangannya pun menyambar kendi yang berisi arak dan
langsung diteguknya
Tak seberapa lama kemudian, dia telah menghabiskan
daging babi panggang dan arak itu, tapi kelihatannya masih
merasa kurang puas. setelah itu, dia menghampiri Tam Goat
1985
Hua dan Lu Leng talu menepuk bahu mereka dan
mengeluarkan jari jempolnya memuji mereka berdua,
Lu Leng tertawa geli dalam hati. Biasanya Hwee-shio yang
doyan arak dan daging, tak disangka biarawati pun begitu,
Tam Goat Hua tertenyum, sambil mengambil sebatang
ranting lalu menulis di tanah "Aku ingin bertanya suatu hal!"
Biarawati tua gagu dan tuli manggut-manggut Melihat itu,
bukan main girangnya Lu Leng, karena biarawati tua gagu dan
tuli tidak buta huruf
Tam Goat Hua menulis lagi,
"Semalam ada empat orang buta ke kuil, siapa mereka?"
Begitu membaca, wajah biarawati tua gagu dan tuli
langsung berubah, kemudian dia mundur selangkah sambil
menggeleng-gelengkan kepala.
Tam Goat Hua menulis sambil mengerutkan kening.
"Kau tidak berani memberitahukan asal-usul mereka?"
Biarawati tua gagu dan tuli manggut-manggut,
kelihatannya ketakutan
Tam Goat Hua menulis.
"Kalau begitu, beritahukan di mana tempat tinggal
mereka!"
1986
Biarawati tua gagu dan tuli itu berpikir, lama sekali barulah
dia mengambil ranting dari tangan Tam Goat Hua lalu segera
menulis,
"Mereka tinggal di Lian Hoa Hong (Puncak Teratai) gunung
Liok Pan San. Kalian tidak boleh ke sana, Kalau ke sana..."
Menulis sampai di situ, biarawati tua gagu dan tuli
meleletkan lidahnya bersikap seperti orang mati.
Tam Goat Hua tidak menulis lagi, Setelah membaca tulisan
biarawati itu dia langsung menarik Lu Leng,
"Mari kita pergi!" ajaknya.
Lu Leng mengingat terus akan apa yang ditu!iskan
biarawati tua gagu dan tuli itu, lalu pergi bersama Tam Goat
Hua, Ketika sudah agak jauh, barulah Lu Leng bertanya,
Kakak Goat, bagaimana kau tahu biarawati tua gagu dan
tuli itu tahu jejak keempat orang buta itu?"
" Sudah sekian hari aku tinggal di dalam kuil tua itu, maka
aku tahu biarawati tua gagu dan tuli itu adalah pelayan
biarawati tua yang berkepandaian tinggi sedangkan biarawati
tua yang berkepandaian itu tahu jejak keempat orang buta,
Maka aku yakin, biarawati tua gagu dan tuli itu pun tahu jejak
mereka," sahut Tam Goat Hua,
Lu Leng tertawa,
"Biarawati tua gagu dan tuli sudah minum arak dan makan
daging babi panggang, sudah pasti harus memberitahukan." ,
1987
"Dia memberitahukan kita jangan ke sana, tidak mungkin
tiada alasan, Tapi kita tetap harus ke sana, hanya harus
berhati-hati." sahut Tam Goat Hua lalu menggerakkan kedua
tangannya dan seketika terdengar suara gemerincing,
Ternyata dia mengeluarkan rantai besi yang melekat di
lengannya, "Kukira rantai besi ini sudah tak berguna lagi, tapi
tak disangka sekarang harus keluar juga," lanjutnya,
Lu Leng khawatir Tam Goat Hua akan berduka lagi, maka
segera berkata.
"Kakak Goat, bukankah kau sendiri yang bilang, selain
urutan ini, jangan membicarakan urusan lain?"
Tam Goat Hua menarik nafas dan tidak bicara apa-apa
lagi.
Kuil tua itu berada di gunung Tiong Tiau San, tak seberapa
jauh dengan gunung Uok Pan San. Agar tidak berjumpa Uok Ci
Khim Mo, maka mereka pergi ke gunung Uok Pan San tidak
melalui jalan besar, melainkan melalui jalan gunung yang
amat sempit.
Beberapa hari kemudian, sampailah mereka di gunung Uok
Pan San. Dalam beberapa hari ini, hati mereka tercekam
berbagai macam perasaan, tetapi semuanya membungkam
sama sekali tidak ada yang membuka mulut
Sampai di gunung Liok Pan San, mereka berdua melihat
beberapa gubuk lalu mendekati salah satu dari gubuk-gubuk
itu.
Tampak beberapa lembar kulit binatang dijemur di
pekarangan maka dapat dipastikan bahwa gubuk itu milik
seorang pemburu,
1988
Sampai di pintu gubuk, mereka berdiri lalu berdiri di situ.
Tampak seorang tua berjalan ke luar, tangannya memegang
sebuah tombak bercagak tiga dan matanya menatap mereka
dengan penuh rasa heran.
Lu Leng maju selangkah sambil memberi hormat
"Paman tua, kami ingin bertanya apakah di gunung ini
terdapat Lian Hoa Hong? Kami harus mengambil arah mana?"
Begitu mendengar pertanyaan Lu Leng, air muka orang
tua itu kelihatan berubah.
"Aku tidak tahu, kalian berdua cepat pergi !" sahutnya.
Sembari menyahut orang tua itu pun terus menggoyanggoyangkan
sepasang tangannya dan sikapnya agak aneh.
"Paman tua, kami harus ke Lian Hoa Hong, mohon Paman
tua sudi memberi petunjuk!" kata Lu Leng Iagi.
"Aku tahu kalian pasti kaum rimba persilatan yang gagah
berani Namun kalian masih muda, kenapa harus pergi mencari
mati? Aku tidak bisa memberi petunjuk agar kalian tidak mati!"
Lu Leng baru mau berkata, tapi didahului Tam Goat Hua.
"Paman tua, keempat orang buta itu baru pulang?"
tanyanya sambil tersenyum.
Air muka orang tua itu berubah lagi dan dia tak mampu
mengucapkan apa pun.
Tam Goat Hua tersenyum lagi,
1989
"Paman tua, legakanlah hatimu, keempat orang buta itu
adalah pecundang kami, maka kami mengejar mereka sampai
di sini."
Orang tua itu tidak percaya,
"Nona kecil, jangan omong kosong!" katanya,
Mendengar itu, timbul suatu ide dalam hati Lu Leng. Dia
segera mengeluarkan golok pusakanya lalu diarahkannya ke
arah tombak bercagak tiga di tangan orang tua itu.
Trang,
Tombak bercagak tiga itu terkutung menjadi dua.
"Paman tua, aku memiliki golok pusaka ini, tentunya
keempat orang buta itu bukan lawan kami!" katanya
Orang tua itu menghela nafas panjang,
"Aaah! Aku tinggal di sini sebagai pemburu sudah puluhan
tahun, Dua puluh tahun yang lampau, banyak orang datang ke
sini mencari keempat orang buta itu, hanya bisa masuk tepi
tidak pernah keluar lagi. Apakah kalian berdua juga ingin ke
sana mencari mati?"
"Kami mampu melawan mereka. Kenapa Paman tua tidak
mau memberitahu kan ? Kalau Paman tua tidak mau
memberitahukan kami pun dapat mencari mereka, hanya saja
akan membuang sedikit waktu!"
Orang tua itu memandang mereka berdua, kemudian
manggut-manggut.
1990
"Baiklah kuberitahukan. Lian Hoa Hong berada di tengahtengah
gunung ini. Ketika aku berusia dua puluhan pernah ke
sana beberapa kali. puncak itu tidak begitu tinggi, namun di
sana terdapat sebuah telaga, Air mengalir ke dalam telaga dari
lima jurusan, menyerupai air terjun sehingga air di telaga
muncrat ke atas. Jauh-jauh, muncratan air itu menyerupai
bunga teratai. Asal kalian terus berjalan ke depan, tidak sulit
mencari puncak itu. setelah kalian sampai di sebuah tebing,
harus mengambil arah timur setelah melewati sebuah lembah,
pasti melihat tempat itu."
Tam Goat Hua dan Lu Leng mengucapkan terima kasih
kepada orang tua itu, lalu melangkah pergi. Namun tiba-tiba
mereka mendengar suara helaan nafas orang tua itu.
Walau orang tua itu bukan kaum rimba persilatan, namun
sudah lama tinggal di situ, Dia kelihatan begitu tegang, tentu
ada sebab musababnya maka mereka berdua bertambah hatihati,
Tam Goat Hua dan Lu Leng terus berjalan. setelah
menempuh belasan mil, mereka sampai di sebuah tebing dan
kemudian mengambil arah timur Beberapa mil kemudian,
mereka baru melihat sebuah lembah,
Lembah itu amat sempit Pada dindingnya terdapat batubatu
yang bentuknya amat aneh dan kelihatannya mau jatuh,
Tam Goat Hua dan Lu Leng memasuki lembah itu, Ketika
mereka sampai di tengah jalan, hari sudah mulai gelap,
Saat ini, di luar lembah kemungkinan besar masih terang,
namun di dalam lembah sudah gelap, maka membuat mereka
berdua langsung berhenti
1991
"Kakak Goat, apakah kita harus menempuh perjalanan
malam melewati lembah ini?" tanya Lu Leng.
Tam Goat Hua menengok ke sana ke mari, lalu...
"Kalau kita menempuh perjalanan malam, tentu
berbahaya. Namun bermalam di sini juga tidak aman."
"Kalau begitu, lebih baik kita menempuh perjalanan malam
melewati lembah ini asal kita berhati hati!"
Tam Goat Hua manggut-manggut. Mereka berdua lalu
membuat sebuah obor dan setelah itu barulah melanjutkan
perjalanan.
Lu Leng mengeluarkan golok pusaka untuk berjaga-jaga
menghadapi binatang buat.
Mereka berdua terus berjalan Berselang beberapa saat,
hati masing-masing merasakan adanya gelagat tidak beres,
namun tidak dapat menduga apa yang akan terjadi
Tam Ooat Hua dan Lu Leng terus memikirkan hal itu. Tak
seberapa lama, Lu Leng berhenti seraya bertanya,
"Kakak Goat, apakah kau merasa ada sesuatu yang tak
beres?"
"Aku juga merasakan itu, tapi tidak tahu suatu apa yang
tak beres."
"Kakak Goat, aku merasa amat sepi Di dalam gunung
terutama di malam hari tentunya ada suara binatang, tidak
seharusnya sedemikian sepi."
1992
Begitu mendengar ucapan Lu Leng, barulah Tam Goat Hua
sadar, apa yang dirasakannya memang demikian
Bagaimana mungkin di dalam gunung tiada binatang?
Biasanya di saat matahari mulai tenggelam, binatang mulai
berkeliaran, namun mengapa saat ini sedemikian sepi?
Mereka berdua terus berpikir tapi sama sekali tidak
terpikirkan sebab musababnya,
Hingga tengah malam, barulah mereka melewati lembah
itu, yang panjangnya hampir mencapai enam puluhan mil
Setelah melewati lembah itu, di depan mata mereka
menjadi terang, Ternyata malam itu malam purnama, bulan
bersinar amat terang, sehingga apa pun yang ada di sekitar
tempat itu terlihat dengan jelas.
Tam Goat Hua dan Lu Leng memandang ke depan,
tampak sebuah puncak yang tidak begitu tinggi dan air terjun
mencurah ke bawah memancarkan cahaya keperak-perakan,
Sungguh indah pemandangan itu! Air yang muncrat ke atas
kelihatan indah sekali menyerupai bunga teratai
Walau hati mereka tercekat berbagai macam urusan,
namun pemandangan yang begitu indah membuat mereka
tertarik sekaligus menikmatinya,
"Kakak Goat, bagaimana kalau malam ini juga kita ke sana
melihat-lihat?"
Tam Goat Hua menggeleng kepala,
"Tidak boleh!"
1993
Tercengang Lu Leng,
"Kenapa?"
"Orang buta tidak membedakan siang dan malang Lebih
baik esok pagi saja kita ke sana." Lu Leng manggut-manggut.
Mereka berdua lalu mencelat ke atas dahan pohon,
kelihatannya ingin beristirahat di atas pohon itu.
Setelah mereka duduk, mendadak terdengar suara auman
harimau di sekitar Lian Hoa Hong. Suara auman harimau itu
begitu ramai, pertanda banyak pula harimaunya.
Tam Goat Hua dan Lu Leng terkejut lalu saling
memandang.
Sepeminum teh kemudian, suara auman harimau itu
lenyap dan seketika suasana berubah menjadi sepi. Kemudian
terdengar lolongan srigala yang amat menyeramkan.
Akan tetapi, tak seberapa lama lolongan srigala itu pun
lenyap dan suasana pun berubah menjadi hening,
Tam Goat Hua dan Lu Leng terheran-heran. Di saat
bersamaan terdengar suara langkah yang disertai suara siulan
aneh.
Semula mereka berdua mengira langkah orang, tapi
setelah mendengar dengan seksama, jelas itu adalah suara
langkah binatang yang berlari-lari,
Tadi suasana di gunung itu mereka rasakan amat sepi, tapi
kini berubah menjadi berisik karena munculnya berbagai
macam suara binatang buas, Mereka sama sekali tidak tahu
1994
apa gerangan yang telah terjadi Berselang beberapa saat,
tampak di kejauhan sekelompok monyet berlari-larian.
Sekelompok monyet itu terdiri dari dua ratusan ekor,
semuanya berlari mati-matian dan tiada seekor pun yang
berani memisahkan diri.
Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak pernah menyaksikan
kejadian seaneh itu, maka mereka terperangah dengan mulut
ternganga lebar Mereka berdua memandang dengan penuh
perhatian. Di sisi monyet-monyet itu tampak beberapa sosok
bayangan tinggi besar, berlari ke depan dan ke belakang,
Begitu melihat ada monyet yang berpencar, mereka
langsung menyeretnya ke dalam lagi.
Gerakan beberapa sosok bayangan itu amat cepat
bagaikan kilat, setelah agak dekat, barulah terlihat jelas
beberapa sosok bayangan itu ternyata monyet-monyet yang
amat besar.
Di belakang monyet-monyet itu, tampak pula ratusan ekor
kelinci, yang juga dijaga oleh monyet-monyet besar, Mereka
terus berlari melewati Tam Goat Hua dan Lu Leng menuju
puncak Lian Hoa Hong, dan tak lama sudah tidak kelihatan
Berselang beberapa saat, terdengar lagi suara auman
harimau dan lolongan srigala, yang disusul oleh suara-suara
yang amat aneh, Namun tak lama kemudian, suara-suara itu
pun lenyap lagi
Tam Goat Hua dan Lu Leng menarik nafas lega, lalu saling
memandang,
"Kakak Goat, kau tahu kenapa itu?"" tanya Lu Leng.
1995
"Rupanya monyet-monyet besar itu mengurung ratusan
monyet kecil dan ratusan kelinci, untuk santapan harimau dan
srigala."
Lu Leng manggut-manggut.
"Aku pikir juga begitu. Tapi bagaimana belasan monyet
besar itu mengerti memelihara harimau dan srigala?"
Tam Goat Hua tertegun.
"Mungkinkah perbuatan keempat orang buta itu?"
sahutnya kemudian.
Lu Leng mengangguk
"ltu memang mungkin Esok pagi kita ke sana harus
bertambah waspada."
Tam Goat Hua tidak bicara apa-apa lagi, hanya manggutmanggut,
lalu memejamkan matanya untuk beristirahat
Tak seberapa lama, hari sudah mulai terang, Tam Goat
Hua dan Lu Leng sama sekali tidak tidur, namun mereka
berdua pun tidak bercakap-cakap, Berselang beberapa saat,
Sang Surya sudah naik ke atas,
Tam Goat Hua dan Lu Leng meloncat turun, lalu memetik
buah hutan untuk mengisi perut, setelah itu barulah mereka
menuju puncak Lian Hoa Hong,
Semakin dekat dengan puncak itu, pemandangan semakin
indah menakjubkan. setelah Sang Surya bergantung di atas,
membuat tempat itu berwarna keperak-perakan.
1996
Ketika sudah mendekati puncak Lian Hoa Hong, Tam Goat
Hua dan Lu Leng menghentikan langkahnya
Mereka melihat sebuah batu besar berukir beberapa huruf
"Siapa berani masuk lagi pasti mati.”
Di samping batu itu terdapat setumpuk tulang-belulang
manusia,
Tulisan dan setumpuk tulang belulang itu kelihatan amat
mengerikan
Tam Goat Hua dan Lu Leng saling memandang, Walau
mereka tidak berbicara, namun dari sorotan mata masingmasing,
dapat diketahui bahwa mereka sudah tahu akan
maksud pihak lain,
Maju lagi ke depan mungkin akan terjadi hal-hal yang
membahayakan!
Kalau mereka terus maju, mungkin akan terjadi hal-hal
yang membahayakan Keadaan itu mendesak mereka untuk
saling mendekat
Tentunya mereka tidak akan mundur karena tulisan dan
setumpuk tulang belulang itu, bahkan terus maju,
Belasan depa kemudian, di sisi kiri dan kanan terdapat
batu-batu yang berbentuk aneh dan di tengah-tengah
terdapat sebuah jalan
Saat ini, mereka berdua amat tegang, sehingga bertambah
waspada dan hati-hati.
Sampai di jalan itu, Lu Leng menghela nafas dan berkata,
1997
"Kakak Goat, tidak seharusnya aku mengajakmu ke mari "
Tam Goat Hua paham mengapa Lu Leng berkata begitu,
karena tempat tersebut amat bahaya, tidak berbeda dengan
istana Ci Cun Kiong,
"Apakah kau ingin seorang diri ke mari cari mati?" katanya
sambil tersenyum getir,
Lu Leng menarik nafas,
"Setelah aku mati, mungkin hatimu akan menjadi lebih
lega."
Tam Goat Hua tertawa, "Mungkin hanya aku yang mati,
semua urusan akan menjadi beres!"
Walau dia tertawa, namun sepasang matanya kelihatan
bersimbah air, kemudian menambahkan.
"Dalam hati pun tidak akan berduka lagi!"
Hati Lu Leng seperti tersayat mendengar kata-kata gadis
itu,
"Kakak Goat, aku yang tidak baik..." katanya sambil
menundukkan kepala.
Tam Goat Hua tersenyum getir
"Semua itu hanya nasib belaka, tiada yang tidak baik,"
1998
Lu Leng berjalan dengan kepala tertunduk dan
membungkam Badai cinta tersebut, entah kapan akan
mereda?
Apa yang dikatakan Tam Goat Hua memang benar, nasib
telah mempermainkan mereka semua, sehingga muncul
kekacauan yang menyebabkan keberantakan,
Lu Leng teringat kembali akan kejadian di Cing Yun Ling
Go Bi San. Kalau tidak dikarenakan Liok Ci Khim Mo, walau dia
amat berduka, namun masih ada cinta kasih Toan Bok Ang
yang amat dalam, maka dia masih dapat mengisi kehampaan
hatinya,
Namun kini, Toan Bok Ang malah menjadi korban cinta,
bahkan kehilangan sebelah lengannya,
Lu Leng terus berjalan dengan kepala tertunduk sambil
berpikir dan hatinya semakin berduka, Mendadak dia terkejut
karena merasa tangan Tam Goat Hua menggenggam
lengannya erat-erat.
"Lihatlah!" kata gadis itu,
Lu Leng segera mendongakkan kepala memandang ke
depan dan seketika hatinya terkejut bukan kepalang.
Mereka terus berjalan melewati batu-batu berbentuk aneh
yang letaknya sudah mendekati puncak Lian Hoa Hong, Mulai
terdengar pula suara air terjun, Tak jauh dari tempat itu
terhampar tanah kosong cukup luas, Yang sangat
mengejutkan mereka di sana tampak puluhan ekor harimau
sedang mendekam
1999
Tampaknya harimau-harimau itu telah mengetahui akan
kehadiran Tam Goat Hua dan Lu Leng, Sebab di antaranya
ada yang meno!eh, menggoyang-goyangkan kepala dan
mengibaskan ekor sambil menatap ke arah kedua muda-mudi
itu,
"Kakak Goat, kita harus cepat mundur!" bisik Lu Leng yang
menyadari adanya gelagat tak menguntungkan.
Tam Goat Hua masih berdiri di tempat "Kalau kita mundur,
jalanan di belakang kita amat sempit jika mereka mengejar,
kita pasti celaka, Lebih baik kita memberanikan diri, terus
maju."
Lu Leng memandang ke depan lagi sambil memutar
pikirannya bagaimana caranya melewati hari-mau-harimau itu,
Namun apa yang dikatakan Tam Goat Hua memang benar,
kalau terpaksa mundur, tentunya lebih berbahaya, Berpikir
sampai di situ, Lu Leng meluruskan golok pusaka Su Yang To
ke depan, lalu melangkah
Baru saja dia melangkah puluhan ekor harimau itu
langsung mengaum serentak Suara mereka seakan mampu
menggetarkan hati Lu Leng dan Tam Goat Hua.
"Kakak Goat, kita tidak boleh berpencar!"
Tam Goat Hua tahu urusan ini sangat berbahaya,
Meskipun jika mengandalkan kepandaian mereka, menghadapi
beberapa ekor harimau memang tidak masalah, namun kini
jumlah binatang menggiriskan itu puluhan ekor Kalau
bertindak ceroboh, akibatnya pasti dapat dibayangkan
Mereka berdua segera berdampingan kemudian
melangkah dengan hati-hati, Namun yang mengherankan,
2000
harimau-harimau itu cuma mengaum, posisi mereka seperti
semula, sama sekali tidak berubah apalagi bergerak Hanya
mata mereka yang seakan terus mengawasi Lu Leng dan Tam
Goat Hua.
Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak tahu apa sebabnya.
Dengan hati-hati sekali mereka berdua terus berjalan
mendekat Tak lama, mereka sudah sampai di tengah-tengah
tanah kosong itu,
Mendadak terdengar suara siulan yang tak sedap didengar
dari tempat yang tidak begitu jauh,
Tam Goat Hua dan Lu Leng mendongakkan kepala
memandang ke tempat itu. Tampak seekor monyet hitam
yang amat besar memekik. Ternyata monyet hitam itulah yang
mengeluarkan suara siulan,
"Hati-hati!" bisik Goat Hua yang tahu Lu Leng merasa
keheranan melihat munculnya monyet itu.
Tam Goat Hua mengeluarkan sepasang rantai yang
melekat di lengannya, sehingga terdengar suara
gemerincingan.
Di saat bersamaan, mendadak terlihat dua ekor harimau
menerkam ke arah Lu Leng! Tentu saja Lu Leng terkejut
bukan kepalang. Namun cepat-cepat dia melompat ke
belakang sambil mengayunkan golok pusaka Su Yang To.
Tampak golok pusaka Su Yang To berkelebat dan tahutahu
satu dari dua harimau telah menggeram keras-keras.
Darah segar muncrat mengenai pakaian Lu Leng, Ternyata
golok Su Yang To telah menyambar kaki binatang buas itu,
sedangkan seekor lagi terus menerkam Lu Leng menundukkan
2001
kepala sambil mengangkat golok pusaka Su Yang To ke atas.
seketika perut harimau itu tersobek.
Kelihatannya gampang sekali Lu Leng mengatasi kedua
harimau itu. Keduanya roboh dan tewas oleh senjata pusaka
miliknya
Setelah kedua harimau itu roboh binasa, yang lain
langsung mengaum serentak. Tampak empat ekor harimau
menerkam ke arah mereka, Lu Leng yang tidak sempat
menengok ke arah Tam Goat Hua, dapat mendengar suara
gemerincingan rantai yang melekat di lengan gadis itu. Maka
dia tahu Tam Goat Hua sudah mulai bertarung melawan
harimau-harimau itu.
"Kakak Goat, kau tidak apa-apa? tanyanya lantang tetap
tanpa menoleh karena harus berwaspada menghadapi
harimau yang menerkamnya.
"Aku tidak apa-apa! Kau tidak usah mencemaskanku!"
sahut Tam Goat Hua sambil sibuk mengerahkan
kemampuannya mengatasi kedua harimau lawannya
Ketika Lu Leng bertanya, dia pun berkelit menghindari
terkaman harimau itu dan melancarkan sebuah pukulan,
pukulannya menghantam bagian kepala harimau yang
menerkam. Maka harimau itu terguling-guling, kemudian tak
bergerak lagi, tewas!
Lu Leng segera memutar-mutarkan golok pusaka Su Yang
To melindungi diri, lalu menengok ke arah Tam Goat Hua.
Di sisi gadis itu terdapat tiga ekor harimau yang telah
mati, sedangkan sepasang rantainya masih terus berputarKANG
ZUSI WEBSITE http://cerita-silat.co.cc/
2002
putar menghantam beberapa ekor harimau yang
menerkamnya.
Lu Leng segera menarik nafas dalam-dalam, kemudian
badannya mencelat ke atas, Ketika badannya mencelat ke
atas, tampak dua ekor harimau menerkam ke arahnya.
Tampaknya Lu Leng memang sengaja menarik perhatian
harimau-harimau itu, agar gampang membunuhnya.
Salah seekor yang menerkam duluan sudah terkena
tendangan Lu Leng, tepat mengena kepalanya,
* * * *
Bab 94
Harimau itu terpental dengan kepala pecah dan roboh,
Nyawanya pun lepas seketika. Namun terkaman harimau
kedua justru membuat Lu Leng sempat kelabakan. Buru-buru
menarik nafas dalam-dalam dan mendadak badannya
melambung ke atas, Beberapa kali dia berjungkir balik sambil
melancarkan sebuah pukulan ke arah kepala harimau itu.
Plak!
Pukulan yang dilancarkan Lu Leng menghantam kepala
harimau, hingga makhluk menggiriskan itu ambruk seketika
dengan kepala pecah,
Melihat lawannya tak berkutik Lu Leng merasa lega,
Namun, perasaan lega itu hanya sekejap karena ketika dia
melihat ke arah bawah hatinya langsung terkejut ternyata di
2003
bawah terdapat belasan ekor harimau sedang menunggunya
dengan mulut terbuka Iebar-!ebar Kalau tubuhnya merosot ke
bawah, pasti belasan harimau itu akan mencabik-cabiknya,
Setelah menyaksikan itu, Lu Leng segera menarik nafas
untuk menghimpun hawa murni, sementara tubuhnya sudah
merosot terus ke bawah, Tiba-tiba begitu dekat dengan
kawanan binatang buas itu kaki kanan Lu Leng menginjak
punggung salah satu harimau. Secepat kilat dia mengerahkan
Gin-kangnya, Maka dengan bertumpu pada kaki kanan yang
menginjak punggung harimau itu tubuhnya mencelat ke atas,
Beberapa kali tubuhnya melakukan salto, berjungkir balik di
udara, kemudian meluncur cepat dan mendarat dengan ringan
di tempat yang cukup jauh dari kawanan harimau itu,
Saat itulah Lu Leng memperoleh kesempatan mencabut
senjatanya, Maka ketika seekor harimau mendadak menerjang
ke arahnya, Lu Leng langsung melompat menaiki
punggungnya dengan kaki menjepit kuat, Maka harimau-hari
mau yang seperti sudah haus darah itu tiba-tiba berlompatan
memburunya, Raungan dan geraman keras terdengar semakin
menggiriskan,
Lu Leng tanpa membuang-buang waktu lagi langsung
membabatkan goloknya. seketika itu juga erangan keras
terdengar seperti bersahutan, Darah muncrat membanjiri
tanah di sekitar tempat pertarungan aneh itu, Beberapa
harimau tampak bergelimpangan dengan tubuh tak utuh lagi,
Berlumuran darah dan tewas!
Merasa girang akan keberhasilannya merobohkan
beberapa lawan sekaligus Lu Leng berseru,
"Kakak Goat, cepat naik ke punggung salah seekor
harimau!"
2004
Tam Goat Hua saat itu masih bertarung dengan harimauharimau
yang menerkam ke arahnya, Ketika Lu Leng berseru,
gadis itu menoleh melihat Lu Leng duduk di atas punggung
harimau sambil membabatkan goloknya ke arah harimauharimau
lain,
Melihat itu, Tam Goat Hua segera meloncat ke arah
punggung harimau yang menerkam ke arahnya, Gadis itu
berhasil duduk di atas punggung harimau itu, lalu
mengayunkan sepasang rantainya ke arah harimau-harimau
lain, Maka beberapa ekor harimau pun terhantam rantai
miliknya. Bergelimpangan jatuh dan tewas.
Ketika hampir mendekati Lu Leng, mendadak harimau
yang dinaikinya itu, menjatuhkan diri berguling-guling di
tanah. perubahan tersebut amat mengejutkan Tam Goat Hua,
Dia langsung meloncat turun, Namun baru saja kedua kaki
gadis itu mendarat di tanah tiba-tiba pula dua ekor harimau
langsung menerkam, Melihat hal itu Tam Goat Hua cepat
mengayunkan sepasang rantainya,
"Praak! Prakk!
Segulung rantai itu menghantam kepala dua ekor harimau.
Darah pun mengalir Kedua harimau mengenai Ambruk dan
tewas seketika!
Akan tetapi saat bersamaan tampak seekor harimau
menerkam ke arahnya. Tam Goat Hua kembali langsung
mengayunkan rantainya sambil sedikit mendoyongkan
tubuhnya,
Wutt! Prak!
2005
Kepala harimau itu pecah, Namun karena tadi tempatnya
cukup tinggi harimau itu roboh menindihi Tam Goat Hua.
Tentu saja hal itu membuatnya kelabakan Sebab, ketika dia
hendak menggeser badannya seekor harimau sudah
mendekatinya sambil membuka mulutnya lebar-Iebar,
Tam Goat Hua sempat terkejut Namun cepat-cepat
dikerahkan ilmu peringan tubuhnya untuk melenting ke atas
dengan mengandalkan kedua telapak tangannya menekan ke
tanah, seketika tubuhnya mencelat ke atas sehingga terhindar
dari serangan harimau itu.
Sambil mencelat ke atas, Tam Goat Hua mengayunkan
rantai besinya menghantam kepala harimau itu, Harimau
besar itu sempoyongan lalu roboh dan tewas dengan kepala
remuk.
Semua kejadian itu tak lepas dari pandangan mata Lu
Leng, Begitu Tam Goat Hua lolos dari bahaya, pemuda itu
segera melesat menghampiri sambil mengayunkan golok
pusaka Su Yong To, melindungi dirinya sendiri dan Tam Goat
Hua,
"Kakak Goat, tadi aku kaget setengah mati!" ujar Lu Leng
sambil terus sibuk mengawasi harimau-harimau itu,
"Mari kita maju bersama ke depan!" ajak Tam Goat Hua,
Tanpa buang-buang waktu Lu Leng mengayun dan
membabatkan golok Su Yang To. sementara Tam Goat Hua
pun terus mengibas-ngibaskan rantainya, Keduanya bergerak
serentak ke depan, puluhan ekor harimau itu tinggal separuh
jumlahnya, Mereka berdua terus menghantam dan bergerak
keluar dari kepungan,
2006
Meskipun harus bekerja keras dan hati-hati, kedua mudamudi
itu akhirnya berhasil menerjang keluar dari kepungan
harimau-harimau itu, Mereka berlari dan terus berlari.
Sampai di sebuah puncak kecil, hampir tidak terdengar
suara auman harimau. Mereka menarik nafas lega, Keduanya
berhenti Saat itu mereka baru menyadari bahwa tubuh
masing-masing telah terluka, tercabik dan tergores kuku-kuku
harimau. Baik Lu Leng maupun Tam Goat Hua tak terhindar
dari luka-luka cakaran harimau, Di beberapa bagian tubuh
mereka tampak mengalir darah. Bahkan wajah Tam Goat Hua
yang cantik jelita itu ternoda oleh darah,
"Kita harus mencari sungai untuk mencuci muka!" ujar Lu
Leng setelah keduanya sama terdiam sesaat
Tam Goat Hua menggeleng kepala,
"Tidak usah. semalam kita mendengar suara harimau dan
srigala, Kita baru saja melewati kepungan harimau, namun
belum menghadapi gerombolan srigala!"
Lu Leng manggut-manggut. Benar juga apa yang
dikhawatirkan Tam Goat Hua, pikirnya semalam mereka
memang mendengar suara harimau dan lolongan srigala, Dia
jadi tercenung, Matanya memandang ke depan Tampak
sebuah jalan setapak yang menuju ke sebuah rimba. Melewati
rimba itu jalan akan sampai di puncak Lian Hoa Hong. Kemudian
pemuda itu menoleh ke arah Tam Goat Hua,
"Kakak Goat, kalau ada gerombolan srigala, tentu mereka
bersembunyi di rimba itu!"
Tam Goat Hua menyahut
2007
"Aku pikir tidak, sebab srigala tidak bisa memanjat pohon,
kurasa tidak akan bersembunyi di dalam rimba itu!"
"Kalau begitu, mari kita memasuki rimba itu!"
Tam Goat Hua tidak menolak, Maka dia segera melesat
mengikuti Lu Leng ke arah rimba itu.
Tak seberapa lama mereka sudah memasuki rimba,
Suasana terasa sunyi dan sepi, Dengan aman mereka
melewati rimba. Kini keduanya harus melewati hamparan
tanah sangat luas yang dipenuhi semak dan rerumputan yang
tingginya melebihi tubuh manusia, setelah melewati tanah
datar itu tampak sebuah jalan kecil menuju ke puncak Lian
Hoa Hong,
Di puncak Lian Hoa Hong terdapat empat buah rumah
batu, Dan di kanan-kiri rumah-rumah batu tampak belasan
buah rumah gubuk yang bentuknya aneh, Atapnya amat tinggi
ttdak selayaknya rumah tempat tinggal manusia,
Tam Goat Hua dan Lu Leng memandang sejenak, Mereka
tidak tahu apa gunanya rumah gubuk tinggi itu.
"Kemungkinan besar gerombolan srigala bersembunyi di
rerumputan itu!" ujar Tam Goat Hua dengan suara rendah
seraya menunjuk ke arah rerumputan itu.
Lu Leng berkata,
"Kalau begitu, mari kita menerjang ke sana! Kita bisa
menerjang keluar dari kepungan harimau, lalu apa yang
ditakutkan!"
2008
"Kelihatannya gerombolan srigala lebih banyak dari
harimau, Lagi pula rerumputan itu amat tinggi dan lebat, aku
pikir sulit bagi kita melewatinya!"
Lu Leng mengerutkan kening,
"Lalu apa akal kita? Kita tetap harus menerjang ke sana
untuk bisa sampai di puncak Lian Hoa Hong, tempat tinggal
keempat orang buta itu!"
Ucapan Lu Leng membuat hati Tam Goat Hua semakin tak
sabaran, Gadis itu memandang ke depan, Rerumputan liar itu
sebagian besar sudah kuning layu, setelah memandang
sejenak, Tam Goat Hua mencabut sebatang rumput, kemudian
dilempar ke atas, Seketika rumput itu terhembus angin ke
arah puncak Lian Hoa Hong.
Menyaksikan itu, girang lah hati Tam Goat Hua.
"Sudah ada akal, bakar rerumputan itu!" ujarnya kemudian
sambil tersenyum.
Begitu mendengar apa yang dikatakan Tam Goat Hua, Lu
Leng pun tersenyum gembira, Mereka pun segera membuat
belasan obor dari rumput kering. Setelah dinyalakan langsung
dilempar ke arah rerumputan. sebelum rerumputan itu
terbakar Tam Goat Hua dan Lu Leng segera melesat pergi
menuju ke puncak kecil, Dari atas puncak bukit itu mereka
memandang ke bawah. Api menyala dari empat penjum Dan
karena saat itu angin berhembus kencang, api yang
membakar begitu cepat menjalar dan berkobar hebat Api dan
kepulan asap tebal bergerak cepat tertiup angin ke arah
puncak Lia Hoa Hong.
2009
Lu Leng tertawa menyaksikan hal itu. Apalagi ketika dari
jauh tiba-tiba terdengar pekikan-pekikan aneh mirip suara
siulan Beberapa ekor monyet berbulu hitam tampak
berhamburan panik dan kebingungan sementara itu juga dari
kepulan asap tebal terlihat puluhan bahkan ratusan ekor
srigala berlari ketakutan dari puncak itu. Mereka melo!ong
menjerit-jerit. Namun mereka terjebak. Terbakar kobaran api
yang menyala hebat,
Tak lama kemudian telah bergelimpangan srigala mati
terbakar Empat ekor monyet hitam masih memeluk ketakutan
Namun tak lama monyet-monyet itu berlarian ke arah puncak
Lia Hoa Hong,
Tam Goat Hua dan Lu Leng menunggu sejenak untuk
meyakinkan kalau gerombolan srigala tidak kembali ke sana,
Ketika tidak melihat srigala-srigala itu lari ke puncak asalnya,
barulah keduanya turun dari bukit tempatnya mengawasi
keadaan
Sampai di tempat yang terbakar itu, Lu Leng menghampiri
srigala yang mati, Ternyata dia mengambil dua potong paha
srigala,
"Kalau terus ke depan kita akan sampai di sungai keciL
Kita cuci sebentar, ini merupakan hidangan yang amat lezat!"
"Benar juga!" sahut Tam Goat Hua tertawa,
"Kakak Goat, dilihat dari keadaan tadi, srigala-srigala itu
berjumlah ratusan lebih. Untung kau mendapatkan gagasan
bagus ini, Kalau tidak, rasanya tak mungkin kita mampu
menghadapi kalau mereka menyerbu kita."
2010
Sejak tadi Lu Leng telah berpikir, kedatangan mereka ke
puncak Lian Hoa Hong, tentunya akan mengalami berbagai
kejadian yang menegangkan Bisa jadi akan membuat Tam
Goat Hua melupakan peristiwa dulu yang menyedihkan
Namun Lu Leng tidak berani berharap Tam Goat Hua akan
berbalik mencintainya. Asa! Tam Goat Hua bisa melupakan
kejadian yang menyedihkan itu, hati Lu Leng sudah merasa
puas sekali
Namun Tam Goat Hua ternyata tidak seperti yang
diharapkan Gadis itu mengucapkan kata-kata hambar,
membuat Lu Leng jadi gelisah.
Setelah Tam Goat Hua menyahut dengan hambar, Lu Leng
tidak banyak bicara lagi. Dia langsung berjalan dengan kepala
tertunduk
Tak seberapa lama, mereka berdua sudah sampai di
pinggir sebuah sungai kecil Walau keadaannya cukup dalam,
namun tampak airnya amat jernih.
Lu Leng mulai mencuci paha srigala ke air sungai Tam
Goat Hua ikut berjongkok untuk membasuh mukanya yang
kotor dan ternoda darah, Lu Leng pun mencuci mukanya,
setelah itu berdiri.
Namun, mendadak saja dia membalikkan badannya
kembali dengan mata membelalak lebar, Dia terkejut bukan
main karena kedua paha srigala tadi hilang!
"Kakak Goat, ada kejadian aneh!" serunya dengan mata
jelalatan,
"Kejadian aneh apa?" sahut Tam Goat Hua balik bertanya,
2011
Lu Leng menunjuk ke tanah tempat tadi dia menaruh paha
srigala,
"Kau lihat, kedua paha srigala entah hilang ke mana?"
Tam Goat Hua segera menoleh, Gadis itu pun terkejut
"Aneh! Apakah ada orang ke mari?" Lu Leng mengerutkan
kening, "Kurasa tidak! Kalau ada orang ke mari, kenapa hanya
mencuri kedua paha srigala saja, tidak membokong kiu?"
Ketika mereka berdua terheran-heran, mendadak
terdengar suara mencurigakan di belakang, seperti suara batu
yang pecah, Keduanya langsung saja menoleh ke belakang.
seketika itu mereka tersentak bukan main.
Ternyata di belakang mereka terdapat dua ekor kepiting
raksasa berwarna hitam mengkilap, sebesar tong air!
Yang benar-benar membuat Lu Leng dan Tam Goat Hua
merasa tak habis pikir, satu dari dua kepiting itu mampu
menghancurkan sebuah batu dengan japitnya, Betapa kuat
tenaga yang dimiliki kepiting itu?
"Kedua paha srigala pasti sudah disantap oleh kedua ekor
kepiting raksasa itu!"
Tam Goat Hua segera menarik Lu Leng,
"Cepat meloncat ke seberang!"
Lu Leng dan Tam Goat Hua meloncat ke se-berang,
Sampai di seberang sungai, barulah mereka berlega hati,
menyaksikan kedua ekor kepiting raksasa itu mulai merayap
pergi
2012
"Kakak Goat, kalau kedua kepiting raksasa itu menyerang
kita, sulit sekali bagi kita melawan!"
Tam Goat Hua mengernyitkan kening, sepertinya dia
memikirkan kejadian aneh ini.
"Heran, dua kepiting raksasa muncul di sini, ini pasti punya
hubungan dengan keempat orang buta itu. Tapi..., kenapa
tidak menyerang kita?" gumam gadis itu.
Lu Leng terdiam. Dalam hati dia pun merasa heran dan tak
mengerti Dua kepiting besar seperti itu tahu-tahu muncul dan
mencuri paha srigala miliknya Namun mendadak saja
terdengar suara siulan aneh berasal dari tempat yang jauh.
Kedua ekor kepiting raksasa yang sudah merayap pergi
tiba-tiba berhenti, kemudian dengan cepat membalik dan
kembali merayap ke arah sungai sepertinya kedua kepiting itu
hendak menyeberang, Tentu saja Tam Goat Hua dan Lu Leng
tersentak bukan main.
Dugaan Tam Goat Hua ternyata benar. Kedua kepiting
raksasa sudah turun ke sungai kecil Tak seberapa lama sudah
muncul di pinggir seberang, tempat Tam Goat Hua dan Lu
Leng berada,
Namun anehnya binatang raksasa itu ternyata hanya
berdiam di pinggir sungai sementara Tam Goat Hua dan Lu
Leng sudah siap waspada ka!au-kalau kedua kepiting itu
menyerang mereka.
Begitu melihat kedua ekor kepiting raksasa diam di pinggir
sungai, mereka berdua tercengang lagi Namun mendadak pula
terdengar suara pekikan monyet hitam. Tampak kedua
kepiting raksasa masih tetap diam.
2013
Tam Goat Hua dan Lu Leng mulai mundur Tiba-tiba kedua
kepiting raksasa itu merayap cepat ke arah mereka,
Lu Leng segera mengeluarkan golok pusaka Su Yang To,
siap membacok kedua kepiting raksasa itu.
"Tunggu!" teriak Tam Goat Hua seraya memegang lengan
Lu Leng, Tentu saja Lu Leng menjadi heran dengan apa yang
dilakukan gadis itu.
"Kakak Goat...,"
Mendadak kedua kepiting raksasa berhenti, sepasang japit
mereka diangkat ke atas,
Lu Leng terheran-heran, mengapa kedua kepiting raksasa
itu berhenti lagi tidak menyerang mereka? Tam Goat Hua
berkata dengan suara rendah.
"Apakah kau tidak melihat? Kedua kepiting itu tidak berani
mendekati kita, Walau monyet hitam terus memekik, kedua
binatang ini justru kelihatannya pantang terhadap kita!"
Lu Leng terpaksa diam, Sudah beberapa kali Tam Goat
Hua memperlihatkan ketajaman pengamatanku Lu Leng tak
bisa membantah. Hanya, dia tetap merasa heran dalam hati
Kedua kepiting raksasa agaknya sudah berusia ratusan
tahun. Kulitnya keras bagaikan batu, sedangkan sepasang
japitnya, tadi disaksikan sendiri oleh Lu Leng dan Tam Goat
Hua, mampu meremukan batu! Betapa kuatnya kedua kepiting
raksasa itu. Yang membuat hati Lu Leng bertanya-tanya,
mengapa mereka kelihatan agak takut pada Tam Goat Hua
dan Lu Leng?
2014
Tam Goat Hua dan Lu Leng tetap mundur Maka kedua
kepiting itu pun bergerak maju, Apabila mereka berdua
berhenti, kedua kepiting raksasa pun tidak berani merayap
maju, ikut berhenti
Akhirnya Tam Goat Hua dan Lu Leng sampai di sebuah
pelataran batu yang berbentuk bundar. Kedua kepiting
raksasa itu pun sampai tak jauh dari Lu Leng dan Tam Goat
Hua.
Hari sudah mulai senja, Cahaya matahari yang kemerahmerahan
membuat pemandangan jadi amat indah
menakjubkan. Terdengar suara air terjun yang memekakkan
telinga, sehingga kalau berbicara sulit untuk dapat didengar
lawan bicaranya,
Kini barulah disadari oleh Lu Leng akan kehebatan
keempat orang buta yang telah merebut Panah Bulu Api itu.
Mereka buta, tetapi memiliki pendengaran yang sangat tajam,
Keempatnya tentu sudah lama tinggal di tempat ini. Secara
tidak langsung telinga mereka terlatih untuk dapat
membedakan suara dalam tempat bising ini.
Tam Goat Hua dan Lu Leng berada di atas pelataran batu.
Mereka berdiri berhadapan dengan kedua kepiting raksasa,
Sama sekali keduanya tidak berani mundur.
Namun dalam hati masing-masing sudah mengambil
keputusan, begitu tiba di depan rumah batu, mereka berdua
akan menyerang ke dalam secara mendadak, agar keempat
orang buta itu tidak punya kesempatan mengelak
Tidak lama kemudian Lu Leng dan Tam Goat Hua mundur
lagi, Kira-kira tujuh-delapan depa, mereka merasa ada hawa
2015
panas di belakang, Keduanya merasa terkejut Dengan cepat
mereka langsung membalikkan tubuh.
Mata mereka membeliak ketika di depan tampak sosok
bayang hitam. Belum juga dapat melihat jelas, tahu-tahu
tubuh mereka sudah dipeluk erat-erat.
Betapa terkejutnya Tam Goat Hua dan Lu Leng karena
mendadak saja tubuh mereka telah terjepit rangkulan sangat
kuat Keduanya meronta sekuat tenaga, tetapi tetap tak
mampu melepaskan diri Cepat-cepat mereka mengerahkan
hawa murni untuk melawan, Dan baru saat itulah terlihat jelas
makhluk yang merangkul mereka hingga tak mampu bergerak
Ternyata dua ekor orang hutan berbulu hitam dan sangat
besar Sekujur badan orang hutan itu menyebarkan bau amis,
Tam Goat Hua dan Lu Leng berusaha melepaskan diri, tapi
pelukan orang hutan itu malah bertambah kuat, Akhimya
keduanya putus asa, tak tahu harus bagaimana caranya
melepaskan diri,
Mendadak kedua orang hutan itu mengangkat badan
mereka dan dibawa menuju ke arah jurang, Tampaknya kedua
orang hutan itu ingin melempar mereka berdua ke dalam
jurang,
Tam Goat Hua dan Lu Leng berusaha tenang, Dan
mendadak secara serentak keduanya berteriak.
"Tendang!"
Secepat itu pula Tam Goat Hua dan Lu Leng melancarkan
tendangan ke perut orang hutan dengan sekuat tenaga,
Tendangan itu membuat orang hutan sama terpekik kesakitan
Sebuah tendangan dahsyat yang sangat kuat. Kepala harimau
2016
saja hancur oleh tendangan mereka. Namun kedua orang
hutan itu memang bukan makhluk sembarangan Kecuali bulubulunya
sangat lebat, kulitnya pun tebal sehingga mendapat
tendangan keras dari Lu Leng dan Tam Goat Hua keduanya
tampak hanya sempoyongan beberapa langkah saja,
Mendapati hal itu, Lu Leng semakin cemas dan khawatir
Dia berseru ke arah Tam Goat Hua,
"Kakak Goat, terus tendang!"
Sambil berteriak Lu Leng terus menendang perut orang
hutan yang mengangkat badannya, Berulang-ulang dia terus
melancarkan tendangan dengan mengerahkan tenaga
dalamnya, sementara orang hutan itu, meskipun dengan
sempoyongan menahan tendangan keras Lu Leng, terus
melangkah menuju ke tepi jurang, Ternyata tidak sia-sia apa
yang dilakukan Lu Leng,
Belum juga sampai di tepi jurang, orang hutan itu terpekik
kesakitan Tubuhnya terkulai jatuh.
Di saat bersamaan, orang hutan yang mengangkat badan
Tam Goat Hua pun sudah jatuh. Lemas dan kesakitan oleh
tendangan bertubi-tubi yang dilancarkan gadis itu.
Meskipun menahan rasa sakit dan sudah terkulai, kedua
binatang mirip manusia itu masih juga merangkul erat-erat
tubuh Lu Leng dan Tam Goat Hua,
Lu Leng meronta sekuat tenaga, namun tetap tidak bisa
melepaskan diri. sementara si orang hutan sendiri tidak
mampu bangun, hanya berguling-gulingan di tanah.
2017
Beberapa kali Lu Leng tertindih tubuh orang hutan itu,
nyaris membuatnya tak bernafas. Makhluk menggiriskan itu
terus berguling hingga mendekati pinggir jurang, Dan saat
itulah tiba-tiba muncul gagasan dalam benak Lu Leng,
Ketika badannya menghadap tanah, cepat-cepat Lu Leng
membuka mulut menggigit sebuah batu kecil, Kemudian
dikerahkan hawa murninya Untuk menyemburkan batu di
mulutnya ke arah tenggorokan si orang hutan
Slakk!
Batu itu menembus tenggorokan orang hutan. Maka
sambil menjerit-jerit kesakitan orang hutan itu melepaskan Lu
Leng, Begitu terlepas, Lu Leng langsung meloncat
menjauhinya,
Dia segera menoleh, melihat Tam Goat Hua dan orang
hutan yang memeluknya sudah berada di pinggir jurang,
Kalau sepasang kaki gadis itu tidak menggaet sebuah
batu, dia pasti sudah jatuh ke dalam jurang bersama orang
hutan yang mendekapnya.
Lu Leng melesat ke sana sambil mengayunkan golok
pusaka Su Yang To ke arah kepala orang hutan itu,
Serrt!
Seketika leher orang hutan itu putus tertebas golok pusaka
milik Lu Leng. Kepalanya entah terlontar ke mana, sementara
tubuhnya yang besar dan berbulu hitam itu berkelojotan beri
umur darah. sementara itu pula Tam Goat Hua sudah lepas
dari rangkulannya.
2018
"Adik Leng, bagaimana kau bisa menghadapi orang hutan
itu?" tanya Tam Goat Hua begitu terlepas dari rangkulan
tangan orang hutan,
Sejak mereka berdua meninggalkan kuil tua, baru pertama
kali Tam Goat Hua memanggilnya "Adik Leng", Tentu saja
membuat Lu Leng kaget bercampur gembira,
"Akalku agak licik,.," sahut Lu Leng sambil tersenyum.
Lu Leng memberitahukan apa yang telah dilakukannya
terhadap orang hutan itu. Lalu dia menunjuk mulut si orang
hutan,
Tuh kan! Bibirnya sudah pecah! ujarnya sambil tertawa.
Tiba-tiba Tam Goat Hua menjulurkan tangannya ingin
membersihkan noda darah di bibir Lu Leng, Namun mendadak
pula tangan itu terhenti sebelum menyentuh bibir Lu Leng,
Lu Leng tahu, gadis itu masih menaruh perhatian padanya.
Dalam hati dia merasa gembira, Namun ketika tangan Tam
Goat Hua berhenti, hatinya pun jadi dingin,
Tam Goat Hua menghela nafas panjang, kemudian
membalikkan badannya
"Kakak Goat...!" panggil Lu Leng yang tak memahami
sikap gadis itu.
Belum juga usai ucapan Lu Leng, Tam Goat Hua sudah
membalikkan badannya dengan mata menatap tajam.
"Jangan banyak bicara lagi!"
2019
Lu Leng sebenarnya ingin mengatakan sesuatu lagi kepada
Tam Goat Hua, Namun, mendadak saja dia tersentak kaget
Telinganya dapat mendengar ada suara tawa dingin di
belakang.
Suara air terjun bergemuruh Namun suara tawa dingin itu
sepertinya menerobos ke dalam telinga mereka berdua, ini
menandakan kalau orang yang mengeluarkan suara tawa
dingin itu memiliki Lwee-kang yang sangat tinggi.
Tam Goat Hua dan Lu Leng segera membalikkan badan.
Tampaklah empat orang buta berdiri di depan rumah batu, Di
sisi mereka masing-masing berdiri pula orang hutan berbulu
hitam mengkilap, memegang sebatang toya besi yang
bergerigi-gerigi.
Bagian 46
Salah seorang dari keempat orang buta tiba-tiba tertawa
lagi.
"Kalian dapat menerjang sampai di sini, sungguh amat luar
biasa!"
"Siapa kalian berdua?" tanya orang buta yang lainnya,
Lu Leng menarik nafas dalam dalam lalu menyahut
"Cianpwee berempat.."
Belum usai Lu Leng menyahut keempat orang buta itu
sudah tertawa gelak,
2020
"Ternyata adalah kau, bocah yang tak tahu diri!"
Lu Leng menyahut dengan suara dalam,
"Tidak salah, memang aku! Untuk apa kalian menghendaki
Busur Api? Lebih baik berikan padaku!"
Keempat orang buta itu tertawa aneh, Dan mendadak saja
mereka menggerakkan tongkat bambu ke atas hingga
mengeluarkan suara berdecit,
Keempat ekor orang hutan yang berdiri di sisi mereka,
langsung memekik sambil mendekati Lu Leng dan Tam Goat
Hua.
Menyaksikan itu, Tam Goat Hua jadi tercengang.
"Eh? Kenapa mereka berempat tidak mau turun tangan
sendiri?"
"ltu pasti karena suara gemuruh air terjun yang
mengganggu pendengaran mereka, Maka mereka tidak mau
turun tangan!"
Keduanya hanya berbicara beberapa patah kata sebab
keempat ekor orang hutan sudah berada di hadapan mereka,
Tam Goat Hua dan Lu Leng segera mundur, sedangkan
keempat ekor orang hutan berpencar mengambil posisi
mengepung keduanya.
Lu Leng berbisik,
"Kakak Goat, kita tidak boleh berpencar!"
2021
Usai berkata, Lu Leng segera memutar badannya dengan
punggung menempel di punggung gadis itu,
Saat bersamaan, salah satu orang hutan memekik keras,
lalu mengayunkan toya besi bergerigi ke arah kepala Lu Leng!
Ketika melihat toya besi bergerigi meluncur ke kepalanya,
Lu Leng terkejut sekali. Dia tahu orang hutan ini tidak
sembarangan dalam mengayun toya besinya, Sebab tentu dia
sudah sangat terlatih.
Kalau tidak berhati-hati menghadapi orang hutan itu,
dirinya pasti celaka, Apalagi jika terhantam oleh toya besi
bergerigi itu, nyawanya akan melayang .
Semula Lu Leng ingin menghadapi keempat ekor orang
hutan itu bersama Tam Goat Hua, dengan cara saling
membelakangi seperti itu, Namun dari keadaan barusan Lu
Leng menyadari kalau keinginan itu tak mungkin dilakukan
Toya besi bergerigi itu amat panjang, tidak hanya mengarah
kepalanya, melainkan juga ke arah kepala Tam Goat Hua.
Maka kalau punggungnya tetap menempel pada punggung
Tam Goat Hua pasti akan celaka.
Oleh karena itu, dia segera berkelit ke samping, Belum
juga dia berdiri tegak, salah satu orang hutan sudah
menyerangnya dari belakang,
Lu Leng cepat-cepat berputar ke belakang salah satu
orang hutan itu, lalu menyerang dengan jurus Go Hou Phu Yo
(Harimau Lapar Menerkam Domba).
Orang hutan itu memang telah digembleng dengan ilmu
silat, lagi pula bertenaga besar, namun tetap saja tak dapat
disejajarkan dengan orang yang berkepandaian tinggi,
2022
serangan yang dilancarkan Lu Leng amat cepat, Hal itu
membuat si orang hutan tidak dapat berkelit Mafca tak ampun
lagi golok Su Yang To yang dibabatkan Lu Leng menyambar
pinggangnya
Orang hutan itu memekik kesakitan Namun dia langsung
memutar-mutarkan toya besi bergerigi ke arah Lu Leng.
Lu Leng mencelat ke belakang, tapi salah seekor orang
hutan menyerangnya dari samping, Maka diputarkan
badannya dan langsung melompat hingga serangan orang
hutan itu jatuh di tempat kosong. Karena serangan gagal,
orang hutan itu menggeram.
Lu Leng menengok ke arah Tam Goat Hua. Gadis itu
ternyata telah berhasil melukai salah satu orang hutan,
sementara orang hutan yang tersabet golok pusaka Su Yang
To, terus mengucurkan darah dari lukanya, sehingga akhirnya
terkulai lemas di tanah. sedangkan Tam Goat Hua terus
bertarung dengan dua ekor orang hutan, Tampak sepasang
rantai besinya berkelebat ke sana ke mari menyerang kedua
lawannya yang menggiriskan itu.
* * * *
Bab 95
Lu Leng tahu luka orang hutan itu cukup parah, Darah
tampak terus mengucur dari pinggangnya yang terluka parah,
Dia yakin orang hutan itu pasti mati karena kehabisan darah,
Namun sementara itu Tam Goat Hua tampak dalam bahaya,
sebab senjata miliknya agak kurang leluasa melawan kedua
orang hutan itu.
2023
Tentu hal itu mencemaskan Lu Leng. Dia harus segera
menghabiskan orang hutan yang masih menyerangnya, untuk
kemudian cepat membantu Tam Goat Hua.
Setelah mengambil keputusan tersebut, badan Lu Leng
terus berputar mengitari orang hutan yang menyerangnya,
Gerakannya itu membuat orang hutan pusing tujuh keliling.
Mungkin karena marah, orang hutan itu memekik dan
menggeram keras.
Ketika Lu Leng berhenti, orang hutan itu langsung
mengayunkan toya besi bergerigi ke arahnya, itu yang
dikehendaki Lu Leng, Ketika orang hutan itu mengayunkan
toya besi bergerigi, Lu Leng juga mengayunkan golok pusaka
Su Yang To ke arah lengan lawannya, Golok pusaka Su Yang
To bergerak lebih cepat, hingga sekejap saja terdengar suara,
Crass!
Seketika pekik kesakitan memecah suasana, Ternyata
lengan kiri orang hutan itu telah buntung,
Darah merah mengucur deras,
Ketika Lu Leng baru mau menusuk perut orang hutan itu,
mendadak terdengar suara berdentang dua kali Apalagi kalau
bukan suara dari benturan senjata? Menyusul terdengar suara
jeritan Tam Goat Hua.
Mendengar suara jeritan itu hati Lu Leng tersentak kaget
Begitu menoleh ke arah Tam Goat Hua, tahulah dia apa yang
telah terjadi.
Ternyata sepasang rantai Tam Goat Hua melingkar pada
kedua batang toya besi bergerigi, sedangkan kedua orang
2024
hutan menyentakkannya sekuat tenaga, Tubuh Tam Goat Hua
melayang ke atas mulut jurang.
Menyaksikan itu, keringat dingin mengucur di sekujur
badan Lu Leng karena cemas dan tegang, Namun dalam
sekejap dia tak tahu harus berbuat apa.
Mendadak saja Lu Leng melesat dengan cepat Namun
seketika dia merasakan bahunya sakit
Kini dia baru ingat, di belakangnya terdapat seekor orang
hutan yang tadi sebelah lengannya sudah kutung. Lu Leng
menoleh ke belakang ternyata bahunya telah dicengkeram
oleh lengan kanan orang hutan itu, Tanpa banyak pikir lagi dia
langsung mengibaskan golok pusaka Su Yang To ke belakang,
lalu melesat ke depan,
Tetapi saat itu badan Tam Goat Hua sudah mulai merosot
ke bawah jurang, Terdengar suara seruannya yang
memilukan.
"Adik Leng...!"
Lu Leng yang mendengar suara seruan itu hanya berdiri
termangu Dia tampak bingung, Bingung, hendak memberi
pertolongan tetapi bahunya masih tercengkeram kuat tangan
orang hutan yang telah buntung oleh goloknya,
Dia meringis kesakitan karena kuku yang amat tajam
menembus bahunya, Lu Leng segera mencabutnya dan
dibuang ke bawah,
Darah mengucur deras, namun tidak dihiraukan-nya
karena hatinya tersayat menyaksikan Tam Goat Hua jatuh ke
dalam jurang.
2025
Rasa sakit yang hebat itu tidak dirasakannya, Dia langsung
menerjang ke arah kedua orang hutan. Bertubi-tubi dia
menyerang kedua orang hutan itu dengan Thian Hou Sam Sek
(Tiga jurus Harimau Langit), Tampak golok pusaka Su Yang To
berkelebat-kelebat ke arah kedua orang hutan itu,
Cess! Crass! Cesss!
Kedua orang hutan itu mati secara mengenaskan.
Kepalanya terbang entah ke mana, sementara badan mereka
terpotong-potong tidak karuan bentuknya,
Lu Leng mundur selangkah Dia menarik nafas dalamdalam
sambil memandangi pakaiannya yang berlumur darah.
Kemudian tanpa menghiraukan keadaan dirinya yang terluka
di sana-sini pada bagian tubuhnya, Lu Leng membentak
dengan sengit
"Orang buta jahanam! Aku akan mengadu nyawa dengan
kalian!"
Lu Leng langsung melesat ke arah keempat orang buta itu.
Keempat orang buta itu berdiri di tempat tak bergerak sama
sekali. Namun begitu Lu Leng menerjang sampai di hadapan
mereka, secepat kilat keempatnya menggerakkan tongkat
bambu masing-masing,
Memang tidak mudah baginya untuk melawan keempat
tokoh buta itu. Namun dengan golok pusaka Su Yang To dia
berhasil memapak telak salah satu tongkat bambu yang
berkelebat ke arahnya, Akibat-nya golok di tangannya hampir
terlepas, Ternyata tenaga lawan begitu tinggi,
2026
Karena gusarnya Lu Leng menggeram sambil mencelat
mundur Namun secepat itu pula dia mengayunkan senjata
andalannya ke arah orang buta yang berada di sisinya,
Orang buta itu mengangkat tongkat bambunya ke atas
tepat menangkis golok pusaka milik Lu Leng, Tak ingin
memberi peluang lawan, orang buta itu menghentakkan
tongkat bambunya, membuat badan Lu Leng terpental dan
jatuh,
Namun dengan cepat Lu Leng melompat bangkit berdiri.
Golok pusakanya tahu-tahu sudah pindah ke tangan kiri,
Kemudian dia melesat menyerang keempat orang buta itu
dengan jurus Kim Kong Sin Ci!
Keempat orang buta itu seakan tahu kehebatan Kim Kong
Sin Ci. Mereka berempat cepat-cepat berkelit Maka angin
serangan Lu Leng melesat ke arah pintu rumah batu, seketika
suara berderak keras pintu rumah batu itu roboh, terhantam
tenaga dalam yang berasal dari pukulan Lu Leng dengan
senjata pusakanya,
Lu Leng gusar sekali karena serangannya tidak berhasil
Dengan cepat dia membalikkan badan dan langsung kembali
melancarkan serangan Kali ini dia mengeluarkan jurus It Ci
Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit),
Namun baru beberapa langkah saja dia bergerak
merangsek, mulutnya memekik kesakitan Tubuhnya terjungkal
jatuh, membuat serangan yang dilancarkannya terpatahkan,
Ternyata satu dari empat batang tongkat lawan berhasil
menyodok dan menusuk telak paha Lu Leng,
Tanpa menghiraukan rasa sakit, Lu Leng bangkit dan
langsung merangsek ke depan, Namun batang-batang tongkat
2027
lawan langsung menghujani dengan gebukan dan tusukan ke
tubuhnya, Rasa sakit yang hebat mendera sekujur tubuhnya.
Matanya pun mendadak jadi berkunang-kunang, Cepat-cepat
dikerahkan jurus Hong Mong Coh Khai (Turun Hujan Gerimis),
Golok pusakanya bergerak laksana kilat Menusuk dan
membabat ke arah lawan-lawannya, sementara itu pandangan
matanya kian kabur semakin berkunang-kunang, bahkan
akhirnya gelap sama sekali
"Uukh!"
Dan Lu Leng terjatuh. Pingsan!
Sementara Tam Goat Hua telah jatuh ke dalam jurang,
padahal sebenarnya kepandaian gadis itu tak terlalu jauh lebih
rendah dari Lu Leng. Namun ia menghadapi dua orang hutan
yang sudah cukup terlatih
Ketika bertarung dengan kedua orang hutan itu, Tam Goat
Hua mengetahui kalau kedua lawannya sangat kuat Oleh
karena itu dia mengerahkan Gin-kang melompat ke sana-ke
mari. Dengan cara itu dia ingin mengulur waktu hingga Lu
Leng datang membantunya.
Namun hal itu tidak berlangsung lama, Ketika pertarungan
baru saja mulai, Lu Leng dan Tam Goat Hua malah menjauhi
keempat orang hutan, sebab khawatir kalau-kalau keempat
orang buta akan campur tangan.
Hal itulah yang akhirnya justru membuat keduanya saling
berpencar ketika keempat orang hutan terus memburu.
Tanpa disadari Tam Goat Hua ternyata mendekati tempat
di mana dua kepiting raksasa tadi berada, Dan karena saat itu
hari sudah mulai gelap, sedangkan kedua kepiting raksasa
2028
berwarna hitam, Tam Goat Hua tidak melihat kedua binatang
menyeramkan rtu,
Setelah agak lama bertarung dengan kedua lawannya,
barulah dia melihat kedua kepiting raksasa itu,
Tam Goat Hua ingin menyingkir, tapi seketika dia teringat,
kedua ekor kepiting raksasa itu tidak berani mendekatinya,
Maka, Tam Goat Hua tidak menyingkir dari tempat itu,
Di luar dugaan, mendadak kedua ekor orang hutan itu
memekik aneh. Hal itu membuat kepiting-kepiting raksasa
mulai mengangkat-angkat badannya, kemudian merayap
cepat ke arah Tam Goat Hua. Mereka langsung menyerang
dengan japit yang amat besar itu.
Saat itu Tam Goat Hua baru tahu, yang ditakuti kedua
kepiting raksasa itu bukan dirinya, melainkan Lu Leng. Tentu
Lu Leng menyimpan sesuatu sehingga membuat kedua
binatang raksasa itu tidak berani mendekatinya, Kini dirinya
berpencar dengan Lu Leng, membuat kedua kepiting raksasa
itu menyerangnya.
Menyadari hal itu, Tam Goat Hua segera mencelat mundur
Namun mendadak saja kedua orang hutan langsung
menyerangnya dengan toya besi bergerigi, Gadis itu segera
mengayunkan sepasang rantai besi untuk menangkis.
Trang! Trang!
Terdengar suara benturan, Kedua batang toya besi
bergerigi memang tertangkis, tapi terjadi sesuatu yang di luar
dugaan, sepasang rantainya menyangkut pada gerigi-gerigi
toya dan mendadak kedua orang hutan itu menghentakkan ke
2029
atas, Hal itu membuat Tam Goat Hua melayang ke udara, Dia
menjerit kaget,
Ketika itu Lu Leng mendengar suara jeritannya.
Dia membalikkan badan dan melihat Tam Goat Hua yang
melayang ke arah mulut jurang,
Namun sayang tiba-tiba bahunya tercengkeram oleh
tangan orang hutan yang berkuku amat panjang dan tajam,
Maka Lu Leng terpaksa menebas buntung lengan orang hutan
dengan goloknya,
Namun terlambat Tam Goat Hua sudah merosot ke dalam
jurang,
Lu Leng jatuh pingsan, Entah berapa lama ke-mudian,
barulah dia siuman. Dirasakan pikirannya masih agak kabur,
tak ingat apa yang baru saja terjadi Tapi kemudian dia
teringat akan suatu kejadian yang membuat hatinya terasa
sakit sekali. Yaitu tentang Tam Goat Hua yang jatuh ke dalam
jurang, Namun diam-diam dirinya merasa heran dan tak
mengerti. Serasa seperti terbangun dari mimpi buruk, Kedua
orang hutan itu tidak membunuhnya, Perlahan-lahan Lu Leng
membuka matanya, Ge-lap gulita di depan mata tidak terlihat
apa pun. Dirasakan sekujur badannya sakit sekali Terutama
bagian kening, punggung, pinggang dan sepasang kakinya,
Walau demikian, dia masih memaksa diri untuk bangun duduk,
lalu mulai menghimpun hawa murni.
Beberapa saat kemudian, dia mulai merasakan sekujur
badannya agak nyaman,
Karena itu, dia pun sudah dapat melihat tempat itu.
Ternyata dirinya berada di dalam sebuah rumah batu yang
2030
pintunya tampak telah rusak. Lu Leng telah duduk di atas
ranjang batu,
Hatinya terus diliputi rasa heran. Belum sempat dia turun
dari ranjang batu tempatnya duduk, mendadak .
Tak! Tak! Tak! Tak!
Lu Leng merasa terkejut Suara itu ternyata suara langkah
kaki dan tongkat bambu di lantai. Empat orang buta itu
melangkah masuk,
"Kami tahu kau sudah siuman, maka jangan diam saja!"
ujar salah seorang dari keempat tokoh buta dengan nada
rendah,
Lu Leng berpikir, ketika dia pingsan, keempat orang buta
itu tidak membunuhnya, ini pasti ada sebabnya, Lalu kenapa
harus begitu takut pada mereka?
"Kalian telah menimbulkan masalah besar! Tahukah
kalian? Siapa yang terjatuh ke dalam jurang itu?" Lu Leng
mulai membuka mulut,
Salah seorang buta berkata,
"Kami justru ingin bertanya padamu, siapa gadis itu?"
"Kalian sudah menemukan mayatnya?"
"Tidak, sebetulnya siapa gadis itu?" sahut salah satu dari
empat orang buta itu.
2031
"Cianpwee berempat sudah turun ke jurang itu?" Lu Leng
balik bertanya,
Keempat orang buta itu manggut-manggut,
"Ya!"
"Cianpwee berempat menemukan apa di dasar jurang itu?"
Salah seorang buta menyahut.
"Kami tidak menemukan apa-apa, hanya sosok bangkai
orang hutan saja!"
Lu Leng mengerutkan kening,
"Juga tidak menemukan toya besi bergerigi?" . Salah
seorang buta menyahut dengan tidak sabaran
"Sudah kami beritahukan kamu ini terlalu cerewet? Cepat
katakan saja, siapa gadis itu!"
Apakah Tam Goat Hua tidak mati di dasar jurang itu?
Semoga begitu! Begitu batin Lu Leng,
"Gadis itu adalah putri Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, yang berarti juga cucu Mo Liong Seh
Sih, Nah, kalian telah menimbulkan masalah besar!" tukas Lu
Leng,
Mendengar itu, keempat orang buta jadi tertegun
"Ternyata demikian!" gumam salah satu dari empat orang
buta.
2032
Salah seorang buta lain menyambung. "Bocah! BetuIkah
panah Bulu Api sudah tidak berada di dalam gudang rahasia
itu?" Lu Leng tertawa dingin "Aku sungguh menyesal
memberitahukan hal yang sebenarnya. seharusnya aku
bohongi kalian agar kalian mampus di dalam lorong rahasia
itu!"
Keempat orang buta tertegun lagi, Berselang sesaat salah
seorang baru berkata.
"Bocah, kau dengar baik-baik! Kemungkinan besar putri Cit
Sat Sin Kun telah binasa, ini memang merepotkan! Kami pun
tidak akan membiarkan tentang itu diketahui oleh Cit Sat Sin
Kun!"
Mendengar perkataan orang buta itu, hati Lu Leng
tersentak Dia memahami ucapan orang buta itu menghendaki
orang lain tidak boleh tahu tentang kematian Tam Goat Hua,
Berarti dirinya harus mati demi menjaga rahasia ini..
"Kalian kira Cit Sat Sin Kun tidak tahu? padahal semua
orang sudah tahu kepergian kami ke gunung Liok Pan San
ini!"
Apa yang dikatakan Lu Leng itu hanya dusta belaka,
Tentang kepergian Lu Leng bersama Tam Goat Hua ke
gunung Liok Pan San, selain biarawati tua gagu dan tuli itu,
tidak ada yang tahu,
Mendengar kata Lu Leng keempat orang buta tampak
tercengang, Melihat perubahan pada sikap mereka, Lu Leng
langsung melanjutkan kata-katanya,
2033
"Apabila dalam beberapa hari ini kami tidak kembali,
bukan cuma Cit Sat Sin Kun suami istri yang akan ke mari,
bahkan Beng Tu Lo Jin...."
Ketika Lu Leng menyebut nama Beng Tu Lo Jin, wajah
keempat orang buta itu langsung berubah hebat.
"Omong kosong! Beng Tu Lo Jin sudah lama meninggal!"
bentak salah satu dari keempatnya tampak geram sekali,
Lu Leng tertawa gelak.
"Ha ha ha! Nyali galian telah pecah oleh Beng Tu Lo Jin.
Begitu mendengar nama beliau, kalian ketakutan seperti itu.
Aku tidak bilang Beng Tu Lo Jin, melainkan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek, muridnya itu! juga akan ke mari!"
Orang buta itu berkata dengan suara agak bergemetar.
"Dia... mengapa dia mau ke mari?"
Lu Leng tertawa dingin.
"Beliau adalah guruku, tentunya akan datang menyusul
aku!"
Wajah keempat orang buta tampak memucat. Mereka
tertegun dengan mulut membungkam,
Lu Leng berkata dengan dingin,
"Kini sudah tahu keadaan kalian? Dan satu lagi, Tahukah
orang yang kalian rebut Busur Apinya itu adalah putra Liok Ci
Khim Mo yang memiliki ilmu Pat Liong Thian Im? Kalian telah
2034
menimbulkan begitu banyak masalah besar, tentunya sulit
mengelak semua itu!"
Lu Leng tahu, kalau sampai bertarung dengan keempat
orang buta, dirinya pasti terluka. Mereka bukanlah lawan
ringan baginya,
Satu-satunya jalan adalah menakuti mereka berempat
dengan perkataan, agar mereka tidak turun tangan jahat
terhadap dirinya,
Ternyata jitu sekali akal Lu Leng. Keempat orang buta itu
tampak berjalan mondar-mandir di dalam rumah batu.
Menyaksikan itu, Lu Leng tertawa dingin.
"Ketika aku terluka hingga jatuh pingsan, kenapa kalian
tidak menghabiskan nyawaku? Apakah sudah menduga ini?"
Keempat orang buta segera berhenti talu mereka langsung
membentak
"Tutup mulut!"
Walau mereka membentak, tapi nada suaranya sudah
tidak begitu sengit Karena itu Lu Leng melanjutkan dengan
dingin,
"Terus terang! Apabila Nona Tam tidak binasa, itu berarti
nasib kalian masih mujur Begitu Cit Sat Sin Kun dan lainnya ke
mari, mungkin kalian masih diberi ampuni Tentu... Busur Api
itu...."
Ketika Lu Leng menyinggung Busur Api, keempat orang
buta segera menyahut
2035
“Tidak bisa diberikan padamu!"
Lu Leng merasa girang dalam hati, sebab apa yang
dikatakannya sudah mulai mempengaruhi keempat orang buta
itu, Yang membuatnya heran, mengapa begitu menyinggung
tentang Busur Api, keempat orang buta itu kelihatan tegang
sekali? Mereka berempat menghendaki Busur Api, tentunya
bukan untuk menghadapi Liok Ci Khim Mo. Lalu apa gunanya
bagi mereka? seandainya ada kegunaan lain, sudah pasti amat
penting. Setelah berpikir sejenak, Lu Leng berkata,
"Kalian harus berpikir secara matang, Walau Busur Api
berada pada kalian, namun aku berani memastikan kalian
pasti tidak bisa mencari Panah Bulu Api itu!"
Salah seorang buta bertanya dengan dingin.
"Bagaimana kau berani memastikan?"
"Kalau kalian mempercayaiku, aku pasti menjelaskan
tentang Panah Bulu Api!"
"Katakanlah!" desak keempat orang buta itu.
Lu Leng segera menceritakan tentang apa yang dialaminya
di gunung Tang Ku Sat, tapi merahasiakan mengenai secarik
kertas yang di dalam peti mati Nyonya Mo Liong Seh Sih.
"Cobalah kalian pikir, Panah Bulu Api itu kini tanpa jejak!
Entah berapa banyak pesilat tangguh sedang mencari
seandainya ada jejak tentang Panah Bulu Api itu, bagaimana
mungkin kalian akan mempero!ehnya?"
Lu Leng berkata sambil memperhatikan ekspresi muka
keempat orang buta itu. Mereka tampak berubah Ada
2036
gambaran rasa sedih dan menderita pada wajah mereka,
Tentu saja Lu Leng menjadi heran. padahal tadi dia teramat
benci dan marah terhadap mereka, Hal itu karena Lu Leng
telah kehilangan Tam Goat Hua.
Dan kini setelah mendengar mereka tidak menemukan
mayat Tam Goat Hua, Lu Leng yakin gadis itu masih hidup,
Maka kebenciannya terhadap mereka agak berkurang
Menyaksi kan air muka mereka penuh penderitaan Lu Leng
segera berkata.
“Terus terang, guruku dan lainnya pasti berusaha mencari
Panah Bulu Api itu, Aku yakin kami bisa mendapatkannya!"
Lu Leng berhenti. Keempat orang buta itu kelihatan
sedang menunggu Lu Leng melanjutkan
"Kalau Busur Api dan Panah Bulu Api amat penting bagi
kalian, asal kalian serahkan Busur Api itu padaku, setelah kami
menghadapi Liok Ci Khim Mo, kami akan berikan Busur Api
dan Panah Api untuk kalian,"
Keempat orang buta itu terdengar menggumam tidak
jelas, Tampaknya mereka kurtuig percaya apa yang diucapkan
Lu Leng, Tentu saja Lu Leng menjadi tegang,
"Bagaimana kami tahu kau berkata sejujurnya?" berkata
salah satu dari empat buta itu.
Lu Leng tertawa panjang,
"Untuk apa aku membohongi kalian? Kalau guruku dan
lainnya sampai di sini, bukankah dapat merebut Busur Api
itu?" tukas Lu Leng kemudian.
2037
Keempat orang buta tertegun mendengar kata-kata Lu
Leng,
“Tentunya kalian pun harus memberitahukan padaku,
untuk apa kalian menghendaki Busur Api dan Panah Bulu Api
itu?" ujar Lu Leng,
Keempat orang buta menghela nafas panjang. Salah
seorang dari mereka berkata.
"Kami berempat, dilahirkan dalam keadaan buta, Tapi dulu
kami pernah dengar dari seorang aneh, kalau bisa
memperoleh Busur Api dan Panah Bulu Api, maka boleh pergi
ke pantai Lam Hai untuk memanah sejenis burung langka di
sana, Burung langka itu terbang tinggi di udara. jika bukan
Busur Api dan Panah Bulu Api tentunya tidak akan berhasil
memanah burung langka itu. Mata burung langka itu dapat
menyembuhkan mata kami dalam waktu tujuh hari."
Salah seorang buta menambahkan sambil mengeluarkan
Busur Api ilu, kemudian menarik dan melepaskan, sehingga
menimbulkan suara "Pheng”
"Usia kami sudah berkepala tujuh, namun harapan kami
itu tidak pernah sirna, Kami tetap berharap mata kami bisa
melihat Kami mempercayai perkataanmu memang sulit untuk
mencari Panah Bulu Api itu. Kini... kami menuruti
perkataanmu, namun kau tidak boleh ingkar janji!"
Orang buta itu lalu menyerahkan Busur Api kepada Lu
Leng. Betapa girangnya Lu Leng menerima Busur Api tersebut
"Aku pasti tidak akan ingkar janji!" ujarnya meyakinkan.
2038
Bersamaan dengan itu dari gemuruh air terjun mendadak
terdengar menggelegar keras dan menggetarkan
Meskipun suara itu tampaknya berasal dari tempat jauh,
Lu Leng terlonjak bangun karena begitu terkejutnya, Hal itu
ternyata justru membuat keempat orang buta terlongo
bengong,
"Kenapa kau?" tanya mereka yang bingung dan tak
mengerti.
Luleng menyahut
"Cepat menyingkir! Liok Ci Khim Mo datang!" ujar Lu Leng
memberitahukan.
Kelihatannya keempat orang buta itu tidak tahu akan
kehebatan Liok Ci Khim Mo.
"Siapa Liok Ci Khim Mo itu?" tanyanya dengan kening
mengkerut
Lu Leng buru-buru memberitahukan. "Liok Ci Khim Mo
memiliki ilmu Pat Liong Thian Im, tiada seorang pun dapat
melawannya Bagaimana kalian tidak mengetahuinya?"
Keempat orang buta berkata dengan dingin. "Kami
memang tidak pernah dengar, justru ingin tahu seberapa
kehebatan Liok Ci Khim Mo itu!" Mendengar itu, Lu Leng jadi
gugup. "Kalau dia sampai di sini, akan sulit bagi kita
meloloskan diri!"
Keempat orang buta itu berkata, "Kalau kau takut, pergilah
menyingkir! sekalipun Beng Tu Lo Jin yang ke mari, kami tidak
akan menyingkir!"
2039
Karena kesal Lu Leng membanting kaki. Tampaknya
keempat orang buta itu sama sekali tidak tahu akan
kehebatan Pat Liong Thian Im.
Di saat Lu Leng dicekam rasa gugup, terdengarlah suara
Ting Ting Ting tiga kail Suara itu sudah semakin dekat.
"Lweekang orang itu cukup lumayan, dapat membunyikan
harpa hingga suaranya menembus ke mari!" ujar para orang
buta memuji Liok Ci Khim Mo. . Lu Leng justru menarik nafas
dingin. "Cianpwee berempat sudi menyerahkan Busur Api
padaku. Walau binatang piaraan Cianpwee telah membuat
orang yang paling kucintai terjatuh ke jurang. Aku tidak akan
menyalahkan Cianpwee berempat Liok Ci Khim Mo sebentar
lagi akan tiba di sini, kalian harus cepat menyingkir jangan
sampai terlambat!"
Wajah keempat orang buta itu berubah, lalu membentak
serentak.
"Jangan banyak bicara! Kau mau pergi, kami persilakan!"
Melihat keempat orang buta itu sulit dinasihati, hati Lu
Leng semakin panik. Namun apa mau dikata, dia tidak bisa
memaksa mereka.
Kalau tidak dalam keadaan terluka dia tentu akan turun
tangan menotok jalan darah mereka, lalu dibawa pergi,
Namun saat ini lukanya belum sembuh. Dia tidak bisa berbuat
apa-apa! seketika Lu Leng menghela nafas panjang, kemudian
berjalan keluar Sarapai di luar dia melihat bayangan-bayangan
orang berkelebat menuju ke arah puncak Lian Hoa Hoang ini.
2040
Lu Leng tahu kalau dirinya tidak segera pergi, pasti akan
celaka, Tapi dia masih berseru mengingatkan keempat orang.
buta itu.
"Kalau Cianpwee berempat mulai merasa tidak tahan
terhadap Pat Liong Thian Im, harus segera kabur! Apa yang
telah kujanjikan pada Cianpwee berempat, pasti
kulaksanakan!"
Usai berseru, dia melihat empat orang sudah sampai di
pelataran batu, Betapa gugupnya Lu Leng. Dia menengok ke
sana-ke mari, tak menemukan tempat untuk bersembunyi
sebaiknya memang harus cepat kabur, tetapi saat ini dia tak
punya tenaga,
Lu Leng semakin panik, Kebetulan dia melihat air terjun
terletak tak jauh dari situ. Segeralah dia melesat ke sana, Dia
menerjang ke arah air terjun yang mencurah deras dari atas,
Dia berdiri bersandar pada dinding batu, Suara gemuruh
air terjun amat memekakkan telinganya,
Dengan paksa dia membuka matanya, Melihat ada suatu
tempat yang cekung ke dalam, dia segera ke sana, Di
sekelilingnya adalah air terjun. Meskipun harus basah dan
kedinginan serta menahan suara gemuruh menggetarkan, dia
dapat merasa lega berada di tempat ini.
Lu Leng menyeka mukanya yang penuh air, kemudian
menyimpan Busur Api baik-baik, Kini dalam hatinya amat
mencemaskan keempat orang buta itu. Dia membelalakkan
matanya memandang ke depan, samar-samar terlihat belasan
orang berdiri di atas pelataran batu,
2041
Siapa mereka itu, Lu Leng tidak dapat melihat dengan
jelas karena terhalang oleh air terjun, Tapi dia melihat salah
seorang yang berbadan tinggi besar
Orang itu adalah Liok Ci Khim Mo yang berdiri di sisinya
pasti Oey Sim Tit
Lu Leng tidak merasa heran, bagaimana Liok Ci Khim Mo
bisa sampai di puncak Lian Hoa Hong mencari keempat orang
buta itu. Sebab saat ini telah banyak kaum rimba persilatan
yang bergabung dengan Liok Ci Khim MQ. baik dari golongan
putih maupun dari golongan hitam. Di antara mereka pasti
tahu tentang keempat orang buta itu, maka tidak sulit
mengetahui tempat tinggal mereka.
Namun yang tak terduga, begitu cepat Liok Ci Khim Mo
sampai di puncak Lian Hoa Hong.
Kedatangan Liok Ci Khim Mo ini pasti karena Busur Api,
sedangkan Busur Api itu sudah berada padanya, Asal Liok Ci
Khim Mo tidak menemukan dirinya, maka pasti aman. Walau
Pat Liong Thian Im amat dahsyat, kemungkinan besar suara
gemuruh air terjun dapat menghalau suaranya sehingga Lu
Leng lolos dari bahaya. Tetapi bagaimana dengan keempat
orang buta itu?
Lu Leng tidak berani memikirkan itu, sebab keempat orang
buta itu pasti akan sulit untuk meloloskan diri sebenarnya
mereka bukan orang jahat,
Mereka merebut Busur Api hanya karena ingin memanah
burung langka di pantai Lam Hai, agar mata mereka bisa
melihat seperti mata orang biasa,
2042
Sembari berpikir Lu Leng terus memandang ke depan,
Tampak dua sosok bayangan hitam menyerang ke arah Liok Ci
Khim Mo dan lainnya, Mereka adalah sepasang kepiting
raksasa,
Terlihat empat orang segera berpencar mengepung kedua
kepiting raksasa, sedangkan yang lain menuju ke rumah batu.
Bersamaan dengan itu terdengar pula suara TingTing Ting"
yang tak berhenti.
Saat ini, Lu Leng berada di balik air terjun, Kalau orang
biasa, selaput telinga pasti sudah pecah oleh suara gemuruh
air terjun, bahkan akan pingsan pula!
Walau mendengar suara harpa, Lu Leng tidak terpengaruh
karena tertekan oleh suara gemuruh air terjun,
Lu Leng terus memandang ke depan dengan penuh
perhatian Keempat orang yang mengepung kedua ekor
kepiting raksasa tampak sudah mulai bertarung. Lu Leng yakin
keempat orang itu adalah pesilat tangguh dari golongan
hitam.
Lu Leng memandang ke arah rumah batu, tampak empat
sosok bayangan berdiri di depan rumah. Tidak salah mereka
tentu keempat orang buta itu,
Kedua pihak pasti sedang berbicara, tentunya Lu Leng
tidak dapat mendengar pembicaraan mereka, Selain itu
tempat ini sangat jauh,
Lu Leng terus membelalakkan matanya, Walau air terjun
muncrat ke matanya, dia sama sekali tidak peduli, Matanya
terasa pedih sekali maka terpaksa dipejamkan sejenak Ketika
membuka kembali matanya, hatinya kaget
2043
Keempat orang yang bertarung dengan kepiting raksasa,
sudah berhasil membunuh satu kepiting. sedangkan keempat
orang buta sudah duduk berhadapan dengan Liok Ci Khim Mo.
Suara harpanya terus terdengar berdentingan
Lu Leng bukan kaget karena itu, melainkan karena melihat
Oey Sim Tit membopong seseorang,
Meskipun samar-samar, tapi Lu Leng yakin yang dibopong
Oey Sim Tit adalah seorang wanita,
Lu Leng yakin bahwa Oey Sim Tit bukan pemuda hidung
belang, suka main perempuan Tapi dari mana dia membopong
seorang wanita?
Lu Leng tidak habis berpikir, kemudian bertanya dalam
hati,
"Siapa wanita itu?"
sementara Oey Sim Tit tampak membopong wanita itu
mendekati air terjun. seketika juga Lu Leng berseru kaget,
"Haaah!"
Benda panjang yang menjuntai dari tangan wanita dalam
pondongan Oey Sim Tit ternyata sepasang rantai besi.
Lu Leng yakin wanita itu adalah Tam Goat Hua. Dia
teringat akan ucapan keempat orang buta, bahwa mereka
tidak menemukan mayat Tam Goat Hua. Berarti Tam Goat
Hua tidak binasa di dasar jurang.
Jurang itu amat dalam, kalau tidak binasa karena jatuh ke
dasamya, ini sangat tak masuk akal, Namun Lu Leng sudah
2044
yakin gadis itu tidak binasa, Apalagi kini melihat Oey Sim Tit
membopong seorang gadis,
Lu Leng berani memastikan wanita itu adalah Tam Goat
Hua.
Namun dilihat dari keadaannya, sudah jelas gadis itu
terluka parah, sehingga Oey Sim Tit harus membopongnya.
* * * *
Bab 96
Begitu melihat Tam Goat Hua, hati Lu Leng tergetar
perlahan dia berjalan menerobos air terjun.
Saat itu Oey Sim Tit sudah sampai di pinggir air terjun.
Berendap-endap Lu Leng mendekati mereka, Oey Sim Tit
dan Tam Goat Hua sama sekali tidak tahu di belakang
terdapat seseorang,
Lu Leng sudah mendekat sekali, hanya setengah depa di
belakang mereka, pikirannya langsung berputar mencari akal,
Kalau saat ini turun tangan menotok jalan darah Oey Sim
Tit, tentunya dapat membawa Tam Goat Hua ke balik air
terjun itu, tiada seorang pun akan mengetahuinya.
Setelah mengambil keputusan Lu Leng segera menjulurkan
tangannya menotok jalan darah Tay Pai Hiat di pinggang Oey
Sim Tit, seketika tubuh Oey Sim Tit tak dapat bergerak sama
sekali.
2045
Lu Leng cepat-cepat membopong Tam Goat Hua ke balik
air terjun, Gadis itu meronta, tapi ketika melihat Lu Leng,
seketika juga diam.
Tam Goat Hua membuka mulut ingin bicara, tapi tak dapat
mengeluarkan suara, karena mulutnya sudah penuh air
Lu Leng segera memberi isyarat agar Tam Goat Hua diam
saja, Mereka berdua sudah berada di balik air terjun, lalu
duduk di tempat yang cekung ke dalam itu.
Bibir Tam Goat Hua bergerak-gerak, kelihatannya sedang
berbicara, tapi tak terdengar sama sekali, Sama halnya
dengan Lu Leng, dia berteriak sekeras-kerasnya, tetap tidak
terdengar suaranya,
Mereka berdua tahu, itu karena suara gemuruh air terjun.
Maka walau pun mereka berdua duduk begitu dekat, tapi
tetap tak terdengar suara pembicaraan mereka.
Tam Goat Hua segera menunjuk Oey Sim Tit yang ada di
dekat air terjun, kemudian menunjuk Lu Leng dan sekaligus
memberi kode tangan,
Lu Leng mengerti apa yang dimaksudkan gadis itu, Oey
Sim Tit yang tertotok jalan darahnya, pasti akan ditemukan
Liok Ci Khim Mo dan tentunya Liok Ci Khim Mo tidak akan
melepaskan mereka, sama juga tidak bisa bersembunyi di
tempat itu,
Sesungguhnya Lu Leng pun sudah memikirkan hal itu,
maka cepat-cepat menarik Tam Goat Hua menerjang keluar.
Arah yang mereka tuju justru berlawanan dengan tempat
Oey Sim Tit berada, setelah itu mereka menerjang lagi ke balik
2046
air terjun lain, lalu ke yang lainnya lagi, yang tak jauh dari
situ,
Akan tetapi, sebelum mereka mencapai air terjun itu,
suara Pat Ltong Thian Im yang amat dahsyat itu sudah
menerobos ke dalam telinga mereka,
Hati mereka tergoncang keras, seakan mau meloncat
keluar, tapi mereka berusaha tenang, Untung air terjun itu
tidak seberapa jauh, maka mereka masih dapat mencapai ke
balik air terjun itu,
Setelah berada di balik air terjun itu, suara Pat Liong Thian
Im menjadi agak rendah, Mereka menarik nafas dalam-dalam,
lalu memandang dinding batu di balik air terjun itu, dan
ternyata di sana terdapat sebuah goa,
Goa tersebut cukup besar Mereka segera melesat ke
dalam, lalu duduk dan menarik nafas lega,
Saat itu mereka sudah tidak melihat pertarungan antara
keempat orang buta dengan Liok Ci Khim Mo.
Tam Goat Hua dan Lu Leng tahu bahwa bersembunyi di
situ belum tentu aman, namun selain di tempat itu, mereka
tidak bisa bersembunyi di tempat lain.
Banyak yang akan dikatakan Lu Leng, tapi suara gemuruh
air terjun membuatnya tidak bisa membuka mulut untuk
berbicara,
Setelah duduk, Lu Leng mengeluarkan Busur Api untuk
diperlihatkan kepada Tam Goat Hua.
2047
Tam Goat Hua mengambil Busur Api itu lalu di wajahnya
tampak tersirat kegembiraan padahal gadis itu ingin bertanya
kepada Lu Leng cara memperoleh Busur Api itu tapi tidak bisa
karena terganggu oleh suara gemuruh air terjun
Lu Leng melihat wajah Tam Goat Hua menyulitkan
kegembiraan Dia lalu menggeserkan badannya dan
menjulurkan tangannya untuk memegang tangan gadis itu.
Akan tetapi, wajah Tam Goat Hua berubah. Dia
mengibaskan tangannya sambil menaruh Busur Api ke bawah
lalu bangkit berdiri dan langsung menerjang keluar.
Bukan main terkejutnya Lu Leng, Dia segera memegang
rantai besi yang di lengan Tam Goat Hua, tapi gadis itu
meronta-ronta.
Berselang sesaat, barulah Tam Goat Hua duduk kembali,
tapi sama sekali tidak memandang Lu Leng.
Lu Leng menghela nafas, kemudian memungut Busur Api
dan dimasukkan dalam bajunya, Setelah itu dia memandang
Tam Goat Hua dengan hati pilu dan air matanya mulai
meleleh.
Saat itu Tam Goat Hua mengucurkan air mata, Lu Leng
tertegun kemudian menyentuhnya agar gadis itu duduk
mengobati lukanya.
Tam Goat Hua manggut-manggut, lalu mereka berdua
duduk bersila sambil menghimpun hawa murni. Luka dalam Lu
Leng tidak begitu parah, maka cepat pu1ih.
Lu Leng memandang Tam Goat Hua, wajah gadis itu
sudah mulai kemerah-merahan.
2048
Dia tidak memanggilnya melainkan mendongakkan kepala
memandang keluar.
Saat itu hari sudah mulai terang, Mereka berdua berada di
dalam goa di balik air terjun, sepertinya berada di dalam
istana kristal.
Ketika Lu Leng memandang keluar, melihat sosok
bayangan di luar air terjun, kemudian tampak sosok bayangan
lain,
Kelihatannya kedua sosok bayangan itu ingin menerjang
ke balik air terjun, maka betapa terkejutnya hati Lu Leng, Dia
tahu Liok Ci Khim Mo sudah mencelakai keempat orang buta
itu, juga tahu Oey Sim Tit dibokong orang dan Tam Goat Hua
kehilangan jejak, maka menyuruh orang-orangnya mencari
gadis itu,
Tentunya Liok Ci Khim Mo juga tahu bahwa di puncak Lian
Hoa Hong terdapat musuh lain, maka sudah barang tentu
akan segera mencari jejak musuh tersebut,
Lu Leng segera menepuk bahu Tam Goat Hua dan gadis
itu membuka matanya, Semula Tam Goat Hua mengira Lu
Leng ingin mendekatinya, maka tidak heran kalau wajahnya
tampak gusar, Tapi Lu Leng menunjuk ke depan Tam Goat
Hua pun langsung memandang ke sana dan seketika hatinya
tersentak.
Mereka berdua saling memandang, lalu dengan serentak
menggeserkan badan ke dalam goa.
Kedua sosok bayangan itu mengeluarkan senjata masingmasing,
lalu menerjang ke balik air terjun dan berdiri tak jauh
dari goa tempat Tam Goat Hua dan Lu Leng berada.
2049
Lweekang Lu Leng telah pulih, maka kalau dia turun
tangan, kedua orang itu pasti terluka parah.
Akan tetapi, dia justru bersabar tidak turun tangan, Karena
apabila dia turun tangan terhadap kedua orang itu, Liok Ci
Khim Mo pasti akan mengetahui nya.
Walau Pat Liong Thian Im tidak akan mencelakai mereka,
sebab tertekan oleh suara gemuruh air terjun, namun kalau
Liok Ci Khim Mo menjaga di situ belasan hari, sudah pasti Tam
Goat Hua dan Lu Leng akan mati kelaparan di dalam goa.
Karena itu, mereka berdua diam saja, sama sekali tidak
berani bergerak sedikit pun.
Kedua orang itu mendekati mulut goa, kemudian
menggerak-gerakkan senjata masing-masing ke dalam.
Setelah itu, mereka membalikkan badan, kelihatannya sudah
mau pergi.
Tam Goat Hua dan Lu Leng baru mau menarik nafas lega,
namun salah seorang dari kedua orang itu membalikkan
badan nya, lalu menusukkan senjatanya ke dalam goa,
Kalau kedua orang itu tidak memasuki goa, tentunya tidak
akan menemukan Tam Goat Hua dan Lu Leng, Namun kedua
orang itu sudah tahu bahwa di situ ada sebuah goa, maka
bagaimana mungkin tidak masuk untuk memeriksa?
Setelah menusukkan senjatanya, orang itu menjulurkan
lehernya melongok ke dalam. Ketika melihat Tam Goat Hua
dan Lu Leng, dia tertawa dan kelihatan mau mundur.
2050
Kini orang itu sudah menemukan jejak Tam Goat Hua dan
Lu Leng, maka sudah pasti Lu Leng tidak akan melepaskan
orang tersebut
Ketika orang itu baru mau mundur, Lu Leng segera
menggerakkan jari telunjuknya, ke arah jalan darah di kening
orang itu, Betapa dahsyatnya tenaga Kim Kong Sin Ci, lagi
pula orang itu tidak dapat berkelit. serangan Lu Leng tepat
mengenai kening orang itu sehingga melesak dan orang itu
roboh seketika di mulut goa, Orang yang satu lagi terkejut
ketika menyaksikan kejadian itu, Dia memandang ke arah
temannya yang ternyata sudah tak bernyawa lagi,
Orang itu tidak berani memasuki goa, melainkan hanya
menusukkan senjatanya dari luar,
Tam Goat Hua dan Lu Leng menggeserkan badan ke
samping lalu Tam Goat Hua pun mengayunkan rantai besinya
dan berhasil menjerat leher orang itu,
Lu Leng tidak tinggal diam. Dia segera menggerakkan jari
telunjuknya ke arah dada orang itu dan tepat mengenai
sasarannya, sehingga orang itu binasa seketika.
Lu Leng berdiri di depan goa, dengan kedua tangannya
menjinjing mayat-mayat itu. Tak seberapa lama kemudian
tampak dua orang menerjang ke balik air terjun, Lu Leng
segera melemparkan kedua mayat yang dijinjingnya. Mayatmayat
itu menerjang dua orang tersebut sehingga membuat
mereka jatuh ke belakang,
Barulah Lu Leng kembali ke dalam goa kemudian saling
memandang dengan Tam Goat Hua.
2051
Gadis itu menulis di dinding batu, "Mereka sudah
menemukan kita."
Lu Leng juga menulis di dinding batu sebagai jawaban,
"Suara gemuruh air terjun di sini amat dahsyat, kita tidak usah
takut terhadap Pat Liong Thian Im."
Tam Goat Hua tertawa getir Lu Leng menghela nafas
panjang, kemudian mereka berdua memandang keluar
Tampak sosok bayangan tinggi besar berdiri di hadapan air
terjun, tidak lain adalah Liok Ci Khim Mo, Di saat bersamaan,
terdengarlah suara harpa yang bernada tinggi,
Thian Liong Pat Im memang hebat, namun masih tertekan
oleh suara gemuruh air terjun, maka Tam Goat Hua dan Lu
Leng masih dapat bertahan
Berselang beberapa saat, barulah suara harpa itu berhenti,
namun Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak terluka,
Mereka berdua tahu, Liok Ci Khim Mo tidak bisa berbuat
apa-apa, kalau mereka berdua tidak keluar sebaliknya apabila
Liok Ci Khim Mo berani menerjang ke balik air terjun, justru
dia yang akan celaka.
Begitu suara harpa berhenti, tampak dua orang menerjang
ke balik air terjun, Tam Goat Hua dan Lu Leng terus
menunggu.
Lu Leng menggunakan jurus It Ci Keng Thian (Satu jari
Mengejutkan Langit), sedangkan Tam Goat Hua menggunakan
Cit Sat Sin Ciang, jurus Thian Peng Te Liak (Langit Runtuh
Bumi Retak),
2052
Kedua orang ku tidak dapat menangkis, Maka pukulan
yang dilancarkan Tam Goat Hua dan Lu Leng tepat mengenai
sasaran, sehingga kedua orang itu terpental lalu roboh dan tak
bernyawa lagi.
Begitu kedua orang itu roboh binasa, terdengar lagi suara
harpa, Lu Leng berusaha bertahan sambil memandang keluar
Tampak Liok Ci Khim Mo berdiri belasan depa di dekat air
terjun, Kalau Lu Leng menggunakan Kim Kong Sin Ci
menyerangnya sulit tercapai, karena jaraknya begitu jauh.
seandainya menerjang keluar menyerangnya, kemungkinan
akan berhasil, namun sebelum dia turun tangan, dirinya pasti
sudah celaka di bawah Pat Liong Thian Im.
Lu Leng berpikir sejenak, mendadak muncul suatu ide
dalam hatinya dan segera mengeluarkan Busur Api.
Tam Goat Hua sudah tahu akan maksudnya, maka cepatcepat
mengambil dua buah batu kecil lalu diberikan kepada Lu
Leng.
Lu Leng mengambil batu-batu kecil itu, mengarahkan
Busur Api pada Liok Ci Khim Mo. Tak laraa tampak dua buah
batu kecil meluncur laksana kilat ke arah Liok Ci Khim Mo.
Tam Goat Hua dan Lu Leng melihat dengan jelas, kedua
buah batu kecil itu mengenai perut Liok Ci Khim Mo bagian
yang amat penting, tetapi semuanya terpental
Menyaksikan itu, Tam Goat Hua dan Lu Leng menjadi
tertegun.
Betapa dahsyatnya Busur Api, mereka berdua sudah tahu,
seharusnya Liok Ci Khim Mo terluka parah. Namun justru
sungguh di luar dugaan, kedua buah batu itu malah terpental
2053
Setelah tertegun beberapa saat, Tam Goat Hua menulis di
dinding goa. "Dia pasti memakai semacam baju pusaka
melindungi dirinya."
Lu Leng tahu, pada hari peresmian istana Ci Cun Kiong,
Liok Ci Khim Mo menerima entah berapa banyak kado yang
merupakan benda pusaka, maka seandainya menerima kado
berupa baju pusaka pelindung badan, memang tidak
mengherankan
Lu Leng penasaran sekali, dan segera mengeluarkan golok
pusakanya, Ternyata dia ingin memanah Liok Ci Khim Mo
dengan golok pusaka itu.
Golok pusaka Su Yang To amat tajam dan dapat
memotong segala macam besi Maka, kalaupun Liok Ci Khim
Mo memakai semacam baju pelindung badan, juga akan
tertembus oleh golok pusaka itu,
Akan tetapi ketika Lu Leng mengeluarkan golok
pusakanya, tiba-tiba suara harpa itu berhenti dan Liok Ci Khim
Mo sudah tidak kelihatan lagi
Lu Leng tercengang, tapi tetap bersiap-siap,
Walau sudah lewat beberapa saat, namun di luar goa
tetap sunyi, tiada suara maupun gerakan apa pun.
Lu Leng dan Tam Goat Hua saling memandang, Kalaupun
Liok Ci Khim Mo pergi, mereka berdua masih tidak berani
keluar.
Berselang beberapa saat kemudian, tampak seseorang
menerjang ke balik air terjun itu.
2054
Lu Leng segera mengarahkan Busur Api ke arah orang itu,
siap memanah dengan golok pusakanya,
Akan tetapi orang itu bukan Liok Ci Khim Mo, maka Lu
Leng tidak jadi memanahnya. Orang itu membawa sebuah
papan bertulisan "jangan turun tangan, aku mau berbicara."
Tam Goat Hua dan Lu Leng tidak menyerangnya meskipun
orang itu sudah sampai di mulut goa.
Mereka berdua memandangnya, Orang itu gesit, berbadan
agak pendek dan sepasang matanya menyorot tajam,
pertanda dia berkepandaian tinggi dan berpengetahuan luas,
Orang itu masuk ke goa lalu duduk, Papan yang
dibawanya ditaruh di atas pangkuannya, kemudian dia
mengeluarkan sepotong arang untuk menulis di atas papan
itu.
"Aku bernama Sien Put Pah. Aku datang ke sini tidak
berniat jahat, hanya ingin memberi sedikit nasihat saja!"
Lu Leng menatapnya, lalu mengambil arang itu dan
menulis juga di papan tersebut
"Mau mengatakan apa, cepat katakan!"
Sien Put Pah menulis lagi,
"Orang gagah pasti tahu situasi, kenapa kalian berdua
tidak menggunakan akal sehat?"
Membaca tulisan Sien Put Pah itu, air muka Tam Goat Hua
dan Lu Leng langsung berubah, gadis itu segera mengayunkan
2055
tangannya melancarkan sebuah pukulan, Sien Put Pah
mengangkat tangannya untuk menangkis.
Plak!
Terdengar suara benturan dan tampak badan masingmasing
tergetar Tam Goat Hua terkejut, karena orang itu
memiliki Lweekang yang amat tinggi
Begitu melihat mereka sudah bergebrak, Lu Leng pun
menjulurkan tangannya siap menyerang Sien Put Pah dengan
Kim Kong Sin Ci.
Sien Put Pah tertawa, kemudian menulis.
"Kalian berdua berada di dalam goa. Walau kalian tidak
gentar terhadap Pat Liong Thian Im, tapi tetap tidak bisa
bertahan lama!"
Lu Leng dan Tam Goat Hua saling memandangi kemudian
Lu Leng menulis,
"Apa maksud Anda?"
Sien Put Pah menulis dengan cepat
Asal kalian berdua bersedia menyerahkan Busur Api,
dengan nyawa aku berani menjamin kalian berdua
meninggalkan tempat ini tanpa ada gangguan apa pun."
Tam Goat Hua segera mengambil arang itu, lalu menulis,
"Kau suruh Liok Ci Khim Mo, biar Sim Tit yang ke mari!"
2056
Sien Put Pah tersenyum lalu menulis lagi.
"Kalau tuan muda ke mari, bukankah kalian akan
menggunakan cara yang sama seperti ketika meloloskan diri
dari istana Ci Cun Kiong?"
Tam Goat Hua memang bermaksud demikian, tapi ditebak
dengan jitu oleh Sien Put Pah, sehingga wajahnya tampak
agak kemerah-merahan.
Lu Leng mengambil arang itu dan menulis,
"Sien Tayhiap, apa hubunganmu dengan Sien Thian Lok
Tayhiap?"
Sien Put Pah menulis memberitahukan.
"Dia adalah kakakku."
Seketika wajah Lu Leng berubah sinis, kemudian dia
menulis,
"Aku mewakili Sien Thian Lok Tayhiap merasa malu."
Sien Put Pah malah tertawa gelak, lalu menunjuk
tulisannya tadi, yang menyuruh Lu Leng menyerahkan Busur
Api,
Tanpa pertimbangan lagi Lu Leng segera menulis.
"Tidak bisa."
Bahu Sien Put Pah terangkat sedikit dan kemudian
menulis.
2057
"Dalam waktu tiga hari, apabila kalian berdua bersedia,
boleh berikan isyarat Tiga hari kemudian, Busur Api tetap akan
menjadi milik Liok Ci Khim Mo!"
Usai menulis, sebelah tangannya langsung menekan tanah
dan seketika juga badannya melesat keluar dalam posisi
duduk.
Tam Goat Hua segera mengayunkan rantai besinya
menyerang Sien Put Pah, namun orang itu sungguh gesit
sekali Dia berkelit sambil mencelat pergi dan dalam sekejap
sudah tidak kelihatan bayangannya,
Akan tetapi dia meninggalkan papan itu di dalam goa. Lu
Leng memandang semua tulisan itu, kemudian mengambil
arang dan menulis,
"Kakak Goat, kita harus bagaimana?"
Tam Goat Hua mengerutkan kening, lalu mendadak
membalikkan badannya dan meraba ke sana ke mari
Lu Leng tahu bahwa Tam Goat Hua ingin mencari apakah
di dalam goa itu terdapat jalan lain. Namun goa itu kecil, maka
tidak mungkin ada jalan lain,
Tak seberapa lama, Tam Goat Hua membalikkan
badannya, wajahnya tampak kecewa, lalu dia menuIis,
Aku tidak percaya omongan orang itu, biar kita menunggu
saja. Dalam tiga hari, Liok Ci Khim Mo pasti akan tidur!"
Lu Leng manggut-manggut, sebab mereka hanya takut
terhadap Liok Ci Khim Mo, tidak takut terhadap yang lain.
2058
Apabila Liok Ci Khim Mo terus menjaga di luar sana, tidak
mungkin selama tiga hari dia tidak akan tidur
Tam Goat Hua menulis lagi
"Bukan hanya memanfaatkan kesempatan ketika Liok Ci
Khim Mo tidur, bahkan...."
Menulis sampai di situ, Tam Goat Hua menunjuk ke atas,
setelah itu menulis lagi.
"Kita pun boleh merayap ke atas melalui dinding batu."
Lu Leng mengangguk dengan wajah berseri, sebab apa
yang dikatakan gadis itu merupakan jalan terbaik bagi mereka
agar dapat meloloskan diri.
Lu Leng menulis,
"Aku akan ke depan melihat-lihat. Kalau kita bisa merayap
ke atas, harus cepat, jangan membuang waktu!"
Tam Goat Hua manggut-manggut,
Lu Leng segera berjalan keluar Ketika sampai di mulut goa
dia memandang ke atas dan melihat sebuah batu menonjol
keluar dari dinding tebing,
Dia segera mencelat ke atas,
Biasanya dia bisa meloncat ke atas sampai kira-kira dua
depa, Akan tetapi, saat ini hanya bisa mencapai satu depa, Hal
itu disebabkan oleh curah air terjun yang amat deras.
2059
Tangannya meraih batu yang menonjol itu, namun tidak
bisa bertahan lama, maka badannya kembali merosot ke
bawah,
Lu Leng segera menghimpun hawa murni, lalu mencelat ke
atas lagi,
Kali ini dia menggunakan tenaga sepenuhnya, dan berhasil
mencapai batu yang menonjol itu,
Betapa gembiranya hati Lu Leng, Setelah sepasang
kakinya menginjak batu itu, dia lalu mendongakkan kepala ke
atas,
Akan tetapi, ketika dia mendongakkan kepala, mukanya
terkena curahan air terjun, Akhirnya dia merosot ke bawah
dan kemudian kembali ke dalam goa.
Tam Goat Kua segera menyeka air di muka Lu Leng,
setelah itu Lu Leng menulis,
"Bukan tidak bisa, tapi amat sulit."
Tam Goat Hua membaca tulisan Lu Leng itu, lalu menulis.
"Biar bagaimanapun kita harus mencobanya."
Lu Leng manggut-manggut, kemudian bersama Tam Goat
Hua berjalan keluar, Sampai di mulut goa, mereka menengok
ke sana ke mari, tapi tidak melihat seorang pun. Mungkin
karena tadi Lu Leng memanah Liok Ci Khim Mo dengan batu
kecil, maka walau tidak melukai Liok Ci Khim Mo, namun
cukup membuat mereka tidak berani mendekati air terjun itu
lagi,
2060
Tam Goat Hua dan Lu Leng terus berjalan, Sampai di
bawah air terjun, Lu Leng segera menghimpun hawa murninya
untuk meloncat ke batu yang menonjol tadi,
Dia berhasil mencapai batu itu, kemudian meloncat lagi ke
batu yang lain dan berhasil pula,
Lu Leng memandang ke bawah, Dilihatnya Tam Goat Hua
sudah meloncat ke atas batu yang menonjol. Lu Leng segera
menghimpun hawa murninya untuk meloncat ke batu di
atasnya, Tangannya berhasil meraih pinggiran batu itu, lalu
dia merayap ke atas.
Dia memandang ke bawah, melihat Tam Goat Hua
mengikutinya, Dengan cara demikian mereka terus menaiki
tebing itu,
Berselang beberapa saat, mereka baru mencapai
ketinggian enam depa,
Bagian 47
Semakin ke atas, curahan air terjun itu semakin deras,
sehingga membuat mereka merasa susah bernafas.
Namun mereka tahu, hanya itu jalan satu-satunya
meloloskan diri, maka mereka terus merayap ke atas dengan
hati-hati sekali!
Tak seberapa lama, Lu Leng merasa telinganya mau
pecah, bahkan pandangannya pun mulai gelap, Betapa
derasnya curahan air terjun itu pada dirinya, sehingga
membuat Lu Leng menjadi susah bernafas. sedangkan Tam
2061
Goat Hua tidak begitu parah, sebab dia berada di bawah Lu
Leng,
Entah sudah berapa kali Lu Leng nyaris jatuh, tapi dia
masih bisa bertahan, sekaligus mengingatkan diri sendiri.
Tidak boleh jatuh! Tidak boleh jatuh!" Apabila dia jatuh,
kandaslah niatnya menuntut balas terhadap Liok Ci Khim Mo.
Dia pun teringat akan kematian para Bhiksu Go Bi Pai, para
murid Hui Yan Bun dan lain-lainnya.
Semua itu memberi kekuatan kepadanya, sehingga
membuat dirinya masih mampu merayap ke atas,
Entah berapa lama kemudian, tangan Lu Leng sudah tidak
meraih pinggiran batu lagi, Hati Lu Leng girang bukan main,
Sebab dia tahu sebentar lagi akan sampai di atas, Apalagi
ketika dia memandang ke bawah, tampak bayangan gadis itu
berada di bawah-nya.
Lu Leng berlaku hati-hati sekali, Dia menghimpun hawa
murninya, lalu mencelat ke atas,
Akan tetapi, begitu sampai di atas, dirinya terdorong arus
air yang mengalir ke bawah,
Betapa terkejutnya Lu Leng, karena dia nyaris jatuh ke
bawah karena terdorong arus air itu. Lu Leng segera
menengok ke sana ke mari, Ternyata di situ terdapat sebuah
pilar batu, maka Lu Leng cepat-cepat memeluk pilar itu.
Ketika dia berhasil memeluk pilar batu itu, sepasang
kakinya terasa dipegang Tam Goat Hua, Lu Leng segera
menjulurkan tangannya ke bawah meraih tangan gadis itu,
sekaligus menariknya ke atas.
2062
Tam Goat Hua pun cepat-cepat memeluk pilar batu itu. Lu
Leng mulai memanjat ke atas, begitu pula Tam Goat Hua,
Ketika sampai di atas Lu Leng menengok ke sekitar,
ternyata ada sebidang tanah di sebelah kanan, yang jaraknya
hanya tiga depaan.
Lu Leng segera menghimpun hawa murni, kemudian
melesat ke arah tanah kosong itu, dan berhasil mencapai
tempat tersebut
Ketika dia baru mau menoleh, Tam Goat Hua sudah jatuh
di sisinya, Mereka berdua saling memandang dan sama-sama
menarik nafas lega,
"Kakak Gout, kita sudah berhasil meloloskan diri," kata Lu
Leng.
Walau Lu Leng berkata dengan suara keras, namun
terdengar lirih sekali oleh Tam Goat Hua, karena masih
terdengar suara gemuruh air terjun.
"Kita tidak boleh lama-lama di sini, harus cepat-cepat
meninggalkan tempat ini!" sahut Tam Goat Hua dengan suara
keras pula.
Lu Leng mengangguk
"Ya!"
Mereka berdua berjalan lalu memandang ke bawah,
Tampak Liok Ci Khim Mo sedang duduk bersila di dekat air
terjun memangku harpa Pat Liong Khim. Terlihat pula
beberapa orang berjalan mondar-mandir di dekat air terjun,
tapi tidak tampak Oey Sim Tit.
2063
Kemudian Lu Leng mengalihkan pandangannya ke arah
rumah batu, Tampak keempat orang buta tergeletak di depan
rumah batu itu.
Setelah memandang sejenak, Lu Leng mengeluarkan
Busur Api dan golok pusakanya,
"Kau mau berbuat apa?" tanya Tam Goat Hua,
"lngin memanah Liok Ci Khim Mo dengan Su Yang To ini."
sahut Lu Leng,
"Kau yakin dapat mengenainya?"
Lu Leng tertegun lalu menggeleng-gelengkan kepala,
Walau Busur Api itu amat hebat tenaganya, tapi golok
pusaka Su Yang To bukan sejenis panah, lagi pula jaraknya
begitu jauh, Maka tidak dapat dipastikan Lu Leng dapat
memanahnya.
Oleh karena itu, Tam Goat Hua berkata.
"Kalau tidak yakin, lebih baik jangan melakukannya, sebab
malah akan mengejutkannya. Kita harus cepat-cepat
meninggalkan tempat ini."
Lu Leng manggut-manggut, Mereka berdua membalikkan
badan lalu segera meninggalkan tempat itu, Berselang
beberapa saat, mereka sudah berada di bawah puncak Lian
Hoa Hong,
* * * *
2064
Bab 97
Begitu sampai di bawah puncak Lian Hoa Hong, tanpa
memandang Lu Leng lagi, Tam Goat Hua langsung melesat
pergi.
Betapa gugupnya Lu Leng melihat sikap gadis itu,
"Kakak Goat, kau mau ke mana?"
"Kau tidak usah mempedulikanku. Ketika kita mau ke mari,
bukankah aku sudah berkata sejelas-jelasnya? setelah urusan
di sini beres, kau jangan berpikir menemuiku lagi! Kini kau
telah memperoleh Busur Api, masih mau apa?" sahutnya
sambil lari,
Lu Leng terus mengejarnya. Ketika mendengar kata-kata
Tam Goat Hua tadi, hatinya merasa berduka sekali
Kini dia merasa lebih baik tetap berada di dalam goa itu,
sebab akan terus berdampingan dengan Tam Goat Hua, dari
pada dapat meloloskan diri tapi harus berpisah dengan gadis
itu.
Air mata Lu Leng langsung meleleh,
"Kakak Goat, aku memang tak dapat menahan
kepergianmu namun masih ada satu hal yang perlu
kutanyakan kepadamu." katanya terisak-isak,
Tam Goat Hua berhenti seraya bertanya,
"Tentang apa?"
2065
Lu Leng juga berhenti dan segera menjawab
"Kakak Goat, bagaimana kau bisa terjatuh ke tangan Liok
Ci Khim Mo?"
"Ketika aku jatuh, sepasang rantai yang melekat di
lenganku menyangkut sebuah pohon, maka aku tidak mati
Aku kembali ke mari, tapi di tengah jalan bertemu mereka,
Hanya begitu saja." tutur Tam Goat Hua.
sebetulnya Lu Leng berharap Tam Goat Hua mau menutur
jauh lebih panjang, jadi bisa lebih lama bersamanya
Akan tetapi, Tam Goat Hua justru menutur secara singkat,
maka membuat Lu Leng tertegun
"Kakak Goat, setelah kau bertemu mereka, lalu
bagaimana?" tanyanya kemudian.
“Tentunya aku terluka, Oey Sim Tit memohon kepada
ayahnya, agar aku ditolong, Nah, cuma begitu." sahut Tam
Goat Hua lalu melesat pergi.
"Kakak Goat! Kakak Goat...!" panggil Lu Leng.
"Masih ada urusan apa?" tanya Tam Goat Hua dingin.
"Kakak Goat, kau tidak mau bertanya kepadaku
bagaimana aku memperoleh Busur Api?" sahut Lu Leng,
Tam Goat Hua tersenyum getir,
"Busur Api, Liok Ci Khim Mo dan urusan lain sudah tiada
hubungan dengan diriku, mengapa aku harus bertanya
2066
kepadamu tentang itti?" katanya dengan nada sedih dan di
wajahnya tersirat penderitaan hatinya.
Lu Leng menghela nafas panjang. Dia tidak tahu apa yang
harus diucapkannya untuk menahan Tam Goat Hua,
"Kakak Goat, kau.., sungguh tidak mau bertemu denganku
lagi?" tanyanya dengan melelehkan air mata,
Tam Goat Hua berusaha mengendalikan diri. “Tentunya
aku mau pergi." tegasnya lalu melesat pergi,
Sejak tadi Tam Goat Hua sama sekali tidak mau beradu
pandang dengan Lu Leng. Seusai berkata, dia langsung
melesat pergi. Maka, Lu Leng tahu tiada gunanya mengejar
gadis itu. Dia hanya mendongakkan kepala memandang
punggungnya
Namun mendadak, Lu Leng terbelalak seakan tak percaya
akan penglihatannya. Ternyata dia melihat Tam Goat Hua
membalikkan badannya melesat ke arah Lu Leng,
Tentunya membuat Lu Leng tertegun dan gembira lalu
langsung menyapanya dengan hati berdebar-debar.
"Kakak Goat, apakah kau...."
“Tidak! Hanya ada beberapa patah kata yang harus
kusampaikan kepadamu!" potong Tam Goat Hoa.
Lu Leng menarik nafas dingin.
"Kakak Goat mau menyampaikan kata-kata apa kepadaku
?"
2067
Tam Goat Hua berpikir sejenak
"Aku sama sekali tidak menyalahkanmu karena bukan kau
yang bersalah Tapi kalau membuat Toan Bok Ang menderita
seumur hidup, itu adalah kesalahanmu. Apa yang akan
kukatakan sudah kukatakan kau harus ingat selalu, tidak boleh
lupa!" katanya kemudian
"Kakak Goat, aku...."
Ketika Lu Leng berkata sampai di situ, mendadak Tam
Goat Hua melesat pergi.
Lu Leng mengejar beberapa langkah lalu berhenti Dia
tahu, kali ini Tam Goat Hua betul-betul pergi.selanjutnya bisa
berjumpa lagi atau tidak, tidak dapat dipastikan seandainya
bisa berjumpa, lalu mau apa? Siapa yang dapat mengobati
luka-luka di hati Tam Goat Hua?
Lu Leng terus berpikir dengan air mata berderai-derai.
sedangkan bayangan gadis itu semakin jauh, akhirnya lenyap
dari pandangan Lu Leng,
Entah berapa puluh kali Lu Leng berteriak-teriak
memanggilnya, namun bagaimana mungkin gadis itu
mendengarnya?
Teringat akan kata-kata Tam Goat Hua, itu membuatnya
teringat pula pada Toan Bok Ang. Apa yang dikatakan Tam
Goat Hua memang benar, apabila dia membuat Toan Bok Ang
menderita, itu adalah kesalahannya,
Nada perkataan Tam Goat Hua, menyuruhnya pergi
menebus kesalahannya itu. Kedengarannya amat gampang,
2068
asal Lu Leng bersedia mencintai Toan Bok Ang, maka Toan
Bok Ang akan hidup bahagia,
Akan tetapi, untuk melaksanakannya, sungguh sulit dan
tidak memungkinkan
Kalau cinta bisa dipaksa atau bisa dialihkan tentunya Tam
Goat Hua tidak akan begitu terluka hatinya,
Lu Leng berdiri mematung di tempat, kemudian tersenyum
getir
Berselang beberapa saat, barulah dia berjalan Kini dia
telah memiliki Busur Api. Asalkan bisa memperoleh panah Bulu
Api, sudah pasti dapat membasmi Liok Ci Khim Mo.
Lu Leng terus berjalan sambil berpikir dengan kepala
tertunduk Kira-kira tiga empat mil, mendadak terdengar suara
seruan dari arah depan.
"Saudara Lu! saudara Lu!"
Bukan main terkejutnya Lu Leng, Dia langsung berhenti
lalu mendongakkan kepala,
Tampak seseorang berdiri tak seberapa jauh di depannya,
ternyata Oey Sim Tit.
Lu Leng terkejut lalu menengok ke sana ke mari,
sesungguhnya dia tidak takut kepadanya melainkan khawatir
kalau-kalau Liok Ci Khim Mo juga berada di sekitar tempat
tersebut
Oey Sim Tit segera berkata dengan suara rendah,
2069
"Saudara Lu, hanya aku seorang berada di sini."
Lu Leng tahu Oey Sim Tit tidak berdusta, maka dia
menarik nafas 1ega.
"Sedang apa kau di sini?" tanyanya,
"Ayahku tidak mengizinkanku tinggal di puncak Lian Hoa
Hong dan aku diusir ke bawah, maka aku jalan-jalan ke sana
ke mari!"
"Ng!" Lu Leng manggut-manggut, "Masih ada urusan yang
harus kuselesaikan, sampai jumpa!"
"Saudara Lu, aku... aku ingin bicara!" kata Oey Sim Tit
Lu Leng menggoyang-goyangkan sepasang tangannya.
"Lain kali saja, tidak perlu dibicarakan sekarang!"
Lu Leng ingin cepat-cepat menghindari Oey Sim Tit,
karena Busur Api berada padanya maka ingin cepat-cepat
menjauhinya.
Wajah Oey Sim Tit tampak gugup.
"Saudara Lu, kau boleh melanjutkan perjalanan sambil
mendengarkan pembicaraanku”
Lu Leng tertegun mendengar ucapan itu.
Dia tahu Oey Sim Tit memiliki Ginkang yang amat tinggi,
Kalau dia mau mengikuti Lu Lcng, tentunya Lu Leng tak dapat
menghindar
2070
Karena itu, Lu Leng lalu duduk di atas sebuah batu,
"Kau mau bicara apa, bicaralah!" katanya sambil
memandang Oey Sim Tit.
Oey Sim Tit menundukkan kepala sambil berpikir
"Saudara Lu, aku sudah menduga, yang menotok jalan
darahku dan membawa nona Tam pergi adalah kau. Tapi aku
pikir kalian berdua tidak dapat meloloskan diri, itu amat
mencemaskanku." katanya kemudian
Apa yang dikatakan Oey Sim Tit, berdasarkan suara
hatinya, membuat Lu Leng terharu sekali mendengarnya.
Namun dia tahu, apa yang akan dikatakan Oey Sim Tit
bukan hanya itu saja,
"Sim Tit, kau masih mau mengatakan apa, katakanlah”
Oey Sim Tit terus memandang Lu Leng dengan wajah
penuh duka,
"Cepat katakan!" desak Lu Leng.
Oey Sim Tit tetap diam, kemudian mendadak menjatuhkan
diri berlutut di hadapan Lu Leng.
Lu Leng sama sekali tidak menyangka Oey Sim Tit akan
melakukan itu.
"Sim Tit, cepat bangun! Apa maksudmu ini?" katanya,
"Kau telah menyelamatkan nyawaku..." sahut Oey Sim Tit.
2071
"Kalau dihitung, kau lebih banyak menyelamatkan
nyawaku." kata Lu Leng,
Oey Sim Tit tetap berlutut, sehingga Lu Leng menjadi
gugup dan berlutut pula di hadapannya
Wajah Oey Sim Tit tampak berubah.
"Saudara Lu, jangan begini!"
Lu Leng tersenyum getir
"Sim Tit, kenapa kau selalu menganggap dirimu sebagai
orang rendah? Kau berlutut di hadapanku kenapa aku tidak
boleh?" Wajah Oey Sim Tit kelihatan gugup.
"Bagaimana maju bisa dibandingkan dengan Saudara Lu?
Saudara Lu masih muda dan amat tampan, sedangkan aku...
terhitung apa?"
"Baik! Baik! Tidak usah banyak bicara lagi, kita sudah
saling berlutut! Bagaimana?" sahut Lu Leng.
Dia bangkit berdiri lalu membangunkan Oey Sim Tit.
Oey Sim Tit memandangnya seraya berkata, "Saudara Lu,
aku harus bermohon kepadamu," Lu Leng terkejut mendengar
ucapan itu. "Bermohon padaku ? Memangnya ada urusan
apa?"
"Sesungguhnya... tidak seharusnya aku mengajukan
permohonan, tapi.,.,"
2072
Lu Leng menghela nafas panjang, sebelum Oey Sim Tit
usai berkata, dia menatapnya,
"Sim Tit, cepat katakan! jangan berbelil-belit!"
Oey Sim Tit mendongakkan kepala memandang Lu Leng
lalu mendadak menjatuhkan diri berlutut lagi di hadapan Lu
Leng.
Lu Leng tahu, kalau Oey Sim Tit tidak berlutut, tentu sulit
baginya untuk berbicara, maka membiarkan nya berlutut,
"Saudara Lu, aku tahu kau telah memperoleh Busur Api,"
kata Oey Sim Tit.
Lu Leng terkejut sekali mendengar ucapan itu.
"Bagaimana?" tanyanya
"Saudara Lu, aku mohon kau mau mengembalikan Busur
Api itu kepadaku!" sahut Oey Sim Tit dengan air mata
me!e1eh.
Lu Leng menggelengkan kepala.
“Sim Tit, hanya ini yang tak dapat kukabulkan"
Oey Sim Tit gugup.
"Saudara Lu, kalau aku tidak memiliki Busur Api, setiap
saat pasti mencemaskan ayahku, Aku amat mencintainya,
tidak bisa menyiarkannya dibokong orang."
2073
Lu Leng menghela nafas panjang, Dia tahu Oey Sim Tit
berhati lemah, maka harus diberi ketegasan
"Sim Tit! Aku bersusah payah dan mempertaruhkan
nyawaku demi memperoleh Busur Api, justru untuk
menghadapi Liok Ci Khim Mo, ayahmu! Berdasarkan hubungan
kita, apa pun permintaanmu, aku harus mengabulkan! Namun
tentang ini, aku tidak bisa!"
Usai menegaskan, Lu Leng membalikkan badannya
kemudian melesat pergi.
Akan tetapi, setelah melesat beberapa depa jauhnya, dia
menoleh ke belakang dan seketika juga menarik nafas dingin.
Ternyata Oey Sim Tit berada di belakangnya dan ketika Lu
Leng menoleh ke belakang, dia langsung memanggil
"Saudara Lu...."
Lu Leng tidak menyahut, melainkan segera menghimpun
hawa murninya kemudian melesat pergi dengan mengerahkan
Ginkang, Kira-kira tiga mil kemudian barulah dia berhenti.
Akan tetapi, baru saja dia berhenti, mendadak terdengar
suara Oey Sim Tit yang amat lirih.
Dia segera menoleh ke belakang, tampak Oey Sim Tit
berdiri di belakangnya
Lu Leng berpikir berdasarkan Ginkangnya pasti tidak dapat
menghindari Oey Sim Tit
Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala.
2074
"Sim Tit, sebetulnya kau mau apa?" tanyanya
"Saudara Lu, aku mobon... sudilah kiranya kau kembalikan
Busur Api itu kepadaku!" sahut Oey Sim
"Sudah kukatakan tidak bisa kusanggupi kau Lu Leng.”
"Kalau begitu, aku akan terus mengikutimu, hingga kau
mau mengembalikan Busur Api itu pada-ku." kau Oey Sim Tit
Lu Leng tertegun lama sekali baru membuka mulut
"Sim Tit, kau ingin menyulitkanku?"
"Saudara Lu, aku,., aku demi ayahku, kau... harus
memaafkanku!" sahut Oey sim Tit
"Ayahmu adalah seorang penjahat yang harus dibasmi!"
teriak Lu Leng saking gusarnya.
"ltu pandanganmu dan juga pandangan orang lain, namun
menurut pandanganku dia tetap ayahku!" kau Oey Sim Tit
Lu Leng berpikir, Oey Sim Tit amat mencintai ayahnya,
maka percuma banyak bicara dengannya. Kalau dia terusmenerus
mengikutinya, Lu Leng memang kewalahan
Bukankah lebih baik menotok jalan darahnya, agar dia tidak
bisa mengikutinya lagi."
"Sim Tit, kalau kau masih mengikutiku, aku tidak akan
berlaku sungkan kepadamu!" ancamnya kemudian
2075
"Saudara Lu, aku memang bukan tandinganmu. Tapi
sebelum memperoleh Busur Api, aku tidak akan pergi," sahut
Oey Sim Tit dengan wajah muram.
Lu Leng mendengus dingin, kemudian mendadak
menjulurkan tangannya menotok jalan darah di bahu Oey Sim
Tit.
Akan tetapi, Oey Sim Tit berkelit, lalu melesat pergi.
Tubuhnya berkelebat bagaikan segulung asap sehingga dalam
sekejap sudah hilang dari pandangan Lu Leng,
Setelah totokannya membentur tempat kosong, Lu Leng
segera membalikkan badannya lalu melesat pergi
Begitu melesat pergi, Lu Leng merasa Oey Sim Tit
mengikuti di belakangnya, Namun Lu Leng tidak
mempedulikannya dan terus melesat pergi, Kira-kira setengah
mil kemudian mendadak Lu Leng menjulurkan tangannya ke
belakang menotok jalan darah Oey Sim Tit.
Tapi Oey Sim Tit yang sudah siap sebelumnya segera
menghindar sehingga totokan Lu Leng mengenai tempat
kosong,
Lu Leng betul-betul kehabisan akal maka terpaksa dia
terus melesat hingga matahari tenggelam di ufuk barat,
Dia menoleh ke belakang, tampak Oey Sim Tit masih terus
mengikutinya, Lu Leng tahu sebelum memperoleh Busur Api,
Oey Sim Tit pasti tidak akan meninggalkannya. Apa boleh
buat, Lu Leng terpaksa membiarkannya.
Ketika Lu Leng meninggalkan puncak Lian Hoa Hong, dia
sudah mengambil keputusan mencari gurunya, maka dia
2076
menempuh jalan yang ke arah barat Dalam perjalanan ini, Oey
Sim Tit terus mengikutinya, Lu Leng tidur, dia pun tidur Lu
Leng berangkat dia pun segera mengikutinya.
Entah sudah berapa kali Lu Leng turun tangan menotok
jalan darahnya, namun Oey Sim Tit tetap dapat menghindar
menggunakan Ginkang, pernah sekali ketika Oey Sim Tit tidur,
Lu Leng segera melesat pergi, tapi Oey Sim Tit tetap dapat
mengcjar-nya,
Empat hari berturut-turut, Oey Sim Tit boleh dikatakan
merupakan bayangannya.
Lu Leng betul-betuI kewalahan. Hari itu ketika berada di
sekitar gunung salju, mereka berdua memasuki sebuah kota
keciL Lu Leng langsung masuk ke sebuah rumah makan, lalu
duduk.
Oey Sim Tit mengikutinya, kemudian duduk di hadapan Lu
Leng,
Lu Leng menatapnya sambil tersenyum "Sim Tit, kau mau
makan apa?" tanyanya "Apa saja, Aku hanya menghendaki
Busur Api," sahut Oey Sim Tit.
Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala, kemudian
memesan sepiring daging kambing, Ketika dia mulai
bersantap, Oey Sim Tit juga ikut makan sedikit
"Saudara Lu, aku..." katanya.
Lu Leng langsung menggoyang-goyangkan tangannya,
memutuskan ucapan Oey Sim Tit,
2077
"Jangan katakan lagi. Kau menghendaki Busur Api, tapi
aku tidak bisa memberikan Terserah kalau kau mau terus
mengikutiku Aku memang berhutang budi kepadamu, tapi aku
sama sekali tidak bisa memberikan barang itu kepadamu."
Oey Sim Tit menghela nafas panjang, Dia tidak berkata
apa-apa lagi, hanya menundukkan kepala sambil bersantap,
Berselang beberapa saat, mendadak tampak dua lelaki
berpakaian ringkas melongok ke dalam rumah makan, setelah
itu, kedua lelaki itu langsung masuk dan menghampiri Oey
Sim Tit sambil berseru.
“Tuan muda, setengah mati kami mencari, ternyata Tuan
muda berada di sini!"
Oey Sim Tit memandang kedua lelaki itu seraya bertanya,
"Apakah ayahku yang menyuruh kalian mencariku?"
Tidak salah, Setelah tidak melihat Tuan muda, Ci Cun
menyuruh entah berapa orang mencari Tuan muda, maka
Tuan muda harus ikut kami pulang !H sahut salah seorang
dari dua lelaki itu,
Oey Sim Tit menggeleng-gelengkan kepala,
“Aku masih ada urusan, kalian pulanglah, beritahukan
kepada ayahku, bahwa sementara ini aku tidak bisa pulang ke
istana Ci Cun Kiong!"
"Tuan muda, serahkan saja urusan itu kepada kami!" kata
dua laki-laki itu hampir serentak. Oey Sim Tit menggelengkan
kepala lagi, "Kalian tidak bisa membereskan urusanku itu,
lebih baik pergilah!"
2078
Kedua lelaki itu tertegun lalu barulah memandang Lu Leng
yang kebetulan juga sedang memandang mereka. Lu Leng
merasa kenal, mungkin pernah bertemu mereka di dalam
istana Ci Cun Kiong. setelah memandang Lu Leng, kedua lelaki
itu terkejut
"Kami sudah tahu!" katanya serentak lalu pergi. Akan
tetapi, Lu Leng segera bangkit berdiri seraya membentak
"jangan pergi!"
Kedua lelaki itu tidak menghiraukan nya dan terus melesat
pergi, Lu Leng melesat ke arah mereka dan melancarkan
serangan dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang
Puncak Menembus Awan),
Namun Lu Leng terlambat turun tangan, karena kedua
orang itu telah meloncat ke punggung kuda, Lu Leng segera
mencelat dan langsung melancarkan serangan dengan jurus Si
Siang Pit Seng (Empat penjuru Pasti Tumbuh).
"Aaaakh.,.!" Kedua lelaki itu menjerit. Mulut mereka
menyembur darah segar, jelas mereka berdua telah terluka
parah. Namun di saat bersamaan, kuda tunggangan mereka
meluncur bagaikan terbang meninggalkan tempat itu.
Lu Leng tahu, kedua lelaki itu pasti pergi melapor
sedangkan jejaknya sudah ketahuan, maka kalau tidak segera
pergi, pasti akan menemui kerepotan.
Dia membalikkan badan, justru melihat Oey Sim Tit berdiri
di belakangnya,
"Kau masih belum mau pergi?" bentaknya,
2079
"Saudara Lu, aku tidak menyuruh mereka melakukan apa
pun bukan?" sahut Oey Sim Tit
Lu Leng menghela nafas panjang, kemudian melesat pergi,
namun Oey Sim Tit tetap mengikutinya.
Setelah menempuh tujuh delapan mil, mendadak
terdengar suara derap kaki kuda yang amat ramah. Ternyata
dari depan dan belakang muncul puluhan ekor kuda,
Terdengar pula suara siulan panjang, kemudian tampak dua
puluh orang lebih meloncat turun dan langsung
mengepungnya,
Lu Leng terpaksa berhenti sambil memandang mereka,
Ternyata mereka para jago tangguh dari golongan hitam,
Salah seorang berbadan pendek yang berdiri di paling
depan segera menjura pada Lu Leng seraya berkata.
"Saudara Lu, kita berjumpa di sini!"
Lu Leng memperhatikan orang itu, ternyata Sien Put Pah.
Seketika Lu Leng menoleh dengan wajah dingin ke arah
Oey Sim Tit, wajahnya kelihatan gugup.
Dia tahu, mereka semua rata-rata berkepandaian tinggi,
maka tidak mungkin dapat dihadapinya seorang diri. Oleh
karena itu, mendadak dia bergerak, ternyata ingin
mencengkeram Oey Sim Tit.
Maksudnya ingin menangkap Oey Sim Tit agar yang lain
tidak berani turun tangan apabila dia meninggalkan tempat
itu,
2080
Akan tetapi, ketika Lu Leng baru bergerak, Oey Sim Tit
mencelat ke belakang sehingga cengkeraman Lu Leng
mengenai tempat kosong. Di saat bersamaan terdengar
seruan Sien Put Pah.
"Hai Sim Si Lo (Empat Orang Tua Hai Sim), silakan maju
selangkah!"
Terdengar suara sahutan lalu muncul empat orang tua
berjubah abu-abu. Di leher masing-masing bergantung sebuah
gelang emas yang bergemerlapan Lu Leng memandang
keempat orang tua itu dan seketika tersentak hatinya,
sungguh di luar dugaannya di antara mereka terdapat orang
yang berkepandaian tinggi,
Ketika Lu Leng masih kecil, pernah mendengar penuturan
dari beberapa Piausu, bahwa di tengah-tengah laut Cing Hai
terdapat sebuah pulau, yang dihuni kaum rimba persilatan
Mereka rata-rata berkepandaian amat tinggi, namun jarang
berkecimpung dalam rimba persilatan Tionggoan
Kini keempat orang tua berada di depan matanya, bahkan
Sien Put Pah pun memanggil mereka berempat Hai Sim Si Lo.
Apakah mereka berempat berasal dari Hai Sim Pai (Partai Hai
Sim)?
Berpikir sampai di situ, Lu Leng tidak berani bertindak
gegabah, Dia menarik nafas dalam-dalam siap menghadapi
pertarungan
Sien Put Pah tertawa gelak.
"Ha ha ha! Lu Siauhiap, kau dapat meloloskan diri dari
puncak Lian Hoa Hong, secara pribadi aku amat kagum
kepadamu!"
2081
Lu Leng hanya mendengus, namun dalam hati sedang
mencari akal bagaimana cara meloloskan diri
Sien Put Pah tertawa lagi,
"Ha ha! saudara Lu, kali ini kau tidak mungkin dapat
meloloskan diri seperti di puncak Lian Hoa Hong!"
Lu Leng juga ikut tertawa.
"jangan banyak omong kosong! Aku dapat meloloskan diri
atau tidak, sebentar lagi kau akan tahu! Tidak perlu banyak
omong!"
Sien Put Pah tertawa panjang,
"Ha ha haa! Saudara Lu, kau memang gagah! Hai Sim Si
Lo, jangan sampai rusak nama partai kalian!"
Keempat orang tua itu menyahut serentak Dari tadi baru
kali ini mereka mengeluarkan suara. Begitu nyaring dan tajam
suara mereka, sehingga membuat hati semua orang yang
mendengarnya menjadi tergetar keras.
Saat ini Lweekang Lu Leng sudah tergolong tingkat tinggi,
namun ketika mendengar suara me-reka, hatinya pun
berdebar-debar.
Dia segera menatap keempat orang tua itu, jarak antara
mereka dengan Lu Leng hanya setengah depa. Wajah mereka
tampak dingin.
Kelihatannya mereka tidak akan turun tangan duluan,
Apabila Lu Leng menerjang, barulah mereka menyerang,
2082
Lu Leng terus menatap mereka, Ketika dia baru mau
menyerang, mendadak terdengar suara seruan. Tunggu!"
Tampak sosok bayangan berkelebat, tahu-tahu sudah
berada di hadapan Sien Put Pah.
Lu Leng memandang ke sana, ternyata orang itu Oey Sim
Tit. Sien Put Pah segera memberi hormat
"Ada petunjuk apa, Tuan muda?" tanyanya,
Oey Sim Tit menoleh memandang Lu Leng, lalu tersenyum
getir
"Tuan Sien, kau jangan menyulitkan Saudara Lu, biar dia
pergi!" katanya kepada Sien Put Pah.
Apa yang dikatakan Oey Sim Tit, membuat semua orang
tertegun, termasuk Sien Put Pah.
Hanya satu orang tidak merasa di luar dugaan, yaitu Lu
Leng, Dia sudah menduga bahwa Oey Sim Tit tidak akan
menyiarkannya jatuh ke tangan orang-orang itu, Lu Leng pun
yakin bahwa Sien Put Pah pasti tidak berani membangkang,
maka dia tidak mulai menyerang,
Wajah Sien Put Pah tampak berubah.
“Tuan muda, kami tidak bisa menurut," katanya sungguhsungguh
sambil menggeleng-gelengkan ke-pala,
Oey Sim Tit tertegun mendengar ucapan itu, Dia tidak
tahu harus berbuat apa,
2083
“Tuan Sien, kau tidak mau mendengar perkataanku?"
tanyanya kemudian
Lu Leng yang terkepung di tengah-tengah juga tidak
menduga Sien Put Pah akan berkata seperti itu. seketika dia
mengerahkan tenaga Kim Kong Sin Ci pada jari telunjuk
kanannya,
" sebetulnya aku tidak berani membangkang perintah
Tuan muda, Tapi Ci Cun telah menurunkan perintah, harus
menangkap orang itu dan mengambil Busur Api. Harap Tuan
muda maklum!M kata Sien Put Pah,
"Oh! Ternyata begitu!" kata Oey Sim Tit, Kemudian dia
membalikkan badannya ke arah Lu Leng,
"Saudara Lu, lebih baik kau kembalikan saja Busur Api itu
kepadaku! sedemikian banyak orang mengepungmu, apakah
kau dapat menerjang keluar?" katanya pula,
"Sim Tit, kau tidak usah mempedulikanku!" sahut Lu Leng,
Oey Sim Tit menghela nafas panjang, "Kalian tiada yang
mau mendengarkan perkataanku?"
"Perintah dari Ci Cun, siapa berani membangkang!" jawab
Sien Put Pah.
Lu Leng langsung meludah.
"Phui! Kecuali aku sudah jadi mayat, kalau tidak, kalian
jangan harap akan memperoleh Busur Api!"
Hai Sim Si Lo menyahut serentak dengan dingin sekali.
2084
"Sungguh bermulut besar!" sahut Hai Sim Si Lo serentak
dengan dingin,
Keempat orang tua itu maju selangkah Lu Leng memang
sudah siap dari tadi, Ketika melihat mereka berempat maju,
dia langsung membentak sambil menyerang dengan jurus Si
Siang Pit Seng (Empat Penjuru Pasti Tumbuh),
Tampak bayangannya berkelebatan dan terdengar suara
menderu-deru mengarah pada dada Hai Sim Si Lo.
Lu Leng tahu bahwa Hai Sim Si Lo berkepandaian amat
tinggi, maka begitu turun tangan, dia menggunakan tenaga
sepenuhnya,
Keempat orang tua itu tidak berkelit, maka tak lama
terdengarlah suara "Blam Blam Blam Blam!" Badan keempat
orang tua itu bergoyang-goyang, lalu roboh, Kejadian itu di
luar dugaan Lu Leng, karena Sien Put Pah menyuruh mereka
berempat mengepung Lu Leng, tentunya keempat orang tua
itu berkepandaian paling tinggi di antara mereka.
Akan tetapi hanya dalam satu jurus, Lu Leng telah berhasil
merobohkan mereka berempat Karena itu, Lu Leng menjadi
tertegun. sejenak kemudian ketika Lu Leng hendak menerjang
keluar, mendadak terdengar suara tertawa dingin, Ternyata
Hai Sim Si Lo yang roboh itu sudah bangkit berdiri sambil
tertawa dingin.
Dari tawa dingin itu, dapat diketahui bahwa mereka
berempat sama sekali tidak terluka, itu membuat Lu Leng
tertegun lagi. Namun kemudian dia sadar, bahwa Hai Sim Si
Lo hanya pura-pura roboh.
2085
Lu Leng segera membalikkan badannya hendak
menyerang. Namun Hai Sim Si Lo sudah lebih dulu
menggerakkan tangan dan terdengar suara "Ser Ser!"
Tampak empat buah cambuk meliuk-liuk bagaikan ular
aneh ke arah sepasang kaki Lu Leng, Betapa terkejutnya Lu
Leng, Dia langsung mencelat ke atas, sehingga keempat
cambuk itu melewati kakinya,
Di saat badannya merosot ke bawah, Lu Leng menyerang
dua orang di antara mereka dengan jurus Siang Hong Cak Yun
(Sepasang Puncak Menembus Awan).
Kedua orang itu segera menjatuhkan diri lalu berguling
untuk menghindari serangan tersebut, sehingga tenaga kedua
jari Lu Leng menghantam tanah dan membuat tanah itu
ber1obang.
Sambil berguling, kedua orang tua itu menggerakkan
cambuk masing-masing ke atas,
Yang lain pun menggerakkan cambuk masing-masing ke
atas, sehingga menimbulkan suara "Tar Tar Tar Tar" empat
kali!
Keempat cambuk itu membentuk huruf X dan bagaikan
sebuah jala menekan ke arah kepala Lu Leng,
Begitu menyaksikan itu, hati Lu Leng tersentak. Sejak dia
berkecimpung dalam rimba persilatan entah sudah berapa
banyak jago tangguh yang dijumpai nya, namun tidak pernah
menghadapi ilmu silat yang seaneh itu,
Keempat cambuk itu menekan ke bawah dengan cepat
sekali, maka tiada waktu bagi Lu Leng untuk berpikir Dia
2086
langsung mengeluarkan golok pusaka-nya lalu diayunkan ke
atas.
* * * *
Bab 98
Ternyata Lu Leng mengeluarkan jurus Go Hou Phu Yo
(Harimau Lapar Menerkam Domba). Betapa cepat dan
dahsyatnya serangan tersebut namun Hai Sim Si Lo bergerak
lebih cepat
Mendadak keempat cambuk itu berpencar, masing-masing
mengarah jalan darah Tay Pai Hiat, Khi Hai Hiat, Sien Lung
Hiat dan Leng Tay Hiat di tubuh Lu Leng,
Golok pusaka Lu Leng ternyata menyerang tempat kosong.
Di saat bersamaan terdengar suara menderu-deru mengarah
dirinya. Bukan main terkejutnya Lu Leng. Kini dia baru tahu
bahwa dirinya sedang menghadapi musuh yang amat
tangguh. Kelihatannya Hai Sim Si Lo berkepandaian lebih
tinggi dibandingkan dengan keempat orang buta yang di
puncak Lian Hoa Hong,
Dalam keadaan terjepit, Lu Leng terpaksa mengayunkan
golok pusakanya dan menyentilkan jari telunjuk kirinya,
Golok pusakanya berhasil menangkis dua cambuk dan
sentilan jari telunjuknya, berhasil membuat cambuk lain
terpental
Walau Lu Leng sudah lolos dari bahaya, namun sekujur
badan masih mengucurkan keringat dingin, Dia segera
melesat keluar, akan tetapi Hai Sim Si Lo telah mendahuluinya
menggerakkan cambuk masing-masing.
2087
Terdengar suara menderu-deru, ternyata keempat cambuk
itu menyerang Lu Leng dari empat penjuru.
Lu Leng tahu, kalau tidak membunuh Hai Sim Si Lo,
dirinya sudah pasti sukar meloloskan diri dari kepungan
mereka.
Oleh karena itu, mendadak dia berdiri tegak, lalu
memutar-mutarkan golok pusakanya untuk melindungi diri
Sedangkan Hai Sim Si Lo terus menyerangnya dengan
cambuk. Kian lama serangan mereka bertambah gencar dan
tampak bayangan cambuk berkelebatan mengurung Lu Leng.
Tak terasa mereka bertarung sudah melewati dua puluh
jurus. Hai Sim Si Lo terus mendesak Lu Leng dengan
serangan-serangan gencar
Lu Leng sudah merasa, makin lama tenaga tekanan
cambuk-cambuk itu makin dahsyat
Walau ilmu goloknya tidak terdapat kelemahan, tapi
membuatnya amat memeras tenaga, karena golok pusakanya
yang di tangannya terasa semakin berat Lu Leng mulai gugup
dan panik, karena akan kehilangan Busur Api, bahkan
kemungkinan besar nyawanya pun akan melayang,
Hai Sim Si Lo ketika baru maju jelas-jelas telah terkena
serangan yang dilancarkan Lu Leng dengan jurus Si Siang Pit
Seng (Empat penjuru Pasti Tum-buh), Tetapi kenapa mereka
sama sekali tidak ter-luka?
Di saat Lu Leng sedang berpikir, tenaga tekanan keempat
cambuk itu pun semakin dahsyat Dia tahu kalau terus begini,
2088
pasti celaka. Dari pada hanya bertahan, bukankah lebih baik
balas menyerang juga?
Lu Leng segera mengambil suatu keputusan untuk tetap
memutarkan golok pusaka Su Yang To guna melindungi diri.
Saat itulah, tiba-tiba dia membentak keras sambil
menggerakkan lengan kirinya, mengeluarkan jurus Hong Mong
Coh Khai (Turun Hujan Gerimis) dan jurus Thian Te Kun Tun
(Langit Bumi Kacau Balau),
Keduanya merupakan jurus kesebelas dan jurus kedua
belas dari ilmu Kim Kong Sin Ci, Selain itu keduanya adalah
jurus yang paling hebat dan dahsyat Tak tanggung-tanggung
lagi Lu Leng pun mengerahkan seluruh tenaga dalamnya ke
dalam kedua jurus itu. Akibatnya keempat cambuk itu
terpental
Menyaksikan keberhasilan itu, Lu Leng langsung bersiul
panjang. Diayunkan cepat sekali goloknya sambil melesat
menerjang keluar Kecepatan gerakan yang dilakukannya
membuat golok di tangannya seakan lenyap, tinggal
kelebatan-kelebatan bayang keperakan,
Meskipun sebenarnya Sien Put Pah berkepandaian sangat
tinggi, melihat terjangan Lu Leng yang begitu cepat dan
menggiriskan, membuatnya tak berani menangkis. Cepatcepat
dia menyingkir. Beberapa orang yang di belakangnya
yang melihatnya menyingkir langsung saja berlompatan
mundur
Lu Leng hampir berhasil menerjang keluar dari kepungan
ketika mendadak salah seorang Hai Sim Si Lo mencelat ke
atas, Begitu cepatnya orang itu mengayunkan cambuknya ke
arah punggung Lu Leng,
2089
Meskipun orang itu tak mengeluarkan suara bentakan, Lu
Leng yang sedang melesat itu sempat mendengar desir angin
keras di belakangnya, Namun sayang, dia terlambat
melihatnya, hingga....
Taar!
Lu Leng terpekik kesakitan ketika dirasakan punggungnya
terhantam cambuk itu, Lecutan cambuk itu ternyata begitu
dahsyat Bahkan seketika itu juga Lu Leng merasakan matanya
jadi berkunang-kunang, Setelah terhuyung-huyung beberapa
langkah akhirnya dia jatuh ke tanah.
Lu Leng tahu dirinya telah terluka. Namun ketika roboh,
tangan kirinya segera menekan tanah. Dengan meminjam
tenaga ini Lu Leng berhasil melesat ke depan beberapa depa
jauhnya,
Hal itu sungguh di luar dugaan Hai Sim Si Lo. Dia heran
melihat Lu Leng tidak binasa terhantam cambuknya,
sebaliknya malah masih dapat melesat pergi, Tentu saja
orang-orang heran melihat kejadian itu. Semua terbelalak
menyaksikan kemampuan Lu Leng menahan hantaman
cambuk itu,
Kini Lu Leng sudah berada di luar kepungan lawan, Namun
karena baru saja mengerahkan tenaga dalam, sehingga
lukanya bertambah parah,
"Uaaakh!" Mulut Lu Leng menyemburkan darah segar, lalu
terkulai tak dapat bangun lagi,
Betapa girangnya Hai Sim Si Lo melihat Lu Leng terkulai
tak bangun lagi, Mereka serentak menghampirinya.
2090
Akan tetapi, mendadak saja terdengar suara bentakan
bagaikan geledek membelah bumi, Semua orang tersentak
Ada yang menjerit karena telinga mereka jadi pekak dan
kesakitan Bahkan seakan menjadi tuli seketika,
Bersamaan dengan bentakan keras dan menggetarkan itu,
tampak sesosok bayangan berkelebat begitu cepat menuju
tempat Lu Leng. Maka karena begitu gusamya, Sien Put Pah
membentak
"Kurang ajar kau...!"
Hampir bersamaan dengan bentakannya orang bertubuh
tinggi besar yang baru datang itu melancarkan sebuah
pukulan. Bukan main dahsyatnya pukulan itu, menimbulkan
angin yang menderu-deru.
Menyaksikan itu, Hai Sim Si Lo segera menyadari adanya
bahaya. Mereka berempat segera menggerakkan cambuk
masing-masing ke arah orang itu,
Namun secepat kilat tubuh orang itu berputar Secepat itu
pula tangan kirinya menyambar Lu Leng seraya mengibaskan
ujung lengan jubah kanannya ke arah Hai Sim Si Lo. Tampak
keempat orang tua itu saling terdorong mundur tiga langkah.
Maka melihat keempat lawan terdorong mundur Orang
berjubah itu tak membuang-buang waktu, langsung melesat
pergi,
Kemunculan orang itu tanpa menimbulkan suara, hanya
memperdengarkan suara bentakan yang menggelegar
Melancarkan pukulan dan lain sebagainya dengan cepat sekali.
Bahkan hanya dengan kibasan ujung lengan jubah dia dapat
2091
memundurkan Hai Sim Si Lo dan Sien Put Pah, lalu menjinjing
Lu Leng melesat pergi,
Betapa hebatnya orang itu, membuat semua orang jadi
tertegun dan terkesima,
Mendadak Oey Sim Tit mengeluarkan seruan dan langsung
melesat pergi mengejar
Melihat Oey Sim Tit pergi mengejar, Hai Sim Si Lo berseru,
"Naik kuda! Kejar!"
Seketika semua orang meloncat ke punggung kuda,
Terdengarlah derap kaki kuda yang amat ramai sekali berpacu
memburu ke arah larinya Oey Sim Tit
Semua kejadian yang berlangsung begitu singkat itu tak
diketahui dengan jelas oleh Lu Leng. Dia hanya sempat
mendengar suara bentakan yang mengguntur, lalu merasa
dirinya dibawa pergi. Dia tak dapat membayangkan seberapa
tingginya kepandaian orang yang meno1ongnya. Namun Lu
Leng justru tidak tahu, siapa sebenarnya orang yang bertindak
sebagai dewa penolong ini. Sebab ketika terkulai posisinya
tengkurap, sedangkan orang itu menyambar baju bagian
punggungnya, Maka muka Lu Leng tetap menghadap ke
bawah, tidak dapat melihat wajah orang tersebut Selain itu,
entah sengaja atau tidak, jempol tangan orang itu terus
menekan jalan darah Leng Tay Hiat di punggung Lu Leng,
Hal itu membuatnya tidak dapat menghimpun hawa murni
guna mengobati Iukanya, bahkan juga tidak dapat
memalingkan kepala untuk melihat orang itu, Lu Leng hanya
merasa Ginkang orang itu amat tinggi, Apakah orang ini Yok
Kun Sih ketua Hui Yan Bun? Tanya Lu Leng dalam hati,
2092
Teringat akan Yok Kun Sih, Lu Leng merasa tidak mau
diselamatkannya. Sebab jika Yok Kun Sih muncul, Toan Bok
Ang pasti bersamanya, Dia tak tahu harus bagaimana jika
bertemu gadis itu,
Namun kemudian Lu Leng melepaskan dugaan tersebut,
karena bentakan mengguntur tadi jelas bukan suara bentakan
wanita,
Mendadak orang itu melesat ke samping. Lu Leng merasa
orang itu membungkukkan badannya memungut seraup batu
kecil, lalu dilempar ke depan hingga menimbulkan suara
menderu-deru.
Bukan main tingginya Lweekang orang itu, Batu-batu
kerikil yang dilemparkan meluncur laksana kilat Saat itu
terlihat olehnya seperti ada orang berlari kencang ke arahnya.
Orang tersebut cepat membungkukkan badan dan
bersembunyi di dalam rerumputan.
Lu Leng tahu apa sebabnya orang itu berbuat begitu, tidak
lain untuk mengalihkan perhatian orang-orang yang
mengejarnya,
Memang benar, tampak Oey Sim Tit terus mengejar orang
itu, Ketika melihat Oey Sim Tit tertipu sehingga terus
mengejar Lu Leng jadi terperangah,
Oey Sim Tit memiliki Ginkang yang amat tinggi hal itu
tidak perlu diragukan lagi, Namun kenapa Oey Sim Tit tak
mampu juga menyusulnya? Dari kenyataan inilah Lu Leng tahu
kalau orang yang membawanya pergi ini memiliki Ginkang
yang tak alang kepalang tingginya.
2093
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam. Ketika berniat ingin
bersuara, mendadak terdengar suara derap kaki kuda, Tak
lama terlihat lebih dari dua puluh ekor kuda melewati mereka,
Orang itu menjinjing Lu Leng lagi, kemudian melesat
pergi, Dia tidak melalui jalan besar, melainkan melewati sisi
jalan yang penuh batu. Setelah menempuh kira-kira sekitar
delapan mil barulah berhenti.
Lu Leng segera mengungkapkan perasaan yang sejak tadi
ditahannya dalam hati,
"Terima kasih atas pertolongan Cianpwee!"
Orang itu tidak bersuara, Dia masih menjinjing Lu Leng.
Namun kemudian menaruh Lu Leng di bawah sebuah pohon,
Karena ingin tahu siapa orang itu, maka begitu diturunkan
ke tanah Lu Leng segera membalikkan badan.
Orang itu berdiri di hadapannya. Kini Lu Leng yang
tergeletak di tanah, dapat melihat dengan jelas. Orang itu
berbadan tinggi besar, mengenakan jubah abu-abu. wajahnya
mengandung wibawa dengan sepasang mata menyorot tajam.
Siapa orang itu? Dia tidak lain Liat Hwe Cousu, ketua Hwa
San Pai.
Seketika hati Lu Leng langsung berubah dingin, Dia
terdiam. seharusnya dari tadi aku sudah menduganya Begitu
pikir Lu Leng yang seakan menyesali dirinya, Sebab, selain
gurunya dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, siapa lagi orangnya
yang punya kepandaian setinggi itu.
2094
Lu Leng mestinya merasa gembira, karena dirinya telah
diselamatkan Tapi setelah tahu siapa yang
menyelamatkannya, rasa girang itu pupus,
Sebab bagaimana sifat Liat Hwe Cousu di rimba persilatan,
Lu Leng sudah pernah menerima pelajaran nya. Boleh
dikatakan terlepas dari mulut harimau justru masuk ke mulut
serigala.
Liat Hwe Cousu menatapnya dengan dingin lama sekali
"Bocah, sudah lama kita tidak berjumpa!" ujarnya
kemudian dengan suara rendah,
Lu Leng memaksa diri untuk menghimpun hawa murni,
lalu duduk.
"Terima kasih atas pertolongan Cianpwee."
Liat Hwe Cousu berkata dengan dingin.
"ltu tidak terhitung apa-apa! Hanya karena kau tidak
banyak mulut !"
Lu Leng tahu apa yang dimaksudkan Liat Hwe Cousu,
Sebab dia tidak menceritakan tentang kejadian di gunung
Tang Ku Sat. Dia pun terpaksa menyunggingkan senyum,
"ltu juga tidak terhitung apa-apa." ujarnya pula.
Liat Hwe Cousu tertawa aneh.
"Kau tahu sebenarnya tak hanya suatu kebetulan aku
melewati tempat itu?"
2095
Lu Leng menggeleng-geleng kepala, Liat Hwe Cousu
tertawa aneh lagi,
"Terus terang, sudah tiga empat hari aku mencari mu. jadi
pertemuan ini bukan merupakan suatu kebetulan!"
Tersentak hati Lu Leng ketika mendengar itu. Namun dia
berusaha tenang,
"Ada urusan apa Cousu mencariku?" tanyanya kemudian
Liat Hwe Cousu mendengus,
"Hra! Kau pandai berpura-pura, Mana Busur Api itu, cepat
berikan padaku!”
Lu Leng tersentak mendengar ucapan orang tua itu.
"Busur Api itu tidak berada padaku, telah kusembunyikan
di suatu tempat."
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha! Bocah, kau ingin mempermainkan ku ? itu
masih jauh!"
Sembari berkata, Liat Hwe Cousu pun kembali menjinjing
Lu Leng dan diangkat tinggi-tinggi Karena tengah terluka
parah Lu Leng sama sekali tidak bisa melawan
Setelah menjinjing Lu Leng ke atas Liat Hwe Cousu
merogoh ke dalam baju nya. Maka Busur Api itu berpindah ke
tangannya, Liat Hwe Cousu tertawa dingin sambil
menjatuhkan tubuh Lu Leng ke tanah,
2096
Melihat Liat Hwe Cousu mengambil Busur Api itu, guguplah
Lu Leng. Dia tahu Liat Hwe Cousu berhati culas, Walau
menghendaki Busur Api untuk menghadapi Liok Ci Khim Mo,
namun bisa jadi dia bertujuan lain, Tidak seperti tujuan Lu
Leng, Tong Hong Pek dan lainnya yang ingin menyelamatkan
rimba persilatan Liat Hwe Cousu biasa mementingkan diri
sendiri ini sudah banyak diketahui orang.
Lu Leng segera membentak
"Kalau kau tidak mengembalikan Busur Api itu, aku akan
menyiarkan kebusukanmu kepada kaum persilatan!"
Wajah Liat Hwe Cousu langsung berubah. sepasang
matanya menyorot aneh menatap Lu Leng,
Lu Leng tahu Liat Hwe Cousu sedang mengerahkan ilmu
Hian Sin Hoat, maka dia tidak berani beradu pandang dengan
mata ketua Hwa San Pai itu.
"Bocah, kau yang mencari mati sendiri!" dengus Liat Hwe
Cousu, lalu tertawa dingin
Mendengar Liat Hwe Cousu berkata begitu, tergoncanglah
hati Lu Leng,
Liat Hwe Cousu terus tertawa dingin Lalu tiba-tiba
mengangkat sebelah tangannya siap memukul ubun-ubun Lu
Leng,
Lu Leng tahu, saat ini Liat Hwe Cousu ber-sungguhsungguh
ingin membunuhnya, Sadar kalau tidak mungkin
meloloskan diri, maka Lu Leng memejamkan mata, merasa
tegang,
2097
Belum sampai hal itu terjadi, mendadak dari atas sebuah
pohon melayang turun seseorang tanpa mengeluarkan suara,
Namun agaknya Liat Hwe Cousu sudah merasakan itu, Dia
cepat membalikkan badan Orang yang melayang turun dari
pohon langsung saja meluncurkan serangan sebelum sempat
memuakkan kakinya di tanah,
Lu Leng sudah melihat jelas orang itu yang ternyata Giok
Bi Sin Kun-Tong Hong Pek, gurunya, Liat Hwe Cousu yang tak
sempat melihat jelas orang itu cepat menggerakkan
tangannya untuk menangkis, Sebab dia dapat menduga orang
itu pasti menyerangnya, Maka tak terelakkan terjadilah
benturan hebat hingga memperdengarkan suara keras,
Baik Liat Hwe Cousu maupun Tong Hong Pek sama-sama
terdorong mundur beberapa langkah.
Walau Liat Hwe Cousu bergerak cepat, tapi kemunculan
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek amat mendadak. Lagi pula
ketika melancarkan serangan, Tong Hong Pek menggunakan
sepasang tangannya, Sebab maksudnya ingin merebut Busur
Api dari tangan Liat Hwe Cousu.
Ketika Liat Hwe Cousu merasa ada yang tidak beres, Giok
Bi Sin Kun-Tong Hong Pek sudah mencelat mundur, bahkan
telah berhasil merebut Busur Api itu,
Liat Hwe Cousu berkepandaian amat tinggi, tapi ternyata
dengan mudah bagi Tong Hong Pek merebut Busur Api dari
tangannya. Mungkin hal itu karena keadaan Liat Hwe Cousu
yang kurang siap.
Mendapati Busur Api berpindah tangan, hati Liat Hwe
Cousu amat terkejut dan gusar. Dia bersiul aneh sambil
memutarkan badannya,
2098
Namun sejauh itu pun Liat Hwe Cousu belum dapat
melihat jelas siapa yang merebut Busur Api itu, Sebab begitu
cepat orang itu melancarkan tiga kali pukulan dan tendangan
"Ha! Ha! Ha! Liat Hwe tua, kenapa kau menyerang hingga
begitu sengit?"
Barulah Liat Hwe Cousu tahu siapa yang merebut Busur
Api itu, begitu Tong Hong Pek berhasil menghindari serangan
dan berhenti sejenak
Pada dasarnya Liat Hwe Cousu memang agak segan
terhadap Tong Hong Pek, namun saat ini justru bertemu
orang itu,
"Kembalikan Busur Apiku!" bentak Liat Hwe Cousu dengan
wajah kemerahan karena geram.
Tong Hong Pek menjura sambil tersenyum
"Maaf! Maaf! Temyata Busur Api ini milikmu!" ujarnya
berseloroh.
Liat Hwe Cousu tahu, kalaupun terus menyerang Tong
Hong Pek dia tetap tidak dapat memenang-kannya, Maka
mendengar Tong Hong Pek berkata begitu, mendadak dia
membalikkan badannya dan langsung melesat ke arah Lu Leng
yang tergeletak di tanah.
Maksud Liat Hwe Cousu ingin menangkap Lu Leng, Apabila
Lu Leng sudah berada di tangannya, tentu Tong Hong Pek
akan menyerahkan Busur Api kepadanya.
Akan tetapi Tong Hong Pek sudah menduga itu, Ketika Liat
Hwe Cousu melesat ke arah Lu Leng, dia pun melesat
2099
bagaikan kilat mengikuti Liat Hwe Cousu. sekejap Liat Hwe
Cousu sudah berada di sisi Lu Leng, namun sebelum
menjulurkan tangannya mencengkeram Lu Leng, Tong Hong
Pek sudah menyerang punggungnya,
Liat Hwe Cousu mengurungkan niatnya menyambar tubuh
Lu Leng, Dia bergerak cepat mengelak dari serangan Tong
Hong Pek. Namun mendadak saja terdengar suara "Krek".
Ternyata lengan Tong Hong Pek bertambah panjang, sehingga
berhasil memukul pantat Liat Hwe Cousu,
Plak!
Bukan main nyaringnya meskipun tidak mengandung
tenaga, Tong Hong Pek tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha! sebagai ketua suatu partai besar kau tidak
tahu malu! Maka kau harus dipukul!"
Setelah berkelit beberapa depa jauh, barulah Liat Hwe
Cousu membalikkan badannya, Berkecimpung dalam rimba
persilatan sudah puluhan tahun, entah sudah berapa banyak
jago tangguh yang dihadapinya, Sebelum Liok Ci Khim Mo
muncul, Thian Ho Si Lo, Tong Hong Pek, dan Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen tak pernah ditemuinya, Kini Liat Hwe Cousu boleh
dikatakan jago nomor wahid dalam rimba persilatan.
Semua orang tahu sifatnya yang angkuh. Kaum rimba
persilatan, kalau bertemu dia pasti memberi hormat Kapan dia
pernah menerima penghinaan seperti ini? itu membuatnya
nyaris pingsan seketika,
Tong Hong Pek melihat wajah Liat Hwe Cousu menghijau,
sepasang matanya mendelik dan sekujur badan terus
bergetar. Dalam hati dia tahu gurauannya tadi agak kelewat
2100
batas, Meskipun punya sifat angkuh, Liat Hwe Cousu
merupakan pesilat tangguh, amat berguna untuk menghadapi
Liok Ci Khim Mo.
"Liat Hwe tua, kenapa kau menganggap ini sungguhan.,.?"
ujar Tong Hong Pek sambil tersenyum,
Liat Hwe Cousu menggeram. Mendadak sepasang telapak
tangannya didorong ke depan disertai pengerahan tenaga
dalam tinggi. Mengetahui adanya bahaya yang mengancam,
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek cepat-cepat mundur
selangkah, Dia segera mengibaskan lengan baju kirinya ke
arah Lu Leng, membuat tubuh pemuda itu terpental beberapa
depa. sedangkan Liat Hwe Cousu segera maju selangkah,
Tenaga di telapak tangannya terus menekan Giok Bi Sin Kun-
Tong Hong Pek, sesungguhnya Tong Hong Pek ingin
menghindar tak ingin berniat mengadu tenaga dengan ketua
Hwa San Pai itu, Sebab dalam keadaan demikian, , apabila
beradu tenaga, tentunya akan sama-sama terluka,
Namun Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek telah terlambat
selangkah, Karena, tenaga tekanan itu semakin dahsyat.
sehingga tak mungkin lagi baginya untuk menghindarkannya,
Apa boleh buat! Tong Hong Pek bergerak cepat
menyimpan Busur Api ke dalam bajunya, lalu menangkis
dengan sepasang telapak tangannya,
Sungguh dahsyat tenaga telapak tangan mereka.
Batu-batu di sekitar tempat itu tampak berpentalan jauh
terkena sasaran kedua tenaga sakti itu. Ledakan-ledakan
keras dan menggetarkan pun terdengar memekakkan telinga,
Tak terelakkan lagi, benturan-benturan hebat terjadi ketika
2101
kedua tokoh tua ini sama-sama tak mampu menahan diri
Mereka saling mengadu tenaga masing-masing.
Begitu beradu mereka tidak bisa mundur lagi. Karena
pihak mana pun yang mundur, tentu akan tertekan oleh
tenaga lawan, Dan jelas pasti akan celaka bagi yang mundur,
Karena itu mereka maju selangkah sehingga terdengar
suara benturan lagi yang amat dahsyat pakaian kedua orang
tua itu yang berupa jubah-jubah longgar seperti jadi melekat
pada tubuh masing-masing. Begitu juga dengan rambut
mereka yang jadi awut-awutan tidak karuan.
Bagian 48
Mereka berdua adalah tokoh-tokoh tangguh rimba
persilatan pukulan mereka mengandung tenaga ratusan kati,
Ketika maju selangkah, wajah masing-masing berubah merah
padam. sedangkan saat ini jarak keduanya hanya sekitar dua
depa. Misalnya saja di tengah-tengah mereka terdapat batu
besar, tak ayal lagi, pasti akan hancur lebur oleh Lweekang
mereka yang begitu tinggi dan dahsyat itu. sebenarnya bagi
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek ini merupakan hal yang
terpaksa, Dia harus mengadu Lweekang dengan Liat Hwe
Cousu, Dia menyadari pertarungan ini tak akan berhenti tanpa
masing-masing mengalami luka parah,
Namun jika Lweekangnya dapat memenangkan pihak
lawan, maka tidak akan mengalami luka parah, Karena itu, dia
tadi maju selangkah,
Liat Hwe Cousu juga tidak bodoh, Apa yang dipikirkan
Tong Hong Pek, sudah dia pikirkan Maka ketika lawannya itu
2102
maju selangkah, dia segera melakukan hal yang sama untuk
mendesaknya pula,
Karena mereka maju selangkah lagi maka Lweekang
masing-masing menyebar keempat penjuru. Lu Leng yang
berada beberapa depa dari situ merasakan sulit untuk
bernafas, Maka dia berguling-gulingan menjauhi tempat
pertarungan itu,
Tak lama kemudian Lu Leng mendengar suara benturan
yang amat dahsyat, bagaikan gunung berapi meletus,
Dia segera menengok ke arah mereka. sekujur badan
keduanya mengepulkan uap putih, pertanda mereka
mengerahkan Lweekang masing-masing sampai pada
puncaknya,
Kini sepasang telapak tangan mereka sudah saling
menempel, sulit dipisahkan lagi, Namun hal itu hanya
berlangsung sebentar Tampak keduanya lalu sama-sama
terdorong mundur
Liat Hwe Cousu jatuh duduk lalu bersila di tanah,
sedangkan badan Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek doyong ke
belakang, Ketika nyaris roboh mendadak bersiul panjang,
sehingga badannya berdiri tegak kembali, lalu duduk bersila di
tanah!
Setelah uap putih yang keluar sekujur badan mereka
berdua sirna, wajah keduanya pucat pias bagaikan kertas,
seperti tak teraliri setetes darah pun.
Begitu menyaksikan wajah Liat Hwe Cousu dan Giok Bi Sin
Kun-Tong Hong Pek, hati Lu Leng jadi kebat kebit Dia tahu
kedua jago tangguh itu telah terluka dalam, sebab banyak
2103
kehilangan hawa murni. Mungkin membutuhkan waktu
belasan hari untuk memu1ihkannya.
Mereka duduk bersila sambil memejamkan mata, sama
sekali tidak mengeluarkan suara, Beberapa saat kemudian,
Tong Hong Pek membuka matanya dan berkata dengan suara
rendah.
"Liat Hwe tua, sungguh hebat tenaga pukulanmu."
Liat Hwe Cousu mendengus, lalu membuka matanya,
"Tenaga pukulanmu pun amat hebat."
Dalam pertarungan tadi, masing-masing ingin
menjatuhkan lawan dengan pukulan yang dilancarkan.
Keduanya saling memuji. pemandangan yang lucu bagi Lu
Leng, Mereka seperti dua orang bocah saja.
Mereka sama-sama pesilat tangguh yang belum bertemu
lawan setimpal Baru kini mereka dapat saling mengadu,
kemampuan Lweekang masing-ma-sing. Keduanya seakan
sadar, harus kagum dan mengakui ketangguhan satu sama
lain,
"Liat Hwe tua, pukulanmu akan menyebabkan diriku sulit
memulihkannya kembali luka dalam ini. Mungkin tak cukup
dalam tujuh atau delapan hari saja...."
Liat Hwe Cousu tertawa getir
"Sama-sama!"
Tong Hong Pek lalu menoleh ke arah Lu Leng.
2104
"Anak Leng, bagaimana lukamu, apakah bisa jalan?"
Lu Leng menyahut dengan wajah murung.
"Tidak bisa!"
"Baik, kau ke mari! Kita bertiga sama-sama tak bisa
bergerak, Duduk bersama di sini agar mudah bila menghadapi
binatang buas!"
Lu Leng menatap Liat Hwe Cousu, kemudian berkata,
"Dia...?"
* * * *
Bab 99
Sebelum Lu Leng usai berkata, mendadak Tong Hong Pek
memutuskannya.
"Aku lupa mengatakan padamu, Liat Hwe tua pernah
melakukan kesalahan apa saja terhadapmu, kau tidak boleh
menceritakan pada siapa pun."
Begitu Tong Hong Pek mengatakan hal itu, Lu Leng dan
Liat Hwe Cousu berdua jadi tertegun
"Guru, kenapa begitu ?" tanya Lu Leng yang tampak
keheranan
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa,
2105
"Ha! Ha! Tidak ada apa-apa! Maksudku hanya agar dia
tidak meninggalkan nama busuk di kalangan rimba persilatan."
Lu Leng menganggukkan kepala, Dia paham, ucapan
gurunya itu merupakan cetusan dari sikap orang gagah yang
tak berniat menjatuhkan nama lawan.
"Murid terima perintah!" ucap Lu Leng kepada Tong Hong
Pek.
Diam-diam Liat Hwe Cousu pun sangat kagum pada Tong
Hong Pek. Namun tetap saja dia tak mengungkapkan rasa
kagum itu. Bahkan kemudian dia membalikkan tubuh agar
membelakangi kedua orang guru dan murid itu.
Meskipun begitu, Liat Hwe Cousu harus mengakui dengan
cara itu mereka dapat bersama-sama jika ada ancaman dari
binatang buas, sehingga bisa memulai menghimpun hawa
murni untuk memulihkan lukanya,
Setelah duduk bersila dengan cara begitu, mereka bertiga
mulai menghimpun hawa murni Masing-masing hanyut dalam
usahanya untuk memulihkan kembali luka dalam mereka yang
sangat parah itu. jadi tak satu pun yang berbicara. Samasama
membisu Cukup lama hal itu mereka lakukan, sehingga
Sedikit demi sedikit luka mereka berkurang, Akan tetapi
belum juga luka itu dapat pulih, mendadak mereka dikejutkan
oleh suara derap kaki kuda yang terdengar di kejauhan
Suara itu semakin lama semakin mendekat Me-nyadari hal
itu, ketiganya mau tak mau terganggu oleh kedatangan kudakuda
itu, Mereka makin terperanjat ketika rombongan kuda
berhenti tak jauh dari tempat itu, Apalagi ketika terdengar
suara orang berseru.
2106
"Di sana ada orang!"
Selanjutnya, terdengar lagi suara derap kaki kuda,
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek tahu, bahwa jejak mereka
telah diketahui orang,
"Liat Hwe tua, kau punya suatu akal?"
"Ilmu Hian Sian Hoatku masih bisa digunakan," sahut Liat
Hwe Cousu dengan tenang.
Tong Hong Pek manggut-manggut
"Bagus! Asalkan saja yang datang itu bukan Liok Ci Khim
Mo, kita pura-pura tidak ada urusan, Berdasarkan nama kita
berdua, mungkin tiada seorang pun berani turun tangan
terhadap kita!"
Liat Hwe Cousu tertawa,
"Tong Hong Pek, tak disangka kita berdua masih harus
dengan siasat kota kosong."
"Selain siasat ini, sudah tiada akal lain. sekarang mari kita
duduk bersandar pada pohon!"
Ketiganya bangkit berdiri, kemudian duduk bersandar pada
pohon yang besarnya tiga pelukan orang. Mata mereka
mengawasi dengan hati-hati ke sekitar tempat itu. Dan karena
khawatir kalau-kalau ada musuh yang membokong, maka
ketiganya menghadap ketiga penjuru.
2107
Sementara suara derap kaki kuda sudah dekat sekali. Tak
lama kemudian terdengar orang-orang itu mulai berlompatan
turun dari punggung kuda, Hali Lu Leng mulai berdebar-debar
ketika matanya melihat lima orang sudah berdiri tak jauh dari
mereka bertiga, Ternyata kelimanya adalah Sien Put Pah dan
Hai Sim Si Lo.
Lu Leng segera berbisik.
" Yang muda bernama Sien Put Pah, dan keempat orang
tua itu adalah Hai Sim Si Lo!"
Giok Bi Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan suara
rendah,
"Sien Put Pah adalah adik Sien Thian Lok, itu gampang
diurus, Kita jangan pedulikan mereka!"
Melihat Liok Ci KhimMo tidak bersama mereka, Liat Hwe
Cousu segera melepaskan jubah abu-abunya, Di dalam
ternyata dia mengenakan jubah merah bagaikan api menyala.
Setelah meloncat dari punggung kuda, Sien Put Pah dan
Hai Sim Si Lo sebenarnya ingin langsung menerjang ke tempat
ketiga orang itu. Namun begitu melihat jubah merah menyala
itu air muka Sien Put Pah langsung berubah. Buru-buru dia
memberi isyarat agar Hai Sim Si Lo berhenti.
Sien Put Pah memandang Liat Hwe Cousu lama sekali
Kemudian maju selangkah sambil memberi hormat
"Kalau tidak salah, Cianpwee pasti adalah Liat Hwe Cousu
ketua Hwa San yang amat kesohor itu?"
2108
Liat Hwe Cousu tertawa dingin sambil menatap Sien Put
Pah dengan sorotan aneh, Ternyata dia telah mengerahkan
ilmu Hian Sin Hoat.
Sien Put Pah dan Hai Sim Si Lo merasa sukmanya seperti
terbetot Mereka terkejut bukan main sehingga langsung
mundur beberapa langkah. sesungguhnya siapa pun yang
terkena ilmu Hian Sin Hoat sulit untuk melepaskan diri. Namun
saat ini Liat Hwe Cousu dalam keadaan terluka parah, maka
Sien Put Pah dan Hai Sim Si Lo bisa mundur setelah mundur,
barulah mereka merasa agak tenang,
Padahal, dalam keadaan seperti sekarang ini, cukup Sien
Put Pah saja yang turun tangan maka Tong Hong Pek bertiga
tak akan mampu menghadapi nya. Namun nama Liat Hwe
Cousu memang sangat kesohor di kalangan rimba persilatan
Meskipun Hwa San Pai sudah kocar-kacir dikejar Liok Ci Khim
Mo dan banyak anggotanya yang mati, namun kebesaran
nama sang ketua masih disegani orang,
Liat Hwe Cousu tertawa dingin seraya menatap orang di
depannya,
"Bangsat kecil juga tahu nama Cousu!" ujarnya dengan
suara mendengus,
Mendengar itu, Sien Put Pah tahu dugaannya tidak
meleset Maka ketiganya bertambah terkejut dan mundur lagi,
Liat Hwe Cousu sedikit merasa lega karena mereka
mundur lagi, Kalau saat ini menambah nama Tong Heng Pek,
kemungkinan besar mereka berlima akan pergi karena
ketakutan
Karena itu, Liat Hwe Cousu segera memberitahukannya
2109
"Bangsat kecil, kau memang beruntung hari ini. Kalian
tidak hanya bisa bertemu Cousu, melainkan juga bisa bertemu
seorang pesilat tangguh lain."
Walau Liat Hwe Cousu terus memanggil Sien Put Pah
sebagai "Bangsat Kecil". Tapi orang itu sama sekali tidak
berani marah, sebaliknya malah menarik nafas dingin,
"Cousu bilang masih ada seorang pesilat tangguh lain,
siapa yang Cousu maksudkan itu?"
"Ha! Ha! Ha!" Liat Hwe Cousu lalu menunjuk Tong Hong
Pek, "Yang ini adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
bagaimana kau tidak mengenalnya?"
Mendengar nama tersebut, wajah Sien Put Pah langsung
berubah kelabu, Dia dan kawan- kawannya terperanjat
Kemudian cepat-cepat mundur beberapa langkah, Sien Put
Pah kelihatan terkejut sekali. Lelaki berwajah tampan dan
kelihatan baru berusia tiga puluhan itu, ketika baru melihat
memang merasa kenal, tapi tidak berpikir kalau orang itu
adalah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Dalam benak Sien Put Pah terbayang kembali, dua puluh
lima tahun lalu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pergi ke Cing
Cou seorang diri membunuh Go Pak Liok Hiong, Go Lam Sam
Pang, dan membunuh Go Lam Sam Pang pangcu. Karena
Tong Hong Pek membunuh mereka semua, maka Sien Thian
Lok kakaknya tidak binasa di tangan mereka. Secara tidak
langsung Tong Hong Pek telah menyelamatkan kakaknya.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa dingin,
"Sudah lama tidak berjumpa, bagaimana kabarnya
kakakmu itu?"
2110
Keringat dingin tampak mengucur di sekujur badan Sien
Put Pah. Dia memberi hormat sebelum menyahut
"Baik! Baik! Terima kasih Tong Hong Tayhiap!"
Tong Hong Pek tertawa dingin lagi,
" Jangan sungkan-sungkan, kini kalian kakak beradik
sudah tumbuh sayap, apakah ingin menyulitkanku?"
Wajah Sien Put Pah tampak gugup.
"Tidak! Aku... tidak berani!"
Tong Hong Pek berkata dengan sikap dingin,
"Kau tidak berani? Kalau begitu mengapa kau melukai
muridku?"
Sien Put Pah menjawab dengan suara bergemetar.
"Aku memang harus mampus! Aku memang harus
mampus! perintah dari atasan sulit dibangkang, mohon Tong
Hong Tayhiap maklum!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa.
"Busur Api berada padaku, kau masih ingin
memperolehnya?"
"Aku tidak berani!" sahut Sien Put Pah dengan wajah
semakin gugup,
2111
"Meskinya kau tahu diri sekarang untuk apa kalau tak
segera pergi?"
Sien Put Pah menarik nafas lega,
"Ya! Ya!"
Melihat Sien Put Pah langsung membalikkan badannya, Hai
Sim Si Lo bertanya serentak dengan penuh keheranan
“Tuan Sien, siapa kedua orang itu?"
"Cepat pergi, jangan tanya!" bentak Sien Put Pah gusar
terhadap para anak buahnya itu.
Orang-orang Hai Sim Pai, jarang berkelana dalam rimba
persilatan maka Hai Sim Si Lo tidak kenal Liat Hwe Cousu dan
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Mungkin kalau tanpa Sien
Put Pah bisa jadi mereka langsung turun tangan dari tadi,
Naraun keempat orang itu tahu, kedudukan Sien Put Pah amat
tinggi dalam istana Ci Cun Kiong, Kini melihatnya begitu
ketakutan, mereka tahu kedua orang itu pasti berkepandaian
amat tinggi
Akan tetapi mendengar jawaban Sien Put Pah, mereka
berempat tampak tidak puas,
"Tuan Sien, apakah kepandaian mereka berdua begitu
hebat? perintah dari Ci Cun, haruslah kita sudahi begitu saja?"
Sien Put Pah masih berdiri membelakangi Liat Hwe Cousu
dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Dia merasa ada duri di
punggungnya rasanya ingin sekali segera meninggalkan
tempat itu, Maka mendengar pertanyaan Hai Sim Si Lo,
hatinya jadi gusar sekali
2112
"Kalau Tong Hong Tayhiap tak pernah ada hubungan
dengan saudaraku, saat ini kita berlima pasti sudah jadi
mayat," ujar Sien Put Pah menjelaskan "Apa kalian masih ingin
melawan mereka?"
Walau kedudukan Hai Sim Si Lo cukup tinggi dalam istana
Ci Cun Kiong, namun masih dibawah Sien Put Pah, Maka
mendengar perkataannya bernada gusar, mereka berempat
tidak berani banyak bicara lagi, Mereka meloncat ke punggung
kuda dan segera meninggalkan tempat itu, Mereka melarikan
kuda dengan kencang, hingga sebentar kemudian sudah jauh
sekali
Menyaksikan itu, Lu Leng merasa lega dan gembira.
"Guru, hanya karena nama kalian berdua, sudah membuat
mereka kabur ketakutan, Sungguh menggelikan!"
Akan tetapi, wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan
Liat Hwe Cousu tidak tampak berseri. Lu Leng tercengang
memandang kedua orang tua itu,
"Guru, apa masih ada yang tak beres ?"
Tong Hong Pek diam saja, Liat Hwe Cousu yang menyahut
"Kemungkinan besar mereka akan datang ke mari lagi."
"Mereka kabur ketakutan, bagaimana mungkin balik ke
mari lagi?" tanya Lu Leng heran,
Liat Hwe Cousu mendengus.
"Hm! Bocah, kau tahu apa? Cepat tutup mulutmu!"
2113
Timbul rasa gusar dalam hati Lu Leng, dia memandang
Tong Hong Pek seraya bertanya,
"Guru, betulkah mereka akan kembali ke sini?"
Tong Hong Pek berpikir sejenak, sebelum akhirnya
menjawab
"Sulit dikatakan!"
"Kalau begitu, mengapa kita tidak pergi saja?"
"Kalau pun dapat pergi, kita tidak bisa pergi jauh.
sebaliknya malah akan memperlihatkan kelemahan kita, Maka
lebih baik kita tetap di sini, berusaha agar bisa pulih dua tiga
bagian."
Lu Leng terkejut dalam hati,
"Semua ini gara-gara Liat Hwe Cousu. Kalau tidak
menyerang guruku tak akan mengalami luka parah seperti
ini!"
Wajah Liat Hwe Cousu langsung berubah.
"Omong kosong!" dengusnya,
Tong Hong Pek segera menatap Lu Leng,
"Anak Leng, jangan bicara sembarangan! Guru yang
keterlaluan sehingga membuat Liat Hwe tua jadi marah
besar."
2114
Mereka lalu diam, Semua memejamkan mata lagi, mulai
menghimpun hawa mumi. Mereka harus berupaya, untuk
segera memulihkan luka dalam masing-masing. Namun apa
yang diduga Liat Hwe Cousu rupanya benar, Tidak lama
mereka bisa menghimpun hawa murni, Sebab kemudian
telinga mereka kembali menangkap suara derap kaki kuda,
"Liat Hwe tua, bagaimana kau tadi yakin mereka akan
balik ke mari lagi?" bertanya Tong Hong Pek yang juga
tampak cemas begitu mendengar suara derap kaki kuda,
"Mereka berjumlah dua puluh orang lebih, Aku melihat
mereka. Salah seorang di antaranya Lam Thian It Ho Kiong Bu
Hong. Orang itu amat terkenal karena cukup aneh.
Kecerdasannya melebihi orang lain, maka aku tahu tidak dapat
mengelabuinya!"
Tong Hong Pek mengeluarkan suara menggumam tak
jelas.
"Aku duga memang mereka balik ke mari. Melihat kita
belum juga pergi, mungkin mereka tidak berani sembarangan
turun tangan."
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha! Kalau begitu, mudah-mudahan Beng Tu Lo
Jin yang di alam baka akan melindungimu!"
Wajah Tong Hong Pek berubah serius,
"Liat Hwe tua, kini bukan waktunya bergurau, kita harus
menggunakan siasat tadi!"
2115
Liat Hwe Cousu cuma mengangguk, tidak berkata apalagi.
sementara suara derap kaki kuda pun makin dekat
Tak lama kemudian tampak dua puluh ekor kuda berhenti
tak jauh dari tempat mereka bertiga, Namun Sien Put Pah
berada jauh di belakang, Tampaknya dia tidak berani
mendekati mereka bertiga,
Ternyata ketika berada di puncak Lian Hoa Hong, Liok Ci
Khim Mo murka bukan main, Sebab Lu Leng dan Tam Goat
Hua lolos, sementara putranya tak diketahui berada di mana,
Maka dengan membawa kegusaran dia langsung pulang ke
istana Ci Cun Kiong, Dia lalu mengerahkan seratus orang
berkepandaian tinggi. Mereka dibagi empat kelompok
berpencar mencari Oey Sim Tit dan mengejar Lu Leng serta
Tam Goat Hua untuk merebut Busur Api.
Setiap kelompok terdapat dua orang yang memiliki ilmu
Ginkang tinggi, agar dapat segera kembali ke istana Ci Cun
Kiong untuk melapor
Kebetulan yang menuju ke barat adalah kelompok
dibawah pimpinan Tancu Sien Put Pah. setelah mendirikan
istana Ci Cun Kiong, Liok Ci Khim Mo memang memberi
jabatan kepada para pengikut setia, Empat pelindung dan
Empat Tancu, pelindung Timur, pelindung Barat, pelindung
Utara, dan pelindung Selatan, Kali ini Liok Ci Khim Mo juga
mengutus keempat pelindung tersebut untuk mengejar Lu
Leng dan Tam Goat Hua. pelindung Timur adalah Hek Sin Kun.
Bersama seorang Tancu, dia berangkat ke arah timur,
sedangkan pelindung Barat adalah Lam Thian It Ho-Kiong Bu
Hong yang amat cerdik itu. Bersama Tancu Sien Put Pah dia
berangkat ke barat Yang mengikuti mereka adalah Hai Sim Si
Lo. Mereka terus mengejar ke arah barat, hingga menemukan
2116
Lu Leng, Namun ketika Lu Leng terluka muncul seseorang
menyelamatkannya,
Karena itu, mereka semua terus mengejar Lu Leng, Walau
sudah begitu jauh, mereka terus mengejar Mereka tidak
menemukan jejak Lu Leng, bahkan Oey Sim Tit pun tak
ketahuan jejaknya, Hai itu membuat Lam Thian It Ho-Kiong Bu
Hong jadi curiga, Maka dia berunding dengan Sien Put Pah.
Akhirnya Sien Put Pah membawa Hai Sim Si Lo kembali ke
tempat semula,
Ternyata Sien Put Pah ketakutan ketika bertemu Liat Hwe
Cousu dan Tong Hong Pek, sehingga langsung kabur bersama
Hai Sim Si Lo. Setelah berkumpul kembali dengan Lam Thian
It Ho-Kiong Bu Hong, barulah menarik nafas lega,
Kiong Bu Hong sudah berusia enam puluh lebih, wajahnya
kemerah-merahan dan tampak gagah, persis seperti seorang
tingkatan tua dalam rimba persilatan Hanya dia berhati amat
jahat Kalau membunuh orang tak pernah meninggalkan jejak,
bahkan diperhitungkan dengan matang sekali. Dia memang
cerdik, tapi juga licik.
Melihat ada ketidak beresan pada diri Sien Put Pah, Kiong
Bu Hong pun merasa curiga,
"Sien Tancu, apakah sudah menemukan jejak musuh?"
Walau sudah berada di tempat yang begitu jauh, Sien Put
Pah tetap masih merasa takut terhadap Tong Hong Pek dan
Liat Hwe Cousu,
"Jangan dikatakan lagi!"
2117
Kedudukan mereka boleh dikatakan setingkat tapi di
antara keduanya saling bertentangan dalam hati, Apabila Sien
Put Pah tidak menceritakan hal yang sebenarnya, dia khawatir
Kiong Bu Hong akan melapor kepada Liok Ci Khim Mo. Karena
itu dia segera memberitahu kannya,
"Bocah Lu itu memang ada, tapi ada dua orang yang
mendampinginya."
Kiong Bu Hong tertawa dingin,
"Siapa kedua orang itu? Kenapa Sien Tancu kembali
dengan tangan kosong?"
Pertanyaan tersebut membuat air muka Sien Put Pah
berubah.
"Pelindung Kiong, kedua orang itu merupakan orang luar
biasa, Yaitu Liat Hwe Cousu dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek!"
Tadi sikap Kiong Bu Hong amat angkuh, Namun
mendengar nama kedua orang tersebut air mukanya langsung
berubah.
Yang lain pun terkejut mendengar keterangan Sien Put
Pah.
"Pelindung Kiong, Sien Tancu! Lebih baik kita cepat-cepat
pergi melapor pada Ci Cun!" usul salah seorang anak buah.
Kiong Bu Hong berpikir sejenak, kemudian mendadak
mengangkat sebelah tangannya,
"Kalian jangan ketakutan dulu!"
2118
Seketika semua orang jadi diam Kiong Bu Hong bertanya
kepada Sien Put Pah.
"Sien Tancu, kalian bertarung dengan mereka?"
Sien Put Pah menyahut dengan dingin.
"Kalau bertarung, mana mungkin kami masih bisa kembali
ke sini?"
Kiong Bu Hong mengerutkan kening,
"lni sungguh mengherankan! Sien Tancu, ceritakanlah
keadaan itu!"
Sien Put Pah segera menceritakan keadaan Liat Hwe
Cousu dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. setelah
mendengar itu, sepasang biji mata Kiong Bu Hong berputarputar,
"Heran! Setahuku, Liat Hwe Cousu dan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek pernah bertikai, mereka berdua tidak akan
saling mengalah. Lagi pula mereka berdua bersifat keras,
Bagaimana mereka membiarkan kalian berlima kembali dalam
keadaan selamat?"
Sien Put Pah gusar dalam hati.
"Menurutmu, kami berlima harus jadi mayat di tempat
itu?"
Kiong Bu Hong tertawa terkekeh.
2119
"He! He! He! Sien Tancu jangan menganggapku banyak
urusan! Kita semua harus berbuat jasa terhadap Ci Cun."
Karena Kiong Bu Hong menyebut Bu Lim Ci Cun-Liok Ci
Khim Mo, maka Sien Put Pah tidak berani banyak bicara lagi.
"Menurutmu harus bagaimana?" tanyanya kemudian .
Kiong Bu Hong menyahut
"Menurutku, kita semua harus ke sana lagi melihat-lihat!"
Ketika mendengar itu, wajah semua orang langsung
berubah.
" perintah dari Ci Cun, harus merebut kembali Busur Api.
Kalian pasti memperoleh imbalan, mengapa kalian jadi takut
mati?"
Setelah Kiong Bu Hong membentak, semua orang tidak
berani bersuara Iagi. Mereka saling memandang, Masingmasing
telah mengambil ke-putusan, apabila Kiong Bu Hong
memaksa mereka ke sana, maka mereka akan bubar
Pergi menghadapi Liat Hwe Cousu dan Giok Bi Sin Kun-
Tong Hong Pek, sama juga pergi mencari mati Dari pada mati
sia-sia, maka lebih baik kabur
Terdengar Kiong Bu Hong berkata lagi.
"Tadi Sien Tancu dan Hai Sim Si Lo bisa kembali dengan
selamat, itu pasti ada sebabnya, Tidak apa-apa kita pergi ke
sana. Kalau mereka sudah pergi, tentu ada jejaknya, Kita
boleh menguntit mereka!"
2120
"Seandainya mereka masih berada di tempat itu, belum
pergi? Lalu kita harus bagaimana?" tanya Sien Put Pah.
Kiong Bu Hong tertawa dingin,
"Bagi yang takut mati, boleh berdiri agak jauh! Biar aku
yang menghadapinya!"
Mendengar Kiong Bu Hong berkata begitu, legalah hati
mereka. Siapa yang tidak takut mati? Kalau tidak takut mati,
mengapa harus bergabung dengan istana Ci Cun Kiong,
bersedia diperintah orang? Kini Kiong Bu Hong mau tampiL
Kalau sampai terjadi sesuatu bisa melarikan diri Karena itu
semua orang mengiyakan, Mereka segera memacukan kuda
masing-masing ke tempat yang dituju,
Akhirnya rombongan tiba di tempat itu, Dari jauh mereka
melihat tiga orang itu masih tetap duduk di bawah pohon.
Sien Put Pah paling cepat berhenti
Begitu melihat Liat Hwe Cousu dan Giok Bi Sin Kun-Tpng
Hong Pek, hati Kiong Bu Hong kebat-kebit Dalam jarak sekitar
dua puluh langkah dia menghentikan kudanya, Maka lainnya
ikut berhenti
Liat Hwe Cousu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Lu
Leng melihat kedatangan rombongan itu, Mereka terkejut
bukan main, karena menyadari kali ini tak mungkin
mengelabui mereka,
Namun wajah ketiganya sama sekali tidak berubah Tong
Hong Pek dan Liat Hwe Cousu menatap mereka dengan sikap
dingin dan tenang sekali Kiong Bu Hong memberanikan diri,
perlahan-lahan turun dari punggung kuda, Setelah itu dia
menatap Liat Hwe Cousu dan Tong Hong Pek.
2121
Mereka berdua tahu Kiong Bu Hong amat cerdik dan licik,
jarak begitu jauh seperti itu harus menghimpun hawa murni
untuk berbicara, Kalau begitu, asal membuka mulut, Kiong Bu
Hong akan segera tahu bahwa mereka berdua telah banyak
kehilangan tenaga,
Karena itu, perlahan-lahan Tong Hong Pek menyentuh Lu
Leng, kemudian berbisik
"Anak Leng, kau bertanya kepada mereka, mau apa
mereka ke mari?"
Lu Leng mengangguk lalu berseru sekeras-keras-nya.
"Kalian para penjahat, kalian mau cari mampus?"
Kiong Bu Hong masih terdiam sambil menatap Lu Leng,
Namun akhirnya membuka mulut,
"Maaf! Karena tahu Giok Bi Sin Kun dan Liat Hwe Cousu
berada di sini, maka kami datang untuk memberi salam!"
Ketika berkata begitu Kiong Bu Hong mengerahkan hawa
murni, agar Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu membuka
mulut,
Dia sudah menduga, kalau ada suatu sebab sehingga
mereka tidak bisa turun tangan, asal mereka membuka mulut,
dia sudah dapat memastikannya,
Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu sudah tahu akan
maksudnya, Maka dalam hati keduanya mencaci maki. Tibatiba
timbul suatu ide dalam benak Tong Hong Pek. Dia
merogoh ke dalam bajunya, mengeluarkan Busur Api.
2122
Ditaruhnya benda itu dua langkah di depannya, lalu memberi
isyarat pada Lu Leng dengan tatapan mata.
Lu Leng mengerti akan maksud gurunya, maka langsung
saja dia tertawa,
"Ha! Ha! penjahat tua jangan berbasa-basi, kalian datang
dengan menempuh bahaya, tentunya demi Busur Api ini. Kini
sudah berada di tanah, yang punya nyali boleh ke mari
mengambilnya!"
Kiong Bu Hong melihat Tong Hong Pek dan Liat Hwe
Cousu tetap tidak membuka mulut, Hatinya kian merasa
curiga, Namun biar bagaimana pun curiganya, dia tetap tidak
berani maju mengambil Busur Api itu,
"Ha! Ha! Apa yang dikatakan Lu siauhiap memang benar,
Kami datang hanya demi Busur Api!"
Lu Leng menghimpun hawa murni, lalu tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha! Kalau begitu, kenapa tidak mengambil Busur
Api itu?"
Ketika Lu Leng menghimpun hawa murni untuk tertawa
gelak, hati Kiong Bu Hong tergerak Dia tahu luka yang diderita
Lu Leng belum sembuh, Apakah Liat Hwe Cousu dan Tong
Hong Pek tidak bisa menyembuhkannya? Kalau begitu, sudah
pasti ada sebabnya,
Setelah berpikir demikian, nyalinya jadi besar.
Dia maju dua langkah. Begitu melihat Kiong Bu Hong
maju, Lu Leng terkejut sekali Namun dia tetap berlaku tenang.
2123
"Guru, ada orang ke mari cari mati!" ujarnya pada Tong
Hong Pek.
Mendengar kata-kata Lu Leng, Kiong Bu Hong langsung
berhenti, tidak berani maju lagi. sementara itu Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek tetap menatapnya lekat-lekat
"Anak Leng, kau berseru sekeras-kerasnya bahwa kami
tidak akan bergerak, Suruh mereka ke mari mengambil Busur
Api, Biar Liat Hwe tua nanti menghadapinya dengan Hian Sin
Hoat!"
Suara Tong Hong Pek amat lirih, hanya dapat didengar
oleh Lu Leng dan Liat Hwe Cousu, sesungguhnya Kiong Bu
Hong juga ingin dengar, tapi tidak dapat karena masih terlalu
jauh,
Dia cuma melihat bibir Tong Hong Pek bergerak-gerak,
sepertinya sedang berbicara pada Liat Hwe Cousu dengan ilmu
Coan ini Jip Pit (llmu Menyam-paikan Suara), itu merupakan
ilmu yang amat tinggi. Hanya mereka yang punya Lweekang
pada taraf sempurna mampu menggunakan ilmu tersebut
Karena itu Kiong Bu Hong semakin tidak berani maju, Dia
berdiri di tempat
Lu Leng berseru sekeras-kerasnya.
"Kalian para penjahat, dengarkan baik-baik! Busur Api
berada di hadapan kami. Siapa di antara kalian yang punya
nyali, boleh ke mari mengambilnya! Guruku dan Liat Hwe
Cousu tidak akan bergerak Siapa yang punya nyali silakan
ambil Busur Api itu!"
2124
Setelah Lu Leng berkata begitu, semua orang mulai
berkasak-kusuk mendiskusikan itu.
Walau Liat Hwe Cousu dan Tong Hong Pek berkepandaian
amat tinggi, namun pasti sutit membunuh orang tanpa
bergerak sama sekali Mereka berdua adalah tokoh pesilat
tangguh yang amat terkenal tentunya tidak akan ingkar janji
Apabila berhasil memperoleh Busur Api itu, mereka akan dapat
imbalan dari Liok Ci Khim Mo, kedudukan pun akan dinaikkan
Maka seketika ada beberapa orang yang tergerak hatinya,
Sesungguhnya Kiong Bu Hong juga ingin turun tangan
sendiri. Namun dia berhati licik, sudah pasti tidak akan pergi
menempuh bahaya, Karena itu dia berkata dengan suara
dalam.
"Saudara-saudara! Siapa di antara kalian yang ingin ke
sana mengambil Busur Api itu?"
Seketika juga salah seorang menyahut. "Aku!"
Orang itu maju beberapa langkah, tapi berhenti tak
bergerak lagi Orang itu agak kurus berusia tiga puluhan, Di
saat melangkah maju dia tampak gagah. Setelah mendekati
Liat Hwe Cousu dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, teringat
akan kepandaian mereka berdua yang amat tinggi, membuat
nyalinya jadi ciut Bahkan sekujur badannya bergemetaran.
Kiong Bu Hong segera berseru.
"Saudara, kenapa kau tidak maju lagi? Apakah ingin
mundur kembali?"
Lu Leng juga berseru.
2125
"Hei! Kau ingin jadi orang gagah, ayo! Cepat ke mari!"
Orang itu salah tingkah, akhirnya nekat melangkah maju
lagi dengan hati deg-degan. Ketika berada di hadapan Busur
Api, kira-kira lima langkah, gigi orang itu terus berbunyi
gemertukan. sepasang kakinya terasa lemas, sulit baginya
untuk maju lagi, sejenak kemudian melangkah lagi,
Semua orang yang berdiri sekitar dua puluh langkah
tampak tegang sekali, Bahkan bernafas pun tidak berani.
Begitu pula Liat Hwe Cousu, Tong Hong Pek, dan Lu Leng,
Mereka tegang. Liat Hwe Cousu sudah siap dari tadi, sepasang
matanya terus menyorot aneh. Namun orang itu justru terus
menundukkan kepala, tidak berani menatap kedua tokoh tua
di depannya. itu membuat Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu
jadi gugup. Sebab, ilmu Hian Sin Hoat bisa digunakan dengan
cara beradu pandang pada mata lawan,
Orang yang maju itu ternyata bernyali kecil, sehingga tidak
berani mendongakkan kepala, Maka Liat Hwe Cousu tidak
dapat menggunakan ilmunya itu. Apakah orang itu akan
berhasil mengambil Busur Api tersebut?
Sepasang kaki orang itu bergemetar, namun akhirnya
berhasil juga maju selangkah. sehingga kini dia sudah berada
di hadapan Busur ApL Asal membungkukkan badan, dia pasti
berhasil mengambil Busur Api itu. Tapi dia tetap menundukkan
kepala, tidak berani memandang mereka,
Betapa paniknya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melihat
orang itu mulai membungkukkan badannya, siap mengambil
Busur Api.
2126
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengeluarkan suara
batuk dan berkata.
"Kau...!"
Sebetulnya dia ingin menyuruh orang itu mendongakkan
kepala, agar Liat Hwe Cousu dapat menggunakan ilmu Hian
Sin Hoat
Akan tetapi, setelah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
mengeluarkan suara batuk dan sepatah kata, orang itu
langsung berteriak-teriak aneh,
“Tong Hong Tayhiap, ampuniku!"
Orang itu membalikkan badan, dan langsung berlari pergi.
Baru sekitar tiga langkah dia terjatuh. Dari mulutnya tampak
mengalir cairan berwarna hijau, celananya basah dan
sepasang matanya mendelik Saking ketakutan, nyali orang itu
pecah dan nyawanya melayang seketika,
Kejadian itu, justru sungguh diluar dugaan Tong Hong Pek
dan Liat Hwe Cousu, Mereka berdua menahan tawa dan saling
memandang, sedangkan Lu Leng tertawa terbahak-bahak.
"Ha! Ha! Ha! Baru kali ini aku menyaksikan orang mati
ketakutan, siapa mau ke mari lagi?"
Namun orang yang mati karena mendengar batuk Tong
Hong Pek, dalam rimba persilatan memperoleh sedikit nama,
ilmu silatnya cukup lumayan, namun nyalinya amat kecil,
Ketika Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengeluarkan suara
batuk, orang itu mengira Tong Hong Pek turun tangan
terhadapnya. sehingga karena begitu takut nyalinya sampai
pecah. Bahkan nyawanya melayang seketika,
2127
Setelah orang itu binasa yang lain segera mundur,
termasuk Kiong Bu Hong. Mereka saling pandang-memandang
dengan air muka berubah tak menentu. Lama sekali tiada
seorang pun yang berani maju mengambil Busur Api itu.
"Tiada yang berani ke mari lagi? Liat Hwe Cousu dan
guruku berbelas kasihan terhadap kalian, masih belum mau
enyah dari sini?" seru Lu Leng yang bergembira.
Tampak beberapa orang melangkah mundur lagi, Namun
tidak begitu jauh, hanya berdiri di sisi Sien Put Pah.
Kiong Bu Hong menarik nafas dalam-dalam, kemudian
mengerutkan kening seraya membatin jelas orang itu binasa
karena saking ketakutan.
Berdasarkan nama besar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
masuk akal kalau orang mati ketakutan, Kini keadaan Tong
Hong Pek dan Liat Hwe Cousu, memang sulit diraba,
seandainya Kiong Bu Hong mengajak semua orang pergi,
kemungkinan besar Liok Ci Khim Mo akan menyalahkannya,
bahkan kedudukannya akan dicopot, Lagi pula kalau urusan ini
tersiar keluar, betapa malunya terhadap orang-orang
persilatan Akan disembunyikan ke mana mukanya yang dicap
sebagai pengecut besar
Walau Kiong Bu Hong berpikir demikian, tapi dia amat
licik, sama sekali tidak berani maju untuk mengambil Busur
Api itu.
Setelah berpikir lama sekali, akhirnya dia tertawa gelak
membangkitkan semangatnya.
"Ha! Ha! Ha! Tong Hong Tayhiap memang hebat, tanpa
bergerak sudah membuat orang mati ketakutan!"
2128
Lu Leng segera menyahut
"Guruku telah bilang, beliau sama sekali tidak akan turun
tangan! Busur Api berada di depan, silakan ambil!"
"Tentunya kami percaya bahwa Tong Hong Tayhiap dan
Liat Hwe Cousu tidak akan turun tangan, sebab kalian berdua
hanya ingin mencoba nyali seseorang di antara kami! Ya,
kan?"
Kiong Bu Hong memang licik, Saat ini dirinya sendiri tidak
akan turun tangan mengambil Busur Api itu. Sedang kalau
menyuruh bawahannya, sudah pasti tiada seorang pun yang
mau, Karena itu, dia berkata begitu agar Liat Hwe Cousu dan
Giok Bin Sin Kun tidak akan turun tangan,
Secara tidak langsung, dia juga memberitahukan pada
semua orang, bahwa siapa pun boleh untuk mengambil Busur
Api itu, Orang yang binasa tadi, hanya karena begitu
ketakutan sehingga nyalinya pecah menyebabkan
kematiannya.
Begitu Kiong Bu Hong usai berbicara, suasana mulai
berubah. Para anak buahnya berbisik-bisik merundingkan
sesuatu.
Mereka tahu, siapa yang dapat mengambil Busur Api itu,
tentunya berjasa besar bagi Liok Ci Khim Mo.
Namun semua orang termasuk Sien Put Pah, sama sekali
tidak tahu Kiong Bu Hong punya suatu rencana lain dalam
hati,
Berselang beberapa saat kemudian, terdengar seseorang
berseru lantang.
2129
"Biar aku yang coba!"
Semua orang langsung menoleh padanya. seseorang
berbadan cukup tinggi besar dan brewokan melangkah ke
depan, Kalau dilihat dari bentuk tubuhnya dapat diketahui dia
memiliki tenaga yang amat besar jelas seorang ahli Gwakang
(Tenaga Luar)!
Tadi Tong Hong Pek melihat semua orang sudah mundur
Tapi gara-gara perkataan Kiong Bu Hong barusan, semua.
orang terpengaruh kembali Kini muncul lagi seseorang untuk
maju mengambil Busur Api.
Hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek jadi gugup, Dia
menoleh memandang Liat Hwe Cousu. Tampak wajah ketua
Hwa San Pai itu berseri sambil manggut-manggut pada Tong
Hong Pek. itu membuat Tong Hong Pek tertegun Sudah ada
orang maju lagi kenapa Liat Hwe Cousu tampak begitu
tenang?
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek akhirnya mengerti juga,
Ternyata Liat Hwe Cousu begitu tenang, karena orang yang
maju itu ahli tenaga luar sedangkan saat ini, Liat Hwe Cousu
sudah banyak kehilangan hawa murni,
Apabila yang maju itu memiliki Lweekang tinggi maka
orang tersebut tidak akan terpengaruh oleh ilmunya,
Di saat Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu saling
memandangi orang itu sudah berjalan lebar mendekati Busur
Api.
Dia tidak sama dengan orang yang binasa tadi, Orang ini
berjalan sambil menatap Liat Hwe Cousu dan Tong Hong Pek,
setelah dekat mendadak sekujur badannya mulai merinding,
2130
Agar dapat membangkitkan keberanian nya, maka dia
berteriak
"Aku tidak takut pada kalian! Tidak takut!"
Liat Hwe Cousu menyahut sambil tersenyum senyum,
"Siapa yang suruh kau takut pada kami?"
Suara Liat Hwe Cousu amat rendah, yang jauh tentu tidak
akan mendengarnya,
Orang itu sudah berada di hadapan Busur Api.
Begitu mendengar ucapan Liat Hwe Cousu, dia menoleh ke
arahnya, Maka matanya saling beradu tatap dengan mata Liat
Hwe Cousu, sehingga Liat Hwe Cousu punya kesempatan
untuk mengerahkan ilmu Hian Sin Hoat,
Melihat mata Liat Hwe Cousu menyorot aneh, orang itu
tertegun Kalau saja, orang itu berlaku tenang dan mengambil
Busur Api, tentu Liat Hwe Cousu dan Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek tidak bisa berbuat apa-apa. Tetapi nampaknya
orang ini kurang pandai mengamati
Ketika melihat sepasang mata Liat Hwe Cousu bersinar
aneh, dia seperti tergetar dan berpikir, mainan apa itu?
Karena pikirannya terganggu dan terus menatap Liat Hwe
Cousu hingga akhirnya orang itu mulai terpengaruh oleh ilmu
Hian Sin Hoat, suatu ilmu rahasia dari Hwa San Pai.
Akibat dari merasuknya pengaruh itu, dia harus menuruti
perintah Liat Hwe Cousu,
2131
Pihak orang-orang Ci Cun Kiong tegang bukan main,
sedangkan Kiong Bu Hong terus memperhatikan dengan mata
tak berkedip. Dari tempat yang agak jauh dia hanya melihat
bibir Liat Hwe Cousu bergerak-gerak, Karena tidak tahu apa
yang dikatakannya justru membuatnya resah.
Semua melihat orang itu telah berada di hadapan Busur
Api. Hanya dengan membungkukkan badan sudah bisa
mengambil Busur Api itu, Namun dia tidak melakukan hal itu,
melainkan hanya berdiri termangu-mangu. Menyaksikan
kejadian itu semua orang jadi heran dan tidak paham
sebenarnya yang telah terjadi
Sementara itu Liat Hwe Cousu yakin kalau ilmunya telah
berhasil mempengaruhi orang itu. Dengan perasaan gembira
dia berbisik pada Lu Leng,
"Lu Leng, sekarang tanyakan padanya siapa namanya,
kemudian kau suruh dia mencaci maki Liok Ci Khim Mo!
setelah itu, suruh bunuh diri! ini akan membuat mereka semua
kabur ketakutan!"
Selama ini Lu Leng belum pernah menyaksikan ilmu Hian
Sin Hoat, Maka mendengar perintah dari Liat Hwe Cousu,
tampaknya dia belum percaya.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berbisik
"Anak Leng, turuti saja apa yang dikatakan Liat Hwe tua!"
Lu Leng mengangguk, lalu berseru
"Katakan siapa namamu?!"
2132
"Namaku Oey Pah!" sahut orang itu dengan suara lantang,
Namun sedikit pun dia tidak bergerak, bahkan matanya terus
mendelik suaranya yang lantang itu didengar semua orang,
membuat mereka terperangah.
* * * *
Bab 100
Lu Leng memandang ke arah orang mengaku bernama
Oey Pah itu.
"Oey Pah! Kau harus mencaci maki Liok Ci Khim Mo!"
ujarnya memerintah kan.
Oey Pah manggut-manggut, lalu mencaci maki sekeraskerasnya.
"Liok Ci Khim Mo adalah penjahat besar, bangsat jahanam!
Dia tak ubahnya binatang! Aku tidak akan mengakuinya lagi
sebagai Bu Lim Ci Cun!"
Ketika Oey Pah mencetuskan cacian itu, air muka Kiong Bu
Hong langsung berubah. Dia cukup berpengetahuan, hingga
tahu kalau Oey Pah telah kehilangan kedasarannya, Dia yakin
Oey Pah telah terpengaruh ilmu Hian Sin Hoat yang
dikerahkan Liat Hwe Cousu.
"Oey Pah, cepat kembali!" bentak Kiong Bu Hong tampak
geram sekali.
Akan tetapi, Lu Leng juga cepat berteriak lebih keras dari
suara Kiong Bu Hong,
2133
"Oey Pah! Kau adalah manusia busuk, percuma kau hidup
di dunia, lebih baik bunuh diri saja!"
"Ya!"
Tanpa ragu Oey Pah langsung menyahut seperti itu.
Segera diangkat tangan kanannya menghantam ubun-ubun
sendiri.
Tanpa mengeluh dia menghancurkan ubun-ubun-nya
sendiri. Darah berceceran membasahi sekujur tubuhnya. Oey
Pah ambruk dan langsung tewas.
Menyaksikan itu, Kiong Bu Hong menyurut mundur
beberapa langkah,
Semua orang pun ikut mundur sehingga jadi kacau balau.
Sien Put Pah berseru.
"Aku bilang apa?"
Dia langsung meloncat ke atas punggung kuda, Dan tanpa
menoleh lagi langsung menghentak kudanya, melesat
meninggalkan tempat itu.
Yang lain pun berebutan meloncat ke punggung kuda,
Terdengar ringkikan kuda yang amat ramai, semua kabur
dengan ketakutan, termasuk Kiong Bu Hong,
Setelah mereka pergi jauh, Liat Hwe Cousu, Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek dan Lu Leng tertawa terbahak-bahak
Liat Hwe Cousu berkata,
2134
"Tuan Tong Hong, kau memang hebat! Hanya dengan
suara batuk saja sudah dapat membuat orang mati
ketakutan!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa.
"Liat Hwe tua, janganlah kau menggunakan ilmu Hian Sin
Hoat terhadap ku, sebab aku belum mau bunuh diri, Iho!"
Walau Tong Hong Pek tidak secara langsung memuji Liat
Hwe Cousu, itu jelas dari ucapannya yang terakhir. Tentu saja
Liat Hwe Cousu merasa bangga dan senang, sebab yang
memuji dirinya bukan tokoh sembarangan Maka orang tua ini
tertawa, tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya,
"Tuan Tong Hong, kalau dari tadi kau sudi berkata
demikian, kita berdua tidak perlu bertarung hingga kehilangan
banyak hawa murni!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum.
"Liat Hwe tua, kau pun kenapa tadi tidak mau berkata
seperti barusan ?"
Mereka berdua saling memandangi lalu tertawa terbahakbahak.
Dengan tawa itu, maka lenyaplah unek-unek dalam
hati masing-masing.
Perlahan-lahan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bangkit
berdiri. Dia hendak segera mengambil Busur Api di depannya.
Namun ketika hendak membungkukkan badan, mendadak
terdengar suara tawa dari atas pohon, Bersamaan dengan itu
berkelebat sosok bayangan ke arahnya,
2135
Tong Hong Pek, Liat Hwe Cousu dan Lu Leng terkejut
sekali. Dalam sekejap sosok bayangan tersebut sudah berada
di hadapan Tong Hong Pek, dan secepat itu pula Busur Api
tahu-tahu saja telah disambarnya,
Bukan main terkejutnya Tong Hong Pek, mendapat Busur
Api sudah berpindah ke tangan orang itu, Begitu menyadari
hal itu dia langsung melancarkan pukulan keras ke arah orang
tak dikenal itu, sebenarnya pukulan yang dilancarkan Tong
Hong Pek sangat hebat sebuah kekuatan yang mampu
menghancurkan batu besar Namun aneh, saat itu pukulannya
seakan tak mengandung tenaga ketika mendarat pada
sasarannya.
Plak!
Pukulan Tong Hong Pek mendarat di punggung orang itu,
Namun orang tak dikenal itu malah tertawa gelak sambil
mencelat ke samping,
Liat Hwe Cousu dan Lu Leng segera maju, Namun orang
itu langsung melancarkan dua buah pukulan, sehingga
membuat keduanya terdesak mundur
Melihat Lu Leng dan Liat Hwe Cousu terdesak, orang itu
menghentikan serangan dan mencelat ke tempat yang agak
jauh, Dia mengenakan jubah berwarna keperakan dan
bersulam gambar tengkorak, Usianya sekitar empat puluhan,
tapi masih tampak gagah. Orang itu tertawa bergelak,
"Tuan Tong Hong, Liat Hwe Cousu! Hari ini aku terpaksa
bertindak kasar terhadap kalian, karena terlampau berani
merebut Busur Api ini, Harap kalian jangan menyalahkanku!
Ha ha haaa.,.!"
2136
Air muka Tong Hong Pek, Liat Hwe Cousu dan Lu Leng
terkejut begitu tahu orang itu. Mereka memang sangat
terkejut dengan kejadian yang sungguh di luar dugaan ini,
Bersusah payah menghalau Kiong Bu Hong dan lainnya, tetapi
tak disangka tiba-tiba muncul Kim Kut Lau merebut Busur Api
tersebut
Kalau mereka bertiga tidak terluka parah, cukup Lu Leng
seorang diri sudah dapat mengalahkannya
Namun keadaan saat ini Kim Kut Lau yang berada di atas
angin,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa mendengar
ucapan lelaki separuh baya itu,
"Kami tidak menyalahkanmu! Tapi untuk apa kau merebut
Busur Api itu?"
Kim Kut Lau pun ikut tertawa,
"Tentunya untuk dibawa ke istana Ci Cun Kiong, Akan
kuserahkan busur ini kepada Liok Ci Khim Mo, maka aku
berhak menerima kedudukan tinggi!"
"Tidak salah!" ujar Tong Hong Pek dengan tatapan mata
dingin, "ltu memang cara terbaik untuk bergabung dengan
istana Ci Cun Kiong!"
Kim Kut Lau tertawa lagi,
"Ha! Ha! perkataanmu memang benar, tapi
kedengarannya kau menyindirku!"
Tong Hong Pek tersenyum dingin,
2137
"Oh, ya?"
Kim Kut Lau terus tertawa, kemudian membusungkan
dada angkuh,
"Aku bersembunyi di atas pohon, Bagaimana keadaan
kalian bertiga, aku sudah tahu dengan jelas. sekarang kalian
masih berani mencetuskan perkataan yang menyindir?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek terdiam begitu
mendengar ucapan Kim Kut Lau. Kenyataannya dirinya dan Lu
Leng serta Liat Hwe Cousu memang sedang mengalami luka
dalam. sementara itu Lu Leng yang begitu gusar langsung
membentak
"Kau berani merebut Busur Api dan berlaku kasar pada
guruku?"
Kim Kut Lau menyimpan Busur Api ke dalam bajunya
sambil tertawa-tawa,
"Bocah busuk, ajalmu telah tiba!" dengus Kim Kut Lau.
“Tampaknya kau belum juga menyadarinya!"
Ketika mendengar Kim Kut Lau berkata begitu, terkejutlah
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Dia dapat melihat jelas
sepasang mata Kim Kut Lau memang memancarkan hawa
membunuh
Walau pihaknya berjumlah tiga orang, namun mereka
telah terluka parah. Lagi pula Kim Kut Lau berkepandaian
tinggi. Kalau dia berniat membunuh, kemungkinan besar
mereka bertiga akan mati di tangannya,
2138
Karena itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek segera
menoleh ke arah Lu Leng,
"Anak Leng, jangan banyak bicara, biar dia pergi!"
Tong Hong Pek terpaksa mengucapkan hal itu demi
keselamatan mereka bertiga, Dia inginkan Kim Kut Lau segera
pergi, meskipun telah kehilangan Busur Api. Lain waktu masih
bisa berusaha merebut kembali busur itu,
Akan tetapi, Kim Kut Lau amat licik. Diam-diam dia sudah
mengambil keputusan untuk menghabisi ketiga orang itu.
Karena itu, dia menyahut sambil tersenyum sinis,
"Tuan Tong Hong, urusan tidak segampang itu!" Tong
Hong Pek tertawa. "Ha! Ha! Baik, baik! Oh ya, Liat Hwe
Cousu, kau mau bicara apa?"
Wajah Liat Hwe Cousu kehijau-hijauan, Dia sama sekali
tidak bersuara. sementara itu Lu Leng tahu saat ini dirinya
bukan tandingan Kim Kut Lau. Namun kekerasan hatinya
mendorong niatnya untuk mengadu nyawa dengan Kim Kut
Lau, Maka tiba-tiba saja dia mengayunkan golok pusaka Su
Yang To, merangsek ke arah Kim Kut Lau,
Kim Kut Lau tertawa panjang sambil mencelat
menghindarkan serangan Lu Leng. Sambil bergerak tangannya
mengibas ke arah pinggang Lu Leng. Plak!
Lu Leng terpental jatuh. Karena melihat Lu Leng terpental
oleh serangannya,
"Kim Kut Lau, beranikah kau memandangku?" bentak Liat
Hwe Cousu yang berang sekali.
2139
Kim Kut Lau maju beberapa langkah, kemudian
menendang Lu Leng, Golok pusaka Su Yang To terpental.
Sambil tertawa Kim Kut Lau membalikkan badannya ke arah
Liat Hwe Cousu,
"Liat Hwe tua, saat ini ilmu Hian Sin Hoat hanya dapat
mempengaruhi orang semacam Oey Pah! Takkan mungkin
dapat mempengaruhi diriku?"
Melihat kesombongan Kim Kut Lau, Liat Hwe Cousu geram
bukan main, Maka dia segera, mengerahkan Hian Sin Hoatnya,
Namun Kim Kut Lau memiliki Lweekang tinggi, maka Liat Hwe
Cousu tak dapat mempengaruhinya dengan ilmu itu,
"Ha! Ha! Ha! Liat Hwe tua, Tuan Tong Hong! Tems terang
saja, kalau hanya mengantar Busur Api ke istana Ci Cun Kiong,
mungkin kedudukanku tidak bisa di atas Empat Pelindung, tapi
kalau aku membawa serta kepala kalian...."
Meskipun kalimat terakhir itu tidak dilanjutkan Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek langsung tercengang dengan wajah
berubah hebat Begitu juga yang terjadi pada Liat Hwe Cousu,
Keduanya memahami maksud Kim Kut Lau yang menghendaki
kematian mereka bertiga,
Namun anehnya, belum sempat Liat Hwe Cousu menyahut
mereka melihat wajah Kim Kut Lau berubah.
Tong Hong Pek, Liat Hwe Cousu dan Lu Leng terheranheran.
Ketiganya yakin, bahwa Kim Kut Lau melihat sesuatu di
belakang mereka, sehingga air mukanya berubatr begitu.
Karena itu, mereka langsung menoleh dengan serentak
Ketika mereka menoleh, tampak sosok bayangan melesat
ke arah merekai
2140
Sesosok bayangan tampak berkelebat cepat bagaikan
segulung asap, Namun begitu melihat mereka segera tahu
siapa orangnya, Siapa lagi kalau bukan Oey Sim Tit, sebab
selain dia tak seorang pun memiliki Ginkang setinggi itu,
Kemunculan Oey Sim Tit di tempat ini, tentunya karena
berjumpa dengan Kiong Bu Hong dan lainnya sehingga tahu
mereka bertiga berada di situ!
Sekejap Oey Sim Tit sudah berdiri di hadapan Tong Hong
Pek, Kedatangan Oey Sim Tit membuat ketiga orang itu
merasa girang, namun juga berduka,
Mereka tahu, Hek Sin Kun saudaranya Kim Kut Lau telah
bergabung dengan istana Ci Cun Kiong, Tentunya mereka
tidak berani berbuat seenaknya terhadap Oey Sim Tit Namun
sebaliknya Oey Sim Tit pun pasti tidak akan membiarkan Kim
Kut Lau mencelakai mereka bertiga, inilah yang membuat
mereka bergirang dalam hati
Selain dari itu, mereka bertiga juga tahu, kedatangan Oey
Sim Tit akan merebut kembali Busur Api yang sudah susah
payah dibawa Lu Leng,
Meskipun Panah Api sekarang masih entah di mana
adanya, namun memperoleh Busur Api saja berarti masih
punya harapan, Tapi kini Busur Api pun harus lepas kembali
selanjutnya akan sulit merebutnya kembali inilah yang
menyebabkan hati mereka jadi berduka,
Ketika melihat Oey Sim Tit berdiri di hadapan, mereka
bertiga diam saja. sebaliknya Oey Sim Tit malah segera
memberi hormat
2141
"Tuan Tong Hong, aku mohon Busur Api itu dikembalikan
padaku!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum getir
"Sim Tit, Busur Api sudah tidak berada padaku!"
"Di mana?" tanya Oey Sim Tit tak sabaran, wajahnya
menyiratkan kecewa yang dalam.
Lu Leng menunjuk Kim Kut Lau.
"Berada padanya!"
Oey Sim Tit tahu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Lu
Leng tidak akan bohong, Maka segera dia tatap Kim Kut Lau.
Namun ternyata dia sama sekali tidak mengenalnya,
Sejak diusir Cit Sat Sin Kun-Tam Sen di Cing Yun Ling di
Go Bi San, Kim Kut Lau berpisah dengan Hek Sin Kun. Selama
ini dirinya bersembunyi di suatu tempat yang terpencil
persembunyian itu justru berada di sekitar tempat sekarang
dirinya bertemu orang-orang ini. Tadi dia sedang mengejar
seekor rusa yang berlari ke tempat itu. Ketika mendapati Tong
Hong Pek sedang bertarung dengan Liat Hwe Cousu, dia
segera meloncat ke atas pohon untuk menyaksikan mereka
dari tempat tersembunyi
Kini Hek Sin Kun saudaranya sudah bergabung dengan
istana Ci Cun Kiong, kedudukannya sebagai kepala pemimpin
wilayah timur, barat, utara dan selatan, Tentunya Kim Kut Lau
pun ingin pergi ke sana, Namun dia amat cerdik, kalau pergi
dengan tangan kosong, sudah pasti hanya memperoleh
kedudukan rendahan.
2142
Ketika melihat Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu
bertarung, timbullah suatu rencana dalam hatinya, Kebetulan
muncul Sien Put Pah dan Hai Sim Si Lo, kemudian Kiong Bu
Hong dan lainnya.
Setelah mereka pergi, dia pun langsung turun tangan
merebut Busur Api itu, Bahkan dia bermaksud memenggal
kepala ketiga orang itu untuk dipersembahkan kepada Liok Ci
Khim Mo.
Karena itu kedatangan Oey Sim Tit yang tak dikenalnya
membuat hatinya gusar Oey Sim Tit tampak masih menatap
orang di depannya!
“Tuan, bolehkah aku meminta busur itu kembali.,.?" Oey
Sim Tit meminta dengan penuh harap.
"Siapa kau?" dengus Kim Kut Lau menatap penuh selidik
pada Oey Sim Tit,
Lu Leng tertawa lalu menye!ak,
Bagian 49
"Mungkin kau harus memberi hormat kepadanya, karena
dia adalah putra Bu Lim Ci Cun-Liok Ci KhinrMo!"
Mendengar itu, diam-diam Kim Kut Lau terkejut dalam
hati,
2143
Walau dia tidak pernah berjumpa dengan Oey Sim Tit,
pernah didengarnya nama itu, Dia bahkan juga tahu Liok Ci
Khim Mo punya seorang putra yang berwajah buruk dan
memiliki Ginkang yang amat tinggi, Maka begitu melihat Oey
Sim Tit, Kim Kut Lau mempercayai omongan Lu Leng.
"Oh,., kau ternyata Tuan Muda Oey Sim Tit, terimalah
hormatku!" ujar Kim Kut Lau kemudian memberi hormat
"Apakah Busur Api berada padamu?" tanya Sim Tit.
Kim Kut Lau manggut-manggut.
"Tidak salah!"
Oey Sim Tit seketika merasa gembira sekali,
"Cepat berikan padaku! Cepat! Cepat!"
Kim Kut Lau tampak ragu. Susah payah merebut Busur Api
maksudnya ingin diserahkan kepada Liok Ci Khim Mo, agar
mendapat kedudukan tinggi dalam istana Ci Cun Kiong, Tapi
setelah berpikir sejenak, diserahkan kepada Oey Sim Tit juga
sama saja,
Tuan muda, aku menempuh bahaya untuk memperoleh
Busur Api ini. Aku memang ingin bergabung dengan ayahmu,
agar mendapat kedudukanku
Kim Kut Lau tak melanjutkan kata-katanya. Namun
rupanya Oey Sim Tit segera dapat memaklumi kata-kata orang
itu.
2144
"Oh, aku mengerti maksudmu Kau ingin mendapat
kedudukan tinggi, ayahku pasti menghargaimu, Aku pun amat
berterima kasih padamu."
Wajah Kim Kut Lau langsung berubah. Girang sekali
hatinya mendapat sambutan dari putra Liok Ci Khim Mo itu,
Tuan muda, lebih baik kujaga Busur Api ini sebelum tiba di
istana Ci Cun Kiong, Aku jamin lebih aman di tanganku !
Oey Sim Tit cepat menggelengkan kepala,
“Tidak! Tidak! cepatlah kau serahkan padaku! Aku tidak
menghendaki Busur Api itu jatuh ke tangan orang lain lagi!"
Kim Kut Lau jadi berpikir dan berpikir lagi, Dia ragu
kembali
"Kalau begitu, Tuan muda jangan melupakanku!" ujarnya
kemudian penuh harap,
Oey Sim Tit mengangguk
“Tentu!"
Kim Kut Lau memandang Tong Hong Pek bertiga lalu
be”rkata pada Oey Sim Tit
Tuan muda, mari kita ke sana! Aku akan serahkan Busur
Api padamu!"
Usai berkata, Kim Kut Lau melesat pergi. Kira-kira lima
puluh depa dari tempat itu dia berhenti Oey Sim Tit segera
mengikutinya,
2145
Tong Hong Pek bertiga melihat Kim Kut Lau mengeluarkan
Busur Api, diserahkan kepada Oey Sim Tit. Kemudian dia
menunjuk mereka bertiga sambil berbisik-bisik Tampak Oey
Sim Tit menggeleng-gelengkan kepala,
Meskipun tidak tahu apa yang dibisikkan Kim Kut Lau pada
Oey Sim Tit, mereka dapat menduga, pasti Kim Kut Lau ingin
membunuh mereka bertiga dan Oey Sim Tit justru
melarangnya,
Tampak mereka berdua bercakap-cakap sejenak Tak lama
kemudian Oey Sim Tit memberi hormat kepada Tong Hong
Pek, lalu melesat pergi bersama Kim Kut Lau. Sekejap mereka
berdua sudah tidak kelihatan
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa getir sambil
menggeleng-gelengkan kepala,
"Ke sana ke mari, akhirnya Busur Api itu tetap kembali
pada Liok Ci Khim Mo!" gumamnya kepada Lu Leng dan Liat
Hwe Cousu.
"Guru, asal Liok Ci Khim Mo tidak memusnahkan Busur Api
itu, kita pasti punya kesempatan merebut kembali!" ujar Lu
Leng meyakinkan
Tong Hong Pek menghela nafas panjang.
"Yaaah! Kini kita hanya berpikir begitu saja, Kita harus
segera menyingkir sebab Kim Kut Lau amat licik. Kemungkinan
besar dia akan balik ke mari lagi mencelakai kita."
Liat Hwe Cousu berkata dengan sengit
2146
"Kalau mereka jatuh ke tanganku, aku akan menyiksa
mereka habis-habisan!"
Tong Hong Pek cuma tersenyum getir Lu Leng memungut
golok pusaka Su Yang To. sementara Liat Hwe Cousu dan
Tong Hong Pek mengambil kayu, lalu keduanya melangkah
meninggalkan tempat itu. Kedua orang itu berjalan dengan
bantuan dahan kayu sebagai tongkat
Ketiganya terus berjalan meskipun mengidap luka dalam
cukup parah. Akhirnya sampailah mereka di suatu tempat
yang terjal dan berbatu-batu, Tak jauh dari tempat itu mereka
menemukan sebuah lobang yang bisa dijadikan tempat
beristirahat
Selama delapan hari mereka sama sekali tidak saling
berbicara, hanya duduk bersila menghimpun hawa murni,
Di antara mereka bertiga, Lu Leng yang mengalami luka
paling ringan. Malam itu dia sudah mulai membaik. Maka
selama beberapa hari ini dialah yang mencari air, buahbuahan
dan kelinci untuk makan, Hingga ketika hari
kesepuluh, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Liat Hwe
Cousu sudah pulih hampir sembilan bagian. Barulah hari itu
mereka menikmati sinar matahari
"Bocah, beberapa hari ini kami telah menyusahkanmu!"
ujar Liat Hwe Cousu sambil memegang bahu Lu Leng,
Lu Leng tahu, ucapan Liat Hwe Cousu barusan
berdasarkan ketulusan hatinya, juga pertanda adanya kesan
baik bagi dirinya.
"ltu memang harus kulakukan!"
2147
Liat Hwe Cousu mendongakkan kepala sambil tertawa
gelak,
"Saudara Tong Hong, setelah Liok Ci Khim Mo dibasmi,
partaimu punya seorang generasi penerus ini, masih pantas
dimeriahkan. Bagi Hwa San Pai untuk mencari pewaris
sungguh sulit sekali!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu akan maksud Liat
Hwe Cousu,
"Bagaimana? Apakah ingin berebutan murid denganku?"
tanyanya sambil menoleh.
Liat Hwe Cousu memandang Lu Leng lalu menghela nafas.
"Memang aku bermaksud demikian!" sahutnya kemudian
Mendengar pembicaraan mereka, Lu Leng merasa terkejut
Apakah setelah pulih dari luka mereka akan bertarung demi
memperebutkan dirinya? Begitu pikir Lu Leng.
Akan tetapi, wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama
sekali tidak memperlihatkan kegusaran Lu Leng sempat
memperhatikan keduanya, Ketika mau membuka mulut, Tong
Hong Pek telah mendahuluinya
"Anak ini memang amat berbakat dan bertulang bagus.
Liat Hwe tua. Bukan aku ingin melecehkan, Hwa San Pai
terlalu ceroboh dalam memilih murid. Lihat sekarang banyak
murid Hwa San Pai yang telah bergabung dengan Liok Ci Khim
Mo, partai lain boleh dikatakan sudah tiada!"
Liat Hwe Cousu tertawa.
2148
"Ha! Ha! Kau mengatakan demikian ketika aku merasa
tidak akan punya murid lagi!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum,
"Liat Hwe tua, apabila kamu berminat, aku bersedia
menyuruhnya berguru padamu!"
Liat Hwe Cousu terbelalak
"Sungguh?"
Lu Leng segera berseru
"Guru, ini...."
Tong Hong Pek memutuskan perkataannya,
"Anak Leng, kau jangan memandang rendah Hwa San Pai
dan memandang rendah Liat Hwe Cousu, Dia memiliki
beberapa macam kepandaian yang amat hebat!"
"Guru, aku tetap orang Go Bi Pai!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa,
"Kalau begitu, apa salahnya kau mempelajari ilmu silat
Hwa San Pai?"
Liat Hwe Cousu tahu akan maksud tujuan Tong Hong Pek,
yakni menghendaki Lu Leng berguru padanya, agar jadi murid
Hwa San Pai juga. Kelak dia akan menjabat sebagai ketua Go
Bi Pai dan Hwa San Pai. ini memang belum pernah terjadi
dalam rimba persilatan, hanya saja harus orang yang berbakat
2149
dan bertulang bagus untuk bisa menjadi seorang ketua partai
macam itu.
Dan tampaknya baik Liat Hwe Cousu maupun Tong Hong
Pek, sama-sama mengetahui ketinggian bakat dan
kemampuan anak muda ini. Maka belum sempat Lu Leng
mengungkapkan perasaannya Liat Hwe Cousu telah
mendahuIuinya.
"Aku setuju!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang Lu Leng
sambil tersenyum. Maka Lu Leng tahu gurunya ternyata
memang punya maksud begitu, Berdebarlah hati Lu Leng
jadinya, sesungguhnya dalam rimba persilatan, semua partai
besar amat ketat. Tentang hal seperti itu jarang terjadi jadi
sebenarnya suatu kesempatan istimewa bagi Lu Leng. Apalagi
dia tahu gurunya sendiri yang menghendakinya Maka Lu Leng
tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini,
Rasa gembira itu membuat Lu Leng tertegun. Liat Hwe
Cousu yang berdiri di sisinya tidak tahu apa yang
dipikirkannya, Dia masih mengira Lu Leng tidak setuju, TimbuI
sedikit rasa gusar dalam hati hingga dia mengeluarkan suara
dengusan
"Hm!" Lalu berkata, "Benarkah kau memandang rendah
ilmu silat Hwa San Pai? Benarkah begitu ?
Lu Leng agak terkejut mendengar ucapan Liat Hwe Cousu,
"Aku tidak bermaksud demikian," sahutnya sambil
menoleh ke orang tua di sampingnya itu.
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,
2150
"Ha! Ha! Ha! Kalau begitu, apakah kau tidak tahu maksud
gurumu?"
Lu Leng memandang Tong Hong Pek. Gurunya itu
manggut-manggut sambil tersenyum. Maka serta merta
pemuda itu bangkit dan bergerak ke depan Liat Hwe Cousu,
Dia langsung bersujud tiga kali di hadapan orang nomor satu
bagi Hwa San Pai itu,
"Teecu mengerti!" ucapnya sambil terus memberi
penghormatan.
Liat Hwe Cousu berdiri tegak di tempat, menerima
penghormatan Setelah itu, maju selangkah untuk
membangunkan Lu Leng, wajahnya tampak berseri-seri
diwarnai senyum gembira,
"Anak Leng. Kalau ketua Hwa San Pai menerima murid,
sesungguhnya merupakan urusan besar Mestinya
mengundang kaum rimba persilatan untuk menyaksikan serta
melaksanakan peresmian dengan upacara pula, Tapi, kini Liok
Ci Khim Mo berkuasa dalam rimba persilatan, maka terimalah
dengan cara sederhana ini aku menerima jadi muridku!"
Tong Hong Pek tertawa mendengar kata-kata Liat Hwe
Cousu,
"Liat Hwe tua, kau sungguh banyak tata tertib! Padahal
hanya menerima seorang murid saja!"
Wajah Liat Hwe Cousu terdiam. wajahnya tetap serius,
"Anak Leng, kau pasti berpikir, guru berkepandaian amat
tinggi, namun terhadap orang selalu berlaku sewenangwenang,
Ya, kan?"
2151
Mendengar kata-kata Liat Hwe Cousu, Lu Leng tersentak
Dia memang teringat akan perbuatan Liat Hwe Cousu di
gunung Tang Ku Sat. Naraun niat berguru pada Uat Hwe
Cousu ini memang karena Liat Hwe Cousu berkepandaian
amat tinggi, Dan ternyata guru barunya ini seperti dapat
membaca pikirannya.
Lu Leng segera berkata,
"Guru, teecu tidak berani!"
"Perbuatanku terhadapmu di gunung Tang Ku Sat, itu
memang keterlaluan Namun kini kita sudah jadi guru dan
murid, semua itu tidak perlu diungkit lagi, Ya, kan?"
Dari ungkapan kata-katanya yang tulus itu jelas kalau Liat
Hwe Cousu mengaku salah terhadapnya Dan ini merupakan
hal yang luar biasa, mengingat kedudukan ketua Hwa San Pai
ini di rimba persilatan Tanpa sungkan-sungkan dia
menyatakan hal itu kepada Lu Leng.
"Teecu terima perintah Suhu!" berkata Lu Leng dengan
penuh rasa hormat
Liat Hwe Cousu tersenyum memandang Lu Leng, "Baik!
Kau memang anak yang baik!" Lu Leng cuma tersenyum, tidak
bicara apa-apa. Gtok Bin Sin Kun-Tong Hbng Pek lalu bertanya
kepada Lu Leng, tentang bagaimana dia memperoleh Busur
Api itu.
Lu Leng segera menceritakannya. Tentang pengejarannya
terhadap empat orang buta bersama Tam Goat Hua, sampai
datangnya Liok Ci Khim Mo dan para anak buahnya.
2152
"Kini Busur Api itu lepas lagi dari tanganmu Tapi kurasa
tidak terlalu sulit untuk merebut kembali, meskipun kurasa
Liok Ci Khim Mo akan terus berada dalam istananya."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa, "Liat Hwe tua,
Liok Ci Khim Mo telah kehilangan Busur Api itu satu kali, kini
pasti berhati-hati sekali, Bagaimana kau katakan tidak begitu
sulit?"
Liat Hwe Cousu tersenyum.
"Busur Api merupakan benda pusaka dalam rimba
persilatan Tentunya Liok Ci Khim Mo tidak akan
memusnahkannya, Karena itu, kita punya kesempatan untuk
mengambimya. Yang paling sulit justru mencari panah Bulu
Api."
"Guru tahu panah Bulu Api itu berada di mana?" tanya Lu
Leng kepada Liat Hwe Cousu,
Liat Hwe Cousu menyahut
"Saudara Tong Hong, kau tahu tentang Mo Liong Seb Sih
yang bunuh diri?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut
"Walau Mo Liong Seh Sih mati sia-sia, tapi justru membuat
panah Bulu Api itu ada jejaknya," cetus Liat Hwe Cousu.
Betapa girangnya Tong Hong Pek dan Lu Leng mendengar
keterangan Liat Hwe Cousu itu,
"Jejak panah Bulu Api? Di mana?" tanya Lu Leng dan Tong
Hong Pek tak sabaran.
2153
Sesungguhnya mengenai hal itu, Liat Hwe Cousu tidak
akan memberitahukan kepada siapa pun, Namun kini boleh
dikatakan dia telah bekerjasama dengan Tong Hong Pek. Lagi
pula telah menerima Lu Leng sebagai murid, Maka dia harus
memberitahukan tentang rahasia jejak panah Bulu Api itu.
"Anak Leng, apakah kau masih ingat akan sepotong ujung
lengan baju yang terjepit di lempengan besi penutup makam
Nyonya Mo Liong Seh Sih?"
Lu Leng mengangguk
"lngat!"
"Jejak panah Bulu Api berkaitan dengan ujung lengan baju
itu." ujar Liat Hwe Cousu memberitahukan.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata sambil tertawa,
"Liat Hwe tua, janganlah kau jual mahal!" Liat Hwe Cousu
tersenyum.
"Siapa yang jual mahal? Hanya saja semua itu harus
dibicarakan secara jelas."
Tong Hong Pek manggut-manggut
"Baik! Baik! Kau boleh ceritakan perlahan-lahan saja."
Liat Hwe Cousu mengangguk.
Tentu! Ketika melihat ujung lengan baju itu, aku tahu pasti
ada orang memasuki makam Nyonya Mo Liong Seh Sih
2154
mencuri panah Bulu Api. Tapi untuk mengetahui siapa orang
itu...."
"Tidak salah. Kalau hanya berdasarkan ujung lengan baju,
bukankah sulit sekali untuk mengenali orang itu?"
Liat Hwe Cousu tertawa,
"Saudara Tong Hong, kau dicap sebagai orang cerdik dan
pintar! Kini aku harus pertimbangkan itu!"
Usai berkata, Liat Hwe Cousu mengeluarkan sepotong
ujung lengan baju yang telah hancur Ke-mudian diberikan
kepada Tong Hong Pek.
"Lihatlah ujung lengan baju ini, apakah kau dapat menerka
siapa yang telah memasuki makam Nyonya Mo Liong Seh Sih
di masa la!u?"
Tong Hong Pek melototi Liat Hwe Cousu, lalu menjulurkan
tangannya mengambil ujung lengan baju yang sudah hancur
itu, Diperhatikannya dengan sek-sama, Lama sekali barulah
dia mendongakkan kepala seraya berkata,
"Liat Hwe tua, pantas kau ke Lam Hai!"
Ucapan itu membuat Lu Leng terheran-heran. Sebaliknya,
Liat Hwe Cousu malah tertawa gelak.
"Ha! Ha! Ha! Salut! Salut!"
Lu Leng segera bertanya,
2155
"Guru berdua, sebetulnya Guru berdua sedang bertekateki
apa sih?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengibaskan tangannya,
maka ujung lengan baju itu beterbangan.
"Ujung lengan baju itu dibikin dari sabuk kelapa, Liat Hwe
tua! Apakah yang mencuri Panah Bulu Api itu adalah salah
seorang Thian Ho Si Lo, Tiat Yeh Tocu-Tiat Sin Ong?"
* * * *
Bab 101
Liat Hwe Cousu manggut-manggut mendengar pertanyaan
itu.
"Tidak salah, aku pun dengar Lu Leng mengatakan bahwa
di dalam peti mati terdapat secarik kertas. Tiat Sin Ong
memang selalu bertindak misterius, maka kuduga pasti dia
yang melakukannya!"
Tong Hong Pek tampak gembira.
"Kalau begitu, kepergianmu ke Lam Hai pasti sudah
memperoleh hasilnya kan?"
Liat Hwe Cousu menghela nafas panjang.
"Ketika aku menduga Tiat Sin Ong yang melakukannya,
aku pun segera berangkat ke pulau Tiat Yeh To. Namun
ternyata amat mengecewakan"
2156
“Apakah Tiat Sin Ong masih hidup, maka dia tidak sudi
memberikanmu Panah Bulu Api itu? Ataukah... kau tak
sanggup melawannya?" sentak Tong Hong Pek penasaran
Sesungguhnya Tiat Sin Ong memang masih hidup, Bahkan
Tam Goat Hua pernah bertemu beliau, hanya gadis itu tidak
pernah menceritakan kepada siapa pun. sehingga sampai kini
tak seorang pun yang tahu tentang itu.
Liat Hwe Cousu menghela nafas lagi,
"Seandainya Tiat Sin Ong masih hidup, urusan ini pasti
akan beres!"
"Kalau begitu," sahut Tong Hong Pek. "Apakah para
muridnya tidak bersedia menyerahkan Panah Bulu Api itu
kepadamu?"
Liat Hwe Cousu menggeleng kepala,
"Juga bukan!"
Lu Leng kelihatan tidak sabaran maka segera berkata,
"Guru, cepat beritahukan!"
"Setelah Beng Tu Lojin meninggal, Tiat Sin Ong pun pergi
dari pulau Tiat Yeh To untuk melawat. Para penghuni pulau itu
yang berkepandaian tinggi sudah tidak begitu banyak."
Tong Hong Pek dan Lu Leng diam saja, Mereka berdua
hanya mendengar tidak ingin menyela.
2157
"Aku duga, peristiwa pencurian panah Bulu Api itu setelah
dia melawat, Hanya yang membuatku heran, sekarang sudah
hampir dua puluh tahun tak pernah terdengar jejaknya,
Entahlah dia menghilang ke mana?" Uat Hwe Cousu
menggeleng-gelengkan kepala,
Kemudian Tong Hong Pek pun berkata, "Tiat Sin Ong,
Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po pernah berjumpa di
Cing Yun Ling Go Bi San. setelah itu mereka bertiga tak
pernah meninggalkan jejak, Aku tahu dari Lu Leng, bahwa
Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po meninggal di pulau
Hek Ciok To. Tapi mengenai Tiat Sin Ong sama sekali tiada
kabar beritanya. Berada di mana, sudah mati, atau masih
hidup, masih merupakan sebuah teka-teki!" setelah terdiam
sesaat, Liat Hwe Cousu kembali berkata,
"Benar, Aliran ilmu silat pulau Tiat Yeh To tentunya tidak
akan lenyap begitu saja. Berhubung Tiat Sin Ong tidak kembali
ke pulau itu. Maka para muridnya berangkat ke Tionggoan
mencari nya. Ke-mungkinan besar para muridnya telah
meninggal di Tionggoan. Aaaah! Kini harus ke mana mencari
Tiat Sin Ong? Lagi pula sudah sekian lama, mungkin dia telah
meninggal!"
Seusai Liat Hwe Cousu berkata begitu, mereka lalu diara,
Ketiganya seakan dilanda rasa bingung. Kini mengenai Panah
Bulu Api memang ditemukan jejaknya, Namun kembali buntu,
karena Tiat Sin Ong tiada kabar beritanya bahkan tiada
jejaknya, Berselang beberapa saat Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek membuka mulut,
"Biar bagaimanapun kita harus berupaya!"
Liat Hwe Cousu tersenyum getir
2158
"Tentunya hanya begitu saja!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berpikir dengan kening
berkerut-kerut Kemudian dia menoleh kepada muridnya,
"Anak Leng, Thian Sun Sianjin, Pian Liong Sian Po dan Tiat
Sin Ong, setelah berjumpa di Cing Yun Ling Go Bi San, mereka
bertiga lalu menghilang, Mungkin mereka ada kaitannya satu
sama lain, Di pulau Hek Ciok To, apakah kau menemukan
suatu jejak sebagai petunjuk ke mana perginya Tiat Sin Ong?"
Lu Leng menggeleng.
"Tidak ada!"
Tong Hong Pek menghela nafas panjang,
"Manusia memang harus berupaya, maka kini kita tidak
boleh putus asa!"
Usai berkata begitu, Tong Hong Pek berjalan mondarmandir
beberapa langkah, lalu berkata lagi,
"Anak Leng, kita bertiga tidak perlu bersama-sama, Kau
ikut Liat Hwe tua mempelajari ilmu kepandaiannya, sedangkan
aku akan pergi mencari Tiat Sin Ong, Dengan cara ini mungkin
ada harapan!"
Walau Lu Leng tidak mau berpisah dengan gurunya itu,
namun Tong Hong Pek sudah berkata begitu, maka harus
menurut
"Guru, kalau begitu, kita akan berjumpa kembali di
persimpangan jalan itu!"
2159
Tong Hong Pek manggut-manggut
"Baik!"
Menjawab begitu tahu-tahu Tong Hong Pek telah melesat
Sekejap saja orang itu telah jauh, Lu Leng memandang
punggungnya, Hatinya merasa berat sekali berpisah dengan
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Liat Hwe Cousu tersenyum lembut "Anak Leng, saudara
Tong Hong menghendaki agar kau bersama denganku.
Maksudnya agar kau belajar sedikit ilmu silat Hwa San Pai.
Kuharap kau memahaminya."
"Teecu paham!" kata Lu Leng sambil mengangguk
"Kita tidak perlu mengikuti arah yang ditempuh saudara
Tong Hong, juga tidak perlu ada tujuan, Yang penting harus
berhasil mencari Tiat Sin Ong, bagaimana menurutmu?"
Lu Leng tidak segera menjawab, melainkan berpikir
sejenak,
"Guru, menurutku lebih baik kita pergi ke istana Ci Cun
Kiong!" ujar Lu Leng kemudian. Liat Hwe Cousu terbelalak
"Mau apa ke istana Ci Cun Kiong?"
"Cepat atau lambat kita harus pergi ke sana untuk
merebut Busur Api itu, sekarang kita pergi. Liok Ci Khim Mo
pasti tidak berjaga-jaga, Kalau bisa bertemu Oey Sim Tit dan
Kim Kut Lau di tengah jalan, bukankah kita dapat membekuk
mereka, sekaligus merebut Busur Api itu?"
Apa yang dikatakan Lu Leng memang masuk akal. Liat
Hwe Cousu manggut-manggut.
2160
"Baik! Tapi dalam perjalanan, kita jangan menimbulkan
urusan! Aku akan mewariskan ilmu silat Hwa San Pai padamu
dalam waktu sesingkat-singkatnya."
Wajah Lu Leng berseri.
"Terima kasih, Guru!"
Mereka berdua mengambil arah timur, menuju ke istana Ci
Cun Kiong....
Kini mari kita mengikuti perjalanan Tam Goat Hua, Setelah
berpisah dengan Lu Leng di bawah puncak Lian Hoa Hong,
hatinya mulai terasa hampa lagi, Dia seorang diri terus
berjalan tanpa tujuan, sepanjang jalan dia selalu teringat pada
Tong Hong Pek dan Lu Leng, Di antara mereka bertiga, terjalin
hubungan yang kacau dan kusut. Tanpa sadar, air matanya
pun meleleh. Setelah menempuh kira-kira dua puluh mil, Tam
Goat Hua beristirahat di bawah pohon. ia termenung Matanya
menatap lurus ke depan. Kosong, Ada gambaran kekacauan
hatinya. Saat seperti inilah dirinya merasakan betapa
sempitnya dunia ini
Dia ingin mencari suatu tempat yang sepi dan terpencil
hidup mengasingkan diri untuk selama-lamanya tidak bertemu
dengan siapa pun. Tapi harus ke mana mencari tempat yang
diinginkannya itu? Dia bukan tidak pernah mencoba, kuil
biarawati yang sudah tua itu, sebenarnya sudah berada di
tempat yang sepi dan terpencil. Namun ternyata tidak sampai
satu bulan, muncul Lu Leng dan Tong Hong Pek. Rasanya
semakin besar keinginan untuk menyingkir tapi justru semakin
sulit melakukan nya.
Setelah termenung beberapa saat, dia menyeka air
matanya, kemudian bangkit berdiri dan berjalan, Dia tidak
2161
berjalan keluar dari rimba itu, sebaliknya malah berjalan makin
ke dalam, perlahan sekali sambil pikirannya melayang-layang,
kaki Tam Goat Hua terus melangkah Hatinya ingin
menghindarkan diri dari kehidupan nyata ini. Tak seberapa
lama, hari sudah mulai gelap, Tam Goat Hua mencari sebuah
goa untuk berlindung dan beristirahat Akhirnya tak lama
kemudian dia menemukan tempat beristirahat Tidurlah gadis
itu dengan pulas di dalam sebuah goa,
Apa yang diimpikannya hanya kejadian di Cing Yun Ling
Go Bi San, sembahyang langit dan bumi bersama Tong Hong
Pek. Akhirnya dia tidak melihat apa-apa, rasanya gelap dan
dirinya terus tenggelam, sepertinya tenggelam ke dalam
sebuah lobang. Dia ingin meraih sesuatu agar bisa naik ke
atas, tapi tiada berdaya, Ternyata seperti lenyap, dan
tubuhnya terus tenggelam makin dalam, Gelap gulita di dalam
lobang itu hingga tak tampak apa pun. suasana begitu sunyi
dan sepi Terasa sangat mencekam, ingin Tam Goat Hua
berteriak tapi tak mampu mengeluarkan suara. Akhirnya Tam
Goat Hua terjaga, Sekujur badannya penuh keringat
Dia membelalakkan mata dalam suasana gelap tak terlihat
apa pun. Gelapnya seperti di dalam lobang di mimpi nya tadi.
Walau sudah terjaga, tapi dia tetap seperti berada di dalam
lobang yang gelap gulita itu, Tam Goat Hua berusaha tenang,
kemudian bangun duduk. Teringat dia mengalah seorang diri
di tempat asing dan sunyi ini Dia memang ingin menyendiri
dari khalayak ramai tak mau bertemu siapa pun, selamanya
hanya seorang diri Dalam hati timbullah rasa sedih, tak
tertahan hingga akhirnya sesenggukan menangis, Ingin
rasanya membunuh diri di dalam goa itu, namun ucapan Tiat
Sin Ong terus terngiang-ngiang di dalam telinganya,
2162
"Kau harus tahu, yang hidup di dunia bukan cuma kau
seorang, Walau nyawa adalah milikmu, tapi kau tidak berhak
menghabiskannya."
Teringat akan ucapan Tiat Sin Ong, hatinya pun terasa
gugup, Dia terus memikirkan ucapan Tiat Sin Ong, Cukup
lama gadis itu duduk termenung di kegelapan goa, Hingga
akhirnya tiba-tiba terdengar suara seseorang dari luar. Dia
tahu itu suara wanita meskipun sangat rendah. Tentu saja
Tam Goat Hua terkejut Di tempat yang sedemikian sunyi,
ternyata ada juga suara orang, sepertinya suara itu bertanya
padanya.
"Kau ingin mencari jalan mati?" Tam Goat Hua nyaris
menyahut
"Ya" Namun di saat bersamaan, terdengar helaan nafas
seorang gadis. Terdengar lagi suara wanita tua.
"Bunuh diri itu merupakan tindakan yang tak berguna!"
Sesaat kemudian yang seorang gadis menyahut "Guru,
dia... dia sama sekali tidak mencintaiku Kalau aku tidak mati
lalu apa gunanya hidup di dunia?"
Suasana di dalam rimba amat sunyi, maka percakapan
mereka dapat terdengar jelas, Tapi siapa mereka, Tam Goat
Hua tidak tahu.
"Ternyata orang yang bernasib malang di kolong langit,
tidak cuma aku seorang!" gumam Tam Goat Hua dalam hati,
Dia bangkit berdiri lalu perlahan-lahan berjalan keluar,
sementara itu terdengar wanita tua berkata lagi,
2163
"Dia tidak mencintaimu kau harus sadari itu! Kau tahu
sesungguhnya kau telah melanggar peraturan perguruan Tapi
aku tidak menghukummu. Aku hanya berharap, mulai
sekarang kau dapat menenangkan hati, dan berharap dapat
membasmi Liok Ci Khim Mo, agar dapat mengembangkan
perguruan kita lagi, itu merupakan tugasmu,"
Saat itu Tam Goat Hua sudah berjalan keluar dari goa
beberapa depa. Ketika mendengar perkataan wanita tua itu,
tergetarlah hatinya.
"Hah? Ternyata mereka!" katanya.
Dari percakapan mereka, Tam Goat Hua tahu bahwa
mereka adalah si Walet Hijau-Yok Kun Sih ketua Hui Yan Bun
dan Toan Bok Ang. Tentunya gadis itu pun tahu, mengapa
Toan Bok Ang bersedih hati, karena yang dicintai Lu Leng
justru dirinya, bukan Toan Bok Ang. Setelah mengetahui siapa
mereka, Tam Goat Hua tidak melanjutkan langkahnya lalu
bersandar di sebuah batu,
Terdengar Toan Bok Ang menghela nafas panjang.
"Aaaah!" Kemudian berkata. "Guru, aku khawatir sudah
tidak bisa."
Begitu Toan Bok Ang usai berkata, Yok Kun Sih langsung
membentak gusar dan dingin,
"Omong kosong!"
"Dia,., dia sama sekali tidak mencintaiku..." kata Toan Bok
Ang sambil terisak-isak,
2164
"Dia tidak mencintaimu lalu gara-gara gagal dalam
bercinta, kau tidak ingin hidup lagi? ini sungguh merupakan
tindakan yang amat memalukan! perguruan Hui Yan Bun
hanya menerima murid wanita, dan melarang para muridnya
menikah itu disebabkan dulu pendiri perguruan Hui Yan Bun
mengalamai kegagalan dalam hal bercinta, Kalau pendiri Hui
Yan Bun putus asa, bagaimana masih ada Hui Yan Bun?"
Apa yang dikatakan Yok Kun Sih, semuanya masuk ke
telinga Tam Goat Hua, sehingga membuatnya tersentak sadar
"Benar, Orang hidup di dunia, tidak terlepas dari masalah,"
katanya dalam hati,
Di saat Tam Goat Hua sedang berpikir, terdengar lagi Yok
Kun Sih berkata dengan suara dalam.
"Apabila pikiranmu tidak terbuka, ingin sekali mati, lalu
mengapa harus bunuh diri?"
"Kalau begitu harus bagaimana?" tanya Toan Bok Ang
dengan suara hambar Yok Kun Sih tertawa dingin, "Selama ini
kubawa kau menyingkir ke sana ke mari, tidak lain karena Hui
Yan Bun hanya tersisa aku dan kau berdua, tidak boleh ada
yang mati, Namun kalau kau tak sadar, tetap tidak mau
menjadi orang, apa boleh buat! Aku pun terpaksa harus
menganggap kehilangan seorang murid...."
Berkata sampai di sini, nada suara Yok Kun Sih berubah
menjadi penuh kedukaan,
Terdengar Toan Bok Ang berkata.
"Guru, aku yang tidak baik, namun aku sudah tiada akal
lagi."
2165
"Urusan sudah jadi begini, percuma kau sesali! Kalau
memang kau ingin mati, haruslah mati secara berguna!"
"Guru, bagaimana mati secara berguna?" tanya Toan Bok
Ang dengan sedih,
"Kulihat kau memang sudah bertekad untuk mati, kenapa
tidak pergi bertempur melawan Liok Ci Khim Mo? Bukankah
kalau tak sanggup melawannya kau akan mati? itulah yang
disebut mati secara berguna." sahut Yok Kun Sih sambil
menatapnya,
Mendengar kata-kata Yok Kun Sih itu, Tam Goat Hua lalu
berkata dalam hati,
"Tidak salah. Kalaupun ingin mati, haruslah mati secara
berguna...."
Terdengar Toan Bok Ang berkata,
"Guru, aku,., aku pasti menuruti perkataan Guru."
Usai berkata, dia lalu menangis terisak-isak, Tam Goat Hua
maju beberapa langkah, Dilihatnya Yok Kun Sih dan Toan Bok
Ang saling memeluk dengan air mata bercucuran. Berselang
sesaat, terdengar Yok Kun Sih menghela nafas panjang,
kemudian berkata,
"Anak Ang, sejak kecil kau tidak mempunyai orang tua.
Walau kita adalah guru dan murid, namun sesungguhnya
hubungan kita bagaikan ibu dan anak, Kalau kau ingin pergi
untuk mati, apakah kau sama sekali tidak memikirkan diriku,
dan bagaimana dukaku nanti?"
2166
Dulu Tam Goat Hua menganggap Yok Kun Sih sebagai
wanita tua yang tak berperasaan Akan tetapi, kini setelah
mendengar apa yang dikatakan wanita tua itu, barulah dia
tahu bahwa sesungguhnya Yok Kun Sih merupakan wanita tua
yang amat berperasaan .
Terdengar Toan Bok Ang menyahut dengan tersendatsendat
"Guru, aku... aku sudah... memikirkan itu."
"Anak Ang, aku tahu kau bukan gadis yang tak
berperasaan, Kau sudah memikirkan itu, tapi tetap ingin mati,
tentunya aku tidak akan menasihatimu lagi, kau pergilah!"
kata wanita tua itu lalu membalikkan badannya sekaligus
melesat pergi.
Toan Bok Ang berseru dengan air mata berderai-derai,
"Guru! Guru...."
Tampak Yok Kun Sih berhenti, tapi tidak menoleh.
"Kecuali kau membatalkan niatmu untuk mati, kalau tidak,
untuk apa kau memanggilku lagi? Apakah kau masih merasa
tidak cukup membuat hatiku berduka?"
Toan Bok Ang tertegun, kemudian menjatuhkan diri
berlutut ke arah Yok Kun Sih.
"Guru, begitu aku tahu dia tidak mencintaiku aku sudah
tiada gairah hidup lagi, Akupun tahu akan membuat hati Guru
berduka, namun aku sungguh tak sanggup hidup terus dengan
penuh derita!"
2167
Yok Kun Sih menghela nafas panjang,
"Anak Ang, aku tidak menyalahkanmu! Hanya berharap
setelah kau mati, tidak akan menderita lagi! Aku... aku sudah
merasa girang!" katanya lalu melesat pergi lagi,
Toan Bok Ang masih berlutut setelah bayangan Yok Kun
Sih tidak kelihatan barulah gadis itu bangkit berdiri perlahanlahan,
sedangkan Tam Goat Hua tak henti-hentinya menghela
nafas, Dia tidak menyangka Toan Bok Ang akan bernasib
malang sepertinya, Berdasarkan apa yang disaksikannya itu,
sudah jelas Toan Bok Ang akan pergi bertarung dengan Liok
Ci Khim Mo. Namun apabila hal itu benar-benar terjadi, Toan
Bok Ang pasti akan celaka, Mendadak Tam Goat Hua teringat
akan apa yang dikatakan Yok Kun Sih, yakni dari pada mati
sia-sia, bukankah lebih baik pergi bertarung dengan Liok Ci
Khim Mo?
Kemudian dia berjalan menghampiri Toan Bok Ang.
"Nona Toan! Nona Toan!" serunya.
Toan Bok Ang segera membalikkan badannya, Mereka
berdua saling memandangi kemudian gadis itu bertanya
dengan dingin,
"Mau apa kau ke mari?" pertanyaan tersebut membuat
hati Tam Goat Hua terasa pilu dan matanya langsung
bersimbah air.
"Nona Toan, nasibku lebih malang darimu. Kau hanya
menghendaki orang yang amat kau cintai itu...."
Toan Bok Ang membentak memutuskan ucapan Tam Goat
Hua.
2168
"Diam! jangan banyak bicara!"
Tam Goat Hua tersenyum getir
"Nona Toan, kita berdua sama-sama bernasib malang,
mengapa kau bersikap demikian terhadapku
"Kau punya kekasih yang mencintaimu bagaimana kau
bernasib malang?" sahut Toan Bok Ang dingin.
"Nona Toan, apabila orang yang amat kau cintai itu
mencintaimu tentunya kau akan hidup bahagia. Namun aku.,,
tidak bisa berkumpul dengan orang yang kucintai, Bukankah
nasibku lebih malang darimu ?"
Toan Bok Ang tertegun mendengar itu.
"Benar katamu. Ada urusan apa kau ke mari menemuiku?"
tanyanya kemudian.
Tam Goat Hua maju ke hadapan Toan Bok Ang, lalu
menggenggam tangan gadis erat-erat
"Kini kita berdua sudah tiada gairah hidup, memang lebih
baik mati saja, Bukankah kita tidak akan menderita lagi?"
Toan Bok Ang manggut-manggut.
"Tadi aku sudah mendengar percakapanmu dengan
gurumu, Adik Toan, alangkah baiknya kita pergi ke istana Ci
Cun Kiong."
"Baiklah," sahut Toan Bok Ang sambil tersenyum getir
2169
Tam Goat Hua malah tertawa,
"Adik Toan, seandainya kita berhasil membasmi Liok Ci
Khim Mo, tentunya kita tidak akan mati sia-sia, Tapi kalau
tidak berhasil, niat kita itu tercapai, jadi tidak usah bunuh diri.
Ya, kan?"
Toan Bok Ang manggut-manggut
"Tentu, Kakak Tam, entah sudah berapa kali aku ingin
bunuh diri, hingga guruku pun sudah putus asa terhadapku,
maka tekadku untuk mati sudah tidak dapat dibatalkan lagi."
Tam Goat Hua menghela nafas, kemudian mendadak
bertanya,
"Apakah Lu Leng tahu kalau hatimu amat berduka ?"
Toan Bok Ang manggut-manggut
"Dia memang tahu. Ketika pertama kali aku mau bunuh
diri, justru dia yang menyelamatkanku."
"Apa katanya pada waktu itu?" tanya Tam Goat Hua.
Toan Bok Ang tertawa.
"Ha! Ha! Dia bilang apa boleh buat, karena dia tidak
mencintaiku" Kemudian usai berkata, Toan Bok Ang tertawa
lagi dan memandang Tam Goat Hua seraya me lanjut kan.
"Kakak Tam, aku bilang kau amat bodoh. Dia begitu
mencintaimu, mengapa kau harus menolak cintanya?"
2170
Tam Goat Hua tersenyum getir
"Nona Toan, apabila kini ada seorang pemuda lain
mencintaimu, sedangkan kau sudah punya kekasih, apakah
kau akan menerima cinta dari pemuda itu?"
"Tentu tidak," sahut Toan Bok Ang,
"Nah! Begitu pula aku. Karena dalam hatiku sudah
terdapat orang lain...."
Toan Bok Ang manggut-manggut, Mereka berdua saling
memandang, lalu meninggalkan tempat itu, sepanjang jalan,
mereka tidak bercakap-cakap lagi. Kctika hari mulai terang,
mereka berdua sudah sampai di sebuah jalan,
Mendadak jauh di depan tampak debu mengepul. Mereka
berdua cepat-cepat bersembunyi di pinggir jalan, Tampak
puluhan orang menunggang kuda memacu ke depan,
semuanya adalah kaum rimba persilatan. Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang mengenali orang-orang itu, semuanya adalah
orang-orang dari istana Ci Cun Kiong,
Hanya saja mereka berdua tidak tahu bahwa orang-orang
itu diutus Liok Ci Khim Mo untuk mencari Oey Sim Tit dan
Busur Api, setelah semua orang itu lewat, barulah Tam Goat
Hua dan Toan Bok Ang melanjutkan perjalanan menuju istana
Ci Cun Kiong. Keesokan harinya, mereka berdua sudah sampai
di kaki gunung Tiong Tiau San,
"Adik Toan, walau kita ke mari dengan niat mati, tapi tidak
perlu menerjang ke dalam mencari mati bukan?" kata Tam
Goat Hua.
Toan Bok Ang manggut-manggut,
2171
"Kita harus bersabar hingga malam, barulah ke istana Ci
Cun Kiong." kata Tam Goat Hua lagi,
Toan Bok Ang menyahut
"Padahal sama saja. Menunggu satu hari akan menderita
satu hari lagi,"
Tam Goat Hua tahu, penderitaan Toan Bok Ang melebihi
penderitaannya, namun gadis itu sama sekali tidak pernah
menyalahkan Lu Leng. Mereka berdua beristirahat di tengah
gunung satu hari lamanya, setelah hari mulai gelap, barulah
menuju istana Ci Cun Kiong, Berselang beberapa saat, mereka
sampai di pintu gapura istana, Tampak dua orang penjaga di
sana, maka mereka berdua memperlambat langkahnya,
Mereka berdua melewati sisi jalan yang dipenuhi rumputrumput
tinggi dan tak lama sudah sampai di depan pintu
gapura, Akan tetapi dua penjaga itu tidak tahu akan
keberadaan mereka berdua, Toan Bok Ang dan Tam Goat Hua
tercengang, karena pintu gapura itu merupakan jalan utama
menuju istana Ci Cun Kiong, Tentunya penjaga di situ juga
berkepandaian tinggi Akan tetapi, mereka berdua sudah
begitu dekat, bagaimana kedua penjaga itu tidak
mengetahuinya? Tam Goat Hua khawatir kedua penjaga itu
sudah tahu tapi berpura-pura tidak tahu, Oleh karena itu, dia
memberi isyarat kepada Toan Bok Ang dengan gerakan
tangan, lalu berhenti
Tampak salah seorang penjaga itu bersin beberapa kali,
kemudian berkata kepada temannya,
"Siapa masih berani ke mari cari gara-gara, tiada artinya
kita menjaga di sini."
2172
"Tidak salah, lebih baik kita duduk saja," sahut temannya,
Kedua penjaga itu duduk, lalu bercakap-cakap sejenak. Di
saat itulah Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang maju beberapa
langkah sehingga bertambah dekat dengan kedua penjaga itu.
Kini mereka berdua melihat jelas kedua penjaga tersebut
Berdasarkan sorot mata kedua penjaga, dapat diketahui
mereka berkepandaian rendah.
Akan tetapi, Tam Goat Hua masih bercuriga, tidak
mungkin kedua penjaga itu berkepandaian rendah. Janganjangan
kedua penjaga itu memiliki Lwee-kang yang amat
tinggi, sehingga tidak terlihat dari sorotan mata mereka,
Namun pembicaraan mereka tadi, membuktikan mereka
merupakan penjahat rendahan. Toan Bok Ang dan Tam Goat
Hua memperhatikan sejenak, kemudian Toan Bok Ang berkata
dengan suara rendah.
"Kakak Tam, bagaimana kepandaian kedua penjaga itu?"
Aku justru merasa heran, Kalau dikatakan mereka
berkepandaian tinggi, sungguh tidak mirip! Namun para anak
buah Liok Ci Khim Mo, rata-rata memiliki kepandaian tinggi,
maka tidak masuk akal dia menyuruh kedua orang itu untuk
menjaga di sini!" sahut Tam Goat Hua dengan berbisik,
"Kita tidak memunculkan diri, juga tidak bisa, Biar aku
munculkan diri dulu melihat-lihat!" kata Toan Bok Ang,
Tam Goat Hua manggut-manggut
"Baik, Aku akan menjagamu."
Toan Bok Ang bangkit berdiri, tapi kedua penjaga itu
masih tidak tahu,
2173
Gadis itu maju beberapa Iangkah, kemudian berseru,
"Hei! Siapa kalian berdua?"
Kedua penjaga itu langsung meloncat bangun yang
seorang saking terburu-buru, sehingga nyaris terjatuh itu
membuat Toan Bok Ang tertawa geli, lalu bertanya dalam hati,
Para jago tangguh istana Ci Cun Kiong, sedang pergi ke
mana? Setelah berdiri, kedua penjaga itu memperhatikan
Toan Bok Ang, barulah membusungkan dada seraya balik
bertanya.
"Siapa kau?"
Toan Bok Ang maju dua langkah lalu menyahut.
"Aku bertanya kepada kalian, sebetulnya siapa kalian
berdua?"
"Aku bernama Mo Yong, dia bernama Ciu Hou!" jawab
penjaga yang bernama Mo Yong sambil menepuk dada,
Toan Bok Ang tertawa,
"Apa kedudukan kalian berdua dalam istana Ci Cun Kiong,
Tancu atau Pelindung?"
Ciu Hou tampak terkejut ketika mendengar pertanyaan
gadis itu.
"Bagaimana kami berkedudukan begitu tinggi?"
Saat ini, Toan Bok Ang sudah yakin, bahwa kedua penjaga
itu hanya merupakan penjahat kecil. Mendadak Toan Bok Ang
2174
bergerak menerjang ke arah kedua penjaga itu. Betapa
terkejutnya mereka berdua, ingin berkelit tapi sudah terlambat
Sebab Toan Bok Ang bergerak cepat sekali, tangannya yang
tinggal sebelah itu menghantam ubun-ubun mereka,
Plak! Plak!
Mata, hidung, telinga dan mulut mereka berdua
mengeluarkan darah, kemudian menjerit mereka berdua
sudah binasa, Di saat itu lah, Tam Goat Hua memunculkan
diri,
"Kakak Tam, apakah kedua orang itu sudah binasa?"
tanyanya,
Tam Goat Hua memandang kedua penjaga yang tergeletak
di tanah itu, kemudian menyahut
" Sudah pasti binasa,"
"Apakah di dalam istana Ci Cun Kiong telah terjadi
sesuatu?" kata Toan Bok Ang dengan heran.
"Mari kita masuk ke sana melihat-lihat dulu!" sahut Tam
Goat Hua dengan heran pula,
Toan Bok Ang mengangguk. Mereka berdua menendang
kedua mayat itu ke arah rerumputan kemudian melesat ke
istana, Akan tetapi di sepanjang jalan mereka tidak bertemu
siapa pun. Semula mereka berdua melesat sambil
bersembunyi namun kemudian tidak bersembunyi lagi dan
terus melesat. Berselang beberapa saat, istana Ci Cun Kiong
sudah berada di depan mata mereka,
2175
Tiada seorang penjaga pun berada di depan pintu istana,
Di sana kelihatan sepi-sepi saja dan pintu itu tertutup rapat
Tam Goat Hua tertegun
"Apakah Liok Ci Khim Mo masih belum kembali?" katanya
kemudian.
* * * *
Bab 102
Toan Bok Ang sudah mendengar penuturan Tam Goat Hua
tentang dirinya berada di puncak Lian Hoa Hong dan di
tempat itu bertemu Liok Ci Khim Mo.
"Kalaupun Liok Ci Khim Mo belum pulang, juga tidak harus
sedemikian sepi dan tiada suara orang."
"Lebih baik tiada orang, jadi kita bisa memusnahkan
sarang ini, untuk mengurangi keangkuhan Liok Ci Khim Mo."
kata Tam Goat Hua.
Mereka berdua berunding sejenak, lalu mendekati pintu itu
dan menjulurkan tangan untuk men-dorongnya, Namun pintu
itu tidak terbuka karena dikunci dari dalam, Mereka berdua
mundur beberapa langkah, kemudian meloncat ke dalam
melalui tembok. Sampai di dalam, mereka melihat semua
pintu tertutup rapat, kelihatannya seperti tidak ada orang,
Mereka berdua berjalan berputar ke sana ke mari, tapi
tidak bertemu seorang pun. Tak lama mereka sampai di
sebuah ruangan besar Ruangan itu tampak agak gelap karena
semua jendela tertutup rapat Ketika mereka baru mau
mengambil obor yang menyala untuk membakar tempat itu,
2176
mendadak terdengar suara yang amat dingin di atas
panggung batu,
"Sungguh berani kalian berdua!"
Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang terkejut bukan main dan
langsung mundur beberapa depa dan mendongakkan kepala
memandang ke atas, Tampak seorang lelaki dan seorang
wanita berdiri di atas panggung batu, Wajah mereka amat
menakutkan Tam Goat Hua mengenali mereka, sebab pernah
bertemu mereka di dalam istana Setan, ketika dia ke istana
Setan menyelamatkan Lu Leng, Lelaki itu adalah Kui Bin Thay
Swee Liu Tok dan wanita itu adalah Mo Thai Po. Mereka
berdua berasal dari golongan sesat yang berkepandaian amat
tinggi.
Ketika memasuki istana Ci Cun Kiong, Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang tidak bertemu seorang pun, maka mengira Liok
Ci Khim Mo belum pulang, Oleh karena itu, nyali mereka
menjadi besar Mereka yakin tidak akan bertemu seorang
musuh pun di dalam itu, Kini mendadak muncul Kui Bin Thay
Swee dan Mo Thay Po, tentunya membuat Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang terkejut sekali, dan mengira Liok Ci Khim Mo
mengatur semua itu untuk menjebak mereka berdua, Karena
itu, Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang mundur lagi beberapa
langkah sambil menengok ke sana ke mari, namun tidak
tampak orang lain berada di tempat itu,
Hanya terdengar Mo Thay Po tertawa dingin,
"Apakah kalian berdua ke mari untuk mampus?"
Kemudian terdengar suara dentangan, ternyata Mo Thay
Po menekan tongkatnya ke lantai panggung batu, lalu
meloncat turun. Pada saat bersamaan, Kui Bin Thay Swee pun
2177
mengambil sebatang kayu, kemudian memukul sebuah tambur
yang bergantung di atas panggung batu,
Tung! Tung! Tung.,.!
Seusai memukul tambur, dia segera meloncat turun lalu
berdiri di sisi Mo Thay Po. jarak mereka dengan Tam Goat Hua
berdua hanya satu depa, Tam Goat Hua pernah bertemu
mereka di dalam istana Setan, maka tidak merasa takut
menyaksikan wajah mereka yang begitu menyeramkan. Lain
halnya dengan Toan Bok Ang, begitu menyaksikan wajah
mereka, sekujur badannya menjadi merinding, bahkan merasa
seram dan ketakutan. sementara Kui Bin Thay Swee dan Mo
Thay Po terus menatap mereka dengan sorot mata yang
menakutkan.
Setelah si Nabi Setan-Seng Ling binasa, Kui Bin Thay Swee
dan Mo Thay Po mengangkat diri mereka sebagai majikan
istana Setan, Belum lama ini, mereka berdua bergabung
dengan Liok Ci Khim Mo. Saat ini, semua jago tangguh di
dalam istana Ci Cun Kiong sedang pergi mencari Oey Sim Tit
dan Busur Api. Kini hanya tinggal mereka berdua yang
menjaga istana, tapi kepandaian mereka berdua amat tinggi,
Ketika menyaksikan kedua orang yang amat menyeramkan
itu, Toan Bok Ang bertanya kepada Tam Goat Hua dengan
suara rendah.
"Kakak Tam, siapa kedua orang itu?"
"Cepat keluarkan senjata, kedua orang itu selalu
menggunakan racun, kita harus berhati-hati!" kata Tam Goat
Hua tanpa menjawab pertanyaan Toan Bok Ang,
2178
Toan Bok Ang cepat-cepat mengeluarkan senjata Sian Tian
Sin So, kelihatannya sudah siap untuk bertarung.
Mo Thay Po tertawa dingin.
"Cukup bagus senjatamu untuk dijadikan kado!"
Toan Bok Ang amat gusar dan segera maju selangkah
Namun ketika dia mau melancarkan serangan Tam Goat Hua
segera menahannya,
"jangan gegabah!" katanya kemudian bertanya kepada
kedua orang itu. "Apakah Liok Ci Khim Mo berada di dalam
istana?"
"Tentu ada!" sahut Kui Bin Thay Swee dengan suara
parau.
Tam Goat Hua segera memberi isyarat kepada Toan Bok
Ang, lalu memandang Kui Bin Thay Swee.
"Kami ada urusan ingin menemuinya, cepat laporkan!"
katanya,
Kui Bin Thay Swee tertawa gelak,
"Ha! Ha! Ha!" Ketika tertawa, wajahnya bertambah
menyeramkan "Kalian tidak begitu gampang menemui Bu Lim
Ci Cun!"
" Apa harus ada saratnya agar bisa menemuinya?" tanya
Tam Goat Hua sambil menahan rasa gusarnya,
2179
"Letakkan senjata kalian, lalu kalian berjalan sambil
menyembah sampai di tempat, barulah bisa menemui beliau!"
sahut Kui Bin Thay Swee,
Toan Bok Ang sudah tidak sabar lagi dan langsung tertawa
dingin.
"Ketika kalian hendak menemuinya, apakah harus
merangkak dari depan sampai di tempatnya seperti kurakura?"
Mata Mo Thay Po menyorot bengis ke arah Toan Bok Ang
lalu dia mendadak tertawa melengking sambil menjulurkan
tangannya untuk menyerang gadis itu. Tampak kukunya yang
panjang-panjang dan kehijau-hijauan, yang mengandung
racun. Ternyata Mo Thay Po mencengkeram bahu kiri Toan
Bok Ang. Karena lengan kirinya telah buntung, maka gadis itu
tidak dapat menangkis.
Ketika mendatangi istana Ci Cun Kiong, Tam Goat Hua dan
Toan Bok Ang sudah tidak menghiraukan nyawanya. Namun
ketika melihat Kui Bin Thay Swee dan Mo Thay Po, hati
mereka tidak terluput dari rasa kaget. Namun setelah
berselang beberapa saat, mereka sudah tidak merasa kaget
maupun takut lagi,
Maka, di saat Mo Thay Po menyerang, Toan Bok Ang sama
sekali tidak mundur, sebaliknya malah maju selangkah sambil
mengayunkan senjata Sian Tian Sin So, mengeluarkan jurus
Tian Kong Ciau Ciau (Kilat Bergemerlapan) sehingga tampak
cahaya putih meluncur ke arah Mo Thay Po. Jurus tersebut
amat aneh, hebat dan lihay. Walau Toan Bok Ang tidak
berkelit, jurus itu telah mematahkan serangan Mo Thay Po.
2180
Dari tadi Mo Thay Po sudah tahu bahwa senjata yang di
tangan Toan Bok Ang bukan merupakan senjata sembarangan
melainkan senjata pusaka. Kini ketika menyaksikan serangan
yang dilancarkan gadis itu begitu dahsyat, dia sangat terkejut.
Dia cepat-cepat mundur sekaligus mengayunkan toyanya,
mengeluarkan dua jurus serangan Ciok Phua Keng Thian (Batu
Pecah Mengejutkan Langit) dan jurus San Pang Hai Liak
(Gunung Runtuh Laut Retak). Kedua jurus serangan itu
menimbulkan angin yang menderu-deru, mengarah Toan Bok
Ang, sehingga membuat badan gadis itu berputar dua kali.
Betapa terkejutnya Tam Goat Hua menyaksikan itu,
Namun ketika dia baru mau turun tangan membantu Toan Bok
Ang, mendadak merasa ada desiran angin di belakangnya,
Tam Goat Hua tahu, Kui Bin Thay Swee sudah
membokongnya. Tanpa membalikkan badan gadis itu
langsung menggunakan ilmu Hian Bu Go Na (llmu
Mencengkeram Hian Bu), mengeluarkan jurus Tok Liong Lu
Jiau (Naga Beracun Menjulurkan Cakar), Di saat itulah ramai
besi yang melekat di lengannya ikut menyerang ke arah Kui
Bin Thay Swee
Kui Bin Thay Swee segera membungkukkan badannya
sekaligus berkelit ke samping, Di saat Kui Bin Thay Swee
berkelit, Tam Goat Hua berpikir ingin mendekati Toan Bok Ang
untuk membantu nya. Akan tetapi, mendadak terdengar suara
"Ser, Ser" dua kali di belakangnya Tam Goat Hua segera
membalikkan badannya, Tampak dua benda meluncur
mengarah matanya, ternyata dua buah senjata rahasia,
Gadis itu mendengus sambil menggerakkan ta-ngannya,
Maka rantai besi yang melekat di lengannya bergerak cepat
menangkis kedua buah senjata rahasia itu hingga terpental
2181
Namun di saat bersamaan, Kui Bin Thay Swee pun
melancarkan sebuah pukulan ke arah dada Tam Goat Hua,
pukulan tersebut mengeluarkan suara aneh, membuat Tam
Goat Hua menoleh. Dilihatnya sepasang tangan Kui Bin Thay
Swee memakai semacam sarung tangan berduri yang amat
aneh, Begitu menyaksikan sarung tangan itu, Tam Goat Hua
yakin bahwa sarung tangan itu mengandung racun, maka
tidak berani bertindak ceroboh. Cepat-cepat dia mundur
sambil mengayunkan sepasang rantai besi yang melekat di
lengannya sehingga rantai besi itu meliuk cepat menyerang
Kui Bin Thay Swee,
Kui Bin Thay Swee segera berkelit, kemudian balas
menyerang, maka terjadilah pertarungan yang amat sengit
sementara Toan Bok Ang yang berputar, mendadak
melancarkan sebuah serangan dengan mengeluarkan jurus Lui
Thian Kauw Cak (Kilat dan Ge-ledek MenggeIegar),setelah
melancarkan serangan itu, Toan Bok Ang cepat-cepat
meloncat ke belakang, maka senjata Sian Tian Sin So
melewati muka Mo Thay Po dan membuat mata orang itu
menjadi silau dan langsung terpejam.
Betapa terkejutnya Mo Thay Po. Dia cepat-cepat mencelat
ke belakang dan tidak berani menyerang lagi. Akan tetapi,
dalam hatinya ingin sekali memiliki senjata Sian Tian Sin So
itu, Toan Bok Ang berdiri beberapa depa di hadapan Mo Thay
Po. Setelah berhasil meloloskan diri dari serangan orang itu
barulah dia menarik nafas lega. Namun sepasang mata Mo
Thay Po justru menyorot bengis, bahkan penuh diliputi hawa
membunuh .
Menyaksikan itu, tersentak juga hati Toan Bok Ang, Oleh
karena itu, dia langsung melancarkan serangan, agar Mo Thay
Po tiada kesempatan menyerang duluan, Toan Bok Ang
mengeluarkan jurus Liu Sing Hua Khong (Meteor Menembus
2182
Angkasa) dan senjatanya memancarkan cahaya putih ke arah
muka Mo Thay Po.