1169
Sesungguhnya ilmu Hian Bun Sin Ciang bukan berasal dari
Hwa San Pai, melainkan berasal dari Siauw Lim Pai sekte
barat, karena salah seorang murid Siauw Lim Pai bergabung
dengan Hwa San Pai, kemudian diangkat sebagai si Duta Api
0bor.
Ilmu Hian Bun Sin Ciang mengandung hawa "Yang",
bertenaga keras, namun ilmu tersebut masih di bawah tingkat
ilmu King Kong Sin Ci. Maka, ketika si Duta Api Obor
menyerang dengan Hian Bun Sin Ciang, kebetulan Lu Leng
menangkis dengan jurus Siang Hok Cak Yun, walau Lweekang
Lu Leng tidak dapat dibandingkan dengan Lweekang si Duta
Api Obor, tapi tenaga Kim Kong Sin Ci amat dahsyat,
membuat hawa murni di tubuhnya meledak, sehingga si Duta
Api Obor terluka dalam yang amat parah, akhirnya binasa.
Ketika mendengar Liat Hwe Cousu harus turun tangan
terhadap Lu Leng, Tong Hong Pek pun tertawa dingin.
"Liat Hwe, tujuanmu terhadap diriku, namun justru ingin
melampiaskannya terhadap tingkatan muda, Kedudukan dan
keangkuhanmu dikemanakan?"
Liat Hwe Cousu mendengus, sepasang matanya tetap
menatap Lu Leng tanpa berkedip.
Satu jam lagi upacara pernikahan akan dimulai, Cit Sat Sin
Kun memberi isyarat kepada Tong Hong Pek, kemudian
berkata kepada Liat Hwe Cousu.
“Bagaimana kalau urusan itu kita selesaikan besok?"
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,
1170
"Ha ha ha! Masih menunggu sampai besok? Lewat satu
jam saja kalian semua pasti mampus!"
Hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tergerak Beberapa hari ini
dia tercekam rasa cemas, karena akan muncul seseorang,
Orang itu membawa Liat Hwe Cousu keluar dari formasi
yang dibentuknya, Apakah mereka berdua akan bekerja sama?
Setelah berpikir sejenak, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa,
lalu berkata sungguh-sungguh.
"Uu memang bagus sekali. Sampai saatnya kalian boleh
bergerak serentak Bukankah itu bagus sekali?"
Liat Hwe Cousu tertawa dingin, kemudian duduk.
Han Giok Shia segera berkata.
"paman Tam, jadi orang besar itu masih di ruangan ini?"
" jangan khawatir aku punya akal!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen maju dua langkah, dan Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek mengikutinya,
"Liat Hwe Cousu, tempat dudukmu memang berada di sini.
Namun obor besar itu tidak boleh terus menyala di sini, Kalau
memang obor besar itu harus selalu dekat dengan mu, lebih
baik tempat dudukmu dipindahkan di dekat pintu lalu obor
besar itu ditancap di sana, Jadi tidak mengganggu para tamu."
kata Tam Sen. Liat Hwe Cousu diam saja, namun kemudian
mendadak bangkit berdiri. itu sungguh di luar dugaan semua
orang.
1171
"Baik." sahutnya, jawaban yang begitu cepat seakan
urusan telah usai, namun Cit San Sin Kun-Tam Sen justru
bertambah was-was.
Karena Liat Hwe Cousu tahu, saat ini dia tidak yakin akan
menang, maka mengalah selangkah itu pertanda tidak lama
lagi pasti terjadi suatu perubahan Kalau tidak bagaimana
mungkin Liat Hwe Cousu akan mengalah?
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga tidak banyak bicara lagi,
langsung memerintah beberapa orang untuk memindahkan
kursi tempat duduk Liat Hwe Cousu ke dekat pintu,
Saat ini, kedua Tongcu itu telah bangun. Walau sudah
terluka dalam, tapi mereka masih bisa bergerak. Yang satu
membopong mayat si Duta Api Obor keluar dan yang satu lagi
membawa obor besar itu, lalu ditancapkannya di dekat pintu,
Kemudian Liat Hwe Cousu pun segera duduk di situ.
Tampak beberapa orang membersihkan ruang besar ilu,
Tak seberapa lama kemudian suasana di ruang besar itu
berubah tenang kembali. Akan tetnpi, semua orang sudah
merasa, pernikahan ini pasti disertai suatu badai, hanya saja
belum mulai
Tinggal setengah jam lagi upacara pernikahan akan di
mulai, Terompet mulai berbunyi. sedangkan Tong Hong Pek
sudah memakai pakaian pengantin berdiri di hadapan meja
sembahyang,
Tak seberapa lama kemudian tampak kedua pendamping
pengantin wanita mendampingi pengantin berjalan keluar,
pengantin memakai Hong Koan (Semacam topi pengantin
1172
menutupi kepala dan muka), pengantin mengenakan gaun
merah, berdiri di hadapan Tong Hong Pek,
Sementara terompet terus berbunyi, tiba-tiba terdengar
seorang berteriak
"Waktu baik sudah tiba!"
Kemudian kedua mempelai mulai bersembahyang langit
dan bumi. Saat ini, hari sudah mulai gelap, namun di ruang
besar itu terang benderang, karena disinari oleh ratusan lilin
yang menyala.
Akan tetapi, di saat itu mendadak api lilin berubah seperti
api setan, perubahan itu sungguh di luar dugaan semua
orang! seketika ruang besar berubah menjadi remang-remang.
Itu membuat wajah semua orang berubah menjadi pucat,
termasuk wajah-wajah Tam Ek Hui, Lu Leng, Han Giok Shia
dan Toan Bok Ang.
Para tamu pun mulai bangkit berdiri Namun Cit Sat Sin
Kun segera berkata,
"Para tamu yang terhormat harap tenang! Pasti ada orang
tertentu menaruh semacam obat pada lilin maka api lilin
mendadak berubah menjadi kehijau-hijauan! Anda jangan
panik, sebab itu hanya merupakan permainan anak kecil!"
Mendengar himbauan itu lalu para tamu duduk kembali
Tapi di saat bersamaan, mendadak pengantin wanita
mengeluarkan tawa yang aneh, menggetarkan hati semua
orang.
1173
Suara tawa yang membuat bulu kuduk berdiri itu memang
keluar dari pengantin wanita, dan seketika membuat suasana
di ruang besar berubah menjadi menakutkan!
Semua orang merasa ada setan iblis berkeliaran di ruang
besar itu. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersentak kemudian bersiul
panjang. Namun meskipun suara siulan Cit Sat Sin Kun-Tum
Sen mengalun, suara tawa pengantin wanita yang amat
menyeramkan itu tetap terdengar
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen merasa ada sesuatu yang tak
beres, karena Tam Goat Hua secara rela menikah dengan
Tong Hong Pek. Ketika Tam Goat Hua memberitahukan
kepadanya, dia justru kurang percaya, Namun kemudian dia
melihat putrinya amat mencintai Tong Hong Pek, maka
merestuinya.
Namun kenapa di saat bersembahyang pada langit dan
bumi kenapa dia mengeluarkan suara yang menyeramkan itu?
Oleh karena itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung
membentak dengan suara dalam.
"Goat Hua, hari ini hari baik mu, kenapa kau
mengeluarkan suara aneh?"
Sedangkan Giok Bin Sin Kun Tong Hong Pek, begitu
menyaksikan perubahan itu, langsung mundur selangkah. Di
saat Cit Sat Sin Kun baru usai berkata, mendadak Tong Hong
Pek berteriak keras, sekaligus menjulurkan tangannya untuk
menyambar pengantin wanita.
Tong Hong Pek bergerak begitu mendadak, tentunya amat
mengejutkan semua orang, terutama Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen.
1174
"Saudara Tong Hong!"
Akan tetapi, dia sudah tidak keburu mencegah Tong Hong
Pek, sebab Tong Hong Pek bergerak begitu cepat
Pengantin wanita masih tertawa, namun mendadak
secepat kilat mencelat ke belakang beberapa depa,
Gerakannya amat aneh. Siapa pun menyaksikannya, namun
justru tidak tahu apa sebabnya.
Sambaran Tong Hong Pek jatuh di tempat kosong. itu
membuatnya gusar sekali, dan berteriak keras lagi sehingga
menyebabkan wajah para tamu berubah menjadi pucat pias.
Ternyata Tong Hong Pek menghadang di depannya
kemudian berseru.
"Saudara Tam Sen, kita harus mengepungnya!"
Ketika pengantin wanita mencelat ke belakang dengan
gerakan yang begitu aneh, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen pun yakin
bahwa itu bukan Tam Goat Hua putrinya.
Karena itu, begitu mendengar seruan Tong Hong Pek, dia
langsung mengepungnya.
Saat ini, semua lilin yang berada di ruang besar itu, telah
berubah menjadi kehijau-hijauan,
Sementara Liat Hwe Cousu yang duduk di dekat pintu,
tampak gembira sekali.
Sedangkan kaum rimba persilatan yang mempunyai
hubungan baik dengan Go Bi Pai, segera bangkit berdiri,
1175
bahkan diantaranya sudah ada yang ikut mengepung
pengantin wanita itu.
Lu Leng sudah melesat ke samping Tong Hong Pek, Ketika
melihat Lu Leng sudah maju, mereka yang ikut mengepung itu
mundur kembali ke tempat duduk masing-masing.
-ooo0ooo-
Pengantin wanita itu kelihatannya sulit sekali meloloskan
diri!
Semua orang berpikir demikian, sebab bagaimana
mungkin pengantin wanita itu dapat meloloskan diri dari
kepungan Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Lu
Leng?
Tong Hong Pek menatap pengantin wanita yang mukanya
ditutupi Hong Kuan, kemudian bertanya:"
"Siapa Anda? Goat Hua dibawa ke mana?"
Terdengar suara tawa yang menyeramkan
"Hik Hik Hik! Apakah kau sudah tak mengenaliku lagi?"
Mendadak Tam Sen membentak keras.
"Jangan macam-macam!"
Tam Sen langsung menyambar Hong Koan yang menutupi
kepala dan muka pengantin wanita.
1176
Dalam keadaan seperti itu, sudah pasti pengantin wanita
tidak dapat berkelit Akan tetapi mendadak badannya
membungkuk lalu melesat pergi. Bukan main indah dan
cepatnya gerakan itu, sungguh di luar dugaan siapa pun!
Sedangkan Tam Sen menyambar dengan ilmu Hian Bu
Sam Na, mengeluarkan jurus Cing liong Luh Jiau (Naga Hijau
Menjulurkan Cakar).
Ketika melihat pengantin wanita dapat menghindari
jurusnya itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun. kemudian
mundur selangkah dengan air muka berubah.
"Saudara Tam! Siapa dia?"
Ketika Tam Sen baru mau menjawab, pengantin wanita itu
sudah menyahut dengan sengit
"Tidak salah! Memang aku!"
Usai menyahut, pengantin wanita itu melepaskan Hong
Kuan di kepalanya.
Di saat itulah tampak beberapa murid Go Bi Pai membawa
beberapa batang lilin berjalan ke ruang besar itu, pengantin
wanita itu membentak keras sekaligus mengayunkan
tangannya, Tampak empat buah titik cahaya meluncur ke arah
empat murid Go Bi Pai itu dan tepat mengenai sasarannya,
sehingga mereka berempat roboh seketika.
Para tamu tercengang, karena melihat gelagatnya
pengantin wanita itu, memang sengaja mengacau pesta
tersebut
1177
Lebih mengherankan kelihatannya Tong Hong Pek dan
Tam Sen mengenali orang itu, bahkan tampak agak segan
terhadapnya.
Semua orang segera mengarahkan pandangan ke
pengantin wanita yang telah melepaskan Hong Koan di
kepalanya, Hati mereka langsung terasa dingin bahkan
beberapa tamu wanita, tak tertahan mengeluarkan seruan
kaget
Sedangkan Tong Hong Pek dan Tam Sen mundur
selangkah, Lu Leng malah terpaku di tempat sama sekali tidak
bersuara.
Tampak orang itu berambut kuning awut-awutan dan
amat jarang pula, pipi sebelah kiri tiada daging-nya, pipi yang
sebelah kanan kelihatan hijau, di atas bibir tampak bintikbintik
merah.
Siapa yang menyaksikan orang itu, pasti mengira bahwa
dia adalah setan iblis yang baru bangkit dari liang kubur
Di ruang besar itu lilin menyala kehijau-hijauan, sehingga
menambah seramnya suasana.
Sementara Lu Leng terus memandang orang itu, Dilihatnya
tampang orang itu memang amat menyeramkan namun
setelah memandang agak lama, Lu Leng justru merasa heran,
sebab kebetulan Lu Leng melihat sepasang matanya.
Sepasang mata orang itu membuat Lu Leng teringat akan
Tam Goat Hua, karena sepasang mata itu amat mirip mata
gadis itu.
Berselang sesaat, wanita aneh itu tertawa dingin.
1178
"He he! Kalian berdua tidak mengenali aku lagi?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas, kemudian
menjura kepada para tamu seraya berkata.
"Para hadirin jangan terkejut, karena ini urusan kami
beberapa orang!"
Para tamu terheran-heran. Mereka saling memandang
dengan mata terbelalak seakan kebingungan dan semuanya
membungkam,
Wanita aneh itu tertawa melengking-lengking, lalu
membentak.
"Setan tua! Kenapa kau tidak memperkenalkan identitasku
kepada kaum rimba persilatan itu?"
Tam Sen tertawa getir dan manggut-manggut,
"Kini kau telah muncul, tentunya aku harus
memperkenalkanmu."
Ketika dia baru mau memperkenalkan wanita aneh itu,
mendadak Tong Hong Pek memanggil
"Saudara Tam...."
Tong Hong Pek baru mengucapkan itu, wanita aneh
tersebut sudah membentak sengit.
"Kau mau memperistri putrinya, maka dia adalah
mertuamu! Kenapa kau masih menyebut saudara kepadanya?
itu peraturan apa?"
1179
Tong Hong Pek hanya mengerutkan kening, sama sekali
tidak menghiraukannya,
"Saudara Tam, kalau kau merasa kurang leluasa, biar aku
yang memperkenalkan nya," katanya,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen manggut-manggut
Tong Hong Pek segera menghadap para tamu dan
memperkenalkan orang aneh itu.
"Para hadirin yang terhormat, ini adalah wanita aneh dari
See Sia, putri Mo Liong Seh Sih bernama Seh Cing Hua! Dulu
dia dijuluki Tok Ciu Lo Sat!"
Usai Tong Hong Pek memperkenalkan orang aneh itu,
wajah Liat Hwe Cousu, si Walet Hijau-Yok Kun Sih dan
beberapa tokoh tua berbagai partai tampak berubah.
Dulu nama Tok Ciu Lo Sat amat terkenal dalam rimba
persilatan terutama Mo Liong Seh Sih ayahnya, karena
berkepandaian amat tinggi.
Yang pernah bertemu Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, pasti
masih ingat akan kecantikannya yang memukau. Namun kini
wajahnya justru berubah begitu buruk, itu sungguh diluar
dugaan!
Bagian 25
Kaum muda sama sekali tidak kenal Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hoa, maka mereka cuma terbelalak sambil
mendengarkan
1180
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melanjutkan
"Dia adalah nyonya Cit Sat Sin Kun-Tam Sen!"
Ucapan tersebut tidak mengejutkan kaum tua yang berada
di ruang besar itu, sebab dulu memang banyak lelaki yang
tertekuk lutut di hadapan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Akhirnya yang berhasil mencuri hatinya justru Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen. setelah menikah, mereka berdua menetap di
pulau Hwe Ciau To, jarang muncul di rimba persilatan dan
kaum rimba persilatan pun jarang berkunjung ke pulau itu.
Ketika Cit Sat Sin Kun muncul kembali dalam rimba
persilatan, semua orang masih menganggap Tok Ciu Lo Sat-
Seh Cing Hua berada di pulau tersebut Namun mengenai
urusan mereka suami istri, justru tiada seorang pun
mengetahui nya.
Kaum muda sama sekali tidak tahu akan urusan tersebut,
namun mereka tidak begitu memikirkannya.
Lain halnya dengan Tam Ek Hui, pemuda itu nyaris
meloncat karena terlampau terkejut
"Tong Hong Cianpwee barusan bilang apa?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak menyahut
sedangkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.
"Ek Hui, bukankah kau sering menanyakan ibumu? Nah,
kini kau harus mengerti." Katanya.
Mendadak Tam Ek Hui menerjang ke depan beberapa
langkah. Han Giok Shia khawatir akan terjadi sesuatu atas
1181
dirinya, maka segera mengikuti dari belakang, Ternyata Tam
Ek Hui menatap wanita aneh dan buruk rupa itu. "Kau... kau
ibuku?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa dingin "Binatang
kecil, apakah aku tidak pantas?"
-ooo0ooo-
Bab 54
Tam Ek Hui memang sulit membuat dirinya sendiri
percaya, bahwa wanita yang mirip setan iblis itu justru ibunya,
dia terbelalak dengan mulut ternganga lebar, tak mampu
mengeluarkan suara sedikit pun
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengibaskan tangannya seraya
berkata.
"Ek Hui, sejak kecil ibumu tidak begitu menyayangimu,
cepatlah kau mundur!"
Tam Ek Hui tidak berani membangkang, langsung mundur
beberapa depa.
Setelah Tam Ek Hui mundur, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
berkata kepada Tok Cio Lo Sat-Seh Cing Hua.
"Adik Cing, dari dulu aku sudah menasihatimu jangan
mempelajari kitab iblis peninggalan ayahmu, tapi kau justru
tidak mau mendengar, maka kini wajahmu menjadi seperti
itu..."
Tam Sen belum selesai berkata, Seh Cing Hua sudah
tertawa aneh,
1182
"Bagaimana aku kini? Apakah tidak baik?" katanya sambil
tersenyum.
"Kalau kau anggap tidak salah, tentunya aku tidak banyak
bicara lagi Tapi kini Goat Hua berada di mana? Hari ini adalah
hari pernikahannya, kenapa kau malah ke mari mengacau?"
Mendengar kata-kata Tam Sen itu Tok Ci Lo Sat-Seh Cing
Hua mendongakkan kepala, lalu tertawa melengking-lengking.
"Hik hik hik! Hari pernikahannya? sungguh sepasang
binatang tua yang tak tahu malu!"
Yang dimaksudkan " sepasang binatang tua", jelas Tam
Sen dan Tong Hong Pek.
Tam Sen dan Tong Hong Pek saling memandang, Mereka
berdua tampak jengah, itu tersirat pada wajah masingmasing!
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata dengan dingin sekali.
"Tong Hong Pek, dulu kau terus merayu diriku, agar
menikah denganmu, namun aku tidak mengabulkannya, Kini
kau sudah ada umur, justru berani mempermainkan putriku!
Kalau pun setan tua itu setuju, tapi aku belum mati, maka kau
hanya bermimpi di siang hari bolong!"
"Aku dan Goat Hua saling mencinta, maka walau kau mau
mencegah, Goat Hua pasti tidak akan menurutimu!" sahut
Tong Hong Pek.
"Ha ha! Dia masih muda tidak tahu apa-apa, maka aku
harus memperdulikannya!" kata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
1183
Berkata sampai di sini, Seh Cing Hua berhenti sejenak,
setelah itu baru dilanjutkan.
"Dalam hatiku sudah ada pilihan untuk dia, Tidak mungkin
aku akan membiarkannya menikah denganmu yang sudah ada
umur! Aku yakin Goat Hua akan menuruti perkataanku!"
Ketika berkata, boleh dikatakan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua menyerocos, maka orang lain tidak bisa menyelanya.
Lu Leng yang berdiri di situ, kini sudah tahu bahwa Seh
Cing Hua bukan orang lain. Dia adalah orang aneh di dalam
goa yang pernah bercakap-cakap dengannya yang hanya
terdengar suaranya tapi tidak tampak orangnya.
Ketika mendengar Seh Cing Hua berkata begitu, hati Lu
Leng tergerak, Sebab di saat hatinya amat berduka, Lu Leng
pernah mendengar suaranya, yang seakan menyuruhnya
jangan putus asa.
Pada waktu itu, Lu Leng sama sekali tidak percaya, karena
Tam Goat Hua sudah mau menikah dengan Tong Hong Pek.
Namun kini dia tersentak sadar Wanita aneh itu bilang
sudah ada pilihan dalam hatinya untuk Tam Goat Hua, sudah
pasti dirinya.
Berpikir sampai begitu, perasaan Lu Leng menjadi
berkecamuk Dia merasa girang juga termangu karena tahu
jelas bahwa Tam Goat Hua hanya mencintai Tong Hong Pek.
Sementara wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak
berubah, kemudian dia berkata dengan kening berkerut kerut.
"Adik Cing, kau jangan mau menang sendiri!"
1184
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa, Namun, sebelum
tawanya lenyap, mendadak terdengar suara tangisan di
tempat jauh, yang makin lama makin mendekat
Mendadak si Walet Hijau-Yok Kun Sih memukul meja, lalu
berkata.
"Anak Ang, cepat hadang setan iblis itu!"
Toan Bok Ang mengangguk. Namun ketika dia baru mau
bangkit berdiri, tiba-tiba tampak sosok bayangan berkelabat di
pintu yang ternyata si Nabi Setan-Seng Ling, Dia sudah
melangkah ke dalam diikuti Sou Mia Su Seng Bou di
belakangnya,
Setelah masuk, si Nabi Setan-Seng Ling mengamati
keadaan di ruangan besar itu dengan sorotan dingin, Ketika
pandangannya membentur ke Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua,
dia tertegun.
Dalam istana Setan Pak Bong San terdapat begitu banyak
orang yang menyerupai setan iblis, Namun wajah mereka
masih bisa dikatakan tidak begitu menyeramkan bila dibanding
wajah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua. Apalagi wanita aneh itu
kini sedang tertegun, bagaimana menyeramkan wajahnya
dapat kita bayangkan.
Setelah mengamati seluruh ruang besar itu, si Nabi Setan-
Seng Ling tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kenapa ruangan pesta ini kok berubah menjadi
seperti ruang duka? Cit Sat Sin Kun, aku datang terlambat
harap dimaafkan!"
1185
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen diam saja, dan itu membuat
kening si Nabi Setan berkerut Keningnya berkerut bukan
karena hatinya tersinggung, melainkan dia merasa heran,
sebab wajah setiap orang yang berada di ruang besar itu
tampak serius sekali, bahkan di antara mereka kelihatan mau
cari gara-gara. Ketika si. Setan-Seng Ling muncul, justru tidak
keburu menyaksikan kejadian tadi, maka dia tidak tahu sama
sekali.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatapnya dingin, "Hanya
datang terlambat, itu tidak jadi masalah," sahutnya.
Si Nabi Setan-Seng Ling menengok ke sana ke mari.
"Oh! Di mana pengantin wanita? Aku ingin mengajukan
beberapa pertanyaan kepadanya." Tong Hong Pek segera
menyahut "Kau mau tanya apa, tanyakan saja kepadaku!" Si
Nabi Setan-Seng Ling tertawa dingin, "Tempo hari ketika
berada di istana Setan, Tam Goat Hua telah setuju menikah
dengan anakku, Maka, kini aku mau bertanya kepadanya,
kenapa dia ingkar janji?"
Si Nabi Setan-Seng Ling berkata begitu, sedangkan
anaknya bertampang begitu aneh, maka para tamu nyaris
tertawa geli!
Begitu pula Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dia pun nyaris
tertawa geli, namun masih dapat menahan.
Sedangkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua langsung melotot,
sehingga wajahnya bertambah menyeramkan
"Anakmu yang mana ingin memperistri Tam Goat Hua?"
tanyanya kepada si Nabi Setan.
1186
Padahal si Nabi Setan-Seng Ling pernah bertemu Seh Cing
Hua beberapa kali di masa lalu, Tapi kini dia sudah tidak
mengenalinya lagi, karena wajah wanita itu telah berubah
sedemikian buruk menyeramkan
Si Nabi Setan-Seng Ling segera menunjuk Seng Bou, dan
Seng Bou langsung membusungkan dadanya agar tampak
lebih gagah.
"Dia!" sahut si Nabi Setan-Seng Ling.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mendengus.
"Hm! Anakmu itu tidak menyerupai manusia, bagaimana
dia ingin memperistri Goat Hua?"
Si Nabi Setan-Seng Ling mengerutkan kening.
"Bagaimana dia tidak menyerupai manusia ?"
Seh Cing Hua tertawa aneh.
"He he he! Lihatlah tampangnya, apakah menyerupai
manusia?"
Usai dia berkata, badannya langsung bergerak ke arah
Seng Bou.
Betapa cepat gerakannya, sehingga amat sulit diuraikan
dengan kata-kata. Badannya tampak seperti asap, tahu-tahu
sudah berada di sisi Seng Bou. sedangkan Seng Bou hanya
merasa ada serangkum tenaga yang amat dahsyat menekan
kepalanya, Dia cepat-cepat menyingkir namun bahu kanannya
terasa sakit sekali Dia menjerit, kemudian roboh pingsan.
1187
Di saat Seng Bou menjerit, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
sudah kembali ke tempatnya.
Semua orang melihat sebuah lengan tergeletak tak jauh
dari Seng Bou, Ternyata lengan kanannya telah putus dan
darah segar masih mengucur di bahu kanannya,
Si Nabi Setan-Seng Ling juga menyaksikan itu. Gerakan
Seh Cing Hua tadi memang sungguh cepat, sehingga dia tidak
keburu melancarkan pukulannya.
Wajah si Nabi Setan-Seng Ling menghijau, Dia langsung
melesat ke sisi putranya itu, kemudian menotok jalan darah di
bahunya, agar darah segar tidak terus mengucur Setelah
darahnya berhenti mengucur, Seng Bou lalu siuman
Si Nabi Setan-Seng Ling memapahnya bangun, lalu
membentak.
"Kau memang tak berguna, tidak seharusnya kau berkeras
ingin memperistri Tam Goat Hua! Kini walau bekerja sama
dengan Liok Ci Khim Mo, bukankah kau tetap rugi sendiri?"
Pembicaraan si Nabi Setan ditujukan kepada putranya,
namun kalimat yang terakhir justru ditujukan kepada semua
orang yang berada di ruang besar itu.
Ketika semua orang mendengar "Liok Ci Khim Mo", air
muka mereka langsung berubah dan tampak tertegun.
Usai berkata begitu, si Nabi Setan-Seng Ling membopong
putranya berjalan keluar
Namun baru saja dia melangkah dua tindak, Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen pun maju selangkah seraya membentak
1188
"Tunggu!"
Si Nabi Setan-Seng Ling membalikkan badannya.
"Aku memang melupakan satu hal." sahutnya lalu
menunjuk Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua. "Sobat ini siapa?"
Seh Cing Hua tertawa dingin.
"Aku? He he! Aku khususnya melalap segala macam
siluman dan setan!"
Si Nabi Setan-Seng Ling mendengus.
"Hm! Tidak mau menyebut nama, mati akan menjadi setan
tanpa nama!"
Mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua bersiul aneh
sambil mencelat ke atas, Bagaikan segulung asap hitam, dia
berputar di udara lalu menerjang ke arah si Nabi Setan-Seng
Ling!
Si Nabi Setan-Seng Ling memang sudah siap, Dia segera
membungkukkan badannya sedikit, sekaligus mengeluarkan
jurus Hu Si Yeh Hang (Mayat Berjalan Di Tengah Malam),
yaitu salah satu jurus Im Si Ciang yang amat beracun.
Ketika dia mengeluarkan jurus tersebut, tersiarlah bau
busuk yang amat menusuk hidung, membuat semua orang
terasa mau muntah. Maka, beberapa orang yang berdiri di
belakangnya langsung menyingkir jauh-jauh.
Si Nabi Setan yakin bahwa serangannya pasti berhasil
memukul dada Seh Cing Hua, maka dia bergirang dalam hati.
1189
Akan tetapi, mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
mengayunkan tangannya, tampak jarum halus berwarna
merah meluncur ke arah telapak tangannya.
Padahal seharusnya dia masih dapat menarik kembali
tangannya sekaligus berkelit. Namun ketika melihat jarum
merah itu, dia segera mengenali identitas pihak lawan. itu
membuatnya terkejut sehingga terlambat menarik kembali
tangannya.
Di saat bersamaan, si Nabi Setan-Seng Ling mengerahkan
Lweekang, sekaligus mengayunkan tangan kirinya ke arah
jarum merah itu,
Bum! Angin pukulannya berhasil memukul jatuh jarumjarum
merah itu.
Tapi Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah berputar ke
belakang si Nabi Setan-Seng Ling.
Setelah berhasil memukul jatuh jarum-jarum merah, si
Nabi Setan-Seng Ling mendadak merasa lehernya terjepit
sesuatu, Ternyata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua telah berhasil
mencengkeramnya dari belakang.
Bukan hanya berhasil mencengkeram lehernya, bahkan
juga sebelah tangannya pun berhasil menekan jalan darah
Hong Hu Hiat di punggungnya.
Si Nabi Setan-Seng Ling tak berani bergerak sedikit pun.
sedangkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa terkekehkekeh.
"He he he! Kalau kau mau jadi setan bernama, aku pasti
menyempurnakanmu!"
1190
Semua orang menyaksikan itu. Hanya dua jurus Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua sudah berhasil menundukkan si Nabi Setan-
Seng Ling, itu sungguh mengejutkan!
Tapi bagi yang kenal Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, sudah
tidak merasa terkejut lagi, karena tahu wanita itu pasti sudah
berhasil mempelajari kitab iblis peninggalan ayahnya.
Walau sudah dikendalikan pihak lawan, namun wajah si
Nabi Setan-Seng Ling tidak berubah sama sekali, maka tidak
percuma dia menjadi datuk golongan sesat
Seusai Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata, si Nabi
Setan-Seng Ling pun tertawa.
"Ha ha! Tok Ciu Lo Sat, kau bersusah payah mempelajari
kitab iblis peninggalan ayahmu, tapi setelah berhasil, kau
justru akan mati! Bukankah itu sayang sekali?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa dingin, Ketika dia
baru mau mengerahkan Lweekangnya untuk menghabisi
nyawa si Nabi Setan-Seng Ling, mendadak terdengar seruan.
"Seh Locianpwee jangan turun tangan!"
Semua orang langsung menoleh ke arah datangnya suara,
Ternyata yang berseru seorang pemuda tampan, yang tidak
lain Lu Leng.
Dia maju ke depan, kemudian memberi hormat kepada
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua seraya berkata,
"Seh Locianpwee, aku punya dendam kesumat dengan
orang ini, harap Seh Locianpwee sudi melepaskannya, agar
aku bisa membalas dendam kedua orangtuaku!"
1191
Setelah Lu Leng bersahabat dengan Han Giok Shia, gadis
itu menutur tentang kejadian di rumahnya. Maka, sejak saat
itulah Lu Leng mengetahui bahwa si Pecut Emas-Han Sun
tidak mencelakai kedua orangtuanya, sebaliknya malah
menghadiahkan obat Kiu Coan Siau Hoan Tan. sedangkan
Sebun It Nio mati di tangan Hwe Hong Sian Kouw karena
kalah mengadu Lweekang, setelah sebelumnya terkena
pukulan Im Si Ciang si Nabi Setan-Seng Ling, Oleh karena itu
pembunuh yang sesungguhnya justru si Nabi Setan-Seng Ling,
sedangkan yang membunuh ayahnya yakni Liok Ci Khim Mo.
Sudah dua tahun lebih Liok Ci Khim Mo tidak muncul
dalam rimba persilatan Tadi si Nabi Setan Seng Ling justru
menyinggungnya, namun masih tidak tahu Liok Ci Khim Mo itu
berada di mana, Kini si Nabi Setan-Seng Ling berada di depan
matanya, maka bagaimana mungkin dia begitu gampang
melepaskan nya?
Lu Leng sudah usai berkata, namun Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua masih belum menyahut. Yang tahu sifat Seh Cing
Hua adalah Tong Hong Pek dan Tam Sen, maka mereka
berdua mencemaskan Lu Leng,
"Anak Leng, cepat mundur!" seru mereka hampir serentak.
Dulu Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua amat cantik jelita,
namun amat sadis, Siapa berani berbuat salah atau
menyinggung perasaannya, pasti tidak akan diampuni Oleh
karena itu, dia memperoleh julukan tersebut.
Seruan Tong Hong Pek dan Tam Sen membuat Lu Leng
tertegun, namun Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera berkata,
"Kau tidak usah mundur!"
1192
Nada suaranya amat lembut, maka Lu Leng tetap berdiri di
tempat. Tong Hong Pek dan Tam Sen juga mendengar ucapan
Seh Cing Hua tersebut, maka mereka berdua terheran-heran.
"Bocah! Kau jangan mengganggapku begitu gampang
menundukkannya, maka ingin membalas dendam
orangtuamu! Kau harus tahu, dia berkepandaian amat tinggi
dan sudah amat terkenal" kata Seh Cing Hua lagi.
Lu Leng manggut-manggut,
"Aku tahu itu."
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menatapnya sejenak.
"Kalau begitu, kau harus berhati-hati!" pesannya.
Kelihatannya Seh Cing Hua amat menaruh perhatian
kepada Lu Leng, itu membuat Tong Hong Pek dan Tam Sen
tidak habis pikir.
Seusai berpesan, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera
mendorong si Nabi Setan ke depan.
Ketika berada di tangan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, si
Nabi Setan-Seng Ling berpikir sudah tiada harapan untuk
meloloskan diri, Maka dia mengambil keputusan, apabila
wanita itu mengerahkan Lweekang untuk menghabiskan
nyawanya, dia pun akan mengeluarkan ilmu Koi Thi Siong Tek
(Melepaskan Tubuh Melukai Lawan) agar mati bersama.
Namun si Nabi Setan-Seng Ling justru tidak menyangka,
begitu gampang Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyerahkan
dirinya kepada Lu Leng,
1193
Betapa gembiranya si Nabi Setan-Seng Ling, sebab dia
sama sekali tidak memandang sebelah mata pun terhadap Lu
Leng.
Si Nabi Setan-Seng Ling segera meluruskan badannya,
sedangkan Lu Leng sudah maju dua langkah
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa gelak,
"Ha ha ha! Bocah, dulu kedua orangtuamu memang
pernah terkena pukulanku! Kalau sekarang kau mau menuntut
balas terhadapku, silakan keluarkan kepandaianmu!"
Lu Leng berkertak gigi,
"Kalau begitu, sambutlah seranganku!"
Kini Lu Leng telah menguasai ilmu Kim Kong Sin Ci. Yang
mengetahuinya tidak begitu banyak, Termasuk si Nabi Setan-
Seng Ling, dia mengira Lu Leng menggunakan kesempatan di
tempat ramai, maka ingin menuntut balas terhadapnya.
Oleh karena itu, si Nabi Setan-Seng Ling sudah mengambil
keputusan dalam hati, apabila Lu Leng menyerang, dia akan
menangkapnya,
Maka di saat Lu Leng sedang berbicara, dia mengerahkan
Lweekangnya pada tangannya, siap menangkap Lu Leng.
Lu Leng langsung menyerang si Nabi Setan-Seng Ling
dengan jurus lt Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit),
Saat ini Lu Leng memang . berniat membalas dendam
orangtuanya, maka ketika menyerang, dia menggunakan
tenaga sepenuhnya.
1194
Jari telunjuk kanannya langsung bergerak, sehingga
menimbulkan suara menderu-deru.
Selain berkepandaian tinggi, pengetahuan si Nabi Setan-
Seng Ling pun amat luas,
Ketika melihat jurus serangan Lu Leng hanya
menggunakan jari telunjuk, dia terkejut sekali. Namun kini dia
telah mengerahkan Lweekang pada tangannya, dan sudah
tidak mungkin ditarik kembali.
Lagipula dia memiliki Lweekang yang amat tinggi, maka
tetap meremehkan Lu Leng yang masih muda itu.
Oleh karena itu, ketika Lu Leng menggerakkan jari
telunjuknya dia tidak berkelit, sebaliknya malah maju dua
langkah sambil menjulurkan tangannya, ke arah bahu Lu Leng
dan di saat itu pula telapak tangannya mengeluarkan hawa
pukulan Im Si Ciang.
Lu Leng tidak berarti gegabah, Maka, ketika melihat si
Nabi Setan-Seng Ling maju dua langkah, dia segera menyurut
mundur dengan jurus tak berubah namun menggeserkan jari
telunjuknya ke arah telapak tangan si Setan-Seng Ling,
Gerakan mereka berdua amat cepat seketika terdengar
suara benturan dan teriakan mereka, Wajah si Setan-Seng
Ling tampak berubah hebat dan tangannya yang mengarah
bahu Lu Leng mengeluarkan suara "Krek", Kemudian
badannya bergoyang-goyang, akhirnya mundur selangkah.
Semua orang yang berada di ruang besar melihat jelas, bahwa
serangan Lu Leng telah berhasil mematahkan tulang lengan si
Nabi Setan-Seng Ling,
1195
Kejadian itu sungguh di luar dugaan Lu Leng, Betapa
gembiranya setelah berhasil mematahkan tulang lengan si
Nabi Setan-Seng Ling, Ketika si Nabi Setan-Seng Ling mundur,
dia membentak keras sambil menyerang. jurus kedua Siang
Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan)
dilancarkannya dengan sepenuh tenaga.
Tadi si Nabi Setan-Seng Ling menyerang Lu Leng dengan
ilmu pukulan Im Si Ciang, Berdasarkan Lweekangnya, sudah
pasti jauh di atas Lu Leng. Namun walau ilmu pukulan Im Si
Ciang amat lihay, masih dapat dilumpuhkan dengan ilmu Kim
Kong Sin Ci.
Ternyata Kim Kong Sin Ci juga dapat memunahkan segala
macam ilmu pukulan beracun, termasuk ilmu pukulan Im Si
Ciang yang amat beracun itu. seandainya Lweekang Lu Leng
sudah mencapai tingkat tinggi, jurus tadi tidak hanya
mematahkan tulang lengan si Nabi Setan-Seng Ling, bahkan
akan membalikkan hawa beracun Im Si Ciang menyerang
dirinya, dan kemungkinan besar akan membuat si Nabi Setan-
Seng Ling binasa seketika,
Ketika melihat serangan jurus kedua Lu Leng, si Nabi
Setan-Seng Ling segera tahu bahwa itu ilmu Kim Kong Sin Ci
yang telah iama hilang dari rimba persilatan. Dia tidak berani
menyambut serangan tersebut, melainkan cepat-cepat berkelit
Maka tenaga jari telunjuk Lu Leng meleset dari sasaran dan
membentur sebuah pilar Terdengar suara "Bum Bum" ternyata
pilar itu somplak.
Lu Leng tidak menyangka kalau lawannya yang sudah
terluka itu masih gesit.
Ketika si Nabi Setan-Seng Ling berkelit Lu Leng
membentak keras sambil mencelat ke atas.
1196
Akan tetapi, di saat bersamaan, si Nabi Setan-Seng Ling
pun bergerak cepat menyerangnya dari bawah,
Lu Leng bermaksud, setelah badannya mencelat ke atas,
akan melancarkan jurus Cap Bin Li Cing (Menggali Sepuluh
Arah) untuk menyerang si Nabi Setan-Seng Ling, karena jurus
tersebut akan mengarah kesepuluh penjuru, maka si Nabi
Setan-Seng Ling tidak akan bisa berkelit ke mana-mana.
Akan tetapi, dia tidak menduga kalau si Nabi Setan-Seng
Ling akan mendahului menyerangnya.
Lu Leng sudah tidak keburu berkelit sedangkan jurus Cap
Bin Li Cing belum dilancarkannya, Terasa serangkum angin
menyambarnya, membuatnya merinding!
Lu Leng memang berhati keras. Walau sudah tahu dirinya
terkena hawa racun Im Si Ciang, namun dia berkertak gigi
melancarkan jurus Cap Bin Li Cing, sesuai dengan rencananya
semula.
Kim Kong Sin Ci terdiri dari dua belas jurus, dan setiap
jurusnya semakin aneh dan lihay.
Cap Bin Li Cing adalah jurus kesepuluh Begitu jurus
tersebut dilancarkan, tampak bayangan jari telunjuk
berkelebat ke sana ke mari bagaikan sebuah jala menutupi
kepala si Nabi Setan-Seng Ling.
Ketika melihat pukulan yang dilancarkannya telah berhasil,
si Nabi Setan-Seng Ling amat girang sekali.
Akan tetapi, tidak disangkanya tenaga jari telunjuk Lu
Leng telah menyerang ke arahnya.
1197
Si Nabi Setan-Seng Ling tahu akan kelihayan Kim Kong Sin
Ci, maka dia segera berkelit, namun terlambat.
Seketika dia merasa dada, perut, bahu dan bagian lainnya
terhantam oleh tenaga yang amat dahsyat, bagaikan sebuah
martil yang beratnya hampir seribuan kati, seketika darahnya
bergolak dan matanya berkunang-kunang, kemudian menjerit.
"Aaaakh!"
Si Nabi Setan-Seng Ling terhuyung-huyung ke belakang
beberapa langkah.
Di saat bersamaan Lu Leng melayang turun, Namun begitu
kakinya menginjak lantai, dia masih merasa melayang-layang
sehingga nyaris tak kuat berdiri. itu karena pengaruh hawa
beracun Im Si Ciang yang ada di dalam tubuhnya,
Lu Leng tahu, dulu kedua orangtuanya tidak dapat
bertahan terhadap hawa racun tersebut. Oleh karena itu, dia
cepat-cepat menghimpun hawa murni untuk menekannya.
Setelah itu, barulah dia memandang si Nabi Setan-Seng
Ling, Wajah lawannya itu tampak pucat pias, badannya masih
bergoyang-goyang dan mulutnya mengeluarkan darah.
Kemudian dia bersandar pada sebuah pilar
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, lalu tertawa gelak.
"Ha ha ha! Seng Ling, coba tanyakan pada dirimu sendiri,
apakah masih kuat menahan tenaga jari telunjukku?"
Saat ini, semua orang yang berada di ruang besar itu telah
menyaksikan si Nabi Setan-Seng Ling berhasil memukul Lu
Leng, Namun Lu Leng tetap berdiri di tempat, sedangkan si
1198
Nabi Setan-Seng Ling telah terluka dalam yang amat parah.
Semua orang pun tahu bahwa si Nabi Setan-Seng Ling sudah
lama terkenal, karena berkepandaian amat tinggi. Sudah lama
kaum golongan putih ingin membasminya, namun justru tidak
berani bertindak.
Ketika Lu Leng bertarung dengannya, semua orang
mencemaskan Lu Leng dan mengucurkan keringat. Tapi saat
ini, Lu Leng justru melukainya hanya dengan dua jurus,
Tentunya semua orang terheran-heran, kemudian serentak
bertepuk sorak!
Si Nabi Setan-Seng Ling menarik nafas dalam-dalam,
setelah itu dia pun tertawa gelak.
"Ha ha ha!"
Dia tahu bahwa dirinya sudah terluka parah, namun demi
menjaga nama, ditahannya rasa sakit itu untuk tertawa. Dia
adalah datuk golongan sesat yang amat disegani, tapi justru
dipecundang oleh seorang pemuda yang belum berusia dua
puluh.
Setelah mengeluarkan suara tawa, mulutnya menyembur
darah segar lagi, Betapa terkejutnya si Nabi Setan-Seng Ling,
tapi dia tidak mau mengaku kalah.
Dengan ujung jubahnya dia menghapus noda darah di
pinggir mulutnya, lalu berkata,
"Lu Leng, kau telah terkena racun pukulan Im Si Ciangku,
maka kalaupun kau dapat menghimpun hawa murni menekan
racun itu, sepuluh hari kemudian, sepasang kakimu pasti
tinggal tulang!"
1199
Mendengar ucapan itu, Lu Leng merasa hatinya sangat
dingin, Namun di hadapan musuh besarnya, dia tidak mau
menunjukkan kelemahan
Lu Leng tertawa.
"Sungguh?"
Dia maju selangkah lalu mengangkat jari telunjuknya ke
atas, Si Nabi Setan-Seng Ling sudah tidak kuat berdiri. Lu
Leng kembali menyerangnya dengan Kim Kong Sin Ci jurus It
Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit),
Namun dia hanya menggunakan lima bagian tenaganya
sebab khawatir racun yang ada di dalam tubuhnya akan
menjalar, kalau terlampau banyak menggunakan tenaga.
Dilihat dari keadaan si Nabi Setan-Seng Ling, walau Lu
Leng hanya menggunakan lima bagian tenaganya, sudah
cukup untuk membinasakannya,
-ooo0ooo-
Bab 55
Si Nabi Setan-Seng Ling membelalakkan matanya. sorotan
matanya penuh hawa membunuh, namun dia tidak punya
tenaga untuk balas menyerang, Ketika angin jari telunjuk Lu
Leng hampir mengenai dadanya, mendadak tampak sosok
bayangan disertai angin pukulan yang amat dahsyat,
menghantam angin jari telunjuk Lu Leng.
Gerakan orang itu amat cepat dan angin pukulan amat
dahsyat
1200
Blam!
Terdengar suara benturan. Angin jari telunjuk Lu Leng
tergeser ke kiri, Maka, angin pukulan itu melesat ke arah
sebuah batu kemudian terdengar suara benturan lagi,
Bum!
Batu itu hancur berkeping-keping dan kepingankepingannya
meluncur ke arah dinding sehingga menembus
ke dalam, Lu Leng dan semua orang tertegun.
Setelah orang itu berhenti, barulah semua orang melihat
jelas siapa orang itu dan mereka terheran-heran.
Ternyata orang itu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Dia bersiul
panjang, lalu berkata sambil menatap Lu Leng.
"Anak Leng, sungguh dahsyat tenaga Kim Kong Sin Cimu!
jurus pukulanku tadi Hong Cien Sah Cing (Angin Berhembus
Pasir Jadi Bersih) amat dahsyat, baru dapat menandingimu!"
"Paman Tam terlampau memuji. Kenapa Paman Tam
mencegahku membalas dendam terhadap si Nabi Setan-Seng
Ling?"
Cit Sat Sin Kun tersenyum.
"Anak Leng jangan salah paham, Karena ada beberapa
pertanyaan yang harus kutanyakan kepada-nya, maka aku
terpaksa menggeserkan jurus serangmu dengan jurus
pukulanku."
Lu Leng tahu, bahwa tidak mungkin Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen akan membantu si Nabi Setan-Seng Ling menghadapinya.
1201
Namun dia tetap bertanya begitu, karena kejadian tadi
amat mendadak.
Kini dia sudah tahu akan maksud Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Maka hatinya menjadi lega dan kemudian dia mundur satu
langkah, Namun mendadak dia merasakan adanya serangkum
angin berhembus di sampingnya, Dia segera menolehkan
kepalanya ke arah datangnya angin, ternyata Tok Ciu Lo Sat-
Seh Cing Hua sudah berdiri di situ.
Begitu sampai di samping Lu Leng, wanita itu langsung
menjulurkan tangannya untuk mencengkeram nadi Lu Leng.
Sungguh cepat gerakannya, sehingga Lu Leng tidak dapat
berkelit
Betapa terkejutnya Lu Leng, karena nadinya sudah
dicengkeram oleh Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua. Kalau wanita
buruk rupa itu mau mencelakainya, sudah pasti Lu Leng tidak
dapat meloloskan diri.
Dilihat dari sikap Seh Cing Hua yang begitu baik terhadap
Lu Leng, bagaimana mungkin saat ini dia ingin mencelakai Lu
Leng? Setelah berpikir begitu, Lu Leng lalu diam, maksudnya
agar tidak membangkitkan kegusarannya.
Ternyata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memeriksa nadinya,
kemudian tertawa dingin seraya berkata.
"Lihay juga si Nabi Setan-Seng Ling!"
Usai berkata, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari
dalam bajunya, sekaligus membukanya.
Taaak! Kotak kecil itu terbuka.
1202
Ternyata di dalamnya terdapat suatu makhluk hidup, Rupa
makhluk hidup amat jelek dan menyeramkan lebih dari rupa
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sang majikannya.
Binalang itu berbentuk gepeng, empat buah kakinya
menjulur keluar, ekornya pendek, giginya runcing namun
sepasang matanya amat indah dan berbinar-binar.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menggoyangkan kotak kecil
itu dan seketika juga binatang aneh tersebut meloncat keluar.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa aneh.
"Setan tua! Kau kenal makhluk apa ini?" tanyanya kepada
si Nabi Setan-Seng Ling,
Begitu melihat binatang aneh itu wajah Seng Ling
bertambah pucat dan giginya bergemeretuk,
Lama sekali barulah dia bersuara sambil tertawa getir
"Nona Seh, kau memang hebat, Dari mana kau
mendapatkan Kura-Kura Mayat ini?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa terkekeh "He he he!
Cukup luas pengetahuanmu! Aku bertanya lagi, apa makanan
Kura-Kura Mayat?" Si Nabi Setan-Seng Ling berteriak
mendadak, kemudian jatuh duduk di lantai dan sekujur
badannya gemetar
"Kalian... kalian cepat pukullah aku!"
Para tamu saling memandang. Ternyata mereka tidak tahu
tentang Kura-Kura Mayat tersebut, namun semuanya tampak
terheran-heran.
1203
Lebih-lebih ketika melihat si Nabi Setan-Seng Ling begitu
ketakutan, mereka semua tampak kebingungan.
Dia menyuruh orang-orang memukulnya itu, agar dirinya
tidak mati tersiksa.
Mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membentak.
"Siapa pun tidak boleh turun tangan!"
Semua orang yang berada di ruang besar itu boleh
dikatakan tiada hubungan apa-apa dengan si Nabi Setan-Seng
Ling. siapa pun tidak mau berbuat salah terhadap Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua, meskipun hanya memberi sebuah pukulan
pada si Nabi Setan-Seng Ling.
Si Nabi Setan-Seng Ling sudah tidak punya harapan.
sekujur badannya terus gemetar seperti kedinginan kemudian
dia pun berkata dengan suara bergemetar pula.
"Kalian... kalian semua dari golongan lurus yang berhati
gagah. Apakah... kalian tega melihat wanita siluman itu
menyiksaku? Ini... ini terjadi di gunung Go Bi San, bukankah
akan,., menodai nama baik Go Bi Pai?"
Suara si Nabi Setan-Seng Ling amat menyedihkan Siapa
yang mendengarnya pasti merasa iba, Kalau bukannya dia
sering melakukan kejahatan, mungkin saat ini sudah ada
orang memenuhi keinginan nya.
Ketika Tong Hong Pek mendengar Go Bi Pai disinggung,
keningnya pun tampak berkerut
"Tok Ciu Lo Sat, cara bagaimana kau akan menyiksa setan
tua itu, bolehkah kau menjelaskan?"
1204
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa terkekeh.
"He he he! Aku melakukan sesuatu pasti secara adil,
Tentunya harus dengan cara yang sesuai terhadap orang yang
bagaimana, pokoknya tidak akan mencemarkan nama baik Go
Bi Pai."
"Sejelasnya bagaimana?" ujar Tong Hong Pek.
Seh Cing Hua menunjuk binatang aneh yang ada di lantai,
lalu berkata.
"Binatang aneh itu adalah Kura-Kura Mayat, Setiap tujuh
ratus tahun baru beranak satu kali, itu tergolong binatang
langka. Makanannya berupa hawa dari berbagai macam racun,
Anak Leng terkena ilmu pukulan Im Si Ciang, maka binatang
aneh itu dapat menghisap hawa racun yang ada di dalam
tubuh anak Leng."
Lu Leng girang sekali mendengar penuturan She Cing Hua
itu.
"Terimakasih Seh Cianpwee!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tersenyum,
"Kau tidak usah berterimakasih kepadaku."
Walau Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tidak memberitahukan
dengan cara apa menyiksa si Nabi Setan-Seng Ling, namun
sebagian besar para tamu sudah dapat menduga, Kura-Kura
Mayat itu dapat menghisap hawa beracun Im Si Ciang,
tentunya juga dapat menghisap hawa murni si Nabi Setan-
Seng Ling yang beracun itu. Bayangkan betapa tersiksanya
apabila hawa murni itu terhisap oleh Kura-Kura Mayat
1205
tersebut! Maka tidak mengherankan kalau setan tua itu
memohon kepada salah seorang tamu agar memukulnya.
Setelah berkata begitu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
memandang si Nabi Setan-Seng Ling sambil tertawa dan itu
membuat si Nabi Setan-Seng Ling nyaris pingsan seketika.
"Kini belum giliranmu, kenapa sudah ketakutan?" kata Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Kemudian mendadak tangannya bergerak, tahu-tahu
sudah memegang sebuah pecut yang amat kecil dan halus,
kemudian disabetkannya ke arah punggung binatang aneh itu.
Taaar!
Binatang aneh itu langsung merangkak menghampiri Lu
Leng.
Kini walau Lu Leng tahu Tok Ciu Lo Sat-She Cing Hua tidak
akan mencelakainya, namun hatinya kebat-kebit ketika melihat
binatang aneh itu merangkak menghampirinya.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua terus memperhatikan
binatang aneh itu, kemudian berkata.
"Bocah, duduklah di bawah dan julurkan sebelah kakimu!"
Lu Leng segera duduk di lantai dengan sebelah kaki
terjulur. sedangkan binatang aneh itu terus merangkak
perlahan-lahan, tak lama kemudian sampailah di sisi Lu Leng.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek maju beberapa langkah,
lalu berseru.
1206
"Tok Ciu Lo Sat!"
Seh Cing Hua mendongakkan kepala untuk menatapnya
seraya menyahut
"Legakanlah hatimu!"
Wajah Tong Hong Pek tampak serius sekali.
Kura-Kura Mayat sudah berada di hadapan kaki Lu Leng
yang dijulurkan, Dia mendongakkan kepala sambil mengendus
beberapa kali. Kemudian mendadak Kura-Kura Mayat bergerak
cepat sekali menggigit paha Lu Leng.
Setelah terkena pukulan Im Si Ciang, sepasang kaki Lu
Leng mulai terasa kaku.
Oleh karena itu, ketika Kura-Kura Mayat menggigitnya, dia
sama sekali tidak merasa sakit.
Berselang beberapa saat, Lu Leng merasa hawa racun
yang amat dingin itu mulai hilang, namun setelah itu merasa
sakit
"Aaah!" jeritnya kaget
Di saat bersamaan, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memecut
punggung Kura-Kura Mayat.
Binatang aneh itu melepaskan gigitannya, lalu
membalikkan badannya dan merangkak perlahan ke arah si
Nabi Setan-Seng Ling.
1207
Sementara Lu Leng sudah bangkit berdiri Tok Ciu Lo Sat-
Seh Cing Hua segera memberikannya sebutir obat.
"Gosoklah bekas gigitan itu dengan obat ini!"
Lu Leng menurut Setelah menggosok bekas gigitan
binatang itu dengan obat pemberian Seh Cing Hua, dia
tampak sudah pulih.
Sedangkan Kura-Kura Mayat itu terus merangkak
perlahan-lahan ke arah si Nabi Setan-Seng Ling.
Si Nabi Setan-Seng Ling tampak ketakutan, sementara Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen terus mengerutkan kening, saat ini
barulah membuka mulut.
"Adik Cing, harap sabar sebentar! Aku masih ingin
mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya, setelah itu
barulah kau bertindak Bagaimana?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua melotot.
"Berdasarkan apa aku harus menuruti perkataanmu ?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.
"Adik Cing, tadi si NabiSetan-Seng Ling menyebut Liok Ci
Khim Mo, itu menyangkut keselamatan rimba persilatan,
apakah kau tidak dapat bersabar sejenak?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa aneh.
"Keselamatan rimba persilatan? Aku justru tidak percaya
Liok Ci Khim Mo punya kekuatan itu!"
1208
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dengan wajah serius.
"Adik Cing, Pat Liong Thian Im lahir kedua kalinya, maka
kau harus bersabar sejenak."
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua langsung meludah.
"Phui! Kalian takut terhadap Pat Liong Thian Im, apakah
aku juga harus takut?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa.
"Ha ha! Adik Cing, aku pun pernah menyaksikan ilmu iblis
mertua di antaranya tidak terdapat ilmu yang dapat
menandingi Pat Liong Thian Im. Kini anggaplah aku memohon
kepadamu, untuk mengajukan beberapa pertanyaan kepada si
Nabi Setan-Seng Ling. Apakah kau tidak mengabulkannya?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyahut dingin.
"Ternyata kau mau bermohon kepadaku juga! Baiklah, kau
boleh bertanya kepadanya."
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memecut punggung Kura-
Kura Mayat, dan seketika binatang aneh itu berhenti.
Setelah melihat Kura-Kura Mayat berhenti, barulah si Nabi
Setan-Seng Ling menarik nafas lega.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mendekatinya, kemudian
bertanya.
1209
"Setan tua Seng, tadi kau menyebut Liok Ci Khim Mo, yang
sudah hampir tiga tahun ini tidak muncul dalam rimba
persilatan sekarang dia berada di mana?"
Ketika melihat Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
memperbolehkan Tam Sen mengajukan pertanyaan
kepadanya, maka si Nabi Setan-Seng Ling mengulur waktu
agar dapat menghimpun hawa murninya.
"Liok Ci Khim Mo adalah orang aneh nomor wahid di
kolong langit, jejaknya tidak menentu, bagaimana aku tahu
dia berada di mana? Siapa tahu dia sudah berada di sini."
sahut si Nabi Setan sambil menghimpun hawa murni.
Mendengar sahutan si Nabi Setan-Seng Ling itu, wajah
semua orang langsung berubah, Kemudian mereka saling
memandang dengan kening berkerut kerut.
Mendadak terdengar suara bentakan di dekat pintu,
ternyata yang membentak Liat Hwe Cousu.
"Setan tua Seng, kau jangan keras mulut! Kalau-pun saat
ini Liok Ci Khim Mo sampai di sini, kau tidak akan terlepas dari
kematian!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa gelak.
"Ha ha ha! Aku mati cuma seorang, tapi begitu banyak
orang akan menemaniku mati, aku gembira sekali!"
"Kau harus tahu, bagaimana menderitanya kalau Kura-
Kura Mayat itu menghisap hawa murnimu!" kata Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen.
1210
Wajah si Nabi Setan-Seng Ling berubah pucat seketika.
Dia langsung memandang ke arah binatang aneh itu,
kemudian membungkam.
"Kalau kau bersedia memberitahukan jejak Liok Ci Khim
Mo, mungkin aku masih bisa bermohon untukmu, agar kau
tidak tersiksa oleh Kura-Kura Mayat!" kata Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen.
Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas.
"Kau ingin tahu apa, tanyalah!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatapnya seraya bertanya.
"Sebetulnya siapa Liok Ci Khim Mo itu?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku pun tidak tahu, karena aku tidak pernah bertemu
dengannya!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak gusar.
"Bukankah tadi kau bilang bekerja sama dengannya?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas lagi.
"Sebetulnya kami tidak bekerja sama, hanya saja dia mau
menjadi comblang putra ku!"
Tam Sen tercengang.
1211
Si Nabi Setan-Seng Ling memberitahukan dengan nada
dingin.
"Kami terlambat ke mari karena di tengah jalan bertemu
Liok Ci Khim Mo!"
Semua orang tampak terkejut. Mereka saling memandang,
bahkan di antaranya sudah ada yang meninggalkan tempat
duduknya.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berseru dingin.
"Siapa yang merasa takut, silakan meninggalkan tempat
ini!"
Para tamu yang sudah melangkah itu langsung kembali ke
tempat duduk masing-masing dengan wajah kemerahmerahan.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera bertanya.
"Kau bertemu dia di mana?"
"Kira-kira dua ratus mil dari sini."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terkejut sekali mendengar
jawaban itu.
"Kau tahu dia mau ke mana?" tanyanya.
"Dia mau menjadi comblang putraku, tentunya menuju ke
mari!"
1212
Ketika Seng Ling mengatakan begitu, wajah semua orang
langsung berubah, sedangkan Lu Leng teringat akan dendam
kematian ayahnya, maka hatinya amat berduka, Di saat dia
baru mau membuka mulut untuk bertanya kepada Seng Ling,
mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata dengan suara
rendah.
"Anak Leng, jangan mempedulikan mereka! Kau dengar
perkataanku?"
Walau suara Seh Cing Hua amat rendah, namun
kedengaran jelas sekali di telinga Lu Leng.
Lu Leng tahu bahwa Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
menggunakan ilmu penyampai suara, Kalau Lweekangnya
belum tinggi sekali, pasti tidak bisa menggunakan ilmu itu.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata lagi.
"Cepat kau tinggalkan ruang besar ini Setelah turun dari
Cing Yun Ling, kau harus mengambil arah barat, Di situ
terdapat sebuah sungai kecil. ikutlah sungai itu, kau akan tiba
di sebuah lembah, dan pasti menemukan sesuatu di sana."
Tertegun Lu Leng mendengar perintah itu.
"Akan menemukan apa?" tanyanya.
"Kau tidak usah banyak bertanya! Sampai di sana kau
pasti tahu "
Lu Leng diam saja sebab saat ini dia memang tidak mau
meninggalkan ruang besar itu.
1213
Sedangkan Cit Sat Sin Kun sudah berkata lagi kepada si
Nabi Setan-Seng Ling.
"Jelaskan tentang kejadian itu!"
Si Nabi Setan-Seng Ling sudah mau memberitahukan
tentang itu, namun khawatir akan menyinggung perasaan Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Di saat Lu Leng sedang ragu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
sudah berkata dengan nada tidak senang.
"Kenapa kau belum mau pergi?"
Lu Leng tertegun.
"Aku akan memberitahukan dulu kepada guru," sahutnya.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengangguk.
"Baik!"
Lu Leng segera mendekati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek, lalu berkata dengan suara rendah,
"Guru, Seh Cianpwee menyuruhku pergi ke sebuah
lembah."
Wajah Tong Hong Pek tampak serius.
"Lembah apa?"
Walau suara Tong Hong Pek amat rendah, namun
terdengar juga oleh Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
1214
"Tidak boleh omong!" bentak wanita itu.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum.
"Kalau begitu, kau boleh pergi."
Lu Leng segera meninggalkan ruang besar itu. Begitu
sampai di luar, dia melihat rembulan bergantung di langit.
Tak seberapa lama dia sudah berada di bawah Cing Yun
Ling, Kemudian mengikuti petunjuk Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua, dia langsung berjalan ke arah barat Berselang sesaat
dilihatnya sebuah sungai kecil, dan diikutinya sungai itu.
Lu Leng ingin cepat-cepat sampai di lembah tersebut,
maka berjalan menggunakan Ginkang, Berselang sesaat dia
mendengar suara air terjun, Ternyata dia sudah tiba di lembah
yang dimaksud.
Berjalan memasuki lembah tersebut lalu berdiri di sana, Di
saat itulah telinganya mendengar suara helaan nafas yang lirih
tak jauh dari tempatnya.
Hati Lu Leng tersentak sebab dia mengenali bahwa itu
adalah helaan nafas Tam Goat Hua.
Ketika itu Lu Leng pernah mendengar Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua tidak menyetujui putrinya menikah dengan Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek dan menyatakan bahwa dalam
hatinya sudah ada pilihan untuk putri nya. Dia menduga
bahwa dirinya yang dimaksudkan itu.
Ketika itu Lu Leng tidak berharap, akan tetapi sikap Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua begitu baik terhadapnya, maka hal
itu sangat membingungkannya.
1215
Dia tidak percaya bahwa Tam Goat Hua yang sudah mau
menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, hatinya
akan berubah.
Lu Leng tidak berani berharap, sebab kalau harapan itu
sirna, justru akan membuatnya bertambah menderita.
Sedangkan di saat ini dirinya sudah amat menderita.
Akan tetapi di detik ini, ketika mendengar suara - helaan
nafas Tam Goat Hua, Lu Leng bertambah yakin bahwa pilihan
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua untuk putrinya tidak lain adalah
dirinya.
Seketika perasaannya berkecamuk dalam hati, Namun
walau begitu, dia telah memperoleh sedikit harapan. Harapan
itu kemungkinan besar merupakan suatu penyiksaan bagi
dirinya, sebab Tam Goat Hua mencintai Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek.
Lama sekali Lu Leng tertegun, setelah itu barulah berjalan
ke arah datangnya suara helaan nafas.
Di hadapannya terdapat sebuah goa dan tampak
seseorang sedang berjalan keluar dari goa itu.
Orang itu mengenakan pakaian hijau muda, tubuh
ramping semampai, indah bukan main! Akan tetapi, wajahnya
tampak muram Siapa dia? Ternyata memang Tam Goat Hua.
Ketika melihat gadis itu, sadarlah Lu Leng bahwa Tok Ciu
Lo Sat-Seh Cing Hua menyuruhnya ke mari untuk menemui
putrinya, Walau secara resmi Tam Goat Hua adalah subo (lstri
gurunya), tapi Lu Leng tetap menganggapnya sebagai kekasih
yang tak terlupakan.
1216
Namun ketika Tam Goat Hua berjalan keluar, tidak melihat
Lu Leng, maka Lu Leng berusaha menekan gejolak hatinya.
Lu Leng tidak maju menyapanya, melainkan mundur dan
kemudian bersembunyi di balik sebuah pohon.
Tam Goat Hua terus berjalan dan tak lama sudah berada
dua depa di hadapan Lu Leng yang bersembunyi di balik
pohon itu,
Lu Leng melihat jelas Tam Goat Hua, tapi gadis itu justru
tidak tahu bahwa di lembah itu telah bertambah satu orang.
Wajah gadis itu memang tampak murung sekali, namun
tetap tampak cantik jelita.
Dia mendongakkan kepala memandang bulan, lama sekali
dan kemudian dia bergumam.
"lbu, bagaimana kau tahu isi hatiku?"
Mendengar ucapan itu, pedihlah hati Lu Leng.
Dia tahu bahwa Lu Leng tidak mau mendengar perkataan
ibunya, itu terbukti dari gumamnya barusan.
Lu Leng tak berani bergerak sama sekali, namun terus
mengintip ke arah Tam Goat Hua. Tampak gadis itu
memandang ke arah Cing Yun Ling, seakan-akan melihat sinar
api lilin dan obor besar milik Hwa San Pai itu.
Setelah memandang sejenak, mendadak wajahnya tersirat
akan kebulatan hatinya, Dia langsung melesat bagaikan kilat
meninggalkan lembah itu dan sekejap sudah hilang dari
pandangan Lu Leng.
1217
Lu Leng tidak tahu bagaimana urusan mereka ibu dan
anak. Namun dia masih ingat, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
menemui Tam Goat Hua pasti malam kemarin, yakni ketika
gadis itu meninggalkan kamar Lu Leng, yakni di saat gadis itu
mengeluarkan suara jeritan kaget.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkepandaian begitu tinggi,
maka sudah barang tentu dapat menguasai Tam Goat Hua,
lalu membawa gadis itu pergi
Kini Lu Leng pun tahu bahwa Tam Goat Hua pasti pergi ke
Cing Yun Ling untuk menemui Tong Hong Pek yang amat
dicintainya.
Lu Leng tersenyum getir Dia berjalan keluar dari balik
pohon sambil menghela nafas panjang dan mendongakkan
kepala untuk memandang rembulan Go Bi San merupakan
tempat yang membuatnya berduka, maka lebih baik pergi saja
agar hati tidak terus tersiksa.
Dia berdiri di situ sambil termenung, kemudian mendadak
terdengar suara bentakan Tam Goat Hua dari tempat jauh.
"Siapa?"
Lu Leng tertegun. Kemudian terdengar lagi suara tawa
dingin.
Lu Leng tahu bahwa Tam Goat Hua pasti berjumpa musuh
tangguh, maka dia segera melesat ke arah suara gadis itu.
Ketika dia melesat pergi, justru di saat bersamaan
telinganya mendengar suara "Ting Tung", yakni suara harpa.
1218
Lu Leng berpikir, kepandaian Tam Goat Hua amat tinggi,
lagipula berada dalam wilayah Go Bi San, maka siapa berani
cari gara-gara di tempat ini?
Akan tetapi, ketika mendengar dua kali suara harpa yang
amat nyaring itu, terkejutlah hati Lu Leng. Dia langsung
berhenti dan sekaligus menghimpun hawa murni, baru
kemudian melesat pergi bagaikan kilat.
Tak seberapa lama, Lu Leng sudah makin mendekat Di
lihatnya sosok yang ramping berdiri di hadapan sebuah kereta
mewah, yang penuh dihiasi dengan berbagai macam batu
permata, sedangkan suara harpa itu terus berbunyi.
Suaranya berbeda dari yang pernah didengarnya, Dulu
suara harpa itu membuat pikiran orang menerawang dan
membetot sukma, sehingga orang yang mendengarnya
menjadi tak dapat mengendalikan diri.
Akan tetapi, kali ini suara harpa itu amat sedap didengar,
dan hati yang mendengarnya menjadi nyaman sekali.
Lu Leng melihat Tam Goat Hua sedang bertepuk-tepuk
tangan mengiringi suara harpa itu, kemudian gadis itu pun
mulai menari-nari dengan wajah ceria.
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, kemudian mendadak
melesat ke hadapan Tam Goat Hua.
Tampak wajah gadis itu berseri mempesonakan. Dia
memandang Lu Leng dan kemudian menjulurkan tangannya.
Lu Leng pun menjulurkan tangannya dan kemudian
mereka berdua saling menggenggam tangan.
1219
Saat ini, suara harpa itu kedengaran semakin jauh,
akhirnya tak terdengar sama sekali.
Sedangkan sejak meninggalkan pulau Hek Ciok To, Lu
Leng mendengar berita bahwa Tam Goat Hua akan menikah
dengan Tong Hong Pek, dan itu membuat hatinya jadi resah
dan berduka sekali. Namun saat ini semua itu entah sirna ke
mana,
Dalam hati mereka berdua, sepertinya merasa amat
bahagia sekali, sebab wajah mereka tampak cerah berseriseri.
Mereka berdua saling menggenggam tangan sambil
menari-nari, bahkan Tam Goat Hua mulai bersenandung,
membuat Lu Leng seakan mabuk.
Padahal sesungguhnya, suara harpa itu masih terus
mengalun, tapi kini mereka sudah terpengaruh maka tidak
mendengar suara harpa itu lagi.
Perlahan-lahan mereka berdua berjalan ke depan,
sedangkan kereta mewah itu masih berada di situ.
Tak seberapa lama, mereka berdua sudah duduk di dalam
sebuah rimba, Mendadak Tam Goat Hua duduk dan Lu Leng
berbisik di telinganya.
"Kakak Goat, kau mencintaiku?"
Tam Goat Hua memandang Lu Leng dengan mata
berbinar-binar, Tiba-tiba kedua pipinya berubah menjadi
kemerah-merahan, kemudian dia menundukkan wajahnya
dalam-dalam....
1220
Lu Leng menganggap Tam Goat Hua mencintai Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek, namun kini dia yakin bahwa Tam
Goat Hua mencintai dirinya, sedangkan saat ini, Tam Goat Hua
pun telah melupakan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, hanya
merasa pemuda tampan yang berada di hadapannya, yang
patut untuk dicintai.
Lu Leng menundukkan kepala, kemudian mencium kening
Tam Goat Hua. Gadis itu tidak menolak, bahkan malah
langsung mendekap di dada Lu Leng sambil tertawa.
Mendadak segumpal awan hitam menutupi rembulan
sehingga di tempat itu menjadi gelap sekali. Di saat itulah,
suara harpa itu berubah menjadi nada porno....
-ooo0ooo-
Ketika Lu Leng meninggalkan ruang besar Cing Yun Ling,
tiada seorang pun memperhatikannya, sebab semua orang
sedang memusatkan perhatian untuk mendengarkan apa yang
akan dikatakan si Nabi Setan-Seng Ling.
Si Nabi Setan-Seng Ling menarik nafas dalam-dalam,
kemudian berkata.
"Cit Sat Sin Kun, dulu kita bersama-sama pesiar ke manamana,
tapi kenapa kini kau begitu mendesakku."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak gusar.
"Tidak salah! Dulu kita memang pernah menjadi kawan!
Tapi di antara kita terdapat perbedaan haluan, akhirnya putus
hubungan! Maka kau jangan mengungkit masa lalu itu!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa.
1221
"Ha ha ha! Baik! Baik!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata dingin.
"Kau jangan terus omong kosong! Kalau diulur lagi, aku
pun tidak bisa berbuat apa-apa!"
Bagian 26
Si Nabi Setan-Seng Ling tahu, bahwa Cit Sal Sin Kun-Tam
Sen tidak dapat menghalangi Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
menggunakan Kura-Kura Mayat menghisap hawa murninya,
itu membuatnya amal ketakutan Maka dia segera berkata.
"Sesungguhnya amat sederhana sekali. Kemarin, ketika
aku bersama putraku sedang dalam perjalanan mendadak ada
sebuah kereta mewah mengejar kami dari belakang. Kereta itu
dihiasi dengan berbagai batu permata. Konon itu adalah
kereta mewah milik Liok Ci Khim Mo. Ketika itu, kami berdua
amat terkejut, namun sudah tidak sempat menghindari
Berkata sampai di situ, semua orang yang berada di situ
pun tertawa dingin, kata mereka tahu bagaimana sifat dan
kelakuan si Nabi Setan-Seng Ling, sifatnya suka menindas
yang lemah, namun takut kepada yang kuat, Ketika melihat
Liok Ci Khim Mo, entah bagaimana dia?
Setiap orang sudah pasti tidak akan menceritakan
keburukan masing-masing, begitu pula si Nabi Setan Seng
Ling.
1222
Hari itu ketika dia bersama putranya melakukan
perjalanan, mendadak terdengar suara kereta menderu-deru
mengejar mereka,
Semula si Nabi Setan-Seng Ling tidak begitu menaruh
perhatian, tapi suara kereta itu makin lama makin dekat,
bahkan terdengar suara seruan.
"Orang yang di depan harap berhenti!"
Begitu mendengar seruan itu, si Nabi Setan-Seng Ling
langsung tahu bahwa orang yang berseru itu pasti kaum rimba
persilatan.
Ketika itu dia merasa gusar tapi juga geli, sebab orang
yang berseru itu tidak mengenalinya, mungkin orang yang
baru berkecimpung dalam rimba persilatan Oleh karena itu,
dia ingin memberi pelajaran padanya, Si Nabi Setan-Seng Ling
memberi isyarat kepada putranya, kemudian mereka berdua
berhenti.
Si Nabi Setan-Seng Ling membalikkan badannya seketika
merasa maunya silau. Setelah melihat jelas, tersentaklah
hatinya.
Ternyata tak jauh dari situ, tampak sebuah kereta mewah
berhenti dan seorang berpakaian seperti pengurus rumah
duduk di depan kereta mewah itu,
Orang itu memegang sebuah pecut kuda. Kepalanya
manggut-manggut ke arah mereka seraya berkata,
"Kalian berdua kemarilah!"
1223
Padahal si Nabi Setan-Seng Ling tidak pernah berjumpa
Liok Ci Khim Mo, tapi sejak kejadian di puncak Sian Jin Hong
di gunung Bu Yi San, kaum rimba persilatan yang mana pun,
kalau membicarakan Liok Ci Khim Mo, wajah mereka pasti
berubah.
Oleh karena itu, begitu melihat kereta mewah tersebut, si
Nabi Setan-Seng Ling sudah menduga, bahwa itu adalah
kereta mewah kepunyaan Liok Ci Khim Mo.
Maka ketiga orang yang duduk di bagian depan kereta
mewah menyuruh mengundang mereka, si Nabi Setan-Seng
Ling sama sekali tidak berani melampiaskan kegusarannya.
Mereka berdua tertegun, kemudian si Nabi Setan Seng
Ling memandang putranya, yang wajahnya sudah kelihatan
menghijau,
Akan tetapi, si Nabi Setan-Seng Ling tetap bersabar. Kalau
pihak itu bukan Liok Ci Khim Mo, barulah dia akan turun
tangan, Setelah mengambil keputusan itu, barulah dia
menghampiri orang tersebut
"Ada petunjuk apa?" tanyanya,
Orang itu tersenyum,
"Majikanku ingin bicara sejenak dengan Nabi Setan!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertegun, karena orang itu tahu
identitasnya, maka dia yakin orang itu bukan orang biasa.
Karena itu, si Nabi Setan-Seng Ling tersenyum.
"Majikanmu mau bicara apa denganku?" tanyanya
1224
Orang itu tersenyum,
“Tahukah kau siapa majikanku?"
* * * *
Bab 56
Ketika si Nabi Setan-Seng Ling baru mau menjawab,
mendadak terdengar suara tawa di dalam kereta mewah itu.
"Ha ha! Kaum rimba persilatan menjuluki aku apa?"
"Anda memiliki ilmu Pat Liong Thian Im, maka kaum rimba
persilatan menjuluki Anda Liok Ci Khim Mo!" sahut si Nabi
Setan-Seng Ling,
Orang yang di dalam kereta mewah tertawa lagi,
"Ha ha! Liok Ci Khim Mo! Liok Ci Khim Mo! Cukup bagus
julukan ini!"
Si Nabi Setan-Seng Ling bertanya, karena dia tidak tahu
kenapa Liok Ci Khim Mo memanggilnya,
"Maaf, dulu Anda punya julukan apa?"
Pertanyaan tersebut disambut dengan suara harpa Tung",
Meskipun suara harpa itu tidak bernada tinggi, namun Si Nabi
Setan-Seng Ling merasa dadanya seperti terhantam sebuah
palu, padahal dia memiliki Lweekang yang amat tinggi, Namun
suara harpa itu justru membuatnya terhuyung-huyung dan
kemudian jatuh duduk di tanah dengan wajah pucat pias.
1225
Kini si Nabi Setan-Seng Ling baru yakin bahwa yang di
dalam kereta mewah itu memang Liok Ci Khim Mo.
Terdengar suara yang amat dingin dari dalam kereta
mewah itu.
"Kini aku adalah Liok Ci Khim Mo, dulu siapa aku, kau tidak
perlu bertanya!"
Si Nabi Setan-Seng Ling diam saja, Dia sudah tahu akan
kelihayan Pat Liong Thian Im, maka tidak berani bertingkah
bahkan tak berani bersuara.
Berselang sesaat, orang di dalam kereta mewah itu
berkata lagi,
" Nabi Setan, di dalam istana Setanmu terdapat seseorang
yang memiliki Busur Api, apakah benar?"
Mendengar pertanyaan itu, si Nabi Setan-Seng Ling
tercengang, karena mendadak Liok Ci Khim Mo bertanya
tentang si Budak Setan.
Setelah berpikir sejenak, barulah menjawab.
"Tidak salah! Sudah lama sekali aku pernah
menyelamatkan nyawa seorang anak yang tak punya nama
maupun marga, maka aku memanggilnya si Budak Setan,"
"Bagaimana rupanya?" tanya Liok Ci Khim Mo.
"Amat buruk sekali!" sahut si Nabi Setan-Seng Ling,
Liok Ci Khim Mo seperti tertegun, setelah itu bertanya lagi.
1226
"Kini sudah berapa usianya?"
Si Nabi Setan-Seng Ling sungguh tak mengerti, kenapa
Liok Ci Khim Mo yang menggemparkan rimba persilatan itu
kini kelihatan amat memperhatikan si Budak Setan? Dia penuh
keheranan, namun sama sekali tidak berani bertanya.
"Usianya kira-kira... dua puluh tiga tahun."
"Kini dia masih berada di istana Setan?"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertegun dan termangu-mangu,
Karena tiga tahun yang lalu, si Budak Setan pergi bersama
Tam Goat Hua dan hingga saat ini tiada kabar beritanya, maka
dia tidak tahu harus bagaimana menjawabnya,
"Cepat beritahukan!" bentak Liok Ci Khim Mo.
"Tiga tahun yang lalu ia menghilang entah ke mana."
"Sama sekali tiada kabar beritanya?"
"Memang tidak ada,"
"Omong kosong! Busur Api itu merupakan pusaka dalam
rimba persilatan, bagaimana mungkin tiada kabar beritanya?
Jangan-jangan kau telah merebut Busur Api itu, lalu
membunuhnya!"
"Ha haaaa! Anda terlampau memandang rendah jiwaku!"
Hening sejenak, lama sekali baru terdengar suara Liok Ci
Khim Mo.
1227
"Kau mau ke mana sekarang?"
"Kami ayah dan anak, mau ke Cing Yun Ling di Go Bi San."
Liok Ci Khim Mo seakan terkejut mendengar jawaban si
Nabi Setan-Seng Ling itu,
"Mengapa? Bukankah kau dengan Go Bi Pai tiada
hubungan apa-apa?"
"Kini ketua baru Go Bi Pai aliran tidak menyucikan diri,
yakni Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek akan menikah dengan
Tam Goat Hua, putri Cit Sat Sin Kun, maka kami mau pergi
jalan-jalan."
Ketika si Nabi Setan-Seng Ling berkata sampai di situ,
mendadak putranya menyela,
"Padahal sesungguhnya, Tam Goat Hua akan menikah
denganku."
Si Nabi Setan-Seng Ling terkejut bukan main,
"Tutup mulutmu!" bentaknya.
"ltu urusan kecil, Nabi Setan Seng! Setelah kau pulang dari
Go Bi San, harus mencari si Budak Setan! Kalau kau berhasil
mencarinya, aku berani menjamin putramu pasti memperistri
seorang gadis yang cantik jelita."
Ketika si A Setan-Seng Ling baru mau mengucapkan
terimakasih, Liok Ci Khim Mo sudah berseru.
"Jalan!"
1228
Sang kusir segera mengayunkan pecutnya ke arah kuda
penarik kereta, Maka terdengar suara ringkikan kuda, dan tak
lama kereta mewah itu pun meluncur ke depan.
Si Nabi Setan-Seng Ling dan putranya termangu-mangu di
tempat
"Ayah! Liok Ci Khim Mo bersedia jadi comblangku!" ujar
Seng Bou.
Si Nabi Setan-Seng Ling melotot sambil mendamprat
putranya.
"Diam! jangan memikirkan yang bukan-bukan!"
Walau mendamprat putranya, si Nabi Setan-Seng Ling
bergirang dalam hati, Karena, nada pembicaraan Liok Ci Khim
Mo tadi, sepertinya akan memberikannya suatu kebaikan,
apabila dia berhasil menemukan si Budak Setan itu!
Namun rimba persilatan begitu luas, lagipula si Budak
Setan memiliki ilmu Ginkang yang amat tinggi, Harus ke mana
mencarinya?
Si Nabi Setan-Seng Ling menggeleng-gelengkan kepala,
lalu bersama putranya melanjutkan perjalanan Dalam
perjalanan mereka sudah bersepakat, kalau tiba di Cing Yun
Ling, mereka akan menggunakan nama Liok Ci Khim Mo untuk
menekan semua orang. Dan alangkah baiknya jika Tam Goat
Hua mau menikah dengan putranya,
Oleh karena itu, ketika mereka berdua tiba di ruang besar,
langsung bersikap angkuh, Namun mereka berdua rupanya
tidak menyangka, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga berada di
situ, Akhirnya mereka berdua malah terluka.
1229
Begitulah si Nabi Setan-Seng Ling menceritakan tentang
kejadian itu, Dan tentu saja dia menutupi hal-hal yang
mencemarkan nama baiknya, sehingga terkesan kalau Liok Ci
Khim Mo menganggapnya sebagai teman.
Seusai si Nabi Setan-Seng Ling bercerita, wajah semua
orang tampak berubah tak menentu. Cit Sat Kun-Tam Sen
dengan wajah berubah serius langsung menghadap para
tamu,
"Hari ini pernikahan putriku...."
Baru berkata sampai di situ, mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua sudah membentak
"Tua bangkai Pernikahan putriku, apakah kau yang
memutuskannya?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mencelat ke atas menyambar
selembar kertas yang menempel di dinding, bertulis sepasang
huruf "Hi" (Gembira).
"Jangan sok galak!" hardik Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek sambit menyambar sepasang sumpit gading, kemudian
meluncurkannya ke arah punggung Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua.
Gerakan kedua orang itu amat cepat Tampak lengan
kanan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengibas ke belakang,
sebatang sumpit gading berhasil ditangkapnya, Kemudian
dengan begitu menggunakan sumpit itu menangkis sumpit
yang satu lagi.
Plak! Sumpit yang satu terpental ke tanah,
1230
Sesungguhnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak
berniat melukai Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, sebab dulu dia
amat mencintainya.
Kini dia mencintai Tam Goat Hua, karena gadis itu sedikit
mirip Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Tadi Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyambit dengan
sepasang sumpit gading, karena hanya ingin mencegah Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua merobek kertas merah yang
menempel di dinding. Itu sebabnya dia hanya menggunakan
lima bagian tenaga dalamnya, itu pun terlihat sangat dahsyat
dan mengagumkan
Maka dia tidak menyangkal begitu gampang Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua menyambut sekaligus memukul jatuh sumpit
yang lain.
Ini menjadi bukti bahwa Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
sudah menguasai semua ilmu yang tercantum dalam Kitab
Iblis, pantas dia begitu hebat
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun ketika
mendadak terdengar suara "Sert Sert Sert" Ternyata Tok Ciu
Lo Sat-Seh Cing Hua sudah merobek kertas merah itu.
Betapa gusarnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
mengetahui hal itu. Dengan wajah merah padam, dia
mengeluarkan suara bentakan keras dan mengguntur.
"Tok Ciu Lo Sat, kau kira aku takut padamu?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membalikkan badannya, lalu
tertawa melengking nyaring, "Kau memang takut padaku!
Beranikah bertarung denganku
1231
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan suara
dalam
Tok Ciu Lo Sat, aku masih memandang muka saudara
Tam, maka terus mengalah terhadapmu. Kalau kau sudah
keterlaluan tak segan-segan aku turun tangan!"
Tok Ciu Lo Sat mendengus dingin
"Hm! Sungguh menggelikan aku dengan tua bangka itu
sudah putus hubungan suami istri!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun Dulu, walau
pernah gagal dalam percintaan sehingga membuatnya
menderita beberapa tahun, namun dia justru memberi selamat
kepada Tam Sen dan Seh Cing Hua ketika mereka berdua
menikah,
Dia memang sudah melihat. sepasang suami istri itu
mempunyai ganjalan dalam hati, tapi tidak menyangka akan
jadi serius begitu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen.
"Saudara Tong Hong, harap jangan turun tangan! Lebih
baik kita merundingkan urusan yang amat penting itu!" ujar
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa dingin,
Tong Hong Pek, sudah lama kita tidak berjumpa, wajahmu
tetap seperti dulu, entah bagaimana kepandaianmu? Dulu kau
sering panggil aku kakak Cing, kenapa kini tidak memanggilku
kakak Cing lagi?"
1232
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong menekan kegusarannya,
Ketika Tok Ciu Lo Sat-Seng Cing Hua berkata begitu,
membuatnya teringat akan masa lalu, dan wajah Seh Cing
Hua yang cantik jelita, Akhirnya dia menghela nafas panjang,
kemudian berkata pada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Saudara Tam, kau mau bicara apa, bicaralah!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berkata,
"Berdasarkan apa yang dikatakan si Nabi Setan-Seng Ling,
kemungkinan besar Liok Ci Khim Mo akan ke mari." Meskipun
begitu singkat, kata-kata Cit San Sin Kun-Tam Sen membuat
semua orang tersentak
"Tam Tocu, kenapa kau begitu yakin?" tanya Yok Kun Sih
bernada dingin,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut, "Tiga tahun lalu,
Thian Hou Lu Sin Kong menerima titipan barang aneh, itu
adalah tujuan Liok Ci Khim Mo, agar para jago tangguh rimba
persilatan binasa oleh Pat Liong Thian Im, Liok Ci Khim Mo
akan menguasai rimba persilatan! Di puncak Sian Jin Hong dia
memperdengarkan Pat Liong Thian Im, justru dikarenakan
itu!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhenti sejenak, setelah itu baru
melanjutkan
"Kini dia tahu banyak jago tangguh berkumpul di sini,
Bagaimana mungkin dia tidak ke mari! Bagaimana menurut
mu, Kun Sih?"
Yok Kun Sih manggut-manggut,
1233
"Ng! Tidak salah apa yang kau katakan, tapi kenapa dalam
waktu tiga tahun tiada kabar beritanya tentang Liok Ci Khim
Mo?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum. "Hingga saat ini,
akupun tidak tahu itu."
Yok Kun Sih berkata lagi,
"Menurut Tam Tocu, harus bagaimana kita
menghadapinya?"
"Menurutku, bagi yang berkepandaian rendah, lebih baik
sementara meninggalkan ruang ini, Kita memerlukan orangorang
berkepandaian ,tinggi, setiap orang harus menyumbat
lobang telinga dengan kain, agar....Ucapan Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen terhenti karena mendadak saja Liat Hwe Cousu
tertawa terbahak-bahak,
"Ha ha ha! Sungguh menggelikan! Kalau lobang telinga
bisa disumbat dengan kain agar tidak mendengar suara harpa
itu, lalu apa gunanya Pat Liong Thian Im?"
Mendengar itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cuma tertawa
hambar Dulu dia bersifat berangasan, setelah lama tinggal di
pulau Hwe Ciok To, kini banyak perubahan bahkan menjadi
sangat penyabar.
Lain halnya dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Dia
langsung bertanya dengan dingin dan menatap ke arah Liat
Hwe Cousu.
"Kalau begitu, bagaimana menurutmu?"
Liat Hwe Cousu menyahut dengan dingin pula,
1234
"Tunggu sampai dia datang, baru kita bicarakan jangan
takut terlambat sekarang bayangannya saja belum kelihatan,
kalian sudah ribut tidak karuan,
Bukankah itu amat menggelikan?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membentak gusar,
"Kentut...!"
Air muka Liat Hwe Cousu langsung berubah. Mendadak dia
bangkit berdiri, dengan ujung lengan jubahnya bergerak.
sementara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tetap menatapnya
dengan tajam. Dia rupanya tahu kalau Liat Hwe Cousu akan
menyerang-nya.
Semua orang menduga, pertarungan hebat pasti tak
terelakkan lagi. Namun mendadak, terdengar suara orang
memuji nama Sang Buddha di luar ruangan, Dan tampak
sesosok bayangan berkelebat seorang padri tua sudah
berjalan ke dalam ruang besar itu. Orangtua itu tak lain Sui
Cing Siansu, ketua Go Bi Pai aliran menyucikan diri.
Tong Hong Pek tentu terkejut bukan main melihat
kedatangan ketua Go Bi Pai ini. Dahulu para padri di Go Bi Pai
tidak peduli ketika dirinya menikah dengan Tam Goat Hua.
Sebab ini tindakan manusia yang tak mau menyucikan diri.
Maka Tong Hong Pek buru-buru menyambutnya.
"Ada urusan, Suheng?" tanya Tong Hong Pek.
Sui Cing Siansu maju selangkah dengan mata menatap
Tong Hong Pek.
1235
"Ketika aku sedang bersamedi di dalam kamar, sayupsayup
terdengar suara harpa, nadanya mempengaruhi orang
memikirkan yang bukan-bukan."
Tong Hong Pek terkejut bukan main.
"Suara harpa?"
Sui Cing Siansu menyebut kebesaran nama Sang Buddha.
"Omitohud! Tidak salah, itu pasti Pat Liong Thian Im!"
Tong Hong Pek menoleh ke arah Liat Hwe Causu sambil
tertawa dingin,
"Kini sudah datang, apa akalmu sekarang?"
Padahal sesungguhnya Liat Hwe Cousu juga amat terkejut
dalam hati, Ketika berada di Sian Jin Hong Bu Yi San, Liat Hwe
Cousu justru pergi duluan, maka terhindar dari petaka itu.
Mengenai bagaimana kehebatan Pat Liong Thian lm, dia sama
sekali tidak pernah merasakannya,
Kini di hadapan banyak orang, tentunya tak ingin dia
memperlihatkan kelemahan dirinya,
"Ha ha haaa! Sampai di sini masih belum terlambat "
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih bangkit berdiri seraya berkata,
Tuan Tong Hong, tidak usah mempedulikan orang gila itu!
Kita rundingkan saja cara menghadapi Liok Ci Khim Mo!.
Liat Hwe Cousu langsung membentak gusar,
1236
"Siapa orang gila?!"
Sui Cing Siansu segera membalikkan badannya.
"Siancai! Siancai! Musuh besar sudah berada di depan
mata, sebaiknya kita jangan ribut!"
Liat Hwe Cousu tertawa dingin,
"Biar kami Hwa San Pai pergi menghadapinya!"
Sekejap kemudian dia sudah berkelebat meninggalkan
ruang besar Si Walet Hijau-Yok Kun Sih tertawa nyaring, lalu
berkata.
"Sungguh enak didengar, padahal ingin mengambil
langkah seribu!"
Liat Hwe Cousu sudah melesat pergi, namun ketika
mendengar Yok Kun Sih berkata begitu, seketika dia kembali
ke ruang besar
"Baik! Kita semua berjaga di sini Siapa berani
meninggalkan ruang besar ini, selanjutnya bila bertemu dalam
rimba persilatan, boleh meludahinya!"
Begitu Liat Hwe Cousu mencetuskan itu, hati semua orang
tertegun Tadi ketika mendengar Liok Ci Khim Mo akan datang
ke mari sudah banyak orang bangkit berdiri Namun kemudian
duduk kembali karena tertekan oleh perkataan Liat Hwe
Cousu,
Saat ini berdasarkan apa yang dikatakan Sui Cing Siansu,
ketika sedang bersemedi di dalam kamar di Tong Thian Hong,
1237
padri tua itu mendengar Pat Liong Thian Im. itu pertanda Liok
Ci Khim Mo sudah sampai di gunung Go Bi San!
Karena itu, sudah banyak orang mengambil keputusan
meninggalkan tempat agar tidak tertimpa petaka, Namun
begitu mendengar kata-kata Liat Hwe Cousu orang-orang
yang ingin pergi itu, justru saling memandang, mereka sudah
tidak bisa pergi. Karena apa yang dikatakan Liat Hwe Cousu
tadi amat jelas sekali. "Siapa berani meninggalkan ruang besar
ini, selanjutnya bertemu dalam rimba persilatan, boleh
meludahinya.
Nah! Kalau sekarang pergi begitu saja, apakah selanjutnya
masih punya muka bertemu sesama kaum rimba persilatan?
Soalnya juga menyangkut nama baik partai. Kaum rimba
persilatan, bertarung dan saling membunuh, kadang hanya
karena membela nama,
Maka sesaat di dalam ruang besar itu diselimuti
ketegangan. suasana hening, tak seorang pun mengucapkan
kata-kata.
Di saat hening itu, telinga mereka tiba-tiba mendengar
sayup-sayup suara denting harpa, Kedengarannya di bawah
gunung,
Karena jaraknya masih terlalu jauh, suara harpa itu tidak
mempengaruhi perasaan orang yang mendengarnya.
Namun bagi yang memiliki Lweekang dangkal, wajah
mereka sudah berubah kemerah-merahan, karena suara harpa
itu bernada porno!
Sementara Liat Hwe Cousu sudah duduk sambil
memejamkan mata, Kelihatannya dia mulai menghimpun hawa
1238
murni, sebab tak lama kemudian, ubun-ubunnya mengebulkan
uap putih.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang Liat Hwe
Cousu sejenak, kemudian membalikkan badannya, Menatap ke
arah Tok-Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
“Tok Ciu Lo Sat, kau sembunyikan Goat Hua di mana?"
tanyanya kepada Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyahut dengan dingin,
"Dia putriku, mengapa kau menanyakannya?"
Air muka Tong Pek berubah.
"Kini musuh besar sudah berada di depan mata sedangkan
dia hanya seorang diri, Kalau bertemu Liok Ci Khim Mo, walau
dia putrimu, tapi apakah Liok Ci Khim Mo akan
melepaskannya?"
Mendengar itu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertegun.
"Aku bawa dia ke sebuah lembah, tadi kusuruh Lu Leng
pergi menengoknya!"
Betapa terkejutnya Tong Hong Pek ketika mendengar itu,
Maka dia langsung membentak sengit dengan mata melotot
tajam.
"Sungguh?"
Suara bentakan Tong Hong Pek mengguntur, sehingga
mengejutkan semua orang yang berada di situ,
1239
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga menyahut dengan
sengit.
"Apa yang tidak sungguh? Kau sudah tua tapi ingin
memperistri seorang gadis, Goat Hua dan Lu Leng merupakan
pasangan yang serasi. Apa kau mau perebutan dengan
muridmu sendiri?"
Wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek merah padam, dia
mundur dua langkah, Ketika itu terdengar suara Krek Krek!
Ternyata lantai yang diinjaknya telah pecah, Matanya menatap
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua dengan tajam.
"Kau tahu? Kau telah menghancurkan hidup Goat Hua
selamanya!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa,
"Bagaimana kau tahu itu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menunjuk keluar seraya
menyahut
"Kau dengar nada Pat Liong Thian Im yang porno itu? Kita
di sini saja sudah mendengarnya. Walau sayup-sayup tapi
cukup membuat pikiran kita terpengaruh. Mereka berada di
bawah gunung, bagaimana mungkin dapat bertahan? Sudah
pasti mereka akan melakukan perbuatan keji karena
terangsang oleh suara itu!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tampak acuh tak acuh,
bahkan tertawa.
"He he! itu memang bagus sekali! Aku harus
berterimakasih kepada Liok Ci Khim Mo."
1240
Mendengar Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata begitu,
Giok Bin Sin Kun sudah tidak dapat bersabar lagi. Langsung
dikibaskan lengannya, seketika terdengar suara dahsyat
menggoncangkan ruang besar itu, Beberapa buah meja
berikut mangkok di atasnya terbang melayang keluar,
beberapa orang yang tak sempat menghindar langsung jatuh
dari kursinya,
Pukulan itu dahsyat bukan main. Saat melihat pukulan
Tong Hong Pek yang begitu dahsyat, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua juga amat terkejut dalam hati, Hampir dua puluh tahun
dia bersusah-payah mempelajari " Kitab Iblis" peninggalan
ayahnya, Karena itu, wajahnya jadi rusak menakutkan. juga
dikarenakan ingin mempelajari Kitab Iblis, maka dia ribut
besar dengan suaminya,
Dia beranggapan, apabila dia berhasil mempelajari Kitab
iblis maka dapat menjagoi rimba persilatan Kini tak pernah
diduga Pat Liong Thian Im telah lahir kembali Lagipula dilihat
dari pukulan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek ini, kalau dia
menggunakan tenaga sepenuhnya, mungkin akan hanya
seimbang saja.
"Seketika dia merasa kecewa sekali, membuatnya jadi
gusar bukan kepalang, Dan mendadak saja dia berseru keras
memuji
"Pukulan yang hebat !"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mundur selangkah Kemudian
dengan cepat dia melancarkan sebuah pukulan yang
menimbulkan suara menderu-deru dan memekakkan telinga.
Beberapa orang yang memiliki Lweekang dangkal langsung
menutup telinganya,
1241
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang berdiri di situ, seketika jadi
kalut melihat mereka berdua mulai bertarung."
"Jangan bertarung!" teriak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Kemudian secepat kilat dia mendorong sepasang telapak
tangannya ke arah mereka dengan jurus Thian Peng Te Liak
(Langit Runtuh Bumi Retak), salah satu jurus ilmu Cit Sat Sin
Ciang yang amat dahsyat,
Tiga tokoh saling bertarung. Sekejap saja sudah terdengar
suara benturan yang amat dahsyat, menggetarkan ruangan
besar itu,
Mereka bertiga adalah jago nomor wahid masa kini Dapat
dibayangkan betapa dahsyatnya benturan tenaga mereka,
Tampak mereka terjajar mundur dua langkah, namun belum
ada yang terluka. Goncangan hebat dalam ruang itu
memadamkan lilin-lilin yang semula menerangi sekitar tempat
itu,
Kemudian terdengar lagi suara gemeretek keras di atas.
Ternyata atap rumah telah bolong tersambar angin pukulan
mereka bertiga, Sinar bulan langsung menerobos ke dalam.
Liat Hwe Cousu dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih terkejut
bukan main, menyaksikan pertarungan dahsyat itu, sementara
itu Sui Cing siansu segera menyebut dengan suara halus,
"Siancai! Siancai! pukulan kalian bertiga sungguh hebat,
kini terbukalah mataku, bahwa ilmu silat di kolong langit tiada
batasnya, Siancai! Siancai!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sama tercengang
kagum menyaksikan kehebatan ilmu mereka itu.
1242
Seketika mereka bertiga tersentak Mereka sadar bahwa
gabungan tenaga mereka bertiga amat dahsyat, sebab
Lweekang yang dilatih Tong Hong Pek mengandung tenaga
keras, Lweekang Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengandung
tenaga lunak, sedangkan Lweekang yang dilatih Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen merupakan gabungan tenaga keras dan lunak,
Maka jika ketiga macam tenaga itu bergabung mampu
menciptakan suatu tenaga yang sulit untuk ditandingi oleh
siapa pun,
Cukup lama mereka tertegun. Kemudian wajah Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen tampak mulai menyunggingkan senyum.
"Adik Cing, saudara Tong Hong! Gabungan tenaga kita
bertiga amat dahsyat, itu sungguh di luar dugaan! Mungkin...
dapat dimanfaatkan untuk melawan Pat Liong Thian Im!"
Sui Cing Siansu juga menyadari. Ketika terjadi benturan
ketiga macam tenaga itu, suara harpa pun tidak terdengar
lagi. itu memang di luar dugaan, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua malah tertawa dingin.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua langsung berkata.
"Kentut! Untuk apa aku bergabung dengan orang yang tak
tahu malu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa gelak,
"Ha ha ha! Tahun itu di puncak Sian Jin Hong Bu Yi San,
siapa yang membuat Liok Ci Khim Mo kabur?"
Ketika melihat mereka berdua tidak berniat bekerja sama,
guguplah hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Dan mendadak
1243
terdengar suara Tung" ke dalam ruangan besar Sesaat
kemudian suasana hening, tak terdengar suara apa pun lagi,
"Saudara Tong Hong, Adik Cing! Liok Ci Khim Mo sudah
berada di bawah gunung, Kini dia telah berhenti memetik Pat
Liong Khim itu, mungkin sebentar lagi dia akan ke mari. Kita
harus segera berunding!" usul Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membentak sengit
"Tua bangka, kau jadi orang baik apa?"
Mendadak sepasang mata Tam Sen menyorot tajam,
kemudian menghardik
"Adik Cing, kau selalu ingin menang sendiri Kini kau sudah
berubah begini, apakah masih belum mau sadar?"
Wajah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berubah kemerahan
sehingga yang semula sudah buruk, semakin menyeramkan
saja wajahnya,
"Berubah jadi macam apa?"
"Karena mempelajari Kitab iblis kau berubah jadi tidak
karuan, seperti setan iblis!"
* * * *
Bab 57
Sebelum Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyelesaikan
ucapannya, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah membentak
sengit sambil menerjang ke arahnya. Namun, di saat
1244
bersamaan, terdengar suara seruan yang amat menyedihkan
di luar
"Ayah!"
Belum hilang suara jeritan itu, tampak sosok bayangan
menubruk ke arah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. Gerakan orang itu
amat cepat suaranya yang amat menyedihkan: membuat Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertegun, dan berhenti mendadak
Namun saat itu pula orang yang baru muncul itu sudah
mendekap Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Semua orang menoleh ke sana, ternyata orang yang
mendekap dada Tam Sen tak lain Tam Goat Hua!
Rambutnya awut-awutan, dia tak bergerak setelah
mendekap di dada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen. sepertinya ia
telah mengalami sesuatu yang amat menakutkan atau
mungkin menyedihkan sekali.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tercengang, karena Tam Goat
Hua muncul mendadak dalam keadaan kacau seperti ini.
"Goat Hua, kenapa kau? Goat Hua, kenapa kau?"
Tam Goat Hua tidak menyahut, hanya terus menangis
sedih, sehingga membuat hati semua orang jadi ikut bersedih
Badan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkelebat dia
sudah berada di hadapan Tam Goat Hna. perlahan dijulurkan
tangannya memegang bahu gadis itu,
Begitu Tong Hong Pek memegang bahunya, seketika Tam
Goat Hua tersentak seperti terpagut ular Dia mendongakkan
kepala memandangnya, kemudian berteriak-teriak.
1245
"Jangan sentuh aku! jangan sentuh aku! Cepat pergi!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun sambil mundur
selangkah ketika melihat Tam Goat Hua, Wajah gadis itu pucat
pias dan sepasang matanya redup, kalau dia tidak mengalami
suatu pukulan batin yang amat hebat, tidak mungkin
wajahnya berubah hebat macam itu.
"Goat Hua, sebetulnya apa yang telah terjadi?" tanya Giok
Bin Sin Kun yang tak sabaran melihat gadis itu,
"Jangan panggil aku!"
Gadis itu mundur dua langkah. Matanya jelalatan, takut,
diliputi kecemasan
Tong Hong Pek, Tam Sen, dan Seh Cing Hua maju
mendekatinya, namun Tam Goat Hua membentak
"Siapa pun jangan mendekatiku, biar aku pergi!"
Setelah itu tubuhnya berkelebat menerjang keluar
melewati sisi Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera menghentakkan
tangannya, mengeluarkan ilmu Hian Bu Sam Na, tapi
terjangan Tam Goat Hua amat cepat, sementara dia sendiri
merasa khawatir kalau tenaga sakti Hian Bu Sam Na akan
melukai putrinya, Maka dia hanya menggunakan tiga
perempat bagian tenaga dalamnya.
Serrt!
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen hanya berhasil menyambar
lengan baju Tam Goat Hua, sedangkan putrinya sudah
1246
melesat keluar Gadis itu muncul mendadak, pergi pun
mendadak pula, Dan sikap prilakunya yang aneh, membuat
semua orang di ruangan itu merasa heran.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek saling memandang, Ketika mereka hendak melesat untuk
mengejar Tam Goat Hua, mendadak terdengar suara seruan
keras melengking dari luar bangunan
"Kakak Goat!"
Tam Goat Hua tak menoleh apalagi menghentikan
langkahnya, melainkan terus melesat cepat sekali.
Suara seruan tadi amat memelas dan mengharukan
Namun Tam Goat Hua seperti tidak menghiraukannya.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek berhambur ke pintu. Namun tidak tampak lagi bayangan
Tam Goat Hua, yang tampak hanya Lu Leng, pemuda itu
berdiri termangu seakan kehilangan sukma, Matanya kosong,
memandang ke arah Tam Goat Hua melesat pergi kemunculan
Tam Sen dan Tong Hong Pek di pintu, sama sekali tidak
diketahuinya.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun memandangi Lu Leng
yang terpaku.
"Anak Leng, sebetulnya apa yang telah terjadi?"
Lu Leng membalikkan badannya, Air matanya tampak
bercucuran Mendadak dia berlutut di hadapan kedua orang
itu.
"Guru! Harap Guru turun tangan membunuhku!"
1247
Lu Leng muncul setelah Tam Goat Hua melesat pergi.
Dalam hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sudah memahami
nya.
Betapa sakitnya hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
mendapati kenyataan ini perlahan dia mengangkat tangannya,
kelihatannya ingin membunuh Lu Leng!
Karena, Lu Leng telah merebut buah hatinya, Dan kalau
tidak terjadi halangan macam ini, kini buah hatinya pasti
sudah jadi istrinya.
Hidup Tam Goat Hua telah hancur selamanya, Dia sudah
tidak punya muka menjumpai Tong Hong Pek. itu sebabnya
gadis itu langsung kabur! Rasa sakit dan benci bercampur
dalam hati Tong Hong Pek. ingin rasanya dia
menghancurleburkan apa saja yang ada di sekitar tempat itu.
Akan tetapi, mendadak dia tersentak sadar, bahwa
kejadian ini bukan kesalahan Lu Leng, juga bukan kesalahan
Tam Goat Hua.
Oleh karena itu, dia pun bertanya dalam hati, itu salah
siapa? Salah siapa? Liok Ci Khim Mo atau Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua?
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menurunkan tangannya,
lalu membalikkan badan.
Tampak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua termangu-mangu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu, kini Seh Cing Hua
sudah menduga hal yang sebenarnya telah terjadi atas
putrinya.
1248
Selama puluhan tahun, meskipun mengalami berbagai
macam pukulan batin Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama
sekali tidak pernah menangis, Namun saat ini entah mengapa,
mendadak dia tertawa gelak yang tidak wajar, namun air
matanya ikut meleleh, membasahi pipi.
Usai tertawa, dia mengerahkan Lweekangnya,
mengangkat Lu Leng. Tentu saja Lu Leng terkejut bukan
main.
"Guru! Kenapa Guru tidak turun tangan terhadapku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa sedih.
"Anak Leng, tiada hubungannya denganmu."
Tong Hong Pek membalikkan badannya lagi, kemudian
tertawa aneh seraya berkata, Tok Ciu Lo Sat, kau sudah
menyaksikan itu?"
Suara Tong Hong Pek amat nyaring, namun Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua tetap berdiri mematung.
Dia tidak mendengar suara Tong Hong Pek. sebenarnya
hati Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua amat tersiksa pedih seperti
disayat dengan sembilu Selama ini dia berbuat apa, sama
sekali tidak pernah merasa menyesal Namun saat ini, dia
menyesali Menyesal yang teramat sangat.
Dia membawakan untuk putrinya bukan suatu
kebahagiaan melainkan penderitaan Seperti apa yang
dikatakan Tong Hong Pek tadi, bahwa dia telah
menghancurkan hidup Tam Goat Hua.
1249
Hening seketika, semua orang tidak bersuara, Begitu pula
Tong Hong Pek dan lainnya, sungguh sepi di ruang besar itu,
Namun mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berteriakteriak
dengan air mata berlinang,
"Goat Hua! ibu bersalah! ibu tidak tahu isi hatimu, ibu
bersalah! ibu tidak baik!"
Sambil berteriak-teriak kesetanan, ia mengangkat sebelah
tangannya, lalu memukul ubun-ubunnya sendiri dengan
sepenuh tenaga, Ternyata ingin membunuh diri!
Akan tetapi, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang berdiri di
sebelahnya telah melihat air mukanya berubah begitu aneh,
Dia tahu ada yang tidak beres, Maka ketika Tok Ciu Lo Sat-Seh
Cing Hua mengangkat sebelah tangannya, dia bergerak cepat
menotok jalan darah Yang Ku Hiat di lengannya,
Pukulan yang dilancarkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
pada ubun-ubunnya sendiri memang tepat mengena
sasarannya. Namun, pukulan itu telah kehilangan tenaga,
Maka kenekadannya untuk bunuh diri gagal
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mendongakkan kepala, Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen segera maju selangkah
"Adik Cing!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua juga maju selangkah,
kemudian mereka berdua saling berpelukan erat-erat.
Pada dasarnya mereka berdua merupakan sepasang suami
istri yang saling mencinta, hidup rukun, dan bahagia di pulau
Hwe Ciau To.
1250
Yang membuat mereka ribut besar hingga berpisah adalah
gara-gara Kitab iblis!
Ini merupakan kejadian sekitar dua puluh tahun, Waktu itu
Tam Goat Hua baru lahir, Tanpa diduga mendadak muncul Mo
Liong Seh Sih, ayah Seh Cing Hua di pulau Hwe Ciau To, Dia
menyerahkan Kitab iblis kepada putrinya itu.
Setelah itu, Mo Liong Seh Sih meninggalkan pulau Hwe
Ciau To. Sejak itu tiada kabar beritanya.
Seh Cing Hua membolak-baltk Kitab iblis tersebut Selain
berisi berbagai ilmu silat tingkat tinggi, Kitab iblis itu memuat
juga berbagai macam formasi, tentang binatang beracun, dan
lain sebagai nya, termasuk membuat berbagai macam obat
dan ramuan.
Setelah membolak-balik Kitab iblis Seh Cing Hua
mengambil keputusan dalam hati, akan mempelajarinya
Cit Sat Sin Kun yang saat itu berada bersama
Seh Cing Hua, mengetahui keputusan Seh Cing Hua untuk
mempelajari Kitab iblis itu. Dia tahu benar siapa sesungguhnya
yang akan mempelajari kitab itu. Sifat manusia suatu saat bisa
berubah. Dan bisa jadi kelak akan terkena racun yang
dibuatnya sendiri.
Maka ketika tahu Seh Cing Hua mengambil keputusan itu,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berusaha mencegah Akhirnya mereka
berdua jadi ribut besar Setelah itu, Seh Cing Hua membawa
Kitab iblis meninggalkan Pulau Hwe Ciau To.
Semula Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menganggap istrinya
akan pulang, namun ternyata tidak,
1251
Tam Sen ingin pergi mencari nya. Namun putrinya yang
baru lahir itu harus diurusi, maka dia mengurungkan niat
mencari istrinya,
Setelah Tam Goat Hua berumur tiga tahun, barulah dia
membawa mereka kakak beradik meninggalkan pulau Hwe
Ciau To, pergi mencari Seh Cing Hua.
Akan tetapi, harus ke mana mencarinya? Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen membawa kedua anaknya berkecimpung dalam
rimba persilatan, Empat tahun lamanya malang melintang di
rimba persilatan, tapi tak menemukan isterinya, Tam Sen
putus asa, dan akhirnya menetap di suatu tempat
Dia mulai mengajar kedua anaknya dengan ilmu silat, tapi
tidak pernah mengungkit tentang ibu mereka.
Hingga tiga tahun lalu, Tam Sen memperoleh berita bahwa
Pat Liong Thian Im lahir lagi dalam rimba persilatan,
membuatnya berniat menyelamatkan rimba persilatan, Ketika
di wilayah Holam bertemu Lu Sin Kong suami isteri pada suatu
malam, mendadak dia mendengar suara siulan tiga kali, Begitu
mendengar suara siulan itu, dia amat terkejut karena
mengenali itu suara siulan isterinya.
Maka ketika itu, sebelum usai berbicara dengan Lu Sin
Kong suami isteri, dia langsung melesat ke arah suara siulan
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhasil menemukan sebuah goa,
namun tidak bertemu Seh Cing Hua, Dia yakin selama itu Seh
Cing Hua berada di dalam goa tersebut mempelajari Kitab
Iblis!
Karena itu, ketika mendengar dari Han Giok Shia dan Lu
Leng, bahwa seseorang akan pergi menemui nya, dia amat
1252
terkejut dalam hati, Akhirnya ketika Seh Cing Hua muncul,
sudah berubah menyerupai setan. Padahal sebelumnya Seh
Cing Hua merupakan wanita yang amat cantik.
Kemunculan Seh Cing Hua untuk menentang Tam Goat
Hua menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
sehingga membuat hubungan mereka semakin retak, sulit
akur kembali.
Akan tetapi, ketika melihat Seh Cing Hua begitu berduka
dan menyesal, bahkan nekad mau bunuh diri, Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen segera menyelamat-kannya, akhirnya mereka berdua
berpe1uk-pelukan.
Walau wajah Seh Cing Hua sudah rusak tidak karuan dan
amat menakutkan dia sama sekali 4idak merasa menyesal, Dia
tiba di Cing Yun Ling Go Bi Pai, justru di saat Tam Goat Hua
meninggalkan kamar Lu Leng.
Ketika meninggalkan Tam Goat Hua, gadis itu umurnya
belum genap satu bulan.
Namun begitu melihat Tam Goat Hua, Seh Cing Hua yakin
gadis itu adalah putrinya,
Tam Goat Hua mau menikah dengan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek, Hal ini membuat Seh Cing Hua salah paham.
Dia mengira putrinya tertekan oleh Tong Hong Pek dan
dipaksa oleh suaminya, Oleh karena itu, dia mengambil
keputusan untuk menggagalkan pernikahan itu demi
kebahagiaan putrinya, Lagipula Seh Cing Hua menganggap
putrinya mencintai Lu Leng, karena melihat putrinya ke kamar
Lu Leng di tengah malam.
1253
Karena salah paham itu, akhirnya menimbulkan kesalahan
yang amat besar
Malam itu Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membawa Tam
Goat Hua kembali ke kamar untuk memberitahukan tentang
identitasnya, Tam Goat Hua ternyata kurang percaya dan
beberapa kali ingin mengadakan perlawanan Namun dia
memang bukan lawannya, maka terpaksa membiarkan Tok Ciu
Lo Sat-Seh Cing Hua mengaturnya.
Saat itulah muncul Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan
Lu Leng di luar kamar Yang menyahut bukan Tam Goat Hua,
melainkan Tok Ciu Lo Sat-She Cing Hua!
Mereka ibu dan anak memang mirip, bahkan suaranya
hampir sama. Maka ketika Tong Hong Pek dan Lu Leng
mendengar suara itu, sama sekali tidak bcrcuriga,
Malam itu juga Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membawa
Tam Goat Hua ke lembah dengan terlebih dahulu menotok
jalan darah nya.
Ketika Lu Leng sampai di lembah itu, jalan darah Tam
Goat Hiia yang ditotok ternyata telah terbuka sendiri. Maka
saat mengeluarkan helaan nafas panjang, terdengar oleh Lu
Leng, sedangkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera kembali
ke kamar Tam Goat Hna. Kemudian dia menaruh semacam
obat di semua lilin, Di saat api lilin berubah kehijau-hijauan,
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memunculkan diri di ruang besar
Semua itu telah diceritakan di atas,
Lama sekali Tam Sen dan Seh Cing Hua saling berpelukan
Setelah itu, mereka melepaskan pelukan masing-masing, Tok
Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengeluarkan sebuah kedok, lalu
dipakainya.
1254
Kedok itu dibikin dari kulit peranakan kambing, yang
pembuatannya membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Setelah memakai kedok itu, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
berubah jadi Tam Goat Hua yang berusia muda, wajahnya
yang amat menakutkan itu telah tertutup semua.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang,
"Adik Cing, nasi sudah jadi bubur, untuk apa menyesal?"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkertak gigi.
"Walau aku yang bersalah dalam hal ini, tapi Liok Ci Khim
Mo yang menimbulkan semua kejadian ini."
Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak berseri.
"Adik Cing, bersediakah kau bergabung untuk melawan
Liok Ci Khim Mo, guna menyelamatkan rimba persilatan?"
Tok Ciu Lo Sat- Seh Cing Hua hanya menganggukkan
kepala.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek seraya bertanya, "Saudara Tong Hong,
bagaimana menurutmu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa,
"Menyelamatkan rimba persilatan? Ada hubungan apa
dengan diriku?" tukasnya masih dengan suara tawa bergelak
1255
Mendengar itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen jadi terdiam,
Diam-diam dia menghela nafas panjang, karena dia tahu
bagaimana sifat Tong Hong Pek, Lagipula saat ini Tong Hong
Pek sedang diliputi rasa sakit hati dan kecewa,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatapnya, kemudian berkata
perlahan.
"Saudara Tong Hong...."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membentak sengit.
"Kau jangan bicara lagi!"
Saat itu tampak Lu Leng menghampirinya, Dia
mengeluarkan sebuah kotak kecil seraya berkata.
"Guru, setelah kejadian itu, Kakak Goat menangis dan
menyuruhku mengembalikan kotak kecil ini pada Guru."
Apa isi kotak kecil itu, tentunya Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek mengetahuinya.
Itu adalah Soat Hun Cu! pertama kali bertemu Tam Goat
Hua, dia memberikan itu kepada Tam Goat Hua.
Tong Hong Pek menjulurkan tangannya mengambil kotak
itu, langsung membukanya pula, Tampak sebuah mutiara
yang bergemerlapan di dalam kotak kecil itu, Tidak salah,
memang Soat Hun Cu!
Tong Hong Pek memandang Soat Hun Cu dengan tatapan
mata kosong, Kecewa dan menyesatkan peristiwa yang
menimpa Tam Goat Hua, jantung hatinya,
1256
"Mengembalikan mutiara dengan linangan air mata.,."
gumamnya, sedih.
Seusai bergumam, Tong Hong Pek menutup kembali kotak
kecil itu, kemudian berkata pada Lu Leng,
"Anak Leng, untuk kau saja!"
Lu Leng tidak berani terima. Tapi Tong Hong Pek sudah
menaruh ke tangannya,
Giok Bin Sin Kun tertawa gelak sejenak. Kemudian
mendadak badannya bergerak, ternyata dia telah melesat
pergi.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera berseru,
"Saudara Tong Hong! Dalam keadaan begini, bagaimana
kau pergi begitu saja?"
Tong Hong Pek masih tertawa gelak. Dia sudah melesat
sejauh delapan depa. Mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Senpun
melesat mengejarnya. Namun telah didahului oleh Tok Ciu Lo
Sat-Seh Cing Hua. Ternyata dia pun melesat mengejar Tong
Hong Pek. Seh Cing Hua memiliki ilmu Ginkang Tui Yun Niak
Uh (Mengejar Awan Melewati Kabut), yang merupakan ilmu
Ginkang sangat tinggi Hanya sekejap dia telah berhasil
mengejar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Akan tetapi, mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
bersiul panjang. Ketika dia baru mau melancarkan pukulan ke
arah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, tiba-tiba tampak dua sosok
bayangan berkelebat begitu cepat menuju See Thian Hong itu.
sekejap kedua sosok bayangan tersebut sudah sampai di situ,
lalu berseru lantang,
1257
"Bu Lim Ci Cun (Penguasa Rimba persilatan), Liok Ci Khim
Mo tiba, semua orang harus berlutut menyambutnya!"
Apa yang di seru kan kedua orang itu, membuat wajah
semua orang di dalam ruang besar itu langsung terkejut. Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen menoleh ke arah kedua orang itu,
Tampak kedua orang itu berusia empat puluhan, Salah
seorang berwajah tampan.
"Siapa kalian berdua?" tanyanya dengan kening berkerut,
merasa curiga.
"Kami berdua Duta Liok Ci Khim Mo!" sahut kedua orang
itu serentak,
Seketika Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menggeram dan
langsung menerjang ke arah kedua orang itu. Akan tetapi, Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen cepat mencegahnya,
"Tunggu!"
Melihat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menerjang,
wajah kedua orang berubah seketika. Mereka menyurut
mundur beberapa langkah dengan sikap penuh waspada.
"Berani membangkang, ajal kalian tiba!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terlambat Saat itu juga tangan
Giok Bin Sin Kun telah mencengkeram leher kedua orang itu.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cepat-cepat berseru karena
khawatir
"Saudara Tong Hong, jangan turun tangan dulu! Harus
pikir demi semua orang!"
1258
Hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memang sudah
hancur lebur Sebab, rencana pernikahannya dengan Tam Goat
Hua hancur berantakan. Ditambah pula memikirkan keadaan
Tam Goat Hua yang bernasib malang. Kini telah pergi
meninggalkannya,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkepandaian amat
tinggi, namun dia tidak pernah memikirkan kepentingan orang
kedua. Dia hanya amat mementingkan cinta kasih. Boleh
dikatakan dia adalah orang yang betul-betul berperasaan, dulu
ketika dia gagal mengejar Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua,
sehingga menyebabkan batinnya terpukul hebat Karena itu,
dia membabi buta sembarangan melukai orang, dan akhirnya
diusir dari pintu perguruan. Lalu berangkat ke gunung salju,
menyendiri di sana hampir dua puluh tahun,
Luka hatinya itu, dapat diobati oleh cinta kasih Tam Goat
Hua, Hatinya yang telah beku mencair perlahan-lahan. Namun
siapa nyana, akhirnya terjadi perubahan yang mengandaskan
cintanya,
Perubahan tersebut merupakan suatu pukulan yang jauh
lebih hebat dari dua puluh tahun lampau. Dulu dia tidak
berhasil memperistri Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, namun
masih sadar bahwa cinta tidak bisa dipaksa untuk menghibur
dirinya sendiri Kini dia tahu Tam Goat Hua amat mencintainya,
Namun apa hendak dikata petaka telah mengubah segalanya.
Kalau dulu cuma dia seorang diri yang men-derita, kini
berdua dengan Tam Goat Hua.
Tadi dia melihat wajah gadis itu, Kalau tidak mati,
selamanya dia pasti hidup menyendiri di suatu tempat, tidak
akan memunculkan diri lagi
1259
Oleh karena itu, kedukaannya yang begitu hebat, bisa
dimaklumi jika akhirnya membangkitkan sifatnya yang dulu,
"He he he! saudara Tam, kau dan aku mempedulikan
semua orang, tapi siapa mempedulikanku?" ujarnya sambil
tertawa terkekeh-kekeh.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen amat berduka, Ditatapnya Tong
Hong Pek.
"Saudara Tong Hong. Orang yang mampu menahan
kedukaan sesungguhnya dialah yang disebut orang gagah!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendongakkan kepala
sambil tertawa terbahak-bahak, "Ha ha ha! Ha ha haa...."
Air matanya mengucur Dan begitu tawanya mereda, dia
berkata,
"Saudara Tani, aku tidak mau jadi orang gagah, aku hanya
ingin jadi orang biasa...."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.
"Saudara Tong Hong, urusan sudah jadi begini, kau terus
membiarkan dukamu juga tiada gunanya!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa aneh lagi,
"Siapa yang berduka? Apakah aku berduka?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyaksikan keadaan Tong Hong
Pek, seperti sudah memasuki jalan iblis, Bicaranya mirip orang
gila, membuat Tam Sen gugup. Kalau kedukaan dalam hatinya
1260
menyerang pikirannya sehingga jadi gila, siapa yang mampu
mengatasinya?
Lagipula dalam waktu singkat, Liok Ci Khim Mo akan
muncul Di pihak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen hanya ada tiga
orang yang harus bergabung melawannya. seandainya Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek jadi gila mendadak, sudah pasti
rimba persilatan tak tertolong lagi!
Karena itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera membentak
sengit
"Saudara Tong Hong, kalau kau jadi tidak karuan, apakah
Beng Tu Lo Jin gurumu yang di alam baka dapat tenang?
pikirkan baik-baik!"
Tong Hong Pek sudah ingin melempar kedua orang itu,
Namun ketika mendengar perkataan Tam Sen itu, dia jadi
tertegun.
Dulu ketika Beng Tu Lo Jin mengusirnya, sesungguhnya
dalam hati beliau amat berduka, Meninggalnya orang tua itu,
boleh dikatakan karena Tong Hong Pek.
Walau tiada seorangpun memberitahukannya tentang
kematian Beng Tu Lo Jin, namun Tong Hong Pek mengerti
dalam hati, Karena itu, dalam hati dia merasa amat berdosa
terhadap gurunya itu.
Maka setelah mendengar perkataan Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen, dia jadi tertegun. Lama sekali barulah dia menghela
nafas panjang.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung menarik nafas lega
melihat hal itu,
1261
"Saudara Tong Hong, lepaskan dulu kedua orang itu! Mari
kita berunding, Kau adalah ketua Go Bi Pai aliran tidak
menyucikan diri, apakah kau sampai hati menyaksikan
kehancuran Go Bi Pai yang amat terkenal ratusan tahun? Aku
tahu hatimu amat berduka, tapi jangan abaikan
mementingkan urusan besar ini!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghela nafas panjang
lagi, kemudian melepaskan kedua orang itu.
Dalam cengkeraman tangan Tong Hong Pek, nyawa
mereka berdua boleh dikatakan berada di ujung tanduk,
sewaktu-waktu bisa melayang,
Kini walau Tong Hong Pek telah melepaskan namun
mereka tahu kalau Tong Hong Pek ingin membunuh mereka.
Dan ini tidaklah sulit dilakukan-nya, Tidak heran wajah mereka
terus berubah tak menentu, Dan akhirnya mereka
memberanikan diri melesat pergi.
Akan tetapi, mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
menggerakkan sepasang tangannya menghadang mereka.
"Harap kalian berdua tunggu sebentar!"
Kedua orang itu langsung berhenti. Keangkuhan mereka
ketika baru tiba tadi entah sirna ke mana,
Salah seorang berkata dengan suara bergemetar.
"Kami ke mari atas perintah Liok Khim Mo. Kalian... kalian
mau bagaimana?"
"Kalian berdua tidak usah takut, aku tidak berniat jahat!"
1262
Bagian 27
Wajah kedua orang itu tampak ke merah-merahan.
"Kalau begitu, kenapa Anda menghadang kami, tidak
membiarkan kami turun gunung?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum lagi,
"Kalian berdua utusan Liok Ci Khim Mo. Kini para jago
rimba persilatan berada di ruang besar itu. Kalian berdua
belum usai bicara, maka tidak bisa pergi begitu saja?"
Kedua orang itu saling memandang.
"Menurut Anda, kami...."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa,
"Ketika kalian berdua tiba di sini, mengatakan Liok Ci Khim
Mo adalah Penguasa Rimba Persilatan. Kalian berdua adalah
utusan untuk menyampaikan pesannya, kenapa malah tidak
punya nyali masuk ke dalam?"
Wajah kedua orang itu bertambah merah oleh perkataan
Tam Sen yang bernada menyindir kemudian saling
memandang lagi, Setelah itu barulah melangkah ke dalam
ruang besar itu.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mengikuti mereka dari belakang, Tak lama sudah sampai
di dalam ruang besar
1263
Ketika Tam Sen berbicara dengan kedua orang itu, semua
orang yang di dalam ruang besar telah mendengarnya. Maka
ketika kedua orang itu masuk, semua memandang mereka
dengan dingin sekali, sehingga membuat kedua orang itu jadi
salah tingkah, tidak tahu harus bagaimana baiknya!
Liok Ci Khim Mo memang hebat, namun saat ini di ruang
besar berkumpul disitu banyak jago rimba persilatan Salah
seorang jago yang berada di situ, kalau menjulurkan tangan,
nyawa kedua orang itu pasti melayang, bagaimana mereka
berdua tidak ketakutan?
"Silakan duduk kalian berdua! Entah berada di mana Liok
Ci Khim Mo sekarang?" ujar Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
mempersilakan keduanya,
Begitu Tam Sen menyebut nama Liok Ci Khim Mo, nyali
kedua orang itu pun jadi besar lagi serentak mereka
menyahut.
"Berada di bawah Cing Yun Ling!"
Sahutan itu membuat air muka semua orang berubah.
Semua itu tidak terlepas dari mata kedua orangnya, sehingga
merasa bangga dalam hati, Namun mereka juga membatin,
walau kalian semua berkepandaian amat tinggi, siapa mampu
melawan Pat Liong Thian Im? setelah berkata dalam hati, nyali
kedua orang itu pun bertambah besar lagi, sikap mereka mulai
angkuh!
Tam Sen memberi isyarat kepada Tong Hong Pek dan Seh
Cing Hua, kemudian bertanya kepada kedua orang itu.
" Sebetulnya ada urusan apa, malam begini Liok Ci Khim
Mo datang di Cing Yun Ling Go Bi San?"
1264
"Liok Ci Khim Mo adalah Bu Lim Ci Cun, kini banyak jago
rimba persilatan berkumpul di sini, Maka Liok Ci Khim Mo
memberi perintah, selanjutnya berbuat apapun, harus ada
perintahnya!"
Ketika kedua orang mengatakan begitu, air muka semua
orang berubah, Terutama Lu Leng yang langsung membentak
"Kentut!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera mengibaskan tangannya,
agar Lu Leng diam saja. Setelah itu bertanya lagi kepada
kedua orang tersebut
"Bagaimana seandainya kami tidak mau menuruti perintah
nya?"
Kedua orang itu menyahut
"Membasmi semuanya dengan suara Pat Liong Thian Im!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum,
"Bagaimana kalau kami menuruti perintahnya?"
Kedua orang itu menyahut dengan dada terangkat sedikit
"Kalian semua harus berbaris sampai ke bawah gunung,
menyambut kedatangan Bu Lim Ci Cun Liok Ci Khim Mo!"
Seusai kedua orang itu bcrkata, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
segera bangkit berdiri
oooooooo
1265
Bab 58
Semua orang yang berada di ruang besar, menduga Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen pasti akan marah besar, bahkan
mungkin juga akan membunuh kedua orang itu.
Akan tetapi, justru sungguh di luar dugaan, Ternyata Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen berkata demikian
"Tidak salah apa yang kalian katakan, siapa mampu
melawan Pat Liong Thian Im? Liok Ci Khim Mo memang Bu
Lim Ci Cun, itu memang benar Nah, harap kalian berdua
mengantar kami pergi menemui Liok Ci Khim Mo!"
Apa yang dicetuskan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, tidak hanya
mencengangkan semua orang, bahkan kedua orang itu jadi
tertegun
"Apakah Tam Tocu akan mewakili semua orang?" tanya
utusan itu.
Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen baru mau menyahut,
mendadak si Walet Hijau tertawa dingin,
"Cit Sat Sin Kun, aku anggap kau adalah orang gagah,
tidak tahunya begitu rendah dan tak tahu malu! Kau mau
pergi menemui Bu Lim Ci Cun apa, pergi saja sendiri!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menoleh ke arahnya seraya
menatap si Walet Hijau.
"Yok Kun Sih, apakah kau tidak takut Pat Liong Thian Im
itu?"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih tertawa angkuh. "Takut apa?"
1266
Usai berkata, mendadak si Walet Hijau-Yok Kun Sih
mencelat ke atas, ilmu Ginkang Hui Yan Bun memang amat
terkenal lagipula dia memiliki Lweekang yang telah dilatihnya
puluhan tahun. Gerakannya begitu ringan dan sangat cepat
Setelah mencelat ke atas, dia melesat ke arah kedua orang
itu dengan kecepatan laksana kilat
Wajah kedua orang itu langsung berubah pucat Ketika
hendak mundur Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata keras.
"Jangan takut!"
Membungkukkan badannya sedikit, tangannya bergerak
mengeluarkan jurus Sam Sat Hwee Thian (Tiga Algojo
Menghadap Langit), salah satu jurus Cit Sat Sin Ciang,
mengarah pada si Walet Hijau-Yok Kun Sih,
Gerakan Yok Kun Sih dan Tam Sen amat cepat, ketika Yok
Kun Sih melesat ke sana, Tam Sen melancarkan jurus
serangan itu ke arahnya,
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih yang berada di udara, merasa
ada serangkum angin yang amat dahsyat mengarahnya.
Ketika melihat Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang melancarkan
pukulan itu, dia amat terkejut dalam hati, Siapa tidak tahu
akan kehebatan Cit Sat Sin Ciang?
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih tidak berani menyambut
pukulan itu.
Semua orang jadi tegang, terutama para murid Hui Yan
Bun, semuanya langsung bangkit berdiri.
1267
Namun di saat bersamaan, terdengar suara seruan
nyaring, ternyata Lu Leng yang berseru.
"Paman Tam, kenapa begitu?"
Di saat Lu Leng berseru, Toan Bok Ang murid kesayangan
si Walet Hijau-Yok Kun Sih, segera memandangnya dengan
penuh cinta kasih. itu terjadi dalam waktu sekejap, semua
orang langsung mendongakkan kepala, Mendadak si Walet
Hijau-Yok Kun Sih bersiul panjang, badannya mencelat ke atas
beberapa depa.
Setelah mencelat ke atas, kemudian berjungkir balik
beberapa kali dan melayang turun, Si Walet Hijau-Yok Kun Sih
dapat menghindari pukulan yang dilancarkan Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen, itu mengandalkan pada Ginkangnya yang amat
tinggi.
Betapa kagumnya para jago yang berada di situ, Membuat
mereka melupakan urusan Liok Ci Khim Mo. seketika bertepuk
sorak dengan rium gemuruh,
Setelah sepasang kaki menginjak lantai, si Walet Hijau-Yok
Kun Sih langsung membentak sengit.
“Tam Tocu, kau rela jadi budak Liok Ci Khim Mo?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut lantang.
Tahu gelagat adalah orang pintar! Yok Kun Sih, selain
kalian Hui Yan Bun, mungkin semua orang punya pikiran
sepertiku!"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih mendengus dingin,
1268
"Hmm!"
Ketika baru mau berkata, salah seorang Tongcu Hwa San
Pai sudah mendahului berkata lantang.
"Cousu ada perintah Para murid Hwa San kalau berani
meninggalkan ruangan besar ini, harus dibunuh!"
perintah itu ditujukan kepada para murid Hwa San Pai,
namun sesungguhnya justru menyatakan bahwa pihak Hwa
San Pai tidak tunduk terhadap Liok Ci Khim Mo.
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih dengan Liat Hwe Cousu, sama
sekali tiada kesan baik, tapi di saat ini Liat Hwe Cousu justru
memperlihatkan kegagahan-nya, sama sekali tidak
merendahkan derajat maupun kedudukannya, Karena itu, si
Walet Hijau-Yok Kun Sih jadi terkesan baik terhadapnya,
"Liat Hwe tua! Tak kusangka kau ternyata orang gagah!"
Liat Hwe Cousu memandang ke sana ke mari dengan
tajam, "Terimakasih!"
Setelah itu, Liat Hwe Cousu memejamkan mata-nya,
duduk tak bergerak di tempat.
Sementara itu Lu Leng justru emosi sekali.
"Paman Tam! Apakah Paman sungguh ingin bertekuk lutut
di hadapan Liok Ci Khim Mo itu?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak
1269
"Anak Leng, kau masih muda, mengerti apa? Cepat ikut
aku ke bawah gunung!"
"Aku tidak mau ikut!"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih menatapnya, lalu berseru,
"Bagus!"
Usai si Walet Hijau-Yok Kun Sih berseru begitu, terdengar
pula suara seorang gadis menyambung,
"Gagah dan punya pendirian!"
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih dan Lu Leng segera menoleh
ke arah suara itu. Ternyata Toan Bok Ang. Matanya beradu
dengan mata Lu Leng, seketika pipi gadis itu jadi kemerahmerahan,
cepat-cepat menundukkan wajahnya dalam-dalam,
Sementara Tam Ek Hui yang diam dari tadi, mendadak
maju dua langkah seraya berkata.
"Ayah! Nama ayah..!"
Sebelum Tam Ek Hui usai berkata, Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen sudah membentak sengit
"Tutup mulutmu! Kalau kau bersuara lagi, kau akan mati di
tanganku!"
Han Giok Shia menggenggam tangan Tam Ek Hui eraterat,
gadis itu berkata tegas,
"Paman Tam, pokoknya kami tidak mau turun ke bawah!"
1270
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa panjang,
"ltu urusan kalian! Adik Cing, saudara Tong Hong, mari
kita pergi menyambut Liok Ci Khim Mo!"
Semua orang menduga, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua pasti menolak. Namun justru
sungguh di luar dugaan semua orang, ternyata mereka berdua
mengangguk.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang kedua utusan Liok Ci
Khim Mo.
"Nah, harap kalian tunjuk jalan!"
Kedua orang itu langsung menuding semua orang yang
berada di ruang besar seraya berkata, Tam Tocu, mereka
semua tidak mau menuruti perintah, kenapa kau tidak mau
membereskan mereka dulu?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa,
"Aku yakin Liok Ci Khim Mo sudah tidak sabar menunggu,
lebih baik kita pergi menyambutnya ke mari du!u. Kalau harpa
sudah bunyi, mereka semua mau berlutut pun sudah
terlambat!"
Kedua orang itu manggut-manggut
"Tidak salah!" ucap salah satu dari mereka, Kemudian
keduanya membalikkan badan, lalu melangkah lebar
meninggalkan ruang besar itu.
1271
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing
Hua, dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen saling memberi isyarat,
kemudian mengikuti mereka dari belakang,
Baru saja mereka berlima keluar dari pintu, terdengar
suara seruan si Nabi Setan-Seng Ling,
"Tunggu sebentar!"
Si Nabi Setan-Seng Ling bangkit berdiri dia menarik
putranya seraya berkata pada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Kami ayah dan anak juga mau pergi menyambut Liok Ci
Khim Mo!"
Betapa dukanya dalam hati Lu Leng, Kedua orang yang
amat dihormatinya ternyata akan tertekuk lutut di hadapan
Liok Ci Kim Mo, Ditambah lagi barusan si Nabi Setan-Seng
Ling mengatakan begitu, sehingga membuatnya tidak dapat
bersabar lagi, pemuda itu membentak sambil maju selangkah
dan secepat itu pula menggerakkan jari telunjuknya
menyerang si Nabi Setan dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu
Jari Mengejutkan Langit).
Sebenarnya si Nabi Setan-Seng Ling saat itu belum juga
sembuh dari lukanya. Tentu saja tak mungkin dia punya
tenaga menangkis serangan itu? Maka ketika hendak berusaha
mengelak dari serangan Lu Leng, angin serangan itu sudah
menyambarnya. seketika pinggangnya terkena serangan itu, si
Nabi Setan-Seng Ling menjerit, dengan tubuh terhuyunghuyung
ke belakang dan roboh di lantai,
"Phui!" Lu Leng meludah, pertanda amat memandang
rendah kepadanya.
1272
Sementara Giok Bin Sin Kun dan lainnya sudah
meninggalkan ruang besar sehingga tiada seorang pun
mempedulikan si Nabi Setan-Seng Ling.
Mendadak Toan Bok Ang berseru nyaring,
"Bagus! Biar si Setan Tua itu tahu rasa! Tapi gurumu
sudah bergabung dengan Liok Ci Khim Mo, kenapa tadi Lu
siauhiap tidak turun tangan menghalanginya?"
"Kalau dia menyambut Liok Ci Khim Mo ke mari, aku tidak
mau mengakuinya sebagai guru lagi!"
Toan Bok Ang memang sudah terkesan baik terhadap Lu
Leng, ia kini tidak mempedulikan orang lain, yang penting
menarik perhatian pemuda yang telah mencuri hatinya itu,
Maka ketika mendengar Lu Leng menjawab begitu,
wajahnya berubah cerah berseri-seri, Namun saat hendak
membuka mulut untuk bicara lagi, si Walet Hijau-Yok Kun Sih
langsung membentak
"Anak Ang, tutup mulutmu !"
Toan Bok Ang diam seketika, tidak berani bicara apa-apa
lagi. Namun sepasang matanya tetap memandang Lu Leng.
sementara hati Lu Leng menjadi kacau dan tak karuan
mendapati Toan Bok Ang memandangnya dengan mata
berbinar-binar penuh diliputi cinta ka-sih?
Setelah Toan Bok Ang diam, ruang besar itu jadi hening.
Hati semua orang tercekam. Masing-masing diliputi
kegelisahan Kalau sampai Liok Ci Khim Mo muncul di tempat
ini, mungkin tiada seorang pun dapat meloloskan diri,
Meskipun Liat Hwe Cousu dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih
1273
berkepandaian amat tinggi, belum tentu dapat melawan Pat
Liong Thian Im.
Sui Cing siansu segera duduk bersila kemudian mulai
membaca doa dengan suara rendah. Suara doanya rendah,
namun kedengarannya amat sangat bersungguh-sungguh,
seperti sedang memberi kekuatan batin kepada semua orang,
Yang terdengar di dalam ruang besar itu hanya suara doa Sui
Cing Siansu, tidak terdengar suara lain, Semua orang
menunggu nasib yang menentukan mereka.
Sementara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua terus
mengikuti dua orang urusan Liok Ci Khim Mo menuju ke
bawah gunung, Tak seberapa lama setelah meninggalkan Cing
Yun Ling, mereka melihat ada sebuah kereta yang berhenti di
tengah jalan, Di bawah cahaya sinar bulan kereta itu tampak
gemerlapan.
Kereta itu ternyata dihiasi dengan berbagai macam batu
permata, sehingga bergemerlapan tertimpa sinar bulan, amat
menyilaukan mata!
Begitu melihat kereta itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
memperlambat langkahnya, kemudian mengibas-ngibaskan
tangannya ke arah Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua yang di
belakangnya.
Itu merupakan suatu isyarat, Tong Hong Pek dan Seh Cing
Hua. Yang satu adalah kawan baiknya, sedangkan yang satu
lagi istrinya, maka mereka berdua memahami sifat dan gerakgeriknya
Tong Hong Pek.
Ketika mereka mendengar pengakuan Cin Sat Sin Kun-
Tam Sen rela pergi menyambut kedatangan Liok Ci Khim Mo,
1274
mula-mula mereka sangat terkejut, namun kemudian
mengetahui juga maksud tujuannya.
Karena itu, ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengajak
mereka pergi menyambut Liok Ci Khim Mo, keduanya
langsung setuju.
Kini Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengibas-ngibaskan
tangannya ke belakang. Keduanya segera maju selangkah ke
sisi kiri dan kanannya, sekaligus menghimpun Lweekang
masing-masing.
Setelah berada di hadapan kereta mewah kedua orang
utusan tadi memberi hormat
"Di atas gunung hanya Tam Sen, Tong Hong Pek, dan Seh
Cing Hua yang datang menemui majikan!" kata mereka
memberitahukan.
sementara Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membentak sambil
menyingkir beberapa langkah. sedangkan Tong Hong Pek dan
Seh Cing Hua sudah maju sambil melancarkan pukulan.
Bersamaan dengan itu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga
melancarkan pukulan bergabung dengan serangan yang
dilancarkan Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua.
Tujuan ini hanya di dalam hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen,
Namun Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua rupanya
mengetahui tujuannya itu, Maka tanpa membuang-buang
waktu lagi, ketiganya segera menjalankan kerjasama dengan
baik sekali.
Gabungan ketiga macam tenaga itu dahsyat sekali, hingga
mampu menciptakan suara gemuruh hebat laksana gemba
bumi dan melesat ke arah kereta merah itu. Dua orang utusan
1275
tadi sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di belakang
mereka. Terkejut bukan kepalang ketika tahu-tahu kereta
merah itu sudah hancur berkeping-keping dan bahkan
tertumpas terbang ke segala arah, Laksana terhantam badai
dahsyat sekali
Begitu melihat pukulan gabungan itu berhasil, Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen langsung tertawa terbahak-bahak,
Akan tetapi, sebelum tawanya lenyap telah terdengar
suara tawa panjang di belakangnya.
"Aku tidak berada di dalam kereta! Kalian bertiga telah siasia
melancarkan serangan itu!"
Tiga orang itu mengira kalau Liok Ci Khim Mo berada di
dalam kereta, dan tentu saja sudah hancur berkeping-keping,
Namun ketika mendengar suara itu, barulah mereka tahu, Liok
Ci Khim Mo tidak berada di dalam kereta.
Cepat ketiganya membalikkan tubuh, seketika mereka
membelalak melihat sesosok tubuh manusia duduk di atas
sebuah batu. pakaiannya indah dan tampak mewah, namun
wajahnya sungguh menakutkan.
Di pangkuan orang itu terdapat sebuah harpa kuno
berbentuk aneh, yang talinya berjumlah delapan.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersentak kaget, Dan merasa
kenal pada orang itu, hanya benar-benar tak ingat di mana
pernah bertemu orang itu, Namun ketiganya tidak lama
tertegun seperti itu, karena kemudian ketiganya sama-sama
mengayunkan tangan masing-masing. Dan pada saat yang
sama orang itu juga menggerakkan jari tangan memetik tali
senar harpa di pangkuannya,
1276
Harpa tersebut berbunyi tiga kali, suaranya nyaring bukan
main! Tong Hong Pek, Tam Sen, dan Seh Cing Hua
berkepandaian amat tinggi, namun mereka merasa seperti
terpukul oleh palu yang ribuan kati beratnya.
Seketika pikiran mereka bertiga jadi kacau dan tanpa
sadar langsung mundur tiga larigkah, Yang membuat aneh
mereka lupa untuk melakukan serangan masing-masing,
Liok Ci Khim Mo tertawa aneh sambil menggerakkan
kembali jari tangannya, Kali ini harpa kedengaran seakan
membetot keluar sukma.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang merasakan adanya bahaya
maut mengancam tampak mengerutkan1 kening, Lalu segera
memerintahkan kedua kawannya,
"Cepat duduk bersila menenangkan hati!"
Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen membuka mulut, nada
harpa itu justru meninggi Dan inilah nada "Membunuh". Tam
Sen merasa ada ribuan kuda menyerang ke arahnya. Sesaat
matanya jadi gelap dan langsung jatuh duduk di tanah!
Sedangkan Tong Hong Pek dan Seh Cing Hua segera
duduk bersila menghimpun hawa murni untuk melawan Pat
Liong Thian Im.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang jatuh duduk terlihat
berguling-guling kesakitan Dirasakan ada ribuan senjata tajam
menusuk dan membacok dirinya, sehingga membuatnya
menjerit-jerit kesakitan
Namun karena Lweekangnya amat tinggi, tidak lama dia
berusaha mengendalikan diri dengan menghimpun hawa
1277
murni. Walau masih merasa kesakitan yang hebat tapi
kesadarannya tidak hilang sama sekali.
Dulu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen pernah dilukai Pat Liong
Thian Im. Apa yang dialaminya dulu tidak berbeda jauh
dengan sekarang, Hanya saja dulu, dia tidak melihat jelas
siapa pemetik harpa Pat Lion Thian Khim. Namun kini dia
melihat jelas, Ka!au dulu Liok Ci Khim Mo cuma melukainya,
kini kelihatannya ingin membunuh mereka bertiga.
Nada suara harpa itu makin lama makin meninggi. Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen merasakan mulutnya mengeluarkan sesuatu,
ternyata darah!
Begitu pula Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pck dan Tok Ciu
Lo Sat-Seh Cing Hua, mulut mereka sudah mengeluarkan
darah.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tahu, kalau tidak segera
menghentikan Pat Liong Thian Im itu, mereka bertiga pasti
celaka, Mumpung kini masih memiliki kesadaran, harus segera
bertindak. pikirannya tidak sabaran.
Berdasarkan sedikit kesadaran itu, dia ingin melukai Liok Ci
Khim Mo dengan menyelamatkan rimba persilatan Padahal kini
dia sudah jatuh duduk di tanah, Namun tujuan itu justru
membangkitkan semangatnya, sehingga dia masih dapat
melangkah beberapa depa.
Sayang, sebelum dia sempat melancarkan pukulan, suara
mendadak Pat Liong Thian Im semakin meninggi. Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen tampak tersentak kaget bukan main. Badannya
mencelat ke atas, kemudian melesat ke atas pohon. Dengan
cepat dia memukul pohon itu berkali-kati menggunakan
tenaga sepenuhnya.
1278
Wajah Liok Ci Khim Mo yang buruk itu, tidak
memperlihatkan ekspresi apa pun. Dia hanya menggerakkan
jari tangannya memetik tali senar harpa Pat Liong Khim itu,
sementara itu, di ruang besar tempat semua orang berkumpul
tetap hening seperti semula, hanya terdengar suara doa yang
dibacakan Sui Cing Siansu,
Ketika mendengar suara menggetarkan dari bawah
gunung, Sui Cing siansu terkejut bukan main, Berhentilah ia
membaca doa sambil membuka mata-nya.
"Siancai! Siancai! Kita semua telah salah menilai mereka
bertiga!" serunya begitu menyadari apa yang terjadi di lembah
sana.
Semua orang juga mendengar suara tersebut, maka
mereka pun tahu pasti Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah
menggabungkan tenaga sakti masing-masing dan bertarung
dengan Liok Ci Khim Mo.
"Aku tahu Tam Tocu bukan orang semacam itu!" timpal si
Walet Hijau-Yok Kun Sih.
Sui Cing Siansu bangkit berdiri sambil mengedarkan
pandangan kepada orang-orang,
"Kita tidak boleh membiarkan mereka bertiga melawan
Liok Ci Khim Mo!"
Liat Hwe Cousu dan Yok Kun Sih juga ikut bangkit berdiri
sementara bersamaan dengan itu pula, suara Pat Liong Thian
Im sudah mengalun sampai di ruang besar itu!
1279
Walau suara itu sudah agak lemah namun beberapa orang
yang Lweekangnya masih dangkal, seketika berubah pucat
pias,
"Siancai! Siancai!" Sui Cing siansu berteriak, kemudian
mendadak menerjang keluar
"Siansu, ke sana sekarang juga tiada artinya!" seru Liat
Hwe Cousu,
Sui Cing Siansu menyadari makin mendekati Pat Liong
Thian Im, makin membahayakan nyawa,
Kalau Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua bertiga tidak
dapat bertahan menghadapi Pat Liong Thian Im, Sui Cing
Siansu memang tiada artinya. Apa yang dikatakan Liat Hwe
Cousu amat masuk akal, Karena iiu, Sui Cing Siansu segera
kembali ke ruang besar
"Menurut Cousu, harus bagaimana?" tanyanya kepada Liat
Hwe Cousu,
Liat Hwe Cousu perlahan-Iahan bangkit berdiri, menghela
nafas panjang seraya berkata. "Kita tetap duduk di sini, Liok Ci
Khim Mo pasti ke mari Tapi kaum muda, harus segera
menyingkir ke belakang gunung, menghindari petaka!"
Biasanya Liat Hwe Cousu amat angkuh dan tidak punya
perasaan sehingga banyak kaum rimba persilatan
membencinya, Namun kali ini apa yang dikatakannya, justru
membuat semua merasa heran.
1280
"Siancai! Siancai! Aku memang sudah pasrah, bagaimana
kalau Cousu memimpin para kaum muda menyingkir ke
belakang gunung untuk sementara?" pinta Sui Cing Sian&u,
Liat Hwe Cousu membeliak marah mendengar saran Sui
Cing Siansu.
"Siansu, kau kira aku takut mati? Haruskah kau
mengatakan begitu?" sebelum Sui Cing Siansu menyahut, si
Walet Hijau-Yok Kun Sih sudah menyela.
"Sudahlah, jangan ribut! Kita menuruti perkataan Liat Hwe
Cousu saja! Ah Ang, kau pimpin semua murid Hui Yan Bun
meninggalkan tempat ini melalui belakang gunung, jangan
lupa, gurumu mati di tangan Liok Ci Khim Mo!"
Perkataan itu membuktikan bahwa si Walet Hijau-Yok Kun
Sih tidak takut mati, Hal itu membuat semua orang jadi
kagum.
Seketika para tokoh tua langsung bangkit berdiri,
menyuruh murid-murid mereka pergi melalui belakang
gunung,
Lu Leng maju ke hadapan Sui Cing Siansu, lalu berkata
dengan tegas.
"Supek, aku tidak mau mundur!"
Wajah Sui Cing Siansu tertegun, wajahnya berubah
menatap Lu Leng,
"Anak Leng, kau harus tahu! Yang tinggal di sini semuanya
sudah berbau tanah. Kalau pun tidak mati sekarang, kelak
pasti akan mati pula, Kau masih muda dan punya tanggung
1281
jawab untuk membasmi Liok Ci Khim Mo, bagaimana mungkin
menunggu mati di sini?"
Lu Leng termangu-mangu di tempat
"Daripada kita menunggu di sini, lebih baik pergi ke bawah
gunung membantu mereka bertiga!" seru Liat Hwe Cousu
dengan suara lantang,
Sui Cing Siansu menganggukkan kepala,
"Baik!"
Salah seorang Tongcu langsung membawa obor besar
Maka kemudian mereka langsung berangkat menuju ke bawah
gunung,
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih juga melesat pergi seraya
berseru,
"Liat Hwe tua, jangan bertindak sendiri!"
Sui Cing Siansu dan puluhan pesilat ulung lainnya segera
melesat menyusul mereka menuju ke bawah gunung, sekejap
saja tubuh mereka sudah tidak kelihatan, ditelan malam.
Kini di ruang besar hanya tertinggal sekitar empat puluh
orang, semua terdiri dari kaum muda.
Lu Leng memandang mereka, kemudian menghela nafas
panjang,
"Para Cianpwee kita sudah turun ke bawah sana untuk
menghadapi Liok Ci Khim Mo. Kita... kita harus turuti saran
1282
mereka. Para saudara seperguruan, cepat berkumpul, kita
mundur melalui belakang gunung!" ujar Lu Leng kepada para
murid itu.
Akan tetapi, para kaum muda itu justru saling
memandang. Siapa pun tidak ada yang menunjukkan bersedia
mengikuti ajakan Lu Leng. Melihat hal itu Lu Leng merasa
gugup dan serba salah.
“Kalau tidak mau mundur, kita semua akan tertimpa
petaka!"
Maka belasan orang mulai meninggalkan ruang besar itu
melalui pintu belakang, Lu Leng menyuruh salah seorang
saudara seperguruannya menjadi penunjuk jalan,
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia mendekatinya.
"Adik Leng, kami berangkat belakangan saja!"
Lu Leng manggut-manggut Saat itu mendadak terdengar
suara seruan seorang gadis dengan nyaring.
"Aku pun akan pergi belakangan!"
Lu Leng menoleh, ternyata yang berseru itu Toan Bok
Ang.
Mereka berempat berdiri di situ Tak seberapa lama para
kaum muda lain sudah meninggalkan ruang besar.
Kini ruang besar tinggal mereka berempat dan si Nabi
Setan serta puteranya yang terluka. Mereka berempat saling
memandang. Masing-masing merasa tercekam oleh
ketegangan
1283
Pat Liong Thian Im memang tidak dapat dilawan, Guru
mereka saja pergi ke bawah gunung tanpa membawa harapan
bisa hidup menghadapi Liok Ci Khim Mo, apalagi kaum muda
yang ilmu mereka jelas masih berada di bawah para gurunya
itu.
Tam Ek Hui menghela nafas panjang, dia memandang Lu
Leng,
"Adik Leng, kita pun harus segera mundur!" ujarnya
tampak tegang dan panik.
Lu Leng berkertak gigi hingga berbunyi gemeretukan.
"Liok Ci Khim Mo itu adalah musuh besarku, kini tahu dia
berada di bawah gunung, Kita harus kabur! Kalau tidak mati,
jadi orang pun sudah tiada arti nya!"
Tam Ek Hui tahu, ketika terdengar suara ledakan dahsyat
di bawah gunung, kemudian terdengar pula suara harpa, itu
membuktikan bahwa kedua orang-tuanya dan Tong Hong Pek
berada dalam bahaya, Bagaimana hatinya tidak kacau dan
mendendam pada Liok Ci Khim Mo?
Oleh karena itu, ketika mendengar perkataan Lu Leng,
wajahnya tampak murung sekali dan membungkam perkataan
Lu Leng justru membangkitkan kegusaran Han Giok Shia.
"Ayahku juga mati di tangan Liok Ci Khim Mo. Kita
menahan penghinaan mencuri hidup, apakah ada artinya?"
Sifat Han Giok Shia bagaikan api menyala, Tidak aneh
kalau dia mengatakan hal seperti itu.
1284
Toan Bok Ang sesungguhnya tidak begitu kenal dengan
mereka bertiga, Namun karena ingin tetap bersama Lu Leng,
maka gadis itu tidak mau pergi bersama para murid Hui Yan
Bun.
Ketika mendengar pembicaraan ketiga murid ini, Toan Bok
Ang tahu mereka bertiga tidak berniat mundur Namun ia
bukanlah orang yang takut mati, sebaliknya justru suka
menimbulkan gara-gara. Tapi tentu saja dirinya tidak akan
bertindak ceroboh. Oleh karena itu dia memandang mereka
bertiga sambil menghela nafas panjang dan berkata,
"Kalian bertiga punya dendam pada Liok Ci Khim Mo.
Dengar, aku yang tidak punya dendam dengannya saja tetap
berniat membasminya! Akan tetapi, apa yang dikatakan Sui
Cing siansu memang benar, jika sekarang kita ikut turun ke
bawah gunung itu sama saja mengantarkan nyawa!"
Wajah Han Giok Shia memerah, gadis itu menyahut sengit.
"Manusia hidup hanya puluhan tahun, siapa yang tidak
akan mati?"
"Aku tidak takut mati," sahut Toan Bok Ang bernada
dingin, "Aku hanya tak ingin mati sia-sia!"
Apa yang dikatakan gadis itu, memang masuk akal dan
membuktikannya tidak mau bertindak ceroboh. Tam Ek Hui
dan Lu Leng jadi tertegun karenanya. Akhirnya mereka diam
saja, Hal itu membuat Han Giok Shia tidak senang.
"Apa maksudmu dengan mati sia-sia?" tanya Han Giok
Shia,
Toan Bok Ang tersenyum, tapi segera menjelaskan
1285
"Nona Han, apakah kita berempat dapat dibandingkan
dengan Tong Hong Pek, Tam Tocu suami isteri dan Liat Hwe
Cousu?" "Han Giok Shia menyahut lantang,
"Biar bagaimanapun aku tidak sudi menyingkir karena
kemunculan musuh besar itu! Daripada harus menerima
penghinaan, lebih baik aku mati tanpa tercela!"
Usai berkata begitu, Han Giok Shia mengeluarkan senjata
andalannya, Liat Hwe Soh Sim Lun. Toan Bok Ang memang
tidak punya hubungan apa-apa dengan Han Giok Shia, namun
ketika melihatnya tidak mau mendengar nasihat baiknya,
gadis tersebut pun jadi agak gusar.
Han Giok Shia melanjutkan dengan wajah merah padam.
"Aku sendiri yang rela pergi mengantar mati, Kalian tidak
ikut tidak apa-apa, tapi jangan mencegahku!"
Mendadak gadis itu berkelebat Ternyata dia telah melesat
ke arah pintu.
"Giok Shia, tunggu aku!" teriak Tam Ek Hui yang merasa
terkejut
Han Giok Shia tidak berhenti, hanya menyahut.
"Kau seorang diri ikut aku!"
Tam Ek Hui bergerak melesat ke arah pintu, sedangkan
ketika Han Giok Shia sampai di luar pintu, mendadak melihat
sosok bayangan dari luar menerjang ke dalam.
Gerakan orang itu amal cepat dan tidak menimbulkan
suara sedikit pun, bagaikan bayangan setan?
1286
Han Giok Shia terkejut melihat kedatangan orang itu.
"Siapa?" bentaknya dengan mata tajam. Dan secepat itu
pula dia mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun, mengeluarkan
jurus Yah" Hwe Sion Thiari (Api Liar Membakar Langit),
Terjangan orang itu, seharusnya bertubrukan dengan Han
Giok Shia, Sebab laksana kilat gerakan gadis itu melancarkan
serangan: Tidak mungkin serangannya akan meleset.
Namun sungguh di luar dugaan, ternyata dengan gerakan
tak kalah cepat orang itu mencelat ke belakang beberapa
depa, Kecepatan gerakannya bagaikan kilat, hingga sulit
diikuti dengan pandangan mata.
Bukan main terkejutnya Han Giok Shia, melihat yang
menerjang dirinya bukan sosok tubuh manusia, melainkan
segumpalan asap tebal
Han Giok Shia tertegun lama sekali, dengan mata
membelalak heran.
"Siapa?" bentaknya lagi penuh kegeraman menatap ke
arah sosok orang itu yang dengan cepat telah melesat pergi,
kemudian menghilang di tempat yang gelap.
Tam Ek Hui cepat-cepat melesat ke sana, tapi tidak
melihat apa pun. Dia membalikkan badannya memandang Han
Giok Shia, gadis itu pun memandangnya, mereka berdua lalu
tersenyum getir! Sesaat kemudian keduanya bergandengan
tangan sambil melesat ke bawah gunung.
Lu Leng tertegun di ruang besar ketika melihat mereka
berdua pergi Dan mendadak dia menghentakkan kakinya.
1287
"Krak!" Lantai yang terhempas kakinya pecah seketika,
Toan Bok Ang yang berdiri di sisinya, melihat kalau
wajahnya mencerminkan kebulatan hatinya, Rupanya dia
sudah tahu apa yang terkandung dalam hati pemuda itu,
Dia menghela nafas panjang, memandang Lu Leng yang
masih tampak tertegun
"Lu Siauhiap, kau juga mau ke bawah gunung?" tanyanya,
Lu Leng berkertak gigi, lalu menyahut dengan suara pelan,
"Benar kata Nona Han, daripada harus menerima
penghinaan lebih baik mati tanpa tercela!"
"Lu Siauhiap, aku ikut kau!" ujar Toan Bok Ang dengan
suara rendah.
Lu Leng sudah mau melesat pergi. Namun ketika
mendengar perkataan gadis itu, dia jadi tertegun dan
terheran-heran.
"Liok Ci Khim Mo tidak punya dendam denganmu kenapa
kau ingin mengantar kematian?"
Wajah Toan Bok Ang terdiam. wajahnya tampak kemerahmerahan.
Hal itu tentu tidak terlepas dari mata Lu Leng,
sehingga hati pemuda itu merasa tidak enak.
Setelah mengalami kejadian bersama Tam Goat Hua, Lu
Leng sudah tidak mau memikirkan tentang cinta lagi Dia
memang amat mencintai Tam Goat Hua, Kini persoalan telah
berubah kacau. Namun begitu, dalam hatinya tetap mencintai
Tam Goat Hua.
1288
* * * *
Bab 59
Seandainya-tidak terjadi suatu perubahan apapun, dengan
lancar Tam Goat Hua menikah dengan Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek. Seumur hidup Lu Leng tidak mau membicarakan
soal cinta lagi!
Oleh karena itu, walau dia sudah melihat apa yang
terkandung dalam hati Toan Bok Ang, namun dia justru purapura
tidak mengetahuinya.
"Gurumu telah ke bawah gunung, mati atau hidup sutit
dipastikan Tanggung jawab terhadap Hui Yan Bun berada di
pundakmu Bagaimana jika kau ikut aku ke sana?"
Usai berkata begitu, Lu Leng segera melesat pergi,
Wajah Toan Bok Ang tampak kecewa, tapi gadis itu pun
melesat mengikutinya dari belakang,
Lu Leng merasa ada serangkum angin di belakangnya, Dia
tahu gadis itu pasti mengikutinya, Tiba-tiba dia mengayunkan
tangannya ke belakang.
Dia tidak bermaksud melukai Toan Bok Ang, hanya
mencegahnya agar tak ikut ke bawah gunung, Karenanya dia
hanya melancarkan pukulan biasa, tidak menggunakan Kim
Kong Sin Ci.
Toan Bok Ang terhadang oleh pukulan itu, maka jadi
terlambat sementara itu Lu Leng sudah melesat pergi. Pemuda
itu terus berlari meninggalkan Toan Bok Ang, Namun
mendadak saja dikejutkan oleh berkelebatnya sesosok
1289
bayangan di depannya, Gerakannya begitu cepat dan ringan
hingga tak menimbulkan suara sedikit pun, . Tadi ketika Han
Giok Shia berada di luar pintu, juga dihadang oleh bayangan
ini
Dan Lu Leng melihatnya. Kini bayangan itu muncul lagi,
bahkan menerjang ke arahnya, .. Maka tanpa pikir lagi dia
melancarkan serangan dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu
jari Mengejutkan Langit). Namun ternyata orang itu mampu
mengelak dengan cepat.
Lu Leng melihat bayangan itu seperti segulung asap. Dia
mencelat mundur beberapa depa, kemudian berdiri tegap,
Orang itu kurus pendek tapi tak terlibat wajahnya,
Lu Leng segera membentak lantang, "Siapa?!"
Yang mengherankan sikap orang itu tampak seperti
ketakutan.
"Apakah Anda Lu Siauhiap?"
Pertanyaan tersebut amat mencengangkan Lu Leng,
karena Ginkang orang itu masih diatas si Walet Hijau-Yok Kun
Sih. Dia pasti berkepandaian amat tinggi, tapi kenapa sikapnya
tampak ketakutan? Lu Leng sungguh tak mengerti
Setelah tercengang sejenak, Lu Leng menyahut.
"Tidak salah, aku memang Lu Leng! Ada urusan apa pun,
kau tidak perlu cari aku, sebab saat ini aku sudah mau menuju
ke akhirat, Aku tidak akan mengurusi hal lain!"
1290
Orang itu tampak terkejut, badannya bergerak dan tahutahu
sudah berada di sisi Lu Leng, Gerakan begitu cepat dan
ringan Sangat mengagumkan
Kini Lu Leng baru melihat jelas orang tersebut Berusia
sekitar dua puluh lima tahun, namun wajahnya buruk sekali.
Baru lah sekarang Lu Leng tersadar.
"Oh! Kalau tidak salah, kau bernama Oey Sim Tit, kan?"
Lu Leng pernah mendengar tentang si Budak Setan dari
Tam Goat Hua, maka ketika melihat orang itu, langsung
menyebut namanya, Hal itu membuat wajah Oey Sim Tit yang
buruk berubah kemerah-merahan,
"Betul! Aku Oey Sim Tit. Oh ya, apakah Nona Tam sudah
jadi pengantin?"
Lu Leng tertegun mendengar pertanyaan tersebut
sehingga terbelalak
Oey Sim Tit berkata lagi dengan suara rendah.
"Aaah! Aku amat merindukannya, Aku ingin sekali
menemuinya, tapi tidak berani."
Lu Leng tercengang.
"Sobat Oey, kau tidak tahu apa yang telah terjadi
rupanya!"
Kini justru Oey Sim Tit yang jadi tertegun
1291
"Aku bersembunyi di bawah See Thian Hong selama dua
hari. Kini baru punya keberanian ke mari. Apa yang telah
terjadi?"
Lu Leng cuma menghela nafas panjang, Seakan tengah
bermimpi buruk, Tidak sampai setengah malam, telah terjadi
banyak perubahan, Hal ini tidak bisa begitu saja
diceritakannya dengan hanya beberapa patah kata,
"Sobat Oey, perubahan yang terjadi setengah malam ini
rasanya terlalu panjang untuk diceritakan. Kini Liok Ci Khim
Mo sudah datang. Apakah kau tidak mendengar suara Pat
Liong Thian Im?"
Oey Sim Tit terdiam Dia menganggukkan kepalanya pelan.
"Aku mendengar suara harpa. itulah sebabnya aku keluar
dari tempat persembunyian. Di mana Nona Tam?" tanyanya
kemudian, tampak penasaran sekali.
Hati Lu Leng terasa pedih sekali. Dia tidak mempedulikan
Oey Sim Tit lagi, dan langsung melesat pergi, Toan Bok Ang
pun ikut melesat pergi mengikutinya dari belakang. Gadis itu
terlambat selangkah sementara Oey Sim Tit melongok ke
dalam ruang besar. seketika dia mengeluarkan suara sambil
menggetarkan kepala.
"Tuan penolong Seng, kau juga berada di sini?" bentaknya
terkejut.
Si Nabi Setan-Seng Ling mendongakkan kepala,
"Budak Setan, ternyata kau! Bagus! Bagus...!"
1292
Toan Bok Ang mendengar jelas suara dari Nabi Setan-Seng
Ling itu, namun tidak tahu apa maksud-nya. Gadis itu cuma
ingin mengejar Lu Leng, tiada waktu mempedulikan mereka,
Lu Leng yang terus melesat sekarang sudah turun dari See
Thian Hong, sementara Toan Bok Ang juga sudah sampai di
belakangnya, Lu Leng menoleh ke arahnya sambil
menggeleng-gelengkan kepala,
"Nona Toan, untuk apa kau menyusahkan diri sendiri?"
"Kau tidak usah mempedulikanku!" sahut Toan Bok Ang
dengan ketus,
Mereka berbicara, namun kaki tidak berhenti, terus berlari
ke bawah gunung. sehingga tak berapa lama kemudian, suara
Pat Liong Thian Im sudah terdengar jelas, Diam-diam Lu Leng
menghela nafas panjang, kemudian menghentikan
langkahnya,
"Nona Toan, kau sudah dengar?"
Lweekang Toan Bok Ang sudah di bawah Lu Leng, Ketika
mendengar suara harpa itu, seketika pikirannya jadi kacaubalau,
Gadis itu mendekati Lu Leng, wajahnya tampak pucat pias
dan gelagapan
"Sungguh hebat Pat Liong Thian Im itu." gumamnya
sambil menggelengkan kepala,
"Pat Liong Thian Im itu sebenarnya merupakan sebuah
ilmu silat yang menyerang hati dan pikiran. Sejak dahulu
1293
hingga kini, tiada seorang pun dapat melawan Pat Liong Thian
Im. Karena itu, Nona Toan, cepatlah kau pergi!"
Semakin Lu Leng menyuruhnya pergi, gadis itu justru
merasa Lu Leng semakin memperhatikannya, sehingga
membuatnya enggan pisah darinya,
Toan Bok Ang mengeleng-gelengkan kepala,
"Aku tidak mau pergi!" sahutnya, Kemudian diam-diam ia
mengerahkan Lweekangnya melawan Pat Liong Thian Im.
Namun nafasnya terdengar sudah mulai memburu.
Lu Leng tahu, sebelum sampai di sana Toan Bok Ang pasti
sudah terluka parah. Jadi sebenarnya tak ada gunanya dia ikut
bersamanya menuju ke tempat itu,
Ketika Toan Bok Ang menyahut begitu, dalam hati Lu Leng
sudah punya suatu ide Maka mendadak saja dia menyerang
gadis itu dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang Puncak
Menembus Awan), Namun agaknya dia tidak ingin
mengerahkan Lweekang Kim Kong Sin Ci itu,
Meskipun begitu, jurus tersebut sangat dahsyat jari
telunjuknya tampak mengarah ke jalan darah di bahu gadis
itu,
Siapa nyana, Toan Bok Ang ternyata seorang gadis yang
cerdas, Dia sudah menduga, Lu Leng pasti akan turun tangan
terhadapnya dengan cara menotok jalan darahnya agar dia
tidak bisa ikut.
Dengan gerakan yang sangat cepat dia mengelakkan
serangan Lu Leng itu, Lu Leng yang tak menduga
serangannya berhasil dielakkan, cepat maju selangkah
1294
sekaligus melancarkan serangan lagi dengan jurus Soat Hua
Liok Cut (Bunga Salju Berterbangan).
Sebuah jurus keenam dari Kim Kong Sin Ci, yang jauh
lebih hebat dan dahsyat dari jurus pertamanya tadi.
Toan Bok Ang melihat begitu banyak bayangan jari
telunjuk mengarahnya, Namun dengan cepat ia mencelat ke
belakang, sayang sudah tidak keburu lagi, jalan darah Tay Pai
Hiat di pinggangnya sudah tertotok, sehingga membuat
badannya tidak bisa bergerak:
Lu Leng tahu, kalau Toan Bok Ang tetap berada di situ
pasti akan celaka oleh Pat Liong Thian Im yang terus
terdengar mengalun
Karena itu, dia segera membopong Toan Bok Ang ke atas
Cing Yun Ling. Ketika dibopong, hati gadis itu pun berbungabunga
dan merasa nyaman sekali.
Akan tetapi, Toan Bok Ang juga merasa berduka, karena
tidak lama lagi Lu Leng pasti menurun kan nya lagi,
sedangkan Lu Leng akan pergi cari mati.
Bopongan itu dianggapnya sebagai bopongan perpisahan
Namun Toan Bok Ang tidak bisa bergerak Mulutnya kelu tidak
bisa bersuara, Hanya air matanya yang terus meleleh. Sedih
dan rasa haru tak bisa dikatakannya.
Lu Leng mengetahui kalau gadis itu menangis, namun
rupanya dia pura-pura tidak melihatnya,
Tak lama dia sudah sampai di Cing Yun Ling, pemuda itu
meletakkan Toan Bok Ang di dalam sebuah goa.
Dipandangnya sejenak gadis itu, lalu menghela nafas panjang.
1295
"Aaaah! Nona Toan, aku tahu apa yang ada dalam hatimu.
Tapi apa yang terjadi malam ini, kau pun telah
menyaksikannya, Aku harap... kau jangan berkata aku terlalu
tega terhadapmu!"
Berkata sampai di situ, air mata Lu Leng pun meleleh.
Kemudian dibalikkan badannya dan segera melesat pergi.
Toan Bok Ang membelalakkan mata melihat Lu Leng
meninggalkannya, entah bagaimana rasanya dalam hati.
Setelah Lu Leng tidak kelihatan, Toan Bok Ang mulai
mengerahkan Lweekangnya untuk membuka jalan darahnya
yang tertotok
Akan tetapi, walau Toan Bok Ang berusaha beberapa kali,
tampaknya tetap tidak bisa membuka jalan darahnya yang
tertotok Kini dia berada di dalam goa, suara Pat Liong Thian
Im sudah tidak begitu terdengar lagi. Meski begitu, dia tak
bisa menepiskan rasa gugup dan panik dalam hatinya.
Berselang beberapa saat, gadis itu mendengar suara si
Nabi Setan-Seng Ling,
"Budak Setan, kau sendiri yang pergi! Lukaku amat parah,
tidak dapat bertahan Kalau terus turun aku pasti mati." ujar
Budak Setan Oey Sim Tim.
"Tuan penolong, Liok Ci Khim Mo mencariku. sebetulnya
ada urusan apa?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menarik nafas beberapa kali.
"Aku pun tidak tahu, Ketika bertemu denganku dia justru
menanyakan apakah di dalam istana Setan terdapat seseorang
1296
yang memiliki Busur Api? Aku menjawab sejujurnya, maka dia
menyuruhku agar mencarimu."
Mereka berdua sudah sampai di depan goa tempat Toan
Bok Ang berada. Gadis itu memandang keluar Ternyata putra
si Nabi Setan juga berada di situ, Mereka bertiga berdiri di
depan goa itu.
Toan Bok Ang terkejut bukan main. Dia berharap si Nabi
Setan-Seng Ling jangan memasuki goa, Si Nabi Setan-Seng
Ling sudah terluka parah, jadi tidak bisa berbuat apa-apa
terhadap dirinya. Namun putranya yang hanya buntung
sebelah tangannya, kalau ingin mencelakai Toan Bok Ang,
masih dapat melakukannya.
Dalam kepanikan dan gugup gadis itu berusaha tetap
mendengar pembicaraan mereka dengan penuh perhatian.
"Tuan penolong, Pat Liong Thian ini itu sangat dahsyat
Sebelum aku mendekatinya, aku pasti akan terluka!" ujar
Budak Setan-Oey Sim Tit,
Sou Mia Su Seng Bou menyela,
"Liok Ci Khim Mo mau menerimamu, tapi jangan khawatir
dia tidak akan mencelakaimu Kau boleh berlega hati ke sana."
Budak Setan-Oey Sim Tit tampak tercenung seperti
memikirkan sesuatu.
"Kini sudah larut malam, bagaimana dia tahu aku akan ke
sana?"
Si Nabi Setan-Seng Ling berpikir sejenak, setelah itu
berkata.
1297
"Aku punya akal!"
"Ayah punya akal apa, cepat katakan! Kalau Budak Setan
bertemu Liok Ci Khim Mo, kita pun bisa melampiaskan
kedongkolan hati kita!" ujar Sou Mia Su.
Si Nabi Setan-Seng Ling manggut-manggut.
"Liok Ci Khim Mo ingin mencari orang yang memiliki Busur
Api. Tentu dia tahu asal-usul pemilik Busur Api itu. setelah kau
sampai di tempat yang sudah tidak dapat bertahan,
gunakanlah busur itu untuk memanah! Begitu dia mendengar
suara busur itu, dia pasti tahu bahwa kau sudah datang!"
Budak Setan-Oey Sim Tit berpikir sejenak, lalu
mengangguk
"Baik!"
Si Nabi Setan-Seng Ling menambahkan
"Setelah bertemu Liok Ci Khim Mo, jangan lupa
menyinggung kami, Iho!"
Budak Setan-Oey Sim Tit mengangguk lagi, kemudian
melesat pergi laksana kilat
Si Nabi Setan-Seng Ling dan putranya berdiri sejenak di
depan goa. Namun kemudian mereka berdua melangkah ke
dalam goa.
Melihat kedua orang itu masuk, seketika Toan Bok Ang
jadi tegang, Cepat-cepat dikerahkan Lwee-kangnya untuk
membuka jalan darahnya yang masih tertotok. Namun tetap
1298
tidak berhasil. Hal itu membuat Toan Bok Ang semakin gugup
dan panik.
Si Nabi Setan-Seng Ling dan putranya duduk, sekitar dua
depa dari mulut goa.
Goa itu amat gelap, sehingga si Nabi Setan-Seng Ling dan
putranya tidak melihat Toan Bok Ang tergeletak tak jauh dari
tempat mereka berada.
Sedangkan gadis itu berusaha menahan nafas. Terdengar
suara helaan nafas si Nabi Setan-Seng Ling,
"Aaaah! Tak kusangka diriku begitu terkenal Tapi aku
nyaris mati di Cing Yun Ling!"
Sou Mia Su berkertak gigi dan berkata.
"Orang membalas dendam, sepuluh tahun pun belum
terlambat. Kalau kita memperoleh bantuan Liok Ci Khim Mo,
tidak usah takut dendam tidak terbalas!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa dingin,
"Kita diam saja di sini, Kalau suara harpa itu berhenti,
mereka semua pasti sudah mampus!"
Sou Mia Su Seng Bou kelihatan kurang percaya.
"Ayah, betulkah Pat Liong Thian Im begitu hebat?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menyahut
1299
"Itu sudah pasti, Pat Liong Thian Im itu ilmu tingkat tinggi
yang mampu menyerang hati dan pikiran orang. sehingga
pihak lawan dapat terpengaruh semua!"
"Bagaimana kalau dibandingkan dengan ilmu katapun
Setan yang kita miliki itu?"
Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas panjang
"Seperti kunang-kunang dibandingkan dengan cahaya
matahari!"
Sejauh itu, si Nabi Setan-Seng Ling belum mengetahui
akan keberadaan orang lain di tempat itu.
Toan Bok Ang nyaris tertawa, mendengar Sou Mia Su Seng
Bou yang membandingkan kalapan Setan dengan Pat Liong
Thian Im!
Sou Mia Su manggut-manggut. Diam-diam merasa kagum
akan kehebatan Liok Ci Khim Mo yang memiliki senjata sakti
berupa harpa,
"Cepatlah kau keluarkan barang itu!" ujar Setan-Seng Ling
setelah keduanya terdiam beberapa saat lamanya.
Sou Mia Su Seng Bou terkejut,
"Ayah, barang itu sangat berbahaya, Bagaimana mungkin
kita keluarkan di sini?"
Si Nabi Setan Seng Ling membentak
1300
"Kau tahu apa? Barang itu khusus untuk menghisap hawa
mayat, Dia memiliki sebuah mutiara yang dapat menambah
Lweekangku sepuluh tahun latihan! Kalau aku menelan
mutiara itu, lukaku akan cepat sembuh!"
Toan Bok Ang tidak tahu apa yang dibicarakan mereka.
Namun mendengar sampai di situ, dia menduga yang
dimaksudkan kedua orang itu pasti Kura-Kura Mayat.
Ternyata begitu, nenek setan itu telah melupakan itu,
sehingga kitalah yang memperoleh keuntungan!" ujar Sou Mia
Su Seng Bou sambil manggut-manggut.
"Cepat tuangkan arak yang kuberikan tadi. Kalau binatang
aneh itu keluar dari tabung bambu, pasti akan minum arak itu,
dan tentu akan membuatnya tak mampu bergerak Maka kita
boleh membelah perutnya untuk mengambil mutiara itu!"
Sou Mia Su menurut begitu saja, Tak lama Kura-Kura
Mayat itu sudah mabuk, tak mampu bergerak lagi dan bahkan
terlentang lemas,
Sou Mia Su Seng Bou segera mengeluarkan sebuah belati,
lalu dibelahnya perut binatang aneh itu, Kemudian dari dalam
perut binatang aneh itu meloncat keluar suatu benda,
bergelinding dekat perut Toan Bok Ang.
Toan Bok Ang keheranan, karena ada suatu benda yang
agak dingin mendekati mulutnya,
Apa yang dibicarakan si Setan-Seng Ling, semuanya
masuk ke dalam telinga Toan Bok Ang.
Maka dia tahu benda itu pasti mutiara dari dalam perut
binatang aneh itu.
1301
Hati gadis itu pun berdebar-debar, karena tahu mutiara itu
sangat bermanfaat bagi orang yang sedang berlatih
Lweekang, Karena itu, dia langsung membuka mulutnya
menghisap. seketika mutiara itu pun masuk ke mulutnya.
Toan Bok Ang tidak berpikir kalau kedua orang itu pasti
akan mencari mutiaranya yang hilang.
"Tadi dari dalam perut binatang aneh itu meloncat keluar
suatu benda, tapi ke mana dia?" seru Sou Mia Su Seng Bou
dengan mata jelalatan mencari-cari mutiara tadi yang
meloncat keluar dari perut binatang Aneh.
Si Nabi Setan-Seng Ling menghardik dengan penuh
kegusaran.
"Cepat cari! Kalau benda itu terkena angin, setengahnya
sudah tak bermanfaat lagi!"
Sou Mia Su Seng Bou mengangguk dia mulai mencari ke
sana ke mari Hal itu tentu saja membuat tegang hati Toan Bok
Ang. Rasanya ingin ia memuntahkan mutiara itu ke arah Sou
Mia Su Seng Bou, tapi mendadak dia justru berseru kaget.
"Ayah, tak jauh dari tempatmu ada seseorang tergeletak!"
Si Nabi Setan-Seng Ling terkejut, dia segera menoleh dan
melihat seorang tergeletak di situ,
Toan Bok Ang tahu mereka sudah melihatnya, maka
segera menelan mutiara tersebut Begitu masuk ke
tenggorokan, mutiara itu pecah. Toan Bok Ang merasa ada
cairan yang amat dingin mengalir ke dalam tenggorokan dan
menerebos ke dalam perutnya, sehingga perutnya terasa
dingin sekali.
1302
Sesaat kemudian, sekujur tubuh Toan Bok Ang menggigil
kedinginan saat hawa dingin dari mutiara tadi menjalar cepat
ke sekujur urat nadi di tubuhnya, Mendadak jalan darah yang
tertotok pun terbuka dengan sendirinya, Namun Toan Bok Ang
tetap belum bisa bangun! Giginya bergetar dan
bergemeretukan, menggigil.
Sou Mia Su Seng Bou memapah ayahnya mundur
beberapa langkah, kemudian mereka membentak serentak.
"Siapa kau?"
Toan Bok Ang tidak menyangka, cairan itu membuat
sekujur badannya jadi membeku. Ketika mau menyahut, tidak
mampu mengeluarkan suara, karena bibirnya pun seakan
membeku.
Si Nabi Setan-Seng Ling dan putranya terkejut, tapi juga
merasa heran. Kalau yang dilihatnya adalah mayat, kenapa
bisa menggigil kedinginan? seandainya orang itu masih hidup,
kenapa diam saja?
Sou Mia Su tak berani bergerak karena terkejut, sementara
si i Setan-Seng Ling yang agak bernyali mendekati Toan Bok
Ang dengan membungkukkan badannya melihat.
"Mutiara itu telah ditelannya!" si Nabi Setan menggeram
penuh kemarahan.
Sou Mia Su Seng Bou terperanjat kaget bukan main.
Bagian 28
1303
"Lalu bagaimana baiknya?"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa.
"Ha ha! Gadis itu mengira setelah menelan mutiara
tersebut, pasti segera menambah Lweekangnya. Ternyata dia
tidak tahu, mutiara itu mengandung hawa dingin! Walau aku
memiliki Im Si Ciang, pasti akan menggigil kedinginan satu
jam, sebelum merasakan manfaatnya, Dengan menelan
mutiara itu berarti dia mencari mati!"
"Kalau dia mati kita sudah tidak bisa memperoleh mutiara
itu lagi!"
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa.
"Ha ha! Ketika dia hampir mati, aku akan menghisap
darahnya. Sama saja, bermanfaat bagi diriku!"
Pembicaraan mereka berdua tidak lerlepas dari telinga
Toan Bok Ang, Kini gadis itu menyesal sekali.
Dia terlanjur menelan mutiara itu, untuk memuntahnya
sudah tidak bisa lagi. sementara si Setan-Seng Ling dan
putranya sudah duduk di sisinya, menunggu untuk menghisap
darahnya.
Toan Bok Ang berseru dalam hati, "Lu Siauhiap! Oh, Lu
Siauhiap! Kalau kau tahu aku akan mengalami ini, sudah pasti
kau tidak akan melarangku ikut kau ke bawah gunung! Lebih
baik mati oleh suara Pat Liong Thian Im daripada mati di sini
dengan cara mengenaskan!
Meski begitu, Toan Bok Ang tidak bisa menyalahkan Lu
Leng yang telah meninggalkan dirinya di dalam goa itu.
1304
Kini dia merasa sepasang tangan dan kakinya semakin
dingin, seakan membeku, begitu pula sekujur badannya!
Sou Mia Su yang sudah duduk di sisinya menatap tajam
penuh kegeraman kepada Toan Bok Ang, sepertinya hendak
menelan tubuh gadis itu.
"Ayah! Bukankah dia adalah Toan Bok Ang murid Hui Yan
Bun?" tersentak Sou Mia Su begitu mengenali siapa gadis
tergeletak di sampingnya itu,
"Peduli dia siapa!" dengus si Nabi Setan-Seng Ling begitu
sengit.
Sou Mia Su bangkit berdiri.
"Ayah...."
"Tulup mulutmu!"
Air muka Sou Mia Su berubah, dia mundur selangkah
dengan wajah gusar
"Ayah, usiaku sudah tidak muda lagi. Ayah sering bilang
akan menikahkanku! Namun... hingga kini aku belum punya
istri!"
Si Setan-Seng Ling sudah melihat bagaimana reaksi
putranya setelah melihat Toan Bok Ang, Ucapan putranya
barusan tentu saja membuat wajahnya menghijau.
"Omong ko...." Namun belum juga usai ucapan-nya, si
Nabi Setan-Seng Ling gagah merasa darahnya bergolak, maka
terbatuk-batuk beberapa kail
1305
"Ayah, Toan Bok Ang juga baik, aku... aku ingin
memperistrinya. Bagaimana menurut Ayah?"
Walau sekujur badannya telah membeku, namun telinga
gadis itu masih bisa mendengar
Dan mengetahui bahwa Sou Mia Su ingin memperistrinya,
Toan Bok Ang langsung merasa muak. ingin ia mencaci nya
tapi tak mampu membuka mulutnya.
Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa terbahak,
"Ha ha! Dia sudah mau jadi mayat, bagaimana mungkin
kau memperisterinya?"
"Ayah, aku pernah dengar dari Ayah tentang mutiara Kura-
Kura Mayat Orang yang menelan mutiara itu memang akan
menderita kedinginan Namun jika kemudian menelan sesuatu
yang mengandung hawa panas maka dapat melawan hawa
dingin itu, bahkan amat bermanfaat bagi dirinya!"
Si Nabi Setan-Seng Ling gusar bukan main, sehingga
sekujur badannya bergemetan
"Kau... kau binatang! Kau... tidak mempedulikan keadaan
luka ayahmu!"
Mendadak Sou Mia Su Seng Bou tertawa.
"Ayah, jika lukamu sembuh, aku justru akan kehilangan
nyawa, karena urusan kami kakak beradik, apakah Ayah
begitu gampang melepaskanku?"
Si Nabi Setan-Seng Ling tampak tersentak mendengar
ucapan putranya, Dia benar-benar tak pernah menduga,
1306
sekian lama menjagoi rimba persilatan, tadi di ruang besar itu
menderita luka parah namun tidak mati Kini malah akan mati
di tangan putranya sendiri!
Sou Mia Su tentu tidak berani menjatuhkan tangan kejam
membunuh ayahnya, Tetapi kalau Seng Bou membawa pergi
Toan Bok Ang, sehingga dia tidak bisa menghisap darah gadis
itu untuk menyembuhkan lukanya, sedangkan dia akan
ditinggal di dalam goa, bukankah sama juga menyiarkannya
mati perlahan-lahan?
Betapa gusarnya Nabi Setan-Seng Ling, tahu putranya
yang satu ini justru lebih licik dari dirinya. Maka dia tidak
berani melampiaskan kegusarannya, sebaliknya malah berkata
dengan lembut sekali
"Anak Bou, mengenai urusan kalian kakak beradik, aku
tidak akan mengungkitkannya lagi. Kelak jika sembuh, aku
pasti akan menurunkan beberapa macam ilmu silat padamu.
Bagaimana?" rajuk Seng Ling kepada putranya.
Sou Mia Su Seng Bon tertawa licik.
"Ayah, sudahlah! Kenapa tidak dari dulu Ayah menurunkan
ilmu silat itu padaku? Walau aku putramu, tapi kau sama
sekali tidak mempercayaiku!" Berkata sampai di situ, Seng Bou
tertawa lagi, "He he! Aku tahu, beberapa macam ilmu silat itu,
semuanya dituliskan di dalam beberapa buah kitab. Terus
terang, aku sudah menghafalnya, kalau tidak percaya kau bisa
kembali ke istana Setan, boleh menyaksikan ilmu silatku,
apakah sudah mengalami kemajuan atau belum?"
Usai berkata begitu, Sou Mia Su langsung membopong
Toan Bok Ang meninggalkan goa itu.
1307
Betapa terkejutnya si Nabi Setan-Seng Ling melihat hal itu.
"Anak Bou! Anak Bou!"
Akan tetapi, Sou Mia Su tidak menghiraukannya, Tanpa
menoleh dia terus melangkah pergi sambil membopong Toan
Bok Ang.
Si Nabi Setan gusar sekali dan menyesal
Menyesal karena dirinya hanya menyayangi kedua
putranya. Terhadap orang lain justru teramat sadis, Kini
putranya terhadap dirinya justru telah meniru perbuatannya!
Si Nabi Setan-Seng Ling menghela nafas panjang,
kemudian pingsan.
* * * *
Sementara itu Lu Leng terus melesat ke bawah gunung,
Dia tahu satu jam kemudian, Toan Bok Ang dapat membuka
jalan darahnya yang tertotok. Dalam waktu satu jam itu,
kemungkinan besar dirinya dan lainnya sudah jadi mayat di
bawah gunung itu.
Lu Leng tahu dalam hati Toan Bok Ang telah jatuh cinta
padanya, tapi dia justru tersiksa oleh percintaan. Oleh karena
itu, bagaimana mungkin masih berani membicarakan soal
percintaan?
Setelah meninggalkan goa, dia terus melesat ke bawah
gunung, Sebelum sampai di tempat tujuan, dia sudah
mendengar suara Pat Liong Thian Im. Bagaikan terjangan
ribuan kuda, membuat hatinya tergetar hebat,
1308
Lu Leng berusaha tenang sambil terus melangkah.
semakin dekat hatinya semakin tergetar keras, sehingga
langkahnya jadi tidak teratur.
Dia menatap ke depan, Dilihatnya para tokoh tua sedang
duduk bersila, Yang memiliki Lweekang linggi, agak dekat
dengan Liok Ci Khim Mo, sedang yang memiliki Lweekang
masih rendah berada lebih jauh,
Tampak mereka mengeluarkan darah dan wajah mereka
pucat bagai mayat Beberapa orang sudah terkapar Di
antaranya masih belingsatan menggeliat sambil mencakari
tanah dengan kuku jari tangan mereka yang mengucurkan
darah, sepertinya mereka tidak sadar akan keadaan dirinya
masing-masing. Telah terpengaruh dahsyatnya Pat Liong
Thian Im,
Lu Leng sudah tidak sempat menyaksikan terus, karena
mendadak dia merasa kakinya lemas dan seketika tubuhnya
merosot jatuh terduduk di tanah.
Dia merasa suara harpa itu bagaikan geledek, terusmenerus
menyambar di atas kepalanya, sehingga darahnya
bergolak dan tak lama mulutnya sudah mengeluarkan darah.
Mungkin dia sudah terluka dalam!
Akan tetapi, Lu Leng masih sempat melihat Liok Ci Khim
Mo duduk di atas batu, jari tangan orang itu terus memetik tali
senar Pat Liong Khim. Musuh besarnya sudah begitu dekat,
namun dia tidak mampu berbuat apa-apa! Hatinya seperti
disayat, namun juga harus berusaha menenangkan hati
melawan suara harpa itu, Rasa dendamnya mampu
membuatnya dapat bergerak sedikit demi sedikit ke arah Liok
Ci Khim Mo. Dia ingin turun tangan membunuh musuh
besarnya itu!
1309
Tak seberapa lama, beberapa orang yang berguling-guling
itu, mendadak meloncat ke atas, kemudian terbanting ke
tanah dan tak bergerak lagi.
Sedangkan suara Pat Liong Thian ini mengalun semakin
cepat dengan nada semakin meninggi
Semua orang yang duduk bersila, mulai terguncang hebat.
Nafas mereka memburu.
Lweekang Lu Leng lebih rendah dari mereka, namun dia
masih dapat bertahan itu disebabkan dia datang belakangan
Mendadak terdengar suara bentakan Sui Cing Siansu dan
Liat Hwe Cousu, Keduanya bangkit berdiri dengan badan
sempoyongan menuju ke arah Liok Ci Khim Mo.
Namun langkah mereka tampak begitu berat, sepertinya
sedang mendaki ke tempat yang amat tinggi. Ketika
melangkah dua tiga depa, mendadak terdengar suara
dentaman keras dan menggetarkan sebanyak tiga kali.
Lu Leng tahu, itu suara tali harpa yang ke delapan. Dulu
ketika berada di luar kota Lam Cong, dia melihat sebuah
kereta mewah. Di dalam kereta mewah itu terdapat sebuah
harpa kuno Tanpa sengaja dia memetik tali senar harpa yang
ke delapan, sehingga mengeluarkan suara berdentam keras.
Walau hati Lu Leng tergoncang keras oleh suara itu, dia
masih berusaha memandang ke depan. Tampak Sui Cing
Siansu dan Liat Hwe Cousu terdorong sempoyongan beberapa
langkah ke belakang.
Setelah terdorong mundur tiga langkah, badan mereka
bergoyang-goyang, kemudian jatuh duduk.
1310
Menyaksi kan itu, Lu Leng tahu tidak lama lagi semua
orang yang berada di situ pasti binasa, Rimba persilatan bakal
dikuasai Liok Ci Khim Mo. Tokoh ini akan menjadi Bu Lim Ci
Cun (Penguasa Rimba Persilatan),
Perlahan-lahan Lu Leng merasa tidak kuat bertahan,
wajahnya sudah pucat pias, sementara suara harpa itu
semakin tidak kedengaran. ini merupakan pertanda kalau
dirinya mulai terpengaruh.
Dan saat itulah terdengar suara "Pheng Pheng Pheng" tiga
kali, Anehnya, meskipun saat itu suara Pat Liong Thian Im
sangat dahsyat, suara "Pheng" tiga kali terdengar keras dan
jelas, Suara itu ternyata berasal dari busur.
Semua yang mendengar suara busur itu, seketika
tersentak sadar dari pengaruh suara Pat Liong Thian Im itu.
Semua orang membuka mata, Liok Ci Khim Mo pun
tertegun hingga tiba-tiba berhenti memetik tali senar
harpanya.
Begitu suara Pat Liong Thian Im berhenti, legalah hati
semua orang meski tetap belum bisa bergerak
Liok Ci Khim Mo mendongakkan kepala, lalu berseru
dengan suara lantang.
"Siapa yang membunyikan tiga kali suara busur? Apakah
pemilik Busur Api pusaka rimba persilatan?"
Mendadak tampak sosok bayangan berkelebat cepat sekali
Dan tahu-tahu sudah berada di hadapan Liok Ci Khim Mo.
"Tidak salah, memang aku!"
1311
* * * *
Bab 60
Lu Leng yang sampai paling belakang, mengalami luka
paling ringan dibandingkan dengan yang lain. Maka melihat
orang yang baru muncul itu, dia langsung mengenalinya.
Ternyata orang itu si Budan Setan Oey Sim Tit.
Kemunculannya dengan bunyi busur yang menyebabkan
Liok Ci Khim Mo berhenti memetik tali senar harpa, membuat
Lu Leng terheran-heran.
Dia amat terkejut, karena saat itu hari sudah mulai terang,
Lu Leng sudah melihat jelas wajah Liok Ci Khim Mo dan wajah
si Budak Setan-Oey Sim Tit. Ternyata mereka berdua memiliki
wajah yang amat buruk.
Liok Ci Khim Mo di atas batu, sedangkan si Budak Setan-
Oey Sim Tit berdiri di hadapannya, jarak mereka hanya satu
depa, Mata mereka berdua terbelalak saling memandang.
Lu Leng juga terbelalak menyaksikan wajah kedua tokoh
sakti itu ternyata sama mirip satu sama lain.
"Kau,..."
Si Budak Setan-Oey Sim Tit tidak dapat melanjutkan
Selama ini menganggap wajahnya paling buruk di dunia,
namun kini ternyata bertemu Liok Ci Khim Mo yang
menggemparkan rimba persilatan itu, memiliki wajah yang
amat buruk, bahkan buruknya serupa dengan wajahnya.
Liok Ci Khim Mo kelihatan juga sependapat dengan si
Budak Setan-Oey Sim Tit.
1312
"Kau si Budak Setan?" sentak Liok Ci Khim Mo.
Oey Sim Tit manggut-manggut.
"Kau tahu asal usulmu?"
Oey Sim Tit menggeleng kepala.
"Tidak tahu, Ketika aku mulai mengerti urusan, di sisiku
terdapat sosok tengkorak dan Busur Api ini!"
Sekujur badan Liok Ci Khim Mo tampak tergetar, sehingga
tanpa sadar tangannya memetik tali senar harpa itu. Namun
kali ini suaranya berubah. Tidak melengking dan menyakitkan
telinga, Bahkan terdengar merdu, sedap di telinga.
"Kini kau sudah berjumpa aku, masih tidak mengerti?"
Oey Sim Tit tertegun, matanya terbelalak dengan mulut
ternganga lebar
"Kau... kau adalah...."
Sebelum Oey Sim Tit usai berkata, Liok Ci Khim Mo sudah
tertawa gelak dan berkata.
"Anak bodoh! Kita amat mirip satu sama lain, kau masih
ragu apa?"
Selama ini si Budak Setan-Oey Sim Tit menganggap
dirinya tidak punya orang tua, Tidak disangka, saat ini muncul
orang yang amat dirindukannya.
"Ayah!" seru Oey Sim Tit seakan tidak percaya sama sekali
1313
Liok Ci Khim Mo bangkit berdiri, sebelah tangannya
memegang harpa, sebelah lagi direntangkan lebar-lebar.
Badan si Budak Setan-Oey Sim Tit berkelebat dia langsung
memeluk tubuh Liok Ci Khim Mo.
"Tahukah kau siapa ayahmu ini?"
Si Budak Setan-Oey Sim Tit menyahut
"Kaum rimba persilatan menjuluki Ayah Liok Ci Khim Mo!"
Liok Ci Khim Mo tertawa gelak.
"Ha ha ha! itu setelah ayah memperoleh Pat Lipng Thian
Im. Kau tidak mau tahu dulu ayah dipanggil apa?"
Si Budak Setan-Oey Sim Tit menoleh ke belakang, semua
orang yang tadi bergelimpangan sedang memandangnya,
termasuk Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Setelah memandang Cit Sat Sin Kun-Tam Sen sejenak, si
Budak Setan-Oey Sim Tit berkata, Tam Tayhiap pernah
memberitahukan padaku, Sosok tengkorak yang berada di
sisiku, kemungkinan besar adalah Oey Tung, salah seorang
Soan Tiong Liok Chou, maka selama ini, aku anggap dia
adalah ayahku!"
Ketika si Budak Setan-Oey Sim Tit menyebut nama
tersebut, wajah Liok Ci Kim Mo tampak terperanjat.
"Ternyata masih ada orang kenal namaku, ayah memang
bernama Oey Tung!"
1314
Percakapan kedua tokoh berwajah buruk yang ternyata
bapak dan anak itu tentu saja sampai di telinga semua orang
di sana, padahal sebenarnya siapa dan asal-usul Liok Ci Kim
Mo selama ini masih merupakan teka-teki besar bagi kalangan
tokoh rimba persilatan.
Kini Liok Ci Khim Mo sudah memberitahukan ternyata dia
merupakan salah seorang Coan Tiong Liok Chou bernama Oey
Tung, julukannya Chou Ling Koan.
Semua orang tidak merasa heran, sebab Coan Tiong Liok
Chou berasal dari golongan hitam, amat sadis dan sering
membunuh orang, Sudah lama kaum rimba persilatan
golongan lurus ingin membasmi mereka, namun mereka selalu
berhasil meloloskan diri.
Semua orang tahu, kehebatan Liok Ci Khim Mo hanya
terletak pada Pat Liong Thian Im. ilmu silatnya cuma
tergolong tingkat dua.
Kini dugaan mereka terbukti, karena Liok Ci Khim Mo
adalah Chou Ling Koan Oey Tung.
Setelah tertegun cukup lama, Budak Setan-Oey Sim Tit
membuka mulut,
"Kalau begitu, tengkorak siapa yang berada di sisiku?"
tanyanya membuat wajah Liok Ci Khim Mo berubah bengis.
"Binatang itu memang harus mampus!" geramnya seakan
marah bukan main.
Si Budak Setan-Oey Sim Tit terlalu polos dan jujur, maka
setelah mengerti urusan, sejak itu dia menganggap tengkorak
itu familinya, seringkali dirinya berbicara dengan tengkorak itu
1315
sebelum bertemu Tam Goat Hua. Ada permasalah apa saja
selalu ditumpahkan pada tengkorak tersebut. Karena itu dia
amat menghormati benda tak bernyawa itu.
Kini dia tahu ayahnya masih hidup, bahkan berada di
hadapannya, Mereka berdua memang mirip. Tentunya Liok Ci
Khim Mo tidak hanya mengaku seenaknya saja, Dia memang
benar ayah dari tokoh bernama Budak Setan-Oey Sim Tit.
Tapi ketika Liok Ci Khim Mo mencaci tengkorak, Oey Sim
Tit jadi tertegun.
"Nak, dulu ayah mengangkat saudara dengan beberapa
orang, Tanpa sengaja menemukan Busur Api dan Pat Liong
Khim, Pada waktu itu, kau belum lama lahir Salah seorang
berhati serakah, ingin menelan kedua pusaka itu, Secara
diam-diam dia mengambil Busur Api.
Ayah menyerangnya dengan senjata rahasia beracun,
namun dia berhasil merebutmu. Karena itu, ayah tidak berani
menyerangnya lagi, khawatir akan melukaimu. Akhirnya dia
membawamu kabur Beberapa tahun ini, aku terus mencari
mu. Untung kau tidak apa-apa, sedangkan orang itu pasti
mampus karena terkena senjata rahasia beracun. Dan
sekarang kita berjumpa, Ayah pun telah berhasil mempelajari
Pat Liong Thian Im. Ayah jadi Bu Lim Ci Cun!"
Si Budak Setan-Oey Sim Tit manggut-manggut, kini dia
sudah jelas mengenai asal-usu!nya.
"Oooh! Ternyata begitu!" gumamnya sambil memandangi
ayahnya yang masih asing.
Liok Ci Khim Mo tertawa terbahak-bahak.
1316
"Ha ha ha! Nak, ilmu Ginkangmu amat tinggi!"
"Hanya mahir Ginkang, tidak pernah belajar ilmu silat
lain!" sahut Oey Sim Tit merendah. Dia malu, wajahnya
tampak kemerahan mendengar pujian sang ayah,
"Jangan takut, ayahmu adalah Bu Lim Ci Cun. Siapa berani
tidak menghormatimu? Nak, kau menyingkir dulu! Biar ayah
menghabiskan mereka dengan Pat Liong Thian Im, lalu kita
bercakap-cakap lagi."
Si Budak Setan-Oey Sim Tit terkejut mendengar itu.
"Ayah bilang apa?"
"Mereka semua berani tidak tunduk pada ayah sebagai Bu
Lim Ci Cun, Aku menghendaki kaum rimba persilatan di kolong
langit tahu akibat jika tak mau tunduk kepadaku. Maka orang
yang berada di sini, semua harus mampus!"
Dalam hati Oey Sim Tit yang jujur polos itu menganggap
perkataan Liok Ci Khim Mo tak pakai aturan. Tampaknya dia
kurang setuju dengan ayah-nya.
"Ayah memiliki Pat Liong Thian Im yang dahsyat Tentu
mereka akan tunduk, Untuk apa ayah harus membunuh begitu
banyak orang?"
Liok Ci Khim Mo tertawa dingin.
"Nak, kau tak pernah tahu, Dulu sebelum ayah menguasai
ilmu Pat Liong Thian Im, banyak kaum rimba persilatan
meremehkan ayah!" Berkata sampai di sini, Liok Ci Khim Mo
tertawa lagi, "Ha ha ha! Dulu si Pecut Emas-Han Sun,
1317
menganggap dirinya berkepandaian tinggi, maka dia mengejar
kami suami isteri.
Pada waktu itu, ibumu sedang hamil, karena berusaha
kabur, akhirnya keguguran, Kalau tidak, kau tentu memiliki
seorang kakak. Ha ha ha! Setelah berhasil menguasai ilmu Pat
Liong Thian Im, ayah membunuh anaknya!"
Mengenai kematian anak si Pecut Emas-Han Sun,
mayatnya berada di dalam gudang batu Lu Sin Kong.
Kemudian Lu Sin Kong suami isteri mengantar kotak kayu ke
rumah si Pecut Emas-Han Sun. Dan kejadian di puncak Sian
Jin Hong Bu Yi San, ditimbulkan oleh peristiwa sadis ini. Akan
tetapi, pada waktu itu tiada seorang pun tahu peristiwa
menggiriskan itu perbuatan siapa.
Kini barulah terbuka rahasia itu di depan para tokoh
tingkat tinggi persilatan Semua orang di tempat itu mendengar
jelas pengakuan Liok Ci Khim Mo.
Han Giok Shia segera bangkit berdiri meski sempoyongan
Dia mencaci sambil menuding Liok Ci Khim Mo.
"Kau penjahat busuk!"
Karena emosi, setelah mencaci, Han Giok Shia muntah
darah segar, dan segera roboh lagi.
Tam Ek Hui segera memapahnya, namun gadis itu
berkertak gigi seraya berkata sengit
"Jangan menghalangiku! Aku... aku mau balas dendam!"
Tam Ek Hui menghela nafas panjang.
1318
"Giok Shia, kini kita semua terluka parah! Aaaah...." "
"Ha ha ha! Nak, dengar lagi penuturan ayah! Setelah
membunuh anak si Pecut Emas-Han Sun, ayah teringat akan
dendam terhadap Lu Sin Kong suami isteri. Mereka berdua
pernah menghina ayah, maka ayah mengatur semua rencana
agar mereka mengantar sebuah kotak kayu ke rumah si Pecut
Emas-Han Sun. Selain itu, ayah juga menyiarkan suatu berita,
bahwa kotak kayu tersebut berisi rahasia rimba persilatan
Karena itu banyak kaum rimba persilatan saling berebut kotak
kayu tersebut, sehingga terjadi pertarungan di sepanjang
jalan.
Di saat Lu Sin Kong suami istri hampir tiba di Sucou, ayah
menaruh kepala anak si Pecut Emas-Han Sun ke dalam kotak
kayu itu, agar mereka suami isteri bertarung mati-matian
dengan si Pecut Emas-Han Sun!"
Sampai di situ, Liok Ci Khim Mo tertawa gelak lagu "Ha ha
ha! Gudang batu Lu Sin Kong, justru teman ayah yang
membukanya, ayah menaruh mayat anak si Pecut Emas-Han
Sun di sana...."
Liok Ci Khim Mo terus menceritakan tentang semua itu
dengan rasa bangga dan sombong. Dia merasa puas dan
gembira sekali, Sebaliknya, wajah si Budak Setan-Oey Sim Tit
berubah pucat
Kini Lu Leng baru tahu jelas tentang kematian kedua
orangtuanya, ternyata perbuatan Liok Ci Khim Mo. seketika itu
juga dendam kesumat yang telah lama terpendam di dadanya
seakan meledak, parahnya bergejolak hebat terbakar
kemarahan Mendadak saja pemuda tampan itu mengeluarkan
suara siulan panjang, Bersamaan dengan itu tubuhnya
melesat cepat menuju ke arah Liok Ci Khim Mo.
1319
Sejak semula dia menyadari bahwa dirinya hanya
mengalami luka dalam yang tidak seberapa parah. Maka
dengan mengerahkan Ginkangnya secepat kilat tubuhnya
telah berada di dekat Liok Ci Khim Mo. Dia langsung
menggerakkan jari telunjuknya.
Liok Ci Khim Mo menganggap semua orang tidak bisa
bergerak, sebab Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek yang
berkepandaian begitu tinggi saja sudah tergeletak Dia tidak
menduga, salah seorang di antara mereka yang masih begitu
muda, ternyata punya kekuatan menyerang ke arahnya,
Kepandaian Liok Ci Khim Mo memang tidak begitu tinggi,
Hanya dengan mengandalkan pada Pat Liong Thian Im, sudah
menyebut dirinya Bu Lim Ci Cun! Saat Lu Leng bergerak
begitu cepat, Liok Ci Khim Mo tidak punya kesempatan untuk
membunyikan harpa!
Betapa terkejutnya Liok Ci Khim Mo, menyaksikan
serangan pemuda itu hampir mengenai diri nya. Namun
mendadak pula, sebatang panah kecil meluncur laksana kilat
ke arah dada Lu Leng.
Walau hanya mengalami luka ringan, Lu Leng tetap telah
terluka, Ketika menyerang ke arah Liok Ci Khim Mo, dia
menggunakan tenaga sepenuhnya.
Panah kecil itu meluncur mendadak ke arah dadanya,
sedangkan Lu Leng berada di udara. Maka..
"Cess!" Dada bagian kiri Lu Leng terkena panah itu,
Lu Leng tak bisa menghimpun hawa murninya lagi,
langsung jatuh terbanting di tanah.
1320
tampak sosok bayangan berkelebat laksana kilat yang
ternyata Oey Sim Tit. Dia sudah berada di hadapan Lu Leng,
wajahnya tampak ketakutan.
"Lu siauhiap terluka? Aku... karena melihat kau ingin
melukai ayahku, maka aku terpaksa memanahmu. Kau tahu
kan?"
Ketika Oey Sim Tit berkata sampai di situ, Lu Leng sudah
membentak sambil menyerang, dengan jurus It Ci Keng Thian
(Satu Jari Mengejutkan Langil),
Untung panah itu tidak mengena jantungnya, Kalau
mengena jantungnya, pasti nyawanya melayang ke alam
baka. Maka serangan itu dilancarkannya secara paksa, Sebab
saat mengerahkan tenaga, dadanya dirasakan sakit sekali. Hal
itu diikuti dengan tangannya yang tak mampu di gerakkan.
Lemas 1ung-lai tak bertenaga.
Badan Oey Sim Tit bergerak mundur selangkah, dia nyaris
menangis menyaksikan keadaan Lu Leng.
"Lu Siauhiap! Aku... aku sungguh tidak bermaksud
melukaimu!"
Liok Ci Khim Mo mengerutkan kening mendengar keluhan
putranya itu.
"Nak, sengaja melukainya juga tidak apa-apa! Buat apa
harus memberi penjelasan"
Oey Sim Tit mendongakkan kepala,
1321
"Nak, kau menyingkir dulu! Setelah ayah menghabiskan
mereka semua, barulah kita bercakap-cakap dengan penuh
kegembiraan!"
Oey Sim Tit terus memandang ayahnya, dengan perasaan
kacau tidak karuan.
" Ayah, begitu banyak orang di sini, Belum tentu
semuanya punya dendam dengan ayah, mengapa harus
membunuh mereka semua?"
Liok Ci Khim Mo langsung me1udah.
"Phui! Kalau mereka tidak mampus, bagaimana ada orang
mengakui diri ayah sebagai Bu Lim Ci Cun? Aku mencarimu
karena menghendaki Pat Liong Thian Im ada pewarisnya, Kini
ayah mementingkan dirimu! cepatlah kau menyingkir!"
Wajah Oey Sim Tit tampak kecewa sekali, Mimpi pun tidak
pernah bahwa ayahnya masih hidup di dunia, Kini ayah dan
anak sudah berjumpa, sehingga membuat hatinya gembira
sekali, Karena itu, tadi ketika melihat Lu Leng menyerang ke
arah Liok Ci Khim Mo, tanpa pikir lagi dia langsung memanahnya.
itu membuktikan bahwa Oey Sim Tit amat mencintai
ayahnya,
Akan tetapi, dia tidak setuju apa yang dikatakan ayahnya,
sebab ayahnya ingin membunuh semua orang yang ada di
situ,
Oey Sim Tit tertegun, kemudian memandang semua
orang. Dia menghela nafas seraya berkata pada Liok Ci Khim
Mo,
1322
" Ayah, di antara mereka terdapat beberapa orang yang
pernah membantuku, harap ayah melepaskan mereka!"
"Tidak bisa!"
Oey Sim Tit semakin kecewa dan sedih. Dia segera
berlutut di hadapan Liok Ci Khim Mo.
"Aku memohon pada Ayah!"
Semua orang merasa tegang memandang Liok Ci Khim Mo
berkumpul kembali dengan putranya, Pat Liong Thian Im
memang sangat dahsyat Namun Liok Ci Khim Mo pasti tidak
akan mewariskan Pat Liong Thian Im kepada siapa pun. ini
dugaan semua tokoh rimba persilatan yang memusuhi Liok Ci
Khim Mo.
Namun, kini Liok Ci Khim Mo sudah berkumpul kembali
dengan Oey Sim Tit putranya, Berarti Pat Liong Thian Im
sudah ada pewarisnya. ini juga pertanda rimba persilatan tidak
akan pernah tenang selamanya,
Semua semakin tercengang ketegangan, lebih-lebih
mereka semakin yakin ketika melihat Oey Sim Tit melukai Lu
Leng. sementara Liok Ci Khim Mo sudah duduk kembali
sedangkan Oey Sim Tit masih berlutut memohon padanya
agar tidak membunuh mereka.
Kejadian tersebut sungguh mengherankan semua orang,
Di antara mereka hanya satu orang yang tidak merasa aneh
dan heran, sebab hanya memahami benar bagaimana
perasaan Oey Sim Tit.
Wajah Liok Ci Khim Mo berubah, tapi kemudian berubah
kembali seperti biasa,
1323
"Nak, sudah lama sekali kita berpisah, Hari ini kita
berjumpa, Kenapa kau mesti menyusahkan ayah?"
Oey Sim Tit berlutut sambil menangis.
"Ayah, aku memang tidak berbakti. Tapi mana mungkin
aku berani menyusahkan Ayah?"
"Nah, itu! cepatlah kau pergi menyingkir ayah akan
bertindak terhadap mereka semua!"
Oey Sim Tit diam saja, Dia tidak tahu harus berbuat apa.
Dalam hati memang ingin menuruti perkataan ayahnya,
namun nuraninya tidak mengizin-kannya,
Tiba-tiba saja terdengar Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berseru,
"Sim Tit, masih ingatkah kau, akan asal namamu itu?"
Oey Sim Tit tertegun, teringat akan apa yang dikatakan Cit
Sat Sin Kun-Tam Sen padanya dulu, Selama itu dia amat
berduka karena wajahnya buruk Cit Sat Sin Kun-Tam Sen yang
memberitahukan kepadanya, bahwa seseorang yang berwajah
buruk tidak jadi masalah, yang penting hatinya,
Maka Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memberi nama Sim Tit
(Hati Lurus) padanya, Ketika Tam Sen mengungkit tentang itu,
Oey Sim Tit jadi tercengang, Kemudian berkata pada Liok Ci
Khim Mo.
"Ayah, jangan kau menggunakan Pat Liong Thian Im lagi!"
Wajah Liok Ci Khim Mo langsung berubah gusar.
1324
"Bagus! Bagus! Kau dengar perkataan orang lain, tapi
mengabaikan perkataan ayahmu?"
Oey Sim Tit menyahut dengan air mata berlinang-linang.
"Ayah, isi hatiku sulit dijelaskan!"
Liok Ci Khim Mo tertawa panjang.
"Kalau tidak mau menyingkir ayah tetap akan memetik tali
senar harpa! Ayah telah mempelajari Pat Liong Thian Im
secara sempurna. Namun kalau kau tidak menyingkir, Pat
Liong Thian Im tidak akan melukaimu!"
Usai berkata begitu, Liok Ci Khim Mo menyapu tali senar
harpa, sehingga mengeluarkan suara "Cring Cri'ng Cring\
Mendadak wajah Oey Sim Tit menyilaukan kebulatan
hatinya,
"Ayah! Apakah Ayah bersedia mengajar aku Pat Liong
Thian Im?"
Tentu! Kau memiliki Ginkang yang amat tinggi Setelah kau
berhasil menguasai Pat Liong Thian Im, kau pasti dapat
malang melintang dalam rimba persilatan tanpa tanding,
Kecuali...."
"Kecuali apa?" sahut Oey Sim Tit cepat.
Liok Ci Khim Mo tertawa.
"Setelah mereka mati semua, barulah ayah
memberitahukanmu!"
1325
"Ayah, bolehkah aku melihat sebentar Pat Liong Khim itu?"
Liok Ci Khim Mo manggut-manggut "Tentu boleh!"
Liok Ci Khim Mo menyodorkan Pat Liong Khim ke hadapan
Oey Sim Tit.
Sementara itu Cit Sat Kun-Tam Sen sudah tahu maksud
tujuan dalam hati Oey Sim Tit Semula dia masih mengira Liok
Ci Khim Mo tidak akan menyodorkan harpa kuno itu kepada
Oey Sim Tit. Namun siapa nyana Liok Ci Khim Mo amat
gembira setelah berkumpul kembali dengan putranya itu.
Ketika Oey Sim Tit mencegahnya membunuh semua orang
yang berada di situ, Liok Ci Khim Mo amat gusar Namun dia
rupanya tidak mencurigai permintaan putranya,
Dengan tangan agak bergemetar Oey Sim Tit menerima
Pat Liong Khim, Setelah berada di tangan-nya, mendadak
badannya bergerak bagaikan segulung asap, mencelat ke
belakang beberapa depa.
Liok Ci Khim Mo terheran-heran.
"Nak, kau mau berbuat apa?"
Oey Sim Tit tidak menyahut, melainkan melesat pergi,
Terkejut bukan main hati Liok Ci Khim Mo, meski dia
menguasai ilmu Pat Liong Thian !m, tapi tanpa Pat Liong Khim
itu, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Harpa kuno itu boleh
dikatakan merupakan nyawanya, kini dibawa pergi oleh Oey
Sim Tit
Liok Ci Khim Mo langsung membentak
"Berhenti!"
1326
Oey Sim Tit berhenti sejenak, tapi setelah itu melesat
pergi lagi laksana kilat Tanpa membuang-buang waktu lagi
Liok Ci Khim Mo segera melesat mengejarnya. Dan tak lama
kemudian dua sosok bayangan telah saling berkejaran
semakin jauh,
Kini hari sudah terang. Semua orang bagaikan baru
terbangun dari mimpi buruk. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
menghela nafas lega,
"Saudara-saudara! Kini Liok Ci Khim Mo telah pergi, dalam
satu dua hari ini pasti tidak akan kembali!"
"Bagaimana bisa begitu?" tanya Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek yang tak jauh darinya,
"Bagaimana isi hati Oey Sim Til, aku tahu secara jelas.
LagipuIa dia memiliki Ginkang yang amat tinggi. Kita semua
tidak dapat mengejarnya, apalagi Liok Ci Khim Mo. Dia akan
mengejar Oey Sim Tit hingga ribuan mil, maka tidak mungkin
dia akan kembali dalam waktu singkat."
Mendengar itu, semua orang menarik nafas lega, Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.
"Kita harus menghimpun hawa murni mengobati luka!"
Semua orang menyetujui dan melaksanakan sa-ran itu,
Maka tak lama suasana jadi hening,
Masing-masing menghimpun hawa murni mengobati Iuka.
Hingga keesokan harinya, beberapa pesilat ulung misalnya
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen,
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, Liat Hwe Cousu, Sui Cing Ciansu
1327
dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih sudah sembuh beberapa
bagian dari lukanya.
Mereka mulai bangkit berdiri, Tong Hong Pek dan Tam Sen
mendekati Lu Leng. Mereka mencabut panah kecit, kemudian
membubuhi obat pada bekas luka itu.
Malam harinya, beberapa orang yang terluka amat parah,
akhirnya meninggal Kalau dihltung, yang hidup hanya
sebagian, lainnya binasa semua.
"Liok Ci Khim Mo pergi mengejar Oey Sim Tit, namun anak
itu berhati jujur dan lugu, Kurasa dia pasti akan
mengembalikan Pat Liong Khim itu kepada Liok Ci Khim Mo.
Seperti apa kehebatannya Pat Liong Thian Im, kita semua
telah merasakannya, Luka kita belum sembuh benar, paling
tidak kita membutuhan waktu beberapa bulan lamanya. Selain
menghindar tak ada jalan lain bagi kita." Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen memandangi semua orang di tempat itu. Semua diam.
sementara Sui Cing Siansu terus berdoa untuk yang mati,
Setelah itu mereka ber-gotong-royong mengubur kawankawan
yang mati,
Setelah selesai mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
melesat pergi,
"Saudara Tong Hong, kau mau ke mana?" teriak Tam Sen.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan nada
sedih.
"Melanglang buana, Saudara Tam. Anggaplah aku telah
mati oleh Pat Liong Thian Im!"
1328
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berduka sekali dalam hati, Dia
menghela nafas panjang, kemudian berkata dengan suara
rendah pada Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.
"Lihatlah! Semua itu gara-gara ulahmu!"
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memakai kedok, sehingga
tak jelas bagaimana ekspresi wajahnya, Namun dia menyahut
dengan dingin.
"Masih menyalahkanku? Kau rela menikahkan Goat Hua
pada tua bangkai Aku tidak rela!"
“Putri kita rela, sebagai orangtua hanya menurut saja!"
ujar Tam Sen.
Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mendengus.
"Hm!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menoleh pada Tam Ek Hui,
setelah itu berkata,
"Kalian berdua kalau mau ikut kami ke pulau Hwe Ciau To,
itu memang baik sekali! Kalau tidak mau, kalian harus berhatihati
dalam rimba persilatan!"
Ketika meninggalkan pulau tersebut, Tam Ek Hui masih
kecil, maka tidak begitu terkesan pada tempat itu,
"Ayah, aku masih ingin bergerak dalam rimba persilatan
beberapa tahun!" sahut Tam Ek Hui setelah berpikir beberapa
saat
1329
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menganggukkan kepala dan
tersenyum mendengar keinginan anaknya,
"Baiklah! Tapi... jangan menimbulkan urusan dalam rimba
persilatan Kalau bertemu Liok Ci Khim Mo, lebih baik cepatcepat
menghindar!" Cit Sat Sin Kun berhenti sejenak,
menghela nafas panjang sambil melanjutkan, "Aku tahu
percuma berpesan padamu, sebab kalau kau mau menuruti
perkataanku tidak mungkin kau akan turun ke sini tadi, Namun
kau harus ingat, kami hanya punya dua anak, sedangkan
adikmu... kini entah berada di mana, Tidak kita ketahui hidup
atau sudah mati, Maka dari itu kau harus berhati-hati!"
Berkata sampai di situ, air mata Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
meleleh, Tiba-tiba saja dia ingat pada Tam Goat Hua. Putrinya
yang kabur entah ke mana sekarang,
Tam Ek Hui tampak tertegun memandangi ayah-nya.
"Ayah tidak ingin pergi mencari Goat Hua?" tanya Tam Ek
Hui kemudian
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menggeleng-gelengkan kepala.
"Tentunya kau tahu bagaimana sifat adikmu itu, Kalau pun
berhasil menemukannya, juga percuma!"
Tam Ek Hui menghela nafas panjang,
"Ayah, Ibu! Setelah kembali ke pulau Hwe Ciau To, Ayah
dan ibu tidak ingin terjun ke dalam rimba persilatan?"
"sesungguhnya kami kembali ke pulau Hwe Ciau To, hanya
untuk merawat luka, Kemudian bersama mempelajari Kitab
blis peninggalan kakekmu, Mu-dah-mudahan dapat
1330
menemukan suatu ilmu silat yang mampu melawan Pat Liong
Thian Im! Petaka memang telah melanda, Perkara kelak kita
bisa mengatasinya atau tidak, itu urusan nanti. Kini yang
terpenting harus berusaha."
Saat mereka berdua berbicara, yang lain sudah mulai
bubar meninggalkan tempat itu, yang pergi duluan adalah
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, kemudian Liat Hwe Cousu,
Sui Cing Siansu, dan si Walet Hijau-Yok Kun Sih,
Akan tetapi, mendadak Lu Leng mengejarnya, lalu
memberitahukan tentang Toan Bok Ang yang ditaruhnya di
dalam goa. Si Walet Hijau-Yok Kun Sih kaget mendengar
pemberitahuan itu, Maka tanpa membuang-buang waktu
langsung melesat menuju ke goa.
Lu Leng kembali ke tempat kebetulan mendengar Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen dan Tam Ek Hui sedang membicarakan Tam
Goat Hua. pemuda itu merasa sedih, Air matanya meleleh,
teringat akan nasib Tam Goat Hua yang malang, Namun
segera dipalingkan wajahnya khawatir diketahui oleh me-reka,
Setelah berpesan dan memberi nasihat ini dan itu,
akhirnya Cit Sat Sin Kun dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua
meninggalkan tempat itu.
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia membalikkan badan.
Metihat Lu Leng terisak-isak membelakangi mereka, kedua
orang itu tahu hati Lu Leng sedang berduka, Mereka
berpandangan setelah itu Tam Ek Hui berbisik.
"Giok Shia, coba kau menasihatinya!"
Han Giok Shia maju mendekat Kebetulan dia melihat golok
Su Yang To tertancap di atas sebuah kuburan baru, Lu Leng
1331
memang sudah mengembalikan golok pendek itu kepada
pemiliknya, namun pemiliknya telah binasa oleh Pat Liong
Thian Im.
Han Giok Shia mengambil golok pusaka itu, lalu melesat ke
hadapan Lu Leng,
"Adik Leng!"
"Nona Han, kau tidak usah ke mari me nasihat iku, Luka
dalam hatiku tidak akan sembuh dengan nasihatmu!"
Wajah Han Giok Shia kemerah-merahan mendengar
perkataan Lu Leng.
"Adik Leng, siapa ingin menasihatimu?" bentaknya dengan
sengit
Tam Ek Hui terperangah. Adat Han Giok Shia memang
buruk, mungkin akan ribut dengan Lu Leng, Mengetahui hal
itu dia cepat-cepat memberi isyarat kepada Han Giok Shia,
Namun Han Giok Shia sepertinya tidak melihat isyarat itu,
"Adik Leng, aku cuma ingin menyadarkanmu! ilmu Kim
Kong Ci yang kau miliki itu merupakan ilmu yang tiada duanya
di kolong langit Lelaki harus gagah dan berhati tabah. Kalau
hanya karena urusan percintaan, lantas tiada gairah hidup,
apakah masih terhitung manusia?"
Lu Leng menghela nafas panjang.
"Aaah! Nona Han, bicara memang gampang!"
1332
Mendadak Han Giok Shia mengayunkan tangan-nya,
ternyata dia melempar golok itu ke hadapan Lu Leng. Golok
tertancap di depan kakinya,
"Su Yang To berada di hadapanmu, musuh besar belum
mati, sedangkan hati Nona Tam telah hancur lebur, dan
menunggumu memperbaikinya! Kau pikir baik-baik! Ek Hui,
mari kita pergi!"
Karena masih mencemaskan Lu Leng, Tam Ek Hui belum
bergerak dari tempat.
"Tapi dia.,.?"
Han Giok Shia langsung memutuskan ucapan-nya.
"Aku sudah berkata begitu terhadapnya, Mau dengar atau
tidak itu terserah dia saja!"
Tam Ek Hui diam dan tercenung, Memang masuk akal apa
yang dikatakan Han Giok Shia, pikirnya, Keduanya lalu
meninggalkan tempat itu,
sesungguhnya apa yang diucapkan Han Giok Shia tadi
telah menyentuh hati Lu Leng. Pemuda itu terpaku dengan
kening terkernyit, seperti sedang memikirkan sesuatu,
"Musuh besar belum mati, sedangkan hati Nona Tam telah
hancur lebur, dia menunggumu memperbaikinya!" gumamnya
mengulangi perkataan Han Giok Shia,
Lu Leng bergumam berulang kali, Kemudian diambilnya
golok pusaka itu, dan langsung menyabetkannya ke sebuah
batu,
1333
Trang! Batu itu hancur berkeping-keping.
Ketika menyabet golok pusaka itu, wajah Lu Leng tersirat
kebulatan hatinya. Akan tetapi, setelah itu dia kembali
tertegun dan bergumam.
"Oh, Lu Leng! Dendam belum dibalas, apakah kau dapat
membalas? Hati Nona Tam hancur lebur menunggumu
memperbaikinya, apakah kau dapat memperbaikinya?"
Bergumam sampai di situ, tangannya yang menggenggam
golok pusaka itu jadi renggang, GoIok pusaka itu terlepas dari
tangannya, jatuh di atas tanah.
Lu Leng berdiri termangu-mangu di tempat Mendadak ada
yang mengejutkannya, Terdengar ada suara-suara bernada
dingin,
"Dasar tak punya guna, kau tidak bunuh diri, di dunia ini
juga telah berkurang seorang anak yang tak berguna!"
* * * *
Bab 61
Padahal semua orang telah meninggalkan tempat itu,
hanya tinggal Lu Leng seorang diri, Tentu saja Lu Leng
terkejut bukan main. Maka dia segera mendongakkan kepala,
Dilihatnya si Walet Hijau-Yok Kun Sih tengah memandangnya
dengan sinis dan tajam.
Begitu melihat si Walct Hijau-Yok Kun Sih, Lu Leng segera
bertanya.
"Yok Locianpwee, Nona Toan berada di sana?"
1334
Si Walet Hijau-Yok Kun Sih mendengus,
"Hm! Di dalam goa hanya ada si Nabi Setan-Seng Ling,
sekarang telah kubinasakan dengan sebuah pukulan! Toan
Bok Ang adalah gadis yang tak tahu diri, dia telah melanggar
peraturan Hui Yan Bun. Secara diam-diam jatuh cinta pada
seorang pemuda, itu harus dibunuh! Lebih-lebih dia jatuh cinta
padamu yang merupakan pemuda tak berguna, maka dosanya
bertambah berat!"
Usai berkata begitu, si Walet Hijau-Yok Kun Sih meludah
penuh kebencian dan cepat melesat pergi.
Wajah Lu Leng berubah kelabu ketika dicaci. Setelah si
Walet Hijau-Yok Kun Sih pergi jauh, barulah dia berseru
sekeras-kerasnya,
"Bagaimana aku tak berguna?"
Akan tetapi, si Walet Hijau-Yok Kun Sih tidak mendengar
suara seruannya, karena telah pergi jauh sekali Suara seruan
Lu Leng bergema-gema!
Lu Leng membungkukkan badannya memungut golok
pusaka itu. Kini wajahnya tampak tegar, tersirat jelas sekali
dalam hati nya. Sesaat kemudian dia melesat ke arah Cing
Yun Ling, Baru sampai di Cing Yun Ling, tampak api
membubung tinggi di Tong Thian Hong. Terlihat pula para
padri Go Bi Pai, masing-masing membawa sebuah buntalan
meninggalkan Tong Thian Hong itu.
Lu Leng tidak tahu apa yang terjadi di sana, Dia berdiri
tertegun memandang ke arah tempat itu. Dua ratus lebih
padri Go Bi Pai meninggalkan Tong Thian Hong, Tiba-tiba Lu
Leng melihat Sui Cing siansu ada paling belakang di antara
1335
para padri. pemuda itu segera berlari menghampirinya, "Supek
mau ke mana?"
Dengan nafas terengah-engah Sui Cing Siansu menjawab,
"Setelah Liok Ci Khim Mo memperoleh kambali Pat Liong
Khim, pasti ke mari lagi! Aku suruh ara padri meninggalkan
Tong Thian Hong, lalu kuil itu pun dibakar, maka semua padri
akan terhindar dari petaka, kaupun harus begitu!"
Wajah Lu Leng tampak tercengang kaget mendengarnya .
"Supek, apakah harus membiarkan Liok Ci Khim Mo terus
bertindak sewenang-wenang?"
"Aku akan berangkat ke Thian Tok (lndia), untuk
berunding dengan padri yang berkepandaian tinggi di sana,
bagaimana cara mengatasi Pat Liong Thian Im, Atau aku
harus mempelajari semacam ilmu aliran Buddha, Kalau tidak
berhasil, terpaksa pasrah saja!" Ucapan Sui Cing Siansu, persis
seperti Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, bahwa Pat Liong Thian Im
memang merupakan ilmu yang amat hebat, dan sulit dicarikan
tandingannya di rimba persilatan.
Lu Leng tertegun dengan pandangan mata nanar, Sambil
menepuk bahu Lu Leng Sui Cing Siansu berkata sungguhsungguh,
"Setelah kau membakar kamarmu, kaupun harus pergi
menghindar untuk sementara waklu!"
Lu Leng manggut-manggut, sedangkan Sui Cing siansu
melesat pergi meninggal kan nya.
1336
Lu Leng masih berdiri terpaku di tempat, Ber-selang sesaat
barulah dia melesat ke arah See Thian Hong. setelah
memeriksa dengan cermat tiada seorang pun berada di situ,
dia menyalakan api membakar bangunan itu. Tak lama api
mulai berkobar-kobar, sekejap api sudah membubung tinggi,
Setelah yakin tempat itu akan terbakar, Lu Leng segera
melesat pergi meninggalkannya. Sampai di bawah gunung, Lu
Leng berdiri di depan kuburan baru sambil berpikir Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen mengatakan, bahwa Oey Sim Tit pasti akan
mengembalikan Pat Liong Khim kepada Liok Ci Khim Mo, maka
Liok Ci Khim Mo akan kembali ke situ, Mungkin dugaan Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen tidak meleset.
Kalau begitu, alangkah baiknya bersembunyi di sekitar
tempat ini, Kalau Liok Ci Khim Mo muncul, dia akan
menyerangnya dengan golok pusaka, serangan yang
mendadak pasti akan membuat Liok Ci Khim Mo tiada
kesempatan membunyikan harpa kuno itu!
Berhasil atau tidak, cara tersebut memang harus dicoba!
Demikian pikir Lu Leng.
Setelah berpikir begitu, dia langsung memeriksa di sekitar
tempat itu mungkin akan menemukan persembunyian yang
cocok. Akhirnya tak lama dia menemukan sebuah pohon
besar. Di belakang pohon terdapat sebuah lobang, ini
merupakan tempat persembunyian yang amat cocok dan
aman, pikirnya,
Kalau Liok Ci Khim Mo muncul, gampang baginya untuk
membokong, Lu Leng yakin berhasil!
1337
Dengan perasaan gembira Lu Leng membacok beberapa
dahan untuk menutupi dirinya setelah bersembunyi ke dalam
lobang,
Lu Leng mengeluarkan makanan kering yang dibawanya.
Maksudnya makan dulu baru bersembunyi Seusai makan, dia
langsung memasuki lobang, alu menutupi dirinya dengan
dahan-dahan pohon.
Memang tidak enak berdiri dengan dahan-dahan pohon
menutupi dirinya, namun demi membalas dendam, dia harus
bertahan sambil mengintip keluar
Dia berdiri diam, sebelah tangannya menggenggam golok
pusaka, siap menyerang apabila Liok Ci Khim Mo muncul,
Hampir satu malam Lu Leng menunggu di dalam lobang
pohon itu. Liok Ci Khim Mo yang ditunggu belum juga muncul,
Lu Leng menganggap Liok Ci Khim Mo sudah tidak akan
datang lagi, Namun ketika dia baru mau keluar, mendadak
terdengar suara pembicaraan orang,
"Ayah, aku sudah duga dari tadi, mereka sudah bubar
semua!"
Lu Leng terkejut bukan main ketika mengetahui suara itu
milik Oey Sim Tit. Yang sungguh membuatnya tegang, suara
itu berasal dari balik pohon. Tentu saja Lu Leng tidak melihat
mereka,
Hal itu benar-benar membuatnya risau. Untuk
melancarkan serangan jelas akan terlambat karena dirinya
berada di dalam lobang di balik pohon besar Akhirnya Lu Leng
dengan sabar terus menunggu,
1338
Terdengar lagi suara Oey Sim Tit bernada gugup,
"Ayah, aku,., aku hanya berpikir, kenapa harus melukai
begitu banyak orang!"
Liok Ci Khim Mo membentak sengit.
"Kau tahu apa? Kalau ayah tidak melukai mereka,
sebaliknya mereka pasti akan mencelakai ayah!"
"Ayah memiliki ilmu Pat Liong Thian Im. Siapa yang berani
cari gara-gara dengan Ayah?"
Terdengar suara "Phui", kemudian Liok Ci Khim Mo
berkata.
"Nak! Kau hanya tahu satu, tak tahu lain! Ayah memang
memiliki ilmu Pat Liong Thian Im, namun ilmu silat ayah tidak
tinggi. Ketika berada di puncak Sian Jin Hong, ayah terkena
pukulan Tong Hong Pek, yang membuat ayah terluka parah,
Kalau saja waktu itu dia tidak pingsan, nyawa ayah pasti
sudah melayang. Sampai di rumah, ayah menyembunyikan Pat
Liong Khim. Di tepi sungai Huang Ho bertemu saudara angkat
ayah, sehingga terpaksa memetik tali
senar harpa ini lagi, sedangkan ayah dalam keadaan luka
parah, Akhirnya ayah bersembunyi di suatu tempat yang sepi
dan rahasia, merawat luka hingga dua tahun lebih. Setelah itu
baru keluar lagi, Coba pikir, kalau dulu Tong Hong Pek tidak
terluka, bukankah nyawa ayah sudah melayang?"
Mendengar itu, Lu Leng tahu sebabnya kenapa dua tahun
lebih Liok Ci Khim Mo tidak muncul dalam rimba persilatan.
Ternyata selama itu dia menyembuhkan luka dalamnya yang
sangat parah.
1339
Dari kenyataan ini Lu Leng dapat menyimpulkan bahwa
ada cara untuk mengalahkan Liok Ci Khim Mo yang selamanya
tak terkalahkan ini.
Berpikir sampai di situ, nyali Lu Leng pun bertambah besar
Kalau Liok Ci Khim Mo sudah berada di depan, dia akan
melancarkan serangan,
"Kalau Ayah tidak membunuh orang dengan Pat t Liong
Thian Im, aku pikir orang lain pun tidak akan mencelakai
Ayah! Hari itu di rumah besar, ketika sedang hujan deras,
Ayah menyembunyikan Pat Liong Khim, itu nyaris membuat
nyawaku melayang, Untung Nona Tam menyelamatkanku!"
Liok Ci Khim Mo tertawa.
"Siapa suruh kau tidak melihat jelas wajahku? Tapi sejak
itu aku pun tahu Busur Api yang amat penting itu ternyata
telah muncul!"
Tertegun Lu Leng mendengar itu, sebab Liok Ci Khim Mo
mengatakan Busur Api yang amat penting, Apa pentingnya?
pikir Lu Leng semakin penasaran.
"Busur Api berada di tangan ku, kenapa Ayah bilang amat
penting?"
Liok Ci Khim Mo tertawa geLak.
"Ha ha hal Semua orang tahu, Pat Liong Thian Im tiada
lawannya. Kau tidak tahu, Nak. Lawannya yaitu Busur Api
yang sekarang jadi milikmu ini...."
Mendengar itu, giranglah Lu Leng, Dia sama sekali tidak
menyangka, Busur Api itu dapat melawan Pat Liong Thian Im.
1340
Namun dia tak tahu bagaimana caranya, Lu Leng menahan
nafasnya. Dirinya belum berani turun tangan, sebab kalau
gagal melancarkan serangan gelap itu, dia akan tetap tak tahu
bagaimana cara menggunakan Busur Api melawan Pat Liong
Thian 1m.
"Ayah, bagaimana Busur Api dapat melawan Pat Liong
Thian lm?"
Liok Ci Khim Mo menyahut dingin,
"Binalang kecil, setelah kau tahu caranya, apakah berniat
mencelakai ayahmu?"
Oey Sim Tit menyahut gugup,
"Ayah, tidak gampang aku tahu asal-usulku! Kau adalah
Ayahku, bagaimana mungkin aku mencelakai Ayah? Kemarin
aku mengambil Pat Liong Khim, hanya karena..."
Sebelum usai Oey Sim Tit berkata, Liok Ci Khim Mo sudah
membentak.
"Tidak usah dikatakan lagi, perkataanmu itu tidak dapat
masuk ke dalam telinga ayah, Memberitahu padamu tidak
apa-apa. Sebab, tiada Panah Bulu Api, Busur Apimu itu tiada
guna nya !"
"Apa itu Panah Bulu Api?" tanya Oey Sim Tit terkejut.
"Di sini tidak ada orang lain, biar aku jelaskan pada mu.
Tiga ratus tahun lalu, Pat Liong Thian Im juga pernah muncul
Orang yang memegangnya saat itu adalah orang yang
mempunyai dendam berdarah, musuh besarnya
berkepandaian amat tinggi! Setelah memperoleh Pat Liong
1341
Thian Im, orang itu mulai membalas dendam, sehingga
menimbulkan petaka dalam rimba persilatan Hingga ketika
Busur Api muncul, saat itu masih terdapat tujuh batang Panah
Bulu Api. Kalau memanah dengan Panah Bulu Api, maka dapat
menahan sejauh empat lima mil, tenaganya tidak akan
berkurang sama sekali!"
Oey Sim Tit terperanjat
"Oh? Ternyata begitu, aku sama sekali tidak tahu!"
"Kebetulan Busur Api dan Panah Bulu Api jatuh ke tangan
musuh besar itu, Maka saat pemiliknya memetik tali senar Pat
Liong Khim di sebuah puncak, musuh besar itu ternyata
berada di puncak seberang, Dia melepaskan tujuh kali Panah
Bulu Api. Orang itu terluka parah, namun tidak mati, Musuh
besarnya langsung ke puncak seberang dan terjadi
pertarungan mati-niatian. Akhirnya mereka berdua mati
bersama, maka Pat Liong Khim, Pat Liong Thian Im, dan Busur
Api berada di puncak gunung itu!"
"Kalau begitu, tujuh batang Panah Bulu Api juga harus
berada di sana!"
Liok Ci Khim Mo menyahut
"Kedua orang itu setelah terluka parah jadi menyesal
sekali. Mereka meninggalkan tulisan di tanah tentang kejadian
mereka berdua, tapi tidak menjelaskan berada di mana
ketujuh batang Panah Bulu Api itu. Kami pernah mencari,
namun tidak ketemu!"
Oey Sim Tit terbelalak kaget mendengar penjelasan
ayahnya.
1342
"Ayah, kalau ketujuh batang Panah Bulu Api itu muncuI,
bukankah amat membahayakan?"
Ucapan tersebut dicetuskannya dengan setulus hati, Oey
Sim Tit tidak setuju akan perbuatan ayahnya, namun dia
berhati jujur dan lurus, sesuai dengan dugaan Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen, akhirnya dia mengembalikan Pat Liong Khim itu
kepada ayahnya, seandainya Panah Bulu Api itu muncul,
tentunya amat membahayakan diri ayahnya, itu yang
dicernakan Oey Sim Til.
Liok Ci Khim Mo tertawa gelak,
"Ha ha ha! Anak bodoh, Busur Api berada padamu,
Ginkangmu amat tinggi, siapa dapat merebutnya dari
tanganmu? Kalau kau tidak mengkhianati ayah, Panah Bulu
Api muncul pun tidak masalah! Ya, kan?"
Oey Sim Tit manggut-manggut
"Tidak salah, Ayah!"
Apa yang dibicarakan mereka berdua, tiada sepatah kata
pun terlewat dari telinga Lu Leng. Dapat dibayangkan, betapa
girangnya hati Lu Leng saat itu.
Liok Ci Khim Mo menganggap di tempat itu tiada orang
ketiga, maka membeberkan rahasia secara gamblang kepada
putranya, sedangkan ketujuh batang Panah Bulu Api masih
belum ditemukan Kemungkinan besar masih berada di gunung
Tang Ku Sat itu. Asal menemukan ketujuh batang Panah Bulu
Api, berarti urusan telah berhasil sebagian.
Walau Oey Sim Tit memiliki Ginkang yang amat tinggi,
boleh dikatakan tiada seorang pun dapat menandinginya, juga
1343
tidak gampang merebut Busur Api itu dari tangannya, Lagi
pula setelah Liok Ci Khim Mo mengatakan begitu, dia pasti
lebih berhati-hati,
Bagian 29
Kini hanya Lu Leng seorang diri yang mengetahui rahasia
besar ini. Oleh karena itu, Lu Leng pun mulai
mempertimbangkan Dia berpikir keras bagaimana cara untuk
mengalahkan tokoh bengis ini.
"Mereka telah pergi, aku tidak takut! Aku akan ke tempat
mereka, apakah mereka dapat meloloskan diri?" ujar Liok Ci
Khim Mo pada anaknya sendiri.
Tak seberapa lama kemudian, Lu Leng sudah melihat
mereka, ternyata mereka berdua berputar berjalan di depan
Lu Leng.
Seketika perasaan Lu Leng jadi tegang dan penuh emosi.
Kalau mengikuti rencana semula, dia akan menyerang Liok Ci
Khim Mo dari belakang, itu merupakan kesempatan baik
baginya, Akan tetapi, kepandaian Liok Ci Khim Mo cukup
lumayan. Apabila serangannya gagal, berarti dirinya yang akan
binasa, Tentang rahasia yang diketahuinya itu, juga akan ikut
terkubur selamanya.
Kalau tadi Lu Leng tidak mendengar tentang rahasia itu,
saat ini dia pasti sudah menyerang Liok Ci Khim Mo dengan
golok pusaka di tangannya, padahal kalau sampai gagal, ini
sangat menyangkut nasib kehidupan rimba persilatan
1344
Oleh karena itu, walau Liok Ci Khim Mo sudah berada di
depannya, dia tetap harus mempertimbangkan secara hatihati,
Tidak boleh bertindak gegabah tanpa pertimbangan
matang.
Di saat dia sedang mempertimbangkan itu, Liok Ci Khim
Mo dan Oey Sim Tit sudah semakin jauh,
Lu Leng baru tersadar bahwa dirinya saat ini sangat
berperan sebagai pemegang kunci atas hancur dan damainya
kehidupan rimba persilatan.
Dialah seorang pemegang rahasia atas kedua tokoh anak
dan bapak ini.
Kebimbangan dan rasa sesal menyergap hatinya, Saat ini
dia tak tahu, apakah dirinya akan menjadi pencipta
perdamaian atau malapetaka bagi rimba persilatan.
Lama sekali pemuda itu tertegun di tempat
persembunyiannya. sementara itu Liok Ci Khim Mo dan Oey
Sim Tit sudah tidak kelihatan Lu Leng berpikir, Sui Cing Siansu
telah meninggalkan kuilnya pergi ke Thian Tok. Yang lain pasti
sudah menghindar entah ke mana, Maka Liok Ci pasti tidak
dapat menemukan mereka, kecuali bertemu di tengah jalan,
Lu Leng tidak berani lama-lama di situ, dia mengambil
keputusan pergi ke gunung Tang Ku Sat mencari Panah Bulu
Api. setelah itu baru mengambil keputusan lagi.
Maka dia segera melesat pergi meninggalkan gunung Go
Bi San.
Ketika sampai di sebuah puncak, dia melihat satu stel
pakaian merah tergeletak di atas sebuah batu, Lu Leng
1345
tercengang, Dia kenal benar pakaian itu, pemiliknya tak lain
Tam Goat Hua.
Di saat gadis itu pergi mendadak, Lu Leng memiliki dua
dugaan. Pertama gadis itu akan membunuh diri terjun ke
jurang, kedua dia akan hidup menyendiri di suatu tempat sepi,
melewati hari-hari yang penuh penderitaan.
Dengan kedua kemungkinan itu, sudah pasti Lu Leng tidak
akan berjumpa dengannya lagi, Karena itu, hati Lu Leng
semakin berduka,
"Kakak Goat, kau... kau berada di mana?" Lu Leng
berteriak sejadi-jadinya, Namun tidak juga terdengar suara
sahutan sama sekali,
Lu Leng mendekat dan mengambil pakaian tersebut
Ternyata di batu itu terdapat sebaris tulisan yang diukir
dengan tangan, Tertegun Lu Leng, karena Tam Goat Hua
tidak memiliki Lweekang setinggi itu,
Anak Leng
Pakaian merah milik Goat Hua ini, kutemukan di sudut
batu, Dia mengalami kejadian yang amat mendukakan
hatinya, sedangkan hatiku sudah beku, Aku tahu kau pasti
melewati tempat ini, maka kutinggalkan tulisan di sini, baikbaiklah
kau menjaga diri.
Pek
Ternyata Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek yang
meninggalkan tulisan tersebut, dan khusus ditujukan kepada
Lu Leng.
1346
Lu Leng tertegun setelah membacanya, Air mata mengalir
membasahi pipi, pakaian merah Tam Goat Hua berada di situ,
tentu dirinya sudah celaka, pikirnya semakin tidak karuan. Lu
Leng menyimpan pakaian merah itu ke dalam bajunya.
Tam Goat Hua dan Tong Hong Pek terdapat hubungan
cinta kasih yang amat erat sesungguhnya siapa pun tidak
bersalah dalam hal itu, Lu Leng mencintai Tam Goat Hua,
namun dia sudah setulus hati memberi selamat kepada
mereka berdua, Dia rela hidup menderita demi kebahagiaan
Tam Goat Hua dan Tong Hong Pek!. Namun petaka terjadi di
luar dugaan, Dia, Lu Leng dan Tam Goat Hua telah
terpengaruh oleh Pat Liong Thian Im, sehingga menyebabkan
mereka berdua melakukan perbuatan yang tidak senonoh
dalam sergapan nafsu iblis pengaruh bunyi alunan harpa sakti
itu. Kini pakaian merah Tam Goat Hua berada di situ, pertanda
kalau gadis itu sudah membunuh diri terjun ke jurang,
Berpikir sampai di sini, dendamnya terhadap Liok Ci Khim
Mo bertambah dalam. Bergejolak mendidih dalam jiwanya,
"Kakak Goat, aku tahu kau tidak membenciku Kau benci
Liok Ci Khim Mo. Aku akan menuntut balas padanya!" geram
Lu Leng sambil mendongakkan kepala ke langit Seakan
bersumpah setulus hati. Dia meninggalkan tempat itu dan
langsung menuju ke gunung Tang Ku Sat. Gunung tersebut
terletak di tengah-tengah wilayah Cing Hai dan Tibet
puncaknya sambung-menyambung ribuan mil, dan terselimuti
salju yang amat sulit didaki. Lu Leng sama sekali tidak tahu, di
puncak mana Liok Ci Khim Mo menemukan Liong Thian Im.
Maka kalau ingin mencari ketujuh batang panah Bulu Api
tersebut, sulitnya seperti mencari jarum di dasar laut.
Akan tetapi, Lu Leng sama sekali tidak memikirkan itu, Dia
terus menuju ke gunung Tang Ku Sat, kalau harus
1347
membutuhkan waktu sepuluh tahun, dia tetap akan mencari
ketujuh batang Panah Bulu Api itu!. Oleh karena itu, Lu Leng
terus melakukan perjalanan siang dan malam menuju ke
gunung Tang Ku Sat, Dalam perjalanan dia sama sekali tidak
memperlihatkan dirinya dalam kaum rimba persilatan. Maka
tidak mengalami suatu kejadian yang di luar dugaan, Sebulan
kemudian, dia sudah berada di sekitar gunung tersebut. Di
wilayah itu, penduduk semakin jarang, juga tidak tampak
tanah datar Yang ada hanya tebing yang curam.
Semakin mendekati gunung Tang Ku Sat, Lu Leng semakin
merasa sulit mencari tujuh batang Panah Bulu Api. Namun dia
tetap melakukan perjalanan. Hari itu dia memasuki sebuah
lembah. Tampak puncak gunung menjulang ke langit Dia
berhenti sambil berpikir Rasanya tak ada lagi tempat yang
harus di tuju. Namun akhirnya dia melangkah berusaha
mencari dua puncak gunung yang saling berhadapan seperti
yang dikatakan Liok Ci Khim Mo, dua tokoh yang saling
bertarung itu berdiri di dua puncak yang saling berhadapan.
Kalau dia dapat mencari dua puncak yang berhadapan itu,
bukankah sudah punya harapan?. Berpikir sampai di situ,
timbullah harapan dalam hati Lu Leng, Maka dia mulai
memperhatikan semua puncak gunung yang berada di situ,
Akan tetapi, dia tidak melihat ada sepasang puncak gunung
yang saling berhadapan.
Hampir tiga bulan Lu Leng berputar-putar di pegunungan
Tang Ku Sat. Tiga bulan kemudian datanglah musim salju. Di
pegunungan itu hanya terdapat salju dan hembusan angin
dingin. Dalam tiga bulan itu, Lu Leng hanya makan buahbuahan
yang didapat di sana. Sungguh diluar dugaan, buahbuahan
itu amat berkhasiat, sehingga membuat Lweekang Lu
Leng bertambah maju pesat Bahkan luka di dadanya telah
sembuh.
1348
Akan tetapi, luka di dalam hatinya tidak bisa sembuh,
masih terasa sakit dan pedih. Setiap kali dia berhenti
beristirahat bayangan Tam Goat Hua muncul di mata nya.
Kemudian sepertinya mendengar suara seruan gadis itu.
"Jangan sentuh aku!" Itu adalah suara seruan Tam Goat
Hua, ketika Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memegang
bahunya. Saat itu gadis tersebut kembali ke ruang besar
Terkenang semua itu di benak Lu Leng yang nelangsa.
Teringat akan hal itu, air mata Lu Leng meleleh. Dalam
waktu tiga bulan, entah sudah berapa kali mengucurkan air
mata, jika teringat pada Tam Goat Hua. Dalam tiga bulan
pula, dia tidak memperoleh hasil apa pun, Namun Lu Leng
tidak putus asa, tetap mencari dari puncak gunung ke puncak
gunung lain.
Hari itu, hawa udara amat buruk, angin berhembus
kencang menegangkan bunga-bunga salju. Segala apa pun
yang berada di jarak beberapa depa, sama sekali tidak
kelihatan. Lu Leng mendaki puncak gunung dengan cara
memegang batu yang ada di tebing, Walau Lu Leng memiliki
Lweekang tinggi, namun beberapa kali dia nyaris terjatuh
terhembus oleh angin kencang yang berhembus dahsyat.
Sampai di tengah gunung, Lu Leng terpaksa berhenti.
KebeiuIan dia berada di atas sebuah batu datar, Ternyata batu
itu menonjol keluar dari punggung gunung, Batu besar itu
dipenuhi salju, sehingga amat licin.
Perlahan-lahan Lu Leng menggeserkan badannya ke
depan, maksudnya agar badannya menempel pada dinding
gunung. Sesampainya di dinding gunung, dia bersandar sambil
memandang ke sekelilingnya, Tidak tampak apa pun. Kecuali
bunga-bunga salju berterbangan Lu Leng menghela nafas
panjang, Dia tidak tahu kapan badai salju akan berhenti.
1349
Kalau badai salju berlangsung tujuh delapan hari,
sedangkan dia terkurung di situ, kemungkinan besar dia tidak
akan tahan, Sebab, angin terus menerus berhembus kencang
dan sangat dingin. Kalau tiada tempat berteduh, dia betulbetu!
tidak dapat bertahan. Setelah berpikir sejenak, dia mulai
meraba-raba dinding gunung, Mudah-mudahan ada goa agar
dapat berteduh, pikirnya berharap-harap cemas. Benar tak
seberapa lama dia melihat sebuah goa kecil. Dia memasuki
goa tersebut.
Begitu masuk ke dalam goa kecil itu, suara hembusan
angin yang menderu-deru tidak begitu kedengaran lagi,
Bahkan terhindar dari bunga-bunga salju. Lu Leng mulai
menghimpun hawa murni, membuat sekujur badannya mulai
terasa hangat dan nyaman. Ketika dia baru mau memejamkan
mata untuk tidur sejenak, mendadak terdengar suara helaan
nafas di atas kepalanya,
Lu Leng terkejut bukan kepalang, Selama tiga bulan dia
berada di gunung Tang Ku Sat tak pernah sekali pun bertemu
orang. Kini di dalam goa yang amat kecil itu telinganya
mendengar suara helaan nafas. Semula dia mengira
telinganya salah dengar mungkin itu cuma hembusan angin,
Akan tetapi tak lama kemudian terdengar lagi suara helaan
nafas itu, Tidak salah! itu memang suara helaan nafas
manusia, sebab Lu Leng mendengar dengan jelas sekali.
Perlahan-lahan dia membalikkan badan, lalu
mendongakkan kepala memandang ke atas, Namun suasana
begitu gelap dan tak dapat melihat apa pun. Walau mulut goa
itu kecil namun di dalamnya amat besar Lu Leng tertegun
sambil menahan nafas, Kemudian merangkak ke dalam.
Setelah berdiri, dia mulai mendengar lagi dengan penuh
perhatian Terdengar lagi suara helaan nafas, namun tiada
1350
seorang pun, Kemudian terdengar suara batuk pula. Lu Leng
yakin di dalam goa itu terdapat orang lain, Kalau goa tersebut
ada penghuninya, sudah pasti penghuninya adalah kaum
rimba persilatan yang berkepandaian tinggi, Tidak mungkin
orang biasa menghuni goa di tempat yang terasing ini. Begitu
pikir Lu Leng.
* * * *
Bab 62
Lu Leng sama sekali tidak berani bersuara, Perlahan-lahan
berjalan ke dalam. Dia bisa menduga siapa kira-kira menusia
yang menghuni goa di tebing gunung bersalju ini. Mendadak
terdengar suara seseorang, Lu Leng langsung memasang
telinga dengan penuh perhatian
"Aaah! Aku bilang lebih baik kita kabur ke seberang laut
saja! Melewati hari-hari yang tenang, tapi kau malah mau
membalas dendam. Kini kita terkurung di sini, Kalau kurang
lebih setengah bulan lamanya, kita pasti mati kelaparan!"
Lu Leng tahu itu suara wanita, Dia merasa kenal akan
suara itu, namun lupa di mana dia pernah mendengarnya,
Kemudian terdengar lagi suara lelaki yang parau.
"Kakak, kini penjahat Liok Ci itu malang-melintang dalam
rimba persilatan Biar kita menyingkir ke mana, dia pasti tidak
akan melepaskan kita! Dulu kita yang menemukan Pat Liong
Thian Im, kini hanya kita berdua yang tahu bagaimana
melawan Pat Liong Thian Im itu, Bagaimana mungkin dia akan
melepaskan kita?"
Wanita itu menyahut.
1351
"Memang tidak salah, tapi ketika kita datang ke sini, sudah
dengar penjahat Liok Ci itu telah berkumpul kembali dengan
putranya. Busur Api berada di tangan putranya!"
Lelaki itu tertawa dingin.
"Walau Busur Api berada di tangan putranya, tidak
persoalan bagi kita, Asal kita berhasil mencari Panah Bulu Api,
kita memanah mati penjahat Liok Ci bukankah kita yang akan
malang-melintang dalam rimba persilatan? Nah, walau harus
menderita sekarang, tapi tidak jadi masalah!"
Mendengar sampai di situ, tersentak hati Lu Leng, Kini dia
baru ingat siapa yang berbicara itu, Tidak lain adalah wanita
buruk rupa dan Chou Kim Kong Huang Yen, dua orang dari
Coan Tiong Liok Chou!. Begitu tahu mereka berdua, giranglah
hati Lu Leng, Sebab Liok Ci Khim Mo adalah Chou Ling Koan
Oey Tung, salah seorang Coan Tiong Liok Chou! Kini kedua
orang itu berada di dalam goa, tentunya Lu Leng merasa
gembira, sebab mereka berdua pasti tahu di mana kedua
puncak yang berhadapan itu.
Perlahan-lahan Lu Leng berjalan ke dalam, Ketika
menikung, tampak ada sedikit cahaya, yang berasal dari mulut
goa. Terlihat ada seorang wanita tinggi gemuk berwajah buruk
menakutkan, dan seorang lelaki berkaki satu, Mereka berdua
duduk di mulut goa sambil memandang keluar. Lu Leng
bersandar pada dinding goa. Gerak-geriknya sama sekali tidak
mengeluarkan suara, maka kedua orang itu tidak tahu akan
keberadaannya di situ,
Terdengar suara wanita buruk rupa,
1352
"Tidak salah katamu, dulu kita terus mencari tapi tidak
berhasil menemukan Panah Bulu Api itu. Kini kita pergi
mencari lagi, bukankah akan sia-sia juga?"
Huang Yen menghela nafas panjang,
"Aaah! Biar bagaimana pun kita harus terus mencari. Kalau
tidak berhasil menemukan Panah Bulu Api, berarti penjahat
Liok Ci masih berumur panjang!" Huang Yen berhenti sejenak,
setelah itu melanjutkan
"Berdasarkan tulisan itu, ketujuh batang Panah Bulu Api
memang telah diluncurkan. Mungkin menembus ke dalam
batu, Kalau kita cari dengan teliti, walau harus membuang
waktu satu dua tahun, pasti akan berhasil menemukannya."
Wanita buruk rupa tertawa.
"He he! Tidak berhasil menemukan tujuh batang, satu
batang pun sudah lumayan!"
Mereka berdua bercakap-cakap sejenak, lalu tidur. Lu Leng
tahu, apabila badai salju tidak berhenti, mereka berdua tidak
akan pergi. Karena itu, Lu Leng mundur dari situ, kemudian
dia juga tertidur.Entah berapa lama kemudian, barulah dia
terjaga. Mendapati suasana sepi Lu Leng segera bangun
sambil memandang ke depan, Ternyata badai salju telah
berhenti, wanita buruk rupa dan lelaki berkaki satu sudah
tidak kelihatan lagi di mulut goa.
Dia segera melesat ke sana, Dia melihat jejak kaki di
permukaan salju. Lu Leng girang, dia tahu mereka berdua
belum lama pergi. Maka dia mengikuti jejak-jejak itu, Dan tak
lama dia sudah turun dari puncak gunung. Jejak-jejak kaki itu
masih kelihatan, tampak pula 1obang-lobang kecil, Rupanya
1353
bekas tongkat penyanggah milik lelaki berkaki satu itu. Akan
tetapi, setelah turun dari puncak gunung, dia melihat ada
jejak kaki lain. Jejak kaki itu tidak begitu dalam. Kalau Lu Leng
tidak memperhatikan tentunya tidak akan tahu telah
bertambah jumlah jejak kaki baru.
Jejak kaki baru itu berjarak amat jauh, pertanda
Ginkangnya lebih tinggi dari si wanita buruk rupa maupun
Huang Yen lelaki berkaki satu itu. Lu Leng tertegun Dia tahu
bukan cuma dia seorang yang menguntit mereka berdua,
Ternyata masih ada orang lain, entah siapa dan apakah orang
ini melihat Lu Leng?
Karena itu, Lu Leng bertambah berhati-hati, Dia terus
bergerak ke depan, Tak lama kemudian terdengar suara
mereka berdua, Lu Leng tidak merasa khawatir akan kedua
orang itu. Yang membuatnya was-was justru orang yang satu
itu. Begitu mendengar suara kedua orang itu, Lu Leng segera
berhenti Dia bersembunyi di belakang sebuah batu besar.
Mendadak terdengar suara seruan wanita buruk rupa,
"Siapa yang mengikuti kami di belakang?"
Ketika mendengar seruan itu, Lu Leng bertambah yakin
ada orang lain mengikuti mereka. Lu Leng berada agak jauh
dari mereka. Berdasarkan kepandaian mereka, sudah pasti
tidak akan mengetahui Lu Leng mengikuti mereka. Suara
seruan itu tentunya ditujukan kepada orang yang satu itu.
Terdengar suara Chou Kim Kong Huang Yen.
"Kak, di tempat ini bagaimana mungkin ada orang
menguntit kita? jangan banyak bercuriga!"
1354
Wanita buruk rupa mendengus dingin.
"Hm! Urusan dalam rimba persilatan tak mudah diduga,
Ketika kita turun dari puncak gunung itu, aku sudah merasa
ada orang menguntit kita," sahutnya.
"Kalau begitu, kita toleh saja ke belakang, pasti kelihatan
orang itu." kata lelaki berkaki satu.
"Kita terus berjalan dulu!" sahut wanita buruk rupa.
Mereka berdua terus berjalan Walau mereka sudah agak
jauh, namun Lu Leng masih belum memunculkan diri, Dia
bukan takut terlihat oleh kedua orang itu, melainkan ingin
melihat siapa orang yang satu itu. Akan tetapi, cukup lama Lu
Leng menunggu, tak terlihat siapa pun. Lu Leng khawatir akan
membuang waktu sehingga kehilangan jejak kedua orang itu,
maka segera mengikuti mereka. Lu Leng terus mengikuti
mereka hingga hari mulai gelap, Dari jauh dia melihat kedua
orang itu berhenti di depan sebuah puncak gunung, Walau
terus mengikuti mereka berdua, tapi Lu Leng pun
memperhatikan jejak kaki yang lain.
Jarak jejak lelaki itu semakin agak jauh. Mungkin orang itu
pun sudah tahu bahwa dirinya diketahui oleh kedua orang
yang di depan, maka dia lebih berhati-hati. Lu Leng
mendongakkan kepala untuk memandang puncak gunung itu,
dan seketika juga tersentak.
Ternyata puncak gunung itu tidak begitu tinggi, hanya
kira-kira tiga atau empat mil di seberang sana. Di sana juga
tampak sebuah puncak yang tingginya sama dengan puncak
tersebut Kedua puncak itu berhadapan Kalau Lu Leng yang
mencari sendiri, tentunya tidak akan memperhatikan kedua
puncak itu. Wanita buruk rupa dan lelaki berkaki satu mulai
1355
mendaki, dan tak lama mereka sudah sampai di pinggang
gunung itu. Di saat bersamaan, Lu Leng melihat sosok
bayangan melesat ke luar dari kaki gunung. Sungguh cepat
gerakan orang itu, sehingga sekejap dia sudah bersembunyi di
belakang sebuah batu. Tak lama orang itu melesat keluar lagi
dari persembunyiannya, namun kira-kira empat lima depa
kembali bersembunyi lagi.
Gerakan orang itu memang sungguh cepat sekali. Lu Leng
melihat dia melesat dua kali, tapi sama sekali tidak melihat
jelas wajahnya... setelah melihat dia melesat ke puncak
gunung itu, Lu Leng ikut melesat ke sana. Akan tetapi,
gerakan orang itu laksana kilat. Dia, melewati kedua orang itu
dan sampai duluan di puncak gunung tersebut.
Lu Leng terus melesat ke atas dan tak lama sudah sampai
di sana. Dia lalu bersembunyi di belakang sebuah batu sambil
melongok keluar, namun orang itu sudah tidak kelihatan. Yang
tampak hanya wanita buruk dan lelaki berkaki satu, yang
keduanya sedang berdiri di puncak gunung sambil menarik
nafas dalam-dalam.
"Kakak, dulu kami berusaha menghapus tulisan itu, tapi
bekasnya pasti masih ada. Kita harus cari dengan cermat.
Akan malang melintang dalam rimba persilatan atau mati di
tangan penjahat Liok Ci, itu tergantung pada kita berhasil atau
tidak mencari ketujuh batang Panah Bulu Api tersebut"
Wanita buruk rupa itu mulai mencari ke sana ke mari,
kemudian mendadak mengeluarkan suara lirih lalu berkata.
"Lho! ini tidak benar! sepertinya ada orang datang di
tempat ini!"
Air muka Huang Yen langsung berubah.
1356
"Itu bagaimana mungkin?"
Wanita buruk rupa menunjuk sebatang ranting pohon
yang patah..
"Ketika kita ke mari, aku masih ingat tidak ada ranting
yang patah di pohon ini." Katanya.
Lu Leng yang bersembunyi di belakang batu, merasa
kagum juga terhadap wanita buruk rupa dan gemuk bagaikan
babi itu, sebab dia begitu teliti, sedangkan Huang Yen hanya
termangu-mangu.
"Mungkin terhembus angin kencang, maka ranting pohon
itu menjadi patah!" sahutnya kemudian.
Wanita buruk rupa menggeleng-gelengkan kepalanya...
"Jangan-jangan penjahat Liok Ci pernah ke mari mencari
Panah-Bulu Api?"
"Takut apa, dia belum menemukannya."
Mereka berdua bercakap-cakap sejenak, setelah itu Huang
Yen mengambil ranting yang patah itu, lalu digunakannya
untuk menyapu bunga salju di tempat itu. Lu Leng yang
bersembunyi di belakang batu tidak begitu mempedulikan
kedua orang itu, Dia justru merasa heran, karena tidak tahu
orang yang satu itu kini bersembunyi di mana. Sementara itu
Huang Yen terus menyapu bunga-bunga salju sehingga
mendekati Lu Leng, Lu Leng pun berpikir kini dirinya sudah
sampai di puncak gunung tersebut. Tujuan sudah tercapai,
maka kalaupun memunculkan diri, juga tidak apa-apa.
1357
Mengenai orang yang satu itu, setelah Lu Leng
mengendalikan wanita buruk rupa dan lelaki berkaki satu,
barulah mencari orang tersebut Puncak gunung itu tidak
seberapa luas, tidak mungkin tidak menemukannya, Lu Leng
mengambil keputusan begitu, maka lalu bersiap-siap
menunggu Huang Yen sampai lebih mendekat lagi, barulah
turun tangan.
Huang Yen terus menyapu bunga-bunga salju, Ketika
mendekati tempat persembunyian Lu Leng, mendadak dia
mendengar suara bentakan keras, Namun apa yang terjadi dia
pun tidak jelas, hanya tahu-tahu ada serangkum angin yang
amat kuat menyerang dadanya, sehingga membuatnya
terpental. Ternyata Lu Leng telah menyerangnya namun tidak
menggunakan Kim Kong Sin Ci. Ketika Huang Yen terpental,
Lu Leng segera bergerak cepat untuk mencengkeramnya
dengan jurus Thui Yun Nah Goat (Mendorong Awan
Mengambil Bulan), yakni salah satu jurus Kin Na Ciu (llmu
Mencengkeram), Lu Leng berhasil mencengkeram nadi Huang
Yen, dan seketika juga lelaki berkaki satu menjerit.
"Aaaakh!"
Wanita buruk rupa langsung berteriak aneh, lalu berkata.
"Ternyata benar ada orang!"
Dia mengayunkan tangannya ternyata menyerang Lu Leng
dengan senjata rahasia beracun. Tampak dua batang jarum
meluncur secepat kilat ke arah Lu Leng.
Lu Leng segera menggerakkan jari telunjuknya ke arah
senjata rahasia beracun itu dengan mengeluarkan jurus Siang
Hong Cak Yun (Sepacang Puncak Menembus Awan) dan
berhasil menjatuhkan kedua batang jarum tersebut. Di saat
1358
bersamaan, Lu Leng mencelat ke belakang sambil menarik
Huang Yen. Wanita buruk rupa tampak gusar sekali, Dia
berteriak aneh lagi sambil menyerang Lu Leng.
Lu Leng tidak menangkis serangan itu, melainkan
mencelat ke belakang sambil menarik Huang Yen.
"Wanita jelek! Kau bukan lawanku! Kalau kau masih
menyerang, jangan menyalahkanku bertindak sadis
terhadapmu!" bentaknya sengit
"Phui!" Wanita buruk rupa langsung meludah dan mencaci.
"Dasar penjahat kecil! Kau menang hanya dengan cara
membokong!"
Lu Leng tertawa panjang, lalu mendadak jari telunjuknya
bergerak ternyata dia telah mengeluarkan jurus It Ci Keng
Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), Namun serangannya
tidak diarahkan pada wanita buruk rupa itu, melainkan
diarahkan pada sebuah batu. Jurus tersebut menggunakan
delapan bagian tenaga, sehingga menimbulkan suara
menderu-deru, kemudian terdengar lagi suara "Plaaak" batu
itu telah terbelah menjadi empat. Lu Leng mendongakkan
kepala, Dilihatnya wajah wanita buruk rupa itu telah berubah
pucat pias.
Lu Leng tertawa, sambil menatap wanita buruk rupa itu
seraya bertanya,
"Wanita jelek, menurutmu bagaimana?"
Wanita buruk rupa tertegun, Dia diam saja dengan mulut
ternganga lebar,
1359
sedangkan Lu Leng mengibaskan tangannya yang
mencengkeram lelaki berkaki satu, sehingga membuat lelaki
berkaki satu itu terpental beberapa depa.
"Sebetulnya aku tidak bermaksud memusuhi kalian,
namun aku punya dendam dengan Liok Ci Khim Mo. Kalau dia
belum mati, aku merasa tidak enak makan dan tidak bisa tidur
nyenyak! Kalian juga amat membencinya, bagaimana kalau"
kita bertiga bekerja sama saja?" katanya.
"Bekerja sama apa?" tanya wanita buruk rupa.
Lu Leng tersenyum..
"Bekerja sama untuk mencari Panah Bulu Api, setelah itu
bekerja sama lagi untuk merebut Busur Api itu" sahutnya.
Wajah wanita buruk rupa dan lelaki berkaki satu langsung
berubah pucat ketika mendengar perkataan Lu Leng. Selama
ini mereka menganggap rahasia tersebut, hanya mereka dan
Liok Ci Khim Mo yang mengetahuinya, tapi tidak tahunya Lu
Leng pun sudah tahu tentang itu.
Mereka berdua tertegun lama sekali.
"Bagaimana kau tahu tentang itu ?" tanya wanita buruk
rupa.
"Kini jangan berbicara soal itu, yang menguntit kalian
berdua sampai disini, tidak hanya aku seorang!" sahut Lu Leng
lalu berseru lantang.
"Sobat, sekarang kau boleh memperlihatkan diri! Kalau
kita mempunyai musuh yang sama, alangkah baiknya kalau
kita bekerja sama saja!"
1360
Lu Leng berseru berulang kali, namun tidak ada sahutan
sama sekali, maka dia amat gusar dalam hati dan langsung
mendengus dingin.
"Sobat, aku melihatmu naik ke puncak ini! Jangan sampai
aku bertindak terhadapmu, sebab akan merusak suasana!"
Akan tetapi tetap tiada sahutan. Kini wanita buruk rupa
dan lelaki berkaki satu mulai tidak percaya.
Lu Leng mendengus dingin.
"Hmm!" Badannya langsung bergerak, ternyata Lu Leng
berputar ke seluruh puncak tersebut. Sungguh mengherankan,
sebab jelas tadi dia melihat seseorang meloncat ke puncak itu,
namun kini dia telah mencari ke sana ke mari tidak
menemukan siapa pun. Maka dia tertegun.
"Kalian berdua, tadi aku melihat seseorang berpakaian
hitam melesat ke mari, Dia tidak mau memunculkan diri juga
tidak apa-apa, mari kita cari!" katanya.
Wanita buruk rupa dan lelaki berkaki satu itu saling
memandang. Mereka berdua tahu bahwa diri mereka tak
mampu melawan Lu Leng. Tapi mereka merasa tidak rela,
apabila Panah Bulu Api jatuh ke tangannya.
Oleh karena itu, lelaki berkaki satu berkata dingin.
"Lu Siauhiap, dulu kami pernah mencari di sekitar tempat
ini, namun tiada hasilnya, Kini kami ke mari hanya mengadu
untung saja, Silakan kau mencari seorang diri!"
Betapa gusarnya Lu Leng, tapi tidak mau sembarangan
turun tangan melukai orang, hanya mendengus dingin.
1361
"Hm! Kalian berdua tidak mau bantu, terserah!"
Usai berkata begitu, Lu Leng mulai mencari, dan tak lama
hari pun sudah mulai gelap. Wanita buruk rupa dan lelaki
berkaki satu menyalakan api, kemudian membakar seekor
kelinci. Lu Leng pun sudah membuat api unggun, Dia berdiri
termangu-mangu di sisi api unggun itu, Mata-nya memandang
ke puncak seberang sambil mengingat kembali cerita Liok Ci
Khim Mo. Ke tujuh Panah Bulu Api meluncur dari puncak
seberang, sampai di sini masih dapat melukai orang yang
memetik Pat Liong Kim. Dapat dibayangkan betapa
dahsyatnya tenaga luncuran itu.
Kalau begitu, mungkinkah Panah Bulu Api itu jatuh ke
bawah? Kemungkinan itu amat kecil. Kalau benar begitu,
panah-panah Bulu Api itu pasti menembus dada orang yang
memetik Pat Liong Khim, kemudian jatuh ke bawah gunung,
seandainya memang begitu, orang itu pasti terluka parah
sekali, dan bagaimana mungkin masih kuat bertarung dengan
musuh besarnya yang memanahnya?. Ketika hampir menemui
ajal, mereka berdua masih sempat meninggalkan tulisan,
pertanda mereka masih sadar. Sudah pasti mereka
menyimpan ke tujuh Panah Bulu Api itu di suatu tempat
Mereka berdua mati di sini, tentunya ketujuh Panah Bulu Api
itu disimpan di sekitar tempat ini.
Akan tetapi, hingga saat ini, yang mencari ketujuh batang
Panah Bulu Api itu masih belum berhasil itu sungguh susah
dimengerti! Lu Leng terus berpikir, mendadak telinganya
mendengar suara desiran di belakangnya.
Serr!
Dia sedang melamun, justru tidak disangka di saat ini ada
orang membokongnya dengan senjata rahasia, Oleh karena
1362
itu, begitu mendengar suara desiran itu, senjata rahasia
tersebut sudah mendekatinya. Dia segera menggeserkan
badannya ke samping, dan berhasil berkelit, namun terdengar
suara "Serr" lagi. Kali ini dia sudah tidak keburu berkelit, maka
bahu kirinya terkena senjata rahasia itu.
Lu Leng dapat merasakan, senjata rahasia itu berupa
jarum halus, Ketika terkena, dia tidak merasa sakit, hanya
merasa ngilu saja, jelas senjata rahasia itu mengandung
racun. Betapa gusarnya Lu Leng, Dia membalikkan badan
mengarah wanita buruk rupa dan lelaki berkaki satu seraya
membentak.
"Kalian berdua sungguh tak tahu diri! Aku tidak mau
mencelakai kalian, tapi kalian malah menyerang-ku dengan
senjata rahasia!"
Lu Leng mengerahkan Lweekang untuk menahan racun,
kemudian melesat ke hadapan mereka. Dia ingin turun tangan
menghajar mereka, agar mereka tahu rasa, Akan tetapi, ketika
sampai di hadapan mereka, Lu Leng malah tertegun. Dari
cahaya api unggun, terlihat wajah mereka amat menakutkan,
menghijau dan bernoda darah, maka jelas mereka berdua
telah mati.
Padahal Lu Leng mengira mereka berdua yang
membokongnya dengan senjata rahasia, Namun setelah
melihat mereka berdua telah mati, barulah Lu Leng tahu
bahwa dugaannya meleset. Yang menyerangnya dengan
senjata rahasia bukanlah kedua orang itu, melainkan orang
yang bersembunyi. Dari wajah kedua orang itu dapat diketahui
bahwa mereka berdua mati karena racun, sedangkan bahu kiri
Lu Leng makin terasa ngilu, jangan-jangan racun senjata
rahasia itu sudah mulai menjalar, tidak tertolong lagi.
1363
Berpikir begitu, Lu Leng terkejut bukan main. Dia cepatcepat
mengeluarkan Soat Hun Cu, lalu digosok-gosokkannya
pada bahu kiri yang terluka itu, Berselang sesaat, rasa ngilu
itu pun hilang, Lu Leng melihat di Soat Hun Cu itu ada garisgaris
hitam, tapi dalam sekejap garis-garis hitam itu lenyap.
Lu Leng menyimpan Soat Hun Cu itu, kemudian tertawa
dingin.
"Sobat! Kau telah menyerangku dengan senjata rahasia
beracun, kenapa masih tidak mau memunculkan diri?"
Saat itu sudah malam, di puncak gunung itu amat sepi, tak
terdengar suara apa pun. Lu Leng tahu bahwa pertanyaannya
tidak akan disahuti, Meskipun begitu dia pun pasang kuping
mendengarkan dengan penuh perhatian, tapi tidak terdengar
apa-apa. Kini Lu Leng tahu bahwa orang yang tidak mau
muncul itu berkepandaian amat tinggi, bahkan amat licik. Dia
berada di tempat gelap, sedangkan Lu Leng berada di tempat
terang, maka sudah pasti merugikan dirinya.
Wanita buruk rupa dan lelaki berkaki satu telah binasa,
Kalau Lu Leng tidak berhati-hati menjaga diri, mungkin akan
terkena serangan gelap juga. Malam itu, Lu Leng sama sekali
tidak berani tidur, melainkan terus berjaga-jaga.
Akan tetapi, malam itu sudah hampir berlalu, justru tiada
gerak-gerik apa pun. Ketika hari mulai terang, terdengar suara
pekikan di langit, yakni suara pekikan burung, Lu Leng
mendongakkan kepala. Dilihatnya beberapa ekor burung elang
berputar-putar di udara. Ternyata burung-burung elang itu
telah mencium bau mayat.
Bukan main terkejutnya Lu Leng, karena burung-burung
elang itu amat besar. Mendadak burung-burung elang itu
1364
menukik ke bawah ke arah mayat wanita buruk rupa dan
mayat lelaki berkaki satu, kemudian menyambar kedua mayat
itu sekaligus dibawa terbang ke atas, menuju sebuah tebing
yang tak begitu jauh. Lu Leng terus memandang burungburung
elang itu. Dari tebing muncul lagi beberapa ekor
burung elang, lalu menghilang di dalam tebing. Tertegun Lu
Leng menyaksikan itu, Tebing tersebut amat tinggi, membuat
Lu Leng termangu-mangu.
Tak seberapa lama, hari sudah terang, Lu Leng
memandang ke arah tebing itu lagi, Tampak beberapa ekor
burung elang terbang keluar dari tebing itu menuju puncak
tempat Lu Leng berdiri lalu menukik ke bawah sambil
menyambar. Sungguh besar burung-burung elang itu! Ketika
menyambar menimbulkan suara bagaikan hembusan angin
kencang. Betapa terkejutnya Lu Leng. Dia langsung berkelit
sambil menyambar sebatang dahan pohon, lalu menyerang ke
atas. Ternyata burung elang itu tidak menyambar Lu Leng,
melainkan menyambar dahan pohon untuk membuat sarang.
Menyaksikan itu, hati Lu Leng tergerak. Dia segera teringat
akan Panah Bulu Api. Bagaimana bentuknya, dia sama sekali
tidak pernah menyaksikannya, namun semua orang pasti
menduga, bahwa Panah Bulu Api itu berukuran kecil. Karena
Busur Api tidak begitu besar, otomatis Panah Bulu Api pun
pasti berukuran kecil pula, Dan, apabila panah Bulu Api
berukuran besar, sudah pasti disambar oleh burung-burung
elang itu untuk membuat sarang.
Berpikir sampai begitu, hati Lu Leng amat girang, Setelah
mengisi perut dengan daging kelinci bakar, mulailah dia
mencari lagi sampai di seluruh pelosok gunung itu, Akan
tetapi, hingga senja tetap tiada hasilnya.
1365
Itu membuat Lu Leng yakin, kalaupun ke tujuh batang
Panah Bulu Api masih ada, tentunya tidak berada di puncak
gunung ini. Lu Leng memandang lagi ke tebing tempat
burung-burung elang beterbangan Kalau dugaannya benar,
panah-panah Bulu Api itu dibawa pergi oleh burung-burung
elang itu untuk membuat sarang, apa salahnya ke tebing itu
melihat-lihat? setelah mengambil keputusan itu, Lu Leng
segera turun. Dia amat berhati-hati dan waspada akan
belakangnya, apakah ada orang mengikutinya atau tidak,
namun justru tidak ada.
Orang yang pernah membokongnya dengan senjata
rahasia beracun, sepertinya telah hilang lenyap. Walau
demikian, Lu Leng tetap waspada, Tebing itu kelihatan amat
dekat, namun ketika didekati, justru terasa jauh sekali. Ketika
Lu Leng hampir sampai di tebing itu, hari sudah gelap, maka
dia terpaksa bermalam di situ, namun tetap waspada.
Keesokan harinya begitu hari mulai terang, Lu Leng
langsung berangkat ke tebing itu. Dari jauh tebing itu
kelihatan lurus ke atas dan lurus ke bawah, namun setelah
didekati justru tampak jelas condong ke bawah, seakan
menindih siapa pun yang berada di sana bahkan amat bahaya
pula. Akan tetapi, Lu Leng sama sekali tidak menghiraukan
bahaya apa pun, dan langsung mendaki tebing itu.
Ketika tengah hari, Lu Leng baru sampai di sebuah batu
yang menonjol ke luar dari dinding tebing. Dia berdiri di situ
bersandar pada dinding tebing sambil mengatur
pernafasannya, kemudian memandang ke atas, Kalau dia naik
lagi, sudah pasti berada di sekitar sarang burung elang itu. Lu
Leng menundukkan kepala memandang ke bawah, Walau dia
berkepandaian tinggi, namun merasa bergemetar juga.
1366
Lu Leng membatin, seandainya saat ini muncul orang yang
membokongnya dengan senjata rahasia beracun itu, tentu
dirinya pasti celaka, Sebab kalau dirinya diserang dengan
senjata rahasia beracun, bagaimana mungkin berkelit? Di saat
bersamaan, mendadak terdengar suara tawa dingin beberapa
depa di atasnya. Seketika itu juga sukma Lu Leng seakan
terbetot keluar saking terkejut
Tadi dia baru memikirkan itu, tapi kini orang itu justru
muncul di atas, Kalau dia menyerang dari atas, Lu Leng pasti
sulit untuk berkelit. Walau begitu, Lu Leng tetap berusaha
tenang, lalu memandang ke atas, Di atas juga terdapat
sebuah batu yang menonjol ke luar dari dinding tebing. Suara
tawa dingin itu berasal dari atas, sudah pasti orang itu berada
di atas batu tersebut. Berselang beberapa saat, terdengar
suara "Bum", kemudian tampak sebuah batu besar meluncur
ke bawah.
Begitu cepat luncuran batu itu, maka jelas didorong orang
dari atas. Lu Leng memang sudah siap sebelumnya, Tangan
kanannya menggenggam golok pusaka, dan tangan kirinya
memegang ujung sebuah batu, Ketika melihat batu itu
meluncur ke bawah ke arahnya, dia langsung mengayunkan
golok pusakanya dan mengeluarkan jurus Hou Siau Sen Hong
(Harimau Mengaung Menimbulkan Angin), Terdengar suara
"Plak", batu itu terbelah dua dan semua belahannya jatuh ke
bawah.
Akan tetapi, tenaga luncurannya amat kuat, sehingga
membuat tangan Lu Leng yang menggenggam golok pusaka
itu terasa sakit dan badannya pun bergoyang-goyang, nyaris
ikut terjatuh ke bawah. Bukan main terkejutnya Lu Leng.
Padahal dia melihat Ginkang orang itu amat tinggi. Walau
orang itu berada di sekitarnya, namun Lu Leng tidak melihat
1367
orang tersebut. Kemungkinan besar orang itu adalah Oey Sim
Tit.
Akan tetapi, berdasarkan tenaga mendorong batu itu,
orang yang di atas itu bukan Oey Sim Tit, sebab si Budak
Setan itu tidak memiliki tenaga yang begitu besar. Sedangkan
Lweekang orang itu amat tinggi, pertanda dia tergolong jago
ulung dalam rimba persilatan. Lu Leng termangu-mangu
beberapa saat, kemudian berseru.
"Kepandaian Anda amat tinggi, tapi kenapa perbuatan
Anda begitu rendah?"
Orang itu tidak menyahut hanya terdengar tawa dingin
dan terdengar lagi suara "Bum Bum" dua kali lalu tampak dua
buah batu meluncur ke bawah lagi ke arah Lu Leng.
* * * *
Bab 63
Ketika menyaksikan Lweekang orang itu sedemikian tinggi,
terkejutlah Lu Leng, Sebelah tangannya memegang erat-erat
ujung batu, Di saat sebuah batu sudah mendekat, dia
langsung mengayunkan golok pusakanya ke arah batu itu.
Plak!
Batu itu melambung ke atas sedikit membentur batu yang
satu lagi, sehingga kedua batu itu jatuh ke bawah lewat di
samping Lu Leng. Akan tetapi, di saat bersamaan, Lu Leng
merasa ada tenaga yang amat kuat menindih dari atas, Dia
masih sempat mendongakkan kepala, melihat sebuah batu
yang lebih besar dari tadi meluncur ke bawah mengarahnya.
1368
Seketika Lu Leng mengayunkan golok pusakanya ke atas,
mengeluarkan jurus Hou Siau Sen Hong (Harimau Mengaung
Menimbulkan Angin), dengan tenaga sepenuhnya.
Berat batu itu kira-kira empat lima ratus kati, namun
tenaga luncurannya justru mencapai ribuan kati. Ketika golok
pusakanya membentur batu besar tersebut, tangan Lu Leng
terasa sakit sekali
Di saat itu pula dadanya pun terasa sakit bukan main
sehingga sebelah tangannya yang memegang ujung batu
menjadi terlepas dan kakinya terpeleset menginjak tempat
kosong.
Karena itu, badannya jadi miring, Lu Leng tahu, kalau
tidak bisa berdiri tegak lagi, dia pasti jatuh ke bawah,
bagaimana mungkin masih bisa punya nyawa? Maka sebelah
kakinya berusaha tetap menginjak batu, lalu dia menjaga
keseimbangan badannya agar tidak jatuh.
Padahal sesungguhnya, walau sebelah kakinya telah
menginjak tempat kosong, tapi kalau dia menghimpun hawa
murni, badannya pasti bisa naik ke atas.
Namun di saat bersamaan, batu yang tertangkis oleh golok
pusakanya, justru jatuh ke bawah lewat di sampingnya.
Betapa dahsyatnya luncuran batu besar itu, sehingga
menimbulkan suara menderu-deru, Lu Leng sedang berusaha
naik ke atas, tapi malah tersambar oleh angin luncuran batu
besar itu, sehingga membuat badannya bertambah miring,
akhirnya jatuh.
Betapa gugupnya Lu Leng, Dia cepat-cepat menjulurkan
tangannya untuk meraih pinggiran batu yang menonjol dari
1369
dinding tebing, namun tidak tercapai sehingga badannya
merosot ke bawah dan sekejap sudah merosot satu depa.
Tanpa sengaja Lu Leng melihat ke bawah. Batu besar
yang jatuh tadi justru berada di bawah kakinya, seketika
timbul suatu ide dalam hatinya. Dia segera menginjak batu
besar itu, lalu meloncat ke atas, akhirnya sampai juga di atas
batu yang menonjol dari dinding tebing itu dan nyawanya pun
selamat.
Lu Leng melihat ke bawah, Batu besar yang diinjaknya tadi
terus meluncur ke bawah dan sekejap sudah tidak kelihatan
lagi.
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam. Ternyata hatinya
masih berdebar-debar tegang, Kemudian dia mendongakkan
kepala memandang ke atas, Dilihat-nya sosok bayangan hitam
berkelebat ke atas, sungguh cepat gerakannya!
Lu Leng segera berteriak sekeras-kerasnya.
"Sobat! Apakah kau sudah kehabisan akal untuk
mencelakai ku?"
Perlu diketahui, orang yang di atas itu juga berdiri di
sebuah batu yang menonjol dari dinding tebing, Maka tidak
gampang baginya mendorong batu besar untuk menindih Lu
Leng yang berada di bawah. Kini mungkin sudah tidak ada
batu besar di sekitarnya maka dia langsung pergi,
Itu sungguh menguntungkan Lu Leng, Kalau di sekitar
orang itu masih terdapat batu besar, lalu didorongnya lagi ke
arah Lu Leng ketika meloncat ke atas, sudah pasti Lu Leng
tidak bisa selamat.
1370
Ketika Lu Leng berteriak, orang itu sama sekali tidak
menoleh, hanya mengeluarkan tawa dingin terus melesat ke
atas, yaitu ke tempat burung-burung elang berkumpul, lalu
menghilang dari pandangan Lu Leng.
Lu Leng melihat orang itu menghilang di tempat tersebut,
hatinya jadi gugup. Dia segera menghimpun hawa mumi, lalu
melesat ke atas yakni ke batu yang menonjol itu, setelah itu,
dia menarik nafas dalam-dalam lalu melesat ke atas lagi, dan
tak lama sudah sampai di tempat orang tadi menghilang.
Sarang burung-burung elang itu hanya berjarak lima enam
depa dari tempat tersebut, Tempatnya amat licin, lagi pula
hanya terdapat beberapa buah batu yang menonjol keluar.
Kalau tidak ada musuh berada di situ, memang tidak
begitu sulit bagi Lu Leng untuk mencapai tempat sarang
burung elang itu. Akan tetapi, kini orang itu justru berada di
atas. Kalau orang itu menyerang sekarang, Lu Leng masih
dapat bertahan. Tapi kalau dia naik ke atas dan diserang di
saat itu, Lu Leng pasti celaka. Oleh karena itu, Lu Leng tetap
diam di situ, tidak berani mencoba naik ke atas, sebab amat
membahayakan dirinya.
Lu Leng mendengar suara pekikan burung elang dua kali,
setelah itu, tampak dua sosok bayangan melayang ke
arahnya, Dia langsung mengayunkan Su Yang To, sekaligus
mengeluarkan jurus Nuh Hou Eng Cit (Harimau Marah
Meloncat), seketika kepala dan mukanya terkena percikan
darah, ternyata dua sosok bayangan itu adalah dua ekor
burung elang, sudah terbunuh oleh Lu Leng.
Dalam hati Lu Leng amat gusar, tapi juga merasa geli,
karena orang itu sungguh iseng, menangkap burung elang
dan di lempar ke arahnya.
1371
Ketika Lu Leng baru mau mentertawakan orang itu,
sungguh wajahnya berubah pucat, karena teringat akan
sesuatu. Ternyata orang itu punya pikiran yang sama seperti
Lu Leng.
Lu Leng segera bersandar pada dinding tebing, kemudian
mengerahkan tenaga Kim Kong Sin Ci pada jari telunjuknya. Di
saat dia telah mengerahkan tenaga itu, mendadak tampak dua
sosok bayangan lagi meluncur ke arahnya, Dua sosok
bayangan itu ternyata dua ekor burung elang yang terbang
menyambarnya dengan kuku yang amat tajam. Lu Leng
langsung menyerang dengan Kim Kong Sin Ci mengeluarkan
jurus It Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit),
Plak!
Salah seekor terpental namun yang seekor lagi masih
tetap menyambarnya. Lu Leng cepat-cepat menggerakkan
golok Su Yang To, dengan jurus Nuh Hou Eng Cit (Harimau
Marah Meloncat), Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam
Domba) dan jurus Wa Hou Seh Seng (Harimau Mendekam).
Terdengar burung itu memekik lalu jatuh. Ternyata
sayapnya telah terbacok golok Lu Leng, sedangkan burung
elang yang terpental itu, terkena serangan Kim Kong Sin Ci,
masih berusaha terbang ke arah Lu Leng. Padahal Lu Leng
menggunakan delapan bagian tenaganya, namun burung
elang itu tidak mati, sungguh mengejutkan Lu Leng. Akan
tetapi, mendadak burung elang itu terbang ke sarangnya,
maka Lu Leng menarik nafas lega.
Namun dia pun tahu, bahwa itu merupakan siasat orang
tersebut, agar Lu Leng melukai burung elang tersebut, maka
burung-burung elang itu akan membalas.
1372
Kini burung elang yang terluka itu sudah terbang kembali
ke sarangnya, Dia pasti akan memberitahu kawan-kawan nya,
kemudian menyerang Lu Leng lagi.
Dugaan Lu Leng tidak meleset, sebab tak seberapa lama
terdengar suara pekikan burung elang, lalu tampak
segerombolan burung elang terbang keluar dari sarang.
Burung-burung elang itu terbang di udara, Lu Leng
menghitung, burung-burung elang itu berjumlah tujuh ekor
lebih.
Saat ini, perasaan Lu Leng amat tegang, lebih tegang dari
tempo hari ketika bersembunyi di dalam lobang pohon, ingin
membokong Liok Ci Khim Mo, Karena saat ini, kalau dia
celaka, berarti tidak bisa membalas dendam, bahkan akan
mati dengan tulang hancur di bawah tebing,
Mata Lu Leng terus menatap ketujuh ekor burung elang
itu, Mendadak burung-burung elang itu terbang berpencar,
yang di tengah satu ekor, kiri dan kanan tiga ekor, meluncur
ke bawah menyerang Lu Leng.
Lu Leng sudah tidak bisa berpikir panjang lagi, Ketika
burung-burung elang itu sudah dekat dengan dirinya, dia
langsung menyerang dengan ilmu Kim Kong Sin Ci,
mengeluarkan jurus Cap Bin Li Cipg (Menggali Sepuluh Arah),
jurus tersebut membuat burung-burung elang itu terpental
akan tetapi, kemudian mulai menyerang lagi.
Lu Leng yakin bahwa dalam tiga puluh jurus belum tentu
dapat melukai burung-burung elang itu. Sebaliknya dirinya
pasti sudah lelah sekali. Seandainya dia dapat melukai ketujuh
ekor burung elang itu, apakah tiada burung elang lain terbang
keluar dari sarang lagi? Misalnya sudah tidak ada, tapi dia pun
1373
telah kehilangan banyak tenaga, bagaimana mungkin mampu
melawan orang itu?
Di saat bersamaan, ketujuh ekor burung elang itu sudah
mendekat, namun sayap mereka saling membentur, sehingga
membuat gerakan mereka menjadi lamban.
Lu Leng segera mengayunkan golok Su Yang To ke arah
salah seekor yang paling depan, Ujung golok pusaka itu
berhasil menyabet leher burung elang itu, kemudian Lu Leng
mengayunkan golok pusaka itu ke arah kakinya.
Sret!
Sepasang kaki burung itu putus, lalu burung itu jatuh
menimpa Lu Leng sehingga badan Lu Leng tertutup semua, itu
amat menguntungkan Lu Leng, sebab burung-burung elang
lain kehilangan sasaran.
Sementara itu burung-burung elang lainnya masih terus
menyerang Lu Leng, Mendadak Lu Leng mengangkat burung
elang yang menimpanya, langsung disambitkan ke salah
seekor dari mereka yang paling dekat sambitan yang disertai
Lweekang itu tepat mengenai burung itu sehingga sebelah
sayapnya patah, kemudian kedua burung itu jatuh ke dasar
tebing.
Setelah berhasil melukai kedua ekor burung elang itu,
semangat Lu Leng terbangun. Tampak dua ekor elang
menyerangnya lagi, Lu Leng menangkis dengan golok Su Yang
To, mengeluarkan jurus San Hou Pah Bwee (Harimau Gunung
Mengibaskan Ekor).
Golok Su Yang To berkelebatan mengarah kedua ekor
burung elang itu, lalu terdengar suara pekikan, Ternyata
1374
sayap kedua ekor burung elang itu sudah tersabet putus, dan
kedua burung itu langsung jatuh ke dasar tebing,
Kini hanya tersisa tiga ekor semangat Lu Leng pun
bertambah. Mendadak tampak dua ekor burung elang
menyerangnya, Ketika Lu Leng baru mau menyerang
mendadak seekor burung elang yang paling besar memekik
keras, kemudian kedua ekor burung elang yang menyerang itu
langsung terbang ke atas, sedangkan burung elang yang
paling besar itu menukik ke bawah.
Lu Leng terbelalak karena melihat tujuh delapan helai bulu
sayapnya bagaikan perak, Bergemerlapan tertimpa sinar
matahari. Bahkan burung elang itu tampak galak sekali.
Beberapa helai bulu sayapnya berwarna perak, pertanda
burung elang itu paling tua, juga merupakan raja di antara
burung-burung elang tersebut
Oleh karena itu, Lu Leng pun berhati-hati menghadapi raja
burung elang itu. sementara raja burung elang yang sudah
menukik itu mendadak berhenti, lalu berputar-putar di atas
kepala Lu Leng, makin lama makin cepat
Sedangkan Lu Leng terus menatap raja burung elang itu
dengan mata tak berkedip dan lebih berhati-hati. Raja burung
elang itu terus berputar, membuat orang pusing melihatnya
Hati Lu Leng tersentak sekali, sekonyong-konyong raja burung
elang itu meluncur ke arahnya bagaikan meteor.
Lu Leng langsung mengayunkan golok Su Yang To. Akan
tetapi, raja burung elang itu meluncur begitu cepat, dan
berhasil mencengkeram bahu kanan Lu Leng. Begitu bahu
kanannya tercengkeram, tenaga ayunan Lu Leng jadi
berkurang, dan salah arah pula.
1375
Sret!
Golok Su Yang To hanya berhasil merontokkan beberapa
helai bulu sayap nya burung elang itu. Ketika Lu Leng mau
menyerang lagi, raja burung elang itu sudah terbang ke atas,
Lu Leng tertegun, karena badannya ikut terbawa ke atas,
Kalau dia menyerang membuat raja burung elang itu terluka,
otomatis dia pun akan ikut jatuh ke bawah, dan sudah pasti
akan mati bersama raja burung elang itu. Karena itu, Lu Leng
tidak berani melancarkan serangan. Tapi bahu kanannya
terasa sakit sekali.
Tanpa berpikir panjang lagi, Lu Leng langsung menusuk ke
atas, sehingga badan raja burung elang itu berlobang, dan
darahnya mengucur membasahi kepala Lu Leng, sedangkan
raja burung elang itu langsung merosot ke bawah. Berselang
sesaat, raja burung elang itu terbang ke atas lagi, justru ke
arah sarangnya.
Lu Leng bergirang dalam hati, sebab kalau sampai di
sarang raja burung elang itu, dirinya pasti selamat. Tak lama
raja burung elang itu sudah mendekati sarangnya dan
langsung menerobos ke dalam, itu tidak di luar dugaan Lu
Leng, maka Lu Leng amat girang, Akan tetapi, di saat
bersamaan mendadak terdengar suara "Ser Serr" dari dalam
sarang itu meluncur dua batang ranting pohon yang ujungnya
telah diruncingkan. Dilihat dari luncurannya, jelas kedua
ranting itu disambitkan oleh orang yang memiliki Lweekang
tinggi.
Saat ini, Lu Leng berada di bawah perut raja burung elang,
sedangkan kedua batang ranting pohon itu mengarah badan
raja burung elang itu, Lu Leng tidak bisa berbuat apa-apa.
Kalau raja burung elang itu tertembus oleh kedua batang
ranting pohon tersebut Lu Leng pun tidak akan selamat.
1376
Itu membuat Lu Leng mengucurkan keringat dingin, Perlu
di ketahui, raja burung elang itu sudah berusia seratus tahun
lebih, maka amat kuat dan cerdik pula, Kalau tidak,
bagaimana mungkin raja burung elang itu dapat
mencengkeram bahu Lu Leng?
Di saat kedua ranting pohon itu sudah mendekap
mendadak raja burung elang itu mengembangkan sayapnya
terbang ke atas. Kedua batang ranting pohon itu melewati sisi
Lu Leng. Di saat raja burung elang itu terbang ke atas, Lu
Leng memandang ke dalam sarang itu.
Sarang itu amat besar Luasnya hampir dua depa, Di
dalamnya terdapat banyak ranting pohon, bahkan tampak
seseorang. Tangan orang itu memegang beberapa ranting,
namun tidak dapat terlihat jelas wajahnya.
Saat ini Lu Leng amat membenci orang itu sampai ke
tulang sumsum, Orang itu pasti telah mencuri dengar
pembicaraan wanita buruk rupa dengan lelaki berkaki satu,
maka tahu rahasia Panah Bulu Api tersebut. Orang itu ingin
mendapatkan Panah Bulu Api, tentunya akan memanah Liok Ci
Khim Mo, maka boleh dikatakan dia bermusuhan Liok Ci Khim
Mo.
Akan tetapi, berdasarkan gerak-gerik dan tindakannya Lu
Leng berkesimpulan bahwa orang itu memang menginginkan
Panah Bulu Api, dia mau memanah Liok Ci Khim Mo, bukan
demi keselamatan rimba persilatan melainkan ingin
memperoleh Pat Liong Khim, lalu menggantikan kedudukan
Liok Ci Khim Mo untuk menimbulkan petaka dalam rimba
persilatan lagi. Orang yang berhati begitu, memang pantas
dibunuh. Oleh karena itu, Lu Leng segera berteriak sekeraskerasnya.
1377
"Bangsat! Lihat kau atau aku yang lebih lihay !"
Orang itu tetap tidak menyahut hanya tertawa dingin saja.
Sementara raja burung elang mulai meluncur lagi ke
sarangnya, namun orang itu menyambit lagi dengan ranting
pohon, sehingga membuat raja burung elang itu harus
terbang ke atas menghindar. Terakhir kali, sebatang ranting
berhasil menembus sayap raja burung elang itu. Setelah sayap
terluka, raja burung elang itu merosot ke bawah.
Lu Leng segera mencabut ranting pohon itu agar raja
burung elang dapat terbang ke atas lagi. Saat ini Lu Leng tahu
bahwa orang berpakaian hitam itu pasti berpikir sama seperti
apa yang dipikirkannya, Ketujuh batang Panah Bulu Api, pasti
dibawa oleh burung elang untuk membuat sarangnya. Karena
itu, orang berpakaian hitam tersebut mendahuluinya ke sarang
burung elang untuk mencari ketujuh batang Panah Bulu Api
itu.
Berdasarkan itu, dapat diketahui betapa liciknya orang
berpakaian hitam itu, lagi pula dia pun berkepandaian amat
tinggi. Orang berpakaian hitam itu memang licik sekali. Entah
sudah berapa kali Lu Leng ingin melihat wajahnya, namun dia
selalu menunduk.