The Soda Pop
jowo.yn.lt

Bagian 20
Padahal setelah berada di atas perahu besar itu, mereka
tak mendapatkan seorang pun. Tentunya mereka berdua akan
bercuriga, maka seharusnya mereka berdua menyelidiki
perahu besar itu,
Akan tetapi, mereka berdua masih muda dan bersifat amat
keras, Begitu bertatap muka, mata mereka pun langsung
memerah.
Setelah memperoleh golok itu, Lu Leng ingin menjajal
bagaimana hebatnya, Dia maju selangkah dan langsung

973
mengeluarkan jurus Lang Thau Siung Yung (Ombak Menderuderu),
Tampak golok pendek itu berkelebatan memancarkan
cahaya kebiru-biruan,
Ketika Han Giok Shia berkelebat ke dalam ruangan ini, dia
pun melihat Lu Leng meraih golok pendek. Kini dilihatnya
golok pendek itu memancarkan cahaya kebiru-biruan, maka
hatinya menjadi tergerak.
Ternyata dia terhadap golok pendek itu, terdapat kesan
yang amat dalam, hanya saja dalam keadaan ini, dia sama
sekali tidak ingat.
Han Giok Shia tidak berani langsung menangkis golok
pendek itu, melainkan terlebih dahulu mundur selangkah
Kemudian dia mendadak mengayunkan Pecut lemasnya ke
sebuah kursi, Setelah ujungnya melilit kursi itu baru
disentakkan ke arah Lu Leng, sehingga kursi itu melayang ke
arah golok pendek.
Jurus yang dikeluarkan Lu Leng amat cepat, maka begitu
kursi itu melayang ke arah golok pendek, seketika juga
terbelah dua. Kelihatannya Lu Leng tidak mengerahkan
tenaga, namun kursi yang dibikin dari kayu harum itu
langsung terbelah dua.
Itu membuat Han Giok Shia tertegun, begini pula Lu Leng
sendiri Anak muda itu terbelalak seakan tidak percaya akan
penglihatannya sendiri.
Ketika mengambil golok pendek itu, Lu Leng sudah tahu
bahwa golok itu agak luar biasa, namun tidak mengira kalau
begitu tajam.

974
Betapa girang hatinya. Badannya maju dan segera
melancarkan serangan lagi terhadap Han Giok Shia.
Badan gadis itu berputar menghindar sekaligus
mengayunkan Pecut lemasnya untuk batas menyerang,
mengarah jalan darah Tay Pai Hiat di pinggang Lu Leng.
Lu Leng cepat-cepat berkelit, kemudian berturut-turut
menyerang dengan tiga jurus.
Lu Sin Kong memang ahli ilmu golok, setiap jurusnya amat
aneh dan lihay. Sejak kecil Lu Leng sudah belajar ilmu golok,
hanya saja Lweekangnya masih dangkal, namun ilmu goloknya
justru merupakan ilmu golok tingkat tinggi.
Ketiga jurus itu adalah Thian Hou Sam Sek (Tiga jurus
Harimau Langit), yaitu Wa Hou Seh Seng (Harimau
Mendekam), Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam
Domba dan jurus Nuh Hou Eng Cit (Harimau Marah Meloncat),
semuanya mengandung tenaga lunak dan keras, boleh
dikatakan merupakan ilmu golok yang paling hebat.
Lu Leng sekaligus mengeluarkan ketiga jurus itu, maka
tampak golok pendek itu berkelebatan memancarkan cahaya
kebiru-biruan.
Yang merugikan diri Han Giok Shia, yakni bahu kirinya
masih belum begitu sembuh, sehingga membuat gerakannya
tidak begitu gesit. Lagi pula golok pendek itu amat tajam,
maka dia tidak tahu Pecut Emasnya dapat menahan bacokan
golok pendek itu atau tidak,
Karena ragu akan Pecut Emasnya, maka dia hanya berkelit
saja, Dia berhasil berkelit dua jurus serangan Lu Leng, namun
jurus ketiga begitu cepat dan aneh, mengarah lehernya. Han

975
Giok Shia cepat-cepat menundukkan kepala, namun golok
pendek itu justru berhasil memangkas sedikit rambut gadis
tersebut.
"Ha ha ha! Gadis busuk, kau boleh jadi biarawati!"
Tadi Han Giok Shia berada di atas angin, namun kini
berbalik malah Lu Leng yang berada di atas angin, bahkan
golok pendek itu berhasil memangkas sedikit rambutnya,
sehingga membuat kegusaran semakin memuncak.
Gadis itu membentak keras, menyusul terdengar suara"
"Taar", Pecut Emas itu langsung mengarah jalan darah Hwa
Kay Hiat di dada Lu Leng.
Lu Leng segera menurunkan tangannya, lalu mendadak
mengayunkan golok pendeknya untuk menyabet Pecut Emas
yang mengarah bagian dadanya.
Han Giok Shia ingin menarik kembali Pecut Emasnya, tapi
terlambat Saat ini, perasaan mereka berdua amat tegang,
Apabila Pecut Emas itu putus tersabet golok pendek, siapa
yang akan menang pasti ketahuan
Namun kalau Pecut Emas ku tidak putus, mereka berdua
pasti bertarung seimbang saja, Tampak golok pendek itu telah
menyabet Pecut Emas,: Han Giok Shia segera menyentak
Pecut Emas itu untuk dilihat, ternyata tidak cacat sedikit pun.
Seketika Han Giok Shia mulai bersemangat lagi, Kalau dia
tahu Pecut Emas itu tidak akan putus membentur golok
pendek tersebut rambutnya pun tidak akan terpangkas sedikit,
dan Lu Leng tidak akan berada di atas angin,

976
Han Giok Shia langsung menyerang Lu Leng bertubi-tubi.
Lu Leng cepat-cepat menangkis dengan golok pendek, maka
terjadilah pertarungan yang amat sengit
Mereka terus bertarung, padahal sudah sehari semalam
kedua-duanya belum mengisi perut, juga belum beristirahat
maka saat ini keadaan mereka sudah lelah sekali
Akan tetapi, tiada seorang pun di antara mereka yang mau
berhenti, walau gerakan mereka sudah semakin lamban
sementara perahu besar itu terus meluncur Siapa pun tidak
akan menyangka bahwa dalam perahu sebesar itu hanya
terdapat dua orang, justru merupakan musuh besar pula,
Perahu besar itu terus meluncur mengikuti arus, sehingga
perahu lain yang berukuran kecil langsung menyingkir
Lu Leng dan Han Giok Shia terus bertarung hingga siang
hari, akhirnya mereka berhenti, karena masing-masing sudah
tidak punya tenaga untuk melanjutkan pertarungan
Mereka berdua duduk dengan nafas memburu. Berselang
beberapa saat, Lu Leng mulai membuka mulut
"Gadis busuk, lihatlah apakah ada makanan di perahu ini,
kalau sudah kenyang, kita bertarung lagi!"
Han Giok Shia menyahut.
"Bocah busuk, kau tidak bisa melihat sendiri?"
Lu Leng tertawa.
"Ha ha! Aku orang gagah yang berhati terbuka, kau
jangan khawatir aku akan membokongmu!"

977
"Kentut! Apakah aku orang rendah?"
Lu Leng menatapnya.
"Kau tahu sendiri itu!"
Han Giok Shia langsung naik darah, ketika dia baru mau
menerjang ke arah Lu Leng, mendadak dia berdiri mematung
di tempat sambil memandang meja yang di sisinya, Lu Leng
juga memandang ke meja, lalu tertegun!
Ternyata di pinggir meja itu terdapat sebuah bekas telapak
tangan. sesungguhnya tidak aneh, sebab Lu Leng memperoleh
golok pendek itu di situ, pertanda orang-orang yang di perahu
itu kaum rimba persilatan.
Akan tetapi, bekas telapak tangan itu, di jari jempol
bercabang sebuah jari, jadi berjumlah enam jari.
Lu Leng mendengar dari Tong Hong Pek, sedangkan Han
Giok Shia mendengar dari Tam Ek Hui. Mereka berdua sudah
tahu tentang Pat Liong Thian Im, juga tahu kini Pat Liong
Thian Im berada di tangan siapa, yang walau tidak begitu
jelas, tapi orang itu memiliki enam jari
Oleh karena itu, mereka berdua tertegun dan lama sekali
tidak bersuara.
Berselang sesaat, mereka saling memandang.
Sebetulnya dalam hati masing-masing ingin bersahabat
Akan tetapi, begitu saling memandang, api kebencian dalam
hati mereka mulai menyala lagi.

978
Lu Leng tertawa dingin seraya berkata. "Gadis busuk, kau
takut kan?"
Han Giok Shia melotot. "Kau yang takut!"
Lu Leng bangkit berdiri sambil menatap gadis itu dengan
sinis,
"Kau tidak lapar, tapi aku sudah lapar Kalau kau memang
kuat, mari kita bersama menahan lapar!"
Han Giok Shia langsung meludah,
"Phui! Berdasarkan apa aku harus menahan lapar?"
Lu Leng manggut-manggut
"ltu bagus, sebelum makan tentunya kita tidak bisa
bertarung! Setelah makan, barulah kita melanjutkan!"
Han Giok Shia berpikir, kalau terus lapar begini, itu
memang tidak baik. perahu ini sedemikian besar, sudah pasti
terdapat makanan. Usai makan baru bertarung, itu masuk
akal,
Gadis itu tertawa dingin.
"Omong kosong, siapa takut padamu?"
Mereka berdua lalu pergi mencari makanan. Dugaan
mereka memang tidak meleset, di dalam perahu besar itu
terdapat makanan kering, Maka mereka berdua segera makan
dengan lahapnya,

979
Seusai makan, Lu Leng berseru.
"Gadis busuk, tuan muda mau tidur sebentar, malam baru
bertarung denganmu!"
Han Giok Shia cuma mendengus dingin, Kemudian mereka
masing-masing memasuki sebuah ruangan.
Walau mereka berdua saling membenci dan mendendam,
namun sama sekali tidak melakukan serangan gelap,
Mereka berdua memang sudah lelah dan mengantuk
sekali, maka begitu pulas langsung hingga malam barulah
mendusin
Mereka makan kenyang dan tidur nyenyak, Maka begitu
mendusin rasanya bersemangat sekali. Lu Leng yang pergi ke
geladak duluan. perahu itu masih terus meluncur Lu Leng
segera berteriak memanggil Han Giok Shia.
Gadis itu segera ke geladak. Mereka berdua saling
mencaci, kemudian mulai bertarung lagi.
Mereka berdua bertarung di malam hari, maka amat
berhati-hati sekali dan masing-masing mengeluarkan jurusjurus
andalan.
Pertarungan itu berlangsung hingga pagi, namun tetap
tiada yang kalah dan menang. Mereka berhenti, lalu masingmasing
pergi mencari makanan Usai makan mereka pun
beristirahat sejenak, setelah itu mulai bertarung lagi,
Begitulah mereka berdua terus bertarung di geladak
hingga lima hari lima malam. Dalam waktu lima hari, mereka
berdua hanya makan, beristirahat lalu kembali bertarung,

980
Namun ada satu keuntungan yakni kepandaian mereka
menjadi bertambah maju.
Pada hari ke enam, mereka berdua bertarung lagi hingga
pagi, Mereka berdua merasa ada sedikit keganjilan, karena
sungai itu semakin luas seakan tiada batasnya.
Mereka berdua tidak begitu memperhatikan hanya pergi
mencari makanan, Seusai makan dan ketika Lu Leng baru mau
beristirahat mendadak dia memandang keluar Air sungai itu
yang kekuning-kuningan tampak sudah berubah menjadi
kebiru-biruan
Di permukaan air, tampak burung-burung beterbangan
dan itu membuat Lu Leng terkejut bukan main,
Walau dia jarang bepergian jauh, namun cukup
berpengetahuan, maka begitu melihat keadaan itu, dia segera
tahu bahwa perahu besar itu terus meluncur akhirnya sampai
di laut,
Lu Leng berdiri tertegun dengan hati berdebar-debar,
Kemudian dia berpaling, Dilihatnya Han Giok Shia berdiri di
buritan tak bergerak sama sekali, Lu Leng yang amat
membencinya, langsung tertawa gelak,
Han Giok Shia menoleh, keningnya tampak berkerut-kerut.
"Bocah busuk, masih tertawa?"
Lu Leng langsung balas mencaci,
"Gadis busuk, kita tetap bertarung seimbang! Kini sudah
berada di tengah-tengah laut, tentunya aku tertawa!"

981
Dalam waktu beberapa hari ini, bahu kiri Han Giok Shia
sudah sembuh, Setiap kali bertarung, dia memang selalu
berada di alas angin. Akan tetapi, kini sudah berada di tengahtengah
laut. sedangkan perahu besar itu akan terus
terombang-ambing, maka tidak mungkin akan dapat kembali
ke daratan lagi,
Teringat akan Tam Ek Hui yang berada di Holam
menunggunya, hatinya bertambah kacau, maka tanpa sadar
air matanya meleleh.
Lu Leng mendekatinya. Ketika melihat air mata gadis itu
meleleh, dia menjadi gembira sekali dan langsung tertawa,
"Ha ha ha! Gadis busuk, kau menangis ya?"
Han Giok Shia mendongakkan kepala.
"Siapa yang menangis?"
Lu Leng tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha! Betul! Siapa yang menangis? Siapa yang
menangis akan jatuh ke laut menjadi kura-kura!"
Saat ini, Lu Leng melihat dirinya sendiri tanpa sengaja
berada di tengah-tengah laut Teringat akan dendam kedua
orang-tuanya yang belum terbalas, teringat akan cinta kasih
Tam Goat Hua dan gurunya, dia menjadi ingin menangis?
Namun dia anak lelaki, tidak gampang menangis,
sebaliknya malah mentertawakan Han Giok Shia, sekaligus
menyindirnya.

982
Air matanya masih meleleh, namun gadis itu mendadak
mengayunkan Pecut Emasnya ke arah Lu Leng.
Mereka berdua telah bertarung berhari-hari, boleh
dikatakan sudah menghafal gerakan masing-masing, Maka
begitu melihat Han Giok Shia menyerangnya, dia pun langsung
berkelit dengan cepat sekali,
Lu Leng tertawa dingin,
"Masih juga jurus-jurus itu? jangan memperlihatkan
keburukan sendiri!"
Han Giok Shia segera menarik kembali Pecut Emasnya,
Tanpa menghapus air matanya, dia menatap Lu Leng sambil
bertolak pinggang.
"Sungguh tak tahu malu! Kalau bukannya kau
menggunakan siasat mengambil senjataku, kau pasti sudah
jadi mayat!"
Lu Leng menepuk pinggangnya seraya menyahut
"Kalau punya kepandaian silahkan ambil kembali
Han Giok Shia tahu, kalau cuma mengandalkan Pecut
Emas, dia memang sulit mengalahkan Lu Leng. sedangkan
senjata andalannya, Liat Hwe Soh Sim Lun justru berada di
pinggangnya,
Ketika mendengar Lu Leng berkata begitu, dalam hatinya
bertambah gusar
"Kalau kau memang gagah, kenapa masih menyimpan
senjata orang lain? Baik, anggaplah kuberikan kau Liat Hwe

983
Soh Sim Lun itu, aku ingin lihat apakah kau dapat menjagoi
rimba persilatan dengan senjata itu?"
Lu Leng beradat keras, maka begitu mendengar ucapan
Han Giok Shia, dia tertawa dingin, dan langsung
mengeluarkan Liat Hwe Soh Sim-Lun itu, lalu berkata dengan
sungguh-sungguh,
"Kalau kau merasa penasaran, silahkan rebut kembali
senjata ini!"
Begitu mendengar ucapan itu, Han Giok Shia girang sekali,
Gadis itu tahu, apabila berhasil merebut kembali senjata
itu, dia pasti dapat merobohkan Lu Leng.
Walau dia akan berhasil membunuh Lu Leng, kemungkinan
besar dia pun akan mati di tengah-tengah laut ini. Tapi biar
bagaimanapun harus melampiaskan kegusaran dalam hatinya,
Karena khawatir Lu Leng menyesal, maka cepat-cepat
bertanya,
"Kau berani?"
Liat Hwe Soh Sim Lun memang merupakan senjata
istimewa yang amat luar biasa. Namun berada di tangan Lu
Leng, senjata itu berubah seperti barang rongsokan yang tak
berguna, Kalaupun Han Giok Shia tidak memanasi hatinya, dia
juga tidak akan menyesal,
Lu Leng tertawa nyaring,

984
"Aku akan menggunakan cara yang paling adil. Senjata ini
akan digantung di dinding, lihat siapa berkepandaian
mengambilnya!"
Han Giok Shia manggut-manggut,
"Baik!"
Lu Leng mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun ke arah
dinding perahu, Terdengar suara "Plak", senjata tersebut
menancap di dinding itu dengan ketinggian hampir tiga depa,
Setelah itu, Lu Leng berkata dengan dingin,
"Tadi kau sudah mengucurkan kencing kuda, maka biar
kau turun tangan duluan!"
Tadi Han Giok Shia mengucurkan air mata, namun Lu Leng
justru mengatainya mengucurkan kencing kuda, itu membuat
wajahnya merah padam saking gusar, Maka gadis itu
mengambil keputusan, apabila berhasil merebut senjata
tersebut, dia pasti akan menyiksanya hingga mati, lalu dia pun
akan menangis sepuas-puasnya,
Setelah mengambil keputusan itu, Han Giok Shia
mengayunkan senjatanya untuk menyerang Lu Leng dengan
jurus Yah Hwe Sioh Thian (Api Liar Membakar Langit), ketika
Lu Leng baru mau menangkis serangan itu dengan golok
pendek, mendadak Han Giok Shia menarik kembali Pecut
Emas,, ternyata itu Cuma serangan tipuan,
Lu Leng tertegun, sedangkan badan Han Giok Shia sudah
mencelat ke atas,

985
Hwe Hong Sian Kouw, guru gadis itu punya hubungan
dengan Hui Yan Bun, maka memiliki Ginkang tinggi, begitu
pula Han Giok Shia,
Begitu mencelat ke atas dia sudah hampir mencapai tiga
depa, Lu Leng gugup melihatnya sesungguhnya dia tidak
memperdulikan senjata itu, hanya saja saat ini mereka
menggunakan kepandaian untuk merebut senjata tersebut!
Apabila gadis itu berhasil merebut senjata itu, sudah pasti
akan mentertawakannya, itu membuatnya tidak lahan.
Oleh karena itu, Lu Leng menghimpun hawa murni, lalu
mencelat ke atas pula, Akan tetapi, dia tidak mencapai
setinggi Han Giok Shia,
Lu Leng memang tahu Ginkangnya tidak bisa menyamai
Ginkang Han Giok Shia, maka ketika mencelat ke atas, dia pun
menyerang gadis itu dengan jurus Li Kiau Pou Thian (Gadis
Cerdik Menambal Langit), yaitu jurus serangan dari bawah ke
atas, mengarah pada kedua kaki Han Giok Shia,
Di saat Han Giok Shia mencelat ke atas, dia pun
mengayunkan Pecut Emasnya melilit sebuah liang yang
melintang di atas, maksudnya ingin bergantung di situ agar
dapat mengambil Liat Hwe Soh Sim Lun.
Akan tetapi, Lu Leng sudah menyerangnya dari bawah,
maka betapa terkejutnya gadis itu.
Sebab saat ini Pecut Emas itu sudah melilit tiang, otomatis
dia tidak bisa menangkis,
Sedangkan serangan Lu Leng begitu cepat, membuatnya
tidak punya kesempatan untuk menghimpun hawa murni, agar

986
badannya bisa melambung ke atas. Di saat yang amat bahaya
itu, mendadak Han Giok Shia menyentakkan Pecut Emasnya
sehingga membuat badannya naik sedikit, kemudian barulah
melayang turun. Untung dia menyentakkan Pecut Emasnya,
kalau tidak, sepasang kakinya pasti sudah tersambar golok Lu
Leng.
Akan tetapi, dikarenakan itu, dia pun tidak berhasil
mengambil Liat Hwe Soh Sim Lun tersebut
Betapa girangnya Lu Leng ketika melihat Han Giok Shia
menghindar cukup jauh, Dia segera mencelat ke atas, lalu
menancapkan golok pendek di dinding, dan tampak badannya
berayun ke atas lagi.
Namun mendadak dia mendengar suara tawa nyaring,
Ternyata Han Giok Shia bagaikan seekor burung elang
menerjang ke arah Liat Hwe Soh Sim Lun dari atas, itu
membuat Lu Leng terheran heran. Ternyata ketika Lu Leng
mencelat ke atas, Han Giok Shia pun ikut mencelat ke atas
pula, lalu mengayunkan Pecut Emasnya untuk melilit tiang
yang melintang di atas, Dia menyentak sehingga badannya
melambung ke atas, Setelah itu, mendadak dia melesat ke
arah senjata tersebut.
Padahal Lu Leng sudah bergirang dalam hati, karena dia
akan berhasil mengambil senjata itu, Akan tetapi, mendadak
Han Giok Shia melesat ke arah senjata tersebut, sehingga
membuatnya kehilangan kesempatan, sedangkan Han Giok
Shia sudah berhasil meraih senjata itu.
Menyaksikan itu, guguplah Lu Leng dan langsung
menyerangnya bertubi-tubi Badan Han Giok Shia masih berada
di udara, tentunya sulit untuk berkelit Tapi gadis itu tidak
kehabisan akal Secepat kilat ujung kakinya menendang

987
dinding perahu, otomatis membuat badannya mencelat ke
belakang Namun bahunya tidak terluput dari sabetan golok
pendek Lu Leng, untung cuma terluka sedikit
Badannya melayang turun, setelah berada di geladak, dia
segera menyelipkan Pecut Emas itu di pinggangnya,
sementara Lu Leng pun sudah turun di geladak, Begitu
melihat Han Giok Shia berhasil mengambil Liat Hwe Soh Sim
Lun, dia amat menyesal.
Di saat itulah, Han Giok Shia mengayunkan senjata
tersebut ke arah Lu Leng, Anak muda itu menangkis dengan
golok pendeknya, kemudian batas menyerang dengan jurus
Thian Hou Sam Sek.
Han Giok Shia mundur beberapa langkah. Ketika Lu Leng
mengeluarkan jurus Nuh Hou Eng Cit (Harimau Marah
Meloncat), gadis itu pun mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun
untuk menangkisnya dengan jurus Hwe Ouh Siang Hui
(Sepasang Burung Gagak Api Beterbangan),
Trang! Kedua senjata itu beradu, dan bunga api pun
langsung berpijar-pijar
Golok pendek itu telah terkunci oleh gelang di ujung
senjata Liat Hwe Soh Sim Lun tersebut
Han Giok Shia berkata sengit
"Bocah busuk, kali ini kau masih berpikir bisa hidup?"
Usai berkata begitu, Han Giok Shia pun menyentakkan
senjata itu untuk mematahkan golok pendek Lu Leng,

988
Akan tetapi, golok pendek itu bukan golok biasa, Ketika
Han Giok Shia menyesakkan senjatanya, Lu Leng pun
berusaha untuk menarik kembali golok pendek itu.
Bukan main terkejutnya Han Giok Shia, karena Liu Hwe
Soh Sim Lun tidak dapat mematahkan golok pendek itu,
sebaliknya golok pendek itu malah hampir ditarik kembali oleh
Lu Leng, Oleh karena itu, tangan kiri Han Giok Shia langsung
meraih pinggangnya mengambil Pecut Emas.
Taaar!
Han Giok Shia mengayunkan Pecut Emas itu menyerang
Lu Leng, Satu-satunya jalan menyelamatkan diri bagi Lu Leng
harus melompat jauh dari jangkauan senjata lawan, Namun
pemuda itu tidak melakukannya, Sebab, dengan begitu mau
tak mau dia harus melepaskan goloknya,
Lu Leng mengelakkan gigi mengerahkan tenaganya
menjulurkan tangan kirinya mencengkeram Pecut Emas yang
melesat ke arah nya. Dia berhasil, namun yang
dicengkeramnya bagian tengah Pecut Emas tersebut,
sedangkan ujung Pecut Emas itu tetap menyambar
pinggangnya,
Anak muda itu menjerit merasa kesakitan. sementara Han
Giok Shia kembali menyentak Pecut Emas, sehingga senjata
itu, terlepas dari cengkeraman Lu Leng. .
Taaar!
Pecut Emas menyabet bahu Lu Leng, Rasa sakit dan perih
yang mendera akibat lecutan cambuk emas tersebut membuat
Lu Leng teringat akan kejadian di menara Hou Yok. Dia nyaris
mati oleh Pecut Emas itu!

989
Kemarahan di hatinya memuncak Tanpa memperdulikan
apa pun, dia langsung menubruk Han Giok Shia dengan
kepalanya,
-ooo0ooo-
Bab 45
Lu Leng betul-betul ingin mengadu nyawa dengan Han
Giok Shia, Tentu saja gadis itu tidak mengira kalau lawan akan
melakukan serangan dengan menumbukkan kepalanya
Akibatnya Han Giok Shia tak mampu mengelakkan serangan
itu.
Duuuk!
Han Giok Shia terdorong mundur beberapa langkah.
Dadanya dirasakan sakit sekali. Darah di jantungnya seakan
terhenti seketika. Matanya gelap berkunang-kunang, Ternyata
Lu Leng telah menumbukkan kepalanya dengan sekuat
tenaga. Akibatnya luka dalam mendera gadis itu.
Han Giok Shia cepat-cepat menyentak Liat Hwe Soh Sim
Lun sekuat tenaga, membuat golok pendek itu terlepas dari
tangan Lu Leng, Golok itu melayang hingga beberapa depa,
lalu menancap di dinding perahu.
Sedangkan Liat Hwe Soh Sim Lun juga menancap di
sebuah tiang. Dalam keadaan mata berkunang-kunang, Han
Giok Shia berusaha menarik kembali namun senjata itu tak
bergeming sama sekali.
Dia terpaksa melepaskan senjata itu, kemudian mendadak
menyerang Lu Leng dengan sebuah pukulan mengarah ke
keningnya. Namun tak hanya sampai di situ, Han Giok Shia

990
kembali memukul bahu Lu Leng, membuat anak muda itu
terpental.
Ketika Han Giok Shia menyentak Liat Hwe Soh Sim Lun, Lu
Leng pun ikut maju, kemudian jatuh menindih gadis itu,
Dengan cepat Han Giok Shia menggunakan kesempatan itu
untuk memukulnya,
Tubuh Lu Leng terpental ke belakang, Buru-buru Han Giok
Shia menghimpun hawa murni, namun rupanya kurang
menyadari kalau ia sebenarnya mengalami luka dalam cukup
parah, seperti juga lawannya, Maka saat dia mengerahkan
tenaganya mendadak mulutnya menyemburkan darah segar
"Uaaaakh.,.!"
Lu Leng yang juga menderita luka parah, jatuh duduk di
geladak dengan mata terpejam,
Ketika matanya membuka, segala yang dilihatnya
bergoyang-goyang.
Mereka berdua tergeletak di geladak dengan nafas
memburu, Tak lama kemudian, Lu Leng membentak sambil
melesat ke arah golok pendeknya,
Namun bersamaan dengan itu pula, dengan menahan sakit
di dadanya, Han Giok Sliia melesat menubruk Lu Leng.
Duuuk!
Mereka berdua bertubrukan Dengan cepat keduanya saling
melancarkan pukulan pula, tepat mengenai jalan darah Thian
Ling Hiat,

991
Thian Ling Hiat merupakan jalan darah yang amat penting,
jika terkena pukulan bisa mengakibatkan kematian. Namun
muda-mudi itu sama-sama sudah terluka parah. sehingga
pukulan yang dilancarkan tidak begitu mengandung tenaga,
hanya mampu membuat luka mereka bertambah parah.
Keduanya terhuyung-huyung beberapa langkah, kemudian
roboh di atas geladak, dan tak bergerak lagi, pingsan.
Ketika matahari mulai condong ke barat, kedua mudamudi
itu siuman.
Setiap kali bertarung, dendam mereka pun bertambah
dalam. Kali ini sama-sama terluka parah. Tentu saja dendam
kesumat mereka semakin bergolak pula di hati masingmasing,
Namun mereka berdua sudah tak bertenaga sama sekali,
hanya saling menatap sambil menghimpun hawa murni, agar
cepat bertenaga untuk membunuh pihak lawan, sementara
hari pun sudah mulai gelap, di langit mulai muncul bintang
yang tak terhitung banyaknya.
Keadaan laut tenang sekali, memancarkan cahaya
keperak-perakan, Hingga larut malam tampak keduanya mulai
bergerak, merangkak-rangkak saling mendekati Namun baru
bergerak beberapa langkah mereka sudah berhenti, tidak kuat
merangkak maju lagi,
Ketika hari mulai terang, mereka sudah saling berhadapan,
tapi tiada tenaga untuk bergebrak Han Giok Shia semakin
dendam pada Lu Leng. Tampak air matanya meleleh, seakan
tak mampu lagi menahankan perasaan dendam kesumatnya
Dibuang wajahnya, tak ingin berhadapan dengan Lu Leng.

992
Sementara Lu Leng terus berusaha agar cepat bertenaga.,
Hal itu membuat Lu Leng semakin parah, penglihatannya
kabur Rasa cemas menghantuinya, Tak terpikirkan olehnya
yang masih semuda itu tentang kematian Saat ini dia benarbenar
merasakan seakan dirinya hampir mati,
Berada di tengah-tengah laut, seandainya tiada badai dan
mereka berdua mau bekerja sama, itu pun belum tentu dapat
kembali ke daratan. Apalagi kini mereka berdua sudah terluka
parah,
Diam-diam Lu Leng menghela nafas panjang, Mendadak
terpikir olehnya, apa hasilnya bertarung mati-matian dengan
Han Giok Shia?
Akan tetapi, rasa sesalnya itu kembali terhapus oleh
dendam dan kebenciannya, sehingga membuatnya berkertak
gigi,
Mereka akhirnya tertidur dengan kelelahan masingmasing.
Pagi harinya mereka terjaga oleh guncanganguncangan
perahu besar itu.
Lu Leng berusaha bangun dan berhasil duduk, Hatinya
merasa gembira, Namun dia pun melihat Han Giok Shia sudah
bangun duduk,
Walau hari sudah pagi, suasana tampak gelap, Mendung
menyelimuti pagi itu, Ombak terdengar menderu-deru
ditingkah pula suara petir menggelegar sementara perahu
terus bergoyang-goyang,
Kilat menyambar-nyambar menerangi wajah mereka
berdua yang masih pucat pias, Mereka berdua tahu, tak lama
lagi akan terjadi badai.

993
Perahu itu memang besar, betapa jadi kecilnya berada di
tengah lautan sangat luas seperti itu. Keduanya sama-sama
memejamkan mata, Tak berani mereka berpikir, bagaimana
kalau sampai perahu itu terbalik oleh ombak dan badai yang
ganas.
Tak seberapa lama, terjadilah hujan badai. Ombak
bergulung-gulung setinggi gunung. Angin badai berhembus
kencang sekali, menegangkan kedua layar perahu besar itu,
me layang-layang ke laut lalu ditelan ombak,
Han Giok Shia dan Lu Leng terus berpegang erat-erat
tiang perahu, sebab perahu besar itu bergoyang-goyang tak
henti-henti nya. Kalau mereka berdua tidak berpegang kuat
pada tiang perahu, tentu akan terhempas ke laut
Di saat itulah, Lu Leng melihat dua buah puncak kehitamhitaman
di permukaan laut. Dan perahu besar itu terus
bergerak mendekati puncak hitam yang ternyata batu karang
sangat tinggi, Di lengah kedua puncaknya, terdapat batu
panjang menyerupai balok. Karena ombak dan angin badai
terus menghempaskan, akhirnya perahu besar itu
menghempas, bergerak mendekat batu karang.
Lu Leng tidak berani melihat lagi, dia segera memejamkan
matanya. Di saat bersamaan terdengar suara tawa Han Giok
Shia yang amat menyedihkan
Lu Leng cepat-cepat membuka mata, dia melihat gadis itu
berusaha bangkit berdiri sementara perahu besar itu
bergoyang hebat. Kalau Han Giok Shia bangkit berdiri, sudah
pasti akan terhempas ke laut,
Lu Leng tahu, sesaat lagi perahu besar itu akan menabrak
batu karang, mereka akan mati, Namun dia tetap berseru.

994
"Gadis busuk, kau tidak sayang nyawa lagi!"
Suara seruan itu membuat Han Giok Shia tertegun dia
langsung memandangnya sambil memegang tiang perahu,
kemudian tertawa memilukan
Pada waktu bersamaan, terdengar pula suara keras
mengejutkan perahu itu terguncang keras, ombak yang
setinggi gunung menerjang ke dalam, Lu Leng merasa di
depan matanya jadi gelap, kemudian merasa sekujur
badannya sakit sekali dan lalu tak sadarkan diri, Pingsan!
Entah berapa lama, anak muda itu tidak sadarkan diri
Ketika siuman kembali yang pertama-tama dirasakan, sekujur
tubuhnya sakit semua. Seperti telah remuk tulang
belulangnya.
Dia merintih-rintih sejenak sambil berusaha membuka
matanya. Dia terkejut mendapati dirinya berada di atas
sebuah batu karang.
Sedangkan perahu besar itu, sebagian tenggelam, yang
sebagian lagi menyangkut di batu karang.
Lu Leng segera berpikir kembali ketika belum pingsan, dia
yakin dirinya keterjang ombak hingga terhempas ke batu
karang.
Dia memandang ke atas, tampak kedua puncak gunung itu
bagaikan sepasang pedang menusuk ke dalam lawan.
Waktu sudah malam, permukaan laut sudah tenang
kembali dan berkilau tertimpa sinar bulan. Lu Leng masih
tergeletak tak bergerak, namun dia terus mengamati keadaan
di sekitarnya. Sunyi sepi tak terdengar suara apa pun, juga

995
tidak terlihat apa-apa, hanya balok batu yang melintang di
tengah-tengah kedua puncak gunung itu.
Lu Leng memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak.
Walau lukanya bertambah parah, namun sudah terhindar dari
tekanan Han Giok Shia.
Maka hatinya jadi tenang. Dan malam itu dia tidur dengan
nyenyak sekali. Hari berikutnya. dia sudah tampak agak sehat.
pelan-pelan dia berusaha bangkit berdiri, walau badannya
masih agak sempoyongan Terlihat beberapa ekor ikan
berloncat-loncatan di tepi batu karang, tanpa banyak pikir lagi,
dia langsung menangkap ikan-ikan itu, sekaligus dilahapnya
hidup-hidup!
Setelah melalap beberapa ekor ikan hidup, perutnya
kenyang, maka beristirahat satu hari satu malam.
Keesokan harinya, dia sudah bisa berjalan, dia mulai
berputar ke sana ke mari, Ternyata tumpukan batu karang ini
menyambung ke tumpukan batu karang lain berjarak dua
puluh depa lebih.
Di pinggir kedua tumpukan batu karang itu, berdiri kedua
buah gunung tersebut, tampak pula sebuah balok batu
melintang di tengah-tengah kedua puncak gunung itu,
Di bawah tumpukan batu karang, tumbuh beberapa
pohon, bahkan banyak buahnya.
Lu Leng merasa gembira. Dia segera menuruni batu
karang, Tak lama sampailah dia di bawah. Dipetiknya buahbuahan
segar yang tumbuh di pohon itu, Ternyata enak dan
manis dirasakannya. Dengan lahap dia memakan buah-buahan
itu.

996
Tempat itu terhindar dari hembusan angin laut, namun
hawa udaranya amat segar menyejukkan. Selama tujuh
delapan hari luka yang diderita Lu Leng mulai sembuh.
Dengan rasa gembira dia melangkah keluar sambil
memperhatikan tempat itu, Dia melihat sebuah goa yang amal
besar di hilir
Lu Leng tercengang dan tertarik, maka dia memasuki goa
tersebut. Ketika baru melangkah ke dalam goa yang gelap itu,
Lu Leng terbeliak kaget. Ada cahaya terang bersinar dari
dalam.
Dinding goa itu hitam semua, Namun terdapat banyak
mutiara menempel di dinding goa, sehingga menerangi ruang
batu itu.
Betapa herannya Lu Leng, sebab tidak menyangka, pulau
di tengah-tengah laut ini ternyata bukan dia orang pertama
yang mencapainya, Dilihat dari keadaan di situ, orang lain
pernah menghuni tempat ini.
Lu Leng menengok ke sana ke mari, mendadak dia melihat
ada sebaris tulisan terukir di dinding balu, yakni Hek Ciok Sian
Hu (Ruang Batu Hitam).
Di bawahnya masih terdapat beberapa baris tulisan yang
agak kecil, berbunyi: "Berlatih dengan susah payah, akhirnya
berhasil menguasai ilmu Kim Kong Ci (llmu Jari Arahat), dapat
mengukir di batu dengan jari telunjuk di bawah terdapat
tulisan "Thian Sun Sianjin".
Begitu membaca "Thian Sun Sianjin", seketika juga hati Lu
Leng tersentak hebat.

997
Dia teringat akan cerita ayahnya tentang tokoh-tokoh tua
masa silam, Terdapat empat tokoh yang berkepandaian
sangat tinggi di rimba persilatan
Mereka berempat pernah bertanding di pinggir Thian Ho
(Sungai Langit) di puncak gunung Thian San. Ke empat tokoh
rimba persilatan itu bertanding seimbang, maka dijuluki Thian
Ho Si Lo (Empat Tokoh Tua Sungai Langit),
Ke empat tokoh itu adalah Beng Tu Lojin, ketua Go Bi Pai
dahulu, juga adalah guru Lu Sin Kong, Ang Eng Leng Long,
Tong Hong Pek dan lainnya.
Yang kedua berasal dari daerah Miau, tokoh tersebut
adalah seorang wanita, julukannya Pian Liong Sian Po. Satu
lagi adalah Thian Sun Sianjin dari gunung Tiang Pek San dan
terakhir Lam Hai Tiat Ya Tocu Tiat Sin Ong.
Setelah bertanding seimbang di Thian Ho, mereka
berempat kembali ke tempat masing-masing, akhirnya Beng
Tu Lojin yang mati duluan.
Ketiga tokoh lain masih melawat ke Go Bi San, namun
setelah meninggalkan gunung Go Bi San, ketiga tokoh itu pun
entah menghilang ke mana.
Kini Lu Leng menemukan tulisan Thian Sun Sianjin di
ruang batu ini., Hatinya sungguh merasa heran, Karena nada
beberapa baris tulisan itu sepertinya menyatakan bahwa Thian
Sun Sianjin bersusah payah melatih Kim Kong Sin Ci (llmu
Sakti Jari Arahat), lalu ingin pergi bertanding.
Lu Leng pernah mendengar dari ayahnya tentang ilmu Kim
Kong Sin Ci. semacam ilmu yang amat tinggi aliran Taosme,
mengandung Lweekang aliran Buddha pula. Konon beberapa

998
ratus tahun silam, hanya ada seorang yang berhasil melatih
ilmu jari tersebut. Hingga kini tiada orang kedua yang berhasil
berlatih ilmu tersebut, karena cara latihannya telah hilang.
Menghilangnya tiga tokoh sakti sepulangnya dari gunung
Go Bi San merupakan suatu teka teki dalam rimba persilatan.
Hingga kini sudah dua puluh tahun lebih, tentunya tidak
mungkin Thian Sun Sianjin masih hidup, Apakah Hek Ciok Sim
hu ini adalah tempat makamnya?
Lu Leng berdiri termenung di hadapan dinding ruang itu.
Kemudian dia mulai memperhatikan dengan seksama dan
penuh perhatian sekitar tempat itu.
Di dalam ruang batu itu hanya terdapat sebuah batu
karang sebagai meja, dan beberapa buah bulu karang kecil
sebagai tempat duduk.
Lu Leng mencari ke sana ke mari, tidak menemukan suatu
barang peninggalan Thian Sun Sim-jin. Setelah mencari sekian
lama dia mengambil keputusan tinggal di situ untuk
sementara.
Kebetulan dia melihat sebuah batu berbentuk empat
persegi panjang, mungkin itu tempat tidur
Lu Leng tersenyum, lalu berbaring di batu itu untuk
beristirahat Namun baru saja dia berbaring mendadak
dirasakan batu itu mengeluarkan hawa yang amat dingin
sekali! Sehingga membuat sekujur badannya menggigil Lu
Leng tercengang dan cepat-cepat duduk bersila, sekaligus
menghimpun hawa murni untuk melawan hawa dingin.
Tak seberapa lama, sesudah tidak merasa dingin lagi, dia
segera meloncat turun, lalu memeriksa batu itu.

999
"Ternyata di sisi batu itu terdapat beberapa baris tulisan
yang amat kecil sekali, pantas dia tadi tidak melihatnya.
Mulailah Lu Leng membaca tulisan yang berbunyi Hek Ciok
Sum Ho, masing-masing mempunyai kelebihan, salah satu
adalah batu dingin ini.
Setelah membaca, hati Lu Leng berdebar-debar, girang
bukan main. Ternyata di pulau Hek Ciok ini terdapat tiga
macam pusaka, dia segera mendongakkan kepala, ingin
menemukan kedua pusaka lain.
Setelah mendongakkan kepala, dia tertawa sendiri karena
merasa serakah, Maka dia segera menundukkan kepala dan
membaca lagi, "Batu ini hanya terdapat di pulau Thao Khong
To di laut utara dan pulau Hek Ciok To di laut timur, Siapa
yang berlatih Lweekang di atas batu dingin ini, dalam kurun
waktu dua tahun, Lweekangnya akan bertambah tinggi seperti
berlatih sepuluh tahun! Batu hitam ini merupakan barang
pusaka dalam rimba persilatan
Betapa girangnya Lu Leng setelah membaca itu. Dia
langsung meloncat ke atas batu dingin itu untuk melatih
Lwekangnya.
Tak seberapa lama kemudian, dia merasa hawa dingin itu
mulai menerjang jalan darah Hwee Yang Hiat di bagian Jin
dan jalan darah Tiang Ciang Hiat di bagian Tok, kemudian
hawa menerjang ke jalan darah lain.
Lu Leng tetap duduk bersila dengan mata di pejamkan,
sambil menghimpun hawa murni. Hawa dingin itu terus
berputar di bagian Jin Tok, kemudian mengalir ke jalan darah
Pek Hwe Hiat.

1000
Pek Hwe Hiat merupakan jalan darah pusat, yang apabila
terkena totokan takkan ampun, orang bisa mati.
Lu Leng tahu, kalau kali ini gagal, selanjutnya sudah sulit
berlatih lagi, Oleh karena itu, dia memusatkan konsentrasinya,
Beberapa saat kemudian, dia sudah berhasil mengerahkan
hawa dingin itu ke seluruh jalan darahnya.
Seketika dirasakan sekujur badannya jadi nyaman dan
segan Hat itu membuatnya girang sekali!
Setelah menghimpun hawa murni beberapa kali, segera
turun dari batu dingin dan melangkah keluar. Ketika sampai
diluar ternyata sudah tengah malam. Lu Leng merasa dalam
waktu satu hari lweekangnya sudah mengalami
perkembangan Kalau terus berlatih, dua tahun kemudian
Lweekangnya pasti sudah tinggi sekali.
Dia masih ingat akan tulisan kecil yang terukir di batu
dingin, bahwa berlatih dua tahun, akan sama dengan berlatih
selama sepuluh tahun latihan. Karena itu, dia mengambil
keputusan untuk tinggal dua tahun di pulau tersebut.
Tentunya Lu Leng tidak tahu, walau Thian Sun Sianjin
berkepandaian amat tinggi, tapi berpikiran sempit Dia tidak
menghendaki generasi yang akan datang berhasil mencapai
Lweekang yang amat tinggi, maka dia sembarangan mengukir
beberapa baris tulisan di batu dingin itu.
Lu Leng percaya, sehingga dia ingin berlatih selama dua
tahun, di atas batu dingin tersebut. Setiap hari dia berlatih.
Hari-hari nya dilewati dengan kesibukan berlatih di dalam goa.
istirahatnya digunakan untuk memetik buah-buahan di sekitar
tempat itu, lalu kembali berlatih lagi,

1001
Tak terasa sudah lewat tiga bulan, selama itu Lweekang
yang dimiliki Lu Leng bertambah pesat.
Sudah pasti Lu Leng belum merasa puas, Dia yakin
Lweekangnya belum seberapa, Dan kalau dia kembali ke
Tionggoan, kepandaiannya paling baru setingkat dengan Tam
Goat Hua.
Lagi pula yang dimaksudkan "Hek Ciok Sam Po" (Tiga
pusaka Batu Hitam), hanya muncul satu, dalam waktu tiga
bulan, Lu Leng terus mencari pusaka yang lain.
Lu Leng yakin, kedua pusaka tersebut masih berada di
pulau Hek Ciok ini, maka dia harus terus mencari.
Malam itu Lu Leng terus berpikir, dalam waktu tiga bulan
dia cuma mencari di situ-situ saja, Kenapa tidak naik ke
puncak untuk coba mencari kedua pusaka tersebut?
Lu Leng memang tidak sabaran, begitu terpikir hal itu
langsung saja dilaksanakannya, Namun, malam itu suasana
diliputi mendung, Gelap dan mencekam.
Lu Leng berdiri termangu-mangu di luar goa. Namun tibatiba
dia tersenyum Terpikir sesuatu dalam benaknya, Di dalam
ruangan goa batu itu banyak terdapat mutiara yang
memancarkan cahaya, kenapa tidak mengambil dua butir
untuk menerangi
Berpikir begitu dia langsung kembali ke ruang batu,
mengambil dua butir mutiara yang paling besar di dinding.
Akan tetapi, ketika, dia menjulurkan tangannya, berusaha
mencabut yang paling besar, mutiara itu sama sekali tidak
tercabut Dengan kesal dia malah menekan mutiara tersebut

1002
Mutiara itu melesak ke dalam. Saat itulah tiba-tiba terjadi
hal yang mengejutkan sekali bersamaan dengan terdengarnya
suara gemeletak keras, mutiara itu terpental keluar lagi dan
jatuh ke lantai goa.
Lu Leng terbeliak memandang lobang bekas mutiara.
sepertinya ada sebuah lobang di dalam. Dan setelah melihat
dengan jelas, hatinya pun tergerak. dia memasukkan jari
telunjuknya ke dalam, lalu menyentak Sebuah batu terlepas
keluar Maka tampaklah sebuah lobang yang di dalamnya
terdapat sebuah kotak kecil Begitu melihat kotak kecil itu, hati
Lu Leng kaget bercampur girang.
Perlahan-lahan dia menjulurkan tangannya mengambil
kotak kecil. Dengan penuh perhatian ditatapnya kotak kecil
itu, Terdapat di atas kotak itu ukiran beberapa huruf berbunyi
"Kim Kong Sin Ci" (llmu Sakti Jari Arhat), Dan di bawah hurufhuruf
itu terdapat pula sebaris tulisan kecil, berbunyi demikian
"Ini adalah salah satu Hek Ciok Sam Po"
Betapa girangnya hati Lu Leng, Tanpa sengaja dirinya
telah memperoleh ilmu sakti tersebut Dia membuka kotak kecil
itu, Di dalamnya ternyata ada belasan lembar daun, entah
daun apa. Namun di setiap daun itu terdapat tulisan yang
ditata dengan jarum. Daun-daun itu berjumlah dua belas
lembar, memberi petunjuk cara bagaimana melatih Kim Kong
Sin Ci.
Setelah memperoleh itu, Lu Leng mulai menekan semua
mutiara yang ada di dinding, maksudnya mencari satu pusaka
lagi. Akan tetapi tidak terulang kejadian serupa.
Pada dasarnya Lu Leng tidak berhati serakah, Dia sudah
merasa cukup berlatih Lweekang di atas batu dingin, bahkan
akan mulai belajar Kim Kong Sin Ci pula.

1003
Oleh karena itu, dalam kurun waktu dua tahun, Lu Leng
menyibukkan diri dalam melatih ilmu tersebut
Seandainya dia memperoleh lagi pusaka yang terakhir,
mungkin tidak begitu bermanfaat bagi dirinya.
Dalam kurun waktu dua tahun, banyak perubahan pada
diri Lu Leng, Kini dia sudah menjadi seorang pemuda, Usianya
sudah tujuh belas, Tubuhnya bertambah tinggi dan kekar
Ketampanannya pun semakin tampak di wajahnya, menambah
kesan kejantanan dirinya.
Baju yang dipakai sudah tidak pas dengan ukuran
badannya. Maka segera dia mencari semacam rumput,
membuat pakaian untuk dikenakannya, Memakai baju
buatannya sendiri dari rerumputan itu, penampilannya
sekarang tampak aneh,
Kini Lu Leng sudah berkepandaian tinggi, bahkan dia telah
menguasai kedua belas jurus Kim Kong Sin Ci. sekarang jari
telunjuknya sudah mampu menggores batu hitam di goa.
Hatinya merasa bangga dan puas.
Sekaranglah, setelah dua tahun menggembleng diri di
dalam goa, barulah terpikir semua yang selama ini sengaja
dilupakannya.
-ooo0ooo-
Bab 46
Dia memikirkan Tam Goat Hua juga saat dia berguru
kepada Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Belum satu hari dia
sudah meninggalkan gurunya. Dia pun tak bisa melupakan
begitu saja dendam kedua orangtuanya yang belum dibalas,

1004
bahkan juga memikirkan keadaan rimba persilatan di
Tionggoan yang entah berubah jadi apa kini, Apakah sekarang
sudah dikuasai si iblis Harpa?
Berpikir sampai di situ, rasanya ingin secepatnya kembali
ke Tionggoan. Namun mungkinkah sekarang niat itu
dilaksanakannya?
Hari itu, dia sama sekali tidak berlatih. Dia menyimpan
kedua belas daun yang berisi ilmu Kim Kong Sin Ci.
Ditinggalkannya ruang batu, talu berdiri di atas batu karang
sambil memandang laut nan biru di hadapannya.
Permukaan laut tampak tenang sekali. tidak ada ombak
dan kelihatan bagaikan hamparan batu pualam yang kebirubiruan.
Namun bagaimana aku bisa menyebrangi samudra
luas ini, pikirnya, bimbang,
Perahu besar yang tenggelam separuh itu masih bersandar
pada batu karang, Lu Leng berpikir, perahu besar itu bisa
dijadikan alat lagipula golok pendek yang amat tajam itu
masih berada di dalam perahu besar Dengan golok itu dia bisa
membual sebuah rakit.
Kalau berhasil membuat sebuah rakit, tentunya bisa
kembali ke Tionggoan. Begitu pikir bisa kembali ke Tionggoan,
mendadak dia mengeluarkan siulan panjang,
Kini Lweekang Lu Leng sudah tinggi, Ketika mengeluarkan
suara siulan, terdengar bergema ke mana-mana. Dia sendiri
terkejut mendapati suara siutannya yang mengagumkan.
Namun, mendadak saja Lu Leng tersentak kaget dengan
mata membelalak. Dari kejauhan terdengar suara aneh,
seakan memberi sambutan atas suara siulannya. Dia tertegun,

1005
suara aneh itu didengarkan nya dengan penuh perhatian
Suara itu seperti suara dari mulut wanita. Sedap dan
mengalun indah.
Merasa penasaran sekali, Lu Leng langsung saja
menghentak kan kedua kakinya dan melenting ke atas sebuah
puncak batu karang yang paling tinggi.
Dia berdiri di situ sambil coba mendengar Ternyata suara
itu berasal dari tumpukan batu karang di seberang, Sebelum
memperoleh ilmu Kim Kong Sin Ci, dulu dia memang pernah
berniat melihat-lihat ke seberang. Namun setelah memperoleh
ilmu sakti tingkat tinggi dari kotak kecil itu, dirinya tidak
sempat, atau tidak berniat pergi ke seberang sana.
Maka suara wanita itu benar-benar membuatnya heran
dan terkejut
Belum sempat mengetahui apa dan siapa gerangan yang
berada di balik batu karang di seberang sana, mendadak Lu
Leng kembali tersentak kaget bukan main, Matanya yang
sejak tadi dipasang tajam-tajam, menangkap adanya sesosok
bayangan berkelebat Begitu cepat dan ringannya gerakan
yang dilakukan oleh sosok bayangan tak jelas itu, hingga
dalam sekejapan mata saja ia telah berada di atas puncak
batu karang sangat tinggi.
Mata Lu Leng semakin membelalak. Tidak menyangka
ternyata ada orang lain di pulau Hek Ciok To ini. Karena
merasa heran, dia terus memandang ke sana.
Karena terpisah begitu jauh, Lu Leng tidak dapat melihat
jelas wajah orang itu. Yang terlihat orang itu berambut
panjang, dan tampaknya seorang wanita, pakaiannya
berkembang-kembang dengan warna menyolok.

1006
Lu Leng tahu orang itu sedang memperhatikannya, maka
segera mengerahkan Lweekang, lalu berseru "Siapa kau?"
Dua tahun lamanya, baru kali ini dia berbicara dengan
orang. Dia juga merasakan suaranya telah mengalami
perubahan, seiring dengan perubahan dirinya menjadi seorang
pemuda.
Wanita yang di seberang sana kelihatan gembira sekali,
Sesaat kemudian terdengar pula suara sahutan-nya yang amat
merdu.
"Kapan kau berada di pulau ini? Aku berada di sini sudah
dua tahun lebih!"
Begitu mendengar suara sahutan itu, seketika Lu Leng
tertegun. Ternyata suara itu amat dikenalnya.
Berpikir sejenak, dia sudah-dapat menduga siapa yang
berada di seberang sana.
Rasa kegusaran di dalam hatinya langsung memuncak
membuat wajahnya merah padam. Dua tahun ini, musuh
bebuyutannya tinggal di seberang, dia tidak tahu sama sekali..
Karena Lu Leng diam saja, maka wanita seberang itu
bertanya.
"Dan kau sendiri sebenarnya siapa...?"
"Ha ha ha! Siapa aku, masa kau tidak tahu?" sahut Lu
Leng tertawa gelak.
Wanita itu tampak tertegun, kemudian bertanya dengan
nada agak gusar .

1007
"Siapa kenal kau?"
Lu Leng tertawa lagi,
"Ha ha! Nona Han, kenapa kau begitu cepat jadi pikun?"
Ternyata wanita yang di seberang sudah dikenali oleh Lu
Leng. Wanita itu tidak lain Han Giok Shia, musuh besarnya!
Selama dua tahun ini, Lu Leng mengira gadis itu telah mati
di dasar laut, Ternyata kini, dua tahun kemudian dia justru
muncul di seberang sana.
Lu Leng amat gusar tapi juga girang, Girang karena
kepandaiannya sudah tinggi, sudah pasti dapat merobohkan
gadis itu.
Namun, mendengar suara aneh yang tadi dikeluarkan oleh
gadis itu, Lu Leng yakin Lweekang gadis itu tentu sudah
bertambah tinggi.
Kini dia telah memiliki ilmu Kim Kong Sin Ci yang amal
dahsyat, Dia yakin akan dapat mengalahkan gadis itu,
Sementara Han Giok Shia yang berada di seberang,
kelihatan masih tertegun. Ternyata ia tidak mengenali Lu
Leng. Maklum, sekarang Lu Leng sudah bertambah tinggi, dan
suaranya pun sudah berubah, Wajar kalau gadis itu tidak
mengenalinya dari jauh.
Namun, kendati demikian, Han Giok Shia tetap dapat
menduga siapa yang di seberang itu, tidak lain adalah musuh
besarnya,
Gadis itu langsung emosi, badannya bergerak.

1008
Dalam sekejap sudah mendekati Lu Leng. Pemuda itu pun
melesat maju, kini mereka sudah agak dekat.
"Bocah busuk, ternyata kau!"
Lu Leng tertawa gelak,
"Ha ha ha! Memang aku, kenapa? Dasar gadis busuk!
pokoknya hari ini kau tidak bisa lepas dari tanganku!"
Usai berkata begitu, Lu Leng mengerahkan Lweekangnya,
lalu menggerakkan jari telunjuk kanannya. Ternyata dia lelah
menggunakan ilmu Kim Kong Sin Ci, mengeluarkan jurus It Ci
Keng Thian (Satu Kali Tunjuk Mengejutkan Langit).
Sesaat keduanya tetap berdiri di atas batu karang,
berjarak belasan depa, Lu Leng tahu jelas, walau Kim Kong
Sin Ci amat dahsyat, namun tidak mungkin dapat menyerang
Han Giok Shia dari jarak jauh, Maka telunjuknya diarahkan
pada permukaan laut yang di sisinya.
Terdengarlah suara menderu, dahsyat dan menggetarkan
permukaan laut yang tenang mendadak bergolak hebat
kemudian menyembur dahsyat ke atas, sungguh
menakjubkan!
Lu Leng tertawa gelak, bangga,
"Ha ha ha! Gadis busuk, kau sudah menyaksikan itu?"
Han Giok Shia tampak tertegun, Namun kemudian salah
satu telapak tangannya mengarah ke permukaan laut,
menekan-nekan sebentar, setelah itu mendadak diangkat ke
atas, Tampak air laut itu ikut tersedot ke atas bagaikan seekor

1009
naga, Lalu begitu jatuh kembali ke permukaan laut terdengar
gelegar suara menggetarkan
Lu Leng melihat dengan jelas sekali, kejadian yang
membuatnya terkejut.
Terbukti Lweekang gadis itu sudah mencapai tingkat tinggi
"Bocah busuk, kau sudah melihat jelas?" bentak Han Giok
Shia, sengit.
Lu Leng gusar sekali. Dia tidak menduga Lweekang gadis
itu sudah begitu tinggi, Padahal tadi dia mengeluarkan jurus It
Ci Keng Thian dengan menggunakan empat bagian tenaga
dalamnya, Agaknya dia masih kalah, Karena itu, dia segera
tertawa dingin.
"Gadis busuk, biar matamu terbuka!"
Tiba-tiba Lu Leng mengambil sebuah batu karang dan
dilemparkan ke atas, Secepat itu dia menjulurkan dua buah
jari tangan kanan ke atas dalam jurus Siang Hong Cak Yun
(Dua puncak Menembus Awan).
Terdengar suara ledakan memekakkan telinga, Batu
karang itu terbelah dua, Dan secepat kilat Lu Leng menyentil
dengan jari telunjuknya ke arah kedua batu karang yang
terbelah itu,
Plak! Plak!
Kedua batu karang yang terbelah meluncur cepat ke arah
Han Giok Shia dan jatuh tepat di hadapan gadis itu.

1010
Walau tidak mengenai badan Han Giok Shia, namun itu
sudah cukup membuktikan betapa dahsyatnya tenaga jari
telunjuk Lu Leng.
Kalau musuh berada dalam jarak lima enam depa, pasti
akan tertembus oleh batu karang kecil.
Lu Leng tertawa terbahak-bahak,
"Gadis busuk, ilmu silat di kolong langit tiada batasnya.
Hari ini kau harus tahu itu!"
Ucapan itu terasa meremehkan kepandaian yang
diperlihatkan Han Giok Shia tadi, Tentu saja gusar bukan main
perasaan gadis itu mendengar ejekan Lu Leng.
"Yang kau perlihatkan barusan hanyalah kepandaian
pinggir jalan, untuk apa diperlihatkan di sini? Huh!"
Wajah Lu Leng memerah mendengar kala-kata tajam Han
Giok Shia,
"Gadis busuk, kau punya kepandaian apa?"
Han Giok Shia tertawa dingin,
"Orang seperti kau ini, bagaimana bisa tahu
kepandaianku? Percuma kuberitahukan!"
Mendadak Lu Leng bersiul aneh.
"Gadis busuk, beranikah kau bertarung melawanku?"
"Kenapa tidak ?"

1011
Seusai menyahut begitu, mereka berdua sama
mendongakkan kepala memandang ke atas, Di atas tempat
mereka berada ternyata terdapat batu karang yang bentuknya
menyerupai balok dan menjadi palang antara dua buah batu
karang tinggi.
Setelah memandang ke alas, muncul pula pendapat yang
sama di antara mereka berdua, ingin bertarung di atas balok
itu, untuk mengeluarkan ilmu yang mereka pelajari selama
dua tahun ini.
"Bocah busuk, mari kita bertarung di atas balok batu itu!
Kau berani naik ke atas?"
Lu Leng membatin, kepandaian Han Giok Shia bertambah
tinggi Mungkin gadis itu memperoleh pusaka ketiga dari Thian
Sun Sianjin, Tentunya ilmu itu tidak setinggi ilmu Kim Kong Sin
Ci.
Bertarung di atas balok batu, gadis itu harus dirobohkan
ke dalam laut, agar rasa dendamnya terlampias. Demikian
pikir Lu Leng, Dia tidak memikirkan pakaian Han Giok Shia
yang aneh berkembang-kembang itu. Tentunya itu bukan
pakaian peninggalan Thian Sun Siangjin, melainkan pakaian
peninggalan orang lain.
Seketika Lu Leng bersiul panjang, kemudian menyahut.
"Baik! Gadis busuk, hari ini ajal mu telah tiba!"
Lu Leng menghimpun hawa murni, lalu badannya bergerak
mencelat ke atas. sementara Han Giok Shia juga sudah
mencelat ke atas. Gerakannya juga amat cepat dan ringan
sekali

1012
Bagian 21
Kini mereka berdua sudah berada di atas balok batu yang
melintang di atas keduanya memandang ke bawah, Tampak
permukaan laut begitu tenang, tampak dari ketinggian balok
yang sekitar sepuluh depa di permukaan laut, Setelah
menyaksikan itu, mereka berdua merasa tegang, Kalau
terjatuh pasti celaka, karena mereka berdua sama-sama tidak
bisa berenang.
Lu Leng berusaha menenangkan hati sambil memandang
ke depan, menatap Han Giok Shia yang sudah berdiri di
hadapannya.
Mereka saling menatap dengan wajah bengis, berjalan
maju selangkah demi selangkah
Tak seberapa lama, mereka saling berpisah kembali
beberapa depa saja, Mereka berdua saling menatap lagi Dan
nampaknya sama-sama tertegun
Dua tahun mereka tidak berjumpa, diri masing-masing
sudah banyak perubahan, Walau wajah Han Giok- Shia tersirat
kebencian dan dendam, namun tetap tidak menutup
kecantikannya.
Dua tahun lalu, Han Giok Shia sudah cantik jelita, meski
usianya masih muda. Maka saat itu masih kekanak-kanakan,
sekarang Han Giok Shia sudah bertambah cantik dan semakin
matang, sedangkan Lu Leng pun sudah besar Begitu
menyaksikan kecantikan gadis itu, mengalir perasaan aneh
yang membuat hatinya tergetar

1013
Bagaimana dengan Han Giok Shia menyaksikan Lu Leng
yang sudah besar itu. Ternyata gadis ini pun mengalami hal
yang sama, Benang lembut dalam hatinya juga tergetar oleh
perasaan asmaranya.
Dia sama sekali tidak menyangka, musuh besarnya kini
tumbuh menjadi pemuda gagah dan tampan.
Keduanya masih saling memandang. Berdiri terpaku di
atas balok batu, tanpa seorang pun yang mendahului
melancarkan serangan
Diam-diam Han Giok Shia mencaci-maki dirinya sendiri
Ternyata tidak ada hasrat ingin bertarung dengan pemuda
sialan itu.
Setelah mencaci-maki dirinya sendiri dalam hati, wajah
Han Giok Shia berubah kemerah-merahan. Namun mendadak.
"Hei! Bocah busuk, kau lihat apa?" bentaknya dengan
sengit
Wajah Lu Leng juga tampak kemerah-merahan.
"Kau tidak melihat aku, bagaimana mungkin tahu aku
melihatmu?"
Sahutan Lu Leng membuat Han Giok Shia terdiam
beberapa saat, setelah itu baru membentak
"Lihat serangan!"
Han Giok Shia melesat melancarkan serangan

1014
Begitu melihat gadis itu mulai menyerang, Lu Leng segera
mundur dua langkah, sekaligus menggerakkan tangannya,
Ketika baru mau mengeluarkan Kim Kong Sin Ci, mendadak
dia melihat banyak bekas tapak kaki di balok batu,
Bekas tapak kaki itu ada yang besar dan kecil Dia tahu itu
merupakan tapak-tapak kaki dua orang. Dapat dibayangkan
betapa tinggi Lweekang kedua orang itu.
Seketika Lu Leng teringat akan tulisan di dinding Hek Ciok
Sian Hu. Bahwa setelah berhasil mempelajari Kim Kong Sin Ci,
Thian Sun Sianjin pergi bertarung dengan seseorang, Siapa
orang itu, Lu Leng tidak tahu, sampai kini dia tetap tidak tahu.
Namun tapak kaki di balok ini membuktikan ada dua
orang, salah satunya pasti Thian Sun Sianjin yang bertarung
melawan seseorang.
Setelah berpikir begitu, Lu Leng pun berseru. "Tunggu!"
bentak Lu Leng ingin mencegah serangan Han Giok Shia,
Namun gadis itu lelah terlanjur melepaskan pukulan dengan
tenaga dalam tinggi. Bagaimana mungkin menarik kembali
serangannya, Maka angin pukulan Han Giok Shia sudah
menyambar begitu cepat ke arah Lu Leng.
Karena kaget, Lu Leng langsung mengerahkan
Lweekangnya, sambil menggerakkan jari telunjuk kanan
mengeluarkan jurus It Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan
Langit) dan jurus Sam Hoan Toh Goat (Tiga Lingkaran
Mengelilingi Bulan), Suara menderu-deru terdengar
menyambut serangan yang dilancarkan Han Giok Shia, Dan
sekejap kemudian terdengar pula suara benturan dari dua
kekuatan-kekuatan tenaga dalam tinggi mereka,

1015
Badan Han Giok Shia dan Lu Leng sama-sama tergetar
Beruntung mereka berdua segera mengeluarkan ilmu
memberatkan badan untuk menghindarkan terlontar dari balok
batu,
"Hmm!" sambil mendengus kesal Lu Leng maju selangkah
Meskipun baru satu jurus saja mereka saling melancarkan
gebrakan, namun keduanya sama-sama sadar, bahwa masingmasing
telah maju pesat dalam dua tahun. Lweekang mereka
boleh dikatakan seimbang!
Sementara Han Giok Shia juga maju selangkah seraya
membentak
"Bocah busuk, kau sudah ketakutan sehingga ingin
menyerah?"
"Ha ha! Gadis busuk yang tak tahu malu, aku sudah
berhasil mempelajari ilmu Kim Kong Sin Ci, bagaimana
mungkin aku takut padamu?"
Han Giok Shia tampak tertegun mendengar nama ilmu
yang disebut Lu Leng.
"Apa artinya Kim Kong Sin Ci? Masih berada di bawah Thai
Im Ciang (llmu pukulan Lunak)ku!" sahutnya kemudian,
meremehkan
Kini giliran Lu Leng yang tercengang, pantas ilmu
pukulannya begitu aneh dan penuh mengandung tenaga
lunak, pikirnya sambil terus menatap Han Giok Shia,
Konon ilmu pukulan Thai ini Ciang amat dahsyat tidak
berada dibawah ilmu pukulan Hud Bun Pan Yok Sin Ciang

1016
aliran Buddha, Kalau begitu, walau memiliki ilmu Kim Kong Sin
Ci, belum tentu dia mampu mengalahkan gadis itu.
Lagipula bertarung di balok batu, akhirnya pasti mati
bersama di dasar laut.
"Kalau takut, cepatlah kau bersujud di hadapanku aku
pasti mengampunimu!" ujar Han Giok Shia cepat sambil
tersenyum sinis ke arah Lu Leng, pemuda itu hanya
mendengus,
"Hm! Kalau kau bersujud di hadapanku, aku pun akan
mengampunimu!" lanjut Han Giok Shia,
Mereka berdua tetap mengadu mulut dengan tajam, tak
ada yang mau mengalah.
Han Giok Shia mengerutkan kening lalu mendadak
badannya bergerak Ternyata gadis itu sudah menerjang ke
arah Lu Leng. Namun pemuda itu pun dengan tak kalah cepat
melesat memapak serangan lawan, Maka sekejap saja
keduanya telah saling menyerang sengit
Sebelah tangan Han Giok Shia bergerak membentuk
sebuah lingkaran, lalu dihentakkan-cepat ke depa ii.
Lu Leng sudah tahu akan kehebatan Thai Im Ciang,
namun dia tampak tidak berkelit maupun balas menyerang,
sengaja berlaku lamban, Namun tentu saja pemuda itu pasti
sudah bersiap dan memperkokoh sepasang kakinya, berdiri
setegar gunung.
Angin pukulan Thai Im Ciang cepat mengurung dirinya,
Tampak badan Lu Leng bergetar hebat, tapi sepasang kakinya
tetap terpaku di tempat

1017
Menyaksikan itu, Han Giok Shia jadi tercengang, tidak tahu
Lu Leng mau berbuat apa.
Saat itulah mendadak jari telunjuk Lu Leng bergerak
mengeluarkan jurus Sam Hoan Toh Goat (Tiga Lingkaran
Mengelilingi Bulan), mengancam jalan darah Yang Ku, Yang M,
dim Yang Kao Hiat di lengan si gadis.
Lu Leng memang sudah berhasil menguasai Kim Kong Sin
Ci, musuh dalam jarak beberapa depa, akan terjangkau
ilmunya.
Walau Lweekang Han Giok Shia seimbang dengan Lu
Leng, namun jarak mereka begitu dekat Tiada kesempatan
bagi gadis itu untuk berkelit.
Perlu diketahui, hanya ada dua macam ilmu yang dapat
menandingi Thai Im Ciang, yaitu ilmu Pan Yok Sin Ciang dan
Kim Kong Sin Ci, Begitu pula sebaliknya, hanya Thai Im Ciang
yang dapat menandingi kedua ilmu tersebut.
Mendadak Han Giok Shia merasa lengannya
berkesemutan, kemudian lemas dan terkulai tak berdaya.
Sifat keras hati gadis tetap tidak berubah. Ketika merasa
lengannya berkesemutan, bukannya mundur malah maju
melancarkan serangan, Kali ini dia mengeluarkan jurus Giok
Thou Yang Yok (Kelinci Giok Menyebarkan Obat),
Thai Im Ciang berjumlah sembilan jurus, kesemuanya
harus menggunakan tangan kiri,
Karena jarak mereka begitu dekat, ketika Han Giok Shia
menyerang, sudah terasa serangkum tenaga lunak mengarah
bahu Lu Leng.

1018
Walau Lu Leng sudah bersiap dari tadi, badannya tetap
terdorong mundur satu langkah diterjang oleh angin pukulan
itu. Namun saat itu pula Lu Leng cepat mengeluarkan jurus
ketiga untuk balas menyerang, yakni dengan menggunakan
Cap Bin Li Cing (Menggali sepuluh Arah), Angin telunjuk
bagaikan kilat, berhasil menotok jalan darah Im Ku Hiat di kaki
Han Giok Shia.
Sesungguhnya kepandaian mereka seimbang, hanya saja
bertarung di atas balok batu yang cukup tinggi itu, maka amat
merugikan Han Giok Shia.
Setelah jalan darah Im Ku Hiat tertotok, seketika Han Giok
Shia merasa kakinya lemas dan semutan, sehingga
membuatnya tidak kuat berdiri
Kalau di tanah datar, dia masih bisa meloncat mundur
dengan sebelah kakinya, Akan tetapi, di atas balok batu, dia
cuma bisa mundur satu dua langkah. Namun mendadak gadis
itu terpeleset.
Di saat Han Giok Shia mundur, Lu Leng mundur satu dua
langkah, Ketika melihat gadis itu terpeleset, seketika hati Lu
Leng tergerak. Padahal kalau Han Giok Shia terpeleset jatuh,
pasti mati, terlempar ke laut
Namun entah apa sebabnya, dia justru tidak
memperdulikan apapun, langsung melesat ke arah Han Giok
Shia, Dengan cepat dijulurkan tangannya menarik gadis itu.
sebenarnya badan gadis itu sudah miring hampir jatuh, tapi Lu
Leng menariknya dengan maksud agar gadis itu tidak terjatuh
ke laut,
Namun Han Giok Shia mengira Lu Leng ingin mencelakai
nya, maka tanpa pikir lagi langsung mengayunkan tangannya,

1019
menyerang pemuda itu dengan jurus Pit Hai Cing Thian (Laut
Membiru Langit Cerah).
Setelah melancarkan pukulan barulah Han Giok Shia tahu
Lu Leng menarik dirinya agar tidak terjatuh Betapa terkejutnya
gadis itu, sebab telah melancarkan pukulan sekuat tenaga,
yang tidak mungkin ditarik kembali
Terdengar suara jeritan keras Lu Leng. Tangannya yang
menarik diri Han Giok Shia jadi renggang dan badannya
terjatuh ke bawah! sedangkan Han Giok Shia yang ditarik
justru sudah berdiri di atas balok batu, seketika dia amat
menyesal atas tindakannya, Cepat dia memandang ke bawah,
tapi Lu Leng sudah tak tampak lagi, Hatinya sempat heran,
bagaimana Lu Leng begitu cepat tenggelam?
Han Giok Shia menghela nafas panjang, seketika itu rasa
benci dan dendamnya pun sirna Namun saat kegelisahan dan
rasa sesal itu melanda hatinya, tiba-tiba terlihat ada sepasang
tangan sedang merambat-rambat pada balok batu,
Melihat itu, Han Giok Shia girang bukan main. Gadis itu
langsung melongok ke bawah, Tampak badan Lu Leng
bergantung di bawah balok batu,
Ternyata ketika tubuhnya terkena pukulan Lu Leng cepatcepat
menghimpun hawa murni, dan sebelah tangannya
menggapai pinggiran balok batu, dia berhasil menyambar
balok sehingga tidak sampai jatuh ke laut. Dia menyesal,
kenapa tadi harus menyelamatkan Han-Giok Shia. gadis itu
begitu kejam dan tak berperasaan.
Semula Lu Leng merasa khawatir kalau gadis itu akan
menyerangnya, Ternyata tidak, Bahkan saat mendengar

1020
seruan Han Giok Shia yang menunjukkan wajah penyesalan,
barulah dia tahu kalau gadis itu tadi telah salah paham.
Setelah tahu itu, Lu Leng memaafkannya. Kebetulan Han
Giok Shia melongok ke bawah, empat mata beradu pandang,
entah apa rasanya dalam hati masing-masing, Sesaat
kemudian, barulah Han Giok Shia membuka mulut,
"Bocah busuk, kenapa kau menyelamatkan ku?"
"Gadis busuk, kenapa tak kau injak tanganku agar aku
jatuh?"
Kalau Han Giok Shia mau, tentu tidak sulit menjatuhkan Lu
Leng ke laut, Tetapi mendadak pinggiran kelopak matanya
tampak memerah.
"Berdasarkan apa aku harus injak tanganmu agar jatuh ke
laut? Tadi,., aku kira kau sudah terjatuh ke laut, hatiku...
berduka sekali!"
"Gadis busuk, betulkah itu?" tukas Lu Leng dengan
tersenyum sinis, Han Giok Shia melotot.
"Bocah busuk! Kau... kau masih memanggilku begitu?
Cepat naik, jangan terus bergantung di situ, nanti masuk
angin!"
"Kau tidak menyingkir bagaimana mungkin aku naik ke
atas?"
Dalam percakapan mereka berdua tetap tidak saling
mengalah, namun sudah tiada nada permusuhan lagi. Maka
mereka saling memandang lekat, bahkan desah nafas masingmasing
pun terdengar jelas, Ada satu perasaan yang tak

1021
mampu mereka ungkapkan kecuali hanya dengan tatapan
mata.
Setelah mendengar Lu Leng berkata begitu, tak tertahan
Han Giok Shia tertawa, Bukan main manis-nya! Hal itu
membuat Lu Leng terbelalak sedangkan Han Giok Shia segera
menyingkir
Menggunakan tenaga jari Lu Leng menekan pinggiran
balok batu lalu badannya pun melayang ke atas dan mendarat
di atas balok. Lu Leng memandang Han Giok Shia sambil
tertawa, Wajah gadis itu langsung memerah dan secepatnya
berpaling ke tempat lain!
-ooo0ooo-
Bab 47
Saat itu pula dalam hati mereka tumbuh perasaan
kasmaran, Meskipun mereka sebelumnya merupakan musuh
besar yang saling membenci dan mendendam, kini tanpa
diduga mengalami perubahan Masing-masing diserang asmara
yang sulit untuk dibendung datangnya.
Walau sekarang sudah jadi sahabat, namun mereka tidak
melupakan kekasih masing-masing. Han Giok Shia merindukan
Tam Ek Hui, sedangkan Lu Leng merindukan Tam Goat Hua.
Oleh karena itu, mereka berdua bertekad tidak berani
menimbulkan cinta lain, agar tidak terjadi badai dalam lautan
cinta.
"Nona Han, kita masih mau bertanding?"
Han Giok Shia menyahut sambil menundukkan kepala,

1022
"Kepandaianmu lebih tinggi, tidak perlu bertanding lagi."
Begitu mendengar ucapan itu, terharulah hati Lu Leng,
Bagaimana adat dan sifat gadis itu, Lu Leng tahu jelas, Sulit
bagi gadis itu tunduk di hadapan orang lain, kini dia justru
mengaku seperti itu,
Seketika Lu Leng merasa, pertarungan yang sudah-sudah
itu sama sekali tidak berarti.
Dulu Han Giok Shia mengira ayahnya mati di tangan Lu Sin
Kong, sedangkan Lu Leng menganggap Hwe Hong Sian Kouw,
guru Han Giok Shia yang membinasakan ibunya, itulah
sebabnya, mereka saling bermusuhan.
Walau dalam hati Lu Leng tahu, sebelum mati ibunya
sudah terkena racun dari si Nabi Setan-Seng Ling, namun dia
tetap menganggap Hwe Hong Sian Kouw sebagai pembunuh
ibunya.
Lama sekali barulah Lu Leng membuka mulut.
"Nona Han, jangan berkata begitu, sesungguhnya aku
tidak bisa dibandingkan denganmu!"
Han Giok Shia menatapnya, kemudian tersenyum.
"Kalau dini tempo hari kau sudi mengucapkan demikian,
bagaimana mungkin nyawamu nyaris melayang?"
Lu Leng berpikir sejenak, akhirnya dia merasa geli,
"Kini kuucapkan, rasanya belum terlambat!"

1023
Han Giok Shia menghela nafas panjang,
"Kalau tidak diucapkan sekarang, pasti akan terlambat!"
Kini Lu Leng sudah tahu, Han Giok Shia sama sekali tidak
memusuhinya.
"Nona Han, mari kita turun. Oh ya, bagaimana kalau ke
Hek Ciok Sian Hu melihat-lihat?"
"Kenapa kau tidak mau ke Pian Liong Ciok Hu dudukduduk?"
Mendengar itu, hati Lu Leng tergerak.
"Nona Han, ternyata kepandaianmu itu diperoleh dari
salah satu Thian Ho Si Lo, Pian Liong Sian Po, kan?"
Han Giok Shia manggut-manggut.
Tidak salah! Aku memperoleh ilmu Thai Im Ciang
peninggalan Pian Liong Sian Po dan Cit Sek Ling Che."
Dari semula Lu Leng sudah mencurigai Lweekang Han
Giok Shia, ternyata dia makan Cit Sek Ling Che (Semacam
Buah Langka Yang Ajaib), pantas Lweekangnya bertambah
tinggi.
"Bagaimana kau?"
"Kepandaianku adalah peninggalan dari Thian Sun
Sianjin."
Han Giok Shia manggut-manggut.

1024
"Oooh! Kalau begitu, beliau berdua sudah pernah kemari."
Lu Leng mengangguk
"Tidak salah, Mereka berdua memang pernah kemari,
lihatlah bekas-bekas tapak kaki di balok batu ini, pasti tidak
cuma bertarung satu kali."
Han Giok Shia tampak seperti tersadar akan suatu hal.
"Aku tahu, mereka berdua yang satu berhasil melatih ilmu
Kim Kong Sin Ci, yang satu lagi berhasil melatih ilmu Thai Im
Ciang. Namun mereka mati bersama!"
Lu Leng manggut-manggut, kemudian memandang ke
bawah. Kedua tokoh tua itu telah berhasil melatih ilmu Kim
Kong Sin Ci dan ilmu Thai Im Ciang, namun tidak mau saling
mengalah, akhirnya justru mati bersama.
Teringat akan kejadian tadi, bukankah mereka berdua juga
nyaris mati bersama, seketika hati Lu Leng terasa dingin sekali
"Masih belum mau pergi?"
Lu Leng tertawa,
"Aku sedang berpikir, tentang kedua Cianpwee itu, Kenapa
tidak terbuka pikiran mereka?"
Han Giok Shia langsung melotot
"Masih membicarakan orang, Dua tahun lalu jelas kau
bukan lawanku, kenapa masih mati-matian melawanku?"

1025
Bahu Lu Leng terangkat sedikit sambil tersenyum, mereka
berdua lalu turun dari balok batu itu.
Lu Leng terus mengikuti Han Giok Shia, Tak seberapa lama
kemudian mereka sudah sampai di depan sebuah goa. Han
Giok Shia mengajaknya masuk ke dalam. Di depan sebuah
ruang batu terdapat tulisan yang diukir "Pian Liong Ciok Hu"
Setelah berada di dalam ruang batu itu, Han Giok Shia
menceritakan tentang apa yang dialaminya.
Ternyata ketika perahu besar itu menabrak batu karang,
Han Giok Shia juga terhempas ke batu karang yang lain dalam
keadaan pingsan, Setelah siuman gadis itu menganggap Lu
Leng mati di dasar laut. Hari itu dia menemukan goa Pian
Liong Ciok Hu. sekaligus peninggalan-peninggalan Pian Liong
Sian Po, seperti Cit Sek Ling Che yang telah dimakannya, dan
sebuah kitab kecil berisi ilmu Thai Im Ciang.
Sejak hari itu dia mulai mempelajarinya. Dua tahun
kemudian berhasil menguasai ilmu yang ada di dalam kitab
kecil itu.
Di dalam ruang batu juga terdapat pakaian Pian Liong Sian
Po, karena tiada pakaian lain, maka dipakainya pakaian itu.
Dia tidak menduga sama sekali, kalau batu karang yang
lain terdapat orang lain, Ketika Lu Leng mengeluarkan suara
siulan, dia keluar, sehingga berjumpa pemuda itu.
Seusai Han Giok Shia giliran Lu Leng bercerita juga
tentang apa yang dialaminya,
Ketika mendengar masih ada pusaka ketiga, sepasang
bo!a mata Han Giok Shia berputar-putar, "Saudara Lu, pusaka

1026
yang satu itu, mungkin berada pada Thian Sun Sianjin,
sedangkan Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po samasama
terjatuh ke dalam laut di bawah balok batu itu,
Bagaimana kita coba mencari di sana?" Lu Leng manggutmanggut
"Baik!"
Mereka berdua lalu menuju ke sana. Sampai di pinggir
laut, wajah Lu Leng langsung memerah.
"Nona Han, aku cuma memiliki pakaian rumput ini, kalau
basah tiada pakaian lagi untuk ganti." Han Giok Shia
menyahut sambil tersenyum. "Jangan khawatir, di dalam Pian
Liong Ciok Hu masih terdapat pakaian lain, kau bisa
memakainya." Mereka segera turun ke laut dan sama-sama
menyelam, Dalamnya kira-kira sepuluh kaki, di dasarnya
memang terdapat dua buah tengkorak.
Entah sudah berapa lama kedua sosok tengkorak itu
berada di dasar laut, Kedua tengkorak itu tentu Thian Sun
Sianjin dan Pian Liong Sian Po, Dugaan mereka berdua
memang tidak meleset, Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian
Po mati bersama, Mereka terjatuh ke bawah pasti dalam
keadaan terluka parah.
Kalau tidak, tak mungkin Thian Sun Sianjin dan Pian Liong
Sian Po akan tenggelam!
Sebelum mati, mereka saling menggenggam tangan,
pertanda mereka menyesal sekali.
Lu Leng dan Han Giok Shia menyaksikan kedua sosok
tengkorak yang bergandengan. Maka keduanya teringat akan
kejadian mereka. Tanpa sadar mereka pun saling
menggenggam tangan erat-erat sambil meluncur ke atas.

1027
Sampai di permukaan, Lu Leng berkata sungguh-sungguh,
"Nona Han, kedua Cianpwee itu tampak begitu tenang di
dasar laut. Aku rela tidak mau mencari pusaka yang ketiga itu
lagi. Mereka berdua sudah mati sekian lama, sedangkan kita
tidak pernah bertemu mereka, kini kita termasuk murid
mereka pula, maka tidak boleh membalik tengkorak mereka,"
Han Giok Shia manggut-manggut dan cepat-cepat
melepaskan tangannya. wajahnya tampak kemerah-merahan.
"Kita sudah turun ke laut, kenapa tidak mencari Liat Hwe
Soh Sim Lun, Pecut Emas dan golok pendek itu?"
Han Giok Shia tersenyum,
"Baik!"
Mereka lalu menuju ke perahu yang sudah karam.
Keduanya menyelam lagi mencari ketiga macam senjata itu,
Tak seberapa lama, mereka sudah muncul di permukaan laut,
ternyata mereka berhasil menemukan senjata-senjata tersebut
Lu Leng dan Han Giok Shia segera kembali ke Pian Liong
Ciok Hu. Mereka berdua langsung menyalin pakaian
peninggalan Pian Liong Sian Po. setelah mengenakan pakaian
berkembang-kembang, Lu Leng tampak aneh.
Mereka bercakap-cakap, tak terasa hari pun sudah mulai
gelap. Mereka segera memanggang ikan yang ditangkap tadi
di laut, kemudian makan bersama, sebenarnya mereka masih
kelihatan enggan berpisah, maka terus mengobrol di bawah
sinar bulan.

1028
Malam itu Lu Leng merasa, Han Giok Shia memang
bersifat keras, namun amat lembut pula, Berhadapan dengan
gadis itu, justru membuat kesannya terhadap Tam Goat Hua
jadi semakin tawar Akan tetapi, dia tetap mengendalikan
perasaannya itu,
Keesokan harinya, mereka berlatih sejenak, lalu pergi ke
pinggiran laut tempat perahu besar itu karam di situ, Ternyata
mereka mengambil balok kayu, papan dan lain sebagainya,
Setelah hampir satu bulan sibuk akhirnya berhasil juga
membuat sebuah rakit besar Mereka pun menyiapkan
makanan kering dan air minum, semua itu cukup untuk satu
bulan, Rakit yang besar itu dipasangi sebuah layar, agar bisa
berlayar lebih cepat,
Lu Leng dan Han Giok Shia yakin, dalam waktu sebulan
pasti dapat melihat daratan.
Pagi itu, mereka berdua meninggalkan pulau Hek Ciok To.
Rakit besar dengan layar sederhana mulai meluncur
terhembus angin,
Sebelum berlayar mereka berdua belajar be-renang, maka
ketika berada di tengah-tengah laut, sudah tidak begitu takut
lagi,
Kira-kira delapan hari kemudian, mereka sudah melihat
daratan, Dapat dibayangkan betapa gembiranya mereka
berdua, langsung bersorak-sorakan,
Setelah tengah hari, sudah semakin mendekati daratan itu,
tampak gunung menghijau,

1029
Malam harinya, rakit besar itu menyentuh pantai. Lu Leng
dan Han Giok Shia segera naik ke darat. Mereka terus berjalan
sampai di kaki gunung, tak jauh dari pantai Ketika sampai
tengah malam mereka menemukan sebuah kuil.
Mereka mendekati kuil itu. suasana sepi sekali, namun ada
sedikit cahaya menyorot keluar Di atas pintu kuil bergantung
sebuah papan bertulisan "Kuil Goan Long Ku Sie",
Lu Leng maju selangkah, lalu menjulurkan tangannya
mengetuk pintu kuil Tak lama, pintu kuil terbuka, tampak
seorang padri menjulurkan kepalanya melihat keluar Ketika
melihat mereka berdua, padri itu tampak tercengang,
"Padri, kami berdua terapung di laut, malam ini baru
mendarat Bolehkah kami bermalam di sini?" Lu Leng berkata
sambil memberi hormat.
Padri itu memandang Han Giok Shia,
"Orang yang menyucikan diri harus selalu berbuat
kebaikan, tapi gadis ini...."
Lu Leng tahu padri itu merasa enggan menerima kaum
wanita bermalam di kuilnya, Dia ingin berkata memohon
kepada padri itu lagi, tetapi Han Giok Shia mendahului nya.
Tidak memperbolehkan ya sudah! Aku mau tanya, tempat
apa ini?"
"lni lembah Cing Cing Kok di gunung Mou San."
Kedua muda-mudi itu merasa gembira karena tempat ini
bukanlah hutan belantara, melainkan gunung Mou San di
daerah Shantung.

1030
Han Giok Shia segera menarik Lu Leng pergi meninggalkan
kuil,
"Kita bermalam di alam terbuka saja, Takut apa sih?
Kenapa kita harus merengek-rengek pada kepala gundul ini?"
Lu Leng tersenyum. Dia tahu benar adat gadis itu,
"Tapi apakah kau bisa tidur nyenyak malam ini?"
Han Giok Shia juga tersenyum.
"Kau tahu saja apa yang kupikirkan Bagaimana kalau kita
melakukan perjalanan malam?"
Lu Leng mengangguk.
"Baik!"
Mereka berdua melakukan perjalanan malam sambil
bergandengan tangan menuju ke arah timur Ketika hari mulai
terang, mereka sudah sampai di sebuah jalan besar
Mereka berdua walau tidak pernah datang di gunung Mou
San, namun tahu tentang gunung tersebut. Puluhan tahun
lampau, terdapat perguruan Mou San Pai yang memiliki ilmu
silat amat tinggi. Setelah ketua Mou San Pai meninggal, para
saudara seperguruanpun saling merebut kedudukan ketua. Hal
itu dimanfaatkan oleh musuh-musuhnya. Semua murid
perguruan Mou San Pai terbunuh habis.
Tentang kejadian itu, kaum rimba persilatan tahu semua,
Lu Leng dan Han Giok Shia juga pernah mendengar itu,

1031
Maka mereka berdua pun tahu, di mana letak gunung Mou
San, dan arah mana yang harus diambil. Kalau mengikuti jalan
besar itu, menempuh jalan kurang lebih sembilan ratus mil,
akan tiba di kota Cih Lam Hu, itu harus membutuhkan waktu
kurang lebih enam hari,
Akan tetapi, ketika tiba di jalan besar itu mereka malah
berhenti, tidak melanjutkan perjalanan lagi.
Ketika masih berada di pulau Hek Ciok To, mereka hanya
mempunyai satu tujuan, yakni kembali ke daratan.
Kini mereka sudah tiba di daratan, justru tidak tahu harus
ke mana?
Mereka berdua mempunyai tempat tinggal masing-masing,
yang satu di Lam Cong, sedangkan yang satu lagi di Su Cou.
Akan tetapi, kedua orang-tua Lu Leng telah meninggal.
Begitu juga ayah dan adik Han Giok Shia.
Walau mereka berdua mempunyai tempat tinggal, namun
sama juga tidak mempunyai rumah.
Mereka berdua tertegun, lama sekali barulah Han Giok
Shia membuka mulut
"Saudara Lu, kau mau ke mana?"
"Dalam hatiku belum ada keputusan. Nona Han, kalau
dalam waktu dua tahun ini si iblis Harpa masih membuat
petaka dalam rimba persilatan kaum rimba persilatan
Tionggoan akan tinggal sedikit Kini kita sudah kembali dan
kalau ingin mencari kenalan, mungkin tidak begitu gampang."

1032
Han Giok Shia tertegun, kemudian sahutnya perlahan.
"Siapa tahu dua tahun ini kaum rimba persilatan berhasil
membasmi si iblis Harpa itu, Terus terang, aku pun belum
mengambil keputusan mau ke mana, Namun... aku harus
pergi ke rumah yang musnah terbakar itu, sesungguhnya aku
bersama seseorang menuju ke istana Setan, Namun di tengah
jalan aku... berangkat duluan, sehingga kami berpisah di sana,
Kini sudah dua tahun, tentunya dia sudah tidak berada di
tempat itu, Tapi biar bagaimanapun aku harus kau ke sana
dulu."
Lu Leng juga ingat, dia berpisah dengan Tam Goat Hua
dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek juga di sekitar tempat
itu. Maka ketika mendengar Han Giok Shia mengatakan
begitu, dia pun segera berkata.
"Baik, aku ikut ke sana."
Mereka berdua dari musuh menjadi sahabat, Cinta kasih
mereka pun berkembang dengan cepat sekali. Walau mereka
berdua terus mengendalikan diri, sama sekali tidak mau
mencurahkan isi hati masing-masing, tapi kalau berpisah,
mereka merasa berat sekali.
Karena itu, ketika Han Giok Shia mendengar Lu Leng mau
ikut, dalam hati girang sekali.
"Itu sungguh baik sekali!"
Mereka berdua lalu melanjutkan perjalanan Sampai di
sebuah kota kecil, Han Giok Shia menjual sebuah tusuk konde
emas, kemudian membeli pakaian dan makan sekenyangkenyangnya.

1033
Setelah berganti pakaian, Lu Leng tampak tampan sekali
Begitu pula Han Giok Shia, gadis itu bertambah cantik jelita,
Mereka berdua melanjutkan perjalanan lagi, Di tengah
jalan berjumpa beberapa orang piausu, Mereka berdua
bertanya tentang keadaan rimba persilatan Beberapa orang
piausu itu memberitahu kan, setelah terjadi petaka di gunung
Bu Yi San, kemudian terjadi lagi pertarungan sengit di depan
istana Setan, dan pertarungan itu berakhir begitu saja, justru
tiada seorang pun menyinggung tentang kegiatan si iblis
Harpa.
Tentunya membuat Lu Leng dan Han Giok Shia
tercengang, Mereka berdua cuma saling memandang, lalu
melanjutkan perjalanan lagi.
Beberapa hari kemudian, mereka berdua sudah tiba di
kota Cih Lam. Ketika memasuki pintu kota tersebut, mereka
berdua merasa diikuti orang dari belakang,
Lu Leng dan Han Giok Shia segera menoleh ke belakang,
Ternyata benar ada tiga lelaki mengikuti mereka dari
belakang.
Berkali-kali Lu Leng dan Han Giok Shia menoleh ke
belakang, dan setiap kali mereka menoleh, ketiga laki-laki itu
selalu pura-pura sedang menikmati pemandangan atau saling
bercakap-cakap, sedangkan rupa ketiga laki-laki itu sungguh
aneh sekali.
Yang di tengah berbadan jangkung, namun hanya
mempunyai sebuah kaki, berjalan dibantu dengan sebuah
tongkat penyanggah.

1034
Yang di kiri hanya mempunyai sebelah lengan, sedangkan
yang di kanan memegang sebuah tongkat bambu,
kelihatannya seperti seorang buta.
Ketiga orang itu tidak hanya cacat, bahkan muka mereka
pun penuh bintik-bintik hitam, sehingga amat tak sedap
dipandang, dan pakaian mereka pun tidak karuan
Sebetulnya Han Giok Shia sudah tidak sabaran. Berkali-kali
dia ingin bertindak, namun dicegah oleh Lu Leng,
"Nona Han, ketiga orang itu memang mengikuti kita, siapa
tahu masih ada jago tangguh di belakang mereka, Kita tidak
boleh mengejutkan ketiga orang itu!"
Han Giok Shia tertawa dingin
"Sungguh bernyali mereka berani mengikuti kita!"
Mereka berdua memelototi ketiga orang itu, lalu
melanjutkan perjalanan
Begitu mereka berjalan, tiba-tiba terdengar suara tongkat
bambu berbunyi "Tak Tak Tak" di belakang,
Han Giok Shia betul-betul sudah tidak sabaran
"Kita pancing mereka ke tempat sepi, barulah kita tanya."
Lu Leng memang tidak habis pikir, tidak tahu ketiga orang
itu berasal dari golongan mana, Dia berpikir sejenak,
kemudian manggut-manggut karena masuk akal apa yang
dikatakan Han Giok Shia.

1035
Mereka berdua berputar ke arah barat, tak lama sudah
keluar dari pintu kota sebelah barat,
Cih Lam merupakan kota yang paling besar di wilayah
Shantung, maka keadaan di luar kota itu pun ramai sekali,
Lu Leng dan Han Giok Shia terus berjalan Kira-kira empat
puluh mil kemudian sampailah di sebuah taman yang amat
besar.
Taman itu indah sekali, terdapat berbagai macam bunga
dan puluhan pohon siong pek yang besar-besar, namun
keadaannya tampak sunyi sepi. Lu Leng dan Han Giok Shia
masuk ke dalam, lalu duduk di sebuah batu sambil
memandang keluar
Ketiga orang itu juga ikut masuk ke taman lalu berdiri di
dekat sebuah pohon siong pek sambil memandang ke arah Lu
Leng dan Han Giok Shia,
Setelah itu, mereka bertiga berbisik-bisik seakan sedang
merundingkan sesuatu.
Han Giok Shia memang sudah ingin turun tangan dari tadi,
hanya saja terus dicegah oleh Lu Leng. Kini tangannya
merogoh ke dalam baju, ternyata dia mengambil beberapa
batang jarum
Ketika melihatnya menggenggam jarum, Lu Leng segera
tahu bahwa gadis itu mau turun tangan, Han Giok Shia
mengeluarkan suara dengusan kemudian mengayunkan
tangannya, dan seketika tampak cahaya putih meluncur ke
arah orang-orang itu!

1036
Begitu melihat cahaya putih menyambar, ketiga orang itu
segera melesat pergi, dan dalam sekejap sudah tidak kelihatan
lagi,
Beberapa batang jarum itu menembus pohon siong pek.
Dapat dibayangkan betapa lihaynya Thai Im Ciang Han Giok
Shia,
Setelah ketiga orang itu tidak kelihatan, Han Giok Shia
bangkit berdiri seraya berseru.
"Kalian sudah mengikuti kami sampai di sini, kenapa malah
pergi?"
Sampai beberapa kali gadis itu berseru, namun di luar
taman tetap tiada sahutan
Lu Leng bertambah heran dan tidak habis pikir, sebetulnya
apa maunya ketiga orang itu?
Seandainya ketiga orang itu berniat jahat, kenapa masih
belum turun tangan? itu sungguh aneh sekali!
Di saat Lu Leng sedang berpikir, tampak Han Giok Shia
mengeluarkan Pecut Emasnya kelihatannya ingin mengejar
mereka,
Lu Leng segera mencegah nya,
"Nona Han jangan terburu-buru mengejar mereka, lihat
saja bagaimana gerak-gerik mereka selanjutnya !"
Han Giok Shia yang berhati keras dan tidak sabaran itu,
justru mau mendengar perkataan Lu Leng, itu sungguh luar

1037
biasa! Akan tetapi, kali ini dia sudah tidak bisa menurut lagi,
Badannya langsung bergerak melesat pergi,
Namun di saat itu pula mendadak terdengar pekikan aneh
di luar taman, lalu tampak segulung bayangan hitam yang
amat besar menerjang ke dalam, ke arah Han Giok Shia.
Segulung bayangan hitam itu bagaikan awan hitam,
muncul mendadak lalu menutupi sekujur badan gadis tersebut
Han Giok Shia yang baru melesat keluar terkejut bukan
main, karena tidak melihat jelas sebetulnya apa gulungan
bayangan hitam itu, Dia langsung menggerakkan Pecut
Emasnya dan mengeluarkan jurus Jit Goat Seng Hui (Matahari
Dan Bulan Memancarkan Cahaya),
Akan tetapi, di saat sekejap itu Lu Leng telah melihat jelas,
yang menerjang ke dalam itu seseorang berbadan gemuk
sekali.
Ketika Han Giok Shia menyerang dengan Pecut Emas,
tampak orang gemuk itu pun mengayunkan toya besi yang
panjangnya satu depa lebih, Kemudian dengan suara
menderu-deru toya besi itu mengarah Han Giok Shia.
Mereka berdua sama-sama berada di udara dan sedang
saling menyerang, Pecut Emas-Han Giok Shia meliuk-liuk
bagaikan seekor naga hitam, sedangkan toya besi itu bagaikan
gelombang menerjang gadis itu, Bukan main terkejutnya Han
Giok Shia, sebab tahu Pecut Emas di tangannya tak dapat
menahan serangan toya itu.
Dalam keadaan terjepit, mendadak dia mengayunkan
tangannya dengan jurus Giok Tou Yang Yok (Kelinci Giok
Menyebarkan Obat) untuk menangkis.

1038
Jurus tersebut amat aneh, dahsyat dan lihay, yaitu salah
satu jurus ilmu Thai Im Ciang, khususnya menggunakan
tangan kiri.
Angin pukulan baru keluar, terdengar orang gemuk itu
memekik aneh sambil mencelat ke belakang
Han Giok Shia pun merasa tenaga toya besi itu amat kuat
sekali, sebab dapat menekan serangan Pecut Emas nya,
Di saat orang gemuk itu baru berdiri, terdengar pula suara
"Ser Ser Ser", dan tampak tiga orang berkelebat ke dalam,
Ketiga orang itu adalah orang-orang yang mengikuti Han
Giok Shia dan Lu Leng, Mata mereka menyorot tajam ke arah
Lu Leng.
Sedangkan Lu Leng sudah maju ke depan mendekati Han
Giok Shia. Kemudian mereka berdua memandang orang
gemuk itu.
Begitu memandang Han Giok Shia dan Lu Leng pun
tertegun!
Ternyata orang gemuk itu seorang wanita, Dia
mengenakan pakaian hitam, Badannya tinggi gemuk, bibirnya
tebal dan hidung pesek, Sungguh buruk mukanya!
Padahal Han Giok Shia sudah gusar sekali. namun ketika
melihat wanita tinggi gemuk itu, malah tertegun kemudian
tertawa.
Wanita gemuk itu tahu Han Giok Shia mentertawakan
keburukan rupanya, maka mukanya yang penuh daging
bergerak-gerak, setelah itu dia membentak sengit

1039
"Di mana guru kalian? Cepat beritahukan!"
Begitu mendengar pertanyaan wanita gemuk itu, Lu Leng
dan Han Giok Shia tercengang, Mereka berdua pun tidak tahu
yang ditanyakannya itu siapa. Apakah Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek, Hwe Hong Sian Kouw ataukah Thian Sun Sianjin
dan Pian Liong Sian Po?
Di saat mereka berdua tertegun, wanita gemuk itu
membentak lagi,
"Di mana guru kalian sekarang? Cepat beritahukan!"
Lelaki jangkung yang berdiri di samping wanita gemuk
segera berkata,
"Kakak, kita tangkap saja mereka, barulah kita tanya, itu
lebih baik bukan?"
Wanita gemuk langsung berpaling, lalu meludah.
"Phui! Kau tahu apa? Kalau bukannya kalian tidak
mendengar perkataanku, bagaimana mungkin hari ini kita jadi
begini? Cepat tutup mulutmu!"
Si jangkung langsung diam dengan kepala tertunduk
kelihatannya amat takut kepada wanita gemuk itu,
Menyaksikan sikap mereka, sepertinya punya dendam
dengan salah seorang guru Lu Leng atau Han Giok Shia,
Sedangkan ketiga orang yang mengikuti mereka berdua,
tidak berani turun tangan ternyata menunggu munculnya
wanita gemuk itu,

1040
Mereka kelihatan mengenali dan tahu asal-usul Lu Leng
serta Han Giok Shia, Mungkin karena melihat Pecut Emas dan
Liat Hwe Soh Sim Lun, sebab kedua macam senjata itu,
memang sudah amat terkenal dalam rimba persilatan, siapa
yang melihat kedua macam senjata tersebut pasti tahu
pemiliknya.
Oleh karena itu, Lu Leng berkata dengan suara dalam,
"Siapa yang kau tanyakan? Hwe Hong Sian Kouw atau Han
Tayhiap? Tapi mereka berdua sudah meninggal"
Wanita gemuk tampak tertegun.
"Apa itu Hwe Hong Sian Kouw dan Han Tay-hiap?"
Betapa gusarnya Han Giok Shia, karena nada suara wanita
gemuk itu agak menghina ayahnya.
"Coba katakan sekali lagi!"
Sedangkan Lu Leng terperangah, namun tahu adanya
suatu kesalah pahaman.
Maka dia segera memberi isyarat kepada Han Giok Shia,
kemudian bertanya kepada wanita gemuk,
"Kalau begitu, siapa yang kau tanyakan?"
Wanita gemuk itu berkertak gigi, sehingga wajahnya yang
buruk itu berubah bengis sekali

1041
" Yang kutanyakan adalah orang yang mencelakai sesama
kaum rimba persilatan yakni penjahat besar Liok Ci!" sahutnya
dengan suara melengking-lengking.
Ketika wanita gemuk mengatakan itu, wajahnya tersirat
penuh dendam, begitu pula ketiga orang itu,
Lu Leng tertegun dan membatin, "Liok Ci" Apakah yang
dimaksudkannya itu Liok Ci Siansing yang di gunung Bu Yi
San?
"Apakah yang kau maksudkan itu Liok Ci Siansing yang di
puncak Sian Jin Hong? Dia sudah meninggal"
Wanita gemuk langsung meludah.
"Phui! Apa itu Liok Ci Siansing? Kalian berdua masih
berpura-pura? Coba rasakan toyaku ini!"
Wanita gemuk langsung mengayunkan toya besi-nya,
menyerang Lu Leng dan Han Giok Shia dan dengan jurus Cian
Kun Ban Bee (Ribuan prajurit Laksana Kuda),
Lu Leng dan Han Giok Shia amat gusar Mereka berdua
segera mencelat ke belakang kemudian Han Giok Shia
melancarkan sebuah pukulan jurus Sio Ngo Peng Goat (Sio
Ngo Mengejar Bulan), sedangkan jari telunjuk Lu Leng
menyentil ke depan.
Mereka berdua mengeluarkan ilmu andalan yang
dipelajarinya selama dua tahun lebih, yang satu lunak dan
yang satu lagi keras mengarah wanita gemuk. Pukulan mereka
menimbulkan angin menderu-deru, sehingga batu-batu kerikil
dan pasir-pasir yang ada di sekitarnya beterbangan

1042
Kelihatannya wanita gemuk itu pun tahu akan kelihaian
serangan-serangan yang dilancarkan mereka berdua, Dia
segera memutar toya besinya untuk melindungi diri.
Akan tetapi, badan gemuk itu tetap bergoyang-goyang,
dan akhirnya terhuyung-huyung ke belakang tujuh delapan
langkah. Perlu diketahui ilmu pukulan Thai Im Ciang
mengandung tenaga "lm", sedangkan Kim Kong Sin Ci
mengandung tenaga "Yang", Kedua macam tenaga itu
memang berlawanan namun juga bisa menyatu, maka wanita
gemuk itu tidak dapat menahan kedua macam tenaga tersebut
Setelah berdiri tegak, wanita gemuk segera memandang
ketiga orang itu seraya bertanya membentak
"Penjahat Liok Ci memperoleh Pat Liong Thian Im, apakah
Pat Liong Thian Im itu juga berisi ilmu silat lain?"
Lelaki berkaki satu langsung menyahut
"Tidak! Namun amat lihay!"
Lu Leng dan Han Giok Shia merasa girang karena bisa
mendesak wanita gemuk itu dengan ilmu masing-masing,
Mereka mau menyerang lagi, namun tiba-tiba mendengar Pat
Liong Thian Im, Maka, mereka tertegun dan batal menyerang.
Wanita gemuk berkata sengit
"Serangan yang dilancarkan kedua penjahat kecil itu,
sudah pasti ilmu silat Pat Liong Thian Im! Kalau tidak,
bagaimana mungkin kepandaian mereka begitu tinggi?"
Lelaki berkaki satu berkata terputus-putus.

1043
"Kakak! Itu., itu aku justru tidak tahu, Yang kita tahu, dua
tahun lalu penjahat Liok Ci menimbulkan petaka dalam rimba
persilatan, dan banyak jago tangguh mati oleh Pat Liong Thian
Im, namun tidak pernah mendengar dia turun tangan."
Ketika mendengar ucapan itu hati Lu Leng dan Han Giok
Shia tergerak, kemudian gadis itu menyela.
"Hei! Yang kalian sebut Liok Ci itu, apakah si iblis Harpa?"
Lelaki berkaki satu memandang wanita gemuk, seakan
minta persetujuan barulah kemudian akan menyahut Namun
justru wanita gemuk itu yang lebih dulu menyahut
"Apa itu si iblis Harpa?"
Lelaki berkaki satu memberitahukan
"Kakak, penjahat Liok Ci memunculkan diri dalam rimba
persilatan dua tahun lalu, maka kaum rimba persilatan
menjulukinya si iblis Harpa, Walau dia tidak pernah
memperlihatkan mukanya, namun justru dia yang
meninggalkan bekas telapak tangannya berjari enam di dalam
gudang rahasia Lu Cong Piau Tau, sehingga dia dijuluki Liok Ci
Khim Mo (Si iblis Harpa Berjari Enam)!"
Wanita gemuk manggut-manggut
"Oooh! Ternyata begitu!"
Begitu mendengar apa yang dikatakan lelaki berkaki satu
itu, seketika juga darah Lu Leng bergejolak. Keningnya
berkerut, lalu berkata dengan lantang,

1044
"Yang kalian maksudkan penjahat Liok Ci itu, justru musuh
besarku! Kini dia berada di mana, kalian tahu?"
Wanita gemuk mengangkat toya besinya, kemudian
memandang lelaki berkaki satu.
Lelaki berkaki satu segera bertanya kepada Lu Leng.
"Sebetulnya kau siapa?"
"Aku putra Lu Sin Kong, namaku Lu Leng!"
Lelaki berkaki satu itu tertegun, lalu menatap Lu Leng
seraya berkata.
Ternyata kau adalah Lu Leng, si penjahat kecil!"
Lu Leng melotot.
"Kenapa kau memakiku?"
Wanita gemuk segera berkata sengit
"Tidak perduli dia siapa! Cepat tanya dia berada di mana
penjahat Liok Ci!"
"Apa penjahat Liok Ci, aku mana tahu dia berada di
mana?" sahut Lu Leng,
Lelaki berkaki satu tertawa dingin,
"Kalau kau tidak tahu, bagaimana mungkin golok Su Yang
To (Golok Cahaya Ungu)ku berada di pinggangmu?"

1045
Lu Leng tercengang dibuatnya, sehingga termangu
mangu.
"Su Yang To apa?"
Han Giok Shia melihat lelaki berkaki satu itu terus menatap
golok pendek yang terselip di pinggang Lu Leng, Maka dia
segera berkata kepada Lu Leng.
"Saudara Lu, golok pendek yang di pinggangmu miliknya!"
Dua tahun lalu, Lu Leng memperoleh golok pendek itu di
dalam perahu besar yang terapung di sungai Huang Ho.
setelah Han Giok Shia berkata begitu, kemarahannya terhadap
mereka pun agak mereda.
"Oh, ya?" .
"Memang ya!" sahut lelaki berkaki satu,
"Aku mendapatkan golok pendek ini di dalam sebuah
perahu besar Karena golok ini saat itu ku anggap tak ada
pemiliknya, maka kuambil, Tapi sekarang kau mengatakan
golok ini milikmu, apakah ada buktinya?"
Lelaki berkaki satu itu tertegun.
Sedangkan wanita gemuk langsung membentak
"Perlu bukti apa?" Lu Leng tertawa.
"Bagaimana mungkin golok ini kuserahkan hanya
berdasarkan pengakuan tanpa bukti?"

1046
Wanita gemuk itu tampak gusar sekali. Dia segera
mengayunkan toya besinya, namun kemudian diturunkan
menghantam tanah.
"Lo Sam! Cara bagaimana Su Yang Tomu hilang,
beritahukan kepadanya!"
Lelaki berkaki satu mengangguk "Hei! Kura-kura kecil,
kalau kau berpengalaman dalam rimba persilatan tentunya
tahu bahwa Su Yang To adalah benda peninggalan Su Yang
Cinjin, memang selalu berada padaku!"
Dua tahun lalu ketika Lu Leng mengambil golok pendek
itu, dalam hati justru ada sedikit kesan,
Kini begitu lelaki berkaki satu menyinggung Su Yang
Cinjin, seketika juga hati Lu Leng bergerak "Oh! Ternyata
kalian berempat Coan Tiong Liok Chou (Enam Buruk Rupa Dari
Coan Tiong)!"
Su Yang cinjin sebetulnya Cianpwee dari Bu Tong Pai,
namun tidak cocok dengan para saudara seperguruannya,
maka meninggalkan Bu Tong dengan membawa golok pusaka
Su Yang To. Akhirnya dia tiba di Coan Tiong dan meninggal di
situ,
Tentunya Su Yang To itu pun berada di Coan Tiong,
akhirnya salah satu Coan Tiong Liok Chou yang memperoleh
golok pusaka itu. Tentang itu kaum rimba persilatan sudah
mengetahui nya.
Bu Tong Pai juga ke Coan Tiong menemui mereka
berenam meminta kembali golok pusaka tersebut Akan tetapi,
Coan Tiong Liok Chou masing-masing berkepandaian tinggi,
lagi pula pihak Bu Tong Pai tidak tahu seluk-beluk daerah

1047
Coan Tiong, sehingga membuat pihak Bu Tong Pai nyaris
binasa di sana,
-ooo0ooo-
Bab 48
Setelah itu, Coan Tiong Liok Chou menghilang tiada jejak,
Pihak Bu Tong Pai memasuki lagi daerah Coan Tiong, namun
tidak menemukan jejak mereka, maka urusan habis begitu
saja,
Tentang itu, Lu Leng memang sudah mendengar dari
orang, jadi tidak mengherankan kalau dia terkesan akan golok
pendek tersebut
Ketika Lu Leng menyebut Coan Tiong Liok Chou, wanita
gemuk langsung membentak gusar.
"Apa yang disebut Coan Tiong Liok Chou? Apakah kami
buruk rupa? Kami adalah Coan Tiong Liok Hiap (Enam
pendekar Dari Coan Tiong)! Salah satu Coan Tiong Liok Hiap...
penjahat Liok Ci!" padahal tampang maupun bentuk tubuh
wanita gemuk itu amat buruk sekali, namun dia justru tidak
mengakuinya, maka membuat Lu Leng tertawa dalam hati,
Namun ketika mendengar ucapan terakhir itu, hatinya menjadi
tersentak
"Ternyata Liok Ci Khim Mo adalah salah satu di antara
kalian?"
Wanita gemuk melotot.
"Ada urusan apa dengan kau?"

1048
Lu Leng tidak menyahut hanya mendengus dingin,
"Hmm!"
Lelaki berkaki satu segera berkata,
"Dua tahun lalu, kami bertiga berlayar di sungai Huang Ho
dengan perahu besar mencarinya untuk berdiskusi...."
Ketika lelaki berkaki satu sampai di situ, mendadak Han
Giok Shia bertanya.
"Kalian ingin berdiskusi apa dengan Liok Ci Khim Mo?"
Lelaki berkaki satu melotot.
"Ada hubungan apa dengan kau?"
Han Giok Shia maju selangkah sekaligus mengayunkan
Pecut Emasnya, mengeluarkan jurus Hui Pu Hu Cua (Air
Terjun Mengalir),
Ketika si Buta dan si Lengan Tunggal yang berdiri di sisi
lelaki berkaki satu itu pun ikut bergerak
Gerakan kedua orang itu amat cepat, masing-masing
melancarkan pukulan ke arah Han Giok Shia.
Walau gerakan mereka amat cepat, tapi Lu Leng sudah
bersiap dari tadi. Dia langsung maju dan mengeluarkan jurus
Siang Hong Cak Ywn (sepasang puncak Menembus Awan),
angin jitfi tangannya menyerang kedua orang itu.

1049
Si Buta dan si Lengan Tunggal menganggap jarak Lu Leng
dengan mereka agak jauh, tidak mungkin dapat menyerang
mereka, namun betapa dahsyatnya tenaga Kim Kong Sin Ci!
Ser! Ser!
Angin jari tangan Lu Leng telah menghantam dada kedua
orang itu, sehingga dada mereka terasa seperti dihantam
martil yang beratnya ratusan kati, seketika mereka menjerit
dan terhuyung-huyung ke belakang.
Untung Lu Leng hanya menggunakan enam bagian
tenaganya, Kalau dia menggunakan tenaga sepenuhnya,
nyawa kedua orang itu pasti melayang,
Lu Leng berhasil memukul mundur kedua orang itu,
sedangkan Pecut Emas-Han Giok Shia pun berhasil membuat
si Kaki Satu termundur-mundur.
Menyaksikan itu, Tan Kui Kui, yakni wanita gemuk itu
segera maju mendekati Lu Leng sambil mengayunkan toya
besi nya.
Akan tetapi, mendadak Lu Leng membentak
"Mau cari penyakit?"
Namun Tan Kui Kui tetap menyerangnya, Lu Leng
mengerutkan kening sambil berkelit ke belakangnya,
Kemudian batas menyerangnya dengan jurus It Ci Keng Thian
(Sekali Tunjuk Mengejutkan Langit),
Pada waktu bersamaan, Han Giok Shia pun mengayunkan
Pecut Emasnya dengan jurus Pit Hai Cing Thian (Laut Membiru
Langit Cerah) menyerangnya,

1050
Tan Kui Kui diserang dari depan dan belakang, itu sungguh
membuatnya gugup dan panik! Dalam keadaan terdesak dan
terjepit, Tan Kui Kui terpaksa melepaskan toya besinya sambil
mencelat ke samping laksana kilat.
Padahal di saat bersamaan, Lu Leng dan Han Giok Shia
sudah menarik serangan masing-masing, itu agar tidak
melukainya,
Tan Kui Kui berdiri dua tiga depa dari Lu Leng A dan Han
Giok Shia, sepasang matanya menatap toya besinya yang
tergeletak di tanah, namun dia tidak berani mengambilnya,
Lu Leng tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha! Kalian berempat ingin mencari penjahat Liok Ci,
kami pun sedang mencarinya! Kita punya musuh yang sama,
seharusnya bersatu, bukan saling bermusuhan! Nah, alangkah
baiknya kalian menceritakan tentang Liok Ci Khim Mo itu,
mungkin kita bisa berubah menjadi sahabat"
Si Kaki Satu langsung bertanya,
"Bagaimana dengan Su Yang To itu?"
Lu Leng menyahut tegas.
"Su Yang To merupakan golok pusaka Bu Tong Pai, akan
kuantar ke Bu Tong"
Si Kaki Satu tampak gusar sekali. Dia maju selangkah,
namun Tan Kui Kui atau wanita gemuk itu segera membentak
"Kau mau mampus ya? sudahlah! Kita turuti saja
perkataan kedua penjahat kecil itu!"

1051
Lu Leng sudah tahu sifat mereka yang suka mencaci,
maka dia tidak tersinggung oleh cacian itu.
Pemuda itu tersenyum dan menatap Tan Kui Kui seraya
berkata.
"Biar aku kembalikan dulu toya besimu!"
Lu Leng membungkukkan badannya untuk mengambil
toya besi itu. Dia menggunakan kira-kira tujuh bagian
tenaganya, karena senjata itu amat berat, kurang lebih tiga
lima ratus kati,
Setelah mengangkat toya besi itu, dia berseru.
"Sambut"
Lu Leng melemparkan senjata itu ke arah Tan Kui Kui.
Wanita gemuk itu segera menyambutnya lalu memutarmutarkannya.
Toya besi yang begitu berat, ketika berada di tangan Tan
Kui Kui justru tampak ringan sekali,
Menyaksikan itu, Lu Leng dan Han Giok Shia kagum akan
tenaga alami yang dimiliki wanita gemuk itu, Kelihatannya
tidak berada di bawah Yu Lao Pun ketua Tai Ci Bun. Pantas
pihak Bu Tong tidak bisa berbuat apa-apa ketika mencari
mereka ke Coan Tiong.
Lu Leng melihat dia sudah menerima toya besi itu,
"Kalian berempat mau mencari Liok Ci Khim Mo untuk
mendiskusikan apa?"

1052
Si Kaki Satu memandang Tan Kui Kui.
"Beritahukanlah pada mereka!" kata wanita gemuk itu.
Si Kaki Satu segera memberitahukan.
"Dua puluh tahun lalu, Kakak Tan berada di lembah Huang
Yap Kok, daerah Coang Tiong propinsi Shantung untuk
berlatih Lweekang, sedangkan kami berlima tetap bergerak di
Coan Tiong, dan di sana kami menemukan tiga pusaka rimba
persilatan"
"Tiga pusaka apa?" tanya Han Giok Shia,
Si Kaki Satu diam sejenak, kelihatannya dia agak enggan
memberitahukan lama sekali barulah menyahut
"Pusaka pertama adalah Pat Liong Khim, kedua adalah Pat
Liong Thian Im, yang berhubungan dengan Pat Liong Khim,
pusaka ketiga adalah sebuah Busur Api."
Ketika mendengar disebutnya " Busur Api" Lu Leng
teringat akan apa yang Tam Goat Hua ceritakan, seseorang
yang dipanggil Budak Setan memiliki Busur Api.
Namun Lu Leng tidak terpikirkan, Budak Setan punya
hubungan apa dengan Coan Tiong Liok Chou.
Karena itu, dia tidak mau berpikir lagi, sedangkan si Kaki
Satu sudah melanjutkan
"Setelah memperoleh ketiga pusaka itu, kami pun
bermaksud pergi ke lembah Huang Yap Kok, untuk
memberitahukan kepada Kakak Tan, tapi justru ada dua orang
menentang. Sudah memperoleh ketiga pusaka rimba

1053
persilatan kenapa harus menambah satu orang lagi untuk di
bagi, kata mereka."
Mendengar penuturan itu, Tan Kui Kui langsung
mendengus dingin.
Badan si Kaki Satu tergetar sedikit, setelah itu dia baru
melanjutkan penuturannya,
"Ketika itu... kami... menuruti perkataan mereka, tidak
tahunya mereka berdua justru bersekongkol untuk menyerang
kami bertiga hingga kami terluka parah, akhirnya terpaksa
kembali ke lembab Huang Yap Kok dan kami pun menjadi
cacat"
Lu Leng cepat-cepat bertanya,
Bagian 22
"Bagaimana kemudian?"
"Kemudian kami pun tidak mendengar kabar berita mereka
berdua, sedangkan Kakak Tan tersesat dalam latihan, karena
saking gusar mendengar penuturan kami dan bulan kemarin,
Dua tahun yang lalu kami mendengar bahwa Pat Liong Thian
Im telah muncul di rimba persilatan, dan menimbulkan
malapetaka. Kami baru tahu, bahwa penjahat Liok Ci telah
berhasil menguasai ilmu Pat Liong Thian Im, namun tidak tahu
jejak yang satu itu. Ketika itu Kakak Tan belum pulih, kami
bertiga bergerak dalam rimba persilatan mencari jejak Liok Ci,
ingin bicara dengannya."
Han Giok Shia tertawa dingin.

1054
"Dia sudah berhasil menguasai ilmu Pat Liong Thian Im,
bagaimana kalian dapat melayaninya?"
"Kami hanya berharap dia masih ingat akan hubungan
persaudaraan, tidak akan mencelakai kami." sahut si Kaki
Satu,
"Akhirnya kalian berhasil mencarinya?" tanya Lu Leng.
Wajah si Kaki Satu berubah muram. "Kami memang
berhasil mencarinya, di pinggir sungai Huang Ho. Kami melihat
sebuah kereta kuda yang amat mewah, dan kami tahu bahwa
kereta mewah milik Liok Ci. Kami bersuara, maka kereta
mewah itu pun lalu berhenti."
"Kapan kejadian itu?"
"Kira-kira dua tahu lalu!" Lu Leng dan Han Giok Shia ingat,
ketika itu mereka berdua bertemu di rumah yang musnah
dilalap api.
"Bagaimana setelah kalian berjumpa dia?" tanya Lu Leng,
Si Kaki Satu menyahut dengan sengit "Penjahat Liok Ci
tidak ingat akan hubungan persaudaraan, bahkan tidak
menongolkan mukanya, Dia langsung memetik harpa
menggunakan Pat Liong Thian Im. para nelayan di sana tidak
mengerti ilmu silat, maka begitu mendengar suara harpa itu,
mereka langsung terjun ke sungai. Kami bertiga pun ikut
terjun, maka dapat meloloskan diri,
Kini Lu Leng dan Han Giok Shia paham, karena mereka
bertiga terburu-buru terjun ke sungai, sehingga si Kaki Satu
tidak sempat mengambil goloknya, akhirnya goloknya
tertinggal di dalam perahu besar itu.

1055
Si Kaki Satu melanjutkan. "Kami kabur kembali ke lembah
Huang Yap Kok, lalu menceritakan kejadian itu kepada Kakak
Tan. Tentunya Kakak Tan amat gusar, tapi hanya bisa gusar
Belum lama ini, kami memperoleh semacam buah di dalam
hutan, Setelah makan buah itu Kakak Tan baru pulih,
Kemudian kami meninggalkan lembah Huang Yap Kok untuk
mencari Liok Ci. Melihat di pinggangmu terselip golok Su Yang
To, maka kami mengira kalian berdua adalah murid Liok Ci."
Mendengar penuturan itu Lu Leng tertawa,
"Kalian telah keliru. Oh ya, kudengar sudah dua tahun Liok
Ci Khim Mo tidak muncul dalam rimba persilatan, itu apa
sebabnya?"
"Siapa tahu!" sahut Tan Kui Kui.
Han Giok Shia tertawa dingin.
"Berdasarkan kepandaian kalian, lebih baik jangan
bertemu dia. Kalau bertemu dia, nyawa kalian berempat pasti
melayang."
Tan Kui Kui mendengus.
"Hm! Ketika mengangkat saudara, kami berenam sudah
bersumpah berat. Apakah dia tidak takut akan sumpahnya itu"
Mendengar ucapan itu, Lu Leng dan Han Giok Shia
tertawa,
"Ha ha ha! Kalau dia takut akan sumpahnya, mana
mungkin ketika itu dia berbuat begitu? Meskipun kami lain
golongan dengan kalian, namun merasa tidak tega melihat

1056
kalian pergi mengantar nyawa, Lebih baik kalian cepat-cepat
kembali ke Huang Yap Kok saja!"
Tan Kui Kui berempat terbungkam, sedangkan Lu Leng
berkata kepada Han Giok Shia.
"Nona Han, mari kita melanjutkan perjalanan!"
Si Kaki Satu segera membuka mulut.
"Golok itu...."
Tiba-tiba Lu Leng melotot, sehingga membuat si Kaki Satu
tidak berani melanjutkan ucapannya, Tan Kui Kui justru
berseru.
"Tunggu! Tadi kalian bilang juga mau pergi mencarinya.
Apakah kalian memiliki suatu ilmu untuk melawan Pat Liong
Thian Im"
Lu Leng dan Han Giok Shia tertegun mendengar
pertanyaan wanita gemuk itu sehingga termangu-mangu.
Mereka berdua teringat akan kelihayan Pat Liong Thian
Im, banyak jago tangguh binasa karenanya, Walau kini Lu
Leng dan Han Giok Shia sudah berkepandaian tinggi, tapi
masih tidak bisa dibandingkan dengan Lu Sin Kong, Ang Eng
Leng Long, Tam Sen, Hwe Hong Sian Kouw, Han Sun dan Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Kalau mereka bertemu Liok Ci Khim Mo, sudah pasti akan
binasa, jangan harap bisa hidup,
Setelah tertegun sejenak, Lu Leng berkata,

1057
"Apa yang kau katakan memang masuk akal, Walau kami
tidak memiliki suatu ilmu melawan Pat Liong Thian Im, namun
masih bisa menghubungi para jago dalam rimba persilatan
mungkin itu ada gunanya." setelah mendengar apa yang
dikatakan Lu Leng, Tan Kui Kui langsung mendengus.
"Hm! Para jago tangguh yang mana?"
Lu Leng tertawa sambil memberitahu kan.
"Misalnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, guruku...."
Begitu Lu Leng menyebut nama tersebut, air muka Tan Kui
Kui langsung berubah, bahkan sikapnya yang angkuh itu pun
sirna seketika,
Lu Leng melanjutkan
"Masih ada Cit Sat Sin Kun, ketua Hui Yan Bun, Liat Hwe
Cousu dan beberapa jago tangguh yang terhindar dari petaka
dua tahun lalu, Dengan adanya begitu banyak jago tangguh,
tentunya dapat menundukkan Liok Ci Khim Mo."
"Mungkin tidak lama lagi, Tong Hong Pek dan Liat Hwe
Cousu akan bertarung mati-matian." kata Tan Kui Kui dengan
dingin.
Tentang Tong Hong Pek dan Liat Hwe Cousu bermusuhan,
Lu Leng sudah tahu,
Namun mereka berdua akan bertarung dalam waktu
singkat ini, Lu Leng justru tidak tahu.
Oleh karena itu, Lu Leng segera bertanya,

1058
"Kau bilang apa?"
Tan Kui Kui melotot.
"Sebetulnya kau murid Tong Hong Pek bukan?"
Lu Leng mengangguk.
"Benar!"
Tak Kui Kui mengerutkan kening,
"Urusan ini sudah tersiar, sehingga para jago tangguh dari
berbagai partai sudah tahu semua, tapi kenapa kau sebagai
muridnya malah tidak tahu?"
Lu Leng menjelaskan.
"Dua tahun lalu, aku dan Nona Han pergi ke seberang
laut, dan baru kembali beberapa hari ini."
Tan Kui Kui atau wanita gemuk itu menatap mereka
berdua dengan penuh perhatian, kemudian berkata,
"Kalian berdua memang merupakan pasangan yang serasi,
Kalau kau bisa ke gunung Go Bi San selekasnya, kalian guru
dan murid boleh sekaligus melangsungkan pernikahan, itu
sungguh bagus sekali !"
Ucapan yang tiada ujung pangkal itu, membuat wajah Han
Giok Shia langsung memerah.
Biasanya gadis itu cepat marah, namun kali ini justru tidak
marah, hanya tampak gusar sedikit saja.

1059
Ketika mendengar ucapan itu, Lu Leng merasa tidak enak
dalam hati, maka lalu berkata sungguh-sungguh,
"Jangan membuat malu Nona Han. Tadi kau bilang dalam
beberapa hari ini, guruku akan menikah?"
Tan Kui Kui menyahut
"Ya. setelah Ang Eng Leng Long meninggal di puncak Sian
Jin Hong, Giok Bin Sin Kun pun mulai tampil dalam rimba
persilatan. Semula pihak Go Bi Pai ketakutan karena mengira
Tong Hong Pek akan cari gara-gara dengan mereka, Namun
sungguh di luar dugaan ternyata Tong Hong Pek dan pihak Go
Bi Pai sudah bertemu beberapa kali, tidak terjadi apa pun.
Sui Cing siansu melihat pihak yang tidak menyucikan diri
tiada pemimpin, maka segera menghimpun para murid Go Bi
Pai, kemudian di hadapan meja abu leluhur Go Bi Pai,
mengangkat Tong Hong Pek sebagai ketua golongan Go Bi Pai
yang tidak menyucikan diri."
Lu Leng girang bukan main, dan seketika wajahnya
tampak berseri-seri.
"ltu memang baik sekali."
Tan Kui Kui melanjutkan
"Dalam dua tahun ini, Tong Hong Pek pun sudah
mengembalikan tulang belulang Beng Tu Lojin ke gunung Go
Bi. Sebulan lagi dia akan menikah. Para jago dari berbagai
partai pasti datang memberi selamat, termasuk Liat Hwe
Cousu, ketua Hwa San Pai, Tapi dia tidak berniat baik,
melainkan mau mengacau di sana dan tentang itu siapa pun
sudah tahu."

1060
Lu Leng tertawa,
"Sampai di saat itu, pasti banyak jago tangguh berkumpul
di gunung Go Bi San, bagaimana mungkin dia berani turun
tangan?"
Tan Kui Kui tertawa dingin
"Pernahkah Liat Hwe Cousu takut terhadap siapapun?"
sementara Han Giok Shia terus mendengarkan Walau dia tidak
pernah bertemu Tong Hong Pek, tapi pernah mendengar
nama tersebut maka dia terheran-heran
"Tong Hong Pek pasti sudah berumur, kenapa hingga kini
baru menikah? Siapa calon istrinya?" tanyanya,
Mendadak Tan Kui Kui menghela nafas panjang, " Walau
usia Tong Hong Pek sudah hampir lima puluh, tapi
kelihatannya seperti baru berusia tiga puluhan dan amat
tampan pula, Kalau pandangannya agak jauh dan kenal
wanita, dengan aku justru merupakan pasangan yang serasi,
Tapi tidak tahunya dia...."
Tan Kui Kui berkata sungguh-sungguh, Mendengar sampai
di situ Lu Leng dan Han Giok Shia tak tertahan lagi dan
mereka berdua langsung tertawa geli terpingkal-pingkal,
Tan Kui Kui segera melotot
"Apa yang kalian tertawakan?"
Han Giok Shia masih tertawa hingga terbungkuk-bungkuk,
berselang sesaat barulah bertanya.
"Kalau begitu, siapa calon istrinya?"

1061
Tan Kui Kui mendengus dan bibirnya mencibir, membuat
wajahnya semakin tak sedap dipandang,
"Dia akan memperistri putri Cit San Sin Kun, yang belum
cukup matang itu."
Ketika Tan Kui Kui berkata sampai di situ, Lu Leng
langsung berhenti tertawa. wajahnya yang tampan itu
berubah menjadi pucat pias, Mendadak dia menjulurkan
tangannya untuk mencengkeram lengan Tan Kui Kui, tentunya
amat mengejutkan wanita gemuk itu.
"Kura-kura kecil, kenapa kau? Mau bertarung ya?"
Lu Leng melepaskan cengkeramannya, Dia berdiri
termangu-mangu di tempat, kemudian menarik nafas dalamdalam
seraya bertanya.
"Kau bilang apa tadi?"
Tentang dirinya mencintai Tam Goat Hua, Lu Leng sama
sekali tidak pernah memberitahukan kepada Han Giok Shia,
Begitu pula gadis itu, tidak pernah memberitahukan kepada Lu
Leng bahwa dirinya mencintai Tam Ek Hui.
Oleh karena itu, ketika melihat wajah Lu Leng berubah
pucat pias, Han Giok Shia tercengang, kemudian maju
selangkah seraya berkata,
"Saudara Lu, kenapa kau?"
Lu Leng kelihatan seperti tidak mendengar pertanyaan
Han Giok Shia, Dia malah menatap Tan Kui Kui sambil
membentak

1062
"Kau bilang apa tadi?!"
"Aku bilang Tong Hong Pek akan memperistri putri Cit Sat
Sin Kun, Memangnya kenapa?" sahut Tan Kui Kui.
Lu Leng maju selangkah. wajahnya tampak kehijauhijauan.
Kemudian dia bertanya dengan suara bergemetaran.
"Putri Cit Sat Sin Kun yang mana?" Bahu Tan Kui Kui
terangkat sedikit
"Siapa tahu?"
"Mengapa kau tidak tahu?" pertanyaan itu membuat Tan
Kui Kui menjadi gusar dan langsung mencaci.
"Dasar kura-kura kecil...." Belum juga Tan Kui Kui usai
berkata, Lu Leng sudah menggerakkan jari telunjuknya ke
arah muka wanita gemuk itu,
Tan Kui Kui berteriak kaget, lalu bergerak cepat mencelat
ke belakang, sehingga berhasil menghindari jurus It Ci Keng
Thian itu.
Lu Leng maju beberapa langkah seraya membentak.
"Cepat katakan!"
"Cit Sat Sin Kun hanya mempunyai seorang putri," sela si
Kaki Satu.
Lu Leng membalikkan badannya ke arah si Kaki Satu, Kini
hati Lu Leng kacau, sepasang matanya bersinar aneh,
membuat si Kaki Satu menyurut mundur beberapa langkah,

1063
Lama sekali barulah Lu Leng bertanya dengan suara serak.
"Apakah Tam Goat Hua?"
Si Kaki Satu mengangguk
"Kedengarannya memang itu nama calon pengantin nya."
Badan Lu Leng mendadak bergemetar.
Kemudian dia memekik aneh sambil menerjang ke arah
pohon siong pek, sekaligus menggerakkan jari tangannya,
seketika terdengar suara menderu-deru, tak lama kemudian
tampak tiga buah pohon siong pek roboh.
Lu Leng tidak berhenti sampai di situ. Dia meloncat ke
pohon yang roboh itu, lalu mengamuk di situ memukul dan
menendang.
Kini Lweekang Lu Leng sudah amat tinggi, maka tampak
daun, ranting dan dahan pohon siong pek itu berhamburan ke
mana-mana,
Menyaksikan sikap Lu Leng itu, Han Giok Shia segera tahu
sedikit, pasti ada hubungan yang agak luar biasa di antara Lu
Leng dan Tam Goat Hua,
Han Giok Shia masih ingat, ketika berada di Hou Yok
pertama kali bertemu Lu Leng, anak itu menganggapnya
sebagai Tam Goat Hua, mereka berdua pasti sudah kenal satu
sama lain.
Setelah berpikir sejenak, Han Giok Shia ingin mendekati Lu
Leng untuk menghiburnya, akan tetapi Lu Leng justru sudah
membalikkan badan nya. wajahnya sungguh tak sedap dilihat,

1064
tersirat kemurkaan dan kesedihan Dia langsung melesat ke
arah si Kaki Satu sekaligus menyerangnya dengan jurus Sam
Hoan Toh Goat (Tiga lingkaran Mengelilingi Bulan).
"Kau omong kosong!" bentaknya,
Si Kaki Satu cepat-cepat menekan tongkat
penyanggahnya, maka badannya mencelat ke belakang
laksana kilat
Untung dia bergerak cepat, maka dapat menghindari
serangan yang dilancarkan Lu Leng,
Man tetapi, Lu Leng mengeluarkan jurus tersebut
menggunakan sembilan bagian tenaganya, Walau si Kaki Satu
berhasil menghindari serangan itu, namun tetap tidak terluput
dari sambaran angin serangan tersebut, sehingga membuat
badannya yang sudah mencelat ke belakang itu terpental tiga
empat depa dan punggungnya membentur sebuah pohon.
Buuuk!
Si Kaki Satu itu roboh, dengan mulut menyemburkan
darah segar, Dia memang kuat dan gagah, walau sudah
muntah darah, tapi masih bisa menyahut dengan dingin.
"Kura-kura kecil, betul atau tidak, kenapa kau tidak ke
gunung Go Bi San untuk membuktikan ?"
Lu Leng melangkah maju namun Tan Kui Kui segera
menghadang dengan toya besinya,
Akan tetapi, mendadak badan Lu Leng berputar sambil
memekik aneh, kemudian melesat pergi,

1065
Han Giok Shia cepat-cepat berseru memanggilnya.
"Saudara Lu! Saudara Lu!"
Tapi Lu Leng sama sekali tidak menghiraukannya.
Saat ini, seandainya ada gunung roboh di belakangnya, dia
pun tidak bisa mendengarnya.
Ketika berada di pulau Hek Ciok To, Lu Leng terusmenerus
merindukan Tam Goat Hua, Dua tahun kemudian, dia
sudah berusia tujuh belas, maka sudah barang tentu cintanya
semakin dalam terhadap gadis yang dirindukannya itu,
Di saat pikirannya teringat akan Tam Goat Hua, dia
tersenyum-senyum seorang diri, sekaligus mengenang
keindahan bersama gadis itu,
Kini Lu Leng sudah kembali ke Tionggoan, sudah pasti
akan berjumpa kembali dengannya, maka dia akan
mencurahkan seluruh isi hatinya, Akan tetapi, justru
mendadak muncul geledek di siang hari bolong yang
menghancurkan impiannya yang amat indah itu.
Tam Goat Hua akan menikah, malah menikah dengan
Tong Hong Pek, gurunya,
Siapa pun tidak dapat mengendalikan diri akan hal
tersebut, begitu pula Lu Leng.
Saat ini, Lu Leng terus melesat ke depan, tapi dia tahu
dirinya sedang berbuat apa.
Dia hanya berpikir pergi menemui Tam Goat Hua
selekasnya, untuk menanyakan kenapa cinta kasih ketika itu

1066
pupus di saat ini? Dia pun ingin bertanya kepada Tong Hong
Pek, kenapa dia sebagai guru, justru merebut kekasihnya?
Lu Leng merasa darahnya bergolak, telinganya terus
ngung-ngungan, tampak gelap di depan mata-nya, maka tidak
mendengar suara seruan Han Giok Shia,
Setelah berseru dua kali, Han Giok Shia menjadi terkejut
sekali, karena Lu Leng tidak menyahut
Gadis itu tahu, bahwa yang dilatih Lu Leng adalah ilmu
Kim Kong Sin Ci mengandung tenaga "Yang" kalau dia
terlampau berduka, maka darahnya akan bergolak, itu amat
membahayakan dirinya.
Oleh karena itu, tanpa menghiraukan Tan Kui Kui
berempat, dia langsung melesat menyusul Lu Leng.
Ilmu Ginkang Han Giok Shia memang di atas Lu Leng,
maka walau Lu Leng melesat duluan, gadis itu masih berhasil
mengejarnya.
Kini wajah Lu Leng sudah tidak pucat pias lagi, melainkan
memerah bagaikan darah.
Menyaksikan itu, hati Han Giok Shia semakin terkejut. Dia
segera menghimpun hawa murni untuk mencelat ke atas lalu
menggunakan jurus It Ho Cong Thian (Bangau Terbang Ke
Langit) melesat ke depan, kemudian melayang turun di
hadapan Lu Leng,
Namun begitu sepasang kakinya menginjak tanah, Lu Leng
sudah menerjang ke arahnya, bahkan sekaligus menyerang
pula.

1067
Han Giok Shia sudah menduga akan hal itu, tapi tidak
menyangka kalau Lu Leng bergerak begitu cepat
-ooo0ooo-
Oleh karena itu Han Giok Shia nyaris tidak sempat berkelit.
Terdengar suara "Sert", lengan baju gadis itu sobek karena
tersambar angin telunjuk Lu Leng.
Han Giok Shia cepat-cepat berteriak.
"Saudara Lu!"
Ketika berteriak Han Giok Shia menggunakan Lweekang,
maka teriakannya amat nyaring dan tajam,
Seketika Lu Leng tampak tertegun. Di saat itu Han Giok
Shia sudah berputar ke belakangnya sambil menekan jalan
darah Ling Tay Hiat di punggung Lu Leng.
Ketika Han Giok Shia berhasil menekan jalan darahnya itu,
darah Lu Leng justru sedang bergolak hebat, sudah tidak
dapat dikendalikan lagi, Kalau Han Giok Shia terlambat
menekan jalan darah Ling Tay Hiat di punggungnya, Lu Leng
pasti celaka.
Gadis itu cepat-cepat mengerahkan Thai Im Sin Kang ke
dalam tubuh Lu Leng melalui jalan darah Ling Tay Hiat.
Tak seberapa lama kemudian, wajah Lu Leng yang merah
itu perlahan-lahan berubah menjadi putih. Han Giok Shia tahu,
bahwa saat-saat kritis telah lewat, maka dia menarik nafas
lega.

1068
Di saat bersamaan, terdengar Lu Leng menghela nafas
panjang.
"Aaaah! Nona Han, lepaskanlah tanganmu, aku sudah
tidak apa-apa!"
Han Giok Shia menurut, kemudian berputar ke
hadapannya.
Tampak Lu Leng mengucurkan air mata, Han Giok Shia
terus menatapnya dengan mulut membungkam, lama sekali
barulah berkata.
"Saudara Lu, gagal dalam bercinta merupakan hal biasa,
kenapa harus begitu berduka?"
Lu Leng merasa hatinya pedih sekali, lalu membalikkan
badannya sambil menyusut air matanya,
"Aku tidak percaya! Aku tidak percaya! Aku tidak percaya
urusan itu terjadi!" gumamnya.
Kesan Han Giok Shia terhadap Tam Goat Hua memang
tidak begitu baik, bahkan kedua gadis itu pun pernah
bertarung.
Pada waktu itu, dia pikir Tam Goat Hua adalah adik Tam
Ek Hui, buah hatinya, maka dia berupaya untuk tidak
membenci gadis itu. Namun kini dia melihat nyawa Lu Leng
nyaris melayang gara-gara mendengar berita tentang Tam
Goat Hua yang mau menikah, dia amat bersimpati padanya,
bahkan timbul rasa memandang rendah terhadap Tam Goat
Hua.

1069
Di saat Han Giok Shia sedang termenung, Lu Leng pun
terus melamun. Kemudian gadis itu berkata .
"Saudara Lu, bagaimana kalau kita ke gunung Go Bi San
me1ihat-lihat?"
Lu Leng menutup mukanya dengan kedua telapak
tangannya,
"Nona Han, Kalau itu benar, bagaimana aku?"
Han Giok Shia mendengus. "Hm! Kalau benar, aku pasti
bertanya kepadanya !"
Lu Leng menghela nafas panjang, "Nona Han, kenapa
begitu?"
Han Giok Shia menyahut gusar
"Saudara Lu, kenapa kau sama sekali tidak memiliki sifat
jantan?"
Ucapan tersebut membuat wajah Lu Leng ke-merahmerahan.
"Aku.,, aku,., aku.,." sahutnya gagap,
Han Giok Shia menatapnya tajam.
"Kenapa kau? Lebih baik kita ke gunung Go Bi San. Kalau
kau tidak mau, biar aku yang pergi."
-ooo0oooKANG
ZUSI WEBSITE http://cerita-silat.co.cc/
1070
Bab 49
Lu Leng dan Han Giok Shia membalikkan badan, lalu
melesat ke arah barat, Sampai di sebuah kota kecil, mereka
membeli empat ekor kuda jempolan. Dua ekor ditunggangi,
dan dua ekor lagi sebagai cadangan. Setelah itu mereka pergi
ke arah gunung Go Bi San,
Sehari semalam mereka sudah menempuh perjalanan dua
ratus ini lebih, dan kini mereka berdua sudah memasuki
wilayah Holam, jarak Shantung Cih Lam ke gunung Go Bi San
kira-kira tiga ribu mil, maka tidak dapat ditempuh dua tiga
hari,
Malam itu, mereka melakukan perjalanan hingga hari
hampir pagi, Walau ke empat ekor kuda itu bergantian, tapi
kelihatannya sudah lelah sekali.
Oleh karena itu, Han Giok Shia segera menghentikan kuda
tunggangannya, kemudian memandang Lu Leng seraya
berkata.
"Saudara Lu, bagaimana kalau kita beristirahat sejenak,
baru kemudian melanjutkan perjalanan lagi?"
Saat ini, hati Lu Leng amat kacau, tiada pendapat sama
sekali, kecuali ingin segera sampai di gunung Go Bi San,
Akan tetapi, dia pun khawatir dirinya tidak dapat bertahan
apabila urusan itu benar,
Ketika melihat Lu Leng tercenung, diam-diam Han Giok
Shia menghela nafas panjang dan membatin seandainya Tam
Ek Hui sudah punya kekasih baru dan akan menikah, lalu
bagaimana dirinya sendiri? Cukup lama dia berpikir dan yakin

1071
dirinya tidak akan seperti Lu Leng, sebaliknya pasti akan
membunuh Tam Ek Hui yang telah berubah hatinya itu,
Han Giok Shia meloncat turun dari kudanya, begitu juga Lu
Leng, Mereka lalu berjalan, dan tak lama sampai di sebuah
bukit, yang di situ terdapat sebuah sungai kecil
Han Giok Shia segera minum, tapi Lu Leng hanya berdiri
termangu-mangu di tempat. Gadis itu tahu bahwa kini Lu Leng
sedang berduka, Dia menggeleng-gelengkan kepala seraya
berkata.
"Saudara Lu, kau masih memikirkan apa? Kalau Tam Goat
Hua sudah tidak mencintaimu lagi, apakah di kolong langit ini
sudah tiada gadis lain?"
Lu Leng menggelengkan kepala,
"Aku tidak memikirkan itu." Dia mengerutkan kening,
"Sepertinya aku pernah kemari."
Kelihatannya dia terus berpikir, akhirnya berseru.
"Hah! Memang betul!"
Han Giok Shia tercengang. "Apa yang betul?"
"Aku pernah datang di tempat ini!" sahut Lu Leng.
"ltu apa anehnya?"
Lu Leng mendongak ke langit kemudian berkata,

1072
"Dua tahun lebih yang lalu, di sekitar kota Lam Cong, aku
di tangkap oleh anak buah si Nabi Setan-Seng Ling, Namun di
tengah jalan ada orang lain menculikku dari tangan para anak
buah si Nabi Setan-Seng Ling, Aku dibawa ke sebuah goa di
sekitar tempat ini, Goa itu amat aneh dan misterius. Setelah
aku keluar, sama sekali tidak tahu aku dibawa masuk dari
mana, bahkan juga tidak tahu siapa penghuni goa itu. Aku
hanya ingat, di dalam goa itu terdapat sebuah lampu minyak
yang mengeluarkan suara orang."
Lampu minyak yang mengeluarkan suara orang?
Bagaimana mungkin Han Giok Shia mempercayai-nya?
"Jangan omong kosong!" kata nya.
"ltu memang benar, setelah aku keluar dari goa itu, aku
pun bertemu Cit Sat Sin Kun. Dia menyuruhku pergi ke Su Cou
mencari putrinya. Sampai di Hou Yok, aku menganggapmu
Tam Goat Hua."
Teringat akan masa lalunya itu, Han Giok Shia pun tampak
termenung,
Lu Leng menghela nafas panjang,
"Kini diingat kembali, ketika itu aku memang masih kecil
dan tidak tahu apa-apa."
"Saudara Lu, untuk apa kau berpikir sebanyak itu?"
"Kemudian aku ditolong oleh Tujuh Dewa, Namun di
tengah jalan aku ditangkap lagi oleh si Nabi Setan-Seng Ling,
Tam Goat Hua menempuh bahaya ke istana Setan untuk
menyelamatkanku, Tak disangka ketika itu dia rela mati
bersamaku pula, Tapi kini dia... dia justru..."

1073
Berkata sampai di situ, Lu Leng tidak dapat melanjutkan
bahkan air matanya mulai bercucuran
Lu Leng berhati amat keras, namun mengucurkan air mata
lantaran cinta!
Melihat itu, Han Giok Shia segera mengalihkan
pembicaraan.
"Saudara Lu, kini bilang tentang goa aneh itu, kenapa kau
tidak mau mencoba ke sana melihat-lihat?"
"Goa itu amat aneh, lebih baik jangan ke sana sebab akan
mengganggu orang aneh yang ada di dalam goa itu." sahut Lu
Leng,
Han Giok Shia berkeras,
Tidak bisa! Biar bagaimanapun kau harus menemaniku ke
sana untuk melihat-lihat!"
Lu Leng berpikir sejenak, kemudian mengangguk Mereka
berdua lalu beranjak pergi, dan tak seberapa lama kemudian,
Lu Leng berhenti seraya berkata,
"Sepertinya di sini. Kini hatiku sedang kacau, jadi tidak
begitu ingat lagi, tapi rasanya tidak salah."
Ucapan Lu Leng yang berputar balik itu membuat Han
Giok Shia menghela nafas dalam hati.
Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara dari arah
yang tak begitu jauh.

1074
"Tadi kalian menunggang kuda begitu cepat tapi berhenti
secara mendadak, siapa kalian berdua? Ada urusan penting
apa?"
Saat itu hari baru mulai terang, sedangkan di tempat itu
amat sepi, Terdengar seorang yang mendadak itu, membuat
mereka berdua terkejut sekali, bahkan Lu Leng tertegun
sedangkan Han Giok Shia segera membentak.
"Siapa?"
Lu Leng berkata dengan suara rendah.
"Nona Han, aku sudah ingat, suara itu adalah suara orang
aneh yang tinggal di dalam goa,"
Han Giok Shia manggut-manggut, lalu bertanya
membentak
"Kau berada di mana?"
Terdengar suara tawa kering,
"He he! Aku berada di tempat yang tak jauh dari kalian!"
Han Giok Shia memandang ke arah datangnya suara itu,
namun tidak terlihat siapa di sana,
Tentunya membuat gadis itu terheran-heran.
"Sebetulnya kau berada di mana?"
Mendadak terdengar suara itu berada satu dua depa di
depan Han Giok Shia,

1075
"Aku berada di sini, Apakah kau tidak melihat diriku?"
Begitu mendengar suara itu di hadapan nya, Han Giok Shia
terkejut bukan main. Gadis itu membelalakkan matanya ke
depan, dan seketika air mukanya berubah hebat, Dia langsung
meloncat ke belakang beberapa langkah lalu segera
menggenggam tangan Lu Leng erat-erat sambil menunjuk ke
depan
"Saudara Lu, lihatlah! Kenapa ada urusan yang sedemikian
aneh?"
Lu Leng memandang ke depan, seketika dia pun tertegun
Ternyata di depan mereka terdapat sebuah batu, dan
sebuah kepala orang di atas batu itu,
Kepala itu bisa bergerak-gerak, begitu pula bibirnya dan
mengeluarkan suara tawa,
Setelah menyaksikan keanehan itu, Lu Leng berbisik
dengan suara rendah.
"Nona Han, aku sudah bilang, tempat ini amat aneh, lebih
baik kita segera meninggalkan tempat ini!"
Han Giok Shia belum menyahut, namun kepala orang itu
sudah menyela.
"Jangan cepat-cepat pergi!"
Lu Leng mengerutkan kening,
"Sebetulnya siapa kau?" tanya nya.

1076
"Kau tidak usah peduli, aku hanya ingin tahu suatu urusan
dari kalian." sahut kepala orang itu,
Han Giok Shia ingin melangkah maju, namun dicegah oleh
Lu Leng.
"Kau ingin tahu tentang apa?" tanya Lu Leng kepada
kepala orang itu,
Kepala orang itu miring ke kiri dan ke kanan, setelah itu
barulah menyahut
"Aku mendengar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek ingin
memperistri putri Cit Sat Sin Kun, apakah benar urusan itu?"
Han Giok Shia tertegun, sebab kepala orang itu bertanya,
namun justru menanyakan tentang itu. Dia mengajak Lu Leng
ke tempat itu agar dapat melupakan urusan tersebut, namun
kepala tersebut malah bertanya tentang itu, Lu Leng tertegun
seketika, dan wajahnya mulai berubah.
Melihat sikap Lu Leng gusarlah Han Giok Shia terhadap
kepala itu. Dia langsung melangkah ke depan sambil
mengeluarkan jurus Giok Thou Yang Yok (Kelinci Giok
Menyebarkan Obat) untuk menyerang kepala itu.
Begitu melihat Han Giok Shia melancarkan serangan, Lu
Leng segera tahu bahwa gadis itu khawatir akan dirinya
kembali berduka, maka langsung menyerang kepala itu,
Lu Leng memang merasa heran terhadap kepala itu,
Ketika Han Giok Shia melancarkan serangan, dia tidak
mencegah karena ingin tahu bagaimana reaksi kepala itu,
namun tetap berseru memperingatkan Han Giok Shia,

1077
"Nona Han, hati-hati!"
Hati Han Giok Shia tersentak ketika Lu Leng
memperingatkannya. Memang harus berhati-hati, pikirnya, Dia
segera menarik kembali serangannya, maka dirinya tidak
begitu mendekat kepala orang di atas batu itu,
Akan tetapi, di saat bersamaan, terdengar suara "Ser Ser
Ser tiga kali, ternyata mulut kepala orang itu menyemburkan
tiga batang paku, yang meluncur cepat ke arah Han Giok Shia,
Salah satu paku itu menembus lengan baju nya. Kalau Lu
Leng terlambat memperingatkannya, dada Han Giok Shia pasti
tertembus paku-paku itu,
Walau Han Giok Shia sudah menarik kembali jurus Giok
Thou Yang Yok, namun angin pukulan Thai Im Ciangnya tetap
menyambar ke arah kepala orang itu. Bum!
Terdengar suara ledakan, ternyata kepala orang itu
meledak berantakan
Lu Leng dan Han Giok Shia terbelalak sebab kepala orang
itu terbuat dari batu, Gadis itu bersyukur dalam hati, sebab
tadi dia tidak begitu mendekat, maka terhindar dari ledakan
itu,
Tidak mengherankan kalau Han Giok Shia berdiri tertegun
di tempat sampai lama sekali baru kemudian bisa membuka
mulut
"Sungguh lihay!"
Mendadak terdengar suara tawa terkekeh-kekeh.

1078
"He he he! Kalian berdua memang ingin cari mati, berani
menentangku!"
Lu Leng tahu orang aneh itu di dalam goa bukan orang
biasa, sebab ketika itu Cit Sat Sin Kun masih merasa segan
terhadapnya,
Oleh karena itu, dia segera berkata.
"Harap Cianpwee maafkan, Nona Han terpaksa turun
tangan karena menghadapi urusan aneh ini!"
Terdengar suara tawa dingin
"Yang kutanyakan tadi, apakah kalian tahu?"
Lu Leng berusaha menekan rasa duka dalam hatinya
sambil menjawab
"Kami pun sudah mendengar berita itu."
Terdengar lagi suara aneh itu.
"Kalian berdua, apakah ada urusan penting?"
"Kami berdua justru mau pergi ke gunung Go Bi San,"
sahut Lu Leng.
Suara aneh itu mengalun
"Bagus! Sungguh bagus sekali!"
Sementara Han Giok Shia sudah tidak berani berlaku
ceroboh lagi,

1079
"Apa yang bagus?" tanyanya,
Terdengar suara itu menyahut
"Cit Sat Sin Kun mau menjadi mertua, tentunya dia juga
berada di gunung Go Bi San! Kalau kalian bertemu dia, tolong
sampaikan pesanku kepadanya!"
"Pesan apa?" tanya mereka hampir serentak
Suara aneh itu menyahut
"Beritahukan kepadanya, bahwa aku mau menemuinya!"
Han Giok Shia tertegun
"Hanya begitu? Lalu siapa Cianpwee?"
Suara aneh itu berubah bengis.
"Tak perlu banyak bertanya! Kau menyampaikan begitu,
dia pasti tahu siapa aku!"
Han Giok Shia dan Lu Leng saling memandang, dalam hati
masing-masing merasa aneh sekali
Namun mereka pun tahu, tentang itu pasti ber-liku-1iku.
Kalau terus bertanya, orang aneh itu pasti akan marah dan
kemungkinan besar akan turun tangan terhadap mereka,
Walau mereka tidak merasa takut, tapi pasti menyita waktu^
mereka. Karena itu, Lu Leng segera menyahut "Baik, kami
pasti menyampaikan kepadanya!"

1080
Kemudian, Lu Leng dan Han Giok Shia segera
meninggalkan tempat itu. Ketika sampai di pinggir sungai
kecil, Lu Leng minum Setelah itu, mereka meloncat ke
punggung kuda dan melanjutkan perjalanan ke gunung Go Bi
San.
Lu Leng dan Han Giok Shia terus melanjutkan perjalanan.
sepuluh hari kemudian, mereka berdua memasuki wilayah Se
Coan, Dalam sepuluh hari itu Lu Leng bertambah resah.
Kadang-kadang dia mengoceh sendiri, namun kadang-kadang
diam seharian tak mengucapkan sepatah kata pun.
Walau Han Giok Shia amat simpati terhadapnya, tapi
justru tidak tahu harus bagaimana menghiburnya. Karena
masalah tersebut, tidak bisa dihibur dengan beberapa patah
kata saja,
Padahal mereka berdua sudah menjadi sahabat dan satu
sama lain dan sudah terkesan baik pula, Kalau bukannya
saling mengendalikan perasaan ma-sing-masing, mereka
berdua pasti sudah menjadi sepasang kekasih.
justru di saat ini Han Giok Shia tidak berani mencurahkan
isi hati nya, karena melihat Lu Leng seperti kehilangan sukma
gara-gara Tam Goat Hua. sedangkan dia sendiri pun amat
merindukan Tam Ek Hui. Kalau hatinya berubah terhadap
pemuda itu, bukankah akan membuat buah hatinya itu amat
berduka dan sengsara?
Hari itu, mereka berdua sudah menyeberang sungai Tiang
Kang, terus melanjutkan perjalanan menuju gunung Go Bi
San.
Tengah hari, tampak seseorang yang amat gemuk sedang
duduk beristirahat di atas sebuah pikulan batu.

1081
Di sisi si Gemuk itu, tampak seorang lelaki berusia
pertengahan di bahunya bergantung dua buah bungkusan
Lu Leng dan Han Giok Shia mengenali si Gemuk itu, tidak
lain Yu Lao Pun,
Han Giok Shia pun tahu, Yu Lao Pun akan mengantar -
kado ke gunung Go Bi San. Gadis itu khawatir kalau terjadi
percakapan, pasti akan menimbulkan kedukaan Lu Leng, maka
dia segera berbisik
"Saudara Lu, si Gemuk Yu itu amat menyebalkan kita
jangan memperdulikannya!"
Lu Leng memang amat sebal terhadap Yu Lao Pun, maka
segera manggut-manggut, lalu memacu kudanya melewati
orang itu,
Akan tetapi, mendadak Yu Lao Pun mengeluarkan suara
"lh", kemudian bertanya.
"lni bukankah nona dari keluarga Han? Bagus sekali!
Setelah berjalan bersama pemuda tampan, sudah tidak mau
mengenali tingkatan tua lagi!"
Yu Lao Pun punya hubungan yang amat dalam dengan Hui
Yan Bun, begitu pula Hwe Hong Sian Kouw, maka dia
termasuk tingkatan tua. Ketika Han Giok Shia baru mau
menoleh untuk menyahut, mendadak tampak dua ekor kuda
berlari cepat sekali menerjang ke arah Lu Leng, dan
berkelebat pula cahaya pedang mengarah leher Lu Leng,
sekaligus terdengar suara seperti halilintar!
Menyaksikan itu, Han Giok Shia terkejut bukan main, dan
langsung membentak dengan suara nyaring.

1082
"Berhenti!"
Gerakan pedang orang itu amat cepat, sedangkan Lu Leng
berada di depan dengan punggung menghadapnya, Setelah
orang itu menyerang, barulah Lu Leng merasa ada sambaran
angin di belakangnya,
Lu Leng segera membalikkan badannya, namun sekujur
badannya telah terkurung bayangan pedang,
Betapa terkejutnya Lu Leng, dia langsung mengeluarkan
jurus Thian Ho Tok Khua (Sungai Langit Bergantung Miring),
yakni salah satu jurus Kim Kong Sin Ci yang amat lihay dan
dahsyat, Kim Kong Sin Ci berjumlah dua belas jurus, dua jurus
terakhir paling lihay dan dahsyat,
Trang! Terdengar suara benturan.
Orang yang di atas kuda itu bersiul panjang dan nyaris
terjatuh dari punggung kudanya Ternyata pedangnya telah
patah menjadi dua, dan patahan pedang itu meluncur ke
sebuah batu, sehingga terjadi benturan dan keluarlah bungabunga
api.
Lu Leng sendiri pun tidak menyangka, bahwa jurus Thian
Ho Tok Khua yang dilancarkannya telah menyelamatkan
dirinya,
Menyaksikan kejadian itu Han Giok Shia pun menarik nafas
lega.
Sedang orang itu duduk termangu-mangu di punggung
kudanya sambil memandang pedangnya yang telah kutung itu.

1083
Kini Han Giok Shia dan Lu Leng baru melihat jelas kedua
orang itu, berusia lima puluhan dan tampak berwibawa,
Begitu melihat kedua orang itu, Lu Leng dan Han Giok Shia
dapat menduga bahwa mereka berdua dari golongan lurus.
Mendadak Han Giok Shia terbelalak, ternyata dia
mengenali salah seorang dari mereka. Orang itu ternyata
Hong Kiam Khek dari Bu Tong Pai, namun kini lengannya
sudah kutung sebelah.
Sen Hong Kiam Khek tampak terperangah, kemudian
bertanya kepada orang yang di sebelahnya.
"Suheng, ilmu apa yang digunakan bocah itu?"
Hanya satu kali gebrak, Sen Hong Kiam Khek sudah kalah,
namun tidak mengenali ilmu yang digunakan Lu Leng.
Orang yang satu itu berwajah agak kemerah-merahan,
dan tampak amat berwibawa. Ketika mendengar Sen Hong
Kiam Khek memanggilnya "Suheng", Han Giok Shia pun dapat
menduga, bahwa orang itu pasti Sin Kiam Pok Hua, yakni
ketua Bu Tong Pai,
Tampak Sim Kiam Pok Hua mengerutkan kening tanpa
menyahut. Dia memajukan kudanya sambil menghunus
pedang yang di pinggangnya, kemudian memutar-mutar
pedang itu membuat beberapa lingkaran tapi tidak segera
melancarkan serangan, sebaliknya malah berkata dengan
suara parau.
"Gerakan yang sungguh bagus!"

1084
Saat ini, Yu Lao Pun juga sudah melangkah ke depan
dengan membawa pikulan batunya.
Dia bertegur sapa dengan Sin Kim Pok Hua dan Sen Hong
Kiam Khek, setelah itu sepasang matanya yang sipit terus
mengamati Lu Leng. sedangkan Lu Leng tidak mengenal
orang yang menyerangnya, kalau tidak melihat orang itu
berwajah wibawa pertanda dari golongan lurus, Lu Leng pasti
sudah melancarkan serangan lagi.
Kini melihat orang itu bersikap menantang, gusarlah dalam
hati Lu Leng.
"Kungfuku ini tiada arti nya! Sobat yang menyerang
mendadak itu, barulah terhitung kungfu tingkat tinggi!"
katanya sambil tertawa dingin
Ucapan Lu Leng sebetulnya menyindir Sen Hong Kiam
Khek, sebab orang itu menyerang secara gelap,
Sin Kiam Pok Hua dan Sen Hong Kiam Khek merasa
tersindir, maka wajah mereka langsung merah.
Sin Kiam Pok Hua segera berkata dengan suara dalam
"Tadi dia melancarkan serangan gelap, itu juga tidak
terhitung tidak benar!"
"Aku pun tidak mengatakan kalian tidak benar!" sahut Lu
Leng dingin
Sin Kiam Pok Hua adalah ketua Bu Tong Pai,
kedudukannya amat tinggi dalam rimba persilatan biasanya
tidak gampang meninggalkan gunung Bu Tong San. Dua
tahun yang lalu, ketika kaum rimba persilatan berkumpul di

1085
puncak Sian Jin Hong, dia justru tidak hadir, hanya mengutus
Sen Hong Kiam Khek.
Sen Hong Kiam Khek terhindar dari petaka di puncak Sian
Jin Hong, namun kehilangan sebelah lengan nya.
Kali ini Sim Kiam Pok Hua turun gunung, itu dikarenakan
mau pergi ke Go Bi untuk memberi selamat kepada Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek, sekaligus menyelesaikan sedikit
urusan pertikaian Terhadap Lu Leng yang masih muda itu, dia
pun merasa enggan banyak bicara,
Akan tetapi, ketika menyaksikan kepandaian Lu Leng,
berdasarkan pengalamannya, justru masih tidak mengenali
ilmu silat apa yang dikeluarkan pemuda itu,
Oleh karena itu, dia pun tidak berani memandang rendah
kepadanya,
"Gurumu baik-baik saja? Sobat dari Bu Tong, sungguh
rindu pada mereka!" katanya dengan dingin,
Lu Leng manggut-manggut.
"Oooh! Ternyata kalian dari Bu Tong Pai!"
Han Giok Shia segera memberitahu kan.
"Yang ini adalah Sin Kiam Pok Hua, ketua Bu Tong Pai!"
Perlu diketahui Bu Tong Pai termasuk partai besar, lagi
pula para murid Bu Tong Pai bersifat gagah, selalu
menegakkan keadilan dalam rimba persilatan

1086
Begitu mendengar mereka dari Bu Tong Pai, rasa
permusuhan dalam hati Lu Lengpun sirna seketika .
"Ternyata Sin Kiam Pok Hua Cianpwee, selamat bertemu!"
katanya,
Akan tetapi, wajah Sin Kiam Pok Hua justru tak sedap
dipandang,
"Usiamu masih muda, sebetulnya tidak pantas bergebrak
denganku! Namun beberapa gurumu itu, justru selalu
menghindar tidak mau berjumpa dengan pihak Bu Tong Pai!
Apa boleh buat, terpaksa menyuruhmu untuk belajar kenal
dengan ilmu pedang Bu Tong!"
Mendengar ucapan itu Lu Leng menjadi tertegun
"Pok Cianpwee bilang apa?"
Sin Kiam Pok Hua membentak.
"Su Yang To yang terselip di pinggangmu adalah golok
pusaka milik Bu Tong Pai! Chou Kim Kong Wang Yan
memperoleh golok pusaka itu, kini berada di tanganmu,
tentunya harus kuambil! Melihat usiamu masih muda, kau
boleh menggunakan golok pusaka itu bertarung denganku!"
Setelah mendengar penuturan itu, Lu Leng baru tahu
adanya kesalah-pahaman,
"Ha ha!"
Sen Hong Kiam Khek menghardik "Kenapa tertawa?"

1087
Lu Leng menjulurkan tangannya, dan seketika Su Yang To
sudah berada di tangan kanannya,
Sin Kiam Pok Hua tahu bahwa golok pusaka itu amat
tajam. Maka begitu melihat Lu Leng menggenggam golok
pusaka itu, dia langsung memundurkan kudanya, sedangkan
Lu Leng tertawa, lalu berkata kepada Han Giok Shia,
"Nona Han, mari kita melanjutkan perjalanan!" Lu Leng
melemparkan golok pusaka itu ke bawah. Terdengar suara
"Ser", Su Yang To itu menancap di tanah, sehingga hanya
tampak gagangnya .
Lu Leng sudah memacu kudanya, dan Han Giok Shia
segera mengikutinya. Gadis itu tidak merasa terkejut ketika
melihat Lu Leng melemparkan Su Yang To tersebut, sebab dia
tahu bahwa Lu Leng tidak berhati serakah, melainkan
memang berniat mengembalikan Su Yang To itu kepada pihak
Bu Tong Pai,
Akan tetapi, sebaliknya malah membuat Sen Hong Kiam
Khek dan Sin Kiam Pok Hua tertegun Seng Hong Kiam Khek
segera meloncat turun dari kuda, lalu mengambil golok pusaka
tersebut
Setelah mengambil Su Yang To itu, giranglah Sen Hong
Kiam Khek, kemudian berkata kepada Sin Kiam Pok Hua.
"Suheng, kini Su Yang To sudah kembali ke tangan kila, ini
sungguh menggembirakan!"
Sin Kiam Pok Hua masih tertegun di tempat, kemudian
memandang ke depan. Dilihatnya Lu Leng dan Han Giok Shia
sudah berada di kejauhan belasan depa, dia segera berseru
menggunakan Lweekang,

1088
"Saudara kecil! Tunggu!"
Sembari berseru, dia pun memacu kudanya, kemudian
mendadak badannya mencelat ke depan, lalu berjungkir balik
lagi melesat ke depan, ternyata Sin Kiam Pok Hua
menggunakan ilmu Ginkang Ceng Teng Sam Tian Sui (Capung
Terbang Di permukaan Air). Dalam sekejap dia sudah berada
di hadapan Lu Leng dan Han Giok Shia, lalu menghentikan
kuda masing-masing.
"Cianpwee masih ada petunjuk apa?" tanya Lu Leng.
Wajah Sin Kiam Pok Hua tampak serius sekali.
"Saudara kecil, kau memang gagah dan berhati lapang,
pihak Bu Tong Pai amat berterima kasih kepadamu. Akan
tetapi, setelah kau kembalikan Su Yang To itu kepada kami,
bagaimana kau terhadap guru-gurumu itu?"
Semula Lu Leng mengira Sin Kiam Pok Hua ingin cari garagara,
tidak tahunya malah mengatakan begitu, itu membuat
Lu Leng terharu sekali
Pantas nama Bu Tong Pai amat harum dalam rimba
persilatan, juga tidak bernama kosong! Sin Kiam Pok Hua
menganggapnya sebagai murid Coan Tiong Liok Chou, Walau
sudah menerima Su Yang To tersebut, namun dia tetap
mencemaskan keselamatan Lu Leng,
Oleh karena itu, Lu Leng segera berkata, "Pok Cianpwee
tidak usah cemas. sesungguhnya aku bukan murid Coan Tiong
Liok Chou, Aku memperoleh Su Yang To itu secara tidak
sengaja, Kemudian aku bertemu beberapa orang dari Coan
Tong Liok Chou, barulah aku tahu riwayat golok pusaka itu,

1089
maka aku tidak bersedia mengembalikan kepada mereka,
sebaliknya berniat mengembalikan kepada Bu Tong Pai."
Sin Kiam Pok Hua mengeluarkan suara "Oh", lalu bertanya.
"Saudara kecil, bolehkah aku tahu namamu?"
Lu Leng segera memberitahu kan, "Namaku Lu Leng."
Sin Kiam Pok Hua mengerutkan kening,
"Ternyata saudara Lu! Sudah dua tahun lebih, ada tiga
orang Bu Tong Pai mati di tangan ayahmu, apakah kau tahu
tentang itu?"
Lu Leng tahu, yang dimaksudkan Sin Kiam Pok Hua adalah
Bu Tong Sam Kiam, Mereka bertiga saling membunuh karena
terpengaruh oleh suara harpa, Lu Leng berada di situ
menyaksikan dengan mata kepala sendiri.
Karena itu, Lu Leng menghela nafas panjang lalu berkata,
"Pok Cianpwee salah paham. Bu Tong Sam Kiam binasa
aku menyaksikannya, Mereka bertiga saling membunuh
karena terpengaruh oleh suara harpa Pat Liong Thian Im.
Aaaah! Semua pertikaian dalam rimba persilatan justru
ditimbulkan oleh Liok Ci Khim Mo.
Sin Kiam Pok Hua tertegun mendengar penuturan Lu Leng
itu. sedangkan Sen Hong Kiam Khek sudah mendekati mereka
sambil membawa Su sang To."
Sin Kiam Pok Hua menundukkan kepala memandang golok
pusaka itu seraya berkata.

1090
"Saudara kecil, kau yang memperoleh Su Yang To ini,
namun bersedia mengembalikan kepada kami, tentunya kami
harus mempercayai omonganmu. untung bertemu di sini,
Kalau tidak, antara Bu Tong Pai dengan Go Bi Pai pasti terjadi
pertikaian lagi"
Berkata sampai di sini, Sin Kiam Pok Hua berhenti sejenak,
setelah itu barulah dilanjutkan.
"Saudara kecil, kami telah berhutang budi kepadamu,
kelak kalau ada urusan apa, kami pihak Bu Tong Pai pasti
membantu."
Sen Hong Kiam Khek segera menyambung.
"Tidak salah."
Han Giok Shia girang bukan main, sebab bantuan dari
pihak Bu Tong Pai, itu jauh lebih berharga dari Su Yang To
tersebut.
Akan tetapi, Lu Leng malah tertawa hambar seraya
berkata.
Terima-kasih atas maksud baik Pok Cianpwee, Kelak kalau
aku punya suatu kesulitan, aku pasti ke Bu Tong minta
petunjuk."
Sin Kiam Pok Hua manggut-manggut, "Kalau begitu, kita
berjumpa kembali di gunung Go Bi San. Mereka menjura
kepada Lu Leng, lalu melangkah pergi, Lu Leng segera balas
memberi hormat kemudian bersama Han Giok Shia
melanjutkan perjalanan menuju gunung Go Bi San. Han Giok
Shia tersenyum.

1091
"Urusan di dunia memang sulit diduga, Kau
mengembalikan Su Yang To itu tanpa syarat, dalam hatiku
merasa sayang sekali, justru tak disangka sama sekali, Sin
Kiam Pok Hua berhati begitu lapang dan gagah, langsung
menganggapmu sebagai kawan baik."
Lu Leng tersenyum getir. "Nona Han, semua itu tak berarti
bagiku."
-ooo0ooo-
Bab 50
Berbicara kesana ke mari, justru kembali pada urusan
berduka itu. Han Giok Shia menjadi membungkam.
Mereka berdua terus melanjutkan perjalanan. sepanjang
jalan tampak begitu banyak kaum rimba persilatan menuju
gunung Go Bi San untuk memberi selamat.
Kelihatannya tidak usah sampai di gunung Go Bi San,
sudah bisa tahu bahwa Tam Goat Hua menikah dengan Tong
Hong Pek, itu memang benar
semakin mendekati gunung Go Bi San, hati Lu Leng terasa
tersayat Ketika memasuki gunung ilu, Lu Leng nyaris tak
punya keberanian berjalan ke depan,
Han Giok Shia menatapnya. Dilihatnya wajah Lu Leng
tampak pucat sekali.
Gadis itu sudah berpikir dari tadi, bagaimana
membangkitkan semangatnya, namun tidak menemukan cara.
sementara kuda mereka terus berlari Ketika memasuki rimba,

1092
Han Giok Shia mengajak Lu Leng berhenti. Mereka berdua lalu
duduk di bawah sebuah pohon,
"Saudara Lu, bagaimana kau selanjutnya?" tanya Han Giok
Shia sambil memandangnya.
Lu Leng memandang lurus ke depan, lama sekali barulah
menyahut
"Selanjutnya? Aku sendiri pun tidak tahu harus
bagaimana."
Han Giok Shia bertepuk tangan sambil berkata.
"Bagus! jawaban yang amat bagus!"
Lu Leng segera menatapnya, karena tidak tahu apa
maksudnya gadis itu mengatakan begitu,
Han Giok Shia berkata lagi.
"Memang merupakan jawaban yang amat bagus! Kalau Lu
Cong Piau Tau dan istrinya yang berada di alam baka
mendengarnya, hati mereka pasti terhibur!"
Lu Leng tercengang ketika mendengar perkataan itu.
"Nona Han, apa maksudmu?" Han Giok Shia tertawa. "Ha
ha! Apa maksudku, apakah kau tidak tahu?" Lu Leng
menundukkan kepala, matanya mulai bersimbah air, sama
sekali tidak menyahut.
Han Giok Shia tahu, bahwa perkataannya telah menusuk
hati Lu Leng. Memang itu yang dikehendakinya, agar dapat

1093
membangkitkan semangat pemuda itu. Karena itu, gadis
tersebut berkata lagi
"Saudara Lu, aku tidak salah bicara, Kini kau sudah besar,
lagi pula telah berhasil menguasai ilmu Kim Kong Sin Ci.
Namun saat ini, kau justru tidak tahu harus bagaimana garagara
seorang gadis, bukankah itu amat menggembirakan ?"
Lu Leng mendongakkan kepala memandang Han Giok
Shia, kemudian berkata dengan suara keras. "Nona Han!
Kau... kau...." Han Giok Shia segera menyahut "Walau sudah
hampir dua tahun Liok Ci Khim Mo tidak muncul dalam rimba
persilatan, tapi suatu hari, pasti akan mengacau rimba
persilatan lagi. Kau masih muda dan memikul dendam kedua
orang-tuamu, justru rela menjadi tidak karuan gara-gara
seorang gadis, Bagaimana tidak menggembirakan Ayah
bundamu yang berada di alam baka, mendengar itu pasti
tertawa terbahak-bahak, karena punya anak yang begitu
berbakti."
Wajah Lu Leng yang sudah pucat itu bertambah pucat,
akhirnya sekujur badannya bergetar, lalu bangkit berdiri
seraya membentak.
"Diam!"
Han Giok Shia malah tertawa. .
"Memang gampang menyuruhku diam, tapi kaum rimba
persilatan di kolong langit justru sulit menutup mulut saudara
Lu, setelah kau berhasil menguasai kepandaian tinggi dan
kembali ke Tionggoan, semua orang pasti menganggapmu
akan menjadi seorang pendekar muda, Tapi tidak tahunya kau
malah kehilangan sukma, tidak bisa melepaskan diri dari

1094
jeratan cinta. Ke mana pun kau pergi, pasti ditertawakan
orang."
Kini wajah Lu Leng sudah berubah kehijau-hijauan,
kemudian berubah merah padam dan ungu. Hal itu
dikarenakan setiap perkataan Han Giok Shia, bagaikan panah
tajam menembus ke dalam hatinya.
Lu Leng kelihatan seperti mendengar suara tawa kaum
rimba persilatan bahkan seakan melihat entah berapa banyak
tangan menuding ke arahnya.
Dia menggeleng-gelengkan kepala kemudian berteriak
sekeras-kerasnya.
"Omong kosong..!"
Han Giok Shia menyahut dengan tenang. "Mudahmudahan
aku omong kosong!"
Lu Leng tertegun, lama sekali barulah duduk kembali
Berselang beberapa saat kemudian dia mendongakkan
kepalanya seraya berkata,
"Nona Han memang benar apa yang kau katakan."
Han Giok Shia tampak girang sekali.
"Saudara Lu, ini baru...."
Akan tetapi, sebelum Han Giok Shia menyelesaikan
ucapannya, air mata Lu Leng sudah meleleh.

1095
"Nona Han, tapi aku... aku bagaimana melupakannya?"
Padahal Han Giok Shia merupakan gadis yang tidak
sabaran dan keras hati, namun dalam hatinya amat berterimakasih
kepada Lu Leng yang telah menyelamatkannya di balok
batu di pulau Hek Ciok To. Oleh karena itu, dia pun menjadi
sabar dan terus-menerus berupaya membangkitkan semangat
Lu Leng.
Bagian 23
Namun dia bicara hampir seharian, Lu Leng tetap tidak
bisa melupakan Tam Goat Hua, itu membuat Han Giok Shia
menjadi kesal sekali.
"Hm!" dengusnya dingin. "Saudara Lu, berhubung kau
tetap bersedia terjerat oleh cinta itu, maka alangkah baiknya
kita putus hubungan saja."
Lu Leng tertegun, lalu mendongakkan kepala memandang
gadis itu.
"Nona Han, kenapa kau tidak bersimpati kepadaku?"
Han Giok Shia menghela nafas panjang,
"Saudara Lu, bagaimana aku tidak bersimpati kepadamu?
Hanya saja merasa tidak pantas kau menghancurkan masa
depanmu sendiri lantaran urusan itu."
Air mata Lu Leng bercucuran

1096
"Nona Han, hatiku telah hampa, Masih ada masa depan
apa?"
Han Giok Shia berkata sengit,
"Dendam kedua orang-tuamu, apakah usai sampai di sini?"
Lu Leng tertegun, lama sekali baru menyahut
"Nona Han, bagaimana menurutmu?"
Han Giok Shia menatapnya.
"Entah kau mau mendengar perkataanku tidak?"
Lu Leng menarik nafas dalam-dalam,
"Kini pikiranku amat kacau, sama sekali tidak punya
keputusan apa pun."
Han Giok Shia menggenggam tangannya erat-erat,
kemudian berkata sungguh-sungguh,
“Saudara Lu, menurut ku setelah kau ke sana, harus
melupakan semua masa lalumu, bahkan harus pula dengan
gembira memberi selamat kepada gurumu!"
Lu Leng termangu-mangu,
"Itu... itu., bagaimana aku dapat melakukannya
Han Giok Shia menatapnya tajam,

1097
"Kecuali itu, sudah tiada jalan lain, Apakah kau dan
gurumu akan saling memperebutkan seorang gadis? Bukankah
itu merupakan suatu lelucon di kolong langit? seandainya
kepandaianmu lebih tinggi dari Tong Hong Pek, namun Tam
Goat Hua sudah tidak mencintaimu lagi, kaupun tidak bisa
apa-apa, Kalau kau tidak dapat melakukan itu, hanya ada satu
jalan bagimu."
"Jalan apa?"
"Kau jangan ke gunung Go Bi San."
Lu Leng menggeleng kepala,
"ltu tidak bisa, Biar bagaimanapun... aku harus
menemuinya."
Han Giok Shia membanting kaki,
"Sungguh membuat orang kesal! Kenapa kau jadi begini
sih?"
Tiba-tiba wajah Lu Leng menyiratkan kebulatan hatinya,
"Baik, aku akan menuruti caramu yang pertama itu!"
katanya,
Han Giok Shia girang sekali.
"Saudara Lu, sampai saat itu, kau harus dapat
mengendalikan perasaanmu!"
Lu Leng mengangguk dengan penuh derita.

1098
Mereka berdua lalu melanjutkan perjalanan Dari dulu
gunung Go Bi San merupakan gunung yang amat terkenal Go
Bi Pai berada di puncak Cing Yun Ling, partai itu terbagi
menjadi dua aliran, yaitu aliran yang menyucikan diri dan yang
tidak menyucikan diri, Yang menyucikan diri tinggal di Tong
Thian Hong, sedangkan yang tidak menyucikan diri tinggal di
See Thian Hong,
Sore harinya, Lu Leng dan Han Giok Shia sudah berada di
bawah Cing Yun Ling.
Di situ terdapat undakan batu menuju ke Cing Yun Ling,
Lu Leng dan Han Giok Shia berdiri di situ sambil memandang
ke atas, lama sekali barulah menaiki undakan batu, Tak
seberapa lama, mereka sudah tiba di Cing Yun Ling.
Tampak empat orang pemuda langsung menyambut
mereka.
"Maaf, kalian berdua datang dari tempat jauh, kalau
penyambutan kami kurang memuaskan, harap kalian berdua
sudi memaafkan! Silakan ke See Thian Hong untuk
beristirahat!" kata salah seorang dari mereka,
Mereka berempat adalah murid Go Bi Pai aliran tidak
menyucikan diri, Ketika Lu Leng baru mau membuka mulut,
Han Giok Shia sudah mendahuluinya.
"Yang mau jadi mempelai lelaki bernama Tong Hong Pek,
ada hubungan apa dengan kalian?"
Air muka keempat pemuda itu tampak berubah Salah
seorang yang berusia paling tua segera memberi isyarat
kepada yang lain, agar tidak bertindak ceroboh, lalu menyahut
dengan ramah.

1099
"Ketua Tong Hong adalah paman Sucou kami."
Han Giok Shia menunjuk Lu Leng seraya berkata.
"Ini adalah paman guru kalian, kenapa kaitan tidak
memberi hormat?"
Wajah keempat orang itu tampak gusar
"Kenapa nona bicara tak pakai aturan ?" " kata yang
berusia paling tua dengan suara dalam.
Han Giok Shia tertawa.
"Aku justru pakai aturan. Dia adalah murid Tong Hong
Pek, Nah, bukankah dia paman guru kalian?"
Keempat pemuda itu terkejut dan membatin, sudah dua
puluh tahun Tong Hong Pek meninggalkan Go Bi, maka
mungkin juga di luar beliau menerima murid.
Akan tetapi, apabila mereka berdua cuma ber-gurau,
sedangkan keempat pemuda itu memberi hormat kepada Lu
Leng, sekaligus memanggilnya Paman Guru", kini begitu
banyak kaum rimba persilatan bertamu di Go Bi, kalau tersiar
bukankah akan mempermalukan Go Bi Pai?
Karena itu, keempat pemuda itu termangu-mangu di
tempat, entah harus bagaimana baiknya, Berselang sesaat,
yang berusia lebih besar itu berkata.
"Maaf karena kami tidak tahu, bagaimana kalau kalian
kami ajak menemui ketua Tong Hong?"

1100
Han Giok Shia dan Lu Leng menyahut serentak
"Baik."
Mereka berdua mengikutinya dari belakang. Tak seberapa
lama kemudian, mereka melihat banyak rumah, Berselang
sesaat sudah sampai di sebuah rumah yang amat besar.
Pemuda itu membawa mereka ke sebuah ruangan besar.
Lu Leng dan Han Giok Shia memandang ke depan, Tampak
seorang berjubah hijau, dengan pungi gung menghadap Lu
Leng, sedang menikmati sebuah lukisan yang bergantung di
dinding,
Begitu melihat punggung orang itu, Lu Leng segera
mengenalinya. Orang itu ternyata Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek, gurunya, namun kini telah menjadi saingannya.
Rasa emosi pun bergejolak di dalam hati Lu Leng,
sehingga wajahnya tampak hijau putih.
"Guru!" serunya.
Begitu mendengar Lu Leng memanggil "Guru" kepada
orang berjubah hijau itu, seketika hati pemuda yang
membawa mereka tadi terkejut dan dia membatin untung tadi
aku tidak bertindak ceroboh. sedangkan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek merasa heran, karena ada orang di pintu
memanggilnya guru, Dia segera membalikkan badannya.
Dulu Han Giok Shia hanya mendengar nama Tong Hong
Pek. Walau dia pernah bertemu di puncak Sian Jin Hong,
namun ketika itu Tong Hong Pek memakai kedok, Dalam
hatinya berpikir, usia Tong Hong Pek sudah hampir lima
puluhan, tentunya sudah tidak muda lagi,

1101
Akan tetapi, ketika Tong Hong Pek membalikkan
badannya, gadis itu terbelalak
Ternyata Tong Hong Pek begitu tampan kelihatannya baru
berusia tiga puluhan Siapa pun tidak akan menyangka Tong
Hong Pek sudah berusia lima puluhan
Lu Leng dan Tong Hong Pek saling berhadapan. justru
karena itu perasaan Lu Leng menjadi agak tenang. Kemudian
Lu Leng maju selangkah seraya berkata,
"Guru sudah tidak mengenali aku lagi?"
Dalam dua tahun ini, Tong Hong Pek terus mencari jejak
Lu Leng. Namun kini Lu Leng muncul mendadak di
hadapannya, dia justru tidak mengenali nya.
Karena kini Lu Leng sudah menjadi seorang pemuda
tampan, Tong Hong Pek tidak menduga, bahwa dalam dua
tahun Lu Leng telah banyak mengalami perubahan.
Setelah Lu Leng bertanya begitu, barulah Tong Hong Pek
tersentak sadar Bukan main girangnya, dan seketika dia
berseru.
"Anak Leng! Ternyata kau!"
Tong Hong Pek maju mendekatinya, lalu merangkulnya
erat-erat. Namun sebaliknya Lu Leng malah bersikap hambar
Sesungguhnya Lu Leng amat menghormati gurunya,
namun karena gurunya merebut kekasihnya, maka membuat
hatinya terganjel.

1102
Saat ini, dia melihat gurunya setelah bertemu dengannya,
justru tiada penyesalan sedikit pun. Maka dia agak
memandang rendah terhadap gurunya itu, hanya karena
gurunya sedang merangkulnya, maka dia diam saja,
Tong Hong Pek adalah orang yang amat cerdas,
bagaimana tidak merasa akan keanehan sikap Lu Leng?
Namun Tong Hong Pek justru tidak menduga, Lu Leng
begitu membencinya dan menganggapnya sebagai saingan
dalam cinta,
Seketika Tong Hong Pek melepaskan rangkulannya,
kemudian bertanya dengan heran "Anak Leng, apakah kau
terluka?" Hati Lu Leng memang terluka, namun bagaimana
mungkin mau mengatakannya?
Lu Leng hanya menggelengkan kepala,
"Aku tidak terluka." Sahutnya.
Mereka berdua guru dan murid berpisah begitu lama dan
kini berjumpa kembali, seharusnya penuh diliputi kegembiraan
Akan tetapi saat ini, mereka malah tampak dingin dan
begitu hambar
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun "Dua tahun ini,
kau berada di mana?" tanyanya kemudian.
Ketika Lu Leng baru mau menjawab, mendadak terdengar
suara yang amat merdu di belakang ruang besar itu,
"Apa? Adik Leng sudah ke mari? Sungguh?" Tampak sosok
bayangan ramping berkelebat lalu muncul seorang gadis dari

1103
belakang ruang besar Begitu mendengar suara gadis itu, Lu
Leng pun tampak tergetar, bahkan nyaris mengucurkan air
mata,
Ketika gadis itu muncul, Lu Leng mendongakkan kepala,
Gadis itu kelihatan lebih cantik dari dua tahun lalu, wajahnya
cerah berseri-seri bagaikan sekuntum bunga yang baru mekar.
Bibir Lu Leng bergerak. Dia ingin memanggilnya namun
tak mampu mengeluarkan suara.
Siapa gadis itu? Tentu Tam Goat Hua.
Setelah berada di hadapan Lu Leng, Tam Goat Hua
tertegun dengan mata terbelalak
"Adik Leng, apakah kau?"
Lu Leng segera membalikkan badannya dan itu membuat
Tam Goat Hua termangu-mangu,
Han Giok Shia yang berdiri di situ, ketika menyaksikan itu
langsung mengeluarkan dengusan
"Hai! Tentu dia, apakah ada orang lain menyamarnya?"
Ucapan Han Giok Shia itu, boleh dikatakan sudah sungkan
sekali. Tam Goat Hua mengarahnya, setelah melihat tegas
barulah mengenalinya, Karena hatinya sedang bergembira,
maka tidak mempermasalahkannya.
"Ternyata Nona Han, sudah lama tidak berjumpa!"
Sembari berkata, Tam Goat Hua mendekati Lu Leng.

1104
"Adik Leng, kenapa kau diam saja?"
Lu Leng tetap diam tak bersuara sama sekali, dan itu
membuat hati Tam Goat Hua tergerak Dia memandang Tong
Hong Pek, justru Tong Hong Pek tidak memperlihatkan reaksi
apa pun, maka Tam Goat Hua pun diam seketika,
Han Giok Shia tertawa dingin
"Kenapa kau menyalahkan dia karena diam saja? Kau
panggil dia Adik Leng, seharusnya kau mewakilinya berpikir,
dia harus bagaimana menyahutmu!"
Sebelum tiba di Cing Yun Ling, gadis itu pernah menasihati
Lu Leng agar bersabar
Saat ini, Lu Leng memang terus bersabar dan berupaya
mengendalikan diri, maka tidak bersuara.,
Akan tetapi, kini malah Han Giok Shia yang tidak dapat
bersabar dan mengendalikan diri, sehingga terus
mengeluarkan kata-kata yang pedas dan tajam terhadap Tam
Goat Hua.
Wajah Tam Goat Hua berubah, lalu dia mundur dua
langkah. Suasana di ruang besar itu berubah menjadi tidak
enak.
Berselang sesaat, Tam Goat Hua membalikkan badannya
sekaligus menerjang ke belakang.
Lu Leng tertegun melihat sikap gadis itu.
"Kakak Goat!"

1105
Ketika mendengar suara seruan Lu Leng, barulah Tam
Goat Hua berhenti, namun tidak membalikkan badannya dan
kemudian menerjang ke depan lagi, Dia meninggalkan ruang
besar, langsung ke kamarnya.
Sampai di dalam kamar, dia duduk tercenung,
Hatinya, sungguh kacau.
Tam Goat Hua justru tidak menyangka, dua hari lagi dia
akan menikah dengan Tong Hong Pek, Lu Leng muncul
mendadak.
Dia pun tidak menyangka, bahwa cinta kasih Lu Leng
ketika masih kecil itu, bisa terus bersemi hingga dia besar,
Tam Goat Hua tahu dan bisa melihat, hati Lu Leng amat
berduka sekali karena dirinya. Gadis itu mendongakkan
kepala, kemudian bergumam.
"Apakah itu kesalahan ku ? Apakah aku yang
mencampakkan cinta kasihnya?"
Di dalam kamar hanya ada dia seorang, tentunya tidak
akan ada orang yang menyahutnya. Dia tercenung lagi
sejenak, lalu berteriak sekeras-kerasnya,
"Tidak! Tidak! Apa salahku?"
Mendadak di pelupuk matanya muncul bayangan Lu Leng
yang tampan itu, sedang menatapnya dengan berbagai
perasaan, dan terdengar pula suara panggilannya "Kakak
Goat",

1106
Tam Goat Hua menundukkan kepala, Tiba-tiba merasa
gelap di depan matanya, bahkan berputar-putar, Kemudian
muncul beberapa sosok bayangan orang, sehingga
membuatnya teringat akan urusan dua tahun yang lalu.
Setelah menempuh bahaya menolong Lu Leng keluar dari
istana Setan, dalam hatinya memang bersemi cinta terhadap
Lu Leng, Bahkan mereka berdua rela mati bersama di hadapan
Liat Hwe Cousu.
Akan tetapi, setelah berjumpa Tong Hong Pek, cintanya
bagaikan terkena pupuk, tumbuh begitu cepat terhadap Tong
Hong Pek.
Kemudian dia pun tahu bahwa Tong Hong Pek amat
mencintai ibunya, Oleh karena itu, dia ingin mengisi
kehampaan hati Tong Hong Pek sebagai ibunya, Maka Tam
Goat Hua tidak dapat mengendalikan diri, terutama cintanya
terhadap Tong Hong Pek.
Pada waktu itu, Tam Goat Hua belum mencampakkan Lu
Leng, Dia pernah merasa risau karena dirinya berada di
tengah-tengah Lu Leng dan Tong Hong Pek. seandainya Lu
Leng tetap berada di sisinya, kemungkinan besar pilihan Tam
Goat Hua akan jatuh pada Lu Leng.
Akan tetapi, Lu Leng menghilang tanpa meninggalkan
jejak. Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua berdua terus
mencarinya, namun sehari lewat sehari, sampai berbulanbulan
tidak menemukannya, Oleh karena itu, seluruh cinta
kasih Tam Goat Hua dipersembahkan kepada Tong Hong Pek.
Dalam hal ini, Tam Goat Hua memang tidak bisa
dipersalahkan.

1107
Sebelum mengambil keputusan menikah dengan Tong
Hong Pek, gadis itu pernah memikirkan Lu Leng, Namun dia
merasa Lu Leng cuma merupakan seorang anak kecil,
mungkin sudah melupakannya, h
Karena itu, dia mengambil keputusan untuk menikah
dengan Tong Hong Pek, Namun tak di-sangka, dua hari lagi
dia akan menikah dengan Tong Hong Pek, justru Lu Leng
mendadak muncul
Kemunculan Lu Leng begitu mendadak, lagipula dia sudah
besar dan bukan anak kecil lagi.
Lu Leng sama sekali tidak melupakan Tam Goat Hua,
Namun sebaliknya gerak-gerik Tam Goat Hua justru memberi
pukulan yang amat hebat pada Lu Leng.
Satu jam yang lalu, Tam Goat Hua sama sekali tidak
terpikirkan itu, namun kini justru sebaliknya, Lautan cinta
bergelombang, sehingga membuatnya termangu- mangu.
Perlahan-lahan dia mendongakkan kepala, Di-oiarkannya
air matanya yang me1e!eh. Mendadak dia merasa di sisinya
bertambah satu orang, maka segera meno!eh. Ternyata Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek telah berada di sampingnya,
Tong Hong Pek mengerutkan kening seraya bertanya. i
"Goat Hua, apa yang kau tangisi?"
Tam Goat Hua menghapus air matanya, lalu menundukkan
kepala,
"Kau,., harus tahu itu!"
Tong Hong Pek tersenyum,

1108
"Goat Hua, dari dulu aku sudah bilang, usia kita berselisih
jauh sekali, kini Lu Leng sudah kembali, kalau kau tidak
setuju.,.,"
Ketika Tong Hong Pek berkata sampai di situ, Tam Goat
Hua mendongakkan kepala.
"Tidak! Aku mencintaimu!"
Tong Hong Pek menatapnya dengan heran.
"Kalau begitu, kenapa kau menangis?"
Tam Goat Hua menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku.,, aku sendiri pun tidak tahu, Adik Leng terlampau
bodoh, Aku anggapnya sebagai adik, tapi tidak tahunya..."
Tong Hong Pek menghela nafas panjang,
"Dia amat emosional!"
"Bagaimana dia sekarang?" tanya Tam Goat Hua, Kening
Tong Hong Pek berkerut-kerut. "Goat Hua, dia memanggilmu
tadi, tapi kau sama sekali tidak menyahut, maka dia tertegun
lama sekali, kemudian jatuh pingsan, Goat Hua, kupikir... aku
akan menyerahkan kedudukan ketua kepadanya, kau mau
bagaimana itu terserah kau saja!" Air muka Tam Goat Hua
berubah. "Kau... ini apa artinya? Apakah kau kira pendirianku
gampang berubah?"
Tong Hong Pek membelai rambutnya, "Goat Hua...."

1109
Walau kepandaiannya amat tinggi, namun menghadapi
urusan yang rumit itu, dia menjadi risau.
Ketika bertemu Tam Goat Hua, Tong Hong Pek terkesan
baik terhadapnya, maka memberinya Soat Hun Cu. Namun
pada waktu itu, masih belum ada rasa cinta terhadapnya.
Karena dia pernah bersama Cit San Sin Kun mengejar
seorang gadis, tapi gagal maka dia mengundurkan diri dari
medan percintaan, sehingga membuat hatinya menjadi beku.
Akan tetapi, kian hari Tam Goat Hua kian bertambah
lembut terhadapnya, itu membuat hati Tong Hong Pek yang
telah beku itu menjadi cair dan mulai tumbuh pula cintanya,
Ketika Tong Hong Pek menerima jabatan sebagai ketua Go
Bi Pai aliran tidak menyucikan diri, jalinan cinta mereka berdua
bertambah dalam, Tentunya
Tong Hong Pek juga pernah memikirkan Lu Leng, namun
hanya tahu Lu Leng dan Tam Goat Hua amat akrab sekali,
tidak tahunya Lu Leng justru menganggap Tam Goat Hua
sebagai kekasihnya, padahal waktu itu Lu Leng baru berusia
lima belas tahun.
Lagipula walau sudah lewat dua tahun lebih, tapi Lu Leng
tetap tidak melupakannya,
Ketika Tong Hong Pek berada di ruang besar, sudah
melihat bagaimana isi hati Lu Leng, Setelah Lu Leng pingsan,
mengerti lah sudah Tong Hong Pek akan hal itu,
Sudah begitu lama hatinya membeku, setelah itu jatuh
cinta lagi pada seorang gadis, Tapi gadis tersebut, justru
kekasih muridnya, itu menimbulkan berbagai perasaan

1110
berkecamuk di dalam hatinya, Apalagi ketika Lu Leng muncul
memanggilnya "Guru", lalu tidak mengucapkan apapun, itu
lebih parah dari cacian maupun pukulan terhadap dirinya.
Setelah Lu Leng pingsan, dia berpikir ingin berangkat ke
gunung salju menyendiri di sana, agar Lu Leng dan Tam Goat
Hua bisa terangkap menjadi suami istri.
Akan tetapi, dia juga tahu bahwa apabila dia pergi begitu
saja, belum tentu dapat menyelesaikan urusan tersebut
Karena Tam Goat Hua mencintai dirinya, bukan mencintai Lu
Leng. Lagipula dia sendiri pun mencintai Tam Goat Hua,
Orang yang pernah gagal dalam bercinta baru tahu betapa
menderitanya. Tong Hong Pek tahu bahwa Lu Leng
merupakan pemuda yang amat berbakat dalam persilatan,
lagipula kini dalam rimba persilatan terdapat banyak urusan
dan membutuhkan Lu Leng untuk mengatasinya, Maka, dia
tidak menghendaki Lu Leng kehilangan gairah hidup, garagara
soal percintaan
Oleh karena itu, dalam hati Tong Hong Pek terdapat suatu
pertentangan yang amat hebat.
Membicarakan urusan antara Lu Leng, Tam Goat Hua dan
Tong Hong Pek, siapa pun tidak bersalah di antara mereka
bertiga.
Mengenai Lu Leng, itu hanya merupakan suatu
penderitaan dalam percintaan yang tak terhindarkan
Di dalam kamar itu Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua
saling berhadapan sampai lama sekali baru kemudian Tong
Hong Pek membuka mulut

1111
"Goat Hua, tadi aku salah bicara! Kalau anak Leng tiada
gairah hidup karena masalah ini, kita harus berupaya
menasihatinya, Kita berdua sama sekali tidak bersalah
terhadapnya."
Tam Goat Hua manggut-manggut dengan air mata
bercucuran.
"Benar katamu, mari kita lihat dia!"
Tong Hong Pek mengangguk
"Baik."
Mereka berdua meninggalkan kamar itu menuju ruang
besar, Tampak Lu Leng duduk di kursi, sedangkan Han Giok
Shia terus memeriksa nadinya.
Juga terlihat Cit San Sin Kun-Tam Sen Tangannya
menempel di punggung Lu Leng dengan air muka menyiratkan
keheranan
Ketika melihat Tong Hong Pek muncul, Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen segera berkata,
"Saudara Pek, kepandaian muridmu sungguh aneh sekali !
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Tong Hong Pek memang
sudah kenal satu sama lain. Kedudukan mereka juga sama
tinggi dalam rimba persilatan Walau Tong Hong Pek sudah
mau menikah dengan putrinya, namun dia tetap memanggil
Tong Hong Pek sebagai saudara, maksudnya agar tidak
merendahkan kedudukannya dalam rimba persilatan
Tong Hong Pek mengeluarkan suara "Oh", lalu berkata.

1112
"Dalam dua tahun ini, apakah dia menemukan suatu
kemujizatan?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menarik kembali tangannya,
kemudian berkata kepada Han Giok Shia.
"Nona Han, kau tidak usah terus memeriksa nadinya.
Lweekangnya amat tinggi, maka dia tidak akan terluka karena
hal ini."
Han Giok Shia membatin kalian tidak tahu betapa duka
hatinya, maka bilang tidak apa-apa.
Meskipun membatin begitu, gadis itu tetap melepaskan
tangannya, lalu menyingkir
Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen muncul, sebetulnya Han
Giok Shia ingin bertanya tentang Tam Ek Hui, Namun dia
merasa malu maka tidak jadi bertanya,
Perlahan-lahan Lu Leng membuka matanya. wajahnya
memang tampak pucat pias, Tapi dia tidak terluka dalam,
hanya terluka dalam hati sehingga tak bersemangat sama
sekali.
Tong Hong Pek memandangnya, kemudian duduk di
hadapannya dan langsung berkata dengan terus terang,
"Anak Leng, kalau kau tidak mau mengaku aku sebagai
gurumu, tidak apa-apa, sebab aku memang belum
mengajarmu ilmu silat Dalam dua tahun, kau telah
menemukan suatu kemujizatan, maka kita tidak perlu menjadi
guru dan murid lagi."

1113
Ketika Lu Leng baru siuman dari pingsannya, Han Giok
Shia telah menasihatinya,
sedangkan Lu Leng sudah mengambil keputusan mengenai
percintaannya dengan Tam Goat Hua dianggapnya hanya
sebagai mimpi. Maka dia tersenyum getir seraya bertanya,
"Kenapa Guru berkata demikian?" Wajah Tong Hong Pek
berubah menjadi serius, "Anak Leng, kalau kau masih
menganggapku sebagai gurumu, aku justru tidak
menghendaki kau menjadi begini."
-ooo0ooo-
Bab 51
Lu Leng menundukkan kepala, lama sekali dia
membungkam kemudian mendadak tertawa gelak,
"Ha ha ha! Aku sama sekali tidak apa-apa!"
Sejak Tam Goat Hua muncul lagi, Lu Leng terus
menghindar dari sorotan mata gadis itu.
"Syukurlah kalau begitu. Terlebih dahulu kau harus
berkenalan dengan saudara seperguruanmu, Tidak boleh kau
kehilangan hidup, sebab masih banyak urusan dalam rimba
persilatan. Kalian sebagai generasi penerus, justru punya
tanggung jawab, Apa-kah kau sudah lupa, bahwa kau sendiri
masih memikul dendam kedua orangtuamu? Maka kau harus
M membangkitkan semangat hidupmu!"
Apa yang dikatakan Tong Hong Pek itu persis seperti yang
dikatakan Han Giok Shia.

1114
Dari ekspresi air muka Tam Goat Hua, Lu Leng sudah tahu
bahwa gadis itu amat mencintai Tong Hong Pek, maka dia
manggut-manggut seraya berkata.
"Aku mengerti, Liok Ci Khim Mo itu...."
Ketika Lu Leng baru berkata sampai di situ, Tong Hong
Pek sudah berkata kepada Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
"Saudara Tam, beberapa tahun ini, kau terus berkeluyuran
di luar, apakah pernah mendengar kabar berita tentang Liok Ci
Khim Mo?"
"Aku curiga, ketika di puncak Sian Jin Hong dia menderita
luka parah terkena pukulanmu," sahut Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen.
Tong Hong Pek teringat, ketika berada di puncak Sian Jin
Hong dia menggunakan tenaga sepenuhnya menghantam
atap tandu mewah hingga hancur berantakan pukulan itu
mungkin membuat Liok Ci Khim Mo terluka parah.
Tong Hong Pek memandang Tam Goat Hua, kemudian
berkata.
"seandainya dia terluka, pasti tersiar dalam rimba
persilatan Tapi Goat Hua justru pernah melihatnya di sekitar
istana Setan, itu setelah kejadian di puncak Sian Jin Hong."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen manggut-manggut.
"Tidak salah. Bukan hanya Tam Goat Hua bertemu dia,
bahkan tiga orang di antara Coan Tiong Liok Chou pun terluka
oleh Pat Liong Thian Im di dalam perahu di sungai Huang Ho.

1115
Kalau dia tidak terluka, bagaimana mungkin mereka dan Goat
Hua dapat meloloskan diri?"
Yang dibicarakan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dengan Tong
Hong Pek, justru musuh besar Lu Leng dan Han Giok Shia,
maka mereka berdua mendengarkan dengan penuh perhatian.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhenti sejenak, setelah itu
melanjutkan
"Pada waktu itu, dia pasti memetik harpa itu, sehingga
membuat lukanya bertambah parah. Dalam dua tahun ini,
tentunya dia merawat lukanya itu."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut,
"Kemungkinan besar dia terluka parah hingga mati."
"Dia belum binasa, mungkin... kini lukanya telah sembuh,
akan menimbulkan petaka dalam rimba persilatan lagi," kata
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen lagi,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berhenti sejenak, lama sekali
baru melanjutkan
"Mudah-mudahan dia tidak ke mari menimbulkan urusan!"
Tong Hong Pek tertawa gelak.
"Ha ha ha! Kalau dia mau biarlah kemari! seandainya dia
mau menimbulkan urusan di sini, juga tidak apa-apa!"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga tertawa.

1116
"Ha ha! Liat Hwe Cousu sudah membawa para murid
handalnya meninggalkan Hwa San menuju ke mari! Tua
bangka itu paling menyebalkan! Aku sudah perintahkan Ek Hui
agar membentuk Kiu Miau Tin (Formasi sembilan Keajaiban) di
sekitar Cin Yun Ling! Kalau mereka tiba, biar mereka
merasakan kehebatan formasi ilu!"
Begitu mendengar jejak Tam Ek Hui, Han Giok Shia girang
bukan main
Akan tetapi, ketika mengetahui pemuda itu akan menjebak
Hwa San Liat Hwe Cousu ke dalam formasi tersebut, hatinya
menjadi cemas sekali,
"Tam Cianpwee, formasi itu dibentuk di mana?" tanyanya.
Tam Sen tertawa terbahak-bahak karena dia sudah tahu
dari Tam Goat Hua mengenai urusan Han Giok Shia dengan
putranya itu.
Wajah Han Giok Shia kemerah-merahan ketika mendengar
Tam Sen tertawa, lalu buru-buru menunduk dalam-dalam,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandangnya sejenak, baru
kemudian menyahut
"Nona Tam, lega kan lah hatimu! Kalau Ek Hui tidak
memiliki kemampuan itu, bagaimana mungkin aku
menyuruhnya pergi menempuh bahaya?"
Wajah Han Giok Shia bertambah merah,
“Tam Cianpwee...."
Cit Sat Sin Kun tersenyum.

1117
"Kenapa aku?"
Ternyata mendadak Han Giok Shia teringat akan pesan
orang aneh dalam goa.
"Ada seseorang menitip pesan kepada Cian-pwee!"
sahutnya,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tercengang.
"Oh, ya? Siapa orang itu?"
Han Giok Shia segera menyahut, karena ingin cepat-cepat
ke Cing Yun Ling untuk menemui Tam Ek Hui.
"Aku pun tidak tahu siapa orang itu." jawab Han Giok Shia.
Kemudian dia menutur mengenai apa yang dialami nya,
Namun baru menutur setengah, air muka Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen sudah berubah.
Setelah Han Giok Shia usai menutur, Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen bertanya dengan suara dalam. "Dia... dia bilang apa
saja?" "Dia menyuruhku menyampaikan kepada Tam
Cianpwee, bahwa dia mau ke mari."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun, kemudian mendadak
jatuh terduduk di kursi.
Kejadian itu membuat semua orang terheran-heran, Sebab
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkepandaian amat tinggi. Dia
memiliki ilmu Hian Bu Sam Na dan Cit Sat Sin Ciang, yang
merupakan ilmu silat tingkat tinggi Lagipula Lweekangnya
sudah tinggi sekali, sehingga dalam rimba persilatan sulit

1118
dicari tandingannya, kecuali Liat Hwe Cousu, Tong Hong Pek
dan Sui Cing Siansu,
Yang !ain misalnya si Nabi Setan-Seng Ling, .. Hek Sin Kun
atau ketua Hui Yan Bun, Kim Kut Lau, Yu Lao Pun dan jago
tangguh lainnya dalam rimba persilatan dibandingkan dengan
mereka, kepandaian Cit Sat Sin Kun-Tam Sen masih lebih
tinggi setingkat
Menghadapi Pat Liong Thian Im, dia masih dapat
meloloskan diri walau menderita luka parah, maka tidak
seharusnya dia begitu terkejut mendengar pesan itu,
Oleh karena itu, Tong Hong Pek segera bertanya.
"Saudara Sen, sebetulnya siapa orang itu?" Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen diam saja, namun perlahan-lahan wajahnya berubah
normal kembali "Sudahlah! Aku tidak usah bilang!" Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening,
"ltu mana boIeh, Dia mau ke mari, bagaimana aku tidak
boleh tahu?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut
"Kalau dia ke mari, biar aku yang menghadapinya, kalian
tidak perlu turut campur "
Tong Hong Pek tahu jelas bagaimana sifat Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen. Kalau dia tidak mau bilang, percuma bertanya lagi.
Oleh karena itu, dia tidak bertanya lagi, sedangkan Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen buru-buru berjalan keluar.
Setelah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen meninggalkan ruang
besar, Han Giok Shia berkata kepada Lu Leng.

1119
"Saudara Lu, aku mau jalan-jalan ke Cing Yun Ling
sebentar"
Tadi ketika tahu mengenai jejak Tam Ek Hui, Han Giok
Shia tampak girang sekali, dan itu tidak terlepas dari mata Lu
Leng, Maka Lu Leng tahu bahwa gadis itu dan Tam Ek Hui
merupakan sepasang kekasih, teringat akan dirinya sendiri,
wajahnya langsung berubah muram, kemudian manggutmanggut
sambil bangkit berdiri. sedangkan Tong Hong Pek
segera memanggil salah seorang muridnya generasi kedua
untuk membawa Lu Leng pergi menemui para saudara
seperguruannya tingkatan tua. Lu Leng tidak mengucapkan
apa pun, langsung berjalan keluar,
Hari ini di Cing Yun Ling tidak terjadi apa-apa. Para tamu
yang berdatangan semuanya diatur di kamar tamu untuk
beristirahat
Kedatangan Lu Leng membawa suatu badai, hanya
beberapa orang yang tahu, yang lain tidak tahu sama sekali,
Hari mulai gelap. Lu Leng seorang diri duduk di pinggir
tempat tidur sambil memandang sebuah lampu minyak.
Dalam waktu satu hari, dia sudah berkenalan dengan para
saudara seperguruannya, juga menerima penghormatan dari
para murid Go Bi generasi ketiga.
-ooo0ooo-
Hingga malam, pikirannya tetap hambar
Di siang harinya dia terus berusaha mengendalikan diri,
agar tidak sering memandang Tam Goat Hua.

1120
Namun ketika hari sudah mulai malam, di saat sendirian,
bayangan Tam Goat Hua mulai muncul di pelupuk matanya.
Gadis itu tidak berbeda dengan dua tahun lalu, hanya
bertambah cantik, sepasang rantai pun tetap melekat di
lengannya,
Lu Leng mulai mengenang ketika bersamanya meloloskan
diri dari istana Setan, kemudian di rumah makan
mempermainkan Yu Lao Pun dan lain sebagai-nya.
Hatinya mulai berduka, Dia menghela nafas panjang dan
kemudian membaringkan dirinya ke tempat tidur, namun sama
sekali tidak bisa pulas.
Ketika larut malam, di saat Lu Leng membalikkan
badannya menghadap dinding, mendadak merasa ada
serangkum angin di dalam kamarnya, kemudian segera
merasa di dalam kamarnya bertambah satu orang.
Lu Leng segera membalikkan badannya, sekaligus bangun
duduk, tampak Tam Goat Hua berdiri di dekatnya.
Lu Leng sama sekali tidak menduga bahwa di saat ini Tam
Goat Hua akan datang di kamarnya.
Dia segera meloncat turun, lalu perlahan lahan
mendekatinya. Setelah berhadapan dia menundukkan kepala
seraya bertanya,
"Mau apa kau ke mari?"
Tam Goat Hua bersikap wajar dan tersenyum.

1121
"Adik Leng, apakah begini saja kau tidak
mempedulikanku?"
Dalam hati Lu Leng, entah bagaimana rasanya.
"Pedulimu juga bagaimana?"
Tam Goat Hua menghela nafas panjang.
"Adik Leng, dalam hatimu membenciku? Tidak apa-apa
bilang saja!"
Lu Leng tersenyum getir
"Untuk apa aku membencimu? Aku... aku tidak membenci
siapa pun."
Berkata sampai di situ, tak tertahan lagi air matanya
meleleh.
Tam Goat Hua melangkah maju seraya berkata,
"Adik Leng, aku tahu bahwa hatimu sedang berduka,
namun aku justru mengira kau tidak berduka."
Tam Goat Hua datang di kamar itu tentunya ingin
menjelaskan kepada Lu Leng, tapi tidak tahu harus
menjelaskan apa,
Lu Leng tertawa.
"Ha ha! Aku berduka atau tidak, tentunya kau tidak
memusingkannya, percuma dibicarakan!"

1122
Hati Tam Goat Hua terasa pedih, dan matanya mulai
bersimba air.
"Adik Leng, kau... kau... aaah! Adik Leng, kau anggap aku
adalah gadis yang gampang berubah?"
Lu Leng memalingkan kepalanya,
"Tidak, pada waktu itu aku hanya merupakan anak kecil,
tidak terhitung apa-apa." katanya perlahan
Tam Goat Hua manggut-manggut,
"Adik Leng, aku tahu bahwa kau pasti membenci kami.
Tapi kenapa kau tidak mau meninggalkan Go Bi Pai?"
pertanyaan ini membuat Lu Leng berusaha mengendalikan
diri, lalu mendadak membalikkan badannya seraya menyahut
"Kakak Goat, sesungguhnya aku tidak mau
meninggalkanmu."
Dugaan Tam Goat Hua tidak meleset, bahwa Lu Leng tidak
mau meninggalkan Go Bi Pai, itu hanya dikarenakan masih
ingin mendekatinya.
Tam Goat Hua diam, sejenak kemudian barulah berkata.
"Adik Leng, aku menganggapmu sebagai adik, kau
menganggapku sebagai kakak, Bagaimana?"
Lu Leng hanya tersenyum getir, tidak menjawab.
Tam Goat Hua tahu bahwa dalam hati Lu Leng amat
mencintainya, maka tidak bersedia menjadi kakak adik.

1123
Lama sekali barulah Lu Leng menyahut
"Kakak Goat, kau tidak usah mempedulikanku. Aku
berduka dalam hati, itu tidak akan membuat diriku kehilangan
gairah hidup, Kau menghendaki aku gembira, itu tidak
mungkin, kalaupun kau rela bersamaku, itu pasti percuma,
Sebab aku tahu dalam hatimu amat mencintai guru,
bagaimana mungkin aku bisa gembira?"
Tam Goat Hua menghela nafas panjang, "Kau memang
berpengertian, Adik Leng. Kakak harap kau jangan terlampau
berduka dalam hati!" Lu Leng manggut-manggut, "Aku pasti
berusaha!"
Tam Goat Hua tidak banyak bicara lagi, lalu membalikkan
badannya.
"Kakak Goat, selamat bahagia!" ucap Lu Leng, "Adik Leng,
asal kau gembira, kami pun akan gembira! Gurumu bilang
kepadaku, dia akan menyerahkan kedudukan ketua
kepadamu, bahkan dia pun menyuruhku memilih, tapi aku
beritahukan kepadanya, bahwa aku mencintainya, Adik Leng,
kau mengerti ?"
Lu Leng tersenyum getir,
"Aku mengerti."
Ketika berbicara, Tam Goat Hua tidak membalikkan
badannya, maka usai berbicara, dia langsung pergi melewati
koridor.
Lu Leng tetap berdiri di dalam kamar, Matanya terus
memandang bayangan Tam Goat Hua, ketika membelok ke
kiri, gadis itu mendadak berseru kaget.

1124
"Hah!"
Suara seruan itu tidak begitu keras dan hanya setengah,
sepertinya ada orang mencegahnya.
Lu Leng tertegun, lalu segera berseru memanggilnya.
"Kakak Goat! Ada apa?"
Tam Goat Hua baru membelok, tidak mungkin dia tidak
mendengar suara seruan Lu Leng,
Akan tetapi, Lu Leng berseru berulang kali, Tam Goat Hua
tidak menyahut
Lu Leng termangu-mangu, merasa telah terjadi sesuatu
atas diri Tam Goat Hua. Maka dia langsung melesat keluar
menuju tempat Tam Goat Hua membelok tadi, Tampak dua
sosok bayangan berkelebat menyongsongnya, masing-masing
membawa golok,
Ternyata kedua orang itu adalah saudara seperguruannya
yang sedang meronda.
"Kalian melihat kakak Goat?" tanya Lu Leng.
Kedua orang itu tertegun.
"Tidak." jawab mereka hampir serentak.
Mendengar jawaban itu, hati Lu Leng semakin gugup,
karena dia tadi melihat Tam Goat Hua membelok di tempat
itu, bagaimana mungkin kedua orang itu tidak melihatnya?

1125
Setelah berpikir, Lu Leng bertanya lagi,
"Tidak melihat siapa pun?"
Kedua orang itu tertawa.
"Kalau ada orang, bagaimana mungkin kami tidak
melihatnya?"
Lu Leng tahu bahwa pasti telah terjadi sesuatu, Badannya
langsung bergerak. "Ser", dia melesat ke atap rumah.
Dia melihat ke sana ke mari, tapi tempat di sekitarnya
tampak sepi, tiada suara apa pun.
Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala, rasanya semua itu
hanya merupakan halusinasinya saja.
Namun setelah berpikir lagi, dia sadar bahwa semua itu
kenyataan bukan merupakan halusinasL Maka, dia segera
meloncat turun, Dilihatnya kedua orang itu masih ada di situ,
Lu Leng kembali ke kamarnya, Sampai di sana, dia terus
berpikir, kalau Tam Goat Hua tidak mengalami sesuatu,
tentunya juga tidak mungkin begitu cepat menghilang di
belokan itu, Berpikir begitu, Lu Leng cepat-cepat berhambur
keluar
Sampai di luar dilihatnya kedua orang tadi sedang dalam
keadaan seperti orang membacok, namun tak bergerak sama
sekali.
Melihat keadaan itu, Lu Leng segera tahu bahwa kedua
orang itu telah tertotok jalan darahnya.

1126
Lu Leng segera mendekati mereka, kemudian menepuk
bahu masing-masing agar jalan darah kedua orang itu
terbuka, Kedua orang langsung mengayunkan go!oknya,
Lu Leng cepat-cepat mencelat ke belakang, untung Lu
Leng berkepandaian tinggi dan di atas mereka.
Kedua orang itu tampak tertegun
"Lu Sutee, tadi kau juga yang menotok jalan darah kami?"
Lu Leng menyahut
"Bukan, Kalian tidak melihat siapa yang menotok jalan
darah kalian?"
Wajah kedua orang itu memerah.
"Tidak...."
Ketika kedua orang berkata sampai disitu, mendadak Lu
Leng merasa ada serangkum angin di belakangnya,
Angin itu penuh mengandung tenaga. Lu Leng terkejut
dan langsung membalikkan tangannya, sekaligus
mengeluarkan jurus U Ci Kong Thian (Satu Jari Mengejutkan
Langit), menyerang ke belakang,
Ser! Braaak!
Sebuah daun jendela hancur, namun di belakangnya justru
tidak tampak siapa pun.

1127
Seandainya gerakan orang itu amat cepat, bagaimana
mungkin Lu Leng terlambat menyerang? padahal tadi Lu Leng
bergerak laksana kilat
Kecuali orang itu menggunakan pukulan jarak jauh
menyerangnya, kalau tidak, tak mungkin orang itu dapat
menghilang begitu cepat
Kedua orang itu segera berkata,
"Lu Sutee, lebih baik kami melapor kepada ketua."
Lu Leng mengangguk.
"Baik."
Dia lalu pergi mengejar, namun sudah mengejar ke sanasini
tiada hasi!nya. Mendadak lonceng berbunyi, tampak pula
obor menyala terang, Ternyata sebagian besar murid-murid
Go Bi Pai sudah keluar dengan membawa obor dan memeriksa
ke sana-sini,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mencelat keluar di antara
mereka, lalu mendekati Lu Leng.
"Anak Leng, ada urusan apa?" tanyanya.
"Guru, Nona Tam baik-baik saja?"
Tong Hong Pek tertegun mendengar pertanyaan Lu Leng
itu.
"Kenapa dia?" tanyanya,

1128
"Dia khawatir hatiku terlampau berduka, maka menemui
ku menjelaskan, bahwa dia tidak mencintai-ku. Dia lalu pergi
tapi ketika membelok, aku mendengar dia berseru kaget Aku
segera keluar, tapi dia sudah tidak kelihatan."
Mendengar penuturan itu Tong Hong Pek mengerutkan
kening, kemudian membalikkan badannya dan langsung
melesat pergi.
Lu Leng mengikutinya dari belakang. Tak lama sampailah
mereka di depan kamar Tam Goat Hua.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek langsung berseru-seru
memanggilnya.
"Goat Hua! Goat Hua!"
Terdengar suara Tam Goat Hua di dalam kamar "Hah",
kemudian menyahut
"Apakah telah terjadi sesuatu?"
Tong Hong Pek dan Lu Leng saling memandangi setelah
itu Tong Hong Pek menyahut.
"Tidak ada apa-apa, hanya kami melihat ada orang
menyelinap ke mari. Karena kami khawatir kau dicelakainya,
maka kami menengokmu."
Terdengar Tam Goat Hua tertawa.
"Hi hi! Bagaimana mungkin aku akan dicelakai orang?"

1129
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengibaskan tangannya
ke arah Lu Leng, agar Lu Leng pergi mencari tamu tak
diundang itu.
Dalam hati Lu Leng terasa heran sekali, karena tadi ketika
Tam Goat Hua menikung di koridor, jelas dia mengeluarkan
suara kaget Lagi pula di saat Lu Leng melesat keluar, dia
sudah tidak kelihatan, begitu cepat gerakannya.
Akan tetapi, kini terdengar suara Tam Goat Hua di dalam
kamar, bahkan juga bilang dirinya tidak apa-apa, sudah pasti
Lu Leng percaya.
Mereka berdua lalu pergi. Tong Hong Pek segera
memerintahkan kepada para murid Go Bi Pai agar segera
mengadakan pemeriksaan lagi.
Kini para tamu sebagian besar sudah mendusin. Yang
mempunyai hubungan erat dengan Go Bi Pai langsung
bergabung ikut memeriksa ke sana ke mari. Akan tetapi, sama
sekali tiada hasilnya.
Tong Hong Pek gusar sekali dalam hati dan membatin, tak
disangka ada orang berani kemari membuat ulah.
Tak seberapa lama kemudian, hari sudah mulai terang,
dan semua orang mulai pergi menyiapkan segalanya.
Hari pertama, masih begitu banyak tamu hadir.
Di antara para tamu, banyak pula yang tidak mempunyai
hubungan dengan Go Bi Pai, namun mereka datang hanya
ingin menyaksikan keramaian saja.

1130
Di antaranya terdapat si Walet Hijau-Yok Kun Sih, yakni
ketua Hui Yan Bun Sore harinya, tampak Hek Sin Kun dan Kim
Kut Lau muncul mendadak dengan langkah lebar.
Para jago tangguh, begitu melihat kehadiran mereka,
langsung mengerutkan kening, karena nama kedua orang itu
dalam rimba persilatan tidak begitu baik, bahkan banyak yang
menaruh dendam pada mereka, Namun memandang muka
tuan rumah, maka para jago itu tidak berani bertindak
sembarangan
Di saat bersamaan, muncul Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
dengan wajah dingin. "Mau apa kalian ke mari?" tanyanya.
Wajah Hek Sin kun tampak biasa. Dia tersenyum dingin
seraya menyahut dengan suara lantang.
"Hari ini hari baik Goat Hua! Dia adalah keponakan kami,
kenapa kami tidak boleh kemari?"
Saat itu para tamu di Cing Yun Ling sedang bercakapcakap
satu sama lain, namun sebagian besar dari mereka
mendengar suara Hek Sin kun.
Seketika mereka berhenti bercakap-cakap. Mengenai
indentitas Hek Sin Kun dan Kim Kut lau memang misterius,
namun amat membingungkan, sebab Tam Goau Hua adalah
keponakan mereka.
Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berubah tak sedap
dipandang, kemudian membentak.
"Pergilah kalian!"
Kim Kut Lau tertawa gelak.

1131
"Haha ha! Kakak ipar, Kami tidak mau pergi, kau mau
apa?"
Para tamu yang berdiri tak jauh dari situ, di antaranya
menaruh dendam pada mereka berdua, Diam-diam mereka
bergirang dalam hati, sebab apabila Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
turun tangan, mereka berdua pasti tidak dapat meloloskan
diri. Memang benar. Begitu Kim Kut Lau usai berkata, wajah
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berubah menjadi bengis, Dia
mengepal tinju sampai mengeluarkan suara "Krek",
Namun Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tetap acuh tak acuh.
"Kakak ipar, kami membawa suatu barang untukmu, kau
mau terima sekarang?" kata Hek Sin Kun.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun, bahkan membatalkan
niatnya menyerang mereka dengan ilmu Hian Bu Sam Na.
Kemarin setelah dia mendengar apa yang dituturkan Han
Giok Shia dan Lu Leng, hatinya menjadi tidak tenang, hampir
seharian dia memeriksa tempat itu, bahkan turun gunung
untuk menjaga di formasi Kiu Miau Tin semalaman
Ketika hari mulai terang, barulah dia kembali ke Cing Yun
Ling, Walau belum bertemu Tong Hong Pek, namun dia sudah
mendengar ada orang menyelinap ke tempat itu semalam,
hanya bagaimana jelasnya dia masih belum tahu.
Di saat dia baru mau pergi menemui Tong Hong Pek,
justru muncul Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau.
Setelah tertegun sejenak, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
bertanya,

1132
"Barang apa?!"
Kim Kut Lau tertawa.
"Ha ha! Kakak ipar, tadi kau mengusir kami, bukankah
tidak akan memperoleh barang itu?"
Kim Kut Lau berkata sambil mengangkat bahu, sikapnya
itu amat kurang ajar sekali,
Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak kehijau-hijauan,
kemudian dia membentak keras.
"Barang apa?"
Suara bentakannya bergema, Ternyata dia menggunakan
Lweekang. Dua puluh tahun lalu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
bermukim di pulau Hwee Ciau, Tindakannya antara sesat dan
lurus, kepandaiannya amat tinggi.
Dua puluh tahun kemudian, lweekangnya otomatis
bertambah tinggi, maka suara bentakannya bagaikan geledek
menggelegar di siang hari bolong. Oleh karena itu, tidak
mengherankan kalau para jago tersentak semua, Hek Sin Kun
dan Kim Kut Lau berada di hadapan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Tampak badan mereka bergoyang-goyang tergetar oleh suara
bentakan itu.
Setelah badan mereka berhenti bergoyang, barulah
mereka berdua merasa agak lega, namun wajah mereka justru
berubah menjadi pucat pias.
Ternyata mereka mendengar suara siulan Tong Hong Pek,
lalu tampak sosok bayangan berkelebat ke arah Cit Sat Sin
Kun-Tam Sen, yang tidak lain Giok Bin Sin Kun-Tong Hong

1133
Pek, "Saudara Sen, ada apa?" Ketika melihat Hek Sin Kun dan
Kim Kut Lau, kening Tong Hong Pek langsung berkerut seraya
membentak
"Mau apa kalian ke mari?" Wajah Hek Sin Kun dan Kim Kut
Lau yang sudah pucat itu bertambah pucat, lalu mereka cepatcepat
menyurut selangkah ke belakang.
"Kami ke mari memberi selamat padamu...." Wajah Tong
Hong Pek berubah menjadi bengis dan membentak lagi.
"Siapa yang menghendaki kalian berdua ke mari memberi
selamat?"
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tergolong orang yang cukup
berkedudukan dalam rimba persilatan, namun Tong Hong Pek
justru membentak-bentak mereka di hadapan para jago.
Dapat dibayangkan betapa gusarnya mereka berdua,
namun hanya tersirat di wajah.
Akan tetapi, berselang sesaat, wajah mereka berubah
normal kembali, sebab berhadapan dengan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, tentunya
mereka tidak berani melampiaskan kegusaran.
Tong Hong Pek maju selangkah, seketika juga Hek Sin Kun
dan Kim Kut Lau menyurut mundur tiga langkah.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghardik
"Cepat pergi! Hati-hati selanjutnya jangan bertemu aku!"
Hek Sin Kun tersenyum getir

1134
"Kami menyerahkan barang, lalu segera pergi.”
Hek Sin Kun mengeluarkan sepucuk surat, kemudian
dilemparkannya ke arah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menjulurkan tangan kirinya untuk
menyambut surat tersebut Tong Hong Pek berdiri di sjsinya,
melihat di sampul surat itu tertulis alamat "Kepada Tam Sen",
Tong Hong Pek tertegun ketika melihat tulisan itu, dia dan
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen saling me-mandang, kemudian Tam
Sen mengeluarkan surat tersebut sekaligus membacanya.
"Mendengar putri Anda akan menikah, menantu adalah
Tong Hong Pek. Setelah mendengar berita tersebut jadi girang
bukan main, Anda dan menantu, jangan saling merebut,
pakailah cermin tembaga itu!
Seusai mereka membaca, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen
langsung meremas-remas surat itu.
Kemudian dia mendongakkan kepala, Dilihatnya Hek Sin
Kun dan Kim Kut Lau masih berdiri di situ.
Tangan Hek Sin Kun memegang sebuah cermin tembaga.
Wajah Tong Hong Pek kelihatan gusar sekali, namun
ketika dia mau turun tangan, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cepatcepat
mencegahnya, kemudian menatap mereka berdua
seraya bertanya.
"Dia berada di mana?"
Kim Kut Lau tersenyum licik.

1135
"Kami tidak tahu," sahutnya
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatap Tong Hong Pek sejenak,
setelah itu menghela nafas panjang sambil mengibaskan
tangannya.
"Kalian berdua pergilah!"
Kim Kut Lau tertawa,
"Ha ha! Baik, kami pergi!"
Begitu melihat tulisan itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek, sudah menduga siapa penulisnya.
Sedangkan Cit Sat Sin Kun amat kacau hatinya dan
tegang, sebab orang itu akan muncul dan dia harus
menghadapinya, Maka dia segera mengusir Hek Sin Kun dan
Kim Kut Lau.
Tong Hong Pek mendongakkan kepala, dilihatnya Hek Sin
Kun dan Kim Kut Lau berjalan pergi dengan langkah lebar,
sedangkan cermin tembaga itu berada dekat kakinya.
Para tamu yang menaruh dendam pada mereka berdua,
sama sekali tidak berani turun tangan, karena memandang
muka tuan rumah. Tapi wajah mereka tampak tidak senang,
Mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, membentak.
sifatnya memang begitu, apa yang dipikirkan pasti segera
dilaksanakannya, "
"Berhenti!"

1136
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tertegun, lalu v segera
berhenti dan membalikkan badan.
"Ada urusan apa?"
"Kalian berdua berani ke mari, tanpa mohon pamit sudah
mau pergi begitu saja?" sahut Tong Hong Pek dingin.
Air muka mereka berdua berubah, lalu berkata dengan
serentak
"Kami ke mari hanya mengantar surat, maka setelah surat
itu sampai kami harus segera pergi."
Tong Hong Pek tertawa.
"Ha ha! Mau pergi silahkan, tapi harus merangkak!"
Wajah Kim Kut Lau berubah hebat.
"Kau bilang apa?" tanyanya dengan suara gemetar
Tong Hong Pek melangkah ke depan lalu membentak.
"Kalian tidak dengar? Kusuruh kalian merangkak
meninggalkan tempat ini! Kalau tidak, aku pasti turun tangan!"
"Tuan Tong Hong, kami masih terhitung tingkatan tua,
kau...." sahut Hek Sin Kun dengan suara dalam, Namun
ucapannya belum selesai, mendadak badan Tong Hong Pek
berkelebat Di saat hampir bersamaan terdengar suara "Plak!
Plak" menyusul terdengar lagi suara "Bum" Tampak Hek Sin
Kun m dan Kim Kut Lau berpencar

1137
Suara "Bum" itu ternyata suara pukulan Hek Sah Ciang
yang dilancarkan Hek Sin Kun, Namun cepat sekali Tong Hong
Pek berkelit, maka pukulan itu meleset dan menghantam
sebuah batu sehingga batu itu hancur berantakan.
Ketika semua orang memandang Hek Sin Kun, tampak pipi
Hek Sin Kun membengkak kebiru-biruan, mulut mengeluarkan
darah dan giginya copot dua buah.
Ternyata tadi Tong Hong Pek menamparnya, dan karena
gerakannya amat cepat sehingga Hek Sin Kun tak dapat
berkelit,
Hek Sin Kun menarik nafas dalam-dalam.
"Merangkak tidak?" bentak Tong Hong Pek.
Kim Kut Lau menyahut dengan wajah tak sedap di
pandang.
"Tuan Tong Hong, kau terlampau mendesak orang."
Tong Hong Pek tertawa gelak.
"Ha ha ha! Aku tidak pernah mengampuni siapa pun! Mau
merangkak tidak?"
Saat itu, Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun sungguh salah
tingkah!
Kalau mereka berdua menuruti Tong Hong Pek, tentunya
Tong Hong Pek tidak akan turun tangan lagi, Akan tetapi, di
hadapan begitu banyak jago rimba persilatan mereka berdua
harus merangkak meninggalkan Cing Yun Ling, lalu di mana
mereka menaruh wajah?

1138
Kalau tidak merangkak, mereka berdua pasti celaka di
tangan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, bahkan kemungkinan
besar nyawa mereka pun akan melayang,
Bagian 24
Ketika mereka berdua ke Go Bi Pai, sikap mereka begitu
gagah berani karena mempunyai dekingan, Namun kini orang
yang mereka andalkan itu justru tidak kelihatan sama sekali,
Mereka berdua berdiri terpaku dengan wajah pucat pias.
Tong Hong Pek tertawa dingin sambil mendekati mereka
selangkah demi selangkah.
"Kalian diam saja, apakah tidak mau merangkak?"
bentaknya.
Mendadak Kim Kut Lau tertawa keras.
"Ha ha ha! Tuan Tong Hong, percuma kau memperlakukan
kami dengan cara begini, tiada artinya sama sekali! Dua tahun
yang lalu ketika Liok Ci Khim Mo menimbulkan petaka dalam
rimba persilatan, kenapa kau tidak muncul menegakkan
keadilan?"
"Benar katamu, aku memang senang menghina orang
yang dapat dihina. Siapa suruh kepandaian kalian jauh lebih
rendah dariku?" sahut Tong Hong Pek dingin,
Dia lalu menjulurkan tangannya mencengkeram ke arah
mereka,

1139
Begitu melihat Tong Hong Pek menjulurkan tangannya,
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau segera meloncat ke kiri dan ke
kanan,
Badan Tong Hong Pek segera berputar ke arah Kim Kut
Lau sambil mengeluarkan jurus Wan Kauw Ceh Cih (Monyet
Meloncat Mencengkeram), dan berhasil mencengkeram bahu
Kim Kut Lau.
Setelah itu dia bersiul panjang. Mendadak badannya
mencelat ke atas sambil mencengkeram bahu Kim Kut Lau.
Sudah tentu Kim Kut Lau terbawa ke atas pula, kemudian
Tong Hong Pek melayang turun di hadapan Hek Sin Kun.
Ketika kakinya baru menginjak tanah, Hek Sin Kun sudah
melancarkan serangan, dengan jurus Tui Coan Mong Goat
(Mendorong jendela Memandang Bulan), Hek Sin Kun
menggunakan sembilan bagian tenaganya, maka betapa
dahsyatnya pukulan itu.
Akan tetapi, Tong Hong Pek justru malah berdiri tak
bergerak jarak mereka amat dekat, sedangkan pukulan itu
sudah mengarah dada Tong Hong Pek.
Di saat bersamaan mendadak Tong Hong Pek
menggerakkan tangan kirinya untuk menangkis serangan itu.
Plak! Kedua pukulan itu beradu, menyusul terdengar pula
suara "Krek! Krek! Krek!
Ternyata tulang lengan dan bahu Hek Sin Kun telah patah,
Hek Sin Kun menahan sakit sambil termundur-mundur, namun
Tong Hong Pek segera maju mencengkeram bahunya.
-ooo0oooKANG
ZUSI WEBSITE http://cerita-silat.co.cc/
1140
Bab 52
Gerakan Giok Bin Sin Kun Tong Hong Pek begitu cepat,
maka hanya dua tiga gebrakan saja Hek Sin Kun dan Kim Kut
Lau sudah jatuh ke tangannya, itu membuat para tamu
terbelalak, kemudian terdengar tepuk sorak yang riuh
gemuruh.
Sedangkan Tong Hong Pek mendengus.
"Hm! Mau merangkak tidak?"
Tong Hong Pek mengerahkan tenaganya, membuat bahu
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau terasa sakit sekali.
Namun walau merasa sakit, Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau
tetap tidak mau merangkak, malahan berkertak gigi.
Tong Hong Pek mengangkat mereka berdua, lalu berjalan
ke tepi sebuah tebing, Kelihatannya dia ingin melemparkan
mereka ke bawah.
Di saat itulah terdengar suara seruan Cit Sat Sin Kun-Tam
Sen.
"Saudara Tong Hong, lepaskanlah mereka!"
Tong Hong Pek menolehkan kepala seraya bertanya.
"Kenapa?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menggeleng-gelengkan kepala.
"Pandanglah muka kakak mereka?"

1141
Tong Hong Pek mengerutkan kening.
"Kau...."
Hanya itu yang dicetuskannya, wajahnya tampak
terperanjat dan langsung melepaskan cengkeraman-nya,
maka Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau jatuh ke tanah.
Jarak mereka hanya setengah depa dari tepi tebing, maka
mereka berdua menarik nafas dalam-dalam, tak berani
bergerak.
Tong Hong Pek memelototi mereka, kemudian membentak
"Masih belum mau enyah?"
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau bangkit berdiri, lalu saling
memapah berjalan pergi dengan tertatih-tatih.
Tak seberapa jauh mereka berdua berjalan, mendadak
melihat segulung asap dan sosok bayangan tinggi besar
berkelebat ke tempat itu lalu berhenti sambil memandang Hek
Sin Kun dan Kim Kut Lau.
"Ternyata dengan cara demikian ketua Go Bi Pai
menyambut tamu!"
Semua orang melihat tangan orang tinggi besar itu
memegang sebuah obor, ternyata si Duta Api 0bor. Dia
muncul, Liat Hwe Cousu pasti menyusul pula, Semua orang
tahu bahwa pernikahan tersebut pasti akan berlangsung tidak
sederhana.

1142
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terheran-heran dan tidak habis
pikir, formasi yang dibentuknya di bawah sana khususnya
untuk menghadapi Liat Hwe Cousu, "
Walau hanya Tam Ek Hui yang menjaga di situ, tapi
formasi itu amat lihay, tentunya meskipun tidak dapat melukai
Liat Hwe Cousu, namun pasti dapat menahan mereka satu dua
hari di sana.
Kini bertambah Han Giok Shia, sedangkan kepandaian
gadis itu sudah berada di atas Tam Ek Hui, maka formasi
tersebut akan bertambah lihay. Akan tetapi bagaimana Hwa
San si Duta Api Obor dapat tiba di Cing Yun Ling?
Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen baru mau bertanya,
mendadak si Duta Api Obor berseru.
"Hwa San Liat Hwe Cousu datang!"
Sebelum suara seruannya sirna, sudah tampak seorang
berambut merah, berjubah merah dan wajah tampak aneh
melayang menuju Cing Yun Ling. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mendengus, "Hm! Liat Hwe Cousu, kau juga ke mari?"
Wajah Liat Hwe Cousu tampak berseri-seri. "Saudara Tong
Hong, selamat! Selamat!" Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
sama sekali tidak tahu apa yang terkandung di dalam hatinya,
namun tahu Liat Hwe Cousu berkepandaian tinggi sekali, tidak
dapat disamakan dengan Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau.
Oleh karena itu, dia pun tertawa gelak, "Ha ha ha!
Terimakasih! Terimakasih!" Liah Hwe Causu membalikkan
badannya menghadap Cit San Sin Kun, lalu berkata sambil
tersenyum-senyum,
"Formasi yang Anda bentuk itu cukup hebat lho!"

1143
Cit Sat Sin Kun tertegun mendengar ucapan itu. "ltu cuma
merupakan formasi cakar ayam, tidak berarti sama sekali,"
sahutnya.
Liat Hwe Cousu tertawa kering, t"He he he! sesungguhnya
formasi itu cukup merepotkan diriku, namun muncul
seseorang, dia yang membawa kami keluar dari formasi itu,
Tam Tocu, kau tahu siapa dia?"
Wajah Cit Sat Sin Kun tampak memutih,
"Tentu tahu."
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,
"Ha ha ha! Aku tidak mempersulit kedua muda mudi itu,
legakanlah hatimu!"
Usai berkata begitu, tangannya dikibaskan ke belakang
seraya memberi perintah
"Serahkan kedua orang itu kepada Tam Tocu, terima kasih
atas penyambutannya!"
Ketjka mendengar Tam Ek Hui dan Han Giok Shia sudah
jatuh ke tangan Liat Hwe Cousu, hatinya menjadi gugup dan
panik.
Karena dia yang membentuk formasi itu untuk
menghadapi Liat Hwe Cousu, tentunya akan membuat Liat
Hwe Cousu mendendam,
Kini putranya sudah jatuh ke tangannya, itu merupakan
kesempatan baginya untuk mempermalukan Cit Sat Sin Kun-
Tam Sen di hadapan para tamu, Sudah lama sifat buruk Cit

1144
Sat Sin Kun-Tam Sen berubah baik, maka ketika mulai muncul
kembali di rimba persilatan dia tidak mau menggunakan
julukan Cit Sat Sin Kun lagi.
Akan tetapi, dalam suasana begini, mau tidak mau dia
harus bergebrak.
Karena itu, dia memberi isyarat kepada Tong Hong Pek,
mereka berdua lalu maju,
Di saat bersamaan, muncul empat orang Iagi, yakni Tam
Ek Hui dan Han Giok Shia serta dua Tongcu Hwa San Pai. Tam
Ek Hui dan Han Giok Shia berjalan di depan, sedangkan kedua
Tongcu itu berjalan di belakang,
Wajah Tam Ek Hui tampan dan gagah, sedangkan Han
Giok Shia cantik jelita dan tersenyum-senyum, kelihatannya
mereka berdua sama sekali tidak dikuasai Liat Hwe Cousu.
Menyaksikan itu, barulah Cit Sat Sin Kun menarik nafas
lega.
Liat Hwe Cousu justru tertawa.
"Ha ha! Tam Tocu, kau kira aku akan turun tangan
terhadap tingkatan muda?"
Tam Sen tidak menyangka Liat Hwe Cousu akan bertanya
begitu, maka dia tertegun kemudian tersenyum, sedangkan
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia segera menghampirinya.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera bertanya berbisik
"Bagaimana rupa orang yang membawanya keluar dari
formasi itu? Kalian melihat jelas rupanya?"

1145
Tam Ek Hui menyahut dengan suara rendah.
"Ayah, amat panjang kalau dituturkan Aku masih ingin
bertanya sesuatu kepada Ayah."
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengerutkan kening,
"Nanti saja baru omong!"
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia segera mundur ke
samping, kemudian terdengar Liat Hwe Cousu bertanya,
"Waktu baik kapan?"
Tong Hong Pek menyahut
"Sore hari pukul empat, kedatangan Cousu sungguh
kebetulan sekali! Karena belum terlambat!"
Usai menyahut, Tong Hong Pek menyuruh orang untuk
mengantar Liat Hwe Cousu ke ruang istirahat
Si Duta Api Obor berjalan duluan, setelah itu barulah Liat
Hwe Cousu, Tong Hong Pek, Tam Sen, Tam Ek Hui dan Han
Giok Shia mengikuti dari belakang menuju See Thian Hong.
Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di See
Thian Hong, pihak Hwa San Pai menuju ruang istirahat,
sedangkan Tong Hong Pek, Tam Sen, Tam Ek Hui dan Han
Giok Shia menuju ruang besar
Lu Leng menjaga di situ, agar tidak ada orang menyelinap
ke sana, Begitu mereka berempat tiba, Lu Leng langsung
menyongsong,

1146
"Apakah Goat Hua pernah keluar?" tanya Tong Hong Pek.
Diam-diam Lu Leng menghela nafas panjang, Tidak, dia
terus berada di dalam kamar." Tong Hong Pek mengeluarkan
suara "Ng", Mereka semua lalu duduk, kemudian Cit Sat Sin
Kun menghela nafas.
"Saudara Tong Hong, bukan aku omong kosong, di kolong
langit ini yang mampu memecahkan formasi itu, selain aku
hanya terdapat satu orang, tentunya Saudara Tong Hong
tahu!"
Tong Hong Pek manggut-manggut, wajahnya tampak
serius sekali.
"Itu... pertanda dia telah datang!" kata Tam Sen,
"Memang sudah datang, namun hingga saat ini dia masih
belum memperlihatkan diri, entah apa maksudnya?" sahut
Tong Hong Pek dengan suara dalam.
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang,
"Aku tahu, selama ini dia amat membenciku, sedangkan
aku... aaah! Saudara Tong Hong, selain kita harus berhatihati,
tiada jalan lain. Selama ini, mungkin dia telah berhasil
menguasai ilmu Mit To Tay Hoat (Ilmu Iblis), kitab
peninggalan ayahnya."
Sepasang alis Tong Hong Pek yang bagaikan golok
terangkat ke atas.
"Saudara Tam, tentang Mit Mo Tay Hoat, aku cuma
mendengarnya, tidak tahu bagaimana isinya, Konon terdapat
ilmu silat yang amat di luar dugaan?"

1147
Tam Sen manggut-manggut.
"Tidak salah, sebagian besar sudah tidak merupakan ilmu
silat, melainkan ilmu sihir iblis, Dapat mengelabui penglihatan
dan mengendalikan pikiran orang lain, Kita bilang dia belum
muncul, tapi mungkin sudah berada di sekitar kita."
Lu Leng, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia terheran-heran,
karena ketika mendengar mereka berdua membicarakan orang
tersebut, kedengarannya mempunyai asal-usul yang luar
biasa.
Di saat mereka bertiga mendengar tentang itu, seketika
saling memandang, bahkan menengok ke sana ke mari pula,
apakah terdapat orang lain di situ,
Mereka berlima duduk di ruang besar Selain mereka
berlima, memang tidak terdapat orang lain,
Han Giok Shia yang tidak sabaran itu segera bertanya.
"Yang Cianpwee bicarakan itu apakah Liok Ci Khim Mo?"
Tong Hong Pek dan Tam Sen menggelengkan kepala.
"Bukan."
Tam Sen memandang Tam Ek Hui cukup lama, Pemuda itu
amat cerdas, maka langsung bertanya,
"Ayah, apakah orang itu punya hubungan dengan diriku?"

1148
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun, lama sekali tidak
bersuara, Kemudian dia bangkit berdiri dan berjalan mondarmandir
beberapa langkah, setelah itu barulah berkata.
"Saudara Tong Hong, biar bagaimanapun begitu waktu
tiba, harus segera mengadakan upacara pernikahan. Liat Hwe
Cousu kelihatan memang tidak berniat baik, namun di
hadapan begitu banyak orang, mungkin dia tidak berani turun
tangan."
Tong Hong Pek manggut-manggut, kemudian mereka
berdua lalu masuk ke dalam. Tam Ek Hui cepat-cepat
menggenggam tangan Lu Leng. Dia sudah mendengar dari
Han Giok Shia mengenai semua kejadian mereka berdua,
karena itu dia amat terharu terhadap Lu Leng, Bersamaan itu
dia pun tahu bagaimana keadaan dalam hatinya,
"Adik Leng...." Setelah memanggil dia pun tertawa sambil
menepuk Lu Leng seraya melanjutkan "Kau amat cerdas,
maka aku tidak usah banyak bicara, Ya, kan?"
Lu Leng tahu apa yang dimaksudkan Tam Ek Hui, tidak
lain adalah mengenai Tam Goat Hua, maka dia cuma
tersenyum getir
Tam Ek Hui dan Han Giok Shia bercakap-cakap sejenak,
tak lama mereka berdua meninggalkan ruang besar itu.
Lu Leng memandang punggung kedua orang itu, diamdiam
menghela nafas panjang dan memejamkan mata,
seketika muncul bayangan Tam Goat Hua. Walau Tam Goat
Hua tidak mencintainya, namun dia tetap tidak bisa
melupakannya, sedangkan gadis itu, justru mencintai gurunya,
sebaliknya dalam hatinya, Lu Leng tetap mencintai Tam Goat
Hua,

1149
Dia terus menghela nafas panjang, mendadak dia
mendengar suara gadis berkata,
"Tuan Tong Hong, pengantin wanita merasa malu,
Sebelum waktunya, dia tidak mau menemuimu, kau jangan
berkeras mau masuk."
Lu Leng mengenali suara gadis itu, tidak lain pendamping
pengantin wanila, dan itu membuat Lu Leng bergumam dalam
hati,
"Alangkah baiknya ucapan itu ditujukan kepadaku. Betapa
bahagianya aku jika aku mempelai lelaki...."
Lu Leng bangkit berdiri Dilihatnya tiga wanita melangkah
ke dalam, Begitu melihat mereka, Lu Leng sudah tahu bahwa
mereka bertiga adalah murid Hui Yan Bun, maka tidak
bersuara.
Ketiga wanita itu tidak memperhatikan Lu Leng, langsung
duduk dan mulai bercakap-cakap,
"Lewat hari ini, sudah tiada keramaian untuk ditonton
lagi," ujar salah seorang dari mereka,
"Belum tentu, sebab urusan ini amat aneh. Usia Giok Bin
Sin Kun sudah lima puluhan, justru memperistri seorang gadis
muda belia, Menurutku, mempelai lelaki seharusnya bocah Lu
itu," sahut salah seorang temannya.
Mendengar ucapan itu hati Lu Leng seperti tersayat Ketika
baru mau melarang mereka bertiga omong sembarangan yang
satu lagi sudah menghela nafas,

1150
Lu Leng segera menoleh untuk memandangnya. Dilihatnya
gadis yang menghela nafas itu berusia tujuh belasan,
Gadis itu cantik jelita, Lu Leng masih ingat ketika Yok Kun
Sih, ketua Hui Yan Bun datang, Tong Hong Pek
menyambutnya, gadis itu menyebut namanya Toan Bok Ang.
Dua wanita lain tertawa serentak ketika mendengar helaan
nafas itu, kemudian yang satu beitanya,
"Paman guru kecil, kenapa kau menghela nafas?"
Toan Bok Ang tertawa.
"Kalian berdua cuma tahu perbedaan usia, namun tidak
tahu soal cinta, Kalian harus tahu, cinta tidak mengenal usia."
Kedua wanita itu tertawa cekikikan
Toan Bok Ang langsung melotot
"Apa yang kalian tertawakan?"
Walau usia Toan Bok Ang masih muda, namun tingkatnya
lebih tinggi dari kedua wanita itu, Maka, ketika melihat Toan
Bok Ang melotot, mereka berdua berhenti tertawa,
"Cinta itu amat aneh, jangankan mencintai orang yang
lebih tua, bahkan akan pula mencintai sebuah pohon atau
sebuah batu lho!" kata Toan Bok Ang lagi.
Mendengar ucapan itu, kedua wanita tersebut ingin
tertawa, tapi tidak berani sehingga badan mereka bergoyanggoyang
karena menahan tertawa.

1151
Ketika mendengar itu, hati Lu Leng pun terharu sehingga
tanpa sadar dia berseru.
"Memang benar apa yang Nona katakan!"
Perlu di ketahui, Lu Leng duduk di sudut, maka mereka
bertiga tidak melihatnya Namun suara Lu Leng amat
mengejutkan mereka, maka mereka segera bangkit berdiri dan
membentak
"Siapa?"
Lu Leng bangkit berdiri
"Maaf, aku telah mengejutkan kalian bertiga!"
Toan Bok Ang menatapnya, Wajah gadis itu langsung
memerah dan segera menarik kedua wanita itu,
"Mari kita pergi!"
Lu Leng tidak mencegah, sebab saat ini hatinya telah
hampa dan beku.
Tak seberapa lama kemudian, hari mulai sore. Lu Leng ke
ruang besar menyuruh para murid Go Bi Pai tingkatan muda
untuk merapikan, kursi dan bangku, serta menyalakan lilin
merah. sedangkan dia sendiri cuma berdiri di sudut termangumangu.
Dia sendiri pun tidak tahu apa yang dipikirkannya,
Dia terus memandang api Htfn merah yang menyala,
pikirannya menerawang, di hadapannya seakan muncul begitu
banyak tamu, sedangkan dirinya berubah menjadi mempelai
lelaki, Mempelai wanita keluar, namun tidak mendekatinya,

1152
melainkan mendekati Tong Hong Pek "gurunya, sehingga dia
berseru perlahan.
"Kakak Goat! Kakak Goat!"
Suara seruannya tidak keras, tentunya tiada seorang pun
mendengarnya. Akan tetapi, mendadak terdengar suara tawa
di sisinya,
"Berduka ya?"
Betapa terkejutnya Lu Leng, Dia segera menolehkan
kepala, namun tiada seorang pun di situ.,
Lu Leng menggoyang-goyangkan kepala, karena curiga
pikirannya sedang menerawang, maka mendengar suara itu.
Saat itu, semua persiapan di ruang besar sudah hampir
beres. Beberapa tamu sudah duduk di situ, sedangkan Cit Sat
Sin Kun-Tam Sen, Tara Ek Hui dan Han Giok Shia menyambut
para tamu mempersilakan mereka duduk.
Lu Leng tetap berdiri di situ tak bergerak. Ketika
menyaksikan itu, dia menghela nafas panjang.
Baru saja dia menghela nafas, mendadak terdengar suara
itu lagi di belakangnya bernada dingin.
"Anak yang tak berguna!"
Lu Leng tertegun, sebab kali ini mendengar begitu jelas,
"Siapa?" tanyanya,

1153
"Apakah kau sudah tidak mengenali suaraku lagi?" sahut
suara itu.
Sebetulnya Lu Leng memang merasa kenal akan suara itu,
namun tidak ingat pernah mendengarnya di mana, Setelah
suara itu bertanya begitu, barulah dia ingat, bahwa itu suara
aneh di dalam goa. seketika hatinya tergerak, karena masih
ingat akan sikap Tam Sen ketika mendengar penuturan Han
Giok Shia, Sudah jelas orang yang menitip pesan itu adalah
orang aneh tersebut.
Kini, dia telah datang,
Walau Lu Leng pernah bercakap-cakap dengan orang aneh
itu, namun tidak tahu bagaimana rupanya, Setelah tertegun
sejenak, dia segera menoleh ke belakang.
Di saat itulah dia merasakan adanya serangkum angin
berhembus pergi.
Setelah menoleh, justru tiada seorang pun berada di
belakangnya, Bukan main herannya Lu Leng, padahal kini dia
telah berkepandaian tinggi, maka gerakannya amat cepat
sekali.
Untuk menoleh, dia cuma membutuhkan waktu sekejap,
namun orang itu dapat pergi begitu saja, itu sungguh tak
masuk akal
Lu Leng tidak melihatnya, karena orang itu muncul di
belakangnya,
Dia segera menghimpun hawa murni, kemudian disalurkan
ke jari telunjuknya, Orang aneh itu kawan atau lawan, dia

1154
tidak tahu jelas, maka bersiap-siap menghadapi segala
kemungkinan
Di saat dia sedang menghimpun hawa murni, suara itu
terdengar lagi di belakangnya,
"Apa kah kau tidak pernah mendengar suatu pepatah ?"
"Pepatah apa?" Lu Leng balik bertanya,
"Jauh di mata dekat di hati! Bocah goblok!"
Lu Leng tertegun Dia tahu bahwa itu ditujukan kepada
dirinya, Kedengarannya dia masih mau terus mengejar
Akan tetapi, satu jam lagi Tam Goat Hua dan Tong Hong
Pek akan bersembahyangan Langit dan Bumi, secara sah dan
resmi menjadi suami istri. Bagaimana mungkin masih "Jauh di
mata dekat di hati", sudah pasti jauh sekali.
Lu Leng tertawa getir beberapa kali justru di saat itu
terdengar lagi suara orang aneh,
"Bocah goblok! Apakah kau mengira aku sedang omong
kosong? Dua jam kemudian, kau akan tahu bahwa aku tidak
omong kosong, bahkan amat masuk akal pula."
Lu Leng tidak begitu mengacuhkan perkataan orang aneh
itu, hanya mengeluarkan suara "0h" tapi kemudian tersentak.
"Apa maksudmu?"
Kemudian dia bergerak cepat membalikkan badannya,
Kebetulan dia berdiri dekat pintu, Dilihatnya sosok bayangan

1155
berkelebat ke situ, ternyata seorang gadis. Ketika mendengar
suara Lu Leng, gadis itu tampak terkejut.
"Apa yang kumaksudkan?"
Begitu melihat, wajah Lu Leng langsung memerah.
Ternyata gadis itu Toan Bok Ang, murid kesayangan ketua Hui
Yan Bun.
"Tidak ada apa-apa!" sahut Lu Leng.
Kemudian Lu Leng menjulurkan kepalanya untuk
memandang ke arah koridor Dilihatnya banyak orang berlalu
lalang di koridor itu.
Terutama para tamu kaum wanita, mereka ingin melihat
mempelai wanita, Lu Leng tidak dapat membedakan siapa
yang berbicara dengannya tadi
Lu Leng mengerutkan kening sambil berpikir tentang
ucapan orang aneh itu, kedengaran akan terjadi suatu
perubahan nanti.
Kalau begitu, apa pula perubahan itu?
Karena sedang berpikir, justru melupakan keberadaan
Toan Bok Ang yang ada di sampingnya, Bibir gadis itu
bergerak seakan mau bicara, namun tak dapat dicetuskannya,
Berselang sesaat, gadis itu memberanikan diri memanggil.
"Lu Siauhiap!"
Suaranya terlampau rendah, maka Lu Leng tidak
mendengarnya.

1156
Toan Bok Ang menghela nafas panjang, kemudian
perlahan-lahan berjalan pergi. sedangkan Lu Leng mendadak
teringat akan sesuatu, kalau orang aneh itu muncul dari
koridor, kebetulan Toan Bok Ang muncul, pasti bertemu orang
aneh itu.
Setelah teringat akan itu, Lu Leng segera membalikkan
badannya, kemudian berseru dengan suara rendah.
"Nona Toan Bok Ang, harap tunggu sebentar!"
Suara seruan Lu Leng membuat sekujur badan Toan Bok
Ang tergetar, lama sekali baru membalikkan badannya,
wajahnya berseri tampak gembira sekali.
"Lu Siauhiap, kau kok tahu nama ku" tanyanya.
Lu Leng tersenyum.
"Ketika kau dan gurumu bertemu guruku, aku berada di
situ."
Hati Toan Bok Ang berdebar-debar keras, lalu dia berkata
dengan suara rendah,
"Kau,., kau terus ingat?"
Saat ini Lu Leng mendengar suara gadis itu agak bergetargetar,
itu bukan karena takut, melainkan karena terlampau
gembira.
"Tadi ketika Nona ke mari, apakah bertemu seseorang?"
tanyanya.

1157
Toan Bok Ang berpikir sejenak, lalu menggelengkan
kepala.
Tidak." sahutnya,
Lu Leng kecewa sekali.
"Kalau begitu, sudahlah!"
Lu Leng berkata begitu, pertanda sudah tiada pembicaraan
lagi, Akan tetapi, gadis itu justru tetap berdiri di situ, tidak
pergi.
Dia menundukkan kepaia, tapi lalu mendongak lagi untuk
memandang Lu Leng. Bibirnya bergerak seakan ingin bicara,
namun tidak mengeluarkan suara sedikit pun, hanya
tersenyum, itu membuat Lu Leng menjadi salah tingkah, Fihak
Hui Yan Bun datang memberi selamat, maka dia tidak boleh
berbuat salah terhadap gadis itu,
Oleh karena itu, ketika Toan Bok Ang tersenyum, dia pun
ikut tersenyum, itu justru membuat Toan Bok Ang terpukau.
Diam-diam Lu Leng menarik nafas, Ketika dia baru mau
melangkah pergi, mendadak terdengar suara seorang wanita
tua berseru sengit
"Anak Ang!"
Toan Bok Ang tersentak sadar, wajahnya berubah lalu
memandang Lu Leng seraya menyahut.
"Ya!"
Kemudian dia membalikkan badannya dan langsung
melangkah pergi.

1158
Lu Leng mendongakkan kepala, Ternyata yang berseru
memanggil Toan Bok Ang adalah si Walet Hijau-Yok Kun Sih.
Wajah Yok Kun Sih tampak gusar sekali, Bibir bergerakgerak
sepertinya dia sedang memarahi Toan Bok Ang. Gadis
itu menundukkan kepala.
Lu Leng berdiri agak jauh, maka sama sekali tidak
mendengar apa yang dikatakan Yok Kun Sih, hanya melihat air
mata gadis itu meleleh.
Toan Bok Ang menangis, Mengapa? Pikir Lu Leng. Namun
dia tidak terus memikirkan itu karena tidak menyangka bahwa
itu justru berhubungan dengan dirinya.
Lu Leng memandang ke koridor, memperhatikan orangorang
yang berlalu lalang di situ. Mendadak terdengar suara
yang amat berisik di ruang besar, maka Lu Leng segera
menoleh dan seketika juga mengerutkan kening.
Temyata Liat Hwe Cousu sudah hadir di situ. sebetulnya
tidak mengherankan hanya saja si Duta Api Obor yang
membuka jalan, memegang sebuah obor besar, Asapnya
memenuhi ruang besar itu, sehingga membuat para tamu lain
merasa terganggu. Tidak tampak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen,
mungkin pergi menemani mempelai lelaki Tong Hong Pek.
Terlihat Tam Ek Hui dan Han Giok Shia sedang ribut mulut
dengan Liat Hwe Cousu.
Lu Leng segera menghampiri mereka, kemudian terdengar
suara Tam Ek Hui.
"Liat Hwe Cousu, apakah obor itu boleh ditaruh di luar
untuk sementara waktu?"

1159
Liat Hwe Cousu mendongakkan kepala tanpa menyahut
Namun kedua Tongcu yang berdiri di belakangnya langsung
membentak
"Omong kosong! Cousu kami ke mana, Obor Suci itu pasti
berada di situ! Bagaimana boleh taruh di luar? Siapa kau, kok
banyak mulut?"
Han Giok Shia yang berada di samping Tam Ek Hui sudah
gusar hingga wajahnya tampak merah padam. Entah sudah
berapa kali ingin melampiaskannya namun Tam Ek Hui
mencegahnya dengan isyarat
Seusai kedua Tongcu itu membentak, barulah Tam Ek Hui
tertawa seraya menyahut.
"Aku memang pernah mendengar hal itu, tapi apakah
kalian berdua tidak melihat asap obor itu? Tidak sampai satu
jam, ruang besar ini pasti dipenuhi asap obor itu, sehingga
tidak tampak orang."
Kedua Tongcu itu tertawa, Kelihatannya mereka memang
ingin cari gara-gara.
Tam Ek Hui masih berkata baik-baik, namun Han Giok Shia
sudah tidak bisa menahan kegusarannya lagi,
"Phui! Liat Hwe Cousu, apa tingkahmu itu? Kau begitu
iseng, tidak takut akan ditertawakan orang?"
Liat Hwe Cousu diam saja, sepasang matanya dipejamkan
sedikit Namun ketika dibukanya kembali sorotnya tampak
begitu tajam, sehingga membuat Han Giok Shia menjadi
tertegun.

1160
Di saat itulah Liat Hwe Cousu justru tertawa dingin sambil
duduk. Si Duta Api Obor menghampirinya, Kemudian setelah
menancapkan obor besar itu dia mundur lalu berdiri di
belakang Liat Hwe Cousu, Begitu juga kedua Tongcu itu,
mereka juga berdiri di belakang Liat Hwe Cousu,
Saat itu, para tamu yang duduk di ruang besar tersebut,
amat tidak senang akan tingkah laku Liat Hwe Cousu, Mereka
tahu, bahwa di antara Liat Hwe Cousu dan Tong Hong Pek
terdapat sedikit pertikaian
Lagipula Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pernah
mempermainkan Liat Hwe Cousu, yakni ketika menolong Lu
Leng dan Tam Goat Hua, maka Liat Hwe Cousu amat
membenci Tong Hong Pek. Kali ini Liat Hwe Cousu datang
dengan membawa si Duta Api Obor dan dua orang Tongcu
memang berniat mengacau.
Mendadak terdengar suara seruan di antara para tamu,
Ternyata seruan Yok Kun Sih atau ketua Hui Yan Bun,
"Tak disangka bahwa Hwa San Pai tergolong partai besar,
tapi para muridnya justru tidak tahu aturan sama sekali,
begitu pula ketuanya tak tahu kesopanan"
Ketika berkata begitu, Yok Kun Sih sengaja meninggikan
suaranya, maka semua tamu di ruang besar itu
mendengarnya.
Padahal para tamu memang sudah amat gusar terhadap
Liat Hwe Cousu, namun tiada seorang pun yang berani
berkata apa pun, hanya Yok Kun Sih seorang yang begitu
suaranya mengalun, suasana di ruang besar itu berubah
menjadi hening.

1161
Liat Hwe Cousu duduk membelakangi Yok Kun Sih, Dia
sama sekali tidak menoleh. Salah seorang Tongcu berbadan
pendek kecil dan memelihara sedikit jenggot, segera
membalikkan badannya seraya menyahut dengan dingin
"Kalau pihak Hui Yan Bun ingin tampil demi Go Bi Pai,
silakan cabut obor itu!"
Ucapan Tongcu itu membuat air muka Yok Kun Sih
berubah, sebab bernada menantang.
Di hadapan para tamu, kalau Yok Kun Sih tidak menerima
tantangan itu, kedudukan Hui Yan Bun dalam rimba persilatan
pasti merosot. Lagipula dia bersifat ingin menang sendiri.
Akan tetapi, dia justru tidak bangkit berdiri, karena tahu
jelas akan kepandaian Liat Hwe Cousu, Kalau sampai
bertarung, tentunya Yok Kun Sih bukan lawannya. Lagipula
seandainya dia tidak mampu mencabut obor besar itu untuk
dilempar keluar, akhirnya pasti mempermalukan diri sendiri.
seketika suasana di ruang besar berubah menjadi tegang
mencekam, semua orang langsung memandang Yok Kun Sih.
itu membuat Yok Kun Sih menjadi nekat. Dia langsung bangkit
berdiri dengan wajah menghijau tertawa dingin sambil
melangkah maju selangkah, terdengar suara "Krak", lantai
yang diinjaknya telah hancur
-ooo0ooo-
Bab 53
Ilmu silat Hui Yan Bun mengutamakan ilmu Ginkang,
namun saat ini Yok Kun Sih amat marah, maka ketika kakinya
menginjak lantai, Lweekang yang dilatihnya puluhan tahun
otomatis dikerahkan, sehingga lantai itu menjadi hancur

1162
Saat ini, para murid Hui Yan Bun justru paling tegang,
Mereka pun ikut bangkit berdiri serentak,
Yok Kun Sih langsung menghardik
"Kalian duduk saja! Aku justru ingin melihat Hwa San Pai
memiliki kepandaian apa!"
Padahal sesungguhnya, Hui Yan Bun dengan Go Bi Pai
tidak punya hubungan apa pun, hanya saja tadi dia
mencetuskan itu, kemudian ditantang oleh salah seorang
Tongcu, maka terpaksa harus maju menerima tantangan itu.
Yok Kun Sih sudah berjalan empat langkah, namun Liat
Hwe Cousu, si Duta Api Obor dan kedua Tongcu itu seakan
tidak melihatnya.
Ketua Hui Yan Bun tertawa aneh, Ketika dia baru mau
melesat ke arah obor besar, mendadak terdengar suara
seruan.
"Harap Yok Cianpwee tunggu, Go Bi Pai ada orangnya!"
Semua orang langsung memandang ke arah orang yang
berseru itu. Ternyata seorang pemuda tampan, hanya
wajahnya tampak muram, yang tidak lain Lu Leng murid Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Begitu mendengar suara seruan itu, Yok Kun Sih tidak jadi
melesat ke arah obor besar sedangkan Lu Leng berjalan
mendekati Liat Hwe Cousu, lalu memberi hormat
"Liat Hwe Cianpwee, bolehkah obor itu ditaruh di luar?"
tanyanya.

1163
Liat Hwe Cousu tetap diam.
"Tidak bisa!" sahut salah seorang Tongcu.
Mendengar sahutan yang bernada tanpa kompromi itu, Lu
Leng segera tahu bahwa mereka berniat cari gara-gara.
Tadi Lu Leng bertanya hanya berbasa-basi saja, tidak
berharap mereka mengabulkan maka dia tertawa dingin.
Tadi Tongcu ini berkata, apabila Hui Yan Bun ingin tampil
demi Go Bi Pai, boleh mencabut obor besar itu dibuang keluar!
Kini dari pihak Go Bi Pai sudah ada yang tampil, apakah
ucapan itu tetap berlaku?"
Apa yang dikatakan Lu Leng, kedengarannya amat
sederhana sekali.
Akan tetapi, semua orang yang berada di ruang besar itu
justru mengucurkan keringat dingin mencemaskannya,
Karena usia Lu Leng belum mencapai dua puluh,
sedangkan pihak Hwa San Pai itu, jangankan Liat Hwe Cousu,
yang bertiga itu pun dalam latihan sudah melampaui usianya,
Han Giok Shia dan Tam Ek Hui juga tidak menduga bahwa
Lu Leng akan berkata begitu, maka mereka berseru serentak.
"Adik Leng!"
Lu Leng menggoyang-goyangkan tangannya, pertanda
agar mereka jangan banyak bicara, Tam Ek Hui dan Han Giok
Shia saling memandang, kemudian ke belakang,

1164
Berselang sesaat, salah seorang Tongcu menyahut
"Tentu boleh!"
Lu Leng tertawa.
"Ha ha! Kalau begitu, maafkan aku bertindak kasar!"
Sembari berkata Lu Leng menggerakkan tangan kanannya
dan jari telunjuknya juga ikut bergerak. jaraknya dengan
kedua Tongcu dan si Duta Api Obor hanya satu depaan,
Lagipula dia pun yakin bahwa Liat Hwe Cousu tidak
memandang sebelah mata pun padanya. Oleh karena itu,
ketika dia sedang berbicara, sudah mengerahkan Lweekang,
kemudian mendadak menggerakkan jari telunjuknya dengan
jurus Sam Hoan Toh Goat (Tiga Lingkaran Mengelilingi Bulan)
Ser! Ser! Ser! Angin yang ditimbulkan oleh jari telunjuknya
menerjang ke arah tiga orang itu.
Ketiga orang itu berkepandaian tinggi. Kalau Lu Leng satu
lawan tiga, sudah pasti bukan tandingan mereka bertiga, Akan
tetapi saat ini, Lu Leng melancarkan serangan mendadak,
justru menggunakan ilmu Kim Kong Sin Ci yang telah lama
hilang itu.
Si Duta Api Obor dan kedua Tongcu itu merasakan adanya
tenaga yang amat dahsyat menyerang dada mereka.
Ketiga orang itu memang tidak memandang sebelah mata
pun terhadap Lu Leng, karena Lu Leng masih begitu muda,
Maka, ketika melihat Lu Leng melancarkan serangan, mereka
bertiga sama sekali tidak berkelit, bahkan si Duta Api Obor
malah maju selangkah.

1165
Dalam waktu se kejap, angin dari telunjuk Lu Leng sudah
berhasil menyerang bagian dada mereka,
Barulah mereka bertiga tahu adanya gelagat tidak beres,
namun sudah tidak bisa berkelit. Mendadak terdengar suara
jeritan, ternyata kedua Tongcu itu terhuyung-huyung tiga
langkah ke belakang lalu roboh.
Si Duta Api Obor cuma mundur dua langkah, namun dia
tidak sampai roboh, sebab Lweekangnya amat tinggi!
Di saat bersamaan, Lu Leng justru mencelat maju lalu
menyambar obor besar itu,
Dia pun menduga si Duta Api Obor pasti menyerangnya.
Oleh karena itu, ketika menyambar obor besar, Lu Leng
menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan sudah
siap menangkis serangan si Duta Api Obor,
Dugaan Lu Leng memang tidak meleset. Ternyata si Duta
Api Obor langsung menyerang, tapi Lu Leng berhasil
menangkis dengan jurus Siang Hong Cak Yun (sepasang
puncak Menembus Awan),
Terdengar suara benturan, kemudian terdengar pula suara
jeritan si Duta Api Obor, Dia terpental ke belakang tujuh
delapan langkah, lalu membentur sebuah pohon.
Lu Leng tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, maka
langsung melemparkan obor besar itu keluar Setelah itu, dia
menganggap semua urusan itu telah selesai, Kalaupun Liat
Hwe Cousu gusar, tapi sudah tidak punya muka untuk
mengambil obor besar itu lagi, sementara obor besar itu
meluncur Ketika hampir keluar dari ruang besar, mendadak
Liat Hwe Cousu bangkit berdiri Tanpa kelihatan bergerak,

1166
tahu-tahu badannya bagaikan segulung api menerjang ke arah
obor besar itu, Disambutnya obor besar itu dan langsung
kembali sekaligus menancapkan obor besar itu ke tempat
semula, itu dilakukannya dalam sekejap.
Lu Leng tertegun, sedangkan Liat Hwe Cousu sudah
mendekati si Duta Api Obor
Saat ini, tampak wajah si Duta Api Obor menghijau, badan
gemetar dan keringatnya terus mengucur . .
Ketika Liat Hwe Cousu baru mendekatinya, bibirnya
kelihatan bergerak, kemudian menyemburkan darah segar
"Uaaakh!"
Setelah itu dia berkata.
"Guru, balas... dendamku!"
Liat Hwe Cousu baru mau memapahnya, namun si Duta
Api Obor sudah jatuh tak bangun lagi.
Saat ini, Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun sudah berada
di ruang besar Ketika menyaksikan itu, mereka berdua
terbelalak karena terlampau tertegun, Begitu pula para tamu
yang berada di situ, termasuk Lu Leng sendiri juga terheranheran.
perlu diketahui, kedudukan si Duta Api Obor di Hwa
San Pai hanya di bawah ketua, di atas dua belas Tongcu.
Setiap generasi penerusnya, semuanya dipilih dari salah
satu kedua belas Tongcu yang berkepandaian paling tinggi,
kemudian si Duta Api Obor yang mau diganti itu akan
menurunkannya ilmu Hian Bun Sin Ciang dan Hian Sin Hoat.

1167
Oleh karena itu, dapat dibayangkan betapa tinggi
kepandaian si Duta Api Obor Maka tidak mengherankan kalau
Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, para tamu dan Lu
Leng sendiri menjadi tertegun, ketika melihat si Duta Api Obor
roboh.
Tampak Liat Hwe Cousu berdiri tertegun di samping si
Duta Api Obor.
"Bagus! Bagus! Sobat dari mana membantu secara diamdiam,
Hwa San Pai amat berterima kasih sekali!" katanya
kemudian.
Semula Lu Leng pun menyangka ada orang membantunya,
namun setelah berpikir sejenak, dia yakin tidak dibantu oleh
siapa pun, sebab kematian si Duta Api Obor, dikarenakan
terluka dalam, bukan terserang senjata rahasia.
Karena itu, Lu Leng segera berkata.
"Tidak ada orang membantuku, maka Liat Hwe Cianpwee
tidak perlu bertanya lagi!"
Liat Hwe Cousu membelalakkan matanya menatap Lu
Leng, maka Giok Bin Sin Kun cepat-cepat berseru,
"Anak Leng mundur!"
Lu Leng tahu akan kepandaian Liat Hwe Cousu, maka
segera mundur beberapa depa. Namun Liat Hwe Cousu sudah
berkata dengan suara dalam,
"Kau tidak usah mundur, kematian si Duta Api Obor, harus
ketua yang turun tangan membalas dendamnya, ini
merupakan peraturan Hwa San Pai turun temurun!"