726
Tak seberapa lama setelah si Nabi Setan-Seng Ling pergi,
Seng Bou kembali ke situ dengan membawa Lu Leng. Begitu
memasuki ruang batu itu, Lu Leng segera mendekati Tam
Goat Hua, lalu berdiri di sisinya.
Tam Goat Hua girang bukan main, kemudian berbisik.
"Lu Leng, kau tidak boleh bersuara! Saudara Seng Bou
bersedia mengantar kita keluar."
Wajah Lu Leng tampak serius sekali. Dia menatap Tam
Goat Hua seraya berkata,
"Kakak Tam, aku ingin bertanya sesuatu."
"Sesuatu apa? Tanyalah!" sahut Tam Goat Hua.
Lu Leng langsung bertanya.
"Kakak Tam, kenapa dia bersedia menolong kita? padahal
dia berasal dari golongan sesat, sedangkan golongan sesat
dan lurus tidak bisa membaur menjadi satu kan?"
Pertanyaan tersebut membuat Tam Goat Hua tertegun dan
membungkam. Gadis itu tidak menyangka, usia Lu Leng masih
begitu muda, namun menghadapi segala sesuatu tidak
ceroboh. sedangkan apa yang dilakukan Tam Goat Hua, justru
demi menye!amatkannya. Akan tetapi, apakah benar caranya
itu?
Seketika juga Tam Goat Hua teringat akan dirinya.
seandainya dia menjadi Seng Bou, sudah pasti akan menolak
permintaan tersebut Gadis itu terus berpikir, akhirnya
tersenyum seraya berkata.
727
"Lu Leng, setelah kita meninggalkan istana Setan, barulah
kukatakan kepadamu!"
Lu Leng mengangguk dan tidak banyak bicara lagi.
Tam Goat Hua memandang Seng Bou, kemudian bertanya
dengan suara rendah.
"Saudara Seng Bou, bagaimana cara kita keluar?"
Seng Bou tertawa, lalu mengeluarkan dua buah karung
hitam seraya berkata kepada Lu Leng.
"Sahabat kecil, kau terpaksa harus masuk ke dalam karung
ini, jangan merasa tersinggung!"
Lu Leng tidak mau menurut, namun Tam Goat Hua cepatcepat
memberi isyarat kepadanya, barulah Lu Leng mau
masuk ke dalam karung tersebut.
Tam Goat Hua menyeret keluar mayat Seng Cai, lalu
memasukkannya ke dalam karung lain. Seng Bou mengapit
kedua buah karung itu di bawah ketiak, lalu membawanya
keluar.
Betapa gembiranya Tam Goat Hua. Ketika dia baru mau
mengikuti Seng Bou melangkah keluar, mendadak Seng Bou
menoleh ke belakang seraya berkata.
"Nona Tam, kau tidak usah ikut keluar!"
Tam Goat Hua tertegun.
"Apa maksudmu? Aku tidak boleh keluar?"
728
Seng Bou tertawa licik.
"Aku akan mengantar Lu Leng sampai ke tangan ayahnya,
Nona Tam tidak usah melelahkan diri pergi jauh-jauh!"
Dalam hati Tam Goat Hua gusar sekali, Mereka kakak
beradik sangat licik dan kejam, bahkan banyak akal busuk
pula.
Air muka gadis itu langsung berubah, kemudian dia
berkata dengan dingin.
"Kau ingkar janji?"
Seng Bou menyahut.
"Nona Tam, aku hanya berjanji membantumu membawa
Lu Leng keluar."
Tam Goat Hua berpikir sejenak, lalu tersenyum dingin.
"Saudara Seng Bou, kalau kau tidak mengajakku sekalian,
aku pasti menyebarkan berita tentang kematian Seng Cai!"
Begitu mendengar ucapan Tam Goat Hua, air muka Seng
Bou langsung berubah.
"Nona Tam, kau pun turut mengambil bagian!"
Tam Goat Hua mengangguk.
"Tidak salah! Maka biar kita sama-sama menerima
hukuman!"
729
Seng Bou termangu-mangu, lama sekali barulah menghela
nafas panjang seraya berkata.
"Nona Tam, bukan aku tidak mau membawamu keluar,
melainkan sungguh tiada jalan!"
Melihat sikapnya, Seng Bou kelihatan tidak berdusta,
Namun gadis itu tetap tertawa dingin.
"Kau adalah majikan muda istana Setan, bagaimana
mungkin tidak bisa membawa orang keluar?"
Seng Bou serba salah, lama sekali barulah dia membuka
mulut.
"Nona Tam, kau tidak tahu satu hal. Aku sendiri pun,
tanpa memegang tanda dari ayahku tidak akan dapat
meninggalkan istana Setan,"
-ooo0ooo-
Bab 34
Ketika mendengar apa yang dikatakan Seng Bou, Tam
Goat Hua menjadi gugup dan gusar, akhirnya meludah.
"Huh! Kalau begitu, kenapa kau tidak bilang dari tadi?
sebaliknya malah pura-pura menjadi orang baik?"
Wajah Seng Bou memerah dengan mata terbelalak tak
dapat mengucapkan apa-apa. Berselang beberapa saat
kemudian barulah dia berkata,
730
"Kukira hanya asal membawa Lu Leng keluar aku sudah
berjasa padamu."
Tam Goat Hua menyahut sengit
"Hm! Setelah Lu Leng keluar dari sini, masih harus ku
antar sampai ke tangan keluarganya, Kalau kau tidak bisa
mengajakku pergi bersama, aku pasti akan menyiarkan
tentang kematian kakakmu! Lihat siapa yang akan dihukum
lebih berat, pikirkanlah baik-baik!"
Kening Seng Bou mulai mengucurkan keringat dingin, Dia
berjalan mondar-mandir, tapi tetap tidak menemukan suatu
ide.
Seng Bou tampak gugup dan panik, Begitu pula Tam Goat
Hua, malah lebih gugup dan panik dari Seng Bou. seandainya
dia tidak ikut meninggalkan istana Setan, pasti harus menikah
dengan Seng Bou,
Suasana di dalam ruangan batu itu menjadi hening,
Berselang beberapa saat kemudian, mendadak terdengar
suara dari dalam karung,
"Kakak Tam, aku punya akal."
Tam Goat Hua segera bertanya.
"Akal apa? Cepat bilang!"
Lu Leng menyahut dengan suara rendah.
"Kau masuk juga di dalam karung ini, suruh dia membawa
kita keluar! Nah, beres kan?"
731
Tam Goat Hua manggut-manggut, Dia merasa akal
tersebut cukup tepat, maka memandang Seng Bou seraya
bertanya.
"Saudara Seng Bou, bagaimana menurutmu?"
Seng Bou menghela nafas panjang, lalu berkata perlahan
"Memang bisa dilaksanakan cara itu, hanya saja setelah
meninggalkan istana Setan ini, kau pun pasti meninggalkanku
pula..."
Tam Goat Hua tertawa merdu.
"Saudara Seng Bou, kau boleh berlega hati, Tiga bulan
kemudian aku pasti ke mari menengokmu."
Ketika mengatakan begitu, rasanya Tam Goat Hua ingin
mencaci nya habis-habisan.
Begitu melihat Tam Goat Hua tertawa merdu, pikiran Seng
Bou menerawang lagi, dan setelah itu barulah dia berkata.
"Baik! Baik! Hanya saja tiga bulan terlalu lama, aku akan
gila memikirkanmu."
Dalam hati Tam Goat Hua merasa gusar, tapi juga merasa
geli, kemudian ujarnya,
"Kalau begitu, aku akan secepatnya ke mari
menengokmu."
Wajah Seng Bou langsung berseri. Dia menaruh karung
yang berisi Lu Leng lalu membukanya, Kemudian sesuai
732
dengan apa yang telah mereka rencanakan Tam Goat Hua
segera masuk ke dalam karung itu.
Karena karung tersebut tidak begitu besar, maka setelah
masuk ke dalam karung itu Tam Goat Hua berhimpitan
dengan Lu Leng.
Dalam hati gadis itu, mendadak timbul suatu perasaan
aneh, Walau usia Lu Leng lebih kecil namun badannya sudah
setinggi Tam Goat Hua, itu membuat jantung Tam Goat Hua
berdetak lebih cepat. Begitu pula Lu Leng, dalam hatinya pun
timbul suatu perasaan aneh.
Sebetulnya Lu Leng ingin bertanya kepada Tam Goat Hua,
kenapa jantungnya berdetak begitu cepat. Akan tetapi, di saat
bersamaan, dia pun merasa jantungnya sendiri berdetak cepat
sekali, dan perasaan anehnya terus bergolak dalam hatinya.
Perasaan aneh itu justru membuat mereka merasa
nyaman, sehingga mereka merasa ingin lebih lama berada di
dalam karung.
Cinta kasih di antara remaja, memang cepat sekali
bersemi. Saat itu Tam Goat Hua merasa dekat sekali dengan
Lu Leng, Begitu pula perasaan Lu Leng, sehingga membuat
mereka saling menggenggam tangan erat-erat.
Sementara itu, Seng Bou sudah mengangkat karung itu
untuk dibawa keluar Terdengar suara tegur sapa kepada Seng
Bou, namun tiada seorang pun menghalanginya.
Tak seberapa lama kemudian, Tam Goat Hua dan Lu Leng
merasa agak terang di depan mata.
733
Mereka berdua tahu sudah sampai di ruang pertama istana
Setan, karena ruang tersebut dilengkapi dengan kaca,
Mendadak terdengar suara seorang wanita.
"Mau keluar?"
Seng Bou segera menyahut
"Tidak salah, harap bukakan pintu!"
Wanita itu berkata dengan dingin sekali.
"Tugasku menjaga pintu ini amat berat. Harap maaf,
apakah kau membawa tanda dari Kauwcu?"
"Tentu ada." sahut Seng Bou.
Hening sejenak, kemudian terdengar lagi suara wanita itu.
"Harap Kou Hun Su Seng Bou memaafkan aku, karena
tugas adalah tugas, Entah kedua karung ini berisi apa?"
Mendengar pertanyaan itu, Tam Goat Hua dan Lu Leng
menjadi tegang, Mereka berdua saling menggenggam tangan
erat-erat.
Seng Bou tertawa.
"Aku menerima perintah dari Kauwcu untuk pergi
mengurusi sesuatu, mengenai isi kedua karung ini, aku tidak
bisa memberitahukan. Kalau kau merasa tidak tenang,
silahkan bertanya kepada Kauwcu!"
Wanita itu tertawa kering, lalu berkata.
734
"Sou Mia Su tidak perlu berkata demikian, Berhubung ada
perintah dari Kauwcu, tentu aku harus membuka pintu."
Krek! Kreeek! Terdengar suara pintu batu itu berbuka,
kemudian Tam Goat Hua dan Lu Leng merasa dibawa pergi
lagi.
Tam Goat Hua tahu mereka sudah berada di luar istana
Setan, dan itu membuatnya meluap-luap kegirangannya dan
kemudian berseru lantang.
"Hei! Sudah boleh keluarkan kami!"
Seng Bou segera menaruh karung itu. Tam Goat Hua dan
Lu Leng langsung keluar dari karung tersebut Kemudian Tam
Goat Hua menarik tangan Lu Leng seraya berkata.
"Lu Leng, mari kita pergi!"
Badannya bergerak, dia sudah melesat pergi hampir tiga
depa,
Sou Mia Su Seng Bou tidak mengejar, hanya berseru-seru
di belakang mereka.
"Nona Tam, dalam waktu tiga bulan kita berjumpa di sini,
jangan ingkar janji!"
Tam Goat Hua tertawa nyaring dan menyahut.
"Tentu! Kau tunggu saja!"
Usai menyahut, Tam Goat Hua menarik Lu Leng melesat
pergi. Gadis itu masih tertawa, karena teringat pada Seng Bou
735
yang ingin memperisterinya. itu membuat Lu Leng terheranheran,
dan kemudian bertanya.
"Kakak Tam, kenapa dari tadi kau terus tertawa sih?"
Tam Goat Hua menyahut dan masih tertawa.
"Saudara kecil, si Nabi Setan-Seng Ling menyuruhku
menikah dengan Seng Cai atau Seng Bou, bukankah itu
menggelikan?"
Begitu mendengar ucapan itu, Lu Leng langsung merasa
tegang.
"Kau mengabulkannya?"
,Ketika menyaksikan di wajah Lu Leng tersirat ketegangan,
hati Tam Goat Hua tergerak dan sengaja berkata.
"Tentu aku sudah mengabulkannya, kalau tidak,
bagaimana mungkin aku bisa menolongmu keluar?"
Seketika wajah Lu Leng berubah memerah, kemudian dia
berkata dengan suara keras.
"Kakak Tam demi menolongku baru mengabulkan! Kalau
begitu lebih baik aku kembali ke istana Setan saja!"
Lu Leng membalikkan badannya, lalu berlari ke arah istana
Setan.
Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua dan seketika dia
berseru-seru.
736
"Goblok! Cepat kembali, aku cuma membohongimu!"
Lu Leng langsung berhenti Karena berhentinya terlalu
mendadak, sehingga membuatnya terjatuh.
Buuk!
Tam Goat Hua segera melesat ke arahnya, lalu
membangunkannya. Gadis itu merasa geli dalam hati.
Lu Leng membersihkan pakaiannya, kemudian
memandang Tam Goat Hua seraya bertanya.
"Kakak Tam, sungguhkah kau membohongiku?"
Tam Goat Hua tertawa sambil menyahut.
"Tentu, Bagaimana mungkin aku akan menikah dengan
mereka?"
Wajah Lu Leng tampak berseri, namun kemudian dia
mendadak bertanya.
"Kalau begitu, Kakak Tam akan menikah dengan siapa?"
Pertanyaan tersebut membuat wajah Tam Goat Hua
memerah, dan gadis itu berpaling ke tempat lain. "Phui! Aku
tidak mau bicara lagi denganmu!"
Barulah Lu Leng sadar, bahwa pertanyaannya tadi
memang keterlaluan seketika wajahnya memerah, lama sekali
dia membungkam.
737
Perlahan-lahan Tam Goat Hua menolehkan kepala untuk
memandang Lu Leng, yang kebetulan juga sedang
memandangnya, maka pandangan mereka beradu dan
kemudian mereka tersenyum.
Tam Goat Hua berkata dengan suara rendah.
"Saudara kecil, selanjutnya kau tidak boleh berkata begitu
lagi!"
Wajah Lu Leng masih kemerah-merahan.
"Kakak Tam, aku... aku harap kau jangan menikah!"
Tam Goat Hua terbelalak. Dia menatap Lu Leng dengan
penuh rasa heran.
"Mengapa?"
Wajah Lu Leng bertambah merah.
"Jadi... aku boleh selalu bersamamu!"
Begitu mendengar sahutan Lu Leng, Tam Goat Hua
tampak malu-malu, namun hatinya justru berbunga-bunga.
Mereka diam sejenak. Dalam hati masing-masing telah
bersemi cinta kasih, Lama sekali barulah Tam Goat Hua
berkata.
"Mari kita cepat melakukan perjalanan!"
Lu Leng segera bertanya.
738
"Kita mau ke mana?"
Tam Goat Hua menyahut
"Pokoknya ikutilah aku!" Mereka bergandengan tangan
berjalan ke depan. Tiba di sebuah jalan, barulah Tam Goat
Hua menutur tentang kejadian di Bu Yi San dan lain
sebagainya.
Betapa terharunya Lu Leng setelah mendengar penuturan
itu. Dia memandang Tam Goat Hua seraya berkata.
"Kakak Tam, kita bukan sanak famili, kenapa kau mau
menempuh bahaya demi diriku? Aku sungguh menyesal tidak
bisa lebih awal mengenalmu!"
Tam Goat Hua tertawa.
"Kau mau kenal aku lebih awal pun tidak bisa."
Lu Leng tercengang.
"Kenapa?"
Tam Goat Hua menyahut serius.
"Sebab belum waktunya."
Lu Leng manggut-manggut, Kemudian dia pun menutur,
ketika dia di Hou Yok, menganggap Han Giok Shia sebagai
Tam Goat Hua, akhirnya dia nyaris mati di tangan gadis itu.
Setelah menutur, dia berkata sengit.
739
"Kakak Tam, ibuku mati di tangan ayahnya! Dia pun telah
menyiksa dan ingin membunuhku! pokoknya aku tidak akan
melepaskannya!"
Walau belum lama Tam Goat Hua mengenal Lu Leng,
namun gadis itu tahu hati anak itu amat keras, apa yang
dikatakan pasti dilaksanakannya, sedangkan Tam Goat Hua
pun nyaris mati oleh pecut emas kepunyaan Han Giok Shia,
Maka dendam mereka menjadi dalam sekali.
Akan tetapi, Tam Goat Hua teringat akan hubungan
kakaknya dengan Han Giok Shia, maka, diam-diam dia
menghela nafas panjang, karena di antara mereka terdapat
suatu dendam yang amat dalam.
Karena melihat Tam Goat Hua diam saja, maka Lu Leng
lalu bertanya.
"Kakak Tam sedang memikirkan apa?"
Tam Goat Hua tertawa.
"Tidak, ayahmu di Sian Jin Hong berharap kita segera ke
sana, Kemungkinan besar mereka masih belum bubar."
Lu Leng manggut-manggut.
"Kalau begitu, alangkah baiknya kita segera melanjutkan
perjalanan"
Karena mereka saling menuturkan pengalaman masingmasing,
maka saat ini haripun sudah terang benderang, Tak
seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di sebuah
kota,
740
"Kita tidak bisa melanjutkan perjalanan dengan perut
kosong, lebih baik kita makan dulu, lalu membeli dua ekor
kuda. Bagaimana?" tanya Tam Goat Hua sambil tertawa.
Lu Leng mengangguk.
"Bagus! Tapi... kau punya uang perak?"
Ketika mendengar pertanyaan itu. Tam Goat Hua langsung
menarik kembali kakinya yang telah melangkah ke dalam pintu
rumah makan.
"Celaka! Tidak punya uang perak, bagaimana mungkin kita
bisa mengisi perut?"
Di saat mereka berdua kebingungan mendadak dari dalam
rumah makan berjalan keluar beberapa orang berpakaian
mentereng, Salah seorang dari mereka berkata sambil
tertawa,
"Kemarin aku membeli seekor burung beo, Sudah bisa
bicara, harganya delapan puluh tael perak!"
Mendengar kata-kata itu Tam Goat Hua segera berbisik
kepada Lu Leng dengan wajah serius.
"Sudah ada!"
Usai berkata begitu, Tam Goat Hua menerobos ke arah
orang-orang tersebut seraya berseru-seru.
"Permisi! permisi!"
741
Mereka adalah orang-orang yang selalu bertindak
sewenang-wenang di kota itu, Ketika melihat ada orang
menerobos, mereka melotot dan mau mencaci, namun begitu
melihat yang menerobos itu seorang gadis cantik jelita, wajah
mereka berubah menjadi berseri dan ingin menggodanya.
Akan tetapi, Tam Goat Hua bergerak cepat sekali, maka
sebelum mereka menggodanya, gadis itu telah menerobos
melewati mereka memasuki rumah makan itu, sekaligus
melambai-lambaikan tangannya ke arah Lu Leng, Anak itu
segera masuk ke dalam kemudian mereka berdua naik ke
loteng.
Begitu sampai di loteng, Tam Goat Hua menjulurkan
tangannya seraya berkata kepada Lu Leng.
"Saudara kecil, lihat apa ini?"
Lu Leng melihat, ternyata di tangan Tam Goat Hua
terdapat sebuah kantong uang, gadis itu mencopet dari orang
itu.
Mereka berdua tertawa, lalu duduk di tempat dekat
jendela, Pelayan rumah makan segera menghampiri mereka,
Tam Goat Hua memesan beberapa macam hidangan, Setelah
itu, dia memandang ke bawah melalui jendela, Terlihat
beberapa orang itu membelok ke sebuah tikungan
Kelihatannya orang itu sama sekali tidak tahu telah kehilangan
kantong uangnya.
Tam Goat Hua tertawa.
"Mereka adalah orang-orang kaya yang tak pernah
berbuat kebaikan Dicopet sedikit uang perak mereka, juga
tidak apa-apa."
742
Tam Goat Hua membuka kantong uang itu, Ternyata berisi
delapan tael uang emas. Selain uang emas itu, masih terdapat
sebuah benda lain.
Begitu melihat benda tersebut, Lu Leng tercengang dan
bertanya.
"Eh? Benda apa itu?"
Dia menjulurkan tangannya mengambil benda tersebut,
ternyata dibikin dari emas, bentuknya seperti tengkorak.
Ketika melihat benda itu, air muka Tam Goat Hua
langsung berubah. Ternyata dia teringat akan seseorang.
Lu Leng mendongakkan kepala, Dia ingin bertanya kenapa
orang itu menyimpan benda tersebut, namun dia justru
melihat air muka Tam Goat Hua berubah hebat.
"Kakak Tam...." Lu Leng terheran-heran, "Kau kenapa?"
Tam Goat Hua menyahut dengan suara rendah.
"Cepat simpan benda itu!"
Lu Leng tidak tahu apa yang terjadi, Dia segera
menyimpan benda itu ke dalam bajunya. Di saat bersamaan,
gadis itu melanjutkan ucapannya.
"Ada seorang tak punya nama dan marga, dia dipanggil
Kim Kut Lau (Si Tengkorak Emas), kau tahu itu?"
743
Walau Lu Leng belum pernah berkecimpung dalam rimba
persilatan, namun sering mendengar dari ayahnya mengenai
tokoh-tokoh rimba persilatan, maka dia langsung menjawab,
" Pernah dengar"
"Orang tersebut..." Tam Goat Hua memberitahukan. "
pernah bertikai denganku Tengkorak emas itu adalah tanda
pengenalnya, Tapi sungguh mengherankan, bagaimana
Tengkorak Emas itu bisa berada di dalam kantong uang orang
tersebut? Saudara kecil, kau harus memperhatikan mulut
tangga itu. Kalau dia muncul, kita harus berhati-hati, sebab
aku tak dapat melawannya!"
Lu Leng manggut-manggut Tak seberapa lama kemudian,
semua hidangan pesanan Tam Goat Hua sudah disajikan
Mereka berdua segera bersantap dengan lahap sekali Di saat
bersamaan, terdengar suara langkah yang hiruk-pikuk di
tangga loteng, sehingga loteng itu guncang tak hentihentinya.
Tam Goat Hua dan Lu Leng mendongakkan kepala,
Tampak seorang berbadan amat gemuk membawa sebuah
pikulan batu. Di belakangnya ikut pula dua orang, mereka
sedang menuju loteng,
Ketika melihat orang berbadan amat gemuk itu, Lu Leng
cepat-cepat menundukkan kepala seraya berkata dengan
suara rendah.
"Kakak Tam, si Gemuk itu adalah Yu Lao Pun, ketua Tay
Chi Bun. Dia bukan orang baik, Kalau bukan karena dia, aku
tidak akan dikurung di istana Setan."
744
Tam Goat Hua manggut-manggut "Aku sudah tahu dan
pernah bertemu mereka di Sian Jin Hong. Entah mau apa
mereka ke mari? jangan sampai mereka tahu kita berada di
sini!" Lu Leng mengangguk dan berkata, "Si Gemuk itu
menganggap dirinya dari golongan lurus, namun
perbuatannya justru amat rendah sekali Rasanya aku ingin
mempermainkannya!"
Tam Goat Hua tertawa cekikikan
"Hi hi hi! Kau tenang saja! Aku sudah punya ide!"
Sampai di loteng, si Gemuk Yu Lao Pun menaruh pikulan
batunya ke bawah. para tamu yang ada di loteng saling
memandang, tapi semuanya diam saja, Melihat pikulan batu
itu beratnya paling sedikit empat ratus kati, pertanda si
Gemuk bukan orang biasa!
Yu Lao Pun duduk, kemudian berteriak-teriak minta arak
dan makanan, Pelayan rumah makan itu . segera
menghampirinya. Maka, Yu Lao Pun mengeluarkan setael
uang perak lalu diberikan kepada-nya.
Begitu tahu si Gemuk amat royal, pelayan itu langsung
memanggilnya Tuan besar dan "Tuan besar lagi! Tak lama
pelayan itu mulai menyajikan arak dan makanan pesanan si
Gemuk itu,
Menyaksikan situasi itu, Tam Goat Hua tertawa kecil
seraya berkata dengan suara rendah.
"Sudah saatnya!"
745
Tam Goat Hua mematah ujung sebatang sumpit,
kemudian disentilkannya ke arah jalan darah Siau Yau Hiat di
pinggang pelayan.
Sementara pelayan itu sedang membungkukkan badannya
menaruh semangkok masakan kuah ke atas meja dengan
sikap hormat sekali Siapa sangka di saat bersamaan justru ada
seseorang berkepandaian tinggi berbuat usil terhadapnya,
Patahan ujung sumpit itu meluncur cepat bagaikan kilat,
dan dalam waktu sekejap sudah mengenai jalan darah Siau
Yau Hiat pelayan itu. .
Pelayan itu merasa pinggangnya dikilik-kilik, membuatnya
merasa geli dan ingin tertawa, Dia tahu bahwa saat ini tidak
boleh tertawa, namun jalan darah Siau Yau Hiat telah
diterjang patahan ujung sumpit, bagaimana mungkin dia
dapat menahan tawanya?
"Ha hal Hi hi...!" Pelayan itu tertawa gelak.
Itu membuat tangannya yang memegang semangkok
masakan kuah menjadi bergoyang-goyang, akhirnya kuah itu
menyiram Yu Lao Pun.
Yu Lao Pun tergolong tokoh tua yang berkepandaian amat
tinggi, Kalau dia bersiap, tentunya tidak mungkin masakan
kuah itu akan dapat menyiram badannya, Namun saat ini, dia
justru sedang bersantap dengan lahapnya, sama sekali tidak
menduga akan terjadi hal seperti itu.
Ketika merasa ada kuah panas mengarah dirinya, tangan
Yu Lao Pun cepat-cepat menekan meja, lalu meloncat ke
belakang selangkah.
746
Braak!
Mangkok itu jatuh di lantai dan pecah berkeping keping,
sedangkan masakan kuah yang di dalamnya justru menyiram
badannya,
Bahkan muka Yu Lao Pun juga tersiram kuah itu, sehingga
terasa panas dan pedih. Betapa gusarnya Yu Lao Pun. Dia
langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah pelayan yang
masih terus tertawa itu. Meskipun pukulan itu dilancarkannya
tidak dengan sepenuh tenaga, namun bagaimana mungkin
pelayan yang tak pandai silat itu dapat menahannya?
Buk! Muka pelayan itu terpukul sehingga langsung
membengkak bahkan tubuhnya terpental ke arah mulut
tangga loteng. Tak ampun lagi pelayan itu terguling-guling ke
bawah. Kebetulan di tangga itu ada seseorang sedang naik.
Orang itu menjulurkan tangannya untuk menangkap pelayan
tersebut
Sementara Yu Lao Pun sibuk membersihkan pakaiannya,
maka tidak memperhatikan ada orang menahan pelayan yang
jatuh terguling itu,
Sedangkan Tam Goat Hua dan Lu Leng menahan tawanya,
Ketika melihat kemunculan orang itu, air muka Tam Goat Hua
berubah dan dia langsung menundukkan kepala.
Itu tidak terlepas dari mata Lu Leng, Dia segera
memandang ke mulut tangga itu. Dilihatnya seorang lelaki
berusia empat puluhan sedang menaiki tangga. Lelaki itu
memakai jubah panjang, yang di bagian dadanya terdapat
sulaman Tengkorak Emas,
747
Ketika melihat sulaman itu, Lu Leng sudah menduga orang
itu pasti Kim Kut Lau. Maka dia menjadi tegang dan keningnya
berkerut-kerut.
Kim Kut lau tertawa panjang, dan kemudian berkata.
"llmu pukulan yang luar biasa! Sungguh luar biasa!"
Padahal Yu Lao Pun masih dalam keadaan gusar, Tapi
begitu mendengar suara tawa itu, tersentaklah hatinya dan dia
segera mendongakkan kepala. Terlihat Kim Kut Lau, musuh
beratnya berdiri di situ, membuatnya terkejut bukan kepalang.
Kim Kut Lau menatapnya seraya berkata, "Kalau bukan
musuh berat, tentunya tidak akan berjumpa, Ya, kan?"
Saat itu pakaian Yu Lao Pun masih basah karena tersiram
kuah, Tapi begitu melihat Kim Kut Lau, dia tidak
memperdulikan pakaiannya lagi, melainkan langsung maju
selangkah sambil mengangkat pikulan batunya,
"Tidak salah!" sahutnya dingin. "Tak disangka kita
berjumpa di sini!"
Kim Kut Lau tertawa sambil duduk, lalu berkata, "Yu Lao
Pun harap tenang, di sini bukan tempat bertarung! Kita ke
mari hanya demi Lu Leng. Sampai waktunya barulah kita
bergebrak, itu tidak akan terlambat sekarang aku harap kau
kembalikan Tengkorak Emas itu!"
Begitu mendengar perkataan Kim Kut Lau, Tam Goat Hua
dan Lu Leng tertegun dan saling memandang. sedangkan Yu
Lao Pun segera menyahut dengan gusar sekali,
748
"Tengkorak Emas apa? Kau mempermainkan diriku,
apakah aku sedemikian gampang melepaskannya
Ternyata Yu Lao Pun mengira bahwa kejadian tadi adalah
perbuatan Kim Kut Lau, sebab memang sungguh kebetulan
ketika peristiwa itu terjadi Kim Kut Lau tengah menaiki tangga.
Sesungguhnya semua itu adalah perbuatan Tam Goat Hua,
namun mereka berdua justru saling menuduh, sehingga
membuat gadis itu nyaris tertawa geli,
Kim Kut Lau tertawa dingin.
"Aku punya seorang kawan di masa kecil, tapi kini dia
sudah menjadi hartawan di kota ini. Aku khawatir kaum rimba
persilatan akan mengganggunya, maka kuhadiahkan sebuah
Tengkorak Emas kepadanya. Namun hari ini barang itu hilang
mendadak di sekitar tempat ini. Selain kau, tentu tiada orang
lain akan turun tangan terhadapnya. Tak disangka sama
sekali, ketua Tay Chi Bun justru menjadi seorang pencopet!"
Yu Lao Pun masih dalam keadaan gusar Kini dia dituduh
oleh Kim Kut Lau mencopet Tengkorak Emas, Maka sudah
barang tentu kegusarannya semakin memuncak, dan dia
langsung membentak
"Kentut!"
Setelah itu, dia pun mengayunkan pikulan batunya, Saking
cepatnya ayunan itu, timbullah angin yang menderu-deru.
Wajah Kim Kut Lau berubah, kemudian dia bertanya
dengan dingin.
"Mau bertarung?"
749
Yu Lao Pun maju selangkah seraya menyahut
"Memang mau bertarung, bagaimana?"
Yu Lao Pun tahu jelas bahwa dirinya tidak akan mampu
mengalahkan Kim Kut Lau. Entah sudah berapa kali mereka
bertarung di gunung Tian Bok San timur dan barat, tapi Yu
Lao Pun selalu kalah Kini kegusarannya sudah memuncak,
maka dia tidak berpikir panjang lagi,
Ketika Yu Lao Pun baru mau menyerang, mendadak
terdengar suara yang amat tak sedap didengar, membuat
orang menjadi muak mendengarnya.
"Sungguh besar sekali kemarahan tuh!"
Yu Lao Pun sudah amat berpengalaman Begitu mendengar
suara itu, dia sudah tahu bahwa pendatang itu memiliki
Lweekang yang tinggi sekali, maka dapat mengeluarkan suara
seperti itu,
Oleh karena itu, dia segera mundur selangkah sambil
menolehkan kepalanya, Dilihatnya sosok bayangan hitam
berkelebat kemudian seseorang sudah berdiri di samping Kim
Kut Lau.
Orang itu mengenakan pakaian serba hitam. Badannya
kurus kering dan sepasang matanya cekung, Begitu melihat
orang itu, Yu Lao Pun sudah mengenalinya, yang tidak lain
adalah Thaysan Hek Sin Kun.
Di puncak Sian Jin Hong guru Su Yi San, Hek Sin Kun dan
Kim Kut Lau berdua tiba di dahan pohon, Semua orang yang
berada tempat itu menyaksikannya. padahal mengenai asalusul
Kim Kut Lau, tiada seorang pun tahu, Namun dalam
750
pertemuan itu, semua orang justru sudah tahu bahwa Kim Kut
Lau mempunyai hubungan dengan Hek Sin Kun.
Oleh karena itu, Yu Lao Pun terkejut bukan kepalang,
Sebab Hek Sin Kun lebih sulit dihadapi daripada Kim Kut Lau.
Lagipula Hek Sah Ciang (llmu pukulan Pasir Hitam) yang
dilatihnya telah mencapai tingkat ke sembilan, Siapa yang
terkena ilmu pukulan tersebut, pasti terluka berat, Kecuali
orang yang telah memiliki Lweekang yang amat tinggi,
mencapai tingkat Kim Kong Put Huai (Badan Yang Kebal
Terhadap Racun, Senjata Tajam Dan Pukulan), barulah dapat
menahan ilmu pukulan itu, Dalam keadaan seperti itu, Yu Lao
Pun tahu bahwa dirinya bukan lawan mereka. itu membuatnya
menjadi gugup, sehingga tak dapat mengucapkan sepatah
kata pun.
Kim Kut Lau berkata dengan dingin sekali,
"Yu Lao Pun, sudah kukatakan dari tadi, di sini bukan
tempat untuk bertarung! Lagipula kalau mau bertarung, kau
masih tidak setimpal Lebih baik kau cepat-cepat
mengembalikan barang yang kau copet itu!"
Saat itu, para tamu sedang bersantap, Begitu melihat
tokoh rimba persilatan mau bertarung di loteng segera saja
mereka langsung berubah pucat pias, di antara mereka tiada
seorang pun berani turun ke bawah lewat di dekat Yu Lao
Pun. Mereka mundur ke sudut. sesungguhnya Tam Goat Hua
dan Lu Leng tidak merasa takut, tapi khawatir menarik
perhatian orang, Mereka berdua membaur dengan para tamu,
menjulurkan kepala memandang keluar.
Meskipun dituduh melakukan perbuatan serendah itu oleh
Kim Kut Lau, namun Yu Lao Pun sama sekali tidak berani
751
melampiaskan kegusarannya, hanya wajahnya tampak
kehijau-hijauan dan lama sekali baru membuka mulut,
"Aku sungguh tidak melihat Tengkorak Emas itu."
Kim Kut Lau mengerutkan kening. Wajahnya kelihatan
tercengang seraya bertanya. "Kau sungguh tidak melihat?" Yu
Lao Pun menyahut seakan bersumpah, "Siapa yang mencuri
barangmu, pasti mampus disambar geledek!"
Mendengar ucapan itu, kening Tam Goat Hua langsung
berkerut Apa yang diucapkan Yu Lao Pun, justru mengenai
dirinya.
Sedangkan Kim Kut Lau tahu bahwa Yu Lao Pun adalah
ketua Tay Chi Bun. Yu Lao Pun berani bersumpah, berarti
bukan dia yang mencuri barangnya. Kim Kut Lau dan Hek Sin
Kun saling memandang, Kelihatannya mereka akan
meninggalkan rumah makan itu,
Tam Goat Hua merasa bersyukur karena mereka tidak
melihatnya. Akan tetapi, mendadak ada sebuah tangan
menekan bahunya,
Semula Tam Goat Hua mengira tangan Lu Leng, Dia tidak
begitu memperhatikannya, namun tetap menoleh.
Gadis itu sungguh gugup dan panik. Sebelum menolong Lu
Leng keluar dari istana Setan, dia tidak begitu menaruh
perhatian kepadanya, Namun setelah berhasil menolongnya
keluar dari istana Setan dan sama-sama berada di dalam
karung dia mulai menaruh perhatian besar terhadap Lu Leng,
Ketika menoleh, dia tertegun karena Lu Leng tidak berada
di sisinya, entah pergi ke mana,
752
Betapa terkejutnya gadis itu. Dia langsung menggeserkan
bahunya, sekaligus menerjang ke belakang,
Tam Goat Hua bergerak begitu cepat, tapi orang yang
menekan bahunya sudah tidak kelihatan sebaliknya malah
terdengar jeritan seorang lelaki yang berdiri di belakangnya,
Ternyata terjangannya tadi mengenai perut lelaki tersebut
Lelaki itu tidak pandai ilmu silat, maka dia mendekap
perutnya sambil merintih-rintih kesakitan sedangkan Tam Goat
Hua bergerak cepat berputar di situ, namun tetap tidak
melihat Lu Leng,
Ketika lelaki itu menjerit kesakitan, Kim Kut Lau sudah
mengarah ke sana, kemudian berseru.
"Saudara Hek, jangan kau lepaskan gadis itu, aku sedang
mencarinya!"
Suara seruan Kim Kut Lau amat nyaring, akan tetapi, Tam
Goat Hua sama sekali tidak mendengar-nya, sebab dia sedang
kebingungan karena kehilangan Lu Leng, Dia berdiri di dekat
jendela memandang keluar Dilihatnya di tikungan jalan
sepertinya ada bayangan berkelebat Tam Goat Hua segera
melesat keluar melalui jendela itu.
Ketika sepasang kakinya menginjak tanah, terdengar suara
"Ser Ser" dari jendela, Tampak dua orang melesat keluar
mengikutinya,
Kedua orang itu adalah Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun.
Namun Tam Goat Hua tidak tahu ada orang mengikutinya,
karena pikirannya hanya ingin mengejar orang yang menculik
Lu Leng, Gadis itu sudah menikung di jalan itu, lalu melesat ke
depan. Dalam waktu sekejap dia sudah meninggalkan kota itu,
753
-ooo0ooo-
Bab 35
Tam Goat Hua sama sekali tidak tahu, sosok bayangan
yang dilihatnya di tikungan jalan tadi menuju ke mana,
Dia berhenti sejenak, kemudian melesat lagi. setelah
beberapa mil kemudian barulah dia merasa ada orang
mengejarnya.
Begitu merasa ada orang mengejarnya Tam Goat Hua
langsung tahu, kalau bukan Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau,
pasti Yu Lao Pun.
Seketika juga dia mengayunkan sepasang rantai yang
melekat di lengannya, mengarah pada dua buah batu, setelah
itu disentaknya ke belakang, Kedua buah batu itu melayang ke
belakang, maksud Tam Goat Hua untuk menahan orang yang
mengejarnya di belakang.
Mendadak dia mendengar suara "Bum Bum" di belakang,
Tam Goat Hua terkejut dan langsung menoleh ke belakang,
Ternyata kedua buah batu itu telah hancur
Dia mendongakkan kepala. Dilihatnya Kim Kut Lau dan
Hek Sin Kun telah berdiri beberapa depa di depannya.
Betapa benci dan gusarnya dalam hati Tam Goat Hua. Hari
itu tiada sebab apa-apa dia ditangkap Kim Kut Lau, lalu
dikurung di rumah batu di bagian barat gunung Thian Bok
San. Kalau tidak ditolong oleh Lu Sin Kong dan isteri nya
mungkin hingga saat ini dia masih terkurung di rumah batu
tersebut
754
Kini dia sedang mencari Lu Leng, justru muncul Kim Kut
Lau mencari gara-gara dengannya, Maka, saking gusar dia
langsung mencaci
"Kim Kut Lau, mau apalagi kau ke mari?" Kim Kut Lau
menyahut "Kembalikan dulu Tengkorak Emas itu, baru kita
bicara!"
"Phui!" Tam Goat Hua meludah, sekaligus mengayunkan
rantai besinya ke arah Kim Kut Lau.
Kim Kut Lau menjulurkan tangannya ingin menangkap
rantai besi itu, tapi di saat bersamaan, Tam Goat Hua justru
menariknya kembali Kemudian mendadak mencelat ke
belakang dan cepat-cepat melesat pergi.
Belasan depa kemudian, Tam Goat Hua mendengar suara
tawa di belakangnya, ternyata Hek Sin Kun yang tertawa,
"He he he! Kalau kau bisa kabur, apakah kami masih
punya muka bertemu orang?"
Tampak sosok bayangan hitam melesat lewat di sisi Tam
Goat Hua. Orang itu ternyata Hek Sin Kun, yang kemudian
berdiri di depan gadis itu.
Tam Goat Hua tersentak dan langsung menghentikan
langkahnya, padahal gadis itu memiliki ilmu Ginkang yang
amat tinggi, namun Hek Sin Kun dapat mengejarnya, pertanda
ilmu Ginkang Hek Sin Kun jauh lebih tinggi,
Tam Goat Hua tahu bahwa dirinya tidak akan dapat
meloloskan diri. Dia menoleh ke belakang, Kim Kut Lau juga
sudah berdiri di belakangnya,
755
Gadis itu tertawa seraya berkata.
"Memang tidak sulit kalian berdua ingin mengejarku !"
Kim Kut Lau tertawa dan menyahut
"Tidak salah!"
Kim Kut Lau maju sekaligus menjulurkan tangannya
mengarah bahu Tam Goat Hua.
Kim Kut Lau pernah mengurung Tam Goat Hua di rumah
batu, Gadis itu sama sekali tidak tahu, Kim Kut Lau ingin
memperoleh apa dari dirinya, Saat ini, dia tetap tidak tahu
mengapa Kim Kut Lau masih mencari gara-gara dengannya,
Ketika melihat Kim Kut Lau menjulurkan tangannya, Tam
Goat Hua tidak tinggal diam, langsung mengayunkan rantai
besinya.
Kim Kut Lau tertawa dingin,
"Tak kusangka hari itu aku membelenggumu dengan
sepasang rantai besi, kini justru kau jadikan suatu senjata
aneh."
Di saat Kim Kut Lau berkata begitu, kebetulan Tam Goat
Hua melihat sebuah rimba di pinggir jaian, maka tergeraklah
hatinya,
Tam Goat Hua tertawa.
"Kalau begitu, aku harus berterimakasih kepadamu?"
756
Usai berkata begitu, mendadak Tam Goat Hua melesat ke
arah rimba itu, akan tetapi, sebelum kakinya menginjak tanah,
sudah terdengar orang tertawa dingin di belakangnya,
ternyata Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun berada di depan dan di
belakangnya, jadi gadis itu terkurung di tengah-tengah,
Menyaksikan itu, Tam Goat Hua tersenyum getir
"Kim Kut Lau, sebetulnya kau mau apa?"
Kim Kut Lau tertawa, "Tetap ucapan itu, ayahmu hutang
suatu barang kepadaku, maka aku harus mencari dari
badanmu!"
Tam Goat Hua langsung mencaci
"Kentut! Bagaimana mungkin ayahku punya hutang suatu
barang kepadamu? Omong kosong!"
Kim Kut Lau menyahut
"Ayahmu memang punya banyak hutang kepadaku.
Namun karena kita masih famili, maka hutang yang lain tidak
kutagih, hanya yang satu ini harus kuperoleh kembali! Karena
itu, kau harus kusandera agar dapat kuperoleh kembali barang
itu!"
Mendengar itu, Tam Goat Hua betul-betul penasaran dan
merasa geli, sebab si Nabi Setan-Seng Ling mengaku sebagai
kawan baik ayahnya, sedangkan Kim Kut Lau mengaku
sebagai famili,
Tam Goat Hua tertawa,
757
"Kau dengan kami punya hubungan famili apa? Harap
dijelaskan!"
Kim Kut Lau tertawa gelak.
"Ha ha ha! Sudah lama aku menunggu pertanyaanmu ini!
sesungguhnya kita famili dekat, aku pamanmu, kakak ibumu!"
Tam Goat Hua tertegun dan membungkam. Kim Kut Lau
adalah kakak ibunya? sementara Kim Kut Lau melanjutkan
"Ayahmu yang belum mampus itu tidak mau mengaku
diriku sebagai iparnya, tapi aku tidak peduIi! Kau mau
memanggilku paman atau tidak, aku pun tidak peduli! Hari ini
kau jangan harap bisa lolos dari tanganku!"
Tam Goat Hua menahan kegusarannya, Apa yang
dikatakan Kim Kut Lau, membuatnya tidak habis pikir Dia
percaya tapi juga bercuriga, Sebab tidak mungkin Kim Kut Lau
mau mengaku itu, kalau tidak benar
Gadis itu tertawa paksa,
"Kalau benar kau pamanku, apakah boleh dengan cara
demikian terhadap diri ku?"
Kim Kut Lau tertawa.
"lni sulit dikatakan!"
Sembari berkata, Kim Kut Lau melancarkan sebuah
pukulan ke arah pinggang Tam Goat Hua.
758
Jurus itu amat aneh, sebab, kelihatannya Kim Kut Lau
ingin memeluk Tam Goat Hua.
Bukan main terkejutnya gadis itu, Karena dia sama sekali
tidak bisa berkelip akhirnya dia menghimpun hawa murninya.
Mendadak badannya melambung ke atas, maka serangan Kim
Kut Lau mengenai tempat kosong.
Akan tetapi, ketika badannya melambung ke atas, Tam
Goat Hua merasakan adanya tenaga yang amat kuat menekan
bahu nya.
Gadis itu segera menoleh. Dilihatnya Hek Sin Kun berada
di belakangnya sedang mencelat ke atas pula dan sebelah
tangannya menekan bahu gadis itu.
Tam Goat Hua pun melihat telapak tangan Hek Sin Kun
hitam sekali, itu dikarenakan Hek Sin Kun telah berhasil
menguasai ilmu pukulan Hek Sah Ciang.
Oleh karena itu, Tam Goat Hua tidak berani melawan,
Meskipun merasa gusar dan penasaran, namun gadis itu tetap
melayang turun, Hek Sin Kun berkata sungguh-sungguh, "Asal
kau tidak mengeluarkan akal busuk, aku tidak akan
melukaimu. Legakanlah hatimu!"
Tam Goat Hua menyahut dengan rasa kesal.
"Terimakasih atas kebaikanmu Kau sedemikian baik
terhadapku, apakah juga familiku?"
Ucapan itu berupa sindiran, namun sungguh di luar
dugaan, Hek Sin Kun justru manggut-manggut.
"Tidak salah, aku paman tuamu."
759
Tam Goat Hua melongo, Dia memandang Hek Sin Kun.
Tampak wajah Hek Sin Kun begitu serius, tidak mirip sedang
bergurau.
"Jadi kalian berdua kakak beradik?"
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau menyahut hampir serentak.
"Betul!"
Mengenai ibunya, Tam Goat Hua sama sekali tidak tahu,
Kini muncul kedua paman itu, betul-betul di luar dugaannya.
Tam Goat Hua tertawa dingin,
" Kalian berdua, mau kalian apakan keponakan kalian ini?"
Kim Kut Lau berkata sambil tertawa.
"Keponakan yang baik, itu tergantung padamu. Kau
bersedia mengembalikan barang kami atau tidak?"
" Kalau begitu, kenapa kalian berdua mengurungku di sini?
Apakah kalian takut aku akan kabur?" sahut Tam Goat Hua
dingin,
Kim Kut Lau tertawa lagi,
"Kau takut kami mengurungmu? Baiklah kami tidak akan
turun tangan terhadapmu"
Usai berkata begitu, Kim Kut Lau justru menyerang mata
Tam Goat Hua dengan jurus Siang Liong Cioh Cu (Sepasang
Naga Merebut Mutiara)!
760
Baru saja gadis itu mendengar bahwa Kim Kut Lau tidak
akan turun tangan terhadapnya, namun malah menyerang
sepasang matanya. itu membuatnya gusar sekali, dan
langsung mengayunkan rantai besi yang melekat di
pergelangan tangannya,
Akan tetapi, Kim Kut Lau segera menarik kembali
serangannya, kemudian mendadak meraih rantai besi itu, lalu
tertawa,
"Ha ha! Dengan cara demikian, maka aku tidak khawatir
kau akan kabur lagi!"
Setelah rantai besi itu tergenggam oleh Kim Kut Lau,
barulah Tam Goat Hua tahu bahwa dirinya terjebak. Dia
tersenyum getir
"Untung baru sekarang aku berkenalan dengan paman
berdua, Kalau beberapa tahun lebih awal, mungkin aku sudah
tak bernyawa lagi!"
Hek Sin Kun tertawa gelak,
"Ha ha ha! Keponakan yang baik, kau tidak usah kesal!
Setelah urusan kami dengan ayahmu beres, belum tentu kami
mau kau panggil paman, lho!"
Usai berkata begitu, Hek Sin Kun memandang Kim Kut Lau
seraya berkata sungguh-sungguh,
"Adik Kim, kita harus segera melakukan perjalanan sebab
kalau terlambat akan menelantarkan semua urusan."
Kim Kut Lau mengangguk.
761
"Betul."
Kim Kut Lau melesat pergi sambil menarik rantai besi itu.
Sudah barang tentu Tam Goat Hua harus mengikutinya,
Hek Sin Kun mengikuti mereka dari belakang, Mendadak
dia membentak keras.
"Siapa?"
Usai membentak, dia melancarkan dua buah pukulan ke
belakang. Kedua pukulannya menghantam sebuah pohon yang
ada di belakangnya,
Kraaak! Pohon itu roboh seketika,
Kim Kut Lau terperanjat
"Kakak Hek, ada apa?"
Hek Sin Kun mengerutkan kening,
"Heran! Tadi sepertinya ada orang membokongku."
Kim Kut Lau juga tercengang, Kebetulan Hek Sin Kun
membelakangi mereka berdua. Begitu melihat punggung Hek
Sin Kun, seketika juga Tam Goat Hua tertawa geli, sedangkan
wajah Kim Kut Lau tampak jengah. Dia ingin marah tapi juga
merasa geli, akhirnya juga ikut tertawa.
Hek Sin Kun membalikkan badannya, Dia memandang
mereka dengan penuh rasa heran.
"Kenapa kalian tertawa?"
762
Tam Goat Hua masih terus tertawa, Kim Kut Lau
memberitahukan,
"Kakak Hek, punggungmu...."
Hek Sin Kun tertegun Dia segera meraba punggungnya,
ternyata ada sesuatu menempel Diambilnya barang itu dan
kemudian dilihatnya, seketika dia terbelalak, ternyata
selembar kertas bergambar seekor kura-kura.
Pasti orang tadi yang menempelkan kertas itu di punggung
Hek Sin Kun. sebetulnya itu merupakan suatu permainan
anak-anak, tidak perlu mereka merasa heran,
Akan tetapi, ada orang berani berbuat begitu terhadap
Hek Sin Kun, itu sungguh merupakan hal yang amat luar
biasa!
Betapa gusarnya Hek Sin Kun dalam hati, namun tidak
diperlihatkan pada wajah nya. Dia tertawa dingin seraya
berkata.
"Sobat dari mana berani bergurau denganku? Kenapa
sobat tidak mau memperlihatkan diri"?"
Walau dia bertanya berulang kali, tetap tiada sahutan,
rimba itu sepi-sepi saja,
Hek Sin Kun seorang tokoh yang amat terkenal dari
golongan hitam Tapi kini dia dipermainkan , Kalau hal itu
sampai tersiar keluar mukanya mau di taruh di mana?
Rupanya orang yang bergurau dengannya telah
menanamkan dendam yang amat dalam,
763
Karena tiada sahutan, Kim Kut Lau tertawa dingin
"Kakak Hek, kurcaci itu tidak berani memperlihatkan diri,
Maka kau tidak usah mempedulikannya! Lebih baik kita segera
melanjutkan perjalanan?"
Hek Sin Kun mengangguk lalu merobek-robek kertas itu
seraya berseru,
"Aku tinggal di gunung Thay San! Kalau Anda ingin
memberi petunjuk, harap datang di gunung Thay San!"
Bagian 15
Usai Hek Sin Kun berseru, mereka beranjak dari tempat itu
dan terus melanjutkan perjalanan.
Setelah menemui kejadian itu, Kim Kut Lau dan Hek Sin
Kun selalu bersiaga, Tak seberapa lama kemudian, mendadak
Kim Kut Lau bersiul panjang sambil menggerakkan tangannya
menyambar ke belakang,
Hek Sin Kun cepat-cepat menoleh. Dilihatnya segulung
bayangan hitam berkelebat pergi laksana kilat, dan dalam
sekejap sudah hilang dari pandangannya, sedangkan di
punggung Kim Kut Lau sudah menempel selembar kertas
bergambar seekor kura-kura .
Ketika melihat bayangan itu, Hek Sin Kun segera mengejar
Kim Kut Lau merobek-robek kertas itu, kemudian
mendengus dingin dengan wajah merah padam saking
gusarnya,
764
Tadi Tam Goat Hua juga melihat bayangan itu, Dia
mengenalinya, yang tidak lain, si Budak Setan!
Si Budak Setan mempermainkan Kim Kut Lau dan Hek Sin
Kun, tentunya Tam Goat Hua merasa gembira sekali.
Akan tetapi, gadis itu pun mencemaskannya. Karena agar
Tam Goat Hua bisa memasuki istana Setan, kini sudah jadi
musuh besar si Nabi Setan-Seng Ling.
Kini demi dirinya, dia pun menanam permusuhan dengan
Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun. Ginkangnya memang tinggi
sekali, namun ilmu silatnya terbalas. Suatu hari nanti, dia pasti
akan jatuh ke tangan mereka, Di saat Tam Goat Hua sedang
berpikir, terdengarlah suara "Bum Bum" di dalam rimba,
Ternyata Hek Sin Kun mengamuk di sana, Karena dia tidak
menemukan siapa pun, pohon-pohon yang menjadi sasaran
amukannya!
Di saat bersamaan, terdengar pula suara "Ser Ser", dua
batang panah meluncur secepat kilat ke arah bahu Kim Kut
Lau.
Karena sebelah tangan Kim Kut Lau menggenggam rantai
besi, maka sulit baginya menangkis kedua batang panah itu
dengan sebelah tangan. Karena itu, dia terpaksa melepaskan
rantai besi itu untuk menyambut kedua batang panah tersebut
Tam Goat Hua tahu bahwa si Budak Setan menempuh
bahaya itu, bertujuan ingin menolongnya,
Maka ketika Kim Kut Lau melepaskan rantai itu, Tam Goat
Hua segera melesat pergi.
765
Karena tidak tahu siapa musuh itu, maka Kim Kut Lau
hanya menganggap orang yang memanah itu berkepandaian
amat tinggi Dia memutar badannya sekaligus melancarkan
empat buah pukulan dahsyat sehingga tidak memperhatikan
Tam Goat Hua.
Di saat bersamaan, dia pun berseru.
"Kakak Hek, cepat ke mari!"
Hek Sin Kun cepat-cepat melesat ke arah nya. sedangkan
Tam Goat Hua telah melesat ke rumput alang-alang yang
lebat dan tinggi Ketika dia baru berhenti terdengar suara
"Seeer"
Tam Goat Hua menoleh, tampak si Budak Setan berdiri di
dekatnya sambil tersenyum-senyum,
Gadis itu segera menegurnya dengan suara rendah .
"Budak Setan, kau sungguh berani!"
Si Budak Setan menyahut dengan suara rendah.
"Nona Tam, tak kusangka kau dapat keluar dari istana
Setan! Siang malam aku bermohon kepada "Thian" (Tuhan)
melindungimu, akhirnya terkabul juga permohonanku!"
Walau ucapan si Budak Setan agak ke bodoh-bodohan,
namun nadanya amat memperhatikan Tam Goat Hua. Gadis
itu segera memberi isyarat, agar si Budak Setan diam,
Setelah itu, barulah dia mengintip ke arah Kim Kut Lau.
Tampak Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun berdiri dengan
punggung menghadap punggung, sikap mereka seakan
766
sedang menghadapi kemunculan musuh tangguh Mata mereka
menyorot tajam menengok ke sana ke mari.
Bukan main tegangnya Tam Goat Hua. Dia berharap
dirinya bisa segera meloloskan diri.
Akan tetapi, mendadak terdengar Kim Kut Lau dan Hek Sin
Kun mengeluarkan suara siulan aneh.
Suara siulan itu membuat hati Tam Goat Hua tergetar
keras, Gadis itu memandang si Budak Setan, Dilihatnya wajah
si Budak Setan sudah berubah pucat pias,
Tam Goat Hua terkejut Namun ketika dia baru mau
membuka mulut untuk bertanya, mendadak suara siulan itu
berhenti Di saat bersamaan, tampak Kim Kut Lau dan Hek Sin
Kun melesat ke arah rumput alang-alang, tempat Tam Goat
Hua dan si Budak Setan bersembunyi
" Mereka berdua melesat ke sana, namun gerakan mereka
berbeda, Badan Hek Sin Kun bergerak ke atas, sedangkan
badan Kim Kut Lau bergerak ke bawah. Mereka pun
melancarkan beberapa pukulan ke arah rumput alang-alang
itu, sehingga rumput alang-alang itu roboh semua, dan terlihat
Tam Goat Hua serta si Budak Setan berdiri di situ,
Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua, dan segera
berseru.
"Aku tidak apa-apa, cepatlah kau kabur!"
Badan si Budak Setan segera bergerak Akan tetapi Hek Sin
Kun yang berada di udara, langsung menggerakkan sepasang
telapak tangannya ke arah si Budak Setan,
767
Walau si Budak Setan memiliki Ginkang yang amat tinggi,
namun tak mampu bergerak karena merasa ada tenaga yang
amat dahsyat menekan dari atas,
Di saat bersamaan, badan Hek Sin Kun mulai merosot ke
bawah, Si Budak Setan merasa tekanan tenaga itu semakin
kuat dan dahsyat sedangkan Kim Kut Lau sudah berada di
belakangnya, dan itu membuat si Budak Setan sama sekali
tidak mampu mengerahkan Ginkangnya,
Tam Goat Hua amat gugup dan panik. Tanpa berpikir
panjang lagi dia langsung menerjang ke depan. Tapi badan
Kim Kut Lau bergerak, tahu-tahu dia sudah menghadang di
depan gadis itu,
Tam Goat Hua mendongakkan kepala. Dilihatnya Hek Sin
Kun sudah berdiri di belakang si Budak Setan, Sebelah telapak
tangannya mengarah kepala, dan yang sebelah lagi mengarah
jalan darah Leng Tay Hiat di punggung si Budak Setan!
Wajah si Budak Setan sudah pucat pias, Menyaksikan itu,
Tam Goat Hua tahu bahwa Hek Sin Kun belum mengerahkan
Lweekangnya, Namun kedua tangannya telah mengarah ke
jalan darah Pek Hwe Hiat dan Leng Tay Hiat si Budak Setan,
jangankan si Budak Setan, kalaupun si Nabi Setan-Seng Ling,
juga akan binasa apabila Hek Sin Kun mengerahkan
Lweekangnya,
Karena itu, Tam Goat Hua segera berseru.
"Budak Setan, kau jangan bergerak, biar aku bicara
dengan mereka!"
Kim Kut Lau terbelalak dan tertegun.
768
"Oh? Temyata dia si Budak Setan! Kakak He, harap
berhenti!"
Hek Sin Kun tertawa,
"Dari tadi aku sudah punya maksud demikian." Kemudian
dia menatap si Budak Setan seraya membentak. "Bocah
sialan! Kalau kau bersedia menjadi budakku, aku pasti
mengampuni nyawamu!"
Si Budak Setan memejamkan mata, sama sekali tidak
menyahut
Tam Goat Hua segera berkata,
"Budak Setan! Kau kabulkan saja! Takut apa sih?"
Maksud gadis itu, apabila Hek Sin Kun melepaskan
tangannya, si Budak Setan boleh segera kabur!
Akan tetapi, si Budak Setan tetap diam dengan mata
terpejam. Perlu diketahui, si Budak Setan berhati lurus dan
jujur. Sejak kecil dia sering mengalami hal-hal yang amat
menyakiti hatinya, lagipula dia berwajah buruk, sehingga tidak
dianggap sebagai manusia, bahkan dia pun memandang
rendah dirinya sendiri.
Setelah bertemu Tam Goat Hua, gadis itu justru
memperlakukannya sebagai orang biasa, itu sungguh
mengharukan hati si Budak Setan, Barulah dia sadar bahwa
dirinya juga manusia, tidak perlu dihina orang lain, Oleh
karena itu, saat ini Hek Sin Kun menghendakinya untuk
menjadi budaknya, dia tidak mau mengabulkannya, Walau
Tam Goat Hua berseru berulang kali, namun dia tetap diam
769
dengan mata terpeja,. itu membuat Hek Sin Kun gusar sekali
dan langsung membentak.
"Bocah sialan! Kalau kau tidak mengabulkan
permintaanku, aku pasti membunuhmu!"
Mendengar ancaman itu, si Budak Setan segera membuka
matanya, kemudian memandang Tam Goat Hua seraya
berkata,
"Nona Tam, kita tidak bisa berjumpa lagi!"
Usai berkata, dia kembali memejamkan matanya,
Kelihatannya dia sudah mengambil keputusan untuk bersedia
mati.
Saking gugupnya Tam Goat Hua membanting-banting kaki,
"Hek Sin Kun, lepaskan dia! Aku akan menasihatinya
perlahan-lahan!"
Sebelum Hek Sin Kun menyahut si Budak Setan sudah
membuka mulut
"Nona Tam, aku tahu kau tidak akan menasihatiku agar
mau menjadi budak orang lain."
Mendengar ucapan itu, Tam Goat Hua menghela nafas
panjang sambil menggeleng-gelengkan kepala, sedangkan Kim
Kut Lau berkata,
"Kakak Hek, dia tidak mau mengabulkan, habiskan saja!
Lumayan kita memperoleh busur itu!"
770
Hek Sin Kun menyahut dengan suara dalam.
"Betul!"
Ketika Hek Sin Kun baru mau mengerahkan Lweekangnya,
mendadak terdengar suara seruan dari dalam rimba.
"Busur itu milikku!"
Tadi Hek Sin Kun di dalam rimba itu mengamuk
menghantam pohon-pohon, namun tidak menemukan seorang
pun. Setelah Kim Kut Lau memanggilnya, barulah dia melesat
keluar sesungguhnya Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tidak tahu
tempat persembunyian Tam Goat Hua. Namun karena gadis
itu berbisik-bisik dengan si Budak Setan, maka terdengar oleh
mereka. Ternyata tadi mereka berdua memasang kuping
mendengarkan semua gerak-gerik di sekitar tempat itu, hanya
terdengar suara bisikan Tam Goat Hua, tidak mendengar
suara Iain.
Akan tetapi, kini malah terdengar suara seruan dari dalam
rimba itu, membuat Hek Sin Kun tidak jadi mengerahkan
Lweekangnya, lalu mengarahkan pandangannya ke rimba itu,
Tampak sosok bayangan berlari keluar dari rimba itu,
Gerakannya amat aneh, sempoyongan ke sana ke mari seperti
orang sedang mabuk.
Begitu melihat gerakan itu, Hek Sin Kun tahu bahwa itu
gerakan Kan Kun Tay Nah Ih (Langkah Aneh Alam Semesta),
yaitu ilmu Ginkang tingkat tinggi.
"Ha ha ha!" Terdengar suara tawa. Ternyata yang muncul
orang berkedok Buddha Tertawa, yang juga dikenal sebagai
orang aneh berkedok yang muncul di puncak Sian Jin Hong,
771
Begitu melihat kemunculan orang aneh berkedok itu, Tam
Goat Hua langsung menarik nafas lega,
Hek Sin Kun segera membentak.
"Siapa kau?"
Orang aneh berkedok tertawa gelak,
"Ha ha ha! Aku adalah aku! Tapi aku tahu kau adalah Hek
Sin Kun, yang mahir menggunakan ilmu pukulan Hek Sah
Ciang! itu merupakan ilmu pukulan yang amat ganas, yang
terdiri dari sepuluh tingkat Biasanya orang yang belajar ilmu
pukulan tersebut, hanya mencapai tingkat ketiga saja, Sebab
mulai dari tingkat keempat, tiada seorang pun tahu cara
berlatihnya Tapi kemudian, justru ada seseorang tahu cara
berlatih ilmu pukulan itu! Kekuatan tingkat sembilan, masih
tidak dapat menyamai kekuatan tingkat delapan! Kalau sudah
sampai ke tingkat sembilan, justru tidak boleh mundur ke
tingkat delapan lagi, sebab amat membahayakan orang yang
belajar ilmu pukulan Hek Sah Ciang itu!"
Bukan main terkejutnya Hek Sin Kun, sebab orang aneh
berkedok dapat mengurai tentang ilmu pukulan Hek Sah
Ciang, bahkan juga tahu kelemahan ilmu tersebut, setelah
tertegun sejenak, Hek Sin Kun bertanya.
"Menurut Anda, harus bagaimana orang bisa mencapai ke
tingkat sepuluh?"
Orang aneh berkedok menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku ingin bertanya kepadamu, bagaimana dengan busur
itu?"
772
Hek Sin Kun tidak begitu mementingkan busur pusaka itu,
sebaliknya amat berharap Hek Sah Ciang yang dilatihnya
dapat mencapai tingkat ke sepuluh, Maka dia langsung
menjawab
"Akan kuberikan kepadamu, tapi..."
Orang aneh berkedok manggut-manggut
"Bagus! Kalau begitu, kau pun harus melepaskan mereka,
biar mereka pergi!"
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau saling memandang,
kemudian Hek Sin Kun berkata,
"Kelihatannya Anda tahu jelas mengenai ilmu pukulan Hek
Sah Ciang!"
Orang aneh berkedok menyahut
Tidak juga! Sebab aku tidak pernah belajar ilmu pukulan
itu! Hanya saja aku punya seorang generasi muda, dia justru
belajar ilmu pukulan itu! Entah kau pernah mendengar
namanya atau tidak?"
Hek Sin Kun segera bertanya.
"Siapa orang itu?"
Orang aneh berkedok memberitahukan.
"Orang itu bernama Ku Ling Cu!"
773
Begitu mendengar nama tersebut, wajah Hek Sin Kun
langsung berubah hijau dan putih,
Ternyata orang yang disebut itu guru Hek Sin Kun, Orang
aneh berkedok mengatakan bahwa Ku Ling Cu merupakan
generasi mudanya. Kalau begitu, orang aneh berkedok itu
lebih dua tingkat dari Hek Sin Kun.
Padahal sesungguhnya, itu sama sekali tidak masuk akal.
Sebab ketika Ku Ling Cu meninggal, usianya sudah sembilan
puluh lebih. Lalu berapa usia orang aneh berkedok itu? Sudah
jelas dia sedang mempermainkan Hek Sin Kun.
Akan tetapi, Hek Sin Kun justru tidak berani melampiaskan
kegusarannya, sebab dia tidak tahu harus dengan cara
bagaimana berlatih ilmu pukulan Hek Sah Ciang, agar bisa
mencapai ke tingkat sepuluh, Kelihatannya orang aneh
berkedok itu tahu, maka dia tidak berani bertindak ceroboh.
Setelah berpikir sejenak, barulah dia menyahut
"Beliau almarhum guruku! Apa yang Anda katakan tadi,
kami berdua pasti menuruti Tapi mengenai tingkat sembilan
ke tingkat sepuluh...."
Semakin dia menghendaki orang aneh berkedok
mengatakannya, orang aneh berkedok itu justru tidak mau
mengatakannya,
"Kalau begitu, lepaskanlah tanganmu!"
Hek Sin Kun segera melepaskan tangannya, Si Budak
Setan bergerak cepat ke sisi Tam Goat Hua.
Orang aneh berkedok berkata perlahan-lahan.
774
"Asal aku tidak keburu mati, dalam beberapa tahun aku
pasti tidak akan mengecewakanmu, Pergilah!"
Bukan main gembiranya Hek Sin Kun, dan langsung
memberi hormat seraya berkata.
"Terimakasih!" Kemudian menunjuk Tam Goat Hua. "Dia
keponakan kami, maka harus ikut kami karena masih ada
urusan lain yang harus kami bicarakan."
Orang aneh berkedok langsung meludah,
"Phui! Kau jangan kentut lagi! Dia memang keponakan
kalian, tapi dia tidak mau ikut kalian! Lagipula aku pun punya
urusan dengannya, kalian pergilah!"
Wajah Kim Kut Lau sudah berubah tak sedap dipandang,
namun Hek Sin Kun terus memberi isyarat kepadanya, agar
tidak bergerak sembarangan. Mendadak Kim Kut Lau tertawa
gelak, lalu berkata,
"Anda menghendaki kami pergi, itu jangan cuma di mulut
saja!"
Orang aneh berkedok tertawa terbahak-bahak,
"Ha ha ha! Baik, aku akan mengantarmu!"
Dia langsung mengipaskan kipas rombengnya ke arah Kim
Kut Lau. Di saat bersamaan, terdengar pula suara seruan Hek
Sin Kun.
"Adik Kim, jangan gegabah!"
775
Kim Kut Lau membungkukkan badannya sedikit, lalu
melancarkan sebuah pukulan untuk menyambut kipas
rombeng itu.
Ketika melancarkan pukulan itu, Kim Kut Lau
menggunakan delapan bagian tenaganya. Akan tetapi,
sebelum pukulannya menyentuh kipas rombeng tersebut
terasa serangkum tenaga yang amat dahysat menerjang ke
arahnya, dan itu membuat Kim Kut Lau terhuyung-huyung
tujuh delapan langkah ke belakang.
Hek Sin Kun segera maju, Dia menarik Kim Kut Lau untuk
diajak meninggalkan tempat itu.
-ooo0ooo-
Bab 36
Menyaksikan itu, Tam Goat Hua langsung tertawa
gembira, kemudian berkata dengan penuh kekaguman.
"Cianpwee, Lweekangmu sudah tinggi, kira-kira sudah
nomor wahid di kolong langit?"
Orang aneh berkedok menghela nafas panjang,
"Tidak terhitung itu, karena kini masih ada satu orang, aku
masih tidak berani berhadapan dengannya."
Hati Tam Goat Hua tersentak, gadis itu menatapnya
seraya bertanya,
"Cianpwee bergurau?"
776
Orang aneh berkedok menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku tidak bergurau, Kalau saat ini orang itu muncul, aku
pasti kabur terbirit-birit."
Dari puncak Sin Jin Hong hingga di sini, yang diperlihatkan
orang aneh berkedok adalah ilmu silat tingkat tinggi, boleh
dikatakan nomor wahid di kolong langit Akan tetapi, masih ada
seseorang yang akan membuatnya kabur terbirit-birit, itu
sungguh tak dapat dipercaya.
Tam Goat Hua segera bertanya.
"Siapa orang itu?"
Orang aneh berkedok menyahut
"Justru repotnya di sini, siapa dia, aku pun tidak tahu."
Mulut Tam Goat Hua ternganga lebar, dan matanya
terbeliak,
" Kalau begitu, bagaimana Cianpwee takut kepada nya?"
Orang aneh berkedok memberitahukan
"Aku tidak takut kepada orangnya, hanya takut kepada Pat
Liong Thian Im (Suara Langit Delapan Naga), ilmunya itu."
Mendengar itu, hati Tam Goat Hua tergerak dan kemudian
dia berkata,
"Pat Liong Thian Im? Oh! Aku sudah tahu, maksud
Cianpwee suara harpa itu!"
777
Kelihatannya orang aneh berkedok sudah tidak mau
membicarakan itu, sebab dia langsung mengalihkan
pembicaraan.
"Kau sudah ke istana Setan?"
Tam Goat Hua mengangguk. "Sudah."
Orang aneh berkedok manggut-manggut
"Bagus, Nyalimu cukup besar, Bertemu Lu Leng?"
Tam Goat Hua menghela nafas panjang. "Sudah bertemu."
Orang aneh berkedok bertanya. "Kau sudah menolongnya
keluar?"
Tam Goat Hua menyahut. "Sudah."
Orang aneh berkedok bertepuk tangan.
"Bagus! Di mana orangnya?"
Tam Goat Hua tahu bahwa orang aneh berkedok pasti
akan bertanya sampai ke situ, maka dia menghela nafas lagi.
"Orangnya hilang lagi."
Orang aneh berkedok tertawa.
"Gadis liar, jangan bergurau denganku!"
Tam Goat Hua tersenyum getir
778
"Bagaimana aku berani bergurau dengan Cianpwee? Lu
Leng betul-betul hilang lagi."
Mendadak orang aneh berkedok itu menggeram, kemudian
sebelah tangannya memukul ke bawah,
Bum! Tanah yang terkena pukulannya langsung berlobang,
padahal tadi orang aneh berkedok masih tertawa-tawa.
Namun begitu dia marah, sungguh mengejutkan! Tam Goat
Hua sama sekali tidak berani bersuara saking ketakutan Orang
aneh berkedok mencaci
"Sungguh tak berguna! Si Tam kecil kok bisa punya anak
perempuan yang begini macam? Sungguh mempermalukan
kakek moyang keluarga Tam! Mataku sudah buta,
menganggapmu sebagai manusia!"
Tam Goat Hua dicaci maki hingga tak berani bersuara
sama sekali, wajahnya memerah dan matanya sudah
bersimbah air, kelihatannya nyaris menangis. sedangkan
orang aneh berkedok justru terus mencaci maki.
"Kalau tahu kau begitu tak berguna, lebih baik aku
menyuruh orang lain! Tidak akan menelantarkan urusan, Hm!
Orang bermarga Tam mana ada yang baik? Phui! semuanya
tak berguna!"
Tam Goat Hua diam saja, Akan tetapi si Budak Setan yang
merasa tidak tahan, langsung menegur orang aneh berkedok
itu.
"Sudahlah! Kau jangan terus mencaci maki lagi! Nona Tam
yang memasuki istana Setan, nyaris kehilangan nyawanya,
Kau masih mempersalahkannya, sungguh keterlaluan !”
779
Begitu mendengar teguran si Budak Setan, kegusaran
orang aneh berkedok semakin memuncak,
"Kau Budak Setan, mengerti apa? Kalau dia kehilangan
nyawanya, justru menyempurnakannya! Kau tidak usah
campur mulut, enyah!"
Orang aneh berkedok menggerakkan kipas rombengnya,
Terdengar suara menderu ke arah si Budak Setan, itu
membuatnya termundur-mundur beberapa depa, lalu jatuh
gedebuk di tanah.
Walau si Budak Setan jatuh duduk di tanah, tapi sama
sekali tidak mengalami luka baik luar maupun dalam.
Tam Goat Hua yang terus diam itu, akhirnya membuka
mulut.
"Aku tahu harus bertanggung jawab, lagipuia aku sedang
mencari nya. Kalau aku tidak menemukannya, barulah
Cianpwee mencaci makiku!"
Orang aneh berkedok tertawa dingin,
"Kau mau bertanggung jawab tentang itu? Baik, aku beri
kau waktu tiga hari! Apabila dalam waktu tiga hari kau tidak
dapat menemukan Lu Leng, aku tidak akan peduli Tam Sen,
Tam Ek Hui atau anak cucu Tam lagi, satu pun tidak akan
kulepaskan!"
Di puncak Sian Jin Hong, Tam Goat Hua sudah
menyaksikan tingkah laku orang aneh berkedok uring-uringan.
sebentar dia lurus dan sebentar sesat, sehingga membuat
orang tidak tahu jelas karakternya,
780
Tadi ketika orang aneh berkedok menolong si Budak
Setan, menghadapi Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun, kelihatan
persis seperti tokoh tua golongan lurus,
Akan tetapi, begitu mendengar Lu Leng hilang, orang aneh
berkedok langsung berubah penuh hawa sesat.
Sesungguhnya Tam Goat Hua ingin menutur tentang
hilangnya Lu Leng, setelah itu, dia pun ingin minta bantuan
untuk mencari nya. Tapi kini mendengar nadanya, sepertinya
orang aneh berkedok tak mau peduli apa pun, hanya
mengharukan Tam Goat Hua menyerahkan Lu Leng
kepadanya.
Dalam hati Tam Goat Hua amat kesal dan gusar, namun
karena memang kecerobohannya, sehingga Lu Leng hilang
lagi. Orang aneh berkedok memberikannya waktu tiga hari,
bagaimana mungkin dalam waktu sesingkat itu akan berhasil
menemukan Lu Leng?
Karena itu, Tam Goat Hua tertawa dingin seraya bertanya.
"Bagaimana kalau dalam tiga hari, aku berhasil mencari Lu
Leng?"
Orang aneh berkedok langsung menyahut lantang
"Anggaplah omonganku tadi sebagai kentut saja! Aku
sudah berjanji akan memberikanmu kebaikan, itu pasti
kuberikan."
Tam Goat Hua mendengus.
"Hm!" Kemudian mengangguk "Baik!"
781
Orang aneh berkedok memberitahukan.
"Tiga hari kemudian, aku berada di rimba ini
menunggumu."
Usai berkata begitu, mendadak badan orang aneh
berkedok tampak sempoyongan seakan mau jatuh, namun di
saat bersamaan badannya justru melesat pergi dengan
gerakan aneh, dan sekejap saja dia sudah tidak kelihatan
Setelah orang aneh berkedok itu tidak kelihatan, barulah
Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam, kemudian duduk
di bawah pohon sambil berpikir
Mencari Lu Leng, urusan tersebut jauh lebih sulit daripada
ke istana Setan menolong Lu Leng. Sebab ke istana Setan
menolong Lu Leng, itu masih ada tempat tujuan.
Namun kini Lu Leng hilang begitu saja, Dia diculik siapa
dan berada di mana, Tam Goat Hua sama sekali tidak tahu,
Gadis itu menghela nafas panjang, lalu memandang ke
arah rimba sambil tennenung,
Tiga hari! itu merupakan waktu yang amat singkat!
Tam Goat Hua tahu kini gelisah pun tiada gunanya, Yang
terpenting dalam waktu tiga hari, harus berhasil mencari Lu
Leng,
Walau tidak tahu asal-usul orang aneh berkedok, namun
ketika dia marah, sungguh tidak boleh dibuat main.
Tam Goat Hua mulai termenung lagi, Kemudian dia ingat
ketika itu ada sebuah tangan menekan bahunya, Dia segera
782
membalikkan badan, tapi begitu cepat tangan itu ditarik
kembali, maka gadis itu tidak melihat jelas tangan tersebut.
Kalau ingin melukainya, tentu gampang sekali.
Tam Goat Hua terus berpikir, tapi tidak dapat mengungkap
apa pun, Kemudian dia mendongakkan kepala, tampak si
Budak Setan berdiri di hadapannya,
Setelah gadis itu mendongakkan kepala, barulah si Budak
Setan berani membuka mulut
"Nona Tam, ada kesulitan?"
Tergerak hati Tam Goat Hua dan membatin, Ginkang si
Budak Setan amat tinggi, pergi pulang bagaikan terbang, Dia
pasti dapat membantuku, kenapa tidak menutur kejadian itu
kepadanya?
Karena berpikir begitu, maka Tam Goat Hua segera
berkata,
"Kau duduklah! Aku memang membutuhkan bantuanmu ?"
Si Budak Setan tertegun Dia duduk di sisi Tam Goat Hua.
Gadis itu menutur tentang kejadian itu. Usai mendengar
penuturan itu, si Budak Setan segera berkata.
"Nona Tam, apa yang dikatakan orang aneh berkedok itu,
pasti akan dilaksanakannya? Kalau kau tidak berhasil mencari
Lu Leng, dia akan turun tangan jahat terhadapmu?"
Tam Goat Hua menghela nafas panjang,
783
"Sekarang tidak perlu memikirkan itu, Apabila dalam waktu
tiga hari aku tidak berhasil menemukan Lu Leng, selanjutnya
aku bagaimana menemui orang?"
Si Budak Setan diam saja,
Tam Goat Hua berpikir lagi, lama sekali barulah berkata.
"Oh ya, setelah meninggalkan si Nabi Setan-Seng Ling,
kau ke mana saja?"
Wajah si Budak Setan langsung berubah muram.
"Kata tuan penolong, dia pasti akan membunuhku Aku
tidak ke mana-mana, hanya berputar-putar di luar istana
Setan, karena mencemaskanmu."
Tam Goat Hua segera bertanya,
"Pernahkah kau melihat orang yang mencurigakan di
sekitar sana?"
Si Budak Setan berpikir, kemudian mendadak meloncat
bangun seraya menyahut.
"Ada! Pagi ini ketika aku melewati tumpukan batu, terlihat
seorang aneh, amat aneh!"
Tam Goat Hua bertanya cepat
"Bagaimana rupa orang aneh itu?"
Si Budak Setan menyahut
784
"Orang itu... sepertinya terluka parah, Dia duduk di balik
batu merawat lukanya...."
Tam Goat Hua menghela nafas panjang,
"Maksudku bertanya padamu, apakah melihat orang yang
mencurigakan, kemungkinan menculik Lu Leng, Kenapa kau
malah memberitahukan tentang orang terluka itu?"
Wajah si Budak Setan memerah, kemudian dia
menundukkan kepala.
Tam Goat Hua merasa tidak tega, lalu tertawa seraya
berkata,
"Coba kau beri tahukan, bagaimana anehnya orang terluka
itu! Siapa tahu ada gunanya!"
Si Budak Setan memberi tahu kan.
"Orang terluka itu berusia sekitar enam puluhan. wajahnya
tampak berwibawa, Dia memakai baju hitam dan jari tengah
kanannya memakai sebuah cincin giok...."
Mendengar sampai di situ, Tam Goat Hua tampak tertegun
"Budak Setan, kau bilang jari tengah orang itu memakai
apa?"
Si Budak Setan menyahut
"Memakai sebuah cincin giok yang amat indah." seketika
air muka Tam Goat Hua berubah te-gang, dan dia bertanya
dengan cemas sekali.
785
"Bagaimana lukanya? Parahkah?"
Si Budak Setan menjawab.
"Lukanya amat parah, wajah pucat pias. Namun ketika
melihat diri ku, dia masih bisa tertawa dan berpesan kepadaku
tidak boleh beritahukan siapa pun tempat persembunyiannya.
Kemudian dia pun menyuruhku pergi membeli obat Aku
segera ke kota, kalau tidak, tentunya tidak akan bertemumu."
"Kau sudah beli obat yang dibutuhkan itu?"
"Sudah." Si Budak Setan mengangguk "Masih berada di
dalam bajuku."
Tam Goat Hua bangkit berdiri
"Budak Setan! Cepat bawa aku ke sana menemui-nya!"
Si Budak Setan menggelengkan kepala,
"Nona Tam, aku... sudah berjanji kepadanya, tidak akan
beritahukan kepada siapa pun tempat persembunyiannya...."
Tam Goat Hua langsung membentak
"Goblok! Dia ayahku!"
Si Budak Setan terperanjat
"Hah? Dia ayahmu? Mari kita cepat ke sana!"
786
Mereka langsung berangkat menuju arah barat daya.
Berselang beberapa saat, mereka sudah menempuh belasan
mil,
Di depan tampak sebuah bukit kecil yang penuh tumpukan
batu, Si Budak Setan menuju ke tumpukan batu, Tam Goat
Hua mengikutinya dari belakang, Tak lama mereka sudah
sampai di tengah-tengah tumpukan batu itu. Tampak seorang
tua duduk di situ, Tidak salah, orangtua itu Tam Sen, ayah
Tam Goat Hua.
Begitu melihat Tam Sen, rasa duka dalam hati Tam Goat
Hua timbul seketika, Gadis itu berseru sambil menangis
terisak-isak,
"Ayah! Ayah...!"
Tam Sen membuka matanya. Keningnya ber-kerut-kerut,
namun suaranya amat tenang,
"Anak bodoh, kenapa kau menangis? Kau anggap dirimu
masih kecil? Bagaimana kau sampai di sini?"
Tam Goat Hua menjadi malu hati. Dia segera menghapus
air matanya seraya menyahut
"Teman ini yang memberitahu Oh ya, Ayah menyuruh
kami menunggu di Hou Yok, tapi kenapa Ayah tidak ke sana?
Kami sampai di puncak Sian Jin Hong, Ayah pun tidak ada.
Bagaimana Ayah berada di sini dan terluka parah? Aku,.,
aku...."
Berkata sampai di situ, air mata Tam Goat Hua meleleh
lagi
787
Tam Sen tersenyum, Si Budak Setan menyerahkan obat
yang dibelinya, Setelah menerima obat itu, Tam Sen
membelai-belai rambut putrinya dengan penuh kasih sayang,
"Anak bodoh, kau jangan sedih! Sebulan dua bulan luka
ayah pasti sembuh, kau tidak perlu cemas! Kau sudah ke
puncak Sian Jin Hong, bagaimana keadaan di sana, cepat
beritahukan!"
Tam Goat Hua memperhatikan ayahnya, Walau wajahnya
pucat pias, namun tampak tenang sekali, maka gadis itu yakin
sebulan dua bulan ayahnya pasti sembuh, maka rasa
cemasnya berkurang.
"Ayah, jangan membicarakan urusan di puncak Sian Jin
Hong, sebab banyak hal yang perlu kutanyakan kepada Ayah."
"Tanyalah! Tapi ayah ingin sekali mendengar tentang
kejadian di puncak Sian Jin Hong,"
Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam, kemudian
mulai bertanya,
"Apakah Ayah dipanggil Hwe Ciau Tocu dan Cit Sat Sin
Kun?"
Tam Sen kelihatan terkejut Dia tidak menyangka putrinya
akan mengajukan pertanyaan tersebut Namun hatinya cepat
kembali tenang, dan setelah itu dia menyahut
"Tidak salah, itu adalah julukan ayah di masa lalu, dalam
kurun waktu dua puluh tahun, Namun karena ayah merasa
tidak puas akan tindak perbuatan di masa lalu, maka ayah
tidak memberitahukan kepada kalian kakak beradik tentang
julukan tersebut
788
"Oh!" Tam Goat Hua manggut-manggut "Kalau begitu, apa
yang dikatakan si Nabi Setan-Seng Ling juga benar?"
"Apa yang dikatakannya?"
"Dia mengatakan bahwa dulu bersama ayah, kaum rimba
persilatan menjuluki Ayah dan dia sebagai Thian Te Siang Sat.
Benarkah itu?"
"Wuah!" Tam Sen tersenyum. "Sungguh luar biasa! Tidak
sampai dua bulan kau berkeliaran di luar, sudah tahu semua
itu!"
Tam Goat Hua menatap ayahnya, lalu menambah kan.
"Masih ada, siapa kedua pamanku, ayah tahu kan?"
Tam Sen mengerutkan kening,
"Tentu tahu, Yang satu Thaysen Hek Sin Kun, dan yang
satu lagi Kim Kut Lau."
Tam Goat Hua menghela nafas panjang,
"Bagaimana aku punya kedua paman itu? Ayah, kalau
begitu siapa ibuku?"
Tam Sen tersenyum terpaksa.
"Tentu nya adik Hek Sin Kun, kakak Kim Kut Lau."
Begitu Tam Goat Hua menyinggung tentang ibunya,
ayahnya justru seperti dulu, tidak mau menjelaskan Ketika
gadis itu baru mau bertanya, Tam Sen sudah mendahuluinya,
789
"Sudah! sekarang kau beritahu kan, bagaimana keadaan di
puncak Sian Jin Hong itu?"
Tam Goat Hua segera menutur tentang semua kejadian di
puncak Sian Jin Hong, Tam Sen mendengarkan dengan kening
berkerut kerut Ketika gadis itu menutur tentang orang aneh
berkedok, wajah Tam Sen yang pucat pias itu berubah
memerah, pertanda amat emosi dalam hatinya.
Itu tidak terlepas dari mata Tam Goat Hua,
"Ayah, siapa orang aneh berkedok itu?"
Tam Sen memejamkan mata sambil menghimpun hawa
murninya, Berselang sesaat barulah dia membuka mata seraya
menyahut
"Kalau ayah bisa bertemu dia, pasti tahu asal-usulnya,
tidak akan lebih dari tiga orang, LagipuIa dia memakai kedok
itu."
Dugaan Tam Goat Hua memang tidak salah, orang aneh
berkedok itu bukan orang biasa, Teringat akan orang aneh
berkedok memberi waktu tiga hari kepadanya untuk mencari
Lu Leng, seketika timbullah kegelisahan dalam hatinya, Maka
gadis itu segera berkata.
"Ayah, sebetulnya siapa orang aneh berkedok itu?"
Tam Sen menyahut perlahan
"Kini ayah masih belum bersemangat untuk menjelaskan
itu, hanya saja kau tidak boleh mendekatinya, Kepandaian
orang aneh berkedok amat lihay, tapi tindakannya semaunya
790
sendiri Kadang-kadang agak uring-uringan, dan kalau marah
apa pun dicetuskannya dan pasti dilaksanakannya."
Begitu mendengar apa yang dikatakan ayahnya, seketika
hati Tam Goat Hua berdebar-debar tidak karuan.
Si Budak Setan yang berdiri di situ, wajahnya sudah
berubah pucat pias,
Namun Tam Sen tidak melihat perubahan wajah mereka,
karena kebetulan dia memejamkan mata. "Selanjutnya
bagaimana, teruskanlah!" sesungguhnya Tam Goat Hua ingin
menutur selanjutnya, tapi mendadak dia teringat akan pesan
ayahnya ladi, tidak boleh mendekati orang aneh berkedok itu.
Kalau dia menutur secara jujur, berarti dia memberitahukan
bahwa dirinya punya hubungan dengan orang aneh berkedok
itu, Lagipula ketika mendengar orang aneh berkedok, ayahnya
sudah tampak emosi. Apalagi tahu kalau putrinya punya
hubungan dengan orang itu, apakah tidak akan membuat luka
ayahnya bertambah parah?
Setelah berpikir sejenak, Tam Goat Hua memberi isyarat
kepada si Budak Setan, kemudian baru melanjutkan
penuturannya,
"Malam harinya, aku mendengar dari teman ini bahwa Lu
Leng berada di dalam istana Setan. Karena itu, aku tertarik
dan segera berangkat ke sana untuk menolongnya."
Tam Sen berkata dengan kagum.
"Bagus! Kau cukup bernyali, tapi kau tidak berhasil, kan?"
Tam Goat Hua tertawa.
791
"Ayah terlampau memandang rendah diriku. Aku telah
berhasil menolong Lu Leng keluar dari istana Setan, Namun...
dia justru hilang lagi."
Tam Sen menatapnya dalam-dalam.
"Ceritakanlah tentang semua itu sejelas-je!as-nya!"
Begitu teringat akan semua kejadian di istana Setan, Tam
Goat Hua merasa puas dan bangga, lalu menceritakan semua
kejadian di sana, berikut tentang hilangnya Lu Leng,
"Ayah, menurut Ayah Lu Leng ke mana? Ayah bisa
menerkanya?"
Tam Sen tertawa.
"Tiada dasar dan jejak, bagaimana ayah bisa menerkanya?
Goat Hua, kau jangan menganggap urusan di istana Setan
telah usai Iho!"
Tam Goat Hua heran.
"Maksud Ayah urusan itu belum usai?"
Tam Sen mengangguk
"Tentu belum usai, Seng Bou menyuruhmu pergi
menemuinya tiga bulan kemudian, kau anggap dia cuma
omong saja? Cepat perlihatkan sepasang telapak tanganmu!"
Tam Goat Hua segera memperlihatkan sepasang telapak
tangannya, Tam Sen menunjuk jalan darah Lau Kiong Hiat di
telapak tangan putrinya seraya berkata,
792
"Lihatlah sendiri!"
Tam Goat Hua menundukkan kepala, Ternyata di jalan
darahnya itu terdapat sebuah titik merah. Dia mendongakkan
kepala, Namun sebelum dia bertanya, si Budak Setan sudah
berteriak kaget
"Hiat Coa Ku (Racun Darah Ular)!"
Tam Sen tampak terperanjat dan tercengang,
"Eh? Sobat ini kok tahu tentang keadaan di istana Setan?"
Tam Goat Hua segera menyahut
"Dia orang dalam istana Setan, Ayah, Bagaimana
mengenai Hiat Coa Ku itu?"
Tam Sen memberitahukan.
"Tentunya merupakan semacam racun. Mereka memberi
mu minum racun tersebut Tiga bulan kemudian racun itu
bereaksi, dan di kedua telapak tanganmu muncul bayangan
berbentuk ular merah."
Tam Goat Hua terkejut dan bertanya.
"Ada obat penawarnya?"
Tam Sen tertawa.
"Tentu ada. Kini setan tua itu tinggal mempunyai seorang
putra, maka pasti tidak akan menyiarkannya mati, Legakanlah
793
hatimu, ayah punya akal agar dia mau menyerahkan obat
penawar racun itu."
Setelah mendengar ucapan itu, Tam Goat Hua langsung
menarik nafas lega,
"Tak disangka, setan tua itu begitu kejam!"
Tam Sen tertawa.
"Orang yang lebih kejam dan jahat dari dia masih banyak,
Kau baru berkecimpung dalam rimba persilatan apakah
menganggap sedang pesiar?"
Begitu mendengar perkataan ayahnya, Tam Goat Hua
teringat akan ucapan orang aneh berkedok, sehingga
membuatnya menghela nafas panjang.
Tam Sen menatapnya seraya bertanya.
"Kini kau mau ke mana?"
Tam Goat Hua menyahut.
"Aku mau pergi mencari Lu Leng. Biar bagaimanapun aku
harus berhasil menemukannya."
Tam Sen manggut-manggut
"Tidak salah, kau memang harus segera menolongnya,
Anak itu, kalau jatuh ke tangan orang, pasti menimbulkan
banyak urusan dalam rimba persilatan Aaakh! Alangkah
baiknya aku dapat membawanya muncul di puncak Sian Jin
794
Hong, Namun ayah telah terluka oleh Pat Liong Thian Im,
maka tidak bisa ke puncak itu."
Mendengar itu, bukan main terkejutnya Tam Goat Hua.
"Ternyata Ayah terluka oleh Pat Liong Thian Im?"
Tam Sen tertawa,
"Kau tahu juga tentang Pat Liong Thian Im?"
Tam Goat Hua mengangguk
"Tentu tahu, itu suara harpa. Aku dan kawan ini pernah
terluka oleh suara harpa itu."
Tam Sen menghela nafas panjang,
"Aaah! Kekacauan dalam rimba persilatan justru
dikarenakan itu, Ketika ayah masih kecil, pernah mendengar
tokoh tua berkata "Pat Liong Thian Im Suk, Thian Hia Bu Lim
Ning, Pat Liong Thian Im Cut, Thian Hia Bu Lim Ciat" (Suara
Langit Delapan Naga Diam, Rimba persilatan Di Kolong Langit
Hening, Suara Langit Delapan Naga Muncul, Rimba persilatan
Di Kolong Langit Musnah)! Kini kelihatannya Pat Liong Thian
Im telah muncul hampir tiga bulan, rimba persilatan di kolong
langit masih belum musnah, namun justru sedang menuju
kemusnahan."
Tam Goat Hua segera bertanya.
"Ayah, sebetulnya apa itu Pat Liong Thian Im, kok begitu
lihay?"
795
Tam Sen memberitahu kan.
"ltu merupakan semacam ilmu yang amat lihay. ilmu itu
sudah lama hilang dari rimba persilatan Konon tali senar harpa
itu dibuat dari urat delapan ekor naga, dan badannya dibuat
dari semacam pohon ribuan tahun di dasar laut, maka disebut
Pat Liong Khim (Harpa Delapan Naga)! Siapa pun yang
memiliki Lweekang tinggi, pasti akan terpengaruh oleh suara
harpa itu."
Tam Goat Hua berpikir sejenak, lalu bertanya.
"Kalau begitu, apakah tiada cara untuk
mengendalikannya?"
Tam Sen cuma menghela nafas panjang. Dia tidak
menyahut sama sekali, lama sekali barulah membuka mulut,
"Kau ada urusan boleh pergi. Ayah akan tetap di sini
merawat luka, Tempat ini amat sepi dan rahasia, maka tidak
akan ada orang tahu ayah di sini."
Mendadak Tam Goat Hua teringat sesuatu, tapi dia justru
tidak mengatakan nya, sebaliknya malah bangkit berdiri
"Kalau begitu, kami mohon pamit!"
Tam Sen manggut-manggut, lalu memejamkan mata, Tam
Goat Hua segera menarik si Budak Setan untuk diajak pergi.
Beberapa mil kemudian, barulah dia bertanya,
"Apakah masih ada Sari Air Batu di dalam goamu itu?"
Si Budak Setan menyahut dengan wajah muram,
796
"Kalau mau mengambil masih ada sedikit, namun kini kita
tidak bisa ke sana."
Tam Goat Hua tercengang.
"Mengapa?"
Si Budak Setan menjawab,
"Karena tuan penolong ingin menangkapku, maka dia
menyuruh Hakim Kanan untuk menjaga di dalam goa itu."
Tam Goat Hua tertawa.
"Takut apa? Oh ya, hanya Hakim Kanan sendiri?"
Si Budak Setan mengangguk
"Ya."
Tam Goat Hua menepuk bahunya seraya berkata,
"Aku juga ke sana, paling bertarung dengannya."
Si Budak Setan tertawa,
"Bagus! Nona Tam, tadi Tam Tayhiap bilang, orang aneh
berkedok itu... kita tidak jadi mencari Lu Leng?"
Tam Goat Hua menghela nafas panjang.
"Tentu harus mencarinya. Namun percuma terburu buru.
Yang penting harus berupaya agar luka ayahku lekas sembuh,
barulah cari jalan bersama."
797
Si Budak Setan mengangguk Mereka berdua lalu
berangkat ke goa tersebut
Tam Goat Hua dan Lu Leng meninggalkan istana Setan,
hanya menempuh perjalanan satu malam sudah sampai di
kota itu.
Oleh karena itu, mereka masih dalam radius seratus mil
dari istana Setan, sedangkan goa tempat tinggal si Budak
Setan juga tidak begitu jauh, maka ketika hari mulai sore
mereka sudah tiba di depan goa tersebut
-ooo0ooo-
Bab 37
Begitu tiba di depan goa itu, Tam Goat Hua langsung
mengayunkan rantai besi yang melekat di pergelangan
tangannya untuk menghantam pintu goa.
Braaak!
Seketika juga terdengar suara sahutan dari dalam.
"Siapa di luar?"
itu suara si Hakim Kanan. Tam Goat Hua segera
memandang si Budak Setan.
Si Budak Setan cepat-cepat menyahut.
" Hakim Kanan, aku pulang!"
798
Terdengar suara tawa si Hakim Kanan di dalam goa,
kemudian pintu goa itu terbuka.
Sebelum pintu goa itu terbuka, Tam Goat Hua sudah siap,
Maka begitu pintu goa terbuka, dia langsung melancarkan
sebuah pukulan, Rantai yang melekat di pergelangan
tangannya menyambar kepala si Hakim Kanan, sedangkan si
Hakim Kanan sama sekali tidak menyangka, kalau si Budak
Setan akan membawa seseorang ke sana, Dia hanya mengira
si Budak Setan menyerahkan diri saking takutnya.
Pukulan dan sambaran rantai besi itu membuat si Hakim
Kanan terkejut bukan kepalang. Dia langsung mundur sambil
berkelit
Akan tetapi, Tam Goat Hua sudah maju selangkah
sekaligus melancarkan dua buah pukulan, yaitu jurus Cai Tiap
Siang Hui (Sepasang Kupu Kupu Beterbangan).
Gerakan jurus tersebut amat cepat ditambah sepasang
rantai besi menyambar-nyambar mengurung si Hakim Kanan,
Saat ini, si Hakim Kanan masih belum melihat jelas siapa
yang menyerangnya, Namun dia mengenali sepasang rantai
besi itu milik Tam Goat Hua, itu membuatnya tercengang dan
terperanjat
Mendadak dia membentak keras, lalu melancarkan dua
pukulan, Tapi sepasang rantai besi itu telah menyambar
tangannya, Dia berusaha menarik kembali tangannya, tapi
terlambat, maka seketika terdengar jeritan kesakitan
"Aaaakh.-!"
799
Walau tangannya telah terhantam rantai besi, namun dia
masih dapat menyerang dengan sengit mengarah bagian dada
Tam Goat Hua.
Gadis itu terpaksa meloncat ke belakang, Dia terkejut pula
dalam hati, sebab dia telah melancarkan dua jurus serangan
mendadak, tapi masih belum berhasil merobohkan si Hakim
Kanan, Berarti kepandaian si Hakim Kanan cukup tinggi.
Oleh karena itu, Tam Goat Hua segera menyerang dengan
jurus Thian Peng Te Liak (Langit Runtuh Bumi Retak), jurus itu
adalah salah satu jurus dari Cit Sat Sin Ciang, yang
mengandung unsur lurus dan sesat. Maka dapat dibayangkan
betapa lihaynya jurus tersebut
Si Hakim Kanan ingin mengeluarkan senjatanya, tetapi
angin pukulan itu telah menyambamya. Dia berusaha berkelit,
tapi bahunya tetap terpukul
Kraak! Tulang bahunya patah.
Pada waktu bersamaan, rantai besi Tam Goat Hua juga
menghajar punggungnya,
"Aaakh!" Dia menjerit lalu roboh.
"Hm!" dengus Tam Goat Hua. "Masih mau bertarung lagi?"
Si Hakim Kanan tidak menyahut
Akan tetapi, mendadak dia mengayunkan tangannya,
Tampak tiga titik cahaya meluncur cepat ke arah wajah Tam
Goat Hua.
800
Saat ini mereka hanya berjarak satu depa lebih,
sedangkan tiga titik cahaya itu meluncur bagaikan kilat Tam
Goat Hua berseru kaget, tapi dia masih sempat berkelit ke kiri.
Ser Ser Ser! Ketiga titik cahaya itu melewati mukanya,
Belum juga rasa kagetnya hilang, sudah tampak lagi tiga
titik cahaya meluncur ke arah perutnya,
Dalam keadaan terjepit, mendadak Tam Goat Hua
menghantam rantai besinya ke bawah.
Plaak!
Tam Goat Hua meminjam tenaga tersebut untuk mencelat
ke belakang. Di saat itulah si Hakim Kanan sudah bangkit
berdiri sambil mengeluarkan sebuah golok tipis.
Dia menatap Tam Goat Hua dengan bengis, kemudian
mendadak menerjang ke arah gadis itu, maka terjadilah
pertarungan yang amat sengit Walau bahu kiri si Hakim Kanan
telah terluka, tapi serangan-serangannya tetap gencar dan
membahayakan
Tak terasa pertarungan mereka telah melewati delapan
jurus, Hati Tam Goat Hua semakin gelisah, Tiba-tiba gadis itu
membentak keras, kemudian menyerang si Hakim Kanan
bertubi-tubi, sehingga membuat si Hakim Kanan tergetar
mundur dua langkah.
Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara busur
Kemudian si Hakim Kanan pun membentak.
"Budak Setan, kau...."
801
Belum usai ucapan si Hakim Kanan, Tam Goat Hua sudah
melancarkan sebuah pukulan ke arahnya, Si Hakim Kanan
berusaha berkelit, namun panah kecil yang dilepaskan si
Budak Setan telah menembus tenggorokannya,
Si Hakim Kanan terkulai tanpa mengeluarkan suara, Di
saat itu pukulan yang dilancarkan Tam Goat Hua pun
mendarat di dadanya.
Duuk!
Si Hakim Kanan terpental beberapa depa, kemudian roboh
dan tak bergerak lagi.
Tam Goat Hua menoleh. Dilihatnya tangan si Budak Setan
memegang busur dan wajah tampak murung sekali. Tam Goat
Hua tahu dia tidak biasa melukai orang, apalagi terhadap
orang dari istana Setan,
Diam-diam gadis itu menghela nafas, kemudian berkata,
"Jangan bodoh! Si Hakim Kanan sering membunuh orang
dalam rimba persilatan lagipula dia amat jahat! Dia mati
memang merupakan ganjaran-nya, kau tidak perlu berduka
karenanya! Cepat ambil Sari Air Batu!"
Si Budak Setan menarik nafas dalam-dalam. "Dia memang
pernah menghinaku, tapi,., juga pernah berlaku baik
terhadapku!"
Usai berkata begitu, si Budak Setan mendekati batu ajaib,
lalu memandang Tam Goat Hua seraya berkata,
"Nona Tam, bisakah kau memecahkan batu ini?"
802
Tam Goat Hua tertegun,
"Kalau batu ini di pecahkan, bukankah selanjutnya kita
tidak akan dapat memperoleh Sari Air Batu lagi?"
Si Budak Setan menyahut
"Apa boleh buat, sebab tiada jalan lain lagi."
Tam Goat Hua diam sejenak, setelah itu dia menatap si
Budak Setan dan berkata.
"Kalau kau tidak berniat, aku pun tidak akan
memaksamu."
Si Budak Setan tertawa,
"Nona Tam, kau omong apa? Bagaimana mungkin aku
tidak berniat? Bukankah kini aku sudah tidak boleh ke mari
lagi? Untuk apa batu ini dibiarkan di sini untuk mereka?"
Tam Goat Hua manggut-manggut, kemudian mengerahkan
Lweekangnya dan mengayunkan rantai besi di lengannya,
Braaak!
Batu itu belah menjadi empat. Tampak suatu benda lunak
di dalamnya, yang berwarna kekuning-kuningan, Si Budak
Setan segera menjulurkan tangannya untuk mengambil benda
itu lalu berkata,
"Tam Goat Hua, ini pasti Sari Batu."
803
"Kita harus cepat pergi, sebab kalau tertambat kita pasti
celaka."
Sembari berkata, Tam Goat Hua mengambil benda itu dari
tangan si Budak Setan, Kemudian mereka berdua segera
meninggalkan goa itu.
Ketika mereka keluar dari goa, hari sudah mulai gelap,
Maka tanpa membuang waktu lagi mereka langsung berangkat
ke tempat persembunyian Tam Sen, Setelah tengah malam,
sampailah mereka di bukit kecil itu.
Di bawah sinar rembulan yang remang-remang, tampak
Tam Sen berbaring di tengah-tengah tumpukan batu, Dia
memandang Tam Goat Hua dengan mata terbelalak.
Tam Goat Hua menjulurkan tangannya seraya berkata,
"Ayah, lihatlah benda apa ini?"
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menerima benda lunak itu, lalu
diperhatikannya, Mendadak dia tampak tersentak .
"Eh? Ini... ini Sari Batu laksaan tahun, Sari Batu ini tumbuh
di dalam batu laksaan tahun, dan mengeluarkan Sari Air Batu,
Kau dapat dari mana barang ini?"
Tam Goat Hua menyahut dengan bangga,
"Ayah tidak usah mempedulikan itu, Tempo hari aku
terluka oleh Pat Liong Thian Im. Tapi setelah aku minum Sari
Air Batu, dalam waktu semalam lukaku sudah sembuh,
cepatlah Ayah makan Sari Batu itu!"
Tam Sen menghela nafas panjang,
804
"Goat Hua, kalau begitu dapat kau langsung makan,
Lweekangmu akan bertambah sama dengan sepuluh tahun
kau berlatih."
Tam Goat Hua terperanjat
"Ayah, apakah kini sudah tiada manfaatnya lagi?"
Tam Sen memberitahukan
"Benda ini sudah berubah menjadi batu karena terhembus
angin, tentu khasiatnya tidak seperti semula, sungguh sayang
sekali! Terus terang, ribuan tahun pun sulit bertemu Sari Batu
ini."
Tam Goat Hua tidak merasa menyesal meskipun tidak
makan Sari Batu tersebut ketika baru diperolehnya dari dalam
goa, Dia ingin mengambil benda itu hanya demi mengobati
luka ayahnya, tidak bermaksud menambah Lweekangnya,
sementara Tam Sen terus memandang Sari Batu yang masih
dipegangnya. Kemudian dia mengerahkan Lweekangnya untuk
menghancur Sari Batu yang telah beku itu dan langsung
dimasukkan ke dalam mulutnya,
Berselang beberapa saat, barulah dia berkata,
"Dengan adanya Sari Batu, dalam waktu tiga hari lukaku
pasti sembuh."
Seketika juga Tam Goat Hua menarik nafas dingin, lalu
segera bertanya.
"Masih membutuhkan waktu tiga hari?"
805
Berarti urusan mencari Lu Leng, tetap harus mengandal
pada dirinya sendiri,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengangguk
"Tentu tapi esok pagi ayah sudah boleh berjalan, tidak
usah meringkuk di tempat ini lagi. Namun ayah harus terus
melakukan perjalanan ke Bu Yi San, untuk mencegah
pertumpahan darah antara Go Bi, Tiam Cong dengan Tujuh
Dewa."
Padahal Tam Goat Hua ingin minta bantuan ayahnya untuk
mencari Lu Leng, namun dia justru tidak membuka mulut
Karena dia teringat akan hilangnya Lu Leng yang agak
misterius, tambah satu orang mencarinya juga belum tentu
ada artinya,
Malam harinya, Tam Sen menghimpun hawa murni untuk
mengobati lukanya. sedangkan Tam Goat Hua dan si Budak
Setan duduk beristirahat di atas sebuah batu semalaman.
Keesokan harinya, luka yang diderita Tam Sen sudah
sembuh lima bagian, Dia berjalan keluar dari tengah-tengah
tumpukan batu menghampiri si Budak Setan,
"Terimakasih atas bantuanmu, sobat kecil! Bolehkah aku
tahu namamu?"
Wajah si Budak Setan langsung kemerah-merahan, dan
Tam Goat Hua segera menyahut
"Sejak kecil dia tidak punya orangtua, jadi dia tidak tahu
marganya!"
806
Tam Sen mengerutkan kening,
"Sungguh keterlaluan! Bagaimana mungkin si Nabi Setan-
Seng Ling tidak tahu nama pemilik Busur Api?"
Mendengar itu, sepasang mata si Budak Setan langsung
berbinar-binar, kemudian dia berkata.
"Tam Tayhiap, aku percaya setelah aku mengerti urusan,
sosok tengkorak yang di dalam goa itu pasti familiku."
Tam Sen manggut-manggut
"Tentu, pemilik Busur Api adalah kepala Coan Pian Liok
Couw (Enam Jelek Dari Daerah Coan Pian), julukannya Couw
Ling Koan bernama Oey Tung. Sudah lama misteri
kematiannya kemungkinan besar kau anaknya."
Bagian 16
"Couw Ling Koan Oey Tung..." gumam si Budak Setan,
"Kalau begitu, aku bermarga Oey?"
Tam Goat Hua menyahut cepat
"ltu sudah pasti, Aku akan memilih sebuah nama yang
paling bagus dan cocok untukmu."
Betapa gembiranya si Budak Setan, dan langsung
bertanya,
"Pilih nama apa untukku?"
807
Tam Goat Hua berpikir sejenak, lalu menjawab,
"Sim Mei (Hati Indah), bagaimana?"
Si Budak Setan menggeleng-gelengkan kepala,
"Tidak bagus, itu sama juga mengatai diriku jelek."
Tam Sen tertawa,
"Sebetulnya nama tersebut cukup bagus, namun kau
berhati jujur dan lurus, maka tidak mau memakai nama itu.
Bagaimana kalau diganti dengan Sim Tit (Hati Lurus) saja?"
Si Budak Setan tertawa gembira.
"Baik. Mulai sekarang aku bernama Oey Sim Tit."
Tam Goat Hua segera memberi selamat ke padanya, dan
itu membuat Oey Sim Tit girang bukan main,
Akan tetapi, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen justru tidak tahu,
bahwa orang yang mati di dalam goa itu, bukanlah kepala
Coan Pian Liong Couw Oey Tung, melainkan orang lain dan itu
merupakan suatu teka-teki,
Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berangkat ke Bu Yi San,
sedangkan Tam Goat Hua dan si Budak Setan yang kini sudah
bernama Oey Sim Tit berdiri di atas batu, memandang
punggung Tam Sen yang kian menjauh.
Tam Goat Hua menghela nafas panjang, lalu memandang
Oey Sim Tit seraya berkata,
808
"Sobat Oey, satu hari sudah berlalu."
Oey Sim Tit juga menghela nafas panjang, kemudian
menyahut perlahan. masih dua dua hari.
Tam Goat Hua masih ingat akan pesan ayahnya, jangan
melibatkan diri dengan orang aneh berkedok itu. Namun dia
justru telah melibatkan diri untuk suatu kesulitan, Apa yang
diucapkan orang aneh berkedok di rimba itu tentunya braan
merupakan ucapan kosong.
Kalau Lu Leng diculik orang, kini sudah lewat satu hari,
tentunya sudah dibawa pergi ratusan mil. seandainya berhasil
menemukannya, dalam waktu tiga hari juga belum tentu
dapat kembali ke rimba itu. Kini, harapan satu-satunya yakni
Lu Leng berada di sekitar daerah itu.
Setelah berpikir cukup lama, Tam Goat Hua berkata
kepada Oey Sim Tit dengan sungguh-sung-guh.
"Sobat Oey, Ginkangmu amat tinggi, kau boleh berputarputar
di sekitar kota itu dalam jarak ratusan mil, coba lihat
apakah ada orang yang mencurigakan! Kalau ada, kau tidak
boleh bergebrak dengan orang itu, harus segera ke kota itu
menemuiku. Aku akan berada di kota itu melihat-lihat situasi.
Berhasil atau tidak, tengah hari, sore dan tengah malam kita
bertemu di sana, Kalau sampai saatnya tidak ada hasil apaapa,
barulah kita rundingkan lagi."
Oey Sim Tit mengangguk berulang kali dan menyahut
"Baik, aku pergi sekarang."
Badannya bergerak, tahu-tahu sudah beberapa depa.
Kemudian Tam Goat Hua berseru,
809
"Ingat! Biar bagaimanapun kau tidak boleh turun tangan!"
"Ya!" sahut Oey Sim Tit. Badannya bergerak lagi, dalam
sekejap sudah hilang dari pandangan Tam Goat Hua.
Tam Goat Hua tahu, kalau hingga tengah malam nanti
tidak menemukan Lu Leng, dia terpaksa harus kembali ke
rimba itu menemui orang aneh berkedok dengan pasrah.
Dia menghela nafas panjang, kemudian memasukkan
kedua ramai besi ke dalam lengan bajunya, Setelah itu,
barulah dia melesat pergi menuju kota tersebut.
Sepanjang jalan dia terus memperhatikan setiap orang.
Namun yang didapatkannya hanya pelancong dan pedagang,
jarang terlihat kaum rimba persilatan.
Tam Goat Hua tidak tahu, bagaimana perkembangan
pertemuan di puncak Sian Jin Hong,
Dia hanya tahu, sudah banyak kaum rimba persilatan yang
telah meninggalkan puncak gunung itu, Namun dia justru
tidak tahu, apa sebabnya kaum rimba persilatan itu menuju
istana Setan,
Di rumah makan, Tam Goat Hua mendengar perkataan
Kim Kut Lau dan Yu Lao Pun, bahwa mereka ke mari
dikarenakan demi Lu Leng. Apakah semua kaum rimba
persilatan itu sudah tahu bahwa Lu Leng berada di istana
Setan?
Akan tetapi, ada satu hal yang amat membingungkannya,
yakni mengenai dirinya yang kabur dari istana Setan, kenapa
si Nabi Setan-Seng Ling masih belum keluar mengejamya?
810
Berdasarkan sifat si Nabi Setan-Seng Ling, tidak mungkin
dia akan menyudahi urusan itu begitu saja, Kemungkinan
besar sudah banyak kaum rimba persilatan berkumpul di
depan istana Setan, sehingga membuat si Nabi Setan-Seng
Ling agak repot menghadapi mereka, maka tiada waktu
baginya untuk mengejar gadis itu.
Berpikir sampai di sini, Tam Goat Hua membatin Kenapa
dia tidak ke istana Setan untuk menyelidiki?
Mendadak Tam Goat Hua tertawa sendiri, karena kalau Lu
Leng sudah diculik orang, bagaimana mungkin orang itu akan
kembali ke istana Setan?
Dia melakukan perjalanan sambil berpikir Tak seberapa
lama kemudian dia sudah sampai di kota itu, Keadaan di kota
tersebut tiada beda banyak dengan kemari n.
Tam Goat Hua memperlambat langkahnya, berputar-putar
di kota itu, kemudian bersantap di rumah makan itu pula,
Walau sudah mulai tengah hari, namun dia tetap tidak
memperoleh apa pun. Resah sekali hati Tam Goat Hua. Dia
meninggalkan rumah makan, lalu melangkah perlahan di jalan
besar sambil menengok ke sana ke mari. Tiba-tiba terdengar
suara kereta di belakangnya, yang makin lama makin dekat
Tersentak hati Tam Goat Hua, Dia segera memasuki
sebuah jalan kecil, kemudian mengintip dari sana,
"Phui!" Terdengar suara orang meludah.
Ternyata tadi ketika mendengar suara kereta, Tam Goat
Hua mengira kereta mewah itu muncul
811
Tapi ketika dia mengintip, yang dilihatnya sebuah kereta
ekspedisi
Tampak dua piausu berjalan ke depan, dan seorang
berbadan kurus kecil duduk di punggung kuda. Rupanya orang
itu kepala piawsu.
Akan tetapi, dia duduk di punggung kuda dengan kepala
tertunduk, sepertinya mengantuk sekali Kalau di pinggangnya
tidak terdapat senjata, orang tidak akan mengira dia kaum
rimba persilatan.
Ketika melihat kereta itu, Tam Goat Hua sama sekali tidak
menaruh perhatian. DI saat dia baru mau meninggalkan jalan
kecil tempat dia menginap, tampak didalam kereta itu selain
beberapa macam bungkusan, terdapat pula sebuah peti kulit
berukuran setengah meter kali satu meter setengah.
Begitu melihat peti kulit itu, hati Tam Goat Hua tergerak
karena biasanya kalau barang yang dikawal itu berupa emas
atau perak pasti disimpan di dalam peti besi atau kalau berupa
barang yang amat berharga berada di badan.
Akan tetapi menggunakan peti kulit memuat barang
kawalan itu tidak pernah terjadi pada perusahaan ekspedisi
manapun.
Lagipula bentuk peti kulit itu agak aneh. Kalau
diperhatikan justru mirip sebuah peti mati.
Badan Lu Leng setinggi Tam Goat Hua yang tidak begitu
gemuk. Apabila dimasukkan ke dalam peti kulit itu, memang
pas sekali. Oleh karena itu Tam Goat Hua mengambil
keputusan untuk mengejar kereta ekspedisi itu.
812
Setelah mengambil keputusan tersebut, dia segera
mengikuti kereta ekspedisi tersebut,
Tak seberapa lama kereta itu sudah berada di luar kota,
dan Tam Goat Hua pun terus menguntitnya dari belakang.
Kereta ekspedisi itu terus bergerak ke depan, Kira-kira
setengah mil kemudian, tiba-tiba kereta ekspedisi itu
membelok ke arah timur, yakni ke sebuah jalan kecil, bahkan
berliku-liku, sehingga kereta ekspedisi itu tergoyang-goyang,
Peti kulit yang di dalam kereta pun ikut bergoyang dan
kadang-kadang tergoncang ke alas, Wa-lau Tam Goat Hua
berada di belakangnya empat lima depa, tapi sepasang
matanya terus memandang lekat-lekat peti kulit itu, maka dia
melihat di peti kulit itu terdapat beberapa buah lobang kecil
Itu membuat Tam Goat Hua menjadi curiga, Kalau peti
kulit itu tidak berisi orang, untuk apa dilindungi? Peti kulit itu
dilobangi, tentunya agar udara bisa masuk, supaya orang
yang di dalamnya tidak mati kehabisan udara,
Berpikir sampai di situ, Tam Goat Hua jadi girang bukan
main, Dia terus mengikuti kereta ekspedisi itu, Beberapa mil
kemudian kereta itu sudah sampai di daerah yang amat sepi,
sedangkan si kurus itu tetap duduk di punggung kuda dengan
kepala tertunduk,
Tam Goat Hua tahu, saat ini sudah tengah hari, harus
pergi menemui Oey Sim Tit. Maka dia tidak mau membuang
waktu lagi, Namun ketika dia baru mau memunculkan diri,
mendadak si kurus meluruskan badannya, lalu merentangkan
sepasang lengannya sambil bersin beberapa kali, Di saat
bersamaan, kuda tunggangannya pun berhenti dan si kurus
langsung meloncat turun,
813
Menyaksikan gerak-geriknya begitu gesit, Tam Goat Hua
tidak berani bertindak ceroboh, maka segera menghentikan
langkahnya,
Tiba-tiba si kurus yang berusia lima puluhan dan
bertampang malas-malasan itu berkata dengan dingin,
"Cukup! Nona tidak perlu terus menguntit, kalau ada
urusan silakan, Nona memberi petunjuk!"
Tersentak Tam Goat Hua. Tak disangka si kurus bukan
orang biasa, Dia sudah tahu dirinya menguntit di belakang,
Tam Goat Hua maju beberapa langkah, kemudian berkata.
"Maaf! Maaf! Bolehkah aku tahu siapa Anda?" Orang itu
kelihatan seperti belum puas tidur.
Dia bersin beberapa kali lagi, setelah itu barulah menyahut
"Piausu yang tak terkenal, tak perlu dibicarakan soal
nama! Nona keluar dari jalan kecil di kota, terus menguntit
hingga sekarang, tentunya bukan untuk mengetahui namaku,
bukan?"
Tam Goat Hua berkata dalam hati. "Bagus! Ternyata dia
sudah tahu dari tadi!"
Orang itu mengatakan dirinya tak terkenal, justru
membuat Tam Goat Hua semakin tidak berani bertindak
gegabah.
Gadis itu malah tersenyum, lalu berkata.
814
"Aku memang agak keterlaluan, harap Piau Tau jangan
marah!"
Orang itu menatapnya dingin,
"Kau mau apa, katakanlah!"
Tam Goat Hua langsung menunjuk kereta ekspedisi seraya
menyahut
"Piau Tau, peti kulit itu berisi apa, aku ingin melihat
isinya."
Begitu mendengar ucapan Tam Goat Hua, tampang si
kurus yang malas-malasan itu segera sirna, dan sepasang
matanya langsung melotot lajam,
Kemudian dengan sikap masih seperti mengantuk dia
berkata dingin,
"Tidak boleh membiarkan kau lihat!"
Tam Goat Hua sudah menduga, orang itu pasti menjawab
begitu, justru itu, dia semakin ingin tahu apa isi peti kulit
tersebut
Oleh karena itu, dia segera bertanya mendesak
"Sebetulnya peti kulit itu berisi apa, tentunya boleh
diberitahukan."
Orang itu menggeleng-gelengkan kepala, lalu bersin
beberapa kali setelah itu baru menyahut
815
"Tidak bisal"
Tam Goat Hua langsung mendengus.
"Hm! pokoknya aku harus melihat!"
Mendadak orang itu tertawa.
"Ha ha ha! Gadis kecil, lebih baik kau pulang saja! Dua
tahun lagi kau akan menjadi istri orang, hidup tenang dan
bahagia, jangan karena mengerti beberapa jurus ilmu silat lalu
kau ingin cari gara-gara."
Apa yang dikatakan orang itu, membuat Tam Goat Hua
merasa gusar tapi juga merasa geli,
"Phui! siapa ingin banyak bicara denganmu? Kalau Anda
tidak mau minggir aku terpaksa turun tangan!"
Orang itu menyahut cepat,
"Kalau begitu, cepatlah kau turun tangan!"
Tam Goat Hua langsung bergerak ke arah orang itu,
sesungguhnya dia hanya ingin melihat isi peti kulit itu, barang
kali Lu Leng, sama sekali tidak bermaksud bergebrak dengan
orang itu.
Oleh karena itu, ketika badannya bergerak, dia hanya ingin
melewati sisi orang tersebut menuju kereta ekspedisi,
maksudnya membuka peti kulit melihat isi nya.
Akan tetapi, orang itu pun langsung menjulurkan sepasang
tangannya, Gerakannya sungguh aneh, sebab kelihatannya
816
lamban tapi cepat sekali Kelima jarinya terbuka seakan ingin
mencengkeram gadis itu,
Begitu menyaksikan gerakan orang itu menghalanginya,
hati Tam Goat Hua tergerak. Dia memang tidak pernah
menyaksikan gerakan seperti itu, namun pernah
mendengarnya.
Akan tetapi, gadis itu justru lupa gerakan itu berasal dari
perguruan mana. Karena dirinya terhalang, tidak mau
bergebrak pun sudah tidak bisa,
Maka dia terpaksa mengibaskan lengan kanannya,
mengeluarkan setengah jurus Cai Tiap Siang Hui (Sepasang
Kupu Kupu Bertcrbangan). jurus tersebut harus digerakkan
dengan sepasang lengan, namun soal ini hanya menggunakan
sebelah lengan, karena itu dikatakan setengah jurus.
Begitu setengah jurus itu dikeluarkan rantai besi yang
melekat di lengannya pun ikuti menyambar jarak mereka
begitu dekat, maka sulit bagi orang itu untuk berkelit Tapi
mendadak, badan orangku bergerak ke belakang dua langkah,
maka serangan Tam Goat Huat jatuh di tempat kosong.
Gerakan menghindar orang itu amat aneh mengejutkan gadis
itu.
Setelah menghindar, orang itu berkata dengan dingin.
"Gadis kecil! ternyata kau tidak hanya mengerti beberapa
jurus saja."
Padahal Tam Goat Hua hanya mengeluarkan setengah
jurus, tapi orang itu dapat melihat gadis tersebut
berkepandaian tinggi
817
"Hm!" dengus Tam Goat Hua. Dia mendadak
menggerakkan lengan kirinya mengeluarkan setengah jurus
Cai Tiap Siang Hui.
Satu jurus dipecah dua, itu tidak mengurangi kedahsyatan
jurus tersebut, sebaliknya malah bertambah lihay.
-ooo0ooo-
Bab 38
Lengan kiri bergerak, maka rantai besi yang di lengan kiri
itu pun ikut menyambar Di saat bersamaan gadis itu maju
selangkah sekaligus menyerang lagi dengan jurus Sian Tong
Sang Kua (Bocah Dewa Mengantar Buah) dan Pek Yun Hoan
Cien (Awan Putih Berputar)!
Si kurus tidak batas menyerang, melainkan hanya berkelit
dan menghindar Gerakannya tampak lamban dan malasmalasan,
namun sesungguhnya amat cepat sehingga dalam
keadaan bahaya, dapat berkelit dengan baik sekali.
Tam Goat Hua sudah menyerang dengan tiga jurus, tapi
orang itu justru tidak balas menyerang, itu membuat gadis
tersebut amat penasaran. Maka dia maju selangkah dan
sebelah kakinya digeserkan ke kiri, tangannya bergerak,
ternyata jurus Thian Peng Te Liak (Langit Runtuh Bumi Retak)
dikeluarkannya untuk menyerang si kurus,
Jurus tersebut merupakan salah satu jurus ilmu pukulan
Cit San Sin Ciang yang berjumlah tujuh jurus, itu adalah jurus
pertama dari ilmu pukulan tersebut,
818
Ketika Tam Sen mengajar Tam Goat Hua dan Tam Ek Hui
kakaknya, tidak memberitahukan bahwa itu adalah ilmu
pukulan Cit Sat Sin Ciang,
Dia hanya mengatakan apabila berjumpa musuh tangguh,
barulah boleh mengeluarkannya. Tapi cukup mengeluarkan
tiga jurus saja, yakni Thian Peng Te Liak, Hai Kou Ciok Lan
dan jurus Hong Cien Sah Cing, putar balik ketiga jurus itu saja,
Kalau musuh tahu, tentunya akan mundur,
Apabila ketiga jurus itu tidak dapat membuat musuh
mundur, barulah boleh mengeluarkan jurus berikutnya.
Walau sifat kekanak-kanakan masih melekat pada diri Tam
Goat Hua, tapi dia tidak berani melalaikan pesan ayahnya,
Kemarin menghadapi si Hakim Kanan di dalam goa, dia
mengeluarkan ilmu pukulan tersebut, hasilnya sungguh luar
biasa,
Hari ini, kalau tidak dapat menemukan Lu Leng, dia pasti
repot, Maka langsung dikeluarkannya ilmu pukulan itu,
Begitu Tam Goat Hua baru mengeluarkan ilmu pukulan
tersebut, air muka si kurus tampak berubah. Dia segera
meloncat ke belakang sambil berseru kaget,
"Cit Sat San Ciang!"
Setelah berseru kaget, orang itu pun bersiul. Tidak
panjang suara siuIannya, namun amat tak sedap didengar
Orang itu bersiul tujuh kali, sekaligus mencelat ke
belakang, Tam Goat Hua tidak mengerti maksud siulan iiu.
Mungkin orang tersebut memanggil teman-temannya,
819
Ketika melihat orang itu mencelat jauh, Tam Goat Hua
ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk melihat isi peti kulit
tersebut apakah peti kulit itu berisi Lu Leng?
Tam Goat Hua langsung melesat, tapi bukan mengejar
orang itu, melainkan melesat ke arah kereta ekspedisi.
Sebelum dekat, dia melihat peti kulit itu mendadak
mencelat ke atas mengeluarkan suara "Bum".
Melihat itu, Tam Goat Hua yakin peti kulit itu berisi
makhluk hidup, yang kemungkinan besar Lu Leng. Betapa
girang hatinya, tapi peti kulit itu jatuh ke bawah lagi,
Saat ini, Tam Goat Hua tersentak sadar, bahwa dugaannya
meleset
Karena kalau peti kulit itu berisi Lu Leng, sudah pasti jalan
darahnya ditotok agar tidak bisa bergerak dan tidak bisa
membuka peti kulit itu,
Begitu tersentak sadar, Tam Goat Hua segera
menghentikan langkahnya, Di saat itulah tiba-tiba terdengar
suara mendesis dan kemudian tampak sesuatu berwarnawarni
di dalam peti kulit itu.
Ketika melihat itu, seketika Tam Goat Hua jadi tertegun.
Bersamaan itu, dia pun sudah melihat jelas sesuatu yang
berwarna-warni tersebut, ternyata seekor ular beracun yang
bentuknya amat aneh,
Badan ular beracun itu agak gepeng, namun tampak indah
sekali, sebab seluruh badannya berwarna-warni dan
mengkilap,
820
Setelah merayap keluar, ular beracun itu menyemburkan
racun dan mengeluarkan suara mendesis-desis,
Tam Goat Hua segera meloncat mundur ke belakang,
Ketika itu si kurus itu bersiul pendek lagi tujuh kali,
Sebelum suara siulan si kurus hilang, ular beracun itu
sudah meluncur cepat bagaikan pelangi ke arah Tam Goat
Hua.
Betapa terkejutnya gadis itu. Dia cepat-cepat meloncat ke
belakang sekaligus mengayunkan rantai besinya,
Akan tetapi, ular beracun itu gesit sekali, Badannya yang
masih di udara langsung melingkar dan merosot ke bawah,
sudah barang tentu terhindar dari sambaran rantai besi itu,
BaruIah Tam Goat Hua melihat jelas ular beracun itu amat
besar dan panjang, pantas harus menggunakan peti kulit yang
berukuran besar memuatnya, sehingga Tam Goat Hua
mengira peti kulit itu berisi Lu Leng.
Tadi orang itu mundur, jelas tidak berani menghadapi Tam
Goat Hua. Tapi kemudian dia bersiul memanggil ular beracun
itu menghadapinya, maka sudah dapat dipastikan ular
tersebut amat lihay.
Tam Goat Hua menatap ular beracun itu dengan mata tak
berkedip dan bersiap-siap, sehingga sama sekali tidak
mempedulikan orang kurus itu berada di mana,
Ular beracun itu melingkar di tanah, dan terus-menerus
menyemburkan racun,
821
Tam Goat Hua sedang berpikir harus dengan cara apa
menundukkan ular beracun itu, mendadak dia merasa ada
suara di belakangnya, ternyata ada senjata mengarahnya,
Gadis itu mendongakkan kepala, tampak dua piausu lain
berdiri tak jauh dari situ sambil tersenyum-senyum, Berarti
orang yang kurus itu membokongnya dengan senjata.
Ular beracun berada di hadapannya, maka membuatnya
tidak berani membalikkan badannya, Tam Goat Hua amat
gusar dan gugup. Orang kurus itu memelihara ular beracun,
tentunya bukan orang baik-baik, Kenapa harus merasa enggan
turun tangan jahat terhadapnya? Karena berpikir begitu, gadis
itu langsung membalikkan tangannya melancarkan sebuah
pukulan, itu adalah jurus kedua, Hai Kou Ciok Lan (Laut Lapuk
Batu Berlobang),
Terdengar suara "Bum", kemudian si kurus mengeluarkan
suara "Ng" dan cepat-cepat mencelat ke belakang.
Di saat itulah ular beracun itu mendadak meluncur ke arah
Tam Goat Hua, dan tercium pula bau amis yang amat
menusuk hidung.
Tam Goat Hua tersentak dan langsung meloncat ke
belakang, Akan tetapi, sekonyong-konyong ular beracun itu
membuka mulut, sekaligus menyemburkan racunnya ke arah
muka gadis itu.
Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua. Dia sama sekali
tidak menyangka ular beracun itu dapat bergerak begitu aneh,
cepat dan amat gesit
Oleh karena itu, Tam Goat Hua segera menyerang dengan
jurus Hong Cien Sah Cing (Angin Berhembus Pasir jadi Bersih),
822
jurus tersebut menimbulkan angin yang amat kuat dan
menderu-deru.
Begitu merasa ada angin yang kuat mengarahnya, ular
beracun itu cepat-cepat melingkar Pada saat itu!ah, Tam Goat
Hua mengayunkan rantai besinya ke arah si kurus,
Si kurus meloncat ke belakang, kemudian berkata dengan
penuh kegusaran
"Cit Sat Sin Kun punya dendam apa dengan Tiam Cong
Pai? Harap dijelaskan!"
"Oooh!" Tam Goat Hua manggut-manggut, Kini barulah
dia teringat akan gerakan orang kurus itu berasal dari
perguruan Tiam Cong. Ternyata kau dari Tiam Cong Pai!"
Orang kurus itu mendengus,
"Hm! Sui Sian (Dewa Tidur) Cin Mang Kak adalah aku, kau
pernah dengar?"
Ternyata orang kurus itu adalah si Dewa Tidur Cin Mang
Kak. ilmu andalannya yakni Sui Pat Sian (Delapan Dewa
Tidur), Dia masih terhitung saudara seperguruan dengan
ketua Tiam Cong Pai, namanya amat cemerlang dalam rimba
persilatan Kalau dia bersama ular beracun itu melawan Tam
Goat Hua, belum tentu gadis itu bisa menang, maka lebih baik
menyudahi urusan tersebut Pikir gadis itu, lalu tertawa seraya
berkata.
"Harap Cin Tayhiap jangan marah, kalau tadi Cin Tayhiap
menyebut nama, sudah pasti tidak akan terjadi kesalah
pahaman ini. Ayahku dengan Tiam Cong Pai, sama sekali tidak
punya dendam apa pun. Tadi hanya dikarenakan aku mengira
823
peti kulit itu berisi temanku yang menghilang, maka terjadi
kesalahpahaman. Harap Cin Tayhiap sudi memaafkanku!"
Pada dasarnya Tam Goat Hua berhati jujur dan lurus,
maka begitu tahu dirinya salah, langsung mengaku dan mau
minta maaf
Wajah Cin Mang Kak mulai berubah lembut Kemudian dia
bersiul pendek tujuh kali, maka ular beracun itu langsung
meluncur ke dalam peti kulit Cin Mang Kak segera menutup
peti kulit itu, dan kemudian barulah berkata,
"Kalau begitu, kita berpisah di sini saja!"
Tam Goat Hua tersenyum
"Cin Tayhiap, ular beracun itu amat luar biasa, sungguh
membuat mataku terbuka!"
Cin Mang Kak bersin beberapa kali, setelah itu baru
menyahut
"Ular ini disebut Giok Mian Tay, bisa berdiri dengan ujung
ekornya. ini tergoIong ular langka."
Usai berkata, Cin Mang Kak meloncat ke punggung
kudanya, dan tak lama kereta ekspedisi itu mulai bergerak
meninggalkan tempat tersebut
Tam Goat Hua berdiri termangu-mangu di tempat Tadi dia
mengira peti kulit itu berisi Lu Leng, tidak tahunya berisi ular
beracun, bahkan nyaris mengikat permusuhan pula dengan
Cin Mang Kak, itu membuatnya menghela nafas panjang. Dia
mendongakkan kepala memandang ke angkasa, Dia tahu
824
bahwa waktu sudah lewat tengah hari. Maka gadis itu segera
kembali ke kota.
Ketika Tam Goat Hua baru memasuki jalan besar, melihat
Oey Sim Tit berputar ke sana ke mari di jalan besar itu, Begitu
melihat gadis itu, dia langsung menghampirinya.
Tam Goat Hua menatapnya, Air mukanya Oey Sim Tit
tampak agak tegang. Maka gadis itu segera bertanya dengan
suara rendah,
"Bagaimana? Ada hasilnya?"
Oey Sim Tit menengok ke sana ke mari, kemudian menarik
tangan Tam Goat Hua untuk diajak ke sebuah jalan kecil
"Aku melihat seorang kurus mengawal sebuah kereta
ekspedisi. Di dalam kereta terdapat sebuah peti kulit."
Mendengar ucapan itu, Tam Goat Hua menarik nafas
dalam-dalam,
"Aku pun sudah melihatnya. Peti kulit itu berisi seekor ular
beracun."
Oey Sim Tit mengeluarkan suara "Oh", lalu melanjutkan
penuturannya,
"Masih ada, aku melihat seorang tinggi besar membawa
sebuah obor memasuki sebuah rumah besar di sebelah utara
kota ini. Aku pernah melihat orang itu di puncak Sian Jin
Hong."
Tam Goat Hua mengerutkan kening,
825
"Ng? Dia si Duta Api Obor dari Hwa San Pai. Masih ada
orang lain?"
Oey Sim Tit menjawab dengan jujur
"Hanya dia sendiri Tapi di bawah ketiaknya mengapit
karung besar dan panjang."
Kening Tam Goat Hua berkerut lagi
"Sebuah karung?"
Oey Sim Tit mengangguk
Tidak salah, Aku bergerak cepat melewatinya sekaligus
meraba karung itu, justru terdengar suara seruan perlahan di
dalam karung. Orang itu segera melancarkan sebuah pukulan
ke arahku, Kalau aku tidak cepat kabur, pasti sudah mati di
tangan orang itu."
Betapa gembiranya Tam Goat Hua mendengar penuturan
itu,
"Menurutmu, di dalam karung itu berisi seseorang?"
Oey Sim Tit manggut-manggut.
"Aku tidak salah dengar, itu memang suara orang."
Tam Goat Hua segera berkata.
"Dia memasuki rumah yang mana, cepat bawa aku ke
sana!"
826
Oey Sim Tit memberitahukan.
"Tidak jauh dari sini, sekejap juga sampai."
Mereka berdua menembus sebuah jalan kecil. Dalam
sekejap keduanya sudah sampai di depan rumah besar ,itu,
Rumah tersebut amat megah, namun kelihatan sepi
karena dikelilingi tembok tinggi. Sampai di tembok, Tam Goat
Hua berhenti dan membatin Kalau Lu Leng jatuh di tangan
pihak Hwa San Pai, meskipun Liat Hwe Cousu tidak berada di
dalam rumah itu, namun pasti banyak jago yang tangguh
berada di situ, Maka untuk menolong Lu Leng keluar dari situ,
pasti sulit sekali
Setelah berpikir lama sekali, Tam Goat Hua baru berbisik
"Kita sudah ke mari, tentunya harus di dalam melihat-lihat.
Kau harus berhati-hali. Kalau kelihatan ada gelagat tidak
beres, harus segera meloloskan diri dan pergi mengejar
ayahku."
Oey Sim Tit diam saja, maka Tam Goat Hua cepat
melanjutkan bicaranya.
" Kau jangan bodoh! Setelah kau bertemu ayahku,
ceritakan apa adanya! Mengerti?"
Oey Sim Tit terpaksa mengangguk Kemudian mereka
berdua mencelat ke atas melewati tembok masuk ke dalam,
Tampak begitu banyak pohon rimbun disitu, sehingga
tempat tersebut mirip sebuah rimba yang dikelilingi tembok.
827
Tam Goan Hua dan Oey Sim Tit berendap-endap melewati
pohon-pohon itu, tak seberapa lama berjalan, mereka melihat
rumah itu.
Gadis itu menarik nafas dalam-dalam, Dia tahu kalau
mereka berjalan ke depan lagi, pasti akan ketahuan dan amat
membahayakan diri mereka.
Oey Sim Tit yang berdiri di sisinya, sepertinya telah
membaca pikiran gadis ilu, maka dia segera berbisik
"Nona Tam, Ginkangku amat tinggi, biar aku pergi dulu
menyelidiki!"
Tam Goat Hua berpikir sejenak, kemudian manggutmanggut,
"Baik, tapi kau harus cepat kembali!"
Oey Sim Tit mengangguk lalu badannya berkelebat dan
dalam sekejap sudah menghilang dari pandangan Tam Goat
Hua.
Sedangkan gadis itu terus bersembunyi di balik pohon.
Hampir setengah jam dia menunggu di situ, namun belum
melihat Oey Sim Tit keluar Hati Tam Goat Hua mulai cemas.
Dia mau menyusul, tapi tiba-tiba terdengar suara aneh dari
dalam rumah itu.
Suara aneh itu mirip suara orang sedang marah. Setelah
itu terdengar lagi suara seruan.
Begitu mendengar suara seruan itu, tersentak lah hati Tam
Goat Hua, sebab kelihatannya Oey Sim Tit sudah jatuh ke
tangan musuh,
828
Ginkang Oey Sim Tit begitu tinggi, tapi dia baru masuk ke
dalam rumah itu sudah tertangkap musuh, itu tak masuk akal
sama sekali,
Kalau benar begitu, itu kecuali Liat Hwe Cousu berada di
dalam, seketika hati Tam Goat Hua menjadi gugup dan panik,
karena dia tahu, apabila Liat Hwe Cousu berada di dalam
rumah itu, rasanya sulit sekali untuk menolong Lu Leng,
Akan tetapi, dalam keadaan seperti itu, mau tidak mau
harus menempuh bahaya, Dia melesat ke rumah itu, dan
berhenti di sisi pintu, Kemudian dengan perlahan-lahan
didorongnya pintu itu dan ternyata tidak dikunci,
Kreeek! Pintu itu terbuka,
Tam Goat Hua cepat-cepat meloncat ke belakang,
Ternyata dia khawatir ada serangan mendadak dari dalam,
Akan tetapi, tiada gerakan apa pun. Tam Goat Hua
memberanikan diri mengayunkan kakinya ke dalam,
Setelah sampai di dalam, dia melihat sebuah halaman dan
berderet-deret rumah di halaman itu dengan jendela tertutup
rapat, Tadi dia mendengar suara orang, tapi kini suasana sepi
sekali seakan hanya dia seorang yang berada di tempat itu,
Tiba-tiba terdengar suara "Kreeek", pintu yang di depan itu
sudah tertutup kembali.
Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua, Dia segera
menoleh ke belakang, seketika juga dia menarik nafas dingin,
Ternyata tampak tiga orang berdiri di silu, menatapnya
sambil tersenyum-senyum.
829
Ketiga orang itu berusia empat puluhan, tampak
berwibawa, Begitu melihat Tam Goat Hua langsung tahu,
mereka jago-jago tangguh dari Hwa San Pai.
Tam Goat Hua masih ingat, karena ingin membalas budi
pertolongan Lu Sin Kong suami istri, maka dia pernah turun
tangan melukai beberapa orang Hwa San Pai, maka terikat
dendam dengan pihak tersebut.
Di puncak Sian Jin Hong, Tam Goat Hua nyaris jatuh ke
tangan Liat Hwe Cousu, Namun berhubung Liat Hwe Cousu
berkedudukan amat tinggi dalam rimba persilatan maka tidak
mencelakai gadis itu, Kini dia berada di tempat ini, sama juga
mengantarkan diri,
Tam Goat Hua menyurut mundur, namun di belakangnya
terdengar suara tawa dingin tiga kali.
Gadis itu segera menoleh ke belakang, Tampak tiga orang
berdiri di situ sambil tertawa dingin,
Di saat ia menoleh, tampak beberapa bayangan berkelebat
ke sana, Kini jumlah mereka dua belas orang. Tam Goat Hua
terkurung di tengah-tengah.
Gadis itu menatap mereka. Kecuali tiga orang yang muncul
duluan itu berkepandaian tinggi, yang lain kalau satu lawan
satu, Tam Goat Hua masih mengalahkan mereka,
Akan tetapi, kini pihak lawan berjumlah dua belas orang,
bagaimana mungkin gadis itu dapat melawan mereka?
Tam Goat Hua sudah menduga, kedua belas orang itu
pasti Hwa San Cap Ji Tongcu,
830
Dua belas Tongcu yang dulu, sudah banyak yang terluka
di tangan Lu Sin Kong suami istri dan Tam Goat Hua, Namun
Liat Hwe Cousu segera mengangkat wakil Tongcu untuk
melengkapi lagi kedua belas Tongcu tersebut, maka tidak
berkurang satu pun,
Salah seorang yang agak tua tertawa terkekeh-kekeh
sambil menatap Tam Goat Hua lalu berkata dingin,
"Harap Nona ke ruang besar untuk bercakap-cakap!"
Orang itu mengibaskan tangannya, yang lain langsung
minggir tiga langkah seakan mempersilakan Tam Goat Hua
masuk ke dalam,
Gadis itu mengerutkan kening, kemudian melangkah ke
dalam. Kedua belas orang itu pun segera bergerak
mengiringinya, Mendadak Tam Goat Hua bergerak ke
belakang, namun sembilan orang yang ada di belakangnya
segera berputar-putar mengurung-nya.
"Kalau Nona Tam masih tidak mau masuk melalui pintu ini,
akan menerima hukuman dari Cousu," ujar salah seorangtua.
Melihat gerakan mereka, Tam Goat Hua langsung tahu
bahwa mereka telah belajar semacam formasi, maka sulit
baginya untuk menerjang keluar.
Di sana hanya terdapat sebuah lowongan, yakni pintu
masuk itu. Maka, begitu masuk ke dalam, tentunya akan
berjumpa dengan Liat Hwe Cousu, Saat itu, lebih sulit baginya
untuk meloloskan diri,
831
Akan tetapi, keadaan di depan matanya, juga tiada jalan
baginya untuk kabur Biar harus menempuh bahaya apa pun,
pokoknya harus menolong Lu Leng keluar dari tempat ini.
Tam Goat Hua terus berpikir akhirnya dia tertawa dingin
seraya berkata,
"Baik! Aku akan masuk ke dalam!"
Usai berkata begitu, dia menghimpun hawa murninya, Di
saat bersamaan, pintu itu terbuka dan tampak sebuah ruang
besar.
Tam Goat Hua sudah mengambil keputusan masuk ke
dalam, maka tidak peduli bagaimana keadaan ruang besar itu,
Akan tetapi, mendadak Tam Goat Hua bergerak cepat
melesat ke arah kiri, mengarah ke tembok, sekaligus
mengayunkan sepasang rantai besarnya untuk menghantam
tembok itu, dengan menggunakan delapan bagian tenaganya,
Plak! Plak! Terdengar suara yang memekakkan telinga,
Tembok itu langsung berlobang, kemudian Tam Goat Hua
melesat keluar melalui lobang itu.
Sayup-sayup dia mendengar suara orang berteriak
"Bagus", karena gerakannya itu sungguh cepat dan di luar
dugaan semua orang, Namun dia sama sekali tidak tahu siapa
yang berteriak itu,
Setelah melesat keluar, maka dia berada diluar kurungan
kedua belas orang itu, Kemudian secara mendadak badannya
berputar menghantam salah seorang dari mereka dengan
rantai besinya.
832
Kedua belas Tongcu adalah murid handal Liat Hwe Cousu,
tentu ilmu silat mereka tinggi sekali,
Mereka pun tahu, Tam Goat Hua adalah putri Cit Sat Sin
Kun yang amat terkenal dua puluh tahun yang lalu, sudah
pasti memiliki kepandaian tinggi pula, Tapi mereka sama sekali
tidak menduga, Tam Goat Hua akan menggunakan cara
menembus tembok untuk keluar dari kurungan mereka,
Ketika Tam Goat Hua melangkah ke dalam ruang besar
itu, mereka yakin gadis itu tidak dapat berbuat apa-apa, sebab
Liat Hwe Cousu berada di situ, justru tidak disangka sama
sekali, begitu berjalan tiga langkah ke dalam, mendadak Tam
Goat Hua berputar sekaligus menghantam tembok dengan
sepasang rantai besinya, Walau Liat Hwe Cousu
berkepandaian amat tinggi, juga tidak keburu menghalanginya,
Ketika Tam Goat Hua menghantam tembok, kedua belas
Tongcu masih tidak tahu apa yang terjadi. Setelah gadis itu
berkelebat keluar, barulah mereka tahu apa yang telah terjadi
Kedua belas Tongcu mengurung Tam Goat Hua, namun
gadis itu masih dapat keluar dari kurungan itu. jangankan Liat
Hwe Cousu akan mempersalahkan mereka, bahkan pasti akan
ditertawakan oleh kaum rimba persilatan kalau kejadian itu
tersiar keluar Apakah mereka masih punya muka berjumpa
dengan kaum rimba persilatan?
Oleh karena itu, kedua belas Tongcu itu menggeram
sambil berpencar Namun tadi Tam Goat Hua mengeluarkan
jurus Tiang Coa Cut Ting (Ular panjang Keluar Goa) dan rantai
besinya telah berhasil melilit kaki salah seorang Tongcu,
833
Tongcu tersebut justru berkepandaian paling rendah di
antara kedua belas Tongcu itu. Ketika dia baru mau
mengerahkan tenaga untuk memberatkan badannya, Tam
Goat Hua menyesakkan rantai besi-nya, sehingga membuat
Tongcu tersebut melayang ke dalam ruang besar
Para Tongcu lain memekik marah dan segera mengepung
gadis itu lagi, sesungguhnya Tam Goat Hua tidak berniat
kabur, sebab dia tahu dirinya tidak akan dapat kabur dari
tempat itu,
Lagipula Lu Leng belum ada kabar beritanya, maka dia
tidak mau meninggalkan tempat tersebut
Kini dia telah berhasil menyentakkan salah seorang
Tongcu ke dalam ruangan besar, otomatis dia telah
memperlihatkan kegagahannya. Oleh karena itu, dia pun tidak
perlu bertarung lagi, malah berjalan ke pintu seraya berkata
dingin,
"Aku mau ke dalam menemui Liat Hwe Cousu! Kenapa
kalian menghalangi ku? Apakah kalian melarangku masuk?"
Kesebelas Tongcu itu amat membenci Tam Goat Hua,
namun begitu mendengar ucapan gadis itu, mereka segera
minggir memberi jalan kepadanya,
Tam Goat Hua tersenyum, kemudian merapihkan
rambutnya, setelah itu mendongakkan kepala sedikit, barulah
melangkah ke dalam,
Begitu masuk ke dalam, Tam Goat Hua melihat Tongcu
yang di lemparkannya tadi masih meringkuk di lantai, Tam
Goat Hua tahu, bahwa kini permusuhannya dengan Hwa San
834
Pai sudah bertambah dalam, maka apa salahnya kalau
permusuhan itu lebih diperdalam lagi?
Oleh karena itu, gadis itu tertawa kecil.
"Sobat ini, kenapa harus memberi hormat kepadaku
dengan cara demikian? itu tidak perlu!"
Wajah Tongcu yang meringkuk di lantai itu langsung
memerah seperti wajah kepiting rebus. Dia berusaha bangun,
setelah bangun akan segera menerjang ke arah Tam Goat
Hua.
Akan tetapi, mendadak terdengar suara bentakan yang
amat berwibawa.
"Mundur!"
Begitu mendengar suara bentakan itu, Tongcu tersebut
cepat-cepat mundur dengan kepala tertunduk.
Tam Goat Hua mendongakkan kepala untuk melihat ke
depan. Begitu melihat, dia pun terkejut dan girang,
Ternyata di dekat dinding warna merah, tampak Liat Hwe
Cousu duduk di kursi merah, di atas sebuah panggung yang
tingginya hampir tujuh kaki, itu berarti dia orang tinggi,
Di hadapan Liat Hwe Cousu bergantung dua orang yang
tidak lain Lu Leng dan Oey Sim Tit.
Tam Goat Hua menoleh ke belakang, Tampak kedua belas
Tongcu berdiri menjaganya. Gadis itu tahu, kini dirinya tidak
bisa macam-macam. Oleh karena itu, dengan tenang dia
835
melangkah ke depan kemudian memberi hormat kepada Liat
Hwe Cousu,
"Tam Goat Hua memberi hormat kepada Liat Hwe Cousu!"
Sesungguhnya gadis itu bersifat angkuh, jarang memberi
hormat kepada siapa pun.
Namun Liat Hwe Cousu seorang ketua partai Hwa San Pai.
Kalau dihitung kedudukannya, dia masih lebih tinggi setingkat
dari Cit Sat Sin Kun, maka wajar Tam Goat Hua memberi
hormat kepadanya.
Seusai memberi hormat, Tam Goat Hua lalu berdiri di
pinggir Wajah Liat Hwe Cousu tampak bengis sekali, pertanda
hatinya amat gusar Namun berhubung kedudukannya begitu
tinggi, maka kegusarannya tidak dilampiaskan sepasang
matanya menyorot tajam menatap Tam Goat Hua, kemudian
dia berkata.
"Kau juga tahu dalam rimba persilatan terdapat
kedudukan?"
Begitu mendengar ucapan Liat Hwe Cousu, Tam Goat Hua
sudah tahu bahwa ketua Hwa San Pai itu ingin menyindirnya,
dan itu membuat gadis tersebut tertawa geli dalam hati dan
membatin Kalau bertarung, ditambah seratus Tam Goat Hua
lagi juga bukan lawannya. Namun apabila mengadu mulut,
tentunya Liat Hwe Cousu bukan lawan gadis itu.
Tam Goat Hua tertawa hambar
"Sejak kecil aku sudah dididik, sudah pasti tahu dalam
rimba persilatan terdapat kedudukan, Bahkan aku juga tahu
bahwa tingkatan tua tidak boleh menghina kaum tingkatan
836
muda. Karena itu, terhadap mereka berdua yang digantung
Cousu, bukankah akan merendahkan nama dan kedudukan
Cousu?"
"Hm!" dengus Liat Hwe Cousu, "Memang benar apa yang
kau katakan"
Liat Hwe Cousu mengulurkan tangannya untuk
mematahkan kaki kursi, Selelah itu kaki kursi itu
dipatahkannya lagi menjadi dua dan mendadak disambitkannya
ke arah Lu Leng dan Oey Sim Tit.
Menyaksikan itu, Tam Goat Hua terkejut bukan main,
Padahal tadi dia mencetuskan ucapan itu, hanya untuk
memanasi hati Liat Hwe Cousu, agar melepaskan Lu Leng dan
Oey Sim Tit.
Siapa nyana, Liat Hwe Cousu malah menjadi marah besar,
sehingga ingin menghabiskan nyawa mereka berdua,
Tam Goat Hua ingin mengayunkan rantai besinya, tapi
sudah terlambat karena kedua patahan ujung kursi sudah
meluncur cepat ke dada Lu Leng dan Oey Sim Tit.
Seketika sekujur badan Tam Goat Hua menjadi dingin, dan
kakinya terasa lemas sehingga dia nyaris pingsan seketika,
Akan tetapi, mendadak terjadi suatu perubahan Tiba-tiba
terdengar suara "Plak, Plak!" badan Lu Leng dan Oey Sim Tit
berjungkir balik turun ke bawah.
Tam Goat Hua sama sekali tidak mengerti apa yang telah
terjadi, karena Liat Hwe Cousu memang menggunakan kedua
837
patahan ujung kursi untuk menyambit Lu Leng dan Oey Sim
Tit, bahkan tepat mengenai dada mereka,
Akan tetapi, mereka berdua tidak terluka, sebaliknya
malah terlepas dari tali yang menggantung mereka,
Tam Goat Hua tertegun, sedangkan Lu Leng dan Oey Sim
Tit berlari ke arahnya,
Setelah berpikir sejenak, barulah Tam Goat Hua paham.
Karena ucapannya tadi, maka Liat Hwe Cousu melepaskan
mereka, menggunakan kedua patahan ujung kursi
memutuskan tali yang mengikat mereka itu. Ketika
menyambit, Liat Hwe Cousu sudah memperhitungkan tenaga
sambitannya, Oleh karena itu, Lu Leng dan Oey Sim Tit sama
sekali tidak terluka,
Setelah terpikirkan itu, Tam Goat Hua semakin terkejut
dan kagum dalam hati, sebab Lweekang Liat Hwe Cousu amat
tinggi sekali, dapat mengerahkannya sesuka hati,
Akan tetapi, walau Liat Hwe Cousu telah melepaskan tali
pengikat Lu Leng dan Oey Sim Tit, namun dia pasti punya
suatu cara menghadapi Tam Goat Hua.
Oleh karena itu, otaknya terus berputar, kemudian berkata
dengan suara rendah kepada Oey Sim Tit.
"Sobat Tit...." sebetulnya Tam Goat Hua ingin
menyuruhnya mengerahkan Ginkang untuk meloloskan diri,
lalu pergi mencari ayahnya,
Namun sebelum dia usai berkata, kedua belas Tongcu
sudah mengepung mereka membentuk sebuah lingkaran,
838
Begitu melihat keadaan itu, meskipun Oey Sim Tit memiliki
Ginkang yang amat tinggi, tapi Lweekangnya belum
sempurna, itu sulit baginya menerjang keluar, maka dia
menjadi diam tidak melanjutkan
Di saat bersamaan, Lu Leng berbisik di telinga Tam Goat
Hua,
"Kakak Tam, bagaimana kita?"
Tam Goat Hua sengaja menyahut dengan lantang.
"Saudara Lu, legakanlah hatimu! Liat Hwe Cou-su adalah
ketua Hwa San Pai yang berkedudukan amat tinggi, maka
bagaimana mungkin akan turun tangan terhadap kita
tingkatan muda?" Kemudian Tam Goat Hua memberi hormat
kepada Liat Hwe Cousu seraya melanjutkan ucapannya.
"Terimakasih atas kemurahan hati Cousu melepaskan mereka,
untuk selanjutnya kami bertiga mohon diri!"
Tam Goat Hua memberi isyarat kepada mereka berdua,
lalu berjalan keluar
Gadis itu tahu jelas, tidak begitu gampang meninggalkan
rumah itu.
Dia berbuat demikian, hanya ingin tahu cara bagaimana
Liat Hwe Cousu terhadap mereka.
Dugaannya memang tidak meleset Ketika mereka bertiga
baru melangkah, Liat Hwe Cousu mendengus .
"Hm! Kalian bertiga sungguh kurang ajar. Kalian mau pergi
juga boleh! Tapi harus berdasarkan kepandaian menerjang
keluar dari sini! Kalau tidak, aku pasti mewakili orangtua kalian
839
menghajar kalian, atau kalian kukurung di dalam penjara air
selama tiga buIan, dan dicambuk tiga puluh kali!"
Begitu Liat Hwe Cousu usai berkata, langsung muncul dua
orang berpakaian hitam dan dua orang berpakaian merah.
Dua orang berpakaian hitam itu masing-masing membawa
sebuah kunci, sedangkan dua orang berpakaian merah
masing-masing membawa sebuah cambuk,
Lu Leng amat gusar sekali, sehingga wajahnya tampak
merah padam.
"Phui! Kau punya derajat apa menghajar kami?"
Tam Goat Hua memberi isyarat kepadanya seraya berkata,
"Apa yang dikatakan Cousu memang benar...."
Lu Leng segera memotongnya.
"Kakak Tam, dia berkata tidak karuan, kenapa Kakak Tam
masih bilang benar?"
Tam Goat Hua tahu bahwa Lu Leng bersifat keras tapi
berhati lurus, Kalau dia terus berbicara, tentu akan
membangkitkan kemarahan Liat Hwe Cousu, maka dia segera
memegang bahu Lu Leng seraya berkata dengan suara
rendah.
"Saudara Lu, bagaimana kau dengar perkataanku?"
Sejak ditolong keluar dari istana Setan oleh Tam Goat Hua,
Lu Leng amat menghormatinya, bahkan timbul perasaan aneh
pula terhadapnya, Walau usianya masih muda, tidak mengerti
soal cinta, namun cintanya dalam hati justru sudah bersemi
840
terhadap gadis itu. Oleh karena itu, dia manggut-manggut
ketika Tam Goat Hua berkata begitu,
Tam Goat Hua tersenyum, kemudian berkata kepada Liat
Hwe Cousu,
"Apa yang Cousu katakan tadi memang tidak salah,
Namun sobat Oey ini sejak kecil tidak punya orangtua maupun
guru, maka harap Causu memaafkannya,
Tadi Causu bilang mewakili orangtua menghajar kami,
sedangkan sobat Oey ini sama sekali tidak punya orangtua,
tentunya Cousu tidak punya alasan untuk menghajarnya kan?"
Liat Hwe Cousu mendengus dingin,
"Hm! Biar dia pergi!"
Guguplah hati Oey Sim Tit.
"Nona Tam, kau bagaimana?"
Tam Goat Hua menatapnya seraya menyahut
"Sobat Oey, kalau kau tidak mau pergi, aku tidak akan
meladeni mu selama-lamanya!"
Wajah Oey Sim Tit yang buruk itu berubah kalem.
"Aku... aku...."
Wajah Tam Goat Hua pun berubah,
"Masih belum mau pergi?"
841
Oey Sim Tit menghela nafas panjang, lalu menundukkan
kepala dan tak bergeming dari tempat
Menyaksikan itu, Lu Leng menjadi tidak sabaran,
"Kakak Tam menyuruhmu pergi, kenapa kau masih belum
mau pergi?"
Oey Sim Tit mendongakkan kepala memandang-nya.
Tampak Lu Leng begitu tampan. Lagipula Tam Goat Hua matimatian
menolongnya, itu membuat Oey Sim Tit menjadi putus
asa. Dia menghela nafas panjang,
"Baik, aku pergi!"
Tam Goat Hua manggut-manggut sambil mendekatinya.
"lni baru benar!" Kemudian gadis itu berbisik, "Sobat Oey,
setelah meninggalkan tempat ini, cepatlah pergi mencari
ayahku! Kalau bertemu orang aneh berkedok, suruh mereka
cepat ke mari!"
Kini Oey Sim Tit baru tahu, apa sebabnya Tarn Goat Hua
menyuruhnya pergi, Maka dia mengangguk dan sekaligus
melesat pergi.
Karena Liat Hwe Cousu telah memperbolehkan Oey Sim Tit
pergi, tentunya tiada seorang pun menghalanginya,
Setelah melesat keluar, Oey Sim Tit masih menoleh ke
belakang untuk memandang Tam Goat Hua, barulah badannya
berkelebat meninggalkan rumah itu.
Liat Hwe Cousu berkata dengan suara dalam,
842
"Kalian berdua rela dihukum, masih belum mau cepat
bilang?"
Tam Goat Hua tertawa panjang,
"Apakah Cousu sudah lupa akan perkataan tadi, kami
boleh pergi berdasarkan kepandaian menerjang keluar, Kalau
tidak dapat menerjang keluar, barulah dihukum, Ya, kan?"
Dalam hati Lu Leng memang amat marah terhadap Liat
Hwe Cousu, Maka ketika mendengar Tam Goat Hua berkata
begitu, dia girang bukan main,
"Betul, Kakak Tam!"
Liat Hwe Cousu tertawa gelak,
"Ha ha ha! Baik, kalian berdua memang gagah berani!
Hwa San Cap Ji Tongcu pernah berlatih formasi Te Ki Tin Hoat
(Formasi Bumi), kalian berdua boleh menerjang formasi itu di
ruang ini!"
Tam Goat Hua dan Lu Leng memang sudah tahu, bahwa
Liat Hwe Cousu tidak akan turun tangan sendiri
Kini begitu mendengar apa yang dikatakan Liat Hwe
Cousu, dalam hati mencaci kelicikan ketua Hwa San Pai itu,
sebab mereka berdua harus menerjang Te Ki Tin Hoat yang
terdiri dari dua belas orang,
Namun urusan sudah menjadi begitu, mau tidak mau
harus menjajalnya, maka Tam Goat Hua berbisik
"Kau punya senjata?"
843
Lu Leng menyahut
"Sebetulnya aku punya sebuah golok pendek, tapi sudah
ku tancapkan di pohon berikut sepucuk surat untuk kedua
orangtuaku...."
"Tidak apa-apa." Tam Goat Hua mendongakkan kepala
seraya berseru, "Lu Leng tidak punya senjata, harap dipinjami
sebuah golok pendek!"
Liat Hwe Cousu memandang salah seorang yang berdiri
sambil manggut-manggut Orang itu segera ke dalam, tak lama
sudah kembali dengan membawa sepuluh buah golok pendek
lalu ditaruh di atas meja.
Liat Hwe Cousu berkata,
"Silakan pilih salah satu golok pendek itu!"
Lu Leng segera mendekati meja itu. Dipilihnya sebuah
golok pendek lalu kembali ke sisi Tam Goat Hua.
Gadis itu segera berbisik,
"Saudara Lu, kita berdua tidak boleh berpisah! Bagaimana
kehebatan formasi itu, kita sama sekali tidak mengetahuinya,
Oh ya, ketiga orangtua itu memiliki Lweekang tinggi, kita tidak
boleh beradu tangan dengan mereka."
Lu Leng manggut-manggut.
Sejak lahir, baru kali ini Lu Leng menghadapi situasi
seperti itu.
844
Walau dia tidak merasa takut, namun dalam hati tak
punya ide apa pun. Maklum dia masih kecil.
Tam Goat Hua dan Lu Leng berdiri dengan beradu
punggung, sedangkan kedua belas Tongcu itu mulai berpencar
menjadi empat kelompok, setiap kelompok terdiri dari tiga
orang, Mereka berdiri dalam bentuk segi empat
Sert! Sert!
Kedua belas Tongcu mengeluarkan senjata masingmasing,
yakni berupa Pan Koan Pit (Pensil Cina Kuno), Tam
Goat Hua dan Lu Leng terkepung di dalam formasi segi empat
itu,
Ketika melihat senjata tersebut, Tam Goat Hua sudah tahu
bahwa mereka pasti akan menotok jalan darah pihak lawan,
maka kelihatannya sulit memecahkan formasi Te Ki Tin Hoat
itu.
Badan Tam Goat Hua mulai berputar, namun kedua belas
Tongcu tetap berdiri diam, hanya mata mereka menyorot
tajam menatap Tam Goat Hua dan Lu Leng,
Ketika badan Tam Goat Hua berputar sampai di hadapan
Tongcu yang di pecundangi nya tadi, dia langsung
menerjangnya dengan jurus Thian Peng Te Liak (Langit
Runtuh Bumi Retak), yaitu salah satu jurus ilmu pukulan Cit
Sat Sin Ciang,
Di saat Tam Goat Hua menerjang ke arah Tongcu itu, Lu
Leng pun mencelat ke belakang, agar punggungnya tetap
beradu dengan punggung Tam Goat Hua.
845
Ketika Tam Goat Hua menyerang Tongcu itu dua Tongcu
lain yang berdiri di kiri dan kanan Tongcu itu bergerak cepat
pula menyerang Tam Goat Hua dengan Pan Koan Pit,
mengarah jalan darah Cio Bun Hiat di pinggang gadis itu,
Para Tongcu lain pun mulai bergerak Enam Tongcu maju
dua langkah sambil mengayun-ayunkan Pan Koan Pit masingmasing
ke arah Tam Goat Hua, namun itu merupakan gerakan
tipuan belaka.
Tiga Tongcu yang di hadapan Lu Leng, justru tiga
orangtua itu. Mereka bertiga pun sudah mengayunkan Pan
Koan Pit masing-masing untuk menyerang Lu Leng,
Tadi Tam Goat Hua telah memberitahukan kepadanya,
bahwa ketiga orangtua itu memiliki Lweekang tinggi, lagipula
ketika berada di rumah makan, justru mereka bertiga yang
menangkapnya ke tempat ini.
Oleh karena itu, Lu Leng bergerak cepat mengeluarkan
jurus Heng Pu Sien Khong (Air Terjun Mengalir)!
Walau Lweekang Lu Leng belum begitu tinggi, namun ilmu
goloknya amat lihay, berasal dari perguruan Go Bi Pai,
Begitu mengeluarkan jurus Heng Pu Sien Khong, tampak
golok pendek itu berkelebatan melindungi dirinya, bahkan juga
mengarah kepergelangan tangan ketiga orangtua itu, padahal
tadi ketiga orangtua itu menyerang Lu Leng dengan gencar
sekali, tapi setelah Lu Leng mengeluarkan jurus tersebut,
gerakan mereka mendadak menjadi lamban,
Ternyata mereka bertiga telah merubah gerakan, yakni
mengarahkan ujung Pan Koan Pit masing-masing untuk
menekan golok pendek Lu Leng,
846
Di saat bersamaan, Lu Leng juga merubah jurusnya. Dia
mengeluarkan jurus Lok Yap Kui Kin (Daun Rontok Kembali
Keakar), yang amat aneh, lihay dan dahsyat,
Akan tetapi, gerakan ketiga orangtua itu jauh lebih cepat,
maka ketiga batang Pan Koan Pit membentur golok pendek Lu
Leng.
Trang! Trang! Trang!
Lu Leng terkejut Ketika dia baru mau menarik senjatanya
mendadak tiga Tongcu lain sudah menyerang pinggangnya
dengan Pan Koan Pit,
Golok pendek Lu Leng tertekan oleh ketiga batang Pan
Koan Pit, maka tidak bisa bergerak sedangkan tiga Tongcu lain
sudah menyerang pinggangnya, kelihatannya Lu Leng pasti
roboh.
Di saat bersamaan, Tam Goat Hua justru berada di atas
angin. Ternyata dia berhasil memukul mundur beberapa
Tongcu dengan pukulan dan sambaran sepasang rantai
besinya,
KebetuIan dia menoleh. Karena dilihatnya Lu Leng dalam
keadaan bahaya, maka dia segera berseru .
"jangan kau lepaskan golok itu!"
Tam Goat Hua mengayunkan sepasang rantainya untuk
menyerang ketiga Tongcu yang menyerang pinggang Lu Leng,
Di saat bersamaan, sebelah tangannya pun melancarkan
sebuah pukulan mengeluarkan jurus Hong Cien Sah Cing
(Angin Berhembus pasir jadi Bersih), kemudian disusul lagi
dengan jurus Hai Kou Ciok Lan (Laut Lapuk Batu Berlobang).
847
Kedua jurus itu adalah pukulan Cit Sat Sin Ciang yang amat
dahsyat
Tiga Tongcu itu terdesak ke belakang, Namun di saat
bersamaan, salah satu Pan Koan Pit yang menekan golok
pendek itu, mendadak mengarah jalan di tenggorokan Lu
Leng,
Ketika melihat serangan itu, Lu Leng segera mengerahkan
Lweekangnya untuk menarik golok pendeknya, akan tetapi,
mendadak dia merasa ada tenaga yang amat kuat menekan
golok pendek itu,
Pada waktu bersamaan, ujung Pan Koan Pit yang satu itu
sudah mendekati tenggorokan Lu Leng,
Menyaksikan itu, Tam Goat Hua tahu kalau pertarungan
itu dilanjutkan Lu Leng pasti akan celaka, maka dia segera
berteriak.
"Tidak usah bertarung lagi, kami mengaku kalah!"
Lu Leng tahu, bahwa Tam Goat Hua mau mengaku kalah
itu disebabkan dirinya.
Seketika dia merasa gugup dan malu, sehingga wajahnya
langsung memerah dan dia nyaris menangis.
"Kakak Tam, kepandaianku masih rendah, sehingga
membuatmu harus mengaku kalah."
Sesungguhnya Lu Leng merupakan anak yang amat keras
hati. Walau belum lama dia berkecimpung dalam rimba
persilatan, namun hari itu ketika berada di menara Hou Yok,
dia dipukul oleh Han Giok Shia hingga setengah mati, tetap
848
tidak mau membuka mulut untuk minta ampun. Berdasarkan
itu, dapat diketahui betapa keras hatinya,
Bagian 17
Oleh karena itu, dia merasa cocok dengan Tam Goat Hua.
Ketika mendengar Tam Goat Hua mengaku kalah, dia segera
paham bahwa ilu demi dirinya,
Berbagai perasaan berkecamuk dalam hati Lu Leng, malu,
emosi dan terharu campur menjadi satu,
Tam Goat Hua amat cerdas, maka segera dapat membaca
pikiran Lu Lcng. Kcmudian dia tersenyum seraya berkata.
"Saudara Lu, kau sudah cukup besar! Apakah masih mau
menangis?"
Ucapan itu membual Lu Leng merasa tidak enak dalam
hati, Tapi dia tahu bahwa Tam Goat Hua sama sekali tidak
mempersalahkannya, maka dia pun berlega hati.
"Kakak Tam, aku tidak akan menangis."
Tam Goat Hua segera menepuk bahu Lu Leng sambil
tersenyum.
"lni baru benar! Tidak kuat melawan janganlah melawan,
tidak apa-apa kok!"
Tiba-tiba Liat Hwe Cousu tertawa dingin. Dia menatap
mereka berdua seraya berkata.
849
"Kini kalian berdua mau bagaimana?"
Tam Goat Hua mendongakkan kepala,
"Tadi Cousu, bilang, kalau kami tidak dapat menerjang
keluar dengan kepandaian, maka akan dikurung di penjara air
selama tiga bulan, atau dicambuk tiga puluh kali, Ya, kan?"
Kening Liat Hwe Cousu berkerut, entah apa yang sedang
dipikirkannya,
Berselang sesaat, dia manggut-manggut dan berkata.
"Tidak salah, tadi aku memang mengatakan begitu."
Tam Goat Hua tersenyum.
"Kalau begitu, kami boleh memilih satu di antaranya, kan?"
Liat Hwe Cousu mengangguk perlahan.
"Tidak salah! Kalian memang boleh memilih salah satu,
namun sebelumnya perlu kuberitahukan Penjara air itu amat
menyeramkan namun meskipun tiga bulan kalian dikurung di
situ nyawa kalian tidak akan melayang, Mengenai cambuk itu
adalah cambuk ekor macan, amat keras dan sekali cambuk
mengandung tenaga seratus kati lebih." Liat Hwe Cousu
memandang kedua orang yang memegang cambuk , ekor
macan "itu." "Coba kalian memperlihatkan kekuatan cambuk
ekor macan itu!"
"Ya!" sahut mereka hampir serentak.
850
Mereka menghampiri sebuah pilar, kemudian
mengayunkan cambuk ekor macan itu ke arah pilar,
Tar! Tar!
Setelah mencambuk, kedua orang itu segera kembali ke
tempat masing-masing.
Tam Goat Hua dan Lu Leng segera memandang ke arah
pilar itu, dan seketika mereka terbelalak saking terkejutnya.
Ternyata tampak bekas cambukan di pilar itu amat dalam,
Perlu diketahui, pilar itu terbuat dari kayu yang amat keras,
tapi cambuk ekor macan justru meninggalkan bekas yang
amat dalam. Maka dapat dibayangkan betapa dahsyatnya
cambuk ekor macan itu, jangan kata tiga puluh kali dicambuk,
satu kali pun orang tidak akan dapat bertahan.
Liat Hwe Cousu berkata lagi,
"Kalian berdua, apakah bersedia dikurung di penjara air?"
Tam Goat Hua dan Lu Leng saling memandang, kemudian
menyahut serentak,
"Tidak!"
Air muka Liat Hwe Cousu langsung berubah, Dia menatap
Tam Goat Hua dan Lu Leng dengan tajam seraya berkata,
"Kalau begitu, kalian berdua rela dicambuk tiga puluh
kali?"
Lu Leng menyahut dengan suara keras,
851
"Walau cambuk ekor macan itu amat dahsyat, namun
belum tentu dapat menghancurkan tulang kami!"
Liat Hwe Cousu sama sekali tidak menyangka, setelah
menyaksikan kehebatan cambuk ekor macan itu, mereka
berdua masih bersedia dicambuk tiga puluh kali,
Dia adalah ketua Hwa San Pai, bahkan kedudukannya
dalam rimba persilatan amat tinggi. Dia mengutus orang pergi
untuk menangkap Lu Leng, itu sudah merendahkan dirinya,
Namun dia ingin menggunakan Lu Leng untuk menekan Lu Sin
Kong, maka terpaksa berbuat begitu.
Kini Liat Hwe Cousu berharap mereka bersedia dikurung di
penjara air selama tiga buIan, dalam waktu tiga bulan,
urusannya pasti gampang diselesaikan .
Akan tetapi, Lu Leng dan Tam Goat Hua justru malah rela
dicambuk tiga puluh kali daripada dikurung di penjara air.
Perlu dikctahui, siapa yang dicambuk dengan cambuk ekor
macan itu, pasti akan menderita luka dalam yang amat parah,
kecuali orang yang memiliki Lweekang yang amat tinggi, yang
bisa bertahan di cambuk sampai tiga puluh kali.
Apabila Tam Goat Hua dan Lu Leng dicambuk sampai tiga
puluh kali, niscaya mereka berdua akan mati, seandainya Tam
Goat Hua dan Lu Leng mati dicambuk, bagaimana mungkin Cit
Sat Sin Kun dan Go Bi Pai melepaskan Liat Hwe Cousu?
Mungkin selanjutnya Hwa San Pai tidak akan dapat hidup
tenang.
Akan tetapi, tadi Liat Hwe Cousu sudah mengatakan
begitu. Berdasarkan kedudukannya, tentunya tidak bisa
ditelan kembali. itu membuat Liat Hwe Cousu amat gusar
dalam hati, kemudian dia tertawa terkekeh seraya berlanya,
852
"Kalian berdua sudah berpikir masak-masak?"
Tam Goat Hua dan Lu Leng tertawa panjang, kemudian Lu
Leng menyahut
"Lebih baik sakit sekarang daripada harus menderita tiga
bulan! cepatlah turun tangan! Tidak usah banyak bicara lagi!"
Liat Hwe Cousu mendengus dingin,
"Hm! Baiklah! Cepat gantung mereka!"
Begitu perintah itu diturunkan, seketika tampak delapan
orang maju ke hadapan Tam Goat Hua dan Lu Leng, Di saat
empat orang mendekalinya, Lu Leng membentak keras,
"Minggir!"
Keempat orang itu terperanjat dan langsung minggir
karena suara Lu Leng amat berwibawa.
Lu Leng mengerutkan kening sambil berkata,
"Kenapa kami harus digantung? Cukup berdiri saja! Kalau
kami merintih saat dicambuk, kami bukanlah orang gagah!"
Bukan main kagumnya Tam Goat Hua ketika mendengar
ucapan Lu Leng itu, dan langsung bertepuk tangan.
"Tepat sekali ucapanmu, Saudara Lu!"
Sungguh mengherankan mereka berdua tampak begitu
bersemangat untuk menerima tiga puluh kali camhukan,
bahkan tampak amat gagah pula!
853
Menyaksikan itu, Liat Hwe Cousu menjadi tambah gusar,
dan seketika juga dia membentak
"Laksanakan hukuman!"
Kedua orang yang membawa cambuk ekor macan
langsung maju ke hadapan Tam Goat Hua dan Lu Leng,
sedangkan delapan orang yang maju tadi segera mundur ke
tempat masing-masing,
Di saat kedua orang itu maju, Tam Goat Hua dan Lu Leng
justru bergandengan tangan,
Kedua orang itu sudah mengayunkan cambuk ekor macan
ke arah bahu mereka, Akan tetapi, Tam Goat Hua dan Lu Leng
tidak merasa gentar sedikit pun, malah saling memandang
sambil tersenyum-senyum.
Mereka berdua pun tidak mengerahkan Lweekang, Karena
mereka tadi sudah menyaksikan kehebatan cambuk ekor
macan itu, maka merasa percuma, mengerahkan Lweekang,
Mereka juga tahu, paling kuat hanya dapat bertahan lima
enam kali cambukan saja,
Namun mereka berdua sama sekali tidak merasa takut.
Kenapa bisa begitu? Kekuatan apa yang membuat mereka
berdua tidak merasa takut? Tidak lain adalah rasa cinta yang
membuat mereka rela mati bersama.
Walau cambuk ekor macan itu sudah hampir mengenai
bahu mereka, mereka tetap tersenyum-senyum Di saat itulah
mendadak terdengar suara "Bum" di atas rumah.
854
Menyusul tampak hancuran atap berjatuhan, di kepala
kedua orang yang sedang mengayunkan cambuk ekor macan
itu,
Betapa terkejutnya kedua orang itu dan mereka langsung
meloncat mundur sedangkan atap rumah sudah berlobang,
Kemudian tampak seseorang jatuh melalui lobang tersebut.
Di saat itulah dua belas Tongcu langsung mengayunkan
Pan Koan Pit masing-masing ke atas ke arah orang itu,
Dilihat dari keadaannya, orang itu tidak mungkin dapat
berkelit dan akan mati tertancap oleh senjata-senjata tersebut
Akan tetapi, mendadak terjadi suatu perubahan aneh,
Ternyata orang itu meluncur ke bawah laksana kilat, dan
dalam sekejap sudah jatuh di atas lantai, kelihatannya seperti
orang tidak mengerti ilmu silat
Kedua belas Tongcu melongo. Senjata mereka masih
diarahkan ke atas, namun orang yang jatuh itu sudah duduk
di lantai Perlahan-lahan dia bangkit berdiri, lalu mengurut
pinggangnya seraya bergumam,
"Aduh! Sakitnya! Sungguh tinggi ruang besar ini!"
Ketika orang itu jatuh terduduk di lantai, Tam Goat Hua
sudah melihat jelas orang tersebut memakai kedok "Buddha
Tertawa" dan sebelah tangannya memegang sebuah kipas
rombeng, Orang itu tidak lain orang aneh berkedok yang
memberi waktu tiga hari kepada Tam Goat Hua untuk mencari
Lu Leng.
Begitu melihat orang aneh berkedok itu, Tam Goat Hua
menjadi girang tapi juga cemas,
855
Girang karena orang aneh berkedok itu telah muncul,
tentunya dia tidak akan membiarkan mereka berdua
dicambuk.
Cemas lantaran sudah mendengar dari ayahnya, bahwa
orang aneh berkedok itu kadang-kadang amat sadis dan tak
berperasaan Kalau bertemu dia harus segera menghindar,
namun kini gadis itu malah punya hubungan dengan orang
aneh berkedok itu, entah bagaimana kelanjutannya? Celaka
atau selamat?
Di saat orang berkedok itu bangkit berdiri, tiga Tongcu
cepat-cepat mendekatinya, sekaligus mengayunkan senjata
masing-masing untuk menyerang-nya.
Orang aneh berkedok tidak berkelit, melainkan
merentangkan sepasang tangannya seakan baru bangun dari
tidur, kemudian membuat sebuah lingkaran
Setelah sepasang tangannya diturunkan, wajah ketiga
Tongcu itu tampak kehijau-hijauan. Ternyata ketiga batang
Pan Koan Pit sudah berpindah ke tangannya,
Betapa girangnya Lu Leng menyaksikan itu, Dia tertawa
sambil bertepuk tangan dan kemudian berseru kagum.
"Kungfu yang luar biasa!"
Tam Goat Hua ingin mencegah, tapi sudah terlambat.
Orang aneh berkedok memandangnya sambil tertawa,
kemudian bertanya,
"Bocah, kau berminat belajar kungfu ini?"
856
Lu Leng menyahut cepat dengan wajah berseri
"Tentu berminat"
Orang aneh berkedok tertawa gelak,
"Ha ha ha! Perlahan-lahan tidak akan terlambat." ujarnya,
kemudian menimbang-nimbang ketiga batang Pan Koan Pit itu
dengan telapak tangannya, setelah itu bergumam "Eh? Apa
gunanya benda ini?"
Kedua belas Tongcu Hwa San Pai, sebetulnya berasal dari
golongan hitam, namun kemudian berguru kepada Liat Hwe
Cousu, Mereka memiliki senjata yang berbeda, namun ketika
melatih formasi Te Ki Tin Hoat, mereka semua menggunakan
Pan Koan Pit. Senjata tersebut dibikin dari besi murni
Akan tetapi, orang aneh berkedok justru berpura-pura
tidak mengenali senjata itu. Dia mengge1eng-gelengkan
kepala dan bergumam lagi : "Kelihatannya tidak begitu
berguna."
Diputarnya ketiga batang Pan Koan Pit itu lalu
dilemparkannya ke lantai Sungguh menakjubkarn,. tahu-tahu
ketiga batang Pan Koan Pit itu sudah berubah bentuk menjadi
seperti gelang, Kemudian dia memandang Liat Hwe Cousu
sambil berkata,
"Selamat bertemu! Selamat bertemu!" ucapnya.
Begitu orang aneh berkedok muncul, Liat Hwe Cousu
sudah mengenalinya, karena dia pernah muncul di puncak
Sian Jin Hong, dan melancarkan sebuah pukulan
mengundurkan Ang Eng Leng Long ketua Go Bi Pai.
857
Ketika ilu, Liat Hwe Cousu sudah tahu, bahwa kepandaian
orang aneh berkedok tidak berada di bawah kepandaiannya,
Akan tetapi, berdasarkan pengalamannya yang sudah
puluhan tahun dalam rimba persilatan, dia justru tidak ingat
siapa orang aneh berkedok itu.
Oleh karena itu, Liat Hwe Cousu segera mengibaskan
tangannya, Setelah kedua belas Tongcu mundur ke tempat
masing-masing, barulah dia menyahut dengan dingin,
"Memang selamat bertemu!"
Orang aneh berkedok berkata.
"Tadi aku berada di atap rumah, menyaksikan Cousu
memperlakukan kedua anak itu, sungguh mengesankan!
Pantas Hwa San Pai begitu terkenal dalam rimba persiiatan,
aku kagum sekali!"
Ucapan itu merupakan sindiran yang amat tajam dan
pedas, membuat wajah Liat Hwe Cousu langsung berubah. Dia
tak mampu menimpali ucapan itu, hanya mengeluarkan suara
dengusan saja.
Orang aneh berkedok tertawa terbahak-bahak,
"Ha ha ha!" Dia pun menggapaikan tangannya ke arah
Tam Goat Hua dan Lu Leng. "Anak-anak, kalian sudah
merasakan kehebatan Hwa San Pai! selanjutnya kalau
berjumpa kaum rimba persilatan, harus di sebar luaskan!
Kenapa kalian belum mau pergi?"
858
Lu Leng merasa suka kepada orang aneh berkedok itu,
bahkan juga amat kagum akan kepandaiannya, Maka dia
segera berkata.
"BetuI! perkataan Cianpwee tidak salah, kami pasti akan
mengorbitkan nama Hwa San Pai!"
-ooo0ooo-
Bab 39
Setelah berkata begitu, Lu Leng menarik Tam Goat Hua
untuk diajak keluar, Baru dua langkah mereka berjalan,
terdengar Liat Hwe Cousu bertanya dengan suara dalam,
"Sobat, kau ingin membawa mereka berdua pergi?"
Orang aneh berkedok bertepuk tangan seraya menyahut
"Dugaanmu tidak meleset, aku memang bermaksud
demikian!"
Nadanya kedengaran bisa pergi semaunya di hadapan Liat
Hwe Cousu, bahkan juga bisa membawa pergi Tam Goat Hua
dan Lu Leng,
Mendengar ucapan itu, Liat Hwe Cousu langsung tertawa
gelak, Dia tetap duduk diam di kursi, namun jubah merah di
badannya justru terus bergoyang, kelihatannya memang
seperti api yang menyala-nyala.
Usai tertawa, dia pun berkata.
859
"Harap Anda tinggalkan nama, agar aku dapat bersahabat
dengan Anda!"
"Oh?" Orang aneh berkedok kelihatan seperti tertegun.
"Asal kau menyebut namaku, maka aku boleh membawa
mereka pergi?"
Liat Hwe Cousu manggut-manggut.
"Tidak salah."
Liat Hwe Cousu mengatakan begitu, karena dia sudah
melihat orang aneh berkedok itu berkepandaian amat tinggi,
tentunya bukan tokoh tak ternama dalam rimba persilatan
Namun dia memakai kedok "Buddha Tertawa", sudah pasti
punya suatu kesulitan Asal dia menyebut namanya, Liat Hwe
Cousu pasti punya cara lain untuk menghadapinya.
Orang aneh berkedok tertawa,
"Baik, akan kuberitahukan! Margaku Siauw bernama Cien
Sun."
Dari tadi Liat Hwe Cousu sudah pasang kuping
mendengarkan Begitu mendengar dia bermarga Siauw,
tertegunlah dalam hatinya, karena tiada seorang tokoh
ternama bermarga Siauw,
Siauw Cien Sun, gumam Liat Hwe Cousu dalam hati,
Setelah bergumam berulang kali dalam hati, barulah dia
tersadar bahwa orang aneh berkedok menggunakan nama
palsu,
Dapat dibayangkan, betapa gusarnya Liat Hwe Cousu, Dia
tertawa dingin lalu berkata,
860
"Anda harus meninggalkan kedua anak itu!"
Orang aneh berkedok tampak tercengang,
"Eh? Kau duduk di kursi yang begitu tinggi kelihatannya
memang mirip manusia, tapi kenapa omonganmu seperti
kentut? Setelah omong malah tidak dilaksanakan
Liat Hwe Cousu menyahut
"Aku menghendakimu meninggalkan nama!"
Orang aneh berkedok berkata dengan penuh rasa heran
"Aneh! Apakah kau tuli? Aku sudah memberitahukan
namaku Siauw Cien Sun, kau kok tidak dengar?"
Liat Hwe Cousu tertegun, sebab orang aneh berkedok
tetap mengaku bernama itu, sedangkan dia sendiri tidak dapat
membuktikannya bukan bernama Siauw Cien Sun, kecuali bisa
menyebut nama aslinya,
Liat Hwe Cousu merasa dirinya dipermainkan Dalam kurun
waktu dua puluh tahun ini, sama sekali tidak pernah terjadi
urusan tersebut. otomatis membuat kegusarannya makin
memuncak, Dia tertawa dingin seraya berkata,
"Aku tidak pernah menelan perkataan sendiri, namun
terhadap orang yang tidak berani menyebut nama aslinya, aku
pun terpaksa menelan perkataanku tadi."
Ketika orang aneh berkedok baru mau menyahut, justru
Lu Leng telah mendahuluinya.
861
"Jangan tidak tahu malu, omongan sendiri bagaikan
kentut! Mau bilang apa lagi? Orang sudah memberitahukan
bernama Siauw Cien Sun, kok tidak percaya sih?"
Sepasang mata Liat Hwe Cousu menyorot tajam ke arah
Lu Leng. Bahkan di wajahnya tersirat hawa membunuh.
Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Orang aneh berkedok tertawa,
"Bocah tidak boleh kurang ajar, Dia ketua suatu partai.
Tadi dia berkata begitu karena saking gusarnya, maka harus
dimaafkan!"
Mereka berdua saling bersahut-sahutan, itu sungguh
membuat Liat Hwe Cousu tak dapat bersabar Iagi. Tatapannya
yang diarahkan ke tempat lain, kembali mengarah Lu Leng
dengan tajam dan dingin,
Tadi Lu Leng tidak begitu takut kepada Liat Hwe Cousut
apalagi sekarang punya dekingan orang aneh berkedok itu.
Maka dia membatin. Tadi kau pelototi aku tentunya aku pun
boleh memelototimu juga!
Oleh karena itu, Lu Leng langsung bertolak pinggang,
kemudian memandang ke arah Liat Hwe Cousu. Ketika beradu
pandang, Lu Leng menjadi tertegun, karena seketika dia
merasa kepalanya pusing sekali, pengalaman Lu Leng dalam
rimba persilatan masih dangkal, tidak tahu bahwa Hwa San
Pai memiliki semacam ilmu yang amat lihay, yaitu ilmu Hian
Sin Hoat yang dapat mengendalikan orang lain dengan
tatapan mata.
Lu Leng sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi atas
dirinya, hanya merasa pusing kepala saja.
862
Tam Goat Hua menoleh untuk memandangnya, Dilihatnya
wajah Lu Leng memerah, keringatnya pun terus mengucur
dari keningnya, Betapa terkejutnya gadis itu, maka dia
langsung berseru,
"Cianpwee, lihatlah!".
Orang aneh berkedok menyahut,
"ltu permainan anak kecil, tak pantas diperlihatkan di sini!"
Usai menyahut, dia menjulurkan tangannya untuk
mengipas muka Lu Leng dengan kipasnya,
Lu Leng merasa gelap di depan matanya. Maka hatinya
terasa tersentak itu membuatnya menarik nafas dalam-dalam,
Rasa pusing dan merasa dirinya jatuh ke dalam jurang, hilang
lenyap seketika.
Begitu melihat wajah Lu Leng mulai normal kembali, Tam
Goat Hua segera menariknya dan berkata,
"Adik Leng, tua bangka itu memiliki Lweekang yang amat
tinggi, kau tidak boleh beradu pandang dengannya!"
Usai berkata, wajah Tam Goat Hua pun berubah kemerahmerahan,
karerm tadi tanpa sengaja memanggil "Adik Leng"
pada Lu Leng, itu merupakan panggilan yang cukup mesra.
Lu Leng tidak menyadari hal itu, dan langsung menyahut
"Aku tahu, Kakak Goat!"
863
Kini Lu Leng pun memanggil "Kakak Goat" pada Tam Goat
Hua, otomatis membuat hati gadis itu berbunga-bunga.
sedangkan orang aneh berkedok tertawa gelak dan menatap
Liat Hwe Cousu seraya berkata.
"Kau tidak perlu banyak omong kosong lagi! Kita berdua
pun harus bertanding !
Liat Hwe Cousu manggut-manggut,
"Tidak salah! Bagaimana menurutmu cara kita
bertanding?"
Orang aneh berkedok segera menyahut "Kedudukanmu
sebagai ketua, tapi aku pun tidak mau memandang rendah
diriku sendiri! Kita berdua, tentunya tidak akan bertanding
secara tidak karuan. Ya, kan?"
Liat Hwe Cousu mengangguk "Bagaimana menurutmu?"
Orang aneh berkedok memberitahukan. "Kita bertanding tiga
ronde Siapa yang dapat memenangkan dua ronde, dialah
pemenang." Liat Hwe Cousu bertanya dengan dingin, "Kalau
menang, lantas bagaimana ?" Orang aneh berkedok menyahut
"Sebetulnya urusan amat gampang dibereskan hanya saja kau
suka menelan omongan sendiri, maka jadi repot"
Liat Hwe Cousu tertawa aneh.
"Hanya mengadu mulut untuk memenangkan suatu
pertandingan ?"
Orang aneh berkedok menatapnya seraya berkata .
"Asal kau setuju, pasti tidak akan menyesal ?" Liat Hwe
Cousu mengangguk.
864
"Tentu."
Orang aneh berkedok manggut-manggut, "Bagus! Kalau
aku menang, pasti akan membawa pergi kedua anak itu.
sebaliknya apabila kau menang, tidak hanya kedua anak itu
harus dicambuk tiga puluh kali, bahkan aku pun bersedia
dicambuk seratus kali."
Ketika Liat Hwe Cousu baru mau menyahut, Lu Leng justru
mendahuluinya,
"Cianpwee, kalau begitu Cianpwee pasti rugi, Sebab
cambuk ekor macan itu amat hebat"
Orang aneh berkedok menoleh memandangnya,
"Kalau kalah, tentunya harus pasrah dengan hukuman."
Sementara Liat Hwe Cousu terus berpikir Berdasarkan
Lweekangnya yang sudah dilatih puluhan tahun, sudah pasti
tidak akan kalah, Asal dapat memenangkan dua ronde, dia
pasti akan mencambuk orang aneh berkedok itu seratus kali,
Kalau pun orang aneh berkedok itu tidak mati, dia telah
melampiaskan kegusarannya.
Oleh karena itu, Liat Hwe Cousu manggut-manggut
"Baik, cara bagaimana kita bertanding?"
Orang aneh berkedok menjawab.
"Tentunya secara adil." Kita bertanding tiga ronde. Ronde
pertama kau boleh menentu kannya, ronde kedua aku, ronde
ketiga harus disetujui kedua belah pihak."
865
Liat Hwe Cousu berpikir sejenak, cara demikian memang
adil, sama sekali tiada kecurangan, Kemudian dia manggutmanggut
"Baik, ronde pertama aku yang menentukannya?"
Orang aneh berkedok tertawa.
"Tidak salah."
Liat Hwe Cousu tertawa, kemudian berseru,
"Bawa dua buah batu hijau ke mari!"
Tampak empat orang mengiyakan, lalu masuk ke dalam,
Tak seberapa lama, mereka berempat mengangkat dua buah
batu hijau, ke ruang besar itu,
Kedua buah batu itu berbentuk segi empat, tebal tujuh
centi meter, panjang dan lebar tiga meter. Setelah menaruh
batu itu ke bawah, keempat orang itu kembali ke tempat
masing-masing.,
Liat Hwe Cousu1 bangkit perlahan-lahan, Setelah turun
dari panggung tinggi itu, dia langsung mendekati batu hijau
tersebut
Saat ini hati Lu Leng mulai tegang, maka dia segera
bertanya.
"Kakak Goat, mau apa Liat Hwe Cousu?"
Tam Goat Hua menggelengkan kepala,
866
"Entahlah, aku juga tidak tahu."
Lu Leng bertanya lagi dengan suara rendah.
"Kakak Goat, bagaimana menurutmu, apakah Cianpwee
aneh itu akan menang?"
Tam Goat Hua tertawa,
"Aku tidak tahu dan tidak berani memastikannya."
Di saat mereka berdua bercakap-cakap, Liat Hwe Cousu
sudah berada di hadapan batu hijau,
Dia menjulurkan sebelah kakinya untuk menggaet salah
sebuah batu hijau hingga berdiri, kemudian menyingkap
lengan jubahnya sehingga tampak tangannya yang kurus
kering,
Perlahan-Iahan telapak tangannya mengarah batu hijau
itu, lamban dan kelihatan amat hati hati sekali.
Tak seberapa lama, barulah telapak tangannya,
menyentuh bagian tengah batu hijau,
Ketika telapak tangannya menyentuh baju hijau, ubunubunnya
mengepulkan uap putih. Kelihatannya dia sedang
mengerahkan tenaga sakti,
Tam Goat Hua dan Lu Leng memang amat membenci Liat
Hwe Cousu, namun ketika menyaksikannya mengerahkan
Lweekang, mereka berdua amat kagum dalam hati,
867
Berselang beberapa saat ketnudian, Liat Hwe Cousu
menarik kembali telapak tangannya, Dia tertawa gelak sambil
mengibaskan lengan jubahnya perlahan-lahan ke arah batu
hijau,
Hingga di saat Liat Hwe Cousu tertawa gelak dan
mengibaskan lengan jubahnya, Tam Goat Hua dan Lu Leng
masih tidak tahu apa yang dilakukan ketua Hwa San Pai itu,
Akan tetapi, setelah Liat Hwe Cousu mengibaskan lengan
jubahnya, semula semua orang yang berada di ruang besar itu
umpak tertegun, termasuk Tam Goat Hua dan Lu Leng,
kemudian mereka semua berseru kagum.
Ternyata setelah Liat Hwe Cousu mengibaskan lengan
jubahnya, tampak semacam tepung kehijau-hijauan
berterbangan lalu muncul sebuah lobang di tengah-tengah
batu hijau itu, itu merupakan Lweekang yang amat tinggi,
maka tidak mengherankan kalau semua orang berseru kagum.
Terdengar orang aneh berkata,
"Bagus! sungguh luar biasa! Liat Hwe Cousu memang
tidak bernama kosong! Kalian bocah berdua, harus tahu
betapa tingginya Lweekang yang dimiliki Liat Hwe Cousu!
Sebab batu hijau yang berdiri itu gampang roboh maka kalau
sekali pukul menjadi hancur, itu tidak mengherankan! Namun
dengan telapak tangan menyentuh batu hijau itu, lalu
mengerahkan Lweekang dan batu hijau itu tetap tidak roboh,
akhirnya berlobang di tengah-tengah, itu merupakan
Lweekang tingkat tinggi Iho!"
Mendengar itu, Tam Goat Hua dan Lu Leng tahu, bahwa
orang aneh berkedok memanfaatkan kesempatan itu untuk
menjelaskan tentang Lweekang tingkat tinggi kepada mereka.
868
Mereka berdua segera memberi hormat seraya berkata.
“Terimakasih atas penjelasan Cianpwee!"
Orang aneh berkedok tertawa.
"Ha ha ha! Liat Hwe Cousu telah memperlihatkan tenaga
saktinya, maka aku pun terpaksa harus memperlihatkan
kejelekanku!"
Liat Hwe Cousu menyahut dengan dingin,
"Ronde pertama ini membuat sebuah lobang di batu hijau,
itu hanya terhitung setengah ronde Sebab masih ada setengah
ronde yang belum diperlihatkan!"
Orang aneh berkedok sudah tahu dari tadi, bahwa orang
yang berkepandaian seperti itu dalam rimba persilatan dapat
dihitung dengan jari, Tapi Liat Hwe Cousu pun tahu, itu tidak
akan menyulitkan orang aneh berkedok. Oleh karena itu, dia
harus berusaha meraih kemenangan di ronde pertama,
Orang aneh berkedok tertawa seraya bertanya.
"Apa yang setengah ronde lagi? Bolehkah diperlihatkan
sekarang? Kalau aku tidak dapat melakukannya, lebih baik
mundur dari pada harus mempermalukan diri sendiri!"
Liat Hwe Cousu tertawa,
"Lebih baik Anda lobangi dulu batu hijau itu!"
Orang aneh berkedok tahu bahwa Liat Hwe Cousu agak
letih setelah mengerahkan Lweekang, maka tidak mau
869
memberitahukan tentang yang setengah ronde, sebetulnya
orang aneh berkedok akan mengaku kalah di ronde pertama,
itu demi menjaga hawa murninya agar dapat meraih
kemenangan di ronde kedua dan di ronde ketiga,
Akan tetapi, dia justru tidak mau bertindak lemah di
hadapan semua orang, terutama di hadapan Lu Leng, sebab
akan membuatnya kecewa dan selanjutnya bagaimana bisa
mengangkatnya sebagai murid?
Karena itu, dia langsung tertawa panjang.
"Baik!"
Dia membungkukkan badannya sedikit, kemudian
menjulurkan tangannya dan telapak tangannya ditempelkan di
batu hijau,
Tadi Liat Hwe Cousu melakukan itu dengan hati-hati
sekali, sedangkan orang aneh berkedok malah kelihatan asal
saja,
Batu hijau itu bergoyang sedikit ketika telapak tangan
orang aneh berkedok ditempelkan, berselang sesaat, ubunubun
orang aneh berkedok mulai mengepulkan uap putih,
Setelah itu, barulah dia melepaskan tangannya, lalu
mundur selangkah sekaligus membuka mulut meniup batu
hijau itu, Tampak tepung kehijau-hijauan berterbangan dan
batu hijau itu pun sudah berlubang. seketika terdengar tepuk
sorak yang riuh gemuruh, Orang aneh berkedok manggutmanggut
kepada semua orang sambil tersenyum-senyum.
Wajah Liat Hwe Cousu tampak berubah dingin,
870
"Lweekang Anda sungguh tinggi, membuatku merasa
kagum sekali!"
Orang aneh berkedok menyahut
"Sama-sama!"
Liat Hwe Cousu terus tertawa dingin,
Orang aneh berkedok justru bertanya.
"Liat Hwe Cousu, bagaimana yang setengah ronde?"
Wajah Liat Hwe Cousu menyiratkan rasa bangga,
kemudian menyahut.
"Sisa yang setengah ronde itu, asal kau dapat meniru nya
berarti kau menang!"
Orang aneh berkedok tertegun. Liat Hwe Cousu berani
omong besar, tentunya sisa setengah ronde itu pasti
mengejutkan pikirnya,
"Silakan!" ucapnya.
Liat Hwe Cousu mendekati batu hijau itu, Setelah berjarak
kira-kira beberapa depa, mendadak dia membungkukkan
badannya lalu sebelah tangannya menekan lantai
Semua orang tidak tahu apa yang akan dilakukannya,
Tiba-tiba badan Liat Hwe Cousu meluncur bagaikan panah
yang terlepas dari busur, mengarah ke batu hijau,
871
Semua orang tercengang, Di saat kepalanya hampir
menabrak batu hijau itu, mendadak tampak bayangannya
menerobos keluar dari lobang batu hijau tersebut, yang
besarnya hanya hampir setengah meter bulatan, setelah
menerobos keluar dari lobang itu, Liat Hwe Cousu pun
menggunakan gerakan Nai Yan Tou Lim (Anak Walet Terbang
Keatas), dia sudah berdiri di atas batu hijau itu, bergoyanggoyang
sedikit lalu diam,
Kali ini Tam Goat Hua. Lu Leng dan lainnya nyaris tidak
percaya akan apa yang mereka saksikan,
Sebab lobang itu hanya bisa dilewati kepala, tidak mungkin
bisa dilewati bahu, Akan tetapi, jelas tadi Liat Hwe Cousu
menerobos keluar dari lobang itu,
Lagipula apabila bahu menyentuh pinggiran lobang itu,
batu hijau tersebut pasti roboh. Tapi tadi cuma bergoyang
sedikit, itu sungguh menakjubkan!
Liat Hwe Cousu menatapnya dingin seraya berkata,
"Kini giliran Anda!"
Orang aneh berkedok berjalan mondar-mandir beberapa
langkah, lalu menyahut
"Sok Kut Sin Kang (llmu Menyusut Tulang) Hwa San Pai
memang tiada duanya dalam rimba persilatan, maka ronde
pertama ini aku mengaku kalah."
Setelah orang aneh berkedok mengatakan itu, barulah
Tam Goat Hua dan Lu Leng tahu, bahwa tadi Liat Hwe Cousu
menggunakan ilmu Sok Kut Sin Kang.
872
Sesudah tahu itu, hati mereka pun menjadi cemas karena
orang aneh berkedok telah kalah satu ronde.
Kalau ronde berikutnya dia kalah lagi, Tam Goat Hua dan
Lu Leng pasti akan dicambuk tiga puluh kali, bahkan dirinya
akan dicambuk seratus kali.
Liat Hwe Cousu berkata dengan sikap angkuh,
"Ronde pertama sudah tahu siapa yang menang,
Kemudian bagaimana cara pertandingan ronde kedua, harap
dijelaskan!"
Orang aneh berkedok tertawa,
"Bolehkah aku minta sedikit barang?"
Liat Hwe Cousu mengangguk
"Katakan saja!"
Orang aneh berkedok menengok ke sana ke mari, lalu
berkata.
"Rumah ini banyak penghuninya, dapurnya pasti tidak
kecil!"
Semua orang yang berada di ruang besar itu, termasuk
Liat Hwe Cousu tampak tercengang. Mereka mengira, setelah
kalah di ronde pertama, orang aneh berkedok itu saking
tegangnya menjadi bertanya tentang dapur Maka semua
orang memandangnya,
873
Liat Hwe Cousu mengeluarkan suara dengusan,
"Hm! Apa maksud ucapan Anda?"
Orang aneh berkedok juga ikut mengeluarkan suara
dengusan.
"Hm! Aku cuma sekedar bertanya, padahal aku ingin
bertanya apakah di dapur terdapat telor ayam?
"Kalau ada, tolong ambilkan dua puluh butir, aku pasti
tidak akan mengecewakan kalian semua."
Semua orang saling memandang, Mereka sama sekali
tidak mengerti untuk apa dia minta telor ayam dua puluh butir
Apakah untuk dimakan mentah agar badannya bertambah
sehat?
Liat Hwe Cousu segera memerintah dua orang ke dapur
mengambil telor ayam,
Kedua orang itu langsung berlari ke dalam dan tak lama
sudah kembali dengan membawa sebuah keranjang kecil
berisi dua tiga puluh butir telor ayam,
Orang aneh berkedok menghitung telor itu kemudian
berkata.
"Lebih dari dua puluh bulir, tapi cukup pakai dua puluh
butir saja, Liat Hwe Cousu, kita masing-masing pakai sepuluh
butir!"
Kata orang aneh berkedok berkata begitu, seketika juga Lu
Leng tertawa geli dan bertanya.
874
"Cianpwee, apakah Cianpwee akan berlomba cepat
menelan telor ayam dengan dia?"
Orang aneh berkedok tertawa seraya menyahut
"Tentu tidak."
Mendadak dia menjulurkan tangannya ke dalam
keranjang, untuk mengambil telor ayam, Setelah kedua
tangannya masing-masing menggenggam dua butir, dia lalu
membalikkan badannya sekaligus menyambit kan keempat
butir telur ayam itu.
Luncuran keempat butir telor itu tidak begitu cepat.
Kelihatannya seperti berayun-ayun di udara, mengarah ke
sebuah pilar yang terdapat bekas cambuk ekor macan.
Keempat butir telor ayam itu terus meluncur, seakan
menabrak pilar itu.
Setiap orang yang ada di ruang besar itu yakin bahwa
keempat butir telor ayam itu pasti akan pecah menabrak pilar
tersebut Akan tetapi, meskipun terdengar suara benturan,
keempat butir telor ayam itu tidak pecah, sebaliknya malah
masuk ke dalam pilar
Saking kagum dan takjub, semua orang menjadi melongo
sehingga lupa bertepuk sorak,
Orang aneh berkedok tertawa, Kedua tangannya
dimasukkan ke dalam keranjang itu, lalu diambilnya empat
butir telor lagi dan disambitkan ke arah pilar tadi.
Plak! Plak! Plak! Plak!
875
Keempat butir telor ayam masuk ke dalam pilar dalam
posisi berderet lurus.
Orang aneh berkedok tidak berhenti sampai di silu, Dia
tertawa panjang sambil menjulurkan sebelah tangannya ke
dalam keranjang, Tampak sebutir telor ayam yang kesembilan
meluncur ke atas, dan mendadak sebutir telor ayam yang
kesepuluh meluncur ke arah telor ayam itu, sekaligus
membentumya, lalu kedua-duanya meluncur ke arah pilar.
Plak! Telor ayam yang meluncur duluan masuk ke dalam
pilar, disusul oleh telor ayam berikutnya, masuk ke dalam pilar
di bawah telor yang kesembilan itu,
Seketika terdengar tepuk sorak yang gemuruh, namun di
antara mereka, Tam Goat Hua dan Lu Lenglah yang paling
gembira.
Orang aneh berkedok manggut-manggut, kemudian
berkata perlahan.
"Kalian semua tidak perlu memujiku, itu hanya kebetulan
saja, Kemungkinan besar dapat dilakukan Liat Hwe Cousu jauh
lebih baik dariku."
Ketika menyaksikan orang aneh berkedok memperlihatkan
kepandaian itu, diam-diam Liat Hwe Cousu terkejut dalam
hati,
Dia berpikir, Lweekangnya memang sudah mencapai ke
tingkat yang amat tinggi, namun ilmu Lweekang Hwa San Pai
sudah tidak begitu murni, maka sulit melakukan seperti apa
yang dilakukan orang aneh berkedok itu.
876
Berdasarkan kemurnian Lweekang orang aneh berkedok
itu, tentunya bukan berasal dari golongan sesat.
Setelah berpikir demi kian, mendadak dia teringat
seseorang, dan seketika juga menjadi tertegun,
Orang aneh berkedok memandangnya.
"Eh? Kenapa kau? Apakah mau mengaku kalah?"
Ucapan itu membuat Liat Hwe Cousu tertawa dingin
seraya menyahut
"Aku akan berusaha sekuat tenaga, apakah dapat
melakukan seperti itu."
Nada bicaranya kedengaran yakin sekali dapat melakukan
seperti itu, Dia mendekati keranjang yang berisi telor ayam,
sekaligus menjulurkan kedua tangannya ke dalam keranjang
itu untuk mengambil empat butir telor ayam, lalu
disambitkannya ke arah pilar tersebut
Plak! Plak! Plak! Plak!
Keempat telor ayam itu masuk ke dalam pilar, dan
seketika dua belas Hwa San Tongcu bertepuk sorak.
Begitu mendengar tepuk sorak itu, Lu Leng langsung
melotot
"Jangan bergembira dulu, masih ada enam butir telor!"
Di saat Lu Leng berkata begitu, terdengar lagi suara "Plak"
empat kali, ternyata Liat Hwe Cousu sudah menyambitkan lagi
877
empat butir telor ayam dan keempat-empatnya masuk ke
dalam pilar dalam posisi berderet lurus dengan telor-telor yang
disambitkan pertama kali,
Tam Goat Hua dan Lu Leng menyaksikan itu. Hati mereka
mulai tegang sehingga tanpa sadar mereka saling
menggenggam tangan erat-erat dan di telapak tangan mereka
telah merembes keluar keringat dingin, sedangkan suasana di
ruang besar itu berubah menjadi hening sekali.
Liat Hwe Cousu mengambil dua butir telor, Ditimangtimangnya
sejenak telor-telor itu lalu dilemparnya sebutir ke
atas, itu adalah telor ayam kesembilan, Mendadak terdengar
suara "Plak", telor kesepuluh sudah membentur telor itu, lalu
kedua-duanya meluncur ke arah pilar,
Plak! Plak!
Kedua telor ayam itu tidak masuk ke dalam pilar, tapi
pecah dan tampak kuningnya meleleh keluar
Tam Goat Hua dan Lu Leng menarik nafas lega, kemudian
Lu Leng langsung tertawa seraya berseru.
"Kakak Goat, dia pasti sudah lapar, ingin makan kuning
telor!"
Tam Goat Hua tertawa geli. Dia memandang Lu Leng dan
berkata,
"Adik Leng, jangan omong sembarangan! Liat Hwe Cousu
bisa melakukan itu, pertanda Lweekangnya sudah amat tinggi
sekali!"
878
Mereka berdua berkata dan menyahut, tentunya Liat Hwe
Cousu mendengarnya. Namun walau amat gusar dalam hati,
dia memang kalah, maka dia menekan hawa kegusarannya,
lalu berkata dengan suara dalam.
"Bagaimana dengan ronde ketiga?"
Orang aneh berkedok menyahut,
"Cara pertandingan ronde ketiga, harus disetujui kedua
belah pihak. Bagaimana menurutmu?"
Liat Hwe Cousu manggut-manggut sambil berpikir
memang masih ada beberapa macam ilmu andalan Hwa San
Pai, namun kalau dia mengajukannya, belum tentu orang aneh
berkedok akan menyetujuinya, Oleh karena itu, dia diam saja,
Orang aneh berkedok berjalan mondar-mandir sejenak,
setelah itu barulah berkata,
"Aku akan mengajukan sebuah teka-teki, kau pun
mengajukan sebuah teka-teki pula bagaimana?" padahal saat
ini suasana di ruang besar itu amat tegang, sebab semua
orang ingin menyaksikan pertandingan ronde ketiga, yang
pasti jauh lebih seru,
Akan tetapi, orang aneh berkedok mendadak mengusulkan
begitu, maka suasana yang tegang itu pun sirna seketika,
sebaliknya malah terdengar suara tawa geli.
Wajah Liat Hwe Cousu tetap dingin, kemudian dia
menghardik
"Omong kosong! Tentunya kita akan mengadu kepandaian
!"
879
Orang aneh berkedok menyahut
"Kalau begitu, apa saranmu?"
Liat Hwe Cousu berpikir asal-usul orang aneh berkedok itu
telah dapat diduganya sedikit Kalau mengadu Lweekang,
sudah jelas akan kalah. Hanya ada satu jalan, yaitu bergebrak
dengannya.
Mengenai pertandingan ronde ketiga ini, memang
merupakan persoalan yang amat sulit Men-dadak Liat Hwe
Cousu teringat akan usulan orang aneh berkedok yang
kedengarannya seperti bergurau, namun justru suatu jalan,
Perlu diketahui, Liat Hwe Cousu pernah belajar ilmu surat dan
ilmu sastra, maka dia yakin tidak akan kalah dalam hal itu,
seandainya kalah mengadu teka-teki, tersiar keluar pun tidak
akan mempermalukan diri sendiri, paling kaum rimba
persilatan cuma tertawa geli, Setelah berpikir sampai di situ,
barulah Liat Hwe Cousu berkata.
"Aku memang tidak terpikirkan cara terbaik untuk
mengadu ilmu silat, sebaiknya aku terima usulmu tadi."
Orang aneh tertawa gelak,
"Ha ha ha! Baiklah! Tapi ilmu sastra ku amat dangkal,
jangan mengajukan teka-teki yang sulit lho!"
Liat Hwe Cousu menyahut dingin,
"Kau yang ajukan duluan atau aku?"
Orang aneh berkedok manggut-manggut.
"Kau sebagai tuan rumah, maka kau duluan saja!"
880
Tadi semua orang merasa tegang, tapi kini justru merasa
tertarik karena mereka berdua akan mengadu teka-teki yang
berarti mengasah otak,
Liat Hwe Cousu diam sejenak, setelah itu baru berkata,
"Yu Cien Cin Chieh (Menyembah Ke depan Memperoleh
Kemenangan), dari kitab Sie Su (Kitab Nabi Khong Hu Cu),
harap disambung kalimat berikutnya!"
Orang aneh berkedok berseru kaget, bahkan juga tampak
kebingungan
"Sie Su? itu betul-betul celaka! Sebab aku jarang
menghapal ujar-ujaran Nabi Khong Hu Cu!"
Liat Hwe Cousu tertawa, Dia mengeluarkan dua batang
hio, lalu menyalakan sebatang dan ditancap-kan di atas meja,
"Kau tidak bisa menjawab hingga hio ini terbakar habis,
berarti kalah!"
Tam Goat Hua dan Lu Leng juga ikut berpikir. Berselang
sesaat mendadak - Tam Goat Hua berseru.
"Adik Leng, aku sudah tahu!"
Tam Goat Hua memandang ke arah hio itu, ternyata sudah
terbakar separuh, sedangkan orang aneh berkedok masih
terus berpikir
Lu Leng segera berkata,
"Kakak Goat, cepat beritahukan kepadaku !
881
Orang aneh berkedok langsung berteriak.
“Tidak boleh, nanti orang akan mengatai kita sekongkol!"
Betapa gugupnya Tam Goat Hua, sebab hio itu semakin
pendek. Kalau orang aneh berkedok tak dapat menjawab, itu
sungguh sial!
Berselang sesaat, orang aneh berkedok memandang Tam
Goat Hua seraya tertawa,
"Gadis kecil, kau sungguh cerdik! Namun aku pun sudah
menemukan jawabannya. Liat Hwe Cousu, sambungan kalimat
itu adalah Khek Kou Ih Kun (Dengan Tegas Memperingati
Anda)! Ya, kan?"
Usai orang aneh berkedok berkata, hio itu pun terbakar
habis, Tam Goat Hua menarik nafas lega, sedangkan wajah
Liat Hwe Cousu tampak muram, sebab jawaban orang aneh
berkedok itu benar
"Bagaimana teka-tekimu?"
Orang aneh berkedok tertawa,
Teka-tekiku agak semrawut, maka kau harus dengar baikbaik
lho!"
Liat Hwe Cousu mengempos semangat
"Katakanlah!"
Orang aneh berkedok berkata, "Dilihat dari jauh sebutir
tetor yang telah dikupas kulitnya, dilihat dari dekat juga
882
sebutir tetor yang telah dikupas kulitnya, Terus dilihat tetap
sebutir telor yang telah dikupas kulitnya, tapi tidak bisa di
makan."
Usai mengajukan teka-teki itu dia menyalakan hio, lalu
ditancapkannya di atas meja,
Ketika mendengar teka-teki itu, kening Liat Hwe Cousu
tampak herkerut-kerut, karena dia tidak menyangka orang
aneh berkedok akan mengajukan teka-teki anak-anak.
Itu membuat tertegun, kemudian bertanya. "Harus
menerka apa?"
Orang aneh berkedok segera menyahut. "Menerka suatu
benda."
Liat Hwe Cousu menundukkan kepala sambil berpikir
Begitu pula Tam Goat Hua dan Lu Leng, mereka berdua pun
ikut berpikir
Berselang beberapa saat, Tam Goat Hua tertawa gembira
seraya berkata,
"Aku sudah dapat menerka."
Liat Hwe Cousu langsung melototinya, lalu memandang
hio yang tertancap di atas meja, Dia gugup sekali karena hio
itu hampir terbakar habis,
Begitu dia gugup, pikirannya pun ikut kacau, Tak lama hio
itu pun terbakar habis, Liat Hwe Cousu mendongakkan kepala
seraya bertanya.
"Apa itu?"
883
Orang aneh berkedok mendekati Tam Goat Hua dan Lu
Leng, lalu menjulurkan kedua tangannya untuk memegang
mereka berdua,
"Gadis kecil, beritahukan kepadanya!"
Tam Goat Hua tertawa,
"Tetap sebutir telor yang telah dikupas ku!itnya!"
Liat Hwe Cousu tertegun, setelah itu menghardik
"Kalau begitu, kenapa tidak bisa di makan ?"
Orang aneh berkedok tertawa terbahak-bahak.
"Telor yang telah dikupas kulitnya dipungut dari tai,
apakah bisa dimakan?"
Liat Hwe Cousu tertegun sebab apa yang dikatakan orang
aneh berkedok itu masuk akal, Telor matang yang telah
dikupas kulitnya, dipungut dari tai apakah bisa dimakan?
Tentu tidak.
-ooo0ooo-
Bab 40
Di saat Liat Hwe Cousu tertegun, orang aneh berkedok
tertawa panjang seraya berkata,
"Liat Hwe Cousu, sampai jumpa lagi di lain kesempatan!"
884
Usai berkata, orang aneh berkedok itu bergerak sambil
menarik Tam Goat Hua dan Lu Leng untuk diajak melesat
pergi melalui lobang di atap rumah itu.
Di saat bersamaan barulah Liat Hwe Cousu tersadar,
bahwa dirinya telah dipermainkan Betapa gusarnya Liat Hwe
Cousu. Dia langsung melancarkan sebuah pukulan ke atas dan
pukulan itu menimbulkan suara menderu-deru.
Akan tetapi, mereka bertiga sudah tidak kelihatan Liat Hwe
Cousu langsung melesat keluar melalui pintu, tapi orang aneh
berkedok, Tam Goat Hua dan Lu Leng sudah jauh di depan
Liat Hwe Cousu tahu, tidak mungkin bisa menyusul
mereka. Lagipula kepandaian orang aneh berkedok tidak di
bawah kepandaiannya Kalau pun berhasil mengejar mereka,
juga tiada gunanya.
Akhirnya Liat Hwe Cousu menggeram, kemudian
mendadak menghempaskan kakinya, sehingga tanah yang
dipijaknya langsung ber!obang.
Sementara itu, orang aneh berkedok, Tam Goat Hua dan
Lu Leng masih terus melesat pergi, Beberapa mil kemudian
barulah mereka berhenti
Orang aneh berkedok tertawa terbahak-bahak kemudian
berkata.
"Liat Hwe Cousu amat angkuh. Kali ini dia pasti sesak
nafas saking jengkel dan gu&ar!"
Lu Leng tertawa gembira sambil bertepuk-tepuk tangan.
885
"Bagus! Tua bangka itu memang harus menerima
ganjaran!"
Tam Goat Hua juga merasa gembira sekali, karena tadi
orang aneh berkedok lelah mempermainkan Liat Hwe Cousu.
Akan tetapi, dia tetap tidak tahu asal-usul orang aneh
berkedok itu,
Dia hanya ingat akan pesan ayahnya, apabila berjumpa
dengan orang aneh berkedok, dia harus cepat-cepat
menghindarinya
Ketika melihat Lu Leng begitu kagum kepada-nya, hati
gadis itu menjadi cemas sekali. Maka biar bagaimana pun dia
harus mencari akal agar bisa membawa Lu Leng pergi,
Oleh karena itu dia berkata.
"Cianpwee, apa yang Cianpwee perintahkan telah
kulaksanakan dengan baik, Entah apa sebabnya malam itu
Cianpwee menghendaki aku ke istana Setan menolong Lu
Leng? Bolehkah Cianpwee men-jelaskannya?"
Orang aneh berkedok menggoyang-goyangkan kipas
rombengnya, kemudian menghela nafas panjang
"Kini sudah terlambat "
Lu Leng memang tidak tahu apa-apa, maka dia tampak
tercengang, sedangkan Tam Goat Hua kelihatan terkejut,
namun hatinya tergerak.
"Apa yang terlambat?"
886
Orang aneh berkedok menatap Lu Leng dengan sorot
mata tajam, lama sekali barulah menyahut
"Sesungguhnya aku pikir menolongnya, itu agar dirinya
tidak menjadi sasaran semua orang untuk menekan Lu Sin
Kong, tapi kini.."
Tam Goat Hua merasakan adanya sesuatu yang tak beres,
maka segera bertanya.
"Kini kenapa?"
Orang aneh berkedok tidak menyahut, melainkan
memandang Lu Leng dengan serius sekali.
"Lu Leng, dirimu memikul dendam besar Bersediakah kau
mengangkatku sebagai gurumu?"
Ketika Lu Leng mendengar dirinya memikul dendam besar,
dia mengira yang dimaksudkan adalah kematian ibunya, tidak
memikirkan yang lain, Maka begitu mendengar orang aneh
berkedok mau menerimanya menjadi murid, dia girang bukan
kepalang,
Tapi... harus ada persetujuan dari ayahku, barulah aku
mengangkat Cianpwee menjadi guruku!"
Orang aneh berkedok tertawa gelak.
"Tidak perlu ada persetujuan dari ayahmu, sebab ayahmu
telah meninggal di Bu Yi San."
Sesungguhnya dari tadi Tam Goat Hua sudah curiga,
kemungkinan besar telah terjadi sesuatu atas diri Lu Sin Kong.
887
Maka ketika orang aneh berkedok mengatakan hal itu, dia
tidak begitu terkejut lagi,
Lain halnya dengan Lu Leng. Begitu mendengar berita itu,
dia tampak melongo dengan mulut terganga lebar
Perlahan-lahan wajahnya berubah pucat pias, dan
sepasang matanya mendelik memandang ke depan.
Menyaksikan keadaan Lu Leng, Tam Goat Hua terkejut bukan
main, dan langsung memanggi!nya.
"Adik Leng! Adik Leng! jangan berduka! Adik Leng!"
Namun Lu Leng kelihatan tidak mendengarnya, Dia tetap
berdiri mematung di tempat dan wajahnya mulai berubah
menjadi ungu, kemudian tampak kebiru-biruan
Tam Goat Hua gugup dan panik, Matanya sudah basah.
Dia langsung menubruknya, Di saat bersamaan terdengar
orang aneh berkedok membentak "Jangan kau sentuh dia!"
Tam Goat Hua segera mencelat mundur, dan bertanya dengan
air mata bercucuran "Cianpwee, kenapa dia?" Orang aneh
berkedok malah tertawa, "Ha ha! Gara-gara aku menyuruhmu
ke istana Setan, justru akan meninggalkan sebuah cerita
romantis dalam rimba persilatan!"
Saat ini Tam Goat Hua sedang mencemaskan keadaan Lu
Leng, maka dia tidak merasa jengah ketika orang aneh
berkedok mengatakan begitu, Gadis itu maju dua langkah lalu
berkata. "Cianpwee, cepat tolonglah dia!" Orang aneh
berkedok menyahut "Dia mendengar ayahnya telah meninggal
dalam hati amat berduka sehingga membuat darahnya
bergolak. Kalau kau menyentuhnya, sudah pasti dia akan
mati!"
888
Tam Goat Hua segera bertanya,
"Kalau begitu harus bagaimana?" Orang aneh berkedok
menghela nafas panjang,
"Kini dia akan hidup atau mati, itu tergantung pada dirinya
sendiri. Kalau pikirannya bisa terbuka, walau ayahnya sudah
meninggal, namun dirinya masih memikul dendam yang harus
di balas, dia pasti dapat tenang kembali. Apabila pikirannya
tidak bisa terbuka, aku pun tidak bisa berbuat apa-apa."
Tam Goat Hua memandang Lu Leng dengan air mata
berlinang-linang. Berselang sesaat, wajah Lu Leng mulai
berubah merah.
"Uaaakh!" Mulutnya menyemburkan darah segar
Kebetulan Tam Goat Hua berdiri di hadapannya, maka
semburan darah segar itu tepat mengenai mukanya.
Namun gadis itu sama sekali tidak menghiraukan
mukanya, Ketika melihat wajah Lu Leng berubah merah, dia
tahu keadaan Lu Leng sudah tidak bahaya lagi, Maka dia
langsung mengangkat sebelah tangannya untuk menyeka
mulut Lu Leng dengan ujung lengan bajunya,
"Adik Leng, jangan begitu lagi! Aku... aku cemas sekali!"
Air mata Lu Leng meleleh, wajah kembali pucat pias dan
bibir bergerak gerak.
"Kakak Goat, kau sungguh baik sekali terhadapku!"
889
Kemudian mereka berdua berpeluk-pelukan, Maka orang
aneh berkedok, berjalan pergi sambil menghela nafas
panjang,
Ternyata sepasang remaja itu, telah membuatnya teringat
kembali akan beberapa kejadian....
Tak seberapa lama kemudian, Tam Goat Hua dan Lu Leng
melepaskan pelukan masing-masing. Dengan langkah
sempoyongan Lu Leng mendekati orang aneh berkedok itu,
lalu berlutut di hadapannya,
"Guru, siapa yang membunuh ayahku, harap Guru
beritahukan, murid akan pergi membalas dendam!"
Orang aneh berkedok membangunkannya, lalu menyahut
"Anak Leng, ayahmu terbunuh oleh pedang Ang Eng Leng
Long."
Apa yang dikatakan orang aneh berkedok, membuat Tam
Goat Hua dan Lu Leng tertegun.
Sebab mereka tahu bahwa Ang Eng Leng Long adalah
ketua Go Bi Pai, sedangkan Lu Sin Kong adik seperguruannya.
Saudara seperguruan saling membunuh, itu sungguh tidak
dapat dipercaya, Namun yang memberitahukan adalah orang
aneh berkedok, yang tentunya tidak akan berdusta,
Di saat Tam Goat Hua dan Lu Leng tertegun, orang aneh
berkedok melanjutkan lagi.
"Gadis kecil, setelah kau meninggalkan puncak Sian Jin
Hong, terjadi suatu perubahan yang amat mengejutkan
890
padahal pertarungan antara sesama kaum rimba persilatan, itu
tidak mengherankan" Berkata sampai di situ, orang aneh
berkedok pun menghela nafas panjang. "Tapi justru tak
terpikirkan, perkembangan urusan di sana begitu
mengejutkan. Sungguh tak sampai hati aku menyaksikannya!"
Bagian 18
Tam Goat Hua segera bertanya,
"Sebetulnya apa yang terjadi di sana?"
Orang aneh berkedok menggeleng-gelengkan kepala, Dia
tidak menyahut melainkan berkata,
"Sebentar akan kujelaskan Sebelum kau meninggalkan
puncak Sian Jin Hong, aku memberimu sebuah kotak kecil,
masih berada padamu?"
Tam Goat Hua mengangguk
"Ada." Dia mengeluarkan kotak tersebut dan seketika juga
teringat akan kejadian yang dialaminya, yaitu jago Cik Sia Pai
ingin membunuhnya karena melihat kotak tersebut Maka dia
segera bertanya, "Cianpwee, sebetulnya kotak ini berisi apa?
Kenapa jago tangguh dari Cik Sia Pai ingin membunuhku
setelah melihat kotak ini?"
Orang aneh berkedok memberitahukan.
"Sudah lama sekali, tujuh Tetua Cik Sia Pai mati di
tanganku Pihak Cik Sia Pai begitu melihat kotak ini, pasti tahu
kepunyaanku, Karena itu membuatmu nyaris celaka."
891
Setelah mendengar penuturan itu, Tam Goat Hua menjadi
tertegun dan mundur satu langkah. Ternyata dia teringat akan
cerita kaum rimba persilatan, bahwa demi rasa solider,
seseorang membunuh Tujuh Tetua Cik Sia Pai di tebing Can
Liong, Akhirnya dia diusir dari pintu perguruan, hingga kini
tiada seorang pun tahu jejaknya.
Tam Goat Hua menatap orang aneh berkedok dengan
mata terbelalak
"Cianpwee ada!ah... adalah...."
Orang aneh berkedok tertawa,
"Kau tidak usah menerka sembarangan lagi, akulah orang
yang diusir dari pintu perguruan, hingga kini tidak pernah
menongolkan muka dalam rimba persilatan. Ketika itu Ang Eng
Leng Long masih harus memanggilku "Suheng" (Kakak
Seperguruan), sedangkan aku murid Beng Tu Lojin, ketua Go
Bi Pai yang tidak menyucikan diri, Julukanku Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek."
Walau orang aneh berkedok telah memberitahukan nama
dan julukannya, namun Lu Leng tetap tidak tahu apa-apa.
Tam Goat Hua yang telah menerka itu, justru masih terkejut,
karena dia pernah mendengar dari ayahnya, bahwa ada
seseorang yang paling sulit dihadapinya, bahkan sering roboh
di tangannya, Orang tersebut adalah Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek, murid ketua Beng Tu Lojin atau kakak seperguruan
Ang Eng Leng Long,
Ketika Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berumur tiga
tahun, sudah berguru kepada Beng Tu Lojin, Maka setelah
berumur dua puluh tahun, namanya sudah amat terkenal di
rimba persilatan.
892
Akan tetapi, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berhati
sadis, lagupula suka bertindak semaunya, Kalau dia marah,
tidak peduli pihak lain itu siapa, langsung turun tangan berat
terhadapnya, Karena perbuatannya itu, entah sudah berapa
kali dia dihukum oleh gurunya, tetapi sama sekali tidak jera.
Terakhir kali ketika berusia dua puluh dua, hanya
disebabkan urusan sepele, di tebing Can Liong Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek melukai Tujuh Tetua Cik Sia Pai. Oleh
karena itu, Beng Tu Lojin mengundang para orang gagah
dalam rimba persilatan Di hadapan para orang gagah itu,
Beng Tu Lojin mengusir Giok Bin Kun-Tong Hong Pek dari
pintu perguruan Kalau waktu itu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mau mengaku salah, tentunya tidak akan diusir Paling
juga menerima hukuman menghadap tembok beberapa tahun,
Namun Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek justru tidak mau
mengaku salah, maka diusir.
Sejak itu, tiada jejak dan kabar beritanya sama sekali
Hingga kini, sudah hampir dua puluh tahun,
Setelah mengusir Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, batin
Beng Tu Lojin terpukul berat, sehingga tiga tahun kemudian
beliau meninggal sebelum menghembuskan nafas
penghabisan Ang Eng Leng Long diangkat sebagai ketua Go Bi
pay yang tidak menyucikan diri.
Walau Ang Eng Leng Long lebih tua dua puluh tahun dari
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, namun dia harus memanggil
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek "Suheng", sebab dia
belakangan berguru kepada Beng Tu Lojin,
Kaum rimba persilatan mengira Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek akan muncul di saat pemakaman Beng Tu Lojin,
namun tidak.
893
Tiga hari kemudian seusai hujan badai, kuburan Beng Tu
Lojin dibongkar orang dan peti matinya hilang tak ketahuan
rimbanya,
Tentang kejadian itu, hanya diketahui pihak Go Bi Pai
kaum rimba persilatan tidak mengetahuinya.
Setelah kejadian itu, pihak Go Bi Pai yakin itu pasti
perbuatan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Oleh karena itu,
para murid Go Bi Pai, baik yang menyucikan diri maupun yang
tidak, semuanya giat belajar karena khawatir Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek akan ke sana cari gara-gara.
Akan tetapi, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama sekali
tidak muncul, maka murid Go Bi Pai mulai melupakannya,
Dua puluh tahun kemudian, Ang Eng Leng Long sudah
memasuki lanjut usia, sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek memakai kedok "Buddha Tertawa" sehingga tiada seorang
pun mengenalinya!
Dua puluh tahun yang lalu, kepandaian Ang Eng Leng
Long di bawah kepandaian Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Dua puluh tahun kemudian pun begitu.
Di puncak Sian Jin Hong, Ang Eng Leng Long pernah
beradu pukulan dengannya, Kalau Ang Eng Leng Long tidak
segera mundur, pasti celaka,
Seusai menutur riwayat hidupnya, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek mendongakkan kepala sambil tertawa panjang,
kemudian melepaskan kedok yang dipakainya,
Setelah melepaskan kedok itu, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek menundukkan kepala, Lu Leng dan Tam Goat Hua
894
segera memandangnya, dan seketika mereka berdua
mengeluarkan seruan kaget.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek yang amat terkenal dua
puluh tahun lampau, Tam Goat Hua dan Lu Leng
menganggapnya pasti berwajah wibawa seperti para
Cianpwee lain, Tapi begitu melihat wajahnya, mereka berdua
malah terbelalak Ternyata dia berwajah tampan dan masih
muda, kelihatannya baru berusia sekitar dua puluh tujuh
tahun,
Karena itu, Tam Goat Hua terus memandangnya, padahal
kakaknya juga amat tampan, namun masih kalah tampan
dibandingkan dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.
Lelaki yang begitu tampan, dua puluh tahun lalu entah
berapa banyak kaum gadis jatuh hati kepadanya?
Berpikir sampai di situ, wajahnya langsung memerah dan
mencaci dirinya sendiri dalam hati, Kenapa diriku? Kenapa
memikirkan yang bukan-bukan?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum, membuat
wajahnya semakin tampan.
"Tentunya kalian berdua tidak menduga, bahwa aku masih
kelihatan muda, bukan?"
Tam Goat Hua manggut-manggut
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melanjutkan ucapannya,
"Ketika aku diusir dari pintu perguruan, tanpa sengaja aku
makan semacam buah, tak disangka buah itu membuat diriku
895
awet muda. Walau sudah lewat dua puluh tahun, aku masih
tidak tampak tua."
Lu Leng terus mendengarkan kemudian berkata
mendadak.
"Guru, pembunuh ayahku adalah Ang Eng Leng Long,
kenapa kita tidak segera ke gunung Go Bi San untuk
membalas dendam kematian ayahku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghela nafas panjang
"Ang Eng Leng Long pun sudah meninggal."
Tam Goat Hua terperanjat
Tong Hong,.,." sebetulnya gadis itu ingin menyebutnya
"Cianpwee", namun dia masih kelihatan begitu muda, maka
merasa tidak enak menyebutnya "Cianpwee" Kemudian
melanjutkan "Tuan Tong Hong, sebetulnya apa yang telah
terjadi di puncak Sian Jin Hong?"
Tong Hong Pek sepertinya tahu akan perasaan Tam Goat
Hua maka dia langsung menatapnya,
Ketika beradu pandang dengan Tong Hong Pek, hati Tam
Goat Hua berdebar-debar tidak karuan maka dia cepat-cepat
menundukkan kepala,
Tong Hong Pek tersenyum.
"Aku akan memeriksa luka Lu Leng dulu, setelah itu
barulah kututurkan!"
896
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membuka kotak itu.
Mendadak dari dalamnya menyorot keluar cahaya putih yang
amat menyilaukan mata.
Begitu melihat cahaya putih itu, terkejut lah Tam Goat Hua
dan langsung memandang ke dalam kotak itu, ternyata berisi
sebutir mutiara sebesar telor puyuh, Di permukaan mutiara itu
tampak bayangan merah, seperti hidup, bergerak-gerak tak
henti-henti-nya.
Seketika mulut Tam Goat Hua ternganga lebar, lama sekali
barulah berkata tapi terputus-putus,
"Yang kau berikan itu... ternyata Soat Hun Cu (Mutiara
Arwah Salju)?"
Wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, tidak
menampakkan rasa terkejut, meskipun Tam Goat Hua
menerka jitu mengenai benda itu, dia menyahut dengan nada
biasa,
"Pengetahuanmu cukup luas, begitu melihat sudah tahu
benda apa itu, Lagipula kau amat menurut kata, tidak pernah
membuka kotak ini melihat isinya, Ka!au benda ini diketahui
kaum rimba persilatan, kau pasti celaka."
Sembari berkata, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
mengambil mutiara itu, lalu ditaruh di ubun-ubun Lu Leng,
Seketika Lu Leng merasa dingin sekali di ubun-ubunnya,
bahkan lama-lama rasa dingin itu seakan menembus ke
jantungnya.
Tak seberapa lama kemudian, rasa dingin itu telah
menembus ke seluruh urat nadi dan peredaran darahnya,
897
sehingga membuat darahnya mulai bergolak Lu Leng segera
duduk bersila, lalu menghimpun hawa murni.
Tam Goat Hua yang berdiri di sisi Lu Leng, terus
memperhatikannya. Begitu pula Tong Hong Pek, kemudian
berkata,
"Aku meninggalkan rimba persilatan hampir dua puluh
tahun, justru demi sebutir Soat Hun Cu ini. setelah guruku
wafat, aku yang mengambil mayatnya, kemudian kubawa ke
gunung Soat San. Selama itu aku tidak pernah menimbulkan
urusan apa pun dalam rimba persilatan Aku berupaya hampir
dua puluh tahun, bahkan juga melukai dua orang, barulah...
memperoleh sebutir Soat Hun Cu ini."
Tam Goat Hua dapat mendengar, nada bicara orang itu
penuh mengandung kepedihan, sepertinya terselip suatu
urusan yang amat mendukakan hati,
Karena itu, Tam Goat Hua bertanya,
"Soat Hun Cu itu boleh dikatakan seperti nyawamu, tapi
kenapa ketika kita baru bertemu, kau rela memberikan
kepadaku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tampak tertegun, lalu
perlahan-lahan mendongakkan kepala memandang ke langit
"Aku pun tidak tahu,.,." Mendadak dia mengalihkan
pembicaraan "Kau bersedia ke istana Setan menolong orang,
aku pun telah berjanji akan memberikan sedikit kebaikan
untukmu, Soat Hun Cu ini sebagai imbalan."
898
Tam Goat Hua tahu, apa yang dikatakan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek tidak berdasarkan suara hati, yang akan
dikatakannya justru masih tersimpan dalam lubuk hatinya,
Anak gadis memang jauh lebih teliti, dia sudah menduga
sampai ke situ,
"Kau rela menghadiahkan pusaka rimba persilatan
kepadaku, itu sungguh tak terpikirkan olehku!"
Sesungguhnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek seorang
tingkatan tua, sedangkan Tam Goat Hua hanya seorang anak
gadis yang baru berusia belasan. Di antara mereka seharusnya
terdapat jarak yang amat jauh, Akan tetapi, ketika mereka
bercakap-cakap, justru kedengaran dekat sekali,
Berpikir sampai di situ, hati Tam Goat Hua menjadi
berdebar-debar, lalu perlahan-lahan dia menundukkan
kepalanya,
Walau menundukkan kepala gadis itu dapat merasakan
bahwa Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek terus memandangnya
dengan penuh cinta kasih, dan itu membuat hatinya semakin
kacau,
Berselang beberapa saat kemudian, barulah Tam Goat Hua
membuka mulut bertanya,
"Bagaimana luka adik Leng? Apakah sudah sembuh?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan
tenang.
"Hampir sembuh."
899
Tam Goat Hua mendongakkan kepala, seketika jantungnya
berdetak lebih cepat, karena pandangannya beradu dengan
pandangan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, mengalihkan
pandangannya ke arah Lu Leng. Dilihatnya anak itu sedang
duduk bersila menghimpun hawa murni. wajahnya tampak
tenang dan sudah kemerah-merahan, Rupanya tidak
membutuhkan waktu lama, dia akan kembali segar
Tam Goat Hua terus memandang Lu Leng, Dia teringat
pula bahwa dalam dua hari ini dirinya bersama Lu Leng
menempuh bahaya dan mengalami berbagai kejadian
Kemudian perlahan-lahan dia menoleh ke arah Tong Hong
Pek.
Yang satu adalah pemuda polos dan yang satu lagi adalah
tokoh rimba persilatan yang berkepandaian amat tinggi, masih
tampak begitu muda dan tampan mempesonakan malah
sudah memasuki hatinya,
Diam-diam Tam Goat Hua menghela nafas panjang dan
berdiri termangu-mangu di tempat, Berselang sesaat, Lu Leng
membuka matanya per!ahan-lahan,
"Guru, luka dalamku sudah sembuh." katanya kemudian
bertanya, "Guru, sebetulnya siapa pembunuh ayahku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak segera menyahut
Dia menjulurkan tangannya untuk mengambil Soat Hun Cu,
lalu disodorkannya mutiara itu kepada Tam Goat Hua seraya
berkata,
"Simpanlah dulu mutiara ini, barulah kita bicara!"
Tam Goat Hua segera menyahut
900
"Soat Hun Cu ini merupakan benda pusaka dalam rimba
persilatan aku tidak mampu menjaganya."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa,
"Barang itu sudah kuberikan kepadamu, mau hilang atau
bagaimana, sudah bukan urusanku lagi."
Karena Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata begitu,
maka Tam Goat Hua terpaksa menjulurkan tangannya untuk
mengambil mutiara itu. Namun tanpa sengaja tangannya
justru menyentuh tangan laki-laki itu, sentuhan itu membuat
hatinya kebat-kebit, bahkan timbul pula suatu perasaan aneh,
sehingga hatinya tergetar dan Soat Hun Cu nyaris terlepas dari
tangannya,
Ketika berpeluk-pelukan dengan Lu Leng memang timbul
juga perasaan demikian, namun tidak sehebat kali ini.
Di saat bersamaan, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
berkata,
"Dalam tubuhmu mengidap semacam racun dari istana
Setan, maka gosoklah kedua telapak tanganmu dengan Soat
Hun Cu sebanyak seratus dua puluh kali agar racun itu
terhisap keluar!
Tam Goat Hua mengangguk, tapi sama sekali tidak berani
mengangkat kepala, lalu melakukan apa yang dikatakan Tong
Hong Pek.
Setelah digosok seratus dua puluh kali, racun tersebut
terhisap keluar semua.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata,
901
"Sejak Soat Hun Cu kuperoleh, baru pertama kali ini
kugunakan. Tak disangka Soat Hun Cu sedemikian hebat,
tidak menyia-nyiakan upayaku selama dua puluh tahun!"
Tam Goat Hua segera menyahut
"Kalau begitu kau...."
Sembari menyahut, Tam Goat Hua menyodorkan Soat Hun
Cu ke hadapannya, maksud ingin mengembalikan mutiara itu
kepadanya,
Namun Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menjulurkan
tangannya untuk mendorong lengan Tam Goat Hua seraya
berkata,
"Tidak usah sungkan-sungkan, terimalah!"
Hati gadis itu tergetar karena lengannya tersentuh telapak
tangan Tong Hong Pek. sedangkan laki-laki itu sudah
menolehkan kepalanya untuk memandang Lu Leng sambil
menutul kejadian di puncak Sian Jin Hong.
Saat ini, sesungguhnya hati Tam Goat Hua amat kacau,
namun apa yang akan dituturkan Tong Hong Pek, justru
merupakan urusan yang amat penting baginya, maka dia
segera berusaha menenangkan hatinya untuk mendengar
penuturan itu....
Ternyata hari itu Lu Sin Kong menerima barang kawalan
berupa sebuah kotak kayu, yang harus diantarkannya ke
rumah si Pecut Emas-Han Sun di kota Sucou, Di saat itu pula
semua partai besar dan berbagai perguruan menerima
sepucuk surat,
902
Surat itu menyatakan bahwa Lu Sin Kong suami istri
berangkat dari kota Lam Cong menuju kota Sucou untuk
mengawal semacam barang yang ada hubungannya dengan
ilmu silat, yang diimpi-impikan setiap kaum rimba persilatan.
Siapa yang memperoleh barang pusaka ilu, pasti dapa
menjagoi dunia persilatan
Baik golongan putih maupun golongan hitam, semuanya
pasti menginginkan atau menyandang gelar "Nomor Wahid Di
Kolong Langit", Karena itu, semua bencana dan badai dalam
rimba persilatan justru muncul disebabkan "Gelar" tersebut!
Dikarenakan itu pula Lu Sin Kong suami istri harus
menghadapi para jago tangguh dalam perjalanan menuju kota
Sucou, Akan tetapi hanya Lu Sin Kong dan Sebun It Nio yang
tahu bahwa kotak kayu itu tidak berisi apa-apa, alias kosong,
Namun ketika suami istri itu tiba di rumah si Pecut Emas-
Han Sun, justru terjadi perubahan yang amat mengejutkan
yakni kotak kayu itu berisi sebuah kepala manusia, Bahkan
celaka nya kepala itu adalah kepala putra kesayangan Han
Sun yang sudah lama menghilang.
Maka, tak ayal lagi pertarungan mati-matian pun segera
terjadi, dan Sebun It Nio tewas dalam pertarungan itu, Lu Sin
Kong segera pergi ke Tiam Cong dan Go Bi untuk minta
bantuan, kemudian berangkat ke puncak Sian Jin Hong di
gunung Bu Yi San.
Ketika si Nabi Setan-Seng Ling memberitahu kan, bahwa
Lu Leng berada di istana Setan dan mengharukan Lu Sin Kong
ke sana untuk berunding, semua orang tahu bahwa si Nabi
Setan-Seng Ling akan menggunakan diri Lu Leng untuk
menekan Lu Sin Kong, agar menyerahkan pusaka tersebut
903
Apa pusaka itu, tiada seorang pun tahu, maka Lu Sin Kong
pun merasa bingung,
Akan tetapi, semua orang yang ada di puncak Sian Jin
Hong, justru percaya adanya barang pusaka tersebut, di
tangan Lu Sin Kong.
Oleh karena itu, malam itu juga banyak orang mendahului
berangkat ke istana Setan guna mencari kesempatan di sana,
Mereka adalah Yu Lao Pun ketua Tai Ci Bun, Hek Sin Kun,
Kim Kut Lau, Hwa San Liat Hwe Cousu dan lain-lainnya,
sedangkan pihak Hui Yan Bun juga membawa mayat Hwe
Hong Sian Kouw meninggalkan puncak Sian Jin Hong.
Yang masih berada di puncak itu adalah Go Bi, Tiam Cong,
Bu Tong Pai dan Tujuh Dewa,
Malam itu tenang tak terjadi apa pun, Hari berikutnya
mereka berkumpul Pada waktu itu, siapapun tidak kenal Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sebab dia memakai kedok.
Sesungguhnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek ingin
mendirikan sebuah perguruan setelah memperoleh Soat Hun
Cu itu, namun justru menemui urusan besar ini.
Malam itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pun tahu apa
sebabnya kenapa dirinya begitu rela memberikan Soat Hun Cu
kepada Tam Goat Hua.
Dia hanya merasa perbuatan gadis itu di puncak Sian Jin
Hong, amat sesuai dengan kemauan hatinya,
904
Maka dia menyuruhnya ke istana Setan, dan karena
khawatir gadis itu akan terkena racun istana Setan, maka dia
memberikan Soat Hun Cu kepadanya.
Keesokan harinya setelah semua orang berkumpul Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata dingin,
"Mulai hari ini, siapa yang akan bertanding duluan?"
Di pihak Go Bi Pai, tampak seorangtua bangkit berdiri,
yakni Thian Hou Lu Sin Kong. wajahnya tampak muram dan
tangannya menggenggam sebilah golok emas,
"Ada suatu hal yang tidak kupahami, mohon petunjuk Liok
Ci Siansing, majikan tempat ini!"
-ooo0ooo-
Bab 41
Puncak Sian Jin Hong menjadi tempat pertemuan para
jago tangguh dalam rimba persilatan, siapa pun tidak
mengundang mereka ke sana. Urusan pokok hanya Lu Sin
Kong ingin membuat perhitungan dengan Liok Ci Siansiang,
Yang lain cuma ikut-ikutan ke sana, boleh dikatakan hanya
ingin menyaksikan keramaian
Kini Lu Sin Kong mulai membicarakan urusan pokok, maka
semua orang mengarahkan pandangan ke Liok Ci Siansing,
905
Tampak Liok Ci Siansing, Tiat Cit Song Jin dan Pit Giok Sen
duduk di atas sebuah batu besar
Di sekitar mereka, duduk pula Tujuh Dewa dengan sikap
acuh tak acuh,
Di pangkuan Liok Ci Siansing terdapat sebuah harpa kuno,
Dengan senang sekali dia memetik tali senar harpa itu "Ting
Tung" lalu berkata,
"Lu Cong Piau Tau mau mengatakan apa, silakan!"
Lu Sin Kong mendengus,
"Hm! Aku ingin bertanya, aku dengan Anda punya dendam
apa?"
Liok Ci Siansing mendongakkan kepala.
"Lu Cong Piau Tau bertanya demiktan, sungguh tidak
beralasan!"
Lu Sin Kong membentak
"Kalau aku dengan kau tiada dendam, kenapa kau
membunuh putra si Pecut Emas-Han Sun, bahkan menaruh
mayatnya di dalam gudang batu di tempat tinggalku,
kemudian kepala anak yang putus itu kau masukkan ke dalam
kotak kayu, sehingga membuat diriku menjadi tertuduh di
rumah si Pecut Emas-Han Sun?"
Hari itu yang menjadi saksi mata adalah Sebun It Nio, si
Pecut Emas-Han Sun dan Hwe Hong Sian Kouw, namun ketiga
orang itu telah binasa, maka kini yang tahu tentang itu hanya
tinggal Lu Sin Kong dan Han Giok Shia,
906
Begitu mendengar apa yang diucapkan Lu Sin Kong,
barulah Han Giok Shia mempercayai apa yang dikatakan Lu
Sin Kong ketika berada di rumahnya, Gadis itu langsung
menatap Liok Ci Siansing dengan mata berapi-api,
kelihatannya ingin segera membunuh Liok Ci Siansing.
Tam Ek Hui yang berada di sisinya, cepat-cepat
menggenggam tangannya seraya berbisik.
"Ghiok Shia, jangan terburu nafsu! Setelah urusan
dijernihkan, barulah bicara tidak akan terlambat"
Apa yang diucapkan Lu Sin Kong, justru membuat Liok Ci
Siansing menjadi tertegun,
Kalau di hadapan kaum rimba persilatan dia tidak dapat
menjernihkan urusan tersebut, selanjutnya bagaimana dia
menjadi orang?
Oleh karena itu, Liok Ci Siansing tertawa panjang
"Apakah Lu Cong Piau Tau terlampau berduka, sehingga
omong sembarangan? Kapan aku membunuh putra si Pecut
Emas-Han Sun dan kapan aku memasuki gudang batu yang
amat rahasia itu? sungguh menggelikan!"
Lu Sin Kong mendongakkan kepala, kemudian tertawa
keras bagaikan suara geledek
"Sangkalan yang masuk akal! Sangkalan yang jitu! Kalau
kau tidak tahu apa-apa, dari mana munculnya telapak tangan
berjari enam?"
Liok Ci Siansing tertawa dingin.
907
"Di kolong langit ini tidak hanya aku yang berjari enam,
bagaimana aku tahu itu!"
Lu Sin Kong membentak
"Bukankah hari itu kau berada di sekitar Lam Cong?"
Hari itu, Liok Ci Siansing dan Tiat Cit Siong Jin memang
berada di sekitar Lam Cong. Ketika Lu Sin Kong dan Sebun It
Nio keluar dari pintu kota, justru bertemu mereka berdua,
Namun Liok Ci Siansing hanya mengutarakan niatnya,
bahwa dia ingin menerima Lu Leng sebagai murid,
Sesungguhnya Liok Ci Siansing boleh menjelaskan tentang
itu, mau percaya atau tidak terserah kepada mereka yang
berada di situ, Akan tetapi Liok Ci Siansing sudah amat marah
lantaran bentakan-bentakan Lu Sin Kong, maka membuatnya
tertawa dingin seraya menyahut
"Lu Cong Piau Tau, kau hanya mendirikan sebuah
perusahaan ekspedisi kecil-kecilan di kota Lam Cong, apakah
sudah berhak melarang orang lain melewati kota itu?"
Kata-kata itu diucapkan dengan tidak sungkan-sungkan
lagi, bahkan bernada menghina, Maka kemarahan Lu Sin Kong
memuncak dan seketika menggeram.
"Kau sudah melakukan perbuatan serendah itu, tapi masih
tidak mau ke mari menerima kematian?"
Liok Ci Siansing tertawa dingin, Namun ketika baru dia
mau membuka mulut, Tiat Cit Siong Jin yang berada di sisinya
sudah membentak gusar
908
"Sungguh besar omonganmu! Hari itu aku juga berada di
luar kota Lam Cong, apakah aku juga terkait di dalamnya?"
Badan Lu Sin Kong bergerak, tahu-tahu sudah melesat ke
arah besi-besi berujung tajam itu, dan berdiri di atasnya
sambil menghunus golok emasnya,
"Kalian binatang, tiada satu pun manusia!"
Begitu caci maki dicetuskan, bukan hanya terkena Tiat Cit
Siong Jin dan Pek Giok Sen, bahkan terkena pula Tujuh Dewa,
otomatis membuat wajah mereka berubah.
Tiat Cit Siong Jin bersifat berangasan, maka begitu
mendengar cacian itu, dia langsung melesat ke arah besi-besi
berujung tajam sambil membawa senjatanya, namun tidak
berdiri di atas besi-besi itu, melainkan berdiri di batu besar,
lalu mengayunkan senjatanya seraya membentak
"Bangsat! Berani kau turun ke sini bertarung denganku?"
Sebelum para jago tangguh mulai bertanding, Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek mengatur begitu, sesungguhnya hanya
ingin mengetahui kepandaian para jago tangguh itu.
Bagi siapa yang bertarung di atas batu besar, dan
meninggalkan bekas kaki di batu itu berarti memiliki Lweekang
tinggi. Kalau tidak, tentunya tidak dapat meninggalkan bekas
kaki di atas batu itu,
Selama dua hari, orang yang bertarung hanya di atas besi
tajam, belum ada yang bertanding di atas batu besar itu.
909
Tiat Cit Siong Jin memang memilih Lweekang dan
Gwakang yang cukup tinggi, hanya Ginkangnya tidak begitu
tinggi,
Lagipula senjatanya amal berat Kalau dia berdiri di atas
besi tajam, kakinya pasti tertembus besi itu, maka dia memilih
batu besar itu untuk bertarung dengan Lu Sin Kong.
Lu Sin Kong tertawa gelak,
HHa ha ha! Kau tidak berani naik? Baiklah! Aku akan
turun!"
Lu Sin Kong meloncat turun, mendadak terdengar suara
seruan Ang Eng Leng Long,
"Sutee tunggul Biar aku yang menghadapinya!"
Ang Eng Leng Long langsung melesat ke arah batu besar
itu, dan setelah berdiri di situ, dia pun menghunus pedangnya.
Begitu melihat Ang Eng Leng Long mewakilinya melawan
Tiat Cit Siong Jin, memang itu yang diinginkannya, maka dia
mencelat ke atas besi tajam, kemudian menuding Liok Ci
Siansing seraya membentak.
"Liok Ci Siansing, kau masih belum mau naik?!"
Dituding dan dibentak seperti itu tentunya Liok Ci Siansing
gusar bukan kepalang. Badannya segera bergerak, lalu
melesat ke arah besi tajam, setelah berdiri di situ, dia pun
langsung menyerang dengan tangan kosong mengeluarkan
jurus Thian Ho Sih Kua (Sungai Langit Bergantung Miring).
910
Lu Sin Kong segera mengeluarkan jurus Liu Pu Tou Kua
(Air Terjun Mengalir Miring) untuk menahan serangan Liok Ci
Siansing, kemudian membentak .
"Bukan aku, tapi pasti kau yang mati! Masih belum mau
mengeluarkan senjata?"
Liok Ci Siansing tertawa dingin seraya menyahut
"Tidak usah terburu-buru!"
Usai menyahut, Liok Ci Siansing merogoh ke dalam
bajunya, dan kemudian terdengar suara "Ser Ser", Tampak
dua bola besi sebesar kepalan sudah berada di tangannya,
Kedua bola besi itu melekat pada dua ujung sebuah rantai
besi. Ternyata Liok Ci Siansing menggunakan senjata Liu Sing
Siang Tui.
Itu merupakan senjata aneh dan sangat sulit
mempergunakannya, setelah mengeluarkan senjata tersebut,
Liok Ci Siansing mulai menyerang dengan jurus Siang Liong
Cut Hai (Sepasang Naga Keluar Dari Laut). sepasang bola besi
itu mengarah Lu Sin Kong dan mengeluarkan suara mcnderuderu.
Ketika melihat serangan itu, Lu Sin Kong pun segera
melancarkan sebuah pukulan menangkisnya, Di saat
bersamaan, dia pun mengayunkan golok emasnya dari bawah
ke atas, itulah yang disebut jurus Tok Hong Keng Thian
(Puncak Tunggal Me-ngejutkan Langit).
Trang! GoIok emasnya membentur rantai besi Liok Ci
Siansing,
911
Akan tetapi, salah satu bola besi itu justru mengarah dada
Lu Sin Kong. seketika Lu Sin Kong menggeserkan badan
sekaligus menyabet lengan Liok Ci Siansing dengan golok
emasnya
jurus tersebut sungguh cepat dan aneh, membuat Liok Ci
Siansing terkejut bukan kepalang, Dia segera menyentakkan
rantai besinya, sehingga salah satu bola besi di ujung rantai
itu berbalik mengarah punggung Lu Sin Kong. Di saat
bersamaan, dia pun mundur selangkah untuk menghindari
sabetan golok emas,
Begitu mendengar suara menderu di belakang-nya, Lu Sin
Kong bergerak cepat membungkukkan badannya dan
mendadak sebelah kakinya melangkah ke belakang, sekaligus
melancarkan serangan dengan jurus Giok Hong Can Pheng
(Burung Phoenix Mengembangkan Sayap) ke arah bahu Liok
Ci Siansing.
Liok Ci Siansing segera mencelat ke belakang, Mereka
bertarung dengan cepat, Tampak badan mereka melayanglayang,
sehingga sulit diikuti pandangan.
Sementara pertarungan antara Ang Eng Leng Long dengan
Tiat Cit Siong Jin yang di atas batu besar berlangsung semakin
seru, Namun cara mereka bertarung berbeda dengan Lu Sin
Kong dan Liok Ci Siansing, Mereka bergerak lamban, sebab
harus meninggalkan bekas kaki di atas batu itu.
Senjata Tiat Cit Siong Jin juga bergerak tidak cepat, tapi
menimbulkan angin yang menderu-deru, membuat jubah Ang
Eng Leng Long berkibar-kibar,
Gerakan pedang Ang Eng Leng Long juga lamban, tetapi
jurus-jurus yang dikeluarkannya amat dahsyat dan lihay,
912
membuat Tiat Cit Siong Jin harus menarik kembali senjatanya
untuk menjaga diri.
Mereka berdua bertarung dengan lamban, namun amat
seru dan sengit, bahkan tampak mati-matian.
Saat itu, semua orang yang berada di situ, percaya bahwa
Liok Ci Siansing yang membunuh putra si Pecut Emas-Han
Sun. Sebab kalau bukan Liok Ci Siansing, siapa yang
meninggalkan bekas telapak tangan berjari enam di dalam
gudang batu itu?
Sementara orang yang paling cemas adalah Tam Ek Hui.
Tam Ek Hui tahu dari ayahnya, bahwa orang yang
menimbulkan petaka dalam rimba persilatan, bukanlah Liok Ci
Siansing, Dia pun tahu ayahnya akan ke puncak Sian Jin Hong
itu demi melenyapkan petaka tersebut
Akan tetapi, bukan hanya ayahnya tidak muncul, bahkan
adiknya pun menghilang entah ke mana,
Walau dia tahu kepandaian Tam Goat Hua di bawahnya
dan kalaupun dia pergi juga tidak ada masalah, namun rasa
cemas tetap mencekam hatinya, Oleh karena itu, dia amat
berharap ayahnya segera muncul,
Tam Ek Hui terus memandang jalan yang menuju puncak
Sian Jin Hong. Apabila ayahnya muncul, urusan di situ pasti
akan beres.
Akan tetapi, ayahnya tetap tidak muncul, sebaliknya malah
mendadak tampak sesuatu yang bergemerlapan Tam Ek Hui
tertegun. Di saat itulah barang yang bergemerlapan itu sudah
berada di puncak Sian Jin Hong,
913
Temyata sebuah tandu yang digotong dua orang, Tandu
itu amat mewah, dihiasi berbagai macam batu permata, maka
bergemerlapan bila tertimpa sinar matahari.
Begitu melihat tandu itu sampai di puncak, tercengang
pula Tam Ek Hui, karena kedua penggotong tandu itu
memakai kedok kulit manusia, Tam Ek Hui terus
memperhatikan tandu mewah itu, Ben-tuk dan dekorasi tandu
mewah itu persis seperti kereta mewah yang pernah dilihatnya
Tam Ek Hui berpikir sejenak. Mendadak hatinya tersentak
karena tahu adanya gelagat tidak baik, dan dia segera
menarik Han Giok Shia seraya berbisik
"Nona Han, kita harus cepat pergi, jangan sampai
terlambat!"
Han Giok Shia segera menyahut
“Musuh...."
Gadis tersebut hanya mengucapkan itu, karena Tam Ek
Hui sudah menariknya pergi.
Saat itu, semua orang sedang memperhatikan Lu Sin Kong
berempat yang sedang bertarung, mendadak muncul tandu
mewah itu, membuat semua orang tercengang,
Di saat mereka tertegun, salah seorang penggotong tandu
yang di depan berkata dengan dingin,
"Ajal kalian semua telah tiba, Sebelum menemui ajal, lebih
baik kalian berdoa dulu kepada "Thian" (Tuhan)!"
914
Semua orang yang berada di puncak Sian Jin Hong ratarata
berkepandaian tinggi. sedangkan orang yang berkata itu
kelihatan tidak memiliki Lweekang tinggi, maka membuat
semua orang merasa geli, sekonyong-konyong terdengar
suara harpa "Ting Tung" dua kali,
Semua orang tertegun, begitu pula Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong pek, sebab dalam suasana yang amat menegangkan itu
masih ada orang ke puncak untuk main harpa, itu sungguh di
luar dugaan!
Sementara nada suara harpa itu bertambah cepat,
membuat hati orang yang mendengarnya tergetar-getar dan
darah pun bergolak-golak. Kemudian nada suara harpa itu
berubah lambat dan lembut, membuat semua orang
memasuki alam khayalan
Di saat nada suara harpa itu berubah, Giok Bin Sin Kun
merasa pikirannya kabur Padahal dia memiliki Lweekang yang
amat tinggi. Lagipula hampir dua puluh tahun dia berada di
gunung salju, otomatis membuatnya memiliki kekuatan
ketenangan yang tinggi. seketika dia merasakan adanya
gelagat tidak baik, maka segera menghimpun hawa murni
untuk melawan suara harpa itu,
Ketika dia mendongakkan kepala memandang semua
orang, dilihatnya wajah orang-orang itu tampak seperti
terkena ilmu hipnotis,
Bukan main terkejutnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
karena di saat itu dia teringat ketika dirinya masih kecil, Beng
Tu Lojin yaitu gurunya, pernah mengatakan suatu urusan.
Beng Tu Lojin mau menerima Tong Hong Pek sebagai
murid, karena riwayat hidup Tong Hong Pek seperti Beng Tu
915
Lojin ketika masih kecil, lagipu!a Tong Hong Pek berbakat dan
bertulang bagus, maka Beng Tu Lojin mewariskan semua
kepandaiannya kepada Tong Hong Pek,
Namun Beng Tu Lojin tidak menduga, bahwa sifat Tong
Hong Pek berbeda dengan sifatnya, Sifat Tong Hong Pek
berangasan, tak memberi ampun kepada siapa pun dan selalu
berbuat semaunya sendiri.
Oleh karena itu, akhirnya Tong Hong Pek diusir dari pintu
perguruan. padahal Beng Tu Lojin amat menyayanginya
seperti anak sendiri. Di samping menggemblcngnya, Beng Tu
Lojin pun sering menceritakan tentang keadaan rimba
persilatan dan berbagai macam kejadian,
Kini Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berada di puncak
Sian Jin Hong, mendengar suara harpa itu, membuatnya
teringat akan urusan itu, hingga kini sudah empat puluh
tahun.
Begitu teringat akan urusan itu, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek merasa urusan tersebut seakan di depan mata,
Dia masih ingat dengan jelas, pada suatu malam, ketika
bulan bersinar terang benderang, seusai dirinya berlatih
Lweekang, Beng Tu Lojin menghampirinya dan mendadak
menghela nafas panjang,
Tong Hong Pek segera bertanya kepadanya kenapa
menghela nafas panjang, Beng Tu Lojin menjawab, bahwa
dari dulu hingga kini, ilmu silat memang tiada batasnya, dan
sulit dibayangkan orang,
Tong Hong Pek bertanya lagi kenapa gurunya berkata
begitu, Beng Tu Lojin memberitahukan ke-padanya, kalau
916
kelak mendengar Pat Liong Thian Im lahir, pertanda dunia
persilatan akan dilanda petaka,
Pada waktu itu, Tong Hong Pek masih kecil, tidak tahu apa
yang dimaksud dengan Pat Liong Thian Im.
Dia hanya ingat, ketika itu dalam hatinya menganggap Pat
Liong Thian Im merupakan suatu mainan yang luar biasa,
Oleh karena itu, dia bertanya lagi mengenai Pat Liong Thian
Im tersebut.
Beng Tu Lojin memberitahukan, entah tahun kapan bulan
kapan dan siapa yang meninggalkan delapan lembar nada
musik,
Delapan nada musik itu bertulis "Gembira-Ma-rah-Cinta-
Jahat-Duka-Senang-Lembut" dan selembar lagi bertulis
"Senang Membunuh",
Pat Liong Thian Im adalah nada suara Harpa, namun
harpa biasa tidak dapat mengeluarkan nada suara tersebut,
harus menggunakan harpa Pat Liong Khim (Harpa Delapan
Naga),
Harpa Pat Liong Khim mempunyai delapan tali senar, dan
setiap tali senar hanya dapat mengeluarkan satu nada suara,
namun amat luar biasa, Kecuali orang yang telah memiliki
Lweekang sempurna dan berhati suci, yang tidak akan celaka
karena suara harpa tersebut,
Tiga ratus tahun yang lampau, Pat Liong Thian Im dan Pat
Liong Khim pernah lahir sekali dan justru jatuh ke tangan
orang yang berhati sempit Walau orang itu bukan berasal dari
golongan sesat, namun banyak orang gagah berkepandaian
tinggi menjadi korban karena suara harpa itu,
917
Seandainya Pat Liong Thian Im dan Harpa Pat Liong Khim
lahir di dunia persilatan lagi, dan jatuh ke tangan orang dari
golongan sesat, pasti akan menimbulkan petaka besar seperti
pada waktu lampau .
Beng Tu Lojin menghela nafas lagi, seakan merasa kecewa
karena dirinya tidak dapat mencapai tingkat kesempurnaan
agar bisa mengatasi suara harpa itu.
Pada waktu itu, Tong Hong Pek masih kecil, maka setelah
mendengar cerita itu ya sudah, justru hingga kini sudah empat
puluh tahun,
Setelah diusir dari pintu perguruan, dia lalu pergi ke
gunung salju untuk mencari Soat Hun Cu.
Sudah sekian lama dia tidak pernah mendengar orang
kedua menceritakan tentang urusan i(u, namun kini ketika
mendengar suara harpa yang amat hebat itu, dia segera
menghimpun hawa murninya untuk melawannya, dan teringat
pula akan urusan yang dikatakan gurunya,
Orang yang memainkan harpa berada di dalam tandu,
tentu tidak tampak wajahnya, begitu juga harpa itu, Maka,
sulit dipastikan apakah harpa itu Pat Liong Khim yang
mempunyai delapan senar atau bukan,
Namun berdasarkan nada suara nya, Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek dapat menduga harpa apa itu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bersifat beringas, Siapa
yang bersalah atau menyinggung perasaannya pasti
dibunuhnya tanpa ampun. Akan tetapi, dia masih berjiwa
gagah. Kini begitu dia melihat banyak jago tangguh di puncak
918
Sian Jin Hong akan binasa oleh Pat Liong Thian Im, hatinya
pun bergejolak.
Dia teringat lagi ketika gurunya membicarakan Pat Liong
Thian Im. Ekspresi wajahnya seakan berharap, kelak apabila
Pat Liong Thian Im lahir, dia dapat menyelamatkan rimba
persilatan.
Teringat akan hal itu, mendadak dia mengeluarkan suara
siulan panjang untuk melawan suara harpa itu demi
menyelamatkan semua orang.
Di saat itulah nada suara harpa itu berubah, bagaikan
laksaan kuda sedang berpacu, bahkan juga mengandung
hawa nafsu membunuh. Selain itu, kedengarannya seperti
suara jeritan tangis kaum wanita dan suara kaum anak gadis
minta toIong,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun Di saat itulah
mendadak keadaan di depan matanya berubah,
Dia melihat keadaan di puncak Sian Jin Hong berubah
mengenaskan Tampak belasan anak gadis dan beberapa
wanita tua dicambuki oleh belasan lelaki, sehingga sekujur
badan mereka berlumuran darah.
Begitu menyaksikan keadaan itu, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek langsung melesat ke arah dua lelaki diantara
belasan lelaki itu sekaligus melancarkan dua buah pukulan. -
Bum! Bum!
Kedua lelaki itu terpental belasan depa. Setelah
melancarkan kedua pukulan itu, mendadak hati Tong tiang
Pek tersentak Kini di puncak Sian Jin Hong hanya terdapat
orang berkepandaian tinggi, lalu dari mana munculnya para
919
penjahat itu? seketika itu juga dia tersadar bahwa dirinya
telah terpengaruh oleh suara harpa.
Dia terkejut bukan kepalang dan langsung mencelat ke
belakang beberapa depa, kemudian duduk bersila.
Dia memejamkan mata dan mengosongkan pikiran, lalu
menghimpun hawa murni. Tadi ketika di depan matanya
muncul bayangan-bayangan khayalan, dia sudah tidak
mendengar suara harpa tersebut.
Tentunya bukan suara harpa itu yang berhenti, melainkan
dia yang sudah terpengaruh oleh suara harpa itu, maka tidak
mendengar suara harpa lagi,
Bisa tersentak sadar dan mencelat ke belakang, lalu duduk
bersila menghimpun hawa murni, hanya Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek seorang diri, tiada orang kedua lagi,
Setelah menghimpun hawa murni, hati Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek mulai tenang, barulah dia berani membuka
matanya.
Seketika keringat dinginnya mengucur keluar dari sekujur
badannya karena dilihatnya di puncak Sian Jin Hong itu telah
berubah menjadi seperti neraka. Entah berapa banyak mayat
bergelimpangan di situ. Tampak pula orang-orang yang
terluka parah merintih-rintih, dan puluhan orang sedang
bertarung mati-matian.
Mereka yang bertarung itu adalah tokoh-tokoh yang amat
terkenal dalam rimba persilatan Tiam Cong, Go Bi, Liok Ci
Siansing, Tiat Cit Siong Jin, Pik Giok Sen, Tujuh Dewa dan
para jago tangguh Bu Tong Pai. Beberapa di antara mereka
920
sudah terluka parah, sehingga sekujur badan berlumuran
darah, tapi mereka masih bertarung mati-matian.
Yang membuat orang berduka, yakni mereka semua
berasal dari golongan lurus, yang tidak seharusnya saling
membunuh
Namun kini, mereka semua justru sedang bertarung matimatian,
Yang mengherankan justru Thian Hou Lu Sin Kong
melawan Ang Eng Leng Long kakak seperguruannya.
sedangkan Sui Cing Sianjin telah membunuhi adik
seperguruannya sendiri dengan Hud Bun Kim Kong Tay Yok
Ciang (llmu Pukulan Sakti Arahat Emas), Kepala Tiat Tau Ceng
(Padri Kepala Besi) pecah dan otaknya berhamburan ke manamana.
Tujuh Dewa merupakan tujuh saudara angkat yang selalu
damai dan rukun itu pun sedang bertarung mati-matian,
Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek ketika menyaksikan peristiwa itu.
Dia ingin bangkit untuk meleraikan pertarungan itu,
namun dia sendiri tahu, bahwa saat ini dirinya harus
menghimpun hawa murni untuk melawan suara harpa, kalau
tidak, dirinya pasti celaka.
Apa boleh buat! Dia terpaksa harus diam menyaksikan
kejadian bunuh-membunuh itu.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek juga tahu, bahwa kini
mereka yang sedang bertarung itu sama sekali tidak tahu
kalau bertarung dengan kawan sendiri. Mereka pasti seperti
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tadi, di depan mata muncul
921
bayangan halusinasi, begitu banyak kaum anak gadis dan
kaum wanita tua disiksa oleh para penjahat, maka mereka
langsung turun tangan menolong, sehingga terjadi
pertarungan mati-matian.
Saat ini, suara harpa itu bernada " jahat" dan "Duka",
maka siapa yang mendengarnya pasti memasuki alam
khayalan sekaligus menyaksikan pe-nyiksaan itu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek cuma menyaksikan itu,
sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Tampak beberapa
orang berjatuhan mandi darah lagi, sedangkan Lu Sin Kong
dan Ang Eng Leng Long masih bertarung mati-matian, dan
masing-masing mengeluarkan jurus-jurus yang mematikan.
Lu Sin Kong dan Ang Eng Leng Long adalah saudara
seperguruan. Mereka pun adik seperguruan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek.
Ketika Tong Hong Pek diusir dari pintu perguruan, para
adik seperguruannya justru terus-menerus berlutut di depan
Beng Tu Lojin, mohon pengampunan untuknya, maka betapa
terharunya Tong Hong Pek ketika itu.
-ooo0ooo-
Bab 42
Hati Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek seperti tersayat
ketika menyaksikan Lu Sin Kong dan Ang Eng Leng Long
bertarung mati-matian.
922
Dia mendongakkan kepala, dilihatnya tandu mewah itu
hanya berjarak lima enam depa dari dirinya,
Berdasarkan kepandaiannya sekali melesat mudah saja dia
mencapai tandu mewah tersebut
Walau orang di dalam tandu mewah menggunakan Pat
Liong Thian Im mempengaruhi para jago di tempat itu, namun
belum tentu dia berkepandaian tinggi. Maka asal dia dapat
melesat ke tandu mewah itu, kemungkinan besar akan dapat
menyelamatkan semua orang,
Di saat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sedang "berpikir,
hatinya justru tergoncang beberapa kali,
Dia segera menenangkan hati, lalu menghimpun
Lweekangnya, Mendadak dia bersiul panjang, kemudian
badannya bergerak Lweekang Tong Hong Pek amat tinggi,
maka suara siulannya bergema sampai sepuluh mil.
Akan tetapi, saat ini yang dihadapinya adalah Pat Liong
Thian Im. Begitu suara siulannya bergema, seketika juga
tertekan oleh suara harpa.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu, bahwa suara
siulannya tidak dapat menekan suara harpa itu. Namun dia
tetap bersiu!, maksudnya agar dirinya sementara tidak
terpengaruh oleh suara harpa, itu memang ada sedikit
gunanya, sebab badannya langsung bisa bergerak, bahkan
dalam sekejap dia sudah mencapai atap tandu, dan sekaligus
melancarkan puku!an,
Pukulan itu dilancarkannya dengan sepenuh tenaga, maka
betapa dahsyatnya, bagaikan ombak menderu-deru dan
seperti gempa bumi.
923
Akan tetapi, mendadak terdengar suara "Bum Bum”
bagaikan suara geledek, amat memekakkan telinga.
Setelah terdengar suara itu, badan Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek terpental jatuh,
Buuuk!
Seketika telinganya tidak mendengar suara apa pun, dan
matanya tidak melihat apa-apa. Sepi dan gelap,
Bersamaan itu, dia juga merasa darahnya bergolak, suara
ledakan tadi bagaikan sebuah martil yang beratnya ribuan kati
menghantam dadanya,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sudah tidak peduli musuh
berada di dekatnya atau tidak, langsung duduk bersila
menghimpun hawa murni.
Kira-kira sepeminum teh kemudian, perlahan-Iahan dia
membuka matanya.
Pertama-tama yang dilihatnya adalah atap tandu mewah
itu, ternyata telah hancur tidak karuan.
Di sisi tandu mewah itu terdapat dua sosok mayat, juga
telah hancur tidak berbentuk manusia, ternyata mayat kedua
penggotong tandu mewah.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tahu bahwa itu adalah
akibat pukulannya, Namun tidak tampak mayat orang yang
memetik harpa, jelas dia sudah kabur.
Pukulan yang dilancarkannya tadi dahsyat sekali, tapi
orang yang ada di dalam tandu mewah itu masih dapat
924
meloloskan diri. Hal itu membuktikan kepandaian orang itu
amat tinggi, sebab dapat menangkis pukulan yang
dilancarkannya,
Berpikir sampai di situ, hati Tong Hong Pek terasa dingin,
Kemudian dia perlahan-Iahan bangkit berdiri dan membalikkan
badannya Dilihatnya pedang Ang Eng Leng Long menembus
dada Lu Sin Kong, sedangkan golok Lu Sin Kong masuk ke
dalam leher Ang Eng Leng Long dan mereka berdua telah
tewas.
Di antara para jago, tampak Pik Giok Sen dan Bu Tong Sen
Hong Kiam Khek telah kehilangan sebelah lengan dan darah
masih mengucur dari bekas lukanya, Mereka berdua duduk di
atas batu dengan wajah pucat pias, sama sekali tidak menotok
jalan masing-masing, agar darah tidak terus mengucur
Tiat Cit Siong Jin tergeletak di atas senjatanya sendiri,
mungkin masih belum mati,
Tujuh Dewa itu telah mati empat orang, hanya tertinggal
si sastrawan Se Chi, Lim Hau dan Fang Sien, tapi ketigatiganya
menderita luka parah. Di sisi mereka tampak Liok Ci
Siansing, yang sudah tak bernafas lagi,
Pihak Tiam Cong Pai, Hong Lui Pek Lek Kianv Lam Kiong
Seh sudah menjadi mayat di sisi Liok Ci Siansing, sedangkan
kedua kaki ketua Tiam Cong Pai Chu Liok Khie, telah buntung,
Para jago lain sudah menjadi mayat semua, Yang tidak
terluka hanya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Sui Cing
siansu ketua Go Bi Pai yang menyucikan diri Saat ini Sui Cing
Siansu berdiri mematung dengan mata terpejam dan kepala
mendongak tak bergerak sama sekali. sedangkan Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek diam tak bersuara,
925
Berselang beberapa saat kemudian, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek menghela nafas panjang, kemudian berkata dengan
suara dalam.
"Sui Cing Siansu, kenapa tidak menolong orang-orang
yang terluka, malah berdiri memandang langit?"
Saat ini Sui Cing Siansu masih tidak mengenali suara Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek. Namun dengan badan bergetar
dia menyahut dengan suara serak.
"Petaka telah tiba, bisa lolos kali ini, tidak akan lolos lain
kali. Mereka kita tolong juga percuma, Siancai Siancai!"
Tong Hong Pek mcndengus.
"Hm! Bagaimana tiada jalan?Tadi aku melancarkan sebuah
pukulan, sehingga membuat iblis itu kabur! itu pertanda masih
ada jalan! Siansu amat terkenal dan berkedudukan tinggi
dalam rimba persilatan Asal Siansu berniat, tentunya dapat
mengumpulkan para jago dalam rimba persilatan! Namun kini
kenapa Siansu malah putus asa?"
Apa yang dikatakan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek,
memang masuk akal dan bernada gagah, dan itu sungguh
mengejutkan Sui Cing Siansu,
"Omitohud!" ucap Sui Cing Siansu dan bertanya,
"Sebetulnya siapa kau?"
Ketika menyaksikan kematian saudara seperguruannya
yang begitu mengenaskan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
nyaris memberitahukan identitasnya.
926
Akan tetapi, dia pun teringat akan niatnya mendirikan
sebuah perguruan baru, maka sementara harus merahasiakan
identitas dirinya,
Lagipula kalau dia memberitahukan identitasnya mungkin
para jago dalam rimba persilatan akan membencinya,
termasuk Sui Cing Siansu, oleh karena itu, Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek hanya tertawa panjang, lalu melesat ke arah
Pik Giok Sen dan menotok jalan darah di bahunya agar darah
tidak terus mengucur
Sui Cing Siansu melihat dia tidak mau menjawab, dia pun
tidak mau bertanya lagi kemudian dia mulai mengobati orangorang
yang terluka parah.
Hampir setengah harian, barulah mereka menyelesaikan
pekerjaan itu. Saat ini, sang surya sudah mulai condong ke
barat.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berdiri termangu-mangu,
Dia tahu jelas dalam hati, apabila tidak membasmi si pemetik
harpa itu, tentu dirinya tidak akan dapat kembali gagah
seperti dulu,
Oleh Karena itu, setelah berdiri termangu sejenak, dia
melesat pergi meninggalkan puncak Sian Jin Hong dan mulai
menyelidiki asal-usul tandu mewah tersebut. Tidak disangkasangka,
justru di tengah jalan dia melihat sebuah kereta
mewah sedang melaju ke arah utara,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek langsung menempuh ke
arah utara untuk mengejar kereta mewah itu,
Beberapa hari kemudian, dia tiba di sekitar gunung Pak
Bong San, masih ada orang melihat kereta mewah tersebut
927
Kejadian di puncak Sian Jin Hong, memang telah
menggemparkan seluruh rimba persilatan. sebelum tandu
mewah itu muncul di puncak Sian Jin Hong, sudah banyak
orang meninggalkan puncak tersebut, maka mereka terhindar
dari petaka itu,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek amat cerdas, maka tahu
bahwa kejadian di puncak Sian Jin Hong, pasti diatur secara
rapih oleh orang yang berada di dalam tandu mewah. Terlebih
dahulu orang itu membuat para jago tangguh beberapa partai
bentrok, setelah itu barulah turun tangan membasmi mereka
dengan Pat Liong Thian Im. Kelihatannya si pemilik harpa
maut itu ingin menguasai dunia persilatan
Setelah berpikir secara seksama, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek merasa dugaannya tidak meleset
Namun ada satu hal yang dia tidak mengerti, yakni siapa
sebetulnya iblis pemilik harpa maut itu?
Ketika mulai mendekati gunung Pak Bong San, Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek menduga, apakah pemilik harpa maut
itu si Nabi Setan-Seng Ling?
Namun kemudian dia membantah dugaannya sendiri,
sebab kalau benar pemilik harpa maut itu si Nabi Setan-Seng
Ling, yang mana telah memiliki Pat Liong Thian Im, tidak
mungkin dia masih mau menculik Lu Leng untuk menekan Lu
Sin Kong.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek terus mengejar kereta
mewah tersebut, tapi justru malah bertemu Tam Goat Hua di
dalam rimba itu,
928
Begitu mengetahui Tam Goat Hua berhasil menolong Lu
Leng, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek girang bukan main,
Namun ketika mendengar Lu Leng menghilang lagi, dia marah
sekali, lalu mencaci maki Tam Goat Hua, dan setelah itu,
barulah pergi.
Setelah pergi, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mencari Lu
Leng di sekitar daerah itu. Ketika Tam Goat Hua dan Oey Sim
Tit menuju sebuah rumah besar, dia sudah mengikuti di
belakang mereka.
Llmu Ginkangnya amat tinggi, maka Tam Goat Hua dan
Oey Sim Tit sama sekali tidak tahu kalau diikutinya.
Setelah Tam Goat Hua memasuki rumah besar itu, Giok
Bin Sin Kun-Tong Hong Pek segera melesat ke atapnya dan
terus mengintip gerak-gerik Tam Goat Hua. Betapa kagumnya
ketika menyaksikan bagaimana sikap gadis itu menghadapi
Liat Hwe Cousu, Di antara Tong Hong Pek dan Tam Goat Hua
terdapat perselisihan usia yang begitu jauh, tapi Tong Hong
Pek tidak memikirkan hal itu,
Dia hanya merasa Tam Goat Hua merupakan gadis yang
amat berani dan gagah, bahkan amat cerdas, maka pantas
menjadi temannya,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek terus mengintip, Ketika
Tam Goat Hua dan Oey Sim Tit dalam keadaan bahaya,
barulah dia muncul mendadak.
Apa yang terjadi selanjutnya, sudah diceritakan di atas.
Seusai Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menutur, wajah Lu
Leng tampak merah padam, kemudian dia berkata dengan
lantang,
929
"Kalau begitu, pembunuh ayahku adalah iblis yang
memetik harpa itu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut.
"Memang dia. Kelihatannya pelaku yang muncul dalam
rimba persilatan, juga dia yang menimbuikan-nya."
Lu Leng mengepalkan tangannya seraya berkata,
"Kalau tidak membalaskan dendam ayahku, aku tidak mau
jadi orang!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tersenyum,
"Tentu! Kalau tidak, bagaimana aku bersedia menerimamu
sebagai murid?"
Mendadak Lu Leng bertanya,
"Tempat tinggal iblis itu, entah berada di mana?"
Tam Goat Hua langsung menyahut tanpa sadar
"Aku tahu!"
Lu Leng segera menggenggam tangan gadis itu erat-erat
seraya bertanya,
"Kakak Goat, cepat katakan di mana tempat tinggal iblis
itu!"
Tam Goat Hua menyahut
930
"Adik Leng, kau jangan terburu nafsu! Aku pun tidak akan
tinggal diam mengenai dendam kematian ayahmu, Tempat
tinggal iblis itu, tidak jauh dari sini,"
Kemudian Tam Goat Hua menutur tentang dirinya ketika
kehujanan, lalu berteduh di sebuah rumah besar,
Usai mendengar penuturan gadis itu, Lu Leng berkata,
"Guru, Kakak Goat! Mari kita cari dia sekarang!"
Wajah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek langsung berubah.
"Tidak boleh!"
Lu Leng tertegun.
"Mengapa?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tampak serius,
"Di puncak Sian Jin Hong, ketika aku melancarkan sebuah
pukulan, justru mendadak terdengar seperti suara ledakan,
sehingga membuatku terpental. Ternyata suara harpa, Oleh
karena itu, kita tidak bisa mendekatinya, harus menggunakan
suatu siasat"
Bagian 19
Tiba-tiba Lu Leng teringat apa yang dialaminya ketika
berada di luar kota Lam Cong, Dia pernah melihat sebuah
harpa kuno di dalam kereta mewah.
931
Tanpa sengaja dia memetik salah satu tali senar harpa itu,
kemudian timbullah suara yang amat memekakkan telinga,
sehingga mengejutkan kuda penarik kereta mewah tersebut.
Teringat akan kejadian itu, Lu Leng pun percaya akan apa
yang dikatakan gurunya.
Seketika dia diam, namun sepasang matanya berapi-api.
Menyaksikan itu Tam Goat Hua tahu Lu Leng yang beradat
keras itu pasti merasa penasaran dalam hati Gadis itu khawatir
Lu Leng akan membuat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
tersinggung, maka segera berkata,
"Adik Leng, kau harus dengar kata-kata.... Tuan Tong
Hong!"
Lu Leng tidak menyahut, hanya mengeluarkan suara
dengusan.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata sungguhsungguh,
"Kita tahu tempat tinggalnya, tapi tidak boleh ke sana,
bahkan harus menghindar lebih jauh."
Tam Goat Hua segera bertanya,
"Tuan Tong Hong, kalau begitu, apakah kita harus
menyiarkannya terus malang-melintang saja?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening dan
tersenyum hambar, sehingga membuatnya kelihatan
bertambah tampan,
932
Tam Goat Hua sedang berbicara dengannya, tentunya
harus memandangnya, Ketika menyaksikan Tong Hong Pek
begitu tampan menawan hati, seketika hatinya berdebar-debar
kacau, untung Tong Hong Pek cepat menyahut, kalau tidak
pasti gadis itu terus terkesima, setelah tersenyum, Giok Bin
Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut,
"Tentu tidak, sebab aku telah menyadarkan Sui Cing
Siansu. Lagipula ayahmu pun ke puncak Sian Jin Hong, pasti
bertemu Siansu itu dan mereka berdua tentu akan
mengundang para jago tangguh dalam rimba persilatan guna
merencanakan sesuatu."
Tam Goat Hua menarik nafas panjang.
"Aaaah! Kenapa Pat Liong Thian Im itu, tidak jatuh ke
tangan pendekar berhati bajik?"
Begitu mendengar ucapan itu, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek langsung tertawa gelak,
"Ha ha ha!"
Tam Goat Hua tertegun, Dia menatap Tong Hong Pek
dengan mata terbelalak sambil bertanya.
"Tuan Tong Hong, kenapa tertawa gelak? Apakah tidak
benar perkataanku tadi?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa lagi, lalu
menyahut
"Tentu tidak, Cobalah pikir, apakah dalam rimba persilatan
terdapat pendekar yang berhati bajik?"
933
Tam Goat Hua diam saja, namun keningnya tampak
berkerut, pertanda dia tidak setuju akan perkataan laki-laki
itu.
Sebelum gadis itu membuka mulut, Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek sudah berkata.
"Seandainya ada pendekar berhati bajik dalam rimba
persilatan, tapi begitu memperoleh Pat Liong Thian Im,
hatinya pasti berubah."
Tam Goat Hua tercengang,
"Kenapa bisa begitu?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menjawab sambil
tersenyum.
"Karena pasti timbul suatu niat, yaitu ingin menjagoi rimba
persilatan, otomatis membuatnya berubah menjadi jahat. Pat
Liong Thian Im memang merupakan ilmu yang teramat tinggi,
namun juga membawa petaka dalam rimba persilatan,"
Karena masuk akal apa yang dikatakan Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek, gadis itu manggut-manggut dan tidak banyak
bicara lagi,
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa, setelah itu
memakai lagi kedok "Buddha Tertawa" itu.
"Mari kita pergi!"
Lu Leng yang masih begitu muda, tentunya tidak begitu
mengerti akan perkataan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
934
tadi, Maka, begitu mendengar orang itu mau pergi, dia
langsung bertanya,
"Mau ke mana, Guru?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menyahut dengan dingin,
"Meninggalkan tempat ini, makin jauh makin baik."
Bibir Lu Leng bergerak-gerak, Kelihatannya dia ingin
mengatakan sesuatu, namun dibatalkannya,
Giok Bin Sin Kun-tong Hong Pek sudah mengayunkan
kakinya, Tam Goat Hua dan Lu Leng segera mengikutinya,
Bagaimana ekspresi wajah Lu Leng, tidak terlepas dari
mata Tam Goat Hua. Maka, gadis itu tahu bahwa saat ini Lu
Leng amat tidak puas terhadap Tong Hong Pek. Tam Goat
Hua ingin membuka mulut menasihatinya, namun tidak tahu
harus bagaimana menasihatinya, Lagipula dirinya berada di
tengah-tengah Lu Leng dan Tong Hong Pek, maka timbul
suatu hubungan yang agak ganjil dan itu membuat pikirannya
kacau.
Berselang beberapa saat kemudian, mereka bertiga
memasuki sebuah kota kecil
Ketika itu hari pun sudah gelap, maka mereka bertiga
bermalam di sebuah penginapan.
Walau sudah larut malam, Tam Goat Hua masih tidak bisa
pulas. Hati dan pikirannya diliputi rasa geli sah. Dia bersama
Lu Leng menempuh bahaya dan bersama pula menghadapi
berbagai macam kesulitan sehingga meninggalkan suatu
kesan di dalam hatinya,
935
Akan tetapi, setelah bertemu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek, gadis itu pun merasa bahwa Tong Hong Pek jauh lebih
menarik dari Lu Leng, Bersama laki-laki itu dia merasa aman
dan tidak perlu merasa takut terhadap apa pun. Berpikir
sampai di situ, wajahnya langsung memerah.
Tam Goat Hua terus berpikir, akhirnya hampir pulas.
Mendadak dia mendengar langkah seseorang di dekat jendela,
kemudian terdengar pula suara ketukan di jendela itu.
Gadis itu segera meloncat bangun dan bersiap-siap
menghadapi segala kemungkinan Di saat itu terdengar suara
seruan rendah.
"Kakak Goat! Kakak Goat! Kau sudah tidur?"
Begitu mendengar suara Lu Leng, seketika Tam Goat Hua
menarik nafas lega, dan segera membuka daun jendela,
Dilihatnya Lu Leng berdiri di luar jendela dengan wajah serius.
Begitu melihat Lu Leng, Tam Goat Hua pun dapat
menduga sedikit maksud tujuannya.
Gadis itu langsung berkata dengan suara rendah,
"Adik Leng, apakah kau sudah tidak mau mendengar
perkataan gurumu?"
Wajah Lu Leng memerah, karena Tam Goat Hua telah
membaca pikirannya. Kemudian dia menyahut dengan suara
rendah.
936
"Kakak Goat, aku sudah tahu siapa pembunuh ayahku,
tapi kenapa kita malah harus menghindar?"
Tam Goat Hua menjulurkan tangannya. Ditariknya Lu Leng
ke dalam kamar, lalu berkata.
"Adik Leng, apakah kau mau pergi mengantar nyawa?"
Sepasang mata Lu Leng tampak membara.
"Tak peduli apa pun, aku harus pergi mencari musuhku
itu! Kakak Goat, maukah kau ikut aku?"
seandainya Tam Goat Hua belum bertemu Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek saat ini pasti mengiyakan pertanyaan Lu
Leng itu.
Namun setelah berkenalan dengan Tong Hong Pek, dia
merasa setiap perkataan Tong Hong Pek masuk diakal, Tanpa
sadar, perasaannya telah terpengaruh oleh Tong Hong Pek.
Oleh karena itu, tanpa mempertimbangkan lagi dia
langsung menyahut
"Adik Leng, jangan omong yang bukan-bukan, kau tidak
boleh pergi!"
Di wajah Lu Leng tersirat rasa kecewa dan kemudian dia
berkata,
"Kakak Goat, kalau begitu kau tidak mau ikut aku?"
Tam Goat Hua tersenyum getir
937
"Bukan hanya itu, bahkan kau pun tidak boleh pergi ke
mana-mana!"
Lu Leng menundukkan kepala dan tak bersuara sama
sekali
Tam Goat Hua segera berkata,
"Adik Leng, kalau kau tidak mau menurut perkataanku aku
akan membanguni Tuan Tong Hong, agar dia yang
melarangmu."
Lu Leng cepat-cepat menggoyang-goyangkan tangannya
seraya berkata cepat,
"Kakak Goat, jangan membanguni Guru! Aku... aku
menurut perkataanmu!"
Tam Goat Hua tersenyum.
"lni baru benar! cepatlah kau pergi tidur!"
Lu Leng membalikkan badannya mendekati jendela, lalu
menoleh kan kepala memandang gadis itu seraya berkata
dengan wajah kemerah merahan.
"Kakak Goat, aku amat suka kepadamu."
Mendengar ucapan itu, wajah Tam Goat Hua memerah
dan hatinya agak berdebar-debar
"Adik Leng, aku pun sama," sahutnya.
938
Lu Leng memandangnya sambil tersenyum, kemudian
mereka berdua berpeluk-pelukan,
Berselang sesaat, barulah mereka melepaskan pelukan
masing-masing. Namun mereka berdua masih saling
menggenggam tangan sambil memandang keluar jendela,
Keadaan di luar gelap gulita, sama sekali tiada sinar
rembulan maupun bintang, Sesaat kemudian Lu Leng berkata.
"Aku pergi!"
Tam Goat Hua menyahut "Ng", tapi tak bergeming dari
tempatnya, sedangkan Lu Leng meloncat keluar melalui
jendela itu,
Gadis itu berdiri di dekat jendela. Sekejap Lu Leng sudah
menghilang, Saat ini, hati Tam Goat Hua bertambah kacau.
Tadi apa yang diucapkan Lu Leng amat jelas sekali di
telinganya, Padahal dia dan Lu Leng memang merupakan
pasangan yang serasi. Akan tetapi, justru muncul Giok Bin Sin
Kun-Tong Hong Pek di tengah-tengah mereka.
Lama sekali Tam Goat Hua berdiri di situ, kemudian
menghela nafas panjang sekali. Ketika dia baru mau
membalikkan badannya, mendadak pikirannya teringat
sesuatu, dan itu membuatnya amat terkejut.
Dia segera membayangkan kembali gerak-gerik Lu Leng,
dan seketika dia merasa bahwa gerak-gerik anak muda itu
agak ganjil
Cinta yang bersemi di antara mereka berdua bukan di
mulai dari hari ini, tapi boleh dikatakan sudah cukup lama, dan
939
masing-masing menyimpannya dalam hati, tak pernah
mencurahkannya.
Lagipula, Lu Leng sangat menghormatinya, maka
seharusnya tidak begitu berani mengucapkan kata-kata itu.
Hanya ada satu kemungkinan Lu Leng telah berpikir
bahwa dirinya sendiri akan menemui suatu bahaya bahkan
mungkin juga nyawanya akan melayang malam ini, maka dia
memberanikan diri mencetuskan kata-kata dalam hatinya,
itu berarti ketika pergi ke kamar Tam Goat Hua, Lu Leng
telah mengambil keputusan untuk pergi mencari pembunuh
ayahnya, Di saat meninggalkan kamar Tam Goat Hua,
keputusannya itu tidak berubah sama sekali, tapi gadis itu
malah mengira Lu Leng telah mendengar nasihatnya.
Tam Goat Hua teringat akan kelihayan dan kedahsyatan
Pat Liong Thian Im, dan teringat pula akan ayahnya yang
berkepandaian tinggi juga masih terluka parah, Dia pun tahu
bahwa Lu Leng beradat begitu keras, jika melihat iblis itu pasti
memunculkan diri
Berpikir sampai di situ, tanpa ayal lagi Tam Goat Hua
segera melesat keluar melalui jendela, dan langsung menuju
ke kamar Lu Leng, Didorongnya daun jendela kamar itu seraya
berseru-seru,
"Adik Leng! Adik Leng!"
Begitu memanggil dua kali tiada sahutan, dia langsung
melongok ke dalam, tapi tidak melihat Lu Leng, seketika itu
juga dia panik, karena dugaannya tidak meleset Ketika dia
baru mau membalikkan badannya untuk pergi
940
memberitahukan kepada Tong Hong Pek, mendadak
mendengar suara langkah yang amat ringan di belakangnya,
Tam Goat Hua segera membalikkan badannya,
Yang dilihatnya bukan kedok yang aneh, melainkan seraut
wajah yang amat tampan menawan hati,
Gadis itu segera memberitahukan
"Tuan Tong Hong, adik Leng sudah pergi."
Wajah Tong Hong Pek langsung berubah serius. Tam Goat
Hua bertanya dengan suara rendah,
"Bagaimana kalau kita pergi mengejarnya?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek balik bertanya.
"Kau tahu dia ke kemana?"
Tam Goat Hua manggut-manggut,
"Tahu, Dia pergi mencari si iblis Harpa untuk menuntut
balas."
Air muka Tong Hong Pek berubah, kemudian dia
membanting kaki seraya berkata sengit.
"Anak itu! Mari cepat kita kejar!"
Tong Hong Pek menjulurkan tangannya, ternyata dia
mengapit Tam Goat Hua di bawah ketiaknya
941
Seketika wajah gadis itu memerah sampai ke telinga,
bahkan hatinya deg-degan tidak karuan.
Tong Hong Pek berbisik,
"Mari kita berangkat, kau sebagai penunjuk ja-lan!"
Tam Goat Hua tahu bahwa Tong Hong Pek tidak
bermaksud apa-apa, hanya khawatir karena Ginkang-nya
rendah tak dapat mengikutinya, maka meng-apitnya agar bisa
lebih cepat,
Namun meskipun begitu, hatinya tidak terluput dari degdegan.
Belum pernah dia begitu dekat dengan kaum lelaki,
lagipula lelaki itu amat menarik hatinya, maka tidak
mengherankan kalau hatinya berdebar-debar tidak karuan,
Kemudian dia mengangguk, sekaligus mengeluarkan suara
"Ng", sebagai jawabannya, Di saat bersamaan, Tong Hong Pek
melesat pergi,
Tam Goat Hua merasakan adanya angin menderu-deru
melewati telinganya, Dapat dibayangkan betapa tingginya
Ginkang Tong Hong Pek. sedangkan Tam Goat Hua terus
menunjuk jalan, Dalam waktu satu jam mereka sudah
menempuh enam puluh mil lebih, maka rumah besar yang
dituju sudah tidak begitu jauh.
Tak seberapa lama kemudian tibalah mereka di depan
rumah besar tersebut Tam Goat Hua memandang ke depan,
lalu mendadak mengeluarkan suara "iih”
942
Begitu mendengar suara itu, Tong Hong Pek segera
menghentikan langkahnya, Kini mereka sudah berada di depan
rumah besar itu.
Akan tetapi, rumah besar itu kini sudah tidak ada. Di
bawah sinar bulan yang remang-remang, tampak rumah besar
itu telah berubah menjadi abu, bahkan masih tampak sedikit
asap,
Betapa herannya Tam Goat Hua.
"Tuan Tong Hong, memang tempat ini, tapi kenapa sudah
musnah?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menatapnya seraya
bertanya.
"Kau tidak salah ingat?" Tam Goat Hua menyahut "Tentu
tidak. Hari itu aku berteduh di rumah ini."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening.
"lni justru sungguh aneh. Kelihatannya Lu Leng juga tidak
berada di sini."
Tam Goat Hua segera berseru-seru.
"Adik Leng! Adik Leng!"
Hanya suara seruan Tam Goat Hua yang bergema, sama
sekali tiada suara sahutan,
Tong Hong Pek segera bergerak berputar di sekitar tempat
itu, Ketika sampai di sudut sebelah timur, dia berhenti dan
943
mendadak membentak keras sambil melancarkan sebuah
pukulan.
Ternyata pukulannya diarahkan ke sebuah pilar yang telah
patah, Besar pilar itu sepelukan orang, namun begitu
terhantam pukulan Tong Hong Pek langsung patah dan
melayang ke atas,
Semula Tam Goat Hua mengira bahwa Tong Hong Pek
menemukan Lu Leng, namun tiba-tiba laki-laki membentak
"Siapa?"
Seketika tampak dua sosok bayangan mencelat ke atas,
Gerakan kedua sosok bayangan itu amat cepat dan setelah
mencelat ke atas, lalu berjungkir balik menerjang ke arah
Tong Hong Pek.
Sepasang bahu Tong Hong Pek bergerak, ternyata dia
telah menggerakkan sepasang telapak tangannya untuk
menangkis.
Sebelum terjangan kedua sosok bayangan itu sampai ke
arah Tong Hong Pek, sekonyong-konyong terdengar suara
siulan dan seketika mereka terpental ke belakang, Namun
gerakan mereka berdua sungguh cepat, bagaikan gulungan
asap menerjang ke arah Tam Goat Hua.
Begitu melihat kedua orang itu menerjang ke arah nya,
Tam Goat Hua segera bergerak cepat untuk menghindar
namun serangkum tenaga yang amat dahsyat telah mengarah
bagian dadanya.
944
Tadi menyaksikan gerakan kedua orang itu begitu gesit
dan cepat, Tam Goat Hua sudah menduga kedua orang itu
pasti berkepandaian tinggi, maka dia tidak berani menangkis,
melainkan berkelit lagi,
Setelah berhasil berkelit, barulah Tam Goat Hua melihat
jelas kedua orang itu, dan langsung berseru.
“Ternyata kalian berdua!"
Kedua orang itu tidak menyahut namun dalam sekejap
mereka berdua sudah mencelat mundur belasan depa,
Di saat bersamaan, terdengar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mengeluarkan siulan panjang, lalu membentak
"Berhenti!"
Kedua orang itu langsung berhenti dan itu membuat Tam
Goat Hua terheran-heran, sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek tertawa dingin sambil menghampiri mereka,
Kedua orang itu membalikkan badan, ternyata Kim Kut Lau
dan Hek Sin Kun.
-ooo0ooo-
Bab 43
Saat ini wajah kedua orang itu tampak ketakutan Padahal
mereka berdua tergolong iblis yang telah lama malang
melintang dalam rimba persilatan, namun kini mereka berdua
berdiri beradu punggung sepertinya menghadapi musuh besar
945
Tak seberapa lama kemudian Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek sudah berada di hadapan kedua orang itu,
Tong Hong Pek berkata dengan dingin sekali.
"selamat bertemu!"
Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun saling memandang sejenak,
kemudian Hek Sin Kun menyahut
"Ternyata Saudara Tong Hong, memang selamat
bertemu!"
Tong Hong Pek mengerutkan kening sambil menghardik.
"Dengan dasar apa kalian menyebutku Saudara?"
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau amat terkenal dalam rimba
persilatan, terutama Hek Sin Kun. Di gunung Thay San dia
merupakan raja, lagipula dia memiliki ilmu pukulan Hek Sah
Ciang yang amat beracun dan lihay.
Akan tetapi, saat ini Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
justru tidak sungkan-sungkan menghardik mereka, dan kedua
orang itu sama sekali tidak berani bersuara,
Tong Hong Pek bertanya dengan dingin,
"Kalian berdua berbuat apa di sini?"
Hek Sin Kun menyahut
946
"Sesungguhnya kami mau pergi ke istana Setan untuk
menemui Setan Tua Seng Ling, kebetulan melewati tempat
ini."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendengus.
"Hm! Tadi kalian melihat seorang pemuda kemari?"
Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun saling memandang sejenak,
kemudian Hek Sin Kun menyahut
"Kami juga baru tiba, tapi sepertinya ada seorang lelaki
dan seorang wanita melesat pergi, entah mereka yang dicari
Tuan Tong Hong atau bukan?"
Tong Hong Pek mengerutkan kening.
" Seorang lelaki dan seorang wanita?"
Kim Kut Lau mengangguk.
“Tidak salah."
Tong Hong Pek berpikir sejenak, dia yakin Lu Leng ke
tempat ini tidak akan bersama siapa pun. Mereka yang
dimaksudkan itu pasti orang lain, Lu Leng belum sampai di
sini, pasti terjadi sesuatu di " tengah jalan,
Setelah berpikir sejenak, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
lalu mengibaskan tangannya,
"Kalian berdua pergilah!"
947
Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun segera mencelat ke belakang
beberapa depa, namun mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong
Hong Pek berseru.
"Tunggu!"
Kedua orang itu langsung berhenti dan bertanya.
"Tuan Tong Hong mau pesan apa?"
Giok Bin Sin Kun mendongakkan kepala memandang langit
Tam Goat Hua yang berdiri di sebelahnya melihat di wajah
Tong Hong Pek tersirat suatu penderitaan, dan itu membuat
gadis tersebut terheran-heran. Berse!ang sesaat, Tong Hong
Pek menghela nafas seraya bertanya.
"Hek Sin Kun, adik perempuanmu baik-baik saja?"
Pertanyaan tersebut membuat Tam Goat Hua tertegun
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau berdua pernah
memberitahukannya bahwa mereka berdua adalah ipar-ipar
ayahnya, Ketika itu Tam Goat Hua tidak percaya, namun
setelah bertanya kepada ayahnya, barulah dia tahu bahwa itu
benar
Kalau begitu, yang dimaksudkan "Adik Perempuan",
tentunya adalah ibunya sendiri. ini sungguh diluar dugaan
gadis tersebut, karena Tong Hong Pek tidak hanya kenal
ayahnya, bahkan juga kenal ibunya,
Maka, tidak mengherankan kalau gadis itu kemudian
tertegun.
Terdengar Hek Sin Kun menyahut
948
"Adik perempuan ku itu tidak ketahuan rimbanya, sudah
hampir dua puluh tahun."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening,
"Benarkah begitu?"
Hek Sin Kun manggut-manggut
"Tidak salah, kami berdua pun telah berusaha mencarinya,
namun tiada hasilnya, Belum lama ini kami dengar, Cit Sat Sin
Kun muncul kembali, kami justru sedang mencari nya,
seandainya adikku itu sudah celaka di tangannya,.,."
Ketika Hek Sin Kun berkata sampai di situ, mendadak Tong
Hong Pek menggeram, Dan seketika melancarkan pukulan ke
arah sebuah pohon yang berjarak beberapa depa di
belakangnya, membuat pohon yang amat besar itu hancur di
tengah-tengah dan roboh seketika
Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau mundur beberapa langkah,
kemudian tampak termangu-mangu,
Kim Kut Lau berkata.
"Nona Tam pasti tahu kakakku berada di mana."
Tong Hong Pek berpaling memandang Tam Goat Hua.
sepasang matanya menyorot tajam sehingga membuat nyali
gadis itu menjadi ciut,
Tam Goat Hua menarik nafas dalam-dalam, kemudian
memberanikan diri untuk menyahut.
949
“Aku pun tidak tahu ibuku berada di mana”
Tong Hong Pek mengalihkan pandangnya ke arah lain, lalu
berkata sepatah demi sepatah.
"Nona Tam, apakah kau tidak pernah bertanya kepada
ayahmu, di mana ibumu?"
Tam Goat Hua segera menjawab.
"Tentu pernah."
Mendadak suara Tong Hong Pek berubah serius,
"Ayahmu pernah bilang, bahwa dia yang mencelakai
ibumu?"
Tam Goat Hua tertegun mendengar pertanyaan itu,
"Tuan Tong Hong, apakah ayahku orang semacam itu?"
Tong Hong Pek mendengus, namun Tam Goat Hua tidak
tahu apa yang sedang dipikirkannya, hanya merasa urusan
tersebut amat rumit, bahkan mungkin terselip suatu cerita
yang berliku-liku,
Gadis itu cuma tertegun sambil memandang Tong Hong
Pek, sedang Tong Hong Pek berdiri mematung di tempat,
berselang sesaat barulah berkata.
"Kalau kalian berdua tahu jejaknya, harus segera
memberitahukan kepadaku!"
950
Hek Sin Kun dan Kim Kau Lau mengangguk, kemudian
memberi hormat. setelah itu, mereka berdua segera beranjak
pergi.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memandang bulan yang
bersinar remang-remang, lama sekali barulah mengeluarkan
suara helaan nafas.
Tam Goat Hua terus memandangnya, Walau dia tidak tahu
kenapa Tong Hong Pek tampak begitu risau, namun dia yakin
Tong Hong Pek sedang memikirkan sesuatu,
Tam Goat Hua melangkah maju dan bertanya.
"Tuan Tong Hong, apa yang sedang kau pikirkan?"
Giok.Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak menyahut
melainkan hanya menatapnya dengan penuh cinta kasih.
Tam Goat Hua terkejut, tidak tahu harus berkata apa.
Mendadak Tong Hong Pek menggenggam tangannya eraterat.
Itu membuat hati Tam Goat Hua berdebar-debar dan
detak jantungnya pun bertambah cepat,
Di saat itulah Tong Hong Pek justru bergumam,
"Adik Giok" Adik Giok! Apakah kau... pernah melupakan
aku?"
Betapa herannya dalam hati Tam Goat Hua dan wajahnya
pun menjadi ke merah merahan ketika Tong Hong Pek
menyebut dirinya "Adik Giok",
951
"Tuan Tong Hong, kenapa kau? Aku... Goat Hua."
Tong Hong Pek kelihatan seperti baru tersadar dari mimpi.
Pia memandang Tam Goat Hua sejenak, lalu melepaskan
tangannya,
Setelah itu, dia menghela nafas panjang, sekaligus
mengarahkan pandangannya ke arah lain.
Menyaksikan sikap Tong Hong Pek, gadis itu yakin bahwa
Tong Hong Pek terjerat benang-benang cinta di masa Ia1u.
"Adik Giok" yang dimaksud pasti buah hatinya, yang
membuatnya risau hingga saat ini. Tong Hong Pek begitu
tampan dan berkepandaian amat tinggi, masih sulit
melepaskan diri dari jeratan benang-benang cinta, bagaimana
dirinya sendiri? Diam-diam Tam Goat Hua menghela nafas
panjang,
Gadis itu terus berpikir, sehingga membuat hatinya
semakin kacau, Di saat Tong Hong Pek sedang mendongakkan
kepala memandang langit, dia ingin pergi dari situ,
Akan tetapi, dia kembali berpikir lagi, ketika Tong Hong
Pek menggenggam tangannya sambil memanggilnya "Adik
Giok", itu pasti ada sebab musababnya,
Apakah buah hati Tong Hong Pek masa lalu itu mirip
dirinya, ataukah bahkan ibunya sendiri?
Berpikir sampai di situ, maka Tam Goat Hua membatalkan
niatnya untuk pergi dan malah kemudian berseru,
"Tuan Tong Hong!"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghela nafas panjang,
952
"Nona Tam, maafkan sikapku tadi, aku sungguh tak dapat
mengendalikan diri!"
Tam Goat Hua menyahut dengan suara rendah.
"Aku tidak mempersalahkanmu, Tuan Tong Hong, tadi kau
menyebut "Adik Giok", apakah buah hatimu dulu mirip dengan
diriku?"
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membalikkan badannya
lalu menatap Tam Goat Hua dengan lembut sekali seraya
berkata,
"Tidak salah. Dia amat mirip denganmu, sama-sama cantik
jelita."
Tam Goat Hua berusaha menenangkan hatinya setelah itu
barulah berkata,
"Tuan Tong Hong, aku sudah tahu, dia... pasti ibuku."
Tong Hong Pek menundukkan kepala,
"Tidak salah."
Seketika dalam pandangan Tam Goat Hua, Tong Hong Pek
bukan merupakan seorang pendekar yang berkepandaian
tinggi, melainkan seorang lelaki yang putus cinta dengan hati
hancur lebur, sedangkan Tam Goat Hua, boleh dengan
kehangatan cinta kasihnya, untuk mengobati hati Tong Hong
Pek yang telah hancur lebur itu.
Di antara mereka berdua, terdapat perbedaan usia,
tingkatan dan kepandaian. Namun segala itu, telah sirna
dalam hati Tam Goat Hua, Gadis itu hanya merasa, harus
953
membuat Tong Hong Pek jangan terus-menerus merindukan
ibunya,
Dia akan membuat dirinya memasuki hati Tong Hong Pek
seperti kekasihnya di masa lalu,
Oleh karena itu, Tam Goat Hua maju selangkah lalu
berkata dengan suara rendah.
"Tuan Tong Hong, urusan itu telah berlalu, untuk apa
dipikirkan lagi?"
Tong Hong Pek tertawa getir
"Nona Tam, usiamu masih muda, tidak tahu bagaimana
rasanya orang terjerat cinta."
Tam Goat Hua menghela nafas, kemudian berkata dengan
suara rendah,
"Tuan Tong Hong, aku mengerti itu."
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek amat cerdas, bagaimana
mungkin dia tidak mengetahui isi hati gadis tersebut?
Seketika dia teringat akan beberapa kejadian di masa lalu,
Buah hatinya menghilang tidak ketahuan rimbanya, namun
putrinya justru dengan penuh cinta kasih terhadapnya.
Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun, kemudian
membelai-belai rambut Tam Goat Hua, Cinta kasihnya
terhadap buah hatinya di masa lalu, mulai diarahkan kepada
Tam Goat Hua, sedangkan gadis itu pun mendongakkan
kepala,
954
Begitu melihat Tam Goat Hua menatapnya dengan penuh
cinta kasih, seketika hati Tong Hong Pek terasa dingin sekali,
dan dia segera melangkah mundur
"Nona Tam, kini rambutku sudah hampir putih, bagaimana
mungkin menginjak ke dalam medan cinta lagi?"
Tam Goat Hua hanya tersenyum, tidak bersuara sama
sekali,
Perlu diketahui, kini Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek
sudah berusia empat puluh lebih, namun kelihatannya seperti
baru berusia sekitar dua puluh tujuh tahun, Dia mengatakan
rambutnya sudah hampir putih, padahal masih hitam
mengkilap,
Ketika melihat Tam Goat Hua tersenyum, dalam hati tahu
tidak akan terhindari dari percintaan ini.
Di masa muda, memang banyak anak gadis yang jatuh
hati kepadanya, namun dia justru jatuh hati kepada seorang
gadis saja. Akan tetapi, akhirnya percintaan itu malah berubah
jadi lautan kesengsaraan yang tak ada batasnya, menyiksa
dirinya selama dua puluh tahun lebih,
Kini Tam Goat Hua mencintainya dengan sepenuh hati,
justru membuat pikirannya kacau balau, tidak tahu harus
bagaimana,
Berselang beberapa saat, barulah dia berkata, "Nona Tam,
ayahmu pergi ke Bu Yi San, aku harus pergi mencarinya.
Kau... lebih baik jangan ikut, sebab jika kami berdua bertemu
pasti timbul emosi."
955
Tam Goat Hua menggeleng-gelengkan kepala, "Tidak, biar
bagaimanapun aku harus ikut." Giok Bin Sin Kun-Tong Hong
Pek mengerutkan kening.
"Kalau begitu, kau tidak mau pergi cari Lu Leng lagi?"
Tam Goat Hua tertegun, kemudian menjawab, "Sudah
pasti harus pergi cari dia, tapi tidak tahu dia ke mana?"
Tong Hong Pek menghela nafas panjang.
"Adatnya keras melebihi adatku, maka di saat ini dia
memang harus mengalami berbagai macam penderitaan agar
kelak tidak gampang membunuh.
Tam Goat Hua berpikir sejenak.
"Kalau begitu, mari kita berangkat sekaligus mencari
jejaknya! Bagaimana?"
Sesungguhnya Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek memang
tidak mau berpisah dengan Tam Goat Hua.
Dalam kurun waktu dua puluh tahun, Giok Bin Sin Kun-
Tong Hong Pek tercekam oleh rasa cinta dan benci, sehingga
membuatnya tidak mau meninggalkan gunung sa1ju. Namun
kini, cinta kasihnya yang terpendam itu, justru dibangkitkan
oleh Tam Goat Hua,
Walau dia berusaha mengendalikan diri, tapi tetap tidak
dapat mengendalikan cinta kasihnya itu,
Bersama Tam Goat Hua, membuatnya merasa muda
kembali seperti dua puluh tahun yang lampau, namun dia
yakin tidak akan putus cinta lagi seperti di masa lampau itu.
956
Walau berpikir begitu, tapi dia justru tidak mau
memperlihatkan cinta kasihnya itu, sebab urusan tersebut
tidak begitu sederhana,
Perasaan dalam hatinya berkecamuk, namun sikapnya
justru tampak hambar
"Kau mau ikut, aku pun tidak bisa melarang."
Tam Goat Hua tersenyum.
"Aku tahu kau pasti mengabulkan."
Jawaban tersebut membuat hati Tong Hong Pek tersentak
Kemudian dengan tidak banyak bicara lagi, langsung
berangkat ke Bu Yi San mencari Cit Sat Sin Kun.
Malam itu karena Tam Goat Hua tidak mau ikut Lu Leng,
membuat anak itu merasa kecewa sekali, tapi tidak
menggoyahkan keputusannya maupun tekad dalam hatinya,
setelah meninggalkan kamar Tam Goat Hua, Lu Leng pun
bergumam.
"Kakak Goat, maafkan aku kali ini telah membohongi mu.
ini pun terakhir kalinya."
Dia tahu jelas, betapa bahayanya seorang diri pergi ke
rumah si iblis Harpa, Oleh karena itu, ketika mau
meninggalkan kamar Tam Goat Hua, dia pun mengutarakan isi
hatinya,
Lu Leng sama sekali tidak berhenti, terus berlari menuju
rumah yang dikatakan Tam Goat Hua, pada waktu itu, kalau
Tam Goat Hua langsung mengejarnya pasti tersusul, tapi gadis
itu malah ke kamar Lu Leng dan kemudian muncul Giok Bin
957
Sin Kun-Tong Hong Pek, sehingga banyak waktu terbuang di
situ, sedangkan Lu Leng terus berlari Tiga puluh mil kemudian
dia beristirahat sejenak, lalu berlari lagi menuju rumah
tersebut. Satu jam kemudian tibalah dia di tempat tujuan,
namun rumah itu telah musnah di lalap api.
Lu Leng termangu-mangu di tempat, tidak mengerti
kenapa rumah itu terbakar ludes,
Ketika itu mendadak terdengar suara dengusan "Hm", dan
seketika muncul seseorang dari puing-puing yang berserakan
di tempat itu,
Betapa tegangnya hati Lu Leng, Yang muncul itu pun
tampak tertegun, sepertinya tidak menduga akan bertemu Lu
Leng di tempat ini.
Ternyata dia seorang gadis, Tangannya memegang
sebuah pecut yang bergemerlapan. setelah melihat jelas gadis
itu, mata Lu Leng berapi-api!
Ternyata gadis itu Han Giok Shia, yang pernah menyiksa
nya sampai setengah mati Kalau saat itu Tujuh Dewa tidak
segera menolongnya, nyawanya pasti sudah melayang di
tangan gadis itu.
Kini Han Giok Shia juga sudah melihat jelas, bahwa yang
berdiri itu memang Lu Leng.
Mereka berdua sama-sama beradat keras kalaupun tiada
dendam, mereka berdua pasti tidak akan saling mengalah.
Apalagi ketika di menara Hou Yok nyawa Lu Leng nyaris
melayang di tangannya,
958
Begitu saling menatap, wajah mereka langsung berubah
penuh kebencian, bahkan mereka mengeluarkan tawa dingin,
Han Giok Shia menatapnya dengan sinis, lalu berkata
dengan dingin,
"Bocah busuk, ternyata kau belum mampus ! Lu Leng
langsung meludah. "Phui! Gadis busuk, kalau aku belum
melihat kau mampus, bagaimana mungkin aku akan
mampus?"
Ketika berada di menara Hou Yok, Han Giok Shia mengira
bahwa ayahnya dibunuh oleh Lu Sin Kong. Kemudian di
puncak Sian Jin Hong, Hwe Hong Sian Kouw mengaku, bahwa
Han Sun mati di tangannya,
Membunuh orang merupakan urusan besar, tentunya tidak
boleh omong sembarangan
Akan tetapi, Han Giok Shia justru masih kurang percaya.
Karena dia menemukan mayat ayahnya di menara Hou Yok
bersandar di dinding, bahkan terdapat tulisan berdarah di
dinding, yaitu tulisan "Lu",
Oleh karena itu, Han Giok Shia beranggapan bahwa
kematian ayahnya pasti ada hubungan dengan Lu Sin Kong.
Padahal sesungguhnya, si Pecut Emas-Han Sun, justru
mati di tangan Hwe Hong Sian Kouw,
Namun tentang itu, tidak seharusnya Hwe Hong Sian
Kouw bertanggung jawab, Karena Hwe Hong Sian Kouw dan si
Pecut Emas-Han Sun terpengaruh oleh Pat Liong Thian Im,
sehingga membuat mereka berdua bertarung hingga mati.
seperti halnya dengan Lu Sin Kong, Ang Eng Leng Long dan
959
lainnya di puncak Sian Jin Hong, mereka saling membunuh
tanpa mengenal siapa pun.
TuIisan berdarah di dinding menara Hou Yok,
sesungguhnya tulisan si iblis Harpa, tujuannya membuat
beberapa partai saling membunuh
Tentang itu, beberapa tahun kemudian barulah diketahui
kaum rimba persilatan, dan itu akan diceritakan nanti,
Mengenai itu, Han Giok Shia sama sekali tidak tahu, maka
ketika mendengar Lu Leng berkata begitu, dia segera
menyahut
"Baik! Lihat siapa yang mati duluan!"
Han Giok Shia langsung mengayunkan Pecut Emasnya,
dengan mengeluarkan jurus Lang Hoan Lian Thian (Ombak
Bergulung-gulung Menyambung Langit) menyerang Lu Leng,
Ketika berada di menara Hou Yok, Lu Leng sudah pernah
bertarung dengan gadis itu, Walau usianya tidak besar begitu
banyak dari Lu l,eng, namun kepandaiannya justru jauh di
atas Lu Leng.
Oleh karena itu, begitu melihat Han Giok Shia, Lu Leng
sudah bersiap-siap, Maka begitu melihat Pecut Emas itu
meliuk-tiuk cepat ke arahnya, dia segera berkelit ke samping,
sekaligus menendang pecahan apa pun ke arah Han Giok
Shia, lalu meloncat mundur
Han Giok Shia segera menangkis pecahan pecahan itu
dengan Pecut Emasnya, setelah itu memandang ke depan,
namun Lu Leng sudah tidak kelihatan
960
Han Giok Shia tertegun Gadis itu menengok ke sana ke
mari, tapi keadaan di sekitarnya sunyi sepi tiada seorang pun
Dia yakin Lu Leng bersembunyi maka berkata dengan dingin
"Anak jahanam dari Go Bi Pai, sudah takut...."
Belum usai makiannya, mendadak gadis itu merasa ada
serangkum tenaga yang amat dahsyat menekan di atas
kepalanya!
Betapa terkejutnya Han Giok Shia, Walau kepandaiannya
lebih tinggi dari Lu Leng, namun pengalamannya dalam rimba
persilatan masih kurang, Saat itu dia mengira Lu Leng
menyerangnya dari atas,
Dia amat membenci Lu Leng, rasanya ingin
mencambuknya hingga mati. Oleh karena itu, dia sama sekali
tidak berkelit, melainkan melancarkan pukulan ke atas dengan
jurus Yah Hwe Sioh Thian (Api Liar Membakar Langit),
Plaak! Terdengar suara benturan,
Telapak tangan Han Giok Shia menghantam sesuatu yang
amat keras. Dia segera berkelip tapi terlambat Mendadak
terdengar suara tawa Lu Leng, dan di saat itulah sesuatu yang
amat berat mengarah ke kepalanya,
Walau Han Giok Shia sudah bergerak cepat, namun
mendadak bahunya terasa sakit sekali
Bum! Sebuah batu besar yang beratnya kurang lebih
seratus kati jatuh ke bawah,
Ternyata ketika Lu Leng berkelit ke belakang Han Giok
Shia, sebetulnya dia ingin menyerangnya dari belakang, Akan
961
tetapi, dia justru melihat sebuah pilar yang sudah miring, Dia
segera melesat ke atas, kebetulan di sisi pilar itu terdapat
sebuah batu, maka diangkatnya batu itu lalu dijatuhkannya ke
kepala Han Giok Shia yang sedang memaki dirinya.
Seandainya Han Giok Shia langsung berkelip tentu bahu
kirinya tidak akan tertimpa batu itu, Namun karena dia
mengira Lu Leng yang menyerang dari atas, maka dia pun
melancarkan pukulan ke atas, Betapa terkejutnya gadis itu
sebab yang dihantamnya bukan Lu Leng, melainkan sebuah
batu besar, Dia berusaha berkelit, namun sudah terlambat,
sehingga bahu kirinya tertimpa batu besar itu, seketika bahu
kirinya terasa sakit sekali bahkan tidak dapat digerakkan lagi,
membuat kegusarannya memuncak, Dia menyebarkan
pandangannya, Dilihatnya Lu Leng nangkring di atas sebuah
pilar sambil tertawa gelak.
Han Giok Shia membentak marah, kemudian mencelat ke
atas sambil menyerang Lu Leng dengan tiga jurus berturutturut,
yakni jurus Coan Yun Cai Goat (Membalikkan Awan
Memetik Bulan), Jit Goat Cih Seng (Matahan Dan Bulan
Muncul Bersama) dan jurus Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin
Delapan Penjuru), Cambuk Emasnya berkelebatan mengarah
sekujur badan Lu Leng,
Lu Leng tahu dirinya tak dapat melawan, maka lalu
menggunakan siasat Ketika melihat Han Giok Shia mencelat ke
atas menyerangnya, dia pun segera merosotkan dirinya ke
bawah,
Di saat Pecut Emas itu mengenai pilar, Lu Leng justru
sudah berada di bawah, Mendadak dia mencelat ke atas
menghantam punggung Han Giok Shia, Gadis itu cepat-cepat
menghimpun hawa murni, Dia ingin membalikkan badannya
yang di udara untuk menangkis serangan Lu Leng, namun di
962
saat bersamaan, dia merasa bahu kirinya sakit sekali, maka
membuat gerakannya menjadi lamban.
Di saat itulah pukulan Lu Leng sudah sampai di
punggungnya,
Duuk! punggung Han Giok Shia terpukul
Akan tetapi, justru sungguh kebetulan sekali, pukulan itu
mengenai Liat Hwe Soh Sim Lun yang di punggung gadis itu.
Oleh karena itu, Lu Leng segera menyambarnya,
Serrt! Senjata itu sudah berpindah ke tangan Lu Leng.
Betapa gembiranya Lu Leng, dan kemudian langsung
mencaci.
"Gadis busuk, hari ini nyawamu pasti melayang!"
Sementara Han Giok Shia sudah melayang ke bawah.
wajahnya masih meringis-ringi,s menahan sakit di bahunya,
sedangkan Lu Leng telah mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun
ke arahnya,
Kalau Han Giok Shia terhantam senjata itu, pasti terluka
parah, sebab Lu Leng menggunakan tenaga sepenuhnya.
Namun Liat Hwe Soh Sim Lun merupakan senjata
istimewa, lagipula harus menggunakan jurus-jurusnya, Kalau
tidak, senjata tersebut tidak akan begitu hebat.
Lu Leng tidak pernah belajar jurus-jurus Liat Hwe Soh Sim
Lun, maka meskipun senjata itu mengarah Han Giok Shia, tapi
kedua gelang yang di ujungnya justru jatuh di hadapan gadis
itu,
963
Lu Leng tertegun, tak tahu apa sebabnya, justru di saat
itulah, Han Giok Shia mengayunkan Pecut Emasnya
menyerang Lu Leng,
Taaar!
Pecut Emas itu menghajar badan Lu Leng sehingga
meninggalkan bekas merah.
Lu Leng merasa sakit sekali, maka langsung meloncat ke
belakang. Namun Han Giok Shia pun langsung melangkah
mendekatinya,
Lu Leng tahu akan kelihayan gadis itu. Walau bahunya
sudah terluka, namun dia tetap bukan lawannya, Kini tempat
tinggal si iblis Harpa telah musnah, tentunya si iblis Harpa
tidak ada di situ, Namun dia harus membalas dendam
ayahnya, maka tidak boleh mati di tangan gadis itu, Karena
itu, dia menggunakan siasat memancing Han Giok Shia ke
penginapan, setelah itu dia memanggil kakak Tam Goat Hua
dan gurunya menghadapi gadis itu,
Oleh karena itu, dia segera membalikkan badan-nya,
sekaligus melesat meninggalkan tempat itu,
Bagaimana mungkin Han Giok Shia membiarkannya kabur?
Gadis itu langsung mengejarnya,
Siasat Lu Leng memang tidak salah, Kalau menempuh
jalan yang benar, dia tidak perlu sampai di penginapan, di
tengah jalan pun akan bertemu Tam Goat Hua dan Tong Hong
Pek.
Akan tetapi, Lu Leng tidak begitu paham jalan di daerah
itu, lagipula malam itu gelap gulita, maka membuatnya
964
menempuh jalan yang salah, menuju arah utara. Belasan mil
kemudian, suasana terasa semakin sunyi sepi.
Melihat gelagat itu Lu Leng segera tahu bahwa dirinya
telah salah jalan, Tapi saat ini Han Giok Shia terus
mengejarnya, maka tidak mungkin dia berbalik lagi.
Apa boleh buat, dia terpaksa terus berlari, Setelah
melewati dua tiga puluh mil, terdengar suara air menderuderu.
Tak seberapa lama, tampak air sungai mengalir deras.
Ternyata dia sudah sampai di tepi sungai Huang Ho (Sungai
Kuning), maka sudah barang tentu tiada jalan lagi,
sementara Han Giok Shia masih terus mengejar-nya.
Ketika mengejar, gadis itu pun mengobati bahu kirinya yang
terluka, bahkan sudah membalutnya, Tapi bahu kirinya itu
tetap tidak bisa bergerak, hanya tidak begitu terasa sakit lagi,
Ketika Lu Leng sampai di tepi sungai Huang Ho, gadis itu pun
sudah mengejarnya sampai di situ, karena tidak ada jalan lagi,
maka Lu Leng terpaksa membalikkan badannya lalu
membentak.
"Gadis busuk! Kau kira aku takut padamu?"
Kemudian dia mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun ke arah
Han Giok Shia, Gadis itu membentak, sekaligus menggerakkan
Pecut Emasnya untuk menangkis serangan Lu Leng, Maka,
terjadilah pertarungan yang amat sengit. Mereka terus
bertarung, sehingga tak terasa pertarungan itu telah melewati
lima jurus,
Lu Leng kelihatan mulai di bawah angin, karena tidak bisa
menggunakan senjata tersebut, sebaliknya Han Giok Shia
malah semakin gagah. pertarungan mereka sudah melewati
965
beberapa jurus lagi, Tiba-tiba terdengar Lu Leng menjerit,
ternyata bahunya tersambar Pecut Emas-Han Giok Shia,
Dia segera mencelat ke belakang, namun justru lupa
bahwa dirinya berada di pinggir sungai Hoang Ho, Maka begitu
ke belakang, arahnya jelas ke sungai itu.
Tampak arus sungai mengalir deras, membuat Lu Leng
menjadi panik, Akan tetapi, kebetulan di situ ada sebuah
perahu.
Lu Leng cepat-cepat menghimpun hawa murni, kemudian
berjungkir balik ke perahu itu dan hinggap dengan selamat,
Kalau Lu Leng jatuh ke dalam sungai, mungkin kegusaran
Han Giok Shia akan reda, lagipula tidak mungkin gadis itu
akan mencebur ke sungai mengejarnya.
Ketika melihat Lu Leng jatuh ke perahu itu, sedangkan Liat
Hwe Soh Sim Lun masih di tangannya, maka tanpa berpikir
panjang, gadis itu langsung bersiul panjang sambil melesat ke
perahu.
Betapa terkejutnya Lu Leng ketika melihat itu, Dia mau
mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun, namun Han Giok Shia
sudah sampai di perahu tersebut.
Gadis itu langsung membentak sengit,
"Bocah busuk, kau masih bisa lari ke mana?"
Serrr!
Han Giok Shia langsung menggerakkan Pecut Emasnya ke
arah kepala Lu Leng, tapi tidak bisa kena, sebab arus di sungai
966
Huang Ho amat deras, sehingga membuat perahu itu
bergoyang-goyang, lagi pula perahu itu sudah terombangambing
ke lengah sungai, menyebabkan Lu Leng terjatuh,
maka Pecut Emas itu menyerang tempat kosong,
Di saat bersamaan, Han Giok Shia terjatuh dan langsung
memegang pinggiran perahu. kemudian mereka berdua saling
menatap dengan penuh kebencian, perahu yang sudah berada
di tengah sungai itu terus meluncur mengikuti arus, Tak
seberapa lama kemudian, hari pun mulai terang,
Mendadak Lu Leng tertawa aneh dan berkata.
"Gadis busuk, kelihatannya kau sama sekali tidak bisa
berenang! Ya, kan?"
Mendengar ucapan ilu, Han Giok Shia terkejut bukan main
dan kemudian membatin, Bagaimana dia tahu aku tidak bisa
berenang? Mungkinkah dia akan melobangi perahu agar
tenggelam ?
Ketika berpikir, Han Giok Shia memperhatikan Lu Leng.
Ternyata dia pun memegang erat-erat pinggiran perahu. Kalau
dia bisa berenang, tentunya tidak akan begitu, karena itu Han
Giok Shia pun tertawa dingin,
"Baik! Mari kita tenggelamkan perahu ini!" Tidak salah, Lu
Leng pun tidak bisa berenang, Kalau dia tidak memikul
dendam kedua orangtuanya, dia pasti akan menenggelamkan
perahu itu, mati bersama Han Giok Shia,
Saat ini, dia hanya mendengus, tidak bicara apa-apa.
Mereka berdua tetap saling menatap dengan penuh kebencian
967
Tak seberapa lama kemudian, hari pun sudah terang, dan
mulai banyak perahu berhilir mudik di sungai tersebut
Perahu kecil yang membawa Lu Leng dan Han Giok Shia,
sewaktu-waktu pasti akan terbalik.
Akan tetapi, mereka berdua justru tidak mau
memperlihatkan kelemahan masing-masing. Siapa pun tidak
mau membuka mulut minta tolong kepada perahu lain.
Keadaan mereka telah terlihat oleh pemilik perahu lain,
Namun para pemilik perahu itu amat percaya tahyul Maka,
ketika melihat mereka berdua memegang senjata aneh, dan
tidak mau minta tolong di saat yang amat bahaya, para
pemilik perahu lain itu pun diam saja,
Perahu kecil itu terus meluncur mengikuti arus, Dalam
waktu satu hari sudah meluncur ratusan mil, Walau mereka
berdua tidak berani bangkit berdiri namun mulut mereka tetap
tidak saling mengalah.
Ketika hari mulai malam, perahu lain sudah mulai menepi,
namun perahu kecil itu masih terus meluncur mengikuti arus,
Satu hari lamanya mereka berdua tidak mengisi perut.
Maka, tidak mengherankan kalau mereka merasa lapar sekali,
Namun perahu kecil itu sama sekali tidak menepi, tentunya
mereka berdua pun tidak bisa mendarat.
Han Giok Shia merasa gugup dalam hati, Dia sampai di
rumah besar yang telah musnah dilalap api itu sebetulnya
tidak sengaja.
Hari itu Tam Ek Hui menariknya pergi, maka mereka
terhindar dari petaka itu. Turun dari puncak Sian Jtn Hong,
968
Tam Ek Hui segera pergi mencari ayahnya, sepanjang jalan,
terdengar bahwa pihak Hwa San Pai dan kaum rimba
persilatan lain sedang menuju ke Holam Pak Bong San. Tam
Goat Hua berpikir kemungkinan besar ayahnya juga berangkat
ke sana, karena itu dia bersama Han Giok Shia pun berangkat
ke sana pula.
Sebelum mereka berdua berkenalan, sudah terkesan baik
dalam hati, Setelah bertemu dan berkenalan, mereka berdua
pun saling jatuh cinta,
Akan tetapi, sifat Han Giok Shia memang terlampau keras.
Malam itu Tam Ek Hui mengatakan sesuatu, justru
menimbulkan ribut mulut di antara mereka berdua, dan
seketika juga Han Giok Shia pergi, Tam Ek Hui tahu sifatnya,
maka dia tidak gugup dan mengira sebentar lagi gadis itu
akan menunggunya di depan.
Akan tetapi, sungguh di luar dugaan, ketika Han Giok Shia
tiba di rumah yang dilalap api itu, justru bertemu Lu Leng,
Saat ini, perahu kecil yang terus meluncur mengikuti arus
itu, sudah meluncur hampir dua ratus mil, bagaimana mungkin
Tam Ek Hui dapat menemukannya?
Hati Han Giok Shia merasa gugup, Juga dikarenakan itu,
dia pun mulai menyesal Ketika Lu Leng jatuh ke perahu kecil
ini, tidak seharusnya gadis itu ikut melesat ke perahu tersebut
Kini entah bagaimana gugup dan paniknya Tam Ek Hui,
Begitu berpikir kekasihnya akan begitu, hatinya terasa seperti
tersayat, Semua itu gara-gara Lu Leng, karena itu, dia
semakin membenci anak itu, Maka tanpa memikirkan bahaya
lagi, mendadak dia maju beberapa langkah lalu menggerakkan
Pecut Emas yang di tangannya,
969
Taaar! Pecut Emas itu mengarah Lu Leng,
seketika Lu Leng berteriak lantang,
"Bagus!"
Tanpa berpikir panjang lagi, dia pun langsung
mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun untuk menangkis Pecut
Emas itu,
Di saat Lu Leng mengayunkan senjatanya, Han Giok Shia
justru menarik kembali Pecut Emas tersebut, Maka Liat Hwe
Soh Sim Lun menghantam dasar perahu itu, sehingga
terdengar suara "Plak" dan dasar perahu itu telah berlobang
dan seketika air sungai menerjang masuk.
Menyaksikan itu, gusarlah Han Giok Shia,
"Bocah busuk, kau berbuat apa?"
-ooo0ooo-
Bab 44
Begitu melihat perahu kecil itu bocor, hati Lu Leng
tersentak, namun dia tidak mau memperlihatkan rasa takutnya
di hadapan Han Giok Shia, sebaliknya malah mencaci.
"Gadis busuk, kau pasti ketakutan setengah mati, masih
tidak mau berlutut minta ampun?"
970
Han Giok Shia marah sekali, Ketika dia baru mau
membuka mulut balas mencaci, perahu kecil itu mulai
tenggelam.
Mereka berdua cepat-cepat memegang pinggiran perahu,
Tak lama kemudian, perahu itu sudah tenggelam sedangkan
mereka berdua hanya tampak bagian atas saja, Mereka
terapung di permukaan air sambil memegang pinggiran
perahu, Di saat yang amat gawat ini, mereka berdua malah
bertarung.
Han Giok Shia menggerakkan Pecut Emasnya, sedangkan
Lu Leng mengayunkan Liat Hwe Soh Sim Lun untuk
menangkis, Berselang beberapa saat, mereka sama-sama
mendongakkan kepala, Tampak sebuah perahu besar yang
lampunya bersinar terang benderang, menerjang ke arah
mereka dengan cepatnya.
Lu Leng dan Han Giok Shia, tanpa sadar sama-sama
mengeluarkan seruan kaget.
Lu Leng segera menekan pinggiran perahu kecil, maka
badannya langsung melambung ke atas, Di saat bersamaan,
terdengar suara "Blaam", perahu besar itu sudah menabrak
perahu kecil,
Badan Lu Leng yang melambung itu, mulai merosot ke
bawah. Lu Leng segera menghimpun hawa murni, sekaligus
menjulurkan tangannya untuk meraih pinggiran perahu besar
itu, Dia berhasil meraih nya dan langsung meloncat ke dalam
perahu besar itu,
Lu Leng menuju ke buritan, dan kemudian berdiri di situ
sambil memandang ke arah sungai. Namun yang dilihatnya
971
hanya arus sungai mengalir deras, sama sekali tiada bayangan
perahu kecil maupun Han Giok Shia,
Dia yakin bahwa Han Giok Shia sudah tenggelam ke dasar
sungat, maka merasa puas sekali,
"Ha ha ha!"
Akan tetapi, di saat bersamaan terdengar suara tawa
nyaring di belakangnya, Lu Leng menolehkan kepalanya ke
belakang, Ternyata yang tertawa Han Giok Shia,
Dia tidak menyangka, Han Giok Shia juga berhasil
menyelamatkan diri, bahkan sudah berada di atas perahu
besar itu puia, Lu Leng segera berhenti tertawa. Begitu suara
tawanya berhenti, suara tawa Han Giok Shia pun ikut berhenti,
suasana di tempat itu berubah menjadi hening, itu justru
membuat Lu Leng merasa heran, Sebab perahu itu begitu
besar, kenapa tidak ada suara apa pun. Diperhatikannya
perahu itu dan seketika juga dia merasa merinding. perahu
besar itu diterangi sinar lampu, namun tiada seorang pun,
tiada awak perahu dan penumpang.
Perahu besar itu bisa menabrak mereka di permukaan
sungai, ternyata disebabkan tiada awak perahu sama sekali,
Sejak meninggalkan rumah, Lu Leng memang sering
mengalami hat-hal yang aneh, tapi baru kati ini menemui hal
yang sedemikian ganjil,
Setelah berhenti tertawa, Han Giok Shia tidak bersuara,
mungkin dia juga punya perasaan seperti Lu Leng.
972
Berselang beberapa saat, Lu Leng memberanikan diri
berjalan ke depan beberapa depa, dan kini dia sudah berada
di sisi sebuah ruangan.
Dia berpikir sejenak, lalu melongok ke dalam. Ruangan itu
sangat indah namun sunyi sepi, Di dalamnya terdapat sebuah
meja dan beberapa buah kursi, namun tiada seorang pun
berada di sana.
Tampak sebuah golok menggeletak di atas meja. Golok itu
berbentuk aneh dan lebih pendek dari golok biasa, Begitu
melihat golok tersebut, giranglah Lu Leng. Dia segera
menyelipkan Liat Hwe Soh Sim Lun di pinggangnya, lalu
melesat ke dalam dan disambarnya golok itu. Namun baru
saja dia berhasil meraih golok tersebut, mendadak tampak
sosok bayangan berkelebat memasuki ruangan itu juga,
Lu Leng cepat-cepat mundur Setelah dilihatnya dengan
jelas, bayangan itu ternyata Han Giok Shia.