Banyak Keringat Belum Tentu Sehat
Banyak orang menganggap banyak keringat itu sehat. Padahal, menurut dr.H.Mohammad Hadad, SpA dalam tulisannya, jargon itu
berasal dari negara sub tropis, itu pun di musim dingin dan salju.
Sehingga ungkapan tersebut tidak relevan untuk digunakan di daerah tropis seperti di negeri ini. Selanjutnya dr.H.Mohammad
Hadad, SpA mengatakan bahwa di negara tropis, tanpa olahraga pun, tubuh sudah berkeringat. Dalam keadaan berkeringat badan
pun terasa tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan jatuh sakit.
Salah satu penyakit yang dapat datang akibat kebanyakan keringat adalah pneumonia. Pneumonia (long ontsteking, radang paruparu
atau paru-paru basah) dewasa ini begitu populer, karena sering muncul sebagai komplikasi penyebab kematian pada penderita
flu burung.
Pneumonia juga menjadi pemicu komplikasi dan penyebab kematian dari penyakit campak dan influenza, terutama pada anak
anak.Terjadinya pneumonia sebagai komplikasi dan penyebab kematian penyakit lain ini sebenarnya dapat dicegah, jika tubuh tidak
terganggu dalam menjalankan salah satu tugas pentingnya.
Tugas penting itu ialah pekerjaan yang biasa dilakukan sel-sel yang melapisi bagian dalam saluran pernapasan. Tiap sel mempunyai
kira-kira 200 silia (sejenis rambut yang sangat halus) dan mengeluarkan cairan encer di permukaannya.
Silia itu bergerak secara teratur 10 – 20 kali per detik tanpa henti, menyapu cairan dengan kecepatan 1 cm per menit menuju
tenggorokan, untuk kemudian tanpa disadari ditelan. Normalnya, debu, kuman, asap, dan sejenisnya akan melekat pada cairan, lalu
disapu bersih dari saluran pernapasan.
Selain itu, cairan tersebut juga menjaga agar saluran napas selalu basah. Nah, terlalu banyak mengeluarkan keringat, akan
menyebabkan cairan itu menjadi kering dan lengket, sehingga tidak dapat dialirkan dan mengumpul menjadi dahak, plus
menyumbat saluran napas. Saluran napas yang tersumbat menyebabkan sesak napas dan batuk. Lalu, berkembangbiaknya kumankuman
dapat menyebabkan penyakit bronkhitis dan paru-paru basah.
Untuk penyembuhan jangka pendek bisa dengan mengencerkan dan mengeluarkan dahak menggunakan alat dan obat, atau biasa
dikenal dengan inhalasi uap. Ada cara yang lebih rasional dan bersifat jangka panjang, fisiologis dan mudah, yakni dengan
mencegah keluarnya keringat secara berlebihan.
Minum banyak pun akan sia-sia, kalau ruangannya masih pengap, karena akan keluar lagi melalui keringat. Maklum, udara di
negara tropis sangat lembab (banyak mengandung uap air) sehingga kita sangat mudah berkeringat. Uap air yang keluar ketika
mengeluarkan napas mencapai 11 kali lebih banyak dibandingkan dengan udara yang dihisap ketika menarik napas.
Jadi, dalam ruangan yang ventilasinya kurang, udara akan makin bertambab lembab, bertambah Co2 dan berkurang oksigennya,
sehingga badan menjadi sangat lemah, penyakit pun merajalela. Untuk mengatasinya, ruangan tidak ber-AC haruslah selalu terbuka
agar udara segar dari luar bisa masuk. Kipas angin tidak ada gunanya kalau tidak ada udara segar dari luar yang masuk ke dalam
ruangan. Hindari asap rokok yang mengandung banyak monoksida yang tidak dapat dibersihkan oleh AC dan mengalahkan oksigen
masuk ke dalam sel darah.