Bersama Istri di Rumah Kaca
CYBERNEWS. Anda tentu amat mencintai dan menghormati ibu
Anda. Sebaliknya, begitu juga ibu Anda. Hanya saja, saking
sayang dan perhatiannya terhadap Anda, dia bisa membatasi
ruang gerak Anda, terutama jika Anda sudah menikah. Ibu bisa
menjadi orang yang cerewet, selalu ingin mengatur isi dapur
rumah tangga Anda, dan itu parahnya, acap menimbulkan konflik dengan istri Anda.
Inilah posisi yang sulit bagi Anda. Anda pun dilanda stres. Secara prinsip, Anda tak menghendaki
kehidupan rumah tangga Anda diselidiki dan selalu diawasi, seolah berada di rumah kaca.
Parahnya lagi jika terjadi konflik antara istri dan ibu Anda. Acap kali sang ibu akan mengadukan
ketakpuasannya kepada Anda. Dan Anda pun terjepit di antara istri dan ibu Anda. Bagaimana
bersikap?
Pertama, beri pengertian istri Anda bahwa kecerewetan itu adalah bentuk perhatian dan kasih
sayang orang tua. Setidaknya dari situ bisa belajar bagaimana mengatur rumah tangga yang
baik. Asalkan masih dalam batas-batas kewajaran. Mintalah bersikap wajar, dan hindari
perselisihan atau pertengkaran mulut.
Kedua, sarankan istri Anda untuk menjalin komunikasi dan hubungan yang dekat dan akrab
dengan ibu Anda. Ingat, istri Anda, bukan Anda. Caranya dengan mengambil hatinya. Misalnya,
dengan mengabarkan hal-hal kecil. Anda pun terlibat dengan mengundang atau mendatangi
rumah orang tua bersama istri Anda.
Ketiga, tunjukkan kedekatan Anda dengan pasangan di depan orang tua. Jangan pernah
bertengkar, atau membicarakan masalah yang membuat hubungan Anda berdua sedikit
renggang di depan mereka. Tak ada yang paling membahagiakan orangtua selain melihat
anaknya diperlakukan dengan baik dan penuh cinta oleh pasangannya. Jika orang tua datang,
tunjukkan bahwa rumah Anda terlihat rapi dan bersih, sehingga menghindari kecerewetan orang
tua.
Keempat, jika kecerewetan itu tak juga hilang, berilah pengertian pada istri Anda. Bicarakanlah,
dan tunjukkan bahwa Anda tak mendukung ibu Anda. Jangan biarkan istri Anda memendam
sendirian masalah ini, atau malah berbagi dengan teman akrabnya. Kalau memang sudah parah,
Anda harus siap menjadi stabilisator. Bagaimanapun juga, anak kandung lebih mudah
mengutarakan sesuatu kepada orangtuanya, terlebih untuk hal-hal yang sensitif. Bicarakanlah
dengan ibu Anda tentang masalah ini, tanpa membawa nama istri Anda. Katakan bahwa Anda
ingin membangun keluarga secara mandiri, dan tetap akan meminta nasehat jika
membutuhkannya.
Kelima, jangan satu atap. Itulah cara terbaik untuk menghindari konflik, terutama jika selama ini
Anda masih nimbrung di rumah orang tua. Mungkin lebih baik di rumah kontrakan yang kecil tapi
Anda bisa membina rumah tangga dengan baik dan tentram. (CN03)