jowo.yn.lt
18. TUKANG BEKAM BERSAMA AL HAJJAJ
07/26/2002
Suatu hari al-Hajjaj berbekam. Ketika baru saja memulai pekerjaannya, si tukang bekam
berkata, "Senang sekali seandainya Tuan mau menceritakan kepadaku tentang ceritamu
dengan Ibnu al-Asy'ats. Maksudku mengapa ia sampai berani menentangmu?"
"Selesaikan dahulu pekerjaanmu ini. Nanti pasti akan aku ceritakan padamu," jawab al-Hajjaj.
Berkali-kali tukang bekam itu mengulangi permintaannya. Dan, berkali-kali pula al-Hajjaj
meyakinkan bahwa ia akan memenuhinya setelah selesai berbekam. Begitu selesai berbekam
dan membereskan segala sesuatunya, termasuk membersihkan darah, al-Hajjaj
memerintahkan supaya memanggil si tukang bekam.
"Aku tadi sudah berjanji kepadamu akan mengungkapkan ceritaku dengan Ibnu al-Asy'ats.
Bahkan, aku telah bersumpah segala." "Baiklah, sekarang akan aku penuhi," kata al-Hajjaj.
"Terima kasih, Tuan masih ingat," kata si tukang bekam.
Tiba-tiba al-Hajjaj berteriak memanggil pelayan agar mengambil cambuk. Tidak lama
kemudian si pelayan muncul dengan membawa cambuk. Si tukang bekam disuruh telanjang.
Setelah panjang lebar mengungkapkan cerita dirinya dengan Ibnu al-Asy'ats, al-Hajjaj lalu
menghajar si tukang bekam dengan cambuk sebanyak lima ratus kali, sehingga tubuhnya
babak belur dan hampir mati.
"Aku telah penuhi janjiku kepadamu. Lain kali jika kamu memintaku menceritakan
pengalamanku dengan selain Ibnu al-Asy'ats tentu akan aku penuhi lagi, asal dengan syarat
seperti ini," kata al-Hajjaj.
Sumber: al-Wuzara, Hilal bin Muhsin al-Shabi'i
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Duck hunt